Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI KELUARGA DI DESA MEKAR JAYA
KECAMATAN BAYUNG LENCIR
SKRIPSI
Oleh:
HASSANATUNAJJAH
NIM: EES. 150668
PEMBIMBING :
Dr. Halimah Dja’far, S.Ag.,M.Fil,l
Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H/2020
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hassanatunajjah
Nim : EES. 150668
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Palembang Jambi Rt. 20 Desa Mekar jaya Kec.
Bayung Lencir
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Peran Ganda
Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Mekar Jaya
Kecamatan Bayung Lencir adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung
plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain,
kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang
dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggungjawabkan
sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, Maret2020
Yang Menyatakan,
Hassanatunajjah
EES.150668
iii
Pembimbing I : Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I
Pembimbing II : Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi Jl.
Arif Rahman Hakim No.1 Telanaipura Jambi 36122
Jambi, Maret 2020
Kepada Yth.
Bapak Dekan Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di –
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi
HASSANATUNAJJAH NIM: EES.150668, yang berjudul: “Peran Ganda
Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Mekar Jaya
KecamatanBayung Lencir”, telah disetujui dan dapat diajukan untuk
dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag
NIP. 19601211 198803 2 001 NIP. 19610512 199001 1 001
iv
Ketua Sidang
Dr. Rafidah, SE., M.EI
NIP. 19710515 199103 2 001
Sekretaris Sidang,
Mellya Embun Baining, SE., M.EI
NIP. 19840517 201101 2 012
Jambi, 29 Juni 2020
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Dekan
Dr. A. A Miftah, M.Ag
NIP: 19731125 199603 1 001
Penguji II
Khairiyani, SE., M.S.Ak
NIP. 2009049201
PENGESAHAN SKRIPSI
Nomor : B- 63 /D.V/PP.00.9/ 06 /2020
Skripsi dengan judul “Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir” yang
dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Hassanatunajjah
NIM : EES150668
Tanggal ujian skripsi : Rabu, 20 Mei 2020
Nilai Munaqasyah : 78,2 (B+)
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam / Sarjana
Strata Satu (S.1) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Tim Penguji
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122 Telp./fax: (0741) 65600 website:febi-iainjambi.ac.id
Penguji I
Drs. H. Fathuddin Abdi, MM
NIP. 19570415 198510 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag
NIP. 19610512 199001 1 001
Pembimbing I
Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I
NIP. 19601211 198803 2 001
v
MOTTO
ا م جال نصيبم بهۦ بعضكم على بعض ل لر ل ٱلل ول تتمنوا ما فض
ا ٱكتسبن م من فضلهۦ ٱكتسبوا وللن ساء نصيب م وسـلوا ٱلل إن ٱلل
كان بكل شىء عليما
Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Q.S An-Nisa
(4) : 32
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobbil’alamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar sarjana
strata satu (S.1)
Sholawat beserta salam tidak lupa saya panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW
Khusus saya persembahkan skripsi ini untuk ibu saya Khomsatun, ayah saya
Hanipudin, dan adik saya Dwi Aryati yang selalu mendukung dan mendoakan
saya di setiap langkah serta selalu menjadi keluarga yang lengkap, harmonis dan
bahagia untuk saya.
Untuk sahabat ku, Amrina Rosyada dan Indah Sundari yang telah menjadi sahabat
yang baik, yang selalu memberi semangat dan dukungan, tidak hanya dalam
proses penyelesaian skripsi ini namun juga selama empat tahun terakhir dalam
seluruh proses panjang ini.
Serta teman-teman Ekonomi Syariah Angkatan 2015 khususnya Lokal E
terimakasih atas semangatnya selama ini
.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan
dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan apa dampak peran ganda
perempuan terhadap kehidupan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan jenis
pendekatan kualitatif deskriptif.Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data seperti reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan diantaranya
keterlibatan perempuan dalam membantu ekonomi keluarga adalah dengan
memberi kesempatan kepada ibu-ibu rumah tangga baik berupa pengetahuan
berdagang yang dimiliki, keterampilan yang dimiliki, maupun kemampuan untuk
bekerja di tempat lainnya dan dampak yang timbulkan meliputidampak positif dan
negatif.Dampak positif seperti dapat membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi
keluarga, dapat meningkatkan status dalam keluarga, serta terbangun rasa saling
pengertian antar anggota keluarga. Dampak negatifnya yaitu dampak sosial yang
sangat dirasakan oleh anak, perhatian dan kasih sayang dari ibu mereka akan
berkurang, serta perhatian dalam hal pendidikan pun juga sangat berkurang karena
bapak dan juga ibu bekerja di luar rumah.
Kata Kunci: Perempuan, Ekonomi Keluarga, Kesejahteraan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir” merupakan
suatu kajian ekonomi terhadap para pekerja perempuan yang sudah berumah
tangga dalam meningkatkan ekonomi keluarga.Dan inilah yang diketengahkan
dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya.Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi As’ari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
ix
3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, dan Dr.
Sucipto, M.Ag, selaku wakil Dekan I,II,III di lingkungan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag, M.Si dan Bapak M. Yunus, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I dan Bapak Drs. H. Muhsin Ruslan,
M.Ag, Selaku Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini.Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya.Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Maret 2020
Penulis,
HASSANATUNAJJAH
EES.150668
x
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR..........................................ii
NOTA DINAS ................................................................................................... iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR .................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB IPENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Batasan Masalah ................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
F. Kerangka Teori ..................................................................................... 8
G. Tinjauan Pustaka........................................................................................... 30
H. Kerangka Pikir.................................................................................... 34
BAB IIMETODE PENELITIAN .................................................................... 36
A.Pendekatan Penelitian .......................................................................... 36
B. Jenis dan Sumber data ......................................................................... 37
C. Subyek dan Obyek Penelitian.............................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39
xi
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................. 43
A. Sejarah Singkat Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir ............. 43
B. Visi Misi Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir ....................... 44
C. Letak Geografis Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir ............. 45
D.Aset atau Kekayaan Desa .................................................................... 46
E. Sumber Daya Alam ............................................................................. 47
F. Sumber Daya Pembangunan ................................................................ 48
G. Pemerintahan Desa ............................................................................. 49
BAB IVPEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ................................... 50
A. Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga ............... 50
B. Dampak Peran Ganda Perempuan (Ibu Rumah Tangga) Terhadap
Kehidupan Rumah Tangga ................................................................. 58
C. Pandangan Islam Terhadap Peran Ganda Perempuan Dalam
Meningkatkan Ekonomi Keluarga ...................................................... 62
BAB VPENUTUP ............................................................................................ 69
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Saran-saran ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
DATA RESPONDEN ....................................................................................... 75
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA......................................................... 80
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Data Pekerja Perempuan di Dusun 4 Desa Mekar Jaya Kecamatan
BayungLencir Tahun 2016-2018 .......................................................................... 4
Tabel 1.2 : Tinjauan Pustaka ........................................................................... 30
Tabel 1.3 : Letak Geografis Desa Mekar Jaya.................................................. 46
Tabel 1.4 : Aset Desa Mekar Jaya ................................................................... 47
Tabel 1.5 : Potensi Sumber Daya Alam Desa Mekar Jaya................................ 47
Tabel 1.6 : Potensi Sumber Daya Pembangunan Desa Mekar Jaya .................. 48
Tabel 1.7: Jumlah Pendapatan Keluarga Sebelum dan SesudahIstri Bekerja ....... 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Konsep Kesejahteraan ………………………………………...25
Gambar 1.2 : Kerangka Pikir ………………………………………………...35
Gambar 1.3 : Struktur Organisasi …………………………………………...49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat.
Menurut Salvicion dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.1
Keberhasilan suatu keluarga dalam membentuk sebuah rumah tangga dan
sejahtera tidak lepas dari peran seorang istri yang begitu besar.Baik dalam
membimbing dan mendidik anak mendampingi suami, membantu pekerjaan
suami bahkan sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.2
Masyarakat yang melangkah maju ke zaman baru seperti ke jaman kita,
antara lain mengalami masa emansipasi wanita, yaitu usaha melepaskan diri dari
peranan wanita yang terbatas dari sistem kekerabatan untuk mendapatkan status
baru, sesuai dengan jaman baru, dalam keluarga dan dalam masyarakat besar.
Perubahan pada sistem perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa
1Asri Wahyu Widi Astuti, skripsi Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Suatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu
pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung, hlm 1 2Darmawani, Skripsi Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga
studi kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten aceh Barat, hlm 1-3
2
perubahan pada alokasi ekonomi keluarga.Dalam hal ini perempuan berubah
karena peranan perempuan dalam bidang ekonomi berubah pula.Partisipasi wanita
dalam dunia kerja, telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi.3
Jika kita mau melihat dari fakta yang ada dilapangan sering kali kaum
perempuan (istri) menjadi penyelamat perekonomian keluarga.Fakta ini terutama
dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomiannya tergolong rendah,
banyak dari kaum perempuan (istri) yang ikut menjadi pencari nafkah tambahan
bagi keluarga.Pada keluarga yang tingkat perekonomiannya kurang atau
prasejahtera peran istri tidak hanya dalam areal pekerja domestik tetapi juga areal
publik.Ini di mungkinkan terjadi karena penghasilan sang suami sebagai pencari
nafkah utama tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Perempuan ternyata
memiliki peranan yang penting dalam menyiasati serta mengatasi kemiskinan
yang dialaminya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya.4
Pada dasarnya bagi perempuan Indonesia khususnya bagi mereka yang
tinggal di daerah tertinggal dan berekonomi miskin peran ganda bukanlah sesuatu
hal yang baru.Bagi perempuan golongan ini peran ganda telah ditanamkan oleh
para orang tua mereka sejak mereka masih berusia muda.Para perempuan
khususnya pada keluarga miskin tidak terlalu memperdulikan pekerjaan apa yang
akan mereka kerjakan. Bekerjanya kaum perempuan di luar atau di level domestik
3Yuliana, Skripsi Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga
Studi Kasus Buruh Pabrik di Takalar PTP Nusantara XIV Gula, hlm 1 4Darmawani, Skripsi Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian
KeluargaStudi Kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat,
hlm 3-4
3
membuat para perempuan menjadi lebih maju dan tangguh dalam bergerak
maupun berfikir.5
Keterlibatan perempuan telah mengindikasikan/menandai adanya
kesetaraan gender untuk masalah pencapaian semakin terbuka luas
diperbolehkannya perempuan bekerja diluar rumah. Akan tetapi karena
perempuan umumnya lebih bertanggungjawab terhadap urusan rumah tangga,
sehingga segala sesuatu yang dilakukan perempuan di sektor publik dianggap
sebagai tambahan alias tidak untuk diperhitungkan.Padahal dengan perannya
tersebut telah memberikan beban besar baginya sebagai suatu
resiko/tantangan.Disatu sisi memberikan konstribusi positif dalam membantu
pendapatan keluarga, sisi lainnya harus tetap tunduk pada tugas-tugasnya sebagai
ibu dan istri sekaligus.6
Seperti para perempuan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir,
mereka berperan dalam membantu perekonomian keluarga.Mereka adalah salah
satu bukti nyata yang ada di dalam masyarakat mengenai peran ganda kaum
perempuan pada masyarakat Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir.
Penyebab utama para perempuan (istri) di Desa Mekar Jaya Kecamatan
Bayung Lencir bekerja yaitu dikarenakan pendapatan suami yang pas-pasan atau
kurang memadai. Karena mayoritas suami bekerja sebagai petani kebun karet
dengan penghasilan yang tidak tetap yang dipengaruhi oleh beberapa kendala
5Yuliana, SkripsiPeranGanda Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Studi
Kasus Buruh Pabrik di Takalar PTP Nusantara XIV Gula, hlm 2-3 6Eka Pariyanti, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga
Studi Kasus Para Pengupas Bawang di Desa 22 Hadi Mulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro,
Jurnal Dinamika, Vol. 3 No. 2, Desember 2017 hlm 2-3
4
seperti pengaruh musim, harga dari karet yang tidak stabil, sehingga pendapatan
suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain pendapatan
suami yang tidak menentu, sebagian dari mereka ada yang suaminya telah
meninggal dunia.Kondisi inilah yang membuat para kaum perempuan di Desa
Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir memilih untuk bekerja.Mereka di tuntut
untuk bisa lebih kreatif, sabar, ulet, dan tekun dalam mencapai kesejahteraan
ekonomi keluarga. Sebagai salah satu dari anggota keluarga, seorang istri dituntut
untuk ikut berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga tidak
hanya tergantung dari apa yang dilakukan dan diperoleh suami. Di Desa Mekar
Jaya Kecamatan Bayung Lencir dalam kehidupan keseharian, perempuan
memiliki peran yang besar, dimana di satu sisi mereka di tempatkan pada posisi
domestik, dan pada sisi yang lain mereka memegang peranan sosial ekonomi juga.
Berikut jumlah pekerja perempuan yang terdapat di Dusun 4 Desa Mekar
Jaya Kecamatan Bayung Lencir.
Tabel 1.1
Data Pekerja Perempuan di Dusun 4 Desa Mekar Jaya
Kecamatan Bayung Lencir Tahun 2016-2018
Tahun Jumlah
2016 163
2017 191
2018 205
Sumber: Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
5
Berdasarkan tabel tersebut bahwa pada tahun 2016 terdapat 163 tenaga
kerja perempuan, pada tahun 2017 terdapat 191, dan pada tahun 2018 terdapat
205. Dari data tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja perempuan mengalami
peningkatan setiap tahunnya.Hal ini disebabkan oleh penghasilan suami yang
tidak mencukupi sehingga mendorong perempuan yang sudah menikah untuk
berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Sonny Sumarsono menjelaskan bahwa keluarga dengan penghasilan besar,
relatif terhadap biaya hidup cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga
untuk bekerja, sedangkan keluarga yang biaya hidupnya relatif sangat besar pada
penghasilannya cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota untuk masuk
dalam dunia kerja.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Pajaman Simanjuntak yang
menyatakan bahwa bagaimana suatu keluarga mengatur siapa yang bekerja,
bersekolah, atau tetap mengurus rumah tangga berdasarkan pada tingkat
penghasilan keluarga yang bersangkutan. Selain faktor ekonomi tinggat
pendidikan juga berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk bekerja. Hal
ini juga dijelaskan oleh Pajaman Simanjuntak bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan maka akan menjadikan waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan
keinginan untuk bekerja semakin tinggi, terutama bagi perempuan yang memiliki
pendidikan tinggi, mereka akan memilih untuk bekerja daripada hanya tinggal
diam dirumah untuk mengurus anak dan rumah tangga.
6
Hal ini juga didukung oleh Sonny Sumarsono yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk
bekerja, terutama bagi perempuan, dengan semakin tinggi pendidikan,
kecenderungan untuk bekerja akan semakin besar.7
Seperti ibu Gianti salah seorang istri dari seorang petani karet yang
menggantungkan nasib keluarganya dari hasil karet dan menjahit.Ibu Gianti
mempunyai tiga orang anak. Dimana anak pertama dan kedua sudah duduk di
bangku SMA dan anak ketiganya masih duduk di bangku SD. Setiap harinya ia
mengurus rumah tangganya dan hampir setiap hari juga ibu Gianti melakukan
aktifitasnya sebagai tukang jahit, usaha jahit tersebut dia lakukan untuk membantu
sang suami dan menambah penghasilan keluarga mengingat penghasilan suami
yang tidak menentu dan dirasanya masih belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Pendapatan yang diperoleh suami dari hasil karet hanya ±
1 juta setiap bulannya.Usaha jahit tersebut di buka dirumah berhubung ibu Gianti
memiliki mesin jahit sendiri.8
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir”.
7Fitria Majid, SkripsiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan
Berstatus Menikah Untuk Bekerja (Studi Kasus : Kota Semarang) hlm 34-35 8Wawancara dengan ibu Gianti pada 12 Januari 2019
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Desa
Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir?
2. Bagaimana dampak peran ganda perempuan terhadap perekonomian dan
kehidupan rumah tangga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap peran ganda perempuan dalam
meningkatkan ekonomi?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih fokus mengingat luasnya Desa Mekar Jaya, maka
peniliti hanya meneliti pekerja perempuan yang telah menikah dan berperan ganda
yang berada pada satu dusun dari lima dusun di Desa Mekar Jaya Kecamatan
Bayung Lencir.
D. Tujuan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peran perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
2. Untuk mengetahui dampak peran ganda perempuan (ibu rumah tangga)
terhadap kehidupan rumah tangga di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung
Lencir
8
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap peran ganda
perempuan dalam meningkatkan ekonomi.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
untuk menambah pengetahuan khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik pada
masalah yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan
untuk para pekerja perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
F. KerangkaTeori
1. Pengertian Peran Ganda
Seperti yang dikatakan oleh Gross, Mason dan A. w. Mc. Eachern,
sebagaimana dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan sosial tertentu.Menurutnya pula harapan-harapan tersebut
merupakan imbangan dari norma-norma sosial.9Oleh karena itu, dapat
dikatakan peran itu ditentukan oleh norma-norma di dalam
masyarakat.Artinya seseorang diwajibkan untuk melakukakan hal-hal
9Viqih Akbar, skripsi Peran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluaga Studi Kasus
Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo
Kota Depok, hlm 17
9
diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-
pekerjaan lainnya.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang
dapat dikatakan berperan apabila telah memiliki status.Di dalam status
tersebut terdapat tugas-tugas yang sebelumnya disusun berdasarkan harapan-
harapannya, namun harus sesuai pula dengan harapan masyarakat.Sehingga,
apabila dalam tugas-tugasnya yang semula disusun sesuai dengan harapan
orang atau lembaga yang berperan kemudian ternyata tidak sesuai dengan
harapan masyarakat, maka dapat dikatakan belum atau tidak berperan dengan
baik.
Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa
harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya
tentang perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh
seorang yang mempunyai peran tertentu.10
Menurut Soekanto peran adalah segala sesuatu oleh seseorang atau
kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena kedudukan yang
dimilikinya.11Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk
hidup berkelompok.Dalam kehidupan berkelompok tersebut terjadi suatu
interaksi antar manusia. Munculnya interaksi diantara mereka menunjukkan
10Viqih Akbar, skripsi Peran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluaga Studi Kasus
Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo
Kota Depok, hlm 17-18 11Asri Wahyu Widi Astuti, skripsi Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan KeluargaSuatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu
pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung, hlm 31
10
bahwa mereka saling ketergantungan satu sama lain. Pada kehidupan suatu
masyarakat akan muncul adanya peran, baik peran perorangan maupun peran
kelompok. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan ini (status)
seseorang. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka hal ini berarti ia menjalankan suatu peranan.
Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai
suatu proses.
Dapat disimpulkan bahwa peran adalah keikutsertaan individu atau
kelompok dalam suatu kegiatanguna mencapai tujuan individu maupun tujuan
bersama.12
Peran ganda adalah dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu
yang bersamaan, dalam hal ini peran yang dimaksud adalah peran seorang
perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, dan peran
sebagai perempuan memiliki karir diluar rumah.Peran ganda disebutkan
dengan konsep dualisme kultural, yakni adanya konsep lingkungan domestik
dan lingkungan publik.13
Peran ganda merupakan perempuan yang mempunyai dua pekerjaan
yang dilakukan dengan satu waktu yaitu bekerja dirumah dan diluar
rumah.Dalam pemenuhan kebutuhan keluarga yang sejahtera perempuan atau
12Asri Wahyu Widi Astuti, skripsi Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan KeluargaSuatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu
pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung, hlm 31-32 13Steven M.E. Tumbage, dkk, Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga di Desa Allude Kecamatan Kolongan Kabupaten Talaud, Jurnal Acta
Diurna, Vol. VI, No. 2, 2017,hlm 7
11
istri setiap hari harus berusaha supaya semua perannya baik menjadi ibu
rumah tangga dan juga mencari nafkah bisa berjalan dengan baik dan
seimbang.14
Menurut Kartini peran ganda perempuan adalah peranan perempuan
dalam dua bentuk, yaitu perempuan yang berperan di bidang domestik dan
perempuan karier, yang dimaksud dengan tugas domestik adalah perempuan
yang hanya bekerja dirumah saja sebagai istri yang setia. Sedangkan yang
dimaksud dengan perempuan karier adalah apabila ia bekerja diluar, maupun
bekerja secara professional karena ilmu yang didapat atau karena
keterampilannya.15
2. Pengertian Perempuan
Kata perempuan berasal dari kata empuan; kata ini mengalami
pendekatan menjadi Puan yang artinya sapaan hormat bagi perempuan,
sebagai pasangan dari kata tuan. Para ilmuan seperti Plato, mengatakan
bahwa perempuan ditinjau dari segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental
perempuan lebih lemah dari laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak
menyebabkan adanya perbedaan dalam bakatnya.16
14Ninin Ramadani, Implikasi Peran Ganda Perempuan Dalam Kehidupan Keluarga dan
Lingkungan Masyarakat, Jurnal Sosietas, Vol. 6, No. 2, September 2016, hlm 3 15Jeiske Salaa, Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga di Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud, Jurnal Holistik, Vol.
VIII, No. 15, Januari-Juni 2015, hlm 2 16Viqih Akbar, skripsiPeran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluaga Studi Kasus
Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo
Kota Depok, hlm 18
12
Secara mendasar, perempuan adalah ibu rumah tangga.Pria adalah
pencari nafkah, perempuan adalah penjaga dan pembagi makanan.Dia adalah
seseorang yang mengambil alih setiap persoalan. Seni mengasuh tunas bangsa
merupakan tugas utama perempuan dan satu-satunya hak istimewa. Tanpa
pengasuhan seorang perempuan, suatu bangsa pasti akan mati.17 Seperti
dalam firman-Nya:
بعضهم على بعض وبما ل الل امون على الن ساء بما فض جال قو الر
الحات قانتات حافظات للغيب بما حفظ الل م فالص ن أمواله أنفقوا م
ع وا ظوهن واهجروهن في المضاج تي تخافون نشوزهن فع لل
كان عليا ن سبيلا إن الل بوهن فإن أطعنكم فل تبغوا عليه واضر
ا كبيرا
Artinya:“Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (pria) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Maka dari itu, wanita yang salihah ialah yang
taat kepada Allah subhanahu wa ta’alaagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka
nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan
pukullah mereka.Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian
mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.Sesungguhnya Allah
Mahatinggi lagi Mahabesar” (QS. An-Nisa: 34).18
Perempuan adalah manusia sebagaimana laki-laki.Islam memberikan
hak-hak kepada perempuan seperti yang diberikan kepada laki-laki dan
membebankan kewajiban yang sama kepada keduanya, kecuali beberapa hal
yang khas bagi perempuan atau bagi laki-laki karena adanya dalil
17Gandhi Mahatma, Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002), hlm 48 18An-Nisa: 34
13
syara’.Allah Swt mempersiapkan laki-laki dan perempuan untuk terjun ke
arena kehidupan sebagai insan dan menjadikan keduanya hidup
berdampingan secara pasti dan saling kerjasama dalam suatu masyarakat.19
Wanita adalah sekolah pertama, tempat anak-anak menerima nilai-
nilai dasar akhlak dan ilmu pengetahuan yang semua itu akan tercetak dalam
lembaran-lembaran hati mereka sehingga tidak akan terhapus oleh peredaran
masa dan pergantian tahun.20
Dalam sosiologi, wanita sebagai suatu objek studi banyak diabaikan.
Hanya di bidang perkawinan dan keluarga ia dilihat keberadaannya.
Kedudukannya dalam sosiologi, dengan kata lain, bersifat tradisional
sebagaimana ditugaskan kepadanya oleh masyarakat yang lebih besar: tempat
kaum wanita adalah di rumah.21
Dua aspek dari positivis organisisme Spencer menyediakan modal
awal bagi analisis sosiologi mengenai wanita.Aspek pertama, ialah konsep
organisisme itu sendiri yang mengimplikasikan suatu equilibrium atau
keseimbangan.Wanita acapkali dianalisis dalam hubungan dengan
"kedudukan" mereka di masyarakat, yaitu fungsi mereka dalam keluarga.Jika
wanita tetap berada pada kedudukan mereka di dalam institusi keluarga
dengan memainkan peran sosial mereka sebagai ibu atau istri, maka mereka
membantu mengintegrasikan keluarga sebagai sebuah unit.
19Mujahidah, Dinamika Gender dan Peran Perempuan Dalam Ekonomi Keluarga, jurnal
Al-Maiyyah, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2015, hlm 251 20Athibi, Ukasyah Abdulmannan, Wanita Mengapa Merosot Ahklaknya, Jakarta, Gema
Insani Press 1998, hlm 74 21Ollenburger, Jane C, Helen A. Moore, Sosiologi Wanita, Jakarta, Rineka Cipta, hlm 1
14
Aspek kedua dari model keseimbangan organik Spencer yang dapat
diterapkan untuk studi mengenai wanita ialah asumsi tentang perkembangan
linier.Spencer menegaskan bahwa wanita memiliki hak untuk bersaing secara
bebas dengan laki-laki.22
a. Peran Perempuan dalam Keluarga
Pelaku penting dalam dinamika rumah tangga adalah perempuan
dalam artian perempuan menguasai pengelolaan keuangan, redistribusi
pendapatan, alokasi konsumsi.
Kedudukan perempuan dalam sebuah rumah tangga secara umum
memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dari pria yang
merupakan kepala rumah tangganya.
Tugas-tugas tersebut sesuai kapasitas yang dimiliki oleh
perempuan. Di samping itu, perempuan dan pria memiliki perbedaan tidak
dalam segi postur, melainkan juga pada cara berfikirnya, perempuan lebih
cenderung pada perasaan sedangkan pria dominan pada rasional.
Berkaitan dengan perempuan, perempuan memiliki fungsi
tambahan, bahkan mempunyai fungsi majemuk, yaitu selain sebagai istri,
ibu, anggota rumah tangga, dan sumber daya manusia. Agar lebih jelas,
penulis paparkan sebagai berikut :
22Ollenburger, Jane C, Helen A. Moore, Sosiologi Wanita, Jakarta, Rineka Cipta, hlm 5-6
15
1) Peran Sebagai Istri
Dalam masyarakat, kedudukan perempuan sering menjadi
identitas sosial.Status sosial tersebut dikarenakan aktifitas rutin yang
dilakukan seseorang.Misalnya seorang perempuan telah bersuami
kemudian segala aktifitasnya hanya berada dilingkungan rumah, maka
status sosialnya sebagai ibu rumah tangga.
Perempuan dalam pandangan islam memiliki tugas pengurus
rumah tangga, menjadi seorag istri, menjadi ibu dari anak-anak, serta
menjadi pendidik dan memelihara rumah tangga. Peranan perempuan
dalam keluarga sangat dibutuhkan, terutama menjaga keharmonisan
hubungan antar anggota keluarga didalamnya.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa istri
adalah merupakan sebagai partner lahir dan batin dalam membina suatu
rumah tangga bagi suaminya.23
Maka di sinilah islam berperan, bagaimana islam mengubah
pola pandang yang sempit itu kepada pola pandang yang luas, yang
tidak lagi menempatkan kaum perempuan dalam konteks kehinaan.
Islam pula yang kemudian memahamkan kita sampai hari ini akan
berharga seorang perempuan. Allah menciptakan makhluk-Nya dengan
berpasang-pasangan, keduanya saling melengkapi, dan beginilah islam
kemudian menempatkan perempuan pada posisi yang begitu
dimuliakan.
23Beti Aryani, skripsi Peran Perempuan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa
Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, hlm 19-20
16
كم ن أنفس ن آياته أن خلق لكم م ا ل أ وم عل تسكنوا إليها وج زواجا
لك ل يات لقوم يتفكرون بينكم مودةا ورحمةا إن في ذ
Artinya:“Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan
rahmah.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.24
2) Peran sebagai ibu
Di antara aktivitas perempuan ialah memeliha rumah tangganya,
membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga bahagia yang
tentram, damai, penuh cinta dan kasih sayang.Peran ibu sangat besar
dalam mewujudkan kebahagiaan dan keutuhan keluarga. Dalam
pembahasan ini, peran perempuan sebagai ibu yaitu:
Memberi asi bagi anak- anaknya maksimal dua tahun.
Menjadi pendidik pertama bagi anak- anaknya.
Merawat dan menjaga dalam kehidupan awal anak baik dari segi
pertumbuhan fisik, kecerdasan maupun spiritualnya.
Menjadi stimulan bagi perkembangan anak seperti stimulan verbal
dalam bentuk hubungan komunikasi.
Di antara kewajiban wanita yang sangat suci dan mulia adalah
memberikan perhatian penuh kepada anak-anak dan mendidik mereka
dengan baik, sehingga nantinya akan muncul tokoh-tokoh yang alim,
mempunyai pemikiran yang murni, mau berbakti kepada tanah air, serta
24Ar-ruum: 21
17
siap berjuang demi membela kepentingan negara. Pendidikan tersebut
terbagi menjadi tiga cabang:
a) Pendidikan Jasmani
Melalui pendidikan jasmani, kita dapat memperhatikan gizi
anak-anak, kesehatan, dan kebersihan mereka, serta melatih mereka
melakukan olahraga ringan yang dapat memperkuat otot-otot dan
membangun anggota tubuh mereka. Olahraga di luar rumah juga
sangat penting agar anak-anak dapat menghirup udara segar yang
sangat berguna bagi kelancaran darah sehingga tubuh mereka tetap
segar bugar. Mengingat kondisi tubuh sangat berpengaruh terhadap
akal, kepentingan pendidikan jasmani menempati urutan
pertama.Fakta ilmiah telah membuktikan bahwa daya tangkap otak
sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kondisi kesehatan tubuh
seseorang.
b) Pendidikan Akal
Bayi yang lahir dibekali dengan naluri, kecenderungan, dan
berbagai macam kesiapan alamiah.Mengingat rumah adalah tempat
pertama bagi pendidikan anak-anak, maka seorang ibu haruslah
mendayagunakan naluri anak tersebut untuk kepentingan anak itu
sendiri dan untuk kepentingan masyarakatnya.Seorang ibu pasti tahu
bahwa anaknya suka sekali mengetahui segala sesuatu yang dapat
dilihat dengan matanya karena dorongan naluri "ingin tahunya".
18
Karena itu, ibu hendaklah memberinya ide atau jawaban yang benar
terhadap apa yang ditanyakan anaknya. Hendaknya ibu
mendayagunakan segala sesuatu yang ada dalam diri anaknya,
seperti naluri "menyenangi keindahan" dalam memperkenalkan
keindahan ciptaan Allah.
c) Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menanamkan
prinsip-prinsip akhlak mulia dalam jiwa anak-anak, seperti takut
kepada Allah dan berbuat untuk mencapai ridha-Nya, misalnya
dengan mengajarkan ketaatan, kejujuran, amanah, penyantun
terhadap orang yang lemah, menghormati orang yang lebih tua,
pengasih kepada pembantu, sayang kepada binatang, serta sifat-sifat
terpuji lainnya.25
Tingkat penghasilan suami istri yang sama-sama bekerja
akan naik. Namun, sebaliknya dapat dipastikan bahwa tingkat
pendidikan dan akhlak dalam keluarga tersebut akan menurun.
Kemudian perbedaan yang mencolok antara tingkat akhlak generasi
sekarang dan terdahulu, adalah karena ibu telah meninggalkan
rumahnya, serta tidak memperdulikan anak-anaknya dengan
25Athibi, Ukasyah Abdulmannan, Wanita Mengapa Merosot Ahklaknya, Jakarta, Gema
Insani Press 1998, hlm 28-31
19
menyerahkan mereka kepada orang-orang yang tidak tahu
bagaimana cara mendidik anak dengan baik.26
b. Wanita Bekerja Dalam Pandangan Islam
Menurut Prof. Dr. Tapi Omas Ihromi menyebutkan wanita bekerja
adalah mereka yang hasil karyanya akan dapat menghasilkan imbalan
keuangan.27
Syariat Islam tidak membedakan hak antara laki-laki dan
perempuan untuk bekerja, keduanya diberi kesempatan dan kebebasan
untuk berusaha dan mencari penghidupan di muka ini, sebagaimana yang
diterangkan dalam Al-Quran surat al-Nisa [4]:32
بهۦ بعضكم ل ٱلل ا ول تتمنوا ما فض م يب م جال نص على بعض ل لر
إن ٱلل ن فضلهۦ م ا ٱكتسبن وسـلوا ٱلل م يب م لن ساء نص ٱكتسبوا ول
ا كان بكل شىء عليما
Artinya:“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan
Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian
yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada
apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada
Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”.28
Ayat ini menjelaskan tentang larangan seseorang iri hati terhadap
orang lain dengan mengaharapkan atau menginginkan harta, hewan ternak,
istri atau apa-apa yang dimiliki oleh orang lain, dan larangan berdoa
26Athibi, Ukasyah Abdulmannan, Wanita Mengapa Merosot Ahklaknya, Jakarta, Gema
Insani Press 1998, hlm 48 27Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Jurnal Al-Maiyyah, Vol. 07, No. 2,
Juli-Desember 2014 hlm. 168 28al-Nisa [4] : 32
20
dengan berkata :”Ya Allah berilah kami rizki seperti yang Engkau berikan
kepada dia, atau (rizki) yang lebih baik dari miliknya”. Ayat ini diturunkan
dalam konteks Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad Saw yang berkata
kepada Nabi :”seandainya Allah mewajibkan kepada kami (kaum wanita)
apa-apa yang diwajibkan kepada kaum pria, agar kami bisa memperoleh
pahala seperti yang diberikan kepada kaum pria,” namun Allah melarang
hal tersebut dengan menurunkan firman-Nya yakni ayat diatas, dan
menerangkan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan, akan
mendapat pahala atau ganjaran sesuai dengan apa yang mereka perbuat.
Di dalam ayat tersebut terdapat bukti atas adanya hak wanita untuk
bekerja.Sejarah perjalanan Rasulullah Saw telah membuktikan adanya
partisipasi kaum wanita dalam peperangan, dengan tugas mengurus
masalah pengobatan, menyediakan alat-alat, dan mengobati para prajurit
yang terluka.Selain itu, telah terbukti bahwa terdapat sebagian wanita yang
menyibukkan diri dalam perniagaan dan membantu suami dalam
pertanian.
3. Ekonomi Keluarga
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang
berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan atau pribadi, atau
kelompok, keluarga, suku bangsa, organisasi, Negara dalam memenuhi
21
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber daya pemuas
yang terbatas.29
Ekonomi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari usaha-
usaha individu maupun kelompok dalam ikatan pekerjaan sehari-hari yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh pendapatan dan bagaimana pula
mempergunakan pendapatan tersebut.
Keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan
anggota keluarga lainnya. Pendapat lain menyatakan bahwa keluarga adalah
suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat yang ditandai
oleh adanya kerjasama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan,
bersosialisasi atau mendidik anak dan menolong serta melindungi yang lemah
khususnya merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.30
Pembagian tugas dan kerja dalam hal ini adalah termasuk dalam
penataan ekonomi keluarga baik sebagai peternak, petani, ataupun pedagang
lainnya.Jadi ekonomi keluarga adalah ekonomi yang dikembangkan dan di
usahakan oleh suatu keluarga dengan upaya menumbuhkan minat dan
motifasi di bidang usaha dan tenaga keterampilan.
Sedangkan menurut Geonawan Sumodiningrat mendifinisikan
ekonomi keluarga sebagai segala kegiatan dan upaya masyarakat atau
29Beti Aryani, skripsi Peran Perempuan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa
Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, hlm 25-26
22
keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (basic need) yaitu sandang,
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.31
Di dalam keluarga, kedudukan suami istri dan orang tua ditentukan
oleh kewajiban-kewajiban di dalam keluarga maupun masyarakat luas.
Dengan menentukan pekerjaan-pekerjaan tertentu pada para lelaki di luar
rumah tangga, masyarakat juga ikut menentukan pembagian kerja di dalam
keluarga, samahalnya dengan apa yang dikerjakan anak-anak dan orang tua di
dalam keluarga membentuk tugas-tugas apa yang akan diberikan kepada
mereka diluar keluarga.32
Pembagian itu bukan didasarkan atas pertimbangan kemampuan
terlihat dari kenyataan bahwa laki-laki pun dapat mengerjakan semua
pekerjaan wanita, tetapi tidak melakukannya, sedangkan pekerjaan yang
khusus merupakan pekerjaan laki-laki biasanya tidak menuntut seluruh
waktunya. Pembagian pekerjaan tidak didasarkan atas dasar biologis.
Unsur ini menggambarkan bahwa pembagian kerja menurut jenis
kelamin, di dalam keluarga dan masyarakat, hampir mendekati pembatasan
suku bangsa dan kasta di beberapa negara modern. Yaitu suku, kasta atau
jenis kelamin yang berkedudukan rendah dianggap tidak dapat mengerjakan
jenis-jenis pekerjaan tertentu, tetapi juga akan dianggap melanggar kesopanan
jika mereka berbuat demikian. Jelas jika wanita benar-benar tidak dapat
31Beti Aryani, skripsi Peran Perempuan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa
Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, hlm 26-27 32Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara, 1985, hlm 136
23
mengerjakan bermacam-macam jenis pekerjaan pria, tidak perlu ada larangan
moral atau etika untuk mencegah mereka melakukannya.33
Secara umum, dapat terlihat bahwa para lelaki itu mempunyai lebih
banyak sumber untuk memperoleh kemauan mereka.Ke arah strata tinggi,
laki-laki lebih sedikit kemungkinan mau menunjukkan kekuasaan patriakal
nya, istri mereka sedikit kemungkinan bekerja, dan jika mereka itu bekerja
sekalipun mereka hanya menyumbangkan bagian yang kecil saja pada
keseluruhan pendapatan keluarga dibandingkan dengan kenyataannya di
strata rendah.
Wanita dari dahulu sudah bekerja, tetapi baru pada masyarakat
industri modernlah mereka itu berhak memasuki pasaran, tenaga kerja sendiri,
untuk memperoleh pekerjaan dan promosi tanpa bantuan atau perkenalan para
lelaki.34
4. Kesejahteraan
Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif Islam, tidak sekedar terkait
dengan peningkatan volume barang dan jasa, namun juga terkait dengan
aspek moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi
dan ukhrawi.Ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata
dilihat dari sisi pencapaian materi semata, namun juga ditinjau dari sisi
perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakatan.Jika pertumbuhan
33Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara, 1985, hlm 141-142 34Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara, 1985, hlm 151-153
24
ekonomi yang terjadi justru memicu tercerabutnya nilai-nilai keadilan dan
kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan
prinsip ekonomi syariah.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, diharapkan akan lahir
kesejahteraan. Namun kesejahteraan yang hakiki akan lahir melalui proses
sinergisitas antara pertumbuhan ekonomi dan distribusi, agar growth with
equity betul-betul dapat direalisasikan. Namun demikian, konsep dan definisi
kesejahteraan ini sangat beragam, bergantung pada perspektif apa yang
digunakan. Dalam konteks ini, maka filosofi kesejahteraan sebagaimana yang
dinyatakan dalam QS. Quraisy ayat 1-4:
Artinya:“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka
berpergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah
mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah), yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”35
Jika merujuk pada ayat-ayat tersebut, maka konsep kesejahteraan ini
memiliki empat indikator utama, sebagai berikut:
35Quraisy (106): 1-4
25
Gambar 1.1
Konsep Kesejateraan
Pada indikator pertama, basis dari kesejahteraan adalah ketika nilai
ajaran Islam menjadi panglima dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa.
Pada indikator kedua, kesejahteraan tidak akan mungkin diraih ketika
kegiatan ekonomi tidak berjalan sama sekali. Pada indikator ketiga, suatu
masyarakat tidak mungkin disebut sejahtera apabila kebutuhan dasar mereka
tidak terpenuhi.Sedangkan pada indikator keempat, masyarakat disebut
sejahtera apabila friksi dan konflik destruktif antar kelompok dan golongan
dalam masyarakat bisa dicegah dan diminimalisir.
Kesejahteraan sebagai tujuan utama pembangunan dapat diraih
apabila aspek kedaulatan ekonomi dan tata kelola perekonomian yang baik
dapat diwujudkan secara nyata.Karena itu, membangun kedaulatan ekonomi
dan tata kelola perekonomian yang baik, merupakan prasyarat utama bagi
tercapainya kondisi kesejahteraan masyarakat dan bangsa.36
5. Keluarga Sejahtera
Konsep kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dari konsep
kemiskinan.Keluarga sejahtera dapat didefinisikan sebagai keluarga yang
36Irfan Syauqi, dkk, Ekonomi Pembangunan Syariah, hlm 23-30
26
tidak miskin.Oleh karena itu, pendefinisian serta pengukuran tingkat
kesejahteraan memiliki keterkaitan dengan pendefinisian dan pengukuran
tingkat kemiskinan.
Di Indonesia, konsep kemiskinan lebih dahulu dikembangkan
dibandingkan konsep kesejahteraan. Konsep keluarga sejahtera secara yuridis
formal baru dikembangkan setelah keluarnya Undang-Undan Nomor 10
Tahun 1992 tentang Perkembangan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.Keluarga sejahtera adalah bagian keluarga berkualitas. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan dan Pembangunan Keluarga, disebutkan bahwa keluarga
berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah
dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.37
Jika merujuk pada konsep kesejahteraan keluarga yang dikeluarkan
oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
disebutkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5
tahapan, yaitu sebagai berikut:
37Endang Rostiana, dkk, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Dalam Mewujudkan
Keluarga Sejahtera, hlm 1-2
27
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari lima indikator
Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator “kebutuhan dasar keluarga”
(basic needs).
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I)
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi lima indikator tahapan KS
I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari sembilan indikator Keluarga
Sejahtera II atau indikator “kebutuhan psikologi” (Psychological needs)
keluarga.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi lima indikator tahapan KSI
dan sembilan indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari tujuh
indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator “kebutuhan
pengembangan” (developmental needs) dari keluarga.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi lima tahapan indikator KS
I, delapan indikator KS II, dan lima indikator KS III, tetapi tidak
memenuhi salah satu dari dua indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III
Plus) atau indikator “aktualisasi diri” (self esteem) keluarga.
28
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari enam
indikator tahapan KS I, sembilan indikator KS II, tujuh indikator KS III, serta
dua indikator tahapan KS III Plus.38
6. Indikator-Indikator Keluarga Sejahtera
Indikator-indikator keluarga sejahtera banyak dikeluarkan oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dalam pembangunan keluarga
sejahtera.Tentunya masing-masing indikator tersebut memiliki perbedaan
satu dengan yang lainnya.Berikut penjelasan indikator-indikator
kesejahteraan keluarga yang dikeluarkan oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam penentuan kesejahteraan keluarga, BKKBN menggunakan 23
indikator, yaitu:
a. Anggota keluarga sudah melaksanakan ibadah menurut agamanya
b. Seluruh anggota keluarga dapat makan minimal dua kali sehari
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk di rumah,
bekerja, sekolah, dan berpergian
d. Bagian terluas dari lantai rumah adalah bukan tanah
e. Bila anak sakit, dibawa ke sarana kesehatan
f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah agamanya secara teratur
38Endang Rostiana, dkk, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Dalam Mewujudkan
Keluarga Sejahtera, hlm 2-4
29
g. Keluarga makan daging/ikan/telur minimal sekali seminggu
h. Setiap anggota keluarga memperoleh satu stel pakaian baru dalam setahun
i. Terpenuhinya luas lantai rumah minimal delapan meter persegi per
penghuni
j. Tidak ada anggota keluarga yang sakit dalam tiga bulan terakhir
k. Ada anggota keluarga berumur 15 tahun ke atas yang berpenghasilan
tetap
l. Tidak ada anggota keluarga berumur 10-60 tahun yang tidak bisa baca
tulis
m. Tidak ada anak berumur 5-15 tahun yang tidak bersekolah
n. Jika keluarga telah memiliki dua anak atau lebih, memakai kontrasepsi
o. Keluarga dapat meningkatkan pengetahuan agamanya
p. Sebagai penghasilan keluarga ditabung
q. Keluarga minimal dapat makan bersama sekali dalam sehari dan saling
berkomunikasi
r. Keluarga ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
s. Keluarga melakukan rekreasi diluar rumah minimal sekali sebulan
t. Keluarga dapat mengakses berita dari surat kabar, radio, televisi, ataupun
majalah
u. Anggota keluarga dapat menggunakan fasilitas transportasi lokal
v. Keluarga berkontribusi secara teratur dalam aktivitas sosial, dan
30
w. Minimal satu anggota keluarga aktif dalam pengelolaan lembaga lokal.39
G. Tinjauan Pustaka
Studi relevan merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu (Penelitian lain)
yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus tema yang di teliti. Di bawah
ini terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
yaitu:
Tabel 1.2
Tinjauan Pustaka
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Viqih Akbar
Peran Perempuan
Terhadap
Perekonomian
Keluarga (Studi
Kasus Pekerja
Perempuan di Industri
Plastik Rumahan
Primajaya Kelurahan
Kerukut Kecamatan
Limo Kota Depok)
Tahun 2018
Hasil dan manfaat yang
diperoleh pekerja
perempuan, selain hasil
materil berupa uang atau
gaji yang didapat, para
pekerja perempuan juga
mendapatkan atau saling
bertukar informasi
mengenai hal-hal yang
tidak mereka dapat
dirumah.40
39 Endang Rostiana, dkk, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Dalam Mewujudkan
Keluarga Sejahtera, hlm 4-6 40Viqih Akbar, skripsiPeran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluaga Studi Kasus
Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo
Kota Depok, hlm 65
31
2 Eka Pariyanti
Peran Ibu Rumah
Tangga Dalam
Meningkatkan
Pendapatan Keluarga
(Studi Kasus Para
Pengupas Bawang di
Desa 22 Hadi Mulyo
Kecamatan Metro
Pusat Kota Metro)
Tahun 2017
Peran ibu rumah tangga
cukup banyak dan juga
menambah pendapatan
keluarga yaitu dengan
bekerja sebagai pengupas
bawang. Kondisi sosial
ekonomi keluarga ibu-ibu
pengupas bawang
meningkat setelah mereka
bekerja sebagai pengupas
bawang. Ibu rumah tangga
cukup mencurahkan
waktunya untuk keluarga.41
3 Beti Aryani Peran Perempuan
Dalam Membantu
Ekonomi Keluarga di
Desa Tantung Setia
Kecamatan Pesisir
Selatan Kabupaten
Pesisir Barat Tahun
2017
Peran perempuan dalam
membantu ekonomi
keluarga melalui usaha
pedagang ikan oleh ibu
rumah tangga di Desa
Tanjung Setia dilakukan
dipasar. Kegiatan usaha
dagang ikan yang dilakukan
41Eka Pariyanti, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga
Studi Kasus Para Pengupas Bawang di Desa 22 Hadi Mulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro,
Jurnal Dinamika, Vol. 3 No. 2, Desember 2017, hlm 10
32
oleh perempuan di Desa
Tanjung Setia merupakan
usaha meningkatkan
ekonomi keluarga. Dampak
peran ganda perempuan
sebagai pedagang ikan di
Desa Tanjung Setia
terhadap keluarga
memberikan dampak yang
besar terutama dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti
kebutuhan makan, biaya
pendidikan dan kebutuhan
rumah tangga lainnya.42
4 Asri Wahyu
Widi Astuti
Peran Ibu Rumah
Tangga Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan keluaga
(Suatu kajian
pemenuhan kebutuhan
Kondisi ekonomi ibu-ibu
pedagang jambu biji
meningkat setelah mereka
berdagang jambu biji
dengan indikator
terpenuhinya kebutuhan
42Beti Aryani, skripsi Peran Perempuan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga di Desa
Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, hlm 81
33
pendidikan anak pada
5 ibu pedagang jambu
biji di Desa Bejen
Kecamatan Bejen
Kabupaten
Temanggung) Tahun
2013
hidup sehari-hari dan
mereka dapat
menyekolahkan anak-
anaknya.43
5 Darmawani Peran Perempuan
Dalam Meningkatkan
Perekonomian
Keluarga (Studi Kasus
di Gampong Peunaga
Pasie Kecamatan
Meureubo Kabupaten
Aceh Barat) Tahun
2013
Peran perempuan di
Gampong Peunage Pasie
dalam membantu
meningkatkan ekonomi
keluarga terkonsentrasi pada
sektor informal. Sebagai
penjahit, pedagang kios
kecil, pedagang warung
kopi tradisional, sebagai
perternak ayam potong,
sebagai buruh cuci rumahan,
sebagai pengrajin sapu
dua.44
43Asri Wahyu Widi Astuti, skripsi Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Suatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan anak pada 5 ibu
pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung, hlm 106 44Darmawani, Skripsi Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian
KeluargaStudi Kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat,
hlm 62
34
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa
penelitian tersebut sama-sama membahas tentang meningkatkan ekonomi
keluarga, yang berbeda hanyalah strategi dan faktor yang mempengaruhi
peningkatan penghasilan.
H. Kerangka Pikir
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri
dan anaknya.Setiap keluarga mempunyai kondisi sosial ekonomi yang berbeda-
beda, ada yang terpenuhi dengan baik, ada pula yang masih kurang. Dalam hal ini
seluruh anggota keluarga ikut berperan serta, suami sebagai pencari
nafkah,perempuan (istri) yang menjalankan perekonomian keluarga. Namun saat
ini, para perempuan juga berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup
keluarga dengan bekerja.
Seringkali masyarakat memandang rendah terhadap perempuan, tetapi
pada kenyataannya perempuan sangat berperan penting dalam ekonomi
keluarga.Keputusan perempuan untuk bekerja bertujuan untuk membantu suami
dalam mencari nafkah.Bahkan perempuan mempunyai sumbangan yang cukup
besar terhadap perekonomian keluarga.Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh
perempuan (istri) dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
35
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran Peran Ganda
Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Mekar Jaya
Kecamatan Bayung Lencir dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 1.2
Kerangka Pikir
36
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung
data kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan, mengkontruksi
fenomena, dan menemukan hipotesis.45
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,
dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti
yang tertarik secara ilmiah.46Analisis deskriptif kualitatif adalah memberikan
predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya.Predikat
yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas
dasar kondisi yang diinginkan.47
45Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 9-10 46Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, hlm 5 47Suharsimi Arikuntono, Manajemen Penelitian, hlm 269-270
37
B. Jenis dan Sumber data
Secara umum jenis dan sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara
langsung dengan pegawai di Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung
Lencir dan para perempuan yang sudah menikah dan bekerja di Desa Mekar
Jaya.
2. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.48 Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Desa Mekar Jaya
Kecamatan Bayung Lencir
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke
tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada
kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden, tetapi narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian.49
48Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 104 49 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 91-92
38
Adapun yang menjadi subyek dan obyek dalam penelitian ini adalah
perempuan yang telah menikah dan berperan ganda yaitu sebagai ibu rumah
tangga dan bekerja di luar rumah dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga di
Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir yang berjumlah 20 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan
data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematis, serta dapat dikontrol keandalan dan kesahihannya.
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung.Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang
diwawancarai disebut interviewee.Wawancara berguna untuk mendapatkan
data dari tangan pertama (primer), peneliti teknik pengumpulan lainnya, dan
menguji hasil pengumpulan data lainnya.50Dalam penelitian ini, wawancara
dilakukan dengan 23 orang yang terdiri dari pegawai Kantor Desa Mekar
Jaya Kecamatan Bayung Lencir 3 orang dan 20 perempuan yang sudah
menikah dan bekerja di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir.
50Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitan Sosial, hlm 90-93
39
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang berupa
gambar, patung, film, dan lain-lain.51Yang menjadi dokumentasi pada
penelitian ini yaitu foto bersamapegawai Kantor Desa Mekar Jaya, ibu-ibu
pedagang kelontong, ibu penjahit pakaian, ibu pedagang nasi, lontong, dan
gado-gado.
E. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
menurut Miles dan Huberman.Dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.52
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya
(triangulasi).
51Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 124 52Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 132-141
40
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan melilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang terlah direduksi akan memberikan gambaran
yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukanan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukankan merupakan kesimpulan yang kredibel.
F. Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara
umum mengenai isi dari penelitian ini, sehingga dapat terlihat kesinambungan
41
antara bab lainnya. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah yang menjadi objek
penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka serta kerangka
pikir.
BAB II METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memaparkan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menerangkan lokasi penelitian yang akan diteliti oleh
penulis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini adalah inti dari penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Pada bab
ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan alat
analisis yang telah disiapkan.
BAB V PENUTUP
42
Pada bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang kesimpulan
dan berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu serta
penulis mengungkapkan keterbatasan penelitian.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
Desa Mekar Jaya dulunya pada Tahun 2000 bernama Desa Sukajaya
dengan seorang pimpinan Bapak Agus Junaidi SH, Setelah pemekaran dengan
surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor : 581/KPTS/2003 di
Kecamatan Sungai Lilin, dari hasil Keputusan itu maka resmi menjadi Desa
Mekar Jaya yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Sukajaya. Setelah
menjadi Desa definitif pada tahun 2003 nama Desa Mekar Jaya dari dua suku
kata yaitu Mekar dan Jaya yang merupakan makna dan do’a serta harapan dari
para tokoh dan sesepuh Desa pada waktu itu yang mengandung arti agar segala
sesuatu yang dianggap baik akan selalu kekal dan bermanfaat atau berguna
untuk pembangunan Desa yang dilandasi oleh rasa suka cita hingga akhirnya
akan terjadi dan terlaksana.
Penduduk Desa Mekar Jaya mayoritas masyarakat pendatang yang
berasal dari pulau jawa dan berbagai suku lainya, yang keseluruhan jumlah
awal penempatan berjumlah 673 kepala keluarga dengan jumlah 2.927 jiwa.
Setelah berdomisili dan menetap di desa mekar jaya selama lebih dari beberapa
tahun penduduk desa Mekar Jaya senantiasa hidup rukun, aman dan damai,
mereka mengembangkan keterampilan bercocok tanam karet serta perkebunan
lainnya, mereka juga melestarikan nilai – nilai norma sosial budaya dan agama
( mayoritas islam) serta adat istiadat yang baik seperti sifat dan sikap saling
menghargai, toleransi serta bergotong royong, hal ini terbukti bahwa selama ini
44
belum ada pergesekan atau konflik yang bermotif sara, baik dengan sesama
warga maupun dengan warga tetangga desa sekitar.
Pada saat masa pemekaran Desa Mekar Jaya tahun 2003 telah diadakan
pemilihan PJS Kepala Desa yang menghasilkan seseorang PJS Kepala Desa
bernama Muhammad Ilyas Asal Sulawesi dengan seorang sekretaris Desa
bernama Yohanes asal Palembang dan menjabat sampai tahun 2005 kemudian
setelah itu Desa Mekar Jaya terus berkembang dengan Kepala Desa Sebagai
berikut :
a. Tahun 2005 – 2010 Kepala Desa Maseha dan Sekretaris Yohanes.
b. Tahun 2010 – 2016 Kepala Desa Achmat Yani dan Sekretaris Yohanes.
c. Tahun 2016 Sampai saat sekarang Kepala Desa Achmat Yani dan
Sekretaris Teguh Wanito, Dan sampai dengan sekarang Desa Mekar Jaya
terus berkembang.
B. Visi Misi Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
Demokrasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan Pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan di Desa harus mengakomodasi aspirasi dari
masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada sebagai mitra Pemerintah Desa yang mampu
mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan
turut serta tanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama
sebagai sesama warga Desa sehingga diharapkan adanya peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program
45
dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat.
Atas pertimbangan di atas, maka untuk jangka waktu 6 (enam) tahun
ke depan diharapkan proses pembangunan di Desa, penyelenggaraan
Pemerintahan di Desa, pemberdayaan masyarakat di Desa dan partisipasi
masyarakat sehingga secara bertahap Desa Mekar Jaya dapat mengalami
kemajuan, Untuk itu dirumuskan Visi dan Misi.
VISI : “Meningkatkan Tata Kelola Pemerintah yang Baik Melalui
Peningkatan Kualitas Pelayanan Terhadap Masyarakat Secara Prima”
MISI :
1. Bersama masyarakat memperkuat kelembagaan Desa yang ada sehingga
dapat melayani masyarakat secara prima;
2. Bersama masyarakat dan kelembagaan Desa menyelenggarakan
Pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang partisipatif;
3. Bersama masyarakat dan kelembagaan Desa memberdayakan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
C. Letak Geografis Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
Secara geografis Desa Mekar Jaya berbatasan dengan wilayah :
46
Tabel 1.3
Letak Geografis Desa Mekar Jaya
Batas Desa Kecamatan
Sebelah Utara Desa Suka Jaya Bayung Lencir
Sebelah Selatan Desa Senawar Jaya Bayung Lencir
Sebelah Barat Desa Muara Bahar Bayung Lencir
Sebelah Timur Desa Muara Medak Bayung Lencir
Sumber: Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
Luas wilayah Desa Mekar Jaya menurut penggunannya adalah ±
14.884 Ha yang terdiri dari : luas tanah pemukiman perkarangan rakyat 55
Ha, luas tanah perkebunan rakyat 9.476 Ha, luas tanah kuburan 5 Ha, luas
tanah perkantoran 5.000 m², luas tanah Desa 1,5 Ha, luas tanah kawasan
Hutan Produksi (HP) 5.346 Ha.
Dilihat secara umum keadaannya merupakan daerah dataran rendah
dan tidak berbukit - bukit yang dialiri oleh sungai dan rawa-rawa, beriklim
tropis hal tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat.
Orbitasi Desa Mekar Jaya yaitu :
1. Jarak ke ibukota Kecamatan Bayung Lencir berjarak 17 Km
2. Jarak ke ibukota Kabupaten Musi Banyuasin berjarak 191 Km
3. Jarak ke ibukota Provinsi Sumatera Selatan berjarak 223 Km.
D. Aset atau Kekayaan Desa
Kekayaan Desa Mekar Jaya yaitu barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
47
dan Belanja Desa atau diperoleh hak lainnya yang sah. Beberapa Aset Desa
Mekar Jaya yaitu :
Tabel 1.4
Aset Desa Mekar Jaya
No Jenis Aset Volume Lokasi
1 Tanah Kas Desa 2 Ha Dusun 3
2 Bangunan Paud 75 M² Dusun 3 dan 5
3 Bangunan Desa 8.000 M² Dusun 3
4 Lainnya/ Aset Desa 100 M² Dusun 3
Sumber: Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
E. Sumber Daya Alam
Desa Mekar Jaya memiliki beberapa potensi Sumber Daya Alam,
sampai saat ini potensi sumber daya belum benar-benar optimal
diberdayakan.Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya hambatan-
hambatan yang ada. Berikut beberapa potensi Sumber Daya Alam Desa Mekar
Jaya :
Tabel 1.5
Potensi Sumber Daya Alam Desa Mekar Jaya
No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan
1 Lahan Perkebunan 9.476 Ha
2 Lahan Persawahan - Ha
3 Lahan Hutan 5.346 Ha
4 Sungai 25 Km
Sumber: Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
48
F. Sumber Daya Pembangunan
Sumber daya Pembangunan Desa Mekar Jaya memiliki beberapa
potensi, Sampai saat ini potensi sumber daya Pembangunan masih sedikit, dan
masih banyak belum terealisasi sesuai usulan yang disampaikan masyarakat.
Berikut beberapa potensi Sumber Daya Pembangunan Desa Mekar Jaya :
Tabel 1.6
Potensi Sumber Daya Pembangunan Desa Mekar Jaya
No Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan
1 Aset prasarana umum :
a. Jalan Utama 8 KM
b. Jalan Setapak 136 M
c. Jembatan 9 Unit
d. Masjid 6 Unit
e. Musholah 17 Unit
2 Aset Prasarana pendidikan :
a. Gedung SD 4 Unit
b. Taman Pendidikan Alqur'an 2 Unit
c. PAUD 2 Unit
d. Gedung SMK 1 Unit
e. Pondok Pesantren 2 Unit
f. Madrasah Stanawiyah 2 Unit
g. Madrasah Aliyah 2 Unit
3 Aset prasarana kesehatan :
a. Posyandu 4 Unit
b. Poskesdes 2 Unit
c. Sarana Air Bersih 6 Unit
Sumber: Kantor Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
49
G. Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa Mekar Jaya dari awal berdirinya terus mengalami
perkembangan yang cukup baik dari segi perluasan struktural pemerintahan,
hal ini terbukti dengan bertambahnya penduduk maka secara struktural
pemerintahan pun mengalami perkembangan. Dari awal berdirinya Desa
Mekar Jaya jumlah Kepala Dusun hanya ada 4 dusun yang membawahi 20
rukun tangga, kini Desa Mekar Jaya telah memiliki 5 Kepala Dusun dengan
membawahi jumlah rukun tangga sebanyak 30. Berikut Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa Mekar Jaya :
Gambar 1.3
Struktur Organisasi
50
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga
Perempuan merupakan orang yang telah dianggap dewasa maupun anak-
anak. Dalam kehidupan berumah tangga perempuan merupakan seorang istri yang
berperan sebagai pengatur rumah tangga, hal ini tercantum dalam UU
Perkawinan (UUP) No. 1 tahun 1974, terutama pasal 31 ayat 3, misalnya
dikemukakan bahwa peran suami adalah sebagai kepala keluarga dan istri sebagai
ibu rumah tangga. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa suami wajib melindungi
istrinya dan memberi segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai
dengan kemampuannya (pasal 34 ayat 1), sedangkan kewajiban istri mengatur
urusan rumah tangga sebaik-baiknya (pasal 34 ayat 2).53Dengan pembagian peran
yang demikian berarti peran perempuan yang resmi diakui adalah peran domestik
yaitu peran mengatur urusan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci
baju, memasak, merawat anak, dan kewajiban melayani suami.
Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk tentunya
akan berpengaruh pada kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat. Hal ini
bisa dilihat dari nilai harga barang serta biaya pendidikan yang terus
meningkat.Karena alasan tersebut, sehingga peran perempuan dibutuhkan untuk
membantu suami memenuhi ekonomi keluarga.
53UU Perkawinan (UUP) No. 1 tahun 1974
51
Selain itu, menurut organisasi Dharma Wanita di instansi pemerintah,
perempuan memiliki lima peran yaitu sebagai berikut54:
1. Pendamping suami
Dalam Undang-Undang Hukum Perdata, terutama pasal 105 ayat 1,
dinyatakan bahwa setiap suami adalah kepala keluarga dalam penyatuan
suami dan istri.55Suami merupakan seorang pemimpin di dalam
keluarga.Sebagai seorang istri, mereka dituntut untuk melayani berbagai
kebutuhan di dalam keluarga, terutama suami.Meskipun seorang istri ikut
bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, mereka juga tidak boleh
melupakan hak dan kewajiban mereka sebagai seorang istri.
2. Ibu, pendidik, dan pembina generasi muda
Ibu merupakan seorang perempuan yang sangat berperan penting
dalam keluarga.Sebagai seorang perempuan ibu berkewajiban untuk
mendidik menjadi seorang guru bagi anaknya, merawat menjadi seorang
dokter untuknya, memasak, mencuci, dan lain sebagainya.
3. Pengatur ekonomi rumah tangga
Dalam berumah tangga, suami memiliki kewajiban yang sangat
penting di dalam keluarga dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.Namun, tak
terlepas dari itu seorang istri juga berperan dalam mengatur keuangan
keluarga, sehingga keuangan dalam keluarga dapat terkendali dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menerangkan bahwa:
54Wiyatmi, Menjadi Perempuan Terdidik: Novel Indonesia, dan Feminisme, Yogyakarta,
UNY Press, 2013, hlm 41-42 55Undang-Undang Hukum Perdata, Hak dan Kewajiban Suami Isteri Pasal 105 Ayat 1
52
“Kalau dirumah keuangan ibu yang mengatur, suami ibu cuman
ngasih uang per bulannya saja”.56
“karena ibu juga bekerja jadi uang suami yang dikasih setiap bulan
ibu simpan untuk kebutuhan anak-anak, kalau untuk kebutuhan
sehari-hari itu pake uang dari hasil dagang ibulah”.57
“kegiatan ibu dirumah hari-hari kayak ginilah buka warung dirumah,
suami ibu juga dak ada kerja cuma bantu-bantu di warung jadi kalau
uang ya ngatur sama-sama”.58
Dari hasil wawancara tersebut rata-rata pengatur keuangan dalam
keluarga di atur oleh perempuan sebagai istri dirumah, dari sinilah terlihat
bahwa peran perempuan sangat penting dalam mengatur dan meningkatkan
ekonomi keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan selanjutnya yang
menerangkan bahwa:
“karena suami ibu sudah meninggal jadi dirumah yang memenuhi
semua kebutuhan dan keperluan sehari-hari ibulah, anak ibu juga
masih kecil masih banyak butuh biaya untuk sekolah dengan yang
lainnya”.59
“ya ibu ni yang nyari uang ibulah untuk kelangsungan hidup ibu sama
anak ibu jadi ya yang ngatur keuangan ibu”.60
Dari hasil wawancara tersebut pengatur keuangan diatur oleh
perempuan sendiri sebagai ibu rumah tangga, karena tulang punggung mereka
yaitu suami yang telah meninggal sehingga mereka juga harus terlibat
56Wawancara dengan ibu Susi pedagang kue keliling pada tanggal 25 Desember 2019 57Wawancara dengan ibu Lina pedagang nasi, lontong, dan gado-gado pada tanggal 20
Desember 2019 58Wawancara dengan ibu Samsinar pedagang kelontong pada tanggal 02 Desember 2019 59Wawancara dengan ibu Linda pedagang es cendol dan pempek pada tanggal 25
Desember 2019 60Wawancara dengan ibu Wulan pedagang sayur pada tanggal 10 Desember 2019
53
menjadi tulang punggung dalam keluarga khususnya untuk anak-anak
mereka.
4. Pencari nafkah tambahan
Keluarga merupakan suatu kelompok yang terdiri dari seorang suami
dan istri yang memiliki hubungan perkawinan yang sah dan terdiri dari
beberapa anak.Dalam keluarga suami memiliki tanggungjawab yang besar
dalam pemenuhan ekonomi keluarga.Dengan perkembangan zaman diiringi
dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, memaksa
seorang perempuan terutama istri dalam keluarga ikut serta dalam membantu
perekonomian keluarga.Padahal peran utama seorang istri itu adalah sebagai
ibu rumah tangga.
Peran ibu rumah tangga dalam membantu ekonomi keluarga adalah
membantu keluarga agar lebih berdaya.Sehingga tidak hanya dapat
kemampuan dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya, tetapi juga
kemampuan ekonominya.Maka keterlibatan perempuan dalam membantu
ekonomi keluarga adalah dengan memberi kesempatan kepada ibu-ibu rumah
tangga baik berupa pengetahuan berdagang yang dimiliki, keterampilan yang
dimiliki, maupun kemampuan untuk bekerja di tempat lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menerangkan bahwa:
“zaman sekarang kebutuhan semakin banyak, keperluan semakin
banyak, penghasilan suami juga dak menentu, jadi ibu jualanlah untuk
mencari uang tambahan”.61
61Wawancara dengan ibu Rini sebagai pedagang kelontong dan pulsa pada tanggal 10
Desember 2019
54
“suami ayuk jualan sayur, ayuk ni juga baru menikah, dirumah tinggal
sendirian daripada bosan lebih baik ayuk bantu suami ayuklah jualan
sayur buka warung didepan rumah”.62
Dari hasil wawancara tersebut peran perempuan dalam membantu
ekonomi keluarga adalah dengan memberi kesempatan kepada ibu-ibu rumah
tangga berupa pengetahuan berdagang yang mereka miliki.Selain itu, ada
juga berupa keterampilan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menerangkan bahwa:
“suami ibu sopir kadang ada kerjaan kadang nggak, dirumah juga ada
mesin jahit peninggalan orang tua, daripada nggak terpakai dan
kebetulan ibu juga bisa menjahit jadi ibu menerima jahitan lumayan
buat menambah pemasukan keluarga”.63
”ginilah kerjaan tante setiap hari jahit pakaian kalau lagi ada pesanan
orang, kalau lagi sehat pagi bantu suami nyadap karet sore barulah
jahit, lumayan untuk tambah-tambah uang belanja”.64
Dari hasil wawancara tersebut peran perempuan dalam membantu
ekonomi keluarga adalah dengan memanfaatkan keterampilan yang
mereka miliki sehingga dapat untuk menambah penghasilan keluarga.
Selain itu juga, ada beberapa perempuan yang bekerja untuk menambah
penghasilan keluarga dengan kemampuan bekerja di tempat lain, hal ini
dapat diterangkan melalui hasil wawancara, yaitu:
“Kalau pagi mbak ya bersih-bersih rumah, masak, mengurus anak
sekolah, kalau anak mbak sudah berangkat sekolah mbak ke kebun
bantu suami mbak nyadap karet, lumayanlah nambah
penghasilan”.65
62Wawancara dengan ibu Fitri sebagai pedagang sayur pada tanggal 02 Desember 2019 63Wawancara dengan ibu Narti sebagai penjahit pakaian pada tanggal 26 Desember 2019 64Wawancara dengan ibu Ningsih sebagai penjahit pakaian pada tanggal 11 Desember
2019 65Wawancara dengan ibu Jaro’ah sebagai petani karet pada tanggal 11 Desember 2019
55
“Tau sendirilah gaji honorer berapa, gaji juga nggak setiap bulan
turun, mbak juga ngajar nggak setiap hari, kalau lagi nggak ngajar
mbak bantu suami nyadap karet, tapi jadilah untuk tambah-tambah
uang belanja walaupun sedikit”.66
Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
peran perempuan dalam membantu ekonomi keluarga dapat diterapkan
melalui berdagang, memanfaatkan keterampilan yang dimilikinya, serta
kemampuan untuk bekerja di tempat lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
tabel berikut ini:
Tabel 1.7
Jumlah Pendapatan Keluarga Sebelum dan Sesudah Istri Bekerja
No Nama Pekerjaan Sebelum Istri
Bekerja/Musim
Sesudah Istri
Bekerja/Musim
1 Narti Penjahit Pakaian Rp.1.000.000,00 Rp.2.000.000,00
2 Samsinar Pedagang
Kelontong
Rp.1.000.000,00 Rp.2.500.000,00
3 Parti Pedagang Sayur Rp.1.000.000,00 Rp.2.500.000,00
4 Susi Pedagang Kue
Keliling
Rp.1.000.000,00 Rp.1.500.000,00
5 Lina Pedagang Lontong
dan Gado-gado
Rp.1.500.000,00 Rp.2.000.000,00
6 Jaro’ah Petani Karet Rp.1.000.000,00 Rp.1.500.000,00
7 Fitri Pedagang Sayur Rp.1.500.000,00 Rp.2.500.000,00
8 Wati Guru Honorer Rp.1.500.000,00 Rp.2.000.000,00
66Wawancara dengan ibu Wati sebagai guru honorer pada tanggal 12 Desember 2019
56
9 Rini Pedagang
Kelontong dan
Pulsa
Rp.1.000.000,00 Rp.2.000.000,00
10 Linda Pedagang Es
Cendol dan
Pempek
Rp.1.800.000,00 Rp.1.800.000,00
11 Ningsih Penjahit Pakaian Rp.1.000.000,00 Rp.2.500.000,00
12 Wulan Pedagang Sayur Rp.1.000.000,00 Rp.2.000.000,00
13 Gianti Penjahit Pakaian Rp.1.500.000,00 Rp.3.000.000,00
14 Endang Petani Karet Rp.800.000,00 Rp.2.000.000,00
15 Yuni Pedagang Lontong.
Soto, dan Bakso
Rp.1.500.000,00 Rp.2.000.000,00
16 Sri Petani Karet Rp. 1.500.000,00 Rp. 2.500.000,00
17 Ijah Pedagang
Kelontong
Rp. 1.700.000,00 Rp. 2.500.000,00
18 Indah Pedagang Sayur Rp. 850.000,00 Rp. 2.000.000,00
19 Ita Petani Karet Rp. 1000.000,00 Rp. 1.600.000,00
20 Ninuk Guru Honorer Rp. 1.500.000,00 Rp. 2.000.000,00
Sumber: wawancara perempuan bekerja desa Mekar Jaya
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa peran istri sangat
membantu menambah perekonomian keluarga, hal ini dapat dilihat dari
bertambahnya jumlah pendapatan keluarga setelah istri bekerja. Dari tabel
tersebut pendapatan keluarga yang paling tinggi yaitu ibu Gianti yang
bekerja sebagai penjahit pakaian dengan pendapatan sebelum bekerja Rp.
1.500.000,00 dan setelah bekerja menjadi Rp.3.000.000,00. Dan
57
pendapatan keluarga yang paling rendah berjumlah 2 keluarga dengan
jumlah pendapatan sebelum bekerja Rp.1.000.000,00 dan setelah bekerja
menjadi Rp.1.500.000,00.
5. Anggota masyarakat terutama organisasi wanita, badan-badan sosial yang
intinya menyumbangkan tenaga kepada masyarakat sebagai relawan.
Dari penjelasan tersebut, tampak bahwa Panca Dharma wanita
menempatkan perempuan sebagai tersubordinasi oleh laki-laki.Dalam
hubungannya dengan laki-laki, perempuan dianggap sebagai pendamping
suami, pencari nafkah tambahan dan bukan sebagai perempuan
karier.Panca Dharma Wanita ikut melahirkan sekaligus menjadi bidan
munculnya ketergantungan ekonomi perempuan pada laki-laki.Dilihat dari
segi emansipasi, Panca Dharma Wanita tidak mengizinkan adanya
kesetaraan atau keseimbangan suami istri.
Karena perempuan merupakan jenis kelamin yang mengambil
tanggungjawab utama dan menjadi korban terbesar dalam setiap
kemiskinanan dan kemelaratan.Beban perempuan miskin lebih berat dari
laki-laki, karena perempuan selalu berusaha untuk mendapatkan tambahan
penghasilan untuk menutup kekurangan pendapatan di dalam
keluarga.Apalagi jika perempuan miskin tersebut adalah kepala keluarga
dan pencari nafkah tunggal dalam keluarga.67
67Palulungan Lusia, M. Ghufran H. Kordi K., & Muh Taufan Ramli, Memperkuat
Perempuan Untuk Keadilan dan Kesetaraan, Yayasan BAKTI, 2017, hlm 131-135
58
B. Dampak Peran Ganda Perempuan TerhadapKehidupan Rumah Tangga
Dalam bidang pekerjaan rumah tangga, istri yang bekerja agak berkurang
kekuasaannya, karena suaminya memegang peran yang lebih penting di situ.
Sebaliknya, ia bertambah dominan dalam soal pemutusan persoalan ekonomi
yang penting tetapi pengaruhnya tidak bertambah atau berkurang dalam soal
kontrol atas suami.
Ibu yang bekerja part-time dan ibu bekerja kelas menengah lebih banyak
kemungkinan memilih untuk bekerja. Yang pertama menyesuaikan keinginan
bekerjanya (atau dapat menyesuaikan kebutuhannya akan uang) pada kebutuhan
keluarganya. Kedua macam kelompok ibu itu besar kemungkinan memilih
pekerjaan yang mereka senangi dan (karena mereka tidak terlalu tertekan karena
kebutuhan akan uang) menerima pekerjaan itu dengan kesadaran akan persoalan-
persoalan menanggung peran ganda. Karena itu mereka merasa lebih bertanggung
jawab untuk menutupi ketidak hadiran mereka dengan cara pengaturan yang lebih
baik, dengan secara sadar mengatur untuk, berada bersama anak-anak mereka,
atau mengetahui terlebih dahulu dan menghindarkan kesulitan-kesulitan dalam
kehidupan anak-anak mereka. Ibu dari kalangan rendah yang bekerja, sebaliknya,
lebih banyak kemungkinan harus bekerja dan mendapatkan pekerjaan yang
kurang menyenangkan.Ia mungkin merasa dibebani, dan memaksakan anak-anak
perempuannya menanggung sebagian bebannya. Jadi, ia merasa kurang perlu
untuk mengkompensasikan ketidakhadirannya, dan anak-anak perempuannya
lebih banyak kemungkinan merasakan agak ditelantarkan.68
68Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara, 1985, hlm 155-156
59
Dengan bekerjanya istri atau ibu membawa dampak terhadap kehidupan
keluarga yang dirasakan oleh anggota keluarga lainnya.Perempuan yang berperan
ganda tentu mempunyai dampak yang positif dan negatif.Peran ganda yang
ditanggung oleh perempuan dengan menjadi ibu rumah tangga dan menjadi
pekerja yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari membuat mereka
melaksanakan aktifitas ganda.Aktifitas ganda tersebutlah yang akhirnya
memberikan dampak bagi mereka dan juga bagi keluarga.
1. Dampak Positif
Perempuan yang bekerja memiliki dampak positif yang terjadi terhadap
keluarganya yaitu dapat membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi
keluarganya seperti membantu biaya kehidupan sehari-hari dan membantu
biaya pendidikan anak-anaknya,juga dapat meningkatkan status dalam
keluarganya, serta terbangun rasa saling pengertian antar anggota keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menerangkan bahwa:
”lumayan nambah sedikit-sedikit untuk memenuhi berbagai kebutuhan
sehari-hari, soalnya juga kebutuhan rumah tangga lumayan banyak.”69
“hubungansama anggota keluarga yang lain Alhamdulillah baik,
soalnya sama-sama bekerja jadi sama-sama saling pengertian.”70
“dulu kami sering dipandang sebelah mata sama orang karena kondisi
ekonomi keluarga yang serba kekurangan, untuk makan sehari-hari
susah. Tapi setelah kami punya usaha gini dan kondisi ekonomi terlihat
69Wawancara dengan ibu Sri sebagai petani karet pada tanggal 12 Desember 2019 70Wawancara dengan ibu Ijah sebagai pedagang kelontong pada tanggal 15 Desember
2019
60
lebih baik bisa mengangkat status keluarga saya dan lebih dihargai
lagi.”71
Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan juga ikut berperan dalam menambah pendapatan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, hubungan antar anggota keluarga
yang lain juga tetap harmonis walaupun waktu untuk bertemu dengan keluarga
terbatas. dan meningkatnnya status keluarga karena status dapat menunjang
harkat dan martabat seseorang.
2. Dampak Negatif
Dalam hal ini dampak sosial akan sangat dirasakan oleh anak. Dengan
jam kerja dari pagi hingga sore tentu akan sangat menyita waktu istri atau ibu
tersebut. Terlebih waktu yang seharusnya dapat mereka curahkan untuk anak-
anak mereka, akan dihabiskan untuk bekerja selama setengah hari di tempat
kerja mereka. Dalam hal perhatian dan kasih sayang, tentu saja anak-anak
mereka akan sangat membutuhkannya. Terlebih jika masih dalam masa
pertumbuhan atau balita, yang sangat membutuhkan perhatian dari orang tua.
Bukan hanya dalam hal permasalahan perhatian dan kasih sayang dari
ibu mereka saja yang akan berkurang. Namun, perhatian dalam hal pendidikan
pun juga akan sangat berkurang jika bapak dan ibu juga bekerja di luar rumah.
Jika ibu harus bekerja dari pagi hingga sore hari begitu pula dengan suami,
maka ketika malam hari secara psikologis dan fisik ibu dan suami akan
mengalami kelelahan setelah seharian bekerja. Dan bisa jadi perhatian terhadap
anak yang seharusnya dibimbing belajar malam hari dapat terganggu.
71Wawancara dengan ibu Indah pedagang sayur pada tanggal 15 Desember 2019
61
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terkait pengasuhan serta
pendidikan bagi anaknya menerangkan bahwa:
“anak ayuk yang cewek sudah sekolah kelas 2 SD, yag cowok baru
umur 3 tahun, kalau ayuk kerja yang cowok ayuk titipin sama mbahnya.
kalau untuk masalah pendidikan anak ayuk kalau pagi belajar di
sekolah, kalau siang jam 2 lanjut sekolah madrasah kalau malam ngaji
sama bapaknya.”72
“kebetulan anak-anak bude sudah besar semua tapi dulu waktu mereka
masih kecil selama bekerja anak bude titipkan dirumah orang tua bude,
kalau untuk pendidikan ya bude masukkan ke sekolah.”73
“dulu anak bulek waktu belum sekolah ya bulek bawak kerja, tapi
sekarang anak bulek sudah pada sekolah. Pulang sekolah jam 12 terus
jam 2 anak bule lanjut les buat belajar tambahan pulangnya biasa jam 4
sore.”74
“kebetulan anak ibu yang masih sekolah tinggal 1 sekarang masih kelas
1 SMP, kalau yang pertama sama yang kedua sudah lulus semua karena
emang kebetulan mereka kembar. Jadi kalau pulang sekolah biasanya
yang jemput abangnya, ibu nyelesaiin pekerjaan jahit ibu dirumah.”75
Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
permasalahan pengasuhan dan pendidikan anak, dapat dikatakan bahwa
perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anak merupakan hal yang sangat
penting. Akan tetapi, karena tuntutan pekerjaan, mereka harus merelakan
pengasuhan anak mereka kepada anggota keluarga lain atau kepada orang lain.
Bagi mereka yang masih tinggal bersama orang tua atau bertempat tinggal
72Wawancara dengan ibu Yuni sebagai pedagang lontong, soto, dan bakso pada tanggal
12 Desember 2019 73Wawancara dengan ibu Parti sebagai pedagang sayur pada tanggal 5 Desember 2019 74 Wawancara dengan ibu Endang sebagai petani karet pada tanggal 2 Desember 2019 75Wawancara dengan ibu Gianti sebagai penjahit pakaian pada tanggal 11 Desember 2019
62
dekat dengan orang tua, maka pengasuhan anak dapat dilimpahkan kepada
orang tua mereka.
Dalam hal pendidikan, memang disadari oleh para orang tua yaitu
perempuan beserta suami sebagai salah satu hal yang sangat penting.Namun
karena keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran, mayoritas perempuan
memberikan pelimpahan tanggung jawab pendidikan anak-anak mereka kepada
lembaga bimbingan belajar atau les. Dengan bekerjanya ibu dari pagi sampai
sore hari, tentu saja hanya akan menyisakan waktu pada malam hari bagi anak-
anak mereka. Saat malam haripun ibu juga seorang manusia biasa yang
memiliki keterbatasan, setelah lelah bekerja seharian ibu masih menyempatkan
waktu untuk membantu anak-anak mereka mengerjakan tugas sekolah dan lain-
lain.
Lebih lanjut lagi, tentu permasalahan pendidikan bukan hanya menjadi
tanggung jawab ibu saja.Suami sebagai orang tua dari anak-anak mereka juga
memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan anak mereka.
C. Pandangan Islam Terhadap Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga
Perempuan masa lampau cenderung terbatas untuk bekerja di ranah
pemerintahan dan terbatas untuk berpendidikan tinggi.Hal itu seperti yang dialami
oleh tokoh pejuang perempuan kita yaitu Ibunda Raden Ajeng Kartini.Semua
kesempatan kerja di luar, pendidikan tinggi seakan milik kuasa laki-laki, kondisi
itu kini sudah terkikis.Dari segi pendidikan, sekarang perempuan memiliki
63
kesempatan yang tinggi untuk menambah pengetahuan sebagaimana laki-
laki.Banyak perempuan yang memiliki karir yang tinggi karena pendidikan yang
diperolehnya serta menjadi bisnis women yang mewarnai kehidupan.
Jika dibandingkan dengan kualitas peran perempuan di dunia, dilihat dari
Gender Inequality Index (GII) Indonesia tahun 2011 yaitu 0,505 menduduki
peringkat 100. Pada tahun 2008 GII Indonesia sebesar 0.714 berada pada urutan
ke 108 dari 139 negara.Artinya indek kualitas peran perempuan mengalami
peningkatan. Harapannya ke depan kualitas perempuan Indonesia kian meningkat
baik di sektor ekonomi, sosial, politik maupuan budaya.
Kontribusi ekonomi perempuan yakni peran perempuan dalam
menjalankan fungsi ekonomi keluarga yang merupakan proporsi antara
pendapatan istri dengan pendapatan total keluarga.
Sejak terbentuknya kesempatan kerja bagi perempuan di luar peran rumah
tangga, perempuan menyesuaikan perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai
pencari nafkah. Partisipasi kerja ini tidak saja menyebabkan penambahan
penghasilan rumah tangga, tetapi juga meningkatkan peran perempuan dalam
mengambil keputusan. Perempuan yang bekerja merupakan salah satu bentuk
mobilitas sosial perempuan. Umumnya mobilitasi sosial permpuan masih
mengikuti pola tradisional, secara tradisional perempuan mengalami mobilitasi
melalui perkawinan. Peran perempuan setelah perkawinan adalah melahirkan,
dimana peran ini dinamakan peran reproduktif. Peran ini tidak bisa digantikan
oleh laki-laki karena memang sifatnya kodrati dan tidak bisa dihindari.
64
Perempuan berperan sebagai pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
rumah tangga atau keluarga.76
Dalam kehidupan berumah tangga letak kepemimpinan berada di tangan
suami. Kepemimpinan rumah tangga tidak pantas bagi perempuan, karena laki-
laki lebih sedikit kebutuhannya akan perlindungan dan lebih banyak
ketabahannya, maka di pundak laki-laki lah diletakkan tanggung jawab
kepemimpinan dan nafkah sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan firman
Allah menyebutkan bahwa:
ل ا آتاه الل م زقه فلينفق م ر عليه ر ن سعته ومن قد لينفق ذو سعة م
ا بعد عسر يسرا نفساا إل ما آتاها سيجعل الل يكل ف الل
Artinya:“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan”.77
Kewajiban ini juga tetap berlaku pada suami, walaupun istrinya seorang
yang kaya raya dan suaminya seorang yang miskin. Jika seorang istri memberi
nafkah untuk dirinya dan anak-anaknya, ini berarti sedekah sang istri, atau sebagai
hutang suaminya, sehingga jika suami mengalami masa sulit dan si istri akan
memberikan nafkah harus dengan cara meminta izinnya.
Adapun menurut ahli fiqh menyebutkan bahwa pekerjaan istri dirumah
bukanlah suatu kewajiban, tetapi merupakan sunnah dan shadaqah kepada suami
76Melis, Relevansi Peran Gender dan Kontribusi Ekonomi Perempuan untuk Mencapai
Falah dalam Rumah Tangga, Jurnal Kajian Gender dan Anak, Vol. 12, No. 01, Juni 2017, hlm 69-
70 77Surat Ath-Thalaq 65: 7
65
dan anak-anaknya. Adapun yang wajib bagi seorang istri terhadap suaminya salah
satunya adalah tidak keluar rumah kecuali dengan izin suaminya.
Seperti Fatimah binti Muhammad yang merupakan putri dari Muhammad
beliau adalah seorang perempuan pekerja keras. Dan ada juga wanita golongan
Anshar bernama Asma’ binti Abu Bakar ra ia merupakan istri dari Az-Zubair bin
Al-Awwam, seorang yang miskin tidak mempunyai tanah, harta, maupun budak,
Kecuali kuda. Asma’ merupakan wanita pekerja keras, ia selalu membantu
suaminya memberi makan kuda dan mengembala, serta berdagang roti hasil
buatannya sendiri dengan menumbuk biji kurma yang di campur dengan air.
Karena roti hasil buatannya enak sehingga banyak wanita Anshar yang memesan
roti kepada Asma’.
Jadi pada zaman Nabi para wanita tidak ada yang tidak bekerja. Walaupun
mereka merupakan sosok yang dimuliakan, mereka juga dihadapkan oleh
sejumlah pekerjaan yang berat seperti mengandung, melahirkan, menyusui,
menyelesaikan pekerjaan rumah, menyiapkan makanan, serta mengasuh anak dan
suaminya. Bahkan adapula yang ikut bekerja membantu suaminya.Pekerjaan itu
semua dihadapi oleh para wanita dengan penuh rasa sabar dan rasa syukur
sehingga Allah menganugerahkan berbagai kemenangan kepada kaum muslimin.
Berdasarkan sabda Nabi yang artinya:
“Dan barang siapa mengayomi tiga anak perempuan, lalu mendidik
mereka dan menikahkan mereka serta berperilaku baik terhadap mereka,
maka baginya adalah surge” (H.R. Abu Dawud dan Ahmad)
“Apa yang dinafkahkan seorang laki-laki kepada isterinya adalah
sedekah”
66
“Dan sesungguhnya seorang laki-laki itu akan mendapat pahala karena
suatu suapan yang disodorkan ke mulut isterinya” (H. R. Ad-darimi)
“Dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, dinar yang kamu nafkahkan
untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahnya serta dinar
yang kamu nafkahkan kepada isterimu, maka dinar yang paling besar
pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada isterimu” (H.R. Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut Islam telah menetapkan fitrah wanita dengan
memberikannya kedudukan yang paling tinggi sebagai seorang ibu.Islam
memberikan berbagai hak yang dapat melindungi dalam melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.Islam juga memperbolehkan wanita keluar rumah untuk
keperluan yang harus dilakukannya seperti bekerja selama tidak bertolak belakang
dengan syariat Islam.78
Dan berdasarkan fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang keluarnya
perempuan untuk bekerja juga memperbolehkan perempuan keluar rumah jika ada
keperluan selama tidak melanggar syariat Islam seperti bekerja. Namun, fatwa ini
menganjurkan perempuan yang bekerja di lapangan tidak campur baur dengan
lawan jenisnya atau laki-laki. Karena jika perkara ini dilanggar akan sangat
berbahaya, dapat mendatangkan bencana dan keburukan yang ditimbulkan oleh
ikhtilath yang tidak terhitung banyaknya. Dampak terbesar dari ikhtilath dianggap
sebagai sarana yang paling utama sebagai penyebab terjadinya perzinahan yang
akan memporakporandakan masyarakat serta menghancurkan nilai dan moralnya.
Dalil-dalil shahih juga menyatakan haramnya khulwah (bersepi-sepian)
dengan yang bukan mahram dan haramnya pandangan kepada perempuan yang
bukan mahram.Islam juga telah menentukan kewajiban bagi suami dan istri dalam
78Al-Bar, Muhammad Ali, Wanita Karir Dalam Timbangan Islam Kodrat Kewanitaan
Emansipasi dan Pelecehan Seksual, Jakarta: Pustaka Azzam, hlm 50-62
67
melaksanakn perannya baik di dalam rumah maupun diluar rumah.Laki-laki
dituntut untuk mencari nafkah dan perempuan dituntut untuk mendidik anaknya,
memberi perhatian dan kasih sayang, penyusuan dan pengasuhan, dan pekerjaan
lainnya yang dikhususkan bagi para perempuan.Jika perempuan keluar dari rumah
tanpa ada keperluan berarti mereka menyia-nyiakan keluarga mereka.
Islam juga mengharamkan perempuan melembutkan suarannya dalam
berbicara dengan lawan jenis karena hal tersebut dapat mengundang hasrat atau
syahwat laki-laki.Islam menganjurkan perempuan untuk memelihara
kemaluannya dari perbuatan keji.Allah memerintahkan kepada perempuan untuk
menutupkan kain kerudung ke dadanya.Hal ini untuk menghindari syahwat laki-
laki.79
Pada dasarnya, al-Quran tidak melarang perempuan untuk bekerja, karena
melakukan pekerjaan apapun yang masih termasuk dalam tataran amal shaleh
boleh bagi laki-laki maupun perempuan, bahkan dalam al-Quran Allah
menjanjikan keduanya dengan penghidupan yang baik. Dalam konteks ini al-
Quran jelas sekali memberikan pandangan terhadap keberadaan dan kedudukan
perempuan. Hadits nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a juga menceritakan
bahwa Rasul memberikan izin kepada perempuan-perempuan untuk keluar rumah
dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Bagi perempuan yang sudah berumah
tangga, sudah tentu ia bekerja bukan hanya sebagai pencapaian kebutuhan
79Al-Bar, Muhammad Ali, Wanita Karir Dalam Timbangan Islam Kodrat Kewanitaan
Emansipasi dan Pelecehan Seksual, Jakarta: Pustaka Azzam, hlm 183-190
68
dirinyasendiri, melainkan juga kebutuhan anggota keluarga, berjalan beriringan
dengan suaminya sebagai mitra kerja.80
Ketika al-Quran tidak memberikan larangan kepada perempuan untuk
bekerja, meskipun demikian, sebagai perempuan pekerja, hendaknya
memperhatikan batasan-batasan serta nilai-nilai etis perempuan. Beberapa etika
perempuan pekerja yang dapat dipatuhi anatara lain:
a. Menjaga sopan santun (al-A’raf: 199)
b. Berakhlak mulia (al-Isra: 37)
c. Menjaga kehormatan diri (al-Nisa: 25)
d. Bekerja berdasarkan profesionalitas (al-Isra: 84)
e. Pekerjaan yang ia lakukan sesuai kodrat (al-Isra: 84)
f. Tetap menjaga tujuan keluarga berupa sakinah (al-Rum: 21)
g. Tetap menjaga musyawarah antara suami istri (al-imran: 159)
80Isnah Rahma Solihatin, Konsepsi Al-Quran Tentang Perempuan Pekerja Dalam
Mensejahterakan Keluarga, Media Komunikasi Islam Tentang Gebder dan Anak, 12 (2), 2017,
hlm 40-41
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alasan perempuan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir yang telah
berkeluarga dan bekerja adalah karena tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga.
Karena sebagian besar suami mereka hanya bekerja di sektor swasta, jumlah
penghasilan suami pun masih belum mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan
hidup keluarga. Sehingga dengan bekerjanya perempuan yang telah
berkeluarga tersebut, merupakan pilihan yang mereka ambil agar dapat
membantu suami memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Keterlibatan
perempuan dalam membantu ekonomi keluarga adalah dengan memberi
kesempatan kepada ibu-ibu rumah tangga baik berupa pengetahuan berdagang
yang dimiliki, keterampilan yang dimiliki, maupun kemampuan untuk bekerja
di tempat lainnya.
2. Dengan bekerjanya istri atau ibu membawa dampak positif dan negatif
terhadap kehidupan keluarga yang dirasakan oleh anggota keluarga lainnya.
Dampak positifnya yaitu dapat menambah penghasilan keluarga, terbangun
rasa saling pengertian antar anggota keluarga, dan meningkatnya status
keluarga. Dampak negatifnya yaitu seperti dampak sosial yang sangat
dirasakan oleh anak, perhatian dan kasih sayang dari ibu mereka akan
70
berkurang, serta perhatian dalam hal pendidikan pun juga sangat berkurang
karena bapak dan juga ibu bekerja di luar rumah. Mereka melimpahkan
pengasuhan anak mereka kepada anggota keluarga lain atau kepada orang
mereka dan memberikan pelimpahan tanggung jawab pendidikan anak-anak
mereka kepada lembaga bimbingan belajar atau les.
3. Islam memperbolehkan perempuan untuk bekerja, dengan ketentuan tidak
melanggar syariat Islam. Hal ini dapat dilihat dari para ahli fiqih dan fatwa
Syaikh Abdul Aziz bin Baz tentang keluarnya perempuan untuk bekerja.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
peran ganda perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Adapun saran-
saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi perempuan yang bekerja dari pagi sampai sore, sebaiknya agar tetap
memperhatikan anak-anak mereka agar tidak merasa terlantarkan dan
kurangnya kasih sayang dari orang tua.
2. Bagi suami dengan bekerjanya istri diluar rumah, maka secara tidak langsung
istri juga telah berperan aktif dalam membantu suami memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga. Maka suami juga harus memiliki toleransi terhadap beban
kerja ganda yang dihadapi oleh istri, agar bisa membantu istri mereka
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Seperti membantu membersihkan rumah
dan membantu dalam hal pengasuhan anak mereka.
71
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menemukan solusi dari permasalahan
mengenai peran ganda perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
72
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, Semarang, PT Karya Toha Putra, 2002
Al-Bar, Muhammad Ali, Wanita Karir Dalam Timbangan Islam Kodrat
Kewanitaan, Emansipasi dan Pelecehan Seksual, Jakarta, Pustaka Azzam,
2000
Asri Wahyu Widi Astuti, skripsi Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Suatu kajian pemenuhan kebutuhan pendidikan
anak pada 5 ibu pedagang jambu biji di Desa Bejen Kecamatan Bejen
Kabupaten Temanggung, Universitas Negeri Semarang, 2013
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Jurnal Al-Maiyyah, Vol. 07, No.
2, Juli-Desember 2014
Athibi, Ukasyah Abdulmannan, Wanita Mengapa Merosot Ahklaknya, Jakarta,
Gema Insani Press, 1998
Beti Aryani, Skripsi Peran Perempuan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga di
Desa Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017
BukuPedomanPenulisanSkripsi (EdisiRevisi), FakultasSyariah IAIN STS
Jambi dan Syariah Press, 2012
Darmawani, Skripsi Peran Perempuan Dalam Meningkatkan
PerekonomianKeluargastudikasusdiGampongPeunagaPasieKecamatanM
eureuboKabupaten acehBarat, Universitas Teuku UmarMeulaboh – Aceh
Barat, 2013
Eka Pariyanti, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan
Keluarga Studi Kasus Para Pengupas Bawang di Desa 22 Hadi Mulyo
Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, Jurnal Dinamika, Vol. 3 No. 2,
Desember 2017
Endang Rostiana, dkk, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Dalam
Mewujudkan Keluarga Sejahtera, Yogyakarta, Diandra Kreatif, 2018
Fitria Majid, Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan
Berstatus Menikah Untuk Bekerja (Studi Kasus : Kota Semarang),
Universitas Diponegoro Semarang, 2012
Gandhi Mahatma, Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial, Yogyakarta:
Putaka Pelajar, 2002
73
Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara, 1985
Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitan Sosial, Jakarta, Bumi Aksara,2017
Irfan Syauqi, dkk, Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta, Rajawali Pers,2016
Isnah Rahma Solihatin, Konsepsi Al-Quran Tentang Perempuan Pekerja Dalam
Mensejahterakan Keluarga, Media Komunikasi Islam Tentang Gender
danAnak, 12 (2), 2017
Jeiske Salaa, Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga di Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud,
Jurnal Holistik, Vol. VIII, No. 15, Januari-Juni 2015
KUHP BAB V Hak dan Kewajiban Suami Isteri Pasal 105 Ayat 1
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung, PT.
Remajam Rosdakarya, 2010
Mujahidah, Dinamika Gender dan Peran Perempuan Dalam Ekonomi Keluarga,
jurnal Al-Maiyyah, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2015
Ninin Ramadani, ImplikasiPeran Ganda Perempuan Dalam Kehidupan Keluarga
dan Lingkungan Masyarakat, Jurnal Sosietas, Vol. 6, No. 2, September
2016
Ollenburger, Jane C, Helen A. Moore, Sosiologi Wanita, Jakarta, Rineka Cipta,
1996
Palulungan Lusia, M. Ghufran H. Kordi K., & Muh Taufan Ramli, Memperkuat
Perempuan Untuk Keadilan dan Kesetaraan,Yayasan BAKTI, 2017
Steven M.E. Tumbage, dkk, Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga di Desa Allude Kecamatan
Kolongan Kabupaten Talaud, Jurnal Acta Diurna, Vol. VI, No. 2, 2017
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta, 2017
Suharsimi Arikuntono, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 2013
UU Repubik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan
Viqih Akbar, skripsi Peran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluaga
StudiKasus Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan
74
Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo Kota Depok, Universitas
Teuku Umar Meulabh – Aceh Barat, 2013
Wiyatmi, Menjadi Perempuan Terdidik: Novel Indonesia, dan Feminisme,
Yogyakarta, UNY Press, 2013
Yuliana, Skripsi Peran Ganda Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga Studi Kasus Buruh Pabrik di Takalar PTP Nusantara XIV Gula,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2017
75
DATA RESPONDEN
1. Nama : Narti
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Penjahit Pakaian
Lama Bekerja : 5 tahun
2. Nama : Samsinar
Usia : 50 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Kelontong
Lama Bekerja : 7 Tahun
3. Nama : Parti
Usia : 37 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Lama Bekerja : 4 Tahun
4. Nama : Susi
Usia : 32 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Kue Keliling
Lama Bekerja : 3,5 Tahun
5. Nama : Lina
Usia : 39 Tahun
76
Pekerjaan : Pedagang Nasi, Lontong, dan Gado-gado
Lama Bekerja : 3 Tahun
6. Nama : Jaro’ah
Usia : 33 Tahun
Pekerjaan : Petani Karet
Lama Bekerja : 8 Tahun
7. Nama : Fitri
Usia : 30 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Lama Bekerja : 3 Tahun
8. Nama : Wati
Usia : 32 Tahun
Pekerjaan : Guru Honorer
Lama Bekerja : 6 Tahun
9. Nama : Rini
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Kelontong dan Pulsa
Lama Bekerja : 5,5 Tahun
77
10. Nama : Linda
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Es Cendol dan Pempek
Lama Bekerja : 4 Tahun
11. Nama : Ningsih
Usia : 43 Tahun
Pekerjaan : Penjahit Pakaian
Lama Bekerja : 5 Tahun
12. Nama : Wulan
Usia : 47 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Lama Bekerja : 4,5 Tahun
13. Nama : Gianti
Usia : 51 Tahun
Pekerjaan : Penjahit Pakaian
Lama Bekerja : 7 Tahun
14. Nama : Endang
Usia : 42 Tahun
Pekerjaan : Petani Karet
78
Lama Bekerja : 6 Tahun
15. Nama : Yuni
Usia : 37 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Lontong, Soto, dan Bakso
Lama Bekerja : 4,5 Tahun
16. Nama : Sri
Usia : 34 Tahun
Pekerjaan : Petani Karet
Lama Bekerja : 5,5 tahun
17. Nama : Ijah
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Kelontong
Lama Bekerja : 3 Tahun
18. Nama : Indah
Usia : 42 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Lama Bekerja : 3,5 Tahun
79
19. Nama : Ita
Usia : 51 Tahun
Pekerjaan : Petani Karet
Lama Bekerja : 6 Tahun
20. Nama : Ninuk
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : Guru Honorer
Lama Bekerja : 4 Tahun
80
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Ibu Rumah Tangga Bekerja:
1. Apa pekerjaan ibu?
2. Apa yang melatar belakangi ibu bekerja?
3. Bagaimana cara ibu membagi waktu?
4. Perubahan apa yang terjadi setelah ibu bekerja?
5. Berapa penghasilan keluarga yang di dapat sebelum ibu bekerja?
6. Berapa penghasilan keluarga setelah ibu bekerja?
7. Apakah cukup atau masih kurang untuk memenuhi kebutuhn keluarga?
8. Siapa yang mengatur keuangan di dalam keluarga?
9. Apakah suami ibu juga bekerja?
10. Apakah sebelumnya ibu meminta izin terlebih dahulu kepada suami saat
ibu memiliki keinginan untuk bekerja?
81
LAMPIRAN
82
83
84
85
CURRICULUM VITAE
Nama : Hassanatunajjah
Tempat/Tanggal lahir : MUBA/19 April 1997
Email : [email protected]
No Telpon/HP : 085269280882
Alamat :Jl. Palembang Jambi Rt. 20
Desa. Mekar Jaya Kec. Bayung Lencir
Pendidikan Formal:
1. SD/MI : SD Negeri 1 Bayung Lencir
2. SMP/MTs : MTs Al-Falah Bayung Lencir
3. SMA/MA/SMK : MA Al-Falah Bayung Lencir
Moto Hidup: Percaya Rencana Tuhan Pasti Yang Terbaik
Jambi, Maret 2020
Hassanatunajjah
EES.150668