96
PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI I KETUT PUTRA ADNYANA 1208405010 LEMBAR JUDUL JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2016

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA

YANG BERKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN

FUNGSI TRANSFER

KOMPETENSI STATISTIKA

SKRIPSI

I KETUT PUTRA ADNYANA

1208405010

LEMBAR JUDUL

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2016

Page 2: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

ii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : Peramalan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang

Berkunjung ke Bali Menggunakan Fungsi Transfer

Kompetensi : Statistika

Nama : I Ketut Putra Adnyana

NIM : 1208405010

Tanggal Seminar :

Disetujui oleh:

Pembimbing II Pembimbing I

Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats

NIP. 196501051991031004 NIP. 197704212005011001

Mengetahui:

Komisi Seminar dan Tugas Akhir

Jurusan Matematika FMIPA Unud

Ketua,

I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats

NIP. 197704212005011001

Page 3: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

iii

Judul : Peramalan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang

Berkunjung ke Bali Menggunakan Fungsi Transfer

Nama : I Ketut Putra Adnyana

NIM : 1208405010

Pembimbing : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats.

2. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model dan ramalan jumlah

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali (𝑦𝑡) menggunakan fungsi

transfer berdasarkan nilai tukar USD terhadap IDR (𝑥𝑡) pada bulan Januari 2009 –

Desember 2015. Model fungsi transfer merupakan suatu model peramalan deret

waktu multivariat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh nilai

tukar dolar terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

Pada tahap awal dalam model fungsi transfer multivariat yaitu menentukan

model ARIMA pada variabel nilai tukar USD terhadap IDR. Model ARIMA terbaik

dipilih berdasarkan nilai akaike information criterion (AIC) terkecil. Kemudian

dilakukan tahap identifikasi model, pendugaan model fungsi transfer, dan pengujian

diagnostik model.

Model fungsi transfer yang dihasilkan menjelaskan bahwa jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara ke Bali dipengaruhi oleh nilai kurs delapan bulan

sebelumnya. Model peramalan enam bulan kedepan menghasilkan nilai mean

absolute percentage error (MAPE) sebesar 9,62%. Hasil ramalan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali selama enam bulan

kedepan dari Januari 2016 sampai Juni 2016 diperoleh hasil ramalan: 343124,

352206, 346427,347478, 344469, dan 385457.

Kata Kunci: ARIMA, Model Fungsi Transfer, Nilai Tukar, Wisatawan

Mancanegara yang berkunjung ke Bali

Page 4: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

iv

Judul : Forecasting the Number of Tourist Arrivals to Bali Using

Transfer Function

Nama : I Ketut Putra Adnyana

NIM : 1208405010

Pembimbing : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats.

2. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si.

ABSTRACT

The purpose of the research is to model and forecasting the number of tourist arrivals

to Bali (𝑦𝑡) using transfer function model based on exchange rate USD to IDR (𝑥𝑡) from

January 2009 – December 2015. Transfer function model is a multivariate time series

forecasting model which can be used to identify the effect of the exchange rate to the

number of tourist arrivals to Bali.

The first stage in multivariate transfer function model is calculation ARIMA model in

exchange rate USD to IDR variable. The best model of ARIMA is chosen based on the value

of the akaike information criterion (AIC) is the smallest. Then done stage identification of

transfer function model, Estimation of transfer function model, and diagnostic checking of

transfer function model.

The resulting transfer function model to explain that the number of tourist arrivals to

Bali the effect of the exchange rate of the previous eight months. The forecasting model has

a value mean absolute percentage error (MAPE) is equal to 9,62%. The number of tourist

arrivals to Bali for the for the next six months from January 2016 – June 2016 is predicted:

343124, 352206, 346427,347478, 344469, and 385457.

Keywords: ARIMA, Transfer Function Model, Exchange Rate, Tourist Arrivals to Bali.

Page 5: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul

“Peramalan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Bali

Menggunakan Fungsi Transfer” tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah memberikan bantuan sehingga proposal ini dapat tersusun dengan

baik, antara lain:

1. Ibu Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Matematika FMIPA Universitas Udayana yang telah membantu dalam

kelancaran tugas akhir ini.

2. Bapak I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. selaku pembimbing I yang telah

banyak membantu dan membimbing dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan tugas akhir ini.

3. Bapak Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. selaku pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan, hingga

terselesaikannya penelitian dan tugas akhir ini.

4. Dosen penguji yaitu Ibu Made Susilawati, S.Si, M.Si., Ibu I Gusti Ayu Made

Srinadi, S.Si, M.Si., dan Bapak Ir. I Putu Eka Nila Kencana, M.T., yang

telah memberikan banyak masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

5. Bapak/Ibu dari Komisi Seminar dan Tugas Akhir Jurusan Matematika yang

telah banyak membantu dalam kelancaran tugas akhir ini.

6. Bapak/Ibu dosen dan teman-teman di Jurusan Matematika yang telah

Page 6: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

vi

memberikan dukungan moral dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan pada proposal tugas

akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan.

Bukit Jimbaran, September 2016

Penulis

Page 7: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ........................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

DAFTAR SIMBOL .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

2.1 Peramalan ............................................................................................... 6

2.2 Konsep Dasar Analisis Deret Waktu ...................................................... 7

2.3 Proses Stokastik ...................................................................................... 7

2.4 Proses Stasioner ...................................................................................... 8

2.5 Fungsi Autokovarians dan Fungsi Autokorelasi .................................. 11

2.6 Fungsi Autokorelasi Parsial .................................................................. 12

2.7 Proses White Noise ............................................................................... 12

2.8 Model Deret Waktu Stasioner .............................................................. 13

2.8.1 Model Autoregresif (AR)......................................................... 13

2.8.2 Model Rerata Bergerak (MA) .................................................. 14

2.8.3 Model Rerata Bergerak Autoregresif (ARMA) ....................... 14

Page 8: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

viii

2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ........................................................... 15

2.10 Unit Root Test ....................................................................................... 16

2.11 Estimasi Parameter Model .................................................................... 18

2.12 Uji Diagnostik....................................................................................... 20

2.13 Akaike Information Criterion (AIC) ..................................................... 21

2.14 Fungsi Korelasi Silang.......................................................................... 22

2.15 Konsep dan Model Fungsi Transfer ..................................................... 23

2.15.1 Identifikasi Model Fungsi Transfer ......................................... 25

2.15.2 Pendugaan Model Fungsi Transfer .......................................... 27

2.15.3 Pemeriksaan Diagnostik Model Fungsi Transfer..................... 27

2.16 Konsep Pariwisata ................................................................................ 29

2.16.1 Pengertian Pariwisata ............................................................... 29

2.16.2 Pengertian Wisatawan.............................................................. 30

2.16.3 Kurs atau Nilai Tukar .............................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 32

3.1 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 32

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 32

3.3 Langkah-langkah Analisis Data............................................................ 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

4.1 Identifikasi Data Deret Waktu .............................................................. 34

4.2 Penentuan Model ARIMA untuk Kurs ................................................. 41

4.2.1 Estimasi Parameter .................................................................. 42

4.2.2 Uji Diagnostik .......................................................................... 44

4.2.3 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC .................. 45

4.3 Identifikasi Model Fungsi Transfer ...................................................... 46

4.3.1 Prewhitening Deret Input......................................................... 46

4.3.2 Prewhitening Deret Output ...................................................... 47

4.3.3 Penghitungan Korelasi Silang Deret Input dan Output yang

telah di Prewhitening .............................................................. 48

4.3.4 Penaksiran Bobot Fungsi Transfer ........................................... 49

Page 9: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

ix

4.3.4 Penetapan nilai (𝑏, 𝑠, 𝑟) untuk model fungsi transfer yang

menghubungkan deret input dan deret output ......................... 49

4.3.5 Identifikasi Deret noise ............................................................ 50

4.3.6 Menetapkan model ARIMA dari deret noise ........................... 51

4.4 Estimasi Parameter-parameter Model dari Model Fungsi Transfer ..... 53

4.5 Uji Diagnostik Model Fungsi Transfer ................................................. 54

4.6 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC ............................... 56

4.7 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ..................... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 58

5.1 Simpulan ............................................................................................... 58

5.2 Saran ..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59

LAMPIRAN .......................................................................................................... 60

Page 10: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Nilai statistik uji ADF pada Data Kurs yang Stasioner dan t tabel pada taraf α

sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1 ............................................................................ 40

4.2 Nilai statistik uji ADF pada Data Jumlah Kunjungan Wisatawan yang

Stasioner dan t tabel pada taraf α sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1 ....................... 40

4.3 Nilai dugaan parameter serta p-value model-model ARIMA ...................... 43

4.4 Uji Kecukupan Model ARIMA .................................................................... 44

4.5 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA ................................................... 45

4.6 Kriteria Pemilihan Model Terbaik ............................................................... 45

4.7 Penaksiran Bobot Respon Impuls ................................................................ 49

4.8 Persamaan Deret Noise untuk Masing-masing Calon Model ...................... 52

4.9 Model Fungsi Transfer untuk Masing-masing Model Deret Noise ............. 52

4.10 Estimasi Parameter Fungsi Transfer ............................................................ 53

4.11 Model Fungsi Transfer dengan Parameter yang Telah diestimasi ............... 53

4.12 Autokorelasi Residual Model Fungsi Transfer ............................................ 54

4.13 Korelasi Silang Residual dan Deret Input .................................................... 55

4.14 Kriteria Pemilihan Model Terbaik ............................................................... 56

4.15 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatatawan Mancanegara pada Bulan Januari

2016 sampai juni 2016 ................................................................................. 57

Page 11: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Plot data kurs bulan Januari 2009 sampai Juni 2015. .................................. 34

4.2 Plot data jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan mancanegara ke Bali

bulan Januari 2009 sampai Juni 2015. ......................................................... 35

4.3 Plot dekomposisi klasik data kurs bulan Januari 2009 – Juni 2015. ............. 36

4.4 Plot dekomposisi klasik data jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan

mancanegara ke Bali bulan Januari 2009 – Juni 2015. ................................. 36

4.5 Plot ACF dan PACF data kurs bulan Januari 2009 – Juni 2015. .................. 37

4.6 Plot ACF dan PACF data jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan

mancanegara ke Bali bulan Januari 2009 – Juni 2015. ................................ 38

4.7 Plot deret waktu Kurs setelah differencing terhadap tren dan musiman ...... 39

4.8 Plot deret waktu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali setelah

differencing terhadap tren dan musiman ...................................................... 39

4.9 Plot ACF dan PACF data Kurs hasil differencing terhadap tren dan musiman.

...................................................................................................................... 41

4.10 Plot korelasi Silang antara Deret Input dengan Deret Output ...................... 48

4.11 Plot ACF dan PACF deret noise .................................................................. 51

Page 12: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Kurs dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

2. Petunjuk Penentuan Nilai Orde Pada Proses ARIMA Berdasarkan Plot ACF dan

PACF

3. Luaran Minitab 17 untuk Model ARIMA Kurs

4. Program SAS Fungsi Transfer Kurs terhadap Jumlah Kunjungan Wisatawan

Mancanegara

5. Deret Input, Output, Dugaan Awal Noise, dan Residual Model Fungsi Transfer

6. Luaran Program SAS untuk Model Fungsi Transfer

7. Kriteria Pemilihan Model Fungsi Transfer

Page 13: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

xiii

DAFTAR SIMBOL

Istilah Keterangan

ACF Fungsi autokorelasi (autocorrelation function)

AIC Akaike’s information criterion

AR Proses autoregresif

ARIMA Autoregressive integrated moving average

ARMA Autoregressive moving average

Cov Kovarians

MA Moving average

PACF Fungsi autokorelasi parsial (partial autocorrelation

function)

Var (𝑍𝑡) Varians deret waktu 𝑍𝑡

𝑎𝑡 Galat white noise

𝑑 Banyaknya differencing

𝑛 Banyaknya data

𝑝 Orde AR

q Orde MA

𝑡 Indeks waktu

𝑇(𝑍𝑡) Transformasi data ke-t

𝑍𝑡 Nilai variabel Z pada waktu ke-t

∇ 𝑍𝑡 Nilai variabel Z pada waktu t setelah differencing

(1 − 𝐵)𝑑 Differencing orde ke-d

𝐵 Notasi backward shift

Page 14: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

xiv

𝐿 Fungsi likelihood

𝒬 Statistik uji Ljung-Box

𝛾𝑘 Fungsi autokovarians pada lag-k

𝜌𝑘 Fungsi autokorelasi pada lag-k

𝜙𝑝 Koefisien model AR lag-p

𝜃𝑞 Koefisien model MA lag-q

𝜆 Parameter transformasi

𝜇 Rata-rata populasi

𝜎𝑎2 Nilai varians dari residual a

𝜙𝑘𝑘 Fungsi autokorelasi parsial lag-k

𝜔 Ruang sampel

Page 15: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang. Peramalan pada umumnya digunakan untuk

memprediksi sesuatu yang kemungkinan besar akan terjadi pada masa depan,

menggunakan informasi data-data pada masa lalu. Untuk mendapatkan hasil

ramalan yang baik maka diperlukan model yang tepat dari data yang dianalisis.

Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti agar tingkat keakuratan

hasil ramalan bisa dipertanggungjawabkan.

Deret waktu (time series) adalah analisis yang mempertimbangkan

pengaruh waktu secara beruntun. Data-data yang dikumpulkan berdasarkan urutan

waktu seperti, jam, hari, minggu, bulan, kuartal, dan tahun dapat dianalisis

menggunakan metode deret waktu. Data deret waktu dapat dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan untuk memperkirakan kejadian yang terjadi di masa yang

akan datang. Analisis deret waktu tidak hanya dapat dilakukan untuk satu variabel

(univariat) tetapi juga dapat dilakukan lebih dari satu variabel (multivariat).

Model deret waktu yang paling populer dan banyak digunakan dalam

peramalan deret waktu adalah model Autoregressive Integrated Moving Avarage

atau yang dikenal dengan model ARIMA. Model ARIMA merupakan gabungan

dari metode penghalusan, metode regresi, dan metode dekomposisi yang digunakan

untuk peramalan deret waktu model univariat. Untuk data deret waktu berganda

Page 16: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

2

tidak dapat dilakukan analisis menggunakan model ARIMA, oleh karena itu

diperlukan model-model multivariat. Analisis deret waktu model multivariat antara

lain model fungsi transfer (transfer function model), model analisis intervensi

(intervention analysis), Fourier analysis, analisis spectral, dan vector time series

models.

Model fungsi transfer merupakan metode peramalan yang menggabungkan

beberapa karakteristik dari model-model ARIMA dan beberapa karakteristik

analisis regresi. Tujuan dari model fungsi transfer adalah untuk mengidentifikasi

dan menduga parameter fungsi transfer serta pengaruh lain yang disebut dengan

gangguan yang ada berdasarkan pada nilai variabel takbebas dan variabel bebasnya

(Wei, 2006). Model fungsi transfer dapat digunakan untuk mendapatkan penentuan

ramalan ke depan secara simultan, salah satunya pada bidang pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam meningkatkan

ekonomi pada suatu negara. Pariwisata memberikan manfaat positif, yakni industri

pariwisata mampu meningkatkan kesempatan kerja dan membuka lapangan

pekerjaan. Dalam perkembangannya, pariwisata erat kaitannya dengan usaha jasa

transportasi, penjualan paket wisata, industri kerajinan tangan, hotel dan restoran,

yang tentu mendapatkan manfaat positif dari kemajuan sektor pariwisata. Salah satu

daerah di Indonesia yang mendapatkan imbas dari sektor pariwisata adalah Bali.

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berkembang dominan

pada sektor pariwisata. Sebagian besar pendapatan penduduk Bali berasal dari

industri pariwisata, sehingga tidak mengherankan industri pariwisata di Bali

menjadi pilar pertumbuhan ekonomi. Seiring perkembangan zaman, Bali menjadi

Page 17: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

3

terkenal hampir ke seluruh dunia. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan internasional

yang sering dilakukan di pulau Bali. Di samping itu, Bali juga memiliki keunggulan

dan keunikan, seperti keanekaragaman tempat wisatanya dan keindahan alamnya,

keramah tamahan penduduknya, adat istiadat dan budaya serta lainnya. Mengingat

semakin mudah promosi yang bisa dilakukan dengan kemajuan teknologi sekarang,

sangat mungkin pariwisata di Bali akan berkembang serta jumlah kunjungan

wisatawan semakin meningkat.

Sebagai daerah tujuan wisata dengan keunggulan dan keunikan objek

atraksi wisata yang dimiliki, budaya yang beranekaragam pada setiap daerah, Bali

telah didukung oleh sarana dan prasarana pariwisata yang cukup baik seperti, sarana

akomodasi dan sarana transportasi. Motivasi seseorang untuk berkunjung ke Bali

cenderung meningkat. Motivasi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata

sangat dipengaruhi oleh pendapatan, harga atau kurs, kualitas, hubungan politik

antara dua negara, perubahan cuaca atau iklim, peraturan pemerintah, dan teknologi

pengangkutan atau transportasi (Yoeti, 1985, p. 69).

Kurs atau nilai tukar sangat berpengaruh dalam perjalanan wisata, seseorang

akan mempertimbangkan perjalanan wisata terkait dengan kurs. Dengan demikian

persiapan dalam melakukan perjalanan wisata terhadap biaya yang dikeluarkan dan

harga-harga pariwisata dapat dipertimbangkan. Terkait dengan kegiatan pariwisata,

kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain dapat memengaruhi minat

seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Semakin besar nilai tukar mata uang

suatu negara terhadap rupiah, maka kecenderungan warga negara tersebut untuk

melakukan perjalanan wisata semakin besar.

Page 18: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

4

Penelitian yang telah dilakukan mengenai metode fungsi transfer adalah

pemodelan jumlah penderita HIV/AIDS terkait kunjungan wisatawan di Kabupaten

Badung dan Kota Denpasar (Wiradarma, 2011) dan penelitian yang dilakukan oleh

Hasanah (2015) yaitu pada pemodelan hubungan curah hujan dengan suhu dan

kelembapan untuk meminimalkan kerugian yang diakibatkan bencana banjir.

Memandang kegunaan dari fungsi transfer untuk mengidentifikasi dan

menduga parameter fungsi transfer serta pengaruh lain yang disebut dengan

gangguan yang ada berdasarkan pada nilai variabel takbebas dan variabel bebasnya,

penulis tertarik untuk meneliti tentang peramalan pengaruh kurs dolar terhadap

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali tahun 2016 dengan

menggunakan fungsi transfer.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model fungsi transfer jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

ke Bali berdasarkan nilai kurs dolar?

2. Berapa prediksi jumlah wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Bali

bulan Januari 2016 – Juni 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memodelkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali

menggunakan fungsi transfer.

Page 19: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

5

2. Mengetahui prediksi jumlah wisatawan mancanegara bulan Januari 2016 – Juni

2016 yang berkunjung ke Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari peramalan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali

dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan-kebijakan pada bidang pariwisata serta sebagai informasi yang

bermanfaat dalam meramalkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

yang akan terjadi pada masa mendatang.

Page 20: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas konsep peramalan, konsep deret waktu, proses white noise,

proses stasioner, fungsi autokovarians dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi

autokorelasi parsial (PACF), proses white noise, model deret waktu stasioner (AR,

MA, ARMA, ARIMA), kriteria Akaike (AIC), estimasi parameter, korelasi silang,

konsep model fungsi transfer serta konsep pariwisata.

2.1 Peramalan

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di

masa yang akan datang. Peramalan biasanya dilakukan dengan metode-metode

tertentu yang bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian terhadap sesuatu yang

akan terjadi pada masa yang akan datang. Metode peramalan dibagi ke dalam dua

kategori utama yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif (Makridakis, et al.,

1999, p. 8).

1. Metode Peramalan Kualitatif

Metode peramalan kualitatif adalah metode peramalan yang dilakukan

berdasarkan data kualitatif pada masa lalu (Makridakis, et al., 1999, p. 8). Hasil

peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya, karena

hasil peramalan dipengaruhi oleh pemikiran yang bersifat intuisi, penilaian

(judgment), pendapat, pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

Page 21: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

7

2. Metode Peramalan Kuantitatif

Metode peramalan kuantitatif adalah metode peramalan yang dilakukan

berdasarkan data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan bergantung pada

metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

Metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode kausal

dan metode deret waktu. Metode kausal didasarkan pada hubungan sebab akibat

dan peramalan dilakukan dengan dugaan adanya hubungan antarvariabel yang satu

dengan yang lainnya. Pada metode ini dikenal variabel takbebas dan variabel bebas.

Metode deret waktu menggunakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati

berdasarkan urutan waktu dan peramalannya dilakukan berdasarkan pola tertentu

dari data. (Makridakis, et al., 1999, p. 9).

2.2 Konsep Dasar Analisis Deret Waktu

Deret waktu adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil

observasi yang mengalami peningkatan waktu (Box, et al., 2016, p. 21). Data deret

waktu merupakan suatu data yang dipengaruhi oleh waktu. Data ini dikumpulkan,

dicatat ataupun diamati berdasarkan urutan waktu dengan interval waktu yang sama

misalnya harian, bulanan, dan tahunan.

2.3 Proses Stokastik

Proses stokastik merupakan rangkaian variabel acak pada suatu indeks

waktu dan dinyatakan dalam 𝑍(𝜔, 𝑡) untuk 𝑡 = 0, ±1, ±2, … dengan 𝜔 adalah

ruang sampel dan 𝑡 adalah indeks waktu. Deret waktu (𝑍1, 𝑍2, … , 𝑍𝑛) merupakan

salah satu bagian dari suatu proses stokastik.

Page 22: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

8

2.4 Proses Stasioner

Makridakis et al. (1999), menggambarkan konsep stasioneritas secara

praktis (non-statistik) sebagai berikut:

1. Apabila suatu deret waktu diplot, dan kemudian tidak terbukti adanya

perubahan nilai tengah dari waktu ke waktu, deret waktu tersebut dikatakan

stasioner pada nilai tengahnya (mean),

2. Apabila plot deret waktu tidak memperlihatkan adanya perubahan ragam

(varians) yang jelas dari waktu ke waktu, deret waktu tersebut dikatakan

stasioner pada variansnya.

Secara umum, suatu data dikatakan stasioner apabila:

1. fungsi rata-rata dari 𝑍𝑡 adalah konstan yakni 𝐸(𝑍𝑡) = 𝜇,

2. fungsi varians dari 𝑍𝑡 adalah konstan yakni var(𝑍𝑡) = 𝐸(𝑍𝑡 − 𝜇)2 = 𝜎𝑎2, dan

3. fungsi kovarians antara 𝑍𝑡 dengan 𝑍𝑡+𝑘 adalah konstan dengan cov(𝑍𝑡, 𝑍𝑡+𝑘) =

𝐸(𝑍𝑡 − 𝜇)(𝑍𝑡+𝑘 − 𝜇) = 𝛾𝑘.

dengan 𝑍𝑡 menyatakan data ke-t, 𝜇 menyatakan nilai rata – rata dari suatu populasi,

𝜎𝑎2 menyatakan nilai varians dari residual a pada data, dan 𝛾𝑘 menyatakan kovarians

pada lag-k (Wei, 2006, p. 7).

Suatu proses stokastik {𝑍𝑡} dikatakan stasioner kuat jika distribusi peluang

bersama dari 𝑍𝑡1, 𝑍𝑡2

,…,𝑍𝑡𝑛 dan distribusi peluang bersama dari

𝑍𝑡1−𝑘, 𝑍𝑡2−𝑘,…, 𝑍𝑡𝑛−𝑘 adalah sama untuk setiap pilihan dari waktu 𝑡1, 𝑡2,…, 𝑡𝑛 dan

setiap pilihan lag waktu 𝑘. Sedangkan deret waktu {𝑍𝑡} dikatakan stasioner lemah

jika fungsi rata-rata adalah konstan sepanjang waktu 𝜇𝑡 = 𝜇 dan fungsi

autokovarians 𝛾𝑡,𝑡−𝑘 = 𝛾0,𝑘 untuk setiap waktu 𝑡 dan lag k (Cryer, 1986).

Page 23: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

9

Apabila suatu data deret waktu tidak stasioner dalam rata-rata maka dapat

diatasi dengan melakukan pembeda (differencing). Differencing merupakan

pengurangan data tertentu dengan data sebelumnya. Operator yang digunakan

untuk menggambarkan differencing adalah operator backward shift (B)

(Makridakis, et al., 1999, p. 383), yang persamaannya adalah

𝐵𝑍𝑡 = 𝑍𝑡−1. (2.1)

Notasi B yang dipasang pada persamaan (2.1) mempunyai pengaruh menggeser

data satu periode waktu ke belakang. Untuk menggeserkan data dua periode waktu

ke belakang dapat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu melalui persamaan:

𝐵(𝐵𝑍𝑡) = 𝐵2𝑍𝑡 = 𝑍𝑡−2. (2.2)

Differencing untuk orde pertama dapat dinyatakan dalam persamaan

∇ Z𝑡 = 𝑍𝑡 − 𝑍𝑡−1 (2.3)

dengan ∇ 𝑍𝑡 adalah nilai variabel Z pada waktu t setelah differencing. Berdasarkan

persamaan (2.1), persamaan (2.3) dapat ditulis menjadi

∇ 𝑍𝑡 = (1 − 𝐵)𝑍𝑡. (2.4)

Notasi (1 − 𝐵) pada persamaan (2.4) menyatakan notasi differencing orde pertama.

Jika data belum stasioner dalam rata-rata melalui differencing orde pertama, maka

dilakukan differencing orde kedua.

Differencing orde kedua adalah differencing pertama dari differencing

pertama sebelumnya (Makridakis, et al., 1999, p. 353), yaitu:

∇(∇ 𝑍𝑡) = ∇2𝑍𝑡 = ∇ 𝑍𝑡 − ∇ 𝑍𝑡−1

= (𝑍𝑡 − 𝑍𝑡−1) − (𝑍𝑡−1 − 𝑍𝑡−2)

= 𝑍𝑡 − 2𝑍𝑡−1 + 𝑍𝑡−2

Page 24: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

10

= (1 − 2𝐵 + 𝐵2)𝑍𝑡

= (1 − 𝐵)2𝑍𝑡. (2.5)

Dengan demikian, differencing orde kedua yang ditunjukan pada persamaan (2.5)

dinotasikan oleh (1 − 𝐵)2.

Jika data belum stasioner dalam rata-rata maka dilakukan differencing

kembali sampai data mencapai stasioner dalam rata-rata. Oleh karena itu, secara

umum differencing orde ke-d untuk mencapai stasioner, dinotasikan dengan

∇𝑑𝑍𝑡 = (1 − 𝐵)𝑑𝑍𝑡, 𝑑 ≥ 1 . (2.6)

Secara umum, suatu data yang tidak stasioner dalam rata-rata, setelah

differencing orde pertama akan menghasilkan data yang stasioner dalam rata-rata.

(Makridakis, et al., 1999, p. 383).

Selain menstasionerkan data terhadap nilai tengah, proses stasioner juga

diperlukan terhadap varians. Untuk menstasionerkan data yang belum stasioner

dalam varians dapat dilakukan dengan proses transformasi. Secara umum, untuk

mencapai stasioner dalam varians dilakukan dengan power transformation (𝜆)

yaitu (Wei, 2006, p. 85):

𝑇(𝑍𝑡)= { 𝑍𝑡

(𝜆)−1

𝜆, 𝜆 ≠ 0,

ln 𝑍𝑡 , 𝜆 = 0, (2.7)

dengan 𝜆 menyatakan parameter transformasi dan 𝑇(𝑍𝑡) menyatakan transformasi

data ke-t.

Page 25: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

11

2.5 Fungsi Autokovarians dan Fungsi Autokorelasi

Menurut Makridakis et al. (1999), statistik kunci dalam analisis deret waktu

adalah koefisien autokorelasi. Autokorelasi (ACF) dapat digunakan untuk

menetapkan apakah terdapat suatu pola (AR, MA, ARMA atau ARIMA) dalam

suatu kumpulan data. Apabila tidak terdapat pola dalam kumpulan data maka

kumpulan data tersebut bersifat acak. Autokorelasi galat nilai sisa dapat dihitung

untuk menetapkan apakah data tersebut acak setelah suatu model peramalan dipilih.

Pada keadaan stasioner 𝑍𝑡 memiliki nilai rata-rata konstan 𝐸(𝑍𝑡) dan

varians yang konstan Var(𝑍𝑡) = 𝐸(𝑍𝑡 − 𝜇)2 = 𝜎𝑎2. Fungsi autokovarians dapat

didefinisikan oleh

𝛾𝑘 = Cov (𝑍𝑡, 𝑍𝑡+𝑘) = 𝐸(𝑍𝑡 − 𝜇)(𝑍𝑡+𝑘 − 𝜇), (2.8)

sedangkan korelasi antara 𝑍𝑡 dan 𝑍𝑡+𝑘 didefinisikan

𝜌𝑘 =Cov (𝑍𝑡, 𝑍𝑡+𝑘)

√Var(𝑍𝑡)√Var(𝑍𝑡+𝑘)=

𝛾𝑘

𝛾0, (2.9)

dengan Var(𝑍𝑡) = Var(𝑍𝑡+𝑘) = 𝛾0. Sebagai fungsi dari 𝑘 maka 𝛾𝑘 disebut fungsi

autokovarians dan 𝜌𝑘 disebut fungsi autokorelasi dalam analisis deret waktu.

Simbol 𝛾𝑘 dan 𝜌𝑘 berturut-turut menunjukkan kovarians dan korelasi antara 𝑍𝑡 dan

𝑍𝑡+𝑘 (Wei, 2006, p. 10).

Page 26: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

12

2.6 Fungsi Autokorelasi Parsial

Salah satu tujuan PACF di dalam analisis deret waktu adalah untuk

membantu menetapkan model ARIMA yang tepat untuk peramalan. Autokorelasi

parsial menyatakan hubungan keeratan antara 𝑍𝑡 dan 𝑍𝑡+𝑘 setelah ketergantungan

linear dengan variabel 𝑍𝑡+1, … , 𝑍𝑡+𝑘−1 dihilangkan. Wei (2006, p. 13) menyatakan

bentuk umum autokorelasi parsial

𝜙𝑘𝑘 =Cov [(𝑍𝑡 − Ẑ𝑡), (𝑍𝑡+𝑘 − Ẑ𝑡+𝑘)]

√Var(𝑍𝑡 − Ẑ𝑡)√Var(𝑍𝑡+𝑘 − Ẑ𝑡+𝑘)

, (2.10)

dengan 𝑍𝑡 merupakan barisan variabel acak, Ẑ𝑡 merupakan dugaan dari 𝑍𝑡, dan 𝑘

merupakan lag.

2.7 Proses White Noise

Menurut Wei (2006, p. 15), suatu proses dikatakan white noise jika terdapat

barisan variabel acak yang tidak saling berkorelasi dengan nilai rata-rata konstan

𝐸(𝑎𝑡) = 𝜇𝑎 = 0, dengan Var(𝑎𝑡) = 𝜎𝑎2 serta 𝛾𝑘 = Cov (𝑎𝑡, 𝑎𝑡+𝑘) = 0 untuk

semua 𝑘 ≠ 0. Suatu proses white noise dikatakan stasioner apabila nilai fungsi

autokovarians, autokorelasi, dan nilai fungsi autokorelasi parsialnya adalah sebagai

berikut:

a) Nilai fungsi autokovarians

𝛾𝑘 = { 𝜎𝑎

2, 𝑘 = 0; 0, 𝑘 ≠ 0;

(2.11)

Page 27: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

13

b) Nilai fungsi autokorelasi

𝜌𝑘 = { 1, 𝑘 = 0;0, 𝑘 ≠ 0;

(2.12)

c) Nilai fungsi autokorelasi parsial

𝜙𝑘𝑘 = { 1, 𝑘 = 0;0, 𝑘 ≠ 0;

(2.13)

Suatu proses dikatakan white noise apabila nilai ACF dan PACF sama

dengan nol.

2.8 Model Deret Waktu Stasioner

2.8.1 Model Autoregresif (AR)

Menurut Wei (2006, p. 33), secara sistematis model ini ditulis dalam bentuk

persamaan sebagai berikut:

𝑍𝑡 = 𝜙1𝑍𝑡−1 + ⋯ + 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝 + 𝑎𝑡 (2.14)

atau

𝜙𝑝(𝐵)𝑍𝑡 = 𝑎𝑡 (2.15)

dengan 𝜙𝑝(𝐵) = (1 − 𝜙1𝐵 − ⋯ − 𝜙𝑝𝐵𝑝), 𝑍𝑡 adalah deret waktu, 𝜙 adalah

parameter dari AR, 𝑝 merupakan orde dari proses AR, dan 𝑎𝑡 adalah galat pada

model autoregresif.

Model autoregresif digunakan untuk mendeskripsikan situasi nilai

peramalan pada saat waktu yang akan datang tergantung pada nilai-nilai peramalan

sebelumnya. Model autoregresif dengan orde 𝑝 dinotasikan dengan AR(𝑝).

Page 28: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

14

2.8.2 Model Rerata Bergerak (MA)

Model rerata bergerak (moving average) dengan orde 𝑞 dinotasikan dengan

MA(𝑞). Nilai variabel takbebas pada waktu ke-t pada model MA(𝑞) dapat dicari

melalui persamaan:

𝑍𝑡 = 𝑎𝑡 − 𝜃1𝑎𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞 (2.16)

dengan 𝜃1, ⋯ , 𝜃𝑞 secara berturut-turut menyatakan koefisien moving average orde

ke-1,2, . . . , 𝑞; 𝑎𝑡, 𝑎𝑡−1 ⋯ , 𝑎𝑡−𝑞 secara berturut-turut menyatakan residual pada

waktu 𝑡, 𝑡 − 1, ⋯ , 𝑡 − 𝑞 (Wei, 2006, p. 47).

Dengan menggunakan backward shift, persamaan (2.16) dapat ditulis dalam

bentuk

𝑍𝑡 = (1 − 𝜃1𝐵 − 𝜃2𝐵2 − ⋯ − 𝜃𝑞𝐵𝑞)𝑎𝑡

atau

𝑍𝑡 = 𝜃𝑞(𝐵)𝑎𝑡 (2.17)

dengan 𝜃𝑞(𝐵) = (1 − 𝜃1𝐵 − ⋯ − 𝜃𝑞𝐵𝑞), 𝜃𝑞 merupakan polinom orde 𝑞 dan 𝑎𝑡

merupakan galat. Persamaan (2.16) menyatakan bahwa nilai saat ini dipengaruhi

oleh nilai-nilai galat sebelumnya.

2.8.3 Model Rerata Bergerak Autoregresif (ARMA)

Model rerata bergerak autoregresif merupakan perpaduan dari model

autoregresif dan rerata bergerak. Menurut Box et al. (2016, p. 75), model

ARMA(𝑝, 𝑞) merupakan kombinasi dari model AR(p) dan MA(q), yang modelnya

dapat ditulis sebagai:

𝑍𝑡 = 𝜙1𝑍𝑡−1 + ⋯ + 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝 + 𝑎𝑡 − 𝜃1𝑎𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞 (2.18)

Page 29: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

15

Dengan menggunakan backward shift, persamaan (2.18) dapat ditulis dalam

bentuk

(1 − 𝜙1𝐵 − 𝜙2𝐵2 − ⋯ − 𝜙𝑝𝐵𝑝)𝑍𝑡 = (1 − 𝜃1𝐵 − 𝜃2𝐵2 ⋯ − 𝜃𝑞𝐵𝑞)𝑎𝑡

atau

𝜙𝑝(𝐵)𝑍𝑡 = 𝜃𝑞(𝐵)𝑎𝑡 (2.19)

dengan 𝜙𝑝(𝐵)𝑍𝑡 merupakan model AR dan 𝜃𝑞(𝐵)𝑎𝑡 merupakan model MA.

2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA)

Model Box-Jenkins disebut juga ARIMA, yang mempunyai bentuk umum

𝑍𝑡 = (1 + 𝜙1)𝑍𝑡−1 + (𝜙2 − 𝜙1)𝑍𝑡−2 + ⋯ + (𝜙𝑝 − 𝜙𝑝−1)𝑍𝑡−𝑝 − 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝−1 +

𝑎𝑡 + 𝜃1𝑎𝑡−1 + ⋯ + 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞 (2.20)

Model ARIMA merupakan gabungan dari model ARMA (p,q) dan proses

differencing, yaitu

𝜙𝑝(𝐵)(1 − 𝐵)𝑑𝑍𝑡 = 𝜃𝑞(𝐵)𝑎𝑡 (2.21)

dengan (𝐵)(1 − 𝐵)𝑑𝑍𝑡 merupakan deret pembeda sedangkan 𝑝, 𝑑, dan 𝑞 adalah

bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan nol. Notasi 𝑝 menunjukkan orde

autoregresif (AR), 𝑑 menunjukkan orde differencing, dan 𝑞 menunjukkan orde

rerata bergerak (MA). Differencing adalah selisih nilai peramalan saat ini dengan

nilai peramalan sebelumnya (Wei, 2006, p. 72). Oleh karena itu secara umum model

ini dinotasikan dengan ARIMA(𝑝, 𝑑, 𝑞).

Page 30: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

16

2.10 Unit Root Test

Untuk mengetahui apakah data sudah memenuhi asumsi stasioner atau tidak

digunakan Unit Root Test. Terdapat beberapa unit root test, di antaranya Dickey-

Fuller (DF) Test dan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Konsep uji Dickey-

Fuller (DF) adalah menguji apakah suatu deret waktu merupakan proses random

walk (proses stokastik yang nonstasioner) atau bukan. Kekurangan dari Dickey-

Fuller Test adalah dengan mengasumsikan bahwa variabel gangguan pada waktu

ke-t (𝑎𝑡) tidak berkorelasi dengan variabel lain dalam sebuah model. Untuk

mengantisipasi adanya korelasi tersebut, Dickey dan Fuller (1981)

mengembangkan pengujian Dickey-Fuller Test menjadi Augmented Dickey-Fuller

(ADF) Test (Tsay, 2002, p. 20).

Pada Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test, pengujian Dickey-Fuller dapat

diperluas untuk model AR dengan order lebih dari satu. Untuk AR(p), bentuk umun

dari persamaan Dikey-Fuller yaitu:

∇𝑍𝑡 = 𝜇 + 𝜓𝑝𝑍𝑡−1 + 𝜂2∇𝑍𝑡−1 + 𝜂3∇𝑍𝑡−2 + ⋯ + 𝜂𝑝∇𝑍𝑡−𝑝 + 𝑎𝑡

∇𝑍𝑡 = 𝜇 + 𝜓𝑝𝑍𝑡−1 + ∑ 𝜂𝑖𝑝𝑖=2 ∇𝑍𝑡−𝑖+1 + 𝑎𝑡 (2.22)

dengan 𝜓𝑝 = ∑ 𝜙𝑖 − 1 dan

𝑝

𝑖=1

𝜂𝑖 = − ∑ 𝜙𝑗

𝑝

𝑗=𝑖+1

.

Jika model regresi (2.22) ditambahkan dengan komponen tren waktu maka

diperoleh:

∇𝑍𝑡 = 𝜇 + 𝛽𝑡 + 𝜓𝑝𝑍𝑡−1 + ∑ 𝜂𝑖∗𝑝−1

𝑖=1 ∇𝑍𝑡−𝑖 + 𝑎𝑡 (2.23)

Page 31: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

17

dengan 𝜂𝑖∗ = − ∑ 𝜙𝑗

𝑝𝑗=𝑖+1 dan (𝑝 − 1) adalah panjang lag. Model regresi (2.23)

inilah yang akan diuji dengan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test.

Berdasarkan persamaan regresi (2.23), dapat dipilih tiga bentuk model

regresi yang akan digunakan untuk melakukan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)

Test, yaitu

1. dengan konstanta (𝜇) dan tren (𝛽), seperti model (2.23),

2. dengan konstanta (𝜇), yaitu:

∇𝑍𝑡 = 𝜇 + 𝜓𝑝𝑍𝑡−1 + ∑ 𝜂𝑖∗𝑝−1

𝑖=1 ∇𝑍𝑡−𝑖 + 𝑎𝑡, (2.24)

3. tanpa konstanta (𝜇) dan tren (𝛽), yaitu:

∇𝑍𝑡 = 𝜓𝑝𝑍𝑡−1 + ∑ 𝜂𝑖∗𝑝−1

𝑖=1 ∇𝑍𝑡−𝑖 + 𝑎𝑡. (2.25)

Berdasarkan model (2.23) dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

𝐻0:ψ = 0 (data deret waktu tidak stasioner),

𝐻1:ψ < 0 (data deret waktu stasioner).

Statistik uji yang digunakan dalam uji ADF adalah (Tsay, 2002, p. 60):

𝑡 = ∑ 𝜙𝑖−1

𝑝𝑖=1

SE (∑ 𝜙𝑖𝑝𝑖=1 )

. (2.26)

Keputusan tolak 𝐻0 apabila mutlak nilai statistik uji 𝑡 lebih besar dari mutlak nilai

t-tabel atau nilai probabilitas pada suatu tingkat 𝛼 yang digunakan lebih kecil dari

nilai 𝛼 tersebut yang berarti data deret waktu bersifat stasioner, sedangkan jika

mutlak nilai statistik uji 𝑡 lebih kecil dari nilai t-tabel atau nilai probabilitas pada

suatu tingkat 𝛼 yang digunakan lebih besar dari nilai 𝛼 tersebut maka hipotesis nol

diterima yang berarti data deret waktu bersifat nonstasioner.

Page 32: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

18

2.11 Estimasi Parameter Model

Pendugaan parameter dilakukan untuk menduga nilai dari parameter-

parameter yang berpengaruh dalam model. Metode yang digunakan dalam

pendugaan parameter adalah metode kemungkinan maksimum (maximum

likelihood estimation). Dalam hal ini, analisis dimulai dengan asumsi bahwa galat

𝑎𝑡 berdistribusi normal. Fungsi kepadatan peluang suatu galat 𝑎𝑡 adalah:

𝑓(𝑎𝑡|𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2) = (2𝜋𝜎𝑎

2)−1

2exp (−𝑎𝑡

2

2𝜎𝑎2). (2.27)

Mengingat galat ini independen, maka distribusi bersama untuk 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛

adalah:

𝐿(𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2) = ∏ 𝑓

𝑛

𝑡=1

(𝑎𝑡|𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2)

= 𝑓(𝑎1|𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2) … 𝑓(𝑎𝑛|𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎

2)

= (2𝜋𝜎𝑎2)−

1

2exp (−𝑎1

2

2𝜎𝑎2

) … (2𝜋𝜎𝑎2)−

1

2exp (−𝑎𝑛

2

2𝜎𝑎2

)

= (2𝜋𝜎𝑎2)−

𝑛

2 exp (−∑ 𝑎𝑡

2𝑛

𝑡=1

2𝜎𝑎2

) (2.28)

Tiap 𝑎𝑡 dapat dinyatakan dalam bentuk observasi 𝑍, parameter-parameter 𝜙, 𝜇, 𝜃,

dan 𝜎𝑎2, serta galat-galat sebelumnya yaitu:

𝑎𝑡 = 𝑍𝑡 − 𝜙1𝑍𝑡−1 − ⋯ − 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝 − 𝜃1𝑎𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞 (2.29)

Persamaan (2.29) dapat dipandang sebagai hubungan berulang antara 𝑎𝑡 yang

berurutan, jika diketahui parameter-parameter dan observasi 𝑍𝑡. Akibatnya, nilai

setiap 𝑎𝑡 dapat dihitung sebagai fungsi parameter dan observasi.

Page 33: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

19

Selanjutnya, dengan mensubstitusikan persamaan (2.29) ke dalam

persamaan (2.28), akan diperoleh fungsi kepadatan peluang bersama 𝑍 sebagai

berikut:

𝑓(𝑍|𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2) = (2𝜋𝜎𝑎

2)−𝑛

2exp (−1

2𝜎𝑎2

∑(𝑍𝑡 − 𝜙1𝑍𝑡−1 − ⋯ − 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝

𝑛

𝑡=1

− 𝜃1𝑎𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞)2

). (2.30)

Maka fungsi likelihood untuk parameter-parameternya apabila data

observasi tersedia adalah:

𝐿(𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2|𝑍) = (2𝜋𝜎𝑎

2)−𝑛

2exp (−𝑆(𝜙, 𝜇, 𝜃)

2𝜎𝑎2

), (2.31)

dengan

𝑆(𝜙, 𝜇, 𝜃) = ∑(𝑍𝑡 − 𝜙1𝑍𝑡−1 − ⋯ − 𝜙𝑝𝑍𝑡−𝑝 − 𝜃1𝑎𝑡−1 − ⋯ − 𝜃𝑞𝑎𝑡−𝑞)2

𝑛

𝑡=1

. (2.32)

Log-likelihood dari persamaan (2.31) adalah sebagai berikut:

𝑙(𝜙, 𝜇, 𝜃, 𝜎𝑎2|𝑍) = −

𝑛

2ln2𝜋 −

𝑛

2ln𝜎𝑎

2 −1

2𝜎𝑎2

𝑆(𝜙, 𝜇, 𝜃, ), (2.33)

dapat dilihat bahwa parameter-parameter 𝜙, 𝜇, dan 𝜃 hanya masuk dalam bagian

jumlah kuadrat fungsi likelihood, dengan demikian untuk memaksimumkan

likelihood, perlu diminimumkan fungsi jumlah kuadrat untuk seluruh nilai

parameter-parameter. Setelah MLE dari parameter-parameter tersebut diperoleh,

dapat ditunjukkan bahwa MLE untuk 𝜎𝑎2 sebagai berikut:

�̂�𝑎2 =

(�̂�,�̂�,�̂�)

𝑛. (2.34)

Page 34: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

20

Setelah mendapatkan estimasi parameter dari model ARIMA, sangat perlu

untuk dilakukan uji signifikansi parameter. Secara umum misalkan 𝛿 adalah suatu

parameter pada model ARIMA, 𝛿 adalah estimasi dari parameter tersebut, dan

𝑆𝐸(𝛿) adalah galat standar dari nilai estimasi 𝛿, maka uji signifikansi parameter

model ARIMA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Hipotesis

𝐻0 ∶ 𝛿 = 0,

𝐻1 ∶ 𝛿 ≠ 0,

b. Statistik uji

𝑡 =𝛿

𝑆𝐸(𝛿) , (2.35)

c. Kriteria pengambilan keputusan

Keputusan, 𝐻0 ditolak apabila |𝑡| > 𝑡𝛼 2;𝑑𝑓=𝑛−𝑛𝑝⁄ , dengan 𝑛𝑝 menyatakan

jumlah parameter.

2.12 Uji Diagnostik

Uji diagnostik adalah salah satu uji yang dapat digunakan untuk mengetahui

residual dari model memenuhi sifat white noise serta berdistribusi normal. Untuk

melihat suatu residual bersifat white noise dilakukan uji Ljung-Box. Hipotesis

dalam pengujian ini adalah

𝐻0: 𝜌1 = 𝜌2 = ⋯ = 𝜌𝑘 = 0 (tidak ada korelasi antar residual),

𝐻1: 𝜌𝑖 ≠ 0, minimum ada satu 𝑖 = 1, 2, . . . , 𝑘 (ada korelasi antar residual).

Statistik uji yang digunakan adalah

𝒬 = 𝑛(𝑛 + 2) ∑ (𝑛 − 𝑘)−1�̂�𝑘2𝐾

𝑘=1 , (2.36)

Page 35: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

21

dengan 𝒬 adalah statistik uji Ljung-Box, 𝜌 merupakan autokorelasi, 𝑘 adalah lag

waktu, 𝐾 menyatakan banyaknya sisaan, dan 𝑛 adalah banyaknya parameter yang

diduga. Statistik 𝒬 mengikuti distribusi 𝜒2(𝐾 − 𝑛). Kriteria pengambilan

keputusan Ho ditolak apabila 𝜒2 > (𝐾 − 𝑛).

Untuk mengetahui residual berdistribusi normal dilakukan dengan uji

normalitas residual. Uji normalitas residual dilakukan dengan uji Anderson-

Darling, dengan hipotesis:

𝐻0 : residual berdistribusi normal

𝐻1 : residual tidak berdistribusi normal

Statistik uji Anderson-Darling adalah

𝐴2 = −𝑛 − ∑(2𝑖−1)

𝑛

𝑛

𝑖=1[ln 𝐹(𝑌𝑖) + ln (1 − 𝐹(𝑌𝑛+1−𝑖))] (2.37)

dengan 𝐹(𝑌𝑖) adalah fungsi sebaran kumulatif dari distribusi normal baku, 𝑌𝑖 adalah

data yang telah diurutkan, dan 𝑛 adalah banyaknya data pengamatan. Kriteria

pengambilan keputusan dilakukan apabila nilai statistik uji 𝐴 lebih besar dari nilai

kritis atau 𝐻0 ditolak apabila 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼.

2.13 Akaike Information Criterion (AIC)

AIC merupakan kriteria yang digunakan untuk menguji kompleksitas model

bersamaan dengan kelayakan sampel data dan memberi ukuran yang seimbang.

Kriteria Informasi Akaike didefinisikan sebagai

AIC = 𝑛 ln �̂�𝑎2 + 2𝑚 (2.38)

Page 36: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

22

dengan 𝑚 menyatakan banyaknya parameter dalam model, �̂�𝑎2 adalah estimasi

maksimum likelihood dari 𝜎𝑎2, dan 𝑛 adalah banyaknya pengamatan.

Metode AIC mencoba menemukan model minimal yang dapat menjelaskan

data dengan benar. Model yang terbaik adalah model yang memiliki nilai AIC

terkecil (Wei, 2006, p. 156)

Metode yang digunakan untuk mengukur ketepatan suatu metode peramalan

adalah kriteria Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

MAPE = 100%

𝑛∑ |

𝑎𝑡

𝑍𝑡|𝑛

𝑡=1 . (2.39)

2.14 Fungsi Korelasi Silang

Fungsi korelasi silang digunakan untuk mengukur pengaruh dan arah antara

dua variabel acak. Menurut Wei (2006, p. 326) fungsi korelasi silang dinyatakan

pada persamaan berikut:

𝜌𝑥𝑦(𝑘) =𝛾𝑥𝑦(𝑘)

𝜎𝑥𝜎𝑦 (2.40)

dengan 𝑘 = 0, ±1, ±2, ±3, …

Notasi 𝛾𝑥𝑦(𝑘) menyatakan kovarians silang dari variabel 𝑥 dan 𝑦, 𝜎𝑋 adalah

simpangan baku dari variabel bebas dan 𝜎𝑦 adalah simpangan baku dari variabel

takbebas. Nilai kovarians dinyatakan pada persamaan berikut:

𝛾𝑥𝑦(𝑘) = 𝐸[(𝑥𝑡 − 𝜇𝑥)]⌊(𝑦𝑡+𝑘 − 𝜇𝑦)⌋ (2.41)

dengan 𝑘 = 0,1,2,3, …

Page 37: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

23

Persamaan varians untuk 𝑥 dan 𝑦 dinyatakan:

n

ttx xx

1

22 (2.42)

dan n

tt

y yy1=

22 (2.43)

2.15 Konsep dan Model Fungsi Transfer

Fungsi transfer merupakan metode peramalan yang menggabungkan

beberapa karakteristik dari model-model ARIMA dan beberapa karakteristik

analisis regresi. Metode ini merupakan suatu perpaduan metode deret waktu dengan

pendekatan kausal. Analisis fungsi transfer terdiri dari variabel bebas dan variabel

takbebas. Variabel bebas dilambangkan 𝑥𝑡 , dengan 𝑡 merupakan pengaruh waktu

sedangkan untuk variabel takbebas dilambangkan 𝑦𝑡.

Pada fungsi transfer deret waktu output 𝑦𝑡, diperkirakan akan dipengaruhi

oleh deret waktu input 𝑥𝑡 dan input-input lain yang digabungkan dalam satu

kelompok yang disebut noise dilambangkan 𝑛𝑡. Deret input 𝑥𝑡 memberikan

pengaruhnya kepada deret output melalui fungsi transfer yang mendistribusikan

dampak 𝑥𝑡 melalui beberapa periode waktu yang akan datang. Tujuan pemodelan

fungsi transfer adalah untuk menetapkan model yang sederhana yang

menghubungkan 𝑦𝑡 dengan 𝑥𝑡 dan 𝑛𝑡 .

Analisis fungsi transfer dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: tahap

identifikasi model, pendugaan model fungsi transfer, dan pengujian diagnostik

Page 38: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

24

model. Menurut Wei (2006, p. 322), model fungsi transfer secara umum

dilambangkan sebagai berikut:

𝑦𝑡 = 𝑣(𝐵)𝑥𝑡 + 𝑛𝑡, (2.44)

dengan 𝑦𝑡 merupakan deret output, 𝑥𝑡 merupakan deret input, 𝑛𝑡 adalah pengaruh

kombinasi dari seluruh faktor yang memengaruhi 𝑦𝑡 (noise), dan 𝑣(𝐵) adalah

koefisien pada model fungsi transfer dan disebut response impulse. Koefisien 𝑣(𝐵)

terdiri atas 𝑣0, 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣𝑘, sedangkan 𝑘 adalah orde fungsi transfer. Mengingat

𝑣(𝐵) pada fungsi transfer mengandung koefisien yang tak terhingga maka, untuk

mengatasi hal tersebut fungsi 𝑣(𝐵) dibuat dalam bentuk pecahan sebagai

𝑣(𝐵) =𝜔𝑠(𝐵)𝐵𝑏

𝛿𝑟(𝐵) , (2.45)

dengan 𝜔𝑠(𝐵) = 𝜔0 − 𝜔1𝐵 − ⋯ − 𝜔𝑠𝐵𝑠, 𝛿𝑟(𝐵) = 1 − 𝛿1(𝐵) − ⋯ − 𝛿𝑟𝐵𝑟 , dan 𝑏

merupakan parameter kelambatan yang menggambarkan lag sebelum mendapatkan

reaksi dari variabel bebas terhadap variabel takbebas.

Persamaan (2.45) dapat berubah-berubah sesuai dengan nilai 𝑏, 𝑟, dan nilai

𝑠 pada fungsi transfer. Menurut Wei (2006, p. 324) beberapa aturan yang dapat

digunakan untuk menduga nilai 𝑟, 𝑠, 𝑏 dari suatu fungsi transfer:

a. Nilai 𝑏 menyatakan bahwa 𝑦𝑡 tidak dipengaruhi oleh 𝑥𝑡 sampai periode 𝑡 +

𝑏. Besarnya 𝑏 dapat ditentukan dari lag yang pertama kali signifikan pada

plot korelasi silang.

Page 39: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

25

b. Nilai 𝑠 menyatakan berapa lama deret output 𝑦𝑡 secara terus menerus

dipengaruhi oleh 𝑥𝑡−𝑏−1, 𝑥𝑡−𝑏−2, … , 𝑥𝑡−𝑏−𝑠 sehingga dapat dikatakan

bahwa nilai 𝑠 adalah bilangan pada lag plot korelasi silang sebelum

terjadinya pola menurun.

c. Nilai 𝑟 menyatakan bahwa 𝑦𝑡 dipengaruhi oleh nilai-nilai masa lalu dari 𝑦𝑡

yaitu 𝑦𝑡−1, 𝑦𝑡−2, … , 𝑦𝑡−𝑟. Terdapat tiga kondisi pada nilai 𝑟 yang

mempunyai indikasi pemodelan berbeda, yaitu:

𝑟 = 0, bila ada beberapa lag plot pada korelasi silang yang terpotong.

𝑟 = 1, bila plot pada korelasi silang menunjukkan suatu pola eksponensial

menurun.

𝑟 = 2, bila plot pada korelasi silang menunjukkan suatu pola eksponensial

menurun dan mengikuti pola sinus.

Persamaan (2.45) dengan nilai 𝑏 = 0, 𝑟 = 0, dan 𝑠 = 0 dapat ditulis

sebagai berikut:

𝑣(𝐵)𝑥𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡. (2.46)

dengan 𝑣(𝐵) menyatakan koefisien fungsi transfer dan 𝑥𝑡 merupakan input.

2.15.1 Identifikasi Model Fungsi Transfer

Identifikasi model fungsi transfer dilakukan melalui beberapa tahap. Wei

(2006, p. 331) menyatakan tahap-tahap identifikasi model fungsi transfer antara lain

sebagai berikut:

Page 40: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

26

1. Membuat deret masukan (input) menjadi white noise, dinotasikan dengan

𝛼𝑡 dengan persamaan

𝛼𝑡 =𝜙𝑥(𝐵)

𝜃𝑥(𝐵)𝑥𝑡 , (2.47)

dengan 𝛼𝑡 adalah deret white noise dengan rata-rata nol dan nilai varians

𝜎𝛼2.

2. Menghitung deret output dengan membuatnya menjadi white noise

dengan model seperti di bawah ini:

𝛽𝑡 =𝜙𝑥(𝐵)

𝜃𝑥(𝐵)𝑦𝑡, (2.48)

3. Menghitung nilai korelasi silang �̂�𝛼𝛽(𝑘) antara 𝛼𝑡 dan 𝛽𝑡 untuk menduga

𝑣𝑘, dengan persamaan berikut:

𝑣𝑘 =�̂�𝛽

�̂�𝛼�̂�𝛼𝛽(𝑘). (2.49)

4. Mengidentifikasi 𝑏, untuk menduga nilai 𝑣(𝐵) dengan fungsi berikut:

𝑣(𝐵) =�̂�(𝐵)

𝛿(𝐵)𝐵𝑏 . (2.50)

Untuk mengidentifikasi model noise, perhitungan nilai duga deret noise

dilambangkan sebagai

�̂�𝑡 = 𝑦𝑡 − 𝑣(𝐵)𝑥𝑡 = 𝑦𝑡 −�̂�(𝐵)

𝛿(𝐵)𝐵𝑏𝑥𝑡. (2.51)

Kesesuaian model untuk noise dapat diidentifikasi dengan menguji sampel ACF

dan PACF-nya atau dengan deret waktu univariat seperti pada persamaan berikut

𝜙(𝐵)𝑛𝑡 = 𝜃(𝐵)𝑎𝑡. (2.52)

Page 41: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

27

2.15.2 Pendugaan Model Fungsi Transfer

Kombinasi dari persamaan (2.50) dan persamaan (2.52) diperoleh model

fungsi transfer

𝑦𝑡 =𝜔(𝐵)

𝛿(𝐵)𝑥𝑡−𝑏 +

𝜃(𝐵)

𝜙(𝐵)𝑎𝑡 , (2.53)

Persamaan(2.51) mengandung parameter-parameter fungsi transfer seperti 𝛿 =

(𝛿1, … , 𝛿𝑟)′, 𝜔 = (𝜔0, 𝜔1, … 𝜔𝑠)′, 𝜙 = (𝜙1, … , 𝜙𝑝)′, 𝜃 = 𝜃(𝜃1, … , 𝜃𝑞)′, dimana

nilai parameter-parameter ini harus diduga sebelum menentukan model terbaik.

Nilai dugaannya diperoleh dari data input dan output sebelumnya. Menurut

Abraham dan Ledolter (1983, p. 342) fungsi transfer juga dapat dibuat dalam

bentuk persamaan sebagai berikut:

𝛿(𝐵)𝜙(𝐵)𝑦𝑡 = 𝜙(𝐵)𝜔(𝐵)𝑥𝑡−𝑏 + 𝜙(𝐵)𝜃(𝐵)𝑎𝑡. (2.54)

Persamaan (2.54) merupakan bentuk lain dari persamaan (2.53).

2.15.3 Pemeriksaan Diagnostik Model Fungsi Transfer

Pemeriksaan diagnostik model fungsi transfer dilakukan untuk menguji

validitas model. Model yang sudah diperoleh bisa saja belum sesuai, hal itu

dikarenakan seperti yang dikemukakan oleh Box et al. (2016, p. 451) adalah sebagai

berikut:

1. Jika model noise tidak tepat maka, 𝜌𝑎(𝑘) ≠ 0 untuk beberapa 𝑘 dan

𝜌𝑎𝑎(𝑘) = 0 untuk semua 𝑘, dengan 𝛼𝑡 merupakan deret input yang white

noise sedangkan 𝜌𝑎𝑎 merupakan korelasi antara deret input dan residual.

Page 42: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

28

2. Jika model fungsi transfer tidak cocok, maka 𝜌𝑎(𝑘) ≠ 0, dan 𝜌𝑎𝑎(𝑘) ≠ 0

untuk beberapa 𝑘.

Secara umum langkah-langkah diagnostik model fungsi transfer adalah sebagai

berikut:

1. Pemeriksaan Autokorelasi Residual Model

Abraham dan Ledolter (1983, p. 344) menjelaskan bahwa pemeriksaan nilai

residual dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebut masih

berkorelasi atau tidak.

a) Hipotesis

𝐻0 : 𝜌1 = 𝜌2 = ⋯ = 𝜌𝑘 = 0; (tidak terdapat korelasi antara residual)

𝐻1 : minimal ada satu 𝜌𝑗 ≠ 0, untuk 𝑗 = 1,2, … , 𝑘

b) Statistik Uji

𝒬0 = 𝑚(𝑚 + 2) ∑(𝑚 − 𝑗)−1�̂�𝑎2(𝑗)

𝐾

𝑗=1

(2.55)

dengan 𝒬0 adalah statistik uji Ljung-Box, 𝜌 merupakan autokorelasi, 𝐾 menyatakan

banyaknya sisaan dan 𝑚 adalah banyaknya parameter yang diduga. Statistik 𝒬0

mengikuti distribusi 𝜒2(𝐾 − 𝑝 − 𝑞) dengan 𝑝 dan 𝑞 adalah parameter dari model

noise.

c) Kriteria pengambilan keputusan

Penolakan 𝐻0 dilakukan jika statistik uji 𝒬0 > 𝜒2(𝐾 − 𝑝 − 𝑞) atau penolakan

𝐻0 juga dapat dilakukan dengan melihat 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒. Apabila 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 =

0,05 maka tolak 𝐻0 yang artinya antar residual masih berkorelasi.

Page 43: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

29

2. Penghitungan korelasi silang residual dengan input prewhitening

Langkah yang digunakan untuk memeriksa apakah deret input bebas, dilakukan

dengan memeriksa korelasi silang antara komponen white noise deret noise (𝑎𝑡)

dan deret input (𝛼𝑡).

a) Hipotesis

𝐻0 : tidak terdapat korelasi antara input dan residual

𝐻1 : terdapat korelasi antara input dan residual

b) Statistik Uji

𝒬1 = 𝑚(𝑚 + 2) ∑(𝑚 − 𝑗)−1�̂�𝑎�̂�2

𝐾

𝑗=0

(𝑗) (2.56)

dengan statistik 𝒬1 mengikuti distribusi 𝜒2 (𝐾 + 1 − 𝑀), 𝑚 = 𝑛 − 𝑡0 + 1 adalah

banyak residual �̂�𝑡 dan 𝑀 adalah banyaknya parameter 𝜔𝑠 dan 𝛿𝑟.

c) Kriteria pengambilan sampel

Penolakan 𝐻0 dilakukan jika uji 𝒬1 > 𝜒2(𝑘 + 1 − 𝑀) atau penolakan 𝐻0 juga bisa

dilakukan dengan melihat 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒. Apabila 𝑝-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 = 0,05 maka tolak 𝐻0

yang artinya terdapat korelasi antar input dan output.

2.16 Konsep Pariwisata

2.16.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, untuk menikmati perjalanan

tersebut guna bertamasya atau rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi wisata di

tempat lain atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam, yang mencakup

Page 44: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

30

keseluruhan fenomena alam maupun buatan manusia yang dapat dimanfaatkan bagi

kepentingan wisatawan dan kegiatan-kegiatan lain yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan wisatawan, selama melakukan aktivitas perjalanan bukan untuk mencari

nafkah (Musanef, 1996).

2.16.2 Pengertian Wisatawan

Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan atau tourist.

Pacific Area Travel Association memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang-

orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam waktu 24 jam dan maksimal 3

bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka

ini meliputi:

a) orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang,

untuk keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan,

b) orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk pertemuan, konferensi,

musyawarah atau sebagai utusan berbagai badan/organisasi,

c) orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis,

d) pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang ditempatkan di

negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila mereka mengadakan

perjalanan ke negeri lain, maka dapat digolongkan wisatawan (Pendit, 1994, p.

38).

Spillane (1987, p. 27) membagi kategori wisatawan menjadi wisatawan dan

pelancong. Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-

kurangnya 24 jam sedangkan pelancong adalah yang tinggal kurang dari 24 jam.

Page 45: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

31

2.16.3 Kurs atau Nilai Tukar

Kurs atau nilai tukar adalah nilai tukar mata uang satu negara terhadap mata

uang negara lain. Kurs muncul ketika penawaran dan permintaan barang, jasa dan

aliran modal berada dalam keadaan seimbang. Berkaitan dengan kegiatan

pariwisata, kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain dapat mempengaruhi

minat seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Tugas pertama yang harus

dilakukan oleh seorang wisatawan ketika berkunjung ke suatu negara tujuan wisata

adalah menukarkan uangnya dengan mata uang negara tujuannya. Hal ini dapat

dilakukan menurut nilai tukar resmi yang ditetapkan oleh masing-masing negara.

Page 46: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

data kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang diperoleh dari DISPARDA

Provinsi Bali, kurs USD terhadap IDR yang diperoleh dari Bank Sentral Republik

Indonesia (BI) pada situs www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah data bulanan

dari periode Januari 2009 – Desember 2015, dimana data in-sampel mulai Januari

2010 – Juni 2015 sebanyak 78 data, dan data out-sampel mulai Juli 2015 –

Desember 2015 sebanyak 6 data.

3.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: variabel bebas (𝑥𝑡) dan

variabel takbebas (𝑦𝑡). Variabel bebas yang dimaksud adalah kurs dolar dan

variabel takbebas adalah wisatawan mancanegara.

3.3 Langkah-langkah Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mempersiapkan deret input (kurs) dan output (jumlah wisatawan

mancanegara);

2. Melakukan identifikasi pada plot data deret waktu, ACF, dan PACF dari

deret input dan output. Dari ketiga plot ini, dapat dilihat apakah data yang

Page 47: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

33

ada telah stasioner atau belum. Jika tidak stasioner dalam mean maka

dilakukan differencing, sedangkan jika tidak stasioner dalam varians maka

dilakukan transformasi;

3. Menentukan model ARIMA untuk kurs;

4. Melakukan uji kesesuaian model dengan memenuhi asumsi white noise dan

kenormalan.

5. Pemilihan model terbaik berdasarkan nilai AIC terkecil;

6. Melakukan prewhitening pada deret input untuk memperoleh 𝛼𝑡;

7. Melakukan prewhitening pada deret output untuk memperoleh 𝛽𝑡;

8. Menghitung korelasi silang antara deret input dan output yang telah di

prewhitening;

9. Menaksir bobot fungsi transfer;

10. Menetapkan nilai (b,s,r) yang menghubungkan deret input dan output untuk

menduga model fungsi transfer;

11. Identifikasi deret noise;

12. Menetapkan (𝑝𝑛, 𝑞𝑛) untuk model ARIMA (𝑝𝑛, 0, 𝑞𝑛) dari deret noise 𝑛𝑡;

13. Penaksiran parameter model fungsi transfer;

14. Uji diagnostik model fungsi transfer dengan menghitung autokorelasi untuk

nilai sisa model (b,s,r) yang menghubungkan deret output dan deret input

dan menghitung korelasi silang antara nilai sisa dengan residual (𝑎𝑡) yang

telah di prewhitening;

15. Meramalkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Bali pada bulan Januari 2016 – Juni 2016 menggunakan fungsi transfer.

Page 48: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

34

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Data Deret Waktu

Pada tahap ini, yang harus dilakukan yaitu membuat plot deret waktu dari

deret input yaitu kurs dan deret output yaitu jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali dari bulan Januari 2009 sampai Juni 2015 berdasarkan data

pada Lampiran 1. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan secara deskriptif

bahwa data yang dianalisis adalah data berpola tren dan musiman. Hasil plot data

kurs dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dapat dilihat pada

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Plot data kurs bulan Januari 2009 sampai Juni 2015.

Page 49: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

35

Gambar 4.2 Plot data jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan mancanegara ke

Bali bulan Januari 2009 sampai Juni 2015.

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2, terlihat bahwa data kurs dan

jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mengandung tren dan musiman. Data berpola

tren dilihat dari data yang cenderung meningkat setiap bulan, sedangkan pola

musiman dilihat dari data pada bulan Januari yang cenderung lebih besar pada tahun

berikutnya.

Metode dekomposisi dilakukan untuk lebih memastikan bahwa data kurs

dan jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan mancanegara ke Bali berpola tren

dan musiman. Hasil dari metode dekomposisi klasik bisa dilihat pada Gambar 4.3

dan Gambar 4.4.

Page 50: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

36

Gambar 4.3 Plot dekomposisi klasik data kurs bulan Januari 2009 – Juni 2015.

Gambar 4.4 Plot dekomposisi klasik data jumlah kunjungan setiap bulan

wisatawan mancanegara ke Bali bulan Januari 2009 – Juni 2015.

Page 51: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

37

Plot dekomposisi deret waktu kurs dan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali bulan Januari 2009 sampai Juni 2015 yang ditunjukkan oleh

Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh tren serta

pengaruh musiman yang kuat pada data, sebab memiliki pola yang berulang secara

teratur. Adanya pengaruh tren dan musiman menunjukkan bahwa data deret waktu

kurs dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali tidak stasioner. Dari

plot ACF dan PACF terlihat jelas bahwa data kurs dan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali tidak stasioner.

Gambar 4.5 Plot ACF dan PACF data kurs bulan Januari 2009 – Juni 2015.

Page 52: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

38

Gambar 4.6 Plot ACF dan PACF data jumlah kunjungan setiap bulan wisatawan

mancanegara ke Bali bulan Januari 2009 – Juni 2015.

Pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa plot ACF cenderung

turun lambat menuju nol, hal ini berarti bahwa pada data deret waktu nilai kurs dan

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali tidak stasioner dalam mean,

sehingga perlu dilakukan differencing. Plot hasil differencing dapat dilihat pada

Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.

Page 53: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

39

Gambar 4.7 Plot deret waktu Kurs setelah differencing terhadap tren dan musiman

Gambar 4.8 Plot deret waktu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali

setelah differencing terhadap tren dan musiman

726456484032241681

1000

750

500

250

0

-250

-500

Index

Plot Deret Waktu Nilai Kurs yang Stasioner

726456484032241681

50000

25000

0

-25000

-50000

-75000

-100000

Index

Plot Deret Waktu Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara yang Stasioner

Page 54: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

40

Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8, secara deskriptif tampak bahwa

rata-rata dari data mendekati konstan. Namun secara konfirmatif untuk melihat

apakah data kurs dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali hasil dari

differencing tren dan differencing musiman telah stasioner dalam rata-rata

dilakukan kembali uji ADF. Nilai statistik uji ADF dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan

Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Nilai statistik uji ADF pada Data Kurs yang Stasioner dan

t tabel pada taraf α sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1

Tabel 4.2 Nilai statistik uji ADF pada Data Jumlah Kunjungan Wisatawan

yang Stasioner dan t tabel pada taraf α sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1

Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai t-statistik ADF lebih

kecil dari nilai t-tabel pada tingkat 5%. Hal ini dipertegas dengan probabilitas pada

tingkat 5% lebih kecil dari 0,05. Maka keputusan 𝐻0 ditolak. Jadi data kurs dan

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hasil dari differencing tren dan

differencing musiman telah stasioner. Setelah kedua data deret input dan output

stasioner, selanjutnya akan dilakukan penentuan orde dan model sementara nilai

kurs yang dibahas pada subbab berikut ini.

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.624707 0.0000

Test critical values: 1% level -2.601596

5% level -1.945987

10% level -1.613496 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.06693 0.0000

Test critical values: 1% level -2.602185

5% level -1.946072

10% level -1.613448

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 55: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

41

4.2 Penentuan Model ARIMA untuk Kurs

Model dan orde ARIMA ditentukan dengan menghitung nilai ACF dan

PACF dari data stasioner, yaitu data kurs yang telah di-differencing terhadap tren

dan musiman. Selanjutnya ditentukan orde dari AR dan MA nonmusiman serta

menentukan orde dari AR dan MA musiman (seasonal). Dalam model, AR

musiman biasanya ditulis dengan SAR dan MA musiman ditulis dengan SMA.

Untuk menentukan orde masing-masing model, bisa dilihat pada plot ACF dan

PACF pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Plot ACF dan PACF data Kurs hasil differencing terhadap tren

dan musiman.

Berdasarkan pada tabel panduan orde pada Lampiran 2, maka plot ACF

Gambar 4.9, menunjukan bahwa nilai ACF signifikan pada lag-1 dan lag-12

sehingga orde MA dan SMA adalah 1. Pada Gambar 4.9, plot PACF menunjukan

bahwa nilai PACF signifikan pada lag-1 dan lag-12 sehingga orde AR dan SAR

Page 56: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

42

adalah 1. Dari orde yang didapatkan, maka orde-orde yang dibentuk dalam model

adalah AR(1), SAR(1), MA(1), dan SMA(1).

Dari orde-orde yang didapatkan, model-model ARIMA sementara yang

akan diuji adalah model ARIMA(0,1,0)(0,1,1)12, ARIMA(0,1,0)(1,1,1)12,

ARIMA(0,1,0)(1,1,0)12, ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12, ARIMA(0,1,1)(1,1,1)12,

ARIMA(0,1,1)(1,1,0)12, ARIMA(1,1,1)(0,1,1)12, ARIMA(1,1,1)(1,1,1)12,

ARIMA(1,1,1)(1,1,0)12, ARIMA(1,1,0)(0,1,1)12, ARIMA(1,1,0)(1,1,1)12, dan

model ARIMA(1,1,0)(1,1,0)12.

4.2.1 Estimasi Parameter

Setelah memperoleh model-model ARIMA sementara, selanjutnya dilakukan

estimasi. Tabel 4.3 memperlihatkan 12 buah kandidat model dugaan ARIMA yang

memenuhi uji signifikansi parameter. Perhitungan dilakukan berdasarkan data pada

Lampiran 3 dengan bantuan software Minitab yang dasar perhitungannya

menggunakan MLE. Selanjutnya parameter tersebut di uji menggunakan uji t,

dengan hipotesis:

𝐻0: 𝛿 = 0 (parameter yang diperoleh tidak signifikan),

𝐻1: 𝛿 ≠ 0 (parameter yang diperoleh signifikan).

Page 57: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

43

Tabel 4.3 Nilai dugaan parameter serta p-value model-model ARIMA

No. Model

Estimasi Parameter

𝜙1 𝜃1 Φ1 Θ1

1 ARIMA(0,1,0)(0,1,1)12 0,7451

[0,000]*

2 ARIMA(0,1,0)(1,1,1)12 -0,539 0,6395

[0,000]* [0,000]*

3 ARIMA(0,1,0)(1,1,0)12 -0,9533

[0,000]*

4 ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 -0,4105 0,7531

[0,000]* [0,000]*

5 ARIMA(0,1,1)(1,1,1)12 -0,4616 -0,5131 0,7727

[0,000]* [0,000]* [0,000]*

6 ARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 -0,3913 -0,9530

[0,002]* [0,000]*

7 ARIMA(1,1,1)(0,1,1)12 0,0793 -0,3536 0,7533

[0,801] [0,209] [0,000]

8 ARIMA(1,1,1)(1,1,1)12 0,0245 -0,4446 -0,5092 0,7719

[0,932] [0,069] [0,001] [0,000]

9 ARIMA(1,1,1)(1,1,0)12 -0,0737 -0,4473 -0,9535

[0,829] [0,151] [0,000]

10 ARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 0,3629 0,7473

[0,004]* [0,000]*

11 ARIMA(1,1,0)(1,1,1)12 0,3742 -0,4664 0,7608

[0,004]* [0,001]* [0,000]*

12 ARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 0,3026 -0,9495

[0,015]* [0,000]*

Keterangan [..]* menunjukkan 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 signifikan pada taraf kesalahan 𝛼 = 0.05

Page 58: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

44

4.2.2 Uji Diagnostik

Uji diagnostik dilakukan untuk mengetahui apakah residual dari model-model

ARIMA sudah bersifat white noise dan berdistribusi normal.

Untuk mengetahui residual bersifat white noise dilakukan dengan uji Ljung-

Box menggunakan persamaan (2.36) dengan hipotesis:

𝐻0: 𝜌1 = 𝜌2 = ⋯ = 𝜌𝑘 = 0 (tidak ada korelasi antar residual)

𝐻1: 𝜌𝑖 ≠ 0 minimum ada satu 𝑖 = 1, 2, . . . , 𝑘 (ada korelasi antar residual).

Tabel 4.4 Uji Kecukupan Model ARIMA

No. Model lag

12 24 36 48

1 ARIMA(0,1,0)(0,1,1)12 0,091* 0,178* 0,454* 0,410*

2 ARIMA(0,1,0)(1,1,1)12 0,025 0,236 0,153 0,320

3 ARIMA(0,1,0)(1,1,0)12 0,029 0,311 0,026 0,066

4 ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 0,243* 0,466* 0,766* 0,856*

5 ARIMA(0,1,1)(1,1,1)12 0,233* 0,424* 0,531* 0,449*

6 ARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 0,326* 0,739* 0,407* 0,585*

7 ARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 0,291* 0,492* 0,809* 0,863*

8 ARIMA(1,1,0)(1,1,1)12 0,176* 0,437* 0,520* 0,430*

9 ARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 0,114* 0,552* 0,145* 0,254*

Keterangan * menunjukkan 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 untuk model yang memenuhi uji kecukupan

model ARIMA

Page 59: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

45

Selanjutnya, ketujuh model ini akan diuji kenormalan residualnya dengan

statistik uji Anderson-Darling yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, dengan hipotesis:

𝐻0: Residual berdistribusi normal

𝐻1: Residual tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.5 Uji Kenormalan Residual Model ARIMA

Keterangan * menunjukkan 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 untuk model Arima yang memenuhi uji

kenormalan residual

4.2.3 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC

Dari keempat model ARIMA yang telah memenuhi asumsi kenormalan

residual, selanjutnya akan dilakukan pemilihan model terbaik berdasarkan nilai

Akaike Information Criterion (AIC) terkecil. Nilai AIC dari setiap model-model

sementara yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kriteria Pemilihan Model Terbaik

No. Model p-value

Uji Anderson-Darling

1 ARIMA(0,1,0)(0,1,1)12 0,048

2 ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 0,686*

3 ARIMA(0,1,1)(1,1,1)12 0,916*

4 ARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 <0,005

5 ARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 0,439*

6 ARIMA(1,1,0)(1,1,1)12 0,888*

7 ARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 <0,005

No. Model AIC

1 ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 902,42

2 ARIMA(0,1,1)(1,1,1)12 902,85

Page 60: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

46

Kriteria pemilihan model terbaik pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa model

ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 merupakan model terbaik, sebab memiliki nilai AIC

terkecil. Secara matematis model ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 dapat ditulis sebagai

berikut:

(1 − 𝐵)(1 − 𝐵12)𝑍𝑡 = (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡. (4.1)

4.3 Identifikasi Model Fungsi Transfer

4.3.1 Prewhitening Deret Input

Pada langkah ini yang dilakukan adalah prewhitening deret input, dimana

deret input kurs (𝑥𝑡) dibuat menjadi white noise. Sebelumnya telah diperoleh model

terbaik ARIMA(0,1,1)(0,1,1)12, karena 𝑥𝑡 merupakan hasil differencing dari 𝑋𝑡

maka 𝑥𝑡 dapat dimodelkan sebagai model ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12. Untuk deret

input 𝑥𝑡, modelnya dapat ditulis sebagai berikut:

𝑥𝑡 = (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝛼𝑡 (4.2)

untuk prewhitening deret input 𝑥𝑡 dapat ditulis dalam bentuk:

1

(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑥𝑡 = 𝛼𝑡 (4.3)

dengan 𝑥𝑡 = (1 − 𝐵)(1 − 𝐵12)𝑋𝑡.

Lanjutan Tabel 4.6 Kriteria Pemilihan Model Terbaik

3 ARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 902,78

4 ARIMA(1,1,0)(1,1,1)12 903,56

Page 61: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

47

Dari estimasi parameter pada Tabel 4.3, model deret input 𝑥𝑡 dapat ditulis

dalam bentuk:

1

(1 + 0,4105𝐵)(1 − 0,7531𝐵12)𝑥𝑡 = 𝛼𝑡

atau dapat ditulis dalam bentuk:

𝛼𝑡 = 𝑥𝑡 − 0,4105𝛼𝑡−1 + 0,7531𝛼𝑡−12+0,3091𝛼𝑡−13 (4.4)

Tetapkan 𝛼1 sampai 𝛼13 adalah 0 untuk memulai sehingga 𝛼14, 𝛼15, dan

seterusnya dapat ditentukan. Hasil selengkapnya dari prewhitening deret input

dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.3.2 Prewhitening Deret Output

Setelah melakukan prewhitening deret input, selanjutnya dilakukan

prewhitening deret output. Prewhitening deret output 𝑦𝑡 diperoleh dengan cara

melakukan transformasi yang sama dengan deret input 𝑥𝑡, sehingga model deret

output 𝑦𝑡 dapat ditulis dalam bentuk:

1

(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑦𝑡 = 𝛽𝑡 (4.5)

Dari estimasi parameter pada Tabel 4.3, model deret output 𝑦𝑡 dapat ditulis

dalam bentuk:

1

(1 + 0,4105𝐵)(1 − 0,7531𝐵12)𝑦𝑡 = 𝛽𝑡

atau dapat ditulis dalam bentuk:

Page 62: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

48

𝛽𝑡 = 𝑦𝑡 − 0,4105𝛽𝑡−1 + 0,7531𝛽𝑡−12+0,3091𝛽𝑡−13. (4.6)

Tetapkan 𝛽1 sampai 𝛽13 adalah 0 untuk memulai sehingga 𝛽14, 𝛽15, dan

seterusnya dapat ditentukan. Hasil selengkapnya dari prewhitening deret output

dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.3.3 Penghitungan Korelasi Silang Deret Input dan Output yang telah di

Prewhitening

Penghitungan korelasi silang digunakan untuk melihat keeratan hubungan

antara deret input dan deret output. Gambar 4.10 menunjukkan korelasi silang

antara deret input dengan deret output (dapat dilihat pada Lampiran 6).

Gambar 4.10 Plot korelasi Silang antara Deret Input dengan Deret Output

Gambar 4.10 menjelaskan bahwa deret input kurs berpengaruh pada deret

output jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada lag ke-8, yang menandakan

pada waktu sebelumnya 𝑥 belum memengaruhi 𝑦.

Korelasi Silang Lag Kovarian Korelasi -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0 -831128 -.11952 | . **| . | 1 270985 0.03897 | . |* . | 2 383448 0.05514 | . |* . | 3 -446151 -.06416 | . *| . | 4 420726 0.06050 | . |* . | 5 -732828 -.10538 | . **| . | 6 1227062 0.17645 | . |****. | 7 -1529950 -.22001 | .****| . | 8 2034542 0.29257 | . |****** | 9 -1421498 -.20441 | .****| . | 10 484779 0.06971 | . |* . | 11 -830923 -.11949 | . **| . | 12 248364 0.03572 | . |* . | 13 614314 0.08834 | . |** . | 14 -273640 -.03935 | . *| . | 15 218078 0.03136 | . |* . | 16 -1147735 -.16505 | . ***| . |

Page 63: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

49

4.3.4 Penaksiran Bobot Fungsi Transfer

Penaksiran bobot respon impuls diperoleh dari persamaan (2.49), adapun

deviasi standar deret 𝛼 sebesar 281,56 sedangkan untuk deret 𝛽 sebesar 24882,3.

Hasil dari korelasi silang yang ada pada Gambar 4.10 dan nilai deviasi standar deret

𝛼 dan deret 𝛽 maka dengan menggunakan persamaan (2.49) diperoleh hasil

perhitungan bobot respon impuls fungsi transfer adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Penaksiran Bobot Respon Impuls

4.3.4 Penetapan nilai (𝒃, 𝒔, 𝒓) untuk model fungsi transfer yang

menghubungkan deret input dan deret output

Dari hasil plot korelasi silang deret input dan deret output pada Gambar

4.10, dapat diambil kesimpulan mengenai nilai (𝑏, 𝑠, 𝑟) untuk model fungsi transfer

yang menghubungkan deret input dan deret output sebagai berikut:

Lag (𝑘) Korelasi silang

(�̂�𝛼𝛽(𝑘)) Taksiran bobot respon

impuls (𝑣𝑘)

0 -0,1195 -10,5624

1 0,0390 3,4439

2 0,0551 4,8729

3 -0,0642 -5,6701

4 0,0605 5,3466

5 -0,1054 -9,3128

6 0,1765 15,5936

7 -0,2200 -19,4431

8 0,2926 25,8555

9 -0,2044 -18,0645

10 0,0697 6,1605

11 -0,1195 -10,5598

12 0,0357 3,1567

13 0,0883 7,8069

14 -0,0394 -3,4775

15 0,0314 2,7714

16 -0,1651 -14,5861

Page 64: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

50

a. nilai 𝑏 dapat ditentukan dari lag yang pertama kali signifikan pada plot korelasi

silang, sehingga nilai 𝑏 = 8,

b. setelah lag ke-8, tidak terdapat lag-lag lain yang signifikan, sehingga 𝑠 = 0,

c. untuk 𝑟 time lag selanjutnya, korelasi silang akan menunjukkan suatu pola yang

jelas sehingga 𝑟 = 0.

Model fungsi transfer yang dipilih yaitu model dengan (𝑏, 𝑠, 𝑟) = (8,0,0), sehingga

persamaan dapat ditulis dalam bentuk:

𝑣(𝐵)𝑥𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8, (4.7)

atau bisa ditulis dalam bentuk:

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 + 𝑛𝑡. (4.8)

4.3.5 Identifikasi Deret noise

Langkah berikutnya adalah penaksiran awal deret noise (𝑛𝑡). Pada langkah

sebelumnya diperoleh beberapa nilai taksiran bobot respon impuls, yang dapat

digunakan untuk menghitung nilai dari deret noise (𝑛𝑡). Persamaan yang digunakan

untuk menghitung nilai dari deret noise yaitu persamaan (2.51), sehingga:

𝑛𝑡 = 𝑦𝑡 − (𝑣0𝑥𝑡 + 𝑣1𝑥𝑡−1 + 𝑣2𝑥𝑡−2 + ⋯ + 𝑣16𝑥𝑡−16) (4.9)

diperoleh taksiran awal deret noise (𝑛𝑡), sebagai berikut:

𝑛17 = 𝑦17 − (𝑣0𝑥17 + 𝑣1𝑥16 + 𝑣2𝑥15 + ⋯ + 𝑣16𝑥1)

= 12810 − ((−10,5624)(42,73) + ⋯ + (−14,5861)(609,66))

= −5183,04

Hasil deret noise selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 65: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

51

4.3.6 Menetapkan (𝒑𝒏, 𝒒𝒏) untuk model ARIMA (𝒑𝒏, 𝟎, 𝒒𝒏) dari deret noise

Langkah selanjutnya yaitu memodelkan deret noise berdasarkan plot

residual ACF dan PACF dari model fungsi transfer. Dalam menentukan model

ARIMA deret noise, langkah-langkah yang dilakukan sama dengan penentuan

model ARIMA deret input. Plot ACF dan PACF residual fungsi transfer

ditunjukkan oleh Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Plot ACF dan PACF deret noise

Dari Gambar 4.11, plot ACF dari deret noise masih menunjukkan adanya

lag-lag yang signifikan yaitu lag 12. Hal ini mengindikasikan bahwa model deret

noise masih mengandung komponen musiman. Dari plot ACF dan PACF deret

noise, maka diperoleh beberapa calon model deret noise, antara lain:

ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12, ARIMA(1,0,1)(1,0,1)12, ARIMA(0,0,1)(1,0,0)12,

ARIMA(0,0,1)(1,0,1)12, dan ARIMA(1,0,1)(1,0,0)12.

Page 66: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

52

Tabel 4.8 menunjukkan persamaan deret noise untuk masing-masing calon

model.

Tabel 4.8 Persamaan Deret Noise untuk Masing-masing Calon Model

Dari persamaan deret noise untuk masing-masing calon model, maka model

fungsi transfer untuk masing-masing model ARIMA dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Model Fungsi Transfer untuk Masing-masing Model Deret Noise

Model Persamaan Deret Noise

ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12 𝑛𝑡 = (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(1,0,1)(1,0,1)12 𝑛𝑡 =(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(0,0,1)(1,0,0)12 𝑛𝑡 =(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(0,0,1)(1,0,1)12 𝑛𝑡 =(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(1,0,1)(1,0,0)12 𝑛𝑡 =(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Model ARIMA Deret Noise Model Fungsi Transfer

ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 + (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(1,0,1)(1,0,1)12 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(0,0,1)(1,0,0)12 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(0,0,1)(1,0,1)12 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

ARIMA(1,0,1)(1,0,0)12 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Page 67: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

53

4.4 Estimasi Parameter-parameter Model dari Model Fungsi Transfer

Pada langkah ini, akan diduga parameter-parameter yang terdapat dalam

model fungsi transfer. Estimasi parameter model fungsi transfer dapat dilihat pada

Tabel 4.10. Tabel ini memperlihatkan estimasi parameter dengan galat standar (bisa

dilihat pada Lampiran 7).

Tabel 4.10 Estimasi Parameter Fungsi Transfer

Model Fungsi Transfer Parameter Estimasi

Parameter

Galat

Standar Lag

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 + (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡 𝜃1 0,7576 0,0870 1

Θ1 0,7451 0,2329 12

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝜃1 0,7290 0,1073 1

Θ1 0,9990 226,3840 12

𝜙1 -0,1209 0,1563 1

Φ1 0,1945 0,3462 12

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝜃1 0,7368 0,2148 1

Φ1 -0,5921 0,1040 12

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝜃1 0,7657 0,0802 1

Θ1 0,9996 314,7814 12

Φ1 0,1746 0,3438 12

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝜃1 0,5830 0,1561 1

𝜙1 -0,2373 0,1834 1

Φ1 -0,3865 0,1559 12

Model fungsi transfer dengan parameter yang telah diestimasi dapat ditulis

seperti pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Model Fungsi Transfer dengan Parameter yang Telah diestimasi

Model Fungsi Transfer Model Fungsi Transfer setelah Estimasi Parameter

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 + (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 + (1 − 0,7576𝐵)(1 − 0,7451𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,729𝐵)(1 − 0,999𝐵12)

(1 + 0,1209𝐵)(1 − 0,1945𝐵12)𝑎𝑡

Page 68: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

54

4.5 Uji Diagnostik Model Fungsi Transfer

Pada langkah uji diagnostik model fungsi transfer dibagi menjadi dua sub-

tahap sebagai berikut.

1. Penghitungan nilai autokorelasi untuk nilai residual model (𝑏, 𝑠, 𝑟) yang

menghubungkan deret input dan output.

Penghitungan nilai autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah model

fungsi transfer yang digunakan sudah cocok untuk data atau belum. Tabel 4.12

menunjukkan bahwa untuk setiap lag, p-value bernilai lebih besar dibandingkan

𝛼 = 0,05, sehingga residual fungsi transfer telah memenuhi asumsi white noise,

atau tidak terdapat korelasi antar residual.

Tabel 4.12 Autokorelasi Residual Model Fungsi Transfer

Lanjutan Tabel 4.11 Model Fungsi Transfer dengan Parameter yang Telah diestimasi

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,7368𝐵)

(1 + 0,5921𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)

(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,7657𝐵)(1 − 0,9996𝐵12)

(1 − 0,1746𝐵12)𝑎𝑡

𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1 − 𝜃1𝐵)

(1 − 𝜙1𝐵)(1 − Φ1𝐵12)𝑎𝑡 𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +

(1 − 0,583𝐵)

(1 + 0,2373𝐵)(1 + 0,3865𝐵12)𝑎𝑡

Model Lag P-value Keputusan

ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12

6 0,6029

White Noise 12 0,9363

18 0,6124

24 0,6968

ARIMA(1,0,1)(1,0,1)12

6 0,3626

White Noise 12 0,8994

18 0,5481

24 0,6404

Page 69: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

55

Lanjutan Tabel 4.12 Autokorelasi Residual Model Fungsi Transfer

2. Penghitungan korelasi silang antara nilai residual dengan deret input

Korelasi silang antara nilai residual dengan deret input dapat dilihat pada

Tabel 4.13. (Dapat dilihat pada Lampiran 6).

Tabel 4.13 Korelasi Silang Residual dan Deret Input

Model Lag P-value Keputusan

ARIMA(0,0,1)(1,0,0)12

6 0,6740

White Noise 12 0,9098

18 0,8760

24 0,7680

ARIMA(0,0,1)(1,0,1)12

6 0,4267

White Noise 12 0,9018

18 0,5299

24 0,6085

ARIMA(1,0,1)(1,0,0)12

6 0,7017

White Noise 12 0,9286

18 0,9339

24 0,7983

Model Lag Chi-

square P-value

ARIMA(0,0,1)(0,0,1)12

5 7,5 0,1859

11 10,67 0,4715

17 13,91 0,6734

23 16,21 0,8462

ARIMA(1,0,1)(1,0,1)12

5 7,17 0,2086

11 10,6 0,4778

17 14,98 0,5966

23 16,76 0,8207

ARIMA(0,0,1)(1,0,0)12

5 7,68 0,1746

11 10,63 0,4748

17 15,30 0,5741

23 16,82 0,8181

ARIMA(0,0,1)(1,0,1)12

5 7,87 0,1633

11 11,13 0,4321

17 15,44 0,5639

23 17,06 0,8061

ARIMA(1,0,1)(1,0,0)12

5 7,53 0,1843

11 11,04 0,4398

17 16,19 0,5103

23 17,65 0,7783

Page 70: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

56

Pada Tabel 4.13, terlihat bahwa semua lag memiliki p-value yang lebih

besar dari 𝛼 = 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa residual model fungsi

transfer dengan deret input telah memenuhi asumsi saling bebas.

4.6 Pemilihan Model Terbaik Berdasarkan Nilai AIC

Model yang dipilih yaitu model yang mempunyai nilai AIC terkecil. Berikut

adalah kriteria pemilahan model terbaik yang dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Kriteria Pemilihan Model Terbaik

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa model 𝑦𝑡 =

25,8553𝑥𝑡−8 + (1 − 0,7576𝐵)(1 − 0,7451𝐵12)𝑎𝑡 merupakan model terbaik,

karena memiliki nilai AIC terkecil yaitu 1275,741 dan nilai MAPE 9,62%.

Nilai MAPE dari model fungsi transfer dengan model 𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +

(1 − 0,7576𝐵)(1 − 0,7451𝐵12)𝑎𝑡 sebesar 9,62% menunjukkan persentase

kesalahan dalam meramalkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terhadap

pengaruh jumlah kurs.

Model Fungsi Transfer setelah Estimasi Parameter AIC

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 + (1 − 0,7576𝐵)(1 − 0,7451𝐵12)𝑎𝑡 1275,741

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,729𝐵)(1 − 0,999𝐵12)

(1 + 0,1209𝐵)(1 − 0,1945𝐵12)𝑎𝑡

1278,6

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,7368𝐵)

(1 + 0,5921𝐵12)𝑎𝑡

1280,969

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,7657𝐵)(1 − 0,9996𝐵12)

(1 − 0,1746𝐵12)𝑎𝑡

1277,467

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 +(1 − 0,583𝐵)

(1 + 0,2373𝐵)(1 + 0,3865𝐵12)𝑎𝑡 1281,731

Page 71: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

57

4.7 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Hasil peramalan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berdasarkan

model fungsi transfer pada bulan Januari 2016 sampai Juni 2016 adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.15 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatatawan Mancanegara pada

Bulan Januari 2016 sampai juni 2016

Tahun Bulan Ramalan Aktual

2016

Januari 343124 350592

Februari 352206 375744

Maret 346427 364113

April 347477 380767

Mei 344469 394557

Juni 385457 405835

Page 72: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa model terbaik untuk peramalan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara menggunakan fungsi transfer adalah:

𝑦𝑡 = 25,8553𝑥𝑡−8 + (1 − 0,7576𝐵)(1 − 0,7451𝐵12)𝑎𝑡

Hasil ramalan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Bali dari Januari 2016 sampai Juni 2016 diperoleh hasil ramalan: 343124, 352206,

346427,347478, 344469, 385457.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah pada penelitian

yang akan datang untuk melakukan penelitian jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Bali menggunakan metode lainnya yang nantinya bisa

dibandingkan dengan penelitian ini.

.

Page 73: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

59

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, B., & Ledolter, J. (1983). Statistical Methods for Forecasting. New

Jersey: John Wiley and Sons.

Box, G., Jenkins, G., Reinsel, G., & Ljung, G. (2016). Time Series Analysis:

Forecasting and Control (Fifth ed.). San Fransisco: John Wiley and Sons.

Cryer, J. (1986). Time Series Analisys. PWS-Kent Publishing Company. Boston.

Dispar Provinsi Bali. (2016). Bali Government Tourism Office. Retrieved Mei

2016, 1, from www.disparda.baliprov.go.id

Hasanah, Y. (2015). Pemodelan Curah Hujan Dengan Model Fungsi Transfer

Input Ganda. Institut Pertanian Bogor.

Makridakis, S., Wheelwright, S. C., & McGee, V. E. (1999). Metode dan Aplikasi

Peramalan Jilid 1 (Kedua ed.). (M. Ir Untung Sus Ardianto, & I. A. M.Sc,

Penerj.) Jakarta: Penerbit Erlangga.

Musanef. (1996). Manajemen Usaha Pariwisata Indonesia. Jakarta: PT. Toko

Gunung Agung.

Pendit, N. S. (1994). Ilmu Pariwisata; Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT.

Pradnya Paramitha.

Spillane, J. (1987). Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:

Kanisius.

Tsay, R. S. (2002). Analysis of Financial Time Series : Financial Econometrics.

University of Chicago: John Wiley & Sons, Inc.

Wei, W. W. (2006). Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods

(Second ed.). New York: Pearson Addison Wesley.

Wiradarma, N. P. (2011). Pemodelan Jumlah Penderita HIV/AIDS Terkait

Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar

dengan Metode Transfer Function. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya.

Yoeti, O. A. (1985). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 74: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

60

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Data Kurs dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

No Bulan ∑ Wisatawan

Mancanegara USD/IDR

1 Jan-09 164643 11111,32

2 Feb-09 139370 11793,35

3 Mar-09 161169 11790,30

4 Apr-09 179879 10969,95

5 Mei-09 181983 10340,65

6 Jun-09 190617 10155,68

7 Jul-09 224636 10060,81

8 Agu-09 222441 9927,70

9 Sep-09 208185 9851,06

10 Okt-09 210935 9435,45

11 Nov-09 163531 9422,70

12 Des-09 182556 9410,65

13 Jan-10 168923 9228,95

14 Feb-10 187781 9301,32

15 Mar-10 194482 9127,77

16 Apr-10 178549 8982,33

17 Mei-10 196719 9137,26

18 Jun-10 219574 9102,73

19 Jul-10 247778 9004,45

20 Agu-10 236080 8926,76

21 Sep-10 229573 8930,84

22 Okt-10 223643 8882,90

23 Nov-10 194152 8893,48

24 Des-10 215804 8977,62

25 Jan-11 202660 8992,38

26 Feb-11 201320 8868,00

27 Mar-11 201833 8717,48

28 Apr-11 221014 8608,30

29 Mei-11 204489 8512,80

30 Jun-11 240154 8521,00

31 Jul-11 278041 8490,29

32 Agu-11 250835 8489,21

33 Sep-11 251737 8721,55

34 Okt-11 241232 8850,81

Page 75: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

61

(Lanjutan LAMPIRAN 1)

35 Nov-11 216384 8970,14

36 Des-11 246880 9043,19

37 Jan-12 248289 9063,52

38 Feb-12 219475 8980,71

39 Mar-12 227846 9119,38

40 Apr-12 219984 9129,50

41 Mei-12 215868 9243,90

42 Jun-12 238296 9404,14

43 Jul-12 258781 9409,59

44 Agu-12 254020 9452,53

45 Sep-12 243722 9518,45

46 Okt-12 255709 9549,14

47 Nov-12 241985 9579,95

48 Des-12 268044 9597,83

49 Jan-13 232935 9639,10

50 Feb-13 241868 9638,25

51 Mar-13 252210 9660,74

52 Apr-13 242369 9675,14

53 Mei-13 247972 9711,91

54 Jun-13 275667 9832,05

55 Jul-13 297878 10023,09

56 Agu-13 309219 10519,72

57 Sep-13 305629 11289,52

58 Okt-13 266562 11309,95

59 Nov-13 307276 11554,95

60 Des-13 299013 12026,65

61 Jan-14 279257 12118,75

62 Feb-14 275795 11875,45

63 Mar-14 276573 11369,95

64 Apr-14 280096 11378,55

65 Mei-14 286033 11468,17

66 Jun-14 330396 11833,14

67 Jul-14 361066 11630,61

68 Agu-14 336763 11648,10

69 Sep-14 354762 11831,18

70 Okt-14 341651 12084,17

71 Nov-14 296876 12097,35

Page 76: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

62

(Lanjutan LAMPIRAN 1)

72 Des-14 347370 12376,10

73 Jan-15 301748 12516,24

74 Feb-15 338991 12686,16

75 Mar-15 305272 13001,55

76 Apr-15 313763 12882,90

77 Mei-15 295973 13074,79

78 Jun-15 359702 13246,52

79 Jul-15 382683 13307,79

80 Agu-15 303621 13712,80

81 Sep-15 389060 14324,19

82 Okt-15 369447 13726,95

83 Nov-15 270935 13604,19

84 Des-15 370640 13785,45

Page 77: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

63

LAMPIRAN 2 Petunjuk Penentuan Nilai Orde Pada Proses ARIMA Berdasarkan

Plot ACF dan PACF

Tabel 1 Pola ACF dan PACF non musiman.

No Model ACF PACF

1 AR(p)

Terdapat pola

keteraturan menurun

secara eksponensial

setelah lag-p

Nilai PACF signifikan

pada lag-p atau pola

keteraturan berhenti

setelah lag (p-1)

2 MA(q)

Nilai ACF signifikan

pada lag-q atau pola

keteraturan berhenti

setelah lag (q-1)

Terdapat pola

keteraturan menurun

secara eksponensial

setelah lag-q

Tabel 2 Pola ACF dan PACF musiman dengan s periode per musim.

No Model ACF PACF

1 AR(P)

Terdapat pola

keteraturan menurun

secara eksponensial

pada lag musiman

Nilai PACF signifikan

pada lag-P atau pola

keteraturan berhenti

setelah lag (P-1)

2 MA(Q)

Nilai ACF signifikan

pada lag-Q atau pola

keteraturan berhenti

setelah lag (Q-1)

Terdapat pola

keteraturan menurun

secara eksponensial

pada lag musiman

Page 78: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

64

LAMPIRAN 3 Luaran Minitab 17 untuk Model ARIMA Kurs

Model ARIMA (0 1 0)(0 1 1)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

SMA 12 0.7451 0.1033 7.21 0.000

Constant 49.778 8.913 5.58 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2463169 (backforecasts excluded)

MS = 39098 DF = 63

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 16.3 27.9 34.3 47.5

DF 10 22 34 46

P-Value 0.091 0.178 0.454 0.410

Model ARIMA (0 1 0)(1 1 1)12 Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

SAR 12 -0.5319 0.1406 -3.78 0.000

SMA 12 0.6395 0.1340 4.77 0.000

Constant 76.082 8.739 8.71 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2313967 (backforecasts excluded)

MS = 37322 DF = 62

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 19.0 25.3 41.3 48.9

DF 9 21 33 45

P-Value 0.025 0.236 0.153 0.320

Model ARIMA (0 1 0)(1 1 0)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

SAR 12 -0.9533 0.1042 -9.15 0.000

Constant 101.49 27.97 3.63 0.001

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 3203985 (backforecasts excluded)

MS = 50857 DF = 63

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 20.1 24.7 51.8 61.2

DF 10 22 34 46

P-Value 0.029 0.311 0.026 0.066

Page 79: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

65

(Lanjutan Lampiran 3)

Model ARIMA (0 1 1)(0 1 1)12 Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

MA 1 -0.4105 0.1102 -3.73 0.000

SMA 12 0.7531 0.1119 6.73 0.000

Constant 45.83 11.81 3.88 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2254639 (backforecasts excluded)

MS = 36365 DF = 62

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 11.5 20.9 26.9 35.1

DF 9 21 33 45

P-Value 0.243 0.466 0.766 0.856

Model ARIMA (0 1 1)(1 1 1)12 Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

SAR 12 -0.5131 0.1372 -3.74 0.000

MA 1 -0.4616 0.1065 -4.34 0.000

SMA 12 0.7727 0.1247 6.20 0.000

Constant 68.918 7.970 8.65 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 1961348 (backforecasts excluded)

MS = 32153 DF = 61

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 10.5 20.5 30.7 44.5

DF 8 20 32 44

P-Value 0.233 0.424 0.531 0.449

Model ARIMA (0 1 1)(1 1 0)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

SAR 12 -0.9530 0.1148 -8.30 0.000

MA 1 -0.3913 0.1186 -3.30 0.002

Constant 95.27 37.20 2.56 0.013

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2879950 (backforecasts excluded)

MS = 46451 DF = 62

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 10.3 16.5 34.3 42.3

DF 9 21 33 45

P-Value 0.326 0.739 0.407 0.585

Page 80: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

66

(Lanjutan Lampiran 3)

Model ARIMA (1 1 1)(0 1 1)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 0.0793 0.3133 0.25 0.801

MA 1 -0.3536 0.2782 -1.27 0.209

SMA 12 0.7533 0.1138 6.62 0.000

Constant 41.63 11.03 3.77 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2249375 (backforecasts excluded)

MS = 36875 DF = 61

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 11.4 20.9 26.8 35.0

DF 8 20 32 44

P-Value 0.178 0.403 0.726 0.832

Model (1 1 1)(1 1 1)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 0.0245 0.2873 0.09 0.932

SAR 12 -0.5092 0.1391 -3.66 0.001

MA 1 -0.4446 0.2397 -1.85 0.069

SMA 12 0.7719 0.1267 6.09 0.000

Constant 66.815 7.966 8.39 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 1960689 (backforecasts excluded)

MS = 32678 DF = 60

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 10.5 20.7 30.7 44.4

DF 7 19 31 43

P-Value 0.164 0.354 0.479 0.412

Model ARIMA (1 1 1)(1 1 0)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 -0.0737 0.3393 -0.22 0.829

SAR 12 -0.9535 0.1165 -8.18 0.000

MA 1 -0.4473 0.3079 -1.45 0.151

Constant 103.12 39.00 2.64 0.010

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2878624 (backforecasts excluded)

MS = 47191 DF = 61

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 10.4 16.5 34.3 42.2

DF 8 20 32 44

P-Value 0.237 0.688 0.359 0.549

Page 81: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

67

(Lanjutan Lampiran 3)

Model ARIMA (1 1 0)(0 1 1)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 0.3629 0.1224 2.97 0.004

SMA 12 0.7473 0.1087 6.88 0.000

Constant 27.877 7.714 3.61 0.001

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2243334 (backforecasts excluded)

MS = 36183 DF = 62

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 10.8 20.5 25.8 34.8

DF 9 21 33 45

P-Value 0.291 0.492 0.809 0.863

Model ARIMA (1 1 0)(1 1 1)12 Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 0.3742 0.1247 3.00 0.004

SAR 12 -0.4664 0.1324 -3.52 0.001

SMA 12 0.7608 0.1240 6.13 0.000

Constant 40.231 5.668 7.10 0.000

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 1952239 (backforecasts excluded)

MS = 32004 DF = 61

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 11.5 20.3 30.9 45.0

DF 8 20 32 44

P-Value 0.176 0.437 0.520 0.430

Model ARIMA (1 1 0)(1 1 0)12

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P

AR 1 0.3026 0.1214 2.49 0.015

SAR 12 -0.9495 0.1105 -8.59 0.000

Constant 65.30 27.19 2.40 0.019

Differencing: 1 regular, 1 seasonal of order 12

Number of observations: Original series 78, after differencing 65

Residuals: SS = 2977931 (backforecasts excluded)

MS = 48031 DF = 62

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

Lag 12 24 36 48

Chi-Square 14.2 19.5 41.6 50.9

DF 9 21 33 45

P-Value 0.114 0.552 0.145 0.254

Page 82: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

68

(Lanjutan Lampiran 3) Pemilihan Model Terbaik ARIMA Menggunakan R Berdasarkan AIC Terkecil

>modelkurs1 = arima(data.kurs.ts, order=c(0,1,1), seasonal=list(order=c(0

,1,1), period=12))

> modelkurs1

Call:

arima(x = data.kurs.ts, order = c(0, 1, 1), seasonal = list(order = c(0,

1, 1), period = 12))

Coefficients:

ma1 sma1

0.4361 -0.5809

s.e. 0.1039 0.1554

sigma^2 estimated as 52792: log likelihood = -448.21, aic = 902.42

>modelkurs2 = arima(data.kurs.ts, order=c(0,1,1), seasonal=list(order=c(1

,1,1), period=12))

> modelkurs2

Call:

arima(x = data.kurs.ts, order = c(0, 1, 1), seasonal = list(order = c(1,

1, 1), period = 12))

Coefficients:

ma1 sar1 sma1

0.4345 -0.3755 -0.2936

s.e. 0.1065 0.2602 0.2677

sigma^2 estimated as 51151: log likelihood = -447.43, aic = 902.85

>modelkurs3 = arima(data.kurs.ts, order=c(1,1,0), seasonal=list(order=c(0

,1,1), period=12))

> modelkurs3

Call:

arima(x = data.kurs.ts, order = c(1, 1, 0), seasonal = list(order = c(0,

1, 1), period = 12))

Coefficients:

ar1 sma1

0.4470 -0.6122

s.e. 0.1223 0.1668

sigma^2 estimated as 52525: log likelihood = -448.39, aic = 902.78

>modelkurs4 = arima(data.kurs.ts, order=c(1,1,0), seasonal=list(order=c(1

,1,1), period=12))

> modelkurs4

Call:

arima(x = data.kurs, order = c(1, 1, 0), seasonal = list(order = c(1, 1,

1), period = 12))

Coefficients:

ar1 sar1 sma1

0.4358 -0.3347 -0.3502

s.e. 0.1255 0.2721 0.2838

sigma^2 estimated as 51522: log likelihood = -447.78, aic = 903.56

Page 83: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

69

LAMPIRAN 4 Program SAS Fungsi Transfer Kurs terhadap Jumlah Kunjungan

Wisatawan Mancanegara

data JKurs;

input x y;

datalines;

11111.32 164643

11793.35 139370

11790.30 161169

10969.95 179879

10340.65 181983

10155.68 190617

10060.81 224636

........ ......

........ ......

........ ......

13246.52 359702

;

proc arima data=JKurs;

/** Tahap identifikasi **/

identify var=x(1,12);

run;

/** Tahap estimasi model deret input **/

estimate p=(0) q=(1,12) noconstant method=mle;

run;

/** Tahap korelasi silang deret prewhitening **/

identify var=y(1,12) crosscorr=(x(1,12));

run;

/** Tahap estimasi model akhir **/

estimate p=(0) q=(1)(12) input=(8$(0)/(0)x) noconstant plot

method=mle;

run;

forecast lead=12 out=out2 printall;

run;

Page 84: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

70

LAMPIRAN 5 Deret Input, Output, Dugaan Awal Noise, dan Residual Model

Fungsi Transfer

t 𝛼𝑡 𝛽𝑡 𝑛𝑡 𝑎𝑡

1 0 0 0 0

2 0 0 0 0

3 0 0 0 0

4 0 0 0 0

5 0 0 0 0

6 0 0 0 0

7 0 0 0 0

8 0 0 0 0

9 0 0 0 -5966,5

10 0 0 0 15800

11 0 0 0 9521,5

12 0 0 0 3560,2

13 0 0 0 -18303,3

14 23,03 -6188 0 -19657,9

15 26,81 37654,17 0 20206

16 -261,43 -50152,04 0 -19881,5

17 150,05 33397,41 -5183,04 -3812,7

18 5,98 -4026,64 11859,35 6699

19 74,16 -13855,07 -5083,79 -10869,3

20 197,82 13096,5 17680,68 -2131,4

21 96 -9951,12 2737,55 -7966

22 69,34 8727,93 1939,41 7864,1

23 -39,56 5261,18 7609,93 14234,8

24 21,81 12393,28 18173,96 24785

25 32,62 -32561,44 -25974,81 -19110,7

Page 85: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

71

(Lanjutan LAMPIRAN 5)

26 293,14 16564,29 12849,05 -9779,2

27 26,27 -7397,99 -27990,65 -18058,6

28 10,52 -10684,72 14173,65 -19052,1

29 179,92 798,67 -10382,57 -23087,8

30 13,18 -10439,18 -20741,92 -30775,2

31 96,3 15051,4 28922,25 -8446,3

32 -34,05 -11798,22 -20134,02 -14669,5

33 48,85 23889,12 25522,36 7611,3

34 -26,68 4814,63 4820,81 23845,5

35 -52,57 246,59 -1137,21 18129,1

36 46,72 -25659,61 -33871,43 -14979,5

37 94,09 27589,01 41550,8 2354,3

38 76,05 -6944,47 5230,21 6449,4

39 83,46 420,3 -5914,42 -3936,8

40 -95,85 -786,91 14611,8 4120,9

41 137,99 2888,86 1081,25 3433,3

42 194,49 -7074,75 9526,72 -3548

43 450,45 27114,64 17977,53 22900,1

44 523,09 -8655,42 16222,72 17652,4

45 -198,73 -33156,89 -56033,97 -25873,7

46 290,78 79058,93 60454,77 48011,6

47 286,62 -65101,78 -28674,02 2014,5

48 -47,89 22829,25 11581,37 -2300,3

49 -137,49 -8920,51 -16409,33 -4640,2

50 -385,2 -2604,24 -21714 -10714,1

51 238,68 12603,03 21369,93 -2782,4

Page 86: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

72

(Lanjutan LAMPIRAN 5)

52 -91,52 -5302,26 -9158,92 -60,3

53 356,69 20776,94 29374,34 16881,5

54 -350,87 -4504,98 4246,49 16097,8

55 64,25 -15561,47 -43471,39 -8007,8

56 -79,92 29839,73 22846,9 15699,4

57 277,39 -13939,05 21212,73 11063,6

58 -188,13 -30476,53 -68096,55 -26834,3

59 190,01 46676,58 43332,55 14229,3

60 22,57 -47956,99 -6115,58 -18061

61 285,61 60729,83 27929,98 23881,7

62 371,06 -64145,18 -5524,7 -19790,7

63 -218,88 39985,97 -3001,4 -4094,4

64 196,98 -40238,77 -6802,68 -22760

65 -33,76 49892,2 -2107,96 13139,1

Page 87: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

73

LAMPIRAN 6 Luaran Program SAS untuk Model Fungsi Transfer

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2016 40 MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER

13:34 Thursday, September 20, 2016

The ARIMA Procedure Name of Variable = x

Period(s) of Differencing 1,12 Mean of Working Series 50.70385 Standard Deviation 281.5573 Number of Observations 65 Observation(s) eliminated by differencing 13

Autocorrelations Lag Covariance Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Std Error 0 79274.538 1.00000 | |********************| 0 1 26403.026 0.33306 | . |******* | 0.124035 2 -4728.202 -.05964 | . *| . | 0.137105 3 -14408.498 -.18175 | . ****| . | 0.137504 4 1445.923 0.01824 | . | . | 0.141151 5 7291.876 0.09198 | . |** . | 0.141188 6 -9301.967 -.11734 | . **| . | 0.142106 7 -14376.163 -.18135 | . ****| . | 0.143589 8 -10235.888 -.12912 | . ***| . | 0.147071 9 3505.042 0.04421 | . |* . | 0.148804 10 -6852.561 -.08644 | . **| . | 0.149006 11 -14056.611 -.17732 | . ****| . | 0.149776 12 -27349.026 -.34499 | *******| . | 0.152971 13 -11394.115 -.14373 | . ***| . | 0.164506 14 1501.157 0.01894 | . | . | 0.166427 15 10619.627 0.13396 | . |*** . | 0.166460 16 9638.102 0.12158 | . |** . | 0.168111 "." marks two standard errors Inverse Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 -0.28768 | ******| . | 2 0.17716 | . |****. | 3 0.09547 | . |** . | 4 0.10583 | . |** . | 5 -0.10739 | . **| . | 6 0.22014 | . |****. | 7 -0.00386 | . | . | 8 0.11648 | . |** . | 9 -0.06510 | . *| . | 10 0.18535 | . |****. | 11 -0.06687 | . *| . | 12 0.23208 | . |***** | 13 -0.03527 | . *| . | 14 0.08384 | . |** . | 15 -0.02926 | . *| . | 16 -0.01161 | . | . | Partial Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0.33306 | . |******* | 2 -0.19185 | .****| . | 3 -0.10998 | . **| . | 4 0.13516 | . |*** . | 5 0.00838 | . | . | 6 -0.21050 | .****| . | 7 -0.03549 | . *| . | 8 -0.04948 | . *| . | 9 0.02613 | . |* . | 10 -0.19715 | .****| . | 11 -0.08695 | . **| . | 12 -0.31481 | ******| . | 13 -0.03822 | . *| . | 14 -0.08987 | . **| . | 15 0.05118 | . |* . | 16 0.01606 | . | . |

Page 88: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

74

(Lanjutan LAMPIRAN 6) Autocorrelation Check for White Noise To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Autocorrelations-------------------- 6 11.77 6 0.0673 0.333 -0.060 -0.182 0.018 0.092 -0.117 12 28.57 12 0.0046 -0.181 -0.129 0.044 -0.086 -0.177 -0.345 Maximum Likelihood Estimation Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag MA1,1 -0.45969 0.13730 -3.35 0.0008 1 MA1,2 0.50236 0.17058 2.95 0.0032 12 Variance Estimate 54585.67 Std Error Estimate 233.6358 AIC 901.0338 SBC 905.3826 Number of Residuals 65 Correlations of Parameter Estimates Parameter MA1,1 MA1,2 MA1,1 1.000 -0.425 MA1,2 -0.425 1.000 Autocorrelation Check of Residuals To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Autocorrelations-------------------- 6 2.03 4 0.7308 0.027 -0.005 -0.094 0.055 0.121 0.030 12 6.83 10 0.7410 -0.094 -0.106 0.114 -0.126 0.094 -0.063 18 16.77 16 0.4007 -0.065 -0.002 0.172 0.040 0.167 0.216 24 19.57 22 0.6101 -0.049 0.077 -0.000 0.045 0.103 0.081 Model for variable x Period(s) of Differencing 1,12 No mean term in this model. Moving Average Factors Factor 1: 1 + 0.45969 B**(1) - 0.50236 B**(12) The ARIMA Procedure Name of Variable = y Period(s) of Differencing 1,12 Mean of Working Series 385.0154 Standard Deviation 24882.3 Number of Observations 65 Observation(s) eliminated by differencing 13 Autocorrelations Lag Covariance Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Std Error 0 619128667 1.00000 | |********************| 0 1 -358880914 -.57965 | ************| . | 0.124035 2 78354620 0.12656 | . |*** . | 0.160384 3 -25914873 -.04186 | . *| . | 0.161913 4 16527128 0.02669 | . |* . | 0.162080 5 -10945226 -.01768 | . | . | 0.162147 6 35224872 0.05689 | . |* . | 0.162177 7 -44672838 -.07215 | . *| . | 0.162484 8 -31184808 -.05037 | . *| . | 0.162976 9 75474580 0.12190 | . |** . | 0.163215 10 -50184367 -.08106 | . **| . | 0.164610 11 113885205 0.18394 | . |**** . | 0.165223 12 -230730743 -.37267 | *******| . | 0.168344 13 201651862 0.32570 | . |******* | 0.180591 14 -84577813 -.13661 | . ***| . | 0.189412 15 26794179 0.04328 | . |* . | 0.190922 16 -33487869 -.05409 | . *| . | 0.191073 "." marks two standard errors

Page 89: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

75

(Lanjutan LAMPIRAN 6) Inverse Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0.70204 | . |************** | 2 0.44123 | . |********* | 3 0.30362 | . |****** | 4 0.24507 | . |***** | 5 0.18460 | . |****. | 6 0.15659 | . |*** . | 7 0.17172 | . |*** . | 8 0.12345 | . |** . | 9 0.04108 | . |* . | 10 0.04784 | . |* . | 11 0.10899 | . |** . | 12 0.16200 | . |*** . | 13 0.06860 | . |* . | 14 0.06131 | . |* . | 15 0.05777 | . |* . | 16 0.03251 | . |* . | Partial Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 -0.57965 | ************| . | 2 -0.31543 | ******| . | 3 -0.21440 | .****| . | 4 -0.12573 | . ***| . | 5 -0.08888 | . **| . | 6 0.02760 | . |* . | 7 -0.01238 | . | . | 8 -0.16960 | . ***| . | 9 -0.04242 | . *| . | 10 -0.04279 | . *| . | 11 0.24986 | . |***** | 12 -0.21144 | .****| . | 13 -0.03512 | . *| . | 14 0.00307 | . | . | 15 -0.01003 | . | . | 16 -0.07396 | . *| . | Autocorrelation Check for White Noise To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Autocorrelations-------------------- 6 24.41 6 0.0004 -0.580 0.127 -0.042 0.027 -0.018 0.057 12 40.81 12 <.0001 -0.072 -0.050 0.122 -0.081 0.184 -0.373 Variable x has been differenced. Correlation of y and x Period(s) of Differencing 1,12 Number of Observations 65 Observation(s) eliminated by differencing 13 Correlation of y and x Variance of transformed series y 7.6449E8 Variance of transformed series x 63255.82 Both series have been prewhitened.

Page 90: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

76

(Lanjutan LAMPIRAN 6)

Crosscorrelations Lag Covariance Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 -16 1680904 0.24172 | . |***** | -15 -999948 -.14379 | . ***| . | -14 185845 0.02672 | . |* . | -13 724148 0.10413 | . |** . | -12 -1997163 -.28720 | ******| . | -11 1729885 0.24876 | . |***** | -10 -647292 -.09308 | . **| . | -9 947393 0.13624 | . |*** . | -8 -856010 -.12310 | . **| . | -7 443442 0.06377 | . |* . | -6 -283332 -.04074 | . *| . | -5 465253 0.06690 | . |* . | -4 -378103 -.05437 | . *| . | -3 686768 0.09876 | . |** . | -2 -747548 -.10750 | . **| . | -1 546669 0.07861 | . |** . | 0 -831128 -.11952 | . **| . | 1 270985 0.03897 | . |* . | 2 383448 0.05514 | . |* . | 3 -446151 -.06416 | . *| . | 4 420726 0.06050 | . |* . | 5 -732828 -.10538 | . **| . | 6 1227062 0.17645 | . |****. | 7 -1529950 -.22001 | .****| . | 8 2034542 0.29257 | . |****** | 9 -1421498 -.20441 | .****| . | 10 484779 0.06971 | . |* . | 11 -830923 -.11949 | . **| . | 12 248364 0.03572 | . |* . | 13 614314 0.08834 | . |** . | 14 -273640 -.03935 | . *| . | 15 218078 0.03136 | . |* . | 16 -1147735 -.16505 | . ***| . | "." marks two standard errors Crosscorrelation Check Between Series To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Crosscorrelations------------------- 5 2.45 6 0.8738 -0.120 0.039 0.055 -0.064 0.061 -0.105 11 17.15 12 0.1442 0.176 -0.220 0.293 -0.204 0.070 -0.119 Both variables have been prewhitened by the following filter: Prewhitening Filter Moving Average Factors Factor 1: 1 + 0.45969 B**(1) - 0.50236 B**(12) Maximum Likelihood Estimation Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift MA1,1 0.75761 0.08703 8.70 <.0001 1 y 0 MA2,1 0.74506 0.23290 3.20 0.0014 12 y 0 NUM1 4.45081 3.51507 1.27 0.2054 0 x 8 Variance Estimate 2.442E8 Std Error Estimate 15627.02 AIC 1275.741 SBC 1281.871 Number of Residuals 57

Page 91: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

77

Correlations of Parameter Estimates Variable y y x Parameter MA1,1 MA2,1 NUM1 y MA1,1 1.000 -0.043 0.001 y MA2,1 -0.043 1.000 -0.112 x NUM1 0.001 -0.112 1.000 Autocorrelation Check of Residuals To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Autocorrelations-------------------- 6 2.74 4 0.6029 -0.087 0.148 0.018 -0.046 -0.088 -0.065 12 4.23 10 0.9363 -0.100 -0.031 0.056 0.022 0.083 0.004 18 13.82 16 0.6124 0.197 -0.154 0.020 -0.172 -0.090 -0.138 24 18.15 22 0.6968 0.090 0.002 -0.145 0.116 0.045 -0.042 Autocorrelation Plot of Residuals Lag Covariance Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Std Error 0 244203615 1.00000 | |********************| 0 1 -21247754 -.08701 | . **| . | 0.132453 2 36139192 0.14799 | . |*** . | 0.133452 3 4334953 0.01775 | . | . | 0.136301 4 -11325213 -.04638 | . *| . | 0.136341 5 -21585098 -.08839 | . **| . | 0.136618 6 -15938832 -.06527 | . *| . | 0.137618 7 -24480589 -.10025 | . **| . | 0.138160 8 -7675529 -.03143 | . *| . | 0.139430 9 13574099 0.05559 | . |* . | 0.139554 10 5449018 0.02231 | . | . | 0.139942 11 20174177 0.08261 | . |** . | 0.140004 12 1051104 0.00430 | . | . | 0.140857 13 47993353 0.19653 | . |**** . | 0.140859 14 -37570540 -.15385 | . ***| . | 0.145590 15 4897774 0.02006 | . | . | 0.148415 16 -41918157 -.17165 | . ***| . | 0.148463 "." marks two standard errors Inverse Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0.08238 | . |** . | 2 -0.11605 | . **| . | 3 -0.09927 | . **| . | 4 0.03742 | . |* . | 5 0.03851 | . |* . | 6 0.03428 | . |* . | 7 0.08215 | . |** . | 8 0.02370 | . | . | 9 -0.03287 | . *| . | 10 0.01329 | . | . | 11 0.00508 | . | . | 12 -0.03264 | . *| . | 13 -0.16238 | . ***| . | 14 0.09345 | . |** . | 15 0.06232 | . |* . | 16 0.12326 | . |** . | Partial Autocorrelations Lag Correlation -1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 -0.08701 | . **| . | 2 0.14149 | . |*** . | 3 0.04228 | . |* . | 4 -0.06455 | . *| . | 5 -0.10948 | . **| . | 6 -0.06818 | . *| . | 7 -0.08188 | . **| . | 8 -0.02542 | . *| . | 9 0.07579 | . |** . | 10 0.03566 | . |* . | 11 0.05143 | . |* . | 12 -0.02253 | . | . | 13 0.17204 | . |*** . | 14 -0.13294 | . ***| . | 15 -0.04643 | . *| . | 16 -0.13773 | . ***| . |

Page 92: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

78

(Lanjutan LAMPIRAN 6) Crosscorrelation Check of Residuals with Input x To Chi- Pr > Lag Square DF ChiSq --------------------Crosscorrelations------------------- 5 6.50 5 0.2607 0.201 -0.026 0.099 -0.259 0.057 0.107 11 9.41 11 0.5840 0.113 0.108 -0.140 0.110 0.013 -0.056 17 12.13 17 0.7919 0.039 -0.176 -0.076 0.123 0.000 0.048 23 14.24 23 0.9198 0.177 -0.019 0.084 0.029 -0.054 -0.019 Model for variable y Period(s) of Differencing 1,12 No mean term in this model. Moving Average Factors Factor 1: 1 - 0.75761 B**(1) Factor 2: 1 - 0.74506 B**(12) Input Number 1 Input Variable x Shift 8 Period(s) of Differencing 1,12 Overall Regression Factor 4.45081 Forecasts for variable y Obs Forecast Std Error 95% Confidence Limits Actual Residual 22 229609.5 24448.61 181691.1 277527.9 223643.0 -5966.5 23 178352.0 21430.10 136349.8 220354.3 194152.0 15800.0 24 206282.5 20432.55 166235.5 246329.6 215804.0 9521.5 25 199099.8 19986.49 159927.0 238272.6 202660.0 3560.2 26 219623.3 19761.35 180891.8 258354.9 201320.0 -18303.3 27 221490.9 19640.83 182995.6 259986.2 201833.0 -19657.9 28 200808.0 19574.29 162443.1 239172.9 221014.0 20206.0 29 224370.5 19536.92 186078.8 262662.2 204489.0 -19881.5 30 243966.7 19515.74 205716.5 282216.8 240154.0 -3812.7 31 271342.0 19503.67 233115.5 309568.5 278041.0 6699.0 32 261704.3 19496.77 223491.4 299917.3 250835.0 -10869.3 33 253868.4 18317.60 217966.5 289770.2 251737.0 -2131.4 34 249198.0 17722.46 214462.6 283933.4 241232.0 -7966.0 35 208519.9 17438.02 174342.0 242697.8 216384.0 7864.1 36 232645.2 17289.86 198757.7 266532.7 246880.0 14234.8 37 223504.0 17209.24 189774.5 257233.5 248289.0 24785.0 38 238585.7 17164.34 204944.2 272227.1 219475.0 -19110.7 39 237625.2 17138.99 204033.3 271217.0 227846.0 -9779.2 40 238042.6 17124.59 204479.1 271606.2 219984.0 -18058.6 41 234920.1 17116.36 201372.7 268467.6 215868.0 -19052.1 42 261383.8 17111.66 227845.6 294922.1 238296.0 -23087.8 43 289556.2 17108.96 256023.2 323089.1 258781.0 -30775.2 44 262466.3 17107.42 228936.3 295996.2 254020.0 -8446.3 45 258391.5 16705.56 225649.2 291133.8 243722.0 -14669.5 46 248097.7 16536.36 215687.1 280508.4 255709.0 7611.3 47 218139.5 16445.18 185907.6 250371.5 241985.0 23845.5 48 249914.9 16394.66 217782.0 282047.8 268044.0 18129.1 49 247914.5 16366.24 215837.3 279991.7 232935.0 -14979.5 50 239513.7 16350.10 207468.1 271559.3 241868.0 2354.3 51 245760.6 16340.90 213733.1 277788.2 252210.0 6449.4 52 246305.8 16335.64 214288.5 278323.1 242369.0 -3936.8 53 243851.1 16332.63 211839.8 275862.5 247972.0 4120.9 54 272233.7 16330.90 240225.7 304241.7 275667.0 3433.3 55 301426.0 16329.91 269420.0 333432.0 297878.0 -3548.0 56 286318.9 16329.34 254314.0 318323.8 309219.0 22900.1 57 287976.6 16150.27 256322.7 319630.6 305629.0 17652.4 58 292435.7 16079.28 260920.9 323950.5 266562.0 -25873.7 59 259264.4 16039.67 227827.2 290701.6 307276.0 48011.6 60 296998.5 16017.30 265605.1 328391.8 299013.0 2014.5 61 281557.3 16004.57 250188.9 312925.7 279257.0 -2300.3 62 280435.2 15997.30 249081.1 311789.4 275795.0 -4640.2 63 287287.1 15993.15 255941.1 318633.1 276573.0 -10714.1 64 282878.4 15990.76 251537.1 314219.8 280096.0 -2782.4 65 286093.3 15989.40 254754.7 317432.0 286033.0 -60.321742 66 313514.5 15988.61 282177.4 344851.6 330396.0 16881.5

Page 93: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

79

(Lanjutan LAMPIRAN 6) Forecasts for variable y Obs Forecast Std Error 95% Confidence Limits Actual Residual 67 344968.2 15988.17 313631.9 376304.4 361066.0 16097.8 68 344770.8 15987.91 313435.0 376106.5 336763.0 -8007.8 69 339062.6 15898.97 307901.2 370224.0 354762.0 15699.4 70 330587.4 15864.60 299493.4 361681.5 341651.0 11063.6 71 323710.3 15845.15 292654.4 354766.2 296876.0 -26834.3 72 333140.7 15834.07 302106.5 364174.9 347370.0 14229.3 73 319809.0 15827.75 288787.2 350830.8 301748.0 -18061.0 74 315109.3 15824.12 284094.6 346124.0 338991.0 23881.7 75 325062.7 15822.05 294052.1 356073.4 305272.0 -19790.7 76 317857.4 15820.86 286849.1 348865.7 313763.0 -4094.4 77 318733.0 15820.17 287726.0 349739.9 295973.0 -22760.0 78 346562.9 15819.78 315556.7 377569.1 359702.0 13139.1 79 377030.5 15627.02 346402.1 407658.8 . . 80 366249.5 16079.54 334734.2 397764.9 . . 81 368793.6 16519.68 336415.7 401171.6 . . 82 358039.1 16948.39 324820.8 391257.3 . . 83 342487.0 17366.52 308449.3 376524.8 . . 84 367336.5 17774.82 332498.5 402174.5 . . 85 343124.2 18173.94 307503.9 378744.5 . . 86 352206.0 18564.49 315820.3 388591.7 . . 87 346640.8 18975.50 309449.5 383832.1 . . 88 347403.0 19409.32 309361.5 385444.6 . . 89 344583.9 19833.66 305710.7 383457.2 . . 90 385644.5 20249.10 345957.0 425332.0 . .

Page 94: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

80

LAMPIRAN 7 Kriteria Pemilihan Model Fungsi Transfer

Model Fungsi Transfer 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 + (1 − 𝜃1𝐵)(1 − Θ1𝐵12)𝑎𝑡

Maximum Likelihood Estimation Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift MA1,1 0,75761 0,08703 8,70 <,0001 1 y 0 MA2,1 0,74506 0,23290 3,20 0,0014 12 y 0 NUM1 4,45081 3,51508 1,27 0,2054 0 x 8

Variance Estimate 2,442E8 Std Error Estimate 15627,02 AIC 1275,741 SBC 1281,871 Number of Residuals 57

Model Fungsi Transfer 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1−𝜃1𝐵)(1−Θ1𝐵12)

(1−𝜙1𝐵)(1−Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Maximum Likelihood Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift

MA1,1 0,72900 0,10730 6,79 <,0001 1 y 0 MA2,1 0,99899 226,38423 0,00 0,9965 12 y 0 AR1,1 -0,12085 0,15633 -0,77 0,4395 1 y 0 AR2,1 0,19453 0,34622 0,56 0,5742 12 y 0 NUM1 3,84373 3,38523 1,14 0,2562 0 x 8

Variance Estimate 2,1633E8 Std Error Estimate 14708,33 AIC 1278,6 SBC 1288,816 Number of Residuals 57

Page 95: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

81

(Lanjutan Lampiran 7)

Model Fungsi Transfer 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1−𝜃1𝐵)

(1−Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Maximum Likelihood Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift

MA1,1 0,73677 0,21479 3,43 0,0006 12 y 0 AR1,1 -0,59213 0,10401 -5,69 <,0001 1 y 0 NUM1 5,55000 5,89972 0,94 0,3468 0 x 8

Variance Estimate 2,7199E8 Std Error Estimate 16492,18 AIC 1281,133 SBC 1287,263 Number of Residuals 57

Model Fungsi Transfer 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1−𝜃1𝐵)(1−Θ1𝐵12)

(1−Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Maximum Likelihood Estimation

Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift

MA1,1 0,76567 0,08022 9,55 <,0001 1 y 0 MA2,1 0,99962 314,78139 0,00 0,9975 12 y 0 AR1,1 0,17455 0,34378 0,51 0,6116 12 y 0 NUM1 3,71719 3,40038 1,09 0,2743 0 x 8

Variance Estimate 2,1407E8 Std Error Estimate 14631,11 AIC 1277,467 SBC 1285,639 Number of Residuals 57

Page 96: PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG … · 2.9 Model Box – Jenkins (ARIMA) ... 3.3 Langkah-langkah Analisis Data ... Pemilihan metode peramalan harus dilakukan dengan teliti

82

(Lanjutan Lampiran 7)

Model Fungsi Transfer 𝑦𝑡 = 𝜔0𝑥𝑡−8 +(1−𝜃1𝐵)

(1−𝜙1𝐵)(1−Φ1𝐵12)𝑎𝑡

Maximum Likelihood Estimation Standard Approx Parameter Estimate Error t Value Pr > |t| Lag Variable Shift MA1,1 0,58304 0,15614 3,73 0,0002 1 y 0 AR1,1 -0,23729 0,18339 -1,29 0,1957 1 y 0 AR2,1 -0,38650 0,15586 -2,48 0,0131 12 y 0 NUM1 6,57410 5,15502 1,28 0,2022 0 x 8

Variance Estimate 3,0448E8 Std Error Estimate 17449,28 AIC 1281,731 SBC 1289,903 Number of Residuals 57