123
PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh Lussy Nurfitasary JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI

DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

Lussy Nurfitasary

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

ABSTRACT

THE ROLE OF AGRICULTURAL COOPERATIVE OF MITRA SUBUR

IN INCREASING INCOME AND WELFARE OF RICE FARMERS IN

SUB-DISTRICT OF GUNUNG SUGIH, CENTRAL LAMPUNG DISTRICT

By

Lussy Nurfitasary

The purpose of this research are to comparing income of rice farming members

and non members of Mitra Subur Agricultural Cooperative, analyze the economic

benefits of cooperatives received by members, the contribution of cooperative

economic benefits to members household income, the distribution of members

and non members household income, and comparing the level of welfare of

cooperative members and non members. This research uses case study method at

Agricultural Cooperative of Mitra Subur sub-district Gunung Sugih, the Central

Lampung District with the number of respondents is sixty people that consist of

members and non members. Data of this research were collected in Februari –

Maret 2018 and analyzed descriptively quantitative. The reseach results showed

that the rice farming income for members and non members of Mitra Subur

Agricultural Cooperative in season one was significantly different, while in

season two was not significantly different. The economic benefits of cooperative

received members was still considered low and the distribution of remaining

business proceeds had not been carried out fairly. The contribution of the

cooperative economic benefits to household income of rice farmers members was

still relatively low. Additional income from activities outside of the rice farming

resulted in higher income inequality of non member farmers, while the income

inequality of member farmers was lower. Rice farmer members and non members

was in the prosperous category, but the welfare level of non members was higher

than that of member farmers.

Key words: income, cooperative, member, non member

Page 3: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

ABSTRAK

PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI

DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

Lussy Nurfitasary

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pendapatan usahatani padi

anggota dan bukan anggota KOPTAN Mitra Subur, menganalisis manfaat

ekonomi koperasi yang diterima anggota, kontribusi manfaat ekonomi koperasi

terhadap pendapatan rumahtangga anggota, distribusi pendapatan rumahtangga

anggota dan bukan anggota, dan membandingkan tingkat kesejahteraan anggota

dan bukan anggota. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada

Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah dengan jumlah responden sebanyak 60 orang yang terdiri dari

anggota dan bukan anggota. Data penelitian ini dikumpulkan pada Februari -

Maret 2018 dan dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

menujukkan bahwa pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur pada musim tanam I berbeda nyata, sedangkan pada

musim tanam II tidak berbeda nyata. Manfaat ekonomi koperasi yang diterima

anggota KOPTAN Mitra Subur masih tergolong rendah dan pembagian SHU

belum dilakukan secara adil. Kontribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap

pendapatan rumahtangga petani anggota KOPTAN Mitra Subur masih tergolong

rendah. Pendapatan tambahan dari kegiatan di luar usahatani padi mengakibatkan

ketimpangan pendapatan petani non anggota semakin tinggi, sedangkan

ketimpangan pendapatan petani anggota semakin rendah. Petani padi anggota dan

non anggota KOPTAN Mitra Subur mayoritas sudah dalam kategori sejahtera,

tetapi tingkat kesejahteraan petani non anggota lebih tinggi dibandingkan dengan

petani anggota.

Kata kunci: pendapatan, koperasi, anggota, bukan anggota

Page 4: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI

DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

LUSSY NURFITASARY

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan
Page 6: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan
Page 7: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung tanggal 03 Agustus

1996, dari pasangan Bapak Lukman Suhardi dan Ibu

Maimuri. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman

Kanak – Kanak (TK) di TK Dharma Wanita Melati pada

tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2

Penumangan Baru pada tahun 2008, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di

SMP Negeri 2 Tulang Bawang Tengah pada tahun 2011, dan Sekolah Lanjut

Tingkat Atas (SLTA) di SMA Taman Madya Tamansiswa Teluk Betung Bandar

Lampung tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur mandiri.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gilih Karangjati,

Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada

bulan Januari hingga Maret 2017. Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis

melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Huma Indah Mekar Desa Penumangan

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Page 8: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

SANWACANA

Alhamdulilahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Lantunan shalawat beriring salam, menjadi

persembahan penuh kerinduan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang

telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada keluarga, sahabat,

dan penerus risalahnya yang mulia.

Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Peran Koperasi Pertanian (Koptan)

Mitra Subur dalam Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Padi

di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah”, begitu banyak

juga pihak yang telah membantu baik itu do’a, dukungan moril dan materil,

bimbingan, nasihat, serta saran-saran yang membangun untuk penulis. Oleh

karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga nilainya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Page 9: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung , atas arahan, bantuan, dan nasihat

yang telah diberikan.

3. Ibu Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Pembimbing Pertama

atas ketulusan hati dan kesabaran, bimbingan, motivasi, arahan, nasihat, ilmu

yang bermanfaat, dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Ani Suryani, S.P., M.Sc., selaku Pembimbing Ke dua atas ketulusan hati

dan kesabaran, bimbingan, motivasi, arahan, nasihat, ilmu yang bermanfaat,

dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Ibu Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku Dosen Penguji atas masukan,

arahan, nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Effendi, M.S., selaku dosen pembimbing akademik

atas arahan, nasihat, dan motivasi yang telah diberikan.

7. Orang tuaku tercinta, Mamak Maimuri dan Bapak Lukman S serta adikku

tersayang Lucky Febrian, yang telah memberikan kasih sayang, perhatian,

semangat, motivasi, nasihat, saran, dan doa yang tak pernah terputus hingga

tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu dan bimbingan yang telah

diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

Page 10: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

9. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis, Mbak Iin, Mbak Ayi, Mbak Tunjung,

Mas Buchori, dan Mas Boim atas segala bantuan yang telah diberikan kepada

penulis.

10. Bapak Ruslan dan seluruh karyawan di Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra

Subur, atas segala informasi, bantuan dan ilmu yang telah diberikan kepada

penulis.

11. Ibu Cici, selaku PPL BP3K Kecamatan Gunung Sugih, atas segala informasi,

bantuan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

12. Sahabat – sahabat terbaik penulis semasa kuliah, Geasti, Fenti Gasanova,

Hafia Kamarga, Indah Dwi Puspita, Lutfia Khoirunnisa, Intan Paramiarta,

Laras Nurhandini, Kiki Ambarwati, Ivo Revita dan Jesica Anggreasi atas

masukan, saran, semangat dan kebersamaan yang telah diberikan.

13. Sahabat terbaikku dan teman satu kamar, Geasti, atas kasih sayang, masukan,

saran, semangat, bantuan, dan kebersamaan yang telah diberikan.

14. Sahabat satu kosan, Siti Nur Kholifah, Een Asror, Lutfia Khoirunniisa, dan

Izzawati Mahmudah atas masukan, saran, semangat dan kebersamaan yang

telah diberikan.

15. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Willy, Aurora, Dewi L, Adek

Fitri S, Sita Virgiana, Ayu Nirmala L, Riski D, Nurul Fajri, Sintia, Dwi, dan

teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas

nasihat, kebersamaan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

16. Temen-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2017 di Desa Gilih Karangjati, Elsa

Adwinda Diva, S.H., Yuliana Kristin Situmorang, Luh Ayu Putu Ratnaika,

Page 11: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

Robi Rusanda, Iqbal Susendi, dan Wan Ahmad, atas kebersamaan dan

semangat yang telah diberikan.

17. Atu dan kiyai Agribisnis 2011, 2012, 2013, serta adik–adik angkatan 2015 dan

2016 atas dukungan dan bantuan kepada penulis.

18. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan

segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses

penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala

bantuan yang telah diberikan. Aamiin ya Rabbalalaamiin. Akhirnya, penulis

meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis,

Lussy Nurfitasary

Page 12: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

C. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................... 10

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10

1. Konsep Koperasi............................................................................ 10

2. Manfaat Ekonomi Koperasi............................................................ 19

3. Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L)......................................20

4. Teori Usahatani.............................................................................. 26

5. Pendapatan Usahatani..................................................................... 27

6. Pendapatan Rumah Tangga............................................................ 30

7. Distribusi Pendapatan..................................................................... 32

8. Teori Kesejahteraan........................................................................ 35

B. Kajian Penelitian Terdahulu .............................................................. 45

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 52

D. Hipotesis ............................................................................................ 56

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 57

A. Metode Penelitian .............................................................................. 57

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ............................................ 57

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian........................ 65

D. Jenis Data dan Pengumpulan Data ..................................................... 67

E. Metode Analisis Data ......................................................................... 68

Page 13: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi.............................................. 68

2. Manfaat Ekonomi Koperasi............................................................ 69

3. Kontribusi Manfaat Ekonomi Koperasi terhadap Pendapatan

Rumahtangga.................................................................................. 70

4. Analisis Distribusi Pendapatan....................................................... 71

5. Analisis Tingkat Kesejahteraan...................................................... 72

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................... 73

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah .................................. 73

B. Keadaan Umum Kecamatan Gunung Sugih ...................................... 74

1. Keadaan Geografis......................................................................... 74

2. Keadaan Demografi........................................................................ 75

3. Keberadaan Fasilitas Layanan Jasa................................................ 76

C. Keadaan Umum Kampung Terbanggi Subing ................................... 76

1. Keadaan Iklim.................................................................................76

2. Keadaan Demografi........................................................................ 77

D. Keadaan Umum Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur .......... 77

1. Sejarah KOPTAN Mitra Subur...................................................... 77

2. Struktur Organisasi Koperasi..........................................................79

3. Unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi............................................. 81

4. Sarana dan Prasarana Koperasi.......................................................82

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 95

A. Karakteristik Petani Responden ......................................................... 95

1. Umur Petani Responden................................................................. 95

2. Tingkat Pendidikan Petani Responden........................................... 97

3. Pengalaman Berusahatani Padi Petani Responden......................... 98

4. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden.......................... 99

5. Usaha Lain-lain Petani Responden............................................... 101

B. Keragaan Usahatani ......................................................................... 104

1. Pola Tanam di Daerah Penelitian................................................. 104

2. Penggunaan Sarana Produksi di Daerah Penelitian...................... 105

3. Produksi Padi di Daerah Penelitian.............................................. 113

C. Analisis Pendapatan Usahatani (On Farm Utama dan Bukan

Utama)...............................................................................................114

1. Pendapatan Usahatani Padi (On Farm Utama).............................114

2. Analisis Pendapatan On Farm Bukan Utama Anggota dan Non

Anggota KOPTAN Mitra Subur................................................... 128

3. Analisis Pendapatan di Luar Budidaya (Off Farm)...................... 131

4. Pendapatan di Luar Pertanian (Non Farm)................................... 132

D. Analisis Manfaat Ekonomi Koperasi (MEK)................................... 133

Page 14: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

E. Kontribusi Manfaat Ekonomi Koperasi terhadap Pendapatan

Rumahtangga Petani Anggota KOPTAN Mitra Subur .................... 135

F. Analisis Distribusi Pendapatan Rumahtangga Petani Anggota dan

Non Anggota KOPTAN Mitra Subur ............................................... 138

G. Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Anggota dan Non Anggota

KOPTAN Mitra Subur ..................................................................... 141

H. Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Anggota dan Non

Anggota KOPTAN Mitra Subur ...................................................... 151

1. Uji beda pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur pada musim tanam I................................ 152

2. Uji beda pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur pada musim tanam II...............................153

I. Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Petani Anggota dan Non

Anggota KOPTAN Mitra Subur ...................................................... 154

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 156

A. Kesimpulan ...................................................................................... 156

B. Saran ................................................................................................ 157

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 158

LAMPIRAN ....................................................................................................... 163

Tabel 30 s.d Tabel 88 ...................................................................................164-338

Page 15: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan

kabupaten dan kota tahun 2015 .....................................................................3

2. Data produksi padi menurut kabupaten/kota di Provinsi

Lampung tahun 2015 .....................................................................................4

3. Data jumlah koperasi di bidang pertanian Provinsi

Lampung tahun 2015 .....................................................................................6

4. Metode pemberian air pada padi sawah .......................................................25

5. Klasifikasi ketimpangan berdasarkan kriteria Bank Dunia .........................35

6. Kajian penelitian terdahulu ..........................................................................47

7. Sebaran penduduk Kecamatan Gunung Sugih berdasarkan

jenis pekerjaan,2015 ....................................................................................75

8. Rincian modal awal KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah .......................................................................78

9. Rata-rata penggunaan benih padi per hektar petani responden anggota

dan non anggota KOPTAN Mitra Subur pada musim tanam I dan

musim tanam II, tahun 2018.......................................................................106

10. Rata-rata penggunaan pupuk per hektar petani responden anggota dan

non anggota KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 .................................................108

11. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi responden anggota dan

non anggota KOPTAN Mitra Subur per usahatani musim tanam I di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 .....111

12. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi responden anggota dan

non anggota KOPTAN Mitra Subur per usahatani musim tanam II di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 .....112

Page 16: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

13. Rata-rata biaya penyusutan peralatan yang digunakan petani responden

anggota dan non anggota KOPTAN Mitra Subur dalam kegiatan

usahatani per tahun, tahun 2018 ................................................................113

14. Analisis pendapatan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur

per usahatani (0,51 ha) dan per hektar pada musim tanam I Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018.........................116

15. Analisis pendapatan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur

per usahatani (0,51 ha) dan per hektar pada musim tanam II Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018..........................118

16. Analisis pendapatan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur

per usahatani (0,47 ha) dan per hektar pada musim tanam I Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 .........................123

17. Analisis pendapatan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra

Subur per usahatani (0,47 ha) dan per hektar pada musim tanam II

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten LampungTengah, tahun 2018 ......126

18. Rincian pendapatan petani responden anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah dari kegiatan usahatani on farm bukan utama,

tahun 2018 .................................................................................................130

19. Rincian pendapatan petani responden anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah dari kegiatan off farm, tahun 2018 ................................131

20. Rincian pendapatan petani responden anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah dari kegiatan non farm, tahun 2018 ..............................132

21. Manfaat ekonomi koperasi (MEK) yang diterima anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah, tahun 2018 ...................................................................................134

22. Struktur pendapatan rumahtangga petani anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah, tahun 2018 ...................................................................136

23. Distribusi pendapatan usahatani dan rumahtangga petani padi

responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra Subur per tahun,

tahun 2018 .................................................................................................139

24. Pengeluaran rumahtangga petani anggota KOPTAN Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 ......147

Page 17: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

25. Pengeluaran rumahtangga petani non anggota KOPTAN Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2018 ......148

26. Tingkat kesejahteraan petani anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur berdasarkan indikator Bank Dunia, tahun 2018 ..................150

27. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan usahatani padi anggota

dan non anggota KOPTAN Mitra Subur pada MT I, tahun 2018 .............152

28. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan usahatani padi anggota

dan non anggota KOPTAN Mitra Subur pada MT II, tahun 2018 ............154

29. Hasil analisis uji beda tingkat kesejahteraan petani padi responden

anggota dan non anggota KOPTAN Mitra Subur, tahun 2018 ..................155

30. Identitas responden petani padi anggota KOPTAN Mitra Subur ..............164

31. Identitas responden petani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur .......165

32. Penguasaan lahan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur ...........166

33. Penguasaan lahan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur ....167

34. Biaya penggunaan pupuk usahatani padi anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam I ...............................................................................168

35. Biaya penggunaan pupuk usahatani padi anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam II ..............................................................................172

36. Biaya penggunaan pupuk usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam I ...............................................................................176

37. Biaya penggunaan pupuk usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam II ..............................................................................181

38. Biaya penggunaan pestisida usahatani padi anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam I ...............................................................................186

39. Biaya penggunaan pestisida usahatani padi anggota KOPTAN Mitra

Subur Musim Tanam II .............................................................................193

40. Biaya penggunaan pestisida usahatani padi non anggota KOPTAN

Mitra Subur Musim Tanam I .....................................................................200

41. Biaya penggunaan pestisida usahatani padi non anggotaKOPTAN

Mitra Subur Musim Tanam II ....................................................................207

42. Penyusutan alat pertanian petani padi anggota KOPTAN Mitra Subur ....214

Page 18: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

43. Penyusutan alat pertanian petani padi non anggota KOPTAN Mitra

Subur ..........................................................................................................217

44. Tenaga kerja usatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam I ......................................................................................................220

45. Tenaga kerja usatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam II .....................................................................................................229

46. Tenaga kerja usatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur

Musim Tanam I ..........................................................................................238

47. Tenaga kerja usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur

Musim Tanam II ........................................................................................247

48. Biaya lain-lain usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur ................256

49. Biaya lain-lain usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur .........258

50. Penerimaan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur .....................260

51. Penerimaan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur ..............261

52. Pendapatan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam I ......................................................................................................262

53. Pendapatan usahatani padi anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam II .....................................................................................................266

54. Pendapatan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam I ......................................................................................................270

55. Pendapatan usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur Musim

Tanam II .....................................................................................................274

56. Biaya dan pendapatan usahatani padi per 0,51 ha dan per 1 ha petani

responden anggota KOPTAN Mitra Subur Musim Tanam I .....................278

57. Biaya dan pendapatan usahatani padi per 0,51 ha dan per 1 ha petani

responden anggota KOPTAN Mitra Subur Musim Tanam II ...................279

58. Biaya dan pendapatan usahatani padi per 0,47 ha dan per 1 ha petani

responden non anggota KOPTAN Mitra Subur Musim Tanam I ..............280

59. Biaya dan pendapatan usahatani padi per 0,47 ha dan per 1 ha petani

responden non anggota KOPTAN Mitra Subur Musim Tanam II ............281

Page 19: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

60. Pendapatan on farm (bukan utama) petani responden anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................282

61. Pendapatan on farm (bukan utama) petani responden non Anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................283

62. Pendapatan off farm dan non farm petani responden anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................284

63. Pendapatan off farm dan non farm petani responden non

anggota KOPTAN Mitra Subur .................................................................285

64. Manfaat ekonomi koperasi petani responden anggota KOPTAN Mitra

Subur .........................................................................................................286

65. Pendapatan rumahtangga anggota KOPTAN Mitra Subur .......................287

66. Pendapatan rumahtangga petani responden non anggotaKOPTAN

Mitra Subur ................................................................................................288

67. Analisis Gini Ratio pendapatan usahatani padi per tahun petani

responden anggota KOPTAN Mitra Subur ................................................289

68. Analisis Gini Ratio pendapatan usahatani padi per tahun petani

responden non anggota KOPTAN Mitra Subur ........................................290

69. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan on farm

bukan utama per tahun petani responden anggota KOPTAN Mitra

Subur ..........................................................................................................291

70. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan on farm

bukan utama per tahun petani responden non anggota KOPTAN

Mitra Subur ................................................................................................292

71. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan non

usahatani per tahun petani responden anggota KOPTAN Mitra Subur .....293

72. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan non

usahatani per tahun petani responden non anggota KOPTAN Mitra

Subur ..........................................................................................................294

73. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan

non farm per tahun petani responden anggota KOPTAN Mitra Subur .....295

74. Analisis Gini Ratio pendapatan setelah ditambah pendapatan

non farm per tahun petani responden anggota KOPTAN Mitra Subur .....296

Page 20: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

75. Analisis Gini Ratio pendapatan rumahtangga (+MEK) petani responden

anggota KOPTAN Mitra Subur .................................................................297

76. Analisis Gini Ratio pendapatan rumahtangga petani responden non

anggota KOPTAN Mitra Subur .................................................................298

77. Pengeluaran pangan pada rumah tangga petani padi anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................299

78. Pengeluaran non pangan pada rumah tangga petani padi anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................308

79. Pengeluaran pangan pada rumah tangga petani padi non anggota

KOPTAN Mitra Subur ...............................................................................315

80. Pengeluaran non pangan pada rumah tangga petani padi non

anggota KOPTAN Mitra Subur .................................................................324

81. Tingkat kesejahteraan petani padi anggota KOPTAN Mitra Subur

kriteria Bank Dunia ....................................................................................331

82. Tingkat kesejahteraan petani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur

kriteria Bank Dunia ....................................................................................332

83. Uji beda rata-rata pendapatan anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Musim Tanam I .....................................................................333

84. Uji beda rata-rata pendapatan anggota dan non anggotaKOPTAN

Mitra Subur Musim Tanam II ...................................................................334

85. Uji beda tingkat kesejahteraan anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur ................................................................................................335

86. Hasil uji beda (independent simple t-test) pendapatan usahatani pada

MT I petani padi responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra

Subur ..........................................................................................................336

87. Hasil uji beda (independent simple t-test) pendapatan usahatani pada

MT II petani padi responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra

Subur ..........................................................................................................337

88. Hasil uji beda (independent simple t-test) tingkat kesejahteraan petani

padi responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra Subur ............338

Page 21: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan Gini Ratio dengan Kurva Lorentz ..............................................34

2. Bagan alir kerangka pemikiran peran Koperasi Pertanian (KOPTAN)

Mitra Subur dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani

padi di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ...............55

3. Struktur Organisasi KOPTAN Mitra Subur Kabupaten Lampung

Tengah .........................................................................................................80

4. Kantor Pusat KOPTAN Mitra Subur di Terbanggi Agung Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ..............................................83

5. Ruangan kerja kantor pusat KOPTAN Mitra Subur Terbanggi Agung

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ...........................84

6. Kantor Unit KOPTAN Mitra Subur di Kampung Terbanggi Subing

Desa Gotong Royong ...................................................................................85

7. Ruangan Kasir KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah .......................................................................86

8. Ruangan Manager KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah .......................................................................87

9. Buku-buku wajib KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah .......................................................................88

10. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Rapat Anggota Tahunan

(RAT) Ke 11 tahun 2017 KOPTAN Mitra Subur Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah ..............................................93

11. Sebaran petani padi responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra

Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah menurut

golongan umur petani ..................................................................................96

Page 22: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

12. Sebaran petani responden anggota dan non anggota KOPTAN Mitra

Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

berdasarkan tingkat pendidikan formal .......................................................97

13. Sebaran petani padi responden anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah berdasarkan pengalaman berusahatani ...........................................98

14. Sebaran petani padi responden anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah berdasarkan jumlah tanggungan keluarga ....................................100

15. Sebaran petani responden anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah berdasarkan usahatani on farm bukan utama ................................101

16. Sebaran petani responden anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah berdasarkan usaha off farm ...........................................................102

17. Sebaran petani responden anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah berdasarkan usaha non farm .........................................................103

18. Pola tanam usahatani padi di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah, tahun 2018 ...................................................................104

Page 23: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah maupun organisasi non pemerintah telah banyak mengupayakan

berbagai program untuk memperbaiki perekonomian dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Salah satu program yang diupayakan oleh

pemerintah ialah koperasi. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama

yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan orang-orang yang

umumnya mempunyai ekonomi yang lemah yang bergabung secara sukarela

dan atas dasar persamaan hak serta berkewajiban untuk melakukan suatu

usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

anggotanya. Tujuan utama koperasi ialah meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan anggotanya.

Koperasi mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting dalam rangka

pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, dimana Indonesia memiliki tiga

sektor kekuatan ekonomi dalam melaksanakan tatanan kegiatan

perekonomian negara, yaitu sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi.

Menurut Syahrudin (2003), melalui koperasi berbagai program pembangunan

sektor pertanian dan industri rakyat yang pada umumnya dikelola pengusaha

kecil bisa dijalankan dengan skala ekonomi yang lebih besar, lebih efisien,

Page 24: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

2

dan efektif. Selain itu, koperasi dapat dijadikan tempat yang efektif bagi

anggotanya untuk saling bekerjasama dan menghimpun kekuatan yang

bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan struktural, membuka akses

untuk pasar, modal, informasi dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi,

dan memanfaatkan peluang usaha yang terbuka.

Pada dasarnya koperasi merupakan wadah organisasi sosial yang

mengutamakan kepentingan sosial dan ekonomi anggota (Hendrojogi, 2004).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 pasal 1

tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi, koperasi bukanlah perkumpulan modal

usaha yang mencari keuntungan semata, melainkan koperasi dibentuk untuk

memenuhi kebutuhan anggota dengan memberikan harga semurah mungkin

dan pelayanan sebaik mungkin demi mencapai kesejahteraan anggota.

Koperasi merupakan satu-satunya bentuk badan usaha yang sesuai dengan

demokrasi ekonomi Indonesia seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang

Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Sebagai salah satu sektor kekuatan ekonomi, kegiatan koperasi tidak hanya

terbatas pada satu unit usaha, tetapi dapat menjalankan lebih dari satu unit

usaha karena tidak ada batasan banyaknya unit usaha yang dapat dijalankan

suatu koperasi. Jenis usaha yang akan dijalankan suatu koperasi harus

Page 25: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

3

memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anggotanya, sehingga fungsi

koperasi sebagai alat perekonomian dan alat kemasyarakatan dapat terwujud

dan terlaksana dengan efektif dan efisien. Sebagai wadah perekonomian dan

kegiatan sosial masyarakat, koperasi harus mampu memberikan

keseimbangan kedudukan, peranan dan sumbangan terhadap tatanan

perekonomian nasional, sehingga cita-cita bangsa Indonesia dapat tercapai

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang, yaitu mewujudkan

masyarakat adil dan makmur.

Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan

kabupaten dan kota tahun 2016

No Kabupaten/kota Status Jumlah

Aktif Tidak Aktif

Unit % Unit % Unit %

1 Bandar Lampung 353 47,90 384 52,10 737 14,39

2 Way Kanan 328 45,93 386 54,07 714 13,94

3 Lampung Tengah 423 65,07 227 34,93 650 12,69

4 Lampung Timur 397 66,28 202 33,72 599 11,70

5 Lampung Selatan 228 52,17 209 47,83 437 8,53

6 Lampung Utara 271 63,76 154 36,24 425 8,30

7 Tanggamus 156 51,32 148 48,68 304 5,94

8 Pesawaran 143 70,10 61 29,90 204 3,98

9 Metro 98 48,04 106 51,96 204 3,98

10 Pringsewu 79 46,47 91 53,53 170 3,32

11 Tulang Bawang 77 43,50 100 56,50 177 3,46

12 Lampung Barat 49 33,33 98 66,67 147 2,87

13 Mesuji 118 75,16 39 24,84 157 3,07

14 Tulang Bawang Barat 98 79,03 26 20,97 124 2,42

15 Pesisir Barat 48 66,67 24 33,33 72 1,41

Jumlah 2.866 55,96 2.255 44,04 5.121 100

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2016

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi

sebagai salah satu sektor perekonomian, baik di bidang produksi, jasa,

konsumsi, maupun simpan pinjam. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah

Page 26: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

4

koperasi di Provinsi Lampung adalah 5.121 unit, dimana sebanyak 55,96

persen koperasi dinyatakan aktif dan sisanya dinyatakan tidak aktif. Kota

Bandar Lampung memiliki jumlah koperasi terbanyak, yaitu 14,39 persen

dari total koperasi di Provinsi Lampung dengan koperasi yang dinyatakan

aktif sebanyak 47,90 persen dan sisanya dinyatakan tidak aktif. Kabupaten

Lampung Tengah berada pada urutan ke tiga dengan jumlah koperasi

sebanyak 12,69 persen dari total koperasi di Provinsi Lampung dimana

sebanyak 65,07 persen dinyatakan aktif dan sisanya dinyatakan tidak aktif.

Tabel 2. Sebaran produksi padi menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung

tahun 2015

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016

Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi dalam mengembangkan

komoditas pertanian, khususnya komoditas padi. Hal ini dibuktikan dengan

jumlah produksi padi di Kabupaten Lampung Tengah. Pada Tabel 2 dapat

dilihat bahwa produksi padi tertinggi di Provinsi Lampung adalah Kabupaten

No Kabupaten/Kota Produksi

(Ton)

1 Lampung Barat 112.063,21

2 Tanggamus 284.642,51

3 Lampung Selatan 488.079,38

4 Lampung Timur 564.315,51

5 Lampung Tengah 782.603,56

6 Lampung Utara 168.941,99

7 Waykanan 149.178,06

8 Tulang Bawang 242.728,38

9 Pesawaran 170.072,93

10 Pringsewu 137.193,31

11 Mesuji 186.215,81

12 Tulang Bawang Barat 88.443,35

13 Pesisir Barat 77.604,68

14 Bandar Lampung 2.637

15 Metro 2.958

Total 7.387.084

Page 27: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

5

Lampung Tengah. Produksi padi yang tinggi di Kabupaten Lampung Tengah

berasal dari pasokan padi setiap kecamatan Kabupaten Lampung Tengah.

Berdasarkan BPS Kabupaten Lampung Tengah (2017), produksi padi terbesar

di Kabupaten Lampung Tengah berada di Kecamatan Seputih Raman, dengan

jumlah produksi sebanyak 86.871 ton. Produksi padi terbesar kedua berada

di Kecamatan Gunung Sugih dengan jumlah produksi sebanyak 54.845 ton.

Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat di Kecamatan

Gunung Sugih yang menjalankan usahatani padi sebagai sumber ekonomi.

Koperasi Pertanian (KOPTAN) adalah koperasi yang anggota-anggotanya

para petani. Adanya KOPTAN di pedesaan sangat penting untuk

menimbulkan semangat para petani untuk meningkatkan produksi pertanian

dan membantu petani dalam memasarkan produk pertaniannya. KOPTAN

merupakan wadah bagi para petani di pedesaan, yang mampu menyalurkan

seluruh produk hasil pertanian dari masyarakat pedesaan dengan harga yang

wajar ke para konsumen yang berada di perkotaan.

Jumlah Koperasi Pertanian (KOPTAN) di Provinsi Lampung saat ini semakin

berkurang, padahal peran KOPTAN sangatlah penting bagi petani dalam

meningkatkan produksi. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah KOPTAN

yang tidak aktif jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah KOPTAN yang aktif.

Jumlah KOPTAN yang tidak aktif sebanyak 70,42 persen, sedangkan sisanya

dinyatakan tidak aktif. Banyaknya jumlah KOPTAN yang tidak aktif di

Provinsi Lampung disebabkan oleh KOPTAN tidak dapat bertahan

menghadapi persaingan dengan koperasi-koperasi jenis baru

Page 28: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

6

Tabel 3. Sebaran jumlah koperasi di bidang pertanian di Provinsi Lampung

tahun 2015

No. Kelompok Koperasi Status Jumlah

Aktif Tidak Aktif

Unit % Unit % Unit %

1 Koperasi Unit Desa

(KUD) 90 35,57 163 64,43 253 19,70

2 Koperasi Pertanian 213 29,58 507 70,42 720 56,07

3 Koperasi Perkebunan 62 46,97 70 53,03 132 10,28

4 Koperasi Peternakan 21 34,43 40 65,57 61 4,75

5 Koperasi Nelayan 24 32,00 51 68,00 75 5,84

6 Koperasi Kehutanan 3 42,86 4 57,14 7 0,55

7 Kopti 5 55,56 4 44,44 9 0,70

Jumlah 445 34,66 839 65,34 1284 100

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, 2015

Pertumbuhan koperasi, khususnya Koperasi Pertanian (KOPTAN), sangat

penting untuk menunjang peningkatan produksi pertanian di Provinsi

Lampung. Meningkatnya produksi pertanian, akan berpengaruh terhadap

pendapatan dan kesejahteraan petani. Dalam menjalankan usahatani,

tentunya petani banyak dihadapkan dengan berbagai masalah usahatani,

sehingga diperlukan adanya suatu lembaga penunjang untuk membantu petani

mengatasi berbagai masalah tersebut. Salah satu upaya petani untuk

mengatasi masalah dalam usahataninya adalah dengan menjadi anggota

koperasi.

Peningkatan pendapatan anggota koperasi dapat terwujud karena anggota

dapat meningkatkan produksinya. Apabila peningkatan pendapatan anggota

koperasi terwujud, maka tingkat kesejahteraan hidup anggota koperasi akan

meningkat. Salah satu Koperasi Pertanian (KOPTAN) di Kabupaten

Lampung Tengah ialah KOPTAN Mitra Subur. KOPTAN Mitra Subur

merupakan salah satu koperasi aktif yang sudah berdiri sejak tahun 1999

Page 29: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

7

dengan Badan Hukum Nomor 79/BH/KDK.72/IV/1999. KOPTAN Mitra

Subur dalam perkembangannya pernah mengalami mati suri, namun saat ini

KOPTAN Mitra Subur mulai bangkit kembali mengingat tujuan didirikan

KOPTAN Mitra Subur yaitu sebagai wadah bagi petani untuk memperoleh

modal usahatani. Selain itu, KOPTAN Mitra Subur merupakan koperasi

pertanian pertama yang didirikan di Kecamatan Gunung Sugih.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Berapa besar pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah?

2. Berapa besar manfaat ekonomi yang diterima anggota KOPTAN Mitra

Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah?

3. Berapa besar kontribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap pendapatan

rumah tangga anggota KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah?

4. Bagaimana distribusi pendapatan rumah tangga anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah?

5. Bagaimana tingkat kesejahteraan anggota dan non anggota KOPTAN

Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah?

Page 30: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

8

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membandingkan pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah.

2. Menganalisis manfaat ekonomi koperasi yang diterima anggota KOPTAN

Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

3. Menganalisis kontribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap pendapatan

rumahtangga anggota KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

4. Menganalisis distribusi pendapatan rumahtangga anggota dan non

anggota KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah.

5. Membandingkan tingkat kesejahteraan anggota dan non anggota

KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. Pihak koperasi dan petani, sebagai pertimbangan dalam penyusunan

rencana strategi operasional pada periode yang akan datang dan

sebagai bahan masukan serta pertimbangan petani untuk berpartisipasi

menjadi anggota koperasi.

Page 31: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

9

2. Pemerintah, sebagai sumbangan pemikiran dalam pertimbangan dan

evaluasi terhadap penetapan kebijakan, terutama yang berkaitan

dengan pengembangan koperasi.

3. Peneliti lain, sebagai referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau

menyempurnakan penelitian ini.

Page 32: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Koperasi

a. Definisi dan Tujuan Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 1 tentang

Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-

orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi yang berdasarkan

asas kekeluargaan. Menurut Chaniago (1984) dalam Sitio dan Tamba

(2001), koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-

orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan kepada anggota

untuk masuk dan keluar dengan bekerjasama secara kekeluargaan

menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para

anggotanya.

Menurut Baswir (1997), koperasi adalah suatu perkumpulan yang

didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas,

yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

ekonomi mereka, sedangkan menurut Kartasapoetra dan Setiady (2001),

koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang

Page 33: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

11

perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah

yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak,

berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Menurut Hendrojogi (2015),

koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar

persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan

agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi

kebutuhan bersama yang bersifat kebedaan atas tanggungan bersama.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam

koperasi setidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama

lain. Menurut Sumarsono (2003), dua unsur tersebut terdiri dari unsur

ekonomi dan unsur sosial. Unsur ekonomi berkaitan dengan peningkatan

pendapatan masyarakat yang menjadi anggota koperasi dan unsur sosial

berkatian dengan peningkatan kesejahteraan anggota koperasi melalui

peningkatan pendapatan, sedangkan menurut Hendrojogi (2015),

mengandung tiga unsur, yaitu: 1) unsur demokrasi; 2) unsur sosial; dan 3)

unsur tidak semata-mata mencari keuntungan.

Menurut Ropke (2003), badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota yang

merupakan pemakai jasa (users). Fakta ini yang membedakan koperasi

dari badan usaha (perusahaan) bentuk lain yang pemiliknya pada dasarnya

adalah para penanam modal, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

orang-orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhannya

akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuannya,

Page 34: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

12

bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta

bagaimana Sisa Hasil Usaha (SHU) didistribusikan. Tingkat keberhasilan

koperasi dalam mencapai tujuan-tujuannya (Abrahamson, 1976 dalam

Ropke, 2003).

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi para anggotanya yang berpegang pada asas dan

prinsip-prinsip ideal tertentu, sehingga kegiatan koperasi diharapkan

dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan. Menurut Hendrojogi (2015), tujuan koperasi adalah untuk

memberikan pelayanan kepada para anggota dan bukan untuk mencari

keuntungan, sedangkan Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992

pasal 3, tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur berlandasakan Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan bunyi Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 3 tersebut,

dapat dijelaskan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya

meliputi tiga hal: 1) untuk memajukan kesejahteraan anggotanya; 2)

untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan 3) turut serta

membangun tatanan perekonomian nasional.

b. Prinsip, Fungsi, dan Peran Koperasi

Prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam

koperasi yang dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi, sehingga

Page 35: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

13

membedakan koperasi dengan organisasi ekonomi lainnya. Menurut

Hendrojogi (2015), prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi

koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik.

Prinsip-prinsip koperasi tersebut yaitu: 1) keanggotaan yang sukarela dan

terbuka; 2) pengawasan demokratis oleh anggota; 3) partisipasi anggota

dalam kegiatan ekonomi; 4) otonomi dan kemandirian (Independence); 5)

pendidikan, pelatihan, dan penerangan; 6) kerjasama antar koperasi; dan

7) kepedulian terhadap masyarakat, sedangkan prinsip koperasi menurut

Gabungan Koperasi Internasional (ICA) dalam Baswir (1987) meliputi:

(a) Keanggotaan bersifat terbuka

(b) Pengawasan dilakukan secara demokratis

(c) Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas partisipasi masing-masing

dalam usaha koperasi

(d) Bunga yang terbatas atas modal

(e) Netral dalam lapangan politik dan agama

(f) Tata niaga dijalankan secara tunai

(g) Menyelenggarakan pendidikan

Prinsip-prinsip koperasi tersebut sejalan dengan prinsip koperasi yang

dijalankan oleh Koperasi Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-Undang Dasar No. 25 tahun 1992 pasal 5 ayat 1 yaitu: 1)

keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2) pengelolaan dilakukan

secara demokratis; 3) pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil

dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; 4)

pemberian balas jasa yang terbatas pada modal; dan 5) kemandirian.

Page 36: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

14

Berlandaskan tujuan dan prinsip-prinsip koperasi, maka koperasi harus

mampu menjalankan fungsi dan perannya dengan baik sebagai suatu

badan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya.

Fungsi dan peran koperasi berlandaskan Undang-Undang No. 25 tahun

1992 pasal 4 yaitu:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki dua

peran penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu peran

dalam bidang ekonomi dan bidang sosial. Menurut Baswir (1987) peran

koperasi dalam bidang ekonomi yaitu:

1) Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan.

2) Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil.

3) Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi modal lainnya.

4) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.

Page 37: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

15

5) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya.

6) Menyederhanakan dan mengefisienkan sistem tata niaga.

7) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan

perusahaan.

8) Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

9) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara

efektif, menumbuhkan kebiasaan yang baik dalam pola konsumsi dan

hidup hemat, serta mengembangkan jiwa bagi membangun

kesejahteraan umat manusia.

Selanjutnya peran koperasi dalam bidang sosial yaitu: 1) mendidik

anggota-anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama dan

berkorban; 2) mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang

manusiawi dan bersifat demokratis; dan 3) mendorong terwujudnya suatu

kehidupan masyarakat yang tentram dan damai.

c. Jenis-jenis Koperasi

Macam-macam koperasi menurut Nurzain dan Djohan dalam Widiyanti

dan Sunindhia (1988), diantaranya:

1) Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan kebutuhan

sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi ialah agar anggota-

anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas

yang baik dan harga yang layak. Anggota-anggota koperasi

Page 38: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

16

konsumsi terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan

langsung dalam lapangan kosumsi.

2) Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik

yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-

orang sebagai anggota.

3) Koperasi Jasa

Koperasi jasayaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan

jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.

4) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah koperasi yang

bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui

tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus

untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara

mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan

kesejahteraan.

d. Keberhasilan Koperasi

Menurut Ropke (2003), konsep keberhasilan usaha bersifat relatif.

Namun demikian keberhasilan usaha suatu organisasi ekonomi

(termasuk koperasi) selalu mengimplikasikan pesndapatan yang harus

lebih besar dari pada pengeluarannya. Dalam konteks koperasi sebagai

suatu organisasi ekonomi, keberhasilan usahanya dapat diukur dengan

Page 39: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

17

Sisa Hasil Usaha (SHU) nya. Menurut Kasmawati (2003), keberhasilan

suatu organisasi dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan organisasi

tersebut. Semakin tinggi tingkat ketercapaian tujuan organisasi, maka

semakin tinggi pula tingkat keberhasilan organisasi tersebut, atau

sebaliknya. Tingkat keberhasilan organisasi pada dasarnya dapat dilihat

dari berbagai indikator yang ditetapkan dalam organisasi tersebut,

misalnya kepuasan anggota, kesejahteraan anggota, perkembangan

jumlah anggota, permodalan, dan perkembangan usahanya (volume

usaha, pangsa pasar, harga saham dan laba/keuntungan).

Tujuan utama koperasi adalah menyejahterakan anggotanya, dimana

diperlukan partisipasi dari setiap anggota untuk mencapai kesejahteraan

tersebut. Menurut Hanel (1989), keberhasilan dari suatu koperasi dapat

dilihat melalui tiga pendekatan yang biasa disebut dengan pendekatan

tripartite. Evaluasi keberhasilan koperasi berdasarkan pendekatan

tripartite, yaitu: (1) keberhasilan koperasi menjadi suatu badan usaha,

(2) keberhasilan koperasi dalam kontribusi terhadap pembangunan

daerah, dan (3) keberhasilan koperasi mensejahterakaan anggota. Dari

sisi usaha koperasi, maka koperasi akan mencapai keberhasilan apabila

terdapat efisiensi koperasi, efektifitas koperasi, dan produktivitas

koperasi. Dari sisi pembangunan daerah, koperasi akan mencapai

keberhasilan apabila koperasi sudah turut menyejahterakan masyarakat

sekitar dan berkontribusi dalam kegiatan pembangunan, sedangkan dari

sisi anggota, koperasi dapat mencapai keberhasilan apabila terdapat efek

Page 40: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

18

ekonomis, efek harga, dan efek biaya yang dapat menyejahterakan

anggota.

e. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 45 ayat 1, Sisa Hasil

Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya

termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Setelah dikurangi

dana cadangan SHU dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha

yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta

digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan

koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Penetapan besarnya

pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan

oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi. Semakin besar

transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin

besar SHU yang akan diterima.

Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa

pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata

berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga

berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.

Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan.

Menurut Yanti (2005), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sisa

hasil usaha, yaitu faktor interen dan eksteren. Faktor interen terdiri

dari pertisipasi anggota, jumlah modal sendiri, kinerja pengurus,

Page 41: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

19

jumlah unit usaha yang dimiliki, dan kinerja karyawan, sedangkan

faktor ektern terdiri dari modal pinjaman.

2. Manfaat Ekonomi Koperasi

Munkner (1997) menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan koperasi maka

prioritas yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

Pertumbuhan koperasi yang berkesinambungan bukanlah tujuan akhir

melainkan merupakan pembenaran dalam kaitan dengan perbaikan kapasitas

koperasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota. Oleh karena itu,

koperasi harus mewujudkannya melalui penyediaan barang dan jasa yang

sesuai dengan keinginan anggota dengan penawaran harga, kualitas, dan

kondisi yang lebih menguntungkan anggota dari pada penawaran yang

ditawarkan oleh pasar untuk memberikan pelayanan yang baik kepada

anggota.

Pada dasarnya koperasi mempunyai dua jenis orientasi sebagai organisasi

yang berwatak sosial, yakni service oriented (maksimalisasi pelayanan) dan

profit oriented (orientasi laba). Service oriented ditujukan kepada anggota

dan profit oriented ditujukan kepada non anggota. Artinya, jika koperasi

bertransaksi dengan non anggota, maka ia harus beorientasi memperoleh

keuntungan atau laba dengan bertindak sebagaimana perusahaan individual

yang menjual produknya ke pasar. Service oriented dapat dikatakan sebagai

pelayanan yang diarahkan kepada anggota berupa tingkat bunga pinjaman

dan sisa hasil usaha yang didapatkan oleh anggota koperasi.

Page 42: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

20

Manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh anggota koperasi baik yang

bersifat langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pelayanan

koperasi yang diarahkan kepada anggota. Manfaat ekonomi koperasi dibagi

menjadi manfaat ekonomi koperasi tunai dan manfaat ekonomi koperasi

diperhitungkan. Manfaat ekonomi koperasi tunai diperoleh dari Sisa Hasil

Usaha (SHU) dalam satu tahun, sedangkan manfaat ekonomi koperasi

diperhitungkan berupa selisih bunga pinjaman di koperasi dan di luar

koperasi. Hal ini berlaku jika tingkat bunga pinjaman di koperasi lebih

rendah daripada tingkat bunga pinjaman di pasaran umumnya. Manfaat

ekonomi koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

MEKtunai = jumlah SHU yang diterima anggota (Rp/tahun)..........(1)

MEKdiperhitungkan = selisih bunga pinjaman di koperasi dan di luar

koperasi........................................................................(2)

MEKtotal =MEK tunai + MEK diperhitungkan ..............................(3)

3. Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L)

Menurut Utama (2015), tanaman padi merupakan tanaman yang istimewa

karena tanaman padi mempunyai kemampuan beradaptasi hampir pada

semua lingkungan dari dataran rendah sampai dataran tinggi (2000 m dpl),

dari daerah tropis sampai daerah subtropis. Tanaman padi merupakan jenis

rumput yang memiliki rumpun yang kuat, dan dari ruasnya keluar banyak

anakan yang berakar. Berdasarkan tempat membudidayakan, tanaman padi

dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu tanaman padi sawah, tanaman

padi ladang (gogo), dan tanaman padi rawa (dapat tumbuh dalam air yang

Page 43: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

21

dalam). Spesies padi yang umumnya dibudidayakan oleh petani adalah

Spesies Oriza sativa L. Menurut Purnomo dan Hanny (2007), ciri khusus

budidaya padi sawah adalah adanya penggenangan selama pertumbuhan

tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah yang berstruktur

lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang ideal untuk sawah harus memiliki

kandungan liat minimal 20%.

Teknik bercocok tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sawah

tadah hujan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan

harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian

sampai tanaman itu bisa dipanen. Proses pertumbuhan tanaman hingga

berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar

tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali

menurunkan produksi. Adapun teknik budidaya padi sebagai berikut (Arafah,

2010):

a) Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah keadaan tanah yang akan

digunakan dengan alat tertentu sehingga memperoleh susunan tanah

(struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Purnomo dan Hanny

(2007) menyatakan bahwa waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang

dari 4 minggu sebelum penanaman. Pengeolahan tanah terdiri dari

pembajakan, garu, dan perataan.

Page 44: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

22

b) Pemilihan Benih

Benih yang digunakan disarankan bersertifikat/berlabel biru. Pada tiap

musim tanam perlu adanya pergiliran varietas benih yang digunakan

dengan memperhatikan ketahanan terhadap serangan wereng dan tungro

(Purnomo dan Hanny, 2007).

c) Persemaian

Persemaian untuk satu hektar padi sawah diperlukan 25-40 kg benih

tergantung pada jenis padinya. Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari

sebelum semai. Luas persemaian kira-kira 1/20 dari areal sawah yang

akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat

bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Sebelum

penyemaian, taburi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 g m-2.

Benih disemai dengan kerapatan 75 g m-2. Membuat persemaian

merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian

memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di

persemaian akan menentukan pertumbuhan padi, oleh karena itu

persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk

mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai (Arafah,

2010).

d) Jarak Tanam

Menurut Purnomo dan Hanny (2007), saat penanaman kondisi lahan dalam

keadaan tidak tergenang atau macak-macak. Jarak tanam yang dianjurkan

Page 45: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

23

adalah 25 cm x 25 cm atau jarak tanam jajar legowo 40 cm x 20 cm x 20

cm.

e) Penyiapan bibit

Bibit dipersemaian yang telah berumur 17 – 25 hari (tergantung jenis

padinya, genjah atau dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah

disiapkan. Bibit yang berumur 25 kurang baik untuk di jadikan bibit

(Arafah, 2010).

f) Penanaman

Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm,

22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah

dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak

tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak

tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat

2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm (Arafah, 2010). Setelah

tiga hari penanaman, air dimasukkan ke dalam lahan. Adapun penyulaman

dapat dilakukan 7 hari setelah tanam jika ada bibit yang mati (Purnomo

dan Hanny, 2007).

g) Pemeliharaan

Pemeliharaan pada tanaman padi meliputi penyulaman, penyiangan,

pengairan dan pemupukan (Arafah, 2010).

Page 46: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

24

h) Pemupukan

Purnomo dan Hanny (2007) menyatakan bahwa pupuk yang digunakan

sebaiknya kombinasi antara pupuk organik dan buatan. Pupuk organik

yang diberikan dapat berupa pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis

2-5 ton/ha. Pupuk organik diberikan saat pembajakan atau cangkul

pertama. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 200 kg Urea/ha, 75-100 kg

SP-36/ha, dan 75-100 kg KCL/ha, Urea diberikan 2-3 kali yaitu 14 HST,

30 HST, dan saat menjelang primordia bunga. Pupuk SP-36 dan KCL

diberikan saat tanam atau 14 hari. Jika digunakan pupuk majemuk dengan

perbandingan 15-15-15, dosisnya 300 kg/ha. Penggunaan pupuk majemuk

menguntungkan karena mengandung beberapa macam unsur hara yang

dibutuhkan tanaman. Pupuk majemuk diberikan pada saat 14 HST,

sisanya saat menjelang primordia bunga (50 HST). Pemupukan bertujuan

untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi

tanaman baik dalam proses pertumbuhan/produksi, pupuk yang sering

digunakan oleh petani (Arafah, 2010).

i) Pemeliharaan Tanaman

Pemberian air disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur

ketinggian genangan. Ketinggian genangan dalam petakan cukup 2-5 cm.

Genangan air yang lebih tinggi akan mengurangi pembentukan anakan.

Prinsip pemberian air adalah membersihkan air pada saat yang tepat,

jumlah yang cukup, dan kualitas air yang baik. Selain pemberian air,

pemeliharaan tanah dapat dilakukan dengan cara pengeringan.

Page 47: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

25

Pengeringan pada saat tertentu akan memperbaiki aerasi tanah dan

membuat pertumbuhan padi lebih baik.

Tabel 4. Metode pemberian air pada padi sawah

Umur/Fase

Tanaman

Pemberian Air

Tanam-3 HST Kondisi tanah macak-macak

4 HST-10 HST Diairi sampai setinggi 2-5 cm

11 HST sampai

menjelang berbunga

Air dipetakan dibiarkan mengering sendiri

(5-6 hari). Setelah kering petakan diairi

setinggi 5 cm dan dibiarkan lagi

mengering sendiri

Fase berbunga-10

HSP

Diairi terus menerus setinggi 5 cm

10 HSP-panen Petakan dikeringkan

Sumber : Purnomo dan Hanny (2007)

Keterangan :

HST: Hari Setelah Tanam; HSP: Hari Setelah Panen

Pengendalian hama dan penyakit sebagai upaya pemeliharaan tanaman

sebaiknya dilaksanakan secara terpadu yang meliputi penggunaan strategis

pengendalian dari berbagai komponen yang saling menunjang dengan

petunjuk teknis yang ada (Purnomo dan Hanny, 2007).

j) Panen

Selanjutnya Purnomo dan Hanny (2007), salah satu upaya peningkatan

produksi pangan adalah mengurangi kehilangan hasil dalam penanganan

panen dan pasca panen, baik kuantitatif maupun kualitatif. Penanganan

panen dan pasca panen perlu mendapat perhatian kaena kehilangan hasil

seperti padi dapat mencapai 12-20%. Waktu panen yang baik pada pagi

hari saat embun sudah menguap. Selain itu, sebaiknya lahan dalam

kondisi kering, tidak basah atau tergenang air. Oleh karena itu, 10 hari

Page 48: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

26

menjelang panen sebaiknya sawah dikeringkan. Tujuannya untuk

menyerempakkan pematangan gabah.

Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan

mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung

butir hijau dan butir kapur. Padi siap panen 95 % butir sudah menguning

(33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit

gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah. Lahan sawah

tadah hujan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) pengairan tergantung

pada turunnya air hujan; 2) kandungan unsur hara rendah maka tingkat

kesuburan tanah juga rendah; 3) bahan organik relative rendah dan sulit

dipertahankan dalam jangka panjang; dan 4) produktivitas rendah (3,0 -

3,5 ton -1 hektar) (Arafah, 2010).

4. Teori Usahatani

Soekartawi (2002) berpendapat bahwa usahatani tidak dapat diartikan

sebagai perusahaan, tetapi hanya sebagai cara hidup (way of life) karena

pada kenyataannya kehidupan pertanian tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan rumahtangga petani. Ilmu usahatani menurut Soekartawi (2002)

adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Ilmu usahatani pada dasarnya

memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya

seperti lahan, tenaga kerja, modal, waktu dan pengelolaan yang terbatas

untuk mencapai tujuannya.

Page 49: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

27

Usahatani adalah setiap kombinasi yang terorganisir dari tenaga kerja,

modal dan alam yang ditujukan bagi produksi di lapangan pertanian. Tata

laksana usahatani ini sendiri dapat berdiri sendiri dan diusahakan oleh

seorang atau sekelompok orang. Pada setiap usahatani akan selalu ada

unsur-unsur alam didalamnya yaitu lahan, unsur modal yang beraneka ragam

jenisnya, unsur tenaga kerja yang bertumpu pada anggota keluarga tani,

serta unsur pengelolaan yang perannya dibawa oleh petani itu sendiri.

Keempat unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam usahatani karena

kedudukannya memiliki fungsi yang sama penting dalam usahatani

(Rahmani, 1992).

5. Pendapatan Usahatani

Menurut Sumarwan (2004), pendapatan diartikan sebagai imbalan yang

diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Pendapatan

sebagai balas jasa dan kerjasama dengan faktor-faktor produksi seperti

lahan, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan, sedangkan menurut Soekartawi

(2002), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Dua

tujuan utama analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang

dari suatu kegiatan usaha, dan menggambarkan keadaan yang akan datang

dari suatu kegiatan usaha

Menurut Suratiyah (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

pendapatan sangat kompleks, namun demikian faktor tersebut dapat dibagi

ke dalam dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yang akan mempengaruhi pendapatan dan juga biaya adalah antara

Page 50: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

28

lain umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan,

jumlah tenaga kerja, luas lahan, dan modal, sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi adalah ketersediaan dan harga input, permintaan dan harga

jual.

Petani sebagai pelaksana mengharap produksi yang lebih besar lagi agar

memperoleh pendapatan yang besar pula. Petani menggunakan tenaga,

modal dan sarana produksinya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi

yang diharapkan. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani

tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat yang

digunakan, upah tenaga luar serta sarana produksi lainnya (Suratiyah, 2009)

Menurut Soekartawi (2002), perubahan tingkat pendapatan akan

mempengaruhi banyaknya barang yang akan dikonsumsi. Bahkan seringkali

dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi

bukan saja bertambah tetapi juga melihat kualitas barang tersebut. Besar

kecilnya barang yang diminta atau dikonsumsi tergantung pada besar-

kecilnya pendapatan petani.

Soekartawi (2002), menjelaskan bahwa biaya usahatani adalah semua

pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani

dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap

adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi

yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi. Untuk menganalisis

pendapatan diperlukan dua keterangan pokok keadaan pengeluaran dan

Page 51: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

29

penerimaan dalam jangka waktu tertantu. Secara matematis untuk

menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis dengan rumus:

= TR TC

= Y. Py– ΣXi.Pxi– BTT ………….......…...................…………….....…(4)

Keterangan :

= pendapatan (Rp)

= total penerimaan

= total biaya

= produksi (Kg)

= harga satuan produksi (Rp/Kg)

Xi = faktor produksi variabel

Pxi = harga faktor produksi variabel (Rp)

BTT = biaya tetap total

Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak secara

ekonomi, maka dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan (nisbah)

antara penerimaan dan biaya atau yang biasa disebut analisis R/C (Return

Cost Ratio). Nisbah perbandingan antara penerimaan dengan biaya (R/C)

secara matematis dapat ditulis:

R/C = PT/BT ............................................................................ (5)

Keterangan:

R/C = Nisbah antara penerimaan dan biaya

PT = Penerimaan total

BT = Biaya total

Kriteria pengukuran pada R/C (Return Cost Ratio) adalah:

1) Jika R/C = 1, artinya usahatani yang dilakukan impas.

2) Jika R/C > 1, artinya suatu usahatani yang dilakukan menguntungkan.

3) Jika R/C < 1, artinya usahatani yang dilakukan tidak menguntungkan

(rugi).

Page 52: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

30

6. Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Sukirno (2005), pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari

seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga ataupun perorangan anggota rumah tangga. Tingkat

pendapatan rumahtangga merupakan indikator yang penting untuk

mengetahui tingkat hidup rumahtangga. Umumnya pendapatan

rumahtangga di pedesaan tidak berasal dari satu sumber, tetapi berasal dari

dua atau lebih sumber pendapatan. Tingkat pendapatan tersebut diduga

dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan dasar rumahtangga petani.

Sumber pendapatan rumah tangga digolongkan ke dalam dua sektor, yaitu

sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan dari sektor

pertanian dapat dirincikan lagi menjadi pendapatan dari usahatani, ternak,

buruh petani, menyewakan lahan dan bagi hasil. Sumber pendapatan dari

sektor non pertanian dibedakan menjadi pendapatan dari industri rumah

tangga, perdagangan, pegawai, jasa, buruh non pertanian serta buruh

subsektor pertanian lainnya (Sajogyo, 1997).

Rodjak (2002), menjelaskan yang dimaksud dengan pendapatan rumah

tangga petani adalah jumlah pendapatan petani dari usahatani dan dari luar

usahatani, yang diperoleh dalam setahun. Tingkat pendapatan petani dapat

dipengaruhi oleh berbagai sumber, antara lain pendapatan petani sebagai

pengelola, pendapatan tenaga kerja petani, pendapatan tenaga kerja keluarga

petani, dan pendapatan keluarga petani.

Page 53: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

31

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan rumahtangga diperoleh dengan cara

menjumlahkan pendapatan keluarga dari usahatani dan pendapatan keluarga

yang berasal dari luar usahatani, dengan rumus sebagai berikut:

Prt = Pusahatani + Plain-lain .................................................................................(6)

Keterangan:

Prt = Pendapatan rumahtangga

Pusahatani = Pendapatan dari usahatani (utama dan bukan utama)

Plain-lain = Pendapatan di luar usahatani dan diluar pertanian

Sumber pendapatan rumahtangga diperoleh dari pendapatan keluarga dari

usahatani yang di peroleh dari on farm utama (padi) dan on farm bukan

utama (non padi), pendapatan lain-lain yang diperoleh dari pendapatan

pertanian di luar usahatani (off farm) dan pendapatan diluar pertanian (non

farm), serta manfaat ekonomi kopreasi (MEKtunai). Menurut Lakitan (2015),

kegiatan pra-budidaya dan pasca-budidaya disebut kegiatan off farm hulu

dan off farm hilir. Kegiatan off farm hulu mencakup kegiatan: (1) pemuliaan

tanaman untuk menghasilkan benih; (2) kegiatan formulasi dan produksi

bahan agrokimia (pupuk, pestisida, dan zat pengatur tumbuh); (3) kegiatan

formulasi dan produksi bahan agrobiologi; (4) rancang bangun dan produksi

alat dan mesin pertanian yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman.

Kegiatan off farm hilir atau pasca-panen meliputi kegiatan pengelolaan hasil

untuk pasar atau konsumsi segar dan pengelolaan hasil panen menjadi

produk olahan yang lebih tahan disimpan, dan mempunyai nilai ekonomis

yang lebih tinggi. Kegiatan pasca-panen juga mencakup

distribusi/transportasi produk pertanian dan pemasaran atau bisnis pertanian.

Menurut Oshima dalam Suratiyah (1994), kegaiatan off farm adalah semua

Page 54: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

32

pekerjaan yang dikerjakan di luar usahatani sendiri, termasuk bekerja di

lahan tetangga dan berburuh di perkebunan atau perusahaan pertanian

lainnya.

Samuel dalam Suratiyah (1994), menjelaskan bahwa pendapatan

rumahtangga petani berasal dari pendapatan petanian (on farm), pendapatan

di luar usahatani (off farm), dan pendapatan non farm. Berdasarkan uraian

diatas, maka pendapatan rumahtangga petani dapat dihitung dengan rumus:

Prt = Pon farm utama + Pon farm bukan utama + Poff farm + Pnon farm + PMEK tunai .............(7)

Keterangan:

Prt = Pendapatan rumahtangga

Pon farm utama = Pendapatan dari usahatani padi

Pon farm bukan utama = Pendapatan non padi

Poff farm = Pendapatan pertanian di luar usahatani

Pnon farm = Pendapatan di luar pertanian

PMEK tunai = Pendapatan dari koperasi

7. Distribusi Pendapatan

Analisis distribusi pendapatan digunakan untuk memperoleh pendapatan

antar berbagai individu atau kelompok orang, keluarga dan antar wilayah.

Analisis distribusi pendapatan yang sering digunakan adalah Gini Ratio

(Daryanto dan Yundy, 2010 dalam Canita, 2017). Gini Ratio adalah suatu

variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan

masyarakat secara global. Menurut Arsyad (1999), untuk mengukur

ketimpangan distribusi pendapatan atau mengetahui apakah distribusi

pendapatan timpang atau tidak yaitu dengan menggunakan (a) Kurva

Lorenz, (b) menggunakan Gini Rasio, dan (c) kriteria Bank Dunia.

Page 55: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

33

(a) Gini Ratio

Gini Ratio digunakan untuk melihat adanya hubungan antara jumlah

pendapatan yang diterima oleh seluruh keluarga atau individu dengan

total pendapatan (Todaro, 1993). Gini Ratio merupakan koefisien yang

berkisar 0 sampai 1, yang menjelaskan kadar ketimpangan distribusi

pendapatan nasional. Nilai Gini Ratio yang semakin mendekati nol

berarti makin baik distribusinya, sebaliknya makin mendekati satu,

distribusi pendapatan makin buruk atau timpang. Menurut Todaro

(1993), rumus yang dipakai untuk menghitung Gini Ratio, yaitu:

∑ .................................................................. (8)

Keterangan:

GR = Gini Ratio

fi = persentase kumulatif penerima pendapatan sampai

kelompok ke i

Yi = persentase kumulatif pendapatan yang diterima sampai dengan

kelompok ke i

k = jumlah kelompok penerima pendapatan

1 = konstanta

Kriteria tinggi rendahnya ketimpangan distribusi pendapatan menurut

Todaro (2000) adalah:

(1). Lebih dari 0,5 adalah tinggi.

(2). Antara 0,35 dan 0,5 adalah sedang.

(3). Kurang dari 0,35 adalah rendah.

(b) Kurva Lorenz

Menurut Arsyad (1999), Kurva Lorenz merupakan salah satu metode

yang lazim digunakan untuk menganalisis statistik pendapatan

perorangan. Bentuk Kurva Lorenz dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 56: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

34

% Pendapatan Kumulatif

%Penerimaan pendapatan

Gambar 1. Hubungan Gini Ratio dengan Kurva Lorentz

Sumber: Todaro, 1993

Kurva Lorentz mengklasifikasi apabila 10% penerima pendapatan teratas

menerima kurang dari (<40%) total pendapatan maka distribusi

pendapatan berada pada ketimpangan rendah demikian sebaliknya Kurva

Lorentz mengklasifikasi apabila 10% penerima pendapatan teratas

menerima lebih dari (>40%) total pendapatan maka distribusi pendapatan

berada pada ketimpangan tinggi (Todaro, 1993).

(c) Bank Dunia

Bank Dunia mengukur ketimpangan distribusi pendapatan melalui

persentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok yang

berpendapatan rendah dibandingkan dengan total pendapatan penduduk.

Klasifikasi ketimpangan menurut Bank Dunia dapat dilihat pada Tabel 5.

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa apabila 40% penduduk berpendapatan

terbawah menerima lebih dari > 17% total pendapatan, maka distribusi

pendapatan berada pada ketimpangan rendah. Namun sebaliknya, apabila

Keterangan:

- Kurva Lorentz: adalah kurva

ABCDEF

- Garis pemerataan sempurna:

adalah garis AF

- Garis ketidakmerataan sempurna:

adalah garis AGF

Page 57: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

35

40% penduduk berpendapatan rendah menerima kurang dari dari < 12%

total pendapatan, maka distribusi pendapatan berada pada ketimpangan

tinggi.

Tabel 5. Klasifikasi ketimpangan distribusi pendapatan berdasarkan

kriteria Bank Dunia

Klasifikasi Ketimpangan Ketimpangan distribusi pendapatan

Ketimpangan tinggi 40% penduduk berpendapatan rendah

menerima <12% dari total pendapatan

Ketimpangan sedang 40% penduduk berpendapatan rendah

menerima 12% - 17% dari total pendapatan

Ketimpangan rendah 40% penduduk berpendapatan rendah

menerima >17% dari total pendapatan

Sumber: Todaro, 1993.

8 Teori Kesejahteraan

Pengukuran kesejahteraan dapat dilakukan terhadap kemampuan keluarga

dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan yang

bersifat kebendaan lainnya (Sukirno, 2005). Upaya peningkatan pendapatan

petani secara otomatis tidak selalu diikuti oleh peningkatan kesejahteraan

petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada faktor-faktor non-

finansial, seperti faktor sosial budaya. Kesejahteraan adalah sesuatu yang

bersifat subyektif, sehingga setiap orang yang memiliki pedoman, tujuan,

dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang

faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.

Kesejahteraan menggambarkan kepuasan seseorang karena mengkonsumsi

pendapatan yang diperoleh, sehingga aspek penting yang menentukan

Page 58: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

36

kesejahteraan petani ialah tingkat pendapatan petani. Mosher (1987)

menjelaskan bahwa yang paling penting dari kesejahteraan petani adalah

pendapatan rumahtangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan keluarga

tergantung pada tingkat pendapatan petani. Besarnya pendapatan akan

mempengaruhi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu pangan, sandang,

papan, kesehatan dan lapangan kerja.

Peningkatan kesejahteraan petani tidak saja dipengaruhi faktor-faktor terkait

dengan pertanian tetapi juga faktor-faktor non-pertanian. Peningkatan

kesejahteraan petani memiliki beberapa dimensi, baik dari sisi produktivitas

usahatani maupun dari sisi kerjasama lintas sektoral dan daerah.

Berdasarkan pencapaian dan permasalahan yang telah dihadapi serta arah

pembangunan yang akan datang, revitalisasi pertanian dan peningkatan

kesejahteraan petani menghadapi beberapa tantangan yang fundamental

mulai dari optimalisasi lahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup,

ketersediaan infrastruktur, pupuk dan bibit sebagai input pertanian,

penanganan dan antisipasi perubahan iklim dan bencana, dan akses

permodalan, hingga tataniaga pertanian yang lebih baik, serta berpihak pada

pertanian dan petani (BAPPENAS, 2010).

Menurut BKKBN (2011), keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antaranggota dan

antarkeluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang

Page 59: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

37

Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009). Tingkat kesejahteraan keluarga

dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:

a) Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS), yaitu keluarga yang tidak

memenuhi salah satu dari enam indikator Keluarga Sejahtera I (KS I)

atau indikator “kebutuhan dasar keluarga” (basic needs). Menurut

BKKBN (2011), enam indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau

indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs), dari 21 indikator

keluarga sejahtera, yaitu:

(1). Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

Pengertian “makan” adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan

masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang biasa

makan nasi sebagai makanan pokoknya (staple food), atau seperti

makan sagu bagi mereka yang biasa makan sagu dan sebagainya.

(2). Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian “pakaian yang berbeda”

adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga

tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan

hidup yang berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk

tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah

atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya)

dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri

undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya).

(3). Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding

Page 60: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

38

yang baik. Pengertian “rumah yang ditempati keluarga ini” adalah

keadaan rumah tinggal keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding

dalam kondisi yang layak ditempati, baik dari segi perlindungan

maupun dari segi kesehatan.

(4). Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.

Pengertian “sarana kesehatan” adalah sarana kesehatan modern,

seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai

Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa, dan

sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi secara

modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang

berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM).

(5). Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan

kontrasepsi. Pengertian “sarana pelayanan kontrasepsi” adalah sarana

atau tempat pelayanan KB, seperti rumah sakit, puskesmas,

puskesmas pembantu, balai pengobatan, apotek, posyandu, poliklinik,

dokter swasta, bidan desa, dan sebagainya, yang memberikan

pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW,

MOP, kondom, implan, suntikan, dan pil, kepada pasangan usia subur

yang membutuhkan (Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan

Usia Subur).

(6). Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. Pengertian

“semua anak umur 7-15 tahun” adalah semua anak usia 7-15 tahun dari

keluarga (jika keluarga mempunyai anak usia 7-15 tahun), harus

mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15

Page 61: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

39

tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif bersekolah setingkat

SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.

b) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI), yaitu keluarga mampu memenuhi

enam indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari

delapan indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator “kebutuhan

psikologis” (psychological needs) keluarga. Menurut BKKBN (2011),

delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator ”kebutuhan

psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga

sejahtera, yaitu:

(1). Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-masing. Pengertian “anggota

keluarga melaksanakan ibadah” adalah kegiatan keluarga untuk

melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan yang

dianut oleh masing masing keluarga/anggota keluarga. Ibadah

tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh

keluarga di rumah atau di tempat tempat yang sesuai dengan ketentuan

ajaran masing-masing agama/kepercayaan.

(2). Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan

daging/ikan/telur. Pengertian “makan daging/ikan/telur” adalah

memakan daging/ikan/telur sebagai lauk pada waktu makan untuk

melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk

keluarga vegetarian.

(3). Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang

pakaian baru dalam setahun. Pengertian “pakaian baru” adalah

Page 62: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

40

pakaian layak pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan kepada

yang telah dimiliki, baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain,

yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh masyarakat

setempat.

(4). Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.

Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas lantai

rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian

dapur, kamar mandi, paviliun, garasi, dan gudang yang apabila dibagi

dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari

8 m2/orang.

(5). Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Pengertian “keadaan

sehat“ adalah kondisi kesehatan seseorang dalam keluarga yang

berada dalam batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak

harus dirawat di rumah sakit atau tidak terpaksa harus tinggal di

rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama jangka

waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota keluarga tersebut

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kedudukan

masing-masing di dalam keluarga.

(6). Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk

memperoleh penghasilan. Pengertian “anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan” adalah keluarga yang paling kurang

salah seorang anggotanya yang sudah dewasa memperoleh

penghasilan berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang

Page 63: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

41

dipandang layak oleh masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan

minimal sehari-hari secara terus menerus.

(7). Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin.

Pengertian “anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan

latin” adalah anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun dalam

keluarga dapat membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami

arti dari kalimat kalimat dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak

berlaku bagi keluarga yang tidak mempunyai anggota keluarga

berumur 10-60 tahun.

(8). Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan

alat/obat kontrasepsi. Pengertian “pasangan usia subur dengan anak

dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi” adalah keluarga

yang masih berstatus pasangan usia subur dengan jumlah anak dua

atau lebih, ikut KB dengan menggunakan salah satu alat kontrasepsi

modern, seperti IUD, pil, suntikan, implan, kondom, MOP, dan

MOW.

c) Tahapan Keluarga Sejahtera II, yaitu keluarga yang mampu memenuhi

enam indikator tahapan KS I dan delapan indikator KS II, tetapi tidak

memenuhi salah satu dari lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),

atau indikator “kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari

keluarga. Menurut BKKBN (2011), lima indikator Keluarga Sejahtera III

(KS III) atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (developmental needs),

dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:

Page 64: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

42

(1). Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Pengertian

“keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama” adalah upaya

keluarga untuk meningkatkan pengetahunan agama mereka masing

masing. Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan guru

mengaji atau guru agama bagi anak anak, sekolah madrasah bagi anak

anak yang beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak anak yang

beragama Kristen.

(2). Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau

barang. Pengertian “ sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam

bentuk uang atau barang” adalah sebagian penghasilan keluarga yang

disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang

(misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang perhiasan,

rumah sewaan, dan sebagainya). Tabungan berupa barang, apabila

diuangkan minimal senilai Rp 500.000,00.

(3). Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Pengertian “kebiasaan keluarga

makan bersama” adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk

makan bersama sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan

dapat digunakan untuk komunikasi membahas persoalan yang

dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan

bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.

(4). Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggal. Pengertian “keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di

lingkungan tempat tinggal” adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian

Page 65: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

43

dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang

bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam,

rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian,

olahraga, dan sebagainya.

(5). Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/

radio/tv/internet. Pengertian “keluarga memperoleh informasi dari

surat kabar/majalah/radio/tv/internet” adalah tersedianya kesempatan

bagi anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi baik secara

lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui media cetak

(seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti

radio, televisi, internet). Media massa tersebut tidak perlu hanya yang

dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi

dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain,

ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.

d) Tahapan Keluarga Sejahtera III, yaitu keluarga yang mampu memenuhi

enam indikator tahapan KS I, delapan indikator KS II, dan lima indikator

KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari dua indikator Keluarga

Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self

esteem) keluarga. Menurut BKKBN (2011), dua indikator Kelarga

Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self

esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:

(1). Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan

materiil untuk kegiatan sosial. Pengertian “keluarga secara teratur

dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan

Page 66: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

44

sosial” adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan

memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan

sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang bagi kepentingan

masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu, rumah ibadah, yayasan

pendidikan, rumah jompo, untuk membiayai kegiatan kegiatan di

tingkat RT/RW/dusun, desa, dan sebagainya) dalam hal ini tidak

termasuk sumbangan wajib.

(2). Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan

sosial/yayasan/institusi masyarakat. Pengertian “ada anggota keluarga

yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/institusi

masyarakat” adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar

dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran, dan moral secara terus

menerus untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi

pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada

yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga, keagamaan,

kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus RT/RW, LKMD/LMD,

dan sebagainya).

e) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari enam indikator

tahapan KS I, delapan indikator KS II, lima indikator KS III, serta dua

indikator tahapan KS III Plus.

Garis kemiskinan lokal adalah dengan menetapkan sekelompok makanan

yang cukup yang didasarkan atas persyaratan nutrisi dari penelitian medis

Page 67: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

45

tentang kalori, protein, dan mikroprotein yang dibutuhkan tubuh. Kemudian,

dengan menggunakan data survei rumah tangga lokal dapat diidentifikasi

sekelompok makanan yang biasa dibeli oleh rumah tangga. Kemudian

ditambahkan pengeluaran-pengeluaran kebutuhan dasar yang lain, seperti

pakaian, tempat tinggal, dan sarana kesehatan untuk menentukan garis

kemiskinan lokal (Todaro dan Smith, 2003). Pengukuran garis kemiskinan

menurut Bank Dunia menggunakan metode pengukuran jumlah pengeluaran

per kapita per hari. Menurut Bank Dunia, pengeluaran per kapita per hari

adalah U$ 1 (Rupiah). Apabila pengeluaran kurang dari U$ 1, maka

dianggap miskin.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu digunakan untuk mempelajari penelitian sejenis

untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan, sehingga penulis

mendapatkan gambaran tentang penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai

referensi dalam melakukan penelitian. Dibandingkan dengan penelitian

terdahulu, maka persamaan dan perbedaan mengenai waktu, tempat

penelitian, dan metode penelitian yang digunakan. Pada Tabel 6 terlihat

bahwa peneliti terdahulu yang menganalisis pendapatan dan kesejahteraan

anggota koperasi, adalah penelitian yang dilakukan oleh Saputra, dkk (2016),

Dini (2015), Dinata, dkk (2014), Agusta, dkk (2014) dan Gusti, dkk (2013).

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pendapatan anggota

koperasi pada penelitian terdahulu, adalah analisis pendapatan. Berdasarkan

Page 68: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

46

tinjuan penelitian terdahulu tersebut, maka analisis pendapatan anggota

koperasi pada penelitian ini dilakukan dengan metode analisis pendapatan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra, dkk

(2016), Agusta, dkk (2014), dan Gusti, dkk (2013) adalah pada metode yang

digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan petani, dimana pada

penelitian terdahulu menggunakan kriteria kesejahteraan menurut Badan

Pusat Statistik (2014), sedangkan pada penelitian ini menggunakan kriteria

kesejahteraan menurut Bank Dunia. Selain itu, perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu ialah komoditas usahatani anggota koperasi.

Pada penelitian ini usahatani anggota koperasi ialah komoditas padi, sehingga

analisis pendapatan petani anggota koperasi diperoleh dari usahatani padi.

Page 69: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

Tabel 6. Kajian Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode Analisis Kesimpulan Penelitian

1 Okpratiwi,

Haryono,

dan

Adawiyah

(2018)

Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kemiskinan Rumahtangga Petani

Kakao di Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran

Tingkat Kemiskinan

berdasarkan

indikatro Bank

Dunia dengan

Pendekatan

Pendapatan dan

Badan Pusat Statistik

Berdasarkan indikator Bank Dunia dan Badan

Pusat Statistik jumlah petani yang masuk dalam

kategori tidak miskin lebih besar dibandingkan

dengan petani yang masuk dalam kategori

miskin.

2 Canita,

Haryono,

dan

Kasymir

(2017)

Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumahtangga Petani

Pisang di Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran

Metode Gini Ratio

menurut BPS (2104)

Distribusi pendapatan rumahtangga petani

pisang di Desa Padang Cermin tidak merata.

3 Hernanda,

Indriani,

dan Kalsum

(2017)

Pendapatan dan Ketahanan Pangan

Rumahtangga Petani Padi di Desa

Rawan Pangan

Analisis Pendapatan

Pendapatan usahatani padi per ha pada musim

tanam pertama adalah sebesar Rp 6.936.134,19

dan musim tanam ke dua sebesar Rp

6.716.552,06 dengan rata-rata pendapatan total

rumahtangga petani per bulan adalah sebesar Rp

2.427.513,67.

4 Purba,

Affandi,

dan

Nugraha

(2016)

Strategi Pengembangan Koperasi

Kredit (KOPDIT) Mekar Sai dalam

Pembiayaan Agribisnis di Lampung

Analisis Deskriptif Kelamahan yang dimiliki Koperasi Kredit

Mekar Sai adalah pelatihan yang diterima

anggota belum optimal dan merata.

Page 70: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

48

5 Saputra,

Widjaya,

dan Kalsum

(2016)

Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Anggota Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur

di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

Analisis

pendapatan

Analisis manfaat

ekonomi koperasi

Analisis tingkat

kesejahteraan

menurut Badan

Pusat Statistik

(2007)

1. Pendapatan petani ubi kayu sudah masuk

dalam katagori tinggi dengan konstribusi

terbesar berasal dari usahatani ubi kayu,

berdasarkan pendapatan perkapita pertahun

kondisi petani sudah berada diatas garis

kemiskinan.

2. Manfaat ekonomi langsung yang diperoleh

petani anggota koperasi tani makmur relatif

masih rendah akan tetapi yang menjadi

motivasi anggota aktif dalam koperasi adalah

manfaat ekonomi tidak langsung berupa

pinjaman pupuk yang lunak dan fleksibel.

3. Tingkat kesejahteraan petani anggota diukur

dengan metode BPS 2007 diperoleh hasil

bahwa seluruh petani anggota masuk ke

dalam kategori sejahtera.

6 Wiandhani,

Lestari,

Soelaiman

(2016)

Analisis Manfaat Ekonomi dan Non

Ekonomi Koperasi Perikanan ISM

Mitra Karya Bahari.

Analisis deskriptif

kuantitatif

Manfaat ekonomi berupa manfaat ekonomi tunai

dan diperhitungkan. Total manfaat ekonomi

yang diterima anggota koperasi per tahun

berkisar antara Rp 99.000,00 – Rp 618.000,00.

rata – rata total manfaat pertahun yang diterima

oleh pengolah produk turunan Rp 400.490,00,

pengolah ikan Rp 267.236,84, nelayan Rp

193.668,75 dan buruh Rp 150.500,00.

7 Seta, Manfaat Ekonomi dan Non Ekonomi Analisis manfaat Manfaat ekonomi KGM yang diterima anggota

Page 71: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

49

Lestari,

Situmorang

(2016)

Koperasi Gunung Madu di PT

Gunung Madu Plantations

Kabupaten Lampung Tengah.

ekonomi

KGM terdiri dari manfaat ekonomi langsung dan

manfaat ekonomi tidak langsung. Besar manfaat

ekonomi langsung yang diterima anggota dari

aktivitas di koperasi setiap tahunnya adalah Rp

1.689.921,00 dan besar manfaat ekonomi tidak

langsung yang diperoleh anggota KGM rata-rata

setiap tahunnya adalah Rp 9.565.067,00.

Konstribusi manfaat ekonomi KGM terhadap

pendapatan rumah tangga anggota sebesar 14,28

persen.

8 Sugesti,

Abisin, dan

Kalsum

(2015)

Analisis Pendapatan dan Pengeluaran

Rumahtangga Petani Padi Desa

Sukajawa Kecamatan Bumiratu

Nuban Kabupaten Lampung Tengah

Analisis

pendapatan

usahatani padi

dengan metode

analisis rugi laba

Analisis tingkat

kesejahteraan

menggunakan

kriteria Sajogyo

(1977).

1. Total pendapatan on farm rumahtangga petani di

Desa Sukajawa per tahun sebesar Rp

25.547.705,00.

2. Tingkat kesejahteraan rumahtangga petani di

Desa Sukajawa masih tergolong rendah karena

alokasi pengeluarannya masih digunakan untuk

kebutuhan pangan.

9 Dini (2015) Analisis Pendapatan Petani Padi

Sawah di Desa Ciasihan Kecamatan

Pamijahan Kabupaten Bogor.

Analisis pendapatan

dengan metode

perhitungan

pendapatan

usahatani padi

menurut Soekartawi

(2006)

Usahatani padi di Desa Ciasihan

menguntungkan, tetapi kurang efisien karena

dilihat nilai rasio R/C.

10 Dinata, Peran Koperasi Simpan Pinjam Tani Analisis 1. Pendapatan ushatani jagung anggota dan non

Page 72: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

50

Lestari,

Yanfika

(2014)

Makmur dalam Peningkatan

Pendapatan Rumah Tangga Petani

Jagung di Desa Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

Pendapatan

Analisis

deskriptif

anggota Koperasi Tani Makmur di Desa

Natar Kabupaten Lampung Selatan berbeda

nyata.

2. Total manfaat ekonomi koperasi yang

diterima petani anggota koperasi Tani

Makmur di Desa Natar Kabupaten Lampung

Selatan sebesar Rp 444.116,67 yang terdiri

dari manfaat ekonomi koperasi tunai dan

diperhitungkan.

11 Agusta,

Lestari,

Situmorang

(2014)

Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga

Peternak Sapi Perah Anggota

Koperasi Peternakan Bandung

Selatan (KPBS) Pangalengan

(jurnal.fp.unila.ac.id)

Analisis

Pendapatan

Indikator garis

kemiskinan

menurut BPS

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa rata – rata pendapatan

usaha ternak sapi perah anggota KPBS atas

biaya total per tahun adalah Rp

8.873.849,56/usaha ternak atau Rp

2.681.422,59/satuan ternak, MEK yang dapat

dirasakan secara langsung tetapi tidak tunai

adalah Rp 1.039.832,13/tahun. MEK tidak

langsung yang diterima secara tunai Rp

1.458.622,96/tahun, dan memiliki konstribusi

sebesar 5,35% terhadap pendapatan rumah

tangga anggota KBPS. Masih terdapat 9 rumah

tangga anggota KPBS (14,75%) yang

merupakan rumah tangga tidak sejahtera.

12 Ivans,

Zakaria,

Yanfika

Analisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Padi Sawah di Kecamatan

Purbolinggo Kabupaten Lampung

Analisis laba rugi

(penerimaan dan

biaya)

Rata- rata produktivitas dan pendapatan

usahatani tertinggi pada penelitian ini dihasilkan

oleh petani responden yang melakukan kegiatan

Page 73: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

51

42

(2013) Timur. usahatani di lahan sawah beririgasi teknis pada

saat musim rendeng.

13 Gusti,

Haryono,

Prasmatiwi

(2013)

Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Kakao di Desa Pesawaran Indah

Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran.

Analisis kuantitatif,

Indikator

kesejahteraan rakyat

menurut Badan

Pusat Statistik

(2014)

1. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani

Kakao di Desa Pesawaran Indah Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

sebesar Rp 19.641.416,31/tahun.

2. Berdasarkan kriteria Badan Pusat Statistik

(2014) masuk katagori sejahtera sebanyak

84,78 persen dan sebanyak 15,22 persen

belum sejahtera.

14 Hendrik

(2011)

Analisis Pendapatandan Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat Nelayan

Danau Pulau Besardan Danau

Bawah di Kecamatan Dayun

Kabupaten Siak Provinsi Riau.

Metode tabulasi dan

Deskriptif

Berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh

nelayan mempunyai pendapatan di atas UMR,

berdasarkan BAPPENAS sebanyak 4

rumahtangga nelayan tidak sejahtera dan

menurut BPS sebanyak 6 rumahtangga

responden termasuk ke dalam rumahtangga

tidak sejahtera.

15 Mahri

(2010)

Pelayanan dan Manfaat Koperasi

serta Pengaruhnya Terhadap

Partisipasi Anggota Koperasi

Produsen Tempe Tahu Indonesia

(KOPTI) Kabupaten Tasikmalaya.

Importance

Performance Analysis

(IPA) dan Customer

Satisfaction Index

(CSI)

Berdasarkan hasil perhitungan kepuasan

anggota Koppas Pasar Parung Kabupaten

Bogor dapat disimpulkan bahwa anggota

Koppas puas terhadap pelayanan yang

diberikan oleh koperasi secara keseluruhan.

Page 74: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

52

C. Kerangka Pemikiran

Kabupaten Lampung Tengah merupakan kabupaten dengan produksi padi

tertinggi di Provinsi Lampung menurut BPS Provinsi Lampung (2016),

dimana tingginya produksi padi di Kabupaten Lampung Tengah berasal dari

pasokan di setiap kecataman. Kecamatan Gunung Sugih merupakan

kecamatan yang memberikan pasokan terbesar kedua setelah Kecamatan

Suputih Raman. Hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan

Gunung Sugih masih banyak yang mengusahakan komoditas padi. Oleh

karena itu, dibutuhkan wadah bagi petani di Kecamatan Gunung Sugih yang

mampu menunjang kegiatan usahatani dan memenuhi kebutuhan petani

dalam menjalankan usahataninya. Salah satu koperasi pertanian yang

menjadi wadah bagi petani di Kecamatan Gunung Sugih dalam memenuhi

kebutuhan usahatani khususnya penyediaan modal ialah Koperasi Pertanian

Mitra Subur (KOPTAN). Tujuan masyarakat petani bergabung menjadi

anggota KOPTAN Mitra Subura dalah agar memperoleh kemudahan dalam

penyediaan tambahan modal untuk usahataninya.

Sebagai produsen, petani tidak hanya berorientasi pada produksi yang tinggi,

tetapi lebih menitikberatkan pada keuntungan yang diperoleh. Selain itu,

petani akan mengurangi risiko kegagalan untuk dapat memaksimalkan

pendapatannya. Dalam berusahatani padi terdapat beberapa faktor yang

mungkin berpengaruh terhadap besarnya keuntungan atau pendapatan petani

padi antara lain adalah lahan, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida.

Page 75: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

53

Pendapatan usahatani padi dapat diketahui dari selisih antara penerimaan dan

biaya usahatani. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang di

pergunakan dalam usahatani, sedangkan penerimaan diperoleh dari produksi

padi dikali dengan harga padi.

Untuk meningkatkan pendapatan, anggota KOPTAN Mitra Subur harus

mampu melakukan kegiatan usaha diluar usahatani padi, baik di sektor

pertanian, di luar sektor pertanian, maupun koperasi. Contoh sumber

pendapatan yang berasal dari luar usahatani padi adalah usahatani singkong,

jaugung, sayuran, dan sebagainya, sedangkan usaha diluar pertanian seperti

buruh, berdagang, dan pekerjaan sampingan lainnya. Selain itu, pendapatan

yang diperoleh dari koperasi berupa manfaat ekonomi koperasi memberikan

kontribusi pada pendapatan rumahtangga anggota. Manfaat ekonomi

koperasi dibagi menjadi dua, yaitu manfaat ekonomi koperasi tunai dan

manfaat ekonomi koperasi diperhitungkan. Manfaat ekonomi tunai masuk

menjadi salah satu bentuk kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga

karena manfaatnya dirasakan secara langsung oleh anggota, sedangkan

manfaat ekonomi diperhitungkan, manfaatnya cukup dirasakan anggota,

tetapi nilainya tidak diperoleh secara tunai. Manfaat ekonomi tunai diperoleh

anggota dari Sisa Hasil Usaha (SHU) dan manfaat ekonomi diperhitungkan

diperoleh dari selisih bunga pinjaman di koperasi dengan luar koperasi.

Adanya fasilitas yang diterima anggota koperasi, tentuk perlu untuk diketahui

seberapa besar kontribusi manfaat ekonomi koperasi dalam meningkatkan

pendapatan usahatani anggotanya. Setelah diketahui seberapa besar

kontribusi manfaat ekonomi koperasi, diharapkan dapat diketahui juga

Page 76: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

54

perbandingan pendapatan petani padi anggota dan petani padi bukan anggota

koperasi.

Dari sumber pendapatan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pendapatan

rumahtangga petani dapat dilihat dari lima sumber yaitu usahatani padi

(utama) dan non padi (bukan utama), usaha diluar usahatani (off farm), usaha

diluar pertanian (non farm), serta manfaat ekonomi koperasi tunai (MEKtunai).

Pendapatan petani digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga,

sehingga tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat dari kemampuan petani

dalam memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan (pengeluaran) per kapita

per hari per orang. Menurut Bank Dunia, pengeluaran per kapita per hari

adalah U$ 1 (rupiah).

Penelitian ini mencoba mengkaji seberapa besar pendapatan usahatani padi

yang diterima anggota KOPTAN Mitra Subur, manfaat ekonomi yang

diterima anggota koperasi, konstribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap

pendapatan rumahtangga anggota koperasi, distribusi pendapatan

rumahtangga anggota koperasi, dan tingkat kesejahteraan anggota koperasi.

Kerangka pemikiran peranan KOPTAN Mitra Subur dalam peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan petani padi di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah disajikan pada Gambar 2.

Page 77: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

55

Manfaat

Ekonomi

Koperasi

KOPTAN Mitra Subur

Usahatani

Padi

Usahatani

Padi

Non Anggota

Koperasi

Anggota Koperasi

Biaya Produksi Penerimaan

Harga

Input

Harga

Padi

Input Produksi

1. Lahan

2. Tenaga Kerja

3. Benih

4. Pupuk

5. Pestisida

Produksi

Padi

Biaya Produksi Penerimaan

Harga

Input

Harga

Padi

Input Produksi

1. Lahan

2. Tenaga Kerja

3. Benih

4. Pupuk

5. Pestisida

Produksi

Padi

Petani Padi

Pendapatan

Usahatani Padi

(on farm utama)

Pendapatan

Usahatani Padi

(on farm utama)

On Farm bukan utama Off farm Non Farm

Pendapatan Rumah

Tangga Petani Padi

Anggota Koperasi

Pendapatan Rumah

Tangga Petani Padi

Non-Anggota Koperasi

Tingkat Kesejahteraan

(Bank Dunia)

Distribusi Pendapatan

Gambar 2. Bagan alir kerangka pemikiran peran Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra

Subur dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Page 78: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

56

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Diduga pendapatan usahatani padi anggota berbeda dengan pendapatan

usahatani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

2. Diduga tingkat kesejahteraan petani padi anggota berbeda dengan tingkat

kesejahteraan petani padi non anggota KOPTAN Mitra Subur di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

Page 79: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian peranan Koperasi

Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur dalam peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani padi di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah adalah studi kasus. Jenis metode penelitian ini bertujuan secara

khusus untuk menjelaskan dan memahami suatu objek yang akan diteliti

sehingga diperoleh pemahaman yang mendalam (Nasution, 2006).

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

data yang berhubungan dengan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

Koperasi adalah badan usaha didirikan oleh orang perseorangan atau badan

hukum koperasi yang bertujuan untuk mensejahterahkan anggota dan

melaksanakan usaha berdasarkan azas kekeluargaan, dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

Page 80: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

58

KOPTAN Mitra Subur adalah wadah bagi para petani yang tinggal di

pedesaan untuk menyediakan modal bagi para petani guna mengembangkan

usahataninya dengan tingkat bunga yang lebih kecil dibandingkan tingkat

bunga di luar koperasi.

Anggota KOPTAN Mitra Subur adalah masyarakat yang mendaftar

sebagai anggota koperasi dengan membayar simpanan pokok dan simpanan

wajib serta menggunakan jasa koperasi.

Manfaat ekonomi koperasi adalah manfaat dari sudut pandang ekonomi

yang diperoleh anggota koperasi selama aktif menjadi anggota. Menghitung

total manfaat ekonomi koperasi adalah dengan menjumlahkan manfaat

ekonomi tunai dan manfaat ekonomi diperhitungkan yang diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Manfaat ekonomi tunai adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota

bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah

berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan dan

pertanggungjawaban pengurus dan pengawas. Manfaat ini dinilai dari

penerimaan SHU yang diterima anggota koperasi, diukur dalam waktu satu

tahun dan dinyatakan dalam rupiah per tahun (Rp/tahun).

SHU adalah sisa hasil usaha atau pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun dikurangi penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang

bersangkutan. Pembagian SHU kepada anggota KOPTAN Mitra Subur

Page 81: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

59

dilakukan dengan membagi secara rata SHU yang diperoleh koperasi kepada

seluruh anggotanya, dinyatakan dalam rupiah per tahun (Rp/tahun).

Manfaat ekonomi diperhitungkan adalah manfaat ekonomi yang diterima

oleh anggota dan langsung diperoleh pada saat terjadinya transaksi antara

anggota dengan koperasinya. Manfaat ini dinilai dari besarnya tingkat bunga

pinjaman di koperasi dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman di luar

koperasi, diukur dalam waktu satu tahun dan dinyatakan dalam rupiah per

tahun (Rp/tahun).

Usahatani adalah suatu usaha dimana dilakukan pengelolaan input, seperti

lahan, tenaga kerja, modal, dan manajemen yang ditujukan untuk

memperoleh produksi di bidang pertanian.

Usahatani padi adalah bentuk usahatani yang dilakukan untuk menghasilkan

produksi padi yang bertujuan menghasilkan keuntungan bagi petani.

Petani padi adalah semua petani yang berusahatani padi untuk memperoleh

pendapatan dari usahatani padi yang dilakukannya.

Lahan adalah area yang digunakan untuk melakukan usahatani padi yang

diukur dengan satuan hektar (ha).

Lahan sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah

dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah

hujan, maupun sawah pasang surut, diukur dalam satuan hektar (ha).

Page 82: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

60

Penerimaan adalah nilai hasil yang diperoleh petani yang dihitung dengan

mengalikan jumlah produksi dikalikan dengan harga jual diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh seseorang atas usaha yang

telah dilakukannya dalam jangka waktu tertentu, yang diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Pendapatan rumahtangga biasanya tidak berasal dari satu sumber, tetapi

berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan serta dipengaruhi oleh

pemenuhan kebutuhan dasar rumahtangga. Pendapatan rumahtangga

diketahui dengan menjumlahkan seluruh pendapatan rumahtangga anggota

koperasi, baik pendapatan dari kegiatan usahatani (Pon farm) yang terdiri dari

pendapatan utama (padi) dan pendapatan bukan utama (non padi), pendapatan

di luar kegiatan usahatani (Poff farm), dan pendapatan dari usaha di luar

pertanian (Pnon farm) diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebuah bangunan

fisik yang umumnya tinggal bersama dan kepengurusan kebutuhan sehari-hari

dikelola secara bersama-sama.

Pendapatan usahatani (Pon farm) adalah pendapatan usahatani dibagi menjadi

dua yaitu utama dan non utama. Penerimaan yang diperoleh oleh petani

setelah dikurangi biaya produksi. Pendapatan usahatani diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/tahun). Pendapatan usahatani (Pon farm) anggota

KOPTAN Mitra Subur diperoleh dari pendapatan usahatani utama (padi) dan

Page 83: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

61

non utama (non padi). Pendapatan usahatani padi diperoleh dari selisih antara

penerimaan dari penjualan produksi padi yang dihasilkan dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani dalam dua musim

tanam diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Produksi adalah jumlah hasil tanaman yang dihasilkan dalam satu musim

tanam (satu kali proses produksi) yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Biaya total adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh petani untuk

melakukan usahatani, meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan

yang diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Biaya tunai dalah sejumlah uang yang langsung dikeluarkan oleh petani pada

saat melakukan kegiatan usahatani, diukur dalam satuan rupiah per tahun

(Rp/tahun).

Biaya diperhitungkan adalah sejumlah uang yang tidak dikeluarkan oleh

petani secara langsung tetapi dihitung secara ekonomi, diukur dalam satuan

rupiah per tahun (Rp/tahun).

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan dikorbankan dalam

proses produksi tanaman padi dalam hal ini biaya benih, biaya pupuk, upah

tenaga kerja, dan lain-lain dalam satu kali musim tanam. Biaya produksi

diukur dalam satuan rupiah (Rp). Indikator ini dapat dilihat dari jumlah uang

yang dikeluarkan petani dalam satu kali proses produksi.

Page 84: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

62

Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah bahan tanam yang

digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman

yang dapat berupa biji tanaman atau bagiannya.

Biaya benih adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih untuk

usahatani yang diukur dalam satuan rupiah per musim (Rp/musim).

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Penggunaan pupuk diukur dalam satuan kilogram

(kg).

Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sebagai

salah satu input produksi yang diukur dalam satuan rupiah per musim

(Rp/musim).

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau

membasmi organisme pengganggu yang diukur dalam satuan liter.

Biaya pestisida adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida yang

diukur dalam satuan rupiah per musim (Rp/musim).

Biaya irigasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk usaha penyediaan,

pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang kegiatan pertanian

yang jenisnya meliputi irigasi teknis dan irigasi desa yang diukur dalam

satuan rupiah per musim (Rp/musim).

Page 85: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

63

Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam satu

periode panen padi pada proses usahatani. Penggunaan tenaga kerja diukur

dalam satuan Hari Kerja Pria (HKP). Satu HKP setara dengan delapan jam

kerja pria (HKP).

Biaya tenaga kerja luar keluarga adalah biaya yang dikeluarkan petani

untuk membayar tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga dalam kegiatan

usahatani, diukur dalam satuan rupiah per Hari Kerja Pria (Rp/HKP).

Biaya tenaga kerja dalam keluarga adalah biaya yang tidak secara nyata

dikeluarkan petani untuk membayar tenaga keerja yang berasal dari dalam

keluarga dalam kegiatan usahatani, diukur dalam satuan rupiah per Hari Kerja

Pria (Rp/HKP).

Jumlah benih adalah banyaknya benih padi yang digunakan petani pada

proses produksi selama satu musim tanam yang diukur dalam satuan kilogram

(kg).

Jumlah pupuk urea adalah banyaknya pupuk urea yang digunakan oleh

petani pada proses produksi dalam satu kali musim tanam. Jumlah pupuk

urea diukur dalam satuan kilogram (kg).

Jumlah pupuk NPK adalah banyaknya pupuk NPK yang digunakan oleh

petani pada proses produksi dalam satu kali musim tanam. Jumlah pupuk

SP36 diukur dalam satuan kilogram (kg).

Page 86: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

64

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam

proses produksi selama satu kali musim tanam yang diukur dalam satuan Hari

Kerja Pria (HKP).

Harga input (benih, pupuk, pestisida) adalah harga input yang ditetapkan

oleh kios atau toko. Harga input (benih, pupuk, pestisida) diukur dalam

satuan rupiah (Rp) per satuan input.

Harga produksi padi adalah nilai tukar GKP ditingkat petani dan diukur

dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Biaya pajak adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar pajak

lahan usahatani, diukur dalam satuan rupiah per hektar (Rp/ha).

Alat-alat usahatani adalah alat-alat yang digunakan dalam kegiatan

usahatani yang diukur dalam satuan unit.

Biaya penyusutan alat adalah biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan

oleh petani dari penyusutan nilai alat yang digunakan dalam kegiatan

usahatani, diukur dalam satuan rupiah per musim tanam (Rp/musim).

Pendapatan dari luar kegiatan usahatani (off farm) adalah pendapatan

yang berasal dari usaha yang masih berkaitan dengan bidang pertanian tetapi

di luar budidaya yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk menambah

pendapatan keluarga, yaitu pedagang pertanian dan buruh tani. Pendapatan

dari luar kegiatan usahatani diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Page 87: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

65

Pendapatan dari usaha di luar pertanian (non farm) adalah pendapatan

yang diperoleh dari usaha di luar bidang pertanian yang dilakukan oleh

anggota keluarga untuk menambah pendapatan keluarga, biasanya dilakukan

oleh anggota yang berusia kerja, misalnya berdagang, guru, manfaat ekonomi

koperasi dan lain-lain. Pendapatan dari usaha non pertanian diukur dalam

satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Pendapatan dari mengikuti koperasi (Manfaat Ekonomi Koperasi)

adalah pendapatan ini diperoleh dengan menjumlahkan manfaat ekonomi

tunai dan manfaat ekonomi diperhitungkan dari mengikuti sebuah koperasi

atau terdaftar sebagai anggota koperasi. Pendapatan dari mengikuti koperasi

diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).

Distribusi pendapatan adalah pemerataan pendapatan yang diukur dengan

angka yang menunjukkan besarnya ketimpangan antara tingkat pendapatan

rumah tangga satu dengan lainnya yang diukur berdasarkan nilai Gini Ratio.

Kesejahteraan adalah sesuatu dimana setiap orang mempunyai pedoman,

tujuan, dan cara hidup yang berbeda-beda pula terhadap faktor-faktor yang

menentukan tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan ini diukur dengan

indikator Bank Dunia.

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Page 88: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

66

pertimbangan bahwa koperasi ini merupakan koperasi pertama yang berdiri di

Kecamatan Gunung Sugih yaitu sejak tahun 1999, dimana latar belakang

berdirinya koperasi tersebut karena tidak tersedianya wadah bagi para petani

untuk memperoleh tambahan modal untuk mengembangkan usahataninya,

sehingga perlu diketahui berapa besar kontribusi koperasi terhadap

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani padi. Selain itu, KOPTAN

Mitra Subur merupakan koperasi aktif yang setiap tahunnya mengadakan

RAT. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018.

Responden pada penelitian ini adalah anggota dan non anggota koperasi yang

digunakan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi anggota dan non

anggota koperasi, manfaat ekonomi koperasi yang diterima anggota koperasi,

dan tingkat kesejahteraan anggota dan non anggota koperasi.

Berdasarkan kegiatan pra penelitian yang dilakukan pada bulan November

2017, diketahui bahwa jumlah populasi anggota KOPTAN Mitra Subur

sebanyak 121 orang, yang merupakan petani padi. Penentuan jumlah sampel

dilakukan dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002):

n = 25% X N ................................................................................................. (9)

Keterangan: n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

Rumus tersebut berdasarkan pernyataan, jika jumlah populasi kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi,

sedangkan jika populasi lebih besar dapat diambil antara 25-30 % (Arikunto,

2002). Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah:

Page 89: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

67

n = 25% X 121

n = 30, 25≈ 30 responden penelitian ini.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh jumlah sampel petani padi

yang menjadi anggota koperasi sebanyak 30 orang, sedangkan jumlah sampel

petani padi bukan anggota koperasi diambil berdasarkan alokasi sama, yaitu

30 orang petani padi bukan anggota koperasi yang dipilih secara acak (Simple

Random Sampling), sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60

orang.

D. Jenis Data dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer pada penelitian ini merupakan data utama yang

diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Data primer diperoleh dari hasil

wawancara langsung dengan pihak yang terkait, yaitu anggota koperasi

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu. Data sekunder merupakan informasi tambahan untuk

memperkuat data pokok. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

jurnal, skripsi, dan buku-buku serta lembaga instansi yang terkait dengan

penelitian ini, seperti Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, dan Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 90: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

68

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan

petani padi. Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara

penerimaan yang diterima dari hasil usaha dengan biaya produksi yang

dikeluarkan dalam satu tahun dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi,

2002):

= TR TC

= Y. Py– ΣXi.Pxi– BTT ............................................................ (10)

Keterangan :

= pendapatan usahatani padi (Rp)

= total penerimaan usahatani padi (Rp)

= total biaya produksi (Rp)

= hasil produksi padi (Kg)

= harga satuan produksi usahatani padi (Rp/Kg)

Xi = faktor produksi variabel (tenaga kerja, benih, pupuk, dan

pestisida)

Pxi = harga faktor produksi variabel (Rp)

BTT = biaya tetap total

Untuk mengetahui apakah usahatani padi yang dilakukan petani

menguntungkan atau tidak bagi petani, maka digunakan analisis imbangan

penerimaan dan biaya dirumuskan sebagai berikut:

R/C = PT/BT ..................................................................................... (11)

Keterangan:

R/C = Nisbah antara penerimaan dan biaya

PT = Penerimaan total

BT = Biaya total

Page 91: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

69

Kriteria pengukuran pada R/C (Return Cost Ratio) adalah:

a. Jika R/C >1, maka usahatani tersebut menguntungkan karena,

penerimaan lebih besar dari pada biaya total yang dikeluarkan.

b. Jika R/C =1, maka usahatani tersebut berada pada titik impas (break

even poin), yaitu keadaan dimana penerimaan sama dengan biaya total

yang dikeluarkan.

c. Jika R/C <1, maka usahatani tersebut tidak menguntungkan (rugi)

karena penerimaan lebih kecil dari pada biaya total yang dikeluarkan.

2. Manfaat Ekonomi Koperasi

Manfaat ekonomi koperasi diketahui dengan melakukan wawancara

khusus kepada petani responden anggota koperasi terkait seberapa besar

harga pelayanan yang diterima dari koperasi serta selisih hasil usaha yang

diterima anggota koperasi. Manfaat ekonomi koperasi dibagi menjadi

manfaat ekonomi koperasi tunai dan manfaat ekonomi koperasi

diperhitungkan. Manfaat ekonomi koperasi diperhitungkan berupa harga

pelayanan yang diperoleh dari selisih bunga pinjaman di dalam koperasi

dengan bunga pinjaman di luar koperasi, sedangkan manfaat ekonomi

tunai berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima anggota dalam satu

tahun. Manfaat ekonomi koperasi dihitung dengan rumus:

MEKtunai = jumlah SHU yang diterima anggota (Rp/tahun).....(12)

MEKdiperhitungkan = selisih bunga pinjaman di koperasi dan di luar

koperasi ............................................................... (13)

MEKtotal = MEK tunai +MEK diperhitungkan ........................(14)

Page 92: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

70

3. Kontribusi Manfaat Ekonomi Koperasi terhadap Pendapatan

Rumahtangga

Menurut Soekartawi (1995), pendapatan rumahtangga diperoleh dengan

cara menjumlahkan pendapatan keluarga dari usahatani dan pendapatan

keluarga yang berasal dari luar usahatani. Samuel PS Ho dalam

Suratiyah (1994), menjelaskan bahwa pendapatan rumahtangga petani

berasal dari pendapatan usahatani (on farm), pendapatan di luar usahatani

(off farm), dan pendapatan di luar pertanian (non farm). Sumber

pendapatan dari usahatani terdiri dari on farm utama (padi) dan on farm

bukan utama (non padi), pendapatan lain-lain yang diperoleh dari

pendapatan pertanian di luar usahatani (off farm) dan pendapatan diluar

pertanian (non farm), serta manfaat ekonomi kopreasi (MEKtunai), dengan

rumus sebagai berikut:

Prt = Pon farm utama + Pon farm bukan utama + Poff farm + Pnon farm + PMEK tunai .......(15)

Keterangan:

Prt = Pendapatan rumahtangga

Ponfarm utama = Pendapatan dari usahatani padi

Ponfarm bukan utama = Pendapatan usahatani non padi

Poff farm = Pendapatan pertanian di luar usahatani

Pnon farm = Pendapatan di luar pertanian

PMEK tunai = Pendapatan dari koperasi

Kontribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap pendapatan rumahtangga

dilakukan dengan memperhitungkan persentase manfaat ekonomi koperasi

terhadap pendapatan rumahtangga. Untuk mengetahui seberapa besar

manfaat ekonomi koperasi yang diperoleh petani didapat dari perhitungan

manfaat ekonomi koperasi tunai yang diperoleh anggota koperasi,

Page 93: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

71

kemudian hasil perhitungan tersebut dijadikan dalam bentuk persentase.

Untuk mengetahui kontribusi manfaat ekonomi koperasi bagi anggota

koperasi terhadap pendapatan rumahtangga dihitung dengan rumus:

KMEK = (MEK tunai/Prt) x 100% .......................................................... (16)

Keterangan:

KMEK = Besarnya kontribusi manfaat ekonomi koperasi (MEK)

terhadap pendapatan rumahtangga

MEK = Manfaat ekonomi koperasi (MEK tunai) yang diterima

anggota

Prt = Pendapatan total rumahtangga (Rp/tahun)

4. Analisis Distribusi Pendapatan

Untuk mengetahui pemerataan pendapatan digunakan analisis distribusi

pendapatan Gini Ratio yang dihitung dengan menggunakan rumus

(Todaro, 1993):

∑ ................................................................. (17)

Keterangan:

GR = Gini Ratio

fi = proporsi jumlah rumahtangga penerima dalam strata ke-i

Yi = proporsi secara kumulatif dari jumlah pendapatan rumahtangga

sampai strata ke-i

k = jumlah strata

1 = konstanta

Untuk memberikan penilaian tinggi rendahnya ketimpangan

distribusi pendapatan tersebut dilakukan dengan kriteria menurut

Todaro (2000) adalah:

(a) Lebih dari 0,50 adalah tinggi.

(b) Antara 0,35 dan 0,50 adalah sedang.

(c) Kurang dari 0,35 adalah rendah.

Page 94: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

72

5. Analisis Tingkat Kesejahteraan

Analisis tingkat kesejahteraan menggunakan indikator kemiskinan

menurut Bank Dunia. Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan

internasional yang dinyatakan dalam suatu mata uang tunggal (Common

Currency), yakni dollar Amerika Serikat. Dollar Amerika Serikat dipilih

sebagai acuan (banchmark) karena mata uang ini dapat diterima oleh

hampir semua negara. Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan

internasional sebesar 1 dollar Amerika Serikat per kapita per hari.

Pada penelitian ini, alasan menggunakan indikator Bank Dunia dalam

analisis tingkat kesejahteraan yaitu masih sedikit penelitian yang

menggunakan indikator Bank Dunia. Apabila menggunakan indikator

lainnya seperti BKKBN dan BPS hasilnya cenderung sejahtera.

Page 95: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

73

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah

Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 478.983,34 km2

terletak padabagian tengah Provinsi Lampung yang beribukota di Gunung

Sugih. Secara geografis terletak pada kedudukan 104˚35’-105˚50’BT dan

4˚30’- 4˚15’LS. Lampung Tengah terbagi menjadi 28 kecamatan. Batas

wilayah Kabupaten Lampung Tengah adalah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang, Tulang

Bawang Barat dan Kabupaten Lampung Utara.

2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pesawaran.

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro.

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat.

Secara umum Lampung Tengah memiliki temperatur rata-rata berkisar

antara 2˚C-28˚C pada daerah dataran dengan ketinggian 30-60 meter.

Sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 15-65 meter dpl dan

mempunyai kemiringan lereng antara 0-2 persen. Jenis tanah didominasi

oleh jenis latosol dan podsolik merah kuning.

Sektor yang menjadi andalan di Kabupaten Lampung Tengah adalah

sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan,

Page 96: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

74

perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sektor pertanian juga

memberikan kontribusi paling besar terhadap pembentukan PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto) kabupaten sekitar 46,12 persen pada

tahun 2012 dan mampu tumbuh sekitar 4,26 persen lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama pada tahun 2011

sekitar 4,24 persen. Letak Kabupaten Lampung Tengah cukup strategis

dalam konteks pengembangan wilayah. Jumlah penduduk Kabupaten

Lampung Tengah pada tahun 2015 adalah 1.227.185 jiwa, atau meningkat

sebesar 2,1 persen dibandingkan dengan tahun 2014 yang berjumlah

1.202.252 jiwa. Penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2015

didominasi oleh penduduk laki-laki yang berjumlah 625.215 jiwa dan

penduduk perempuan 601.970 jiwa (BPS Kabupaten Lampung Tengah,

2016).

B. Keadaan Umum Kecamatan Gunung Sugih

1. Keadaan Geografis

Pemerintahan Kecamatan Gunung Sugih merupakan salah satu

kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah ditahun 2001, sehingga

terbentuk Kecamatan Bekri dan Bumi Ratu Nuban. Secara administratif,

Kecamatan Gunung Sugih terbagi menjadi 11 kampung dan 4 kelurahan,

diantaranya Gunung Sugih Raya, Komering Agung, Seputih Jaya, dan

Gunung Sugih. Banyaknya satuan lingkungan setempat (SLS) terkecil di

bawah kampung ialah 86 dusun dan 306 RT. Kecamatan Gunung Sugih

Page 97: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

75

merupakan ibu kota Kabupaten Lampung Tengah. Batas wilayah

Kecamatan Gunung Sugih, yaitu:

(a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan

Terbanggi Besar.

(b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bumi Ratu Nuban.

(c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Anak Tuha.

(d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Punggur.

Kecamatan Gunung Sugih merupakan dataran dengan luas154,13 km2.

Kecamatan ini beribukota di Kelurahan Gunung Sugih yang berjarak nol

kilometer dari ibu kota Kabupaten Lampung Tengah.

2. Keadaan Demografi

Populasi penduduk di Kecamatan Gunung Sugih menempati posisi ke tiga

terbanyak setelah Kecamatan Terbanggi Besar dan Kalirejo. Di tahun

2015, jumlah penduduk Kecamatan Gunung Sugih telah mencapai 64,894

orang yang terdiri dari 32.893 laki-laki dan 32.001 perempuan.

Tabel 7. Sebaran penduduk Kecamatan Gunung Sugih berdasarkan

jenis pekerjaan, 2015

Sumber: data primer Kecamatan Gunung Sugih (data diolah)

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

(orang)

1 Petani 20.231

2 Buruh 12.219

3 Guru 412

4 Wiraswasta/Pedagang 3.601 5 PNS non guru 642

6 Pegawai swasta 474

7 Mahasiswa/Pelajar 10.437

Page 98: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

76

Pada Tabel 7 dapat dilihat sebaran penduduk berdasarkan jenis

pekerjaan. Jenis pekerjaan terbanyak pada penduduk Kecamatan

Gunung Sugih adalah petani, kemudian diikuti oleh buruh,

mahasiswa/pelajar, wiraswasta/pedagang, PNS, pegawai swasta, dan

guru.

3. Keberadaan Fasilitas Layanan Jasa

Kecamatan Gunung Sugih belum memiliki fasilitas perbankan, baik bank

umum maupun bank perkreditan rakyat. Meskipun demikian, layanan

jasa perbankan dapat diperoleh di kecamatan terdekat. Lokasi bank yang

paling dekat jaraknya sekitar 5 kilometer dari Kelurahan Gunung Sugih.

Banyaknya koperasi yang beroperasi di wilayah ini ada 5 unit koperasi.

Minimnya koperasi di kecamatan ini mengindikasikan peran koperasi

dalam menggerakan ekonomi masyarakat masih terbatas. Selain itu,

terdapat pula pasar gotong royong yang berada dipinggir jalan utama.

Kecamatan Gunung Sugih juga terdapat Badan Penyuluh Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan (BP3K) dimana petugas BP3K rutin melakukan

survei lapangan satu minggu tiga kali ke masing-masing kampung

dimana terdapat kelompok tani.

C. Keadaan Umum Kampung Terbanggi Subing

1. Keadaan Iklim

Temperatur udara di Kampung Terbanggi Subing relatif stabil dan tidak

pernah menunjukkan perubahan yang ekstrim, hal tersebut dapat

Page 99: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

77

mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di wilayah ini masih cukup

baik. Kelembaban udara rata-rata di wilayah ini berkisar 87,6 persen.

Kampung Terbanggi Subing memiliki temperatur rata-rata berkisar antara

26°-28° C pada daerah dataran dengan ketinggian 30-60 meter.

Kecepatan angin rata-rata wilayah ini yaitu 5,83 km/jam dan memiliki

jumlah hujan di bawah rata- rata, yaitu sekitar 80–100 mm/tahun.

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Kampung Terbanggi Subing pada tahun 2015 sekitar

4.217 jiwa dengan mata pencaharian mayoritas sebagai petani, selain itu

ada guru, buruh, wiraswasta dan lain-lain. Berdasarkan jenis kelamin,

penduduk Kampung Terbanggi Subing terdiri dari laki-laki sebanyak

2.304 jiwa dan perempuan sebanyak 1.913 jiwa.

D. Keadaan Umum Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur

1. Sejarah KOPTAN Mitra Subur

Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur dibentuk pada tanggal 4 Juni

1999 yang mempunyai badan hukum Nomor 79/BH/KDK/72/IV/1999.

Koperasi ini merupakan koperasi pertama yang didirikan di Kecamatan

Gunung Sugih. Pada saat itu pemerintah melihat bahwa tidak tersedianya

koperasi sebagai wadah bagi para petani untuk meminjam modal

usahataninya, sehingga pemerintah bersama petani Desa Gotong Royong

membentuk koperasi pertanian bernama Koperasi Pertanian (KOPTAN)

Mitra Subur. Modal awal pendirian koperasi ini berasal dari sumbangan

Page 100: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

78

atau hibah dari pengurus dan simpanan pokok anggota yang bergabung.

Rincian modal awal KOPTAN Mitra Subur dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rincian modal awal KOPTAN Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Sumber Permodalan

Koperasi

Jumlah

(Orang)

Hibah

(Rp/orang)

Jumlah

(Rp)

Pengurus 3 1.000.000,00 3.000.000,00

Anggota (Simpanan Pokok) 20 100.000,00 2.000.000,00

Total permodalan koperasi 5.000.000,00

Sumber: Data primer, 2018 (data diolah)

Pada Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa modal awal KOPTAN Mitra Subur

sebesar Rp 5.000.000,00 dimana modal tersebut diperoleh dari hibah

pengurus koperasi dan simpanan pokok anggota, dimana simpanan pokok

anggota tersebut bersifat wajib yang di bayarkan oleh anggota kepada

koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi dan hanya dilakukan

sekali selama menjadi anggota serta tidak dapat diambil selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi kecuali anggota tersebut

mengundurkan diri. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 41 tentang

modal koperasi dimana modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan

modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: a) simpanan pokok, b)

simpanan wajib, c) dana cadangan, dan d) hibah, sedangkan modal

pinjaman dapat berasal dari: a) anggota, b) koperasi lainnya dan/atau

anggotanya, c) bank dan lembaga keuangan lainnya, d) penerbitan obligasi

dan surat hutang lainnya, dan e) sumber lain yang sah. Hasil penelitian ini

sedikit berbeda dengan hasil penelitian Purba, Affandi, dan Nugraha

Page 101: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

79

(2016) di Kopdit Mekar Sai dimana modal awal Kopdit Mekar Sai berasal

dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota koperasi.

2. Struktur Organisasi Koperasi

Struktur organisasi KOPTAN Mitra Subur terdiri dari Rapat Anggota,

Pengurus, Pengawas, Konsultan Koperasi, Manajer, Kepala Bagian

Dana, Kepala Bagian Kredit/Pembiayaan, Kepala Bagian Akuntansi,

Analisis Kredit, Kasir, Customer Service, Juru Buku, Petugas Pengawas

dan Anggota. Susunan struktur organisasi terakhir kali diperbaharui

pada Desember 2015. Struktur organisasi Koperasi Mitra Subur

Lampung Tengah dapat dilihat pada Gambar 3. KOPTAN Mitra Subur

melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada setiap tahun. RAT

merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di koperasi ini untuk

mengambil setiap keputusan yang berdampak langsung kepada koperasi

seperti pergantian pengurus, manajer, pengawas, kepala bagian sampai

penambahan jumlah tenaga kerja di koperasi. Pengurus berperan

sebagai penggerak seluruh kegiatan di koperasi terutama kepengurusan

di unit usaha yang dibantu beberapa kepala bagian. Pengawas berperan

dalam pengarahan dan pembinaan. Konsultan koperasi yang berperan

sebagai penasehat hukum KOPTAN Mitra Subur. Kepala Bagian Dana

berperan dalam mengatur pendanaan koperasi, Kepala Bagian

Kredit/Pembiayaan berperan dalam menganalisis anggota, Kepala

Bagian Akuntansi berperan dalam membuat laporan keuangan koperasi

secara keseluruhan dengan dibantu Juru Buku.

Page 102: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

Gambar 3. Struktur Organisasi KOPTAN Mitra Subur, Lampung Tengah

Konsultan Koperasi

Suherman

Pengurus

1. Ketua : Ruslan Abdul Gani

2. Sekretaris : Ibrahim

3. Bendahara : Ibdu Idham

Pengawas

1. Ketua : Subliansyah

2. Anggota : M. Ali

3. Anggota : Kasim Abas

Manager

Ruslan Abdul Gani

Kepala Bagian Dana

Sumiati

Kepala Bagian Akuntansi

Nursela Budi W

Juru Buku

Linda Satriana

Petugas Pengawas Intren

Syari Ismail Customer Servis

Irma Oktavia

Kasir

Dwi Lestari, S. Pd

Kepala Bagian Pinjaman/Pembiayaan

Ibnu Idham

Analisis Pinjaman

Rapat Anggota

Anggota

Page 103: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

81

Kasir dan Customer Service bekerja setiap hari Senin-Sabtu di koperasi

yang melayani anggota koperasi.

3. Unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi

(a) Syarat kredit

KOPTAN Mitra Subur mempunyai unit usaha tunggal yaitu unit usaha

simpan pinjam yang diperuntukkan bagi masyarakat yang menjadi

anggota koprasi . Anggota koperasi diwajibkan untuk membayar uang

sebesar Rp 10.000,00 sebagai simpanan pokok pada saat pertama kali

menjadi anggota dan membayar uang sebesar Rp 15.000,00 per bulan

sebagai simpanan wajib. Bagi anggota yang ingin meminjam uang

kepada koperasi akan dilihat berdasarkan kelancaran pembayaran

simpanan wajib.

(b) Bunga kredit dan jangka waktu kredit

Bunga kredit yang diberikan kepada anggota sebesar 9 persen dengan

jangka waktu pengembalian selama 12 bulan. Bunga tersebut

berdasarkan besar kredit, misalnya besar kredit Rp 1.000.000,00 maka

bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sebesar Rp 90.000,00 per

bulan.

(c) Prosedur pengajuan kredit

Sebelum mengajukan kredit kepada koperasi, calon nasabah

berkonsultasi terlebih dulu dengan customer service. Jika calon

nasabah sudah mengerti makadapat mengisi formulir pengajuan

Page 104: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

82

pinjaman. Syarat peminjaman uang di KOPTAN Mitra Subur hanya

fotokopi KTP dan formulir pengajuan pinjaman. Sesudah itu, calon

nasabah akan dihubungi untuk mengambil dana pinjaman. Pada proses

peminjaman kredit tidak terdapat tim survei karena anggota yang ingin

meminjam uang kepada koperasi akan dilihat berdasarkan kelancaran

pembayaran simpanan wajib. Kemudian akad kredit dilakukan di

kantor koperasi dengan menandatangani surat perjanjian yang sudah

dilampirkan materai Rp 6.000,00. Materai disiapkan oleh calon

nasabah.

4. Sarana dan Prasarana Koperasi

Kantor pusat Koperasi Pertanian (KOPTAN) Mitra Subur berada di

Kampung Terbanggi Agung Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah, dimana bangunan kantor sudah permanen yang dapat

dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat kondisi kantor pusat

KOPTAN Mitra Subur yang berada di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah dimana bangunan kantor pusat KOPTAN

Mitra Subur sudah permanen.

Page 105: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

83

Gambar 4. Kantor Pusat KOPTAN Mitra Subur di Terbanggi Agung

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa kantor pusat KOPTAN

Mitra Subur terdapat beberapa ruangan yaitu ruangan untuk rapat,

ruangan untuk manajer dan pengurus, serta ruang tamu. Selain itu, di

kantor pusat KOPTAN Mitra Subur terdapat prasarana seperti ATK,

komputer, printer, dan TV.

Page 106: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

84

Gambar 5. Ruangan kerja kantor pusat KOPTAN Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Kantor cabang KOPTAN Mitra Subur berada di Desa Gotong Royong

Dusun III Kampung Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih.

Bangunan kantor cabang masih berupa ruko yang dapat dilihat pada

Gambar 6, dimana hanya terdapat ruangan untuk kasir dan ruangan untuk

manager.

Page 107: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

85

Gambar 6. Kantor Unit KOPTAN Mitra Subur di Kampung Terbanggi

Subing Desa Gotong Royong

Pada Gambar 6 dapat dilihat kondisi kantor unit KOPTAN Mitra Subur

yang berada di Kampung Terbanggi Subing Desa Gotong Royong. Letak

KOPTAN Mitra Subur berdekatan dengan pasar Gotong Royong dan

letaknya mudah diakses oleh anggota.

Page 108: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

86

Gambar 7. Ruangan Kasir KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Pada Gambar 7 dapat dilihat kondisi ruangan kasir KOPTAN Mitra

Subur, dimana ruangan kasir sebagai tempat berlangsungnya transaksi

simpan pinjam.

Para tamu yang bukan anggota koperasi yang datang ke kantor pengurus

koperasi tentunya memiliki maksud tertentu, sehingga untuk menghargai

tamu tersebut pihak koperasi menyediakan buku tamu untuk menulis

tanggal kunjungan, nama dan alamat, dinas atau pribadi, maksud dari

kunjungan, dan paraf.

Pada Gambar 8 dapat dilihat kondisi ruangan kasir dan ruangan manager

KOPTAN Mitra Subur, dimana ruangan manajer sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan manajerial.

Page 109: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

87

Gambar 8. Ruangan Manager KOPTAN Mitra Subur Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Selain itu, KOPTAN Mitra Subur memiliki buku-buku wajib koperasi

yaitu: (a) buku tamu; (b) buku daftar anggota; (c) buku daftar pengurus;

(d) buku daftar pengawas; (e) buku daftar manager dan karyawan; (f)

buku daftar inventaris; (g) buku simpanan anggota; (h) buku saran-saran

anggota; (i) buku saran pejabat/pembina koperasi; (j) buku catatan

pertanyaan badan pengawas; (k) buku catatan dan kejadian penting; (l)

buku notulen rapat badan pengawas; (m) buku notulen rapat anggota; dan

(n) buku notulen rapat pengurus. KOPTAN Mitra Subur setiap

melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT), harus membuat laporan

pertanggunganjawaban yang nantinya akan di berikan ke Dinas Koperasi

Kecamatan Gunung Sugih.

Page 110: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

88

Gambar 9. Buku-buku wajib KOPTAN Mitra Subur Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah

(a) Buku tamu

Buku tamu koperasi berguna untuk mencatat indentitas orang-orang

yang berkunjung ke KOPTAN Mitra Subur. Buku tamu KOPTAN

Mitra Subur sudah lengkap karena setiap tamu yang berkunjung ke

koperasi diharuskan mengisi buku tamu.

(b) Buku daftar anggota

Buku daftar anggota merupakan buku yang berisi catatan nama dan

data pribadi orang-orang yang menjadi anggota koperasi, dimana

buku daftar anggota akan menjadi dokumen yang penting bagi

koperasi. Seseorang akan diakui secara sah sebagai anggota

koperasi apabila namanya telah tercatat dalam buku daftar anggota.

Buku daftar anggota KOPTAN Mitra Subur sudah lengkap karena

Page 111: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

89

semua nama dan data pribadi orang-orang yang menjadi anggota dan

yang mengundurkan diri sebagao anggota sudah tercatat.

(c) Buku daftar pengurus

Buku daftar pengurus sangatlah penting karena seorang pengurus

baru diakui sah apabila namanya telah tercatat dalam buku daftar

pengurus. Isi buku daftar pengurus KOPTAN Mitra Subur sudah

lengkap karena semua nama dan data pribadi pengurus KOPTAN

Mitra Subur telah tercantum dengan demikian pengurus KOPTAN

Mitra Subur diakui sah.

(d) Buku daftar badan pengawas

Buku daftar badan pengawas merupakan buku yang berisi nama dan

data pribadi badan pengawas koperasi. Badan pengawas KOPTAN

Mitra Subur sudah tercatat dalam buku daftar pengawas, sehingga

nama-nama yang tercatat dalam buku tersebut diakui sah sebagai

badan pengawas KOPTAN Mitra Subur.

(e) Buku daftar manager dan karyawan

Buku daftar manager dan karyawan memiliki kegunaan yang sama

dengan buku daftar pengurus, hanya saja buku daftar manager dan

karyawan khusus untuk manager dan karyawan, sehingga nama-

nama yang tercatat di buku sebagai manager dan karyawan dapat

diakui secara sah. Buku daftar manager dan karyawan KOPTAN

Mitra Subur sudah lengkap karena nama dan data pribadi yang

menjadi manager dan karyawan telah tercatat.

Page 112: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

90

(f) Buku daftar inventaris

Buku daftar inventaris merupakan buku yang berisi catatan barang-

barang yang dimiliki oleh koperasi. Buku daftar inventaris

KOPTAN Mitra Subur sudah lengkap karena semua barang-barang

yang dimiliki KOPTAN Mitra Subur telah tercatat dalam buku daftar

inventaris.

(g) Buku simpanan anggota

Buku simpanan anggota sangatlah penting karena seseorang yang

telah membayar simpanan pokok anggota akan dianggap sah.

Semua simpanan anggota dan jenis simpanan lain harus dicatat

dalam buku simpanan anggota. Buku simpanan anggota KOPTAN

Mitra Subur sudah lengkap karena semua anggota yang sudah

membayar simpanan pokok telah tercatat dalam buku tersebut.

(h) Buku saran-saran anggota

Buku saran-saran anggota merupakan buku yang berisi saran atau

masukan dari anggota untuk koperasi terkait pelayanan dan kinerja

koperasi. Buku saran-saran anggota KOPTAN Mitra Subur tidak

lengkap karena anggota tidak aktif memberikan masukan atau saran

untuk koperasi.

(i) Buku saran pejabat/pembina koperasi

Buku saran pejabat/pembina koperasi merupakan buku yang berisi

masukan berupa solusi mengenai hal-hal yang bermasalah di

koperasi. Buku tersebut sangatlah penting karena berhubungan

Page 113: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

91

dengan kemajuan dan perbaikan manajemen koperasi. Buku

anjuran/saran pejabat/pembinaKOPTAN Mitra Subur telah lengkap

karena setiap anjuran atau saran dari pejabat maupun pembina

koperasi untuk KOPTAN Mitra Subur dicatat dalam buku tersebut.

(j) Buku catatan pertanyaan badan pengawas

Buku catatan pertanyaan badan pengawas KOPTAN Mitra Subur

sudah lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan badan pengawas

kepada KOPTAN Mitra Subur pada saat rapat dicatat dalam buku

tersebut.

(k) Buku catatan kejadian penting

Buku catatan kegiatan dan kejadian penting merupakan buku yang

berisi catatan kegiatan dan kejadian penting yang telah terjadi.

KOPTAN Mitr Subur kurang aktif dalam melengkapi buku tersebut,

sehingga kegiatan dan kejadian penting yang terjadi tidak tercatat.

(l) Buku notulen rapat badan pengawas

Buku notulen rapat badan pengawas koperasi sama halnya dengan

buku notulen rapat pengurus hanya saja buku notulen rapat badan

pengawas khusus untuk mencatat mengenai pembicaraan dalam

rapat badan pengawas. Setiap pembicaraan dalam rapat badan

pengawas harus dicatat untuk mengetahui apakah keputusan rapat

dengan pelaksanaannya sesuai atau tidak dimana buku notulen rapat

badan pengawas ditandatangani oleh ketua dan sekretaris rapat

kemudian disahkan oleh ketua pengurus koperasi. Buku notulen

Page 114: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

92

rapat badan pengawas KOPTAN Mitra Subur sudah lengkap karena

saat rapat sekretaris rapat KOPTAN Mitra Subur selalu mencatat

pembicaraan dalam rapat badan pengawas.

(m) Buku notulen rapat anggota

Buku notulen rapat anggota koperasi sama halnya dengan buku

notulen rapat pengurus dan buku notulen rapat badan pengawas

hanya saja buku ini khusus untuk mencatat mengenai pembicaraan

dalam rapat anggota koperasi. Setiap pembicaraan dalam rapat

anggota dicatat untuk mengetahui apakah keputusan rapat dengan

pelaksanaannya sesuai atau tidak. Buku notulen rapat anggota

ditandatangani oleh ketua dan sekretaris rapat kemudian disahkan

oleh ketua pengurus koperasi. Buku notulen rapat anggota

KOPTAN Mitra Subur sudah lengkap karena saat rapat sekretaris

rapat KOPTAN Mitra Subur selalu mencatat pembicaraan.

(n) Buku notulen rapat pengurus

Buku notulen rapat pengurus berisi catatan mengenai pembicaraan di

dalam rapat pengurus. Buku ini penting untuk mengetahui

kesesuaian antara keputusan rapat dengan pelaksanaannya yang

ditandatangani ketua dan sekretaris rapat serta disahkan oleh ketua

pengurus. KOPTAN Mitra Subur setiap pelaksaan rapat pengurus

selalu mencatat pembicaraan penting dalam rapat pengurus.

Page 115: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

93

Gambar 10. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Rapat Anggota

Tahunan (RAT) Ke 11 tahun 2017 KOPTAN Mitra Subur

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

Laporan pertanggungjawaban pengurus rapat anggota tahunan

merupakan laporan wajib yang harus dibuat oleh koperasi dimana

laporan tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap seluruh proses

pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dapat dicapai dari kegiatan

tersebut yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan pada

masa yang akan datang. Laporan pertanggungjawaban pengurus bersifat

terbuka sehingga semua pihak yang berhubungan dengan koperasi dapat

memantau pelaksanaan kegiatan pada koperasi. Setelah melakukan

Page 116: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

94

RAT, KOPTAN Mitra Subur selalu membuat laporan

pertanggungjawaban pengurus untuk kemudian diberikan ke dinas

perkoperasian setempat. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 10,

dimana terdapat buku laporan pertanggungjawaban pengurus Rapat

Anggota Tahunan (RAT) KOPTAN Mitra Subur ke 11 pada tahun 2017

di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku-buku wajib

yang dimiliki KOPTAN Mitra Subur terdapat beberapa buku yang tidak

rutin diisi oleh petugas koperasi yaitu buku saran-saran anggota serta buku

catatan dan kejadian penting. Hal tersebut dikarenakan kurangnya

partisipasi anggota koperasi dalam memberikan masukan untuk kemajuan

koperasi dan kurangnya perhatian pengurus koperasi untuk mencatat

kejadian penting yang terjadi di koperasi.

Page 117: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

156

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pendapatan usahatani padi anggota dan non anggota KOPTAN Mitra

Subur pada musim tanam I berbeda nyata, sedangkan pada musim tanam

II tidak berbeda nyata.

2. Manfaat ekonomi koperasi yang diterima anggota KOPTAN Mitra Subur

masih tergolong rendah dan pembagian SHU belum dilakukan secara

adil.

3. Kontribusi manfaat ekonomi koperasi terhadap pendapatan rumahtangga

petani padi anggota KOPTAN Mitra Subur di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah masih tergolong rendah.

4. Pendapatan tambahan dari kegiatan di luar usahatani padi mengakibatkan

ketimpangan pendapatan petani non anggota semakin tinggi, sedangkan

ketimpangan pendapatan petani anggota semakin rendah.

5. Petani padi anggota dan non anggota KOPTAN Mitra Subur mayoritas

sudah dalam kategori sejahtera, tetapi tingkat kesejahteraan petani non

anggota lebih tinggi dibandingkan dengan petani anggota.

Page 118: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

157

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi petani diharapkan mau berpartisipasi menjadi anggota koperasi untuk

mempermudah memperoleh penyediaan modal usahatani guna

mengembangkan usahataninya dalam meningkatkan produksi usahatani

yang dilakukan dan bagi pihak KOPTAN Mitra Subur diharapkan dalam

pembagian SHU dapat dilakukan secara adil sesuai prinsip koperasi yaitu

pembagian SHU kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang

dilakukan oleh masing-masing anggota kepada koperasi.

2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan masukan dan bantuan

kepada koperasi untuk mengembangkan unit usaha koperasi sesuai dengan

kebutuhan petani berkaitan dengan usahatani yang dilakukan.

3. Peneliti lain, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini pada

pengembangan usaha koperasi untuk meningkatkan pendapatan usahatani

anggotanya agar tingkat kesejahteraan petani dapat lebih ditingkatkan lagi.

Page 119: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

158

DAFTAR PUSTAKA

Agusta QTM, Lestari DAH, Situmorang S. 2014. Analisis Pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi Perah Anggota Koperasi

Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. JIIA, 2(2): 109-117.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIIA/article/view/734/675. Diakses pada

tanggal 28 Oktober 2017.

Arafah. 2010. Pengolahan dan Pemanfaatan Padi. Bumi Aksara. Bogor.

Arikunto, S. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. PT. Rineka

Cipta. Jakarta.

Arsyad, L dan Prayitno, H, 1987. Petani dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta.

Arsyad, L. 1999. Petani Desa dan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi UGM.

Yogyakarta.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana. 2011. Batasan dan Pengertian

MDK. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta. Diakses pada

tanggal 27 November 2017.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Produksi padi menurut

kabupaten/kota provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. 2017. Produksi Padi menurut

Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah. Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Tengah. Lampung.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. Kajian

Evaluasi Revitalisasi Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan

Petani. Kementrian PPN/BAPPENAS. Jakarta.

Baswir, R. 1997. Koperasi Indonesia : Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.

Yogyakarta.

Page 120: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

159

Canita PL, Haryono D, dan Kasymir E. 2017. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Pisang di Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran. JIIA, 5(3): 235-241.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/1635/1461.

Diakses pada tanggal 22 Januari 2018.

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung. 2016. Rekapitulasi Data

Berdasarkan Tingkat Provinsi. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung.

Bandar Lampung.

Dinata AS, Lestari DAH, dan Yanfika H. 2014. Peran Koperasi Simpan

Pinjam Tani Makmur dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Petani

Jagung di Desa Natar Kabupaten Lampung Selatan. JIIA, 2(3): 206-213.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article.view/802/732. Diakses pada

tanggal 19 Desember 2017.

Dini, S.R. 2015. Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah di Desa Ciasihan

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gusti AI, Haryono D, dan Prasmatiwi FE. 2013. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kakao di Desa Pesawaran Indah

Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. JIA, 1(4): 278-283.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/701/643. Diakses

pada tanggal 18 Desembed 2017.

Hanel, A. 1989. Organisasi Koperasi: Pokok-Pokok Pikiran Mengenai

Organisasi Koperasidan Kebijaksanaan Pengembangan di Negara-Negara

Berkembang. Universitas Padjajaran. Bandung.

Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Nelayan Danau Pulau Besar dan Danau Bawah di Kecamatan Dayun

Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16 (1).

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPK/article/view/44. Diakses pada

tanggal 18 Desember 2017.

Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas – Asas, Teori dan Praktik. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

_________. 2015. Koperasi: Asas – Asas, Teori dan Praktik. Edisi 5. Cetakan ke

10. Rajawali Pers. Jakarta

Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi).

Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.

Page 121: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

160

Hernanda ENP, Indriyani Y, dan Kalsum U. 2017. Pendapatan dan Ketahanan

Pangan Rumahtangga Petani Padi di Desa Rawan Pangan. JIIA, 5(3) : 283-

291. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1641. Diakses pada

tanggal 20 November 2018.

Ivans E, Zakaria WA, dan Yanfika H. 2013. Analisis Produksi dan Pendapatan

Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung

Timur. JIIA, 1(3) : 238-245. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/

article/view/579/541. Diakses pada tanggal 19 Desember 2017.

Kartasapoetra A.G.B dan A.Setiady. 2001. Koperasi Indonesia yang

Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rineka Cipta. Jakarta.

Kasmawati. 2003. Pengaruh Kewirausahaan Manajer terhadap Keberhasilan

Usaha KUD di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Tesis. Universitas

Padjajaran. Bandung.

Kasto dan Sembiring, H. 1996. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I

dan PJP II. Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Lakitan, B. 2015. Pengantar Ilmu Pertanian 01: Pengertian dan Ruang

Lingkup Ilmu Pertanian. http://benyaminlakitan.com. Diakses pada tanggal

23 September 2018.

Mahri. 2010. Pelayanan dan Manfaat Koperasi serta Pengaruhnya Terhadap

Partisipasi Anggota Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI)

Kabupaten Tasikmalaya. http://jurnal.upi.edu/ekonomi/view/594. Diakses

pada tanggal 28 Oktober 2017.

Mudakir, B. 2011. Produktivitas Lahan dan Distribusi Pendapatan Berdasarkan

Status Penguasaan Lahan pada Usahatani Padi (Kasus di Kabupaten

Kendal Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan,

1(1) : 74-83. http://ejournal.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 18

Desember 2017.

Munker, H. 1997. Pengantar Hukum Koperasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Mosher, AT. 1987. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Yasaguna.

Jakarta.

Nasution, S. 2006. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bumi Aksara. Jakarta.

Okpratiwi S, Haryono D, dan Adawiyah R. 2018. Analisis Pendapatan dan

Tingkat Kemiskinan Rumahtangga Petani Kakao di Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran. JIIA, 6(1): 9-16.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/2491/2177.

Diakses pada tanggal 18 Maret 2018.

Page 122: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

161

Purba MN, Affandi MI, dan Nugraha A. 2016. Strategi Pengembangan Koperasi

Kredit (KOPDIT) Mekar Sai dalam Pembiayaan Agribisnis di Lampung.

JIIA, 4 (3): 285-293.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/download/1503/1357.

Diakses pada tanggal 15 November 2018

Purnomo dan Hanny. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman pangan. Penebar

Swadaya. Bogor.

Rahmani, U. 1992. Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Petani Ambak Tumpangsari. Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rodjak, A. 2002. Dasar-dasar Manajemen Usahatani. Fakultas Pertanian

Universitas Padjajaran. Bandung.

Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sajogyo, T. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan.

LPSB- IPB. Bogor.

Saputra AARE, Widjaya S, dan Kalsum U. 2016. Analisis Pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani

Makmur di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. JIA, 4(2): 161-

167.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1233/1130. Diakses

pada tanggal 18 Desembes 2017

Seta AP, Lestari DAH, dan Situmorang S. 2016. Manfaat Ekonomi dan Non

EkonomiKoperasi Gunung Madu (KGM) PT Gunung Sugih Plantations (PT

GMP) Kabupaten Lampung Tengah. JIIA, 4(2): 168-177.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIIA/article/view/1030. Diakses pada

tanggal 28 Oktober 2017.

Sitio, A dan Tamba, H. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Rajawali Press. Jakarta.

_________.2002. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.

Sugesti MT, Abidin Z, dan Kalsum U. 2015. Analisis pendapatan dan

pengeluaran rumahtangga petani padi di Desa Sukajawa, Kecamatan

Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. JIIA, 3(3) : 251-259.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1049/954. Diakses

pada tanggal 20 November 2018.

Sukirno, S. 2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 123: PERAN KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN) MITRA SUBUR …digilib.unila.ac.id/54711/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak peran koperasi pertanian (koptan) mitra subur dalam peningkatan

162

Sumarsono, S. 2003. Manajemen Koperasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sumarwan. 2004. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, K. 1994. Konsep-konsep Kegiatan Off Farm. Populasi, 5(1): 1-14.

http://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/download/11348/8458. Diakses pada

tanggal 6 Oktober 2018.

_________. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syahrudin, H. 2003. Hubungan antara Manfaat Koperasi dengan Partisipasi

Anggota. Tesis. Universitas Padjajaran. Bandung.

Todaro, M. P. 1993. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Penerjemah

Aminuddin. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

_________. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 7. Erlangga.

Jakarta.

Todaro, M.P dan Smith, S.C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Edisi 8. Erlangga. Jakarta.

Utama, M. Z. H. 2015. Budidaya Padi pada Lahan Marjinal. Andi Offset.

Yogyakarta.

Wiandhani N, Lestari DAH, Soelaiman A. 2016. Analisis Manfaat Ekonomi dan

Non Ekonomi Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya Bahari. JIIA, 4(1): 40-47.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIIA/article/view/1213/1110. Diakses

pada tanggal 28 Oktober 2017.

Widiyanti, N dan Sunindhia, Y.W. 1988. Koperasi dan Perekonomian Indonesia.

PT Rineka Cipta. Jakarta.

Yanti, W. 2005. Dinamika Koperasi. PT Rineka Cipta. Jakarta.