113
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN MELALUI METODE RESITASI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK SULTAN FATTAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: MUFIDATUL MAHMUDAH NIM 11112121 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1336/1/Mufidatul Mahmudah... · PESERTA DIDIK KELAS XII SMK SULTAN FATTAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

  • Upload
    dangnhu

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QUR’AN MELALUI METODE RESITASI PADA

PESERTA DIDIK KELAS XII SMK SULTAN FATTAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUFIDATUL MAHMUDAH

NIM 11112121

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

2

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QUR’AN MELALUI METODE RESITASI PADA

PESERTA DIDIK KELAS XII SMK SULTAN FATTAH

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUFIDATUL MAHMUDAH

NIM 11112121

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

4

5

6

7

MOTTO HIDUP

“Sebaik-baik gantungan bagi tiap harapan

adalah pundakmu sendiri”

(Mufidatul Mahmudah)

8

PERSEMBAHAN

Kupersembahakan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah

membantu mewujudkan harapanku:

1. Kedua orangtuaku, Bapak H. Nashaq Efendi dan Ibu Hj. Thoyibah

yang tiada henti mendoakanku dan banyak pengorbanan yang tak

tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani segala rintangan hidup di

kota orang.

2. Saudara-saudaraku tercinta, Mbak Istianatul Khoiriyah, Mbak

Khoirotun Nisa’, dan Adik Maulidia Nashrul Ummah yang selalu

memberiku semangat canda, tawa selama perjalanan hidup.

3. Abah KH.Mahfudz Ridwan, Lc., Ibu Hj. Nafisah, Gus Muhammad

Hanif, M.Hum. dan Bu Rosyidah, Lc. Beliau orangtua keduaku yang

senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga aku dapat

menemukan ketentraman hidup di Pondok Pesantren tercinta Edi

Mancoro.

4. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga yang saya banggakan.

5. Guru-guruku yang hebat dari Madrasah Ibtidaiyah hingga Perguruan

Tinggi yang saya hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing

dengan penuh kesabaran.

6. Seseorang yang kusebut Tigahuruf (DIA) yang selalu menguatkan,

membuat saya tersenyum, memotivasi dan menambah indahnya hidup.

7. Sahabatku tercinta Indah Asfaradina yang hampir dari bangun tidur

sampai tidur lagi selalu bersama, Ahjuma Dedew, Siti Mujayanah.

Teman-teman Kamar Pengurus Ijup, Iqoh, Uswah, Puri, Laila, Nidut,

Isma, Marin, Hiday, Mar’ah, Hesti, dan Indy yang telah menghibur

setiap saat dengan kekocakan dan membantu saya dalam

mengkondisikan santri putri PP. Edi Mancoro.

8. Keluarga Besar Yaa Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi dari angkatan

2012 saudara seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan

saling menguatkan dalam berbagai hal.

9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut

setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

sarjana dalam bidang Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan PAI.

4. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. H. Noor Rofiq selaku Kepala Sekolah SMK Sultan Fattah

Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.

10

8. Ibu Faridah Rahmawati, S.Ag selaku Guru PAI kelas XII SMK Sultan

Fattah Salatiga yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.

9. Karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan

fasilitasnya.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan

apapun. Hanya ucapan kata terimakasih yang bisa penulis sampaikan, semoga

Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang

telah membantu penulis.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi

ini kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun

kritik yang membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 11 Agustus 2016

Penulis

11

ABSTRAK

Mahmudah, Mufidatul. 2016. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Melalui Metode Resitasi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Sultan

Fattah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas

Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti

Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Al-Qur’an dan Metode Resitasi

Membaca Al-Qur’an bagian dari pendidikan agama Islam dan di sekolah

mulai di tingkat dasar termasuk materi yang penting, disamping peserta didik

diharapkan menjadi anak yang berbudi pekerti baik, rajin beribadah dan kuat

imannya, maka tidak ada suatu alasan melainkan anak harus dimotivasi untuk

membaca Al-Qur’an. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

metode resitasi dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an pada peserta

didik kelas XII SMK Sultan Fattah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan pada tiap

siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk

mengetahui penerapan metode resitasi dapat meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur'an pada peserta didik kelas XII SMK Sultan Fattah Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode

resitasi dalam pelajaran pendidikan agama Islam mampu meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an. Hasil yang diperoleh sebelum menggunakan

metode resitasi hanya 8 peserta didik yang tuntas atau 30,76%, dan setelah

menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dalam

membaca Al-Qur’an pada siklus I peserta didik yang mencapai nilai KKM

menjadi 16 peserta didik atau 61,53%, meningkat 8 peserta didik atau 30,76% dari

kondisi awal. Kemudian pada siklus II peserta didik yang mencapai nilai KKM

menjadi 24 peserta didik atau 92,30% > 85% penelitian tindakan kelas ini

dinyatakan berhasil. Sehingga dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa

metode resitasi dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada

pembelajaran pendidikan agama Islam.

12

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

LEMBAR BERLOGO.............................................................................................ii

JUDUL....................................................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................iv

PENGESAHAN KELULUSAN..............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................vi

MOTO....................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN.................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

ABSTRAK..............................................................................................................xi

DAFTAR ISI..........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................6

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6

D. Hipotesis Penelitian......................................................................................6

E. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

F. Penegasan Istilah..........................................................................................7

G. Metode Penelitian.........................................................................................8

1. Rancangan Penelitian.............................................................................8

2. Subjek Penelitian....................................................................................9

3. Langkah-Langkah..................................................................................9

4. Instrumen Penelitian.............................................................................13

5. Pengumpulan Data...............................................................................14

6. Analisis Data........................................................................................15

H. Sistematika Pembahasan............................................................................16

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Membaca Al-Qur’an..................................................................................17

1. PengertianMembaca Al-Qur’an...........................................................17

2. KeutamaanMembaca Al-Qur’an..........................................................18

3. AdabMembaca Al-Qur’an....................................................................20

4. Kesulitan-kesulitandalamMembaca Al-Qur’an...................................23

5. Faktor-faktorKesulitanMembaca Al-Qur’an........................................27

6. Metodedalampengajaran Al-Qur’an.....................................................33

B. Metode Resitasi..........................................................................................34

1. PengertianMetode Resitasi...................................................................34

2. Langkah-langkahdalamMetodeResitasi...............................................35

3. TeknikPemberianTugas (Resitasi).......................................................36

4. PelaksanaanMetodePemberianTugas (Resitasi)...................................37

5. KelebihandanKelemahanMetodeResitasi............................................37

C. KaitanMetodeResitasidanMembaca Al-Qur’an.........................................39

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Diskripsi Awal...........................................................................................41

1. GambaranUmumLokasiPenelitian.......................................................41

a. Identitas.........................................................................................41

b. Letak Geografis.............................................................................42

c. SejarahSingkatBerdirinya SMK Sultan Fattah Salatiga................42

d. Visi, MisidanTujuan SMK Sultan Fattah Salatiga........................42

e. Saranadan Prasarana......................................................................43

f. Keadaan Guru................................................................................44

g. KeadaanPesertaDidik yang Diteliti................................................45

2. Waktu Penelitian..................................................................................47

B. Deskripsi Penelitian...................................................................................47

1. DeskripsiPelaksanaanSiklus I..............................................................47

2. DeskripsiPelaksanaanSiklus II.............................................................50

14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DeskripsiKondisi Awal........................................................................54

B. Deskripsi Per Siklus.............................................................................56

1. Hasilpenelitiansiklus I....................................................................56

2. HasilPenelitianSiklus II..................................................................62

C. Pembahasan Penelitian.........................................................................67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................69

B. Saran..........................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................71

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................73

15

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana SMK Sultan Fattah..............................................43

Tabel 3.2 Data Guru SMK Sultan Fattah...............................................................45

Tabel 3.3 Data Peserta Didik SMK Sultan Fattah kelas XII..................................46

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pre Test membaca Al-Qur’an......................................54

Tabel 4.2 Lembar pengamatan guru siklus I..........................................................56

Tabel 4.3 Lembar pengamatan peserta didik siklus I.............................................59

Tabel 4.4 Data hasil evaluasi siklus I.....................................................................60

Tabel 4.5 Lembar pengamatan guru siklus II.........................................................63

Tabel 4.6 Lembar pengamatan peserta didik siklus II...........................................64

Tabel 4.7 Data hasil evaluasi siklus II...................................................................65

Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil evaluasi peserta didik...............................................68

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Subhi al-Salih merumuskan definisi Al-Qur’an adalah firman Allah

yang berfungsi sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan

dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang ibadah (Zuhdi,

2001:1). Al-Qur’an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai

pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada Rasulullah

saw untuk seluruh umat manusia. Ia juga mengajarkan kepada manusia

tentang akidah tauhid. Di samping itu, Al-Qur’an juga mengajarkan

manusia cara beribadah kepada Allah untuk membersihkan sekaligus

menunjukkan kepada manusia di mana letak kebaikan dalam kehidupan

pribadi dan kemasyarakatannya (Makhdlori, 2008:15). Maka untuk

mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia

maupun di akhirat, setiap umat Islam harus berusaha belajar dan

memahami Al-Qur’an. Untuk itu betapa pentingnya kita membaca Al-

Qur’an agar kita dapat memahami isinya dan mengamalkan dalam

kehidupan kita sehari-hari.

Al-Qur’an tidak hanya sebagai kitab suci, tetapi ia sekaligus

merupakan pedoman hidup, sumber ketenangan jiwa serta membaca dan

mengamalkan Al-Qur’an akan mendapat Rahmat dari Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 82:

17

Artinya : Dan kami turunkan dalam Al-Qur’an sesuatu yang

menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-

Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain

kerugian. (Qs. Al-Isra’ :82) (Departemen Agama RI, 2007:290).

Pembelajaran Al-Qur’an bisa dilakukan diberbagai tempat,

misalnya di rumah, di sekolah, di mushola, di masjid, di pondok pesantren,

di TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) dan sebagainya. Lingkungan pertama

anak adalah keluarga, diharapkan dalam keluarga sejak kecil anak telah

mendapatkan pengajaran Al-Qur’an dari orang tuanya. Ketika orang tua

kurang mampu untuk mengajari anaknya membaca Al-Qur’an maka dapat

menitipkan anaknya ke tempat pembelajaran Al-Qur’an misalnya TPQ

(Taman Pendidikan Qur’an), pondok pesantren, dan sebagainya.

Pembelajaran Al-Qur’an di SMA atau sederajatnya merupakan

lanjutan dari tingkat SD dan SMP. Idealnya siswa SMA dan sederajatnya

sudah bisa membaca Al-Qur’an. Maka sebelum memahami ayat Al-

Qur’an, peserta didik harus dapat membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.

Akan tetapi masih didapati keluhan guru PAI bahwa beberapa peserta

didiknya belum bisa membaca Al-Qur’an. Salah satu sekolah tersebut

adalah SMK Sultan Fattah Salatiga. Keluhan guru PAI disebabkan karena

masih banyak peserta didik yang belum mampu membaca Al-Qur’an

(Hasil wawancara dengan Ibu Faridah Rahmawati guru PAI SMK Sultan

Fattah Salatiga). Ketidak mampuan membaca Al-Qur’an tersebut dapat

18

disebabkan oleh berbagai macam faktor. Beberapa faktor tersebut antara

lain ialah lingkungan pendidikan agama di masyarakat yang kurang

mendukung, faktor pendidikan agama dalam keluarga, atau bisa juga

karena faktor internal diri siswa itu sendiri.

Dugaan tersebut dikuatkan oleh temuan penulis di lapangan bahwa

sebagian peserta didik yang tidak pernah belajar membaca Al-Qur’an

karena orang tua tidak pernah mengajari atau memasukkannya ke TPQ

yang ada di desanya (Hasil wawancara dengan Titik Ananti peserta didik

SMK Sultan Fattah Salatiga). Sebagian peserta didik yang lain beralasan

bahwa dikampungnya tidak ada kegiatan TPQ atau semacamnya. Juga di

dapati peserta didik yang memang tidak mau mengaji dengan alasan malas

(Hasil wawancara dengan Arif Budiman peserta didik SMK Sultan Fattah

Salatiga).

Peserta didik berasal dari latar belakang pendidikan agama

keluarga yang berbeda-beda. Jika anak hidup dalam keluarga yang

memperhatikan dan mendukung dalam pendidikan agamanya maka orang

tua akan membiasakan dan mengajarkan anaknya mengaji dari kecil. Jika

orang tuanya kurang mampu untuk mengajari mengaji maka anak tersebut

akan dititipkan di TPQ atau seorang guru mengaji agar dibina yang lebih

mampu. Berbeda dengan anak yang hidup di lingkungan keluarga yang

tidak mendukung. Orang tua tidak peduli, tidak mengajari dan

menyuruhnya mengaji, mereka hanya membiarkan anaknya yang penting

anak tersebut tidak nakal.

19

Teman bermain juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan, jika

siswa tersebut berteman dengan anak yang rajin dan bisa mengaji, maka

siswa tersebut akan ikutan belajar mengaji dan tidak mau kalah dengan

temannya. Berbeda dengan siswa yang berteman dengan anak yang malas

dan tidak bisa mengaji, maka ia tidak akan mempunyai keinginan untuk

belajar dan bisa mengaji.

Dalam memahami materi setiap peserta didik memiliki

kemampuan yang tidak sama, ada peserta didik yang mudah menghafal

dan memahami huruf hijaiyah, namun ada juga peserta didik yang

kesulitan dalam memahami huruf hijaiyah, kadang bingung dengan huruf

yang mirip. peserta didik yang sudah bisa membaca Al-Qur’anpun bisa

saja kesulitan membaca jika tidak dibaca secara rutin. Hal ini terjadi

karena jika seseorang sudah bisa membaca dan tidak dibaca secara rutin

maka akan lupa bacaannya. Namun demikian dugaan ini belum bisa

dijadikan sebagai kesimpulan, karena temuan fakta ini belum cukup dan

belum mencakup keseluruhan peserta didik.

Dalam kegiatan belajar membaca Al-Qur’an tidak selalu lancar

sesuai dengan yang diharapkan, kadang mereka mengalami kesulitan dan

hambatan. Kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam membaca Al-

Qur’an misalnya masih belum lancar membaca, belum mampu

mempraktikan bacaan tajwidnya, terkadang bacaan yang harus dibaca

panjang dibaca pendek dan sebaliknya. peserta didik juga sering

melakukan kesalahan di hukum bacaan yang seharusnya dibaca dengung

20

malah dibaca tidak dengung dan sebaliknya. Penulis mencoba

mewawancarai guru PAI terkait masalah kemampuan peserta didik dalam

membaca Al-Qur’an, beliau mengatakan:

“Masih terdapat banyak peserta didik SMK Sultan Fattah Salatiga

yang belum bisa membaca Al-Qur’an, sedikit peserta didik yang sudah

bisa membaca Al-Qur’an, namun bacaannya belum lancar dan belum

mampu menerapkan bacaan sesuai dengan ilmu tajwid”.

Dari observasi yang telah dilakukan di SMK Sultan Fattah

Salatiga, peneliti mendapatkan informasi bahwa pembelajaran PAI kelas

XII yaitu berjumlah 26 peserta didik, hanya 5 peserta didik yang mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu dengan

nilai 75. Berarti masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM.

Sejak tahun 2007 nuansa Imtaq di SMK Sultan Fattah Salatiga

yaitu mengedepankan kegiatan keagamaan seperti: pengajian kelas,

membaca asmaul husna setiap hari, dan kegiatan ekstrakurikuler qiro’ah.

Sebagai sekolah IMTAQ (Iman dan Taqwa), SMK Sultan Fattah Salatiga

melaksanakan program peningkatan Imtaq dalam mewujudkan salah satu

misinya yaitu Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah

Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat

judul penelitian " PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QUR’AN MELALUI METODE RESITASI PADA PESERTA DIDIK

21

KELAS XII SMK SULTAN FATTAH SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2016/2017.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka

peneliti menarik beberapa masalah yaitu:

Apakah metode resitasi dapat meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur'an pada peserta didik kelas XII SMK Sultan Fattah Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan:

Untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur'an pada peserta didik kelas XII SMK Sultan

Fattah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini

yaitu melalui penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur'an pada peserta didik kelas XII SMK

Sultan Fattah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila hasil

evaluasi pembelajaran para siswanya diperoleh KKM kelas (dari total

siswa) minimal 85%.

22

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya

berkaitan dengan masalah metode mengajar.

b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua peserta didik sebagai bahan masukan untuk lebih

membimbing anak belajar Al-Qur'an.

b. Bagi para guru sebagai pertimbangan tentang pentingnya

mengupayakan metode mengajar yang baik agar tercapai

ketuntasan belajar pada peserta didik secara optimal.

c. Bagi para peserta didik dapat menambah pengetahuan tentang

manfaat belajar Al-Qur'an.

F. Penegasan Istilah

1. Membaca Al-Qur’an

Membaca adalah melihat, melafalkan dan mengucapkan serta

memahami isi dari apa yang tertulis. Al-Qur’an adalah kalam Allah

yang diturunkan kepada nabi atau rasul, dimulai dari surat Al-Fatihah,

diakhiri dengan surat An-Naas (Munjahid, 2007:25-26). Membaca Al-

23

Qur’an adalah melafalkan huruf-huruf atau ayat-ayat Al-Qur’an serta

memahami isi dari Al-Qur’an yang membacanya merupakan ibadah.

2. Metode Resitasi

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah

2006:46). Metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk

mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar

mengajar. Menurut Djamarah (2006: 85), beliau juga memaparkan

bahwa: Resitasi atau penugasan adalah sebuah metode penyajian bahan

di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa

dapat dilakukan di dalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium,

diperpustakaan, di bengkel, dirumah siswa, atau dimana saja asal tugas

itu dapat dikerjakan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang

dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Mukhlis, PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Mukhlis, 2003:3).

24

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang

pada dasarnya “melekat” menghasilkan misi profesional kependidikan

yang diemban oleh guru (Wartono, 2004:62).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka peneliti ini menggunakan model penelitian tindakan

dari Kemmis dan Taggart (Hamalik, 2003:6), yaitu berbentuk spiral

dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan

reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sabelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan

di kelas XII SMK Sultan Fattah Salatiga dengan jumlah siswa

sebanyak 26 orang anak pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Langkah-langkah

Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dimulai dari

perencanaan berdasarkan analisis awal, kemudian pelaksanaan

pembelajaran diikuti dengan tindakan observasi atau pengamatan dan

diakhiri dengan kegiatan refleksi. Dari kegiatan refleksi tersebut

diketahui apakah sudah mencapai ketuntasan atau belum.

25

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1 alur PTK (Arikunto, 2008:105)

Penjelasan alur di atas adalah:

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana

tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan

perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode

26

pembelajaran, pengajaran terarah melalui kegiatan memahami

secara utuh, memahami lebih jauh dan memahami secara

mendalam sebagaimana tuntutan metode resitasi.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan

pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi menjadi tiga putaran, dimana masing-masing

putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif

di akhiri masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi

dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat

dijabarkan dalam uraian berikut :

a. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi:

1) Peneliti menentukan alternatif peningkatan kemampuan

membaca Al-Qur’an melalui metode resitasi.

27

2) Peneliti membuat perencanaan yang mengacu kepada

pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan meminta masukan

pada guru lain atau sumber yang ada.

3) Peneliti melakukan simulasi mengembangkan pembelajaran

melalui metode resitasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah

melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah

direncanakan.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan. Selain observasi oleh peneliti sendiri, peneliti juga

meminta rekan guru yang lain untuk mengobservasi selama

peneliti terlibat dalam pembelajaran. Hal ini selain karena peniliti

tidak memungkinkan melakukan sendiri, juga untuk menjaga

obyektifitas.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan

dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi

tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan (Suhardjono, 2014:80).

28

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui

kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada

siklus berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus,

sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini benar-benar

akan memberikan hasil yang baik pada peningkatan kemampuan

membaca Al-Qur’an dengan melalui metode resitasi.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Pedoman atau lembar pengamatan observasi bagi siswa digunakan

untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam

proses pembelajaran melalui metode resitasi.

b. Materi pembelajaran sebuah bahan yang digunakan oleh guru

untuk menerapkan sebuah pembelajaran yang baik dan mudah di

mengerti para siswanya.

c. Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu merupakan

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP

berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

29

e. Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

terhadap materi yang disampaikan.

5. Pengumpulan Data

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Tehnik

ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari

dan menggali data melalui pengamatan secara langsung dan

mendalam terhadap subjek dan objek penelitian (Paizaluddin dan

Ermalinda, 2013:113). Tehnik ini digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui proses belajar peserta didik pada saat pembelajaran

dengan diterapkannya metode resitasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik penelitian yang menggunakan

teknik Tanya jawab antara peneliti dengan objek yang diteliti.

Sebelum melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrument

wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide).

Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang

diminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.

30

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang

dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah

(Sukmadinata, 2012:222). Digunakan untuk penguat data misalnya

gambaran umum SMK Sultan Fattah Salatiga, sejarah berdirinya,

struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah,

sarana maupun fasilitas yang dimiliki, dan lain-lain.

6. Analisis Data

Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah,

membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan

pokok (Basrowi dan Suwandi, 2008:131).

Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah

data yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis

peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan

persentase peningkatan antara pre test dan post test kondisi awal,

kemudian dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I

dan siklus II. Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung

peningkatannya dari awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.

Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat

penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan

suatu kesimpulan.

31

H. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka, mengulas tentang pengertian metode

resitasi, membaca Al-Qur'an dan Kaitan Metode Resitasi

dan Membaca Al-Qur’an.

BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang deskripsi

pelaksanaan siklus.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi deskripsi per siklus

(pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan) dan

pembahasan.

BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran.

32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

membaca adalah, “Melihat serta memahani isi dari apa yang tertulis”.

(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007:83). Dengan

kata lain membaca berarti berbuat atau melakukan sesuatu pekerjaan

atau kegiatan atau perbuatan seseorang yang dilakukan untuk

memperoleh pesan atau informasi yang berbentuk teks atau tulisan.

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata arab qara’a- yaqra’u-

qira’atan- qur’anan, yang berarti bacaan atau hal membaca. (Yunus,

2011:79). Sedangkan secara terminologi, para ahli mengemukakan

pengertian yang berbeda-beda.

Imam Fathlur Razi dan Syeikh Mahmud Syaltut, menyatakan:

“Al-Qur’an adalah lafal Arab yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw yang diturunkan kepada kita secara mutawattir”.

Sedangkan Abdul Wahab Khallaf, mendefinisikan Al-Qur’an

dengan: Kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat

Jibril (Ar-Ruh Al-Amin) ke dalam hati Rasulullah saw dengan

menggunakan bahasa Arab serta makna-makna yang benar untuk

dijadikan hujjah (argumentasi) dalam pengakuannya sebagai Rasul

dan dijadikan sebagai dustur (undang-undang) bagi seluruh umat

33

manusia, dimana mereka mendapatkan petunjuk dari pada-Nya

disamping merupakan amal ibadah bagi kaum Muslimin yang

membacanya. (Jumantoro, 2009:8).

Lebih lanjut Totok Jumantoro menyimpulkan pengertian Al-

Qur’an sebagai berikut: Wahyu atau firman Allah SWT, yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantara malaikat

Jibril, atau dengan cara lain, dengan menggunakan bahasa Arab untuk

pedoman dan petunjuk bagi manusia, dan merupakan mukjizat Nabi

Muhammad saw yang terbesar, yang diterima oleh umat Islam secara

mutawattir, dan dinilai ibadah bagi orang yang yang membacanya.

(Jumantoro, 2009:7-8).

Dari pengertian membaca Al-Qur’an di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan

atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesan dan

pesan dari sebuah ajaran Ilahi dan sudah berbentuk kitab yang

merupakan ibadah bagi orang yang membacanya, karena merupakan

kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-Nya yaitu Nabi

Muhammad saw dan sebagai pedoman serta petunjuk bagi manusia

kepada jalan yang lurus yaitu jalan keselamatan di dunia dan di

akhirat.

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Bagi umat Islam, Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki

keistimewaan luar biasa yang telah diwahyukan kepada nabi

34

Muhammad saw baik di dunia maupun di akhirat. Membaca Al-

Qur’an tidaklah sama dengan membaca buku-buku lainnya, karena

dengan membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami dan

mengamalkannya akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih

baik dan kepada Al-Qur’anlah semua kehidupan umat Islam

dirujukan. Oleh karena itu, setiap orang Islam harus membacanya

supaya bisa memahami isinya kemudian mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Untuk memompa semangat belajar membaca Al-Qur’an, sangat

penting mengetahui fadilah (keutamaan) membaca Al-Qur’an.

Diantaranya yaitu:

Irfan Abdul ‘Azhim dalam bukunya yang berjudul Agar Bacaan

Al-Qur’an Tak Sia-sia menjelaskan bahwa “Orang yang membaca Al-

Qur’an akan mendapat banyak kebaikan di dunia dan di akhirat,

hidupnya dinamis, penuh gairah, jauh dari duka dan dekat Yang Maha

Kuasa”. (Azhim, 2009:92-93). Hal ini terdapat dalam hadits yang

diriwayatkan dari ‘Utsman bin ‘Affan RA, ia berkata:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه “Rasulullah bersabda: paling baik kamu adalah orang yang

mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Al-Bukhori No.

4556)

Kandungan dari hadits tersebut menegaskan bahwa orang yang

belajar Al-Qur’an dan setelah mampu, maka mengajarkannya kepada

orang lain adalah orang yang terbaik, yaitu orang yang mendapat

banyak kebaikan di dunia dan di akhiratnya.

35

Selanjutnya Ahmad Syarifuddin menjelaskan bahwa “Membaca

Al-Qur’an merupakan obat (terapi) jiwa yang gundah”. Lebih lanjut ia

menjelaskan bahwa “Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah,

namun bisa juga menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran

kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya”. (Syarifuddin, 2006:47).

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’: 82, yang berbunyi:

.....

“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Departemen

Agama RI, 2007:290).

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan para ulama ahli terapi

hati, mereka menyatakan bahwa “Membaca Al-Qur’an merupakan

salah satu obat hati yaitu dengan cara membacanya secara khusyu’

seraya merenungkan makna kandungannya disamping lima hal yang

lain, yaitu berteman dengan orang shaleh, dzikir di waktu sunyi, shalat

malam, dan puasa”. (Syarifuddin, 2006:48).

3. Adab Membaca Al-Qur’an

Dalam membaca Al-Qur’an, sudah tentu harus memperhatikan

adab-adabnya (tata karma), karena yang dibaca itu adalah kitab suci,

wahyu ilahi, dan buku pedoman hidup umat islam. Al-Qur’an

merupakan lambang agama Islam. Menghormati dan mengagungkan

lambang agama merupakan bagian dari tuntutan beragama. Adapun

adab dalam membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

36

1) Berpenampilan bersih dan rapi, sebagai bagian dari berpenampilan

bersih dan rapi ialah terlebih dahulu berwudhu untuk

menghilangkan hadats (kotoran) kecil, bahkan kalau perlu mandi

dan memakai wangi-wangian sebelum menyentuh dan membaca

Al-Qur’an.

2) Membersihkan mulut, mulut sebagai tempat keluarnya bacaan Al-

Qur’an hendaknya terlebih dahulu dibersihkan dengan menggosok

gigi (bersiwak) dan berkumur-kumur.

3) Di tempat yang bersih, tempat yang utama adalah masjid seraya

duduk dengan tenang menghadap kiblat, memegang mushaf

dengan tangan kanan, dan meletakkan mushaf di atas tempatnya.

4) Tidak duduk dengan sikap sombong. (Nawawi, 2001:79).

Menurut Ahsin W. Alhafidz dalam bukunya yang berjudul

Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, bahwa adab membaca Al-

Qur’an ada delapan, yaitu:

1) Berwudhu, lebih lanjut dia menjelaskan bahwa membaca Al-

Qur’an sesudah berwudhu, termasuk Zikrullah yang paling utama.

(Alhafidz, 2005:32).

2) Membacanya di tempat yang suci dan bersih. Ini maksudnya

untuk menjaga keagungan Al-Qur’an.

3) Membacanya dengan khusyu’, tenang dan penuh hikmat Allah

berfirman dalam surat Al-Isra’: 109.

37

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis

dan mereka bertambah khusyu'.” (Departemen Agama RI, 2007:293).

4) Bersiwak sebelum memulai membaca.

5) Membaca ta’awuz sebelum memulai membaca ayat Al-Qur’an.

Allah berfirman QS. An-Nahl/16: 98:

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Departemen

Agama RI, 2007:278).

6) Membaca basmalah pada setiap permulaan surah, kecuali At-

Taubah.

7) Membacanya dengan tartil. (Azhim, 2009:146-147). Allah

berfirman:

“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan

perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzamil/73: 4) (Departemen Agama RI,

2007:574).

8) Tadabbur/memikirkan terhadap ayat-ayat yang dibacanya. Allah

berfirman dalam surat Shaad/38: 29 :

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh

dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan

38

supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

(Departemen Agama RI, 2007:455).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dengan membaca seperti itu,

artinya penuh perhatian terhadap ayat-ayat yang dibacanya, maka

seorang pembaca akan membaca ‘tasbih’ ketika ia bertemu dengan

ayat-ayat yang mengandung perintah bertasbih, membaca ta’awudz

ketika membaca ayat-ayat yang bernada ancaman, dan lain

sebagainya. (Alhafidz, 2005:33).

Jadi jelas bahwa tidaklah sama Al-Qur’an dengan buku

ensikopedia, kamus, atau buku-buku yang lainnya. Meski zahir-nya

sama-sama terbuat dari kertas yang ditulisi tinta dan dicetak serta

dijual dipasaran, namun di dalamnya menuntut perlakuan yang

berbeda terhadap Al-Qur’an. Seperti adab-adab tersebut yang harus

kita lakukan untuk memulai bacaan Al-Qur’an, yaitu apabila ingin

membaca Al-Qur’an harus diawali dengan membersihkan diri terlebih

dahulu dengan cara berwudhu, bersiwak, atau gosok gigi dan

sebagainya.

Demikian antara lain adab membaca dan menyikapi Al-Qur’an

yang terpenting, yang harus kita pelihara demi menjaga kesucian Al-

Qur’an menurut arti yang sesungguhnya.

4. Kesulitan-kesulitan dalam Membaca Al-Qur’an

Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi antara pembaca

dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di

dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa

39

tulis. Kegiatan membaca melibatkan tiga unsur, yaitu makna sebagai

unsur isi bacaan, kata sebagai unsur yang membawa makna, dan

simbol tertulis sebagai unsur visual.

Dalam makna yang lebih luas, membaca tidak hanya terpaku

kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan

baik, yang hanya melibatkan unsur kognitif dan psikomotorik, namun

lebih dari itu menyangkut penjiwaan atas isi bacaan. (Hermawan,

2011:143).

Kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an adalah

dasar untuk memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Kemampuan membaca Al-Qur’an pada peserta didik hendaknya

dibentuk dan dilatih pada masa balita. Jika pelatihan membaca Al-

Qur’an ini dimulai ketika anak sudah beranjak dewasa atau remaja

maka proses pembelajaran yang akan dilakukan cendrung lebih sulit

dari pada dilakukan pada masa anak-anak.

Membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik

dan mental. Aktifitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak

mata dan ketajaman penglihatan. Aktifitas mental mencakup ingatan

dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu

melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara

lincah, menginggat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki

penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.

40

Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi

bacaan, tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai

oleh anak-anak, terutama pada saat awal pelajaran membaca. Banyak

anak yang dapat membaca secara lancar tetapi tidak memahami isi apa

yang mereka baca. Ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca

bukan hanya terkait erat dengan kemampuan gerak motorik mata

tetapi juga tahap perkembangan kognitif. Mempersiapkan anak untuk

belajar membaca merupakan suatu proses yang sangat panjang.

(Abdurrahman, 2012:158).

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca bahan bacaan

lainnya karena Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. Oleh karena itu

membacanya punya etika zahir, yaitu membacanya dengan tartil.

Makna tartil adalah dengan perlahan-lahan sambil memperhatikan

huruf dan barisnya. Karena tartil lebih dekat dengan pemuliaan dan

penghormatan terhadap Al-Qur’an, dan lebih berpengaruh bagi hati

daripada membaca dengan tergesa-gesa dan cepat (Qardawi,

2003:235).

Dalam Islam anak harus mulai dididik mulai mereka masih

dalam kandungan. Seorang anak akan sulit untuk membaca Al-Qur’an

jika telingga mereka tidak biasa untuk mendengar ayat-ayat suci Al-

Qur’an. Islam selalu menganjurkan bagi ibu yang sedang mengandung

agar mereka memperbanyak ibadah. Salah satu bentuk ibadah dan

41

pendidikan prenatal yang dilakukan seorang ibu pada janin yang

mereka kandung adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an.

Jika masih dalam kandungan janin sudah biasa didengarkan

bacaan Al-Qur’an, maka begitu pada usia anak-anak mereka dilatih

untuk mengenal huruf hijaiyah mereka akan lebih mudah untuk

menangkap apa yang telah diajarkan pada mereka. Ini adalah sebuah

langkah awal yang baik bagi seorang anak dalam belajar membaca Al-

Qur’an. Hal ini terjadi karena, janin yang ada pada ibu dapat

merespon apa yang terjadi pada sekeliling mereka.

Terdapat lima tahapan dalam perkembangan membaca, yaitu

kesiapan membaca, membaca permulaan, keterampilan membaca

cepat, membaca luas, dan membaca yang sesunguhnya. Anak

berkesulitan membaca sering memperlihatkan kebiasaan membaca

yang tidak wajar. Mereka sering memperlihatkan adannya gerakan-

gerakan yang penuh dengan ketegangan seperti mengeryitkan kening,

gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga

sering memperlihatkan adannya perasaan tidak aman yang ditandai

dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba

melawan guru. (Abdurrahman, 2012:162).

Dyslexia adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang

menulis dan berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata,

tulisan dan suara. Istilah dyslexia banyak digunakan dalam dunia

kedokteran yang berkaitan dengan adanya gangguan fungsi

42

neurologist. Bryan mendefiniskan dyslexia sebagai suatu syndrome

kesulitan dalam mempelajari keomponen-komponen kata dan kalimat,

mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam

belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa

(Wijaya, 2007:66).

Anak berkesulitan membaca sering mengalami kekeliruan dalam

mengenal kata. Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan,

penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubahan tempat,

tidak mengenal kata, dan tersentak-sentak. Penghilangan huruf atau

kata sering dilakukan oleh anak berkesulitan belajar membaca karena

adannya kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi bahasa (fonik), dan

bentuk kalimat. (Abdurrahman, 2012:163-165).

Dari beberapa uraian diatas yang paling terpenting agar dapat

membaca Al-Qur’an terlebih dahulu yaitu seorang anak harus dapat

mengenal huruf-huruf hijaiyah dan terus praktek bagaimana cara

mengucapkan makhraj yang baik dan benar, kemudian selalu berlatih

membaca Al-Qur’an di rumah.

5. Faktor-faktor Kesulitan Membaca Al-Qur’an

Faktor penyebab kesulitan belajar dalam membaca Al-Qur’an

dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:

1) Faktor intern peserta didik, meliputi gangguan atau kekurangan

psikis peserta didik, yakni:

43

a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti

rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik.

b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap.

c) Yang bersifat psikomotorik (ranah rasa), antara lain

terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor ekstern peserta didik, meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar. Faktor

ini dapat dibagi tiga macam:

a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan

hubungan ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan

ekonomi keluarga.

b) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah

perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan

yang nakal.

c) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi letak gedung sekitar

yang buruk seperti pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar

yang berkualitas rendah. (Syah, 2010:173).

Dalam diri peserta didik memiliki intelegensi yang berbeda-beda

untuk menerima suatu pelajaran. Peserta didik yang memiliki

intelegensi yang rendah akan menemui kesulitan dalam menerima

pelajaran, yang demikian dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar.

Dalam membaca Al-Qur’an, alat indera yang memegang peranan

44

penting adalah lisan (alat ucapan), mata (alat lihat), dan telinga (alat

dengar). Jika alat indera ini berfungsi kurang baik, maka hal ini akan

menjadikan hambatan dan kesulitan bagi anak untuk menerima

pengajaran dengan baik dan sempurna.

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.

Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan dalam belajar.

Yang termasuk dalam faktor ini adalah orang tua. Orang tua yang

kurang memperhatikan pendidikan anaknya dalam belajar agama

khususnya belajar membaca Al-Qur’an, tidak memperhatikan

kemajuan belajar anaknya dalam membaca Al-Qur’an, akan

menyebabkan anak tersebut sulit untuk membaca Al-Qur’an.

Demikian juga bagi seorang guru dapat menjadi faktor kesulitan

dalam belajar membaca Al-Qur’an, apabila:

1) Guru tidak kualified dalam pengambilan metode yang

digunakan dalam belajar membaca Al-Qur’an. Sehingga cara

menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-

muridnya.

2) Hubungan guru dengan peserta didik kurang baik. Hal ini

bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh

murid-muridnya, seperti: kasar, suka marah, tidak pernah

senyum, tidak pandai menerangkan, menjengkelkan, tinggi

hati, tidak adil dan lain-lain.

45

3) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan

peserta didik dalam belajar Al-Qur’an, antara lain:

a) Guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga

atau media yang memungkinkan semua alat inderanya

berfungsi.

b) Metode belajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga

anak tidak ada aktifitas.

c) Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya

tinggi atau tidak menguasai bahan.

d) Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak

variasi. Hal ini menunjukkan metode guru yang sempit,

tidak mempunyai kecakapan diskusi, tanya jawab,

eksperimen, sehingga menimbulkan aktivitas murid dan

suasana menjadi hidup. (Ahmadi, 2004:84-85).

Dari uraian di atas guru juga dapat menjadi faktor kesulitan

dalam belajar membaca Al-Qur’an, karena seorang guru juga berperan

di dalam peningkatan kemampuan membaca peserta didik dan metode

yang digunakan guru menjadi pengaruh besar faktor kesulitan dalam

belajar Al-Qur’an.

Sedangkan menurut Jalaluddin, kesulitan membaca Al-Qur’an

memiliki empat faktor, yaitu:

1) Orientasi cara berfikir

46

Pengaruh modernisasi banyak mempengaruhi

pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil

yang disumbangkan bagi hidup manusia, dapat mengalihkan

perhatian untuk hidup lebih erat kepada alam kebendaan.

Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang

diperkirakan dapat membantu kearah pemikiran praktis dan

dapat menunjang prestise kehidupan duniawi. Maka tidak

heran kalau pengetahuan tentang Al-Qur’an dan cara

membacanya kalah bersaing dengan kepentingan hidup

yang lain hingga hampir diabaikan.

2) Kesempatan dan tenaga

Arah berpikir yang material telah mendudukkan status

wajib belajar Al-Qur’an ke proporsi yang lebih kecil.

Pengaruh ini telah menimbulkan gejala baru, yaitu belajar

Al-Qur’an secara sambilan. Akibatnya terjadi kelangkaan

tenaga. Waktu yang digunakan untuk belajar Al-Qur’an

lebih sedikit dibandingkan dengan waktu yang digunakan

untuk menuntut pengetahuan lain. Akhirnya tenaga pengajar

yang tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan

kebutuhan.

3) Metode

Perkembangan teknologi telah merubah

kecenderungan masyarakat untuk menuntut pengetahuan

47

secara lebih mudah dan lebih cepat, yaitu dengan

memanfaatkan jasa teknologi untuk media pendidikan baik

media-visual, audio-visual atau komputer dengan cara yang

semakin tepat guna.

Khusus untuk pendidikan Al-Qur’an cara ini masih

langka dan mahal. Metode lama dengan beberapa seginya

mungkin sudah kurang serasi dengan keinginan yang tepat

guna ini. Akibatnya metode yang demikian berangsur

kurang diminati. Akhirnya miat untuk mempelajari Al-

Qur’an kian menyurut.

4) Aksara

Kitab suci Al-Qur’an ditulis dengan aksara dan

bahasa Arab. Faktor ini menyulitkan bagi mereka yang

berpendidikan non pesantren/madrasah karena pengetahuan

itu tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum.

Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian

besar buta aksara Kitab Sucinya. (Jalaluddin, 2012:6-7).

Faktor-faktor diatas menurut Jalaluddin banyak

mempengaruhi kecenderungan yang menimbulkan sikap

masa bodoh dan anggapan siswa bahwa belajar Al-Qur’an

sulit.

48

6. Metode dalam pengajaran Al-Qur’an

Prinsip pengajaran Al-Qur’an pada dasarnya dilakukan dengan

bermacam-macam metode. Di antara metode-metode itu ialah sebagai

berikut.

Pertama, guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul anak.

Dengan metode ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf

dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak akan dapat melihat

dan menyaksika langsung praktik keluarnya huruf dari lidah guru

untuk ditirukannya, yang disebut dengan musyafahah ‘adu lidah’.

Metode ini diterapkan oleh Nabi saw kepada kalangan sahabat.

Kedua, peserta didik membaca di depan guru, sedangkan guru

menyimaknya. Metode ini dikenal dengan metode sorogan atau ‘ardul

qira’ah ‘setoran bacaan’. Metode ini dipraktikkan oleh Rasulullah saw

bersama dengan malaikat Jibril kala tes bacaan Al-Qur’an di bulan

Ramadhan.

Ketiga, guru mengulang-ulang bacaan, sedang peserta didik

menirukannya kata per kata dan kalimat per kalimat juga secara

berulang-ulang hingga terampil dan benar. (Syarifuddin, 2004:83).

Dari ketiga metode ini, metode yang banyak diterapkan di

kalangan anak-anak pada masa kini ialah metode kedua, karena dalam

metode ini terdapat sisi positif yaitu aktifnya peserta didik (cara

belajar peserta didik aktif). Untuk tahap awal, proses pengenalan

kepada anak-anak pemula, metode yang tepat ialah metode pertama

49

sehingga anak telah mampu mengekspresikan bacaan huruf-huruf

hijaiyah secara tepat dan benar. Sedangkan metode ketiga cocok untuk

mengajar anak-anak menghafal.

B. Metode Resitasi

1. Pengertian Metode Resitasi

Resitasi adalah suatu persoalan yang bergayut dengan masalah

pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas.

Selanjutnya Djamarah menambahkan bahwa tugas yang diberikan

bermacam-macam, tergantung dari kebijakan guru, yang penting

adalah tujuan pembelajaran tercapai (Djamarah, 2005:235).

Sedangkan menurut Ladjid metode pemberian tugas adalah

cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk

melakukan suatu pekerjaan (Ladjid, 2005:124).

Metode resitasi biasa disebut metode pekerjaan rumah, karena

peserta didik diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran.

Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran

berlangsung di mana peserta didik disuruh untuk mencari informasi

atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan di laboratorium,

perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya. Metode ini

dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima

peserta didik lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam mencari

atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca,

mengerjakan sesuatu secara langsung (Usman, 2002:48).

50

Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik

misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti

mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau

disuruh mengamati orang atau masyarakatnya setelah membaca buku

itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang

harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat (Djamarah,

2005:235).

Dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah metode

penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta

didik melakukan kegiatan belajar.

2. Langkah-langkah dalam Metode Resitasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah menyatakan metode resitasi

ada tiga fase yaitu:

a. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan

petunjuk-petunjuk yang diberikan terarah.

b. Fase belajar

Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai

tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.

c. Fase resitasi

Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil

belajarnya, baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis

(Djamarah, 2005:236).

51

3. Teknik Pemberian Tugas (Resitasi)

Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan

efektivitas dan efisiensinya, dalam usaha meningkatkan mutu dan

frekuensi isi pelajaran. Maka sangat menyita waktu peserta didik untuk

melaksanakan pembelajaran tersebut untuk mengatasi keadaan tersebut

guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Sebagai

selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa

pekerjaan rumah.

Teknik pemberian tugas ini bertujuan agar siswa memiliki

prestasi yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan

selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dengan kegiatan

melaksanakan tugas siswa aktif belajar dapat merangsang untuk

meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani

bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan teknik pemberian tugas dan resitasi perlu

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik

b. Tugas-tugas yang diberikan harus jelas arahnya

c. Para siswa harus diberikan petunjuk-petunjuk dalam

pelaksanaannya untuk menghindari kebinggungan mereka

52

d. Perumusan perhatian siswa pada hal-hal yang pokok dengan

tidak menghilangkan aspek-aspek lainnya yang berkaitan

(Usman, 2002:48).

Dari uraian diatas menjelaskan bahwa dalam pemberian tugas

langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan harus jelas sehingga

pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Pelaksanaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Tugas dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan belajar baik

perorangan atau kelompok.

1) Jenis pemberian tugas yang diberikan kepada siswa dapat

dilakukan secara individu atau kelompok. Dalam pemberian tugas

untuk tiap siswa atau kelompok bisa sama dan bisa pula berbeda.

2) Agar pemberian tugas dapat menunjang peserta didik aktif

hendaknya:

a) Tugas harus dikerjakan oleh siswa secara individu atau

kelompok.

b) Dilakukan tindak lanjut hasil penugasan berupa presentasi

oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh kelompok

lain.

c) Kesimpulan/hasil (Ladjid, 2005:124).

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Resitasi

Setiap metode yang digunakan dalam pengajaran hampir dapat

dipastikan mempunyai kelebihan-kelebihan dan kelemahannya.

53

Demikian juga metode resitasi memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan dan kelemahan metode resitasi dikemukakan

oleh Djamarah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Pengetahuan yang peserta didik peroleh dari belajar sendiri

akan diingat lebih lama.

2) Peserta didik berkesempatan memupuk perkembangan dan

keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab, dan

berdiri sendiri.

b. Kelemahan

1) Seringkali peserta didik melakukan penipuan di mana peserta

didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau

bersusah payah mengerjakan sendiri.

2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.

3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan

individual (Djamarah, 2005:236).

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Sedapat mungkin diusahakan agar tugas yang telah diberikan

harus dikerjakan, dibaca dan ditulis sendiri oleh siswa, serta harus

dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri kepada guru. Dalam hal

ini guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan tugas-tugas tersebut kepada siswa yang bersangkutan.

54

b. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tetap

berpihak pada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan kurikulum,

tujuan intruksional umum maupun tujuan intruksional khusus

sehingga dengan demikian perbedaan individu anak dapat

terinteraksi.

c. Dalam memberikan tugas-tugas kepada peserta didik sedapat

mungkin disesuaikan dengan kemampuan anak untuk

mengerjakannya.

C. Kaitan Metode Resitasi dan Membaca Al-Qur’an

Pentingnya penerapan metode resitasi dalam membaca Al-Qur’an,

di dalam proses kependidikan, faktor metode merupakan faktor urgen.

Resitasi sebagai metode pembelajaran dalam pelaksanaannya pendidik

dapat memberikan beberapa tugas dalam kelas. Dalam bidang membaca

Al-Qur’an tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa

menerjemahkan ayat, menyalin, menghafal ayat, yang kemudian hasil

pekerjaan peserta didik tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada

guru. Dalam langkah ini peserta didik harus dapat mengerjakan atau

mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya dengan baik kapada guru

yang mengajarkannya.

Penggunaan metode resitasi dalam membaca Al-Qur’an secara

baik dan intensif akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperluas dan memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang studi

tersebut, serta melatih peserta didik menggunakan waktu yang sebaik-

55

baiknya untuk belajar, sebab metode resitasi tepat digunakan dalam proses

belajar mengajar apabila:

1) Guru mengharapkan agar peserta didik dapat menerima

pengetahuan yang lengkap.

2) Untuk mengaktifkan peserta didik mempelajari sendiri suatu

masalah dengan membaca sendiri dan mencoba sendiri atau

mempratekkan pengetahuannya.

3) Metode ini mendorong/merangsang peserta didik untuk aktif dan

rajin.

Dengan menggunakan metode resitasi, yakni dengan

memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik

serta harus dipertanggungjawabkan kepada guru, akan mendorong

kemauan belajar peserta didik dan melatih mereka untuk senantiasa

belajar secara rajin, sehingga peserta didik akan dapat mencapai hasil

(prestasi) belajar yang lebih baik dan memuaskan.

56

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

D. Diskripsi Awal

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sultan Fattah Salatiga.

Dalam bagian ini penlis akan memaparkan lokasi dilaksanakannya

penelitian ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis

sampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Identitas

Nama Sekolah : SMK Sultan Fattah

No. Statistik Sekolah : 342036204008

Alamat penelitian : Jl. Diponegoro No. 115 Salatiga

Nomor Telepon/Fax : (0298)313682/(0298)313682

Website : www.smksultanfattahsala-3.co.id

Email : [email protected]

Kode Pos : 50714

Status Sekolah : Swasta

Tahun Berdiri : 2007

Status Tanah : Milik Yayasan

Luas Tanah : 1400 m2

Nama Kepala Sekolah : Drs. H. NOOR ROFIQ

57

b. Letak Geografis

SMK Sultan Fattah terletak di Jalan Diponegoro No. 115 Kota

Salatiga.

c. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Sultan Fattah Salatiga

SMK Sultan Fattah Salatiga berdiri sejak tahun 2007 yang

dipelopori oleh Bapak Drs. H. Noor Rofiq. SMK Sultan Fattah

terletak di lokasi yang sangat strategis dan mudah di lalui beragam

sarana transportasi. SMK Sultan Fattah memiliki 2 kampus utama

yaitu di jalan Diponegoro Nomor 115 Salatiga untuk jurusan

Akutansi dan Pemasaran, sedangka kampus 2 terletak di jalan

Bukit Sawo Salatiga untuk jurusan Teknik Multimedia dan Busana

Butik.

d. Visi, Misi dan Tujuan SMK Sultan Fattah Salatiga

1) Visi

Menyelenggarakan pendidikan dengan berorientasi mencetak

generasi yang berkarakter, kreatif, inovatif, dilandasi dengan

penguasaan IPTEK dan peningkatan kualitas IMTAQ.

2) Misi

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah

Tuhan Yang Maha Esa.

b) Meningkatkan prestasi akademik dan ketrampilan.

c) Meningkatkan kemandirian.

d) Meningkatkan etika moral dan akhlakul karimah.

58

e) Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.

f) Meningkatkan motivasi terhadap semua warga sekolah

untuk meningkatkan ketertiban kedisiplinan dan

kewirausahaan.

3) Tujuan

Mencetak pribadi anak didik yang beriman dan bertakwa

kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia mampu

mewujudkan prestasi akademik yang memenangi kompetisi di

era global dan membantu mencapai tarap hidup yang lebih baik

dengan berbekal fundamental kemanusiaan (intelektual,

emosional, spiritual dan ketrampilan).

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Sultan Fattah

Salatiga secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana SMK Sultan Fattah

Nama

Ruang/Area

Kerja

Kondisi Saat Ini Kebutuhan

Jumlah

Ruang

Lua

s(m2

)

Total

Luas(m2

)

Jumlah

Baik

Jml Rusak

Sed

ang Berat

Jml

Ruan

g

Luas

(m2)

Total

Luas(m2)

Ruang Kepala

Sekolah &

Wakil

1 32 32 1 0 0 2 32 64

Ruang Guru 1 64 64 1 0 0 1 64 64

Ruang

Pelayanan

Administrasi

0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang

Perpustakaan 1 100 100 1 0 0 1 100 100

Bersambung...

59

Sambungan....

Ruang Unit

Produksi 0 0 0 0 0 0 2 32 64

Ruang Ibadah 1 400 400 1 0 0 1 400 400

Ruang Bersama 0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang Toilet 3 6 18 0 0 0 6 6 36

Ruang Gudang 1 1 1 0 0 0 1 0 0

Ruang BP/BK 0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang OSIS 0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang Koperasi 1 32 32 0 0 0 1 32 32

Ruang UKS 0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang Pramuka 0 0 0 0 0 0 1 32 32

Ruang Penjaga

Sekolah 1 1 1 1 0 0 1 0 0

Ruang Kelas 8 64 512 6 0 0 12 64 768

Ruang Praktek

Komputer 1 100 100 1 0 0 2 100 200

Ruang Lab

Multimedia 1 64 64 1 0 0 1 0 0

Ruang Praktek

Multi Media 0 0 0 0 0 0 1 100 100

Ruang Praktek

Busana Butik 0 0 0 0 0 0 1 100 100

Ruang Praktek

Akuntansi 0 0 0 0 0 0 1 100 100

Ruang Praktek

Pemasaran 0 0 0 0 0 0 1 100 100

f. Keadaan Guru

Jumlah guru atau staff pengajar di SMK Sultan Fattah

Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

60

Tabel 3.2 Data Guru SMK Sultan Fattah

g. Keadaan Peserta Didik yang Diteliti

Peserta didik kelas XII Akuntansi dan XII Pemasaran SMK

Sultan Fattah Salatiga setiap mata pelajaran Pendidikan Agama

No Nama Lengkap Mata Pelajaran

1 Drs. H. NOOR ROFIQ PA. Islam, ESQ

2 Drs. SURATMAN Bhs. Jawa

3 FUAD HASYIM, S.Pd, M.Pd Produktif TM, KKPI

4 ERWIN TRI SEPTIAN, S.Pd Akuntansi, Produktif PM

5 ARDIYAH, SE Akuntansi, Dasar Akuntansi

6 BAGAS WIDHI KURNIAWAN, S.Pd Kewirausahaan, Seni Budaya

7 FARIDAH RAHMAWATI, S.Ag PA. Islam, IPA, ESQ

8 DINAR KASIH RIANI, S.Pd Matematika, FISIKA

9 LASTUSIWI AULIA, S.Pd Bhs. Inggris, Multimedia

10 HARCAHYONO ADI, S.Pd Pemasaran, Peralatan

Transaksi

11 BINTA MUTABAROH, S.Pd BK, PKn, IPS

12 SUTRISNO, S.Pd Penjaskes, PKn

13 PRATESA DEBULAELA, S.Pd Bhs. Inggris, Seni Budaya

14 ANJAR SUBAGIO, S.Pd Pemasaran

15 METTA MARETA, S.Pd Profesional Bekerja, Akuntansi

16 HARNO, S.Kom Produktif TM

17 SISKA NINGTYASTUTI Produktif TB

18 AMALIA SOFIYANA, S.Pd Matematika

19 MAYANGSARI LISTYOWATI, S.Pd Produktif TB

20 MUNDING SUPRIYADI, S.Pd Kewirausahaan, Pemasaran

21 ARI PUJIANTO, S.Pd KKPI

22 INTAN PUTRI A, S.Pd.Kom Prod. Multimedia

23 SRI HARTINI, S.Pd IPA, KIMIA

24 MUHAMMAD FAHRURROZI S. Pd. i Seni Budaya

25 RAHMAD BUDIYONO Matematika

26 SRI MIN ALFI N, S.Pd Bhs. Indonesia

61

Islam di jadikan satu kelas berjumlah 26, terdiri dari 19 peserta

didik laki-laki dan 7 peserta didik perempuan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Data Peserta Didik SMK Sultan Fattah kelas XII

No Nama Peserta Didik L/P

1 Chalwa Latifatus Saida P

2 Defi Nur Safitri P

3 Dina Ambarsari C P

4 Diyah Istiqomah P

5 Eva Rosdiana P

6 Fidia Fuji Astutik P

7 Khofifah Nur Anisa P

8 Muallifah P

9 Nur Aeni P

10 Ranti Rurianik P

11 Septi Yanah P

12 Slamet Rahayu P

13 Sulis Setiyowati P

14 Tazkiyatul Wadhikhah P

15 Titik Ananti P

16 Tri Rokhayatun P

17 Uyun Fitriyana P

18 Adi Setiawan L

19 Anang Septiawan L

20 Eva Malikah P

21 Fika Setyaningrum P

22 Lukman Adi Nugroho L

23 Muhamad Ali Safaat L

24 Muhamad Khoiruddin L

25 Nurul Arifin L

26 Arif Budiman L

62

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang diperlukan peneliti untuk

melakukan penelitian. Penelitian survei tempat, kondisi dan keadaan

peserta didik dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2016. Kondisi Awal

dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2016, Penelitian siklus I pada

tanggal 25 Juli 2016. Penelitian siklus II pada tanggal 1 Agustus 2016.

E. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas empat kegiatan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan rincian sebagai

berikut:

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP.

2) Menyiapkan sumber belajar berupa materi berfikir kritis selalu

waspada dan demokratis.

3) Menyiapkan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan materi

yaitu Surat Ali Imran ayat 190-191 dan 159.

4) Mengembangkan ayat Al-Qur’an itu dengan cara membaca

secara keseluruhan dan diperpadukan cara menulis (metode

resitasi/penugasan) sambil menunggu ayat Al-Qur’an yang

ditulis peserta didik guru memanggil satu persatu untuk

membacakannya.

63

5) Menyiapkan perangkat dalam siklus I meliputi absensi untuk

mengetahui kehadiran siswa, soal-soal, lembar pengamatan

disusun dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh

rangkaian proses kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan

peserta didik memasuki materi yang akan diajarkan.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3) Guru Menjelaskan materi berfikir kritis selalu waspada dan

demokratis.

4) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing

beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik.

5) Setiap peserta didik menulis ayat Al-Qur’an dan perwakilan

dari masing-masing kelompok untuk membacakan ayat Al-

Qur’an didepan kelas.

6) Selama kegiatan berlangsung guru bertindak sebagai

pembimbing dan peserta didik mengamati temannya dalam

pembacaan ayat Al-Qur’an tersebut.

7) Guru bersama peserta didik menyimak tugas membaca Al-

Qur’an didepan kelas tadi.

8) Guru memberikan kepercayaan kepada peserta didiknya atas

tugasnya.

64

9) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas.

10) Guru memberikan pos tes sebelum mengakhiri siklus I.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an, maka observasi ini difokuskan pada

tingkat kemampuan membaca peserta didik dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam. Dalam melakukan observasi penulis hanya

sebagai partner dengan memakai lembar observasi yang telah

disiapkan. Pada saat proses berlangsung peneliti sebagai pengamat dan

mencatat perkembangan-perkembangan dan kegiatan yang terjadi baik

pada peserta didik maupun guru sebagaimana ditekankan terhadap

metode yang diterapkan yaitu menggunakan metode penugasan.

Dari observasi terhadap guru yang mengajar ditemukan hal

sebagai berikut:

a. Sebelum kegiatan guru sudah mengadakan apersepsi untuk masuk

ke materi pembelajaran.

b. Guru memberikan tugas berulang-ulang sebagai wujud

pelaksanaan metode resitasi.

c. Pemberian contoh terkait materi sudah cukup.

d. Guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah sehingga

peserta didik merasa bosan.

65

Dari pengamatan terhadap peserta didik ditemukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Masih banyak peserta didik yang malu bertanya.

b. Sebagian peserta didik masih belum bisa membaca Al-Qur’an

dengan benar.

c. Peserta didik kurang aktif di kelas dan masih banyak yang

ngobrol sendiri dengan temannya ketika guru menjelaskan materi.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus I,

maka diperoleh refleksi sebagai berikut:

a. Penerapan metode resitasi yang kurang optimal.

b. Masih banyak siswa yang malu untuk bertanya.

c. Masih banyak siswa yang belum bisa membaca Al Qur’an dengan

benar

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, oleh karena itu

peneliti merencanakan melengkapi kekurangan pada pembelajaran

siklus I, rencana perbaikan pada siklus II ini peneliti berupaya

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun

pelaksanaan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :

1) Menyusun RPP.

2) Menyiapkan sumber belajar berupa materi saling menasehati.

66

3) Penyiapan perangkat dalam siklus II meliputi absensi untuk

mengetahui kehadiran siswa, soal-soal, lembar pengamatan

disusun dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh

rangkaian proses kegiatan pembelajaran.

4) Menyusun lembar evaluasi.

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan

peserta didik memasuki materi yang akan diajarkan.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3) Guru menjelaskan materi tentang saling menasihati.

4) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.

5) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas.

6) Guru mengubah posisi tempat duduk peserta didik, agar

berganti suasana.

7) Guru memberikan tugas untuk menulis Q.S. Luqman ayat 13-

14 dan Q.S. Al-Baqarah ayat 83.

8) Peserta didik membaca Q.S. Luqman ayat 13-14 dan Q.S. Al-

Baqarah ayat 83 berulang-ulang dan saling bergantian

menyimak dengan teman sebangkunya.

9) Guru berkeliling mengamati peserta didiknya.

67

10) Guru memanggil satu persatu peserta didik secara acak untuk

maju kedepan dan membaca Q.S. Luqman ayat 13-14 dan Q.S.

Al-Baqarah ayat 83 dan peserta didik yang lain menyimak.

11) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya mengenai materi yang belum jelas.

12) Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari hari ini.

13) Guru melakukan evaluasi.

c. Observasi

Peneliti mengamati selama proses pembelajaran dan

penilaian kemampuan guru dalam ketepatan mengelola kelas, dan

menilai kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an dan

dalam mengerjakan soal. Kemudian melakukan penilaian hasil

latihan yang dikerjakan peserta didik secara individu. Dari hasil

pengumpulan data ternyata hasilnya meningkat dari hasil siklus

sebelumnya.

d. Refleksi

Setelah data terkumpul dan diamati, ternyata hasil dari

siklus II ini dinilai bisa mencapai target yang direncanakan.

Adapun hasil refleksi dari siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pelaksanaan dengan metode resitasi berlangsung lancar dan

mudah diterima oleh peserta didik.

68

2) Antusias peserta didik dalam membaca Al-Qur’an sangat

meningkat dengan hasil yang memuaskan.

3) Peserta didik menjadi bertambah aktif dalam mengikuti

pembelajaran,

Dari siklus ke-2 ini dapat disimpulkan bahwa dengan

metode resitasi atau penugasan proses belajar mengajar membaca

Al-Qur’an peserta didik sangat maksimal, sehingga kegiatan tidak

perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan

pengamatan awal terhadap aktifitas peserta didik dan refleksi peneliti pada

proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam. Kegiatan

dilanjutkan dengan pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan

membaca Al-Qur’an peserta didik sebelum pelaksanaan tindakan kelas,

nilai KKM adalah sebesar 75 yang akan dijadikan sebagai data awal yang

akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau

perkembangan kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an.

Hasil pengamatan dan penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pre Test membaca Al-Qur’an

No Nama Nilai Keterangan

1 Chalwa Latifatus Saida 55 Tidak Tuntas

2 Defi Nur Safitri 65 Tidak Tuntas

3 Dina Ambarsari C 65 Tidak Tuntas

4 Diyah Istiqomah 50 Tidak Tuntas

5 Eva Rosdiana 70 Tidak Tuntas

6 Fidia Fuji Astutik 55 Tidak Tuntas

7 Khofifah Nur Anisa 75 Tuntas

8 Muallifah 80 Tuntas

9 Nur Aeni 55 Tidak Tuntas

10 Ranti Rurianik 65 Tidak Tuntas

11 Septi Yanah 55 Tidak Tuntas

12 Slamet Rahayu 85 Tuntas

13 Sulis Setiyowati 55 Tidak Tuntas

14 Tazkiyatul Wadhikhah 80 Tuntas

15 Titik Ananti 65 Tidak Tuntas

Bersambung...

70

Sambungan....

16 Tri Rokhayatun 70 Tidak Tuntas

17 Uyun Fitriyana 65 Tidak Tuntas

18 Adi Setiawan 55 Tidak Tuntas

19 Anang Septiawan 65 Tidak Tuntas

20 Eva Malikah 85 Tuntas

21 Fika Setyaningrum 80 Tuntas

22 Lukman Adi Nugroho 75 Tuntas

23 Muhamad Ali Safaat 55 Tidak Tuntas

24 Muhamad Khoiruddin 60 Tidak Tuntas

25 Nurul Arifin 70 Tidak Tuntas

26 Arif Budiman 75 Tuntas

Jumlah 1730

Rata-rata 66,53

Tuntas 30,77%

Tidak Tuntas 69,23%

Keterangan KKM 75

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa pada kondisi awal

peserta didik yang mendapatkan nilai sama dengan atau diatas nilai KKM

adalah 8 orang dari seluruh peserta didik yang berjumlah 26 orang atau

jika dipersentase 30,77%. Sedangkan peserta didik yang mendapatkan

nilai kurang dari atau dibawah KKM adalah 18 orang atau jika

dipresentase 69,23%. Dari perbandingan peserta didik yang sudah

mengalami ketuntasan dan belum tuntas, Peneliti memperhatikan dan

melakukan perbaikan pada siklus I dengan:

a. Mencoba membuat kegiatan membaca Al-Qur’an lebih

menyenangkan, tidak membosankan, dan tidak menjenuhkan dengan

menggunakan metode resitasi dalam kegiatan membaca Al-Qur’an

pada pelajaran pendidikan agama Islam.

71

b. Mengaktifkan kegiatan pembelajaran, membuat kegiatan belajar

mengajar lebih santai dan tidak terlalu tegang, sehingga peserta didik

akan merasa tidak tertekan, dengan sendirinya akan mau

memperhatikan pelajaran dan meningkatkan motivasi belajarnya.

c. Menerapkan metode resitasi guna menunjang tercapainya peningkatan

membaca Al-Qur’an yang dimiliki peserta didik.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Hasil penelitian siklus I

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

dilaksanakan pada Senin, 25 Mei 2016 di kelas XIIPM dan XIIAK

mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan jumlah 26 peserta

didik. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen

penelitian diantaranya: lembar pengamatan guru dan peserta didik,

catatan lapangan peserta didik. Berikut tabel mengenai hasil dari

pengamatan peneliti dalam kegiatan belajar mengajar:

a. Lembar Pengamatan Guru

Tabel 4.2 Lembar pengamatan guru siklus I

No Kegiatan Skor

1 2 3

1 Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan absensi

c. Menyiapkan lembar

observasi

d. Menyiapkan materi

Bersambung...

72

Sambungan....

2 Kemampuan guru dalam apersepsi

a. Salam pembuka

b. Motivasi

c. Menarik perhatian peserta

didik

d. Mendeskripsikan awal

pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari

3 Kemampuan guru dalam

penguasaan kelas

a. Mampu membuat peserta

didik lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana

kelas menyenangkan

4 Kemampuan guru dalam

penguasaan materi

a. Kesesuaian materi yang

disampaikan dengan RPP

b. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang

relevan

c. Menyampaikan materi

dengan jelas sesuai dengan

hierarkhi belajar

d. Mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan

5 Ketepatan guru menggunakan

metode

a. Guru paham mengenai

metode resitasi

b. Guru mampu

menggunakan metode

resitasi

6 Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran

a. Kesimpulan

b. Melakukan evaluasi

c. Memberikan tindak lanjut

d. Salam penutup

JUMLAH 2 26 15

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ada hal-

hal yang menghambat dan mendukung pada saat pembelajaran

73

sehingga harus diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Berikut

ini penjelasan hal-hal yang mendukung dan menghambat pada

proses pembelajaran siklus I dengan berpedoman pada lembar

pengamatan:

1) Hal-hal yang mendukung

a) Persiapan RPP.

b) Apersepsi salam pembuka.

c) Menyimpulkan pelajaran.

d) Melakukan evaluasi pembelajaran.

e) Menutup pelajaran.

2) Hal-hal yang menghambat

a) Guru kurang persiapan dalam absensi, lembar observasi dan

materi.

b) Kegiatan pembelajaran belum maksimal. Guru kurang

dalam memberikan motivasi dan kurang memperhatikan

kesempatan dalam menarik perhatian peserta didik.

c) Apersepsi kurang jelas dan belum sesuai dalam

mendeskripsikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

d) Guru belum bisa mengkondisikan suasana kelas dengan

baik sehingga peserta didik kurang aktif.

e) Pengembangan materi terkadang terlalu jauh dari

pembahasan, sehingga peserta didik semakin kesulitan.

f) Guru belum menguasai metode resitasi

74

b. Lembar Pengamatan Peserta Didik

Tabel 4.3 Lembar pengamatan peserta didik siklus I

No

Kegiatan/ Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

1.

Motivasi peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran

2. Perhatian/minat terhadap metode

resitasi

3. Memperhatikan materi yang

disampaikan

4. Keaktifan bertanya √

5. Keaktifan menjawab pertanyaan

guru

6. Kesungguhan mengerjakan tugas √

7. Kelancaran peserta didik dalam

mengerjakan tugas membaca

8. Kemandirian mengerjakan tugas √

9. Kemampuan peserta didik dalam

pengelolaan waktu

10. Ketelitian peserta didik dalam

tugas menulis

Jumlah 0 10 6 12

Berdasarkan tabel diatas, terdapat hal-hal yang mendukung

dan menghambat pada saat proses pembelajaran sehingga harus

diadakan perbaikan. Berikut ini adalah penjelasannya:

75

1) Hal yang mendukung.

a) Antusias dan perhatian peserta didik pada materi yang

disampaikan.

b) Keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

c) Kemampuan peserta didik dalam pengelolaan waktu.

2) Hal yang menghambat

a) Kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.

b) Peserta didik masih kurang memberikan respon atau

perhatian terhadap metode resitasi.

c) Peserta didik masih malu dan enggan bertanya.

d) Kurangnya kesungguhan dalam mengerjakan tugas.

e) Peserta didik masih banyak yang kurang lancar dalam

mengerjakan tugas membaca.

f) Peserta didik kurang mandiri dalam mengerjakan tugas.

g) Peserta didik masih kurang teliti dalam tugas menulis.

c. Data Hasil Evaluasi

Tabel 4.4 Data hasil evaluasi siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 Chalwa Latifatus Saida 65 Tidak Tuntas

2 Defi Nur Safitri 75 Tuntas

3 Dina Ambarsari C 80 Tuntas

4 Diyah Istiqomah 70 Tidak Tuntas

5 Eva Rosdiana 80 Tuntas

6 Fidia Fuji Astutik 75 Tuntas

7 Khofifah Nur Anisa 85 Tuntas

Bersambung...

76

Sambungan....

8 Muallifah 85 Tuntas

9 Nur Aeni 75 Tuntas

10 Ranti Rurianik 75 Tuntas

11 Septi Yanah 65 Tidak Tuntas

12 Slamet Rahayu 80 Tuntas

13 Sulis Setiyowati 60 Tidak Tuntas

14 Tazkiyatul Wadhikhah 80 Tuntas

15 Titik Ananti 75 Tuntas

16 Tri Rokhayatun 75 Tuntas

17 Uyun Fitriyana 80 Tuntas

18 Adi Setiawan 60 Tidak Tuntas

19 Anang Septiawan 70 Tidak Tuntas

20 Eva Malikah 80 Tuntas

21 Fika Setyaningrum 75 Tuntas

22 Lukman Adi Nugroho 70 Tidak Tuntas

23 Muhamad Ali Safaat 70 Tidak Tuntas

24 Muhamad Khoiruddin 65 Tidak Tuntas

25 Nurul Arifin 70 Tidak Tuntas

26 Arif Budiman 80 Tuntas

Jumlah 1920

Rata-rata 73,84

Tuntas 61,53%

Tidak Tuntas 38,47%

Keterangan : KKM 75

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh data

seperti pada tabel di atas. Peserta didik yang tuntas pada siklus I

berjumlah 16 dari 26 peserta didik atau 61,53%, sedangkan peserta

didik yang tidak tuntas pada siklus I berjumlah 10 peserta didik

atau 38,47%.

d. Refleksi

Penerapan metode resitasi pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam siklus I masih kurang menarik bagi peserta didik,

77

dikarenakan proses pembelajaran yang kurang maksimal dan

kurangnya perhatian peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan,

peneliti telah menemukan hal-hal yang mendukung dan

menghambat seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Peneliti

berencana melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya seperti

yang dipaparkan berikut ini:

1) Menambah motivasi peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.

2) Lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran.

3) Memberikan apersepsi yang sesuai dengan materi.

4) Menyesuaikan materi pelajaran dengan RPP yang telah dibuat.

5) Meningkatkan penguasaan kelas.

6) Memotivasi peserta didik untuk berani bertanya.

7) Memanfaatkan waktu dengan baik.

8) Memotivasi peserta didik untuk lebih meningkatkan membaca

Al-Qur’an dan dalam mengerjakan tugas.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II

dilaksanakan pada Senin, 1 Agustus 2016 di kelas XIIPM dan XIIAK

mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan jumlah 26 peserta

didik. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen

78

penelitian diantaranya: lembar pengamatan guru dan peserta didik,

serta catatan lapangan peserta didik.

a. Lembar Pengamatan Guru

Tabel 4.5 Lembar pengamatan guru siklus II

No Kegiatan Skor

1 2 3

1 Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP

b. Menyiapkan absensi

c. Menyiapkan lembar

observasi

d. Menyiapkan materi

2 Kemampuan guru dalam apersepsi

a. Salam pembuka

b. Motivasi

c. Menarik perhatian peserta

didik

d. Mendeskripsikan awal

pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari

3 Kemampuan guru dalam

penguasaan kelas

a. Mampu membuat peserta

didik lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana

kelas menyenangkan

4 Kemampuan guru dalam

penguasaan materi

a. Kesesuaian materi yang

disampaikan dengan RPP

b. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang

relevan

c. Menyampaikan materi

dengan jelas sesuai dengan

hierarkhi belajar

d. Mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan

Bersambung...

79

Sambungan....

5 Ketepatan guru menggunakan

metode

a. Guru paham mengenai

metode resitasi

b. Guru mampu

menggunakan metode

resitasi

6 Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran

a. Kesimpulan

b. Melakukan evaluasi

c. Memberikan tindak lanjut

d. Salam penutup

JUMLAH 0 4 54

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa guru

telah menerapkan metode resitasi dengan baik dan dapat dilihat

dari pengamatan guru pada siklus II.

b. Lembar Pengamatan Peserta Didik

Tabel 4.6 Lembar pengamatan peserta didik siklus II

No

Kegiatan/ Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

1.

Motivasi peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran √

2. Perhatian/minat terhadap metode

resitasi √

3. Memperhatikan materi yang

disampaikan √

4. Keaktifan bertanya √

5. Keaktifan menjawab pertanyaan

guru √

6. Kesungguhan mengerjakan tugas √

Bersambung...

80

Sambungan....

7. Kelancaran peserta didik dalam

mengerjakan tugas membaca √

8. Kemandirian mengerjakan tugas √

9. Kemampuan peserta didik dalam

pengelolaan waktu √

10. Ketelitian peserta didik dalam

tugas menulis √

Jumlah 0 10 6 12

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada

proses pembelajaran siklus II menunjukkan peserta didik aktif dan

berpartisipasi dalam pembelajaran.

c. Data Hasil Evaluasi

Tabel 4.7 Data hasil evaluasi siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 Chalwa Latifatus Saida 80 Tuntas

2 Defi Nur Safitri 85 Tuntas

3 Dina Ambarsari C 85 Tuntas

4 Diyah Istiqomah 80 Tuntas

5 Eva Rosdiana 90 Tuntas

6 Fidia Fuji Astutik 75 Tuntas

7 Khofifah Nur Anisa 85 Tuntas

8 Muallifah 95 Tuntas

9 Nur Aeni 75 Tuntas

10 Ranti Rurianik 80 Tuntas

11 Septi Yanah 70 Tidak Tuntas

12 Slamet Rahayu 85 Tuntas

13 Sulis Setiyowati 75 Tuntas

14 Tazkiyatul Wadhikhah 80 Tuntas

15 Titik Ananti 75 Tuntas

16 Tri Rokhayatun 85 Tuntas

Bersambung...

81

Sambungan....

17 Uyun Fitriyana 85 Tuntas

18 Adi Setiawan 70 Tidak Tuntas

19 Anang Septiawan 75 Tuntas

20 Eva Malikah 90 Tuntas

21 Fika Setyaningrum 90 Tuntas

22 Lukman Adi Nugroho 80 Tuntas

23 Muhamad Ali Safaat 85 Tuntas

24 Muhamad Khoiruddin 75 Tuntas

25 Nurul Arifin 80 Tuntas

26 Arif Budiman 85 Tuntas

Jumlah 2115

Rata-rata 81,34

Tuntas 92,30%

Tidak Tuntas 7,70%

Keterangan : KKM 75

Terlihat bahwa pada siklus II terdapat peningkatan, pada

hasil evaluasi siklus I, 16 peserta didik yang tuntas, dan 24

peserta didik yang tuntas dalam pelaksanaan evaluasi pada siklus

II, hal ini sudah menunjukkan 92,30% peserta didik dapat

mencapai nilai KKM dan sudah sesuai dengan yang peneliti

harapkan.

d. Refleksi

Pelaksanaan siklus II ini merupakan tahap akhir untuk

mengupayakan perbaikan pembelajaran dari hasil yang diperoleh

dari kondisi awal dan siklus I. Berdasarkan hasil yang diperoleh

pada siklus II ini, menurut peneliti telah menunjukkan perubahan

atau peningkatan lebih baik dari kondisi awal dan siklus

sebelumnya, yakni dalam hal:

82

1) Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar lebih meningkat.

2) Kelancaran dalam membaca Al-Qur’an semakin meningkat.

3) Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pada setiap

siklusnya.

Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan siklus

selanjutnya. Dari siklus II ini memberikan kesimpulan bahwa

penerapan metode resitasi pada mata pelajaran pendidikan agama

Islam dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an

peserta didik dengan hasil yang baik.

C. Pembahasan Penelitian

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas mulai dari pra siklus,

siklus I dan siklus II diperoleh data ketuntasan membaca Al-Qur’an di

mata pelajaran pendidikan agama Islam. Di mulai dari pra siklus sebelum

menggunakan metode resitasi diperoleh nilai rata-rata kelas 66,53,

kemudian pada siklus I setelah melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan metode resitasi diperoleh nilai rata-rata kelas menjadi 73,84,

dan pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 81,34. Berdasarkan hal

tersebut penelitian ini memberikan hasil bahwa terdapat peningkatan

kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik yang dapat dilihat dari

meningkatnya nilai rata-rata kelas. Berikut ini data hasil penelitian:

Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil evaluasi peserta didik

Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II

Tuntas KKM 8 Peserta didik 16 Peserta didik 24 Peserta didik

83

(30,77%) (61,53%) (92,30%)

Belum Tuntas

KKM

18 Peserta didik

(69,23%)

10 Peserta didik

(38,47%)

2 Peserta didik

(7,70%)

Rata-rata

Kelas

66,53 73,84 81,34

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari Pra

siklus dari yang tuntas KKM adalah 8 peserta didik (30,77%) mengalami

peningkatan sebanyak 8 peserta didik (30,77%) pada siklus I menjadi 16

peserta didik (61,53%) dan hasil kerja siklus I dari yang belum tuntas

KKM adalah 10 peserta didik (38,47%) juga mengalami peningkatan

sebanyak 8 peserta didik (30,77%) pada siklus II menjadi 24 peserta didik

(92,30%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas KKM juga mengalami

penurunan, Pra siklus ke siklus I mengalami penurunan sebanyak 8 peserta

didik (30,77%) dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami penurunan

sebanyak 8 peserta didik (30,77%).

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan

metode pembelajaran resitasi dapat meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur’an kelas XII PM dan XII AK SMK Sultan Fattah Salatiga dengan

nilai peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 92,30%.

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti akan

memaparkan perbandingan hasil penelitian antara sebelum dan sesudah

menerapkan metode resitasi pada kemampuan membaca Al-Qur’an

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada tiap siklus.

Pada kondisi awal ke siklus I yang mencapai nilai KKM hanya 8

peserta didik atau 30,77%, sedangkan pada siklus I yang mencapai nilai

KKM sebanyak 16 peserta didik atau 61,53% meningkat sebanyak 8

peserta didik atau 30,77%. Dan pada siklus II yang mencapai nilai KKM

sebanyak 24 peserta didik atau 92,30% > 85% penelitian tindakan kelas ini

dinyatakan berhasil.

Dari pemaparan tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan membaca Al-Qur’an antara kondisi awal, siklus I dan siklus

II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada pembacaan Al-Qur’an melalui metode resitasi dapat

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada peserta didik kelas

XII SMK Sultan Fattah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

85

1. Langkah utama yang harus dilakukan oleh guru adalah dalam proses

pembelajaran yaitu menumbuhkan minat membaca Al-Qur’an pada

peserta didik dengan menambahkan metode yang menarik pada

pembacaan Al-Qur’an.

2. Dalam usaha menumbuhkan minat membaca Al-Qur’an peserta didik,

guru dapat memilih metode yang tepat dalam membaca Al-Qur’an.

3. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana penunjang kemampuan

membaca Al-Qur’an.

4. Dalam usaha menuntaskan prestasi belajar peserta didik, guru agar

memberikan perhatian khusus kepada 2 siswa yang tidak tuntas itu

dengan penambahan program khusus atau tambahan bimbingan

membaca Al-Qur’an.

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alhafidz, W Ahsin. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an Beasiswa.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azhim, Irfan Abdul. 2009. Agar Bacaan Al-Qur’an Anda Tak Sia-Sia. Solo: PT.

Pustaka Ijtizam.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Camalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: PT.

Sygma Examedia Aekanleema.

Djamarah, Saiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Jalaluddin. 2012. Metode Tunjuk Silang. Jakarta: Kalam Mulia.

Jumantoro, Totok. 2005. Kamus Ilmu Ushul Fikih. Jakarta: Amzah.

Ladjid, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Ciputat: Quantum Teaching.

Makhdlori, Muhammad. 2008. Mukjizat-mukjizat Membaca Al-Qur’an.

Jogjakarta: DIVA Press.

Mukhlis. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Unnes.

87

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al Qur’an 10 Bulan Khatam. Yogyakarta:

Idea Press.

Nawawi, Imam. 2001. Adab Pengemban Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Salam.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Qardawi, Yusuf. 2003. Berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-

Qur’an. Jakarta: Gema Insani.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers.

Wartono, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta.

Yunus, Mahmud. 2000. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya

Agung.

Zuhdi, Masjfuk. 2001. Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: Karya Abditama.

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I

Sekolah : SMK SULTAN FATTAH SALATIGA

Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Materi : Berfikir Kritis selalu Waspada dan Demokratis

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

A. Standar Kompetensi

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam semesta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

2.3. Menjelaskan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari pemahaman

Q.S. Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits terkait.

3.1. Menganalisis Q.S. Ali Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta

hadits tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.

89

4.1. Membaca Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159; sesuai

dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

C. Indikator

1. Mampu menjelaskan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits terkait.

2. Mampu menjelaskan pentingnya bersikap berfikir kritis dan berwaspada terhadap

berbagai fenomena yang ada.

3. Mampu menyebutkan manfaat berfikir kritis berwaspada serta berdemokrasi yang

sesuai dengan syariat Islam.

4. Mampu membaca Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159;

sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

5. Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali

Imran (3): 159 dengan lancar.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik diharapkan mampu untuk:

1. Mampu menjelaskan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits terkait.

2. Mampu menjelaskan pentingnya bersikap berfikir kritis dan berwaspada terhadap

berbagai fenomena yang ada.

3. Mampu menyebutkan manfaat berfikir kritis berwaspada serta berdemokrasi yang

sesuai dengan syariat Islam.

4. Mampu membaca Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159;

sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

5. Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali

Imran (3): 159 dengan lancar.

E. Materi Ajar

A. Menunjukkan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Ali ‘Imran/3: 190-191 dan 159, serta hadis

Agama Islam mengajarkan supaya umat Islam bersifat kritis dan

demokratis, kritis artinya bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau

kekeliruan serta melakukan penganalisaan. Demokratis artinya gagasan atau

pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta

pelakuan yang sama bagi semua warga negara. Banyak ayat Al-Qur’an yang

90

mengajarkan supaya kita bersikap kritis dan demokratis, di antaranya adalah

surah Ali Imran ayat 190-191, dan ayat 159.

a. Surah Ali Imran ayat 190-191

Surah Ali Imran terdiri dari 200 ayat, tergolong surah Madaniyah.

Dinamakan surah Ali Imran karena memuat kisah keluarga Imran. Dalam

kisah itu menyebutkan kelahiran Nabi Isa a.s. persamaan dengan kejadian

Nabi Adam a.s. kenabian Nabi Isa a.s. dan beberapa mukjizatnya, serta

dijelaskannya kelahiran Maryam putrid Imran.

Nah, bacalah Surah Ali Imran Ayat 190-191 berikut ini secara bersimakan

dengan temanmu semeja, jika temanmu membaca kamu menyimak dan

membenarkan jika ada kesalahan, dan begitu sebaliknya jika kamu

membaca temanmu yang menyimak dan membenarkan jika ada kesalahan.

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka

peliharalah Kami dari siksa neraka.”

b. Surah Ali Imran ayat 159

Nah, bacalah surah Ali Imran ayat 159 berikut ini secara bersimakan

dengan temanmu semeja, jika temanmu membaca kamu menyimak dan

91

membenarkan jika ada kesalahan, dan begitu sebaliknya jika kamu membaca

temanmu yang menyimak dan membenarkan jika ada kesalahan.

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

F. Metode Pembelajaran

Ceramah

Penugasan

Diskusi

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Mengucapkan salam dan berdoa bersama

b. Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk.

c. Menyapa peserta didik

d. Menyampaikan kompetensi yang akan dikuasai, manfaat kompetensi yang

akan dikuasai dalam meningkatkan pemahaman, pengamalan atau kesadaran

beragama.

2. Kegiatan Inti

92

Dalam kegiatan inti, guru dan peserta didik melakukan beberapa kegiatan

sebagai berikut:

Eksplorasi

a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan Guru PAI

memberikan tugas untuk dikerjakan bersama kelompoknya yaitu menulis

kembali Q.S. Ali Imran ayat 190-191 dan 159 juga setiap anggota

kelompok membacakan ayat Al-Qur’an tersebut bergantian.

b. Setelah belajar mengaji bersama setiap perwakilan kelompok

membacakan kedepan kelas dan peserta didik lainnya menyimak.

Elaborasi

a. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas mengerjakan latihan

soal yang ada pada buku ajar.

Konfirmasi

a. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan

dalam bentuk lisan.

b. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh

peserta didik.

c. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa

mengikuti dalam materi.

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

Memeriksa dan mengingatkan peserta didik untuk belajar dirumah.

H. Bahan/Sumber Belajar

Al Quran dan terjemahan Departemen Agama RI

LKS (Lembar Kerja Siswa)

I. Penilaian

Tes Tulis

1. Tulislah QS. Ali Imran ayat 190

2. Tulislah terjemahan QS. Ali Imran ayat 190

3. Sebutkan huruf Qalqalah

4. Berikan contoh bacaan Ghunnah

5. Apa arti kata

93

Kunci Jawaban:

1.

2. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya

malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”

ب، ج، د، ط، ق .3

إن ، عم .4

5. Karena itu maafkanlah mereka

Tes Sikap

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Tujuan Kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah

kepada-Nya.

2 Membaca Al Qur’an banyak mengandung nilai

ibadah.

3 Agama Islam mengajarkan supaya umat Islam

bersifat kritis dan demokratis

4 Allah menciptakan langit dan bumi serta seisinya,

merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt.

5 Mengatasi masalah dengan musyawarah

Petunjuk Penyekoran

Setiap jawaban yang benar nilainya 10 x jumlah soal = nilai

94

Tes Perbuatan

No Nama Siswa Kemampuan Membaca

1 2 3 4 5

Keterangan : Skor Tes Perbuatan :

1. = Membaca lancar dan baik = 80 – 90 = A

2. = Membaca lancar kurang baik = 70 – 79 = B

3. = Membaca Terbata-bata = 60 – 69 = C

4. = Membaca Terbata-bata dengan bantuan guru = 50 – 59 = D

5. = Tidak dapat membaca = kurang dari 50 = E

Mengetahui

Salatiga, 25 Juli 2016

Guru Pendidikan Agama Islam Peneliti

Faridah Rahmawati, S. Ag Mufidatul Mahmudah

NIM 111-12-121

95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II

Sekolah : SMK SULTAN FATTAH SALATIGA

Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : XII/Ganjil

Materi : Saling Menasihati

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

J. Standar Kompetensi

5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

6. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam semesta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

7. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

K. Kompetensi Dasar

1.2. Menjelaskan bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan

bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia.

3.2. Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-

Baqarah/2:83, serta hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada

Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

96

4.2.1. Membaca Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83, sesuai dengan

kaidah tajwid dan makharijul huruf.

4.2.2. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83

dengan lancar.

L. Indikator

6. Menjelaskan bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan bersyukur

kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia.

7. Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-

Baqarah/2:83, serta hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada

Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

8. Membaca Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83, sesuai dengan

kaidah tajwid dan makharijul huruf.

9. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83

dengan lancer.

M. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik diharapkan mampu untuk:

1. Mampu menjelaskan bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan

bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia.

2. Mampu menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S.

Al-Baqarah/2:83, serta hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada

Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

3. Mampu membaca Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83, sesuai

dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.

4. Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-

Baqarah/2:83 dengan lancar.

5. Materi Ajar

B. Menunjukkan perilaku saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-

Baqarah/2:83, serta hadis terkait.

Baca dan pahamilah Surah Luqman ayat 13-14 di bawah ini!

97

Artinya: “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman

yang besar. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Ayat tersebut mengandung pengertian, hendaknya kita saling menasihati

di antara kita. Apabila di antara kita ada yang lengah sehingga akan berbuat

kemaksiatan atau kejahatan atau pun kemusyrikan atau yang lainnya, maka kita

berkewajiban mengingatkannya.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 83 dijelaskan sebagai berikut:

Artinya: “dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):

janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu

98

bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah

kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada

kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Ayat tersebut menegaskan bahwa kita sebagai orang yang beriman

hendaknya senantiasa selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, kepada

kerabat, kepada anak-anak yatim, dan kepada orang-orang miskin. Berkata yang

baik, mengerjakan salat, dan menunaikan zakat.

Sebagai orang yang beriman kita hendaknya selalu berkata baik terhadap

siapa saja, dan kapan saja. Seandainya tidak bisa berkata yang baik, kita

dianjurkan supaya diam saja.

6. Metode Pembelajaran

Ceramah

Penugasan

Diskusi

7. Langkah-Langkah Pembelajaran

4. Kegiatan Awal

e. Mengucapkan salam dan berdoa bersama

f. Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk.

g. Menyapa peserta didik

h. Menyampaikan kompetensi yang akan dikuasai, manfaat kompetensi yang

akan dikuasai dalam meningkatkan pemahaman, pengamalan atau kesadaran

beragama.

5. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, guru dan peserta didik melakukan beberapa kegiatan

sebagai berikut:

Eksplorasi

c. Peserta didik diubah tempat duduknya dan Guru PAI memberikan tugas

untuk dikerjakan secara individu yaitu menulis kembali Q.S.

Luqman/31:13-14 dan Q.S. Al-Baqarah/2:83 dan membacanya berulang-

ulang bergantian saling menyimak dengan teman sebangkunya.

d. Guru berkeliling mengamati peserta didiknya.

99

e. Setelah belajar mengaji bersama guru memanggil satu persatu peserta

didik untuk membacakan kedepan kelas dan peserta didik lainnya

menyimak.

Elaborasi

b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas mengerjakan latihan

soal yang ada pada buku ajar.

Konfirmasi

d. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan

dalam bentuk lisan.

e. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh

peserta didik.

f. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa

mengikuti dalam materi.

6. Kegiatan Akhir (Penutup)

Memeriksa dan mengingatkan peserta didik untuk belajar dirumah.

8. Bahan/Sumber Belajar

Al Quran dan terjemahan Departemen Agama RI

LKS (Lembar Kerja Siswa)

9. Penilaian

Tes Tulis

6. Tulislah QS. Luqman ayat 13

7. Tulislah terjemahan QS. Al-Baqarah ayat 83

8. Apa yang di maksud dengan izhar syafawi

9. Berikan contoh bacaan Mad Aridl Lissukun

10. Apa arti kata

Kunci Jawaban:

1.

100

2. “dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):

janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah

kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang

miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak

memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu

selalu berpaling.”

3. Yaitu apabila ada huruf mim sukun bertemu dengan semua huruf

hijaiyah kecuali م dan ب

4.

5. Kamu selalu berpaling

Tes Sikap

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Menunjukkan perilaku saling menasihati dan

berbuat baik.

2 Melihat suatu kemungkaran kita diperintahkan

untuk mengingatkan.

3 Allah Swt dan hamba-hambaNya yang bertakwa

akan senantiasa menghargai dan mendukung

setiap perbuatan yang baik.

4 Saling menasihati dan berbuat baik dalam

kehidupan.

101

5 Orang yang saling nasihat menasihati dalam

kebaikan itu tidak akan rugi dalam hidupnya.

Petunjuk Penyekoran

Setiap jawaban yang benar nilainya 10 x jumlah soal = nilai

Tes Perbuatan

No Nama Siswa Kemampuan Membaca

1 2 3 4 5

Keterangan : Skor Tes Perbuatan :

1. = Membaca lancar dan baik = 80 – 90 = A

2. = Membaca lancar kurang baik = 70 – 79 = B

3. = Membaca Terbata-bata = 60 – 69 = C

4. = Membaca Terbata-bata dengan bantuan guru = 50 – 59 = D

5. = Tidak dapat membaca = kurang dari 50 = E

Mengetahui

Salatiga, 1 Agustus 2016

Guru Pendidikan Agama Islam Peneliti

Faridah Rahmawati, S. Ag Mufidatul Mahmudah

NIM 111-12-121

102

103

104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mufidatul Mahmudah

Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 07 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Latek RT. 08 RW. 02 Kec. Sekaran Kab.

Lamongan

Pendidikan : MI Hidayatus Sibyan Latek Lulus tahun 2006

SMP N 1 Maduran Lulus tahun 2009

MA Ma’arif NU Nguwok Lulus tahun 2012

S1 IAIN Salatiga Lulus tahun 2016

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya agar

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 11 Agustus 2016

Peneliti,

Mufidatul Mahmudah

105

106

DOKUMENTASI

Guru menjelaskan materi kepada peserta didik

Peserta didik sedang mengerjakan tugas membaca berulang-ulang dengan teman sebangkunya

Peserta didik sedang membacakan ayat Al-Qur’an di depan kelas

107

Peserta didik sedang mengerjakan tugas dari guru

Peserta didik sedang mengerjakan tugas menulis ayat Al-Qur’an

Guru berkeliling kelas membimbing peserta didik

108

Perwakilan peserta didik memaparkan tugas membaca Al-Qur’an

Foto bersama peneliti dengan guru PAI dan peserta didik

109

110

111

112

113