Upload
vankhue
View
258
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini, penggunaan teknologi informasi telah
merambah ke berbagai bidang, salah satunya dalam bidang usaha. Penggunaan
teknologi informasi dalam bidang usaha dapat dilihat melalui keberadaan sistem
berbasis komputer yang dapat digunakan perusahaan untuk membantu melakukan
pengolahan data yang ada, salah satunya adalah data-data transaksi pembelian dan
transaksi penjualan yang terjadi di perusahaan.
UD Rakyat yang beralamat di Jalan Buksuling Nomor 16 Salatiga
merupakan sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi
barang-barang kebutuhan rumah tangga. Proses pembelian barang dagang
dilakukan dengan cara menghubungi supplier. UD Rakyat akan menyimpan nota
pembelian yang diberikan oleh supplier sebagai bukti transaksi pembelian yang
telah dilakukan.
Transaksi penjualan barang dagang yang diterapkan oleh UD Rakyat
dilakukan dengan metode First In First Out (FIFO). Melalui metode ini, harga
barang yang pertama kali dibeli oleh UD Rakyat juga menjadi harga barang yang
akan dijual pertama kali. Penggunaan metode First In First Out (FIFO) dalam
menilai biaya persediaan barang dagang yang ada dimaksudkan supaya biaya
persediaan akhir dinilai berdasarkan harga barang yang dibeli terakhir kali. Hal ini
memberikan keuntungan pada saat terjadi inflasi atau kenaikan harga karena biaya
barang dagang paling awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya barang
dagang paling akhir, sehingga harga pokok penjualan yang dihasilkan pun akan
lebih rendah. Perolehan harga pokok penjualan yang lebih rendah akan
berpengaruh pula terhadap laba kotor, yaitu laba kotor yang diperoleh akan
menjadi lebih tinggi. Sama seperti transaksi pembelian, UD Rakyat akan
memberikan nota penjualan kepada customer sebagai bukti transaksi penjualan
yang dilakukan. Selanjutnya, salinan nota penjualan dan nota pembelian tersebut
akan dicatat oleh bagian administrasi perusahaan. UD Rakyat belum memiliki
sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola data transaksi
pembelian dan transaksi penjualan yang terjadi. Hal ini menimbulkan beberapa
kesulitan, antara lain kesulitan dalam mengelola transaksi pembelian dan
penjualan yang terjadi selama periode tertentu. Selain itu, perusahaan juga
mengalami kesulitan dalam menghitung harga pokok penjualan yang merupakan
salah satu komponen pembentuk laba kotor perusahaan, karena perhitungan harga
pokok penjualan berhubungan pula dengan transaksi pembelian dan penjualan
yang terjadi selama periode waktu tertentu.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah
sistem yang dapat menjawab kebutuhan serta permasalahan yang terjadi di UD
Rakyat. Sistem yang dibangun berbasis web dengan menggunakan PHP dan
database MySQL dapat dijalankan pada komputer dengan spesifikasi minimum
Pentium IV, harddisk 80Gb, memory 256Mb serta koneksi internet diharapkan
mampu untuk mengelola data transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi,
serta melakukan perhitungan harga pokok penjualan beserta laba kotor yang
dihasilkan selama periode tertentu dengan menggunakan metode penilaian biaya
persediaan First In First Out (FIFO).
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem
Informasi Pembelian dan Penjualan pada UD Rajawali” pernah dilakukan untuk
mengembangkan sebuah sistem informasi yang dapat mengelola transaksi
pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh UD Rajawali. Sistem yang
dibangun dapat menghasilkan laporan pembelian, laporan penjualan, serta laporan
harga pokok penjualan selama periode waktu tertentu [1].
Penelitian lain juga pernah dilakukan dengan judul “Perancangan dan
Pembuatan Sistem Informasi Administrasi Penjualan dan Pembelian pada Toko
Maju Mapan”. Pada penelitian tersebut dikembangkan sebuah sistem informasi
yang dapat melakukan pencatatan transaksi pembelian dan penjualan bahan
bangunan serta pencatatan persediaan menggunakan metode First In First Out
(FIFO). Aplikasi yang dikembangkan dapat menghasilkan laporan pembelian,
laporan penjualan, serta laporan harga pokok penjualan [2].
Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya adalah
membahas perolehan laba kotor perusahaan berdasarkan perhitungan harga pokok
penjualan menggunakan metode penilaian biaya persediaan First In First Out
(FIFO). Selain itu, penelitian ini dapat menghasilkan laporan perhitungan harga
pokok penjualan yang merupakan komponen utama pembentuk laba perusahaan,
serta laporan laba kotor yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu
tertentu.
Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokok usahanya
adalah melakukan transaksi pembelian barang dagang dengan tujuan untuk dijual
kembali tanpa mengubah bentuk barang tersebut lebih dahulu [3]. Ciri-ciri
perusahaan dagang adalah melakukan transaksi pembelian dan penjualan barang
dagang baik secara tunai maupun secara kredit, melakukan penyimpanan barang
dagang setelah pembelian dan sebelum barang dagang laku terjual, melakukan
transaksi retur pembelian dan retur penjualan apabila diperlukan, serta melakukan
transaksi pelunasan atau pembayaran hutang dan penerimaan piutang dagang yang
terjadi.
Metode Penilaian Biaya Persediaan First In First Out
Penilaian biaya persediaan barang dagang menggunakan metode First In
First Out (FIFO) menjelaskan bahwa barang yang pertama kali dibeli akan dijual
terlebih dahulu. Dengan demikian, barang yang tersisa dalam persediaan akhir
merupakan barang yang dibeli atau diproduksi terakhir kali [4]. Contoh penilaian
biaya persediaan barang dagang menggunakan metode First In First Out (FIFO)
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Penilaian Biaya Persediaan FIFO [5]
Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa pada tanggal 1 Januari perusahaan tidak
memiliki persediaan barang dagang awal. Pada tanggal 2 Januari terjadi
pembelian barang dagang sebanyak 100 unit dengan biaya Rp 20.000,00 per unit,
sehingga biaya persediaan tercatat sebesar Rp 2.000.000,00. Pada tanggal 4
Januari, terdapat penjualan sebanyak 70 unit. Pada penjualan tersebut, biaya yang
tercatat adalah Rp 20.000,00 per unit, sehingga sisa persediaan pada tanggal 4
Januari adalah 30 unit dengan biaya Rp 20.000,00 per unit.
Pada tanggal 10 Januari, perusahaan melakukan pembelian barang dagang
sebanyak 80 unit seharga Rp 21.000,00 per unit. Dengan demikian, persediaan
barang dagang setelah pembelian tanggal 10 Januari dilaporkan sebanyak 30 unit
seharga Rp 20.000,00 per unit dan 80 unit seharga Rp 21.000,00 per unit.
Pada tanggal 22 Januari dicatat bahwa penjualan 40 unit sebesar Rp
810.000,00 berasal dari 30 unit seharga Rp 20.000 per unit dan 10 unit seharga
Rp 21.000,00 per unit. Pada tanggal 28 Januari, dicatat penjualan sebanyak 20
unit dengan harga Rp 21.000,00 per unit, sehingga sisa persediaan pada tanggal 28
Januari adalah sebanyak 50 unit dengan harga Rp 21.000,00 per unit.
Pada tanggal 30 Januari, perusahaan kembali melakukan pembelian barang
dagang sebanyak 100 unit dengan harga Rp 22.000,00 per unit, sehingga total
persediaan pada akhir Januari tercatat sebesar Rp 3.250.000,00 per unit. Jumlah
ini dihasilkan dari persediaan sebanyak 50 unit dengan harga Rp 21.000,00 per
unit dan 100 unit dengan harga Rp 22.000,00 per unit.
Harga Pokok Penjualan
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah melakukan transaksi pembelian
dan penjualan barang dagang, oleh sebab itu perusahaan harus membeli barang
dagang untuk dijual lagi kepada pelanggan. Pada saat barang terjual, harga pokok
barang yang telah laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan [6].
Persediaan awal yang ditambahkan dengan pembelian bersih akan menghasilkan
barang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, harga pokok penjualan dapat dihitung
dengan mengurangkan sisa barang pada akhir periode dari barang tersedia untuk
dijual pada periode tersebut [7]. Untuk lebih jelasnya, perhitungan harga pokok
penjualan dapat dilihat pada Gambar 2.
Persediaan, 1 Januari
0
Pembelian bersih
5.880.000
Barang tersedia untuk dijual
5.880.000
Persediaan, 31 Januari
(3.250.000)
Harga Pokok Penjualan
2.630.000
Gambar 2 Perhitungan Harga Pokok Penjualan [5]
Gambar 2 menjelaskan tentang perhitungan harga pokok penjualan
berdasarkan penilaian biaya persediaan First In First Out (FIFO) yang telah
dijabarkan pada Gambar 1. Pada tanggal 1 Januari tidak ada persediaan barang
dagang awal, sehingga saldo persediaan barang dagang awal adalah 0.
Selanjutnya, total pembelian pada bulan Januari tercatat sebesar Rp 5.880.000,00
yang terdiri dari pembelian pada tanggal 2 Januari sebanyak 100 unit dengan
harga Rp 20.000,00 per unit, pembelian pada tanggal 10 Januari sebanyak 80 unit
dengan harga Rp 21.000,00 dan pembelian tanggal 30 Januari sebanyak 100 unit
dengan harga Rp 22.000,00 per unit. Berdasarkan data transaksi tersebut, maka
barang dagang tersedia untuk dijual pada bulan Januari sebesar Rp 5.880.000,00.
Dari hasil transaksi pembelian dan penjualan selama bulan Januari, diperoleh nilai
persediaan akhir pada tanggal 31 Januari sebesar Rp 3.250.000,00. Jumlah ini
terdiri dari persediaan sebanyak 50 unit dengan harga Rp 21.000,00 per unit dan
persediaan sebanyak 100 unit dengan harga Rp 22.000,00 per unit. Harga pokok
penjualan pada bulan Januari diperoleh dengan cara mengurangkan persediaan
akhir pada tanggal 31 Januari dari barang tersedia untuk dijual selama bulan
Januari, sehingga harga pokok penjualan pada bulan Januari tercatat sebesar Rp
2.630.000,00.
Laba Kotor
Perhitungan laba kotor pada perusahaan dagang diperoleh dengan cara
mengurangkan harga pokok penjualan dari total penjualan bersih [8]. Untuk lebih
jelasnya, perhitungan laba kotor perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.
Penjualan bersih 2.760.000
Persediaan, 1 Januari 0
Pembelian bersih 5.880.000
Barang tersedia dijual 5.880.000
Persediaan, 31 Januari (3.250.000)
Harga Pokok Penjualan
(2.630.000)
Laba Kotor
130.000
Gambar 3 Perhitungan Laba Kotor [5]
Gambar 3 menjelaskan tentang perolehan laba kotor perusahaan. Laba
kotor diperoleh dengan cara mengurangkan harga pokok penjualan dari penjualan
bersih. Misalnya, total penjualan pada bulan Januari diasumsikan sebesar Rp
2.760.000,00, sedangkan harga pokok penjualan tercatat sebesar Rp 2.630.000,00.
Berdasarkan data tersebut, maka laba perusahaan dapat diketahui, yakni sebesar
Rp 130.000,00. Apabila nilai penjualan bersih lebih besar daripada harga pokok
penjualan, maka perusahaan akan mendapatkan laba. Sebaliknya, apabila nilai
penjualan bersih lebih kecil daripada harga pokok penjualan, maka perusahaan
akan menderita kerugian [9].
3. Metodologi Penelitian
Tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.
Mulai
Pengumpulan Data
Studi Pustaka
ObservasiWawancara
Analisis Masalah
Pengembangan Sistem
(prototype model)
Pengujian Sistem
Implementasi Sistem
Selesai
Gambar 4 Tahapan Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama yang dilakukan adalah studi pustaka, yaitu mengumpulkan
landasan teori melalui studi literatur atau kepustakaan yang berhubungan
dengan teori harga pokok penjualan, laba kotor, serta penilaian biaya
persediaan menggunakan metode First In First Out (FIFO).
2. Tahap kedua adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik
wawancara dengan pihak UD Rakyat. Selain itu penulis juga melakukan
observasi di UD Rakyat.
3. Tahap ketiga adalah analisis masalah, yaitu menemukan sebuah masalah
berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Masalah
yang ditemukan adalah belum adanya sebuah sistem berbasis komputer yang
dapat mengelola data pembelian dan penjualan, serta melakukan perhitungan
harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan pada setiap periode tertentu.
Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat mendukung
pengelolaan data transaksi pembelian dan penjualan, serta melakukan
perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan setiap periode
tertentu.
4. Tahap keempat adalah pengembangan sistem, yaitu mengembangkan sebuah
aplikasi perhitungan harga pokok penjualan menggunakan prototype model
yang sesuai dengan kebutuhan UD Rakyat.
5. Tahap kelima adalah pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian dari
aplikasi yang telah dikembangkan untuk menilai apakah aplikasi tersebut
dapat berjalan dengan baik.
6. Tahap terakhir yang dilakukan adalah implementasi sistem. Setelah
melakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun, maka sistem dapat
langsung diimplementasikan di UD Rakyat.
Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah
prototype model. Prototype model melibatkan user secara langsung dengan
analisis dan perancangan yang efektif untuk pengoreksian sistem. Melalui
prototype model, pengembang dan pengguna dapat berinteraksi selama proses
pembuatan sistem [10]. Bagan prototype model dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Prototype Model
Pengembangan sistem dengan prototype model terdiri dari tiga proses,
yaitu listen to customer, build/revise mock-up, serta customer test-drives mock-up.
Pada penelitian ini, tahap listen to customer dimulai dengan melakukan
wawancara tahap pertama untuk mengumpulkan informasi kebutuhan sistem yang
akan dibangun. Kebutuhan sistem dari hasil wawancara tahap pertama adalah
membangun aplikasi perhitungan harga pokok penjualan di UD Rakyat.
Setelah melakukan wawancara pertama, tahap selanjutnya adalah
build/revise mock-up. Tahapan ini memfokuskan pada input dan output aplikasi
sesuai dengan kebutuhan yang dijelaskan pada wawancara pertama. Tahap ini
menghasilkan aplikasi perhitungan harga pokok penjualan prototype pertama.
Setelah prototype pertama selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah
customer test-drives mock-up. Pada tahap ini, aplikasi perhitungan harga pokok
penjualan prototype pertama diserahkan kepada pengguna dan didiskusikan
bersama untuk membahas kendala-kendala yang ada serta solusi pada pembuatan
prototype pertama. Tahapan-tahapan dalam metode prototype pun mulai berulang.
Pada tahap penyerahan prototype pertama didapatkan informasi baru
tentang kebutuhan aplikasi yang akan dibangun. Kebutuhan aplikasi dari hasil
wawancara kedua adalah memberikan hak akses kepada dua orang user yaitu
admin dan petugas gudang. Admin mempunyai hak akses penuh dalam
menggunakan sistem, sedangkan petugas gudang hanya diberi hak untuk
mengakses laporan barang, laporan supplier, dan laporan persediaan barang
dagang.
Prototype kedua dibangun setelah mendapat informasi baru tentang
kebutuhan aplikasi yang akan dikembangkan. Selanjutnya, prototype kedua
diserahkan kepada pengguna untuk dievaluasi. Pada saat evaluasi prototype
kedua, diperoleh informasi baru bahwa aplikasi yang dikembangkan menerapkan
metode penilaian biaya persediaan First in First Out (FIFO) dalam perhitungan
harga pokok penjualan. Penggunaan metode First in First Out (FIFO) ini sesuai
dengan kebijakan yang berlaku di UD Rakyat untuk menilai biaya persediaan
barang dagang yang ada. Berdasarkan informasi tersebut, maka dibuatlah
prototype ketiga. Saat evaluasi prototype ketiga, tahapan dalam metode prototype
telah selesai karena pengguna menyatakan bahwa prototype ketiga sudah
memenuhi kebutuhan perusahaan.
Setelah mengetahui kebutuhan aplikasi sesuai dengan prototype ketiga
yang telah dibuat, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah pengembangan
aplikasi perhitungan harga pokok penjualan tersebut.
Perancangan Sistem
Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Penjualan menggunakan Metode First
In First Out (FIFO) ini dirancang menggunakan Unified Modelling Language
(UML). UML terdiri dari berbagai jenis diagram yang dapat digunakan untuk
memodelkan sebuah sistem. Aplikasi yang akan dibangun dimodelkan dengan use
case diagram, activity diagram, dan class diagram.
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan hubungan antara masing-masing aktor
dengan setiap proses yang digambarkan melalui sebuah use case. Use case
diagram sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 6.
tambah dt pembelian ubah dt pembelian hapus dt pembelian
ubah dt penjualan
tambah dt penjualan hapus dt penjualan
tambah dt barang ubah dt barang hapus dt barang
ubah dt suppliertambah dt supplier hapus dt supplier
maintenance data pembelian
<<extend>> <<extend>> <<extend>>
maintenance data penjualan
<<extend>>
<<extend>> <<extend>>
maintenance data barang
<<extend>><<extend>>
<<extend>>
maintenance data supplier
<<extend>>
<<extend>> <<extend>>
ubah dt usertambah dt user hapus dt user
maintenance data user
<<extend>>
<<extend>> <<extend>>
laporan pembelian
laporan penjualan
laporan laba kotorlaporan HPP
<<include>>
admin
lihat laporan
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>><<extend>>
laporan dt barang
<<extend>>
laporan dt supplier
<<extend>>
laporan persediaan
<<extend>>
gudang
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
Gambar 6 Use Case Diagram Sistem
Gambar 6 menjelaskan tentang use case diagram sistem. Dalam use case
diagram tersebut, terdapat dua aktor yaitu admin dan petugas gudang. Admin
dapat mengelola data user, data barang, data supplier, data pembelian, dan data
penjualan. Admin juga mempunyai wewenang penuh untuk melihat laporan yang
dihasilkan, yaitu berupa laporan barang, laporan supplier, laporan pembelian,
laporan penjualan, laporan persediaan, laporan perhitungan harga pokok
penjualan, dan laporan laba kotor perusahaan selama periode waktu tertentu.
Berbeda dengan admin, petugas gudang hanya diberi hak akses yang
terbatas dalam menggunakan sistem. Petugas gudang hanya dapat mengakses
laporan barang, laporan supplier, dan laporan persediaan barang dagang.
Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aktivitas berawal, decision
yang mungkin terjadi serta bagaimana mereka berakhir [11]. Activity diagram
yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut:
Activity Diagram Pembelian
Activity diagram untuk melakukan maintenance data pembelian dapat
dilihat pada Gambar 7.
mulai
login
memilih menu pembelian
tambah dt pembelian
hapus dt pembelian
ubah dt pembelian
selesai
validasi
valid?tidak
menampilkan halaman utama
ya
simpan perubahan data pembelian
menampilkan dt pembelian
sistemadmin
Gambar 7 Activity Diagram Pembelian
Gambar 7 menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat
admin akan mengelola data pembelian. Admin harus melakukan login terlebih
dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan.
Jika proses login berhasil, admin akan memilih menu pembelian dan sistem akan
menampilkan data pembelian. Selanjutnya, admin akan melakukan maintenance
data pembelian. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data pembelian
yang telah dilakukan.
Activity Diagram Penjualan
Activity diagram untuk melakukan maintenance data penjualan dapat
dilihat pada Gambar 8.
mulai
login
memilih menu penjualan
tambah dt penjualan
hapus dt penjualan
ubah dt penjualan
selesai
validasi
valid?tidak
menampilkan halaman utama
ya
simpan perubahan dt penjualan
menampilkan dt penjualan
sistemadmin
Gambar 8 Activity Diagram Penjualan
Gambar 8 menjelaskan bahwa admin harus melakukan login terlebih
dahulu. Jika proses login berhasil, admin akan memilih menu penjualan dan
sistem akan menampilkan data penjualan. Selanjutnya, admin akan melakukan
maintenance data penjualan dan sistem akan menyimpan perubahan data
penjualan yang telah dilakukan.
Activity Diagram Lihat Laporan
Activity diagram untuk melihat berbagai laporan yang ada ditunjukkan
pada Gambar 9.
selesai
mulai
memilih menu laporan
lap.persediaan lap.HPP lap.laba kotor
pilih periode laporan
login
lap.barang lap.supplier lap.pemb lap.penj
menampilkan laporan
validasi
valid?
menampilkan menu utama
tidak
ya
sistemadmin
Gambar 9 Activity Diagram Lihat Laporan
Gambar 9 menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat
admin akan melihat laporan yang disediakan. Admin harus melakukan login
terlebih dahulu. Jika proses login berhasil, admin akan memilih laporan serta
periode laporan yang ingin ditampilkan. Selanjutnya, sistem akan menampilkan
laporan yang dimaksud.
Class Diagram
Class diagram dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar
10.
Gambar 10 Class Diagram
Pada class diagram di atas, boundary barang dan boundary supplier
berfungsi sebagai form untuk melakukan pengolahan data barang dan supplier.
Untuk melakukan maintenance data barang dan supplier, dibutuhkan controller
yang menghubungkan boundary barang dengan entity barang serta boundary
supplier dengan entity supplier.
Boundary pembelian berfungsi sebagai form untuk melakukan pengolahan
data pembelian,. Untuk menghubungkan boundary pembelian dan entity
pembelian dibutuhkan controller yang terdiri dari controller tambah data
pembelian, controller ubah data pembelian, dan controller hapus data pembelian.
Boundary penjualan berfungsi sebagai form untuk melakukan pengolahan
data penjualan. Untuk menghubungkan boundary penjualan dan entity penjualan
dibutuhkan controller yang terdiri dari controller tambah data penjualan,
controller ubah data penjualan, dan controller hapus data penjualan.
Boundary laporan berfungsi sebagai form untuk memilih laporan apa yang
ingin ditampilkan. Entity laporan mempunyai hubungan dengan entity pembelian
dan entity penjualan. Hal ini terjadi karena data-data yang terdapat dalam entity
pembelian dan entity pembelian akan digunakan untuk menghasilkan laporan
pembelian, laporan penjualan, laporan persediaan, laporan harga pokok penjualan,
dan laporan laba kotor.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil pembahasan dari aplikasi perhitungan harga pokok penjualan yang
telah dikembangkan dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Halaman Login
Tampilan awal pada saat aplikasi dijalankan dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Halaman Login
Gambar 11 menunjukkan tentang tampilan awal pada saat aplikasi
dijalankan. User harus melakukan login terlebih dahulu supaya dapat mengakses
sistem dengan cara memasukkan username dan password yang telah didaftarkan.
Terdapat dua user yang dapat mengakses aplikasi, yaitu admin dan petugas
gudang. Admin memiliki hak akses penuh dalam menggunakan sistem, sedangkan
petugas gudang hanya dapat mengakses laporan supplier serta laporan barang.
Halaman Transaksi Pembelian
Tampilan utama halaman transaksi pembelian dapat dilihat pada Gambar
12.
Gambar 12 Halaman Transaksi Pembelian
Gambar 12 menjelaskan tentang tampilan utama untuk mencatat transaksi
pembelian yang terjadi. Admin dapat melakukan maintenance data pembelian
melalui form pembelian yang tersedia. Halaman untuk menambah data pembelian
dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Halaman Tambah Data Pembelian
Gambar 13 menjelaskan tentang halaman yang digunakan untuk
menambah data pembelian. User harus mengisi data pembelian berupa tanggal
pembelian, kode supplier, nama supplier, kode barang, nama barang, tanggal
expired, quantity, harga beli serta harga jual secara lengkap dan benar. Sistem
akan mengecek apakah data yang dimasukkan sudah lengkap benar dan
selanjutnya akan tersimpan ke dalam database.
Halaman Transaksi Penjualan
Tampilan utama halaman transaksi penjualan dapat dilihat pada Gambar
14.
Gambar 14 Halaman Transaksi Penjualan
Gambar 14 menjelaskan tentang tampilan utama untuk mencatat transaksi
penjualan yang terjadi. Admin dapat melakukan maintenance data penjualan
melalui form penjualan yang tersedia. Halaman untuk menambah data penjualan
ditunjukkan oleh Gambar 15.
Gambar 15 Halaman Tambah Data Penjualan
Gambar 15 menjelaskan tentang halaman yang digunakan untuk
menambah data penjualan. Admin harus mengisi data penjualan berupa tanggal
penjualan, nama pembeli, kode barang yang dijual, serta jumlah barang. Harga
satuan untuk barang yang dimaksud akan muncul secara otomatis dalam sistem.
Pengambilan harga jual juga disesuaikan dengan urutan pembelian barang
tersebut.
Laporan Barang
Tampilan halaman untuk menampilkan laporan barang dapat dilihat pada
Gambar 16.
Gambar 16 Halaman Laporan Barang
Gambar 16 menjelaskan tentang halaman laporan barang. Admin maupun
petugas gudang harus memilih kode barang serta periode laporan yang ingin
ditampilkan. Selanjutnya, tampilan laporan barang dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Laporan Barang
Gambar 17 menjelaskan tentang laporan barang dengan kode B-001
selama periode Januari 2012. Dalam laporan barang tersebut dijelaskan mengenai
mutasi barang, yaitu jumlah barang yang masuk atau jumlah barang yang dibeli
serta jumlah barang yang keluar atau terjual. Melalui laporan barang tersebut,
admin dan petugas gudang dapat mengetahui jumlah barang yang tersisa pada
akhir periode.
Laporan Persediaan Barang
Tampilan halaman untuk menampilkan laporan persediaan barang dapat
dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Halaman Laporan Persediaan Barang
Gambar 18 menjelaskan tentang halaman laporan persediaan barang.
Admin harus memilih kode barang serta periode laporan yang ingin ditampilkan.
Selanjutnya, tampilan laporan persediaan barang dagang dapat dilihat pada
Gambar 19.
Gambar 19 Laporan Persediaan Barang
Gambar 19 menjelaskan tentang laporan persediaan barang dagang dengan
kode B-001 pada bulan Januari 2012. Pada laporan persediaan barang tersebut
dijelaskan mengenai transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan. Penilaian
biaya persediaan menggunakan metode First In First Out (FIFO) ditunjukkan
dengan cara penjualan barang sesuai dengan urutan pembeliaannya. Misalnya,
pada tanggal 2 Januari 2012 terjadi pembelian sebanyak 100 unit dengan harga Rp
20.000 per unit, sehingga total biaya sebesar Rp 2.000.000,00. Selanjutnya, ketika
terjadi penjualan pada tanggal 4 Januari 2012 sebanyak 70 unit, harga yang
digunakan adalah harga yang berasal dari pembelian pada tanggal 2 Januari 2012,
yaitu Rp 20.000 per unit dan begitu seterusnya. User dapat melihat besarnya
persediaan barang dagang pada akhir periode melalui laporan persediaan barang
tersebut.
Laporan Harga Pokok Penjualan
Halaman untuk menampilkan laporan harga pokok penjualan dapat dilihat
pada Gambar 20.
Gambar 20 Halaman Laporan HPP
Gambar 20 menjelaskan tentang halaman yang digunakan untuk menampilkan
laporan harga pokok penjualan. Admin harus memilih periode laporan yang ingin
ditampilkan. Tampilan laporan harga pokok penjualan dapat dilihat pada Gambar
21.
Gambar 21 Laporan Harga Pokok Penjualan
Gambar 21 menjelaskan tentang laporan harga pokok penjualan pada
bulan Januari 2012. Nilai persediaan akhir pada masing-masing barang diperoleh
melalui laporan persediaan barang seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Sistem akan menghitung harga pokok penjualan dengan cara mengurangkan harga
pokok penjualan dari barang tersedia untuk dijual.
Laporan Laba Kotor
Halaman untuk menampilkan laporan harga pokok penjualan dapat dilihat
pada Gambar 22.
Gambar 22 Halaman Laporan Laba Kotor
Gambar 22 menjelaskan tentang halaman yang digunakan untuk menampilkan
laporan laba kotor. Admin harus memilih periode laporan yang ingin ditampilkan
terlebih dahulu. Tampilan laporan laba kotor dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23 Laporan Laba Kotor
Gambar 23 menjelaskan tentang laporan laba kotor yang diperoleh
perusahaan pada periode Januari 2012. Laporan laba kotor yang dihasilkan
merupakan laba keseluruhan barang. Sebelum laba keseluruhan dihasilkan, sistem
akan menghitung laba masing-masing barang dengan cara mengurangkan harga
pokok penjualan masing-masing barang dari penjualan bersih. Setelah laba
masing-masing barang didapatkan, maka sistem akan menghitung keseluruhan
laba yang diperoleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Pengujian
Metode yang digunakan dalam proses pengujian sistem ini adalah metode
blackbox. Pengujian sistem menggunakan blackbox dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tabel Pengujian Sistem menggunakan Blackbox
Aktivitas Input Output Status
Pengujian
Login - Username benar dan
password benar.
- Username dibiarkan
kosong atau password
dibiarkan kosong.
- Username salah dan
password salah.
- Login berhasil
- Login gagal
- Login gagal
Valid
Menambah data - Semua data diisi dengan
lengkap dan benar.
- Data yang sebenarnya
tidak boleh dikosongkan
dibiarkan kosong.
- Data berhasil disimpan.
- Data gagal disimpan dan
muncul peringatan untuk
melengkapi data.
Valid
Mengubah data - Semua perubahan data
diisi dengan lengkap dan
benar.
- Data yang sebenarnya
tidak boleh dikosongkan
dibiarkan kosong.
- Perubahan data berhasil
disimpan.
- Perubahan data gagal dan
muncul peringatan untuk
melengkapi data.
Valid
Menghapus data - Konfirmasi hapus data
dipilih untuk menghapus.
- Konfirmasi hapus data
dipilih untuk tidak
menghapus
- Data berhasil dihapus.
- Data batal dihapus.
Valid
Mencari data - Kata kunci pencarian
ditemukan dalam
database.
- Kata kunci pencarian
tidak ditemukan dalam
database.
- Data hasil pencarian akan
ditampilkan.
- Data tidak ditampilkan.
Valid
Menampilkan
laporan
- Kode barang dan periode
laporan telah dipilih.
- Kode barang dan periode
laporan dipilih, namun
tidak ada data pada
periode tersebut.
- Kode barang atau periode
laporan tidak dipilih.
- Laporan akan ditampilkan.
- Laporan tidak ditampilkan.
- Laporan tidak ditampilkan dan
muncul peringatan untuk
melengkapi laporan.
Valid
5. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil melalui perancangan aplikasi perhitungan
harga pokok penjualan menggunakan metode penilaian biaya persediaan First In
First Out (FIFO) ini adalah aplikasi yang dibangun dapat melakukan perhitungan
harga pokok penjualan menggunakan metode penilaian biaya persediaan First In
First Out (FIFO) dan laba kotor yang diperoleh perusahaan. Selain itu aplikasi
yang dibangun juga menyediakan berbagai laporan yang terdiri dari laporan data
barang, laporan data supplier, laporan data pembelian, laporan data penjualan,
laporan data persediaan barang dagang, laporan harga pokok penjualan dan
laporan laba kotor berdasarkan periode waktu tertentu.
6. Daftar Pustaka
[1] Hartono, Ferry Kristanto, 2011, Perancangan dan Pembuatan Aplikasi
Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan pada UD Rajawali,
http://dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=19725. Diakses pada
tanggal 14 Juni 2011.
[2] Paskalis, Tunggal, 2010, Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi
Administrasi Penjualan dan Pembelian pada Toko Maju Mapan,
http://dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=21831. Diakses pada
tanggal 14 Juni 2011.
[3] Yadiati, Winwin, & Wahyudi, Ilham, 2006, Pengantar Akuntansi, Jakarta:
Kencana.
[4] Carter, William K., 2009, Akuntansi Biaya Edisi 14, Jakarta: Salemba
Empat.
[5] Warren, C., & Reeve, J., 2006, Pengantar Akuntasi Edisi 21, Jakarta:
Salemba Empat.
[6] Jusup, Al Haryono, 2003, Dasar-Dasar Akuntansi Edisi 6, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
[7] Yuningsih, & Kholmi, Masiyah, 2002, Prinsip Akuntansi, Malang: UMM
Press.
[8] Soemarso, 2002, Akuntansi: Suatu Pengantar Jilid I, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
[9] Ireland, J., 2005, Principles of Accounting, London: University of London
Press.
[10] Sommerville, Ian, 2001, Software Engineering 6, Boston: Addison
Wesley.
[11] Nugroho, Adi, 2005, Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek,
Bandung: Penerbit Informatika.