Upload
buidang
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASITEKNOLOGI/PENYULUH
DI PROVINSI ACEH
Nama Peneliti Utama :YUFNIATI ZA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN201
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP :
:
Peningkatan Komunikasi InovasiTeknologi/Penyuluhdi Provinsi Aceh
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianProvinsi Aceh
3. Alamat Unit Kerja : Jalan Panglima Nyak Makam No.27Lampineung Banda Aceh- 23125
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Aceh 20145. Status Penelitian : Baru6. PenanggungJawab :
A. Nama : Ir. Yufniati ZAB. Pangkat/ Golongan : Pembina IV/bC. Jabatan
7. Lokasi : Provinsi Aceh8. Agroekosistem : Lahan Kering9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : 201411. Output Tahunan : Melakukan percepatan teknologi dari
hasil litkaji BPTP melalui demplot padigogo
12. Output Akhir : Percepatan dan penyebaran teknologidari hasil litkaji dan berkembangnyainformasi komunikasi melalui metodeSDMC kepada pengguna.
13. Biaya : Rp. 68.375.000,- (Enam puluh delapanjuta tiga ratus tujuh puluh lima riburupiah)
Mengetahui,KepalaBalai
Ir. Basri AB, M.SiNIP. 19600811 198503 1 001
Koordinator Program,
Ir. T. Iskandar, M.SiNIP. 19580121 198303 1 003
Penanggungjawab Kegiatan,
Ir. Yufniati ZANIP. 19570304 198303 2 001
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya
penyusunan Laporan Akhir Tahun Kegiatan Peningkatan Komunikasi Inovasi
Teknologi/Penyuluh di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.
Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif
seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti yang
ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan
ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan
penyusunan laporan akhir tahun ini, kami ucapkan terima kasih dan semoga laporan
ini memberikan manfaat dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, Desember 2014Penanggungjawab,
Ir. Yufniati ZANIP.19570304 198303 2 004
4
RINGKASAN
1. Judul RDHP :Peningkatan Komunikasi Inovasi
Teknologi/Penyuluhdi Provinsi Aceh.
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh
3. Lokasi : Provinsi Aceh
4. Agroekosistem : Lahan Kering
5. Status : Baru
6. Tujuan :- Melakukan percepatan teknologi dari
hasil litkaji BPTP melalui demplot padi
gogo
- Melakukan pelatihan petani untuk
meningkatkan pengetahuan dalam
kegiatan usaha tani padi
- Melakukan gelar teknologi untuk
mendiseminasikan teknologi hasi llitkaji
baik kepada petani, penyuluh maupun
stakeholders.
- Melakukan pengembangan media
informasi tercetak dan audio visual.
7. Keluaran : Melakukan percepatan teknologi dari hasil
litkaji BPTP melalui demplot padi gogo
8. Hasil : Percepatan dan penyebaran teknologi dari
hasil litkaji dan berkembangnya informasi
komunikasi melalui metode SDMC kepada
pengguna.
9. Prakiraan Manfaat : Kegiatan diseminasi ini diharapkan dapat
menghasilkan antara lain; (a) terjadinya
percepatan penyebaran teknologi dari
BPTP kepada petani peserta yang
kemudian berlangsung difusi secara
5
alamiah sesama petani disekitarnya, (b)
berlanjut dan berkembangnya kegiatan
pertanian di lahan kering dan
meningkatnya nilai produksi komoditas,
sehingga berdampak pada meningkatnya
pendapatan petani.
10. Prakiraan Dampak : Berkembangnya metode diseminasi dalam
rangka percepatan alih teknologi hasil
litkaji kepada pengguna inovasi teknologi.
11. Prosedur : 1. Merencanakan, merancang
bahan/materi untuk bahan publikasi
berdasarkan hasil dari inventarisir
kebutuhan teknologi melalui media
cetak dan audio visual.
2. Membuat demplot padi gogodengan
menanam varietasin pago 8, varietas
lokal makruf ± seluas 1,5 hektar.
3. Petani kooperator bekerja sambil
belajar(learning by doing ) pada
lahan demplot padi gogo.
4. Gelar teknologi pertanian
dilaksanakan padasaat tanaman
menjelang panen.
5. Monev dilakukan terhadap petani
kooperator khususnya dan petani
padi gogo umumnya dengan tujuan
mengevaluasi kegiatan sebelum dan
sesudahnya untuk melihat
perkembangan adopsi dan difusi
inovasi teknologi ditingkat petani.
6
12. Jangka Waktu : 1 Tahun
13. BIAYA : Rp. 68.375.000,- (Enam puluh delapanjuta tiga ratus tujuh puluh lima riburupiah)
7
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan................................................................................ i
Kata Pengantar......................................................................................... ii
Ringkasan ............................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................ vi
Daftar Tabel ............................................................................................. vii
Daftar Lampiran ....................................................................................... viii
Daftar Gambar ......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 11.1 Latar Belakang .............................................................................. 11.2 Tujuan........................................................................................... 31.3 Keluaran yang diharapkan .............................................................. 31.4 Hasil yang diharapkan .................................................................... 31.5 Perkiraaan manfaat dan dampak ..................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
III. PROSEDUR PELAKSANAAN .................................................................. 73.1 Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................. 73.2 Pendekatan ................................................................................... 73.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 7
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ................................................................. 94.1 Geografis dan Karakteristik Wilayah ................................................. 9
V. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................... 12
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 196.1.Kesimpulan ................................................................................... 196.2. Saran ........................................................................................... 19
VII. JADWAL PELAKSANAAN ..................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21
8
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenis tanah yang mendominasi wilayah kecamatan Woyla Timur......
2. Iklim dan curah hujan, bulan basah dan bulan kering, rata rata curahhujan selama 10 tahun ..........................................................
10
10
9
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyebaran teknologi tidak hanya dilakukan hanya pada satu pola/metode
diseminasi, tetapi dilakukan secara multi chanel, sehingga diharapkan inovasi
teknologi hasil penelitian dan pengkajian di lingkup Badan Litbang Pertanian dapat
didistribusi secara tepat kepada pengguna melalui berbagai media secara simultan
dan terkoordinir.
Provinsi Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sebagian besar
penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Terbatasnya
kemampuan pemerintah daerah dalam menerapkan metoda penyuluhan kepada
petani, menjadikan nasib petani semakin memprihatinkan serta menjadikan jauh
dengan informasi terutama dibidang pertanian(Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi
Provinsi NAD).
Untuk mempercepat proses percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian, Badan
Litbang Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di setiap
Provinsi memiliki tugas pokok pada inovasi teknologi, bagaiman cara penyampaian
serta penerimaannya di tingkat pengguna, melalui penjaringan umpan balik guna
perbaikan dan pengembangan kedepan inovasi yang akan dihasilkan (Badan Litbang
Pertanian, 2011).
Mengacu pada kebutuhan informasi teknologi di tingkat pengguna, penggunaan
berbagai media komunikasi dinilai efektif dalam menyebarluaskan informasi
teknologi tersebut. Keberadaan media komunikasi dalam berbagai bentuk tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena dengan kemampuan dan
sifat media masing-masing akan saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain
dalam proses transfer informasi. Penguna teknologi pertanian terdiri dari Pemda,
BUMN, pengambil keputusan baik ditingkat nasional atau daerah, penyuluh,
pengusaha, industri, peneliti, Gapoktan, Poktan, KTNA dan penguna utama yang
sangat membutuhkan teknologi tepat guna, spesifik lokasi (end user) yaitu petani.
Penyebaran inovasi teknologi hasil Litkaji harus disesuaikan dengan kebutuhan para
pengguna, tepat waktu dan sasaran , tepat metoda dan media serta sarana
komunikasi yang digunakan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut yang
harus ditindaklanjuti, maka dipandang perlu adanya kegiatan peningkatan
komunikasi inovasi teknologi agar alih teknologi sampai kepengguna melalui metoda
10
diseminasi bina tani, uji latih terampil petani, gelar teknologi dan pengembangan
media informasi tercetak dan elektronik (audio visual). Sehubungan dengan
pemecahan masalah tersebut maka dipandang perlu adanya kegiatan
pengembangan informasi teknologi pertanian melalui berbagai cara seperti melalui
media cetak (Buletin, Lembar informasi pertanian dan brosur) Melalui media
elektronik (rekaman suara untuk siaran radio, produksi untuk siaran Televisi).
Kegiatan percepatan komunikasi inovasi teknologi dapat dilakukan melalui beberapa
metode diseminasi yaitu pembuatan demplot percontohan, pelatihan petani, temu
lapang dan gelar teknologi. Metode ini merupakan tahapan proses adopsi inovasi
teknologi hasil Litkaji, yang selanjutnya terjadi penyebaran secara alamiah antar
sesama petani disekitarnya. Berikutnya akan berlanjut dan berkembangnya kegiatan
pertanian di wilayah usahatani pengguna , juga meningkatkan nilai produksi
komoditas yang akhirnya berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Aceh yang antara lain penyampaian umpan balik untuk untuk
penyempurnaan program penelitian serta penyampaian paket teknologi hasil
pengujian dan perakitan, sebagai bahan materi penyuluhan pertanian. Berkenaan
dengan itu maka BPTP Aceh diharapkan dapat segera memenuhi kebutuhan
teknologi pertanian di wilayah kerjanya serta menyebarluaskan brbagai media
informasi disesuaikan dengan sasaran yang diinginkan.
Selama ini telah banyak teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan dan
direkomendasikan oleh BPTP kepada para petani dan pengguna lainnya, dan
disamping itu telah banyak kebijakan dalam pembangunan pertanian daerah yang
didasarkan pada hasil penelitian dan pengkajian yang berasal dari Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Hal tersebut menunjukkkan bahwa BPTP Aceh telah
melakukan percepatan alih teknologi dan meyebarkan informasi teknologi pertanian
diwilayah kerjanya. Namun keberlanjutan penerapan teknologi yang dihasilkan oleh
BPTP belum sepenuhnya terlaksana sebagaimana diharapkan, hal ini disebabkan
karena sebagian dari hasil penelitian dan pengkajian (Litkaji) belum menyebar
secara menyeluruh kepengguna dan ada juga sebagian dari hasil Litkaji yang tidak
sesuai dengan kebutuhan lapangan atau juga terlalu bersifat umum.
Pertimbangan dalam pemilihan metoda diseminasi kepada pengguna teknologi perlu
memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan ; 1) kondisi kelompok sasaran
(antara lain tingkat pendidikan, alat komunikasi, perilaku), 2) perubahan yang
11
diharapkan (antara lain sadar/tahu, minat, evaluasi, mencoba, adopsi),3) bentuk
inovasi (antara lain untuk rumusan kebijakan, teknologi budidaya, informasi
sumberdaya, informasi pasar dan peta pengwilayahan komoditi ).
1.2.Tujuan
a.TujuanTahunan
- Melakukan percepatan teknologi dari hasil litkaji BPTP melalui demplot padi gogo
- Melakukan pelatihan petani untuk meningkatkan pengetahuan dalam kegiatan
usahatani padi
- Melakukan gelar teknologi untuk mendiseminasikan teknologi hasil litkaji baik
kepada petani, penyuluh maupun stakeholders.
- Melakukan pengembangan media informasi tercetak dan audio visual.
b.Tujuan Jangka Panjang
Percepatan dan penyebaran teknologi dari hasil litkaji dan berkembangnya
informasi komunikasi melalui metode SDMCkepada pengguna.
1.3. Keluaran Yang Diharapkan
a.Keluaran Tahunan
- Terjadinya percepatan teknologi dari hasil litkaji BPTP melalui demplot padi gogo
- Adanya peningkatan pengetahuan petani melalui pelatihan untuk kegiatan
usahatani padi
- Terdiseminasinya teknologi hasil litkaji kepada petani, penyuluh maupun
stakeholders melalui gelar teknologi.
- Tersedianya informasi teknologi melalui media informasi tercetak dan audio visual.
b.Keluaran Jangka Panjang
Terjadinyapercepatan dan penyebaran teknologi dari hasil litkaji dan
berkembangnya informasi komunikasi melalui metode SDMCkepada pengguna.
1.4. Hasil Yang Diharapkan
- Adanya peningkatan pengetahuan petani dan anggota kelompok tani melalui
pelatihan tentang padi gogo varietas unggul dan cara budidayanya.
- Terjadinya percepatan inovasi teknologi padi gogo di lahan kering yang dapat
menghasilkan produksi diatas padi local sebesar 50%.
12
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
1.5.1. Perkiraan Manfaat
Kegiatan diseminasi ini diharapkan dapat menghasilkan anatara lain; (a)
terjadinya percepatan penyebaran teknologi dari BPTP kepada petani peserta yang
kemudian berlangsung diffusi secara alamiah sesama petani disekitarnya, (b)
berlanjut dan berkembangnya kegiatan pertanian di lahan kering dan meningkatnya
nilai produksi komoditas.
1.5.2. Perkiraan Dampak
Berkembangnya metode diseminasi dalam rangka percepatan alih teknologi
hasil litkaji kepada pengguna inovasi teknologi, untuk peningkatan produksi
usahatani dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani/pengguna lainnya.
13
II.TINJAUAN PUSTAKA
Diseminasi merupakan kegiatan untuk menyampaikan teknologi dan
informasi hasil penelitian dan pengakjian yang diperlukan untuk memecahkan
masalah teknis pertanian, social-budaya dan eknomi dalam upaya mempercepat
pembangunan khususnya pembangunan pertanian.Dengan demikian maka teknologi
dan informasi yang disampaikan bukan hanya sekedar yang dihasilkan oleh suatu
unit kerja penelitian atau pengkajian, tetapi dapat meliputi hasil penelitian dari
berbagai lembaga penelitian.
Empat komponen utama yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diseminasi
adalah; 1) jenis dan substansi yang akan didiseminasikan, 2) target sasaran
diseminasi, 3) media dan saluran komunikasi yang digunakan, 4) kemudahan akses
terhadap informasi dan inovasihasil litkaji.
Havelock (1971) mengemukakan faktor yang mempersulit diterapkannya
teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian kepada para pengguna teknologi,
antara lain disebabkan karena masing-masing mempunyai aturan, tata nilai, bahasa,
serta pola komunikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dipertegas
dengan beberapa hasil pengamatan dilapangan, dimana penyuluh belum
mendapatkan informasi hasil penelitian secara berkesinambungan, disisi lain peneliti
dinilai kurang efektif karena penelitiannya tidak berkaitan langsung dengan
masalah yang dihadapi petani, disamping itu peneliti dan penyuluh hampir tidak
pernah menerima umpan balik untuk penyusunan program penelitiannya
(Tjitropronoto,1988). Oleh karena itu dalam proses adopsi teknologi diperlukan
saluran komunikasi yang efektif yang diharapkan mampu menjembatani
ketersediaan teknologi ditingkat peneliti/penyuluh dengan teknologi yang
dibutuhkan pengguna.
Sehubungan dengan pemecahan masalah tersebut maka dipandang perlu
adanya kegiatan pengembangan informasi teknologi pertanian melalui berbagai cara
seperti melalui media cetak (Buletin,Lembarinformasi pertanian dan brosur). Melalui
media elektronik (rekaman suara untuk siaran radio, produksi untuk siaran Televisi).
Penggunaan sistem informasi pada kegiatan diseminasi adalah sebagai piranti
pendukung untuk percepatan arus transfer inovasi pertanian yang dapat diakses
oleh target sasaran yang lebih luas (Badan Litbang Pertanian.,2011). Penyampaian
informasi teknologi dari sumber teknologi kepada pengguna dilakukan dengan
14
mengoptimalkan pemangku kepentingan/stakeholders dan memanfaatkan media
diseminasi (Badan Litbang Pertanian., 2011).
15
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1.RuangLingkup Kegiatan
Kegiatan peningkatan komunikasi inovasi teknologi/penyuluh berbasis padi lahan
kering yang dilaksanakan di desa pasie janeng kecamatan woyla timur kabupaten
aceh barat, yang dilaksanakan dari bulan februari sampai desember 2014. adapun
tahapan kegiatan yang akan dilakukan meliputi; 1) persiapan terdiri dari
penyusunan proposal, penyusunan tim pelaksana, penyusunan rencana
kegiatan/ROPP, penyusunan petunjuk pelaksana/juknis, 2) pelaksanaan
kegiatanterdiridarimelakukankoordinasidankonsultasidengan dinas/ instansi/
lembaga terkait, observasi calon lokasi kegiatan, penentuan petani kooperator, 3)
melakukan inventarisasi kebutuhan teknologi untuk media cetak dan audio visual, 4)
melakukan identifikasi pengelolaan/ budidaya padi lahan kering dan 4) melakukan
inventarisasijenis/varietas padi yang digunakan petani pada umumnya.
3.2. Pendekatan
Kegiatan Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi/Penyuluh dilaksanakan dengan
pendekatan partisipatif, yang dilaksanakan melalui beberapa metode diseminasi
yaitu pembuatan demplot, pelatihan petani , gelar teknologi dan pengembangan
media informasi tercetak dan audio vissual.
Kegiatan ini dilaksanakan pada lahan kering milik petani kooperator dengan luas
1,5 ha sebagai demplot padi gogo. Beberapa pendekatan yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan yaitu;
a. Pendekatan partisipatif ,melalui penerapan inovasi teknologi hasil litkaji,
persiapan lahan, penanaman sampai panen.
b. Peningkatan SDM melalui pelatihan.
c. Kegiatan gelar teknologi.
d. Perbanyakan media informasi tercetak dan audio visual
Kegiatan diseminasi ini diharapkan dapat menghasilkan antara lain, (1)
terjadinya percepatan teknologi dari hasil litkaji BPTP Aceh kepada petani/pengguna,
(2) meningkatnya nilai produksi komoditas dan berdampak pada peningkatan
pendapatan petani.
3.3. Struktur Organisasi
16
3.3.1. Tenaga Pelaksana
NNo. NAMA/NIP JABATAN DALAM
KEGIATAN URAIAN TUGAS
ALOKASIWAKTU(Jam/minggu)
11. Ir.Yufniati ZA
Penanggung Jawab - Mengkoordinirkegiatan mulaiperencanaan sampaipelaporan
20
22. Didi Darmadi,S.P,M.Si.
Anggota
- Menyusun RODHP- Melakukan pembinaan
10
33. Cut Nina Herlina, Spi
Anggota
-Membantu menyusunMateri penyuluhan
10
44. Ir. Elviwirda
Anggota
- Membantu menyusunMateri penyuluhan
10
55. Mehran,S.P Anggota
Membantu melakukanpraktek penyuluhan
10
3.4. Bahandan Alat Pelaksanaan Kegiatan.
Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari yaitu;ATK, Komputer Suplies, Juknis,
Fotocopy, Leaflet, Brosur dan audio visual,Saprodi ( benih padi Inpago 8, Makruf,
Urea, SP36 dan KCl, herbisida), meteran , tali ajir, cangkul,hand sprayer.
17
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI
5.1. Geografis dan Karakteristik Wilayah
Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu dari 23 kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh, terletak antara 04º 06´- 04º47´ Lintang Utara dan 95º52´- 96º30´
Bujur Timur dengan luas mencapai 2.927,95 km². Kabupaten Aceh Barat terdiri dari
12 Kecamatan, 33 Mukim dan 322 gampong. Sebanyak 192 desa diantaranya
berada di dataran dan 83 desa terletak di lembah, dan hanya 47 desa yang terletak
di lereng.
Kabupaten Aceh Barat sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya dan
Aceh Jaya, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan
Samudera Indonesia.Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Nagan Raya dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Suhu udara rata rata sepanjang tahun 2013 adalah 26ºC dengan suhu terendah
17ºC pada bulan Juli, dan suhu tertinggi 31ºC pada bulan Maret, kelembaban udara
berkisar 89%. Curah hujan pada tahun 2013tertinggi pada bulan Juni mencapai
499 mm dan jumlah curah hujan terendah pada bulan Januari mencapai 151 mm.
Sementara pada tahun 2012, curah hujan tertinggi dan terendah terjadi pada bulan
Nopember (537 mm ) dan Maret ( 88 mm).
Kecamatan Woyla Timur merupakan salah satudari 12 kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Barat, dengan luas wilayah 51,5 Km² yang terdiri dari 26 Gampong,
dan 2 Kemukiman. Kecamatan ini secara geografis terletak pada 3,30º - 4,30º LU
dan diantara 95º BB hingga 97º BT. Adapun batas wilayah Kcamatan Woyla Timur
sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai Mas.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Woyla.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Woyla.
Kecamatan Woyla Timur memiliki topografi daerah ±40% berada pada daerah
dataran rendah , dan 60% merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata
rata 10-50 meter di atas permukaan laut.
18
Jenis tanah yang mendominasi wilayah kecamatan Woyla Timur dapat dilihatpada tabel 1.
No Jenis Tanah Persentase (%)1. Alluvial Kelabu Tua 60 – 802. Podsolik Merah Kuning 20 - 40
Iklim dan curah hujan, bulan basah dan bulan kering, rata rata curah hujan selama
10 tahun dapat dilihat pada table 2.
Bulan Jumlah curah hujan(MM/Hari )
Januari 22Februari 25Maret 23April 55Mei 29Juni 194Juli 182Agustus 137
September 162Oktober 103November 525Desember 390
Sumberdaya Manusia
1. Jumlah Penduduk menurut golongan umur untuk Kecamatan Woyla Timur
secara umum lebih banyak pada umur 15-25 tahun (949 orang), diikuti dengan
umur 25-35 tahun ( 949 orang ), umur 45-60 tahun (875 orang ), selanjutnya
umur 10-15 th ( 666 orang ), umur 5-10 th ( 601 orang ), umur 0-5 th (494
orang ) dan umur ≥ 60 th ( 443 orang ). Desa Pasie Janeng umur yang dominan
yaitu 15-25 th (202 orang), 5-10 th ( 120 orang ), sedangkan umur 25-35 th
( 85 org ) dan umur 45-60 th ( 40 org ).
2. Jumlah penduduk menurut pendidikan untuk wilayah Kecamatan Woyla Timur
yang lebih besar jumlahnya pada yang belum sekolah yaitu 2.362 org.
Pendidikan tingkat SD 974 orang, SLTP 676 orang, SMA 469 dan Perguruan
Tinggi sebanyak 122 orang. Desa Pasie Janeng jumlah penduduk menurut
pendidikan SD 175 org, SMP 59 org, SMA 30 org dan Perguruan Tinggi 12 orang.
3. Jumlah penduduk menurut pekerjaan, untuk wilayah Woyla Timur yang lebih
banyak jumlahnya yaitu petani tanaman pangan sebanyak 1.623 org, pekebun
19
430 orang, peternak 353 orang dan lain lain 2.438 orang. Desa Pasie Janeng
petani tanaman pangan 158 orang, pekebun 15 orang, peternak 17 orang dan
lain lain 350 orang.
4. Karakteristik Kelompok Tani menurut kelas kelompok untuk wilayah Woyla
Timur pada tingkat Lanjut, demikian pula untuk desa Pasie Janeng
Desa Pasie terletak diwilayah Kecamatan Woyla Timur yang terdiri dari lahan kering
yang umumnya ditanam padi seluas 400 ha. Budidaya tanaman padi lahan kering
yang diterapkan petani selama ini yaitu system tanam tanpa olah tanah, dengan
menggunakan varietas padi local yaitu Sigupai dan Pulo Gajah dengan umur
tanaman 5 bulan, dengan potensi hasil 4,5 ton/ha.
Profil Desa Pasie Janeng, merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat, yang terletak dengan jarak ± 40
Km dari ibu kota Kabupaten. Desa ini adalah desa dengan topografi yang berbukit
dan sangat potensial untuk padi gogo. Padi gogo yang ditanam petani umumnya
jeanis Makruf, Sigupai, Pulo Gajah dan Cipinang dengan jadwal tanam setahun
sekali. Padi ini berumur ± 6 bulan dengan potensi hasil 3,6 ton/ Ha. Budidaya padi
gogo yang dilakukan oleh petani masih sangat sederhana, sangat minim
menggunakan pupuk kimia dan juga minim menggunakan pupuk organik. Sebagian
petani menggunakan pupuk kimia terbatas pada pupuk Urea, SP 36 dan kadang
kala menggunakan pupuk ZA. Dosis atau takaran pupuk yang diberikan masing
masing 200 kg perhektar. Sedangkan untuk pengendalian gulma ada yang
menggunakan herbisida Round up, dan ada juga dilakukan secara
manual.Penggunaan benih padi lokal untuk satu hektar sebanyak 80 kg, jumlah
benih sebanyak 6 biji perlubang dengan cara ditugal, jarak tanam 20cm x 20cm.
Pada umumnya petani di wilayah ini menanam kacang tanah dan jagung manis
setelah panen padi pada bulan Juni dan Juli. Potensi produksi kacang tanah 2
ton/ha dalam bentuk polong, dengan harga jual Rp 8.500,-/kg.
20
V. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi/Penyuluh merupakan
kegiatan diseminasi untuk mempercepat proses adopsi teknologi pertanian, yang
berkesinambungan, terarah dan terpadu. Sehingga dengan informasi teknologi yang
petani/masyarakat dapatkan, diharapkan mampu menimbulkan motivasi untuk tetap
bergairah dalam berusahatani.Hal ini akan mendorong terciptanya kegiatan
produktif dibidang pertanian, akhirnya dapat membantu petani untuk dapat hidup
mandiri dan tidak selalu tergantung pada pihak lain.
1. Koordinasi dengan dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat
Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat dalam rangka
memperoleh informasi untuk kegiatan demplot padi gogo lahan kering. Pertemuan
dengan Kadis Pertanian diruang kerja untuk menyampaikan rencana akan
dilaksanakan demplot padi gogo dilahan kering. Berkenaan dengan itu maka Kadis,
Ir. T.Zainal Abidin mengusulkan 2 kecamatan yang terdapat luasan lahan kering
yang potensial untuk penanaman padi gogo yaitu Kecamatan Sungai Mas dan Woyla
Timur. Kecamatan Sungai Mas merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Aceh
Barat yang menempati 26,70% wilayah Aceh Barat dengan luas wilayah 781,73 Km²,
sedangkan Kecamatan Woyla Timur dengan luas wilayah 132,60 Km², juga
terdapat lahan kering yang potensial untuk padi mencapai luasnya 400 ha.Adapun
terpilihnya Kabupaten Aceh Barat menjadi lokasi kegiatan Peningkatan Komunikasi
Inovasi Teknologi/ Penyuluh dikarenakan wilayah ini merupakan salah satu wilayah
yang ada di Provinsi Aceh yang memiliki potensi lahan kering untuk pengembangan
padi gogo.
2. Koordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan,
Perkebunan dan Kehutanan (BP3K)
Koordinasi dengan BP3K Woyla Timur dalam rangka penentuan lokasi demplot
dan petani kooperator yang akan melaksanakan demplot padi gogo.
Melakukan pertemuan dengan kepala BP3K dan staf yang terdiri dari penyuluh
pertanian dan tenaga administrasi. Kepala BP3K, Syamsumar memberikan
gambaran tentang potensi wilayah kerja nya, tahun 2013 penanaman padi dilahan
kering seluas 400 ha, realisasi yang dicapai hanya berkisar 330 ha dan 70 ha
mengalami puso akibat kekeringan dengan produksi 4,5 ton/ha. Budidaya padi
21
lahan kering yang selama ini diterapkan petani didaerah/wilayah ini yaitu sistem
tanam tanpa olah tanah (minimum tillage) dengan varitas/jenis padi yang
digunakan adalah Sigupai, Pulo Gajah, Cipinang, Makruf dengan umur sampai
panen 5 bulan. Setelah panen padi kebiasaan petani menanam palawija yaitu
kacang tanah lokal dan sebagian kecil jagung hybrida.
Berdasarkan hasil diskusi maka ditentukan lokasi kegiatan pembuatan demplotpadi
lahan kering yaitu di desa Pasie Janeng.
3.Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan ke desa Pasie Janeng dan sekaligus pertemuan dengan Ketua
dan anggota kelompok tani Saree Tabina, yang bertujuan untuk menyampaikan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada lokasi tersebut. Lahan yang akan
dijadikan demplot padi gogo seluas ±1,5 ha dengan menggunakan varietas Inpago
8 dan padi lokal Makruf. Lahan yang akan dijadikan demplot padi gogo yaitu milik
anggota dan ketua kelompok tani. Kebiasaan petani menanam padi gogo di lahan
kering pada bulan September dan Oktober, kemudian setelah panen padi ditanam
kacang tanah dan tumpang sari dengan jagung biasa dan jagung manis. Untuk
penanaman padi tahun 2014 akan dilakukan penanaman setelah hari raya Idhul
Fitri ( bulan September ) dengan menggunakan lahan petani sebagai demplot padi
gogo.
Kesepakatan hasil pertemuan dengan kelompok tani Saree Tabina, bahwa lahan
disediakan oleh kelompok, benih padi Inpago 8 dan lokal, pupuk anorganik (Urea,
SP 36, KCl, DMA dan Round up ) disediakan oleh BPTP.
Padi varietas Inpago 8 mempunyai ciri yaitu; (a) bentuk tanaman tegak, (b)
permukaan daun kasar, (c) posisi daun dan daun bendera tegak, (d) warna batang
hijau, (e) warna batang dan daun hijau, (f) anakan produktif ± 11-12 batang, (g)
umur tanaman 120 hari.dan (h) rata rata hasil 5,2 ton/ha GKG. Untuk pembanding
22
digunakan padi lokal yang banyak ditanam petani yaitu padi Makruf, dengan ciri
khasnya beras berwarna putih, rasa nasi pulen dan batangnya kokoh.
4. Demplot Padi Gogo
Demplot Padi Gogo merupakan salah satu cara untuk mendekatkan model
diseminasi kepada masyarakat tani/pengguna dengan memperkenalkan teknologi
budidaya anjuran padi gogo, sehingga teknologi inovatif yang dihasilkan tepat guna
dan tepat sasaran.
Penyiapan benih dan cara tanam padi gogo
1. Persiapan lahan, tanah dibersihkan dari sisa tanaman kacang tanah, jagung dan
rumput.Tanah diolah dengan cangkul (minimum tillage) , dibuat bedengan dan
dibiarkan 1 minggu.
2. Persiapan benih padi, benih padi direndam terlebih dahulu selama 6-12 jam dan
dikeringkan selama 6 -12 jam, selanjutnya dapat ditanam.
3. Cara tanam sistim tugal, di buat lubang tanam dengan menggunakan tugal
dengan jarak tanam 20 x 20cm yaitu jarak tanam yang umum digunakan untuk
padi gogo. Setelah lubang bekas tugal terbentuk kemudian dimasukkan 4-5
butir benih padi ke dalam setiap lubang secara manual, selanjutnya ditutup
kembali dengan tanah. Kebutuhan benih padi untuk penanaman dengan
menggunakan tugal ± 40 – 45 kg/ha. Jarak tanam, jumlah benih dan cara
tanam dapat berpengaruh terhadap hasil padi gogo di lahan kering.
4. Jajar Legowo, merupakan rekayasa tehnik tanam dengan mengatur jarak tanam
antar rumpun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam
barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Jajar legowo yang digunakan
dalam kegiatan demplot padi gogo yaitu 5:1.
23
5. Pemeliharaan tanaman padi gogo terdiri dari penyulaman, penyiangan dan
pemupukan. Untuk penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 1-3 minggu
setelah tanam, sedangkan penyiangan dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan cangkul, sabit atau dengan tangan pada umur 3-4 minggu dan 8
minggu setelah tanam. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan
pertama dan 1-2 minggu sebalum muncul malai. Pemberian pupuk an organik
diberikan pada saat tanam yaitu 150-200 kg/ha Urea, 100 -150 kg SP36, dan
100 kg KCl/ha. Pupuk SP36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedangkan Urea
diberikan pada saat tanam, umur 3-4 minggu dan 8 minggu setelah tanam yang
diberikan dalam alur atau ditugal kemudian ditutup kembali dengan tanah agar
tidak terjadi penguapan atau kehilangan unsurnya.
6. Panen dilakukan pada umur tanaman 120 hari setelah tanam dengan
menggunakan sabit, perontokan gabah dengan cara manual.
5.Pelaksanaan Pelatihan Petani.
Kegiatan pelatihan petani ini diharapkan dapat menghasilkan antara lain: (1)
terjadinya percepatan penyebaran teknologin dari BPTP Aceh kepetani peserta,
yang selanjutnya berlangsung diffusi secara alamiah antar sesama petani
disekitarnya, (2) berlanjut dan berkembangnya kegiatan pertanian di lahan kering
dan meningkatnya nilai produksi komoditas , sehingga berdampak pada
meningkatnya kesejahteraan petani.
Pelatihan petani dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
tentang permasalahan dalam usahatani padi dan juga sarana dan prasarana
pendukung lainnya, baik dari petani, kelompok tani, kepala desa dan penyuluh
lapangan.
24
Kegiatan pelatihan petani dilaksanakan dalam ruangan/ aula BP3K Woyla Timur,
dengan penyampaikan materi yang berkaitan dengan budidaya padi gogo di lahan
kering. Pelatihan petani dilaksanakan dengan pola belajar mengajar dengan metode
respon aktif yaitu penyampaian materi 2 x 15 menitdan tanya jawab 2 x 30 menit,
coffee break 15 menit kemudian dilanjutkan materi berikutnya . Penyampaian
materi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan, Badan Penyuluhan
Pertanian,Peternakan dan Perkebunan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh
dan BP3K Woyla Timur. Judul materi yang disampaikan yaitu ; 1) Swasembada
pangan berkaitan dengan pola tanam padi dan pengendalian hama dan pengairan
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan, 2) Budidaya Padi Gogo
disampaikan oleh BPTP Aceh, 3) Sistem penyuluhan mendukung swasembada
pangan oleh Badan Penyuluhan Pertanian Peternakan dan Perkebunan dan 4)
Dinamika kelompok tani oleh BP3K Woyla Timur.
Pelatihan petani ini dihadiri ± 40 -50 peserta yang terdiri dari sebahagian besar
petani, kelompok tani, kepala desa dan sebagian kecil dari penyuluh pertanian.
Para peserta dibekali dengan ATK untuk dapat mencatat poin poin penting materi
yang disampaikan dan media informasi tercetak (Brosur, Leaflet)
Keunggulan dari varietas unggul baru, salah satunya Inpago 8 yaitu Umur
tanaman padi gogo ini ± 119 hari dengan potensi hasil 7,2 ton/ha GKG, dan rata
rata hasil 5,2 ton/ha GKG. Ada beberapa keunggulan dari varitas padi gogo ini,
yaitu (a) tahan rebah, (b) tekstur nasi pulen, (c) tahan terhadap penyakit blas dan
hama, rentan terhadap hama wereng batang coklat, (d) toleran terhadap kekringan
dan agak toleran terhadap keracunan Aluminium (Al) dan Besi (Fe),dan (e) baik
ditanaman untuk lahan kering dataran rendah sampai sedang ≤ 700 m dpl.
Kabid Produksi yang mewakili kepala dinas Pertanian dan Peternakan
menginformasikan yang mana untuk Kabupaten Aceh Barat dapat mencapai
swasembada pangan, dimana luas sawah irigasi yang ditanami padi mencapai 4.517
ha dan yang tidak diusahakan seluas 5.689 ha yang tersebar pada 12 Kecamatan.
Kegiatan demplot padi gogo ini kiranya dapat dikembangkan oleh petani untuk
lahan kering yang ada di wilayah Kecamatan Woyla Timur seluas 400 ha. Sehingga
untuk Kecamatan Woyla Timur sudah dapat dikatakan surplus, walaupun hasil yang
diperoleh baru mencapai dibawah potensi hasil dari Inpago 8.Kabid Produksi juga
berharap agar Kecamatan Woyla Timur dapat menjadi lumbung padi untuk
Kabupaten Aceh Barat.
25
Kepala Badan Penyuluhan menginformasikan ,yang mana luas lahan sawah
untuk Kecamatan Woyla Timur 900 ha dan yang ditanami hanya 600 ha dengan
jadwal tanam 2 kali setahun.Untuk wilayah Kecamatan Woyla Timur terdapat 26
desa dan hanya 7 desa yang ditanami padi. Menurut kepala desa Pasie Janeng hal
ini disebabkan karena banyaknya jaringan irigasi tertier yang tidak dapat diairi
termasuk desa Alue Empek, Pasie Janeng dan Cot Punti. Harapan masyarakat tani
untuk dapat diteruskan kepada Pemda Aceh Barat yaitu Bupati melalui Kadis
Pertanian dan Badan Penyuluhan, agar irigasi yang ada dapat diperbaiki dan akibat
banjir terjadi pendangkalan dan rusaknya bangunan irigasi.Kepala Badan juga
menyampaikan untuk mendukung swasembada pangan dapat dilakukan
penanaman padi sesuai dengan jadwal tanam, penggunaan input teknologi yaitu
benih unggul, jajar legowo, penggunaan pupuk, pengendalian hama penyakit,
panen dan pasca panen.
6.Pelaksanaan Gelar Teknologi Pertanian
Gelar Teknologi Pertanian demplot Padi Gogo Inpago 8 dan Makruf, dilaksanakan
sebelum panen padi dengan tujuan untuk memperoleh informasi baik dari kelompok
maupun di luar kelompok. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari
Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan, Kepala Badan Penyuluhan
Pertanian Peternakan dan Perkebunan, Kelompok tani , Kepala Desa, Koordinator
BP3K, Penyuluh Kabupaten dan Penyuluh BP3K, dan BPTP Aceh.
Kelompok Tani menyampaikan bahwa padi Inpago 8 ini sangat baik untuk
dibudidaya, karena padi varietas ini sangat tahan terhadap genangan air pada saat
banjir manpada umur 30 hari diserang oleh banjir tapi tidak mengalami mati dan
pertumbuhannya lebih baik. Tanaman padi Inpago 8 mempunyai ciri batangnya
26
tegak, anakannya ± 12 batang , tahan rebah dan mempunyai malai padi yang
banyak. Kelompok tani Saree Tabina menginformasikan untuk penanaman padi
gogo selanjutnya agar benih padi Inpago 8 ini dapat ditanam dalam luasan 10 – 20
ha. Tentunya untuk memperoleh varietas ini diharapkan oleh kelompok tani dapat
difasilitasi oleh dinas kepada BPTP Aceh.
Kadis Tanaman Pangan menginformasikan bahwa untuk Kabupaten Aceh Barat
yang potensi lahan kering untuk penanaman padi gogo dan palawija yaitu
Kecamatan Sungai Mas dan Woyla. Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman padi
gogo merupakan salah satu upaya dalam mendukung swasembada pangan
khususnya Kabupaten Aceh Barat dan umumnya Provinsi Aceh.
Kepala Badan Penyuluhan menginformasikan bahwa untuk mendukung
swasembada pangan yang perlu ditingkatkan pertama sekali adalah peningkatan
SDM penyuluh, kemudian dilanjutkan dengan penyebaran informasi teknologi
melalui kegiatan demplot, temu lapang dan gelar teknologi. Kegiatan ini merupakan
proses adopsi inovasi teknologi yang pada akhirnya petani mau mengaplikasikan
dalam mengleola usahataninya.
27
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Respon petani terhadap inovasi teknologi hasil litkaji melalui pembuatan
demplot sangat positif.
Padi varietas Inpago 8 dapat dikembangkan di lahan kering karena umur
panennya lebih pendek yaitu 120 hari dibandingkan dengan padi lokal yang
umur panennya lebih panjang yaitu 160 – 175 hari.
6.2. Saran
Upaya percepatan inovasi teknologi pertanian dapat terlaksana melalui
kerjasama dengan pemerintah daerah, dinas terkait yang memberi
dukungan motivasi dan juga sharing dana.
Upaya pengadaan benih unggul untuk padi gogo dapat difasilitasi pihak
pemerintah daerah melalui dinas terkait, sehingga dapat didistribusi kepada
petani untuk dikembangkan di lahan usahatani.
28
VII. Jadwal Pelaksanaan
KegiatanB u l a n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
1. Persiapan:
- Studi pustaka
- Penyempurnaanproposal
- Penyusunan juknis
2. Pelaksanaan kegiatan
3. Penulisan laporan
4. Seminar
7. Penulisan laporan akhir
8. Penggandaan laporan
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2005.Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD.BadanRehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi NAD.
Annonimous. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi TeknologiInformasi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.Jakarta.
Arifin, A.1984. Strategi Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas.Armico. Bandung.
Berlo,DK.1960.The Process Of Communication. An Introduction to theoryPractise.Holt, Rinehart and Winston.Inc. New york.
Havelock,Ronald.G.1971.Planning For Innovation .Institute For SocialResearchUniversity Of Michigan. Michigan.
Irawan, P dan Prastati, T. 1994. Media Intruksional. Sumber buku AA, Mengajardi perguruan Tinggi.Bagian tiga, Bab 9, PAU- PPAI. Ditjen Dikti.
Jamieson. KH And KK. Campbell. 1983. The Interplay Of Influence. WadsworthPublishing Company. California.
Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangandan Penyuluhan. Gramedia Jakarta.
Tjitropronoto, P. 1988. Pemantapan Sistem Komunikasi Penelitian : MeningkatkanKeterkaitan Hubungan Penelitian – Penyuluhan. Pusat PerpustakaanPertanian dan Biologi Bogor. Bogor