Upload
hermawan
View
116
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab 1
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) wajib menjadi
bagian dari manajemen perusahaan. Selain demi mematuhi undang - undang,
penerapan SMK3 juga memiliki tujuan yang penting sebagaimana yang tertuang
dalam peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012, yaitu antara lain:
Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/ buruh, dan/ atau serikat pekerja/
serikat buruh; serta
Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Dengan kata lain perusahaan yang menerapkan SMK3 secara baik akan
memiliki tingkat produktifitas yang tinggi hal ini diakibatkan minimnya angka
kecelakaan kerja yang dialami tiap tenaga kerja. Berdasarkan pemberitaan media
tingkat kesadaran pengusaha akan pentingnya K3 mulia meningkat. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang mendapat penghargaan zero accident (
kecelakaan kerja nihil) dan sistem manajemen K3 (SMK3) tahun 2013. Tahun ini
penghargaan zero accident diberikan kepada 911 perusahaan. Jumlahnya meningkat
sekitar 24 persen dibanding tahun 2012 yang jumlah perusahaannya mencapai 734
perusahaan. Sedangkan penghargaan smk3 tahun ini diberikan kepada 304
perusahaan dibanding tahun 2012 sebanyak 254 perusahaan sehingga kenaikannya
mencapai 19 persen. Namun berdasarkan data statistik angka kecelakaan kerja
jamsostek didapat bahwa angka kecelakaan kerja dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan.
TABEL 1.1 Data Kasus Kecelakaan kerja di Indonesia dari tahun 2001-2010
TahunJumlah Kasus
Kecelakaan KerjaMeninggal Cacat Total
Cacat
Sebagian
Cacat
FungsiSembuh
2001 104,774 1,768 280 4,923 7,363 90,440
2002 103,804 1,903 393 3,020 6,932 91,556
2003 105,846 1,748 98 3,167 7,130 93,703
2004 95,418 1,736 60 2,932 6,114 84,576
2005 99,023 2,045 80 3,032 5,391 88,475
2006 95,624 1,784 122 2,918 4,973 85,827
2007 83,714 1,883 57 2,400 4,049 75,325
2008 93,823 2,124 44 2,547 4,018 85,090
2009 96.314 2.144 42 2.713 4.380 87.035
2010 86.693 1.965 31 2.313 3.662 78.722
Sumber : PT. Jamsostek dan Depnaker RI.
Pada tahun 2011 angka kecelakaan kerja yang terjadi di seluruh Indonesia
mengalami peningkatan yaitu mencapai 99.491 kasus. Kecelakaan selama ini dialami
oleh pekerja yang bekerja di wilayah produksi atau lapangan yang mana pekerja
langsung bersentuhan dengan mesin dan mengikuti proses produksi. Berdasarkan data
perusahaan, tenaga kerja yang bekerja pada wilayah produksi merupakan mereka
dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Dengan fakta ini dapat disimpulkan
bahwa kecelakaan kerja yang tinggi terjadi pada tenaga kerja dengan lulusan SMK.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melihat solusi lain untuk mengurangi
angka kecelakaan kerja di perusahaan yaitu dengan merancang SMK3 yang selama
ini diterapkan di perusahaan untuk diterapkan di SMK. Sebelum bisa diterapkan perlu
adanya perancangan, maka dari itu penulis bermaksud melaksanakan penelitian untuk
merancang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk nantinya dapat
diterapkan di SMK.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang diatas antara lain:
1. Bagaimana rancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di
SMK?
2. Apakah Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja bila diterapkan
di SMK dapat mengurangi kecelakaan kerja lulusan di perusahaan industri?
3. Siapa saja yang akan menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja bila di terapkan di SMK?
4. Mengapa mata pelajaran K3LH yang ada di smk saat ini belum dapat
mengurangi angka kecelakaan kerja lulusan SMK di perusahaan industri?
5. apakah angka kecelakaan kerja di SMK sudah terdata dengan baik?
6. Dengan tujuan memberikan keterampilan kerja pada siswa, apakah sekolah
sudah cukup menjamin keselamatan dan kesehatan siswa ketika praktikum
melalui mata pelajaran K3LH ?
7. Bagaimana cara mengidentifikasi bahaya di sekolah menengah kejuruan?
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan pada SMKN 39 Jakarta program studi Teknik
Kendaraan Ringan
2. Penelitian ini hanya sampai sebatas rancangan
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini ialah bagaimana merancang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 39 Jakarta program studi
Teknik Kendaraan Ringan?.
E. TUJUAN PENELITIAN
penelitian ini bertujuan membuat rancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan demi
membangun budaya k3 peserta didik sejak dini dan sebagai bekal pengetahuan k3
ketika bekerja di industri.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah dan pihak terkait yang
ingin menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.