Upload
others
View
46
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERANAN KOMUNITAS MISDINAR SEBAGAI WADAH PEMBINAAN
IMAN REMAJA DI STASI WAYKANDIS GEREJA ST. MARIA
IMMACULATA PAROKI YOHANES RASUL KEDATON,
BANDARLAMPUNG, LAMPUNG
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Maria Septiana Kurniawati
141124017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua, Bapak
Fransiskus Xaverius Iskandar serta Ibu Yulia Suratilah, serta adik tercinta Klemen
Wahyu Kurniadi yang dengan penuh semangat memberikan motivasi, dukungan,
hiburan, serta nasehat dalam proses penulisan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jangan pernah menyerah pada kesulitan yang dialami, karena dalam
setiap kesulitan memiliki arti dalam memperkembangkan diri untuk menjadi lebih
baik”
(Maria Septiana Kurniawati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PERANAN KOMUNITAS MISDINAR SEBAGAI
WADAH PEMBINAAN IMAN REMAJA DI STASI WAYKANDIS
GEREJA ST. MARIA IMMACULATA PAROKI YOHANES RASUL
KEDATON, BANDARLAMPUNG, LAMPUNG. Judul ini dipilih untuk
menanggapi kebutuhan untuk meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas
misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata. Peranan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata belum terlaksana dengan baik karena komunitas misdinar digunakan
hanya untuk berkumpul membagi tugas misdinar untuk Hari Minggu atau hari
raya besar Gereja, serta komunitas misdinar belum membantu remaja memahami
tentang keimanan dan penghayatan iman. Oleh karena itu fokus skripsi ini adalah
untuk mengetahui dan meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata.
Skripsi ini menggunakan studi lapangan dan studi pustaka untuk mendalami
permasalahan yang ada. Dari hasil studi pustaka diperoleh pemahaman Gereja
tentang peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja.
Komunitas misdinar berperan untuk membantu remaja memahami tentang
keimanan serta penghayatan iman, membantu remaja menemukan identitas diri,
membantu remaja sampai pada kedewasaan diri, serta membantu remaja memiliki
tanggung jawab sosial. Sedangkan dari studi lapangan yang menggunakan
wawancara, observasi dan studi dokumen mengungkapkan gambaran lengkap
tentang pelaksanaan peranan komunitas misdinar di Stasi Waykandis Gereja St.
Maria Immaculata. Peranan komunitas misdinar sudah dirasakan manfaatnya oleh
anggota misdinar untuk membantu remaja dalam memperkembangkan iman.
Untuk meningkatkan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja, para anggota misdinar dan pendamping berharap komunitas misdinar
dapat diperbaharui dalam isi, materi, serta kegiatan yang bervariasi. Oleh karena
itu penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi komunitas untuk meningkatkan
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja Stasi
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis is entitled THE ROLE OF ACOLYTE
COMMUNITY AS A PLACE FOR ADOLESCENT FAITH FORMATION AT
ST. MARIA IMMACULATA WAYKANDIS CHURCH YOHANES RASUL
KEDATON PARISH, BANDARLAMPUNG, LAMPUNG. This title is chosen as
a response to increase the role of acolyte community at St. Maria Immaculata
Waykandis Church. The role of acolyte community as a place for adolescent faith
formation at St. Maria Immaculata Waykandis Church hasn’t been well
conducted because the acolyte community is used only for scheduling the acolyt
duty at Sundays or Church feast days, also the acolyte community hasn’t helped
yet the adolescent faith formation. Hence, this undergraduate thesis focus is to
know and to increase the role of acolyte community as a place for adolescent faith
formation at St. Maria Immaculata Waykandis Church. This undergraduate thesis
is using field study and literature study. A literature study is conducted to find the
Chuch understanding about the role of acolyte community as a place for
adolescent faith formation. The acolyte community has a role for helping
adolescent the understanding about faith formation and also founding their
personal identity and self maturity until social responsibilty. A filed study which
conducted by interviews, observations, and documents, expose a comprehensive
result about the role of acolyte community at St. Maria Immaculata Waykandis
Church. The role of acolyte community benefits have been felt already by the
member for helping the adolescent faith development. In order to increase the
role of acolyte community as a place for adolescent faith formation, the fasilitator
and the member are expecting that the acolyte community is renewed by various
material contents and activities. Therefore the author suggests a community
recollection to increase he role of acolyte community as a place for adolescent
faith formation at St. Maria Immaculata Waykandis Church.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih
dan rahmat-Nya yang amat besar, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul PERANAN KOMUNITAS MISDINAR SEBAGAI WADAH
PEMBINAAN IMAN REMAJA DI STASI WAYKANDIS GEREJA ST
IMMACULATA BANDAR LAMPUNG, LAMPUNG. Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah serta untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakrta.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh
banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan
tulus ikhlas menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma dan juga sekaligus selaku dosen penguji III yang
telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. YH. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum selaku dosen pembimbing utama yang
telah sepenuh hati memberikan dukungan, meluangkan waktu, tenaga, serta
pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan
kesabaran dan ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag.M.Si selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen II yang telah membimbing penulis selama menempuh studi di
Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Segenap Staf. Dosen dan karyawan Program Studi PAK-JIP-FKIP-USD,
Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh
studi.
5. Bapak Chrisantus Tri Suprastyo selaku Ketua Stasi Gereja St. Maria
Immaculata Waykandis Bandarlampung, Lampung yang telah berkenan
mengizinkan dan berkenan memberikan tempat bagi penulis untuk
melaksanakan penelitian.
6. Pendamping komunitas misdinar yang telah memberikan waktunya untuk
melaksanakan wawancara.
7. Anggota komunitas misdinar Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
yang telah memberikan waktu dan bersedia untuk melaksanakan wawancara.
8. Keluargaku yang telah memberikan semangat, waktu, tenaga, materi, doa,
serta dukungan yang tiada hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabatku Sesilia Selpiana serta Sirniko yang selalu mengingatkan dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudara-saudariku teman-teman angkatan 2014 yang telah memberikan
dukungan, perhatian, serta bantuan bagi penulis selama menempuh studi di
Pendidikan Agama Katolik.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu dalam memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari masih ada keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis dalam penyusuan skripsi sehingga banyak kekurangan. Oleh karena itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penulisan ....................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 5
E. Metode Penulisan ............................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II. KOMUNITAS MISDINAR SEBAGAI WADAH PEMBINAAN IMAN
REMAJA ............................................................................................................ 9
A. Gambaran Umum Remaja ..................................................................... 9
1. Pengertian Remaja dan Batasan Usia Remaja ...................................... 9
2. Ciri-Ciri Remaja ................................................................................... 11
3. Perkembangan Iman Remaja ................................................................ 18
B. Pembinaan Iman Remaja ...................................................................... 20
1. Pengertian Pembinaan Iman Remaja ................................................... 21
2. Tujuan Pembinaan Iman Remaja ......................................................... 23
3. Ciri Khas Pembinaan Iman Remaja ..................................................... 24
4. Kegiatan dalam Pembinaan Iman Remaja ........................................... 25
C. Peranan Komunitas Misdinar dalam Pembinaan Iman Remaja ........... 28
1. Pengertian dan Sejarah Misdinar ......................................................... 29
2. St. Pelindung Misdinar ......................................................................... 31
3. Hakikat Komunitas Misdinar dalam Gereja ......................................... 32
4. Tujuan Peranan Komunitas Misdinar .................................................. 32
BAB III. PENELITIAN PERANAN KOMUNITAS MISDINAR SEBAGAI
WADAH PEMBINAAN IMAN REMAJA ..................................................... 38
A. Gambaran Umum Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata ..... 38
1. Geografis Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata ................... 38
2. Sejarah Singkat ..................................................................................... 39
3. Situasi Umat Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata .............. 43
4. Karya Pastoral Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata ........... 44
5. Situasi Pembinaan Iman Remaja Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata ........................................................................................... 46
B. Metodologi Penelitian Peranan Komunitas Misdinar ........................... 46
1. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 47
2. Permasalahan Penelitian ....................................................................... 48
3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4. Jenis Penelitian ..................................................................................... 48
5. Metode Penelitian ................................................................................. 49
6. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 49
7. Analisis Data ........................................................................................ 50
8. Responden Penelitian ........................................................................... 50
9. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu Penelitian ................................ 51
10. Fokus Penelitian ................................................................................... 51
11. Instrumen Penelitian ............................................................................. 53
C. Laporan Hasil Penelitian tentang Peranan Komunitas Misdinar ......... 53
1. Studi Dokumen ..................................................................................... 54
2. Hasil Observasi .................................................................................... 56
3. Hasil Wawancara dengan Anggota Komunitas Misdinar .................... 57
4. Hasil Wawancara dengan Pendamping Komunitas Misdinar .............. 71
D. Pembahasan Penelitian Peranan Komunitas Misdinar ......................... 79
E. Kesimpulan Penelitian Peranan Komunitas Misdinar .......................... 94
BAB IV. USULAN REKOLEKSI KOMUNITAS UNTUK MENINGKATKAN
PERANAN KOMUNITAS MISDINAR ................................................. 99
A. Latar Belakang Pentingnya Rekoleksi Komunitas .............................. 100
B. Gambaran Umum Rekoleksi Komunitas ........................................... 101
1. Pengertian Rekoleksi Komunitas ....................................................... 101
2. Tujuan Rekoleksi Komunitas ............................................................. 101
C. Tema Rekoleksi Misdinar .................................................................. 102
D. Matriks Kegiatan Rekoleksi Komunitas Misdinar ............................. 104
E. Persiapan Rekoleksi Komunitas Misdinar ......................................... 117
BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 129
1. Kesimpulan ........................................................................................ 129
2. Saran ................................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 134
LAMPIRAN ........................................................................................................ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran I : Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 1
Lampiran II : Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 3
Lampiran III : Surat Keterangan Pengambilan Data .......................................... 4
Lampiran IV : Struktur Organisasi Komunitas Misdinar ................................... 5
Lampiran V : Pertanyaan Wawancara ............................................................... 6
Lampiran VI : Hasil Wawancara Anggota Misdinar ......................................... 9
Lampiran VII : Hasil Wawancara Pendamping Misdinar ................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara .......................................................................... 52
Tabel 2. Contoh Matriks Rekoleksi Komunitas ............................................. 104
Tabel 3. Susunan Acara Rekoleksi Komunitas ............................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab
Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan
oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi
Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI. 2009
B. Singkatan Dokumen Gereja
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus
II kepada para Uskup, Klerus, dan segenap Umat Beriman
tentang Katekese Masa Kini.
GE :Gravissimum Educationis, Hasil Konsili Vatikan II yang berisi
Deklarasi tentang Pendidikan Kristen.
RS : Redemptioniss Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal
yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan tentang Ekaristi
MahaKudus.
C. Singkatan Lain
art : Artikel
KAS : Keuskupan Agung Semarang
LCD : Liquid Crystal Display
m2 ;
meter persegi
MCK : Keperluaan mandi, mencuci dan buang Air besar/kecil
No : Nomor
St : Santo/Santa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Dalam proses kehidupan ini, manusia mengalami proses yang panjang
mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa sampai dengan lansia. Dalam
proses itu masa remaja adalah masa yang paling penting dikarenakan pada masa
ini remaja mengalami perkembangan yang kompleks. Perkembangan pada masa
remaja meliputi perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan
kepribadian, perkembangan moral, serta perkembangan iman.
Masa remaja juga dikenal sebagai masa pencarian identitas diri. Dalam
pencarian identitas diri ini remaja mudah sekali meniru-niru dan mencoba-coba
hal baru yang ia peroleh dari luar dirinya karena remaja belum dapat
meninggalkan pola kekanak-kanakannya, lebih mengutamakan kepentingan diri
sendiri dan harga dirinya (Hurlock, 2002:207-208).
Ketidakpastian akan apa yang dialami dan dijalani menyebabkan remaja
merasa resah, khawatir, gelisah dan cemas. Untuk menutupi perasaan resah,
khawatir, gelisah dan cemas ini seringkali remaja berusaha melakukan tindakan-
yang menunjukkan bahwa dirinya hebat dengan melakukan tindakan yang kadang
bersifat negatif seperti menggunakan obat bius atau tergoda untuk melakukan
tindakan kekerasan untuk dapat diterima atau diakui oleh masyarakat.
Tindakan yang bersifat negatif yang dilakukan oleh remaja inilah yang
menyebabkan masyarakat sering membuat penilaian yang buruk pada remaja.
Nyatanya remaja tidak memiliki tujuan untuk bertindak negatif. Tindakan negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang dilakukan oleh remaja merupakan suatu konsekuensi yang diterima remaja
untuk menutupi rasa resah, khawatir, gelisah dan cemas dalam menghadapi masa
depan untuk dapat menjawab dan menemukan identitas dirinya.
Remaja juga mengalami keraguan konsep dan keyakinan akan religiusnya
sehingga remaja mulai membandingkan keyakinan iman yang dimilkinya dengan
kenyakinan iman teman-temannya. Maka remaja memerlukan adanya pembinaan
iman, agar remaja dapat menjawab dan menemukan siapa dirinya melalui tokoh
panutan yang dapat sungguh dipercaya (Hurlcok, 2002: 222).
Dalam Gravissimum Educationis art. 1 Gereja memberi perhatian khusus
terhadap pembinaan iman terutama pribadi manusia demi kesejahteraan
kelompok-kelompok masyarakat untuk ikut berperan menunaikan tugas
kewajibannya. Dengan demikian Paus Paulus VI menghendaki agar semua orang
dari suku, kondisi maupun usia manapun, berdasarkan martabat mereka selaku
pribadi mempunyai hak yang tidak dapat diganggu guat atas pembinaan dan
pendidikan. Tugas pembinaan iman merupakan tanggung jawab Gereja hal ini
dijelaskan dalam dokumen Gereja Catechesi Tradendae art.14 yang mengatakan
bahwa katekese atau pembinaan merupakan kewajiban suci dan hak yang tidak
boleh diambil dari Gereja.
Berdasarkan dua dokumen Gereja diatas menjelaskan kesungguhan Gereja
dalam memikirkan, mengadakan, dan memperkembangkan pembinaan iman
terhadap remaja. Buktinya di lingkup Keuskupan Agung Semarang, kesungguhan
Gereja dalam memikirkan, mengadakan, dan memperkembangkan pembinaan
iman terhadap remaja melalui Direktorium Formatio Iman (DFI), Formatio Iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berjenjang (FBI), dan Kurikulum Kaderisasi. Direktorium Formatio Iman
menjadi arah umum pengembangan iman di Keuskupan Agung Semarang yang
berpijak dari situasi konkrit dan dilandasi Kitab Suci dan Tradisi Gereja yang
diharapkan ada sebuah proses penghayatan pola hidup kristiani yang berkembang
secara bertahap dan berkesinambungan sehingga dalam setiap tahapnya setiap
orang bisa menjadi orang Katolik yang beriman, tangguh, dan misioner.
Maka pembinaan iman penting untuk diadakan. Pembinaan iman dapat
diadakan jika ada wadah yang dapat membuat remaja tertarik mengikuti
pembinaan iman. Salah satu wadah yang dapat digunakan untuk menjadi sarana
pembinaan iman remaja adalah komunitas misdinar. Gabriel, (1997:9)
mengungkapkan bahwa komunitas misdinar dapat menjadi wadah pembinaan
iman bagi remaja karena dalam komunitas misdinar remaja dapat mengalami
perjumpaan dengan Allah dalam liturgi dengan cara tinggal bersama Yesus,
bekerja bersama Yesus, dan bekerja berserta Yesus, sehingga dengan demikian
komunitas misdinar dapat menjadi wadah bagi remaja untuk mencintai dan
melayani Tuhan. Gabriel, (1997: 11) juga mengungkapkan bahwa komunitas
beranggotakan sekelompok remaja Katolik yang berjiwa penuh pengabdian, tanpa
pamrih, menyediakan dirinya dengan rela untuk melayani Gereja sehingga
keberadaan komunitas misdinar memberikan warna tersendiri dalam kehidupan
menggereja.
Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul
Kedaton juga memandang penting pembinaan iman remaja. Pembinaan iman
remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata melalui komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
misdinar, disebabkan ada ketentuan di stasi Waykandis setiap anak telah
menerima komuni pertama diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar maka
keberadaan komunitas misdinar penting Stasi Waykandis. Namun nyatanya
pelaksanaan peranan peranan komunitas misdinar di Stasi Waykandis Gereja St.
Maria Immaculata belum berjalan dengan baik dikarenakan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman hanya digunakan sebagai tempat untuk
berkumpul membagi tugas misdinar setiap minggunya dan saat menjelang
perayaan besar Gereja. Oleh karena itu penulis bermaksud memberikan
sumbangan pemikiran terutama di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung. Lampung dengan judul
“Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja di Stasi
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar
Lampung. Lampung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Gereja tentang peranan komunitas misdinar sebagai
wadah bagi pembinaan iman remaja?
2. Sejauh mana komunitas misdinar telah berperan sebagai wadah bagi
pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung.?
3. Apa yang perlu diupayakan untuk meningkatkan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah bagi pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung,
Lampung?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana pandangan Gereja tentang peranan komunitas
misdinar sebagai wadah bagi pembinaan iman remaja.
2. Mengetahui sejauh mana komunitas misdinar telah berperan sebagai wadah
bagi pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung.
3. Mengetahui apa yang perlu diupayakan untuk meningkatkan peranan
komunitas misdinar sebagai wadah bagi pembinaan iman remaja di Stasi
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton
Bandar Lampung, Lampung.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Paroki Yohanes Rasul Kedaton terutama untuk tim pembinaan iman
remaja diharapkan dapat membantu usaha paroki melakukan pembinaan iman
bagi remaja melalui komunitas misdinar.
2. Bagi Stasi Way Kandis Gereja St. Maria Immaculata terutama untuk tim
pembinaan iman remaja memberi sumbangan usaha alternatif pembinaan
iman remaja melalui komunitas misdinar.
3. Mengetahui apa yang perlu diupayakan untuk meningkatkan peranan
komunitas misdinar sebagai wadah bagi pembinaan iman remaja di Stasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton
Bandar Lampung, Lampung.
E. Metode Penulisan
Proses penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif serta
menggunakan metode penulisan diskriptif analisis. Metode deskriptif analisis
adalah metode penulisan yang bersifat induktif/kualitatif sehingga data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan dengan demikian data tidak
menekankan pada angka. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
untuk mendapatkan data secara faktual di Stasi Way Kandis Gereja St. Maria
Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung. Dan
untuk mendukung serta melengkapi temuan data, penulis melakukan studi
dokumen dan observasi.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini mengambil judul “Peranan Komunitas Misdinar Sebagai
Wadah Pembinaan Iman Remaja di Stasi Way Kandis Gereja St. Maria
Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung”. Yang
akan diuraikan dalam lima bab yaitu:
Bab I pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang penulisan,
rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,
serta sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab II penulis, menguraikan tentang peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja yang dibagi dalam tiga topik. Topik yang pertama
membahas tentang gambaran umum remaja yang meliputi pengertian remaja,
batasan usia remaja, ciri-ciri remaja, serta perkembangan iman remaja. Topik
kedua menyampaikan pembinaan iman remaja yang meliputi: pengertian
pembinaan iman remaja, tujuan pembinaan iman remaja, ciri khas pembinaan
iman remaja serta kegiatan dalam pembinaan iman remaja. Topik yang ketiga
menguraikan tentang peranan komunitas misdinar dalam pembinaan iman remaja
meliputi pengertian dan sejarah misdinar, St. pelidung komunitas misdinar,
hakikat komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja, serta fungsi
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja.
Bab III penulis menyampaikan pelaksanaan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata yang terbagi menjadi dua topik bahasan. Topik yang pertama akan
menguraikan tentang gambaran umum tentang Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata yang meliputi situasi geografis Stasi Waykandis, sejarah singkat,
situasi umat Stasi Waykandis, karya pastoral Stasi Waykandis, serta situasi
pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Pokok bahasan yang kedua
menguraikan tentang metodologi penelitian yang meliputi latar belakang
penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, jenis penelitian, metode
penelitian, instrumen pengumpulan data, analisis data, responden penelitian,
tempat dan alokasi waktu penelitian, serta kisi-kisi penelitian. Selanjutnya penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menguraikan tentang laporan hasil penelitian meliputi laporan studi dokumen,
observasi, serta wawanacara.
Bab IV penulis akan menguraikan tentang usulan program rekoleksi
komunitas misdinar bagi anggota komunitas misdinar dalam rangka meningkatkan
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata yang meliputi latar belakang
pemilihan program, gambaran umum rekoleksi komunitas, pengertian rekoleksi
komunitas, tujuan program rekoleksi komunitas, tema rekoleksi komunitas,
matriks kegiatan rekoleksi komunitas, serta persiapan rekoleksi komunitas.
Bab V merupakan penutup yang kesimpulan dan saran dari penulis. Dalam
bab ini penulis memberikan kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi dan
memberikan saran untuk meningkatkan peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KOMUNITAS MISDINAR
SEBAGAI WADAH PEMBINAAN IMAN REMAJA
Keberadaan komunitas misdinar penting bagi remaja dikarenakan komunitas
misdinar membantu remaja menumbuhkembangkan iman. Pada bagian ini penulis
secara lengkap akan menguraikan tentang gambaran umum remaja, pembinaan
iman remaja, dan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja.
A. Gambaran Umum Remaja
Remaja adalah orang yang sedang mengalami masa perkembangan dan
pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan untuk menemukan identitas dirinya.
Maka di bawah ini akan diuraikan mengenai pengertian dan batasan usia remaja,
ciri-ciri remaja, serta perkembangan iman remaja.
1. Pengertian Remaja dan Batasan Usia Remaja
Istilah remaja menurut Hurlock (2002: 206) adalah adolescence berasal
dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pieget juga
mengungkapkan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana
individu berintergrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock. 2002:
206).
Dr. Monks dkk (1982: 216) juga mengatakan bahwa remaja sebetulnya
tidak memiliki tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak
termasuk golongan dewasa atau golongan tua. Sehingga dapat dikatakan bahwa
remaja adalah seorang yang berada pada masa perkembangan dan pertumbuhan
dalam segala aspek kehidupannya baik perkembangan secara jasmani maupun
secara rohani. Berdasarkan pengertian remaja yang diungkapkan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa remaja adalah seorang yang mengalami banyak
permasalahan yang timbul sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan yang
dialami untuk menemukan identitas dirinya.
Hurlock (2002: 206) membagi usia remaja dibagi menjadi dua bagian
yaitu usia awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun-16/17 tahun dan
akhir masa remaja bermula dari 16/17 tahun sampai 18 tahun yaitu usia matang
secara hukum. Dengan demikian ia mengatakan bahwa remaja adalah mereka
yang berada pada usia 13-16/17 tahun.
Witherington juga membagi masa adolesensi menjadi dua fase usia remaja
yaitu masa remaja awal yang berkisar antara 13-15 tahun dan masa remaja akhir
antara 15-18 tahun. Gilmer membagi usia remaja menjadi tiga fase yaitu dalam
masa adolesensi yaitu masa pre adolesen antara 10-13 tahun, masa adolesen awal
antara 13-17 tahun, serta masa adolesen akhir usia 18-21 tahun. Ini berlaku untuk
laki-laki yang biasanya mencapai kematangan lebih lambat dari pada perempuan.
Sedangkan untuk perempuan masa adolesennya sebagai berikut pre adolesen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pada usia 10 dan 11 tahun, masa adolesen awal antara 12-16 tahun, dan masa
adolesen akhir antara 17-21 tahun (Hamalik, 1995:3).
Berdasarkan pendapat para ahli batasan usia remaja dapat disimpulkan
berkisar antara 13-18 tahun. Usia dimana 13-18 remaja memasuki bangku sekolah
serta memasuki masa perkuliahan serta pada usia ini remaja juga sedang
mengalami perkembangan fisik, emosi, moral, iman, serta sosial yang saling
berkaitan.
2. Ciri-Ciri Remaja
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan faktor yang muncul sebagai reaksi dari
perubahan fisik yang dialami oleh remaja. Perkembangan fisik yang terjadi pada
remaja dimulai dengan perubahan fisiologi dan biokimia dalam diri remaja. Hal
ini mengakibatkan perubahan dan perkembangan fisik pada remaja. Sistem
endoktrin yang memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-
tanda seksual sekunder yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik yang
sangat drastis.
Perubahan yang terjadi akibat perkembangan fisik yang dialami remaja
antara lain pertumbuhan tumbuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang
organ-organ tubuh dan terjadi perubahan suara, rambut serta buah dada khususnya
pada remaja putri dan munculnya jakun serta dada yang melebar khususnya pada
remaja pria. Pada remaja terjadi juga pertumbuhan tanda seksual primer. Ada
remaja yang dapat menerima keadaan dirinya ada juga yang tidak.Jika remaja
dapat menerima keadaan dirinya maka ia akan menggunakan dan memanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tubuhnya secara efektif, sebaliknya jika remaja tidak puas akan keadaan dirinya
tidak jarang perasaan malu, minder, tidak percaya diri, jengkel, serta kesal muncul
dalam diri remaja. Hal ini akan mempengaruhi remaja untuk mencoba hal-hal
yang baru seiring dengan ketidakpuasan yang dialami remaja (Hurlock, 2002:
210-212).
Bersamaan dengan perkembangan fisik, remaja mulai menghadapi
masalah yang berhubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis. Pada
saat itu mereka sudah cukup besar, tetapi belum siap benar untuk memasuki
pergaulan dengan lawan jenis, namun mereka mampu mengambil perilaku yang
sesuai dan dapat mengatasi masalah-masalah yang ada didalamnya. Dan secara
biologis mereka sudah cukup matang untuk pengalaman seksual, tetapi mereka
belum mampu bertanggung jawab atas hidup perkawinan (Mangunhardjana, 1986:
13).
b. Perkembangan Moral
Menurut L.Kohlberg, membagi perkembangan moral dalam tiga tahap.
Tahap yang pertama adalah tahap prakonvensional (4-6 tahun), perkembangan
orentasi moralnya ditekankan pada pahala dan hukuman serta relativisme naif.
Tahap yang kedua dari perkembangan moral adalah tahap yang disebut sebagai
tahap konvensional (8-10 tahun), yang perkembangan orentasi moralnya ada pada
tahap kesepakatan bersama serta keadilan terwujud kalau hukum dan keterlibatan
ditegakkan. Dan tahap terakhir dari perkembangan moral yaitu postkonvensional
(10 tahun ke atas) orientasi perkembangan moralnya ditekankan pada kesepakatan
komunal dalam hidup bersama, pengharagaan pada setiap hak termasuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
minoritas membela kebenaran merupakan kewajiban, nilai manusia seperti
keadilan dijunjung tinggi. (Monks, 2006: 315)
Remaja pada perkembangan moralnya berada pada tahap tiga yaitu
moralitas pascakonvensional (postconvensional morality). Tahap ini merupakan
tahap menerima sendiri sejumlah prinsip yang terdiri dari dua tahap. Dalam tahap
pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral
sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar moral apabila
hal ini menguntungkan anggota kelompok secara keseluruhan. Dalam artian
standar moral dapat diperbaiki atau dirubah tergantung dengan situasi dan
permasalahan yang dihadapkan pada prinsip moral.
Tahap kedua individu menyesuaikan diri dengan standar sosial yang ideal
yang diinternalisasi terlebih untuk menghindari hukuman. Dalam tahap ini
moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang lain dan bukan pada
keinginan yang bersifat pribadi (Hurlock, 2002:225). Orientasi moral pada tahap
ini ada pada tingkat: siapa yang memegang kekuasaan, dialah yang harus
dihormati.
Remaja mulai senang menegakkan hukum dan displin, gemar
memperhatikan tata kehidupan sosial untuk kepentingan ketertiban keamanan
dirinya. Pada usia ini remaja mulai memperhatikan kehidupan masyarakat.
Kewajiban dan penghormatan diberikan kepada orang yang memelihara aturan
dalam masyarakat. Fokusnya adalah etika dan moral untuk memelihara
masyarakat. Selain itu, perkembangan moral remaja juga mencapai tahap di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
remaja mengganti konsep-konsep moral khusus dengan konsep moral tentang
benar dan salah yang bersifat umum (Hurlock, 2002: 225).
Dalam perkembangan moral remaja membentuk kode moral berdasarkan
konsep benar dan salah yang telah diubah dan diperbaiki sesuai dengan tingkat
perkembangan yang lebih matang dan dilengkapi dengan hukum-hukum serta
peraturan yang dipelajari dari guru dan orangtuanya. Remaja juga melengkapi
kode moralnya dengan pengetahuan yang diperoleh dari pelajaran agama untuk
mencari patokan moral yang dapat mereka gunakan sebagai alat untuk
menentukan mana yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar
dan sebagai penentu pegangan yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup.
(Mangunhardjana, 1986:15)
c. Perkembangan Kepribadian
Hurlock (2002: 233-236) mengungkapkan bahwa dalam perkembangan
kepribadiannya, remaja sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk
serta sadar akan peran kepribadian dalam hubungan sosial sehingga remaja
terdorong untuk memperbaiki kepribadian. Namun dikarenakan lingkungan
dimana remaja hidup menyebabkan perkembangan kepribadian dalam diri remaja
yang membuat remaja cenderung mencari orang yang memperlakukannya sesuai
dengan konsep diri dan menghindari orang yang memperlakukannya berbeda
yang berpengaruh pada konsep diri remaja untuk meningkatkan status mereka.
d. Perkembangan Kognitif
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap. Tahap
pertama adalah sensorimotoris (0-2 tahun) yang tekanannya ada pada tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang instinktif yaitu tahap dimana anak jalan ke sana-kemari mengucapkan
beberapa patah kata. Tahap yang kedua dalam perkembangan kognitif disebut
sebagai praoperasional (2-7tahun) yang ciri perkembangannya adalah
penggunaan bahasa yang belum teratur dan mulai suka dengan cerita serta
dongeng. Tahap yang ketiga dala perkembangan kognitif disebut sebagai
operasional konkret (8-11 tahun) yang orientasinya pada anak sudah mulai
berpikir, bercerita, dan menulis. Dan tahap yang terakhir dalam perkembangan
kognitif adalah operasional formal (11 tahun ke atas) yang memiliki ciri-ciri
perkembangan mulai berpikir secara hipitesis, asosiatif, melihat hubungan sebab
akibat, dan berpikir abstrak serta logis.
Maka perkembangan kognitif remaja masuk dalam tahap yang terakhir
yaitu tahap operasional formal yang dimana remaja dapat berfikir secara lebih
abstrak, idealis, dan logis. Kualitas abstrak dari tahap operasional formal pada
remaja terbukti pada saat remaja dapat menyelesaikan masalahnya secara verbal
serta mampu menemukan alternatif jawaban tentang suatu hal yang terjadi serta
memungkinkan remaja memiliki daya imajinasi dan fantasi yang tinggi yang
membuat remaja dapat berfikir melebihi batas normal (Santrock, 2007: 123-130)
Hurlock (2002: 208) juga mengungkapkan dengan daya imajinasi dan
fantasi yang tinggi membuat remaja sangat kreatif dan aktif dalam melakukan
sesuatu sehingga remaja dapat menggali pengertian tentang dirinya, membentuk
gambaran dirinya, peranan yang diharapkan serta panggilan hidup dan harapan
mereka yang pada akhirnya membuat remaja mengalami meningginya emosi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sakit hati, kecewa yang dirasakan apabila remaja tidak bisa mencapai tujuan yang
ditetapkan.
e. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi remaja berkaitan erat dengan kehidupan sosial.
Situasi sosial di mana remaja berada sangat mempengaruhi perkembangan
emosinya. Selain situasi sosial dan keadaan dirinya, hubungan dengan oranglain
diluar dirinya yaitu teman sebaya, masyarakat, serta keluarga juga turut
mempengaruhi perkembangan emosinya. Meningginya emosi pada remaja
disebabkan karena mereka berada pada tekanan sosial serta karena remaja
menghadapi kondisi baru yang berbeda dari masa kanak-kanak yang
menyebabkan sebagian remaja mengalami ketidakstabilan emosi dari waktu ke
waktu konsekuensi dari penyesuaian diri baru dan harapan sosial baru (Hurlock,
2002: 212).
Pola emosi remaja sama dengan pola emosi anak-anak yang membedakan
terletak pada rangsangan yang dapat membangkitkan emosi dan derajatnya.
Khususnya pada pengendalian emosi mereka, remaja tidak mengungkapkan
amarahnya dengan gerakan amarah yang meledak-ledak melainkan dengan
menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang
yang menyebabkan amarah. Kematangan emosi remaja berada pada tahap akhir
masa remaja, pengungkapan emosinya remaja tidak meledakkan emosinya
dihadapan orang melainkan menunggu saat dan tempat yang tepat untuk
mengungkapkan emosinya dengan cara yang dapat diterima. Kematangan yang
lain yaitu seperti menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
secara emosional (Hurlock, 2002: 212-213). Masalah yang dihadapi pada
perkembangan emosi adalah bagaimana menilai baik-buruknya emosi dan
bagaimana menguasai dan mengarahkannya.
f. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial remaja berkaitan erat dengan perluasan ikatan
dengan orang lain. Perkembangan sosial remaja lebih melibatkan teman sebaya
dan orangtua. Dalam diri remaja ada keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok teman sebaya (peer group). Perkembangan sosial pada
remaja tampak dalam wawasan sosial remaja yang semakin membaik. Hal ini
karena remaja sudah memasuki tahap perkembangan dan identitas yang baru, dia
bukan lagi anak-anak melainkan sudah hampir memasuki masa dewasa. Remaja
menyerupai orang dewasa karena perkembangan fisik yang terjadi pada dirinya.
Remaja mulai berperilaku selayaknya orang dewasa, namun dalam sosialnya
remaja lebih nyaman bergaul dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya ini
akan memberikan pengaruh yang sangat kuat, bahkan kadangkala melebihi
pengaruh keluarga. Penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi
oleh tekanan dari kelompok teman sebaya.
Perkembangan sosial remaja tampak dari berbagai kegiatan sosial yang
banyak dilakukan dikarenakan remaja merasa turut bertanggung jawab atas
kegiatan sosial yang ada di lingkungannya. Hal ini membuat remaja mau
berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat, namun dalam
aksinya itu remaja tergabung dalam kelompok teman sebaya dikarenakan
kelompok teman sebaya memberikan kesempatan kepada mereka untuk melatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
cara mereka dalam bertindak, berperilaku, dan melakukan hubungan sosial
(Hurlock, 2002: 214)
3. Perkembangan Iman Remaja
Iman dimengerti sebagai perjalanan seseorang untuk mengenal jati dirinya
di dalam realitas historis atau sejarah hidup termasuk relasi dengan lingkungan,
sesama dan Tuhan sebagai poros kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup
yang menggerakkan seseorang menanggapi realitas yang transenden yang
merupakan relasi seseorang dengan hakikat yang terakhir sebagai kesatuan dari
tiga elemen yaitu kognitif, emosi, dan moral atau tindakan. (Heryatno, 2008; 76-
78).
James Fowler membagi perkembangan iman menjadi enam tahap. Tahap
pertama disebut sebagai iman intuitif-projektif (2-7 tahun) yang memiliki ciri-ciri
Allah digambarkan seperti udara, berada di mana-mana dan berjumlah banyak
sekali dikarenakan dalam tahap ini anak mulai memasuki fase fantasi, imaginatif,
dan imitatif. Tahap kedua dalam perkembangan iman adalah iman mitis-literal (7-
12 tahun) yang memiliki ciri-ciri Allah digambarkan dalam bentuk manusia
sebagai orang tua bijaksana, penuh perhatian, sabar, seperti tokoh di dalam cerita
atau dongeng dikarenakan pada tahap ini anak mulai berpikir deduktif dan
induktitif. Tahap yang ketiga dalam perkembangan iman disebut sebagai tahap
iman sintesis- konvensional (14-21 tahun) yang memiliki Allah digambarkan
sebagai yang dirindukan yang dekat, mengerti, menerima, dan meneguhkan jati
diri dikarenakan anak memerlukan cerminan untuk menjawab pertanyaan siapa
dirinya melalui tokoh panutan yang dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tahap yang keempat dalam perkembangan iman menurut James Folwer
adalah iman individual-reflektif (21-25 tahun) yang memiliki ciri-ciri anak mulai
sadar akan kenyataan lingkungan sosial di sekitarnya, mereka bersedia mulai
terlibat aktif di dalamnya sehingga dengan kritis bertanya tentang makna misalnya
tentang simbol liturgi dan lain-lain. Tahap kelima perkembangan iman adalah
iman konjungtive (30 tahun ke atas) yang memiliki ciri-ciri bersikap positif pada
realitas negatif dan berat serta tetap percaya pada Allah. Mereka meyakini bahwa
Allah sebagai penopang hidup, sebagai terang dari dalam dikarenakan pada tahap
iman diyakini sebagai iman yang mempersatukan elemen hidup yang disadari dan
yang tidak yang diusahakan untuk memperkembangkan kesadaran diri yang
terdalam termasuk elemen diri yang tidak disadari. Tahap terakhir dalam
perkembangan iman menurut James Folwer adalah tahap iman universal yang
memiliki ciri-ciri membatasi batas ego dan dapat berfokus pada yang trasenden,
meski berat, mereka rela mengabadikan seluruh hidup untuk mewujudkan visi
hidup utopis tetapi konkret yang mengejawantahkan cintakasih sejati tanpa
pamrih, universal dan betul-betul memperhatikan prinsip keadilan (Heryatno,
2008. 79)
James Fowler jmengungkapkan iman remaja memasuki tahap iman
sintesis konvensional yang di mana remaja memerlukan cermin untuk menjawab
pertanyaan siapa dirinya melalui tokoh panutan yang dapat sungguh dipercaya.
Hurlock (2002: 222) juga mengungkapkan bahwa dalam mengenal identitas
dirinya dalam menanggapi realitas yang transeden remaja mengalami keraguan
religius. Keraguan religius yang dialami remaja dikarenakan remaja mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
meragukan konsep dan keyakinan akan religiusnya pada masa kanak-kanak,
membandingkan keyakinan iman yang dimiliki dengan keyakinan teman-teman,
dengan menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya
pengaruh remaja yang pada akhirnya membuat remaja kurang taat pada agama
serta berusaha mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan
daripada kepercayaan yang dianut keluarganya.
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan iman
remaja masih berada pada pada tahap menerima dari lingkungan. Persoalan inilah
yang pada akhirnya membuat remaja membutuhkan pembinaan iman serta
“wadah” untuk membuat remaja tertarik melakukan pembinaan sehingga remaja
dapat menemukan identitas dirinya dengan menerima kekurangan dan kelebihan
yang ada pada dirinya, menerima peranannya sesuai dengan seksualitasnya baik
sebagai laki-laki maupun perempuan, serta imannya semakin diteguhkan untuk
dapat menjawab persoalan yang dihadapinya.
B. Pembinaan Iman Remaja
Iman seseorang bukanlah sesuatu yang sekali jadi, namun membutuhkan
proses yang panjang seiring dengan perkembangan yang ia alami dan karena itu
dibutuhkan upaya dalam membentuk iman yang mantap. Dalam hal inilah
pembinaan iman diperlukan untuk dapat memupuk serta memperkembangkan
iman terutama remaja dikarenakan remaja sedang mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan. Maka pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengertian pembinaan iman remaja, tujuan pembinaan iman remaja, ciri khas
pembinaan iman remaja serta kegiatan dalam pembinaan iman remaja.
1. Pengertian Pembinaan Iman Remaja
Mangunharjana dalam bukunya Pembinaan, Arti dan Metodenya
menyatakan sebagai berikut:
Kata pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari kata Inggris training.
Training berarti latihan, pendidikan, pembinaan. Pembinaan merupakan
bagian dari pendidikan sejauh hal tersebut berhubungan dengan
pengembangan manusia. Pembinaan merupakan proses belajar dengan
melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki sebelumnya, dengan tujuan
membantu orang yang menjalaninya sehingga semakin mampu
mengembangkan diri lebih baik (Mangunhardjana, 1986: 11)
Melalui pembinaan terjadi proses belajar dari para peserta tidak hanya
sekedar mempelajari ilmu murni tetapi juga mempelajari ilmu yang dipratikkan.
Pembinaan menekankan pengembangan manusia segi praktis yaitu pengembangan
sikap, kemampuan, dan kecakapan. Dalam pembinaan orang dilatih untuk
mengenal kemampuan dan mengembangkannya, agar dapat memanfaatkan secara
penuh dalam hidup atau kerja mereka. Pembinaan membantu individu
mengembangkan sikap dan kecakapan. Dalam pembinaan terjadi proses belajar
untuk melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki berupa pengetahuan dan praktik
yang sudah tidak membantu dan menghambat hidup, kemudian mempelajari
pengetahuan dan praktik yang baru untuk meningkatkan hidup tujuannya agar
orang yang menjalani pembinaan mampu mencapai tujuan hidup yang dipenuhi
secara lebih efisien dan efektif dari sebelumnya (Mangunhardjana, 1986: 12).
Dari uraian diatas jelas bahwa pengertian pembinaan adalah suatu usaha
yang dilakukan untuk membantu seseorang memperbaiki dan mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga menjadi lebih efektif. Dimana
dalam pembinaan terjadi proses belajar untuk melepaskan hal lama yang
menghambat perkembangan seseorang dan mempelajari hal yang baru yang dapat
membantu seseorang dalam memperkembangkan hidupnya supaya semakin
efektif.
Tidak terlepas dari pengertian pembinaan, pembinaan iman juga dapat
diartikan sebagai suatu usaha atau tindakan untuk menolong orang agar semakin
memahami, menghayati, dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga iman yang telah dimiliki semakin berkembang, mendalam bahkan
mengakar dalam hidupnya. Pembinaan iman yang dimaksud adalah pembinaan
kerohanian untuk meningkatkan hidup beriman dengan memperluas dan
memperdalam iman. Usaha untuk memperluas keimanan remaja mencakup dua
dimensi yaitu dimensi vertikal yang berhubungan dengan Tuhan dan dimensi
horizontal yang berhubungan dengan sesama dan alam (Tangdilintin, 1984: 12).
Melalui pembinaan iman, remaja dapat mempelajari proses belajar untuk
mengenal hal baru demi memperkembangakan diri ke arah yang lebih baik agar
remaja dapat menggambarkan sosok Allah sebagai pribadi yang dekat, menerima,
dan meneguhkan jati dirinya. Pembinaan iman adalah proses dimana
perkembangan iman berlangsung dalam kenyataan hidup yang konkret pada diri
seseorang sesuai dengan situasi hidup konkret. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pembinaan iman remaja harus berlangsung dalam kenyataan hidup remaja,
dijalankan ditengah-tengah remaja, dan bertolak pada kenyataan hidup yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dialami oleh remaja supaya pembinaan iman dapat menyetuh kedalaman hati
remaja.
2. Tujuan Pembinaan Iman Remaja
Pembinaan iman bertujuan untuk membantu seseorang dalam
memperkembangkan imannya menuju kepada kedewasaan iman. Tujuan
pembinaan iman tampak dalam Catechesi Tradendae art.38
Mampu membimbing anak remaja untuk memeriksa hidupnya dan menjalin
dialog, katekese yang tidak mengacuhkan soal-soal besar kaum remaja,
pemberian diri, iman kepercayaan, cintakasih dan sarana-sarana untuk
mengungkapkannya berupa seksualitas. Katekese semacam itu sangat
menentukan. Perwahyuan Yesus Kristus sebagai sahabat, pembimbing dan
teladan yang dapat dikagumi tetapi juga dicontoh pewartaan amanat-Nya yang
memberi jawaban terhadap soal-soal yang mendasar, pengungkapan rencana
Kristus Sang Penyelamat yang penuh kasih sebagai penjelmaan satu-satunya
cinta kasih yang otentik, dan sebagai kemungkinan untuk menyatukan umat
manusia semuanya itu memberi dasar pendidikan iman yang sejati (CT 38).
Tujuan dari pembinaan iman akan tercapai dalam proses pembinaan iman,
dikarenakan pembinaan iman merupakan suatu usaha membantu seseorang untuk
sampai pada kedewasaan iman. Pembinaan iman juga bertujuan untuk
mendamping serta membimbing remaja memeriksa hidupnya yang artinya remaja
mampu menemukan diri dengan melihat kelebihan dan kekurangan diri sebagai
anugerah dari Tuhan dengan demikian remaja dapat melihat segi negatif dan
positif yang ada didalam dirinya. Selain itu pembinaan iman remaja juga
bertujuan agar remaja dapat menganalisa masalah sosial yang dihadapinya serta
dapat membantu memperkembangkan kemampuan remaja secara lebih efektif.
Tujuan lain dari pembinaan iman adalah membantu remaja untuk mengalami
perjumpaan dengan Allah dengan demikian remaja dapat menggambarkan sosok
Allah sebagai pribadi yang dekat, menerima, dan meneguhkan jati dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Ciri Khas Pembinaan Iman Remaja
Dari segi suasana, pembinaan iman remaja bersifat santai namun
mendalam, sikap kerendahan hati mau menerima dan memberi pengalaman
pribadi, pengalaman iman yang mendalam yang melibatkan kepercayaan kepada
manusia lain dengan jujur dan terbuka, suasana saling berharap akan kekuatan dan
dukungan dari sesama, sehingga terjadi komunikasi yang mendalam dengan
suasana yang akrab, tidak membosankan sehingga peserta senang mengkuti
pembinaan iman (Sumarno, 2016: 17).
Dari segi proses pembinaan iman remaja hendaknya terarah, terencana,
dan berkesinambungan. Terarah maksudnya sesuai dengan kebutuhan remaja,
terencana maksudnya memiliki perencanaan yang matang sehingga prosesnya
dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang tepat yang dikemas
secara berkesinambungan sehingga pembinaan iman yang dilaksanakan dapat
sungguh-sungguh membantu remaja untuk memperkembangkan dan
memantapkan imannya (Sumarno, 2016: 27).
Dari segi materi pembinaan iman remaja hendaknya sesuai dengan kondisi
dan situasi yang dialami oleh remaja sehingga pembinaan iman dapat menyentuh
hati remaja yang terdalam. Pembinaan iman remaja juga hendaknya bersifat
kontekstual sesuai dengan situasi aktual peserta atau pengalaman peserta sendiri
seperti kelebihan dan kekurangan diri, identitas diri, relasi dengan Allah dan
sesama, perkembangan diri baik secara sosial, emosi, psikologi, dan biologis. Dari
materi ini diharapkan dapat membantu remaja secara sungguh-sungguh dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menemukan identitas dirinya serta dapat menjadi pribadi yang mantap baik secara
psikologis maupun secara iman. (Sumarno, 2016: 27).
Dari segi metode yang digunakan dalam pembinaan iman remaja
hendaknya sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga materi yang
akan disampaikan mengena dan dapat diterima oleh peserta dengan baik. Metode
yang cocok dengan materi dapat membantu peserta pembinaan iman memahami,
mengerti dan menerima apa yang disampaikan. Dan tidak hanya itu dengan
metode yang tepat juga dapat membantu pembina pembinaan iman
menyampaikan materi yang akan disampaikan menjadi terarah dan menarik.
(Sumarno, 2016: 27).
Dari segi tujuan pembinaan iman sesuai dengan tema dan dapat
memperkembangkan dan memantapkan iman remaja seperti remaja dapat
menggambarkan sebagai pribadi yang dekat, menerima, dan meneguhkan dirinya
serta teladan untuk menjawab pertanyaan siapa dirinya, memahami kekurangan
dan kelebihan diri, dan menemukan identitas dirinya dan dapat
memperkembangkannya (Sumarno, 2016: 27).
4. Kegiatan-Kegiatan dalam Pembinaan Iman Remaja
a. Camping rohani
Camping rohani adalah kegiatan pembinaan iman yang dilakukan di alam
terbuka serta dapat menjadi salah satu bentuk pembinaan iman bagi remaja dan
rekreasi selama liburan. Tujuannya untuk menyadari kebesaran kasih Allah
melalui alam ciptaan-Nya dan mampu bersyukur atasnya. Camping rohani juga
dapat mempererat tali persaudaraan diantara remaja, mengenali pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sesamanya, melatih tanggung jawab dan kerjasama, serta semakin mencintai
ciptaan Tuhan.
b. Ziarah
Ziarah adalah pengalaman religius universal dan ungkapan kesalehan
umat. Kegiatan ziarah merupakan kegiatan untuk mengenang pengalaman dan
kejadian religius dimasa silam yang membawa seseorang pada pengalaman
religius yang mempengaruhi kualitas hidupnya, sehingga kegiatan ziarah dapat
menjadi salah satu kegiatan pembinaan iman. Ziarah dapat membantu remaja
dalam merefleksikkan hidupnya melalui mengunjungi tempat-tempat bersejarah
seperti gua maria, makam-makam tokoh yang berpengaruh untuk mengenangkan
kembali perjalanan hidupnya, melihat spiritualitas hidupnya serta meneladaninya
sehingga dengan demikian remaja terbantu untuk mengenal dan menemukan
identitas dirinya melalui tokoh yang dipercaya. (Gabriel, 1997:56) Serta
membantu remaja meningkatkan keimanan, meningkatkan persaudaran dan
persatuan dan menambah wawasan.
c. Katekese
Katekese adalah komunikasi iman atau yang lebih dikenal dengan
berbagai pengalaman iman antar anggota jemaat atau kelompok. Tekanan pada
katekese terletak pada penghayatan iman meskipun pengetahuan akan iman tidak
dilupakan sehingga melalui kesaksian setiap anggotanya imannya akan semakin
diteguhkan. Dalam katekese Yesus Kristus tampil menjadi pola hidup dalam
Kitab Suci, yang berkatekese adalah umat artinya semua orang beriman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas untuk berkumpul mendengarkan
sabda-Nya (CT, 1992: art.1; art 5).
Dengan demikian katekese dapat digunakan dalam pembinaan iman yang
merujuk pada katekese remaja dikarenakan remaja sedang mengalami keraguan
religiius. Katekese remaja berkaitan dengan penemuan hidup yang membawa
kesegeraan sehingga diharapkan dapat membantu remaja untuk sampai pada
pendewasaan diri remaja serta membantu remaja menempatkan pengalaman
religius dalam kehidupan sehari-hari (CT, 1992 : art 38). Serta memupuk motivasi
menjadi misdinar, menghayati pelayanan misa serta panggilan makna dan nilai-
nilai kegiatan kemisdinaran dan kesaksian akan penghayatan panggilan.
d. Rekoleksi
Darmawijaya (1990: 5).mengungkapkan bahwa rekoleksi merupakan suatu
kegiatan yang dapat membantu peserta meresapkan pengalaman hidup konkret,
mengevaluasinya dan mencoba mencari langkah baru untuk menghadapi
perjuangan hidup selanjutnya, begitupula Mangunharjana (1985: 7) yang
mengungkapkan bahwa kegiatan rekoleksi adalah suatu usaha untuk penyegaran
dan memperkembangkan kehidupan rohani iman. Yang khas dari rekoleksi adalah
peserta mengumpulkan kembali pengalaman yang telah dialami baik pengalaman
yang bahagia maupun pengalaman yang kurang bahagia, kemudian pengalaman
yang ada direfleksikan kembali dalam terang injil sehingga pengalaman tersebut
dapat semakin bermakna bagi perkembangan diri serta menemukan gambaran diri
yang positif serta meningkatan keimanan akan Yesus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e. Pertemuan Rutin
Pertemuan rutin diadakan sesuai dengan kesepakatan anggota misdinar.
Setiap paroki dan stasi pertemuan rutin berbeda-beda, karena kebutuhan dan
keadaan dalam setiap paroki atau stasi. Pertemuan rutin diadakan biasanya
seminggu sekali, atau dua minggu sekali bahkan ada yang sebulan sekali.
Kegiatan yang dilaksanakan saat pertemuan rutin pada umumnya adalah
pembagian jadwal untuk tugas, doa bersama, dan memperdalam pengetahuan
tentang liturgt Gereja.
Dalam praktiknya, pertemuan misdinar tidak hanya terpaku pada
pembagian jadwal tugas semata, namun juga dapat dikemas dengan acara yang
menarik seperti rujakan, rekreasi bersama, fun bike, diskusi, perkemahan,
rekoleksi ataupun olah raga. Bahkan tidak menutup kemungkinan para misdinar
mengadakan kunjungan ke seminar atau paroki lain. Hal ini dilakukan untuk
semakin menanaman tali persaudaraan antar anggota dan menciptkan suasana
yang menyenangkan dalam komunitas (Gabriel, 1997: 24).
C. Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Ada berbagai wadah dalam pembinaan iman remaja salah satunya adalah
komunitas misdinar yang tujuannya untuk membantu remaja memahami serta
menemukan identitasnya dirinya dan meneguhkan imannya. Pada bagian ini
penulis akan menguraikan tentang pengertian dan sejarah misdinar, St. pelindung
misdinar, hakikat komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gereja serta peranaan komunitas misdinar sebagai wadah dalam pembinaan iman
remaja.
1. Pengertian dan Sejarah Misdinar
Misdinar berasal dari bahasa Belanda yang berarti pelayan misa. Dengan
demikian misdinar adalah remaja Katolik baik putra maupun putri, yang berjiwa
penuh pengabdian, tanpa pamrih, menyediakan dirinya dengan rela untuk
melayani Gereja dalam ibadat atau kebaktian liturgis, khususnya dalam perayaan
Ekaristi (Gabriel, 2001: 75).
Martasudjita juga mengungkapkan tentang pengertian misdinar. Misdinar
berasal dari kata “Missdiener” yang berarti pelayan misa kudus. Dalam bahasa
Inggris digunakan istilah altar servers atau pelayan altar. Atau boys and girls
servis at the altar. Kata servers atau servis berarti pelayan. Maka dari itu bisa
disimpulkan bahwa misdinar adalah seorang pelayan. Yakni pelayan Misa Kudus
atau pelayan perayaan Ekaristi, serta melayani perayaan liturgi maupun ibadat.
Dalam bahasa Indonesia sering digunakan juga kata putra-putri altar. Menjadi
putra-putri altar berarti menjadi anak-anak yang melayani Tuhan (Martasutijda,
2008: 12-13).
Gabriel (1997: 43) juga mengungkapkan bahwa misdinar juga merupakan
umat beriman yang mengalami perjumpaan dengan Allah dalam liturgi sebagai
peristiwa pembebasan dan mensyukurinya karena keramahan Allah dalam
menjamu mereka.
Diatas telah diuraikan pengertian misdinar selanjutnya penulis akan
menguraikan tentang sejarah misdinar. Untuk mengetahui sejarah misdinar perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dijelaskan terlebih dahulu sejarah perayaan Ekaristi dan pelayanan para akolit
karena misdinar, akolit dan perayaan Ekaristi saling berkesinambungan. Sejak
zaman Gereja purba Misa Kudus senantiasa dirayakan untuk mengenang sengsara,
wafat, dan kebangkitan Kristus. Demikian juga ketika Gereja mengalami
penganiayaan oleh pemerintahan romawi, secara sembunyi-sembunyi para
pengikut Kristus tetap setia merayakan Misa Kudus.
Sampai abad ketiga yang boleh mengkonsekrasikan roti dan anggur
menjadi tubuh dan darah Kristus hanya para uskup, kemudian tubuh dan darah
Kristus itu dibawa oleh para akolit ke Gereja-Gereja lain atau stasi. Jabatan
pelayanan akolit ini pertama kali dikenal di roma pada pertengahan abad III.
Biasanya mereka juga bertugas membawa lilin, sedangkan menurut surat-surat St.
Cyprianus, para akolit di Afrika bertugas sebagai pengantar surat dan
persembahan.
Selain para imam dan akolit, pada masa itu dikenal pula jabatan pelayanan
sebagai diakon, subdiakon, lektor, eksorsis (orang yang dipercaya merawat orang
yang kerasukan setan), dan portir (penjaga pintu Gereja). Kemudian hari jabatan-
jabatan pelayanan tersebut dijadikan tahapan dalam proses seseorang menuju
tahbisan diakonat dan imamat. Jadi secara sempit, dahulu akolit adalah para calon
imam yang bertugas melayani altar. Akan tetapi karena tidak setiap Gereja
memiliki akolit resmi (calon imam) maka dalam merayakan misa imam dibantu
oleh para remaja Katolik yang disebut pelayan misa. Dalam bahasa Belanda
pelayan misa itu dinamakan misdinar. Kemudian dalam bahasa Indonesia dipakai
istilah Putra Altar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada masa sebelum Konsili Vatikan II (1962-1965), tugas para putra altar
tidak hanya melayani imam, tetapi juga mewakili umat untuk menjawab doa-doa
imam karena pada waktu itu di seluruh dunia misa kudus menggunakan bahasa
latin dan imam berdoa membelakangi umat. Maka sebagai wakil umat, para putra
altar harus menghafal doa-doa dalam bahasa latin, walaupun belum tentu mereka
mengerti artinya (Gabriel, 1997: 11-12).
Daby (2015: 10-12) mengungkapkan perubahan semakin terjadi sampai
pada akhirnya dikeluarkan dokumen resmi Redemptionis Sacramentum art 47
yang mengatakan bahwa:
Disambut dengan gembira bila kebiasaaan lama dipertahankan, bahwa anak
atau remaja hadir sebagai petugas dalam ibadat. Mereka disebut sebagai putra
altar dan melayani di altar seperti petugas akoylt. Untuk karena itu hendaknya
mereka menerima katekese (RS 47)
2. St. Pelindung Komunitas Misdinar
Komunitas Misdinar memiliki St. Pelindung yaitu St. Tarsisius yang
memiliki sejarah hidup atas keberaniannya berkorban membela hosti Kudus. St.
Tarsisius yang menjadi pelindung komunitas misdinar hidup pada abad III. Dia
dipilih menjadi pelindung komunitas misdinar karena dia tekun dan tanpa pamrih
melayani imam di altar. Tetapi lebih dari itu, dia patut diteladani karena berani
mengorbankan nyawanya demi mempertahankan kekudusan Sakramen
Mahakudus, waktu teman-teman yang kafir hendak merebut Sakramen
Mahakudus yang akan dikirimkan untuk orang Kristen yang di penjara. Tentu saja
dia mempertahankannya, walaupun resikonya Tarsisius sendiri harus mati. Nilai-
nilai spiritualitas seperti tekun dan tanpa pamrih melayani imam di altar,
keberanian beliau mengorbankan nyawa demi mempertahankan kekudusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sakramen Mahakudus, serta semangat pengorbanan St. Tarsisius inilah yang patut
diteladani dalam misdinar (Gabriel, 2001: 76). Teladan St. Tarsisius dalam
komunitas misdinar diwujudkan dengan kerelaan berkorban dalam melayani, rasa
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, kerendahaan hati, mau
bekerjasama serta melayani tanpa pamrih.
3. Hakikat Komunitas Misdinar dalam Gereja
Gereja Katolik menuntut partisipasi dan keterlibatan umat beriman secara
penuh, sadar, dan aktif. Keterlibatan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya terlibat aktif dalam pembinaan iman. Gereja sangat mengharapkan
keterlibatan umat dalam pembinaan iman, dikarenakan pembinaan iman
merupakan dasar dari pembangunan iman yang harus terus dipelihara dan dipupuk
supaya tumbuh dan berkembang semakin kokoh (DFI, 2014: 36-37).
Dalam hal ini komunitas misdinar memiliki peranan penting dalam Gereja,
karena komunitas misdinar dapat menjadi salah satu wadah bagi pembinaan iman
remaja dikarenakan dalam komunitas misdinar beranggotakan sekelompok remaja
Katolik yang berjiwa penuh pengabdian, tanpa pamrih, menyediakan dirinya
dengan rela untuk melayani Gereja (Gabriel, 1997: 11). Dalam komunitas
misdinar tidak hanya mendampingi remaja dalam penghayatan iman serta juga
membantu remaja untuk mengenal dan menemukan dirinya.
4. Tujuan Peranan Komunitas Misdinar
Martasudjita (2012: 15) mengungkapkan bahwa Gereja menginginkan
agar setiap umat beriman secara penuh, sadar, dan aktif ikut dalam tugas
pelayanan dan perutusan. Komunitas misdinar menjadi salah satu wadah Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dalam tugas pelayanannya. Salah satu peranan komunitas misdinar dalam Gereja
adalah sebagai salah satu wadah penumbuhkembangkan iman terutama
pembinaan iman bagi remaja. Remaja membutuhkan pembinaan iman
dikarenakan remaja sedang mengalami keraguan keyakinan. Melalui komunitas
misdinarlah remaja diajak untuk menyadari iman yang dimiliki bukan hanya
sebagai iman yang diterima dari orang tua dan lingkungan namun menjadi iman
yang siap dan mantap untuk berpartisipasi dalam kegiatan Gereja. Berikut adalah
peranan komunitas misdinar sebagai wadah dalam pembinaan iman remaja.
a. Komunitas Misdinar Membantu Remaja Memahamani tentang
Keimanan serta Penghayatan Iman
Remaja dalam aspek iman mengalami keraguan maksudnya remaja
menerima iman dari lingkungannya namun tanpa direfleksikan serta dipahami
sehingga remaja mulai membandingkan keyakinan iman yang dimiliki dengan
kenyakinan iman teman-temannya. Martasudjita (2012: 15) mengungkapkan
bahwa misdinar harus memiliki penghayatan iman yang mantap sehingga
misdinar dituntut dalam hidupnya untuk sesuai dengan Sabda Tuhan serta
sakramen yang dirayakan sehingga remaja dapat mengalami pengalaman
perjumpaan dengan Allah dalam liturgi.
Perjumpaan dengan Allah dalam liturgi dapat membantu remaja dalam
menanggapi imannya melalui tinggal bersama Yesus, bekerja bersama Yesus, dan
bekerja berserta Yesus serta kebersamaan dengan teman-teman seiman dalam
katekese dalam menghayati iman dan untuk saling berbagi pengalaman iman yang
membantu remaja untuk semakin beriman (Gabriel, 1997: 9). Dan oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
itulah seorang misdinar mesti rajin membaca Kitab Suci, suka mengikuti misa
Kudus baik sedang bertugas maupun tidak, mengaku dosa, serta pada saatnya
nanti ikut penerimaan sakramen krisma.
Melalui cara inilah remaja dalam komunitas misdinar dibantu untuk
semakin menyadari bahwa iman tidak lagi karena orangtua, teman, atau menerima
dari lingkungan tetapi sampai pada penyadaraan bahwa iman itu menjadi milik
dirinya sendiri serta membantu remaja menempatkan pengalaman religius dalam
kehidupan sehari-hari sehingga Allah dapat menjadi sosok yang selalu hadir untuk
remaja.
b. Komunitas Misdinar Membantu Remaja Menemukan Identitas Diri
Remaja adalah orang yang ingin mencoba hal-hal yang baru seiring
dengan ketidakpuasan yang dialaminya serta mudah terpengaruh oleh dunia luar
sehingga remaja mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa yang
akhirnya membuat remaja belum sepenuhnya memahami dirinya serta menyadari
potensi yang ada dalam dirinya namun remaja juga memiliki daya imajinasi dan
fantasi yang tinggi yang membuat remaja dapat semakin kreatif dan aktif dalam
melakukan sesuatu namun sarana untuk mengeksprsikannya belum tesedia dengan
baik.
Disinilah peranan komunitas misdinar penting untuk membantu remaja
dalam menemukan identitas dirinya melalui berbagai kegiatan yang ada dalam
komunitas misdinar. Sebagai sarana remaja untuk mengekspresikan dirinya.
Martasudjita (2012: 21-22) mengungkapkan bahwa kegiatan dalam komunitas
misdinar sebaiknya bervariasi seperti rekoleksi, pendalaman materi, permainan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
keakraban, temu misdinar dan masih banyak lagi sehingga para anggotanya dapat
mengekspresikan dirinya, regenerasi anggota baru dapat terjaga serta dapat
mengembakan bakat yang dimiliki oleh remaja melalui permainan keakraban
bermanfaat untuk menggali minat dan bakat yang dimiliki remaja sehingga dapat
dikembangkan dengan baik. Penggalian minat dan bakat lebih efektif dengan cara
latihan menyanyi, mengarang cerita dan puisi, pentas seni, atraksi, maupun
dengan majalah dinding atau buletin misdinar.
c. Komunitas Misdinar Mambantu Remaja sampai pada Kedewasaan
Dirinya
Remaja adalah mereka yang mudah terbawa arus dan belum dapat
menentukan tujuan yang ingin dicapai. Mengingat usianya remaja belum dapat
membangun pemahaman yang tepat tentang tujuan hidupnya, mudah terpengaruh,
serta belum menaruh kepercayaan dan keyakinan yang matang dan penuh
terhadap apa yang ia imani.
Dalam hal ini, diperlukan suatu komunitas untuk membantu remaja dalam
membangun pemahaman yang tepat tentang tujuan dan arah hidupnya untuk
sampai pada kedewasaan dirinya. Disinilah komunitas misdinar memiliki peran
penting untuk menjadi salah satu wadah pembinaan iman bagi remaja untuk
sampai pada kedewasaan dirinya dengan berfokus untuk menemukan makna
hidup dan arah serta tujuan hidup yang baik. Gabriel (1997: 25-27)
mengungkapkan tujuan hidup dapat ditemukan melalui latihan kepemimpinan dan
berorganisasi. Pengalaman menjadi pemimpin dan berorganisasi dapat
meningkatkan persaudaraan, latihan bekerjasama, dan menambah kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
diri serta berlatih dipimpin dan memimpin, mengetahui cara memimpin dan
mempersatukan para anggota serta seni dalam menjalin hubungan dengan banyak
orang. Interaksi dengan teman melalui kerjasama dan kebersamaan dalam
menghayati iman juga akan menumbuhkan sikap setia kawan karena merasa
senasib dan sepenanggungan serta saling menguatkan satu dengan lainnya dalam
menghadapi masalah yang dialami.
Melalui cara inilah komunitas misdinar membantu remaja agar dapat
merumuskan tujuan dan arah hidupnya berdasarkan hati nuraninya sehingga dapat
membantu remaja untuk menempatkan diri sebagai manusia beriman utuh yang
sampai pada pelayanan kepada sesamanya.
d. Komunitas Misdinar Membantu Remaja Memiliki Tanggung jawab
Sosial
Perkembangan sosial remaja berkaitan dengan ikatan dengan orang lain
yang melibatkan teman sebaya dikarenakan remaja berkeinginan untuk bergaul
dan diterima dalam kelompok maupun masyarakat disebabkan karena kelompok
sebaya memberikan kesempatan kepada remaja untuk bertindak, berperilaku dan
melakukan hubungan sosial sehingga diperlukan tanggung jawab dalam peranan
sosial dikarenakan remaja belum mampu bertanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah yang dialaminya.
Disinilah pentingnya peranan komunitas misdinar dapat menjadi sarana
bagi remaja untuk memiliki tanggung jawab sosial melalui pelayanan sebagai
anggota misdinar. Martasudjita (2012: 15) mengungkapkan bahwa tugas
pelayanan misdinar adalah panggilan dan perutusan yang istimewa serta mulia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sehingga misdinar harus menyadari betul arti pentingnya tanggung jawab melalui
tugas yang diberikan melalui pelayanan dengan penuh cinta. Gabriel (2001:78)
mengungkapkan bahwa melayani dengan penuh cinta berarti mengabdi tanpa
pamrih yang didorong oleh cinta akan Allah dan sesama sehingga tugas seberat
apapun akan terasa ringan serta menyenangkan. Melayani dengan penuh cinta
dilakukan dengan cara kerelaan berkorban dalam melayani misa, kerendahaan hati
bahwa apa yang dilakukan semua di kemuliaan Tuhan bukan untuk
menyombongkan diri serta bertanggung jawab mencari pengganti bila
berhalangan untuk bertugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENELITIAN PERANAN KOMUNITAS MISDINAR
SEBAGAI WADAH PEMBINAAN IMAN REMAJA
Bab III ini penulis menguraikan tentang situasi umum Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata yang meliputi situasi grografis Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata, sejarah singkat, situasi umat Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata karya pastoral Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata serta situasi pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St.
Maria Immaculata. Selanjutnya penulis juga akan menguraikan tentang penelitian
mengenai pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman remajadi Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes
Rasul Kedaton yang meliputi persiapan penelitian, laporan, dan pembahasan hasil
penelitian menurut masing-masing fokus serta kesimpulan penelitian
A. Gambaran Umum Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
1. Situasi Geografis Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
Waykandis saat ini adalah sebuah kelurahan dengan luas wilayah 1. 61
km2
yang terletak dipinggiran Kota Bandarlampung, berbatasan dengan Desa
Jatimulyo, Desa Way Huwi, Desa Fajar Baru (Lampung Selatan). Kelurahan
Perumnas Waykandis dan Kelurahan Tanjungsenang. Jumlah penduduk di
Waykandis tahun 2017 adalah 8.818 jiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Sejarah singkat.
a. Masa Awal
Berdasarkan buku kenangan 50 tahun berdirinya Gereja Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata. Waykandis sendiri berasal dari dua kata Way yang
berarti sungai dan kandis yang berarti pohon asam kandis. Dahulu Waykandis
merupakan wilayah lingkungan yang termasuk Kampung Kedaton Lampung
Selatan. Seiring dengan perkembangan kota sejak tahun 1985 menjadi Kelurahan
Waykandis, Kecamatan Kedaton dan mekar kembali masuk wilayah Kecamatan
Tanjungsenang. Nama itulah yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Stasi
St. Maria Immaculata Waykandis, dibawah Paroki St. Yohanes Rasul Kedaton. Di
tempat inilah sejak tahun 1961 umat menerima sabda Allah. Sejak saat itu umat
memulai dan mengembangkan iman kepada Yesus Kristus.
Tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain di Lampung seperti Metro
dan Pringsewu, Waykandis juga merupakan daerah tujuan para pendatang dari
Jawa untuk mengadu nasib. Maka tidak mengherankan apabila Gereja St. Maria
Immaculata dimulai oleh umat pendatang dari Jawa khususnya Yogyakarta. Dari
tahun 1955-1961 secara sendiri-sendiri keluarga Y.Sukamdi, keluarga Y.Harjo
Sumarto, keluarga Al. Samijo, keluarga Y.Rejo Wiyono dan keluarga P.Samijan
datang di daerah ini. Mereka umumnya berasal dari Kulonprogo, Yogyakarta.
Pada masa itu mereka belum menerima Kristus. Mereka kemudian berniat untuk
mengimani Kristus salah satunya karena melihat kesaksian hidup umat Katolik di
Jawa yang rukun dan kompak. Maka mulai tahun 1961 mereka menerima
pelajaran Agama Katolik dari para katekis yang dikirim oleh Kedaton. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengikuti pelajaran selama 2 tahun, pada tahun 1963 mereka dibaptis oleh Rm.
Boeren SCJ di Gereja Katedral Tanjungkarang. Sebetulnya pada tahun 1961
sudah ada umat Katolik di Waykandis yakni M. Jemidi yang dibaptis di Jawa.
Tahun-tahun sesudahnya beberapa anak muda dari daerah yang sama
datang ke Waykandis. Mereka adalah YB. Ngadikun. St. Suparmin, dan Ig.
Sarbini. Berbeda dengan umat yang dibaptis di Lampung, mereka datang ke
Lampung sudah lebih dahulu dibaptis di tempat asal mereka, bahkan ada yang
secara khusus diutus untuk menjadi katekis di Lampung. Mereka kemudian
bergabung dengan 5 keluarga yang sudah menerima Kristus di Waykandis.
Mereka inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Gereja di
Waykandis. Mereka berusaha menghayati dan mengembangkan iman mereka
dengan secara rutin berdoa bersama dan mengikuti ibadat. Sebuah bangunan
sederhana seluas 7x8 m2 didirikan sebagai tempat ibadat di tanah Haji Aliun, di
tempat yang kini menjadi lapangan Waykandis. Tempat itu juga sehari-harinya
dipergunakan sebagai gedung sekolah, siang hari dipakai untuk sekolah, pada
malam hari untuk doa bersama, dan pada hari minggu untuk ibadat. Sayang, pada
tahun 1966 bangunan sederhana tersebut roboh sehabis doa jalan salib hari jumat.
Maka kegiatan belajar mengajar dipindahkan dengan meminjam rumah Karto
Samiyo dan Marto Suwarno. Saat itu Waykandis masih berstatus sebagai kring
dibawah wilayah Paroki Kristus Raja Katedral Tanjungkarang karena jumlah
umat masih sedikit. Perkembangan umat di masa-masa awal sangat ditentukan
oleh katekis yang dikirm dari Kedaton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tahun 1961-1964 umat yang sudah menerima baptisan menjadi 9
keluarga. Mereka kemudian menjadi tokoh-tokoh awal berdirinya Stasi
Waykandis. Dalam perjalanan waktu mereka juga bergiat sebagai katekis dan
umat bertambah menjadi 14 keluarga. Saat itu disadari bahwa dengan
bertambahnya jumlah umat, mereka membutuhkan tempat ibadat. Pada 15 Mei
1966 umat menghibahkan sebidang tanah seluas 960 m2 untuk pembangunan
kapel secara swadaya dan bahu-membahu untuk membangun kapel. Dimulai
dengan membuat bata merah di Kelon Lebung, mencari batu dan pasir. Terdorong
semangat yang kuat untuk membangun rumah Allah, pada tahun 1967 umat
berhasil mendirikan kapel. Saat kapel berhasil dibangun Y. Ngadikun
mengusulkan St. Maria Immaculata sebagai nama pelindung Gereja. Berdasarkan
persetujuan Romo Franken SCJ dan atas kesepakatan diantara umat, Santa Maria
Immaculata akhirnya secara resmi ditetapkan sebagai nama pelindung Gereja
Stasi Waykandis. Pemilihan nama pelindung Gereja ini tidak dapat dipisahkan
dari semangat tokoh awal yang sangat menghormati Bunda Maria melalui
kelompok doa Legio Maria
b. Menjadi Stasi
Seiring dengan perkembangan Gereja di Tanjungkarang pada tahun 1970,
umat yang bergabung dalam kring Waykandis berubah menjadi stasi dibawah
Paroki Santo Rasul Yohanes Kedaton. Dibawah pimpinan Rm Dwijo Wandowo.
Pr seluruh kegiatan ibadat dan kegiatan rohani lainnya dipusatkan di kapel. Sejak
saat itu selain sebagi tempat ibadat pada hari minggu, kapel yang telah dibangun
juga dipergunakan penerimaan sakramen-sakramen. Pada tahun 1970-1978
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
banyak terjadi baptisan di kapel tersebut. Sepanjang tahun-tahun tersebut ada
banyak baptisan baru, tahun sebanyak 39 orang, tahun 1971 sebanyak 50 orang,
tahun 1972 sebanyak 25 orang, tahun 1973 sebanyak 20 orang, tahun 1974
sebanyak 28 orang, tahun 1975 sebanyak 8 orang, tahun 1976 dipermandikan
sebanyak 9 orang, dan tahun 1977 sebanyak 7 orang. Pada mas itu umat
berkembang menjadi 68 keluarga, meliputi wilayah Waykandis, Jatimulyo,
Umbul Niti, Umbul Sawangan, Wayhuwi, Batulungguh, Fajar baru dan Tanjung
Laut. Selanjutnya, kapel tersebut dimanfaatkan untuk penerimaan sakramen-
sakramen yang lain. Tahun 1970 diadakan komuni pertama yang diikuti oleh 26
orang. Dari tahun 1971 dan seterusnya penerimaan komuni pertama berlangsung
setiap tahun, dengan jumlah peserta bervariasi. Sakramen perkawinan juga
diterimakan di kapel tersebut, tercatat di tahun 1970 ada 5 pasangan pengantin
yang menerima sakramen perkawinan di kapel.
Umat yang terus bertambah dalam jumlah tidak terlepas dari kegigihan
para tokoh awal dalam menyebarkan iman akan Kristus ditengah masyarakat.
Salah satu bentuk penyebaran iman tersebut adalah lewat sekolah. Sekolah adalah
sarana efektif untuk memperkenalkan Kristus. Pola ini hampir terjadi di semua
tanah misi sampai saat ini. Perkembangan Gereja selalu berdampingan dengan
perkembangan sekolah. Bahkan, di beberapa tempat pendirian sekolah
mendahului pendirian gedung Gereja. Hal ini juga terjadi di Stasi Waykandis, pra
tokoh awal merasa perlu mendirikan sekolah sebagai sarana pewartaan. Maka
tahun 1964, mereka mendirikan SD Sejahtera II. Namun karena bangunan sekolah
yang semula berlokasi di dekat lapangan Waykandis roboh, kemudian sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diselenggarakan dirumah Karto Samiyo dan Marto Suwarno. Pada tahun 1967
beberapa tokoh umat meminta ijin kepada Rm Franken SCJ untuk
mempergunakan kapel sebagai tempat belajar anak-anak SD Sejahtera II.atas
seijin romo, sejak saat itu anak-anak SD Sejahtera II yang semula belajar di
rumah-rumah selanjutnya belajar di kapel. waktu kapel disekat-sekat untuk
dijadikan ruang kelas, yang digunakan senin sampai sabtu. Ketika pada tahun
1978 SD Sejahtera II berhasil membangun gedung sekolah.
Mulai saat itu umat berkembang dengan pesat. Bertambahnya jumlah umat
dan semakin luasnya tempat tinggal umat, pada tahun 1986 terbentuklah 3 kring
sebagai cikal bakal pengembangan Stasi Santa Maria Immaculata. kring tersebut
adalah kring Yosep, kring Yohanes, kring Bartolomeus.
3. Situasi Umat Stasi Waykandis St. Maria Immaculata Way Kandis
Stasi St. Maria Immaculata Waykandis berkembang pesat dalam 10 tahun
terakhir. Pada tahun 2017 umat Stasi St. Maria Immaculata berjumlah 347 KK
atau 1.394 jiwa, tersebar 11 lingkungan yang terdiri dari lingkungan Yosep
jumlah umat sebanyak 35 KK atau 120 jiwa, lingkungan Santo Yohanes, jumlah
umat sebanyak 35 KK atau 126 jiwa, lingkungan Santo Bartolomeus, jumlah umat
33 KK atau 123 jiwa, lingkungan Santo Tarsisius, jumlah umat 21 KK atau 115
jiwa, lingkungan Santa Skolastika, jumlah umat 36 KK atau 147 jiwa, lingkungan
Santo Vinsensius, jumlah umat 29 KK atau 121 jiwa, lingkungan Santo Thomas,
jumlah umat 43 KK atau 181 jiwa, lingkungan Santa Angela Merici, jumlah umat
38 KK atau 143 jiwa, lingkungan Santo Barnabas, jumlah umat 28 KK atau 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
jiwa, lingkungan Santo Petrus, jumlah umat 30 KK atau 118 jiwa, dan lingkungan
Santo Paulus, jumlah umat 19 KK atau 70 jiwa.
Komposis umat stasi juga semakin beragam, dari tadinya bersuku Jawa,
kini telah bertambah dari suku-suku lain seperti Batak, Flores, Tionghoa, Ambon,
Lampung, Bugis, Semendo, dan lain sebagainya. Keadaan umat di Stasi St. Maria
Immaculata cukup rukun dengan lingkungan disekitarnya dikarenakan di wilayah
umat Stasi St. Maria Immaculata mayoritas adalah beragama muslim, namun hal
tersebut tidak menjadi penghalang untuk hidup rukun dan saling membantu
contohnya saat perayaan Natal dan Paskah petugas parkir untuk menjaga
kendaraan Stasi St. Maria Immaculata melibatkan umat yang beragama lain di
sekitarnya sehingga rasa saling menghormati dan menghargai masih sangat terasa
di Stasi St. Maria Immaculata ini.
4. Karya pastoral Stasi St. Maria Immaculata Way Kandis.
a. Bidang Koinonia (Persekutuan)
Persekutuan merupakan keikutsertaan umat dalam persaudaraan sebagai
anggota Gereja. Sebagai orang beriman, umat dipanggil dalam persekutuan yang
erat dengan Allah Bapa dan sesama melalui Yesus Kristus. Melalui bidang ini
diharapkan dapat menciptakan kesatuan antar sesama umat, umat dengan
keuskupan, paroki maupun dengan stasi dan umat dengan masyarakat. Paguyuban
atau persekutuan di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata setiap hari
kamis setiap minggunya di Taman Doa Sedang Banyu Urip dan ditutup dengan
ziarah ke gua Maria
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Bidang Kerygma (Pewartaan)
Pewartaan merupakan keikutsertaan umat membawa kabar sukacita Injil
bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus umat-Nya melalui Yesus Kristus
Sang Putra. Bidang karya ini diharapkan dapat membantu umat untuk sungguh
mendalami kebenaran firman Allah serta dapat menumbuhkan semangat baru
dalam menghayati hidup dengan semangat injil dan menguatkan iman umat agar
tidak mudah goyah. Bidang pewartaan di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata misalnya pendalaman iman, katekese calon baptis dan persiapan
komuni pertama maupun krisma serta bazar murah yang dilaksanakan menjelang
perayaan Natal.
c. Bidang Liturgia (Liturgi)
Liturgi merupakan keterlibatan dan keikutsertaan umat dalam perayaan
iman. Dalam kehidupan menggereja dan beriman peribadatan menjadi sumber dan
pusat hidup beriman. Bidang karya ini diharapkan setiap anggota Gereja dapat
menemukan, mengaku, serta menyatakan identitas iman sebagai orang Kristiani
dalam Gereja Katolik. Partisipasi aktif umat dalam bidang liturgi
diwujudnyatakan dalam memimpin perayaan liturgis seperti memimpin ibadat
atau doa bersama, membagi komuni, menjadi lektor atau pemazmur, organis,
misdinar, paduan suara, penghias altar, koster, serta ambil bagian dalam setiap
doa bersama seperti aklamasi, bernyanyi dan sikap liturgi.
d. Bidang Diakonia (Pelayanan)
Yesus adalah Sang Pelayan. Tujuan hidup Yesus bukan untuk
mendapatkan pelayanan namun memberikan pelayanan dan Gereja terpanggil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
untuk mewujudnyatakan pelayanan dalam relasi dengan sesamanya. Maka melalui
bidang ini diharapkan agar umat menyadari akan tanggung jawab pribadinya
maupun bersama akan kesejahteraan sesamanya. Untuk mewujudkan hal itu
diperlukan sikap terbuka, kasih, kerjasama serta partisipasi umat dalam
keikhlasan. Partisipasi aktif umat dalam bidang ini diwujudnayatakan dalam
mengisi APP. Di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata wujudnyata
dalam bidang ini adalah dengan mendirikan Sekolah (SD Sejahtera II dan SMP
Widya Dharma). Sekolah ini dibangun di tanah seluas 1.000 m2
5. Situasi Pembinaan Iman Remaja Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata.
Pembinaan iman remaja merupakan bagian penting dalam Gereja. Melalui
bidang pewartaan di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Pembinaan iman remaja
dibentuk dan dikembangkan melalui wadah pembinaan iman yang ada namun
situasi pelaksanaan pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata belum berjalan dengan baik suasana pembinaan iman masih terasa
kering serta karena kesibukan pendamping maka pembinaan iman belum
diupayakan secara semaksimal mungkin.
B. Metodologi Penelitian Peranan Komunitas Misdinar
Gambaran umum Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata telah
diuraikan pada pokok bahasan pertama. Pada sub bab ini akan diteruskan dengan
pokok bahasan tentang penelitian untuk menjelaskan judul bab ini yakni peranan
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gereja St. Maria Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton. Dan secara khusus
akan dipaparkan mengenai persiapan penelitian, laporan penelitian, tujuan, jenis
instrumen pengumpulan data, responden, tempat dan alokasi waktu, kemudian
variabel yang akan diteliti, dan kisi-kisi.
1. Latar Belakang Penelitian
Pengamatan penulis terhadap komunitas misdinar di Paroki St. Yohanes
Rasul Kedaton secara khusus di wilayah Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata penulis mendapat kesan bahwa remaja berkumpul dalam komunitas
misdinar dikarenakan adanya pembagian tugas misdinar saja baik untuk setiap
minggunya atau untuk hari raya besar Gereja, namun sebagai wadah pembinaan
iman, komunitas misdinar belum memiliki upaya-upaya untuk meningkatkan
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman bagi remaja.
Sebagai bagian dari umat Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata,
penulis merasa prihatin dengan permasalahan yang ada di stasi. Apakah yang
dipahami oleh remaja masih kurang tentang peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja atau ada faktor lain yang ikut mempengaruhi hal
tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor tersebut penulis perlu
melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini diusahakan untuk mendapatkan
gambaran tentang sejauh mana peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja. Melalui hasil penelitian tersebut, penulis mencoba
memahami dan membantu menjawab persoalan-persoalan yang dialami berkaitan
dengan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja.
Dengan demikian komunitas misdinar di Stasi St. Maria Immaculata semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dapat meningkatkan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja.
2. Permasalahan Penelitian
a. Sejauh mana komunitas misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria sudah
berperan sebagai wadah pembinaan iman remaja?
b. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peranan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
c. Harapan-harapan apa saja yang diinginkan oleh pendamping serta anggota
misdinar dalam meningkatkan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diangkat diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendapat gambaran pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
c. Mengetahui harapan pendamping dan anggota misdinar untuk meningkatkan
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja.
4. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
diskriptif. Penelitian kualitatif diskriptif merupakan sebuah metode penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja,
organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, olah raga, seni dan
budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama (Gunawan, 2016: 80-81). Penelitian kualitatif berarti
sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat
dibalik fakta (Gunawan, 2016: 82). Penelitian ini dilakukan untuk
mengungkapkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja.
5. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif diskriptif.
Metode kualitatif diskriptif adalah suatu proses penelitian untuk memahami
masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh
dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terperinci
yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar (setting)
yang alami (Gunawan, 2016: 83).
Sugiyono (2012: 333-335) mengungkapkan bahwa analisis data dalam
penelitian kualitatif dengan metode diskriptif bersifat induktif/kualitatif, dan data
yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan
pada angka. Dengan kata lain peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan dan ditanyakan.
6. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan instrumen pengumpulan data
melalui wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
informasi yang diperlukan penelitian sudah pasti. Proses wawancara terstruktur
dilakukan dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara tertulis yang
berisi pertanyaan yang sudah ditetapkan dan disiapkan yang akan diajukan kepada
informan. (Gunawan, 2016: 162)
7. Analisis Data
Bogdan dan Biklen mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif
analisis data dilakukan melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan), hasil
wawancara, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang
ditemukan (Gunawan, 2016: 210). Dalam analisis data pengumpulan data
triangulasi diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan terus-menerus selama
penelitian berlangsung, yang dimulai dengan mengumpulkan data sampai pada
tahap laporan. Pengumpulan data dan analisis penelitian kualitatif bukanlah dua
hal yang terpisah melainkan dilakukan secara bersama-sama atau dengan kata lain
menggabungkan dari berbagai pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
(Sugiono, 2012: 330-335) kemudian penulis mendiskripsikan jawaban-jawaban
dari responden dan diuraikan pada bagian laporan serta hasil penelitian.
8. Responden Penelitian
Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:96) mengungkapkan bahwa responden
adalah pemberi informasi serta tanggapan kepada peneliti. Responden dalam
penelitian ini dipilih melalui teknik sampling purposive maksudnya responden
dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kriteria yang ditentukan yaitu responden yang terlibat dalam kegiatan pembinaan
iman dalam komunitas misdinar.
Sampel pada penelitian ini adalah pendamping serta anggota komunitas
misdinar khususnya di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki St.
Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung. Dari anggota komunitas
misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata Paroki St. Yohanes
Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung penulis mengambil 8 orang. Adapun
anggota komunitas misdinar yang dipilih merupakan perwakilan dari beberapa
lingkungan yang ada di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata yaitu 3 dari
lingkungan St. Yohanes, 1 dari lingkungan St. Yosep, 1 dari lingkungan
Bartolomeus, 1 lingkungan Thomas, 1 lingkungan St. Scolastika dan 1 dari
lingkungan Petrus. Selain itu penulis juga mengambil sampel dari 4 pendamping
komunitas misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata.
9. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan 6 Juni-20 Juni 2019
10. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan peranaan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata Paroki Yohanes Rasul Kedaton Bandar Lampung, Lampung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 1
Kisi-Kisi Wawancara
No Fokus Aspek Yang Diungkap
1 Pelaksanaan peranan komunitas
misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja
a. Pandangan tentang komunitas
misdinar
b. Motivasi dalam komunitas
misdinar
c. Keterlibatan dalam komunitas
misdinar
d. Peran komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja
e. Bentuk-bentuk kegiatan dalam
komunitas misdinar
f. Manfaat komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman
remaja
2 Faktor-Faktor yang mendukung
dan menghambat pelaksanaan
peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman
remaja.
a. Faktor-faktor yang mendukung
pelaksanaan peranan komunitas
misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja
b. Faktor penghambat pelaksanaan
peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
remaja.
4 Harapan pendamping dan
anggota bagi pelaksanaan
peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman
remaja
a. Harapan anggota misdinar dan
pendamping terhadap
pelaksanaan peranan komunitas
misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja
b. Harapan tentang pelaksanaan
pendalaman iman
c. Harapan tentang bentuk
pendalaman iman
d. Harapan tentang waktu
pelaksanaan pendalaman iman
e. Harapan materi yang dibahas.
11. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah pedoman pertanyaan wawancara. Adapun
pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara terdapat pada lampiran V
C. Laporan Hasil Penelitian tentang Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar
Laporan penelitian ini didasarkan pada studi dokumen, observasi serta
wawancara kepada pendamping serta anggota komunitas misdinar Stasi
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata. Adapun studi dokumen, observasi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
wawancara dilakukan pada tanggal 6 Juni-20 Juni 2019 kepada anggota
komunitas misdinar baik SMP-SMA serta pendamping komunitas misdinar.
Penulis melakukan wawancara di berbagai tempat seperti di Gereja Stasi
Waykandis, rumah responden, dan susteran. Waktu pelaksanaan wawancara
penulis menyesuaikan dengan waktu luang yang dimiliki oleh responden, dan
sebagian besar terjadi pada malam hari setelah responden pulang kerja, ikut
kegiatan di Gereja, maupun setelah pulang sekolah. Penulis mendapat informasi
yang sesuai dengan pengalaman mereka saat mengikuti maupun mendampingi
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata Bandarlampung, Lampung.
1. Studi Dokumen
Dalam studi dokumen, penulis mengamati beberapa dokumen diantaranya
proposal kegiatan serta laporan pertanggung jawaban kegiatan komunitas
misdinar Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata. Meskipun demikian
beberapa kegiatan yang diadakan dalam komunitas misdinar Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata tidak semuanya memiliki administrasi dikarenakan
kegiatan yang diadakan dilakukan secara spontan tanpa ada perencanan yang
matang, hanya kegiatan yang bersifat besar saja yang ada administrasinya seperti
proposal dan laporan pertanggungjawaban (LPJ). Contohnya seperti kegiatan
temu remaja Katolik se-paroki St. Yohanes Rasul, Kedaton.
Studi dokumen yang dapat dilihat oleh penulis adalah proposal kegiatan
temu remaja Katolik se-paroki St. Yohanes Rasul, Kedaton yang terdapat pada
buku administrasi Stasi. Buku administrasi stasi tidak boleh difotocopy sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dipinjamkan proposal kegiatan temu remaja Katolik se-paroki. Kegiatan temu
remaja diadakan pada tanggal 12-13 Januari 2019. Peserta yang datang dalam
kegiatan ini berjumlah 370 orang yang berada wilayah paroki Yohanes Rasul
Kedaton (Stasi Waykandis, Stasi Kedaton, Stasi Natar, Stasi Suka Bandung, Stasi
Punggur, Stasi Kresno Widodo, dan Stasi Jati Harjo). Peserta yang berada diluar
paroki Yohanes Rasul Kedaton berjumlah 130 orang (Stasi Margo Agung, Stasi
Kristus Raja Katedral, Stasi Ratu Damai, Stasi Sidobasuki, dan Stasi Panjang)
maka jumlah peserta secara keseluruhan adalah 500 orang. Tema kegiatan temu
remaja Katolik se-paroki adalah sukacita remaja Katolik era milenial dengan latar
belakang kegiatan dikarenakan remaja masa kini suka menghabiskan waktu
dengan bermalas-malasan padahal remaja sekarang sudah mempunyai banyak
fasilitas yang mendukung serta banyak remaja zaman sekarang yang terjerumus
pada pergaulan bebas, merokok, dan narkotika dan akhlak remaja dari masa ke
masa semakin berkurang. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk
menumbuhkan rasa kekeluargaan diantara kaum remaja separoki, memperbaiki
sikap moral remaja masa kini, meningkatkan rasa solidaritas antar remaja separoki
serta untuk menumbuhkan kerjasama antar remaja separoki.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dikarenakan adanya dukungan
dari umat, dewan stasi serta dewan paroki. Dukungan dari umat berupa tempat
untuk para peserta temu remaja bertempat tinggal serta partisipasi umat bersedia
ambil bagian menjadi panitia dalam kegiatan temu remaja. Dukungan dari dewan
stasi berupa dana untuk memperlancar kegiatan, tempat untuk diadakannya
kegiatan dan dukungan dari ketua stasi berupa persetujuan diadakannya kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
temu remaja separoki. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari dewan paroki,
dukungan dari dewan paroki berupa dana untuk memperlancar kegiatan serta juga
terdapat dukungan dari pastor paroki beserta romo bagian kepemudaan paroki.
Anggota misdinar aktif dalam kegiatan ini tampak dalam susunan kepantian inti
diserahkan kepada anggota misdinar seperti ketua pelaksana, sekretaris, serta
beberapa koordinator kepanitian.
2. Observasi
a. Observasi Pertama
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 9 Juni 2019 pukul 15.00 di
Gereja St. Maria Immaculata Waykandis Bandarlampung, Lampung. Pada
Observasi ini penulis mengamati kegiatan yang diikuti oleh anggota komunitas
misdinar. Pada observasi yang pertama ini penulis mengamati keaktifan anggota
komunitas misdinar serta kedisplinan waktu pelaksanaan. Berkaitan dengan
kegiatan yang diikuti oleh anggota komunitas misdinar adalah latihan koor untuk
membantu perayaan Ekaristi perkawinan, latihan misdinar untuk tugas minggu
selanjutnya dan pertemuan rutin untuk membahas temu remaja yang akan
diselenggarakan di Pringsewu yang diikuti oleh komunitas misdinar stasi
Waykandis dan komunitas misdinar Pringsewu. Anggota komunitas misdinar
yang ikut dalam kegiatan sebanyak 35 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 20
orang perempuan didampingi dengan tiga pendamping. Waktu pelaksanaan
kegiatan mundur dari jadwal yang telah disepakati sehingga waktu kegiatan
dimulai pada pukul 15.30 WIB serta tempat khusus pelaksanaan pertemuan tidak
ada sehingga kegiatan diadakan di Sangkristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Observasi Kedua
Observasi kedua dilakukan pada tanggal 14 Juni 2019 pukul 18.00 di
Gereja St. Maria Immaculata Waykandis Bandarlampung, Lampung. Pada
observasi ini penulis mengamati kegiatan yang ada dalam komunitas, keaktifan
serta kedisplinan waktu pelaksanaan kegiatan. Berkaitan dengan kegiatan yang
diikuti oleh anggota komunitas misdinar seperti gladi bersih untuk
mempersiapkan tugas saat perkawinan bersama kedua calon mempelai, romo,
serta misdinar dan gladi bersih latihan koor perkawinan. Pada observasi ini
anggota komunitas misdinar yang hadir dalam kegiatan berjumlah 30 orang yang
terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan yang didampingi oleh satu
pendamping. Waktu pelaksanaan untuk kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati bersama.
3. Hasil Wawancara dengan Anggota Misdinar
Berikut ini akan menguraikan laporan hasil wawancara berdasarkan
pertanyaan yang diajukan kepada responden yakni anggota misdinar dan
pendamping anggota misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata.
Wawancara dilakukan dengan 8 responden anggota misdinar yang terdiri dari 3
perempuan serta 5 laki-laki dengan usia 14-15 tahun yang memasuki jenjang
pendidikan VII SMP-XI SMA. Responden dipilih berdasarkan perwakilan
beberapa lingkungan yang ada di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
serta dengan 4 pendamping komunitas misdinar.
Wawancara pertama dilakukan kepada AM 1 berusia 14 tahun bergabung
dengan komunitas misdinar sudah 3 tahun sedang duduk dibangku Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Menengah Pertama. Wawancara kedua dilakukan kepada AM 2 berusia 14 tahun
yang sudah bergabung dengan komunitas misdinar selama 2 tahun dan saat ini
duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Wawancara ketiga penulis
mewawancarai tiga responden. Responden pertama AM 3 berusia 14 tahun sudah
bergabung dengan komunitas misdinar selama 2 tahun dan sedang duduk
dibangku Sekolah Menengah Pertama, responden kedua AM 4 berusia 15 tahun
sudah bergabung dengan komunitas misdinar selama 4 tahun dan saat ini sedang
menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama, responden ketiga AM 5
berusia 15 tahun sudah bergabung dengan komunitas misdinar selama 5 tahun saat
ini tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Wawancara
keempat penulis juga mewawancarai tiga responden yaitu Wawancara pertama
dengan AM 6 berusia 15 tahun sudah bergabung dengan komunitas misdinar
selama 5 tahun dan saat ini tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah
Atas, responden yang kedua AM 7 berusia 15 tahun yang sudah bergabung
dengan komunitas misdinar selama 5 tahun saat ini tengah menempuh pendidikan
di Sekolah Menengah Atas, serta AM 8 berusia 13 tahun yang sudah bergabung
dengan komunitas misdinar selama 2 tahun sekarang ini tengah menempuh
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama.
Selanjutnya penulis akan menguraikan laporan hasil wawancara
berdasarkan pertanyaan yang diajukan penulis kepada responden kedua yaitu
pendamping komunitas misdinar. Wawancara pertama penulis mewawancarai P1
yang sudah menjadi pendamping misdinar selama 10 tahun, berusia 47 tahun
selain menjadi pendamping komunitas misdinar beliau juga menjabat sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
koordinator seksi bidang liturgi Stasi St. Maria Immaculata. Wawancara kedua
penulis mewawancarai P2 berusia 20 tahun sudah menjadi pendamping komunitas
misdinar selama 10 tahun saat ini sedang menempuh pendidikan dibangku kuliah.
Wawancara ketiga penulis mewawancarai P3 berusia 42 tahun sudah menjadi
pendamping komunitas misdinar selama 5 tahun. Dan wawancara terakhir penulis
mewawancarai P4 berusia 47 tahun yang sudah menjadi pendamping komunitas
misdinaar selama 4 tahun selain sebagai pendamping komunitas misdinar beliau
juga menjabat sebagai seksi liturgi stasi St. Maria Immaculata.
Hasil wawancara dengan responden anggota misdinar meliputi tiga fokus
penelitian yaitu pertama tentang pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja, yang kedua faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman dan
yang terakhir harapan anggota misdinar untuk komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja. Berikut adalah data yang terkumpul setelah penulis
melakukan wawancara.
a. Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan
Iman Remaja
Pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja meliputi pandangan tentang komunitas misdinar, motivasi dalam
komunitas misdinar, keterlibatan dalam komunitas misdinar, tujuan peran
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman, bentuk-bentuk kegiatan
dalam komunitas misdinar serta manfaat komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1) Pandangan tentang Komunitas Misdinar
Pada pertanyaan ini responden AM 1-AM 8 memiliki pendapat yang sama
yaitu bahwa komunitas misdinar sudah menjadi wadah karena setiap minggunya
diadakan pertemuan pendalaman iman serta menjadi tempat berkumpul dengan
teman-teman seiman untuk belajar untuk saling menghasihi.
2) Mo tivasi dalam Komunitas Misdinar
Motivasi anggota misdinar untuk bergabung dalam komunitas misdinar
berbeda-beda. AM 7 dan AM 2 memiliki motivasi yang dimulai dengan dipaksa
oleh orangtua serta rasa penasaran bagaimana rasanya duduk disebelah romo saat
bertugas menjadi misdinar, namun setelah berdinamika bersama mereka mulai
senang untuk melayani. Sedangkan untuk AM 3 dan AM 6 memiliki motivasi
yang sama yaitu ingin aktif di Gereja, ingin populer serta mencari kegiatan untuk
menambah pengalaman aktif dalam kegiatan Gereja. Hal berbeda disampaikan
oleh AM 1-AM 5 yang memiliki motivasi yaitu untuk ikut ambil bagian dalam
melayani Tuhan, umat dan altar. AM 8 juga menambahkan bahwa tidak hanya
ikut ambil bagian dalam melayani Tuhan namun juga dapat menambah teman,
memperkuat toleransi, kejujuran, serta tanggung jawab dan dapat semakin dekat
dengan Tuhan.
3) Keterlibatan dalam Komunitas Misdinar
Keterlibatan diartikan oleh penulis sebagai partisipasi sehingga mudah
dipahami oleh responden. Jawaban responden atas pertanyaan kegiatan apa yang
diikuti memiliki jawaban yang sama yaitu AM 1-AM 8 sungguh aktif mengikuti
berbagai kegiatan dalam komunitas misdinar seperti ziarah, kunjungan, temu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
misdinar, temu remaja, pertemuan rutin, koor misdinar, live in, rekoleksi, serta
aktif menjadi petugas misdinar.
4) Peran Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman
a) Komunitas Misdinar Membantu Remaja Pemahaman tentang Keimanan
serta Penghayatan Iman
Pertanyaan tentang peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman dalam hal memahami tentang keimanan serta penghayatan iman responden
memiliki jawaban yang berbeda-beda AM 1-AM 6 serta AM 8 setuju bahwa
komunitas misdinar sudah membantu anggota misdinar dalam hal pemahaman
tentang keimanan serta penghayatan iman melalui berbagai kegiatan yang ada
dalam komunias misdinar terutama dalam bidang liturgi sehingga semakin dekat
dengan Tuhan serta ada seorang suster sebagai pendamping komunitas misdinar
sehingga membantu anggota misdinar memahami tentang iman serta doa dan
dengan adanya pendalaman iman yang dilaksanakan dalam komunitas misdinar.
Namun pendapat berbeda diungkapkan oleh AM 7 yang mengungkapkan bahwa
komunitas misdinar belum membantu anggota misdinar untuk memahami tentang
keimanan serta penghayatan iman dikarenakan ada anggota misdinar yang sudah
mengenal imannya ada juga yang belum mengenal imannya.
b) Komunitas Misdinar Membantu Remaja Menemukan Identitas Diri
Pertanyaan tentang peranan komunitas misdinar dalam membantu remaja
menemukan identitas dirinya penulis mengartikannya sebagai kegiatan yang dapat
mengekspresikan diri anggota misdinar. Jawaban responden terhadap peranan
komunitas misdinar ini berbeda-beda. AM 1-AM 5 setuju bahwa komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
misdinar sudah membantu anggota misdinar untuk menemukan identitas dirinya
melalui kegiatan koor Gereja serta adanya waktu luang yang diberikan dari
pendamping untuk bermain bersama teman-teman anggota komunitas. AM 4 juga
menambahkan bahwa komunitas misdiar sudah membantu anggota misdinar
menemukan identitas dirinya dikarenakan anggota misdinar mulai dapat mengenal
kelemahan dan kelebihan diri terutama dalam hal melayani. Namun hal berbeda
disampaikan oleh AM 6-AM 8 memiliki yaitu komunitas misdinar belum
membantu anggota misdinar untuk menemukan identitas dirinya dikarenakan
masih ada anggota komunitas misdinar yang tidak mau, malu-malu serta ragu-
ragu untuk terlibat dalam kegiatan.
c) Komunitas Misdinar Membantu Remaja sampai pada Kedewasaan Diri
Peranan komuitas misdinar dalam membantu remaja sampai pada
kedewasaan diri penulis mengartikannya dalam hal kepercayaan diri serta
mengembangkan diri agar mudah dipahami oleh responden. Jawaban yang
diungkapkan oleh responden berbeda-beda. Adapun AM 1-AM 5 setuju bahwa
komunitas misdinar sudah membantu anggota misdinar sampai pada kedewasan
diri. Tampak dari anggota misdinar yang sudah berani tampil didepan umum
misalnya untuk memimpin doa. AM 4 dan AM 5 juga mengungkapkan untuk
memperkembangkan diri serta kepercayaan diri dalam komunitas misdinar
diadakan kegiatan seperti kunjungan dan pertemuan misdinar bertujuan untuk
interaksi satu sama lain.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh AM 6-AM 8 yaitu bahwa komunitas
misdinar belum membantu anggota misdinar untuk mengembangkan diri serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kepercayaan dirinya dikarenakan masih ada anggota misdinar yang merasa ragu-
ragu, kurang percaya diri, takut, malas, serta belum dapat mempercayai anggota
yang lain.
d) Komunitas Misdinar Membantu Remaja Memiliki Tanggung jawab
Sosial
Jawaban responden tentang peranan komunitas misdinar dalam membantu
remaja memiliki tanggung jawab sosial memiliki jawaban yang yang sama yaitu
responden AM 1-AM 8 mengungkapkan bahwa komunitas misdinar sudah
membantu anggotanya untuk memiliki tanggung jawab sosial. Tampak dalam jika
anggota misdinar yang tidak dapat bertugas memiliki tanggung jawab untuk
mencari penggantinya dan memberitahukan kepada pendamping, pengurus serta
anggota lainnya, selain itu responden AM 5 juga menambahkan tanggung jawab
sosial komunitas misdinar juga tampak saat anggota misdinar memiliki jadwal
bertugas saat misa, anggota misdinar sudah datang 15 menit sebelum misa
dimulai.
5) Bentuk-Bentuk Kegiatan dalam Komunitas Misdinar
Responden memberikan berbagai jawaban yang beragam mengenai
bentuk-bentuk kegiatan dalam komunitas misdinar. Jawaban responden dengan
kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam komunitas misdinar terdapat kesamaan.
Hal ini dikarenakan anggota misdinar hanya mampu menyebutkan dan mengingat
kegiatan-kegiatan yang telah diikuti saja. Adapun AM 1 dan AM 2 mengatakan
kegiatan dalam komunitas misdinar adalah kunjungan ke susteran dan temu
misdinar. AM 3 menambahkan kegiatan lainnya ada koor dan refresing. AM 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
juga menambahkan ada kegiatan live in dan temu remaja. AM 5 juga
mengungkapkan ada kegiatan ziarah serta rekoleksi. Dan AM 6–AM 8
mengungkapkan juga ada kegiatan temu misdinar, rekoleksi, retret serta temu
remaja separoki kedaton. Selain kegiatan diatas penulis menanyakan tentang
kegiatan pendalaman iman. Jawaban responden dalam kegiatan pendalaman iman
juga beraneka ragam yaitu:
a) Pertemuan Pendalaman Iman, Dinamika serta Suasana Pendalaman
Iman
Jawaban responden untuk kegiatan pendalaman iman, dinamika, serta suasana
pendalaman iman beraneka ragam. AM 1-AM 4 memiliki pendapat yang sama
bahwa pendalaman iman dalam komunitas misdinar dilaksanakan dua bulan sekali
namun hal berbeda dingkapkan AM 5 yaitu bahwa pelaksanaan pendalaman iman
diadakan di minggu ketiga. Suasana yang terdapat dalam pendalaman iman
menurut AM 1-AM 5 menyenangkan dikarenakan cara penyampaiannya
menggunakan dialog atau ceramah, tanya jawab, serta video.
Sedangkan responden pendapat AM 6 mengungkapkan tidak ada pendalaman
iman dikarenakan susahnya memfokuskan waktu antara pembina dan tidak
adanya ketersediaan tempat, begitu pula yang disampaikan oleh responden AM 7
dan AM 8 mengungkapkan tidak ada pendalaman iman dikarenakan responden
kurang paham perbedaan antara pertemuan pendalaman iman dengan pertemuan
rutin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b) Setuju Diadakan Pendalaman Iman
Responden AM 1-AM 8 setuju dengan diadakannya pendalaman iman
namun untuk motivasi pelaksanaan pendalaman iman jawaban responden
berbeda-beda. AM 1 mengungkapkan dengan adanya pendalaman iman dapat
lebih memahami tentang makna hari raya dalam Gereja. AM 2 juga
mengungkapkan hal yang hampir mirip disampaikan AM 1 yaitu dengan adanya
pendalaman iman maka akan lebih mengerti alat-alat misa yang digunakan. AM 3
mengungkapkan dengan pendalaman iman dapat mengenal Kitab Suci. AM 4
mengungkapkan motivasi pelaksanaan pendalaman iman karena dalam komunitas
misdinar jarang diadakan pendalaman iman.
AM 5 mengungkapkan diadakannya pendalaman iman agar dapat belajar
tentang iman. AM 8 mengungkapkan melalui pendalaman iman dapat menjadi
sarana bertemu anggota misdinar. AM 7 mengungkapkan motivasi diadakan
pendalaman iman dikarenakan jarang mengikuti doa lingkungan. AM 6
mengungkapkan motivasi diadakan pendalaman iman adalah ada aksi tanpa
adanya iman menjadi hampa serta dapat menjadi kebiasaan semata.
6) Manfaat Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman
Beraneka jawaban yang diberikan oleh responden berkaitan dengan
manfaat komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman yaitu AM 1
mengungkapkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar adalah melatih
kepercayaan diri serta bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. AM
2 mengungkapkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar adalah dapat
mengetahui tugas misioner, tugas misdinar dan dapat berinteraksi sosial. AM 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dan AM 8 mengungkapkan pendapat yang sama tentang manfaat yang didapat
ikut dalam komunitas misdinar adalah memiliki kepercayaan diri, banyak teman,
dan dapat mengenal Gereja, mengisi waktu luang, serta lebih dekat dengan Tuhan.
AM 4 mengungkapkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar adalah
lebih mengenal diri untuk melayani serta lebih percaya diri.
AM 5 mengungkapkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar
adalah dapat belajar tentang liturgi dan mendapatkan teman baru. AM 6
menambahkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar yaitu percaya diri,
bertanggung jawab, belajar public speaking, dipercaya oleh umat dan Gereja, serta
meningkatkan mental untuk lebih baik. AM 7 mengungkapkan manfaat yang
didapat dalam komunitas misdinar adalah belajar berani, belajar tentang iman, dan
belajar berelasi dengan teman
b. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Peranan
Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pendampingan Iman Remaja
1) Faktor-Faktor yang Mendukung Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman
Faktor pendukung pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman. AM 1 mengungkapkan bahwa adanya fasilitas yang lengkap
dalam komunitas misdinar. AM 2- AM 5 mengungkapkan pendapat yang sama
yaitu adanya relasi dengan teman-teman sedangkan AM 6 dan AM 8
mengungkapkan motivasi dalam diri untuk ikut dalam kegiatan, pembimbing dan
pemberi materi yang peduli dengan komunitas misdinar, dukungan dari umat baik
orangtua maupun Gereja ditambahkan oleh AM 4 adanya dukungan dari orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
juga dapat menjadi faktor pendukung pelaksanaan komunitas misdinar. Dan AM 7
faktor pendukung lain pelaksanaan komunitas misdinar adalah motivasi dari
kakak senior kepada junior untuk aktif dalam kegiatan komunitas misdinar.
2) Faktor Penghambat Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai
Wadah Pembinaan Iman Remaja
Sama halnya dengan faktor pendukung, faktor penghambat pelaksanaan
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja menurut AM
1 yaitu soal ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan. AM 2 faktor yang
menghambat dikarenakan adanya beberapa anggota misdinar yang tidak
bersungguh-sungguh bergabung dalam komunitas misdinar. AM 3, AM 6-AM 8
mengungkapkan hal yang sama faktor penghambat yang berasal dari dalam diri
yaitu malas dan tidak minat untuk ikut pertemuan misdinar, AM 5 juga
menambahkan yang menjadi faktor penghambat adalah tidak bisa menolak ajakan
teman untuk bermain bersama. AM 6 menambahkan pula faktor penghambat
peranan komunitas misdinar yang berasal dari luar diri adalah acara yang
membosankan serta susah mencari pemberi materi saat pertemuan komunitas
misdinar sedangkan menurut AM 4 tidak ada faktor penghambat dalam
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
c. Harapan Anggota Misdinar terhadap Komunitas Misdinar sebagai
Wadah Pendampingan Iman.
1) Harapan Anggota Misdinar terhadap Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Harapan anggota misdinar terhadap pelaksanaan peranan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja meliputi dua bagian. Bagian
pertama terhadap anggota komunitas misdinar dan yang kedua mengenai kegiatan
dalam komunitas misdinar. Harapan pertama terhadap anggota misdinar
diungkapkan oleh AM 1, AM 2, AM 4, AM 7 yaitu agar anggota komunitas
misdinar semakin aktif mengikuti kegiatan komunitas misdinar, dan AM 5
menambahkan agar anggota komunitas misdinar lebih solidaritas, sopan santun
serta menyapa satu sama lain.
Harapan kedua mengenai kegiatan dalam komunitas misdinar disampaikan
oleh AM 3 dan AM 8 mengungkapkan hal yang sama yaitu dalam menjelaskan
materi tentang liturgi dengan cara yang lebih menarik. kegiatan lebih menarik,
pemateri yang memberi materi menggunakan bahasa yang sederhana. Dan AM 6
mengharapkan agar komunitas misdinar semakin dipercaya oleh Gereja untuk ikut
ambil bagian dalam kegiatan Gereja, anggota komunitas misdinar semakin aktif
untuk ikut dalam kegiatan serta dapat menjalin hubungan yang erat dengan Gereja
yang lain melalui komunitas misdinar.
2) Harapan tentang Pelaksanaan Pendalaman Iman
Harapan pelaksanaan pendalaman iman yang diungkapkan oleh responden
anggota misdinar yaitu AM 1 berharap agar melalui pendalaman iman dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mendalami liturgi serta lebih mengenal Yesus. AM 2 melalui pendalaman iman
dapat mengetahui tugas misioner, arti tanda salib, serta arti pakaian yang dipakai
oleh romo. Untuk AM 3 dengan pendalaman iman dapat mendengarkan bacaan
Kitab Suci. AM 4 dan AM 7 berharap dilaksanakan pendalaman iman
dikarenakan komunitas misdinar belum ada kegiatan pendalaman iman serta
anggota misdinar jarang ikut doa lingkungan sehingga melalui pendalaman iman
dapat mengenal iman. AM 5 menambahkan dengan adanya pendalam iman dapat
belajar tentang iman dan AM 6 mengungkapkan melalui pendalaman iman dapat
mengenal iman yang sampai aksi karena tanpa adanya iman serta aksi menjadi
hampa dan dapat menjadi kebiasaan semata, sedangkan AM 8 mengungkapkan
dengan adanya pendalaman iman maka dapat menjadi tempat untuk berkumpul.
3) Harapan tentang Bentuk Pendalaman Iman
Jawaban responden tentang bentuk pendalaman iman beraneka ragam
yaitu AM 1 dan AM 5 mengungkapkan hal yang sama yaitu bentuk pendalaman
iman adalah rekoleksi serta ziarah. AM 2 dan AM 3 mengungkapkan pendapat
yang hampir sama yaitu bentuk pendalaman iman berupa mendalami alkitab serta
pelatihan misdinar. AM 3 juga menambahkan bentuk pendalaman iman berupa
doa bersama. AM 4 mengungkapkan bentuk pendalaman yang tidak
membosankan untuk anggota misdinar. AM 6 dan AM 8 mengungkapkan hal
yang sama tentang bentuk kegiatan pendalaman iman yaitu berupa outbout,
rekoleksi, live in, refleksi namun AM 8 menambahkan pendalaman iman bentuk
kegiatan adalah temu remaja. sedangkan AM 7 bentuk pendalaman iman berupa
retret sehingga dapat menginap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4) Harapan tentang Waktu Pelaksanaan Pendalaman Iman
Jawaban responden untuk waktu pelaksanaan pendalaman iman berbeda-
beda yaitu AM 1, AM 4, AM 5, serta AM 7 mengungkapkan hal yang sama waktu
pelaksanaan pendalaman iman adalah liburan sekolah. AM 2 mengungkapkan
pelaksanaan pendalaman iman dilaksanakan dua minggu sekali. AM 3
mengungkapkan pelaksanaan pendalaman iman dilaksanakan pada hari minggu.
Sedangkan AM 6 dan AM 8 berharap pelaksanaan pendalaman iman dilakukan
setelah pekan suci, natal, atau liburan semester
5) Harapan Materi yang Dibahas
Jawaban responden tentang materi yang dibahas beraneka ragam yaitu AM
1 materi yang dibahas adalah makna Gereja serta makna liturgi. AM 2 dan AM 4
materi yang dibahas adalah pengenalan riwayat santo/santa. AM 3
mengungkapkan materi yang dibahas tentang Gereja dan doa. AM 5 juga
mengungkapkan materi yang dibahas adalah tentang tata cara misdinar. AM 6
dan AM 7 mengungkapkan hal yang sama tentang materi yang dibahas adalah
tanggung jawab, spiritualitas misdinar, jati diri sebagai remaja, namun AM 7 juga
menambahkan materi yang dibahas berupa siapakah misdinar, St. pelindung
misdinar serta peran misdinar. Sedangkan AM 8 mengungkapkan materi yang
dibahas berupa solusi untuk teman-teman yang tidak aktif, tanggung jawab
sebagai misdinar, serta kerjasama, toleransi serta kejujuran dalam bertindak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Hasil Wawancara dengan Pendamping Komunitas Misdinar
a. Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan
Iman Remaja
Hasil wawancara dengan pendamping komunitas misdinar tentang
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
yang meliputi pandangan tentang komunitas misdinar, motivasi dalam komunitas
misdinar, keterlibatan dalam komunitas misdinar, peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman, bentuk-bentuk kegiatan dalam komunitas
misdinar, serta manfaat komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman.
1) Pandangan tentang Komunitas Misdinar
Jawaban responden tentang pandangan komunitas misdinar beraneka
ragam yaitu P1 mengungkapkan bahwa komunitas adalah tempat untuk saling
membutuhkan satu sama lain untuk saling melayani, menerima dan memberi. P2
mengungkapkan bahwa komunitas misdinar sebagai tempat untuk berkumpul
untuk melayani Tuhan dengan hati tulus. Sedangkan P3 mengungkapkan bahwa
komunitas misdinar merupakan sarana untuk menjalain keakraban, menumbuhkan
iman, menjadi misionaris cilik, tempat perjumpaan iman satu sama lain. P4
mengungkapkan bahwa komunitas misdinar sebagai sarana untuk memberikan
ilmu untuk ambil bagian dalam pelayanan terutama Ekaristi serta remaja adalah
generasi Gereja yang mengarah disekitar altar karena romo tidak mungkin
melaksanakan tugasnya seorang diri.
Dari pendapat yang diungkapkan diatas dapat dikatakan dua hal yaitu P1
dan P4 mengungkapkan bahwa komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
iman sudah dimanfaatkan dengan baik dikarenakan anggota misdinar semakin
paham akan sakramen-sakramen serta anggota misdinar sudah ambil bagian
dalam Ekaristi dan kegiatan yang ada dalam komunitas misdinar. Sedangkan P2
dan P3 mengungkapkan bahwa komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman remaja belum dimanfaatkan dengan baik dikarenakan masih banyak yang
pasif dalam mengikuti kegiatan serta masih dalam tahap rutinitas namun P3 juga
menambahkan bahwa beberapa anggota misdinar antusias untuk ikut dalam
kegiatan misdinar.
2) Motivasi dalam Komunitas Misdinar
Jawaban beraneka ragam disampaikan oleh responden tentang motivasi
pendamping bergabung dalam komunitas misdinar yaitu P1 mengungkapkan
motivasi bergabung dalam komunitas misdinar adalah karena sudah sering terlibat
dalam pendampingan remaja sejak masih kelas 4 SD. Adapun P2 mengungkapkan
motivasi bergabung dalam komunitas misdinar adalah agar dapat menjadi
penghubung antara yang muda dan yang tua. Sedangkan P3 mengungkapkan
motivasi bergabung dalam komunitas misdinar dikarenakan panggilan sebagai
suster sehingga dapat menjadi teladan dalam panggilan serta senang bertemu
dengan anak-anak muda. Dan P4 mengungkapkan motivasi bergabung dalam
komunitas misdinar adalah karena Gereja membutuhkan bantuan, dan dapat
memberi bantuan kepada Gereja merupakan bagian dari hidup untuk Tuhan dan
sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3) Keterlibatan dalam Komunitas Misdinar
Keterlibatan pendamping dalam komunitas misdinar beranekaragam yaitu
P1 dan P3 mengungkapkan hal yang sama tentang keterlibatan dalam komunitas
misdinar adalah mendampingi komunitas secara langsung. Adapun P2
mengungkapkan keterlibatannya dalam komunitas misdinar adalah membantu
melatih misdinar serta ikut terlibat dalam pertemuan misdinar. Sedangkan P4
keterlibatannya dalam komunitas misdinar adalah mempersiapkan tugas para
anggota misdinar, memberikan pembekalan materi serta memberikan pelatihan
bagi anggota misdinar.
4) Peran Pendamping dalam Komunitas Misdinar sebagai Wadah
Pembinaan Iman
Jawaban akan peran komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
difokuskan kepada peran pendamping dalam komunitas misdinar yang beraneka
ragam. Adapun P1 memiliki peran mendapatkan informasi berkaitan dengan
liturgi serta tugas-tugas anggota misdinar dalam perayaan Ekaristi. P2 memiliki
peran untuk mendampingi serta melatih tata gerak dalam liturgi, memberi materi
tentang alat-alat liturgi serta sikap-sikap yang baik dalam liturgi. Sedangkan P3
memiliki peran sebagai motivator untuk memotivasi anggota misdinar, berusaha
membantu menyelesaikan masalah serta mencari solusi serta mendampingi secara
rutin terutama bagi pengurus misdinar. Dan P4 memiliki peran melatih anggota
misdinar untuk bertugas dalam perayaan besar Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
5) Bentuk-Bentuk Kegiatan dalam Komunitas Misdinar
Jawaban responden tentang bentuk kegiatan dalam komunitas misdinar
beranekaragam yaitu P1 mengungkapkan kegiatan dalam komunitas misdinar
adalah tugas misdinar, koor, parkir, kunjungan ke komunitas seperti komunitas
susteran/asrama/seminari. P2 mengungkapkan kegiatan dalam komunitas misdinar
adalah pertemuan rutin, sharing. Sedangkan P3 mengungkapkan kegiatan dalam
komunitas misdinar adalah rekoleksi, outbound, gerakan cinta lingkungan, ziarah,
temu remaja dan temu misdinar, serta seminar. P4 mengungkapkan kegiatan yang
ada dalam komunitas misdinar yaitu pada minggu pertama pemahaman tentang
liturgi, minggu kedua kunjungan baik di lingkungan stasi maupun diluar
lingkungan stasi, minggu ketiga memberikan kebebasan pada anak misdinar untuk
berekspresi, dan minggu keempat tugas koor Gereja yang tergabung dalam
AMDIS. Selain kegiatan diatas penulis menanyakan tentang kegiatan pendalaman
iman. Jawaban responden dalam kegiatan pendalaman iman beraneka ragam
yaitu:
a) Pelaksanaan Pertemuan Pendalaman Iman
Jawaban responden untuk pelaksanaan pertemuan pendalaman iman
berbeda-beda yaitu P1 mengungkapkan bahwa ada pelaksanaan pendalaman iman
yang dilaksanakan pada saat minggu pertama dan minggu kedua. Sedangkan P2,
P3, P4 mengungkapkan bahwa ada pelaksanaan pendalaman iman yang
dilaksanakan sesuai dengan liturgi Gereja yaitu pada saat adven, prapaskah, serta
BKSN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b) Setuju Diadakan
Jawaban responden tentang pelaksanaan pendalaman iman berbeda-beda
yaitu P1 mengungkapkan bahwa pendalaman iman sudah dilaksanakan sehingga
tidak perlu persetujuan untuk ada waktu khusus pelaksanaan pendalaman iman.
P2 mengungkapkan bahwa setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman
dikarenakan dapat memperdalam iman serta menjadi kesempatan untuk
menyelesaikan masalah yang ada sedangkan P3 juga mengatakan setuju jika ada
waktu khusus untuk pendalaman iman supaya anggota misdinar tidak bosan serta
belajar berefleksi. Dan P4 juga setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman
iman. .
6) Manfaat Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman
Jawaban akan manfaat yang dirasakan pendamping bergabung dalam
komunitas misdinar beraneka ragam yaitu P1 mengungkapkan manfaat yang
didapat adalah lebih dekat dengan Tuhan untuk dapat melayani sesama. P2
mengungkapkan manfaat yang didapat adalah dapat bersosialisasi dengan yang
lebih luas, mendapatkan wawasan yang luas, serta menambah relasi dengan setiap
anggota misdinar. Sedangkan P3 mendapat manfaat yaitu dapat belajar kepolosan
dan kejujuran dari anggota misdinar, iman semakin diteguhkan, membagikan ilmu
yang telah diterima, serta dapat belajar sekolah hidup dari kesulitan yang dialami
anggota misdinar. Dan P4 mengungkapkan manfaat yanng didapat adalah dapat
ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah sehingga akhirnya mendapatkan
ketenangan, kedamaian hati, serta kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Peranan
Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja.
1) Faktor-Faktor yang Mendukung Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman
Faktor pendukung komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja menurut P1 yaitu adanya geng antara anggota misdinar yang dapat
membuat anggota misdinar tidak tercerai berai dan bisa saling berkomunikasi
sesuai dengan usia mereka. P2 dan P3 mengungkapkan pendapat yang hampir
sama tentang faktor pendukung peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja yaitu, keluarga serta teman, adanya tujuan yang sama,
motivasi dalam diri serta minat untuk ikut dalam kegiatan misdinar. Sedangkan P4
mengungkapkan yang menjadi faktor pendukung peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja adalah adanya keterlibatan semua umat,
dukungan orangtua serta pengurus Gereja.
2) Faktor Penghambat Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai
Wadah Pembinaan Iman Remaja
Faktor penghambat pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja. P1 dan P2 mengungkapkan hal yang sama yaitu
orang tua yang tidak mendukung anaknya ikut dalam kegiatan Gereja. P2 juga
menambahkan faktor lain yang menghambat pelaksanaan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja adalah tidak adanya kendaraan untuk
pergi ke pertemuan atau kegiatan misdinar serta niat dari dalam diri setiap anggota
misdinar. Sedangkan P3 mengungkapkan faktor penghambat peranan komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja berkaitan dengan waktu
pelaksanaan kegiatan yang kadang tidak sesuai dengan jadwal. Dan P4
mengungkapkan faktor penghambat pelaksanaan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja adalah dikarenakan adanya kenyamanan
dirumah sehingga anak-anak malas ikut kegiatan Gereja, serta keluarga yang tidak
mendukung.
c. Harapan Pendamping Misdinar terhadap Komunitas Misdinar sebagai
Wadah Pendampingan Iman.
1) Harapan Pendamping terhadap Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Harapan responden terhadap pelaksanaan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja beranekaragam. P1 mengungkapkan dengan
adanya komunitas misdinar dapat membantu mempersiapkan anggota misdinar
baik secara pribadi, psikologis, serta iman untuk semakin dewasa. P2
mengungkapkan dengan adanya komunitas misdinar dapat membantu anggota
misdinar melayani dengan tulus hati serta dengan hati ikhlas ambil bagian dalam
kegiatan menggereja. Sedangkan P3 mengungkapkan dengan adanya komunitas
misdinar dapat membantu anggota misdinar untuk menjadi pribadi yang utuh. P3
juga menambahkan harapan tentang pelaksanaan komunitas misdinar adalah
komunitas memiliki tempat untuk pertemuan, pendamping komunitas misdinar
ditambah dengan orang yang sesuai dengan bidangnya, dan dapat membuat
silabus untuk kegiatan misdinar agar arahnya semakin jelas. Dan P4
mengugkapkan dengan adanya kegiatan dalam komunitas misdinar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
membantu memberikan bekal pada anak-anak misdinar untuk dekat dengan
Gereja.
2) Harapan tentang Pelaksanaan Pendalaman Iman
Harapan tentang pelaksanaan pendalaman iman. P1 mengungkapkan
melalui pendalaman iman dapat mempersiapkan anggota misdinar baik secara
psikologis, pribadi, serta iman untuk semakin dewasa. P2 mengungkapkan melalui
pendalaman iman dapat memperdalam iman dan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan P3 mengungkapkan melalui
pendalaman iman anggota misdinar dapat belajar berefleksi. Dan P4
mengungkapkan kegiatan dalam pendalaman iman harus memiliki nilai-nilai
iman.
3) Harapan tentang Bentuk Pendalaman Iman
Jawaban responden tentang bentuk pendalaman iman menurut
pendamping beraneka ragam. Adapun P1 yang mengungkapkan agar kegiatan
pembinaan iman tidak monoton dan membosankan. P2 mengungkapkan kegiatan
pendalaman iman berupa sharing serta rekoleksi. Sedangkan P3 mengungkapkan
bentuk kegiatan pendalaman iman adalah drama, outbout, audivisual. Dan P4
mengungkapkan agar kegiatan pendalaman iman berupa sharing dan
merenungkan isi kitab sucI
4) Harapan tentang Waktu Pelaksanaan Pendalaman Iman
Harapan untuk waktu pelaksanaan pendalaman iman P1-P4 setuju jika
pelaksanaan pendalaman iman diadakan saat hari libur semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
5) Harapan Materi yang Dibahas
Jawaban responden tentang materi yang dibahas beraneka ragam yaitu P1
materi yang dibahas adalah tentang pertemanan, kasih orangtua, serta tanggung
jawab. P2 juga mengungkapkan materi yang dibahas adalah public speaking,
pacaran yang baik, seksualitas, serta menjadi misidinar yang baik. Sedangkan P3
mengungkapkan materi yang dibahas tentang menjadi pribadi yang utuh serta jadi
diri sebagai remaja. Dan P4 mengungkapkan materi yang dibahas adalah tentang
sikap solidaritas, gotong royong, kebersamaan, serta persekutuan.
D. Pembahasan Penelitian Peranan Komunitas Misdinar
Berdasarkan jawaban dari 12 responden yaitu 8 anggota misdinar dan 4
pendamping komunitas misdinar di Stasi Waykandis, Gereja St. Maria
Immaculata Bandarlampung, Lampung. Yang terdiri dari AM 1-AM 4 dan AM 8
yang saat ini sedang menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP), sedangkan AM 5-AM 7 yang saat ini sedang menempuh pendidikan
ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), serta 2 pendamping yang merupakan
seksi liturgi Stasi Waykandis, 1 pendamping seorang suster kongergasi CB serta 1
pendamping adalah mahasiswi. Melalui wawancara menunjukkan bahwa mereka
masih aktif ikut dalam kegiatan komunitas misdinar serta mendampingi anggota
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St.
Maria Immaculata Bandarlampung, Lampung. Pembahasan hasil penelitian ini
berdasarkan data hasil wawancara yang dilengkapi dengan studi dokumen serta
observasi di Stasi St. Maria Immaculata Bandarlampung, Lampung, pada 6 Juli-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
20 Juli 2019. Tujuannya untuk mengetahui pelaksanaan peranan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St.
Maria Immaculata Bandarlampung, Lampung.
1. Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan
Iman Remaja
Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban responden yakni anggota
komunitas misdinar dan pendamping komunitas misdinar yang meliputi
pandangan tentang komunitas misdinar, motivasi dalam komunitas misdinar,
keterlibatan dalam komunitas misdinar, peran komunitas sebagai wadah
pembinaan iman remaja, bentuk-bentuk kegiatan dalam komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja, manfaat komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja
a. Pandangan tentang Komunitas Misdinar
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota komunitas misdinar
menunjukkan ada beberapa anggota misdinar yang mengungkapkan bahwa
komunitas misdinar sudah sungguh dapat menjadi wadah pembinaan iman bagi
anggota misdinar seperti yang diungkapkan oleh AM 1, AM 2-AM 8 yaitu bahwa
komunitas misdinar sudah sungguh menjadi wadah dikarenakan disetiap
minggunya ada pembinaan iman. Berkaitan dengan komunitas misdinar Gabriel
mengungkapkan bahwa:
“Komunitas misdinar dapat menjadi salah satu wadah bagi pembinaan
iman remaja dikarenakan dalam komunitas misdinar beranggotakan
sekelompok remaja Katolik yang berjiwa penuh pengabdian, tanpa pamrih,
menyediakan dirinya dengan rela untuk melayani Gereja” (Gabriel, 1997:
11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sama halnya yang diungkapkan oleh Gabriel bahwa komunitas misdinar
beranggotakan remaja katolik begitupula yang diungkapkan oleh AM 4 yang
mengatakan bahwa komunitas misdinar juga digunakan sebagai tempat berkumpul
dengan teman-teman seiman. Hal yang sama juga disampakan oleh P2 dan P3
yang mengungkapkan bahwa komunitas misdinar menjadi tempat untuk
berkumpul untuk melayani Tuhan dengan tulus hati serta menjadi tempat untuk
menjalin keakraban, menumbuhkan iman, serta tempat perjumpaan iman satu
sama lain, hal yang sama juga penulis temukan melalui observasi yang
menunjukkan bahwa komunitas misdinar menjadi tempat untuk berkumpul
anggota misdinar untuk melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan pertemuan
rutin, latihan misdinar, serta rapat kegiatan dengan para pengurus misdinar.
Selain menjadi tempat berkumpul komunitas misdinar juga dapat menjadi
tempat untuk saling melayani seperti yang diungkapkan oleh P1 dan P4 yaitu
bahwa komunitas misdinar sudah dimanfaatkan dengan baik sebagai wadah
pembinaan dikarenakan anggota misdinar semakin paham akan sakramen
dikarenakan anggota misdinar sudah mulai ambil bagian dalam Ekaristi serta
kegiatan yang ada dalam komunitas misdinar sehingga komunitas misdinar juga
sudah menjadi tempat dimana adanya saling membutuhkan satu sama lain untuk
saling melayani dan memberi.
Sedangkan P2 dan P3 memiliki pendapat yang berbeda. Mereka
mengungkapkan bahwa komunitas misdinar belum dimanfaatkan dengan baik
sebagai wadah pembinaan iman remaja dikarenakan masih banyak diantara para
anggota misdinar yang pasif mengikuti kegiatan misdinar, P3 menegaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
keaktifan para anggota misdinar baru sampai pada rutinitas saja. Dalam observasi
penulis juga menemukan bahwa ketidakatifan para anggota komunitas misdinar
dalam mengikuti kegiatan tampak pada waktu pelaksanaan kegiatan yang mundur
dari jadwal yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hasil wawancara serta
observasi nampak jelas bahwa komunitas sudah menjadi tempat untuk berkumpul
dengan teman-teman seiman yang didalamnya terdapat perjumpaan iman terutama
dalam Ekaristi namun sebagai wadah pembinaan iman masih perlu ditingkatkan
kembali dikarenakan para anggota dalam komunitas misdinar ada yang pasif
dalam mengikuti kegiatan yang diadakan.
b. Motivasi dalam Komunitas Misdinar
Hurlock (2002: 214) mengungkapkan bahwa perkembangan sosial remaja
tampak dari berbagai kegiatan sosial yang banyak dilakukan oleh remaja, namun
dalam aksinya remaja tergabung dalam kelompok teman sebaya dikarenakan
kelompok teman sebaya memberikan kesempatan kepada mereka untuk melatih
cara mereka dalam bertindak, berperilaku, dan melakukan hubungan sosial.
Pendapat yang sama tentang kelompok sebaya juga disampaikan oleh P4
mengungkapkan motivasinya bahwa dalam hidup menggereja membutuhkan satu
sama lain yang lebih dikenal dengan tim, melalui tim inilah Gereja memberikan
pelayanan dengan sesamanya, inilah yang menjadi dasar motivasi remaja
mengikuti kegiatan dalam komunitas misdinar seperti yang disampaikan oleh AM
7 motivasi bergabung dalam komunitas misdinar diawali dengan paksaan dari
orangtua namun setelah berdinamika bersama, bergabung dengan komunitas
misdinar menjadi keasyikan tersendiri dengan demikian anggota misdinar maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
memiliki keinginan untuk ambil bagian untuk aktif dalam kegiatan menggereja
selain itu AM 6 dan AM 8 motivasi bergabung dengan komunitas misdinar
adalah untuk menambah kegiatan serta pengalaman untuk aktif di Gereja.begitu
pula yang AM 1, AM 4, dan AM 5 mengungkapkan motivasi bergabung dalam
komunitas misdinar adalah untuk melayani Tuhan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dinamika bersama menjadi motivasi bergabung kegiatan
komunitas misdinar dengan tujuan untuk ambil bagian dalam kegiatan menggereja
serta untuk melayani Tuhan
c. Keterlibatan dalam Komunitas Misdinar
Keterlibatan anggota misdinar dalam kegiatan baik dalam komunitas
misdinar maupun Gereja merupakan bagian dari pembinaan iman dikarenakan
pembinaan iman adalah proses dimana perkembangan iman berlangsung dalam
kenyataan hidup yang konkret pada diri seseorang. Anggota komunitas misdinar
AM 1-AM 8 sudah terlibat aktif dalam komunitas misdinar dengan mengikuti
berbagai kegiatan yang ada dalam komunitas misdinar seperti ziarah, kunjungan
ke susteran, outbout, menjadi petugas misdinar, pertemuan misdinar, koor
misdinar, rekoleksi, temu remaja, serta live in namun dalam observasi ditemukan
pula beberapa anggota misdinar yang belum terlibat aktif dalam kegiatan
komunitas misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
d. Peran Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
1) Peran Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
bagi Anggota Misdinar yaitu
a) Komunitas Misdinar Membantu Memperkembangkan Iman
Perkembangkan iman meliputi pemahaman serta penghayatan iman.
Gabriel menyatakan bahwa pemahaman serta penghayatan iman adalah:
“Perjumpaan dengan Allah dalam liturgi dapat membantu remaja dalam
menanggapi imannya melalui tinggal bersama Yesus, bekerja bersama
Yesus, dan bekerja berserta Yesus serta kebersamaan dengan teman-teman
seiman dalam katekese dalam menghayati iman dan untuk saling berbagi
pengalaman iman yang membantu remaja untuk semakin beriman
(Gabriel, 1997: 9)”
Perjumpaan dengan Allah dapat memperkembangkan iman diungkapkan juga oleh
AM 1, AM 2-AM 6 dan AM 8 yaitu melalui perjumpaan dengan Allah dalam
pendalaman iman sehingga anggota misdinar dapat memahami tentang doa, liturgi
serta ajaran-ajaran Gereja secara umum.
b) Komunitas Misdinar Membantu Mengekspresikan Diri
Martasudjita (2012: 21-22) mengungkapkan bahwa kegiatan dalam
komunitas misdinar sebaiknya bervariasi seperti rekoleksi, pendalaman materi,
permainan keakraban, temu misdinar dan masih banyak lagi sehingga para
anggotanya dapat mengekspresikan dirinya. Seperti yang disampaikan oleh
Martasudjita hal yang sama juga disampaikan oleh AM 1-AM 5 bahwa komunitas
misdinar sudah membantu anggota misdinar untuk mengekspresikan dirinya
melalui kegiatan koor yang sudah dijadwal oleh Gereja. Dengan demikian jelas
menunjukkan bahwa komunitas misdinar sudah membantu anggota komunitas
misdinar untuk menemukan identitas dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c) Komunitas Misdinar Membantu Mengembangkan Diri
Kedewasaan diri dicapai dengan mengembangkan apa yang ada didalam
diri melalui interaksi dengan teman, kerjasama dan kebersamaan dalam
menghayati iman yang pada akhirnya menumbuhkan sikap setia kawan
dikarenakan merasa senasib dan sepenanggungan serta saling menguatkan satu
dengan lainnya dalam menghadapi masalah yang dialami. Hal serupa
diungkapkan oleh AM 1-AM 5 komunitas misdinar sudah membantu anggota
misdinar untuk sampai pada kedewasaan diri dengan mengembangkan kegiatan
seperti kunjungan, pertemuan misdinar, serta interaksi antara anggota misdinar
yang berdampak pada beberapa anggota misdinar yang berani tampil di depan dan
anggota misdinar pun sudah mau memberanikan diri untuk memimpin doa dalam
pertemuan komunitas misdinar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
interaksi dengan sesama penting untuk mengembangkan diri untuk sampai pada
kedewasaan diri.
d) Komunitas Misdinar Membantu Menyadari Tanggung jawab.
Dalam membantu anggota misdinar menyadari tanggung jawabnya
Gabriel (2001:78) mengungkapkan bahwa:
“Melayani dengan penuh cinta berarti mengabdi tanpa pamrih yang
didorong oleh cinta akan Allah dan sesama sehingga tugas seberat apapun
akan terasa ringan serta menyenangkan. Melayani dengan penuh cinta
dilakukan dengan cara kerelaan berkorban dalam melayani misa,
kerendahaan hati bahwa apa yang dilakukan semua di kemuliaan Tuhan
bukan untuk menyombongkan diri serta bertanggung jawab mencari
pengganti bila berhalangan untuk bertugas” Gabriel (2001:78).
Seperti yang diungkapkan oleh Gabriel dalam wawancara ditemukan bagaimana
anggota misdinar menyadari tanggung jawabnya yang disampaikan oleh AM 1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
AM 8 dalam komunitas misdinar untuk membantu anggota misdinar menyadari
tanggung jawabnya dengan cara mencari pengganti saat tidak dapat bertugas serta
memberitahukannya kepada pendamping, pengurus, serta anggota komunitas yang
lain.
2) Peran Pendamping dalam Komunitas Misdinar
Pelaksanaan komunitas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
peran penting pendamping misdinar. P1-P4 mengungkapkan memiliki peran
untuk mendampingi anggota misdinar secara langsung baik dalam pertemuan
misdinar maupun dalam latihan misdinar. Selain mendampingi P1-P4
mengungkapkan bahwa memotivasi anggota misdinar merupakan bagian dari
peran pendamping misdinar sehingga anggota misdinar merasa disapa serta
membantu anggota misdinar menyelesaikan masalah yang dialami.
3) Bentuk-Bentuk Kegiatan dalam Komunitas Misdinar
Jawaban responden tentang bentuk kegiatan dalam komunitas misdinar
berbeda-beda seperti yang diungkapkan oleh P4 yaitu:
“Minggu pertama pemahaman tentang liturgi, minggu kedua kunjungan
baik di lingkungan stasi maupun diluar lingkungan stasi, minggu ketiga
memberikan kebebasan pada anak misdinar untuk berekspresi, dan minggu
keempat tugas koor Gereja yang tergabung dalam AMDIS.”
Seperti yang diungkapkan oleh P1, AM 1 dan AM 2 menngungkapkan
bahwa kegiatan dalam komunitas misdinar adalah kunjungan ke susteran dan
temu misdinar, AM 3 menambahkan kegiatan lainnya yaitu koor dan refresing,
AM 4 juga menambahkan kegiatan lain ada live in dan temu remaja. AM 5
menambahkan kegiatan lain yaitu ziarah serta rekoleksi. Dan AM 6–AM 8 adalah
retret. Dalam studi pustaka penulis juga ditemukan bahwa kegiatan yang diikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dan diadakan oleh komunitas misdinar adalah temu remaja se-paroki, sedangkan
dalam observasi penulis menemukan kegiatan yang ada dalam komunitas
misdinar adalah pertemuan rutin, latihan koor, serta latihan misdinar. \
Pendalaman iman dalam komunitas misdinar sudah diadakan menurut AM
1-AM 4 pelaksanaan pendalaman iman diadakan dua bulan sekali namun AM 5
mengungkapkan bahwa pelaksanaan pendalaman iman dilakukan di minggu
ketiga. Suasana yang terdapat dalam pendalaman iman menurut AM 1-AM 5
menyenangkan dikarenakan cara penyampaiannya menggunakan dialog atau
ceramah, tanya jawab, serta video. Sedangkan P2-P4 mengungkapkan bahwa
pelaksanaan pendalaman iman sesuai dengan liturgi Gereja yaitu pada saat adven,
prapaskah, serta BKSN. Dengan demikian jelas bahwa pembinaan iman menjadi
salah satu cara untuk membina iman remaja. Pembinaan iman dapat diartikan
sebagai suatu usaha atau tindakan untuk menolong orang agar semakin
memahami, menghayati, dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga iman yang telah dimiliki semakin berkembang, mendalam bahkan
mengakar dalam hidupnya sehingga dapat sampai pada kedewasan iman. Hal
yang sama juga disampaikan oleh AM 6 mengungkapkan bahwa diadakannya
pendalaman iman dikarenakan aksi tanpa adanya iman menjadi hampa serta dapat
menjadi kebiasaan semata serta AM 5 mengungkapkan alasannya setuju dengan
diadakannya pendalaman iman agar dapat belajar tentang iman begitupula yang
disampaikan oleh P3 juga mengatakan pelaksanaan pendalaman iman diadakan
supaya anggota misdinar tidak bosan serta belajar berefleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4) Manfaat Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Salah satu manfaat komunitas misdinar dalam Gereja adalah sebagai
wadah penumbuhkembangkan iman terutama bagi remaja dikarenakan remaja
sedang mengalami keraguan keyakinan oleh karena itulah remaja diajak untuk
menyadari iman yang dimiliki bukan hanya sebagai iman yang diterima dari orang
tua dan lingkungan namun menjadi iman yang siap dan mantap untuk
berpartisipasi dalam kegiatan Gereja. Hal yang sama diungkapkan AM 7 adalah
belajar berani, belajar tentang iman, dan belajar berrelasi dengan teman. AM 8
dan P1 juga menambahkan manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar
adalah semakin dekat dengan Tuhan. Begitu pula yang disampaikan oleh P3 yang
ungkapkan manfaat dalam komunitas misdinar adalah iman semakin diteguhkan.
Selain iman komunitas misdinar juga bertujuan untuk membantu remaja
memahami serta menemukan identitasnya dirinya seperti yang disampaikan oleh
AM 1 manfaat yang didapat dalam komunitas misdinar adalah melatih
kepercayaan diri serta bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan. AM
4 mengungkapkan manfaat yang didapat adalah lebih mengenal diri untuk
melayani serta lebih percaya diri serta AM 6 yang menambahkan manfaat yang
didapat dalam komunitas misdinar yaitu percaya diri, bertanggung jawab, belajar
public speaking, dipercaya oleh umat dan Gereja, serta meningkatkan mental
untuk lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Peranan
Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja disebabkan oleh berbagai faktor yang
berasal dari dalam diri maupun dapat juga dari luar diri. Dalam studi dokumen
yang dilakukan oleh penulis faktor pendukung pelaksanaan komunitas misdinar
tampak dalam kegiatan temu remaja se-paroki. Dalam kegiatan ini tampak bahwa
dukungan dari umat maupun stasi sangat besar baik berupa dana maupun
kerjasama, hal yang sama juga disampaikan oleh AM 8 dan P4 mengungkapkan
faktor pendukung adalah kerjasama antara anggota misdinar serta dukungan dari
Gereja dan umat. Selain itu dalam hal perkembangan sosialnya remaja memiliki
keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebaya. Kelompok
sebaya memberikan pengaruh yang sangat kuat, bahkan kadangkala melebihi
pengaruh keluarga seperti yang disampaikan oleh AM 2-AM 7 serta P1
mengungkapkan hal yang sama tentang faktor pendukung yaitu relasi dengan
teman-teman dengan adanya geng antara anggota misdinar dapat membuat
anggota misdinar tidak tercerai berai dan bisa saling berkomunikasi sesuai dengan
usia mereka.
Ada faktor pendukung pasti juga ada faktor penghambat dalam
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja.
Dalam observasi penulis menemukan faktor penghambat pelaksanaan komunitas
misdinar adalah waktu pelaksaan kegiatan misdinar yang mundur seperti yang
diungkapkan oleh AM 1 dan P3 ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan. Relasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan teman dapat menjadi faktor pendukung namun juga dapat menjadi faktor
penghambat seperti yang disampaikan oleh AM 3 malas untuk pertemuan
misdinar dikarenakan tidak bisa menolak ajakan teman untuk bermain bersama
3. Harapan Pendamping dan Anggota Misdinar terhadap Peranan
Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
a. Harapan Anggota Misdinar dan Pendamping terhadap Pelaksanaan
Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Sebagai generasi penerus, Gereja memiliki harapan pada komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja dikarenakan Gereja menuntut
partisipasi dan keterlibatan umat beriman secara penuh, sadar, dan aktif.
Keterlibatan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya terlibat aktif
dalam pembinaan iman (DFI, 2014: 36-37). AM 1, AM 2, AM 4, AM 7 yang
mengungkapkan harapannya agar anggota komunitas misdinar semakin aktif
mengikuti kegiatan komunitas misdinar, AM 5 juga menambahkan agar anggota
komunitas misdinar lebih solidaritas, sopan santun serta menyapa satu sama lain.
Harapan lain anggota misdinar terhadap komunitas misdinar disampaikan oleh
AM 3 yang mengungkapkan bahwa dalam menjelaskan materi tentang liturgi
dengan cara yang lebih menarik. AM 8 yang mengungkapkan agar kegiatan lebih
menarik, pemateri yang memberi materi menggunakan bahasa yang sederhana
serta AM 6 juga menambahkan harapannya agar komunitas misdinar semakin
dipercaya oleh Gereja untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan Gereja, anggota
komunitas misdinar semakin aktif untuk ikut dalam kegiatan serta dapat menjalin
hubungan yang erat dengan Gereja yang lain melalui komunitas misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sedangkan P1 berharap dengan adanya komunitas misdinar dapat membantu
mempersiapkan anggota misdinar baik secara pribadi, psikologis, serta iman
untuk semakin dewasa. P2 mengungkapkan dengan adanya komunitas misdinar
dapat membantu anggota misdinar melayani dengan tulus hati, dengan hati ikhlas
ambil bagian dalam kegiatan menggereja.
Sedangkan P3 mengungkapkan dengan adanya komunitas misdinar dapat
membantu anggota misdinar untuk menjadi pribadi yang utuh. P3 juga
menambahkan berharap dari faktor fasilitas yaitu komunitas misdinar memiliki
tempat untuk pertemuan serta pendamping ditambah dengan orang yang sesuai
dengan bidangnya, serta dapat membuat silabus untuk kegiatan misdinar agar arah
kegiatan semakin jelas. Dan P4 mengungkapkan dengan adanya komunitas
misdinar dapat membantu memberikan bekal pada anak-anak misdinar untuk
dekat dengan Gereja.
b. Harapan tentang Pelaksanaan Pendalaman Iman
Dalam pelaksanaan pendalaman iman anggota misdinar memiliki harapan
yang berbeda-beda. AM 1 berharap agar pendalaman iman dapat mendalami
tentang liturgi serta lebih mengenal Yesus. AM 2 mengharapkan dapat
mengetahui tugas misioner, arti tanda salib, serta arti pakaian yang dipakai oleh
romo. Untuk AM 3 mengharapkan dapat mendengarkan bacaan Kitab Suci. AM 4
dan AM 7 berharap agar pendalaman iman dapat dilaksanakan dikarenakan dalam
komunitas misdinar belum ada kegiatan pendalaman iman serta anggota misdinar
jarang ikut doa lingkungan sehingga melalui pendalaman iman dapat mengenal
iman. AM 5 menambahkan dengan adanya pendalaman iman dapat belajar tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
iman dipertegas lagi oleh AM 6 berharap melalui pendalaman iman dapat
mengenal iman yang sampai aksi karena tanpa adanya iman serta aksi menjadi
hampa serta dapat menjadi kebiasaan semata. AM 8 mengungkapkan dengan
adanya pendalaman iman maka dapat menjadi tempat untuk berkumpul.
Pendamping juga memiliki harapan untuk pelaksanaan pendalaman iman yaitu P2
mengungkapkan melalui pendalaman iman dapat memperdalam iman dan
kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan P3
mengungkapkan melalui pendalaman iman anggota misdinar dapat belajar
berefleksi.
c. Harapan tentang Bentuk Pendalaman Iman
Bentuk pendalaman iman anggota misdinar berharap AM 1 dan AM 5
bentuk pendalaman iman dapat berupa rekoleksi serta ziarah. AM 2
mengungkapkan bentuk pendalaman iman berupa mendalami alkitab serta
pelatihan misdinar. AM 3 mengungkapkan bentuk pendalaman iman berupa doa
bersama, mendengarkan bacaan Kitab suci serta mendalami Kitab Suci. AM 4
mengungkapkan bentuk pendalaman yang tidak membosankan untuk anggota
misdinar. AM 6 dan AM 8 mengungkapkan hal yang sama tentang bentuk
kegiatan pendalaman iman yaitu berupa outbout, rekoleksi, live in, serta refleksi.
AM 8 menambahkan pendalaman iman bentuk kegiatan adalah temu remaja.
sedangkan AM 7 mengungkapkan bentuk pendalaman iman berupa retret
sehingga dapat menginap. Sementara P1 mengungkapkan agar kegiatan
pembinaan iman tidak monoton dan membosankan. P2 mengungkapkan kegiatan
pendalaman iman berupa sharing serta rekoleksi. Sedangkan P3 mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
bentuk kegiatan pendalaman iman adalah drama, outbout, audivisual. Dan P4
mengungkapkan agar kegiatan pendalaman iman berupa sharing dan
merenungkan isi kitab suci
d. Harapan tentang Waktu Pelaksanaan Pendalaman Iman
Untuk waktu pelaksanaan pendalaman AM 1, AM 4, AM 5, serta AM 7
mengungkapkan hal yang sama agar waktu pelaksanaan pendalaman iman adalah
liburan sekolah. AM 2 mengungkapkan agar pelaksanaan pendalaman iman
dilaksanakan dua minggu sekali. AM 3 mengungkapkan agar pelaksanaan
pendalaman iman dilaksanakan pada hari minggu. Sedangkan AM 6 dan AM 8
berharap agar pelaksanaan pendalaman iman dilakukan setelah pekan suci, natal,
atau liburan semester. Sementara P1, P2, P3, P4 setuju jika pelaksanaan
pendalaman iman dilaksanakan saat hari libur semester.
e. Harapan Materi yang Dibahas
AM 1 berharap materi yang dibahas adalah makna Gereja serta makna
liturgi. AM 2 dan AM 4 berharap materi yang dibahas adalah pengenalan riwayat
santo/santa. AM 3 mengungkapkan materi yang dibahas berupa tentang Gereja
dan tentang doa. AM 5 juga mengungkapkan materi yang dibahas adalah tentang
tata cara misdinar. AM 6 mengungkapkan materi yang dibahas adalah tanggung
jawab, spiritualitas misdinar, jati diri sebagai remaja, hal yang sama disampaikan
oleh AM 7 namun AM 7 juga menambahkan materi yang dibahas berupa siapakah
misdinar, St. pelindung misdinar serta peran misdinar. Sedangkan AM 8
mengungkapkan materi yang dibahas berupa solusi untuk teman-teman yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
aktif, tanggung jawab sebagai misdinar, serta kerjasama, toleransi serta kejujuran
dalam bertindak.
Sementara P1 berharap materi yang dibahas adalah tentang pertemanan,
kasih orangtua, serta tanggung jawab. P2 juga mengungkapkan materi yang
dibahas adalah public speaking, pacaran yang baik, seksualitas, serta menjadi
misidnar yang baik. Sedangkan P3 mengungkapkan materi yang dibahas tentang
menjadi pribadi yang utuh serta jadi diri sebagai remaja. Dan P4 mengungkapkan
materi yang dibahas adalah tentang sikap solidaritas, gotong royong,
kebersamaan, serta persekutuan.
E. Kesimpulan Penelitian Peranan Komunitas Misdinar
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan tiga kesimpulan mengenai
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata, Bandarlampung, Lampung.
1. Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar Sebagai Wadah Pembinaan
Iman Remaja
Melalui wawancara penulis menemukan bahwa komunitas misdinar juga
digunakan sebagai tempat berkumpul dengan teman-teman seiman untuk
melayani Tuhan dengan tulus hati serta menjadi tempat untuk menjalin keakraban,
menumbuhkan iman, serta menjadi tempat perjumpaan iman satu sama lain, hal
yang sama juga penulis temukan melalui observasi bahwa komunitas misdinar
menjadi tempat untuk berkumpul anggota misdinar untuk melakukan berbagai
kegiatan yaitu kegiatan pertemuan rutin, latihan misdinar, serta rapat kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dengan para pengurus misdinar. Selain menjadi tempat berkumpul komunitas
misdinar juga dapat menjadi tempat untuk saling melayani dikarenakan anggota
misdinar semakin paham akan sakramen dikarenakan anggota misdinar sudah
mulai ambil bagian dalam Ekaristi serta kegiatan yang ada dalam komunitas
misdinar dan komunitas misdinar juga sudah menjadi tempat dimana adanya
saling membutuhkan satu sama lain untuk saling melayani dan memberi.
Namun beberapa anggota misdinar serta pendamping komunitas
mengungkapkan melalui wawancara bahwa komunitas misdinar belum
dimanfaatkan dengan baik sebagai wadah pembinaan iman remaja dikarenakan
masih banyak diantara para anggota misdinar yang pasif mengikuti kegiatan
misdinar karena para anggota misdinar mengikuti kegiatan baru taraf sampai pada
rutinitas. Dalam observasi penulis juga menemukan bahwa ketidakatifan para
anggota misdinar dalam mengikuti kegiatan tampak pada waktu pelaksanaan
kegiatan yang mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Dengan demikian
berkaitan dengan hasil wawancara dan observasi nampak jelas bahwa komunitas
sudah menjadi sudah tempat untuk berkumpul dengan teman-teman seiman yang
didalamnya terdapat perjumpaan iman terutama dalam Ekaristi namun sebagai
wadah pembinaan iman masih perlu ditingkatkan kembali dikarenakan anggota
misdinar ada yang pasif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan sedangkan bagi
pendamping komunitas misdinar menjadi tempat untuk mendampingi amggota
misdinar untuk dapat aktif dalam kegiatan Gereja.
Motivasi anggota misdinar bergabung dalam komunitas misdinar beraneka
ragam seperti adanya teman sebaya yang berdinamika bersama menjadi salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
motivasi anggota misdinar ikut dalam kegiatan komunitas misdinar dengan tujuan
untuk ambil bagian dalam kegiatan menggereja dalam melayani Tuhan. Dan oleh
karena itulah komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
memiliki peran penting bagi perkembangan iman remaja diantaranya membantu
remaja memperkembangkan imannya, membantu remaja mengekspresikan diri,
membantu remaja mengembangkan diri serta membantu remaja menyadari
tanggung jawab. Dalam membantu remaja memperkembangkan imannya terutama
mengenai pemahaman dan penghayatan iman melalui pengalaman perjumpaan
dengan Allah dalam pendalaman iman. Dalam hal membantu remaja
mengekspresikan dirinya komunitas misdinar memiliki cara mengadakan berbagai
kegiatan dalam komunitas misdinar. Dalam hal membantu mengembangkan diri
remaja komunitas misdinar membantu remaja melalui dinamika bersama sehingga
anggota misdinar berani untuk mengembangkan dirinya. Dan dalam membantu
remaja menyadari tanggung jawabnya komunitas misdinar membantu remaja
melalui tanggung jawab untuk mencari pengganti saat tidak dapat bertugas,
sehingga manfaat yang didapat baik anggota misdinar maupun pendamping dalam
komunitas misdinar adalah belajar berani, belajar tentang iman, dan belajar
berelasi dengan teman, dekat dengan Tuhan dan dapat meneguhkan iman.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Peranan Komunitas
Misdinar sebagai Wadah Pembinaan Iman Remaja
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan komunitas misdinar
disebabkan oleh berbagai faktor yang berasal baik dari dalam diri maupun dapat
berasal dari luar diri. Dalam studi dokumen yang dilakukan oleh penulis faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pendukung pelaksanaan komunitas misdinar tampak dalam kegiatan temu remaja
se-paroki. Dalam kegiatan ini tampak bahwa dukungan dari umat maupun stasi
sangat besar baik berupa dana maupun kerjasama Selain itu dalam hal
perkembangan sosialnya remaja memiliki keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok sebaya dikarenakan kelompok sebaya memberikan
pengaruh yang sangat kuat, bahkan melebihi pengaruh keluarga seperti halnya
relasi dengan teman-teman, adanya geng antara anggota misdinar dapat membuat
anggota misdinar tidak tercerai berai dan bisa saling berkomunikasi sesuai dengan
usia mereka.
Komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja memiliki
faktor penghambat dalam pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja. Dalam observasi penulis menemukan waktu pelaksaan
kegiatan misdinar yang mundur. Relasi dengan teman-teman seperti malas untuk
pertemuan misdinar karena tidak dapat menolak ajakan teman untuk bermain
bersama, ada pula orang tua yang tidak mendukung anaknya ikut dalam kegiatan
Gereja, tidak adanya kendaraan untuk pergi ke pertemuan atau kegiatan misdinar
serta niat dari dalam diri setiap anggota misdinar. Dan dikarenakan kenyamanan
dirumah sehingga anak-anak malas ikut kegiatan Gereja.
3. Harapan Pelaksanaan Peranan Komunitas Misdinar sebagai Wadah
Pembinaan Iman Remaja
Harapan anggota misdinar serta pendamping berkaitan dengan
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja
di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata, Bandarlampung. Lampung yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
meliputi lima hal yaitu harapan terhadap pelaksanaan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja, pelaksanaan pendalaman iman, bentuk
pendalaman iman, waktu pelaksanaan pendalaman iman, serta materi yang
dibahas. Pelaksanaan pendalaman iman dalam komunitas di Stasi Waykandis
dilaksanakan pada masa liturgi Gereja seperti adven, prapaskah, serta BKSN
sehingga dengan demikian baik anggota misdinar maupun pendamping
menginginkan adanya waktu khusus untuk pendalaman iman. Sedangkan harapan
anggota misdinar serta pendamping terhadap bentuk pelaksanaan pendalaman
iman yakni kegiatan yang memiliki nilai-nilai iman serta tidak memakai waktu
yang lama. Adapun waktu yang sesuai dengan harapan anggota misdinar serta
pendamping adalah liburan semester dan waktu yang disepakati secara bersama-
sama dalam komunitas misdinar. Harapan materi yang akan dibahas pada
pendalaman iman yaitu tanggung jawab, spiritualitas misdinar, jati diri sebagai
remaja, sikap solidaritas, gotong royong, kebersamaan, serta persekutuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
USULAN KEGIATAN REKOLEKSI KOMUNITAS
UNTUK MENINGKATKAN PERANAN KOMUNITAS MISDINAR
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab III, penulis
menemukan bahwa pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata
Bandarlampung, Lampung sudah terlaksana dengan baik tampak dalam adanya
berbagai kegiatan yang dapat membantu anggota misdinar untuk mengekspresikan
diri serta meneguhkan iman namun dalam hal keaktifan mengikuti kegiatan,
anggota misdinar masih kurang berpartisipasi aktif, karena itulah dalam bab IV ini
penulis mengusulkan salah satu program kegiatan untuk meningkatkan peranan
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis
Gereja St. Maria Immaculata, yaitu rekoleksi komunitas
Bab ini terbagi dalam beberapa bagian. Bagian pertama berisi latar
belakang pentingnya rekoleksi komunitas untuk meningkatkan pelaksanaan
peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi
Waykandis Gereja St. Maria Immaculata, Bandarlampung, Lampung. Bagian
kedua berisi gambaran umum rekoleksi komunitas yang meliputi pengertian
rekoleksi komunitas, tujuan rekoleksi komunitas sebagai upaya meningkatkan
pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja,
peserta rekoleksi komunitas, serta waktu pelaksanaan rekoleksi komunitas. Bagian
ketiga berisi contoh program rekoleksi komunitas dan berisi contoh satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pertemuan rekoleksi komunitas untuk meningkatkan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja.
A. Latar Belakang Pentingnya Rekoleksi Komunitas
Dalam rangka menindaklanjuti hasil penelitian yang telah penulis
laksanakan, yaitu meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja, maka penulis membuat usulan program kegiatan
rekoleksi komunitas yang dapat menjawab kebutuhan dan harapan anggota
misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata, Bandarlampung,
Lampung. Berdasarkan hasil penelitian baik terhadap anggota misdinar maupun
pendamping menunjukkan bahwa komunitas misdinar membutuhkan adanya
kegiatan secara khusus yaitu rekoleksi komunitas yang tidak monoton namun
memiliki nilai-nilai iman yang sesuai dengan keadaan anggota misdinar.
Adapun pemilihan kegiatan rekoleksi komunitas diharapkan mampu
membantu anggota misdinar untuk dapat merasakan kehadiran Allah yang
bersemayam dalam dirinya. Dengan demikian, anggota misdinar semakin mau
dan mampu terlibat aktif dalam kegiatan komunitas misdinar sehingga harapan
Gereja terhadap anggota misdinar sebagai generasi penerus Gereja pun akan
tercapai melalui peran aktif anggota misdinar baik dalam keluarga, masyarakat,
maupun Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Gambaran Umum Rekoleksi Komunitas
1. Pengertian Rekoleksi Komunitas
Darmawijaya (1990:5) mengungkapkan rekoleksi merupakan suatu
kegiatan yang dapat membantu peserta meresapkan pengalaman hidup konkret,
mengevaluasinya dan mencoba mencari langkah baru untuk menghadapi
perjuangan hidup selanjutnya. Rekoleksi berarti mengumpulkan pengalaman
yang telah dialami baik pengalaman yang bahagia maupun pengalaman yang
kurang bahagia, kemudian direfleksikan. Begitupula dengan rekoleksi komunitas
misdinar yang mengajak anggota misdinar untuk mengumpulkan pengalaman
yang bahagia maupun pengalaman yang kurang bahagia untuk secara bersama-
sama direfleksikan dalam terang injil sehingga pengalaman tersebut dapat
semakin bermakna bagi perkembangan diri serta menemukan gambaran diri yang
positif serta meningkatan keimanan akan Yesus.
2. Tujuan Rekoleksi Komunitas
Mangunharjana (1985: 7) juga mengungkapkan tujuan rekolesi komunitas
adalah usaha untuk penyegaran dan memperkembangkan kehidupan rohani iman.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Mangunharjana, rekoleksi komunitas
bertujuan agar anggota misdinar mampu menemukan dirinya, kelebihan dan
kekurangan yang ada dalam dirinya serta mampu mempererat kebersamaan dalam
sebuah komunitas terutama dalam komunitas misdinar untuk belajar memahami
diri sendiri sebagai misdinar yang baik serta dapat saling menenguhkan iman satu
sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
C. Tema Rekoleksi Komunitas
Tema Umum : Berjalan Bersama dalam Komunitas Misdinar
Tujuan : Membantu anggota misdinar sebagai bagian dalam komunitas
misdinar untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah
secara sadar dan penuh tanggung jawab
Sub Tema I : Semakin Bersaudara dalam Komunitas Misdinar
Tujuan : Persaudaraan yang tidak dipupuk lama-lama akan menjadi
renggang oleh karena itulah tema ini dipilih untuk melihat
kembali perjalanan anggota misdinar sebagai bagian dalam
komunitas misdinar yang saling menguatkan dalam
kebersamaan sebagai saudara seiman
Sub Tema II : Bersama Komunitas Misdinar Mengenal Identitas Misdinar
beserta Tugas Pelayanannya
Tujuan : Beberapa anggota misdinar belum mengetahui identitas
beserta tugas pelayanannya melalui tema ini peserta diajak
mengenal serta memahami tugas dan tanggung jawabnya
sebagai anggota misdinar sehingga pada akhirnya mau aktif
dalam kegiatan Gereja secara sadar dan penuh tanggung
jawab.
Sub Tema III : Meneladani St. Tarsisius sebagai Misdinar yang Baik
Tujuan : Anggota misdinar menyadari sepenuhnya spiritualitas
pelayanan sebagai seorang misdinar melalui teladan St.
Tarsisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Sub Tema IV : Membuat Program Bersama Kegiatan dalam Komunitas
Misdinar
Tujuan : Kegiatan dalam komunitas misdinar dilaksanakan secara
spontan oleh karena itu diharapkan melalui sub tema ini
anggota misdinar dapat membuat rencana kegiatan agar
kegiatan yang diadakan dapat berjalan dengan baik dan lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
D. Matriks Kegiatan Rekoleksi Komunitas Misdinar
Tema : Berjalan Bersama Dalam Komunitas Misdinar
Tujuan : Membantu anggota misdinar sebagai bagian dalam komunitas misdinar untuk ambil bagian dalam
karya keselamatan Allah secara sadar dan penuh tanggung jawab
Tabel 2
Contoh Matriks Kegiatan Rekoleksi Komunitas Misdinar
No Acara Tujuan Materi Metode Sarana Sumber Bahan
Hari I
1 Keberangkatan Berkumpul di Gereja
untuk berangkat
bersama-sama menuju
tempat kegiatan di
a. Peserta melakukan
presensi
b. Peserta diberikan
Name tag
a. Salam,
sapa
b. Informasi
a. MIC
b. Name tag
Daftar hadir
peserta
kegiatan
rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
rumah retret Ngison
Nando, Kalianda
c. Pendamping
membagi peserta
dalam kelompok
berdasarkan jumlah
kendaraan yang
ada untuk
berangkat bersama-
sama ke tempat
kegiatan di rumah
retret Ngison
Nando, Kalianda.
d. Pendamping
misdinar dan
anggota misdinar
komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
berkumpul di
Gereja untuk
berangkat bersama
ke rumah retret
Ngison Nando
Kalinda.
e. Pembagian kamar
oleh pendamping
misdinar kepada
peserta dilanjutkan
dengan makan
siang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2 Pembukaan Pendamping rekoleksi
dan peserta dapat saling
mengenal serta menyapa
satu sama lain,
mengetahui tema, tujuan
serta proses kegiatan
rekoleksi
a. Pendamping
rekoleksi
mengucapkan
selamat datang
kepada semua
peserta serta
mengucapkan
terimakasih atas
kedatangannya.
b. Pendamping
rekoleksi
menyampaikan
tema, tujuan, serta
proses rekoleksi
a. Perkenalan
b. Sambutan
c. Ice
breaking
d. Informasi
a. LCD
b. MIC
c. Laptop
d. Piano
e. Speaker
Power point
mengenai
tema, tujuan,
serta proses
rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c. Pendamping
rekoleksi dan
peserta menyanyi
dan menari serta
doa pembukaan
d. Pendamping
melakukan ice
breaking untuk
mencairkan suasana.
3 Sesi I: Semakin
bersaudara dalam
komunitas
misdinar
Peserta diajak untuk
melihat kembali
perjalanan anggota
misdinar sebagai bagian
dalam komunitas
a. Pendamping
rekoleksi mengajak
peserta menyaksikan
video
“kebersamaan”
a. Ceramah
b. Sharing
c. Nonton
video
d. Informasi
a. Spekear
b. LCD
c. MIC
d. Laptop
e. Kayu
a. Video
kebersamaa
n
b. Power point
berisi bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
misdinar yang saling
menguatkan dalam
kebersamaan sebagai
saudara seiman
b. Setelah menonton
video tenteng
kebersamaan,
peserta diajak untuk
merefleksikan
pengalaman
persaudaraan dalam
komunitas misdinar
secara berkelompok
c. Setelah
merefleksikan
pengalaman secara
berkelompok peserta
diajak untuk
e. Outboud
f. Malam api
unggun dan
ekspresi
f. Korek
g. Alat-alat
outbount
refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pertunjukkan secara
kelompok yang akan
ditampilkan pada
malam api unggun
dan ekspresi
d. Pada malam api
unggun dan Ekspresi
Pendamping
memberikan
tanggapan dan
peneguhan
e. Pendamping
rekoleksi
mempersiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
kegiatan outbout
sebagai wujud nyata
kebersamaan dalam
komunitas
4 Sesi II : Bersama
komunitas
misdinar mengenal
identitas misidinar
beserta tugas
pelayanannya
Peserta diajak untuk
memahami tugas dan
tanggung jawabnya
sebagai anggota
misdinar sehingga pada
akhirnya mau aktif
dalam kegiatan Gereja
secara sadar dan penuh
tanggung jawab
a. Pendamping
rekoleksi mengajak
peserta untuk ice
breaking bersama
b. Peserta
merefleksikan tugas-
tugas pelayanan
sebagai misdinar
c. Peserta diajak untuk
berbagi pengalaman
a. Ice breaking
b. Diskusi
kelompok
c. Presentasi
d. Peneguhan
a. LCD
b. MIC
c. Laptop
d. Alat tulis
e. Kertas
HVS
Power point
berisi soal
pengantar
diskusi serta
bahan tentang
identitas
misdinar
beserta tugas
pelayanannya
F.X.Gabriel.(1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dalam kelompok
tentang tugas
pelayanan sebagai
misdinar
d. Mempresentasikan
hasil diskusi
e. Pendamping
rekoleksi
memberikan
tanggapan dari hasil
diskusi kelompok
serta memberi
masukan berkaitan
dengan identitas
997). Tanya
Jawab Seputar
Putra
Altar.Dalam
Gabriel(Ed).Se
luk-Beluk
Putra Altar.
Malang.Granu
m Sinapsis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
misdinar beserta
tugas pelayanannya.
f. Membuat niat untuk
menjadi misdinar
yang lebih baik
Hari II
5 Sesi III :
Meneladani St.
Tarsisius sebagai
misdinar yang
baik
Peserta semakin dapat
menyadari spiritualitas
pelayanan sebagai
seorang misdinar
melalui teladan St.
Tarsisius
a. Ice breaking
b. Video riwayat
Tarsisius
c. Merefleksikan video
d. Menggali
pengalaman
pengalaman menjadi
misdinar
a. Ceramah
b. Ice
breaking
c. Sharing
d. Nonton
video
a. Spekaer
b. LCD
c. Laptop
d. MIC
a. Video St.
Tasisius
b. Video
peneguhan
“Kepercaya
an diri”
c. Power
point
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
e. Berbagi pengalaman
yang telah
direfleksikan
f. Menonton video
“percaya diri”
sebagai peneguhan
tentang
spiritualitas
misdinar
yang
meneladani
St.
Tarsisius.
Gabriel.
(2001).
Buku
Pintar
Misdinar.
Yogyakart.
Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Pustaka
Nusantara.
6 Sesi IV : Bersama
membuat program
kegiatan dalam
komunitas
misdinar
Peserta diajak untuk
membuat rencana
kegiatan agar kegiatan
yang diadakan dapat
berjalan dengan baik dan
lancar
a. Pendamping
rekoleksi
mengajak peserta
untuk ice breaking
b. Pendamping
rekoleksi
mengajak
berdiskusi untuk
membuat rencana
kegiatan yang
akan diadakan di
dalam komunitas
a. Ice
breaking
b. Diskusi
kelompok
c. Presentasi
a. Diskusi
kelompok
b. Presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
misdinar
c. Mempresentasikan
hasil diskusi
7 Penutup Peserta merefleksikan
kembali proses rekoleksi
dari awal hingga akhir
dan menyimpan niat
yang ingin dicapai
dalam doa permohonan
a. Misa
b. Sharing
a. Teks misa
b. Peralatan
misa
c. Teks lagu
d. Kitab Suci
1 Yohanes 4:21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
E. Persiapan Rekoleksi Komunitas Misdinar
1. Tema : Berjalan Bersama Dalam Komunitas Misdinar\
2. Tujuan : Membantu anggota misdinar sebagai bagian
dalam komunitas misdinar untuk ambil bagian
dalam karya keselamatan Allah secara sadar dan
penuh tanggung jawab.
3. Tempat dan Waktu : a.Tempat : Rumah Retret Ngison Nando,
Kalianda, Bandarlampung, Lampung
b.Waktu : 31 Desember 2019-1 Januari 2020
4. Peserta : Anggota komunitas misdinar yang baru
bergabung setelah menerima komuni pertama dan
anggota misdinar yang senior
5. Bentuk Rekoleksi : Rekoleksi dilaksanakan dalam bentuk sharing
pengalaman dari anggota misdinar, menonton
video, menyampaikan materi. Menyusun aksi
nyata anggota misdinar serta misa. Rekoleksi
dilaksanakan dalam suasana yang santai agar
anggota misdinar dapat berbagi pengalaman atau
menanggapi secara bebas terhadap video yang
ditonton maupun terhadap presentasi kelompok
yang dilakukan serta terhadap penyampaian
materi yang merupakan sebagai sarana peneguhan
atas pengalaman anggota misdinar atau refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dalam Kitab Suci. Dan pada akhirnya rekoleksi
anggota misdinar membuat aksi nyata untuk
berkembang bersama dalam komunitas baik
secara iman maupun pribadi sehingga anggota
misdinar ambil bagian dalam karya keselamatan
Allah secara sadar dan penuh tanggung jawab.
6. Sarana : a. Perlengkapan : LCD, laptop, MC, Speaker
b. Alat tulis, kertas HVS
c. Kitab Suci, Teks Lagu, Perlengkapan Misa
7. Tim Pendamping : Rekoleksi dipandu oleh tim dari paroki dan
pengurus bidang pewartaan stasi Waykandis
8. Susunan Acara
Tabel 3
Susunan Acara Rekoleksi Komunitas
No Waktu Acara Keterangan
Hari I
Keberangkatan
1 07.00-
11.00
Kumpul di Gereja St.
Maria Immaculata
Peserta melakukan presensi
Peserta diberikan name tag
Pendamping misdinar membagi
peserta dalam kelompok berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Perjalanan ke rumah
retret Ngison Nando
Kalinda
Pembagian kamar dan
makan Siang
jumlah kendaraan yang ada untuk
berangkat bersama-sama tempat
kegiatan di rumah retret Ngison
Nando, Kalianda
Pendamping misdinar dan anggota
misdinar berkumpul di Gereja untuk
berangkat bersama ke rumah retret
Ngison Nando Kalinda.
Pembagian kamar oleh pendamping
misdinar kepada peserta dilanjutkan
dengan makan siang
Pembukaan
2 11.00-
14.45
Salam dan sambutan
Ketua panitia memberikan selamat
datang kepada semua peserta yang
telah datang dan mengucapkan
terimakasih atas kedatangannya yang
telah meluangkan waktu bersedia
mengikuti kegiatan rekoleksi serta
menyampaikan harapan harapan agar
rekoleksi ini memampukan peserta
untuk semakin menyadari karya Allah
dan semakin meningkatkan
persaudaraan dalam komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pengarahan dan
penyampaian tema
dari pendamping
rekoleksi
Nyanyi dan menari
serta doa pembukaan
misdinar sehingga peserta mampu
ambil bagian dalam karya keselamatan
Allah secara sadar dan bertanggung
jawab.
Tema pada rekoleksi komunitas
misdinar hari ini adalah berjalan
bersama dalam komunitas misdinar.
Dalam rekoleksi ini harapan kita
mampu ambil bagian dalam karya
keselamatan Allah secara sadar dan
penuh tanggung jawab bersama-sama
sebagai saudara seiman.
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta rekolesi untuk menyanyi dan
menari besama “Hari ini hari yang
bahagia”
Klip video ditayangkan menggunakan
LCD, setelah itu peserta diajak untuk
masuk dalam doa pembuka sebagai
langkah awal kegiatan rekoleksi
Doa pembuka:
Allah yang Maha baik terimakasih
atas kasih karunia yang telah Engkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Ice breaking
berikan kepada kami sehingga kami
dapat berkumpul ditempat ini dengan
keadaan selamat. Kami berkumpul
untuk belajar bersama menjadi
komunitas yang dapat saling
meneguhkan dalam iman maupun
sebagai pribadi. Ajarilah kami untuk
membuka hati dan pikiran kami
menjalin kebersamaan dalam
komunitas misdinar. Demi Kristus,
Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta untuk menyanyikan dan
menari “Tra la la le lo” untuk
mencairkan suasana
Sesi I
Semakin Bersaudara dalam Komunitas Misdinar
3 14.45-
15.45
Menonton video
“kebersamaan” dan
menggali pengalaman
persaudaraan dalam
komunitas misdinar
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta menyaksikan video
“kebersamaan” serta merefleksikan
video yang disaksikan serta
pengalaman persaudaraan dalam
komunitas misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sharing pengalaman
dalam kelompok
Diskusi kelompok
untuk pertunjukkan
pada malam api
unggun dan ekspresi
Setelah menonton video tentang
kebersamaan, peserta diajak untuk
merefleksikan pengalaman
persaudaraan dalam komunitas
misdinar secara berkelompok
Setelah merefleksikan pengalaman
secara berkelompok peserta diajak
berdiskusi kelompok untuk
mempersiapkan pertunjukkan secara
kelompok yang akan ditampilkan pada
malam api unggun dan ekspresi
4 15.45-
16.30
Istirahat dan MCK Pendamping misdinar dan peserta
beristirahat dan mempersiapkan diri
untuk mengikuti sesi selanjutnya
Sesi II
Bersama Komunitas Misdinar Mengenal Identitas Misidinar
beserta Tugas Pelayanannya
5 16.30-
18.15
Ice breaking
Diskusi kelompok dan
Sharing
Pendamping mengajak peserta untuk
bermain “sambung kata” untuk
mencarikan suasana.
Peserta diajak oleh pendamping
rekoleksi untuk merefleksikan tugas-
tugas pelayanan sebagai misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Presentasi hasil
diskusi kelompok
Pendamping
memberikan
tanggapan dan
kesimpulan serta
peneguhan .
serta peserta diajak untuk berbagi
pengalaman dalam kelompok tentang
tugas pelayanan sebagai misdinar
Peserta mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang telah
dikerjakan.
Pendamping rekoleksi memberikan
tanggapan dari hasil diskusi kelompok
serta memberi masukan berkaitan
dengan identitas misdinar beserta
tugas pelayanannya.
Kesimpulan: Melayani bukan tugas
yang hina terlebih lagi melayani Allah
dalam perayaan Ekaristi, tugas
istimewa ini perlu menyediakan diri
dengan rela untuk melayani Gereja
serta berjiwa penuh pengabdian
sehingga secara sadar dan penuh
tanggung jawab ikut ambil bagian
dalam karya keselamatan Allah
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta untuk membuat niat-niat untuk
menjadi misdinar yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Membuat niat-niat
7 18.15-
19.00
Makan malam Pendamping serta peserta makan
malam bersama-sama
8 19.00-
22.00
Persiapan Pentas
Ekspresi dan Api
Unggun
Api unggun dan
pentas Ekspresi
Peneguhan dari
pendamping
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta untuk berkelompok untuk
berdiskusi serta berlatih apa yang mau
ditampilkan dalam pentas Ekspresi
dengan tujuan agar peserta semakin
memperat persaudaraan dalam
komunitas.
Peserta secara berkelompok
menampilkan pertujukan yang telah
disepakati bersama
Kebersamaan dalam komunitas
misdinar itu penting untuk saling
berbagi pengalaman dalam suka dan
duka, saling meneguhkan satu sama
lain sebab komunitas berarti
persekutuan yang artinya saling
membutuhkan antara satu dengan
yang lain seperti yang teman-teman
nonton video tadi tanpa adanya
kerjasama tak ada yang berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
dilakukan, namun karena ada
kerjasama maka masalah yang ada
dapat diselesaikan dengan baik dan
akhirnya membuat teman-teman
saling percaya satu sama lain.
9 22.00-
05.00
Istirahat malam Pendamping dan peserta istirahat
malam
Hari II
10 05.00-
06.00
MCK dan Doa pagi Setelah mandi, peserta berkumpul
diruang pertemuan untuk bersama-
sama doa pagi.
Doa pagi.
Allah yang Mahakuasa terimakasih
atas perlindungan yang Engkau
berikan kepada kami sehingga kami
bisa bangun dengan tenaga dan
semangat yang baru, curahkanlah Roh
Kudus-Mu agar kami semakin
bersemangat dalam menjalani
kegiatan kami hari ini. Demi Kristus
Tuhan dan pengantara kami. Amin.
11 06.00-
07.30
Sarapan Pagi Pendamping dan peserta sarapan pagi
bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
12 07.30-
09.30
Outbout Peserta outbout bersama dalam
kelompok untuk mempererat
persaudaraan dalam kelompok
Sesi III
Meneladani St. Tarsisius sebagai Misdinar yang Baik
13 09.30-
10.30
Ice breaking
Video riwayat
Tarsisius serta
merefleksikan video
Sharing
Kesimpulan dan
peneguhan dengan
menonton video
“percaya diri”
Pendamping mengajak peserta untuk
bermain “ikuti apa yang dilihat” untuk
mencairkan suasana
Pendamping mengajak peserta untuk
menonton tentang kisah hidup St.
Tarsisius serta merefleksikanya
Pendamping mengajak peserta untuk
menggali pengalaman saat melayani
dialtar dan membagikan pengalaman
tersebut.
Pendamping memberikan peneguhan;
Meneladani St. Tarsisius berarti
memiliki sikap rendah hati,
bertanggung jawab atas tuga yang
dipercayakan serta menjalankan tugas
dengan penuh cinta seperti yang
dilakukan oleh St. Tarsisius yang setia
akan tugas yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dipercayakannya, namun kadangkala
kita berfikir bahwa hal seperti itu tidak
bisa kita lakukan karena kesibukan
kita, namun kita diajak oleh St.
Tarsisius untuk percaya diri bahwa
kita mampu menjadi misdinar yang
baik dengan memulainya dengan hal-
hal yang kecil seperti datang tepat
waktu saat pertemuan, aktif dalam
kegiatan dalam komunitas, tidak
memilih-milih saat bertugas misdinar
dan masih banyak lagi yang pada
akhirnya dapat membuat kita
menyadari bahwa menjadi misdinar
berarti menjadi saksi Kristus agar
nama Allah semakin dimuliakan
Sesi IV
Membuat Program Kegiatan Bersama dalam Komunitas Misdinar
14 10.30-
11.30
Ice breaking
Membuat rencana
kegiatan
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta untuk bermain”mengingat
nomor” untuk mencairkan suasana
Pendamping rekoleksi mengajak
peserta secara berkelompok untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Mempresentasikan
hasil diskusi dan tanya
jawab
membuat renacana kegiatan yang akan
diadakan dalam komunitas misdinar.
Peserta mempresentasikan diskusi
tentang rencana kegiatan yang akan
diadakan dalam komunitas misdinar
15 11.30-
12.30
Misa Penutup Pendamping dan peserta misa
bersama-sama. Dalam misa peserta
sharing pengalaman selama rekoleksi
serta niat-niat peserta yang sudah
dibuat dibacakan.
16 12.30-
13.30
Makan siang, foto
bersama dan sayonara
Pendamping dan peserta makan siang
bersama, foto bersama dan sayonara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bagian akhir dari skripsi ini, penulis akan membuat kesimpulan dari
apa yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi Stasi Waykandis Gereja St. Maria
Immaculata, Bandarlampung, Lampung, serta anggota misdinar dan pendamping
dalam meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata,
Bandarlampung, Lampung.
A. Kesimpulan
Anggota misdinar adalah remaja yang berusia antara 13-18 tahun yang
mulai mencari identitas dirinya serta mulai mengalami keraguan akan keyakinan
yang dimilikinya. Ketidakpastian dengan apa yang dialami dan dijalani membuat
remaja resah, khawatir, gelisah, dan cemas. Oleh karena itulah pembinaan iman
dibutuhkan. Pembinaan iman dapat dilakukan jika ada suatu wadah yang
membuat anggota misdinar tertarik untuk ikut dalam pembinaan iman. Salah satu
wadah yang dapat digunakan sebagai sarana pembinaan iman adalah komunitas
misdinar. Komunitas misdinar di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata,
Bandarlampung, Lampung sendiri sebagian besar anggotanya sudah mulai
menyadari peran penting pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman remaja. Namun nyatanya dari hasil penelitian melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
wawancara, observasi, serta studi pustaka ditemukan bahwa keaktifan anggota
misdinar dalam mengikuti kegiatan yang ada dalam komunitas misdinar perlu
ditingkatkan kembali. Namun demikian Gereja memandang penting komunitas
misdinar, dikarenakan dalam komunitas misdinar remaja dibantu untuk remaja
memahami tentang keimanan serta penghayatan iman, menemukan identitas diri,
menemukan kedewasan diri, serta memiliki tanggung jawab sosial. Oleh karena
itulah upaya untuk meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja penulis mengusulkan salah satu kegiatan
rekoleksi komunitas. Rekoleksi komunitas diperlukan agar remaja dapat
merefleksikan pengalaman yang dimiliki baik bahagia maupun kurang bahagia
secara bersama-sama dalam terang injil sehingga sebagai bagian dalam komunitas
misdinar, anggota misdinar dapat saling memahami diri sendiri sebagai remaja
maupun sebagai misdinar serta dapat saling meneguhkan iman melalui
kebersamaan dalam komunitas misdinar dan dapat mengembangkan kehidupan
rohani dalam komunitas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis ingin menyampaikan beberapa
saran yang dapat meningkatkan pelaksanaan peranan komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis Gereja St. Maria Immaculata,
Bandarlampung, Lampung. Saran ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan
atau pertimbangan bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja di Stasi Waykandis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Gereja St. Maria Immaculata, Bandarlampung, Lampung. Adapun saran penulis
sampaikan kepada:
1. Bagi Stasi Waykandis
Ketua Stasi serta dewan Stasi hendaknya memberikan fasilitas (tempat
untuk berkumpul) yang baik bagi kegiatan komunitas misdinar sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
Ketua Stasi serta dewan Stasi hendaknya memberikan program
pendampingan bagi pendamping komunitas misdinar sehingga pendamping dapat
memahami tentang program kerja, karakter remaja, serta kegiatan apa saja yang
menarik untuk diadakan dalam komunitas misdinar agar anggota misdinar tertarik
ikut dalam pembinaan iman.
2. Bagi Pendamping
Pendamping komunitas misdinar hendaknya memiliki rencana kegiatan
yang matang sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik serta memiliki
komitmen untuk mendampingi serta memotivasi anggota misdinar.
3. Bagi Pengurus serta Anggota Komunitas Misdinar
Anggota misdinar perlu menyadari bahwa dirinya adalah generasi penerus
Gereja oleh karena itulah hendaknya anggota misdinar memiliki kesadaran yang
tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan, Gereja, ataupun dalam
komunitas misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4. Bagi Keluarga
Semua anggota keluarga hendaknya dapat memberikan kesempatan pada
anggota misdinar untuk meningkatkan peran aktif sebagai bagian dalam
komunitas misdinar dengan memberikan dukungan untuk ikut ambil bagian dalam
kegiatan Gereja maupun kegiatan komunitas misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
DAFTAR PUSTAKA
Budi Suwarno, Alexsander. (2002). Putra Altar Sebagai Peluang Pembinaan
Iman Remaja Usia Tanggung di Paroki Bantul dan Kumetiran Kevikepan
Yogyakarta. Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik.
Daby P. (2015). Upaya Meningkatkan Pelayanan Putra-Putri Altar Dalam Liturgi
Melalui Pendampingan Rohani di Stasi Ignasius Loyola Samigaluh,Paroki
St.Liseux, Boro, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik
Darmawijaya. Pr. (1990). Aneka Tema Rekoleksi.Yogyakarta.Kanisius
Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2014). Formatio Iman
Berjenjang (Menjadi Orang Katolik Yang Cerdas,Tangguh, dan Misioner
Sepanjang Hayat). Kanisius. Yogyakarta.
Hurlock, Elisabeth.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Kehidupan. (edisi V). Jakarta.Erlangga
Monks, F.J. dkk. (1982). Psikologi Perkembangan Pengantar Berbagai
Bagiannya (revisi II). Yogyakarta.Universitas Gajah Mada Press.
---------------------. (2006). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai
bagiannya (revisi III).Yogyakarta.Universitas Gajah Mada Press.
Hamalik, Oemar. Dr. (1995). Psikologi Remaja Dimensi-Dimensi Perkembangan.
Bandung. Mandar Maju.
Heryanto Wono Wulung.F.X. (2008). Pokok-Pokok Pendidikan Agama Katolik Di
Sekolah (Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik). Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Gabriel, F.X, (1997). Tanya Jawab Seputar Putra Altar.Dalam F.X.Gabriel
(Ed).Seluk-Beluk Putra Altar. Malang.Granum Sinapsis.
-----------------. (2001). Buku Pintar Misdinar. Yogyakarta. Yayasan Pustaka
Nusantara
Gunawan, Imam. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta.
Bumi Aksara.
Mangunhardjana, A.M. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta. Kanisius.
-----------------------------. (1986). Pembinaan;Arti dan Metodenya. Yogyakarta.
Kanisius.
Martasudjita, E. (2008). Panduan Misdinar.Yogyakarta.Kanisius.
Nana Sudjana dan Ibrahim, M.A. (1989). Penelitian dan Penilian Pendidikan.
Bandung: Sinar Biru
Sumarno Ds. S.J.M.A. (2016). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan
Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki) Diktat Mata Kuliah Mahasiswa
Semester VI Program Studi Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.
Universitas Sanata Dharma
Paskarada, Garda. (2012). Peningkatan Pembinaan Iman Remaja Melalui
Kaderisasi Pembina Dalam Membentuk Kepribadian Yang Matang Remaja
Katolik Di Paroki Salib Suci Nanga Terbidah, Keuskupan Sintang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Kalimantan Barat. Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Santrok, J.W. (2007). Adolescence (Remaja).Terjemahan oleh Benedictine
Widiyasinta. Jakarta.Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya.A. (1995). Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut
James W.Fowler. Dalam Dr.A.Supratiknya (Ed).Sebuah Gagasan Baru
dalam Psikologi Agama. Yogyakarta.Kanisius.
Tangdilintin, Philip. (1981). Menjejaki Arah dan Bentuk Kaderisasi Pembina
Kaum Muda, Seri Pastoral No. 53. Yogyakarta.Pusat Pastoral.
Taryanto, Martinus. (2017). 50 Tahun Peziarahan Gereja Katolik ST. Maria
Immaculata Stasi Waykandis. Lampung. Dewan Stasi Waykandis.
Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Trandendae (Penyelenggaraan
Katekese);Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para
Uskup, Imam-Imam dan Umat beriman seluruh Gereja Katolik.Seri
Dokumen Gereja No,28 Diterjemahkan oleh R.Hardawiryana, SJ., Jakarta:
Departemen Dokumentasi dan Penerbangan Konferensi Wali Gereja
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran I
Surat Peromohan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran II
Surat Keterangan Selesai Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran III
Surat Keterangan Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran IV
Struktur Organisasi Komunitas Misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran V
Pertanyaan dalam Wawancara
a. Pertanyaan untuk anggota misdinar
1. Menurut pendapat anda apakah komunitas misdinar sudah sungguh
menjadi wadah pembinaan iman remaja ?
2. Apa motivasianda ikut bergabung menjadi anggota misdinar?
3. Apakah anda sudah berpartisipasi aktif dalam komunitas misdinar serta
kegiatan apa saja yang sudah anda ikuti dalam komunitas misdinar?
4. Apakah komunitas misdinar telah membantu semua anggota untuk
memperkembangkan iman?
5. Apakah kegiatan dalam komunitas misdinar telah membantu semua
anggota untuk mengekspresikan diri?
6. Apakah relasi dengan teman dalam komunitas misdinar dapat membantu
semua anggota untuk mengembangkan diri atau melatih kepercayaan diri?
Contohnya?
7. Menurut pendapat anda apakah melalui pelayanan sebagai anggota
misdinar sudah dapat membantu anggota misdinar untuk menyadari
tanggung jawabnya dalam komunitas misdinar?
8. Bentuk-bentuk kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam
komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
9. Apakah dalam komunitas misdinar ada pertemuan khusus pendalaman
iman? Jika ada bagaimana suasana dan cara penyampaiannya?
10. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
11. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan
menjadi anggota komunitas misdinar?
12. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor
pendukung pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman remaja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
13. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor
penghambat pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman remaja?
14. Apa harapan anggota misdinar terhadap komunitas misdinar sebagai
wadah pembinaan iman?
15. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
16. Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
17. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan dapat
dilaksanakan khususnya dalam hal waktu?
18. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas
untuk anggota misdinar?
b. Pertanyaan bagi pendamping komunitas misdinar
1. Apa motivasidiadakannya komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan
iman remaja?
2. Menurut pendapat anda apakah wadah komunitas misdinar telah
dimanfaatkan dengan baik untuk pembinaan iman remaja?
3. Apa motivasianda menjadi pendamping komunitas misdinar?
4. Apa saja bentuk keterlibatan anda sebagai pendamping dalam komunitas
misdinar?
5. Apa saja peran anda sebagai pendamping pelaksanaan komunitas misdinar
sebagai wadah Pendampingan iman remaja?
6. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan iman dalam komunitas
misdinar?
7. Adakah waktu khusus yang digunakan untuk kegiatan pendalaman iman
bagi anggota komunitas misdinar?
8. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
9. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan
menjadi pendamping komunitas misdinar?
10. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor pendukung
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
11. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor penghambat
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
12. Apa saja harapan pendamping terhadap bentuk kegiatan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
13. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
14. Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
15. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan?
16. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Lampiran VI
Hasil Wawancara Anggota Misdinar
Identitas Responden AM 1
a. Nama :
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 14 tahun
d. Pendidikan : SMP
e. Lingkungan : St. Yosep
f. Gabung Komunitas misdinar : 3 tahun
g. Tanggal Wawancara : 9 Juni 2019 pkl 19.30 WIB
Hasil Wawancara
P. Menurut pendapat anda apakah komunitas misdinar sudah sungguh menjadi
wadah pembinaan iman remaja ?
J. Sudah karena setiap minggunya ada pertemuan pendalaman iman
P. Apa alasan anda ikut bergabung menjadi anggota misdinar?
J. Untuk ikut ambil bagian dalam melayani Tuhan
P. Apakah anda sudah berpartisipasi aktif dalam komunitas misdinar serta
kegiatan apa saja yang sudah anda ikuti dalam komunitas misdinar?
J. Sudah, kegiatan yang diikuti ziarah, kunjungan ke susteran, pertemuan.
P. Apakah komunitas misdinar telah membantu semua anggota untuk
memperkembangkan iman?
J. Sudah karena ada pendalaman iman
P. Apakah kegiatan dalam komunitas misdinar telah membantu semua anggota
untuk mengekspresikan diri?
J. Sudah karena ada kegiatan koor yang sudah di jadwal oleh Gereja.
P. Apakah relasi dengan teman dalam komunitas misdinar dapat membantu
semua anggota untuk mengembangkan diri atau melatih kepercayaan diri?
Contohnya?
J. Sudah contohnya saat ada pertemuan rutin didahului dengan doa sehingga jika
dulu petugas doa ditunjuk namun sekarang sudah ada yang memberanikan diri
untuk memimpin doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
P. Menurut pendapat anda apakah melalui pelayanan sebagai anggota misdinar
sudah dapat membantu anggota misdinar untuk menyadari tanggung jawabnya
dalam komunitas misdinar?
J. Sudah karena sudah ada jadwal untuk menjadi misdinar saat Ekaristi.
P. Bentuk-bentuk kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Kunjungan ke susteran dan temu misdinar yang diadakan setahun sekali.
P. Apakah dalam komunitas misdinar ada pertemuan khusus pendalaman iman?
Jika ada bagaimana suasana dan cara penyampaiannya?
J. Ada, suasananya menyenangkaan, cara penyampaiannya dengan dialog.
P. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
J. Setuju karena untuk lebih memahami tentang makna-makna hari raya dalam
Gereja
P. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan menjadi
anggota komunitas misdinar?
J. Melatih kepercayaan diri serta bertanggung jawab dengan tugas yang telah
diberikan.
P. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor pendukung
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Fasilitas yang memadai
P. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor penghambat
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Kalau ada pertemuan tidak ada tempat untuk pertemuan serta waktu pertemuan
yang ngaret atau molor.
P. Apa harapan anggota misdinar terhadap komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman?
J. Lebih aktif menyapa satu sama lain
P. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
J. Setuju karena untuk mendalami liturgi serta mengenal tentang Yesus.
P.Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
J. Ziarah serta rekoleksi
P. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan dapat dilaksanakan
khususnya dalam hal waktu?
J. Liburan sekolah
P. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas untuk
anggota misdinar?
J. Arti atau makna hari raya Gereja serta makna liturgi.
Identitas Responden AM 5
a. Nama :
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 15 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Lingkungan : St. Scolastika
f. Gabung Komunitas misdinar : 5 tahun
g. Tanggal Wawancara : 11 Juni 2019
Hasil Wawancara
P. Menurut pendapat anda apakah komunitas misdinar sudah sungguh menjadi
wadah pembinaan iman remaja ?
J. Sudah dikarenakan dalam komunitas belajar untuk saling mengasihi.
P. Apa alasan anda ikut bergabung menjadi anggota misdinar?
J. Mau malayani Tuhan
P. Apakah anda sudah berpartisipasi aktif dalam komunitas misdinar serta
kegiatan apa saja yang sudah anda ikuti dalam komunitas misdinar?
J. Aktif, temu remaja, rekoleksi, live in, pertemuan dengan frater dari seminari,
ziarah
P. Apakah komunitas misdinar telah membantu semua anggota untuk
memperkembangkan iman?
J. Iya terutama dalam liturgi serta ajaran-ajaran Gereja secara umum
P. Apakah kegiatan dalam komunitas misdinar telah membantu semua anggota
untuk mengekspresikan diri?
J. Iya karena bahagia bertemu dengan teman dalam pertemuan misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
P. Apakah relasi dengan teman dalam komunitas misdinar dapat membantu
semua anggota untuk mengembangkan diri atau melatih kepercayaan diri?
Contohnya?
J. Iya karena relasi membantu memotivasi diri
P. Menurut pendapat anda apakah melalui pelayanan sebagai anggota misdinar
sudah dapat membantu anggota misdinar untuk menyadari tanggung jawabnya
dalam komunitas misdinar?
J. Iya saat bertugas banyak teman-teman yang sudah datang 15 menit sebelum
misa dimulai
P. Bentuk-bentuk kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Ziarah, rekoleksi, kunjungan
P. Apakah dalam komunitas misdinar ada pertemuan khusus pendalaman iman?
Jika ada bagaimana suasana dan cara penyampaiannya?
J. Ada pada minggu 3, video, menyenangkan
P. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
J. Setuju karena untuk belajar tentang iman
P. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan menjadi
anggota komunitas misdinar?
J. Belajar tentang liturgi, mendapatkan teman baru
P. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor pendukung
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Interaksi dengan teman-teman
P. Menurut pendapat anda sebagai anggota misdinar apa saja faktor penghambat
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Ajakan main dari teman yang tidak bisa ditolak sehingga tidak ikut pertemuan
misdinar.
P. Apa harapan anggota misdinar terhadap komunitas misdinar sebagai wadah
pembinaan iman?
J. Lebih solidaritas serta sopan satun satu sama lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
P. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
J. Setuju karena belajar tentang iman
P. Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
J. Rekoleksi atau ziarah
P. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan dapat dilaksanakan
khususnya dalam hal waktu?
J. Hari libur sekolah
P. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas untuk
anggota misdinar?
J. Tata cara misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran VII
Hasil Wawancara Pendamping Komunitas Misdinar
Identitas Responden P2
a. Nama :
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 20 tahun
d. Pendidikan : Mahasiswa
e. Lingkungan : St. Petrus
f. Gabung Komunitas misdinar : 10 tahun
g. Tanggal Wawancara : 11 Juni 2019
Hasil Wawancara
P. Apa alasan diadakannya komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja?
J. Tempat untuk berkumpul untuk melayani Tuhan dengan hati tulus.
P. Menurut pendapat anda apakah wadah komunitas misdinar telah dimanfaatkan
dengan baik untuk pembinaan iman remaja?
J. Belum karena masih banyak yang pasif dalam mengikuti kegiatan
P. Apa alasan anda menjadi pendamping komunitas misdinar?
J. Biar ada yang menjembatani antara yang muda dan yang tua.
P. Apa saja bentuk keterlibatan anda sebagai pendamping dalam komunitas
misdinar?
J. Membantu melatih misdinar serta ikut terlibat dalam pertemuan misdinar.
P. Apa saja peran anda sebagai pendamping pelaksanaan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Mendampingi serta melatih tata gerak dalam liturgi, memberi materi tentang
alat-alat liturgi serta sikap-sikap yang baik dalam liturgi.
P. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan iman dalam komunitas misdinar?
J. Pertemuan rutin, sharing, rekoleksi
P. Adakah waktu khusus yang digunakan untuk kegiatan pendalaman iman bagi
anggota komunitas misdinar?
J. Ada saat adven, prapaskah, serta bulan kitab suci nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
P. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
J. Setuju untuk memperdalam iman dan kesempatan untuk menyelesaikan
masalah yang ada
P. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan menjadi
pendamping komunitas misdinar?
J. Dapat berkenalan dengan yang lebih luas, mendapatkan wawasan yang luas,
menambah relasi dengan setiap anggota misdinar.
P. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor pendukung
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Tujuan yang sama, motivasi dalam diri, teman dan keluarga
P. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor penghambat
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Orangtua yang tidak memberi izin, tidak ada kendaraan untuk pergi ke
pertemuan atau kegiatan misdinar, niat dari dalam diri setiap anggota misdinar
P. Apa saja harapan pendamping terhadap bentuk kegiatan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Anggota misdinar melayani dengan tulus hati, dengan hati ikhlas ambil bagian
dalam kegiatan menggereja.
P. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
J. Setuju untuk memperdalam iman dan kesempatan untuk menyelesaikan
masalah yang ada
P. Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
J. Sharing, rekoleksi
P. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan?
J. Waktu liburan sekolah
P. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas?
public speaking, pacaran yang baik , seksualitas, menjadi misidnar yang baik
Identitas Responden P 4
a. Nama :
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
c. Usia : 47 Tahun
d. Lingkungan : St. Barnabas
e. Gabung Komunitas misdinar : 4 tahun
f. Tanggal Wawancara : 17 Juni 2019
Hasil Wawancara
P. Apa alasan diadakannya komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman
remaja?
J. Memberikan ilmu untuk ambil bagian dalam pelayanan terutama Ekaristi serta
remaja adalah generasi Gereja yang mengarah disekitar altar karena romo
tidak mungkin melaksanakan tugasnya seorang diri.
P. Menurut pendapat anda apakah wadah komunitas misdinar telah dimanfaatkan
dengan baik untuk pembinaan iman remaja?
J. Sudah karena anggota misdinar sudah ambil bagian dalam Ekaristi serta
kegiata yang ada dalam komunitas misdinar
P. Apa alasan anda menjadi pendamping komunitas misdinar?
J. Karena Gereja membutuhkan bantuan merupakan bagian dari hidup saya
untuk Tuhan dan sesama
P. Apa saja bentuk keterlibatan anda sebagai pendamping dalam komunitas
misdinar?
J. Mempersiapkan tugas para anggota misdinar, memberikan pembekalan materi
serta memberikan pelatihan bagi anggota misdinar.
P. Apa saja peran anda sebagai pendamping pelaksanaan komunitas misdinar
sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Peran secara tim, di tim saya berperan melatih anggota misdinar untuk
perayaan besar Gereja.
P. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pembinaan iman dalam komunitas misdinar?
J. Minggu pertama pemahaman tentang liturgi, minggu kedua kunjungan baik di
lingkungan stasi maupun diluar lingkungan stasi, minggu ketiga memberikan
kebebasan pada anak misdinar untuk berekspresi, dan minggu keempat tugas
koor Gereja yang tergabung dalam AMDIS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
P. Adakah waktu khusus yang digunakan untuk kegiatan pendalaman iman bagi
anggota komunitas misdinar?
J. Sesuai dengan kalender liturgi
P. Apakah anda setuju jika ada waktu khusus untuk pendalaman iman dalam
komunitas misdinar? Mengapa?
J. Bisa saja namun kegiatannya harus memiliki nilai-nilai iman
P. Sampai sekarang manfaat apa saja yang sudah anda dapatkan dengan menjadi
pendamping komunitas misdinar?
J. Ikut ambil bagian dalam karya keselamatan Allah, mendapatkan ketenangan,
kedamaian hati, serta kesehatan
P. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor pendukung
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Keterlibatan semua umat, dukungan orangtua serta pengurus Gereja
P. Menurut pendapat anda sebagai pendamping adakah faktor penghambat
pelaksanaan komunitas misdinar sebagai wadah pembinaan iman?
J. Kenyaman dirumah sehingga anak-anak malas ikut kegiatan Gereja, faktor
lingkungan keluarga yang tidak mendukung
P. Apa saja harapan pendamping terhadap bentuk kegiatan komunitas
misdinar sebagai wadah pembinaan iman remaja?
J. Kegiatan yang ada dapat memberikan bekal pada anak-anak misdinar untuk
dekat dengan Gereja
P. Setujukah anda diadakan pendalaman iman? Mengapa?
J. Bisa saja namun kegiatannya harus memiliki nilai-nilai iman
P. Bagaimana bentuk pendalaman iman yang anda harapkan?
J. Sharing dan merenungkan isi kitab suci
P. Bagaimana pelaksanaan pendalaman iman yang diharapkan?
J. Liburan sekolah
P. Menurut pendapat anda materi apa saja yang diharapkan perlu dibahas?
J. Sikap solidaritas, gotong royong, kebersamaan, serta persekutuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI