Upload
nguyencong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SEMESTER I
SDN NGUTER 04 KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
WAHYU BUDI SETYAWAN
X7109119
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model
Quantum Learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
Semester I SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012”
disusun oleh:
Nama : Wahyu Budi Setyawan
NIM : X7109119
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal : Januari 2012
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Drs. Usada, M.Pd Drs. Hadi Mulyono, M.Pd NIP. 19510908 198003 1 002 NIP. 19561009 1980121 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model
Quantum Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
Semester I SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
Disusun oleh:
Nama : Wahyu Budi Setyawan
NIM : X7109119
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd.
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Anggota I : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd.
Anggota II : Drs. Usada, M. Pd
Disahkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Wahyu Budi Setyawan. X7109109. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Quantum Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester I SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 melalui model Quantum Learning. Variabel yang menjadi sasaran perubahan adalah keterampilan menulis karangan narasi, sedangkan variabel tindakan yang digunakan adalah model Quantum Learning.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pelaksanaan setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 9 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa pembelajaran dengan model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Negeri Nguter 04 tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata menulis karangan narasi pada setiap siklusnya yaitu pada tindakan prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis karangan narasi adalah 62, kemudian pada siklus I nilai rata-rata menulis karangan narasi meningkat menjadi 71, lalu pada siklus II nilai rata-rata menulis karangan narasi juga meningkat menjadi 79. Begitu juga pada tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada prasiklus ketuntasan klasikalnya sebanyak 4 siswa atau 44,44%, kemudian pada siklus I meningkat sebanyak 6 siswa atau 66,67%, lalu pada siklus II juga meningkat sebanyak 8 siswa atau 88,89%. Jadi dari hasil tersebut secara klasikal pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Wahyu Budi Setyawan. X7109109. Increasing Of Writing Skill Of Narration Article By Quantum Learning Model In Indonesia Language Study Of 1st
Semester 5th Grade Students Of Nguter 04 Nation Elementary School Sub-Distric Nguter Distric Sukoharjo In Academic Year 2011/2012, Script. Surakarta: Teaching Learning and Education faculty of Sebelas Maret University. 2011.
The goal of this research is to increase writing skills of narration article in 5th grade students of Nguter 04 Nation Elementary School Sub-distric Nguter Distric Sukoharjo in academic year 2011/2012 through Quantum Learning model. The variable becoming the goal canging in this research is the writing skill of narration article, while the action variable that used is Quantum Learning model.
The form of this research is Classroom Action Research that accomplished as long as 2 cycle that every cycle consist of 2 meeting. The accomplish every cycle through 4 stages, namely : planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research are the 5th grade students of Nguter 04 Nation Elementary School Sub-distric Nguter Distric Sukoharjo academic year 2011/2012 that consist of 9 students. The techniques of collecting data are observation, documentation, and test. The data analysis technique is comparrative descriptive and critical analitic.
Based on the result of the classrom action research done in 2 cycle, it can be concluded that learning model of Quantum Learning can done to increase the skill writing of narration article of 5th grade students of Nguter 04 Nation Elementary School Sub-distric Nguter Distric Sukoharjo academic year 2011/2012. That increasing can be proved with increasing of average value of narration article writing every cycle that is, in pre-cycle the average values of narration article writing is 62, then in the 1st cycle average of narration article writing increased to be 71, then in 2nd cycle average values of narration article writing also increase to be 79. So did with classical passing students also increased every cycles. In precycle the classical passing as much as 6 students or 66,67%, then in 2nd cycle also increase as much as 8 students or 88,89%. So from that result, classically the learning has reached passing of learning. According from the result, it can be recommended that learning of narration article writing using learning model of Quantum Learning can increased writing skill of narration article 5th grade students of Nguter 04 Nation Elementary School Sub-distric Nguter Distric Sukoharjo academic year 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”
(Q.S Al-Insyirah : 6)
“Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan
kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri,
disertai akhlak yang baik”
(Nabi Muhammad SAW)
“Hidup adalah sebuah tantangan maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu maka
nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi maka sadarilah. Hidup adalah sebuah
permainan maka mainkanlah. Hidup adalah cinta maka nikmatilah”
(Bagawan Sri Sthya Sai Baba)
“Orang yang bahagia bukanlah pada lingkungan tertentu,
melainkan orang dengan sikap-sikap tertentu”
(Hugh Downs)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia adalah keyakinan dan keberanian yang teguh”
(Andrew Jackson)
`
“Saat bicara hati mengalirlah apa adanya layaknya air yang selalu mengalir ke bawah,
Saat bicara prinsip teguhlah layaknya batu karang yang kokoh diterpa ombak”
( Penulis )
“Sedihmu hari ini hanyalah masa lalu bagi masa cerahmu esok,
gembiramu hari ini adalah hasil jerih payahmu di masa lalu.
Hiduplah selalu mengahadapi kenyataan, dan menantang harapan, semangat!”
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah,
telah selesai penyusunan karya sederhana ini dan penulis persembahkan kepada:
Kedua Orang Tua penulis, Bp. Wahyudi dan Ibu Rumini
yang selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi, serta keteladanan bagi penulis
sehingga membuat hidup penulis menjadi lebih terarah
Seluruh keluarga besar SD Negeri Nguter 04
yang telah memberikan ruang bagi penulis
untuk berkarya dan ikut mengabdi mencerdaskan kehidupan bangsa
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
tempat menimba ilmu penulis sebagai bekal menjalankan profesi dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Quantum
Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester I SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan
penelitian dan guna memperoleh gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak bisa lepas dari bantuan atau
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta sekaligus selaku dosen pembimbing kedua yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan terarah.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Sekretaris Program Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
5. Drs. Usada, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan terarah.
6. Ayah, ibu dan adik-adik tercinta yang telah memberikan dukungan moral
maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Bp. Edi Riyanto, S.Pd., Ibu Mujiyem, beserta seluruh Bapak/Ibu guru dan staf
karyawan SD Negeri Nguter 04 yang telah banyak membantu jalannya
penelitian skripsi ini.
8. Teman – teman mahasiswa S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta pembaca pada
umumnya. Akhirnya tidak lupa penulis menngucapkan mohon maaf bila terdapat
tutur kata penulis yang kurang berkenan dihati pembaca sekalian.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI . .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR . .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5
C. Pembatasan Masalah . ......................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 7
1. Hakikat Keterampilan Menulis Karangan Narasi ........... 7
2. Hakikat Model Quantum Learning ................................ 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 17
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 18
D. Hipotesis ............................................................................ 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 20
B. Subjek Penelitian ............................................................... 21
C. Sumber Data ....................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 21
E. Validitas Data ..................................................................... 22
F. Analisis Data ..................................................................... 23
G. Indikator Kinerja ............................................................... 23
H. Prosedur Penelitian ............................................................ 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. 28
1. Deskripsi Kondisi Awal ............................................... 28
2. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 33
a. Deskripsi Siklus I .. ................................................. 33
b. Deskripsi Siklus II .. ................................................ 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 50
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan. ....................................................................... 56
B. Implikasi ........................................................................... 57
C. Saran ................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59
LAMPIRAN ................................................................................................ 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Skor Penilaian Sebuah Tulisan .………………………………......
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas …………..………....................
Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan
Prasiklus …………………………………………………………..
Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Prasiklus ………..
Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Prasiklus …....……..
Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Karangan Narasi
pada Tindakan Siklus I ……………………………………………
Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus I ………….
Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Siklus I ...………..…
Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan
Siklus II …………….……………………………………………..
Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus II ……...…
Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Siklus II ...……...….
Perbandingan Hasil Pembelajaran pada Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II …………………………………………………………...
Perbandingan Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi Pada
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II …………………………………..
10
20
29
30
31
36
38
39
45
46
47
50
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Skema Kerangka Berpikir ...........................................................
Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas .....…..……………
Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada
Tindakan Prasiklus ……………………………………………..
Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan
Prasiklus ………………………………………………………..
Grafik Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan
Prasiklus . ………………………………………………………
Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada
Tindakan Siklus I ………………………………………………
Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan
Siklus I ………………………………………………………...
Grafik Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan
Siklus I …………………………………………………………
Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada
Tindakan Siklus II ……………………………………………..
Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan
Siklus II …………………………………………………..…....
Grafik Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan
Siklus II ………………………………………………...……....
Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran pada Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II ………………………………………….
Grafik Perbandingan Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan
Narasi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ……………….
Formasi Tempat Duduk Berbanjar 2 ………………………….
Siswa Mengerjakan Tes Prasiklus ………………..……….........
Formasi Tempat Duduk Berbanjar 3 …………………………...
Guru Memberi Apersepsi dengan Menyayikan Lagu “di Sini
Senang di Sana Senang” ………………………………………..
19
24
29
30
31
37
38
39
45
47
48
50
52
133
133
134
134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Gambar 25.
Gambar 26.
Gambar 27.
Gambar 28.
Gambar 29.
Gambar 30.
Gambar 31.
Guru Menjelaskan Satu Contoh dengan Media Gambar ……….
Guru Memberi Kesempatan Siswa Untuk Menamai sekaligus
Mendemonstrasikan …………………………………………….
Siswa Mengulangi Secara Kelompok dengan Bimbingan
Guru ………………………...………………………………….
Siswa Mulai Mengerjakan Tugas dengan yel-yel ………………
Siswa Mengulangi Menyusun Kerangka Karangan Secara
Individu …………………………………………………………
Siswa Mengulangi Mengembangkan Kerangka Karangan
Secara Individu …………………………………………………
Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U” ………………………..
Guru Memberi Apersepsi dengan Menyayikan Lagu “Pada
Hari Minggu” …………………………………………………...
Siswa Memperhatikan Penjelasan Salah Satu Gambar yang
di Tempel Guru ……………………………………………….
Siswa diberi kesempatan untuk menamai dan
mendemonstrasikannya ………………………………………
Siswa Mengulangi dengan Memilih Salah Satu Media Gambar Secara
Kelompok dan Langsung Menuliskan Idenya di Depan ……...........
Siswa Mengkoreksi Hasil Pekerjaan Kelompok Lain ………….
Siswa Mengulangi Menyusun Kerangka Karangan Secara
Individu …………………………………………………………
Siswa Mengulangi Mengembangkan Kerangka Karangan
Secara Individu …………………………………………………
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ………….......
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II …..................
Silabus Bahasa Indonesia Kelas V Kompetensi Menulis ...............
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus ……........................
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ...............
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ..............
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ..............
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ............
Lembar Observasi Kinerja Guru Prasiklus ……….........................
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I……............
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II……...........
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I……...........
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II…….........
Hasil Nilai Siswa Menulis Karangan Narasi Prasiklus …………..
Hasil Nilai Siswa Menulis Karangan Narasi Siklus I ……………
Hasil Nilai Siswa Menulis Karangan Narasi Siklus II …………..
Rekapitulasi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II ……………………………………………..
Foto Kegiatan Prasiklus ………………..........................................
Foto Kegiatan Siklus I ………………............................................
Foto Kegiatan Siklus II ………………...........................................
61
70
79
80
82
84
86
88
90
97
105
113
121
129
130
131
132
133
134
138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan kepada seseorang agar kelak dapat mempertanggung
jawabkan dirinya sendiri sebagai manusia mandiri yang tidak menggantungkan
orang lain sehingga berguna bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat, bangsa dan
negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam suatu pendidikan perlu
adanya sesuatu cara yang mempermudah siswa untuk dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang diharapkan.
Salah satu yang paling dominan perlu dikuasai bagi siswa adalah mata
pelajaran bahasa Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia siswa wajib menguasainya
karena merupakan suatu hal yang mendasar guna berkomunikasi (tukar pikiran,
perasaan dan sebagainya) antar suku bangsa Indonesia yang beragam bahasa
daerahnya menggunakan satu bahasa yaitu menggunakan bahasa Indonesia. Jadi
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi suatu kebutuhan
praktis dan wajib dikuasai bagi seluruh siswa.
Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari penguasaan
empat keterampilan dasar yaitu meliputi membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan (menyimak).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 tentang standar isi yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Bahasa
Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Dari keempat keterampilan tersebut menulis merupakan salah satu
keterampilan yang paling komplek bagi siswa. Karena keterampilan ini menuntut
akan penguasaan dasar keterampilan lainnya. Sebagaimana menurut St. Y. Slamet
(2007:96) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang sesudah menguasai keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca.
Selain itu keterampilan menulis bukanlah sekedar kemampuan
mengungkapkan pikiran secara jelas kepada orang lain saja, tapi juga merupakan
kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dengan menerapkan kaidah
tulis-menulis yang benar serta penggunaan pilihan kata yang tepat. Meskipun
begitu keterampilan menulis juga harus dikuasai sebagai dasar pengembangan diri
seseorang di bidang formal selanjutnya, apalagi bagi siswa SD yang masih akan
melanjutkan kejenjang berikutnya yang tentunya masih selalu berkaitan dengan
hal menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V SD kompetensi menulis
khususnya menulis karangan (mengarang) merupakan suatu hal yang seharusnya
dikuasai bagi siswa kelas V SD karena sebelumnya di kelas III dan IV sudah ada
Kompetensi Dasar tentang menulis karangan sederhana. Sehingga sekarang siswa
kelas V SD seharusnya harus sudah terampil mulai dari cara mengembangkan
kerangka karangan atau paragraf, hingga penerapan kaidah tulis-menulis yang
benar. Jadi mereka harus sudah bisa mengungkapkan pikiran, gagasan kepada
orang lain kedalam bentuk tulisan dengan kaidah tulis-menulis yang benar.
Berkaitan dengan hal tersebut pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas V SDN Nguter 04 pada kompetensi menulis karangan narasi ternyata masih
kurang, mulai dari yang kurang bisa mengembangkan karangan atau paragraf
secara padu dan runtut hingga penerapan kaidah tulis-menulis yang benar serta
kerapiannya. Jadi siswa dalam mencurahkan gagasan, perasaan kedalam bentuk
tulisan masih belum terampil dan masih cenderung mudah secara lisan.
Penyebab masalah tersebut berdasarkan observasi ternyata pembelajaran
masih kurang menyenangkan dan membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti
pelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan narasi, sehingga menjadikan nilai
mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi menulis karangan narasi menjadi
rendah. Hal tersebut terbukti bahwa 5 dari 9 siswa atau 55,55 % kelas V SDN
Nguter 04 untuk nilai kompetensi tersebut masih di bawah KKM yaitu 66.
(Lampiran 14, halaman 129).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dari kendala tersebut ternyata guru dalam memberi pelajaran masih
menggunakan metode yang konvensional, hanya dengan memberikan ceramah
yang monoton dan langsung memberi tugas serta kurangnya penggunaan media
dan variasi metode dalam pembelajaran yang menimbulkan kebosanan serta
kekurangaktifan siswa untuk mendalami keterampilan menulis karangan narasi,
sehingga nilai siswa dalam menulis karangan narasi masih rendah. Misalnya siswa
belum terampil dalam menyusun kerangka karangan yang harus padu, runtut dan
efektif hingga dalam mengembangkan kerangka karangan atau paragraf. Ada pula
yang bisa mengembangkan kerangka karangan atau paragraf tapi tidak
menggunakan kaidah tulis-menulis yang benar. Begitu juga dalam hal pilihan kata
ternyata juga masih kurang tepat. Bahkan dalam hal penentuan judul sebagian
siswa dalam menentukan judul masih kurang tepat, juga dengan penulisan struktur
paragraf karangan pun ada yang belum bisa. Hanya sebagian anak yang menulis
karangan narasi menggunakan kaidah tulis menulis yang benar serta pilihan kata
yang tepat yang dikarenakan memang siswa tersebut meminati untuk menulis
karangan narasi dengan baik dan benar.
Dengan keadaan siswa kelas V SDN Nguter 04 yang nilai mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis karangan narasi yang masih
rendah, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu suatu model
pembelajaran yang dapat mengajak siswa untuk bisa menulis karangan narasi
dengan suasana yang menarik, mengasikkan, variatif, kreatif, dan efektif
sehingga keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi pun bisa meningkat.
Untuk itu penulis tergerak mengadakan perbaikan dengan menggunakan model
Quantum Learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
keterampilan menulis karangan narasi.
Quantum Learning merupakan suatu model pembelajaran yang
menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran, menyampaikan bahan
pelajaran, dan bagaimana menyederhanakan proses belajar sehingga memudahkan
belajar siswa. Menurut Bobbi DePorter (dalam Sugiyanto, 2009:71) menyatakan
bahwa istilah Quantum Learning bermakna interaksi-interaksi yang mengubah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
energi menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi. Dari pernyataan
DePorter itulah Quantum Learning lahir. Pembelajaran yang berprinsip untuk
membawa dunia pembelajar kedunia pengajar, dan mengantarkan dunia pengajar
kedunia pembelajar tersebut lebih kita kenal dengan konsep TANDUR (
Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Sedangkan
menurut Sugiyanto (2009:67) menyatakan bahwa pembelajaran kuantum
merupakan proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan
yang menjadi pilihan para guru/ fasilitator.
Kemudian tujuan pokok Quantum Learning menurut Udin Saefudin
Sa’ud (2008:130) yaitu meningkatkan partisipasi siswa, melalui penggubahan
keadaan, meningkatakan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan
meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan
kehalusan perilaku.
Dengan Quantum Learning yang menekankan pada keaktifan, partisipasi,
dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tersebut maka akan dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Untuk hal itu, dalam
pembelajaran kantum, guru harus memiliki kemampuan untuk mengorkestrasi
konteks dan kontens. Konteks berkaitan dengan lingkungan pembelajaran,
sedangkan konten berkaitan dengan isi pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis hendak mengadakan
suatu perbaikan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kasihani Kasbolah
E.S. (2001:9) Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
keadaan yang tidak atau kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
Maka untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa
kelas V SDN Nguter 04, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui
Model Quantum Learning Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V Semester I SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Siswa cenderung lebih mudah mencurahkan gagasan secara lisan;
2. Siswa belum terampil mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat mereka
dalam bentuk tulisan;
3. Siswa belum terampil menyusun kerangka karangan secara padu, runtut dan
efektif
4. Siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata yang tepat;
5. Siswa kurang tertarik dalam kegiatan menulis;
6. Siswa mengalami kejenuhan dan tidak aktif dalam proses pembelajaran;
7. Guru belum menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan;
8. Belum diterapkan suatu model pembelajaran yang inovatif sehingga interaksi
dalam proses pembelajaran masih membosankan bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian
ini peneliti memberi batasan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilan dalam hal ini dibatasi keterampilan menulis karangan narasi
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SDN Nguter
04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
2. Model pembelajaran dalam hal ini dibatasi model Quantum Learning.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah penerapan Model Quantum Learning dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V Semester I
SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa
kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012 melalui model Quantum Learning.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
khasanah keilmuan sebagai bahan rujukan bagi dunia pendidikan khususnya
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terkait, diantaranya :
a. Bagi Siswa
1) Menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menulis karangan narasi.
2) Meningkatkan penguasaan siswa pada kompetensi keterampilan menulis
karangan narasi.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada kompetensi menulis karangan narasi.
2) Memberi wawasan lebih mengenai pembelajaran yang bermakna.
c. Bagi Sekolah
1) Memberi sumbangan yang positif terhadap peningkatan mutu pembelajaran
di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Karangan Narasi
a. Pengertian Keterampilan
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri, 1991:2).
Kemudian dalam (http://www.artikata.com/arti-381397-
keterampilan.html) arti keterampilan adalah “kecakapan untuk menyelesaikan
tugas”. Sedangkan alam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses
komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan
tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan
dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
b. Pengertian Menulis
Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau
perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu,
dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif; artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik. (Darmiyati Zuchdi & Budiasih, 1999:62).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kemudian menurut Tarigan (1983) (dalam Haryadi & Zamzani 1996:77)
menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau
mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut.
Sedangkan keterampilan menulis menurut Byrne (1979:3) (dalam St. Y.
Slamet, 2008:140) menyatakan bahwa pada hakikatnya bukan sekadar
kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan
menulis adalah kemampuan menuangakan buah pikiran kedalam bahasa tulis
melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga
buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
“Faktor penting yang menyebabkan keberhasilan dalam menulis adalah
aspek motivasi….faktor motivasi pada akhirnya mendorong timbulnya rasa
percaya diri yang tinggi terhadap pekerjaan tulis-menulis.” (Suyanto & Asep
Jihad, 2009:3).
Kemudian menurut St. Y. Slamet (2007:96) menyatakan bahwa
penggunaan istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap
sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya,
maka sejalan dengan hal itu, tulisan sebagai hasil tulis menulis berpadanan dengan
karangan sebagai hasil mengarang.
Ada beberapa hal yang perlu dalam memperkembangkan kecakapan
mengarang supaya jelas dan tepat, sebagaimana yang dikemukakan A. Hakim
(1971:7) yaitu sebagai berikut :
1. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik yang mengena pembaca. Ide yang jelas dan tertentu mesti ada sebelum mengarang, agar jangan membuang-buang waktu dan bicara hilir mudik tanpa tujuan.
2. Karangan yang bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan jelas. Hal ini akan tercermin antara lain dalam pemilihan kata-kata, dalam tatasusunan kalimat dan dalam outline gamblang dari seluruh uraian itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Keahlian mengarang lebih cepat diperoleh dengan memperbaiki tehnik mengarang daripada dengan mengoreksi kesalahan-kesalahan saja. Kesalahan akan hilang dengan sendirinya, jika pengarang belajar bersikap kritis terhadap buah tulisannya.
4. Mempelajari tata bahasa akan mempertinggi kepandaian menggunakan bahasa. Maka berusahalah menguasai tata bahasa Indonesia, kalau ingin berhasil mengarang dalam bahasa Indonesia.
5. Penggunaan kata-kata yang biasa merupakan dasar ungkapan dan karena itulah dasar bahasa. Maka kalau anda mau mengarang, pilihlah bahasa yang biasanya digunakan orang baik-baik, orang-orang terpelajar bukan bahasa pasaran!
6. Mengarang adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tanpa rasa emosionil yang belebih-lebihan, realistis dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tak perlu. Pengungkapan mesti jelas dan teratur, sehingga meyakinkan para pembaca. Maka uraian harus mencerminkan, bahwa si pengarang sungguh-sungguh mengerti atau menghayati apa yang sedang diuraikannya itu. Menurut Imam Maliki (1999:71) “ … keterampilan mengarang bukan
merupakan sesuatu yang secara tiba-tiba ada dalam diri seseorang, tetapi
merupakan hasil dari latihan dan praktik yang sering, teratur, dan kontinyu”. Jadi
menulis atau mengarang perlu suatu proses dan tidak bisa langsung bisa dikuasai
oleh siswa begitu saja.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu kegiatan sebagai pengungkapan ide, perasaan, atau berkomunikasi
kepada orang lain dalam bahasa tulis yang perlu proses untuk menguasainya.
Kemudian untuk mengetahui hasil menulis atau mengarang maka juga perlu
dilakukan penilaian. Menurut kebanyakan para kritikus bahasa, komponen-komponen
yang perlu dinilai dalam sebuah tulisan meliputi :
1) Isi tulisan yang antara lain meliputi kualitas dan ruang lingkup isi serta
kesesuaian isi dengan judul / tema;
2) Urutan dan hubungan paragraf yang antara lain meliputi organisasi
keseluruhan, kesatuan paragraf, paduan-paduan paragraf, dan pengembangan
paragraf;
3) Pemakain bahasa yang meliputi tata bahasa, ejaan, dan gaya bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Secara konvensional, penilaian karangan dapat dilakukan secara holistik
maupun per aspek. Menurut St. Y. Slamet (2008:210) menjelaskan bahwa hasil
penilaian merupakan gabungan dari hasil penilaian per aspek. Adapun bobot skor
untuk komponen-komponen tersebut, dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Skor Penilaian Sebuah Tulisan
No. Komponen yang Dinilai Bobot skor
1.
2.
3.
4.
5.
Isi gagasan yang dikemukakan
Pengorganisasian isi dan pengembangan paragraf
Struktur tatabahasa
Gaya pilihan struktur dan diksi
Ejaan dan tanda baca
30
35
20
15
10
Jumlah nilai 100
c. Pengertian Karangan
Karangan dalam (http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/pengertian-
karangan-dan-contoh-karangan.html) merupakan karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Sedangkan dalam dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:640) karangan
yaitu hasil mengarang; tulisan; cerita; artikel; buah pena. Jadi karangan
merupakan suatu hasil buah pena atau hasil ungkapan gagasan yang disampaikan
secara tertulis.
Agar dalam menulis karangan menjadi mudah dan terarah maka senelum
menulis karangan hendaknya menyusun kerangka karangan. Menurut Sabarti
Akhadiah (dalam Wahyu Wibowo, 2001:71) Kegunaan kerangka karangan bagi
penulis adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1. Kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun karangan secara
teratur, tidak membahas satu gagasan sampai dua kali, dan dapat mencegah
penulis ke luar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul;
2. Kerangka karangan akan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan,
sekaligus memberi kemungkinan bagi penulisnya untuk memperluas bagian-
bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana yang
berbeda-beda, sesuai variasi yang diinginkannya.
3. Kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulisnya, bahkan atau
materi apa yang dibutuhkan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.
Menurut Anton M. Moliono (1989:124) berdasarkan tujuannya ada
beberapa bentuk karangan yaitu (1) penulisan yang bertujuan memberikan
informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman termasuk golongan
pemaparan, hasilnya dapat disebut pemaparan atau eksposisi, (2) jika bertujuan
meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau membujuk
pihak lain agar pendapat pribadi diterima, termasuk golongan pembahasan,
hasilnya dapat disebut bahasan, persuasi, atau argumentasi, (3) penulisan yang
sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan perekaan,
dan yang tujuannya lebih banyak mengimbau, tergolong kategori pengisahan,
hasilnya dapat disebut kisahan atau narasi, (4) penulisan yang menggambarkan
bentuk objek pengamatan, rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya termasuk
golongan pemerian, hasilnya dapat disebut pemerian atau deskripsi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan
adalah suatu bentuk atau hasil tulisan sesorang yang disampaikan kepada sesorang
dalam bahasa tulis dengan tujuan tertentu. Berdasarkan tujuannya ada beberapa
bentuk karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
d. Pengertian Narasi
Narasi pada dasarnya adalah suatu cerita. Dalam Kamus Besar Indonesia
(2008:196) narasi adalah penceritaan suatu peristiwa atau kejadian juga cerita atau
deskripsi dari suatu kejadian atau peristiwa. Sehingga narasipun hampir mirip
dengan deskripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Yang membedakan narasi dengan deskripsi ialah terletak pada “waktu”
sebagaimana pernyataan Gorys Keraf (2003:136) “…kalau narasi hanya
menyampaikan kepada pembaca suatu kejadian atau peristiwa, maka tampak
bahwa narasi akan sulit dibedakan dari deskripsi karena setiap peristiwa atau suatu
proses dapat juga disajikan menggunakan metode deskripsi. Sebab itu ada unsur
lain yang harus diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian pengertian
narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan dan tindakan yang terjadi
dalam suatu rangkaian waktu. …. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek
secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu
rangkaian waktu”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narasi
merupakan suatu penggambaran peristiwa yang memperhatikan unsur waktu.
Adapun ciri-ciri karangan narasi menurut Gorys Keraf (200:136) dalam
(http://wikipedia/2010/03/narasi.html) yaitu sebagai berikut :
(1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
(2) Dirangkai dalam urutan waktu
(3) Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
(4) Ada konfliks
Kemudian lebih lengkap lagi ciri-ciri narasi yang diungkapkan oleh Atar
Semi (2003: 31) dalam (http://wikipedia/2010/03/narasi.html) yaitu sebagai
berikut:
(1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
(2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
(3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
(4) Memiliki nilai estetika.
(5) Menekankan susunan secara kronologis.
Dari beberapa pengertian diatas maka keterampilan menulis karangan
narasi dapat diartikan merupakan suatu kemampuan pengungkapan ide, perasaan,
pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis secara kronologis yang
memperhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Hakikat Model Quantum Learning
a. Pengertian Model Quantum Learning
Bobbi DePorter & Mike Hernacki menganalogikan Quantum Learning
dengan prinsip relativitas Einstein yaitu E= mc2 yang artinya massa kali
kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Jadi Quantum Learning sebagai
“interaksi interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”.
Kemudian Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2003:16) juga menyatakan
bahwa “Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah
meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar
menghasilkan energi cahaya.”
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008:127) menyatakan bahwa:
Model pembelajaran Kuantum identik dengan sebuah simponi dan pertujukan musik. Maksudnya pembelajaran Kuantum, memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar yang ada, sehingga proses belajar menjadi seuatu yang menyenangkan dan bukan sebagai sesauatu yang memberatkan.
Sedangkan menurut Sugiyanto (2008:126) menyatakan bahwa:
Pembelajaran Kuantum sebagi salah satu alternatif pembaharuan pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana menyederhanakan proses belajar sehingga memudahkan belajar siswa. Pembelajaran Kuantum merupakan sebuah model yang menyajikan bentuk pembelajaran sebagai suatu “orkestrasi” yang jika dipilih dari dua unsur pokok yaitu: konteks dan isi. Konteks secara umum akan menjelaskan tentang lingkup lingkungan belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikhis. Sedangkan konten/isi berkenaan dengan bagaimana isi pembelajaran dikemas untuk disampaikan kepada siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Quantum Learning adalah pembelajaran yang menekankan pada interaksi antara
pembelajar dengan pengajar dan interaksi pengajar dengan pembelajar dimana
pengajar harus mengkondisikan pembelajar pada situasi yang menyenangkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi, pengalaman langsung dan
memberikan penghargaan atas usaha pembelajar.
b. Asas Utama Quantum Learning
Asas utama Quantum Learning menurut Bobby Deporter (1992) dalam
Udin Saefudin Sa’ud (2008:127) “ ... bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksudnya kita sebelum mengajar kita
harus memasuki dulu dunia siswa supaya hal tersebut menjadikan kita diberi izin
untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Caranya dengan mengkaitkan apa yang kita ajarkan dengan
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh siswa dari kehidupan rumah
sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan tersebut
terbentuk kita dapat membawa mereka ke dalam dunia kita, yakni memberikan
apa yang seharusnya kita berikan supaya siswa memahami bagaimana yang benar
dan pada akhirnya tujuan pembelajaran akan tercapai.
c. Prinsip Model Quantum Learning
Menurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin Sa’ud (2008:127)
bahwa selain asas utama, pembelajaran Kuantum memiliki lima prinsip, yaitu
sebagai berikut :
1) Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, katakata, tindakan, gerakan, dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-pesan belajar bagi siswa.
2) Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untk membatu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
3) Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa belajar memberi nama (mendefinisikan, mengkoknseptualisasi, membedakan, mengkatagorikan) hendaknyatelah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.
4) Mengakui setiap usaha, maksudnya semua usaha belajar yang telah dilakukan siswa harus memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran.
5) Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar berikutnya.
d. Karakteristik Umum Model Quantum Learning
Pembelajaran Kuantum berbeda dengan pembelajaran konvensional
lainnya. Untuk membedakannya pembelajaran Kuantum mempunyai beberapa
karakteristik umum. Menurut Sugiyanto (2009:73-78) ada beberapa karekteristik
umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran Kuantum sebagai berikut:
1) Pembelajaran Kuantum sebagai pangkal pada psikologi kognitif bukan fisika
Kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep Kuantum dipakai.
2) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivis-empiris,
hewan-istis, dan atau nativistis.
3) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat konstruktivistis, bukan positivistis-
empiris, behavioristis.
4) Pembelajaran Kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
5) Pembelajaran Kuantum sangat menekan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
6) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
7) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan pada kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
8) Pembelajaran Kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
9) Pembelajaran Kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau
material.
10) Pembelajaran Kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
11) Pembelajaran Kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban.
12) Pembelajaran Kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran.
e. Strategi Pembelajaran Model Quantum Learning
Didalam pembelajaran Quantum Learning polanya berbeda dari
pembelajaran konvensional. Didalam pembelajaran model Quantum Learning
diaplikasikan dengan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari;
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Menurut Bobby Deporter (1992) dalam Udin Saefudin Sa’ud (2008:129)
ada suatu pengembangan strategi pembelajaran model Quantum Learning melalui
istilah TANDUR, yaitu :
1) Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak
awal kegiatan siswa telah termorivasi untuk belajar dan memahami Apa
Manfaatnya Bagiku (AMBAK).
2) Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa untuk mencoba.
3) Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan metode
lainnya.
4) Demonstrasikan, sediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuannya.
5) Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya,
sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang
kesuksesan, kami bisa bahwa kami bisa.
6) Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang proporsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Yulinar (2008) dalam penelitian Skripsinya yang berjudul “Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui Penggunaan Pendekatan
Komunikatif Pada Siswa Kelas V SD” menyimpulkan bahwa kemampuan
menulis karangan siswa dapat ditingkatkan menggunakan Pendekatan
Komunikatif. Hal tersebut terbukti adanya peningkatan setiap siklusnya. Dilihat
dari hasil tes kondisi awal diketahui 9 dari 27 siswa belum mencapai nilai KKM,
sedangkan tes akhir dari penelitian menunjukan hanya 2 dari 27 siswa Kelas V
yang belum mencapai KKM sedangkan 7 siswa yang sebelumnya belum
mencapai KKM telah berhasil mencapai KKM. Persamaan penelitian Yulinar
dengan peneliti terletak pada variabel yang menjadi sasaran perubahan yaitu
menulis karangan, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel tindakan yang
digunakan, pada penelitian Yulinar menggunakan pendekatan komunikatif,
sedangkan peneliti menggunakan model Quantum Learning. Selain itu,
pengambilan populasi, waktu, dan tempat penelitian juga berbeda.
Alvany Rufaida (2010) dalam penelitian Skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum
Learning Pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” menyimpulkan bahwa terjadinya
peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan penggunaan model Quantum Learning. Hal tersebut dapat
terlihat dari kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 62,5
dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 53,3%, siklus I nilai rata-rata kelas
66,2 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 68,9% dan siklus II nilai rata-
rata kelas meningkat menjadi 70,7 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar
71,1%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas 73,7 dengan prosentase ketuntasan
82,2%. Persamaan penelitian Alvany Rufaida dengan peneliti yaitu variabel yang
digunakan sama-sama menggunakan Quantum Learning, kemudian pada variabel
yang menjadi sasaran perubahan yaitu keterampilan menulis, sedangkan
perbedaannya terletak pada pengambilan populasi, waktu, dan tempat penelitian
yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Nguter 04, khususnya kompetensi menulis karangan sampai saat ini masih
menggunakan metode yang konvensional. Pembelajaran yang dilaksanakan
kurang melibatkan siswa untuk aktif belajar dan cenderung statis. Hal itu
menyebabkan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari
kurangnya motivasi tersebut menyebabkan siswa tidak antusias dalam mengikuti
pelajaran sehingga sebagian besar siswa dalam menulis karangan narasi nilainya
masih rendah.
Sehubungan dengan hal itu maka perlu diberi suatu pembelajaran yang
berbeda, yang paling cocok untuk memecahkan hal tersebut adalah dengan
menggunakan model Quantum Learning. Penggunaan pembelajaran model
Quantum Learning ini didasarkan karena memang model ini sesuai dengan
masalah yang terjadi yaitu siswa kurang antusias dan nilainya rendah dalam
menulis karangan narasi. Dengan kerangka pembelajaran “TANDUR” dapat
memperbaiki kurang antusiasnya siswa yang menyebabkan nilai siswa rendah
dalam menulis karangan narasi. Kekurangan antusias siswa dapat meningkat
dengan kerangka tumbuhkan, demonstrasikan, dan rayakan. Sedangkan nilai yang
rendah pada menulis karangan narasi dapat meningkat dengan kerangka alami,
namai, dan ulangi. Hal ini dikarenakan menulis merupakan keterampilan proses
yang perlu diulangi atau direvisi.
Dengan menggunakan Quantum Learning proses pembelajaran akan
menjadi menarik dan bermakna bagi siswa karena model pembelajaran ini
mengaktifkan siswa tanpa merasa terbebani sehingga keterampilan siswa dalam
menulis karangan narasi meningkat.
Berikut skema kerangka berpikir :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu : penerapan model Quantum
Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester I SD Negeri Nguter 04
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal Pembelajaran konvensional
Penerapan model
Quantum Learning
Setelah diterapkan model
Quantum Learning
Siklus I
Siklus II
Keterampilan menulis karangan narasi siswa
rendah
Diduga Keterampilan menulis karangan narasi
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nguter 04 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo. Alasan yang mendasari penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Nguter 04, yaitu:
a. Pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning belum pernah
diteliti di SD Negeri Nguter 04.
b. Keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V di SD tersebut masih
rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran
2011/2012 selama 4 bulan yaitu mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan
November 2011. Berikut jadwal penelitian PTK dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Kegiatan Waktu Agustus September Oktober November
1. Persiapan awal : Survei x x x
2. Penyusunan proposal
x x x x
3. Persiapan Pelaksanaan; a. Perizinan b. Persiapan
instrumen
x
x x
x
4. Pelaksanaan : a. Siklus I b. Siklus II
x x x
x
5. - Validitas data - Analisis data
x x x
x x
6. Penyusunan laporan penelitian
x x x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Nguter 04 yang berjumlah 9 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 5
siswa perempuan. Dengan pertimbangan bahwa keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas V SD Negeri Nguter 04 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
masih rendah.
C. Sumber Data
Data penelitian ini dikumpulkan berupa informasi – informasi penting
yang berkaitan dengan proses pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun
sumber data yang ada dalam penelitian ini meliputi :
1. Dokumen atau arsip yang antara lain, hasil belajar siswa, dan buku penilaian.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN
Nguter 04 tahun pelajaran 2011/2012.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, kajian dokumen, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan
berikut ini:
1. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan guru dan siswa pada kompetensi
menulis karangan narasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi sistematis. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:146) dalam observasi
sistematis pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh
dokumen yang ada. Suharsimi Arikunto (1996:234-235) juga menyatakan bahwa
Metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati berupa
catatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini adalah foto-foto
kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Tes
Pemberian tes ditujukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
dari setiap siklus. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:138) “Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok”. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes subjektif yang mempertimbangkan cara menyusun kerangka karangan serta
pengembangan paragraf karangan dengan penerapan kaidah tulis-menulis yang
benar.
E. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban yang dapat
dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, maka yang digunakan untuk
memeriksa validitas data yaitu dengan validitas isi dan teknik trianggulasi.
Validitas isi mencakup sejauh mana bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini sudah sesuaikah dengan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas V (Lampiran 3, halaman 79) yang dikonsultasikan dengan teman sejawat.
Sedangkan teknik trianggulasi yang digunakan yang sebagai validasi
keaktifan atau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran adalah
trianggulasi metode, yaitu dengan cara :
1. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran diperoleh dengan observasi
lalu dicek dengan dokumentasi yang meliputi hasil kerja siswa, lembar
observasi aktivitas siswa dan foto proses pembelajaran. Apabila dengan teknik
pengujian tersebut dihasilkan data yang sama, maka data tersebut dinyatakan
valid.
2. Data aktivitas guru selama proses pembelajaran diperoleh dengan observasi
lalu dicek dengan dokumentasi yang meliputi lembar observasi kinerja guru,
foto proses pembelajaran. Apabila melalui pengujian tersebut dihasilkan data
yang sama maka data tersebut dinyatakan valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
F. Analisis Data
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak
awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data – data yang telah
berhasil dikumpulkan di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif.
Dengan demikian maka digunakanlah teknik deskriptif komparatif dan analisis
kritis. Me nur u t Sarwiji Suwandi (2009:61) menyatakan bahwa teknik deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan
hasil antar siklus. Kemudian teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
Untuk melaksanakan hal tersebut maka pelaksanaannya terdiri dari dua
tahap. Tahap pertama, pengumpulan data yang diperoleh dari nilai tes, yang
berbentuk angka atau kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan antara
nilai hasil tes pada kondisi awal dengan nilai hasil tes pada siklus I (pertama) dan
siklus II (kedua).
Kemudian tahap selanjutnya setelah mendapatkan data, untuk
memudahkan dalam membaca laporan hasil penelitian serta data tersebut bisa
dibaca secara deskriptif, maka menggunakan analisis kritis yaitu dengan
mengungkapkan kelemahan dan kelebihannya. Data yang dianalisis adalah:
1. Keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi;
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran;
3. Kinerja guru selama proses pembelajaran.
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah 80 % dari jumlah siswa yang menunjukkan peningkatan dalam menulis
karangan narasi yang ditunjukkan dengan hasil belajar, yaitu memperoleh nilai
sesuai batas minimal KKM yaitu 66.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Jika dihitung = 9 (Siswa) x 80%
= 7,2
Sesuai perhitungan, berarti paling sedikit 7 siswa dari 9 siswa kelas V
harus mengalami peningkatan hasil diatas KKM atau sama dengan KKM. Jika
jumlah tersebut telah tercapai berarti siklus dapat dihentikan dan penelitian
dikatakan telah memenuhi standar yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh
peneliti.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model spiral tindakan kelas yang diadopsi dari Hopkins (48:1993)
(dalam Zainal Aqib, 2009:31) yang dapat dilihat pada gambar 2, sebagai berikut :
Gambar 2. Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi
Refleksi
Observasi
Aksi
Observasi
Perencanaan Ulang
Aksi
Perencanaan
Identifikasi Masalah
Siklus I
Siklus II
Dan Seterusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dari bagan tersebut penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang terdiri dari 2
siklus. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Siklus I
Langkah – langkah dalam siklus ini yaitu :
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi :
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan media teks karangan dan gambar.
3) Menyiapkan lembar observasi.
4) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.
b. Tindakan
Kegiatan tindakan ini meliputi :
1) Siswa dengan bimbingan guru menyusun kerangka karangan.
2) Siswa menentukan judul karangan.
3) Siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan disertai
penentuan judul dengan media gambar dan bimbingan guru, setelah
selesai kemudian maju mendemonstrasikannya.
4) Siswa secara individu mengulangi membuat kerangka karangan sendiri.
5) Siswa secara berkelompok mengembangkan kerangka karangan yang
dibuat pada pertemuan sebelumnya dengan bimbingan guru. kemudian
maju membacakan hasil pengembangannya. (Setiap akan maju siswa
memotivasi diri dengan yel-yel yang berbeda-beda tiap kelompok).
6) Siswa secara individu mengulangi mengembangkan kerangka karangan
yang dibuat pada pertemuan sebelumnya.
7) Setiap tugas yang telah dikerjakan siswa diberi reward berupa point,
pujian, maupun tepuk tangan.
c. Observasi
Kegiatan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan meliputi :
1) Suasana kelas dan aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Refleksi
Hasil kegiatan yang dilakukan dalam refleksi ini untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Hasil refleksi tindakan siklus I yaitu :
1) Masih ada beberapa siswa yang dalam menyusun kerangka karangan
masih belum runtut setiap bagian kerangka karangan.
2) Masih banyak siswa yang kurang tepat dalam hal diksi dan EYD.
3) Ketuntasan klasikal hanya mencapai 66,67 % padahal penelitian ini
dikatakan berhasil bila ketuntasan klasikal melebihi indikator pencapaian
yaitu 80 %, sehingga peneliti merencanakan siklus ke II sebagai perbaikan
pada siklus I.
2. Siklus II
Langkah – langkah dalam siklus ini berdasar perbaikan yang perlu
ditambahkan dari siklus I, yaitu :
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi :
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Mengubah posisi tempat duduk siswa menjadi leter U.
3) Menyiapkan media teks karangan dan gambar.
4) Menyiapkan lembar observasi.
5) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.
6) Menambah variasi bahan motivasi dengan mengganti nomor dada
kelompok diganti dengan nama pengarang terkenal dan menambah
macam media gambar untuk dipilih masing-masing kelompok.
b. Tindakan
Kegiatan tindakan ini meliputi :
1) Siswa dengan bimbingan guru menyusun kerangka karangan.
2) Siswa menentukan judul karangan.
3) Siswa secara berkelompok memilih gambar sendiri-sendiri kemudian
membuat kerangka karangan disertai penentuan judul kemudian maju
mendemonstrasikannya (dengan berlomba langsung ditulis kedepan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menyelesaikan tiap bagian kerangka karangan), setelah selesai dikoreksi
bersama. (Setiap akan maju siswa memotivasi diri dengan yel-yel yang
berbeda-beda tiap kelompok).
4) Siswa secara individu mengulangi membuat kerangka karangan disertai
penentuan judul.
5) Siswa secara berkelompok mengembangkan kerangka karangan yang
dibuat pada pertemuan sebelumnya.
6) Setelah selesai hasilnya ditulis kedepan dan dikoreksi bersama. (Setiap
akan maju siswa memotivasi diri dengan yel-yel yang berbeda-beda tiap
kelompok).
7) Siswa secara individu mengulangi mengembangkan kerangka karangan
yang dibuat pada pertemuan sebelumnya.
8) Setiap tugas yang telah dikerjakan siswa diberi reward berupa point,
pujian, maupun tepuk tangan.
c. Observasi
Kegiatan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan meliputi :
1) Suasana kelas dan aktivitas dalam kegiatan belajar menganjar.
2) Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
d. Refleksi
Perenungan dilakukan untuk mengkaji keberhasilan dan kelemahan
tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam perenungan meliputi :
1) Seluruh siswa dalam menyusun kerangka karangan sudah runtut dan jelas.
2) Ada 1 siswa dalam pengembangan paragraf atau karangan masih kurang
sesuai dengan kerangka karangan
3) Ada peningkatan ketuntasan klasikal dari kondisi siklus I hanya 66,67 %
setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 88,89 %.
4) Tindakan siklus II telah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan atau
lebih dari 80% sehingga penelitian sudah berhasil dan tidak diadakan
perbaikan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan penelitian awal melalui tindakan prasiklus menggunakan tes
dan observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan
narasi siswa kelas V SDN Nguter 04 Semester I, dapat diperoleh bahwa
keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi masih rendah. Siswa dalam
menulis karangan narasi banyak kekurangannya mulai dari keruntutan cerita,
pengembangan paragraf, penggunaan pilihan kata yang tepat, ejaan dan tanda
baca, penentuan judul, hingga penulisan struktur paragraf masih kurang. Ada yang
selalu mengulang cerita dengan mengulangi kalimat yang hampir sama, ada juga
yang selalu mengulang penggunaan kata-kata, sehingga dalam pengembangan
paragraf sebagian besar siswa masih kurang.
Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai siswa pada tes
prasiklus. Hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 129.
Berdasarkan lampiran 14 maka dapat dibuat tabel data frekuensi nilai Menulis
Karangan Narasi yang dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Prasiklus
No Nilai Interval Frekuensi Prosentase
1. 33 – 45 1 11,11 %
2. 46 – 58 4 44,44 %
3. 59 – 72 2 22,22 %
4. 73 – 85 1 11,11 %
5. 86 – 98 1 11,11 %
Nilai ≥ 66 (Ketuntasan Klasikal)
4 44,44 %
Nilai ≤ 66 5 55,56 %
Berdasarkan tabel 3 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 3
sebagai berikut :
Gambar 3. Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Prasiklus
Berdasarkan data pada tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa setelah
melaksanakan tindakan prasiklus, siswa yang memperoleh nilai 33-45 sebanyak
1 siswa atau 11,11 %, siswa yang memperoleh nilai 36-58 sebanyak 4 siswa atau
44,44 %, siswa yang memperoleh nilai 59-72 sebanyak 2 siswa atau 22,22 %,
siswa yang memperoleh nilai 73-85 sebanyak 1 siswa atau 11,1 % siswa, dan
yang memperoleh nilai 86-98 sebanyak 1 siswa atau 11,11 %. Kemudian dari data
1
4
2
1 1
4
0
1
2
3
4
33 - 45 46 - 58 59 - 72 73 - 85 86 - 98 ≤ 66
Frek
uens
i
Interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
tabel 3 juga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi KKM hanya 4 siswa atau
44,44 % sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM ada 5 siswa atau 55,56 %.
Berdasarkan hal tersebut, lebih dari setengah seluruh siswa kelas V
belum mencapai KKM, maka pembelajaran menulis karangan narasi kelas V SDN
Nguter 04 perlu diadakan perbaikan.
Kemudian bila ditinjau dari segi aktivitas siswa berdasarkan lampiran 4
halaman 80 dapat disajikan tabel 4 hasil perolehan nilai observasi aktivitas siswa
pada tindakan prasiklus sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Prasiklus
Berdasarkan tabel 4 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 4
sebagai berikut :
Gambar 4. Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Prasiklus
2,222,56 2,44 2,41
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
No. Aspek yang dinilai Skor
1 Keaktifan 2.22
2 Perhatian 2.56
3 Kerjasama 2,44
Rata-rata 2,41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dari data pada tabel 4 aktivitas siswa pada tindakan prasiklus tersebut
dapat disimpulkan bahwa : a) perhatian siswa saat proses pembelajaran dalam
kategori cukup; b) kerjasama siswa saat proses pembelajaran dalam kategori
cukup; c) keaktifan siswa saat proses pembelajaran dalam kategori cukup. Secara
keseluruhan rata-rata aktivitas siswa masih dalam kategori cukup.
Sedangkan proses pembelajaran dalam tindakan prasiklus bila ditinjau
dari kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 90.
Berdasarkan lampiran tersebut dapat disajikan tabel 5 hasil kinerja guru
pada tindakan prasiklus sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Prasiklus
No. Aspek yang dinilai Skor I Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran 2,50
II Melaksanakan kegiatan pembelajaran 2,67
III Mengelola Interaksi Kelas 2,40
IV Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
2,60
V Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar 2,50
Rata-rata 2,50
Berdasarkan tabel 5 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 5
sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Prasiklus
2,5 2,67 2,4 2,6 2,5 2,53
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari tabel observasi kinerja guru pada tindakan prasiklus tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut: a) pengelolaan ruang dan fasilitas pembelajaran
dalam kategori cukup; b) pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kategori
cukup; c) pengelolaan interaksi kelas dalam kategori cukup; d) sikap terbuka dan
luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran
dalam kategori cukup; dan e) pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar dalam
kategori cukup. Secara keseluruhan rata-rata kinerja guru juga masih dalam
kategori cukup.
Ditinjau dari segi proses pembelajaran tersebut maka dapat disimpulkan
siswa kurang tertarik dalam hal menulis yang ditunjukkan dengan nilai aktivitas
siswa yang kurang dan masih dalam kategori cukup terutama pada aspek
keaktifan, kemudian dari kinerja guru, guru dalam menyampaikan materi kurang
melibatkan keaktifan siswa serta metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher center). Dari hal
tersebut menjadikan nilai rata-rata menulis karangan narasi siswa rendah dan
sebagian besar masih dibawah KKM. Jadi perlu diadakan suatu upaya perbaikan
pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa sehingga nilai keterampilan
siswa dalam menulis karangan narasi pun juga ikut meningkat. Upaya tindakan
perbaikan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dan siklus II dengan
menggunakan pembelajaran model Quantum Learning.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari 2 siklus, dalam setiap siklus
dilakukan empat tahap yang terdiri dari : 1) perencanaan tindakan; 2) pelaksanaan
tindakan; 3) observasi tindakan; dan 4) analisis dan refleksi. Adapun rincian hasil
pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a. Deskripsi Siklus I
Tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5 x 35
menit). Pertemuan I pada hari Kamis, 15 September 2011 (2 x 35 menit) dan
pertemuan II pada hari Selasa, 20 September 2011 (3 x 35 menit). Tahap-tahap
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
Melihat kondisi saat prasiklus maka Peneliti mengawali penelitian
dengan melakukan perencanaan tindakan yang mencakup kegiatan sebagai
berikut:
a) Menentukan pokok bahasan
Dengan memilih Kompetensi Dasar atau indikator yang sesuai dengan
pokok bahasan menulis karangan narasi di kelas V melalui penyusunan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis karangan narasi. Silabus
pada lampiran 3 halaman 79 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
pada lampiran 1 halaman 61.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
(1) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan
setiap hari. Meja tempat duduk siswa yang sebelumnya diatur berbanjar 2
sekarang di ubah berbanjar 3 supaya lebih merata. Sehingga memudahkan siswa
dalam menerima materi.
(2) Media
Media yang digunakan adalah gambar sebagai dasar dalam menyusun
kerangka karangan dan mengembangkan karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(3) Instrumen penelitian
Penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan
narasi. Untuk instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
proses belajar-mengajar berlangsung.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu
sebagai berikut :
a) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan I materi
yang diajarkan adalah tentang penyusunan kerangka karangan. Media penunjang
yang digunakan pembelajaran ini adalah gambar yang di pajang di papan tulis.
Kegiatan diawali mengabsen siswa kemudian terlebih dahulu guru mengelola
kondisi kelas agar siswa siap dalam proses pembelajaran, selanjutnya memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu “di Sini Senang di Sana Senang” diikuti
tanya jawab tentang kaitan nyanyian tersebut kemudia setelah itu guru langsung
mempertegas tujuan pembelajaran yang dicapai kepada siswa.
Pada inti pelajaran diawali dengan membahas buku kemudian
menempelkan media gambar pada papan tulis dan diikuti dengan membuat
kerangka karangan bersama-sama antara siswa dan guru. Setelah itu tanya jawab
mengenai kerangka karangan yang telah disusun dan menamai judul yang tepat
yang sesuai dengan susunan kerangka karangan. Siswa yang menjawab diberi
kesempatan untuk membetulkan dan diberi reward. Setelah dinyatakan selesai
oleh guru, siswa mengulangi bagaimana menyusun kerangka karangan serrta
penentuan judul yang tepat secara berkelompok menggunakan media gambar yang
di tempel lagi oleh guru. Setiap kelompok menyusun kerangka karangan dengan
bimbingan guru, setelah selesai siswa mendemonstrasikan hasil susunan kerangka
karangan yang berbeda-beda tiap kelompok dengan media gambar yang sama.
Setelah selesai maju setiap kelompok guru memberikan reward, Kemudian
dikoreksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Setelah menyimpulkan hasil pembelajaran, langkah selanjutnya pada
kegiatan akhir adalah guru memberi tes dengan membagikan lembar kerja
individu ke seluruh siswa. Seluruh siswa menyusun kerangka karangan sendiri
berdasarkan pengalaman mereka masing-masing. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah selesai guru mengakhiri
pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut untuk memperbaiki hasil susunan
kerangka karangan yang sebagai dasar pengembangan karangan pada pertemuan
selanjutnya.
b) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah tentang pengembangan kerangka karangan yang
telah disusun kerangka karangannya pada pertemuan I. Media pendukung yang
digunakan pembelajaran ini masih sama yaitu gambar yang di tempel di papan
tulis karena berkaitan dengan pembelajaran sebelumnya. Kegiatan diawali
mengabsen siswa kemudian terlebih dahulu guru mengelola kondisi kelas agar
siswa siap dalam proses pembelajaran, selanjutnya memberikan apersepsi dengan
bertanya tentang penyusunan kerangka karangan. Setelah itu guru langsung
mempertegas tujuan pembelajaran yang dicapai kepada siswa.
Kegiatan inti Pada pertemuan II guru dan siswa memulai inti pelajaran
dengan diawali menempelkan media gambar yang dibahas pada pertemuan
sebelumnya di papan tulis dan dilanjutkan mengembangkan kerangka karangan
bersama-sama. Setelah itu tanya jawab mengenai pengembangan kerangka
karangan serta penulisan yang benar. Siswa yang menjawab diberi kesempatan
untuk membetulkan dan diberi reward. Setelah dinyatakan selesai oleh guru,
siswa mengulangi mengembangkan kerangka karangan dengan kaidah tulis-
menulis yang benar secara berkelompok menggunakan media gambar yang sama
pada pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok mengembangkan kerangka
karangan dengan bimbingan guru, setelah selesai siswa mendemonstrasikan hasil
susunan kerangka karangan yang berbeda-beda tiap kelompok meski acuan media
gambarnya sama. Setelah selesai maju setiap kelompok guru memberikan reward
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pada kelompok yang terbaik kemudian menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama.
Setelah itu pada kegiatan akhir langkah selanjutnya adalah guru memberi
tes dengan membagikan lembar kerja individu ke seluruh siswa. Seluruh siswa
mengembangkan kerangka karangan sendiri berdasarkan susunan kerangka
karangannya masing-masing pada pertemuan sebelumnya. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah selesai guru melakukan refleksi
kemudian mengakhiri pembelajaran.
Hasil nilai tes keterampilan menulis karangan narasi pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran 15 halaman 130. Berdasarkan lampiran tersebut dapat
dibuat tabel frekuensi hasil menulis karangan narasi sebagai berikut :
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Siklus I
No Nilai Interval Frekuensi Prosentase
1. 52 – 60 1 11,11 %
2. 61 – 68 1 11,11 %
3. 69 – 77 4 44,44 %
4. 78 – 86 2 22,22 %
5. 87 – 95 1 11,11 %
Nilai ≥ 66 (Ketuntasan Klasikal)
6 66,67 %
Nilai ≤ 66 3 33,33 %
Berdasarkan tabel 6 maka dapat digambarkan pada gambar 6 sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 6. Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Siklus I
Berdasarkan data pada tabel 6 maka dapat dilihat bahwa setelah
melaksanakan tindakan siklus I, siswa yang memperoleh nilai 52-60 sebanyak 1
siswa atau 11,11 %, siswa yang memperoleh nilai 61-68 sebanyak 1 siswa atau
44,44 %, siswa yang memperoleh nilai 66-77 sebanyak 2 siswa atau 22,22 %,
siswa yang memperoleh nilai 78-86 sebanyak 2 siswa atau 11,11 % siswa, dan
yang memperoleh nilai 87-95 sebanyak 1 siswa atau 11,11 %.
Kemudian dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa pada tindakan
siklus I ketuntasan klasikal atau siswa yang mencapaai KKM meningkat menjadi
6 siswa atau 66.67 %, sedangkan yang nilainya belum bisa mencapai KKM
berkurang menjadi 3 siswa atau 33,33 %.
3) Observasi Tindakan
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data seberapa besar
pembelajaran dengan model Quantum Learning yang dilaksanakan dapat
meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan
narasi pada siswa kelas V SD Negeri Nguter 04.
Selain itu observasi tindakan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang dengan menggunakan lembar penilaian observasi
aktivitas siswa dan kinerja guru.
Obeservasi tindakan siklus I ini bila ditinjau dari segi rata-rata aktivitas
siswa secara rinci dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 82 dan lampiran 6
1 1
4
2
10
1
2
3
4
52 - 60 61 - 68 69 - 77 78 - 86 87 - 95
Frek
uens
i
Interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
halaman 84 berdasarkan lampiran tersebut dapat disajikan tabel 6 hasil
perolehan nilai observasi rata-rata aktivitas siswa pada tindakan siklus I sebagai
berikut :
Tabel 7. Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus I
Berdasarkan tabel 7 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 7
sebagai berikut :
Gambar 7 : Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus I
Dari data pada tabel 7 rata-rata aktivitas siswa pada tindakan siklus I
dapat disimpulkan sebagai berikut: a) perhatian siswa saat proses pembelajaran
dalam kategori cukup; b) kerjasama siswa saat proses pembelajaran dalam
kategori baik; c) keaktifan siswa saat proses pembelajaran dalam kategori baik.
Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa masih dalam kategori baik.
Sedangkan proses pembelajaran siklus I bila ditinjau dari kinerja guru
dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 97 dan lampiran 11 halaman 105.
Berdasarkan lampiran tersebut dapat disajikan tabel 8 hasil rata-rata
kinerja guru pada tindakan siklus I sebagai berikut :
2,723,22 3,11 3,02
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
No. Aspek yang dinilai Skor
1 Keaktifan 2,72
2 Perhatian 3,22
3 Kerjasama 3,11
Rata-rata 3,02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 8. Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Siklus I
No. Aspek yang dinilai Skor
I Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran 3,50
II Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3,33
III Mengelola Interaksi Kelas 3,20
IV Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
3,22
V Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar
3,00
Rata-rata Kinerja Guru Siklus I 3,22
Berdasarkan tabel 8 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 8
sebagai berikut :
Gambar 8 : Grafik Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Siklus I
Dari tabel 8 observasi kinerja guru pada tindakan siklus I tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut: a) pengelolaan ruang dan fasilitas pembelajaran
dalam kategori baik; b) pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kategori baik;
c) pengelolaan interaksi kelas dalam kategori baik; d) sikap terbuka dan luwes
serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran
dalam kategori baik; dan e) pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar dalam
kategori baik. Secara keseluruhan rata-rata kinerja guru pada siklus I dalam
kategori baik.
3,5 3,33 3,2 3,223
3,22
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Ditinjau dari segi proses pembelajaran tersebut maka dapat disimpulkan
siswa sekarang lebih tertarik dalam hal menulis yang ditunjukkan dengan nilai
aktivitas siswa meningkat dari kondisi prasiklus dalam kategori kurang, pada
siklus I meningkat dalam kategori baik. Begitu juga bila ditinjau dari kinerja guru,
guru sebagai fasilitator telah melibatkan keaktifan siswa sehingga sudah tidak
terlalu didominasi peran guru (teacher center).
4) Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil analisis proses pembelajaran menulis karangan narasi
telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja guru, rata-rata aktivitas siswa
dengan nilai 3,11 dalam kategori baik, hanya pada aspek keaktifan nilanya 2,72
masih dalam kategori cukup, kemudian dari rata-rata kinerja guru juga meningkat
dengan nilai 3,22 dalam kategori baik. Dengan peningkatan tersebut sehingga
menjadikan nilainya pun juga ikut meningkat. Terbukti ketuntasan klasikal dari
kondisi prasiklus hanya 44,44 % setelah tindakan siklus I meningkat menjadi
66,67 %.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I juga ada beberapa hambatan antara
lain :
1) Masih ada beberapa siswa yang dalam menyusun kerangka karangan masih
belum runtut setiap bagian kerangka karangan.
2) Masih banyak siswa yang kurang tepat dalam hal diksi dan EYD.
3) Ketuntasan klasikal hanya mencapai 66,67 % padahal penelitian ini dikatakan
berhasil bila ketuntasan klasikal melebihi indikator pencapaian yaitu 80 %.
Dengan adanya beberapa hambatan pada tindakan siklus I, maka perlu
adanya perbaikan yang dilanjutkan pada tindakan siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Deskripsi Siklus II
Tindakan siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
(5 x 35 menit). Pertemuan I pada hari Kamis, 22 September 2011 (2 x 35 menit)
dan pertemuan II pada hari Selasa, 27 September 2011 (3 x 35 menit).
Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan pijakan dari siklus I yang belum
bisa mencapai indikator pembelajaran, sehingga akan ada beberapa perubahan
baik konteks pembelajaran maupun konten pembelajaran tapi masih tetap
menggunakan model Quantum Learning. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada
tinndakan siklus II ini adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil tindakan siklus I yang belum mencapai indikator
keberhasilan maka peneliti mengubah dan menambah beberapa langkah dalam
perencanaan sehingga bisa meningkatkan pembelajaran menulis karangan narasi.
Adapun beberapa perubahan kegiatan perencanaan tindakan yaitu sebagai
berikut :
a) Penentuan pokok bahasan atau Kompetensi Dasar dan indikator masih sama
yang disesuaikan dengan pokok bahasan menulis karangan narasi di kelas V
melalui penyusunan silabus yang dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 79.
Sedangkan perubahan proses pembelajarannya pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) siklus II yang dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 70.
b) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah:
(1) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari. Formasi tempat duduk siswa yang sebelumnya
diatur berbanjar 3 sekarang di ubah menjadi berbentuk U.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(2) Media
Media yang digunakan masih sama yaitu gambar, tapi gambar
acuannya ditambah tidak hanya satu seperti pada siklus I, tapi beberapa
gambar, kelompok siswa disuruh memilih salah satu gambar yang
disenanginya sebagai dasar dalam menyusun kerangka karangan dan
mengembangkan karangan
(3) Instrumen penelitian
Penyusunan instrumen penelitian yang masih sama dengan
siklus I. Instrumen penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen tes
dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis karangan narasi. Untuk
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh observer dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa serta kinerja
guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu
sebagai berikut :
a) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan I materi
yang diajarkan adalah tentang penyusunan kerangka karangan. Mengingat analisis
pada siklus I bahwa ada beberapa siswa yang belum bisa runtut dalam menyusun
kerangka karangan dan aktivitas siswa pada aspek keaktifan masih dalam kategori
cukup maka perlu perubahan yaitu menambah media gambar untuk dipilih
masing-masing kelompok dan setiap kelompok yang mempunyai ide langsung
menulis di papan tulis secepatnya.
Kegiatan diawali mengabsen siswa kemudian terlebih dahulu guru
mengelola kondisi kelas agar siswa siap dalam proses pembelajaran, selanjutnya
memberikan apersepsi dengan menyanyikan lagu “Pada Hari Minggu” diikuti
tanya jawab tentang kaitan nyanyian tersebut. Setelah itu guru langsung
mempertegas tujuan pembelajaran yang dicapai kepada siswa.
Pada inti pelajaran diawali dengan mengulangi mengingat langkah-
langkah yang ditempuh dalam menulis karangan kemudian menempelkan satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
media gambar pada papan tulis dan diikuti dengan membuat kerangka karangan
bersama-sama antara siswa dan guru. Setelah itu tanya jawab mengenai kerangka
karangan yang telah disusun dan menamai judul yang tepat yang sesuai dengan
susunan kerangka karangan. Siswa yang menjawab diberi kesempatan untuk
membetulkan dan diberi reward. Setelah dinyatakan selesai oleh guru, guru
memberikan beberapa pilihan gambar untulk dipilih siswa, kemudian siswa
mengulangi bagaimana menyusun kerangka karangan serrta penentuan judul yang
tepat secara berkelompok dengan langsung maju menuliskan setiap ide yang
muncul dipapan tulis. Kalau pada siklus I dengan bimbingan guru secara
langsung, pada siklus II ini siswa juga diberi kesempatan merevisi kembali secara
individu. Setelah selesai maju setiap kelompok guru memberikan reward
kemudian masing-masing kelompok juga meneliti pekerjaan kelompok lain.
Setelah selesai menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama.
Lau langkah selanjutnya pada kegiatan akhir adalah guru memberi tes
dengan membagikan lembar kerja individu ke seluruh siswa. Seluruh siswa
menyusun kerangka karangan sendiri berdasarkan pengalaman mereka masing-
masing. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah selesai
guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut untuk
memperbaiki hasil susunan kerangka karangan yang sebagai dasar pengembangan
karangan pada pertemuan selanjutnya.
b) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Pada pertemuan ini
materi yang diajarkan adalah tentang pengembangan kerangka karangan yang
telah disusun pada pertemuan I. Media pendukung yang digunakan pertemuan ini
masih sama yaitu gambar yang di tempel di papan tulis dan disesuai dengan yang
dipilih masing-masing kelompok pada pembelajaran sebelumnya. Kegiatan
diawali mengabsen siswa kemudian terlebih dahulu guru mengelola kondisi kelas
agar siswa siap dalam proses pembelajaran, selanjutnya memberikan apersepsi
dengan bertanya tentang penyusunan kerangka karangan. Setelah itu guru
langsung mempertegas tujuan pembelajaran yang dicapai kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Kegiatan inti pada pertemuan II guru dan siswa memulai inti pelajaran
dengan diawali menempelkan media gambar yang dibahas pada pertemuan
sebelumnya dan dilanjutkan mengembangkan kerangka karangan bersama-sama.
Setelah itu tanya jawab mengenai pengembangan kerangka karangan serta
penulisan yang benar. Siswa yang menjawab diberi kesempatan untuk
membetulkan dan diberi reward. Setelah dinyatakan selesai oleh guru, siswa
mengulangi mengembangkan kerangka karangan dengan kaidah tulis-menulis
yang benar secara berkelompok menggunakan media gambar yang sama seperti
yang dipililh masing-masing kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setiap
kelompok mengembangkan kerangka karangan sendiri-sendiri, setelah selesai
siswa mendemonstrasikan maju menulilskan hasil pengembangan susunan
kerangka karangan. Setelah selesai setiap kelompok meneliti hasil penulisan
kelompok lain kemudian maju membetulkannya. Kemudian guru memberikan
reward pada kelompok yang terbaik kemudian menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama-sama.
Setelah itu pada kegiatan akhir langkah selanjutnya adalah guru memberi
tes dengan membagikan lembar kerja individu ke seluruh siswa. Seluruh siswa
mengembangkan kerangka karangan secara individu berdasarkan susunan
kerangka karangannya masing-masing pada pertemuan sebelumnya. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap atau hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah selesai guru
melakukan refleksi kemudian mengakhiri pembelajaran.
Hasil nilai tes keterampilan menulis karangan narasi pada siklus II dapat
dilihat pada lampiran 16 halaman 131. Berdasarkan lampiran tersebut dapat
dibuat tabel frekuensi hasil menulis karangan narasi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 9. Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Siklus II
No Nilai Interval Frekuensi Prosentase
1. 60 – 67 1 11,11 %
2. 68 – 75 1 11,11 % 3. 76 – 83 4 44,44 %
4. 84 – 91 3 22,22 %
Nilai ≥ 66 (Ketuntasan Klasikal) 8 88,89 %
Nilai ≤ 66 1 11,11 %
Berdasarkan tabel 9 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 9
sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik Data Frekuensi Nilai Menulis Karangan Narasi pada Tindakan Siklus II
Berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat bahwa setelah
melaksanakan tindakan siklus II, siswa yang memperoleh nilai 60-67 sebanyak
1 siswa atau 11,11 %, siswa yang memperoleh nilai 68-75 sebanyak 1 siswa atau
11,11 %, siswa yang memperoleh nilai 76-83 sebanyak 4 siswa atau 44,44 %,
siswa yang memperoleh nilai 84-91 sebanyak 3 siswa atau 33,33 % .
Kemudian dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa pada tindakan
siklus II ketuntasan klasikal atau siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi
8 siswa atau 88,87 %, sedangkan yang nilainya belum bisa mencapai KKM
berkurang menjadi 1 siswa atau 11,11 %.
1 1
4
3
0
1
2
3
4
5
60 - 67 68 - 75 76 - 83 84 - 91
Frek
uens
i
Interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) Observasi Tindakan
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data seberapa besar
pembelajaran dengan model Quantum Learning yang dilaksanakan dapat
meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan
narasi pada siswa kelas V SD Negeri Nguter 04.
Selain itu observasi tindakan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang dengan menggunakan lembar penilaian observasi
aktivitas siswa dan kinerja guru.
Obeservasi tindakan siklus II ini bila ditinjau dari segi rata-rata aktivitas
siswa secara rinci dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 86 dan lampiran 8
halaman 88 berdasarkan lampiran tersebut dapat disajikan tabel 10 hasil
perolehan nilai observasi rata-rata aktivitas siswa pada tindakan siklus II sebagai
berikut :
Tabel 10. Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus II
Berdasarkan tabel 10 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 10
sebagai berikut :
No. Aspek yang dinilai Skor
1 Keaktifan 3,11
2 Perhatian 3,28
3 Kerjasama 3,33
Rata-rata 3,24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 9 : Grafik Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa pada Tindakan Siklus II
Dari data di atas rata-rata aktivitas siswa pada tindakan siklus II dapat
disimpulkan sebagai berikut: a) perhatian siswa saat proses pembelajaran dalam
kategori baik; b) kerjasama siswa saat proses pembelajaran dalam kategori baik;
c) keaktifan siswa saat proses pembelajaran dalam kategori baik. Secara
keseluruhan rata-rata aktivitas siswa masih dalam kategori baik.
Sedangkan proses pembelajaran siklus II bila ditinjau dari kinerja guru
dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 113 dan lampiran 13 halaman 121.
Berdasarkan lampiran tersebut dapat disajikan tabel 10 hasil rata-rata
kinerja guru pada tindakan siklus II sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Rata-rata Kinerja Guru pada Tindakan Siklus II
No. Aspek yang dinilai Skor
I Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran 3,75
II Melaksanakan kegiatan pembelajaran 3,42
III Mengelola Interaksi Kelas 3,50
IV Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
3,30
V Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar
3,75
Rata-rata Kinerja Guru Siklus II 3,53
3,11 3,28 3,33 3,24
0
1
2
3
4
Keaktifan Perhatian Kerjasama Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan tabel 11 maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 11
sebagai berikut :
Gambar 11. Grafik Hasil Kinerja Guru pada Tindakan Siklus II
Dari tabel 11, observasi kinerja guru pada tindakan siklus II dapat
disimpulkan bahwa: a) pengelolaan ruang dan fasilitas pembelajaran dalam
kategori baik; b) pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kategori baik; c)
pengelolaan interaksi kelas dalam kategori baik; d) sikap terbuka dan luwes serta
membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran dalam
kategori baik; dan e) pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar dalam kategori
baik. Secara keseluruhan rata-rata kinerja guru siklus II dalam kategori baik.
Ditinjau dari segi proses pembelajaran tersebut maka dapat disimpulkan
siswa sekarang lebih tertarik dalam hal menulis yang ditunjukkan dengan nilai
aktivitas siswa meningkat dari kondisi siklus I pada aspek keaktifan dalam
kategori cukup, pada siklus II pada aspek keaktifan meningkat dalam kategori
baik. Begitu juga bila ditinjau dari kinerja guru, guru sebagai fasilitator telah lebih
banyak melibatkan keaktifan siswa.
3,753,42 3,5 3,3
3,75 3,53
0
1
2
3
4
I II III IV V Rata-rata
Skor
Aspek yang dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4) Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil analisis, proses pembelajaran menulis karangan narasi
telah meningkat baik aktivitas siswa maupun kinerja guru, aktivitas siswa dengan
nilai 3,24 dalam kategori baik, kinerja guru dengan nilai 3,53 dalam kategori baik.
Sehingga menjadikan nilainya pun juga ikut meningkat. Terbukti ketuntasan
klasikal dari kondisi siklus I hanya 66,67 % setelah tindakan siklus II meningkat
menjadi 88,89 %.
Dalam penyusunan kerangka karangan semua siswa sudah bisa runtut,
hanya pada pengembangan kerangka karangan masih ada 1 siswa yang belum bisa
sesuai yang memang kondisi siswanya yang kurang sehingga seluruh siswa kelas
V SDN Nguter 04 belum 100 % bisa menulis karangan narasi dengan baik.
Meskipun demikian pada tahap penelitian ini ketuntasan klasikal telah melebihi
indikator keberhasilan, indikator keberhasilan 80 %, sedangkan tahap penelitian
ini telah mencapai 88,89 %, dengan begitu maka penelitian ini sudah dianggap
berhasil dan tidak perlu diadakan perbaikan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
adanya peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi menulis
karangan narasi pada siswa kelas V SD Negeri Nguter 04. Peningkatan secara
umum meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil nilai rata-rata setiap siklus
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12. Perbandingan hasil pembelajaran pada prasiklus, siklus I, dan II
Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II
Kinerja guru 2,50 3,22 3,53
Aktivitas Siswa 2,44 3,02 3,22
Nilai rata-rata 62 71 79
Dari tabel 12 bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat pada
gambar 12 dan gambar 13 sebagai berikut :
Gambar 12. Perbandingan hasil kinerja guru dan aktivitas siswa pada
prasiklus, siklus I, dan II.
0
1
2
3
4
Prasiklus Siklus I Siklus II
2,5
3,223,53
2,443,02 3,22
Kinerja guru Aktivitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 13. Perbandingan nilai rata-rata siswa dalam menulis karangan narasi pada prasiklus, siklus I, dan II.
Berdasarkan data pada tabel 12, proses pembelajaran menulis karangan
narasi terjadi suatu peningkatan pada setiap siklusnya, mulai dari aktivitas siswa
pada prasiklus aktivitas siswa nilainya 2,44 dalam kategori cukup, lalu siklus I
meningkat menjadi 3,02 dalam kategori dalam kategori baik, kemudian pada
siklus II meningkat lagi menjadi 3,22 dalam kategori baik. Kemudian proses
pembelajaran bila dilihat dari kinerja guru juga terjadi peningkatan pada setiap
siklus mulai dari prasiklus nilainya yaitu 2,50 dalam kategori cukup lalu pada
siklus I meningkat menjadi 3,22 dalam kategori baik kemudian pada siklus II
kinerja guru meningkat lagi menjadi 3,53 dalam kategori baik.
Dari hasil tersebut ternyata peningkatan kinerja guru juga mempengaruhi
aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang meningkat pun juga ikut mempengaruhi
peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V, terbukti hasil
rata-rata nilainya juga meningkat setiap siklusnya, pada prasiklus rata-rata siswa
memperoleh nilai 62 kemudian pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76
kemudian pada siklus II juga meningkat menjadi 79.
Peningkatan proses pembelajaran secara umum telah meningkat,
kemudian secara rinci peningkatan hasil nilai siswa dalam menulis karangan
narasi pada setiap siklusnya ada pada rekapitulasi perbandingan nilai siswa yang
dapat di lihat pada lampiran 17 halaman 132.
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
6271
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan lampiran tersebut maka dapat dibuat sebaran frekuensi
peningkatan nilai hasil menulis karangan narasi beserta ketuntasan klasikal pada
tabel berikut :
Tabel 13. Perbandingan data frekuensi nilai menulis karangan narasi pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II
No Nilai Interval Frekuensi Prosentase (%)
Pra-siklus
Siklus I
Siklus II
Pra-siklus Siklus I Siklus II
1. 33 – 47 1 0 0 11,11 0 0
2. 48 – 62 4 1 1 44,44 11,11 11,11
3. 61 - 75 3 5 1 33,33 55,56 11,11
4. 76 - 90 1 3 6 11,11 33,33 66,67
5 91 - 106 0 0 1 0 0 11,11
Jumlah 9 9 9 100 100 100
Nilai ≥ 66 (Ketuntasan Klasikal) 4 7 8 44,44 66,67 88,89
Nilai ≤ 66 5 2 1 55,56 22,22 11,11
Dari data tabel 13, maka dapat disajikan grafiknya pada gambar 14
sebagai berikut :
Gambar 11. Grafik data frekuensi nilai menulis karangan narasi pada prasiklus, siklus I, dan siklus II
1
4
3
1
0
4
5
0
1
5
3
0
7
2
0
1 1
6
1
8
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
33 - 47 48 - 62 61 - 75 76 - 90 91 - 106 ≤ 66 ≥ 66
Prasiklus Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari beberapa data di atas, dapat dideskripsikan hasil perkembangan
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Nguter 04
sebagai berikut:
1. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi prasiklus
Dari analisis hasil evaluasi tes prasiklus siswa diperoleh nilai rata-rata 62
di mana hasil rata-rata nilai tersebut masih dibawah KKM yaitu 66 dengan
ketuntasan klasikal 44,44 % jadi lebih dari setengah seluruh jumlah siswa kelas 5
belum bisa menulis karangan narasi. Kemudian dari pihak sekolah mengharapkan
minimal ketuntasan klasikal mencapai lebih dari 80% atau minimal 7 siswa yang
bisa mencapai KKM. Berdasarkan analisis proses pembelajaran ternyata juga
masih kurang, baik aktivitas siswa maupun kinerja guru. Pada aktivitas siswa,
siswa memang kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menulis
karangan narasi terbukti dengan nilai aktivitas siswa sebesar 2,44 dalam kategori
cukup. Begitu juga dengan kinerja guru nilainya sebesar 2,50 juga dalam kategori
cukup. Sehingga dengan proses pembelajaran yang kurang menyebabkan hasil
pembelajaran juga kurang.
Dengan kondisi tersebut maka perlu tindak lanjut untuk meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi siswa serta aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi melalui model Quantum Learning
pada siswa kelas V SDN Nguter 04.
2. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi siklus I
Setelah mengetahui kondisi awal melalui tindakan prasiklus maka
dilanjutkan dengan tindakan siklus I yang siswa menyusun kerangka karangan
terlebih dahulu kemudian mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan pertama
menyusun kerangka karangan lalu pada pertemuan kedua mengembangkan
kerangka karangan yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya.
Pada siklus I pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan
model Quantum Learning dengan bantuan media gambar, selain itu formasi
tempat duduk siswa juga diubah dari prasiklus berbanjar 2 , siklus I berbanjar 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus I, siswa memperoleh nilai rata-rata
71, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk ketuntasan
klasikalnya juga telah meningkat menjadi 66,67% jadi sudah 6 siswa yang
melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik aktivitas siswa
maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata aktivitas siswa
meningkat menjadi 3,02 dan kinerja guru pun juga meningkat menjadi 3,22.
Melihat ketuntasan klasikal yang meningkat maka model Quantum
Learning dapat dikatakan bisa meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas V SDN Nguter 04. Tapi peningkatan tersebut ternyata belum
memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80%. Begitu juga dengan aktivitas
siswa meskipun nilai rata-rata sudah dalam kategori baik tapi dalam aspek
keaktifan siswa ternyata masih dalam kategori cukup.
Dengan demikian meskipun ada peningkatan pada siklus I ternyata belum
bisa dikatakan berhasil, sehingga perlu adanya upaya perbaikan lagi untuk
mencapai indikator keberhasilan dengan melaksanakan tindakan siklus II.
3. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi siklus II
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memperbaiki
apa yang kurang dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini. Tahap
pelaksanaan kegiatan siklus II sama dengan siklus I yaitu dibagi dalam dua
pertemuan, pertemuan pertama menyusun kerangka karangan, pertemuan kedua
mengembangkan kerangka karangan.
Perbedaannya untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan
narasi yaitu dengan menambah media gambar untuk dipilih masing-masing
kelompok dan siswa langsung maju menuangkan idenya kedepan serta mengubah
formasi tempat duduk yang semula berbanjar 3 menjadi berbentuk huruf U.
Dari analisis hasil evaluasi tes siklus II, siswa memperoleh nilai rata-rata
79, hasil rata-rata tersebut telah melebihi nilai KKM. Lalu untuk ketuntasan
klasikalnya juga telah meningkat menjadi 88,87 % jadi sudah 8 siswa yang
melebihi KKM. Kemudian dari segi proses pembelajaran baik aktivitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
maupun kinerja guru juga telah meningkat. Hasil rata-rata aktivitas siswa
meningkat menjadi 3,22 dan kinerja guru pun juga meningkat menjadi 3,53.
Melihat kondisi pada siklus II ternyata telah membuat perubahan positif
dari keadaan siklus I dengan ketuntasan klasikal meningkat melebihi indikator
keberhasilan yang targetnya minimal sebesar 80 % , pada siklus II telah mencapai
88,87 %. Begitu juga proses pembelajaran dari aktivitas siswa maupun guru. Dari
aktivitas siswa rata-rata aktivitasnya meningkat menjadi 3,24 dalam kategori baik
dan seluruh aspek dalam kategori baik, termasuk aspek keaktifan yang pada
siklus I 2,72 dalam kategori cukup meningkat menjadi 3,11 dalam kategori baik.
Dengan demikian hasil perbaikan pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan maka penelitian sudah cukup dan dianggap berhasil
sehingga tidak diadakan upaya perbaikan selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada hasil pembelajaran
prasiklus, siklus I dan siklus II maka dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, serta perkembangan peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan tersebut antara lain :
1. Keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi meningkat.
2. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa
model pembelajaran Quantum Learning efektif untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas V SDN Nguter 04 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo pada khususnya dan siswa kelas V Sekolah Dasar-Sekolah
Dasar yang lain pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
suatu simpulan bahwa pembelajaran menggunakan model Quantum Learning
dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD
Negeri Nguter 04. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya
nilai rata-rata menulis karangan narasi pada setiap siklusnya yaitu, pada prasiklus
nilai rata-rata menulis karangan narasi adalah 62, kemudian pada siklus I nilai
rata-rata menulis karangan narasi meningkat menjadi 71, lalu pada siklus II nilai
rata-rata menulis karangan narasi juga meningkat menjadi 79. Begitu juga pada
tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Pada prasiklus ketuntasan klasikalnya sebanyak 4 siswa atau 44,44%, kemudian
pada siklus I meningkat sebanyak 6 siswa atau 66,67%, lalu pada siklus II juga
meningkat sebanyak 8 siswa atau 88,89%. Jadi dari hasil tersebut secara klasikal
pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar.
Dengan demikian, dapat diajukan rekomendasi bahwa pembelajaran
menulis karangan narasi menggunakan model pembelajaran Quantum Learning
dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN
Nguter 04 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, salah satu
upaya yang dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning. Hal ini dapat diketahui berdasarkan simpulan penelitian yang telah
dikemukakan, bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Learning efektif
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi pada siswa
kelas V SDN Nguter 04.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning perlu diteruskan dan
dibiasakan pada materi menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD.
2. Dengan adanya model pembelajaran Quantum Learning dapat mendorong
siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis karangan narasi sebagai
penunjang proses pembelajaran.
3. Perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi seperti mengadakan suatu perlombaan menulis karangan narasi.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi tersebut, maka dapat disampaikan
beberapa saran sebagai tambahan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi menulis, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran,
khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi menulis untuk
menerapkan model pembelajaran Quantum Learning sehingga proses dan
hasil pembelajaran menjadi lebih optimal dan meningkat lebih baik.
2. Bagi Guru
Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning yang akan
membuat siswa termotivasi untuk selalu mencurahkan segala idenya dan
mengkonstruksikan pemikirannya ke dalam konsep pelajaran yang sedang
dipelajarinya sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik. Guru
dalam mengajar hendaknya berperan sebagai fasilitator dan motivator yang
mampu menyediakan pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya selalu ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran
khususnya Bahasa Indonesia pada seluruh aspek, baik pada aspek membaca,
berbicara, mendengarkan maupun menulis itu sendiri, sehingga kemampuan
berbahasa Indonesia siswa dapat meningkat secara merata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
DAFTAR PUSTAKA
Alvany Rufaida. 2010. “Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. Diakses dari (http://digilib.uns.ac.id): Pada Selasa 21 Desember 2010.
Artikata. 2011. Definisi Keterampilan. Diakses dari (http://www.artikata.com/arti-381397-keterampilan.html) : Pada Selasa 21 September 2011.
Atar Semi. 2003. Ciri-ciri Narasi. Diakses dari (http://wikipedia/2010/03/narasi.html) : Pada 9 Agustus 2011.
A. Hakim. 1971. Teknik Mengarang. Jakarta : Yayasan Kanisius.
Anton M. Moeliono. 1989. Kembara Bahasa Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta : PT Gramedia.
Bobbi DePorter & Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Bobbi DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2009. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.
Darmiyati Zuhdi & Budiasih. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Semarang : Depdikbud.
Gorys Keraf. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
__________. 200. Ciri-ciri Karangan Narasi. Diakses dari (http://wikipedia/2010/03/narasi.html) : Pada 14 Agustus 2011.
Haryadi & Zamzari. 1999. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Semarang : Depdiknas.
Imam Maliki. 1999. Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kediri : Usaha Nasional.
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
Kasihani Kasbolah E.S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurudin. 2001. Menulis Artikel Itu Gampang. Semarang : Effhar.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Ryansikep. 2008. Pengertian Karangan. Diakses dari (http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/pengertian-karangan-dan-contoh-karangan.html) : Pada 10 Agustus 2011.
Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri. 1991. Pendidikan Keterampilan. Jakarta : Depdiknas.
St. Y. Slamet. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
__________. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suyanto & Asep Jihad. 2009. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta : Penerbit Eduka.
W. J. S. Poerwadarminta. 1981. A B C Karang Mengarang. Yogyakarta : U. P Indonesia.
Wahyu Wibowo. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Raya.
Yulinar. 2009. ” Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui Penggunaan Pendekatan Komunikatif Pada Siswa Kelas V SD”. Jurnal Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran. 4, No.2 : 197-204.
Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user