Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DALAM PENCEGAHAN,
PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN, DAN PEREDARAN GELAP
NARKOTIKA (STUDI DI KECAMATAN MUARA SABAK BARAT
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syari’ah
Oleh :
ANTI SEPRI RATNASARI
NIM :SIP162239
PEMBIMBING :
SitiMarlina, S.Ag.,M.H.I
IrsyadunnasNoveri, S.H., M.H
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2020 M
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peran Badan Narkotika Nasional
Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap
Narkotika (Studi di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung
Timur).Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Lokasi penelitian
bertempat di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Fokus penelitian ini adalah Peran Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan
Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur serta permasalahan dan
upaya BNN dalam pemberantasan narkoba di Kecamatan Muara Sabak Barat.
Dalam penelitian ini penentuan informan dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu observasi (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi. Serta
teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model
interaktif yakni dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan
memverifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran BNN Dalam
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah dengan
Melakukan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika,Mendorong Peran Serta Masyarakat Dalam Menciptakan Lingkungan
Bebas Narkoba danPenyediaan Sarana Rehabilitasi Bagi Penyalahguna dan
Pecandu Narkoba.Kendala BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak
Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah minimnya dana operasional dan
kurangnya petugas pencegahan dan pemberantasan narkotika.Upaya BNN Dalam
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah dengan
Meningkatkan Kerjasama dengan Kepolisian, TNI dan masyarakat, Pelibatan
Media Massa dan Melaksanakan Penegakan Hukum Secara Tegas dan Konsisten.
Kata Kunci: Peran, BNN, Pemberantasan Narkoba.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
merampungkan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Peran Badan Narkotika
Nasional Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran
Gelap Narkotika (Studi di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung
Jabung Timur)”.
Kemudian tidak luput pula penulis kirimkan sholawat teriring salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk
dari alam kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini,
yang disinari Ilmu, Iman, dan Islam. Skripsi ini disusun sebagai sumbangan
pemikiran terhadap perkembangan Ilmu Pemerintahan dan memenuhi
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha
dengan semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat
kejanggalan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Selanjutnya,
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA. Ph.D. Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, MH. Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., M.IR. Wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH. Wakil Dekan II, Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M.Hum. Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Siselaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Siti Marlina, S.Ag., M.H.I Sebagai Pembimbing I.
8. Bapak Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H Sebagai Pembimbing II.
9. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syariah dan
pihak Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi yang telah memberikan pelayanan dalam proses penyelesaian studi
penulis.
ix
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini untuk edisi yang akan datang. Dengan
adanya skripsi ini kiranya dapat memotipasi kepada diri penulis pribadi
khususnya dan para pembaca umumnya untuk membuat karangan ilmiah
dimasa yang akan datang. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya
kepada kita semua.Aamiiin Ya Robbal „Alamiin.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Anti Sepri Ratnasari
NIM: SIP162239
x
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Alhamdulillah
Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya
Ayahanda dan Ibundatercinta
Yang telah membesarkan, mendidik, mengasihi saya dengan
penuh kasih sayang tanpa pernah merasa letih, serta telah
berkorban seluruh jiwa dan raga demi membuat saya
menjadi seorang anak yang lebih berarti lagi.
Semoga keluh kesah dan air mata kalian menjadi aliran sungai yang
mengalir di surga Firdaus. Amiin
Ungkapan terima kasih juga kepada:
Kakak saya karena dia saya bisa bertahan
sekuat ini dari segala masalah, teman curhat yang selalu
memberikan solusi, dan karna mereka sampai di titik ini.
Tak luput pula ucapan terima kasih kepada
Seluruh keluarga yang mau memberikan bimbingan dalam
Menyelesaikan tugas akhir ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... .... i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR...................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO............................................................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN............................................................................................. viii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN..............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Batasan Masalah ................................................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................ 7
E. Kerangka Teori ................................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12
BAB II :METODE PENELITIAN ........................................................................ 17
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 17
B. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 17
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 18
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 20
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 22
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 24
G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 26
xii
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................ 27
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 27
1. Sejarah Singkat Kecamatan Muara Sabak Barat ......................... 27
2. Visi dan Misi Kecamatan Muara Sabak Barat ............................ 28
3. Letak Geografis ........................................................................... 28
4. Keadaan Demografi ....................................................................
..................................................................................................... 30
5. Struktur Organisasi Kecamatan Muara Sabak Barat ................... 32
6. Tugas dan Wewenang .................................................................
32
7. Keadaan Kantor Camat Muara Sabak Barat ............................... 39
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................. 40
1. Sejarah Singkat BNN Tanjung Jabung Timur ............................ 40
2. Visi dan Misi BNN Tanjung Jabung Timur ................................ 40
3. Struktur BNN Tanjung Jabung Timur......................................... 41
4. Tugas dan Wewenang BNN Tanjung Jabung Timur .................. 42
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara
Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur..................................... 48
1. Melakukan Pencegahan, Pemberantasan Narkoba.................... 48
2. Mendorong Peran Serta Masyarakat....................................... 54
3. Penyediaan Sarana Rehabilitasi................................................. 57
B. Kendala Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur ............ 60
1. Minimnya Dana Operasional ...................................................... 60
xiii
2. Kurangnya Petugas Pencegahan dan Pemberantasan ................. 62
xiv
C. Upaya yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur ............ 64
1. Meningkatkan Kerjasama dengan Kepolisian, TNI....................64
2. Pelibatan Media Massa................................................................66
3. Pelaksanaan Penegakan Hukum Secara Tegas............................67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Luas Wilayah ..................................................................................... 30
Tabel 1.2 : Jarak Tempuh ..................................................................................... 30
Tabel 1.3 : Jumlah Penduduk Muara Sabak Barat Tahun 2016 ........................... 31
Tabel 1.4 : Data Tentang Kasus Narkotika(2018-2020) ....................................... 51
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1 : Struktur Organisasi Kecamatan Muara Sabak Barat ........................ 32
Bagan 1.2 : Struktur Organisasi BNNK Tanjung Jabung Timur ......................... 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Lampiran 2 : Foto Wawancara Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia sekarang ini sedang dihadapkan pada keadaan
yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya pemakaian secara
tidak sah bermacam-macam jenis narkotika. Narkotika disatu sisi merupakan
obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan di sisi lain dapat
pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang
ketat dan seksama.1
Kejahatan masa kini memang tidak lagi selalu menggunakan cara-cara
lama yang telah terjadi selama bertahun-tahun seiring dengan perjalanan usia
bumi ini. Bisa dilihat contoh seperti, kejahatan dunia maya (Cybercrime),
tindak pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang (Money laundry), tindak
pidana teroris, tindak pidana narkotika, dan tindak pidana lainnya, salah satu
tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini. Aparat
penegakhukum di sini berperan besar dalam melindungi, mengawasi, serta
mengayomi masyarakat.Apalagi sekarang telah dibentuk lembaga Non
Kementrian, yaitu, Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bertugas
menangani perkara narkotika diseluruh Indonesia. Harus benar-benar
1Akhyar Ari Gayo dkk.Pemberantasan Gelap Narkotiks, Pusat Pengkajian, Pengolahan
Data dan Informasi (P3DI). (Jakarta: 2014). hlm. 33.
2
profesional dalam menjalankan tugas Negara dan harus siap menghadapi
polemik narkotika baik kecil maupun besar.2Kejahatan dan pelanggaran yang
mengancam keselamatan, baik fisik maupun jiwa si pemakai dan juga
terhadap masyarakat disekitar secara sosial.Peredaran dan penyalahgunaan
narkotika dalam masyarakat harus dicegah dan ditanggulangi.Upaya
pencegahan ini harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Narkotika agar masalah ini tidak terus tumbuh dalam
masyarakat sebagai wabah yang buruk bagi perkembangan Negara.3
Pendapat Laurence M. Friedman menyatakan bahwa “Semua produk
hukum baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan perundang-
undangan pasti akan memberikan dampak terhadap kinerja aparat penegak
hukum.Peraturan tentang Narkotika telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, peraturan Narkotika dalam
Undang-Undang ini meliputi segala bentuk kegiatan dan atau perbuatan yang
berhubungan dangan Narkotika dan Prekursor lainnya. Karena banyaknya
peraturan tentang Narkotika maka penulis membatasi penjelasan dengan
sesuai judul yang diangkat, yaitu efektifitas peran BNN dalam rangka
melakukan pencegahan Narkotika dengan melibatkan peran serta masyarakat,
dalam Pasal 104 menerangkan jika masyarakat mempunyai kesempatan yang
2 Heriady Willy, “Berantas Narkotika tak cukup hanya bicara- (Tanya Jawaban dan
Opini)”. (Yogyakarta: UII Press, 2005). hlm 70. 3Ibid, hlm. 50.
3
seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.4
Sifat mencegah dapat ditinjau dari beberapa tahapan diantaranya
pencegahan untuk tidak terjadinya suatu tindakan dan pencegahan yang
sifatnya pemulihan. Maksud kata pemulihan dalam tulisan ini adalah keadaan
hal-hal yang berkaitan dengan akibat yang ditimbulkannya suatu tindak
pidana oleh subjek hukum. Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, Undang-Undang ini dibuat secara khusus yang memiliki
maksud dan tujuan mengatur bagaimana pengadaan, Impor dan Ekspor,
Peredaran, Label dan Publikasi, Presekusor Narkotika, Pengobatan dan
Rehabilitasi, Pembinaan dan Pengawasan, Pencegahan dan Pemberantasan,
Penyidikan, Tuntutan, Pemeriksaan Sidang Pegadilan, Peran Serta
Masyarakat, Penghagaan dan Ketentuan Pidana. Objek yang dimaksud dalam
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 adalah Narkotika. Narkotika adalah Zat
atau tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis ataupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan.5
Menurut pendapat Dadang Hawari, bahwa orang yang telah
bergantung pada narkotika, maka hidupnya mengalami gangguan jiwa
sehingga tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam masyarakat.Kondisi
4 Siswantoro Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, dalam kajian Sosiologi Hukum,
(Jakarta: Grafindo Persada, 2004). hlm 141. 5 UU Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Babinkum TNI
Tahun 2009.
4
demikian dapat dilihat dari rusaknya fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah,
serta tidak mampu mengendalikan dirinya. Pada peristiwa ini timbul gejala-
gejala seperti air mata berlebihan, puril mata melebar, cairan hidung
berlebihan, mual, muntah, diare, bulukuduk berdiri, menguap, tekanan darah
naik, jantung berdebar, insomnia, mudah marah, emosional, serta agresif.
Dadang Hawari juga menjelaskan hal apa yang menyebabkan manusia
menggunakan/mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Berdasarkan data psikiater DadangHawari, metode rehabilitasi kasus
narkoba yang memasukkan konsep agama memiliki tingkat kegagalan sekitar
12 (dua belas) persen. Sementara tingkat keberhasilan rehabilitasi kasus
narkoba tanpa konsep agama hanya sekitar 43 (empat puluh tiga) persen.
Selanjutnya, perlu bekal pengetahuan dan keterampilan bagi para orang tua
tentang seluk-beluk bahaya dan akibat narkoba, dengan mengetahui hal yang
terkait dengan segala resiko dan bahaya narkoba, orang tua bisa melihat dan
mendeteksi secara dini segala keanehan yang muncul dalam keseharian
anggota keluarganya, baik dalam keseharian di rumah maupun aktivitas
bersama rekan sebayanya. Semakin jelas bahwa faktor harmonisasi hubungan
keluarga memegang peran amat menentukan dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba.6
Dalam hakekatnya untuk mengaktualisasikan yang telah
diamanatkan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Badan
Narkotika Nasional bersama masyarakat di Kecamatan Muara Sabak Barat
6 Tim Ahli, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. (Jakarta Timur, 2009).hlm.
162.
5
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu di bidang pencegahan dan
pemberdayaan masyarakat. BNN Tanjung Jabung Timur harus melakukan
upaya-upaya untuk penyelamatan akan terjadinya penyalahgunaan Narkotika
dengan cara rehabilitasi, memberantas para Bandar, sindikat, dan memutus
peredaran gelap narkotika. Tetapi itu tidak cukup, karena diperlukan pula
upaya yang preventif berupa pencegahan agar tidak muncul pengguna atau
pecandu narkotika yang baru.Pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika
saat ini tidak hanya ada pada kalangan yang cukup umur saja, bahkan ada
kalangan yang belum cukup umur.Oleh karena itu, diperlukan pencegahan
penyalahgunaan narkotika sejak dini khususnya di Kecamatan Muara Sabak
Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.7
Namun dalam prakteknya dalam menjalankan tugas dan wewenang
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Timur masih banyak kendala
yang dihadapi diantaranya. Pertama, kurangnya sumber daya manusia dalam
proses pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika (P4GN). Kedua, kurangnya sosialisasi dan perhatian Pemerintah
Kecamatan Muara Sabak Barat akan bahaya Narkotika dan upaya pencegahan
secara dini. Ketiga, kurangnya kerjasama antara BNNKabupaten Tanjung
Jabung Timur dengan Pihak Kecamatan Muara Sabak Barat dalam
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
(P4GN).8
7Observasi Peneliti tentang pentingnya upaya pencegahan dan pemberantasan oleh BNN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada Tanggal 26 Oktober 2019. 8Observasi Peneliti tentang permasalahan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
oleh BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada Tanggal 26 Oktober 2019.
6
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merasa
tertarik untuk membahasnya dalam suatu karya ilmiah yang penulis tuangkan
dalam bentuk skripsi dengan judul: PERAN BADAN NARKOTIKA
NASIONAL DALAM PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN,
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA
(STUDI DI KECAMATAN MUARA SABAK BARAT KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan mengenai permasalahan yang akan penulis angkat dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara
Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
2. Apa Saja Kendala BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara
Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
3. Bagaimana Upaya BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara
Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan mengambang khususnya tentang
Pemuda dalam berbagai aspek, maka untuk mempermudah penelitian ini
7
penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
tentang Peran Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak
Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2018-2019.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui Peran Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Ingin mengetahui Kendala Badan Narkotika Nasional Dalam
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
3. Ingin mengetahui Upaya Badan Narkotika Nasional Dalam Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2) Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya tentang Peran Badan Narkotika
Nasional Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
8
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi penulis dalam rangka
mengembangkan keilmuan yang telah di dapat setelah di bangku
perkuliahan.
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam bidang Ilmu Pemerintahan pada Program Studi Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan
penelitian.9Penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna
mendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut.
1. Teori Peran
Menurut Soerjono Soekanto, peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi, peran adalah suatu kompleks pengharapan
manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 283.
9
Teori Peran mengemukakan bahwa peran adalah sekumpulan tingkah
laku yang dihubungksn dengan suatu posisi tertentu.Peran yang berbeda
membuat jenis tingkauh laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat
tingkah laku itu sesuai dalam suat situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain
relatif bebas pada seseorang yang menjalankan peran tersebut.10Peran adalah
aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh
seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dalam melaksanakan
hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya.11
Peran merupakan dinamisasi dari statis ataupun penggunaan dari
pihak dan kewajiban atau disebut subyektif.Peran dimaknai sebagai tugas
atau pemberian tugas kepada seseorang atau sekumpulan orang. Peran
memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
2. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peran juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.12
10
Soerjono Sukanto, Sosiologi Pengantar. (Jakarta: Rajawali Press, 2002). hlm. 221. 11
Ibid, hlm. 223. 12
Muhammad Fadly Saputra, “Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung
Dalam Penanggulangan Masalah Narkoba Di Kalangan Remaja Kota Bandar Lampung”. Skripsi,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, 2019. hlm. 9.
10
Peran dalam konteks hukum meliputi tugas,fungsi dan wewenang
aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sebagai aspek
yuridis peran tersebut. Peran dalam hal ini terbia menjadi:
1. Peran Normatif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau
lembaga yang didasarkan pada seperangkat norma yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat.
2. Peran Ideal adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga
yang didasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan kedudukannya di dalam suatu sistem.
3. Peran Faktual adalah peran yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga
yang didasarkan pada kenyataan secara kongkrit di lapangan atau
kehidupan sosial yang terjadi secara nyata.13
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa peran
merupakan seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat.Seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu
dapat dkatakan sebagai pemegang peran.Suatu hak sebenarnya merupakan
wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah
beban atau tugas.Peran dalam suatu lembaga berkaitan dengan tugas dan
fungsi, yaitu dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan oleh seseorang atau lembaga.Tugas merupakan serangkaian bidang
13
Ibid, hlm. 10.
11
pekerjaan yang harus dikerjakan dan melekat pada seseorang atau lembaga
sesuai dengan fungsi yang dimilikinya.14
2. Pengertian Narkotika
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau
narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa
sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.Menurut istilah
kedokteran, narkotika adalah obat yang dapat menghilangkan terutama rasa
sakit dan nyeri yang berasal dari daerah viresal atau alat-alat rongga dada dan
rongga perut, juga dapat menimbulkan efek stupor atau bengong yang lama
dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan.15
Penggolongan narkotika berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 yaitu:16
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi
sangat tinggi menimbulkan ketergantungan (heroin/putaw,kokain,ganja).
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan (morfin, peditin).
14
Muammar Himawan, Pokok-Pokok Organisasi Modern. (Jakarta: Bina Ilmu, 2004).
hlm. 51. 15
Fransiska Novita Eleonora, “Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan
Dan Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis”). Jurnal, Fakultas Hukum Universitas MPU
Tantular. Vol, XXV, No. 1. (Jakarta: April, 2011). hlm. 3. 16
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
12
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (codein).
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(penelitian-penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek
fokus/tema yang diteliti.
Pertama, penelitian yang ditemukan adalah Skripsi Dovriadi Karo17
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Medan Area yang berjudul“Peranan
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karo Dalam Upaya
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika.” Penelitian yang
dilakukan oleh Dovriadi Karo memiliki judul yang cukup sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang membedakan penelitian yang
peneliti lakukan sekarang adalah lokasi penelitian dan Sistem Penelitiannya.
Penelitan yang dilakukan oleh Septiana berlokasi BNNK Karo,
Medan.Sedangkan lokasi penelitian yang saya lakukan berlokasi pada BNN
Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari keseluruhan data dari
tahun 2016 sampai dengan 2018 bahwa kasus Narkotika di Tanah Karo
meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu dapat disimpulkan kinerja Badan
Nasional Narkotika Kabupaten Karo belum efektif.Seharusnya BNNK Karo
lebih bekerja keras untuk memberantas tindak pidana Narkotika.
17
Dovriadi Karo, “Peranan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karo Dalam
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika”.Skripsi, Mahasiwa Fakultas
Hukum Universitas Medan Area, 2019.
13
Persamaan penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan
variabel Peran Pemerintah (BNN).Peneliti juga melakukan penelitian di BNN
mengenai Peran BNN dalam P4GN.Sedangkan perbedaannya ialah pada
substansinya yaitu antara Pencegahan, Pemberantasan dan Pengedaran Gelap
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
Kedua, penelitian yang ditemukan adalah Jurnal Arika
Mahmuda18Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.“Peranan Badan Narkotika
Nasional Kota Samarinda dalam Pencegahan Masalah Narkoba di Kota
Samarinda.” Penelitian yang dilakukan oleh Arika Mahmuda memiliki judul
yang cukup sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang
membedakan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah lokasi
penelitian dan Sistem Penelitiannya. Penelitan yang dilakukan oleh Arika
Mahmuda berlokasi di Kota Samarinda Sedangkan lokasi penelitian yang
saya lakukan berlokasi pada Badan Nasional Narkotika (BNN) Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Peranan Badan Narkotika
Nasional Kota Samarinda dalam Pencegahan Masalah Narkoba di Kota
Samarinda yang di dalamnya terdapat pencegahan, pemberdayaan
masyarakat, rehabilitasi dan pemberantasan sudah dilakssanakan dengan baik
dan maksimal. Namun di sisi lain masih adanya masyarakat yang belum
18
Arika Mahmuda, Peranan Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda dalam
Pencegahan Masalah Narkoba di Kota Samarinda. Jurnal.Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman.Samarinda, 2015.
14
mendapatkan sosialisasi tentang bahaya narkoba, khususnya daerah rawan
narkoba dan masyarakat masih kurang peduli dengan narkoba sehingga
pengedar dan pengguna masih banyak berkeliaran di sekeliling kita. Hal ini
harus adanya kerjasama antara masyrakat dengan Badan Narkotika Nasional
Kota Samarinda, dan Polresta Samarinda agar Narkoba bisa diselesaikan
dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Arika Mahmuda memiliki judul yang
cukup sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang
membedakan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah lokasi
penelitian dan Sistem Penelitiannya. Sedangkan perbedaannya adalah
terdapat pada penambahan variabel Peran BNN dalam Pencegahan,
Pemberantasan, dan Pengedaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak
Barat.
Ketiga,penelitian yang ditemukan adalah Jurnal Brian Yuda
Wibawa19Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Blitar dengan judul
“Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar Dalam Upaya
Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Pada Ruang Lingkup Sekolah di
Kabupaten Blitar”. Penelitian yang dilakukan oleh Brian Yuda
Wibawamemiliki judul yang cukup sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, yang membedakan penelitian yang peneliti lakukan sekarang
adalah lokasi penelitian dan Sistem Penelitiannya. Penelitan yang dilakukan
oleh Brian Yuda Wibawaberlokasi di Kabupaten Blitar.Sedangkan lokasi
19
Brian Yuda Wibawa, Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar
Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Pada Ruang Lingkup Sekolah di Kabupaten
Blitar. Jurnal.Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Blitar.Samarinda, 2015.
15
penelitian yang saya lakukan berlokasi pada Badan Nasional Narkotika
(BNN) Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dan
kendala-kendala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Blitar dalam
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkup sekolah.Penelitian ini
juga menggunakan pendekatan yuridis empiris. Penelitian yang akan peneliti
lakukan juga menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan metode
kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek dalam penelitiannya,
dimana penelitian Brian Yuda Wibawa objeknya adalah penyalahgunaan
narkotika pada ruang lingkup sekolah.Sedangkan penelitian saya
penyalahgunaan narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat.
Keempat, penelitian yang ditemukan adalah skripsi Maslihah20
,
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam
Negeri Malang yang berjudul “Peranan Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental
Az-Zainy Tumpang Malang tahun 2015”. Berdasarkan hasil penelitiannya
diperoleh bahwa data pembinaan korban narkoba menggunakan: a). Metode
pembiasan, b). Metode wirid, c). Metode sorogan, d). Metode kebebasan.
Tahap pertama yang selalu dilakukan dalam pembinaan korban
narkoba sebelum menerapkan metode di atas yaitu menemukan yang selama
ini menjadi masalah yang dirasakan oleh korban penyalahgunaan
narkoba.Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang peran
20
Maslihah, “Peranan Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental Az-Zainy Tumpang Malang
tahun 2015”.Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam
Negeri Malang. 2015.
16
pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba.Sedangkan perbedaannya
adalah lokasi penelitian dan objek penelitian.
Dari Keempat penelitian diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
sudah ada penelitian terdahulu tentang Peranan Badan Narkotika Nasional
dalam Upaya Pencegahan, Pemberantasan dan Peredaran Gelap
Narkotika.Perbedaan antara tinjauan pustaka yang ditemukan dengan
penelitian yang sedang dilakukan adalah perbedaan obyek penelitian.Jika
ketiga penelitian tersebut membahas tentang peranan BNN dalam upaya
pencegahan narkotika.Akan tetapi, peneliti membahas tentang berbagai aspek
dari Upaya BNN dalam P4GN di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.Peneliti juga lebih memfokuskan pada peran BNN
Tanjung Jabung Timur serta kendala-kendala dan upaya yang dilakukan guna
memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Kecamatan
MuaraSabakBarat.
17
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Muara Sabak Barat dan
Kantor Badan Narkotika Nasioal Tanjung Jabung Timur.Karena sesuai
dengan latar belakang masalah dengan keadaan dilapangan.Alasannya, karena
Kecamatan Muara Sabak Barat sampai saat ini masih banyak terjadi
penyalahgunaan Narkotika dan Peran BNN Tanjung Jabung Timur.
2. Waktu Penelitian
Mengigat, menimbang serta memperhatikan segala kekurangan dan
keterbatasan waktu, tenaga,pikiran, moril dan materil pada diri peneliti, maka
penelitian ini dibatasi dengan waktu.Waktu dalam penelitian ini adalah
2019/2020.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
pendekatan kualitatif dan pendekatannya adalah yuridis sosiologisyaitu
pendekatan penelitian lapangan secara langsung oleh peneliti
sendiri.Pendekatan yuridis sosiologis adalah mengidentifikasi dan
mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang rill dan fungsional
dalam sistem kehidupan yang nyata.21Sosiologi memandang narkoba sebagai
fenomena yang kompleks dengan berbagai macam
21
Journal Etheses.UIN-Malang.Ac.id Pdf.
18
perangkatnya.Narkobadapat dipandang dari sudut yang beragam misalnya
narkoba merupakan suatu srtuktur yang padat dengan jaringan sosial atau
penuh dengan konflik dan persaingan dalam penyebaran gelap.22Sosiologi
pasar memandang bahwa pemanfaatan dan penggunaan ruang bagi aktor
ekonomi terutama ditujukan kepada fungsi ekonominya. Disamping itu juga
dapat diselimuti oleh aspek lain seperti politik,sosialbudaya dan seterusnya.
Pendekatan yuridis sosiologis adalah menekankan penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan
terjun langsung ke obyeknya.Sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya
tidak spekulatif.23Pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan
dilapangan mengenai kaitan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
Penelitian ini bersifat deskriptif, metode ini adalah metode yang
menggambarkan suatu data yang akan dibuat, baik dari penulis maupun
secara kelompok. Ciri-ciri metode deskriptif adalah memusatkan diri pada
masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual, dan kemudian data yang
dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis.
22
Ajeng, http://scholar.unand.ac.id/1387/2/BAB%20ajeng.pdf. Di akses pada tanggal 17
September 2020,Pukul 17:12 WIB. 23
Subandi, Tjipo, Sosiologi, (Surakarta: BP- FKIP UMS, 2008), hlm. 1
19
C. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dalam upaya merumuskan skripsi ini, penulis melakukan penelitian
lapangan, maka sumber data atau informasi yang menjadi data baku peneliti
untuk diolah merupakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya maupun dari lokasi objek
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh
dilapangan.Data primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau
pihak kedua dan seterusnya. Dalam penelitian ini data primer adalah
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan
wawancara pihak BNN Tanjung Jabung Timur, Kepala BNN Tanjung
Jabung Timur, Kasubbag Bagian Tata Usaha BNNK Tanjung Jabung
Timur. Kasi Pemberantasan, Kasi Rehabilitasi, Kasi Pemberdayaan dan
pihak Kecamatan Muara Sabak Barat.24
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara. Data ini
diperolehdengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
bersifat autenthik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga
dan seterusnya.Data skunder adalah data atau sejumlah keterangan
24
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-
7,(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 97.
20
yang di peroleh secara tidak langsung dan data di peroleh dengan
cara mengutip dari sumber sepertiUndang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, buku, jurnal dan internet.25
b. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini berupa
literature-literature yang mendukung penelitian ini baik berupa Buku, Koran,
Majalah, Jurnal maupun tulisan-tulisan lain yang dianggap penting dalam
mendukung penelitian ini.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Adapun alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Jadi metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan.26
25
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, (Jambi: Syari‟ah Press IAIN
STS, 2014), hlm. 34. 26
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 118.
21
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.27Susan dalam Sugiyono
mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti
akanmengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang rekrutmen dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi. Tujuan dari wawancara ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.dalam
penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan informan sebagai
berikut:
1. Camat Muara Sabak Barat
2. Kepala BNNK Tanjung Jabung Timur.
3. Kasubbag Bagian Tata Usaha BNNK Tanjung Jabung Timur.
4. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat.
5. Seksi Pemberantasan
6. Seksi Rehabilitasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
27
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. Ke 21. (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 231.
22
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,
peratran, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-
lain.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.28
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan tentunya dapat di
informasikan kepada orang lain.Analisis data yang digunakan adalah teknik
analisa data model induktif, yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari
lapangan baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan
lainnya.Kemudian diperiksa kembali dan diatur untuk diurutkan.
28
Ibid, hlm. 240.
23
b. Reduksi Data
Reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan data yang didapatkan dari catatan tertulis
dilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Seperti telah
dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akansemakin banyak, kompleks dan rumit.Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi data erarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.
c. Penyadian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.Dalam hal ini
Miles and Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.29
29
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D 2014.hlm. 249.
24
d. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.30
F. Sistematika Penulisan
Agar penulis skripsi tidak keluar dari pembahasan, maka penulis
membuat sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam penulisan
skripsi ini dan menjadi ringkasan dalam pembahasan-pembahasan yang ada
didalam bab nya sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi
penulis skripsi.Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan
tinjauan pustaka.
BAB II : Merupakan bab yang membahasa mengenai metode
penelitian yang didalamnya membahas tentang jenis penelitian, pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknis
analisis data, serta sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
30
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D 2014 hlm. 252.
25
BAB III :Merupakan bab yang memuat gambaran umum lokasi
penelitian.
BAB IV :Berisi tentang pembahasan dan hasil dari penelitian ini yaitu
Peran Pemerintah Dalam Rehabilitasi Narkoba di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
BAB V : Berisi tentang penutupan yang terdiri dari kesimpulan dan
saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan curriculum
vitae. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan uraian yang telah ditulis
terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan
resume dari apa yang ditulis dahulu melainkan kesimpulan adalah jawaban
masalah dari data yang diperoleh.
26
G. Jadwal Penelitian
No
.
Kegiatan
Tahun 2019/2020
Oktober November Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
x
2. Pembuatan
Proposal
x x
3. Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
x
x
4. Surat Izin
Riset
x X
5. Pengumpula
n Data
X
6. Pengolahan
dan Analisis
Data
x
x
x
7. Pembuatan
Laporan
x
8. Bimbingan
dan
Perbaikan
9. Agenda dan
Ujian
Skripsi
10. Perbaikan
dan
Penjilidan
27
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Kecamatan Muara Sabak Barat
Kecamatan Muara Sabak Barat adalah sebuah kecamatan diKabupaten
Tanjung Jabung Timurterdiri dari 7 kelurahan, yaitu merupakan wilayah
dataran dan bukan pesisir. Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini merupakan
salah satu kabupaten pecahan dari kabupaten Tanjung Jabung Barat pada
tanggal 21 oktober 1999 dengan dasar hukum yaitu Undang-Undang Nomor
54 Tahun 1999. Dimana Kabupaen Tanjung Jabung Timur memiliki 11
Kecamatan yang salah satunya adalah kecamatan Muara Sabak
Barat.kemudian terbagi lagi menjadi 93 desa/kelurahan dan Kecamatan juga
merupakan pemekaran kecamatan Muara Sabak.31
2. Visi dan Misi Kecamatan Muara Sabak Barat
a. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana instansi pemerintah
harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif, visi juga sebagai suatu
gambaran yang memandang keadaan masa depan yang diinginkan oleh
instansi pemerintah.Visi Kecamatan Muara Sabak Baratadalah Terwujudnya
aparatur Kecamatan Muara Sabak Barat yangBerinovasi, Patuh, Cakap dan
Unggul.32
31
Observasi peneliti Sejarah Singkat Kecamatan Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret
2020. 32
Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat.Rabu, Tanggal 11 Maret
2020.
28
b. Misi
Misi merupakan penjabaran dari Visi, dimana Misi harus seiring dan
searah dengan Visi yang sudah ditetapkan, sehingga tujuan dari Visi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.untuk mencapai Visi tersebut telah
ditetapkan Misi-misi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kecamatan
Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu:
1. Mewujudkan aparatur yang inovatif, berwawasan dan berdisiplin tinggi
dan berprestasi.
2. Terwujudnya aparatur yang taat pada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Mengedepankan musyawarah dalam segala kegiatan yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Menumbuhkembangkan sinergi dan koordinasi lingkup kecamatan dalam
pencapaian pelayanan prima.33
3. Letak Geografis
Kecamatan Muara Sabak Barat merupakan daerah berbukit dengan
ketinggian: 12-15 meter dari permukaaan laut dengan suhu 27oC – 37
oC.
Daerah ini terletak di antara koordinat: 00o, 31, 12, 00
o sampai dengan 11-42
lintang selatan dan 103o 31, 27 sampai dengan 103
o, 57 bujur timur. Di
Kecamatan Muara Sabak Barat terdapat 7 kelurahan diantaranya sebagai
berikut:
33
Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung Timur.
Rabu, Tanggal 11 Maret 2020.
29
1. Rano.
2. Parit Culum I.
3. Parit Culum II.
4. Teluk Dawan.
5. Talang Babat.
6. Nibung Putih.
7. Kampung Singkep.34
Adapun batas-batas Kecamatan Muara Sabak Barat adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuala Jambi.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Muara Sabak Timur.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dendang.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Geragai.35
Luas wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat adalah = 41.028 ha,
Terbagi atas:
34
Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020. 35
Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020.
30
Tabel 1.1
Luas Wilayah36
No. Nama Kelurahan Luas
1. Rano 1.840 ha
2. Nibung Putih 5.360 ha
3. Kampung Singkrep 3.880 ha
4. Parit Culum I 3.230 ha
5. Parit Culum II 7.130 ha
6. Teluk Dawan 6.598 ha
7. Talang Babat 9.470 ha
Jumlah 41.028 ha
Sumber: Muara Sabak Barat Dalam Angka 2016
Adapun jarak tempuh atau orbitasi (jarak ke pusat pemerintahan) dari
7 Kelurahan ke Kecamatan Muara Sabak Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Jarak Tempuh37
No. Nama Kelurahan Jarak
1. Rano 4 Km
2. Nibung Putih 1 Km
3. Kampung Singkrep 23 Km
4. Parit Culum I 5 Km
5. Parit Culum II 7 Km
6. Teluk Dawan 4 Km
7. Talang Babat 2 Km
Sumber: Muara Sabak Barat Dalam Angka 2016
4. Keadaan Demografi
a. Kependudukan
Selama periode 2011-2016 tidak ada terjadi pemekaran kelurahan
dusun dan RW di wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat.Satuan lingkungan
36
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020. 37
Tabel 1.2 Jarak Tempuh Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020.
31
setempat di Kecamatan Muara Sabak Barat berjumlah 21 Rukun Warga dan
100 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal
dasar pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah
penduduk Kecamatan Muara Sabak Barat pada akhir tahun 2016 mencapai
17.186 Jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 8.826 Jiwa dan perempuan
sebanyak 8.360 Jiwa.38
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Kecamatan Muara Sabak Barat Tahun 201639
No. Nama Laki-laki Perempuan Jiwa
1. Muara Sabak Barat 8.826 8.360 17.186
Jumlah Jiwa
Sumber: Muara Sabak Barat Dalam Angka Tahun 2016
38
Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020. 39
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Muara Sabak Barat Kab. Tanjung Jabung
Timur.Rabu, Tanggal 11 Maret 2020.
32
5. Struktur OrganisasiKecamatan Muara Sabak Barat
Bagan 1.1
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR CAMAT MUARA SABAK BARAT
6. Tugas dan Wewenang
Adapun Tugas dan Wewenang di Kecamatan Muara Sabak Barat
sebagai berikut:
1. Camat
Tugas dan wewenang Camat secara umum meliputi:
a. Koordinasi dalam bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Koordinasi upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum.
SEKCAM
IRWANUDIN, S.Ag
Kasubag Umum dan
Kepegawaian
AZHAR, SH
CAMAT
ARIE JULIAN S, S.IP, MH
Kasubag Perencanaan dan
Keuangan
M. RIONALDI, A.Md
Kasi Pemerintahan
SUKRI, S.P
Kasi PPM
EMAN SAPUTRA, SE
Kasi Trantib
FRANS FITRIA, A.Md
Kasi Kessos
MARISA SARIF, S.IP
33
c. Koordinasi penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan
walikota.
d. Koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
e. Koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh
perangkat daerah dan instansi vertikal di tingkat kecamatan.
f. Membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah kabupaten yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja
perangkat daerah kabupaten yang ada di kecamatan.40
2. Sekretaris Camat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai
membantu camat dalam melaksanakan tugas kesekretariatan yang meliputi:
a. Melaksanakan urusan umum seperti administrasi, tata usaha, membuat
laporan kepada camat.
b. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga Kecamatan.
c. Melaksanakan penyusunan perencanaan serta rancangan program
kecamatan.
d. Mengelola administrasi umum, kepegawaian dan keuangan kecamatan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan bidang
tugasnya.41
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sekretaris dibantu oleh sub
40
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Camat di Kecamatan Muara Sabak Barat.
Rabu, 11 Maret 2020. 41
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Sekretaris Camat di Kecamatan Muara Sabak
Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
34
bagian yang berkedudukan sebagai unsur pembantu sekretaris dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan urusan umum dan kepegawaian, dengan rincian tugas sebagai
berikut:
a. Menyusun rencana kerja sub bagian umum dan kepegawaian.
b. Menerima, membukukan, mendistribusikan surat masuk, menyortir dan
mengirimkan surat kepada satuan kerja lain.
c. Merencanakan kebutuhan, menginventarisir perlengkapan, melaksanakan
pengadaan dan melakukan perawatan barang inventaris kecamatan.
d. Menyusun, meneliti dan meregistrasi keputusan camat.
e. Menyusun standar operasional prosedur pada kecamatan.
f. Menghimpun data dan menyajikan informasi yang berhubungan dengan
sub bagian umum dan kepegawaian.
g. Melaksanakan pengelolaan aset dan barang daerah.
h. Menyiapkan, mengusulkan, mengolah data dan dokumentasi pegawai
yang meliputi kenaikan pangkat, permohonan izin dan tugas belajar, cuti,
perpindahan, pemberian tanda penghargaan/tanda jasa dan sanksi,
pemberhentian, kenaikan gaji berkala, tunjangan dan pension.42
2) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Sub bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas membantu
42
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian di
Kecamatan Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
35
sekretaris dalam melaksanakan urusan perencanaan dan keuangan dengan
rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja sub bagian perencanaan dan keuangan.
b. Menyusun dan menyiapkan rencana strategis, rencaana indikator
kinerja utama serta penetapan kinerja di lingkungan kecamatan.
c. Menyusun dan menyiapkan anggaran kegiatan pemerintahan kecamatan
meliputi dokumen KUA PPAS, RKA dan DPA.
d. Melaksanakan dan menyelenggarakan proses pengelolaan keuangan
meliputi pembukuan, perbendaharaan dan kas.
e. Melaksanakan urusan pembayaran gaji pegawai dalam lingkungan
pemerintahan kecamatan dan kelurahan.
f. Menyusun pertanggungjawaban keuangan kegiatan pemerintahan
kecamatan.
g. Membuat laporan keuangan kecamatan menghimpun dan menyusun
laporan realisasi fisik dan keuangan yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang menghimpun dan melakukan penyimpanan administrasi
pengelolaan keuangan.43
3. Seksi Pemerintahan Umum
Seksi Pemerintahan Umum mempunyai tugas membantu camat dalam
melaksanakan urusan pemerintahan, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kerja seksi pemerintahan umum.
b. Melaksanakan pembinaan administrasi kependudukan dan catatan sipil,
43
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan di
Kecamatan Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
36
informasi komunikasi serta ketenagakerjaan.
c. Melaksanakan penataan pertanahan dan batas kelurahan.
d. Menghimpun dan menyiapkan bahan pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan kelurahan.
e. Menghimpun data kependudukan informasi dan komunikasi, pertanahan,
pajak bumi, bangunan dan batas kelurahan.
f. Melaksanakan pembinaan kelompok informasi masyarakat.
g. Menyelenggarakan tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil.
h. Membantu melaksana.kan pengawasan orang asing dalam lingkungan
kecamatan dan kelurahan.
i. Membantu penyusunan pembentukan, penghapusan, pemekaran dan atau
penggabungan kelurahan.
j. Membantu penyelenggaraan pembuatan akta tanah, penerimaan pajak
bumi dan bangunan dan penerimaan pendapatan asli daerah lainnya.
k. Membantu kelancaran penetapan batas kecamatan dan kelurahan.
l. Membantu persiapan dan pelaksanaan ganti rugi objek land reform dan
ganti rugi tanah rakyat serta membantu pelaksanaan konsolidasi tanah
dan persiapan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.44
4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas membantu camat
dalam melaksanakan urusan pemberdayaan masyarakat, dengan rincian tugas
sebagai berikut:
44
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Seksi Pemerintan Umum di Kecamatan Muara
Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
37
a. Menyusun rencana kerja seksi pemberdayaan masyarakat.
b. Melaksanakan pembinaan perekonomian, kebudayaan, teknologi tepat
guna, lingkungan hidup dan kebersihan.
c. Menyelenggarakan musyawarah rencana pembangunan kecamatan.
d. Menghimpun data usaha mikro dan kecil di kecamatan.
e. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan
perempuan.
f. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan musyawarah rencana
pembangunan kelurahan.
g. Membantu pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
h. Menyusun jadwal dan melaksanakan gotong royong kebersihan
lingkungan melakukan pembinaan rukun tetangga, lembaga dan
organisasi kemasyarakatan.
i. Membantu pengembangan adat daerah dan menginventarisasi lembaga,
tokoh dan pemuka masyarakat.
j. Menghimpun data dan menyajikan informasi pemberdayaan masyarakat
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.45
5. Seksi Kesejahteraan Sosial
Seksi kesejahteraan mempunyai tugas membantu camat dalam
melaksanakan urusan kesejahteraan sosial, dengan rincian tugas sebagai
45
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan
Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
38
berikut:
a. Menyusun rencana kerja seksi kesejahteraan sosial.
b. Melaksanakan pembinaan mental dan spiritual masyarakat
dalamkecamatan.
c. Melaksanakan pembinaan peningkatan gizi keluarga di kecamatan.
d. Membantu penyelenggaraan pembinaan kegiatan sosial dikecamatan.
e. Membantu dan melaksanakan pemantauan penyaluran bantuan sosial dan
distribusi bantuan barang bagi korban bencana di kecamatan.
f. Menghimpun data penyandang masalah kesejahteraan sosial dan
membantu penanganan masalah-masalah sosial di kecamatan.
g. Menghimpun data peserta jaminan kesehatan masyarakat di kecamatan.
h. Melakukan pembinaan lembaga pengembangan tilawatil qur‟an di
kecamatan.46
6. Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum
Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas
membantu Camat dalam melaksanakan urusan ketenteraman dan ketertiban
umum, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja seksi ketentraman dan ketertiban.
b. Melaksanakan pembinaan kesatuan bangsa, wawasan kebangsaan dan
perlindungan masyarakat.
c. Melaksanakan pengawasan ketentraman dan ketertiban.
d. Membantu pelaksanaan pengawasan tertib perizinan.
46
Data Observasi tentang tugas dan fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan
Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
39
e. Melaksanakan pemberdayaan anggota polisi pamong praja yang ada di
kecamatan.
f. Melaksanakan pengawasan disiplin pegawai dalam lingkungan
kecamatan.
g. Membantu kelancaran penerimaan pajak, retribusi dan pendapatan daerah
lainnya dalam kecamatan.
h. Membantu pengawasan dan pengamanan aset-aset daerah dalam
kecamatan.
i. Membantu organisasi perangkat daerah terkait dalam pelaksanaan
penertiban dan penegakan peraturan daerah serta produk hukum
lainnya.47
7. Keadaan Kantor Camat Muara Sabak Barat
a. Sarana dan Prasarana Umum
Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
Kantor Kecamatan Muara Sabak Barat dilengkapi dengan sebidang tanah
untuk bangunan kantor seluas ± 1500 m2 dengan 1 (satu) bangunan gedung
kantor, Sedangkan untuk sarana dan prasarana Kecamatan memiliki
kendaraan dinas yang terdiri dari 2 (dua) unit kendaraan roda empat dan 8
(delapan) unit kendaraan roda dua, dimana kondisi kendaraan tersebut dalam
keadaan baik. Sarana dan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan baik
47Data Observasi tentang tugas dan fungsi Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum di
Kecamatan Muara Sabak Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
40
dari segi kualitas maupun kuantitas untuk menunjang pelayanan prima kepada
masyarakat.48
B. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam
Pencegahan,Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat bisa dikatakan masih muda
atau baru-baru saja dibentuk. Badan Narkotika Nasional TanjungJabung
Timur resmi dibentuk pada tanggal 9 Januari 2012 sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten dan
bekerja mulai 9 Januari 2012. BNNK Tanjung Jabung Timur dipimpin oleh
Bapak AKBP.Cecep Subaryat, SH dengan jumlah pegawai sebanya 34
orang.49
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur
yaitu Menjadi lembaga pemerintah non kementerian yang profesional dan
berintegritas mampu menyatukan dan menggerakkan komponen masyarakat,
bangsa dan negara dibidang P4GN diwilayah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
48
Data Observasi tentang Sarana dan Prasarana di Kantor Camat Muara Sabak Barat.
Rabu, 11 Maret 2020. 49
Data Observasi tentang Sejarah Singkat BNNK Tanjung Jabung Timur. Selasa, 10
Maret 2020
41
b. Misi
Misi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur
yaitu bersama instansi pemerintah dan komponen masyarakat, bangsa dan
negara melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama dibidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.50
3. Struktur Organisasi BNNK
Bagan 1.2
STRUKTUR ORGANISASI BNN
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
50
Data Observasi tentang Visi dan Misi di Kantor Camat Muara Sabak Barat. Rabu, 11
Maret 2020
KASUBBAG UMUM
Hj. NURHASMAYETI, SH
KASI CEGAH DAN
DAYAMAS
SAKTI WIJAYA, SE
KEPALA
AKBP. CECEP S, SH
KASI
PEMBERANTASAN
M. RIONALDI, A.Md
JABATAN FUNGSIONAL
KLINIK PRATAMA
KASI
REHABILITASI
SRI AGUSTINA, Am.KL
42
4. Tugas dan Wewenang Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
Badan Narkotka Nasional Kabupaten (BNNK) adalah instansi vertikal
Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang
Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam wilayah Kabupaten. seperti yang
telah di jelaskan dalam Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 4
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional
Kabupaten pasal 651 huruf a-f yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintah di bidang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang Pencegahan, Pemberdayaan
Masyarakat dan Rehabilitasi.
Untuk menegakkan peraturan-peraturan Negara, menjaga ketertiban
serta melindungi masyarakat dari dampak buruk yang diakibatkan oleh
Narkotika, maka pemerintah membentuk suatu badan beserta pegawai-
pegawainya yang khusus dibebani dengan pekerjaan itu.Badan inilah yang
disebut Badan Narkotika Nasional (BNN).Menurut Peraturan Bupati Tanjung
Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Pasal 4 Ayat 1, bahwa organisasi BNNK
terdiri dari:
a. Kepala;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pencegahan;
51
Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pasal 6.
43
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e. Seksi Pemberantasan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.52
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) bertugas
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang Badan Narkotika Nasional (BNN)
dalam wilayah Kabupaten.
Pasal 7
Kepala BNNK
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) bertugas:
a. Memimpin BNNK dalam pelaksanan tugas, fungsi dan wewenang Badan
Narkotika Nasional (BNN) dalam wilayah Kabupaten;
b. Mewakili Kepala Badan Narkotika (BNN) dalam melaksanakan
hubungan kerjasama Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dengan instansi pemerintah terkait
dan komponen masyarakat dalam wilayah Kabupaten.
Pasal 8
Sub Bagian Tata Usaha
(1) Sub Bagian Tata Usaha bertugas:
a. Melakukan penyiapan pelaksanaan penyusunan rencana program dan
anggaran ketatausahaan kantor;
b. Melakukan urusan tata persuratan dan urusan rumah tangga kantor;
c. Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi dan
hubungan masyarakat;
52
Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pasal 4 Ayat 1.
44
d. Melakukan bantuan hukum dan kerjasama evaluasi dan penyusunan
laporan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK).
(2) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten
(BNNK).53
Pasal 9
Seksi Pencegahan
(1) Seksi Pencegahan bertugas:
a. Melakukan kebijakan teknis Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
pencegahan dalam wilayah Kabupaten;
b. Menyusun dan merumuskan norma, stándar, kriteria dan prosedur
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pencegahan dalam wilayah Kabupaten;
c. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan instansi
pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam pelaksanaan
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pencegahan;
d. Melakukan pembinaan teknis Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
pencegahan dalam wilayah Kabupaten;
e. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pencegahan. (2) Seksi Pencegahan dipimpin
53
Ibid, Pasal 7-8.
45
oleh seorang Kepala Seksi yang bertanggungjawab kepada Kepala Badan
Narkotika Nasional Kabupaten.
Pasal 10
Seksi Pemberdayaan Masyarakat54
(1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat bertugas:
a. Melakukan kebijakan teknis Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Kabupaten;
b. Menyusun dan merumuskan norma, stándar, kriteria dan prosedur
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi
dalam wilayah Kabupaten;
c. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan instansi
pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam pelaksanaan
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi;
d. Melakukan pembinaan teknis Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Kabupaten;
e. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) dibidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.
54
Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pasal 10 Pemberdayaan Masyarakat.
46
(2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang bertanggungjawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional
Kabupaten.
Pasal 11
Seksi Pemberantasan55
(1) Seksi Pemberantasan bertugas:
a. Melakukan kebijakan teknis Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
Pemberantasan jaringan kejahatan terorganisir penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekusor dan bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah
Kabupaten;
b. Menyusun dan merumuskan norma, stándar, kriteria dan prosedur
Pemberantasan jaringan kejahatan terorganisir penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekusor dan bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah
Kabupaten;
c. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan instansi
pemerintah terkait dalam rangka Pemberantasan jaringan kejahatan
terorganisir penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,
prekusor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol dalam wilayah Kabupaten;
55
Ibid, Pasal 11.
47
d. Melakukan pembinaan tekni Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) dibidang
Pemberantasan dalam ranka pemetaan jaringan kejahatan terorganisir
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekusor
dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol dalam wilayah Kabupaten;
e. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan Pemberantasan
jaringan kejahatan terorganisir penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika, prekusor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan
adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah Kabupaten;
(2) Seksi Pemberantasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten.
48
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Peranan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dalam Pencegahan,Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat bisa dikatakan masih muda atau
baru-baru saja dibentuk. Badan Narkotika Nasional TanjungJabung Timur
resmi dibentuk pada tanggal 9 Januari 2012 sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten dan bekerja mulai 9
Januari 2012.56
Kejahatan narkoba adalah masalah serius yang mengancam setiap
orang pada setiap saat. Maka, dalam mengemban misi P4GN (Pencegahan
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika. Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam usianya yang
masih muda sedang bergegas menggandeng seluruh pihak termasuk instansi
pemerintah maupun swasta menjadi kader anti narkoba.Hal tersebut
dibuktikan dengan berbagai kegiatan maupun event BNNKabupaten Tanjung
Jabung Timur yang melibatkan instansi pemerintah dan swasta.57
56
Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Kabupaten. 57
Observasi peneliti tentang kegiatan BNN Tanjung Jabung Timur.09 Maret 2020.
49
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
AKBP. Cecep Subaryat, SHmenyampaikan sebagai berikut:
“Beliau menekankan pentingnya pelaporan pecandu narkoba kepada
BNN untuk mendapat perlindungan.Maka dari itu, AKBP. Cecep
Subaryat, SH untuk sementara ini melakukan test urine Kepala Desa
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan perangkatnya yang
dilakukakan secara bergilir di 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Lebih lanjut Kepala BNNKabupaten Tanjung
Jabung Timur menegaskan jika kepala desa menggunakan narkoba
maka selanjutnyaakan direkomendasikan untuk direhabilitasi ke panti
rehab atau dilakukan pembinaan secara hukum.58
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam
komitmennya dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Nartkotika atau yang disingkat (P4GN) mempunyai strategi
diantaranya:
1. Melakukan PencegahanPenyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika
Pemberantasan dan pencegahan ditujukan kepada masyarakat di
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, baik itu pemberantasan terhadap
penyalahgunaan narkotika itu sendiri maupun pencegahan terhadap seluruh
masyarakat agar diharapkan tidak akan melakukan tindakan penyalahgunaan
Narkotika ini. Sesuai dengan observasi peneliti bahwa dalam upaya
pencegahan ini maka BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur mengadakan
kegiatan dalam rangka mensosialisasikan ke berbagai tempat terutama di
sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Muara Sabak Barat.59
58
Hasil Wawancara bersama Bapak AKBP. Cecep Subaryat, SH. Kepala Badan Narkotika
Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selasa 10 Maret 2020. 59
Observasi peneliti tentang Upaya Pemberantasan, Pencegahan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat.
50
Seperti yang disampaikan oleh Bapak AKP. Gunawan, S.IP.,MH
selaku Kasi Pemberantasan Narkoba di BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur mengenai peran BNN sebagai berikut:
“Perannya sangat penting karena disini dari pihak BNN maupun
dikantor kecamatan sudah melakukan sosialisasi diberbagai
lingkungan terutama yang paling bnyak itu di sekolah-sekolah dan
kegiatan kami dari BNN yaitu Kegiatan diva (kegiatan yang diberikan
anggaran oleh Negara). Yang kedua, kegiatan Non diva (kegiatan
yang tidak memiliki anggaran dari Negara) karena anggaran di BNN
Tanjung Jabung Timur ini terbatas tetapi dari kantor ini sendiri lebih
bnyak bergerak dibidang non diva yaitu kerelaan sebagai BNN dalam
bidang pencegahan, pemberantasan, penyalgunaan, dan peredaran
gelap narkotika aau P4GN”.60
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dicermati bahwa
pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah
mengupayakan dalam pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dengan melakukan sosialisasi ke lingkungan
masyarakat dan sekolah-sekolah.Menurut keterangan wawancara upaya ini
dilakukan untuk mencegah masyarakat terutama generasi muda agar tidak
menggunakan narkoba atau sejenisnya.Menurut peneliti sosialisasi ke
masyarakat dan sekolah-sekolah sangat penting karena memberikan edukasi
serta pemahaman kepada masyarakat dan generasi muda agar tidak memakai
narkoba dan barang sejenisnya. Generasi muda yang masih rentan akan
pengaruh lingkungan dan pergaulan bebas harus menjadi target atau sasaran
60
Wawancara bersama Bapak AKP. Gunawan, S.IP., MH selaku Kasi Pemberantasan
Narkoba di BNN Tanjung Jabung Timur. Selasa, 10 Maret 2020.
51
utama dalam upaya pencegahan peredaran gelap narkotika khususnya di
Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.61
Tabel 1.4
Data Tentang Kasus Narkotika
Berdasarkan Peran BNN (2018-2020)
N0 TAHUN PENCE
GAHAN
PEMBERANTAS
AN
PENYALGU
NAAN
PEREDAR
AN
GELAP
JUMLA
H
1 2018 44 61 29,129 15,485 44,711
2 2019 52 107 14,185 14,184 38,405
3 2020 35 113 20,263 13,086 33,497
Sumber: BNN Kabupaten Tanjung Timur
Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Arie Julian Saputra, S.IP., MH
selaku Camat Muara Sabak Barat mengenai kegiatan yang dilakukan oleh BNN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai berikut:
“Kami merespon baik dan sangat mendukung setiap kegiatan atau pun
program yang dilaksanakan oleh BNN, baik itu sosialisasi ke
masyarakat maupun ke sekolah-sekolah.BNN Tanjung Jabung Timur
juga pernah bekerjasama dengan Kecamatan Muara Sabak Barat
menggelar Penyuluhan Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di lingkungan
Pemerintah dan Swasta, bertempat di Kecamatan muara Sabak
Barat.Pada kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh unsur Kecamatan,
Polsek, Kelompok UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Kecamatan
dengan harapan terciptanya liingkungan kerja bersih narkoba”.62
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dicermati bahwa
pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga
pernah melakukan kerjasama dengan pihak kecamatan Muara Sabak Barat
61
Observasi peneliti tentang pentingnya kegiatan atau program sosialisasi kepada
masyarakat dan generasi muda terhadap bahaya narkoba. 62
Wawancara bersama Bapak Arie Julian Saputra, S.IP., MH selaku Camat Muara Sabak
Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
52
untuk mengadakanprogram penyuluhan tentang pemberantasan, pencegahan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika diikuti oleh Polsek, UKM dan
masyarakat. Menurut peneliti program atau kegiatan seperti ini harus
ditingkatkan dan harus benar-benar terjaring kepada setiap lapisan
masyarakat, menginga bahwa bahaya dan pengaruh terhadap narkoba datang
dari berbagai arah.Jika masyarakat diberi pemahaman serta penyuluhan maka
kegiatan ini bisa meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan terkait dengan
narkoba.63
Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika maka Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Tanjung Jabung Timur melakukan fungsi kerja yang terbagi dalam Seksi
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat.Dimana seksi ini bertugas untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat dan stakeholder Narkotika dan
Prekursor Narkotika dan juga memberdayakan segenap potensi yang ada di
masyarakat dalam upaya pencegahan peredaran dan peyalahgunaan narkotika
dan Prekursor Narkotika. Contoh kegiatanya adalah tes Urine, dan lain- lain.
Upaya yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung
Timur pada bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2019 dalam
menaggulangi dan mencegah Narkotika yaitu dengan penyuluhan ke
masyarakat-masyarakat yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.Sosialiasi ke setiap sekolah-sekolah.64
63
Observasi peneliti tentang pentingnya kegiatan atau program sosialisasi BNN kepada
masyarakat dan generasi muda terhadap bahaya narkoba di Kecamatan Muara Sabak Barat. 64
Observasi peneliti tentang kegiatan atau program Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Februari-Agustus.
53
Peneliti mewawancarai Bapak Sakti Wijaya, SE selaku Kasi
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur mengenai peran dan manfaat dari kegiatansosialisasi sebagai berikut:
“Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan yang kita lakukan ini sangat
penting mengingat besarnya peran BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dalam Pemberantasan, Pencegahan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) khususnya di Kecamatan Muara
Sabak Timur ini. Program kita bukan hanya penyuluhan saja tapi juga
melakukan berbagai cara untuk mencegah dan menanggulangi melalui
media seperti, Media Online. BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur
sudah melakukan pencegahan dan penanggulangan melalui media
online yaitu melakukakan himbauan serta postingan akan bahaya
narkoba.Kedua. Media Penyiaran, BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur sudah melakukan pencegahan dan penanggulangan melalui
penyiaran Radio sebanyak 5 (Lima) kali,tujuannya agar masyarakat
mendengar dan memahami apa yang kami himbau. Ketiga, Media
Cetak.BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah melakukan
pencegahan dan penanggulangan melalui media cetak sebanyak 2
(Dua) kali agar masyarakat membaca himbauan kami terhadap bahaya
narkoba”.65
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dicermati bahwa kegiatan
yang dilakukan oleh BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini merupakan
bagian dari program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan
peredaran gelap narkotika (P4GN). Diharapkan warga desa juga ikut bekerja
sama dengan pihak pihak yang berwajib untuk memberantas narkoba. Sesuai
dengan keterangan wawancara dengan Kepala BNN bahwa BNN Tanjung
Jabung Timur juga sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah atau
lembaga pendidikan.Karena lembaga pendidikan berperan penting setelah
keluarga dalam membentuk kepribadian seseorang anak dari sekolah sampai
Perguruan Tinggi. Lembaga Pendidikan yang bersih dari narkoba
65
Wawancara bersama Bapak Sakti Wijaya, SE selaku Kasi Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat BNN Tanjung Jabung Timur. Selasa, 10 Maret 2020.
54
akanmelahirkan bibit-bibit generasi yang berprestasi dalam bermoral generasi
inilah yang menjadi tumpuan negeri ini di masa depan.
Peneliti mewawancarai salah satu pemakai yang sudah di rehabilitasi
mengenai peran dan danpak dari narkotika dalam pencegahan dan
pemeberantasan.
Jangan mencoba narkoba apapun jenisnya, Dampaknya sangat
berbahaya menghancurkan moral,ekonomi,sosial dan keluarga karna saya
salah satu mantan pecandu narkoba menjadi bukti pernah merasakannya.
Akibat pergaulan saya yang terlalu bebas dan terlalu banyak pikiran tentang
kebutuhan ekonomi dan masalah keluarga, rekan saya menawarkan untuk
mencoba pakai ini (narkoba), rasanya bikin kamu lebih fresh,kuat, dan
percaya diri dan saya Termakan rayuan rekan saya akhirnya dicoba dan itu
berkali-kali saya mencobanya, singkat cerita akhirnya saya memberanikan
diri datang ke Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menjalankan rehab.
Disitu saya mendapatkan pembinaan khusus dan berbaur langsung bersama
dokter kesehatan, psikolog, dan para pecandu lainya. Dan beberapa bulan
rehabilitasi dan dibina saya lebih percaya diri. Semenjak peristiwa pahit yang
saya rasakan itu membuat saya berjanji tidak akan menyentuh narkoba lagi.
2. Mendorong Peran Serta Masyarakat Dalam Menciptakan Lingkungan
Bebas Narkoba
Menghadapi kasus narkoba di tanah air yang semakin marak, maka
kita tidak memiliki pilihan lain selain bekerja sama bahu- membahu dengan
seluruh komponen masyarakat. Dukungan dan keikutsertaan masyarakat
55
maupun badan penegakan hukum, badan kesehatan, sosial dan pendidikan
yang terlibat dalam program pencegahan penyalahgunaan narkotika, sangat
diperlukan dalam menanggulani faktor-faktor berbahaya yang dapat
mendorong berkembangnya penyalahgunaan narkotika.Masyarakat
mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.Masyarakat mempunyai hak dan
tanggung jawap dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Narkotika.66
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mewawancarai Bapak AKP.
Gunawan, S.IP., MH selaku Kasi Pemberantasan Narkoba di BNN Kabupaten
Tanjung Jabung Timur mengenai Peran serta dukungan masyaraka sebagai
berikut:
“Tentu masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika.
kerjasama bisa diwujudkan dalam bentuk seperti mencari,
memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana Narkotika dan melaporkan kasus tersebut kepada
penegak hukum atau BNN yang menangani perkara tindak pidana
Narkotika, artinya kerja sama dan peran aktif masyarakat sangat
membantu kami pihak BNN dalam menjalankan tugas Pemberantasan,
Pencegahan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika”.67
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa peran
masyarakat dalam pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika sangat penting karena masyarakat bisa
berkontribusi dan mencari informasi langsung terkait penyalahgunaan
narkotika tersebut. Menurut peneliti masyarakat bisa melaporkan ke penegak
66
Observasi Peneliti tentang Peran serta masyarakat dalam pemberantasan Narkotika. 67
Wawancara bersama Bapak AKP. Gunawan, S.IP., MH selaku Kasi Pemberantasan
Narkoba di BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur. Selasa, 10 Maret 2020.
56
hukum terkait dengan penyalahgunaan narkotika ini sehingga membantu
menjalankantugas BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selanjutnya
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat adalah
upaya BNN untuk memberi kekuatan masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengidentifikasi dan
memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan melakukan upaya-
upaya untuk mencapai kebutuhan tersebut.68
Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Arie Julian Saputra, S.IP.,
MH selaku Camat Muara Sabak Barat mengenai peran serta masyarakat
dalam pemberantasan narkoba sebagai berikut:
“Peran masyarakat sangatlah penting terutama dalam usaha
pencegahan masalah narkoba, tokoh-tokoh masyarakat diharapkan
untuk mendorong dan menggerakkan, terutama para orang tua, para
remaja, sekolah, kelompok masyarakat, dan organisasi-organisasi
sosial di sekitar lingkungan untuk mencegah masalah narkoba secara
terpadu. Tokoh masyarakat perlumemahami masalah penyalahgunaan
narkoba, harus memahami upaya pencegahan dan penanggulangan di
masyarakat.Selanjutnya masyarakat mengadakan pengamatan situasi
dan kondisi lingkungan di wilayahnya mengenai masalah
penyalahgunaan.Masyarakat juga menggalang potensi yang ada di
masyarakat yang dapat membantu pelaksanaan penanggulangan di
sekolah dan lingkungan.69
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti bersama Bapak AKP.
Gunawan, S.IP., MH dan Bapak Arie Julian Saputra, S.IP., MH maka dapat
disimpulkan bahwa BNN harus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
salahsatunya adalah masyarakat. Dimana peran masyarakat yang
sangatstrategis dalam upaya pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan
68
Observasi Peneliti tentang Pentingnya Peran serta masyarakat dalam pemberantasan
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat. 69
Wawancara bersama Bapak Arie Julian Saputra, S.IP., MH selaku Camat Muara Sabak
Barat. Rabu, 11 Maret 2020.
57
dan peredaran gelap narkotika.Oleh karena itu, menurut peneliti selain
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pemberantasan maka tidak kalah pentingnya masyarakat, remaja dan anak
sekolah di edukasi tentang bahaya narkoba agar tidak terjerumus
kedalamnya.70
3. Penyediaan Sarana Rehabilitasi Bagi Penyalahguna dan Pecandu
Narkoba
Rehabilitasi adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka pemulihan
nama baik maupun hak seseorang yang hilang agar kembali utuh karena suatu
keputusan dari hakim bahwa orang yang bersangkutan telah bersalah. Pada
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur Seksi
Rehabilitasi ini bertugas memfasilitasi bagi para pengguna atau korban
penyalahgunaan Narkotika untuk di rehabiltasi, baik rehabilitasi rawat jalan
maupun rehabilitasi rawat inap.
Sejauh ini Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung
Timurmenyatakan apabila seseorang itu telah positif penyalahguna narkoba
baik itu akibat pengaduan orang tua maupun tertangkap oleh BNN saat razia
maka akan diadakan skrining test. Apabila di dalam skrining test tersebut dia
telah positif sebagai pengguna narkoba maka akan dianjurkan untuk segara
direhabilitasi, dengan menggunakan assesmen untuk menentukan sampai
tingkat mana penyalahguna nya tersebut.
70
Observasi Peneliti tentang Pentingnya Peran serta masyarakat dalam pemberantasan
Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat.
58
Hal diatas sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak AKBP. Cecep
Subaryat, SH selaku Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung
Jabung Timur terkait dengan rehabilitasi pengguna narkoba sebagai berikut:
“Selain menerima aduan atau laporan dari masyarakat, kami juga
sering mengadakan razia di tempat-tempat tertentu untuk menjaring
pengguna narkotika dan setiap yang kami tangkap maka akan dites
terlebih dahulu, mereka itu positif pengguna atau tidak. Jika mereka
positif maka mereka harus menjalankan proses rehabilitasi. Unuk
panti rehabilitasi terbagi menjadi dua bagian yaitu Rehabilitasi rawat
jalan, yang langsung berada di Badan Narkotika Nasioinal Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan Rehabilitasi rawat inap yang ada di
provinsi atau pun pusat.Sejauh ini tingkat keberhasilan Badan
Narkotika Kabupaten Tanjung Jabung Timurpada tahun 2017 hingga
dengan saat ini 2020 telah terhitung 80 orang sebagai rawat jalan dan
rawat inap sebanyak 10 orang.”71
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa selain
menerima aduan atau laporan dari masyarakat, pihak BNNKabupaten
Tanjung Jabung Timur juga sering mengadakan razia di tempat-tempat
tertentu untuk menjaring pengguna narkotika dan setiap yang kami tangkap
maka akan dites terlebih dahulu, jika mereka positif maka mereka harus
menjalankan proses rehabilitasi. Menurut peneliti kinerja dari BNN
KabupatenTanjung Jabung Timur cukup baik.Sejauh ini tingkat keberhasilan
Badan Narkotika Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2017 hingga
dengan saat ini 2020 telah terhitung 80 orang sebagai rawat jalan dan rawat
inap sebanyak 10 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa BNN Kabupaten
Tanjung Jabung Timur sudah melakukan berbagai upaya
71
Wawancara bersama Bapak AKBP. Cecep Subaryat, SH. Kepala Badan Narkotika
Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selasa 10 Maret 2020.
59
untukpemberantasan, pencegahan,penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika.72
Untuk sarana rehabilitasi bagi para pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika dibagi menjadi dua yaitu:
a. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.
b. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu fisik, mental, maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Ibu Sri Agustina, Am, KL
selaku Kasi Rehabilitasi di BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengenai
proses rehabilitasi yang dijalankan oleh pecandu dan korban narkoba sebagai
berikut:
“Kalau untuk proses rehabilitasi itu harus sesuai dengan aturan yang
ada ya, untuk rehabilias medis pecandu narkoba itu dilakukan dirumah
sakit yang di tunjuk oleh Menteri atau lembaga Rehabilitasi tertentu
yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat dapat
melakukakan rehabilitasi medis pecandu narkotika setelah mendapat
persetujuan Menteri. yang kedua,rehabilitasi atau metode peyembuhan
Pecandu Narkotika yang diselenggrakan oleh instansi pemerintah atau
masyarakat juga tapi melalui pendekatan keagamaan dan tradisional,
atau bisa juga melalui pendekatan-pendekatan yang persuasif lah.
karena kita kan harus mengenal terlebih dahulu apa saja faktor
seseorang memakai narkoba, kalau masih bisa dibina dengan cara
baik-baik ya kita bina,kita usahakan sampe sembuh.”73
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa proses
rehabilitasi sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sesuai dengan
72
Observasi peneliti tentang proses rehabilitasi dan pencapaian kinerja BNN Tanjung
Jabung Timur. 73
Wawancara bersama Ibu Sri Agustina, Am, KL selaku Kasi Rehabilitasi di BNN
Tanjung Jabung Timur.Selasa 10 Maret 2020.
60
hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa bidang
rehabilitasi terdiri atas seksi penguatan lembaga rehabilitasi dan seksi pasca
rehabilitasi. Tugas seksi rehabilitasi penguatan lembaga rehabilitasi adalah
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana
strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, asesmen bagi penyalahguna dan
pecandu narkotika, peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, pembinaan
teknis P4GN kepada BNNK/Kota , dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam
wilayah provinsi.74
B. Kendala BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
1. Minimnya Dana Operasional Pemberantasan Narkoba
Ini yang menjadi kelemahan dan kendala dalam menjalankan tugas
pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaandan peredaran narkotika di
wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Kelemahan itu, baik dalam memaksimalkan kinerja tim maupun dalam
mensosialisasikan dampak buruknya narkoba bagi masyarakat, pelajar dan
generasi muda. Demikian juga program penembakan di tempat bagi pengedar
atau bandar narkoba sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena
minimnya dana operasional. Selain itu sampai saat ini belum ada tertangkap
74
Observasi peneliti tentang proses rehabilitasi dan mekanisme rehabilitasi di
BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur.
61
bandar narkoba yang menjadi incaran.Personel dan senjata juga minim di
BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Kendala ini sudah beberapa kali
disampaikan kepada Polres, termasuk anggaran yang di butuhkan sudah
disampaikan kepada Bupati, baik secara langsung maupun melalui
musrenbang daerah.75
Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Sakti Wijaya, SE selaku
Kasi Pemberantasan di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung
Timur mengenai dana operasional kegaiatan sebagai berikut:
“Kendala kami dalam pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan
dan peredaaran gelap narkotika karena anggaran di BNN ini terbatas.
Tetapi dari kantor ini sendiri lebih bnyak bergerak dibidang non diva
yaitu berupa kerelaan sebagai BNN dalam bidang pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika.
Kegiatan ini dilakukan di setiap sekolah 1 minggu 2x dan himbauan
juga kepada guru-guru untuk mengingatkan stop narkoba terutama
dikalangan remaja atau siapa pun. Alat-alat operasional juga masih
kurang,kemudian karena terbatasnya anggaran maka kegiatan razia
juga tidak bisa sering-sering kami lakukan mengingat biaya
operasional penangkapan,penyergapan dan lain-lain masih kurang”.76
Peneliti juga mewawancarai Bapak Irwanudin, S.Ag selaku Sekretaris
Camat Muara Sabak Barat mengenai biaya operasional di BNN Kabupaten
Tanjung Jabung Timur sebagai berikut:
“Terkendala oleh biaya operasional penyelidikan yang besar dan
sampai saat ini belum tercukupi.Untuk penyelidikan, waktu yang
dibutuhkan minimal satu bulan dan anggota di lapangan untuk itu
pasti butuh makan, tempat, itu yang selama ini kami masih
kesulitan,Selain masalah-masalah tersebut.maka dalam proses
pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap
75
Observasi peneliti tentang minimnya alokasi danaoperasional dan kegiatan di BNN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 76
Wawancara bersama Bapak Sakti Wijaya, SE selaku Kasi Pemberantasan di Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selasa, 10 Maret 2020.
62
narkoba BNN juga terkendala oleh persenjataan dan alat pemantau
yang kurang dan kalah dengan yang dimiliki oleh jaringan. BNN, juga
dihadapkan pada keterlibatan oknum aparat penegak hukum yang
dilapangan justru menghambat pemberantasan peredaran
narkoba.padahal kami sangat mendukung dan berupaya untuk
membantu pihak BNNdalam pemberantasan narkoba ini”.77
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa proses
pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah
berjalan baik namun masih ada kendala yang dihadapi salah satunya adalah
minimnya dana operasional. Dana tersebut seharusnya digunakan dalam
proses pemberantasan narkoba di Tanjung Jabung Timur, akan tetapi dengan
dana yang terbatas membuat proses pemberantasantidak bisa dilakukan
dengan maksimal. Menurut peneliti pemerintah harus memperhatikan ini
mengingat bahwa narkoba merupakan musuh bersama yang harus kita
perangi dengan bekerjasama pula baik dalam program maupun
pemberantasannya. Setiap program harusmempunyai dana maka oleh sebab
itu alokasi dana untuk BNNK Tanjung Jabung Timur sangat perlu ditambah
dan ditingkatkan lagi.78
2. Kurangnya Petugas Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba
Sesuai dengan hasil observasi peneliti di kantor Badan Narkotika
Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur bahwasanya pegawai dibidang
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat berjumlah 3 orang dan Petugas
dibidang Pemberantasan sebanyak 4 orang. Menurut peneliti bahwa jumlah
77
Wawancara bersama Bapak Irwanudin, S.Ag selaku Sekretaris Camat Muara Sabak
Barat Kab. Tanjung Jabung Timur. Rabu, 11 Maret 2020. 78
Observasi peneliti tentang minimnya alokasi dana operasional dan kegiatan di
BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur.
63
petugas pencegahan dan pemberantasan tersebutdirasakan belumlah cukup
untuk mengcover seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Oleh karena itu sangat perlu untuk penambahan jumlah petugas dan
personil baik dalam menjalankan program maupun pemberantasan berupa
penangkapan, razia dan lain sebagainya.79
Seperti yang disampaikan oleh Bapak AKBP. Cecep Subaryat, SH
selaku Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur
sebagai berikut:
“Kalau kendala kita yang paling mendasar itu anggaran yaa. Selain itu
kendalanya ada pada jumlah petugas yang masih sedikit sedangkan
kasus-kasus, tugas atau pun program yang kita laksanakan banyak,
Jadi seperti kurang maksimal. pihak kita pun jika ingin menambah
jumlah petugas baik dibidang pencegahan maupun bidang
pemberantasan itu kan butuh dana juga, sedangkan anggaran kita
terbatas. Jadi, sekarang kita memanfaatkan SDM yang ada saja untuk
melaksanakan operasional dan tugas lainnya”.80
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat dicermati bahwasanya
kendala yang dihadapi oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dalam pemberantasan, pencegahan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika adalah karena jumlah petugas atau personil yang
masih sedikit. Hal itu disampaikan oleh Kepala BNNKabupaten Tanjung
Jabung Timur. Menurut peneliti jumlah petugas sangatlah berpengaruh
terhadap kinerja dan percepatan pemberantasan maupun pencegahan
mengingat jumlah kasus narkoba yang tidak menentu. Dimana petugas
79
Observasi peneliti tentang kurangnya petugas pencegahan dan pemberantasan narkoba
di BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur. 80
Wawancara bersama Bapak AKBP. Cecep Subaryat, SH. selaku Kepala BNNKabupaten
Tanjung Jabung Timur. Rabu 11 Maret 2020.
64
dituntut untuk selalu siap siaga dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemberantas narkoba.81
C. Upaya BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
1. Meningkatkan Kerja Sama dengan POLRI, TNI dan Masyarakat
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga
bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan TNI, Kecamatan dan masyarakat
dalam upaya mencegah dan menanggulangi tindak pidana narkotika. Salah
satu upaya yang mereka lakukakan adalah melakukan sosialisasi bahaya
narkoba ke desa-desa dan melakukan penyuluhan ke tiap kecamatan yang ada
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.82Seperti yang disampaikan oleh Bapak
AKBP. Cecep Subaryat, SH selaku Kepala Badan Narkotika Kabupaten
Tanjung Jabung Timurmengenai kerjasama dengan berbagai pihak sebagai
berikut:
“Kedepannya kami akan meningkatkan kerjasama dengan semua
pihak, siapapun itu baik Kepolisian, TNI, masyarakat dan swasta
karena narkoba itu kan sindikat kejahatan yang besar yang memiliki
jaringan dimana-mana sehingga peran aktifmasyarakat sangat
dibutuhkan. kami juga akan tetap melaksanakan program ke tengah-
tengah masyarakat baik berupa penyuluhan di tiap kecamatan dan ke
sekolah-sekolah, melakukan seminar dan lain-lainnya.”83
81
Observasi peneliti tentang kurangnya petugas pencegahan dan pemberantasan narkoba
di BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur. 82
Observasi peneliti tentang pentingnya meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian, TNI
dan Masyarakat dalam proses pemberantasan narkoba. 83
Wawancara bersama Bapak AKBP.Cecep Subaryat, SH selaku Kepala Badan Narkotika
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Rabu, 11 Maret 2020.
65
Hal yang sama juga yang disampaikan oleh Bapak Arie Julian
Saputra, S.IP., MH selaku Camat Muara Sabak Barat mengenai program
kerjasama dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BNN Kabupaten Tanjung
Jabung Timur sebagai berikut:
“Iya benar kerjasama ini dijalin agar membantu BNN maupun
Kepolisian, TNI dalam pemberantasan dan pencegahan penyebaran
narkoba di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan khususnya di
Kecamatan Muara Sabak Barat ini.Adapun tujuan dari
dilaksanankannya penyuluhan tersebut adalah untuk memberikan
wawasan dan pengertahuan kepada masyarakat, mulai dari generasi
muda hingga orang tua tentang bahannya narkoba. Begitu juga dengan
dampak buruk yang ditimbulkan, serta meningkatkan kesadaran
masyarakat akan peran penting dalam menentukan masa depan
bangsa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika
(P4GN). Diharapkan warga desa juga ikut bekerja sama dengan pihak
pihak yang berwajib untuk memberantas narkoba”.84
Berdasarkan wawancara peneliti bersama Kepala BNN Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan Camat Muara Sabak Barat maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh BNN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat bagus dan bermanfaat demi
pengetahuan dan upaya untuk memberantas narkoba. BNNKabupaten
Tanjung Jabung Timur juga sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah
atau lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan berperan penting
setelah keluarga dalam membentuk kepribadian seseorang anak dari sekolah
sampai Perguruan Tinggi. Menurut peneliti Lembaga Pendidikan yang bersih
dari narkoba akan melahirkan bibit-bibit generasi yang berprestasi dalam
bermoral generasi inilah yang menjadi tumpuan negeri ini di masa depan.
84
Wawancara bersama Bapak Arie Julian Saputra, S.IP., MH selaku Camat Muara Sabak
Barat Kabupaten Tanjung Timur. Selasa, 10 Maret 2020.
66
Karena situasi inilah, BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyadari
bahwa penting sekali upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba memalui
program sosialisasi bahaya narkoba kepada pelajar.85
2. Pelibatan Media Massa
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur tesebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman
mengenai narkotika secara menyeluruh mulai dari pengetahuan tentang jenis
jenis narkotika serta dampak apa saja yang ditimbulkan dari narkotika
tersebut serta ancaman hukuman bagi penyalahgunaan narkotika. Namun bagi
masyarakat yang belum mengikuti acara BNN tersebut bisa mengakses
program sosialisasi BNN melalui Media Massa dan Sosial. Dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini menuntut agar semua kalangan
bisa mengakses dan mendapatkan informasi.86
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sakti Wijaya, SE selaku Kasi
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur sebagai berikut:
“Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan ini ditujukan bagi semua
kalangan masyarakat ya baik bagi masyarakat yang bukan pengguna
agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika maupun bagi
para pelaku penyalahguna narkotika. Kegiatan rutin yang dilakukan
oleh bagian pencegahan dan pemberdayaan masyarakat BNN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terus diadakan. Kami juga
memposting di Media Sosial dan Media Massa seperti Koran setiap
kegiatan yang kami lakukan, agar masyarakattau apa yang kami
sampaikan dan upaya-upaya ini tentunya agar semua kalangan
85
Observasi peneliti tentang Kerjasama antara BNN Tanjung Jabung Timur dan
masyarakat dalam meningkatkan program dan kegiatan pencegahan narkoba. 86
Observasi peneliti tentang pelibatan media massa dalam pemberantasan, pencegahan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
67
masyarakat mendapatkan informasi yang sama mengenai bahaya
narkoba”.87
Berdasarkan wawancara diatas maka bisa dipahami bahwa Kasi
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Tanjung Jabung
Timur telah mengupayakan berbagai cara untuk memberantas narkoba, baik
melalui media massa maupun media sosial serta media cetak untuk
mensosialisasikan guna memberikan pemahaman kepada seluruh kalangan
masyarakat agar tidak terjerumus kedalam bahayanya narkoba
tersebut.Menurut peneliti upaya tersebut harus mendapatkan dukungan dan
apresiasi dari pemerintah dan masyarakat, namun sayangnya kegiatan demi
kegiatan yang diadakan oleh BNN Kabupaten Tanjung Jabung Tmur tetapi
pemerintah belum juga meningkatkan alokasi anggaran agar meningkatkan
program dan kegiatan BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selanjutnya
yang harus ditingkakan adalah membangkitkan dan memberdayakan segala
potensi masyarakat, bangsa, dan negara untuk bersatu pada membangun
komitmen menyatakan perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
pemberantasan gelap narkoba.88
3. Pelaksanaan Penegakan Hukum Secara Tegas dan Konsisten
Bagi para penegakan hukum para pelaku peredaran narkoba menurut
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 ditambah lagi dengan adanya
87
Wawancara bersama Bapak Sakti Wijaya, SE selaku Kasi Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat BNN Tanjung Jabung Timur. Rabu, 11 Maret 2020. 88
Observasi peneliti tentang pelibatan media massa dalam pemberantasan, pencegahan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
68
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018. semngat pemberantasan tindak
pidana narkotika, sehingga Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tidak
hanya mengatur pemberantasan sanksi pidana bagi penyalahgunaan narkoba
saja,melainkan juga bagi penyalahgunaan untuk pembuatan narkoba.
Penegakan hukum dan sanksi pidana narkoba ini diwujudkan dalam bentuk
pidana minimum khusus,pidana penjara 20 tahun, pidana penjara seumur
hidup maupun pidana mati yang didasarkan pada golongan,jenis, ukuran dan
jumlah narkoba. Dengan harapan adanya pemberataan sanksi pidana ini maka
pemberantasan tindak pidana narkotika menjadi efektif serta mencapai hasil
yang maksimal.89
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Irwanudin, S.Ag selaku
Sekretaris Camat Muara Sabak Barat mengenai upaya penegakan hukum
narkoba sebagai berikut:
“Selama ini dari BNN itu mengadakan kegiatan atau program yaitu
memberikan pelatihan-pelaihan ketempat lingkungan pendidikan,
lingkungan swasta, pemerintah, dan masyarakat supaya mereka
menjadi perpanjangan lidah dari pada BNN untuk memberikan materi
sosialisasi ini dari segi pencegahan. Kalau dari segi pemberantasan itu
sockterapi atau meberitahu langsung bahwa siapa yang menggunakan
narkoba hukuman nya paling tidak seumur hidup atau hukuman mati
walaupun kenyataannya kan tidak semua begitu tapi sockterapi yang
diberikan dan untuk upaya di rehabilitasi. Misalnya supaya orang yang
menggunakan narkoba itu agar bias melaporkan diri ke BNN untuk
berobat, itu yang selalu diberikan upaya-upaya trus supaya mereka
mengerti bahwa peredaran narkoba itu, tapi dari pemahaman
masyarakat sekarang dalam arti rehabilitasi itu sendiri kata nya
ditangkap / dipenjara ternyata itu tidak lah benar jadi untuk itu upaya
kami dari pihak Kecamatan menyakinkan masyarakat bahwa narkoba
itu sangat berbahaya bagi dampak sosial, kesehatan, dan meyakinkan
masyarakat dari segi hukum bahwasanya rehabilitasi atau
89
Observasi peneliti tentang penegakan hukum tegas dan konsisten dalam pemberantasan
penyalahgunaan narkotika.
69
pemberantasan itu bukan ditangkap atau dipenjarakan tapi diobati.
artinya penegakan hukum dalam pemberantasan narkoa harus
ditegakkan secara tegas dan konsisten”.90
Berdasarkan wawancara diatas bersama Sekretaris Camat Muara
Sabak Barat maka dapat disimpulkan bahwa pihak kecamatan Muara Sabak
Barat sangat mendukung seluruh kegiatan dan program yang dilaksanakan
oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Jabung Timur agar
proses pemberantasan,pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika bisa berjalan dengan baik. Sekretaris Camat Muara Sabak Barat
juga mengatakan bahwa pihaknya akan semaksimal mungkin bekerjasama
dengan BNN dan penegak hukum lainnya dalam upaya P4GN guna
menyikapi Indonesia darurat narkoba.Kondisi bangsa Indonesia saat ini,
permasalahan narkoba yang sudah masuk ke dalam kondisi darurat, dimana
tingkat penyalahgunaanya sudah sangat meresahkan berbagai pihak. Oleh
sebab itu menurut peneliti kita harus lebih berhati-hati dan berupaya
semaksimal mungkin untuk menekan penyalahgunaan narkoba yang suatu
saat dapat mengancam lingkungan kita.Menanggulangi masalah narkoba bisa
dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, serta lingkungan
kerja baik pemerintah dan swasta secara bersama-sama menginformasikan
tentang narkoba dan permasalahannya dengan harapan memiliki pemahaman,
kesadaran dan memilki sikap menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba.91
90
Wawancara bersama Bapak Irwanudin, S.Ag selaku Sekretaris Camat Muara Sabak
Barat. Selasa, 10 Maret 2020. 91
Observasi peneliti tentang pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat dan
penegakan hukum secara tegas dan konsisten.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Peran
BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung
Jabung Timurmaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur adalah dengan melakukan pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, mendorong peran serta
masyarakat dalam menciptakan lingkungan bebas narkoba dan
penyediaan sarana rehabilitasi bagi penyalahguna dan pecandu narkoba.
2. Kendala BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur adalah minimnya dana operasional dan kurangnya
petugas pencegahan dan pemberantasan narkotika.
3. Upaya BNN Dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur adalah dengan meningkatkan kerjasama dengan
kepolisian, TNI dan masyarakat, pelibatan media massa dan
melaksanakan penegakan hukum secara tegas dan konsisten.
71
B. Saran
1. Hendaknya BNNKabupaten Tanjung Jabung Timur, khususnya
Kecamatan Muara Sabak Barat lebih bekerja keras untuk memberantas
Tindak Pidana Narkotika supaya masyarakat yang ada di Kecamatan
Muara Sabak Barat bebas dari Narkoba.
2. Disarankan agar BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur tidak sekedar
melakukan sosialisasi atau penyuluhan-penyuluhan saja. BNN Kabupaten
Tanjung Jabung Timur perlu merancang pemikiran baru agar lebih aktif
lagi dalam memberantas Narkotika.
3. Hendaknya BNN Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengenai masalah
kendala- kendala atau hambatan-hambatan yang ada, agar segera diatasi
dan diselesaikan. Supaya dalam melakukan tugas dalam memberantas
Narkotika di Tanjung Jabung Timur cepat teratasi.
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007.
Akhyar Ari Goy dkk. Pemberantasan Gelap Narkotika, Pusat
Pengkajian,Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Jakarta: 2014.
Burha Bungin,Penelitian Kualitatif:Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik,
dan Ilmu sosial Lainnya, Jakarta Kencana, 2017.
Chairudin dan dkk, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak
Pidana Korupsi, Bandung: PT Refika Aditama 2009.
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,Cet
Ke-7 Bandung: Alfabeta, 2017.
Heriady Willy, Berantas Narkotika tak cukup hanya bicara(Tanya
Jawaban dan Opini), Yogyakarta: UII Press, 2005.
Makarao, Moh. Taufik. Tindak Pidana Narkotika, Ghalia
Indonesia,2003.
Muammar Himawan, Pokok-Pokok Organisasi Modern. Jakarta: Bina Ilmu,
2004.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, jambi: Syari‟ah Press
IAIN STS, 2014.
Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, dalam kajian
Sosiologi Hukum, Jakarta: Grafindo Persada, 2004.
Soerjono Sukanto, Sosiologi Pengantar. Jakarta: Rajawali Press,
2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. Ke 21.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Tim Ahli, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta Timur,
2009.
73
B. Peraturan Perundang- Undangan
UU Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Peraturan Bupati Tanjung Jbung Timur Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkitika Nasional Kabupaten.
C. Lain-lain
Arika Mahmuda, Peranan Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda
dalam Pencegahan Masalah Narkoba di Kota Samarinda. Jurnal.
MahasiswaProgram Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Sosial dan
Politik Universitas Mulawarman. Samarinda, 2015.
Dovriadi Karo, Peranan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
Karo Dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana
Narkitika. Skripsi, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Medan
Area. 2019.
Fransiska Novita Eleonora, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha
Pencegahan Dan Penanggulangan (Suatu Tinjauan Teoritis). Jurnal,
Fakultas Hukum Universitas MPU Tantular. Vol, XXV, No. 1.
Jakarta: April, 2011.
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: PedomanWawancara
DaftarPertanyaan:dikantor BNN
1. BagaimanaPeran BNN DalamPencegahan, Pemberantasan,
PenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkotika?
2. SejauhiniapasajaKendalaatauhambatan yang ditemui BNN
DalamPencegahan, Pemberantasan,
PenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkotika?
3. Bagaimanaupaya BNN dalampencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaandanperedaranGelapNarkotika?
4. Seberapabesardampak yang ditimbulkandaripenyalahgunannarkoba?
5. jumlahpenyalahgunaannarkotikapadatahun 2018-2020
sekrangapakahtetapsamaataumalahsebaliknya?
6. Peredarandanpenyalahgunaannarkotikadalammasyarakatharusdicegahdand
itanggulangi.
UpayapencegahaninidilaksanakansesuaidengandikeluarkannyaUndang-
undangatautidak,?
7. Gimanakebijakankantorbnntentangperedarangelapnarkoba?
8. Apakahminum-
minumankerasbisamendorongatautermasukpenyalahgunaannarkoba?
9. Kenaparemajadangenerasimudabisamenajdisasaranutamabagipengedarnar
koba?
10. Jenishukumanuntuk orang yang
memakainarkobaitusamaatauberbedahsesuaiumur?
11. Jikamelihataktivitas yang mencurigakan yang menjuruspadanarkoba, apa
yang harusdilakukanpertama kali?
12. Adakahhimbauankantorbnninibagipemerintahmaupunmasyarakatterkaitde
nganmasalahnarkoba?
13. Program ataukegiatan yang dilakukanbnndalampemberantasan,
penyalahgunaan ,peredaran, peredarangelapNarkotika?
75
DaftarPertanyaan : dikantorcamat
1. BagaimanaPeran BNN DalamPencegahan, Pemberantasan,
PenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkotika di KecamatanMuaraSabak
Barat KabupatenTanjungJabungTimur?
2. BagaimanaKendala BNN DalamPencegahan, Pemberantasan,
PenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkotika di KecamatanMuaraSabak
Barat KabupatenTanjungJabungTimur?
3. BagaimanaUpaya BNN DalamPencegahan, Pemberantasan,
PenyalahgunaandanPeredaranGelapNarkotika di KecamatanMuaraSabak
Barat KabupatenTanjungJabungTimur?
4. Sejarahkecamatan?
5. Visimisidarikecamatanmuarasabakbarat?
6. Sejarahkecamatanmuarasabakbarat?
7. Letakgeografis?
8. Demografi (jumlahpenduduk)?
9. Strukturorganisasi?
10. Tugasdanfungsikecamatanmuarasabakbarat?
76
LAMPIRAN DAFTAR INFORMAN
No. Nama Jabatan
1. AKBP. CecepSubaryat, SH Kepala BNNK Tanjabtim
2. SaktiWijaya, SE KasiCegahdanDayamas BNNK
3. Sri Agustina, Am.KL KasiRehabilitasi BNNK
4. AKP. Gunawan, S.IP., MH KasiPemberantasan BNNK
5. Arie Julian S, S.IP., MH CamatMuaraSabak Barat
6. Irwanudin, S,Ag Sekretaris Camat
6. Jahaluddin Mantan Pecandu Narkotika
Lampiran 2: FotoWawancara
WawancarabapakKepala BNNK Tanjabtim
Fotobersamakepala BNNK danKasiCegahdanDayamas BNNK
KasiRehabilitasi BNNK, KasiPemberantasan BNNK.
77
Fotobersamakepala BNNK danKasiCegahdanDayamas BNNK
KasiRehabilitasi BNNK, KasiPemberantasan BNNK.
Wawancarabersamabapakcamatkecamatanmuarasabakbarat
dansekretariscamat
78
Wawancarabersamabapakcamatkecamatanmuarasabakbarat
Fotorisetpenelitiandikantorkecamatanmuarasabakbarat
79
Fotorisetpenelitiandikantorkecamatanmuarasabakbarat
Foto riset bersama mantan pecandu narkotika yang di rehabilitasi
80
CURICULUM VITAE
A. BiodataPribadi
Nama : Anti SepriRatnasari
NIM : SIP.162239
Tempat/TanggalLahir : ParitCulum 1, 22 September 1998
JenisKelamin : Perempuan
Fakultas/Prodi/Semester : Syariah/IlmuPemerintahan
Universitas : Universitas Islam Negeri STS Jambi
Agama : Islam
Tinggi/BeratBadan : 165cm / 57kg
GolonganDarah : A
Status Perkawinan : BelumKawin
Kewarganegaraan : WNI
E-Mail : [email protected]
No. Tlp/Wa : 082241985419
B. RiwayatPendidikan
SDN : 2004 – 2010
SMP : 2010 – 2013
SMAN : 2013 – 2016
C. PengalamanOrganisasi
PMII Rayon SyariahUIN STS Jambi : 2016 – 2017