Upload
doanbao
View
216
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
1. Pendahuluan
Perkembangan industri pakaian saat ini mulai banyak dan berkembang.
Salah satunya adalah industri clothing dari kota Salatiga. ( Diamondlight
Artwear ) merupakan perusahaan pakaian yang berdiri pada bulan Agustus
2011. Perusahaan ini sedang mengalami perkembangan dan memiliki potensi
yang kuat untuk dikembangkan menjadi usaha berproduksi masal, melihat
peminatnya yang sebagian besar anak muda yang semakin banyak sampai
saat ini. Sebagai produk baru, Diamondlight Artwear disini membutuhkan
sebuah pengenalan sebagai suatu bagian baru yang tumbuh dari masyarakat
kota Salatiga di sektor industri pakaian. Dengan target dari perusahaan ini
adalah anak muda karena anak muda yang mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu melalui brand
“Diamondlight Artwear” ini, ingin menyadarkan anak - anak muda untuk
menghargai lingkungan dari hal yang kecil. Ini dapat dilihat dari
permasalahan lingkungan dan alam di Indonesia yang masih menjadi hal yang
perlu mendapat perhatian lebih. [1]
Komitmen Diamondlight Artwear dapat menjadi perusahan pakaian
yang dapat memberikan produk dan layanan serta dapat juga memberikan
peran dalam lingkungan masyarakat. Hal ini terbentuk atas kepedulian
lingkungan yang merupakan tanggung jawab bersama menjadi sebuah
gagasan perusahaan, hingga akhirnya perusahaan ini memasukan kepedulian
terhadap lingkungan ke dalam visi dan misinya. Selain dapat memberi kesan
positif, komitmen ini juga dapat sebagai identitas diri sebagai sarana untuk
mewakili visi dan misi perusahaan. Visi dari Diamondlight Artwear adalah
menjadi salah satu industri pakaian anak muda yang inovatif, bermanfaat dan
peduli terhadap lingkungan. Misi Diamondlight Artwear adalah dapat
konsisten dalam memproduksi produk pakaian yang berkualitas, dapat
memproduksi barang yang memiliki keunikan, daya saing di pasar, dipercaya
dan digemari masyarakat serta berperan aktif dalam kepedulian lingkungan.
Untuk mencapai visi dan misi terutama untuk komitmen perusahaan
dalam peran aktif terhadap kepedulian lingkungan, salah satu cara yang di
tempuh adalah perusahaan menggunakan sistem Corporate Social
Responsibility (CSR). Selain itu sistem CSR juga dapat menjadikan citra
positif bagi perusahaan. Citra positif ini akan menjadi aset yang sangat
berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat
mengalami krisis [2].
Pada perancangan ini hal yang dilakukan dengan cara membuat edisi
khusus, yaitu untuk setiap pembelian salah satu kaos pada edisi tersebut
mendapatkan bibit tanaman sansevieria (lidah mertua). Tanaman ini dipilih
karena sifat dari tanaman ini yang banyak manfaatnya. Tidak hanya sebagai
tanaman hias, tetapi sansevieria juga merupakan salah satu tanaman yang
banyak mengikat karbon dioksida, karena sifat dari tanaman ini mampu
menyerap polusi dan mampu bertahan hidup pada suhu dan cahaya yang
sangat luas. [3]. Dengan adanya tanaman sansevieria ini diharapkan dapat
2
mengurangi polusi. Pada kemasan kaos ini menggunakan bahan bersifat
ramah lingkungan, berasal dari bahan daur ulang kayu peti kemas. Kemasan
ini juga bersifat reused, karena pada kemasan ini juga nantinya dapat
digunakan sebagai media pot untuk tanaman sansevieria.
Didasari oleh latar belakang masalah yang ada, maka diperlukan untuk
perancangan CSR dan hasil perancangan ini diharapkan Diamondlight
Artwear dapat semakin diterima oleh masyarakat dan menjadi salah satu
perusahaan pakaian yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik.
2. Tinjauan Pustaka
Perancangan CSR disini adalah untuk membuat produk Diamondlight
Artwear agar dapat semakin berkembang dan memiliki citra positif sebagai
perusahan pakaian yang ramah lingkungan. Untuk itu penting bagi peneliti
memahami dengan baik sejumlah konsep yang relevan. Konsep-konsep ini
baik bersumber dari penelitian-penelitian yang sudah ada, buku-buku maupun
jurnal-jurnal yang terkait
Perancangan CSR ini berbentuk kepedulian terhadap lingkungan
melalui produk yang diberikan yaitu kemasan yang berasal barang daur ulang
dan dapat digunakan kembali, kemudian pemberian bibit sansevieria.
Perancangan CSR dilakukan sebelumnya adalah “The Importance of
Packaging and Graphic Design to Communicate CSR” oleh Listia Natadjaja,
jurnal tahun 2011 yang membahas mengenai bagaimana kemasan dan desain
grafis dalam mengomunikasikan CSR [4]. Dengan studi kasus penelitian pada
desain kemasan dampak persepsi visual dari desain kemasan dan pentingnya
dalam berkomunikasi CSR. [5] Kemudian penelitian yang lain pada tahun
2008 “Perancangan Desain Kemasan Alat – Alat Berkebun Merk Green
Land” oleh Ira Lev Ina, skripsi tahun 2008 Fakultas Seni dan Desain Petra
Surabaya membahas mengenai pembuatan kemasan produk Green Land yang
digunakan sebagai media kampanye mendukung program CSR.
Pada tahun 2014 juga penelitian oleh Bahrul Ulum, Zainul Arifin, dan
Dahlan Fanani dalam penelitian tersebut membahas Pengaruh CSR Terhadap
Citra (survei pada warga sekitar PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo).[6]
Pentingnya citra dalam suatu perusahaan untuk membangun rasa kepercayaan
terhadap konsumen, salah satu cara yang digunkan untuk membangun citra
ini dalah dengan melaksanakan program CRS.
CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan
(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Definisi komunikasi visual adalah penyampaian pola pikir dari penyampai
pesan kepada penerima pesan, penyampaian pesan ini sangat penting dalam
perancangan CSR agar program perancangan dapat dimerngerti dan tepat
sasaran. Bentuk berupa visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat.
Melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.[7]
Tanaman yang digunakan dalam perancangan ini adalah sansevieria.
Sansevieria adalah nama lain dari tanaman “lidah mertua” merupakan salah
3
satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan) berbahaya di udara.
Tanaman sansevieria mampu bertindak sebagai pembersih udara dengan
menyerap dan menetralisir polutan (racun) dari udara.[8] Media yang
digunakan untuk pengganti tanah adalah hydrogel. Hydrogel merupakan
media yang sangat cocok untuk tanaman hias di dalam ruangan dan juga
dapat mempercantik tanaman. Fungsi hydrogel sendiri adalah menyerap dan
menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam jumlah besar.
Desain kemasan merupakan bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk,
struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan
informasi produk agar produk dapat dipasarkan .[9] Desain kemasan yang
digunakan mengunakan warna dan bahan ramah lingkungan sesuai dengan
tujuan CSR yang mengangkat mengenai kepedulian tentang lingkungan
dengan menggunakan media ramah lingkungan. Dalam hal ini adalah limbah
dari pabrik yang tak terpakai namun masih dapat diolah dan dipakai (reused).
Media yang dipilih adalah media yang mudah didapat atau yang jumlahnya
dirasa mencukupi untuk kelanjutan produksi, Oleh sebab itu limbah kayu
pinus digunakan sebagai media kemasan pada perancangan ini. Di daerah
Jogjakarta, terdapat sebuah pabrik lantai dan dinding yang terbuat dari
berbagai jenis kayu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, disini
limbah kayu pinus didapat dari bekas pengangkut atau bisa juga kemasan
container (biasa disebut ram) yang mengangkut bahan baku utama yang
hendak dijadikan lantai atau dinding tersebut. Contoh kayu yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Kayu Ram Pinus Limbah Pabrik (dokumentasi penulis, 2014)
3. Metode Penelitian
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode linear strategy. Metode ini sering disebut strategi garis lurus,
yang menerapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan
relatif yang sudah dipahami komponennya[10]. Strategi ini sesuai untuk tipe
perancangan yang telah berulang kali dilaksanakan, misalnya desain
bangunan rumah tinggal. Suatu tahap yang dimulai setelah tahap sebelumnya
diselesaikan, demikian seterusnya. Terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. linear strategy (Sarwono, 2007).
4
Tahapan secara garis besar dalam penelitian CSR Diamondlight
Artwear dengan media tanaman sansevieria. Dapat dilihat pada gambar 3 :
Gambar 3 Bagan Tahap Penelitian CSR.
Tahap pertama yaitu pengumpulan data, langkah pertama dalam
pengembangan system ini adalah pengumpulan data. Pada perancangan ini,
dilakukan pengumupulan data dengan cara membaca penelitian ataupun
jurnal yang sudah pernah ada dengan konsentrasi pembahasan yang sama.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara
dilakukan dengan pemilik Diamondlight Artwear dalam pencarian petunjuk
pelaksanaan CSR bidang lingkungan, maka perlu mengumpulkan data-data
sebagai sumber dasar pembuatan. Data yang didapat dari Diamondlight
Artwear meliputi data visual dan data verbal berupa logo, visi dan misi, target
konsumen, dan juga sejarah dari Diamondlight Artwear. Perusahaan
Diamondlight Artwear berdiri pada Agustus 2011.
Visi Diamondlight Artwear adalah adalah menjadi salah satu industri
pakaian anak muda yang inovatif, bermanfaat dan peduli terhadap
lingkungan. Misi Diamondlight Artwear adalah dapat konsisten dalam
memproduksi produk pakaian yang berkualitas, dapat meproduksi barang
yang memiliki keunikan, daya saing di pasar, dipercaya dan digemari
masyarakat serta berperan aktif dalam kepedulian lingkungan. Target
konsumen Diamondlight Artwear dapat ditinjau dari segi demografis,
Tahap 1 Pengumpulan Data
Tahap 2 Analisis Data Visual dan Data
Verbal
Tahap 3 Perancangan
Tahap 4 Pengujian
5
psikografis, dan behaviour. Dari aspek demografis jenis kelamin pria dan
wanita berusia 17 – 25 tahun, kalangan sosial menengah keatas. Aspek
psikografis konsumen merupakan pencinta fashion , peduli akan penampilan,
penyuka sesuatu yang unik, dan merupakan orang dengan daya beli cukup
tinggi. Behaviour konsumen merupakan orang yang teliti dalam memilih
produk, Konsumen merupakan pribadi yang suka membandingkan satu
produk dengan produk lain. Target dari Diamondlight Artwear dalam jangka
panjang ini adalah dapat go international dan dapat menjadi industri yang
bersekala besar.
Selanjutnya adalah analisa data visual dan data verbal. Dari data yang
sudah terkumpul akan diambil point penting,yang nantinya diperlukan untuk
pembuatan konsep. Tahap ketiga adalah perancangan, pada tahap ini point
penting pada data yang sudah dianalisis, disatukan untuk merancang konsep.
Konsep program dari perancangan ini adalah sebagai berikut,
merancang bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakatn yang
berkaitan dengan lingkungan serta dapat membentuk citra dari Diamondlight
Artwear sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan tentang kepedulian
terhdap lingkungan. Program ini diawali dengan pembuatan produk kaos edisi
khusus dengan tagline tema “Thinks Future” yang berarti berfikir kedepan.
Disini diartikan untuk mengajak para konsumen untuk dapat melihat kedepan
melalui bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Dalam program ini dibahas
mengenai tanaman sansevieria (lidah mertua) dengan manfaat dan keguanaan
dari tanaman hias ini.
Untuk pembelian setiap produk akan diberikan bibit tanaman dengan
menyertakan manfaat dari tanaman tersebut. Kemudian pada kemasannya
juga ramah lingkungan yang terbuat dari bahan bekas kayu peti kemas yang
sudah diolah kembali. Kemasan ini nantinya sebagai media pot untuk tananan
sansevieria yang telah diberikan dan juga hydrogel sebagai media pengganti
tanah, pada produk ini ingin mengajarkan mengenai memanfaatkan barang
dengan fungsi yang lain. Konsep ini ditujukan agar dapat memberikan citra
produk Diamondlight Artwear sebagai perusahaan pakaian yang ramah
lingkungan.
Selanjutnya adalah perancangan produk, terdapat proses yang runtut,
agar hasil dari perancangan sesuai dengan konsep yang diharapkan dan sesuai
dengan analisa data yang ada. Perancangan ini terdiri dari perancangan
kampanye logo CSR. Konsep desain logo yang dirancang sesuai dengan
program CSR ramah lingkungan melalui tanaman. Mengunakan jenis bentuk
picturemark atau logo dengan simbol gambar. Sedangkan jenis huruf yang
akan digunakan untuk teksline kampanye ini adalah font rockwell extra bold.
Huruf ini termasuk kedalam keluarga huruf serif atau huruf yang memiliki
ekor. Rockwell Extra Bold dipilih karena memiliki bentuk yang sederhana
sederhana namun cukup dominan, memiliki kemudahan keterbacaan. Warna
utama yang akan digunakan dalam logo kampanye CSR ini adalah coklat
dengan hexadecimal (#52483B) atau coklat dengan CMYK
(56%,60%,77%,55%) dapat dilihat pada gambar 4. Warna coklat dipilih
karena memiliki makna dapat menggambarkan alam, kesuburan dan 3R
6
(reuse, recycle, dan reduce). Kemudian logo terdapat ilustrasi tanaman terkait
erat dengan program CSR ini yang memanfaat tanaman sebagai media
pendukungnya. Daun tumbuh dan berujung runcing dan menuju keatas, disini
dapat diibaratkan seperti perusahaan yang bersama sama mengajak konsumen
untuk berkembang dan mulai sadar untuk menghargai lingkungannya.
Terdapat gambaran seperti sinar dapat diartikan menjadi salah satu contoh
perusahan clothing yang peduli akan lingkungan. Terlihat pada gambar 5
terdapat logo mengunakan warna negative, saat latar belakang warna putih
mengunakan warna hitam cmyk 0% dan untuk latar belakang warna putih
mengunakan warna putih cmyk 100%.
Gambar 4 Logo Kampanye CSR
Gambar 5 Logo Kampanye CSR Negative
Kemudian pada selanjutnya adalah perancangan kemasan. Terdapat
kemasan utama dan sekunder. Kemasan utama yang digunakan berbahan
limbah kayu pinus, yang terbuat dari berbagai jenis kayu yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, disini limbah kayu pinus didapat dari bekas peti
kemas pengangkut. Karakter kayu ram pinus ini berwarna putih kekuningan
dengan serat berwarna gelap, kondisinya sudah kering sehingga mudah untuk
7
diolah. Dalam kemasan produk Diamondlight Artwear kemudian digunakan
untuk bahan utama dalam pembuatan kemasan. Kemasan dirancang dalam
bentuk kotak persegi panjang dengan dimensi 9 x 9 x 23 cm, berbentuk segi
empat ini dimaksudkan untuk menghemat ruang saat penyimpanan dan
pengiriman. Dapat dilihat pada gambar 6
Gambar 6 kemasan Produk Diamondlight Artwear
Kemasan sekunder dibuat berbentuk tas jinjing model ini dipilih agar
mudah untuk membawa, selain itu kemasan sekunder ini juga dapat
digunakan kembali sebagai bentuk upaya meminimalisir pengunaan tas
plastik sebagai salah satu upaya mengajak kepedulian terhadap lingkungan.
Bahan yang digunakan untuk pembutan tas ini berasal dari kain bekas yang
telah di olah kembali. Pembuatan tas jinjing selain berfungsi sebagai kemasan
juga dapat sebagai media promosi berjalan karena terdapat informasi CSR
dan kontak Diamondlight Artwear. Di dalam tas jinjing ini terdapat pada
bagian muka / depan tertera logo CSR Diamondlight Artwear (1). Dapat
dilihat pada gambar 7.
8
Gambar 7 kemasan Produk Sekunder Diamondlight Artwear
Pembuatan perancangan desain kemasan hydrogel mengunakan kertas
daur ulang. Karena pada konsep kemasan ini adalah reused, mengunakan
barang itu kembali dengan fungsi yang berbeda. Kemasan hydrogel
berukuran 6,5 cm x 5 cm desain memakai mika transparan (1) dan nama
perusahaan (2), Dapat dilihat pada gambar 8
Gambar 8 kemasan Hydrogel
Pembuatan desain kaos dirancang sesuai dengan konsep event pada
program produk ini yaitu “Thinks Future“, yang berarti berfikir kedepan.
Mengajak untuk para konsumen untuk mulai peduli terhadap lingkungan.
Dalam konsep desain kaos ini menggambarkan keadaan bumi yang telah
berubah dikarenakan pemanasan global yang disebabkan oleh gaya hidup
yang tidak baik. Dan disini mengajak untuk mulai memanfaatkan barang
9
barang yang ramah lingkungan yang mudah didaur ulang dapat dilihat pada
gambar 9
Gambar 9 sketsa desain kaos bertema Think Future
Untuk perancangan informasi melalui brosur berukuran, informasi
menjelaskan mengenai program CSR yang membahas mengenai ramah
lingkungan melalui tanaman sansevieria, dengan memberikan informasi
manfaat dari tanaman sansevieria. Ukuran dari brosur kampanye ini 7 x 12
cm. Dibagi 2 bagian depan dan belang bagian pertama ( I ) membahas
mengenai tanaman sansevieria, kemudian pada bagian kedua (II) membahas
mengenai pengunaan dan penjelasan tentang hydrogel dan yang ketiga. Dapat
dilihat pada gambar 10
Gambar 10 sketsa desain Brosur Informasi dan penggunaan
Pembuatan informasi CSR Diamondlight Artwear mengunakan kertas
daur ulang, dibentuk sebagai tali pengikat kaos. Ukuran dari tali pengikat ini
panjang 20 cm dan lebar 7 cm. Berisi tentang logo CSR (1) dan informasi
mengenai program CSR (2). Dapat dilihat pada gambar 11
10
Gambar 11 sketsa desain Pengikat kaos
Selanjutnya masuk pada bagian promosi Promosi yang dilakukan untuk
mengkampanyekan program CSR yang berkaitan tentang “Kepedulian
Lingkungan” melalui media yang sering ditemui, sebagai sarana penunjang
promosi. Media promosi yang dipilih adalah mengunakan media social
online, karena perusahaan Diamondlight Artwear bergerak pada online store,
jadi media online yang dipilih sebagai penujang promosi seperti facebook,
twiter, web dan Instagram.
Kemudian pembuatan event yang dilakukan secara berkala dengan
berkerjasama dengan komunitas TUK ( Tanam Tuk Kehidupan) dapat dilihat
pada gambar 12 komunitas ini juga berada di daerah kota salatiga.
Gambar 12 logo Komunitas Tanam Tuk Kehidupan (TUK)
Komunitas ini dipilih karena mempunyai kepedulian terhadap
lingkungan, TUK adalah suatu organisasi non-profit yang murni dijalankan
oleh para sukarelawan. Program kampanye TUK sangat aktif, diantaranya
proyek workshop kesenian dan pendidikan lingkungan, aksi lingkungan
seperti membersihkan kota yang dilakukan setiap 21 juni, melukis mural
bertema lingkungan dan acara tahunan- festival mata air. tuk kerja sama
dengan komunitas-komunitas seni dan organisasi pemeduli lingkungan lokal
maupun luar.
11
4. Hasil Pembahasan dan Pengujian
Pada pembuatan kemasan dirancang sederhana dengan pictoral logo
CSR Diamondlight Artwear di tengah, dengan ukuran panjang 10 cm dan
lebar 5,5 cm. Logo cetak mengunakan teknik grafir, dapat dilihat pada
gambar 13. Didalam kemasan ini juga terdapat kertas tyvek, ini adalah jenis
kertas yang tahan terhadap air. Kertas tyvek digunakan untuk menjaga agar
kayu tetap tahan lama saat kemasan digunakan sebagai media pot yang
didalamnya terdapat hydrogel yang banyak mengandung air terlihat pada
gambar 14.
Gambar 13 Kemasan CSR pada kemasan kayu
Gambar 14 Kemasan Diamondlight Artwear yang dijadikan pot
Sebagai media penguat dan pelengkap CSR Produk Diamondlight
Artwear, dirancang sebuah tas berbahan kain limbah pabrik. Tas berwarna
coklat mendekati warna pada kegitan CSR produk Diamondlight Artwear,
berdimensi panjang 32 cm, lebar 19 cm, tali jinjing selebar 2 cm sepanjang 40
12
cm, pictoral logo Diamondlight Artwear bersablon 10 x 6 cm di bagian depan
tengah tas, serta kalimat pemberitahuan mengenai bahan tas dan kontak
singkat Diamondlight Artwear pada bagian dalam tas. Dapat dilihat pada
gambar 15
Gambar 15 Kemasan Sekunder pelengkap CSR
Produk Diamondlight Artwear
Dari sketsa kemudian dikembangkan menjadi desain yang nantinya
akan diaplikasikan bersama yaitu kaos “Thinks Future” pada gambar 16,
desain kemasan hydrogel, informasi tanaman sansivieria dan informasi
penggunaan hydrogel. Dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 16 Desain Kaos CSR Produk Diamondlight Artwear
13
Gambar 17 kegiatan CSR Produk Diamondlight Artwear
Promosi yang dilakukan untuk mengkampanyekan program CSR yang
berkaitan tentang “Kepedulian Lingkungan”, melalui media facebook berisi
foto video yang nantinya akan terhubung dengan web Diamondlight Artwear,
kemudian didalam twitter terdapat postingan mengenai kepedulian
lingkungan, dan di dalam instagram terdapat kegiatan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan Diamondlight Artwear, yang dapat di lihat pada gambar 18
Gambar 18 Media promosi CSR Diamondlight Artwear
Tahap pengujian yang digunakan kualitatif purposive sampling
dengan menentukan subjek yang dijadikan narasumber adalah orang – orang
yang benar – benar memahami, berkecimpung, kewenagan jelas terkait
dengan penelitian. Dengan cara mewawancarai, observasi, pencatatan
dokumen, dibuat catatan lapangan secara lengkap. Berdasarkan catatan
lapangan, selanjutnya dibuat reduksi data. Reduksi data ini berupa pokok-
pokok temuan yang penting, diawali dengan mengujikan kepada pemilik
14
perusahan Diamondlight Artwear, menurut wawancara dari pemilik hasil
perancangan baik, sesuai dengan visi dan misi perusahaan, dengan
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
bernialai jual. Kemudian wawancara perancangan terhadap para pakar, hal ini
dilakukan untuk mengetahui sesuai, baik atau tidaknya kegiatan CSR
Diamondlight Artwear yang telah dirancang untuk diterapkan. Dalam hal ini
pihak yang dipilih adalah praktisi lingkungan, Bapak Bagus Jatmiko sebagai
ketua komunitas TUK (Tanam Tuk Kehidupan). Menurut Bapak Bagus
Jatmiko perancangan ini dinilai baik untuk diterapkan pada Diamondlight
Artwear, dan diperkirakan akan memberi nilai tambah untuk Diamondlight
Artwear, juga dikatakannya bahwa inovasi menggunakan bahan limbah
pabrik sebagai media dalam pembuatan kegiatan CSR adalah hal yang bagus
apabila dirancang dengan baik dan benar, karena dapat memberi kontribusi
langsung terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dengan cara ikut
mengolah serta memanfaatkan kembali limbah industri yang tidak terpakai
yang pada umumnya dihancurkan begitu saja. Kemudian pihak yang kedua
adalah Bapak Benekditus Ridho Junaldi, S.Kom praktisi desain, yang
merupakan salah satu dosen desain komunikasi visual dan juga pemilik Brid
Studio. Dari hasil wawancara kepada nara sumber, desain dan pengaplikasian
sudah sesuai, namun terdapat poin yang perlu untuk dikuatkan kembali
mengenai kampanye tentang lingkungan pada kegiatan CSR Diamondlight
Artwear kedalam media promosi. Pihak yang ketiga adalah Ibu Dra Lina
Sinatra Wijaya, MA merupakan sebagai pakar/penggiat CSR, dan juga selaku
dosen pengajar pada program studi S1 Hubungan Masyarakat di UKSW. Dari
hasil wawancara terhadap Ibu Dra Lina Sinatra Wijaya, MA, adanya program
kegiatan CSR Diamondlight Artwear merupakan salah satu hal yang baru
dan menarik, karena selain dari produknya yang mengunakan bahan ramah
lingkungan juga dapat memberi lahan pekerjaan tamabahan bagi pengerajin.
Terdapat kegiatan jangka panjang dengan mendukung kegiatan pengabdian
masyarakat komunitas TUK (Tanam Tuk Kehidupan) namun perlu di kuatkan
kembali mengenai kampanye dari program supaya para konsumen mau
membeli dan mengunakan, karena dalam program ini harga di titik beraktan
semua kepada konsumen. Oleh sebab itu perlunnya penyebarluasan informasi
terkait program – program yang di jalankan perusahaan kepada masyarakat.
Pihak keempat dalam pengujian ini adalah lima konsumen tetap
Diamondlight Artwear dengan usia 20 – 22 tahun berstatus mahasiswa.
Konsumen sengaja dipilih dari kalangan mahasiswa, sebab mahasiswa
cenderung dapat berfikir kritis dalam mengambil keputusan pada umumnya.
Dari hasil wawancara dengan konsumen secara garis besar mereka tertarik
dengan kegitan CSR Diamondlight Artwear. Mereka mulai dapat mengerti
manfaat dan kegunaan tanaman Sansivieria dan juga dapat belajar untuk
mengunakan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang dapat
berfungsi lain.
15
5. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dari perancangan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa perancangan CSR Diamondlight Artwear dinilai baik,
berdasarkan dengan mewancarai beberapa praktisi dari segi lingkungan,
penerapan desain, dan program kegiatan CSR. Dari hasil pengujian konsumen
juga dapat mengerti manfaat dan kegunaan tanaman dari Sansivieria dan
mulai peduli terhadap lingkungan.
6. Daftar Pustaka
[1] Salam, Adrian. Masalah Lingkungan Indonesia akan Dibawa Ke PBB
.www.merdeka.com. (diakses maret 2014)
[2] S Kotler, Philip dan Nancy Lee. Rentang Program CSR di Mata Para Ahli
Pemasaran. CSR: “Doing the Most Good for Your Company and Your
Cause”. Hoboken. New Jersey: Jhon Wiley & Sons,inc. , 2005.
[3] Rahadiyan, Bovi dan Ranti, Naniek. Tingkat Kemampuan Penyerapan
Tanaman Hias Dalam Menurunkan Polutan Karbon Monoksida. Jurnal
Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 4 no. 1
http://eprints.upnjatim.ac.id/4248/
[4] Natadjaja, Listia. The Importance of Packaging and Graphic Design to
Communicate CSR. Jurnal Visual Communication Design Department.
2011. Vol 13 no 1
[5] Levina, Ira. Perancangan Desain Kemasan Alat – alat Perkebunan Merek
Green Land. 2008.
[6] Ulum et.al. Pengaruh CSR Terhadap Citra. Jurnal Administrasi Bisnis vol.
8 no.1 . 2014
[7] Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
2009
[8] Purwanto, Arie. Sansevieria Flora Cantik Penyerapan Racun.
Kanisius.2006
[9] Marianne Rosner Klimchuck, Sandra A. Krasovec. (2007). Desain
Kemasan: Perencanaan .Damanik, C.
[10] Sarwono, Jonathan, 2007,MetodeRisetuntukDesainKomunikasiVisual,
Yogyakarta: Andi.