Penyakit Jantung Koroner Dan Fenomenanya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS BI KELAS 2 YULIA RACHMAWATI

Citation preview

HP 430

TUGAS BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 1

KELAS 2YULIA RACHMAWATIPenyakit Jantung Koroner dan Fenomenanya

Penyakit jantung koroner atau Coronary Heart Desease (CHD) adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. Penyakit ini disebabkan oleh pembentukan plak di dinding arteri, dikenal pula sebagai pengerasan dinding arteri atau aterosklerosis. Penderita jantung koroner biasanya orang yang berusia 40 tahun keatas. Tapi tidak bisa dipungkiri anak muda bisa menderita penyakit ini. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah pola hidup yang tidak sehat. Kebiasaan merokok, kurang olahraga atau memiliki riwayat penyakit Diabetes mellitus, kolesterol, obesitas, hipertensi menjadi penyebabnya. Stress yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu.

WHO atau Organisasi kesehatan dunia menyatakan bahwa kematian akibat penyakit jantung koroner meningkat yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 sebanyak 17.327.000 orang meninggal karena penyakit ini. Kasus kematian terbanyak berada di Pasifik Barat sebanyak 4.735.000 dan kasus terendah berada di Amerika sebesar 1.944.000

Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Menurut data dari WHO tahun 2011 menunjukkan bahwa ada 105 dari 100.000 populasi penduduk Indonesia menderita jantung koroner. Indonesia sendiri menempati urutan ke-51 kematian akibat penyakit jantung koroner dengan 243.048 kasus atau 17,05% dari seluruh penyebab kematian di Indonesia

Menurut data dari WHO pada tahun 2001 sendiri terdapat 17 juta orang meninggal akibat jantung koroner. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 17,5 juta atau sekitar 30% dari seluruh kematian diseluruh dunia akibat penyakit tersebut. Angka tersebut dapat terus bertambah setiap tahunnya. Diprediksi untuk tahun 2030 nanti sebanyak 23,6 juta orang akan meninggal akibat penyakit kardiovaskular ini. Indonesia sendiri menempati urutan ke-51 kematian akibat penyakit jantung koroner dengan 243.048 kasus atau 17,05% dari seluruh penyebab kematian di Indonesia

Di Indonesia sendiri kematian akibat jantung koroner ini menjadi penyebab kematian dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 1972 kematian akibat penyakit kardiovaskular ini menempati urutan ke 11 sebesar 5,9% dan meningkat pada tahun 1986 menjadi urutan ke 3 sebesar 9,1%. Kemudian pada tahun 1992 juga terjadi peningkatan sehingga menempati urutan pertama dengan 16,0%. Pada tahun 1995 kembali meningkat menjadi 19,0%. Pada tahun 2001 angka kematian meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 26,3 %. Penyebab penyakit jantung koroner ini beragam. Diantaranya adalah pola hidup masyarakat modern sekarang ini yang kurang sehat. Masyarakat lebih suka makan makanan yang rendah serat dan tinggi kolesterol. Hal tersebut didukung dengan semakin menjamurnya restoran siap saji di setiap daerah di Indonesia.Serat sangat berguna untuk pengoptimalan kerja lambung. Karena serat lama dicerna oleh lambung, sehingga waktu memperpanjang waktu pengosongan lambung. Serat juga dapat mengikat kalsium, zat besi, seng, zat organik lain, serta mengikat kolesterol dan asam empedu. Serat juga dapat mengurangi mobilisasi asam lemak. Selain serat, kolesterol tinggi dalam makanan yang masuk ke tubuh juga dapat memicu jantung koroner. Makanan dengan kandungan kolesterol tinggi dapat menyebabkan plak akan banyak menumpuk di dalam pembuluh darah sehingga terjadi pennyempitan dan pengerasan aliran darah (aterosklerosis). Selain itu masyarakat lebih memilih makan makanan manis yang mengandung kandungan glukosa tinggi sehingga dapat memicu terjadinya penyakit diabetes mellitus. Resiko terjadinya jantung koroner pada penderita diabetes mellitus bisa mencapai 200% dibandingkan dengan individu lain yang tidak diabet.

Hal tersebut dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner lebih cepat. Apalagi ditambah kebiasaan masyarakat sekarang yang jarang olahraga tetapi lebih sibuk bekerja. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat mengakibatkan Penyakit Jantung Koroner. Semakin meningkatnya penderita penyakit jantung koroner juga disebabkan masyarakat yang cenderung mengabaikan penyakit ini. Biasanya penderita akan memeriksakan diri ke dokter saat penyakitnya sudah parah. Gejala-gejala penyakit jantung koroner antaranya adalah nyeri dada, dan menjalar hingga ke lengan kiri, leher bahkan menembus ke punggung, rasa tertekan (ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas, terbakar) di dada, nyeri khas penyakit jantung koroner biasanya akan timbul apabila sedang beraktivitas dan akan berkurang jika beristirahat, kesulitan bernafas (tercekik atau sesak), timbul keringat dingin, dan rasa mual. Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengurangi faktor penyebabnya. Seperti, berhenti merokok sedini mungkin, olahraga secara teratur, perbaiki pola makan, hindari stress berlebihan, kontrol kadar kolesterol termasuk tekanan darah dan gula darah dan hindari pola hidup tidak sehat dengan mengonsumsi makanan dengan kadar serat tinggi dan mengandung sedikit lemak jenuh. Makanan dengan kadar serat yang tinggi dapat ditemui di buah dan sayur. Buah dan sayur banyak mengandung gizi yang sangat penting bagi tubuh kita.DAFTAR PUSTAKAClinic, Pro V. 2012. Cara Mencegah Jantung Koroner. www.terapijantungkoroner.com. Diakses tanggal 8 Maret 2014.

Gleneagles. 2013. Apakah itu Penyakit Jantung Koroner (CHD). www.gleneagles.com.sg. Diakses tanggal 8 Maret 2014.Hermansyah, Citrakesumasari, Aminuddin. 2012. Aktivitas Fisik dan Kesehatan Mental terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Jalan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSUD Labuang Baji Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.1,No.2,Februari 2012 :7983

Supriyono, M. 2008. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) Pada Kelompok Usia < 45 Tahun (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RS Telogorejo Semarang).Universitas Diponegoro. Semarang.

World Health Federation. 2014. Deaths due to cardiovascular disease. www.world-heart-federation.org. Diakses tanggal 8 Maret 2014

World Life Expectancy. 2014. Indonesia: Coronary Heart Disease. www.worldlifeexpectancy.com. Diakses tanggal 8 Maret 2014.