62
PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI USU TIM PENYUSUN STAFF DAN ASISTEN LABORATORIUM DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK D-3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

PENUNTUN PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK

FAKULTAS FARMASI USU

TIM PENYUSUN

STAFF DAN ASISTEN LABORATORIUM

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMASI

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

D-3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Page 2: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

i

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BIODATA MAHASISWA

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

PROGRAM STUDI :

Pas Foto

3 x 4

Page 3: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

ii

STAF LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

FAKULTAS FARMASI

Kepala Laboratorium : Embun Suci Nasution, S.Si., M.Farm.Klin., Apt.

Staff Laboratorium :

Prof. Dr. Urip Harahap, Apt.

Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt.

Prof. Dra. Azizah Nasution, M.Sc., Ph.D., Apt.

Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt.

Dr. Poppy Anjelisa Z. Hasibuan, S.Si., M.Si.,

Apt.

Dr. Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt

Marieanne, S.Si., M.Si., Apt.

Yuandani, S.Farm., M.Si., Ph.D., Apt.

Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt.

Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt.

Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.

Emil Salim, S.Farm., M.Sc., Apt.

Asisten Labratorium :

Zainul Fuad Nurhadi

Joule De Cava Maghribi

Kurnia Lavinda Yusfa

Cindi Indryani

Dhea Nur Fadhilah Hasibuan

Desy Ariyanti Panjaitan

Christal Jennifer Grundling

Ulva Khairani Ritonga

Nurnasuha Binti Zainal Abidin

Sigit Duiharianto

Page 4: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

iii

PERATURAN LABORATORIUM

1. Syarat mengikuti praktikum adalah sebagai berikut :

- Mahasiswa yang telah mengikuti kuliah patologi klinik

- Mahasiswa telah mengisi kartu rencana studi untuk mengikuti praktikum patologi

klinik

- Menunjukkan salinan kartu rencana studi

- Pas foto berwarna ukuran 3x4

2. Praktikum dimulai pukul 08.00 WIB dan harus hadir tepat waktu.

3. Selama praktikum berlangsung, praktikan wajib menggunakan jas praktikum, sarung

tangan, masker, badge name dan wajib mengikuti tata cara berpakaian Fakultas Farmasi

USU.

4. Setiap kelompok bertanggung jawab atas kebersihan meja dan alat-alat praktikum serta

pengembalian peralatan dalam keadaan bersih

5. Data praktikum dinyatakan sah apabila telah ditandatangani oleh asisten yang bertugas.

6. Apabila dalam laboratorim terjadi keadaan yang berbahaya, praktikan harus segera

melapor pada dosen/asisten yang bertugas, dan apabila dalam praktikum menemui

kesulitan atau kesukaran mintalah petunjuk dosen/asisten yang bertugas.

7. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan keterangan tertulis atau surat

keterangan dokter apabila sakit.

8. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum diwajibkan mengikuti praktikum dihari

lainnya.

Page 5: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

iv

DAFTAR ISI

BAB 1. PENGAMBILAN DARAH KAPILER 1

BAB 2. PENGAMBILAN DARAH VENA 6

BAB 3. MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAH 11

BAB 4. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) 15

BAB 5. PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN 19

BAB 6. MENGHITUNG LEUKOSIT 24

BAB 7. PEMERIKSAAN TROMBOSIT 31

BAB 8. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH 36

BAB 9. MASA PERDARAHAN 40

BAB 10. PERCOBAAN PADA KELAINAN HAEMORAGIK MASA PEMBEKUAN 44

BAB 11. PEMERIKSAAN URIN RUTIN 48

BAB 12. PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN 53

Page 6: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

1

PRAKTIKUM I

PENGAMBILAN DARAH KAPILER

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan

pengambilan darah kapiler.

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengambil darah kapiler dalam tubuh.

III. TINJAUAN UMUM

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah.Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Volume darah

secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar

55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah (Evelyn, 2006).

Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang sangat kecil

dimana tempat arteri berakhir.Makin kecil arteriol makin menghilang ketiga lapis dindingnya

sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja,

yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes

keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan

melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan

menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida (Evelyn, 2006).

Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah kapiler: 1) cara

penusukan jari yang tidak terlalu dalam, sehingga jari harus ditekan-tekan menyebabkan

darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan menjadi encer. 2) saat penusukan

masih ada sisa alkohol 0% yang belum kering, sehingga akan mempengaruhi kadar

hemoglobin.

(a) (b)

Page 7: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

2

(c)

(d)

Gambar 3.1. Cara pengambilan darah kapiler melalui jari tangan (Evelyn, 2006)

Keterangan Gambar : (a) lokasi tempat penusukan di jari

(b) Ujung jari yang akan ditusuk

(c) Ujung jari yang telah dibasuh dengan kapas alcohol akan

ditusuk dengan lanset

(d) Lanset

IV. METODE PERCOBAAN

1. Sediakanlah kapas alkohol, lanset/hemolet steril dan sekali pakai

2. Pada jari yang akan ditusuk, daerah tusukan dihapus dengan kapas alkohol. Tusukan

sebaiknya dilakukan pada bagian tepi jari manis.

3. Pada tepi jari manis tersebut dilakukanlah dengan menekan bagian proksimal dari

tusukan agar supaya kulit menjadi tegang.

4. Pada bayi tusukan dapat dilakukan pada bagian calcaneus. Pengambilan darah kapiler

hanya akan diperoleh sedikit darah saja.

V. PERHITUNGAN

-

Page 8: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

3

VI. RUJUKAN

Evelyn, C.P. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

pustaka Utama.

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

Page 9: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

4

NO NAMA GAMBAR

Page 10: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

5

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 11: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

6

PRAKTIKUM II

PENGAMBILAN DARAH VENA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji

pengambilan darah vena.

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui dan melaksanakan tehnik cara pengambilan darah vena

yang benar.

III. TINJAUAN UMUM

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah.Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Volume darah

secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar

55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah (Evelyn, 2006).

Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa darah

miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis

seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan

kurang elastis daripada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan

letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah.Tetapi pada praktiknya yang

sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil

pada vena jugularis externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior (Evelyn,

2006).

Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena: 1) cara

pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi hemolisis, 2) terjadi

pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan yang kurang baik, 3) cara

pemipetan yang kurang tepat, dilihat dari kualitas alat maupun kemampuan pemeriksa.

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan disitu arteri berakhir dan vena mulai.

Kapiler membentuk jaringan pembuluh darah dan bercabang-cabang didalam sebagian besar

jaringan tubuh. Oleh sebab itu, darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan

warnanya karena terjadinya pertukaran gas. Sedangkan vena membawa darah kearah jantung,

maka dari itu darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu karena banyak dari oksigennya

sudah diberikan kepada jaringan. Pada dasarnya darah vena dan kapiler sama, berada dalam

Page 12: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

7

satu siklus peredaran darah yang saling berkaitan dan keduanya dapat digunakan sebagai

sampel pemeriksaan hematologi (khususnya pemeriksaan kadar hemoglobin) (Evelyn, 2006).

Pada umumnya pengambilan darah vena dilakukan pada vena lipat siku (fossa cubiti)

yang lebih jelas terlihat, maka bisa dicoba pada sisi lengan yang lain. Bila perlu pungsi vena

dapat dilakukan di punggung tangan (dorsum manus) yang tampak lebih jelas tetapi lebih

sering menimbulkan bengkak.

Gambar 3.2 Cara pengambilan darah melalui pembuluh darah vena (Evelyn, 2006)

IV. METODE PERCOBAAN

1. Posisi pasien dalam keadaan relaks pada posisi duduk atau berbaring. Lengan

diluruskan dengan tapak tangan menghadap ke atas dan jari-jari pada posisi mengepal.

2. Sediakan semua alat, wadah penampung, antikoagulansia telah lengkap semuanya.

3. Lakukan pembendungan pada lengan atas dengan memakai manset atau alat

pembendung khusus, tetapi tidak terlalu kencang sehingga menghambat aliran darah

ke distal.

4. Bersihkan lokasi pengambilan darah dengan memakai kapas alcohol, biarkan sampai

kering sendiri

5. Semprit dipegang dengan tapak tangan, sebaiknya bagian tabung semprit yang ada

garis menghadap ke atas.

6. Tangan kiri memegang lengan pasien dengan ibu jari sedikit menekan bagian distal

vena yang akan dipungsi, lalu jarum ditusukkan pada posisi jarum menghadap ke atas

dengan sudut kurang lebih 30º.

7. Bila tusukkan tepat intra vena maka akan tampak darah masuk ke tabung dan terlihat

di antara jarum dengan tabung semprit. Dengan tangan kiri penghisap semprit ditarik

perlahan-lahan sehingga darah masuk ke dalam tabung, kemudian pasien diminta

membuka kepalan tangannya.

Page 13: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

8

8. Setelah mendapat darah sejumlah yang diinginkan, letakkan kapas alkohol pada

tempat tusukan dan jarum ditarik perlahan-lahan.

9. Biarkan kapas alkohol beberapa menit dengan posisi lengan tetap diluruskan dan

jarum segera dilepaskan dari semprit dan darah dialirkan secara lambat ke dinding

tabung penampung yang berisi antikoagulansia (untuk mendapatkan darah lengkap

atau plasma) atau tanpa antikoagulansia (untuk mendapatkan serum).

V. PERHITUNGAN

-

VI. RUJUKAN

Evelyn, C.P. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

Page 14: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

9

NO NAMA FOTO/GAMBAR VOLUME

(ML)

Page 15: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

10

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2016

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 16: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

11

PRAKTIKUM III

MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAH

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara

membuat sediaan apus darah.

II. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukancara membuat sediaan apus darah.

III. TINJAUAN UMUM

Pemeriksaan sediaan apus darah tepi (SADT) merupakan pemeriksaan penyaring

karena tidak memerlukan peralatan yang canggih namun manfaatnya sangat penting

walaupun memerlukan keahlian pemeriksa. Tujuan pemeriksaan SADT adalah menilai

keadaan eritrosit, leukosit dan trombosit sehingga kelainan eritrosit dan leukosit seperti

leukemia akut, leukemia kronis dapat ditemukan pada saat dini.Juga dengan pemeriksaan

SADT dapat dicari infeksi parasite malaria, tripanosoma dan mikrofilaria.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat

- Deck glass

- Objek glass

4.2 Bahan

- Sampel darah kapiler atau darah EDTA

4.3 Cara Kerja

1. Sentuhlah tanpa menyentuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak melebihi 2 mm)

dengan kaca itu, kira-kira 2 cm dari ujungnya, dan letakkanlah kaca itu di atas meja

dengan tetes darah di sebelah kanan.

2. Dengan tangan kanan diletakkan kaca objek lain di sebelah kiri tetes darah tadi dan

digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.

3. Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah sampai darah itu

mencapai titik kira-kira ½ cm dari sudut kaca penggeser.

4. Segeralah geserkan kaca itu ke kiri sambil memegangnya miring dengan sudut antara 30

dan 45 derajat. Janganlah menekan kaca penggeser itu ke bawah.

Page 17: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

12

5. Biarkan sediaan itu kering di udara.

6. Tulislah nama penderita dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal.

Gambar 3.4 Sediaan Apus Darah (Gandasoebrata, 2004).

V. PERHITUNGAN

-

VI. RUJUKAN

Gandasoebrata, R. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

VII. PERTANYAAN

1. Digunakan untuk apa sajakah sediaan apus darah?

2. Bagaimana kriteria sediaan apus darah yang baik?

Page 18: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

13

NO NAMA FOTO/GAMBAR

Page 19: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

14

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 20: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

15

PRAKTIKUM IV

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

melakukan pemeriksaan laju endap darah.

II. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukan uji saring adanya keganasan, penyakit kolagen atau

infeksi.

III. TINJAUAN UMUM

Laju endap darah (LED) merupakan indikator penyakit infeksi dan tingkat inflamasi

(peradangan) yang tidak spesifik, namun dapat digunakan untuk membedakan tingkat

peradangan atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis sulit

dibedakan (misal: rheumatoid arthritis dan arthritis akibat degeneratif).

IV. METODE PERCOBAAN

1.1 Alat

- Pipet Westergren

4.2 Bahan

- Darah EDTA

- Trisodium Sitrat 0,109 M

II. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Darah segar EDTA 1,6 ml dicampur 400 µl Trisodium Sitrat 0,109 M (4:1)

dengan baik.

2. Hisap darah tersebut dengan pipet Westergren sampai garis 0.

3. Biarkan darah tersebut dalam rak secara tegak lurus selama 60 menit.

4. Baca tinggi larutan plasma dalam millimeter.

Catatan: Pipet Westergren yang digunakan harus betul-betul kering. Tidak terkena sinar

matahari langsung, tidak ada getaran, posisi pipet harus tegak (±2 °).Pengerjaan pemeriksaan

dilakukan pada suhu 18-25 °C. Tidak boleh terjadi gelembung udara.

Page 21: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

16

III. RUJUKAN

Gandasoebrata, R. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

IV. PERTANYAAN

1. Apa guna penambahan Trisodium Sitrat?

2. Berapa nilai normal LED pada pria dan wanita?

3. Bagaimana membedakan rheumatoid arthritis dan arthritis degeneratif dengan

menggunakan metode LED?

Page 22: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

17

NO KELOMPOK NILAI LED

Page 23: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

18

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 24: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

19

PRAKTIKUM V

MENENTUKAN KADAR HEMOGLOBIN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji

penetapan kadar hemoglobin darah.

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan kadar hemoglobin darah dalam tubuh

untuk melihat ada atau tidak seseorang menderita anemia dan mengetahui metode apa yang

dipakai dalam penentuannya.

III. TINJAUAN UMUM

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas

(daya gabung) terhadap oksigen.Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke

jaringan-jaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram setiap 100

ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2006).

Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan

empat gugus haem yang masing-masing mengandung sebuah atom besi (Darmawan, 1985).

Fungsi hemoglobin: mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan-

jaringan tubuh, mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-

jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar, membawa karbondioksida dari jaringan-

jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, kelainan metabolisme

hemoglobin.

Hemoglobin (Hb) merupakan ikatan heme dan globin.Heme (4%) merupakan

kompleks antara besi dan porfirin.Sedang globin (96%) meupakan protein yang larut dalam

air. Pembentukan hemoglobin bergantung pada metabolisme porfirin, globin dan besi. Dalam

keadaan normal hemoglobin laki-laki dewasa kadarnya 13.0-18.0 g/dl, wanita dewasa 11,5-

16,5 g/dl, wanita hamil 11.0-16,5 g/dl, sedang anak-anak (3-6 tahun): 12.0-14.0 g/dl (Depkes

RI, 2002).

Penetapan kadar hemoglobin darah sangat penting artinya karena diagnose anemia

memakai kadar hemoglobin dalam darah. Pada umumnya terdapat dua cara penetapan kadar

hemoglobin yaitu cara fotoelektrik dan cara visual. Cara fotoelektrik memakai larutan

sianmethemoglobim dan fotometer untuk menghitungnya, sedangkan cara visual disebut juga

Page 25: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

20

metode Sahli memakai HCl 0,1 N untuk mengubah hemoglobin menjadi asam hematin yang

terlihat oleh mata.

(b)

(c)

Gambar 3.3 Alat pengukur kadar hemoglobin darah (Evelyn, 2006).

Keterangan Gambar : (a) Hb meter Sahli

(b) Perlengkapan Alat

(c) Pipet Hb

IV. METODE PERCOBAAN

Cara Sahli

Dasar pemeriksaan ini adalah hemoglobin diubah menjadi asam hematin bila

dicampur dengan HCl 0,1 N, kemudian dibandingkan secara visual dengan standar warna

pada alat Hb meter Sahli (Hb meter).

Cara Pemeriksaan :

1. Ke dalam tabung pengencer Hb meter dimasukkan 5 tetes HCl 0,1 N.

2. Darah kapiler atau darah dengan antikoagulansia dihisap dengan pipet Hb sampai

garis bertanda 20µl, hapus bagian luar pipet dengan tissue.

3. Alirkan darah dalam pipet Hb meter ke dalam dasar tabung pengencer yang berisi

larutan HCl 0,1 N.

4. Bilas dengan HCl 0,1 N pipet Hb meter yang berisi sisa darah.

Page 26: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

21

5. Campur isi tabung pengencer dengan batang pengaduk yang tersedia sehingga

membentuk warna coklat.

6. Tambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam tabung pengencer Hb meter dan campur

berkali-kali. Tambahkan air tetes demi tetes sehingga warna coklat dalam tabung

pengencer tidak berbeda secara visual dengan standart di sisi kiri dan kanan.

7. Lama pemeriksaan tidak boleh lebih dari 5 menit dan bentuk larutan akan berwarna

makin gelap.

8. Hasilnya dilihat secara parallax pada skala bergaris di tabung gelas, laporkan dengan

satuan g/dl atau g%.

V. PERHITUNGAN

-

VI. RUJUKAN

Evelyn, C.P. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

Page 27: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

22

NO KELOMPOK HASIL Hb

Page 28: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

23

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 29: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

24

PRAKTIKUM VI

MENGHITUNG LEUKOSIT

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara

menghitung jumlah leukosit dari sampel darah yang digunakan.

II. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukan cara menghitung jumlah leukosit dari sampel darah

yang digunakan.

III. TINJAUAN UMUM

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-

lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10000-30000/ µl. pada keadaan basal

jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000-10000/ µl. Bila jumlah leukosit lebih

dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi

secara fisiologik maupun patologik.Leukositosis fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang

berat, gangguan emosi, kejang, takikardia paroksimal, partus dan haid. Derajat peningkatan

leukosit pada infeksi akut tergantung dari beratnya infeksi, usia, daya tahan tubuh, efisiensi

sumsum tulang.

Leukopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab. Diantaranya

adalah radiasi sinar X dan sinar ɣ. Radiasi sinar X dan sinar ɣ yang berlebihan serta

penggunaan obat-obatan yang berlebihan, akan menyebabkan kerusakan sumsum tulang.

Dengan rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel

darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun sehingga menyebabkan neutropenia,

monositopenia, dan eosinopenia.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat

- Pipet leukosit

- Kamar hitung Improved Neubauer

- Deck glass

- Mikroskop

Page 30: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

25

4.2 Bahan

- Sampel darah kapiler atau darah EDTA

- Larutan Turk, saring sebelum dipakai

- Alkohol 70%

4.3 Cara Kerja

A. Mengisi Pipet Leukosit

1. Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oksalat) sampai kepada garis- tanda 0,5 tepat.

2. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.

3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis-tanda tadi.

Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Turk diisap perlahan-lahan samapai

garis-tanda 11. Hati-hatilah jangan sampai terjadi gelembung hawa.

4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet

pengisap.

5. Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan dihitung, letakkanlah

dalam sikap horizontal.

B. Mengisi Kamar Hitung

1. Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya terpasang

mendatar di atas meja.

2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus; jagalah jangan sampai

ada cairan terbuang dari dalam pipet itu sewaktu mengocok.

3. Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan

segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat padsa permukaan kamar

hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi

cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.

4. Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukosit-leukosit dapat

mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah

cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.

C. Menghitung Jumlah Sel

1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10x. turunkan lensa kondensor

atau diafragma. Meja mikroskop harus datar letaknya.

Page 31: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

26

2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektif dan focus

mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu. Dengan sendirinya leukosit-leukosit

jelas terlihat.

3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang besar” pada sudut-

sudut “seluruh permukaan yang dibagi”.

V. PERHITUNGAN

Pengenceran yang terjadi dalam pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung

dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 µl. kalikan angka

itu dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapat jumlah leukosit

dalam 1 µl darah.

Jumlah leukosit = 𝑨+𝑩+𝑪+𝑫

𝟒 𝒙 𝟐𝟎 𝒙 𝟏𝟎atau (A+B+C+D) 𝒙 50/mm3

Page 32: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

27

VI. RUJUKAN

Gandasoebrata, R. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Priyana, Adi. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

VII. PERTANYAAN

1. Apakah isi dari larutan Turk?

2. Mengapa digunakan sampel darah yang mengandung EDTA?

Page 33: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

28

NO KELOMPOK GAMBAR/FOTO JUMLAH

Page 34: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

29

PERHITUNGAN :

Page 35: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

30

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 36: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

31

PRAKTIKUM VII

PEMERIKSAAN TROMBOSIT

V. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara

melakukan pemeriksaan trombosit.

VI. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukan cara pemeriksaan trombosit.

VII. TINJAUAN UMUM

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma

megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10

hari.Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright–Giemsa, trombosit tampak sebagai

sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru keabu-abuan pucat yang berisi

granula merah-ungu yang tersebar merata.

Jumlah trombosit normal adalah 150.000-450.000 per mmk darah. Dikatakan

trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000-150.000 per mmk darah.

Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi

perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi

perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan

spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila

jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan

bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari

segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya

(trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.

Menghitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode

secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan

mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah

penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini

banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan

diagnostik alat ini cukup baik.

Page 37: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

32

VIII. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat

- Pipet eritrosit

- Kamar hitung Improved Neubauer

- Beaker glass

- Mikroskop

4.2 Bahan

- Sampel darah kapiler atau darah EDTA

- Larutan Rees Ecker

4.3 Cara Kerja

1. Isaplah cairan Ress Ecker ke dalam pipet eritrosit sampai garis-tanda “1” dan buanglah

lagi cairan itu.

2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5” dan cairan Rees Ecker sampai “101”. Segeralah

kocok selama 3 menit.

3. Teruskanlah tindakan-tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar hitung.

4. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang

tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.

5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm2)

memakai lensa-lensa objektif besar.

6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah trombosit per µl darah.

V. PERHITUNGAN

-

VI. RUJUKAN

Gandasoebrata, R. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Priyana, A. (2007). Patologi Klinik untuk Kurikulum Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi.Jakarta : Universitas Trisakti.

VII. PERTANYAAN

1. Apa saja faktor-faktor penyebab trombositosis?

2. Bagaimana cara pembuatan larutan Ress Ecker?

Page 38: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

33

NO KELOMPOK GAMBAR/FOTO JUMLAH

Page 39: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

34

PERHITUNGAN :

Page 40: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

35

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 41: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

36

PRAKTIKUM VIII

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

melakukan pemeriksaan golongan darah.

II. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukan cara menentukan golongan darah.

III. TINJAUAN UMUM

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.Dua jenis

penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh).

Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi

imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat

- Darah

- Alkohol 70%

- Serum anti-A dan serum anti-B

4.2 Bahan

- Objek Glass

- Kapas

- Jarum Pentul

- Blood Lanset atau jarum franke

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Usaplah ujung jarum franked an ujung jari manis dengan alkohol 70 %.

2. Tusuk jari manis dengan jarum franke sedalam 2 mm.

3. Tetes yang pertama dihapus, lalu teteskan darah pada objek glass di dua tempat.

4. Tambahkan pada tetes yang pertama serum anti-A, tetes yang kedua serum anti-B.

5. Masing-masing tetes diaduk dengan jarum pentul yang berbeda.

Page 42: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

37

6. Amati yang terjadi pada kedua tetes darah. Beri tanda (-) bila tidak menggumpal,

beri tanda (+) bila menggumpal.

7. Untuk menentukan golongan darah sebagai berikut:

- Golongan darah A: bila hanya tetes yang diberi serum anti-A yang menggumpal.

- Golongan darah B: bila hanya tetes yang diberi serum anti-B yang menggumpal.

- Golongan darah AB: bila kedua tetes menggumpal semua.

- Golongan darah O: bila kedua tetes tetap cair.

VI. RUJUKAN

Neil, A.C., Jane, B.R., dan Lawrence, G.M. (2002). Biologi. Edisi V. Jakarta: Erlangga

VI. PERTANYAAN

1. Perbedaan penentuan golongan darah ABO dan Rhesus?

2. Sebutkan mekanisme gangguan yang terjadi bila terjadi transfusi darah yang tidak

sesuai!

Page 43: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

38

NO NAMA GOLONGAN

DARAH

GAMBAR/FOTO

Page 44: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

39

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 45: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

40

PRAKTIKUM IX

MASA PERDARAHAN

1. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

melakukan tes masa perdarahan.

II. MANFAAT

Mahasiswa mampu melakukan tes masa perdarahan.

III. TINJAUAN UMUM

Terjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superficial yang terkontrol,

merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada

keadaan trombositopenia (<100.000/mm3 ada yang mengatakan <75.000/mm3), penyakit Von

Wilbrand, sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.

Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat

oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka, terjadilah

pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang lebih lanjut. Pada tes

ini, darah yang keluar harus dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak

merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk pada luka, perdarahan berkurang dan

tetesan darah makin lama makin kecil.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat

- Tensimeter

- Disposable lanset steril dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm.

- Stopwatch

- Kertas saring bulat

- Kapas alkohol

V. PROSEDUR PERCOBAAN

CARA IVY

1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensimeter sampai 40

mmHg selama pemeriksaan. Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan

Page 46: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

41

kapas alkohol. Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superficial, kira-kira 3 jari

dari lipatan siku.

2. Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dan dalam 3 mm.

3. Tepat pada saat terjadi perdarahan stopwatch dijalankan.

4. Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka hindari jangan sampai

menutup luka.

5. Bila perdarahan berhenti (diameter <1mm) hentikan stopwatch dan lepaskan

manset tensimeter. Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.

VI.RUJUKAN

Guyton, A.C. (1983). Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap penyakit. Jakarta: EGC

Penerbit Buku Kedokteran

VII. PERTANYAAN

1. Sebutkan penyakit yang terkait dengan masa perdarahan, jelaskan!

2. Berapa nilai normal masa perdarahan pada pria dan wanita?

Page 47: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

42

NO NAMA WAKTU

PERDARAHAN

GAMBAR/FOTO

Page 48: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

43

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 49: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

44

PRAKTIKUM X

PERCOBAAN PADA KELAINAN HAEMORAGIK

MASA PEMBEKUAN

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji

masa pembekuan darah.

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui waktu dan metode yang digunakan untuk melihat masa

pembekuan darah.

III. TINJAUAN UMUM

Penetapan masa pembekuan dengan menggunakan darah lengkap.Nilai normal masa

pembekuan adalah antara 9–15 menit. Pemeriksaan masa pembekuan ini adalah untuk

mengetahui fungsi kapileri, jumlah platelet dan kemampuan platelet menempel pada dinding

pembuluh darah. Adanya gangguan pada faktor koagulasi terutama pembentuk tromboplastin,

maka waktu pembekuan akan bertambah lama.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1. Alat

- Spuit

- Tabung Reaksi

- Rak Tabung Reaksi

- Stopwatch

4.2. Bahan

- Sampel Darah Segar

V. METODE PERCOBAAN

Metode yang digunakan adalah metode Lee dan White modifikasi.

Prosedur percobaan:

a. Disediakan dalam rak: 4 tabung berdiameter 7 – 8 mm.

b. Dilakukan punksi vena dengan spuit 5 atau 10 ml. Dijalankan stopwatch pada saat

darah masuk ke dalam spuit.

Page 50: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

45

c. Dimasukkan darah dari dalam spuit sebanyak 1 ml ke dalam tiap tabung sambil

dimiringkan.

d. Diangkat tabung pertama dan dimiringkan sedikit untuk melihat adanya

pembekuan. Diulangi setiap ½ menit hingga membeku.

e. Dilakukan hal yang sama pada tabung kedua, ketiga dan keempat setelah tabung

pertama membeku. Dicatat waktu hingga darah pada tabung keempat membeku.

f. Dilaporkan hasil rata – rata tabung kedua, ketiga dan keempat dan dibulatkan hasil

½ menit.

Nilai Normal :< 15 menit.

VI. PERHITUNGAN

-

VII. RUJUKAN

Anonim.(2014). Waktu Pembekuan. www.prodia.co.id

Baron, D.N. (1995).Kapita Selekta: Patologi Klinik.Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.

Gandasoebrata, S. (2004).Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

VIII. PERTANYAAN

a. Sebutkan faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembekuan darah!

b. Penyakit apa saja yang dapat diketahui dari adanya ketidaknormalan masa

pembekuan darah?

Page 51: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

46

NO KELOMPOK TABUNG I TABUNG II TABUNG

III

TABUNG

IV

RATA-RATA

Page 52: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

47

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 53: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

48

PRAKTIKUM XI

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

(JUMLAH, WARNA, KEJERNIHAN, BERAT JENIS, BAU,

DAN DERAJAT KEASAMAN)

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan

pemeriksaan urin rutin (jumlah, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan derajat keasaman).

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui metode yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan

urin rutin.

III. TINJAUAN UMUM

Analisa atau pemeriksaan terhadap urin disebut urinalisa. Urinalisa merupakan

pemeriksaan laboratorium yang penting karena hasil pemeriksaan dapat memberikan nilai

diagnostik yang tinggi. Pemeriksaan urin selain menggambarkan keadaan sistem saluran

kemih tetapi juga menggambarkan keadaan organ lain seperti pankreas (glukosa urin), hati,

saluran dan kandung empedu (urobilinogen, urobilin dan billirubin).

Dalam proses pengambilan urin, urin yang diambil adalah urin tengah (mid stream).

Urinalisa dapat dilakukan terhadap urin sewaktu: urin pagi (urin yang dikeluarkan pagi hari),

Urin pasca makan (post prandial), setelah makan 2 jam dan urin kumpulan 24 jam.

Pemeriksaan terhadap urin sebaiknya memakai urin segar atau paling lambat 1 jam atau bila

terpaksa maka urin disimpan pada suhu 2-8oC paling lama 8 jam.

IV. METODE PERCOBAAN

4.1. Alat

- Wadah Urin

- Kertas Saring

- Urinometer

- pH Indikator

4.2. Bahan

Sampel urin

Page 54: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

49

V. PROSEDUR PERCOBAAN

- Jumlah Urin

a. Dikumpulkan urin selama 24 jam.

b. Dihitung volume urin yang dihasilkan selama 24 jam.

(urin normal 24 jam 800–1300 ml)

- Warna Urin

1. Dikumpulkan urin sewaktu (time specimen).

2. Diamati warna urin yang dihasilkan dengan parameter: tidak berwarna, kuning

muda, kuning, kuning tua, merah, hijau, coklat, coklat tua atau hitam, putih

serupa susu.

- Kejernihan Urin

1. Dikumpulkan urin sewaktu (time specimen).

2. Diamati kejernihan urin dengan parameter : jernih, agak keruh, keruh atau

sangat keruh.

- Berat Jenis

1. Dikumpulkan urin sewaktu (time specimen) dan didiamkan pada suhu kamar.

2. Dituang urin ke dalam gelas urinometer. Dibuang busa yang terbentuk

menggunakan kertas saring.

3. Dimasukkan urinometer ke dalam gelas. Agar urinometer dapat terapung, di

dalamnya harus terdapat cukup urin. Lalu tabung urinometer diputar

menggunakan ibu jari dan telunjuk agar lepas dari dinding gelas..

4. Dibaca berat jenis yang tercatat setinggi meniskus bawah.

- Bau Urin

a. Dikumpulkan urin sewaktu (time specimen).

b. Dibaui urin yang telah dikumpulkan dengan cara mengibas – ngibaskan tangan

dan bau diarahkan ke hidung.

- Derajat Keasaman

1. Dikumpulkan urin sewaktu (time specimen).

2. Diukur derajat keasaman urin menggunakan pH Indikator.

VI. PERHITUNGAN

-

Page 55: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

50

VII. RUJUKAN

Baron, D.N. (1995). Kapita Selekta: Patologi Klinik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.

Gandasoebrata, S. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

VIII. PERTANYAAN

1. Mengapa dalam pemeriksaan urin, urin yang diambil adalah urin tengah? (mid

stream)

2. Apakah yang dimaksud dengan oligouria, poliuria, dan anuria.

3. Sebutkan penyakit aja saja yang dapat didiagnosa dengan adanya warna yang

berbeda pada urin pada pemeriksaan warna urin.

Page 56: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

51

NO NAMA JUMLAH

URIN

WARNA

URIN

KEJERNIHAN

URIN

BAU

URIN

DERAJAT

KEASAMAN

BJ FOTO

Page 57: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

52

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI

Page 58: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

53

PRAKTIKUM XII

PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

I. TUJUAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui

metode untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin.

II. MANFAAT

Mahasiswa dapat melakukan cara deteksi adanya glukosa dalam urin.

III. TINJAUAN UMUM

Pemeriksaan glukosa urin merupakan pemeriksaan penyaring yang banyak dilakukan.

Urin normal pada dasarnya urin tidak mengandung glukosa, maka nilai uji glukosa pada urin

menggambarkan kadar glukosa darah. Parameter yang penting adalah apakah urin subjek

merupakan urin saat puasa, urin sewaktu, atau pasca makan 2 jam.

Tes komprehensif tergantung atas reduksi tembaga dan sifatnya semi kuantitatif.

Beberapa tes yang dapat digunakan yaitu tes Benedict, Fehling dan tes Tollen. Ketika glukosa

dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring

keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang

berlebihan diekskresikan ke urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan yang

berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih dan rasa haus.

IV. ALAT DAN BAHAN

4.2 Alat

- Tabung Reaksi

- Waterbath / Pemanas Spiritus

- Beaker Glass

- Pipet Tetes

- Penjepit Tabung

4.2. Bahan

- Sampel Urin

- Larutan benedict

- Larutan Fehling

- Air Suling / Aquadest

Page 59: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

54

V. METODE PERCOBAAN

A. Cara Benedict

1. Dimasukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi.

2. Diteteskan sebanyak 5 – 8 tetes urin ke dalam tabung reaksi.

3. Dipanaskan urin di atas api hingga mendidih (atau menggunakan waterbath).

4. Diangkat tabung dan diamati warna yang terbentuk.

B. Cara Fehling

1. Diteteskan Reagensia Fehling A dan Fehling B dalam jumlah yang sama ke

dalam tabung reaksi.

2. Diambil sebanyak 1 ml campuran tersebut dan ditambahkan urin 0,25 ml.

Perbandingan jumlah reagen terhadap urin adalah 4 : 1.

3. Dipanaskan urin di atas api hingga mendidih sambil tabung digoyang secara

perlahan – lahan (atau menggunakan waterbath). Diamati warna yang terbentuk.

Tabel 5.1 Parameter kadar glukosa dalam urin (Gandasoebrata, 2004)

Hasil Warna Kadar Glukosa

Negatif Biru, tidak ada perubahan < 0,2 g/dL

1 + Hijau, Kuning Kehijauan (+) < 0,5 g/dL

2 + Kuning (++) 0,5 – 1,0 g/dL

3 + Kuning Kemerahan (+++) 1,0 – 2,0 g/dL

4 + Merah Batu Bata (++++) > 2 g/dL

Keterangan : 1+: sedikit endapan 4+: endapan banyak disertai warna keruh

2+: endapan sedang

3+: endapan banyak

C. Cara dengan Glucotest strip

1. Celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik.

2. Baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna

standar pada petunjuk penggunaan strip.

VI. PERHITUNGAN

-

Page 60: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

55

VII. RUJUKAN

Baron, D.N. (1995).Kapita Selekta: Patologi Klinik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.

Gandasoebrata, S. (2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

VIII. PERTANYAAN

1. Jelaskan mekanisme Fehling dan Benedict dalam mendeteksi adanya glukosa

dalam urin!

2. Sebutkan penyakit yang dapat didiagnosa dengan adanya glukosa dalam urin!

Page 61: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

56

NO NKELOMPOK/NAMA WARNA HASIL

Page 62: PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS FARMASI …ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_2019-2020/Penuntun... · keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral

57

PEMBAHASAN :

MEDAN, …………. 2018

ASISTEN,

( )

NILAI