Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN PEMBIMBING AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN AKHLAK MELALUI
PENGAJIAN AGAMA PADA KARYAWAN TIP
TOP CIPUTAT TANGERANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Ahmad Ulan Fakhri
NIM. 1113052000056
PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
IV
ABSTRAK
Ahmad Ulan Fakhri, 1113052000056, Peran Pembimbing
Agama Islam dalam Meningkatkan Akhlak Melalui
Pengajian Agama pada Karyawan di TIP TOP Ciputat, di
bawah Bimbingan Dr. Fauzun Jamal, Lc., MA
Permasalahan sosial yang semakin kompleks serta
perkembangan ilmu dan teknologi yang kian berkembang
memiliki dampak atau pengaruhnya terhadap kehidupan, baik
bersifat negatif ataupun yang positif. Sehingga dibutuhkan sekali
bimbingan khususnya bimbingan agama yang akan membentuk
kepribadian yang baik. Bimbingan agama juga sangat dibutuhkan
bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas akhlak pada diri
karyawan.
Penelitian ini menarik untuk diteliti karena untuk mengetahui
peran bimbingan agama dalam meningkatkan akhlak melalui
pengajian agama pada karyawan di TIP TOP Ciputat. Seringkali
para pembimbing hanya memberikan pengajian agama tanpa
mengetahui apakah dapat menimbulkan hasil yang positif kepada
para karyawan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan atau
(field research). Teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan proses
mencatat hasil lapangan, mengumpulkan dan berfikir kesimpulan.
Hasil penelitian ini menemukan: peran pembimbing agama
Islam dalam meningkatkan akhlak para karyawan di Tip Top
Ciputat adalah sangat penting, karena karyawan membutuhkan
bimbingan agama untuk meningkatkan akhlak dan mengontrol
emosi kepada pembeli. Metode dan salah satu materi yang
diberikan pembimbing berkaitan dengan cara berakhlak kepada
sesama manusia, pembacaan A-Quran dan diskusi bersama terkait
keagamaan.
Kata Kunci: Peran Pembimbing Agama Islam, Akhlak,
Karyawan Tip Top Ciputat
V
KATA PENGANTAR
بسم الله الر حمن الر حيمPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala, atas berkat rahmat serta kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
"Peran Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Akhlak
Melalui Pengajian Agama Pada Karyawan TIP TOP Ciputat
Tangerang".
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian
syarat memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program
S1 pada program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya, tidak ada hal lain yang lebih utama
melainkan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama kedua orang tua
penulis Ayahanda (alm. H. Abdul Mukti) dan Ibunda (almh. Hj.
Ayatih) atas do’a, kasih sayang pengorbanan dan ketulusan
kepada penulis. Serta Kakak (Ahmad Rifa’i. S.Ag, Nur Azizah,
Nur Atiyah, S.Pd, Nur Alawiyah dan alm. Ahmad Syahzori,
S.Kom) dan Seluruh Keluarga Besar Bani H. Abdul Mukti
maupun Keluarga Besar Bani H. M. Shiddiq yang selalu mampu
membuat penulis termotivasi dan melepas penat yang luar biasa.
VI
Selain itu tentu penulis juga sangat berterimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini
diantaranya kepada:
1. Suparto., M. Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep
Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Ir. Noor Bekti Negoro., SE, M.Si selaku Ketua Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
3. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
4. Dr. Fauzun Jamal, MA, Selaku Dosen pembimbing skripsi
yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk
memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Seluruh Dosen dan staff di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh karyawan TIP TOP Ciputat yang telah menerima
penulis dan memberi bimbingan serta arahan dalam
melancarkan pembuatan skripsi ini, terutama kepada pak
Wahidin selaku manager TIP TOP pusat di Rawamangun yang
VII
telah menyetujui penulis untuk melakukan penelitian di TIP
TOP Ciputat.
7. Teruntuk seluruh sahabat dan kerabat penulis M. Irfan Najmi,
Adam Yuliawan, Ayu Fauziana, Nanda Kurniawan,
Muhammad Chotib Iqbal, Catur Ariwibowo, dan tidak lupa
juga seluruh teman-teman BPI 2013.
8. Seluruh keluarga besar BPI terimakasih buat dukungan dan
doanya serta motivasi terutama seluruh senior-senior BPI yang
memberikan masukannya.
9. Untuk Asep Qusyairi, Ahmad Milki, Iffah Lathifah, Fauziah,
Novia Rahma Sari dan seluruh teman-teman Annida Al Islamy
Jakarta yang lulus tahun 2013 dan para guru serta ustadz
terutama ustadz Abi Said Al Hudri dan Ustadz Ahmad Fauzi
terimakasih buat dukungan serta doanya kepada penulis
semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus
terjaga dengan baik.
10. Buat teman-teman di Rawa Buaya (Ubai dan teman-teman
lainnya) maupun di Tangerang, para tetangga yang turut
mendukung skripsi penulis dan saudara-saudara saya yang
turut mendorong penulis untuk selalu bersemangat.
11. Teristimewa kepada Dwi Anggraeni, Amd. Kes yang selalu
memberikan semangat dan tidak pernah lelah mengingatkan
penulis.
VIII
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala
bantuan dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca
khususnya segenap keluarga besar jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
Tangerang, 28 Juni 2020
Penulis
Ahmad Ulan Fakhri
IX
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .........................................................
ABSTRAK ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ............................. 1
B. Pembatasan Rumusan Masalah .................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................. 6
D. Metodologi Penelitian ................................ 7
1. Pendekatan dan Metode Penelitian ...... 7
2. Jenis Penelitian..................................... 8
3. Lokasi .................................................. 8
4. Subjek Penelitian ................................. 8
5. Teknik Pengumpulan Data .................. 9
X
6. Sumber Data ....................................... 10
7. Teknik Analisis Data .......................... 11
8. Teknik Penulisan................................ 12
E. Tinjauan Pustaka ...................................... 12
F. Sistematika Penulisan .............................. 14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Peran .....................................16
B. Pengertian Pembimbing Agama Islam
................................................................. 21
C. Pengertian Akhlak................................... 31
D. Pengertian Pengajian............................... 35
E. Peranan Pengajian................................... 38
F. Unsur-unsur Pengajian............................ 40
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil dan Sejarah Tip Top ...................... 47
XI
B. Visi dan Misi ........................................... 50
C. Komitmen Tip Top ................................. 50
D. Jadwal Kegiatan Pengajian ..................... 51
E. Lokasi Cabang Tip Top .......................... 51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Identifikasi Informan ........................ ..... 53
B. Temuan Lapangan ....................................56
1. Hambatan Penelitian ......................... 56
2. Pandangan Informan Mengenai
Bimbingan Agama .............................. 56
3. Proses Bimbingan Agama .................. 57
BAB V
PEMBAHASAN
Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan
Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang Selatan
.........................................................................60
XII
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................... 71
B. SARAN ................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Surat Permohonan Wawancara .............................. 76
Lembar Persetujuan Menjadi Informan .................................. 78
Lampiran Wawancara.............................................................. 79
Lampiran Dokumentasi .......................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan sosial yang semakin kompleks serta
perkembangan ilmu dan teknologi yang kian berkembang
memiliki dampak atau pengaruhnya terhadap kehidupan anak
didik, baik bersifat negatif ataupun yang positif. Sehingga
dibutuhkan sekali bimbingan khususnya bimbingan agama
yang akan membentuk pribadinya menjadi manusia seutuhnya
demi tercapainya kebahagiaan dunia akhirat.1
Bimbingan diperlukan agar dalam pelaksanaan suatu
perbuatan atau kewajiban dapat dilaksanakan dengan baik dan
sesuai dengan tuntunan agama. Oleh karena itu, pemberian
pendidikan tentang agama sangat penting sekali jika dimulai
dari masa anak-anak. Karena pada masa itu merupakan masa
perkembangan serta pembentukan kepribadiannya. Dalam hal
ini, pembimbing memiliki peran yang sangat besar dalam
mewujudkan hal tersebut. Pembimbing menjadi orang yang
paling penting dalam mendidik, menunjukkan, memberi jalan,
1
Mumun Mulyanah, “Upaya Pembimbing Agama dalam
Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang
kota Tengerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Negeri Jakarta, 2009), h. 1-2.
2
atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi
banyak orang.2
Pemberian bimbingan ditujukan untuk meningkatkan
akhlak. Akhlak merupakan bukti dan buah keimanan.
Keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak, dan akhlak akan
berbuah keimanan jika diaplikasikan (diterapkan) dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang yang berakhlak baik akan
menunjukkan kualitas keimanannya baik untuk dirinya sendiri,
lingkungan sekitar, dan tentunya kepada Allah SWT.
Berakhlak mulia merupakan tujuan pokok dari risalah
Islam. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam
Surat Al-Hajj ayat 41 yang berbunyi:
ة وأمروا كو ة وءاتوا ٱلز لو هم في ٱلرض أقاموا ٱلصن ك ٱلذين إن م
قبة ٱلمور ع بٱلمعروف ونهوا عن ٱلمنكر ولل
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di
bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan
menyuruh berbuat yang makruf dan yang mungkar, dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan”.
Seorang pembimbing agama Islam harus menjadi teladan
yang baik bagi peserta didiknya, agar ia memiliki pengaruh
dalam mendidik. Sehingga peserta didik akan mencoba untuk
2 Mumun Mulyanah, “Upaya Pembimbing Agama dalam
Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang
kota Tengerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Negeri Jakarta, 2009), h. 1-2.
3
meneladani perbuatan yang baik yang dilakukan oleh seorang
pembimbing agama Islam tersebut.
Seorang pembimbing agama Islam mengajak peserta
didiknya untuk berakhlak baik. Apabila akhlak seorang
pembimbing agama Islam sendiri tidak terpuji, maka tidak
akan ada peserta didik yang akan mau merespon ajakannya,
melainkan akan menjatuhkan wibawanya sendiri sebagai
seorang pembimbing agama Islam.
Rasulullah SAW melalui sunnahnya menganjurkan agar
pembentukan dilakukan melalui keteladanan. Hal ini
didasarkan pada realita bahwa bahasa tubuh lebih efektif dan
berdampak lebih besar dibandingkan dengan bahasa lisan.
Karena itu Rasulullah SAW adalah teladan utama bagi
umat Islam, di setiap zaman dan tempat. Hal ini karena
Rasulullah SAW adalah refleksi utuh dari Al-Qur’an,
sebagaimana yang dituturkan Aisyah ketika ditanya mengenai
akhlak Rasulullah SAW, lalu ia menjawab: “Akhlaknya adalah
Al-Qur’an”.3
Bimbingan agama juga sangat dibutuhkan bagi karyawan
untuk meningkatkan kualitas akhlak pada diri karyawan
tersebut dan juga untuk memotivasi dalam meningkatkan
kualitas kinerja karyawan tersebut, salah satunya karyawan di
TIP TOP Supermarket. Selain itu, dibalik pekerjaan sebagai
karyawan banyak diantara mereka yang lupa akan
3
Fathi Yakan, ISTI’AB: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen
Dakwah, (Jakarta: Robbani Press, Juni 2005 M), cet. 1, h. 121-122.
4
kewajibannya sebagai manusia yang merupakan ciptaan Allah
swt. Seperti melupakan dan juga meninggalkan kewajiban
shalat lima waktu, bahkan sering terjadi karyawan yang
meninggalkan kewajiban shalat jum’at, dan juga ada karyawan
yang kurang bersyukur terhadap pekerjaannya. Maka disinilah
pentingnya peran pembimbing dalam meningkatkan kualitas
akhlak pada karyawan, salah satu contoh yang menerapkan
bimbingan agama pada karyawan adalah di TIP TOP Ciputat.
TIP TOP Supermarket merupakan toko swalayan yang
menerapkan cara-cara yang sesuai dengan ajaran islam dalam
kegiatan perdagangannya. Toko swalayan ini memiliki
beberapa cabang di Indonesia salah satunya yang berada di
Ciputat dan menjual lebih dari 200 produk makanan, minuman
dan barang kebutuhan hidup lainnya. Toko, dan untuk jumlah
karyawan yang ada di TIP TOP cabang Ciputat terdiri dari 45
orang.
Di TIP TOP Supermarket pun menerapkan pengajian
bimbingan agama pada karwayannya tersebut. Tujuan dari
pelaksaan bimbingan agama tersebut untuk meningkatkan
kualitas akhlak dan juga meningkatkan kualitas kinerja
karyawan. Pengajian rutin yang diadakan di TIP TOP
Supermarket dilakukan setiap bulannya yang di mulai pukul
06.30 s/d 08.10. dan sebelum di mulainya pengajian tersebut
biasanya dimulai dengan membaca tilawah Al Qur’an.
5
Pengajian yang dilaksanakan di TIP TOP Supermarket
terselenggara atas bantuan manajemen dan teman-teman
IKMT (Ikatan Keluarga Muslim TIP TOP). Setelah pengajian
selesai para karyawan kembali bekerja sesuai bagiannya
masing-masing.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk
mengambil judul skripsi dengan judul “Peran Pembimbing
Agama Islam dalam Meningkatkan Akhlak Melalui
Pengajian Agama pada Karyawan di TIP TOP Ciputat”,
sebagai syarat kelulusan pada strata satu, program studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat memperjelas masalah dalam
penelitian, maka perlu adanya pembatasan untuk lebih
mengarah pada titik poin yang diharapkan. Untuk itu,
penulis hanya membatasi masalah pada peran pembimbing
agama Islam dalam meningkatkan akhlak melalui pengajian
agama pada karyawan di TIP TOP Ciputat..
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang uraikan di atas,
maka penulis dapat merumuskan pokok-pokok
permasalahannya sebagai berikut:
6
Bagaimana peran pembimbing agama dalam meningkatkan
akhlak melalui pengajian agama pada karyawan di TIP
TOP Ciputat.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah di atas
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana peran pembimbing agama
dalam meningkatkan akhlak melalui pengajian agama pada
karyawan di TIP TOP Ciputat.
2. Manfaat Akademis
Adapun manfaat penelitian dapat dilihat dari beberapa
segi, yaitu:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya bagi jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam dalam kajian teori tentang psikologi agama,
psikologi sosial, psikologi perkembangan.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan:
1) Untuk bahan evaluasi dan memberikan masukan
serta peninjauan kembali dalam upaya
7
meningkatkan spiritual pada karyawan di TIP TOP
Ciputat.
2) Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti
secara langsung di lapangan melalui kegiatan
penelitian ini.
3) Menambah referensi kajian tentang peningkatan
spiritual melalui pengajian agama pada karyawan.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Peneliti pada penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Adapun penelitian kualitatif menurut Boglan dan
Taylor dikutip oleh Meleong adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang dapat diamati.4
Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan
teknik analisa datanya berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci terhadap
apa yang sudah diteliti.5
Desain deskriptif dalam penelitian ini dengan
melakukan survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan
4 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3. 5 Lexy Meleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”,h. 6
8
tujuan menilai kondisi atau penyelenggara suatu program
dan hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu
perencanaan demi perbaikan program tersebut.6
Dalam hal ini peneliti fokus tentang peran
pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak
melalui pengajian agama pada karyawan di TIP TOP
Ciputat.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
lapangan atau (field research), peneliti terjun langsung di
lapangan yakni di TIP TOP Supermarket agar memperoleh
data yang akurat dan dapat di pahami yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TIP TOP Supermarket
Jl. R.E. Martadinata No.5. Cipayung. Kec. Ciputat. Kota
Tangerang Selatan. Banten. 15411. Adapun waktu
penelitian dalam penulisan skripsi ini dimulai dari bulan
Februari 2019 sampai dengan Juni 2020.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah tempat untuk memperoleh
informasi mengenai objek penelitian. Adapun teknik
pemilihan subjek yang digunakan peneliti adalah purposive
6 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2006), cet ke-1, h. 111
9
sampling. Purposive sampling adalah sampel yang diambil
betul-betul sesuai dengan maksud dan bertujuan penelitian.
Dengan demikian berdasarkan teknik pemilihan
subjek di atas yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah pembimbing agama yang sudah berkompeten dalam
membimbing masyarakat, serta karyawan di toko harapan
ayah itu sendiri yang melakukan kegiatan di TIP TOP
Supermarket. Adapun objek dalam penelitian ini adalah
Peran Pembimbing Agama dalam Meningkatkan Akhlak
melalui pengajian agama pada karyawan di TIP TOP
Ciputat.
5. Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh keakuratan data atau informasi
yang sesuai dengan penelitian ini, maka dalam hal ini
peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk melakukan pengukuran, dan merupakan usaha
pengamatan dengan menggunakan indera penghilatan.7
Dalam melakukan observasi dalam penelitian ini
peneliti memperhatikan, mencermati dan mencatat
fenomena yang munculdan hubungannya dengan aspek
penelitian tersebut.
7 Irawan soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 69
10
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, dan dilakukan oleh dua pihak, yang
melibatkan pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan
untuk menguatkan data yang sebelumnya diperoleh,
dan peneliti melakukan wawancara dengan
pembimbing agama dan karyawan di TIP TOP Ciputat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
penelitian. Peneliti mengumpulkan, membaca
mengenai hal-hal yang akan diteliti melalui buku-buku,
jurnal, majalah, internet, pengambilan foto yang dapat
dijadikan analisa untuk hasil penelitian ini.
6. Sumber Data
Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah
sebagai berikut:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui
observasi langsung, sebagai pengamat dan wawancara
langsung kepada informan yaitu pembimbing agama,
dan karyawan di TIP TOP Ciputat.
11
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui
catatan pribadi, dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini baik dari referensi buku, majalah, jurnal
yang ada kaitannya dengan pembahasan penelitian ini.
7. Teknik Analisa Data
Analisa data menurut Bogdan dan Bikken, yang
dikutip oleh Lexy J. Meleong adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja pada data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola,
mengesistensikannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan. Adapun analisa
data kualitatif, prosesnya sebagai berikut:
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan
hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat
ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,
mensistensikan, membuat ikhtisar dan membuat
indeksnya.
c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu
mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan
hubungan-hubungan, membuat temuan-temuan umum.8
8 Lexy, J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 186
12
8. Teknik Penulisan
Dalam penelitian ini peneliti berpedoman dan
mengacu pada kepada buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013, edisi ke 29.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan
pustaka terhadap beberapa skripsi terdahulu yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Ada sebuah hasil penelitian
yang hampir sama dengan penelitian ini. Maka, penulis akan
menjadikan beberapa skripsi terdahulu untuk menjadi bahan
perbandingan, diantaranya:
1. Peran Pembimbing Agama dalam Membina Akhlak
Remaja di Rumah Yatim Arrohman Cilandak Jakarta
Selatan. Ditulis oleh Muhammad Dhano Purwanto tahun
2015 Program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dijelaskan oleh penulis
bahwa pembimbing agama adalah seorang yang paling
berpengaruh dalam program-program yang menunjang
pembinaan akhlak para remaja yang ada di Yayasan
tersebut. Dengan sedemikian analisis dan temuan yang
dilakukan selama meneliti, penulis menyimpulkan bahwa
betapa pentingnya pembinaan akhlak terutama bagi anak
bangsa yang masih mencari jati diri mereka dan disanalah
13
tanggung jawab pembimbing agama di Rumah Yatim
Arrohman Cilandak, karena akhlak merupakan gambaran
diri seseorang yang sesuai dan menjawab rumusan masalah
di skripsi. Metodologi yang digunakan oleh penulis adalah
kulaitatif deskriptif yaitu metode dengan membuat
gambaran suasana secara sistematis, faktual dan akurat.
2. Peran Pembimbing Agama Islam dalam Meningkatkan
Akhlak Remaja di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Ditulis oleh
Zuraida tahun 2014 Program studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dijelaskan oleh penulis bahwa Pembimbing agama
memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan
akhlak remaja. Disamping itu pembimbing agama menjadi
orang yang penting dalam mendidik, menunjukkan,
memberi jalan, atau menuntun remaja ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi banyak orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain
deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa upaya-upaya yang
dilakukan pembimbing agama Islam dalam meningkatkan
akhlak remaja yaitu menjelaskan keuntungan orang yang
14
berakhlak baik dan kerugian orang yang berakhlak buruk,
memberikan nasehat dan teguran kepada remaja yang
berakhlak buruk dan memberikan contoh yang baik kepada
remaja-remaja binaan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi
pembahasan penelitian ini menjadi lima bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Berisi Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI. Menjelaskan
Pengertian Peran, Pengertian Pembimbing
Agama Islam, Fungsi Pembimbing Agama
Islam, Tujuan Pembimbing Agama Islam,
Pengertian Akhlak, Tujuan Akhlak, Macam-
macam Akhlak, Pengertian Pengajian, Tujuan
Pengajian, Unsur-Unsur Pengajian (Da’I,
Mad’u, Materi.Media dan Metode)..
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK
PENELITIAN. Memuat gambaran umum
objek penelitian yaitu TIP TOP Ciputat. Yang
meliputi : Sejarah, Visi dan Misi, Struktur
15
Jabatan Sekolah, serta gambaran Pembimbing
agama.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELIATAN.
Pada bab ini penulis akan membahas tentang
peran Pembimbing agama Islam dalam
meningkatkan akhlak melalui pengajian
agama pada karyawan di Tip Top Ciputat.
Analisis dilakukan dengan menggabungkan
dan mengkaji antara temuan hasil wawancara.
BAB V PEMBAHASAN. Merupakan bab hasil dari
penelitian. Pada bab ini akan dideskripsikan
tentang Peran Pembimbing Agama Islam
dalam Meningkatkan Akhlak melalui
pengajian agama pada karyawan di TIP TOP
Ciputat.
BAB VI PENUTUP. Merupakan bab penutup yang
berisikan kesimpulan dan Saran-saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran
1. Pengertian Peran
Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Sosiologi, berpendapat Peranan (role)
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya makai a menjalankan suatu
peranan. Pembeda antara kedudukan dari peranan,
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya
tak dapat dipisahkan oleh karena yang satu tergantung
pada yang lain dan sebaliknya juga demikian tak ada
peranan tanpa atau kedudukan tanpa peranan.9
Mengenai peran tentu tidak terlepas dari
pembahasan mengenai kedudukan (status) keduanya
memiliki hubungan, itu semua karena peran merupakan
aspek dinamis dari kedudukan (status) manusia. Manusia
adalah makhluk sosial yang artinya kehidupannya
bergantung dengan orang lain dan tidak dapat dijalani
seorang diri. Pada keadaan seperti ini manusia sangat
berperan dalam menentukan kelompok sosial dalam
suatu lingkungan.
9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1982), Ed. Ke-1, h. 99.
17
Sedangkan, Abu Ahmadi mendefinisikan “peran
sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap
caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam
situasi tertentu berdasarkan ststus dan fungsi
sosialnya.”10
Dan Abu Ahmadi menerangkan bahwa “peran
adalah suatu penghargaan manusia tergadap cara
individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya,
walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan
yang lainnya tersebut, akan tetapi masing-masing dirinya
berperan sesuai dengan statusnya.”11
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang
merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi. Dalam
teorinya Biddle and Thomas, teori mengenai peran
dibagi menjadi empat tipe, yakni:
a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi
sosial.
b. Perilaku yang muncul dalam interaksi sosial.
c. Kedudukan orang dalam perilaku.
d. Kaitan antara orang dan perilaku.12
10 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet
ke-1, h. 115. 11 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 14.
12
Sarlito Wirawan Sarwono. Teori-Teori Psikologi Sosial. (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006), Cet Ke-7 h. 215.
18
Peran (Role) merupakan aspek dinamis dari status
yang artinya seseorang telah menjalankan hak dan
kewajiban sesuai kedudukan, maka orang tersebut telah
melaksanakan suatu peran. Oleh sebab itu, keduanya
tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya
saling saling tergantung artinya jika tidak ada peran
tanpa status dan tidak ada ststus tanpa peran.
“Di dalam peranannya terdapat dua macam
harapan yaitu: pertama, harapan-harapan dari
masyarakat terhadap pemegang peran. Kedua, harapan-
harapan yang dimiliki oleh pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemengang peran terhadap
masyarakat atau terhadap orang-orang yang
berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya
atau kewajiban-kewajibannya.”13
Dari definisi tentang peran diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa peran adalah sesuatu yang berkaitan
dengan kehidupan seseorang yang mempunyai status,
seseorang dapat dikatakan berperan jika memiliki status.
Peran seseorang adalah tanggung jawab tersendiri bagi
individu seseorang misal, ketua kelas yang mempunyai
peran sebagai pemimpin dan sekaligus bertanggung
13 N.Grass W.S Massan dan A.W MC Eachern, exploration Role
Analysis dalam David Barry, Pokok pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995), Cet ke-3, h. 104.
19
jawab atas segala perilaku dan kejadian-kejadian di
dalam kelas.
Setiap individu mempunyai peranan masing-
masing yang memiliki manfaat yaitu proses sosialisasi,
dapat menyatukan kelompok, pewarisan nilai, tradisi,
norma serta kepercayaan, membangun kepercayaan diri,
membuka kesempatan dalam memecahkan masalah.
Dan dari beberapa konsep diatas juga dapat diambil
pengertian bahwa peran merupakan penilaian sejauh mana
fungsi seseorang atau kelompok orang dalam suatu
kedudukan (status) sebagai bagian dalam menunjang
usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan.
2. Pembagian Peran
Peran (Role) memiliki beberapa bagian, yaitu:
a. Peranan nyata (An acted Role) adalah suatu cara
yang betul-betul dijalankan seseorang dalam
menjalankan suatu peranan.
b. Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah
cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam
menjalankan peranan tertentu.
c. Konflik peranan (Role Conflict) adalah suatu
kondisi yang dialami seseorang yang menduduki
suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan
tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama
lain.
20
d. Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah
Pelaksanaan Peranan secara emosional.
e. Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan
seseorang dalam menjalankan peranan tertentu.
f. Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang
tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti.
g. Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah
hubungan seseorang dengan individu lainnya pada
saat dia sedang menjalankan perannya.
h. Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi
yang timbul bila seseorang mengalami kesulitan
dalam memenuhi harapan atau tujuan peranan yang
dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan
yang bertentangan satu sama lain.14
3. Fungsi Peran
Narwoko dan Suyanto mengatakan fungsi peran
dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Memberi arah pada proses sosialisasi.
b. Pewaris tradisi, kepercayaan, nilai, norma dan
pengetahuan.
c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.
14
Brucee. J. Cohen, Peranan, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009) h. 25
21
d. Menghidupkan sistem pengendalian kontrol, sehingga
dapat melestarikan kehidupan masyarakat.15
4. Manfaat Peran
Peran dapat membimbing seseorang dalam
berperilaku kerena manfaat peran itu sendiri yang
diantaranya memberi arah pada proses sosialisasi, dapat
menyatukan kelompok, pewarisan nilai, tradisi, norma
serta kepercayaan, membangun kepercayaan diri,
membuka kesempatan dalam memecahkan masalah, setiap
peran tentunya pasti memiliki tujuan supaya tiap individu
yang melaksanakan peran dengan orang sekitarnya yang
berhubungan atau berinteraksi dengan peran.16
B. Pembimbing Agama Islam
1. Pengertian Pembimbing
Dalam kamus bahasa Indonesia, “pembimbing”
menurut bahasa berarti “pemimpin” atau “penuntun”.
Kata tersebut diambil dari kata “bimbing” yang artinya
“pimpin” atau “tuntun”, kemudian diberi awalan “pe”
menjadi pembimbing yang artinya “yang menyebabkan
sesuatu menjadi tahu”.
15 Narwoko, dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004) h. 160
16 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet Ke
1, h. 64
22
Pemimpin, penuntun, merupakan sesuatu yang
dipakai untuk membimbing. Kalimat tersebut menjadi arti
“seseorang yang memberikan bimbingan atau tuntunan”
arti tersebut di sesuaikan dengan profesi dan disiplin ilmu
yang di miliki.17
Kata “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata
“guidance” yang mempunyai arti menunjukan,
membimbing, menuntun atau membantu.18
Prayitno mengemukakan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat menyusun
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan
lingkungan.
Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat
17 W. J. S. Poerwardarminta, Kamus umum bahasa indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1984) Cet. Ke-7. h. 427 18
Hallen A., Bimbingan dan Konseling ( Jakarta: Ciputat Press,
2002), Cet. Ke 1, h. 3.
23
mengembangkan kemampun dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma
yang berlaku.19
Dari berbagai defenisi di atas dapat penulis
simpulkan bahwa pembimbing adalah seseorang yang
memberikan proses bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkala, yang bertujuan agar individu
tersebut dapat mengembangkan dirinya secara maksimal
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
2. Agama
Agama berasal dari kata Sankskrit, ada yang
berpendapat bahwa kata itu terdiri atas dua kata, a berarti
tidak dan gam berarti pergi, jadi agama artinya tidak
pergi, tetap di tempat, diwarisi turun menurun. Agama
memang mempunyai sifat yang demikian. Pendapat lain
mengatakan bahwa Agama berarti teks atau kitab suci.
Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan.
Agama juga mempunyai tuntunan, yaitu kitab suci. Istilah
Agama dalam bahasa asing bermacam-macam, antara lain
religion dan al-dhin.20
Kata al-dhin dalam bahasa Arab terdiri atas huruf
dal, ya,dan nun. Dari huruf-huruf ini bisa dibaca dengan
19
Prayitno dan Erman Amti, Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 99 20
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya
(Jakarta:UI Press, 1979) jil.1, h.9.
24
dain yang berarti utang dan dengan din yang
mengandung arti agama dan hari kiamat.21
Parsudi Suparlan, yang dikutip oleh Roland
Robertson, dalam bukunya Agama Dalam Analisa dan
Interpretasi Sosiologis, Lebih mengkhususkan
pengertian agama dalam konteks sosiologi. Menurutnya
agama adalah suatu sistem keyakinan yang dianut dan
tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan
dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan
diyakini sebagai yang gaib dan suci.22
Durkheim, yang dikutip oleh Zainal Arifin
Abbas, dalam bukunya Perkembangan Pikiran Terhadap
Agama mengatakan, bahwa Agama adalah suatu sistem
yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik
yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai
umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk
terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas
beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya.23
21 Quraisy Shihab, Mahkota Tuntunan Illahi. (Jakarta: Untagama,
1986), h.9. 22
Roland Robertson, Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi
Sosiologis. (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), h. vi. 23
Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama. h.
52.
25
Sedangkan pengertian agama menurut Arifin
dibagi menjadi 2 aspek, yaitu:
1. Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama
mengandung pengertian tingkah laku manusia yang
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa
getaran batin yang mengatur dan menggerakkan
tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan
masyarakat serta alam sekitarnya.
2. Aspek obyektif (doktriner). Agama dalam
pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan
yang bersifat Ilahi (dari Tuhan) yang menuntun
orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar untuk
mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan
memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.24
Dengan rumusan dan definisi yang telah
dikemukakan di atas, jelaslah dapat disimpulkan bahwa
agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan
sebagai pencipta, pengawas alam semesta dan
penyembahan kepada Tuhan yang didasarkan atas
keyakinan tertentu untuk mencapai kebahagiaan hidup
dan kebahagiaan kelak di akhirat.
Pengertian-pengertian tersebut, jika digabungkan
antara pengertian bimbingan dengan pengertian agama
dapat menghasilkan kesimpulan bahwa bimbingan
24
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluha Agama,
(Jakarta: Golden Terayun, 1992), h. 1-2
26
agama adalah usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang kesulitan baik lahiriyah maupun
batiniyah yang menyangkut kehidupan masa kini dan
masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan
mental dan spiritual agar seseorang mampu
mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya
sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa
kepada Tuhannya dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Pengertian Pembimbing Agama Islam
Pengertian harfiyyah “bimbingan” adalah “menunjukan,
memberi jalan, atau menuntun” orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa mendatang.
Istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
yaitu “guidance” yang berarti “menunjukan”.25
Secara terminologi, bimbingan adalah suatu usaha
membantu orang lain dengan mengungkapkan dan
membangkitkan potensi yang dimilikinya sehingga dengan
potensi itu ia akan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni
dengan memahami dirinya maupun mengambil keputusan
untuk hidupnya. Maka dengan itu ia akan dapat mewujudkan
25
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke- 1, h. 1
27
kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat untuk masa
kini dan masa yang akan datang.26
Kemudian menurut Dra. Dewa Ketut Sukardi juga
memberikan definisi, bimbingan yaitu sosok pemberian
bantuan yang di berikan kepada seseorang atau sekelompok
orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing
agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri.27
Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, Bimbingan
adalah proses bantuan pertolongan, menunjukkan jalan, dan
memberikan pengarahan. Bimbingan adalah bantuan yang
ditujukan untuk membantu individu dalam memahami diri
(bakat, minat, kemauan) dan lingkungan agar mampu
membuat keputusan sehingga tercapai perkembangannya
secara maksimal untuk kepentingan dirinya dan
masyarakat.28
Adapun definisi bimbingan sendiri para ahli mempunyai
pendapat yang berbeda-beda berdasarkan sudut pandang
masing-masing. Diantara pendapat para ahli tentang definisi
bimbingan adalah sebagai berikut:
26
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 6 27
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta:
PT. Rineka Cipta), Cet. Ke- 1, h. 2 28
Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT.
Pamator, 1997), h. 13
28
a. Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan adalah suatu
proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang di hadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima
dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction), dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.29
b. DR. Moh Surya, bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,
penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungan.30
c. Menurut H. M. Umar dan Sartono, pengertian
bimbingan yang formulatif adalah “bantuan yang
diberikan kepada individu agar dengan potensi yang
29
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 7 30
Hallen. A, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), Cet. Ke- 3, h. 4
29
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan,
mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa
depan yang baik”.31
Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian
diatas, konsep pembimbing agama Islam yang digunakan
oleh peneliti adalah seseorang yang memberikan bantuan
secara terus-menerus berdasarkan agama Islam yang
diberikan kepada karyawan tentang nilai-nilai ajaran agama
Islam sehingga karyawan mampu meningkatkan akhlak
kepada Allah dan sesama manusia, serta mampu menghadapi
segala persoalan hidupnya dengan potensi yang dimilikinya,
karena timbulnya kesadaran dan penyerahan diri terhadap
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
4. Fungsi Pembimbingan Agama Islam
Bimbingan Agama memiliki beberapa fungsi,
diantaranya adalah:
a. Menjadi pendorong (motivasi) bagi yang
terbimbing agar timbul semangat dalam menempuh
kehidupan ini.
b. Menjadi pemantap (stabilisator) dan penggerak
(dinamisator) bagi yang tersuruh untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki dengan motivasi ajaran
31
Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h. 9
30
agama. Sehingga segala tugas dilaksanakan dengan
dasar ibadah kepada Tuhan.
c. Menjadi pengarah (direktif) bagi pelaksanaan
program bimbingan dan penyuluhan agama,
sehingga wadah pelaksanaan program yang
kemungkinan menyimpang akan dapat dihindari.32
5. Tujuan Bimbingan Agama
Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud,
atau haluan.33
Dalam bahasa arab, tujuan diistilahkan
dengan “ghayat, ahdaf, atau maqasid”. Sementara dalam
bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose,
objectives atau aim”. Secara terminology, tujuan berarti
sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha
atau kegiatan selesai.34
Bimbingan Agama Islam dilakukan oleh,
terhadap, dan bagi kepentingan manusia. Oleh karena
itu, pandangan mengenai hakikat manusia akan menjadi
landasan operasional bimbingan Islam, sebab pandangan
mengenai hakikat manusia akan mempengaruhi segala
tindakan bimbingan tersebut. Berangkat dari hal inilah,
32
Arifin dan Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pembbinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995),
h. 7 33
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008) h. 1757 34
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1991), h. 29
31
maka tujuan pembimbing agama Islam menurut Faqih,35
adalah sebagai berikut:
a. Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai
kodrat-Nya yang ditentukan Allah sesuai dengan
sunnatullah sesuai dengan hakikatnya sebagai
makhluk Allah.
b. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai
dengan pedoman yang ditentukan Allah melalui
Rasulnya (ajaran Islam).
c. Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
berrarti menyadari eksistensi diri sebagai makhluk
Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam arti
seluas-luasnya. Dengan menyadari eksistensinya
sebagai makhluk Allah, yang bersangkutan akan
berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan,
petunjuk Allah dengan hidup serupa itu maka akan
tercapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.
C. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara bahasa, pengertian akhlak diambil dari
bahasa arab yang berarti: (a) perangai, tabi’at, adat
(diambil dari kata dasar khuluqun), (b) kejadian, buatan,
ciptaan (diambil dari kata dasar khalqun). Adapun
35
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 4
32
pengertian akhlak secara terminologis dapat dilihat pada
pernyataan ulama. Para ulama telah banyak
mendefenisikan mengenai pengertian akhlak,
diantaranya Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzib al-
Akhlak. Beliau mendefinisikan mengenai pengertian
akhlak akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan.
Selanjutnya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya
Ulum al-Din menyatakan bahwa akhlak adalah
gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari padanya
lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.36
Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Arab akhlak. Bentuk jamak kata khuluq atau
al-khulq, yang secara etimologis antara lain berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Dalam
kepustakaan, akhlak diartikan juga sikap yang
melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku), mungkin
baik, mungkin buruk. 37 Hal ini dikarenakan bahwa
akhlak ditimbulkan sesuai dengan kadar keimanan
seseorang kepada Allah SWT. Jika iman seseorang
36
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya,
September 2006), cet. 1, ke-1 h. 151. 37
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 346.
33
sedang bertambah, maka yang muncul adalah akhlak
yang baik. Sebaliknya, jika iman seseorang sedang
berkurang, maka akhlak yang muncul adalah akhlak
yang buruk.
Sedangkan definisinya dapat dilihat dari pakar
ilmu akhlak, yaitu :
a. Al-Qurtubi, akhlak adalah perbuatan yang
bersumber dari diri manusia yang selalu dilakukan,
maka inilah yang disebut akhlak karena perbuatan
tersebut tersumber dari kejadiannya.
b. Ilmu Maskawih, akhlak adalah suatu sikap mental
atau keadaan jiwa yang mendorongnya untuk
berbuat tanpa fikir dan pertimbangan. Sementara itu
tingkah laku manusia terbagi menjadi dua unsur
yakni unsur watak naluriah dan unsur lewat
kebiasaan dan latihan.
c. Abu Bakar Jabir Al Jaziri, akhlak adalah bentuk
kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang
dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk,
terpuji maupun tercela.
d. Imam Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu).
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam diri
manusia yang mendorong untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik ataupun yang buruk tanpa perlu
memikirkan hal yang telah diperbuatnya tersebut.
2. Tujuan Akhlak
Akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia
sebagai makhluk yang lebih tinggi dan sempurna, dan
membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya.
Menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh manusia agar
lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia
apalagi kepada Allah sebagai pencipta.38
3. Macam-Macam Akhlak
Akhlak terpuji (Akhlaqul mahmudah) yaitu
perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia, dan
makhluk-makhluk yang lain. Berikut ini contoh akhlak
terpuji :
a. Berbakti kepada kedua orang tua.
b. Menghormati tetanggga dan tamu.
c. Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang serta
menarik simpati orang lain.
38
Aris Kurniawan, Pengertian Akhlak,
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian- akhlak/ “diakses pada hari
Kamis tanggal 20/02/2020”
35
d. Memberikan sumbangan yang bersifat meringankan
beban hidup orang-orang yang berhak
menerimanya.
e. Membantu memudahkan urusan sesama manusia
bagi yang berkemampuan.
Yaitu, perbuatan buruk terhadap Allah, sesama
manusia, dan makhluk-makhluk yang lain. Nerikut ini
contoh-contoh akhlak tercela :
a. Berdusta
b. Mengumpat
c. Mengadu domba
d. Iri hati/dengki39
D. Pengajian
1. Pengertian Pengajian
Pengajian berasal dari kata “kaji” yang berarti
pelajaran (terutama dalam hal agama). Pengajian adalah (1)
ajaran dan pengajaran, (2) pembacaan Al Qur’an.40
Kata
pengajian ini berbentuk awalan “pe” dan akhiran “an” yang
memiliki dua pengertian. Pertama yang bertarti pengajaran
ilmu-ilmu agama Islam. Yang kedua sebagai tempat untuk
melaksanakan pengajaran agama Islam. Yang mendalam
pemakaiannya banyak istilah yang digunakan seperti dalam
39 Aris Kurniawan, Pengertian Akhlak,
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian- akhlak/ “diakses pada hari
Kamis tanggal 20/02/2020” 40
Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), h. 33
36
Bahasa Arab di sebut kuttab, di masyarakat Minangkabau
di sebut dengan surau dan di masyarakat jawa pengajian.41
Pengajian merupakan kegiatan yang senaniasa
berusaha untuk menanamkan nilai-nilai kegamaan,
meningkatkan ketakwaan dan pengetahuan agama Islam
serta kecakapan dalam rangka mencari ridha Allah SWT.
Pengajian menurut para ahli berbeda pendapat
dalam mendefinisikan pengajian ini, diantara pendapat-
pendapat mereka adalah:
a. Menurut Muhzakir mengatakan bahwa pengajian
adalah istilah umum yang di gunakan untuk
menyebut berbagai kegiatan belajar dan mengajar
agama.42
b. Menurut Sudjoko Prasodjo mengatakan bahwa
pengajian adalah kegiatan yang bersifat pendidikan
kepada umum, adapun pengajian sebagai
pengajaran kyai terhadap santri. Dari penjelasan di
atas dapat di simpulkan bahwa pengajian adalah
kegiatan belajar agama Islam yang di ajarkan oleh
Kyai atau Ustad.
Pengajian merupakan salah satu bentuk dakwah
dengan kata lain bila dilihat dari segi metodenya yang
efektif guna menyebarkan agama Islam, maka pengajian
41 Poerwandarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 34.
42 Pradjarta Dirdjosanjoto, Memilihara Umat ( Kyai Pesantren-Kiai
Langgar Jawa), ( Yogyakarta: LKIS, 1999), h. 3
37
merupakan salah satu metode dakwah. Di samping itu
pengajian juga merupakan unsur pokok dalam syi’ar dan
pengembangan agama Islam.
Pada hakekatnya dakwah atau pengajian adalah
mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah
SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan
melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya
mendapatkan keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an (Surat Ali Imron
ayat 104) yang artinya :“ Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan
menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar : mereka orang-orang yang beruntung”.43
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dakwah
dalam hal ini pengajian mempunyai artian luas yaitu
memanggil, mengajak, menyeru, baik diri sendiri
maupun orang lain untuk selalu berbuat baik sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Allah Swt dan Rasul-Nya, serta mampu meninggalkan
hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
2. Fungsi Pengajian
Adapun fungsi pengajian secara garis besar:
a. Fungsi keagamaan yakni membina dan
mengembangkan ajaran Islam dalam rangka
43
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, ( jakarta: Al-
Hanan, 2009). h. 63.
38
membentuk masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT.
b. Menghidupkan dan membina kebudayaan yang
sesuai dengan ajaran Islam.44
c. Tempat untuk mendorong agar lahir kesadaran dan
pengamalan yang menyejahterakan hidup rumah
tangga.45
d. Fungsi pertahanan bangsa yakni menjadi wahana
pencerahan umat dan kehidupan beragama,
bermasyarakat, dan berbangsa.
3. Peranan Pengajian
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan
atau tempat seseorang, apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu
peranan.
Jadi peranan secara fungsional adalah
mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia pada
khususnya di bidang mental spritual keagamaan Islam
dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara
intergal, lahiriyah dan batiniyahnya, duniawiyah bersama.
Sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa
44
A. Rosyid Saleh, Manjemen Dakwah Islam ,(Jakarta: Bulan Bintang,
1997), h. 80. 45
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah dilinkungan Majelis Taklim, (
Bandung: Mizan, 1997), h. 76.
39
yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya.46
4. Tujuan Pengajian
Sebagai bagian dari proses dakwah, tujuan dari
pengajian tidak dapat dilepaskan dari tujuan utama dari
dakwah. Pengajian merupakan salah satu unsur pokok
dalam syiar dan pengembangan agama islam kepada
masyarakat luas. Pengajian diusahakan untuk
terwujudnya ajaran-ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan manusia baik bidang lhiriyah, bathiniyah,
fisik material serta mental spiritual, kesejahteraan
pribadi dan sosial. Pengajian itu memiliki tujuan vertikal
dan horizonta:47
a. Tujuan vertikal Tujuan vertikal dimaksudkan untuk
mencari ridho Allah SWT sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 207
yang artinya : “Dan di antara manusia ada orang
yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya”48
46
M. Arifin, Kapasitas Selekta pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2000), h. 119-120 47
Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al
Ikhlas, 1983). h. 205 48 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Jakarta: Al-
Hanan, 2011), h. 32
40
b. Tujuan Horizontal Sebagai khalifah dan abdun,
keberadaan manusia tidak hanya berhubungan
dengan khaliknya tetapi juga berhubungan dengan
sesama mahkluk. Hablum minannas itu
dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban atau
muammalah (ibadah umum) pengajian sebagai
salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah juga mengandung tujuan lain, yaitu sebagai
wahana komunikasi yang manfaatnya dapat
dirasakan baik bagi individu maupun kelompok.
5. Unsur-unsur pengajian
Sebagaimana dikatakan di atas bahwa pengajian
merupakan dakwah islamiyah maka unsur pengajian
sama dengan unsur dakwah di mana terdiri dari da'i,
mad’u, materi, media dan metode.
a. Dai sebagai subjek dakwah atau komunikator
memiliki dua pengertian sebagai berikut:
1) Secara umum, dai adalah setiap muslim yang
berdakwah sebagai kewajiban yang melekat
sebagai penganut Islam, berdasarkan pada
hadis Rasul saw. “Ballighu „anni walau ayat.”
2) Secara khusus, dai adalah mereka yang
mengambil keahlian khusus dalam dakwah
41
dengan kesungguhan luar biasa dan qudrah
hasanah.49
b. Mad’u secara bahasa adalah ism maf’ul dari da’aa
yang berarti diseru. Al Ustad E. Saefuddin Anshari,
M.A, dalam bukunya Wawasan Islam memaparkan
bahwa objek dakwah islam (mad’u) itu ialah
segenap manusia, yaitu: Muslim dan Non-Muslim.
Mad’u dapat dibedakan dalam dua segi sebagai
berikut:
1) Mad’u Umum
Yang dimaksud dengan mad’u umum
adalah masyarakat luas yang meliputi umat
dakwah, yaitu masyarakat luas non-Muslim
dan umat ijabah, yaitu kaum Muslim itu
sendiri.
2) Mad’u Khusus
Yaitu yang mempunyai sifat yang khas
yang memerlukan pendekatan yang berbeda
dengan mad’u umum, seperti: sekelompok
generasi muda, kelompok intelektual, birokrat/
pejabat, etnik tertentu dan sebagainya.
Ditinjau dari sudut sosial pendidikannya,
mad’u bisa dikelompokan menjadi dua kelompok,
49
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2000), h.27
42
yaitu:Populis awami (grass root level) dan Elitis
intelektual (menengah ke atas).50
c. Materi pengajian, dalam suatu forum pengajian,
materi yang diajarkan didalamnya adalah semua
ajaran Islam dengan berbagai aspeknya.
Didalamnya mencakup pembacaan Al Qur’an
dengan tajwidnya, tafsir Qur’an dan hadist, fiqih,
tauhid, akhlak dan materi-materi lainya yang
dibutuhkan para jama’ah misalnya masalah dalam
keluarga, masalah undang-undang perkawinan dan
lain-lain.51
Dari uraian di atas maka dapat di jelaskan bahwa
meteri pengajian adalah isi atau pesan yang ada
dalam semua ajaran Islam. Dilihat dari ruang
lingkup pembatasannya, pengajaran agama Islam
yangdilaksanakan di pengajian meliputi:
1) Tauhid dilihat dari segi Etimologi yaitu berarti
“ Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah, mengesakan
Allah.Mempercayai bahwa Allah SWT adalah
satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa,
dan pengatur Alam Semesta.
50 U.A. Saepudin, Fiqhud Da’wah KHE. Abdurrahman, (Bandung: TB. Al
Huda) h. 17-18
51 Azis Dahlan, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994), h. 120
43
2) Fiqih membahas tentang cara beribadah,
prinsip rukun Islam, dan hubungan antara
manusia sesuai yang tersurat dalam Al-Qur’an
dan sunnah.
3) Hadits merupakan segala perkataan, perbuatan,
dan ketetapan dan persetujuan Nabi
Muhammad yang dijadikan ketetapan atau
hukum dalam agama Islam.
4) Akhlak meliputi akhlak kepada Allah SWT,
akhlak terhadap makhluk meliputi: akhlak
terhadap manusia, diri sendiri, tetangga,
masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan
manusia, flora, fauna dan sebagainya.52
d. Media pengajian, media dapat diartikan sebagai
sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat atau
perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
dengan demikian media pengajian adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan pengajian yang telah ditentukan.53
.
Media dalam hal ini meliputi lisan, tulisan, lukisan,
audiovisual, dan akhlak.
52
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:
Hidakarya Agung, 1996), h. 17 53 Asmuni Sukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al
Ikhlas, 1983). h. 163
44
Media ini digunakan untuk menghubungkan kondisi
mad’u dan da’i itu sendiri, dalam segi tenaga, daya
fikir, waktu, biaya, tempat.
e. Metode pengajian, merupakan cara yang ditempuh
oleh subyek (da'i) dalam melaksanakan tugasnya.
Agar tujuan pengajian dapat diterima dan dipahami
oleh sasaran pengajian (masyarakat luas), maka da'i
harus memperhatikan metode yang akan ia gunakan.
Metode tersebut di bagi menjadi 3 (tiga) bagian:
1) Metode Hikmah, Dakwah bil- hikmah” adalah
dakwah dengan menggunakan perkataan yang
benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan
kebenaran dan menghilangkan keraguan”.54
2) Maw’idzah, yaitu berdakwah dengan
memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada
orang lain sesuai dengan tingkat pemikiran
mad’u atau menyampaikan ajaran Islam
dengan petunjuk- petunjuk kearah yang baik,
dengan bahasa yang baik, dan rasa kasih
sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang
disampaikan itu dapat menyentuh hati.Adapun
pengertian secara istilah, menurut Imam
Abdullah bin Ahmad an Nasafi adalah sebagai
berikut: maw’idzah hasanah adalah perkataan-
54
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta:
Rahmat Semesta,2006). h. 10.
45
perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka,
bahwa engkau memberikan nasehat dan
menghendaki manfaat kepada mereka atau
dengan al-qur’an.55
3) Mujadalah adalah tukar pendapat yang
dilakukan dua pihak secara sinergis, yang tidak
melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
lawan dapat menerima pendapat yang diajukan
dengan memberikan argumentasi dan bukti
yang kuat.56
Mujadalah merupakan cara yang terakhir yang
digunakan untuk berdakwah dengan orang
yang memiliki daya intelektualitas dan cara
berfikir yang maju seperti yang digunakan
untuk berdakwah dengan ahli kitab.
Ketiga metode dakwah tersebut merupakan satu
kesatuan yang saling mendukung dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dakwah (pengajian) tidak hanya bisa
dilaksanakan dengan menggunakan satu metode saja
akan tetapi harus bijaksana maksudnya adalah, bahwa
dalam sebuah proses dakwah (pengajian), seorang da’i
tidak boleh bertindak berdasarkan keinginannya sendiri
tanpa memperhatikan keadaan mad’u. Da’i harus
55
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta:
Rahmat Semesta,2006). h. 15. 56
M. Munir, Metode Dakwah, ( Jakarta: Kencan, 2009), h. 19.
46
bijaksana dalam memilih dan menentukan materi dan
metode dakwah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
mad’u.
47
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil dan Sejarah TIP TOP
Tip Top merupakan Pasar Swalayan dan Departemen
Store yang menjalankan bisnis Supermarket ini dengan cara
yang Islami. Tip Top menyediakan berbagai barang
kebutuhan customer dengan harga yang murah serta
menyediakan barang yang halal dan dapat bersaing di
pasaran. Tip Top menjual lebih dari 200 macam produk
makanan dan minuman dan barang lainnya di supermarket
mereka dan selalu memberikan harga-harga promosi untuk
berbagai macam produk setiap bulannya.
Pada tahun 1979 Rusman Maamoer mendirikan sebuah
minimarket yang pada saat itu dinamai dengan Tip Top Plaza
yang didirikan didaerah Rawamangun Jakarta Timur.
Bangunannya pun pada saat itu berdiri di atas tanah yang
luas lantainya hanya 400m2 .57
Sejak awal berdirinya Tip Top Plaza tersebut Rusman
mematok minimarket tersebut dengan prinsip-prinsip Islami,
bukan hanya tidak menjual daging babi dan minuman keras,
tetapi Rusman juga selektif memilih barang, misalnya daging
sapi atau ayam, kalau harganya terlalu murah, atau tidak jelas
memotongnya Islami atau tidak, akan ditolak. Bagi Rusman
57 https://bec.bsi.ac.id/baca-artikel/2017/01/kisah-sukses-swalayan-islami-
tip-top diakses pada 22 Mei 2020 pukul 01.40 WIB
48
justru nmencurigakan kalau harganya terlalu murah, dari
mana dapat daging itu? Jadi barang-barang yang tidak jelas
asal usulnya tak mau diterimanya, dan Rusman pun perlu
melihat langsung tempat pemotongan hewannya dan
memprotect barang tersebut, agar hanya barang yang halal
dan thoyyib saja yang dijual.58
Selain itu, Rusman pun mengikuti bagaimana nabi
berdagang, Nabi Muhammad SAW berdagang sesuai dengan
hati nuraninya, tidak mau menipu, mencelakakan atau
menganiaya orang. Bagi Rusman kalau sudah cukup “untung
2 sampai 3 % jangan mengambil 5 atau 10 %”.
Ternyata dasar Islami ini mendapat respon positif dari
masyarakat. Tip Top mendapat sambutan luar biasa.
perkembangannya pun demikian cepat, bagaikan air bah saja,
lahan seluas 400 M2 itu tidak mencukupi. Tiap tahun
Rusman harus memperluas, dengan membongkar bagian
rumahnya di samping mini market. Tahun 1985, Tip Top
sudah berubah jadi Pasar Swalayan, dengan luas 3000 M2
dan kenaikan penjualan 20 hingga 30 kali lipat karena
pelanggannya tidak hanya yang tinggal di Rawamangun saja,
tapi meluas hampir di seluruh Jakarta Timur.
Namun pada Juni 1991, kebakaran besar melanda Tip
Top tanpa menyisakan apapun. Inventaris, stok-stok barang,
gedung, semua habis terbakar. Pada awal bulan September
58
https://bec.bsi.ac.id/baca-artikel/2017/01/kisah-sukses-swalayan-islami-
tip-top diakses pada 22 Mei 2020 pukul 01.40 WIB
49
tahun 1991, setelah mendapat bantuan dari wakil gubernur
dan banyak pemasok barang, setengah bagian dari
supermarket sudah dapat digunakan kembali. Meskipun
hutang Tip Top mencapai lebih dari dua milyar, para
pemasok barang tetap memberi kepercayaan kepada Tip Top
dengan tetap memberikan pasokan barang baru hingga
pembangunan selesai pada Februari 1992. Belum selesai
tahun 1992, Tip Top sudah dapat melunaskan hutang-
hutangnya.
Pada tahun 1992, setelah mendapatkan tawaran
sebidang tanah seluas dua hektar di Bogor, Rusman
mendirikan panti yatim piatu. Pada tahun itu pula Rusman
membuka cabang baru di Ciputat, Tangerang, dengan
perkembangan secepat perkembangan TIP TOP
Rawamangun.
Setelah sukses dengan pembukaan cabang baru di
Ciputat, Tangerang. Rusman pun kembali membuka cabang
Tip Top dibeberapa tempat di jabodetabek diantaranya di
Cimone, Tangerang pada tahun 1999, di Pondok Bambu,
Jakarta Timur pada tahun 2001, di Depok, Jawa Barat pada
tahun 2004, di daerah Pondok Gede, Bekasi pada tahun 2007,
dan di Tambun Selatan, Bekasi Timur pada tahun 2014.
50
B. Visi dan Misi Tip Top Supermarket
1. Visi
Tip Top memiliki visi untuk dapat menjadi perusahaan
ritel yang berguna bagi banyak orang.
2. Misi
Adapun Misi Pasar Swalayan Tip Top adalah :
a. Memuaskan hati orang banyak dengan menjalankan
sistem usaha yang Islami.
b. Menyediakan barang dengan harga murah.
c. Menyatukan kekuatan untuk menjadi yang
terdepan/terbaik di bidangnya.59
C. Komitmen Tip Top Supermarket :
1. Menyediakan barang-barang kebutuhan Anda dengan harga
murah dan bersaing.
2. Menyediakan produk yang beraneka ragam dan berkualitas
tinggi.
3. Hanya menyediakan barang-barang halal.
4. Memberikan harga-harga promosi untuk bermacam-macam
produk setiap bulan.
5. Melayani pelanggan kami sebaik mungkin.
6. Menjadikan TIP TOP menjadi toko yang Anda percayai
dan senangi sepanjang masa.
59
http://www.tiptop.co.id/about-tip-top di akses pada 22 Mei 2020 pada
pukul 01.42 WIB
51
D. Jadwal Kegiatan Pengajian
Pengajian rutin yang diadakan di TIP TOP Supermarket yaitu
setiap pertengahan bulan hari Sabtu atau Minggu yang di mulai
pukul 06.30 s/d 08.10. Sebelum di mulainya pengajian tersebut
biasanya dimulai dengan membaca tilawah Al Qur’an bersama.
Terdapat 3 Pembimbing Agama atau Ustad dan Ustadzah yang
memimpin pengajian tersebut dengan jadwal yang berbeda.
Tujuan dari pelaksaan bimbingan agama tersebut untuk
meningkatkan kualitas akhlak dan juga meningkatkan kualitas
kinerja karyawan.
E. Lokasi Tip Top Supermarket :
1. Tip Top Rawamangun
Jl. Balai Pustaka Timur 31-35 Rawamangun, Jakarta Timur
: + 62 21 4892154 / 4702151
: + 62 21 4713062 / 47867719
: 09.00-21.30
2. Tip Top Ciputat
Jl. R.E.Marthadinata No.5 Ciputat, Tangerang
: +62 21 749-1777 / 743-0728
: +62 21 7490463
: 09.00 - 21.30 WIB
3. Tip Top Cimone
Jl. Gatot Subroto No.17 Taman Cibodas, Cimone,
Tangerang : +62 21 552-7977
: +62 21 5528456
52
: 09.00 - 21.30 WIB
4. Tip Top Pondok Bambu
Jl. Pahlawan Revolusi No.25 Pondok Bambu, Jakarta
Timur
: +62 21 8600202 / 8602484
: +62 21 8614621
: 09.00 - 21.30 WIB
5. Tip Top Depok
Jl. Tole Iskandar Mekar Jaya, Sukmajaya, Depok 16411
: +62 21 77834343
: +62 21 77834300
: 09.00 - 21.30 WIB
6. Tip Top Pondok Gede
Jl. jatimakmur No .30 Pondok Gede Bekasi
: +62 21 8497-9079 / 8497-9077
: +62 21 8497-9066
: 09.00 - 21.30 WIB
7. Tip Top Tambun Selatan
Grand Wisata, Jalan Mustika Jaya - Lambangsari RT/RW
02/05 Kecamatan Mustika Jaya Tambun Selatan, Bekasi
: +62 21 82620000
: +62 21 82620999
: 09.00 - 21.30 WIB60
60 http://www.tiptop.co.id/about-tip-top di akses pada 22 Mei 2020 pada pukul
01.42 WIB
53
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang peran
bimbingan agama dalam meningkatkan akhlak melalui pengajian
agama pada karyawan di Tip Top Ciputat. Analisis dilakukan
dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil
wawancara. Observasi dan dokumentasi dengan teori-teori yang
dijelaskan pada Bab II. Dari hasil penelitian, penulis menemukan
beberapa hal mengenai peran bimbingan agama dalam
meningkatkan akhlak melalui pengajian agama pada karyawan di
Tip Top Ciputat.
A. Data Informan Penelitian
1. Pembimbing Agama
Pembimbing Agama atau Ustadz dan Ustadzah yang
membimbing atau melakukan pengajian di Supermarket Tip
Top cabang Ciputat Tangerang, yaitu berjumlah 3 orang.
Mereka memberikan pengajian sesuai jadwal yang telah
ditentukan pihak Supermarket Tip Top. Tujuan dari
pelaksaan bimbingan agama tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas akhlak, pemahaman keagamaan dan
juga meningkatkan kualitas kinerja karyawan.
Pengajian rutin yang diadakan di TIP TOP Supermarket
yaitu setiap pertengahan bulan hari Sabtu atau Minggu yang
54
di mulai pukul 06.30 sampai dengan 08.10. Sebelum di
mulainya pengajian tersebut biasanya dimulai dengan
membaca tilawah Al Qur’an bersama.
Berdasarkan hasil penelitian data yang dikumpulkan
penulis akan mendeskripsikan profil dari salah satu
pembimbing agama yang menjadi peserta penelitian:
Nama Informan : Ustadz Arsyah
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat wawancara : Di Supermarket Tip Top Ciputat61
2. Karyawan Tip Top
a. Informan 1
Berdasarkan hasil penelitian data yang dikumpulkan
penulis akan mendeskripsikan profil Informan 1 yang
menjadi peserta penelitian:
Nama Informan : Evi (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
Tempat wawancara : Di Supermarket Tip Top Ciputat62
b. Informan 2
Berdasarkan hasil penelitian data yang dikumpulkan
penulis akan mendeskripsikan profil Informan 1 yang
menjadi peserta penelitian:
61
Wawancara pribadi dengan Pembimbing Agama, Ciputat, 17 Juni
2020 62
Wawancara pribadi dengan Informan, Ciputat, 16 Juni 2020
55
Nama Informan : Wahid (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 28 Tahun
Tempat wawancara : Di Supermarket Tip Top Ciputat63
c. Informan 3
Berdasarkan hasil penelitian data yang dikumpulkan
penulis akan mendeskripsikan profil Informan 1 yang
menjadi peserta penelitian:
Nama Informan : Latifah (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 25 Tahun
Tempat wawancara : Di Supermarket Tip Top Ciputat64
d. Informan 4
Berdasarkan hasil penelitian data yang dikumpulkan
penulis akan mendeskripsikan profil Informan 1 yang
menjadi peserta penelitian:
Nama Informan : Fajri (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 27 Tahun
Tempat wawancara : Di Supermarket Tip Top Ciputat65
63
Wawancara pribadi dengan Informan, Ciputat, 16 Juni 2020 64
Wawancara pribadi dengan Informan, Ciputat, 16 Juni 2020 65
Wawancara pribadi dengan Informan, Ciputat, 16 Juni 2020
56
B. Temuan Lapangan
1. Hambatan Penelitian
Hambatan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu
mengalami kesulitan dengan Informan yang akan di
wawancarai, karena saat melakukan penelitian sedang terjadi
pandemic covid-19, dimana tidak semua perusahaan yang
membolehkan orang lain masuk selain para karyawannya.
Setelah berdiskusi dengan pihak pasar swalayan Tip Top
Ciputat, akhirnya peneliti diperbolehkan mewawancarai
Informan, tetapi hanya 4 Informan dan 1 Pembimbing
agama. Hambatan lainnya yaitu adanya wabah pandemi
covid ini, sehingga memperlambat peneliti berkonsultasi
dengan dosen pembimbing secara langsung.
2. Pandangan Informan Mengenai Bimbingan Agama
Bimbingan agama yang digunakan oleh peneliti adalah
suatu proses pemberian bantuan secara terus-menerus yang
diberikan oleh pembimbing agama kepada karyawan tentang
nilai-nilai ajaran Agama sehingga karyawan mampu
meningkatkan akhlak kepada Allah dan sesama manusia,
serta mampu menghadapi segala persoalan hidupnya.
Berikut pandangan Informan mengenai adanya
pengajian agama atau bimbingan agama di Tip Top Ciputat:
“Menurut pandangan saya, bimbingan agama yang
dilakukan rutin setiap bulannya oleh management Tip
57
Top sangat baik dan juga bersifat positif terutama untuk
karyawan, staf dan anggota keluarga besar Tip Top
lainnya”. (Informan 1)
“Kalau saya sih bilangnya ini sangat positif sekali ya,
karna akan menambah nilai-nilai agama dan sangat
berpengaruh juga ketika berhadapan langsung dengan
konsumen terutama sifat disiplin yang selalu dibawakan
oleh pembimbing pengajian agama”. (Informan 2)
“Menurut saya itu sangat bermanfaat sekali bagi
seluruh karyawan maupun staff Tiptop, karna dengan
adanya pengajian agama, mereka mampu meningkatkan
kualitas diri mereka terutama terhadap konsumen”.
(Informan 3)
Hasil dari wawancara mengenai pandangan bimbingan
agama, diketahui bahwa para karyawan menanggapi dengan
positif terkait adanya pengajian agama di Tip Top Ciputat.
Dengan adanya bimbingan agama membuat para karyawan
lebih memahami materi keagamaan dan meningkatkan
akhlak atau kualitas pelayanan terhadap pembeli.
3. Proses Bimbingan Agama
Proses berjalannya bimbingan agama perlu diperhatikan
oleh pembimbing agama, karena proses tersebut menentukan
hasil atau dampak yang didapatkan karyawan setelah
mendapatkan bimbingan agama. Berikut penjelasan
58
wawancara terkait proses bimbingan agama di Tip Top
Ciputat:
“Di awali dengan sambutan ketua IKMT (Ikatan
Keluarga Muslim Tip Top) sebagai penyelenggara
program ini, dilanjutkan dengan pembacaan tilawah
Qur’an, lalu pembimbingpun memberi materi setelahnya
sesi tanya jawab dan diakhiri dengan do’a”.
(Informan 1)
“Pertama sih diawali oleh pembukaan, pembacaan ayat
suci Al-Qur’an, lalu isi pengajian, dan diakhiri dengan
do’a”. (Informan 2)
“Prosesnya sama seperti pengajian pada umumnya yang
mana diawali dengan pembacaan tilawah qur’an lalu isi
materi bimbingan (pengajian) selanjutnya sesi tanya
jawab dan diakhiri dengan pembacaan do’a”.
(Informan 3)
“Biasanya pembimbing memberikan materi kepada
seluruh karyawan yang hadir, dan jika tidak ada yang
faham maka diperbolehkan bertanya”. (Informan 4)
Pada wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa proses
bimbingan agama diawali dengan pembukaan, pembacaan
Al-Quran, pemberian materi agama berupa ilmu fiqih, ilmu
akhlak dan materi lainnya terkait keagamaan. Setelah selesai
pemberian materi, dibuka sesi pertanyaan bagi kawyaran
59
yang ingin bertanya, kemudian diakhiri dengan doa bersama
yang dipimpin pembimbing agama.
60
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai uraian
analisa data tentang bimbingan agama dalam meningkatkan
akhlak melalui pengajian agama pada karyawan Tip Top Ciputat.
Peneliti akan mendeskripsikan teori sesuai dengan fakta lapangan
yang terkumpul sehingga dapat disimpulkan.
B. Peran Pembimbing Agama Islam dalam Meningkatkan
Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada Karyawan TIP
TOP Ciputat Tangerang Selatan
Pembimbing Agama di TIP TOP Ciputat Tangerang
memegang peranan penting dalam meningkatkan akhlak.
Berikut penjelasannya:
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembimbing agama di Tip Top Ciputat berjumlah tiga
orang. Dalam memberikan bimbingan agama kepada
karyawan Tip Top mereka memiliki jadwal bimbingan
agama yang berbeda. Jadwal bimbingan agama dilaksanakan
pada hari Sabtu atau Minggu sebulan sekali dipertengahan
bulan mulai pukul 06.30 sampai dengan 08.10 WIB.
Sebagaimana yang Ustadz Arsyah kemukakan dalam
wawancara:
61
“Pelaksanaan bimbingan agama di Tip Top setiap
sebulan sekali dipagi hari jam 06:30 sampai jam 8an.
Pengajian dilaksanakan antara hari Sabtu atau Minggu,
terrgantung informasi dari pihak karyawan. Ada 2
orang Ustad dan 1 orang Ustadzah yang mengisi
pengajian disini, jadi kami diberikan jadwal masing-
masing. Pengajian dilakukan di area belanja, diawali
dengan membaca Al-Quran bersama dan pemberian
ceramah. Dalam bimbingan ini, salah satu materi yang
saya berikan terkait akhlak. Saya berharap dengan
memberikan materi akhlak, karyawan dapat mengerti
dan mengetahui bagaimana bertingkah laku yang baik,
misalnya bagaimana cara bertingkah laku baik kepada
para pembeli dan berperilaku jujur.”66
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa
pelaksanaan bimbingan agama di Tip Top Ciputat dilakukan
setiap sebulan sekali di hari Sabtu atau Minggu pukul 06:30
sampai 08:10. Tempat pelaksanaan bimbingan agama di area
belanja Tip Top Ciputat.
b. Materi Bimbingan Agama
Materi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan bimbingan karena pemilihan materi yang sesuai
akan membantu peserta bimbingan mencapai tujuan yang
diinginkan.
66
Wawancara pribadi dengan Pembimbing Agama, Ciputat, 17 Juni
2020
62
Adapun materi bimbingan yang diajarkan pembimbing
agama Islam di Supermarket Tip Top Ciputat dalam
meningkatkan akhlak karyawan adalah:
1. Al-Qur’an dan Al-Hadits, merupakan pondasi atau
tuntutan hidup umat Islam, karena barang siapa
yang selalu berpegang teguh kepada keduanya
maka mereka tidak akan tersesat selama-lamanya.
Untuk itu kita wajib mempercayai, memahami dan
mengamalkan isi keduanya yang ada didalamnya.
2. Aqidah akhlak, adalah ilmu yang berbicara tentang
bagaimana cara berprilaku atau berkata yang benar
sesuai dengan ajaran Islam, sehingga menciptakan
akhlak mahmudah (terpuji).
3. Ilmu Fiqih, meliputi thaharah, shalat, bacaan-
bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat,
sedekah, haji dan umrah.67
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari pembimbing
agama yaitu Ustadz Arsyah:
“Itu tergantung dari panitia pengajiannya, paling
sering tentang fiqh terutama tentang muamalahnya,
karena kan ruang lingkupnya berhubungan dengan
perdagangan. Bagaimana cara muamalah yang baik
menurut Nabi SAW. Kadang juga materinya tentang
kehidupan didunia dan akhirat, kadang juga tentang
67
Azis Dahlan, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994), h. 120
63
akhlak dan bertingkah laku baik kepada pembeli, itu
kembali lagi keawal sesuai apa yang panitia inginkan
tentang materi itu sendiri”.
Menurut W.S Winkel: “Bimbingan berarti pemberian
bantuan kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-
pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri
terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikis
(kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain
sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya
dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang
dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang
akan dihadapinya kelak ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi,
yang memberikan bantuan menganggap orang lain mampu
menuntun dirinya sendiri meskipun kemampuan itu mungkin
harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.68
Pembimbing Agama di Tip Top Ciputat memberikan
bantuan kepada para karyawan yang dilakukan secara
berkala, yang bertujuan agar karyawan tersebut dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan apa
yang diharapkan. Upaya yang dilakukan pembimbing agama
dalam meningkatkan akhlak di Tip Top Ciputat sebagaimana
yang diungkapkan oleh Informan:
“Di awali dengan sambutan ketua IKMT (Ikatan
Keluarga Muslim Tip Top) sebagai penyelenggara
68
Hamdani, Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), h. 79
64
program ini, dilanjutkan dengan pembacaan tilawah
Qur’an, lalu pembimbingpun memberi materi
setelahnya sesi tanya jawab dan diakhiri dengan do’a”.
(Informan 1)
“Pertama sih diawali oleh pembukaan, pembacaan ayat
suci Al-Qur’an, lalu isi pengajian, dan diakhiri dengan
do’a”. (Informan 2)
“Prosesnya sama seperti pengajian pada umumnya
yang mana diawali dengan pembacaan tilawah qur’an
lalu isi materi bimbingan (pengajian) selanjutnya sesi
tanya jawab dan diakhiri dengan pembacaan do’a”.
(Informan 3)
Dari hasil wawancara kepada Informan bahwa materi
yang diberikan pembimbing agama kepada para karyawan
sama halnya dengan penjelasan wawancara dari pembimbing
agama. Materi yang diberikan mengenai pembacaan Al-
Quran, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.
c. Metode Pengajian Agama
Metode adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.69
Metode
dalam suatu pengajian agama sangat diperlukan sekali agar
materi yang disampaikan oleh pembimbing agama dapat
dimengerti oleh para karyawan Tip Top. Adapun metode
69
M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan
(Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120
65
yang digunakan oleh pembimbing agama dalam
meningkatkan akhlak para karyawan adalah:
1. Metode Hikmah, Dakwah bil- hikmah” adalah
dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar
dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran
dan menghilangkan keraguan”.70
2. Maw’idzah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasehat-nasehat yang baik kepada orang lain sesuai
dengan tingkat pemikiran mad’u atau
menyampaikan ajaran Islam dengan petunjuk-
petunjuk kearah yang baik, dengan bahasa yang
baik, dan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan
ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh
hati.71
3. Mujadalah adalah tukar pendapat yang dilakukan
dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan dapat
menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.72
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pembimbing
agama terkait metode bimbingan agama:
70
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah,
(Jakarta: Rahmat Semesta,2006), h. 10 71
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah,
(Jakarta: Rahmat Semesta,2006), h. 15 72
Ibid., h. 16
66
“Kalau untuk metode, ya kaya pengajian biasa pada
umumnya, saya memberikan materi dan mereka
mendengarkan, jadi berkomunikasi langsung kepada
jamaahnya (karyawan Tip Top), setelah selesai maka
dibuka sesi pertanyaan, dan masya Allah, pertanyaan
mereka pun sangat bagus”.
Hasil wawancara tersebut menyimpulkan bahwa metode
pengajian menurut Suparta dan Hefni sesuai dengan metode
bimbingan agama yang digunakan pembimbing agama, yaitu
menggunakan metode pengajian berupa, metode hikmah,
maw’idzah dan mujadalah.
d. Peran Pembimbing Agama
Pembimbing agama di Tip Top Ciputat memiliki peran
yang sangat besar dalam meningkatkan akhlak karyawan.
Seperti yang dikemukakan oleh Keliat, bahwasanya peran
adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.73
Pembimbing yaitu seseorang yang memberikan bantuan
bimbingan atau melakukan proses membimbing untuk
membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah dengan
memberikan nasehat-nasehat agama. Jadi, peran
pembimbing dalam penelitian ini sangat penting karena
dibutuhkan para karyawan di Tip Top Ciputat, agar mereka
73
Sabi’ah, Konsep Diri, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Utara, h. 6
67
lebih memahami materi keagamaan dan dapat
mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari.
Selain itu pembimbing juga memberikan contoh
langsung ataupun materi terkini kepada para karyawan yang
sangat dibutuhkan para karyawan dalam menghadapi
pembeli dan memberikan keramahan serta kesopanan
kepada pembeli.
e. Analisis Peran Pembimbing Agama Islam dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan Tip Top Ciputat Tangerang
Pada penelitian ini, pembimbing agama dalam
meningkatkan akhlak para karyawan di Tip Top Ciputat
adalah dengan cara memberikan materi, metode pengajian
sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu terkait materi
akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap manusia. Upaya
lain adalah dengan memberikan materi bimbingan Al-Quran
dan ilmu fiqih.
Berikut hasil wawancara beberapa Informan terkait
peran pembimbingan agama Islam:
“Pengaruh sekali, karna bimbingan agama disini kita
dapat mempelajari hal yang baru yang dapat
memperbaiki diri dalam melayani konsumen”.
(Informan 1)
“Kalau dalam pekerjaan sehari-hari saya ya sangat
berpengaruh, terutama dalam tingkat kedisiplinan, yang
68
awal-awal masuk kerja saya masih suka datang telat,
sekarang alhamdulillah lebih awal atau datang sebelum
waktu absen ditentukan”. (Informan 2)
“Sangat berpengaruh sekali, terutama untuk kami para
karyawan, kami bisa lebih berprilaku baik kepada
pembeli dan melakukan semuanya dengan ikhlas dan
tulus”. (Informan 4)
Pada penjelasan tersebut mendapatkan kesimpulan
bahwa peran bimbingan agama bagi para karyawan adalah
sangat penting dan berpengaruh terhadap akhlak para
karyawan. Berikut pernyataan Informan terkait sikap para
karyawan dalam menghadapi konsumen:
“Jika ada konsumen yang komplain ke saya, pertama
yang saya lakuin meminta maaf atas ketidaknyamanan
tersebut sembari tersenyum, lalu menjelaskan hal yang
dikomplain oleh konsumen dengan detail dan sabar”.
(Informan 1)
“Yang pastinya saya menjelaskan secara detail
permasalahan yang ada, tanpa adanya emosi. Jadi,
saya selalu tenang menanggapi itu semua”.
(Informan 4)
Selain itu para karyawan lebih menyambut pembeli
dengan sopan santun dan kejujuran, dimana itu merupakan
peningkatan akhlak terhadap menusia. Berikut pernyataan
wawancara:
69
“Kalau untuk itu setelah adanya proses bimbingan
agama kejujuran dan kedisiplinan saya semakin
meningkat, terutama terhadap konsumen.” (Informan 1)
“Sopan santun itu pribadi masing-masing ya terutama
perihal tentang kejujuran, tapi yang saya rasakan
kejujuran saya seolah-olah diuji disini, apalagi perihal
keuangan. Tapi alhamdulillah hal itu meningkat setelah
saya mendapatkan pengajian dari pak Ustadz”
(Informan 2)
“Pengajian agama disini sebenarnya meneruskan
pembelajaran agama yang telah saya dapatkan ketika
berada dilingkungan rumah, jadi semakin positif dan
mengingat terutama dalam sikap dan kejujuran”.
(Informan 3)
“Lebih meningkat, karena sebelumnya kadang saya
juga kesal terhadap konsumen yang lebih banyak
bicara. Namun, alhamdulillah sekarang saya sudah bisa
kontrol emosi saya, karena santun merupakan prioritas
kami terhadap konsumen”. (Informan 4)
Hasil observasi dan wawancara langsung di lapangan
penulis menemukan bahwa bimbingan agama sangat penting
dalam meningkatkan akhlak para karyawan di Tip Top
Ciputat. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembimbing agama dalam meningkatkan akhlak para
karyawan di Tip Top Ciputat yaitu dapat dilihat dari
70
perubahan akhlak yang ditunjukkan oleh para karyawan
sesudah mengikuti bimbingan agama. Setelah mengikuti
bimbingan agama, para karyawan mengalami perubahan
akhlak yang lebih baik terutama dalam hal akhlak sesama
manusia yaitu para pembeli di Tip Top Ciputat.
Penulis menyimpulkan bahwa akhlak para karyawan
setelah mengikuti bimbingan agama yang diberikan
pembimbingan agama Islam telah mengalami perubahan
yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari wawancara penulis
dengan para Informan dan Pembimbing agama. Mereka
menyatakan bahwa setelah mengikuti bimbingan agama,
mereka mengalami perubahan akhlak yang lebih baik,
contohnya lebih sabar dalam menghadapi pembeli.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Pusat Belanja Tip Top
Ciputat mengenai “Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang” dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Peran Pembimbing agama Islam dalam meningkatkan
akhlak para karyawan Tip Top Ciputat sangatlah penting.
Hal ini terlihat dari hasil temuan dan analisa penulis
berdasarkan indikator yang ada dalam teori, dimana para
karyawan selama berada di Tip Top mereka merasa
bersyukur karena mendapatkan pengajian atau bimbingan
agama yang rutin setiap sebulan sekali, dengan adanya
bimbingan agama tersebut para karyawan sangat terbantu
mengontrol akhlak ataupun emosi mereka kepada pembeli.
Pada penelitian ini karyawan hanya mendapatkan
peningkatan akhlak terhadap sesama manusia, karena mereka
dituntut untuk bersikap ramah dan sopan terhadap pembeli.
Sedangkan dalam teori, penerapan akhlak bukan hanya
kepada sesama manusia, melainkan kepada Sang Pencipta
Allah SWT.
72
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa
saran yang akan disampaikan kepada pihak Tip Top Ciputat,
Pembimbing Agama dan Peneliti lain, antara lain:
1. Untuk Pasar Swalayan Tip Top Ciputat diharapkan untuk
terus mengadakan program pengajian rutin dan
ditambahkan jadwal kegiatan pengajiannya, misalkan
seminggu sekali.
2. Untuk pembimbing agama sudah bagus dalam
memberikan bimbingan agama. Agar lebih di perbarui
mengenai materi bimbingan agama terkait mengaji Al-
Quran dan ilmu tauhid.
3. Untuk program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat dijadikan
bahan rujukan dalam membuat program-program
praktikum dan penelitian.
73
DAFTAR PUSTAKA
Yakan, Fatin ISTI’AB: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen
Dakwah, (Jakarta: Robbani Press, Juni 2005 M), Cet ke
1
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1982), Ed. Ke-1
Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
Cet ke-1
Grass. N, W.S Massan dan A.W MC Eachern, exploration
Role Analysis dalam David Barry, Pokok pokok
Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), Cet ke-3
A. Hallen, Bimbingan dan Konseling ( Jakarta: Ciputat Press,
2002), Cet. Ke 1
J. S. Poerwardarminta. W, Kamus umum bahasa indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1984) Cet. Ke-7.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya
(Jakarta:UI Press, 1979) jil.1.
Shihab, Quraisy, Mahkota Tuntunan Illahi, (Jakarta:
Untagama, 1986)
74
Robertson, Roland, Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi
Sosiologis, (Jakarta: Rajawali Pers, 1993)
Abbas, Zainal Arifin, Perkembangan Pikiran Terhadap
Agama.
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam (Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, September 2006), cet. 1
Meleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000)
Sandjaja, B dan Heriyanto, Albertus, Panduan Penelitian,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), Cetakan ke-1
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995)
Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2001)
Dirdjosanjoto, Pradjarta, Memilihara Umat “Kyai Pesantren-
Kiai Langgar Jawa”, ( Yogyakarta: LKIS, 1999)
Saleh, A. Rasyid, Manjemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1997)
Alawiyah, Tutty, Strategi Dakwah dilinkungan Majelis
Taklim, (Bandung: Mizan, 1997)
M. Arifin, Kapasitas Selekta pendidikan (Islam dan Umum), (
Jakarta: Bumi Aksara, 2000)
75
Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2000)
Saepudin, U. A, Fiqhud Da’wah KHE. Abdurrahman,
(Bandung: TB. Al Huda)
Dahlan, Aziz, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1994)
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta: Hidakarya Agung, 1996)
Suparta, Munzier dan Hefni, Harjani Metode Dakwah,
(Jakarta: Rahmat Semesta, 2006)
76
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth:
Calon Informan Penelitian
Di TIP TOP Ciputat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta:
Nama : Ahmad Ulan Fakhri
NIM : 1113052000056
Akan mengadakan penelitian dengan judul "Peran Pembimbing
Agama Islam Dalam Meningkatkan Akhlak Melalui
Pengajian Agama Pada Karyawan TIP TOP Ciputat
Tangerang". Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi
77
Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta Syarif
Hidayatullah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran bimbingan agama dalam meningkatkan akhlak pada
karyawan yang bekerja dibidang bahan pangan dan juga
kebutuhan sehari-hari masyarakat dan pelayanan yang bernuansa
Islami. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan
bagi informan dan kerahasiaan semua informasi yang diberikan
akan dijaga, serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Partisipasi dalam penelitian bersifat bebas untuk ikut atau tanpa
ada paksaan apapun. Bila telah menjadi Informan dan terjadi hal-
hal yang memungkinkan untuk mengundurkan diri, informan
berhak untuk mengundurkan diri sebagai informan dalam
penelitian ini. Apabila Anda memahami dan menyetujui, maka
saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan
bersedia untuk diwawancarai lebih lanjut.
Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi informan saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Ahmad Ulan Fakhri
78
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia
menjadi Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Ulan Fakhri, dengan
judul "Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang".
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak
negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang
mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Tangerang, 16 Juni 2020
( )
79
Pedoman Wawancara
Judul Penelitian :
" Peran Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Akhlak Melalui
Pengajian Agama Pada Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang"
No. Informan : 01
Tanggal Penelitian :17 Juni 2020
Pewawancara : Ahmad Ulan Fakhri
A. Identitas Informan
Nama Informan : Ustadz Arsyah (Pembimbing Agama)
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 35 Tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai
dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa
kerahasiaan informan terjamin
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi informan
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu
wawancara 10 menit sampai 15 menit
80
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda tentang bimbingan agama
(pengajian agama) yang rutin dilakukan oleh management
TIP TOP?
“Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah saya sangat
bersyukur dengan adanya pengajian di tempat ini, karena
yang saya lihat tidak semua tempat belanja (pasar
swayalan) yang bernuansa seperti ini (Islam), dan para
karyawan maupun seluruh anggota keluarga Tip Top
disini sangat senang dan antusias sekali. Pengajian ini
pun sangat bernilai positif sekali, karena para karyawan
tidak hanya bekerja untuk kebutuhan dunia saja, namun
akhirat pun mereka dapat juga, jadi dapat nilai plus dari
Allah, dan ladang pahala juga”.
2. Metode seperti apa yang diberikan ketika pengajian
berlangsung?
“Kalau untuk metode, ya kaya pengajian biasa pada
umumnya, saya memberikan materi dan mereka
mendengarkan, jadi berkomunikasi langsung kepada
jamaahnya (karyawan Tip Top), setelah selesai maka
dibuka sesi pertanyaan, dan masya Allah, pertanyaan
mereka pun sangat bagus”.
3. Materi apa saja yang diberikan ketika dimulainya
pengajian?
81
“Itu tergantung dari panitia pengajiannya, paling sering
tentang fiqh terutama tentang muamalahnya, karena kan
ruang lingkupnya berhubungan dengan perdagangan.
Bagaimana cara muamalah yang baik menurut Nabi
SAW. Kadang juga materinya tentang kehidupan didunia
dan akhirat, kadang juga tentang akhlak dan bertingkah
laku baik kepada pembeli, itu kembali lagi keawal sesuai
apa yang panitia inginkan tentang materi itu sendiri”.
4. Hal-hal apa saja yang membuat anda sangat tertarik ketika
mengisi pengajian di Tip Top ini?
“Sebenernya yang membuat saya tertarik itu karna ini
pengajian diadakan di pasar swalayan, ditambah dengan
nuansa islami yang diberikan ketika saya masuk pertama
kali ke dalam Tip Top itu, dan sudah ada organisasinya
sendiri untuk kegiatan pengajian ini namanya IKMT, saya
sangat terkesan para karyawannya pun sangat ramah dan
juga senang dengan adanya pengajian ini, banyak yang
hadir makin semangat saya, jarang pula dari mereka
yang tidak hadir. Ya semoga saja semakin banyak lagi
pasar swalayan yang seperti ini bernilai positif bukan
hanya bagi saya, seluruh karyawan dan juga pembeli ikut
merasakan nilai positifnya.”
82
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia
menjadi Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Ulan Fakhri, dengan
judul "Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang".
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak
negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang
mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Tangerang, 16 Juni 2020
( )
83
No. Informan : 02
Tanggal Penelitian : 16 Juni 2020
Pewawancara : Ahmad Ulan Fakhri
A. Identitas Informan
Nama Informan : Evi (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai
dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa
kerahasiaan informan terjamin
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi informan
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu
wawancara 20 menit sampai 30 menit
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda tentang bimbingan
agama (pengajian agama) yang rutin dilakukan oleh
management TIP TOP?
“Menurut pandangan saya, bimbingan agama yang
dilakukan rutin setiap bulannya oleh management Tip Top
sangat baik dan juga bersifat positif terutama untuk
84
karyawan, staf dan anggota keluarga besar Tip Top
lainnya”.
2. Bagaimana proses berjalannya bimbingan agama
tersebut?
“Di awali dengan sambutan ketua IKMT (Ikatan
Keluarga Muslim Tip Top) sebagai penyelenggara
program ini, dilanjutkan dengan pembacaan tilawah
Qur’an, lalu pembimbingpun memberi materi setelahnya
sesi tanya jawab dan diakhiri dengan do’a”.
3. Adakah ada persiapan tersendiri sebelum
dimulainya pengajian tersebut?
“Saya tidak menyiapkan persiapan apapun, hanya
menyiapkan diri saja untuk menghadiri dan memahami isi
pengajian itu”.
4. Apakah Peran Bimbingan Agama disini sangat
pengaruh dalam kehidupan sehari-hari terutama di
pekerjaan anda?
“Pengaruh sekali, karna bimbingan agama disini kita
dapat mempelajari hal yang baru yang dapat
memperbaiki diri dalam melayani konsumen”.
5. Apakah sikap sopan santun dan kejujuran anda
terbentuk setalah adanya proses bimbingan agama disini
atau semakin meningkat?
85
“Kalau untuk itu setelah adanya proses bimbingan agama
kejujuran dan kedisiplinan saya semakin meningkat,
terutama terhadap konsumen. Karna kalau kita memang
selalu dituntut untuk bersikap sopan dan jujur”.
6. Bagaimana sikap anda dalam menyikapi
konsumen apabila ada yang komplain tentang pekerjaan
atau barang yang anda tawarkan?
“Jika ada konsumen yang komplain ke saya, pertama
yang saya lakuin meminta maaf atas ketidaknyamanan
tersebut sembari tersenyum, lalu menjelaskan hal yang
dikomplain oleh konsumen dengan detail dan sabar”.
7. Kapan berlangsungnya pengajian tersebut dan
berapa lama durasinya?
“Pengajiannya dimulai pukul 06.30 s/d 08.15 yang
diadakan setiap bulan pada pertengahan bulan, dan
setelah itu kami kembali bekerja”.
8. Semenjak anda bergabung di pasar swalayan TIP
TOP, sudah berapa kali anda hadir dalam pengajian
tersebut?
“Alhamdulillah saya selalu hadir”
9. Apakah anda nyaman dan setuju dengan
diadakannya pengajian disini oleh management dan
IKMT? Berikan alasannya?
86
“Alhamdulillah saya setuju dan juga nyaman dengan
adanya pengajian bulanan disini, malah saya bersyukur
karna kan saya juga di rumah jarang ngaji, jadi ketika di
Tip Top ya saya minimal sebulan sekali menghadiri
pengajian”.
10. Apakah metode tersebut efektif dalam pemberian
bimbingan pada karyawan di dalam pengajian tersebut?
“Menurut saya efektif, terutama dalam marketing
penjualan barang maupun produk yang ada”.
11. Ketika pembimbing menyampaikan materi
didalam pengajian, bagaimana sikap anda dalam
menanggapi penyampaian tersebut?
“Terkadang saya aktif, dan lebih banyak diam dan hanya
mendengarkan saja”.
12. Apakah anda setuju dengan penerapan peraturan
disini yang didalamnya sangat menerapkan aturan dan
nilai-nilai Islami? Lalu apa alasannya?
“Sangat setuju, kalau yang saya rasakan ini berbeda
dengan pasar swalayan yang lain karna mereka sangat
puas. Tetangga saya pun bercerita, lebih baik berbelanja
di Tip Top ketimbang tempat lain, karna suasana yang
islami, adem, ramah dan berpakaian sopan pula”.
87
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia
menjadi Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Ulan Fakhri, dengan
judul "Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang".
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak
negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang
mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Tangerang, 16 Juni 2020
( )
88
No. Informan : 03
Tanggal Penelitian : 16 Juni 2020
Pewawancara : Ahmad Ulan Fakhri
A. Identitas Informan
Nama Informan : Wahid (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 28 Tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai
dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa
kerahasiaan informan terjamin
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi informan
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu
wawancara 20 menit sampai 30 menit
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda tentang bimbingan agama
(pengajian agama) yang rutin dilakukan oleh management
TIP TOP?
“Kalau saya sih bilangnya ini sangat positif sekali ya,
karna akan menambah nilai-nilai agama dan sangat
berpengaruh juga ketika berhadapan langsung dengan
89
konsumen terutama sifat disiplin yang selalu dibawakan
oleh pembimbing pengajian agama”.
2. Bagaimana proses berjalannya bimbingan agama
tersebut?
“Pertama sih diawali oleh pembukaan, pembacaan ayat
suci Al-Qur’an, lalu isi pengajian, dan diakhiri dengan
do’a”.
3. Adakah ada persiapan tersendiri sebelum dimulainya
pengajian tersebut?
“Gak ada persiapan apa-apa ya kalau saya mah, yang
penting saya hadir dan bisa memahami isi pengajian
agama tersebut”.
4. Apakah Peran Bimbingan Agama disini sangat pengaruh
dalam kehidupan sehari-hari terutama di pekerjaan anda?
“Kalau dalam pekerjaan sehari-hari saya ya sangat
berpengaruh, terutama dalam tingkat kedisiplinan, yang
awal-awal masuk kerja saya masih suka datang telat,
sekarang alhamdulillah lebih awal atau datang sebelum
waktu absen ditentukan”.
5. Apakah sikap sopan santun dan kejujuran anda terbentuk
setelah adanya proses bimbingan agama disini atau
semakin meningkat?
“Sopan santun itu pribadi masing-masing ya terutama
perihal tentang kejujuran, tapi yang saya rasakan
90
kejujuran saya seolah-olah diuji disini, apalagi perihal
keuangan. Tapi alhamdulillah hal itu meningkat setelah
saya mendapatkan pengajian dari pak Ustadz”.
6. Bagaimana sikap anda dalam menyikapi konsumen
apabila ada yang komplain tentang pekerjaan atau barang
yang anda tawarkan?
“Jarang sekali ada yang komplain, kalaupun ada paling
masalah harga atau barang yang rusak. Saya hanya
menyikapi dengan tenang dan berkata jujur apa adanya”.
7. Kapan berlangsungnya pengajian tersebut dan berapa
lama durasinya?
“Setiap bulan, mulai pukul 06.30 s/.d 8.00 WIB”.
8. Semenjak anda bergabung di pasar swalayan TIP TOP,
sudah berapa kali anda hadir dalam pengajian tersebut?
“Alhamdulillah saya tidak pernah absen, dan Insya Allah
selama saya masih menjadi karyawan dikeluarga Tip Top
saya akan selalu hadir”.
9. Apakah anda nyaman dan setuju dengan diadakannya
pengajian disini oleh management dan IKMT? Berikan
alasannya?
“Nyaman dan sangat setuju sekali, karna saya bisa
sharing pengalaman dan bersilaturahim dengan
karyawan yang lainnya dan saya merasa saya punya
banyak teman”.
91
10. Apakah metode tersebut efektif dalam pemberian
bimbingan pada karyawan di dalam pengajian tersebut?
“Kalau yang saya lihat untuk saat ini efektif, apalagi
pengajiannya dimulai pagi hari sebelum mulai bekerja”.
11. Ketika pembimbing menyampaikan materi didalam
pengajian, bagaimana sikap anda dalam menanggapi
penyampaian tersebut?
“Saya paling hanya mendengarkan, kalau itu menurut
saya baik buat saya ya saya aplikasikan, jika tidak saya
hanya mendengarkan saja”.
12. Apakah anda setuju dengan penerapan peraturan disini
yang didalamnya sangat menerapkan aturan dan nilai-nilai
Islami? Lalu apa alasannya?
“Alhamdulillah sangat setuju, terutama bagi kaum
wanita. Saya sangat senang karena mereka berpakaian
sopan dan juga menutup aurat. Dan itu sangat baik bagi
karyawan dan konsumenpun melihatnya”.
92
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia
menjadi Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Ulan Fakhri, dengan
judul "Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang".
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak
negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang
mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Tangerang, 16 Juni 2020
( )
93
No. Informan : 04
Tanggal Penelitian : 16 Juni 2020
Pewawancara : Ahmad Ulan Fakhri
A. Identitas Informan
Nama Informan : Latifah (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 25 Tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai
dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa
kerahasiaan informan terjamin
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi informan
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu
wawancara 20 menit sampai 30 menit
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda tentang bimbingan agama
(pengajian agama) yang rutin dilakukan oleh management
TIP TOP?
“Menurut saya itu sangat bermanfaat sekali bagi seluruh
karyawan maupun staff Tiptop, karna dengan adanya
pengajian agama, mereka mampu meningkatkan kualitas
diri mereka terutama terhadap konsumen ”.
94
2. Bagaimana proses berjalannya bimbingan agama
tersebut?
“Prosesnya sama seperti pengajian pada umumnya yang
mana diawali dengan pembacaan tilawah qur’an lalu isi
materi bimbingan (pengajian) selanjutnya sesi tanya
jawab dan diakhiri dengan pembacaan do’a”.
3. Adakah ada persiapan tersendiri sebelum dimulainya
pengajian tersebut?
“Kalau saya persiapannya, menanyakan isi materinya
apa yang akan disampaikan supaya saya lebih faham dan
tidak terlalu bingung ketika pembimbing menjelaskan
materinya”.
4. Apakah Peran Bimbingan Agama disini sangat pengaruh
dalam kehidupan sehari-hari terutama di pekerjaan anda?
“Berpengaruh, tapi itu tergantung orangnya masing-
masing. Kalau saya sih iya”.
5. Apakah sikap sopan santun dan kejujuran anda terbentuk
setelah adanya proses bimbingan agama disini atau
semakin meningkat?
“Pengajian agama disini sebenarnya meneruskan
pembelajaran agama yang telah saya dapatkan ketika
berada dilingkungan rumah, jadi semakin positif dan
mengingat terutama dalam sikap dan kejujuran”.
95
6. Bagaimana sikap anda dalam menyikapi konsumen
apabila ada yang komplain tentang pekerjaan atau barang
yang anda tawarkan?
“Yang pastinya saya menjelaskan secara detail
permasalahan yang ada, tanpa adanya emosi. Jadi, saya
selalu tenang menanggapi itu semua”.
7. Kapan berlangsungnya pengajian tersebut dan berapa
lama durasinya?
“Sebulan sekali. Biasanya di Sabtu atau Minggu pagi,
pukul 06.30 s/.d 8.00 WIB lalu setelah itu, seluruh
karyawan maupun staff lainnya kembali bekerja”.
8. Semenjak anda bergabung di pasar swalayan TIP TOP,
sudah berapa kali anda hadir dalam pengajian tersebut?
“Saya sudah 3 kali tidak hadir, karena sakit dan izin”.
9. Apakah anda nyaman dan setuju dengan diadakannya
pengajian disini oleh management dan IKMT? Berikan
alasannya?
“Untuk saya pribadi nyaman dan juga setuju, karena
itukan juga untuk kebaikan dan peningkatan dalam
kualitas bekerja”.
10. Apakah metode tersebut efektif dalam pemberian
bimbingan pada karyawan di dalam pengajian tersebut?
“Yang saya lihat dilapangan, sangat efektif terutama
untuk diri saya sendiri”
96
11. Ketika pembimbing menyampaikan materi didalam
pengajian, bagaimana sikap anda dalam menanggapi
penyampaian tersebut?
“Saya biasanya sering bertanya jika ada materi yang
kurang saya faham, dan kalau saya sudah faham saya
hanya mendengarkan saja”.
12. Apakah anda setuju dengan penerapan peraturan disini
yang didalamnya sangat menerapkan aturan dan nilai-nilai
Islami? Lalu apa alasannya?
“Kalau untuk ini, saya sangat setuju sekali. Karena ini
merupakan identitas dari pasar swalayan Tip Top.
Dimana para karyawan wanita menggunakan pakaian
tertutup dan juga disambut oleh lantunan sholawat serta
terkadang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an”.
97
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia
menjadi Informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bernama Ahmad Ulan Fakhri, dengan
judul "Peran Pembimbing Agama Islam Dalam
Meningkatkan Akhlak Melalui Pengajian Agama Pada
Karyawan TIP TOP Ciputat Tangerang".
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak
negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang
mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Tangerang, 16 Juni 2020
( )
98
No. Informan : 05
Tanggal Penelitian : 16 Juni 2020
Pewawancara : Ahmad Ulan Fakhri
A. Identitas Informan
Nama Informan : Fajri (Karyawan Tip Top)
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 27 Tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai
dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa
kerahasiaan informan terjamin
3. Meminta kesediaan calon informan menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi informan
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu
wawancara 20 menit sampai 30 menit
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda tentang bimbingan agama
(pengajian agama) yang rutin dilakukan oleh management
TIP TOP?
“Sangat baik, karena menambah ilmu tentang
pengetahuan ilmu agama”.
2. Bagaimana proses berjalannya bimbingan agama
tersebut?
99
“Biasanya pembimbing memberikan materi kepada
seluruh karyawan yang hadir, dan jika tidak ada yang
faham maka diperbolehkan bertanya”.
3. Adakah ada persiapan tersendiri sebelum dimulainya
pengajian tersebut?
“Kalau saya tidak ada, intinya saya hadir dipengajian
tersebut”.
4. Apakah Peran Bimbingan Agama disini sangat pengaruh
dalam kehidupan sehari-hari terutama di pekerjaan anda?
“Sangat berpengaruh sekali, terutama untuk kami para
karyawan, kami bisa lebih berprilaku baik kepada
pembeli dan melakukan semuanya dengan ikhlas dan
tulus”.
5. Apakah sikap sopan santun dan kejujuran anda terbentuk
setelah adanya proses bimbingan agama disini ? atau
semakin meningkat?
“Lebih meningkat, karena sebelumnya kadang saya juga
kesal terhadap konsumen yang lebih banyak bicara.
Namun, alhamdulillah sekarang saya sudah bisa kontrol
emosi saya, karena santun merupakan prioritas kami
terhadap konsumen”.
6. Bagaimana sikap anda dalam menyikapi konsumen
apabila ada yang komplain tentang pekerjaan atau barang
yang anda tawarkan?
100
“Saya lebih suka tenang dalam menanggapi komplain
yang ada”.
7. Kapan berlangsungnya pengajian tersebut dan berapa
lama durasinya?
“Sebulan sekali, pagi pukul 06.30 s.d 8.00 WIB”.
8. Semenjak anda bergabung di pasar swalayan TIP TOP,
sudah berapa kali anda hadir dalam pengajian tersebut?
“Alhamdulillah saya sering hadir, namun beberapa kali
juga saya tidak hadir”
9. Apakah anda nyaman dan setuju dengan diadakannya
pengajian disini oleh management dan IKMT? Berikan
alasannya?
“Saya sangat setuju dengan adanya pengajian ini, karena
bernilai positif bagi seluruh karyawan Tip Top untuk
menambah ilmu agama dan kekeluargaan juga bertambah
erat”.
10. Apakah metode tersebut efektif dalam pemberian
bimbingan pada karyawan di dalam pengajian tersebut?
“Menurut saya efektif, karena dilaksanakannya juga
masih pagi dan para karyawan menerimanya dengan
sangat antusias”.
11. Ketika pembimbing menyampaikan materi didalam
pengajian, bagaimana sikap anda dalam menanggapi
penyampaian tersebut?
101
“Saya pribadi biasanya hanya mendengarkan saja”.
12. Apakah anda setuju dengan penerapan peraturan disini
yang didalamnya sangat menerapkan aturan dan nilai-nilai
Islami? Lalu apa alasannya?
“Saya setuju, karena kami para karyawan diajarkan
tentang kejujuran, kedisiplinan dan sopam santun seperti
yang diajarkan nabi dalam berniaga”.
102
Lampiran 3
DOKUMENTASI