123
PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS III MI PINK 03 KECAMATAN TAMBUN SELATAN, KABUPATEN BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: Nashihatus Sholihah NIM 1813018300103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN

PADA SISWA KELAS III MI PINK 03

KECAMATAN TAMBUN SELATAN, KABUPATEN BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Nashihatus Sholihah

NIM 1813018300103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

ABSTRAK

Nashihatus Sholihah, NIM 1813018300103, Peningkatan Kemampuan

Berbicara Melalui Media Boneka Tangan di Kelas III MI PINK 03

Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Berbicara.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Peningkatan

kemampuan bercerita anak pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian ini bersifat kolaborasi. Serta melibatkan 34 siswa sebagai subjek

penelitian di Madrasah Ibtidaiyah PINK 03.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

berbicara siswa pada materi bercerita siswa kelas III MI PINK 03. Hal ini terbukti

pada kondisi siklus Idari 34 siswa terdapat 15 siswa atau 44,1% yang mencapai

nilai KKM, sedangkan 19 siswa atau 55.9% belum mencapai KKM. Dan pada

siklus II mengalami peningkatan hingga diperoleh hasil nilai rata-rata yang

mencapai 88% artinya terdapat 30 siswa yang telah mencapai nilai KKM. Selain

itu kegiatan siswa dan guru yang diamati pada lembar pengamatan juga

mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil

yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 46,1% dan meningkat

pada siklus II menjadi 75,3% atau baik. Sedangkan skor kegiatan siswa pada

siklus I adalah 47,9% meningkat pada siklus II menjadi 74,2% atau baik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan

kemampuan berbicara materi bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas III MI PINK 03 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan

hidayahnya, sehingga seluruh proses penelitian sampai penulisan laporan ini dapat

terselesaikan dengan tepat waktu yang telah ditentukan.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, diantaranya

steak holder MI PINK 03 Kecamatan Tambun Selatan, serta bantuan dan kerja

sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penilitian penelitian

ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dra. Nurlena, M.A.,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA., Ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. .............................................Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan motivasi

dalam penyelesaian laporan akhir ini.

4. Bapak Ibu Dosen yang telah mengasuh, membimbing dan membina kami

selama belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan karyawan MI PINK 03

Kecamatan Tambun Selatan, yang telah membantu penulis dalam mencari

data yang diperlukan.

6. Kepada kedua Orang Tuaku, dan keluarga tercinta yang tiada hentinya

memberikan do’a dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

7. D

8. D

9. D

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

10. D

11. D

Akhir kata, Segala yang tidak baik masih bisa disingkirkan, yang belum

baik masih bisa diperbaiki, yang sudah baik masih bisa ditingkatkan, dan yang

baik belum sempat kita perbuat masih mungkin kita lakukan.

Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki,

laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan juga saran

yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan di

masa mendatang. Dan semoga laporan akhir ini menjadi salah satu khazanah

keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 23 Januari 2016

Penulis,

Nashihatus Sholihah

NIM 1813018300103

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

ABSTRACT

NashihatusSholihah, NIM 1813018300103, Improved Speech Using Media

Hand Puppet in third graduate of MI PINK 03 South Tambun, Bekasi.

Keywords: Puppet Hand, Speaking Ability.

This study aimed to get an overview of Increased ability to tell a child in learning

Indonesian. By using a qualitative approach and the type of classroom action

research. This research is a collaboration. And involves 34 students as research

subjects in Government Elementary School PINK 03.

Based on the results of this study concluded that learning by using hand puppets

media can improve their speaking ability at storytelling for third graduate of

students MI PINK 03. This was evident at the first cycle conditions of 34 students

there are 15 students or 44.1% reaching the KKM, while 19 students or 55.9% had

not reached the KKM. And on the second cycle increased to obtain a result the

average value of which reached 88% withmeans that there are 30 students who

have reached the KKM. Besides the activities of students and teachers were

observed in the observation sheet also increased significantly. This can be

evidenced by the results stating that the activities of teachers in the first cycle was

46.1% and increased in the second cycle be 75.3% or better. While scores of

student activities in the first cycle was 47.9% in the second cycle increased to

74.2% or better. Then, it can be concluded that the media puppets can enhance the

ability to speak on the subject matter Indonesian language of students of third

graduate MI PINK 03, South Tambun Bekasi

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

vii

KATA PENGANTAR

بِسْمِ الِله الرَّحْمنِ الرَّ حِيْمِ Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur

panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh

proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan

dengan tepat waktu.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyakpihak,

diantaranyakeluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekankuliah, serta bantuan

dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian

ini. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Kemampuan berbicara melalui media

boneka tangan Kelas III MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun

Selatan, Bekasi”.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak terkait. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun

mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya.MA.,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi,M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dindin Ridwanudin,M.Pd.,Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa

Program Dual Mode System

4. Mahmudah Fitriyah.ZA,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan

danmotivasidalampenyelesaianskripsiini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama

belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruanUniversitas Islam

NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.

6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak Ibu yang selalu mendoakanku,

menyemangatiku, menguatkanku dalam menyelesaikan karya ini.

7. Teruntuk Kakak-kakak aku yang tersayang yang selalu memberikan

motivasi dan perhatiannya kepada penulis.

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

viii

8. Teruntuk Adikku Masnaul Humairah yang tersayang yang senantiasa

menyemangati penulis untuk slalu belajar dan motivasikan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I

10. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku Mak Tatik, Mpok Ely Tante

Maskanah dan Om Dimas dan segenap dewan Guru, Staff MI PINK 03

Terimakasih atas dukungan,doa dan motivasinya.

11. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian selalu memberikan senyuman dan semangat setiap

harinya “Terima kasih nak!”

12. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B

PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas kenangan

indahnya selama 3 tahun lebih ini, senang bisa mengenal kalian semua dan

tetap semangat

13. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Indri dan Bu

Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan dan

motivasi.

Akhir kata, segala yang tidak baik masih bisa disingkirkan, yang

belum baik masih bisa diperbaiki, yang sudah baik masih bisa

ditingkatkan, dan yang baik yang belum sempat kita perbuat masih

mungkin kita lakukan.

Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis

miliki, laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik

dan juga saran yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan

guna perbaikan di masa mendatang. Dan semoga laporan akhir menjadi

salah satu khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2016

Penulis

Nashihatus Sholihah

NIM 1812018300103

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN........................................... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... v

UJI REFERENSI ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

GRAFIK......................................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identitas Masalah........................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

BAB II : KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori .................................................................................. 8

1. Kemampuan Berbicara ............................................................ 8

a. Kemampuan ...................................................................... 8

b. Berbicara ........................................................................... 9

2. Kemampuan Berbicara Anak ................................................. 19

a. Hakikat Cerita Anak ........................................................ 19

b. Cara Kemampuan Berbicara Anak dalam Bercerita ....... 19

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

x

3. Pengertian Media .................................................................... 20

a. Fungsi-fungsi Media Pembelajaran .................................. 20

b. Jenis-jenis Media .............................................................. 21

c. Media Boneka ................................................................... 21

4. Boneka Tangan ....................................................................... 22

a. Pengertian Boneka Tangan .............................................. 22

b. Fungsi Boneka Tangan ..................................................... 22

c. Manfaat Boneka Tangan .................................................. 23

d. Penggunaan Boneka Tangan ............................................ 23

e. Boneka Tangan Sebagai Media Pembelajaran ................. 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 24

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................... 27

C. Subjek Penelitian ........................................................................... 31

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 32

E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................ 32

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan .................................. 33

G. Data dan Sumber Data................................................................... 34

H. Pengembangan Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data ............ 34

I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41

J. Teknik Pemeriksaan kepercayaan ................................................. 41

K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis .............................. 41

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Hasil Intervensi Tindakan ...................................... 44

1. Siklus I..................................................................................... 44

2. Siklus II .................................................................................. 56

B. Analisis Data ................................................................................. 66

C. Interpretasi Hasil Analisis Data..................................................... 67

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

xi

D. Pembahasan ................................................................................... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 72

B. Saran ..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Pedoman Pengamatan proses pembelajaran bercerita .............................. 35

Tabel 3.2 : Pedoman penilaian kemampuan bercerita ................................................ 36

Tabel 3.3 : Pedoman Konfersi presentase rata-rata hasil observasi aktivitas

siswa dan guru ......................................................................................... 42

Tabel 4.1 : Hasil Observasi Siklus I ........................................................................... 47

Tabel 4.2 : Hasil Observasi pada kegiatan guru ......................................................... 49

Tabel 4.3 : Evaluasi kemampuan berbicara pada siklus I Pada pertemuan ke 1 ........ 50

Tabel 4.4 : Evaluasi kemampuan berbicara pada siklus I Pada pertemuan ke 2 ........ 52

Tabel 4.5 : Hasil Observasi Siklus II .......................................................................... 60

Tabel 4.6 : Hasil Observasi kegiatan guru pada siklus II ........................................... 61

Tabel 4.7 : Evaluasi membuat cerita siklus II pertemuan I ........................................ 62

Tabel 4.8 : Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus II Pertemuan II ......... 63

Tabel 4.9 : Presentase perbandingan hasil penelitian Siklus I dan Siklus II ............. 67

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Karangka berfikir ........................................................................ 25

Gambar 3.1 : Model tahap- tahapan pelaksanaan PTK ................................................ 31

Gambar 4.1 : Contoh Boneka Tangan .......................................................................... 45

Gambar 4.2 : Aktivitas siswa pada saat belajar ............................................................ 46

Gambar 4.3 : Siswa berbicara didepan dengan menggunakan boneka tangan ............. 47

Gambar 4.4 : Aktivitas pembelajaran di kelas .............................................................. 50

Gambar 4.5 : Keaktifan siswa dalam pembelajaran ..................................................... 57

Gambar 4.6 : Siswa membuat cerita secara kelompok ................................................. 58

Gambar 4.7 : Interaksi Guru dan siswa dalam proses pembelajaran ............................ 62

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

xiv

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 : Perbandingan Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II ..................... 69

Gambar 4.2 : Perbandingan Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II...................... 70

Gambar 4.3 : Perbandingan Hasil Evaluasi siswa pada siklus I dan siklus II ........... 70

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa

merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia, benar bahasa juga

mempunyai arti bahwa bahasa yang dimiliki suatu permulaan yang tiba-

tiba mendadak. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka

memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi

dengan sesama manusia, Sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

keterampilan menyimak (Listening Skills), dan Keterampilan Berbicara

(Speaking Skills), Keterampilan Membaca (reading skills), dan

keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan mempunyai

hubungan yang erat dengan proses-proses berfikir yang mendasari

bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan praktik dan

banyak latihan.

Menurut Guntur Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan.1

Menurut hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2015 antar

peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa indonesia, diperoleh

informasi bahwa anak-anak kelas III MI PINK 03 dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia tentang bercerita, siswa tergolong rendah terutama

dalam mencakup ujaran yang tidak jelas dan tidak lancar, kosa kata yang

tidak luas dan tidak beranekaragaman, penggunaan kalimat-kalimat yang

1 Isah Cahyani, Hodijah, Kemampuan Berbicara Indonesia di SD (Bandung: UPI Press, 2007) h. 2

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

2

tidak lengkap, dan siswa kurang berani untuk menyampaikan ide atau

gagasan dan kurang berani tampil bercerita di depan kelas. Mereka masih

terlihat grogi, malu, tegang, bahkan wajahnya ditutup dengan kertas

sehingga ekspresi tak muncul dan siswa juga tidak mengikuti

perkembangan urutan suatu cerita atau kejadian dalam urutan yang tidak

wajar.

Kemampuan berbicara dan berbahasa dapat diperoleh dimana saja

dan kapan saja, mulai dari lingkungan keluarga kecil, keluarga besar,

lingkungan sekitar tempat tinggal dan Sekolah. Dengan kata lain dalam

kehidupan sehari-hari siswa selalu melakukan dan dihadapkan pada

kegiatan berbicara, namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di

Sekolah-sekolah belum bisa dikatakan maksimal sehingga keterampilan

siswa dalam bercerita masih rendah.

Pelaksanaan bercerita harus menguasai bahan ide, cerita

penguasaan bahasa, pemilihan bahan, keberanian, ketenangan,

kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur sehingga

mampu dan terampil dalam bercerita. Keterampilan bercerita tidak hanya

diperoleh begitu saja, tetapi harus dipelajari dan dilatih.

Pembelajaran bercerita tidak dilakukan secara serius dan

beranggapan bahwa bercerita merupakan bagian sepele yang sering

dilakukan oleh siapa saja sejak usia balita. Padahal pada kenyataannya di

lapangan masih banyak siswa diminta bercerita di depan kelas, sehingga

siswa sering kali tidak mempunyai ide, malu, grogi, sehingga kata yang

diucapkan menjadi tersendat-sendat dan diulang-ulang. Hal itu

menunjukkan faktor dalam diri siswa menjadi kurang jelas dan siswa

kurang mampu mengorganisasikan bahwa kemampuan berbicara dalam

bercerita siswa masih rendah.

Keterampilan berbicara akan berhasil dan meningkat dengan

mengggunakan media pembelajaran yang sesuai. Kurangnya

pemanfaatan media dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang

aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran sebaiknya guru mempergunakan

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

3

media pembelajaran yang ada serta sesuai dengan media pembelajaran

yang diterapkan.

Keterampilan bercerita tidak hanya diperoleh begitu saja, tetapi

harus dipelajari dan dilatih. Pelaksanaan kegiatan bercerita harus

menguasai bahan atau ide cerita, penguasaan bahasa, pemilihan bahasa,

keberanian, ketenangan, kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar

dan teratur sehingga mampu dan terampil dalam bercerita.

Menurut Linguis Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa

yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh

keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan

berbicara atau berujar dipelajari.2 Memang setiap orang dikodratkan

untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua

memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar.

Pembelajaran keterampilan bercerita sebaiknya guru

mempergunakan media pembelajaran yang ada serta sesuai dengan

metode pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, materi pembelajaran

juga menjadi faktor penentu dalam pemilihan media. Hal tersebut

dikarenakan setiap materi pembelajaran mempunyai karakteristik

tersendiri yang turut menentukan dalam pemilihan media. Begitu pula

dalam pembelajaran berbicara khususnya bercerita, seorang guru harus

memilih dan menggunakan media yang sesuai sebagai penunjang

kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Cara mengatasi hal tersebut, guru hendaknya dapat menggunakan

cara alternatif yaitu dengan media. Salah satunya adalah menggunakan

media boneka tangan, karena boneka tangan merupakan media yang

efektif untuk pengajaran dalam mengembangkan perbedaan kata, melatih

diri untuk mendengarkan dan berbicara.

Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan

pelayanan yaitu diharuskan mempunyai keterampilan dalam merancang

suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu

2 Henry Guntur Tarigan, Berbicara, (Bandung: Angkasa, 2008) h. 3.

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

4

kompetensi yang dimiliki oleh guru profesional. Dengan perancangan

media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran.

Sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara

optimal.3

Media memegang peranan penting dalam proses pembelajaran,

kegiatan pembelajaran bahkan telah bergeser ke arah berkurangnya

metode ceramah dan berpindah kearah digunakanya media. Secara umum

media memiliki peran membuat proses pembelajaran lebih produktif.

Berdaya guna tinggi, aktual dan menarik secara khusus. Media

bermanfaat untuk menyederhanakan materi pembelajaran yang

kompleks, kreatif seperti halnya dengan menggunakan media boneka

tangan.

Boneka tangan merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris.

Padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk (Hand puppet) adalah

boneka tangan Istilah boneka tangan tersebut umum dikenal dalam dunia

dongeng (Story telling ) sebagai alat peraga cerita anak. Cara memainkan

boneka tangan sebagai alat peraga cerita anak tersebut juga sangat khas.

Teknik memainkan boneka tangan diilhami oleh cara memainkan

Wayang Potehi, sebuah kesenian yang berasal dari leluhur masyarakat

Tionghoa. Cara memegang dan memainkan boneka tangan adalah dengan

menggunakan tangan dan jari-jari.4

Media boneka tangan dipilih sebagai alternatif media pembelajaran

karena media boneka sangat dekat dengan dunia anak-anak meskipun

boneka tangan termasuk media visual, oleh karenanya media tersebut

berguna untuk memvisualkan cerita anak yang disampaikan oleh guru.

Selain itu peserta didik di kelas III MI PINK 03 sudah memiliki sifat

yang mandiri yakni tidak suka meniru dan sudah bisa untuk mengingat

kalimat-kalimat serta kosakata yang terdapat dalam cerita. Peserta didik

dengan karakteristik seperti itu akan lebih mudah menyimak dan

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Bandung:

Kencana, 2006) h. 23 4 Ria Anggraini, Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Dengan Media Boneka Tangan

(UMS: 2009) h. 4-5

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

5

memahami kata-kata serta isi cerita yang diucapkan oleh media boneka

tangan sehingga dengan menerapkan media boneka tangan anak akan

lebih mudah memahami nilai-nilai didik atau amanat yang ada pada

sebuah cerita.

Penerapan media boneka tangan dapat menjadi alternatif sekaligus

inovasi bagi guru dalam pembelajaran bercerita agar semakin meningkat.

Untuk itulah penulis berusaha untuk menggugah minat siswa dalam

berbicara dengan menggunakan boneka tangan dan siswa akan lebih

mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain,

keberhasilan menggunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang

yang mendengarkan, berdasarkan uraian tersebut maka penulis membuat

penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan kemampuan

berbicara melalui Boneka Tangan di MI PINK 03 Kelas III, Tambun

Selatan, Bekasi.

B. Identitas Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka

dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Guru kurang kreatif dalam pembelajaran bercerita

2. Siswa Kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil

karyanya

3. Kurangnya pnggunaan media oleh guru dalam pembelajaran

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identitas masalah muncul permasalahan yang harus

diselesaikan agar penelitian ini berfokus dan mendalam kajiannya, perlu

ada batasan masalah penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi

pada permasalahan bagaimana peningkatan kemampuan berbicara melalui

boneka tangan di MI PINK 03 kelas III, Tambun Selatan, Bekasi.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pemanfaatan media boneka tangan dapat meningkatkan

keaktifan berbicara siswa dalam bercerita di kelas III MI PINK 03

Tambun Selatan, Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini

mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dapat

meningkatkan keaktifan berbicara siswa dalam bercerita di kelas III MI

PINK 03 Tambun Selatan, Bekasi

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan minat dan kemampuan siswa

berbicara dalam bercerita.

2. Bagi guru, untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan

pembelajaran Bahasa Indonesia agar proses pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan optimal.

3. Bagi Sekolah, Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah

tersebut.

4. Bagi Siswa, Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

pembelajaran siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan

meningkatkan keberanian siswa untuk bercerita serta kesempatan

untuk berbicara menjadi merata.

5. Bagi pihak Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat lebih

mengembangkan inovasi dalam pembelajaran khususnya

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

7

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti

1. Kemampuan Berbicara melalui Media Boneka Tangan

a. Kemampuan

Di dalam kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,

berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu

apabila bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Menurut Guntur Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan.1

Menurut pendapat Arsjad dan mukti U.S mengemukakan pula

bahwa kemampuan adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat

untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan.2

Jadi, kemampuan berbicara dapat disimpulkan bahwa kemampuan

mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan,

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan dan memiliki kecakapan

yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan sesuai dengan

standar isi bahasa Indonesia tahun 2006 yang menyatakan bahwa

“pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar. Baik secara lisan maupun tertulis, serta

1 Isah Cahyan, Hodijah, Kemampuan Berbicara Indonesia di SD (Bandung: UPI Press, 2007) h. 2

2 Ibid.

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

9

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia

Indonesia”.3

b. Berbicara

Berbicara merupakan satu sistem tanda-tanda yang dapat didengar

(Ausible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot

dan jaringan otot manusia demi maksud tujuan gagasan-gagasan yang

memanfaatkan lebih jauh lagi.4

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

bersifat produktif. Menurut Tarigan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran gagasan dan

perasaan.5

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan memproduksi arus

sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan

perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan

alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang

memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi

artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini

juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur,

benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis

seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.6

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi

sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat

lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari

satu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi

pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepala komunikan

(pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan yang

akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah kedalam

3 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2012) h.

245 4 Kundharu Sanddhono, ST.Y. Slamet, Meningkatkan Berbahasa Indonesia, h.3

5 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar.

(Jakarta: Nufa Citra Mandiri, 2014) h. 193 6 Iskandar Wasit, Dadang Suhendra, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010) h. 241

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

10

simbol yang dipahami oleh kedua pihak dan kedua tersebut memerlukan

saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud

(ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa lisan sehingga maksud tersebut bisa dipahami oleh orang lain.7

Berikut ini terdapat beberapa pengertian berbicara yang dikemukakan

oleh para ahli:

1. Menurut Djago Tarigan

Menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan

pesan melalui bahasa lisan.8

2. Menurut Lingius

Berkata bahwa “Speaking is languange” berbicara adalah suatu

keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,

yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa

tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari9

Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah sarana untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar dan penyimak. Oleh karena

itu pemahaman menjadi hal yang sangat penting yang dapat diukur

dalam kegiatan berbicara. Berbicara mempunyai arti yang sangat

penting sehingga di sekolah-sekolah menjadi prioritas terutama di

sekolah-sekolah dasar. Pada dunia masa kini berbicara menjadi

pelengkap kehidupan.

1) Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar

dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan dan kemauan

secara aktif. Kegiatan berbicara dilakukan dengan bermacam-

macam tujuan yang dikemukakan oleh Gorys Keraf yang

diantara lain sebagai berikut:

7 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia (Ciputat: UIN Press, 2015) h. 158

8 kudharu Saddhono, St.Y.Slamet, Op.Cit, h.2

9 Henry Guntur Tarigan, Berbicara, (Bandung: Angkasa, 1979) h.3

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

11

a) Mengiring pembicara untuk memberi semangat, kebangkitan,

kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian.

b) Meyakinkan pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan

atau sikap mental atau intelektual kepada para pendengarnya.

c) Berbuat atau bertindak pembicara menghendaki tindakan atau

reaksi fisik dari para pendengar dengan terbangkitkannya

emosi.

d) Memberitahukan pembicara berusaha menguraikan atau

menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan

agar pendengar mengetahui tentang sesuatu hal pengetahuan

dan sebagainya.

e) Menyenangkan pembicara bermaksud menggembirakan,

menghibur para pendengar agar terlepas dari kerutinan yang

dialami oleh pendengar.10

Sedangkan menurut Och dan Winker pada dasarnya

berbicara mencakup tiga tujuan, yaitu:

(1) Memberitahukan, melaporkan (To inform)

(2) Menjamu, menghibur (To entertain), dan

(3) Membujuk, mengajak, mendesak, menyakinkan (To

persaude)11

2) Metode Berbicara

Metode pengajaran berbicara yang baik selalu memenuhi

berbagai kriteria. Kriteria itu berkaitan dengan tujuan, bahan,

pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh metode pengajaran berbicara

antara lain:

a) Relevan dengan tujuan pengajaran

b) Memudahkan siswa memahami materi pengajaran

c) Mengembangkan butir-butir keterampilan berbicara

d) Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah

dirancang

10

Kundharu Sandhono, Op.cit, h.5 11

Jauharoti Alfin, et.al., Bahasa Indonesia I (Surabaya: Lapis-PGMI, 2008), h. 4-10

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

12

e) Merangsang siswa untuk belajar

f) Mengembangkan siswa untuk belajar

g) Mengembangkan kreativitas siswa

h) Tidak menuntut peralatan yang rumit

i) Mudah melaksanakan

j) Menciptakan suasana belajar-mengajar yang

menyenangkan.12

Sehubungan dengan kemampuan berbicara secara

garis besar ada tiga jenis berbicara yaitu:

1. Interaktif yaitu percakapan secara tatap muka dan

berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya

pergantian antara berbicara dengan mendengar

2. Semi interaktif yaitu dalam berpidato dihadapan umum

secara langsung, dalam hal ini audies memang tidak

dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,

namun pembicara melihat reaksi pendengar dari

ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.

3. Non interaktif yaitu berpidato melalui radio atau

revisi.13

3) Fungsi-fungsi Berbicara

Kita dapat menggunakan bahasa sebagai alat untuk

membicarakan berbagai hal. Sejalan dengan pendapat Halliday

dan Brown tentang fungsi bahasa, fungsi berbicara dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

a) Fungsi Instrumen bertindak untuk menggerakkan serta

memanipulasi lingkungan menyebabkan peristiwa-peristiwa

tertentu terjadi, contoh fungsi ini adalah ketika seorang guru

berbicara untuk memberikan nasihat-nasihat dan perintah-

perintah pada siswanya.

12

Budinuryanta, et. al., Pengajaran Keterampilan berbahasa. (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008), h. 10.24 13

Yeti Mulyati, Keterampilan berbahasa Indonesia SD. ( Jakarta: Universitas Terbuka,

2009).h.1.11

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

13

b) Fungsi pengaturan merupakan pengawasan terhadap

peristiwa-peristiwa, melalui ini berbicara berfungsi untuk

persetujuan, pengawasan kelakuan, contohnya dalam fungsi

ini adalah ungkapan keputusan seorang kepala sekolah yang

mengeluarkan siswa dari sekolah karena perbuatannya

sering melanggar peraturan sekolah.

c) Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa

untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan

fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan dan

menggambarkan. Sebagai contoh adalah seorang penyair

yang menyampaikan berita bencana banjir atau seorang

guru yang menjelaskan materi bahasa.

d) Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk

menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dan reaksi-reaksi

yang terkandung dalam benaknya. Sebagai contohnya

seorang guru yang marah-marah dengan mengomel karena

siswa dan siswinya banyak yang tidak mengerjakan

pekerjaan rumah (PR).

e) Fungsi Imajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk

menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan imajiner.

Sebagai contohnya seoarang kakek atau nenek yang

mendongeng atau bercerita tentang terjadinya Kota

Banyuwangi.14

Kelima fungsi di atas berbicara tersebut tentu

tidaklah berpisah secara mutlak. Dalam suatu pembicaraan

mungkin saja pembicaraan tersebut sekaligus mengandung

beberapa fungsi.

4) Proses Berbicara

Dalam proses belajaran berbahasa di sekolah, anak-

anak mengembangkan kemampuan secara vertikal tidak saja

horizontal, maksudnya mereka sudah dapat mengungkapkan

14

Jauharoti Alfin, Op.cit, h.4-13

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

14

pesan secara lengkap meskipun belum sempurna dalam arti

strukturnya menjadi benar, pilihan kata semakin tepat,

kalimat-kalimatnya semakin bervariasi dan sebagainya.

Dengan kata lain, perkembangan tersebut tidak secara

horizontal mulai dari fonem, kata, frase, kalimat dan wacana.

Sedangkan proses pembentukan kemampuan berbicara ini

dipengaruhi oleh aktivitas berbicara yang tepat.

Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa

antara lain: memberikan pendapat atau tanggapan pribadi,

bercerita, menggambarkan orang atau barang,

menggambarkan posisi, menggambarkan proses, memberikan

penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi.

Dilihat dari karakter perkembangan bahasa anak pada

usia MI atau SD, meningkatnya kemampuan penguasaan alat

komunikasi, baik alat komunikasi dengan lisan, tertulis

maupun dengan menggunakan tanda-tanda dan isyarat,

penguasaan alat komunikasi ini diartikan sebagai upaya

seseorang dapat memahami dan dipahami oleh orang lain.15

5) Ragam Berbicara

Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi menjadi

dua yaitu berbicara di muka umum yang mencakup empat

jenis:

a) Berbicara di muka umum yang mencakup empat jenis:

(1) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat

memberitahukan atau melaporkan yang bersifat

informatif (Informative speaking)

(2) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat

kekeluargaan dan persahabatan (Fellowship

speaking)

15

Navia Wafiqni, Asep Ediyana Lathif, Psikologi Perkembangan Anak Usia SD/MI (Jakarta: UIN

Press, 2015) h. 210

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

15

(3) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat

membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan

(persuasive speaking)

(4) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat

merundingkan dengan tenang dan hati-hati

(deliberative speaking)

(5) Berbicara pada konferensi (Conference speaking)

yang meliputi:

a. Diskusi kelompok (Group discussion) yang

dapat dibedakan:

1. Tidak resmi (Informal) dan masih dapat

diperinci lagi atas:

a. Kelompok studi (Study Gruops)

b. Kelompok pembuat kebijaksanaan

(policy making groups)

c. Komil

2. Resmi (Formal) yang mencakup pula

a. Konferensi

b. Diskusi panel

c. Simposium

d. Debat.16

6) Hambatan-hambatan dalam kegiatan berbicara

Tidak semua orang memiliki hambatan-hambatan

dalam berbicara dimuka umum, namun keterampilan ini

dapat dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan

latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang

dalam proses belajar mengajar pun belum bisa mendapatkan

hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

hal yang merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara,

Rusmini mengemukakan bahwa hambatan tersebut terdiri

atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri.

16

Henry Guntur Tarigan, Op.cit, h. 24

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

16

(Internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara

(eksternal).

a) Hambatan Internal

Adalah hambatan yang muncul dari dalam diri

pembicara, hal-hal yang dapat menghambat kegiatan

berbicara ini sebagai berikut:

1. Ketidaksempurnaan alat ucap

Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat

ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam

berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan

maksud pembicara.

2. Penguasaan komponen kebahasaan

Komponen kebahasaan meliputi hal-hal berikut ini

a. Lafal dan intonasi

b. Pilihan kata (Diksi)

c. Struktur bahasa

d. Gaya bahasa

3. Penggunaan komponen isi

Komponen isi meliputi hal-hal berikut ini

a. Hubungan isi dengan topik

b. Struktur isi

c. Kualitas isi

d. Kuantitas isi

4. Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental

Seorang pembicara yang tidak menguasai

komponen bahasa dan komponen isi tersebut di

atas akan menghambat keefektifan berbicara.

b) Hambatan Eksternal

Selain hambatan internal, pembicara akan

menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya.

Hambatan ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

17

sebelumnya oleh pembicara. Hambatan-hambatan

eksternal meliputi hal-hal dibawah ini:

a. Suara atau bunyi

b. Kondisi ruangan

c. Media

d. Pengetahuan pendengar17

7) Strategi meningkatkan kemampuan berbicara siswa

1. Ulang-ucap

Model ucapan adalah suara guru atau rekaman

suara guru, model ucapan yang dipendengarkan kepada

siswa harus dipersiapkan dengan teliti. Suara guru harus

jelas, intonasinya tepat, dan kecepatan berbicara sebagai

berikut.

2. Lihat Ucap

Guru memperhatikan kepada siswa benda tertentu

kemudian siswa menyebutkan nama tersebut, benda-

benda yang diperlihatkan dipilih dengan cermat oleh

guru dan disesuaikan dengan lingkungan siswa, bila

bendanya tidak ada atau tidak memungkinkan dibawa ke

dalam kelas benda tersebut dapat digantikan oleh

tiruannya atau gambarnya.

3. Memerikan

Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan,

melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh

memperhatikan sesuatu benda atau gambar benda,

kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan atau

gambarnya dengan teliti. Kemudian siswa diminta atau

memeriksa apa yang telah dilihatnya secara lisan.

17

Isah Cahyani, Hodijah, Op.cit, h.4-5

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

18

4. Menjawab pertanyaan

Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat

dipancing untuk berbicara dengan menjawab sejumlah

pertanyaan mengenai dirinya misalnya mengenai nama,

usia, tempat tinggal, pekerjaan orang tua.

5. Bertanya

Melalui pertanyaan, siswa dapat menyatakan

keingitahuannya terhadap sesuatu hal. Tingkat atau

jenjang pertanyaan yang diutarakan melambangkan

tingkat kedewasaan siswa.

6. Melanjutkan Cerita

Dua, tiga, empat siswa bersama-sama menyusun

cerita secara spontan kadang-kadang guru juga terlihat

dalam kegiatan misalnya guru mengawali cerita dan

cerita itu dilanjutkan siswa kedua, ketiga dan diakhiri

oleh siswa berikutnya.

7. Menceritakan kembali

Guru mempersiapkan bahan bacaan, siswa

memperhatikan bahan itu dengan seksama, kemudian

guru meminta siswa menceritakan kembali isi cerita

dengan kata-kata.

8. Percakapan

Percakapan adalah pertukaran pikiran atau

pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih

pembicaraan

9. Diskusi

Adalah proses perlibatan dua atau individu yang

terinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai

tujuan yang sudah dicapai melalui tukar pendapat diskusi

merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

19

keterampilan berbicara, berlatih diskusi berlatih

berbicara.18

2. Kemampuan anak dalam bercerita

a. Hakikat cerita Anak

Sebagian besar karya sastra mesti menampilkan cerita. Dan

cerita tentang misteri kehidupan tersebut dapat dipandang sebagai aspek

isi. Artinya, sesuatu yang menjadi isi ungkapan dan yang ingin

disampaikan kepada pihak lain (pembaca).19

Isi cerita tersebut dijalin

dalam sebuah rangkaian alur yang menampilkan berbagai peristiwa dan

tokoh yang menjalin secara serasi yang dikemas dalam bahasa narasi

dan dialog.

b. Cara kemampuan berbicara anak dalam bercerita

Menurut Nadeak mengemukakan keterkaitannya dalam bercerita

yaitu:

1. Memilih cerita yang tepat

2. Mengetahui cerita

3. Merasakan cerita

4. Menguasai kerangka cerita

5. Menyelaraskan cerita

6. Pemilihan cerita yang tepat

7. Menyederhanakan cerita

8. Mengenali tujuan dan klimaks, kejadian

9. Menetapkan sudut pandang

10. Menciptakan suasana dan gerak

11. Merangkai adegan.20

18

Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Dikelas Tinggi,

(Bandung: Setiabudi, 2007) h. 61-63 19

Nugiyanto Burhan, Sastra Anak, (Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press,2005) h. 217-218 20

Yeti Mulyati, Op.cit. h. 3.7

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

20

3. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan, yang menguntip pendapat Gagne

menyebut media “Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsangnya untuk belajar.21

Sedangkan menurut Gerlach mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

menbangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap.22

Senada dari situ guru juga harus menghidupkan

suasana pembelajaran dengan memilih dan menggunakan media yang

menarik perhatian sehingga bisa membuat siswa lebih giat belajarnya.

Suasana kelas yang menyenangkan akan secara otomatis meningkatkan

prestasi pada siswa.

Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat siswa. Diharapkan hasil siswa belajar dapat

ditingkatkan setelah menggunakan media.

a. Fungsi-fungsi media pembelajaran

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat

dikhususkan pada empat keterampilan bahasa, yaitu:

1. Fungsi Media dalam pembelajaran meyimak

2. Fungsi media dalam pembelajaran berbicara

a) Memotivasi siswa untuk berani berbicara

b) Mengembangkan dalam wacananya

c) Memberi informasi dalam wacana yang menyangkut objek,

tindakan, peristiwa dan keterkaitannya

3. Fungsi media dalam pembelajaran membaca

4. Fungsi media dalam pembelajaran menulis

21

Sadiman, Arief S, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaataannya,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) h.6 22

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) h. 3

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

21

b. Jenis-jenis Media

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk.

Adapun jenis-jenis dari media sebagai berikut:

1. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan, yang termasuk jenis ini antara lain meliputi gambar,

foto, serta benda nyata yang tidak bersuara.

2. Media Audio visual, adalah media yang mempunyai unsur dan

unsur gambar. Beberapa contoh media visual meliputi televisi,

video, film atau demontrasi langsung.

3. Media proyeksi diam adalah rangsangan-rangsangan visual,

beberapa contohnya film bingkai, micro film.23

c. Media Boneka

Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang

termasuk tiruan dari bentuk binatang Jadi sebenarnya boneka

merupakan salah satu model perbandingan juga. Sekalipun demikian,

karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus,

maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan

boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara

dimainkan dalam sandiwara boneka. Untuk keperluan sekolah dapat

dibuat boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang.

Untuk tiap daerah pembuatan boneka ini disesuaikan dengan keadaan

daerah masing-masing.

1. Macam –macam boneka untuk media pembelajaran, yaitu :

a. Boneka tongkat,

b. Boneka tangan,

c. Boneka tali,

d. Boneka bayang-bayang.

23

Arief S. Sadiman, Op.cit, H .29

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

22

4. Boneka Tangan

a. Pengertian Boneka tangan

Menurut Raemiza media boneka dapat membantu anak dalam

memahami cerita dan lebih menarik perhatian mereka. Media boneka

termasuk dalam jenis media visual tiga dimensi. Media ini dapat

membantu siswa mengenal segala aspek yang berkaitan dengan benda

dan memberikan pengalaman yang lengkap tentang benda tersebut.

Benda-benda dan situasi yang diajarkan kepada anak akan lebih cepat

dipahami bila obyek tersebut ada di hadapan mereka.

Penggunaan media boneka tangan menolong anak untuk

bernalar dan membentuk konsep tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan obyek, baik ukuran, bentuk, berat, maupun

manfaatnya. Sesuai dengan namanya “boneka tangan”, cara

memainkannya dengan memasukkan tangan ke dalamnya. Bentuknya

pun menyerupai sarung tangan, namun tentu saja boneka ini lebih

menarik. Menurut Ahira disebut boneka tangan, karena cara

memainkannya pun satu tangan kita hanya dapat memainkan satu

boneka, dan boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,

sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang

menutup lengan orang yang memainkannya.

Selain itu, penggunaan benda-benda nyata atau makhluk hidup

dalam pengajaran sering kali dianggap paling baik. Ada berbagai

karakter boneka tangan yang ada di pasaran, misalnya binatang, buah-

buahan, orang dan tokoh kartun yang populer dikalangan anak-anak.24

b. Fungsi Boneka Tangan

Menurut Ahira boneka tangan sangat sesuai untuk digunakan

sebagai alat permainan edukatif. Dibandingkan dengan jenis boneka

lain, boneka tangan lebih mudah digerak-gerakkan sesuai dengan jalan

cerita. Selain itu, menurut Ahira media ini mempunyai beberapa fungsi,

yaitu (1) memberikan pengalaman yang konkret, (2) memungkinkan

24

Menurut Raemiza, Teny Wulan Sudaniti, Meningkatkan keterampilan bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan, (Yogyakarta, 2011) h.15

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

23

siswa menganalisis siswa menganalisis secara mendalam, (3)

membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu, (4) informasi yang

diperoleh akan lebih jelas, (5) memperjelas suatu masalah atau proses

kerja dari alat, dan (6) mendorong timbulnya kreativitas siswa.

c. Manfaat Boneka Tangan

1. Tidak memakan tempat dalam pelaksanaanya

2. Dapat mengembangkan imajinasi anak

3. Mempertinggi keaktifan anak dan suasana gembira

4. Mengembangkan aspek bahasa yang baik

d. Penggunaan boneka tangan antara lain:

1. Guru mempersiapkan naskah berupa teks cerita untuk dibaca siswa

dan media boneka tangan yang akan digunakan

2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka tangan dengan

ketentuan jarak boneka dengan mulut pencerita tidak boleh terlalu

dekat.

3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi harus jelas ketika

siswa bercerita

4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita

5. Dalam memainkan boneka, tangan harus terlihat lentur atau tidak

kaku dan gerakan harus sinkron dengan suara.

e. Boneka tangan sebagai media pembelajaran

Kaitannya dengan permasalahan pembelajaran bahasa yang telah

diungkapkan pada latar belakang masalah, Tarigan menuturkan bahwa

proses-proses untuk mengembangkan kemampuan berbicara

menunjukkan perlunya pengaturan bahan bagi penampilan lisan.

Menurut Raemiza media boneka tangan merupakan media yang efektif

untuk pengajaran dalam mengembangkan perbendaharaan kata, melatih

diri untuk mendengarkan dan berbicara. Selain itu, anak lebih perhatian

terhadap isi cerita.

Dengan penggunaan media boneka tangan, pesan akan menarik

perhatian siswa. Dengan demikian, boneka tangan merupakan bagian

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

24

dari media pembelajaran bahasa yang salah satunya bermanfaat sebagai

sarana atau alat bantu peningkatan keterampilan bercerita.

B. Hasil Penelitian yang relevan

Ria Angraini dalam skripsinya yang berjudul “peningkatan

kemampuan berbicara cerita anak dengan media boneka tangan pada proses

peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 2, Kedawung Sragen”.

Penelitian ini menggunakan pembelajaran boneka tangan. Perbedaannya pada

kajian tentang menyimak cerita

Sedangkan dalam jurnal edukasi milik Klara delimasa Gustriningsih

yang berjudul “ Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan pada kelas II SDN Gumilir 02 Cilacap”. Persamaan

penilitian dalam jurnal di atas terletak pada penggunaan media boneka

tangan.

Sedangkan dalam jurnal edukasi milik putri kumala dewi yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Diskusi Jigsaw

Siswa Kelas III SD Negeri 4 Malang”. Persamaan penilitian dalam jurnal di

atas terletak pada Kemampuan berbicara. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa pembelajaran boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

berbicara anak dalam bercerita.

Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya model

pembelajaran boneka tangan menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi bagi

perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap

penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap

serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam

kehidupannya di masyarakat.

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan berbicara anak dalam cerita kelas III MI PINK 03 masih

rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru masih

bersifat konversional yang hanya berceramah dan menggunakan media

penugasan sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

25

juga mengakibatkan siswa kurang tertarik makna dan tujuan dari

pembelajaran sehingga Bahasa Indonesia selalu dianggap sebagi mata

pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta membosankan.

Secara praktik kemampuan berbicara dalam pembelajaran cerita

membutuhkan latihan dan pengarahan pembelajaran yang intensif. Namun

demikian, pembelajaran bercerita disekolah pada kenyataanya mendapat porsi

yang sangat minim. Selain keterbatasan waktu, lemahnya kemampuan

bercerita dipengaruhi media pembelajaran yang kurang efektif.

Fenomena pembelajaran umumnya masih menggunakan metode

tradisional. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah dan

interaksi hanya terjadi satu arah. Untuk mengatasi hal tersebut, guru

hendaknya menggunakan alternatif dengan menggunakan media

pembelajaran. Media yang dirasa tepat untuk mengatasi masalah diatas

adalah media boneka tangan.

Boneka tangan memudahkan siswa memahami konsep tentang benda-

benda secara utuh, misalnya ukuran, sifat dan bentuk. Boneka tangan juga

dapat merangsang siswa untuk berbahasa secara lisan, misalnya sebagai

model untuk mengungkapkan emosinya. Anak-anak sering terlihat melakukan

percakapan dengan bonek atangan karena mereka menganggap bahwa benda

tersebut sama seperti dirinya. Oleh karena itu, Penggunaan media boneka

tangan dapat mempermudah siswa dalam bercerita.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berfikir

Awal

Pembelajaran yang dilakukan guru

bersifat konvensional yaitu hanya

menggunakan metode ceramah dan

penugasan

Kemampuan

Berbicara

penjelasan

cerita siswa

rendah

Dilakukan

tindakan Menggunakan media pembelajaran

Boneka Tangan dalam

pembelajaran bercerita

Siklus I

Siklus II

Kondisi Akhir

Siswa menjadi lebih semangat

dalam pembelajaran sehingga

kemampuan berbicara dalam

bercerita siswa meingkat

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

26

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis menyampaikan

Hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Bila media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara

siswa, maka keterampilan berbicara akan meningkat”

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI PINK 03, yang terletak di Kp. Rukem

Rt 004/013, Kelurahan Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten

Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada semester I Tahun pelajaran 2015/2016,

dibulan Juli sampai dengan bulan November 2015.

Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat

mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan

mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research).” Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru ke kelas atau disekolahan tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran.” Menurut Arikunto mengemukakan bahwa penelitian

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1

Sedangkan Metode penelitian, secara umum dapat diartikan sebagai

cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,

dan penelitian dapat diartikan juga sebagai kegiatan yang dilakukan secara

sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan

menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas

permasalahan yang dihadapi.2

Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

1 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva press, 2010), h. 18

2 Ruswandi Hermawan, et. al., Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI Press 2007) h. 4

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

28

Secara umum terdapat empat langkah dalam PTK yaitu tahap

perencanaan (Planning), Pelaksanaan tindakan (Acting), Obsevasi

(Observing), dan refleksi (Reflecting).

1. Perencanaan (Planing)

Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang

dan teliti.

Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar yaitu:

a. Identitas masalah

b. Merumuskan masalah dan

c. Pemecahan masalah

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Langkah kedua adalah pelaksanaan menerapkan apa yang telah

direncanakan tahap satu, yaitu bertindak dikelas.

3. Observation (Pengamatan)

Langkah ketiga adalah pengamatan (Observing) alat untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada

langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan,

cara mengumpulkan dan alat atau instrumen pengumpuan data

(angket/wawancara/ observasi).

4. Refleksi (Reflecting)

Langkah keempat adalah refleksi yaitu kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Kegiatan penelitian

telah melalui proses akhir maka hasil dari pengamatan dan penelitian

tersebut dikumpulkan hingga menjadi suatu dokumen yang akan

dianalisis. Langkah ini merupakan sarana melakukan pengkajian dan

telah dicatat dalam observasi. Hasil dari analisis tersebut bertujuan

untuk mengetahui apakah kegiatan penelitian yang dilaksanakan sudah

sesuai dengan yang diharapkan atau masih memerlukan perbaikan.

Kegiatan tersebut merupakan tahapan dari penelitian, inilah yang

disebut refleksi.

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

29

Siklus 1

1. Perencanaan

Penelitian ini disusun bersama antara peneliti dengan guru

Bahasa Indonesia sebagai kolaborator. Adapun rencana yang

akan dilaksanakan sebagi berikut:

a) Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan

berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul

berkaitan dengan pembelajaran bahasa khususnya bercerita.

b) Peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan

menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan

media boneka tangan dalam pembelajaran bercerita.

c) Menyiapkan bahan dan instrumen peneliti yang berupa

lembar pengamatan, lembar penilaian keterampilan bercerita,

catatan lapangan, pedoman wawancara dan alat dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari

rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Tindakan yang

dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut.

a) Guru mengkondisikan siswa

b) Siswa memperhatikan kompetensi dasar, indikator, dan

tujuan pembelajaran keterampilan bercerita yang

disampaikan oleh guru.

c) Guru melakukan apersepsi untuk mengajak siswa masuk

kemateri dengan menyesuaikan keadaan siswa pada

pembelajaran yang akan disampaikan.

d) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi

bercerita dan cara bercerita yang baik.

e) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai maksud

pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan

media boneka tangan.

f) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru.

g) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

30

h) Siswa mempersiapkan cerita sesuai dengan tema yang

diberikan oleh guru.

i) Secara berkelompok, siswa secara bergantian bercerita di

depan kelas

j) Guru memberikan penjelasan singkat dan memberikan

kesimpulan.

k) Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan

pengamatan terhadap siswa.

3. Pengamatan

Observasi merupakan kegiatan merekam segala peristiwa

dan kegaiatan yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Hasil

yang diperoleh dalam pengamatan tersebut merupakan pengaruh

dari tindakan yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dalam

pengamatan adalah dampak tindakan terhadap proses

pembelajaran (keberhasilan produk). Keberhasilan proses dapat

dilihat dari perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran

keterampilan bercerita. setelah mendapatkan tindakan melalui

media boneka tangan, keberhasilan produk dapat dilihat dari hasil

tes bercerita siswa.

4. Refleksi

Peneliti bersama guru berdiskusi dan menganalisis hasil

pengamatan pada siklus I, antara lain mengambil kesimpulan

tentang kemampuan siswa. Setelah dikenai tindakan, menilai

keterampilan masing-masing siswa dalam praktik bercerita

dengan menggunakan media boneka tangan. Kegiatan refleksi ini

digunakan untuk merencanakan kegiatan siklus II. Kegiatan pada

perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, pengamatan dan refleksi.

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

31

Berdasarkan riset aksi model Suyadi, maka didapati bagan

rancangan siklus penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK3

C. Subjek Penelitian

Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas III

dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 17 perempuan dan

18 siswa laki-laki. Penentuan kelas didasarkan pada tingkat

permasalahan yang dimiliki sesuai dengan hasil wawancara dengan

guru yang dilakukan sebelum penelitian, yaitu masih rendahnya

pembelajaran keterampilan bercerita. Siswa kurang berminat dalam

pembelajaran keterampilan bercerita, siswa merasa malu, grogi dan

tidak adanya ide untuk bercerita.

3 Suyadi, panduan Penelitian Tindakan kelas, Op.cit. h. 50

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

REFLECTIVE

OBSERVATION

Pelaksanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

SIKLUS II

?

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

32

D. Peran dan posisi Peneliti dalam penelitian

Dalam hal ini peneliti sebagai pelaksana penelitian dengan

tugas merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian,

menganalisis hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta

menyusun laporan hasil penelitian.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Dalam peneliti tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu

menyususn tahapan-tahapan dalam melakukan intervensi tindakan

sebagai berikut:

Tahap I : Peneliti berkolaborasi dengan guru lain menyiapkan

rancangan pembelajaran, menetapkan materi pokok,

menyusun alat evaluasi, dan menentukan media yang

digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran.

Tahap II : Peneliti berkolaborasi dengan guru lain dalam

melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan

sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktifitas guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Tahap III : Peneliti bersama guru lain mencatat semua kejadian

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung

untuk digunakan sebagai sumber dan pengolahan

data.

Tahap IV : Peneliti bersama guru lain menggunakan data yang

telah terkumpul untuk mendapatkan gambaran tentang

hasil tindakan yang telah dilakukan. Kemudian data

tersebut dipadukan dan dianalisis. Disetiap akhir

siklus dilakukan penilaian akhir siklus, selanjutnya

peneliti dan guru lain melakukan diskusi untuk

mengevaluasi proses pembelajaran yang telah

dilakukan serta untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan pada setiap pembelajaran. Jika hasil

evaluasi yang diperoleh masih memerlukan

penyempurnaan, maka akan dilanjutkan kembali pada

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

33

tindakan selanjutnya sampai memperoleh peningkatan

hasil belajar yang telah diterapkan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui ketuntasan penilitian

dalam suatu siklus. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan berbicara dalam menceritakan tentang pengalaman

dengan mengunakan media boneka tangan. Indikator keberhasilan

yang ingin dicapai adalah 80% di atas nilai KKM yang telah

ditetapkan sekolah yakni 70.

Suatu siklus penelitian dikatakan tuntas apabila indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan di atas telah tercapai. Namun jika

hanya salah satu indikator yang tercapai maka dapat disimpulkan

siklus penelitian tersebut tidak tuntas dan harus dilanjutkan pada

siklus selanjutnya.

( Hasil Observasi tidak muncu)

G. Data dan sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

a. Data hasil siswa, berupa rublik disetiap akhir siklus

b. Data obervasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar

guru yang merupakan hasil pengamatan pada saat

dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar

observasi pada setiap proses pembelajaran berlangsung.

c. Data hasil catatan pengamatan, yang mencatat seluruh

perubahan dalam proses pembelajaran yang terjadi didalam

kelas yang berkaitan dengan penggunaan media boneka

tangan.

d. Foto-foto aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

2. Sumber data

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

34

Sumber data adalah asal informasi yang diperoleh dalam

penyusunan penelitian tindakan ini. Beberapa sumber data

diperoleh melalui subjek maupun objek penelitian diantaranya

guru lain satu sekolah (Observer), peneliti, dan siswa, termasuk

didalamnya catatan dokumentasi (nilai-nilai siswa) sebagai data

pendukung. ”Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dan

dokumen-dokumen dimana diperoleh”. Hal ini diungkapkan oleh

Suharsimi Arikunto.

H. Pengembangan Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

peneliti ini sebagai berikut.

1. Lembar Tes

Penelitian merupakan instrumen peneliti yang disusun untuk

mengukur kemampuan siswa dalam berbicara pada materi

menceritakan tentang pengalaman dengan menggunakan media

boneka tangan.

a. Lembar pengamatan

Lembar pengamatan digunakan mengamati tingkah

laku siswa selama kegiatan pembelajaran. Di dalam lembar

pengamatan terdapat empat aspek yang diamati, yaitu

keaktifan siswa, perhatian dan konsentrasi. Siswa pada

pembelajaran, minat siswa selama pembelajaran, keberanian

siswa dalam bercerita dipdepan kelas dan kerjasama

kelompok. Adapun rincian tiap-tiap aspek pada pengamatan

proses pembelajaran kemampuan bercerita terhadap pada

tabel berikut.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

35

Tabel 3.1

Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara

NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4 5

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru

2 Menggunakan media boneka tangan

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain

7 Berani mengemukakan pendapat

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain

10 Memperhatikan penjelasan guru

11 Keaktifan Siswa

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas

14 Kerjasama kelompok jumlah skor

Jumlah

Keterangan:

1. Aspek Keaktifan

a. Skala skor 5 untuk siswa yang sangat aktif bertanya,

sangat akatif menjawab pertanyaan, akatif

mengerjakan tugas.

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

36

b. Skala skor 4 untuk siswa yang siswa aktif bertanya,

aktif menjawab pertanyaan, aktif mengerjakan tugas.

c. Skala skor 3 untuk siswa cukup aktif bertanya, cukup

aktif menjawab pertanyaan, aktif mengerjakan tugas.

d. Skala Skor 2 Untuk siswa yang kurang aktif bertanya,

kurang aktif menjawab pertanyaan, kurang aktif

mengerjakan tugas.

e. Skala skor 1 untuk siswa yang tidak aktif dalam

bertanya, tidak aktif menjawab pertanyaan, dan tidak

mengerjakan tugas.

b. Lembar penelitian

Lembar penelitian kemampuan bercerita siswa oleh

penelitian digunakan sebagai instrumen penskoran untuk

menentukan tingkat keberhasilan kemampuan bercerita siswa

kelas III MI PINK 03, Tambun Selatan, Bekasi. Penilaian

bercerita masing-masing siswa ini menggunakan teknik

penelitian yang dikembangkan oleh Jakobovitas dan Gordon

dalam Nurgiyantoro yang telah dimodifikasi. Adapun rincian

tiap-tiap aspek pada penilaian dalam kemampuan bercerita

terdapat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skala Skor

1 2 3 4 5

1 Volume Suara

2 Pelafalan

3 Keterampilan

mengembangkan Ide

4 Sikap penghayatan

cerita

5 Kelancaran

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

37

6 Ketepatan Ucapan

7 Pilihan Kata

Jumlah Skor

Keterangan :

1) Volume suara

a. Skala skor 5, sangat baik, volume sudah terdengar

oleh seluruh pendengar secara jelas dan lantang.

b. Skala skor 4, baik, volume sudah terdengar oleh

seluruh pendengar.

c. Skala skor 3, cukup, volume terdengar tapi belum

terdengar oleh seluruh pendengar.

d. Skala skor 2, kurang, volume tidak terlalu terdengar

dan tidak jelas.

e. Skala skor 1, sangat kurang, volume sama sekali tidak

terdengar.

2) Pelafalan

a. Skala skor 5, sangat baik, pelafalan fonem sangat

jelas, tidak terpengaruh dialek, intonasi sangat jelas.

b. Skala skor 4, baik, pelafalan fonem jelas, tidak

terpengaruh dialek, intonasi jelas.

c. Skala skor 3, cukup, pelafalan fonem cukup jelas,

sedikit terpengaruh dialek, intonasi cukup jelas.

d. Skala skor 2, kurang, pelafalan fonem kurang jelas,

terpengaruh dialek, intonasi kurang jelas.

e. Skala skor 1, sangat kurang, pelafalan fonem tidak

jelas, sangat terpengaruh dialek, intonasi tidak jelas.

3) Keterampilan mengembangkan ide

a. Skala skor 5, sangat baik, cerita dikembangkan secara

kreatif tanpa keluar dari tema. Alur, tokoh, dan

setting terkonsep dengan jelas dan menarik. Amanat

cerita sesuai dengan tema.

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

38

b. Skala skor 4, baik, cerita dikembangkan secara kreatif

tidak keluar dari tema. Alur, tokoh, dan setting

terkonsep dengan jelas namun kurang menarik.

Amanat cerita sesuai dengan tema.

c. Skala skor 3, cukup, cerita dikembangkan dengan

cukup kreatif, tidak keluar dari tema. Setting dan

tokoh terkonsep jelas, namun alur kurang terkonsep

dengan jelas. Amanat cerita cukup sesuai dengan

tema.

d. Skala skor 2, kurang, cerita dikembangkan dengan

kurang kreatif dan tidak keluar dari tema. Alur,

setting, tokoh tidak terkonsep dengan jelas. Amanat

cerita kurang sesuai dengan tema.

e. Skala skor 1, sangat kurang, cerita tidak

dikembangkan dengan baik. Alur, setting, dan tokoh

tidak terkonsep dengan jelas. Amanat cerita tidak

sesuai dengan tema.

4) Sikap penghayatan cerita

a. Skala skor 5, sangat baik, mimik, gerak, dan suara

sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, ada

improvisasi terhadap mimik, gerak dan suara, dan

improvisasi yang dilakukan sangat tepat dan tidak

berlebihan.

b. Skala skor 4, baik, mimik, gerak dan suara sesuai

dengan karakter tokoh yang diperankan, ada

improvisasi trhadap mimik, gerak, dan suara.

c. Skala skor 3, cukup, mimik, gerak dan suara cukup

sesuai dengan karakter tokoh, tidak ada improvisasi

terhadap mimik, gerak dan suara.

d. Skala skor 2, kurang, mimik, gerak dan suara tidak

sesuai dengan karakter tokoh dan tidak punya

improvisasi.Skala skor 1, sangat kurang, mimik,

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

39

gerak-gerik dan suara tidak sesuai dengan karakter

tokoh dalam cerita.

5) Kelancaran

a. Skala skor 5, sangat baik, berbicara lancar, tidak

tersendat-sendat, penempatan jeda sesuai.

b. Skala skor 4, baik, berbicara lancar, tidak tersendat-

sendat, penempatan jeda kurang sesuai.

c. Skala skor 3, cukup, berbicara lancar, tidak tersendat-

sendat, tidak ada jeda.

d. Skala skor 2, kurang, berbicara kurang lancar,

tersendat-sendat, tidak ada jeda.Skala skor 1, sangat

kurang, berbicara tidak lancar, tersendat-sendat, tidak

ada jeda.

6) Ketepatan ucapan

a. Skala skor 5, sangat baik, pengucapan bunyi-bunyi

bahasa tepat sekali sehingga kata yang diucapkan

terdengar jelas sekali.

b. Skala skor 4, baik, pengucapan bunyi-bunyi bahasa

sudah tepat.

c. Skala skor 3, cukup, pengucapan bunyi-bunyi bahasa

sudah cukup tepat.

d. Skala skor 2, kurang, pengucapan bunyi-bunyi bahasa

kurang tepat.

e. Skala skor 1, sangat kurang, pengucapan bunyi-bunyi

bahasa tidak tepat.

7) Pilihan kata

a. Skala skor 5, sangat baik, penggunaan kata-kata,

istilah sesuai dengan tema dan karakter tokoh,

terdapat variasi dalam pemilihan kata.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

40

b. Skala skor 4, baik, penggunaan kata-kata, istilah

sesuai dengan tema dan karakter tokoh, kurang

terdapat variasi dalam pemilihan kata.

c. Skala skor 3, cukup, penggunaan kata-kata, istilah

sesuai dengan tema dan karakter tokoh, tidak ada

variasi dalam pemilihan kata.

d. Skala skor 2, kurang, penggunaan kata-kata, istilah

kurang sesuai dengan tema dan karakter tokoh, tidak

ada variasi dalam pemilihan kata.

e. Skala skor 1, sangat kurang, penggunaan kata-kata,

istilah tidak sesuai dengan tema dan karakter tokoh,

tidak ada variasi dalam pemilihan kata.

2. Observasi

Pengamatan adalah kegiatan pengamatan atau

pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan

yang telah dicapai. Pengamatan ini akan dilakukan oleh peneliti.

Peneliti mencatat hal-hal yang terjadi saat tindakan dan

mendeskripsikan penampilan siswa saat proses berlangsung.

Dari hasil pengamatan tersebut, maka peneliti akan memperoleh

data yang berupa gambaran proses praktik bercerita siswa, sikap

siswa selama kegiatan belajar mengajar, serta kegiatan guru dari

awal sampai akhir pembelajaran.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap guru dan siswa untuk

menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan

dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan

respon yang timbul akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam

melakukan wawancara dengan siswa, peneliti tidak

mewawancarai seluruh siswa, melainkan hanya perwakilan

kelas, yaitu hanya siswa yang terlihat peningkatannya, selain itu

wawancara juga dilakukan oleh peneliti dengan guru.

4. Catatan Lapangan

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

41

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala

aktivitas selama selama pembelajaran diskusi berlangsung.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengambil data yang

berupa keadaan sekolah, guru, siswa dan kegiatan belajar

mengajar. Dokumen bisa berupa benda-benda misalnya berupa

data-data yang ada keterkaitannya dengan masalah penelitian,

silabus, RPP, dan gambar-gambar selama melakukan penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan

menggunakan media boneka tangan disetiap siklus dan mencatat

setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Di setiap siklus,

peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai

kegiatan guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar

berlangsung serta dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran dilakukan pada setiap siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Teknik ini digunakan dalam rangka mendeskripsikan

kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah mendapat

tindakan. Teknik ini dibagi dua, yaitu analisis proses dan analisis

produk. Analisis data secara proses diambil pada waktu

pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media boneka

tangan. Analisis produk diambil dari hasil penilaian praktik bercerita

siswa.

K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan

terkumpul dan dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu

tindakan atau satu siklus berakhir.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

42

1. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas

mengajar guru dengan menggunakan media papan perpustakaan

keliling dianalisis untuk memberikan gambaran pelaksanaan

pembelajaran analisis data observasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan

pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang

telah dibuat.

b. Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah

pelaksanaan pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh

tersebut dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

P = f /N x 100%

Keterangan:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Numer of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Tabel 3.3

Pedoman Konversi Prosentase Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas

Siswa dan Guru

Persentasi Rata-rata Kategori

76% - 100% Sangat Baik

51% - 75% Baik

26% - 50% Cukup

<25% Kurang

2. Analisis Hasil Tes Belajar

Data hasil tes akhir siklus dianalisis untuk mengetahui

gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan media papan

perpustakaan keliling yang dilihat dari tingkat pencapaian ketuntasan

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

43

belajar mengacu pada KKM sebesar 70. Pemberian tindakan pada

penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat ketuntasan siswa

mencapai 80% dari keseluruhan siswa. Rumus yang digunakan yaitu:

P = ∑ siswa tuntas : jumlah siswa x 100

Interpretasi berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan

pemahaman yang dimiliki peneliti. Ini dilakukan dengan acuan teori,

dibandingkan dengan pengalaman, praktik, atau penilaian dan

pendapat guru.

L. Pengembangan perencanaan Tindakan

Apabila pada tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka akan ditindak

lanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana

perbaikan pembelajaran dengan perencanaan pembelajaran yang telah

disepakati sebelumnya.

Penelitian akan berakhir apabila penelitian ini telah

menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan

media boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbicara.

Adapun kriteria keberhasilan penelitian ini apabila kemampuan

berbicara siswa mencapai 80% mencapai nilai KKM.

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dan Hasil Intervensi Tindakan

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas

yang dilakukan di MI PINK 03 pada kelas III. Proses penelitian tindakan media

boneka tangan ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana setiap siklus terdiri

dari empat kali pertemuan yang didalamnya memuat pemberian tindakan dan

tes akhir siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan penelitian, yaitu

tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi.

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah

menyusun skenario pembelajaran, skenario yang dibuat antara lain yaitu

menyusun RPP, menyusun instrumen (tes, lembar observasi aktivitas

belajar) menentukan metode pembelajaran, mengenal media boneka

tangan. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan salah

seorang guru lain. Penelitian berperan sebagai guru kelas dan praktisi

sedangkan guru lain berperan sebagai observer. Pada kegiatan ini

peneliti menjelaskan tugas-tugas guru lain yang berperan sebagai

observer pada saat penelitian, dengan tujuan agar peneliti dan guru lain

dapat bekerja sama dalam mengamati proses pembelajaran.

Media boneka tangan yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk seperti menyerupai manusia sehingga anak bisa bermain

boneka dimana saja karena boneka adalah kehidupan yang disukai

anak-anak kecil dan juga boneka sebagai perantara alat komunikasi,

menangkap daya pikir anak, dan mengembangkan daya visual serta

anak dapat berimajinasi dengan senangnya dia belajar,Adapun contoh

media boneka tangan ini dapat dilihat pada gambar.

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

45

Gambar 4.1

Contoh Media Boneka Tangan

b. Tahap Pelaksanaan

Pada Siklus I pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan yang didalamnya memuat pemberian

tindakan dan tes akhir siklus.

Adapun uraian kegiatan setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama yang dilakukan pada hari jum’at,

tanggal 23 oktober 2015 dimulai pukul 13.00 sampai 14.30 WIB.

Sebelum pembelajaran dimulai guru mengkondisikan murid

terlebih dahulu. Selanjutnya guru mempersilahkan kepada ketua

kelas untuk memimpin do’a sebelum belajar, kemudian penelitian

mengecek kesiapan fisik dan psikis siswa (mengabsen kehadiran

siswa), peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan menanyakan pelajaran yang telah dipelajarai kemarin.

Langkah berikutnya guru menanyakan pengalaman-

pengalaman yang dimiliki oleh siswa dengan terkait materi yang

akan di sampaikan oleh guru. Selanjutnya guru menanyakan

pengalaman cerita yang menarik yang pernah dialami oleh siswa.

Peneliti menceritakan tentang yang berjudul “petualangan” dan

siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh peneliti,

selanjutnya peneliti meminta siswa tersebut untuk mengerjakan

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

46

soal evalusi yang telah di berikan dengan terkait oleh cerita yang

disampaikan oleh peneliti, Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan,

kemudian peneliti mengecek hasil pekerjaan siswa dan

menyimpulkan bersama-sama dengan siswa.

Gambar 4.2

Aktivitas siswa pada saat belajar

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24

Oktober 2015 Pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB.

Seperti pertemuan sebelumnya peneliti mengkondisikan kelas

terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan pembelajaran, kemudian

ketua kelas memimpin do’a sebelum belajar dan peneliti

mengabsen kehadiran siswa. Kemudian peneliti melakukan

apersepsi dengan menggali ingatan siswa terkait materi pada

pertemuan sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya, Guru membagi 8 kelompok dalam satu

kelompok terdiri dari 4 siswa atau 5 siswa. Dan setiap perwakilan

siswa mengambil undian urutan maju ke depan kelas dan setiap

kelompok menceritakan pengalamanya dengan menggunakan

boneka tangan. Selanjutnya guru mengamati dan memberikan nilai

kepada setiap kelompok yang bercerita didepan kelas. Setelah itu

guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui. Guru dan

siswa memberikan apesiasi terhadap pekerjaan siswa kemudian

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

47

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah

disampaikan. Adapun gambar ketika siswa cerita didepan kelas

Gambar 4.3

Siswa bercerita didepan dengan menggunakan boneka tangan

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Guru lain bertindak sebagai observer mengamati

seluruh aktifitas yang terjadi dikelas dan memberian penilaian pada

lembar observasi kegiatan belajar siswa dan lembar observasi

kegiatan mengajar guru. Adapun hasil observasi yang dilakukan

guru lain atau observer dapat dilihat pada tabel ini:

Tabel 4.1

Hasil Observasi Siklus 1

NO Indikator /Aspek yang dinilai

Skor Jml

Pert 1 Pert 2

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru 2 3 5

2 Menggunakan media boneka tangan 3 3 6

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran 2 3 5

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

48

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran 2 3 5

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran 1 2 3

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain 1 1 2

7 Berani mengemukakan pendapat 2 2 4

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas 2 2 4

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain 2 2 4

10 Memperhatikan penjelasan guru 3 4 7

11 Keaktifan Siswa 2 2 4

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 3 3 6

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas 3 3 6

14 Kerjasama kelompok jumlah skor 3 3 6

Jumlah 31 36 67

Rata-rata (%) 44.3 % 51.4 %

Presentase ketuntasan (%) 47,9 %

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam

proses pembelajaran tersebut belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil presentase

yang masih mencapai 47,9%. Beberapa indikator aktivitas siswa yang masih

dibawah KKM terlihat dengan kurangnya siswa yang bertanya pada saat proses

pembelajaran dan menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain. Selain itu

juga siswa kurang berani dalam menggemukakan pendapat serta kurangnya

interaksi sesama teman dalam proses pembelajaran.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

49

Tabel 4.2

Hasil Observasi pada kegiatan guru

Pada Siklus 1

NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor Jml

Pert 1 Pert 2

1 Melakukan Appersepsi 2 2 4

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 2 2 4

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan

tugas yang diberikan 2 2 4

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan

tugas yang berikan 2 3 5

5 Melaksanakan pembelajaran yang

mengaktifkan siswa 2 3 5

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa

dengan siswa 2 2 4

8 Memotivasi siswa untuk betanya 2 3 5

9 Menggunakan media boneka tangan 2 3 5

10 Memotivasi siswa untuk menggunakan

media pembelajaran 2 4

6

11 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran

bersama siswa 3 3 6

12 Guru membuat kesimpulan bersama siswa 3 3 6

13 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai

3

3

6

Jumlah

27

33

60

Rata-rata (%) 41.5% 50.7%

Presentase ketuntasan (%) 46.1 %

Berdasarkan hasil Tabel 4.2dapat diketahui bahwa aktivitas mengajar guru

juga terlihat belum optimal dengan prosentase 46.1% yaitu pada aktivitas guru

dalam memfasilitasi adanya interaksi antar siswa dengan guru. Selain itu nilai

presentase keseluruhan juga belum mencapai indikator keberhasilan yang

sudah ditetapkan dalam penelitian ini.

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

50

Gambar 4.4

Aktivitas pembelajaran di kelas

Namun dalam proses pembelajaran guru sudah mampu memotivasi

siswa untuk belajar dengan menggunakan boneka tangan. Akan tetapi agar

proses pembelajaran bisa sesuai dengan indikator keberhasilan, untuk itu

alangkah baiknya guru masih tetap melakukan perubahan menuju perbaikan

proses pembelajaran.

Tabel 4.3

Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1

Pertemuan ke 1

NO NAMA NILAI KET

1 A 50 Tidak Tuntas

2 B 50 Tidak Tuntas

3 C 50 Tidak Tuntas

4 D 60 Tidak Tuntas

5 E 80 Tuntas

6 F 60 Tidak Tuntas

7 G 60 Tidak Tuntas

8 H 50 Tidak Tuntas

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

51

9 I 60 Tidak Tuntas

10 J 60 Tidak Tuntas

11 K 60 Tidak Tuntas

12 L 60 Tidak Tuntas

13 M 60 Tidak Tuntas

14 N 60 Tidak Tuntas

15 O 60 Tidak Tuntas

16 P 90 Tuntas

17 Q 50 Tidak Tuntas

18 R 70 Tuntas

19 S 70 Tuntas

20 T 40 Tidak Tuntas

21 U 60 Tidak Tuntas

22 V 80 Tuntas

23 W 80 Tuntas

24 X 50 Tidak Tuntas

25 Y 50 Tidak Tuntas

26 Y 60 Tidak Tuntas

27 AA 90 Tuntas

28 AB 40 Tidak Tuntas

29 AC 50 Tidak Tuntas

30 AD 80 Tuntas

31 AE 60 Tidak Tuntas

32 AF 70 Tuntas

33 AG 50 Tidak Tuntas

34 AH 60 Tidak Tuntas

Jumlah 2100

Rata-Rata 61

Presentase ketuntasan (%) 26,5%

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

52

Berdasarkan hasil tes tulis pada pertemuan ini masih banyak siswa

yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM), hal ini dapat

dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan yaitu sebanyak 9siswa

dengan prosentase 26,5 % dari jumlah keseluruhan siswa dan 23 siswa belum

tuntas dengan prosentase yang lebih tinggi yakni 73.5%.

Tabel 4.4

Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1

Pertemuan ke 2

No

Nama

Aspek penilaian Nilai

Rata-

rata

Ket. 1 2 3 4 5 6 7

1 A 60 50 60 63 72 64 50 68 TT

2 B 50 60 50 72 73 60 60 69 TT

3 C 65 50 70 73 40 65 65 70 TT

4 D 70 65 75 70 74 75 60 80 T

5 E 65 50 50 50 50 72 50 63 TT

6 F 50 60 70 50 60 50 52 64 TT

7 G 55 50 50 55 67 50 60 63 TT

8 H 50 60 52 67 68 52 50 65 TT

9 I 52 55 50 68 63 50 50 63 TT

10 J 50 52 60 63 74 60 60 68 TT

11 K 52 61 60 74 62 70 55 71 T

12 L 50 63 65 70 70 72 50 72 T

13 M 68 75 65 72 72 69 69 80 T

14 N 65 50 50 50 50 60 65 64 TT

15 O 50 54 52 50 50 75 70 65 TT

16 P 75 76 70 80 75 80 72 86 T

17 Q 75 60 65 69 75 76 78 81 T

18 R 52 60 62 60 50 50 50 63 TT

19 S 75 70 75 70 70 70 66 81 T

20 T 52 65 50 65 50 52 50 63 TT

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

53

21 U 50 65 55 50 52 50 60 62 TT

22 V 62 52 60 75 50 60 60 68 TT

23 W 75 70 70 75 80 60 70 82 T

24 X 50 65 65 52 60 65 65 70 T

25 Y 55 60 50 50 65 65 62 66 TT

26 Y 50 62 52 52 65 50 65 65 TT

27 AA 52 59 50 50 50 52 50 59 TT

28 AB 50 50 55 72 52 70 55 66 TT

29 AC 52 55 70 73 70 63 65 73 T

30 AD 70 60 75 69 70 75 74 80 T

31 AE 50 61 62 50 74 65 50 67 TT

32 AF 50 61 65 70 65 65 50 70 T

33 AG 50 63 70 62 70 70 60 72 T

34 AH 75 74 70 70 75 70 67 82 T

Jumlah 1972 2043 2070 2161 2163 2152 2035 2094

Rata-rata 58.0 60.1 60.9 63.6 63.6 63.3 59.9 61.6

Presentase

ketuntasan (%) 44.1 %

Keterangan : 1. Volume Suara

2. Pelafalan

3. Keterampilan Mengembangkan Ide

4. Sikap Pengayatan dalam Cerita

5. Kelancaran

6. Ketepatan Ucapan

7. Percaya Diri

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

54

50-59 Sangat Tidak Lancar ( Jika ketidaklancaran sebanyak 10 kali)

60-69 Tidak tepat ( Jika ketidaklancaran sebanyak 9 sampai 10)

70-79 Kurang lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 6-8 kali)

80 -89 Lancar (jika ketidaklancaran sebanyak 3-5 kali)

90-99 Sangat Lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 2 kali)

Berdasarkan siklus evaluasi diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

kemampuan berbicara siswa pada siklus 1 jika dilihat dari segi indikator

volume suara adalah 58,0%, sedangkan persentase pelafalan berbicara sebesar

60,1%. Indikator keterampilan mengembangkan ide mencapai 60,9%, sedangkan

pada indikator sikap penghayatan dalam cerita mencapai 63,6%. Indikator

ketepatan ucapan mencapai 63,3%, dan indikator percaya diri 59,9%.

Prosentaseketuntasan tersebut masih jauh dari batas kriteria ketuntasan

minimal secara klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 70% secara individual

siswa yang tuntas belajar (mendapat nilai minimal 70). Siswa yang tuntas

sebanyak 15 dengan prosentase 44,1% sedangkan 19 siswa lainnya masih

dinyatakan belum tuntas (nilai di bawah siswa masih kurang dari 70).

Berdasarkan Hasil Siklus I pada pertemuan pertama prosentase ketuntasan

26,5 % dan pada pertemuan ke dua 44,1%. Setelah diterapkannya media boneka

tangan dapat dikatakan mampu meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelas

III mengalami peningkatan sebanyak 66,4%.

d. Tahap Refleksi

1) Refleksi Siklus I Pertemuan Pertama

Kegiatan refleksi dilakukan setelah berlangsungnya proses

pembelajaran yang berlangsung pada siklus I. pada pertemuan pertama ini

peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan baik. Meskipun pada pertemuan pertama peneliti banyak

menemukan dan mengalami beberapa kendala diantaranya:

a) Siswa kurang percaya diri ketika berbicara didepan kelas.

b) Siswa masih belum berani bertanya pada saat proses pembelajaran

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

55

c) Suasana yang ramai membuat terganggu pada saat pembelajaran

berlangsung, sehingga berkurangnya waktu untuk mengkondisikan kelas.

d) Siswa dalam mengerjakan tugas menjawab pertanyaan masih ada yang

merasa kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama karena peneliti

memberikan perintah untuk mendengarkan cerita dan menjawab

pertanyaan

2) Refleksi Siklus I Pertemuan kedua

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ketrampilan berbicara pada

siswa kelas III peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:

a) Siswa kurang percaya diri atau masih merasa malu-malu ketika harus

bercerita atau berbicara didepan teman-teman yang lainnya.

b) Siswa belum menggunakan lafal dan intonasi dengan tepat.

c) Kurang mampu menguasai cerita sehingga sulit mengungkapkan dan

mengembangkan sesuai dengan bahasanya sendiri.

d) Ketika bercerita siswa lebih berpacu pada teks cerita bukan

menggunakan bahasanya sendiri

Setelah diterapkan metode cerita melalui media boneka tangan, siswa

menunjukkan perubahan. Dari nilai dan juga cara berbicara siswa dalam

bercerita. keterampilan berbicara mulai ada peningkatan dibandingkan

dengan pertemuan awal.

Bertolak dari hasil pengamatan dan refleksi siklus I, peneliti mencari

cara untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I. peneliti dan guru

yang bersangkutan mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan pada

siklus I. dari hasil diskusi tersebut akan diterapkan siklus II. Kegiatan

diskusi ini dilaksanakan langsung setelah peneliti melaksanakan

pembelajaran siklus I. Guru memberikan penilaian kepada peneliti, bahwa

peneliti masih kurang mampu dalam menguasai kelas dan mengkondisikan

kelas dengan baik.

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

56

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada Siklus ke II, peneliti melakukan satu kali pertemuan 2 x 35

Menit. Pada hari Sabtu 30 Oktober 2015, dimulai pukul 13.00 sampai

14.30 WIB.Kegiatan pembelajaran dirancang untuk menindak lanjuti

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, yaitu untuk

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada siklus II ini peneliti masih

tetap menerapkan media boneka tangan pada materi bercerita. Sebelum

melakukan tindakan siklus II peneliti juga mempersiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti halnya pada siklus I. Peneliti

menerapkan proses pembelajaran yang jauh berbeda dari siklus I, pada

siklus I anak telah diberi teks cerita sedangkan pada siklus kedua anak

membuat cerita sesuai dengan pengalaman dan menggunakan bahasanya

sendiri.

Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran Bahasa

Indonesia dalam kemampuan berbicara. berbicara yang dilaksanakan

menggunakan media boneka tangan. Penggunaan media boneka tangan

tersebut diterapkan agar proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa

lebih baik dari pada pembelajaran yang sebelumnya.

Peneliti mempersiapkan Media yang digunakan dalam tindakan

siklus II tidak beda dengan siklus I, yaitu materi bercerita dengan

menggunakan media boneka tangan. Alasan peneliti memilih anak

membuat cerita dikarenakan anak akan lebih mudah memahami cerita

sehingga lebih percaya diri untuk menyampaikan cerita di depan kelas.

Selain itu peserta didik diberikan kebebasan untuk bercerita dengan

menggunakan bahasanya sendiri.

Boneka tangan yang digunakan dalam pembelajaran dibuat sendiri

oleh peneliti. Boneka tangan tersebut nantinya akan digunakan sebagai

media dalam bercerita, yaitu boneka dimasukkan kedalam tangan dan

digerakkan sesuai tokoh yang diperankan oleh setiap siswa.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

58

Gambar 4.5

Keaktifan Siswa dalam proses pembelajaran

Peneliti melakukan evaluasi dengan bertanya kepada siswa tentang

cerita singkat yang telah dibuat oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana

siswa memahami cerita yang telah dibuatnya. Dan peneliti mengakhiri

pembelajaran disiang itu dengan menggunakan motivasi kepada siswa

untuk lebih giat belajar khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia

materi bercerita.

Gambar 4.6

Siswa Membuat Cerita Secara Kelompok

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06

November 2015 Pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB. Seperti

pertemuan sebelumnya peneliti mengkondisikan kelas terlebih dahulu

sebelum memulai kegiatan pembelajaran, kemudian ketua kelas

memimpin do’a sebelum belajar dan peneliti mengabsen kehadiran

siswa. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan menggali

ingatan siswa terkait materi pada pertemuan sebelumnya dan

menjelaskan tujuan pembelajaran.

Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua adalah

sebagai berikut:

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

59

1. Guru dan peneliti masuk kedalam kelas, guru mengkondisikan

siswa dilanjutkan dengan peneliti memberikan apresepsi terlebih

dahulu.

2. Peneliti penyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator pada

pertemuan kali ini yaitu tentang berbicara .

3. Peneliti menjelaskan tentang pengalaman untuk memancing minat

siswa dalam menggali pengalamannya.

4. Peneliti mengeluarkan boneka tangan untuk menarik minat dan

perhatian siswa.

5. Peneliti meminta setiap kelompok pada minggu lalu untuk

mempersiapkan penampilan untuk bercerita didepan kelas sesuai

dengan nomor undian kelompok.

6. Setiap kelompok diberikan waktu untuk menceritakan cerita yang

dibuat dengan bantuan media boneka tangan

7. Setiap kelompok yang maju akan diberikan nilai individu sesuai

dengan indikator yang ingin dicapai.

8. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberikan motivasi

untuk lebih percaya diri dan giat belajar.

c. Tahap Observasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung

dikelas III ( Kh. Hasyim Asy’ari) pelaksanaan tindakan siklus II ini

peneliti lebih menekankan pada kepercayaan diri dan ketepatan siswa

dalam bercerita dengan baik dan benar.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti, secara

garis besar diperoleh gambaran tentang proses pembelajaran mata

pelajaran Bahasa Indonesia Kemampuan bercerita dengan menerapkan

media “Boneka Tangan” pada siklus II adalah sebagai berikut:

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

60

Tabel 4.5

Hasil Observasi Siklus II

NO Indikator /Aspek yang dinilai

Skor

Jml Pert

1

Pert

2

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru 3 4 7

2 Menggunakan media boneka tangan 4 5 9

3 Berinteraksi dengan teman saat proses

pembelajaran 4 4 8

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran 4 5 9

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran 4 4 8

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain 2 3 5

7 Berani mengemukakan pendapat 3 4 7

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas 3 4 7

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain 2 3 5

10 Memperhatikan penjelasan guru 3 4 7

11 Keaktifan Siswa 4 5 9

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 4 4 8

13 Keberanian siswa Bercerita di depan kelas 4 4 8

14 Kerjasama Kelompok 3 4 7

Jumlah 47 57 104

Rata-rata 67.1 81.4

Presentase ketuntasan (%) 74.2 (%)

Pada Siklus ke II mengalami peningkatan dari prosentase 47,9% hingga

meningkat menjadi 74,2% dengan penjabarantiga siswa yang belum tuntas dan

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

61

32 siswa yang sudah tuntas dilihat dari perbandingan rata-rata nilai dari siklus I

dan siklus II. Dapat disimpulkan bahwasanya media boneka tangan dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III Kh. Hasyim Asy’ari.

Tabel 4.6

Hasil Observasi kegiatan guru

Pada Siklus II

NO Indikator/ Aspek yang dinilai Skor Jml

Pert

1

Pert

2

1 Melakukan Appersepsi 4 4 8

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 4 8

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang

diberikan 4 4 8

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang

berikan 4 5 9

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan

siswa 4 5 9

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan

siswa 3 4 7

8 Memotivasi siswa untuk betanya 3 4 7

9 Menggunakan media boneka tangan 5 5 10

10 Memotivasi siswa untuk menggunakan media

pembelajaran 4 5 9

11 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama

siswa 3 4 7

12 Guru membuat kesimpulan bersama siswa 3 4 6

13 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai 4 5 9

Jumlah 45 53 99

Rata-rata 69.2 81.5

Presentase ketuntasan (%) 75.3 (%)

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

63

8 VIII 80 Tuntas

Jumlah 600

Rata-rata 17,6

Presentase ketuntasan (%) 88 %

Pada siklus II pertemuan pertama mengalami banyak peningkatan, kegiatan

dilakukan secara berkelompok, 1 kelompok siswa yang belum tuntas dengan

jumlah 4 siswa dan tujuh kelompok berjumlah 30 siswa yang sudah tuntas.

Berdasarkan tabel yang tersedia diatas terlihat sebagian besar siswa sudah

mencapai KKM, sebagian siswa yang belum tuntas belajar sebenarnya sudah bisa

memahami isi cerita yang telah dibuatnya akan tetapi dalam penggunaan bahasa

dan alur cerita masih terdapat beberapa kata yang kurang tepat.

Tabel 4.8

Evaluasi Kemampuan berbicara siswa pada siklus 1I

Pertemuan ke 2

No

Nama

Aspek penilaian Nilai

Rata-

rata

ket 1 2 3 4 5 6 7

1 A 80 75 85 80 80 75 80 79 T

2 B 80 70 80 75 80 75 75 76 T

3 C 75 75 75 75 80 70 80 76 T

4 D 75 70 60 75 65 75 75 71 T

5 E 75 70 75 75 80 75 70 74 T

6 F 75 80 75 75 80 75 75 76 T

7 G 70 80 85 60 85 75 70 75 T

8 H 75 75 75 65 75 75 75 74 T

9 I 70 75 75 50 80 70 85 72 T

10 J 75 75 75 75 80 75 75 76 T

11 K 70 75 75 75 85 75 75 76 T

12 L 75 80 75 75 70 75 75 75 T

13 M 70 80 75 80 70 80 75 76 T

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

64

14 N 85 80 75 70 80 70 75 76 T

15 O 80 75 75 70 75 70 85 76 T

16 P 90 85 80 70 80 80 75 80 T

17 Q 75 75 70 70 80 70 75 74 T

18 R 70 60 65 65 85 60 75 69 TT

19 S 75 70 65 60 80 70 75 71 T

20 T 60 70 60 60 70 70 80 67 TT

21 U 90 80 80 75 85 70 80 80 T

22 V 75 75 65 65 70 65 75 70 T

23 W 80 75 60 70 70 70 80 72 T

24 X 85 75 80 85 80 65 70 77 T

25 Y 70 70 70 70 75 65 70 70 T

26 Y 70 75 75 55 80 60 75 70 T

27 AA 70 60 70 60 70 70 60 66 TT

28 AB 75 75 70 75 75 70 75 74 T

29 AC 80 80 85 80 85 70 75 79 T

30 AD 70 75 70 60 70 70 70 69 TT

31 AE 75 70 70 70 80 75 75 74 T

32 AF 70 75 70 80 75 80 70 74 T

33 AG 70 75 70 70 70 70 70 71 T

34 AH 85 75 80 70 80 65 70 75 T

Jumlah 2,410 2,380 2,340 2,245 2,475 2,290 2,400 74

Rata-rata 70.8 70 68.8 66 72.8 67.4 75

Presentase

ketuntasan

(%)

88 %

Keterangan : 1. Volume Suara

2. Pelafalan

3. Keterampilan Mengembangkan Ide

4. Sikap Pengayatan dalam Cerita

5. Kelancaran

6. Ketepatan Ucapan

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

65

7. Percaya Diri

50-59 Sangat Tidak Lancar ( Jika ketidaklancaran lebih dari 10 kali)

60-69 Tidak tepat ( Jika ketidaklancaran sebanyak 9 sampai 10)

70-79 Kurang lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 6-8 kali)

80 -89 Lancar (jika ketidaklancaran sebanyak 3-5 kali)

90-99 Sangat Lancar (Jika ketidaklancaran sebanyak 2 Kali)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik

mengalami peningkatan dalam kemampuan bercerita yang dapat dilihat dari

peningkatan nilai pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama diperoleh

prosentase 26,5% dan pada siklus ke I pertemuan kedua mengalami

peningkatan Hingga mencapai 44,1%. Sehingga dapat dikatakan pula

bahwamedia boneka tangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada materi bercerita kelas III Hasyim Asy’ari.

Berdasarkan hasil siklus II pada pertemuan pertama prosentase

ketuntasan mengalami peningkatan dari pertemuan I yang mencapai 88%.

Dan pada pertemuan ke dua diperoleh prosentase 88%. Setelah

diterapkannyamedia boneka tangan dapat disimpulkan bahwasannya terjadi

peningkatan yang signifikan. Yaitu peningkatan yang mencapai hasil akhir

88%.

d. Tahap Refleksi

Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus II

dengan menerapkan media boneka tangan ini peneliti menyimpulkan

bahwasanya banyak mengalami meningkatan dan bisa dikatakan berhasil.

Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai siswa pada siklus I hingga

siklus II sudah menunjukkan hasil yang diharapkan yaitu lebih dari 75 %

siswa telah mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70

Meskipun pada siklus ke II masih terdapat kendala yaitu siswa masih

terlihat susah untuk menanggapi pertanyaan dan menanggapi hasil

presentasi siswa lain. Akan tetapi dalam siklus kedua peneliti banyak

menemukan kelebihan. Adapun kelebihan yang peneliti temukan pada siklus

ke dua adalah sebagai berikut:

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

66

1. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan media boneka tangan.

2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran

3. Siswa sudah bisa mengembangkan bahasa mereka sendiri pada saat

bercerita didepan kelas dengan media boneka tangan

4. Siswa sudah bisa mengekspresikan tokoh yang siswa perankan dalam

cerita

Berdasarkan pengamatan dan analisis hasil siswa, maka peneliti dan

guru sepakat untuk mengakhiri siklus tindakan penelitian dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi bercerita dikelas III (Kh.

Hasyim Asy'ari).

B. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data

tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas

mengajar guru, tes hasil belajar siswa, dan catatan lapangan mengenai kejadian

yang terjadi selama proses pembelajaran.

Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik

observasidan pengumpulan data dengan teknik tes hasil belajar adalah sebagai

berikut:

1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 46,1% dan siklus II sebesar 75,3%. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di

kelas.

2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 47,9% sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 74,2%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa dalam materi bercerita dengan menggunakan media

boneka tangan.

3. Perolehan nilai rata-rata siswa pada tes akhir siklus I mencapai 66,4% dan

pada tes akhir siklus II mencapai 88%. Hal ini menunjukkan adanya

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

67

peningkatan hasil belajar siswa pada materi Bercerita dengan menggunakan

media boneka tangan.

4. Hasil observasi tersebut dapat diketahui faktor dominan yang menyebabkan

peningkatan persentase pada aktivitas pembelajaran adalah adanya

kerjasama yang baik antara guru dan siswa.

C. Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi

bahwa pada pelaksanaan siklus I hasil belajar dan aktivitas belajar siswa masih

rendah dan belum optimal. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa

terjadi setelah dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas

mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang

diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai

bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

2. Tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes tulis dan tes lisan yang dilakukan

di setiap siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan

bercerita siswa.

Perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Prosentase Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

No Data Siklus I Siklus II

1 Rata-rata persentase aktivitas belajar

siswa

47,9% 74,2 %

2 Rata-rata persentase aktivitas mengajar

guru

46,1% 75,3 %

3 Persentase ketuntasan belajar 66,4 % 88%

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

68

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas

belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 26,6%, terjadi peningkatan

aktivitas mengajar guru dari siklus I ke siklus II sebesar 29,2% dan terjadi

peningakatan kemampuan berbicara siswa pada materi bercerita dari sikus I ke

siklus II sebesar 21,6%. Peningkatan aktivitas belajar siswa, aktivitas mengajar

guru dan hasil belajar siswa membuktikan keberhasilan dari penelitian ini.

D. Pembahasan

Penelitian Tindakan kelas ini tidak luput dari adanya variabel dan teknik.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media boneka tangan.

Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana penggunaan media boneka tangan dalam meningkatkan

kemampuan bercerita siswa adalah teknik triangulasi yaitu pengumpulan data

dari sumber yang sama dengan menggunakan metode berbeda. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya observasi,

tes pada setiap siklus dan catatan lapangan berupa hasil pengamatan

perubahan perilaku belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan media boneka tangan

ini dilakukan selama dua siklus dengan empat kali pertemuan. Pada siklus I

berlangsung selama dua kali pertemuan dan pada siklus II berlangsung dua

kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan sesuai prosedur dengan mengikuti

tahap-tahap yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang meliputi:tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa pada siklus I hasil

penelitian belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah

yaitu 70, oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan

perbaikan-perbaikan baik dari segi guru dalam mengajar, dari segi siswa

dalam proses belajar dan penggunaan media secara optimal.

Pada siklus I diperoleh rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas

belajar siswa sebesar 47,9%, hasil observasi aktivitas mengajar guru sebesar

46,1%. Hasil perolehan tersebut belum memenuhi target yang ditetapkan

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

69

sehingga ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan di antaranya guru

memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam bertanya, menanggapi

pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusinya dan menanggapi hasil diskusi

kelompok lain. Guru menggunakan media dalam pembelajaran, mengubah

metode pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar dan lebih menguasai

penyampaian materi pembelajaran.

Hasil refleksi tersebut diterapkan pada tindakan di siklus berikutnya

dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini. Hasil tindakan

yang diberikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan signifikan.

Persentase rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan sebesar 26,6% dari perolehan pada siklus I sebesar

47,9% menjadi 74,2% pada siklus II. Selain itu persentase hasil observasi

aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan sebesar 29,2% dari

perolehan pada siklus I sebesar 46,1% menjadi 75,3% pada siklus II.

Persentase ketuntasan kemampuan siswa juga mengalami peningkatan

sebesar 21,6% dengan perolehan pada siklus I sebesar 66,4% menjadi 88%

pada siklus II.

Adapun perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dan II dapat

dilihat pada diagram berikut ini:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

47.9 74.2

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

70

Grafik 4.1

Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Pada tabel diatas dapat dilihat terjadi peningkatan kativitas kegiatan

siswa dari siklus I dan II sebesar 26,6%. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Boneka tangan dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III kh. Hasyim Asy’ari MI PINK

03 Tambun Selatan selama proses pembelajaran.

Grafik 4.2

Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Aktivitas guru pada I sebesar 46,1% dan terjadinya peningkatan

sebesar 29,2% pada aktivitas siklus II yaitu 75,3%. Dengan demikian bahwa

guru mampu melakukan perbaikan dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan media boneka tangan.

46.1

75.3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Siklus I Siklus II

66.40%

88%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

71

Grafik 4.3

Perbandingan Hasil evaluasi siswa Siklus I dan Siklus II

Sedangkan hasil Evaluasi siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I

ke siklus II sebesar 21,6%. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan

tercapainya indikator keberhasian tindakan yaitu 88% atau 30 siswa tercapai

nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu mencapai nilai 70.

Pada penelitian ini penggunaan media boneka tangan pada materi

bercerita mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III Hasyim Asy’ari MI

Pink 03 yang telah menunjukkan hasil yang sesuai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi

aktivitas belajar siswa, ha

\

sil observasi aktivitas mengajar guru dan kemampuan berbicara siswa

melalui bercerita tentang pengalaman mengalami peningkatan dari siklus I

kesiklus II dengan persentase sebesar 21,6%.

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata

pelajaran bahasa Indonesia utamanya materi bercerita di kelas III Kh. Hasyim

Asy’ari MI PINK 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan,

maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

berbicara pada materi cerita pengalaman pada siswa kelas III Hasyim

Asyari MI.PINK.03. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan prosentase

ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya 66,4% terjadi peningkatan

sebesar 21.6% pada siklus II hingga mencapai 88% atau 30 siswa dari

34 siswa telah mencapai ketuntasan.

2. Dengan menggunakan media boneka tangan siswa didorong untuk aktif

dan lebih percaya diri serta mampu bekerjasama dengan teman

kelompokdalam menyesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media boneka tangan membuat

siswa terlibat aktif dalam setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Hal ini

terlihat dengan peningkatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 46.1%

meningkat pada siklus II menjadi 75.3% dan aktivitas belajar siswa dari

siklus I sebesar 47.9% meningkat menjadi 74.2% pada siklus II.

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Pada umumnya siswa kurang mengetahui tujuan digunakannya media

boneka tangan secara menyeluruh sehingga berdampak pada adanya

siswa yang kurang merasa nyaman dan penting dengan media boneka

tangan. Oleh karena itu, apabila guru akan mengajar sebaiknya

diberikan dahulu tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai sehingga

siswa termotivasi dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

73

b. Mengenal siswa secara baik dapat menghindari peran aktif siswa yang

“itu-itu saja” sehingga semua siswa dapat memperoleh kesempatan

yang sama. Oleh karena itu guru harus mengenali siswa untuk

membantu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan

pengajaran pun jadi merata.

c. Dalam proses pengevaluasian diusahakan guru bersikap objektif dan

transparan, sehingga siswa mengetahui dimana keunggulan dan

kelemahan mereka. Dan pada waktu yang akan datang siswa dapat

mempertahankan bagian keunggulan dan memperbaiki kelemahan

mereka.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini terungkap bahwa penggunaan media boneka

tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, suasana yang

diciptakan saat proses pembelajaran dapat mendukung proses belajar

mengajar yang menitik beratkan pada aktivitas siswa pada saat kegiatan

kelompok dan kegiatan individu.

3. Bagi Siswa

Sebaiknya siswa jangan hanya diberikan metode pembelajaran

yang konvesional atau monoton saja, tetapi siswa diberi metode

pembelajaran yang variatif disertai dengan media yang variatif juga,

salah satunya dengan digunakan media boneka tangan.

4. Bagi Sekolah

Reward dari Sekolah dapat menjadikan guru semakin kreatif dan

inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

Menyediakan ruang khusus untuk mengembangkan kreatifitas guru serta

ruang penyimpanan hasil karya guru juga hal mutlak yang harus

disiapkan sekolah, agar sekolah memiliki nilai plus agar diminati

masyarakat, terutama madrasah yang masih dipandang sebelah mata oleh

masyarakat.

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

75

DAFTAR PUSTAKA

Asyad azhar, Media Pembelajaran,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011

Anggraini ria, Peningkatan kemampuan menyimak cerita anak dengan media boneka

tanganUMS:2009

Budinuryante, et.al., Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta:Universitas

Terbuka, 2008

Cahyani isah, kemampuan berbicara Indonesia di SD Bandung: UPI Press, 2007

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia berkarakter diMadrasah Ibtidaiyah/ Sekolah

Dasar. Jakarta: Nufa citra mandiri, Oktober 2014

Iskandarwasit,Strategi pembelajaran Bahasa Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010

Jauharoti alfin, et.al.,Bahasa Indonesia I Surabaya: Lapis- PGMI, 2008

Mulyati yeti, Keterampilan berbahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009

Nugiyanto burhan, Sastra Anak, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005

Ridwanudin dindin, Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Press, 2015

Resmini, novi,Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dikelas Tinggi, Bandung:

Setiabudi, 2007

Ruswandihermawan, el.al., Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI Press

2007)

Resmini, Meningkatkan Keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka

tangan, ( Yogyakarta, 2011)

Sanddhonokundharu, Meningkatkan Berbahasa Indonesia

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

75

Susantoahmad, Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana,

2012

Sadiman,Media pendidikan Pengertian, pengembangan dan pemanfaataanya, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada,2011

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2010)

Sanjaya wina, Strategi pembelajaran Berorintasi Standar proses pendidikan. Bandung:

kencana, 2006

Tariganhenry guntur, Berbicara, Bandung: Angkasa, 2008

Wafiqninavia, Psikologi Perkembangan Anak Usia SD/MI Jakart: UIN Press, 2015

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS PERTAMA

Nama Sekolah : MI PINK O3

Kelas/Semester : III (Tiga) / I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

1. Berbicara

Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan

bercerita dan memberikan tanggapan atau saran.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan

kalimat yang runtut dan mudah difahami.

C. Indikator

1. Memahami isi cerita tentang pengalaman yang mengesankan.

2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan.

3. Menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan bahasa sendiri

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui Penjelasan guru, Siswa diharapkan mampu memahami isi bacaan

tentang pengalaman yang mengesankan.

2. Melalui Penugasan, Siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan

sesuai dengan isi cerita.

3. Melalui Boneka tangan, Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali

isi cerita dengan menggunakan bahasa sendiri.

E. Materi Ajar.

1. Cerita Pengalaman

2. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Keterampilan Proses

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning

3. Metode : Permainan Boneka Tangan

3. Media Pembelajaran

1. Boneka Tangan

4. Kegiatan Pembelajaran ( Pertemuan Pertama)

NO Uraian Kegiatan Waktu

(1)

Kegiatan Awal

1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran

dengan do’a

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu

lalu.

4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini

dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

5 menit

(2)

Kegiatan Inti :

Eksplorasi

1. Guru bertanya mengenai macam-macam pengalaman

yang dimiliki oleh siswa.

2. Guru bertanya mengenai cerita pengalaman menarik

yang pernah diketahui siswa.

3. Guru melakukan tanya jawab mengenai cerita

pengalaman “Menjelajah Hutan”.

10 menit

Elaborasi

1. Guru membagikan teks cerita dan lembar soal..

2. Guru menceritakan sebuah cerita tentang pengalaman

menjelajah hutan.

3. Siswa memperhatikan cerita yang disampaikan guru.

4. Siswa mengerjakan soal sesuai dengan isi cerita.

40 menit

Konfirmasi

1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui 10 Menit

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara bersama-

sama

3. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan siswa

Materi

HARRY DAN LARRY

Hai. Perkenalkan namaku Harry umurku 12 tahun dan

perkenalkan ini Adikku Larry umurku 11 tahun kami dua

bersaudara cita-cita kami ingin menjadi penjelajah. Hobi

kami adalah menjelajahi hutan.

Suatu hari kami menjelajahi hutan yang bernama

Hutan Lindung dan kami menemukan sebuah guci tua dan

kami dikejar-kejar oleh segerombolan penjahat yang ingin

mengambil guci tua yang kami pegang dan di perjalanan

kami menemukan sebuah rumah gubuk tua dan kami

beristirahat di sana.

Keesokan harinya ada Nenek tua di gubuk itu dan ia

berkata. “hallo anak-anak saya yang mempunyai guci tua itu

nak, tolong berikan guci tua itu”

Lalu Harry berkata, “kalau memang Nenek yang

mempunyai guci ini apa buktinya?”

Lalu Nenek itu berkata, “Nenek sudah tinggal di sini

pada jaman belanda dan sampai sekarang guci itu menjadi

turun-temurun di keluarga Nenek” lalu Larry berkata, “kita

berdua akan memberikan guci ini tapi apa imbalannya nek

”Nenek berkata “Nenek akan memberitahu kalian jalan

keluar” lalu Harry berkata “iyalah, nek”

Lalu Harry memberikan guci tua itu lalu kami diantar

oleh Nenek itu sampai depan hutan lindung itu dan di

perjalanan pulang bertemu Ibu dan Ayah kami dan kami

merasa senang karena sudah menemukan jalan keluar.

(3)

Kegiatan Penutup.

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

yang telah disampaikan

2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi

berikutnya di rumah

5 Menit

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

Hamdalah dan Salam

5. Kegiatan Pembelajaran ( Pertemuan Kedua)

NO Uraian Kegiatan Waktu

(1)

Kegiatan Awal

1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran

dengan do’a

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu

lalu.

4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini

dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

5 menit

(2)

Kegiatan Inti :

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-

macam cerita pengalaman yang dibuat pada

pertemuan kemarin dan mempersiapkan naskah.

2. Setiap perwakilan kelompok mengambil undian

urutan maju ke depan kelas dan naskah cerita.

10 menit

Elaborasi

1. Setiap kelompok mendiskusikan naskah cerita

yang diperagakan dalam boneka tangan secara

berkelompok.

2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka

tangan dengan ketentuan jarak boneka dengan

mulut pencerita tidak boleh terlalu dekat

3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi

harus jelas ketika siswa bercerita

4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita

45 menit

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

5. Dalam memainkan boneka tangan harus terlihat

lentur atau tidak kaku dan gerakan harus sinkron

dengan suara.

6. Guru mengamati dan memberikan nilai kepada

setiap kelompok yang bercerita di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum

diketahui

2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara

bersama-sama s

3. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan

siswa

5 Menit

(3)

Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

yang telah disampaikan

2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi

berikutnya di rumah

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

Hamdalah dan Salam

5 Menit

6. Alat dan Sumber Belajar

Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas III’’ Erlangga

Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas III

7. Penilaian

1. Prosedur Penilaian

Penilaian Proses

Menggunakan Format Pengamatan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran sejak dari kegiatan awal samapai dengan kgiatan akhir

Penilaian Hasil Belajar

Menggunakan Instrumen hasil belajar dengan tes tulis ( Telampir)

2. Jenis Tes : - Tertulis

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

- Lisan

3. Bentuk tes : Uraian singkatan

4. Alat Tulis : LKS dan Lembar Evaluasi

5. Kunci Jawaban : Terlampir

6. Rumus Penilaian : Jumlah Total Skor di bagi jumlah Skor

maksimum100

Mengetahui

Kepala MI PINK 03

H. Muadji Haromain, S.Pd.I

Bekasi, 23 Oktober 2015

Guru Kelas

Nashihatus Sholihah

NIM: 1813018300103

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS KEDUA

Nama Sekolah : MI PINK O3

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : III (Tiga) / Ganjil

Alokasi waktu : 4 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

1.1 Berbicara

Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan

bercerita dan memberikan tanggapan atau saran.

B. Kompetensi Dasar

1. Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan

kalimat yang runtut dan mudah difahami.

C. Indikator

1. Memahami isi cerita tentang pengalaman yang mengesankan

2. Membuat cerita tentang pengalaman yang mengesankan.

3. Menceritakan kembali isi cerita pengalaman yang mengesankan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui Diskusi, Siswa diharapkan mampu membuat cerita pengalaman

yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut.

2. Melalui Demonstrasi, Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali isi

cerita dengan menggunakan media boneka tangan.

E. Materi Ajar.

4. Cerita Pengalaman

5. Buku Bacaan.

F. Metode Pembelajaran

6. Demonstrasi

7. Diskusi

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

8. Tanya Jawab

9. Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan (pertemuan ke I)

NO Uraian Kegiatan Waktu

(1)

Kegiatan Awal

1. Guru memberikan Salam dan memulai pelajaran

dengan do’a

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi minggu

lalu.

4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini

dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

5 menit

(2)

Kegiatan Inti :

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-

macam pengalaman yang pernah dilakukan oleh

siswa.

2. Siswa melakukan tanya jawab mengenai

penulisan cerita.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. setiap

kelompok berjumlah 4 orang.

4. Guru membagikan selembaran kertas tugas.

10 menit

Elaborasi

1. Guru menugaskan setiap kelompok untuk

membuat cerita.

2. Siswa diberikan topik dan tema yang bebas

sesuai dengan pengalaman.

3. Setiap anggota kelompok harus ikut peran serta

dalam cerita pengalaman.

40 menit

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

4. Siswa secara berkelompok mengerjakan.

5. Guru menilai cara diskusi setiap kelompok.

Konfirmasi

1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum

diketahui

2. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan

siswa.

3. Guru meminta siswa mempelajari hasil diskusi

untuk dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya

dengan menggunakan boneka tangan.

10 Menit

(3)

Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan

materi yang telah disampaikan

2. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

Hamdalah dan Salam

5 Menit

H. Langkah-langkah Kegiatan (Pertemuan ke II)

NO Uraian Kegiatan Waktu

(1)

Kegiatan Awal

1. Guru memberikan Salam dan memulai

pelajaran dengan do’a

2. Guru memeriksa kehadiran siswa.

3. Apersepsi: menghubungkan dengan materi

minggu lalu.

4. Menyampaikan materi yang akan dipelajari hari

ini dan menyampaikan tujuan yang ingin

dicapai.

5 menit

(2)

Kegiatan Inti :

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa mengenai macam-

10 menit

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

macam pengalaman yang telah dialami.

2. Siswa diberikan waktu 5 menit untuk

mengingat ingat pengalaman pribadi yang

menarik yang pernah dialami

Elaborasi

1. Setiap kelompok mendiskusikan naskah cerita

yang diperagakan dalam boneka tangan secara

berkelompok.

2. Siswa maju bercerita dengan menggunakan boneka

tangan dengan ketentuan jarak boneka dengan

mulut pencerita tidak boleh terlalu dekat

3. Sambil memainkan boneka, lafal dan intonasi

harus jelas ketika siswa bercerita

4. Boneka dimainkan sesuai dengan teks cerita

5. Dalam memainkan boneka tangan harus terlihat

lentur atau tidak kaku dan gerakan harus sinkron

dengan suara.

6. Guru mengamati dan memberikan nilai kepada

setiap kelompok yang bercerita di depan kelas dan

memberikan nilai sebagai hasil evaluasi.

40 menit

Konfirmasi

1. Guru bertanya jawab tentang hal yang belum

diketahui

2. Guru dan siswa menjawab pertanyaan secara

bersama-sama

3. Guru memberikan apresiasi terhadap

pekerjaan siswa

10 Menit

(3)

Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan

materi yang telah disampaikan

5 Menit

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

2. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari

materi berikutnya di rumah

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

Hamdalah dan Salam

I. Alat dan Sumber Belajar

Buku Bahasa Indonesia Kelas III

LKS

Boneka tangan

J. Penilaian

Tabel 1 : Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Bercerita

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Skor

1 2 3 4 5

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru

2 Menggunakan media boneka tangan

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain

7 Berani mengemukakan pendapat

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain

10 Memperhatikan penjelasan guru

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

11 Keaktifan Siswa

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas

14 Kerjasama kelompok jumlah skor

Jumlah

Tabel 2: Instrumen Penilaian Keterampilan Bercerita

NO Aspek yang di nilai Skala Skor

1 2 3 4 5

1 Volume Suara

2 Pelafalan

3 Keterampilan

Mengembangkan Ide

4 Sikap penghayatan cerita

5 Kelancaran

6 Ketepatan Ucapan

7 Pilihan Kata

Jumlah Skor

Mengetahui

Kepala Sekolah MI PINK 03

H. Muadji Haromain, S.Pd.I

Malang, 02 November 2015

Guru Praktikan

Nashihatus Sholihah

NIM:1813018300103

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

BIODATA PENELITI

NAMA : Nashihatus Sholihah

NIM : 1812018300103

Jabatan : Guru Kelas

Alamat : Trias Estate

Blok A4 No. 19 Wanasari

Cibitung Bekasi

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

OBSERVER

NAMA : Fahrul Rozi

NIP. : -

PANGKAT/GOLONGAN : -

ALAMAT : Kp. Siluman

Rt. 001/019 Tambun Selatan

Bekasi

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru

2 Menggunakan media boneka tangan

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain

7 Berani mengemukakan pendapat

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain

10 Memperhatikan penjelasan guru

11 Keaktifan Siswa

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas

14 Kerjasama kelompok jumlah skor

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA

SIKLUS I, Pertemuan ke - I

Jumlah

SkorIndikator/ Aspek yang dinilaiNO

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru

2 Menggunakan media boneka tangan

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain

7 Berani mengemukakan pendapat

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain

10 Memperhatikan penjelasan guru

11 Keaktifan Siswa

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas

14 Kerjasama kelompok jumlah skor

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA

SIKLUS I, Pertemuan ke - II

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Menanggapi pertanyaan yang diajukan guru

2 Menggunakan media boneka tangan

3 Berinteraksi dengan teman saat proses pembelajaran

4 Antusias mengikuti proses pembelajaran

5 Bertanya pada saat proses pembelajaran

6 Menanggapi pertanyaan atau saran dari siswa lain

7 Berani mengemukakan pendapat

8 Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas

9 Menanggapi hasil presentasi siswa lain

10 Memperhatikan penjelasan guru

11 Keaktifan Siswa

12 Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru

13 Keberanian siswa bercerita didepan kelas

14 Kerjasama kelompok jumlah skor

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN SISWA

SIKLUS II, Pertemuan ke - I

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Melakukan Appersepsi

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa

7 Memotivasi siswa untuk betanya

8 Menggunakan media boneka tangan

9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran

10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa

11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa

12 Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS I, Pertemuan ke - I

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4

1 Melakukan Appersepsi

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa

7 Memotivasi siswa untuk betanya

8 Menggunakan media boneka tangan

9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran

10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa

11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa

12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS I, Pertemuan ke - II

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

5

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS I, Pertemuan ke - II

Skor

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Melakukan Appersepsi

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa

7 Memotivasi siswa untuk betanya

8 Menggunakan media boneka tangan

9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran

10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa

11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa

12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS II, Pertemuan ke - I

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Melakukan Appersepsi

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa

7 Memotivasi siswa untuk betanya

8 Menggunakan media boneka tangan

9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran

10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa

11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa

12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS II, Pertemuan ke - I

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5

1 Melakukan Appersepsi

2 Menjelaskan tujuan pembelajaran

3 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

4 Memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tugas yang berikan

5 Melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa

6 Memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa

7 Memotivasi siswa untuk betanya

8 Menggunakan media boneka tangan

9 Memotivasi siswa untuk menggunakan media pembelajaran

10 Melakukan Refleksi kegiatan pembelajaran bersama siswa

11 Guru membuat kesimpulan bersama siswa

12Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai

Keterangan Pilihan Jawaban:

1= Kurang baik 4= Baik

2= Kurang 5= Sangat Baik

3= Cukup

Bekasi, ...............................

FAHRUL ROJI, S.Pd.I

Observer

OBSERVASI AKTIVITAS KEGIATAN GURU

SIKLUS II, Pertemuan ke - II

NO Indikator/ Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

NO NAMA NILAI KET

1 Ahmad Haris Abdul H 50 Tidak Tuntas

2 Ahmad Nur Alim 50 Tidak Tuntas

3 Ahmad Syaiful Bahri 50 Tidak Tuntas

4 Alehandro 60 Tidak Tuntas

5 Alfiah Nurcahyani 80 Tuntas

6 Annida Rizky Ramadhani 60 Tidak Tuntas

7 Annisa Alifi Syafiqoh 60 Tidak Tuntas

8 Elvina Alifia Puspitarani 50 Tidak Tuntas

9 Fadia Azizah Hasan 60 Tidak Tuntas

10 Faiz Rizki Muhammad 60 Tidak Tuntas

11 Fifi Lutfiah Azizah 60 Tidak Tuntas

12 Habib Fatih Zanzabilah 60 Tidak Tuntas

13 Hana Lutfiah 60 Tidak Tuntas

14 Hanan Firdaus 60 Tidak Tuntas

15 Khoirudin 60 Tidak Tuntas

16 Khoirunnisa Salsabila 90 Tuntas

17 Luthfiah Syafa Azzahra 50 Tidak Tuntas

18 M. Ali Firdaus 70 Tuntas

19 M. doni Al rafly Tanjung 70 Tuntas

20 M. Faiq Azmi Khoiri 40 Tidak Tuntas

21 M. Sheisal Hidayatullah 60 Tidak Tuntas

22 M. Ilham Ar Razky 80 Tuntas

23 Nabila Putri Ramadhani 80 Tuntas

24 Najwa Raima Salsabila 50 Tidak Tuntas

25 Nikita Tri Sucitra 50 Tidak Tuntas

26 Nur Fajri Fadilah 60 Tidak Tuntas

27 Rafael Putra Syafendy 90 Tuntas

28 Rahmad Juliansyah 40 Tidak Tuntas

29 Rangga Putra 50 Tidak Tuntas

30 Rhevi Dwi Rahayu 80 Tuntas

31 Salsadila Rama Aji S 60 Tidak Tuntas

32 Siti Aisyah Nur Rizky 70 Tuntas

33 Tanti Islamiati 50 Tidak Tuntas

34 Zahra Syofriyana 60 Tidak Tuntas

Presentase Ketuntasan belajar:

P= ∑ ST x 100 %

n

P= 9 x 100 %34

P= 26.5%

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

Pertemuan I

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5 6 7

1 Ahmad Haris Abdul H 60 50 60 63 72 64 50 68 TT

2 Ahmad Nur Alim 50 60 50 72 73 60 60 69 TT

3 Ahmad Syaiful Bahri 65 50 70 73 40 65 65 70 TT

4 Alehandro 70 65 75 70 74 75 60 80 T

5 Alfiah Nurcahyani 65 50 50 50 50 72 50 63 TT

6 Annida Rizky Ramadhani 50 60 70 50 60 50 52 64 TT

7 Annisa Alifi Syafiqoh 55 50 50 55 67 50 60 63 TT

8 Elvina Alifia Puspitarani 50 60 52 67 68 52 50 65 TT

9 Fadia Azizah Hasan 52 55 50 68 63 50 50 63 TT

10 Faiz Rizki Muhammad 50 52 60 63 74 60 60 68 TT

11 Fifi Lutfiah Azizah 52 61 60 74 62 70 55 71 T

12 Habib Fatih Zanzabilah 50 63 65 70 70 72 50 72 T

13 Hana Lutfiah 68 75 65 72 72 69 69 80 T

14 Hanan Firdaus 65 50 50 50 50 60 65 64 TT

15 Khoirudin 50 54 52 50 50 75 70 65 TT

16 Khoirunnisa Salsabila 75 76 70 80 75 80 72 86 T

17 Luthfiah Syaa Azzahra 75 60 65 69 75 76 78 81 T

18 M. Ali Firdaus 52 60 62 60 50 50 50 63 TT

19 M. doni Al rafly Tanjung 75 70 75 70 70 70 66 81 T

20 M. Faiq Azmi Khoiri 52 65 50 65 50 52 50 63 TT

21 M. Sheisal Hidayatullah 50 65 55 50 52 50 60 62 TT

22 M. Ilham Ar Razky 62 52 60 75 50 60 60 68 TT

23 Nabila Putri Ramadhani 75 70 70 75 80 60 70 82 T

24 Najwa Raima Salsabila 50 65 65 52 60 65 65 70 T

25 Nikita Tri Sucitra 55 60 50 50 65 65 62 66 TT

26 Nur Fajri Fadilah 50 62 52 52 65 50 65 65 TT

27 Rafael Putra Syafendy 52 59 50 50 50 52 50 59 TT

28 Rahmad Juliansyah 50 50 55 72 52 70 55 66 TT

29 Rangga Putra 52 55 70 73 70 63 65 73 T

30 Rhevi Dwi Rahayu 70 60 75 69 70 75 74 80 T

31 Salsadila Rama Aji S 50 61 62 50 74 65 50 67 TT

32 Siti Aisyah Nur Rizky 50 61 65 70 65 65 50 70 T

33 Tanti Islamiati 50 63 70 62 70 70 60 72 T

34 Zahra Syofriyana 75 74 70 70 75 70 67 82 T

Presentase Ketuntasan belajar:

P= ∑ ST x 100 %

n

P= 15 x 100 %

34

P= 44.1%

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

Pertemuan II

No NamaAspek penilaian

Nilai

Rata-

rata

Ket.

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

Kelompok NAMA NILAI KET

Ahmad Haris Abdul H Tidak Tuntas

Ahmad Nur Alim Tidak Tuntas

Ahmad Syaiful Bahri Tidak Tuntas

Alehandro Tidak Tuntas

Alfiah Nurcahyani Tuntas

Annida Rizky Ramadhani Tuntas

Annisa Alifi Syafiqoh Tuntas

Elvina Alifia Puspitarani Tuntas

Fadia Azizah Hasan Tuntas

Faiz Rizki Muhammad Tuntas

Fifi Lutfiah Azizah Tuntas

Habib Fatih Zanzabilah Tuntas

Hana Lutfiah Tuntas

Hanan Firdaus Tuntas

Khoirudin Tuntas

Khoirunnisa Salsabila Tuntas

Luthfiah Syafa Azzahra Tuntas

M. Ali Firdaus Tuntas

M. doni Al rafly Tanjung Tuntas

M. Faiq Azmi Khoiri Tuntas

M. Sheisal Hidayatullah Tuntas

M. Ilham Ar Razky Tuntas

Nabila Putri Ramadhani Tuntas

Najwa Raima Salsabila Tuntas

Nikita Tri Sucitra Tuntas

Nur Fajri Fadilah Tuntas

Rafael Putra Syafendy Tuntas

Rahmad Juliansyah Tuntas

Rangga Putra Tuntas

Rhevi Dwi Rahayu Tuntas

Salsadila Rama Aji S Tuntas

Siti Aisyah Nur Rizky Tuntas

Tanti Islamiati Tuntas

Zahra Syofriyana Tuntas

Presentase Ketuntasan belajar:

P= ∑ ST x 100 %

n

P= 30 x 100 %

34

P= 88%

VIII 80

IV 80

V 80

VI 80

III 70

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

Pertemuan I

VII 70

I 65

II 75

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …

1 2 3 4 5 6 7

1 Ahmad Haris Abdul H 80 75 85 80 80 75 80 79 T

2 Ahmad Nur Alim 80 70 80 75 80 75 75 76 T

3 Ahmad Syaiful Bahri 75 75 75 75 80 70 80 76 T

4 Alehandro 75 70 60 75 65 75 75 71 T

5 Alfiah Nurcahyani 75 70 75 75 80 75 70 74 T

6 Annida Rizky Ramadhani 75 80 75 75 80 75 75 76 T

7 Annisa Alifi Syafiqoh 70 80 85 60 85 75 70 75 T

8 Elvina Alifia Puspitarani 75 75 75 65 75 75 75 74 T

9 Fadia Azizah Hasan 70 75 75 50 80 70 85 72 T

10 Faiz Rizki Muhammad 75 75 75 75 80 75 75 76 T

11 Fifi Lutfiah Azizah 70 75 75 75 85 75 75 76 T

12 Habib Fatih Zanzabilah 75 80 75 75 70 75 75 75 T

13 Hana Lutfiah 70 80 75 80 70 80 75 76 T

14 Hanan Firdaus 85 80 75 70 80 70 75 76 T

15 Khoirudin 80 75 75 70 75 70 85 76 T

16 Khoirunnisa Salsabila 90 85 80 70 80 80 75 80 T

17 Luthfiah Syaa Azzahra 75 75 70 70 80 70 75 74 T

18 M. Ali Firdaus 70 60 65 65 85 60 75 69 TT

19 M. doni Al rafly Tanjung 75 70 65 60 80 70 75 71 T

20 M. Faiq Azmi Khoiri 60 70 60 60 70 70 80 67 TT

21 M. Sheisal Hidayatullah 90 80 80 75 85 70 80 80 T

22 M. Ilham Ar Razky 75 75 65 65 70 65 75 70 T

23 Nabila Putri Ramadhani 80 75 60 70 70 70 80 72 T

24 Najwa Raima Salsabila 85 75 80 85 80 65 70 77 T

25 Nikita Tri Sucitra 70 70 70 70 75 65 70 70 T

26 Nur Fajri Fadilah 70 75 75 55 80 60 75 70 T

27 Rafael Putra Syafendy 70 60 70 60 70 70 60 66 TT

28 Rahmad Juliansyah 75 75 70 75 75 70 75 74 T

29 Rangga Putra 80 80 85 80 85 70 75 79 T

30 Rhevi Dwi Rahayu 70 75 70 60 70 70 70 69 TT

31 Salsadila Rama Aji S 75 70 70 70 80 75 75 74 T

32 Siti Aisyah Nur Rizky 70 75 70 80 75 80 70 74 T

33 Tanti Islamiati 70 75 70 70 70 70 70 71 T

34 Zahra Syofriyana 85 75 80 70 80 65 70 75 T

Presentase Ketuntasan belajar:

P= ∑ ST x 100 %

n

P= 30 x 100 %

34

P= 88%

NamaNo

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

Pertemuan II

Aspek penilaianNilai

Rata-

rata

ket

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …
Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILANBERCERITA DENGAN …