Upload
truongthu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1
LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh : HENI KURNIAWATI
X7109042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1
LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
HENI KURNIAWATI
X7109042
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE
KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh :
NAMA : HENI KURNIAWATI
NIM : X 7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 15 Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE
KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh :
NAMA : HENI KURNIAWATI
NIM : X7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 1 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hadi Mulyana, M.Pd
Anggota I : Dra. Lies Lestari, M.Pd.
Anggota II : Drs. Kuswadi, M.Ag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRAK
Heni Kurniawati. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Logede dengan jumlah siswa 22. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data pada kondisi awal nilai rata-rata siswa sebesar 61,23, pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,77 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar 83,59. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 12 siswa (54,54%) setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 16 siswa (72,72 %), sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 21 siswa (95,45% ). Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan 50% dan pada siklus II menunjukkan 76% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT
Heni Kurniawati. IMPROVED UNDERSTANDING THE CONCEPT OF THE ROLE OF FAMILY MEMBERS THROUGH THE MODEL LEARNING METHOD STAD Cooperative CLASS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN LESSONS YEAR 2010/2011, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta. 2011.
This research aims to improve understanding of the concept of the role of family members through cooperative learning model STAD method in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011.
This research shaped classroom action research (CAR), which consists of two cycles, each cycle consisting of two meetings, each cycle consisting of four stages including planning, implementation, observation and reflection. The subjects were students in grade II SD Negeri 1 Logede with the number of students 22. Data collection technique used observation, testing and documentation. The validity of data using triangulation techniques. While the analysis of data using interactive techniques.
Based on the results of data analysis of data obtained in the initial conditions the average value of 61.23 students, on the first cycle students' average score 73,77 and the average value obtained on the second cycle of 83.59. Prior research conducted of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 12 students (54,54%) after research conducted in the first cycle of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 16 students (72,72%), whereas on the second cycle students who obtained a value > 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 21 students (95.45%). The results of student activity on the first cycle showed 50% and on the second cycle showed 76% of students who are active in following lessons. This proves that the method STAD cooperative learning model to enhance understanding of the concept of the role of family members in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(Amsal 1:7a)
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup berdampingan
dengan manusia lain dengan saling tolong menolong, berkasih sayang
dan memberi cinta hingga akhirnya memiliki keluarga yang harmonis
(Aristoteles)
Tuhan memerintahkan manusia membentuk suatu keluarga,
keluarga bagian tak terpisahkan dalam menjalani hidup ini
keberhasilanku tak lepas dari campur tangan Tuhan dan peran
serta keluargaku
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hasil karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakan, mendorongku, membimbingku serta mengajariku untuk bisa menggunakan
hidupku sebaik-baiknya
Febri Joko Kristanto yang selalu membangkitkan semangat
dan memberikan sukacita dalam hidupku, yang selalu mendoakan, menemani, membantu, membimbing dan
memotivasi diriku hingga dapat menyelesaikan skripsi ini
Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2009
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persayaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Banyak hambatan yang dialami sehingga menimbulkan kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbgai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan dimaksud dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyana, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Dra. Lies Lestari, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
7. Semua Dosen Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan bekal dan ilmu serta arahan dalam penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian dan menerapkan
ilmu yang penulis dapatkan.
9. Bapak dan ibuku yang selalu mendukungku dalam doa, semangat dan
finansial.
10. Kakak dan adikku yang selalu mendoakanku.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Sermoga kebaikan dimaksud menjadi berkat dan dibalas oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,
namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
pengetahuan dan wawasan dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan
yang efektif.
Surakarta, 15 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ii
HALAMAN iii
iv
v
ABSTRACT vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI xi
xiii
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
7
1. Hakikat Pemahaman Konsep
Peran Anggota Keluarga
7
2. Hakikat Model Pembelajaran
Kooperatif Metode
16
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 30
C. Kerangka Berpikir 31
D. Hipotesis Tindakan 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ....................... 34
B. Waktu Penelitian ........................ 34
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .. 35
D 36
E. Sumber Data 36
F. Teknik Pengumpulan Data 37
G 39
H. Teknik Analisis Data 40
I 42
J . 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
2.
3.
a.
b.
46
46
46
48
48
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian....... 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
74
75
76
77
LAMPIRAN 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai Kondisi Awal IPS Materi Peran
Anggota Keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede........................
47
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
57
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus
67
Tabel 4 Tabel Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede Di atas KKM
71
Tabel 5 Tabel Rata-Rata Aktivitas Siswa Dan Kinerja Guru Kelas II SD
Negeri 1 Logede
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 32
Gambar 2 Siklus Observasi David Hopkins . 38
Gambar 3 Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman 41
Gambar 4 Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto ...... 42
Gambar 5
Grafik Nilai Kondisi Awal Pemahaman Konsep Peran
Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
48
Gambar 6 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
57
Gambar 7 Grafik Perbandingan Prosentase Pencapaian KKM Awal
dan Siklus I
58
Gambar 8 Grafik Nilai Pemahaman Peran Anggota Keluarga Siswa
Kelas II SD Negeri 1 Logede pada
67
Gambar 9 Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase KKM pada
Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
68
Gambar 10 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep
Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 80
Lampiran 2 Nilai Evaluasi Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
pada Kondisi Awal
81
Lampiran 3 Kisi kisi Soal 82
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 83
Lampiran 5 103
Lampiran 6 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . 104
Lampiran 7 Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I . 106
Lampiran 8 Nilai Keaktifan Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
dalam Proses Kelompok pada Siklus I Pertemuan I ..
108
Lampiran 9 Nilai Kelompok Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
pada Siklus I ..............................................................
109
Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
110
Lampiran 11 Hasil Kerja Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I 111
Lampiran 12 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I 115
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.. 119
Lampiran 14 Daftar Nama Kelompok Siklus II ... 141
Lampiran 15 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 142
Lampiran 16 Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II . 144
Lampiran 17 Nilai Keaktifan Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
dalam Proses Kelompok pada Siklus II Pertemuan II
146
Lampiran 18 Nilai kelompok Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
pada Siklus II ............................................................
147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lampiran 19 Nilai Evaluasi Siswa Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
148
Lampiran 20 Hasil Kerja Soal Evaluasi Siklus I 149
Lampiran 21 Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 153
Lampiran 22 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah
pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan
pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada siswa. Demikian juga dengan
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) yang memiliki
tujuan tertentu.
Salah satu tujuan pengajaran IPS SD adalah mentransmisikan pengetahuan
dan pemahaman tentang lingkungan masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide
kepada siswa. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya,
dengan tetangganya dari lingkungan dekat maupun jauh. Dengan kata lain bahan
kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya. Setiap manusia
sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang
melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Terdapat materi ajar IPS tentang
mendeskripsikan peran anggota keluarga di kelas II SD pada semester II.
Menurut Morgan dalam Sitorus (1988:34) menyatakan bahwa keluarga
merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan
(hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang
tua anak) sekaligus. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah
individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung
jawab diantara individu tersebut Didalam keluarga tiap anggota keluarga
memiliki tugasnya atau peran masing-masing,tugas ini adalah demi kehidupan
keluarga itu sendiri. Didalam tugas atau peran ini juga bisa membuat antara satu
anggota keluarga dengan yang lain bisa berkerjasama sehinnga timbulah rasa
saling peduli dan juga bisa membentuk rasa cinta kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan refleksi awal pada proses pembelajaran IPS materi peran
anggota keluarga kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten diperoleh
data bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh
potensi dirinya terbukti dalam proses pembelajaran guru memberikan penjelasan
kepada siswa, setelah itu siswa diminta mengerjakan latihan pada pokok bahasan
peran anggota keluarga di dapatkan data hasil uji kompetensi atau ulangan harian
(dapat dilihat pada lampiran 2 hal. 82) dari jumlah siswa 22 didapatkan 10 siswa
mendapatkan nilai di bawah 60 ini artinya nilai 10 siswa tersebut belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada materi peran anggota keluarga yang
telah ditentukan di SD Negeri 1 Logede yaitu 60. Setelah guru melaksakan
analisis evaluasi belajar di dapatkan siswa dalam mendeskripsikan tentang peran
anggota belum tepat yaitu peran anak tidak proporsional dengan tanggung
jawabnya, misal ketika ada pertanyaan : jika ayahmu mencabuti rumput di
halaman rumah sebaiknya membuat bak
sampah yang baru menggunakan cangkul, b. mengumpulkan dan membuang
rumput di bak sampah, c. menyabiti rumput) beberapa anak memilih jawaban a
dan c.
Dari hasil tes menunjukkan bahwa sebagian siswa belum memahami dengan
benar tentang tugas yang sesuai dengan dirinya di dalam keluarga. Sedangkan
penting sekali bagi siswa untuk memahami sejak awal bahwa dia sebagai anak
dalam keluarga selain ayah dan ibunya, ia mempunyai tugas atau peran yang harus
dijalankan secara seimbang bersama ayah dan ibunya. Hal ini juga bisa membuat
antara satu anggota keluarga dengan yang lain bisa berkerjasama sehingga
timbulah rasa saling peduli dan juga bisa membentuk rasa cinta kasih yang
membuat keluarga itu hidup dalam kerukunan dan damai tanpa adanya konflik
yang membuat perpecahan dalam keluarga. Jika keseimbangan ini terpenuhi maka
siswapun dapat belajar secara maksimal di rumah dengan bimbingan dari orang
tuanya secara maksimal.
Materi mendiskripsikan peran anggota keluarga pada mata pelajaran IPS
kelas II semester II, biasanya disampaikan oleh guru dengan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
penjelasan kemudian guru memberikan soal, dengan cara seperti ini siswa
cenderung merasa bosan dan sulit menerima materi pembelajaran.
Menurut Indra Jati Sidi dalam http://www.pendidikannetwork.com di unduh
15 Februari 2011 menyatakan bahwa makna dan hakikat belajar diartikan sebagai
proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman.
Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau
bersama orang lain.
Sebagai pendidik kita dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang
bermakna dan berpusat pada siswa. Pembelajaran yang bermakna akan membawa
siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh
siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya
merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini
siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang
berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu
konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses
pembelajaran tersebut.
Pada saat ini guru harus menggunakan metode pembelajaran inovatif yang
tepat sehingga pembelajaran mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa
secara optimal serta memberi iklim pembelajaran yang kondusif. Suatu inovasi
dalam proses pembelajaran diantaranya adalah proses pembelajaran berkelompok
atau yang disebut cooperative learning).
Model pembelajaran kooperaIf akan sangat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman yang ada melalui instruksi kelompok yang akIf.
Makin banyak siswa yang akIf dalam pembelajaran maka pemahaman konsep
siswa akan meningkat. Dalam usaha meningkatkan keakIfan siswa dalam belajar
maka perlu dikembangkan melalui pembelajaran yang didasarkan pada teori
kebersamaan dengan menggunakan model kooperaIf metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
dalam model pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
baru mulai menggunakan model kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan
suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. STAD melibatkan pengakuan
tim dan tanggung jawab kelompok atas pembelajaran dalam kelompok yg terdiri
dari anggota 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Menurut Jozua Subandar dalam Isjoni (
STAD adalah memoIvasi siswa untuk saling membantu diantara siswa dalam
Dalam
proses kelompok siswa yang pemahamannya rendah dapat dibantu belajarnya
oleh teman satu kelompoknya yang Ingkat pemahamannya lebih Inggi,
sehingga dalam satu kelompok ada rasa saling ketergantungan. Jika siswa-siswa
menginginkan agar team memperoleh penghargaan (reward) maka mereka harus
membantu teman-teman mereka dalam mempelajarai bahan yang disajikan oleh
guru. Mereka harus saling mendorong agar bisa belajar dan bekerja secara
sungguh-sungguh dan menjelaskan bahwa belajar adalah suatu hal yang amat
penIng (important), bermanfaat (valuable), dan menyenangkan (fun).
Pembelajaran IPS perlu diperbaiki guna meningkatkan mutu pendidikan,
maka penulis ingin mencoba meningkatkan pemahaman siswa dalam
mendeskripsikan peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede
Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Maka dengan diterapkannya
model pembelajaran kooperatif metode STAD diharapkan siswa dapat lebih
bersemangat dalam menerima pelajaran sehingga kemampuan mendiskripsikan
peran anggota keluarga dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis melakukan
Peningkatan Pemahaman Konsep Peran
Anggota Keluarga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Siswa
Kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011
Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasi masalah adalah kurangnya pemahaman konsep siswa tentang
mendeskripsikan peran anggota keluarga dan kurang tepatnya metode yang
digunakan dalam pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dalam penelitian ini akan dibatasi masalah-masalah tentang materi pelajaran
IPS yang diteliti adalah mendiskripsikan peran anggota keluarga dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif metode
STAD.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan adalah :
Apakah model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatan
pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede
Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peran
anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD pada
siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi pembelajaran IPS, utamanya pada peningkatan pemahaman
konsep tentang peran anggota keluarga melalui metode pembelajaran yang
tepat bagi siswa. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada
metode pembelajaran IPS berupa pergeseran dari pembelajaran yang bersifat
konvensional menjadi metode pembelajaran yang mampu disajikan secara
inovatif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa.
1) Dimilikinya pengalaman baru tentang mendeskripsikan peran anggota
keluarga dengan menggunakan model kooperatif metode STAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2) Meningkatnya pemahaman konsep siswa tentang peran anggota
keluarga mata pelajaran IPS kelas II semester II.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya pemahaman guru dalam penguasaan konsep serta
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD sehingga
pembelajaran IPS dapat dilaksanakan secara efektif terutama materi
peran anggota keluarga siswa kelas II semester II.
2) Dapat digunakan bahan masukan bahwa model pembelajaran kooperatif
metode STAD dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
kegiatan belajar mengajar IPS.
3) Meningkatkan pengalaman kreativitas guru dalam memilih dan
menerapkan model pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat digunakannya sebagai acuan bagi perbaikan kualitas
pembelajaran di kelas dalam meningkatkan pemahaman pelajaran IPS
dan mata pelajaran lainnya.
2) Mewujudkan pembelajaran yang efektif di SD Negeri 1 Logede,
Karangnongko, Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
a. Pengertian Pemahaman
Menurut Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja (2008 : 607-608)
pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.
Sedangkan pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension.
Purwadinata dalam ( Emiliani, 2000:7) menyatakan bahwa paham artinya
"mengerti benar", sehingga pemahaman konsep artinya mengerti benar
tentang konsep.
Selanjutnya Benjamin .S. Bloom dalam W.S Winkel (1993:246)
menyebutkan bahwa pemahaman adalah salah satu jenis perilaku dalam ranah
belajar kognitif yang kedua setelah tipe belajar pengetahuan, yaitu yang
mencakup kemampuan untuk menangkap arti dan makna yang dipelajari.
Pemahaman konsep pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
dibandingkan tipe belajar pengetahuan. Benjamin S. Bloom menjelaskan pada
http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/taksonomi-bloom-sebagai-
tujuan.html diunduh 16 Februari 2011 tujuan kognitif pembelajaran IPS
pada tingkat pemahaman, yakni bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur
kembali, mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan,
menggeneralisasi, menerjemahkan dan menyimpulkan suatu keadaan. Secara
sederhana Suharsimi Arikunto (1995: 115) menyatakan pemahaman
(comprehension) adalah siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
Selanjutnya Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman
dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang
sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua
adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah
dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok
dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. Memiliki
pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang
tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan
kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan
membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan
konsekuensinya.
Senada dengan pendapat di atas Suke Silversius pada
(http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/ di unduh
tanggal 26 Januari 2011), pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :
(a) Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,
(b) Menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi,
(c) Mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya, ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwa pemahaman adalah
suatu proses, cara mempelajari/memahami dengan benar supaya paham dan
memperoleh banyak pengetahuan. Ada tiga tingkatan dalam pemahaman
yaitu yang pertama (tingkat rendah) mengartikan, yang kedua (tingkat
sedang) memahami dan yang ketiga (tingkat tinggi) menafsirkan. Pemahaman
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dAri materi yang dipelajari. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan menerjemahkan suatu materi dari suatu bentuk ke
bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih
mmerupakan pemahaman tingkat rendah.
b. Pengertian Konsep
Menurut Trianto (2010:189) konsep adalah materi pembelajaran dalam
bentuk definisi/batasan atau pengertian dari suatu objek, baik yang bersifat
abstrak maupun konkret. Sedangkan Qemar Hamalik (2005:162) menjelaskan
suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep-konsep tidak
terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-
usaha untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Selanjutnya Woodruff
dalam Amin (1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu
gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang
suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya
(setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Senada dengan pendapat di atas Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh
(2007:11) menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang
sesuatu. konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya.
Schuncke dalam Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh (2007:12-13)
mengemukakan beberapa karakteristik umum konsep, yaitu:
(a) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan atau gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, dan kegiatan.
(b) Mencerminkan pengelompokkan benda (kegiatan, peristiwa, atau gagasan) yang memiliki kualitas/karakteristik tertentu yang umum.
(c) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi mungkin berdeda antara satu dengan yang lain.
(d) Dipelajari melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. (e) Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang digunakan untuk
memmberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa hanya karena kita tidak mempunyai sebuah kata untuk konsep tertentu kemudian kita tidak mengembangkan konsep. Dalam mengajarkan konsep yang memiliki karekteristik tersebut di atas
Trianto (2010:185) menyebutkan langkah-langkah mengajar konsep yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(a) menyajikan konsep, (b) pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok,
contoh dan bukan contoh), (c) pemberian latihan misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, (d) pemberian umpan balik, (e) pemberian tes.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu
suatu pengertian yang menggambarkan ciri-ciri umum dari objek,
pengalaman atau fenomena yang bersifat abstrak maupun konkrit.
Dari uraian di atas, maka yang dimaksud pemahaman konsep adalah
suatu proses, cara mempelajari/memahami suatu objek atau pengalaman yang
menggambarkan ciri-ciri umum dari objek, pengalaman atau fenomena
tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut Dahar (1991) menyatakan
pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar
merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung
hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi
baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan
pengetahuan. Begitu pentingnya pemahaman konsep bagi proses berfikir kita,
sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat pemahaman suatu konsep,
yaitu : 1) konsep membantu proses mengingat dan membuatnya lebih efisien,
2) konsep membantu kita menyederhanakan atau meringkas informasi,
komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut,
3) konsep menentukan apa yang diketahui atau diyakini seseorang.
c. Peran Anggota Keluarga Menurut http://astaqauliyah.com/2006/12/konsep-keluarga-dinamika-
dan-fungsinya/ diunduh 12 Februari 2011 secara tradisional, keluarga
diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian
darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal
bersama. Sedangkan Morgan dalam Sitorus (1988:34) menyatakan bahwa
keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan
perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar
generasi, orang tua anak) sekaligus. Secara sederhana Minuchin dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sofyan S Willis ( 2002 : 28 ) menyatakan keluarga adalah suatu kesatuan,
suatu sistim, suatu organisasi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu
organisasi terkecil dari masyarakat yang terdiri lebih dari dua orang yang
memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu atap rumah.
Berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas
ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, dan satu anak disebut dengan keluarga inti. Sedangkan
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, paman, bibi,
keponakan disebut dengan keluarga besar
Di dalam keluarga tiap anggota keluarga memiliki tugasnya atau peran
masing-masing, Tugas ini adalah demi kehidupan keluarga itu sendiri. Di
dalam tugas atau peran ini juga bisa membuat antara satu anggota keluarga
dengan yang lain bisa berkerjasama sehingga timbulah rasa saling peduli dan
juga bisa membentuk rasa cinta kasih yang membuat keluarga itu hidup
dalam kerukunan dan damai tanpa adanya konflik yang membuat perpecahan
dalam keluarga.
Dalam keluarga terdapat kepala keluarga sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap suatu keluarga dan anggota keluarga orang yang
menjadi bagian dari suatu keluarga. Ayah bertanggung jawab kepada seluruh
anggota keluarga melindungi seluruh anggota keluarga mencari nafkah untuk
keluarga mendidik dan memberi nasihat kepada anak-anak. Ibu adalah orang
pertama yang mendidik anak, selain itu juga mengurus keperluan rumah
tangga mendampingi ayah dalam mengurus anak-anak mengatur gizi
makanan keluarga sehari-hari mengatur nafkah yang diberikan ayah.
Peranan seorang anak dalam sebuah keluarga adalah menjalankan segala
kewajiban sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kakak memberi contoh
yang baik terhadap adik patuh dan taat terhadap perintah kedua orang tua
menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua orang tua belajar
dengan giat agar tercapai cita-cita. Adik patuh dan taat terhadap perintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kedua orang tua menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua
orang tua belajar dengan giat agar tercapai cita-cita.
d. Hakikat Mata Pelajaran IPS SD
1) Pengertian IPS
Mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) telah diajarkan sejak
kelas satu Sekolah Dasar (SD). Mengapa IPS harus dipelajari dan
diajarkan kepada anak didik bahkan sejak kelas satu SD? Padahal
pengetahuan sosial itu telah melekat pada diri kita dan tak asing lagi.
Memang pengetahuan itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan
sehari-hari, yang telah ada pada diri kita masing-masing namun hal ini
belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan segala
permasalahannya yang makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan
demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.
Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.
Menurut Ischak (2001:1.36) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan
masalah sosial di masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek
kehidupan atau satu perpaduan. Sedangkan menurut Mulyono
Abdurrahman (1996: 227) menjelaskan bahwa
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, menggunakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, hasil karya cipta manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia dan bagaimana memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan interaksi
Selanjutnya Saidiharjo dalam Hidayati, Munijem, dkk (2008:1.7)
menyatakan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian
atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti : geografi, ekonami,
sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Senada dengan pendapat di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
atas, Ischak (2001:1.36) menyatakan IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di
masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah
salah satu mata pelajaran yang mempelajari, menelaah, menganalisis
gejala dan masalah sosial di lingkungan masyarakat dengan meninjau
dari berbagai aspek kehidupan yang sangat penting dipelajari sesuai
dengan perkembangan jaman.
2) Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD)
Setiap usaha pendidikan pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pendidikan IPS SD haruslah terkait dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitan dengan hal tersebut kurikulum 2004 untuk tingkat satuan SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum
2004), bertujuan untuk :
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kratif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan
4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkomptensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional dan global.
Selain itu menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2009:34)
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
l) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sarna dan berkompetisi dalam masayarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sedangkan menurut Gros dalam Etin Solihatin dan Raharjo
(2009:14) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat.
Kemudian Nursid Sumaatmadja berpendapat dalam Hidayati,
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi
Selanjutnya Gros dalam Etin Solihatin dan
Raharjo (2009:14) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah
untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan IPS di SD adalah membina siswa menjadi pribadi yang baik,
memiliki pengetahuan, pemahaman, sikap belajar, kemampuan
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3) Ruang lingkup Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran IPS di SD dirasakan penting sebagaimana asumsi para
ahli di bidang Pendidikan IPS yang memang kajian IPS yang dibagi ke
dalam sub-sub materi yang terorganisir secara runtut dan kontinue.
Materi pembelajaran IPS disusun secara komprehensif runtut, dan
kurikulum IPS ini memungkinkan adanya multimetode dalam proses
pembelajaran.
Ada 5 macam sumber materi IPS menurut Hidayati, Munijem, dkk
(2008:2.6), antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2) Kegiatan manusia misalnya : mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.
3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga.
Sedangkan Depdiknas (2003:3) menyatakan ruang lingkup
mempelajari IPS meliputi : 1) interaksi sosial, 2) manusia, 3) kebutuhan
materi, 4) kehidupan, 5) norma dan kehidupan, 6) sikap.
Dalam pembelajaran IPS kelas II semester II terdapat beberapa
macam pokok bahasan yang harus dipahami oleh anak, antara lain :
kedudukan dan peran anggota keluarga, melaksanakan peran dalam
anggota keluarga, kerjasama di lingkungan tetangga. Pada penelitian ini
Peran Anggota Keluarga . Karena
pokok bahasan ini terdapat beberapa konsep abstrak yang penting dan
perlu dipahami oleh siswa, oleh karena itu dengan mengenal keadaan
siswa SD Negeri 1 Logede peneliti merasa pada pokok bahasan ini terasa
sulit dipahami jika hanya menggunakan metode pembelajaran yang
kurang tepat. Maka dari itu peneliti menerapkan metode pembelajaran
inovatif dalam membelajarkan materi tersebut, dengan tujuan agar siswa
lebih mudah memahami konsep peran anggota keluarga sehingga siswa
dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Anggota Keluarga siswa diajak untuk
mengenal siapa saja yang termasuk anggota keluarganya baik keluarga
inti maupun keluarga besar, sehingga dapat memahami silsilah
keluarganya, mengetahui kedudukan dan peran setiap anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
keluarganya terutama keluarga inti. Sub-sub pokok bahasan inilah yang
akan dipelajari siswa menggunakan metode pembelajaran inovatif.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:33) istilah model dapat
diartikan sabagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis,
serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran.
Senada dengan pendapat tersebut menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Model,
odel adalah rencana, representasi, atau deskripsi
yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa
penyederhanaan ata Selanjutnya Toeti Sukamto dan Udin
Saripudin Winataputra dalam Anton Sukarno (2006:144) menyatakan bahwa
model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual, benda tiruan atau barang.
Sedangkan pembelajaran itu sendiri menurut Qemar Hamalik (2001:7)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gagne dalam Isjoni
(2010:72-73) menyatakan An active proses and suggests teaching involves
facilitating active mental process by students bahwa dalam proses
pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru
berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Secara singkat Degeng
dalam Made Wena (2009:2) menyatakan pembelajaran berarti upaya
membelajarkan siswa.
Dari uraian tentang model dan pembelajaran, Joice dan Weil dalam
Isjoni (2010:73) berpendapat model pembelajaran adalah suatu pola atau
rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar dikelasnya. Senada dengan hal tersebut menurut Toeti
Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra dalam Anton Sukarno (2006:144)
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar umtuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan belajar mengajar.
Dari uraian yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah bentuk, gambaran atau rencana suatu proses
kegiatan yang diupayakan untuk membelajarkan siswa sehingga siswa dapat
memperoleh apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dalam
alokasi waktu yang telah direncanakan.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan oleh guru
hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan
mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Model
pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa agar mereka tidak jenuh dengan
proses belajar yang berlangsung.
Menurut Wina Sanjaya (2006:240) pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda (heteregon).
Sedangkan menurut Sugiyanto (2008:35) pembelajaran kooperatif
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Hal tersebut di atas ditegaskan oleh Slavin dalam Etin Solihatin dan
Raharjo (2009:4) bahwa cooperative learning lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kelompok kerja, karena belajar daalam model cooperative
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan
hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara
anggota kelompok.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah sebuah bentuk, gambaran atau rencana
pembelajaran dimana siswa diajak untuk bekerjasama antara anggota satu
dengan yang lain dalam satu kelompok belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Karkteristik model pembelajaran kooperatif
Slavin (2009: 11) menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima
komponen utama yaitu presentasi kelas kelompok, tes, nilai peningkatan
individu dan penghargaan kelompok 4 - 5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis, jenis kelamin dan suku.
Sedangkan menurut Roger dan David Johnson dalam Agus
Suprijono (2009 :58) menyatakan bahwa Untuk mencapai hasil yang
maksimal. Lima unsur model pembelajaran kooperatif harus di terapkan
yaitu : a) Positive interdependence, b) Personal responsibility, c) Face to
face promotive interaction, d) Interpersonal skill, e) Group processing.
Senada dengan pendapat di atas Menurut Lie dalam Sugiyanto
( -ciri model pembelajaran kooperatif adalah : (1) saling
ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas
individu; (4) ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi atau
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan karakteristik model
pembelajaran kooperatif, yaitu adanya :
a) Saling ketergantungan positif
Setiap anggota harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan
tugasnya agar yang lain juga berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b) Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok mempertanggung jawabkan aktivitasnya
agar tidak mengganggu kinerja tim.
c) Tatap muka
Siswa berinteraksi langsung dengan anggota lainnya untuk mencapai
tujuan.
d) Komunikasi antar anggota
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada kesedian para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Evaluasi kelompok
Evaluasi kerja kelompok dilaksanakan agar siswa dalam kerja
kelompok berikutnya dapat berjalan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran
lainnya karena proses pembelajaran kooperatif lebih menekankan kepada
proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak
hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan
pelajaran, tetapi juga ada unsur kerja sama untuk penguasaan materi
tersebut.
3) Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2008 : 41-42) keunggulan pembelajaran
kooperatif sebagai suatu model pembelajaran di antaranya :
a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan atau dipraktekkan.
d) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan sistuasi dari berbagai perspektif.
e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) keunggulan
model pembelajaran kooperatif di antaranya :
a) Melalui model pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
b) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan secara verbal.
c) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain.
d) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Selanjutnya menurut Soewarso (1998:22) pembelajaran kooperatif
memiliki keunggulan, meliputi:
a) Kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
c) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya.
d) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat memberikan nuansa baru
di dalam pembelajaran oleh oleh semua bidang studi atau mata pelajaran
yang diampu guru. Karena pembelajaran kooperatif dan beberapa hasil
penelitian baik pakar pendidikan dalam negeri maupun luar negeri telah
memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dampak tersebut bukan hanya kepada siswa akan tetapi
juga kepada guru dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran guru
maupun siswa.
c. Metode-metode dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Hidayati, dkk (2008:7-20) Kata metode berasal dari bahasa
(2007:36) mengemukakan bahwa dalam pendidikan kata metode digunakan
untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menyebabkan siswa belajar. Sehubung dengan hal tersebut Hamzah B. Uno
mendefinisikan bahwa metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah
serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar,
sehingga proses pembelajaran berjalan efektif.
Metode-metode dalam model pembelajaran kooperatif menurut
Sugiyanto (2008 : 42-54) antara lain :
1) Metode STAD (Student Teams Achievement Division). Metode ini
dipandang paling sederhana. Banyak guru menggunakan metode ini untuk
menyampaikan informasi akademik baru kepada siswanya baik secara
verbal maupun tertulis. Semua anggota mempelajari materi secara
bersama-sama dalam kelompok, karena guru langsung menyampaikan
materi secara bersama-sama kepada semua siswanya.
2) Metode Jigsaw. Metode ini berbeda dengan STAD, dalam metode jigsaw
setiap kelompok menunjuk perwakilan salah satu anggotanya yang
dianggap paling pintar, perwakilan-perwakilan tersebut kemudian
bergabung menjadi satu kelompok dan disebut kelompok pakar, guru
menyampaikan materi kepada kelompok pakar, setelah itu kelompok pakar
kembali ke kelompoknya masing-masing dan menerangkan materi yang
sudah diterimanya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok.
3) Metode GI (Group Invetigation). Metode ini merupakan metode yang
paling kompleks karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi,
sehingga metode ini menuntut siswa memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun ketrampilan dalam memiliki kelompok
(group process skills).
4) Metode Struktural. Meskipun banyak memiliki kesamaan dengan metode
lainnya, metode structural menekankan pada struktur-struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menghendaki agar siswa bekerja sama dan saling bergantung dalam
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan dalam
pelajaran IPS materi mendeskripsikan peran anggota keluarga adalah model
pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.
d. Hakikat Metode STAD (Student Teams Achievement Division)
1) Pengertian Metode STAD
Seorang guru harus dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yaitu dengan memahami dan
menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran kooperatif adalah metode STAD.
Menurut Robert E. Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif. Selanjutnya Sutrisni Andayani
(2007) pada http://trisnimath.blogspot.com/ diunduh 5 Februari 2011
menjelaskan bahwa Student team achievement divisions (STAD)
merupakan metode yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku.
Senada dengan pendapat di atas Menurut
http://www.trisnimath.blogspot.com/ di unduh 3 Juni 2011 model
pembelajaran kooperatif metode Student Team Achievement Divisions
(STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja
dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Roestiyah (1976 : 25) menyatakan bahwa STAD lebih mementingkan
sikap dari pada teknik dan prinsip, yaitu partisipasi dalam rangka
mengembangkan potensi kognitif dan afektif.
Selain menjadi metode pembelajaran yang sederhana serta mudah
dilaksanakan metode STAD juga memiliki sejumlah kelebihan. Menurut
Roestiyah (1976 : 25) menyebutkan kelebihan metode STAD, yaitu :
1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima dan menghormati serta menerima orang lain.
2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain.
3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan
membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti
5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
Sedangkan menurut http://yankcute.blogspot.com/keunggulan
pembelajaran.html metode STAD memiliki kelebihan dan kelemahan,
diunduh 1 Februari 2011 kelebihan metode STAD adalah sebagai berikut:
1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Selanjutnya Davidson dalam Nurasma (2006:26) menyebutkan
kelebihan metode STAD antara lain :
1) Meningkatkan kecakapan individu
2) Meningkatkan kecakapan kelompok
3) Meningkatkan komitmen
4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
5) Tidak bersifat kompetitif, tidak memiliki rasa dendam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Kelebihan metode STAD telah dibuktikan oleh Ghazi Ghaith dalam
Jurnal Internasional http://www.sciencedirect.com/science diunduh 5
Learners' perceptions of
their STAD cooperative experience persepsi Pembelajar dari
pengalaman mereka tentang kooperatif STAD). Pembelajaran kooperatif
(STAD) telah terbukti unggul bentuk individualistis dan kompetitif
instruksi dalam meningkatkan hasil kognitif dan non-kognitif dari sekolah.
Sedangkan Menurut Journal Internasional yang ditulis oleh Abu dan
Flower http://www.scholar.lib.vt.edu/journalis diunduh 5 Februari 2011
menyatakan bahwa : Allen and Van Sickle (1984) used STAD as the
experimental treatment in as study involving low achieving student. They
found that the cooperative learning group scored significantly higher on a
penelitian yang dilakukan oleh Allen dan Van Sickle (1984) menggunakan
STAD sebagai perlakuan percobaan pada sebuah pembelajaran
menyatakan prestasi yang rendah. Mereka menemukan bahwa
pembelajaran kelompok kooperatif menghasilkan skor yang signifikan
lebih tinggi pada tes geografi.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, metode
STAD juga memiliki kekurangan dalam
http://yankcute.blogspot.com/keunggulan-dan-kekurangan-
pembelajaran.html, diunduh 1 Februari 2011diuraikan pula kekurangan
metode STAD diantaranya sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan model pembelajaran kooperatif.
4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Sedangkan menurut Slavin dalam Nurasma (2006:2007 ) yaitu:
1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan.
Menurut Kagan dalam Kauchak (1998:136,137) mengatakan adanya
kekurangan metode STSD adalah :
1) Kelas yang ramai namun tidak produktif. Ketika menerapkan strategi belajar bersama, kita harus berharap agar kelas lebih ramai sedikit karena siswa bekerja dan berbicara dalam kelompok kecil. Namun sesuatu yang berkelebihan, bagaimanapun akan mengganggu guru dan mengganggu fungsi kelompok dan kelas lainnya.
2) Siswa gagal untuk saling mengenal. biasanya terjadi pada siswa yang terisolasi secara sosial. Dalam kegiatan belajar, siswa duduk diam terisolir dari siswa-siswa lainnya. Belajar bersama mengharuskan mereka berbicara, mendengarkan dan membantu lainya untuk belajar. Proses biasanya dibuat lebih rumit oleh keheterogenan kelompok tersebut.
3) perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini yang menimbulkan peningkatan masalah manajemen pada siswa sehingga memerlukan solusi untuk masalah potensial yang menantang, pemikiran lebih, penyusunan dan pengawasan agenda dan pengawasan siswa dengan hati-hati.
4) Perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif.
5) penggunaan waktu yang tidak efektif. Terjadi oleh karena siswa yang bergurau dan bermain sendiri sedangkan siswa lainnya sibuk melakukan aktivitas kelompok. Pengawasan guru yang tidak cermat dalam mengawasi kinerja guru selama pembelajaran kelompok tidak efektif.
Walaupun terdapat kekurangan dalam metode STAD namun dapat
diatasi dengan pemilihan tingkat kesulitan materi yang dipilih untuk
disampaikan dengan metode STAD sehingga tidak banyak memakan
waktu. Guru harus mempelajari dengan sungguh komponen-komponen
metode STAD sebelum menggunakannya sehingga guru benar-benar
menguasai/memahaminya, dan sejak awal guru harus menanamkan dan
membiasakan sikap bekerja sama sehingga siswa tidak canggung, terbiasa
dan senang bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Metode STAD ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yang harus
dipahami oleh guru sehingga di dalam pembelajaran guru dapat
memanfaatkan kelebihan metode STAD dengan maksimal dan
meminimalisir kelemahan-kelemahannya yang diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan
dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan melihat kelebihan-kelebihan metode STAD dan kesesuaian
dengan kondisi siswa kelas II SD Negeri 1 Logede inilah yang mendorong
penulis memilih model pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Menurut Jozua Sabandar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD
diawali dengan guru menyajikan materi pelajaran, dilanjutkan dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, selanjutnya
setelah kegiatan kelompok dilakukan maka setiap siswa akan mengerjakan
Senada dengan pendapat tersebut menurut
Ibrahim dalam Tri Yudowibowo (2010:52) pembelajaran kooperatif
metode STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai
anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari
laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku,
agama dan etnis yang berbeda.
Sedangkan menurut http://www.iqbalali.com, diunduh 23 Februari
2010 diuraikan langkah-langkah pembelajaran dalam metode STAD
adalah sebagai berikut :
1) Penyajian kelas (class presentation). Guru menyajikan materi didalam
kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi
yang akan dibahas saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Pembentukan kelompok (teams). Siswa disusun dalam kelompok yang
anggotanya heterogen (baik prestasi akademis maupun jenis
kelaminnya).
3) Pemberian tes atau kuis. Setelah belajar kelompok selesai diadakan tes
atau kuis yang sifatnya individual dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
4) Pemberian skor peningkatan individu (individual improvement skor).
Hal ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang
dapat dicapai jika mereka bekerja keras dan memperlihatkan hasil yang
baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Pengelolaan skor hasil
kerjasama siswa dilakukan dengan urutan sebagai berikut : Skor awal,
skor tes, skor peningkatan skor kelompok.
5) Penghargaan kelompok (team recognition). Penghargaan kelompok ini
diberikan dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha
yang dilakukan oleh kelompok selama belajar.
Slavin (2008:143-157) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif metode STAD ini, yaitu:
a. Persiapan
Pada tahap ini guru memulainya dengan menyampaikan kepada siswa
apa yang hendak dipelajari dan mengapa hal itu penting. Selanjutnya
guru menyampaikan secara khusus tujuan pembelajaran. Guru
membangkitkan motivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi apa
yang akan mereka pelajari. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan
apersepsi sebagai pengantar menuju materi.
b. PenyajianMateri
Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan
beberapa hal sebagai berikut: (1) mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok; (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna
dan bukan sekadar hafalan; (3) memberikan umpan balik sesering
mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (4) memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (5)
beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah
yang ada.
c. Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan yang akan
dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini
siswa saling berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan
target setiap anggota kelompok mampu memahami materi secara
benar.
d. Tahap Tes Individu
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai,
diadakan tes secara individual atau quiz mengenai materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended
tasks dimana tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan.
e. Tahap Penghargaan
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan
kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu
dalam kelompok tersebut. Penghargaan diberikan pada anggota tim
yang paling baik/berprestasi.
Dari empat pendapat yang telah diuraikan tersebut, maka dapat
disimpulkan langkah-langkah metode STAD adalah :
a) Kegiatan Pembukaan
(1) Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal
siswa. Dalam hal ini guru menggunakan lagu dan gambar.
(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan kepada siswa. Melalui lagu atau gambar yang
disampaikan dalam apersepsi guru mengarahkan siswa untuk
menghubungkan apersepsi dengan tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Kegiatan inti
(1) Guru membagikan ringkasan materi serta menyampaikan
materi/mempresentasikan pokok bahasan peran anggota keluarga.
(2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yaitu
kelompok yang terdiri dari anggota-anggota yang berbeda jenis
kelamin serta kemampuannya. Pada penelitian ini jumlah siswa
kelas II sebanyak 22 siswa dibagi ke dalam lima kelompok
heterogen yaitu kelompok elang, rajawali, garuda, kenari, dan
merpati setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
(3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang telah
disiapkan sebelumnya serta membimbing siswa untuk memahami
tugasnya. Siswa bekerja dalam kelompok. Guru tidak lupa
meminta siswa yang sudah bisa memberikan bimbingan kepada
temannya yang belum bisa. Dalam kegiatan ini guru melakukan
penilaian proses.
(4) Guru meminta setiap kelompok menyiapkan hasil kerjanya untuk
dipresentasikan.
(5) Kegiatan presentasi. Setiap kelompok mengirimkan dua anggota
kelompoknya untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
(6) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
(7) Siswa mengerjakan kuis/soal individu.
(8) Guru melakukan penilaian. Hal ini dilakukan jika waktu masih
memenuhi jika tidak bisa dilakuakan penialaian secara individu
atau kelompok saja, selanjutnya bisa dilakukan setelah
pembelajaran usai.
(9) Guru memberikan penghargaan. Penghargaan yang diberikan
berupa tepuk tangan, acungan jempol, dan verbal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c) Kegiatan akhir
(1) Guru melakukan refleksi dan mengajak siswa membuat
kesimpulan pembelajaran.
(2) Guru memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yang diberikan
berupa pekerjaan rumah (PR) atau pesan/ nasihat yang
berhubungan dengan materi.
Langkah-langkah pembelajaran metode STAD yang telah disimpulkan
di atas akan menjadi pedoman peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran
peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko
Klaten pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sarifah Nurhasanah (2010)
Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia
dalam Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Pereng Karanganyar
. Penerapan model pembelajaran koopeartif tipe
STAD dapat meningkatkan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia pada
siswa kelas V SD 01 Pereng. Pada siklus I, dan II dari 35 siswa mengalami
peningkatan dari 17 siswa (51%) belajar tuntas mengalami belajar tuntas dari
siklus I pertemuan pertama menjadi 21 siswa 68% mengalami belajar tuntas,
pertemuan kedua menjadi 24 siswa 71% belajar tuntas dan pada siklus II
pertemuan pertama menjadi 29 siswa 83% belajar tuntas serta pertemuan kedua
menjadi 32 siswa menjadi 94% mengalami belajar tuntas.
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VII SMP
Menyimpulkan bahwa Student Team Achievement Division
(STAD) terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan
tindakan persentasi pencapaian Standar Ketuntasan Batas Minimal (SKBM)
penguasaan konsep 70 %, siklus I menjadi 90 % dan siklus II mencapai 95 %,
sedangkan rata-ratanya sebelum tindakan 6.8 siklus I menjadi 8,05 dan siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mencapai 8,3. Persentasi pencapaian SKBM kinerja ilmiah sebelum tindakan 70
%. Ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dapat tercapai.
Bambang Riyadi (2009)
Model Cooperative Learning Tehnik Student Teams Achievement Division (STAD)
Kelas IX/C di SLB B C Ypaalb Langenharjo Grogol Sukoharjo Tahun Pelajaran
. Nilai ulangan harian IPS pada kondisi awal nilai terendah 30 dan
nilai tertinggi 55. Nilai ulangan harian IPS pada Siklus I nilai terendah 45 dan
nilai tertinggi 60. Nilai ulangan harian pada siklus II nilai terendah 60 dan nilai
tertinggi 70. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan nilai
rentangan tersebut diatas, maka ada peningkatan kualitas pembelajaran IPS
melalui model Cooperatife Learning tehnik STAD kelas IX/C di SLB B C
YPAALB Langenharjo,Grogol, Sukoharjo.
Dari ketiga penelitian diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif metode STAD dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa. Hal
tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan
pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran
kooperatif metode STAD siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko
Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat disusun kerangka pemikiran.
Pada kondisi awal pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran yang
konvensional yaitu guru hanya banyak bercerita tanpa menggunakan media
kemudian memberikan soal-soal yang menjadikan siswa merasa bosan, enggan
dan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran IPS sehingga siswa kurang bisa
memahami materi mendeskripsikan peran anggota keluarga yang diberikan guru
sehingga pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa rendah.
Dengan kondisi tersebut, maka peneliti menerapkan pembelajaran model
koopratif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota
keluarga . Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat prinsip kebersamaan.
Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat mendiskusikan dengan teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sekelompoknya masalah-masalah yang dirasa sulit. Melalui diskusi akan terjalin
komunikasi, siswa dapat berbagi ide, dapat meningkatkan daya nalar dan
keberanian siswa, keterlibatan siswa dalam situasi pembelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Model pembelajaran
kooperatif (STAD) membantu siswa dalam memahami pelajaran IPS khususnya
materi mendeskripsikan peran anggota keluarga dan dapat membuat siswa
mengalami kebermaknaan dalam belajar.
Pada kondisi akhir pembelajaran, aktivitas kerjasama dan partisipasi siswa
menjadi meningkat sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan pada akhirnya
pemahaman konsep siswa dalam peran anggota keluarga meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 1 bagan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut :
Hipotesis Tindakan
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian.
Pembelajaran bersifat Konvensional berpusat pada guru, siswa pasif
dalam materi mendeskripsikan peran
anggota keluarga
Penerapan model pembelajaran
kooperatif metode STAD
Meningkatnya pemahaman konsep
peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD
Negeri 1 Logede, Karangnongko, Klaten
Tahun Pelajaran 2010/2011
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Pemahaman konsep siswa terhadap Peran anggota
keluarga Kelas II SDN 1
Logede, Karangnongko, Klaten Tahun
Pelajaran 2010/2011 rendah.
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat diajukan
Model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat
meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD
Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Logede Kecamatan
Karangnongko Kabupaten Klaten. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, yaitu kelas
I, I, II, II, III, IV, V dan VI, memiliki 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru
olah raga, 1 orang guru agama Islam, 1 guru bahasa Inggris dan 1 orang tukang
kebun. Dipilihkan di sekolah ini karena mempertimbangkan penulis yang
merupakan guru wiyata bhakti di sekolah tersebut ingin meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah ini dan jarak rumah penulis dengan tempat penelitan
relatif dekat sehingga semuanya itu dapat mempermudah dalam penelitian.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu pada semester II
bulan Januari sampai bulan Juni. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal
adalah pertengahan bulan Januari sampai akhir bulan Februari. Tahap mengurus
ijin penelitian selama dua minggu yaitu minggu pertama dan minggu kedua pada
awal bulan Maret. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama satu bulan
yaitu pada minggu ketiga dan keempat pada bulan Maret serta minggu kedua dan
minggu ketiga bulan April. Tahap analisis data dilaksanakan pada minggu
pertama dan minggu kedua pada bulan April. Tahap penyusunan laporan
penelitian pada minggu ketiga dan keempat bulan April sampai minggu ketiga
bulan Mei. Kemudian ujian sekripsi dilaksanakan pada minggu keempat bulan
Mei. Revisi dilaksanakan pada minggu kedua dan kedua bulan Juni. Pengesahan
laporan pada minggu ketiga bulan Juni. Dan pengiriman laporan dlakukan pada
akhir bulan Juni. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
lampiran 1 halaman 81.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diskriptif
Kualitatif dan jenis penelitiannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena data
yang diperoleh atau dikumpulkan berupa data langsung, tercatat dari kegiatan
lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas, guru sebagai penulis, guru dapat
menemukan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan guru
sendiri diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut.
2. Strategi Penelitiaan
Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus Suharsimi
Arikunto, dkk (2007 : 75-80) menyatakan bahwa PTK terdiri atas rangkaian
empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang
ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Adapun rancangan penelitian ini sebagai berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan ini meliputi :
1) Membuat perencanaan pengajaraan
2) Mempersiapkan alat peraga
3) Membuat lembar observasi
4) Membuat alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi
Dalam tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan
dan dianalisis, guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa
perubahan dan apa atau di mana perubahan terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Logede
Karangnongko Klaten dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari 12 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga
ekonomi menengah ke bawah. Alasan pemilihan subjek penelitian pada siswa
kelas II karena penulis merupakan wali kelasnya, sehingga penulis sudah
memahami karakter siswa, kondisi dan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas
II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten.
E. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sumber data pokok (primer) yaitu :
a) Siswa SD Negeri 1 Logede khususnya kelas II sebagai subjek penelitian
b) Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas II (peneliti) yang lebih
mengenal tentang seluk beluk siswanya dan mengetahui bagaimana
perkembangan prestasi siswanya.
2. Sumber data skunder, antara lain:
a) Dokumentasi
Pengumpulan data-data tertulis, misalnya daftar nilai formatif IPS siswa
khususnya materi peran anggota keluarga.
b) Tes hasil belajar
Siswa akan dites atau diuji kemampuan oleh guru Tes dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan kelas. Tes digunakan sebagai alat pembanding
prestasi siswa. Dan mengeatahui kemampuan pemahamannya tercapai atau
tidak.
c) Lembar Observasi
Observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
F. Teknik Pengumpulan Data
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :
1. Observasi
Menurut Karl Popper dalam Rochiati (
untuk mengamati proses pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga
yang sedang berlangsung dikelas II SD Negeri 1 Logede. Observasi ini
bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam
kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai
dengan akhir pelaksanaan tindakan.
Peran penulis dalam kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan melakukan observasi
keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok. Sedangkan guru pamong berperan
sebagai pengamat jalannya pembelajaran dikelas. Dalam hal ini pengamat
mengambil posisi ditempat duduk belakang, mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung. Selain mengamati aktivitas siswa saat proses
pembelajaran dikelas juga mengamati kerja guru dalam mengelola kelas
selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi tehadap guru
difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan STAD.
Hasil observasi (dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 15, 16 halaman 104,
106, 142, 144) didiskusikan bersama penulis untuk kemudian dianalisis
bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan ataupun kelebihan dalam
penerapan pendekatan STAD yang telah dilakukan untuk kemudian
diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara penulis
dan guru pamong dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi
terhadap guru difokuskan pada perilaku guru kelas II saat mengajar, juga
dilakukan pada perilaku siswa kelas II SD Negeri 1 Logede ketika tindakan
berlangsung berkaitan dengan peningkatan pemahaman konsep peran anggota
keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pemberian skor dalam observasi pada penelitian ini menggunakan
skala Likert dalam Sukardi (2003 : 146 - 147) yaitu menilai sikap atau tingkah
laku yang diinginkan oleh peneliti dengan mengajukan pertanyaan kepada
responden dan responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang
telah disediakan missalnya 1 (kurang baik), 2 (cukup), 3 (Baik), 4 (Sangat
baik).
Menurut Amir (2007:134) Observasi dilakukan untuk memantau
proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan utnuk menata langkah-
langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada
proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang
melingkupinya. Langkah-langkah observasi meliputi : 1). Perencanaan
(Planning), 2). Pelaksanaan observasi kelas (Classroom), 3). Pembahasan
balikan (Feedback). Langkah-langkah observasi dapat dilihat pada gambar 2
berikut:
Gambar 2 Siklus observasi David Hopkins dalam Amir (2007 : 135).
2. Tes
Pengertian tes menurut Bimo Walgito (1985:78) menyebutkan bahwa
tes sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang lain
dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu
telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya telah ada standar
tertentu.
Penyusunan instrument tes dilakukan dengan berdasarkan pada kisi-
kisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran tes mata pelajaran IPS.
Planning
Feedback Classroom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pemberian tes pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten
dilaksanakan pada setiap pertemuan pada akhir kegiatan pembelajaran setelah
dilaksanakan pembahasan hasil kerja kelompok yang dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa pada materi peran
anggota keluarga setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes yang diberikan
kepada siswa, yakni tes tertulis (mengerjakan soal kuis dalam bentuk
menjodohkan, essay dan pilihan ganda).
3. Dokumentasi
Kajian dilakukan pula pada arsip atau dokumen yang ada. Dokumen
tersebut antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, daftar nilai
pemahaman konsep peran anggota keluaraga siswa kelas II SD Negeri 1
Logede sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif metode
STAD. Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan
siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten dalam proses dan
kualiatas pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS materi peran anggota
keluarga dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
G. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi data, yaitu : Triangulasi data sumber/data, yaitu
mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Data yang dikumpulkan
dan dibandingkan peneliti adalah data nilai evaluasi dari keadaan awal sebelum
tindakan, data nilai evaluasi siklus I, dan data nilai evaluasi siklus II yang telah
dilaksanakan dengan pembelajaran kooperatif metode STAD. Setelah
pembelajaran berakhir observer dan peneliti melakukan pembahasan balikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
H. Teknik Analisis Data
Yang dimaksud Analisis data adalah cara mengumpulkan dan mencatat
data yang diperoleh dari hasil observasi atau melalui wawancara dan dokumentasi.
Menurut Miles dan Huberman dalam Emzir (2010:129) ada tiga macam
kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,
abstraksi dan penstransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-
catatan lapangan tertulis. Pengumpulan data berproses, terdapat beberapa
episode selanjutnya dari data yaitu membuat rangkuman, pengodean, membuat
tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan. Reduksi
data atau pentransformasian proses terus menerus setelah kerja lapangan,
hingga laporan akhir lengkap.
2. Model Data
Langkah utama dari kegiatan analisis data adalah model data. Model yang
lebih baik adalah suatu jalan masuk utama untuk analisis kualitatif yang valid.
Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu yang
dapat diakses secara langsung, bentuk yang praktis, dengan demikian peneliti
dapat melihat apa yang terjadi dan dapat dengan baik menggambarkan
kesimpulan bergerak ke analisis tahap berikutnya model mungkin
menyarankan yang bermanfaat.
3. Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi
kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, penelitian merupakan
validitas. Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah
dilakukan penarikan kesimpulkan: penarikan atau verifikasi. Data-data yang
telah didapatkan dari hasil kemudian diujikan kebenarannya. Penarikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data
yaitu : pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan
kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan dilapangan dapat diuji
kebenarannya, kekokohannya.
Berdasarkan uraian diatas maka reduksi data, penyajian data, kesimpulan-
kesimpulan penarikan atau verfikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis
Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat
divisualisasikan dalam gambar 3 bagan siklus analisis interaktif Miles &
Hubermann sebagai berikut:
Gambar 3 Bagan Siklus Analisis Interaktif Miles & Hubermann
Dari bagan tersebut diatas, langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat dikelas sudah cukup data
yang dikumpulkan
2. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
3. Melakukan analisis data dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus
4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
eePengumpulan Data ( Data Collection)
Reduksi Data ( Data Reduction)
Model Data Data Display
Kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
I. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadikan
indikator kinerja dan keberhasilan penelitian ini adalah apabila pada siklus I 65%
J. Prosedur Penelitian
Rencana banyaknya siklus dalam penelitian ini ada 2 siklus, setiap siklus
terdiri dari 2 kali tatap muka (1 kali tatap muka 2 x 35 menit). Prosedur penelitian
ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Suharsimi Arikunto, dkk (2006
: 74).
Model penelitian dapat dilihat pada gambar 4 berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 4. Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto
Permasalahan
Permasalahan baru hasil
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Perencanaan tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I
Pelaksanaan tindakan II
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan data II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1. Siklus pertama (Siklus I)
a. Tahap rencana tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
IPS dengan indikator Menuliskan anggota keluarganya masing-masing,
Membuat silsilah keluarga, Menjelaskan pengertian kedudukan dalam
keluarga, Menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model
pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan
3) Menyiapkan soal tes yang dibutuhkan
4) Menyiapkan lembar penilaian
5) Menyiapkan lembar observasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan.
Penulis melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPS dengan indikator menuliskan anggota keluarganya masing-
masing, membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan
dalam keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model
pembelajaran kooperatif metode STAD.
c. Tahap observasi
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan guru
pamong yaitu kepala sekolah menggunakan blangko observasi yang
berupa instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data
diperoleh dari : guru pengajar (peneliti), siswa dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah kondisi proses pembelajaran.
Di samping itu juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama
proses pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan dengan
penggunaan instrument, yaitu :
1) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar
observasi aktivitas siswa.
2) Data tentang kondisi pembelajaran diperoleh dari lembar observasi
kegiatan guru pengajar (peneliti).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi
pencapaian pemahaman konsep yang berupa LKS maupun kuis.
d. Tahap analisis dan refleksi
Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bermacam-macam
(multi data). Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara kelompok-
kelompokkan sehingga menunjukkan pola yang mengenai hasil tindakan
dinilai berhasil atau efektif jika analisis data menunjukkan ketercapaian
indikator-indikator yang telah diterapkan dalam tujuan penelitian. Hasil
refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya.
2. Siklus kedua (siklus II)
a. Tahap rencana tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS
dengan indikator menuliskan anggota keluarganya masing-masing,
membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan dalam
keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model
pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan
3) Menyiapkan soal tes yang dibutuhkan
4) Menyiapkan lembar penilaian
5) Menyiapkan lembar observasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan.
Penulis melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata
pelajaran IPS indikator menuliskan anggota keluarganya masing-masing,
membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan dalam
keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model
pembelajaran kooperatif metode STAD.
c. Tahap observasi
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan guru pamong
yaitu kepala sekolah menggunakan blangko observasi yang berupa
instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
: guru pengajar (peneliti), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Hal-hal yang diamati adalah kondisi proses pembelajaran. Di samping itu
juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama proses pembelajaran
berlangsung. Data yang dikumpulkan dengan penggunaan instrument,
yaitu :
1) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar
observasi aktivitas siswa.
2) Data tentang kondisi pembelajaran diperoleh dari lembar observasi
kegiatan guru pengajar (peneliti).
3) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi
pencapaian pemahaman konsep yang berupa LKS maupun kuis
d. Tahap analisis dan refleksi
Dalam tahap ini peneliti melakukan penilaian dan pengkajian terhadap
hasil evaluasi data berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Sasaran
pada siklus II adalah paling tidak terdapat 80% siswa yang mencapai
KKM (60) dalam pengerjaan soal peran anggota keluarga. Apabila hasil
evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa sasaran telah tercapai maka
penelitian dihentikan, namun bila sasaran pada siklus ini belum tercapai
belum tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 1 Logede adalah sebuah Sekolah Dasar yang
berdiri sejak 1 Agustus 1953. Sekolah dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101031011010 ini secara geografis terletak di Dusun Mendak Desa Logede
Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Sekolah ini memiliki beberapa
ruang yang terdiri atas 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang
Usaha Kesehatan sekolah (UKS), 1 ruang perpustakaan, halaman yang luas untuk
bermain, upacara, dan berolahraga, kebun sekolah dan pertamanan.
Pada tahun pelajaran 2010/2011 Sekolah Dasar Negeri 1 Logede
Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten dipimpin oleh seorang kepala
sekolah, dan memiliki 6 orang guru kelas, 1 orang guru mata pelajaran Penjaskes,
1 orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 1 orang penjaga.
2. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan proses pembelajaran kelas II SD Negeri 1 Logede di dapatkan data
bahwa pembelajaran IPS pokok bahasan peran anggota keluarga Kelas II SD
Negeri 1 Logede, selama ini dilaksanakan oleh guru kelas II dengan menggunakan
model pembelajaran konvesional dimana proses pembelajaran yang dominasi oleh
guru (teacher centered) sedangkan siswa lebih banyak diam dan mendengarkan
penjelasan guru. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif saat mengikuti
pelajaran, sedangkan sebagian besar lainnya kurang memperhatikan dan ada juga
yang sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Disamping itu siswa kurang
bersungguh-sungguh dalam mempelajari kedudukan dan peran anggota keluarga
karena kurang mengerti arti pentingnya pembelajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dan model pembelajaran yang digunakan kurang menarik sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede
rendah.
Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan model pembelajaran
kooperatif metode STAD pada konsep IPS pokok bahasan peran anggota keluarga
menunjukan pemahaman siswa masih rendah yaitu dari 22 siswa hanya 54,54%
atau 12 siswa yang mendapatkan nilai diatas batas Kriteria Ketuntasan Minimum
atau KKM ( nilai 60 ), sedangkan ada 10 anak yang nilainya di bawah KKM
(dapat dilihat pada lampiran 2). Fakta hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian dapat dikatakan
pemahaman siswa tentang pokok bahasan peran anggota keluarga masih kurang,
maka perlu ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes awal
(dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81) dapat dibuat tabel 1 Distribusi
Frekuensi Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Kondisi Awal IPS Materi Peran Anggota
Keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede
No Interval NilaiFrekuensi
(fi)Nilai Tengah
(xi)fi.xi
Prosentase (%)
Keterangan
1 29 - 40 6 34,5 207 27,27 Di bawah KKM2 41 - 52 4 46,5 186 18,18 Di bawah KKM3 53 - 64 2 58,5 117 9,09 Di atas KKM4 65 - 76 2 70,5 141 9,09 Di atas KKM5 77 - 88 5 82,5 412,5 22,73 Di atas KKM6 89 - 100 3 94,5 283,5 13,64 Di atas KKM
Jumlah 22 1347 100,00Nilai Rata-rata = 1347 : 22 = 61,23
Ketuntasan Klasikal = 12 : 22 x 100% = 54,54%
Dari tabel 1 distribusi frekuensi penilaian hasil ulangan siswa kelas II SD
Negeri 1 Logede pada kondisi awal sebelum tindakan yang ditampilkan pada tabel
1 dapat disajikan dalam bentuk gambar 5. grafik nilai kondisi awal pemahaman
konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 5. Grafik Nilai Kondisi Awal Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
N i l a i
0
1
2
3
4
5
6
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100
Frekuensi
Atas dasar hal tersebut, guru berpikir tentang alternatif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Mendeskripsikan Peran Anggota
Keluarga pada siswa kelas Kelas II SD Negeri 1 Logede. Dari hasil pemikiran dan
pengkajian dari berbagai sumber yang ada serta perkiraan hasil penerapan metode
pembelajaran maka diterapkan suatu model pembelajaran kooperatif metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Hal ini bertujuan untuk membantu
siswa yang masih memiliki pemahaman peran anggota keluarga yang masih
rendah, selain itu juga untuk meningkatkan proses pembelajaran agar lebih efektif.
3. Deskripsi Hasil Siklus
a. Hasil Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
23 Maret 2011 dan Sabtu tanggal 26 Maret 2011. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal tindakan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan yaitu:
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif
metode STAD, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (dapat
dilihat pada lampiran 4 halaman 83). Peneliti juga menyiapkan media yang
berupa gambar-gambar anggota keluarga dan kartu silsilah keluarga , soal
(lampiran 4 halaman 94), membagi kelompok (lampiran 5 & 14 halaman 103
& 141), dan membangun kelompok yang akan digunakan dalam pembelajaran
materi peran anggota keluarga.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
kelas II, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
materi peran anggota keluarga menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode STAD.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama membahas tentang anggota dan silsilah keluarga, pertemuan ke-dua
membahas tentang kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Pertemuan I
Pertemuan pertama dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011. Dalam pelaksanaan
tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan
penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum pelajaran dimulai guru
meminta ketua kelas menyiapkan untuk doa bersama, mengabsen siswa
kemudian mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah
mengajak siswa menyanyikan lagu sayang semua. Kemudian guru
bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pada kegiatan inti guru secara klasikal memberikan penjelasan
tentang materi anggota dan silsilah keluarga, dengan bertanya jawab
dengan siswa melalui media gambar anggota keluarga, kemudian guru
bertanya tentang jumlah anggota keluarga masing-masing siswa. Guru
menunjukkan contoh bagan silsilah keluarga dan bertanya jawab dengan
siswa mengenai siapa saja dan bagaimana cara membuat bagan silsilah
keluarga. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 4 5 siswa. Pembagian kelompok
ini dilakukan secara heterogen baik dari jenis kelamin dan kemampuan
siswa. Setelah siswa terbagi dalam 5 kelompok yaitu elang, rajawali,
garuda, kenari, dan merpati. Guru memberikan lembar kegiatan dan soal-
soal yang harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing
siswa untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan
diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa belum bisa
berdiskusi dengan teman-temannya, mereka masih terlihat canggung untuk
mengungkapkan pendapatnya. Guru juga memberitahukan dan meminta
siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggung jawab
untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok,
guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua
kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik.
Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa
mempersiapkan hasil diskusinya dan 2 siswa mewakili untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk
membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan
kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyebutkan
atau menuliskan anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan
penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok terbaik yaitu
kelompok kenarilah yang menjadi kelompok terbaik. Pada akhir
pertemuan guru dan siswa mengulang secara singkat materi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dipelajari dan memberikan pekerjaan rumah (PR) membuat silsilah
keluarga inti mereka.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit
dilaksanakan pada Sabtu tanggal 26 Maret 2011. Pada pertemuan kedua
ini, materi yang diajarkan adalah menjelaskan pengertian kedudukan
dalam keluarga dan menyebutkan peran setiap anggota keluarga. Tahap
pelaksanaan tindakan, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disiapkan, yaitu dimulai dengan guru memberikan
apersepsi melalui tanya jawab tentang gambar yang ditujukkan oleh guru
yaitu gambar setiap anggota keluarga yang sedang berkegiatan, kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pada kegiatan inti guru secara klasikal memberikan penjelasan
tentang materi kedudukan dan peran anggota keluarga melalui kegiatan
tanya jawab yang mendalam lewat media gambar. Kemudian setiap siswa
masuk dalam kelompok yang sama pada pertemuan pertama. Guru
memberikan rangkuman materi beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang
harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa
untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan
diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa sudah
mulai bisa berdiskusi dengan teman-temannya, walaupun mereka masih
terlihat sedikit canggung untuk mengungkapkan pendapatnya. Guru juga
memberitahukan dan meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap
kelompok bertanggungjawab untuk membimbing siswa yang kurang
pandai. Selama diskusi kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan
pembimbingan pada semua kelompok agar diskusi kelompok dapat
berjalan baik.
Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa
mempersiapkan hasil diskusinya dan 2 siswa mewakili untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk
membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang anggota dan
silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian
penghargaan pada kelompok terbaik yaitu kelompok kenarilah yang
mnjadi kelompok terbaik. Pada akhir pertemuan guru dan siswa
mengulang secara singkat materi yang telah dipelajari.
3) Tahap Observasi
Tahap observasi atau pengamatan kegiatan penelitian pada siklus yang
pertama dilakukan oleh Kepala SD Negeri 1 Logede yaitu Ibu Trisartini,
S.Pd. Observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir.
Pengamatan dilakukan observer terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, dan
sistematika pembelajaran IPS pokok bahasan mendeskripsikan peran anggota
keluarga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) termasuk nilai hasil kuis individual
siswa. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar observasi
yang telah dipersiapkan oleh guru.
a). Hasil Observasi terhadap Siswa
Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar di kelas
II SD Negeri 1 Logede dari segi siswa dan dinyatakan bahwa:
(1) Berdasarkan lembar observasi kegiatan pada siswa (dapat dilihat pada
lampiran 6 halaman 104) selama pembelajaran IPS materi peran
anggota keluarga dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, pada siklus I pertemuan pertama dan kedua
siswa mendapatkan skor 7 dan 13, rata-rata skor 10 yang dinyatakan
bahwa aktivitas siswa rata-rata cukup.
(2) Dilihat pada lampiran 8 halaman 108 , siswa yang aktif selama
kegiatan keaktifan kelompok pertemuan pertama sebanyak 22,72% hal
ini dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 5 siswa yang
mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain
sebanyak 12 atau 54,54% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dan lebih dari 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 5 atau 22,72%
siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang). Aspek
yang dinilai dalam keaktifan kelompok meliputi tanggung jawab,
perhatian, dan kerjasama. Sedangkan pertemuan kedua sebanyak
45,5% dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 10 siswa yang
mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain
sebanyak 10 atau 45,5% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70
dan lebih dari 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 2 atau 9%
siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang).
(3) Berdasarkan hasil pekerjaan kelompok (dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 109). Nilai kelompok diperoleh dari hasil kerja kelompok
dan dari rata-rata nilai siswa setiap kelompok kemudian dibagi dua.
Pada pertemuan pertama kelompok Elang mendapatkan nilai hasil
kerja 80 dan nilai rata-rata siswa dalam 60 berarti nilai kelompok yang
di dapat adalah 70. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja
92 dan nilai rata-rata siswa dalam 56 berarti nilai kelompok yang di
dapat adalah 74. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 68
dan nilai rata-rata siswa dalam 68 berarti nilai kelompok yang di dapat
adalah 68. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 72 dan
nilai rata-rata siswa dalam 59 berarti nilai kelompok yang di dapat
adalah 66. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 60 dan
nilai rata-rata siswa dalam 63 berarti nilai kelompok yang di dapat
adalah 61,5. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
kelompok Rajawali. Sedangkan pada pertemuan kedua kelompok
Elang mendapatkan nilai hasil kerja 90 dan nilai rata-rata siswa dalam
61 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 76. Kelompok
Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja 80 dan nilai rata-rata siswa
dalam 60 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 70. Kelompok
Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 95 dan nilai rata-rata siswa
dalam 74 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 85. Kelompok
Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 60 dan nilai rata-rata siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dalam 64 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 62. Kelompok
Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 68 dan nilai rata-rata siswa
dalam 70 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 69. Pada Siklus
I ini kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi adalah
kelompok Kenari.
(4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada saat evaluasi (dapat dilihat
pada lampiran 10 halaman 110) pada pertemuan pertama didapat 16
siswa atau sekitar 72,72% mencapai nilai di atas 60 (KKM). Dan 6
siswa yang lain atau 27,28% masih di bawah KKM. Sedangkan pada
pertemuan kedua pertama didapat 17 siswa atau sekitar 77,27%
mencapai nilai di atas 60. Dan 5 siswa yang lain atau 22,73% masih di
bawah KKM. Dari rata-rata hasil pertemuan pertama dan kedua
menunjukkan bahwa siswa tuntas belajarnya pada siklus I adalah 16
siswa (72,72%). Hasil yang diperoleh pada siklus I ini telah memenuhi
indikator kinerja yang ingin dicapai.
b) Hasil Observasi terhadap Guru
Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru selama pembelajaran
IPS materi peran anggota keluarga dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode STAD, pada siklus I pertemuan
pertama diperoleh hal-hal sebagai berikut (dapat dilihat pada lampiran 7
halaman 107) :
(1) Guru sudah cukup menarik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(2) Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
(3) Dalam menyampaikan materi sudah cukup sesuai dengan
kompetensi.
(4) Media yang digunakan sudah cukup efisien dan efektif
(5) Guru masih kurang baik dalam mengelompokkan siswa dalam
kelompok heterogen
(6) Guru dalam membagikan serta membimbing setiap kelompok
dalam memahami LKS masih kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(7) Guru sudah cukup baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa
untuk membantu siswa yang belum bisa
(8) Guru masih kurang baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja
siswa
(9) Guru sudah cukup sesuai dalam memberikan soal evaluasi dengan
materi
(10) Guru cukup dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar.
(11) Guru cukup baik dalam memberikan penghargaan kepada
kelompok/individu terbaik
(12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan
cukup baik.
(13) Guru cukup baik melakukan tindak lanjut pada siswa.
(14) Secara keseluruhan pada siklus I pertemuan pertama kinerja guru
rata-rata cukup baik.
Pada siklus I pertemuan pertama guru mendapatkan nilai 23 yang
dikategorikan cukup sedangkan pada pertemuan kedua guru mendapatkan
nilai 27 yang dikategorikan baik dengan uraian hasil sebagai berikut:
(1) Guru sudah cukup menarik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(2) Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
(3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan
kompetensi.
(4) Media yang digunakan sudah cukup efisien dan efektif
(5) Guru masih kurang baik dalam mengelompokkan siswa dalam
kelompok heterogen.
(6) Guru dalam membagikan serta membimbing setiap kelompok
dalam memahami LKS sudah cukup baik.
(7) Guru sudah cukup baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa
untuk membantu siswa yang belum bisa.
(8) Guru cukup baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa.
(9) Guru sudah cukup sesuai dalam memberikan soal evaluasi dengan
materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
(10) Guru cukup dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar.
(11) Guru cukup baik dalam memberikan penghargaan kepada
kelompok/individu terbaik.
(12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan
cukup baik.
(13) Guru sudah baik dalam melaksanakan tindak lanjut pada siswa.
(14) Secara keseluruhan pada siklus I pertemuan pertama kinerja guru
rata-rata baik.
Dengan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru pada
siklus I rata-rata skor 25 yang dikategorikan cukup baik, sehingga guru harus
memperbaiki kinerjanya supaya diperoleh hasil yang lebih baik lagi.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian siklus I, peneliti melakukan analisis dan refleksi
hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus I ini telah mencapai indikator kinerja yaitu
65% siswa harus memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan.
Adapun data hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep peran anggta
keluarga pada siklus I adalah sebagai berikut:
Pada siklus I guru melakukan evaluasi pada masing-masing pertemuan,
jadi ada 2 hasil evaluasi dengan indikator yang berbeda pada siklus I ini, nilai
siswa diperoleh dari rata-rata hasil evaluasi kedua pertemuan (dapat dilihat
pada lampiran 10 halaman 110). Dapat dijelaskan dalam tabel 2 distribusi
frekuensi nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD
Negeri 1 Logede pada siklus I sebagai berikut:
Indikator :
a) Menuliskan anggota keluarganya masing-masing
b) Membuat silsilah keluarga inti
c) Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga
d) Menyebutkan 2 peran anggota keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I.
No Interval NilaiFrekuensi
(fi)Nilai Tengah
(xi)fi.xi
Prosentase (%)
Keterangan
1 29 - 40 1 34,5 34,5 4,55 Di bawah KKM2 41 - 52 0 46,5 0 0,00 Di bawah KKM3 53 - 64 7 58,5 409,5 31,82 Di atas/di bwh KKM4 65 - 76 3 70,5 211,5 13,64 Di atas KKM5 77 - 88 6 82,5 495 27,27 Di atas KKM6 89 - 100 5 94,5 472,5 22,73 Di atas KKM
Jumlah 22 1623 100,00Nilai Rata-rata = 1623 : 22 = 73,77
Ketuntasan Klasikal = 16 : 22 x 100% = 72,72%
Dari tabel 2 distribusi frekuensi nilai siswa kelas II SD Negeri 1 Logede
pada siklus I yang ditampilkan pada tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk gambar
6 grafik frekuensi nilai pemahaman konsep peran angota keluarga siswa kelas II
SD Negeri 1 Logede pada siklus I :
Gambar 6. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas
II SD Negeri 1 Logede
N i l a i
0
1
2
3
4
5
6
7
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100
Frekuens i
Dari hasil evaluasi siklus I diatas maka dapat ditarik satu kesimpulan
pemahaman siswa sudah cukup baik yaitu rata-rata dari hasil evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pertemuan pertama dan kedua adalah 73,77% siswa tuntas belajar 72,72% atau
meningkat 18,18% dari keadaan awal siswa yang hanya 54,54%. Dapat
digambarkan pada gambar 7. grafik perbandingan prosentase pencapaian
KKM pada keadaan awal dengan siklus I adalah sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Perbandingan Prosentase Pencapaian KKM Awal dan Siklus I
b. Hasil Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011
dan hari Sabtu tanggal 2 April 2011, perencanaan kegiatan dilaksanakan 2 kali
pertemuan. Adapun tahapan kegiatan pada siklus II ini meliputi :
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, maka guru sekaligus
sebagai penulis membuat perencanaan ulang untuk mengembangkan
pembelajaran. Pada tahap perencanaan ini, guru menyusun kembali Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 119)
dengan pengembangan dalam hal apersepsi, cara penyampaian materi, bentuk
soal-soal dibuat lebih bervariasi yang memudahkan pemahaman siswa, dan
perubahan anggota kelompok (dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 141)
supaya lebih merata. Selain RPP, guru juga mempersiapkan lembar observasi
siswa (dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 142) dan guru (lampiran 16
54,54%
72,72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
awal siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
halaman 144) untuk mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus
yang kedua.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pemahaman konsep melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam siklus II ini dibagi dalam dua kali
pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya adalah 2 jam
pelajaran.
a) Pertemuan I
Pertemuan pertama dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit
dilaksanakan pada tanggal hari Kamis tanggal 31 Maret 2011. Dalam
pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti
dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum pelajaran dimulai guru
meminta ketua kelas menyiapkan untuk doa bersama, mengabsen siswa
kemudian mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah
mengajak siswa mengingat kembali pelajaran yang lalu melalui gambar.
Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum masuk dalam kegiatan inti
guru meminta setiap kelompok menyerukan yel-yelnya untuk menambah
semangat dalam pembelajaran.
-ramai mencari kartu-kartu anggota
keluarga yang telah di letakkan guru di taman depan kelas secara acak,
kemudian menempelkannya pada bagan sisilah keluarga yang telah
ditempel guru di papan tulis. Setelah semua bagan terisi kartu, secara
klasikal guru membahas hasil permainan tersebut dan guru memberikan
penjelasan tentang materi anggota dan silsilah keluarga, dengan bertanya
jawab melalui bagan silsilah keluarga yang telah dilengkapi siswa.,
Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 4 5 siswa. Pembagian kelompok ini
dilakukan secara heterogen baik dari jenis kelamin dan kemampuan siswa.
Kelompok pada siklus II berbeda dengan kelompok pada siklus I agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pembagian kelompok lebih sempurna. Setelah siswa terbagi dalam 5
kelompok yaitu elang, rajawali, garuda, kenari, dan merpati. Guru
memberikan rangkuman materi beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang
harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa
untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan
diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa sudah bisa
berdiskusi dengan teman-temannya, mereka masih tidak terlihat canggung
untuk mengungkapkan pendapatnya. Guru juga memberitahukan dan
meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggung
jawab untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi
kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada
semua kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik.
Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa
mempersiapkan hasil diskusinya dan 2 siswa mewakili untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk
membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan
kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang anggota dan
silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian
penghargaan pada kelompok terbaik yaitu kembali kelompok kenarilah
yang menjadi kelompok terbaik. Pada akhir pertemuan guru dan siswa
mengulang secara singkat materi yang telah dipelajari dan memberikan
pekerjaan rumah (PR) yaitu menyebutkan dua peran ayah, ibu, dan anak.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 2 April 2011. Pada pertemuan kedua
ini, materi yang diajarkan adalah menjelaskan pengertian kedudukan
dalam keluarga dan menyebutkan peran setiap anggota keluarga. Tahap
pelaksanaan tindakan, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disiapkan, yaitu dimulai dengan guru memberikan
apersepsi melalui tanya jawab tentang gambar yang ditujukkan oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
yaitu gambar setiap anggota keluarga yang sedang berkegiatan, kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
kegiatan tanya jawab yang mendalam dari cerita tersebut secara guru
klasikal memberikan penjelasan tentang materi kedudukan dan peran
anggota keluarga. Kemudian setiap siswa masuk dalam kelompok yang
sama pada pertemuan pertama. Guru memberikan rangkuman materi
beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang harus dikerjakan secara
berkelompok (LKS), guru membimbing siswa untuk memahami tugas
dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk
mengerjakan tugasnya. Terlihat sudah bisa dan terbiasa berdiskusi dengan
teman-temannya. Guru juga tidak lupa memberitahukan dan meminta
siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggungjawab
untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok,
guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua
kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik.
Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa
mempersiapkan hasil diskusinya dan 2 siswa mewakili untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk
membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan
kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyebutkan
atau menuliskan anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan
penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok dan individu terbaik
yaitu kelompok kenari yang menjadi kelompok terbaik, sedangkan
individu terbaik ada dua siswa yaitu Adi dan Rohmah dengan nilai rata-
rata nilai 98,5. Pada akhir pertemuan guru dan siswa mengulang secara
singkat materi yang telah dipelajari.
c) Tahap Observasi
Tahap observasi atau pengamatan kegiatan penelitian pada siklus yang
kedua dilakukan oleh Kepala SD Negeri 1 Logede yaitu Ibu Trisartini, S.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir.
Pengamatan dilakukan observer terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, dan
sistematika pembelajaran IPS pokok bahasan mendeskripsikan peran anggota
keluarga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) termasuk nilai hasil kuis individual
siswa. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar observasi
yang telah dipersiapkan oleh guru.
a). Hasil Observasi terhadap Siswa
Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut
dari segi siswa dan dinyatakan bahwa:
(1) Berdasarkan lembar observasi kegiatan pada siswa (dapat dilihat pada
lampiran 15 halaman 142) selama pembelajaran IPS materi peran
anggota keluarga dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, pada siklus II pertemuan pertama dan kedua
siswa mendapatkan skor 15 dan 17 dengan rata-rata skor 16 dapat
dikategorikan aktivitas siswa rata-rata sangat baik.
(2) Dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 146, siswa yang aktif selama
kegiatan diskusi kelompok (dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD) pertemuan pertama sebanyak
64%, hal ini dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 14 siswa yang
mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain
sebanyak 5 atau 23% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 dan
di atas 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 3 atau 13% siswa
mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang). Aspek yang
dinilai dalam keaktifan kelompok meliputi tanggung jawab, perhatian,
dan kerjasama. Sedangkan pertemuan kedua sebanyak 73% dari 22
jumlah siswa yang hadir sebanyak 16 siswa yang mendapatkan nilai
lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain sebanyak 4 atau
18,18% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 dan di atas 55
(dikategorikan cukup) serta sebanyak 2 atau 9,09% siswa mendapat
nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
(3) Berdasarkan hasil pekerjaan kelompok (dapat dilihat pada lampiran 18
halaman 147). Nilai kelompok diperoleh dari hasil kerja kelompok
dan dari rata-rata nilai siswa setiap kelompok kemudian dibagi dua.
Pada pertemuan pertama kelompok Elang mendapatkan nilai hasil
kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 66 berarti nilai kelompok
yang di dapat adalah 81. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil
kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 66 berarti nilai kelompok yang
di dapat adalah 81. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja
100 dan nilai rata-rata siswa dalam 75 berarti nilai kelompok yang di
dapat adalah 87,5. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 96
dan nilai rata-rata siswa dalam 64 berarti nilai kelompok yang di dapat
adalah 80. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 96 dan
nilai rata-rata siswa dalam 76 berarti nilai kelompok yang di dapat
adalah 86. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
kelompok Kenari. Sedangkan pada pertemuan ke dua kelompok Elang
mendapatkan nilai hasil kerja 100 dan nilai rata-rata siswa dalam 69
berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 85. Kelompok Rajawali
mendapatkan nilai hasil kerja 95 dan nilai rata-rata siswa dalam 70
berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 83. Kelompok Kenari
mendapatkan nilai hasil kerja 85 dan nilai rata-rata siswa dalam 79
berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 82. Kelompok Garuda
mendapatkan nilai hasil kerja 85 dan nilai rata-rata siswa dalam 70
berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 78. Kelompok Merpati
mendapatkan nilai hasil kerja 100 dan nilai rata-rata siswa dalam 78
berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 89. Kelompok yang
mendapatkan nilai tertinggi adalah kelompok Merpati.
(4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada saat evaluasi (dapat dilihat
pada lampiran 19 halaman 148) pada pertemuan pertama didapat 20
siswa atau Sekitar 91% mencapai nilai di atas 60 (KKM). Dan 2 siswa
yang lain atau 9,09% masih di bawah KKM. Sedangkan pada
pertemuan kedua didapat 22 siswa atau 100% mencapai nilai di atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
60. Dari rata-rata hasil pertemuan pertama dan kedua menunjukan
bahwa siswa tuntas belajarnya pada Siklus I adalah 21 siswa
(95,45%). Hasil yang diperoleh pada siklus II ini telah melebihi
indikator kinerja yang ingin dicapai yaitu 80% siswa memperoleh
nilai di atas 60.
b). Hasil Observasi terhadap Guru
Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru (dapat dilihat pada
lampiran 16 halaman 144) selama pembelajaran IPS materi peran
anggota keluarga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, pada siklus I pertemuan pertama diperoleh hal-hal sebagai
berikut :
(1) Guru sudah baik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(2) Guru sudah baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
(3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan
kompetensi.
(4) Media yang digunakan sudah baik, efisien dan efektif.
(5) Guru sudah baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok
heterogen
(6) Guru sudah baik dalam membagikan serta membimbing setiap
kelompok dalam memahami LKS.
(7) Guru sudah baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk
membantu siswa yang belum bisa
(8) Guru sudah baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa
(9) Guru sudah baik dalam memberikan soal evaluasi sesuai dengan
materi
(10) Guru sudah baik dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar.
(11) Guru sudah baik dalam memberikan penghargaan kepada
kelompok/individu terbaik
(12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan
cukup baik.
(13) Guru sudah baik dalam melakukan tindak lanjut pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
(14) Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru
rata-rata baik.
Pada siklus II pertemuan pertama guru mendapatkan nilai 38 yang
dikategorikan baik sedangkan pada pertemuan kedua guru mendapatkan
nilai 42 dengan rata-rata skor 40 yang dikategorikan sangat baik dengan
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
(1) Guru sudah baik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(2) Guru sangat baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
(3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan
kompetensi.
(4) Media yang digunakan sudah baik, efisien dan efektif.
(5) Guru sangat baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok
heterogen
(6) Guru sudah baik dalam membagikan serta membimbing setiap
kelompok dalam memahami LKS.
(7) Guru sudah baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk
membantu siswa yang belum bisa
(8) Guru sudah baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa
(9) Guru sudah baik dalam memberikan soal evaluasi sesuai dengan
materi
(10) Guru sudah baik dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar.
(11) Guru sangat baik dalam memberikan penghargaan kepada
kelompok/individu terbaik
(12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan
baik.
(13) Guru sudah baik dalam melakukan tindak lanjut pada siswa.
(14) Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru
rata-rata sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
d) Tahap Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian siklus II, peneliti melakukan analisis dan refleksi
hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai indikator kinerja yang
telah ditentukan, maka tidak perlu menambah siklus. Adapun data hasil
belajar siswa tentang pemahaman konsep peran anggta keluarga pada siklus II
adalah sebagai berikut:
Pada siklus II guru melakukan evaluasi (dapat dilihat pada lampiran 19
halaman 148) pada masing-masing pertemuan, jadi ada 2 hasil evaluasi
dengan indikator yang berbeda pada siklus II ini, nilai siswa diperoleh dari
rata-rata hasil evaluasi kedua pertemuan dapat dijelaskan dalam tabel 3
distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa
kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus II sebagai berikut:
Indikator :
a) Menuliskan anggota keluarganya masing-masing
b) Membuat silsilah keluarga inti
c) Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga
d) Menyebutkan 2 peran anggota keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus II.
No Interval NilaiFrekuensi
(fi)Nilai Tengah
(xi)fi.xi
Prosentase (%)
Keterangan
1 29 - 40 0 34,5 0 0,00 Di bawah KKM2 41 - 52 0 46,5 0 0,00 Di bawah KKM3 53 - 64 2 58,5 117 9,09 Di atas/di bwh KKM
4 65 - 76 4 70,5 282 18,18 Di atas KKM5 77 - 88 6 82,5 495 27,27 Di atas KKM6 89 - 100 10 94,5 945 45,45 Di atas KKM
Jumlah 22 1839 100,00
Nilai Rata-rata = 1839 : 22 = 83,59
Ketuntasan Klasikal = 21 : 22 x 100% = 95,45%
Dari tabel 3 distribusi frekuensi penilaian hasil ulangan siswa kelas II SD
Negeri 1 Logede pada siklus II yang ditampilkan di atas dapat disajikan dalam
bentuk gambar 8 grafik nilai pemahaman peran anngota keluarga siswa kelas II
SD Negeri 1 Logede pada siklus II :
Gambar 8. Grafik Nilai Pemahaman Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD
Negeri 1 Logede pada Siklus II
N i l a i
0
2
4
6
8
10
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Dari hasil evaluasi pada siklus II diatas maka dapat ditarik satu
kesimpulan tingkat pemahaman siswa sudah tinggi yaitu dirata-rata dari hasil
evaluasi kedua pertemuan tersebut adalah 83,59% siswa tuntas belajar 95,45
atau meningkat 22,73% dari hasil pembelajaran pada siklus I yaitu 72,72%
dan meningkat 40,91% dari keadaan awal siswa yang hanya 54,54%. Dapat
digambarkan pada gambar 9. grafik perbandingan keadaan awal dengan
siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase KKM pada Keadaan
Awal, Siklus I, dan Siklus II
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II
dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota
keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede. Peningkatannya dapat dilihat pada
deskripsi di bawah ini:
1. Data Nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II sebelum
ada tindakan (dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81).
54,54%72,72%
95,45%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata
kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 61,23 di mana hasil
tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru,
peneliti maupun kepala sekolah. Sedangkan besarnya prosentase ketuntasan
belajar hanya 54,54% (12 siswa yang tuntas belajar dari 22 jumlah siswa),
dari pihak peneliti dan sekolah diharapkan mencapai 80%. Dari analisis tes
awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjut untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa, serta aktivitas dalam kegiatan pembelajaran,
khususnya materi peran anggota keluarga.
Dalam kondisi awal ini belum adanya suatu metode yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan, khususnya adalah pembelajaran tentang peran anggota
keluarga, sehingga nilai yang didapat siswa masih banyak yang ada dibawah
KKM (Kriteria Ketuntasan Belajar) yang telah ditentukan yaitu 60.
2. Data nilai pemahaman konsep siswa kelas II siklus I (dapat dilihat pada
lampiran 10 halaman 110).
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan
dengan siswa menuliskan anggota keluarganya masing-masing dan membuat
silsilah keluarga inti pada pertemuan I dan menjelaskan pengertian
kedudukan dalam keluarga dan menyebutkan 2 peran anggota keluarga pada
pertemuan II.
Proses pembelajaran disampaikan dengan strategi dan terencana
dimulai dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan ini terfokus
mengaktifkan siswa mulai dari tahap penyajian materi yang dilakukan guru
secara klasikal dengan bantuan gambar-gambar dan bagan silsilah keluarga.
Selanjutnya tahap kerja dalam kelompok dengan menggunakan LKS (Lembar
Kerja Siswa), dalam tahap ini siswa berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya untuk membahas masalah yang harus mereka selesaikan dalam
LKS dengan guru sebagai fasilitator. Setelah selesai mengerjakan dilanjutkan
presentasi hasil masing-masing kelompok. Tahap berikutnya adalah tahap
pembahasan hasil kerja setiap kelompok yang dilakukan oleh guru dan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
secara klasikal. Selanjutnya tes individu, kegiatan yang dilakukan yaitu guru
membagikan soal tes individu mengenai materi peran anggota keluarga.
Dalam kegiatan evaluasi individu guru melakukan penilaian keaktifan siswa
berdasarkan pengamatannya dalam proses kelompok. Tahap berikutnya ialah
tahap perhitungan skor perkembangan individu, guru menilai hasil tes
individu lalu perhitungan skor perkembangan individu didasarkan pada skor
awal yaitu nilai hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Tahap terakhir adalah
pemberian penghargaan baik individu maupun kelompok.
Pada siklus I dilaksanakan tindakan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif metode STAD dengan pemahaman konsep peran
anggota keluarga. Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep
siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa tuntas
naik 18,18% dengan nilai KKM 60, siswa yang tuntas belajar pada siklus I
sebesar 72,72%, yang semula pada tes awal hanya terdapat 54,54% siswa
mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 61,23 pada
siklus I naik menjadi 73,77, nilai tersebut belum berada di atas nilai rata-rata
yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan kepala sekolah.
Siswa perlu adanya pemahaman terhadap pengertian pembelajaran itu
sendiri. Oleh karena itu perlu diadakannya suatu tindakan untuk
meningkatkan pemahaman anak terhadap pembelajaran tersebut, diantaranya
harus dapat berinteraksi dengan teman sebaya, mau berperan aktif dalam
kelompok, dapat mempengaruhi satu sama lain.
3. Data nilai pemahaman konsep siswa kelas II siklus II (dapat dilihat pada
lampiran 19 halaman 48).
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang
disampaikan tentang peran anggota keluarga dengan tahap-tahap sama seperti
siklus I namun ada perbaikan yang harus dilakukan guru untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan yaitu guru merubah anggota kelompok agar
lebih heterogen dalam prestasi dan guru mengubah cara penyampaian materi
agar siswa tidak bosan dan lebih tertarik dengan permainan siapa cepat dia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dapat yaitu dengan kartu anggota keluarga yang disimpan di taman kelas II
kemudian siswa beramai-ramai mencari dan menempelkanya pada bagan
silsilah keluarga. Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep
siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa
tuntas naik 40,91% dengan nilai KKM 60, siswa yang tuntas belajar pada
siklus II 95,45%, yang semula pada tes awal hanya terdapat 54,54%. Nilai
rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 61,23 pada siklus I naik menjadi
73,77 dan siklus ke II naik menjadi 83,59.
Adapun perhitungan rata-rata nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan
dan setelah dilaksanakan tindakan siklus pertama dan kedua dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Tabel Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Siswa Kelas II SD Negeri 1
Logede di atas KKM .
No Pembelajaran Peran
Anggota Keluarga
Sebelum
Tindakan
Sesudah Dilaksanakan
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata 61,23 73,77 83,59
2 Prosentase Ketuntasan Klasikal
54,54% 72,72% 95,45%
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
ini menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat
dinyatakan berhasil.
Peningkatan rata-rata nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga
siswa kelas II SD Negeri 1 Logede melalui penerapan model pembelajaran
koopertif metode STAD dapat disajikan dalam gambar 10 grafik sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Gambar 10. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Peran
Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0 %
Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai siswa, tetapi juga terjadi
peningkatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan Siklus II ,
yang dapat dilihat pada tabel 5 seperti berikut:
Tabel 5.Tabel Rata-Rata Aktivitas Siswa Dan Kinerja Guru Kelas II SD Negeri 1
Logede Materi Peran Anggota Keluarga
No Aspek
Skor Kategori
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 2 1 2 1 2 1 2
1 Aktivitas Siswa 7 13 15 17 cukup
baik baik baik
sangat
baik
2 Kinerja Guru 23 27 38 42 cukup
baik baik baik
sangat
baik
Berdasarkan tabel diatas, model pembelajaran kooperatif metode STAD
dari siklus pertama pertemuan 1 aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
kategori cukup baik, jumlah skor mencapai 7 dan pada pertemuan 2 aktivitas
pembelajaran siswa dalam kategori baik dengan jumlah skor 13. Kinerja guru
pada siklus pertama pertemuan 1 termasuk dalam kategori cukup baik dengan
jumlah skor 23 dan pada pertemuan 2 termasuk dalam kategori baik juga dengan
jumlah skor 27. Siklus kedua pertemuan 1 aktivitas siswa dalam pembelajaran
termasuk dalam kategori baik dengan jumlah skor 15 dan pada pertemuan 2
aktivitas siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik dengan
jumlah skor 17. Kinerja guru pada siklus kedua pertemuan 1 termasuk dalam
kategori baik mencapai skor 38, pada pertemuan 2 kinerja guru termasuk ddalam
kategori sangat baik, mencapai skor 42.
Adapun hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus
berbeda-beda, antara lain pada siklus pertama guru kurang menarik dalam
menyampaikan materi untuk dipelajari, siswa belum terbiasa melaksanakan
pembelajaran dengan metode STAD, sehingga siswa masih egois dan
mengutamakan atau menggunakan pendapatnya sendiri, kurang adanya rasa
tanggung jawab dalam setiap kelompok dan pembagian anggota kelompok yang
belum sempurna secara heterogen sehingga proses pembelajaran masih kurang
efektif.
Maka pada siklus yang kedua diadakan upaya perbaikan, diantaranya
guru mengubah cara penyampaian materi supaya lebih sesuai dengan keadaan
siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mempelajari materi, selalu
memberikan pengertian kepada siswa bagaimana cara bekerja dalam kelompok
metode STAD, mengubah anggota kelompok supaya lebih seimbang.
Pembelajaran pada sikus kedua sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang
berarti.
Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran pemahaman konsep
peran anggota keluarga dapat diketahui bahwa secara umum menunjukan
perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil menerapkan pembelajaran model
kooperatif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota
keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
dibuktikan adanya peningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga
dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko
Klaten. Maka dapat dianalisis kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil tes individual pada kondisi awal sebesar 61,23 (dapat dilihat
pada lampiran 2 halaman 81). Nilai rata-rata hasil tes individu pada Siklus I
adalah 73,77 (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110) dan pada Siklus II
nilai rata- rata-rata hasil tes individu adalah 83,59 (dapat dilihat pada
lampiran 19 halaman 148).
2. Persentase ketuntasan belajar siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 60 pada kondisi awal menunjukkan angka sebesar 54,54% atau 12
siswa dari jumlah 22 siswa tuntas belajarnya (dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 81). Sedangkan Persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus I
adalah 72,72% atau 16 siswa dari jumlah 22 siswa tuntas belajarnya (dapat
dilihat pada lampiran 10 halaman 110). Sedangkan persentase ketuntasan
belajar siswa pada Siklus II adalah 95,45% atau 21 siswa dari jumlah 22
siswa tuntas belajarnya (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 148).
3. Pengamatan aktivitas siswa ditujukan pada aktifitas siswa pada saat
pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 104) adalah persentase
keaktifan siswa pada siklus I pertemuan pertama menunjukkan tingkat
keaktifan sebesar 32% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata cukup,
sedangkan pertemuan kedua menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 63% atau
dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata baik. Dari rata-rata pada pertemuan
pertama dan kedua menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada siklus I sebesar
50% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata cukup. Pada Siklus II
pertemuan pertama menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 75% atau dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
dikatakan aktifitas siswa rata-rata baik, sedangkan pertemuan kedua
menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 82% atau dapat dikatakan aktifitas
siswa rata-rata sangat baik. Dari rata-rata pada pertemuan pertama dan kedua
menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada siklus II sebesar 76% atau dapat
dikatakan aktifitas siswa rata-rata sangat baik (dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 142).
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dan data-data hasil penelitian terbukti bahwa
adanya peningkatan pemahaman konsep pokok bahasan peran anggota keluarga
dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD dalam pelajaran IPS pada
siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten. Maka hasil penelitian
dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1. Secara praktis dapat digunakan penerapan model pembelajaran yang
bervariasi dan inovatif, salah satunya model pembelajaran kooperatif metode
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang sudah terbukti dapat
menunjukkan peningkatan prosentase pemahaman siswa terhadap konsep
peran anggota keluarga. Hal ini didukung karena terciptanya jalinan yang baik
antara guru dan siswa serta diantara siswa itu sendiri sehingga menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan keberanian siswa dalam
mengungkapkan pendapatnya, meningkatnya motivasi belajar siswa,
meningkatnya kerjasama belajar dalam kelompok, siswa mampu
mendemonstrasikan hasil diskusi dengan baik, meningkatnya aktivitas
pembelajaran siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
siswa khusunya materi mendiskripsikan peran anggota keluarga.
2. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru
dalam menentukan model pembelajaran ataupun pengembangan model
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan
pelajaran lain pada umumnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pada
proses dan hasil pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
C. Saran
Dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga
siswa sewaktu pembelajaran IPS, maka peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa dapat memotivasi diri sendiri bahwa belajar merupakan
suatu kebutuhan setiap siswa dan berusaha meningkatkan pemahaman
konsep pada materi peran anggota keluarga sehingga memperoleh hasil
yang optimal.
b. Memiliki rasa senang dalam mempelajari materi peran anggota keluarga
melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD maupun
penggunaan alat peraga yang tersedia.
2. Bagi Guru
a. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan model pembelajaran
kooperatif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran
anggota keluarga.
b. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang tepat. Disamping itu, guru sebaiknya dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa sehinnga siswa lebih
termotivasi untuk belajar.
3. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya sering mengadakan pelatihan bagi guru-gurunya
agar lebih memahami banyaknya model pembelajaran, sehingga akan
memperkaya pengetahuan guru dan berakibat pada kelancaran
pembelajaran di sekolah.
b. Pihak sekolah hendaknya merangkul semua kalangan, agar dapat
menambah variasi dalam pembelajaran dan sumber belajar bagi siswa.
Pihak sekolah hendaknya mengadakan sarana pembelajaran yang dapat
digunakan dan lebih memudahkan siswa dalam belajar.