Upload
tri-widodo-w-utomo
View
1.004
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Disampaikan pada Diklat Calon Asesor Widyaiswara Kementerian ESDM Jakarta, Hotel Jayakarta, 20 Februari 2013
Citation preview
DisampaikanDisampaikan padapada DiklatDiklatCalonCalon AsesorAsesor WidyaiswaraWidyaiswara
KementerianKementerian ESDMESDM
Jakarta, Hotel Jakarta, Hotel JayakartaJayakarta, 20 , 20 FebruariFebruari 20132013
WiWiWiWi sbgsbgsbgsbg KnowledgeKnowledgeKnowledgeKnowledge----
based Professionbased Professionbased Professionbased Profession
Sumber: Shih-Hsien Chang, “Enhancing the Quality of a Public Administration Training Plan through Knowledge Management”, dalam United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN-DESA) and International Association of Schools and Institutes of Administration (IASIA), Excellence and Leadership In The Public Sector: The Role of Education and Training.
CAPTURE Knowledge
REFINE Knowledge
SHARE Knowledge
APPLY Knowledge
INCREASE Knowledge
KTI � Kasus
Dalam konteks sertifikasi, KTI “diganti” denganPenulisan Kasus
� Lebih sederhana:� Tidak perlu penelitian;� Tidak perlu seluruh komponen KTI
terpenuhi.
� Lebih practical & analytical:� Ana kasus konkrit yg dianalisis (tidak
sepenuhnya teoretik);
Nama/Istilah
�� KasusKasus
�� TinjauanTinjauan KasusKasus
�� StudiStudi KasusKasus
�� LaporanLaporan KasusKasus
�� BedahBedah KasusKasus
�� AnalisisAnalisis KasusKasus
Tidak dibedakan secarakonsep, yg terpenting:
o Ada analisis thd kasustsb sampai kepadasolusinya;
o Fokus pada kasus(bukan pada teori/ konsep);
o Memuat komponenpokok sbb:
Format
KTI KASUS
Abstrak
Keywords
Uraian Kasus (selengkap
mungkin)
1. Ringkasan Kasus
2. Pokok Permasalahan
3. Kerangka Berpikir / Rujukan
Teoretik
4. Analisis / Pembahasan
� Faktor apa saja yg menjadi
penyebab masalah?
� Apa dampak masalah tsb
(sekarang dan masa
mendatang)?
� Langkah apa saja yg pernah
dilakukan?
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Identifikasi / Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Kerangka Berpikir
E. Sistematika
Bab II Landasan Teoretis / Konseptual /
Kebijakan
Bab III Metode Penelitian / Penulisan
A. Metode yg Digunakan
B. Variabel dan Operasionalisasi
Variabel
C. Teknik Pengambilan Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
Format
KTI KASUS
Bab IV Temuan & Pembahasan
(Analisis)
� Siapa saja yg terlibat dan/atau
bertanggungjwb terhadap
masalah tsb (individu/lembaga)?
� Mengapa upaya2 diatas belum
berhasil shg masalah belum
terpecahkan?
� Dan lain-lain.
5. Alternatif Pemecahan Masalah
6. Lesson Learned / Policy Implication
(bagaimana agar masalah yg sama
tidak terjadi lagi di kemudian hari).
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Kriteria Kasus yg
Diangkat / Ditulis
� Memiliki keterkaitan dengan bidang keahlian / minat / materi ajar Widyaiswara (dapat memperkaya materi danpenyampaiannya);
� Sedapat mungkin faktual dan aktual (bukan kasusimajiner);
� Sedapat mungkin bersifat kronologis agar dapat diketahuihubungan antar peristiwa dalam kasus tsb;
� Hindari keragu-raguan (“katanya”, “konon”, “mungkin”, dll) agar tidak menjadi fitnah atau sarat dengan konflikkepentingan;
� Jika kasusnya kompleks, dapat dipilih bagian tertentu darikasus tsb.
� Dapat bersumber dari berita media, laporan, hasilpenelitian, pengaduan masyarakat, kasus hukum, dll.
Kriteria Penilaian Kasus
Aspek & Sub-aspek Penilaian
� Relevansi antara judul yg dipilih dengan spesialisasi sertifikasi:� keterkaitan� kesesuaian� urgensi
� Kemampuan menggambarkan kondisi saat ini:� mendeskripsikan� menjelaskan� menguraikan
� Kemampuan menggambarkan kondisi yg diharapkan:� memprediksikan� memproyeksikan
� Ketepatan dan kejelasan dalam mengidentifikasi/merumuskanpermasalahan:� ketajaman analisa� ketepatan argumentasi
� Kemampuan memberikan solusi/pemecahan yg ditawarkan/diberikan:� Logika rekomendasi solusi yg disampaikan
Penilaian Kasus
� Asesor memiliki otoritas penuh untuk menafsirkan makna“aspek” dam “sub aspek”;
� Asesor memiliki otoritas penuh untuk memberikan skor/nilai;
� Penggunaan “Aspek” dan “Sub-aspek” bertujuan untukmenjaga obyektivitas penilaian, meski unsur subyektivitas tidakterhindarkan.
� ”Sub-aspek” adalah penjelasan / penjabaran terhadap ”Aspek”, bukan pembagian bobot secara proporsional (ika bobot aspek 20, sedangkan aspek tersebut terdiri dari 3 sub-aspek, maka bobot setiap sub-aspek adalah 20 : 3 = 6,67).
� Jika asesor telah dapat memberi penilaian berdasarkan ”Aspek” yg ada, maka tidak perlu dirinci berdasarkan ”Sub-aspek”.
� Sedapat mungkin “Aspek” dan “Sub-aspek” dikaitkan dengankomponen penulisan Kasus.
Contoh KasusMata Diklat “Pemberantasan Korupsi”
Contoh KasusMata Diklat “Pemberdayaan SDM”
Tri Tri WidodoWidodo W. W. UtomoUtomo
HP. 081317869936HP. 081317869936
Email: [email protected]: [email protected]
http://triwidodowutomo.blogspot.com/http://triwidodowutomo.blogspot.com/
http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/