254
i PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V TERHADAP PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Janista Windi Mareti NIM: 161134219 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR … · 2020. 8. 3. · sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning. Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

    SISWA KELAS V TERHADAP PEMBELAJARAN IPA MELALUI

    MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Janista Windi Mareti

    NIM: 161134219

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

    1 Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, perlindungan dan

    kelancaran untuk peneliti

    2 Kedua orangtua yang sangat peneliti cintai dan sayangi: Petrus Sumadi dan

    Valentina yang telah senantiasa mendoakan peneliti selaku anak. Cinta kasih

    dan kesabaran kedua orangtua yang selalu memberikan peneliti motivasi

    untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Kedua orangtua yang selalu

    memberikan peneliti semangat di kala sedang mengalami kesulitan.

    3 Saudara kandung: Allan Budikusuma, Wilgi Sundari dan Saputra Wilga

    Batuah yang selalu mendukungku dan memberikanku banyak cinta untuk

    mengerjakan skripsi. Saudara-saudaraku yang selalu menanyakan kapan

    wisuda.

    4 Sepupu-sepupu yang berada di Jogja: Kak Lalot dan Bang Gian yang selalu

    memberikan peneliti energi untuk mengerjakan skripsi dengan mentraktirkan

    makan.

    5 Sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skripsi: Kristin Tehas yang selalu

    bersama dalam mengerjakan skripsi di perpustakaan.

    6 Sahabat Jogja: Tyas, Bayu, Ayu Komang, Tella, Kak Onel, Mbak Ridha, Tia

    dan Citra yang selalu memberi motivasi untuk mengerjakan skripsi. Sahabat

    yang selalu menanyakan perkembangan skripsi dan mau direpotkan dengan

    banyak pertanyaan dalam menyusun skripsi.

    7 Sahabat Kalbarku: Elvi, Wandi, Ranting, Brata, Linda, Sisi, Enno, Okta dan

    Mella yang selalu menemani peneliti di kala sedang bosan dan suntuk untuk

    mengerjakan skripsi.

    8 Dosen pembimbing Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., yang

    selalu sabar memberikan peneliti bimbingan dan memberikan peneliti arahan

    dalam penyusunan skripsi.

    9 Idola favoritku, BTS yang selalu menemaniku mengerjakaan skripsi dengan

    lagu-lagu indahnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “Setiap orang mempunyai potensi asalkan dia percaya dan yakin pada

    diri sendiri”

    “Jangan salahkan kegagalan, tapi buatlah kegagalamu menjadi

    motivasi untuk menuju kesuksesan”

    Percaya akan diri sendiri maka semua akan baik-baik saja

    Jangan gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga

    kepadaku

    -YOHANES 14:1-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    PENINGKATAN SIKAP BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA

    KELAS V TERHADAP PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL

    PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

    Janista Windi Mareti

    Universitas Sanata Dharma

    2020

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya sikap berpikir kritis dan hasil

    belajar siswa terhadap pembelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini

    bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil

    belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem

    based learning, 2) meningkatkan sikap berpikir kritis siswa kelas VA pada mata pelajaran

    IPA melalui penerapan model pembelajaran problem based learning, 3) meningkatkan

    hasil belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model

    pembelajaran problem based learning.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dari penelitian

    ini adalah siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan. Objek penelitian yaitu peningkatan

    sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem

    based learning. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,

    wawancara dan tes. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini yaitu data

    kualitatif deskriptif dan kuantitatif.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Upaya peningkatan sikap berpikir

    kritis dan hasil belajar siswa kelas VA pada pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran problem based learning yang telah dilakukan dengan menerapkan 5

    langkah: (1) memberikan orientasi permasalahan kepada siswa, mengorganisasikan siswa

    untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan

    mempresentasikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi. (2) Model pembelajaran

    problem based learning dapat meningkatkan sikap berpikir kritis siswa dari nilai kondisi

    awal yaitu 37,07 meningkat menjadi 64,18 pada siklus I dan meningkat kembali pada

    siklus II menjadi 80,38. (3) Model pembelajaran problem based learning dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai kondisi awal rata-rata 69,3 meningkat menjadi

    76,21 pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II yaitu 82,19.

    Kata Kunci: Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Problem Based Learning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE IMPROVEMENT OF CRITICAL THINKING AND LEARNING OUTCOMES

    OF V GRADE STUDENT IN SCIENCE LEARNING THROUGH PROBLEM

    BASED LEARNING MODEL

    Janista Windi Mareti

    Sanata Dharma University

    2020

    This research is motivated by the low attitude of critical thinking and student

    learning outcomes towards learning science in SD Kanisius Sengkan. This study aims to:

    1) describe efforts to improve critical thinking attitudes and learning outcomes of fifth

    grade students in subjects through problem based learning learning models 2) improve

    critical thinking attitude of fifth grade students in science subjects through the

    application of problem based learning learning models, 3) improve the learning

    outcomes of fifth grade students in natural science subjects through the application of

    problem based learning learning models.

    This research used classroom acttive research (CAR). The subject of this study

    were VA grade students of SD Kanisius Sengkan. The object of this study is critical

    thinking attitude and learning outcomes of problem based learning models. This study

    uses data collection techniques such as observation, interviews and tests. Data analysis

    techniques used in this study used descriptive and quantitative qualitative data.

    The results of this study showed: (1) Efforts to improve critical thinking attitudes

    and learning outcomes of VA class students in natural science learning through problem

    based learning models that have been carried out by applying 5 steps such as provide

    problem orientation to students, organize students to learn, help independent and group

    investigations, develop and present their work, analyze and evaluate. (2) The problem

    based learning model can improve students' critical thinking attitudes from the initial

    condition score of 37.07 increasing to 64.18 in the first cycle and increasing again in the

    second cycle to 80.38. (3) The model of problem based learning can improve student

    learning outcomes from an average initial condition value of 69.3, increasing to 76.21 in

    the first cycle and increasing again in the second cycle, namely 82.19.

    Keyword: Critical Thinking Attitudes, Learning Outcomes, Problem Based Learning

    Model

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii

    ABSTRAK ....................................................................................................... viii

    ABSTRACT ....................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

    E. Definisi Operasional ........................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 8

    A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8

    1. Sikap Berpikir Kritis ...................................................................... 8

    a. Pengertian Sikap Berpikir Kritis ............................................... 8

    b. Indikator Sikap Berpikir Kritis .................................................. 8

    2. Hasil Belajar................................................................................... 10

    a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 10

    3. Model Pembelajaran Problem Based Learning ............................. 11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning....... 11

    b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based

    Learning ................................................................................... 12

    c. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning ........................ 14

    d. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning ....... 14

    4. Pembelajaran IPA .......................................................................... 15

    a. Definisi IPA ............................................................................... 15

    b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA ....................................... 16

    5. Materi IPA SD ............................................................................... 17

    B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 20

    C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 23

    D. Hipotesis ............................................................................................ 25

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 26

    A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26

    B. Setting Penilaian ................................................................................. 28

    1. Tempat penelitian........................................................................... 28

    2. Subjek penelitian ............................................................................ 28

    3. Objek penelitian ............................................................................. 28

    4. Waktu penelitian ............................................................................ 28

    C. Persiapan ............................................................................................ 28

    D. Rencana Setiap Siklus ........................................................................ 29

    1. Siklus I ........................................................................................... 29

    2. Siklus II .......................................................................................... 34

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40

    1. Non Tes .......................................................................................... 40

    a. Observasi ................................................................................... 40

    b. Wawancara ................................................................................ 41

    2. Tes .................................................................................................. 41

    F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42

    1. Instrumen Non Tes ......................................................................... 42

    a. Lembar Wawancara ................................................................... 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    b. Lembar Observasi ..................................................................... 43

    2. Instrumen Tes................................................................................. 44

    G. Teknik Pengujian Instrumen .............................................................. 46

    1. Validitas ......................................................................................... 46

    a. Validasi Isi ................................................................................. 46

    b. Validasi Empiris ........................................................................ 49

    2. Reliabilitas ..................................................................................... 53

    H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 54

    I. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 56

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 57

    A. Hasil Penelitian .................................................................................. 57

    1. Proses Penelitian ............................................................................ 57

    a. Kondisi Awal ............................................................................. 57

    b. Upaya Peningkatan Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar .... 58

    c. Siklus I ....................................................................................... 58

    d. Siklus II ..................................................................................... 62

    2. Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................... 67

    a. Sikap Berpikir Kritis.................................................................. 67

    b. Hasil Belajar .............................................................................. 70

    c. Rekapitulasi Data Penelitian...................................................... 71

    B. Pembahasan ........................................................................................ 75

    1. Upaya Peningkatan Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar ......... 76

    a. Memberikan Orientasi Permasalahan Kepada Siswa ................ 76

    b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar .................................. 77

    c. Membantu Investigasi Mandiri dan Kelompok ......................... 78

    d. Mengembangkan dan Mempresentasikan Hasil Karya ............. 79

    e. Menganalisis dan Evaluasi ........................................................ 80

    2. Peningkatan Sikap Berpikir Kritis Siswa ....................................... 81

    3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................................... 83

    BAB V PENUTUP ........................................................................................... 87

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    B. Keterbatasan ....................................................................................... 87

    C. Saran................................................................................................... 88

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 242

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara...........................................................42

    Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi .............................................................44

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi .....................................................................45

    Tabel 3.4 Instrumen Validasi Lembar Observasi Sikap Berpikir Kritis ..........47

    Tabel 3.5 Instrumen Validasi RPP ...................................................................47

    Tabel 3.6 Instrumen Validasi Soal Evaluasi ....................................................48

    Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi .............................................................48

    Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Penelitian.............................49

    Tabel 3.9 Hasil Uji Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus I ................................50

    Tabel 3.10 Hasil Uji Validasi Soal Esai Siklus I ................................................51

    Tabel 3.11 Hasil Uji Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus II ..............................51

    Tabel 3.12 Hasil Uji Validasi Soal Esai Siklus II ..............................................52

    Tabel 3.13 Kualifikasi Reliabilitas .....................................................................53

    Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I ...........................................................54

    Tabel 3.15 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II .........................................................54

    Tabel 3.16 Indikator Keberhasilan Sikap Berpikir Kritis...................................56

    Tabel 4.1 Skor Sikap Berpikir Kritis Siklus I ..................................................68

    Tabel 4.2 Skor Sikap Berpikir Kritis Siklus II .................................................69

    Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Setiap Siklus ......................................................70

    Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ...............................71

    Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Hasil Belajar ......................................................73

    Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan KKM Siswa .................................................74

    Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Sikap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa ...75

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan ........................................ 23

    Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Peneliti................................................... 25

    Gambar 3.1 Siklus PTK ...................................................................................... 27

    Gambar 3.2 Rancangan Tempat Duduk Kelompok di Kelas .............................. 39

    Gambar 4.1 Diagram Hasil Sikap Berpikir Kritis Siswa .................................... 72

    Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa .......................................................... 73

    Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siswa ................................. 74

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................... 94

    Lampiran 2 Surat Keterangan telah Melakulan Penelitian ........................... 95

    Lampiran 3 Surat Validasi Ahli .................................................................... 96

    Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli .................................................................... 97

    Lampiran 5 Instrumen Wawancara Wali Kelas ............................................ 101

    Lampiran 6 Hasil Wawancara ....................................................................... 102

    Lampiran 7 Instrumen Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ..................... 104

    Lampiran 8 Lembar Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ......................... 105

    Lampiran 9 Hasil Observasi Sikap Berpikir Kritis Siswa ............................. 107

    Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................ 111

    Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 116

    Lampiran 12 Hasil Soal Evaluasi .................................................................... 121

    Lampiran 13 Data Hasil Validasi Siklus I ...................................................... 126

    Lampiran 14 Data Hasil Validasi Siklus II ..................................................... 130

    Lampiran 15 RPP ............................................................................................ 136

    Lampiran 16 Data Kondisi Awal .................................................................... 235

    Lampiran 17 Hasil Rangkuman Nilai Setiap Indikator ................................... 237

    Lampiran 18 Foto Kegiatan ............................................................................ 238

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Bab I ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

    kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di masa yang akan

    datang menurut Permendiknas UU No.2 tahun 1998 (dalam Kadir 2012:63).

    Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi

    spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Munib,

    2004: 142). Pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana yang dilakukan

    untuk mengembangkan potensi siswa dalam menyiapkan perannya di masa

    yang akan datang. Potensi siswa akan berkembang dengan baik jika

    pendidikan memiliki kualitas yang baik.

    Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini masih tergolong rendah.

    Hal tersebut terbukti dari survei yang dilakukan oleh PISA (Programme For

    International Student Assessment) pada tahun 2018 Indonesia menempati

    peringkat ke 74 dari 78 negara. Survei yang dilakukan dengan menilai tiga

    kategori kemampuan yaitu membaca, matematika dan sains.

    Kualitas dan mutu pendidikan yang rendah dipengaruhi oleh rendahnya

    nilai setiap mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Hal

    tersebut terbukti dari survei yang dilakukan oleh PISA dalam kategori sains

    indonesia memperoleh skor 396 dari nilai maksimal 489 dan berada pada

    peringkat ke 70 dari 78 negara di dunia. Nilai mata pelajaran IPA yang rendah

    disebabkan karena siswa masih kurang dalam penguasaan konsep IPA.

    Penguasaan konsep IPA yang rendah disebabkan oleh siswa yang masih

    kesulitan dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    IPA. Selain itu, guru yang masih mementingkan nilai akhir dibandingkan

    proses pembelajaran membuat siswa tidak memiliki pengalaman belajar yang

    bermakna. Padahal pemecahan masalah dan proses merupakan salah satu

    fokus utama dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut diperkuat oleh Sumintono

    (Dalam Wedyawati dan Lisa, 2019: 4) Mengatakan bahwa salah satu fokus

    utama dalam pembelajaran IPA di sekolah yaitu IPA sebagai proses, yang

    berkonsentrasi pada IPA sebagai metode pemecahan masalah untuk

    mengembangkan keahlian siswa dalam memecahkan masalah. Kesulitan

    siswa tersebut akan menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran IPA.

    Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran IPA yaitu

    rendahnya sikap berpikir kritis siswa yang berdampak pada hasil belajar

    siswa. Ketika siswa tidak memiliki sikap berpikir kritis maka sangat sulit bagi

    siswa untuk memecahkan persoalan atau permasalahan dalam pembelajaran

    IPA. Hal itu dapat menyulitkan siswa dalam memahami konsep pembelajaran

    IPA, sehingga membuat pengetahuan siswa tidak berkembang dan berdampak

    pada menurunnya hasil belajar siswa. Selain itu, siswa yang tidak

    menanamkan sikap berpikir kritis menjadi pasif dan pendiam di dalam kelas.

    Siswa hanya menerima materi dari guru tanpa mengungkapkan pendapat

    dalam pikirannya. Hal tersebut membuat siswa tidak memahami materi yang

    diajarkan. Siswa sulit untuk mengerjakan soal evaluasi yang diberikan

    sehingga mendapatkan nilai yang tidak memuaskan. Hal tersebut tentunya

    berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa.

    Hasil belajar siswa yang tinggi tidak lepas dari peran penting 6 indikator

    yang dimiliki oleh sikap berpikir kritis. 6 indikator tersebut antara lain: 1)

    Bertanya dan menjawab pertanyaan, 2) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan

    kesaman-kesamaan yang diperlukan, 3) Mengumpulkan dan menyusun

    informasi yang diperlukan, 4) Merumuskan masalah, 5) Menemukan cara-

    cara yang dapat dipakai untuk menengani masalah-masalah, dan 6)

    Menganalisis argumen {(Wade dalam Surya, 2011: 136), (Glaser dalam

    Fisher, 2008: 7), & (Ennis dalam Amanda dkk, 2018: 59)}. Siswa yang dapat

    menunjukkan 6 indikator sikap berpikir kritis akan memahami lebih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    mendalam tentang materi yang diajarkan dan menemukan banyak informasi

    baru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

    Untuk mendukung penjelasan di atas peneliti melakukan observasi pada

    hari Kamis, 5 September 2019 di SD Kanisius Sengkan. Hasil observasi

    menunjukkan bahwa sikap berpikir kritis siswa masih tergolong sangat

    rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil data observasi yang didapatkan dari

    sikap berpikir kritis yang hanya mencapai skor 37.07 dari skor maksimal 100.

    Hal itu menunjukkan bahwa hampir 70% siswa masih memiliki sikap berpikir

    kritis yang rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang masih

    diam dan hanya menerima materi yang diajarkan. Siswa masih banyak yang

    melamun dan tidak tertarik untuk belajar. 6 indikator yang menjadi pedoman

    peneliti kurang lebih terdapat 2 indikator saja yang terlihat pada siswa.

    Indikator yang terlihat masih tergolong sangat umum. Contohnya menjawab

    pertanyaan guru. Hal itu terjadi karena penerapan model pembelajaran yang

    masih konvesional. Model pembelajaran yang digunakan guru belum

    mengarahkan siswa pada sikap berpikir kritis.

    Selain observasi peneliti juga melihat data nilai harian siswa pada

    materi sistem pernapasan pada manusia. Data hasil belajar siswa yang dilihat

    oleh peneliti menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa yang mendapatkan

    nilai di atas atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

    ditetapkan yaitu 68. Pada tahun pelajaran 2018/2019 siswa kelas VA

    berjumlah 22 siswa dengan rata-rata kelas yaitu 69.3. Siswa yang mencapai

    KKM sebanyak 9 siswa atau 40.90%, sedangkan siswa yang mendapatkan

    nilai di bawah KKM sebanyak 13 siswa atau 59.10%.

    Data tersebut diperkuat dengan peneliti melakukan wawancara pada

    tanggal 29 Agustus 2019 bersama wali kelas VA SD Kanisius Sengkan yaitu

    ibu S. Wawancara membahas tentang seputar permasalahan yang ada selama

    proses pembelajaran di kelas. Ibu S menjelaskan bahwa siswa masih

    mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Materi yang disampaikan

    sangat sulit dipahami siswa. Khususnya pada materi sistem pernapasan pada

    manusia. Ibu S menambahkan bahwa siswa masih sangat pasif dan tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    memiliki rasa penasaran terhadap materi yang disampaikan. Sikap berpikir

    kritis siswa yang tidak tampak dalam dirinya membuat siswa malu untuk

    bertanya dan memiliki pengalaman atau pemaham sedikit tentang materi

    sistem pernapasan pada manusia jelas ibu S. Hal itu membuat hasil belajar

    siswa menurun. Terakhir ibu S menjelaskan bahwa model pembelajaran yang

    digunakan pun masih sangat monoton ditambahnya kurang media

    pembelajaran yang disediakan untuk mendukung pembelajaran.

    Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas

    adalah memilih model pembelajaran yang cocok dan inovatif. Pemilihan

    model pembelajaran inovatif dapat membantu siswa untuk memahami materi

    dengan mudah. Hal itu juga dapat membangun rasa percaya diri siswa untuk

    kritis terhadap suatu masalah dalam pembelajaran. Joy & Weil (dalam

    Rusman, 2012: 133) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu

    rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

    (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

    pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Peneliti

    memilih model pembelajaran problem based learning untuk mengatasi

    masalah tersebut.

    Model pembelajaran Problem based learning sangat cocok dan efektif

    untuk mengatasi permasalahan pada penelitian ini. Model pembelajaran

    problem based learning memiliki keunggulan yaitu siswa dituntut untuk

    memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. Selain itu,

    siswa dituntut untuk memiliki kemampuan membangun pengetahuannya

    sendiri melalui aktivitas belajar. Hal tersebut didukung oleh Shoimin (2014:

    132) mengatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran problem based

    learning adalah siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan

    masalah dalam situasi nyata dan membangun pengetahuan sendiri melalui

    aktivitas belajar. Model pembelajaran problem based learning memiliki ciri

    khas yaitu memberikan suatu permasalahan dalam pembelajarannya yang

    berkaitan dengan dunia nyata. Kunandar (dalam Lismaya, 2019: 14) yang

    mengatakan bahwa problem based learning adalah suatu model pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

    untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah

    serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata

    pelajaran. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk mengasah dan

    menguji kemampuan untuk berpikir dalam memecahkan sesuatu masalah.

    Dalam model pembelajaran problem based learning secara jelas dapat

    meningkatkan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui sebuah

    masalah.

    Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Fadly (2012) menunjukan

    bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan

    model pembelajaran problem based learning. Penelitian Zakiyah, Suryandri,

    & Wahyudi (2017) menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada berpikir

    kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based

    learning. Berdasarkan hasil penelitian kedua jurnal tersebut menunjukkan

    bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan

    sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Peneliti tertarik untuk

    melaksanakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Berpikir Kritis

    dan Hasil Belajar Siswa Kelas V terhadap Pembelajaran IPA melalui

    Model Pembelajaran Problem Based Learning di SD Kanisius Sengkan”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa

    kelas V pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based

    learning di SD Kanisius Sengkan?

    2. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan

    sikap berpikir kritis siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius

    Sengkan?

    3. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mendeskripsikan upaya peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar

    siswa kelas V pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran problem

    based learning di SD Kanisius Sengkan.

    2. Meningkatkan sikap berpikir kritis siswa kelas V pada mata pelajaran IPA

    melalui penerapan model pembelajaran problem based learning di SD

    Kanisius Sengkan.

    3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA melalui

    penerapan model pembelajaran problem based learning di SD Kanisius

    Sengkan.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.

    Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

    1. Bagi siswa

    Penelitian ini diharapkan dapat mempermudahkan siswa dalam mempelajari

    atau memahami materi tentang sistem pernapasan pada manusia melalui

    model problem based learning serta menambahkan pengalaman baru pada

    siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu siswa diharapkan

    mampu mengintropeksi diri lagi dalam mengansah sikap berpikir kritis,

    sehingga mudah mengutarakan pendapat dalam dirinya.

    2. Bagi guru

    Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan

    materi tentang sistem pernapasan pada manusia. Melalui model pembelajaran

    problem based learning dapat menjadikan pertimbangan guru dalam memilih

    model pembelajaran yang inovatif.

    3. Bagi sekolah

    Penelitian ini dapat menjadikan sumbangan berupa informasi mengenai

    gambaran tentang sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Penelitian ini

    juga dapat dijadikan sebagai informasi dan penambahan metode pembelajaran

    yang ada di sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    4. Bagi peneliti

    Penelitian ini sebagai sarana untuk membuktikan bahwa model pembelajaran

    problem based learning dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan

    dalam memahami materi sistem pernapasan pada manusia.

    E. Definisi Operasional

    1. Sikap berpikir kritis adalah suatu tindakan dalam menilai dan menyaring

    suatu informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman,

    komunikasi dan pemikiran untuk mempertimbangkan pandangan orang lain.

    2. Hasil belajar adalah suatu perubahan dalam aspek kognitif yang dicapai

    seseorang melalui proses belajar dan dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil

    tes.

    3. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu model

    pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks

    bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, mengasah, menguasai,

    dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam mengidentifikasi masalah,

    mencari data, dan menggunakan data untuk mencari solusi dari materi

    pelajaran.

    4. Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari alam semesta beserta isinya

    yang tersusun secara sistematik, dan mempelajari fenomena alam yang

    faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian, serta berhubungan dengan sebab

    akibatnya yang ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Bab II ini membahas mengenai landasan teori yang meliputi kajian pustaka,

    hasil penelitian yang relevam, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

    A. Kajian Pustaka

    1. Sikap Berpikir Kritis

    a. Pengertian

    Deswani (2009:119) mengatakan bahwa sikap berpikir kritis adalah

    proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi, dimana

    informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat

    atau komunikasi. Norris (dalam Sani, 2019:15) yang mengungkapkan bahwa

    sikap berpikir kritis harus dilandasi dengan upaya mencari alasan, berupaya

    untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, mencari alternatif,

    mempertimbangkan pandangan orang lain, yang diperlukan untuk meyakinkan

    sebelum melakukan sesuatu. Pendapat lain dikemukakan oleh Ferdinand dan

    Ariebowo (2009:11) mengatakan bahwa sikap berpikir kritis yaitu menilai dan

    menyaring suatu informasi yang diterima.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan

    bahwa sikap berpikir kritis adalah suatu tindakan dalam menilai dan

    menyaring suatu informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman,

    komunikasi, dan pemikiran untuk mempertimbangkan pandangan orang lain.

    Sikap berpikir kritis merupakan salah satu dimensi dari sikap ilmiah yang

    perlu dikembangkan di SD terutama pada pelajaran IPA. Hal itu sejalan

    dengan pendapat Gega (dalam Bundu, 2006: 141) yang mengatakan bahwa

    dimensi sikap ilmiah terdiri dari sikap ingin tahu, sikap penemuan, sikap

    berpikir kritis dan sikap ketekunan. Dari beberapa dimensi sikap ilmiah

    tersebut, peneliti hanya berfokus pada sikap berpikir kritis.

    b. Indikator Sikap Berpikir Kritis

    Indikator sikap berpikir kritis menurut Menurut Wade (dalam Surya,

    2011: 136) sikap berpikir kritis memiliki beberapa indikator antara lain: (1)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Kegiatan merumuskan pertanyaan, (2) Membatasi permasalahan, (3) Menguji

    data-data, (4) Bertanya dan menjawab pertanyaan, (5) Menganalisis berbagai

    pendapat, (6) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, (7)

    Menghindari penyederhanaan yang berlebihan, (8) Mempertimbangkan

    berbagai interprestasi, (9) Menoleransi ambiguitas.

    Sedangkan menurut Glaser (dalam Fisher, 2008: 7-8) indikator-indikator

    sikap berpikir kritis adalah sebagai berikut:

    1. Mengenal masalah,

    2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

    masalah itu,

    3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan,

    4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan,

    5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas,

    6. Menganalisis data,

    7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan,

    8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah,

    9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

    diperlukan,

    10. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang

    seseorang ambil,

    11. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan

    pengalaman yang lebih luas,

    12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas

    tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

    Pendapat lain yaitu Ennis (Dalam Amanda dkk, 2018: 59) mengemukan

    indikator sikap berpikir kritis terdiri atas 12 indikator yang ideal. Indikator

    tersebut terangkum dalam lima aspek yaitu:

    1. Memberikan penjelasan sederhana: a) merumuskan masalah, b)

    menganalisis argumen, c) menanyakan dan menjawab pertanyaan.

    2. Membangun keterampilan dasar: d) menilai kredibilitas sumber

    informasi, e) melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    3. Menyimpulkan: f) membuat deduksi dan menilai deduksi, g) membuat

    induksi dan menilai induksi, h) membuat dan mempertimbangkan nilai

    keputusan.

    4. Membuat penjelasan lebih lanjut: i) menjelaskan dalam

    mempertimbangkan hasil, j) menjelaskan asumsi.

    5. Strategi dan teknik: k) memutuskan suatu tindakan, l) berinteraksi

    dengan orang lain.

    Dari pendapat beberapa ahli atas, peneliti menyimpulkan 6 indikator sikap

    berpikir kritis yaitu:

    1. Bertanya dan menjawab pertanyaan,

    2. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

    diperlukan,

    3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan,

    4. Merumuskan masalah,

    5. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

    masalah,

    6. Menganalisis argumen.

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Arikunto (dalam Syahputra, 2020: 25) mengatakan bahwa hasil belajar

    adalah sebagai hasil yang telah dicapai sesorang setelah mengalami proses

    belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang

    dilakukan. Pendapat lain Susanto (2013: 5) yang mengatakan bahwa hasil

    belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

    pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari

    hasil tes. Penjelasan lain dikemukan oleh Sudjana (2016: 3) menjelaskan

    bahwa hasil belajar siswa adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

    dari kegiatan belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, disimpulkan bahwa hasil

    belajar adalah suatu perubahan dalam aspek kognitif yang dicapai seseorang

    melalui proses belajar dan dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes.

    Bloom (dalam Jihad & Haris, 2012: 14-15) mengatakan bahwa hasil

    belajar dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu pengetahuan dan

    keterampilan yang masing-masing terdiri dari empat kategori. Berikut ini

    kategori dari pengetahuan dan keterampilan:

    1. Pengetahuan, terdiri dari empat kategori yaitu:

    a) Pengetahuan tentang fakta

    b) Pengetahuan tantang prosedural

    c) Pengatahuan tentang konsep

    d) Pengetahuan tentang prinsip

    2. Keterampilan, terdiri dari empat kategori yaitu:

    a) Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif

    b) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik

    c) Keterampilan bereaksi atau sikap

    d) Keterampilan berinteraksi

    Peneliti setuju dengan pendapat dari Bloom (dalam Jihad & Haris, 2012:

    14-15) bahwa hasil belajar terdiri dari pengetahuan dan keterampilan. Hasil

    belajar siswa dapat dipengaruhi oleh pemahaman siswa terhadap materi yang

    diajarkan seperti konsep dan prinsip. Siswa yang sudah memahami konsep

    dan prinsip dari pembelajaran akan memiliki hasil belajar yang baik. Hal itu

    tentunya sesuai dengan fakta yang ada.

    3. Model Pembelajaran Problem Based Learning

    a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Nurhadi (dalam Wedyawati dan Lisa, 2019: 146) mengatakan problem

    based learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah

    dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

    berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh

    pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Tan (dalam

    Rusman, 2012: 228) mengatakan bahwa problem based learning merupakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    inovasi dalam pembelajaran karena dalam Problem Based Learning

    kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja

    kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat mengasah,

    menguasai, dan mengembangkan kemampuan berpikir secara

    berkesinambungan. Sugiyanto (2009: 152) menyatakan bahwa model

    pembelajaran problem based learning adalah strategi pembelajaran yang

    mengharapkan siswa untuk mengidentifikasi masalah, mencari data, dan

    menggunakan data untuk mencari solusi.

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

    bahwa model pembelajaran problem based learning adalah suatu model

    pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks

    bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, mengasah, menguasai,

    dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam mengidentifikasi masalah,

    mencari data, dan menggunakan data untuk mencari solusi dari materi

    pelajaran.

    b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012:243) mengemukan bahwa

    langkah-langkah problem based learning adalah sebagai berikut:

    1. Orientasi pada masalah: menjelaskan tujuan pembelajaran,

    menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa terlibat

    pada kativitas pemecahan masalah.

    2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: membantu siswa

    mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

    berhubungan dengan masalah tersebut.

    3. Membimbing pengalaman individu/kelompok: mendorong siswa untuk

    mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen

    untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

    4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: membantu siswa dalam

    merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan

    membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:

    membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

    penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

    Menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 157-158) langkah-langkah model

    pembelajaran problem based learning terdiri dari beberapa langkah yaitu:

    1. Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa: menginformasikan

    tujuan pembelajaran, menciptakan lingkungan kelas yang

    memungkinkan terjadinya pertukaran ide yang terbuka, menemukan

    konsep berdasarkan masalah dan mengarahkan kepada pertanyaan atau

    masalah.

    2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: mendorongkan siswa dalam

    menemukan konsep berdasarkan masalah, membantu siswa dalam

    menemukan konsep dasar berdasarkan masalah, mendorong

    keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif serta

    menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.

    3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok: memberikan

    kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan/menyelesaikan

    masalah, mendorong dialog dan diskusi teman, mendorong kerjasama

    dan penyelesaian tugas-tugas, membantu siswa mendefinisikan dan

    mengorganisasikan tugas belajar yang berkaitan dengan masalah,

    membantu siswa merumuskan hipotesis dan membantu siswa dalam

    memberikan solusi.

    4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja: membimbing siswa

    dalam mengerjakan LKS dan membimbing siswa dalam menyajikan

    hasil kerja

    5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah: membantu

    siswa mengkaji ulang pemecahan masalah dan memotivasi siswa agar

    terlibat dalam pemecahan masalah dan mengevaluasi materi.

    Amir (2009: 24) menjelaskan bahwa langkah-langkah model

    pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:

    1. Mengklasifikasi istilah dan konsep yang belum jelas,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    2. Merumuskan masalah,

    3. Menganalisis masalah,

    4. Menata gagasan dan menganalisis secara dalam,

    5. Memformulasikan tujuan pembelajaran,

    6. Mencari informasi tambahan dari sumber lainnya,

    7. Mengsintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru.

    Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas peneliti memutuskan

    untuk mengambil langkah-langkah dari Wedyawati dan Lisa (2019: 157-

    158). Langkah-langkah tersebut terdiri dari:

    1. Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa,

    2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar,

    3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok,

    4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja,

    5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

    Peneliti meyakini bahwa langkah-langkah model pembelajaran problem

    based learning menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 157-158) sangat cocok

    diterapkan di SD karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas atas.

    c. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning

    Menurut Wedyawati dan Lisa (2019: 153-154) secara umum, tujuan

    pembelajaran dengan model Problem Based Learning adalah sebagai

    berikut:

    1. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

    masalah, serta kemampuan intelektual

    2. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan siswa dalam

    pengalaman.

    d. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Shoimin (2014:132) memaparkan kelebihan dari model pembelajaran

    problem based learning adalah sebagai berikut sebagai berikut:

    1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

    dalam situasi nyata.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

    melalui aktivitas belajar.

    3. Pembelajaran berfokus pada masalaha sehingga materi yang tidak ada

    hubunganya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi

    beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.

    1. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari

    perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.

    2. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

    3. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah

    dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

    4. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja

    kelompok dalam bentuk peer teaching.

    4. Pembelajaran IPA

    a. Definisi IPA

    Menurut Sujana (2014: 4) IPA adalah ilmu yang mempelajari mengenai

    alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di

    dalamnya yang dikembangkan oleh para ahli melalui serangkaian proses

    ilmiah. Pendapat lain dikemukan oleh Wisudawati, (2015: 24) IPA adalah

    rumpunan ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari

    fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian, dan

    berhubungan sebab akibatnya. Penjelasan lain dikemukan oleh Wahyana

    (dalam Trianto, 2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan

    pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara

    umum terbatas pada gejala-gejala perkembangannya tidak hanya ditandai

    oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap

    ilmiah.

    Jadi dari pendapat tiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

    ilmu yang mempelajari alam semesta beserta isinya yang tersusun secara

    sistematik, dan mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa

    kenyataan atau kejadian, serta berhubungan dengan sebab akibatnya yang

    ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta sangat penting

    diajarkan dari SD sampai perguruan tinggi. Usman (dalam Sujana, 2014: 5)

    ada berbagai alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam mata

    pelajaran di sekolah antara lain:

    1. IPA sangat berfaedah bagi suatu bangsa. Hal itu karena IPA

    merupakan dasar teknologi sehingga sering disebut-sebut sebagai

    tulang punggung pembangunan.

    2. Apabila IPA diajarkan secara tepat, maka IPA merupakan suatu mata

    pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. Misalnya IPA

    diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning maka

    siswa akan dihadapkan pada sebuah masalah.

    3. Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

    sendiri oleh siswa, maka IPA tidak hanya merupakan mata pelajaran

    yang bersifat hapalan belaka.

    4. IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang tinggi, yaitu mempunyai

    potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

    b.Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPA

    Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara

    umum dalam taksonomi bloom bahwa IPA diharapkan dapat memberikan

    pengetahuan. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar

    dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

    Menurut Trianto (2010: 142) menyatakan bahwa IPA diharapkan

    memberikan keterampilan, kemampuan, sikap ilmiah, pemahaman,

    kebiasaan dan apresiasi. Seseorang yang belajar tentang IPA dapat

    menghargai lingkungan sekitarnya atas ciptaan Tuhan. Dengan begitu

    mereka dapat menjaga lingkungan sekitar.

    Selain itu IPA memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Menurut

    kementrian pendidikan nasional (dalam Samatowa, 2018: 35) fungsi

    pembelajaran IPA antara lain:

    1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    3. Siswa menjadi warga negara yang memahami IPA dan teknologi

    4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan

    melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

    5. Materi IPA SD

    Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu organ pernapasan pada

    manusia. Organ pernapasan pada manusia merupakan materi yang terdapat

    dalam tema 2 (Udara Bersih bagi Kesehatan), subtema 1 (Cara Tubuh

    Mengolah Udara Bersih) dan subtema 2 (Pentingnya Udara Bersih bagi

    Pernapasan), serta pada KD 3.2 (Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya

    pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan

    manusia). Herlanti dkk (2007: 4-13) menjelaskan materi sistem pernapasan

    pada manusia di kelas V adalah sebagai berikut:

    a. Alat Pernapasan Pada Manusia

    Alat pernapasan pada manusia terdiri dari hidung, tenggorokan, laring,

    faring, trakea, bronkus dan paru-paru. Berikut ini penjelasan tentang alat-

    alat pernapasan pada manusia:

    1) Hidung: dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput

    lendir. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi untuk

    membersihkan udara yang kita hirup.

    2) Tenggorokan: berbentuk seperti pipa yang menghubungkan hidung ke

    paru-paru. Tenggorokan terletak di dalam leher, tepatnya terletak di

    depan kerongkongan.

    3) Laring: terdiri dari atas katup (epiglotis) dan beberapa tulang rawan

    yang membantuk jakun. Tulang rawan berfungsi mengatur makanan

    dan minuman agar tidak masuk ke tenggorokan. Epiglotis akan terus

    terbuka ketika bernapas. Epiglotis akan menutup dan mengangkat

    jakun ke atas, sehingga makanan dan air tidak masuk ke tenggorokan

    dan kita masih bisa bernapas.

    4) Trakea: pada trakea terdapat rambut dan selapu lendir yang berfungsi

    menahan dan mengeluarkan kotoran yang tidak tersaring oleh rongga

    hidung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    5) Faring: fungsi berperan dalam proses masuknya udara ke dalam pita

    suara untuk menghasilkan suara. Faring juga menjadikan manusia

    mungkin untuk bernapas melalui mulut.

    6) Bronkus: fungsinya membantu mengatur jumlah udara dan juga

    oksigen yang akan masuk ke dalam paru-paru, sesuai dengan

    kebutuhan dari paru-paru itu sendiri.

    7) Paru-paru: berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dengan

    karbondioksida. Dalam paru-paru terdiri dari alveoli.

    b. Proses Pernapasan

    Pada saat bernapas terjadi dua proses yakni proses masuknya udara ke

    dalam paru-paru dan proses keluarnya udara dari paru-paru. Terjadi dua

    mekanisme pernapasan yaitu:

    1) Pernapasan dada: pernapasan yang dibantu otot-otot tulang rusuk.

    Ketika kita menghirup udara, tulang rusuk dan rongga dada kita

    membesar, paru-paru pun mengembang. Ketika kita menghembuskan

    udara, tulang rusuk dan rongga dada kembali ke posisi semula, paru-

    paru pun mengempis.

    2) Pernapasan perut: pernapasan yang dibantu otot diafragma. Ketika

    otot diafragma rata, rongga dada menjadi membesar dan paru-paru

    mengembang sehingga udara masuk ke dalam paru-paru. Ketika otot

    diafragma melengkung ke atas, rongga dada menjadi kembali ke

    posisi semula sehingga udara keluar dari paru-paru.

    c. Gangguan Atau Penyakit Pada Alat Pernapasan Manusia.

    1) TBC: Penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri

    tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara.

    2) Asma: asma terjadi karena penyempitan pada bronkus dan bronkiolus

    yang disebabkan oleh pembengkakan selaput lendir, pembentukan

    lendir yang berlebihan dan kejang urat pada dinding bronkus.

    3) Flu: penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus menyebar

    melalui udara karena batuk dan bersin dari penderita flu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    4) Bronkhitis: peradangan pada selaput lendir pada trakea, bronkus, dan

    bronkiolus. Ada dua jenis bronchitis yaitu bronchitis kronis dan akut.

    5) Pneumonia: infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan

    bakteri sehingga bronkus dan alveoli berisi banyak cairan. Kondisi ini

    menyebabkan terganggunya proses pertukaran oksigen dan karbon

    dioksida.

    6) Laringritis: merupakan infeksi pada daerah laring yang menyebabkan

    suara parau atau serak. Suara serak yang terjadi bukan karena infeksi

    melainkan pertanda kanker.

    7) Kanker paru-paru: adalah tumor pada bronkus. Kanker paru-paru

    disebabkan karena terlalu sering merokok.

    8) Emfisema: merupakan penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan

    rusaknya dinding alveolus, sehingga kemampuan pertukaran udara

    menjadi berkurang. Emfisema termasuk penyakit yang parah dan

    sukar untuk disembuhkan.

    d. Cara Memilihara Organ Pernapasan

    1) Menjaga kebersihan lingkungan

    a. membuat sebanyak mungkin ventilasi dalam rumah untuk menjaga

    sirkulasi udara,

    b. menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak banyak debu

    beterbangan yang akan ikut masuk ke dalam organ pernapasan saat

    kita menghirup napas,

    c. membuat udara bersih di lingkungan sekitar rumah dengan

    menanam banyak tumbuhan hijau, serta

    2) Merawat organ pernapasan

    a. membersihkan rongga hidung secara teratur (bulu halus dan rambut

    hidung berfungsi menyaring kotoran),

    b. memeriksa kesehatan pernapasan secara teratur ke dokter.

    3) Menjaga kesehatan organ pernapasan

    a. makan makanan bergizi agar daya tahan tubuh terjaga baik,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    b. berolahraga teratur supaya alat-alat pernapasan terlatih baik

    sehingga dapat bekerja dengan baik,

    c. istirahat cukup, dan

    d. posisi tidur benar (miring ke kanan dan jangan telungkup).

    4) Menghindari zat-zat yang dapat merusak organ pernapasan

    a. tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok karena banyak

    mengandung racun,

    b. menggunakan masker saat berada di lingkungan kotor,

    c. mengurangi konsumsi makanan dan minuman dingin karena

    jaringan paru-paru sensitif terhadap dingin.

    B. Penelitian Yang Relevan

    Penelitian yang dilakukan Irwandi dan Suparti (2018) yang berjudul

    ”Peningkatan berpikir kritis siswa melalui problem based learning (PBL)

    pada mata pelajaran IPA-Biologi di SMPN 11 Bengkulu”. Penelitian ini

    merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.

    Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang

    digunakan pada penelitian yaitu observasi dan tes. Hasil penelitian dari

    berpikir kritis siswa yaitu siklus I sebesar 1,31 dengan kategori cukup kritis,

    kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 1,39. Keterkaitan antara

    penelitian Irwandi dan Suparti (2018) dengan penelitian yang ingin dilakukan

    oleh peneliti yaitu menggunakan variabel berpikir kritis siswa dalam

    pembelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based learning.

    Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model

    pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan berpikir kritis

    siswa.

    Penelitian kedua yang dilakukan oleh Widhiatma (2017) yang berjudul

    “Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar

    IPA siswa kelas 4 SDN Kalinanas 01”. Penelitian ini merupakan jenis

    penelitian tindakan kelas. Sampel pada penelitian ini berjumlah 25 siswa.

    Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SD. Teknik pengumpulan data

    yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes. Hasil dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar

    siswa setelah menerapkan model pembelajaran problem based learning. Hal

    tersebut terbukti dengan meningkatatnya persentase ketuntasan hasil belajar

    siswa. Pada prasiklus hasil belajar siswa menunjukkan persentase yang cukup

    rendah yaitu 41%. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan

    dengan nilai rata-rata yaitu 72,32 dan persentasi ketuntasan 65,51%. Pada

    siklus II mengalami peningkatan kembali dengan nilai rata-rata yaitu 79,82

    dan persentase kertuntasan 93,11%. Penelitian ini menggunakan satu variabel

    yaitu hasil belajar siswa. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan

    bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa. Keterkaitan antara penelitian Widhiatma

    (2017) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama

    melihat hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem based

    learning.

    Penelitian yang beberapa dilakukan oleh Rosdiana (2019) yang berjudul

    “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap

    Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Sub Materi Psikotropika”.

    Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya pengaruh model

    pembelajaran problem based learning terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar

    peserta didik pada sub materi psikotropika di kelas XI MIPA SMA

    Tasikmalaya. Metode penelitian ini adalah quasy experimen. Subjek dari

    penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA. Teknik pengumpulan data

    yang digunakan yaitu uji ANCOVA. Instrument yang digunakan adalah non

    tes dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problem based learning

    memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah siswa dengan ukuran efek

    0,470 yang sedang. PBL juga memiliki pengaruh signifikan dan efek sedang

    terhadap hasil belajar dengan ukuran efeknya adalah 0,331. Keterakitan

    antara penelitian Rosdiana (2019) dengan penelitian yang akan dilakukan

    oleh peneliti yaitu sama-sama melihat dua variabel. Variabel tersebut yaitu

    berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem

    based learning. Pada penelitian Rosdiana (2019) sikap berpikir kritis menjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    salah satu dimensi sikap ilmiah yang diteliti. Berdasarkan penjelasan data di

    atas, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem

    based learning dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa.

    Penjelasan beberapa penelitian di atas memperkuat penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti yaitu menerapkan model pembelajaran problem based

    learning. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan dua

    variabel yaitu hasil belajar dan sikap berpikir kritis. Perbedaan antara

    beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti

    yaitu terlihat pada subjek penelitian, tempat penelitian, dan materi

    pembelajaran. Persamaan antara beberapa penelitian di atas dengan penelitian

    yang akan dilakukan peneliti yaitu terlihat pada mata pelajaran dan solusi

    yang digunakan.

    Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sangat relevan dengan

    beberapa penelitian di atas. Hal itu terbukti dari penelitian yang dilakukan

    oleh Irwandi dan Suparti (2018) yang menunjukkan bahwa adanya

    peningkatan pada berpikir kritis siswa dalam penerapan model pembelajaran

    problem based learning. Penelitian yang dilakukan oleh Widhiatma (2017

    yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui

    penerapan model pembelajaran problem based learning. Terakhir yaitu

    penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2019) yang menunjukkan bahwa

    penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan

    hasil belajar dan berpikir kritis siswa. Semua penelitian itu membuktikan

    bahwa model pembelajaran problem based learning dapat menjadikan solusi

    untuk meningkatkan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Kekhususan

    penelitian ini dibandingkan dengan beberapa penelitian di atas yaitu terlihat

    pada materi yang diajarkan dan perpaduan media pembelajaran dengan model

    pembelajaran yang digunakan. Berikut ini adalah bagan literatur dari

    beberapa penelitian yang relevan:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian Yang Relevan

    C. Kerangka Berpikir

    Pada dasarnya, pendidikan merupakan bagian sangat penting untuk

    menata masa depan serta untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun pada

    kenyataanya di Indonesia kualitas pendidikan masih sangat memprihatinkan.

    Kualitas dan mutu pendidikan yang rendah pastinya akan berdampak pada

    turun atau rendahnya nilai setiap mata pelajaran. Salah satunya adalah mata

    pelajaran IPA. Rendahnya nilai IPA disebabkan oleh sistem pembelajaran di

    kelas yang masih dikatakan menoton dan satu arah. Guru jarang

    menggunakan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan

    membangun pengetahuan sendiri. Siswa hanya menerima materi dari guru

    saja.

    Selain itu pembelajaran IPA masih menerapkan sistem hafalan materi

    tanpa memahami dan mengerti lebih mendalam materi yang diajarkan,

    sehingga materi tersimpan dalam jangka pendek. Padahal dalam pembelajaran

    IPA ada beberapa komponen yang harus dimiliki oleh siswa yaitu

    pemahaman terhadap materi seperti (produk, konsep, prinsip, hukum, dan

    Irwandi dan Suparti

    (2018) ”Peningkatan

    berpikir kritis siswa

    melalui problem

    based learning (PBL)

    pada mata pelajaran

    IPA-Biologi di

    SMPN 11 Bengkulu”

    Widhiatma (2017)

    “Penerapan model

    problem based

    learning untuk

    meningkatkan hasil

    belajar IPA siswa

    kelas 4 SDN

    Kalinanas 01”

    Rosdiana (2019)

    “Pengaruh Model

    Pembelajaran

    Problem Based

    Learning (PBL)

    Terhadap Sikap

    Ilmiah Dan Hasil

    Belajar Peserta Didik

    Pada Sub Materi

    Psikotropika”

    Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Sikap Berpikir Kritis Dan hasil

    Belajar Siswa Kelas V Terhadap Pembelajara IPA Melalui Model

    Pembelajaran Problem based learning”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    teori IPA), proses pembelajaran IPA dan berpikir kritis. Pembelajaran IPA

    tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi harus benar dipahami oleh siswa.

    Pemahaman siswa akan menjadikan pengalaman yang akan selalu diingat

    oleh siswa. Hal tersebut akan terwujud jika siswa memiliki sikap berpikir

    kritis.

    Sikap berpikir kritis siswa merupakan sikap dimana sesorang mampu

    memahami, menanggapi dan menemukan suatu pengetahuan baru melalui

    proses berpikir dan mengambil sebuah keputusan. Siswa dapat

    mendefinisikan suatu masalah dan mengambil keputusan berdasarkan

    penjelasan yang logis serta pengetahuan yang dimiliki. Pada penelitian ini

    peneliti melihat sikap berpikir kritis siswa masih sangat rendah. Hal itu

    dibuktikannya dengan hasil obeservasi yang dilakukan pada kelas VA SD

    Kanisius Sengkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kelas VA

    memiliki nilai rata-rata sikap berpikir kritis sebesar 37.07. Hal itu termasuk

    ke dalam kategori rendah. Rendahnya sikap berpikir kritis tentunya

    berdampak pada hasil belajar siswa. Peneliti melihat data nilai IPA siswa

    kelas VA yang menunjukan bahwa lebih dari 50% siswa yang memiliki nilai

    di bawah KKM.

    Kondisi tersebut disebabkan oleh penyampaian materi yang masih

    konvesional dan kurangnya pemahaman siswa dalam materi pembelajaran.

    Selain itu, guru masih belum bisa menemukan model pembelajaran yang tepat

    untuk mengasah sikap berpikir kritis siswa. Siswa masih belum terbiasa untuk

    menyelesaikan masalah dengan pengetahuannya sendiri dan masih belum bisa

    mengambil sebuah keputusan atas permasalahan yang ada.

    Model pembelajaran problem based learning sangat cocok digunakan

    untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Peneliti memilih model

    pembelajaran problem based learning karena memiliki 5 sintaks yang dapat

    mengembangkan berpikir kritis siswa. Selain itu pembelajaran pada model

    pembelajaran problem based learning didasari oleh pemberian masalah.

    Siswa diberikan sebuah masalah kemudian mencari solusi dan memberikan

    sebuah keputusan. Hal tersebut membantu siswa untuk terus berpikir kritis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dan mulai membiasakan untuk memiliki pemikiran sendiri. Dengan demikian

    sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berikut ini

    bagan kerangka berpikir peneliti:

    Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Peneliti

    D. Hipotesis

    1. Peningkatan sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VA melalui

    model pembelajaran problem based learning dapat dilakukan dengan

    menerapkan 5 langkah: (1) memberikan orientasi permasalahan kepada siswa,

    (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu investigasi mandiri

    dan kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, (5)

    menganalisis dan mengevaluasi.

    2. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap

    berpikir kritis siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan.

    3. Model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan.

    Kondisi awal: Rendahnya sikap berpikir kritis dan hasil

    belajar siswa terhadap pembelajaran IPA

    Tindakan: menerapkan model pembelajaran problem based learning

    Kondisi akhir: peningkatan sikap berpikir dan hasil belajar siswa kelas V

    terhadap pembelajaran IPA melalui model pembelajaran problem based

    learning

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Pada bab III, metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian, setting

    penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

    validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis data, dan kriteria

    keberhasilan.

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

    PTK dapat dikatakan juga sebagai penelitian terapan yang sangat bermanfaat

    untuk meningkatkan proses dan kualitas pembelajaran di kelas. Menurut

    Tampubolon (2014: 19) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian

    yang dilakukan oleh pendidik/calon pendidik di dalam kelasnya sendiri secara

    kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut

    kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik,

    baik dari aspek akademik maupun non akademik, melalui tindakan reflektif

    dalam bentuk siklus (daur ulang). Hal tersebut diperkuat oleh Wiriaatmadja

    (dalam Taniredja dkk, 2010: 16) yang mengatakan bahwa penelitian tindakan

    kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi

    praktik pembelajaran, dan belajar dari pengalaman guru sendiri. Penjelasan

    lain dikembangkan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007: 11) yang

    mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

    mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

    tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk

    memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan

    dan perubahan.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap berpikir kritis

    dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Model yang digunakan adalah

    model Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010: 17) yang didesain

    dalam bentuk dua siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan (planning),

    pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

    (reflecting). Alur dari langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini!

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Gambar 3.1 siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart

    Berdasarkan pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa model Kemmis &

    Mc Taggart dibagi menjadi empat langkah yaitu dimulai dari langkah

    perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan

    refleksi (reflecting).

    1. Perencanaan (planning) adalah suatu perencanaan dalam bentuk

    penyusun perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi hasil

    pelaksanaan prapenelitian/refleksi awal.

    2. Pelaksanaan (acting) adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai

    guru model dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

    direncanakan.

    3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan atas pelaksanaan proses

    pembelajaran di kelas secara bersamaan sebagai peneliti dan observasi

    terhadap perubahan perilaku siswa atas tindakan pembelajaran yang

    dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data.

    4. Refleksi (reflecting) adalah rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data

    guna ditindaklanjuti pada siklus berikutnya.

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi Siklus I

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi Siklus II

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    B. Setting Penilaian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan tepat di Jl. Kaliurang

    KM. 7, Joho, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah

    Istimewa Yogyakarta 55283.

    2. Subjek Penelitian

    Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas VA SD

    Kanisius Sengkan yang berjumlah 29 siswa pada tahun pelajaran 2019/2020.

    3. Objek Penelitian

    Objek penelitian adalah sikap berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VA

    SD Kanisius Sengkan melalui model pembelajar problem based learning

    tahun pelajaran 2019/2020.

    4. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan pada bulan Agustus 2019

    sampai dengan Maret 2020.

    C. Persiapan

    Kegiatan yang dilakukan peneliti pada rencana tindakan meliputi

    persiapan dan melaksanakan rencana tindakan setiap siklus. Berikut ini

    persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian:

    1. Persiapan

    Sebelum peneliti melaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu

    melakukan beberapa persiapan antara lain:

    a. Mencari sekolah untuk dijadikan penelitian.

    b. Meminta izin untuk melakukan penelitian dengan pihak sekolah SD

    Kanisius Sengkan yaitu kepada kepala sekolah.

    c. Meminta surat izin penelitian kepada pihak kampus Universitas

    Sanata Dharma untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Sengkan.

    d. Menyerahkah surat izin penelitian kepada kepala sekolah SD Kanisius

    Sengkan.

    e. Meminta izin kepada wali kelas VA untuk melakukan observasi di

    dalam kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    f. Melakukan observasi di kelas VA SD Kanisius Sengkan untuk

    mengetahui kondisi awal.

    g. Melakukan wawancara kepada wali kelas VA untuk memperoleh

    informasi mengenai permasalahan yang ada pada siswa.

    h. Melakukan indefikasi permasalahan yang paling menonjol pada kelas

    VA.

    i. Menganalisis permasalahan yang ada pada kelas VA.

    j. Menentukan solusi yang cocok untuk mengatasi permasalahan

    tersebut.

    k. Menyusun proposal penelitian.

    l. Menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.

    m. Merumuskan hipotesis.

    n. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKPD, dan

    soal evaluasi yang dikolaborasi dengan model pembelajaran problem

    based learning.

    o. Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan pada saat

    melakukan penelitian.

    D. Rencana Setiap Siklus

    Setelah melakukan langkah persiapan dan memperoleh gambaran atas

    kondisi kelas maka langkah berikutnya yaitu melaksanakan tindakan dalam

    dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan empat

    langkah. Langkah tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

    refleksi. Setiap pertemuan berlangsung selama 3×35 menit (3 jam pelajaran).

    Adapun rencana tindakan yang telah peneliti susun sebagai berikut:

    1. Siklus I

    Pada siklus pertama peneliti melaksanakan pertemuan pembelajaran

    sebanyak dua kali. Pada siklus I jumlah pembelajaran yang dilaksanakan

    yaitu selama 6×35 menit. Setiap pertemuan menghabiskan waktu

    pembelajaran sebanyak 3×35 menit.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    a. Perencanaan

    Perencanaan yang telah peneliti susun dan lakukan pada siklus I adalah

    menyiapkan dan menyediakan perangkat penelitian meliputi LKPD, PPT,

    lembar observasi, soal evaluasi siklus I serta mempersiapkan media

    pembelajaran yang digunakan pada saat melaksanakan penelitian. RPP

    yang berisikan tentang pokok bahasa sub pokok bahasan, kegiatan

    pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

    b. Pelaksanaan

    Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan model pembelajaran problem

    based learning. Pada langkah pelaksanaan ini setiap pertemuan

    dilaksanakan dalam tiga bagian kegiatan. Kegiatan tersebut terdiri dari

    awal, inti dan akhir. Berikut ini langkah-langkah proses pembelajaran

    pada pada pelaksanaan siklus I:

    1. Pertemuan pertama

    Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan pada pertemuan

    I, diantaranya:

    a) Awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama, kemudian

    guru melakukan absensi dan memberikan apersepsi kepada siswa.

    Apersepsi dilakukan dengan tanya jawab tentang organ

    pernapasan pada manusia. Pertanyaan yang diberikan yaitu ada

    berapakah organ pernapasan pada manusia? Setelah memberikan

    apersepsi, guru menyampaikan penjelasan kepada siswa mengenai

    kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan yang

    hendak dicapai.

    b) Inti

    Memasuki kegiatan inti, guru mulai menerapkan model

    pembelajaran problem based learning.

    1. Langkah pertama: Siswa diberikan sebuah permasalahan

    berupa sebuah tayangan video tentang organ dan fungsi

    pernapasan pada manusia. Siswa diminta untuk mengamati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    video tersebut. Kemudian untuk memperluas pemahaman

    siswa, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

    yang terdiri dari 5-6 siswa. Guru menyediakan media

    pembelajaran yaitu CIRCLE Q dan menjelaskan cara

    penggunannya. Guru meminta siswa memainkan media

    tersebut dengan menunjukkan 1 orang perwakilan setiap

    kelompok. Siswa mengambil kartu pertanyaan dari media

    yang telah dimainkan sesuai dengan nomor yang ditargetkan.

    2. Langkah kedua: Mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu

    guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok. LKPD

    tersebut digunakan untuk menulis jawaban pertanyaan dari

    kartu yang telah didapat oleh setiap kelompok. Kemudian

    setiap kelompok melakukan diskusi dan menuliskan

    informasi-informasi yang berkaitan dengan pertanyaan di

    kartu pertanyaan.

    3. Langkah Ketiga: Siswa melakukan investigasi mandiri dan

    kelompok. Siswa dalam masing-masing kelompok

    memberikan solusi atau ide pada permasalahan yang ada

    dalam kartu pertanyaan dan mengumpulkan setiap ide-ide

    tersebut.

    4. Langkah keempat: Mengembangkan dan mempresentasikan

    hasil karya yaitu setiap kelompok diminta untuk menyiapkan

    laporan berupa peta pikiran dari hasil diskusi dan melakukan

    presentasi secara bergiliran.

    5. Langkah kelima: Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya

    yaitu siswa wajib bertanya kepada setiap kelompok yang

    presentasi dan siswa diberikan penjelasan yang mendetail

    tentang materi organ dan fungsi pernapasan bagian dalam

    pada manusia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    c) Akhir

    Pada kegiatan terakhir, siswa bersama dengan guru

    menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

    Beberapa waktu kemudian siswa mendapatkan penguatan materi

    dan tindak lanjut oleh guru. Pembelajaran diakhiri dengan doa

    bersama.

    2. Pertemuan kedua

    Pada pertemuan kedua peneliti melanjutkan materi pembelajaran yang

    terdapat pada RPP. Pembelajaran maupun kelompok yang terdapat

    dalam RPP selesai dilaksanakan maka peneliti memberikan soal

    evaluasi siklus I kepada seluruh siswa. Dalam pertemuan kedua ini

    peneliti memberikan materi tentang proses pernapasan pada manusia,

    lanjutan dari materi pertemuan I. Berikut ini langkah-langkah

    pembelajaran pada pertemuan 2 diantaranya:

    a) Awal

    Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama, kemudian

    guru melakukan absensi dan memberikan apersepsi kepada siswa

    dengan melakukan tanya jawab tentang proses pernapasan pada

    manusia. Sesaat setelah memberikan apersepsi, guru

    menyampaikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan dan tujuan yang hendak dicapai.

    b) Inti

    Pada kegiatan inti, guru kembali menerapkan model pembelajaran

    problem based learning.

    1. Langkah pertama: Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok

    yang terdiri dari 5-6 orang dengan kelompok yang baru.

    Setiap kelompok akan diberikan satu permasalahan untuk

    diselesaikan. Permasalahan didapatkan dengan cara bermain

    media pembelajaran CIRCLE Q.

    2. Langkah kedua: Mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu

    guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    menjawab pertanyaan dari kartu yang telah didapat oleh

    setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok melakukan

    diskusi dan menuliskan informasi-informasi yang berkaitan

    dengan pertanyaan dikartu pertanyaan.

    3. Langkah Ketiga: Siswa melakukan investigasi mandiri dan

    kelompok. Siswa dalam masing-masing kelompok

    memberikan solusi atau ide pada permasalahan yang ada

    dalam kartu pertanyaan dan mengumpulkan setiap ide-ide

    tersebut. Guru meminta siswa untuk memilih ide-ide yang

    paling tepat untuk menjawab pertanyaan yang ada di kartu

    pertanyaan.

    4. Langkah keempat: Mengembangkan dan mempresentasikan

    hasil karya yaitu siswa diminta untuk membuat laporan

    berupa bagan tentang proses pernapasan pada manusia dan

    mempersiapkan hasil diskusi untuk dipersentasikan. Setiap

    kelompok mempersentasikan hasil diskusi tentang pertanyaan

    yang ada di kartu pertanyaan dan laporan bagan secara

    bergiliran.

    5. Langkah kelima: Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya

    yaitu siswa diarahkan untuk bertanya dan berpendapat kepada

    kelompok yang sedang persentasi. Siswa diminta untuk

    menarik kesimpulan dari jawaban-jawaban presentasi yang

    telah disampaikan di kelas. Guru menjelaskan secara detail

    materi tentang proses pernapasan pada manusia.

    c) Akhir

    Pada kegiatan terakhir, siswa bersama dengan guru

    menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

    Beberapa waktu kemudian siswa mendapatkan penguatan materi

    dan mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah dibagikan.

    Kegiatan ditutup dengan diberikannya tindak lanjut oleh guru dan

    doa bersama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    c. Pengamatan

    Pada langkah pengamatan dilaksanakan pada proses kegiatan belajar

    mengajar berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa di