16
Penyempurnaan Pola Karier PNS di Kementerian Hukum & HAM Disampaikan pada FGD dengan Wamenkumham dan Sekretaris Jenderal Kemenkumham Lembaga Administrasi Negara RI 15 Januari 2013

Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disampaikan pada FGD dengan Wamenkumham dan Sekretaris Jenderal Kemenkumham Lembaga Administrasi Negara RI 15 Januari 2013

Citation preview

Page 1: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Penyempurnaan Pola Karier PNS

di Kementerian Hukum & HAM

Disampaikan pada FGD dengan Wamenkumham dan Sekretaris Jenderal Kemenkumham

Lembaga Administrasi Negara RI15 Januari 2013

Page 2: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Manajemen SDM

Aparatur (PNS)

SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable,

profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.

HOW?

Manajemen PNS

1. Perencanaan,

2. Rekrutmen,

3. Seleksi,

4. Penempatan,

5. Promosi & Mutasi,

6. Disiplin,

7. Penilaian Kinerja,

8. Diklat,

9. Pensiun.

Pola Karier

Page 3: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Pola Karier PNS

Pasal 12 ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 :

Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), diperlukan PNS yang profesional, bertanggungjawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem

prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Amanat UU Nomor 43 tahun 1999 tersebut ditindaklanjuti dengan PP Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural.

Dalam Pasal 12 PP Nomor 13 Tahun 2002 menyatakan bahwa untuk menjamin kepastian arah pengembangan karier, ditetapkan pola dasar karier dengan Keputusan Presiden.

Page 4: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Pola Karier PNS

Pola karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi serta masa jabatan seseorang PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun. (Pasal 1 (9) PP Nomor 13 Tahun 2002).

Tujuan pola dasar karier ini adalah untuk memberikan pedoman bagi Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah untuk menyusun pola karier PNS di lingkungan instansi masing-masing.

Page 5: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Tantangan Pola Karier PNS

Belum ada pola dasar karier sebagai panduan.

Belum diterimanya profesionalisme, kompetensi, dan merit system dalam penyusunan pola karier PNS.

Pola karier masih fokus pada senioritas (DUK).

Pola karier dipandang terpisah dari sistem pengelolaan pegawai (MSDM).

Pola karier justeru dipandang sebagai hambatan atau pembatas dalam upaya pengembangan pegawai.

Masing-masing pemangku kepentingan di K/L/Pemda mempunyai pandangan/persepsi yang berbeda-beda terkait pola karier pegawai.

Page 6: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Pola Karier PNS

JALUR STRUKTURAL

ORIENTASI REKRUTMEN

JALUR FUNGSIONAL TERTENTU

JALUR FUNGSIONAL UMUM

GOL I

GOL II

GOL IV

GOL III

PENSIUN

ESELON IV

ESELON II

ESELON III

PERTAMA

MUDA

UTAMA

MADYA

ESELON I

Keterangan : : jalur langsung : jalur zig zag

Page 7: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Pola Karier PNS

Semua PNS mengawali kariernya di jalur fungsional umum.

Setelah masa kerja tertentu dan memperoleh sertifikasi jabatan fungsional tertentu PNS dapat masuk ke jalur fungsional tertentu.

Bagi PNS yang mempunyai potensi dan kompetensi manajerial dan leadership dan dipercaya oleh pimpinan untuk memimpin suatu unit kerja maka masuk ke jalur struktural.

Ada 3 pola perpindahan, pola vertikal (promosi), pola horizontal (mutasi) dan pola zig zag (lintas JF-JS).

Pola zig zag bisa dilakukan selama ada kesesuaian potensi dan kompetensi untuk masing-masing jabatan.

Pola zig zag harus dimulai dari jenjang awal (fungsional pertama atau eselon IV atau V) tidak bisa dari tengah atau puncak (tidak ada penyetaraan).

Pejabat fungsional tertentu di jenjang madya harus tetap profesional di jalur fungsional. Sementara untuk pejabat struktural eselon III tetap di jalur struktural kecuali sudah mempunyai sertifikasi fungsional bisa pindah ke jalur fungsional.

Page 8: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Aspek Kompetensi Dalam

Pola Karier

Standar Kompetensi

KS

A

KompetensiSaat Ini

KS

A

Gap Kompetensi

PengembanganKompetensi

PegawaiDiklat

Non Diklat

Page 9: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Pengemb. Kompete

nsi Pegawai

Pengembangan kompetensi pegawai (diklat maupun non diklat) pada prinsipnya adalah untuk menutup gap kompetensi.

Gap kompetensi muncul karena adanya ketidaksesuaian antara standar kompetensi jabatan dengan kompetensi nyata yang dimiliki pegawai.

Pengembangan kompetensi pegawai harus mengikuti alur atau pola karier pegawai supaya efektif dalam mengisi gap kompetensi masing-masing jabatan.

Page 10: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Jenis & Level

Kompetensi

1. Jabatan Struktural : kompetensi dasarnya Manajerial & Leadership.

2. Jabatan Fungsional Umum & Tertentu : kompetensi dasarnya Fungsional & Teknis.

JS

Es IV

Es III

Es II

Es I

Functional/Technical Competencies

Man

ag

eri

al/

Lead

ers

hip

Com

pete

ncie

s

Level Penguasaan Kompetensi JS

Page 11: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Aspek Diklat Dalam Pola

Karier

CPNSDiklat Prajabatan

Diklat Sertifikasi JF,Diklatpim

Diklatpim

Diklat teknis/fungsional,Diklatpim

Profesional di jalurnyaatau zig zag

PNS(umum)

Fungsional

Struktural

Page 12: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Struktur Organisa

siKemen

KumHAM

Page 13: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Komplek-sitas

Organisasi Kemen KumHAM

1. Struktur kelembagaan yg “gemuk” • 6 Ditjen, 3 Badan, 1 Setjen, 1 Itjen, 33

Kanwil• Eselonisasi : I a & b; II a & b; III a & b; IV a

& b; V a & b (?) “Pelambatan” dalam mencapai puncak

karier; Mutlak perlu disediakan 2 jalur: fast-track

dan normal track.

2. Besarnya jumlah pegawai dan proporsi distribusi antar unit Eselon I Fenomena bottleneck

3. Karakter dan tugas unique/khas dari setiap Unit Eselon I (eg. Imigrasi – Pemasyarakatan) Pola tertutup atau terbuka? Perumpunan tugas/lembaga/karir?

Page 14: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Existing Condition

Pola Karier

Kement KumHAM

Peraturan MenkumHAM No. M.3819.KP.04.15/2006 tentang Pola Karier PNS

Dep. KumHAM Tahun 2006.

1. Belum dapat memberikan gambaran secara jelas bagaimana sistem karir yang akan dibangun di Kementerian Hukum dan HAM.

2. Substansi pedoman pola karir yang ada lebih banyak mengatur tentang persyaratan jabatan.

3. Mekanisme perpindahan jabatan/karir (vertikal, horizontal, zig zag) belum diatur secara detil.

4. Sebagai Kementerian dengan struktur organisasi dan jumlah pegawai yang besar, pola mobilitas pegawai harus lebih luas, ini tampaknya belum diatur dalam pedoman .

5. Pedoman pola karier perlu dilengkapi dengan substansi :a) Pola dasar karir PNS Kemenkumham yang akan

memberikan gambaran peta perjalanan karir mulai CPNS sampai pensiun sesuai dengan pangkat, jabatan, pendidikan, usia dan masa kerja.

b) Scoring (penilaian) terhadap PNS yang akan diangkat menjadi pejabat struktural yang berdasarkan unsur-unsur : pangkat, pendidikan (ijasah), DUK, dan unsur lain yang relevan.

c) Perlu disusun gambar alur karir PNS guna melengkapi sistem karir yang akan disusun.

Page 15: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Penutup

1. Dengan adanya pola karier akan membantu PNS untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan memaksimalkan kontribusinya pada organisasi,

2. Bagi organisasi dapat memaksimalkan kompetensi yang dimiliki pegawai sesuai kebutuhan nyata organisasi,

3. Dengan adanya analisis kebutuhan diklat dapat menghemat biaya pengembangan pegawai karena hanya mereka yang memiliki competency gap yang mengikuti diklat (teknis/manajerial),

4. Kegiatan diklat yang diselenggarakan mencerminkan kebutuhan nyata pegawai dan organisasi,

5. Adanya pola karier yang jelas akan mendorong terwujudnya merit system. Artinya, pegawai yang memiliki kompetensi, potensi dan kinerja yang baik yang akan mencapai karier puncak,

6. Mendorong adanya kompetisi sehat antar pegawai dalam meningkatkan kompetensi dan mencapai karier puncak sehingga profesionalisme pegawai dapat terwujud,

7. Untuk implementasinya perlu instrumen pendukung (misalnya informasi jabatan yang jelas, penilaian kinerja dengan penerapan reward and punishment system, pola karier yang jelas, dsb).

Page 16: Penyempurnaan Pola Karier PNSdi Kementerian Hukum & HAM

Terima Kasih