Upload
andiksetyawan
View
67
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Nama Alat Keterangan
1. Sangkar Meteo a. Sangkar meteo
b. Thermometer Minimum dan
Maksimum, Thermometer Bola
Basah dan Bola Kering, dan
Termohigrograf.
Sangkar meteo berfungsi untuk
menempatkan thermometer dan
hygrometer. Temperature digunakan
sebagai alat ukur suhu, sedangkan
hygrometer digunakan untuk mengukur
kelembapan udara.
2. Anemometer a. S cup untuk merespon angina.
b. Layar tampilan skala pembacaan.
c. Tiang penyangga anemometer.
Anemometer berfungsi untuk mengukur
kecepatan angina, memperkirakan
cuaca dan memperkirakan tinggi
gelombang laut. Prinsip kerja
anemometer adalah angin mengadakan
tekanan yang kuat pada bagian baling-
baling sehingga bagian cekung berputar
satu arah, poros yang berputar
berhubungan dengan dynamo kecil
sehingga poros yang berputar dapat
menghasilkan arus listrik dengan satuan
knots, m/s, km/jam dan beaufort.
a
b
3. Sunshine recorder a. Bola kaca pejal
b. Busur penjepit bola kaca yang
dilengkapi dengan skala derajat
lintang.
c. Tempat pias dan kertas pias.
d. Papan skala untuk membaca pias
(Sun shine scale).
e. Tiga buah skrup penyangga untuk
memperoleh posisi horisontal dan
arah utara yang sebenarnya.
Sunshine recorder berfungsi untuk
merekan atau mengukur lama
penyinaran matahari yang akan terekam
oleh terbakarnya pias. Cara kerja pada
alat ini adalah pada saat matahari
muncul, sinarnya menerangi bola gelas
c
b
a
c
d
b
a
e
dan melewatinya, kemudian sinar
difokuskan dan membakar kertas pias
yang diletakkan di belakangnya.
4 Ombrometer a. Mulut penakar seluas 100 cm².
b. Corong sempit.
c. Tabung penampung dengan
kapasitas setara 300-500 mm curah
hujan.
d. Kran.
Ombrometer berfungsi untuk mengukur
curah hujan dalam kurung waktu
terentu. Hasil pencatatan curah hujan
pada umumnya dihubungkan dengan
hasil pencatatan pergerakan tanah pada
extensometer.
5. Panci evaporasi kelas A a. Alat untuk mengukur besar
evaporasi air.
b. Panci besi untuk menampung air
yang mengalami evaporasi.
c. Air yang akan mengalami evaporasi.
Panci evaporasi untuk mengukur
evaporasi pada air. Evaporasi pada air
biasanya dapat diamati pada pukul
07.00, 14.00 dan 17.00.
6. AWS a. Sensor pencatat data otomatis.
b. Tombol RTU (Remo Terminal
Unit).
a
b
c
d
a
b
c
4.2 Pembahasan
Menurut Tjasjono (1999), Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca di satu
daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama, minimal 30
tahun yang sifatnya tetap. Iklim adalah perpaduan dari semua unsur dalam satu
gabungan yang berasal dari proses iklim terkait. Cuaca adalah keadaan fisis pada
suatu tempat pada suatu saat. Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan atau
diungkapkan dengan hasil pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca
seperti suhu, curah hujan, tekanan, kelembaban, laju serta arah angin, perawanan,
penyinaran matahari dan lainnya.
Hubungannya dengan kegiatan pertanian, iklim dapat menjadi salah satu
faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Pautasso et al.,
(2012), menyatakan bahwa sektor pertanian akan terpengaruh oleh perubahan
iklim yang akan berdampak pada penurunan produktivitas pangan yang
disebabkan oleh peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat
diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan
penyakit. Perubahan iklim juga akan berdampak pada penyebaran penyakit
tanaman semakin cepat. Penyebaran yang paling sering terjadi yaitu penyebaran
spora cendawan yang dapat menyebabkan menurunnya produktifitas dari
tanaman, bahkan tanaman pada akhirnya akan mati.
Berdasarkan hasil pengamtan pada praktikum pengenalan alat klimatologi
diketahui berbagai alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi iklim pada
suatu tempat. Alat klimatologi atau meteorologi biasanya disimpan dalam sangkar
meteorologi agar terhindar dari hujan, debu dan lain-lain. Alat klimatologi
a
b
umumnya ada dua macam, yaitu jenis pencatat dan biasa (bukan pencatat). Contoh
alat jenis biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikrometer, dan
sebagainya, sedangkan alat jenis pencatat misalnya termograf, barograf,
pluviograf, hidrograf dan sebagainya (Tjastono, 1999). Berikut merupakan
penjelasan mengenai berbagai jenis peralatan yang digunakan pada stasiun cuaca
tersebut antara lain:
1. Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 ,
dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari
papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.
2. Thermometer Maksimum.
Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang di gunakan
pada thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa
kapiler yang berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer
maksimum. Thermometer ini dipasang dengan kemiringan 2º secara horizontal di
dalam sangkar meteorologi. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu udara
naik, maka air raksa dalam bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar
melalui pipa yang menyempit, suhu udara terus naik sampai mencapai nilai
maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa dalam bola akan menyusut
sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun ujung air raksa tetap
menunjukkan nilai skala yang maksimum.
3. Penakar Hujan (ombrometer)
a) Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann
Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya
hujan, dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke
corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat
sebuah silinder jam sebagai tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat
diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip
kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul
dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan
tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung,
maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena
tersebut akan mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan
pena mencapai skala 10 mm pada pias maka secara otomatis air akan turun
melalui pipa siphon dan jatuh ke dalam bejana plastik. Air dalam tabung terkuras
habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol,
jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian seterusnya.
b) Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket.
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan pada periode waktu tertentu,
dipasang dengan ketinggian 140 cm dari permukaan tanah dan luas penampang
corong 400 cm2. Alat ini terdiri dari sensor yang berupa bucket (semacam
timbangan) dan dihubungkan dengan menggunakan kabel ke recorder/pencatat
yang ditempatkan dalam ruangan observasi, kerja alat ini memerlukan arus AC
yang diubah menjadi DC 7,5 – 9,0 Volt. Prinsip kerja alat ini yaitu air yang masuk
melalui corong akan jatuh kedalam alat semacam timbangan, dimana satu
jungkitan pada alat ini akan direspon oleh recorder sehingga akan terbentuk
lukisan satu anak tangga pada pias dan angka counter bertambah satu. Perubahan
satu angka counter menunjukkan lukisan satu anak tangga pada pias dan satu
jungkitan pada sensor nilainya akan setara dengan 0,5 mm curah hujan.
4. Anemometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu.
Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada
bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran
mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi (½ m, 2 m,
10 m) dari permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada
periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka
counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi
dengan periode waktu pengamatan.
5. Sunshine Rocorder
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola
kacamasif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa
cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api
(fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat
dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus
dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar,
panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada
kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya
matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3
cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :
a) Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober – 28/ 29 Pebruari.
b) Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April – 31 Agustus.
c) Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret – 10 April dan 1 September – 10
Oktober.
6. Panci Eveporasi Kelas A
Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu.
Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan
anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm Panci ini
ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut
diletakkan diatas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna
putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci ±
5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai.
7. AWS (Automatic Water Stations)
AWS merupakan suatu alat terpadu pendeteksi iklim yang didesain secara
khusus untuk mengukur unsur-unsur iklim secara otomatis dan pemberian data
secara digital serta dilengkapi dengan sensor sehingga lebih memudahkan
pengamat dalam pembacaan data. Sensor yang digunakan diantaranya adalah
untuk mengukur temperatur udara, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara,
pyranometer, dll. sensor-sensor tersebut di transmisikan ke unit pengumpulan
data. Masing-masing pengukuran data ditampilkan pada LED (Light Emiting
Display).
Peletakan peralatan untuk mengukur iklim di stasiun iklim tidak boleh
sembrangan. Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pengelolaan dan
pemasangan alat ini yaitu sesuai dengan cara penggunaan. Hasil perhitungan yaitu
mewakili keadaan iklim seluas mungkin kawasan wilayah yang diinginkan.
Stasiun ini dibuat pada sebidang lahan datar selain itu stasiun harus bebas dari
penghalang. Stasiun harus diberi pagar kokoh. Pemasangan alat-alat klimatologi
harus memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan pada stasiun iklim
sehingga alat-alat tersebut memperoleh kebenaran dan keabsahan data yang
digunakan untuk diolah kembali datanya.
a) Syarat pemasangan alat pengukur curah hujan (ombrometer)
Alat di tempatkan dilapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekat sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut.
Permukaan mulut corong dipasang secara horizontal dan di pasang pada
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah
b) Syarat pemasangan sunshine recorder yaitu:
Cara aplikasi pemasangan sunshine recorder ini sama dengan pemasangan
ombrometer
c) Syarat pemasangan anemometer, yaitu:
Alat dipasang pada tian dengan ketinggian 0,5 m, 2 m, atau 10 m sesuai dengan
masing-masing penggunaan.
Pemasangan harus pada tempat yang terbuka, jarak benda terdekat paling
sedkit 10 kali tinggi benda tersebut.
d) Syarat pemasangan panci evaporasi, yaitu:
Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas permukaan tanah
kemudian diukur dengan watermeter.
Air bersih dimasukkan setinggi 20 cm, permukaan air dijaga jangan kurang
dari 2,5 cm dari batas tersebut, jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar
dapat berakibat kesalahan hingga 15%.
e) Syarat pemasangan alat-alat yang ada pada sangkar meteo, yaitu:
Termometer Maksimum: Alat di pasang pada sangkar meteo dan dipasang
miring ±2º terhadap sumbu horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah.
Termometer Minimum: Alat dipasang pada sangkar meteo dengan kedudukan
yang harus benar-benar datar.
Termohigrograf: Alat bersifat portable, alat diletakkan pada sangkar meteo.
AWS (Automatic Weather Station): Alat bersifat portable, alat diletakkan pada
sangkar meteo.
Sangkar meteorologi sebagai penyimpanan alat harus ditempatkan kira-kira
satu setengah meter diatas tanah. Alat diletakkan pada ketinggian satu setengah
meter karena pada ketinggian ini, memungkinkan data klimatologi dapat berlaku
untuk daerah yang lebih luas, untuk tempat pada permukaan yang lebih rendah
(dekat dengan permukaan tanah) maka akan terdapat gangguan keadaan (sifat)
alam (Tjasjono, 1999).
Suatu stasiun cuaca supaya dapat memberikan data yang dapat
dipertanggung jawabkan setidaknya harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Lokasi,
Untuk memperkirakan pengaruh cuaca maupun iklim pada tanaman, letak
stasiun harus mewakili tanah-tanaman-iklim wilayah yang akan menggunakan
data tersebut. Lokasi harus mewakili watak iklim untuk wilayah yang seluas-
luasnya. Ukuran stasiun paling sedikit seluas 10 x 10 m2 dan dianjurkan berada
ditengah wilayah terbuka yang luasnya paling sedikit 50 x 50 m2.
2. Peralatan
Peralatan yang seharusnya ada dan dapat digunakan sebagaimana telah
diuraikan di atas dan dapat juga dilihat pada tabel hasil pengamatan di atas.
3. Pengamatan
Waktu pengamatan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dari
seluruh rangkaian kegiatan pengamatan pada stasiun cuaca. keteraturan dan
ketepatan waktu pengamatan banyak ditentukan oleh letak surya dan setiap
tempat mempunyai sistem waktu tergantung pada letak tempat permukaan bumi.
4. Pengamat
Kesalahan umumnya merupakan sumber utama kesalahan data dan ini sangat
bergantung pada kemampuan dan dedikasi pengamat, untuk menghindari
kesalahan, pengamat harus mendapat latihan yang baik terutama yang
berhubungan dengan instrumentasi meteorologi yang digunakan. Tempat tinggal
pengamatan diusahakan dekat dengan stasiun pengamatan dan sangat dianjurkan
menunjuk pengamat yang akan mempunyai tugas tambahan misalnya sebagai
juru tulis.