Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKSI PADI GOGO DI DESA GARING
KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
RAHMAN
105960157714
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKSI PADI GOGO DI DESA GARING
KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
RAHMAN
105960157714
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Peran Penyuluh
Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa adalah benar merupakan hasil karya yang belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber
data informsai yang bersal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di akhir skripsi.
Makassar, September 2019
RAHMAN
105960157714
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Penyulu Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Dr. Jumiati, S.P.,M.M selaku pembimbing I dan Ibu Rahmawati,
S.Pi.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakulta Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Teristimewa kepada kedua orang tuaku ayahanda Rahim dan ibunda Habiba
Yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, membimbing dan memberikan
dukunyan serta selalu mendoakaan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tak lupa
pula saudara dan sahabat adinda Nita Kurniwati, S.P dan kakanda Kaharuddin,
S.P dan Asri T, S.P dan Riswanto, S.P yang telah memberikan motivasi untuk
terus maju dan berusaha menjadi yang terbaik.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir, semoga Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang membalasnya.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat disebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulis skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan
semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanyaa, Amin.
Makassar, September 2019
RAHMAN
105960157714
ABSTRAK
RAHMAN (105 960 157 714) Peran Penyulu Pertanian Terhadap
Peningkatan Produksi Padi Gogo Di Desa Garing Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa di bawah bimbingan Jumiati, dan Rahmawati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam
meningkatkan produksi Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, Agustus 2019
sampai September 2019.
Populasi petani padi gogo sebanyak 105 orang petani, kemudian sampel
10% dari populasi dengan metode simpel random sampling atau acak sederhana
menjadi 10 orang petani, sedangkan penyuluh yang bertugas di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebanyak 1 orang. Peran Penyuluh Pertanian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu
abupaten Gowa yakni : Sebagai Pembimbing dengan nilai 82 dan presentase
2,733% berada pada kategori tinggi, sebagai organisator dan dinamisator dengan
nilai 72 dan persentase 2,400% berada pada kategori sedang, sebagai teknisi
dengan nilai 77 dan persentase 2,567% berada pada kategori sedang dan sebagai
konsultan dengan nilai 83 dan persentase 2,767% berada pada kategori tinggi.
Kata kunci : Padi Gogo, Peran Penyuluh
ABSTRACT
RAHMAN (105960157714) The Role of Agricultural Cultivators in
Increasing Upland Rice Production in Garing Village, Tompobulu District, Gowa
Regency under the guidance of Jumiati and Rahmawati.
This study aims to determine the role of agricultural extension agents in
increasing upland rice production in Garing Village, Tompobulu District, Gowa
Regency. This research was conducted for two months, August 2019 to
September 2019.
The population of upland rice farmers is as many as 105 farmers, then a
sample of 10% of the population with a simple random sampling method or
simple random becomes 10 farmers, while the extension officers who work in
Garing Village, Tompobulu District, Gowa Regency are 1 person.
The role of Agricultural Extension in Garing Village, Tompobulu District,
Gowa Regency, namely: As a Guide with a value of 82 and a percentage of
2.733% is in the high category, as an organizer and dynamist with a score of 72
and a percentage of 2,400% is in the medium category, as a technician with a
score of 77 and a percentage of 2.567 % are in the medium category and as
consultants with a value of 83 and a percentage of 2.767% are in the high
category.
Key words: Paddy Gogo, Role of Extension
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyuluh Pertanian ......................................................................................... 6
2.2. Peran Penyuluh ................................................................................................ 6
2.3. Padi Gogo ....................................................................................................... 10
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 14
3.2. Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 14
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 14
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 14
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................... 15
3.6. Definisi Operasional .................................................................................... 16
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis ........................................................................................ 17
4.2 Kondisi Demografis.................................................................... .......... .18
4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin........................19
4.2.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Usia.......................................19
4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian..................20
4.2.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan.............................21
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden................................................................................22
5.1.1. Umur Responden......................................................................22
5.1.2. Pendidikan Menurut Responden..............................................23
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Menurut Responden................24
5.1.4. Pengalaman Usaha Tani Menurut Responden..........................25
5.1.5. Luas Lahan Menurut Responden..............................................26
5.2. Peran Penyuluhan Pertanian ....................................................................... 26
5.3. Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing ........................................................ 27
5.4. Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator............................. 28
5.5. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi ................................................................. 29
5.6. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan ............................................................. 30
5.7. Penanaman Padi Gogo.............................................................................33
5.7.1. Terakhir Penanaman Padi Gogo................................................33
5.7.2. Kelebihan Padi Gogo................................................................33
5.7.3. Lokasi Penanaman.....................................................................33
5.8. Alasan Petani Bagi Penyuluh...................................................................33
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 35
6.2. Saran .............................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa....................................................................................... 19
2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa..................................................................... 20
3. Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa........................................................................................ 21
4. Distribusi Responden di Setiap Kelompok Tani di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa...................................................................22
5. Distribusi Responden Menurut Jumlah Penduduk di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.......................................................................23
6. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.........................................24
7. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Berusaha Tani di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa....................................................25
8. Luas Lahan Kering.......................................................................................26
9. Rata-Rata Peran Penyuluh di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa..........................................................................................31
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Skema Kerangka Berpikir..........................................................................13
2. Gambar Peta Lokasi Penelitian..................................................................41
3. Gambar Padi Gogo.....................................................................................45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuisioner....................................................................................................37 2. Data Penelitian Peran Penyuluh Dalam Peningkatan Produksi Padi
Gogo...........................................................................................................42
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya
dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam
menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan
ekonomi ke depan. Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang
berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal
utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di
daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber
daya manusianya.
SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian
(petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan
dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah
yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya.
Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan
mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan
efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian.
Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu,
pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di
bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip
agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah
mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau
menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh
pertanian (Ali, 2012).
Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator
banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu
mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang
tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah
berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat
berkembang mencapai skala ekonomis.
Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan
bermuara pada peningkatan pendapatan daerah. Ke depan arah pembangunan,
menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga
kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja
diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga
ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara
rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang
pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya
perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan
pertanian untuk membangun dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas (Zaini, 2012).
Faktor yang berpengaruh terhadap persebaran tanaman pangan ialah iklim
(kelembapan, suhu, dan curah hujan), tanah, serta kemampuan manusia yang
berbeda dalam mengolah tanah. Dalam mengorganisasikan faktor-faktor tersebut,
dibutuhkan sumber daya manusia yang meliputi kecakapan, keterampilan, dan
penerapan teknologi baru di bidang pertanian. Persebaran tanaman pangan di
Indonesia adalah sebagai berikut. Padi dihasilkan hampir di seluruh pelosok
Nusantara (Jawa, Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, Irian dan Papua). Ada beberapa jenis padi yang tumbuh di Indonesia,
antara lain padi sawah (banyak dijumpai di daerah yang irigasinya baik), padi
gogo (padi yang ditanam di ladang/huma/tegalan), padi gogo rancah (ditanam
sebelum musim hujan (sawah tadah hujan) (Huki, 2016).
Produksi padi gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa pada tahun 2015 mencapai rata-rata produksi 34,22 ton/ha dengan luas
panen sekitar 2.381 ha dan produksi sekitar 8.149 ton. Kabupaten Gowa
merupakan salah satu Kabupaten mempunyai potensi untuk pengembangan padi
gogo di Provinsi Sulawesi Selatan. Penyuluhan pertanian di definisikan sebagai
suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
Upaya peningkatan produksi padi gogo dalam usaha tani tidak terlepas
dari peran penyuluhan pertanian, karna dalam usaha tani padi gogo pada petani
akan menemukan kendala, atau masalah-masalah yang akan dihadapinya. Peran
penyuluh pertanian sangat di butuhkan oleh petani supaya dapat memberikan
sosialisasi tentang budidaya padi gogo sehingga hasil produksi padi gogo di Desa
Garing dapat meningkat. Untuk mewujudkan suatu program percepatan
peningkatan produksi padi gogo, pemerintah harus merencanakan gerakan mandiri
pangan dalam peningkatan produksi padi gogo di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu, Kabupaten Gowa (Andriani 2008).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
peranan penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi padi gogo di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah:
1. Bagaimana sistem usaha tani padi Gogo di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana tingkat peran penyuluh pertanian dalam peningkatan produksi
padi Gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa?
1.3. Tujuan dan Kegunaan
1.3.1. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem usahatani padi gogo.
2. Untuk mengetahui peran penyuluh dalam peningkatan produksi padi gogo.
1.3.2. Kegunaan dalam penelitian ini adalah antara lain:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti yang berkaitan dengan
topik penelitian serta merupakan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Sebagai salah satu sumber referensi bagi pihak yang ingin mengetahui tentang
peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi gogo.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluh Pertanian.
Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai
pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan
penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan
kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan dalam memberikan penyuluhan
kepada petani – nelayan akan menimbulkan dampak negatif dan merusak
lingkungan. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan
baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional,
kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus
mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode
penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan
demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal
bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan
keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya (Ayya, 2010)
2.2 Peran Penyuluh
Sasaran pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia
seutuhnya baik lahir maupun batin. Sasaran tersebut mengandung makna bahwa
tujuan dari pembangunan adalah terwujudnya masyarakat yang mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya baik materi maupun non materi secara merata sehingga
pembangunan tidak hanya di tujukan untuk daerah tertentu atau golongan tertentu
tetapi pembangunan harus dialokasikan secara merata diseluruh pelosok tanah air.
Sedangkan dipihak lain pembangunan bukan hanya tugas pemerintah (Penyuluh),
tetapi merupakan tanggung jawab dari seluruh masyarakat, sehingga masyarakat
tidak hanya dipandang sebagai objek, tetapi sebagai penggerak (Hernanto, 2000).
Pergeseran paradigma penyuluhan pertanian memerlukan penyesuaian
peran penyuluh pertanian dalam empat spektrum tergantung kepada
perkembangan keterampilan dari sasaran dan perkembangan kompleksitas dari
situasi/lingkungan penyuluhan.
Pendekatan yang digunakan dari level yang lebih rendah yaitu:
1. Transfer Teknologi (technogy transfer)
2. Pemecahan Masalah (problem solving)
3. Pendidikan (education)
4. Pengembangan Sumberdaya Manusia (human development)
Semakin berkembangnya keterampilan petani dan semakin kompleksnya
permasalahan petani maka pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan harus
kearah pemberdayaan petani dan kelompok tani sehingga mereka bisa mencapai
tujuan yang diharapkan (Suwignya, 2008).
Keberadaan penyuluh merupakan salah satu ujung tombak dalam
meningkatkan produksi padi gogo di lapangan. Penyuluh mempunyai peranan
yang sangat penting dan strategis dalam mendidik dan mengajak masyarakat
sekitar agar mau dan mampu ikut terlibat di dalam pengembangan tanaman .
Kondisi ideal yang dapat menunjuk keberhasilan penyuluh pertanian adalah
kesadaran, karelaan dan kesiapan penyuluh tersebut untuk mau dan mampu
mendampingi masyarakat dengan berada ditengah-tengah atau bila perlu menetap
bersama masyarakat. Strategi yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat
adalah melalui usaha pendampingan. Dalam hal ini, pendamping/penyuluh dan
masyarakat membentuk hubungan kemitraan yang di dalamya terdapat pola
hubungan koordinasi, koperasi dan kolaborasi (Suporahardjo dan Suprayitno,
2008). Maka setiap penyuluh pertanian dituntut memiliki:
a. Kemampuan berkomunikasi. Di samping mampu memiliki inovasi, saluran
komunikasi yang dipakai, metode penyuluhan yang efisien dan dapat
mengunakan alat bantu/alat peraga yang efektif dan murah, seorang penyuluh
memiliki kemampuan untuk bersimpati dengan masyarakat sasaran penyuluh.
Juga dituntut untuk mengatasi bahasa yang dimengerti oleh masyarakat atau
petani.
b. Karakteristik sosial budaya seorang penyuluh. Apabilah terhadap perbedaan
sosial budaya, agama, adat istiadat penyuluh dengan masyarakat sasaranya,
maka seorang penyuluh harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk
menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat.
c. Kemampuan dalam hubungan kemanusiaan (human relation) terutama
dengan para pemimpin lokal untuk menggerakkan partisifasi masyarakat
melalui kegiatan kelompok.
d. Kemampuan pengetahuan atau keahlian dan kemampuan untuk menjelaskan
program yang disampaikan antara lain; tujuan dan program, kegunaan
program serta cara-cara mencapai tujan.
Peran penyuluh pertanian sangat berperan penting dalam peningkatan
usaha tani padi gogo, adapun peran penyuluh pertanian (Sam dan syukur, 2011)
yaitu:
1. Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani
Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam
pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi
hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun
keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sytem usaha tani, bersimpati
terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang di lakukan petani,
baik secara teori maupun secara praktek. Penyuluh harus mampu memberikan
praktek demonstrasi suatu cara atau metode dalam usaha tani padi gogo,
membantu petani menempatkan atau mengunakan sarana produksi pertanian dan
peralatan yang sesuai.
2. Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Dalam penyelengaraan kegiatan penyuluhan para penyuluh tidak mungkin
mampu untuk melakukan kunjungan kemasing-masing petani sehingga petani
harus diajak untuk membentuk suatu kelompok tani dan mengembangkan menjadi
suatu lembaga ekonomi dan sosial. Penyuluh bukan berperang untuk mengajar
petani melainkan untuk mengajak mereka untuk melibatkan diri dalam suatu
proses pendidikan non formal. Penyuluh menyatu dengan petani dan keluarganya
sebagai prasayarat terjadinya suatu interaksi yang diologis, seimbang dan
langsung (Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, 2001).
Lionberge (2001) menyatakan sehubungan dengan fungsi pengintegrasian
antara masalah yang dirasakan oleh penyuluh dengan apa yang dirasakan oleh
petani, para penyuluh perlu memahami perubahan-perubahan yang mungkin
menyebabkan keragaman tentang peran bantuan bagi masyarakat melalui mana
mereka harus bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.
3. Penyuluh Sebagai Teknisi
Seorang penyulu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis
yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun
arahan adalam kegiatan usaha tani yang bersifat teknis. Tanpa adanya
pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit memberikan
pelayanan jasa yang baik kepada petani.
4. Penyuluh Sebagai Konsultan
Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada
petani. Sebaiknya petani berkewajiban melaporkan penerapan penyuluh kepada
penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang
dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebgai bahan
referensi lebih lanjut.
2.3 Padi Gogo
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Gogo
Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang paling penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua
faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai agroekologi dan
jenis tanah. Sedangkan persyaratan utama untuk tanaman padi gogo adalah
kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Faktor iklim terutama curah hujan
merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi gogo. Hal
ini disebabkan kebutuhan air untuk padi gogo hanya mengandalkan curah hujan
dan irigasi (Rani, Santi, 2015).
1. Iklim
Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air
tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah
mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah
tropis/subtropis pada 450 LU sampai 45
0 LS dengan cuaca panas dan kelembaban
tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat
ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat
asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah
prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah
padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C
sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C.
Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di
Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas
radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong
rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550
cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika
terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Kartasapoera 2004).
2. Tanah
Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis
tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.
Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat
fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk
pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan
penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan
25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm. Struktur tanah yang
cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang
cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai
tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak
berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai
8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan
kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0
dapat mengalami kekahatan Zn.
Gambar 1: Kerangka Pemikiran
Gambar. 1. Peran Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Produksi Padi Gogo.
Peranan Penyuluh Pertanian
Usahatani Padi Gogo
Penyuluh Pertanian
Konsultan
Teknisi
Organisator dan
Dinamisator
Pembimbing Petani
Tingkat Produksi Padi Gogo
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan
Agustus 2019 di Desa Garing, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi gogo yang ada di
Desa Garing yang berjumlah 105 orang. Sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara (Simpel Random Samlpin) dengan mengambil sampel sebanyak 10%
dari jumlah populasi, sehingga di peroleh 10 responden sebagai sampel dalam
penelitian ini.
3.3 Jenis dan Sumber Data
a) Data primer merupakan data yang diperoleh secara wawancara langsung
kepada petani padi gogo sebagai responden.
b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembagayang
ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu monografi daerah tempat penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Observasi adalah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan melihat
secaralansung kondisi di lapangan yang ada kaitannya dengan informasi
penelitian.
b. Wawancara, teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner
penelitian secara langsung dengan petani responden yang berhubungan
dengan penelitian ini.
c. Dokumentasi yaitu pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi di
bidang pengetahuan, pengumpulan bukti seperti gambar, kutipan dan
referensi lain.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik pengolahan data
dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dengan dasar teori-teori yang
mendukung dan berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga dapat ditarik
kesimpulan dan saran-saran perbaikan. Analisis data kemudian ditentukan
berdasarkan indikator Skala Likert dengan memberi nilai jawaban pada setiap
item pertanyaan yakni nilai 3 untuk jawaban (a),nilai 2 untuk jawaban (b), nilai 1
untuk jawaban(c).
Dengan skala pengukuran likert yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) yaitu:
a. 2,34 – 1,66 tinggi
b. 1,67 – 2,33 sedang
c. 1,00 – 1,66 rendah
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional mencakup pengertian-pengertian di gunakan untuk
mendapatkan data serta menganalisis hasil penelitian sehubungan dengan
hipotetis. Definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Usahatani padi gogo adalah orang atau kelompok tani yang membudidayakan
tanaman padi gogo untuk diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
2. Penyuluhan pertanian adalah upaya memberikan pengetahuan, mengubah
perilaku petani agar mereka mengetahui dan mampu memecahkan masalah
dan usaha untuk peningkatan produksi padi gogo di Desa Garing, Kecamatan
Tompobulu, Kabupaten Gowa.
3. Penyuluh pertanian adalah pendidik, orang yang memberikan pengetahuan,
memberikan sosialisasi mengenai budidaya tanaman padi gogo. Sebagai
penasehat, melayani, memberikan petunjuk-petunjuk dan membantu petani
dalam bentuk perorangan atau memberikan contoh-contoh kerja dalam usaha
tani dengan memecahkan masalah di hadapi oleh para petani di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
4. Peran penyuluh pertanian adalah sebagai pemimpin, pembimbing dan
memotivasi para petani mau menerapkan cara-cara baru yang berdaya guna
sehingga tingkat hidupnya akan lebih sejahtera di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa.
5. Penyuluh adalah orang yang bertanggung jawab untuk melakukan atau
mengubah sosialisasi tentang budidaya tanaman Padi Gogo di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
6. Produksi adalah kegiatan yang di lakukan petani untuk menghasilkan atau
menaikkan nilai hasil pertanian Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Desa Garing terletak di Kabupaten Gowa yang memiliki luas luas
wilayah Desa Garing 13,88 km². Wilayah Desa dengan tata guna lahan yang
terdiri dari Hutan Desa/Hutan Adat 39 ha, Hutan Masyarakat, Sawah 226 ha,
Padang Penggembalaan, Lahan tidur 22 ha, dan Pemukiman 130 ha. Dan
Wilayah Desa Garing memiliki 7 (tujuh) dusun :
1. Wilayah Dusun Bontobiraeng terdiri dari 3 (Tiga) Rukun Warga dan 6
(enam ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RTRK
03 2 (dua) RT.
2. Wilayah Dusun Bulueng terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat )
Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT. RK 02 2 (dua) RT.
3. Wilayah Dusun Garing terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat )
Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.
4. Wilayah Dusun Cengkong terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat
) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.
5. Wilayah Dusun Tamalabba terdiri dari 3 (tiga) Rukun Warga dan 6 (enam
) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT,RK 03 2
(dua) RT.
6. Wilayah Dusun Pa’lopiang/Ta’lembo (Persiapan) terdiri dari 1 (satu)
Rukun Warga dan 2 (dua ) Rukun Tetangga (RT),
Keterangan : RK 03 Masih bergabung di Dusun Tamalabba
7. Wilayah Dusun Bangkengtabbing terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4
(empat ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.
Desa Garing adalah salah satu Desa yang terletak di Kabupaten Gowa
Provensi Sulawesi selatan dengan jarak 135 dari kota makassar. Batas wilayah
Disebelah utara Berbatasan dengan Kelurahan Malakaji , Disebelah Selatan
Berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto, Kec. Biringbulu. Disebelah barat
Berbatasan dengan Kecamatan Biringbulu, Desa Datara . Disebelah Timur
Berbatasan dengan Desa Bontobuddung dan Desa Tanete . Jarak dari ibu kota
Kecamatan 8 km.
Desa Garing merupakan daerah agraris yang potensial terutama bidang
pertanian dan perkebunan karena memiliki daya dukung lahan yang subur, iklim
yang menunjang serta sumber-sumber air yang relatife banyak, baik dari sungai-
sungai maupun mata air dari pegunungan. Dukungan iklim sangat spesifik karena
merupakan peralihan dari iklim barat dan timur dari wilayah Sulawesi selatan
dimana akibat dari kedua iklim tersebut maka sebagian besar wilayah Desa Garing
mendapat curah hujan merata sepanjang tahun.
4.2 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk yang ada di Desa Garing Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa sebesar 3,605 jiwa terdiri dari laki-laki 1,787 jiwa dan
perempuan 1.818 jiwa. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di
Desa Garing kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dapat dibawah ini.
4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah laki_laki : 1.787 jiwa
Jumlah perempuan : 1.818 jiwa
Total : 3.605 jiwa
Jumlah KRT : 937
Jumlah KK : 1.112
Berdasarkan dengan jumlah penduduk di Desa Garing sebanyak 3.605
jiwa, yang lebih didomiasi dengan jenis kelamin perempuan lebih besar di
bandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) %
1 0 – 9 604 17,46
2 10 – 19 556 16,07
3 20 – 29 541 15,63
4 30 – 39 545 15,75
5 40 – 49 453 13,10
6 50 – 59 371 10,72
7 60 – 69 233 6,73
8 70 - 75> 157 4,53
Total 3460 99,99
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 1 menjelaskan bahwa data yang disajikan pada tabel 2 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif yaitu pada usia 20-29 tahun. Hal
ini menunjukkan Desa Garing memiliki potensi sumberdaya manusia dalam hal
ini penduduknya yang sebagian besar dalam kategori produktif untuk melakukan
aktivitas khususnya bekerja.
4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018
NO Mata Pencaharian Pokok Jumlah Persentase %
1 Petani 1171 47,77
2 Buruh tani 319
13,01
3 PNS 64 2,61
4 Pengrajin industry Rumah tangga 39 1,59
5 Peternak 801 32,68
6 Montir 4 0,16
7 Bidan swasta 1 0,04
8 TNI 2 0,08
9 Pengusaha kecil dan menengah 35 1,42
10 Dukun kampung terlatih 7 0,28
11 Jasa pengobatan alternatif 8 0,32
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 2 menjelaskan bahwa mayoritas pendidikan di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa berprofesi petani 1171 orang (47,77%)
dan mayoritas berprofesi sebagia bidan swasta 1 orang (0,04%)
Data terbesar : Petani sebesar 47,77%
Data terkecil : Bidan swasta sebesar 0,04 %
4.2.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu abupaten Gowa Tahun 2018
Tingkat Pendidikan Jumlah
(Orang)
Presentase %
Usia 3-6 thn yang belum masuk TK 144 4,13
Usia 3-6 thn yang sedang TK 33 0,94
Usia 7-18 thn yang tidak pernah sekolah 188 5,39
Usia 7-18 yang sedang sekolah 338 9,70
Usia 18-56 thn yang tidak pernah sekolah 421 12,08
Tamat SD / sederajat 918 26,34
usia 12-56 thn yang tidak masuk SLTP 152 4,36
Usia 17-56 thn yang tidak tamat SLTA 273 7,83
Tamat SMP / sederajat 461 13,23
Tamat SMA / sederajat 456 13,08
Tamat D-1 sederajat 21 0,60
Tamat D-2 sederajat 39 1,11
Tamat D-3 sederajat 18 0,51
Tamat s-1 52 1,49
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 3 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan formal penduduk di Desa
Garing tergolong tinggi, dimana tamat SD/sederajat dengan jumlah 918 orang
(26,34%), tamat D-3/sederajat dengan jumlah 18 orang (0,51%)
Data terbesar : Tamat SD/sederajat sebesar 26,34 %
Data terkecil : Tamat D3/sederajat 0,51 %
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas responden dalam penelitian ini adalah yang tergolong kedalam
distribusi pemasaran yang di uraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan
berbagai aspek yakni : keadaan penduduk, dari segi umur, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, lama berusahatani. Adapun karakteristik
responden diuraikan adalah sebagai berikut :
5.1.1. Umur Respondes
Umur petani pada setiap anggota kelompok tani di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa berkisar 29-45 tahun:
Tabel 4 Distribusi responden di setiap kelompok tani di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018
No Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang) Persentase (%)
1 29-33 1 10
2 34-38 2 20
3 39-43 6 60
4 44-48 1 10
Jumlah 10 100
Sumber : monografi Desa Garing 2018
Tabel 4 menjelaskan bahwa umur tertinggi kisaran antara 39-43 tahun
dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (60%) dan umur yang terendah antara
29-33 tahun dengan jumlah responden 1 orang dengan persentase 10% dan umur
terendah 44-48 tahun dengan jumlah 1 orang dengan persentase 10%
5.1.2. Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya
seseorang dalam menerima teknologi baru yang dapat menambah pengetahuan.
Adapun jumlah menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5 Distribusi responden menurut jumlah penduduk tingkat pendidikan di
Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD 5 50
2 SMP 2 20
3 SMA 3 30
Jumlah 10 100
Sumber :Monografi Desa Garing 2018
Tabel 5 menjelaskan bahwa petani tingkat pendidikan SD sebanyak 5
orang atau 50%, SMP 2 orang atau 20% dan SMA 3 orang atau 30%. Pendidikan
sangat penting untuk di miliki setiap orang, tingkat pendidikan yang semakin
tinggi akan memudahkan seseorang untuk melakukan aktivitas yaiku dalam
mencari pekerjaan dengan adanya mendidikan seseorang akan memiliki
kemampuan berfikir yang lebih baik dan mudah mencari solusi dari masalah-
masalah yang di hadapinya.
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Menurut Responden
Tanggungan keluarga adalah seluruh orang yang tinggal di dalam maupun
di luar rumah yang di biayai atau di nafkahi, jumlah tanggungan keluarga juga
sangat mempengaruhi pelu usaha untuk terus bekerja mencari penghasilan untuk
dapat bertahan hidup serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila jumlah
tanggungan keluarga semakin banyak maka biaya yang di butuhkan semakin besar
pula. Adapun responden jumlah tanggungan keluarga di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa dapat di lihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Distribusi responden menurut jumlah tanggungan keluarga di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018
No Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah Orang Persentase (%)
1 1-2 4 40
2 3-4 5 50
3 5-6 1 10
Jumlah 10 100
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 6 menjelaskan bahwa jumlah tanggungan 1-2 sebanyak 4 orang
(40%), sedangkan jumlah tanggungan antara 5-6 yaitu sebanyak 1 orang dengan
persentase sebanyak (10%). Data diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan
keluarga responden dengan kategori terbanyak berada pada jumlah tanggungan 3-
4 sebanyak orang 5 dengan persentase (50%).
5.1.4. Pengalaman Usaha Tani
Petani pada setiap kelompok tani di Garing memiliki kisaran 6-10 tahun
sedangkan yang memiliki presentase terbesar yakni sebanyak 7 orang petani atau
mencapai 70% dengan kisaran 6-10 tahun. Dapat di uraikan pada tabel berikut.
Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Pengalam Berusaha Tani di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahin 2018
No Pengalaman Usaha Tani
(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 4-5 2 20
2 6-7 2 20
3 8-9 6 60
Jumlah 10 100
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 7 menjelaskan bahwa sebagian petani didominasi pada pengalaman
usahatani antara 8-9 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase (60%), dan 6-7
tahun sebanyak 2 orang dengan presentase (20%), dan 4-5 tahun sebanyak 2 orang
dengan presentase (20%). Hal ini dikarenakan sebagian besar petani anggota
kelompok pada setiap kelompok tani di Desa Garing Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
5.1.5. Luas Lahan Menurut Responden
Penduduk di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
pada umumnya hidup dari sektor pertanian. Hal ini didasarkan pada potensi lahan
yang dimiliki yang terdiri atas lahan perkebunan dan lahan kering. Luas lahan
kering yang ada di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
disajikan pada Tabel 8 dibawah ini
Tabel 8 Luas Lahan Kering di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa Tahun 2018
No Luas Lahan
(Ha) Jumlah
Persentase
(%)
1 2-3 5 50
2 4-5 5 50
Jumlah 10 100
Sumber : Monografi Desa Garing 2018
Tabel 8 menjelaskan bahwa lahan kering yang ada di Desa Garing
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dengan jumlah 2-3 sebanyak 5 orang
dengan presentase (50%), dan 4-5 sebanyak 5 dengan presentase (50%).
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat beberapa luas lahan pertanian yang
dimiliki masyarakat Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dalam
mengusahakan tanaman padi gogo yang merupakan usaha pokok masyarakat yang
ada di wilayah tersebut.
5.2 Peran Penyuluhan Pertanian
Arah kebijakan pemerintah saat ini dengan memprioritaskan peningkatan
produksi pertanian sebagai usaha pemberdayaan potensi lokal masyarakat, melihat
potensi lahan yang dimiliki Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
banyak diusahakan tanaman padi karena sumber air yang cukup banyak, sejalan
dengan kebijakan pemerintah maka penyuluh pertanian sebagai ujung tombak
dalam mensosialisasikan kebijakan pemeritah di tingkat lebih rendah ( wilayah
kerja tingkat desa) aktif melakukan penyuluhan mengenai peningkatan produksi
pertanian kepada petani khususnya petani padi gogo, baik sebagai usaha pokok
maupun usaha sampingan. Penyuluh pertanian memiliki tugas manyampaikan
informasi kepada petani dalam usaha peningkatan keterampilan dalam
peningkatan produksi petani padi gogo (Syamsuddin,2007).
Salah satu keberhasilan pengelolaan usaha tani padi gogo ditentukan
dengan penggunaan input produksi. Penggunaan input produksi yang optimal
akan menghasilkan produksi yang maksimal dan pada akhirnya memberikan
keuntungan usahatani yang relatif tinggi. Dari hasil diskusi dengan petani dan
penyuluh lapangan, usaha tani padi gogo yang dilaksanakan petani dengan kisaran
luas garapan 0,50-1 ha ( rata-rata 0,75 ha/petani). Petani masih menggunakan
varietas yang tersedia di lapangan. Benih yang digunakan umumnya dari gasil
panen sendiri yang di dapatkan pada pemerintah daerah, dan varietas yang
digunakan ini sudah turun temurun selama lima tahun terakhir. (Rohaenil et al
2012).
5.3 Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing
Peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing adalah membantu petani
membentuk pendapat sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberi informasi yang mereka perlukan. Pendapat petani
dan keputusanya berdasarkan kepada citra mereka tentang keyakinan hidup dan
dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakanya. Penyuluh pertanian bertugas
membantu petani untuk memberikan pengalaman dan mencapai konsekuensi yang
di harapkan sehingga menjadi lebih baik dalam penyesuaian diri dan kehidupanya.
Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang penyuluh gharus
memiliki dasar-dasar pengetahuan praktek usaha tani, agar dapat memahami
keadaan petani, mau mendengar dan mengerti tehadap keluhan-keluhan yang di
sampaikan oleh petani ( Van Den Ban,2003).
Kegiatan rutin yang dilakukan kelompok tani di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan. Ada yang melaksanakan
pertemuan kelompok di awal bulan namun ada juga yang mengadakan pada
minggu ke 2 dan minggu ke 4. Pelaksanaan penyuluhan yang diadakan selama 2
kali dalam sebulan sudah di raskan optimal oleh kelompok tani, jika pertemuan
sering diadakan justru mereka akan merasakan bosan. Peran penyuluh dalam
mengusahakan bantuan modal dan memberi informasi mengenai sumber danah
kredit sudah optimal, penyuluh berusaha merekomendasikan kelompok tani agar
bisa mendapakan bantuan dari pemerintah setempat dan dinas peranian.
Namun, ada juga responden yang menyatakan kurang baik mengenai peran
penyuluh tersebut. Ini disebabkan karena kurang puasnya responden terhadap
usaha yang di lakukan penyuluh pertanian dalam mengupayakan bantuan atau
modal yang belum terlaksana selama ini. Tetapi jika dilihat dari keseluruhan
tanggapan dari berbagai responden anggota kelompok tani, maka peran penyuluh
pertanian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa cukup baik
karena penyuluh dirasa cukup optimal dalam memenuhi perannya sebagai
pembimbing.
5.4 Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Peran penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator adalah
membantu petani dalam memecahkan masalah mereka. Jika petani menghadapi
masalah mengenai pertanian, misalnya mengajurkan pemakaian teknologi
modern, pemakaian pupuk, memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit
atau hama serta bagaimana tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain
itu, dapat juga membekali petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai
jenis hama dan penyakit beserta cara pemberantasannya (Nasution,2004).
Penyuluh juga berperan dalam mengambil keputusan di kelompok tani
dengan cara musyawara. Namun, penyuluh hanya bertindak sebagai pengarah
sedangkan keputusan mutlak sepenuhnya ditangani kelompok. Tetapi ada juga
beberapa responden yang kurang begitu sependapat jika penyuluh harus ikut adil
dala rapat anggota, mereka berpikir segala sesuatu keputusan hanya berdasarkan
persetujuan kelompok tani demata. Presensi kunjungan penyuluhan sudah di ras
optimal, hal ini dibuktikan dengan kehadiran penyuluh dalam suatu kegiatan rutin
kelompok walaupun terkadang sekali mereak tidak hadir karena ada sesuatu hal
yang tidak bisa di tinggalkan
5.5. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi
Suatu hal penting yang harus selalu di ingat oleh penyuluh lapangan dalam
memiliki metode penyuluhan yang sesuai yaitu keterlibatan petani dalam proses
belajar mengajarnya. Dalam menyelengarakan penyuluhan, penyuluh lapangan
harus bertingka laku wajar, tidak berlebihan dan jika mungkin kegiatan belajar
mengajar dalam penyelengaraan penyuluhan harus dilakukan oleh petani serta
partisipasi aktif dari petani, sehingga petani akan belajar keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usha lainya secara maksimal.
(Kartasapoerta,2001).
Pengaruh yang sangat kuat dari suatu praktek demonstrasi dapat dicapai jika
hal ini dilakukan oleh petani sendiri, tanpa adanya keterlibatan petani anggota
kelompok secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan sulit untuk
melakukan alih keterampilan yang diperlukan. Pada setiap kunjungan penyuluh
kepada kelompok tani, penyuluh harus mendorong kelompok tani tersebut untuk
membahas keberhasilan dan kekurangan kelompok dalam berusaha tani serta
mengarahkanya untuk mengatasi kekurangan atau keberhasilan tersebut.
Disamping itu, penyuluh harus berusaha mengorganisasi suatu demonstrasi atau
praktek guna mengajak anggota kelmpok tani yang masih berpendidikan kolot
untuk ikut berpartisipasi.
5.6. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan
Penyuluh pertanian sebagai konsultan yaitu bertindak memberi pengarahan
dan memperkenalkan teknologi baru pada kelompok tani serta bagaimana
perbaikan-perbaikan yang perlu dibenahi dalam upaya memecahkan masalah
pertanian. Selain masalah pertanian, organisasi swasta atau lembaga swadaya
masyarakat (LSM) semakin besar perananya dalam pembangunan Desa dan
pendidikan penyuluh yang merupakan salah satu alat kebijakannya. Organisasi
tersebut sering menawarkan kesempatan pada petani untuk berpartisipasi dalam
merencanakan program penyuluh ( Suhardiyono, 2002 ).
Selain penyuluh pertanian, ada juga organisasi pertanian atau LSM yang
memberikan penyuluhan untuk menambah wawasan para petani dan hal ini
memang disambut baik oleh masing-masing anggota kelompok tani, karena
dengan adanya LSM, para petani dapat menambah wawasan dan bertukar pikiran
untuk menambah pengalaman bertani mereka. Organisasi pertanian swasta
memang semakin berkembang perannya karena sering diras memiliki lebih
banyak kelebihan dari pada kekurangan bila di bandingkan dari pemerintah yang
menjalankan tuga serupa. Misalnya, pada media atau teknologi yang digunakan
pada saat penyuluhan.
Adapun rata-rata skor dari kategori peran Penyuluh Pertanian dalam
Meningkatkan produksi Padi Gogo disajikan pada tabel 6 berikut:
Tabel 9 Rata-rata peranan penyuluh Desa Garing Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa Tahun 2018
No Peran Penyuluh Jumlah Rata-rata Kategori
1. Sebagai Pembimbing 82 27 Tinggi
2. Sebagai Organisator dan Dinamisator 72 24 Sedang
3. Sebagai Teknisi 77 25 Sedang
4. Sebagai Konsultan 83 27 Tinggi
Sumber. Data Primer Setelah di Olah Tahun 2018
Tabel 9 menjelaskan bahwa peran penyuluh pertanian sebagai organisator
dan teknisi berada pada kategori baik. Sedangkan sebagai pembimbing serta
konsultan berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa peran
penyuluh membantu petani dalam memecahkan masalah mengenai pertanian,
misalnya menganjurkan pemakaian teknologi moderen, pemakaian pupuk,
memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit dan hama serta bagaimana
tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain itu, dapat juga membekali
petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai jenis hama dan penyakit
beserta cara pemberantasanya.
5.7. Penanaman Padi Gogo
5.7.1. Terakhir Penanaman Padi Gogo
Penaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 – 2 kali hujan, diakhir
musim penghujan. Bahkan petani telah menebar benih pagi gogo sebelum hujan
turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur
tinggal dapat dianjurkan pada daerah-daerah yang memiliki curah hujan sedikit.
5.7.2. Kelebihan Padi Gogo
Kelebihan padi gogo merupakan padi lahan kering atau lahan sub
marginal, sehingga cocok dikembangkan di daerah-daerah yang tidak ada air tapi
penanamannya dilakukan pada musim hujan. Pertumbuhan padi yang dikelola
selama proses produksi cukup baik dan memberi kepuasan bagi petani, baik dari
segi produktivitas hingga ketahanannya terhadap penyakit atau serangan hama
lainnya yang sering membuat para petani mengeluh.
5.7.3. Lokasi Penanaman
Lokasi penanaman padi gogo dapat dikakukan pada kondisi lahan
berlereng sampai bergelombang dan padi gogo dapat ditanam didaerah
perkebunan ataupun di sawah yang tidak tergenangi air.
5.8. Alasan Petani Bagi Penyuluh
1. Karena penyuluh memberikan pengarahan pada petani tata cara bertani
dengan baik.
2. Penyuluh memberikan soslusi ketika petani mendapat masalah pada lahan
pertaniannya.
3. Peran penyuluh memberikan gambaran tentang kegunaan dan funsi dari
kredit usaha tani padi gogo
4. Karena penyuluh melihat kondisi di lapangan ketika ada warga atau
masyarakat yang belum terdaftar sebagai anggota kelompok tani maka
penyuluh membentuk kelompok tani.
5. Bahwa dalam mengambil keputusan penyuluh selalu memanggil ketua
kelompok dan anggota kelompok tani dengan mengadakan rapat untuk
mendapatkan sebuah keputusan.
6. Ketika petani ada masalah tentang hama tikus dan hama ulat maka
penyuluh turun di lapangan meninjau lansum keadaan tanaman, jadi
penyuluh tau hama apa yg menyerang tanaman bagi petani dan memberi
racun.
7. Setelah musim tanam tiba para penyuluh biasa turun di lapangan mengajak
para petani untuk bercocok tanam Padi Gogo dengan baik.
8. Penyuluh turun tangan dengan memberikan praktek pada para petani
9. Karena dalam memberkan pelatihan penyuluh selalu berpedoman buku
panduan
10. Penyuluh selalu mempromosikan metode yang terbaik kepada kelompok
tani dalam berupaya untuk mendapat kepercayaan dari para petani.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai peranan penyuluh yang sesuai di Desa
Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa adapun peranan penyuluh
yaitu, Sebagai Organisator dan Teknis berada pada kategori baik dengan
jumlah persentase 72 atau 7,50% dan Teknis 77 atau 7,40 baik. Sedangkan
Sebagai Pembimbing dan Sebagai Konsultan berada pada kategori sangat baik,
dengan Jumlah persentase 82 atau 8,20% dan sebagai Konsultan 83 atau
7,90%.
Berdasarkan hasil dan pengolahan data dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Belum adanya pelatihan yang diberikan kepada para petani yang
mayoritas adalah petani muda yang bisa menunjang produksi padi gogo
didesa garing
2. Peran penyuluh sebenarnya sudah cukup baik seperti pengenalan
teknologi pertanian, pemberian pupuk, mengenalkan berbagai penyakit
tanaman kepada para petani, serta cara mengatasi hama tanaman
6.2. Saran
1. Pembinaan masih perlu dilanjutkan, khususnya sistem pemeliharaan
tanaman padi gogo dan pemasaran hasil pertanian.
2. Peran penyuluh masih perlu ditingkatkan terutama dalam mempraktekkan
berbagai jenis peralatan pertanian, agar produksi pertanian dapat
dioptimalkan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, 2012. peran penyuluh pertanian. http://dunia pertanian agribisnis. blogspot.
com/2012/06/ peran-penyuluh pertanian.html, diakses tanggal 23 desember
2018
Adi Surya Perdana, 2019. Budidaya Padi Gogo. https:// adhi surya perdana.
wordpress. com/pertanian-ugm/budidaya-tanaman/. Diakses tanggal 23
desember 2018.
Andriani, 2008. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia Sastra Hudaya, jakarta
Ayya, 2010. Peranan Penyuluhan Dalam Pembangunan Pertanian Sebagai
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Petani. https:// ayyayy.wordpress.
com/2010/05/10/ peranan-penyuluhan-dalam-pembangunan-pertanian-
sebagai-upayameningkatkan-kesejahteraan-petani/ di akses tanggal 23
desember 2018.
Huki 2016, Persebaran Pertanian Tanaman Pangan di Indonesia,
anen9.blogspot.com/2016/03/persebaran-pertanian-tanaman-pangan
di.html, di akses tanggal 23 desember 2018
Idhafarida, 2012. defenisi falsafa dan peran penyuluh, https:// idhafarida.
wordpress.com/2012/04/19/definisi-falsafah-dan-peran-penyuluhan-
pertanian/ diakses tanggal 23 desember 2018
Kartasapoerta, 2004. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman, bumi
aksara, Jakarta.
Kartasapoetra, 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Luci, 2016. Persebaran Pertanian Tanaman Pangan di Indonesia,
anen9.blogspot.com/2016/03/persebaran-pertanian-tanaman-pangan
di.html, di akses tanggal 23 desember 2018.
Nasution, 2004. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rani dan Santi, 2015. ,makalah budidaya padi gogo, http:// ayotanioke.
blogspot.com/2015/08/ makalah-budidaya-padi-gogo. html diakses 23
desembar 2018
Sam Abdul Syukur, 2011. Kajian Metode Dan Kendala Penyuluhan Pertanian Di
Kecamatan Dau Kabupaten Malang", Http:// Kuliah Suim. Blogspot.
Com/2011/11/Isi-Kajian-Metode-Dan-Kendala.Html, Diakses Tanggal 23
Desember 2018
Syamsuddin, 2007. Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Departemen Pertanian
Badan Penyuluhan Bimas Jakarta.
Suhardiyono, 2002. Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. PT Erlangga
Jakarta.
Van den Ban , 2003. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
Zaini, 2002. Pengolahan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Merupakan
Alternatif Pengolahan Tanaman Padi Secara Intensif dan Spesifik Lokasi.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1: Kuisioner Peneletian
KUISIONER PENELITIAN
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tingkat Pendidikan :
Jumlah Tanggungan :
Luas Lahan :
1. Bagaimana pembinaan yang diberikan penyuluh pada petani tentang Usaha
Tani?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
2. Apakah tangapan anda tentang peran penyuluh selama ini?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Bagaimana peran penyuluh dalam memberikan bimbingan dan
mengusahakan bantuan modal/sumber dana kredit?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
4. Bagaimana peran penyuluh dalam pembentukan/pengembangan kelompok
tani?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
5. Bagaimana peran penyuluh dalam pengambilan keputusan di kelompok
tani?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
6. Bagaimana peran penyuluh dalam memberikan masukan tentang maslah
yang dihadapi petani serta upaya pemecahannya?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
7. Bagaimana pembinaan penyuluh pada petani tentang teknik usaha tani?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
8. Bagaimana tingkat keahlian penyuluh dalam memberikan demonstrasi yang
bersifat teknis?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
9. Apakah penyuluh dalam memberikan demonstrasi/pelatihan tentang teknis
usaha tani dan metode serta inovasinya menurut anda bagaimana?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
10. Bagaimana upaya penyuluh dalam memperkenalkan teknologi baru pada
kelompok tani?
a. Baik
b. Kurang Baik
c. Tidak Baik
Alasannya:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
Tabel 2: Lokasi Penelitian
Lampiran 5. Profil penyuluh
Nama : Abd Karim S.P
Tempat/Tanggal Lahir : Garing, 11 Agustus 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Garing, RT/RW 001/002, Desa Garing, Kec Tompobulu,
Kab Gowa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Penyuluh Pertanian
Kewarganegaraan : Indonesia
Umur : 49 Tahun
Lama jadi Penyuluh : 24 Tahun
Lampiran 5: Foto Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Foto Bersama Anggota Kelompok Tani
Gambar 2. Foto Bersama Ketua Kelompok Tani
Gambar 3. Foto lahan Padi Gogo
RIWAYAT HIDUP
RAHMAN, dilahirkan di Desa Garing Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa pada tanggal 06 Oktober
1995 anak dari pasangan RAHIM dan HABIBA.
Jenjang pendidikan formal yang pernah di lalui adalah
sebagai berikut:
a. Masuk sekolah dasar di SD Negeri Garing dan tamat ada tahun 2008.
b. Masuk sekolah menengah pertama di SMP Negeri I Tompobulu tamat
pada tahun 2011
c. Masuk sekolah menengah atas di Madrasah Aliya Negeri Malakaji Gowa
dan tamat pada tahun 2014
d. Masuk keperguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian tahun 2014.