17
JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536 195 PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA CITY ICE CREAM CAFE Oleh: Egy Juwita ABSTRAK Dalam suatu perusahaan, salah satu aktifitas terpenting adalah penjualan yang merupakan sumber pendapatan perusahaan.Pendapatan merupakan aktivitas perusahaan yang perlu dilindungi dari penyimpangan atau penyelewengan, sehingga keandalan dalam akuntansinya harus dapat terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem informasi akutansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. City Ice Cream Cafe?”. Dari perumusan masalah tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Apabila Sistem Infomasi Akuntansi Penjualan dilaksanakan dengan baik, maka akan berperan dalam menunjang efktivitas pengendalian intern penjualan”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif dan komparatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Sistem informasi akutansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe, diperoleh bahwa sistem informasi akutansi penjualan yang diterapkan telah memadai, dan sistem informasi akutansi penjualan sangat berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern.Pengendalian intern penjualan yang diterapkan oleh City Ice Cream Cafesudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari diterapkannya komponen-komponen pengendalian intern penjualan. Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah perlu adanya peningkatan pemberdayaan pengawasan pengendalian intern dalam perusahaan. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Pengendalian Intern PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dunia usaha saat ini mengalami persaingan yang sangat kuat, sehingga menuntut semua kalangan usaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan maupun industri agar dapat meminimalisir berbagai kendala yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan itu sendiri yang dapat timbul setiap saat. Umumnya setiap perusahaan baik itu perusahaan berskala besar, menengah maupun kecil selalu berusaha menciptakan hubungan bisnis yang sehat. Hal tersebut merupakan tuntutan bagi setiap perusahaan dalam setiap perkembangan bisnis yang sedang dihadapi sekarang ini. Persaingan diberbagai bidang semakin kompleks mendorong setiap perusahaan untuk berlomba menjual produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Dalam hal ini strategi perusahaan yang tepat

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

195

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN

PENJUALAN PADA CITY ICE CREAM CAFE

Oleh:

Egy Juwita

ABSTRAK Dalam suatu perusahaan, salah satu aktifitas terpenting adalah penjualan yang merupakan sumber pendapatan perusahaan.Pendapatan merupakan aktivitas perusahaan yang perlu dilindungi dari penyimpangan atau penyelewengan, sehingga keandalan dalam akuntansinya harus dapat terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem informasi akutansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. City Ice Cream Cafe?”. Dari perumusan masalah tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Apabila Sistem Infomasi Akuntansi Penjualan dilaksanakan dengan baik, maka akan berperan dalam menunjang efktivitas pengendalian intern penjualan”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif dan komparatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Sistem informasi akutansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe, diperoleh bahwa sistem informasi akutansi penjualan yang diterapkan telah memadai, dan sistem informasi akutansi penjualan sangat berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern.Pengendalian intern penjualan yang diterapkan oleh City Ice Cream Cafesudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari diterapkannya komponen-komponen pengendalian intern penjualan. Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah perlu adanya peningkatan pemberdayaan pengawasan pengendalian intern dalam perusahaan. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Pengendalian Intern PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dunia usaha saat ini mengalami persaingan yang sangat kuat, sehingga menuntut semua kalangan usaha untuk meningkatkan kualitas dan kemampuannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan maupun industri agar dapat meminimalisir berbagai kendala yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan itu sendiri yang dapat timbul setiap saat.

Umumnya setiap perusahaan baik itu perusahaan berskala besar, menengah maupun kecil selalu berusaha menciptakan hubungan bisnis yang sehat. Hal tersebut merupakan tuntutan bagi setiap perusahaan dalam setiap perkembangan bisnis yang sedang dihadapi sekarang ini. Persaingan diberbagai bidang semakin kompleks mendorong setiap perusahaan untuk berlomba menjual produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Dalam hal ini strategi perusahaan yang tepat

Page 2: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

196

merupakan langkah awal yang penting agar dapat meningkatkan hasil penjualan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan bagian yang penting dalam pengoperasian suatu perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Pembuatan atau pengaturan suatu sistem informasi akuntansi penjualan berpengaruh pada tingkat penerimaan pendapatan didasari hasil penjualan bagi perusahaan yang dapat dipakai perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan, oleh karena itu pimpinan harus benar-benar mengawasi dan mengendalikan kegiatan penjualan dengan menerapkan sistem informansi akuntansi penjualan yang memadai sehingga efektivitas penjualan dapat dicapai. Setiap perusahaan selalu menetapkan perolehan laba sebagai tujuan akhirnya. Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan, kegiatan penjualan dapat dilaksanakan dengan baik jika didukung oleh sistem penjualan yang memadai. Sistem informasi yang memadai akan menghasilkan informasi-informasi penting yang diperlukan oleh pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat bagi kemajuan organisasinya. Untuk mewujudkan pengelolaan aktivitas-aktivitas perusahaan secara efektif, efisien, dan ekonomis dibutuhkan adanya pengendalian inter yang dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pengendalian intern akan sangat berguna dalam menjaga harta milik perusahaan, memeriksa kebenaran dan

ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dalam operasi dan membantu manajer menjaga agar tidak ada penyimpangan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi hal tersebut terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri pokok dari suatu sistem pengendaian intern, meliputi: struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat, adanya suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, praktik yang sehat harus dijalankan didalam melakukan tugas dan fungsi setiap bagian dalam organisasi serta adanya suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya. Agar dapat menjadi perusahaan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka City Ice Cream Café harus berusaha mengelola penjualannya dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik melakukan penelitian pada City Ice Cream Cafe sebagai perusahaan yang bergerak dibidang bahan baku makanan dan minuman, dengan judul: “Peranan Sistem Informasi Akutansi Penjualan Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Pada City Ice Cream Cafe.” Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Bagaimana Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. City Ice Cream Cafe?” Tujuan Penelitian Tujuan penulis mengadakan penelitian adalah untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Pengendalian

Page 3: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

197

Intern Penjualan yang dilakukan oleh City Ice Cream Cafe antara lain: 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada City Ice Cream Cafe.

2. Untuk mengetahui Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. City Ice Cream Cafe.

Manfaat Penelitian 1. Dapat meningkatkan pengetahuan

dan wawasan tentang sistem informasi akuntansi penjualan pada PT. City Ice Cream Cafe.

2. Dapat menambah wawasan pembaca tentang peranan SIA penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan bagi pembacanya.

3. Bisa sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa dengan objek dan lingkup penelitian yang berbeda.

4. Dapat membantu dan mengetahui peranan Sistem Informasi Akuntasi Penjualan dalam menunjang efektivitas intern penjualan pada perusahaan.

5. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam mengefektifkan sistem informasi akuntansi penjualan.

STUDI KEPUSTAKAAN Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut (2006:2) “Sistem merupakan rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.” Menurut Jogiyanto (2009:34) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi :“Sistem dapat

di definisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen”. Dari beberapa defenisi diatas, maka penulis mencoba menarik kesimpulan pengertian dari sistem sebagai berikut : Sistem adalah sekumpulan sub-sub sistem atau komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya yang bekerja sama dan mempunyai tujuan yang sama pula. Menurut Romney dan Steinbart (2006:9) pengertian dari sistem informasi akuntansi “An accounting information system (AIS) is system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sumber daya yang merupakan suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data-data dalam proses transaksi akuntansi yang rutin untuk menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Mengenai pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodhar dan Hopwood (2006:3) yang dialihbahaskan oleh Julianto Agung Saputra adalah sebagai berikut: “An accounting information system (AIS) is a collection of resources, such as people and equipment, designed to transform financial and other data into information.” Kutipan tersebut diatas dapat diartikan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang

Page 4: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

198

dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Menurut kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa sistem informasi akuntansi menyediakan informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajemen untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan dan operasional perusahaan. Menurut Susanto (2008:72) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi : “Kumpulan atau group dari sub sistem / bagian / komponen apa pun baik fisik atau non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan”. Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasional perusahaan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan belum tentu sesuai dengan perusahaan lainnya karena tiap-tiap perusahaan mempunyai mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri, dan disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menyusun sistem informasi yang diperlukan, pimpinan harus memperhatikan unsur-unsur sistem akuntansi dalam rangka melaksanakan pengendalian atas kegitan perusahaan. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen memerlukan sistem informasi akuntasi gunanya mencapai tujuan perusahaan. Dalam memenuhi fungsinya, sistem informasi akuntansi harus mempunyai tujuan-tujuan, baik tujuan khusus maupun tujuan umum yang keduanya dapat memberikan pedoman kepada manajemen dan merencanakan suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna terutama dalam hal perencanaan dan pengendalian. Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi menurut Susanto (2008:9) adalah: “Untuk mengelola aktifitas penjualan agar sasaran penjualan tercapai, untuk mengamankan sumber pembiayaan perusahaan, untuk menjaga perubahan posisi harta menyangkut : piutang, kalau penjualan dilakukan secara kredit dan jumlah barang yang berkurang karena penjualan”. Tujuan tersebut pada dasarnya merupakan proyeksi dari tujuan utama dan tujuan akhir sistem informasi akuntansi yang cepat, efisien dan aman serta dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian. Secara umum fungsi sistem informasi akuntansi adalah untuk mendorong seoptimal mungkin agar dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang terstruktur untuk tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya dan secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut menganding arti yang berguna.

Page 5: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

199

Pengertian Penjualan Salah satu aktifitas perusahaan yang terpenting adalah penjualan. Penjualan merupakan titik sentra bagi perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba daari hasil penjualan yang merupakan unsur terpenting dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada umumnya kegiatan penjualan bertujuan untuk meningkatkan kinerja perrusahaan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktuyang lama. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila perusahaan dalam melaksanakan penjualannya telah sesuai dengan yang direncanakan. Menurut Mulyadi (2008:202), “Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.” Menurut Soemarso (2009:160): Penjualan adalah Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu proses penagihan kepemilikan atas barang dan jasa dari suatu perusahaan kepada para langganannya yang dimulai dengan permintaan dari pelanggan, lalu mengubah barang dan jasa tersebut menjadi piutaang usaha dan akhirnya menjadi uang tunai. Penjualan merupakan sumber penghasilan yang utama, dikarenakan

penjualan tunai maupun kredit merupakan sumber utama bagi perusahaan. Jika transaksi penjualan dilakukan secara kredit maka akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Sebaliknya jika transaksi penjualan tersebut merupakan penjualan tunai maka akan menimbulkan penerimaan kas. Penjualan selain merupakan sumber pendapatan bagi prusahaan, juga merupakan sumber pembiayaan perusahaan, dan penjualan dapat mengubah posisi harta (materil) dan finansial. Oleh karena itu setiap perusahaan, terutama perusahaan besar selalu membuat perubahan dalam strategi penjualan mereka dengan tujuan memperoleh laba yang lebih besar. Pengertian efektivitas Menurut Sedarmayanti (2009:59) “Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai”. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat”. Sedangkan menurut Abdurrahmat (2008:7) pengertian efektivitas adalah: “Pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.” Dari pengertian tersebut dikemukakan bahwa efektivitas lebih dititikberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana organisasi dapat dikatakan berhasil) dalam usaha

Page 6: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

200

mencapai sasaran yang telah dipilih, sedangkan efisiensi lebih menitikberatkan pada kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Semakin tinggi tingkat keberhasilan suatu organisasi terhadap nilai pencapain tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut semakin efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu dihubungkan dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, jadi suatu perusahaan dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegiatan penjualan yang efektif harus ditetapkan dalam konteks rencana pemasaran penjualan secara keseluruhan. Strategi dan taktik penjualan hanya dapat diimplementasikan dan dinilai berdasarkan suatu kerangkan sasaran perusahaan dan proses perencanaan strategi. Sebagai persyaratan penyusunan rencana pemasaran, yang perlu dipertimbangkan secara seksama adalah pendefinisian peranan atau misi bidang usaha. Proses pendefinisian bidang usaha ini, tidak saja untuk memastiikan bahwa perusahaan memastikan bahwa perusahaan memikirkan kebutuhan dan keinginan pelanggan, tetapi juga dalam pengertian proses perencanaan definisi bidang usaha untuk membentuk mekanisme yang lebih banyak merupakan arah atau pedoman. Kegiatan pelaksanaan penjualan kemudian diikuti dengan analisis situasi pasar yang mencakup pertumbuhan pada saat ini dan beberapa tahun

terakhir, analisis kebutuhan pesaing, analisis kecenderungan lingkungan makro secara umum, yang memungkinkan mempengaruhi produk perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu harus dilakukan analisis kekuatan pasar (opportunities), dan ancaman pasar (threaths). Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penjualan, perusahaan pula melakukan pengendalian penjualan. Pengendalian sangat perlu dilaksanankan disetiap perusahaan utuk mengawasi dan menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang akan merugikan perusahaan. Informasi penting bagi keputusan pengendalian, yaitu meliputi tolak ukur seperti standar prestasi dan hasil operasi nyata. Pengendalian penjualan meliputi: 1. Pengendalian melalui organisasi 2. Pengendalian melalui organisasi

terutama ditekankan melalui adanya pemisahan wewenang dan tanggun jawab, fungsi-fungsi yang harus dipisahkan terutama fungsi penyimpanan, pencatatan, penguasaan, dan pengawasan.

3. Pengendalian melalui akuntabilitas kekayaan

Terdiri dari dua segi kegiatan pengaendalian yaitu:

Pengamanan secara fisik atas kekayaan perusahaan. Pencatatan secara benar atas nilai dari setiap kekayaan perusahaan melalui buku besar, pemahaman atas prosedur-prosedur, rekonsiliasi, dan penilaian kembali.

Pengendalian melalui otoritas Setiap pelaksanaan otorisasi harus yakin bahwa apa yang diotorisasi pasti benar dan telah melalui prosedur yang telah ditetapkan, sehingga membantu dalam:

Page 7: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

201

Menginterpresentasikan kebijakan perusahaan secara benar.

Menjelaskan hubungan fungsi di antara organisasi.

Meyakinkan bahwa semua prosedur telah benar, dapat dipercaya, konsisten, dan efektif.

Pengertian Pengendalian Internal Dengan berkembangnya skala usaha dan aktivitas perusahaan, maka manajemen harus mampu mengendalikan operasi perusahaan. Dalam hal ini pengendalian internal dibutuhkan oleh manajemen untuk mengawasi semua aktivitas operasi perusahaan termasuk pekerjaan bawahannya, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Menurut Romney dan Steinbart (2006:229) “Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal mendorong dan memperbaiki sfisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Sistem informasi akuntansi memproses data dan transaksi agar dapat bermanfaat bagi kepentingan perencanaan, pengoperasian dan pengawasan. Hal ini tidak terlepas penggunaanya untuk kepentingan penjualan. Dengan adanya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi penjualan yang memadai menunjang penjualan yang efektif : Dengan adanya catatan mengenai penjualan, misalnya catatan mengenai hasil penjualan dan catatan

pengeluaran untuk biaya operasional penjualan. Hal ini merupakan informasi bagi manajer untuk dapat mengetahui efisiensi penjualan apakah sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan senelumnya. Dengan adanya catatan mengenai persediaanbarang, catatan mengenai retur penjualan, dan catatan mengenai peranan penjualan merupakan informasi yang akan membantu manajer dalam melaksanakan fleksibilitas dalam penjualan yaitu manajer dapat dengan segera mengenai barang-barang yang ada dan siap dijual. Dengan adanya catatan hasil penjualan, hasil produksi, hasil kinerja bagian penjualan akan memebrikan informasi kepada manajer mengenai mutu penjualan apakah sesuai dengan harapan langganan atau klien. Dengan demikian, kelangsungan hidup perusahaan akan terjaga dengan baik. Dengan adanya laporan keuanganseperti laporan laba/rugi neraca, dan lain-lain akan memberikan informasi kepada manajer mengenai keadaan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini membantu manajer dalam mengevaluasi dan membuat perencanaan penjualan untuk masa yang akan datang. Berdasarkan uraian tersebut, sangat jelas bahwa sistem informasi berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan. Penjualan efektif adalah penjualan yang mencapai sasaran atau sesuai dengan target. Tujuan penjualan adalah untuk mencari laba, dan untuk mencapai laba tersebut dibutuhkan alat-alat produksi seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya lingkungan, dan sumber daya informasi. Sumber-sumber daya tersebut terdapat didalam sistem informasi akuntansi. Selain itu, sistem informasi akuntansi memproses data

Page 8: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

202

dan transaksi agar dapat bermanfaat bagi kepentingan perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan. Hal ini tidah terlepas penggunaanya untuk kepentingan penjualan. Hipotesis Untuk memilih arah pandangan terhadap penelitian yang akan dilakukan, maka perlu adanya hipotesis yang dirumuskan sebagai kebenaran sementara tentang hasil penelitian yang akan dilaksanakan, dan lebih lanjut diselidiki, diuji dan buktikan kebenaran hipotesis. Dari uraian diatas maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut: “Apabila Sistem Informasi Akutansi Penjualan dilaksanakan dengan baik, maka akan berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan” METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang berupa tulisan mengenai tingkah laku manusia yang dapat diamati. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari peusahaan dalam bentuk dokumentasi seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, kegiatan perusahaan, dan data kelengkapan lainnya. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan antara lain: Studi Lapangan (Field Researc)

Bertujuan untuk memperoleh data primer dan penelitian ini digunakan dengan cara melakukan peninjauan langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian, dimana data diperoleh dengan cara: Observasi Yaitu mengadakan pengamatan atas dokumen dan catatan yang digunakan perusahaan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai penjualan. Data dikumpulkan meliputi prosedur dan kebijakan dalam penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penjualan. Penelitian ini dilakukan pada City Ice Cream Cafe Dokumentasi Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain. Penelitian Kepustakaan (Library research) Bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang dikumpulkan melalui penelaahan terhadap literatur dengan masalah yang diteliti, yang akan dijadikan dasar pertimbangan sebagai landasan teori dalam penelitia. Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari literatur seperti buku, jurnal, dan berbagai macam sumber

Page 9: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

203

tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode Analisis Data Dalam menganalisa masalah yang dihadapi, penulis menggunakan dua metode yaitu: Metode Deskriptif Metode deskriptif yaitu dilakukan dengan cara menentukan dan mengumpulkan data kemudian mengklarifikasikannya serta menginterprestasikan data sehingga dapat memberi jawaban yang lengkap tentang sistem informasi perusahaan. Metode Deduktif Metode deduktif yaitu suatu pengambilan kesimpulan yang khusus dari hal umum. Dalam hal ini akan dicoba menerangkan fakta-fakta dengan menggunakan teori dan natinya akan mengambil kesimpulan-kesimpulan untuk memecahkan masalah. PEMBAHASAN Unsur-unsur sistem informasi akuntansi penjualan City Ice Cream Cafe Pada umumnya setiap perusahaan menerapkan sistem informasi akuntansi yang berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas perusahaan. Unsur-unsur sistem informasi akuntansi penjulan yang diterapkan City Ice Cream Cafe adalah sebagai berikut: Sumber Daya Manusia Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem informasi akuntansi penjualan City Ice Cream Cafe adalah pihak pembeli, bagian penjualan sebagai pencatat pesanan pembeli, juru masak sebagai penyedia pesanan pembeli, kasir,

bagian gudang sebagai penyedia permintaan bahan-bahan permintaan pembeli, bagian transportasi, bagian keuangan sebagai penyedia laporan untuk pihak manajemen, khususnya dewan komisaris dan direktur utama sebagai pengguna lapora. Formulir Formulir yang digunakan sistem informasi akuntansi penjualan adalah formulir yang sesuai dengan prisip-prinsip rancangan suatu formulir memuat tanggal , nomor orderan, nomor meja, nama pesanan, jumlah permintaan makanan dan minuman, serta menggunakan tembusan. Hal ini dapat dilihat pada formulir seperti bon orderan dan faktur penjualan/struk penjualan. Peralatan Peralatan yang umumnya dipakai berupa dalam menunjang proses penjualan yaitu, mesin kasir, alat-alat tulis, pesawat telefon, mesin faksimili, kalkulator, komputer dan software lainnya hanya digunakan sebagai alat bantu untuk mengolah data. Catatan Catatan yang digunakan oleh City Ice Cream Cafe didalam aktivitas yaitu jurnal penjualan yang pencatatannya dilakukan oleh bagian akuntansi untuk mencatat setiap transaksi penjualan. Kartu stok yang digunakan oleh bagian juru masak untuk mencatat persediaan bahan makanan dan minuman dan mutasi barang yang keluar Laporan Laporan sangat penting dalam sistem informasi akuntansi penjualan yang digunakan manajemen sebagai dasar pembuatan keputusan. Laporan-laporan yang menyangkut dengan aktivitas penjulan yang terdapat pada City Ice

Page 10: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

204

Cream Cafe yaitu : laporan persediaan barang, laporan penerimaan kas, laporan pajak, dan laporan omzet penjualan. Laporan yang dibuat oleh divisi masing-masing pada City Ice Cream Cafe sebagai hasil akhir dari proses akuntansi. Setiap bagian yang terlibat dalam aktivitas penjualan harus membuat laporan tentang hasil kinerjanya yang kemudian akan dilaporkan kepada atasan. Tujuan pembuatan laporan tersebut adalah untuk membandingkan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah dibuat dan merupakan alat bantu dalam mempertanggung jawabkan pekerjaan yang telah dilakukan. Pengendalian Intern Penjualan Pengendalian internal penjualan City Ice Cream Cafe tidak terlepas dari peranan sistem informasi akuntansi penjualan yang digunakan manajemen dalam mengelola penjualan perusahaan untik dapat bekerja secara efektif dan efisien, serta tidak terlepas dari prosedur yang dijalankan oleh perusahaan. Lingkungan Pengendalian City Ice Cream Cafe mempunyai peraturan yang berlaku dalam lingkungan perusahaan yang harus dipatuhi yaitu : Integritas dan nilai Etika Nilai-nilai etika dalam ruangan lingkup kerja memang tidak dikomunikasikan secara transparan atau tertulis, namun dalam praktiknya nilai-nilai etik ini telah dipahami dan dimengerti secara umum oleh seluruh pegawai dan staff. Berikut adalah beberapa peraturan dan kode etik yang berlaku pada perusahaan. Setiap pekerja diwajibkan posting pada mesin finger print, pada saat masuk dan pulang kerja, termasuk pada saat jam lembur.

Pekerja diwajibkan untuk memakai seragam pada saat operasional kerja. Selama waktu jam kerja, pekerja diwajibkan untuk pengawasan dan pengecekan terhadap bahan baku makanan dan minuman. Saat jam operasional setiap karyawan diwajibkan menjalin komunikasi yang baik antara sesama pekerja. Komitmen terhadap kompetensi Komitmen terhadap kompetensi pada City Ice Cream Cafe dengan adanya inisiatif untuk berkembang ke arah yang lebih baik pada setiap individu. Hal ini juga dapat dilihat dari kemampuan, serta latar belakang tiap karyawan yang sesuai dengan bidangnya, sehingga dapat tercipta komitmen terhadap perusahaan untuk selalu mematuhi peraturan yang berlaku, memajukan perusahaan, serta menjaga kompetensi perusahaan. Falsafah dan gaya operasi manajemen Manajemen City Ice Cream Cafe selalu menekankan kepada pegawai mengenai pentingnya pengendalian. Hal ini dapat diketahui dengan dibuatnya prosedur penjualan yang harus ditaati oleh pegawai agar tercipta pengendalian yang baik, serta gaya operasi yang tidak otoriter memberi kesempatan kepada bawahannya untuk menyadari, mendukung untuk mengembangkan pelaksanaan pengendalian internal penjualan. Struktur Perusahaan Pemegang wewenang tertinggi pada City Ice Cream Cafe adalah Liong Lai Tjin selaku pemegang saham sekaligus sebagai direktur utama yang melimpahkan wewenang kepada bawahannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. City Ice Cream Cafe menyusun struktur organisasi sedemikian rupa berdasarkan

Page 11: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

205

pertimbangan-pertimbangan matang supaya dapat mendukung pengendalian yang baik dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Namun, diperhatikan juga faktor manusia sebagai pelaksananya. Karena bagaimanapun baiknya struktur organisasi, tetapi jika tidak didukung oleh pelaksana yang baik dan kompeten maka akan menjadi sia-sia saja struktur organisasi tersebut. Departemen yang berkaitan dengan kegiatan penjualan adalah pihak konsumen, bagian penjualan, kasir, bagian keuangan dan bagian gudang. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab merupakan perluasan dari struktur organisasi diCity Ice Cream Cafe. Tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen telah ditetapkan oleh manajemen dalam job description. Didalam job description telah ditetapkan tugas dan tanggung jawab, tanggung jawab pengawasan. Kebijakan dan prosedur kepegawaian Unsur yang paling penting dari setiap pengendalian adalah individu. Karyawan yang memiliki kompetensi, kejujuran, disiplin dan ketaatan yang tinggi yang dapat memajukan perusahaan. City Ice Cream Cafe memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, dengan menerima karyawan yang bermutu dan yang memang dibutuhkan perusahaan pada saat itu. Dalam perusahaan terdapat juga kebijakan dan prosedur personalia yang meliputi pertimbangan kebijakan dan prosedur untuk pengangkatan. Sebelum karyawan tersebut diangkat menjadi karyawan tetap, diadakan pembinaan terlebih dahulu. Dari evaluasi hasil pembinaan tersebut, manajemen dapat menentukan karyawan yang tepat dalam menempati bagian penjualan.

Penempatan pegawai yang dilakukan di City Ice Cream Cafe ditujukan agar dapat menunjang terhadap pelaksanaan tugas dan aktifitas perusahaan. Penaksiran Resiko Manajemen City Ice Cream Cafe dalam mengoperasikan kegiatannya juga menetapkan resiko sebagai bagian dari perancangan dan menganalisis resiko yang berhubungan dengan aktifitas penjualan. Faktor-faktor yang diperkirakan dapat menimbulkan resiko dalam aktivitas penjualan : Perubahan lingkungan operasional Diantaranya mengenai kebijakan penjualan City Ice Cream Cafe apabila ada perubahan prosedur biasanya terlebih dahulu mengadakan rapat untuk memberitahukan perubahan tersebut terhadap pihak-pihak yang terkait didalamnya. Hal ini untuk memudahkan setiap bagian menerapkan kebijakan yang baru itu dan untuk meniingkatkan pengawasan. Perubahan operasi perusahaan ini biasanya disebabkan karena kemajuan dunia usaha dan perusahaan merasa kebijakan yang lama kurang tepat diterapkan untuk masa sekarang. Karyawan baru Untuk mencegah resiko yang mungkin timbul, City Ice Cream Cafe telah melakukan prosedur penerimaan karyawan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Penyeleksian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu menyortir calon karyawan yang memenuhi persyaratan, melakukan tes psikotes, dan wawancara dengan mengajukan beberapa peraturan yang harus ditaati untuk mengamankan persepsi serta keinginan untuk mencapai tujuan perusahaan. Setelah lulus pada tahap wawancara maka calon karyawan mengikuti masa percobaan selama kurang lebih tiga

Page 12: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

206

bulan, setelah lulus masa percobaan maka akan ada kontrak kerja selama satu tahun. Untuk menjadi karyawan tetap maka kinerja selama satu tahun akan dievaluasi kembali oleh manajemen. Teknologi Baru Pada City Ice Cream Cafe dalam melakukan proses pembayaran transaksi penjualan menggunakan mesin kasir yang dilengkapi dengan program yang khusus dimana setiap transaksi yang terjadi akan langsung tersambung terhadap server pusat yang pada kantor. Sebelum menerapkan pada penjualan maka terlebih dahului diadakan pelatihan khusus bagi pihak-pihak yang menggunakan. Pertumbuhan yang pesat Pertumbuhan yang pesat pada perusahaan memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan dengan perkembangan sistem pengendalian penjualan, seperti tidak memadainya prosedur-prosedur. Oleh karena itu, perusahaan melakukan pengembangan sistem untuk melakukan pengendalian internal perusahaan secara terus menerus dengan mengutamakan fleksibilitas dari pengendalian internal tersebut. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuannya. Kebijakan dan prosedur tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Telah digunakannya anggaran

penjualan, yang befungsi sebagai alat pengendalian untuk bagian penjualan sehingga bagian penjualan mempunyai target penjualan yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil penjualan yang sebenarnya dan

dapat diketahui penyimpangan yang terjadi.

2. Pengendalian fisik dilakukan dengan melakukan perhitungan secara rutin persediaan bahan makanan dan minuman yang ada dengan menggunakan kartu stock persediaan.

3. Untuk pengelolaan informasi penjualan, telah digunakan formulir yang memiliki no urut dalam aktivitas penjualan, telah adanya otorisasi dari pejabat berwenang atas transaksi yang terjadi, dan telah dilakukan pengendalian pada mesin kasir dengan menggunakan password khusus pada bagian-bagian yang menggunakan mesin kasir.

Telah dilakukannya pemisahan tugas antara fungsi-fungsi dalam bagian penjualan yang dapat menjadi: a. Fungsi penjualan oleh waiter/waitress, b. Fungsi penyedia makanan dan minuman oleh koki, c. Fungsi penerimaan kas oleh kasir, d. Fungsi kas oleh bagian keuangan. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi dan komunikasi yang digunakan City Ice Cream Cafe dalam mencapai pengendalian internal penjualan diantaranya : 1. Pegguanaan formulir, catatan,

prosedur, dan laporan penjualan yang diterapkan perusahaan telah memadai sehingga dapat memberikan informasi penjualan yang dapat dipercaya.

2. Adanya laporan-laporan yang disusun secara periodik yang dapat informasi yang dibutuhkan oleh manajemen. Misalnya laporan penjualan per minggu, bulan, dan tahunan.

3. Komunikasi yang baik antara pimpinan perusahaan dengan para

Page 13: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

207

staff penjualan, terlihat dengan dipatuhinya kebijakan dalam bidang penjualan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan.

4. Dari kesimpulan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa penggunaan informasi dan komunikasi cukup baik.

Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kerja pengendalian internal sepanjang waktu yang berkaitan dengan penilaian efektivitas pengendalian internal yang dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan terhadap aktivitas perusahaan. Dengan mempelajari laporan-laporan internal yang dibuat sehubungan dengan pengendalian internal penjualan, laporan dari pihak perusahaan, seperti pemerintah, bank, juga dari pihak pembeli terhadap kualitas pengendalian internal atas penjualan, baik dalam lingkungan pengendalian, penetapan resiko pengendalian aktivitas, dan informasi serta komunikasi yang telah dipenuhidalam melaksanakan pengendalian internal guna menunjang terciptanya efektivitas pengendalian penjualan dengan menentukan bahwa pengendalian internal telah dilaksanakan dengan efektif dan dimodifikasi selayaknya karena perubahan suatu kondisi. Peranan Sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektifitas pengendalian intern Aktifitas penjualan makanan dan minuman tidak terlepas dari peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang proses penjualan perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Dalam menghasilkan output yang berupa laporan, yang berhubungan dengan penjualan maka perusahaan menggunakan mekanisme

kerja sistem informasi akuntansi penjualan. Sistem ini dapat mengkoordinasikan seluruh transaksi penjualan yang berfungsi bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan penjualan, melalui laporan–laporan manajemen atas rencana penjualan, dan order penjualan. Sistem informasi akuntansi penjualan perusahaan dikatakan efektif dilihat dari penerapan dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi tersebut karna itu perusahan menerapkan aktifitas pengendalian informasi dan komunikasi serta pemantauan yang dihasilkan oleh sistem tersebut agar mampu dipertanggung jawabkan. Dengan demikian sistem informasi akuntasi penjualan mempunyai peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan dalam hal: 1. Pelaksanan prosedur pengendalian

agar dapat menjamin keamanan dan kelancaran pendapatan dari aktifitas penjualannya, City Ice Cream Cafe menetapkan suatu pengendalian laporan sehubungan dengan proses penjualan dari tiap bagian.

2. Menghasikan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi memenuhi karakteristik laporan. Para pihak internal perusahaan dapat menjadikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan penjualan.

3. Pengendalian atas biaya-biaya dapat diminimalisir dengan adanya sistem informasi akuntansi penjualan dengan demikian perusahaan mampu mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan sehingga dapat menekan pengeluaran perusahaan.

Page 14: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

208

Pembahasan Faktor- faktor yang menunjang efektifitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe salah satunya adalah peranan sistem informasi akutansi penjualan. Sistem informasi akutansi penjualan yang ada pada City Ice Cream Cafe telah memadai, hal ini terlihat dari ada dan diterapkannya unsur- unsur sistem informasi akutansi penjualan sebagai berikut: Sumber daya manusia Dari hasil penelitian yang dilakukan, dalam merekrut karyawan bagian personalia City Ice Cream Cafe melakukan penyeleksian dan test terlebih dahulu. Pada bagian penjualan, karyawan yang direkrut adalah orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman, tertentu dibidangnya masing-masing. Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem informasi akuntansi penjualan City Ice Cream Cafe adalah pihak konsumen sebagai pembeli, bagian penjualan sebagai pencatat pesanan pembeli, juru masak sebagai penyedia pesanan pembeli, kasir, bagian gudang sebagai penyedia permintaan bahan-bahan permintaan pembeli, bagian transportasi, bagian keuangan sebagai penyedia laporan untuk pihak manajemen, khususnya dewan Komisaris dan direktur utama sebagai pengguna lapora. Alat alat yang digunakan Peralatan yang digunakan City Ice Cream Cafe berupa mesin kasir telah berjalan dengan baik dan sudah optimal. Yang memudahkan mengetahui stok persediaan makanan dan minuman. Selain mesin kasir, juga digunakan peralatan lainnya, seperti alat-alat tulis, mesin faksimili, dan kalkulator.

Sistem dan Prosedur Penjualan Sistem dan prosedur penjualan yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti dan telah dilaksanakan dengan baik oleh seluruh karyawan, sehingga mampu menghasilkan laporan yang relevan dan terpercaya. Dalam prosedur penjualannya mulai dari pemesanan, penyajian, dan pembayaran sudah terintegrasi dengan baik. Formulir Menurut hasil penelitian, formulir merupakan media perekam aktivitas penjualan perusahaan yang dirancang untuk memuat data transaksi dan materi informasi lainnya yang berkenaan dengan aktifitas penjualan sekaligus juga meruapakan media komunikasi antar bagian-bagian yang terlibat dalam transaksi penjualan, sehingga memungkinkan bagian yang terpisah antara yang satu dengan yang lainnya dapat ditemukan dengan formulir. Formulir yang digunakan oleh City Ice Cream Cafe antara lain: Orderan penjualan, bukti setor bank dan struk penjualan. Catatan Catatan merupakan media yang sama dengan formulir yang mencatat aktivitas penjualan perusahaan berupa data transaksi yang berkenaan dengan aktivitas penjualan sekaligus merupakan media komunikasi antar bagian –bagian yang terlibat dalam transaksi penjualan, antara lain: Bagian penjualan mencatat permintaan makanan dan minuman dari konsumen Bagian juru masak menyiapkan permintaan makanan dan minuman yang diminta Bagian keuangan untuk menerima kas dari pembeli dan meyetorkannya ke bank.

Page 15: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

209

Informasi Laporan Laporan merupakan haasil dari pengolahan data yang terkumpul, yang bersumber dari dengan adanya dokumen kemudian dicatat dalam suatu catatan dan akhirnya dibuat suatu laporan yang berisi informasi mengenai seluruh aktivitas transaksi penjualan yang dilakukan. Laporan yang dihasilkan City Ice Cream Cafe telah memenuhi syarat-syarat yang baik yaitu relevan, kepadatan, tepat waktu dan andal. Dalam halnya penerapan pengendalian intern penjualan yang diterapkan oleh sesuai dengan yang disampaikan oleh Romney dan Steinbart yaitu dengan diterapkan hal-hal sebagai berikut : Integritas dan nilai etika yaitu pedoman yang mengatur perilaku karyawan pada saat melaksanakan tugasnya, serta adanya promosi jabatan bagi karyawan yang berprestasi dan hukum untuk karyawan yang melanggar aturan dan tata tertib yang telah diterapkan oleh perusahaan. Komitmen terhadap kompetensi yang mencakup pertimbangan manajemen pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta paduan kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang mendukung. Adanya dewan direksi yang ikut melakukan pemantauan atas pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen dengan mengawasi tiap bagian, secara mendadak dalam hal ini yang berhubungan dengan aktivitas penjualan. Struktur pada City Ice Cream Cafe menunjukkan adanya pemisahan fungsi manajemen, mempunyai garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Setiap jabatan pada masing-masing departemen mulai dari top

manajemen sampai pekerja mempunyai tugas dan tanggungjawab masing-masing. Dengan adanya fungsi dan pemisahan tanggungjawab yang jelas maka setiap bagian harus dapat mempertanggung jawabkan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Perusahaan memiliki metode yang baik dalam melakukan penerimaan pegawai dan melakukan pertimbangan kebijakan dan prosedur untuk pengangkatan karyawan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya evaluasi dan objektif terhadap prestasi pada karyawan, adanya perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dengan adanya uang pensiun. Tunjangan hari raya serta memelihara kesejahteraan dan kerja sama yang baik antar pegawai. Apabila sistem informasi akutansi penjualan dapat dilaksanakan dengan baik maka akan berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan., Sistem Informasi Akutansi Penjualan telah dilaksanakan dengan baik, dan sangat berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan, mengingat peranan sistem informasi akuntansi Penjualan dalam setiap aktivitas perusahaan dimana Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ini mampu meminimalisir kekeliruan serta mengevaluasi hasil kinerja setiap aktivitas pada perusahaan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada bahwa: 1. Sistem Informasi Akutansi Penjualan

sangat berperan dalam menunjang

Page 16: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

210

efektivitas pengendalian intern penjualan pada City Ice Cream Cafe

2. City Ice Cream Cafe telah menerapkan sistem informasi akutansi penjulan dengan baik dan telah memadai ini dapat dilihat dari adaya formulir yang digunakan untuk menyampaikan informasi- informasi pokok dan lengkap untuk memproses transaksi lebih lanjut ke bagian terkait, adanya catatan penjualan yang digunakan dalam aktivitas perusahaan untuk mencegah adanya kecurangan dan penyelewengan oleh karyawan yang tidak jujur.

3. City Ice Cream Cafe telah menerapkan pengendalian intern penjualan dengan baik dan telah memadai ini dapat dilihat dari adanya lingkungan pengendalian yang digunakan untuk mengatur dan menentukan peraturan yang harus ditaati dan dipatuhi setiap karyawan dan menjalin hubungan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan sehingga tidak ada kecemburuan sosial dalam perusahaan, adanya informasi dan komunikasi dilakukan untuk mempermudah untuk menyampaikan dan menjelaskan informasi mengenai laporan yang telah dihasilkan sehingga dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan dan bawahan, adanya pemantauan digunakan dalam operasi pengendalian untuk melakukan pengawasan dalam proses penilaian kinerja karyawan sehingga diperoleh kualitas kerja seorang karyawan.

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, setelah melakukan penelitian dan mencermati sistem informasi akuntansi penjualan pada City Ice Cream Cafe, maka penulis

ingin memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk menerapkan pengendalian

intern perusahaan, perlu adanya peningkatan pemberdayaan pengawasan pengendalian intern dalam perusahaan. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pertimbangan, gangguan, penyimpangan, kecurangan dan alasan-alasan lain yang dapat merugikan perusahaan.

2. Untuk berperannya sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan, perusahaan perlu meningkatkan penerapan unsur-unsur sistem informasi akuntansi penjualan .

3. Perlu adanya peningkatan pemberdayaan pengawasan pengendalian intern yang khususnya lebih ditekankan pada unsur-unsur pengendalian intern dan orang-orang yang berkaitan didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahmat Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rineka Cipta. Aprilisabeth. 2005. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Piutang Dan Penerimaan Kas PadaPT.Trinunggal Komara. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Bhayangkara. Azhar Susanto.2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Agoes, Sukrisno.2008, Auditing Pemeriksaan Oleh Akuntan Publik Jilid Satu, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Bodnar, H. George and William S. Hoopwood.2006 “Accountig

Page 17: PERANAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENJUALAN DALAM

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 4 | Juli 2019 I S S N : 2443 – 0536

211

Information System Sisx Edition,” diadaptasi oleh Julianto Agung Saputra, “Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Jakarta:Salemba Empat. Basu Swasta dan Hani Handoko. 2010.Manajemen Pemasaran: Analisa dan Perilaku Konsumen.BPFE. Yogyakarta. Ely Suhayati, & Siti Kurnia Rahayu.(2010). AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hasibuan, Melayu S.P.2006.Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah.Edisi Revisi.Bumi Aksara.Jakarta. Hendra. 2006. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Inter Penjualan pada PT. Tarumatex Bandung. Skripsi. Medan : Universitas Sumatra Utara. Jogiyanto, 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi,Edisi IV, Andi Offset, Yogyakarta. La Midjan, 2006.Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat Mulyadi.2010,” Sistem Akuntansi,”, Jakarta: Salemba Empat. Narko. 2008. Sistem Akuntansi. Cetaan Kelima. Yogyakarta: Yayasan Pusaka Nusantara. Noviani. 2005. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Inter Penjualan pada PT. Jasa Marga (PERSERO) Cabang Leuni Bandung. Skripsi. Bandung : Universitas Sangga Buana.

Romney Marshall & Paul Jhon Steinbart.2006, Acconting System Information, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta. Santoso.2006. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Inter Piutang Dagang Pada PT.Gas Negara Cabag Surabaya. Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia. Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Bandung: CV.Mandar Maju. S.R.Soemarso.2009.Akuntansi Suatu Pengantar.Edisi Kelima.Jakarta:Penerbit Salemba Empat. Soerjono Soekanto,2009,PerananSosiologi Suatu Pengantar,Edisi Baru ,RajawaliPers, Jakarta.