Upload
phamhanh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN PELAYANAN PENILANGAN MELALUI SISTEM E-VIOLATION INFO (STUDI KASUS SATUAN
LALU LINTAS POLRES BOGOR)
IEDFIAN TAUFIQ AKBAR
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peningkatan Pelayanan
Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Iedfian Taufiq Akbar NIM G64090069
ABSTRAK
IEDFIAN TAUFIQ AKBAR. Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem
E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor). Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.
Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2006 dan 2010 jumlah
pengguna kendaraan bermotor meningkat 43.7%. Selain itu, jumlah pelanggaran lalu lintas pun cukup tinggi, berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia (Korlantas Polri) tahun 2012 rata-rata terjadi 11 910 tilang dan 3 898 teguran per hari (Kompas 2013). Jumlah tilang yang banyak menyebabkan kebutuhan akan suatu sistem yang mampu mengelola data tilang.
Saat ini data tilang dikelola oleh sistem informasi berbasis web, namun sistem informasi ini hanya digunakan untuk mempermudah akses data tilang dari
Kepolisian Resor (Polres) ke Markas Besar (Mabes) Polri saja dan tidak bisa diakses oleh pelanggar. Untuk mengakses data tilang pelanggar harus datang ke kantor polisi setempat, sehingga harus meluangkan waktunya. Berdasarkan
pengamatan pada 508 Polres dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) se-Indonesia, diketahui bahwa 31.9% (162) Polres di Indonesia sudah memiliki website dan
12.4% (63) memiliki website Satlantas. Dari website yang ada hanya 2 website Polres dan 2 website Satlantas yang menginformasikan data tilang. Hal ini menunjukkan kurangnya pelayanan polisi dalam menginformasikan data tilang
kepada pelanggar. Oleh karena itu perlu dikembangkan ICT yang dapat menginformasikan data tilang kepada pelanggar dan dapat diakses dimana saja.
Sistem ini bernama E-Violation Info dan dikembangkan dengan metode prototyping. Penelitian ini menghasilkan sistem E-Violation Info yang dapat digunakan polisi untuk mengelola data tilang, input data tilang melalui aplikasi
mobile, menginformasikan data tilang kepada pelanggar baik melalui website ataupun Short Message Service (SMS) Gateway, serta pelanggar dapat sharing
data tilang yang dimiliki melalui media sosial.
Kata kunci : E-Violation info, penilangan, sistem informasi, SMS Gateway
ABSTRACT
IEDFIAN TAUFIQ AKBAR. Ticketing Service Improvement through E-
Violation Info System (Case Study Bogor Police Traffic Unit). Supervised by YANI NURHADRYANI.
Based on the data from Statistics Indonesia, the number of motor vehicles
drivers increased to 43.7% during 2006 and 2010. In addition, Korps Lalu Lintas
Kepolisian Indonesia (Korlantas Polri) reported the high number of traffic violations in 2012 in which there were 11 910 traffic tickets and 3 898 warnings
occured per day. The large number of traffic tickets causes a need of a system that is able manage the data on traffic tickets. Currently traffic tickets data are managed by the web-based information system. The system is only used for the
distribution of traffic tickets from Kepolisian Resor (Polres) to Markas Besar
(Mabes) Polri, and it cannot be accessed by violators. In order to view the data on
traffic ticketed, violators should come to the local po lice station and it is quite time consuming. Based on observations at the 508 Polres and Satuan Lalu Lintas
(Satlantas) in Indonesia, it is known that 31.9% (162) Polres in Indonesia already has a website and 12.4% (63) have a Satlantas website. From that, there are only 2 Polres website and 2 Satlantas website that informs the data traffic ticket. This
shows the very lack of service from police to infrom the data traffic ticket to the violators. Therefore it is necessary to develop a system that can informs traffic
tickets to violators anywhere the violators are. The system is called E-Violation Info. It is developed using the prototyping method. The E-Violation Info system can manage traffic ticket data, inform the data to violators either through a
website or a Short Message Service (SMS). Moreover, violators can share their traffic ticketed data through the social media.
Keywords : E-Violation Info, ticketed, information system, SMS Gateway
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PENINGKATAN PELAYANAN PENILANGAN MELALUI SISTEM E-VIOLATION INFO (STUDI KASUS SATUAN
LALU LINTAS POLRES BOGOR)
IEDFIAN TAUFIQ AKBAR
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Samah Lalli Lirttas Polres Bog6r)
Nama : Iedfian Taufiq Akbar NIM : G64090069
Disetujui oleh
ani SSi MT
Diketahui oleh
no MSi MKom
Tanggal Lulus: 2 3 JUL 2013
Judul Skripsi : Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation
Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor) Nama : Iedfian Taufiq Akbar
NIM : G64090069
Disetujui oleh
Dr Yani Nurhadryani, SSi MT Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
karena atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, akhirnya skripsi yang berjudul "Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor)" ini bisa diselesaikan dengan baik. Sholawat
serta salam tidak lupa penulis tujukan kepada Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi Wa Sallam yang telah menuntun kita dari jaman yang gelap gulita menuju
jaman yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada beberapa pihak
yang turut berpartisipasi langsung, yaitu Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi, MT selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing serta memberikan
saran dan masukan yang membangun, Bapak Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Edwin Affandi yang telah memberikan izin pengumpulan data. Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada ayah, ibu serta seluruh keluarga
atas segala doa dan bimbingannya hingga saat ini. Semoga karya tulis ini bisa memberikan kontribusi kepada perkembangan
bangsa, terutama perkembangan ICT di Indonesia.
Bogor, Juli 2013
Iedfian Taufiq Akbar
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Sistem Informasi 5
Sistem Informasi dan Organisasi 6
E-Government 7
METODE 8
Analisis Kebutuhan 8
Perancangan Prototype 8
Implementasi 8
Pengujian 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Analisis Kebutuhan 9
Perancangan Prototype 11
Implementasi 13
Pengujian 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 27
DAFTAR TABEL 1 Tabel evaluasi kelengkapan data tilang 2 website Polres dan 2 website
Satlantas yang menampilkan data tilang 4 2 Hasil pengujian dengan menggunakan metode black box 15
DAFTAR GAMBAR 1 Proses bisnis dari sistem informasi tilang yang ada di kepolisian 2
2 Informasi tilang yang terdapat pada papan pengumuman di kantor polisi 3
3 Skema perumusan masalah dalam penelitian 5
4 Skema interaksi antara organisasi dan teknologi informasi (Laudon 2006) 6
5 Tahapan-tahapan pada metode prototyping (Pressman 2005) 9 6 Context Diagram E-Violation Info 10 7 DFD level 1 E-Violation Info 10
8 ERD E-Violation Info 11 9 Struktur program E-Violation Info 13
10 Antarmuka website E-Violation Info 13 11 Antarmuka aplikasi input data tilang mobile E-Violation Info 14 12 Proses bisnis E-Violation Info 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Prototype E-Violation Info iterasi pertama 18
2 Prototype E-Violation Info iterasi kedua 18 3 Test case fungsi login admin 19
4 Test case fungsi login polisi 19 5 Test case fungsi tambah data tilang 19 6 Test case fungsi edit data tilang 20
7 Test case fungsi cari data tilang 20 8 Test case fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode
tertentu 20 9 Test case fungsi membuat laporan dalam format PDF 21 10 Test case fungsi menampilkan laporan dalam format Microsoft Excel 21
11 Test case melihat rincian data tilang 21 12 Test case fungsi mencari nomor tilang 22
13 Test case fungsi mencari nomor polisi 22 14 Test case fungsi share data tilang melalui Facebook 22 15 Test case fungsi share data tilang melalui Twitter 23
16 Test case fungsi login polisi pada aplikasi mobile 23 17 Test case fungsi input data tilang pada aplikasi mobile 23
18 Test case fungsi megirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway 24 19 Test case fungsi logout admin 24 20 Test case fungsi logout polisi 24
21 Test case fungsi logout pada aplikasi mobile 25
22 Test case fungsi hapus data tilang 25 23 Test case fungsi membuat grafik tilang harian 25
24 Perbandingan fitur antara E-Violation Info dengan sistem data tilang yang sudah ada di kepolisian 26
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingkat adopsi Information and Communication Technology (ICT) di suatu
negara berkorelasi terhadap kesiapan menghadapi sistem global, karena hampir semua sisi hubungan internasional lintas negara saat ini menunjukkan adanya penggunaan ICT (Sunggiardi 2012). Perkembangan ICT khususnya internet dapat
digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar antara pemilik informasi (pemerintah) dan yang tidak memiliki informasi (masyarakat).
Meningkatnya jumlah informasi dari pemerintah kepada masyarakat dapat memperbaiki persepsi publik yang menyimpang dan memengaruhi kepercayaan dengan mengurangi ketidakseimbangan informasi antara masyarakat dan
pemerintah (Welch et al. 2005). Bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia memanfaatkan internet untuk
melayani pelanggan. Internet sebagai penyalur layanan memungkinkan lembaga swasta dan publik untuk memberikan layanan 24 jam (West 2004). Pada sektor publik, ICT digunakan oleh pemerintah pusat untuk mengkoordinasikan
pemerintahan daerah dalam melaksanakan pemerintahan di bidang tertentu (misalnya lalu lintas). ICT juga digunakan sektor publik dalam melaksanakan
fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan publik seperti mendistribusikan informasi mengenai pemerintahan, serta melaksanakan komunikasi dengan masyarakat (Nurhadryani 2009). Menyadari besarnya manfaat e-government, pada
tahun 2003 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang penerapan e-government melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003. Penerapan e-
government dapat membantu pemerintah untuk memulihkan kepercayaan lembaga publik dengan cara meningkatkan transparansi, efisiensi, efektivitas, dan partisipasi politik (Moon 2003).
Transparansi di sini ialah memberikan informasi yang jelas mengenai isi pasal serta banyaknya denda yang diberikan oleh polisi lalu lintas. Pelanggar
harus mengetahui isi pasal serta kecocokan antara besar denda yang diberikan dan besar denda yang tertera pada isi pasal. Penerapan e-government dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada polisi lalu lintas dengan cara
meningkatkan transparansi dalam menetapkan pasal serta denda penilangan. Berdasarkan data dari United Nation Public Administration Programme
(UN 2012), pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan 97 dari 193 negara di dunia dan urutan 7 dari 11 negara di Asia Tenggara dalam penerapan e-government. Namun, Indonesia mengalami peningkatan peringkat sebanyak 12
peringkat sejak tahun 2010 hingga tahun 2012. Hal ini membuktikan bahwa e-government di Indonesia terus berkembang.
Penerapan e-government tidak bisa terlepas dari penggunaan internet dan mobile phone yang tinggi, karena penerapan e-government tanpa diikuti dengan akses internet yang tinggi dari masyarakat akan menyebabkan penerapan e-
government yang kurang efektif. Selain itu mobile phone memiliki kelebihan, yaitu mengirim pesan melalui Short Message Service (SMS). SMS adalah suatu
kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan pada mobile phone. Pesan yang
2
dapat ditulis memiliki panjang 160 karakter atau bahkan lebih pada mobile phone
tertentu (SS 2012). Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet
Indonesia (APJII), diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2012 pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta pengguna, atau sekitar 27% dari seluruh penduduk Indonesia. Berdasarkan survey
Nielsen (2011), diketahui bahwa pada tahun 2012 56% pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui mobile phone. Survey Nielsen juga
menyebutkan, pengguna mobile phone di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2005 hingga 2011. Hasil survey tersebut mengungkapkan bahwa jumlah pengguna mobile phone di Indonesia pada Mei 2011 berjumlah 125 juta atau sekitar 53%
dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan jumlah peningkatan pengguna internet dan mobile phone yang cukup cepat, maka sudah seharusnya Indonesia
meningkatkan penerapan e-government dalam pelayanan publik. Internet dan mobile phone dapat dimanfaatkan untuk pelayanan publik.
Salah satu pelayanan publik yang bisa diterapkan ke dalam e-government ialah
pelayanan lalu lintas karena pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS 2010), jumlah pengguna
kendaraan bermotor mengalami peningkatan sebesar 43.7% selama 2006 hingga 2010. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan tentunya akan menimbulkan ketidakpuasan di mata masyarakat.
Selain itu, jumlah pelanggaran lalu lintas pun cukup tinggi. Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), pada
tahun 2012 rata-rata terjadi 11 910 tilang dan 3 898 teguran per hari (Kompas 2013). Sementara itu untuk 1 Polres, misalnya seperti di Solo, jumlah tilang bisa mencapai 150 tilang per hari (Solopos 2013). Jumlah tilang yang banyak
menyebabkan kebutuhan akan suatu sistem yang mampu mengelola data tilang. Saat ini data tilang dikelola oleh sistem informasi berbasis web, namun
sistem informasi ini hanya digunakan untuk mempermudah akses data tilang dari Kepolisian Resor (Polres) ke Markas Besar (Mabes) Polri saja, serta tidak bisa diakses oleh pelanggar. Untuk mengakses data tilang, pelanggar harus datang ke
kantor polisi setempat sehingga harus meluangkan waktunya. Proses bisnis secara lebih jelas disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Proses bisnis dari sistem informasi tilang yang ada
di kepolisian
3
Berdasarkan pengamatan langsung ke Polres Bogor, data tilang yang ada di
kantor polisi biasanya ditempel pada papan pengumuman dan berisi informasi yang kurang lengkap. Misalnya untuk nama pelanggar, pada papan pengumuman
tersebut hanya dituliskan nama panggilan saja, selain itu pasal yang dilanggar pun hanya dituliskan nomor pasalnya saja, tanpa disertai isi pasal tersebut. Informasi seperti ini tentunya bisa membingungkan pelanggar. Gambar 2 memberikan
gambaran mengenai informasi tilang yang terdapat pada papan pengumuman di kantor polisi.
Dengan adanya sistem informasi, pelanggar dapat memperoleh data tilang
dengan mudah melalui internet ataupun SMS dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas)
setempat. Karakter non-hierarkis internet membebaskan warga untuk mencari informasi berdasarkan kenyamanan mereka sendiri, tidak hanya ketika jam buka
kantor pemerintah (West 2004). Negara maju di dunia seperti Jepang dan Singapura telah menerapkan ICT pada penilangan, seperti di Singapura misalnya, Singapore Police Force (SPF) atau Kepolisian Singapura telah mempermudah
akses data tilang kepada pelanggar melalui website mereka (http://www.psi.gov.sg). Pada website tersebut terdapat halaman Outstanding
Traffic Offence untuk memperoleh akses data tilang dengan memasukkan nomor polisi ataupun identitas lainnya yang terintegrasi dengan database penduduk yang dimiliki oleh pemerintah Singapura.
Lain halnya dengan Indonesia, berdasarkan pengamatan terhadap 508 website Kepolisian Resort (Polres) dan Satlantas se-Indonesia, diketahui bahwa
31.9% Polres di Indonesia sudah memiliki website dan 12.4% memiliki website Satlantas. Dari website yang ada hanya 2 website Polres dan 2 website Satlantas yang menginformasikan data tilang. Selain itu, website yang menyediakan data
tilang pun belum menampilkan data tilang secara keseluruhan seperti nomor tilang, nama pelanggar, tanggal tilang, lokasi tilang, barang bukti, tanggal sidang, nomor
registrasi pokok (NRP) penindak, nomor pasal yang dilanggar, isi pasal, dan denda maksimum. Data tilang tersebut seluruhnya tertera pada surat tilang yang diberikan kepada pelanggar. Evaluasi kelengkapan data tilang pada website Polres
dan Satlantas yang menampilkan data tilang dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2 Informasi tilang yang terdapat pada papan pengumuman di kantor
polisi
4
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa keempat website yang dievaluasi
tidak ada yang menampilkan data tilang secara keseluruhan. Website yang menampilkan data tilang paling lengkap ialah website Polres Kebumen dan Polres
Simalungun, yang keduanya menampilkan 5 elemen yang terdapat pada data tilang. Sementara itu, tidak ada satu elemen data tilang pun yang ditampilkan oleh website Satlantas Rejang Lebong, karena data tilang yang ditampilkan oleh
website Satlantas Rejang Lebong hanya berupa data pasal yang banyak dilanggar oleh masyarakat Rejang Lebong.
Fakta-fakta di atas mengungkapkan perlunya penerapan ICT dengan mengembangkan sistem e-government yang mampu mengelola data tilang (menyimpan dan membuat laporan) serta menginformasikan data tilang kepada
pelanggar. Penelitian ini mengembangkan sistem E-Violation Info yang mengintegrasikan kinerja website, SMS Gateway dan aplikasi mobile sebagai
media untuk mengelola dan menginformasikan data tilang kepada pelanggar.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pelanggaran lalu lintas cukup tinggi, namun hal ini
tidak diimbangi dengan akses data tilang yang mudah, selain itu masih sedikit website Polres atau Satlantas yang menampilkan data tilang untuk pelanggar lalu lintas. Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan ICT dengan mengembangkan sistem
e-government yang mampu mengelola data tilang (menyimpan dan membuat laporan) serta menginformasikan data tilang kepada pelanggar lalu lintas baik
melalui internet (melalui website) atau dengan menggunakan SMS (melalui SMS Gateway). Gambar 3 menunjukan skema perumusan masalah dalam penelitian ini.
Tabel 1 Tabel evaluasi kelengkapan data tilang 2 website Polres dan 2
website Satlantas yang menampilkan data tilang
No Data tilang Website Polres/Satlantas
Polres Kebumen
Satlantas Malang
Satlantas Rejang
Lebong
Polres Simalungun
1 Nomor tilang √ √ × √ 2 Nama pelanggar × √ × √
3 Tanggal tilang × × × √ 4 Lokasi tilang × × × ×
5 Barang bukti √ × × × 6 Tanggal sidang √ √ × √ 7 NRP Penindak × × × ×
8 Nomor pasal √ × × √ 9 Isi pasal √ × × ×
10 Denda maksimum
× × × ×
5
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah: 1 Mengembangkan E-Violation Info yang mengintegrasikan kinerja website,
aplikasi mobile, dan SMS Gateway.
2 Mempermudah akses data tilang kepada masyarakat. 3 Memperbaiki kekurangan pada sistem data tilang yang telah ada di
kepolisian seperti sistem yang tidak bisa diakses oleh masyarakat, akses data yang lambat, dan sistem yang masih gagal dalam membuat report.
4 Meningkatkan pelayanan penilangan kepada masyarakat.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terfokus kepada pengembangan sistem E-Violation Info di Satlantas Polres Bogor sebagai tempat studi kasus. E-Violation Info mengintegrasikan kinerja website, aplikasi mobile¸dan SMS Gateway untuk
mengelola data tilang di Satlantas Polres Bogor dan menginformasikan data tilang kepada pelanggar lalu lintas.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan data
elektronik bukan hal yang asing lagi bagi kehidupan manusia. Keberadaan data elektronik sangat membantu dalam kehidupan manusia. Selain mengurangi penggunaan kertas, data elektronik juga mempercepat dan mempermudah
distribusi data dari suatu tempat ke tempat lain. Namun, keberadaan data elektronik dalam jumlah besar sekalipun akan menjadi tidak berguna apabila data
tersebut tidak diubah menjadi sebuah informasi.
Tingkat pelanggaran lalu
lintas yang tinggi.
Data tilang yang sulit diakses
oleh masyarakat luas.
Sedikitnya website yang
menampilkan data tilang.
Peningkatan
Pelayanan
Gambar 3 Skema perumusan masalah dalam penelitian
6
Untuk dapat mengubah data menjadi informasi diperlukan suatu sistem yang
telah dirancang sedemikian rupa. Selain itu data yang d imiliki sitem tersebut harus valid, agar informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Sistem seperti itu biasa
disebut dengan sistem informasi. Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk megintegrasikan data, memproses
dan menyimpan, serta mendistribusikan informasi (Sutedjo 2002).
Sistem Informasi dan Organisasi
Sistem informasi dan organisasi saling memengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh para pengambil keputusan dalam organisasi tersebut. Pada saat yang sama, organisasi harus peduli dan terbuka terhadap pengaruh sistem
informasi dalam rangka mendapatkan manfaat dari teknologi baru (Laudon 2006). Interaksi yang kompleks antara organisasi dan teknologi informasi digambarkan pada Gambar 4.
Sistem informasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap organisasi.
Hal ini dipandang dalam teori ekonomi dan teori perilaku. Dalam teori ekonomi,
sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang dapat menjadi subtitusi bebas (freely subtituted) bagi kapital dan tenaga kerja. Dengan semakin murahnya teknologi informasi, teknologi informasi menggantikan (menjadi
subtitusi) tenaga kerja yang semakin lama semakin mahal. Teknologi informasi juga dapat memperkecil ukuran organisasi karena
teknologi informasi dapat menurunkan biaya transaksi (transaction cost), yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan karena membeli sesuatu yang tidak dapat dihasilkannya sendiri. Selain itu, menurut teori ekonomi, teknologi informasi juga
dapat membantu perusahaan mengurangi biaya keterlibatan dengan pasar. Pasar teknologi informasi lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menghubungi
pemasok dari luar daripada menggunakan sumber-sumber internal. Sementara itu, teori perilaku berusaha menjelaskan organisasi dari sudut
pandang sosiologi, psikologi, dan ilmu politik. Penelitian perilaku telah
menemukan sedikit bukti bahwa sistem informasi secara otomatis mentransformasi organisasi. Teknologi informasi dapat mengubah hierarki
ORGANISASITEKNOLOGI
INFORMASI
FAKTOR MEDIASI
1. Lingkungan
2. Budaya
3. Struktur
4. Prosedur Standar
5. Proses Bisnis
6. Politik
7. Pengelolaan Kebijakan
8. Kesempatan
Gambar 4 Skema interaksi antara organisasi dan teknologi informasi
(Laudon 2006)
7
pengambilan keputusan dalam organisasi dengan menurunkan biaya pengambilan
dan penyebarluasan informasi. Teknologi informasi dapat membawa informasi secara langsung dari unit operasional kepada manajer senior, sehingga
mengurangi manajer menengah dan operator (Laudon 2006). Dengan berbagai pengaruh tersebut, baik yang dikemukakan oleh teori
ekonomi ataupun teori perilaku, keduanya membuktikan bahwa sistem informasi
mampu mentransformasi suatu organisasi sehingga proses bisnis yang ada pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
E-Government
Pengembangan e-government merupakan salah satu cara untuk menerapkan
pelayanan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien. Melalui e-government dilakukan kembali penataan manajemen dan proses bisnis di lingkungan
pemerintahan sehingga menjadi lebih optimal dan transparan. Penataan dilakukan dengan mengoptimasi pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 aktivitas yang berkaitan,
yaitu: (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen, dan proses kerja secara elektronis; dan (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar
pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara (Kumurur 2008).
Konsep e-government itu sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh
beragam individu ataupun komunitas. Hal tersebut tergantung kepada penilaian terhadap penerapan e-government di negara masing-masing, antara lain:
1 The World Bank Group (2001) menyatakan bahwa e-government berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti wide area network, internet, dan mobile computing) oleh organisasi pemerintah yang
mempunyai kemampuan membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis, dan organisasi lain dalam pemerintahan.
2 Scholl (2003) menyatakan bahwa e-government adalah semua proses warga negara dalam pemerintahan yang diselenggarakan melalui perantara jaringan komputer.
3 Nurhadryani (2009) menyatakan bahwa e-governance dapat diartikan sebagai penggunaan Information Communication Technologies (ICT) dalam
proses governance dimana terdapat banyak sektor yang terlibat (tidak hanya sektor publik, tapi juga sektor privat dan sektor non-pemerintahan) serta terjadi antarlevel governance yang beberbeda (level 1 internasional, regional
1, nasional, regional 2, dan lokal). Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan di atas, maka secara
umum e-government dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-
government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-
to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B), serta Government-to-Government (G2G) (Sosiawan 2008).
8
METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode prototyping. Metode ini terdiri atas tahap analisis kebutuhan, perancangan prototype,
implementasi, dan pengujian. Gambar 5 menunjukkan tahap-tahap yang harus dilalui pada metode prototyping.
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan langsung di lapangan,
dilakukan pengumpulan informasi mengenai proses bisnis prosedur penilangan yang berlaku di Satlantas Polres Bogor sebagai studi kasus. Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur dengan
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bogor untuk memperoleh proses bisnis aktor-aktor yang terlibat dalam prosedur penilangan. Selain itu, pada
analisis kebutuhan juga diperoleh spesifikasi yang dimiliki oleh E-Violation Info dan data yang dibutuhkan. Proses bisnis dan data yang telah dianalisis dibuat dalam bentuk Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) level 1, dan Entity
Relationship Diagram (ERD).
Perancangan Prototype
Proses perancangan prototype memiliki empat tahapan, yaitu tahap desain, prototyping, evaluasi customer, serta review dan update. Prototype dibuat
berdasarkan desain yang telah didiskusikan dengan customer, kemudian prototype yang telah dibuat ditunjukkan kepada cutomer untuk dievaluasi. Jika customer
belum puas dengan prototype yang dirancang, maka dilakukan review dan update terhadap prototype yang dibuat, setelah itu kembali mendesain dan membuat prototype yang baru. Proses ini terus berulang hingga customer puas dengan
prototype yang telah dirancang. Secara keseluruhan pengembangan sistem ini mebutuhkan 2 kali perancangan prototype. Perancangan prototype menghasilkan
prototype sistem E-Violation Info yang nantinya digunakan sebagai acuan pada tahap implementasi.
Implementasi
Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk mengembangkan website dan
aplikasi mobile pada E-Violation Info, serta aplikasi Gammu sebagai backend untuk mengambangkan SMS Gateway.
Pengujian
Pengujian adalah proses menemukan error sebelum perangkat lunak
digunakan. Pengujian yang baik bukan untuk memastikan tidak ada error dalam program, tetapi untuk mencari kesalahan sebanyak-banyaknya dalam program (Pressman 2005). Penelitian ini menggunakan metode pengujian black box.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan menghasilkan Context Diagram dan DFD level 1.
Terdapat 5 fungsi utama pada DFD level 1, yaitu input data tilang mobile, mengelola data tilang, memberikan SMS jadwal sidang, mencari data tilang, dan membuat laporan data tilang. Gambar 6 dan Gambar 7 masing-masing
menunjukkan Context Diagram dan DFD level 1 E-Violation Info. Pada analisis kebutuhan sistem juga diperoleh data yang dibutuhkan dalam
pengembangan E-Violation Info. Terdapat 4 tabel yang dibutuhkan dalam database E-Violation Info, yaitu tabel admin, tabel polisi, tabel surat tilang, dan tabel pasal. Keempat tabel tersebut kemudian direpresentasikan dalam Entity
Relationship Diagram (ERD). Gambar 8 menunjukkan ERD yang digunakan dalam pengembangan database.
ANALISIS
KEBUTUHAN
REVIEW DAN
UPDATE
DESAIN
PROTOTYPING
EVALUASI
CUSTOMER
IMPLEMENTASI
PENGUJIAN
Customer
Puas
Gambar 5 Tahapan-tahapan pada metode prototyping (Pressman 2005)
10
1.1
Mengolah Data
Tilang
Pelanggar
Polisi Lalu Lintas
KasatlantasPetugas Bagian
Tilang
Nomor
Tilang
Data
Tilang
Informasi
Tilang
Laporan
Tilang
Periode
Tilang
Laporan
Tilang
Informasi
Tilang
Data
Tilang
1.3
Mengelola Informasi
Tilang Pelanggar
1.2
Mengolah Data
Tilang Polisi
Gambar 7 DFD level 1 E-Violation Info
1
E-Violation InfoPelanggar
Polisi Lalu Lintas
Kasatlantas
Petugas Bagian
Tilang
Nomor
Tilang
Data
Tilang
Informasi TilangLaporan
Tilang
Periode
TilangLaporan
Tilang
Informasi
TilangData
Tilang
Gambar 6 Context Diagram E-Violation Info
11
Hasil analisis kebutuhan sistem memberikan fungsi- fungsi utama yang
dimiliki E-Violation Info seperti yang ditunjukkan pada DFD level 1. Fungsi-fungsi utama tersebut secara tidak langsung merepresentasikan perangkat E-
Violation Info bekerja. Berdasarkan fungsi- fungsi yang ada diketahui bahwa E-Violation Info bekerja pada website (digunakan polisi untuk mengelola data tilang dan meginformasikan data tilang kepada pelanggar), aplikasi mobile (digunakan
polisi lalu lintas untuk input data tilang), dan SMS Gateway (digunakan polisi untuk menginformasikan data tilang melalui SMS).
Perancangan Prototype
Penelitian ini melalui 2 kali perancangan prototype sebelum
diimplementasikan ke bahasa pemrograman. Prototype pertama dikembangkan menggunaka software prototyping Axure RP Pro 6.5, sedangkan prototype kedua
sudah dikembangkan pada bahasa pemrograman PHP namun dengan antarmuka yang masih sederhana tetapi telah merepresentasikan fungsi sistem yang sebenarnya.
Prototyping Iterasi Pertama
Prototype iterasi pertama dibuat untuk memberikan gambaran dan fungsionalitas kepada customer mengenai antarmuka yang nantinya akan digunakan pada E-Violation Info. Berdasarkan prototype yang dirancang,
disepakati beberapa perubahan yang nantinya akan diterapkan pada prototype iterasi kedua, yaitu:
Gambar 8 ERD E-Violation Info
12
1 Perlu penyesuaian antarmuka pada halaman untuk menampilkan informasi
tilang kepada pelanggar lalu lintas. Informasi tilang yang awalnya ditampilkan dalam bentuk paragraf diubah ke dalam bentuk poin pe r poin
agar lebih mudah dibaca oleh pelanggar lalu lintas. 2 Perlu dilakukan perubahan pada halaman login. Awalnya untuk melakukan
login polisi cukup meng-input-kan NRP-nya saja. Pada prototype iterasi
kedua lebih baik ditambahkan password pada saat polisi lalu lintas melakukan login. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan akses data.
3 Pada aplikasi mobile lebih baik ditambahkan halaman untuk login polisi lalu lintas sebelum masuk ke halaman input data tilang. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan akses data.
4 Pada halaman admin E-Violation Info perlu ditambahkan fungsi untuk membuat report dalam format PDF dan Microsoft Excel. Hal ini dilakukan
untuk memberikan laporan mengenai informasi tilang yang telah diolah oleh sistem. Lampiran 1 menunjukkan tampilan halaman informasi tilang pelanggar lalu
lintas pada prototype iterasi pertama.
Prototype Iterasi Kedua
Prototype iterasi kedua dibuat untuk memberikan gambaran lebih lanjut kepada customer mengenai E-Violation Info. Selain itu, pada prototype iterasi
kedua telah dilakukan beberapa perbaikan yang diperoleh dari evaluasi prototype iterasi pertama. Pada hasil evaluasi prototype iterasi kedua diperoleh beberapa
perbaikan dan tambahan sebagai berikut: 1 Antarmuka dibuat dengan lebih menarik agar user lebih mudah dalam
menggunakan E-Violation Info. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan
terhadap logo Satlantas yang dicantumkan pada website, karena logo yang dicantumkan pada prototype iterasi kedua adalah logo lama Satlantas,
sedangkan saat ini sudah ada logo baru dengan gambar yang sedikit lebih berbeda dibandingkan logo lama Satlantas.
2 Perlu ditambahkan fungsi report dalam bentuk grafik. Hal ini dilakukan
untuk memberikan informasi mengenai jumlah data tilang yang ada tiap harinya, karena grafik yang dibuat akan menampilkan jumlah data tilang
yang dihasilkan setiap harinya. 3 Pada website pelanggar lalu lintas perlu ditambahkan fungsi untuk mencari
informasi tilang dengan meng-input-kan nomor polisi. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah pelanggar dalam mencari informasi tilang apabila nomor tilang yang dimiliki rusak atau hilang.
4 Pada halaman informasi tilang pelanggar lalu lintas perlu ditambahkan fungsi untuk share informasi tilang melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Hal ini dilakukan agar pelanggar dapat berbagi informasi tilang
yang ia miliki kepada teman-temannya di media sosial. Selain itu, pelanggar juga bisa menanyakan kebenaran dari data tilang yang ia miliki kepada
teman-temannya di media sosial apabila ada temannya yang pernah mengalami kasus penilangan yang sama dengan dirinya. Lampiran 2 menunjukkan tampilan halaman home E-Violation Info pada
prototype iterasi kedua. Berdasarkan hasil evaluasi prototype iterasi kedua, maka dihasilkan struktur program E-Violation Info seperti pada Gambar 9.
13
Implementasi
Website diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP serta script HTML, CSS, dan JavaScript untuk mendesain antarmuka. Website tersebut dikembangkan dengan 2 buah sisi pengguna, yaitu sisi po lisi dan sisi pelanggar. Untuk sisi polisi sendiri dibagi lagi ke dalam 2 pengguna, yaitu sisi
administrator dan sisi polisi lalu lintas. Administrator di sini adalah Kasatlantas dan petugas bagian tilang di Satlantas. Gambar 10 menunjukkan antarmuka
webiste E-Violation Info.
Gambar 10 Antarmuka website E-Violation Info
E-Violation Info
Mengeolah data
tilang
Mengolah data tilang
polisi
Mengelola informasi
tilang pelanggar
CRUD data tilang
Membuat laporan
Membuat grafik
Input data tilang
Mobile
Menampilkan
informasi tilang
SMS jadwal sidang
Menampilkan
informasi tilang
Share informasi
tilang
Gambar 9 Struktur program E-Violation Info
14
Sementara itu aplikasi mobile juga dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP, namun dengan desain antarmuka yang berbeda. Script CSS
pada aplikasi mobile dibuat responsif agar dapat menyesuaikan dengan tampilan mobile. Pengembangan aplikasi mobile seperti ini disebut dengan pengembangan mobile web apps. Mobile web apps menyebabkan aplikasi mobile ini dapat
bekerja pada mobile phone dengan platform apapun. Pengguna pada aplikasi mobile ini hanya polisi lalu lintas untuk meng-input-kan data tilang.
Namun aplikasi mobile yang dikembangkan masih memiliki kekurangan. Sebagai aplikasi mobile, aplikasi ini terlalu banyak memuat field untuk diisi. Ada 15 kolom yang harus di-input-kan oleh polisi lalu lintas pada saat melakukan
penilangan. Terlalu banyak field tentunya dapat menyebabkan kesalahan pada saat meng-input-kan data.
Field yang memuat data pribadi pelanggar seharusnya bisa dihilangkan karena data tersebut seharusnya sudah terkait dengan data nomor polisi pemilik kendaraan pada saat membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
Hanya saja pada saat ini data yang ada pada BPKB belum bisa mewakili orang yang mengemudi kendaraan, misalnya seperti BPKB yang sudah mengalami
proses balik nama atau menggunakan mobil sewaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini kekurangan yang ada pada aplikasi mobile belum bisa teratasi. Gambar 11 menunjukkan antarmuka aplikasi mobile E-Violation Info.
Kemudian untuk pengembangan sistem SMS Gateway, penelitian ini
menggunakan aplikasi Gammu sebagai backend-nya. Gammu adalah sebuah
aplikasi yang dikhususkan untuk membangun sebuah SMS Gateway yang menghubungkan antara operator seluler ke internet ataupun sebaliknya. Gambar 12 menunjukkan proses bisnis yang terjadi pada penerapan sistem E-Violation
Info.
Gambar 11 Antarmuka aplikasi input data tilang mobile E-Violation Info
15
Pengujian
Hasil pengujian black box dengan beberapa skenario yang diberikan
menunjukkan bahwa seluruh fungsi yang ada pada E-Violation Info telah berjalan dengan baik. Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian terhadap fungsi yang terdapat pada E-Violation Info.
Tabel 2 Hasil pengujian dengan menggunakan metode black box
No. Nama Fungsi Hasil Keterangan
1 Fungsi login admin √ Skenario Lampiran 3
2 Fungsi login polisi √ Skenario Lampiran 4 3 Fungsi tambah data tilang √ Skenario Lampiran 5
4 Fungsi edit data tilang √ Skenario Lampiran 6 5 Fungsi cari data tilang √ Skenario Lampiran 7
6 Fungsi menampilkan data tilang
berdasarkan periode tertentu
√ Skenario Lampiran 8
7 Fungsi membuat laporan dengan format
√ Skenario Lampiran 9
8 Fungsi membuat laporan dengan format
Microsoft Excel
Skenario Lampiran 10
9 Fungsi melihat rincian data tilang √ Skenario Lampiran 11
10 Fungsi mencari nomor tilang √ Skenario Lampiran 12
11 Fungsi mencari nomor polisi √ Skenario Lampiran 13 12 Fungsi share data tilang melalui
√ Skenario Lampiran 14
13 Fungsi share data tilang melalui Twitter √ Skenario Lampiran 15
14 Fungsi login polisi pada aplikasi mobile √ Skenario Lampiran 16 15 Fungsi input data tilang pada aplikasi
mobile
√ Skenario Lampiran 17
16 Fungsi mengirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway
√ Skenario Lampiran 18
17 Fungsi logout admin √ Skenario Lampiran 19 18 Fungsi logout polisi √ Skenario Lampiran 20
19 Fungsi logout pada aplikasi mobile √ Skenario Lampiran 21 20 Fungsi hapus data tilang √ Skenario Lampiran 22
21 Fungsi membuat grafik tilang harian √ Skenario Lampiran 23
Polisi Lalu Lintas
Mobile ApplicationE-Violation Info
SMS Gateway
Petugas Bagian Tilang
Masyarakat Luas
Report
Gambar 12 Proses bisnis E-Violation Info
16
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dengan dikembangkannya E-Violation Info, kendala-kendala dalam hal
pengelolaan data tilang seperti data tilang yang sulit diakses oleh masyarakat, existing system yang hanya digunakan untuk internal kepolisian, dan existing system yang masih gagal dalam membuat report dapat teratasi karena E-Violation
Info dapat: 1 Mempermudah akses data tilang kepada masyarakat.
2 Lebih transparan dalam hal penetapan sanksi kepada masyarakat, karena melalui sistem yang ada masyarakat dapat mengetahui pasal yang dikenakan serta besarnya denda yang diberikan.
3 Membuat report dalam bentuk tabel ataupun grafik.
Saran
Untuk saat ini, sistem yang dikembangkan masih memiliki beberapa kekurangan, dan harapannya kekurangan ini bisa diatasi pada penelitian
selanjutnya. Saran yang bisa diberikan yaitu mengembangkan aplikasi mobile untuk input data tilang dengan data pribadi pelanggar yang bisa terisi secara
otomatis, sehingga data yang harus diisi oleh polisi lalu lintas menjadi lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
[APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2004. Jumlah Pengguna Internet Indonesia [internet]. [diacu 2013 April 8]. Tersedia dari: http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/article/apjii-at-media/138/pengguna-
internet- indonesia-2012-capai-63-juta-ora.html. [BPS] Biro Pusat Statistik. 2010. Jumlah Kendaraan Bermotor [internet]. [diacu
2013 Januari 20]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id. Inpres. 2003. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Jakarta.
Kompas. 2013. Setiap Hari Polisi Menilang 11,910 Pengendara Mobil dan Sepeda Motor [internet]. [diacu 2013 Mei 21]. Tersedia dari:
http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/27/6846/Setiap.Hari.Polisi.Menilang.11.910.Pengendara.Mobil.dan.Sepeda.Motor.
Kumurur VA, Rosyani, Ratnaningsih M. 2008. Penerapan e-government
mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Indonesia. Ekoton. 8(2) : 53-72.
Laudon KC, Laudon JP. 2006. Management Information System: Managing The Digital Firm. Ed ke-10. New Jersey (US): Pearson Education.
Moon MJ. 2003. Can IT help government to restore public trust?: declining public
trust and potential prospect of IT in the public sector. Di dalam: Proceedings of The 36th Hawaii International Conference on System Sciences ; Jan 6-9; Big
17
Island, Amerika Serikat. New York (US): Computer Society Press. hlm. 129b
(1-8). Nielsen. 2011. Mobile Phone Penetration in Indonesia Triples in Five Years
[internet]. [diacu 2013 Mei 22]. Tersedia dari: http://www.nielsen.com/us/en/newswire/2011/mobile-phone-penetration- in-indonesia-triples-in- five-years.html.
Nurhadryani Y. 2009. Memahami konsep e-governance serta hubungannya dengan e-government dan e-democracy. Di dalam: Seminar Nasional
Informatika; Mei 23; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): UPN Veteran. hlm. F111-F117.
Welas T. 2010. Undang-Undang Lalu Lintas, UU RI Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yogyakarta (ID): New Merah Putih. Pressman RS. 2005. Software Engineering: A Practitioner's Approach. Ed ke-6.
Boston(US): McGraw-Hill. Scholl HJ. 2003. E-Government: A Special Case of ICT-enabled Business Process
Change. Di dalam: Proceedings of The 36th Hawaii International Conference
on System Sciences; Jan 6-9; Big Island, Amerika Serikat. New York (US): Computer Society Press. hlm. 86-89.
Solopos. 2013. Sehari, 150 Tilang Dikeluarkan di Solo [internet]. [diacu 2013 Juni 23]. Tersedia dari: http://www.solopos.com/2013/01/28/sehari-150-tilang-dikeluarkan-di-solo-372928.
Sosiawan EA. 2008. Tantangan dan hambatan dalam implementasi e-government di Indonesia. Di dalam: Seminar Nasional Informatika; Mei 23; Yogyakarta,
Indonesia. Yogyakarta (ID): UPN Veteran. hlm. 1-11. [SPF] Singapore Police Force. 2013. Outstanding Traffic Offence [internet].
[diacu 2013 Juni 12]. Tersedia dari: https: //www.psi.gov.sg/NASApp
/tmf/TMFServlet?app=SPF-PTD-EDDIES-II&Reload=true. Sunggiardi MS. 2010. Perilaku masyarakat dalam pemanfaatan ICT untuk
mendukung pengembangan masyarakat global. Di dalam: Proceedings of Bogor Agricultural University Seminars [internet]. [waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. hlm 1-12;
[diunduh 2013 April 8]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/ 123456789/32185.
Sutedjo B. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Ed ke-1. Surabaya (ID): Penerbit Andi.
System Solutions. 2002. Message Manager Mobile Service [internet]. [diacu 2013
Mei 22]. Tersedia dari: http://www.syssol.com.au/message-manager-mobile-service.
[UN] United Nations. 2012. Country Level E-Government Data [internet]. [diacu 2013 Januari 20]. Tersedia dari: http://www.unpan3.un.org/egovkb/datacenter.
West DM. 2004. E-Government and the transformation of service delivery and
citizen attitudes. Public Administration Review. 64:1:15–27. Wlech E, Wong W. 2001. Global information technology pressure and
government accountability: the mediating effect of the domestic context on website openness. Journal of Public Administration Research and Theory. 15:3:371-91.
World Bank. 2001. A Definition of E-Government [internet]. [diacu 2013 April 8]. Tersedia dari : http://www.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm.
18
LAMPIRAN
Lampiran 2 Prototype E-Violation Info iterasi kedua
Lampiran 1 Prototype E-Violation Info iterasi pertama
19
Lampiran 5 Test case fungsi tambah data tilang
Nama Kasus Uji Fungsi tambah data tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Masuk ke halaman tambah data tilang 4. Input data tilang 5. Tekan tombol 'simpan'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data berhasil ditambah Muncul pesan 'data berhasil ditambah'
OK
Lampiran 4 Test case fungsi login polisi
Nama Kasus Uji Fungsi login polisi
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Membuka halaman login E-Violation Info
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Membuka halaman login E-Violation Info 2. Memasukkan NRP polisi 3. Memasukkan password 4. Menekan tombol 'masuk'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Masuk ke halaman home polisi
Masuk ke halaman home polisi
OK
Lampiran 3 Test case fungsi login admin
Nama Kasus Uji Fungsi login admin
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Membuka halaman login E-Violation Info
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Membuka halaman login E-Violation Info 2. Memasukkan NRP admin 3. Memasukkan password 4. Menekan tombol 'masuk'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Masuk ke halaman home admin
Masuk ke halaman home admin
OK
20
Lampiran 8 Test case fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode tertentu
Nama Kasus Uji Fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode tertentu
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman membuat report 3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan data tilang
berdasarkan rentang tanggal tilang tertentu
Menampilkan data tilang
berdasarkan rentang tanggal tilang tertentu
OK
Lampiran 7 Test case fungsi cari data tilang
Nama Kasus Uji Fungsi cari data tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman cari data tilang 3. Masukkan nomor tilang yang ingin dicari 4. Tekan tombol cari
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan hasil
pencarian
Menampilkan hasil
pencarian
OK
Lampiran 6 Test case fungsi edit data tilang
Nama Kasus Uji Fungsi edit data tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Pilih data tilang yang akan di-edit 4. Edit data tilang, akhiri dengan menekan tombol simpan
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data berhasil diubah Muncul pesan 'data
berhasil diubah'
OK
21
Lampiran 11 Test case melihat rincian data tilang
Nama Kasus Uji Fungsi melihat rincian data tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home polisi
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai polisi 2. Masuk ke halaman lihat data tilang 3. Pilih data tilang yang ingin dilihat rincian
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Masuk ke halaman rincian data tilang
Masuk ke halaman rincian data tilang
OK
Lampiran 10 Test case fungsi menampilkan laporan dalam format Microsoft Excel
Nama Kasus Uji Fungsi membuat laporan dalam format Microsoft Excel
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman membuat report 3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan' 4. Pilih icon Microsoft Excel, kemudian unduh fail Microsoft Excel yang dihasilkan
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menghasilkan laporan dalam format Microsoft
Excel
Menghasilkan laporan dalam format Microsoft
Excel
OK
Lampiran 9 Test case fungsi membuat laporan dalam format PDF
Nama Kasus Uji Fungsi membuat laporan dalam format PDF
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Login sebagai admin 2. Masuk ke halaman membuat report 3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan' 4. Pilih icon pdf kemudian unduh fail PDF yang dihasilkan
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menghasilkan laporan
dalam format PDF
Menghasilkan laporan
dalam format PDF
OK
22
Lampiran 14 Test case fungsi share data tilang melalui Facebook
Nama Kasus Uji Fungsi share data tilang melalui Facebook
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar 2. Pilih icon Facebook 3. Tambahkan kalimat yang akan di-share 4. Tekan tombol untuk share
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data tilang berhasil di-
share
Data tilang berhasil di-
share
OK
Lampiran 13 Test case fungsi mencari nomor polisi
Nama Kasus Uji Fungsi mencari nomor polisi
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home pelanggar
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home pelanggar 2. Masuk ke halaman cari nomor polisi 3. Masukkan nomor polisi 4. Tekan tombol 'cari'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan data tilang
berdasarkan nomor polisi
Menampilkan data tilang
berdasarkan nomor polisi
OK
Lampiran 12 Test case fungsi mencari nomor tilang
Nama Kasus Uji Fungsi mencari nomor tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home pelanggar
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home pelanggar 2. Masuk ke halaman cari surat tilang 3. Masukkan nomor surat tilang 4. Tekan tombol 'cari'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan data tilang
berdasarkan nomor surat tilang
Menampilkan data tilang
berdasarkan nomor surat tilang
OK
23
Lampiran 17 Test case fungsi input data tilang pada aplikasi mobile
Nama Kasus Uji Fungsi input data tilang pada aplikasi mobile
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile 2. Input-kan data tilang 3. Tekan tombol 'simpan'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data tilang berhasil ditambah
Muncul pesan 'data berhasil ditambah'
OK
Lampiran 16 Test case fungsi login polisi pada aplikasi mobile
Nama Kasus Uji Fungsi login polisi pada aplikasi mobile
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman login aplikasi mobile
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman login aplikasi mobile 2. Masukkan NRP dan password 3. Tekan tombol 'masuk'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Masuk ke halaman home aplikasi mobile
Masuk ke halaman home aplikasi mobile
OK
Lampiran 15 Test case fungsi share data tilang melalui Twitter
Nama Kasus Uji Fungsi share data tilang melalui Twitter
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar 2. Pilih icon Twitter 3. Tambahkan kalimat yang akan di-share 4. Tekan tombol untuk share
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data tilang berhasil di-
share
Data tilang berhasil di-
share
OK
24
Lampiran 20 Test case fungsi logout polisi
Nama Kasus Uji Fungsi logout polisi
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home polisi
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home polisi 2. Pilih menu logout
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Keluar dari halaman polisi
Keluar dari halaman polisi
OK
Lampiran 19 Test case fungsi logout admin
Nama Kasus Uji Fungsi logout admin
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home admin 2. Pilih menu logout
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Keluar dari halaman admin
Keluar dari halaman admin
OK
Lampiran 18 Test case fungsi megirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway
Nama Kasus Uji Fungsi mengirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile 2. Input-kan data tilang 3. Tekan tombol 'simpan'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
SMS terkirim ke
pelanggar lalu lintas
SMS terkirim ke
pelanggar lalu lintas
OK
25
Lampiran 23 Test case fungsi membuat grafik tilang harian
Nama Kasus Uji Fungsi membuat grafik tilang harian
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home admin 2. Pilih menu grafik tilang harian 3. Masukkan rentang tanggal tilang yang ingin dilihat grafiknya 4. Tekan tombol 'tampilkan'
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menampilkan grafik
tilang harian
Menampilkan grafik
tilang harian
OK
Lampiran 22 Test case fungsi hapus data tilang
Nama Kasus Uji Fungsi hapus data tilang
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home admin 2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Pilih data tilang yang akan dihapus
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data tilang berhasil dihapus
Data tilang berhasil dihapus
OK
Lampiran 21 Test case fungsi logout pada aplikasi mobile
Nama Kasus Uji Fungsi logout pada aplikasi mobile
Deskripsi Kondisi normal
Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile
Tanggal Pengujian 23 Juni 2013
Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile 2. Pilih menu logout
Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Keluar dari halaman home aplikasi mobile
Keluar dari halaman home aplikasi mobile
OK
26
Lampiran 24 Perbandingan fitur antara E-Violation Info dengan sistem data
tilang yang sudah ada di kepolisian
No Fitur E-Violation
Info
Existing
System
1 Akses data tilang untuk masyarakat luas. √ × 2 Input data tilang oleh bagian tilang. √ √ 3 Input data tilang oleh polisi lalu lintas dengan
aplikasi mobile. √ ×
4 Membuat report data tilang (dalam bentuk PDF, Microsoft Excel, dan grafik).
√ √
5 Notifikasi data tilang kepada pelanggar lalu lintas melalui SMS Gateway.
√ ×
6 Edit data tilang oleh bagian tilang. √ √ 7 Fungsi search untuk mencari data tilang tertentu. √ × 8 Validasi setelah melakukan input data. √ ×
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 19 April 1991. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dede Setiadiana dan Garliawati.
Pada tahun 2009, penulis menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bekasi. Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun yang sama melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima sebagai mahasiswa di
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis menjadi salah satu pengurus
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (Himalkom) pada tahun 2011 dan 2012. Penulis juga menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Basis Data (2012 dan 2013), Algoritme dan Pemrograman (2012), dan Sistem Informasi (2013). Selain
itu, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Inti Komunikasi Selaras pada tahun 2012.