Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    1/6

    E. Pembelajaran Keterampilan Pemecahan MasalahSosial ( Social Problem Solving )

    Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan aktor sosial(social actor ). Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadiseorang aktor sosial yang baik adalah mengambil keputusan secaranalar atau well informed and reasoned decision making (Banks,1978). Kemampuan tersebut akan tercermin melalui prosespembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam berbagaibentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individualmaupun kolektif.

    Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pembelajaran yangdirancang untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalahsosial. Dengan strategi itu pembelajaran diskenariokan untuk

    melibatkan peserta didik dalam praktek pemecahan masalah sosial,khususnya yang berkenaan dengan berbagai aspek kebijakan publik secara kolektif. Sebagai contoh selanjutnya akan dipaparkan strategipembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial yang terkaitpada status, peran, dan tanggung jawab warga negara dalam kontekskebijakan publik.

    Contoh ini dipilih karena masalah kebijakan publik merupakan isusosial yang bersifat generik yang dapat didekati secarainterdisipliner. Oleh karena itu kerangka konseptual model ini dapatdigunakan dalam pembelajaran untuk berbagai disiplin ilmu-ilmu

    soaial seperti geografi sosial, sejarah, hukum, administrasi negara,politik, ekonomi, antropologi, sosiologi, dan kriminologi.

    Aktor sosialmampu

    mengambilkeputusan

    secarabernalar.

    KeterampilanPemecahan

    1. Kerangka PikirPembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan merupakansalah satu wahana pendidikan demokrasi. Dalam konteks wacanainternasional di Indonesia pembelajaran itu masih termasuk kedalam paradigma knowing democracy yakni pembelajaran yangmenitikberatkan pada penguasaan pengetahuan demokrasi.Sementara itu di negara lain seperti USA, New Zealand, UK

    sudah berada pada paradigma building democracy yaknipembelajaran yang menitik beratkan pada penyiapan warganegara agar komit terhadap penerapan dan pengembangandemokrasi. Untuk mencapai paradigma yang kedua itu perlumelalui paradigma doing democracy . Untuk itu makapembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan di Indonesiaperlu difasilitasi agar berkembang dari paradigma knowingdemocracy ke doing democracy yakni pembelajaran yangmenitik beratkan pada praktek berdemokrasi.

    Model Projek Belajar Kewarganegaraan Kami BangsaIndonesia (PKKBI), yang dalam 5 tahun terakhir sudah mulaidirintis pengembangannya di sekolah dasar dan menengah di

    Dari knowingdemocracy

    melaluidoing

    democracymenuju

    building

    Model Projek Belajar

    Kewarganegaraan. Kami Bangsa

    Indonesia sebagaimodel doingdemocracy

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 121

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    2/6

    Indonesia, secara paradigmatik diadaptasi dari model We thePeople.Project Citizen yang dikembangkan oleh Center forCivic Education (CCE), dan dalam 15 tahun terakhir ini telahdiadaptasi di sekirar 50 negara di dunia, termasuk Indonesia.Model ini bersifat generik, yang secara instrumental-pedagogis

    dapat dimuati konten/materi yang relevan di masing-masingnegara.

    Sebagai model dipilih topik generik Public Policy (KebijakanPublik), yang memang berlaku di negara manapun. Misi darimodel ini adalah mendidik para siswa agar mampu menganalisisberbagai dimensi kebijakan publik dalam konteks prosesdemokrasi, dan dengan kapasitasnya sebagai young citizen atau warganegara muda mencoba memberi masukan terhadapkebijakan publik di lingkungannya. Hasil yang diharapkanadalah meningkatnya kualitas warganegara yang cerdas, kreatif,partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab. Melalui modeltersebut para mahasiswa akan memperoleh pengalamanbagaimana mengajarkan demokrasi atas dasar pemahaman yangmendalam tentang apa, mengapa, dan bagaimana demokrasi.

    MasalahKebijakan

    Publiksebagai fokusmodel PKKBI

    2. Kompetensi dan Tujuan Pembelajarana. Kompetensi:

    Model ini sangat potensial untuk mengembangkankompetensi kewarganegaraan mengambil keputusanmengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan publik secara nalar (kritis, kreatif, antisipatif) dan bertanggungjawab(semata-mata untuk kepentingan publik-pro bono publico),secara demokratis. Kompetensi ini bersifat integratif yang didalamnya termasuk seluruh dimensi kompetensikewarganegaraan ( civic knowledge, civic disposition, civicskills, civic commitment, civic confidence, dan civiccompetence ) dalam konteks cita-cita demokrasi konstitusionalsesuai Pancasila dan UUD 1945.

    b. Tujuan Pembelajaran:

    Melalui model ini Mahasiswa diharapkan:

    Kemampuanmengambil keputusan

    secara bernalar,bertanggungjawab

    dan demokrat

    Peka;

    Tanggap; Mampumemecahkan,masalah

    Mampu mengambilkeputusan secarakolektif;

    Mampumensosialisasikanusul kebijakan;

    Mampu melatihkanmodel;

    Mampumenyempurnakanmodel.

    Peka terhadap berbagai masalah yang ada dilingkungannya yang secara langsung terkait padakebijakan publik;

    Tanggap terhadap berbagai implikasi dari permasalahantersebut terhadap berbagai dimensi kebijakan publik;

    Mampu memecahkan salah satu masalah yang palingkrusial dilingkungannya secara sistematis dan kolektif dengan cara pandang sebagai warganegara yangdemokratis;

    Mampu mengambil keputusan kolektif sebagairekomendasi terkait kebijakan publik yang relevan;

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 122

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    3/6

    Mampu mensosialisasikan usulan kebijakan yangdirekomendasikan melalui koridor dan instrumendemokrasi yang ada di lingkungannya;

    Sebagai calon pendidik, para mahasiswa juga diharapkan: Mampu melatihkan model tersebut dalam lingkup

    pembelajaran PKn / IPS di sekolah (SD, SMP, SMU); Mampu melakukan penyempurnaan model tersebut melalui

    berbagai pendekatan penelitian untuk perbaikan

    3. MateriMateri pokok yang cocok untuk dijadikan fokus pembelajaranmodel adalah:

    Masalah sospol,yuridis, idiologis;

    Hubunganfungsionalmasalah;

    Pemecahanmasalah;

    Penera an model

    a. Masalah-masalah sosial, politik, yuridis, dan ideologis, yangada dalam masyarakat sekitar;

    b. Hubungan fungsional masalah-masalah tersebut dalam butir(a) dengan berbagai dimensi kebijakan publik (publicpolicy);

    c. Strategi pemecahan masalah yang mencerminkan konsepdan prinsip demokrasi;

    d. Strategi komunikasi untuk mempengaruhi kebijakan publik atas dasar pemecahan masalah;

    Dalam kedudukannya sebagai calon pendidik, ditambahkanmateri:

    e.

    Rambu-rambu penerapan model untuk lingkuppersekolahan.

    4. WaktuSecara utuh model dengan satu fokus masalah memerlukanwaktu 4 kali pertemuan @ 150 menit tatap muka ditambah 4 x180 menit kegiatan terstruktur dan 4 x 180 menit kegiatanmandiri

    4 x 180menit

    5. Pendekatan PembelajaranPendekatanModel pembelajaran ini menerapkan pendekatan fungsional (functional approach) atau pendekatan berbasis masalah(problem-based approach)

    StrategiStrategi instruksional yang digunakan dalam model ini, padadasarnya bertolak dari esensi strategi inquiry learning,discovery learning, problem solving learning, research-oriented learning yang dikemas dalam model Project. Dalam hal iniditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

    Pendekatanfungsional

    Inquiry;discovery;problemsolving;

    research

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 123

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    4/6

    Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik dalamMasyarakat

    Memilih suatu Masalah untuk dikaji oleh kelas Mengumpulkan Informasi yang terkait pada Masalah itu Mengembangkan Portofolio kelas Menyajikan Portofolio Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar

    Di dalam setiap langkah mahasiswa belajar secara terstrukturdan/atau mandiri, baik secara perseorangan dan/atau dalamkelompok kecil dengan fasilitasi dari dosen dan menggunakananeka ragam sumber belajar di kampus dan di luarkampus/sekolah (manusia, bahan tertulis, bahan terrekam, bahantersiar, alam sekitar, artifak, situs sejarah, dll). Disitulah berbagaiketerampilan dikembangkan seperti: membaca, mendengar

    pendapat orang lain, mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih,merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan,menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik

    perhatian, berargumentasi dll.

    MetodaMetode pembelajaran menggunakan kombinasi presentasi dosen,diskusi umum, diskusi kelompok, survei lapangan, studikepustakaan, workshop, dan simulasi dengar pendapat (simulated-hearing)

    Media dan SumberModel ini menggunakan aneka media dan sumber seperti mediacetakan (buku teks, ensiklopedia, buku tulis, kliping) mediaterekam (video, audio, cd), elektronik (internet), media tersiar(radio, tv), dan nara sumber (pakar, praktisi, manusia kunci,pelaku sejarah).

    Untuk kepentingan perekaman proses belajar dan pengemasanhasil belajar dikembangkan portofolio dalam bentuk tampilanvisual yang disusun secara sistematis yang melukiskan prosesberfikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan, yangsecara utuh melukiskan integrated learning experiences ataupengalaman belajar yang terpadu yang dialami oleh siswa dalamkelas sebagai suatu kesatuan. Dalam konteks ini portofoliodimaksudkan sebagai kumpulan hasil pekerjaan mahasiswa yangmencerminkan keseluruhan aktivitas mahasiswa dalammelakukan tugas-tugas belajarnya ( learning task ) dalam kontekspengalaman belajar ( learning experiences) secara keseluruhan.

    Portofolio terbagi dalam dua bagian yakni Portofoliotampilan, dan Portofolio dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutanmenyajikan:

    Aneka ragamketerampilanintelektual,sosial danpersonal

    Aneka mediadan sumber

    Multi metode

    Fortofolio Pembelajaran

    terpadu

    Fortofoliotampilan

    Fortofoliodokumentasi1. Rangkuman Permasalahan yang dikaji

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 124

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    5/6

    2. Berbagai alternatif Kebijakan Pemecahan Masalah3. Usulan Kebijakan untuk Memecahkan Masalah4. Pengembangan Rencana Kerja/Tindakan

    Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner

    atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutanPortofolio Tampilan.

    6. EvaluasiModel ini menggunakan evaluasi berbantuan portofolio(portfolio-assisted evaluation). Portofolio Tampilan danDokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi Public

    Hearing atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabatsetempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut untuk berperan sebagai juri. Acara dengar pendapat dapat dilakukan dimasing-masing kelas atau dalam suatu acara Show Case atauGelar Kemampuan bersama dalam suatu acarakampus/sekolah, misalnya di akhir semester. Bila dikehendakiarena Show case tersebut dapat pula dijadikan arena contest atau kompetisi untuk memilih kelas/kelompok portofolio terbaik untuk selanjutnya dikirim ke dalam Show Case and Contest antar kampus dalam lingkungan perguruan tinggi, atau untuk dunia persekolahan antar sekolah di lingkunganKabupaten/Kotamadya atau malah untuk acara regional propinsiatau nasional. Tujuan semua itu antara lain untuk saling berbagiide dan pengalaman belajar antar young citizens yang secarapsiko-sosial dan sosial-kultural pada gilirannya kelak akan dapatmenumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteksharmony in diversity .

    Setelah acara dengar pendapat, dengan fasilitasi dosen/gurudiadakan kegiatan refleksi yang bertujuan untuk secaraindividual dan bersama-sama merenungkan dan mengendapkandampak perjalanan panjang proses belajar bagi perkembanganpribadi siswa sebagai warganegara. Ajaklah mahasiswa untuk menjawab pertanyaan What have I learned best? What should

    I do as a citizen? . Demikian pula bagi dosen/guru bertanyalahWhat have I contributed to the development of ethos of democracy in students as young citizens?

    7. Penerapan dalan Lingkup PersekolahanDengan berbekal pengalaman menerapkan model ini di LPTK,para mahasiswa dilatih untuk menerapkannya secara adaptif dalam pembelajaran PPKn/IPS di sekolah (SD, SMP, SMU).Untuk itu para mahasiswa diminta mengikuti rambu-rambusebagai berikut:

    Public hearing Gelar

    kemampuan Lomba gelar

    kemampuan

    Ethos demokrasi Harmony indiversity

    Refleksipengalaman

    ModelPKKBI

    untuk duniapersekolahan

    a. Ambil bidang masalah yang ada dilingkungan sekolahmisalnya merokok di sekolah, tawuran, dll.

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 125

  • 8/14/2019 Peningkatan Kualitas Pembelajaran -4d

    6/6

    b. Kaitkan masalah tersebut dengan kompetensi yang akandikembangkan, dalam hal ini kemampuan mengambilkeputusan nalar dan tanggungjawab.

    c. Kembangkan model ini dengan cara memadukan kegiatanintra, ko, dan ekstra kurikuler.

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran 126