15
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano Rezki, Alanda Idral Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI Daerah panas bumi Wapsalit termasuk dalam wilayah kec. Waeapo, kabupaten Buru, Propinsi Maluku. Pola anomali tinggi yang berada dibagian baratdaya yaitu sekitar Dusun Wapsalit diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit), dimana mata air panas Wapsalit (titik B3000) ditemukan, demikian juga mata air panas Metar (D4000) muncul pada daerah anomali tinggi. Sistem panas bumi Wapsalit memperlihatkan manifestasi permukaan yang luar biasa dengan temperatur air panas sekitar 101.5 – 105.2 0 C, dengan pH 9.0, ubahan hidrotermal yang luas dan endapan sulfur. Secara geologi daerah ini ditutupi oleh batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang berumur Perm, diukuti oleh satuan batuan sedimen (batu pasir dan lempung) berumur Miosen, batuan undak sungai dan endapan alluvium berumur kuarter. Dari data pengukuran gaya berat di daerah Wapsalit terlihat adanya anomali bouguer rendah dibagian utara dan baratlaut daerah penyelidikan yang diperkirakan merupakan ubahan batuan dari batuan malihan. Sedangkan anomaly bouguer positif terlihat menutupi bagian selatan yang diperkirakan sebagai intrusi minor batuan beku berupa laccoliths atau sills dan juga diperkirakan sebagai sumber panas (heat source) untuk system panas bumi di daerah Wapsalit. Sedangkan dari anomali geomagnet total, anomali magnet sedang terlihat menyebar di daerah penyelidikan bagian tengah dan tenggara/selatan ditafsirkan sebagai batuan metamorfik yang agak lapuk yang mempunyai hubungan dengan mata air panas yang ada di daerah penelitian. Kata Kunci: Wapsalit, Metar, Waeapo, Buru, anomali, Gaya Berat, Geomagnet.

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU

Eddy Sumardi, Yuano Rezki, Alanda Idral Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

SARI

Daerah panas bumi Wapsalit termasuk dalam wilayah kec. Waeapo, kabupaten Buru, Propinsi Maluku. Pola anomali tinggi yang berada dibagian baratdaya yaitu sekitar Dusun Wapsalit diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit), dimana mata air panas Wapsalit (titik B3000) ditemukan, demikian juga mata air panas Metar (D4000) muncul pada daerah anomali tinggi.

Sistem panas bumi Wapsalit memperlihatkan manifestasi permukaan yang luar biasa dengan temperatur air panas sekitar 101.5 – 105.2 0C, dengan pH 9.0, ubahan hidrotermal yang luas dan endapan sulfur.

Secara geologi daerah ini ditutupi oleh batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang berumur Perm, diukuti oleh satuan batuan sedimen (batu pasir dan lempung) berumur Miosen, batuan undak sungai dan endapan alluvium berumur kuarter. Dari data pengukuran gaya berat di daerah Wapsalit terlihat adanya anomali bouguer rendah dibagian utara dan baratlaut daerah penyelidikan yang diperkirakan merupakan ubahan batuan dari batuan malihan. Sedangkan anomaly bouguer positif terlihat menutupi bagian selatan yang diperkirakan sebagai intrusi minor batuan beku berupa laccoliths atau sills dan juga diperkirakan sebagai sumber panas (heat source) untuk system panas bumi di daerah Wapsalit. Sedangkan dari anomali geomagnet total, anomali magnet sedang terlihat menyebar di daerah penyelidikan bagian tengah dan tenggara/selatan ditafsirkan sebagai batuan metamorfik yang agak lapuk yang mempunyai hubungan dengan mata air panas yang ada di daerah penelitian.

Kata Kunci: Wapsalit, Metar, Waeapo, Buru, anomali, Gaya Berat, Geomagnet.

Page 2: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENDAHULUAN Lokasi Daerah Penyelidikan

Secara administratif daerah panas bumi Wapsalit termasuk dalam wilayah kec. Waeapo, kabupaten Buru, Propinsi Maluku, (gambar 1). Daerah penyelidikan berada pada posisi geografis antara 126º47’40’’- 126º56’47’’ BT dan 3º34’16’’- 3º26’09’’ LS atau pada 9608000 - 9620000mU dan 257000 – 271000 mT, dengan luas daerah sekitar ± 12 x 14 km2. Daerah penyelidikan dapat dicapai dari Bandung ke Lokasi dengan menggunakan kendaraan darat, laut dan udara. Dari Bandung ke Jakarta dengan menggunakan kendaraan roda empat ditempuh selama 3 jam, Selanjutnya dari Jakarta ke Ambon dengan mengunakan pesawat udara, ditempuh selama 3 jam, kemudian dari Ambon ke Namlea dilanjutkan dengan menggunakan kapal Ferry atau kapal cepat, ditempuh selama 4 -10 jam dan akhirnya dari Namlea ke lokasi penyelidikan ditempuh dengan kendaraan darat selama 1 ½ jam. Geologi Daerah Penyelidikan Secara geomorfologi daerah ini dibagi menjadi 3 satuan morfologi yaitu; 1. Satuan morfologi perbukitan terjal, 2. Satuan morfologi perbukitan sedang dan 3. Satuan pedataran. Sedangkan secara geologi daerah penyelidikan dibagi menjadi 3 satuan batuan yaitu ; 1. Satuan batuan malihan yang terdiri dari batuan sekis, pilit dan kuarsit, 2. Satuan batuan Lempung dan 3. Satuan batuan alluvium (Gambar 2). Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar-sesar mendatar yang mempunyai trend hampir utara-selatan, sedangkan sesar-sesar normalnya berkembang dengan trendnya hampir berarah barat-timur. Manifestasi Panas Bumi Manifestasi air panas pada daerah ini terdiri dari mata air panas Wapsalit-1 bertemperatur 101.5 °C (261.488 mT; 9.614.076 mU) dan Wapsalit-2 bertemperatur 105.5 °C (261.475 mT; 9.614.122 mU) yang muncul di tepi

Sungai Waekedang. Kemunculan mata air panas terdapat pada batuan malihan (sekis), di sekitarnya terdapat aluvium, batupasir, batupasir konglomeratan, dan lempung. Morfologi sekitar manifestasi berupa satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, dengan ketinggian antara 10-200 mdpl. Manifestasi lainnya berupa tanah panas (hot ground) Wapsalit bertemperatur 80 °C. Di sekitarnya terdapat ubahan batuan ilit, muskovit dan mineral belerang. Selain itu, terdapat manifestasi berupa fumarola di Desa Wainetat (42 °C), di tepi Sungai Waeapo pada aluvium (279.700 mT; 9.627.770 mU),. dan di Desa Debowai (40°C) yang muncul pada aluvium di Desa Debowai (278.879 mT; 9.626.238 mU). Morfologi sekitar manifestasi fumarola adalah satuan pedataran yang tersusun oleh endapan sungai berupa kerakal, kerikil dan pasir lepas. Potensi sumberdaya spekulatif di daerah ini sebesar 90 MWe. GAYA BERAT Densitas Batuan Hasil dari pengukuran laboratorium memperlihatkan densitas batuan didaerah Wapsalit berkisar antara 1,78 – 2.,74 gram/cm3. dengan densitas rata-rata 2,47 gram/cm3 (Tabel 1). Analisa densitas batuan dengan menggunakan metoda Parasnis diperoleh harga densitas rata-rata 2,47 gram/cm3 (Gambar 4), selanjutnya untuk analisa data digunakan densitas 2,67 gram/cm3. Anomali Bouguer Regional Dari anomali Bouguer Regional ini terlihat jelas pemisahan anomali rendah, anomali sedang dan anomali tinggi (Gambar 5). Daerah yang mempunyai nilai anomali rendah (53-47 mgal) diperkirakan merefleksikan adanya batuan sedimen dikedalaman (satuan batuan lempung dan satuan batuan malihan yang telah terubah), hal ini terlihat dari pola anomalinya yang

Page 3: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

lurus-lurus memperlihatkan gambaran struktur dalam dari batuan sedimen. Sedangkan yang mempunyai nilai sedang (53-58 mgal) diperkirakan diduduki oleh satuan batuan malihan (pilit, sekis, kuarsit yang berumur tua (Pra Tersier) yang merupakan basemen. Kemudian anomali regional tinggi (58 – 62 mgal) menempati daerah baratdaya hingga bagian tengah merefleksikan adanya batuan yang mempunyai densitas tinggi, yang diperkirakan merupakan batuan vulkanik ataupun plutonik yang tidak tersingkap didaerah penyelidikan. Anomali Bouguer Peta anomali Bouguer dengan nilai densitas yang didapat dari rata-rata densitas batuan kerak bumi mendapatkan koreksi densitas 2,67 gram/cm3. Peta anomali Bouguer ini (Gambar 6) memperlihatkan pola kontur yang relatif bervariasi dengan memperlihatkan pola anomali tinggi, anomali sedang maupun anomali rendah. Nilai anomali bouguer tinggi (56-64 mgal) muncul disebelah baratdaya dan selatan dengan trendnya mengarah kearah barat – timur. Nilai anomali bouguer sedang berada dibagian tengah, dengan trend dari arah barat kearah timur, dan kemudian ditengah berbelok kearah tenggara dan kemudian kearah timurlaut dari daerah penyelidikan. Pola anomali tinggi yang berada dibagian baratdaya yaitu sekitar Dusun Wapsalit diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit), dimana mata air panas Wapsalit (titik B3000) ditemukan, demikian juga mata air panas Metar (D4000) muncul pada daerah anomali tinggi ini. Selanjutnya nilai anomali semakin rendah kearah barat laut, utara dan timurlaut daerah penyelidikan. Rendahnya nilai anomali dibagian baratlaut memperlihatkan bahwa daerah anomali rendah ini diduduki oleh batuan malihan (sekis dan pilit) yang telah mengalami ubahan menjadi ilit, sedangkan kuarsit yang disusun oleh mineral kuarsa tahan terhadap proses

ubahan (alterasi), dibagian tengah dan tenggara anomali ini menutupi daerah yang diduduki oleh batuan sedimen lempung. Nilai anomali bouguernya adalah (> 53 mgal), dimana pola anomalinya memperlihatkan daerah ini memiliki suatu rentang anomali bouguer dan gradien anomali yang relatief cukup besar. Kemudian anomali bouguer sedang (53 - 56 mgal) muncul dibagian barat, tengah dan timurlaut. Diperkirakan anomali sedang ini menduduki satuan batuan malihan yang belumt terubah atau masih segar (pilit, sekis dan kuarsit). Anomali Bouguer Sisa Anomali Sisa (Gambar 7), memperlihatkan anomali rendah (<-10 mgal) berada disebelah barat sekitar m.a.p Handeuleum, anomali sedang (–- 10 sampai 6 mgal) tanpak mendominasi daerah penyelidikan, sedangkan anomaly tinggi (> 6 mgal) tampak di bagian tengah sekitar m.a.p. Cikawah disebelah barat dan baratlaut. Pola anomali berarah timurlaut. - baratdaya. Peta anomali sisa Orde-2 memperlihatkan anomali rendah (> -0.5 mgal) berada disebelah barat, baratlaut, tengah, timur dan timurlaut dari daerah penyelidikan, semakin kearah tengah dan utara nilai anomali sisa menjadi sedang ( -0.5 – 2 mgal), dimana pola anomalinya berarah baratdaya - timurlaut. Peta anomali sisa orde-2 untuk densitas 2.67 gram/cm3 merupakan yang paling baik untuk dapat menggambarkan struktur, maka anomali sisa yang diperlihatkan adalah anomali sisa orde-2. Pada peta anomali sisa ini memperlihatkan struktur yang agak kompleks, dimana pola konturnya mempunyai nilai anomali positip dan anomali negatip serta membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Namun pola anomali ini relatif memiliki persamaan dengan pola anomali bouguernya, hal ini diperkirakan karena pola anomali Bouguer di daerah penyelidikan secara dominan diakibatkan oleh struktur dalam. Dari peta ini terlihat

Page 4: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

bahwa zona anomali rendah menempati sebagian besar bagian baratdaya, tenggara dan timur dan timurlaut. Sedangkan zona anomali tinggi muncul di bagian barat, utara, tengah dan timurlaut. Mata air panas Wapsalit dan mata air Metar juga muncul pada anomali tinggi ini. Yang menarik dari zona anomali tinggi ini adalah apakah zona anomali tinggi ini ditimbulkan oleh blok batuan dengan densitas yang relatif lebih tinggi dari pada batuan sekitarnya (batuan malihan) atau dari satuan batuan vulkanik yang belum muncul ke permukaan yang umurnya lebih muda dari batuan di sekitarnya. Dari kenampakan dipermukaan anomal sisa tinggi ini diduduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dan kuarsit) yang tersebar di hampir semua daerah penyelidikan sedangkan intrusi atau dike batuan bekunya didaerah ini tidak tersingkap dipermukaan. Modeling 2D Gaya Berat Pembuatan model 2.5 D diambil dari anomali sisa orde-2 yang digambarkan pada penampang A-B dengan menggunakan program Geo-Model (Cooper, 2002). Pada penampangan A-B (gambar 8), batuan basemen yang merupakan batuan paling bawah adalah batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) dengan densitas 2,47 gram/cm3

(kontras densitas 0,00). Dimulai pada ujung barat penampang A-B, tubuh batuan mempunyai kontras densitas -0,100 (densitas 2,37) sampai -0,915 (densitas 1,55 gram/cm3 ) dengan lebar sekitar 750 meter dengan kedalaman antara 350 m sampai tak terhingga, diperkirakan merupakan batuan malihan yang telah mengalami ubahan. Disebelah timurnya terdapat tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas +0.819 gram/cm3 (densitas 3,29 gram/cm), tubuh batuan mempunyai lebar sekitar 600 meter dan kedalaman pada topnya 200 meter, diperkirakan merupakan batuan beku (plutonik/vulkanik) yang tidak tersingkap dipermukaan, dugaan ini diperkuat juga dengan ditemukan endapan belerang

disekitar titik B3000 (mata air panas Wapsalit 1 dan 2. Masih dibagian barat dari penampang A-B ini tubuh batuan mempunyai nilai kontras densitas dengan basemen sebesar -0.276 gram/cm3 dengan lebar 1000 meter dan kedalaman tak terhingga, diperkirakan merupakan batuan ubahan dari batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit). Struktur sesar yang memotong mata air panas ini adalah adalah sesar F0 dan sesar F1. Bidang struktur patahan ini mungkin penyebab dari munculnya air panas Wapsalit 1 dan Wapsalit2 yang berada di S. Pemali (S. Waikedang) tersebut. Kemudian bagian tengah dari penampang A – B ini bagian atas ditempati oleh batuan malihan dan ubahannya dengan kontras densitas 0,00 gram/cm3 (2.47 gram/cm3) sampai -0,025 gram/cm3 (densitas 2,44 gram/cm3). Sedangkan masa batuan yang ada dibawahnya mempunyai kontras densitas +0.581 gram/cm3 (densitas 3,05 gram/cm3) dengan basemennya, dan ditafsirkan sebagai suatu tubuh batuan beku yang konkordan/diskordan dengan batuan disekitarya, dimana batuan tersebut tidak tersingkap dipermukaan, yang mungkin juga merupakan sebuah tubuh intrusi minor berupa laccoliths atau sills, lebarnya memanjang horizontal sekitar 1500 meter dan dengan kedalaman tak terhingga. Sedangkan masa batuan yang berada di sebelah timur penampang ini diperkirakan merupakan tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas -0,02 gram/cm3 (densitas 2,45 gram/cm3 ) dengan lebar 500 meter dan kedalaman tak berhingga. Batuan ini kemungkinan masih berupa batuan malihan. Dibagian timur muncul batuan yang mempunyai kontras densitas -0,780 gram/cm3 (densitas 1,69 gram/cm3), diperkirakan daerah ini merupakan batuan sedimen lempung. Masa batuan ini dibawahnya didasari oleh batuan malihan dengan kontras densitas 0,00 gram/cm3 dan diatasnya berupa endapan aluvium atau malihan.

Page 5: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Semangkin ketimur kontras densitas batuan mulai menaik kembali dengan kontras densitas -0,16 gram/cm3 ( densitas 2,31 gram/cm3) mencirikan batuannya masih lunak, dan kemungkinan merupakan batuan sedimen lempung yang ditutupi oleh endapan aluvium sungai. GEOMAGNET Analisis Geomagnet Gambar 3. memperlihatkan sebaran titik amat magnet, dengan jumlah titik amat 226 titik, tersebar pada 7 lintasan ukur (A, B, C, D, E, F dan G) sebanyak 140 titik amat dan pada lintasan regional sebanyak 86 titik amat. Panjang lintasan ukur berkisar antara 3.25 – 4.5 km dan jarak antar titik amat 250 m., tetapi pada lintasan regional jarak antar titik amat sekitar 500 - 750 meter yang dilakukan secara random (acak). Dari hasil penyelidikan magnet dapat ditampilkan tabel harga kerentanan magnet beberapa conto batuan yang diukur langsung di lapangan, penampang anomali magnet total setiap lintasan dan peta anomali magnet total daerah penelitian. Kerentanan Magnet Batuan Kerentanan magnetik batuan merupakan parameter fisis fundamental dalam penyelidikan magnetik, karena merupakan ukuran kemampuan dari suatu batuan untuk menerima magnetisasi dari medan magnet bumi yang sudah ada di alam. Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang sifat kemagnetan batuan yang dijumpai di daerah penyelidikan telah dilakukan pengukuran susceptibilitas (kerentanan) magnetik batuan pada 11 (sebelas) contoh batuan yang representatif diukur langsung di lapangan pada beberapa lokasi titik amat (Tabel 2), nilai tsb merupakan nilai rata-rata pembacaan. Nilai kerentanan magnet batuan yang diperoleh di daerah penyelidikan umumnya berharga rendah, hanya berkisar antara 0.0 sampai 0.20 x 10-

6 cgs. Hal ini menandakan bahwa batuan yang dijumpai dilapangan rata-rata memberikan nilai kerentanan magnet <

1(satu), artinya batuan-batuan tersebut bersifat nonmagnetik. Nilai kerentanan magnet terendah dijumpai pada batuan lempung, dan yang bernilai sedikit agak tinggi dijumpai pada batuan metamorf berupa batuan filit.

Anomali Geomagnet Total

Besarnya anomali magnet total pada daerah penelitian umumnya menunjukkan kontras harga yang sedang, dengan harga anomali positip hanya berkisar antara 2 nT sampai 135 nT dan harga anomali negatif berkisar antara -1 nT sampai -1577 nT, sebarannya digambarkan pada peta isomagnetik dengan kontur 50 nT yang ditunjukkan pada Gambar 9.

DISKUSI a) Anomali Gaya Berat Harga densitas batuan di daerah penyelidikan, hasil perhitungan/analisis Parasnis didapat mempunyai harga rata-rata 2,47 gram/cm3

(Gambar 4). Kemudian densitas dari 6 contoh batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) yang diambil dari lokasi yang berbeda dan kemudian dianalisa di laboratorium mempunyai harga densitas yang bervariasi pula yaitu dengan harga 1,78 gram/cm3 sampai dengan 2,74 gram/cm2 (table 1) dengan rata-rata densitas 2,47 gram/cm3 . Dari harga densitas batuan yang berbeda meskipun jenis batuannya sama berupa batuan malihan (sekis, pilit dan kuarsit) diatas, maka dapat ditafsirkan bahwa batuan di daerah penyelidikan telah mengalami perubahan yang cukup kuat dari sifat asalnya. Perubahan tersebut antara lain disebabkan adanya proses kegiatan geothermal/hidrotermal. Berdasarkan harga densitas batuan daerah penyelidikan dan dihubungkan dengan harga anomali gaya berat hasil penyelidikan, secara kualitatif ditafsirkan bahhwa daerah yang dianggap potensial untuk panas bumi terdapat di

Page 6: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

daerah bagian barat, sepanjang lintasan B3000 – B2000 (S. Waikedang), terutama pada zona sesar F0 dan F1 yang mempunyai trend berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan dari daerah penyelidikan. Berdasarkan model gaya berat penampang A-B, secara kuantitatif ditafsirkan bahwa dari penampang A-B terdapat dua tubuh intrusi minor yang diperkirakan berupa laccoliths atau sills yaitu tubuh batuan yang mempunyai kontras densitas 0,819 (densitas 3,29 gram/cm3) dibagian barat dan 0,581 (densitas 3,05 gram/cm3) dibagian tengah penampangan A-B, dengan masing-masing lebar tubuhnya 500 meter dan 1000 meter dan dengan trendnya berarah hampir baratdaya - timurlaut, kedalaman ke top dari kedua tubuh intrusi minor ini sekitar 200 sampai 300 meter dari permukaan tanah. Di lintasan G disekitar titik G3000 sampai G2250 muncul juga anomali tinggi gaya berat sisa, yang juga diperkirakan merupakan batuan intrusi minor seperti yang telah dijelaskan diatas.

b) Struktur Geologi Beberapa kemunculan struktur dari peta anomali sisa ini terdapat 6 (enam) struktur utama yang diperkirakan muncul di daerah penyelidikan ini (Gambar 7). Dibagian barat terdapat sesar F0 dan F1 dengan arah hampir baratlaut -tenggara dan utara-selatan. Kemudian sesar F2 mempunyai arah baratlaut-tenggara. Sedangkan sesar F3 dan F4 di bagian tengah berarah baratdaya-timur laut. Selanjutnya F5 di bagian timur juga mempunyai trend yang berarah baratdaya-tenggara. Keenam sesar utama tsb kemungkinan merupakan struktur kontrol bagi munculnya mata airpanas didaerah ini, misalnya mata airpanas Wapsalit berada pada zona sesar F0 dan F1, sedang mata airpanas Metar berada dekat jalur sesar (F2, F3 dan F4).

Struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa yang berada di bagian tengah mempunyai arah yang hampir sama dengan yang diperlihatkan oleh anomali bouguer dengan demikian menunjukkan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalamnya. Sedangkan di bagian utara, selatan dan baratlaut dari daerah penyelidikan antara anomali sisa dan anomali bouguer tidak memperlihatkan kesamaannya, hal ini menunjukkan bahwa struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa ini diperkirakan merupakan struktur lokal/ dangkal. c) Anomali Magnet Total Hasil pengukuran geomagnetik di lapangan diinformasikan ke dalam peta sebaran anomali geomagnet total (Gambar 9), dari peta anomali magnet total ditemukan adanya beberapa kelurusan struktur anomali magnet dengan harga kemagnetan yang bervariasi dari anomali rendah, sedang sampai tinggi. Struktur dan kelurusan-kelurusan yang dihasilkan dari penelitian magnet arahnya bervariasi, hampir Baratlaut-Tenggara atau hampir Utara-Selatan, dan Timurlaut-Baratdaya yang ditafsirkan sebagai cerminan dari adanya struktur sesar yang mempunyai hubungan dengan kenampakan manifestasi bumi di daerah penyelidikan yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Wapsalit dan Metar.

Anomali magnet tinggi ( > 50 nT ), yang membentuk pole-pole dan kutub-kutub magnetik negatif dan positif yang berpola menutup dan terbuka terdapat di bagian baratlaut, tengah, tenggara, utara dan selatan ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik sedang sampai tinggi berupa batuan metamorfik berupa batuan pasir arkosa dan filit.

Anomali magnet sedang (0 sampai 50 nT), yang terlihat menyebar di daerah penyelidikan bagian tengah dan tenggara/selatan ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik rendah sampai sedang diperkirakan batuan metamorfik yang agak lapuk berupa batuan pasir, batu lempung, konglomerat dan batu pasir yang mempunyai

Page 7: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

hubungan dengan mata air panas yang ada di daerah penelitian.

Anomali magnet rendah ( < - 0 nT ), yang terlihat menyebar hampir mendominasi bagian baratlaut/utara daerah penelitian, ditafsirkan sebagai batuan bersifat nonmagnetik, yang tersebar lebih dominan di bagian baratlaut/utara dan sebagian kecil di bagian tenggara/selatan daerah penelitian yang membentuk pole-pole dan kutub-kutub magnet tertutup dan terbuka. Di bagian baratlaut dan utara daerah penelitian ditafsirkan sebagai batuan metamorfik lapuk dan sangat lapuk yang telah mengalami alterasi kuat yang didominasi dengan batuan filit/skis dari batuan lempung dan di bagian tengah didominasi oleh batuan pasir arkosa dari batuan batu pasir sedangkan di bagian tenggara/selatan didominasi oleh batuan aluvium, konglomerat dan juga masih ditempati batuan filit dan batu lempung. Batuan yang terdapat di daerah penelitian pada bagian baratlaut utara dan sedikit di bagian tenggara/selatan dan timur-baratdaya merupakan batuan yang telah mengalami demagnetisasi akibat adanya pengaruh panas, dan diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan keberadaan manifestasi panas bumi di daerah ini yang dicirikan dengan munculnya mata air panas Wapsalit.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusat Sumber Daya Geologi dan Rekan-rekan para ahli Geologi/Geofisika yang telah memberikan bantuan dan kontribusi yang berharga kepada penulis dalam memberikan masukan saat penulisan makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman surveyor yang telah memberikan bantuan dalam penggambarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, V., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA , The Hague, Netherlands.

Cooper, G.R.J., 2002, GeoModel Methode, School of Geosciences, The Witwatersrand Johanesburg, South Africa.

Hall, R., and Wilson, M.E.J., 2000, Peta zona bathimetri busur Banda dan Laut Banda, Journal of Earth Science Asia.

Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.

Team Panas Bumi Terpadu, 2006, Laporan Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Daerah panas Bumi Wilayah Pulau Buru, Maluku, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

Tjokrosapoetro, S., Budhitrisna, T., Rukmana, E., 1993 ‘’ Geologi Regional Lembar Buru, Maluku, sekala 1 : 250.000’’, diterbitkan, P3G, Bandung.

Yohana, T., dan Suhanto, E., 2004. Paduan Penggunaan Program R2004.EXE. Untuk Intern Subdit Panas Bumi. DIM, Bandung.

Page 8: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

L A U T S E R A M

L A U T B A N D A

U

Lokasi

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kab. Buru, Maluku

Page 9: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 1. Hasil analisis densitas batuan dari daerah Wapsalit, Kecamatan Waeapo,

Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Koordinat No KodeCont

oh Batuan

Nama

Batuan

Densitas Batuan

X Y

Keterangan

1 A3000 Kuarsit 2.69 gram/cm3 261561,00 9614016,00 Ds. Wapsalit

2 B2950 Sekis 2.60 gram/cm3 261469,27 9614058,17 S. Pemali

3 C3300 Philit 2.51 gram/cm3 262583,53 9613903,85 Ds. Metar

4 C4000 Philit 2.55 gram/cm3 263156,96 9613496,47 Ds. Metar

5 D4000 Sekis 2.74 gram/cm3 264113,00 9614141,00 Ds. Metar

6 W1/G5250 Lempung 1.78 gram/cm3 266284,40 9615343,01 Tanah Merah

Tabel 2. Kerentanan magnet batuan di daerah Wapsalit P. Buru

No No.Conto

Lokasi X Y

Nama Batuan

Kerentanan magnet Batuan (10-6 cgs)

1 W-4 268841 9615159 Filit 01,00,01,00

2 W- 3 269095 9615164 Filit 00,02,00

3 W-25B Filit 00,00,00

4 W-44 Filit 00,02,00

5 W-6 268510 9617376 Kwarsa 00,00,00

6 W-1 268504 9613731 Lempung 00,00,00

7 C-3250 262542 9613932 Lempung 00,01,00,01

8 D-4000 264113 9614141 Skiss 02,02

9 C-4000 263157 9613498 Skiss/Filit 02,02,02,02

10 A-3000 261701 9612954 Kwarsa 02,01,01,01

11 B-3000 261561 9614016 Filit 01,01,01

.

Page 10: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Peta Pengukuran Gravity dan

Gambar 3. Peta lokasi titik pengukuran gaya berat dan geomagnet di daerah Wapsalit

ANALISIS DENSITAS BATUAN CARA PARASNIS

y = 2.473x + 55.44

0102030405060708090

100

0 5 10 15(0.01277h - Terrain)

(gO

bs -

gN +

0.0

94h)

Series1Linear (Series1)

Gambar 4. Hasil Analisa Densitas Batuan Cara Parasnis dari

Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Page 11: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Grandeng

Waeleman

Waelo

Resun

Bangkarua

Abun

Wametar

Mokiniakin

Wapsalit

258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN

9609000 mN

9610000 mN

9611000 mN

9612000 mN

9613000 mN

9614000 mN

9615000 mN

9616000 mN

9617000 mN

9618000 mN

9619000 mN

9620000 mN

BASER1

R2

B5000B4750

B4500B4250

B4000B3750

B3500B3250

B3000B3000AB2750B2500

B2250B2000

BASEBASE

R3

R4

R5

R6

R7

R8

R9R10A

B5250B5500

B5750B6000

B6250B6500

B6750B7000

C5000C4750

C4500C4250

BASEBASE

C4000C3750

C3500C3250

C3000C2750

C2500C2250

C2000

BASEBASE

A4000A3750

A3500A3250

A3000A2750

A2500A2250

A2000

BASEBASE

A4250A4500

A4750A5000

A5200

C5250C5500

C5750C6000

D5450D5250

D5000D4750

D4500

BASEBASE

D4250D4000

D3750D3500

D3250D3000

D2750D2500

D2250D2000

BASEBASE

E7000E6750

E6500E6250

E6000E5750

E5500E5250

E5000E4750

E4500E4250

E4000E3750

E3500E3250

E3000E2750

BASEBASE

F5500F5250

F5000F4750

F4500F4250

F4000F3750

F3500F3250

F3000F2750

F2500F2250

F2000F1750

F1500

G1500G1800

G2000

BASEBASE

G5500G5250

G5000G4750

G4500G4250

G4000G3750

G3500G3250

G3000G2750

G2500G2250

BASEBASE

R11

R10

W6

W8

W10

RC12RC14

RC16

RC17S3S5S8S10

S6

BASEBASE

Y1

Y3

Y5

Y7

Y9

Y11

Y13

Y15

Y17

Y19Y21

Y23Y25

Y27

Y29

Y31RC2

RC5

RC9

RC7

BASE

PETA REGIONAL DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KEC.WAEAPO

KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

0 1000 2000 3000METER

DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S

Kontur topo selang 25 mt

Daerah Perkampungan

Jalan Raya

Sungai dan anak sungai

Mata air panas

Sesar

A B Garis Penampang

KETERANGAN

126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'

-4º00'

-3º30'

-3º00'

-2º30'

AMBON

Piru

Kabau

Kairatu

KawaLasahata

Lima

Lisabata

SawaiWamlana

Kohol

Hata Wanu

Kayoli

Leksula

Wakatin

Bara

Fogi

Tifu

Walfia

Wamulan

MASOHINAMLEA

SAPARUA

AMAHAI

KAKU REMAT

KAKU DATE

KAKU NIPARAPOON

KAKU GHEHAN

G. BATUPUTIH

KAKU MAHU

Lokasi Penyelidikan

Peta Indeks

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Gambar 5. Peta Anomali Regional Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Page 12: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30

-3º32'30

-3º31'30

-3º30'30

-3º29'30

-3º28'30

-3º27'30

-3º26'30Grandeng

Waeleman

Waelo

Resun

Bangkarua

Abun

Wametar

Mokiniakin

Wapsalit

258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN

9609000 mN

9610000 mN

9611000 mN

9612000 mN

9613000 mN

9614000 mN

9615000 mN

9616000 mN

9617000 mN

9618000 mN

9619000 mN

9620000 mN

BASER1

R2

B5000B4750

B4500B4250

B4000B3750

B3500B3250

B3000B3000AB2750B2500

B2250B2000

BASEBASE

R3

R4

R5

R6

R7

R8

R9R10A

B5250B5500

B5750B6000

B6250B6500

B6750B7000

C5000C4750

C4500C4250

BASEBASE

C4000C3750

C3500C3250

C3000C2750

C2500C2250

C2000

BASEBASE

A4000A3750

A3500A3250

A3000A2750

A2500A2250

A2000

BASEBASE

A4250A4500

A4750A5000

A5200

C5250C5500

C5750C6000

D5450D5250

D5000D4750

D4500

BASEBASE

D4250D4000

D3750D3500

D3250D3000

D2750D2500

D2250D2000

BASEBASE

E7000E6750

E6500E6250

E6000E5750

E5500E5250

E5000E4750

E4500E4250

E4000E3750

E3500E3250

E3000E2750

BASEBASE

F5500F5250

F5000F4750

F4500F4250

F4000F3750

F3500F3250

F3000F2750

F2500F2250

F2000F1750

F1500

G1500G1800

G2000

BASEBASE

G5500G5250

G5000G4750

G4500G4250

G4000G3750

G3500G3250

G3000G2750

G2500G2250

BASEBASE

R11

R10

W6

W8

W10

RC12RC14

RC16

RC17S3S5S8S10

S6

BASEBASE

Y1

Y3

Y5

Y7

Y9

Y11

Y13

Y15

Y17

Y19Y21

Y23Y25

Y27

Y29

Y31RC2

RC5

RC9

RC7

BASE

PETA BOUGUERDAERAH PANAS BUMI WAPSALIT

KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

0 1000 2000 3000METER

DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S

KETERANGAN:

Kontur topo selang 25 mt

Daerah Perkampungan

Jalan Raya

Sungai dan anak sungai

Mata air panas

Sesar

A B Garis Penampang

126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'

-4º00'

-3º30'

-3º00'

-2º30'

AMBON

Piru

Kabau

Kairatu

KawaLasahata

Lima

Lisabata

SawaiWamlana

Kohol

Hata Wanu

Kayoli

Leksula

Wakatin

Bara

Fogi

Tifu

Walfia

Wamulan

MASOHINAMLEA

SAPARUA

AMAHAI

KAKU REMATKAKU DATE

KAKU NIPARAPOON

KAKU GHEHAN

G. BATUPUTIH

KAKU MAHU

Lokasi Penyelidikan

Peta Indeks

46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

Gambar 6. Peta Anomali Bouguer Daerah Panas Bumi Wapsalit,

Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku

Page 13: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30

-3º28'30

-3º27'30

-3º26'30

-3º32'30

-3º31'30

-3º30'30

-3º29'30Waeleman

Waelo

Grandeng

Resun

Bangkarua

Abun

Mokiniakin

96

96

96

96

96

96

96

9615000 mN

9616000 mN

9617000 mN

9618000 mN

9619000 mN

9620000 mN

Wametar

Wapsalit

258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE08000 mN

09000 mN

10000 mN

11000 mN

12000 mN

13000 mN

14000 mN

BASER1

R2

B5000B4750

B4500B4250

B4000B3750

B3500B3250

B3000B3000AB2750B2500

B2250B2000

BASEBASE

R3

R4

R5

R6

R7

R8

R9R10A

B5250B5500

B5750B6000

B6250B6500

B6750B7000

C5000C4750

C4500C4250

BASEBASE

C4000C3750

C3500C3250

C3000C2750

C2500C2250

C2000

BASEBASE

A4000A3750

A3500A3250

A3000A2750

A2500A2250

A2000

BASEBASE

A4250A4500

A4750A5000

A5200

C5250C5500

C5750C6000

D5450D5250

D5000D4750

D4500

BASEBASE

D4250D4000

D3750D3500

D3250D3000

D2750D2500

D2250D2000

BASEBASE

E7000E6750

E6500E6250

E6000E5750

E5500E5250

E5000E4750

E4500E4250

E4000E3750

E3500E3250

E3000E2750

BASEBASE

F5500F5250

F5000F4750

F4500F4250

F4000F3750

F3500F3250

F3000F2750

F2500F2250

F2000F1750

F1500

G1500G1800

G2000

BASEBASE

G5500G5250

G5000G4750

G4500G4250

G4000G3750

G3500G3250

G3000G2750

G2500G2250

BASEBASE

R11

R10

W6

W8

W10

RC12RC14

RC16

RC17S3S5S8S10

S6

BASEBASE

Y1

Y3

Y5

Y7

Y9

Y11

Y13

Y15

Y17

Y19Y21

Y23Y25

Y27

Y29

Y31RC2

RC5

RC9

RC7

BASE

PETA RESIDUAL ORDE 2DAERAH PANAS BUMI WAPSALIT, KEC.WAEAPO

KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

0 1000 2000 3000METER

DATUM HORIZONTAL WGS 84PROYEKSI PETA UTM ZONA 51. S

Kontur topo selang 25 mt

Daerah Perkampungan

Jalan Raya

Sungai dan anak sungai

Mata air panas

Sesar

A B Garis Penampang

KETERANGAN

126º00 126º30' 127º00'

-4º00'

-3º30'

-3º00'

-2º30'

127º30' 128º00' 128º30' 129º00'

AMBON

Piru

Kabau

Kairatu

KawaLasahata

Lima

Lisabata

Sawai

MASOHI

SAPARUA

AMAHAI

Wamlana

Kohol

Hata Wanu

Kayoli

Leksula

Wakatin

Bara

Fogi

Tifu

Walfia

Wamulan

NAMLEA

KAKU REMKAKU DATE

KAKU NIPARAPOON

KAKU GHEHANKAKU MAHU

AT

G. BATUPUTIH

Lokasi Penyelidikan

Peta Indeks

-3 -2 -1 0 1 2 3 4

F1

F2

F3

A B

F0

F4

F5

Gambar 7. Peta Anomali Sisa Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Page 14: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 8. Model 2.5 D Gaya Berat Penampang A – B Daerah Panas Bumi Wapsalit, Kec. Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.

A.P. WAPSALIT A.P. METARA BA.P. WAPSALIT A.P. METARA B

Page 15: PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAN GEOMAGNET DI DAERAH …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium 2007/PANASBUMI/Penyelidikan Gaya...WAPSALIT, KABUPATEN BURU, PROPINSI MALUKU Eddy Sumardi, Yuano

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

250300 50

250

100

150

50

50100

150 50

250

200

300

150

50

100

15020

0250

300

350

50

50100

150

200

250150

200

150

150

200

250

100

150

200250300

350

400

450

450

200

250

300

350

150200250300350400

450

400

350

450

450

400

350

300

300

250200

200

250

250

200200

200

50

50

100

100 5050

50

100

100

5050

50

50

Grandeng

Waeleman

Waelo

Resun

Bangkarua

Abun

WaemetarMokiniakin

Wapsalit

Waeplan

Waetina

Debu

Metar

Lele

258000 mE 259000 mE 260000 mE 261000 mE 262000 mE 263000 mE 264000 mE 265000 mE 266000 mE 267000 mE 268000 mE 269000 mE 270000 mE 271000 mE9608000 mN

9609000 mN

9610000 mN

9611000 mN

9612000 mN

9613000 mN

9614000 mN

9615000 mN

9616000 mN

9617000 mN

9618000 mN

9619000 mN

9620000 mN

Waemlaha

Waekedang

126º49'30 126º50'30 126º51'30 126º52'30 126º53'30 126º54'30 126º55'30

-3º32'30

-3º31'30

-3º30'30

-3º29'30

-3º28'30

-3º27'30

-3º26'30

A 2000A 2250

A 2500A 2750

A 3000A 3250

A 3500A 3750A3800

A 4000A 4250

A 4500A 4750

A 5000A 5200

B 2000B 2250B2350

B 2500B2600B 2750B2900B 3000

B3100B 3250B3350

B 3500B3600B 3750B3850

B 4000B4100B 4250B4350

B 4500B4600B 4750

B4900B 5000B 5250

B 5500B 5750

B 6000B 6250

B 6500B 6750

B 7000

C 2000C 2250

C 2500C 2750

C 3000C 3250

C 3500C 3750

C 3900C 4000C 4250

C 4500C 4750

C 5000C 5250

C 5500C 5750

C 6000

D 2000D 2250D 2500

D 2750D 3000

D 3250D 3500

D3650D3750

D3900D 4000D4100D 4250

D4400D 4500D 4750

D 5000D 5250

D 5450

E 2750E 3000

E 3250E 3500

E 3750E 4000

E 4250E 4500

E 4750E 5000

E 5250E 5500

E 5750E 6000

E 6250E 6500

E 6750E 7000

F 1500F 1750

F 2000F 2250

F 2500F 2750

F 3000F 3250

F 3500F 3750

F 4000F 4250

F 4500F 4750

F 5000F 5250

F 5500

G 1500G 1750

G 2000G 2250

G 2500

G 2750G 3000

G 3250G 3500

G 3750G 4000

G 4250G 4500

G 4750G 5000

G 5250G 5500

Y2Y3

Y4

Y5Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y12W3S22W4Y11

Y12FC6FC7

Y13

Y14

Y15

Y16S17W1

S18W2

Y17

Y18

Y19Y20

Y21FC1

RC8

RC9

Y22

Y23Y24Y25

Y26

Y27

Y28

Y29

Y30

Y31

Y32

RC2RC3

RC4RC5

RC6RC7

Y1

R10

R11

W5 W6

W7

W8

W10

W9

RC11RC12RC13RC14

RC15RC16

RC17S3

S4S5S7S8S9S10S11

S6

S2

S1

R3

R4

R5

R6

R7

R8

R9R10

R1

R2

PETA ANOMALI MAGNET TOTALDAERAH PANAS BUMI WAESALIT

DESA LELE, KECAMATAN WAEAPO KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

Titik pengukuran

Mata air panas

Kontur ketinggian selang 50 meter

Jalan raya

Jalan desa / jalan setapak

Sungai

A 3000

Datum Horizontal WGS 84Proyeksi Peta UTM Zona 52 S

U

meter

KETERANGAN

0 1000 2000 3000

-1600

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

0

100

Struktur

126º00 126º30' 127º00' 127º30' 128º00' 128º30' 129º00'

-4º00'

-3º30'

-3º00'

-2º30'

AMBON

Piru

Kabau

Kairatu

KawaLasahata

Lima

Lisabata

SawaiWamlana

Kohol

Hata Wanu

Kayoli

Leksula

Wakatin

Bara

Fogi

Tifu

Walfia

Wamulan

MASOHINAMLEA

SAPARUA

AMAHAI

KAKU REMAT

KAKU DATE

KAKU NIPARAPOON

KAKU GHEHAN

G. BATUPUTIH

KAKU MAHU

Lokasi Penyelidikan

Peta Indeks

Kontur anomali magnet

Gambar 9. Peta anomali magnet total Daerah Wapsalit P. Buru