134
PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX CARD MATCH DALAM PELAJARAN PKN KELAS IV MI. RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh ABDUL RAHMAN NIM. 1812018300086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20157M /1438 H

PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE

INDEX CARD MATCH DALAM PELAJARAN PKN

KELAS IV MI. RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN

JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

ABDUL RAHMAN

NIM. 1812018300086

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20157M /1438 H

Page 2: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 3: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 4: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 5: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

v

ABSTRAK

Abdul Rahman, NIM : 1812018300086, Peningkatan Sikap Siswa Kelas IV

Berupa Keaktifan Belajar Dalam Pelajaran PKn Melalui Metode Index Card

Mach. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Peningkatan sikap, keaktifan belajar, metode Index Card Match

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada siswa kelas IV

MI Raudhatul Muta’allimin, Jakarta Selatan, ditemukan beberapa permasalahan,

yaitu [1] dalam pembelajaran PKn, guru menekankan pada kemampuan

menghafal, [2] pembelajaran berlangsung dengan suasana kaku dengan kegiatan

siswa yang hanya sekadar duduk, diam, dengar, catat dan hafal, [3] kurangnya

variasi metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, [4] guru masih

menggunakan metode pembelajaran konvensional, [5] hasil akhir yang dicapai

siswa tidak seperti yang diharapkan. Untuk itu, perlu diadakannya tindakan

perbaikan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang ada.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui metode

pembelajaran Index card match.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dalam

pelaksanaannya dilakukan selama 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan subjek

yang diteliti yaitu siswa kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin yang berjumlah 25

orang. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunkan teknik non tes berupa lembar observasi yang kemudian dianalisis

secara deskriptif kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari hasil observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 17,30% siswa yang

menunjukan keaktifan belajar pada kegiatan pembelajaan pra siklus. Kemudian

pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, keaktifan belajar siswa meningkat

sebesar 33,30%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 52,60%. Selanjutnya pada kegiatan

penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali meningkat

sebesar 27,40% sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II sebesar 80,00%.

Dengan demikian, berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan

bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

diterapkannya metode pembelajaran Index Card Match pada siswa kelas IV MI.

Raudhatul Muta’allimin, Jakarta Selatan.

Page 6: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 7: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Afektif Siswa Kelas Iv Berupa

Keaktifan Belajar Dalam Pelajaran Pkn Melalui Metode Index Card Mach

” dengan baik.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1)

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Dual Mode System

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud selain dari usaha serta

kemampuan yang ada pada diri penulis sendiri, namun tak lepas dari dukungan

dan bimbingan pihak-pihak terkait. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini

penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Prof. DR. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. Fauzan, MA. selaku ketua jurusan Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, sekaligus pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya

dengan penuh ketelitian dan kesabaran..

3. Seluruh dosen dan staff Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Staff dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN) Jakarta yang telah membantu peneliti dalam pencarian

referensi skripsi.

5. Hj. Hamidah, A.Md, selaku Kepala MI. Raudhatul Muta’allimin Mampang

Prapatan Kuningan Barat Jakarta Selatan yang telah mengizinkan melakukan

penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

Page 8: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

viii

6. Dewan Guru MI. Raudhatul Muta’allimin yang telah membantu dan

memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Teman-teman mahasiswa Dual Mode System Program studi Pendidikan Guru

Madrasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Istriku tersayang Aghnia Pusparini yang selalu memberikan motivasi dan doa

serta kasih sayangnya.

9. Buah hatiku Robiatul Adawiyah dan Tazkiyatun Nafsi atas pengertiannya

ketika peneliti memfokuskan waktu penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi hingga akhir.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.

Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi lembaga pendidkan dan para

pembaca serta dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 10 Januari 2017

Penulis,

Abdul Rahman

NIM. 1812018300086

Page 9: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi area dan fokus penelitian .......................................... 5

C. Pembatasan fokus peneliltian ...................................................... 5

D. Perumusan masalah penelitian .................................................... 6

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian ......................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan teori area dan fokus yang diteliti

1. Keaktifan belajar .......................................................................... 7

a. Kadar keaktifan siswa dari proses perencanaan ...................... 9

b. Kadar keaktifan siswa dari proses pembelajaran .................... 9

c. Kadar keaktifan siswa dari kegiatan evaluasi pembelajaran ... 9

2. Pembelajaran kooperatif .............................................................. 10

a. Pengertian pembelajaran kooperatif ......................................... 10

b. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif ..................................... 11

c. Karakteristik pembelajaran kooperatif .................................... 12

Page 10: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

x

d. Tujuan pembelajaran kooperatif ............................................. 15

e. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif ................................. 15

f. Prosedur pembelajaran kooperatif ........................................... 16

g. Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif ........................ 18

h. Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif .......................... 19

3. Model pembelajaran Index Card Mach ....................................... 19

4. pemerintahan kabupaten,kota dan propinsi ................................. 21

a. Pemerintahan kabupaten ......................................................... 22

b. Pemerintahan kota ................................................................... 24

c. Pemerintahan propinsi ............................................................. 25

B. Hasil penelitian yang relevan ...................................................... 26

C. Kerangka berpikir ...................................................................... 27

D. Hipotesis tindakan ...................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian ...................................................... 28

B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian ...................... 28

C. Subjek dan objek penelitian ......................................................... 30

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian .................................. 30

E. Tahapan intervensi tindakan ......................................................... 31

1. kegiatan pendahuluan .............................................................. 31

2. Pelaksanaan pembelajaran prasiklus ...................................... 31

3. Pelaksanaan pembelajaran siklus I ........................................... 32

4. Pelaksanaan penelitian siklus II ............................................... 37

F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ................................... 42

G. Data dan sumber data .................................................................. 43

H. Instrumen pengumpul data ......................................................... 43

I. Teknik pengumpulan data ........................................................... 44

J. Indikator kinerja ......................................................................... 41

K. Analisis data dan interpretasi data ............................................... 41

Page 11: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

xi

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi ...................................................................................... 43

1. Deskripsi kegiatan pra siklus ................................................. 43

2. Deskripsi kegiatan siklus I ..................................................... 45

3. Deskripsi kegiatan siklus II ..................................................... 48

B. Analisa data ................................................................................ 51

C. Pembahasan ................................................................................. 55

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 60

B. Implikasi ..................................................................................... 60

C. Saran-saran ................................................................................. 61

Lampiran-lampiran

Page 12: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan metde diskusi ....................................................................... 16

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan metde diskusi ........................................... 18

Tabel 2.3 Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas IV ................... 21

Tabel 3.1 Instrumen observasi kinerja guru ....................................................... 39

Tabel 3.2 Instrumen observasi kinerja siswa ..................................................... 39

Tabel 3.3 Indikator Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran .......................... 40

Tabel 3.4 Indikator Keaktifan siswa Dalam Proses Pembelajaran ..................... 40

Tabel 3.5 Kriteria Kinerja Guru .......................................................................... 41

Tabel 3.6 Kriteria Keaktifan Siswa .................................................................... 42

Tabel 4.1 Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus ................................... 51

Tabel 4.2 Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus I ....................................... 52

Tabel 4.3 Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus II ..................................... 54

Page 13: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran ..................... 55

pra siklus

Diagram 4.2

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran ..................... 56

siklus I

Diagram 4.3

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran ..................... 57

siklus II

Diagram 44 Persentase peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan ............... 58

pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II

Page 14: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara.1

Berdasarkan pernyataan tersebut, disimpulkan bahwa proses pendidikan harus

diimplementasikan dengan proses pembelajaran sebab dalam proses belajar

itulah terjadinya perubahan tingkah laku yang ditandai dengan perubahan

pengetahuan yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti

menjadi mengerti. Sehingga, pendidikan bukanlah kegiatan yang dilaksanakan

secara sembarangan tetapi kegiatan yang bertujuan karena dilakukan secara

terencana sehingga segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan tersebut

harus dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.

Namun, salah satu hal yang menjadi topik pembahasan dalam bidang

pendidikan adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Artinya,

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia belum mencapai hasil yang

diinginkan. Padahal, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan

pendidikan, diharapkan dapat mencetak manusia yang memiliki kemampuan

dalam melaksanakan perannya di masa yang akan datang. Namun, berhasil

atau tidaknya tujuan pendidikan tersebut tergantung bagaimana proses belajar

yang dialami oleh peserta didik. Hal ini berarti, untuk menjadi manusia yang

berkualitas harus melalui proses pendidikan yang berkualitas pula.

Sedangkan, terdapat begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi

kualitas pendidikan itu sendiri.

1Yahya Ismail, Ilmu Pendidikan Teoritis, (Jakarta: Ganeca Exact, 2008) h. 1

Page 15: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

2

Salah satu komponen yang selama ini sering di tuding sebagai pihak

yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan adalah guru.

Sehingga, tidak mengherankan apabila banyak pihak yang menaruh harapan

besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan mengingat

bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan mutu kehidupan bangsa.

Bagaimanapun idealnya kurikulum pendidikan, serta lengkapnya sarana dan

prasarana pendidikan tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam

penerapannya maka semuanya akan kurang bermakna. Hal tersebut

mengingat bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang satu sama lain

saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang

diharapkan secara optimal sesuai tujuan yang telah ditetapkan.2 Meskipun

demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menjadi seorang guru yang

profesional bukanlah hal yang mudah dan tidak pula diperoleh dari proses

yang singkat. Hal tersebut karena, sampai dengan saat ini masih banyak guru

yang dinilai belum memiliki kompetensi yang disyaratkan.

Salah satu kompetensi guru yang disinyalir masih kurang adalah

kompetensi dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar, karena selama ini

pembelajaran yang dilaksanakan cenderung berpusat pada guru sehingga

membuat siswa menjadi pasif. Padahal guru sebagai fasilitator pembelajaran

harus dapat melakukan sesuatu yang kreatif agar dapat menciptakan

keaktifan siswa dalam belajar, sehingga diharapkan dapat terjadi peningkatan

pada hasil belajarnya. Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa mampu memahami

materi pembelajaran dengan baik. Hal tersebut mengingat bahwa hahekat

pembelajaran yang merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam

proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai yang

diharapkan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi

paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.

2Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1,

(Jakarta:Kencana, 2010), Cet. 7, h. 49

Page 16: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

3

Salah satu upaya kreatif guru dalam proses pembelajaran adalah mencari

gagasan-gasasan baru atau ide-ide bau dengan mencoba bermacam-macam

metode pembelajaran dan mengupayakan pembuatan serta penggunaan alat

peraga dalam proses pembelajaran. Modal kreatif tersebut merupakan sebuah

keharusan bagi guru agar dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa yang aktif akan dapat terlihat dari cara siswa mengikuti

proses pembelajaran, seperti siswa aktif bertanya dan aktif menjawab

pertanyaan, serta dapat mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik.

Dengan kreatifitas guru dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

diharapkan terciptanya kondisi belajar yang efektif dan efisien. Menurut

Slameto, belajar yang efektif akan dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

intruksional yang ingin dicapai.3 Sedangkan belajar yang efisien akan dapat

tercapai apabila menggunakan strategi belajar yang tepat.4

Dengan demikian, salah satu upaya dalam memperbaiki mutu

pembelajaran adalah dengan dilakukannya perubahan dalam kegiatan

pembelajaran. Jika sebelumnya kegiatan pembelajaran sekedar pemindahan

pengetahuan yang berasal dari guru kemudian disampaikan kepada siswa,

maka saat ini guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk seaktif

mungkin mencari pengetahuan serta membangun pemahaman mereka sendiri

secara mandiri namun tetap dalam bimbingan guru sebagai fasilitator.

Dengan mengubah paradigma tersebut, maka akan tercipta pembelajaran

yang dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan belajarnya sehingga dapat

tercipta kondisi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, akan

tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien yang akan dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran. Karena, dengan melalui peningkatan kualitas

pembelajaran itulah potensi siswa dapat tergali dengan baik sehingga dapat

menuju keberhasilan pendidikan.

3Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2003),

h.74 4Ibid., h.76

Page 17: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

4

Pendidikan Kewargaegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah dasar. Materi pembahasan dalam pelajaran PKn

yang banyak memuat fakta dan konsep membuat pelajaran ini bersifat teoritis

sehingga semakin membuat pelajaran PKn terlihat membosankan. Seperti

hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin

yang menggambarkan bahwa dalam pembelajaran PKn guru menekankan

pada kemampuan menghapal. Padahal, proses terpenting dalam pembelajaran

PKn adalah nalar bukan kemampuan menghapal. Sebab, penekanan

berlebihan pada kegiatan menghapal menyebabkan siswa tidak tertarik pada

pelajaran PKn. Disamping itu, meskipun telah disadari bahwa dalam proses

pembelajaran memerlukan kreatifitas guru serta keterlibatan siswa secara

aktif, namun kenyataan tidaklah demikian. Hasil penelitian menggambarkan

bahwa kurangnya variasi metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran karena guru masih menggunakan metode pembelajaran

konvensional yang menempatkan siswa pada posisi pasif, sehingga siswa

lebih banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan

sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan sehingga siswa

kurang mendapatkan pengalaman belajarnya.

Dengan demikian, kondisi pembelajaran yang selama ini

di lakukan berlangsung dengan suasana kaku dengan kegiatan siswa yang

hanya sekedar duduk, catat dan hapal sehingga siswa merasa bosan dalam

mengikuti pelajaran PKn. Kondisi tersebut tidak akan meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran PKn, sehingga

potensi siswa tidak dapat tergali dengan baik yang berujung pada hasil akhir

yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan

tersebut, maka penulis merumuskan cara pemecahan masalahnya yaitu

dengan merancang pembelajaran aktif agar dapat membangkitkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran PKn. Karena jika siswa sudah aktif dalam

mengikuti pembelajaran PKn diharapkan siswa lebih menguasai kompetensi

yang diharapkan. Upaya pemecahan masalah yang akan peneliti lakukan yaitu

melakukan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match.

Page 18: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

5

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur

kelompok yang bersifat heterogen.5 Dalam pembelajaran kooperatif, siswa

didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

guru, sehingga akan terjadi interaksi s i swa yang lebih intensif. Sedangkan,

metode Index Card Match menurut Mel Silberman adalah “cara

menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia

membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan

kawan sekelas”.6 Dengan demikian, siswa tidak akan merasa jenuh karena

pembelajaran yang diharapkan membuat mereka tidak selalu duduk ditempat

duduknya melainkan dapat berinteraksi dan berdiskusi dengan temannya.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

1. Dalam proses pembelajaran, guru menekankan kemampuan menghapal.

2. Kurangnya variasi metode yang digunakan guru dalam pembelajaran.

3. Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

4. Proses pembelajaran menempatkan siswa pada posisi pasif.

5. Hasil akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan

pengkajian masalah yang akan diteliti yaitu untuk meningkatkan keaktifan

siswa dengan penggunaan motode pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai penelitian adalah

mata pelajaran PKn di kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin, Jakarta.

5Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed. 2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet. 5, h. 202 6 Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Pustaka Insan

Madani:2009) Cet. 6 h. 240

Page 19: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

6

D. Perumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana menggunakan motode pembelajaran kooperatif tipe Index

Card Match agar dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI

Raudhatul Muta’allimin pada pembelajaran PKn semester I Tahun

Pelajaran 2015/2016

2. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI Raudhatul

Muta’allimin pada pembelajaran PKn semester I Tahun Pelajaran

2015/2016

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar PKn melalui

metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

b. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pelajaran PKn dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

2. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan timbulya perhatian dan

minat belajar siswa pada pelajaran matematika serta memudahkan siswa

dalam mempelajari materi sehingga berujung pada peningkatan hasil

belajarnya.

Page 20: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

7

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Acuan Teori Area danFokus yang Diteliti

1. Keaktifan belajar

Pembelajaran yang efektif dan efisien seharusnya di desain untuk

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, guru harus

menerapkan pembelajaran yang mengaktifkan siswa karena dengan keaktifan

tersebut maka lambat laun akan mengantar mereka menuju belajar mandiri.

Namun siswa dikatakan aktif bukan hanya sekedar memperoleh nilai yang

memuaskan, akan tetapi siswa aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan

gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk

memecahkan masalah.1 Sehingga, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan

aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses

pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi

yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa lainnya.

Sehingga, dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa

dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Keaktifan siswa

dalam belajar merupakan unsur dasar yang sangat penting bagi keberhasilan

proses pembelajaran. Sebab, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui

pengalaman belajarnya. Sehingga dengan keaktifan siswa, mereka akan

terlibat secara langsung dan mereka akan terus berusaha untuk mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

1Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (PT.

Ganesindo, 2009), Cet.3, h.70

Page 21: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

6

Dasim Budimansyah menegaskan bahwa “jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar”.2 Karena, dalam

pandangan psikologi modern, “belajar bukan hanya sekedar menghapal

sejumlah fakta atau informasi akan tetapi peristiwa mental dan proses

berpengalaman”.3 Namun, “keaktifan siswa dalam pembelajaran bukan

berarti siswa dibuat aktif menggantikan peran guru sehingga guru tidak perlu

memainkan perannya dalam pembelajaran. Tetapi, aktifitas belajar siswa

diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai mediator dan fasilitator belajar

siswa”.4 Hal ini berarti pengajaran yang didesain guru harus berorientasi pada

keaktifan siswa. Sehingga, baik guru maupun siswa keduanya berperan penuh

karena peran mereka sama-sama sebagai subjek belajar.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran diharapkan bertujuan untuk

memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik secara seimbang. Dengan demikian, keaktifan siswa dalam

pembelajaran tidak menghendaki pembentukan siswa yang secara intelektual

cerdas tanpa diimbangi sikap dan keterampilan, akan tetapi membentuk siswa

yang cerdas serta memiliki sikap positif dan keterampilan. Dalam hal ini,

senada dengan ungkapan Wina Sanjaya bahwa “keaktifan siswa tidak hanya

ditentukan oleh aktifitas fisik semata akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas

nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional”.5 Oleh sebab itu, aktif

tidaknya siswa dalam belajar hanya siswa sendiri yang mengetahuinya secara

pasti. Namun, untuk mengetahui proses pembelajaran memiliki kadar

keaktifan yang tinggi, sedang atau lemah dapat dilihat dari keterlibatan siswa

dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran maupun dalam mengevaluasi pembelajaran. Semakin siswa

terlibat ketiga aspek tersebut, maka kadar keaktifan siswa semakin tinggi.

2Ibid.

3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1 (Jakarta:

Kencana,2010), Cet.7, h.136 4Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet. 5, h. 394 5Op.cit.,141

Page 22: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

7

. a.Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses perencanaan

1.1 Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan

motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kegiatan pembelajaran.

1.2 Adanya keterlibatan siswa dalam meyusun rancangan pembelajaran.

1.3 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber

belajar yang diperlukan.

1.4 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media

pembelajaran yang akandigunakan.

b. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai denganwaktu yang telah ditentukan.

1.2 Siswa belajar secara langsung(experiental learning). Dalam proses

pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui

pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,

melakukan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu

bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.

1.3 Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

1.4 Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber

belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan

pembelajaran.

1.5 Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab

dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang

diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

1.6 Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan

keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya, pembelajaran atau

proses tanya jawab tidak di dominasi oleh siswa-siswa tertentu.

c. Kadar keaktifan siswa dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil

pembelajaran yang telah dilakukannya.

1.2 Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan

semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

1.3 Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara

lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.6

Selanjutnya, Yuhdi Munadi (2011) mengemukakan ciri-ciri pokok

pembelajaran aktif, antara lain adalah:

6Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1 (Jakarta:

Kencana,2010), Cet.7, h.141-142

Page 23: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

8

a. Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa

dan dialog antara siswa dengan guru dan bisanya memanfaatkan sumber-

sumber belajar yang bervariasi (media pembelajaran).

b. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan sikap berikut:

1.1 Mendorong setiap siswa untuk ikut aktif memberi pendapat

1.2 Mendorong setiap siswa untuk ikut berbuat

1.3 Mendorong setiap siswa utuk ikut aktif mencari sumber

c. Menantang, yakni ditandai dengan sikapsebagai berikut:

1.1 Mendorong kompetensi antar siswa

1.2 Mengundang siswa untuk terlibat penuh

1.3 Membangkitkan gairah belajar siswa.7

Selanjutnya, secara khusus Wina Sanjaya mengemukakan bahwa

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna, artinya siswa

tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi tetapi juga

bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.

b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya melalui

keaktifan siswa diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang

berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.8

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda

(heterogen)”.9 Sedangkan menurut Rusman, “cooperative learning adalah

teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan

belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5

orang”.10

Lebih lanjut, Johnson (dalam Hasan, 1996) menjelaskan bahwa

“belajar cooperative adalan pemanfaatan kelompok kecil dalam

7 Yudhi Munadi, Pembelajarn Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan, (Jakarta: FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet.2, h.33 8Op.cit.,h.138

9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.242 10

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.204

Page 24: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

9

pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok tersebut”.11

Senada dengan pendapat tersebut, Artzt & Newman

(1990:448) menyatakan bahwa “dalam belajar kooperatif siswa belajar

bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap angggota kelompok memiliki

tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya”.12

Dalam hal

ini, Trianto menegaskan bahwa, “tujaan dibentuknya kelompok tersebut

adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar”.13

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah kegiatan belajar siswa dalam kelompok yang akan mengarahkan

siswa untuk mencapai tujuan bersama secara kelompok. Jadi, strategi

pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang untuk saling menghargai satu sama lain.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya, terdapat empat unsur penting dalam strategi

pembelajaran kooperatif, yaitu:

1.1 Adanya peserta dalam kelompok

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam

setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa diterapkan

berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang

berdasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang

didasarkan latar belakang kemampuan, pengelompokan yang

didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun

campuran ditinjau dari kemampuan.

1.2 Adanya aturan kelompok

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan

baik siswa sebagai peserta didik maupun siswa sebagai anggota

kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota

kelompok, waku dan tempat pelaksanaan dan lain sebagainya.

11

Ibid. 12

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010),

Cet.4, h.56 13

Ibid.

Page 25: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

10

1.3 Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan

baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun

keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam

kegiatan kelompok, sehingga antar peserta saling membelajarkan

melalui tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan.

1.4 Adanya tujuan yang harus dicapai Aspek tujuan yang dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota

kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.14

Dengan demikian, hal yang menarik dalam strategi pembelajaran

kooperatif adalah setiap anggota kelompok akan bersikap kooperatif

dengan sesama anggota kelompoknya, sehingga tumbuh rasa kebersamaan

dengan sesama anggota kelompok. Selain itu, dalam pembelajaran

kooperatif juga terdapat dampak pengiring seperti kemampuan hubungan

sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta

dapat meningkatkan harga diri. Dari alasan tersebut, maka pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki

sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran lain, karena pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada

proses kerja sama kelompok. Tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran kooperatif setidaknya tidak hanya sekedar pencapaian

kemampuan penguasaan materi pelajaran, akan tetapi meliputi hasil belajar

akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial berupa kerjasama kelompok. Adanya kerjasama inilah

yang menjadi ciri khas pembelajaran kooperatif. Berikut adalah perbedaan

pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran konvensional yang

dikemukakan oleh Killen (1996) dalam Trianto:

14

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.241-242

Page 26: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

11

Tabel 2.1

Pembelajaran kooperatif vs pembelajaran konvensional

Pembelajaran kooperatif Pembelajaran konvensional

Adanya saling ketergantungan

positif, saling membantu dan

saling memberikan motivasi

sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya

siswa yang mendominasi kelompok

atau menggantungkan diri pada

kelompok.

Adanya akuntabilitas individual

yang mengukur penguasaan

materi tiap kelompok, dan

kelompok diberi umpan balik

tentang hasil belajar anggotanya

sehingga saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan

dan siapa yang dapat

memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering

diabaikan sehingga tugas-tugas

sering diborong oleh salah seorang

anggota kelompok sedangkan

anggota kelompok lainnya hanya

“mendompleng” keberhasilan

“pemborong”

Kelompok belajar heterogen,

baik dalam kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras,

etnik dan sebagainya sehingga

saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa

yang memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya

homogen.

Pimpinan kelompok dipilih

secara demokratis atau bergilir

untuk memberikan pengalaman

memimpin bagi para anggota

kelompok.

Pimpinan kelompok ditentukan oleh

guru atau kelompok dibiarkan untuk

memilih pemimpinnya dsengan cara

masing-masing.

Keterampilan sosial yang

diperlukan dalam kerja gotong

royong seperti kepemimpinan,

kemampuan berkomunikasi,

memercayai orang lain dan

mengelola konflik secara

langsung diajarkan.

Keterampilan sosial sering tidak

secara langsung diajarkan.

Pada saat belajar kooperatif

berlangsung, guru melakukan

pemantauan melalui observasi

dan melakukan intervensi jika

terjadi masalah dalam kerja

sama antar anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering tidak dilakukan

oleh guru pada saat belajar

kelompok sedang berlangsung.

Guru memperhatikan secara

proses kelompok yang terjadi

dalam kelompok-kelompok

belajar.

Guru sering tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar.

Page 27: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

12

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal

(hubungan antara pribadi yang

salking menghargai)

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas.

(Killen, 1996)15

Selanjutnya, dalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat dua

komponen utama seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya yaitu

komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif.

Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan

struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan

motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.

Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran

kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok

bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain

menguasai materi pelajaran, sehingga mecapai tujuan kelompok.16

Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dari berbagai

perspektif seperti yang dikutip oleh Rusman sebagai berikut:

[1] Perspektif motivasi, artinya penghargaan yang diberikan kepada

kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk

memperjuangkan keberhasilan kelompok; [2] Perspektif sosial,

artinya setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena

mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh

keberhasilan; [3] Perspektif perkembangan kognitif, artinya interaksi

antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk

berpikir mengolah berbagai informasi. (Sanjaya, 2006:242)17

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif disusun dalam suatu

usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi

dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

15

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.58-59 16

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.243 17

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.206

Page 28: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

13

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Para ahli menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

membantu siswa meningkatkan kinerja dalam tugas akademik serta

memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang untuk

bekerja satu sama lain dan belajar untuk menghargai satu sama lain.

Selanjutnya, berikut adalah ungkapan para ahli mengenai tujuan

pembelajaran kooperatif yang dikutip dalam Trianto.

Slavin (1995) mengemukakan bahwa belajar kooperatif menekankan

pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika

semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasan materi.

Sedangkan Johnson dan Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan

pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Lebih lanjut, Zamroni (2000)

mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah

dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud

input pada level individual.18

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:

1.1 Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam

pembelajaran kooperatif keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok

akan merasakan saling ketergantungan.

1.2 Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

keberhasilan kelompok sangat tergantung dari anggota kelompok.

Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

1.3 Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok

untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling

memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

1.4 Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu

melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi

dalam kegiatan pembelajaran.

18

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.57

Page 29: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

14

1.5 Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama lebih efektif.19

f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya merumuskan bahwa prosedur strategi pembelajaran

kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:

1.1 Penjelasan materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok

materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan

utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok

materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum

tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa

akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.

1.2 Belajar dalam kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang materi pelajaran,

selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-

masing yang telah dibentuk sebelumnya. Menurut Yudhi Munadi

terdapat beberapa teknik dalam pembentukan kelompok, antara lain.

1.2.1 Random (acak)

Cara ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa berhitung

1 sampai 4. Kemudian siswa yang menyebuut angka 1

berkumpul dengan siswa yang menyebut angka 1, begitu

selanjutnya.

1.2.2 Purposive (ada tujuan tertetu)

Cara ini dilakukan jika seorang guru mempunyai tujuan tertentu

dan langkah ini dapat dilakukan apabila karakter siswa telah

dikenali satu persatu.20

1.3 Penilaian

Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa dilakukan

dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual

maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan

infomasi kemampuan setiap siswa; dan tes kelompok akan

memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir

setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai

setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini

disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya

yang merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.

1.4 Pengakuan tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling berprestasi,

kemudian diberikan penghargaan. Pengakuan dan pemberian

19

Op.cit., h.212 20

Yudhi Munadi, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta:FITK

UIN Syarif Hidayatullah2011), Cet.2, h.41

Page 30: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

15

penghargaan diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi

dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu

meningkatkan prestasi mereka.21

Sedangkan, Rusman membagi prosedur pembelajaran kooperatif

kedalam 6 tahapan yang jelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan pelajaran dan menekankan

pentingnya topik yang akan

dipelajari dan memotivasi siswa

belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau

materi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau melalui bahan

bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membimbing

setiap kelompok agar melalukan

transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4`

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu dan kelompok.

(Rusman, 2012)22

21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.7, h.248-249 22

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet.5, h.211

Page 31: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

16

Dengan demikian, secara garis besar prosedur pembelajaran kooperatif

diawali dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran selanjutnya

memotivasi siswa untuk belajar. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian

informasi yang selanjutnya pembentukan kelompok siswa. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjsama dalam kelompok. Fase

terakhir meliputi presentasi hasil kerja kelompok atau evaluasi tentang apa

yang telah dipelajari dan pemberian penghargaan terhadap hasil kerja

kelompok maupun individu.

g. Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya merumuskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,

setidaknya memiliki keunggulan sebagai berikut

1.1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu

menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan

kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai

sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

1.2 Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

1.3 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak respek pada

orang lain serta menerima segala perbedaan.

1.4 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan

setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

1.5 Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup

ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan

sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.

1.6 Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,

menerima umpan balik, Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah

tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah

tanggung jawab kelompoknya.

1.7 Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak

menjadi nyata (rill).

Page 32: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

17

1.8 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi

dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk

proses pendidikan jangka panjang.23

h. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Selain keunggulan, dalam pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan, seperti yang dirumuskan oleh Wina Sanjaya sebagai berikut:

1.1. Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran

kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalu kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami

filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki

kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang

dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaaan

semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

1.2. Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif,

maka bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya

dipelajari dan dipahami tidak dapat dicapai oleh siswa.

1.3. Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu

menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan

adalah prestasi setiap individu siswa.

1.4. Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu

yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya

dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.

1.5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan

yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena

itu, melalui strategi pembelajarn kooperatif selain siswa belajar

bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun

kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi

pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.24

3. Model Pembelajaran Index Card Match

Perubahan cara pandang siswa sebagai objek belajar menjadi subjek

belajar menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan

pembelajaran. Sehingga, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran

23

Op.cit., h.249-250 24

Ibid., h.250-251

Page 33: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

18

yang dapat memacu semangat siswa untuk aktif dalam pengalaman

belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat

membantu meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Menurut Mel

Silberman, “pembelajaran Index Card Match (ICM) adalah cara

menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia

membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan

kawan sekelas”.25

Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya ada sebuah bahan

kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana model pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match (ICM) ini diterapkan dalam proses

pembelajaran. Mel Silberman menjelaskan prosedur pelaksanaan model

pembelajaran Index Card Match (ICM), sebagai berikut:

a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang

diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk

menyamai satu setengah jumlah siswa.

b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-

benar tercampur.

d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini

adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian

lain memagang jawaban.

e. Perintahkan kepada peserta didik untuk mencari tempat duduk bersama

untuk menemukan kartu permainannya (beritahu mereka jangan

menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).

f. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,

perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan

membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk

menginformasikan jawaban kepadanya. 26

Semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan

tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Untuk itu, Marwan

menjelaskan tedapat beberapa kelebihan dari metode Index Card Match

(ICM) manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

25

Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Pustaka Insan

Madani:2009) Cet.6 h.240-241 26

Ibid.

Page 34: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

19

a. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

c. Dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenagkan.

d. Meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.27

Selain kelebihan, Marwan juga mengemukakan kelemahan apabila

metode Index Card Match diterapkan dalam proses pembejaran, yaitu:

1. Guru harus meluangkan waktu ekstra untuk membuat persiapan.

2. Guru harus memiliki keterampilan memadai dalam mengelola kelas.

3. Membutuhkan waktu ekstra bagi siswa untuk menyelesaikan tugasnya.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja

sama dalam menyelesaikan masalah.28

4. PEMERINTAHAN KABUPATEN, KOTA DAN PROPINSI

Negara Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang

memiliki wilayah sangat luas. Sehingga untuk mempermudah dalam

menjalankan pemerintahan, maka wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa

provinsi yang masing-masing provinsi terbagi menjadi beberapa kabupaten

dan kota. Jumlah kabupaten dan kota di setiap provinsi berbeda-beda

tergantung pada kemampuan daerah untuk mengembangkannya. Hal tersebut

karena sejak dikeluarkannya Undang-Undang Otonomi Daerah, maka setiap

daerah diberi wewenang untuk menjalankan pemerintahannya sendiri.

Kewenangan untuk mengatur pemerintahan daerahnya sendiri itu disebut

otonomi. Opih Priyatna menjelaskan bahwa: ”Menurut Undang-Undang No.

32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

peraturan perundang-undangan”.29

27

Marwan, Metode Index Card Match, (Jakarta: Wordpres, 2012). h. 163 28

Ibid. 29

Opih Priyatna, Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI kelas IV, (Jakarta:Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009). H. 37

Page 35: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

20

Dengan demikian, pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi

pemerintahan kabupaten, pemerintahan kota dan pemerintahan provinsi yang

masing-masing menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dalam rangka

melayani kepentingan masyarakat dan pembangunan di daerahnya dengan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam hal ini, Setiati

menjelasksan bahwa: “Asas otonomi adalah hak dan wewenang untuk

mengatur sendiri pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

peraturan perundang-undangan, sedangkan tugas pembantuan penugasan dari

pemerintah di tingkat atas untuk pemerintahan yang ada di bawahnya”.30

Adapun setiap tingkatan pemerintahan tersebut dipimpin oleh seorang

kepala daerah yang dibantu oleh seorang wakil kepala daerah. Kepala daerah

dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh

rakyat di daerah yang bersangkutan melalui pemilihan umum yang

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil. Asas-asas pemilihan umum tersebut masing-masing

dijelaskan Sri Sadiman sebagai berikut:

“Langsung, artinya rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk

memberikansuaranya secara langsung, tanpa perantara; Umum,

artinya memberikan kesempatan untuk memilih kepada rakyat yang

telah memenuhi persyaratan; Bebas, artinya setiap rakyat di daerah

yang bersangkutan bebas menentukan pilihan, tanpa adanya tekanan

dan paksaan; Rahasia, artinya dalam memberikan suara, pemilih

dijamin bahwa pilihannya tidak diketahui oleh siapapun; Jujur, artinya

semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pemilihan kepala

daerah harus jujur; Dan adil, artinya setiap pemilih dan peserta

pemilihan kepala daerah mendapat perlakuan yang sama.” 31

a. Pemerintahan Kabupaten

Kabupaten merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia

dibawah provinsi. Pemerintah kabupaten diberi wewenang untuk

mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri sesuai dengan potensi di

daerahnya, sehingga pemerintahan kabupaten disebut dengan

30

Setiati Widihastuti, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas IV, (Jakarta :Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 25 31

Sri Sdiman, Pendidikan Kewarganegaraan 4, (Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional, 2009). h. 37

Page 36: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

21

pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah mengatur urusan

pemerintahannya menurut asas otonomi. Dengan asas otonomi maka

setiap pemerintahan daerah memiliki hak dan wewenang mengelola

daerahnya sendiri, namun tetap mempunyai hak dan kewajiban yang harus

dijalankan. Selain itu, pemerintah daerah juga masih melaksanakan tugas

dari pemerintahan diatasnya.

Kepala daerah wilayah kabupaten dipimpin oleh seorang bupati

beserta wakilnya yang dipilih langsung oleh rakyat kabupaten melalui

pemilihan umum. Pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pada

pemilihan ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati oleh DPRD.

Selanjutnya, pasangan calon itu dilantik oleh gubernur atas nama presiden.

Dalam hal ini, setiati menjelaskan bahwa, “Sekali terpilih, seorang bupati

akan bertugas selama lima tahun. Setelah lima tahun, akan diadakan lagi

pemilihan bupati. Seorang bupati bisa dipilih sekali lagi untuk menjadi

bupati. Setelah itu bupati tersebut tidak dapat dipilih lagi, artinya bupati

hanya boleh dipilih dua kali.”32

Tugas bupati banyak sekali karena harus mengatur berbagai hal di

wilayahnya seperti mengelola berbagai sumber daya yang ada. Sumber

daya itu mesti dikelola dengan benar agar kemakmuran rakyat meningkat.

Karena tugasnya yang berat, bupati dibantu oleh wakil bupati. Wakil

bupati membantu bupati menyelenggarakan pemerintahan. Misalnya,

dengan memberikan saran dan nasihat kepada bupati. Jika bupati

berhalangan menjalankan tugas, maka wakil bupati yang akan

menjalankan tugas bupati. Selama menjalankan tugas, wakil bupati

bertanggung jawab kepada bupati. Wakil Bupati akan menggantikan

bupati sampai habis masa jabatannya apabila bupati meninggal dunia,

berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama

6 bulan berturut-turut dalam masa jabatannya. Wakil bupati juga hanya

boleh dipilih dua kali, akan tetapi wakil bupati dapat dipilih kembali jika

mencalonkan diri sebagai bupati.

32

Op.cit. h. 26

Page 37: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

22

b. Pemerintahan Kota

Kota merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia dibawah

provinsi. Pemerintah kota diberi wewenang untuk mengatur dan

mengurus pemerintahannya sesuai potensi di daerahnya, sehingga

pemerintahan kota disebut pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah

mengatur urusan pemerintahannya menurut asas otonomi. Dengan asas

otonomi maka setiap pemerintahan daerah memiliki hak dan wewenang

mengelola daerahnya sendiri, namun tetap mempunyai hak dan kewajiban

yang harus dijalankan. Selain itu, pemerintah daerah juga masih

melaksanakan tugas dari pemerintahan diatasnya.

Kepala daerah wilayah kota dipimpin oleh seorang walikota beserta

wakilnya yang dipilih langsung oleh rakyat setempat melalui pemilihan

umum. Pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pada pemilihan

ditetapkan sebagai walikota dan wakil walikota oleh DPRD. Selanjutnya,

pasangan calon itu dilantik oleh gubernur atas nama presiden. Kepala

daerah pemerintahan kota pun sama dengan pemeritahan kabupaten yakni

sekali terpilih, walikota akan bertugas selama lima tahun. Setelah itu,

akan diadakan lagi pemilihan walikota. Seorang walikota bisa dipilih

sekali lagi untuk menjadi walikota. Setelah itu walikota tersebut tidak

dapat dipilih lagi, artinya walikota hanya boleh dipilih dua kali.

Tugas walikota banyak sekali karena harus mengatur berbagai hal di

wilayahnya seperti mengelola berbagai sumber daya yang ada. Sumber

daya itu mesti dikelola dengan benar agar kemakmuran rakyat meningkat.

Karena tugasnya yang berat, walikota dibantu oleh wakil walikota. Wakil

walikota membantu walikota menyelenggarakan pemerintahan, misalnya

dengan memberikan saran dan nasihat kepada walikota. Jika walikota

berhalangan menjalankan tugas, maka wakil walikota yang akan

menjalankan tugas walikota. Selama menjalankan tugas, wakil walikota

bertanggung jawab kepada walikota. Wakil walikota akan menggantikan

walikota sampai habis masa jabatannya, apabila walikota meninggal

dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya

Page 38: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

23

selama 6 bulan berturut-turut dalam masa jabatannya. Wakil walikota

juga hanya boleh dipilih dua kali, akan tetapi wakil walikota dapat dipilih

kembali jika mencalonkan diri sebagai walikota.

.

c. Pemerintahan Provinsi

Provinsi adalah pembagian wilayah administratif di bawah wilayah

nasional Indonesia. Pemerintah provinsi diberi wewenang untuk mengatur

dan mengurus pemerintahannya sesuai potensi di daerahnya, sehingga

pemerintahan provinsi disebut pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah

mengatur urusan pemerintahannya menurut asas otonomi. Dengan asas

otonomi maka setiap pemerintahan daerah memiliki hak dan wewenang

mengelola daerahnya sendiri, namun tetap mempunyai hak dan kewajiban

yang harus dijalankan. Selain itu, pemerintah daerah juga masih

melaksanakan tugas dari pemerintahan diatasnya.

Kepala daerah wilayah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur

beserta wakilnya yang dipilih langsung oleh rakyat setempat melalui

pemilihan umum. Pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pada

pemilihan ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur oleh DPRD.

Selanjutnya, pasangan calon itu dilantik oleh presiden. Kepala daerah

pemerintahan provinsi pun sama dengan pemeritahan kabupaten dan kota

yakni sekali terpilih, gubernur akan bertugas selama lima tahun. Setelah

itu, akan diadakan lagi pemilihan gubernur. Seorang gubernur bisa dipilih

sekali lagi untuk menjadi gubernur. Setelah itu gubernur tersebut tidak

dapat dipilih lagi, artinya gubernur hanya boleh dipilih dua kali.

Tugas gubernur banyak sekali karena harus mengatur berbagai hal di

wilayahnya seperti mengelola berbagai sumber daya yang ada. Sumber

daya itu mesti dikelola dengan benar agar kemakmuran rakyat meningkat.

Karena tugasnya yang berat, gubernur dibantu oleh wakil gubernur. Wakil

gubernur membantu gubernur menyelenggarakan pemerintahan, misalnya

dengan memberikan saran dan nasihat kepada gubernur. Jika gubernur

berhalangan menjalankan tugas, maka wakil gubernur yang akan

Page 39: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

24

menjalankan tugas gubernur. Selama menjalankan tugas, wakil gubernur

bertanggung jawab kepada gubernur. Wakil gubernur akan menggantikan

gubernur sampai habis masa jabatannya, apabila gubernur meninggal

dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya

selama 6 bulan berturut-turut dalam masa jabatannya. Wakil gubernur

juga hanya boleh dipilih dua kali, akan tetapi wakil gubernur dapat dipilih

kembali jika mencalonkan diri sebagai gubernur.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Luluk Penerapan metode

diskusi untuk

meningkatkan aktivitas

belajar geografi siswa

kelas VIIIA SMPN 8

Pamekasan

Dari hasil analisis data

diperoleh bahwa ada

peningkatan aktivitas

siswa dalam penerapan

metode diskusi pada siklus

I sebesar 71,43%, siklus II

sebesar 79,17%, siklus III

sebesar 82,74% dan

jumlah rata-rata aktivitas

aktif siswa sebesar

77,78%, sedangkan

jumlah rata-rata siswa

yang pasif adalah sebesar

22,22%.33

2. Rajif Hasan Ali Penerapan metode

diskusi untuk

meningkatkan keaktifan

belajar siswa kelas XI

IPS semester II pada

kompetensi menganilis

pelestarian lingkungan

hidup kaitannya dengan

pembangunan

berkelanjutan di SMA

terpadu Abdul Faidl

Wonodadi Kabupaten

Blitar

Hasil penelitian

menunjukkan adanya

peningkatan keaktifan

belajar siswa dalam

diskusi dari 41,67% pada

siklus I pertemuan ke-2

menjadi 66,67% pada

siklus II pertemuan ke-1

dan menjadi 75% pada

siklus II pertemuan ke-2.34

3. Evy Agustina Penerapan metode Hasil penelitian

33http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=34889 34http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=45715

Page 40: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

25

Rokhmawati diskusi syndicate group

untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa

kelas VII A SMPN 24

Malang pada materi

kaitan antara kondisi

geografis dengan

keadaan penduduk

menunjukkan bahwa ada

peningkatan keaktifan

belajar siswa yang

ditunjukkan dengan

peningkatan peningkatan

keaktifan belajar siswa

pada siklus I sebesar

58,04% (cukup)

meningkat menjadi

81,71% (sangat baik) pada

siklus II. 35

C. KerangkaBerpikir

Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian

sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian

ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1) Penggunaan metode index card match akan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran secara aktif.

2) Adanya keterkaitan antara penggunaan metode index card match dengan

peningkatkan keaktifan belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka berfikir

diatas, maka dapat dirumuskan bahwa penggunaan metode index card match

dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin pada

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraa (Pkn).

35http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42472

Page 41: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Raudhatul Muta’allimin

yang terletak di Jl. Kunigan Barat No. 1 Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan

Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. MI Raudhatul Muta’allimin dipilih karena

peneliti bertugas ditempat tersebut sehingga peneliti memiliki peluang waktu

yang cukup luas dalam mencari dan mengolah data. Alasan tersebut diperkuat

oleh hasil observasi yang menggambarlan bahwa perencanaan pembelajaran

yang disiapkan peneliti belum mampu digarap secara serius sehingga

kemampuan peneliti dalam mengelola kelas sangat rendah. Hal tersebut

diperparah dengan masih digunakannya metode ceramah dalam proses

pembelajaran, sehingga meminimalkan sikap aktif siswa dalam kegiatan

belajarnya. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 6

bulan, yaitu sejak bulan November 2015 sampai Mei 2016. Dengan kata lain

penelitian ini dilaksanakan tahun pelajaran 2015/2016.

B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar hasil yang diharapkan

sesuai dengan rencana yang ditentukan. Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai

oleh penelitian yaitu ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas

maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lebih

dikenal dengan istilah classroom action research. Basrowi (2008) mengatakan

bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan

dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang

diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas”.1 Senada dengan pernyataan tersebut,

Hopkins (1992) menyatakan bahwa “classroom action research merupakan salah

1 H. M. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. 2, h. 25

Page 42: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

26

satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini

menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Permasalahan yang

diangkat adalah permasalahan yang ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena

itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar”.2

Untuk metode penelitian yang digunakan dalam penbelitian ini adalah

dengan menggunakan metode Descriptive Research. Hadeli menjelaskan bahwa

“penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, situasi atau kejadian dan

karakteristik populasi”.3 Lebih lanjut, Sumadi Suryabrata dalam Hadeli

mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk:

(1) Mencari informasi faktual yang detail, menggambarkan gejala yang ada;

(2) Mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan

dan praktek-praktek yang telah dan sedang berlangsung;

(3) Membuat komparasi dan evaluasi;

(4) Mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani masalah

atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk

kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa

datang.4

Dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan adanya rancangan penelitian

karena penelitian tindakan kelas tidak sekedar mengungkapkan penyebab

permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas tetapi mencari cara mengatasi

permasalahan tersebut. Rancangan penelitian merupakan prosedur yang akan

dilalui dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan

penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Hadeli bahwa “rancangan penelitian

berisi gambaran tentang kapan penelitian dilakukan, darimana data diperoleh,

dalam kondisi bagaimana subjek yang diteliti dan bagaimana mengolah data

dan melaporkannya”.5 Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan

penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan

refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang masing-masing

2 Ibid., h. 26

3 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat:Quantum Teaching,2006), Cet. 1, h. 63

4 Ibid., h. 64

Page 43: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

27

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Apabila pembelajaran siklus I sudah

menunjukan indikator keaktifan siswa, maka tindakan tidak dilanjutkan, tetapi

apabila pada siklus I belum menunjukkan indikator keaktifan siswa dari

tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.

Apabila pembelajaran siklus II belum menunjukkan indikator keaktifan siswa

dari tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran pada

siklus selanjutnya. Tetapi apabila sudah menunjukkan keberhasilan indikator

keaktifan siswa, maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.

Namun demikian, peneliti akan berusaha melakukan penelitian dalam dua

siklus dikarenakan peneliti akan berusaha secara optimal dengan menerapkan

cara dan prosedur yang tepat sehingga dalam dua siklus tersebut dapat

menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran. Namun perlu diperhatikan bahwa penelitian

tindakan kelas bersifat situasional, kondisional dan kontekstual. Dengan

demikian, peneliti akan mengadaptasi pedoman yang disampaikan secara

fleksibel, artinya peneliti akan mempertimbangkan kelayakan waktu, sarana dan

prasarana yang dapat digunakan serta permasalahan yang mana pada waktu

penelitian bisa dirasakan hasilnya.

C. Subjek penelitian

Berdasarkan judul penelitian dalam penelitian ini, maka yang menjadi

subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin tahun

pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 orang terhadap penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match sebagai upaya untuk

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Karena pada umumnya, siswa

tingkat dasar cenderung menyukai proses pembelajaran yang aktif dan

bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran dalam

kelas. Dengan demikian, siswa akan lebih antusias mengikuti pembelajaran

sehingga dapat menunjukkan seluruh potensi yang dimilikinya.

5 Ibid., h. 59

Page 44: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

28

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertugas sebagai pelaksana tindakan yang

berkolaborasi dengan kepala sekolah sebagai observer yang bertugas

mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran, serta aktivitas peneliti dalan melaksanakan proses pembelajaran

dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match.

Kemudian, observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati

sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian, agar hasil

penelitian tersebut benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

1. Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, peneliti melakukan observasi untuk

menjajaki proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan. Kemudian,

peneliti menganalisis permasalahan yang terjadi serta permasalahan yang

ditimbulkan dari kegiatan pembelajaran tersebut. Setelah peneliti melakukan

observasi, terlihat bahwa pemasalahan pembelajaran yang timbul berupa

kemampuan guru dalam mengelola kelas sangat rendah karena perencanaan

pembelajaran yang disiapkan belum mampu digarap secara serius, selain itu

metode pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional sehingga

meminimalkan sikap aktif siswa dalam kegiatan belajarnya. Selanjutnya,

peneliti mencari strategi pembelajaran aktif yang tidak hanya meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran tetapi juga dapat meningkatkan kinerja

guru dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuat instumen

penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian.

2. Kegiatan pembelajaran pra siklus

Pihak yang menjadi pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran

pra siklus adalah peneliti, sedangkan observer berada pada tempat dimana

data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi

pada waktu penelitian yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, observer

Page 45: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

29

mengamati keaktifan siswa dan kinerja peneliti dalam kegiatan

pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran pra siklus masih menggunakan metode konvensional guna

mengetahui ada atau tidaknya perubahan kondisi pembelajaran setelah

dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran melalui penggunaaan

strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match pada kegiatan

pembelajaran siklus I.

3. Kegiatan pembelajaran siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahapan ini, peneliti membuat instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian yaitu lembar observasi kinerja guru serta

lembar observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran Pedidikan

Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match (ICM) dalam upaya meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, materi

pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian siklus I yaitu

mengenai pemerintahan kota. Materi tersebut sesuai dengan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya, peneliti

mempersiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam strategi pembelajaran Index Card Match yang terdiri

dari kartu soal dan kartu jawaban.

b. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

Page 46: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

30

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti.

Sedangkan observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, observer mengamati kinerja peneliti

sebagai pelaksana tindakan serta mengamati keaktifan siswa sebagai

subjek penelitian dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match. Keaktifan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

berupa keaktifan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri

dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang masing-

masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Peneliti mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar

serta mengisi daftar hadir siswa.

1.1.3 Peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat materi

pembelajaran.

1.1.4 Peneliti memberian apersepsi pembelajaran agar siswa dapat

mengemukakan dugaan sementara berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Peneliti menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai pemerintahan kota.

1.2.2 Peneliti memberi stimulus pertanyaan yang mengarah pada

materi agar siswa terdorong

Page 47: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

31

1.2.3 Guru memperkenalkan siswa pada strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil

bermain kartunya dengan membacakan kartu pertanyaan

sekaligus jawabannya kepada kelompok lain. Sedangkan

kelompok lain memberikan tanggapan.

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 48: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

32

c. Tahap pelaksanaan pertemuan kedua

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti.

Sedangkan observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, observer mengamati kinerja peneliti

sebagai pelaksana tindakan serta mengamati keaktifan siswa sebagai

subjek penelitian dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match. Keaktifan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

berupa keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang masing-masing kegiatan akan

diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru mengulas sedikit materi yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar siswa

siap menerima materi selanjutnya yang masih berkaitan.

Kemudian, guru memberikan stimulus pertanyaan yang

Page 49: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

33

mengarah pada materi selanjutnya. Hal tersebut bertujuan

agar siswa terdorong untuk mengemukakan dugaan

sementara berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

1.2.2 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu pemerintahan kota.

1.2.3 Guru menjelaskan kembali kepada siswa mengenai prosedur

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil

bermain kartunya dengan membacakan kartu pertanyaan

sekaligus jawabannya kepada kelompok lain. Sedangkan

kelompok lain memberikan tanggapan.

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

Page 50: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

34

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

d. Tahap analisis

Pada tahap ini, peneliti dan observer melakukan analisis hasil

pengamatan terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berupa:

1.1 Seberapa aktif siswa melakukan proses pembelajaran setelah

dilakukan tindakan siklus I

1.2 Seberapa besar penurunan siswa yang tidak aktif pada proses

pembelajaran setelah tindakan siklus I

1.3 Seberapa besar penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match mampu merangsang siswa untuk berperan aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Tahap refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa yang

belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I,

melalui hasil kegiatan yang telah terekam dalam lembar observasi

kemudian membandingkannya dengan kegiatan pra siklus. Refleksi

tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan keberhasilan atau

kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Apabila hasil analisis siklus I sudah menunjukan indikator

keaktifan siswa, maka penelitian dihentikan. Adapun indikator

keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa

keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan berinteraksi dengan

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Tetapi apabila

indikator keaktifan siswa tersebut belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan pada siklus II. Selanjutnya, peneliti dengan guru kelas

Page 51: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

35

melakukan diskusi untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran Index

Card Match terhadap keaktifan siswa. Hasil diskusi tersebut digunakan

untuk melaksanakan tindakan pada siklus II.

4. Kegiatan penelitian siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada siklus II, peneliti dan guru kelas akan berusaha lebih optimal

dalam menerapkan prosedur pembelajaran sehingga pada siklus II dapat

menunjukkan indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya

keaktifan siswa melalui pengggunaan strategi pembelajaran kooperatif

tipe index card match. Pada tahapan ini, peneliti membuat instrumen

yang akan digunakan dalam penelitian yaitu lembar observasi kinerja

guru serta lembar observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran Pedidikan

Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card match dalam upaya meningkatkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, materi pelajaran yang

akan digunakan dalam penelitian siklus II yaitu mengenai pemerintahan

provinsi. Materi tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar dalam Kurikulum KTSP. Selanjutnya, peneliti

mempersiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam strategi pembelajaran index card match yang terdiri

dari kartu soal dan kartu jawaban.

b. Tahap pelaksanaan pertemuan pertama

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

Page 52: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

36

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti.

Sedangkan observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, observer mengamati kinerja peneliti

sebagai pelaksana tindakan serta mengamati keaktifan siswa sebagai

subjek penelitian dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match. Keaktifan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

berupa keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang masing-masing kegiatan akan

diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu mengenai pemerintahan provinsi.

1.2.2 Guru memberi stimulus pertanyaan yang mengarah pada

materi agar siswa terdorong untuk mengemukakan dugaan

sementara berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

1.2.3 Guru memperkenalkan siswa pada strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match melalui penjelasan

terhadap prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Page 53: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

37

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil

bermain kartunya dengan membacakan kartu pertanyaan

sekaligus jawabannya kepada kelompok lain. Sedangkan

kelompok lain memberikan tanggapan.

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Tahap pelaksanaan pertemuan kedua

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ádalah pelaksanaan

rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun,

pelaksanaan ini bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai

Page 54: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

38

kebutuhan pengajaran yang berlangsung. Adapun pihak yang menjadi

pelaksana tindakan dalam kegiatan pembelajaran adalah peneliti.

Sedangkan observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan

dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu penelitian

yaitu di dalam kelas. Selanjutnya, observer mengamati kinerja peneliti

sebagai pelaksana tindakan serta mengamati keaktifan siswa sebagai

subjek penelitian dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match. Keaktifan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

berupa keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan siswa berinteraksi

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang masing-masing kegiatan akan

diuraikan sebagai berikut:

1.1 Kegiatan awal

1.1.1 Guru mengkondisikan kelas berupa kesiapan sarana dan

prasarana pembelajaran.

1.1.2 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi

daftar hadir siswa.

1.1.3 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

1.2 Kegiatan inti

1.2.1 Guru mengulas sedikit materi yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar siswa

siap menerima materi selanjutnya yang masih berkaitan.

Kemudian, guru memberikan stimulus pertanyaan yang

mengarah pada materi selanjutnya. Hal tersebut bertujuan

agar siswa terdorong untuk mengemukakan dugaan

sementara berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

Page 55: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

39

1.2.2 Guru menjelaskan secara kontekstual materi pembelajaran

yang akan dipelajari yaitu pemerintahan kota.

1.2.3 Guru menjelaskan kembali kepada siswa mengenai prosedur

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match.

1.2.4 Guru membagikan kartu indeks berupa kartu soal atau kartu

jawaban kepada masing-masing siswa.

1.2.5 Guru berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi

siswa dalam melaksanakan permainan kartu.

1.2.6 Siswa yang memegang kartu soal mencari jawaban terhadap

kartu dimilikinya dengan cara membacakan pertanyaan

kemudian menantang teman sekelas yang memegang kartu

jawaban tersebut untuk membacakan jawabannya.

1.2.7 Siswa yang telah mendapatkan pasangan kartu duduk

berkelompok sambil menunggu siswa yang lainnya

mendapatkan kelompoknya.

1.2.8 Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil

bermain kartunya dengan membacakan kartu pertanyaan

sekaligus jawabannya kepada kelompok lain. Sedangkan

kelompok lain memberikan tanggapan.

1.2.9 Setelah permainan kartu Index Card Match selesai, guru

meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya.

1.3 Kegiatan akhir

1.3.1 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

mengajukan argumen yang dimiliknya.

1.3.2 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami.

1.3.3 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari.

1.3.4 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 56: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

40

d. Tahap analisis

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas melakukan analisis hasil

pengamatan terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berupa:

1.4 Seberapa aktif siswa melakukan proses pembelajaran setelah

dilakukan tindakan siklus II.

1.5 Seberapa besar penurunan siswa yang tidak aktif pada proses

pembelajaran setelah tindakan siklus II.

1.6 Seberapa besar penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match mampu merangsang siswa untuk berperan aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Tahap refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa

yang belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran

siklus II yang telah terekam dalam lembar observasi kemudian

membandingkannya dengan kegiatan pra siklus dan dengan kegiatan

siklus I. Refleksi tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan

keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu

meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila

hasil analisis siklus II sudah menunjukan indikator keaktifan siswa,

maka penelitian dihentikan. Adapun indikator keaktifan siswa yang

dimaksudkan dalam penelitian ini berupa keaktifan berinteraksi dengan

guru, keaktifan berinteraksi dengan siswa lain serta keaktifan terhadap

materi pembelajaran. Tetapi apabila indikator keaktifan siswa tersebut

belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card

Match, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI Raudhatul

Page 57: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

41

Muta’allimin pada pelajaran PKn. Peningkatan keaktifan tersebut ditunjukan

dengan adanya kenaikan persentase keaktifan siswa pada setiap siklusnya.

Adapun indikator keberhasilan penelitian ini ditetapkan sekurang-kurangnya

80% siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.1

Indikator Keaktifan siswa Dalam Proses Pembelajaran

Skor Kriteria Keterangan

1 jika indikator keaktifan dilakukan oleh

0-20% siswa

Keaktifan siswa

sangat rendah

2 jika indikator keaktifan dilakukan oleh

21-40% siswa

Keaktifan siswa

rendah

3 jika indikator keaktifan dilakukan oleh

41-60% siswa

Keaktifan siswa

sedang

4 jika indikator keaktifan dilakukan oleh

61-80% siswa

Keaktifan siswa

baik

5 jika indikator keaktifan dilakukan oleh

81-100% siswa

Keaktifan siswa

sangat baik

G. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa

kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam melakukan penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe index card match. Muhammad Idrus mengatakan

bahwa “data kualitatif merujuk pada data kualitas objek penelitian, yaitu ukuran

data berupa nonangka tetapi berupa satuan kualitas (misalnya istimewa, baik,

buruk, tinggi, rendah, sedang), atau juga serangkaian informasi verbal dan

nonverbal yang disampaikan informan kepada peneliti untuk menjelaskan

perilaku ataupun peristiwa yang sedang menjadi fokus penelitian”.6 Sedangkan,

sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru kelas IV MI

Raudhatul Muta’allimin, semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Page 58: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

42

H. Instrumen pengumpulan data

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

yang akan diteliti sehingga dalam penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat

ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja guru dan

lembar observasi keaktifan siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Index Card Match. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh

peneliti sebagai pengamat pembelajaran. Untuk memudahkan penyusunan

instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen. Berikut ini merupakan

kisi-kisi instrumen penggumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No. Aspek Jumlah butir

1. Keaktifan siswa berinteraksi dengan guru 6

2. Keaktifan siswa berinteraksi dengan siswa lain 7

3. Keaktifan siswa terhadap materi pelajaran 2

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No. Aspek Jumlah butir

1. Kinerja guru pada kegiatan pembuka 7

2. Kinerja guru pada kegiatan inti 10

3. Kinerja guru pada kegiatan penutup 4

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal teknik pengumpulan data, Sugiyono menjelaskan bahwa “teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 84

Page 59: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

43

karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan”.7 Untuk itu, teknik pengumpulan data

yang gunakan dalam penelitian ini adalah teknik non tes berupa observasi,

karena kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari tindakan di setiap siklusnya. Observasi dilakukan

untuk mengamati kinerja guru serta mengamati keaktifan siswa melalui

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan observasi, peneliti dapat secara langsung

melihat objek yang diteliti tanpa melalui perantara yang mungkin bisa

melebihkan atau mengurangi data sebenarnya.

Menurut Wina Sanjaya, “observasi merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya dengan alat observasi tetang hal-hal yang akan diamati atau

diteliti”.8 Sedangkan Muhammad Idrus mengemukakan bahwa, “observasi

merupakan aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.9

Selanjutnya, Sugiono menegaskan bahwa “observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

kuesioner selalui berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas

pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain”.10

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data merupakan proses menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil pengamatan. Dalam hal ini, Nasution dalam Sugiono

menjelaskan bahwa “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11,

h. 224 8 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, h.86

9 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 101

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11,

h. 145

Page 60: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

44

hasil penelitian”.11

Selanjutnya dalam membahas analisis data dalam penelitian

kuantitatif, Miles and Huberman dalam Sugiono mengemukakan bahwa,

“aktifitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.”12

Selanjutnya, Miles dan Huberman dalam Muhammad

Idrus menambahkan bahwa, “ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang

jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis”.13

L. Pengembangan perencanaan tindakan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan

keaktifan siswa dalam pengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn.

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan tolak ukur

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dengan demikian,

penelitian ini mengacu pada indikator penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe index card match dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif tipe index card

matc dinyatakan efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa apabila porsentase

keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar ≥80%.

Apabila pembelajaran siklus I sudah menunjukan indikator keaktifan siswa,

maka tindakan tidak dilanjutkan, tetapi apabila pada siklus I belum

menunjukkan indikator keaktifan siswa dari tindakan yang dilakukan, maka

akan dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Apabila pembelajaran siklus II

belum menunjukkan indikator keaktifan siswa dari tindakan yang dilakukan,

maka akan dilaksanakan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Tetapi apabila

sudah menunjukkan keberhasilan indikator keaktifan siswa, maka tidak

dilakukan pengulangan tindakan.

11

Sugiono, Metode Penelitianp Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.

11, h. 245 12

Ibid., h.59 13

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 148

Page 61: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

45

Untuk itu, peneliti akan berusaha secara optimal dengan menerapkan cara

dan prosedur yang tepat sehingga dalam dua siklus tersebut dapat menunjukkan

indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Namun perlu diperhatikan bahwa penelitian tindakan

kelas bersifat situasional, kondisional dan kontekstual. Dengan demikian,

peneliti akan mengadaptasi pedoman yang disampaikan secara fleksibel, artinya

peneliti akan mempertimbangkan kelayakan waktu, sarana dan prasarana yang

dapat digunakan serta permasalahan yang mana pada waktu penelitian bisa

dirasakan hasilnya.

Page 62: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

46

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan tindakan

1. Deskripsi kegiatan pra siklus

Kegiatan pembelajaran pra siklus dilaksanakan selama 2x pertemuan.

Masing-masing pertemuan menerapkan metode pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh peneliti yaitu metode pembelajaran konvensional. Kegiatan

pembelajaran prasiklus akan diamati oleh observer bersamaan dengan proses

kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut agar hasil pengamatan

benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap. Dengan demikian,

observer berada pada tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai

keadaan yang sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam

kelas. Selanjutnya, pengamatan difokuskan pada aspek keaktifan siswa dan

kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran konvensional.

Kegiatan pembelajaran prasiklus pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 2 November 2015. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan

awal sebelum memulai pembelajaran peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, peneliti menyampaikan

tujuan dan manfaat mempelajari materi pembelajaran yang dilanjutkan

dengan pemberian apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan

dipelajari. Selanjutnya pada kegiatan inti, peneliti meminta siswa untuk

membuka modul pembelajaran PKn materi pemerintahan kota dilanjutkan

dengan menunjuk beberapa orang siswa untuk membaca materi tersebut

secara bergantian. Kemudian, peneliti menyampaikan materi tersebut secara

tekstual. Selanjutnya, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk

dijadikan bahan evaluasi siswa dirumah. Pada kegiatan akhir, peneliti

memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai materi

Page 63: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

47

yang belum dipahami, kemudian menyampaikan kesimpulan mengenai materi

yang telah dipelajari dilanjutkan dengan menutup kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran prasiklus pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Senin, 9 November 2015. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan

awal sebelum memulai pembelajaran peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum

belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, peneliti menyampaikan

tujuan dan manfaat mempelajari materi pembelajaran yang dilanjutkan

dengan pemberian apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan

dipelajari. Selanjutnya pada kegiatan inti, peneliti meminta siswa untuk

membuka modul pembelajaran PKn materi pemerintahan provinsi dilanjutkan

dengan menunjuk beberapa orang siswa untuk membaca materi tersebut

secara bergantian. Kemudian, peneliti menyampaikan materi tersebut secara

tekstual. Selanjutnya, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk

dijadikan bahan evaluasi siswa dirumah. Pada kegiatan akhir, peneliti

memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai materi

yang belum dipahami, kemudian menyampaikan kesimpulan mengenai materi

yang telah dipelajari dilanjutkan dengan menutup kegiatan pembelajaran.

2. Deskripsi kegiatan siklus 1

Pada tahapan ini, peneliti membuat perencanaan sebelum

dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian yaitu lembar observasi kinerja guru serta lembar observasi

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 kali pertemuan yang masing-

masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang

tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match. Selanjutnya, penyusunan

materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu mengenai

pemerintahan kota. Materi tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)

Page 64: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

48

dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kegiatan perencanaan terakhir yaitu mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan dalam strategi pembelajaran

Index Card Match (ICM) yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

2.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan pertama

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 16 November 2015. Dalam hal ini, observer berada pada

tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang

sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas untuk

mulai melakukan pengamatan yang difokuskan pada aspek kinerja guru

dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran melalui strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing kegiatan akan

dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa

sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian,

peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertayaan kepada

siswa seperti, “Anak-anak, jika ada seseorang yang bertaya

darimana asalmu, pasti kamu akan menjawab nama kotamu.

Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan kota?”. Kegiatan

apersepsi tersebut dimaksudkan agar terjadi interaksi antara

peneliti dengan siswa serta mendorong siswa untuk memberikan

Page 65: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

49

dugaan sementara yang berkaitan dengan materi pembelajaran

melalui pendapat yang dikemukakannya.

2.1.2 Kegiatan inti

Pada kegiatan ini, peneliti menyampaikan materi mengenai

pemerintahan kota secara kontekstual. Setelah materi dianggap

cukup, selanjutnya peneliti melakukan penguatan terhadap

pemahaman siswa dengan memperkenalkan siswa pada

pembelajaran Index Card Match melalui penjelasan terhadap

prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan peneliti, selanjutnya peneliti berperan sebagai fasilitator

yang akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan Index

Card Match. Selanjutnya, peneliti mengintruksikan kepada siswa

yang memegang kartu pertanyaan untuk mencari jawabannya

dengan cara membacakan kartu pertanyaannya kemudian

menantang teman sekelas yang memegang kartu jawaban dari

pertanyaan tersebut untuk menjawabnya. Siswa yang memiliki

kartu jawaban tersebut duduk berkelompok dengan siswa yang

memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, peneliti

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, peneliti meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.1.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, peneliti memberikan kesempatan

Page 66: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

50

kepada siswa yang ingin menjelaskan susunan pemerintahan dari

tingkat desa sampai tingkat kota disertai sebutan bagi para

pemimpin di setiap wilayah tersebut. Selanjutnya, peneliti

melakukan penguatan kepada siswa berupa tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami kemudian membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

Selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai tugas

dan wewenang pemerintahan kota. Kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan peneliti dalam menutup kegiatan pembelajaran.

2.2 Deskripsi pembelajaran pertemuan kedua

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 23 November 2015. Dalam hal ini, observer berada pada

tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang

sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas untuk

mulai melakukan pengamatan yang difokuskan pada aspek kinerja guru

dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran melalui strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing kegiatan akan

dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa

sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian,

peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Page 67: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

51

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertayaan kepada

siswa seperti, “Anak-anak, setiap warga masyarakat yang

mendiami wilayah tertentu pasti menginginkan daerahnya aman

dan nyaman. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang kita

harapkan terkadang tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang

terjadi. Begitu halnya dengan wilayah kota Jakarta khususnya

daerah Jakarta Selatan yang pastinya memiliki permasalahan

lingkungan. Dapatkah diantara kalian menyebutkan permasalahan

lingkungan apa saja yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan? Serta,

bagaimana permasalahan lingkungan itu dapat terjadi?”. Kegiatan

apersepsi tersebut dimaksudkan agar terjadi interaksi antara

peneliti dengan siswa serta mendorong siswa untuk memberikan

dugaan sementara yang berkaitan dengan materi pembelajaran

melalui pendapat yang dikemukakannya.

2.2.2 Kegiatan inti

Pada kegiatan ini, peneliti menyampaikan materi mengenai

pemerintahan kota secara kontekstual. Setelah materi dianggap

cukup, selanjutnya peneliti melakukan penguatan terhadap

pemahaman siswa dengan memperkenalkan siswa pada

pembelajaran Index Card Match melalui penjelasan terhadap

prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan peneliti, selanjutnya peneliti berperan sebagai fasilitator

yang akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan Index

Card Match. Selanjutnya, peneliti mengintruksikan kepada siswa

yang memegang kartu pertanyaan untuk mencari jawabannya

dengan cara membacakan kartu pertanyaannya kemudian

menantang teman sekelas yang memegang kartu jawaban dari

pertanyaan tersebut untuk menjawabnya. Siswa yang memiliki

Page 68: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

52

kartu jawaban tersebut duduk berkelompok dengan siswa yang

memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, peneliti

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, peneliti meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.2.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa yang ingin menjelaskan mengenai tugas dan

wewenang walikota Jakarta Selatan yang sudah terealisasikan saat

ini. Selanjutnya, peneliti melakukan penguatan kepada siswa

berupa tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami

kemudian membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari. Selanjutnya, peneliti

menjelaskan kepada siswa mengenai rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya yaitu mengenai susunan organisasi

pemerintahan provinsi. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

peneliti dalam menutup kegiatan pembelajaran.

3. Deskripsi kegiatan siklus II

Pada tahapan ini, peneliti membuat perencanaan sebelum

dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian yaitu lembar observasi kinerja guru serta lembar observasi

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 kali pertemuan yang masing-

masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Kandungan yang

tertuang dalam RPP sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran

Page 69: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

53

Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Selanjutnya,

penyusunan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu

mengenai pemerintahan provinsi. Materi tersebut sesuai dengan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan perencanaan terakhir yaitu

mempersiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan

dalam strategi pembelajaran Index Card Match (ICM) yang terdiri dari kartu

soal dan kartu jawaban.

3.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan pertama

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 30 November 2015. Dalam hal ini, observer berada pada

tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang

sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas untuk

mulai melakukan pengamatan yang difokuskan pada aspek kinerja guru

dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran melalui strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing kegiatan akan

dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa

sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian,

peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Page 70: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

54

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertayaan kepada

siswa seperti, “Anak-anak, di provinsi manakah tempat tinggal

kalian saat ini? Adakah diantara kalian dapat mejelaskan

pengertian provisi? Apa sebutan bagi pemimpin pemerintahan

provinsi?” Kegiatan apersepsi tersebut dimaksudkan agar terjadi

interaksi antara peneliti dengan siswa serta mendorong siswa untuk

memberikan dugaan sementara yang berkaitan dengan materi

pembelajaran melalui pendapat yang dikemukakannya.

2.1.2 Kegiatan inti

Pada kegiatan ini, peneliti menyampaikan materi mengenai

pemerintahan provinsi secara kontekstual. Setelah materi dianggap

cukup, selanjutnya peneliti melakukan penguatan terhadap

pemahaman siswa dengan memperkenalkan siswa pada

pembelajaran Index Card Match melalui penjelasan terhadap

prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan peneliti, selanjutnya peneliti berperan sebagai fasilitator

yang akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan Index

Card Match. Selanjutnya, peneliti mengintruksikan kepada siswa

yang memegang kartu pertanyaan untuk mencari jawabannya

dengan cara membacakan kartu pertanyaannya kemudian

menantang teman sekelas yang memegang kartu jawaban dari

pertanyaan tersebut untuk menjawabnya. Siswa yang memiliki

kartu jawaban tersebut duduk berkelompok dengan siswa yang

memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, peneliti

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

Page 71: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

55

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, peneliti meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.1.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa yang ingin menjelaskan susunan pemerintahan dari

tingkat desa sampai tingkat provinsi disertai sebutan bagi para

pemimpin di setiap wilayah tersebut. Selanjutnya, peneliti

melakukan penguatan kepada siswa berupa tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami kemudian membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

Selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada siswa mengenai rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai tugas

dan wewenang pemerintahan provinsi. Kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan peneliti dalam menutup kegiatan pembelajaran.

4.1 Deskripsi pembelajaran pertemuan kedua

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 07 Desember 2015. Dalam hal ini, observer berada pada

tempat dimana data dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang

sebenarnya terjadi pada waktu pengamatan yaitu di dalam kelas untuk

mulai melakukan pengamatan yang difokuskan pada aspek kinerja guru

dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran melalui strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Adapun dalam

pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang. masing-masing kegiatan akan

dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Kegiatan awal

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti melakukan

pengkondisian kelas berupa kesiapan sarana dan prasarana

Page 72: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

56

pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa

sebelum belajar serta mengisi daftar hadir siswa. Kemudian,

peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi

pembelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yang

berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Apersepsi tersebut berupa mengajukan pertayaan kepada

siswa seperti, “Anak-anak, siapakah diatara kalian yang

mengetahui jumlah provinsi negara Indonesia? Pernahkah diantara

kalian bertanya mengapa Indonesia memiliki banyak provinsi?

Dapatkah provinsi di Indoesia bertambah atau berkurang di masa

yang akan datang?”. Kegiatan apersepsi tersebut dimaksudkan agar

terjadi interaksi antara peneliti dengan siswa serta mendorong

siswa untuk memberikan dugaan sementara yang berkaitan dengan

materi pembelajaran melalui pendapat yang dikemukakannya.

2.1.2 Kegiatan inti

Pada kegiatan ini, peneliti menyampaikan materi mengenai

pemerintahan provinsi secara kontekstual. Setelah materi dianggap

cukup, selanjutnya peneliti melakukan penguatan terhadap

pemahaman siswa dengan memperkenalkan siswa pada

pembelajaran Index Card Match melalui penjelasan terhadap

prosedur pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti

membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut

yang dimulai dengan pembagian kartu kepada masing-masing

siswa. Setelah masing-masing siswa menerima kartu yang

dibagikan peneliti, selanjutnya peneliti berperan sebagai fasilitator

yang akan memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan Index

Card Match. Selanjutnya, peneliti mengintruksikan kepada siswa

yang memegang kartu pertanyaan untuk mencari jawabannya

dengan cara membacakan kartu pertanyaannya kemudian

menantang teman sekelas yang memegang kartu jawaban dari

Page 73: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

57

pertanyaan tersebut untuk menjawabnya. Siswa yang memiliki

kartu jawaban tersebut duduk berkelompok dengan siswa yang

memiliki kartu pertanyaan.

Setelah seluruh siswa mendapatkan kelompoknya, peneliti

mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk membacakan

kartu pertanyaan sekaligus jawabannya sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlangsung hingga

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil bermain

kartunya. Setelah permainan kartu selesai, peneliti meminta siswa

untuk kembali ke tempat duduknya.

2.2.3 Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir untuk memantapkan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari, peneliti memberikan kesempatan

kepada siswa yang ingin menjelaskan mengenai tugas dan

wewenang gubernur DKI Jakarta yang sudah terealisasikan saat

ini. Selanjutnya, peneliti melakukan penguatan kepada siswa

berupa tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami

kemudian membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari. Kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan peneliti dalam menutup kegiatan pembelajaran.

B. Analisis data

1. Analisis data pra siklus

Kondisi pembelajaran prasiklus merupakan keadaan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang

biasa dilakukakan oleh peneliti sebelum dilakukannya tindakan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Index Card Match (ICM). Kegiatan pembelajaran prasiklus sangat diperlukan

untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan

keaktifan siswa setelah dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran

Page 74: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

58

Setelah kegiatan pembelajaran prasiklus dilakukan, terdapat data yang

dihasilkan yaitu bahwa dalam pembelajaran PKn peneliti menekankan pada

kemampuan menghapal. Padahal, proses terpenting dalam pembelajaran PKn

adalah nalar bukan kemampuan menghapal. Sebab penekanan yang

berlebihan pada kegiatan menghapal itulah yang menyebabkan siswa tidak

tertarik pada pelajaran PKn. Dengan demikian, kondisi pembelajaran yang

selama ini di lakukan berlangsung dengan suasana kaku, tidak terlihat

kegiatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran karena kegiatan siswa

hanya sekedar duduk, diam, dengar, catat dan hapal sehingga siswa merasa

bosan dalam mengikuti pelajaran PKn. Disamping itu, kurangnya variasi

metode yang digunakan peneliti dalam proses pembelajaran karena peneliti

masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang menempatkan

siswa pada posisi pasif, sehingga siswa lebih banyak menunggu sajian guru

daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan

yang mereka butuhkan sehingga siswa kurang mendapatkan pengalaman

belajarnya. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran pada pra siklus belum

menunjukkan indikator keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran. Hal

tersebut dapat dibuktikan oleh hasil persentase rata-rata keaktifan siswa yang

hanya sebesar 47,8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 10 40 % 15 60%

2 16 64 % 9 36 %

3 8 32 % 17 68 %

4 14 56 % 11 44 %

5 16 64 % 9 36 %

Page 75: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

59

6 11 44 % 14 56 %

7 9 36 % 16 64 %

8 17 68 % 8 32 %

9 14 56 % 11 44 %

10 14 56 % 11 44 %

11 10 40 % 15 60 %

12 9 36 % 16 64 %

13 9 36 % 16 64 %

14 16 64 % 9 36 %

15 9 36 % 16 64 %

16 9 36 % 16 64 %

17 15 60 % 15 60 %

18 9 36 % 16 64 %

19 9 36 % 16 64 %

20 15 60 % 15 60 %

Rata-rata 47,8 % 54,2 %

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada

kegiatan pra siklus menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian hanya sebesar 47,8%,

sedangkan siswa yang belum menunjukkan keaktifan mencapai 54,2%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran pra

siklus termasuk ke dalam kategori rendah sehingga diperlukan perbaikan

pembelajaran siklus I.

Page 76: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

60

2. Analisis data siklus I

Berdasarkan hasil obervasi yang telah peneliti lakukan pada siklus I

menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mulai terlihat walaupun belum menyeluruh. Hal tersebut berupa gambaran

siswa yang cenderung pendiam sudah mulai membaur dengan teman saat

pelaksanaan permainan kartu walaupun sedikit kebingungan dan suasana

kelas menjadi sedikit ramai, keaktifan siswa berinteraksi dengan guru pun

sudah mulai terlihat yang dibuktikan dengan siswa dapat merespon berbagai

intruksi yang diberikan guru. Selanjutnya, pada kegiatan akhir pun siswa

dapat mengajukan argumen yang dimilikinya dengan penuh semangat dan

antusias serta dapat menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari

dengan bahasa sendiri. Dengan demikian, persentase rata-rata keaktifan

belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 60,3%. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.2

Keaktifan siswa siklus I

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 15 60 % 10 40 %

2 16 64 % 9 36 %

3 13 52 % 12 48 %

4 14 58 % 11 44 %

5 17 68 % 8 32 %

6 18 72 % 7 28 %

7 11 44 % 14 56 %

8 16 64 % 9 36 %

9 19 76 % 6 24 %

Page 77: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

61

10 16 64 % 9 36 %

11 15 60 % 10 40 %

12 17 68 % 8 32 %

13 11 44 % 14 56 %

14 17 68% 8 32 %

15 13 52% 12 48 %

16 17 68% 8 32 %

17 15 60% 10 40 %

18 15 60% 10 40 %

19 13 52% 12 48 %

20 13 52% 12 48 %

Rata-rata 60% 41%

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada

kegiatan siklus I menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian mencapai 60%,

sedangkan siswa yang belum menunjukkan keaktifan sebesar 41%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran

siklus I termasuk ke dalam kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan

pembelajaran siklus II agar keaktifan siswa lebih meningkat.

3. Analisis data siklus II

Berdasarkan hasil obervasi yang telah peneliti lakukan pada siklus II

menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mulai menyeluruh. Peningkatan nampak pada saat siswa sangat antusiasme

dalam merespon berbagai intruksi yang diberikan guru. Serta, pada saat

memulai pembelajaran Index Card Match terlihat bahwa siswa ingin segera

mendapatkan kartu dan tak sabar untuk segera membuat kelompok. Setelah

Page 78: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

62

mendapatkan kelompok, siswa terlihat saling bekerja sama antar anggota

kelompok sehingga terjalin komunikasi aktif antara siswa dengan siswa lain.

Pada kegiatan akhir pun, siswa saling merebut kesempatan untuk mengajukan

argumen yang dimilikinya, serta terlihat siswa semakin aktif dalam membuat

catatan-catatan kecil terhadap materi yang guru sampaikan. Sehingga,

persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus

I I mencapai 81,6%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.3

Keaktifan siswa siklus II

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 22 88 % 3 12 %

2 20 82 % 5 18 %

3 16 88 % 9 12 %

4 19 76 % 6 24 %

5 19 76 % 6 24 %

6 16 84 % 9 16 %

7 23 92 % 2 8 %

8 21 84 % 4 16 %

9 16 74 % 9 26 %

10 19 76 % 6 24 %

11 17 78 % 8 22 %

12 14 76 % 11 24 %

13 12 58 % 13 42 %

14 22 88 % 3 12 %

Page 79: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

63

15 24 96 % 1 4 %

16 23 92 % 2 8 %

17 16 78 % 9 22 %

18 19 76 % 9 36 %

19 24 96 % 1 4 %

20 16 74 % 9 26 %

Rata-rata 81% 19%

Dari tabel rekapitulasi terhadap pengamatan keaktifan siswa pada kegiatan

siklus II menggambarkan bahwa, siswa yang menunjukan keaktifan belajar

sesuai dengan lembar observasi dalam penelitian telah mencapai 81%,

sedangkan siswa yang belum aktif hanya sebesar 19%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran siklus II

termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga tidak diperlukan perbaikan

pembelajaran siklus selanjutnya.

C. Pembahasan

Kondisi kegiatan pembelajaran pra siklus merupakan keadaan siswa

sebelum tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan. Kegiatan pembelajaran pra

siklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau

tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Setelah

kegiatan pembelajaran pra siklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu

seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Page 80: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

64

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Siklus I Siklus II

Aktif

Tidak Aktif

Diagram 4.1

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus

19%

81%

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran pra

siklus, hanya sebesar 81% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai

dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 19% siswa yang

belum aktif. Rendahnya keaktifan siswa tersebut dipengaruhi oleh rasa bosan

siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung sangat monoton

sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. Sehingga tingkat

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pra siklus termasuk ke dalam

kategori rendah, maka diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.

Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, peneliti melakukan

kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam dalam

lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilakukan, terdapat data

yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Page 81: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

65

Aktif

Tidak Aktif

Diagram 4.2

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

60% 40%

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus I,

terdapat 48,27% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan lembar

observasi penelitian, sehingga masih terdapat 51,73% siswa yang belum aktif.

Masih rendahnya keaktifan siswa tersebut dapat dipengaruhi karena metode

pembelajaran index card match belum pernah diterapkan sehingga masih

terdapat siswa yang bingung saat mengikuti pembelajaran dengan metode index

card match, untuk itu guru banyak memberikan pengarahan kepada siswa

sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih lama. Guru pun terlihat sedikit

bingung karena kondisi kelas pada saat itu terlihat ramai. Namun, pada akhirnya

guru dapat mengelola dan mengendalikan keberlangsungan proses pembelajaran

dengan cara meminta siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu untuk

segera membuat kelompok sehingga tidak mengganggu iklim belajar.

Walaupun demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan

kegiatan pembelajaran pra siklus. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut

dikarenakan siswa merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran karena tidak

mengharuskan siswa untuk selalu duduk di tempat duduknya melainkan dapat

berpindah untuk berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan

pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam

Page 82: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Siklus I Siklus II

Aktif

Tidak Aktif

menjalani kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa

tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.

Diagram 4.3

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus dengan siklus I

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingn keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran pra siklus dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Pada

diagram tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus I mengalami peningkatan setelah dilakukannya tindakan

perbaikan pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif

tipe index card match dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan

kegiatan pembelajaran pra siklus dengan metode pembelajaran konvensional.

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan pra siklus hanya

sebesar 17,30%, kemudian setelah dilakukan kegiatan pembelajaran siklus I

dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match

dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 30, 97%, sehingga persentase

rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai

48,27%. Walaupun demikian, meskipun terjadinya peningkatan keaktifan siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus I tetapi persentase yang dihasilkan masih

termasuk ke dalam kategori sedang sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran

Page 83: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

67

pada siklus II dengan melaksanakan prosedur pembelajaran yang lebih optimal

agar keaktifan siswa lebih meningkat dari siklus sebelumnya.

Selanjutnya, setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan, peneliti

melakukan kegiatan refleksi untuk melihat apa yang telah dihasilkan selama

kegiatan pembelajaran berlangsung melalui pelaksanaan tindakan yang terekam

dalam lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilakukan,

terdapat data yang dihasilkan yaitu seperti yang disajikan dalam diagram berikut.

Diagram 4.4

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus

II, terdapat 80,53% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga hanya tersisa 18,13% siswa yang belum

aktif. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran

Index Card Match yang dilakukan sudah berjalan dengan baik karena guru

membimbing siswa pada kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik pula.

Siswa tidak lagi canggung dalam melaksanakan permainan kartu melainkan

sangat antusias dalam kegiatan pembelajaan.

Keadaan tersebut membuat kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih

menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan

pembelajaran sehingga siswa penuh semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

Page 84: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

68

dengan kegiatan pembelajaran siklus I. Selanjutnya, peningkatan keaktifan siswa

tersebut dapat dilihat secara rinci pada diagram berikut.

Diagram 4.5

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran siklus I dengan siklus II

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I dengan kegiatan pembelajaran siklus II. Pada

diagram tersebut, menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan

pembelajaran siklus I. Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaan

siklus I hanya sebesar 48,27%, kemudian setelah dilakukan penyempurnaan

kegiatan pembelajaran pada siklus II meningkat sebesar 33,60%, sehingga

persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II sebesar

81,87%. Dengan demikian, persentase keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaan siklus II termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga tidak

diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya karena kegiatan

pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan

penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index card match.

Selanjutnya, berikut adalah diagram keberhasilan penelitian berupa

Page 85: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

69

meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dari pelaksanaan

pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II.

Diagram 4.6

Persentase perbandingan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dengan siklus II

Diagram tersebut merupakan gambaran perbandingan keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pra siklus,

hanya sebesar 17,30% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 82,70% siswa yang belum

aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I keaktifan siswa

meningkat sebesar 30,97%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa

pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 48,27%. Selanjutnya pada

kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali

meningkat sebesar 33,60%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 81,87%.

Dengan demikian, berdasarkan diagram tersebut ditunjukkan bahwa adanya

peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dimulai dari

kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal tersebut menandakan

keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan diterapkannya strategi pembelajaran koopeatif tipe index

card match. yang peneliti lakukan pada mata pelajaran Pkn terhadap siswa kelas

Page 86: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

70

IV MI Raudhatul Muta’allimin tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25

orang dengan rincian 10 siswa dan 15 siswi.

Page 87: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data terhadap penelitian yang dilakukan peneliti

dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV MI Raudhatul Muta’allimin

Tahun Pelajaran 2015/2016, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. Peningkatan keaktifan siswa tersebut

dapat dilihat dari hasil observasi siklus I dan siklus II.

Dari hasil penelitian, peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase

antara siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pembelajaan pra siklus, persentase

keaktifan siswa hanya sebesar 47,8%, setelah dilakukan perbaikan

pembelajaran pada siklus I meningkat sebesar 12,2% sehingga persentase

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 60%, bahkan pada

penyempurnaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II meningkat lagi

sebesar 21% dari siklus I sehingga persentase keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II mencapai 81%. Dengan demikian, perbaikan

pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai indikator penelitian yaitu

meningkatkan keaktian siswa dalam pembelajaran.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa terjadinya peningkatan keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaraan

kooperatif tipe Index Card Match (ICM). Dengan demikian, implikasi yang

diharapkan dari penelitian ini yaitu strategi pembelajaraan kooperatif tipe ICM

mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran PKn. Untuk itu,

diharapkan kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan dukungan

dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe ICM untuk perbaikan

pembelajaran. Selain itu juga, melalui berbagai metode pembelajaran terutama

ICM dapat menimbulkan variasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Page 88: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

C. Saran

Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaraan

kooperatif tipe Index Card Match (ICM) pada pelajaran PKn kelas IV MI

Raudhatul Muta’allimin, maka peneliti perlu memberikan saran agar kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index

Card Match (ICM) dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa memiliki

semangat dan antusias dalam kegiatan belajarnya.

1. Bagi siswa, dalam proses pembelajaran PKn sebaiknya siswa diarahkan

untuk bisa menyelesaikan permasalahannya menurut cara mereka sendiri

dan diberikan kebebasan berkreasi. Hal ini membuat siswa menjadi aktif

dalam proses pembelajaran PKn.

2. Bagi guru, hendaknya selalu menggunakan variasi metode pembelajaran

pada setiap pertemuan, namun tetap mempertimbangkan materi yang aka

disampaikan agar siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran PKn.

3. Bagi kepala sekolah, hendaknya mengembangkan penggunaan berbagai

metode pelajaran terutama strategi pembelajaran kooperatif tipe Index

Card Match (ICM) dengan mengikutertakan dewan guru dalam megikuti

pelatihan metode pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

DAFTAR PUSTAKA

Yahya Ismail, Ilmu Pendidikan Teoritis, (Jakarta: Ganeca Exact, 2008).

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Ed. 1, (Jakarta:Kencana, 2010).

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka

Cipta, 2003).

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.

2, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

(Yogyakarta:Pustaka Insan Madani:2009).

Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan, (PT. Ganesindo, 2009).

Yudhi Munadi, Pembelajarn Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan,

(Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1,

(Jakarta:Kencana, 2010)

.

Marwan, Metode Index Card Match, (Jakarta: Wordpres, 2012).

Opih Priyatna, Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI kelas IV,

(Jakarta:Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

Setiati Widihastuti, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas IV, (Jakarta

:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

Sri Sdiman, Pendidikan Kewarganegaraan 4, (Jakarta:Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009).

H. M. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia,

2008).

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat:Quantum Teaching,2006).

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung:Alfabeta, 2010).

Page 90: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada

Sugiono, Metode Penelitianp Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2010), Cet. 11, h. 245

Page 91: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 92: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 93: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 94: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 95: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 96: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 97: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 98: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 99: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 100: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 101: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 102: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 103: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 104: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 105: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 106: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 107: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 108: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 109: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 110: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 111: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 112: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 113: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 114: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 115: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 116: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 117: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 118: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 119: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 120: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 121: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 122: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 123: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 124: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 125: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 126: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 127: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 128: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 129: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 130: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 131: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 132: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 133: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada
Page 134: PENINGKATAN SIKAP SISWA MELALUI METODE INDEX …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34712/2/ABDUL... · Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran PKn pra siklus pada