Upload
truongcong
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PERBANDINGAN METODE SIMULASI MAIN PERAN DAN
PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA
(Quasi Eksperimen di MTs N 19 Pondok Labu)
PE~PUSTAKAAN~';~MA'l)UtI\! SYAHIO JAKARTA
Disusun Oleh :
Fatmawati
103016327155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
DIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul PERBANDINGAN METODE SIMULASI MAINPERAN DAN PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASILBELAJAR FISIKA (Quasi EI<sperimen di MTs N 19 Jakarta) yang disusunoleh Fatmawati, Nomor Induk Mahasiswa: 103016327155, Progran StudiPendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, telah melaluibimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikanpada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Fakultas.
Jakarta, 29 Januari 2008
Yang Mengesahkan:
Pembimbing I
Drs. Ahmad Sofran, M. PdNIP. 150231 502
Pembimbing II
§t~Er 13 HertantJ M.SiNl . 150293228
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Perbandingan Metode Simulasi dan Pemberian
Tugas (Resitasi) Tel'lladap HasH Belajar Fisika" diajukan kepada Fakultas
llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 13 Mei 2008 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Fisika.
Jakarta, 13 Mei 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
II'. H. Mahmud M. Siregar, M.SiNIP. 150222 933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)Baig Hana SusantL M.ScNIP. 150299475
Penguji I11'. H. Mahmud M. Siregar, M.SiNIP. 150222933
Penguji IIYayan Sudiana, S.SL MANIP. 150377 451
Mengetahui:Dekan,
\~
Tanggal
dh '0(, '1'13
zG-O/O'M
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fatmawati
NIM
Jurusan / semester
Angkatan tahun
Alamat
: 103016327155
: Pendidikan IPA (Fisika) / X
: 2003
: JI. Tentara Pelajar No. 75 Rt 06 Rw 02, Limbangan Kulon
Bribes" Jawa Tengah
Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi berjudul : "Perbandingan Metode Simulasi dan
Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", adalah
benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :
Nama : Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
NIP : 150231502
Nama : Erina Hertanti, M.Si
NIP : 150293 228
Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya
sendiri.
Jakarta, Juni 2008
Fatmawati
ARSTRAK
Fatmawati. Perbandingan Metode Simulasi dengan Pemberian Tugas(Resitasi) Terhadap HasH Retajar Fisika di MTs N 19 Jakarta. Skripsi.Jurusan Pendidikan IImu Pengetahuan Alam (IPA). Program Studi PendidikanFisika. Fakultas IImu Tarbiyah dan keguman. DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2008. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajarfisika siswa antara yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi denganyang diajarkan menggunakan metode resitasi.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangankuasi eksperimen. Sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19Jakarta yang terdiri dari satu kelompok eksperimen I dan satu kelompokeksperimen 2.
Instmment penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisikasiswa bempa tes bentuk soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dengan poinbiserial dan diuji reliabilitas dengan menggunakan KR-20.
Dari hasil perhitungan hipotesis demgan menggunakan analisis komparasiuji t, di dapat hasil thi'ung = 2,15 dan harga t'abel = 2,00 maka thi'uug > t'abeh hipotesisaltemative diterima dan hipotesis nillil ditolak. Sehingga dapat dinyatakan bahwahasil belajar fisika yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi terdapatperbedaan yang signifikan dengan yang diajarkan menggunakan metode resitasi.
ABSTRAC
Fatmawati. Comparative Learning Method Between Simulation withRecitation Towards of Leaming Achievement Student Physic in MTs N 19Jakal'ta. Scrip. Mayor Education of Natural Science. Physic Program Study. Theobjective ofthis research knows comparative achievement student physic betweenlearning method simulation with recitation.
The method ofthis experiment by quasi experiment design. Sample ofthisresearch consist of students is eight grade at MTs N 19 Jakarta which are consistof experiment group 1 and experiment group 2,
The research instrument for measure learning achievement physic. Usedtest form multiple choice to be examined validity with point biserial and reabilityusing KR-20.
From result calculation hypothesis with used comparative "t" test analysis,the result for thitung = 2,15 ttabcl= 2,00 so that thitung > tlaheb and alternativehypothesis an accepted and refuse for nothing hypothesis. So that the achievementstudent physic it can significant difference between learning method simulationwith recitation.
KATAPENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi 1111.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, para sahabat, dan pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Amin.
Pada kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada:
I. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M A., Dekan Fakultas I1mu Tarbiyah dan
Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si. dan Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., Ketua
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.
3. Bapak Drs. Ahmad soryan, M.Pd. dan Ibu Erina Hertanti M.si., dosen
pembimbing I dan II, terima kasih atas bimbingannya, saran, dan
pengarahannya yang diberikan kepada penulis.
4. Para dosen Fakultas Ilmu tarbiyah dan Kegurual1 Jurusan Pendidikan IPA.
5. Bapak Drs. Lutfi, Kepala Sekolah MTs N 19 Jakarta dan guru bidang studi
sains (Ibu Mu'minatus Syarifah M.Si.) yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melekukan pel1elitian di sekolah tersebut
6. Kedua orang tua saya (ayah dan Ibu) yang selalu memberikan semangat dan
mendoakan penulis, serta kedua kakak dan kedua adik penulis (Iroh, Dani,
agun dan Ve), terima kasih atas dukungan serta bantuannya.
7. Teng iwank yang selalu mell1bantu dalall1 penyelesaiall skripsi Illl, terima
kasih atas dukungan dan doanya.
8. Tell1all-teman di Jurusan Pendidikan IPA Prodi Fisika yang telah banyak
ll1emberi sell1angat.
9. Siswa-siswa di MTs N 19 Jakarta (khususnya kelas VII-l dan VII-2 2007
2008) yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Semoga
Allah SWT membalas segala kebaikan dengan balasan yang lebih banyak lagi.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya.
Jakarta, Januari 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSRTAK .
KATAPENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR 18I.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................... xi
BABI PENDAHULUAN............................................... 1
BABII
A. Latar Belakang Masalah..
B. Identifikasi Masalah .
C. Pembatasan Masalah .
D. Perumusan Masalah .
E. Manfaat Penelitian .
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN IUPOTESIS ..
A. Kajian Pustaka....
1. Pengertian Belajar. ..
2. Bakikat Belajar IPA Fisika..
3. Pengertian Basil Belajar.. .....
4. Hakikat Basil Belajar Fisika... .. .
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Basil Belajar..
6. Pengertian Metode Mengajar.. ..
7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar... .
8. Metode Simulasi . .. .
a. Pengertian Metode Simulasi....
1
5
5
6
6
7
7
7
9
11
12
13
15
16
17
17
c. Langkah-Iangkah Metode Simulasi. .
d. Model Pembelajaran dengan Metode
Simulasi
20
22
BABm
e. Teknik Simulasi......... 22
f Tujuan Metode Simulasi.............. . 24
g. Peranan Guru dalam Simulasl... 26
h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan
Metode Simulasi... . 27
L Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi.... 28
9. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)..... 29
a. Pengertian Metode Pemberian Tugas
(Resitasi)..... 29
b. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dalam
Pembelajaran IPA. 31
c. Langkah-langkah Pemberian Tugas dan
Resitasi................... 32
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian
Tugas (Resitasi).. 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan... 34
C. Kerangka Berpikir... 35
D. Perumusan Hipotesis... 37
METODOLOGI PENEUTIAN............................. 39
A. Tujuan Penelitian .
B. Waktu dan Tempat Penelitian..
C. Metode Penelitian .
D. Populasi dan Sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data...
F. Teknik Analisi Data.... .. .
G. Instrumen Penelitian....
39
39
........... 39
............ 40
41
. 41
44
BABIY
BABY
BASIL DAN PEMBABASAN.... 50
A. Deskripsi Data.... 50
1. Kelas Simulasi (Eksperimen 1). ... 50
2. Kelompok Resitasi (Eksperimen 2). 53
3. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara
Kelompok Simulasi dengan Resitasi........... .. 56
B. Analisis Data.......... . 57
C. Interpretasi Data.... 60
D. Keterbatasan Penelitian..... .. 62
PENUTUP 63
A. Kesimpulan..
B. Saran .
..... 63
63
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 64
LAMPIRAN................................................................. 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Desain Penelitian..
Tabel 2: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep
Massa Jenis dan Sifat Zat... ..
40
46
Tabel 3: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Massa Jenis
dan Sifat Zat... ..
Simulasi....
Tabe1 5: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes Kelompok
Simulasi.
Tabel6: Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
Eksperimen 2 yang diajar dengan Metode Resitasi
Tabel 7: Data Disnibusi Frekuensi Hasil Belajar Pretes
Kelompok Resitasi .
Tabel 8: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes
Kelompok Resitasi .
50
51
52
53
54
55
Tabel 9: Data Selisih pretes dan Postes Kelompok Simulasi dan
Kelompok Resitasi.. 56
Tabel10: Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors.................. 58
Tabel 11: Hasil Pengujian Homogenitas dengan Uji Fisher...................... 58
Tabel 12: Hasil pengujian Hipotesis dengan Uji-t.. 59
Tabel 13: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan
Metode Simulasi .
Tabel 14: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan
Metode Resitasi....
104
105
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Histogram Hasil Belajar Pretcs Fisika Siswa Kelas Simulasi... . 51
Gambar 2 : Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi 52
Gambar 3 : Histogram Hasil Belajar Pretes Fiska Siswa Kelas Resitasi.. ..... 53
Gambar 4: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi... 54
Gambar 5 : Histogram Hasil Belajar Pretes dan Postes Kelas Simulasi
dan Resitasi. . 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Silabus... 67
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas simulasi). 68
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas resitasi)... 77
Lampiran 4: Lembar Kerja Siswa (kelas simulasi)................. 86
Lampiran 5: Lembar Kerja Siswa (kelas resitasi)............ 88
Lampiran 6: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar.. 91
Lampiran 7: Tes Hasil Belajar Fisika.. 98
Lampiran 8: Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar.. 103
Lampiran 9: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Simulasi..... 104
Lampiran 10: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Resitasi.. .... 105
Lampiran I]: Validitas Butir Soal.... 106
Lampiran ]2: Reliabilitas Butir Soal.. 107
Lampiran 13: TarafKesukaran.... ]08
Lampiran 14: Perhitungan Validitas (rpbi') dan Reliabilitas..... 109
Lampiran IS: Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes), Perhitungan
Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelompok Simulasi ] 10
Lampiran ]6: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,
Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians
Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Simulasi .. 1] ]
Lampiran 17: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan
Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Simulasi.... 112
Lampiran ]8: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,
Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians
Hasil les Kemamouan Akhir (Protes) Kelomook Simulasi.. 113
Lampiran 19: Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Prestes) dan
Perhitungan Banyak dan Panjang Kelas Interval
Kelompok Resitasi .
Lampiran 20: Data distribusi Frel.:uensi, Perhitungan Mean, Median,
Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians
114
Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Resitasi.. 115
Lampiran 21: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan
Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Resitasi...... 116
Lampiran 22: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,
Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians
Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) KelompokResitasi........... . .
Lampiran 23: Perhitungan Uji Norl11aiitas Data .
Lal11piran 24: Uji HOl11ogenitas Kelol11pok Simulasi dan
Kelol11pok Resitasi .
Lampiran 25: Perhitungan Uji Hipotesis Data
117
118
122
123
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya
manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai
faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh
dengan ketidakpastian. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan
dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju dan
berkembang.
Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas manusia
Indonesia salah satunya adalah dengan meningkatkan pembangunan pada
sektor pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis danbertanggungjawab". '
Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai dengan upaya
menyelenggarakan pendidikan baik formal maupun informal bagi masyarakat
dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa Indonesia. melalui pendidikan,
satu persatu tujuan pendidikan nasional dapat diupayakan. Mendapatkan
pendidikan merupakan hak setiap warga negara, maka setiap warga negara
hams menjamin kelangsungan jalannya sebuah proses pendidikan bagi warga
negaranya dan belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap orang agar
memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan
2
manusia. IImu pengetahuan tersebut diantaranya adalah ilmu pengetahuan
alam (lPA).
Salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (lPA) adalah ilmu
fisika yang merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alamo llmu fisika
yang merupakan dasar dari sains adalah ilmu yang diperoleh berdasarkan
pengamatan dan eksperimen, serta menghubungkan kenyataan-kenyataan
berdasarkan metode i1miah sehingga keberadaannya sangat penting bagi
perkembangan Hnm pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu setiap orang
harns mampu mengembangkan hasil belajarnya dalam pendidikan di era
global.
Metode mengajar merupakan bagian dari strategi mengajar, dimana
metode mengajar berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan,
memberi contoh dan memberikan latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu, tetapi tidak setiap metode mengajar sesuai digunakan untuk mencapai
tujuan intruksional tertentu. Banyak metode intruksional yang dapat
digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah,
metode diskusi, metode karya wisata, metode demonstrasi, metode
penampilan, metode studi mandiri, metode simulasi, metode induksi dan
deduksi, metode studi kasus, metode pemecahan masalah, metode seminar,
metode bermain peran, metode proyek, metode praktikum, metode pemberian
tugas dan resitasi dan lain-lain. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.2
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih
metode-metode dari sekian banyak metode yang ditemukan oleh para ahli
sebelum menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan
instruksional. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan oleh pengajar
dalam memilih metode pengajaran secara tepat dan akurat. Peltirnbangan
tersebut harus berdasarkan pada penetapan tujuan instruksional pengetahuan
3
awal siswa, bidang studi atau pokok bahasan, sarana penunjang, jumlah siswa,
dan pengalaman selia kewibawaan pengajar.
Belajar fisika dibutuhkan latihan-latihan keterampilan menurut
praktek yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan
tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi
kehidupan senyatanya. Latihan-latihan dalam bentuk simulasi pada dasamya
berlatih melaksakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari
hari. Salah satu ciri terpenting dalam permainan simulasi ialah menyenangkan.
Membantu para siswa agar memperoleh kesenangan di kelas merupakan suatu
pendekatall yang melluju ke arah proses belajar yang aktif dan akan
memberikan semua bentuk hasil belajar. Salah satu hasil dari simulasi adalah
siswa akan lebih termotivasi, juga suasana di kelas tidak meresahkan,
ll1enakutkan, dan perll1ainan simulasi dapat merangsang ll1illat dan gairah
anak-anak dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu sarana yang paling
berguna pada permainan simulasi. Rasa senang terlibat dalam proses
perll1ainan simulasi dapat ll1engakibatkan para siswa akan mampu ll1emahami
hal yang dipelajari secara sempurna. Permainan simulasi melahirkan suatu
diskusi di ruang kelas yang terpimpin. Kegiatan diskusi dapat membantu
siswa-siswa untuk menguasai tugas-tugas, mempraktikan keterampilall
mlerpersonal dan melakukannya dengan tepat sehingga dapat mellikmati
ell1osmya.
Kemampuan dasar bekerja ilmiah di jenjang pendidikan dasar sampai
menengah banyak berisikan dengan keterall1pilan proses yang ll1ellcakup
keterampilan mengajukan pertanyaan, melakukan pengamatan (observasi),
mengelompokkan (klasifikasi), melakukan inferensi, ll1eramalkan (prediksi),
menafsirkan (interpretasi), merencanakan percobaan atau penyelidikan,
menggunakan alat/bahan, berkomunikasi, clan berhipotesis. Selanla ini
pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA selalu dihubungkan
dengan kegiatan eksperimen, padahal masih ada metode pembelajara IPA
yang lain, salah satullya adalah simulasi. Jika simulasi melljadi alternatif
4
IPA tetap melalui proses. Oleh karena itu diperlukan kerangka penerapan
pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran dengan metode
simulasi.3
Di sisi lain penyajian materi pelajaran fisika yang lain adalah
penyajian pelajaran dengan metode pemberian tugas (resitasi). Tugas yang
diberikan kepada siswa dapat dikerjakan di sekolah dan di rumah. Dengan
menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi tersebut siswa diharapkan
dapat turut aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat memanfaatkan
waktu yang tersedia secara efektif dan efisien. Bila hanya memanfaatkan
waktu yang tersedia di sekolah saja, maka tidak akan mencukupi tuntutan
luasnya pelajaran yang harus diselesaikan seperti tercantum dalam kurikulum.
Hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan pendidikan dalam usaha
meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran.
Konsep-konsep fisika di kelas VII semester ganjil cukup sulit dipahami
siswa sehingga perlu waktu di luar jam sekolah untuk memperdalam materi
yang telah dipelajari. Dalam konsep fisika bukan hanya teori saja, melainkan
rumus-rumus yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
memecahkan soal-soal fisika diperlukan latihan yang sesering mungkin
sehingga siswa terbiasa dengan sosl-soal analisis, maka metode ceramah saja
kurang tepat, karena sekarang ini dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
menuntut siswa cerdas tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif
dan psikomotorik. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk dapat mengubah
suasana pembelajaran siswa pasif ke arah yang memungkinkan siswa aktif
dalam belajar, membimbing siswa lebih banyak menyelesaikan tugas-tugas di
sekolah maupun di rumah.
Pemberian tugas harus diseltai dengan resitasi, karena adakalanya
siswa dalam mengerjakan tugas YaJlg diberikan hanya dengan cara menunjuk
beberapa siswa untuk mengerjakan kembali soal-soal tugas di sepan kelas,
kemudian dilaJ1jutkan dengan pembahasan soal-soal yang dianggap sulit oleh
5
mayoritas siswa. Dengan metode pelajaran tersebut siswa dapat lebih giat
belajar dan memperdalam penguasaan materi pembelajaran serta terbiasa
mengisi waktu luang di luar jam pelajaran.4
Dengan melihat !atar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul "Perbandingan Metode Simulasi (Main Peran) dan
Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Basil Belajar Fisika Siswa".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan terdapat
beberapa masalah, di antaranya yaitu:
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
3. Metode pembelajaran apakah yang dapat membangkitkan keaktifan siswa
dalam pelajaran fisika?
4. Apakah metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi) dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan metode
mengajar dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas
(resitasi) terhadap hasil belajar fisika pada konsep massa jenis dan sifat zat
pada dua kelompok siswa yang berbeda. Batasan-batasan masalahnya adalah
sebagi berikut:
1. Penelitian dilakukan pada kelas VII SMPIMTs.
2. Perbandingan dilihat dari perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar
dengan menggunakan metode simulasi dengan hasil belajar fisika siswa
yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi.
3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif yang meliputi ingatan
(retention), pemahaman (comprehension), dan aplikasi (application).
4 Berti Yolida, "Penerapan Metode Resitas; dalam Meningkatkan Motivasi dan HasH
6
4. Metode yang digunakan adalan metode simulasi dan metode pemberian
tugas (resitasi).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara dua kelompok yang diajar
dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi).
2. Apakah hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode simulasi lebih
tinggi daripada hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pemberian tugas (resitasi)?
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi pihak sekolah dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan
situasi serta keadaan Iingkungannya.
2. FITK DIN sebagai lembaga pendidikan bagi calon gum, hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas
para lulusannya.
3. Bagi gum yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan
bahan pertimbangan dalam perencanaan pengajaran khususnya dalam
menentukan dan mengkombinasikan metode mengajar yang tepat untuk
pengajaran materi fisika.
4. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah dan meningkatkan hasil belajar.
BARIl
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pcngcliian Belajar
Usaba pemahaman mengenai makna belajar ini akan diwakili
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
definisi tentang belajar seperti yang dikutip oleh Sardiman, antara lain
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Cronbach memberikan defmisi: learning is shown by a change in
behaviour as result of experience. Belajar ditunjukkan dengan
perubahan pada tingkah laku sebagai basil dari latihanlpengalamannya.
b. Horald Spear memberiakn batasan: learning is to observe, to read, to
initate, to try something themselves, to listen, to allow direction.
Belajar adalah mengamati, membaca, kemudian memprakarsai untuk
mencoba sesuatu sendiri.
c. Geoch, mengatakan: learning is a change in performance as a result of
practice. Belajar adalah perubahan dalam perbuatan sebagai hasil dari
latihan.'
Dari ketiga defmisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamat~
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih
baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik.
Selain pendapat di atas, menurut Morgan seperti yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto dalam bukunya "Psikologi Pendidikan ",
mengemukalmn bahwa "belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dan tingkah laku yang teJjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
8
pengalaman".2 Menurut pendapat ini, belajar membawa suatu perubaban
pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah
pengetahuan, melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan,
penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala aspek
organisme atau pribadi seseorang.
Sedangkan W.S. Winkel dalam bukunya "Psikologi Pengajaran",
mengemukakan bahwa "belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai
aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai silmp, dimana perubahan ini bersifat
secara konstan dan berbekas".3 Dari pendapat ini tampak bahwa belajar
hanya dibatasi pada segi mental saja, yaitu proses aktifitas psikis
seseorang.
Definisi lain mengemukakan bahwa "belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhalm, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan Iingkungannya". 4 Pendapat ini lebih
menekankan pada proses ataupun usaha yang dilakukan individu dengan
lingkungannya yang mungkin bisa berupa pribadi, fakta, konsep atau teori,
untuk memperoleh perubahan dirinya.
Menurut I-IiIgard yang dikutip oleh Nasution dalam buku "Didaktik
Asas-asas Mengajar" mengatakan bahwa "learning is the proses by which
an activity originates or is changed through training procedures (whether
in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from
changes by factors not attributable to training". Belajar adalah proses
yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latiban
(apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang
dibedakan dar! perubahan-perubahn oleh faktor-faktor yang tid@]<
2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 84.3 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1996), h,53. ..
9
termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja
bukan termasuk hasil belajar.5
Dari definisi-defmisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia. Apabila setelah
belajar tidak ada perubahan dalam diri individu, maka tidak dapat
dikatakan bahwa pada dirinya telah berlangsung proses belajar. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan itu
teljadi pada perubahan intelektual, maupun perubahan pada pribadi siswa.
Belajar merupakan proses perubahan yang pada manusia karena sering
malakukan latihan pada dirinya baik latihan dalam lingk:ungan formal
ataupun lingkungan informal. Pendidikan modern harus memperhatikan
perkembangan seluruh pribadi anak. Pengetahuan tetap penting, akan
tetapi harus berfungsi dalam hidup anak dalam bentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, minat dan penyesuaian diri.
2. Hakilmt Belajar IPA Fisika
Fisika adalah ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang
dapat diamati oleh manusia. Jadi, jelas bahwa teknik-teknik pengamatan
(observasi) merupakan bagian yang amat penting dalam pengajaran
fisika. 6
Banyak faktor yang dapat membuat pembelajaran fisika menjadi
lebili menarik dan menghasilkan prestasi siswa yang tinggi. Namun, satu
faktor terpenting untuk hal itu adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa terlibat secara aktif dalam mengamati,
mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek konkret sebagai
bagian dari pelajaran.7
Membicarakan hakikat fisilca sama halnya dengan membicarakan
hakikat sains karena fisika merupakall bagiall yang tak terpisahkan dari
5 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 35.6 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajran MIPA dan Kiat
10
sains. Oleh sebab itu, karakter fisika pada dasarnya sama dengan
karakteristik sains pada U1l1umnya.
Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengatahuan,
khususnya fakta atau prinsip, diperoleh melalui kajian sistematik, sebuah
cabang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau
kebenaran yang di atur secara sisitematis. Definisi tersebut lebih
menekankan hasil daripada cara 1l1emperoleh hasil. Namun benyak
ilmuwan terkenal berpendapat lain, artinya sangat berbeda dengan definisi
di atas. Carl Sagan yang dikutip oleh Supriyono Koes, mendefinisikan
sains lebih sebagi sebuah cara berpikir daripada satu kumpulan
pengetahuan. Saban mengatakan tentang sains:
Tujuan sains adalah untuk menemukan bagaimana alam bekerja,1l1encari bagaimana aturmlliya, memecahkan keteraturan yang ada daripartikel-pmiikel subnuklir yang mungkin membawa komponen utamasuatu materi, makhluk hidup, komunitas sosial manusia, dan kemudiankosmos secara keseluruhan. Persepsi ini mungkin mengalami distorsioleh latihan dan praduga atau bahkan karena keterbatasan indera yangtentu saja menerima secara langsung tetapi hanya sebagian kecil darigejala alam. Sains didasarkan atas eksperimen, pada ke1l1ampuan untukmenantang dogma lama, pada keterbukaan untuk melihat alall1 semestaseperti apa yang sesungguhnya. Serta melia sains kadang-kadangmembutuhkan keberanian paling tidak keberanian untuk1l1empertanyakan kebijaksanaan konvensional. 8
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secm'a sistematis
dalam bentuk kU1l1puian konsep, prinsip, teori, dan hukum. IPA dapat
dipandang sebagai produk yaitu ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
metode ilmiah, dan dapat dipandang sebagai proses yaitu sebagai pola
pikir atau metode berpikirnya. Pengajaran IPA di sekolah tidak hanya
mementingkan penguasaan siswa terhadap fakta, konsep dan teori-teori
IPA (sebagai produk), tetapi yang lebih penting adalah mengerti terhadap
bagimana fakta, konsep teori IPA ditemukan.
11
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar atau achievenment merupakan realisasi pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar yang
diukur dalam jenjang pendidikan untuk saat ini melibatakan tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Di sekolah hasil belajar dalam
mata pelajaran tersebut dilambangkan dengan angka-angka untuk aspek
kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilambangkan dengan
huruf A, B, C, dan D.9
Prestasi atau hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seeOl'ang
ketika mengeljakan tugas atau kegiatan tertentu. Perestasi akademik
adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah
atau perguruan tinggi yang yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian. 1O
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti
sesuatu yang teljadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari
adanya perubahan kognitif/pengetahuan untuk kemudian berpengaruh
pada perilakuII
Bloom dan kawan-kawannya sebagaimana dikutip oleh Depag
(1989: 176-177) mengklasifJkasikan hasil belajar menjadi 3 domain yaitu
ranah kognitif, psikomotor, dan sikap. Ranah kognitif, menaruh perhatian
pada keterampilan intelektual; psikomotorik berkaiatan dengan
keterampilan motorik; dan ranah sikap berkaitan dengan pengembangan
ik '1 . d ·12perasan, sap, ill aI, an emOSI .
9 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2003), h. 52-53.
to Tulus Tu'u, Peran disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo,2004), h. 75.
I I Usman Melayu, Berita STMT Trisakti. Edisi 084, (Januari 1999), h. 55._. -~ ~- ~ • • ...... • ! ......__ ..1 _
12
Dari uraian teori dan konsep tentang hasil belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, informasi, dal1 strategi kognitif yang baru diperoleh
siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suasana atau kondisi
pembelajaran. Pengetahuan, keteralUpilan, sikap, informasi, dan strategi
kognitif tersebut adalah bam, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum
memasuki kondisi atau situasi pembelajaran dimaksud. Untuk menentukan
tingkat penguasaan, kemampuan dan keterampilan digunakan hasil tes
belajar.
4. Hakikat Hasi! Belajar Fisika
Pada dasamya ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi
beberapa golongan, diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang bidang sasal'annya berupa fenomena alam, kemudian IPA dibagi
menjadi beberapa cabang disiplin ilnm, diantaranya adalah fisika. Mata
pelajara11 fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya.
Keterbatasan indera manusia menyebabkan banyak gejala dan
perilaku alalU tidak dapat dialUati secara langsung. 13 Susunan partikel pada
zat adalah salah satu contoh objek alalU yang ada, tetapi manusia tidak
dapat melihat bagaimana susunan partikel pada suatu zat. Sebaiknya, para
pengajal' fisika membuat pengajaran fisika seperti ini lebih menarik
sehingga hasil belajar fisika dapat dicapai lebih optimal.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar ada dua aspek utama pada
mata pelajaran IPA, yaitu aspek teoritis dan empiris. Kedua aspek ini
saling terkait dan saling mengisi. Ide-ide yang melahirkan teori hams diuji
secara empiris. 14 Jika suatu teori tidak dapat dijelaskan melalui ceramah
atau eksperiman karena konsep yang abstrak seperti massa jenis dan sifat
zat, maka guru dapat memberika11 suatu model pembelajara11 yang dapat
13 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Gp. cit., h. 9.14 Eko Suyanto, "Perbandingan HasH Belajar Fisika Antara Pembelajaran dengan Metode
. -- • _. T'\.: ..~: '1"'................ n:
13
mengkonkretkan sebuah teori yang abstrak sehingga peningkatan
pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat yang
berpengaruh juga pada hasil belajar fisikanya.
Yang dimaksud hasil belajar fisika di sini mengacu pada pendapat
Nana Syaodih Sukmadinata bahwa Hasil belajar atau achievenment
merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang
dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil
belajar fisika dapat dilihat dari aspek kognitif berupa hasil tes belajar, serta
keterampilan motorik siswa, dimana siswa ikut berperan aktif ketika
proses belajar mengajar.
5. Faktor-faktor yang MempengaI'uhi Hasi! Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utarna yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut
kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengarulmya
terhadap hasil belajar yang akan dicapai. 15
Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:16
a. Faktor dari luar
Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni:
l) Faktor environmental input (lingkungan)
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alami termasuk di dalarunya
adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan
sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang lebih segar, akan
1; Robertus Angkowo dan Kosasib, Oplima/isasi Media Pembe/ajaran (MempengaruhiMotivasi. Hasi/ be/ajar. dan Kepribadian). (Jakarta: PT Grasindo, 2007), b. 50.
- -. ~ • ';T>, T> .. __.L~L_
14
lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang
panas dan pengap. Lingkungan sosial, bailc yamg berwujud
manusia maupun hal-hallainnya, juga dapat mempengaruhi proses
dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal
yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu
bila ada orang lain yang mondar mandir di dekatnya, keluar masuk
kamarnya, atau bercakap-cakap yang cukup keras di dekatnya.
Ataupun lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik,
hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya.
2) Faktor-faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
dirancangkan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-fak1:or
keras (hardware), seperti;
a. Gedung perlengkapan belajar
b. Alat-alat praktikum
c. Perpustakaan, dan sebagainya
Maupun faktor-faktor lunak (softwear), seperti:
a. Kurilculum
b. Bahan/program yang harus dipelajari
c. Pedoman-pedoman yang harus dipelajari
b. Faktor dari dalam
Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan
yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang akan dicapai. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri
siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi,
15
minat, perhatian, silmp, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial
ekonomi, kondidsi fisik dan psikis. 17
Uraian di atas menjelaskan bahwa faktor Iingkungan atau
luar juga sangat penting untuk mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sarana dan prasarana sekolah sangat mendukung berjalannya proses
belajar mengajar. Salah satu dari sarana yang disediakan oleh pihak
sekolah yang turut menentukan hasil belajar siswa adalah pendekatan
belajar (approach to learning). lni berkaitan dengan upaya belajar
yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran.
Faktor dad dalam diri siswa sangat kuat pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat dan motivasi yang kuat
serta keadaan fisik dan psikisnya bagus untuk belajar maka hasil
belajarnya akan optimal.
6. Pcngcrtian Mctodc Mcngajar
Metode dan teknik dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan
luasnya penggunanan cara penyajian bahan atau pengorganisasian kegiatan
belajar mengajar. Kalau cara tersebut hanya cocok ul1tuk bidang studi atau
bagian tertentu yang spesifik, disebut teknik, sedangkan kalau dapat
dipergunakan dalam berbagai konteks bidang studi, disebut metode. ls
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergnnakan oleh seorang pengajar atau instruktur.
Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
baik secara individual atau secara kelompoklklasikal, agar pelajaran itu
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin
baik metode mengajar, makin efektifpula pencapaian tujuan.19
17 Robertus Angkoro dan Kosasih, Op.cit., h. 50-5l.18 Abin Syamsudin M., Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
- -"--"
16
Menurut kamus Inggris-Indonesia, kata "metode" berasal dari kata
"method" yang artinya "cara"20 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
"metode" adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan palaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan21
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpuikan bahwa metode
digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau
materi pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat
guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses balajar
mengajar sehingga banyak waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Oleh
karena itu metode yang diterapkan gum bam berhasil, jika mampu
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Semakin baik pemilihan metode mengaj ar yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Hal ini
menunjukkan guru atau pendidik dapat memilih metode yang tepat dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka tujuan itu akan
lebih mudah dicapai.
7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
a' Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang
tidak menggunakan metode pengajaran. lui berarti gum memahami
benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Metode sebagai strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, gum hams memiliki strategi
agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenai pada
20 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus lnggris-Indonesia, (Jakrta: GramediaPustaka l!,tarna, 2000), Cet. XXV. h. 379.
17
tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
adalah harus menguasi teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut
metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi
pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalanl kegiatan
belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana
kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru sebaiknya menggunakan
metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga
dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan
pengajaran.22
Metode mengajar merupakan faktor luar, termasuk dalam
faktor instrumental yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
instrumental ini dirancang oleh pihak sekolah yang diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran
sehingga tercapai pula hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
8. Metode Simulasi
a. Pengertian Metode Simulasi
Menurut arti katanya, simulasi (simulation) berarti tiruan atau
suatu perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode
mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Maksudnya ialah siswa
(dengan bimbingan guru) melakukan peran dalam simulasi timan
untuk mencoba menggalillbarkan kejadian yang sebenarnya, maka di
dalam kegiatan simulasi, peserta atau pemegang peran melakukan
lingkungan tiruan dari kejadian yang sebenarnya.23 Menurut Mulyati
Arifin, Simulasi adalah suatu metode dimana seseorang
mempertunjukkan masalah, suatu kejadian, situasi atau objek tertentu
22 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Be/ajar mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
18
yang dibuat mirip dengan aslinya. 24 Sedangkan menurut Supriyono,
metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang melatih siswa
untuk belajar keterampilan dasar sampai ke eksplorasi ruang.25
Menurut Oemar Hamalik dam bukunya Pendidikan Guru
Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, menyatakan bahwa simulasi
adalah mirip dengan latihan, tetapi tidak dalam realitas sebenarnya,
melainkan seolah-olah dalam bayangan yang menggambarkan keadaan
sebenarnya dalam arti terbatas, tidak meliputi semua aspek.26 Simulasi
sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat perbedaan di antara
kedua permainan tersebut. Di dalam permaiann (games), para pemain
melakukan peraingan untuk mencapai kemenangan atau mengalahkan
lawannya. Selain itu, permainan lebih memberi hiburan (kesenangan)
kepada pemain-pemainnya. Dalam simulasi, unsur persaingan,
mencapai kemenangan dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga
simulasi lebih bersifat realitas dan mengandung nnsur pendidikan
daripada permainan.
Metode simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran,
terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tnjuan
tujuan tingkah laku. Metode simulasi digunakan pada empat kategori
keterampilan, yaitu kognitif, psikomotor, reaktif dan interaktif.
Keterampilan-keterampilan tersebnt diperlukan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan produktif yang lebih kompleks.27
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode simulasi adalah suatu metode pembelajaran yang melatih siswa
untuk melakukan suatu perbuatan yang bersifat pura-pura yang
24 Mulyati Arifin, Pengembangan Program Pengajaran Bidang S/udi Kimia, (Surabaya:Airlangga University press, 1995). Cet.!, h.127.
25 Supriyono Koes, Op.cit., h. 65-66.26 Oemar Hamilik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendeka/an Kompe/ensi, (Jakarta:
Bumi Ak~,ara, 2006), h.137.
19
menggambarkan keadaan sebenarnya dan berorientasi pada tujuan
tujuan tingkah laku.
b. Metode Simulasi dalam Pembelajaran Fisika
PembeJajaran konsep IPA (kimia, fisika dan bioJogi) seJama ini
banyak diajarkan denan ceramah dibandingkan dengan kegiatan Jain.
lni dilakukan karena kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep
ini. Beberapa alternatif pembelajaran telah diajarkan melalui kegiatan
praktikum, demonstrasi dengan media komputer video. Penggunaan
media ini cukup membantu dan meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan siswa. Akan tetapi, penggunaan media ini memberikan
sedikit pengalaman melakukan kegiatan riil, dan kurang dalam
memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Metode simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran fisika,
termasuk dalam konsep perubahan massa jenis dan sifat zat. Di sini,
para siswa diminta untuk membentuk kelompok kemudian setiap
kelompok untuk mengatur posisi seperti partikel-partikel es batu, air
dan udara. Es batu tersebut dipanaskan atau terkena panas matahari,
sehingga meleleh menjadi air. Air yang terbentuk dipanaskan sampai
mendidih. Para siswa di depan kelas memainkan simulasi bagaimana
mereka memainkan sebagai partikeJ-partikel mulai dari es meleleh
menjadi air, kemudian mendidih menjadi uap.
Metode simulasi main peran dapat menjadi alternatif dalam
mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode simulasi dapat
mengkonkretkan peristiwa yang kasat mata maupun abstrak dengan
peragaan fisiko Selain itu peragaan dengan simuJasi dapat menciptakan
peluang siswa untuk membangun dan menemukan sendiri
pengetahuannya. Selama melakukan simulasi siswa diminta untuk
20
dapat melakukan pengamatan, menuliskan data, melakukan interpertasi
dan dapat menyimpulkan kegiatan tersebut.28
c. Langkah-Ianglmh Metode Simlliasi
Model pembelajaran ini memiliki langkah-Iangkah sebagai
berikut:29
Tabap I: Orientasi. Menyajikan topik luas tentang simulasi dankonsep-konsep harus digabungkan ke dalam aktivitassimulasi secara langsug. Mejelaskan simulasi danpermainan. Memberi gambaran umum tentang simulasi.
Tabap 2: Pelatihan Peserta. Merancang skenario (aturan, peranprosedur, penskoran, jenis-jenis keputusan yang harusdibuat, tujuan). Menugasi peran. Mengontrol sesi latihanringkas.
Tabap 3: Pelaksanaan Simulasi. Melaksanakan aktivitas permaianpengadministrasian permainan. Memperoleh umpan balikdan evaluasi (dari kinerja dan dampak keputusan).Menjelaskan kesalahan konsep, menelUskan simulasi.
Tabap 4: Menanyai Peserta (beberapa atau semua dari aktivitasberikut). Merangkum kejadian dan persepsi. Merangkumkesulitan dan pemabaman. Menganalisis proses.Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.Meghubugkan aktivitas simulasi ke muatan pelajaran.Mengevaluasi dan merancang kembali simulasi.
Sedangkan langkah-Iangkah yang ditempuh oleh guru bila ia
mengajar dengan memakai motode simulasi adalah sebagai berikut: 30
a. Persiapan Simulasi
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
oleh simulasi.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
3) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,
peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu
yang akan disediakan.
28 Sarwanto, "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran". Jurnal PendidikanMIPA ,vol.8 no.l, (Januari 2007), h. 64.
29 Supriyono Koes, Loc.cit., h. 65-66.1n ~__ • ., . •
Hal ini
daJam
21
4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
b. Pelaksanaan Simulasi
1). Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2). Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3). Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan.
4). SimuJasi hendaknya dihentikan pada saat puncak.
dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir
menyeJesaikan masaJah yang sedang disimuJasikan.
c. Penutup
1). MeJakukan diskusi baik tentang jaJannya simuJasi maupun materi
cerita yang disimulasikan. GulU harus mendorong agar siswa
dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simuJasi.
2). Merumuskan kesimpuJan.
Untuk melaksanakan metode simulasi gUlU harus
mempersiapkan Jangkah-Iangkah yang matang sehingga akan tercapai
hasil yang diinginkan. Ketika simulasi sedang berjalan, siswa lain
diharapkan mencatat serta menyimpulkan apa yang disampaikan oJeh
temannya. GUlU juga bertugas membimbing siswa sebeJum bermain
simulasi serta mengkomentari hasiJ simulasi setelah siswa selesai
bersimulasi.
22
d. Model Pembelajaran dengan Metode Simulasi
Dampak instruksional disajikan melalui panah garis tebal dan
dampak sertaan disajikan melalui panah garis putus-putus]!
Konsep danketerampilan
Model Simulasi
Rasa keefektifan I
..<>::.. ::::.:::.: .
." · ....·· ..·.. ·..··· .. ·........ .--p-e-m-i-k-ir-an-kr-i-ti-s-d-an----,
pengambilan keputusan......• " .
....................~ Empati I
Penghadapankonsekuensi Kesadaran peran
peluang
Pengetahuan sistemekonomi dan politik
e. Telrnik Simulasi
Teknik simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran,
terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan
tujuan tingkah laku. Teknik simulasi digunakan pada empat kategori
keterampilan yaitu, kognitif, psikomotorik, reaktif, dan interaktif.32
1) Simulasi dalam matra kognitif
Pemecahan masalah yang khusus, perencanaan, dan tugas
tugas membuat keputusan dapat disimulasikan dengan menyajikan
situasi yang nyata dan data kepada siswa. Siswa bertindak selaku
pembuat keputusan atau sebagai perencana. Teknik simulasi
memiliki keuntungan tertentu, yakni: (1) faktor keselamatan jika
mereka membuat pertimbangan yang keliru dalam situasi nyata
mungkin akan menimbulkan kerugian/kerusakan terhadap pihak
~: Supriyono Koes, Loc.cit., h. 66.
23
lainnya, dan (2) penghematan waktu, karena hasil-hasil keputusan
yang biasanya baru tampak setelah beberapa hari/minggu, dengan
simulasi sudah dapat diketahui dalam beberapa jam saja.
2) Simulasi dalam matra psikomotor
Simulasi (dalam bentuk off the job training) dilaksanakan
pada semua bidang latihan keterampilan psikomotor. Keuntungan
pengguna teknik itu ialah memberikan pengalaman, mengurangi
bahaya-bahaya yang terjadi pada latihan di lapangan (on the job
training), menghemat penggunaan pedengkapan produktif dan
meningkatkan dampak latihan. Dengan teknik itu, latihan yang
menggunakan perlengkapan, ruang dan waktu, serta keterampilan
yang kompleks dapat disederhanakan dan lebih banyak kesempatan
yang disediakan bagi para peserta lainnya.
3) Simulasi dalam matra reaktif
Simulasi mengenai gejala-gejala sosial dan gejala-gejala
lainnya dimaksudkan untuk mengembangkan sikap dan nilai.
Misalnya yang berkenaan dengan masalah-masalah hubungan
antarkesukuan, masalah-masalah kekeluargaan, dapat diungkapkan
dalam bentuk studi kasus atau drarnatisasi atau sosiodarma. Dalam
kesempatan itu, para siswa dapat mengidentifikasi, melihat, dan
merasakan masalah-masalah tersebut berdasarkan pandangan/
pendapat para anggota kelompok-kelompok sosiallainnya.
4) Simulasi dalam matra interaktif
Teknik simulasi juga bermanfaat dalam rangka
pengembangan keterampilan-keterampilan interaktif dalam bidang
sosial dan situasi-situasi bisnis lainnya, dengan cara melibatkan
para siswa dalam perana-peranan tertentu, misalnya dengan metode
bermain peran (role playing).
24
Clark Abt yang dikutip oleh Mulyati Arifin, membagi metode
simulasi menjadi tiga yaitu: model, latihan, dan pengajaran Mikro.
Ciri-eiri sebagai berikut:33
I) Model: tidak aktif, dalam arti tidak langsung berinteraksi dengan
yang hadir, tetapi tetap mewakili beberapa karakteristile dari
kenyataan yang ada. Contohnya: globe model dari bumi
2) Latihan: suatu ak1:ifitas yang memberi kesempatan siswa untuk
berinteraksi seeara fisik dan verbaL Dalam olah raga banyak kita
jumpai kegiatan ini. Pelatih memberi latihan yang teratur dan
kemudian seera intensif bila akan beltanding.
3) Simulasi pengajaran: model ini semula banyak digunakan dalam
bidang militer, business, kedokteran dan administrasi. dan sekarang
ini digunakan dalam pendidikan.
Menurut Cathy Stein Grennbalth (1998) yang di kutip oleh
Mulyati Arifin, dengan menggunakan model simulasi dalam
pengajaran diharapkan ada 5 hal yang periu diperhatikan yaitu:34
I) Adanya minat yang lebih baik.
2) Pemberian informasi kepada siswa (bimbingan).
3) Keterampilan bertambah.
4) Sileap yang berubah, lebih baile.
5) Adanya penilaian yang dianggap standar pada simulasi.
f. Tujuan Metode Simulasi
Menurut Abu Ahmadi, metode sinmlasi mempunyai tujuan
sebagai berileut: 35
I) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan
siswa dalam mempelajari situasi yang hampir sempa dengan
kejadian yang sebenarnya.
33 Mulyati Arifin, Loe.cit., h. 127.'L._. _
25
2) Untuk melatih siswa menguasai keterarnpilan tertentu, baik yang
bersifat profesional maupun penting bagi kehidupan sehari-hari.
3) Untuk pelatihan pemecahan masalah.
4) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.
5) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan
situasi-situasi masyarakat di sekitarnya.
6) Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan
memahami hubwlgan antara rnanusia, bekerja sarna dalam
kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan
pendapat orang lain, dan memupuk daya kreativitas siswa.
Sedangkan menurut Mulyati Arifin, paling sedikit ada 10
tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan simulasi yaitu:
I) Meningkatkan perubahan sikap.
2) Mengubah sikap tertentu.
3) Menyiapkan siswa menghadapi pekerjaannya di masa yang akan
datang.
4) Memahami seseorang untuk memahami peranannya
5) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep
konsep tertentu
6) Mengurangi masalah yang kompleks.
7) Menggambarkan peranan yang mungkin mempWlyai dampak
terhadap keamanan manusia.
8) Memberi motivasi kepada siswa.
9) Mengembangkan berpikir analitis.
10) Mengurangi pengaruh dari suatu pihak teltentu.36
Dengan demikian, penggunaan simulasi dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan kecenderungan pengajaran modern sekarang,
yaitu meninggalkan pengajaran yang bersifat pasif, menuju kepada
pembelajaran siswa yang bersifat individual dan kelompok kecil,
26
heuristik (mencari sendiri perolehan), dan aktif. Sesuai dengan hal itu,
simulasi memiliki tiga sifat utama yang dapat meningkatkan keaktifan
siswa di dalam proses belajar mengajar, ialah:37
I) Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi kepada
keaktifan siswa dalam pengajaran di kelas, baik guru maupun siswa
mengambil bagian di dalarnnya.
2) Sirnulasi pada umurnnya bersifat pemecahan masalah yang sangat
berguna untuk melatih siswa melakukan pendekatan interdisiplin di
dalam belajar. Di samping itu, juga mempraktekan keterampilan
keterampilan sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
3) Simulasi adalah model mengajar yang bersifat dinamis dalam arti
sangat sesuai untuk menghadapi situasi-situasi yang berubah yang
membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan memberikan jawaban
terhadap keadaan yang cepat berubah.
g. Peranan Guru dalam Simulasi
Ada empat peranan yang dapat dilakukan guru dalam
memimpin atau mengelola simulasi bagi siswa-siswa, ialah:
1) Menjelaskan (explaining): siswa sebagai pemain peran perlu
memahami garis besar berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan
yang dibutuhkan, atau tentang implikasi dari setiap tindakan yang
ia lakukan. Dalam hal ini, guru dapat memberikan penjelasan
sekedarnya kepada siswa. Pemahanlan siswa terhadap pokok
kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya.
2) Mewasiti (refereeing): guru hams membentuk kelompok
kelompok dan membagi siswa dalam kelompok atau peran sesuai
dengan kemampuan dan keinginan siswa. Selain itu, guru harus
mengawasi partisipasi siswa dalam permainan simulasi.
27
3) Melatih (coaching): guru juga harus bertindak sebagai seorang
pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa agar
mereka dapat bermain dengan baik.
4) Memimpin diskusi(discussing): selama permainan berlangsung,
guru akan memimpin kelas dalam suasana diskusi. 38
h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Metode Simulasi
Untuk melaksanakan metode simulasi, guru perlu memiliki
kompetensi tingkah laku sebagai berikut:
I) Meneliti suatu situasi, masalah, atau permainan yang membantu
kelompok berusaha mencapai tujuan-tujuan instruksional, melalui
kegiatan simulasi.
2) Mengorgallisasi kegiatan agal' peranan-peranan dan tanggung
jawab jelas, material serta waktu dan ruang yang memadai.
3) Mempersiapkan pengarahan yang jelas kepada siswa yang ikut
serta dan mengklasifikasikan kegiatan yang akan membantu
pencapaian tujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan.
4) Menyatakall pengarahan-pengarahan tersebut secara jelas kepada
siswa.
5) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan kegiatan
tersebut.
6) Memilih siswa untuk melakukan kegiatan yang menyajikan abilitas
di dalam kelas atau yang akan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut.
7) Membantu para siswa yang terlibat dalam fase perencanaan.
8) Melakukan supervisi atas kegiatan untuk meyakinkan bahwa
peranan dan tanggung jawab dilaksanakan sebagainJana mestinya
sesuai dengan aturan dan petunjuk.
9) Memperbaiki saran-sman guna memperbaiki kegiatan siswa.
28
PERPUSTAKAAN UTAMAUIN SYAHI!) JAKARTA
10) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dipusatkan pada
kontribusi kegiatan untuk memperbaiki pemahaman siswa terhadap
tujuan yang dicapai dan guna memperbaiki simulasi berikutnya.
i. Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi
Kebaikan dari metode simulasi adalah:
1) Kegiatan simulasi secara alami mendorong motivasi para siswa
agar berpartisipasi.
2) Strategi ini mendorong para guru untuk mengembangkan kegiatan
simulasi mereka sendiri dengan atau tanpa bantuan para siswa.
3) Strategi ini memungkinkan berbagai tipe eksperimen yang tidak
mungkin dalam lingkungan nyata.
4) Strategi ini mengurangi tingkat abstraksi, sebab siswa secara
langsung terlibat dalam kegiatan.
5) StTategi ini tidak menuntut keterampilan berkomunikasi kepada
para siswa Mereka hanya perlu pengarahan yang sederhana saja.
6) Strategi ini menuntut interaksi antarsiswa yang akan menciptakan
keakraban dalam kesatuan kelas.
7) Strategi ini menimbulkan sambutan positif dari para siswa yang
lamban, tak beruntung, atau kurang bermotivasi.
8) Kegiatan-kegiatan simulasi memajukan dan mengajari kegiatan
berpikir kritis, sebab mereka aktif menganalisis berbagai tindakan
serta berbagai konsekuensinya.
9) Strategi ini memungkinkan para guru bekerja sama secara luas
dengan para siswa sesuai dengan kemampuan mereka pada waktu
itu.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode simulasi adalah:
1) Efektivitas strategi dalam memperbaiki belajar bukan berdasarkan
pada penelitian.
2) Strategi ini sangat mahal jika simulasi itu bersifat komersial
dengan alasan untuk menambah motivasi.
29
3) Masih banyak orang yang mempertanyakan validitas teknik
simulasi berhubung dengan simulasi itu tidak dilaksanakan dalam
situasi senyatanya, tetapi hanya bayangan belalca yang masih
samar-samar.
4) Strategi ini menuntut pengelompokkan Slswa secara luwes
sehingga sering terjadi gerakan perpindahan, baik dalam kelas
maupun dalam bangunan, jadi sangat merepotkan guru dan siswa.
5) Kegiatan-kegiatan sinmlasi menunjukkan hubungan yang lebih
informal antara guru dan siswa. Keadaan ini dapat menyebabkan
guru dan siswa menjadi kurang merasa senang.
6) Strategi ini kadang-kadang mengundang kritik orang tua
berhubung kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bermain
main.39
9. Metode Pembel'ian Tugas (Resitasl)
a. Pengel'tian Metode Pembel'ian Tugas (Resitasl)
Metode resitasi (penugasan) adalah me~ode penyajian bahan
dinlan guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar mengajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas
itu dapat dikerjakan.40
Pemberian tugas belajar biasanya dikaitkan dengan resitasi.
Resitasi adalall suatu persoalan yang bergayut dengan masalah
pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas.
Tugas yang diberikan bermacam-macam, tergantung dari kebijakan
guru, yang penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.41
140.39 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajal'an Bel'dasal'kan Pendekatan Sistem, op.cit., h.
40 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Be/ajar mengafal', Op.cit., h. 96: .
30
Menurut Roestiyah NK, tugas dapat diberikan dalarn bentuk
daftar sejumlah peItanyaan mengenai mata pelajaran teltentu, atau satu
perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya
pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan
yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat
sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga
melakukan eksperimen.42
Pemberian tugas adalah menekankan pada keterlibatan siswa
sacara optimal, dalam penbentukan tingkah laku dengan tujuan belajar
dan dapat pula dikembangkan suatu upaya bagaimana menciptakan
suatu bentuk pengajaran yang mengaktifkan guru maupun siswa dalam
proses belajar. Akan tetapi jumlah anggota kelompok yang terlalu
banyak sering tidak diperhitungkan oleh guru, sehingga keterlibatan
masing-masing siswa tidak maksimal dan rasa tanggung jawab
terhadap tugas sangat minim. Sebaliknya jumlah anggota yang tidak
terlalu banyak, partisipasi dari masing-masing siswa akan lebih
nampak yang diwujudkan kerja sarna dalam kelompok dan guru pun
terlibat secara aktif mengontrol siswanya sekaligus berperan sebagai
fasilitator.43
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang
sengaja diberikan kepada siswa yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tugas itu diberikan kepada siswa untuk memberikan kesempatan
kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada
petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak
dapat menjalani secm'a nyata dan melaksanakan dari awal sampai
tuntas.44
42 Roestiyah NK, Slralegi elajar mengajar, (Jakarta; Bina Aksara, 1988), h. 133.4J Sri Purwiyatm i, "Perbandingan Hasil Belajar fislka Siswa yang pengajarannya Diberl
Tugas Antara Kelompok Keell dengan Kelompok Besar", Jurnal Pendidikan MIPA, volA no.2(Jull 2003), h. 55.,. -
33
Tugas yang diberikan kepada sIswa hendaknya
mempertimbangkan:
a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa
yang ditugaskan tersebut
c) Sesuai dengan kemampuan siswa.
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekeIjaan
SIswa.
e) Sediakan waktu yang culmp untuk mengerjakan tugas tersebut.
2) Langkah peJaksanaan tugas
a) Diberikan bimbinganlpengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekelja.
c) Diusahakanldikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh
orang lain.
d) Dianjurkan agar SIswa mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh
dengan baik dan sistematik.
3) Fase mempertanggungjawabkan tugas
Hal yang hams dikerjakan pada fase ini:
a) Laporan SIswa baik lisanltertulis dari apa yang telah
dikerjakannya.
b) Ada tanya jawab/disk<lsi kelas.
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes
atau cara lainnya.
d. Kelebihan dan Kelmt'angan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas (resitasi) sama halnya dengan
metode-metode lainnya yaitu mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode pemberian tugas (resitasi) yaitu:47
1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.
2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab
dalam metode ini anak-anak harus mempertanggungjawabkan
segala sesuatu yang telah dikeljakan.
3) Membiasakan anak giat belajar.
4) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya
membuat laporan tentang kepribadian di daerah masing-masing,
kehidupan sosial dan sebagainya.
Kekurangan dari metode pemberian tugas (resitasi) antara lain:
1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga
anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut.
2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbadaan individual anak
anak dalam kemampuan dan minat belajar.
3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas denagn baik, cukup
menyalin hasil pekeljaan temannya.
4) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan
mengganggu keseimbangan mental anak.
Metode pemberian tugas dapat membangun kreativitas siswa
dalam belajar serta dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap
tugas-tugas yang didapat di sekolahan. Namun, di sisi lain metode ini
kurang maksimal jika tugas yang diberikan harus dibawa pulang oleh
siswa. Karena siswa belum tentu akan mengerjakan tugas-tugasnya
sendiri. Tidak sedikit siswa yang mempunyai guru privat di rumah
untuk membantu tugas-tugas tersebut dan kemungkinan seluruhnya
dikeljakan oleh guru privatnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Nuraeni dalanl penelitiannya yang berjudul "Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Bertingkat Terhadap Hasil Belajar
Biologo Siswa" studi eksperimen di MTs N 10 Jakarata. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran simulasi
bertingkat terhadap hasil belajar biologi.
35
Hasil penelitian Sarwanto dalam jurnal yang berjudul "Keterampilan
Proses dalam Simulasi Main Peran", penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh keterampilan proses dalam pembelajaran IPA melalui metode
simulasi akan melibatkan siswa seeara aktif selama proses pembelajaran dan
peraneangan yang baik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian I Wayan Karyasa dan I Wayan Muderawan
dalam jurnal yang berjudul "Metode Simulasi dalam Pengajaran Teori Orbital
Atom dan Molekul". Penelitian ini menunjukkan bahwa metode simulasi
dapat meningkatkan konsep-konsep abstrak dalam teori orbital atom dan
molekul dan dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
Berdasarkan penelitian Edi Gunawan dalam penelitiannya yang
berjudul "Pengaruh Metode mengajar (Ceramah, Ceramah-Praktikum dan
Ceramah-Pemberian Tugas) Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa"
eksperimen di SMP N I Cikarang Barat-bekasi. HasiI penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar biologi yang e]lkupdi
atas rata-rata dengan metode Ceramah-Pemberian tugas.
Hasil penelitian Belti Yolida dalam jurnal yang berjudul "Penerapan
Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi dan HasiI Belajar Biologi
Siswa", penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan
motivasi dan hasiI belajar siswa.
Berdasarkan penelitian Sri Puriyatni dalam jurnal yang berjudul
"Perbandingan HasiI Belajar fisika Siswa yang Pengajarannya Diberi tugas
Antara Kelompok Keeil dengan kelompok Besar Kelas 3 IPA2 dan 3 SMU N 9
Bandar Lampung", menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata hasiI
belajar fisika sisiwa yang pengajarannya diberi tugas kerja antara kelompok
kecil dengan kelompok besar. Rata-rata hasiI belajar fisika siswa yang
pengajarannya diberi tugas kelompok keeillebih tinggi.
36
C. Keranglrn Berpikir
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan
begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus
menerus untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar halUslah bermakana.
Belajar yang bermakna itu dapat berlangsung bila anak didik berperan secara
aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga anak mempunyai pengalaman
sendiri dalam menerima pelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar
mengajar tidak lagi bersifat teacher centered (berpusat pada guru).
Fisika sebagai bagian dari IPA mempunyai cakupan yang luas terdiri
dari konsep-konsep tentang gejala-gejala alam yang banyak dialami siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran
fisika yang diberikan kepada siswa salah satu caranya yaitu dengan
meningkatkan proses interaksi belajar melalui kegiatan yang diperlukan dalam
menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran konsep IPA selama ini banyak
memakai berbagai macam metode, salah satunya adalah metode simulasi.
Metode simulasi dapat dijadikan alternatif dalam mengembangkan kreativitas
siswa. Melalui metode simulasi dapat mengkonkretkan peristiwa yang tidak
kasat mata atau abstrak dengan peragaan fisiko Selain itu peragaan dengan
simulasi dapat menciptakan peluang siswa untuk membangun dan menemukan
sendiri pengetahuannya. Simulasi bermain peran dalam proses balajar
mengajar melibatkan para siswa, baik laki-Iaki maupun perempuan, dengan
peran tertentu yang mungkin berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan bahwa setiap metode
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Metode simulasi
dapat membangun konsep-konsep yang abstrak yang tidak dapat dilakukan
eksperimen seperti pada bentuk partikel zat dalam konsep wujud zat, karena
partikel tidak bisa dilihat dengan kasat mata sehingga pembelajarannya
menjadi lebih konkret ketika diajarkan dengan metode simulasi. Keunggulan
lain dalam metode sinmlasi adalah: (I) dapat mengurangi kompleksitas situasi
sistem kehidupan nyata yang multivariable menjadi sistem dengan proporsi
37
mencari pengertian kata-kata atau istiIah-istilah yang berkaitan, mengevaluasi,
dan membuat keputusan; (3) dapat melibatkan kemampuan komunikasi siswa;
(4) yang lebih penting dalam pembelajaran fisika adalah penerapan metode
Dalam penyampaian materi pelajaran fisika sering digunakan metode
metode pengajaran yang lain diantaranya metode pemberian tugas (resifasi).
Metode pemberian tugas (resitasi} ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas
dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas belajar dapat
diberikan guru di sekolah maupun di rumah. Pemberian tugas dilakukan
setelah siswa menerima penjelasan dari guru tentang suatu pokok bahasan
tertentu. Melalui metode pemberian tugas ini diharapakn siswa dapat
memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif dan efisien. Serungga dapat
mencapai hasiI belajar yang lebih baik. Berdasarkan beberapa teori, metode ini
juga mempunyai keunggulan lain seperti: dapat membiasakan anak untuk giat
belajar karena adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan dan dapat
memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Metode pemberian
tugas ini juga mempunyai kelemahan dimana guru sulit untuk mengetahui
bahwa tugas-tugas yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri oleh siswa.
Dengan adanya keunggulan dan kelemahan antala metode mengajar
simulasi dan metode pemberian tugas (resitasi) yang digunakan dalam
penyampaian materi pelajaran fisika, maka diduga adanya perbedaan hasH
belajar fisika siswa apabila dua kelompok siswa yang berbeda diajarkan
dengan dua bentuk metode mengajar tersebut metode simulasi lebih unggul
dibandingkan dengan pemberian tugas (resitasi).
D. Perumusan Hipotesis
Dari kajian teori dan penyusunan kerangka piIcir, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat perbedaan hasH belajar fisika
siswa yang diajar menggunakan metode simulasi dengan hasH belajar fisika
yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi)
38
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika antara siswa yang
diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).
Hi: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika yang signifikan antara
siswa yang diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa
yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).
Metode simulasi lebih baik daripada pemberian tugas (resitasi)
BABm
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
I. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan
metode simulasi dan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode
pemberian tugas (resitasi).
2. Untuk mengetahui apakah metode simulasi lebih unggul dibanding dengan
metode pemberian tugas (resitasi).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di MTs N 19 Pondok Labu Jakarta
Selatan. Penelitian dilaksanakall di kelas VII dari tanggal 24 Oktober sampai
dengan 26 November 2007, semester I tahun pelajaran 2007/2008 pada konsep
Massa Jenis dan Sifat Zat.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen
semu), yaitu metode penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh.
Ada dua kelompok penelitian, yaitu kelompok pertama adalah kelompok
eksperimen 1 yang menggunakan metode simulasi dan kelompok kedua
adalah kelompok eksperimen 2 yang menggunakan metode pemberian tugas
(resitasi).
Rancangan penelitian yang digunalmn adalah: Two Group, Pretest
Posttest Design. Rancangan tersebut berbentuk seperti diperlihatkan pada
Tabel1.
40
Tabell.
Desain Penelitian
Pemilihan Sampel Pretest Perlaknan Posttest
(R)E 0 1 XE O2
(R)K 01 XK O2
Keterangan:
(R)E : kelas eksperimen
(R)K : kelas kontrol
XE : perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen (metode
simulasi)
XK : perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol (metode
pemberian tugas atau resitasi)
0 1 : Pretest
O2 : Posttest
Desain observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut
pretest dan observasi sesudah eksperimen disebut posttest. Perbedaan antar
pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek dari perlakuan atau eksperimen.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek peneIitian. Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti1. Dari pengertian tersebut, peneIiti
menentukan populasi dan sampel sebagai berikut:
1. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah selurnh siswa MTs N 19 Pondok
Labu Jakarta SeIatan yang terdaftar daIam semester ganjil (I) pada tahun
ajaran 2007-2008.
I n 1 •• ~ .,
41
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19
Pondok Labu Jakarta Selatan talmn ajaran 2007-2008. Kelas yang diambil
adalah kelas VII-I dan kelas VII-2 karena kedua kelas tersebut
kemarnpuan siswanya homogen, bukan kelas unggulan dan materi yang
akan diajarkan adalah Massa jenis dan Sifat Zat.
3. Sampel
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu
kelas VII-l dan kelas VII-2. Masing-masing kelas berjumlah 30 orang dan
mempunyai kemampuan yang homogen. Teknik pengambilan sampelnya
adalah purposive sampling karena teknik pengambilan san1pel non random
berdasarkan tujuan. Pengambilan sampel ini dilakukan oleh peneliti dan
berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang bersangkutan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
I. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pengajaran yang
menggunakn metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalal1 hasil belajar fisika siswa
Dari penelitian ini akan diperoleh data berupa skor hasil belajar fisika
sisiwa yang diperoleh melalui tes hasil belajar fisika berupa pretest dan
posttest.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan urntan satuan dasar.
Secara garis besar, analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan,
tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian2. Pendekatan
yang dilakukan untuk menganalisa data yang diperoleh dalam peneHtian ini
42
menggunakan t-test. Akan tetapi sebelunmya dilakukan uji normalitas dan
homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.
I. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakab data yang
diperoleh dad populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wifori, dengan langkah
langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho: Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Hi : Data sampel berasal dad populasi tidak berdistribusi normal
@ Urutkan data sampel dari yang kecil ke yang besar
c. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus
Z. _X_i-:-X_1=
S
Dimana
Xi = data
X = rata-rata tunggal
8 = saimpangan baku
d. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar
peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z di tulis
F(Z S; Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ±Z
e. Hitung proporsi ZI, Z2, ...Zn yang lebih kedl atau sarna dengan Z;. jika
proporsi dinyatakan oleh 8 (Z;), maka
S(Zi) =BanyaknyaZI' Zz, ...,Z"yang S; Z,n
f. Hitung selisih absolut F (Z) - 8(Z), pada masing-masimg data
g. Ambil harga Lit;, yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai
L'ab dari tabelliliefors
h. Tentukan kriteda pengujian
43
1) Jika Lo< L'ab maka Hoditerima, yang beralii data sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal
2) Jika Lo> Ltab maka Ho ditolak, yang berarti data sampel berasal dari
populasi tidak normal.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kedua kelompok
eksperiman berdistribusi normal4•
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data antara kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara
dua populasi yang akan diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah
dengan zgi Fisher, tetapi terlebih dahulu dengan menelltukan normalitas
Ho dallHa.
Ho : a 2E = a2K
Ha : a2E > a2K
Ulltuk menguji homogellitas data digullakan rumus:
S'F - ,hit- sr'
2
dimalla
S: :varialls terbesal' dan si :varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Ho : diterima, jika Fh < F,
Ho : ditolak, jika Fh > F,
Ho : Data memiliki varians homogell
Ha : Data tidak memiliki val'ians homogen
Berdasal'kan hasil perhitungan data yang diperoleh, data bersifat
homogen terhadap dua kelompok eksperimen5•
44
3. Analisis Data
Setelah dilakukaan perhitungan nonnalitas dan homogenitas maka
dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifIkan
antara kelompok belajar yang menggunakan metode simulasi dengan
kelompok belajar yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).
Analisis data menggunakan perhitungan satatistik t-tes, dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
to = nilai t hitung
Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok simulasi
My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok resitasi
Nx = jumlah siswa kelompok simulasi
Ny = jumlah siswa kelompok resitasi6
Hasil perhitlmgan statistik tersebut digunakan tmtuk menguji
kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel
diJakukan taraf signifIkan 0,05. Apabila t-hittmg lebih besar dari harga
tabel berarti dapat dikatakan bahwa siswa yang diajar dengan simulasi
lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas
(resitasi).
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan adalah tes hasil belajar fIsika, yaitu tes
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa yang menguasai materi
yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau
,- .
45
pilihan ganda. Dntuk mengetahui kemampuan awal siswa maka diberi tes
awal, sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan
maka diberi postes.
Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independent (bebas) adalah metode pengajaran diantaranya
menggunakan metode simulasi (XE) dan metode pemberian tugas atau
resitasi (XK)
a. Definisi konseptual
Metode simulasi adalah metode dimana seseorang
mempertunjukkan masalah, suatu kejadian, situasi atau objek teltentu
yang dibuat mirip dengan aslinya.
Metode pemberian tugas (resitasi) adalah menekankan pada
keterlibatan siswa secm'a optimal, dalam penbentukan tingkah lalm
dengan tujuan belajm' dan dapat pula dikembangkan suatu upaya
bagaimana menciptakan suatu bentuk pengajaran yang mengaktifkan
guru maupun siswa dalam proses balajar
b. Defmisi operasional
Metode simulasi dengan bimbingan guru melakukan peran
dalam simulasi tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian yang
sebanarnya. Dalam simulasi tidak ada unsur persaingan ataupun
kemenangan sehingga simulasi lebih bersifat realistis dan mengandung
unsur pendidikan daripada permainan.
Metode resitasi merupakan penyajian bahan pelajm'an dimana
guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa melakukan kegiatan
belajm' resitasi dapat dikeljakan di kelas, di sekolah, di rumah, di
perpustakaan, di laboratorium dan di tempat lainnya. Resitasi bukan
sekedar tugas yang dikerjakan oleh individual, akan tetapi bisa dengan
kelompok besar atau kelompok keci!. Basil resitasi dapat pula
didiskusikan di kelas dan guru sebagai pembimbingnya. Tahap akhir
dari pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau~ 1 .' l' •
46
2. Variabel dependent (terikat) adalah hasil belajar
a. Defmisi konseptual
Hasil belajar atau achievement merupakan realisaasi pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang, penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterarnpilan berpikir maupun keterampilan motorik.
b. Definisi operasional
Hasil belajar adalah skor yang dapat diperoleh siswa pada rnata
pelajaran sains konsep masa jenis dan sifat zat berupa tiga aspek yaitu
menghafal, memahami dan penerapan.
3. Kisi-kisi Instrumen
Desain kisi-kisi hasil belajar fisika dapat dilihat pada tabel 2.
TabeI. 2
Kisi-kisi Tes Basil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Massa Jenis dan
Sifat Zat
Konsep/sub konsep Tingkat Pengetahuan dan Butir
JumlahMassa Jenis dan Sifat Zat C1 C2 C3
Wujud dan Sifat Zat 1 2,3 4,5 5
Partikel Zat 6 7, 8, 9, 10 11 6
Kohesi dan Adhesi 12 13, 16, 19 18 5
Kapilaritas dan Tegangan 14, 15,3
Permukaan 17
23,26Perubahan Wujud 20,24 21,22,25 7
Massa Jenis 27 28,29,30 4
6 14 9 30
47
4. Kaliberasi
a. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen7• Dalam penelitian
ini digunakan validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun
sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sedangkan
pengujian validitas instrumen (validitas butir) menggunakan rumus
korelasi point biserial8•
M-M{ riYpb' = SD{ Vq
Keterangan:
Ypbi : koefesien korelasi biserial
Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
M, : rerata skor total
SD, : standar deviasi dari skor total
P : proporsi siswa yang menjawab benar
Q : proporsi siswa yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil
perhitungan 'Yhi' dibandingkan dengan 'Y'abel point biserial. Jika hasil
perhitungan 'Yhi'?: 'Ymheb maka soal tersebut valid. Jika hasil perhitungan
'Yhit < 'Ymbel. maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 30 soal
yang telah digunakan pada uji validitas, sebanyak 17 soal dinyatakan
valid, yaitu soal nomor 1,2,4,7,9, 10, 11, 13, 14, 15, 16,21,22,24,
25,29 dan 309•
7 Suharsimi Arikunto, Op,cit., h. 144., Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
48
b. Penyajian Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat
dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Jadi, yang diperhitungkan
di sini adalah ketelitiannya. Penyajian reliabilitas ini menggunakan
rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20)10.
Keterangan:
rll = reliabilitas tes secm'a keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah
L pq = jumlah hasil perkalian antara p dml q
K = banyaknya item
V, = varlans
Dari hasil perhitungan diperoleh r hilling sebesar 0,76. Dilihat
dari kriteria pengujian, maka tes tersebut reliabei li .
c. Pengujian tm'afkesukm'an
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar, maka perlu adanya pengujian taraf kesukaran.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap
item soal apakah mudah, sedang, sukar. Rumus yang digunakan
adalah:
Bp=-
JS
keterangml:
10 n' .. ~" ~_ r\ '" L 1 r~
49
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran:
0,00 - 0,3
0.31-0,7
0,7 - 1,0
= sukar
= sedang
=mudah
Dari hasil perhitungan, kriteria indeks kesukaran beragam. Ada
sukar, sedang dan mudah12. Berdasarkan perhitungan sukar ada 6 soal
(35,29%), sedang 8 soal (47,06%) dan mudah 3 soal (17,65%)
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
I. Ho : III ~ 112
Maksudnya adalah hasil belajar fisika siswa yang diberi pengajaran
dengan menggunakan metode simulasi sama dengan hasil belajar fisika yang
diberi pengajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).
2. Ha : III > 112
Maksudnya adalah hasil belajar fisika siswa yang diberi pengajaran
dengan menggunakan metode simulasi lebih tinggi daripada hasil belajar
fisika yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas
(resilasi).
Keterangan:
Ho : hipotesis yang diuji kebenarannya.
Ha : hipotesis alternatif.
III : rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan
metode simulasi.
112 : rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan
metode pemberian tugas (resitasi).
BAR IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitnngan
ald1ir dan pembahasan hasil penelitian, sedangkan hasil perhitungan dapat dililiat
pada bagian lampiran.
A. Deskripsi Data
1. Kelas Simulasi (Ekspel"imen 1)
Hasil penelitian untuk kelas eksperimen 1 yang diajar dengan
metode simulasi dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel3
Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Eksperimen 1 yang Diajar
dengan Metode Simulasi
NilaiDeskripsi
Pretes Postes
Nilai Maksirnum 59 83Nilai Minimum 18 50
Rentang 41 33Mean 42,47 66,30
Median 43,40 68,36Modus 46,28 68,50
Simpangan Baku 7,99 8,36
Berdasarkan data di atas, nntuk hasil belajal' fisika kelas
eksperirnen ada perbedaan nilai antara pretes dan postes. Pada pretes nilai
tertinggi 59 dan nilai terendah pada pretes sebesar 18, sehingga diperoleh
rentang nilai pretes 41, untuk rata-rata pada pretes sebesar 42,42 dengan
kategori kurang. median sebesar 43,40, modus sebesar 46,28 dan
sirnpangan baku 7,99 1• Pada postes nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 50,
sehingga diperoleh rentang nilai postes 33, sedangkan rata-rata pada postes
66,30 dengan kategori baik, median sebesar 68,36, modus sebesar 68,50
dan simpangan baku 8,362
51
Deskripsi data hasil belajar fisika siswa sebelum mendapat
perlakuan (pretes) secara rinci diperlihatkan Tabel 4 dan Gambar 1.
Tabel4
Data Distl'ibusi Fl'ekuensi Hasil Belajar (pI'etes) Kelompok Simulasi
Interval Titik Frekuellsi Batas NyataKelas Tellgah Absoillt Relatif
18 -24 21 I 3,33% 17,5 - 24,525 - 31 28 I 3,33% 24,5 - 31,532- 38 35 7 23,33% 31,5 - 38,539-45 42 9 '30% 38,5 - 45,546-52 49 IO 33,33% 45,5 - 52,553 - 59 56 2 6,67% 52,5 - 59,5
NA-30
Gambar I: Histogram Hasil Belajar Pretes Fisika Siswa Kelas Simulasi
35
30tt=====i25
20Frekuensi '+----115 v
10 l,.,L---j1.3,3:
5
oBatas Uawah Nyata
1m =17,5 - 24,4
o ~24,5 - 31,5
0=31,5 - 38,S
Bil = 38,5 - 45,5[l'J = 45,5 - 52,5
1!1 ~ 52,5 - 59,5
Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogram di atas
merupakan nilai pretes kelompok simulasi sebelum mendapat perlakuan.
Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada interval 46 - 52 merupakan
nilai paling banyak diperoleh siswa yaitu sebanyak IO siswa (33,33%).
Nilai yang terendah pada interval 18-24 sebanyak I siswa (3,33%). Nilai
tertinggi terletak antara 53 - 59 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%),
sedangkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 42,47 berada pada
interval 39 - 45.
52
Deskripsi data hasil belajar fisika slswa setelah mendapat
perlakuan (postes) secara rinci diperlihatkan Tabel 5 dan Gambar 2.
Tabel5
Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes Kelompok Simulasi
IntervalTitik Frekuensi Batas
KelasTengah
Absolut Relatif Nyata
50-55 52,5 5 16,67% 45,5 - 55,5
56 - 61 58,5 3 10% 55,5 -61,5
62-67 64,5 5 16,67% 61,5 - 67,568 -73 70,5 14 46,67 67,5 - 73,574-79 76,5 1 3,33% 73,5 -79,580 - 85 82,5 2 6,67% 79,5 - 85,5
NA=30
Gambar 2: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simu1asi
3530t/~----
25
20Frekllcnsi
15
10
5
oBahlS Huwali Nyata
II=45,5M55.5
0=55,5-61,5
0=61,5-67,5
11= 67,5 -73,5
1lI~ 73,5 - 79,5
Ii"" 79,5 - 85,5
Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogranl di atas
merupakan nilai postes kelompok simulasi setelah mendapat perlakuan.
Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada interval 68 - 73 merupakan
nilai paling banyak diperoleh siswa sebanyak 14 siswa (46,67%). Nilai
yang terendah pada interval 50 - 56 sebanyak 5 siswa (16,67%). Nilai
tertinggi terletak antara 80 - 85 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%),
sedangkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 66,30 berada pada
interval 62 - 67.
55
terendah pada interval 18-24 sebanyak 3 siswa (10%). Nilai tertinggi
terietak antara 53-59 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%), sedangkan nilai
rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 39,20 berada pada interval 39-45.
Deskripsi data hasil belajar fisika siswa setelah mendapat
periakuan (postes) secara rinci diperlihatkan Tabel 5 dan Gambar 2.
TabeS
Data Distribusi Frekuensi Basil Belajar (Postes) Kelompok Resitasi
Intel"Val Titik Frekuensi BatasKelas Tengah Absolut Relatif Nyata
42-46 44 6 20% 41,5 - 46,547 -51 49 6 20% 46,5 - 51,552-56 54 2 6,67% 51,5 - 56,557 - 61 59 6 20% 56,5 - 61,562-66 64 7 23,33% 61,5 - 66,569 -71 69 3 10% 66,5 -71,5
NA=30
GambaI' 4: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Resitasi
Frckucnsi 2015
105o
Untas Hawah Nyata
1Ii~41,5-46,5
0=46,5 -51,5
0= 51,5 - 56,5
iii-56,S -61,5
Ill! = 61,5 - 66,5
iii ~ 66,5 - 71,5
Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogram di atas
merupakan nilai postes kelompok simulasi setelah mendapat periakuan.
Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada intel"Val 62-66 merupakan
nilai paling banyak diperoleh siswa sebanyak 7 siswa (23,33%). Nilai yang
terendah pada interval 42-46 sebanyak 6 siswa (20%). Nilai tertinggi
terietak antara 69-71 diperoleh sebanyak 3 siswa (10%), sedangkan nilai
56
Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelurnnya, maIm nilai
rata-rata postes siswa setelah mendapat perlakuan pada kelompok belajar
resitasi sebesar 55,83 berada antara 56-65 dengan kriteria cukup.
3. Perbedaan Hasil Belajal' Fisika Siswa Antara Kelompoik Simulasi
dan Resitasi
Tabel 9 dan Gambar 5 memperlihatkan hasil belajar fisika siswa
yang diperoleh dari hasil penelitian dengan pemberian soal tes
kemampuan awal (pretes) dan tes kemampuan akhir (postes) siswa dari
dua kelompok yang berbeda.
Tabel9Data Selisih pretes dan Postes Kelompok Simulasi dan Kelompok Resitasi
Kelompok Simulasi KelomDok Resitasi
SubjPreles Postes Bedo dx' Subj
Pretes Postes Bed. dy'(X,) IX,) Idx) IY,) IY,) Idv)1 18 68 50 2500 1 18 50 32 10242 25 59 34 1156 2 21 50 29 8413 34 68 34 1156 3 21 42 21 4414 38 68 30 900 4 25 42 19 3615 38 55 17 286 5 29 50 21 4416 38 59 21 441 6 29 54 25 6257 38 59 21 441 7 29 63 34 11568 38 71 33 1089 8 34 58 24 5769 38 68 30 900 9 38 63 25 62510 42 83 41 1681 10 38 63 25 62511 42 50 8 64 11 38 58 20 40012 42 55 13 169 12 38 58 20 40013 42 55 13 169 13 38 63 25 62514 42 80 38 1444 14 38 46 8 6415 42 71 29 841 15 42 63 21 44116 42 63 21 441 16 42 63 21 44117 42 75 33 1089 17 42 50 8 6418 42 55 13 169 18 42 42 0 019 46 63 17 286 19 42 46 4 1620 46 55 9 81 20 42 50 8 6421 46 68 22 484 21 46 58 8 6422 46 63 17 286 22 46 58 8 6423 50 63 13 169 23 46 68 22 48424 50 71 21 441 24 50 50 0 025 50 68 18 324 25 50 67 17 28626 50 71 21 441 26 50 50 0 027 50 68 18 324 27 50 58 8 6428 50 71 21 441 28 50 54 4 1629 59 71 12 144 29 59 71 12 14430 59 68 9 81 30 59 63 4 16
57
XxI = 42,83 X y1 =39,73
XX2 = 65,67 Xy2 =55,47
Gambar 5: Histogram Hasil Belajar Pretes dan Postes Kelas Simulasi dan Resitasi
70·~r~ --~~~~-~~~-
60J.,.f----
50J.,.!---
Nilai Rata- 40rata 30
20
10
Simulasi Resitasi
mPretes
Iii I)ostes
Catatan: data skor rata-rata (mean) pretes dan postes hasil belajar fisika siswa
Berdasarkan rata-rata nilai antara kelompok eksperimen 1 yang
diajar dengan metode pembelajaran simulasi dan kelompok eksperimen 2
yang diajar dengan metode pembelajaran resitasi yang diperlihatkan pada
Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa, kelompok siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode simulasi memiliki nilai hasil belajar yang lebih baik
daripada kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode
resitasi.
B. Analisis Data
I. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum dilakuakn pengujian hipotesa terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisia data yang meliputi uji nOimalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors. Hasil
58
pengujian diperlihatkan pada Tabel 10, perhitungan norrnalitas dapat
dilihat di lampiran6•
TabellO
Hasil Pellgujian Normalitas dengan Vji Liliefors
LhitulIg
a Kelompok simulasi Kelompok resitasi L,•bel Keputusall
pretes postes pretes postes
0,05 0,1390 0,1388 0,0944 0,1454 0,1630 Ho diterima
Catatan: a = taraf slgmfikan
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dari hasil belajar fisika siswa yang
diajar dengan menggunakan metode simulasi dan dan yang diajar
dengan menggunakan metode resitasi dilakukan dengan menggunakan
Uji Fisher. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 11. Perhitungan
lengkap ada di lampiran7•
Tabelll
Hasil Pengujian Homogellitas dellgall Vji Fisher
Lhitunv
Kelompok simulasi Kelompok resitasia L,abel Keputusall
pretes pretes
0,05 1,62 1,62 1,85 Ho diterima
Dari kedua tabel prasyarat analisis data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kedua sampel dalam keadaan normal dan homogen, selanjutnya
perhitungan analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah menguji normalitas dan homogenitas, maka langkah
selanjutnya adalah perhitungan analisis data dengan menggunakan uji-t .
59
perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran8• Hasil analisis data dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel12
Analisis Data
HasH pengujian Hipotesis dengan Uji-t
a kelompok jumlah thitung ttabel keputusan
Simulasi Mx = 21,97
Ix' = 3961,972,15 2,00 Haditerima0,05
Resitasi My = 15,77Iy' = 2910,37
Keterangan:
a = taraf signifikan
M x = mean kelompok simulasi
I x' = standar deviasi kelompok simulasi
My = mean kelompok resitasi
Iy' = standar deviasi kelompok resitasi
Dari data tabel di atas nilai-nilai yang diperoleh didistribusikan ke
dalam rumus uji-t dan diperoleh thiluug 2,15 dan ttabel 2,00. hal ini berarti thitung >
ttabeb maka H, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika
siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dan metode resitasi diterima,
dan Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika
siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dan metode resitasi ditolak
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
fisika siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dengan metode
resitasi. Sedangkan perhitUllgan rata-rata (mean) peningkatan hasil belajar
sisiwa antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi lebih baik
dari pada hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan
60
metode resitasi. Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelompok simulasi
21,97 dan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelompok resitasi 15,77
c. Interpretasi HasH Penelitian
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah sangat
banyak dan dalam berbagai variasi. Metode simulasi dapat diterapkan pada
pembelajaran IPA apabila suatu konsep tidak dapat diajar secara konkret
seperti eksperimen. Pada konsep massa jenis dan sifat zat akan lebih tepat bila
menggunakan metode simulasi karena untuk mengetahui sifat zat tidak bisa
dilakukan percoaban karena suatu partikel tidak bisa dilihat secara kasat mata.
Metode resitasi dapat digunakan dalam berbagai konsep dalam fisika. Karena
metode ini menekankan pada pemberian tugas. Metode resitasi, bukan hanya
menekankan pada pemberian tugas tetapi ditekankan juga siswa untuk
mempresentasikan tugasnya di depan kelas.
Pada penelitian ini, penulis yang secara langsung mengajar kelas
yang diberi metode simulasi pada kelas eksperimen I dan metode resitasi pada
kelas eksperimen 2, mendapatkan hasil belajar yang besarnya tidak sarna
antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata postes hasil belajar
fisika siswa yang didapatkan oleh kedua kelas (kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen 2) besarnya tidak sama. Siswa kelas VII-l yang diajarkan dengan
menggunakan metode simulasi nilai rata-rata postes yang diperoleh sebesar
66,30 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas VII-2 yang
diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) sebesar 55,83,
dengan nilai thilung sebesar 2,15 sedang tlabel 2,00.
Perbedaan nilai rata-rata antara kelas simulasi (eksperimen I) dan
kelas resitasi (eksperimen 2) dimungkinkan karena proses pembeljaran dengan
menggunakan metode simulasi lebih menekal1kan pada peltunjukkan masalah
suatu keladian, keaktifan siswa dalam pemecahan masalah, mengkonkretkan
peristiwa yang kasat mata, baik guru maupun siswa mengambil bagian di
dalamnya. Sedangkan pada kelas pemberian tugas, siswa diberi berbagai
61
macam tugas baik sebelum proses pembelajaran atau setelah proses
pembelajaran. Pada dasamya metode ini membangun keaktifan dan rasa
tanggung jawab siswa akan tetapi sebagian besar siswa menganggap beban
untuk mengerjakannya.
Namun pada dasamya kedua metode tersebut menekankan pada pada
kemampuan individu dalam mengatasi suatu masalah, akan tetapi pada metode
simulasi siswa dalam main peran dapat menjadi altematif dalam
mengembangkan kreativitasnya serta menemukan sendiri pengetahuannya.
Sedangkan pada metode pemberian tugas (resitasi) motivasi anak kurang
tertanam karena mereka merasa terbebani dengan tugas. Padahal dengan tugas,
dapat mengisi waktu luang yang konstruktif, memupuk rasa tanggung jawab,
membiasakan anak giat belajar serata menanamkan percaya diri terhadap
siswa. Namun, tugas yang sering diberikan oleh guru sering diabaikan oleh
siswa atau siswa mengerjakan tetapi dengan menyontek pada ternan atau dapat
bantuan dari guru privatnya. Sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar
yang akan dicapai .
Dengan melihat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
simulasi (eksperimen 1) dan kelas pemberian tugas (eksperimen 2), maka nilai
rata-rata kelompok simulasi lebih baik dibandingakan kelas pemberian tugas
(resitasi). Hal ini membuktikan bahwa metode simulasi lebih baik daripada
metode pemberian tugas (resitasi).
Hasil penelitian Illi sejalan dengan penelitian Sarwanto
(Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran) dalam jumal pendidikan
MIPA. Metode simulasi main peran dapat menjadi altematif dalam
mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode simulasi dapat
mengkonkretkan peristiwa yang kasat mata maupun abstrak dengan peragaan
fisiko Selain itu peragaan dengan simulasi dapat menciptakan peluang siswa
wltuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Selama
melakukan simulasi siswa diminta untuk dapat melakukan pengamatan,
62
menuliskan data, melakukan interpertasi dan dapat menyimpulkan kegiatan
tersebut.9
Pada metode simulasi terdapat keunggulan, yaitu kegiatan simulasi
secara alami mendorong motivasi para siswa agar berpartisipasi, mengurangi
tingkat abstraksi, sebab siswa secara langsung terlibat dalam kegiatan.
Simulasi dapat memajukan siswa untuk berpikir kritis, sebab mereka aktif
menganalisis berbagai tindakan serta berbagai konsekuensinya.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
cukup signifJkan antar siswa yang diajar dengan metode simulasi dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan metode resitasi terhadap hasil belajar
fJsika siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menguraikan
beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya:
I. Sampel penelitian relatif kecil 30 orang baik pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol sehingga tidak dapat digeneralisasikan.
2. Pemberian waktu yang singkat dari pihak sekolah, sehingga peneliti
merasa masih belum maksimal untuk menerapkan pembelajaran dengan
metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi) secara menyeluruh.
3. Penelitian ini hanya ditunjukkan untuk mata pelajaran fJsika pada konsep
massa jenis dan sifat zat tidak dapat digeneralisasikan pada konsep
ataupun pada mata pelajaran dan tingkat pendidikan yang berbeda.
9 Sarwanto, "Keterampilan proses dalam Simulasi Main Peran", Jurnal Pendidikan FisikaA,{10A DVln In.rC'0•... _1._..,_ .. _10 __ 1 IT __ •• __~"l\i\""\ L r"l rA
BABV
PENUTUP
A. Kesimpnlan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode simulasi
dapat terlihat dari jumlah gain yang diperoleh yaitu 659 dengan meannya
21,97 sedangkan kelompok yang diajar dengan menggunakan metode resitasi
jumlah gain yang diperoleh yaitu 473 dengan meannya 15,77.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar
menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar menggunakan
metode resitasi dengan diperoleh thi'ung > t'abel yaitu 2,15 > 2,00. Hal ini sesuai
dengan hipotesis awal yang menyatakan Ha diterima jika thi'ung > ttabel.
3. Metode pembelajaran simulasi dan resitasi merupakan metode yang dapat
memberi rangsangan kepada siswa lIntuk aktif secara langsung dalam
pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dituliskan saran sebagai berikut:
1. Setiap metode mempllnyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu pendidik
hendaknya tidak menggunakan satu metode saja, tetapi harus menggunakan
metode yang bervariasi.
2. Guru diharapkan dapat menggunakan metode simulasi untuk konsep fisika
yang abstrak dan tidak bisa dipraktikumkan.
3. Penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dapat memberikan rasa
tanggllng jawab yang tinggi terhadap siswa.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut wltuk mengetahui apakah metode
pembelajaran simulasi dan resitasi dapat memberikan hasil belajar yang baik
pada materi pelajaran fisika pada konsep yang berbeda.
65
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: RinekaCipta.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Wina Sanjaya. 2007. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: SekolahPascasmjana UPI.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. "Kamus besar bahsaindonesia". Jakarta: balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwiyatmi, Sri. Juli 2003. "Perbandingan Hasil Belajar fisika Siswa yangpengajarannya Diberi Tugas Antara Kelompok Keell dengan Kelompok Besar",Jurnal Pendidikan MIPA, volA no.2 .
Roestiyah NK. 1988. Strategi elajar mengajar. Jakarta; Bina Aksara.
Rooijakkers. 2005. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo.
Sardiman A.M,. 2004. Interaksi dan Mot/vasi belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo persada.
Sarwanto. Januari 2007. "Keterampilan proses dalam Simulasi Main Peran", JurnalPendidikan Fisika MIPA FKIP UNS Surakarta, vol.8, no.l.
Sarwanto. Januari 2007. "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran", JurnalPendidikan MIPA , vol.8 no.l.
Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: BinaAkasara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subana, M dan Sudrajat, 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmah. Bandung: CV. PustakaSetia.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
68
Lampil'all 2
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Senlester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Simulasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
. VIIiI
:1
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan perubahannya
Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan
sehari- hari
Memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal
Slswa
Menjelaskan pemahaman awal tentang massa jenis
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan
massa jenis dengan kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar
A. Pretes
B. Massa Jenis
Ill. Metode Pembelajaran
Simulasi
IV. Langkah-langkah Pel11belajran
A. Kegiatan Awal
Menanyakan kabar siswa (1 0 l11enit)
Memberikan soal pretes untuk l11engetahui kel11ampuan awal siswa tentang
massa jenis dan sifat zat (30 l11enit)
B. Kegiatan Inti
Melakukan apresiasi l11ateri dengan Tanya jawab mengenal materi massa
jenis dan sifat zat dan membangkitkan pengetahuan awal siswa tentang
69
PERPUSTAKAA,N UT"'MA__~N SYAHID JAKAR'TA
materi dengan disertai contoh-contoR aatam--keh' sehari-hari (J 0
u1enit)
Menjelaskan tata pelaksanaan pembelajaran materi dengan menggunakan
metode simulasi (10 menit)
Menjelskan secara singkat pengertian massa jenis (10 menit)
C. Kegiatan Akhir
Siswa menyimpulkan tentang maSSa jenis (5 menit)
Guru menyempurnakan kesimpulan siswa (5 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas individu
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
70
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Simulasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VIllI
:2
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan perubahannya
: Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan
sehari- hari
: Mengidentifikasi massa jenis sebagai salah satu ciri khas
zuatu zat
Menghitung massa jenis suatu zat
Menggunakan konsep massa Jems untuk berbagai
penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari
1. Tujuan Petnbelajai'an
Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan
massa jenis dengan kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar
Massa Jenis
III. Metode Pembelajaran
Simulasi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal
Guru mengaitkan kembali pertemuan sebelumnya mengenai massa jenis
Guru memberikan motivasi kepada siswa (10 menit)
B. Kegiatan inti
Guru menjelaskan pengertian massa jenis dan rumus yang digunakan (10
menit)
71
Guru memberikan contoh-contoh perhitungan massa Jems serta konversi
satuan yang dib'lmakan dalam satuan SI (15 menit)
Guru menyuruh 2 siswa untuk mensimulasikan 2 benda yang dapat dihitung
volumenya tetapi ukurannya berbeda (20 menit)
Siswa diperintahkan membuat kesimpulan berdasarkan simulasi yang
mereka lihat (10 menit)
Seorang siswa maju ke depan kelas untuk menyimpulkan hasil dari simulasi
(5 menit)
C. Kegiatan Akhir
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan siswa
lain untuk menjawab pertanyaan tersebut (5 menit)
Guru menyebutkan sub pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya
(5 menit)
V. Alat/BahalJSumber Pembelajaran :Lembar soallatihan ! Buku Paket
VI. Penilaian Prosea : Tugas individu
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Simulasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VIIII
:3
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan pentbahannya
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Menyelidiki teIjadinya perubahan wujud zat
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud
zat melalui simulasi
Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membedakan perubahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui
susunan partikel pada adhesi dan kohesi
II. Materi Ajar
A. Wujud Zat
B. Partikel-partikel Zat
C. Adhesi dan Kohesi
Ill. Metode Pembelajaran
Simulasi
IV. Langkah-Iangkah Pembelajran
A. Kegiatan Awal
Guru melaksanakn apresiasi dengan membahas seputar wujud zat dengan
memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Guru memotivasi siswa (10 menit)
73
B. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan sekilas tentang perubahan wujud zat, partikel-partikel zat,
adhesi dan kohesi serta mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari (15 menit)
Guru membuat skenario untuk simulasi main peran (lO menit)
Membagi kelas kedalam 4 kelompok (5 menit)
tvlemberi aratan kepada siswa bagaimana bermain simulasi (10 menit)
Guru membagi materi yang akan disimulasikan (simulasi main peran) yaitu:
perubahan zat (kelompok 1), partikel zat padat (kelompok 2), partikel zat
cair dan gas (kelompok 3), dan adhesi dan kohesi (kelompok 4) (5 menit)
Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk latihan bermain
simulasi sesuai deng;an materi yang; telah ditentukan (J 5 menit)" ,. -. - .- -- .- - ....". ,- _. "' -- <-.> -, - . -, - - --... - '/
c. Kegiatan Akhir
Guru mengulang kembali aturan simulasi (main peran) untuk pertemuan
berikutnya (5 menit)
Guru memberikan kuis (5 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
74
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Simulasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VII/I
:4
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan perubahannya
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Menyelidiki tedadinya pembahan wujud zat
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud
zat melalui simulasi
Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi
L Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membedakan perubahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui
susunan partikel pada adhesi dan kohesi
II. Materi Ajar
A Wujud Zat
B. Partikel-partikel Zat
C. Adhesi dan Kohesi
III. Metode Pembelajaran
Simulasi
IV. Langkah-Iangkah Pembelajran
A Kegiatan Awal (10 menit)
Gum melaksanakn apresiasi dengan membahas materi pada pertemuan
sebalumnya (5 menit)
Guru memotivasi siswa dan rrlenanyakan kesiapan Siswa untuk bermain
simulasi (5 menit)
"R Tt pal \1t\1n Tntl (f\() mpnlt")
75
Kelompok 1 maJU untuk bermain simulasi tentang perubahan wujud zat
dengan dibantu media sederhana. Siswa berperan sebagai bentuk benda
(padat, cair dan gas) (10 menit)
Kelompok 2 maju untuk bermain simulasi mengenai sifat-sifat zat padat.
Siswa berperan sebagai partikel zat padat dengan bergerombol bersama
tenlan sekelompoknya untuk menunjukkan bentuk partikel zat padat (10
menit)
Kelompok 3 bermain simulasi sifat-sifat zat cair dan gas (10 menit)
Siswa memainkan peran sebagai zat cair atau gas dengan bergerombol
bersama ternan kelompoknya bagaimana susunan zat cair dan gas
Kelompok 4 bermain simulasi mengenai partikel pada adhesi dan kohesi.
(10 menit)
Guru menjelaskan tentang meniscus cembung dan meniscus cekung, gaya
kapilaritas dan tegangan permukaan serta manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari (10 menit)
Siswa melaporkan hasil simulasi yang mereka perankan.
Gum menjelaskan kembali apa yang telah disimulasikan oleh Slswa (10
menit)
C. Kegiatan Akhir
Memberi kesempatan Slswa untuk bertanya seputar materi yang telah
dibahas dan yang lain diberi kesempatan untuk menj awab (5 menit)
Menginformasikan pada siswa pada pertemuan yang akan datang ada tes
hasil belajar (5 menit)
V. AlatlBahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas individu
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Simulasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VIllI
:5
: 2 x 40 menit
76
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar
Indikator
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Menyelidiki tetjadinya perubahan wujud zat
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud
zat melalui simulasi
Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyelesaikan ulangan harian yang berhubungan dengan massa
jenis dan sifat zat
Il. Materi Ajar
Postes
III. Metode Pembelajaran
Simulasi
IV. Langkah-langkah Pembelajran
A. Kegiatan Awal
Melak:ukan evaluasi terhadap pelaksanaan penerapan metode simulasi (20
menit)
B. Kegiatan Inti
Postest (50 menit)C. Kegiatan Akhir
Memberikan pesan kepada sisiwa (10 menit)V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket
77
Lampiran 3
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Resitasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VII/I
:1
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan perubahannya
Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan
sehari - hari
: Memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal
Slswa
Menjelaskan pemahaman awa! tentang massa jenis
L Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan
massa jenis dengan kehidupan sehari-hari
n. Materi Ajar
C. Pretes
D. Massa Jenis
III. Metode Pembelajaran
Resitasi
IV. Langkah-langkah Pembelajran
A. Kegiatan Awal (40 menit)
~v1enanyakan kabar siswa (10 illenit)
Memberikan soal pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang
massa jenis dan sifat zat (30 menit)
78
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan tata pelaksanaan pembelajaran materi dengan menggunakan
metode resitasi (5 menit)
Memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum tentang massa jenis
dengan kata-kata sendiri dan mencari berbagai sumber tentang massa jenis,
serta contoh-contoh penerapan massa jenis clalam kehidupan sehari-hari. (5
menit)
C. Kegiatan Akhir
Guru menginformasikan bahwa tugas yang cliberikan kepada Slswa
dikerjakan di rumah dan hasilnya dilaporkan kepacla guru. (10 menit)
V. AlatfBahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas individu
79
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Resitasi)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
. VII/I
Pertemuan Ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan
sehari-hari
Indikator : Mengidentifikasi massa jenis sebagai salah satu cirri khas
zuatu zat
Menghitung massa jenis suatu zat
Menggunakan konsep massa Jems untuk berbagai
penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengetahui dan illenghitung ITlaSSa jenis benda serta keterkaitan
massa jenis dengan kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar
Massa Jenis
III. Metode Pembelajaran
Resitasi
IV. Langkah-Iangkah Pembelajran
A. Kegiatan awal
Guru menanyakan kabar siswa
GulU memberikan motivasi kepada siswa (10 menit)
B. Kegiatan Inti
Siswa melaporkan tugas yang diberikan (10 menit)
GulU memberikan contoh-contoh perhitungan massa jenis serta konversi
Satuan Pendidikan
Mata Pelaj aran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
81
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Resitasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VII/I
:3
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan pembahannya
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Menyelidiki teIjadinya pembahan wujud zat
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud
zat melalui sil11ulasi
Membedakan susunan partike! pada kohesi dan adhesi
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membedakan pembahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui
susunan partikel pada adhesi dan kohesi
II. Materi Ajar
A. Wujud Zat
B. Partikel-partikel Zat
C. Adhesi dan Kohesi
III. Metode Pel11belajaran
Resitasi
IV. Langkah-langkah Pembelajran
A. Kegitan
Guru l11elaksanakan apresiasi dengan membahas seputar wujud zat dengan
memberikan contoh-contoh yang bcrkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Gum memotivasi siswa (10 menit)
B. Kegiatan Inti
Membagi kelas kedalam 4 kelol11pok bertdasarkan nomor undian (5 menit)
82
Setiap kelompok ditugaskan membuat makalah dengan materi yang telah
ditugaskan yaitu: perubahan wujud zat (kelompok 1), sifat-sifat zat
(kelompok 2), adhesi dan kohesi (kelompok 3), dan kapilaritas dan tegangan
permukaan (kelompok 4). (10 menit)
Memberi arahan kepada siswa bagaimana mengerjakan tugas yang hasilnya
akan dipresentasikan di depan kelas (15 menit)
Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mencari bahan
membuat makalah sesuai dengan yang ditugaskan (20 menit)
C. Kegiatan Akhir
Guru memberi arahan kembali bagaimana mempresentasikan tugas
kelompok untuk pertemuan berikutnya (5 menit)
Siswa diberikan kesempatan untuk beItanya dan memberi kesempatan siswa
lain untuk menjawab pertanyaan tersebut (5 menit)
V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pel1emuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
83
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Resitasi)
: MTs/SMP
: Sains Terpadu
: VIIII
:4
: 2 x 40 menit
: Memahami wujud zat dan perubahannya
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Menyelidiki terjadinya perubahan wujud zat
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud
zat
Membedakan susunan partikeJ pada kohesi dan adhesi
L Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membedakan penibahan vlujud zat, sifat-sifat zat dan lllengetahui
susunan partikel pada adhesi dan kohesi
II. Materi Ajar
A. WujudZat
B. Partikel-partikel Zat
C. Adhesi dan Kohesi
III. Metode Pembelajaran
Resitasi
IV. Lanrrkah-lanrrkah Pembelairan~ ~ J
A. Kegiatan Awal
Guru melaksanakn apresJasl dengan membahas materi pada pertemuan
sebelumnya (5 menit)
Guru memotivasi Slswa dan menanyakan kesiapan Slswa untuk
mempresentasikan tugasnya (5 menit)
84
B. Kegiatan Inti
Kelompok 1 fl1elaporkan tugas dan illenipresentasikan makalah perubahan
wujud zat (I5 menit)
Kelompok 2 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah sifat-sifat zat
(15 menit)
Kelompok 3 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah adhesi dan
kohesi (15 menit)
Kelompok 4 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah kapilaritas
dan tegangan permukaan (15 menit)
C. Kegiatan Akhir
Gunt menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh siswa (5 menit)
Menginformasikan pada siswa pada pertemuan yang akan datang ada tes
hasil belajar (5 menit)
V. Alat/BahaniSumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok
85
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Kelas Resitasi)
Satuan Pendidikan : MTs/SMP
Mata Pelajaran : Sains Terpadu
Kelas/Semester : VII/I
Pertemuan Ke : 5
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Memberikan postes
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyelesaikan ulangan harian yang berhubungan dengan massa
jenis dan sifat zat
II. Materi Ajar
postes
III. Metode Pembelajaran
Resitasi
IV. Langkah-Iangkah Pembelajran
A. Kegiatan Awal
Melakukan evaluasi terbadap pelaksanaan penerapan metode resitasi (20
menit)
B. Kegiatan Inti
Postest (50 menit)C. Kegiatan Akhir
Memberikan pesan kepada sisiwa (10 menit)
V. AlatlBahaniSumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket
VI. Penilaian Proses: Tes hasil belajar
86
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA
Soal Latihan 1
(Kelas Simulasi)
1. Massa per satuan satuan volume disebut ...
2. Aluminium mempunyai massa 6 kg. jika volumenya 0,25 m3, massa Jems
aluminium adalah...
3. Hitung massa balok yang memiliki panjang 2,5 em, lebar 2 em, tebal 2 em,
dan massa jenis 10.000 kg/m3 !
4. Konversikan satuan di bawah ini sesuai dengan SI
a "
NamaZatMassa Jenis (p)
Dalam glem' Dalam kglmj
0,000009
Hydrogen (O°C)0,791
0,3-0,9Alcohol (20°C)
0,92Kayu
Es0,998
Air (20°C)2,70
Aluminium (20°C)7,14
7,78Seng
Besi13,60
19,30R kqemas
LEMBAR lCERJA SISWA
Soal Latihan 2
(Kelas Simulasi)
I. Sebutkan perubahan wujud zat yang terjadi pada gambar di bawah ini!
Gas
87
I Cair I ...~-----_ ..-
2. Tentukan volume dan bentuk zat di bawah ini!
No WujudZat VolumeZat Bentuk Partikel
1
2
3
3. Apa perbedaan meniscus cembung dengan meniscus cekung?
4. Sebutkan manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari!
LEMBAR KERJA SISWA
Soal Latihan 2
(Kelas Resitasi)
L Sebutkan perubahan wujud zat yang terjadi pada gambar di bawah ini!
Gas
89
Cair
2. Lengkapilah table di bawah ini !
Keadaan Partikel Padat Cair Gas
1 Gerakan partikel
2 Letak partikel
3 Gaya tarik-menarik
4 Ruang
antarpm1ikel
3. Apa perbedaan kohesi dan adhesi?
4. Sebutkan contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari!
90
LEMBAR KERJA SISWA
Soal Latihan 3
(Kelas Resitasi)
I. Cari di daerah sekitarmu yang merupakan peristiwa tegangan permukaan!
2. Permukaan air dalam tabung berbentuk cekung dan membasahi dinding gelas.
Peristiwa ini disebabkan...
3. Mengapa perahu nelayan tidak tenggelam satt berlayar di lautan?
4. Sat kamu mengembuskan nafas kea rah cermin, kamu akan melihat udara
napasmu berembun di cermin tersebut. Jelaskan pendapatmu tentang peristiwa
tersebut!
em 6
KISI-KISI TES BASIL BELAJAR
P,"ndidikan : SMPIMTs
"lajaran : Sains Terpadu
:emester : VIVGanjil
i Waktu : 90 Menit
Soal : 30 Soal
. Kompetensi : Memahami Massa Jenis dan Sifat Zat
'0-
tensi Konsep/Sub Uraian Materi Indikator No Aspek
lr konsep Soal yang
Diukur
liki Wujud dan Wujud setiap zat berbeda-beda yang dikelompokkan Menjelaskan pengertian 1 C1
zat Sifat Zat menjadi tiga, yaitu padat, cair, dan gas. zat
:an Sifat-sifat Zat 2 C2
1 dan Zat padat mempunyai sifat volume dan bentuknya tetap Mendeskripsikan sifat zat
lllya walaupun dipindah-pindah. padat :; C2
Zat cair mempunyai sifat volumenya tetap dan bentuk zat
t1 Iberubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Mengidentifikasikan sifat 4 C3
[J Zat gas mempunyai sifat volume dan bentuknya berubah- zat: gas
is,
Je
ly,
Ja
Ja
ha
lid
:at1r1
'-0tv
ubah mengikuti wadahnya.
Mengkaitkan sifat zat 5 C3
dengan kehidupan sehari-
hari
Menunjukkan sifat
partikel zat cair dalam
kehidupan sehari-hari
hui Partikel Zat Teor! PUl'tikel Menjelaskan pengertian 6 Cj
Partikel atau molekul merupakan bagian terkecil dari partikel
pada suatu zat yang masih mempunyai sifat seperti zat itu. Membedakan keadaan 7 Cz
t, cmr No Keadaan Padat Carr Gas partikel-pmiikel zatPartikel Membuktikan susunan 8 C2
1 Gerakan Tidak Agakbebas Sangatsusunan partikel zat yang
partikel bebas Agak bebasselalu bergerak I2 Letak partikel Berdekata renggang Sangat
n Knrangkuat beIjauhau Mengidentifikasikan 9 Cz
3 Gaya tarik sangat Kurangkuat Sangat susunan partikel pada zatmenarik knat lemah catr
4 Ruang antar kecil Agakbesar SangatMengidentifikasi sifat- Cz10
partikel besarsifat partikel suatu zat
fa
a
Susunan Partikel Suatu Zat
[-~
I I I
(a) padat
1-"-'-~
/1 /1
i-I-II_,I ,.4t,,), !I. _I~8~~1/'_tMLI/(b) cail'
D./I---r
, 8 8 ~I.i 8 81
~'",,18 ~J.- 8 ....Y/
(c) gas
Mengidentifikasi
pengal'uh enel'gi t'~l'hadap
partikel suatu zat
11 C3
dan I Pengertian Kohesi dan adhesi Menjelaskan pengal1ian I 12
Gaya tal'ik-menal'ik antal'a pal1ikel-pal'tikel zat sejenis kohesi
skl'ipsik Kohesi
konsep Adhesi
dan
sel1a
Sifat-sifat Partikel Suatu Zat
1. partikel tidak diam, tetapi selalu bel'gel'ak atau
bel'getal'
2. diantara satu partikel clengan partikel yang lain
tel'dapat gaya tarik-menal'ik
3. diantal'a satu partikel clengan pal1ikel yang lain
tel'dapat ruang antal'partikel yang disebut pori
pon
dinamakan kohesi dan gay tarik-menal'ik antal' partikel- Membedakan
partikel zat yang tidak sejenis dinamakn Adhesi. Akibat kohesi clan adhesi
antara I 13
Cj
C2
'0v,
mnnya kohesi dan adhesi inilah yang ll1engakibafCkan permukaan I Membedakan pengaruh I 16 C2
19
Jan
lan
zat cair di dalam sebuah t.abung ll1elengkung yang sering
dinamai meniscus (cekung atau cembung
kohesi pada suatu zat
Memberikan contoh I 18
peristiwa adhesi dan
pell1anfaatannya dalall1
kehidupan sehari-hari
Mendeskripsikan
karakteristik kohesi pada
zat padat
C3
C2
lpilarit61s I dan Tegangan I Peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler
skripsik IKapilaritas
egangan I Permukaan
:aan
tnya
Jan, .nan
Kapilaritas
dinamakan kapilaritas
Manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
1. Dapat ll1emasak dan memperoleh cahaya lampu di
malam hari karena minyak meresap.
2. Kain kasa yang digunakan untuk membalut luka
karena daya kapilaritasnya tinggi.
3. Air dapat pindah dari lantai ke kain pel.
Memberikan contoh 114 1C3
pemanfaatan daya
kapilaritas dalam
Ikehidupan sehari-hari
Mengkaitkan konsep I 17 I C3
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari
'R
Tegangan Permllkaan
Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang Mengidentifikasikan
sehingga permukaannya seperti ditutupi lapiasan elastis tegangan permukaan 115merupakan peristiwa tegangan permukaan. dalam kehidupan sehari-
Contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari: hari
1. Sabun cuci deterjen dibuat untuk memperkecil
tegangan permukaan sehingga mampu mengangkal
kotoran dari permukaan pakaian.
2. Silet, jarum dan serangga tdak tenggelam ketika
berada pada pennukaan zat caiL
Semua itu l11el11buktikan bahwa pada pennukaan alI
terdapat gaya tarik-l11enarik antara partikel-partikel alI
(kohesi) .
C3
skripsik
m kalor
Jah
zat serta
lannya
Perubahan
Wujud
Perubahan Wujud Lat
"mencair : perubahn wujucl clari padat ke cair
" menguap : perubahan vvujud dari cair ke gas
" menyublil11: perubahan wujud dari padat ke gas
" membeku: perubahan wujucl dari cair ke paclat
" mengembun: perubahan wujud dari cair ke gas
Menj elaskan pengertian I 20
menyublim
Memberikan contoh I 21
perubahan wujud zat
Mengkaitkan perubahan I 22
wujucl zat dalam
kehidupan sehari-hari
Cj
Cz
Cz
'0V>
nya
Ian
Ian
Massa jenis setiap zat berbeda-bada tidak bergantung aplikasi massa Jel1ls
pada berat bendanya. Memahami persaman I 29
Menghitnng Massa Jenis Suatu Za.t pada massa jenis
untuk menghitung massa jenis suatu zat dapat digunakan Mengetahui eara I 30
persaman p= mJv, dimana: penghitungan massa jenis
p= massa jenis (kgJm3)
m = massa (kg)
v = volume (m3)
Aplikasi Massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
Pada jaman dahulu perahu dibuat dengan kayu karena
massa jenis kayu lebih keeil dari massa jenis air sehingga
kayu cenderung berada di atas air.
Begitu pula dengan balon, balon berisi gas helium yang
bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis uadara
sehingga balon akan eenderung melayang di udara.
Cz
C2
'0-..J
Cj
C3
C2
lan
ian
e mendeposisi: pembahan wujud dari gas ke padat
Contoh Perubahan Wujud Zat dalam Kehidupan Mendeskripsikan contoh I 23
sehari-hal"i peranan kalor dalam
Jika kita memesak air, dan air sudah mendidih dan kehidupan seharihari
dibiarkan dalam selang waktu tert,entu, maka air akan Menjelaskan pengertian I 24
berkurang dan lama-kalamaan habis. Air itu menguap melebur
menj adi gas. Mengidentifikasikan I 25
Kamper yang digantung di lemari lama-kelamaan akan perubahan wujud yang
habis karena zat padat bembah menjadi gas. teljadi antara zat padat,
cair dan gas
Memberikan contoh 26
peristiwa yang I C3
menunjukkan zat dapat
memiliki 3 wujud dalam
kehidupan sehari-hari
;kripsik I Massa Jenis
konsep
enis dan
Massa Jenis sebgi salah Satu Ciri Khas Suatu Zat Menjelaskan pengertian I 27
Massa jenis mempakan perbandingan antara massa massa jenis
benda dan volume benda. Memberikan contoh I 28
Cj
C2'0e;,
98
Lampiran 7
TES HASIL BELAJAR FISIKA
Sekolah
Kelas/Sem
Nama
: 90 menit
Mata pelajaran
Hari / Tgi
Waktu
Petunjuk:
Pilihlah jawaban yang tersedia, a, b, c, dan d.
Jawablah peltanyaan di bawah ini yang menumt anda paling tepat dan benar!
I. Zat adalah sesuatu yang...
a. memiliki massa dan menempati ruang c. bentuknya sealau tetap
b. warnanya selalu tetap d. sifatnya selalu tetap
2. Di bawah ini mempakan sifat zat padat, kecuali ....
a. gaya tarik-menarikantar partikel KLJrang luas
b. partikelnya sangat berdekatan dan teratur
c. volumenyaselalu tetap dan ll1enempati ruang
d. bentuknya bembah-ubah dan volull1enya tetap
3. Sifat zat yang mempunyai volume yang bembah-ubah dan bentuk zat yang
bembah pula. Sifat tersebut di atas dimiliki oleh zat ....
a. padat c. gas
b. Call' d. plasma
4. Balon yang sudah ditiup dan belum ditiup digantung pada setiap ujung sebuah
lidi. Kedua balon tidak seimbang karena....
a. udara ll1enempati mangan dan volull1 bembah
b. udara volumenya tetap dan bentuk bembah-ubah
c. udara ll1emiliki massa dan gerakannya bebas
d. udara n1emiliki iTIaSSa dan menelnpati nmngan
5. Es batu yang dipanaskan akan bembah menjadi air. Dari peristiwa tersebut
diketahui bahwa sifat zat cair adalah ....
99
c. gas
d. plasma
a. padat
b. cmr
9.
b. volume berubah dan bentuk tetap
c. volume tetap dan bentuk berubah
d. volume berubah dan bentuk berubah
6. Partikel adalah zat yang....
a. bentuknya berubah-ubah dan memiliki massa
b. terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil
c. tidak dapat dipecah menjadi bagian lebih kecil
d. memiliki massa dan bentuknya berubah-ubah
7. Gerakan paIiikel-partikel dalam zat gas adalah....
a. kurang bebas c. tidak bebas
b. sangat bebas d. agak bebas
8. Bukti bahwa partikel senantiasa bergerak, kecuali ....
a. tumpahnya minyak wangi dan mengharumi seluruh ruangan
b. bensin yang bau
c. memompa ban mobil sampai meletus
d. jatuhnya cat ke tanah dengan membentuk buturan-butiran kecil
gambar di samping merupakan susunan pmiikel. ..
10. Sifat-sifat partikel suatu zat adalah ..
1) dapat dilihat dengan mata
2) selalu bergerak atau bergetar
3) tidak terdapat ruang antarpartikel
4) di antara satu partikel dengan partikel yang lain saling tarik-menarik
Pernyataan yang benar adalah ..
a. 1),2) dan 3) c. 2) dan 4)
b. 1), 3) dan 4) d. semua benar
II. Jika suatu zat padat menenma energI dari luar, maka yang terjadi pada
100
a. susunan partikel tetap dan bergerak lebih bebas
b. susunan partikel menjadi renggang dan bergerak lebih bebas
c. susunan partikel tetap dan tidak bergerak
d. susunan partikel menjadi renggang dan tidak bergerak
12. Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis yaitu...
a. adhesi c. molekul
b. kohesi d. partikel
13. Permukaan zat cair dalam bejana terlihat cembung bila..
a. kohesi lebih kecil dari adhesi c. adhesi sama dengan kohesi
b. kohesi lebih besar dari adhesi d.kohesi dan adhesi seimbang
14. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai peristiwa-peritiwa seperti,
naiknya air pohon melalui akar, terserapnya air oleh kain dan naiknya minyak
tanah melalui sumbu kompor. Perstiwa-peristiwa tersebut merupakan....
a. adhesi c. kapilaritas
b. kohesi d. difusi
15. Serangga dapat hinggap di permukaan air adalah akibat adanya....
a. tegangan permukaan c. adhesi
b. meniscus d. kapilaritas
16. Di bawah ini terdapat 4 buah gelas yang masing-masing berisi zat cair yang
berbeda. Berdasarkan bentuk permukaannya, zat cair yang mempunyai kohesi
terbesar adalah pada nomor....
I 2 3 4
tjtjuoa. 1 c.3
b. 2 d.4
17. Salah satu manfaat dari kasa pembalut ketika ditempelkan pada kulit yang
luka adalah ....
a. menyembuhkan penyakit c. daya kapilaritasnya tinggi
101
18. Berikut ini peristiwa adhesi, kecuali ..
a. menulis dengan bolpoin di atas kertas
b. bersolek dengan menggunakan bedak
c. menempelkan kertas menggunakan lem
d. menyemprotkan minyak pengharum
19. Volume dan bentuk zat padat selalu tetap sebab:
1) ruang antarpaJiikel zat padat lebar
2) kohesi antarpartikel zat padat sangat lmat
3) ruang antarpaJiikel zat padat sempit
Pernyataan yang benar adalah..
a. 1),2) dan 3) c. 1) dan 3)
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)
20. Perubahan dari zat gas menjadi padat dinamakan....
a. menyublim c. menCaJr
b. mendidih d. menguap
21. Contoh perubahan zat padat menjadi cair adalah..
a. memasak air sampai mendidih
b. menyimpan air ke dalam freezer sampai menjadi es batu
c. lilin yang dibakar
d. es batu yang dibiarkan diudara
22. Ketika kita merebus air, perubahan wujud yang teIjadi adalah...
a. menguap c. mengembun
b. mendidih d. mencair
23. Bila spritus diteteskan ke tangan kita, tangan akan terasa dingin. Hal 1111
disebabkan....
a. spritus mengembun
b. spritus melepaskan kalor pada kulit tangan
c. spritus menyerap kalor dari kulit tangan
d. spritus menyerap kalor laten
24. Melebur adalah ..
102
b. perubahan wujud dari padat ke cair
c. perubahan wujud dari padat ke gas
d. perubahan wujud dari cair ke padat
25. yang ditunjukkan pada no I, 2 dan 3 secara berurutan
Gas adalah.
a. mencair, mendidih, membeku
b. membeku, melebur, menguap
c. menyublim, Inembeku, mengeInbun
d. menyublim,melebur, menguap
26. Manakah dari peristiwa berikut yang menunjukkan zat dapat memiliki 3
wujud ....
a. merebus air sampai mendidih
b. es dipanaskan hingga mendidih
c. ban yang dipompa hingga meletus
d. kapur barus yang semakain habis
27. Perbandingan antara massa benda dan volume benda disebut. ..
a. massa c. berat benda
b. volume jenis d. massa jenis
28. Para nelayan masih menggunakan perahu untuk berlayar mencari ikan. Perahu
senantiasa mengapung di laut. Mengapa perahu terapung?
a. karena berat nelayan dan kayu lebih ringan
b. karena massa jenis kayu lebih kecil dari massa air
c. karena massa jenis kayu lebih besar dari massa air
d. karena massa jenis kayu dan air seimbang
29. Massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat, persamannya adalah...
a. p= m.v c. p= vim
b. m = p.v d. v = p/m
30. Besarnya volum benda jika massa gelas 300 gr dengan massa jenis 0,2 grlcm3
adalah....
a. 1,5x 1O-2 m3 c. 1,5x 10-4 m3
Lampiran 8KUNCI JAWABAN TES HAS1LBELAJAR
LA 11. B 21. D
2. D 12. B 22. A
3. C 13. B 23. C
4. D 14. C 24. B
5. C 15. A 25. C
6. B 16. D 26. B
7. B 17. C 27. D
8. D 18. D 28. B
9. B 19. D 29. B
10. C 20. A 30. D
103
Lampiran9
HASIL BELAJAR FlSIKA SISWA KELOMPOK SIMULASI
Tabel13Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan Metode Simulasi
NoPretes PostesSiswa
I 18 682
25 5934 34 68
5 38 68
6 38 55
7 38 59
838 59
938 71
1038 68
1 142 83.,42 50
12 42 551314 42 55
1542 80
16 42 71
1742 63
18 42 75
19 42 55
20 46 63
21 46 55
22 46 68?~
46 63-~ 50 632425
50 71
26 50 68
2750 71
2850 68
J29 50 71
30 59 7159 68
104
Validltas Butir SoalBUTIRSOAL
2 2 , 5 , 7 8 , 10 11 12 lJ I' 15 16 17 18 19 16 21 22 22 24 2S 16 27 " 29 20 X X'
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 24 576
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529
1 1 1 1 0 0 1 1 1 I 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 " 484, 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 I 22 484
1 1 0 1 1 0 0 1 I I 0 0 I 0 0 1 1 I 1 0 1 1 1 I I I 1 1 1 1 21 411
I I 1 0 I 0 I 0 I 1 1 0 1 0 I 0 I I I 0 I 0 0 I I I 1 I 1 1 21 '41, 1 0 0 1 0 0 1 1 I 1 0 1 0 0 0 0 I 1 0 1 1 1 1 I 0 1 I 0 0 P 289
) I 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 I 0 1 P 189
J 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 I 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 P 289
) 0 0 1 1 I 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 I 1 1 1 1 0 1 0 0 1 10 256) 1 0 I 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 I 0 1 1 0 P 289
) 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 16 256
1 0 0 1 1 I 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 P 289) 0 1 1 II 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15 225, I 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 I 0 0 I I 0 I 0 0 0 1 0 I 0 0 1 0 0 13 169
0 I 0 I 1 0 0 1 I 0 I 0 I 0 0 I I 0 I 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 I 1.3 169
0 1 0 I I I 0 0 1 I 0 I 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 I 1 I 0 0 I I 0 H 196
0 I 0 I I 1 0 I 1 I I 0 0 0 0 0 I I 0 0 I I 0 0 I 1 0 0 I 1 10 256
0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 I 0 I 0 0 0 I I 1 0 0 0 I I I 0 0 0 0 0 12 1,14
0 1 0 0 1 0 0 I 1 0 0 0 I 0 0 0 I I 1 0 0 0 1 I 0 0 0 0 0 0 10 100
0 I 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 I I 0 0 I 1 1 0 0 0 1 I 1 0 1 0 1 1 14 190
0 1 0 1 1 0 0 1 0 I 0 1 0 0 0 0 I I 0 I 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 13 169
0 I 0 1 0 I 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 I 0 I 1 0 1 1 I 1 15 225
0 0 0 I 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 I 0 1 12 144
0 0 0 0 1 I 0 0 1 0 1 0 I 0 0 0 1 I I I 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 13 169
0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 I 1 0 0 I I 0 0 0 0 1 I 0 1 I 0 I 0 0 12 144
0 1 I 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 I 0 1 I 0 1 1 13 160
0 0 0 0 I 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 , 64
0 0 0 0 I 0 0 0 I 0 0 0 I 0 0 0 0 1 0 1 1 0 I 0 0 I , 0 0 1 10 100
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 I 0 0 0 1 1 I 0 0 0 S 61
·161 7615
7 22 6 19 24 10 3 19 25 " 16 9 24 , 4 9 24 n. 16 7 16 12 21 P 24 15 15 13 16 20
" 0,73 020 0,63 0.80 0.33 0.10 0.63 0,83 0,47 053 0030 0,80 0,27 0,13 0.30 0,80 0,73 0,67 0.23 053 0,40 0,70 0.57 0,80 050 0050 0,43 0.53 0,67
'7 0,27 0.80 0.37 0,20 0,67 090 0,37 0.17 0053 0,47 0.70 0.20 0.73 0.87 0,70 0.20 0,Z7 0.33- 0.;7 0.47 060 030 043 0.20 0.50 0050 0.57 0,<11 0.33
8 0.20 0.16 0.23- 0,16 0,22 0,09 0.23 CU4 0.2; 0.25 0,21 0,16 020 0,12 0.21 0,16 O.ZO 0.22 0.18 0.25 0.24 0.21 0,25 0,16 0.25 0.25 0.25 0.25 0.22
" J645 17.50 17,00 15,83 16.70 16,67 15.74 J6,28 18.21 16,88 15_33 16.08 18.13 2J,25 18,00 15.63 15$6 15,75 17,00 17.06 17.67 15.90 16.94 16.25 15,80 15.33 16.23- 16,75 16.65
'2 0.'13 0,25 0_51 0.24 0,22 0.34 0,12 0,49 0.6; 0.38 -o.ot 03·1 0,40 0.55 O.4J 0,12 O.ZO 0.13 0.21 043 0.'15 0.20 0.43 0.42 0.10 ·0,01 0.18 0035 0,43
14 0,33~ O.3H 0334 0.334 0.334 0,33·1 00334 0.334 0,33-~ 0.334 0.334 0,334 0.334 0.334 0.334 00334 0334 0.334 0334 0.334 0,334 0,334 0.334 00334 0.33,1 0.334 00334 0,334 0.334
11
17
V TV V TV TV V TV V V V TV V V V V TV TV TV TV V V TV V V TV TV TV V V
~
o0'
107
Lampiran 12Tbl16TblRrbTtsa e a e cIa II a
ButlrSoal
NO 'PONI , 2 4 7 9 '" " " 14 " " " " 24 25 29 70 X x'1 A , J J 0 J J J J J J J J J J J 0 J '5 225
28 J J J 0 J J J J J J J 0 J J J J J 15 225
3C J J J 0 J J J J 0 0 J J 0 J J 1 J 13 169
4D J J J 0 J J 1 1 , 0 0 1 1 0 1 J 1 13 'S!J5 E 0 1 J 0 J J 0 J 0 0 1 1 J J 1 1 J 12 '446 F J J 0 , J 1 1 J 0 J 0 1 0 J J 1 1 13 169
7 G J J 0 0 J J 1 J 0 0 0 1 J J J 0 0 '0 '008H 0 1 1 0 J 0 J J J 0 J 1 0 J J 0 J 11 12'91 0 J 1 0 J 0 J J J 0 0 1 0 J J 1 J 11 12'
10 J 0 0 J , J 1 0 0 0 0 0 1 J J 1 0 J 9 B111 K 0 J J 0 J J 0 J 0 1 0 J 0 J 0 J 0 9 8'12 L 0 1 J 0 J 1 0 1 0 0 0 J 1 0 1 0 J 9 B113 M J 0 J 0 J 0 J J 0 0 J 0 J 0 1 J 0 9 8'14 N 0 0 J 0 J 0 J J J 0 0 J 0 1 1 J J 10 100
150 0 1 J 0 J 0 1 J 0 0 J 0 0 0 J 0 0 7 49
16 P 0 1 1 0 1 0 J J 0 0 J 0 0 0 J 0 J a 6417 Q 0 1 J 0 J J 0 0 0 0 0 J 0 1 J J 0 8 6418 R 0 J 1 0 1 J J 0 0 0 0 J 1 0 J J 1 10 '0019 S 0 ! 0 0 J 0 ! J 0 0 0 0 0 J J 0 0 6 3620 T 0 J 0 0 J 0 0 J 0 0 0 0 0 J 0 0 0 4 1621 U 0 J 0 0 J 0 0 J J 0 0 0 0 J J J J 8 6422 V 0 J , 0 0 , 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 , 5 2523 W 0 J 1 8 J 0 0 J 0 0 0 0 J J 1 J J 9 B124 X 0 0 J 0 J 0 0 J 0 0 0 0 0 0 J 0 J 5 2525 Y 0 0 0 0 J 0 J J 0 0 0 0 J 0 0 J J 6 36
26 Z 0 J 0 0 0 0 0 J 0 0 J 0 J 0 J 0 0 5 25
27 M 0 J 0 , 0 J 0 J J 0 0 0 0 J 0 J J 8 64
28 88 0 0 0 0 0 0 J 0 0 0 0 0 0 0 0 J 0 2 429 CC 0 0 0 0 J 0 0 J 0 0 0 J 0 0 0 0 J 4 '630 DD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 J 0 0 J 0 0 2 4
256 2540
NP 7 22 19 3 25 " 16 24 8 4 9 16 " 17 H 16 20
P 0.23 IJJ3 0.63 0.10 0,83 0,47 053 1}8Q 0.27 0.13 O,}O 053 OAO 0,57 0,80 0.53 0.(>7
0 0,17 O-:l7 0.37 0,90 0,17 053 0.41 0.20 0.73 0,87 0.70 OA7 0,60 0..13 020 0.-17 0,33
PO O.lS 0,20 0.23 009 D,H 0.25 0,25 0,]6 0,20 012 021 025 0.24 0.25 0,16 0,25 022 ;lJ8
PO 3.38
SD 3.44
KR·20 0.76
108
Lampi/an 13Tabel17: TABEL HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA
NO JB JS P KRITERIA1 7 30 0.23 SUlCAR2 21 30 0.70 SEDANO4 19 30 0.63 SUKAR7 3 30 0.10 SUKAR9 25 30 0.83 MUDAH]() 14 30 0.47 SEDANO11 16 30 0.53 SEDANO13 24 30 0.80 MUDN-j14 8 30 0.27 SUlCAR15 4 30 0.13 SUKAll.16 9 30 0.30 SUKAl<21 16 30 0.53 SEDANG22 12 30 OAO SEDANG24 17 30 0.57 SEDANO25 24 30 0.80 MUDAj-j29 16 30 0.53 SEDANO30 20 30 0.67 SEDANO
109
Lal11jJiran 14
Perhitungan Validitas (rpbis) dan Reliabilitas
1. Perhitungan Validitas (rpbi,)Hasil perhitungan dapat dilihat pada table uji validitas, dari 30 soal butir tes
yang disusun diperoleh 17 butir yang valid dan sisanya tidak. MaIm butir tes yangtidak valid sebanyak 13 butir dibuang.
2. Perhitungan Reliabilitas (rII)Sebelumnya dihitung varians total (St2
)
, (LXY'L X -----v= N, N
256 2
2540-·--·30= ----"-"-
30=11,83
Selanjutnya dihitung reliabilitasnya dengan rumus K-R 20
Iii =(K~ 1f~-~jJq)=(~)( 11,83 - 3,32)
17 -1 11,83
=1,06(0,71)
=0,76
Da;;i hasil analisis di atas, r hilung diperoleh 0,76. Maka dikategorikan reliabel.
III
Lampiran 16
Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku(Slandar Deviasi) dan Varians Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok
Simulasi
k S' I .KI. H 'I Pa. Data Distribusi Frekuensi
T b I 19 D D' 'b . F ka e. ata Istn USI re uenSI aSI retes e ommpo' nTIu aSI
NoInterval Titik (XA)2
FreknensiBatas Nyata FXA FXA
2
Kelas Tengah Absolut KUll1ulatif
1 18 - 24 21 441 I I 17,5 - 24,5 21 4412 25 - 31 28 784 I 2 24,5 -31,S 28 7843 32 -38 35 1225 7 9 31,5 -38,5 245 85754 39- 45 42 1764 9 18 38,5 - 45,5 378 158765 46- 52 49 2401 10 28 45,5 - 52,5 490 240106 53 - 59 56 3136 2 30 52,5 - 59,5 112 6272
1274 55958
b. Perhitungan Nilai A1ean
X='L FX
N
X= 127430
=42,47
f Varians
S2 _ N"LJX; -(LFXA )'
- N(N -I)1678740 -1623076
=870
= 63,98
c. Median (Me)
Me =L +( I / 2~~ jkb) x i
Maka,
M' 4- - (15-181 e= )')+l 10 )X I
Me = 45,5 - 2,1
Me= 43,40
d. Modus (Mo)
MO=L+( fa )Xi/0+ fb
= 45,5 + (_1_) X 71+8
= 45,5 + 0,78
= 46,28
e. Simpangan Baku (SD)
112
Lampiran 17
Data Hasil Tes Kemampuan Akbir (Postes), Pel"!litungan Banyak dan PanjangKelas Interval Kelas Simnlasi
TabeL 20Data Tes Kemampuan Akhir (Postes) Kelompok Simulasi
No Subjek XIl XIl" Frek %I 50 2500 I 3,332 55 3025 4 13,336 59 3481 3 10,009 63 3969 5 16,6714 68 4624 8 26,6722 71 5041 6 20,0028 75 5625 I 3,3329 80 6400 I 3,3330 83 6889 I 3,33
1\.1_",,,
Perhitungan Kelas dan Interval Kelas Hasil Postes Kelompok Simulasia. Banyak Data n = 30b. Rentang (R)
= skor terbesar - skor terkecil= 83 - 50= 33
c. Banyak Kelas IntervalK = 1 + 3,3 log NK = I + 3,3 log 30
= 5,884= 6 (dibulatkan
d. Panjang Kelas Interval. R1=-
KMaIm,
. 41/=-
6i ~ 6,83
= 7 (dibulatkan)
- 'L,FXDengan X=-
N1662
=30
= 55,40S2 = (8,23)2
= 67,73
dan, SD = 8,23
121
Lhitung yang terbesar = 0,1454L'abel = 0,16 I(diperoleh dari harga kritis uji liliefors untuk N = 30 dan taraf signifikana = 0,05). Dengan demikian Lhi'ung < Ltabel, maIm sample berasal dari kelompok yangberdistribusi normal.
124
kR 'Table, 30
K I k S' I'd K Id PT bl D S r 'I
Langkah perhitungan to, yaitu:
a e ata e ISI1 pretes an ostes e ompo nuu aSI an eompo eSltaslKelompok Simulasi Kelompok Resitasi
SubjPreles PosIes Beda dx2 Subj
Pretes PosIes Beda dl(XI) (X,) (dx) (YJl (Y2) (dy)I 18 68 50 2500 I 18 50 32 10242 25 59 34 1156 2 21 50 29 8410 34 68 34 1156 3 21 42 21 441-,4 38 68 30 900 4 25 42 19 3615 38 55 17 286 5 29 50 21 4416 38 59 21 441 6 29 54 25 6257 38 59 21 441 7 29 63 34 11568 38 71 33 1089 8 34 58 24 5769 38 68 30 900 9 38 63 25 625
10 42 83 41 1681 10 38 63 25 62511 42 50 8 64 11 38 58 20 40012 42 55 13 169 12 38 58 20 40013 42 55 13 169 13 38 63 25 62514 42 80 38 1444 14 38 46 8 6415 42 71 29 841 15 42 63 21 44116 42 63 21 441 16 42 63 21 44117 42 75 33 1089 17 42 50 8 6418 42 55 13 169 18 42 42 0 019 46 63 17 286 19 42 46 4 16Of) '" .;:.:;: Il 01 Of) '0 50 0 1:..-1k" ~" .'.' ~ 0' "V ~k " V~
21 46 68 22 484 21 46 58 8 6422 46 63 17 2&6 22 46 5& & 6423 50 63 13 169 23 46 68 22 48424 50 71 21 441 24 50 50 0 025 50 68 18 324 25 50 67 17 28626 50 71 21 441 26 50 50 0 027 50 68 18 324 27 50 58 8 6428 50 71 21 441 28 50 54 4 1629 59 71 12 144 29 59 71 12 14430 59 68 9 81 30 59 63 4 16
1285 1970 659 18438 1192 1664 473 10368
Mx
= I-dXN
M = 659x 30
= 21,97
M =I-dYY N
M = 473y 30
= 15,77
')'x 2 = I-dX' _ (I-dX)'~ N
I-x' =18438- (659)'30
= 18438-14476,03= 3961,97
I-y' = I-dy 2 _ (I-dY)'N
I-y' =10368- (473)'30
= 10368-7457,63= 2910,37
Lampiran 25
Perbituugan Uji Hipotesis Data
a. Rumusan Hipotesis Penelitian
H, : Tidak terdapat perbedaan antara hasiI belajar fisika siswa antara yang
diajarkan dengan metode simulasi dengan metode resitasi
Ha : Terdapat perbedaan antal"a hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan
metode simulasi dan metode resitasi
b. Rumusan Hipotesis Statistik
li" : ).1£ 0= ).1"
H a : J.1E * J.1g
Keterangan:
Ho ~ Hipotesis nihil
I-In = Hipotesis alternative
JlE = prestasi belajar fisika siswa yang menggunakan metode simulasi
JlK = Prestasi belajar fisika siswa yang menggunakan metode resitasi
c. Uji Statistik
Keterangan:
to = nilai t hitung
Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok simulasi
My ~ mean/nilai rata-rata hasil kelompok resitasi
Nx = jumJah siswa keJompok simulasi
Ny = jumlah siswa kelompok resitasi
125
Setelah diperoleh nilai-nilai di atas, maka masukkan ke dalam rumus:
1M , -M,I
Maim,
121,97 -15,77110 = --,=;===="====~===~
(396~~: ;~~12~~?J3~ + ~o)6,20
=--r7===~~
(~8~~~~,!)(320
)
6,20=
,j(J I 8,49XO,07)6,20
=2,88
= 2,15
Menghitung derajat kebebasan (db), sebagai berikut:db = (N] + N2) - 2db = (30 + 30) - 2
= 58
Dengan db = 58 diperoleh t1abd pada taraf signifikan a 0,05 sebesar 2,00 dan dari hasilperhitungan diperoleh thitung sebesar 2,15, maka dengan demikian dari perhitungandiperoleh thitung > tL1bd yaitu 2,15 sehingga dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian bermti terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa antarayang diajar dengan menggunakan metode simulasi dan metode resitasi
LAMPlRAN: VI
LullS di bawah Iengkungan normalStandar dari 0 ke z.(Bilang•• dalam b.d.n dnftnrmeny.taknn desim.l) 0, z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 910,0 ooסס 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0310 03590,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 067Y 0714 07540,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 11410,3 1179 1217 1258 1293 1331 1368 1406 1443 1480 15170,4 1554 1591 1628 1664 1760 1736 1772 1808 1844 1879
0,5 1915 1950 1985 2010 2054 2988 2123 2157 2190 22240,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2518 25490,7 2280 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 28520,8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3052 3078 3106 31330,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 36211,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
~,
1,2 3849 3869 3888, 3907 3925 .3944 3962 3980 3997 4015~
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4155 4131 4147 4162 41771,4 4192 4207 4222 4236 4351 4265 4279 4Z92 4306 4319
i
1,5 4332 4345 4357 . 4370 4382 4394 4406 4418 4429 44411,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 45451,7 . 4554 4564 I 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 46381,8 4641 4649 40)6, ..c.t;;t;:d 4671 4678 4686 , 4693 I 46991 4706
1'tv........
1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 476i 4761
2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4803 4808 4812 48'12 481712,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 48902,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 49162,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2,5 4938, 4940, 494 I 4943 4945 4946 4948 4949 4951 49522,6 4953 4955 " 4956' 4957 4959 4960 4961 4962 4963 49642,7 4965 4966' 4967: 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
lAmp/ran I.I
Ij
O,\FTAH I (tl<njUt.nJl)
________________________________~y~._-_-..:tl k IJ I' III h i I " 1\ ~
y., ~ dkI' ---'----------.-----.IW~I~".f'I'ul I 2 :1 \, I ,-, Ii _'l 'I III I J I~ II In ~o 2·1 :1l1 III ;;0 7;, lOll :!oo ~,on
,)0
,-1'-'
1;0
I,lL')
i ,II
\02i,1 :!
I,noT,lL"
:J,IH..'i,W'
:1,17",OJ
:1,1,")I.!lr;
:!.i!l1,:1O
2,iX1.Il'
?ii'I.U
:.1.;,1;
:1,:'1
:.!.:, I
:u'~
~.;-}:!
:l.l;;"}
:!, 10::,11
'1,:lx,;.';'
'1,:1:::,:11
:!,2!l:l,ls
·!.2i;:'1 :,
:!.2')::,I:l
:.1.:!lJ::.02
:;,1:->'1,:IX
:l,172.~);>
:!.L::! .........
:l.11:l.s;)
2,10:!.~::l
:!.O--;
:!.--;.'"
:?,ll;,
:!,; :,
2.lJ(
..!, ;:!
:!,W!2,--;0
:!.ll!)
:!.lil'
: . ~ l~ I
:!.n::
I,~JS
:!,Ii:!
I.!.li:l,'I!)
I ,~! 'j2,.,1;
I.U:,:!.:ll'
I.!l::2.:,::
t.!l:!2 ..;11
I,~JO
2,(li
I':-Is:.1. I;;
I ,~i!;
:.1,10
1 ,x:}2,:[!1
I.S:l:2.,;);,
I,K:2.::2
l.iS:!.2(i
1.71;:!.2;:
I.;;}
'2.:10
I,'; t
:!,Il'
J,''1:!.I ;')
1,7{)
:U:!
1,1i:l:UO
l,lii'1,00
1.1;;)
2.0::
1,1,:1
:!,nll
1.1111,!lI;
1.,')9I .~J:I
1,(,/1
I,!ll
I,:",xI.!)()
I,:lfi1,1'';'
l,fI:,I,Xli
1,5:2.I.X:!
I ';)11
l,;!1
1.5:!\.X2
1,:iO
I,is
LISI.; I
I,IXl.ili
I,ll,1,7 I
1..1·1INl
1..161.71
1..1:11.1,1\
1,·111.1;:1
I,ll, .1.7 I
li"
10
:I,! l~ li,O I
:I,~JS
,,01
:1,1-11.!J!i
:I.I:Ji,n
2,751,10
2,7,1 .I,OS
:!.:,I:1,(,2
2.:"10:1,1,0
2,:W:;'::1
2,:J;"}:l.:!!!
:l,21:IJl!J
2.;1:l;J,ni
2,1,j2.!1::
~.I I:!,~ll
:l.llX:!, i!1
2.07:l.l"i
:!,o:!2,--;0
:!.O(
:!,Iii
: ,~lS
:!.(il
1.!Ji:!,:,!l
:.:JI2':, I
I.n2,:;1
I,!HJ2, Ii
I,X!J2 .. 1:,
I.X'",:!.':i
\.S I2,:::}
!,)->(I
'1.;:(1
I,i!l:!,2:-t
I. i::IX
!.72'1,1.\
U;i->:!.lJ!1
1,1;7
~.1I'
1,1;:::!.I111
I.G:!I.!JS
I.e} ';J.!JlI
1/,1;
\'X1"
1';11
l.XI
1,5:1I,H:!
1.1!1I.ili
1,17,,71
1,-i21,01,
1.·15 1..101,I,!!. •. 1,6:1
I.:W1,00
1,37J ,['0
so
100
11;)
I:'JO
1110
:1,%6,~fi
:i,n,1H,!lU
:J,n("H\
:UiJ(>,HJ
:I,I\!JG,7ti
:l,11I,Hli-
:l,O!JI,H2
:1,07·1,7H
:1,01;'\,7 [,
:1.01·1,71
1,7'21,0·1
2,70:1,!lS
2,(iX
:t,!/l
1,lii:t,!)1
2.G[}:JY·~
2,11{:1':IH
2,,!f,:l,[ll
2..1,1:I,lI
2,-13:1,1·1
2,11:1,·1\
2,:t:l:1,:.15
2,:W:1.20
2.:!!1:;, J /
2,:n:1.1:\
2,:.!li3,11
2,:21:1,0,1
:!,I!!:.1,!l:I
2.172,!\~
:!, II,2,!J2
2,1,[2,!JO
2,12v.:,2,10:!,x:!
:!.ClH2,7 ~I
2,07:!,711
2,0;,2,i ::
:l,a:j:l.7 ·1
''':.0:12,I,!;
2,01:l.ll,·}
2.{)(1
2.1,'1
I,~JX
:!,IiO
I,U!I:!,lil
I.!I'2.;,:1
I ,~1 ~l
'l.',li
1,!11:!,:,::
I.!J:!'2':,0
1,!~5
:.!,:"';l
1.~ l:l2,:01
J,!l/I
:l.li
I,S:)
1,11
uri~, II
1,!l1'1.:};
I,XX2,1:1
I}t(,
2,-10
I,X:)2.:1';
I,X:;:!.:ll
1.~H
:!,II
I.X,')
::'.:lIi
1,Ii:!2,:1:1
t,!':!2,:10
l,liO
2,2K
l)tl:!.:l:~
l.7!12,2(;
I, i72,2:[
I,j(;
2,20
I,ll1,1 i
I.77:!.:!I
1. -;;,:L.I!J
I,i:!.~, 1;1
I" I2,12
l.fi!1:!,O~J
I.';(J
::,11
I.n":!,fll;
1,1i.)
'2.0:1
1.()!:!,on
I,D:!I,~i
1,1;;;
:!,li;j
I.E:l1,~IS
l,IiO1,~. !
I ':i ~ Iun
1.5 ;'1,1\l'\
l,tiOI ,~Il
I", ;1,S!l
1,;"1:1I.,'{:}
I,:. !I.;::
I ,t,:!:.7!1
1,51I,J-\.l
1,;"1J,7!1
I.l!J1.75
1,-17
I -.,.' -
I ,I~,
1.I'!l
l,~jl
I,il{
1,InI.j;!
J ,I~)
l,oX
1,-1·1I,Gti
1,121.1i:?
I,\.'}1.70
1,.121'/;1
I,:J~
I,!i!l
:,:11!,SCi
I,:J~}
( ,5:1
1,,12I ,CiS
1,:I!Jl,;l!l
1,:161,5,1
1,:111,:}l
1,:121, ; ~,
1,3H.1.57
1,:111,f) 1
1,31I ..II,
1,2!11,-1:1
1,21i1,3!1
1,:151.52
1,:101,In
J ,27I ..lfl
1.251,31
1.121,33
,IPO :I,lil,1',iO
:1,02·I,l,li
2,G23,M3
2,:I!J3,:lI\
2,2:1:l,Oti
:!.122,Hf)
2,0:1:!,1i ~I
1.%2,[1;")
1,~lO
2.lIj1,1i~J
:!.:li1....,12.2:\
1,7M2,2:1
I -'j" -
2,12I,Hi2,0,1
1,(;(1
1,!l2
1,51
1,1\-1UD ,1,121,;·1 J,Iii
1,3x1,;)7
1,:12I ..,i
1,2H1..1~
1,22 ,1,101,:12 1,2·1
1000
""
,1,H5H,GI'!
:I,liln,(i,(
3,001,62
:.!,n9·1,tiO
2,lll~I,I"O
2,60:1.7H
2,3M:1,:1-1
2,:173,32
2,223,0.1
2,213,02
~,IO
:.!:,1i2
2,092,,,0
2,022.(,(;
2,012,Hl
J ,!J[J
2';1:1
l,~·1
2,;-11
I,X~l
2,1:1
I R-l2,11
I.HI2.:1-1
I ,Ii:!2,:12
U.:U2,2Ci
1,79:.!,2-1
l,7G2,20
1,152,!\.\
1,/02,OD
1,692,01
I,H5:!,Ol
\.fi,11,99
1,51{I,H~
1,5iI,~i
1,5:11,1\1
1,52l,i9
1,-1 il,il
1,101,6\)
1,11U.i1
I ..W\.59
1.:lHI,!).I
1,351,52
1,301..·1,1
1.281,-11
I,:W1,3~.
1,241,36
1,191.21'\
1,171,25
1,131,19
I,llU5
.............__..
SIImtll'r: E!('OIelt/ar).' SJ(I{h(iC':<. Hut'l. P.G" ,10111, Wil,'y.':: ~Oll;;, hw.. :-;,'w YorL IflGO.
lzill khu~\ls pada rwntl1i,~.
--------"~--. --- ----- --_.. _""
404 Pengantar Statistik Pendidikan
Lampiran VII. 1.
Nukilan Tabel Nilai "t" Untuk Berbagai df.·
df atau dbHarga Kritik "[" Pada Taraf Signifikansi:
5% 1%
1 12,71 63,662 4,30 9,923 3,18 5,844 2,78 4,605 2,57 4,036 2,45 . 3,717 2,36 3,508 2,31 3,369 2,26 3,25
10 2,23 3,1711 2,20 3,1112 2,18 3,0613 2,16 3,0114 2,14 2,9815 2,13 2,9516 2,12 2,9217 2,11 2,9018 2,10 2,8819 2,09 2,8620 2,09 2,8421 2,08 2,8322 2,07 2,8223 2,07 2,8124 2,06 2,8025 2,06 2,79
"Dinukil dari: Henry E. Garrett, Op. cit., hIm. 427, dengan cat:hohuro von" clinukil di sini hanva Hama Kritik "t" pada taraf signifik
Sambungan dari Lampiran VII.t.
Lolllpiratt 4C
dt a/au dbHarga Kritik '1" Pada Tarat Signitikansi:
5% t%
26 2,06 2,7827 2,05 2,7728 2,05 2,7629 2,04 2,7630 2,04 2,7535 2,03 2,7240 2,02 2,7145 2,02 2,69
.- 50 201 2,68_.~,
c.-~ 2,65...~70 -2;00 2,6580 1,99 2,6490 1,99 2,63
100 1,98 2,63125 1,98 2,62150 1,.98 2,61200 1,97 2,60300 1,97 2,59400 1,97 2,59500 1,96 2,59
1000 1,96 2,58
LAMPJRAN:
Nilai Pcrscntil untuk Distribusi tNU = db(Bilangan'dalarn Badan Daftar Menyatakan tpl o z
NU to,99.5 to.99 to.97.5 lO.9S to.925 (0.90 to.lS to.70 to.6Q !""-
1 63,66 31.82 12,71 6,31 3,08 1,376 1.000 0,727 0,325 0,158
2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142
3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,,41 0,569 0,271 0,134
5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132
6 3,71 3,14 2,45 ,1,94 1,44 0,906 0,718 0,583 0,265 0,131
7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,7\1 0,549 0,263 0,130
8 3,36 2,00 2,31 1,86 1,40 0,889 0,700 0,546 0,262 0,130
9 3,25 ,2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
10 3,17 2,76 2,23 1, 8 I 1,37 0,879 0,700 0,542 0,280 0,\29
II 3,11 2,72 2,20 t,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,200 0,129
12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 I 0,539 0,259 0,128
13 3,01 2,65 2,'16 1.77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128
14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
\5 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128,16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128
17 2,90 2,57 2, I I 1,74 1,33 0,863 0,689 0,534 0,257 0,128
18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,698 0,534 0,257 0,127
19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,86\ 0,638 0,533 0,257 0,\27-
20 2,84 ' 2,53 2,09 [,72 "So 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127I, ~
21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127
22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127
23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127
24 2,80 2,49 2,08 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 O,53l 0,256 0,127
26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,856 0,634 0,531 0,256 0,127
Nama
NIM
Program Studi
Jurusan
Judul Skripsi
LEMBAR UJI REFERENSI
: Fatmawati
: 103016327155
: Pendidikan Fisika
: I1mu Pengetahuan Alam (IPA)
:PERBANDINGAN METODE SIMULASI DAN
PEMBERIAN TUGAS (RESITASI TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA) Eksperimen di MTs N 19
Jakarta
.~
"
No Judul dan Halaman Buku / ReferensiParafPembimbing
1 II
I Undang-undang Republik Indonesia, NV
ftahun 2003, Ten/ang Sis/em Pendidikan Ch.- >-Nasiana/, Bab II pasal 3, (Jakarta: CY.Mitama Utama, 2004), h. 7.
2 Martinis Yamin, S/ra/egi Pembe/ajaran (JBerbasis Kampe/ensi, (Jakarta: Gaung
~'persada Press, 2003), h. 58. ~.
3 Sarwanto, "Keterampilan proses dalam
fSimulasi Main Peran'" JlIma/ Pendidikanr;L '7
Fisika MIPA FKJP UNS Slirakar/a, vol. 8,no. I (Januari 2007), h.63-64
4 Berti Yolida, "Penerapan Metode Resitasidalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil
fBelajar", JlIrna/ Pendidikan IPA Program,~ "1S/udi Pendidikan Bia/agi, PMIPA, FKJP
Univ. Lampung, vol. 8, no. I (Januari 2007),h.20. n
5 Sardiman A.M, Interaksi dan Ma/ivas; II\ be/ajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo < . u.-'persada, 2004) eet ke-Il, h.20.
6 Ngalim Purwanto, Psika/agi Pendidikan, 1/(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h.84. 0 ,/h l'
(7 W,S. Winkel, Psika/agi Pengajaran. (Jakarta: {PT Grasindo, 1996), h.53
(h~ '"
8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
1Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Akasara,Q~2002), h.2
"9 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, /I
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.35 I 0;..."10 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, j)Hakikat Pembelajran M1PA dan Kiat
Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi ~ Or-..,
(Jakarta: PAU-PPAI, 2001) eet. Ke I, h. 6. 11
11 Supriyono Koes, Strategi Pembelajaran r/Fisika, (Malang, IMSTEP, 2003), h.3. 1 (~u.. ~
~ n
12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan IIPsikologi Proses Pendidikan, (Bandung: &I /:2 ,\
Remaia Rosdakarya, 2003), h. 52-53. ~
13 Tulus Tu'u, Peran disiplin pada Perilaku dan 1/Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), J fh ~
h.7S.14 Usman Melayu, Beri/a SIMI' I'risakti, Edisi U
084, (Januari 1999), h.5S. Ji a ...
IS Nurdin Ibrahim, "Hasil Belajar Fisika Siswa
,fSLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang JawaBarat", Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, f)/k. ....No. 031, I'ahun Ke-7, (Sept. 2001), h.487-488
16 Eko Suyanto, "Perbandingan Hasil Belajar
rFisika Antara Pembelajaran dengan MetodeEksperimen yang Disertai Tugas DI Rumah
CL'dengan Metode Eksperimen yang DisertaiTugas Di Kelas" Jumal Pendidikan M1PA,vol.4 No.2, (Juli, 2003), h.98
17 ··R-0i)ertus Angkowo dan Kosasih,IOptimalisasi Media Pembelajaran 4(fvfempengaruhi .Motivasi, Hasil belajar, dan tJ." I
Kepribadian), (Jakarta: PT Grasindo, 2007),1150
18 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi 1/Belajar Mengqjar, (Bandung: Pustaka Setia,t r~1
/)~, .2005), h.IOS-I06
19 Abin Syamsudin M., Psikologi Pendidikan, f(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), (L. '7
I . --- I
20 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus
1Inggris-Indonesia, (Jakrta: Gramedia Pustaka a ~Utama, 2000), Cet. xxv. H.
21 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan fNasional, "Kamus besar bahsa indonesia", (d ~
(Jakarta: balai Pustaka, 2002), h.740"
22 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belcijar
~mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), (2-'h.82-85 /
.p Mulyati Ari%n, Pengembangan Program f)~.)
Pengajaran idang Studi Kimia, (Surabaya:O-~Airlangga University press, 1995). CetJ,
h.127.24 Made Pidarta, Cara Belajar Mengajar di I)
Universitas Negara Maju, (Jakarta: Bumi (l~
Aksara. 1990), h.79-80.25 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran j!
Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: 0L '<Bumi Aksara, 2003), h.196-197. ~
26 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru fBerdasarkan Pendekatan Kompetensi, op.cit., t( Ch. ~
h. 140.27 Syaiful Bahri Djamarah, Gum dall Anak ()
Didik dalam Interaksi edukatif, (Jakarta: G>/1(;L ~
Rineka Cipta, 2000), h.197.28 Roestiyah NK, Strategi elajar mengajar, j/
(Jakarta; Bina Aksara, 1988), h.B3. (2.1'(
29 Sri Purwiyatmi, "Perbandingan Hasil Be1ajar
Ifisika Siswa yang pengajarannya DiberiTugas Antara Kelompok Kecil dengan (h... '"Kelompok Besar", Jumal Pendidikan MIPA,vol.4 no.2 (Juli 2003), h.55.
30 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman J)Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka C:j1(a~ 1999),
'* a-'h.181./)
13 IRooijakkers, Mengajar dengan Sukses, 'I(Jakarta: PT Grasindo, 2005), h.77. r;!..'"
'.., Suharsimi ArilGmto, Prosedur penelitian:
I.)-
Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka r:;;L.'"Cipta, 2002), h. 108-109.
"34 ISudjana, Metode Statistika, (Bandung: ;(, Tarsito, 1996), edisi ke-6, h. 466. LA" ~I n35 Anas Sudijono, Pengantar Statistik 'I-Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo (h. '\
Persada, 2005), cet.ke-15, h. 257-258-I
Drs. mad sofvan. M.PdNIP. 15023\ 502
Pembimbing II
1'l,~1t~Erina Hertantl, M.SiNIP. 150293 228
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
aNomor 95, Ciputal15412, IndonesiaTelp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email: [email protected]
SURAT KETERANGANNO.Un.Ol/F.l/PP.00.9i62/2008
Dekan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : Fatmawati
NIM : 103016327155
Jurusan : Pendidikan IPA
Program Studi : Pendidikan Fisika
Telah melaksanakan Ujian Komprehensif meliputi Penguasaan Konsep Keilmuan Fisika
dan Pendidikan Fisika pada tanggal 19 April 2008 dan dinyatakan
LULUS
Dengan nilai A
Surat Keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan seperlunya.
Jakarta, 28 April 2008a.n. DekanKetua Jurusan Pendidikan IPA
/.r,'~;:',~;'. ~-,
P::- ",
,,~.:;.p~!>'l~~ ..'i """ 5.....,~ •.,\."-( ~ \\\"'0., ¢' _ _' ... _ \.w~ ~ 11'\-\\Q~ ~ :.
.~ , ,,~':~ Mahmud M. Siregar, M.Si~R~\~IP. 150222933
Mengetahui,Kaprodi Pendidikan Fisika
Yayan Sudiana, S.Si. M.ANIP. 150377451
DEPARTEMEN AG\AMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARlF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBlYAH DAN KEGURUAN
lda Nom0t"95. Ciputat 15412. Indonesia
Telp.····.: (62-21) 7443328,7401925, Fax. (62';'21) 744):;
Email: [email protected]
NomorLamp.Hal
: Ft.IIrrt.02.2f1X/2007: Outline/Proposal: Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth:
Kepala MTs N 19 I'ondok LabuJakarta Selatan
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Jakarta, 24 September 2007
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Fatmawati
103016327155
Pendidikan -IPA Fisika
IX
-
Judul Skripsi Perbandingan MetodeSimulasi denganPemberian Tugas(ResitasIj Terhadap HasH Belajar Fisika
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegul'Uan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yangSaudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Salldara dapat mcngizinkan mahasiswa tcrsebUl mclaksanakanpenelitian dimakslld.
Atas pcrhatian dan bantllan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Il'r.wb.
Telnbusan:I. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangklltan
DEPARTEMEN AGAMAMADRASAHTSMAWIYAH NEGERI 19
KOTA JAKARTA SELATANJI. Pinang Kalijati Pondok Labu Telp. 7660321 Jakarta Selatan 12450
SURAT KETERANGANNomor : Mts.09.01.19/PP.07/54712007
Berdasarkan sumt Kabag Tata Usaba UIN Syarif HidayatuJ/ah Jakarta Fakultas f1muTarbiyah dan Keguruan Nomor : Ft.lllT1.02.2IIXJ2007 tanggal 24 September 2007,bersama ini Kepala Madmsah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta menerangkan bahwa :
NamaNlMJurusanJenjang PendidikanSemesterJudul Pene/ilian
Fatmawati103016327155Pendidikan - IPA FisikaStrata Satu (S /)IX (Sembi/an)"Perhandiltgan Metode SiltUlktsi dan Pemherian Tugas(ResiUIsi) Terhadap Hosil Belajar FlSika"
te/ah melaksanakan penelitian di Madmsah Tsanawiyah Negeri /9 Jakarta dari tanggal24 September sid 26 November 2007.
Demikian keterangan ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakansebagaimana mestinya.
Jakarta, 03 Desember 2007