Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Audit Pemeriksaan Periodik
Berbasis Web
(Studi Kasus: PT. Pos Indonesia Regional 6 Semarang)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Arta Bagus Pangestu (672015088)
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
1. PENDAHULUAN
PT. Pos Indonesia merupakan sarana informasi dan komunikasi yang berperan penting
dalam mendukung pelaksanaan pembangunan ekonomi, serta meningkatkan relasi antar daerah
atau wilayah di seluruh Indonesia. Berdasarkan UU Nomor: 38 tahun 2009 tentang pos (UU pos
No.38/2009), penyelenggaraan pos dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum
Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Namun saat ini baru
BUMN yaitu PT. Pos Indonesia dan BUMS seperti J&T, JNE, PT. TIKI dan masih banyak lagi.
Diberlakukannya UU pos No.38/2009, maka pengertian pos sekarang tidak lagi pelayanan surat
menyurat, namun juga meliputi layanan komunikasi surat tertulis, pengiriman paket, serta
transaksi keuangan [1].
Audit adalah sesuatu hal yang penting bagi perusahaan yang bertujuan untuk
mengevaluasi berbagai macam kegiatan di suatu perusahaan dengan cara memberikan berbagai
analisa, rekomendasi, penilaian, petunjuk dan berbagai informasi yang mempunyai hubungan atau
relasi dengan kegiatan yang akan diperiksa. Tujuan audit sendiri adalah untuk meningkatkan
kualitas dan mutu suatu perusahaan supaya perusahaan tersebut dapat mencapai tujuanya.
Dalam proses audit alur informasi merupakan suatu hal yang penting, maka perusahaan
memerlukan sebuah sistem informasi yang dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan
petugas audit di lapangan. Alur informasi pada PT. Pos Indonesia Regional 6 Semarang
khususnya di bagian audit, semua kegiatan pemeriksaan atau audit masih dilakukan dengan
tertulis menggunakan buku dan kertas. Sedangkan yang diperiksa adalah seluruh cabang kantor
pos di wilayah Jawa Tengah dan DIY, tentunya harus menggunakan buku dan kertas yang banyak
pula yang membutuhkan biaya dan waktu. Jadi, dalam rangka merealisasikan sebuah sistem audit
yang cepat serta efisien biaya dan waktu sesuai yang diharapkan memerlukan sebuah faktor
penunjang, maka dari itu sistem informasi berbasis web sangat diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi waktu dan biaya.
Sistem yang dibangun dapat digunakan sebanyak 10 level pengguna yang masing-masing
level mempunyai tugas yang berbeda yaitu Admin, Manajer Audit UPT (Unit Pelaksanaan
Teknis), Auditor Regional, Kepala Kantor Pos, Kepala Regional, Kepala Perwalian, Wakil Kepala
Perwalian, Manajer M2K3L (Manajemen Mutu Kesehatan Keselamatan Keamanan Lingkungan),
Asisten Manajer M2K3L, Kepala Satuan Pengawas Internal Pusat. Sistem informasi yang akan
dirancang adalah Sistem Informasi Audit Pemeriksaan Periodik yang nantinya akan digunakan
secara nasional setelah diuji coba di wilayah PT. Pos Regional VI yaitu di Jawa Tengah dan DIY.
1.1. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang sebuah aplikasi sistem informasi audit berbasis web
pemeriksaan periodik yang efektif dan efisien supaya dapat mempermudah dan mempercepat
pekerjaan tim audit dalam melaksanakan tugasnya serta menghasilkan laporan audit yang
baik?
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah aplikasi sistem informasi audit
pemeriksaan periodik berbasis web yang efektif dan efisien menggantikan sistem yang masih
menggunakan kertas dan buku untuk mempercepat dan mempermudah tim audit dalam
melaksanakan tugasnya.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah bisa meminimalisir penggunaan biaya dan waktu
dalam proses audit serta menghasilkan output laporan audit yang mempermudah tim audit
dalam menjalankan tugasnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terkait sistem informasi audit dalam jurnal yang berjudul “Rancang Bangun
Aplikasi Sistem Informasi Internal Audit Pada PT. XYZ” yang ditulis oleh Aditya Restuaji dari
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Perlunya integrasi antara proses audit dan sistem informasi
pengolahan hasil audit secara terkomputasi, sehingga diharapkan pengelolaan fungsi pengendalian
internal dapat memenuhi kualitas yang baik. Sehingga bisa memperoleh informasi mengenai
pengendalian audit dan tercapainya efektivitas dan efisiensi yang tinggi, keakuratan data dan
kecepatan pemrosesan pengendalian audit. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang usulan
sistem informasi audit, proses pengolahan audit serta laporan audit di PT. XYZ [2].
Penelitian lain terkait sistem informasi audit dalam jurnal yang berjudul “Sistem
Informasi Audit Mutu Internal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau” yang ditulis
oleh Novi Yanti. Sistem informasi yang dibangun untuk membantu pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang auditor dalam proses pelaksanaan audit untuk bisa meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan biaya dan waktu dalam proses pelaksanaan audit di setiap fakultas dan prodi serta
mempermudah jurusan atau prodi dalam evaluasi sistem akademik dan administrasi pada setiap
jurusan atau prodi [3].
Pada proses audit aliran informasi adalah sesuatu yang sangat penting. Maka diperlukan
sebuah sistem informasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi yang diinginkan
dengan cepat dan akurat. Dalam rangka meningkatkan efektifiktas dan efisiensi merupakan
sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dengan adanya teknologi yang berkembang saat
ini seperti sebuah sistem informasi yang mempunyai tampilan yang mudah dimengerti serta
didukung oleh teknologi database yang mumpuni.
Peran komputer saat ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah sistem informasi
audit yang efektif dan efisien dengan diimbangi oleh sumber daya manusia yang berkompeten.
Kemudahan sebuah sistem yang sudah serba otomatis dapat meningkatkan kinerja sebuah
perusahaan dapat dibuktikan dengan bertambah cepatnya penyelesaian sebuah pekerjaan, semakin
berkurang biaya yang dikeluarkan serta meningkatkan ketelitian sebuah pekerjaan.
Kaitan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu perbedaan studi kasus yang
dialami, serta proses kebijakan dalam pelaksaan audit tiap perusahaan tidak semuanya sama
namun terdapat kesamaan tujuan yaitu merancang sebuah sistem audit yang cepat, efektif dan
efisien yang tentunya sudah terkomputerisasi meskipun menggunakan platform yang berbeda.
Sistem Informasi Pemeriksaan Periodik yang berbasis website dibuat untuk menghemat biaya dan
mempercepat proses audit di lapangan serta mempermudah bagian pengawas.
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah sistem yang menyediakan informasi untuk berbagai
tingkatan dalam suatu perusahaan. Sistem ini mengambil, menyimpan, mengubah serta
mengolah dan menghubungkan semua informasi yang diterima dengan menggunakan sistem
informasi atau perangkat sistem yang lain [4]. Menurut Abdul Kadir pada bukunya yang
berjudul Pengenalan Sistem Informasi, yaitu: “sistem informasi adalah kerangka kerja yang
mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input)
menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan” [5].
2.2 Audit
Menurut Arens audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan [6]. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu
proses pemeriksaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara sistematis terhadap berbagai
macam aktivitas yang dilakukan di perusahaan tersebut. Tujuan dari audit antara lain adalah
untuk mengevaluasi dan memberikan pendapat atau data mengenai kewajaran laporan
aktivitas yang dilakukan yang didasari dengan berbagai bukti yang diperoleh dan dilakukan
oleh seseorang yang berkompeten [7].
3 METODE PENELITIAN
Tahap penelitian yang dilakukan adalah Identifikasi Masalah, kemudian Tinjauan
Pustaka, Pengumpulan Data melalui studi kepustakaan dan wawancara dilanjutkan dengan
Perancangan Aplikasi dan Pengujian Aplikasi
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap pertama adalah Identifikasi Masalah
yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan aplikasi untuk menunjang proses penelitian.
Tahap kedua adalah proses Tinjauan Pustaka dengan mengumpulkan sumber acuan yang akan
digunakan selama proses penelitian berlangsung. Tahap ketiga yaitu Pengumpulan Data, yang
berupa data yang akan menjadi acuan dalam proses perancangan aplikasi dari PT. Pos Indonesia
Regional 6. Tahap keempat yaitu tahap Perancangan Aplikasi dan dilanjutkan dengan Pengujian
Aplikasi. Dalam proses Perancangan Aplikasi pada penelitian ini digunakan metode Waterfall.
Metode waterfall memiliki tahapan utama dari waterfall model yang mencerminkan aktifitas
pengembangan dasar [8]. Adapun alur dari metode ini dapat dijelaskan dalam Gambar 2:
Gambar 2 Bagan Waterfall
Gambar 2 diterjemahkan bahwa pada tahap awal perancangan aplikasi dimulai dengan
menganalisis kebutuhan. Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi data-data yang diperlukan
oleh aplikasi. Data tersebut diperoleh melalui tahap pengumpulan data dan wawancara. Langkah
kedua adalah proses perancangan aplikasi, langkah ketiga adalah pembuatan sistem secara
keseluruhan yaitu pembuatan Front-End dan Back-End aplikasi yang berbasis website. Langkah ke
empat yaitu menguji bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi yang sudah dibuat
dengan menggunakan skala likert. Langkah ke lima pemeliharaan kekurangan yang ada pada
aplikasi untuk memenuhi kriteria yang diinginkan oleh perusahaan.
Berdasaran hasil analisis studi kepustakaan dan wawancara, maka diperoleh sebuah
model perancangan yang menjadi acuan dalam melakukan proses pembuatan aplikasi. Rancangan
aplikasi dapat dijelaskan melalui use case diagram, activity diagram dan entity relationship
diagram.
Pada use case diagram akan dijelaskan bagaimana alur aplikasi yang berjalan sesuai dengan
level perngguna masing-masing, terdapat tiga level pengguna yaitu admin, manajer audit UPT dan
pengawas yang akan dijelaskan dalam gambar 3, gambar 4 dan gambar 5 berikut:
Gambar 3 Diagram Use Case Admin
Pada Gambar 3 dapat dijelaskan interaksi admin dengan sistem dari mulai login ke sistem
sampai dengan interaksi yang dapat dilakukan yaitu mengelola akun user, pedoman dan lampiran.
Gambar 4 Diagram Use Case Manajer Audit UPT
Gambar 4 adalah diagram use case manajer audit UPT yang menjelaskan interaksi dengan
sistem yang bisa dilakukan oleh manajer audit UPT yaitu melakukan input rencana audit, melihat
daftar rencana audit, melakukan proses audit di lapangan sampai dengan mencetak laporan audit.
Gambar 5 Diagram Use Case Pengawas
Gambar 5 adalah diagram use case dari pengawas yang menjelaskan interaksi dengan sistem yaitu melihat laporan audit
dan cetak laporan audit.
Selain dengan menggunakan use case diagram, perancangan aplikasi juga dijelaskan melalui activity diagram. Terdapat tiga
activity diagram yang berbeda sesuai dengan level pengguna masing-masing seperti yang dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 6 Diagram Activity Admin
Gambar 6 adalah diagram activity admin yang merupakan representasi dari seluruh
tahapan alur kerja admin dari mulai masuk ke sistem, mengelola data user, mengelola pedoman,
mengelola lampiran sampai dengan keluar dari sistem.
Gambar 7 Diagram Activity Manajer Audit UPT
Gambar 7 adalah diagram activity manajer audit UPT yang merupakan representasi dari
seluruh tahapan alur kerja admin dari mulai masuk ke sistem, input rencana audit yang akan
dilakukan, melakukan proses audit sampai dengan keluar dari sistem.
Gambar 8 Diagram Activity Pengawas
Gambar 8 adalah diagram activity pengawas yang merupakan representasi dari seluruh
tahapan alur kerja admin dari mulai masuk ke sistem, melihat laporan audit yang sudah
dikerjakan, download laporan audit sampai dengan keluar dari sistem.
Perancangan aplikasi ini juga dirancang dengan menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD) untuk menjelaskan relasi antara satu data dengan data yang lain dalam sebuah
database berdasarkan objek atau sebuah tabel pada database seperti pada Gambar 9 berikut:
Gambar 9 Entity Relationship Diagram
Hasil pembuatan diagram use case, diagram activity dan Entity Relationship Diagram (ERD) akan dilanjutkan dengan
pembuatan aplikasi berbasis web dengan menggunakan aplikasi Visual Studio Code, XAMPP, MySQL dan Web Browser. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Gambar 10 Database Buku Referensi
Sebelum menulis code aplikasi, semua data yang ada pada buku referensi dimasukan ke dalam database seperti pada
gambar 10 supaya dapat mempermudah pencarian referensi yang akan ditampilkan saat proses audit berlangsung.
Gambar 11 Halaman Login
Form login pada Gambar 11 digunakan untuk validasi user yang ingin mengakses aplikasi. Sistem akan mengarahkan
user ke halaman sesuai dengan level masing-masing.
Gambar 12 Halaman Tambah User
Gambar 12 adalah halaman tambah user, admin mempunyai kewenangan untuk
menambahkan akun user baru berdasarkan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Pos.
Gambar 13 Halaman Lihat User
Pada Gambar 13 adalah halaman untuk melihat user yang sudah terdaftar admin juga
dapat mengubah informasi akun user dan menghapus akun user.
Gambar 14 Halaman Kelola Pedoman
Pada Gambar 14 admin juga dapat mengelola pedoman yang akan dijadikan sebagai
acuan Manajer Audit UPT dalam melaksanakan audit jika terdapat pedoman baru dan
menghapus pedoman jika suatu saat sudah tidak digunakan lagi. Pedoman tersebut meliputi
bagian, produk, referensi dan ICQ (Internal Control Questionnaire).
Gambar 15 Halaman Kelola Lampiran
Pada gambar 15 admin berwenang untuk mengelola lampiran yang akan digunakan oleh manajer audit UPT dalam
mengerjakan audit, pada menu ini admin bisa menambah melalui fitur upload dan menghapus lampiran sesuai kebutuhan.
Gambar 16 Input Form Rencana Audit
Pada Gambar 16 setelah login, manajer audit UPT harus input form rencana audit terlebih dahulu, form terdiri dari nomor
laporan yang otomatis terisi oleh sistem berdasarkan tanggal, ketua audit, dua anggota audit, kantor yang akan di audit, tanggal awal
audit, tanggal akhi audit dan rencana biaya audit. Namun jika sebelumnya sudah pernah input form atau akan melanjutkan proses
audit yang belum selesai manajer audit UPT tidak perlu input form lagi, rencana audit sudah ada di menu daftar laporan audit.
Gambar 17 Proses Audit
Setelah input form rencana laporan audit, manajer audit UPT bisa melakukan proses audit melalui halaman kertas kerja
seperti pada gambar 17, pada proses audit inilah inti dari permasalahan dalam penelitian ini. Pertama masukan nama dan nomor
induk pegawai petugas atau karyawan kantor pos yang akan diperiksa serta bagian, produk dan referensi. Selanjutnya aplikasi akan
otomatis menampilkan ICQ (Internal Control Questionnaire), langkah kerja dari buku yang sudah
dimasukan database, hasil pemeriksaan audit berupa Ya / Tidak dan temuan audit yang pada
sistem audit sebelumnya proses ini menggunakan buku yang tidak semua ICQ dalam buku
tersebut harus terisi.
Gambar 18 Code Pencarian
Gambar 18 adalah code yang berisi fungsi query untuk menampilkan bagian, produk dan
referensi dan ICQ ke dalam halaman proses audit. ICQ yang ditampilkan sesuai dengan bagian, produk dan referensi yang dipilih.
Gambar 19 Laporan Audit
Setelah semua form audit pada kertas kerja sudah terisi dan di submit maka akan otomatis
masuk ke laporan audit. Pada gambar 19 terdapat sebuah tabel yang menampilkan hasil proses
audit dari kertas keja yang sudah terisi. Tersedia tombol ‘tambah kertas kerja’ jika ingin
melakukan audit lagi dan tombol ‘Export to Excel’ untuk mencetak laporan dalam format .xls.
Gambar 20 Laporan Audit
Pada gambar 20 adalah laporan hasil audit yang sudah dilakukan dapat ditampilkan pada Microsoft Excel sehingga dapat
mempermudah dalam melaporkan hasil audit berupa soft file maupun hard copy.
Gambar 21 Lihat Hasil Audit
Pengawas dapat melihat hasil audit yang sudah dilakukan oleh manajer audit UPT pada
Gambar 21 untuk membantu menindaklanjuti hasil audit dan melakukan evaluasi berdasarkan
hasil laporan audit.
Pengujian alpha merupakan pengujian yang mengutamakan pada aspek fungsionalitas
dan penanganan kesalahan [9]. Pada tahap pengujian ini dilakukan dengan metode black box
testing. Pengujian ini menguji semua bagian yang dapat diakses oleh user pada sistem, apakah
sudah berjalan dengan baik atau belum.
Menurut Pressman Black-Box testing berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak yang memungkinkan programmer untuk memperoleh set kondisi input yang sepenuhnya
akan melaksanakan persyaratan fungsional untuk sebuah program [10]. Pengujian dapat
dijelaskan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Pengujian Black Box
Aktivitas Input Output Kesimpulan
Login User Input Nippos dan
Password
a) Berhasil, masuk
halaman utama
b) Gagal, masuk halaman
login
Valid
Kelola User a) Tambah User
b) Update User
c) Delete User
a) User Tersimpan
b) Data User Berubah
c) User Terhapus
Valid
Kelola Pedoman a) Tambah Pedoman
b) Hapus Pedoman
a) Pedoman Tersimpan
b) Pedoman Terhapus
Valid
Kelola Lampiran a) Tambah Lampiran
b) Hapus Lampiran
a) Lampiran Tersimpan
b) Lampiran Terhapus
Valid
Input Rencana Audit Isi form rencana audit Rencana Audit Tersimpan Valid
Pilih Rencana Audit Pilih rencana audit sesuai
dengan nomor audit
Menampilkan Laporan
Audit yang akan di proses
Valid
Melakukan Audit Isi form audit Hasil audit tersimpan di
laporan audit
Valid
Convert ke Excel Covert Laporan Audit ke
format .xls
Menampilkan Laporan
Audit dalam aplikasi
Microsoft Excel
Valid
Langkah selanjutnya adalah pengujian aplikasi. Pengujian aplikasi ini dilakukan untuk
mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi Sistem Informasi Audit Pemeriksaan
Periodik Berbasis Web. Pengujian aplikasi dilakukan di kantor Satuan Pengawas Internal (SPI)
PT. Pos Indonesia Regional VI Kota Semarang. Sampel data diambil dari 10 responden dari
karyawan SPI.
Proses pengambilan respon dari para karyawan menggunakan metode Likert. Menurut
Sugiyono [11] “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Sugiyono [11] mengatakan bahwa “macam-
macam skala pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan rasio”.
Supaya hasil pengujian dapat dihitung dalam bentuk kuantitatif, cara untuk
menerjemahkan hasil dari pengujian dengan menggunakan skala likert adalah dengan
menggunakan analisis interval. Semua jawaban dari responden akan diberikan nilai atau skor
likert seperti dibawah ini:
SS (Sangat Setuju) = 5
S (Setuju) = 4
RG (Ragu-Ragu) = 3
TS (Tidak Setuju) = 2
STS (Sangat Tidak Setuju) = 1
Cara untuk menghitung interval dan presentase adalah dengan rumus berikut:
Hasil interval (I) = 100
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟(𝐿𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡)
= 100/5
= 20 (interval jarak dari 0% hingga 100%)
Interval 0% – 19,99% = Sangat Tidak Setuju
Interval 20% – 39,99% = Tidak Setuju
Interval 40% – 59,99% = Ragu-ragu
Interval 60% – 79,99% = Setuju
Interval 80% – 100% = Sangat Setuju
Berdasarkan penilaian maka hasil skor pengujian adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Pertanyaan Dan Hasil Persentase Tingkat Kepuasan Pengguna
No Pertanyaan
Skor
SS S RG TS STS
1 Apakah aplikasi dapat menghemat waktu? 8 2 - - -
2 Apakah aplikasi dapat menghemat biaya? 7 3 - - -
3 Apakah aplikasi ini mudah digunakan? 7 2 1 - -
4 Apakah UI (user interface) atau tampilan aplikasi
ini mudah dipahami? 6 3 1 - -
5 Apakah aplikasi ini siap digunakan di regional lain? 5 3 1 1 -
6 Apakah fitur dari aplikasi berjalan dengan baik? 5 4 1 - -
7 Apakah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan? 5 5 - - -
8 Apakah aplikasi membantu dalam proses audit? 7 3 - - -
9 Apakah aplikasi baik untuk dikembangkan? 6 4 - - -
10 Apakah aplikasi dapat membantu mengambil
keputusan dari hasil audit? 8 2 - - -
Jumlah 64 31 4 1 -
Total Skor 320 124 12 2 -
Presentase (%) 91%
Perhitungan jumlah skor dari Tabel 2 adalah sebagai berikut:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor RG) + (jumlah x skor TS)
+ (jumlah x skor STS)
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 = (64 x 5) + (31 x 4) + (4 x 3) + (1 x 2)
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 = 320 + 124 + 12 + 2 = 458
Perhitungan presentase kepuasan dari pengguna adalah sebagai berikut:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚= 100 x 5 = 500 (jumlah responden x skor tertinggi likert)
Presentase kepuasan = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100 %
Presentase kepuasan = 458
500 x 100 %
Presentase kepuasan = 91 %
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan skala likert pada Tabel 2 dengan jumlah 10
responden dapat disimpulkan bahwa 91% pengguna menyatakan puas dengan Aplikasi Sistem
Informasi Audit Pemeriksaan Periodik dan 9% sisanya menyatakan tidak puas.
4 KESIMPULAN
Menurut hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Audit Pemeriksaan Periodik ini sangat membantu tim audit dalam melakukan
proses audit sampai dengan laporan audit karena sistem ini jauh lebih cepat, efeektif dan dapat
meminimalisir penggunaan biaya dibandingkan dengan sistem sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan skala likert dengan jumlah 10 responden dapat
disimpulkan bahwa 91% pengguna menyatakan puas dengan Aplikasi Sistem Informasi Audit
Pemeriksaan Periodik dan 9% menyatakan tidak puas. Secara keseluruhan sistem ini sudah siap
digunakan untuk menggantikan sistem sebelumnya yang masih menggunakan buku dan kertas
yang tentunya kurang efektif dan efisien dalam penggunaan waktu dan biaya.
Saran bagi pengembang aplikasi ini adalah untuk menambah fitur keamanan data untuk
menghindari kejahatan dunia maya karena semua data yang ada di database sangat penting bagi
perusahaan. Selain itu juga diperlukan server dengan kapasitas besar karena aplikasi ini harus bisa
memuat data yang besar.
5 DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Wahyuningsih, "Minat Masyarakat Kota Semarang terhadap Layanan Pos, Buletin Pos dan
Informatika," Kementerian Komunikasi dan Informatia, pp. 6-12, 2008.
[2] A. Restuaji, "Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Internal Audit Pada PT. XYZ," Jurnal
Teknik, pp. 3-6, 2014.
[3] N. Yanti, "Sistem Informasi Audit Mutu Internal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif," p. 93,
2013.
[4] K. I. S. d. R. R. I. Causa Prima Wijaya, "Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Travel
Berbasis Web," Jurnal Transmisi 15, p. 80, 2013.
[5] A. Kadir, "Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi," Yogyakarta, Andi, 2014.
[6] E. J. R. B. S. M. Alvin A. Arens, "Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi," in
Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi, Jakarta, Erlangga, 2015, pp. 5-8.
[7] H. Mahmudah, "Keefektifan Audit Internal Pemerintah Daerah," Ilmu Sosial, pp. 5-7, 2016.
[8] I. Sommerville, Software Engineering (Rekayasa Perangkat lunak), Jakarta: Erlangga, 2011.
[9] M. Komarudin, "Pengujian perangkat Lunak metode Black box berbasis partitions pada aplikasi
sistem informasi di sekolah," pp. 2-16, 2016.
[10] P. Roger S Pressman, Pendekatan Praktisi Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi, 2010.
[11] Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D," in Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Afabeta, 2011, p. 103.