263
PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA (Studi Kasus Wanita Karier di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: Khoirida Rohmah NIM: 1403016023 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI

KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Desa Mindaka,

Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Khoirida Rohmah

NIM: 1403016023

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

Page 2: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 3: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

i

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirida Rohmah

NIM : 1403016023

Jurusan : Pendidika Agama Islam

Program Studi : S.1

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM

PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Desa Mindaka, Kecamata Tarub,

Kabupaten Tegal)

Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali

bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 7 Januari 2019

Pembuat Pernyataan,

Khoirida Rohmah

NIM: 1403016023

Page 4: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 5: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan

Telp 024-7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah Skripsi berikut ini:

Judul : PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK

DI KELUARGA (Studi Kasus Wanita Karier di

Desa Mindaka, Kecamata Tarub, Kabupaten

Tegal)

Nama : Khoirida Rohmah

NIM : 1403016023

Jurusan : Pendidika Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo dan dapat

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Semarang, 17 Januari 2019

DEWAN PENGUJI

Penguji I, Penguji II,

Drs. H. Mustopa, M.Ag. Hj. Nur Asiyah, M.Si.

NIP. 196603142005011002 NIP. 197109261998032002

Penguji III, Penguji IV,

H. Ridwan, M.Ag. Aang Khunaepi, M.Ag

NIP. 196301061997031001 NIP. 197712262005011009

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Mustopa, M.Ag. Drs. H. Muslam, M.Ag, M. Pd

NIP. 196603142005011002 NIP. 196603052005011001

ii

Page 6: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 7: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

iii

NOTA DINAS

Semarang,7 Januari 2019

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan

bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Peran Ibu Sebagai Madrasah Pertama

Dalam Pendidikan Akhlak Di Keluarga

(Studi Kasus Wanita Karier Di Desa

Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten

Tegal)

Nama : Khoirida Rohmah

NIM : 1403016023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I,

Drs. H. Mustopa, M.Ag.

NIP. 196603142005011002

Page 8: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 9: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

iv

NOTA DINAS

Semarang,7 Januari 2019

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan

bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Peran Ibu Sebagai Madrasah Pertama

Dalam Pendidikan Akhlak Di Keluarga

(Studi Kasus Wanita Karier Di Mindaka,

Tarub, Tegal)

Nama : Khoirida Rohmah

NIM : 1403016023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II,

Drs. H. Muslam, M.Ag, M.Pd.

NIP. 196603052005011001

Page 10: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 11: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

vi

ABSTRAK

Judul : Peran Ibu Sebagai Madrasah Pertama Dalam Pendidikan

Akhlak Di keluarga (Studi Kasus Wanita Karier di Desa

Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal)

Penulis : Khoirida Rohmah

NIM : 1403016023

Skripsi ini membahas tentang peran ibu karier sebagai

madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di keluarga. Wanita karier

yang sudah berkeluarga secara otomatis memiliki peran ganda yaitu di

rumah sebagai istri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya, serta

sebagai wanita karier dengan tugas pekerjaanya. Semakin banyaknya

wanita karier sekarang ini menjadikan peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini, untuk menelihat bagaimana wanita karier

menjalankaan perannya sebagai pendidik akhlak yang pertama bagi

anak, dimana pendidikan akhlak di dalam keluarga sangat penting

untuk membentuk karakter anak hingga dewasa kelak.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

peran wanita karier sebagai madrasah pertama pada pendidikan akhlak

dalam keluarga di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten

Tegal, dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi wanita karier

dalam menjalankan perannya sebagai pendidik akhlak dalam keluarga.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif

kualitatif, dimana penulis membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat dengan kata-kata mengenai fakta-

fakta atau fenomena yang diselidik. Yang didapat berdasarkan teknik

pengumpulan data berupa hasil observasi, wawancara serta studi

dokumentasi. Kemudian dianalisis dalam bentuk uraian deskriptif.

Dari hasil penelitian diperoleh sebuah kesimpulan bahwa

wanita karier melakukan perannya sebagai madrasah pertama.

Dimulai sejak anak masih dalam kandungan, masa kelahiran, masa

anak-anak dan masa remaja. Kendala yang dihadapi wanita karier

dalam menjalankan perannya adalah waktu yang terbatas bersama

anak dikarenakan harus membagi waktunya dengan pekerjaan, kurang

dapat memperhatikan anak, keterbatasan tenaga dan emosi karena

pekerjaan yang dibawa hingga ke rumah.

Kata Kunci: Wanita Karier, Madrasah Pertama, Pendidikan

akhlak.

v

Page 12: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 13: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

viii

MOTTO

Sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah

wanita sholehah, wanita adalah tiang

negara, apabila ia baik maka baik pula

generasinya.

vi

Page 14: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 15: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

x

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi

ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten

supaya sesuai teks Arabnya.

ṭ ط A ا

ẓ ظ B ب

‘ ع T ت

G غ ṡ ث

F ف J ج

Q ق ḥ ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Z ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

’ ء Sy ش

Y ي ṣ ص

ḍ ض

Bacaan Madd:

a> = a panjang

i> = i panjang

u> = u panjang

Bacaan Diftong:

au=او

ai=اي

iy=اي

vii

Page 16: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 17: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

viii

KATA PENGANTAR

Bismillāhirrahmānirrahīm

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat

serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan pengikut-

pengikutnya yang senantiasa setia mengikuti dan menegakkan syariat-

Nya aamiinyarabbal‘aalamin.

Alhamdulillāhirabbil’ālamīn atas izin dan pertolongan-Nya

peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang.

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati peneliti

mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah

berkenan membantu terselesaikannya Skripsi ini, antara lain:

1. Dr. H. Raharjo, M.Ed.St selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang.

2. Drs. H. Mustopa, M.Ag selaku Ketua Jurusan dan Hj. Nur Asiyah,

M.S.I. selaku Sekretaris Jurusan PAI FakultasI lmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, yang

telah memberikan izin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

ini.

3. Ahmad Muthohar M.Ag selaku wali studi, yang telah memberikan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. H. Mustopa, M.Ag dan Drs. H. Muslam,M.Ag.,M.Pd.selaku

Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga

dan pikiran untuk memberikanbimbingan, pengarahan, petunjuk

dan motivasi dalam penyusunanskripsi ini.

5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

membekali banyak pengetahuan kepada peneliti dalam menempuh

studi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang.

6. Kepala Desa Mindaka, yakni ibu Nur Yamah, segenap perangkat

Desa Mindaka, dan para wanita karier beserta keluarga yang saya

hormati dan saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya

karena telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini serta

atas support yang diberikan dan terlaksananya penelitian ini.

Page 18: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

ix

7. Ayahanda tercinta Mas’ud dan Ibunda tersayang Siti

Masruroh, serta adik saya Dhuhaa Mar’atus Syarifa dan

Muhammad Faruq Mas’ud yang sangat saya sayangi. Yang

takhenti-hentinya memberikan kasih sayang, do’a, dan

semangat kepada peneliti dalam mencapai cita-cita.

8. Keluarga besar yang sudah memberikan motivasi dan semangatnya

dalam penelitian ini.

9. Keluarga besar Mahad Al-Jami’ah Walisongo, kos BPI S25, kos

Bukit Walisongo Permai, yang senantiasa mendukung peneliti.

10. Sahabat Nasrulloh Ali fauzi, Nilna himmawati, Nur Laelatul

Uliyati, Sri Wulan Ramadhani. Penulis mengucapkan terimakasih atas

masukan dan motivasi yang sudah diberikan sehingga penulis semangat

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 11. Sahabat dan rekan seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014

kelas A UIN Walisongo Semarang. 12. Sahabat dan rekan seperjuangan PAI angkatan 2014, tim PPL MTs

Negeri Kendal, tim KKN 69 Posko 19 Batursari, keluarga

IKTASABA, sedulur IMT Walisongo.

13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan baik moril maupun material demi

terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada mereka

semua dengan pahala yang lebih baik dan berlipat ganda, Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih membutuhkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga skripsi ini dapa tmemberikan sumbangan

pemikiran, khususnya dalam Pendidikan Agama Islam. Demikian

semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, 7 Januari 2019.

Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 19: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. ........................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN.. ............................................. ii

PENGESAHAN... .................................................................. iii

NOTA DINAS.. ...................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................. vi

MOTTO ................................................................................. vii

TRANSLITERASI ................................................................ viii

KATA PENGANTAR. .......................................................... ix

DAFTAR ISI.. ........................................................................ xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1

B. Rumusan Masalah... ................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 6

BAB II : WANITA KARIER DAN PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KELUARGA

A. Deskripsi Teori ........................................................... 9

1. Peran Ibu sebagai Madrasah Pertama............ 9

a. Pengertian Ibu. ........................................ 9

b. Tugas-Tugas Ibu dalam Keluarga ........... 11

c. Peran Ibu sebagai Madrasah Pertama ..... 16

2. Pendidikan Akhlak dalam Keluarga .............. 22

a. Pengertian Pendidikan Akhlak ................ 22

b. Urgensi Pendidikan Akhlak dalam

Keluarga .................................................. 31

c. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dalam

Keluarga .................................................. 41

3. Wanita Karier sebagai Pendidik dalam Keluarga 48

a. Pengertian Wanita Karier ...................... 48

b. Wanita Karier Menurut Islam ................ 50

c. Wanita Karier sebagai Pendidik dalam

Keluarga................................................. 57

d. Kendala-Kendala yang dihadapi Wanita

Page 20: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Karier dalam Menjalankan Peran sebagai

Pendidik dalam Keluarga ....................... 76

B. Kajian Pustaka........................................................... . 78

C. Kerangka Berfikir...................................................... 84

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. ................................ 87

B. Tempat dan Waktu Penelitian. ................................... 89

C. Jenis dan Sumber Data.. ............................................. 89

D. Fokus Penelitian ......................................................... 90

E. Teknik Pengumpulan Data.. ....................................... 90

F. Teknik Pengambilan Sample ...................................... 94

G. Uji Keabsahan Data .................................................... 95

H. Teknik Analisis Data. ................................................. 95

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data. ........................................................... 99

1. Data Umum hasil Penelitian ............................... 99

a. Gambaran Umum .......................................... 99

b. Letak Geografis ............................................. 101

2. Data Khusus Hasil penelitian .............................. 102

B. Analisis Data Hasil Penelitian .................................... 116

1. Peran Wanita Karier sebagai Madrasah Pertama 117

2. Kendala-kendala yang dihadapi Wanita Karier .. 128

C. Keterbatasan Penelitian.. ............................................ 132

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan.. .............................................................. 135

B. Saran. .......................................................................... 136

C. Penutup ....................................................................... 137

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

Page 21: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pandangan Islam, manusia baik perempuan maupun

laki-laki memiliki dasar yang sama.1 Siapa melakukan kebajikan,

sedang ia dalam keadaan beriman, maka ia akan memperoleh

surga.2 Keduanya berkewajiban menciptakan situasi harmonis

dalam masyarakat. Situasi ini harus sesuai dengan kodrat dan

kemampuan masing-masing.3

Namun, Jauh sebelum islam datang wanita diperlakukan

sangat tidak manusiawi. Seperti halnya pada peradaban Yahudi,

Yunani kuno, Peradaban Babilonia, peradaban Cina kuno, Romawi

Kuno, Iran Lama.4 Bangsa-bangsa terdahulu berkeyakinan bahwa

perempuan itu berpikiran lemah danemosional dalam berpendapat.

Oleh karenanya meremehkan dan tidak menerima pendapatkaum

perempuan.5

1Masyarakat Peduli Musi, Pengelolaan Tradisional Gender: Telaah

Keislaman atas Naskah Simboer Tjahaja, (Jakarta: Millenium Publiser,

2000), hlm. 58. 2Masyarakat Peduli Musi, Pengelolaan Tradisional Gender, ...,hlm.

66. 3M. Quraish Shihab, Perempuan, (Tanggerang: Lentera Hati, 2013),

hlm. 3. 4Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, (Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, 2013), hlm. 5-13. 5Khairiyah Husain, Ibu Ideal, Perananya dalam Mendidik

danMembangun Potensi Anak,(Surabaya: Risalah Gusti, 2005), hlm. 2.

Page 22: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

2

Bangsa Arab Jahiliyyah pun juga sama memperlakukan

perempuan. Terlihat pada ketidaksenangan para bapak atas

kelahiran bayi-bayi perempuan. Mereka hanya memberlakukan

kelahiran bayi laki-laki.6 Kaum wanita kehilangan hal-haknya, dan

kerap mendapat perlakuan tidak manusiawi. Martabat mereka

sangat dihinakan dan dianggap sebagai komoditi yang diwariskan

dan dijual belikan.

Setelah kedatangan Islam, Mereka mendapat hak dan

kehormatan serta kemuliaannya mendapatkan penjaagaan, Mereka

mendapatkan kedudukan yang mulia bahkan menjadi makhluk

yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi perannya.7 Diantaranya,

Rasul mensyariatkan adanya hak waris bagi perempuan, larangan

menceraikan istri tanpa sebab syar’i, memberikan mekanisme

pertahanan diri bagi perempuan agar senantiasa terjaga

kehormatannya.8

Segala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum

wanita telah terkikis. Wanita tidak lagi dianggap rendah dan telah

dihargai sebagai mahluk yang sejajar dengan kaum pria.

Modernisasi telah mentransformasi kiprah wanita tak sekedar

membatasi diri pada sektor domestik saja, melainkan juga terjun di

sektor publik. Modernisasi telah mendorong kaum wanita untuk

6Aisyah Abdurrahman binti Syathi’, Muhammmad. Penerj, Putri

Putri Rasulullah: EdisiIndonesia, (Jakarta: Rihlal Press, 2004), hlm. 49. 7 Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku,…,hlm.

46. 8Samiatun, 10 kunci Sukses perempuan Mandiri,

(Surabaya:LiteraMedia Center, 2008), hal. 19.

Page 23: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

3

melakukan perubahan. Mereka pun berusaha membentuk karakter

masyarakat modern dalam dirinya.

Para wanita modern mengaktualisasikan dirinya dengan

berkarier di luar rumah. Mereka ingin mencapai kemandirian

secara finansial agar tidak lagi dianggap makhluk lemah karena

bergantung kepada kaum pria. Mereka ingin diakui eksistensinya

sebagai makhluk yang sejajar dengan kaum pria. Dengan bekerja

membuktikan bahwa wanita adalah sosok yang mandiri dan

produktif.9

Paradigma ini akhirnya membuat kaum wanita berbondong-

bondong merambah ke sektor publik, dan kini wanita telah

menempati posisi penting di berbagai sektor seperti perekonomian,

jasa, pendidikan, politik, hingga pemerintah.Wanita mampu

menggeser dominasi kaum pria. Ketika kaum wanita mulai

memenuhi sektor publik, disaat yang sama sektor domestik mulai

kehilangan peminat.

Banyak kaum wanita yang lebih menikmati kiprahnya di

sektor publik daripada sektor domestik. Sebab dianggap lebih

memberikan prospek cerah dari segi ekonomi sehingga mampu

meningkatkan taraf kesejahteraannya. Dampaknya, peran di sektor

domestik diambil alih oleh para pembantu, tempat penitipan anak,

baby sitter, atau anggota keluaga lain yang tidak bekerja.

9 Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, ..., hlm.

14-19.

Page 24: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

4

Wanita memiliki tugas penting melahirkan generasi masa

depan sekaligus sekolah pertama bagi anak, lingkungan keluarga

memberikan peran yang sangat berarti dalam proses pembentukan

kepribadian sejak dini.10 Ibu memberikan pendidikan untuk

pertama kali sejak dalam kandungan. Ia pula yang memiliki

tanggung jawab besar untuk meletakkan fondasi kepribadian

anak.11 Karena proses pendidikan yang diberikan ibu terhadap anak

lebih efektif daripada pendidikan di sekolah.12

Setiap pengaruh yang diberikan orang tua kepada anak akan

membekas sampai dewasa.13 Dalam psikologi disebut sebagai masa

peka yakni saat anak mudah mempelajari sesuatu. Oleh karena itu,

masa ini harus digunakan sebaik-baiknya.14 Menurut Said Agil

tujuan pendidikan adalah membentuk manusia beriman,

bertaqwa, berakhlak mulia, maju, mandiri sehingga memiliki

ketahanan rohani yang tinggi sertamampu beradaptasi dengan

dinamika perkembangan masyarakat.15

10Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan

Psikologis Cet.I (Jakarta: Darul Falah, 1999), hlm.72. 11 Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, …, hlm.

129. 12 Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, …, hlm.

77-78. 13Saiful Falah, ParentsPower Membangun Karakter Anak Melalui

pendidikan Keluarga, (Jakarta: Republika, 2014), Hlm. 215. 14 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), hlm. 67. 15 Said Agil Husin al Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani

dalam sistem pendidikan islam ,(Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm.15.

Page 25: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

5

Para pakar pendidikan Muslim sepakat bahwa tujuan

pendidikan dan pengajaran tidak sebatas memenuhi otak anak didik

dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, namun juga mendidik

akhlak dan jiwa anak didik, mempersiapkan mereka dalam

kehidupan yang suci.16

Diantara sekian perintah Allah berkenaan dengan amanat-

Nya yang berupa anak adalah bahwa setiap orang tua muslim wajib

mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar.

Agar tidak menjadi anak-anak yang lemah iman dan lemah

kehidupan duniawinya. Namun, agar tumbuh dewasa menjadi

generasi yang saleh, sehingga terhindar dari siksa neraka.17

Di dalam keluarga inilah pertama kali anak terlibat dalam

interaksi edukatif. Anak belajar berdiri, berbicara, bermain,

berpakaian, mandi, menyikat gigi dan lain-lain. Keluarga bertugas

meneruskan dan mewariskan sejumlah nilai baik berkaitan dengan

kultural, sosial maupun moral kepada anak-anak yang baru tumbuh

di dalam rumah tangga. Di sini pula anak diajari mengenal siapa

dirinya dan lingkungannya.

Dengan demikian wanita tidak cukup hamil dan melahirkan.

Wanita juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya

16Moh. Slamet Untung, MenelusuriMetode Pendidikan ala

Rrasulallah, (Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 96. 17Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 7-8.

Page 26: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

6

dengan baik, bagaimana caranya agar cerdas dan berakhlak baik,

sehingga menjadi makhluk yang berkualitas.18

Problematika yang melatarbelakangi penelitian ini adalah

adanya permasalahan banyaknya ibu yang bekerja dan kurang

dapat secara penuh melakukan pengawasan serta tugas sebagai

pendidik dalam keluarga. Pada penelitian ini, penulis membahas

bagaimana peran wanita karier di Desa Mindaka Kecamatan Tarub

Kabupaten Tegal menjalankan kewajiban sebagai madrasah

pertama dalam mendidik akhlak bagi anak-anaknya. Yang sudah

tentu memiliki waktu lebih sedikit daripada ibu yang hanya fokus

pada sektor domestik saja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka

permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana peran wanita karier sebagai madrasah pertama pada

pendidikan akhlak dalam keluarga di Mindaka Tarub Tegal?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi wanita karier dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik akhlak dalam keluarga

di MindakaTarubTegal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

18 Hasbi Indrra, Potret Wanita Solehah, …, hlm. 9-10.

Page 27: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

7

1. Untuk mengetahui peran wanita karier sebagai madrasah

pertama pada pendidikan akhlak dalam keluarga di Mindaka

Tarub Tegal.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi wanita karier

dalam menjalankan perannya sebagai pendidik akhlak dalam

keluarga di Mindaka Tarub Tegal

Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, skripsi ini diharapkan memiliiki kegunaan

yaitu menambah khazanah pustaka dalam bidang pendidikaan

dan dapat menambah wawasan ilmu terkait pentingnya peran

wanita dalam pendidikan agama Islam terutama dalam keluarga

sebagai lingkungan pertama bagi anak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis skripsi ini diharapkan memiliki kegunan,

diantaranya:

a. Sebagai bahan masukan bagi wanita karier untuk

meningkatkan perannya sebagai madrasah yang pertama

dalam mengupayakan pendidikan agama bagi anak-anaknya,

sehingga diharapkan bisa lebih maksimal.

b. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang peran wanita karier sebagai madrasah

yang pertama dalam mendidik akhlak.

Page 28: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 29: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

8

BAB II

WANITA KARIER DAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KELUARGA

A. Deskripsi Teori

1. Peran Ibu sebagai Madrasah Pertama

a. Pengertian Ibu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ibu

secara etimologi berarti wanita yang telah melahirkan,

sebutan untuk wanita yang sudah bersuami dan panggilan

yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami atau

belum.1 Ibu adalah orang yang mengandung, dan sejak

mengandung telah terjadi kontak komunikasi antara janin

yang dikandungnya.2

Ibu dalam bahasa Al-Qur’an dinamai ام Umm dan dari

akar kata yang sama dibentuk dari kata امام Imam

(pemimpin) dan امة Ummat yang mengandung arti “yang

dituju” atau “yang diteladani”. Hal ini berarti bahwa ام Umm

atau ibu melalui perhatiannya serta keteladananya kepada

anak, akan dapat menciptakan pemimpin dan pembina umat.

Dan sebaliknya jika seorang perempuan yang melahirkan

1Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm.416. 2Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara

Islami, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 18.

Page 30: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

9

anaknya yang tidak bersifat seperti ام Umm, maka umat akan

hancur dan tidak akan lahir pemimpin yang bisa diteladani.3

Ibu adalah orang yang mengandung dan sejak

mengandung telah terjadi kontak komunikasi antara janin

yang dikandungnya.4 Ibu juga adalah seorang manusia yang

mulia, hal yang paling mulia dari ibu adalah rasa

kemanusiaannya yang tinggi. Sunatullah telah menentukan

bahwa kemuliaan ibu dihubungkan dengan perhatiannya

terhadap amanah yang dipercayakan kepadanya dan

kebahagiaan tergantung kepada tugas-tugas yang diserahkan

kepadanya baik sebagai istri ataupun sebagai kepala rumah

tangga.5

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan

bahwa ibu sebagai seorang perempuan yang diberi

kepercayaan oleh Allah Swt untuk mengandung dan

melahirkan anak, mempunyai tanggung jawab secara aktif

dalam mengasuh, memelihara, mendidik dan menjadi

panutan atau teladan yang baik bagi anak-anaknya agar

dapat menciptakan pemimpin-pemimpin yang mampu

membina umat.

3Rehani, Keluarga Institusi Pendidikan,(Padang:Baitul Hikmah

Press,2001), hlm. 90. 4Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara

Islami, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 18. 5Ukasyah Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1998), hlm. 46.

Page 31: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

10

Ibu adalah seorang yang sangat mulia, yang dekat

dengan anak-anaknya bahkan menjadi orang tua pertama

yang dikenal anak karena anak sudah menjalin hubungan

kasih sayang dengan ibu sejak dalam kandungan. Oleh

karena itu kaum ibu harus mendidik anak-anaknya sejak

kecil supaya mereka hidup bahagia dimasa depannya.

b. Tugas-Tugas Ibu dalam Keluarga

Sudah menjadi sunatullah, setelah menempuh masa

kanak-kanak dan masa remaja, maka tingkat hidup

selanjutnya ialah berkeluarga atau menikah. Dalam Undang-

Undang nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

disebutkan bahwa, Keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan

anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau

keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atau kebawah

sampai dengan derajat ketiga.6 Wanita yang sudah menikah

tentu punya tugas dalam sebuah keluarga, diantaranya:

1) Wanita sebagai Istri

Lelaki tidak akan tentram hidupnya jika tidak

berkawan degan wanita, dan sebaliknya wanita juga

demikian oleh karena itu terjadi perpasangan, perjodohan,

perkawinan antara keduanya untuk melangsungkan

6UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab I

pasal 1, ayat 2. Indonesia Legal center Publishing, Jakarta.

Page 32: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

11

kekekalan bangsa manusia serta mengatur segala sesuatu

yang ada di dunia ini.7

Peranan wanita sebagai istri sangatlah penting karena

kebahagiaan dan kesengsaraan yang terjadi dalam

kehidupan keluarga banyak ditentukan oleh istri. Istri

yang bijaksana dapat menjadikan rumah tangganya

sebagai tempat yang paling aman dan menyenangkan

bagi suaminya, ia dapat menjadikan dirinya sebagai

teman baik yang memberikan ketenangan dan

kebahagiaan bagi suaminya ia dapat meredakan hati

suaminya yang sedang panas dan ia dapat dan ia dapat

menjadikan dirinya sebagai tempat penumpahan segala

emosi yang ada didada suami, sehingga gejolak amarah,

kesal kecewa atau kesedihan suami dapat didengar,

dimengerti dan dirasakan sehingga ketenangan jiwa

suami akan pulih kembali.8

Seorang istri harus hormat, patuh, dan taat pada suami

sesuai dengan ajaran agama. Selama perintah suami tidak

bertentangan dengan ajaran Islam, seorang istri tidak

diwajibkan mengikuti perintah suami yang keluar dari

ajaran Islam. Hanya saja sebagai seorang istri dianjurkan

untuk tetap menghormati suaminya tersebut. Selain itu

7Moenawar Chalil, Nilai Wanita cet. VII, (Semarang: Ramadhani,

1985), hlm. 11. 8Zakiah Darajat, Islam dan Peran Wanita, (Jakarta: Bilan Bintang,

1983), hlm. 2.

Page 33: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

12

wanita wajib memelihara dirinya, menjaga kehormatan,

dan melindungi diriya dari hal-hal yang dilarang ajaran

agama. Harta keluarga yang diamanahkan suami juga

hendaknya dijaga dengan baik.9

2) Wanita sebagai Ibu

Selain mengatur hubungan antara suami istri, juga

mengatur hubungan timbal balik yang harmois antara

orang tua dan anaknya. Hal-hal penting yang harus

diperhatikan dalam kehidupan manusia sejak lahir sampai

dewasa. Satu langkah saja keliru dalam melalui proses

tersebut, maka akan berakibat fatal bagi kebahagiaan dan

keberhasilan si anak, baik dunia maupun akhirat.10

Anak adalah amanat dari Allah. Ibu hendaknya

merawat dan medidik anak-anaknya dengan baik. Anak

yang dirawat dan dididik dengan baik akan tumbuh dan

berkembang dengan baik pula. Selain itu, seorang ibu

juga harus melatih potensi yang dimiliki anaknya

sehingga anaknya memiliki ketrampilan yang dapat

berguna untuk hidupnya kelak.11

Imam Al-Ghazali menjelaskan tugas dan kewajiban

orang tua terhadap anaknya, yaitu:

9Helmawati, Pendidikan Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), hlm. 82-83. 10Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Meyongsong Abad 21,(Bandung:

Al-Bayan, 1993), hlm. 112. 11Helmawati, Pendidikan Keluarga, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), hlm. 82.

Page 34: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

13

a) Mendidik dan memperbaiki akhlaknya serta

memeliharanya dari lingkungan yang tidak baik.

b) Tidak membiasakan dengan perhiasan dengan

kemewahan, harus mencegahnya mengambil sesuatu

dengan sembunyi-sembunyi, karena hal itu

menunjukkan sifat kejelekannya.

c) Hendaknya ibu mengerjakan untuk patuh kepada

orang tua, guru dan orang yang lebih tua.12

Pentingnya seorang ibu terutama terlihat sejak

kelahiran anaknya karena sejak itu pulalah mulai menjalin

hubungan batin dengan anaknya, dia harus memberikan air

susu, agar anak tetap terjamin hidupnya seperti yang telah

ditegaskan dalam Firman Allah:

ن ي ل ام ن ك ي ل و ن ح ده ل و ن أ ع ض ر ات ي د ال و ال و

ه ود ل ل و م ال لى ع و ة اع ض م الر ت ي ن أ اد ر ن أ م ل

وف ر ع م ال ن ب ه ت و س ك ن و ه ق ز ر

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama

dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah

memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. (Q.S. Al-Baqarah/2: 233).13

Pada ayat ini dijelaskan hendaknya ibu memberikan

penyusuan hingga dua tahun dengan sempurna, karena

susu ibarat makanan bagi anak. Selain itu hendaklah

12Abu Bakar Muhammad, Membangun Manusia Seutuhnya Menurut

Al-Qur’an, (Surabaya: Al-Ikhlas, t.t), hlm. 258. 13Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:

Jumanatul ‘ali-Art J-Art, 2004), hlm. 57.

Page 35: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

14

orang tua memberikan nama yang baik untuk anaknya,

karena nama merupakan sebuah doa.

3) Wanita sebagai Anggota Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang

berkumpul dan berinteraksi dalam rangka memenuhi

kebutuhan bersama. Setiap individu membentuk keluarga

dan keluarga-keluarga membentuk itu merupakan

komponen masyarakat.14 Sebagai makhluk sosial, setiap

muslim dan muslimat mempunyai kewajiban untuk

memelihara ketetraman dan perdamaian hidup

masyarakatnya. Sehingga terwujudlah suatu situasi

kehidupan masyarakat yang sejahtera.15

Meninggalkan tanggung jawab atas pembinaan dan

pengembangan masyarakat disekelilingnya, sama saja

merelakan kehancuran masyarakat. Bila demikian, maka

kehinaanlah yang akan diperoleh selama hidupnya.

Peranan wanita dalam kehidupan bermasyarakat tampak

sekali didalamnya. Oleh karena itu, jika wanita dalam

masyarakat saling tolong-menolong maka sudah pasti

masyarakat akan merasakan hasil positif dari kegiatan

14Siti Muri’ah, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karier,

(Semarang: Rasail Media Group, 2011), hlm. 159. 15Farid Ma’ruf, Menuju Keluarga Sejahtera dan Bahagia,

(Bandung: Al-Ma’ruf, 1983), hlm. 12.

Page 36: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

15

wanita yang merupakan separuh dari jumlah masyarakat

tersebut.16

Kedudukan wanita dan fungsinya dalam rumah tangga

yang berarti bahwa kaum wanita bukan hanya berperan

dalam keluarga sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya

tetapi juga memegang peranan penting sebagai anggota

masyarakat. Kontak sosial merupakan segi yang sangat

penting dalam kehidupan anak. Kontak dengan anggota

keluarganya, dengan teman-temanya, orang dewasa lain

dan orang yang baru ditemui. Semua itu sangat penting

demi pembentukan watak rasa percaya diri dan

kemandirian.17

c. Peran Ibu Sebagai Madrasah Pertama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat18 atau pada situasi sosial

tertentu. Madrasah adalah istilah dari kata bahasa Arab yaitu

nama tempat dari kata darasa-yadrusu-darsan wa durusun

wa dirasatun, yang berarti terhapus, hilang bekasnya,

menghapus, menjadi usang, dan melatih. Dilihat dari

16Mustafa, 150 Hadis-Hadis Pilihan untuk Pembinaan Akhlak dan

Iman, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1985), hlm. 38. 17Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Ui-Press, 1986),

hlm. 134. 18Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Cet. Ke- 4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012),

hlm. 1051.

Page 37: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

16

pengertian ini maka madrasah berarti tempat untuk

mencerdaskan para peserta didik, menghilangkan

ketidaktauan atau memberantas kebodohan peserta didik

serta melatih kemampuan mereka sesuai dengan bakat dan

minat dan kemampuannya.19

Namun secara terminologi, term tersebut didefinisikan

sebagai ibu, yang dengan pendidikannya mempengaruhi

perkembangan pendidikan anak sampai anak itu berhasil

dalam pendidikannya.20 Maka dapat diberikan penjelasan

yang mendasar bahwa ibu sebagai madrasah yaitu

pembangun (fondamen) dasar perilaku atau moralitas

melalui arahan dengan berbagai keutamaan, hasrat,

kemajuan, tindak, dan keyakinan diri.21

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa

pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi

sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. Definisi tersebut tentu saja

pendidik yang melaksanakan tugas kependidikannya pada

19Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 183.

20Nurhayati, Syahrizal, Urgensi dan Peran Ibu Sebagai Madrasah

Ula dalam Pendidikan Anak,Itqan, Vol. VI, No. 2, Juli - Desember 2015,hlm.

155. 21Fithriani Gade, Ibu Sebagai Madrasah Dalam pendidikan Anak,

Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XIII , No. 1, Agustus 2012, hlm. 33.

Page 38: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

17

lembaga formal (di sekolah) dan pendidikan nonformal (di

masyarakat) atau di lembaga pendidikan yang

diselenggarakan di masyarakat seperti lembaga kursus,

pelatihan, dan lain sebagainya.

Sementara pendidik untuk lembaga pendidikan

informal (di rumah) atau dalam keluarga adalah orang tua

(ibu/bapak) yang berkualifikasi sebagai pendidik kodrati,

yaitu pendidik yang melaksanakan tugas atau fungsi

kependidikannya karena kodratnya sebagai orang tua.

Demikian juga semua orang dewasa yang berada di rumah

dapat memberikan pengaruh terhadap lainnya, terutama pada

anak (orang yang belum dewasa).22 Dalam konteks

pendidikan agama, orang tua memiliki kewajiban, tugas dan

tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya, yang secara

kodrati harus dilaksanakan dengan atau tanpa pengetahuan

mendidik.

Terminologi peserta didik dalam penjelasan Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan sebagai

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pengertian ini

mencangkup pengertian peserta didik disemua lembaga

(jalur) pendidikan formal, nonformal, dan informal. Hal

yang berbeda adalah sebutan untuk peserta didik dimasing-

22Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, ..., hlm. 35.

Page 39: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

18

masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan itu. Pada

pendidikan formal, peserta didik biasanya disebut dengan

murid, siswa, dan mahasiswa.

Di pendidikan nonformal biasa disebut sebagai peserta

khusus, peserta latihan, atau peserta penataran. Sedangkan

peserta didik di pendidikan informal disebut anak. Sebutan

hakiki, bukan simbol untuk peserta didik pada jenjang, jenis,

dan jalur pendidikan tertentu. Sebutan tersebut adalah

menunjukkan garis keturunan atau ikatan yang teramat dekat

dengan pendidik. Hal tersebut maknanya bahwa anak

sebagai peserta didik dalam jalur pendidikan informal

(keluarga) di rumah memiliki kedudukan istimewa.

Kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua sebagai

peserta didik dan pendidik sesungguhnya modal dasar yang

sangat berharga dalam melaksanakan pendidikan agama

islam dalam keluarga (di rumah).23

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama

bagi anak-anak mereka, Dengan demikian bentuk pertama

dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada

umumnya pendidikan anak dalam rumah tangga itu bukan

berpangkal tolak kesadaran dari kesadaran dan pengertian

yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena

secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

23Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, ..., hlm. 36-

37.

Page 40: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

19

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi

pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan

hubungan pengaruh mempengaruhui secara timbal balik

antara orang tua dan anak.24

Peranan orang tua dalam keluarga mempunyai

peranan besardalam pembangunan masyarakat. Dalam

rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan orang tua

semakin jelas dan penting terutama dalam penanaman sikap

dan nilai atau norma-norma hidup bertetangga dan

bermasyarakat, pengembangan bakat dan minat serta

pembinaan bakat dan kepribadian.25Peran tugas dan fungsi

orang tua secara alamiah dan kodratnya harus

melindungi dan menghidupi serta mendidik anaknya agar

dapat hidup dengan layak dan mandiri saat menjadi dewasa.

Oleh karena itu tidak cukup hanya memberi makan

minum dan pakaian saja kepada anak-anakya tetapi harus

berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai dan berguna

bagi kehidupannya dimasyarakat kelak. Orang tua dituntut

mengembangkan potensi yang dimiliki anaknya agar secara

jasmani dan rohani dapat berkembang dengan selaras dan

seimbang secara maksimal.

24Zakiah Daradjat, Kebahagian Rumah Tangga,(Jakarta: Kansius,

1995), hlm. 38. 25Singgih D. Gunarsa.Psikolog Praktis Anak, Remaja dan

Keluarga.(Jakarta. PT. BPKGunung Mulia.1995). hal. 83.

Page 41: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

20

Mendidik anak maksudnya adalah mempersiapkan

dan menumbuhkan aspek jasmani, akal dan rohani secara

adil yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang

hidup, serta diarahkan agar ia menjadi manusia yang berdaya

guna dan berhasil bagi dirinya dan bagi masyarakat sehingga

memperoleh kehidupan yang sempurna. Proses pendidikan

yang diberikan ibu terhadap anak sejatinya akan lebih efektif

hasilnya daripada pendidikan yang diberikan di sekolah.

Ditambah lagi proses pembelajaran dapat berlangsung kapan

saja dan bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

anak.26

Oleh karena itu, kunci dari sikap baik atau buruk

seseorang, dan kemajuan atau kemunduran masyarakat,

terletak pada ibu. Kedudukan kaum wanita tidak terletak di

pasar-pasar ataupun di posisi-posisi administratif. Fungsi-

fungsi ini tidak mencerminkan pentingnya seorang wanita

sebagai ibu. Kaum ibu semestinya penghasil manusia-

manusia sempurna.Para mentri, pengacara, dan professor

yang saleh berutang budi pada cinta kasih dari ibu mereka

selama masa pertumbuhan mereka.27

26Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, …, hlm.

77-78. 27Ibrahim Amini, Anakmu AmanatNya terj. Anis Maulachela,

(Jakarta: Al-Huda, 2006), hlm. 8.

Page 42: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

21

2. Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

a. Pengertian Pendidikan Akhlak

Istilah Pendidikan akhlak terdiri dari dua kata yaitu

pendidikan dan akhlak. Maka dari itu akan dijelaskan

terlebih dahulu mengenai pengertian pendidikan dan

pengertian akhlak. Secara etimologi (bahasa) kata

pendidikan berasal dari kata kerja dasar didik yang berarti

pelihara dan latih, yang kemudian mendapat awalan pe-dan

akhiran-an sehingga menjadi kata kerja pendidikan, yang

berarti proses pengubahan sikap tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,

perbuatan mendidik.

Kata dari bahasa asing yang berkaitan dengan

pendidikan antara lain dari bahasa Inggris: education,

instruction, training, dan lain-lain. Demikian pula yang

berasal dari bahasa Arab: tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan tadris.

Sebagian ahli mengatakan bahwa pendidikan berasal dari

bahasa Yunani, yaitu paedagogie yang bermakna bimbingan

yang diberikan kepada anak, yang kemudian diterjemahkan

kedalam bahasa Inggris menjadi education yang berarti

pengembangan atau bimbingan.

Secara istilah, banyak ahli yang telah memberikan

definisi mengenai kata pendidikan. Seperti yang di

kemukakan oleh John Dewey, bahwa pendidikan adalah

Page 43: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

22

proses pembentukan kecakapan fundamental secara

intelektual dan emosional kearah alam sesama manusia.

Ahmad Tafsir juga berpendapat pendidikan adalah

pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, yang

mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh

lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru),

mencangkup apek jasmani, ruhani dan hati.28

Ibnu Faris memberi definisi pendidikan, yang mana

definisinya mencakup semua definisi Tarbiyah ‘pendidikan’

baik yang umum maupun yang khusus, pendidikan adalah

perbaikan, perawatan, dan pengurusan terhadap pihak yang

dididik dengan menggabungkan unsur-unsur pendidikan

didalam jiwanya sehingga ia menjadi matang dan mencapai

tingkat sempurna yang sesuai dengan kemamuannya.

Adapun unsur-unsur tarbiyah ‘pendidikan’ tersebut adalah

pendidikan ruhani, pendidikan akhlak, pendidikan akal,

pendidikan jasmani, pendidikan agama, pendidikan sosial,

pendidikan politik, pendidikan ekonomi, pendidikan estetika,

dan pendidikan jihad 29

Pengertian pendidikan juga dapat dilihat dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab I pasal 1 ayat

28Moh Haitama Salim, Pendidikan Agama dalam Keluarga,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 25-27. 29Ali Abdul Halim Mahmud, Tarbiyah al-khuluqiyah. Akhlak Mulia,

ter. Abdul Hayyie al-Kattani,dkk, (Gema Insani: Jakarta, 2004), hlm. 23.

Page 44: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

23

1 dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang

diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar

setelah tercapai kematangan itu, ia mampun memerankan

diri sesuai dengan amarah yang disandangnya, serta mampu

mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang

Pencipta. Kematangan disini dimaksudkan sebagai gambaran

dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap

potensi fitrah manusia.30

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan

secara sadar dan disengaja untuk membantu

mengembangkan dan mengarahkan potensi manusia baik

jasmani maupun rohani. Memalui penanaman nilai-nilai

islam, latihan moral, fisik serta menghasilkan perubahan

yang positif yang akan diaktualisasikan dalam kehidupan,

dengan kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi

30Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta ; PT. Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm. 51.

Page 45: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

24

pekerti serta berakhlak mulia, dan untuk mencapai tujuan

hidupnya.

Ahmad tafsir melihat dua hal penting dalam

pengertian pendidikan diatas. Pertama, orang yang

membantu mengembangkan potensi manusia. Kedua, orang

yang dibantu agar menjadi manusia. Orang yang dapat

membantu mengembangkan potensi anak adalah orang

dewasa. Orang dewasa disini tentu saja orang tua dan guru.

Pendidikan dalam arti luas merupakan tanggung

jawab orang tua, sedangkan pendidikan dalam arti sempit

merupakan tanggung jawab guru di sekolah atau lembaga-

lembaga pendidikan, dan orang yang dibantu adalah anak.

Intinya dalam proses pendidikan manusia perlu dibantu agar

ia berhasil menjadi manusia.

Seorang dapat dikatakan menjadi manusia bila telah

memiliki nilai atau sifat kemanusiaannya. Ini menunjukkan

bahwa tidaklah mudah menjadi manusia. Oleh karena itu

sejak dahulu banyak manusia yang gagal mejadi manusia.

Jadi, tujuan mendidik haruslah memanusiakan manusianya.31

Sedangkan kata akhlak merupakan bentuk jamak dari

kata khuluk yang terbentuk dari tiga huruf, yaitu kha’, lam

dan qaf, kata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang

sesuai dengan kata al-khalqu yang bermakna kejadian.

31Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 24.

Page 46: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

25

Keduakata tersebut berasal dari kata kerja khalaqa yang

mempunyai arti menjadikan.

Dari kata tersebut muncul beberapa kata dengan arti

yang berbeda-beda, seperti kata al khuluqu budi pekerti, al

khalqu mempunyai makna kejadian, al khaliq bermakna

Allah sang pencipta jagad raya, makhluq mempunyai arti

segala sesuatu selain Allah. Secara etimologis akhlak berarti

budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.32

kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa

dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan

antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan prilaku makhluk

(manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang

terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung

nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau prilaku

tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq. Dari pengertian

etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata

aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta

sekalipun.33

Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah di

Indonesiakan yangjugadiartikan dengan istilah perangai atau

kesopanan. Kata أخلاقadalahjamak taksir dari kataخلقyang

32Ahmad Syadzali, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoove, 1993), hlm. 102. 33Harun Nasution dkk.,Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta:

Djambatan, 1992), hlm. 98.

Page 47: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

26

secara etimologis mempunyai arti tabi’at (alsajiyyat), watak

(al thab) budipekerti, kebijaksanaan, agama (al-din).

Menurut para ahli akhlak adalah suatu keadaan yang

melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir

perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses

pemikiran (secara spontan), pertimbangan, atau penelitian.

Akhlak biasa disebut juga dengan dorongan jiwa manusia

berupa perbuatan yang baik dan buruk.34 Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan

sebagai budi pekerti ataukelakuan.35

Ibnu Maskawaih yang dikutip oleh Nasirudin

mendefinisikan akhlak adalah kondisi jiwa yang mendorong

melakukan perbuatan dengan tanpa butuh pikiran dan

pertimbangan. Abu Hamid Al-Ghazali juga mendefinisikan

Akhlak merupakan ungkapan tentang keadaan yang melekat

pada jiwa dan darinya timbul perbuatan perbuatan dengan

mudah tanpa membutuhkan kepada pemikiran dan

pertimbangan.36

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah

34M. Abdul Mujieb, dkk, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali

Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual (Jakarta: Hikmah

Mizan Publika, 2009), hlm. 38. 35Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), hlm. 178. 36Imam Al-Ghazali, Ihya’Ulumuddin III, (Kairo: Darul Kutub

AlArabiyah, tt), hlm. 99.

Page 48: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

27

menyatu dengan pribadi seseorang dalam kehidupannya

sehingga sulit untuk dipisahkan. Karena kehendak dan

tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan,

maka seseorang dapat mewujudkan kehendak dan tindakan

yaitu dengan mudah, tidak banyak memerlukan banyak

pertimbangan dan pemikiran.37

Jadi pada hakekatnya akhlak adalah suatu kondisi atau

sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi

kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan

dengan cara spontan tanpa dibuat buat dan tanpa

memerlukan pemikiran. Dapat dirumuskan bahwa akhlak

adalah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan

mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan

Tuhan, manusia dan makhluk sekelilingnya.38

Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-

dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus

dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa

analisa hingga menjadi seorang mukallaf, seorang yang telah

siap mengarungi lautan kehidupan. Akhlak adalah buah dari

iman.

Jika semasa kanak-kanaknya, ia tumbuh dan

berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada

37Mohammad Nasiruddin, Pendidikan Tawawuf, (Semarang:

RaSAIL, 2010), hlm. 32. 38Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-

Qur’an,(Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 4.

Page 49: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

28

Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar,

meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia

akan memilikipotensi dan respon yang instingtif di dalam

menerima setiap keutamaan dankemuliaan, di samping

terbiat melakukan akhlak mulia.39

Bentuk lain dari akhlak yaitu karakter yang secara

teoritis merupakan akumulasi pegetahuan dan pengalaman

langsung yang membentuk watak dan sifat seseorang yang

bersifat melekat secara praktis berimplikasi pada perilaku

nyata seorang yang menjadi kebiasaan. Watak manusia dan

perbuatannya merupakan entitas yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dengan yang lainnya. Jika watak seseorang

dibentuk oleh pengalaman dan pengetahuan buruk, maka

perbuatannya juga akan cenderung mengarah kesana,

demikian pula sebaliknya.

Orang yang watak dan perbuatannya terbiasa dengan

hal-hal yang baik maka tidak akan nyaman jika

diperintahkan untuk melakukan kejahatan, dia kan merasa

bersalah, gelisah dan terus diliputi suasana hati yang tidak

tetram. Penyebabnya ialah karena kebiasaan yang sudah

terbentuk menjadi wataknya.40

39Abdul Kholiq, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh

Klasik dan Kontemporer,(Yogyakarta: PustakaPelajar, 1999), hlm. 63. 40Johansyah, Pendidikan Karakter dalam Islam; Kajian dari Aspek

Metodologis, Volume XI, No. 1, Agustus 2011, hlm. 91.

Page 50: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

29

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan akhlak merupakan sistem pendidikan yang dapat

memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin

kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam karena nilai-nilai

Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kehidupan.

Pendidikan akhlak berwatak akomodatif kepada tuntutan

kemajuan zaman yang ruang lingkupnya berada di dalam

kerangka acuan norma-norma kehidupan Islam. Jadi

pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik,

memelihara, membentuk dan memberikan latihan mengenai

akhlak dan kecerdasan berfikir baik yang bersifat formal

maupun informal yang didasarkan pada ajaran-ajaran

Islam.41

Disamping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika

dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai

baik dan buruk sikap perbuatan manusia. Perbedaannya

terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak

standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika

standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral

standarnya adat kebiasaan yang umum maupun berlaku

dimasyarakat.42

41Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an,hlm.

22-23. 42Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: Rajawali Pers,

1992), hlm. 9.

Page 51: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

30

b. Urgensi Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

Ki Hajar Dewantara menyatakan keluarga adalah

kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa

pamrih demi kepentingan seluruh individu yang bernaung

didalamnya. Begitu pentingnya keluarga bagi setiap individu

atau sekelompok orang telah menempatkan keluarga bagian

dari kehidupan manusia. Manusia (termasuk juga anak) tidak

bisa dipisahkan dari keluarga, dengan keluarga orang dapat

berkumpul, bertemu dan bersilaturrahmi.

Keluarga itu adalah sebagai sebuah batu dari pada

batu-batu bangunan sesuatu bangsa yang terdiri dari

sekumpulan keluarga besar, yang mana satu sama lain

mempunyai hubungan yang erat sekali. Dan sudah tentulah

bahwa sesuatu bangunan yang terdiri dari sekian banyak

batu-batu, akan menjadi kuat atau lemah sesuai dengan kuat

atau lemahnya batu-batu itu sendiri.

Apabila batu-batu itu kuat dan saling kuat

menguatkan serta memiliki pula daya tahan yang hebat,

tentulah bangsa yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang

seperti batu-batu demikian itu akan kuat dan hebat pulalah

keadaannya. Dan sebaliknya, seandainya batu-batu yang

membentuk bangunan bangsa itu lemah dan bercerai-berai,

pastilah bangsa itu akan menjadi lemah dan tiada berdaya.43

43Syaikh Mahmoud Syaltout, Islam Sebagai Aqidah dan Syari’ah

(2), (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), hlm. 102

Page 52: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

31

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk

setelah adanya perkawinan. Menurut pasal 1 Undang-undang

perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, menjelaskan bahwa.

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Anggota keluarga

terdiri dari suami, istri atau orangtua (ayah dan ibu) serta

anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada

cinta kasih sayang antara suami istri yang melahirkan anak-

anak.44

Keluarga sebagai tempat manusia mengawali

kehidupannya merupakan dasar dari pembentukan

kepribadian setiap insan, karena itu wanita sebagai

pendamping suami, pendidik anak dan pengurus rumah

tangga berperan penting dalam berbagai upaya mewujudkan

manusia yang berbudi luhur, berakhlak mulia,

berperikemanusiaan, dan berkepribadian teguh.45

Pendidikan dalam lingkungan rumah tangga, disebut

dengan jalur pendidikan informal. Lingkungan rumah tangga

atau lingkungan keluarga memberikan peran yang sangat

berarti dalam proses pembentukan kepribadian muslim sejak

44HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005), Cet.1, hal. 21. 45Rienna Wahidayati, Wanita Muslimah dan Tanggung Jawabnya

dalam Pedidikan Keluarga,..., hlm. 115.

Page 53: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

32

dini. Sebab di lingkungan inilah seorang menerima sejumlah

nilai dan norma yang ditanamkan sejak masa

kecilnya.46Islam memberikan tanggung jawab besar kepada

kedua orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Urgensi

membentuk umat terbaik adalah dengan cara pendidikan

keluarga, karena itu orangtua berkewajiban memberikan

pendidikan terbaik.47

Untuk mencapai suatu tatanan masyarakat

muslim, maka keluarga muslim perlu dibenahi lebih

dahulu. Karena disinilah tonggak dasar baik buruknya

kepribadian seorang anak. Pendidikan keluarga inilah yang

pertama dan paling utama, serta sesuatu yang penting dan

harus dilaksanakan semaksimal mungkin. Terutama yang

paling diperhatikan adalah pendidikan rohani dan keagaman,

yang merupakan sumber baik buruknya perilaku sang anak.48

Pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif

bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan

selanjutnya.49 Segala usaha yang dilakukan oleh orang tua

berupa pembiasaan dan improvisasi untuk membantu

46Abdul mujib, Fitrah dan kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan

Psikologis Cet.I (Jakarta: Darul Falah, 1999), hl’m.72. 47Suci Husniani Mubaroq, Konsep Pendidikan keluarga dalam Al-

Qur’an: Analisis Metode Tafsir Tahlili mengenai keluarga dalam Al-Qur’an

Surat Luqman Ayat 12-19, Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 85. 48Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga, ..., hlm. 46-47. 49Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. (Yogyakarta :

PustakaPelajar, 2005), Hlm. 319.

Page 54: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

33

perkembangan pribadi anak.50Pendidikan anak yang pertama

dan paling utama dalam Islam adalah pendidikan dalam

keluarga yang berperspektif Islam.

Pendidikan dalam keluarga yang berperspektif Islam

adalah pendidikan yang didasarkan pada tuntunan agama

Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan

untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak

mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual

atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan

dalam kehidupan sehari-hari. Yang nantinya hal itu

merupakan sumbangan penting bagi pembangunan bangsa

dan Negara.51

Tanggung jawab besar orang tua untuk mendidik anak

menjadi pribadi yang shaleh tertuang dalam firman Allah

SWT surat al-Tahrim ayat 6:

ا ه ود ق ا و ار م ن يك ل ه أ و م ك س ف ن وا أ وا ق ن ين آم ذ ا ال ه ي ا أ ي

ل اد د ظ ش لا ة غ ك ئ لا ا م ه ي ل ع ة ار ج ح ال اس و الن

ون ر م ؤ ا ي ون م ل ع ف ي م و ه ر م ا أ م ون الل عص ي Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu

dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

50Abdullah, M. Imron, Pendidikan Keluarga Bagi Anak,(Cirebon:

Lektur, 2003), Hlm. 232. 51Mufatihatut Taubah, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif

Islam,Jurnal Pendidikan AgamaIslamVolume 03, Nomor 01, Mei 2015, hlm.

111.

Page 55: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

34

Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S. At-Tahrim/66: 6)

Menurut Zuhairini, pendidikan keluarga merupakan

lembaga pendidikan pertama, tempat anak pertama kalinya

menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau

anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat

meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia

yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka

terhadap pengaruh dari pendidikan (orang tua dan anggota

lain).52

Keluarga menjadi tempat untuk pembinaan dan

pengkaderan. Untuk itu pendidikan keluarga harus menjadi

sesuatu yang terpola dengan mantap, sistematis, bertahap

dan penuh kedisiplinan tapi luwes. Terpola dengan mantap

maksudnya, agar kedua orang tua harus mempunyai pola

pikir, kesiapan mental, dan tujuan yang matang dengan

penuh optimisme bahwa keluarga sebagai lembaga

kaderisasi umat dapat terwujud dengan baik dan sempurna.

Sistematis artinya harus mempunyai keteraturan,

tersusun dan terencana dengan baik. Bertahap adalah tidak

terlalu berambisi atau mengaharapkan sesuatu diluar

kemampuan anak. Anak yang dipaksakan dan diatur terlalu

diktator dan oteoriter bisa menumbuhkan jiwa

52Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha

Nasional,1981), hlm. 38.

Page 56: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

35

pemberontakan dan hanya patuh pada saat ada orang tua.

Penuh disiplin artinya orang tua harus menanamkan sikap

disiplin tapi tidak kaku. Orang tua tidak perlu mengatur

gerak langkah anak selama masih berada dalam jalur

kebenaran. Berikan kebebasan dalam mengisi waktu untuk

belajar, membantu atau bermain.53

Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam keluarga

adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara

orang tua dan anak.Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan

atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang

yang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang orangtua terhadap

anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber

kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-

jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang

dibutuhkan anak-anaknya.54

Dalam keluarga berlangsung proses belajar yang

mantap. Orang tua mengarahkan anak sekaligus memberikan

contoh yang baik, membantu belajar anak dengan cara

menanyakan PR, menjelaskan mana yang kurang mengerti,

menguikuti perkembangan pelajaran yang diterima anak

disekolah. Dirumah, orang tua adalah guru, dan harus

membiasakan dengan kegiatan yang baik, hingga anak bisa

53Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga, ..., hlm. 48-49. 54HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan Cet.1, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005), hal. 21-22.

Page 57: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

36

mencontoh, agar kebiasaan positif tersebut tertanam kuat

pada diri anak.55

Adapun yang bertindak sebagai pendidik dalam

pendidikan agama dalam keluarga ialah orang tua yaitu ayah

dan ibu serta semua orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi

dan kakak. Namun yang paling utama ialah ayah dan ibu.56

Menjadi ayah dan ibu tidak hanya cukup dengan

melahirkan anak, kedua orang tua dikatakan memiliki

kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala mereka

bersungguh-sungguh dalam mendidik anak mereka. Islam

menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang

jika kedua orang tua melalaikannya berarti mereka telah

menzalimi anaknya dan kelak pada hari kiamat mereka

dimintai pertanggung jawabannya.57

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang

penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-

anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya

adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang

terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat.

Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena

55Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga, ..., hlm. 50. 56Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani (Jakarta: Gema

Insani, 2000),46. 57Ibrahim Amini, Agar tidak Salah Mendidik Anak, (Jakarta: Al

Huda, 2006), Cet. 1, hal.107-108

Page 58: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

37

kodratnya.Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap

anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula.58

Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu

Pendidikandalam Persfektif Islam, ada dua arah mengenai

kegunaan pendidikanagama dalam keluarga. Pertama,

penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak

mewarnai perkembangan jasmani akalnya. Kedua,

penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam

menghargai guru dan pengetahuan di sekolah.59

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang

peranan yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak

itu dilahirkan, ibulah yang selalu disampingnya. Ibulah yang

memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu

bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya

kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada

anggota keluarga lainnya.

Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan

pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali.

Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana

dan pandai mendidik anak-anaknya. Sebagian orang

mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa. Nyatalah

betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan

58M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan

Praktis,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm. 80 59Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam,(Bandung:

RemajaRosda Karya, 2001), hlm.51.

Page 59: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

38

pengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan ibu

terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap

perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari.

Pendidikan akhlak menjadi pilar utama dalam pembentukan

manusia seutuhnya. Pribadi yang berakhlak akan melandasi

kestabilan kepribadian manusia secara keseluruhan.60

Bagi anak usia balita, pendidikan akhlak dapat

dilakukan dengan cara mengajarkan bacaan-bacaan doa

ketika akan memulai pekerjaan, perilaku anak kepada orang

tua, sikap anak kepada teman, tamu dan sebagainya.

Pendidikan ini tidak akan dapat diserap jika hanya berupa

perintah saja, jadi selain memberi pengajaran secara lisan

juga diberikan keteladanan (contoh yang baik) dari orang

tuanya. Karena pada masa ini anak berada pada fase meniru,

yaitu mengikuti orang-orang di sekitarnya.61

Pendidikan yang paling utama dalam keluarga ialah

yangmencakup pendidikan ruhani anak atau pendidikan

agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan

potensi spiritual anak agar menjadi manusia yang beriman,

bertaqwa padaTuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.62

Orang tua hendaknya mengajarkan nilai dengan

berpegang teguh pada akhlak didalam hidup, membiasakan

60Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga, ..., hlm. 66. 61Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga, ..., hlm. 67. 62Mufatihatut Taubah, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif

Islam, hlm. 115.

Page 60: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

39

akhlak yang baik semenjak usia dini. Sebab manusia itu

sesuai dengan sifat asasinya menerima nasihat jika

datangnya melalui rasa cinta dan kasih sayang, sedang ia

menolaknya jika disertai dengan kekerasan. Menurut Mansur

yang dikutip oleh Hanifah kewajiban keluarga dengan

pembinaan akhlak adalah sebagai berikut:

1) Memberi contoh kepada anak dalam berakhlak mulia.

Sebab, orang tua yang tidak berhasil menguasai dirinya

tentulah tidak sanggup meyakinkan anak-anaknya untuk

memegang akhlak yang diajarkan.

2) Menyediakan kesempatan kepada anak untuk

mempraktikkan akhlak mulia dalam keadaan apapun.

3) Memberi tanggung jawab sesuai dengan perkembangan

anak. Pada awalnya orang tua harus memberikan

pengertian terlebih dahulu, setelah itu baru diberikan

suatu kepercayaan pada diri anak itu sendiri.

4) Mengawasi dan mengarahkan anak agar selektivitas

dalam bergaul.63

Betapa pentingnya pendidikan agama yang

dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. Pendidikan agama

di sini bukan hanya sebatas mengajari tata cara ritual

peribadatan semata akan tetapi harus dilihat dalam konteks

yang lebih luas berdasarkan tujuan danmakna hakikinya,

63Hanifah, Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini di Keluarga

Karier, Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 144.

Page 61: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

40

yaitu sebagai upaya mendekatkan (taqarrub) kepada Allah

SWT dan membangun budi pekerti yang luhur terhadap

sesama manusia (al akhlak alkarimah). Oleh sebab itu

penekanannya pada kata “pendidikan” bukan “pengajaran”

.“Pengajaran” bisa saja diserahkan kepada sekolah/

madrasah sebagai lembaga pendidikan formal, tetapi dalam

hal “pendidikan” tetap menjadi tanggung jawab orang tua.64

c. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

Ruang lingkup ilmu akhlak adalah membahas tentang

perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya

apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Ilmu

akhlak juga dapat disebut sebagai ilmu yang berisi

pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia.

Melihat keterangan diatas, bahwa ruang lingkup pendidikan

akhlak ialah segala perbuatan manusia yang timbul dari

orang yang melaksanakan dengan sadar dan disengaja serta

ia mengatahui waktu melaksanakanya akan akibat dari

perbuatannya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain,

lingkungannya dan kepada sang khaliq.

Adapun rincian ruang lingkup akhlak menurut Prof.

H. Mohammad Daud Ali, S. H tersebut terbagi menjadi dua,

yaitu:

1) Akhlak kepada Allah

64Nurcholis Majid, Masyarakat religius, (Jakarta: Paramadina,

1997), hlm. 122-123.

Page 62: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

41

a) Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan

siapapun juga dengan berpedoman pada Al-Qur’an.

b) Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi

segala larangan-Nya.

c) Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhaan-

Nya.

d) Mensyukuri nikmat dan karunia-Nya

e) Menerima dengan ikhlas semua Qada’ dan Qadar

ilahi setelah berikhtiar maksimal.

f) Memohon ampunan hanya kepada-Nya.

g) Bertaubatlah hanya kepada-Nya.

h) Berserah diri kepada-Nya.

2) Akhlak terhadap makhluk. Hubungan terhadap makhluk

ini kemudian dibagu menjadi 2 yaitu:

a) Akhlak terhadap manusia. Akhlak terhadap manusia

dibagi menjadi 6, yaitu:

i) Akhlak terhadap Rasulallah (Nabi Muhammad

SAW), antara lain:

(1) Mencintai Rasullalah secara tulus dengan

mengikuti semua sunnahya.

(2) Menjadikan rasulallah sebagai idola, suri

tauladan dalam hidup dan kehidupan.

(3) Menjalankan perintah dan menjauhi

laragannya.

ii) Akhlak terhadap kedua orangtua, antara lain:

Page 63: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

42

(1) Mencintai melebihi cinta keapda kerabat

lainnya.

(2) Merendahkan diri kepada keduanya diiringi

perasaan kasih sayang.

(3) Berkomunikasi dengan khidmat,

mempergunakan kata-kata lemah lembut.

(4) Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaik-

baiknya.

(5) Mendoakan keselamatan dan kemampuan bagi

mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya

telah meninggal dunia.

iii) Akhlak terhadap diri sendiri, antara lain:

(1) Memelihara kesucian diri.

(2) Menutup aurat.

(3) Jujur dalam perkataan dan perbuatan.

(4) Ikhlas.

(5) Sabar.

(6) Rendah hati.

(7) Malu melakukan perbuatan jahat.

(8) Menjauhi dengki.

(9) Menjauhi dendam.

(10) Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang

lain.

(11) Menjauhi segala perkataan da perbuatan sia-

sia.

Page 64: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

43

iv) Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat, antara

lain:

(1) Saling membina rasa cinta dan kasih sayang

dalam kehidupan keluarga.

(2) Saling menunaikan kewajiban untuk

memperoleh hak.

(3) Berbakti kepada ibu bapak.

(4) Mendidik anak dengan kasih sayang.

(5) Memelihara hubungan tali silaturrahim dan

melanjutkan silaturrahim yag telah dibina

oleah kerabat yang sudah meninggal dunia.

v) Akhlak terhadap tetangga, antara lain:

(1) Saling mengunjungi.

(2) Saling membantu di waktu senang dan susah.

(3) Saling memberi manfaat.

(4) Saling menghormati.

(5) Saling menghindari pertengkaran dan

permusuhan.

vi) Akhlak terhadap masyarakat, antara lain:

(1) Memuliakan tamu.

(2) Menghormati nilai dan norma yang berlaku

dalam masyarakat.

(3) Saling menolong dalam takwa dan kebajikan.

Page 65: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

44

(4) Menganjurkan anggota masyarakat termasuk

diri sediri berbuat baik dan mencegah

melakukan perbuatan jahat (munkar).

(5) Memberi makan fakir miskin dan berusaha

melapangkan hidup dan kehidupannya.

(6) Bermusyawarah dalam segala urusan

mengenai kepentingan bersama.

(7) Mentaati putusan yang telah diambil bersama.

(8) Menunaikan amanah dengan jalan

melaksanakan kepercayaan yang telah

diberikan seseorang atau masyarakat kepada

kita.

(9) Menepati janji.

vii) Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan

hidup), antara lian:

(1) Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan

hidup

(2) Menjaga dan memanfaatkan alam terutama

fauna dan flora yang sengaja diciptakan

Tuhanuntuk kepentingan manusia dan

makhluk lainnya.

(3) Sayang pada sesama makhluk.65

65Muhammad Daud Ali, Pendidika Agama Islam, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2008)), hlm. 356-359.

Page 66: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

45

Hubungan dengan Allah harus dibina dimana saja,

karena tujuan diciptakannya manusia adalah untuk

beribadah kepada-Nya, mematuhi segala perintah-

Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Perintah-

Nya dalam beribadah yaitu ibadah sholat lima waktu,

puasa, zakat, membaca kalam-Nya dan pergi haji jika

mampu. Akhlak terhadap Allah dengan dimensi

tauhid yang dimaksudkan ini merupakan konsep yang

berisi nilai-nilai fundamental melandasi semua

aktivitas berkaitan dengan manusia muslim, termasuk

di dalamnya aktivitas berkaitan dengan pendidikan

akhlak dalam keluarga.

Selanjutnya sikap dan perbuatan akhlak terhadap

Allah SWT ini dapat dibudayakan dalam keluarga

ketika seorang anak yang belajar dengan cara

menirukan tingkah laku orang-orang yang ada di

sekitarnya yang lama kelamaan menjadi suatu pola

yang mantap, dan norma yang mengatur tingkah

lakunya itu “dibudayakan”66

Akhlak terhadap sesama manusia harus dimulai

dari akhlak terhadap Rasulullah Saw, sebab Rasullah

Saw yang paling berhak dicintai, baru dirinya sendiri.

Bentuk prilaku yang baik (akhlak) terpuji yang

66Koentrjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,

(Jakarta: Djambatan,2004), hlm. 237-249.

Page 67: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

46

dicontohkan oleh Rasulallah Saw hendaknya

diaplikasikan oleh umat manusia dalam kehidupan

sehari-hari sehingga menjadi kebudayaan.67

Hubungan dengan sesama makhluk juga harus

dibina dengan baik, jika salah satu ada yang kesulitan

maka yang lain membantu. Selanjutnya dengan

adanya akhlak terhadap sesama manusia sebagai

penjelmaan keaktifan budi tersebut diharapkan anak-

anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga

memiliki sikap dan perilaku yang terpuji baik ditinjau

dari aspek norma-norma agama maupun norma-norma

sopan santun, adat istiadat dan tata krama yang

berlaku dimasyarakat dimana ia tinggal.

Alam juga disediakan oleh Allah untuk

kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya

oleh karena itu harus dijaga dengan baik. Manusia

hendaknya dapat bertanggung jawab mengelolah

lingkungan dengan menjaga dan memelihara

kelestariannya, sebab alam yang berarti dunia fisik

memiliki hubungan dengan manusia lewat indranya.

Akhlak yang dikembangkan adalah cerminan dari

tugas kekhalifahan di bumi, yakni untuk menjaga agar

67Gazalba, Sistematika Filsafat I (Jakarta:Bulan Bintang, 1985),

hlm. 59.

Page 68: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

47

setiap proses pertumbuhan alam terus berjalan sesuai

dengan fungsi ciptaan-Nya.

Berdasarkan keterangan di atas mengenai akhlak

terhadap Allah, akhlak terhadap sesama, dan akhlak

terhadap lingkungan merupakan inti dari ajarana gama

Islam. Dampak yang dapat dirasakan dari ajaran

agama Islam mengenai akhlak tersebut menurut

kalangan antropologi ialah dapat menjadi penggerak

serta pengontrol bagi masyarakat untuk tetap berjalan

sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran

agamanya.68

3. Wanita Karier sebagi Pendidikan dalam Keluarga

a. Pengertian Wanita Karier

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wanita berarti

perempuan dewasa.69Karier berasal dari kata karier

(Belanda) yang berarti pertama, perkembangan dan

kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan danjabatan.Kedua,

pekerjaan yang memberikan harapanuntuk maju. Selain itu,

kata karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis

pekerjaan seseorang, aktivitas ialah kegiatan atau keaktifan.

JadiWanita karir berartiwanita yang berkecimpungan dalam

68Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002), hlm. 50. 69Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, cet. I, edisi 4, 2008, hlm.372.

Page 69: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

48

kegiatanprofesi (usaha dan perusahaan).70 Wanita karier juga

diartikan perempuan dewasa atau kaum putri dewasa yang

berkecimpung atau berkarya dan melakukan pekerjaan atau

berptofesi di dalam rumah ataupun diluar rumah dengan

dalih ingin meraih kemajuan, perkembangan dan jabatan

dalam kehidupannya.71

Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi yang menuntut kemajuan pola pikir, serta

pengetahuan yang luas bagi setiap individu. Jaminan sukses

secara finansial, diakui untuk menyandang predikat mandiri

mengharuskan perempuan menjemput impian dengan belajar

ke jenjeng pendidikan yang lebih tinggi, dan mendapatkan

pekerjaan yang lebih bisa dihargai da mendapat posisi yang

lebih tinggi.

Pekerjaan karier tidak sekedar bekerja biasa,

melainkan merupakan interest seseorang pada suatu

pekerjaan yang dilaksanakan atau ditekuni dalam waktu

panjang (lama) secara penuh (fulltime) demi mencapai

prestasi tinggi, baik dalam upah maupun status. Dengan

demikian, wanita karier adalah wanita yang menekuni dan

mecintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh

70Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer,(Jakarta:English Press, 1991), hal.1125. 71Nurlaila Iksa, Karir Wanita Dimata Islam Cet. I, (t.t: Pustaka

Amanah, 1998), hlm.11.

Page 70: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

49

dalam waktu yang relatif lama, untuk mencapai sesuatu

kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan.

Umumnya karier ditempuh oleh wanita di luar rumah.

Sehingga wanita karier tergolong mereka yang berkiprah di

sektor publik. Disamping itu, untuk berkarier berarti harus

menekuni profesi tertentu yang membutuhkan kemampuan,

kapasitas, dan keahlian dan acap kalihanya bisa diraih

dengan persyaratan telah menempuh pendidikan tertentu.72

Karier sangat diperlukan wanita agar ia bisa

mewujudkan jati diri dan membangun kepribadiannya.

Sebab dalam hal ini wanita tetap bisa mewujudkan jati

dirinya secara sempurna dengan berprofesi sebagai ibu

rumah tangga, sambil berpartisipasi aktif dalam kegiatan

sosial atau politik.73

b. Wanita Karier Menurut Islam

Islam adalah konsep aturan-aturan yang mahapencipta

untuk manusia. Ajaran Islam menentukan keseimbangaan

tindakan manusia dengan hukumalam. Islam menuntun

manusia pria dan wanita dalam melaksanakan tugas

kehidupannya sebagai khalifah di muka bumi. Islam telah

menggariskan hak-hak wanita yang selalu di persoalkan di

era modern.

72Siti Muri’ah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karier,

(Semarang: Rasail, 2011), hlm. 34. 73Mahmud Muhammad al-Jauhari dan Muhammad Abdul Hakim

Khayyal, Membangun Keluarga Qur’ani:Panduan Untuk Wanita Muslimah,

(Jakarta: Amzah, 2005), hlm. 91.

Page 71: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

50

Secara umumnya, wanita adalah bagian dari

masyarakat. Peranan dan tanggung jawab wanita dalam

pembentukan masyarakat sangat penting dan bermakna

sekali. Oleh karena itu, wanita perlu memahami tentang

kedudukan peranan dan hakmereka yang ditentukan oleh

syari’at Islam. Peranan utama wanita bermula sebagai anak

perempuan, istri, ibu, anggota masyarakat dan pemimpin.74

Wanita dilahirkan dengan keistimewaan dan kelebihan

yang tersendiri. Selain mempunyai peranan yang amat

penting dalam sebuah keluarga, wanita juga memainkan

peranan pentingdalam membangunkan masyarakat,

organisasi dan negara. Dewasa ini, banyak wanita yang

berjaya dan maju dalam karier masing-masing setaraf

dengan kaum lelaki.

Walau bagaimanapun, fenomena yang terlihat dewasa

ini ialah munculnya masalah dekadensi moral di kalangan

wanita bekerja terutama yang melibatkan fungsi wanita

sebagai istri dan ibu dalam sebuah keluarga karena

kegagalan mengimbangi tanggung jawab kekeluargaan dan

kerjanya75

Para ulama masih memperdebatkan bolehkah seorang

wanita (istri) bekerja di luar rumah. Untuk mengetahui

bagaimana hukum wanita yang bekerja atau berkarir dapat

74Ray Sitoresmin Prabuningrat,Sosok Wanita Muslimah Pandangan

Seorang Artis,(Yogyakarta: TiaraWacana, 1993), hlm. 1. 75Ray Sitoresmin Prabuningrat, Sosok Wanita Muslimah,...,hlm. 78.

Page 72: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

51

dilihat dari fatwa-fatwa para ulama. Ada dua pendapat

tentang boleh tidaknya wanita bekerja di luar rumah.

Pendapat yang paling ketat menyatakan tidak boleh,

karena dianggap bertentangan dengan kodrat wanita yang

telah diberikan dan ditentukan oleh Tuhan. Peran wanita

secara alamiah, menurut pandangan ini, adalah menjadi istri

yang dapat menenangkan suami, melahirkan, mendidik anak,

dan mengatur rumah. Dengan kata lain, tugas wanita adalah

dalam sektor domestik.

Pendapat yang relatif lebih longgar menyatakan

bahwa wanita diperkenankan bekerja di luar rumah dalam

bidang-bidang tertentu yang sesuai dengan kewanitaan,

keibuan, dan keistrian, seperti pengajaran, pengobatan,

perawatan, serta perdagangan. Bidang-bidang ini selaras

dengan kewanitaan.Wanita yang melakukan pekerjaan

selainitu dianggap menyalahi kodrat kewanitaan dan

tergolong orang-orang yang dilaknat Allah karena

menyerupai pria.76

Menurut Yûsuf al-Qardhawi, yang menerangkan

larangan untuk keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat,

seperti dalam Firman Allah sebagai berikut:

ة ي ل اه ج ج ال ر ب ن ت ج ر ب ل ت ن و ك وت ي ن في ب ر ق و

ى ول ال

76Asriyati, Wanita Karier dalam Pandangan Islam, Jurnal Al-

Maiyyah, Volume 07 No. 2 Juli-Desember 2014, hlm. 174.

Page 73: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

52

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah

kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (Al-Ahzab/33: 33)

Sesungguhnya ditujukan khusus untuk istri-istri Nabi

Saw, dan larangan itupun pernah "dilanggar" oleh Sayyidah

Aisyah yang turut serta dalam perang Jamal dalam kaitannya

memenuhi kewajiban agama untuk melaksanakan hukuman

qishâsh terhadap orang-orang yang telah membunuh

Utsman Bin Affan. Kaum wanita pada perkembangan

selanjutnya sebenarnya sudah terbiasa keluar rumah baik

untuk menuntut ilmu ataupun untuk bekerja tanpa ada

seorangpun yang mengingkarinya, sehingga seolah-olah

sudah menjadi semacam ijmâ` bahwa wanita diperbolehkan

keluar rumah dengan syarat-syarat tertentu.77

و ه ى و ث ن و أ ر أ ن ذك ات م ح ال ن الص ل م م ع ن ي م و

ا ير ق ون ن م ل ظ ل ي ة و ن ج ون ال ل خ د ك ي ئ ل و أ ن ف م ؤ م Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik

laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang

beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (Q.S. an-

Nisa’/4: 124).78

Ayat ini secara tegas mempersamakan pria dan wanita

dalam hal usaha danganjaran, berbeda dengan pandangan

salah yang dianut oleh masyarakat Jahiliyah, atau

77Yûsuf al-Qardhâwî, Fatâwâ Mu`âsharah Cet. III,Juz. II,, (Mesir :

Dâr al-Wafâ, 1994), hlm. 386. 78Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya:

Mahkota Surabaya, 1999).

Page 74: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

53

bahkan sebagian Ahli kitab. Agaknya dalam rangka

menegaskan persamaan itulah, maka setelah menegaskan

bahwa mereka masuk surga ditambah dengan menyatakan

mereka, yakni laki-laki dan perempuan yang tidak dianiaya

sedikitpun.79

Di samping itu, para wanita pada masa Nabi Saw,

aktif pula dalam berbagai bidang pekerjaan. Ada yang

bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti

Malhan yang merias, antara lain, Shafiyah bin Huyay, istri

Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang menjadi perawat

atau bidan, dan sebagainya. Dalam bidang perdagangan,

nama istri Nabi yang pertama, Khadijah binti Khuwailid,

tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Demikian juga

Qilat Ummi Bani Anmar yang tercatat sebagai seorang

wanita yang pernah datang kepada Nabi untuk meminta

petunjuk-petunjuk dalam bidang jual-beli.80

Islam tidak melarang bahkan mewajibkan pemeluknya

beramal untuk kemajuan Islam. serta wanita dipandang

sebagai pribadi yang independen, wanita diberi hak untuk

berbudaya, berkarya cipta, agar dapat berkreasi dipentas

alam, berapresiasi di muka bumi secara benar sesuai dengan

petunjuk-Nya. Dengan memahami semua itu wanita akan

79M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan

Keserasian al-Qur’an (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm. 597. 80M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’ān cet. XXXI, (Jakarta:

Mizan Pustaka, 2007),hlm. 275.

Page 75: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

54

mantap terhadap eksistensi keislamannya, terbentang

pengetahuannya, mengenal sosok wanita dari zaman ke

zaman dan tidak akan terbawa oleh arus kultural yang

menyesatkan, dalam pandangan Islam manusia tidak

dilarang bekerja dan berkarir, asalkan wanita dapat

menempatkan dirinya seperti yang terungkap dalam firman

Allah Swt:

ل م و ك د ج ن و م م ت ن ك ث س ي ن ح ن م وه ن ك أس

ن ه ي ل وا ع ق ي ض ت ن ل وه ار ض ت Tempatkanlah mereka (pada isteri) dimana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan

janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan (hati) mereka. (Q.S. Ath-Thalaq/69: 6).

Berdasarkan firman Allah di atas maka wanita yang

berkarir, baik di luar maupun di dalam rumah itu dibenarkan

dalam akidah, asalkan tidak menyimpang dari fitrah

kewanitaannya. Selagi aturan ini tidak melanggar batas

syariat dan etika yang telah ditentukan. Seorang wanita perlu

mempertimbangkan bidang pekerjaan tersebut dan aspek-

aspek yang berkaitan dengan dirinya. Dengan kata lain,

wanita perlu mengikut batas-batas yang telah ditentukan

syariat.

Sementara itu etika dan batas-batas untuk wanita

bekerjaadalah:

1) Pekerjaan itu dibenarkan oleh agama atau halal serta

sesuaidengan fitrahnya.

2) Tidak menimbulkan fitnah atau mudarat.

Page 76: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

55

3) Mendapatkan izin atau persetujuan dari suami.

4) Bagi yang telah berumah tangga, pekerjaan itu bersifat

tidak melalaikan diri untuk beribadah kepada Allah

SWT dan bertanggung jawab sebagai istri dan ibu di

dalam keluarganya.

5) Pekerjaan yang dilakukan semata-mata untuk

meningkatkan tarafhidup keluarga dan membantu suami

serta memenuhi kebutuhan sehari-hari.81

Selain itu wanita yang berkarier tidak menutup

kemungkinan untuk berinteraksi dengan lawan jenis, maka

dari itu Islam mengatur sistem interaksi pria dan

wanitadiantranya:

1) Diperintahkan kepada pria dan wanita untuk menjaga/

menundukan pandangan yaitu

a) Menahan diri dari melihat lawan jenis disertai

dengan syahwat sekalipun yang dilihat itu bukan

aurat.

b) Menahan diri dari aurat lawan jenis sekalipun tidak

disertai syahwat misalnya rambut wanita.

2) Diperintahkan kepada wanita untuk mengenakan

pakaian sempurna ketika keluar rumah termasuk ketika

bekerja diluar rumahnya yaitu dengan jilbab dan

kerudung.

81Rahmad, Bimbingan Karir Suatu Kajian Teoritis, (Pekanbaru:

Creative, 2013),hal. 19.

Page 77: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

56

3) Dilarang berkhlawat antara pria dan wanita.

4) Dilarang bagi wanita ber-tabarruj (menonjolkan

kecantikan dan perhiasan untuk menarik perhatian pria

yang bukan mahramnya).

5) Dilarang bagi wanita untuk melibatkan diri dalam

aktivitas yang dimaksudkan untuk mengeksplorasika

kewanitaannya. Misalnya, pramugari, photo model, dan

artis.

6) Dilarang bagi wanita untuk melakukan perjalanan sehari

semalamtanpa mahram.

7) Dilarang bagi wanita bekerja di tempat yang terjadi

ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita.82

c. Wanita Karier sebagai Pendidik Akhlak dalam Keluarga

Wanita karier mempunyai peran rangkap, yaitu peran

yang melekat pada kodrat dirinya yang berkaitan dengan

rumah tangga dan hakikat keibuan serta pekerjaannya di luar

rumah.83 Ibu yang memilih berkarier di luar rumah

hendaknya bijaksana dalam mengatur waktu.

Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga

memang sangat mulia, tetapi harus diingat bahwa tugas

utama seorang ibu adalah sebagai pendidik yang pertama

untuk anak. Meskipun ibu disibukkan oleh pekerjaan dan

82Huzaema T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontetenporer,

(Yogyakarta: Almawardi Prima, 2001), hal. 9. 83 Ray Sitoresmin Prabuningrat, Sosok Wanita Muslimah Pandangan

Seorang Artis, ...,hlm. 56.

Page 78: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

57

harus berangkat pagi pulang sore. Tetapi pengorbanan

tersebut akan menjadi suatu kebahagiaan jika melihat anak-

anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia.

Menurut Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya “Fikih

Pendidikan” menyatakan proses kejadian manusia dimulai

sejak bertemunya sel sperma dan sel telur kemudian terjadi

pembuahan, dan terus tumbuh dan berkembang menjadi

janin sampai waktunya dilahirkan. Oleh karena itu peran Ibu

sebagai madrasah pertama dimulai sejak fase anak dalam

kandungan, karena sejak masa ini pendidikan sudah bisa

dimulai walaupun secara tidak langsung. Berikut

penjelasannya:

1) Mendidik anak dalam kandungan

Allah menciptakan manusia dari saripati tanah,

setelah itu fase nuthfah yaitu terpancarnya sperma ke

dalam rahim kemudian terjadilah pembuahan. Fase

kedua adalah fase alaqah yaitu pembentukan manusia

berupa segumpal darah, dan jaringan manusia sudah

mulai terbentuk. Terakhir yaitu fase mudghah yaitu

pembentukan manusia berupa segumpal daging. Pada

fase ini sudah berupa janin, sudah bernyawa dengan

ditiupkannya ruh oleh malaikat. Keseluruhan fase

memerlukan waktu sekitar 9 bulan 10 hari.

Mengenai pendidikan anak, maka yang paling

besar pengaruhnya adalah ibu. Hal ini perlu dipahami

Page 79: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

58

karena ibu orang yang lebih banyak menyertai

anak-anaknya sejak seorang anak itu lahir, ibulah

yang di sampingnya bahkan dikatakan bahwa

pengaruh ibu terhadap anaknya dimulai sejak

dalam kandungan.84 Ibu memberikan pendidikan

untuk pertama kali sejak dalam kandungan. Ia pula

yang memiliki tanggung jawab besar untuk meletakkan

fondasi kepribadian anak.85 Fondasi dari arah masa

depan mereka tarletak disana.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang

tua selama anak dalam kandungan karena hal tersebut

dapat mempengaruhi kondisi janin ketika lahir. Para ibu

hendaknya menjaga segala yang masuk kedalam perut

yaitu dengan makan dan minuman yang halal, baik dan

bergizi karena berguna bagi pertumbuhan janin. Serta,

membatasi makanan dan minuman tertentu.

Menjaga kondisi tubuh agar tetep bugar dan sehat.

Hindari aktivitas yang tidak perlu, berat dan menguras

tenaga. Menjaga stabilitas emosi agar tetap tenang dan

bahagia. Oleh karena itu perbanyaklah dzikir, membaca

dan mendengar ayat Al-Qur’an serta ceramah

84Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 1991), hlm.

258. 85Lely Noormindhawati, Islam Memuliakanmu, Saudariku, …, hlm.

129.

Page 80: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

59

keagamaan, serta perbanyak ibadah dan berdoa kepada

Allah Swt.86

Kaum ibu menumbuhkan capacity of love

(kemapuan memberikan cinta dan kasih sayang) sebagai

sumber dari segala akhlakul karimah kepada janin yang

ada dalam rahimnya melalui perasan cinta kasih yang

meliputi dirinya. Kemudian diterapkan dalam bentuk

perilaku selama kehamilan. Seorang ibu mampu

mentransfer sikap sabar, tabah dan tidak mengenal

sikap putus asa kepada bayinya memalui sikapnya

dalam menyongsong persalinan.

2) Mendidik pada masa kelahiran

Ketika anak hadir ke dunia, ia begitu lembut. Ia

memiliki akal namun belum dapat berpikir. Ia melihat

dengan matanya namu, namun belum dapat mengenali

objek yang ada disekitarnya. Ia belum memiliki

kemampuan untuk mengenali warna dan rupa. Ia juga

belum mengetahui jarak. Ia mendengar suara, namun

belum mampu memahaminya. Demikian dengan indra

yang lain. Beberapa cara yang diajarkan oleh islam

dalam mendidik anak adalah:

a) Mengumandangkan adzan dan iqomah

86 Heri jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2005), hlm. 58-62.

Page 81: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

60

Setelah bayi lahir, bacakan kalimat adzan

ditelinga kanannya, dan bacakanlah kalimat

iqamah ditelinga kirinya. Walaupun bayi belum

mampu memahami kalimat tersebut namun akan

terekam dalam benaknya. Rasulallah saw

bermaksud mengajarkan para orang tua untuk

memberikan pengasuhan pada anak sejak mereka

lahir. Karena saat itu pula orang tua menyatakan

bahwa mereka menyatukan anak mereka dengan

kelompok orang yang berbakti kepada Allah Swt.87

b) Menyusui hingga anak berumur 2 tahun

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan

terbaik dan lengkap bagi anak. Anak yang

dibesarkan dengan ASI akan lebih sehat

disbanding anak lainnya yang diberi suus jenis

lain. Islam juga memenekankan pentingnya ASI

bagi anak, dan bahkan menganggapnya sebagai

hak alamiah anak.

Ibu yang bertanggung jawab, memperhatikan

kesejahteraan anak-anaknya. Ibu hendaknya

mengetahui pentingnya pengaruh ASI bagi

perkembangan tubuh dan daya pikir anak. Ibu

menyusui juga perlu mengimbau makanan yang

87 Ibrahim Amini, Anakmu, AmanatNya, (Jakarta: Al-Huda, 2006),

hlm. 123-124.

Page 82: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

61

dikonsumsi, mestilah terkombinasi secara imbang

antara buah-buahan, sayuran dan makanan

pokok.88

Pendidikan akhlakul karimah oleh ibu

berlanjut selama menyusui, membimbing dan

mengasuh bayinya hingga usia dua tahun. Bagi

keluarga yang bijaksana, peran pembinaan akhlak

anak akan dilakukan bersama oleh seluruh anggota

keluarga setelah ibu menyapih bayinya. Pola sikap

dan tingkah laku yang mencerminkan penghayatan,

pengalaman agama sangat berpengaruh dalam

tarbiyah adabiyah. Keteladanan yang memadai

sangat efektif dan efisien dalam membiasakan

anak.89

c) Memberikan nama

Nama sangatlah penting dan memiliki efek

psikologis bagi pemiliknya. Oleh karena itu dalam

islam tidak boleh member nama asal-asalan. Selain

itu hendaknya mengandung makna yang baik.

Nama yang baik biasanya mengandung arti puji-

pujian, mengandung doa dan harapan, serta

mengandung makna semangat.

88 Ibrahim Amini, Anakmu, AmanatNya, …, hlm. 80-83. 89Aziz Mushoffa, Untaian Mutiara buat Keluarga; Bekal bagi

Keluarga dalam Menapaki kehidupan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001),

hlm. 78.

Page 83: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

62

Diperbolehkan menggunakan nama-nama

sifat Allah yang Mulia (Asmaul Husna) dengan

menambahkan nama Abdul (artinya hamba)

didepannya. Diperbolehkan juga bagi anak

perempuan menggunakan nama perempuan yang

shalih yang terdahulu, seperti Fatimah, Aisyah,

Khadijah dan sebagainya.90

d) Melaksanakan aqiqah

Aqiqah adalah penyembelihan hewan

(kambing) pada hari ketujuh kelahiran anak

bersamaan dengan mencukur rambut (sampai

bersih) dan memberi nama dengan nama yang

baik. Ketentuannya, anak lelaki disembelihkan dua

ekor kambing, sedangkan perempuan seekor

kambing. Ketentuan untuk hewan sama seperti

hewan qurban yakni tidak cacat dan cukup umur.

Bedanya untuk aaqiqah disunahkan dimasak

terlebih dahulu, baru kemudian dibagikan.91

Aqiqah merupakan salah satu bentuk kasih

sayang orang tua terhadap anaknya dan syari’at

aqiqah juga merupakan bentuk taqarrub kepada

Allah sekaligus rasa syukur atas karunia yang

dianugerahkan berupa anak. Aqiqah sebagai sarana

90 Heri jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, …, hlm. 78-79. 91 Heri jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, …,hlm. 76-77.

Page 84: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

63

menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan

syariat islam sekaligus menampakkan syiar

kebersamaan sesama kaum muslim. 92

Aqiqah merupakan tebusan bagi anak dari

berbagai musibah, sebagaimana Allah telah

menebus Ismail as dengan hewan sembelihan yang

besar. Sebagai pembayaran hutang anak agar kelak

di hari kiamat ia bisa memberi syafaat kepada

kedua orang tuanya. Mempererat tali persaudaraan

di antara sesama anggota masyarakat. Dalam hal

aqiqah dapat menjadi semacam wahana bagi

berlangsungnya komunikasi dan interaksi sosial

yang sehat.93

3) Mendidik pada masa anak-anak

Makna pendidikan tidaklah semata-mata dapat

menyekolahkan anak di sekolah untuk menimba ilmu

pengetahuan, namun lebih luas dari itu. Anak akan

tumbuh dan berkembang dengan baik jika memperoleh

pendidikan yang komprehensif agar kelak menjadi

manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara

dan agama.

92M. Khoir Al-Khusyairi, Nilai-Nilai Pendidikan dalam Hadits

Ibadah Aqiqah, Jurnal Al-Hikmah Vol. 12, Oktober 2015 ISSN 1412-5382,

hlm. 154. 93M. Khoir Al-Khusyairi, Nilai-Nilai Pendidikan dalam,… hlm. 161.

Page 85: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

64

Anak seperti itu adalah kategori sehat dalam arti

luas, yakni sehat fisik, mental emosional, mental

intelektual, mental sosial, dan mental spiritual.

Pendidikan hendaknya dilakukan sejak dini yang dapat

dilakukan didalam keluarga, sekolah muapun

masyarakat. Dalam pendidikan haruslah meliputi tiga

aspek, yakni kognitif, afektif dan psikomotor.94

Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-

anaknya walaupun tentunya keikut sertaan bapak tidak

dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang

penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama

pada masa anak-anak. Pendidikan disini tidak hanya

dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam

keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman,

akhlak, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis,

sosial.95

Setiap pengaruh yang diberikan orang tua kepada

anak akan membekas sampai dewasa. Apa yang

dimakan orang tua menjadi makanan anak. Apa yang

dilakukan orangtua akan menjadi kegiatan anak. Apa

yang dibicarakan orangtua akan menjadi bahasa anak.

94 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 83. 95 Zakiah Daradjat, Kebahagian Rumah Tangga,…, hlm. 38.

Page 86: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

65

Apa yang dilihat orang tua akan diikuti anak.96 Masa ini

dalam psikologi perkembangan disebut sebagai “masa

peka” yakni saat anak mudah mempelajari sesuatu.

Oleh karena itu, masa ini harus digunakan sebaik-

baiknya agar anak belajar dengan efektif.97

4) Mendidik pada masa remaja

Masa remaja adalah masa peralihan (transisi) dari

masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini

pertumbuhan anak menjadi sangat cepat, wawasan

akalnya bertambah luas, emosinya menjadi kuat dan

semakin keras, serta naluri seksual mulai bangkit. Pada

masa ini pendidik perlu memberikan perhatian terhadap

masalah tersebut yaitu dengan:

a) Diajarkan kepada anak hukum-hukum akil baligh

b) Membiasakan kegiatan positif dalam dirinya agar

tertanam jiwa yang takwa dan menjauhkan dari hal

yang haram.

c) Diberikan dorongan untuk ikut melaksanakan tugas

rumah tangga, seperti melakukan pekerjaan yang

membuatnya merasa sudah besar.

d) Mengontrol dan mengawasi pergaulan anak, agar

tetap berada di lingkungan yang baik.

96Saiful Falah, Parents Power Membangun Karakter Anak Melalui

pendidikan Keluarga, (Jakarta: Republika, 2014), Hlm. 215. 97Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan,(Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008),hlm. 67.

Page 87: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

66

Agar pendidikan akhlak berjalan edukatif guna

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan maka

dipilihlah beberapa metode. Berikut beberapa metode

pendidikan akhlak dalam keluarga menurut Islam:

1) Pendidikan dengan keteladanan

Pendidikan dengan keteladanan adalah suatu

metode pendidikan dengan cara memberikan contoh

yang baik kepada peserta didik, baik dalam ucapan

maupun perbuatan.98Keteladanan dalam pendidikan

merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti

paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk

aspek moral, spiritual dan etos sosial anak.

Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik

dalam pandangan anak, yang tindak-tanduk dan sopan-

santunya, disadari atau tidak akan ditiru oleh mereka.

Bahkan perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya,

akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak. 99

Seorang anak suka menirukan atau mempunyai

sifat mencoba, maka bentuk kepedulian seorang ibu

adalah memberikan contoh teladan yang baik dan benar,

baik ucapan maupun perbuatan. Berilah dan ajarkan

98Suci Husniani Mubaroq, Konsep Pendidikan keluarga dalam Al-

Qur’an: Analisis Metode Tafsir Tahlili mengenai keluarga dalam Al-Qur’an

Surat Luqman Ayat 12-19, Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 90. 99Rienna Wahidayati, Wanita Muslimah dan Tanggung Jawabnya

dalam Pedidikan Keluarga,Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 1, No. 1,

Januari 2012, hlm. 120.

Page 88: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

67

bagaimana memanggil ayah atau ibu serta kawan-

kawannya, dan mempraktekan kata-kata dan bahasa

yang diucapkan secara benar dan sopan.Tindakan

preventif yang baik ialah bagaimana Ibu mengawasi

pergaulan anaknya.100

2) Pendidikan dengan kebiasaan

Pembiasaan dalam pendidikan akhlak sangat

penting, terutama dalam pembentukan kepribadian,

akhlak dan agama pada umumnya. Karena pembiasaan

agama itu akan memasukkan unsur-unsur positif dalam

pribadi anak yang sedang bertumbuh. Semakin banyak

pengalaman agama yang didapatnya melalui pembiasaan

itu, akan semakin banyak unsur agama dalam pribadinya

dan semakin mudahlah ia memahami ajaran agama

kedepannya.

Hati anak yang masih suci jika dibiasakan

kebaikan kepadanya, maka ia akan tumbuh pada

kebaikan tersebut, dan akan berbahagialah di dunia dan

akhirat. Untuk itu Al-Ghazali menganjurkan agar anak

diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada

pekerjaan atau tingkah laku yang mulia. Jika orang tua

meghendaki anaknya pemurah, maka ia harus dibiasakan

100Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, (Surabaya:

Ilmu Offset, 1983), hlm. 99.

Page 89: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

68

melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga

murah hati kelak akan menjadi tabiatnya.101

3) Pendidikan dengan nasihat

Anak akan terpengaruh oleh kata-kata yang

memberi petunjuk, nasehat yang memberi bimbingan,

kisah yang efektif, dialog yang menarik hati, metode

yang bijaksana dan pengarahan yang membekas. Tanpa

ini, tak akan tergerak perasaan anak, tidak akan bergerak

hatidan emosinya, sehingga pendidikan menjadi kering,

tipis harapan untuk memperbaikinya.102 Nasihat tersebut

haruslah terhindar dari kata kotor, tipuan, dusta, dan hal

ini sejalan dengan makna syar’i dimana nasihat tersebut

menyangkut kebenaran dan kebajikan yang harus jauh

dari sifat tercela.103

4) Pendidikan dengan memberikan perhatian/pengawasan

Senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan

mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral anak,

mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan

sosial, disamping selalu bertanya tentang situasi

pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiahnya. Anak

akan menjadi baik, jiwanya akan luhur, budi pekertinya

101Hanifah, Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini di Keluarga

Karier, Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 145. 102Rienna Wahidayati, Wanita Muslimah dan Tanggung Jawabnya

dalam Pedidikan Keluarga, ..., hlm. 121. 103Hanifah, Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini di Keluarga

Karier, ..., hlm 146.

Page 90: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

69

akan mulia, akan menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Tanpa pengawasan, anak akan terjerembab

pada kebiasaan yang hina dan di masyarakat ia akan

menjadi sampah masyarakat.

5) Pendidikan dengan memberikan hukuman

Dengan memberi hukuman, anak akan jera, dan

berhenti dariberperilaku buruk. Ia akan mempunyai

perasaan dan kepekaan yang menolak mengikutinya

hawa nafsunya untuk mengerjakan hal-hal yang

diharamkan. Tanpa ini, anak akan terus-menerus

berkubang pada kenistaan, kemungkaran dan

kerusakan.104

Hukuman dapet berupa fisik dan non fisik, akan

tetapi kaum cendikia menganggap metode kekerasan

atau hukuman fisik dalam pendidikan merupakan

sesuatu yang biadab dan berbahaya bagi anak-anak.

Hukuman fisik jarang berhasil dalam memperbaiki anak.

Tidak tercipta keinginan anak untuk memperbaiki

kesalahan.

Dia mungkin memperlihatkan beberapa tanda

perubahan sesaat lantara takut akan pukulan tetapi itu

bukan jaminan bahwa ia tidak akan mengulangi

perbuatan yang sama. Anak-anak yang mendapat

104Rienna Wahidayati, Wanita Muslimah dan Tanggung Jawabnya

dalam Pedidikan Keluarga, ..., hlm. 122.

Page 91: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

70

pukulan untuk perbaikan dirinya akan menjadi orang

yang lemah dan tak berguna.

Atau sebaliknya, akan menjadi orang yang keras

kepala dan suka berbohong. Mereka akan menjadi

pendendam karena perlakuan menyakitkan yang mereka

terima semasa kanak-kanak. Oleh karena itu hukuman

ini harus dihindarkan, akan tetapi jika tidak ada cara lain

untuk memperbaiki anak, gunakan ini sebagai cara

terakhir bila terpaksa.105

Beberapa orang tua juga memberikan hukuman

non fisik kepada anak-anak pada saat diperlukan. Ada

beberapa hukuman yang tidak berdampak negatif dalam

benak anak-anak, dan pada saat yang sama sangat efektif

untuk mengoreksi mereka. Sebagai contoh, jika seorang

anak berperilaku tidak baik atau tidak memberikan

perhatian pada pelajarannya, orang tua dapat

menghentikan bicara sesaat dengannya atau tak

membawanya bertamsya.

Akan tetapi, hukuman adalah hukuman. Terdapat

kekurangan tertentu dalam hukuman, yang tidak akan

terlalu efektif untuk memperbaiki kekurangan hakiki

yang terdapat dalam sifat alami anak. Lantaran takut

105Ibrahim Amini, Anakmu AmanatNya Terj. Anis Maulachela,

(Jakarta: Al-Huda, 2006), hlm. 387-391.

Page 92: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

71

akan hukuman, sesaat atau beberapa saat anak akan

berperilaku beda dan bertindak sebagai mana mestinya.

6) Pendidikan dengan Perintah

Perintah dalam Islam dikenal dengan sebutan al-

amr. Pada kajian ushul fikih, al-amr diartikan sebagai

permintaan untuk menggerakkan suatu pekerjaan, dan

subjek yang memberi perintah pada kajian syariah

adalah Dzat Yang Maha Agung, sedangkan objeknya

adalah manusia dan hamba-Nya.106

Sedangkan perintah dalam pendidikan akhlak

merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan

kemampuan seseorang untuk memimpin hidupnya sesuai

degan ajaran Islam. Model ini mendidik manusia untuk

melakukan suatu amalan yang ditetapkan ajaran agama.

Bila pendidikan menyebut bahwa tujuan

pendidikan adalah perubahan yang diinginkan kepada

taraf yang lebih baik, maka model perintah yang terdapat

pada Al-Qur’an mengarahkan sikap dan perilaku

manusia ke arah tersebut. Meskipun manusia memiliki

kecenderungan memilih namun dengan metode perintah

ini membuat kecenderungan terdorog ke arah melakukan

perintah.

106Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 99.

Page 93: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

72

Megacu pada kajian diatas, maka model perintah

ini sangat baik untuk digunakan pada pembinaan atau

pendidikan akhlak untuk membentuk karakter muslim

yang taat. Dalam pendidikan akhlak metode ini dapat

diterapkan sehingga kebaikan yang diinginkan terbentuk

pada diri seseorang tidak hanya melalui pengalaman,

tapi juga perintah.

7) Pendidikan dengan Larangan

Model pendidikan dalam Al-Qur’an dengan cara

melarang amat banyak digunkan melalui lafadz-lafadz

larangan. Pendekatan ini memberi pendidikan dalam

berbagai dimensi kehidupan seorang muslim untuk

menjadi hamba yang taat. Larangan yang kerap

disebutkan pada masalah akhlak merupakan penjelasan

perkara-perkara buruk yang harus ditinggalkan.

Bila dilarang untuk mengerjakan sesuatu berarti

bisa dimakai perintah untuk melakukan sebaliknya.

Seperti larangan untuk berdusta berarti perintah untuk

bberbuat jujur, larangan untuk berbuat kekerasan yang

berarti perintah untuk beramal dengan sifat kasih

sayang, dan seterusnya.107

8) Pendidikan dengan Motivasi

107Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, ...,

hlm. 104-107.

Page 94: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

73

Model pendidikan dengan motivasi (targhib)

merupakan salah satu model pendidikan Islam yang

berdiri di atas sumber ajaran Islam. Metode yang

dikandung dalam rahim sumber ajaran islam itu terlahir

mengikuti fitrah manusia dimana menyentuh sifat dasar

(fitrah) manusia yang menyukai kebaikan dan membenci

keburukan. Melalui model ini fitrah manusia dapat

dipengaruhi agar selalu taat da tunduk pada perintah

Allah.

Pakar pendidikan menyatakan orientasi

pendidikan adalah mengembalikan manusia pada

fitrahnya, maka pendekatan ini sangat representatif

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pendidikan

yang menggunakan model ini adalah pendidikan yang

melihat manusia tidak saja pada aspek akal dan jasmani,

tapi juga melihat pada aspek jiwa.

Keberhasilan suatu pendidikan diukur pada

orientasi pendidikan yang sesuai dengan tujuan

pendidikan Islam. Jadi harus dipastikan pendidikan

aspek akal, jasmani serta jiwa atau hati. Ketiganya mesti

seimbang, tidak pincang.

9) Pendidikan dengan Menakut-Nakuti

Pendidikan dengan menakut-nakuti (tarhib)

adalah upaya agar manusia menjauhi dan meninggalkan

suatu perbuatan. Namun, tarhib bukanlah hukuman,

Page 95: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

74

Tarhib adalah proses atau metode dalam menyampaikan

hukuman, dan tarhib ada sebelum peristiwa terjadi.

Sedangkan hukuman adalah wujud dari ancama yang

ada setelah peristiwa itu terjadi. Contoh ketika anak

dilarang menggunakan narkoba, kemudian diiringi

dengan penjelasan secara detail suatu gambaran yang

dapat menakut-nakiti agar anak tidak menggunakan

narkoba.

Maka upaya tersebut adalah model tarhib

sedangkan detail detai wujud dari suatu yang berefek

menakut-nakuti tadi adalah hukuman, misalnya dihukum

dengan dikeluarkan dari sekolah. Dalam dunia

pendidikan, model tarhib memberi efek rasa takut untuk

melakukan suatu perbuatan.

Pendidikan yang mengggunakan model tarhib

adalah pendidikan yang melihat manusia tidak saja pada

aspek akal dan jasmani, tapi juga melihat aspek dari hati

atau jiwa manusia. Model ini memanfaatkan rasa takut

pada diri manusia yang kemudian dididik menjadi takut

yang bermakna tidak berani melakukan kesalahan atau

pelanggaran.108

108Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, ...,

hlm. 112-120.

Page 96: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

75

d. Kendala-Kendala yang dihadapi Wanita Karier dalam

Menjalankan Peran sebagai Pendidik dalam Keluarga

Wanita yang bekerja di dunia publik menghadapi

konflik untuk menyelaraskan rumah tangga, pendidikan anak

danpekerjaan. Akibatnya, ia mengalami rintangan-rintangan

yang dapat menghambat kemajuan karir dan pribadinya.

Problematika wanita karier merupakan salah satu wujud

permasalahan yangharus ditanggapi secara serius. Karena

keberadaan wanita karir di tengah-tengah masyarakat sudah

hampir menyebar diberbagai bidang kegiatan, akibatnya

wanita mengorbankan tugas utamanya sebagai seorang ibu

bagi anak-anaknya dan isteri bagi suaminya.

Pilihan antara tugas mana yang harus didahulukan

sering menjadisuatu dilema. Di sisi lain wanita yang

menuntutuntuk berperan ganda hanya akan menjadikan

persoalan tumpang tindih dan akibatnya keharmonisan

rumah tangga menjadi berantakan, akibatnya anak-anak

kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari ibunya dan

fatalnya anak-anak akan menjadi nakal dan moralnya

menjadi rusak. Jika tidak pandai mencari solusinya.109

Apabila wanita karier yang berhasil tanpa harus

mengorbankan keluarganya, itu merupakan keistimewaan

tersendiri.

109Alex Sobur, Pembinaan Anak Dalam Keluarga,(Jakarta: PT.

BpkGunungMulia, 1987), hlm. 80.

Page 97: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

76

Terjunnya wanita dalam dunia karier, dan sekitarnya.

Banyak membawa pengaruh terhadap segala aspek

kehidupan, baik pribadi dan keluarga, maupun masyarakat

sekitarnya. Hal ini menimbulkan dampak positif dan

negatif. Adapun dampak negatif yang timbul dengan adanya

wanita karir antara lain:

1) Pengaruhnya dalam lingkungan rumah tangga adalah

kadang-kadang rumah tangga berantakan disebabkan

oleh kesibukan ibu rumah tangga sebagai wanita karir

yang waktunya banyak tersita oleh pekerjaannya diluar

rumah.

2) Pengaruhnya bagi suami adalah dibalik kebanggaan

suami yang mempunyai istri yang bekerja atau berkarir

yang maju, aktif dan kreatif, pandai dan dibutuhkan

masyarakat tidak mustahil menemui persoalan-persoalan

dengan istrinya.

3) Pengaruhnya terhadap lingkungan masyarakat adalah

wanita karir yang kurang memperdulikan segi-segi

normatif dalam pergaulan dengan lain jenis dalam

lingkungan pekerjaan atau dalam kehidupan sehari-

sehari akan menimbulkan dampak negatif terhadap

kehidupan suatu masyarakat.110

Adapun pengaruh positif dengan adanya wanita karir

antaralain:

110Huzaema T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontetenporer, ..., hal. 98.

Page 98: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

77

1) Istri yang berprofesi sebagai wanita karir dapat

membantu meringankan beban keluarga yang tadinya

hanya dipikul oleh suami mungkin kurang memenuhi

kebutuhan, tetapi dengan adanya wanita ikut berkiorah

dalam mencari nafkah, maka krisis ekonomi dapat

ditanggulangi.

2) Wanita berkarir dapat memberikan pengertian dan

penjelasan kepada keluarganya, utamanya kepada putra-

putrinya tentang kegiatan-kegiatan yang diikutinya,

sehingga kalau ia sukses dan berhasil dalam karirnya,

putra-purinya akan gembira dan bangga, bahkan

menjadikan ibunya sebagai panutan dan suri teladan bagi

masa depannya.

3) Wanita karir dapat mendidik anak-anaknya pada

umumnya lebihbijaksana,demokratis dan tidak otoriter,

sebab dengan karirnya itubisa memiliki pola pikir yang

moderat.

4) Wanita karir dapat menghadapi kemelut dalam rumah

tangganyaatau sedang mendapat gangguan jiwa, akan

terhibur dan jiwanya akan menjadi sehat.111

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka sering disebut juga tinjauan

pustaka.Kajianpustaka menjelaskan kajian yang relevan yang

111Huzaema T. Yanggo, Fiqih Perempuan Kontetenporer, ..., hlm.

96.

Page 99: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

78

dilakukan selamamempersiapkan atau mengumpulkan referensi

sehingga ditemukan topik sebagai problem (permasalahan) yang

terpilih dan perlu untuk dikaji melalui penelitian skripsi. Kajian

pustaka tidak hanya mendeskripsikan/mengulas/menganalisis hasil

penelitian terdahulu yang relevan tapi juga mencakup buku, jurnal,

atau artikel koran, laporan penelitian yang temanya relevan dengan

pembahasan skripsi.112

Dalam penulisan skripsi, terlebih dulu penulis mengkaji

beberapa tulisan atau skripsi yang berkaitan dengan apa yang

hendak penulis bahas dalam skripsi ini. Pada dasarnya urgensi

adanya telaah pustaka adalah sebagai bahan komparatif terhadap

kajian terdahulu. Disamping itu juga telaah pustaka memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam rangka memperoleh informasi

secukupnya tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan judul

yang digunakan untuk memperoleh landasan teori yang ilmiah.

Adapun penelitian atau skripsi yang telah ada sebelumnya

memberikan gambaran umum tentang sasaran yang akan penulis

sajikan dalam skripsi ini, guna menghindari kesamaan pembahasan

dengan skripsi sebelumnya:

1. Skripsi yang disusun oleh Imam Muhammad Syahid dengan

judul: “Peran Ibu Sebagai Pendidik Anak dalam Keluarga

Menurut Syekh Sofiudin Bin Fadli Zain” Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo

112Fakultas ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Walisongo

Semarang,Pedoman Penulisan Skripsi, (Semarang: Fakultas ilmu Tarbiyah

danKeguruan UIN Walisongo Semarang,2015), hlm. 11-12.

Page 100: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

79

Semarang, 2015 didalam skripsi ini mengungkapkan corak

pemikiran Syekh Sofiudin bin Fadli Zain tentang peran ibu

sebagai pendidik anak dalam keluarga, menurutnya peran ibu

adalah sebagai pendidik ketauhidan, sebagai teladan, dan

sebagai pengawas.113

Persamaan,dengan tema yang peneliti ambil adalah didalamnya

sama-sama membahas beberapa tentang pendidikan keluarga.

Perbedaan, dengan tema yang peneliti dari segi metodologi

penelitian sertafokus penelitian. Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif sedangkan skripsi terdahulu menggunakan

studi pemikiran tokoh, peneliti juga lebih fokus di peran ibu

bukan pada pendidikan keluarga.

2. Skripsi yang disusun oleh Miftahul Jannah dengan judul:

“Pengaruh Pola Asuh Wanita Karier Terhadap Prestasi Belajar

Agama Anak di Gampong Beurawe Banda Aceh” Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Darussalam Banda Aceh, 2016. Didalam skripsi ini

mengungkapkan bahwa pola asuh wanita karier tidak memberi

pengaruh yang buruk bagi prestasi belajar anak. Walaupun ibu

berkarier, namun pola asuh yang diterapkan oleh mereka hampir

seluruhnya tetap memberi pengaruh yang baik terhadap prestasi

belajar agama anak. Usaha para ibu yang berkarier cukup tinggi

113Imam Muhamad Syahid, Peran Ibu Sebagai Pendidik Anak

Dalam Keluarga Menurut Syekh Sofiudin Bin Fadli Zain, Skripsi, (Semarang:

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo,

2015).

Page 101: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

80

dalam memperhatikan pendidikan anak, seperti mengantarkan

anak ke tempat bimbingan belajar dan mencarikan guru privat.

Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan mereka diluar rumah

tidak menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar anak.114

Persamaan, dengan tema yang peneliti ambil adalah sama-sama

membahas tentang pendidikan anak. Perbedaan, dengan tema

yang peneliti ambil adalah fokus penelitian dan metodologi

penelitian. peneliti fokus pada peran ibu bukan pada pola asuh.

Peneliti menggunakan metode kualitatif sedangkan peneliti

terdahulu menggunakan kuantitatif

3. Skripsi yang disusun oleh Mutiara Safa dengan judul: “Peran

Ibu dalam Membentuk Kepribadian Anak (Analisis Pemikiran

Zakiah Darajat)” Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017. Didalam skripsi ini

mengungkapkan bahwa ibu berperan sangat penting menjadi

figure atau memberi contoh yang baik sejak dini, karena dapat

berpengaruh hingga anak dewasa. Kepribadian anak terbentuk

tergantung cara ibu mendidik. Menurut Zakiah Darajat dimulai

dari keteladanan dan contoh langsung dari ibu dirumah,

menurutnya kepribadian anak akan dipengaruhi oleh apa yang

dilihat dan apa yang didengar sebanyak 94 persen. Dengan

demikian keteladanan dalam bersikap dan berperilaku serta

114Miftahul Jannah, Pengaruh Pola Asuh Wanita Karier Terhadap

Prestasi Belajar Agama Anak di Gampong Beurawe Banda Aceh, Skripsi,

(Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry, 2016).

Page 102: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

81

bertuturkata akan menjadi asupan bagi anak yang kelak akan

menjadi bagian kepribadiannya.115

Persamaan, dengan tema yang peneliti ambil adalah sama-sama

membahas peran ibu. Perbedaan, dengan tema yang peneliti

ambil adalah peneliti menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif sedangkan penelitian terdahulu menggunakan studi

pemikiran tokoh.

4. Skripsi yang disusun oleh Hardiyanti dengan judul: “Peran

Wanita Karier dalam Kehidupan Rumah Tangga Desa

Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa” Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik, Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar, 2014. Didalam skripsi ini

mengungkapkan bahwa di Desa Bontolempangan Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa adalah dengan wanita

berkarier memiliki dampak positif terhadap ekonomi keluarga,

dengan demikian seorang wanita akan mendapatkan imbalan

yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun wanita karier juga

berdampak negatif terhadap perkembangan anak, suami, rumah

tangga dan masyarakat sekitarnya.116

115Mutiara Safa, Peran Ibu dalam Membentuk Kepribadian Anak

(Analisis Pemikiran Zakiah Darajat), Skripsi, (Lampung: Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2017). 116Hardiyanti, Peran Wanita Karier dalam Kehidupan Rumah

Tangga Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa, Skripsi, (Makassar: Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik

Universitas Islam Negeri Alauddin, 2014).

Page 103: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

82

Persaman, dengan tema yang peneliti ambil adalah sama-sama

membahas tentang wanita karier. Perbedaan dengan tema yang

peneliti ambil adalah pada fokus penelitian.

5. Skripsi yang disusun oleh Akmal Janan Abror dengan judul:

“Pola Asuh Orang Tua Karier dalam Mendidik Anak (Studi

Kasus Keluarga Sunaryadi, Komplek TNI AU Blok K no 12

Lanud AdisutjiptoYogyakarta)” Fakultas Tarbiyah, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Didalam

skripsi ini mengungkapkan bahwa pola asuh yang diterapkan

oleh orang tua karier di keluarga Sunaryadi adalah pertama pola

asuh demokratis. Pola asuh ini ditinjau dari cara memberi

peraturan, penghargaan, hukuman, otoritas dan perhatian

kepada anak. Kedua faktor pendukung pola asuh orang tua

karier dalam mendidik anak adalah keadaan ekonomi rang tua,

pengalaman, pendidikan, keadaan anak, bantuan dari pihak lain

dan lingkungan yang representatif. Adapun faktor yang

menghambatnya dalah pekerjaan yang menyebabkan

keterbatasan waktu dan kelelahan, serta keterbatasan

pemahaman agama. Ketiga hasil yang dicapai anak pertamanya

mendapat prestasi akademik, memiliki kemandirian,

pengalaman agama dan perilaku sosial yang baik. Adapun anak

keduanya dapat menjadi balita yang terbiasa dengan

Page 104: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

83

ketidakhadiran orang tua disisinya namun tetap mengenalinya,

dapat tumbuh secara normal dan terawat.117

Persamaan dengan tema yang peneliti ambil adalah sama-sama

membahas wanita karier. Perbedaan dengan tema yang peneliti

ambil adalah pada fokus penelitian, penelitian terdahulu

membahas tetntang pola asuh sedangkan penelitian ini

membahas tentang peran ibu karier.

C. Kerangka Berfikir

Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal

dikenali oleh anak. Peranannya dalam proses pembentukan pribadi

amat dominan. Tumbuh dan berkembangnya aspek kemanusiaan

berupa fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, menentukan

keberhasilan kehidupan anak kelak. Lingkungan keluarga yang

nyaman dan kondusif menentukan maksimalnya perkembangan

kepribadian, moral, sosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan,

kreativitas dan peningkatan kapasitas diri. Kedua orang tualah yang

menjadi peletak dasar utama dalam pendidikan seorang anak,

apabila pendidikannya baik maka akan lahirlah generasi-generasi

yang baik dan apabila pendidikannya tidak baik maka akan lahir

generasi-generasi yang tidak baik pula.

Didalam keluarga, yang paling berperan pada pendidikan

adalah ibu, oleh karena itu ibu disebut madrasah pertama yaitu

117Akmal Janan Abror, Pola Asuh Orang Tua Karier dalam

Mendidik Anak (Studi Kasus Keluarga Sunaryadi, Komplek TNI AU Blok K

no 12 Lanud AdisutjiptoYogyakarta), Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas

Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009).

Page 105: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

84

sebagai pembangun (fondamen) dasar perilaku atau moralitas

melalui arahan dengan berbagai keutamaan, hasrat, kemajuan,

tindak, dan keyakinan diri. Dari ibulah seorang anak belajar

mengenal segala hal baru dalam hidupnya. Belajar berbicara,

menimba ilmu dan adab yang mulia, serta menempakepribadiannya

demi mengarungi kehidupan.Ibu adalah satu diantara dua orang tua

yang mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan setiap

individu. Ditangan ibu-lah setiap individu dibesarkan dengan kasih

sayang, sejak masih dalam kandungan, lahir hingga dewasa.

Wanita karier yang merupakan ibu dari anak-anak harus

melakukan kewajiban sebagai umat islam terhadap anak-anaknya

yaitu menjadi pendidik dalam keluarga diantara kesibukan mereka

sehari-hari dalam dunia pekerjaan. Tentu banyak kendala karena

memainkan peran ganda antara menjadi ibu serta tugas

pekerjaannya dalam waktu yang bersamaan. Peneltian ini bertujuan

untuk menemukan bagaimana mereka melaksanakan kewajibannya

sebagai madrasah pertama dalam mendidik akhlak, yang memiliki

perbedaan dengan anak yang dididik oleh ibu rumah tangga yag

hanya berfokus pada tugas-tugas domestik saja. Serta bagaimana

kendala-kendala yang dialami oleh ibu karier dalam menjalanka

peran ganda tersebut.

Page 106: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

85

Kerangka berfikir dalam penelitian ini tergambar pada bagan

berikut:

Peran Ibu sebagai

Madrasah Pertama

Wanita Karier sebagai

Pendidik dalam

Keluarga

Kendala yang

dihadapi oleh Wanita

Karier

Pendidikan Akhlak

dalam Keluarga

Page 107: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

86

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiahuntuk mendapatkan data dengantujuan dan kegunaan tertentu.

Metodepenelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah

untukmendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan,dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu

sehinggapada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan danmengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.1

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif (lapangan). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain.2 Menurut Sugiyono, penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah (lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,

2016),hlm, 6. 2Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke- 31

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.6.

Page 108: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

87

analisis data bersifat induktif, dan hasil lebih menekankan makna

daripada generalisasi.3

Dalam penelitian ini, peneliti memulai kerjanya dengan

memahami gejala-gejala yang menjadi pusat perhatian penelitian.

Peneliti terjun ke lokasi penelitian dengan pikiran seterbuka

mungkin, tidak menutup-nutupi, kemudian peneliti mengadakan

cek dan ricek dari satu sumber dibandingkan dengan sumber yang

lain sampai pada peneliti merasa puas dan yakin bahwa informasi

atau keterangan yang dikumpulkan itu benar-benar adanya.4

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif (descriptive

reserch) yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan

atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta dan sifat populasi tertentu. Dengan kata lain pada penelitian

deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala

(fenomena), atau sifat tertentu; tidak untuk mencari atau

menerangan keterkaitan antar variabel. Dan hanya melukiskan

atau menggambarkan apa adanya.5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran wanita

kariersebagai madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di

keluarga yang bertempat di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal. Dalam penelitian ini, peneliti terjun secara

3 Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Alfabeta,

2014), hlm. 1. 4M. Djunaidi Ghony, Fauzan Al-Mansur, Metodologi Penelitian

Kualitatif, Cet.Ke- 1 (Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2013), hlm. 115. 5Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur,

(Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 59.

Page 109: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

88

langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan

wawancara, observasi serta dokumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan untuk

menyusun laporan penelitian yang berhubungan dengan peran

wanita kariersebagai madrasah pertama pada pendidikan akhlak

dalam keluarga maka peneliti melakukan penelitian yang

bertempat di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal,

Jawa Tengah. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai tanggal

12 Desember 2018 sampai tanggal 12 januari 2019.

C. Sumber Data

Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan peneliti,

sumber data pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu;

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli.6 Data berupa hasil

dari pegamatan dan pengambilan data dengan subjek

penelitian secara langsung. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data primer adalah wanita pekerja yang memiliki anak

usia sekolah dasar dan menengah di Desa Mindaka

Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal, dengan menggunakan

metode sampling dimana pengambilan sampel ini disesuaikan

dengan tujuan penelitian.

2. Sumber Data sekunder

6Etta Mamang Sangadji, Sopiah, Metode Penelitian,..., hlm. 171.

Page 110: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

89

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikutipdari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik

(tidakasli) karena diperoleh dari tangan kedua, ketiga

danseterusnya.7Data sekunder ini bersifat pelengkap dari data

primer. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

sekunder adalah suami-suamiyang beristri wanita karier, anak-

anak dari wanita karier, Kepala Desa Mindaka, serta referensi

berupa buku, dan jurnal ilmiah yang relevan dengan penelitian

ini.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti memfokuskan

penelitian yang dilakukan pada peran ibu sebagai madrasah

pertama dalam pendidikan akhlak di keluarga, yang menjadi

subjek penelitian disini adalah wanita karier yang sudah memiliki

anak di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data.8Untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

metode:

1. Wawancara (Interview)

7Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial,

(Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1995), hlm.30. 8Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, ..., hlm. 62.

Page 111: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

90

Wawancara menurut Wina Sanjaya adalah teknik

penelitian yang dilaksanakan dengan dialog baik secara

langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu

antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai

sumber data.9 Sedangkan menurut Amirul Hadi metode

wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih secara langsung.10Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukanstudi

pendahuluanuntuk menemukanpermasalahan yang harus

diteliti, dan jugaapabila penelitiingin mengetahui hal-hal dari

respondenyang lebih mendalam dan jumlah

respondennyasedikit/kecil.11Menurut Esterberg yang dikutip

oleh Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara

dalam proses pengambilan data, yaitu terstruktur,

semiterstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tak terstruktur atau wawancara bebas. yaitu

wawancara di mana peneliti dalam menyampaikan pertanyaan

pada responden tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

9Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan,..., hlm. 263. 10Amirul hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan,

...,hlm. 110. 11Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ..., 194.

Page 112: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

91

ditanyakan.12 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

tentang peran wanita karir sebagai madrasah pertama dalam

mendidik akhlak di Desa Mindaka Kecamatan Tarub

Kabupaten Tegal. Dalam hal ini penulis melakukan

wawancara dengan narasumber utama yaitu wanita karier

yang sudah menikah dan memiliki anak, serta narasumber lain

seperti, suami dari wanita karier, anak-anak dari wanita karier,

serta perangkat desa.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mencari data

mengenai hal-hal yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen.13 Dokumen berupa catatan-catatan peristiwa yang

sudah berlalu.14 Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan

memperoleh informasi dan bermacam-macam sumber tulisan

atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana

responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-

harinya15dengan cara mengumpulkan, menyimpan, dan

mengabadikan dalam memperoleh data otentik yang bersifat

dokumen baik data itu berupa catatan harian, memori atau

12Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, ..., hlm.74. 13Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet.ke-

10 (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 97. 14Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, ..., hlm. 82. 15Darwis Amri, Metode Penelitian Pendidikan Islam:

Pengembangan Ilmu Berparadigma Islami, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2014), hlm. 67.

Page 113: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

92

catatan penting lainnya, baik itu teks asli maupun hasil

wawancara.16

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

keadaan Desa Mindaka Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal

yang penulis teliti. Untuk mendapatkan informasiyang lebih

validmaka peneliti mencari dokumen di instansi desa

tersebutsebagai tambahan untuk bukti penguat.

3. Observasi

Metode observasi adalah proses pencatatan pola

perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang

sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan

individu yang diteliti.17 Untuk memaksimalkan observasi,

biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai

dengan kondisi lapangan. Diantaranya tersebut misalnya;

buku catatan dan checklist yang berisi objek yang perlu

mendapatkan perhatian lebih dalam pengamatan, alat lain

yang penting yaitu kamera, dan sebagainya.18

Metode ini digunkan untuk memperoleh gambaran

umum kegiatan masyarakat Desa Mindaka Kecamatan Tarub

Kabupaten Tegal secara langsung, terutama yang berkaitan

dengan peran wanita karier yang memiliki anak di Desa

16Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press,

2004), hlm. 72. 17Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metode Penelitian:

Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Cet. ke-19, (Yogyakarta: Andi Offset,

2010), hlm. 172. 18Darwis, Amri, Metode Penelitian Pendidikan Islam, ..., hlm.63.

Page 114: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

93

Mindaka Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Instrumen yang

digunakan adalah pedoman observasi.

F. Teknik Pengambilan Sample

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakanteknik snowball sampling. Snowball sampling

adalah teknikpenentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

kemudianmembesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang

lama-lamamenjadi besar. Dalam penentuansampel, pertama-tama

dipilih satuatau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini

belum mampumemberikan data yang lengkap, maka peneliti

mencari orang lainyang dipandang dapat melengkapi data.19

Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas

berbedadengan non kualitatif.Dalampenelitian kualitatif, sangat

eratkaitannya dengan faktor-faktor kontekstual.Jadi maksud,

samplingdalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin

informasidari berbagai macam sumber dan bangunannya

(construction).20 Dalam penelitian ini, teknik pengambilan

sampel yangdilakukan yaitu dengan melakukan wawancara

kepada satu orangyang paling menguasai dalambidang tersebut,

kemudianresponden memberikan rekomendasi kepada peneliti

untukmelakukan wawancara dengan narasumber yang dipilihkan.

19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm.330. 20Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, ...,hlm. 224.

Page 115: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

94

G. Uji Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data yang diperoleh,

penelitimenggunakan teknik triangulasi data. Yang dimaksud

teknik triangulasi data yaitu mengecek kredibilitas data

denganberbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumberdata.21 Dengan demikian terdapat beberapa jenis.

Pertama, triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh. Kedua,

triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Ketiga, triangulasi waktu, yaitu dengan melakukan

pengecekan berulang-ulang dengan teknik yang berbeda, karena

waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.22

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengklarifikasi,

memberikan kode-kode tertentu, mengolah dan menafsirkan data

hasil penelitian, sehingga data hasil penelitian menjadi

bermakna.23 Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari

berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus-

21Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,

2016),hlm. 330. 22 Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, ..., hlm. 125-127. 23Darwis, Amri, Metode Penelitian Pendidikan Islam, ..., hlm.57.

Page 116: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

95

menerus mengakibatkan variasi data tinggi.24Seperti yang

dikemukakan oleh Burhan Bungin25 yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari

kegiatan analisisdata.Kegiatan pengumpulan data pada

penelitian ini adalah denganmenggunakan wawancara,

dokumentasi dan observasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatianpadapenyederhanaan dan transformasi

data kasar yang muncul dari catatan-catatantertulis di

lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan datadimulai

dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

membuatgugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan

maksud menyisihkandata/informasi yang tidak relevan.

3. Penyajian Data (Display Data)

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi

tersusunyang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan danpengambilan tindakan. Penyajian data

kualitatif disajikan dalam bentuk teksnaratif.Penyajiannya

juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

24Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, ..., hlm. 88. 25Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Putra Grafika, 2007),

hlm. 70.

Page 117: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

96

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing

and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data.Penarikan

kesimpulanberupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan

makna data yang telahdisajikan.Antara display data dan

penarikan kesimpulan terdapat aktivitasanalisis data yang ada.

Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakanupaya

berlanjut, berulang dan terus-menerus.Masalah reduksi data,

penyajiandata dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi

gambaran keberhasilansecara berurutan sebagai rangkaian

kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah

dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata

untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan,

pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

kemudian diambil intisarinya saja.

Page 118: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 119: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

97

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Data

1. Data Umum Hasil Penelitian

a. Gambaran Umum Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Mindaka

yang merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Tarub, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa

Mindaka merupakan ibu kota Kecamatan Tarub, terletak

sekitar 12 km dari Kota Tegal dan 165 km jarak ke ibukota

provinsi. Dilihat dari lokasinya, Desa Mindaka merupakan

ibukota kecamatan yang memiliki tempat strategis, karena

posisi desa berada tepat di persimpangan antar desa dan

dekat dengan jalan raya yang mengarah ke jalur pantura

(pantai utara).

Jumlah penduduk di Desa Mindaka pada akhir tahun

2018 adalah sebanyak 4698 orang, yang terdiri dari 2375

laki-laki dan 2323 perempuan, jumlah kepala keluarga ada

1295 KK. Keseluruhan masyarakat Desa Mindaka adalah

Warga Negara Indonesia (WNI), dan semuanya penganut

Agama Islam.

Adapun klasifikasi pendidikan masyarakat Desa

Mindaka adalah sebagai berikut

Page 120: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

98

T11abel:

Klasifikasi Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan Laki-laki

(Orang)

Perempuan

(Orang)

Usia 3-6 tahun yang belum

masuk TK 31 30

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/

PAUD 117 107

Usia 7-18 tahun yang tidak

pernah sekolah 2 2

Usia 7-18 tahun yang sedang

sekolah 428 397

Usia 18-56 tahun yang tidak

pernah sekolah 2 2

Usai 18-56 tahun tidak tamat

SD 130 235

Usai 18-56 tahun tidak tamat

SLTP 7 2

Usai 18-56 tahun tidak tamat

SLTA 185 42

Tamat SD/ sedarajat 271 302

Tamat SMP/ sederajat 403 478

Tamat SMA/ sederajat 412 373

Tamat D-1/ sederajat 76 119

Tamat D-2/ sederajat 2 3

Page 121: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

99

Tamat D-3/ sederajat 145 112

Tamat S-1/ sederajat 67 34

Tamat S-2/ sederajat 8 1

Tamat SLB A/B/C 0 0

Tabel:

Mata Pencaharian Pokok

Jenis Pekerjaan Laki-laki

(Orang)

Perempuan

(Orang)

Petani 165 151

Buruh tani 171 162

Buruh migran 3 4

Pegawai Negeri Sipil 143 94

Pengrajin industri rumah

tangga 7 11

Pedagang/ pemilik warung/

rumah makan/ restoran 19 16

Bidan swasta 0 4

Pensiunan TNI/POLRI 6 0

Perangkat Desa 7 1

Pensiunan PNS 79 72

Berdasarkan tabel diatas jumlah laki-laki yang aktif

bekerja dan sudah pensiun adalah 594 orang, serta jumlah

perempuan baik yang aktif bekerja maupun sudah pensiun

ada 515 orang.

Adapun Visi Desa Mindaka adalah

Page 122: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

100

“Mindaka Bersatu Menuju Ibu Kota Kecamatan yang Lebih

Maju dan Bermartabat”

Agar visi sebagaimana tersebut dapat tercapai maka

ditetapkan misi Desa Mindaka sebagai berikut:

1) Pengembangan dan peningkatan keimanan dan

ketakwaan serta memiliki jiwa patriotisme

2) Pengembangan dan peningkatan potensi kreatif dan

trampil bagi generasi muda

3) Pengembangan dan peningkatan pemberdayaan

perempuan melalui kursus dan keterampilan life skill

4) Pengembangan dan peningkatan pelayanan masyarakat

yang cepat, mudah dan murah

5) Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana

melalui infrastruktur diberbagai sektor pembangunan

yang ada di masyarakat.

b. Letak Geografis

Luas seluruh wilayah Desa Mindaka yaitu 118,172 ha.

Dengan luas wilayah pemukiman 33,5 ha, luas wilayah

persawahan 67,5 ha, luas wilayah perkantoran 2,3 ha dan

luas prasarana umum lainnya 12 ha. Secara topografis Desa

Mindaka berada di wilayah dataran rendah dengan

ketinggian kurang lebih 40 meter diatas permukaan laut.

Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan

perangkat desa, Desa Mindaka memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut

Page 123: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

101

Utara: Desa Kedungbungkus, Timur: Bulakwaru,

Selatan: Brekat, Barat: Tarub.1

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedungbungkus,

sebalah timur berbatasan dengan Desa Bulakwaru, sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Brekat, sebelah barat

berbatasan dengan Desa Tarub.

2. Data Khusus Hasil Penelitian

Dewasa ini kesadaran akan kesejajaran gender semakin

meningkat. Wanita telah banyak merambah kehidupan publik,

yang selama ini didominasi pria. Wanita telah banyak bekerja

diluar rumah, dan banyak diantara mereka menjadi wanita

karier. Pada umumnya wanita yang bekerja memiliki waktu

yang lebih sedikit dibandingkan wanita yang hanya fokus pada

sektor domestik saja. Peran wanita karier adalah bagian yang

dimainkan dan cara bertingkah laku wanita di dalam pekerjaan

untuk memajukan dirinya sendiri. Wanita karier mempunyai

peran rangkap, yaitu peran yang melekat pada kodrat dirinya

yang berkaitan dengan rumah tangga dan hakikat keibuan serta

pekerjaannya di luar rumah.

Wanita dilahirkan dengan keistimewaan dan kelebihan

tersendiri. Selain mempunyai peranan yang amat penting dalam

sebuah keluarga, wanita juga memainkan peranan penting

dalam membangun masyarakat, organisasi dan negara. Dewasa

ini, banyak wanita yang berjaya dan maju dalam karier masing-

1 Transkrip Hasil Wawancara-01, no. 14-18.

Page 124: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

102

masing setaraf dengan kaum lelaki. Walau bagaimanapun,

fenomena yang terlihat dewasa ini ialah munculnya masalah

dekadensi moral di kalangan wanita bekerja terutama yang

melibatkan fungsi wanita sebagai istri dan ibu dalam sebuah

keluarga karena kegagalan mengimbangi tanggung jawab

kekeluargaan dan kerjanya.

Pada kesempatan ini peneliti membahas mengenai

bagaimana peran wanita karier apakah wanita karier dapan

menjalankan fungsinya sebagai pendidik pertama bagi anak.

Peneliti melakukan wawancara kepada empat orang wanita

karier di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Dalam perkembangannya di Mindaka walaupun desa, tetapi

masyarakatnya memiliki pemikiran yang cukup maju, wanita di

Desa Mindaka banyak sekali yang bekerja yaitu sejumlah 515

orang dari berbagai latar belakang pekerjaan, baik menengah

kebawah maupun menegah keatas. Wanita karier yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja

diluar rumah dan sudah berkeluarga dan memiliki anak yang

berada di Sekolah Dasar (SD/sederajat) atau Sekolah Menengah

Pertama (SMP/sederajat).

Responden pertama dalam penelitian ini adalah Ibu Indra.

Keluarga beliau terdiri dari suaminya Bapak Singgih dan kedua

anaknya yaitu Nazla dan Nizam. Anaknya yang pertama masih

sekolah di SMP Islam Terpadu dan anaknya yang kedua masih

TK Muslimat NU di Mindaka. Mereka tinggal satu rumah

Page 125: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

103

bersama dengan orang tua dari Bapak Singgih. Ibu Indra

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh KB Dinas

DP3A dan P2KB, yang bekerja pada hari senin sampai kamis

Ibu Indra berangkat pukul 07.15 dan pulang pukul 16.15. Pada

hari jumat berangkat pukul 07:00 dan pulang pukul 11.00, dan

libur pada hari sabtu dan minggu.2

Disamping sibuk dengan pekerjaanya, Ibu Indra tetap

menjalankan perannya sebagai madrasah pertama dalam

pendidikan akhlak. Beliau memulai pendidikan akhlak sejak

dalam kandungan, yaitu dengan membaca Al-Qur’an setiap

habis maghrib. Saat anak sudah lahir pun sering diperdengarkan

bacaan Al-Qur’an lewat tape recorder ketika anak sedang tidur,

tujuannya agar anak terbiasa dengan bacaan Al-Qur’an. Hingga

memasuki masa kanak-kanak ibu Indra memberi contoh ibadah

seperti sholat, mengaji. Ketika anak memasuki masa remaja,

Ibu Indra lebih menegaskan dalam hal ibadah wajib. 3

Metode yang sering digunakan adalah memberikan contoh

secara langsung, menasihati, melarang berbicara tidak sopan.

Kerika anak tidak patuh beliau memberikan teguran dengan

cara halus dan tidak memarahi dan tidak menggunakan

hukuman fisik. Dari yang peneliti amati Ibu Indra terlihat dekat

dengan anaknya, baik anak pertama maupun kedua.

2Transkrip Hasil Wawancara-02, no. 12-14. 3Transkrip Hasil Wawancara-02, no. 27-46.

Page 126: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

104

Menurut pengalaman beliau faktor dari luar yang

menghambat pendidikan akhlak pada anak adalah pengaruh

media sosial yang semakin bebas diakses, hp, tv, serta budaya

luar negeri yang tidak sesuai dengan budaya kita seperti Korea,

dari gaya berpakaian bahkan pergaulannya itu sangat berbeda

dengan di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu Indra

membatasi dalam mengakses informasi di internet dan

menggunakan hp, ketika menonton tv pun sebisa mungkin

untuk mendampingi anak.

Sedangkan faktor dari luar yang mendukung pendidikan

akhlak adalah lingkungan sekolah anak yang berbasis agama

yaitu SMP Islam Terpadu yang kegiatan belajar mengajarnya

sampai jam 16.00, yang sudah tentu lebih banyak memberikan

pengaruh, di SMP IT ini ada kebiasaan seperti sholat dhuha,

sholat dhuhur yang dilakukan secara berjamaah. Kebiasaan

tersebut sedikit-sedikit mulai diterapkan dirumah. 4

Sebagai wanita yang memiliki peran ganda sebagai ibu dan

istri serta sebagai wanita karier tentu Ibu Indra memiliki

kendala dalam menjalankan perannya, kendala yang dialami

oleh Ibu Indra adalah waktu yang terbatas bersama anak. Untuk

mengatasinya Ibu Indra memanfaatkan waktu dengan sebaik-

baiknya, setiap ada waktu bersama dengan anak, saya selalu

mengarahkan untuk menjalankan perintah agama, seperti sholat,

mengaji dan puasa.

4 Transkrip Hasil Wawancara-02, no. 59-76.

Page 127: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

105

Walaupun Ibu Indra berangkat pagi pulang sore tetapi

beliau masih mengusahakan untuk menjalankan perannya

sebagai madrasah pertama terutama dalam pendidikan akhlak

karena menurut beliau pendidikan dari ibu sangat penting,

karena ibu adalah guru pertama sejak anak berada dalam

kandungan. Sampai anak lahir, berlajar segalanya mulai dari

berbicara dan selama perkembangannya anak selalu bersama

ibu.5

Responden kedua adalah Ibu Nahdirotun, keluarga beliau

terdiri dari suaminya Bapak Fauzan dan ketiga anaknya izudin,

Zubair dan Bastomi. Bapak Fauzan dan Ibu Nahdirotun adalah

sama-sama pedagang yang bekerja setiap hari, berangkat pukul

06.00 dan pulang pada puluk 10.00. Setelah pulang bekarja, Ibu

Nahdirotun menyiapkan dagangan untuk keesokan harinya, dan

melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci,

menyapu dan lain sebagainya.

Ibu Nahdirotun memulai pendidikan akhlak sejak dalam

kandungan, pendidikannya dilakukan dengan memperbanyak

membaca Al-Qur’an dan sholawat Nabi, menahan diri dari rasa

amarah, menghindar dari perbuatan maksiat yang bersifat

dhohir. Pada masa kelahiran yang pertama dilakukan kepada

anak adalah mengadzani, memberi nama yang baik seperti

izudin, zubair dan bastomi, setiap harinya dibacakan sholawat

ketika menimang-nimang. Memasuki masa kanak-kanak,

5Transkrip Hasil Wawancara-02, no. 95-98.

Page 128: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

106

mereka diajari bacaan sholat, berperilaku sopan dan santun

terhadap orang tua, serta mengajari mengaji. Saat memasuki

masa remaja, anak dibatasi pergaulannya agar tidak terjerumus

dalam pergaulan bebas, mengarahkan untuk sholat berjamah

terutama maghrib.6

Sejak umur 4 tahun beliau telah mengajari rukun Iman dan

rukun Islam, menggunakan metode nyanyian anak-anak yang

mengandung unsure pendidikan islam. Pada umur 5 tahun,

diajari bacaan sholat dan pada umur 7 tahun setelah khitan anak

diajari untuk sholat lima waktu. Selain itu mulai kelas 1 SD

anak dilatih untuk berpuasa walau baru setengah hari, setahun

kemudian baru mulai berpuasa sehari penuh.7

Bekerja diluar rumah tidak menjadikan beliau melupakan

tanggung jawab sebagai ibu bagi anak-anaknya. Walaupun

berangkat jam 06.00, Ibu Nahdirotun tetap membangunkan

anak dipagi hari, menyuruh sholat, bahkan menyiapkan sarapan.

Pada malam hari, Ibu Nahdirotun juga membantu mengerjakan

PR atau paling tidak menanyai apa ada PR untuk besok pagi,

dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar sekolah, selain itu

beliau juga memberikan hadiah kepada anak agar lebih

semangat lagi dalam melakukan sesuatu.8

Metode yang digunakan oleh Ibu Nahdirotun adalah

memberikan suri teladan yang baik, karena teladan adalah

6Transkrip Hasil Wawancara-03, no. 22-43. 7Transkrip Hasil Wawancara-07, no. 11-26. 8Transkrip Hasil Wawancara-07, no. 41-76.

Page 129: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

107

metode yang paling ampuh dalam pendidikan. Berbeda jika

hanya memberi perintah namun tidak memberikan contoh

secara langsung, anak terkadang enggan melakukannya. Jika

anak tidak mematuhi perintah orang tua, maka Ibu Nahdirotun

menegur, dan berdoa kepada Allah agar mereka menjadi anak

yang patuh dan ber-akhlakul karimah.9

Selain pendidikan yang dilakukan oleh orang tua, faktor

dari luar juga mempengaruhi perkembangan pendidikan akhlak

ketika anak mengikuti kegiatan keagamaan seperti jamiyahan,

pengajian, serta organisasi IPNU, perkumpulan positif akan

membawa anak kepada hal yang positif, begitu juga sebaliknya.

Faktor yang menghambat adalah bermain play station yang

terkadang membuat anak lupa waktu, hp dan pengaruh dari

media sosial.10

Sebagai seorang wanita yang menjalankan peran ganda

sekaligus, tentu Ibu Nahdirotun mengalami kendala dalam

menjalankan peran sebagai madrasah pertama bagi anak-

anaknya. Kurangnya waktu mengakibatkan kurang perhatian

kepada anak, jika sudah di rumah pun terkadang sibuk dengan

pekerjaan rumah tangga. Untuk mengatasi hal tersebut, beliau

memberikan tugas positif untuk mengisi kegiatan anak ketika

orang tua sedang dalam kesibukan.

9 Transkrip Hasil Wawancara-03, no. 44-53. 10 Transkrip Hasil Wawancara-03, no. 54-61.

Page 130: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

108

Selain itu, kurangnya pengawasan terhadap anak, maka

sulit pula mengontrol pergaulan dengan perkumpulan yang

negative, seperti bermain atau berkumpul dengan teman yang

akhlaknya kurang baik. Untuk mencegahnya, Ibu Nahdirotun

selalu menasehati agar tidak sembarang bergaul, membatasi

waktu bermain, jika sore maksimal sebelum maghrib sudah

pulang, dan jika malam jam 10 harus sudah di rumah.11

Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam pendidikan

akhlak sangatlah penting karena, ibu dengan anak memiliki

kontak batin yang kuat daripada dengan yang lainnya seperti

ayah atau saudara-saudaranya. Ada dan tidak adanya campur

tangan ibu dalam mendidik akhlak sangat menunjang

pembentukan karakter anak, ibu yang bersama anak sejak dalam

kandungan sampai anak itu lahir, biasanya anak lebih meniru

perwatakan ibu, oleh Karena itu peran ibu dalam pendidikan

akhlak sangatlah penting dan yang paling utama.

Responden yang ketiga adalah Ibu Maskani. Beliau tinggal

bersama suaminya Bapak Hasan dan kedua putrinya yaitu Nia

dan Arfa. Ibu Maskani bekerja sebagai pedagang pada waktu

pagi hari, berangkat pukul 06.00, pulang pukul 13.00 dan guru

madrasah diniyah pada siang hari berangkat pukul 14.00 hingga

16.00. Setelah pulang berdagang, Ibu Maskani istriahat

11 Transkrip Hasil Wawancara-03, no. 67-91.

Page 131: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

109

sebentar, menyiapkan makan untuk anak lalu mengerjakan

pekerjaan rumah seperti beres-beres.12

Ibu Maskani memulai pendidikan akhlak kepada anak

sejak dalam kandungan, saat itu beliau sering mengajak anak

berbicara di dalam perut, beliau juga memperbanyak ibadah

kepada Allah dan menjauhi dosa. Saat masa kelahiran beliau

memberi nama dengan nama yang baik karena nama adalah

sebuah doa dan harapan orang tua terhadap anak, menjalankan

akikah sesuai ketentuan dan hukum islam, memberi anak ASI

eksklusif sampai anak berusia 2 tahun. Ketika masa anak-anak,

Ibu Maskani mendidik dengan memberikan contoh, seperti

mencontohkan untuk sholat berjamaah di masjid, berbicara

sopan kepada orang tua, orang lain yang lebih tua, serta melatih

anak untuk terbiasa pada hal-hal baik dan kegiatan positif.

Ibu Maskani juga menurut pendapat, ketika anak mulai

memasuki masa remaja, pendidikan akhlak alangkah baiknya

lebih ditekankan karena pada masa remaja mereka memasuki

masa peralihan antara anak-anak ke dewasa, sehingga untuk

membentuk watak yang baik saat dewasa nanti masa remaja

sangatlah penting, anak jangan terlalu dikekang terutama dalam

pergaulan namun tetap diberikan pengertian agar mengerti

batasan-batasan mana yang baik dan mana yang kurang baik,

anak juga bisa dilatih untuk mulai diberikan tanggung jawab

12 Transkrip Hasil Wawancara-04, no. 11-20.

Page 132: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

110

misal mengatur keuangan sendiri, mencuci baju sendiri dan

lain-lain.13

Walaupun beliau sibuk bekerja, namun beliau tidak

mengabaikan pendidikan anak, beliau mengajari agar bersikap

sopan kepada orang lain terutama yang lebih tua, memberi

contoh untuk berakhlak mulia, sering menasehati dan

mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif. Beliau juga

mengajari anak tentang rukun Iman, rukun Islam, mengajarakan

tentang sholat, mengajari doa-doa pendek, mengajari huruf

hijaiyah sejak anak umur 4 tahun, kemudian dilanjut di sekolah

PAUD NU pada pagi hari dan TPQ di sore hari. Ibu Maskani

juga mengajari anak untuk puasa setengah hari mulai kelas 1

SD lalu pada kelas 3 SD berpuasa sehari penuh.14

Pada kesehariannya Ibu Maskani selalu membangunkan

anak di pagi hari, namun beliau tidak menyiapkan sarapan dan

tidak mengantar jemput anak ke sekolah. Anak-anak sarapan di

tempat saudara yang kebetulan berjualan sarapan, dan anak

berangkat sekolah menggunakan sepeda. Beliau juga

mengingatkan anak untuk belajar dan menanyai apakah ada PR

di sekolah atau tidak, sedangkan yang membantu belajar adalah

guru les privat yang diundang kerumah.15

Menurut Ibu Maskani, faktor dari luar yang mendukung

pendidikan akhlak pada anak adalah Lingkungan sekolah

13Transkrip Hasil Wawancara-04, no. 27-62. 14Transkrip Hasil Wawancara-08, no. 11-20. 15Transkrip Hasil Wawancara-08, no. 31-41.

Page 133: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

111

seperti sekolah formal juga sekolah nonformal seperti TPQ, dan

MDA. Sedangkan faktor dari luar yang menghambat pendidikan

adalah media sosial yang sangat bebas diakses oleh siapa saja.16

Seperti halnya responden pertama dan kedua, Ibu Maskani

juga mengalami kendala dalam menjalankan kedua peran dalm

waktu bersamaan. Kendala yang daialami beliau adalah waktu

yang sangat terbatas, bekerja dari pagi sampai siang lalu

mengajar sampai sore. Saat pulang bekerja pekerjaan rumah

yang menanti yang mau tidak mau harus dikerjakan. Setiap hari

beliau sibuk dan kalaupun sudah sampai rumah beliau merasa

kecapekan.

Solusi dari permasalahan yang dialami Ibu Maskani adalah

dengan meluangkan waktu bersama anak walaupun terbatas,

menanyakan apa yang tadi diajarkan guru di sekolah atau

tentang kegiatan anak selama ibu tidak di rumah. Beliau juga

mengundang guru les ke rumah untuk membantu belajar anak,

karena keterbatasan waktu sehingga tidak bisa mengajari anak

secara intens. Sesekali diajak wisata bersama agar anak senang

dan tetap merasa dekat dengan orang tua. 17

Menurut beliau peran ibu sebagai madrasah pertama dalam

pendidikan akhlak sangatlah penting. Karena ibu adalah orang

pertama yang dikenal anak, sebelum mengenal orang lain

bahkan lingkungan luar. Anak lebih lama bersama ibu, sejak

16Transkrip Hasil Wawancara-04, no. 75-83. 17Transkrip Hasil Wawancara-04, no. 91-109.

Page 134: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

112

dari di dalam kandungan selama 9 bulan, hingga lahir,

menyusui bersama ibu. Maka dari itu sangat berpengaruh

pendidikan akhlak yang diajarkan ibu. Pendidikan dari seorang

ibu menjadi bekal anak agar siap dalam lingkungan yang lebih

luas dari keluarga.

Responden keempat adalah Ibu Sri Mulyani yang bekerja

sebagai guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Tarub, pada

hari senin sampai sabtu, berangkat pukul 06.30 dan pulang pada

pukul 14.00. Beliau tinggal bersama suaminya Bapak Mustopa

yang bekerja sebagai guru di SMP Negeri 2 Tarub, dan kedua

anaknya yaitu Najela dan Yafi yang masih duduk di bangku

Sekolah Dasar.18

Ibu Sri Mulyani memulai pendidikan akhlak sejak anak

berada dalam kandungan, dengan cara memperbanyak sholat-

sholat sunah, memperbanyak membaca Al-Qur’an, sering

mendengarkan murotal Qur’an. Ketika masa kelahiran, Ibu Sri

Mulyani sering dibacakan sholawat Nabi sebelum tidur sambil

ditimang-timang. Saat memasuki masa anak-anak, Ibu Sri

Mulyani memberi contoh secara langsung seperti makan

menggunakan tangan kanan, mematikan tv ketika adzan

berkumandang, berbicara sopan dan tidak berbohong. Hingga

anak memasuki masa baligh, beliau selalu mengajak anak untuk

sholat berjamaah di masjid terutama pada waktu maghrib.19

18 Transkrip Hasil Wawancara-05, no. 11-17. 19 Transkrip Hasil Wawancara-05, no. 23-44.

Page 135: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

113

Sebagai wanita karier, ibu tetaplah ibu bagi anak-anaknya.

Seperti yang dilakukan Ibu Sri Mulyani yang tetap menjalankan

kewajibannya sebagai istri untuk suaminya dan sebagai ibu

untuk anak-anaknya. Sejak anak umur 1 tahun telah diajarkan

rukun Iman dan rukun islam, dengan metode nyanyian anak-

anak yang mengandung unsur pendidikan islam. Sejak umur 4

tahun diajarkan tentang bacaan sholat, dan secara tegas

memerintahkan sholat ketika anak memasuki usia 7 tahun.

Anak juga diajarkan berpuasa sejak masih PAUD diulai

dari setengah hari, agar anak menjadi terbiasa dan tidak kaget

ketika sudah waktunya wajib untuk menjalankan ibadah puasa.

Begitupun doa yang mudah seperti doa mau makan, doa

sesudah makan, keluar rumah dan masuk rumah. Setiap hari

diterapkan. Saat makan bersama di malam hari, sangat

diusahakan berkumpul karena hanya pada saat itulah momen

berkumpul bersama keluarga, karena pada siang hari sibuk dan

memiliki kegiatan masing-masing. Pada saat itulah Ibu Sri

Mulyani ajarkan doa-doa sebelum makan agar diterapkan pada

aktivitas sehari-hari.20

Pada kesehariannya Ibu Sri Mulyani selalu membangunkan

anak di pagi hari, menyuruh sholat, dan menyiapkan sarapan.

Terkadang anak yang kedua kalau sedang susah dan manja

minta dimandikan juga. Ibu Sri Mulyani tidak mengantarkan ke

sekolah, anak pertama berangkat sendiri menggunakan sepeda,

20 Transkrip Hasil Wawancara-09, no. 11-47

Page 136: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

114

sedangkan anak yang kedua berangkat dan pulang dengan

pembantu. Ibu sri mulyani juga membantu mengerjakan PR,

atau sekedar bertanya tentang pelajaran tadi di sekolah, apakah

ada tugas atau tidak. Ibu Sri Mulyani mewajibkan anak-anak

setiap hari harus belajar walaupun hanya setengah jam.21

Menurut Ibu Sri Mulyani, faktor dari luar yang mendukung

pendidikan akhlak pada anak adalah lingkungan yang baik,

seperti sekolah, Madrasah Diniyah yang didalamnya

mengajarkan tentang pendidikan agama, seperti akhlak, fikih,

akidah. Sedangkan faktor dari luar yang menghambat

pendidikan akhlak adalah Internet di hp yang bebas diakses

bersama teman-temannya. Solusi untuk mengatasinya adalah di

rumah Ibu Sri Mulyani memberikan kontrol ketika bermain hp

tidak diberikan kuota tetapi hanya untuk permainan saja, itupun

satu hari hanya satu jam walaupun anak suka molor kalau

bermain hp tetapi maksimal 1,5 jam per hari, tidak lebih.

Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki kendala

ketika melaksanakannya, seperti halnya menjadi ibu yang

berkarier diluar rumah. Kendala yang dalami oleh Ibu Sri

Mulyani adalah tidak bisa maksimal menemani dan mengawasi

pendidikan anak setiap saat karena beliau yang bekerja setiap

hari, selain itu sebagai gantinya agar tidak lepas dari

pengawasan, anak dititipkan kepada pembantu saat orang tua

sedang bekerja. Namun Ibu Sri Mulyani masih tetap mengawasi

21 Transkrip Hasil Wawancara-09, no. 52-74.

Page 137: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

115

dan memantau anak, walaupun anak di titipkan pada pembantu,

tetapi secara tidak langsung saya tetap mengawasinya. Apabila

ada waktu senggang juga Ibu Sri mulyani mengusahakan untuk

menemani anak.22

Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam pendidikan

akhlak sangat penting, oleh karena itu ibu hendaknya

semaksimal mungkin untuk membentuk karakter anak sejak

dini, karena bahasa anak adalah ibu. Apa yang ibu lakukan, apa

yang ibu katakan, akan menjadi kebiasaan anak yang terekam

sampai ia dewasa. Pengaruh ibu leih besar daripada yang lain

seperti ayah, atau saudara. Segala persiapan untuk masa depan

anak dimulai dari dalam keluarga. Baik dan tidaknya anak

tergantung dari pendidikan yang dilakukan ibu sejak anak masih

kecil, yang membentuk pribadi anak ketika dewasa.

B. Analisis Data Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian di Desa Mindaka, Kecamatan

Tarub, Kabupaten Tegal dengan menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi secara langsung terhadap objek yang

diteliti, selanjutnya peneliti akan menganalisis mengenai hasil

penelitian. Analisis data atau pembahasan hasil penelitian ini

bermaksud untuk mengemukakan dan menjelaskan permaknaan

terhadap data-data hasil penelitian mengenai peran wanita karier

sebagai madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di keluarga

22 Transkrip Hasil Wawancara-05, no. 56-92.

Page 138: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

116

dengan harapan dapat dipahami dengan jelas temuan penelitian

yang telah diperoleh peneliti.

1. Peran Wanita Karier sebagai Madrasah Pertama pada

Pendidikan Akhlak dalam Keluarga di Desa Mindaka,

Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal

a. Mendidik Akhlak Sejak dalam Kandungan (Pranatal)

Pendidikan merupakan upaya terus menerus yang

dilakukan oleh orang dewasa untuk mengarahkan,

membimbing dan mengembangkan potensi dan fitrah anak

yang sudah dibawa sejak lahir. Memiliki anak yang sholeh

dan solehah merupakan dambaan setiap orang tua. Harapan

itu bukan suatu yang mustahil apabila dipersiapkan sejak

dini.

Pendidikan tidak hanya dapat dilakukan setelah anak

lahir bahkan jauh sebelum itu Islam memberikan rambu-

rambunya yakni sejak seseorang memilih pasangan. Hal

tersebut menandakan begitu pentingnya menyiapkan

keturunan yang sholeh dan sholehah sebagai penerus

generasi mendatang yang mampu memperjuangkan

eksistensi agama Islam.

Mendidik dan merawat anak-anak sebagai amanah dari

Allah tidak hanya dilakukan setelah ibu melahirkan, tapi

ketika sejak dalam proses pembuahan sudah dimulai proses

pendidikan yaitu dengan cara berdoa terlebih dahulu

sebelum melakukan hubungan suami istri seperti yang telah

Page 139: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

117

diajarkan dalam syariat islam, penciptaan janin juga harus

berasal dari pasangan yang sah dan bukan hubungan

perzinaan.

Kemudian setelah hamil, proses pendidikan dalam

kandungan akan segera dimulai. Karena otak dan indra

pendengaran anak sudah mulai berkembang, mereka dapat

merasakan apa yang terjadi di luar kehidupan mereka,

sementara yang mempengaruhi otak dan indera pendengaran

bayi di dalam kandungan antara lain emosi dan kejiwaan ibu,

rangsangan suara yang terjadi di sekitar ibu dan nutrisi yang

ibu konsumsi yaitu makanan yang halalan thoyyiban

(makanan yang halal dan baik).

Proses pendidikan sudah bisa dimulai semenjak anak

dalam kandungan (pranatal education) walau masih bersifat

tidak langsung (indirect education). Masa ini dimulai

semenjak periode konsepsi (pertemuan sperma dan ovum).

Proses ini berkembang sampai anak lahir ke dunia yang

memakan waktu kurang lebih 9 bulan 10 hari. Para calon ibu

perlu mempelajari hal-hal yang dianjurkan bagi ibu hamil

untuk melakukan proses pendidikan dalam kandungan

sehingga anak yang dilahirkan kelak menjadi anak yang

shaleh dan shalehah.

Dari empat wanita karier yang menjadi responden

dalam penelitian ini yaitu keluarga Ibu Indra, Ibu

Nahdirotun, Ibu Maskani dan Ibu Sri Mulyani, semuanya

Page 140: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

118

telah melakukan pendidikan sejak anak masih berada dalam

kandungan. Mereka mengikuti petunjuk yang telah Islam

berikan kepada orang tua terutama ibu yang sedang hamil

agar memperhatikan pendidikan anak yang masih ada dalam

kandungannya, sebab masa-masa selanjutnya sangat

ditentukan oleh masa dalam kandungan.

Berbagai upaya dilakukan oleh ibu yang sedang

mengandung, dengan harapan anak akan terlahir dan tumbuh

dengan sehat serta menjadi pribadi yang sholeh dan

sholehah. Diantaranya adalah upaya psikis atau spiritual

yaitu usaha dari dalam jiwa atau batin seseorang (ibu hamil)

untuk kepentingan menjaga bayi dari dalam kandungan.

Usahanya bermacam-macam, ada upaya spiritual yang

dipengaruhi oleh pengalaman keagamaan (Islam), ada pula

yang upaya spiritual yang dipengaruhi oleh tradisi

(Kejawen).

Seperti yang dilakukan oleh Ibu Indra yaitu ketika anak

masih didalam kandungan, beliau membaca Al-Qur’an

selepas sholat maghrib. Karena selama masa kehamilan,

seorang wanita mempunyai perasaan yang lebih sensitif dari

biasanya. Untuk itu ibu hamil akan mengalami

ketidakstabilan emosi. Apabila tidak segera ditangani maka

akan berdampak kurang baik bagi janin itu sendiri. Selain

memberikan ketenangan bagi sang ibu, membaca Al-Qur’an

juga dapat menenagkan janin. Hal ini tentunya akan

Page 141: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

119

berdampak baik juga pada kondisi janin. Karena saraf

pendengaran dan saraf emosi akan tumbuh pertama kalinya

ketika janin berada didalam rahim.

Begitu pula yang dilakukan oleh Ibu Nahdirotun, Ibu

Maskani, dan Ibu Sri Mulyani semasa kehamilan . Selain

dapat memberikan rasa tenang, membaca Al-Qur’an dan

membaca sholawat Nabi juga dapat menstimulasi kecerdasan

otak janin yang masih bisa berkembang selama masa

pertumbuhan didalam kandungan. Menginjak usia 6 bulan

akan memulai fase pembelajaran pertama didalam

kandungan. Pada masa tersebut, janin akan mendengar

dengan jelas dan memberikan respons terhadap apapun yang

diperdengarkan.

Selain itu menurut Mansur dalam bukunya “Mendidik

Anak Sejak Dalam Kandungan” melaksanakan sholat dapat

mendidik dan melatih menjadi orang yang tenang, yang

dapat menghadapi segala kesusahan dengan hati yang

tenang. Serta menjadi penghalang dari mengerjakan

kemungkaran dan keburukan.23

Sabar dan sholat disamping sebagai ibadah untuk

mendekatkan diri kepada Allah, juga merupakan syarat yang

bisa mendorong tercapainya suatu keinginan, dalam hal ini

yaitu keinginan memiliki anak yang sehat jasmani dan

23 Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, (Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2005), hlm. 165.

Page 142: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

120

rohani, serta menjadi anak yang sholeh sholehah dan ber-

akhlakul karimah.

b. Mendidik Akhlak pada Masa Kelahiran (Masa Bayi)

Setelah masa di dalam kandungan, tahap selanjutnya

yaitu masa kelahiran yang merupakan perpindahan dari alam

tentram dan terbatas ke dunia yang sangat luas dan beraneka

ragam yang berbeda dari alam kandungan. Sama halnya

dengan pendidikan pada anak masa dalam kandungan,

pendidikan pada masa kelahiran juga amat penting.

Kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah

diletakkan dasar perilakunya yang akan tercermin hingga

kelak dewasa.

1) Ibu Indra dalam mendidik akhlak adalah menggunakan

murotal Qur’an ketika anak tidur. Mendengarkan Al-

Qur’an secara berulang-ulang akan mempengaruhi

perkembangan kognitif dan emosional, selain itu anak

cenderung mudah menerima hal-hal baik, sehingga

pada perkembangannya akan mudah diarahkan untuk

berakhlak mulia.

2) Ibu Nahdirotun dalam mendidik akhlak adalah

a) Mengumandangkan adzan ditelinga bayi, berarti

pendidikan pertama begitu anak lahir ialah

diperkenalkan kalimat tauhid. Dengan ini pendidikan

tauhid (akidah) telah dimulai sebelum bayi

mendengar suara dan ucapan lain, dengan demikian

Page 143: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

121

fitrah islamiyah yang dibawa semenjak lahir

terselamatkan dengan baik.

b) Memberi nama yang baik pada anak adalah sebuah

harapan dari orang tua, maka alangkah baiknya para

orang tua muslim memberikan yang baik kepada

anak-anaknya.

3) Ibu Maskani dalam mendidik akhlak adalah

a) Memberikan nama yang baik, selain sebagai harapan

dari orang tua yang memberikan nama itu, kelak

juga akan menjadi bahan peringatan selama

hidupnya dan akan terus melekat pada diri anak yang

bersangkutan. Berilah nama yang memiliki

kandungan arti baik, agar dengan nama itu anak

merasa terdidik olehnya. Terdorong untuk berbuat

baik dan terdorong pula untuk menjauhi perbuatan

tidak baik.

b) Pada hari ketujuh bersamaan dengan pemberian

nama kepada anak sekaligus diaqiqahi sebagai bukti

kasih sayang orang tua dan sebagai penebus gadaian

yang berbentuk ibadah, ini tentu saja memiliki unsur

pendidikan, hanya saja sangat abstrak.

c) Memberi ASI selama dua tahun, yang berarti telah

menjalankan pendidikan Islam sesuai dengan

pengertian pendidikan islam yaitu al-tarbiyah yang

berakna memelihara dan menjaga fitrah, kata ta’lim

Page 144: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

122

yang mengacu pada aspek intelektual (pengetahuan),

dan kata al-ta’dib mengacu pada pendidikan

moralitas (adab), semuanya teraplikasi dalam

pemberian ASI kepada anak sejak dini. Al-Qur’an

memerintahkan agar para ibu menyusukan anaknya

dengan sempurna yaitu sejak 0-2 tahun. Selain bayi

hanya mengandalkan asupan ASI dari ibunya, juga

berpengaruh pada pembentukan jati diri anak.

Susuan, dekapan, dan kehangatan ibunya yang

shalihah sangat menentukan pembentukan akhlak

mulia anak.

4) Ibu Sri Mulyani dalam mendidik akhlak adalah

a) Membacakan sholawat sambil ditimang-timang.

Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa

membacakan sholawat kepada anak berpengaruh

pada perkembangan anak. Terlebih sambil ditimang-

timang, islam mengharuskan orang tua dan pendidik

agar mencurahkan kasih sayang kepada anak.

Kebaikan keluarga sangat tergantung pada cinta dan

kasih sayang, orang tua hendaknya menanamkannya kedalam

jiwa anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga

yang penuh kasih sayang, maka akan mampu memindahkan

lingkungan itu keluar dari rumah dan mampu bergaul dengan

masyarakat dengan penuh cinta dan kasih sayang.

c. Mendidik Akhlak pada Masa Anak-Anak

Page 145: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

123

Pendidikan akhlak pada masa anak-anak sangat penting,

Jika tidak dididik atau diperhatikan secara benar oleh para

orang tua, maka nantinya anak tumbuh dalam keadaan

akhlak yang kurang baik. Pendidikan akhlak harus dilakukan

sejak dini, sebelum watak dan kepribadiannya terpengaruh

lingkungan yang tidak sesuai dengan tuntunan agama.

Pada masa inilah anak mulai lebih mengenal keadaan

lingkungan sekitar, bermain, sekolah di Playgroup, taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar sampai tamat. Pada masa

ini fisik anak tumbuh dengan pesat, begitu juga dengan

psikisnya. Peran orang tua terutama ibu sangatlah penting

dalam masa ini, karena merupakan masa pembentukan

pribadi dan karakter anak, serta masa untuk mulai mandiri,

berprakarsa dan menyelesaikan tugas.

Begitu halnya yang dilakukan oleh Ibu Indra, Ibu

Nahdirotun, Ibu Maskani, Ibu Sri Mulyani. Dari keempat

responden Para ibu paling banyak menggunakan metode

teladan atau memberikan contoh, karena metode ini

merupakan metode yang paling ampuh dibandingkan

metode-metode yang lainnya. Orang tua terutama ibu

hendaknya memulai sesuatu yang baik itu dari diri sendiri

terlebih dahulu. Apabila orang tua menghendaki anak rajin

ibadah, berkata sopan santun, maka mulailah dari diri sendiri

untuk membiasakan rajin ibadah dan bertutur kata yang

sopan dan santun.

Page 146: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

124

Pada masa ini pula mulai tumbuh masa membangkang

yakni masa ketika anak mulai menyadari siapa dirinya

(egonya) dan dia berhak untuk berbuat sesuai keinginanya.

Para ibu berbeda dalam menangani anaknya apbila tidak

patuh dengan orang tua.

Ibu Indra menggunakan cara halus dalam menegur anak

apabila tidak patuh pada orang tua, memberikan pengertian

jika yang dilakukan anak adalah keliru dan memberikan

penjelasan mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang

tidak tanpa melakukan hukuman fisik maupun nonfisik.

Ibu Nahdirotun ketika menangani anaknya yang tidak

patuh kepada orang tua dengan cara menegur, mengingatkan

bahwa yang dilakukannya salah. Selain itu juga berdoa

kepada Allah karena segala sesuatu datangnya dari Allah

SWT.

Ibu Maskani ketika menangani anaknya jika tidak patuh

kepada orang tua dengan cara mengingatkan terlebih dahulu,

beri penegrtian mana yang baik dan mana yang tidak baik

untuk daliakukan. Jika hanya dengan kata-kata namun masih

diulangi kembali maka Ibu Maskani memberikan hukuman

nonfisik kepada anak, yaitu dengan tidak mengabulkan

keinginannya atau melarang melakukan sesuatu yang

menjadi kesukaanya kecuali mau berubah untuk tidak

melakukan perbuatan tidak baik lagi.

Page 147: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

125

Ibu Maskani ketika menangani anaknya jika tidak patuh

kepada orang tua dengan cara menasihati secara tegas da

memberikan pemahaman bahwa yang dilakukan anak tidak

baik, kemudian diarahkan ke perbuatan yang baik. Jika

masih terus berulang-ulang maka Ibu Sri Mulyani memarahi

anak dengan kata-kata verbal tanpa hukuman yang berupa

fisik.

Pada masa ini anak juga sudah bertambah tingkat

sosialisainya. Ditandai dengan mengenal teman-teman

sepermainan bertambah banyak. Kewajiban orang tua

mengetahui siapa saja temannya dan bagaimana

pergaulannya. Seperti yang dilakukan responden bahwa

mereka mengajari untuk bersikap sopan kepada orang lain,

serta mengajari untuk saling berbagi dengan sesama.

d. Mendidik Akhlak pada Masa Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan (transisi) dari masa

anak-anak ke masa dewasa. Secara fisik mungkin sudah

menyerupai dewasa namun secara psikis dia belum dewasa,

emosinya masih belum stabil dan masih pada tahap

pencarian jati diri. Pada masa ini terjadi pencarian dan

pembentukan karekter, untuk itu seringkali remaja bersifat

mencoba hal-hal baru dan meniru perilaku orang lain.

Banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh

remaja misalnya perkelahian, tindak kriminal,

penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang, pelecehan

Page 148: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

126

seksual dan pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Disinilah

peran orang tua, pendidik dan pemerintah menjadi sangat

penting agar remaja agar tidak terjerumus dalam hal negatif,

tetapi justru menjadi remaja yang sholeh sholehah, cerdas

dan berakhlak mulia.

Yang dilakukan oleh responden adalah memperhatikan

pergaulan anak dan menekankan dalah ibadah karena sudah

memasuki masa remaja yang artinya sudah Baligh. Dalam

pergaulan penting sekali orang tua mengerti siapa teman dari

anak-anaknya. Karena teman adalah sebguah cerminan.

Orang baik akan berteman dengan orang baik, orang jahat

akan berteman dengan orang jahat pula. Karena itu harus

hati-hati dalam memilih teman. Bisa jadi orang jahat

menjadi baik setelah berteman dengan orang baik, dan

sebaliknya.

Selanjutnya pada masa ini orang tua terutama ibu lebih

menegaskan anak pada perintah beribadah, terutama sholat.

Karena apabila sholatnya baik maka akan baik

keseluruhannya, sholat bisa mencegah dari perbuatan keji

dan munkar. Selain itu jika terbiasa dengan perbuatan baik,

maka akan sulit melangkah pada perbuatan kurang baik,

hatinya akan merasa tidak tenang, dan selalu merasa diawasi

oleh Allah.

Page 149: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

127

2. Kendala-Kendala yang dihadapi Wanita Karier dalam

Menjalankan Perannya sebagai Madrasah Pertama pada

Pendidikan Akhlak di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal

Peran wanita dalam lingkungan keluarga sangat

fundamental, wanita ibarat lembaga pendidikan yang pertama

bagi seorang anak. Anak yang telah dilahirkan berhak

memperoleh pendidikan dari seorang ibu, terutama pendidikan

akhlak. Karena pendidikan akhlak yang dilakukan oleh ibu akan

sangat berpengaruh pada kepribadian anak di dalam

kehidupannya.

Oleh karena itu agama Islam menetapkan peran utama

wanita adalah sebagai ibu dan sebagai pengatur rumah tangga.

Namun, sekarang ini wanita tidak lagi mengurusi perkara

domestik saja. Banyak wanita ikut berlomba dengan laki-laki

untuk mendapat kemajuan dalam bidang ekonomi, sosial,

industri dan ilmu pengetahuan. Kebolehan wanita menjadi

pekerja bukan berarti untuk melupakan kodrat wanita sebagai

seorang ibu dan sebagai pengatur rumah tangga.

Akan tetapi terkadang faktanya ketika seseorang wanita

menjadi pekerja maka peran wanita sebagai ibu dan pengatur

rumah tangga yang sekaligus memberi pendidikan kepada anak-

anaknya sering kali kurang maksimal. Banyak wanita yang

mengalami kesulitan dalam mengupayakan pendidikan bagi

anaknya terutama menyangkut pendidikan akhlak. Berdasarkan

Page 150: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

128

penelitian yang telah dilakukan dibawah ini akan dipaparkan

kendala-kendala yang dialami wanita karier sebagai madrasah

pertama dalam mendidik akhlak:

a. Keterbatasan waktu yang dimiliki, ibu yang memilih bekerja

diluar rumah memiliki waktu yang lebih sedikit daripada

ibu yang hanya fokus pada pekerjaan rumah. Ibu karier

setiap hari bekerja dari pagi sampai siang, bahkan ada yang

sampai sore. Keterbatasan waktu ini merupakan kendala

yang utama. Karena dengan sedikitnya waktu menjadikan

pendidikan akhlak kepada anak kurang maksimal.

b. Kurang maksimal dalam mengawasi anak, ibu yang memilih

bekerja diluar rumah lebih sedikit dalam mengawasi

perkembangan dan pergaulan anak. Sehingga ibu mengalami

kesulitan dalam mengontrol pergaulan dengan perkumpulan

yang kurang memberikan pengaruh positif, seperti bermain

atau berkumpul dengan teman yang akhlaknya kurang baik.

c. Ibu yang memilih bekerja diluar rumah seringkali kacapaian

saat sudah dirumah, sehingga menjadi kurang fokus dalam

memperhatikan pendidikan anak.

d. Ibu yang memilih bekerja diluar rumah terkadang membawa

pekerjaanya ke rumah, atau paling tidak pikiran tugas dan

pekerjaan yang mau tidak mau harus dilakukan

mempengaruhi keadaan emosi seorang ibu, sehingga tidak

jarang ibu sulit mengendalikan emosi.

Page 151: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

129

Wanita yang memiliki peran ganda, sebagai ibu yang

mengasuh anak sekaligus mengurus pekerjaan yang tidak

mungkin dapat diselesaikan dalam satu waktu, dan mengerjakan

sesuatu dengan sempurna. Namun, setiap permasalahan pasti

ada solusi untuk mengatasinya, berikut cara mengatasi kendala

yang dialami ibu karier dalam menjalankan perannya sebagai

madrasah pertama pada pendidikan akhlak:

a. Meluangkan waktu bersama anak selagi dirumah, seperti

makan malam bersama, membacakan cerita saat mau tidur,

menyiapkan sarapan, mengantar ataupun menjemput ke

sekolah dan lain-lain.

b. Menunjukkan perhatian walau berupa hal kecil seperti

menanyakan apa yang tadi diajarkan guru di sekolah, tentang

kegiatan anak selama ibu tidak di rumah, membantu

mengerjakan PR, dan lain-lain.

c. Memberikan pelajaran tambahan, seperti mengundang guru

les ke rumah untuk membantu belajar anak dan lain-lain.

d. Sesekali diajak wisata bersama agar anak senang dan tetap

merasa dekat dengan orang tua.

e. Memberikan tugas positif untuk mengisi kegiatan anak

ketika orang tua sedang dalam kesibukan

f. Selalu menasehati agar tidak sembarang bergaul.

g. Mengontrol waktu bermain, seperti memberikan batas waktu

maksimal agar sudah pulang ke rumah.

Page 152: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

130

h. Menitipkan anak kepada saudara atau pembantu unntuk

memenuhi kebutuhan anak. Namun dalam hal ini, orang tua

tidak diperkenankan lepas kontrol karena sudah ada yang

mengawasi. Bagaimanapun perhatian ibu adalah yang

terbaik untuk kemajuan pendidikan anak.

C. Keterbatasan Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian di Desa Mindaka,

Kecamatan tarub, Kabupaten Tegal, peneliti merasakan beberapa

kendala yang ditemui dalam proses penelitian lapangan yang

dilakukan. Berikut kendala yang dialami peneliti, dan yang

menjadikan adanya sebuah keterbatasan penelitian yang telah

dilakukan:

1. Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian

Peneliti menyadari bahwa dengan waktu penelitian

yang cukup singkat, maka data-data yang diperoleh kurang

memiliki akurasi yang tinggi. Kendala ini dikarenakan jadwal

kegiatan setiap responden berbeda-beda. Selain itu juga

tempat penelitian yang jauh sehingga harus menempuh jarak

yang cukup jauh Keterbatasan biaya

2. Kemampuan peneliti

Keterbatasan kemampuan penulis khususnya

pengetahuan ilmiah juga menjadi penghambat pelaksanaan

penelitian serta dalam mengkaji masalah yang diangkat masih

banyak kekurangan dan tidak mendalam. Karena peneliti

menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam melaksanakan

Page 153: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

131

penelitian, baik keterbatasan tenaga, maupun kemampuan

berpikir peneliti Akan tetapi penulis sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai

dengan kemampuan serta bimbingan dan arahan dari dosen

pembimbing.

Page 154: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 155: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

132

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keterangan dan uraian yang telah dikemukakan

dalam bab-bab terdahulu, dapat peneliti jelaskan bahwasannya

penelitian ini merupakan suatu bentuk penganalisaan dari

data-data yang berhasil peneliti kumpulkan dalam penelitian

di Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, berikut simpulan

hasil penelitian dengan judul “Peran Ibu Sebagai Madrasah

Pertama dalam Pendidikan Akhlak di Keluarga (Studi Kasus

Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal)” adalah sebagai

berikut:

1. Peran ibu karier sebagai madrasah pertama dalam

pendidikan akhlak dibagi menjadi empat kelompok,

yaitu: pertama, upaya yang dilakukan oleh ibu saat anak

sedang dalam kandungan. Diantaranya adalah upaya

psikis atau spiritual yaitu dengan memperbanyak ibadah

kepada Allah seperti sholat, membaca Al-Qur’an dan

sholawat Nabi, mengajak anak berbicara serta menjaga

makanan yang halal dan baik. Kedua, Pendidikan yang

dilakukan pada masa kelahiran adalah

mengumandangkan adzan saat bayi baru lahir, memberi

nama yang baik, melaksanakan aqiqah, membacakan

Page 156: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

133

sholawat ketika menimang-nimang, memperdengarkan

ayat Al-Qur’an. Ketiga, Pendidikan yang dilakukan pada

masa anak-anak adalah lebih banyak menggunakan

metode teladan karena memberikan contoh secara

langsung lebih efektif dan nasihat ketika anak tidak patuh

kepada orang tua. Keempat, Pendidikan yang dilakukan

pada masa remaja adalah memperhatikan pergaulan anak

dan menekankan dalah ibadah karena sudah memasuki

masa remaja yang artinya sudah Baligh.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kendala-

kendala yang dialami wanita karier sebagai madrasah

pertama dalam mendidik akhlak adalah; kurangnya

waktu, kurang memperhatikan anak, tenaga yang terbatas

serta emosi yang tidak stabil. Solusi untuk mengatasi

kendala tersebut adalah; meluangkan waktu bersama anak

selagi dirumah, menunjukkan perhatian, memanggil guru

les privat, memberikan tugas positif, mengontrol waktu

bermain, serta tidak memasrahkan anak secara penuh

kepada orang lain.

B. Saran

Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil

penelitian, dengan segenap kerendahan hati peneliti

mengajukan beberapa saran. Adapun saran-saran tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 157: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

134

1. Bagi ibu karier, sebagai pendidik pertama dan yang paling

utama sebaiknya lebih memperhatikan pendidikan akhlak

kepada anaknya, karena tujuan pendidikan islam adalah

menjadi pribadi yang berkhlak mulia. Serta tidak hanya

menyuruh anak untuk mengaji, shalat, dan berpuasa tetapi

memberi contoh dan memantau setiap perkembangan

anak.

2. Bagi anak, sudah seharusnya memliki ketaatan kepada

orang tua sebagai wujud dari birrul walidain. Anak juga

memiliki kewajiban untuk kehidupan pribadi dalam

mencapai ridho ilahi.

C. Penutup

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Akhir kata, penulis

mencurahkan rasa syukur kepada Allah SWT., berkat kasih

sayang dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Dan tidak lupa sholawat kepada junjungan nabi kita yaitu

beliau Nabi Muhammad SAW. sebagai inspirator sejati umat

manusia dan semoga kelak di hari akhir kita semua diakui

sebagai umat beliau. Aamiiin. Terima kasih juga kepada

seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penggarapan

skripsi sederhana ini. Akhirnya, penulis berharap apa yang

dituliskan penulis dalam coretan sederhana ini, dapat

memberikan wacana berbeda mengenai peran ibu karier

sebagai madrsah pertama dalam pendidikan akhlak di

keluarga

Page 158: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

135

Penulis sadar bahwasannya skripsi ini merupakan

sebuah karya yang sederhana yang masih banyak kekurangan

di dalamnya dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu

kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan

demi hasil ke depan yang lebih baik untuk di masa yang akan

datang. Sebelum dan sesudanya atas perhatian dan bantuan

dari berbagai pihak maka penulis sampaikan terima kasih dan

semoga Allah SWT. membalas kebaikan dari berbagai pihak.

Aaamiiin.

Page 159: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Imron, Pendidikan Keluarga Bagi Anak,Cirebon:

Lektur, 2003.

Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an,Jakarta:

Amzah, 2007.

Abror, Akmal Janan, Pola Asuh Orang Tua Karier dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Keluarga Sunaryadi, Komplek TNI AU

Blok K no 12 Lanud AdisutjiptoYogyakarta), Skripsi,

Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009.

Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 1991.

Al Munawwar, Said Agil Husin, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam

sistem pendidikan islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Ali, Muhammad Daud, Pendidika Agama Islam, Jakarta: Rajawali

Pers, 2008.

Amin, Samsul Munir, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami,

Jakarta: Amzah, 2007.

Amini,Ibrahim Agar tidak Salah Mendidik Anak, Jakarta: Al Huda,

2006.

Amini, Ibrahim, Anakmu AmanatNya terj. Anis Maulachela, Jakarta: Al-Huda, 2006.

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

Asriyati, Wanita Karier dalam Pandangan Islam, Jurnal Al-Maiyyah,

Volume 07 No. 2 Juli-Desember 2014.

Page 160: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Athibi, Ukasyah, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Jakarta: Gema

Insani Press, 1998. Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar BahasaIndonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka,2005.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Putra

Grafika, 2007.

Chalil Moenawar, Nilai Wanita cet. VII Semarang: Ramadhani, 1985.

Daradjat, Zakiah, Kebahagian Rumah Tangga, Jakarta: Kansius, 1995.

Darajat, Zakiah, Islam dan Peran Wanita, (Jakarta: Bilan Bintang,

1983.

Darwis, Amri, Metode Penelitian Pendidikan Islam: Pengembangan

Ilmu Berparadigma Islami, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2014.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia

PustakaUtama, Jakarta, cet. I, edisi 4, 2008.

Fakultas ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Walisongo

Semarang,Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang: Fakultas

ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Walisongo Semarang,2015.

Falah, Saiful, ParentsPower Membangun Karakter Anak Melalui

pendidikan Keluarga, Jakarta: Republika, 2014.

Gade, Fithriani, Ibu Sebagai Madrasah Dalam pendidikan Anak,

Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XIII , No. 1, Agustus 2012.

Gazalba, Sistematika Filsafat I, Jakarta:Bulan Bintang, 1985.

Page 161: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Ghony, M. Djunaidi, Fauzan Al-Mansur, Metodologi Penelitian

Kualitatif, Cet.Ke- 1 Yogyakarta: AR-Ruzz Media , 2013. Gunarsa, Singgih D. Psikolog Praktis Anak, Remaja dan

Keluarga.Jakarta. PT. BPKGunung Mulia.1995.

Hadi, Amirul, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet.ke-

10, Bandung:CV Pustaka Setia, 2005.

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: UMM Press, 2004.

Hanifah, Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini di Keluarga Karier,

Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012.

Hanifah, Pendidikan Akhlak pada Anak Usia Dini di Keluarga Karier,

Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012.

Hardiyanti, Peran Wanita Karier dalam Kehidupan Rumah Tangga

Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa, Skripsi, Makassar: Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin, 2014.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011.

Hasyim, Umar, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, Surabaya: Ilmu

Offset, 1983.

Hatta, Muhammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: Ui-Press, 1986.

Helmawati, Pendidikan Keluarga, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014.

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Husain, Khairiyah, Ibu Ideal, Perananya dalam Mendidik danMembangun Potensi Anak,Surabaya: Risalah Gusti, 2005.

Page 162: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Iksa, Nurlaila, Karir Wanita Dimata Islam Cet. I; t.t: Pustaka Amanah,

1998. Imam Al-Ghazali, Ihya’Ulumuddin III, Kairo: Darul Kutub Al-

Arabiyah, tt.

Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama,Jakarta: Ghalia

Indonesia,2002.

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Jannah, Miftahul, Pengaruh Pola Asuh Wanita Karier Terhadap Prestasi Belajar Agama Anak di Gampong Beurawe Banda

Aceh, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2016.

al-Jauhari, Mahmud Muhammad dan Muhammad Abdul Hakim

Khayyal, Membangun Keluarga Qur‟ani: Panduan Untuk

Wanita Muslimah, Jakarta: Amzah, 2005.

Johansyah, Pendidikan Karakter dalam Islam; Kajian dari Aspek

Metodologis, Volume XI, No. 1, Agustus 2011.

Kholiq,Abdul dkk, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik

dan Kontemporer,Yogyakarta: PustakaPelajar, 1999.

Koentrjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,Jakarta:

Djambatan,2004.

Ma’ruf, Farid, Menuju Keluarga Sejahtera dan Bahagia, Bandung:

Al-Ma’ruf, 1983.

Mahmud,Ali Abdul Halim Pendidikan Ruhani, Jakarta: Gema Insani,

2000.

Mahmud, Ali Abdul Halim, Tarbiyah al-khuluqiyah. Akhlak Mulia, ter. Abdul Hayyie al-Kattani,dkk, Gema Insani: Jakarta, 2004.

Page 163: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Majid, Nurcholis, Masyarakat religius, Jakarta: Paramadina, 1997.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke- 31,

Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014.

Mubaroq, Suci Husniani, Konsep Pendidikan keluarga dalam Al-

Qur’an: Analisis Metode Tafsir Tahlili mengenai keluarga dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 12-19, Jurnal Tarbawi

Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 90.

Mubaroq, Suci Husniani, Konsep Pendidikan keluarga dalam Al-Qur’an: Analisis Metode Tafsir Tahlili mengenai keluarga

dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 12-19, Jurnal Tarbawi

Vol. 1 No. 2 Juni 2012, hlm. 85.

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, Sekolah,

Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009.

Muhammad, Abu Bakar, Membangun Manusia Seutuhnya Menurut

Al-Qur’an, Surabaya: Al-Ikhlas, t.t.

Mujib, Abdul, Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan

Psikologis Cet. I Jakarta: Darul Falah, 1999.

Mujieb, M. Abdul, dkk, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali

Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual

Jakarta: Hikmah Mizan Publika, 2009.

Page 164: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Muri’ah, Siti, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karier,

(Semarang: Rasail Media Group, 2011. Mushoffa, Aziz, Untaian Mutiara buat Keluarga; Bekal bagi

Keluarga dalam Menapaki kehidupan, Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2001.

Musi, Masyarakat Peduli, Pengelolaan Tradisional Gender: Telaah

Keislaman atas Naskah Simboer Tjahaja, Jakarta: Millenium

Publiser, 2000.

Mustafa, 150 Hadis-Hadis Pilihan untuk Pembinaan Akhlak dan

Iman, Surabaya: Al-Ikhlas, 1985.

Mustafa, Ibnu, Keluarga Islam Meyongsong Abad 21, Bandung: Al-

Bayan, 1993.

Nasional, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Cet. Ke- 4 Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2012.

Nasiruddin, Mohammad, Pendidikan Tawawuf, Semarang: RaSAIL,

2010.

Nasution, Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia Jakarta: Djambatan,

1992.

Nawawi, Hadari, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:

Gajah Mada Press, 1995.

Noormindhawati, Lely, Islam Memuliakanmu, Saudariku, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2013.

Nurhayati, Syahrizal, Urgensi dan Peran Ibu Sebagai Madrasah Ula

dalam Pendidikan Anak,Itqan, Vol. VI, No. 2, Juli - Desember

2015.

Prabuningrat, Ray Sitoresmin, Sosok Wanita Muslimah

PandanganSeorang Artis, Yogyakarta: TiaraWacana, 1993.

Page 165: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Al-Qardhâwî, Yûsuf, Fatâwâ Mu`âsharah, Mesir : Dâr al-Wafâ, 1994.

Rahmad, Bimbingan Karir Suatu Kajian Teoritis, Pekanbaru:

Creative, 2013.

Rehani, Keluarga Institusi Pendidikan,Padang:Baitul Hikmah

Press,2001.

RI, Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:

Jumanatul ‘ali-Art J-Art, 2004.

RI, Kementerian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:Mahkota Surabaya, 1999.

Sabri, HM. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Sabri, HM. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Safa, Mutiara, Peran Ibu dalam Membentuk Kepribadian Anak

(Analisis Pemikiran Zakiah Darajat), Skripsi, Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Raden Intan, 2017.

Salim, Moh Haitama, Pendidikan Agama dalam Keluarga,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Salim, Peter dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer,Jakarta:English Press,1991.

Samiatun, 10 kunci Sukses perempuan Mandiri, Surabaya:LiteraMedia Center, 2008.

Page 166: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, Metode Penelitian: Pendekatan

Praktis dalam Penelitian, Cet. ke-19, Yogyakarta : Andi Offset, 2010.

Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta: Kencana, 2013.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’ān cet. XXXI, Jakarta:

Mizan Pustaka, 2007.

________________, Perempuan, Tanggerang: Lentera Hati, 2013.

________________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian

al-Qur’an, Jakarta:Lentera Hati, 2002.

Sugiyono, Memehami Penelitian Kulaitatif, Bandung: Alfabeta, 2014.

________, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta, 2016.

Syadzali, Ahmad, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoove, 1993.

Syafri, Ulil Amri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Jakarta:

Rajawali Pers, 2014.

Syahid, Imam Muhamad, Peran Ibu Sebagai Pendidik Anak Dalam Keluarga Menurut Syekh Sofiudin Bin Fadli Zain, Skripsi,

Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Walisongo, 2015.

Syaltout, Syaikh Mahmoud, Islam Sebagai Aqidah dan Syari’ah (2),

Jakarta: Bulan Bintang, 1985.

Syathi’,Aisyah Abdurrahman binti, Muhammmad. Penerj, PutriPutri

Rasulullah: EdisiIndonesia, Jakarta: Rihlal Press, 2004.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam,Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2001.

Page 167: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Taubah, Mufatihatut, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif

Islam,Jurnal Pendidikan AgamaIslamVolume 03, Nomor 01, Mei 2015.

Taubah, Mufatihatut, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam.

Untung, Moh. Slamet, MenelusuriMetode Pendidikan ala Rrasulallah,

Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2009.

UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab I pasal 1,

ayat 2. Indonesia Legal center Publishing, Jakarta.

Wahidayati, Rienna, Wanita Muslimah dan Tanggung Jawabnya

dalam Pedidikan Keluarga,Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid",

Vol. 1, No. 1, Januari 2012.

Yanggo, Huzaema T., Fiqih Perempuan Kontetenporer,Yogyakarta:

Almawardi Prima,2001.

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Surabaya: Usaha

Nasional,1981.

Page 168: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 169: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PRANGKAT DESA

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka, Tarub, Tegal)

Topik :

Responden :

Hari/ Tanggal :

Tempat :

1. Deskripsi Desa Mindaka Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal

1. Berapaluaswilayah Desa Mindaka ?

2. Apa batas-batas wilayah Desa Mindaka ?

3. Berapa jumlah penduduk Desa Mindaka Kecamatan Tarub

Kabupaten Tegal?

4. Berapa jumlah keluarga dengan ibu yang menjadi wanita karier

Desa Mindaka ?

2. Kondisi Masyarakat

1. Bagaimana kualifikasi/ tingkat pendidikan ibu-ibu di Desa

Mindaka?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan ibu-ibu di Desa Mindaka

selainkegiatan rumah tangga?

3. Menurut ibu/bapak, bagaimana melihat wanita karier dalam

mendidik anaknya terutama dalam pendidikan akhlak?

Page 170: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN IBU KARIER

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka, Tarub, Tegal)

Topik :

Responden :

Hari/ Tanggal :

Tempat :

1. Apa pekerjaan Ibu?

2. Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari bekerja?

3. Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak pada anak?

4. Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak?

5. Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika anak masih

dalam kandungan?

6. Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika masa

kelahiran?

7. Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika ananda masih

anak-anak?

8. Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika anak mulai

memasuki masa remaja?

9. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik akhlak?

10. Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi orang tua?

11. Apa saja faktor dari luar yang menghambat pendidikan akhlak pada

anak?

12. Apa saja faktor dari luar yang mendukung pendidikan akhlak pada

anak?

13. Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting dalam

pendidikan akhlak dalam keluarga?

14. Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam mendidik

akhlak pada anak anak terkait dengan ibu yang bekerja diluar

rumah?

15. Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu alami dalam

mendidik akhlak anak?

16. Apa saja faktor eksternal yang menjadi kendala dalam mendidik

akhlak pada anak terkait dengan ibu yang bekerja diluar rumah?

Page 171: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

17. Bagaimana cara mengatasi kendala eksternal yang ibu alami dalam

mendidik akhlak anak?

18. Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung keberhasilan

pendidikan akhlak anak?

19. Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak?

Page 172: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU

KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka, Tarub, Tegal)

Topik :

Responden :

Hari/ Tanggal :

Tempat :

1. Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman?

2. Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam?

3. Apakah ibu mengajarkan tentang shalat?

4. Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa?

5. Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-Qur’an?

6. Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa?

7. Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun?

8. Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari?

9. Apakah ibu menyiapkan sarapan?

10. Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke sekolah?

11. Apakah ibu membantu mengerjakan PR?

12. Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah?

13. Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan saling

menghormati terutama kepada yang lebih tua?

14. Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi?

15. Apakah ibu sering memberikan nasihat?

16. Apakah ibu mengajarkan untuk menabung?

17. Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan perbuatan kurang

baik?

18. Apakah ibu sering memberikan motivasi?

19. Kendala apa saja yang dialami ibu dalam menjalankan peran

ganda?

Page 173: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ANAK DARI IBU

KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka, Tarub, Tegal)

Topik :

Responden :

Hari/ Tanggal :

Tempat :

1. Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman?

2. Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam?

3. Apakah ibu mengajarkan tentang shalat?

4. Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa?

5. Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-Qur’an?

6. Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa?

7. Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun?

8. Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari?

9. Apakah ibu menyiapkan sarapan?

10. Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke sekolah?

11. Apakah ibu membantu mengerjakan PR?

12. Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah?

13. Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan saling

menghormati terutama kepada yang lebih tua?

14. Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi?

15. Apakah ibu sering memberikan nasihat?

16. Apakah ibu mengajarkan untuk menabung?

17. Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan perbuatan kurang

baik?

18. Apakah ibu sering memberikan motivasi?

19. Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk bekerja?

Page 174: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 5

PEDOMAN OBSERVASI

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal)

Topik :

Hari/ Tanggal :

Obyek :

Tempat :

1. Mengamati situasi dan kondisi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal.

2. Mengamati kondisi keluarga dengan ibu seorang wanita karier di

Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

3. Mengamati peran wanita karier sebagai madrasah pertama dalam

pendidikan akhlak di keluarga Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal.

4. Mengamati kendala-kendala yang dihadapi wanita karier dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik akhlak dalam keluarga

Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Page 175: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 6

PEDOMAN DOKUMENTASI

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal)

1. Profil Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

2. Visi, Misi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

3. Struktur organisasi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten

Tegal.

Page 176: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 7

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA DENGAN PERANGKAT 1 DESA TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-01 5 Topik : Profil Desa Mindaka 6 Responden : Bapak Makmuri 7 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 8 Tempat : Kantor Kepala Desa Mindaka 9

Peneliti (P) : Berapa luas wilayah Desa Mindaka? 10 Responden (R) : Luas Desa Mindaka adalah 118,172 hektar. 11 (P) : Apa batas-batas wilayah Desa Mindaka? 12 (R) : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedung 13 bungkus, sebelah sebelah timur berbatasan dengan 14 Desa Bulakwaru, sebelah selatan berbatasan dengan 15 Desa Brekat, Sebalah barat berbatasan dengan Desa 16 Tarub. 17 (P) : Berapa jumlah penduduk Desa Mindaka Kecamatan 18 Tarub Kabupaten Tegal? 19 (R) : Jumlah penduduk Desa Mindaka pada tahun 2018 20 akhir adalah 4448 jiwa. 21 (P) : Berapa jumlah keluarga dengan ibu yang menjadi 22 wanita karier Desa Mindaka? 23 (R) : kebanyakan ibu yang bekerja di Desa Mindaka 24

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 94 25 orang. 26

(P) : Bagaimana kualifikasi/ tingkat pendidikan ibu-ibu 27 di Desa Mindaka? 28

(R) : Rata-rata tingkat pendidikan wanita di Mindaka 29 yang sekarang berumur 50 keatas adalah lulusan SD, 30 rata-rata tingkat pendidikan wanita yang berumur 40 31 tahun adalah SLTP, rata-rata tingkat pendidikan 32 wanita di Mindaka yang sekarang berumur 40 33 kebawah adalah SLTA. 34

Page 177: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Kegiatan apa saja yang dilakukan ibu-ibu di Desa 35 Mindaka selain kegiatan rumah tangga? 36

(R) : Ada banyak kegiatan yang dilakukan ibu-ibu di 37 Desa Mindaka selain kegiatan rumah tangga dan 38 pekerjaan diantaranya PKK tingkat desa dan tingkat 39 RT (di Desa Mindaka ada 17 RT yang aktif pada 40 kegiatan PKK). Pada bidang keagamaan ibu-ibu 41 aktif di kegiatan jamiyahan yang dinaungi oleh 42 Fatayat NU, juga kegiatan pengajian seninan yang 43 dilaksanakan setiap malam senin setelah isya secara 44 di rumah ibu-ibu bergilir. Selain itu juga ada 45 organsasi kelompok wanita tani yang dinaungi oleh 46 Desa. Ada juga kelompok wirausaha desa (KWD) 47 yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa untuk 48 ibu-ibu, kelompok ini dengan dimentori oleh orang 49 yang ahli dalam bidangnya memberikan pelatihan 50 seperti tata boga dan kecantikan. 51

(P) : Menurut bapak sebagai perangkat Desa, bagaimana 52 melihat wanita karier dalam mendidik anaknya 53 terutama dalam pendidikan akhlak? 54

(R) : Saya melihat ibu-ibu karier di Mindaka ini 80% 55 aktif mengarahkan anak-anaknya ke arah agama, 56 dalam artian ibu-ibu disini punya kesadaran betapa 57 pentingnya pendidikan akhlak bagi anak-anak, 58 terutama oleh ibu yang menjadi madrasah pertama 59 sebelum anak mengenal dunia luar dan sebelum 60 memasuki pendidikan formal. Setelah masuk pada 61 fase sekolah pun selain mendaftarkan pada 62 pendidikan formal, ibu juga mendaftakan anaknya 63 pada pendidikan nonformal seperti TPQ ( ), MDA 64 (Madrasah Diniyah Awaliyah), MDW (Madrasah 65 Diniyah Wustho). Saat memasuki masa remaja, ibu 66 mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan 67 organisasi seperti IPNU dan IPPNU, serta kegiatan 68 remaja masjid (IRMAS). 69

Page 178: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Tegal, Senin 17 Desember 2018

Responden Observer

Makmuri Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 179: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 8

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-02 5 Topik :Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak 7 Responden : Indra Sari Dewi 8 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh KB Dinas DP3A 12

dan P2KB 13 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 14

bekerja 15 (R) : Pada hari senin sampai kamis saya berangkat pukul 16

07:15 dan pulang pukul 16:15. Pada hari jumat saya 17 berangkat pukul 07:00 dan pulang pukul 11:00. Pada 18 hari sabtu dan minggu saya libur. 19

(P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 20 pada anak? 21

(R) : Menyekolahkan anak di sekolah agama seperti SMP 22 Islam Terpadu. 23

(P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 24 (R) : Saya memulai pendidikan akhlak sejak dalam 25

kandungan. 26 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 27

anak masih dalam kandungan? 28 (R) : Yang saya lakukan dalam rangka mendidik anak 29

sejak dalam kandungan adalah rutin membaca Al-30 Qur’an setiap habis maghrib 31

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 32 masa kelahiran? 33

(R) : Sering memutar murotal Al-Qur’an ketika anak 34 tidur. 35

Page 180: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 36 ananda masih anak-anak? 37

(R) : Ketika masa anak-anak, saya memberi contoh 38 ibadah seperti sholat, mengaji. Saya juga mengajarkan 39 doa-doa keseharian. Selain itu anak saya disekolahkan 40 di SD Islam terpadu, agar mendapatkan ilmu agama 41 yang lebih. 42

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 43 anak mulai memasuki masa remaja? 44

(R) : Lebih menegaskan lagi dalam hal ibadah terutama 45 sholat, mengawasi dalam hal pergaulan. 46

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 47 akhlak? 48

(R) : Lebih banyak menggunakan metode memberikan 49 contoh secara langsung, menasihati, melarang 50 berbicara tidak sopan. 51

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 52 orang tua? 53

(R) : Menegur, kemudian menasehati memberi pengertian 54 mana yang benar dan kurang benar. 55

(P) : Apakah Ibu tidak memarahinya? 56 (R) : Tidak, saya menggunakan cara halus dalam menegur 57

anak. 58 (P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 59

pendidikan akhlak pada anak? 60 (R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 61

adalah pengaruh media sosial yang kian bebas diakses 62 oleh segala usia, Hp, TV, budaya luar seperti korea 63 yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia. 64

(P) : Bagaimana cara ibu mengatasinya? 65 (R) : Untuk mengatasinya dalam mengakses informasi 66

dari luar maka saya memberikan batasan dalam 67 menggunakan hp, dan mendampingi ketika menonton 68 tv. 69

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 70 pendidikan akhlak pada anak? 71

(R) : Lingkungan sekolah, di SMP IT lebih banyak 72 agamanya daripada SMP yang biasa. 73

Page 181: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah kebiasaan di sekolah diterapkan di rumah? 74 (R) : Iya, kebiasaan-kebiasan yang diajarkan di sekolah 75

sedikit-sedikit mulai diterapkan di rumah. 76 (P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 77

dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 78 (R) : Rukun Iman, rukun Islam. 79 (P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 80

mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 81 bekerja diluar rumah? 82

(R) : Waktu yang saya miliki terbatas, anak juga baru 83 pulang dari sekolah jam 4 sore. 84

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 85 alami dalam mendidik akhlak anak? 86

(R) : Dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. 87 (P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 88

keberhasilan pendidikan akhlak anak? 89 (R) : Setiap ada waktu bersama dengan anak, saya selalu 90

mengarahkan untuk menjalankan perintah agama, 91 seperti sholat,mengaji dan puasa. 92

(P) : Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 93 madrasah pertama dalam pendidikan? 94

(R) : Sangat penting, karena ibu adalah guru pertama 95 sejak anak berada dalam kandungan. Sampai anak 96 lahir, berlajar segalanya mulai dari berbicara dan 97 selama perkembangannya anak selalu bersama ibu. 98

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 99 (R) : Harapan saya anak memiliki dasar agama yang kuat, 100

iman yang kuat sebagai belak dunia dan akhirat. 101 Tegal, Senin 17 Desember 2018

Responden Observer

Indra Sari D Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 182: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 9

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-03 5 Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak 7 Responden : Ibu Nahdirotun 8 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pedagang 12 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 13

bekerja 14 (R) : Saya bekerja setiap hari pada pukul 06:00 sampai 15

dengan 12:00. 16 (P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 17

pada anak? 18 (R) : Memberi nasihat, mengarahkan untuk sholat, 19

membimbing membaca Al-Qur’an. 20 (P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 21 (R) : Saya memulai pendidikan akhlak sejak anak berada 22

dalam kandungan. 23 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 24

anak masih dalam kandungan? 25 (R) : Banyak membaca Al Qur’an, membaca sholawat, 26

menghindari marah, menghindari dari perbuatan 27 maksiat dhohir. 28

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 29 masa kelahiran? 30

(R) : Pada masa kelahiran yang pertama dilakukan adalah 31 di adzani, memberi nama yang baik seperti izzudin, 32 zubair dan bastomi, dibacakan sholawat ketika 33 menimang-nimang. 34

Page 183: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 35 ananda masih anak-anak? 36

(R) : Diajari sholat, mengajari sopan santun terhadap 37 orang tua, mengajari mengaji. 38

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 39 anak mulai memasuki masa remaja? 40

(R) : Membatasi pergaulan agar tidak terjerumus dalam 41 pergaulan bebas, mengarahkan untuk sholat berjamah. 42

(P) : membatasi 43 (P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 44

akhlak? 45 (R) : Metode yang saya gunakan dalam mendidik anak 46

adalah dengan dengan memberi teladan dalam berbuat 47 baik. 48

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 49 orang tua? 50

(R) : Yang saya lakulan menegur, berdoa kepada Allah 51 agar menjadi anak yang patuh dan ber-akhlakul 52 karimah. 53

(P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 54 pendidikan akhlak pada anak? 55

(R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 56 adalah hp, medsos dan play stasion. 57

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 58 pendidikan akhlak pada anak? 59

(R) : Anak-anak saya mengikuti perkumpulan positif 60 seperti jamiyah, pengajian, serta organisasi IPNU. 61

(P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 62 dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 63

(R) : Menurut saya yang paling penting dalam pendidikan 64 akhlak dalam keluarga adalah menceritakan hikayah 65 orang-orang sholeh agar dijadikan teladan. 66

(P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 67 mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 68 bekerja diluar rumah? 69

(R) : Kurangnya waktu untuk bersama anak, kurang 70 memperhatikan anak, jika sedang di rumah juga 71 tekadang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. 72

Page 184: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 73 alami dalam mendidik akhlak anak? 74

(R) : Dengan memberikan tugas positif untuk mengisi 75 kegiatan anak ketika orang tua sedang dalam 76 kesibukan. 77

(P) : Apa saja faktor eksternal yang menjadi kendala 78 dalam mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu 79 yang bekerja diluar rumah? 80

(R) : Karena kurangnya pengawasan dari saya, maka saya 81 mengalami kesulitan mengontrol pergaulan dengan 82 perkumpulan yang negatif, seperti bermain atau 83 berkumpul dengan teman yang akhlaknya kurang 84 baik. 85

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 86 alami dalam mendidik akhlak anak? 87

(R) : Selalu mewanti-wanti agar tidak sembarang bergaul, 88 membatasi waktu bermain, kalau sore maksimal 89 sebelum maghrib sudah pulang, jika malam jam 10 90 sudah dirumah. 91

(P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 92 keberhasilan pendidikan akhlak anak? 93

(R) : Mengingatkan untuk membaca Al-Qur’an, gemar 94 mengikuti pengajian. 95

(P) : Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 96 madrasah pertama dalam pendidikan? 97

(R) : Sangat penting, karena ibu dengan anak memiliki 98 kontak batin yang kuat. 99

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 100 (R) : Anak menjadi pribadi yang sholeh dan berguna bagi 101

nusa bangsa agama. 102 Tegal, Rabu 19 Desember 2018

Responden Observer

Nahdirotun Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 185: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 10

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-04 5 Topik :Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

penididkan akhlak 7 Responden : Ibu Maskani 8 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pedagang dan guru madrasah 12 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 13

bekerja 14 (R) : Saya berangkat bekerja pukul 06:00 dan pulang pada 15

pukul 13:00. Setelah itu saya istirahat sebentar lalu 16 mengerjakan pekerjaan rumah seperti beres-beres, 17 menyiapkan makan untuk anak. Pada pukul 14:00 18 saya melanjutkan kegiatan mengajar madrasah diniyah 19 awaliyah (MDA) sampai dengan pukul 16:00. 20

(P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 21 pada anak? 22

(R) : Mengajari agar bersikap sopan kepada orang lain 23 terutama yang lebih tua, memberi contoh untuk 24 berakhlak mulia, sering menasehati dan mengarahkan 25 kepada hal yang positif. 26

(P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 27 (R) : Sejak dalam kandungan. 28 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 29

anak masih dalam kandungan? 30 (R) : Sering mengajak berbicara anak didalam perut, 31

memperbanyak ibadah kepada Allah serta menjauhi 32 dosa. 33

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 34 masa kelahiran? 35

Page 186: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Memberi nama dengan nama yang baik karena nama 36 adalah sebuah doa dan harapan orang tua terhadap 37 anak, menjalankan akikah sesuai ketentuan dan 38 hukum islam, memberi anak ASI eksklusif sampai 39 anak berusia 2 tahun. 40

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 41 ananda masih anak-anak? 42

(R) : Ketika masa anak-anak, saya lebih ke memberikan 43 contoh, seperti mencontohkan untuk sholat berjamaah 44 di masjid, berbicara sopan kepada orang tua, orang 45 lain yang lebih tua, serta melatih anak untuk terbiasa 46 pada hal-hal baik dan kegiatan positif. 47

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 48 anak mulai memasuki masa remaja? 49

(R) : Anak saya yang pertama masih belum memasuki 50 masa remaja, namun menurut pendapat saya, ketika 51 anak mulai memasuki masa remaja, pendidikan akhlak 52 alangkah baiknya lebih ditekankan karena pada masa 53 remaja mereka memasuki masa peralihan antara anak-54 anak ke dewasa, sehingga untuk membentuk watak 55 yang baik saat dewasa nanti masa remaja sangatlah 56 penting, anak jangan terlalu dikekang terutama dalam 57 pergaulan namun tetap diberikan pengertian agar 58 mengerti batasan-batasan mana yang baik dan mana 59 yang kurang baik, anak juga bisa dilatih untuk mulai 60 diberikan tanggung jawab misal mengatur keuangan 61 sendiri, mencuci baju sendiri dan lain-lain. 62

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 63 akhlak? 64

(R) : Metode yang saya gunakan dalam mendidik anak 65 lebih banyak menggunakan metode memberikan 66 contoh secara langsung. 67

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 68 orang tua? 69

(R) : Mengingatkan, apabila telah dingatkan masih belum 70 berubah maka saya memberikan hukuman berupa 71 hukuman non fisik seperti dilarang menonton tv 72

Page 187: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

kecuali jika anak mau menurut, biasanya setelah 73 digertak seperti itu maka anak mau menurut. 74

(P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 75 pendidikan akhlak pada anak? 76

(R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 77 adalah media sosial yang sangat bebas diakses oleh 78 siapa saja. 79

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 80 pendidikan akhlak pada anak? 81

(R) : Lingkungan sekolah seperti sekolah formal juga 82 sekolah nonformal seperti TPQ, dan MDA. 83

(P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 84 dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 85

(R) : Yang paling utama adalah anak dapat menyerap 86 materi pendidikan akhlak yang telah disampaikan oleh 87 ibu, dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan 88 sehari-hari dan bisa berkesinambungan hingga anak 89 dewasa. 90

(P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 91 mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 92 bekerja diluar rumah? 93

(R) : Kendala yang saya alami adalah waktu bersama anak 94 yang sangat terbatas, saya bekerja dari pagi sampai 95 siang lalu mengajar sampai sore, saat pulang bekerja 96 juga sudah ada pekerjaan rumah yang menanti. Setiap 97 hari saya sibuk dan kalaupun sudah sampai rumah 98 saya kecapekan. 99

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 100 alami dalam mendidik akhlak anak? 101

(R) : Dengan meluangkan waktu bersama anak walaupun 102 terbatas, menanyakan apa yang tadi diajarkan guru di 103 sekolah atau tentang kegiatan anak selama ibu tidak di 104 rumah, Saya juga mengundang guru les ke rumah 105 untuk membantu belajar anak, karena keterbatasan 106 waktu saya tidak bisa mengajari anak. Sesekali diajak 107 wisata bersama agar anak senang dan tetap merasa 108 dekat dengan orang tua. 109

Page 188: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 110 keberhasilan pendidikan akhlak anak? 111

(R) : Saat saya di rumah, saya memperhatikan anak 112 walaupun hanya dengan pertanyaan sederhana, saya 113 juga menemani anak ketika akan tidur sambil 114 mengulang-ulang doa-doa keseharian dan hafalan 115 surat pendek yang anak pelajari di sekolah. 116

(P) :Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 117 madrasah pertama dalam pendidikan? 118

(R) : Sangat penting, karena ibu adalah orang pertama 119 yang dikenal anak, sebelum mengenal orang lain 120 bahkan lingkungan luar, pendidikan dari seorang ibu 121 menjadi bekal anak agar siap dalam lingkungan yang 122 lebih luas dari keluarga. 123

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 124 (R) : Harapan saya sebagai wanita karier terhadap anak 125

yaitu, dengan keterbatasan waktu yang saya miliki 126 anak bisa berkembang dengan baik, terutama dalam 127 pendidikan akhlak karena akhlak adalah watak yang 128 akan tertanam sampai dewasa. 129

Tegal, Selasa 18 Desember 2018

Responden Observer

Siti Maskani Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 189: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 11

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-05 5 Topik :Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

penididkan akhlak 7 Responden : ibu Sri Mulyati 8 Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Mustopa dan ibu Sri 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Guru bahasa Indonesia di SMP 01 Tarub 12 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 13

bekerja 14 (R) : Saya bekerja pada hari senin sampai dengan sabtu 15

berangkat pada jam 06:30 dan pulang pada pukul 16 14:00. Pada hari minggu saya libur. 17

(P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 18 pada anak? 19

(R) : Memberikan nasihat kepada anak, membiasakan 20 berkata jujur, mengingatkan untuk berbuat baik, 21 memberikan teladan kepada anak. 22

(P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 23 (R) : Sejak anak berada dalam kandungan. 24 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 25

anak masih dalam kandungan? 26 (R) : Memperbanyak sholat-sholat sunah, memperbanyak 27

membaca Al-Qur’an, sering mendengarkan murotal 28 Qur’an. 29

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 30 masa kelahiran? 31

(R) : Sering dibacakan sholawat Nabi sebelum tidur 32 sambil ditimang-timang. 33

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 34 ananda masih anak-anak? 35

Page 190: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Ketika masa anak-anak, saya memberi contoh 36 secara langsung seperti makan menggunakan tangan 37 kanan, mematikan tv ketika adzan berkumandang, 38 berbicara sopan dan tidak berbohong. 39

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 40 anak mulai memasuki masa remaja? 41

(R) : Menegaskan dalam hal ibadah karena anak sudah 42 memasuki masa baligh, mengajak anak untuk sholat 43 berjamaah di masjid pada waktu maghrib. 44

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 45 akhlak? 46

(R) : Nasihat dan dengan teladan, bagi saya teladan yang 47 baik adalah cara yang paling ampuh dalam mendidik. 48

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 49 orang tua? 50

(R) : Yang saya lakulan ketika anak tidak mematuhi orang 51 tua adalah dengan menasihati secara tegas, 52 memberikan pandangan mana yang baik dan tidak, 53 kalau masih seperti itu saya kadang memarahi namun 54 tidak sampai memukul secara fisik. 55

(P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 56 pendidikan akhlak pada anak? 57

(R) : Internet di hp yang bebas diakses bersama teman-58 temannya, kalau dirumah saya memberikan kontrol 59 ketika bermain hp tidak diberikan kuota tetapi hanya 60 untuk permainan saja, itupun dijatah satu hari satu jam 61 walaupun anak suka molor kalau bermain hp ya 62 maksimal 1,5 jam per hari, tidak lebih. 63

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 64 pendidikan akhlak pada anak? 65

(R) : Faktor dari luar yang mendukung pendidikan akhlak 66 adalah lingkungan sekolah yang seperti Madrasah 67 Diniyah yang didalamnya mengajarkan tentang 68 pendidikan agama, seperti akhlak, fikih, akidah. 69

(P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 70 dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 71

(R) : Menurut saya yang paling penting dalam pendidikan 72 akhlak dalam keluarga adalah sopan santun, 73

Page 191: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

menghormati pada yang lebih tua, dan menghargai 74 yang lebih muda umurnya. 75

(P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 76 mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 77 bekerja diluar rumah? 78

(R) : Kendala yang saya alami adalah tidak bisa maksimal 79 menemani dan mengawasi pendidikan anak setiap saat 80 karena saya yang bekerja setiap hari, selain itu sebagai 81 gantinya anak saya titipkan kepada pembantu. 82

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 83 alami dalam mendidik akhlak anak? 84

(R) : Cara mengatasi kendala internal yang saya alami 85 adalah dengan tetap mengawasi dan memantau anak, 86 walaupun anak di titipkan pada pembantu, tetapi 87 secara tidak langsung saya tetap mengawasinya. 88

(P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 89 keberhasilan pendidikan akhlak anak? 90

(R) : Apabila sedang longgar, saya usahakan untuk 91 menemani anak. 92

(P) : Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 93 madrasah pertama dalam pendidikan? 94

(R) : Sangat penting, oleh karena itu ibu hendaknya 95 semaksimal mungkin untuk membentuk karakter anak 96 sejak dini, segala persiapan untuk masa depan anak 97 dimulai dari dalam keluarga. 98

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 99 (R) : Menjadi anak yang soleh dan solehah, dengan cara 100

mendidik mereka, dan berdoa kepada Allah. Apabila 101 seperti itu maka anak akan baik akhlak, dan baik pula 102 segalanya. 103

Tegal, Rabu 19 Desember 2018

Responden Observer

Sri mulyani Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 192: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 12

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG 2

PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM 3 PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 4

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 5

Kode: THW-06 6 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 7

pendidikan akhlak di keluarga 8 Responden : Bapak Singgih 9 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 10 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 11

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 12 Responden(R) : Iya. 13 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 14 (R) : Iya. 15 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 16 (R) : Iya 17 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 18 (R) : Iya 19 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-20

Qur’an? 21 (R) : Iya 22 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 23 (R) : Iya 24 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 25 (R) : Iya 26 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 27 (R) : Iya 28 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 29 (R) : Iya 30 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 31

sekolah? 32 (R) : Tidak 33 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 34 (R) : Iya 35

Page 193: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 36 (R) : Iya 37 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 38

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 39 (R) : Iya 40 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 41 (R) : Iya 42 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 43 (R) : Iya 44 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 45 (R) : Iya 46 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 47

perbuatan kurang baik? 48 (R) : Iya 49 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 50 (R) : Iya 51 (P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 52

menjalankan peran ganda? 53 (R) : Tenaga, waktu. 54 (P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 55

madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di 56 keluarga? 57

(R) : Sangat penting 58

Tegal, Rabu 19 Desember 2018

Responden Observer

Singgih Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 194: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 13

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-07 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Fauzan 8 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 10

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Iman sejak umur 4 12

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 13 mengandung unsur pendidikan islam. 14

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan rukun iman sejak umur 4 16

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 17 mengandung unsure pendidikan islam 18

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 19 (R) : Iya, sejak umur 5 tahun sudah diajarkan bacaan-20

bacaan sholat, dan sejak umur 7 tahun setelah khitan 21 di ajari untuk sholat lima waktu. 22

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 23 (R) : Iya, sejak umur 6 tahun atau kelas 1 SD dilatih untuk 24

berpuasa walaupun setengah hari,setahun kemudian 25 disuruh berpuasa sehari penuh. 26

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-27 Qur’an? 28

(R) : Iya, sejak anak umur 4 tahun diajarkan untuk 29 membaca Al-Qur’an, selain itu juga anak bersekolah 30 di PAUD Nu sehingga di sekolah pun diajari bacaan 31 huruf hijaiyyah. 32

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 33 (R) : Iya, sejak umur 4 tahun sudah diajarkan doa-doa 34

keseharian, setiap mau makan, mau tidur, mau 35

Page 195: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

berangkat sekolah menggunakan sepeda diingatkan 36 untuk membaca doa. 37

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 38 (R) : Iya, ibu mengajari sopan santun, seperti salam 39

sebelum masuk rumah. 40 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 41 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur dipagi hari pada pukul 42

05:00 43 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 44 (R) : Iya ibu menyiapkan sarapan pagi-pagi sekali, untuk 45

sarapan anak sebelum sekolah 46 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 47

sekolah? 48 (R) : Tidak, anak berangkat dan pulang sendiri 49

menggunakan sepeda 50 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 51 (R) : Iya, kadang-kadang 52 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 53 (R) : Iya, ibu memerintahkan sholat berjamaah. Biasanya 54

anak-anak disini suka adzan sama puji-pujian di 55 mushola ketika waktu duhur dan asar. Kalau maghrib 56 anak juga berjamaah tapi tidak adzan karena biasanya 57 orang dewasa yang adzan. 58

(P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 59 saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 60

(R) : Iya, dengan cara mengajari anak berbahasa kromo 61 terutama kepada yang lebih tua 62

(P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 63 (R) : Iya, ibu mengajari untuk bershodaqoh, seperti 64

menaruh uang di kotak amal setiap malam jumat di 65 mushola. 66

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 67 (R) : Iya, misal anak tidur terlalu malam. 68 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 69 (R) : Iya, anak diajarkan rutin menabung di sekolah. 70 (P) : Apakah ibu melarang jika anak melakukan 71

perbuatan kurang baik? 72

Page 196: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : iya melarang, kalau sudah keterlaluan kadang-73 kadang di marahi. 74

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 75 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi berupa hadiah agar 76

anak lebih semangat lagi dalam melakukan sesuatu. 77 (P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 78

menjalankan peran ganda? 79 (R) : Sibuk dengan bekerja yang terkadang mempengaruhi 80

emosi ibu, dan itu berpengaruh kepada pendidikan 81 kepada anak. 82

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 83 madrsah pertama dalam mendidik akhlak di keluarga? 84

(R) : Sangat penting karena ada dan tidak adanya campur 85 tangan ibu dalam mendidik akhlak sangat menunjang 86 pembentukan karakter anak, ibu yang bersama anak 87 sejak dalam kandungan sampai anak itu lahir, 88 biasanya anak lebih meniru perwatakan ibu, oleh 89 Karena itu peran ibu dalam pendidikan akhlak 90 sangatlah penting. 91

Tegal, Kamis 20 Desember 2018

Responden Observer

Fauzan Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 197: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 14

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-08 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Hasan Bisri 8 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Iman 12 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 13 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Islam 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan tentang sholat 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak puasa sejak SD kelas 1 18

dilatih berpuasa setangah hari, pada kelas 3 mulai 19 berpuasa sehari penuh. 20

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21 Qur’an? 22

(R) : Ibu mengajari huruf hijaiyah sejak anak umur 4 23 tahun, kemudian dilanjut di sekolah PAUD NU pada 24 pagi hari dan TPQ di sore hari. 25

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 26 (R) : Iya, ibu mengajari doa-doa pendek. 27 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 28 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berbahasa kromo kepada 29

yang lebih tua. 30 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 31 (R) : Iya membangunkan 32 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 33 (R) : Tidak, sarapan beli di tempat adiknya ibu. 34

Page 198: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 35 sekolah? 36

(R) : Tidak, karena ibu sudah berangkat bekerja 37 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Saya mengundang guru privat di rumah, jadi belajar 39

bersama guru les, paling ibu cuma mengingatkan 40 suruh belajar, atau menanyai apakah ada PR. 41

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 42 (R) : Iya, memerintahkan, terkadang anak tidak mau, ya 43

tidak apa-apa asalkan kalau maghrib tv nya dimatikan. 44 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 45

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 46 (R) : Iya, anak juga sopan sama orang lain. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya, ibu mengajarkan agar berbagi sama teman-49

teman kalau punya apa-apa. 50 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 51 (R) : Iya, ibu memberi nasihat misalnya kalau berangkat 52

sekolah hati-hati naik sepedanya tengok kanan kiri 53 sebelum menyeberang jalan. 54

(P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 55 (R) : Iya, anak diajakran menabung di sekolah. Kalau 56

dirumah juga misal diberi uang sama saudara atau 57 dikasih uang jajan lebih disuruh menisahkan untuk di 58 tabung. 59

(P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 60 perbuatan kurang baik? 61

(R) : Iya, ibu akan menasehati 62 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 63 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi ketika anak merasa 64

kurang percaya diri, karena anak saya itu pemalu, 65 apalgi jika bertemu dengan orang baru. 66

(P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 67 menjalankan peran ganda? 68

(R) : Waktu yang terbatas bersama anak sehingga kurang 69 maksimal dalam mendidik. Solusinya dengan 70 memanggil guru les privat ke rumah. 71

Page 199: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 72 madrasah pertama dalam pendidikan akhlak. 73

(R) : Penting sekali, karena yang anak lebih lama bersama 74 ibu, dari di dalam kandungan selama 9 bulan, hingga 75 lahir, menyusui bersama ibu. Maka dari itu sangat 76 berpengaruh pendidikan akhlak yang diajarkan ibu. 77

Tegal, Kamis 20 Desember 2018

Responden Observer

Hasan Bisri

Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 200: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 14

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-08 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Hasan Bisri 8 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Iman 12 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 13 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Islam 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan tentang sholat 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak puasa sejak SD kelas 1 18

dilatih berpuasa setangah hari, pada kelas 3 mulai 19 berpuasa sehari penuh. 20

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21 Qur’an? 22

(R) : Ibu mengajari huruf hijaiyah sejak anak umur 4 23 tahun, kemudian dilanjut di sekolah PAUD NU pada 24 pagi hari dan TPQ di sore hari. 25

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 26 (R) : Iya, ibu mengajari doa-doa pendek. 27 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 28 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berbahasa kromo kepada 29

yang lebih tua. 30 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 31 (R) : Iya membangunkan 32 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 33 (R) : Tidak, sarapan beli di tempat adiknya ibu. 34

Page 201: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 35 sekolah? 36

(R) : Tidak, karena ibu sudah berangkat bekerja 37 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Saya mengundang guru privat di rumah, jadi belajar 39

bersama guru les, paling ibu cuma mengingatkan 40 suruh belajar, atau menanyai apakah ada PR. 41

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 42 (R) : Iya, memerintahkan, terkadang anak tidak mau, ya 43

tidak apa-apa asalkan kalau maghrib tv nya dimatikan. 44 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 45

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 46 (R) : Iya, anak juga sopan sama orang lain. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya, ibu mengajarkan agar berbagi sama teman-49

teman kalau punya apa-apa. 50 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 51 (R) : Iya, ibu memberi nasihat misalnya kalau berangkat 52

sekolah hati-hati naik sepedanya tengok kanan kiri 53 sebelum menyeberang jalan. 54

(P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 55 (R) : Iya, anak diajakran menabung di sekolah. Kalau 56

dirumah juga misal diberi uang sama saudara atau 57 dikasih uang jajan lebih disuruh menisahkan untuk di 58 tabung. 59

(P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 60 perbuatan kurang baik? 61

(R) : Iya, ibu akan menasehati 62 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 63 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi ketika anak merasa 64

kurang percaya diri, karena anak saya itu pemalu, 65 apalgi jika bertemu dengan orang baru. 66

(P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 67 menjalankan peran ganda? 68

(R) : Waktu yang terbatas bersama anak sehingga kurang 69 maksimal dalam mendidik. Solusinya dengan 70 memanggil guru les privat ke rumah. 71

Page 202: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 72 madrasah pertama dalam pendidikan akhlak. 73

(R) : Penting sekali, karena yang anak lebih lama bersama 74 ibu, dari di dalam kandungan selama 9 bulan, hingga 75 lahir, menyusui bersama ibu. Maka dari itu sangat 76 berpengaruh pendidikan akhlak yang diajarkan ibu. 77

Tegal, Kamis 20 Desember 2018

Responden Observer

Hasan Bisri

Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 203: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 15

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-09 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : bapak Mustopa 8 Hari/ Tanggal : Jumat, 21 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Mustopa dan Ibu Sri Mulyani 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Iman sejak umur 1 tahun, 12

dengan metode nyanyian anak-anak yang mengandung 13 unsur pendidikan islam 14

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Islam sejak umur 1 16

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 17 mengandung unsur pendidikan islam 18

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 19 (R) : Iya ibu mengajarkan tentang bacaan sholat kepada 20

anak sejak umur 4 tahun, dan secara tegas 21 memerintahkan sholat ketika anak memasuki usia 7 22 tahun. 23

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 24 (R) : Iya, ibu sudah mengajarkan anak tentang puasa sejak 25

anak masih PAUD walaupun baru setengah hari, agar 26 anak menjadi terbiasa dan tidak kaget ketika sudah 27 waktunya wajib puasa. 28

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-29 Qur’an? 30

(R) : Untuk membaca Al-Qur’an di pasrahkan kepada TPQ 31 di desa pada sore hari, dan malam setelah maghrib 32 kadang-kadang diulang kembali, karena anak 33 terkadang lebih patuh kepada Ustadz nya daripada 34 orang tua. 35

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 36

Page 204: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Iya, doa yang mudah-mudah saja seperti mau makan, 37 sesudah makan, keluar rumah dan masuk rumah. 38

(P) : Apakah doa-doa tersebut diterapkan dalam kehidupan 39 sehari-hari? 40

(R) : Setiap hari diterapkan, kadang-kadang kita makan 41 bersama kalau malam hari, sangat diusahakan karena 42 pada saat itulah momen berkumpul bersama keluarga, 43 karena pada siang hari sibuk dan memiliki kegiatan 44 masing-masing. Pada saat itulah kami ajarkan doa-doa 45 sebelum makan agar diterapkan pada aktivitas sehari-46 hari. 47

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 48 (R) : Iya,metode yang digunakan adalah member contoh, 49

nasihat, tetepi yang lebih banyak adalah dengan 50 member contoh secara langsung. 51

(P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 52 (R) : Iya membangunkan. 53 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 54 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan, kadang-kadang kalau 55

anak sedang ngambek atau susah dibangunin juga 56 dirayu-rayu dan dimandikan. 57

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 58 sekolah? 59

(R) : Tidak, karena saya dan ibu pegawai negeri jadi 60 mengejar finger, sehingga anak kedua kami berangkat 61 dan pulang diantar pembantu, sedangkan anak pertama 62 kami berangkat sendiri menggunakan sepeda. 63

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 64 (R) : Iya, kalau Ibu mengajari apabila ada PR bahasa 65

Indonesia, kalau PR matematika biasanya saya yang 66 membantu, kadang juga jika sama-sama kurang 67 memahami ya membuka google, karena pelajaran 68 sekarang susah-susah. Kalau menanyakan itu setiap 69 hari setelah makan ibu atau saya selalu bertanya; 70 bagaimana di sekolah? tadi di sekolah pelajarannya 71 apa? Apakah ada PR? Tapi anak kadang-kadang malas 72 belajar, maunya nonton tv tetapi setiap hari harus 73 belajar walaupun hanya setengah jam. 74

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 75

Page 205: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Setiap hari ibu memerintahkan sholat berjamaah, 76 walaupun anak kadang mau kadang tidak, karena 77 kebetulan rumahnya juga dekat dengan masjid jadi 78 kalau orang tua pergi ke masjid selalu mengajak anak. 79

(P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 80 saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 81

(R) : Iya, ibu mengajarkan anak untuk menghormati, 82 berbicara kromo kepada yang lebih tua terutama. 83

(P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 84 (R) : Iya, kalau anak-anak sedang main dirumah, ibu 85

menyuruh anak untuk membeli jajan agar dibagi-bagi 86 bersama teman-teman. 87

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 88 (R) : Iya, ibu sering member nasihat apalagi kepada anak 89

yang pertama karena laki-laki ia sering berantem 90 dengan teman-teman karena ledek-ledekan nama orang 91 tua. 92

(P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 93 (R) : Iya, Ibu mengajarkan untuk menabung secara rutin di 94

sekolah dan dirumah juga ditabungkan di celengan 95 jago. 96

(P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 97 perbuatan kurang baik? 98

(R) : Iya, ibu melarang dan menasehati, mengarahkan 99 mana yang baik dan tidak. 100

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 101 (R) : Sering, seperti ketika anak merasa minder dan 102

pesimis. Kebetulan anak mempunyai hobi bermain 103 bola tapi anak memiliki badan yang besar dan gendut 104 sehingga sering diejek sama teman-teman. 105

(P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 106 menjalankan peran ganda? 107

(R) : Kendala yang paling utama karena bekerja dari pagi 108 hingga jam 14:00 biasanya ibu kecapekan. Kalau 109 badan capek secara otomatis melakukan sesuatu 110 menjadi kurang maksimal, termasuk mendidik anak. 111 Apalagi kondisi badan bisa mempengaruhi emosi 112 seseorang. Solusi dari saya adalah istirahat yang cukup 113 agar badan tetap fit dan dapat menajalankan peran 114

Page 206: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

sebagai pendidik dalam keluarga sebagai mana 115 mestinya. 116

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 117 madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di 118 keluarga? 119

(R) : Sangat penting, sebab bahasa anak adalah ibu. Apa 120 yang ibu lakukan, apa yang ibu katakan, akan menjadi 121 kebiasaan anak yang terekam sampai ia dewasa. 122 Pengaruh ibu lebih besar daripada yang lain seperti 123 ayah, atau saudara. Baik dan tidaknya anak tergantung 124 dari pendidikan yang dilakukan ibu sejak anak masih 125 kecil, yang membentuk pribadi anak ketika dewasa. 126

Tegal, Jumat 21 Desember 2018

Responden Observer

Mustopa Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 207: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 16 1 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN ANAK 2

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 3 DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 4 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 5

6 Kode: THW-10 7

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 8 penididkan akhlak 9

Responden : Nazla Aurelia Zulfa 10 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 11 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 12

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 13 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 18 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 19 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa di bulan ramadhan 20 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21

Qur’an? 22 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 23 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 24 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian, 25

seperti doa mau tidur, bangun tidur, mau makan, 26 setelah makan, keluar dan masuk rumah. 27

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 28 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan pada 29

orang yang lebih tua 30 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 31 (R) : Iya ibu membangunkan tidur setiap hari. 32 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 33 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan 34 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 35

sekolah? 36 (R) : Tidak, yang mengantar dan menjemput bapak 37

Page 208: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR sekolah apabila 39

saya tidak mengerti 40 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 41 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk berjamaah bersama 42

keluarga di rumah 43 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 44

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 45 (R) : Iya, ibu mengajarkan. 46 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 47 (R) : Iya, ibu meyuruh untuk berbagi apabila saya 48

membawa bekal ke sekolah 49 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 50 (R) : Iya, ibu memberikan nasihat apabila saya salah 51 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 52 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah 53 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 54

perbuatan kurang baik? 55 (R) : Iya, ibu melarang. 56 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 57 (R) : Iya, ibu sering member motivasi, terutama jika nilai 58

saya di sekolah menurun. 59 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 60

bekerja? 61 (R) : Saya tidak merasa keberatan karena saya pulang dari 62

sekolah jam 16:00 dan di rumah juga masih ada 63 saudara. 64

Tegal, Senin, 17 Desember 2018

Responden Observer

Nazla Aurelia Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 209: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 17 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ANAK 2

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 3 DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 4 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 5

6 Kode: THW-11 7

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 8 pendidikan akhlak 9

Responden : Bastomi 10 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 11 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 12

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 13 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 18 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 19 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 20 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21

Qur’an? 22 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 23 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 24 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 25 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 26 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan terutama 27

pada orang yang lebih tua. 28 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 29 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:00 30 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 31 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan di pagi hari. 32 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 33

sekolah? 34 (R) : Tidak, saya berangkat dan pulang ke sekolah sendiri 35

menggunakan sepeda, karena ibu sudah berangkat jam 36 06:00. Saat TPQ juga saya berangkat dan pulang 37 sendiri. 38

Page 210: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 39 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR. 40 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 41 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah di 42

mushola. 43 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 44

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 45 (R) : Iya, ibu mengajari untuk berkata sopan kepada orang 46

lain. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya 49 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 50 (R) : Iya, ibu member nasihat jika saya salah. 51 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 52 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah, 53

dan mengajarkan untuk menyisahkan uang jajan. 54 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 55

perbuatan kurang baik? 56 (R) : Iya, ibu menegur. 57 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 58 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi apabila saya merasa 59

down. 60 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 61

bekerja? 62 (R) : Biasa saja, karena kalau orang tua sibuk, saya 63

bermain bersama teman-teman. 64

Tegal, Rabu, 19 Desember 2018

Responden Observer

Bastomi Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 211: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 18 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ANAK 2

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 3 DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 4 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 5

6 Kode: THW-12 7

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 8 pendidikan akhlak 9

Responden : Sya’bania 10 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 11 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani. 12

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 13 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 18 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 19 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 20 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21

Qur’an? 22 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 23 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 24 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 25 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 26 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan, kalau 27

berbicara menggunakan bahasa kromo terutama pada 28 orang yang lebih tua, dan menghargai kepada yang 29 lebih muda tidak berkata kasar. 30

(P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 31 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:30 32 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 33 (R) : Tidak, biasanya saya sarapan di tempat tante yang 34

jualan sarapan. 35

Page 212: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 36 sekolah? 37

(R) : Tidak, saya berangkat sendiri menggunakan sepeda. 38 Kalau adik biasanya berangkat dianter sama tante. 39

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 40 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR. 41 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 42 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah di 43

mushola. 44 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 45

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 46 (R) : Iya, ibu mengajari untuk berkata sopan kepada orang 47

lain. 48 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 49 (R) : Iya, kalau temannya sedang main kerumah, aku 50

suruh membelikan jajan untuk teman-teman, kalau 51 bawa jajan ke sekolah juga ibu berpesan agar dimakan 52 bersama teman-teman. 53

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 54 (R) : Iya, ibu member nasihat jika saya salah. 55 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 56 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah 57 (P) : Apakah ibu melarang jika anak melakukan perbuatan 58

kurang baik? 59 (R) : Iya, ibu mengingatkan apabila saya salah 60 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 61 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi. 62 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 63

bekerja? 64 (R) : Ingin lebih lama bersama ibu tapi ibu kerja setiap 65

hari. 66 Tegal, Kamis, 20 Desember 2018

Responden Observer

Sya’bania Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 213: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 19 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ANAK 2

TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 3 DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 4 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 5

6 Kode: THW-13 7

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 8 penididkan akhlak 9

Responden : Yafi 10 Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 Desember 2018 11 Tempat : Rumah bapak Mustopa dan ibu Sri 12

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 13 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 18 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 19 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 20 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21

Qur’an? 22 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 23 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 24 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 25 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 26 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan terutama 27

pada orang yang lebih tua 28 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 29 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:30 30 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 31 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan di pagi hari 32 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 33

sekolah? 34 (R) : Saat pagi ibu mengantarkan saya ke sekolah tetapi 35

tidak menjemput, yang menjemput pembantu. Saat 36

Page 214: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

TPQ juga berangkat dan pulang diantar oleh 37 pembantu. 38

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 39 (R) : Iya, ibu an bapak membantu mengerjakan PR apabila 40

ada yang sulit. 41 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 42 (R) : Iya, ibu mengajak untuk sholat berjamaah di masjid 43

ketika maghrib. 44 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 45

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 46 (R) : Iya, ibu menyuruh saya untuk berbicara sopan 47

kepada yang lebih tua dan tidak berbicara kasar. 48 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 49 (R) : Iya, ibu menyuruh untuk berbagi kepada teman 50

apabila punya sesuatu. 51 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 52 (R) : Iya ibu member nasihat apabila saya tidak patuh 53 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 54 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya untuk menabung di 55

Sekolah dan menyisihkan uang jajan untuk ditabung 56 di celengan. 57

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 58 (R) : Iya ibu sering memberikan motivasi. 59 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 60

bekerja? 61 (R) : kadang sedih ketika pulang sekolah ibu tidak ada di 62

rumha, tetapi karena sudah terbiasa jadi tidak apa-apa. 63

Tegal, Jum’at, 21 Desember 2018

Responden Observer

Yafi Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023

Page 215: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 20

CATATAN LAPANGAN HASIL OBSERVASI TENTANG

PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM

PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal)

Topik : Peran ibu karier sebagai madrasah pertama dalam pendidikan

akhlak di keluarga.

Obyek : Kondisi desa, kondisi keluarga, kendala keluarga ibu karir

dalam menjalankan perannya sebagai madrasah pertama

dalam pendidikan akhlak di keluarga.

1. Mengamati situasi dan kondisi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub,

Kabupaten Tegal.

Waktu

(Hari/Tanggal/jam) Hasil Observasi

Senin, 17

Desember 2018

Pukul 08.30 WIB

Pada tanggal 17 Desember 2018 pertama

kali penelitian dimulai. Peneliti datang ke

lokasi pukul 08.30 untuk melakukan

observasi pemerintahan di Balai Desa

Mindaka. Seminggu sebelumnya peneliti

sudah meminta izin secara lisan kepada

kepala desa yaitu Ibu Nuryamah, namun

surat izin baru diserahkan pada tanggal 17

desember 2018. Saat di balai desa, peneliti

menemui Kepala Desa dan mulai

mengamati kondisi pemerintahan Desa

Mindaka. Sesekali peneliti bertanya tentang

data-data yang terpasang di dinding balai

desa. Peneliti menyampaikan tujuannya

untuk melakukan wawancara dengan

perangkat desa, kemudian Ibu Nuryamah

menyarankan untuk melakukan wawancara

dengan Bapak makmuri selaku Kasi.

Pemerintahan. Peneliti melakukan

wawancara dengan Bapak makmuri pada

tanggal 17 desember 2018.

Sarana dan prasarana di Desa Mindaka

Page 216: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

sangat memadai. Saat memesuki area balai

desa, di sebelah kanan terdapat TK Pertiwi

Desa Mindaka, di tengah-tengah ada

pendopo yang biasanya digunakan untuk

kegiatan desa, di belakang pendopo

terdapat ruangan kepala desa, ruang kerja,

ruang pelayanan, berbagai informasi desa

yang terpasang rapi.

Kondisi Desa Mindaka pada pagi hari

cukup sepi, karena sebagian besar warga

bekerja dan anak-anak pergi ke sekolah.

Pada siang hari, anak-anak yang sudah

pulang sekolah biasanya bermain dengan

teman-teman mereka. Sekitar pukul 14.00

anak-anak mulai berangkat TPQ sampai

pukul 16.00.

2. Mengamati kondisi keluarga, peran wanita karier sebagai madrasah

pertama dalam pendidikan akhlak di Desa Mindaka, Kecamatan

Tarub, Kabupaten Tegal.

Waktu

(Hari/Tanggal/jam) Hasil Observasi

Senin, 17

Desember 2018

Pukul 18.30 WIB

Pada tanggal 17 Desember peneliti memulai

wawancara ke rumah responden. Dalam

wawancara tersebur peneliti juga

mengamati kondisi responden sebagai

orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Peneliti mengunjugi responden yang

pertama yaitu Ibu Indra pada pukul 18.30 di

rumahnya. Ibu Indra memeiliki 2 anak,

yang pertama kelas 1 SMP dan yang kedua

masih PAUD. Beliau termasuk orang yang

lembut dalam mendidik. Dari cara beliau

berinteraksi dengan anak sangat halus, anak

juga terlihat akrab dan masih manja dengan

Ibu Indra. Ibu Indra terlihat penyabar dan

sering menasehati dengan kata-kata tanpa

kekerasan.

Page 217: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Rabu, 19

Desember 2018

Pukul 16.00 WIB

Kamis, 20

Desember 2018

Pukul 16.00

Jumat, 21

Desember 2018.

Pukul 16.00 WIB

Pada tanggal 19 Desember peneliti

mengadakan observasi kepada keluarga Ibu

Nahdirotun. Keluarga beliau termasuk

agamis, bapak Fauzan selaku kepala

keluarga merupakan ustadz setempat. Anak

pertama dan anak kedua beliau sudah besar

dan merupakan lulusan pesantren, dan anak

ketiganya masih kelas 3 SD. Dari yang

peneliti amati, anak-anak Bapak fauzan dan

Ibu Nahdirotun sangat mandiri, anak ketiga

beliau sejak kecil sudah melakukan segala

sesuatu sendiri. Ibu tidak memanjakan anak

namun masih tetap dalam pengawasan.

Pada tanggal 20 Desember 2018 peneliti

mengadakan observasi kepada keluarga Ibu

maskani. Ibu maskani biasanya tinggal

bertiga dengan kedua anaknya yang masih

kecil, sedangkan bapak Hasan pekerjaannya

melaut yang hanya pulang tidak kurang dari

sebulan sekali, namun ketika peneliti

mengadakan observasi kebetulan Bapak

Hasan sedang di rumah. Ibu Maskani

merupakan pekerja keras, beliau pagi-pagi

sekali sudah berangkat bekerja sampai

siang, kemudian jam 14.00 mengajar

madrasah. Ketika sedang bekerja, anak

biasanya bersama adik dari Ibu Maskani

yang rumahnya berada di sebelah rumah

beliau. Selain itu Ibu Maskani mengundang

guru privat ke rumah untuk membantu

belajar anak.

Pada tanggal 21 Desember 2018 peneliti

mengadakan observasi kepada keluarga Ibu

Sri Mulyani. Ibu Sri Mulyani memiliki dua

anak yang masih kecil yaitu laki-laki dan

perempuan. Saat peneliti datang kerumah,

responden sangat antusias dalam

wawancara ini. Responden menjawab

Page 218: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

pertanyaan dengan jujur apa adanya dan

terlihat tanpa dibuat-buat. Anak Ibu Sri

Mulyani juga berlaku sopan, ketika masuk

rumah mengucapkan salam dan bersalaman

kepada bapak ibu dan peneliti yang saat itu

sedang bersama-sama di ruang tamu.

3. Mengamati kendala-kendala yang dihadapi wanita karier dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik akhlak dalam keluarga

Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Waktu

(Hari/Tanggal/jam) Hasil Observasi

Senin, 17

Desember 2018

Pukul 18.30 WIB

Rabu, 19

Desember 2018

Pukul 16.00 WIB

Pada tanggal 17 Desember 2018 peneliti

melakukan observasi kepada responden

yang pertama yaitu Ibu Indra, peneliti

mengamati kendala yang dihadapi wanita

karier dalam menjalankan perannya sebagai

pendidik akhlak dalam keluarga. Kendala

yang dialami Ibu Indra adalah tidak bisa

sepenuhnya mengawasi anak karena harus

bekerja dari jam 07.00 sampai dengan

16.15 . Anak yang pertama tidak masalah

sama sekali karena sudah besar dan

memasuki jenjang SMP ia juga pulang jam

16.00, tetapi lain halnya dengan anak

kedua yang masih berada di PAUD selama

beliau bekerja anak kedua yang bernama

Nizam di titipkan kepada Neneknya atau

orang tua Ibu Indra, Nizam juga sesekali

main sendiri bersama teman-temanya.

Observasi selanjutnya pada tanggal 19

Desember 2018 pada keluarga Ibu

Nahdirotun. Kendala yang dialami Ibu

Nahdirotun adalah kurang memperhatikan

anak. Jam 4 pagi beliau sudah mulai

beraktifitas, jam 6 berangkat bekerja

sampai siang. Setelah pulang masih harus

Page 219: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Kamis, 20

Desember 2018

Pukul 16.00

Jumat, 21

Desember 2018.

Pukul 16.00 WIB

mengerjakankan pekerjaan rumah dan

menyiapkan dagangan untuk besoknya lagi.

Anak lebih sering apa-apa sendiri, sisi

baiknya anak lebih mandiri, sedangkan sisi

kurang baiknya anak tidak terlalu

diperhatikan, sehingga kadang peneliti

menemui anak dari Ibu Nahdirotun

menjahili temannya terutama kepada anak

yang lebih kecil.

Observasi selanjutnya yaitu pada tanggal 20

Desember 2018. Dari yang peneliti amati,

baik anak pertama maupun kedua Ibu

Makani sikapnya sangat sopan. Saat

peneliti datang, anak langsung menyalami,

dan berbicaranya menggunakan bahasa

kromo. Ibu Maskani juga mengajarkan anak

untuk berbagi dan menjamu tamu dengan

baik, terbukti Ibu Maskani meminta anak

untuk membelikan makanan untuk peneliti.

Namun disisi lain, Ibu Maskani terlalu

memanjakan anak, apabila anak meminta

sesuatu langsung diturutin. Anak-anak juga

sudah memiliki hp sendiri masing-masing,

padahal masih SD kelas 4 dan anak kedua

masih PAUD.

Observasi selanjutnya tanggal 21 Desember

2018 dirumah Ibu Sri Mulyani. Kendala

yang dialami adalah anak dititipkan dengan

pembantu, mengantar dan menjemput

dilakukan oleh pembantu. Sehingga anak

tidak terlalu sering bersama orang tua

kecuali sore hingga malam hari.

Page 220: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 21

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN PERANGKAT 1 DESA TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-01 5 Topik : Profil Desa Mindaka 6 Responden : Bapak Makmuri 7 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 8 Tempat : Kantor Kepala Desa Mindaka 9

Peneliti (P) : Berapa luas wilayah Desa Mindaka? 10 Responden (R) : Luas Desa Mindaka adalah 118,172 hektar. 11 (P) : Apa batas-batas wilayah Desa Mindaka? 12 (R) : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedung 13 bungkus, sebelah sebelah timur berbatasan dengan 14 Desa Bulakwaru, sebelah selatan berbatasan dengan 15 Desa Brekat, Sebalah barat berbatasan dengan Desa 16 Tarub. 17 (P) : Berapa jumlah penduduk Desa Mindaka Kecamatan 18 Tarub Kabupaten Tegal? 19 (R) : Jumlah penduduk Desa Mindaka pada tahun 2018 20 akhir adalah 4448 jiwa. 21 (P) : Berapa jumlah keluarga dengan ibu yang menjadi 22 wanita karier Desa Mindaka? 23 (R) : Kebanyakan ibu yang bekerja di Desa Mindaka 24

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 94 25 orang. 26

(P) : Bagaimana kualifikasi/ tingkat pendidikan ibu-ibu 27 di Desa Mindaka? 28

(R) : Rata-rata tingkat pendidikan wanita di Mindaka 29 yang sekarang berumur 50 keatas adalah lulusan SD, 30 rata-rata tingkat pendidikan wanita yang berumur 40 31 tahun adalah SLTP, rata-rata tingkat pendidikan 32 wanita di Mindaka yang sekarang berumur 40 33 kebawah adalah SLTA. 34

Page 221: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Kegiatan apa saja yang dilakukan ibu-ibu di Desa 35 Mindaka selain kegiatan rumah tangga? 36

(R) : Ada banyak kegiatan yang dilakukan ibu-ibu di 37 Desa Mindaka selain kegiatan rumah tangga dan 38 pekerjaan diantaranya PKK tingkat desa dan tingkat 39 RT (di Desa Mindaka ada 17 RT yang aktif pada 40 kegiatan PKK). Pada bidang keagamaan ibu-ibu 41 aktif di kegiatan jamiyahan yang dinaungi oleh 42 Fatayat NU, juga kegiatan pengajian seninan yang 43 dilaksanakan setiap malam senin setelah isya secara 44 di rumah ibu-ibu bergilir. Selain itu juga ada 45 organsasi kelompok wanita tani yang dinaungi oleh 46 Desa. Ada juga kelompok wirausaha desa (KWD) 47 yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa untuk 48 ibu-ibu, kelompok ini dengan dimentori oleh orang 49 yang ahli dalam bidangnya memberikan pelatihan 50 seperti tata boga dan kecantikan. 51

(P) : Menurut bapak sebagai perangkat Desa, bagaimana 52 melihat wanita karier dalam mendidik anaknya 53 terutama dalam pendidikan akhlak? 54

(R) : Saya melihat ibu-ibu karier di Mindaka ini 80% 55 aktif mengarahkan anak-anaknya ke arah agama, 56 dalam artian ibu-ibu disini punya kesadaran betapa 57 pentingnya pendidikan akhlak bagi anak-anak, 58 terutama oleh ibu yang menjadi madrasah pertama 59 sebelum anak mengenal dunia luar dan sebelum 60 memasuki pendidikan formal. Setelah masuk pada 61 fase sekolah pun selain mendaftarkan pada 62 pendidikan formal, ibu juga mendaftakan anaknya 63 pada pendidikan nonformal seperti TPQ, MDA 64 (Madrasah Diniyah Awaliyah), MDW (Madrasah 65 Diniyah Wustho). Saat memasuki masa remaja, ibu 66 mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan 67 organisasi seperti IPNU dan IPPNU, serta kegiatan 68 remaja masjid (IRMAS). 69

Page 222: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 22

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-02 5 Topik :Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak 7 Responden : Indra Sari Dewi 8 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh KB Dinas DP3A 12

dan P2KB 13 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 14

bekerja 15 (R) : Pada hari senin sampai kamis saya berangkat pukul 16

07:15 dan pulang pukul 16:15. Pada hari jumat saya 17 berangkat pukul 07:00 dan pulang pukul 11:00. Pada 18 hari sabtu dan minggu saya libur. 19

(P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 20 pada anak? 21

(R) : Menyekolahkan anak di sekolah agama seperti SMP 22 Islam Terpadu. 23

(P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 24 (R) : Saya memulai pendidikan akhlak sejak dalam 25

kandungan. 26 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 27

anak masih dalam kandungan? 28 (R) : Yang saya lakukan dalam rangka mendidik anak 29

sejak dalam kandungan adalah rutin membaca Al-30 Qur’an setiap habis maghrib 31

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 32 masa kelahiran? 33

Page 223: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Sering memutar murotal Al-Qur’an ketika anak 34 tidur. 35

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 36 ananda masih anak-anak? 37

(R) : Ketika masa anak-anak, saya memberi contoh 38 ibadah seperti sholat, mengaji. Saya juga mengajarkan 39 doa-doa keseharian. Selain itu anak saya disekolahkan 40 di SD Islam terpadu, agar mendapatkan ilmu agama 41 yang lebih. 42

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 43 anak mulai memasuki masa remaja? 44

(R) : Lebih menegaskan lagi dalam hal ibadah terutama 45 sholat, mengawasi dalam hal pergaulan. 46

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 47 akhlak? 48

(R) : Lebih banyak menggunakan metode memberikan 49 contoh secara langsung, menasihati, melarang 50 berbicara tidak sopan. 51

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 52 orang tua? 53

(R) : Menegur, kemudian menasehati memberi pengertian 54 mana yang benar dan kurang benar. 55

(P) : Apakah Ibu tidak memarahinya? 56 (R) : Tidak, saya menggunakan cara halus dalam menegur 57

anak. 58 (P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 59

pendidikan akhlak pada anak? 60 (R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 61

adalah pengaruh media sosial yang kian bebas diakses 62 oleh segala usia, Hp, TV, budaya luar seperti korea 63 yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia. 64

(P) : Bagaimana cara ibu mengatasinya? 65 (R) : Untuk mengatasinya dalam mengakses informasi 66

dari luar maka saya memberikan batasan dalam 67 menggunakan hp, dan mendampingi ketika menonton 68 tv. 69

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 70 pendidikan akhlak pada anak? 71

Page 224: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Lingkungan sekolah, di SMP IT lebih banyak 72 agamanya daripada SMP yang biasa. 73

(P) : Apakah kebiasaan di sekolah diterapkan di rumah? 74 (R) : Iya, kebiasaan-kebiasan yang diajarkan di sekolah 75

sedikit-sedikit mulai diterapkan di rumah. 76 (P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 77

dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 78 (R) : Rukun Iman, rukun Islam. 79 (P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 80

mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 81 bekerja diluar rumah? 82

(R) : Waktu yang saya miliki terbatas, anak juga baru 83 pulang dari sekolah jam 4 sore. 84

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 85 alami dalam mendidik akhlak anak? 86

(R) : Dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. 87 (P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 88

keberhasilan pendidikan akhlak anak? 89 (R) : Setiap ada waktu bersama dengan anak, saya selalu 90

mengarahkan untuk menjalankan perintah agama, 91 seperti sholat,mengaji dan puasa. 92

(P) : Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 93 madrasah pertama dalam pendidikan? 94

(R) : Sangat penting, karena ibu adalah guru pertama 95 sejak anak berada dalam kandungan. Sampai anak 96 lahir, berlajar segalanya mulai dari berbicara dan 97 selama perkembangannya anak selalu bersama ibu. 98

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 99 (R) : Harapan saya anak memiliki dasar agama yang kuat, 100

iman yang kuat sebagai belak dunia dan akhirat. 101

Page 225: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 23

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-03 5 Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak 7 Responden : Ibu Nahdirotun 8 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pedagang 12 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 13

bekerja 14 (R) : Saya bekerja setiap hari pada pukul 06:00 sampai 15

dengan 12:00. 16 (P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 17

pada anak? 18 (R) : Memberi nasihat, mengarahkan untuk sholat, 19

membimbing membaca Al-Qur’an. 20 (P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 21 (R) : Saya memulai pendidikan akhlak sejak anak berada 22

dalam kandungan. 23 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 24

anak masih dalam kandungan? 25 (R) : Banyak membaca Al Qur’an, membaca sholawat, 26

menghindari marah, menghindari dari perbuatan 27 maksiat dhohir. 28

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 29 masa kelahiran? 30

(R) : Pada masa kelahiran yang pertama dilakukan adalah 31 di adzani, memberi nama yang baik seperti izzudin, 32 zubair dan bastomi, dibacakan sholawat ketika 33 menimang-nimang. 34

Page 226: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 35 ananda masih anak-anak? 36

(R) : Diajari sholat, mengajari sopan santun terhadap 37 orang tua, mengajari mengaji. 38

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 39 anak mulai memasuki masa remaja? 40

(R) : Membatasi pergaulan agar tidak terjerumus dalam 41 pergaulan bebas, mengarahkan untuk sholat berjamah. 42

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 43 akhlak? 44

(R) : Metode yang saya gunakan dalam mendidik anak 45 adalah dengan dengan memberi teladan dalam berbuat 46 baik. 47

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 48 orang tua? 49

(R) : Yang saya lakulan menegur, berdoa kepada Allah 50 agar menjadi anak yang patuh dan ber-akhlakul 51 karimah. 52

(P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 53 pendidikan akhlak pada anak? 54

(R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 55 adalah hp, medsos dan play stasion. 56

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 57 pendidikan akhlak pada anak? 58

(R) : Anak-anak saya mengikuti perkumpulan positif 59 seperti jamiyah, pengajian, serta organisasi IPNU. 60

(P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 61 dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 62

(R) : Menurut saya yang paling penting dalam pendidikan 63 akhlak dalam keluarga adalah menceritakan hikayah 64 orang-orang sholeh agar dijadikan teladan. 65

(P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 66 mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 67 bekerja diluar rumah? 68

(R) : Kurangnya waktu untuk bersama anak, kurang 69 memperhatikan anak, jika sedang di rumah juga 70 tekadang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. 71

Page 227: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 72 alami dalam mendidik akhlak anak? 73

(R) : Dengan memberikan tugas positif untuk mengisi 74 kegiatan anak ketika orang tua sedang dalam 75 kesibukan. 76

(P) : Apa saja faktor eksternal yang menjadi kendala 77 dalam mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu 78 yang bekerja diluar rumah? 79

(R) : Karena kurangnya pengawasan dari saya, maka saya 80 mengalami kesulitan mengontrol pergaulan dengan 81 perkumpulan yang negatif, seperti bermain atau 82 berkumpul dengan teman yang akhlaknya kurang 83 baik. 84

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 85 alami dalam mendidik akhlak anak? 86

(R) : Selalu mewanti-wanti agar tidak sembarang bergaul, 87 membatasi waktu bermain, kalau sore maksimal 88 sebelum maghrib sudah pulang, jika malam jam 10 89 sudah dirumah. 90

(P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 91 keberhasilan pendidikan akhlak anak? 92

(R) : Mengingatkan untuk membaca Al-Qur’an, gemar 93 mengikuti pengajian. 94

(P) : Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 95 madrasah pertama dalam pendidikan? 96

(R) : Sangat penting, karena ibu dengan anak memiliki 97 kontak batin yang kuat. 98

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 99 (R) : Anak menjadi pribadi yang sholeh dan berguna bagi 100

nusa bangsa agama. 101

Page 228: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 229: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 24

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN IBU KARIER 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-04 5 Topik :Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

penididkan akhlak 7 Responden : Ibu Maskani 8 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani 10

Peneliti (P) : Apa pekerjaan ibu? 11 Responden (R) : Pedagang dan guru madrasah 12 (P) : Pukul berapakah Ibu berangkat dan pulang dari 13

bekerja 14 (R) : Saya berangkat bekerja pukul 06:00 dan pulang pada 15

pukul 13:00. Setelah itu saya istirahat sebentar lalu 16 mengerjakan pekerjaan rumah seperti beres-beres, 17 menyiapkan makan untuk anak. Pada pukul 14:00 18 saya melanjutkan kegiatan mengajar madrasah diniyah 19 awaliyah (MDA) sampai dengan pukul 16:00. 20

(P) : Apa saja yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak 21 pada anak? 22

(R) : Mengajari agar bersikap sopan kepada orang lain 23 terutama yang lebih tua, memberi contoh untuk 24 berakhlak mulia, sering menasehati dan mengarahkan 25 kepada hal yang positif. 26

(P) : Kapan ibu memulai pendidikan akhlak kepada anak? 27 (R) : Sejak dalam kandungan. 28 (P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 29

anak masih dalam kandungan? 30 (R) : Sering mengajak berbicara anak didalam perut, 31

memperbanyak ibadah kepada Allah serta menjauhi 32 dosa. 33

Page 230: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 34 masa kelahiran? 35

(R) : Memberi nama dengan nama yang baik karena nama 36 adalah sebuah doa dan harapan orang tua terhadap 37 anak, menjalankan akikah sesuai ketentuan dan 38 hukum islam, memberi anak ASI eksklusif sampai 39 anak berusia 2 tahun. 40

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 41 ananda masih anak-anak? 42

(R) : Ketika masa anak-anak, saya lebih ke memberikan 43 contoh, seperti mencontohkan untuk sholat berjamaah 44 di masjid, berbicara sopan kepada orang tua, orang 45 lain yang lebih tua, serta melatih anak untuk terbiasa 46 pada hal-hal baik dan kegiatan positif. 47

(P) : Apa yang ibu lakukan dalam mendidik akhlak ketika 48 anak mulai memasuki masa remaja? 49

(R) : Anak saya yang pertama masih belum memasuki 50 masa remaja, namun menurut pendapat saya, ketika 51 anak mulai memasuki masa remaja, pendidikan akhlak 52 alangkah baiknya lebih ditekankan karena pada masa 53 remaja mereka memasuki masa peralihan antara anak-54 anak ke dewasa, sehingga untuk membentuk watak 55 yang baik saat dewasa nanti masa remaja sangatlah 56 penting, anak jangan terlalu dikekang terutama dalam 57 pergaulan namun tetap diberikan pengertian agar 58 mengerti batasan-batasan mana yang baik dan mana 59 yang kurang baik, anak juga bisa dilatih untuk mulai 60 diberikan tanggung jawab misal mengatur keuangan 61 sendiri, mencuci baju sendiri dan lain-lain. 62

(P) : Metode apa saja yang ibu gunakan dalam mendidik 63 akhlak? 64

(R) : Metode yang saya gunakan dalam mendidik anak 65 lebih banyak menggunakan metode memberikan 66 contoh secara langsung. 67

(P) : Apakah yang ibu lakukan jika anak tidak mematuhi 68 orang tua? 69

(R) : Mengingatkan, apabila telah dingatkan masih belum 70 berubah maka saya memberikan hukuman berupa 71

Page 231: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

hukuman non fisik seperti dilarang menonton tv 72 kecuali jika anak mau menurut, biasanya setelah 73 digertak seperti itu maka anak mau menurut. 74

(P) : Apa saja faktor dari luar yang menghambat 75 pendidikan akhlak pada anak? 76

(R) : Faktor dari luar yang menghambat pendidikan 77 adalah media sosial yang sangat bebas diakses oleh 78 siapa saja. 79

(P) : Apa saja faktor dari luar yang mendukung 80 pendidikan akhlak pada anak? 81

(R) : Lingkungan sekolah seperti sekolah formal juga 82 sekolah nonformal seperti TPQ, dan MDA. 83

(P) : Menurut pendapat ibu materi apa yang terpenting 84 dalam pendidikan akhlak dalam keluarga? 85

(R) : Yang paling utama adalah anak dapat menyerap 86 materi pendidikan akhlak yang telah disampaikan oleh 87 ibu, dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan 88 sehari-hari dan bisa berkesinambungan hingga anak 89 dewasa. 90

(P) : Apa saja faktor internal yang menjadi kendala dalam 91 mendidik akhlak pada anak terkait dengan ibu yang 92 bekerja diluar rumah? 93

(R) : Kendala yang saya alami adalah waktu bersama anak 94 yang sangat terbatas, saya bekerja dari pagi sampai 95 siang lalu mengajar sampai sore, saat pulang bekerja 96 juga sudah ada pekerjaan rumah yang menanti. Setiap 97 hari saya sibuk dan kalaupun sudah sampai rumah 98 saya kecapekan. 99

(P) : Bagaimana cara mengatasi kendala internal yang ibu 100 alami dalam mendidik akhlak anak? 101

(R) : Dengan meluangkan waktu bersama anak walaupun 102 terbatas, menanyakan apa yang tadi diajarkan guru di 103 sekolah atau tentang kegiatan anak selama ibu tidak di 104 rumah, Saya juga mengundang guru les ke rumah 105 untuk membantu belajar anak, karena keterbatasan 106 waktu saya tidak bisa mengajari anak. Sesekali diajak 107 wisata bersama agar anak senang dan tetap merasa 108 dekat dengan orang tua. 109

Page 232: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Bagaimana cara membagi waktu dalam mendukung 110 keberhasilan pendidikan akhlak anak? 111

(R) : Saat saya di rumah, saya memperhatikan anak 112 walaupun hanya dengan pertanyaan sederhana, saya 113 juga menemani anak ketika akan tidur sambil 114 mengulang-ulang doa-doa keseharian dan hafalan 115 surat pendek yang anak pelajari di sekolah. 116

(P) :Menurut ibu seberapa penting peran ibu sebagai 117 madrasah pertama dalam pendidikan? 118

(R) : Sangat penting, karena ibu adalah orang pertama 119 yang dikenal anak, sebelum mengenal orang lain 120 bahkan lingkungan luar, pendidikan dari seorang ibu 121 menjadi bekal anak agar siap dalam lingkungan yang 122 lebih luas dari keluarga. 123

(P) : Apa harapan ibu sebagai wanita karier kepada anak? 124 (R) : Harapan saya sebagai wanita karier terhadap anak 125

yaitu, dengan keterbatasan waktu yang saya miliki 126 anak bisa berkembang dengan baik, terutama dalam 127 pendidikan akhlak karena akhlak adalah watak yang 128 akan tertanam sampai dewasa. 129

Page 233: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 25

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-06 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Singgih 8 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya. 12 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 13 (R) : Iya. 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 15 (R) : Iya 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 17 (R) : Iya 18 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-19

Qur’an? 20 (R) : Iya 21 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 22 (R) : Iya 23 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 24 (R) : Iya 25 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 26 (R) : Iya 27 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 28 (R) : Iya 29 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 30

sekolah? 31 (R) : Tidak 32 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 33 (R) : Iya 34

Page 234: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 35 (R) : Iya 36 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 37

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 38 (R) : Iya 39 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 40 (R) : Iya 41 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 42 (R) : Iya 43 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 44 (R) : Iya 45 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 46

perbuatan kurang baik? 47 (R) : Iya 48 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 49 (R) : Iya 50 (P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 51

menjalankan peran ganda? 52 (R) : Tenaga, waktu. 53 (P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 54

madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di 55 keluarga? 56

(R) : Sangat penting 57

Page 235: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 26

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-07 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Fauzan 8 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 10

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Iman sejak umur 4 12

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 13 mengandung unsur pendidikan islam. 14

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan rukun iman sejak umur 4 16

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 17 mengandung unsure pendidikan islam 18

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 19 (R) : Iya, sejak umur 5 tahun sudah diajarkan bacaan-20

bacaan sholat, dan sejak umur 7 tahun setelah khitan 21 di ajari untuk sholat lima waktu. 22

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 23 (R) : Iya, sejak umur 6 tahun atau kelas 1 SD dilatih untuk 24

berpuasa walaupun setengah hari,setahun kemudian 25 disuruh berpuasa sehari penuh. 26

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-27 Qur’an? 28

(R) : Iya, sejak anak umur 4 tahun diajarkan untuk 29 membaca Al-Qur’an, selain itu juga anak bersekolah 30 di PAUD Nu sehingga di sekolah pun diajari bacaan 31 huruf hijaiyyah. 32

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 33

Page 236: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Iya, sejak umur 4 tahun sudah diajarkan doa-doa 34 keseharian, setiap mau makan, mau tidur, mau 35 berangkat sekolah menggunakan sepeda diingatkan 36 untuk membaca doa. 37

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 38 (R) : Iya, ibu mengajari sopan santun, seperti salam 39

sebelum masuk rumah. 40 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 41 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur dipagi hari pada pukul 42

05:00 43 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 44 (R) : Iya ibu menyiapkan sarapan pagi-pagi sekali, untuk 45

sarapan anak sebelum sekolah 46 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 47

sekolah? 48 (R) : Tidak, anak berangkat dan pulang sendiri 49

menggunakan sepeda 50 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 51 (R) : Iya, kadang-kadang 52 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 53 (R) : Iya, ibu memerintahkan sholat berjamaah. Biasanya 54

anak-anak disini suka adzan sama puji-pujian di 55 mushola ketika waktu duhur dan asar. Kalau maghrib 56 anak juga berjamaah tapi tidak adzan karena biasanya 57 orang dewasa yang adzan. 58

(P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 59 saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 60

(R) : Iya, dengan cara mengajari anak berbahasa kromo 61 terutama kepada yang lebih tua 62

(P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 63 (R) : Iya, ibu mengajari untuk bershodaqoh, seperti 64

menaruh uang di kotak amal setiap malam jumat di 65 mushola. 66

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 67 (R) : Iya, misal anak tidur terlalu malam. 68 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 69 (R) : Iya, anak diajarkan rutin menabung di sekolah. 70

Page 237: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu melarang jika anak melakukan 71 perbuatan kurang baik? 72

(R) : iya melarang, kalau sudah keterlaluan kadang-73 kadang di marahi. 74

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 75 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi berupa hadiah agar 76

anak lebih semangat lagi dalam melakukan sesuatu. 77 (P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 78

menjalankan peran ganda? 79 (R) : Sibuk dengan bekerja yang terkadang mempengaruhi 80

emosi ibu, dan itu berpengaruh kepada pendidikan 81 kepada anak. 82

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 83 madrsah pertama dalam mendidik akhlak di keluarga? 84

(R) : Sangat penting karena ada dan tidak adanya campur 85 tangan ibu dalam mendidik akhlak sangat menunjang 86 pembentukan karakter anak, ibu yang bersama anak 87 sejak dalam kandungan sampai anak itu lahir, 88 biasanya anak lebih meniru perwatakan ibu, oleh 89 Karena itu peran ibu dalam pendidikan akhlak 90 sangatlah penting. 91

Page 238: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 239: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 27

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-08 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : Bapak Hasan Bisri 8 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Iman 12 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 13 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak rukun Islam 14 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan tentang sholat 16 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 17 (R) : Iya, ibu mengajarkan anak puasa sejak SD kelas 1 18

dilatih berpuasa setangah hari, pada kelas 3 mulai 19 berpuasa sehari penuh. 20

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-21 Qur’an? 22

(R) : Ibu mengajari huruf hijaiyah sejak anak umur 4 23 tahun, kemudian dilanjut di sekolah PAUD NU pada 24 pagi hari dan TPQ di sore hari. 25

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 26 (R) : Iya, ibu mengajari doa-doa pendek. 27 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 28 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berbahasa kromo kepada 29

yang lebih tua. 30 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 31 (R) : Iya membangunkan 32 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 33 (R) : Tidak, sarapan beli di tempat adiknya ibu. 34

Page 240: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 35 sekolah? 36

(R) : Tidak, karena ibu sudah berangkat bekerja 37 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Saya mengundang guru privat di rumah, jadi belajar 39

bersama guru les, paling ibu cuma mengingatkan 40 suruh belajar, atau menanyai apakah ada PR. 41

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 42 (R) : Iya, memerintahkan, terkadang anak tidak mau, ya 43

tidak apa-apa asalkan kalau maghrib tv nya dimatikan. 44 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 45

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 46 (R) : Iya, anak juga sopan sama orang lain. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya, ibu mengajarkan agar berbagi sama teman-49

teman kalau punya apa-apa. 50 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 51 (R) : Iya, ibu memberi nasihat misalnya kalau berangkat 52

sekolah hati-hati naik sepedanya tengok kanan kiri 53 sebelum menyeberang jalan. 54

(P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 55 (R) : Iya, anak diajakran menabung di sekolah. Kalau 56

dirumah juga misal diberi uang sama saudara atau 57 dikasih uang jajan lebih disuruh menisahkan untuk di 58 tabung. 59

(P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 60 perbuatan kurang baik? 61

(R) : Iya, ibu akan menasehati 62 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 63 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi ketika anak merasa 64

kurang percaya diri, karena anak saya itu pemalu, 65 apalgi jika bertemu dengan orang baru. 66

(P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 67 menjalankan peran ganda? 68

(R) : Waktu yang terbatas bersama anak sehingga kurang 69 maksimal dalam mendidik. Solusinya dengan 70 memanggil guru les privat ke rumah. 71

Page 241: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 72 madrasah pertama dalam pendidikan akhlak. 73

(R) : Penting sekali, karena yang anak lebih lama bersama 74 ibu, dari di dalam kandungan selama 9 bulan, hingga 75 lahir, menyusui bersama ibu. Maka dari itu sangat 76 berpengaruh pendidikan akhlak yang diajarkan ibu. 77

Page 242: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak
Page 243: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 28

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN SUAMI DARI IBU 1 KARIER TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH 2

PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

Kode: THW-09 5 Topik : Peran ibu sebagai madrasah pertama dalam 6

pendidikan akhlak di keluarga 7 Responden : bapak Mustopa 8 Hari/ Tanggal : Jumat, 21 Desember 2018 9 Tempat : Rumah bapak Mustopa dan Ibu Sri Mulyani 10

Peneliti (P) :Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 11 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Iman sejak umur 1 tahun, 12

dengan metode nyanyian anak-anak yang mengandung 13 unsur pendidikan islam 14

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 15 (R) : Iya, ibu mengajarkan rukun Islam sejak umur 1 16

tahun, dengan metode nyanyian anak-anak yang 17 mengandung unsur pendidikan islam 18

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 19 (R) : Iya ibu mengajarkan tentang bacaan sholat kepada 20

anak sejak umur 4 tahun, dan secara tegas 21 memerintahkan sholat ketika anak memasuki usia 7 22 tahun. 23

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 24 (R) : Iya, ibu sudah mengajarkan anak tentang puasa sejak 25

anak masih PAUD walaupun baru setengah hari, agar 26 anak menjadi terbiasa dan tidak kaget ketika sudah 27 waktunya wajib puasa. 28

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-29 Qur’an? 30

(R) : Untuk membaca Al-Qur’an di pasrahkan kepada TPQ 31 di desa pada sore hari, dan malam setelah maghrib 32 kadang-kadang diulang kembali, karena anak 33 terkadang lebih patuh kepada Ustadz nya daripada 34 orang tua. 35

Page 244: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 36 (R) : Iya, doa yang mudah-mudah saja seperti mau makan, 37

sesudah makan, keluar rumah dan masuk rumah. 38 (P) : Apakah doa-doa tersebut diterapkan dalam kehidupan 39

sehari-hari? 40 (R) : Setiap hari diterapkan, kadang-kadang kita makan 41

bersama kalau malam hari, sangat diusahakan karena 42 pada saat itulah momen berkumpul bersama keluarga, 43 karena pada siang hari sibuk dan memiliki kegiatan 44 masing-masing. Pada saat itulah kami ajarkan doa-doa 45 sebelum makan agar diterapkan pada aktivitas sehari-46 hari. 47

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 48 (R) : Iya,metode yang digunakan adalah member contoh, 49

nasihat, tetepi yang lebih banyak adalah dengan 50 member contoh secara langsung. 51

(P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 52 (R) : Iya membangunkan. 53 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 54 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan, kadang-kadang kalau 55

anak sedang ngambek atau susah dibangunin juga 56 dirayu-rayu dan dimandikan. 57

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 58 sekolah? 59

(R) : Tidak, karena saya dan ibu pegawai negeri jadi 60 mengejar finger, sehingga anak kedua kami berangkat 61 dan pulang diantar pembantu, sedangkan anak pertama 62 kami berangkat sendiri menggunakan sepeda. 63

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 64 (R) : Iya, kalau Ibu mengajari apabila ada PR bahasa 65

Indonesia, kalau PR matematika biasanya saya yang 66 membantu, kadang juga jika sama-sama kurang 67 memahami ya membuka google, karena pelajaran 68 sekarang susah-susah. Kalau menanyakan itu setiap 69 hari setelah makan ibu atau saya selalu bertanya; 70 bagaimana di sekolah? tadi di sekolah pelajarannya 71 apa? Apakah ada PR? Tapi anak kadang-kadang malas 72 belajar, maunya nonton tv tetapi setiap hari harus 73 belajar walaupun hanya setengah jam. 74

Page 245: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 75 (R) : Setiap hari ibu memerintahkan sholat berjamaah, 76

walaupun anak kadang mau kadang tidak, karena 77 kebetulan rumahnya juga dekat dengan masjid jadi 78 kalau orang tua pergi ke masjid selalu mengajak anak. 79

(P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 80 saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 81

(R) : Iya, ibu mengajarkan anak untuk menghormati, 82 berbicara kromo kepada yang lebih tua terutama. 83

(P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 84 (R) : Iya, kalau anak-anak sedang main dirumah, ibu 85

menyuruh anak untuk membeli jajan agar dibagi-bagi 86 bersama teman-teman. 87

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 88 (R) : Iya, ibu sering member nasihat apalagi kepada anak 89

yang pertama karena laki-laki ia sering berantem 90 dengan teman-teman karena ledek-ledekan nama orang 91 tua. 92

(P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 93 (R) : Iya, Ibu mengajarkan untuk menabung secara rutin di 94

sekolah dan dirumah juga ditabungkan di celengan 95 jago. 96

(P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 97 perbuatan kurang baik? 98

(R) : Iya, ibu melarang dan menasehati, mengarahkan 99 mana yang baik dan tidak. 100

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 101 (R) : Sering, seperti ketika anak merasa minder dan 102

pesimis. Kebetulan anak mempunyai hobi bermain 103 bola tapi anak memiliki badan yang besar dan gendut 104 sehingga sering diejek sama teman-teman. 105

(P) : Kendala apa saja yang dialami ibu dalam 106 menjalankan peran ganda? 107

(R) : Kendala yang paling utama karena bekerja dari pagi 108 hingga jam 14:00 biasanya ibu kecapekan. Kalau 109 badan capek secara otomatis melakukan sesuatu 110 menjadi kurang maksimal, termasuk mendidik anak. 111 Apalagi kondisi badan bisa mempengaruhi emosi 112 seseorang. Solusi dari saya adalah istirahat yang cukup 113

Page 246: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

agar badan tetap fit dan dapat menajalankan peran 114 sebagai pendidik dalam keluarga sebagai mana 115 mestinya. 116

(P) : Menurut bapak seberapa penting peran ibu sebagai 117 madrasah pertama dalam pendidikan akhlak di 118 keluarga? 119

(R) : Sangat penting, sebab bahasa anak adalah ibu. Apa 120 yang ibu lakukan, apa yang ibu katakan, akan menjadi 121 kebiasaan anak yang terekam sampai ia dewasa. 122 Pengaruh ibu lebih besar daripada yang lain seperti 123 ayah, atau saudara. Baik dan tidaknya anak tergantung 124 dari pendidikan yang dilakukan ibu sejak anak masih 125 kecil, yang membentuk pribadi anak ketika dewasa. 126

Page 247: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 29

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN ANAK 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

5 Kode: THW-10 6

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 7 penididkan akhlak 8

Responden : Nazla Aurelia Zulfa 9 Hari/ Tanggal : Senin, 17 Desember 2018 10 Tempat : Rumah bapak Singgih dan ibu Indra 11

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 12 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 13 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 14 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 15 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 16 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 17 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 18 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa di bulan ramadhan 19 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-20

Qur’an? 21 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 22 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 23 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian, 24

seperti doa mau tidur, bangun tidur, mau makan, 25 setelah makan, keluar dan masuk rumah. 26

(P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 27 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan pada 28

orang yang lebih tua 29 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 30 (R) : Iya ibu membangunkan tidur setiap hari. 31 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 32 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan 33 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 34

sekolah? 35

Page 248: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Tidak, yang mengantar dan menjemput bapak 36 (P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 37 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR sekolah apabila 38

saya tidak mengerti 39 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 40 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk berjamaah bersama 41

keluarga di rumah 42 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 43

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 44 (R) : Iya, ibu mengajarkan. 45 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 46 (R) : Iya, ibu meyuruh untuk berbagi apabila saya 47

membawa bekal ke sekolah 48 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 49 (R) : Iya, ibu memberikan nasihat apabila saya salah 50 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 51 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah 52 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 53

perbuatan kurang baik? 54 (R) : Iya, ibu melarang. 55 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 56 (R) : Iya, ibu sering member motivasi, terutama jika nilai 57

saya di sekolah menurun. 58 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 59

bekerja? 60 (R) : Saya tidak merasa keberatan karena saya pulang dari 61

sekolah jam 16:00 dan di rumah juga masih ada 62 saudara. 63

Page 249: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 30

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN ANAK 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

5 Kode: THW-11 6

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 7 pendidikan akhlak 8

Responden : Bastomi 9 Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018 10 Tempat : Rumah bapak Fauzan dan ibu Nahdirotun 11

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 12 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 13 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 14 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 15 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 16 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 17 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 18 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 19 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-20

Qur’an? 21 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 22 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 23 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 24 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 25 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan terutama 26

pada orang yang lebih tua. 27 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 28 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:00 29 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 30 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan di pagi hari. 31 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 32

sekolah? 33 (R) : Tidak, saya berangkat dan pulang ke sekolah sendiri 34

menggunakan sepeda, karena ibu sudah berangkat jam 35

Page 250: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

06:00. Saat TPQ juga saya berangkat dan pulang 36 sendiri. 37

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR. 39 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 40 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah di 41

mushola. 42 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 43

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 44 (R) : Iya, ibu mengajari untuk berkata sopan kepada orang 45

lain. 46 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 47 (R) : Iya 48 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 49 (R) : Iya, ibu member nasihat jika saya salah. 50 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 51 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah, 52

dan mengajarkan untuk menyisahkan uang jajan. 53 (P) : Apakah ibu melarang jika anak akan melakukan 54

perbuatan kurang baik? 55 (R) : Iya, ibu menegur. 56 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 57 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi apabila saya merasa 58

down. 59 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 60

bekerja? 61 (R) : Biasa saja, karena kalau orang tua sibuk, saya 62

bermain bersama teman-teman. 63

Page 251: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 31

BUKTI REDUKSI WAWANCARA DENGAN ANAK 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

5 Kode: THW-12 6

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 7 pendidikan akhlak 8

Responden : Sya’bania 9 Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018 10 Tempat : Rumah bapak Hasan dan ibu Maskani. 11

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 12 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 13 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 14 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 15 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 16 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 17 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 18 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 19 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-20

Qur’an? 21 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 22 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 23 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 24 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 25 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan, kalau 26

berbicara menggunakan bahasa kromo terutama pada 27 orang yang lebih tua, dan menghargai kepada yang 28 lebih muda tidak berkata kasar. 29

(P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 30 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:30 31 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 32

Page 252: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

(R) : Tidak, biasanya saya sarapan di tempat tante yang 33 jualan sarapan. 34

(P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 35 sekolah? 36

(R) : Tidak, saya berangkat sendiri menggunakan sepeda. 37 Kalau adik biasanya berangkat dianter sama tante. 38

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 39 (R) : Iya, ibu membantu mengerjakan PR. 40 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 41 (R) : Iya, ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah di 42

mushola. 43 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 44

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 45 (R) : Iya, ibu mengajari untuk berkata sopan kepada orang 46

lain. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya, kalau temannya sedang main kerumah, aku 49

suruh membelikan jajan untuk teman-teman, kalau 50 bawa jajan ke sekolah juga ibu berpesan agar dimakan 51 bersama teman-teman. 52

(P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 53 (R) : Iya, ibu member nasihat jika saya salah. 54 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 55 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk menabung di sekolah 56 (P) : Apakah ibu melarang jika anak melakukan perbuatan 57

kurang baik? 58 (R) : Iya, ibu mengingatkan apabila saya salah 59 (P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 60 (R) : Iya, ibu memberikan motivasi. 61 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 62

bekerja? 63 (R) : Ingin lebih lama bersama ibu tapi ibu kerja setiap 64

hari. 65

Page 253: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 32

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN ANAK 1 TENTANG PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA 2

DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI KELUARGA 3 (Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal) 4

5 Kode: THW-13 6

Topik : Peran Ibu sebagai madrasah pertama dalam 7 penididkan akhlak 8

Responden : Yafi 9 Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 Desember 2018 10 Tempat : Rumah bapak Mustopa dan ibu Sri 11

Peneliti (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Iman? 12 Responden(R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun iman 13 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang rukun Islam? 14 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya rukun islam 15 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang shalat? 16 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya sholat 17 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang berpuasa? 18 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya puasa 19 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang membaca Al-20

Qur’an? 21 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya membaca Al-Qur’an 22 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang doa-doa? 23 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya doa-doa keseharian 24 (P) : Apakah ibu mengajarkan tentang sopan santun? 25 (R) : Iya, ibu mengajarkan untuk berlaku sopan terutama 26

pada orang yang lebih tua 27 (P) : Apakah ibu membangunkan tidur di pagi hari? 28 (R) : Iya, ibu membangunkan tidur pada jam 05:30 29 (P) : Apakah ibu menyiapkan sarapan? 30 (R) : Iya, ibu menyiapkan sarapan di pagi hari 31 (P) : Apakah ibu mengantarkan dan menjemput ke 32

sekolah? 33 (R) : Saat pagi ibu mengantarkan saya ke sekolah tetapi 34

tidak menjemput, yang menjemput pembantu. Saat 35

Page 254: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

TPQ juga berangkat dan pulang diantar oleh 36 pembantu. 37

(P) : Apakah ibu membantu mengerjakan PR? 38 (R) : Iya, ibu an bapak membantu mengerjakan PR apabila 39

ada yang sulit. 40 (P) : Apakah ibu memerintahkan untuk sholat berjamaah? 41 (R) : Iya, ibu mengajak untuk sholat berjamaah di masjid 42

ketika maghrib. 43 (P) : Apakah ibu mengajarakan untuk berbicara sopan dan 44

saling menghormati terutama kepada yang lebih tua? 45 (R) : Iya, ibu menyuruh saya untuk berbicara sopan 46

kepada yang lebih tua dan tidak berbicara kasar. 47 (P) : Apakah ibu mengajak untuk saling berbagi? 48 (R) : Iya, ibu menyuruh untuk berbagi kepada teman 49

apabila punya sesuatu. 50 (P) : Apakah ibu sering memberikan nasihat? 51 (R) : Iya ibu member nasihat apabila saya tidak patuh 52 (P) : Apakah ibu mengajarkan untuk menabung? 53 (R) : Iya, ibu mengajarkan saya untuk menabung di 54

Sekolah dan menyisihkan uang jajan untuk ditabung 55 di celengan. 56

(P) : Apakah ibu sering memberikan motivasi? 57 (R) : Iya ibu sering memberikan motivasi. 58 (P) : Bagaimana suka duka memiliki ibu yang sibuk 59

bekerja? 60 (R) : Kadang sedih ketika pulang sekolah ibu tidak ada di 61

rumah, tetapi karena sudah terbiasa jadi tidak apa-apa. 62

Page 255: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 37

HASIL DOKUMENTASI TENTANG PERAN IBU SEBAGAI

MADRASAH PERTAMA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK DI

KELUARGA

(Studi Kasus Wanita Karier di Mindaka Tarub Tegal)

1. Visi, Misi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Page 256: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

2. Struktur organisasi Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten

Tegal

Page 257: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

3. Wawancara dengan perangkat Desa Mindaka

4. Wawancara dengan ibu karier

Page 258: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 34 Surat Izin Penelitian

Page 259: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 33 Sertifikat TOEFL

Page 260: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 34 Sertifikat IMKA

Page 261: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 35 Transkrip Ko-Kurikuler

Page 262: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

Lampiran 36 Sertifikat KKN

Page 263: PERAN IBU SEBAGAI MADRASAH PERTAMA DALAM ...eprints.walisongo.ac.id/9590/1/SKRIPSI FULL.pdfSegala sentimen negatif yang dulu disematkan pada kaum wanita telah terkikis. Wanita tidak

BIODATA DIRI PRIBADI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Khoirida Rohmah

2. Tempat/tanggal lahir : Tegal, 12 Januari 1997

3. Alamat Rumah : Mindaka, Tarub, Tegal

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Kewarganegaraan : WNI

7. No. Hp : 085728074988

8. Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD Negeri Mindaka 01 : Lulus tahun 2008

b. MTs N Model Babakan Tegal : Lulus tahun 2011

c. MAN Babakan Tegal : Lulus tahun 2014

d. S1 UIN Walisongo Semarang : Angkatan 2014

2. Pendidikan Non-Formal

a. Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Babakan Tegal

b. Ma’had Al-Jami’ah Walisongo UIN Walisongo Semarang.

Semarang, 25 Januari 2019

Khoirida Rohmah

NIM. 1403016023