12
JURNAL TEKNIK SIPIL Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 177 PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (Studi Kasus Pada Area Long Beach Pakuwon City-Surabaya) Muhammad Amin Fahmi 1 , Dandung Novianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang email:[email protected] Abstract The improvement project was carried out within 30 work days with the project price of IDR 551.439.500,-. In the project management a project planning is in need a carry out the project on time at precise cost and quality. The data needed in this arrangement of project planning were contract documents, list of work force cost, equipment and materials used. Work scheduling and cost arrangement for the project was done with benefit of Microsoft Project Program. The writer discusses the determination of project site layout, traffic management, implementation method, project time schedule, project cost planning, project quality management planning as well as K3 program planning. From the calculating result, the writer summed that the total cost was Rp. 270.950.000.-. When this sum compared to the previous project cost planning was Rp. 551.439.500,- we can difference as much as Rp. 280.489.500.-. In order to assure the working quality, material testing was conducted in laboratory so that the material mounted matched the technical qualifications as well as the use if correct implementation method. To avoid work accident, every worker must use the Self Protection Device and work carefully by the correct working procedures. Keywords : vertical drain, soft clay, project planning, 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan proyek konstruksi suatu bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen proyek tertentu. Tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari besar biaya yang efisien, waktu yang singkat dan tepatnya kualitas produk yang dicapai. Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama karena menyangkut jumlah investasi yang besar yang harus ditanamkan oleh kontraktor yang rentan terhadap resiko kegagalan. Konstruksi secara umum diterjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan, jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur, (Djatmika, 2005). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan kebutuhan akan tempat hunian menjadi sangat mendesak, masalah ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang baik untuk menunjang keterlangsungannya. Oleh karena itu kita dituntut untuk menyelesaikan masalah ini. Dan salah satu caranya adalah memanfaatkan daerah yang memiliki karakteristik tanah kurang baik menjadi alternatif yang dapat digunakan tentunya dengan memperbaiki terlebih dahulu kondisi tanahnya. Seperti yang kita ketahui daerah tambak adalah daerah yang muka air tanahnya diatas permukaan tanah, sehingga kondisi tanahnya pun banyak mengandung air. Bila lapisan tanah mengalami beban diatasnya, maka air pori akan mengalir keluar dari lapisan tersebut dan volumenya akan berkurang atau dengan kata lain akan mengalami konsolidasi (Mochtar, 2000) Penurunan pada suatu bangunan disebabkan oleh beban yang disalurkan melalui pondasi ke lapisan tanah di bawahnya melampaui daya dukung tanah sehingga tanah mengalami pemampatan atau kelongsoran. Proses pemampatan ini memang tidak bisa dihilangkan sama sekali, meskipun demikian

PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 177

PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAIN

(Studi Kasus Pada Area Long Beach Pakuwon City-Surabaya)

Muhammad Amin Fahmi1, Dandung Novianto

2

1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

email:[email protected]

Abstract

The improvement project was carried out within 30 work days with the project price of IDR 551.439.500,-. In

the project management a project planning is in need a carry out the project on time at precise cost and quality. The

data needed in this arrangement of project planning were contract documents, list of work force cost, equipment

and materials used. Work scheduling and cost arrangement for the project was done with benefit of Microsoft

Project Program. The writer discusses the determination of project site layout, traffic management, implementation

method, project time schedule, project cost planning, project quality management planning as well as K3 program

planning. From the calculating result, the writer summed that the total cost was Rp. 270.950.000.-. When this sum

compared to the previous project cost planning was Rp. 551.439.500,- we can difference as much as Rp.

280.489.500.-. In order to assure the working quality, material testing was conducted in laboratory so that the

material mounted matched the technical qualifications as well as the use if correct implementation method. To avoid

work accident, every worker must use the Self Protection Device and work carefully by the correct working

procedures.

Keywords : vertical drain, soft clay, project planning,

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan proyek konstruksi suatu bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen

proyek tertentu. Tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari besar biaya yang efisien, waktu yang

singkat dan tepatnya kualitas produk yang dicapai. Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya

merupakan bahan pertimbangan utama karena menyangkut jumlah investasi yang besar yang harus

ditanamkan oleh kontraktor yang rentan terhadap resiko kegagalan.

Konstruksi secara umum diterjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan,

jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur,

(Djatmika, 2005). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk

mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan

pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam

jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk

dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan kebutuhan akan tempat hunian

menjadi sangat mendesak, masalah ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang baik untuk

menunjang keterlangsungannya.

Oleh karena itu kita dituntut untuk menyelesaikan masalah ini. Dan salah satu caranya adalah

memanfaatkan daerah yang memiliki karakteristik tanah kurang baik menjadi alternatif yang dapat

digunakan tentunya dengan memperbaiki terlebih dahulu kondisi tanahnya.

Seperti yang kita ketahui daerah tambak adalah daerah yang muka air tanahnya diatas permukaan

tanah, sehingga kondisi tanahnya pun banyak mengandung air. Bila lapisan tanah mengalami beban

diatasnya, maka air pori akan mengalir keluar dari lapisan tersebut dan volumenya akan berkurang atau

dengan kata lain akan mengalami konsolidasi (Mochtar, 2000)

Penurunan pada suatu bangunan disebabkan oleh beban yang disalurkan melalui pondasi ke lapisan

tanah di bawahnya melampaui daya dukung tanah sehingga tanah mengalami pemampatan atau

kelongsoran. Proses pemampatan ini memang tidak bisa dihilangkan sama sekali, meskipun demikian

Page 2: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 178

dalam perencanaan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga penurunan yang akan terjadi nantinya

tidak lebih dari yang diperbolehkan.

Sebagai respon positif dalam rangka mencegah / mengantisiapasi terjadinya masalah-masalah dari

segi waktu, biaya, dan mutu pada pekerjaan proyek tersebut, maka disusun perencanaan proyek yang

memiliki manfaat antara lain, mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan,

menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan, membantu penggunaan tenaga

kerja, uang dan sumber daya lainnya.

Tujuan dari perencanaan ini adalah:

1. Menentukan site layout proyek sehingga lingkup kerja yang ada di lokasi proyek dapat digunakan

secara optimal.

2. Menentukan jalur lalu lintas disekitar proyek (traffic management) pada saat pelaksanaan proyek.

3. Menyusun metode pelaksanaan proyek.

4. Menentukan jadwal pelaksanaan proyek.

5. Menyusun rencana pengendalian mutu (quality plan) proyek.

6. Mengetahui besaran biaya yang diperlukan pada proyek perbaikan tanah ini.

7. Menyusun program K3 (safety plan) proyek.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Proyek adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan tertentu dan membuahkan hasil dalam suatu jangka tertentu dengan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia. Dalam pengertian lain, proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka

waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula, seperti menurut Seutji Lestari (1990 dalam hermiati,

2007), bahwa sistem manajemen proyek adalah bagaimana menghimpun dan mengelola masukan (input)

yang bersumberdaya (tenaga, manusia, dana, waktu, teknologi, bahan, peralatan dan manajemen) untuk

menghasilkan keluaran/hasil proyek (output) yang telah ditentukan untuk mencapai suatu tujuan proyek

yang mendukung suatu program dalam suatu jangka waktu batas tertentu.

Secara sistematis fungsi manajemen adalah menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien untuk itu perlu di terapkan fungsi-fungsi dalam manajemen itu sendiri seperti Planning,

Organizing, Actuating dan Controlling, dengan demikian dapat dicapai tujuan proyek yang optimal.

Dalam melakukan Planning (Perencanaan) perlu di perhatikan beberapa faktor antara lain, waktu

pelaksanaan, waktu pemesanan, waktu pemasukan material, alat, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja,

metode/teknik pelaksanaan dan sebagainya. Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan proyek sesuai

dengan rencana yang telah di tetapkan dengan selalu mengadakan Organizing yaitu pengarahan. Setelah

itu dilaksanakan pula evaluasi atau koreksi-koreksi terhadap hasil pelaksanaan yang ada (Actuating).

Terakhir adalah Controlling yaitu memonitoring, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan proyek

tersebut sehingga berjalan sesuai dengan schedule yang ada dan optimal. Dengan konsep ini peran

manager proyek konstruksi sangat besar dalam menentukan keberhasilan proyek dari segi waktu, biaya,

mutu, keamanan dan kenyamanan yang optimal sehingga dari sisi ini dapat berkembang perusahaan yang

bergerak di bidang manajemen konstruksi yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh owner

secara profesional.

Syarat tercapaianya optimalisasi nilai keuntungan pada suatu proyek konstruksi adalah penyedia

jasa sebagai pelaksana proyek dapat melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Dimana

efisiensi merupakan kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya (masukan), sedangkan

efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai. Efisien dalam proyek konstruksi

diartikan sebagai kemampuan pelaksana proyek dalam mengevaluasi dan menyusun rencana investasi

dengan prinsip kehati-hatian dan ekonomis. Sedangkan efektif disini diartikan sebagai kemampuan

mengevaluasi pelaksanaan proyek untuk menentukan solusi teknis seperti pilihan peralatan yang sesuai

dengan kebutuhan lapangan sehingga pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan sesuai jadwal dengan hasil

yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Secara prinsip tujuan evaluasi proyek adalah terjadinya

perbaikan dalam penilaian investasi (Kadariah, et al,1988 dalam djatmika, dkk, 2005).

Page 3: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 179

3. METODE PERENCANAAN

3.1. Lokasi

Lokasi dari proyek perbaikan tanah lunak dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) ini berada

dalam kompleks Kota Mandiri perumahan Pakuwon City– Surabaya (Dekat dengan Kampus ITS),

tepatnya di area Long Beach.

3.2. Data yang Diperlukan

Data proyek, yaitu data yang diperoleh langsung dengan berbagai pihak yag terkait, seperti data

tentang kondisi fisik lapangan, data-data penting proyek (lingkup area kerja, tujuan proyek, struktur

organisasi proyek), dokumen kontrak yang berisikan ketentuan umum dan khusus kontrak, Rencana

Anggaran Biaya (RAB), analisa harga satuan pekerjaan, harga dasar upah dan material, jadwal

pelaksanaaan, gambar kerja, spesifikasi teknis, foto visual proyek (0%), dan lain-lain.

3.3. Tahapan Pembahasan

Tahapan yang direncanakan dalam penulisan ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1. Identifikasi masalah dan tujuan penulisan

Identifikasi masalah dan tujuan penulisan sebagaimana diuraikan pada bab pendahuluan.

2. Studi pendahuluan mengenai faktor-faktor yang menentukan proporsi sumber daya

Untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor ketepatan proporsi sumber daya, maka dilakukan kajian

terhadap teori-teori dan literatur. Selain dari literatur, studi pendahuluan juga dilakukan dengan

mewawancarai pihak yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi (kontraktor).

3. Mengidentifikasi tipe sumber daya yang akan ditulis

Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa sumber daya proyek terdiri dari SDM,

sumber daya material, dan sumber daya peralatan. Dimana dari masing-masing sumber daya tersebut

dilakukan pengelompokkan berdasarkan jenis dan tipe yang terdapat di proyek konstruksi sesuai

dengan studi literatur.

4. Pengumpulan Data

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan data sekunder berupa

dokumen laporan proyek konstruksi.

5. Pengolahan data

Setelah memperoleh data dilapangan, kemudian dilakukan perhitungan alokasi sumberdaya secara

deskriptif untuk mengetahui rata-rata alokasi biaya untuk kebutuhan sumber daya proyek.

6. Analisis data

Hasil pengolahan data yang dihasilkan pada butir (5) kemudian dianalisis dan dikaji lebih lanjut.

Penggolongan faktor-faktor penentu pemilihan sumber daya berdasarkan penggolongan sumber daya

ini, kemudian dikaji untuk memodelkan proporsi sumberdaya.

3.4. Tahap Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh tersebut diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut: 1. Pengaturan Site layout

Pengaturan site layout ini adalah untuk mengatur penempatan bangunan-bangunan sementara yang

menunjang pelaksanaan proyek, seperti gudang, barak pekerja, material, dan alat-alat berat yang

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengaturan tata letak ini disesuaikan dengan area kerja dan

kondisi lapangan. Data-data yang diperoleh adalah data-data kondisi area kerja dan batas-batas

wilayah kerja.

2. Pengaturan jalur lalu lintas disekitar proyek (traffic management)

Lokasi pekerjaan terdapat di dalam area perumahan dimana lalu lintas tidak begitu padat. Akan tetapi

pengaturan lalu lintas (traffic management) tetap diperlukan agar selama pelaksanaan pekerjaan lalu

lintas disekitar proyek tidak terganggu. Data yang diperoleh adalah jalur-jalur lalu lintas yang

Page 4: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 180

berdekatan dengan proyek dan jalur alternative yang bisa digunakan untuk pengalihan lalu lintas

sementara.

3. Penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan

Setelah sequnce of work di buat selanjutnya dibuat metode pelaksanaan pekerjaan. Dengan metode

pelaksanaan ini, akan memberikan gambaran mengenai bagaiman proyek itu dimulai sampai dengan

proyek tersebut selesai.

4. Penyusunan jadwal pelaksanaan (Penyusunan item pekerjaan dan Sequnce of work)

Data yang diperlukan untuk menyusun jadwal pelaksanaan adalah kontrak kerja untuk mengetahui

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal mulai dan akhir pekerjaan. Data yang lain adalah RAB,

analisa harga satuan pekerjaan, sequnce of work dan daftar peralatan dari data terseburt akan diperoleh

informasi tentang item pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan pada pelaksanaan proyek. Untuk

menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut maka terlebih dahulu dihitung produktifitas

pekerjaan perharinya. Hal ini untuk mengetahui durasi per item pekerjaan dengan volume yang ada.

5. Penyusunan quality plan Pedoman untuk menyusun quality plan ini adalah gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada.

Pemastian mutu pekerjaan ini dimulai dari pemeriksaan material yang akan digunakan, kapasitas dan

kondisi peralatan, ketrampilan dan keahlian tenaga kerja yang digunakan serta metode kerja yang

tepat.

6. Penyusunan jadwal kebutuhan sumber daya

Setelah durasi pekerjaan dihitung, selanjutnya dihitung jumlah kebutuhan sumber daya yang akan

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut serta kebutuhan perharinya.

Kebutuhan perhari =

7. Penyusunan safety plan

Penyusunan safety plan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan proyek tersebut dapat terhindar dari

kecelakaan kerja, sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat dan aman, selain itu, safety plan ini juga

diuraikan metode-metode tanggap darurat yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.

Page 5: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 181

3.5. Diagram Alir Perencanaan

Gambar 1. Diagram Alir Pembahasan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rencana Tata Letak (Site Layout) dan Traffic Management

Rencana tata letak (Site Layout) bertujuan untuk mengefisienkan lahan pada sekitar/ dekat area

lokasi untuk pengaturan tata letak peralatan, direksi keet, gudang, dan kemudahan jangkauan bagi pekerja

dan alat. Dengan adanya perencanaan Site Layout ini maka ruang kerja dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya.

Pengaturan untuk alat-alat berat juga perlu direncanakan, hal ini dimaksudkan agar pergerakan alat

berat efektif serta tidak mengganggu aktifitas yang lain. Adapun alat berat yang digunakan pada proyek

ini adalah Crawler Crane. Crawler Crane diperlukan pada saat pekerjaan pemancangan material

Prefabricated Vertical Drain (PVD). Karena pada proyek ini masih pada tahap perbaikan tanah dan tidak

ada aktifitas pekerjaan yang lain maka untuk tata letak peralatan konstruksi tidak begitu penting.

Peralatan konstruksi dapat bermanufer dengan bebas.

Pengumpulan Data

Study Literatur

Mulai

Data Primer:

Wawancara langsung

Pengamatan langsung

Data Sekunder:

Dokumen kontrak

Spesifikasi teknis

Laporan proyek

Pembahasan:

Penyusunan site layout

Penyusunan traffic management

Penyusunan metode pelaksanaan

Penyusunan pekerjaan (gant chart)

Penyusunan quality plan

Penyusunan kebutuhan sumber daya

Penyusunan safety plan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Page 6: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 182

Gambar 2. Site Layout Proyek dan Traffic Management Proyek

4.2. Metode Pelaksanaan Proyek

Penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan

dilapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan tersebut terarah, efektif dan jelas sumber-sumber daya yang

akan digunakan sehingga pelaksanaan pekerjaan terlaksana sesuai dengan waktu, mutu, dan biaya yang

telah ditetapkan.

Gambar 3. Rencana Pemasangan PVD

1. Alat

Alat pemasangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

Tipe alat : STATIC RIG

Kapasitas pemasangan : max.17 meter

Negara asal : Indonesia

Pada tipe STATIC RIG, mandrel digerakkan naik-turun dengan menggunakan tenaga mekanis melalui

sling yang berasal dari tenaga Crawler Crane

Page 7: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 183

Gambar 4. Alat Pemasangan PVD Tipe STATIC RIG

2. Material

Material Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Merek : CeTeau-Drain

Tipe : CT-D821

Manufaktur : Capital Envoy (M) Sdn. Bhd. dan CeTeau FarEast Ltd.

Negara asal : Malaysia dan Thailand

Agen/distributor : PT. Teknindo Geosistem Unggul

Gambar 5. Profil Material PVD Merek Ceteau-Drain Tipe CT-D821

Page 8: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 184

3. Urutan Pemasangan

Gambar 6. Urutan Pemasangan PVD

4.3. Penyusunan Jadwal Pekerjaan

Berdasarkan kontrak kerja, pelaksanaan proyek tersebut adalah selama 1 bulan yang dimulai dari

tanggal 15 April 2011 sampai dengan 15 Mei 2011. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada hari Senin

sampai dengan Minggu dimulai pukul 07.00 s/d 17.00 WIB, dan diselingi waktu istirahat selama 1 (satu)

jam yaitu pukul 12.00 s/d 13.00. dalam rentang waktu tersebut, terdapat beberapa hari libur. Sehingga

waktu efektif pelaksanaan proyek tersebut dapat dilihat pada hitungan kurva “S” hasil pengolahan data

dari MS. Exel dan MS. Project.

Setelah menghitung durasi pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan penjadwalan kebutuhan

sumber daya. Kebutuhan sumber daya dapat dihitung dengan mengalikan koefisien sumber daya dari

analisa harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan tersebut. Untuk perhitungan penjadwalan

sumberdaya utama yang dimaksud adalah kebutuhan sewa alat crawler crane dan material PVD selama

proyek berlangsung.

Page 9: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 185

Gambar 7. Penjadwalam Menggunakan Microsoft Project

4.4. Penyusunan Quality Plan

Pengendalian mutu ( Quality Control ) memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai

tingkat kualitas yang sesuai dengan spesifikasi proyek yang direncanakan. Pengendalian mutu di perlukan

untuk memberikan indicator pada berbagai tahap pelaksanaan yang memperlihatkan bahwa persyaratan

sudah atau belum terpenuhi. Pengendalian mutu dilakukan dalam tiga tahap yang terdiri dari:

a. Tahap sebelum pelaksanaan pekerjaan

b. Tahap pelaksanaan pekerjaan

c. Tahap pasca pelaksanaan pekerjaan

Setiap pengendalian mutu dilakukan dua inspeksi yaitu inspeksi terhadap dimensi dan sifat fisik

dari suatu bahan dan peralatan.

Prosedur pengendalian mutu:

1. Menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan,

2. Mengukur dan menganalisis karakteristik objek,

3. Membandingkan butir 1 dan 2,

4. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah 3,

5. Membuat catatan proses di atas.

Pada akhirnya inspeksi akan memberikan keputusan penilaian atas mutu obyek yang akan diperiksa

berdasarkan standar mutu yang ditentukan. Dengan demikian akan diketahui apakah obyek memenuhi

standar (conformance) atau tidak memenuhi standar (non conformance).

Salah satu alat pengendalian mutu adalah Diagram Tulang Ikan ( Fishbone Diagram ). Diagram ini

merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat

menimbulkan masalah. Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan

sedangkan cabang-cabang tulang ikannya menggambarkan penyebabnya.

Gambar 8. Bentuk Diagram Tulang Ikan (Fishbone)

Page 10: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 186

4.5. Rencana Anggaran Biaya

1. Biaya Penginstallan (Alat dan Pekerja) No Uraian Sat Quantity Harga Sat (Rp) Jumlah (Rp)

Pekerjaan Install PVD

1 Install PVD LB-5A m’ 88.332,00 1.500 132.498.000

Luas Area=13.769 m2

(Luas Area/2,65 m2

x 17’)

2 Install PVD LB-9C m’ 80.699,00 1.500 121.048.500

Luas Area=12.578 m2

(Luas Area/2,65 m2

x 17’)

3 Install PVD LB-10A m’ 89.148,00 1.500 133.722.000

Luas Area=13.895 m2

(Luas Area/2,65 m2

x 17’)

4 Install PVD LB-10B m’ 106.114,00 1.500 159.171.000

Luas Area=16.539 m2

(Luas Area/2,65 m2

x 17’)

5 Mob-demob Ls 1,00 5.000.000 5.000.000

TOTAL 551.439.500

2. Material No Uraian Sat Quantity Harga Sat (Rp) Jumlah (Rp)

1 CeTeau-Drain m’ 319.174,00 2.150 686.224.100

CT-D821

(5A,9C,10A,10B)

TOTAL 686.224.100

4.6. Rencana Program K3 (Safety Plan)

Kesehatan dan keselamatan kerja ( Safety Plan ) adalah merupakan faktor yang harus dicapai dalam

suatu kegiatan pekerjaan ( kegiatan proyek jasa konstruksi ). Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang

selesai tepat waktu dan menghasilkan mutu produk yang baik, tetapi juga harus untung dari segi biaya dan

dilaksanakan dengan selamat dan sehat. Jadi, pilar-pilar pelaksanaan yang baik adalah:

Selesai tepat waktu,

Mutu produk prima,

Untung dari segi biaya,

Dilaksanakan dengan aman, selamat, dan sehat. Ada anggapan yang keliru, bahwa K3 hanya menyangkut keselamatan manusia saja. Padahal arah

suatu kegiatan K3, disamping keselamatan manusia dan barang ( termasuk alat-alat kerja ), lebih jauh lagi

adalah menyangkut produktivitas. 1. Kelengkapan Administrasi K3

Keterangan layak pakai untuk alat berat/ ringan memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi

yang berwenang. Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum (orang banyak) pada saat

pengoperasian umumnya harus dipantau pemakaiannya oleh instansi Pemerintah yang berwenang.

Alat yang dimaksud adalah crawler crane.

Sebagai bukti pelaksanaannya adalah: adanya surat keterangan layak pakai dari instansi berwenang.

2. Safety Plan (Rencana K3)

Tujuan Safety Plan adalah agar pelaksanaan pekerjaan, aman dari kecelakaan dan penyakit sehingga

menghasilkan produktivitas kerja tinggi.

Safety Plan:

a. Pembukaan

- Gambaran Proyek

- Pokok perhatian untuk kegiatan K3

b. Tata cara pengoperasian alat

c. Risiko kecelakaan dan pencegahannya (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut)

Page 11: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 187

d. Sebagai bukti pelaksanaan: adanya Safety Plan yang sudah disahkan Manajer Proyek.

3. Kegiatan K3 di Lapangan

Kegiatan K3 di lapangan merupakan pelaksanaan Safety Plan yang harus dilaksanakan pada saat

proyek berlangsung. Pengawasan pelaksanaan K3 dilakukan oleh Safety Supervisor yang berwenang

menegur dan memberikan instruksi langsung kepada pelaksana bila ada pelaksanaan yang

mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja.

Sebagai bukti pelaksanaan adalah: adanya catatan yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dan

adanya penanganan yang nyata atas kegitan tersebut di lapangan.

4. Peralatan Penunjang Program K3

Peralatan yang melekat pada orang, yaitu:

a. Topi helm,

b. Sepatu lapangan,

c. Sabuk pengaman untuk pekerja di tempat yang tinggi,

d. Sarung tangan untuk pekerja tertentu,

e. Kaca mata las,

f. Alat pelindung telinga dari kebisingan

g. Obat-obatan untuk P3K

Tabel 1. Resiko Kecelakaan dan Pencegahannya No Risiko Kecelakaan Pencegahan/ Penanganan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Crane ambles &terguling

Orang jatuh dari rig pada saat posisi

vertical

Kejatuhan tanah dari dalam masdrel

Telapak tangan dan jari terluka akibat

pisau cutter saat memotong material PVD

Sling crane putus

Mandrel putus dan patah

Terkena percikan api saat mengelas alat

Telapak kaki terluka akibat tergores ancor

plate

Kejatuhan lumpur dari mandrel yang

dicabut dari dalam tanah

Ratakan tanah dan diurug untuk lantai kerja

yang kuat sebelum crane masuk areal proyek

Pakai sabuk pengaman waktu naik

pakai helm pengaman sewaktu kerja

pasang kawat ram pada masdrel

memakai sarung tangan sewaktu kerja

cek kondisi sling sebelum mulai kerja setiap

hari kerja

cek kondisi mandrel sebelum mulai kerja

setiap hari kerja

memakai kaca mata las

memakai sepatu lapangan

memberi asesoris pada alat berat berupa

payungan.

5. SIMPULAN

1. Optimalisasi site layout, maka bangunan untuk direksi keet di posisikan dekat dengan pintu gerbang

proyek, dimana direksi keet ini adalah tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian

pekerjaan, pekerjaan administrasi proyek, selain itu berisikan ruangan-ruangan antara lain ruang

direksi, ruang rapat, tempat ibadah, tempat istirahat pekerja, ruang koordinasi antar pekerja, dan toilet

pekerja sedangkan di sisi yang lainnya di tempatkan pos jaga. Untuk letak gudang penyimpanan

material dalam proyek ini tidak diperlukan karena material yang digunakan tahan terhadap perubahan

cuaca dan langsung diletakkan dekat dengan lokasi pemancangannya.

2. Pengaturan traffict management mobilisasi alat berat seperti crawler crane dikondisikan pada malam

hari untuk menghindari arus lalu lintas yang padat. Untuk kendaraan pengiriman material di bagi

menjadi 2 zona dimana ditempatkan sesuai dengan letak alat berat.

3. Metode pelaksanaan penginstallan Prefabricated Vertical Drain (PVD) diawali dengan penyiapan

lantai kerja kemudian penyetelan alat berat sekaligus percobaan penginstallan PVD di beberapa titik,

baru setelah itu pemasangan PVD di seluruh area sesuai dengan gambar kerja dilanjutkan pemasangan

instrument-instrument geoteknik dan diteruskan dengan preloading serta monitoring instrument

geoteknik yang telah terpasang.

Page 12: PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH LUNAK …

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 188

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan mulai tanggal 15 April-15 Mei 2011 dengan waktu

kerja mulai hari senin-minggu dari jam 07.00-17.00 WIB, jam istirahat adalah 12.00-13.00 WIB.

Untuk hari libur menyesuaikan pengumuman dari pihak kontraktor.

5. Dalam rencana pengelolaan mutu proyek, yang menjadi pegangan adalah spesifikasi teknis dalam

kontrak. Untuk menjamin mutu pekerjaan maka harus dilakukan inspeksi pada setiap material saat tiba

dilokasi, proses fabrikasi sampai dengan pemasangan. Material utama seperti Prefabricated Vertical

Drain (PVD) harus dilampiri dengan milesheet dari pabrik dibuktikan dengan adanya surat jaminan

atas kualitas yang diproduksi dan telah memilki sertifikat ISO 9001 sebagai penjamin mutunya.

6. Dari metode pelaksanaan yang penulis susun didapatkan jumlah harga pelaksanaan pekerjaan Rp.

270.950.000.-. Hal ini bila dibandingkan dengan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 551.439.500,-

maka memiliki selisih nilai Rp. 280.489.500,-.

7. Usaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka tenaga kerja harus melengkapi diri dengan APD

dan bekerja hati-hati sesuai dengan prosedur kerja yang benar. Setiap akan memulai melaksanakan

pekerjaan maka pada pagi hari dilakukan safety talk agar semua tenaga kerja tidak melupakan

pentingnya K3.

6. DAFTAR PUSTAKA Djatmika, S.S., dkk, 2005, Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja konstruksi dengan Melakukan

Restrukturisasi Kerangka Klasifikasi, kualifikasi dan Bakuan kompetensi Kerja, Proceeding

Seminar Nasional Peringatan 25 tahun Pendidikan MRK di Indonesia, Fakultas Teknik Institut

Teknologi bandung, Bandung.

Ervianto, Wulfram I, 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi

Herizal, 2004, Penerapan Cost Significant Model sebagai Dasar Estimasi Biaya Proyek Gedung-gedung

Pemerintah, UII, 2004

Husen, Abrar, 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi

Madcoms, 2003, Microsoft Project 2003, Yogyakarta: Andi

Mochtar, B. Indrasurya. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan Pada Tanah

Bermasalah (Problematic Soils). Surabaya: Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan ITS tidak diterbitkan

Soeharto,Iman, 2005, Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional, jilid 1-2, Penerbit

Erlangga, Jakarta

Sultan Syah, Mahendra, 2004. Manajemen Proyek “Kiat Sukses Mengelola Proyek”, Jakarta: Gramedia

Pustaka Umum.