Upload
ika-qurrota-ayunin
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Peranan Hutan Mangrove
1/5
PERANAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI PENYEDIA AIR
TAWAR
Tugas Paper Manajemen Sumber Daya Aam
D!sen Pengampu"
#$es N!er A$n$% S&P&% M&S$&
D$susun !e'"
I(a )urr!*a Ayun$n
+,-.,+-,-/,
Agr!*e(n!!g$ B
0A1U#TAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYA1ARTA
YOGYA1ARTA
+,-2
7/23/2019 Peranan Hutan Mangrove
2/5
Menurut Amdani (2001), air tawar merupakan salah satu sumber daya alam yang
sangat diperlukan untuk minum, sanitasi, pertanian, industri,pembangunan kota,
pembangkit listrik tenaga air, perikanan darat dan berbagai keperluan umat manusia. Air
juga sangat penting bagi alam untuk berfungsi dengan baik. Air yang terdapat di planet
bumi ini, sebagian besar merupakan air asin yaitu !,2"#, sedangkan air tawar hanya
2,!"#. $ni artinya air yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan domestik,
tumbuh%tumbuhan dan hewan%hewan darat hanya tersedia dalam porsi yang ke&il dari
seluruh total air yang ada. 'i $ndonesia jumlah dan pemakaian air tawar bersumber pada
air permukaan, air tanah dan air atmosfer, yang ketersedianya sangat ditentukan oleh air
atmosfer atau air hujan.
e&ara umum hutan mangroe didefinisikan sebagai tipe hutan yang tumbuh pada
daerah pasang surut (terutama pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang
tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada saat surut yang komunitas
tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (etiawan, 201*).
Menurut +rauss et al. (200) salinitas adalah salah satu penggerak yang paling
penting dalam pembentukan bakau dan perkembangan awal. +ebanyakan mangroe
tumbuh lebih baik dalam beberapa garam tetapi tidak selalu memerlukannya untuk
pertumbuhan dan studi telah menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan optimal terjadi
pada konsentrasi air laut "%!"#.
-egetasi mangroe juga memiliki kemampuan untuk memelihara kualitas air
karena egetasi ini memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap polutan (logam
berat b, /d dan /u), di ergaldes negara bagian /alifornia Amerika erikat,
mangroe adalah komponen utama dalam menyaring polutan sebelum dilepas ke laut
bebas (etyawan, 200*).
utan mangroe merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas,terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan pulau%pulau ke&il serta
merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. utan mangroe memiliki nilai
ekonomis dan ekologis yang tinggi. ungsi ekonomi hutan mangroe di antaranya
sebagai penyedia kayu, daun%daunan sebagai bahan baku obat%obatan dan lain%lain.
ungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan
asuhan bagi berbagai ma&am biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami,
penyerap limbah, pen&egah intrusi air laut dan lain sebagainya. (alidah, 2013).
7/23/2019 Peranan Hutan Mangrove
3/5
Menurut etyawan (200*) Mangroe memiliki fungsi ekologi yang tidak kalah
penting, antara lain untuk sekuestrasi karbon, menyaring dan menangkap bahan
pen&emar, menjaga stabilitas pantai dari erosi, intrusi air laut, dan tekanan badai,
membentuk daratan baru, menjaga kealamian habitat, menjadi tempat bersarang,
memijah dan membesarkan anak berbagai jenis ikan, udang, kerang, burung, dan fauna
lain, serta memiliki fungsi sosial sebagai area konserasi, pendidikan, ekoturisme, dan
identitas budaya namun nilai penting ekologi masih sering diabaikan.
Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi, dimana daerah dataran rendah
memiliki pasukanRun-off&ukup dari hulunya, dengan demikian seharusnya input dan
output dapat berjalan seimbang, mengingat ada kebutuhan dan ada pasokan. $nterensi
manusia yang besar terhadap lingkungan menybabkan proses pengisian ulang air tanah
untuk masuk ke dalam a4uifer menjadi terganggu terutama di perkotaan dan di lahan
terbangun. al ini menyebabkan limpasan akan lebih besar daripada infiltras, dimana
limpasan ini akan berujung ke laut sehingga jumlah air laut yang tak terbatas semakin
banyak sedangkan pasokan air tanah semakin sedikit (5agelkerken, 200)
emanfaatan air laut menjadi air tawar selalu di upayakan untuk memenuhi
kebutuhan semua makhluk hidup. alah satunya &aranya adalah Reverse Osmosis(67)
atau proses yang ditempuh untuk mengubah air laut menjadi air tawar melalui
membran%membran semipermeable untuk menyaring kandungan garamnya. +andungan
garam yang tersaring disisihkan dan sebagian air laut digunakan untuk melarutkannya.
8ntuk mengoprasikannya membutuhkan energi listrik sebesar 3,!2 kilowatt jam per
meter kubik dan mesin harus berjalan terus menerus (aryoto, 1).
enggunaan mangroe sebagai desalinasi air laut menjadi air tawar lebih
konseratif dibandingkan dengan menggunakanReverse Osmosis.al ini dikarenakan
tanaman mangroe memiliki adaptasi yang baik terhadap salinitas air laut yang tinggisehingga mempunyai kemampuan desalinasi se&ara alami. 9agian mangroe yang
berfungsi sebagai mesin desalinasi adalah akar dan daun mangroe. :enis tanaman
mangroe untuk kebutuhan desalinasi adalah Rhizopora apiculata, Rhizopora
mucronata, dan Xylocarpus granatum. Air yang dihasilkan dari desalinasi mangroe
akan diperoleh pada daerah dibelakang hutan mangroe yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pesisir untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari%hari. 'esalinasi
menggunakan Mangroe dipilih karena tidak membutuhkan modal yang besar.
7/23/2019 Peranan Hutan Mangrove
4/5
Mangroe harus ditanam dan dijaga se&ara lestari pada daerah pesisir dan peran serta
masyarakat dilibatkan dalam pengelolaannya.
9erdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh eru etyawan pada tahun 200*
tentang kondisi ekologis hutan mangroe pada berbagai tingkat ketebalan serta
pengaruhnya terhadap salinitas air sumur di sekitarnya yang berlokasi di +e&. injai
;imur, +abupaten injai, ulawesi elatan, menunjukkan bahwa di 'esa ;ongke%
;ongke dengan tingkat ketebalan mangroe paling tinggi mempunyai tingkat salinitas
lebih rendah dibanding dengan yang lain. ;ingkat salinitas air sumur yang berjarak 0%"0
m dari pantai yang paling rendah terdapat pada air sumur di 'esa ;ongke%;ongke yaitu
sebesar 2,2 ppm, kemudian 'esa anaikang sebesar 2,3* ppm dan tertinggi 'esa
asimarannu sebesar *,1< ppm. ;ingkat salinitas air sumur yang berjarak 200%*00 m
dari pantai yang paling rendah terdapat pada air sumur di 'esa ;ongke%;ongke yaitu
sebesar 0,1 ppm, kemudian 'esa anaikang sebesar 0,23 ppm dan tertinggi 'esa
asimarannu sebesar 0,! ppm. 9erdasarkan eraturan emerintah 5o. 20 ;ahun 10
tentang pengendalian pen&emaran air, penggolongan air menurut peruntukannya
dimasukkan dalam air golongan 9 yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku
untuk air minum. 9erdasarkan peraturan tersebut untuk parameter nitrat (57*) ambang
batas maksimum 10 ppm dan nitrit (572) ambang batas maksimum 1 ppm, jadi air
sumur di ketiga lokasi penelitian masih berada di bawah ambang batas, namun untuk
parameter salinitas yang paling baik adalah air sumur yang berjarak 200%*00 m dari
pantai di 'esa ;ongke%;ongke dengan kadar salinitas 0,1 ppt sehingga rasa asin airnya
tidak begitu terasa dan layak dikonsumsi.
enggunaan mangroe sebagai desalinasi air laut menjadi air tawar ini bisa menjadi
solusi sebagai penyedia an air tawar yang semakin lama semakin sulit untuk didapatkan
terutama pada musim kemarau yang tidak turun hujan. elain lebih menghemat biaya,penggunaan mangroe sebagai desalinasi juga turut memaksimalkan potensi alam yang
ada sehingga keberadaan hutan mangroe lebih bermanfaat untuk manusia, hewan dan
tumbuhan yang berada di darat. al ini harus diperhatikan lebih jauh oleh pemerintah
terutama pada daerah yang sangat mendukung mangroe untuk dapat tumbuh se&ara
baik agar ketersediaan air tawar bisa dipertahankan dan dapat didistribusikan ke daerah
yang membutuhkan air.
7/23/2019 Peranan Hutan Mangrove
5/5
DA0TAR PUSTA1A
Amdani, +hairul. 2001. umberdaya Air ;awar. :urnal endidikan &ien&e, -ol. 2", 5o.
1, Maret 2001 = !%1!. http=>>digilib.unimed.a&.id>publi&>85$M'%:ournal%
2111%pendidikan#20s&ien&e#20ol#202"#20no#201#20mart#202001+hairul#20Amdani.pdf. 'iakses 13 5oember 201".
alidah. 2013. Avicennia marina(orssk.) -ierh :enis Mangroe yang +aya Manfaat.
$nfo ;eknis 975$. -ol. 11 5o. 1, Mei 2013 = *! ? 33.
http=>>balithutmakassar.org>wp%&ontent>uploads>2013>11>03@Ai&ennia%
[email protected]. 'iakses 13 5oember 201".
aryoto, 6$. 1. engolahan Air Asin Atau ayau 'engan istem 7smosis 9alik.
9adan engkajian dan enerapan ;eknologi. 9 ;eknologi, :akarta.
+rauss, +en . et al,. 200. Environmental drivers in mangrove establishment andearly development: A review. A4uati& 9otany (200) = 10"?12!.
http=>>harardforest.fas.harard.edu>sites>harardforest.fas.harard.edu>files>p
ubli&ations>pdfs>llison@A4uati&[email protected]. 'iakses 13 5oember
201". 'iakses 13 5oember 201".
5egalkarken et al,. 200. he habitat function of mangroves for terrestrial and marine
fauna: A review. A4uati& 9otany (200) = 1""?1".
http=>>harardforest.fas.harard.edu>sites>harardforest.fas.harard.edu>files>p
ubli&ations>pdfs>llison@A4uati&[email protected]. 'iakses 13 5oember
201". 'iakses 13 5oember 201".
etiawan, eru. 201*. tatus kologi utan Mangroe ada 9erbagai ;ingkat
+etebalan. :urnal enelitian +ehutanan alla&ea. -ol. 2 5o. 2, :uni 201* =
103 ? 120. http=>>balithutmakassar.org>wp%
&ontent>uploads>201*>0*>0*@tatus%kologis%utan%
Mangroe@eru@:+alla&ea.pdf. 'iakses 13 5oember 201".
etyawan, Ahmad 'wi, dkk. 200*. kosistem Mangroe di :awa= 1. +ondisi ;erkini.
9$7'$-6$;A. -ol. 3, 5o. 2, :uli 200* = 1**%13".
http=>>biodiersitas.mipa.uns.a&.id>'>'0302>'030211.pdf. 'iakses 13
5oember 201".
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdfhttp://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdfhttp://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2014/11/04_Avicennia-Marina_Halidah.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2014/11/04_Avicennia-Marina_Halidah.pdfhttp://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0402/D040211.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2014/11/04_Avicennia-Marina_Halidah.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2014/11/04_Avicennia-Marina_Halidah.pdfhttp://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://harvardforest.fas.harvard.edu/sites/harvardforest.fas.harvard.edu/files/publications/pdfs/Ellison_AquaticBiology_2008.pdf.%20Diakses%2014%20November%202015http://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2013/03/03_Status-Ekologis-Hutan-Mangrove_Heru_JPKWallacea.pdfhttp://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0402/D040211.pdfhttp://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdfhttp://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdfhttp://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21911-pendidikan%20science%20vol%2025%20no%201%20mart%202001Khairul%20Amdani.pdf