Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PASSING
(CHEST PASS)DALAM MENGUNAKAN BOLA BASKET
PADA PESERTA DIDIK TK ISLAM NURUL
QUDDUS BAROMBONG
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
HASTINAH
NIM 105451100916
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021
ii
iii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada manusia di ciptakan gagal, yang ada hanyalah mereka yang gagal
memahami potensi diri dan gagal merancang kesuksesan tiada lebih timbangan
Allah pada hari akhir nanti, selain taqwa dan akhlaq mulia seperti wajah di
penuhi senyum untuk kebaikan dan tidak menyakiti sesama
Oleh karna itu
sesunggunya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan (Q.S Al Insyirah :6)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati ,ingin kupersembahkan sebuah karya ini kepada :
Kedua orang tua terkasih , beserta saudara-saudara dan juga sahabat-sahabat
yang selalu memberi dukungan dan do,a yang tidak perna putus kepada anaknya
yang kini tengah berjuang menempuh pendidikan .
vi
ABSTRAK
HASTINAH 2020.Peningkatan kemampuan Motorik kasar passing (chest pass)
dalam menggunakanBola Basket kelompok B Tk Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendiidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Herman S.Pd., M.Pd Pembimbing II Muh. Yusran
Rahmat S.P.d.,M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini ialah Apakah dengan menggunakan
basket dengan menggunakan teknik Chest Pass dengan cara passing dapat
meningkatan kemampuan motorik kasar pada Peserta Didik TK Islam Nurul
Quddus Barombong Kota Makassar
Jenis penelitian Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini ialah anak didik Kelompok B TK Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar sebanyak 13 anak didik.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus pertama setelah diberikan
tindakan dipertemuan pertama dan kedua, terlihat peningkatan tidak terlalu
signifikan 13 kemampuan awal sebelum tindakan menunjukan jumlah skor
keseluruhan pada pertemuan pertama 474 hasil rata-rata peresentese 36% kriteria
tidak baik/ Belum Berkembang (BB) setelah di lakukan siklus I mengalami
penigkatan dengan menunjukan jumlah skor keseluruhan 546 hasil rata-rata
peresentese 43,3% dengan kriteria masih kurang Mulai Berkembang (MB) setelah
dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan dengan jumlah skor 861
hasil rata-rata 66,2% dengan kriteria (BSH) jumlah skor keseluruhan 1.098 nilai
rata-rata peresentese 84,4 % dengan kriteria ( BSB)
Beradasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan
Kemampuan Motorik kasar passing ( chest pass) dalam menggunakan bola basket
kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong mengalami peningkatan.
Kata kunci : Motorik Kasar, Passing (chest pass), Menggunakan Bola basket
vii
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada
detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa pada-mu sang khalik.
Skripsi ini adalah setitik dari banyaknya berkah yang telah engkau berikan.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar akan semakin menghilang jika
didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan,
tetapi kemampuan penulis penuh keterbatasan. Segala daya dan upaya telah
penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat
dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Semangat dan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam
penyelesaian tulisan ini. Dengan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima
kasih kepada kedua orang tua beserta saudarah-saudarah yang telah menyayangi,
mengasihi, membesarkan, mendidik dan menyertai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Demikian pula penulis ucapkan terima kasih kepada saudara dan
keluarga besar yang tak hentinya memberikan motivasi dan bantuan untuk
penulis. Kepada Ayahanda Tasrif Akib, pembimbing IHerman S.Pd., M.Pd dan
pembimbing II,Muh. Yusran Rahmat S.P.d.,M.Pd.yang telag memberikan ilmu,
arahan, dan motivasi sejak awal hinnga selesainya skripsi ini.
viii
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Prof. Dr. H Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., P.hD selaku Dekan Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ayahanda Tasrif
Akib, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini, serta seluruh dosen dan staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Univerista Muhammadiyah Makassar yang telag membekali penulis
dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu nurbanaya , S.Pd
selaku Kepala Sekolah, TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota makassar Ibu
,sutriani S.Pd selaku guru kelas kelompok B disekolah tersebut yang telah
mendampingi penulis dalam proses penelitian. yang dengan ikhlas dan sabar
terima kasih juga kepada sahabat dan teman-teman mahasiswa Jurusan PG
PAUD angkatan 2016 serta adinda Mahasiswa PG PAUD keseluruhan, atas
kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis sejak awal
perkuliahan hingga penulis menyelesaikan studi
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama kritikan dan saran
tersebut dapat membawa kebaikan dan membangun bagi pribadi penulis maupun
semua pihak. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama
ix
perkuliahan dan penyusunan tulisan ini terdapat pihak yang merasa dirugikan, dan
terima kasih sekali lagi bagi pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan moral dan moril kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan
Nunwalkalami wama yasturun summa
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 5 januari 2021
Yang membuat pernyataan
HASTINAH
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. … 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 9
A. Kajian Pustaka............................................................................ 9
B. Landasan Teori ........................................................................... 11
C. Kerangka Pikir ........................................................................... 29
D. Hipotesis .................................................................................... 30
xi
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 31
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 32
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................... 32
C. Faktor yang Diselidiki ................................................................ 32
D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 32
E. Defenisi Operasional Variabel .................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 36
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 37
H. Indikator Keberhasilan ............................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 44
B. Pembahasan ...................................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Observasi Siklus I pertemuan I ....................................................... 46
4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ...................................................... 53
4.3 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II .................................................... 54
4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ...................................................... 60
4.5 Hasil Observasi Siklus II pertemuan I ..................................................... 61
4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II ..................................................... 69
4.7 Hasil Observasi Siklus II pertemuan II .................................................... 70
4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II ..................................................... 76
49. Rekapitulasi Hasil Observasi Pertemuan I ............................................... 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir ............................................................................... 30
3.1 Prosedur Penelitian ........................................................................ 33
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi instrument penilaian (lembar observasi Anak )
2. Instrument (lembar observasi kegiatan guru pembelajaran guru)
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran Harian
4. Hasil observasi anak (penilaian)
5. Dokumentasi
6. Surat pengantar dari TU
7. Surat izin penelitian dari LP3M
8. Surat izin penelitian dari dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu
satuan pintu provisi Sulawesi selatan .
9. Surat keterangan Validasi
10. Kartu Kontrol penelitian
11. Kartu kontrol bimbingan skripsi
12. Surat izin dari TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motorik kasar merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola
gerakan yang dilakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar, anak
belajar menggerakan seluruh tubuh. Motorik kasar yang perlu di kembangkan
anak seperti anak belajar melempar bola ke dalam. untuk mengembangkan
keterampilan motorik anak, guru perlu menyusaikan dengan karakteristik anak
taman kanak-kanak yang selalu bergerak susah untuk diam, dan mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat.Perkembangan setiap anak usia dini sebagai individu
memiliki sifat yang unik dan mempunyai cara yang berbeda, anak usia dini
berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Berjalan serta memanipulasi.
Perkembangan Motorik sesorang anak merupakan perkembangan
motorik kasar memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan
kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian.di dalam suatu perkembangan motorik
kasar seorang anak menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang
anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang.Permainan
dapat mengembangkan pola sosialisai dan emosi anak.dalam permainan
kelompok, anak belajar tentang sosialilasi yang mendapatkan dirinya sebagai
makhluk sosial. Anak juga menpelajari nilai keberhasilan pribadi ketika
keberhasilan memasuki suatu kelompok.
2
Gemar bermain merupakan karakterisrik masa anak-anak, baik manusia
maupun bukan manusia alias binatang namun dalam bermain, anak manusia di
sertai dengan rasa bahagia dan semangat yang luar biasa.lincah dan aktif
merupakan kebutuhan hidup masa kanak-kanak.
Olahraga dan bermain merupakan sarana untuk memperkuat dan
membantu pertumbuhan jasmani, menjaga Kesehatan, serta membangkitkan
semangat. Perkembangan dapat dapat di artikan juga sebagai “ suatu proses
perubahan individu dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmani)
psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis,progresif, dan kesenambungan.Karena
perkembangan motorik merupakan salah satu aspek pertumbuhan anak-anak
yang begitu jelas dan terlihat, kadang-kadang menerima begitu saja. Tentu saja
anak-anak memang tumbuh lebih besar,kuat, dan mampu melakukan tugas-
tugas motorik yang lebih rumit saat usia mereka akan berjalan dan melompat
sendiri.
Perkembangan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
yang biasa disebut yang biasa di sebut dengan periode emas (golden age) pada
masa ini perkembangan otak anak berkembang sangat pesat. Sehingga harus di
berikan stimulasi atau rangsangan yang tepat hal ini sesuai dengan udang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional anak usia dini di
Indonesia tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “ pendidikan anak usia
dini bagi anak yang sejak lahir sampai dengan enam tahun dan merupakan
persyaratan untuk menigikuti pendidikan dasar”
3
“ pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang di
tunjukan kepada anak yang sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia
dini atau biasa di sebut STPPA kriteria tentang kemampuan yang di capai anak
seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan mencakup nilai dan moral fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial –emosional,serta seni dan kreativitas.
Melalui upaya pembinaan yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan motorik kasar anak, di harapkan dapat terbentuk manusia yang
berkualitas, yang mampu mengembangkan potensi dalam dirinya permainan
tanpa koordinir yang baik menjadi masalah sekarang dan kenyataan yang terjadi
di taman kanak-kanak sampai saat ini. Upaya perkembangan motorik kasar
belum di fungsikan secara maksimal untuk mengembangkan potensi anak didik.
Melalui kegiatan bermain perkembangan motorik kasar seperti halnya
tidak dapat di capai begitu saja,tetapi perlu upaya yang dilakukan sejak anak
masih kecil. Anak yang di lahirkan dengan potensi mampu berkembang secara
baik, tetapi tetapi tidak mungking sepenuhnya melakukan secara
sendiri.Pertumbuhan memiliki perbedaan dengan perkembangan. Pertumbuhan
terkait dengan perubahan fisik pada individu, sedangkan perkembangan terkait
dengan perubahan psikis pada individu. Petumbuhan fisik pada anak usia
dini memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan fisik
4
motoriknya.motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh
melalui kegiatan terkoordinir antara susunan syaraf,otot, otak, dan spinal cord.
Kemampuan fisik motorik pada anak usia dini sebagai menjadi dua
yaitu, kemampuan fisik motorik kasar dan kemampuan fisik motorik halus.
Kemampuan motorik kasar mendeskripsikan gerakan tubuh yang
menggunakan otot –otot besar atau sebagaian besar atau seluruh anggota
tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri pada kemampuan
motorik kasar, anak usia dini melakukan dapat melakukan gerakan badan
secara kasar atau keras seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat, dan
melempar.
Perkembangan motorik kasar tersebut di uraikan mengacu pada
kurangnya semangat dan minat anak untuk bermain sehingga membuat anak
cepat bosan. oleh karna itu mencoba berbagai ilmu kepada guru untuk
melakukan kegiatan yang bervariasi yang membuat permainan anak lebih
semangat dan tidak cepat bosan,sebelumnya anak lebih semangat dan tidak cepat
bosan,sebelumnya anak hanya melakukan permainan melempar dan menangkp
bola dari temannya. mengapa kita harus peduli dengan perkembangan motorik
di prasekolah sanders (2006) Janice J. beaty ( 2013:200) menjelaskan bahwa.
Sebagian besar anak secara alami mengembangkan setidaknya tingkat
minimal kemampuan hanya dengan bergerak di lingkunganya rumah dan
sekolah mereka setiap hari.tetapi terlalu banyak anak tidak perna
mendapatkan kesempatan mengasah kemampuan fisik ke tingkat di mana
mereka merasa mampu terlibat dalam permainan populer dan kegiatan
fisik.anak –anak yang tidak berpartisipasi dan tidak aktif secara fisik
adalah anak yang lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dan
kegemukan
.
5
Perkembangan bagi setiap anak usia sebagai individu memiliki sifat yang unik
dan mempunyai cara berbeda.anak usia dini berada pada rentangan usia 0-8
tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai
aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan
manusia.
Untuk merangsang perkembangan motorik kasar anak, orang tua
maupun guru, dapat melakukan kegiatan-kegiatan berikut ini. Yang harus di
pahami,kegiatan tersebut bukan merupakan daftar lengkap kemampuan mungkin
mendahului kemampuan yang lain, namun kegiatan ini merupakan sampel
perikaku motorik kasar yang terpenting di kuasi anak-anak di usia 5 tahun.
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.Perkembangan fisik
yang normal merupakan salah satu faktor penetu (determinant factor)kelancaran
proses belajar baik dalam bidang pengatahuan maupun keterampilan oleh karena
itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang di lakukan peneliti pada
bulan Agustus 2020 di Tk Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar
menunjunkan bahwa perkembangan motorik kasar pada anak belum
berkembang.Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan
guru kelompok B mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru jarang
melakukan kegiatan kegiatan chest pass dengan cara passingDari permasalahan
di atas menjadi pendorong utama untuk melakukan penelititan dengan judul
6
“peningkatan kemampuan motorik kasar passing (chest pass) dalam menggunakan
bola basket pada peserta didik TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar. Karena permasalahan motorik kasarnya anak tersebut dapat di uraikan
mengacu pada kurangnya semangat dan minat anak untuk bermain sehingga anak
membuat bosan.oleh karna itu kepada guru melakukan kegiatan yang bervariasi
yang membuat permainan anak yang lebih semangat dan tidak cepat bosan
sebelumnya anak hanya melakukan permainan melempar dan menangkap bola
dari temannya. Dengan adanya dalam menggunakan bola basket di harapkan akan
memotivasi semangat anak untuk berlomba lari dan melompatchest pass dengan
cara passing menggunakan bola basket dalam proses pembelajaran yang baik
dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Serta semangat kebersamaan dan
saling membantu dalam menguasai proses pembelajaran, sehingga peserta didik
dapat meningkatkan aspek perkembangan.Dengan merefleksi bersama antara guru
dengan peniliti teridentifikasi akar dari permasalahan di duga penyebab masalah
tersebut,yaitu penggunan bola basket dalam pembelajaran masih kurang di kreatif.
Oleh karena itu perlu di cari jalan keluar, untuk mengatasi masalah
tersebut. Sehingga dapat menciptakan suasanan belajar yang
menyenangkang,aktif, kreatif, bisa bekerja sama membangung daya pikir yang
optimal. Untuk itu melalui Penelitian ini akan diuji cobakan suatu menggunakan
bolabasket dengan menggunakan teknik Chest Pass melalui metode passing
diharapkandapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, selain itu
diharapkan juga dapat meningkat dalam hal semangat belajar peserta didik.
7
Melihat kenyataan ini, perlu di lakukan suatu tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui permainan bola basket yang
kreatif.oleh karena itu, peneliti merasa ingin mencoba menerapkan pemberian
permainan bola basket yang kreatif.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti ini
adalah “ Apakah dengan menggunakan bola basket dengan menggunakan teknik
Chest Pass dengan cara passing dapat meningkatan kemampuan motorik kasar
pada Peserta DidikTK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, adalah “ untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan bola basket dapat meningkatan kemampuan motorik kasar pada
Peserta Didik TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritas
a. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, tentang cara
meningkatkan kemampuan motorik kasar passing (chest pass) dalam
permainan bola basket pada peserta didik
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa dan
memperkaya khazanah penelitian tentang cara meningkatkan
kemampuan motorik kasar melaui permainan bola basket.pada anak
TK
8
2. Manfaat praktis
a. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar
melalui permainan bola basket.
b. Bagi guru, serta pendidk hasil penelitian ini gunakan untuk
mengembangkan potensi dalam diri anak yang berkaitan dengan
kemampuan motorik kasaranya.
c. Bagi sekolah, sebagai bahan pengkoreksian dalam mengembangkan
aspek perkembangan motorik anak, terutama perkembangan dalam
permainan passing (chesh pass) dalam permainan bola basket
d. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan
aspek perkembangan motorik kasar.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah Rahma 2018 dengan judul Upaya
Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan
Tradisional Kelompok B Di Ra Al-Mukhlisin Darma Bakti Jl.Karya Ujung
Dusun 1 HelvetiaBerdasarkan hasil penelitian yang ditemukan setelah
melakukan penelitian ini maka data yang diperoleh mulai dari pratindakan
sampai siklus II,yang mana pratindakan sebesar 37,85 %, pada siklus I
sebesar 64,57% dan pada siklus II meningkat menjadi 86 % dengan
kategori berkembang dengan sangat baik. Perbaikan-perbaikan yang
dilakukan selama proses penelitian menunjukkan peningkatan motoric
kasar anak usia dini.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Kamal Fauzi 2015 dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Chest Pass bola Basket Melalui
Media Audiovisual.
Data penelitian ini adalah data hasil belajar chest pass atas siswa,
perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, silabus, dan
kurikulum yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
Data dikumpulkan melalui tehnik tes praktik, dan dokumentasi foto.Dari
10
hasil analisa data diketahui bahwa, hasil belajar siswa sebelum diadakan
tindakan dengan data awal nilai rata-rata siswa sebesar 70,07. Pada siklus I
nilai rata-rata tes siswa mencapai rata-rata 71,15. Pada siklus II mencapai
rata-rata 87,5. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 61,5% dan pada
siklus II sebesar92,30%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran chest pass
permainan bola basket pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Kudus dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Esti erlinda 2014 dengan judul
Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui
Permainan“Melempar Dan Menangkap Bola”
Berdasarkan hasil penelitian model Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.subjek penelitian 16
anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 8 anak perempuan kelompok
usia 5-6 tahun. Metode yang digunakan yaitu : peraktik,
demonstrasi,pelatihan, bernyanyi, unjuk kerja, penugasan,dan
bercerita.hasil kemampuan anak melalui permainan siklus I rata – rat 46,4
atau 46 %,interval dibawah 50% kategori belum berkembang, Hasil
kemampuan anak melalui permainan pada siklus II rata- rata kemampuan
anak 72,4 atau 72 %,interval diantara 71-80% kategori berkembang sesuai
harapan, dan hasil kemampuan dalam permainan pada siklus II rata – rata
11
82,75 atau 82 % interval 81-100 % kategori berkembang sanggat
baik.Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa permainan
melempar dan menagkap bola dapat meningkatkan pengembangan motorik
kasar anak PAUD IT AL IKHLAS 1 Kepahiang.
Beberapa penelitian di atas yang relevan dengan penelitian ini maka penulis
menyimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak dapat meningkatkan
kemampuan-kemampuan yang akan di teliti dalam penelitian tersebut, begitupun
sebaliknya dengan pendekataan teknik chest pass dengan cara passing yang di
sebutkan dalam penelitian layak digunakan di taman kanak-kanak.
B. Landasan teori
1. Pengertian Motorik
Novi Mulyani (2018 :17) Menjelaskan bahwa Motorik merupakan
pengandalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir anatara susunan
saraf. Otak, dan spinal cord. Perkembagan motorik terbagi menjadi dua motorik
kasar dan halus.motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh misalnya kemampuan duduk, menedang, melempar, berlari.dan
lainnya.motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bagian-bagian
tubuh tertentu yang di lakukan otot-otot kecil, tetapi merlakukan koordinasi yang
cermat.misalnya memndahkan benda dari tangan, mencoret dan menyusun,
menggunting dan menulis.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa perkembangan
motorik adalah terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan morotik halus ,
12
motorik kasar adalah melatih gerakan dasar dan memacu pada pertumbuhan dan
perkembangan fisik motorik sedangan motorik halus adalah hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu di lakukan oleh otot-otot kecil. anak berkaitan
dengan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara
anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh
anggota tubuh ,perkembangan motorik anak pada permulaanya.
2. Pengertian Motorik Kasar
Menurut Muhammad As ,Adi (2010 :19) Motorik kasar merupakan
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar sebagaian besar ataupun
seluruh anggota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contoh berlari, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap,serta menjaga
keseimbangan.kegiatan- kegiatan semacam di perlukan dalam meningkatkan
keterampilan koordinasi gerak motorik kasar.Keterampilan motorik kasar adalah
keterampilan yang menggandalkan penggunaan otot-otot besar seperti berjalan,
berlari,melompat,memukul dan sebagainya.biasanya berkaitan dengan hal-hal
fisik dan mengandalkan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh.beberapa
kegiatan untuk melatih keterampilan motorik kasar.
Menurut Beaty, (2013 : 60 ) kemampuan motorik kasar seorang anak
paling tidak dapat dilihat melalui empat aspek, yaitu (1) berjalan atau walking,
dengan indikator berjalan turun naik tangga dengan menggunakan kedua kaki,
berjalan pada garis lurus, dan berdiri dengan satu kaki, (2) berlari atau running,
dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok ke
kanan-kiri tanpa kesulitan, dan mampu berhenti dengan mudah, (3) melompat atau
13
jumping, dengan indikator mampu melompat ke depan, ke belakang, dan ke
samping, (4) memanjat atau climbing, dengan indikator memanjat naik- turun
tangga dan memanjat pepohonan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa motorik kasar
dapat mengikutkan anak pada kelompok olaharaga untuk mengembangkan
kesehatan fisik , psikologis serta anak menjadi senang mendapatkan stimulai
kreativitas yang baik untuk perkembanganya .Perkembangan motorik kasar
tersebut di uraikan mengacu pada kurangnya semangat dan minat anak untuk
bermain sehingga membuat anak cepat bosan. oleh karna itu mencoba berbagai
ilmu kepada guru untuk melakukan kegiatan yang bervariasi yang membuat
permainan anak lebih semangat dan tidak cepat bosan,sebelumnya anak lebih
semangat dan tidak cepat bosan,sebelumnya anak hanya melakukan permainan
melempar dan menangkp bola dari temannya.
Menurut Mulyani Suyadi, (2009:24 ) menjelakan bahwa semakin anak
menjadi dewasa dan kuatnya tubuhnya, gaya gerakanya sesudah berbeda. Hal
ini menjadikan tumbuh kembang otot semakin membesar dan menguat. Dengan
semakin besar dan kuatnya otot-otot badan, keterampilan-keterampilan baru.
Menurut Yamin,sananMulyani (2010:24), menjelaskan bahwa
perkembangan motorik anak akan berkembang sesuai dengan usia.
Dalam hal ini, menurut mereka, orang tua tidak perlu melakukan
terhadap kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, dengan
sendirinya anak melakukan gerakan yang sudah saatnya di lakukan.
Sebagai misal, seorang anak usia 6 bulan belum siap untuk duduk
sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan ia duduk di sebuah
kursi.
Menurut Zulkifli Mulyani (2001 : 18 ) perkembangan motorik yakni
gerakan-gerakan tubuh yang di motori dengan kerjasama antara otot-otot dan
14
saraf. Ciri-ciri gerakan gerakan yang di lakukan dengan tidak sengaja, tidak di
tunjukan untuk maksud-maksud tertentu gerakan yang di lakukan tidak sesuai
untuk mengangkat benda dan gerakan.Perkembangan aspek motorik, erat
kaitanya dengan masalah perkembangan fisik ketika otot-otot badan cenderung
lebih kuat dan koko, maka keterampilan –keterampilan yang menggunakan otot
tangan agar saraf mulai tumbuh dapat berfungsi dengan baik.
Gerakan motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau
keras. Laura E.Brek menjelaskan bahwa semakin anak menjadi dewasa dan kuat
tubuhnya,gaya gerakanya sudah berbeda hal ini menjadikan tumbuh kembang
otot semaskin membesar dan menguat.
3.Prinsip Perkembangan Motorik Anak
Menurut MulyaniHurlock (1978: 21)menjelaskan lima prinsip
perkembangan motorik anak, yaitu sebagai berikut.
a. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot.dan syaraf
perkembangan motorik sangat di pengaruhi otak –otaklah yang mengatur
setiap gerakan yang di lakukan anak. Semakin matangnya perkembangan
sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik mampu
mengandalikan keseimbangan, berkembang berkembang dengan cepat
salam satu tahun awal kehidupan dan mencapai ukuran kematangan pada
anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih atas atau
cerebrum,yang mengandalikan gerak terampil berkembang dalam
beberapa tahun permulaan.
15
b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang sebelum
sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik upaya mengajarkan
gerakan terampil bagi anak akan sia-sia.sama juga halnya apabilah
tersebut di prakarasi oleh anak itu sendiri.pelatihan seperti itu mungkin
menghasilkan beberapa keuntungan sementara, tetapi dalam jangka
panjang, pengarunya tidak akan berarti.
c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat di ramalkan
perkembangan motorikdapat di ramalkan di tunjukan dengan laju
perkembangan keseluruhan.misalnya,anak yang duduknya lebih awal
ketimbang anak yang duduknya lambat.
d. Di mungkinkan menetukan norma perkembangan motorik karena awal
perkembanga motorik mengikuti pola yang dapat ramalkan, maka
berdasarkan umur rata- rata di mungkingkan kan untuk menentukan norma
tersebut dapat di gunakan sebagai petunjuk tersebut dapat digunakan
sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua untuk mengetahui yang
diharapkan pada anak dalam usia-usia tertentu.
e. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik meskipun dalam
aspek yang lebih luas, perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa
yang serupa untuk semua anak, namun dalam rincian pola tersebut
terdapat perbedaan antara anak dengan yang lain.
3. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar
Pengembangan motorik kasar adalah bertujuan untuk memperkenalkan
dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuam mengelola, mengontrol
16
gerakan tubuh dan terkoordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh cara
hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat
dan terampil. Sesuai dengan tujuan tersebut anak didik di latih gerakan –gerakan
dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya yang kelak.
Pengembangan kemampuan dasar anak di lhat dari kemampuan
motoriknya, sehingga guru-guru perlu membantu mengembangkan
keterampilan anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan
motorik kasar anak. Meningkatkan kemampuan untuk mengelolah,
mengontrol gerakan tubuh dan terkoordinasi,serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
4. Fungsi pengembangan motorik kasar
Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak (Depdiknas,2004)Sebagai
berikut :
a. Melatih kelenturan koodinasi otot jari tangan
b. Memacu pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik, rohani dan
kesehatan anak.
c. Melatih keterampilan atau rangsangan gerak dan berpikir anak
d. Meningkatkan perkembangan emosional anak
e. Meningkatkan perkembangan sosial anak
f. Menumbuhkan perasaan anak menyenangi dan memahami manfaat
kesehatan pribadi.
5. Pengertian Motorik Halus
17
Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik
halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang
cermat serta teliti. ( Depdiknas:2007:1)
Berdasarka penjelasan di atas dapat simpulkan bahwa gerakan motorik
halus peranan sangat penting yang dilakukan yang dilakukan oleh otot-otot kecil
sehingga membutuhkan koordinasi yang menumbuhkan melibatkan atau aktivitas
yang dilakukan secara detail.
Menurut KartonoKartini (1995:30) motorik halus adalah aktivitas motorik
yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut
koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang
memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa bahwa motorik halus adalah
kemampuan untuk untuk menggunakan alat untuk eksplorasi dan eksperesi diri,
seperti menggunakan pensil.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus
Kartonokartini (1995:21), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai berikut:
a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)
b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan
fungsifungsi organis dan fungsi psikis
18
c. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan,
punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa adalah
dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus pada anak belum
berkembang karna faktor bawaan ,atau merugikan kematangan fungsi
organis dan fungsi psikis perlu kita pahami bahwa kita memberikan
kebebasan pada anak agar kemampuan anak ,punya emosi sehingga anak
berusaha untuk mengembangkan perkembangannya untuk membangun
dirinya sendiri.
7. Aspek Perkembangan fisik
Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di
bandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik
yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas,
yakni kira- kira 2 tahun menjelang. Seiring dengan pertumbuhan fisiknya anak
beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi
dengan baik. Setiap gerakannya selaras dengan kebutuhan minatnya dia
menyelenggarakan anggota badanya dengan tujuan yang jelas, seperti.
a. Menggerakan tangan untuk menulis, menggambar, melempar bola dan
sebagaiannya.
b. Menggerakan kaki untuk menendang bola, lari mengejar teman pada saat
main kucing-kucingan.
19
Komponen-komponen gerak dalam model pendidikan gerak adalah
gerakan lokomotor, gerakkan non lokomotor, dan gerakkan manipulatif,
menurut Mahendra Enung (2008.18)
1. Gerakan lokomotor adalah gerakkan yang menyebabkan terjadinya
perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lainya. Contoh
gerakkan lokomotor adalah berlari, berjalan, melompat,dsb.
2. Gerakkan non-lokomotor adalah gerakkan yang tidak
menyebabkan pelakunya berpindah tempat, seperti menekuk,
membengkokkan badan, membungkuk, menarik, mendorong,
meregang, memutar, mengayun, memilin, mengangkat, merentang,
merendahkan tubuh, dsb
3. Gerak manipulatif Gerakkan manipulatif sebagai gerakkan yang
mempermainkan obyek tertentu sebagai medianya, atau
keterampilan yang melibatkan kemampuan seseorang dalam
menggunakan bagian-bagian tubuhnya untuk memanipulasi benda
diluar dirinya. Contoh gerakkan manipulatif yaitu melempar,
menendang, menangkap, menyetop bola, memukul dengan raket,
memukul dengan pemukul softball, dan sebagainya.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu factor penetuan
(determinant factor) kelancaran prosesbelajar baik dalam bidang
pengatahuan maupun keterampilan oleh karena itu, perkembangan
motorik sangat menunjukan keberhasilan peserta didk.sesuai dengan
20
perkembangan fisik motorik anak yang sudah siap untuk menerima
pelajaran keterampilan, maka sekolah perlu memafisilitasi perkembangan
motorik anak itu secara fungsional.anak matang secara seksual dan
pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama masa
kanak –kanakPertumbuhan fisik pertumbuhan fisik mengalami
perlambatan, namun keterampilan- keterampilan motorik kasar dan
motorik halus justru berkembang pesat.
Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik
memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan ket-erampilan
fisiknya, dan eksplorasilingkungannya dengan tanpa bantu-an dari orang
lain.
Adapun aspek-aspek yang dapat dikembangkan dalam perkembangan
motorik kasar anak:Kelincahan, yaitu kemampuan untuk mengubah posisi
dan arah tubuh dengan cepat secara tepat waktu ketika sedang
bergeraktanpa kehilangan keseimbangan maupun ke sadaran akan posisi
tubuhnya.
a. Kekuatan, yaitu salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan
daya gerak yang dilakukan, dari suatu tempat ke tempat lainnya.
b. Keseimbangan,yaitu kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
c. Ketangkasan, yaitu kualitas kecepataan dan kehandalan yang berkaitan
kemampuan fisik maupun mental.
21
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa perkembangan fisik anak tidak
terlepas dari asupan makanan yang bergizi, sehingga setiap tahapan
perkembangan fisik anak tidak tergangu dan berjalan sesuai dengan umurnya
Menurut Harun Rasyid, Mansyur, dan Suratno (2009: 80) bermain harus
memiliki setidaknya lima unsur indikator kemampuan, yaitu:
a. Bertujuan untuk mencari kepuasan. Dengan bermain, maka anak akan
mengeluarkan ide-idenya dan seluruh kemampuannya untuk bermain dengan baik
sehingga anak akan mendapatkan kepuasan secara tersendiri.
b. Bebas dan dapat memilih atas kemauan sendiri. Anak diberikan
kebebasan untuk memilih permainan sendiri, apabila dipaksa untuk memainkan
apa yang tidak ia suka maka anak tidak akan merasa enjoy dalam bermain.
c. Menyenangkan dan dapat dinikmati oleh anak. Dunia anak adalah dunia
bermain. Dengan bermain maka anak akan merasa senang dan dapat menikmati
masa kanak-kanaknya dengan baik.
8. Pengertian Permainan
Menurut Johanne Hanko (2012: 89) permainan adalah suatu kegiatan yang
menyenangkanyangdilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri.
Perkembangan permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan
pada awal masa anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah
bermain dengan teman-temanya di banding terlibat dalam aktivitas lain.
Santrock johan W. (2002) piaget (1962) permainan sebagai suatu media
yang meningkatkan perkembangan kognitif anak- anak. Pada waktu yang sama, ia
mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak –anak membatasai cara mereka
22
bermain. Permainan memungkingkan anak-anak mempraktekkan kompetensi-
kompetensi dan keterampilan- keterampilan mereka yang di perlukan dengan cara
yang santai dan menyenagkan.
Adapun fungsi permainan sebagai berikut
a. Fungsi permainan
Menurut johanSantrock . (2002: )Permainan esensial bagi kesehatan
anak-anak kecil.ketika anak-anak masa kini berahli abad ke 21 dan terus
mengalami tekanan di dalam hidup mereka permainan bahkan menjadi lebih
krusial. Permainan meningkatkan daya jelajah, dan memberi tempat berteduh
yang aman bagi perilaku yang pontensial berbahaya.
Menurut Mar’at Musfiro (2005:125) mengatakan bahwa menyebutkan
fungsi utama dari permainan yaitu :
1) Fungsi kognitif permainan membantu perkembangan kognitif anak.
Melaui permainan, anak-anak.
2) Fungsi sosial permainan dapat meningkatkan perkembangan sosial
anak.khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu
peran,anak belajar memahami orang lain dan peran- peran yang akan ia
mainkan di kemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa.
3) Fungsi emosi permainan memungkingkan anak untuk memecahakan
sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan
konflik batin.permainan memungkingkan anak melepaskan energi fisik
yang berlebihan dan membebaskan perasaan- perasaan yang terpendam.
b. Manfaat permainan
23
1) Memberikan kesempatan anak untuk mampu menyampaikan sebuah
pesan secara utuh.
2) Merangsang aktivitas anak menerjemakan pesan secara tepat dan utuh.
3) Melatih sifat-sifat hati- hati anak-anak.
4) Melatih anak- anak tidak terpancing pada informasi yang tidak jelas.
c. Macam –macam permainan
Menurut suyanto ahmad susanto (2005:108) mengatakan bahwa dari
berbagai jenis permainan, pada dasarnya jenis permainan anak dapat di
kelompokan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Permainan fisik, yaitu permainan yang banyak menggunakan kegiatan
fisik, seperti bermain kejar- kejar.
2) Lagu anak –anak yaitu lagu yang di nyanyikan sambil bergerak menari
atau berpura-pura menjadi sesuatu sesoarang
3) Bermain teka-teki dan berpikir logis matematis tujuan untuk
mengembangkan kemampuan secara logis dan matematis
4) Bermain dengan benda-benda yaitu dengan objek seperti air,pasir dan
balok yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan
5) Bermain peran, yaitu permainan untuk mengembangkan kemampuan
bahasa anak berkomunikasi dan memahami peran peran dalam
masyarakat.
d. Faktor- faktor mempengaruhi permainan anak
24
Menurut Busthomi YazidElizabeth (2008: 38) Dalam permainan, anak-
anak sangat di pengaruhi oleh faktor.sebagai berikut ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi permainan anak, di antaranya.
1) Kesehatan.semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain
aktif, seperti olahraga.adapun anak yang kekurangan tenaga (tidak sehat)
lebih menyukai hiburan.
2) Perkembangan motorik.permainan anak pada setiap usia melibatkan
koordinasi motorik. Apa saja yang akan di lakukan waktu permainannya
bergantung pada perkembangan motor mereka.pengadalian motorik yang
baik memungkingkan anak terlebit dalam permainan aktif.
3) Intelegensi. Pada setiap usia, anak yang lebih pandai lebih aktif
ketimbangan kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan
kecerdikan. Dengan bertambahnya usia mereka lebih menunjukan
perhatian dalam permainan kecerdasaan, dramati, konstruksi, dan
membaca.
4) Jenis kelamin. Anak laki- laki bermain lebih kasar di bandingkan anak
perempuan. Anak laki- laki yang menyukai permainan yang menantang
sedangkan anak perempuan lebih hal-hal yang sederhana.
5) Lingkungan.lingkungan yang kurang mendukung akan dapat
mempengaruhi anak dalam bermain. Lingkungan yang sepi dari anak-anak
akan kurang rasa bermainnya di bandingkan dengan lingkungan yang
terdapat banyak anak.
25
6) Status sosial –ekonomi. Anak dari kelompok sosial –ekonomi yang lebih
tinggi menyukai kegiatan permainan yang mahal. Adapun dari golongan
yang menegakan kebawah lebih menyukai permainan-permainan yang
sifatnya sangat sederhana.
7) Peralatan permainan. Peralatan bermain yang di miliki anak
mempengaruhi permainanya..misalnya dominan boneka.atau kartun lebih
mendukung ke permainan pura-pura kemudian balok kayu, cat, air lebih
mendukung pada permainan konstruktif dan berimajinatif.
8) Jumlah waktu bebas. Jumlah waktu bermain bergantung pada waktu
yang bebas yang di miliki anak. Artinya anak memiliki waktu luang
banyak lebih dapat memanfaatkan nya untuk bermain.
9. Pengertian Permainan Bola Basket
Permainan bola basket adalah permainan gerakannya sangat
kompleksyaitu gabungan dari lempar,tangkap, jalan, lari lompat, dan shooting
serta unsur kekuatan,kecepatan ketetapan, kelentukan dan lain-lain. Untuk
melakukan gerakan-gerakan bola basket secara baik di perlukan kemampuan
dasar fisik yang memadai. Dengan kondisi fisik yang baik akan memudahkan
melakukan gerakan-gerakan yang lebih sulit (kompleks).
Menurut Muhajir(2002:39-41)bola basket merupakan suatu permainan atau
olahraga yang dimainkan oleh dua tim/regu dimana masing-masing tim/regu
terdiri atas lima orang pemain.Bola basket merupakan jenis olahraga yang
menggunakan bola berukuran besar, bola ini dimainkan dengan menggunakan
tangan dan tujuannya untuk memasukkan bola sebanyak mungkin ke rirng lawan,
26
serta menahan lawan untuk tidak memasukkan bola ke ring sendiri dengan cara
lempar tangkap (passing) dan menggiring (dribble) serta menembak
(shooting).Sebelum melempar bola, permain harus memegang bola dengan baik,
kesalahan cara memegang bola basket, akan mennghambat pelaksanaan
melemparkan bola nya dengan baik.sebelum pemain menerima bola,ia harus
menangkap dengan baik, ia harus dapat mengiring bola dengan baik pula.
Bola basket adalah salah satu olaharaga terkenal/populer di dunia
penggemarnya dari segala usai merasakan permainan bola basket olahraga yang
menyenangkan.kompetitif, mendidik, menghibur,dan menyehatkan.permainan
bola basket di sini tidak seperti permainan bola basket orang dewasa melainkan
permainan bola basket anak yang dimodivikasikan oleh seorang guru sesuai
dengan tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini.permainan ini di lakukan
oleh anak dalam membentuk dua kelompok dan setiap kelompok mencoba
memasukan bola ke dalam ring yang telah di sediakan.
Permainan bola basket termasuk permainan yang kompleks
teknikya.artinya tekniknya terdiri dari dua unsur –unsur tenik yang terkoodinir
rapi, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai
dengan kurikulum dan harus mengatahaui tujuan yang ingin di capai agar tujuan
pendidikan jasmani dapat tercapai dengan baik, maka guru harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran efektif dan variatif serta
menyenangkan.Keterampilan melempar dan menangkap bola merupakan
keterampilan dasar yang perlu di kuasai ketika bermain bola basket, melempar
bola berguna untuk mengoper bola ke teman seregu. Menangkap bola yang di
27
lemparkan teman seregu di perlakukan untuk membangun serangan ke wilayah
lawan. Dengan meningkatkan keterampilan dasar lempar tangkap bola, di
harapkan dapat berpengaruh terhadap perkembangan teknik dasar bola basket
kepada pesesrta didik terutama teknik dasar passing.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka peneliti menyimpulkan
bahwa permainan bola basket adalah olahraga yang dilakukan secara berkelompok
dan dimainkan oleh dua tim yang berlawanan. Masing-masing tim memiliki 5
orang anggota. Setiap tim harus berusaha mencetak poin sebanyak-banyaknya
dengan cara memasukkan bola ke dalam ring lawan.
10. Passing (Chest Pass)
Menurut Nuril Ahamad (2007:13) Passingdalam permainan bola basket
adalah salah satu teknik dasar yang penting dikuasai setiap pemain, hal ini di
sebabkan karna operan (passing) yang tepat merupakan kunci atau keberhasilan
sebuah tim dan merupakan dua unsur penentuan tembakan –tembakan yang
berpeluang besar mencetak angka.operan yang tepat dan cepat dapat memotivasi
rekan sesame tim, serta menjadi tontonan yang menarik bagi penonton.untuk
dapat melakukan umpan atau operan yang tepat,kepada setiap pemaian di tuntut
terlebih dahulu menguasai teknik dasar passing permainan bola basket dengan
benar.Passing berarti mengoper bola.Operan bola merupakan teknik dasar
pertama.Chest pass (operan setinggi dada)Operan ini di mulai dari memegang
bola di depan dada kemudian bola di lempar lurus dengan telapak tangan ke arah
ke luar.chest pass adalah memberikan bola ke kawan dengan cara passing tepat
diarah depan dada. Karena teknik dasar ini sangat efektif dalam mengembangkan
28
permainan.Operan ini di gunakan untuk lemparan jarak pendek dengan
perhitungan kecepatan dan kecermatan.
11. Tujuan permainan bola basket
Bola basket adalah memasukan bola ke keranjangan lawan dan menjaga
keranjang sendiri agar tidak kemasukan bola. Untuk dapat memainkan bola
dengan baik perlu melakukan teknik gerakan yang baik menimbulkan efiensi
kerja dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektivitas yang baik pula.
Gerakan dasar permainan bola basket antara lain :
a. Gerakan melempar dan menangkap bola
b. Gerakan menggiring bola
Gerak variasi maknanya adalah melakukan satu jenis keterampilan gerak
dengan berbagai cara, misalnya melempar bola, variasinya adalah lemparan
setinggi dada, lemparan lambung, dan lemparan jenis lainya. Sedangkan
kombinasi gerakan di artikan sebagai pengabungan beberapa jenis.Gerakan di
artikan sebagai penggabungan beberapa jenis.Gerakan misalnya menggiring bola
di lanjutkan gerak shooting, menangkap bola di lanjutkan gerak menggiring, dan
aktivitas lainnya.
Setiap gerak variasi dan kombinasi dalam permainan bola basket ini harus
kamu latih secara berulang-ulang sehingga kamu dapat melakukannya dengan
baik. Gerakan variasi dan kombinasi permainan bola basket yang mengandung
lima unsur dasar antara lain :melempar dan menangkap bola, menggiring bola
dan menembak bola ke keranjanga.
a. Gerak dasar permainan bola basket
29
1) Gerak dasar tanpa bola
Gerakan dasar tanpa bola dalam permainan bola basket yaitu:
a) Gerak dasar bergerak maju
b) Gerak dasar bergerak mundur
c) Gerak dasar bergerak samping kiri
d) Gerak dasar bergerak samping ke kanan
e) Gerak dasar melompat
f) Gerak dasar meloncat
2) Gerak dasar dengan bola
Gerak dasar dengan bola dalam pemainan basket yaitu:
a) Gerak dasar menggiring bola (dribbling)
Menggiring bola dalam basket adalah suatu dasar yang pertama di
perkenalkan kepada pemula, karena keterampilan ini sangat penting
bagi setiap pemain yang terlibat dalam permainan basket.
b) Gerakan dasar mengoper dan menerima bola (passing and
catching) passing berarti mengoper, sedangkan catching artinya
menangkap.setiap pemula harus belajar mengenai cara mengoper
dan menangkap dengan temanya. ingat, kemampuan mengoper dan
menangkap bola harus sama baik dan tidak boleh hanya mahir
sebagaian.
C. KerangkaPikir
Menurut peneliti kenapa motorik kasar anak harus ditingkatkan dengan
menggunakan permainan bola basket, karena dengan menggunakan permainan
30
bola basketanak dapat meningkatkan kemampuan motorik kasarnya selain itu
kegiatan-kegiatan dalam permainan ini seperti melempar bola antar teman, ini
dapat melatih kemampuan motorik kasar anak maupun motorik halus di usia anak
usia dini maupun usia sekolah.
Kemudian semakin baik kemampuan motorik koordinasi gerak anak
(motorik kasar) dan konsentrasinya maka anakpun semakin mahir untuk
menentukan arah bola basket yang dilemparkan.Sehingga saya menggambil judul
ini peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan bola basket TK
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
Berdasarkan paparan di atas maka kerangka pikir dalam penelitian ini di
gambarkan sebagai berikut.
Aspek motorik
kasarAnak masih
rendah, TK Islam
Nurul Quddus
Kemampuanmotorik kasar
(kekuatan dan
keseimbabangan )anak TK
Islam Nurul Quddus akan
meningkat
Gambaran 2.1 kerangka pikir
D. Hipotesis tindakan
permainan bola
basket dapat
meningkatkan
kemampuan
motorik kasar
Latihan gerak
dasar yaitu :
Passing
Chest pass
31
Berdasarkan Kerang pikir di atas,hipotesis dalam penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut. Jika penggunan tenik passing (chest pass) di
laksanakan, maka dapat meningkatan kemampuan motorik kasar di kelompok B
Peserta Didik TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian adalah rencana konsep dan prosedur untuk
penelitian yang mencakup langkah-langkah mulai dari asumsi luas hingga metode
terperinci dalam pengumpulan data, analisis, dan interpretasi.Kemudian
pendekatan yang dipakai yakni kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
prosedur pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa gambaran yang
jelas dan cermat berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku
yang diamati.
Menurut Wiratna Sujarweni , Khotimah (2014:19) menjelaskan bahwa
pendekatan kualitatif adalah jenis pendekatan yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi. Pendekatan ini digunakan untuk
mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan motorik kasar passing pada Peserta Didik di TK Islam Nurul Quddus
Barombong Kota Makassar.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak usia dini melalui permainan BOLA BASKET
passing (Chest Pass). Khotimah (2011:3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri
33
dengna tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di TK Islam Nurul Quddus Barombong
Kota Makassar. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
sebanyak 13 orang yang terdiri dari laki-laki 6 orang dan perempuan 7 orang di
Kelompok B.
C. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang penelitidi selidiki di TK Islam Nurul Quddus Barombong
Kota Makassaradalah faktor peningkatan kemampuan motorik kasar passing
(chest pass) dalam permainan bola basket. Peneliti mengamati perkembangan
motorik kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket.
D. Prosedur penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation(pengamatan), dan
reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang
sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut gambar mengenai
langkah-langkah penelitiannya, yaitu
34
Tahapan Dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar2.2 diagram alur PTK
Sumber: model siklus clasroom action research dari Suharsimi Arikunto
Penelitian tindakan kelas ini di lakukan 2 siklus, yaitu siklus I dan II.
Dalam setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan dengan tahap yaitu
perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian antara siklus
I dan II belum mencapai keberhasilan, maka dapat dilakukan siklus III dan
seterus.
Tahap penelitian
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Melakukan identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya, merumuskan persoalan bersama –sama
PERENCANAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PERENCANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI
35
antar guru dan peneliti, baik yang menyangkut permasalahan guru
maupun peserta didik.
b) menyusunperangkat pembelajaran, seperti menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
c)menyiapkan media, alat dan bahan pembelajaran.
2) Pelaksanaan tindakan
Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah di susun,
yaitu sebagai berikut
Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam untuk membuka pembelajran.
b) Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik.
c) Membaca doa dan surat-surat pendek.
d) Melakukan motivasi peserta didik melalui metode bercakap-cakap yang
ada kaitannya dengan pengembangan kemampuan motorik kasar anak.
Kegiatan inti
a) Mempersiapkan media atau alat yang di gunakan untuk permainan
bola basket.
b) Menyampaikan aturan permainan dalam bermain bola
Basket
c) Melakukan pemanasan sebelum permainan di mulai
d) Guru memberikan contoh dan memperagakan permainan bola basket.
e) Guru membimbing anak dalam permainan bola basket.
f) Beristirahat makan bersama.
36
Kegiatan penutup
a) Guru mengulas kembali kepada peserta didik, apa yang telah di
pelajari tentang pembelajaran hari ini dan manfaat peserta didik
peroleh.
b) Bernyanyi dan berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
3) Pengamatan (observasi)
Pengamatan di lakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
di sediakan dan dilaksanakan setiap pembelajran berlangsung dengan tujuan
memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan
mulai dari awal sampai akhir pembelajran. Data dan hasil observasi di gunakan
untuk mengatahui kelemahan dan kelebihan pelaksana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk menetukan
sudah sejauh mana perkembangan permainan bola basket yang sedang di terapkan
telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum berhasil, fokus apa saja
yang menjadi penghambat kekurangan keberhasilan tersebut. Data yang di peroleh
dari kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I, kemudian di analisis di lihat
kelebihan dan kekurangannya yang ada selama proses pembelajaran, apakah
tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak.hasil analisis di jadikan sebagai acuan
untuk perbaikan siklus II
37
Berdasarkan hasil pada siklus I maka pada pembelajaran siklus II akan di
perbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. pelaksanaan tindakan siklus II pada
dasarnya adalah untuk membuktikan apakah terjadi perubahan.
E. Defenisi Opresional variabel
Menurut Musfiroh 2012 :113) Gerakan motorik kasar adalah kemampuan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Oleh karena itu
biasanya memerlukan tenaga karena yang dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar pengembangan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi
kelompok otot-otot anak yang tertentu.Motorik kasar adalah kemampuan
gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh. Motorik kasar di perlukan agar anak dapat melempar bola.
Dari pendapat di atas dapat disimpukan bahwa motorik kasar adalah
kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya
sehingga melakukan permainan bola basket dalam mengembangkan
kemampuan motoriknya aspek ini sangat berperan penting dalam kehidupan
sehari-harinya seperti melompat dan berlari.
F. Instrument penelitian
Instrument penelitian Wina Sanjay,Dimyati(2010 :84) adalah alat yang
dapat di gunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun instrumen yang
di gunakan dalam penelitian adalah lembar observasi.
Lembar observasi merupakan catatan yang berkembang yang dilakukan
Dalam proses pembelajaran. Lembar observasi di gunakan penelitian untuk
mencatat hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan secara langsung oleh
38
peneliti dengan dan apabila di amati muncul sesuai dengan instrumen dan degan
deskripsi keterampilan yang di harapkan di capai anak berikut ini adalah :
kisi-kisi lembar instrumen kemampuan motorik kasar melalui permainan
bola basket pada anak usia 5-6 tahun
instrument kisi-kisi ini berpedoman
pada permendikbuk Ri No. 146 dan kajian teori bab II
Aspek Indikator
Kemampuan motorik Kasar anak
1. Melakukan gerakan tubuh cara
terkoordinasi untuk melatih
kelenturuan,ke simbangan dan
kelincahan.
2. Melakukan koordinasi gerakan
mata,kaki tangan, dan kepala.
3. Melakukan permainan fisik
dengan aturan.
G. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan peneliti yang harus di
lakukan dalam kegiatan penelitian,adapun teknik yang di gunakan dalam
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
Menurutsuharsimi Arikunto (2014: 19) Teknik pengumpulan data adalah
cara untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan
masalah penelitian.data yang di gunakan di antaranya yaitu menggunakan tenik
observasi, dan dokumentasi.
Observasi adalah suatau teknik yang dilakuakan oleh guru untuk mendapatkan
informasi dan mendapatkan data-data untuk dapat mengatahui perkembangan
39
anak dan permasalahan yang di miliki oleh anak.observasi yang dilakuakan oleh
guru dengan cara mengamati atau pengamatan terhadap peserta didik.
1. Jenis-Jenis Observasi
a. Observasi non sistematis adalah yang di lakukan oleh pengamatan
dengan tidak menggunakan instrument pengamatan
b. Observasi sistematis adalah yang di lakuakan pengamatan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
c. Observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan mungkin timbul akan di
amati. Dalam proses observasi, (pengamatan) tinggal memberi tanda
atau tallypada kolom tempat peristiwa muncul seirng tersebut dengan
tanda (sing system).
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010 :103) dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar,majalah, notulen, rapat, agenda, dan sebagainnya “metode dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara melihat daftar hasil belajar
peserta didik dari awal sekolah sampai ketika akan di teliti,satuan kegiatan
harian, foto anak dan buku penghubung anak.
H. Teknik analisis data
Pada penelitian tindakan kelas ini di gunakan analisis data deskripktif
kualitatif,analisis deskriftif adalah menganalisis data. Kuantitatif yang berupa
hasil dari belajar anak. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang tingkat pemahaman
40
peserta didik pandabgab suatu sikap anak terhadap metode pembelajaran yang
berupa partisipasi anak dalam mengikuti pembelajaran.
1. ReduksiData
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992:16)). Langkah-langkah
yang dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau
pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga
dapat ditarik dan diverifikasi.Data yangdi reduksi antara lain seluruh data
mengenai permasalahanpenelitian.
Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari
data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka
jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu,
reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak
mempersulit analisis selanjutnya.
2. PenyajianData
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian
data.Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. (Miles Huberman, 1992 :17).
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan, tersusun
41
dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.Penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta
diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam
memahami apayan terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data
yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu untuk menjawab masalahpenelitian.
Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju
tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian
data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses
analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan. Langkah
berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan verifikasidata.
Data yang bersifat kuantitatif seperti hasil data observasi di analisis
dengan menggunakan analisa deskriptif dan sajianvisual. Sajian tersebut
menggambarkan Bahwa dengan tindakan yang menimbulkan adanya perbaikan
peningkatan perubahan kearahan yang lebih baik jika di bandingan dengan
keadaan sebelumnya.untuk mengatahui tindakan yang telah di
1. Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu informasi yang berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu, pandangan atau sikap
anak terhadap metode belajar yang baru yang dapat dianalisis secara kualitatif.
2. Data Kuantitatif
42
Data kuantitatif yaitu data yang dapat dianalisis secara deskriptif
menggunakan analisis statistik deskriptif (menghitung rata-rata perkembangan
anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar observasi). Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu mencoba menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dan dideskripsikan dalam bentuk narasi sesuai hasil
pengamatan. Data juga dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari perlakuan yang
diberikan guru. Tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan
bahasa anak setelah diberikan tindakan melalui metode story telling rumus yang
digunakan dalam analisis data deskriptif kuantitatif sederhana untuk mencari
persentase, mengacu pada pendapat Anas Sujiono (2006: 43), yaitu sebagai
berikut:
𝑃 =𝑓
𝑛
P = Angka Presentase.
f= frekuensi yang sedang dicari persentesenya.
n = jumlah persentase/ banyaknya individu/ indikator.
IIndikator keberhasilan
Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya
perbaikan. Keberhasilan akan terlihat apabila hasil kegiatan anak bermain BOLA
BASKET terjadi peningkatan pada kemampuan melempar anak secara terarah.
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 80% dari jumlah anak
mendapat nilai dengan kriteria tepat. Kriteria ini berdasarkan persentase
kesesuaian (Suharsimi Arikunto, 2010: 44), yaitu:
43
a. Kesesuaian kriteria (%): 30-40 = kurang
b. Kesesuaian kriteria (%): 41-60 = cukup
c. Kesesuaian kriteria (%): 61-80 = baik
d. Kesesuaian kriteria (%): 81-100 = sangat baik
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya perkembangan motorik kasar anak melalui bermain yaitu pada
permainan bola basket dari siklus, yaitu meningkatnya perkembangan motorik
kasar anak.
Adapun target yang ingin di capai pada indikator keberhasilan ini adalah
adanya peningkatan perkembangan motorik kasar anak yang di tandai dengan
tercapainya kriteria presentase dari keseluruhan di peroleh pada tingkatan
presentase keterangan sangat baik. Untuk mengukur keberhasilan permainan bola
basket dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar anak di lihat dari
presentase yang sama untuk menetukan keberhasilan atau tidaknya tindakan yaitu
presentase dengan sangat baik. Adapun kriteria penilaiannyasebagai berikut
Tabel Kriteria Penilaian
No
Kriteria
Nilai
1 BSB (Berkembang sangat baik) 4
2 BSH (Berkembang sesuai harapan ) 3
3 MB (Mulai berkembang ) 2
4 BB (Belum berkembang ) 1
Keterangan :
44
1. (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus
dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
2. (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih
harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
3. (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh guru;
4. (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya
yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi hasil penelitian
PenelitianTindakanKelas(PTK)dilakukanpenelitisebagaiobserver dan
pendamping dengangurukelassebagaipengajardalampeneliti.Penelitian
dilaksanakan sebanyak 2siklus.Penelitianinidilaksanakan diusia5-6tahundi
Kelompok B di TK Islam Nurul Quddus Barombong kota
Makassar.Perecanaan pada hari senin tanggal 13 november 2020
pertemuan pertama peneliti datang untuk meminta izin kepada kepala
sekolah yaitu :Nurbaya S.Pd peneliti menjelaskan maksud kedatangan
untuk melakukan penelitian pada kelompok B TK islam nurul Quddus
Barombong Kota Makassar. Kepala sekolah sangat senang dan Antusias
untuk mendukung kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan Motorik
kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket lalu peneliti
meminta izin 2 hari untuk melihat aktivitas proses belajar mengajar pada
kelompok B
Program kegiatan ini mengacu pada kurikulum 2013 yang di
padukan dengan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini
.Adapun proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pembelajaran
Mingguan (RPPM) dan Rencana Pembelajaran Harian( RPPH) yang
mengacu pada tema-tema yang terlaksana di TK Islam Nurul Quddus
Barombong.
46
Adapun rencana yang di laksanakan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti dan guru membahas tentang penerapan kemampuan motorik
kasar passing (chest pass)dalam permainan bola basket.
2. Menetukan waktu pelaksanaan yaitu pada hari rabu, jumat,senin,
jumat dan tanggal 18,, 23,25,27, November 2020
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Harian (RPPH)
4. Menyiapkan format catatan lapangan untuk melihat hasil dari setiap
tindakan di berikan menetukan indikator kerberhasilan yang di
gunakan mengatahui peningakatan kemampuan motorik kasar dan
membuat instrument pelaksanaan kegiatan bermain passing (chest
pass) mempersiapkan media atau alat yang di gunakan
Visi dan Misi TK islam Nurul Quddus Barombong
VISI:
Mempersiapkan generasi muslim yang cerdas, Disiplin, mandiri
danberakhklakul karimah
MISI :
1. Melatih kemandiriandan sikap sosial pada anak ,agar bisa menghormati
yang lebih tua dan menyangi sesamanya.
2. Membangakan kemampuan bakat dan minat anak sejak dini
3. Menata lingkungan sekitar agar sehat , bersih, rapih ,dan indah
4. Menumbuhkembangkan semangat belajar dan disiplin.
5. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
6. Menanamkan gemar ibadah dan membaca sejak dini
47
7. Melatih anak bertanggung jawab di sekolah dan rumah
8. Menumbuhkembangkan sikap perilaku dan amaliyah yang berdasarkan
agama islam
Tabel 4.1 Data Guru dan Tenaga Kependidikan
No
. NAMA GURU
L
/
P
TEMPAT/TG
L. LAHIR
PENDIDIKA
N
TERAKHIR
JABATAN
1.
Nurbaya,N,S,P
.I
P Talamangpe,
17-09-1967
S1 UIT
Makassar KEPSEK
2. Sutriani,S.Pd P Makassar,
05-09-1971
SI UNISMUH
Makassar
GURU
KELAS
3. Hasnih, S.Pd.I P Takalar,
05-08-1985
S1 UIN
Makassar
GURU
KELAS/
BENDAH
ARA
4. Rahma Wahid,
S,Pd.I P
Cilellang,
11-11-1983
SI
UINMakassar
GURU
KELAS
5. Hasnah,S,Pd P Takalar,
05-08-1985
UNISMUH
Makassar
GURU
KELAS
&OPERAT
OR
48
LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
TK ISLAM NURUL QUDDUS KOTA MAKASSAR JL. Andi Mallombasi Barombong Kota Makassar
PROFIL LEMBAGA
1. Nama Lembaga :TK Islam Nurul Quddus
2. Nomor Statistik : 101273710018
3. N P S N : 69527516
4. Alamat Lengkap : Jl. Andi Mallombasi
Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate
Kota Makassar
Prov.Sulawesi selatan
5. Nomor NPWP : 75.913.667.31-804.000
6. Nama Kepala : Nurbaya. N, S.Pd.I
7. Pendidikan : Sarjana ( Akta IV ) UIT
8. Nomor HP : 085210489076
9. Nama Yayasan : Yayasan Islam Nuru Quddus
10. Alamat Yayasan : Jl. Andi Mallombasi
Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate
Kota Makassar
49
2. Paparan data siklus I
Data hasil pra tindakan peningkatan kemampuan motorik
kasar (passing (chest Pass)melalui permainan bola basketuntuk
mengatahui kondisi awal adalah untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar passing( chest pass) melalui permainan bola basket di
lakukan penelitian. Peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu
terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar pada kelompok B
di TK Islam nurul Quddus barombong kota Makassar.
a. Pertemuan pertama
Pembukaan : Pertemuan pertama hari rabu tanggal 18 november
2020 Untuk mengatahui kemampuan motorik kasar anak dapat di amati
pada saat melakukan kegiatan mengoper bola atau passing (chest pass)
cara mengkoordinasikan gerakan badan yang seimbang terkontrol dan
lincah. Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong pada
pemebelajaran tersebut di susun oleh guru dikelompok B dengan lokasi
waktu 60 menit langkah pertama anak-anak di suruh berbaris di depan
kelas setelah bel berbunyi dan berbaris di depan kelas dan bernyanyi
lonceng berbunyi.dan membaca surah-surah pendek sebelum
masuk,kemudian guru mengenalkan pembelajaran hari ini “Tema/
subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang darat/jenis-jenis binatang
bersayap”
50
kegiatan awal:kemudian masuk di kegiatan motorik kasar , sebelum
masuk di kegiatan inti guru terbiasa melakukan kegiatan motorik pada di
kegiatan awal guru terlebih dahulu memperkenalkan peneliti dan observer
lainya berserta maksud dan tujuanya berada di kelas B ini .dalam proses
peningkatan kemampuan motorik kasar passing (chest pass)dalambola
basket .saat guru menjelaskan kegiatan aturan dalam bermain,hanya
beberapa anak yang mampu mendengar dengan penuh perhatianSelajutnya
guru menyapaikan kegiatan yang akan di laksanakan ,yaitu kemampuan
motorik kasar passing (chest pass),atau mengoper bola basket
menejelaskan apa itu passing (chest pass) aturan-aturan dalam bermain
dan melakukan simulasi permainan terlebih dahulu mendampingi anak
untuk mengucapkan basmalah. Kemudian permainan di mulai dengan guru
dan peneliti memberiakan contoh cara passing (chest pass) setelah itu guru
mengarahkan anak-anak mengoper bola basket beberapa anak sudah
mampu mengikuti permainan terlebih dahulu dan sebagian besar yang
masih belum bisa mengikuti permainan dengan baik.dan selebinya belum
mampu mengikuti permainan dan belum mampu melempar bola dengan
baik pada kegiatan awal ini guru terlebih dahulu melakukan Tanya jawab
seputar kegiatan kemampuan motorik kasar ,kemudian guru masuk di
kegiatan inti: Mengelompokkan jenis binatang bersayap,Menyebutkan
dan menunjukkan huruf vocal dan konsonan, Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki bunyi yang sama, Membaca nama sendiri dan
nama teman
51
Reacling:menceritakan kembali kegiatan mainan yang telah di lakukan ,
merapikan kembali permainannya yang telah di gunakan Pada Selanjutnya
anak bermain bebas.
kegiatan akhir: guru menanyakan apa saja yang telah dikerjakan hari ini,
menanyakan perasaan anak-anak setelah melakukan kegiatan belajar dan
bermain. Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum pulang.
Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.
b. Observasi Anak
Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus I dan
pertemuan pertama berlangsung. Sikap dan penguasaan materi guru dalam
melakukan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan anak didik
masih anak yang belum berkembang peningkatan kemampuan motorik
kasar passing ( chest pass) melalui permainan bola basket.
c. Hasil observasi anak
1.) Indikator pertama yaitu gerakan terkoordinasi seimbang terkontrol
dan lincah. Belum terlihat peningkatan berdasarkan hasil observasi
peneliti atau pengamatan langsung ,terdapat 12 anak didik yang masih
Belum berkembang (BB ) yang mulai berkembang terdapat satu orang
peserta didik mampu mengerakan bada yang seimbang pada saat
passing (chest pass) meskipun bantuan guru dan peneliti
2.) Indikator kedua yaitu gerakan terkoordinasi mata yang terarah,belum
terlihat peningakatan berdasarkan hasil observasi peneliti atau
52
pengamatan pada saat passing atau chest pass koordinasi mata belum
terarah
3.)Indikator ketiga yaitu gerakan terkoordinasi terampil menggunakan
tangan kanan dan tangan kiri Belum terlihat peningkatan berdasarkan
hasil observasi atau pengamatan ,koordinasi saat memegang Bola
belum terarah pada saat mengoper bola
4.) Indikator ke empat yaitu gerakan terkoordinasi posisi kaki yang terarah
Belum terlihat peningkatan berdasarkan hasil pengamatan dan
observasi, posisi kaki Belum terkoordinasi,pada saat passing (chest
pass).
5.) Indikator ke lima yaitu menunjukan anak mampu melakukan kegiatan
passing (chest pass), Belum terlihat peningakatan berdasarkan hasil
pengamatan dan observasi pada saat mengoper bola belum
terkoordinasi pada saat melempar bola basket
6.) Indikator ke enam yaitu mampu mentaati aturan selama bermain
Belum Berkembang berdasarkan hasil pengamatan dan observasi
masih banyak peserta didik yang belum mampu mentaati aturan selama
bermain.
d. Hasil observasi guru
1.) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses
pembelajaran, guru kan kursi dan meja serta menyiapkan
bahan ajar yang akan digunakan.
53
2.) guru melakukan kegiatan pembukaan sesuai dengan tema
berjalan, guru mengenalkan kembali tema binatang dan
sub tema yang akan dipelajari.
3.) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan
kemarin pada pembahasan tentang binatang dan guru
mengenalkan “Tema/ sub-sub tema: Binatang/ binatang
darat/jenis-jenis binatang bersayap”
4.) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari
ini, pada guru terlihat menyampaikan mengenai permainan
passing (chest pass melalui permainan bola basket
dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai.
5.) guru bersama peneliti menyiapkan alat-alat yang lakukan dalam
permainan passing(chest pass) menyiapkan anak didik
untuk bermain dan mendampingi anak pada saat melakukan
permainan passing (chest pass) dalam permainan bola
basket .
6.) guru melakukan recalling tentang kegiatan kemampuan
motorik kasar passing (chest pass) dalam permainan bola
basket pada guru menanyakan perasaan anak setelah
bermain dan menanyakan bagaimana proses dalam bermain
7.) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik
yang belum bermain dengan baik, guru memberikan
semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum
mampu bermain dengan baik
54
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik kasar
passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan 1 dan
siklus 1
No Nama
anak didk
Kemampuan motorik kasar Skor % Kriteria
K1 K2 K3 K4 K5 K6
1. ARA 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
2. NAS 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
3. IK 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
4. SRS 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
5. TSN 2 1 1 1 1 1 7 42% MB
6. MF 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
7. ABR 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
8. LS 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
9. MFR 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
10. HA 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
11. SA 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
12. AA 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
13. FA 1 1 1 1 1 1 6 36 % BB
Rata –rata peresentese peningkatan
Kemampuan motorik kasar pada anak
36,4 %
BB
Keterangan :
Kegiatan 1 : gerakan terkoordinasi seimbang terkontrol dan lincah.
55
Kegiatan 2 : gerakan terkoordinasi mata yang terarah
Kegiatan 3 : gerakan terkoordinasi terampil menggunakan tangan kanan
dan kiri
Kegiatan 4 : gerakan terkoordinasi posisi kaki yang terarah
Kegiatan5 : menunjukan anak mampu melakukan kegiatan passing (chest
pass
Kegiatan 6 : mampu mentaati aturan selama bermain.
Dari tabel diatas hasil observasi peningkatan kemampuan motorik kasar
passing (chest pass) melalui permainan bola basket di Tk Islam Nurul
Quddus Barombong Kota Makassar di siklus I di atas untuk memperjelas
maka di simpulkan melalui tabel 4.2 hasil observasi sebagai berikut.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik
kasar passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan 1
dan siklus 1
No Kriteria Jumlah
anak
didik
Peresentese Skor
1. Belum Berkembang 12 92.31% 432
2. Mulai Berkembang 1 7.69% 42
3. Berkembang Sesuai harapan
4. Berkembang sangat Baik
Jumlah 13 100%
56
Berdasarkan data Hasil observasi di atas rekapitulasi data siklus I
diatas, dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria
Belum Berkembang (BB) berjumlah 12 anak didik 36% Dan anak mulai
berkembang satu orang 42 % peningkatan kemampuan motorik kasar
anak memperoleh Nilai rata-rata 36,4% di kategorikan Belum
Berkembang.
e. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil obesrvasi di atas dapat di simpulkan bahwa
indikator kemampuan motorik kasarnya anak didik belum berkembang
,Setelah melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, tahap
terakhir yang dilakukan peneliti ialah tahap refleksi, untuk melakukan
upaya perbaikan pada siklus selanjutnya. Selain itu juga untuk
memaparkan kelebihan dan kekurangan selama siklus I berlangsung.
a. Pertemuan kedua
Pembukaa:Pertemuan ke 2 hari senin tanggal 23 november 2020 anak
didk yang hadir sebanyak 13 anak kegiatan awal di lakukan berbaris di
depan kelas setelah masuk kelas berdoa membaca surah-surah pendek ,
menyakan hari ini hari apa ,guru menayakan kembali pembelajaran
kemarian , siapa yang masih ingat kemudian guru
mengenalkan”Tema/subtema/sub-sub tema: Binatang/ binatang
darat/jenis-jenis binatang berkaki empat”
57
Kegiatan awal : kegiatan motorik kasar , selanjutnya guru menanyakan
hal-hal yang terkait hari kemarin di mana anak melakukan kegiatan
melempar bola dan guru menyanyakan apakah anak ingin bermain
lagi.beberapa anak yang menjawab anak menjawab iya bu guru
selanjutnya guru dan peneliti mengarahkan anak –anak bersiap menuju ke
halaman skolah mengatur anak-anak di depan kelas kemudian guru
menyiapkan anak yang bermain , kegiatan kedua anak di bagi menjadi dua
orang setelah itu guru menyapiakan aturan-aturan dalam permainan dan
tidak lupa mengucapkan basmalah sebelum permainan di mulai pada saat
anak mengoper bola basket ke temanya masih belum terkoordinasi gerakan
badan dan mata, tangan, dan posisi kaki belum terarah pada saat melempar
bola dan beberapa anak sudah mulai berkembang
kegiataninti : Berdiskusi tentang macam-macam binantang berkaki
empat, Menyebutkan dan menunjukkan huruf vocal dan konsonan,
Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan bunyi yang sama ,
Membaca nama sendiri dan nama teman
Reacling menceritakan kembali mainan yang telah di lakukan , merapikan
kembali permainan yang telah di gunakan hari ini
Kegiatan akhir Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum
pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.
b. Observasi Anak
Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus I dan
58
pertemuan kedua berlangsung. Sikap dan penguasaan materi guru
dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan anak
didik peningkatan kemampuan motorik kasar passing ( chest pass)
melalui permainan bola basket.Setelah tahap tindakan dilakukan
selanjutnya adalah tahap Observasi.Pada saat proses pembelajaran
berlangsung peneliti yang
bertindak sebagai observer melakukan pengamatan dan mencatat
perkembangan yang mulai berkembang .dan ada beberapa anak yang
mampu berkembang sesuai dengan indikator perkembangan motorik
kasar
c. Hasil observasi anak
1). Indikatorpertama yaitu gerakan terkoordinasi seimbang
terkontrol dan lincah. Belum terlihat peningkatan
berdasarkan hasil observasi peneliti atau pengamatan
langsung ,terdapat anak didik yang masih Belum
berkembang (BB ) yang mulai berkembang terdapat satu
orang peserta didik mampu mengerakan bada yang
seimbang pada saat passing (chest pass) meskipun bantuan
guru dan peneliti
2.) Indikator kedua yaitu gerakan terkoordinasi mata yang terarah
mulai peserta didik Mulai terlihat peningakatan berdasarkan
hasil observasi peneliti atau pengamatan pada saat passing
atau chest pass koordinasi mata belum terarah
59
3.)Indikator ketiga yaitu gerakan terkoordinasi terampil
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri Mulai
berkembang terlihat peningkatan berdasarkan hasil
observasi atau pengamatan ,koordinasi saat memegang
Bola belum terarah pada saat mengoper bola
4.) Indikator ke empat yaitu gerakan terkoordinasi posisi kaki
yang terarah Belum terlihat peningkatan berdasarkan hasil
pengamatan dan observasi, posisi kaki Belum
terkoordinasi,pada saat passing (chest pass).
5.) Indikator ke lima yaitu menunjukan anak mampu
melakukan kegiatan passing (chest pass), Belum terlihat
peningakatan berdasarkan hasil pengamatan dan observasi
pada saat mengoper bola belum terkoordinasi pada saat
melempar bola basket
6.) Indikator ke enam yaitu mampu mentaati aturan selama
bermain mulai berkembang berdasarkan hasil pengamatan
dan observasi masih banyak peserta didik yang belum
mampu mentaati aturan selama bermain
Berdasarkan hasil pengamatan di atas bahwa dapat
di simpulkan anak didik mulai terlihat berkembang 7 orang
yang masuk kriteria( MB) dan 6 orang peserta didik (BB )
belum berkembang .
60
d. Hasil observasi guru
1.) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses
pembelajaran, guru terlihat merapikan kursi dan meja serta
menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan.
2.) guru melakukan kegiatan pembukaan sesuai dengan tema
berjalan, guru mengenalkan kembali tema binatang dan
sub tema yang akan dipelajari.
3.)guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan
kemarinpada pomembahas tentang binatang dan
gurubinatang darat/jenis-jenis binatang berkaki empat”
4.) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari
ini, pada guru terlihat menyampaikan mengenai permainan
passing (chest pass melalui permainan bola basket
dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai.
5.) guru bersama peneliti menyiapkan alat-alat yang lakukan
dalam permainan passing(chest pass) menyiapkan anak
didik untuk bermain dan mendampingi anak pada saat
melakukan permainan passing (chest pass) dalam
permainan bola basket .
6) guru melakukan recalling tentang kegiatan kemampuan
motorik kasar passing (chest pass) dalam permainan bola
61
basket pada guru menanyakan perasaan anak setelah
bermain dan menanyakan bagaimana proses dalam bermain
7.) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik
yang belum bermain dengan baik, guru memberikan
semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum
mampu bermain dengan baik.
Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik kasar
passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan II dan
siklus 1
No Nama anak
didik
Skor Peresentese Kriteria
1. ARA 7 42 % MB
2. NAS 7 42% MB
3. IK 10 60% MB
4. SRS 10 60% MB
5. TSN 6 36% BB
6. MF 6 36% BB
7. ABR 6 36% BB
8. LS 10 60% MB
9. MFR 6 36% BB
10. HA 7 42% MB
11. SA 6 36% BB
62
12. AA 6 36% BB
13. FA 7 42% MB
Rata –rata peresentese peningkatan
Kemampuan motorik kasar pada anak
43,3% MB
Dari tabel diatas hasil observasi peningkatan kemampuan motorik
kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket di Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar di siklus I di atas untuk
memperjelas maka di simpulkan melalui tabel 4.5 hasil observasi sebagai
berikut
Tabel 4.5Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik
kasar passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan 1I
dan siklus 1
No Kriteria Jumlah
anak
didik
Peresentese Skor
1. Belum Berkembang 6 46% 216
2. Mulai Berkembang 7 54% 348
3. Berkembang Sesuai harapan a.
4. Berkembang sangat Baik
Jumlah 13 100%
Berdasarkan data Hasil observasi di atas rekapitulasi data siklus I diatas,
dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria Belum
63
Berkembang (BB) berjumlah 6 anak didik 36% Dan anak mulai berkembang
berjumlah 7 orang 49,7 % peningkatan kemampuan motorik kasar anak
memperoleh Nilai rata-rata 43,3% di kategorikan Mulai Berkembang.
e. Refleksi siklus 1 Pertemuan ke 2
Berdasarkan hasil obesrvasi di atas dapat di simpulkan bahwa
indikator kemampuan motorik kasarnya anak didik mulai berkembang
,Setelah melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, tahap
terakhir yang dilakukan peneliti ialah tahap refleksi, untuk melakukan
upaya perbaikan pada siklus selanjutnya. Selain itu juga untuk
memaparkan kelebihan dan kekurangan selama siklus I berlangsung. Pada
siklus 1 terlihat lebih meningkat dari pada data awal pra tindakan , Peneliti
dan guru ingin mengatahui skor yang di peroleh anak didk setiap siklunya.
Karna siklus 1 masih masih terdapat anak yang belum memperoleh hasil
dengan standar kriteria kerberhasilan tindakan pelaksanaan proses
pembelajaran siklus1 pertemuan kedua ada beberapa temuan dan perlu di
perbaiki kembali kemampuan motorik kasar anak dapat meningkat dengan
baik. hambatan yang masih di temui pada proses pembelajaran antara lain :
a. Saat kegiatan aturan dan tata cara permainan di lakukan pada saat
kegiatan mengoper bola basket beberapa anak masih ada yang kurang
fokus saat melempar bola ke teman kemudian posisi kaki masih ada yang
belum terarah pada saat (passing atau chest pass).
b. Masih terdapat beberapa anak didik yang belum mampu melakukan
kegiatan permainan sesuai dengan aturan dan masih banyak anak didik
64
yang perlu mendapatkan bimbingan dari guru ,hal ini karna
permainanpassing (chest pass) melalui permainan bola basket baru di
mainkan oleh anak didik sehingga butuh latihab secara terus menerus.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan kedua pemberian tindakan
tentang peningkatan kemampuan motorik kasar passing (chest pass) melalui
permainan bola basket permainan ini berjalan dengan lancar ,sehingga
berdampak pada peningkatan kemampuan motorik kasar namun perlu di
lanjutkan ke siklus II agar kemampuan motorik kasar anak dapat meningkat
sesuai dengan target yang di harapkan.
3. Paparan data siklus II
a. Pertemuan ke satu
Pembukaan : Pertemuan pertama hari Rabu tanggal 25november
2020 Untuk mengatahui kemampuan motorik kasar anak dapat di
amati pada saat melakukan kegiatan mengoper bola atau passing (chest
pass) cara mengkoordinasikan gerakan badan yang seimbang
terkontrol dan lincah. Proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak di kelompok B TK Islam Nurul
Quddus Barombong pada pemebelajaran tersebut di susun oleh guru
dikelompok B dengan lokasi waktu 60 menit langkah pertama anak-
anak di suruh berbaris di depan kelas setelah bel berbunyi dan berbaris
di depan kelas dan bernyanyi lonceng berbunyi.dan membaca surah-
surah pendek sebelum masuk, kemudian guru mengenalkan
65
pembelajaran hari ini atau “tema binatang Binatang/Binatang
udara/Kupu-kupu”
kegiatan awal :kemudian masuk di kegiatan motorik kasar , sebelum
masuk di kegiatan inti guru terbiasa melakukan kegiatan motorik
pada di kegiatan awal guru terlebih dahulu memperkenalkan peneliti
dan observer lainya berserta maksud dan tujua nya berada di kelas B
ini .dalam proses peningkatan kemampuan motorik kasar passing
(chest pass) melalui permainan bola basket .saat guru menjelaskan
kegiatan aturan dalam bermain,hanya beberapa anak yang mampu
mendengar dengan penuh perhatianSelajutnya guru menyapaikan
kegiatan yang akan di laksanakan ,yaitu kemampuan motorik kasar
passing (chest pass),atau mengoper bola basket menejelaskan apa itu
passing (chest pass) aturan-aturan dalam bermain dan melakukan
simulasi permainan terlebih dahulu mendampingi anak untuk
mengucapkan basmalah. Kemudian permainan di mulai dengan guru
dan peneliti memberiakan contoh cara passing (chest pass) setelah itu
guru mengarahkan anak-anak mengoper bola basket beberapa anak
sudah mampu mengikuti permainan terlebih dahulu dan sebagian
besar yang masih belum bisa mengikuti permainan dengan baik.dan
selebinya belum mampu mengikuti permainan dan belum mampu
melempar bola dengan baik pada kegiatan awal ini guru terlebih
dahulu melakukan Tanya jawab seputar kegiatan kemampuan
66
motorik kasar ,kemudian guru mengarahkan peserta didik masuk di
ruangan kelas
Kegiatan Inti :Mewarnai gambar kupu-kupu, Membuat bentuk kupu-
kupu dari kertas origami, Menulis nama sendiri dilembar kerja dan
membacanya
reacling menceritakan kembali mainan yang telah di lakukan ,
merapikan kembali permainan yang telah di gunakan hari ini
kegiatan akhir : Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa
sebelum pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih
dahulu.
b. Observasi Anak
Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus II dan
pertemuan pertama berlangsung. Sikap dan penguasaan materi guru
dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan anak
didik peningkatan kemampuan motorik kasar passing ( chest pass)
melalui permainan bola basket. Setelah tahap tindakan dilakukan
selanjutnya adalah tahap Observasi.Pada saat proses pembelajaran
berlangsung peneliti yang
bertindak sebagai observer melakukan pengamatan dan mencatat
perkembangan yang mulai berkembang .dan ada beberapa anak yang
67
mampu berkembang sesuai dengan indikator perkembangan motorik
kasar
c. Hasil observasi anak
1.) Indikatorpertama yaitu gerakan terkoordinasi seimbang
terkontrol dan lincah. Belum terlihat peningkatan berdasarkan hasil
observasi peneliti atau pengamatan langsung ,terdapat anak didik
yang masihyang mulai berkembang terdapat satu beberapa peserta
didik mampu mengerakan badan yang seimbang pada saat passing
(chest pass) meskipun bantuan guru dan peneliti
2.) Indikator kedua yaitu gerakan terkoordinasi mata yang terarah
mulai peserta didik Mulai terlihat peningakatan berdasarkan hasil
observasi peneliti atau pengamatan pada saat passing atau chest
pass koordinasi mata belum terarah
3.) Indikator ketiga yaitu gerakan terkoordinasi terampil
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri Mulai berkembang
terlihat peningkatan berdasarkan hasil observasi atau pengamatan
,koordinasi saat memegang Bola belum terarah pada saat mengoper
bola
4.) Indikator ke empat yaitu gerakan terkoordinasi posisi kaki yang
terarah berkembang sesuai harapan terlihat peningkatan
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi, posisi kaki Belum
terkoordinasi,pada saat passing (chest pass).
68
5.) Indikator ke lima yaitu menunjukan anak mampu melakukan
kegiatan passing (chest pass), mulai terlihat peningakatan
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada saat mengoper
bola mampu terkoordinasi pada saat melempar bola basket
6.) Indikator ke enam yaitu mampu mentaati aturan selama bermain
mulai berkembang berdasarkan hasil pengamatan dan observasi
masih banyak peserta didik yang belum berkembang sesuai
harapan mentaati aturan selama bermain
Berdasarkan hasil pengamatan di atas bahwa dapat di
simpulkan anak didik mulai terlihat berkembang 6orang yang
masuk kriteria( MB) dan 7orang peserta didik (BSH )
berkembang sesuai harapan
d. Hasil observasi guru
1.) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses
pembelajaran, guru terlihat merapikan kursi dan meja serta
menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan.
2.) guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema
berjalan, guru mengenalkan kembali tema binatang dan
sub tema yang akan dipelajari.
3.) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan
kemarinpada pomembahas tentang binatang dan guru
mengenalkan Binatang udara/Kupu-kupu
69
4.) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari
ini, pada guru terlihat menyampaikan mengenai permainan
passing (chest pass melalui permainan bola basket
dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai.
5.) guru bersama peneliti menyiapkan alat-alat yang lakukan
dalam permainan passing(chest pass) menyiapkan anak
didik untuk bermain dan mendampingi anak pada saat
melakukan permainan passing (chest pass) dalam
permainan bola basket .
6.) guru melakukan recalling tentang kegiatan kemampuan
motorik kasar passing (chest pass) dalam permainan bola
basket pada guru menanyakan perasaan anak setelah
bermain dan menanyakan bagaimana proses dalam bermain
7.) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik
yang belum bermain dengan baik, guru memberikan
semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum
mampu bermain dengan baik
Tabel 4.6Data Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik kasar
70
passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan Idan
sikluII
No Nama anak didik Skor Peresentese Kriteria
1. ARA 13 78 % BSH
2. NAS 12 72% BSH
3. IK 11 66% BSH
4. SRS 13 78% BSH
5. TSN 13 78% BSH
6. MF 10 60% MB
7. ABR 10 60% MB
8. LS 13 78% BSH
9. MFR 10 60% MB
10. LS 11 66% BSH
11. SA 10 60% MB
12. AA 10 60% MB
13. FA 10 60% MB
Rata –rata peresentese peningkatan
Kemampuan motorik kasar pada anak
66,2% BSH
Dari tabel diatas hasil observasi peningkatan kemampuan motorik
kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket di Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar di siklus II di atas untuk
memperjelas maka di simpulkan bahwa melalui tabel 4.7
71
Tabel 4.7Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik
kasar passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan 1
dan siklus 11
No Kriteria Jumlah
anak
didik
Peresentese Skor
1. Belum Berkembang
2. Mulai Berkembang 6 46% 345
3. Berkembang sesuai harapan 7 54% 516
4. Berkembang sangat Baik
Jumlah 13 100%
Berdasarkan data Hasil observasi di atas rekapitulasi data siklus IIdiatas,
dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria Belum
Berkembang (MB) berjumlah 6 anak didik 57,5% Dan anak berkembang sesuai
harapan berjumlah (BSH) 7 orang 73,7 % peningkatan kemampuan motorik kasar
anak memperoleh Nilai rata-rata 66,2%di kategorikan Berkembang sesuia
harapan
e. Refleksi siklus II pertemuan 1
Berdasarkan hasil evaluasi dalam meningkatkan kemampuan motorik
kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket di kelompok B TK
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar .kemampuan motorik kasar
sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil
tersebut telah di ketahui bahwa peningkatan kemampuan motorik kasar di
kelompok B sudah mencapai kriteria yang telah di tetapkan sebesar 66%
72
a. Pertemuan ke dua
Pembukaan : Pertemuan pertama hari jumat tanggal 27 november
2020 Untuk mengatahui kemampuan motorik kasar anak dapat di amati
pada saat melakukan kegiatan mengoper bola atau passing (chest pass)
cara mengkoordinasikan gerakan badan yang seimbang terkontrol dan
lincah. Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik
kasar anak di kelompok B TK Islam Nurul Quddus Barombong pada
pemebelajaran tersebut di susun oleh guru dikelompok B dengan lokasi
waktu 60 menit langkah pertama anak-anak di suruh berbaris di depan
kelas setelah bel berbunyi dan berbaris di depan kelas dan bernyanyi
lonceng berbunyi.dan membaca surah-surah pendek sebelum masuk,
kemudian guru mengenalkan pembelajaran hari ini atau “tema binatang
kegiatan awal :kemudian masuk di kegiatan motorik kasar , sebelum
masuk di kegiatan inti guru terbiasa melakukan kegiatan motorik pada di
kegiatan awal guru terlebih dahulu memperkenalkan peneliti dan observer
lainya berserta maksud dan tujua nya berada di kelas B ini .dalam proses
peningkatan kemampuan motorik kasar passing (chest pass) melalui
permainan bola basket .saat guru menjelaskan kegiatan aturan dalam
bermain,hanya beberapa anak yang mampu mendengar dengan penuh
perhatianSelajutnya guru menyapaikan kegiatan yang akan di laksanakan
,yaitu kemampuan motorik kasar passing (chest pass),atau mengoper bola
basket menejelaskan apa itu passing (chest pass) aturan-aturan dalam
bermain dan melakukan simulasi permainan terlebih dahulu mendampingi
73
anak untuk mengucapkan basmalah. Kemudian permainan di mulai dengan
guru dan peneliti memberiakan contoh cara passing (chest pass) setelah itu
guru mengarahkan anak-anak mengoper bola basket beberapa anak sudah
mampu mengikuti permainan terlebih dahulu dan sebagian besar yang
masih belum bisa mengikuti permainan dengan baik.dan selebinya belum
mampu mengikuti permainan dan belum mampu melempar bola dengan
baik pada kegiatan awal ini guru terlebih dahulu melakukan Tanya jawab
seputar kegiatan kemampuan motorik kasar ,kemudian guru mengarahkan
peserta didik masuk di ruangan kelas
kegiatan Inti :Mewarnai gambar kupu-kupu, Membuat bentuk kupu-kupu
dari kertas origami, Menulis nama sendiri dilembar kerja dan membacanya
Reacling menceritakan kembali mainan yang telah di lakukan , merapikan
kembali permainan yang telah di gunakan hari ini.
Kegiatan :Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum
pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.
b. Observasi Anak
Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus II dan
pertemuan kedua berlangsung. Sikap dan penguasaan materi guru
dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan anak
didik peningkatan kemampuan motorik kasar passing ( chest pass)
melalui permainan bola basket. Setelah tahap tindakan dilakukan
74
selanjutnya adalah tahap Observasi.Pada saat proses pembelajaran
berlangsung peneliti yangbertindak sebagai observer melakukan
pengamatan dan mencatat perkembangan yang mulai berkembang .dan
ada beberapa anak yang mampu berkembang sesuai dengan indikator
perkembangan motorik kasar
c. Hasil observasi anak
1.) Indikatorpertama yaitu gerakan terkoordinasi seimbang lincah.
Mulai terlihat peningkatan berdasarkan hasil observasi peneliti atau
pengamatan langsung ,terdapat anak didik yang masihyang
berkembang sesuai harapan terdapat satu beberapa peserta didik
mampu mengerakan badan yang seimbang pada saat passing (chest
pass) meskipun bantuan guru dan peneliti
2. )Indikator kedua yaitu gerakan terkoordinasi mata yang terarah mulai
peserta didik Mulai terlihat peningakatan berdasarkan hasil
observasi peneliti atau pengamatan pada saat passing atau chest
pass koordinasi mata mulai terarah
3.) Indikator ketiga yaitu gerakan terkoordinasi terampil
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri Mulai berkembang
terlihat peningkatan berdasarkan hasil observasi atau pengamatan
,koordinasi saat memegang Bola belum terarah pada saat mengoper
bola
4.) Indikator ke empat yaitu gerakan terkoordinasi posisi kaki yang
terarah berkembang sesuai harapan terlihat peningkatan
75
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi, posisi kaki
berkembang sanagt baik terkoordinasi,pada saat passing (chest
pass).
5). Indikator ke lima yaitu menunjukan anak mampu melakukan
kegiatan passing (chest pass), mulai terlihat peningakatan
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada saat mengoper
bola mampu terkoordinasi pada saat melempar bola basket
6). Indikator ke enam yaitu mampu mentaati aturan selama bermain
berkembang sesuai harapan berdasarkan hasil pengamatan dan
observasi masih banyak peserta didik yang belum berkembang
sesuai harapan mentaati aturan selama bermain
Berdasarkan hasil pengamatan di atas bahwa dapat di
simpulkan anak didik mulai terlihat berkembang 6 orang yang
masuk kriteria
( BSH) dan 7orang peserta didik (BSB ) berkembang sangat baik
d. Hasil observasi guru
1.) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses pembelajaran,
rapikan kursi dan meja serta menyiapkan bahan ajar yang akan
digunakan.
2.) guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema berjalan,
guru mengenalkan kembali tema binatang dan sub tema yang akan
dipelajari.
76
3.) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan
kemarinpada pomembahas tentang binatang dan Binatang
darat/binatang buas (4) guru menyampaikan kegiatan yang akan
dilaksankan hari ini, pada guru terlihat menyampaikan mengenai
permainan passing (chest pass melalui permainan bola basket
dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai.
5.) guru bersama peneliti menyiapkan alat-alat yang lakukan dalam
permainan passing(chest pass) menyiapkan anak didik untuk
bermain dan mendampingi anak pada saat melakukan permainan
passing (chest pass) dalam permainan bola basket .
6.) guru melakukan recalling tentang kegiatan kemampuan motorik
kasar passing (chest pass) dalam permainan bola basket pada guru
menanyakan perasaan anak setelah bermain dan menanyakan
bagaimana proses dalam bermain
7.) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik yang
belum bermain dengan baik, guru memberikan semangat dan
motivasi kepada anak didik yang belum mampu bermain dengan
baik
Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik kasar
passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk Islam
Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan II dan
77
siklu II
No Nama anak didik Skor Peresentese Kriteria
1. ARA 15 90% BSB
2. NAS 12 72% BSH
3. IK 15 90% BSB
4. SRS 15 90% BSB
5. TRN 16 96% BSB
6. MF 13 78% BSH
7. ABR 14 84% BSB
8. LS 13 78% BSH
9. MFR 14 84% BSB
10. HA 14 84% BSB
11. SA 14 84% BSB
12. AA 14 84% BSB
13. FA 14 84% BSB
Rata –rata peresentese peningkatan
Kemampuan motorik kasar pada anak
84,4% BSB
Dari tabel diatas hasil observasi peningkatan kemampuan motorik kasar
passing (chest pass) melalui permainan bola basket di Tk Islam Nurul
Quddus Barombong Kota Makassar di siklus II di atas untuk
memperjelas maka di simpulkan bahwa melalui tabel 4.9hasil observasi
sebagai berikut.
78
Tabel 4.9Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik
kasar passing( chest pass ) dalam permainan bola basket Tk
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar Pertemuaan 1
dan siklus 11
No Kriteria Jumlah
anak
didik
Peresentese Skor
1. Belum Berkembang
2. Mulai Berkembang
3. Berkembang sesuai harapan 3 23% 234
4. Berkembang sangat baik 10 77% 846
Jumlah 13 100%
Berdasarkan data Hasil observasi di atas rekapitulasi data siklus II
diatas, dapat diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria
Berkembang sesuai harapan (BSH) berjumlah 6 anak didik 234% Dan
anak berkembang sangat baik (BSB) berjumlah 7 orang 846%
peningkatan kemampuan motorik kasar anak memperoleh Nilai rata-rata
84,4% di kategorikan Berkembang sangat baik.
e.Refleksi siklus II pertemuan ke 2
Berdasarkan hasil refleksi siklus 2 pada pertemuan ke dua telah
menujukan hasil evaluasi dalam Peningkatkan kemampuan motorik kasar
passing (chest pass) melalui permainan bola basket di kelompok B TK
Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar . kemampuan Motorik
kasar sudah mengalami peningkatan yang memuaskan di mana sudah tidak
ada lagi kendala-kendala selama proses pembelajaran berlangsung pada
79
siklus II namun setelah melakukan observasi pembelajaran siklus II sudah
lebih baik dari siklus I proses pembelajaran berlangsung kondusif dan
antusias peserta didik untuk menunjukan peningkatan kemampuan motorik
kasar ,selain itu lebih aktif .dengan melihat hasil yang sudah di peroleh
pada siklus I dan II maka peneliti mengambil keputusan untuk tidak
melanjutkan lagi penelitian selanjutnya karna hasil pada siklus II telah
memnuhi target 84%.
B.Pembahasan
1. Hasil Proses Peningkatan kemampuan motorik kasar Passing ( chest pass)
Pada pertemuan pertama hasil pengamatan hasil observasi atau evaluasi
anak didik pada siklusI pertemuan pertama masih kurang , kemampuan motorik
kasar passing (chest pass) masih membutuhkan stimulasi Saat kegiatan aturan
dan tata cara permainan di lakukan pada saat kegiatan mengoper bola basket
beberapa anak masih ada yang kurang fokus saat melempar bola ke teman
kemudian posisi kaki masih ada yang belum terarah pada saat (passing atau chest
pass). Masih terdapat beberapa anak didik yang belum mampu melakukan
kegiatan permainan sesuai dengan aturan dan masih banyak anak didik yang perlu
mendapatkan bimbingan dari guru ,hal ini karna permainan passing (chest pass )
melalui permainan bola basket baru di mainkan oleh anak didik sehingga butuh
latiha secara terus menerusanak yang memiliki kriteria Belum Berkembang (BB)
berjumlah 12 karena pada tindakan siklus satu terlihat ada beberapa anak didk
tidak mampu memaikan permainan bola passing chest pass
80
Menurut Nuri Ahmad (2007:13)Passing Chest passdalam permainan bola
basket adalah salah satu teknik dasar yang penting dikuasai setiap pemain, hal
ini di sebabkan karna operan (passing) yang tepat merupakan kunci atau
keberhasilan sebuah tim dan merupakan dua unsur penentuan tembakan –
tembakan yang berpeluang besar mencetak angka.operan yang tepat dan cepat
dapat memotivasi rekan sesame tim, serta menjadi tontonan yang menarik bagi
penonton.untuk dapat melakukan umpan atau operan yang tepat,kepada setiap
pemaian di tuntut terlebih dahulu menguasai teknik dasar passing permainan bola
basket dengan benar.Passing berarti mengoper bola. Operan bola merupakan
teknik dasar pertama
Chest pass (operan setinggi dada)Operan ini di mulai dari memegang bola
di depan dada kemudian bola di lempar lurus dengan telapak tangan ke arah ke
luar.chest pass adalah memberikan bola ke kawan dengan cara passing tepat
diarah depan dada. Karena teknik dasar ini sangat efektif dalam mengembangkan
permainan.Operan ini di gunakan untuk lemparan jarak pendek dengan
perhitungan kecepatan dan kecermatan.
Setelah dilakukan perbaikan yaitu siklus II menunjukan adanya perubahan
pada anak didik dalam melaksanakan proses pembelajaran terbukti yang tadinya
anak kurang belum mencerminkan sikap percaya diri dalam melakukan permainan
bola basket passing chest pass namun setelah melakukan pendekatan , memberi
simulasi dalam mengoper bola dengan cara passing .Anak didikyang tadinya di
bimbing atau harus di contohkan dalam permainan bola basket.
81
Pencapaian indikator kemampuan motorik kasar passing( chest pass) di
kelompok B (usia 5-6) berdasarkan Permendikbuk 146 indikator pencapaian
Melakukan gerakan tubuh cara terkoordinasi untuk melatih kelenturuan ke
seimbangan dan kelincahan , melakukan koordinasi gerakan mata, kaki tangan,
melakukan permainan fisik dengan aturan.
Seluruh langkah-langkah pemebelajaran yang dilakukan oleh peneliti
berjalan lancar setelah hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa hasil penelitian siklus I mendapatkan
skor 1.038 kriteria Mulai Berkembang siklus II mendapatkan skor 1.941 kriteria
Berkembang Sangat Baik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat dinyatakan bahwa
melalui peningkatan kemampuan Motorik kasar passing (chest pass) melalui
permainan bola basket kelompok TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota
Makassar. Dari data yang di dapatkan menunjukan bahwa kemampuan motorik
kasar anak didik di siklus pertama dan kedua masih terdapat kriteria anak Mulai
Berkembangsiklus II Berdasarkan hasil evaluasi dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar passing (chest pass) melalui permainan bola basket di kelompok B
TK Islam Nurul Quddus Barombong Kota Makassar kemampuan motorik kasar
sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut
telah di ketahui bahwa peningkatan kemampuan motorik kasar di kelompok B
sudah mencapai kriteria yang telah di tetapkan proses pembelajaran berlangsung
pada siklus II namun setelah melakukan observasi pembelajaran siklus II sudah
lebih baik dari siklus I proses pembelajaran berlangsung kondusif dan antusias
peserta didik untuk menunjukan peningkatan kemampuan motorik kasar ,selain itu
lebih aktif .dengan melihat hasil yang sudah di peroleh pada siklus I maka
82
peneliti mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan lagi penelitian selanjutnya
karna hasil pada siklus II telah mencapai angka indikator memenuhi target 84%
2. Aktivitas Anak Didik Untuk Peningkatan Kemampuan Motorik kasar
Passing ( chest pass)
Untuk Mengatahui Peningkatan aktivitas anak didik dalam kemampuan
motorik kasar anak didik dengan menggunakan teknik passing chest pass yang di
peroleh melalui hasil observasi sebelum tindakan aktivitas anak dan sesudah
tindakan di lihat pada tabel 4.4 hasil observasi pratindakan aktivitas anak didik
pada tabel 4.6 hasil aktivitas anak didik dalam kegiatan Melakukan gerakan tubuh
cara terkoordinasi untuk melatih kelenturuan ke seimbangan dan kelincahan, pada
siklus I masih kriteria belum berkembang masih berada di kategori berkembang
dan anak yang belum bisa mengkoordinasikan gerakan yang seimbang terkontrol
dan lincah pada saat passing chest pass pada tabel 4.8 hasil observasi aktivitas
anak didik dalam kegiatan Melakukan gerakan tubuh cara terkoordinasi untuk
melatih kelenturuan ke seimbangan dan kelincahanmelakukan koordinasi gerakan
mata, kaki tangan, melakukan permainan fisik dengan aturan. Pada siklus II sudah
berada pada kriteria berkembang sangat baik (BSB) sudah mampu
mengkoordinasikan gerakan yang seimbang pada saat passing chest pass.Dan
sudah mampu mandiri tanpa bantuan guru dan peneliti bahkan sudah bisa
membantu temanya.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil
kesimpulan bahwa apakah dengan menggunakan bola basket penggunaan
teknik (chest pass) dengan cara passing dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar pada peserta didik kelompok B TK Islam Nurul Quddus
Barombong KotaMakassar hal ini dapat di buktikan dengan meningkatnya
kemampuan awal sebelum tindakan menunjukan bahwa setelah di lakukan
tindakan pada siklus I mengalami
Peningkatan dengan kriteriamulai berkembang (MB)hal ini di
buktikan di setiap indikator, kemampuan anak dalam chest pass dengan
cara passing sudah mengalami sedikit peningkatan .setelah melakukan
tindakan siklus II mengalami peningkatan dengan kriteria berkembang
sesuai harapan (BSB) mengalami peningkatan yang memuaskan di mana
sudah tidak ada lagi kendala-kendala selama proses pembelajaran
berlangsung .
B. Saran
84
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran
yaitu:
1. Bagi guru, di harapkan agar dapat memanfaatkan permainan passing
(chest pass) dalam permainan bola basket sebagai peningkatan
kemampuan motorik kasar anak didik.
2. Bagi guru, sebagai masukan guru lebih kreatif dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan kemampuan motorik kasar
melalui konsep permainan misalnya melalui permainan passing (chest
pass) dalam permainan bola basket, dengan tujuan mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak dapat meningkat
3. Bagi peneliti ,penelitian selanjutnya ,di harapkan agar lebih berusaha
meningkatkan aspek-aspek yang dapat di teliti sehingga memperoleh
hasil penelitian yang lebih optimal dan bermanfaat untuk semua orang
dan bagi pendidikan anak usia din
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto.2017. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Bumi Aksara.
Ahmadi Nuril .(2007). Permainan bola basket .Solo Era intermedia.
Arikunto, suharsimi. 2010. penelitian pendidikan tindakan kelas.Jakarta Bumi
Aksara.
Beaty Janice J. 2013.Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta
Depdiknas.(2007). Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman
Kanakkanak. Jakarta.
Dimyati Johni.2013Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini..Yogyakarta. Prenada Media Group.
Enung Fatimah 2008. Psikologi perkembangan Bandung.
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak:Jakarta:Penerbit Erlangga
Erlinda Esti,2014. “Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui
Permainan Melempar Dan Menangkap Bola”. Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Sarjana Kependidikan Basis Guru Dalam Jabatan. Universitas
Bengkulu
Fauzi Mohammad Kamal,2015. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Chest Pass
Bola Basket Melalui Media Audiovisual”. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri Semarang
Hanko Johanne.2012.Permainan Edukatif Untuk Anak yang Berkebutuhan
Khusus Jakarta
Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV
Mandar Maju
Khotimah, khusnul. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB,TK.
Bandung : CV Yramawidya.
Miles , Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. (diterjemahkan Ole: Tjetjep
Rohedi Rosidi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Muhammad AS’Adi. 2010.Panduan Praktis Stimulasi Otak
Anak.Yogyakarta:Jalan Wonosri Baturetno.
86
Muliyani, Nova.2016.Dasar –Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.yogyakarta :Kla
Imedia.
Musfiroh Takdiroatun.2005. Bermain Sambil Belajar dan mengasah kecerdasan.
Jakarta : Depdiknas.
Muhajir .2002 pendidkan jasmani olaharaga dan kesehatan jakarta erlangga .
Novi ,Mulyani.2018. Perkembangan Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137,2014. Tentang Standar Nasional Pendidikan PAUD. Jakarta
Permen Nomor 146 Tahun 2014. Pengembangan kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini
Rahma ,Hidayah.2018. “Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Melalui Permainan Tradisional Kelompok B Di Ra Al-Mukhlisin Darma
Bakti Jl.Karya Ujung Dusun 1 Helvetia”. Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan.
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Universitas Islam Negeri.Sumatera
Utara.
Santrock , John W.2002.life –Span DEVELOPMENT : Perkembangan Masa
hidup.Jakarta: Erlangga.
Sanjaya , wina (2010) strategi pembelajaran beroretasi terpadu Yogyakarta
Suyadi.(2009). Permainan Edukatif yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power
Books (Ihdina).
Sujiono Anas, 2006. Pemetaan Kreativitas Anak Usia 4-6 Tahun Di Tk
Laboratorium Pg-Paud Universitas Riau. Jurnal Educhild: Pendidikan
dan Sosial 4.1: 50-55