16
PERANCANGAN STASIUN KERJA PADA PROSES PENGEMASAN HASIL BUMI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi Kasus : Usaha Dagang Setyo Nugroho) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh : Aris Munandar D 600.140.119 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PERANCANGAN STASIUN KERJA PADA PROSES PENGEMASAN …eprints.ums.ac.id/73402/13/Naskah publikasi.pdf · PERANCANGAN STASIUN KERJA PADA PROSES PENGEMASAN HASIL BUMI DENGAN PENDEKATAN

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PERANCANGAN STASIUN KERJA PADA PROSES PENGEMASAN

HASIL BUMI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

(Studi Kasus : Usaha Dagang Setyo Nugroho)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh :

Aris Munandar

D 600.140.119

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

ii

iii

1

PERANCANGAN STASIUN KERJA PADA PROSES PENGEMASAN

HASIL BUMI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Abstrak

UD Setyo Nugroho adalah UKM yang terletak didaerah Girimarto

Wonogiri, Kegiatan yang dilakukan oleh UKM tersebut yaitu jual beli hasil bumi.

Salah satu proses dalam kegiatan jual beli tersebut adalah proses pengemasan hasil

bumi ke karung, tetapi pada saat proses pengemasan belum menggunakan alat bantu

sehingga waktu yang digunakan kurang efisien. Oleh karena itu peneliti memiliki

gagasan untuk membuat alat bantu pengemasan hasil bumi ke karung. Metode

yangdigunakan untuk membuat alat bantu tersebut adalah dengan. Metode

ergonomi. Ergonomi adalah metode yang menyesuaikan dimensi tubuh manusia

untuk merancang suatu produk. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan

didapatkan hasil perbedaan waktu pada saat proses pengemasan hasil bumi ke

karung. Dari hasil analisis diperoleh yaitu untuk padi sebelum pemakaian alat bantu

memerlukan waktu selama 17 detik dan setelah menggunakan alat bantu

memerlukan waktu selama 11 detik, kemudian untuk jagung sebelum menggunakan

alat bantu memerlukan waktu selama 21 detik dan setelah menggunakan alat bantu

memerlukan waktu selama 11 detik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat

bantu mempercepat proses pengemasan hasil bumi ke karung.

Kata Kunci: Ergonomi, Hasil Bumi, Karung, Pengemasan

Abstract

Ud setyo nugroho smes is located in a girimarto, wonogiri activity

undertaken by small and medium-sized enterprises are trading. agricultural produce

one of the sale was in the process of packing of agricultural produce to sack, but at

the time process of packing not using the tools so that the time used. Inefficient

hence researchers have ideas to make the tools of agricultural produce to sack.

packaging. Methods used to make tools was with the ergonomics .Ergonomics is

the method adjusting dimensions of the human body to design a product. Obtained

from the analysis that is to use the tools before rice took her 17 second and after

using the tools took her 11, seconds then for corn before using the tools took her 21

second and after using the tools took her 11. secondsThis shows that the use of a

help expedite the packaging of agricultural produce to sack.

Keywords: Ergonomics , Agricultural produce , Sacks, Packaging.

2

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak hasil bumi atau bisa

dikatakan sebagai negara agraris, maka dari itu pastilah banyak masyarakat

yang tinggal di Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hasil

bumi yang dapat ditanam oleh petani antara lain jagung, cengkih, padi,

kunyit, dan masih banyak lagi, sehingga menjadikan Negara Indonesia

termasuk Negara agraris yang memiliki kondisi alam yang baik dan

Indonesia juga memiliki iklim tropis yang mana terletak pada batas 95

derajat BT – 141 derajat BT dan 6 derajat LU – 11 derajat LS, letak

astronomis tersebut Indonesia menjadi Negara yang memiliki iklim topis

yang mana sinar matahari dapat digunakan untuk membantu menanam

sepanjang tahun.

Kabupaten Wonogiri juga merupakan satu diantara banyaknya kabupaten

yang berada di Provinsi Jawa Tengah bagian selatan yang mayoritas

masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani atau bercocok

tanam. Salah satu tanaman yang ditanam dilahan para petani adalah padi

yang mana padi tersebut akan diolah menjadi beras lalu beras diolah

menjadi nasi, nasi merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk

Indonesia.

Pada dasarnya manusia dan alat bantu adalah suatu sistem kerja yang tidak

dapat di pisahkan karena dalam setiap kegiatan sehari – hari manusia pasti

akan membutuhkan alat bantu, sehingga banyak orang yang merancang atau

menciptakan alat bantu untuk mempermudah kegiatan sehari – harinya, alat

bantu yang dibuat dapat memperbarui alat bantu yang sudah ada atau

bahkan menciptakan alat bantu yang belum ada.

Ergonomi dapat memiliki arti suatu metode yang didalamnya mempelajari

tentang bagaimana suatu alat bantu atau sistem kerja dapat digunakan dan

dijalankan oleh manusia dengan nyaman tanpa menimbulkan efek samping

yang berlebihan.

3

2. METODE

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa langkah yang akan

dilakukan peneliti yang saling berkaitan dan terintegrasi. Langkah - langkah

tersebut digambarkan sebagai berikut:

Perhitungan PersentilPengolahan Data

Mulai

Identifikasi Masalah

Data Antropometri

Pengumpulan Data

Studi Literatur Studi Lapangan

Uji Kecukupan

dan Keseragaman

Data

Cukup

dan

Seragam?

Ya

Tidak

Perancangan Produk dan

Stasiun Kerja

Pembuatan Produk

Analisis Produk

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Benchmarking

Gambar 1 Flowchart Metode Penelitian.

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Data

3.1.1 Data Antropometri

Tabel 1 Data Antropometri

*Ukuran dimensi dalam cm

3.1.2 Pengolahan Data

a. Uji Keseragaman Data

BKA = + 𝑥− ox

BKB = − 𝑥— ox

b. Uji Kecukupan Data

N’ = ||Ʃ𝑥1

||

c. Persentil

Persentil 5 = �̅� – 1.645 𝜎𝑥

Persentil 50 = �̅�

Persentil 95 = �̅� + 1.645 𝜎𝑥

3.2 Analisis Data Persentil

Berdasarkan hasil perhitungan dari data antropometri yang ada peneliti

dapat memperoleh hasil seperti tabel berikut:

1

2

3

4

NamaPanjang Bahu - Genggaman

Tangan ke Depan

60

55

58

59

No Tinggi Bahu

130

125

120

127

Sumi

Marsi

Lia

Sri

k

s

N(x ) (2

1 [x )] 2

1

5

Tabel 2 Analisis Perhitungan Data Persentil

No Dimensi Persentil Keterangan

1 Tinggi

Bahu

Persentil 5

(±118.586)

Digunakan persentil 5

dikarenakan agar alat bantu

nantinya memiliki ketinggian

yang dapat digunakan oleh

operator yang memiliki postur

tubuh kecil maupun postur tubuh

besar.

2

Panjang

Bahu –

Genggaman

Tangan

Persentil

95

(±61.5536)

Digunakan persentil 95

dikarenakan agar alat bantu

nantinya memiliki ketinggian

yang dapat digunakan oleh

operator yang memiliki postur

tubuh besar.

3.3 Benchmarking Dengan produk yang sudah ada

3.3.1 Memilih Produk Sejenis

Peneliti melakukan pencarian tentang produk yang memiliki

konsep sejenis. Peneliti mendapatkan beberapa produk yang

memiliki konsep sejenis, alasan pemilihan dari alat tersebut adalah

karena masing – masing dari alat tersebut memiliki keunggulan

tersendiri. Produk yang telah didapatkan oleh peneliti dapat dilihat

pada gambar dibawah ini

Gambar 2 Alat Manual Bagger Seri E55.

6

Gambar 3 Alat Manual Bagger Maize Milling.

Gambar 4 Gambar Alat Manual Bagger Pre Packing.

3.3.2 Analisis Perbandingan alat

Fungsi pokok dari keseluruhan manual bagger adalah sama yaitu

mengemas barang kedalam karung, yang membedakan adalah

kapasitas dari pengemasan dalam satu proses kerja. Tabel 4.11

akan menunjukkan hasil analisa dari beberapa jenis manual bagger

yang peneliti peroleh.

7

Tabel 3 Analisa Fungsi dan Kapasitas Pengemasan

No Jenis Alat Analisa Fungsi dan Kapasitas Pengemasan

1

Manual

Bagger Seri

E55

Proses pengemasan akan mempunyai berat yang

sama dikarenakan adanya timbangan elektronik

serta dalam satu kali proses kerja dapat mengemas

barang dalam kapasitas sedang karena memiliki

corong yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu

kecil.

2

Manual

Bagger Maize

Mailling

Proses pengemasan akan mempunyai kapasitas yang

sama dikarenakan pada alat dilengkapi dengan

pengatur serta dalam satu kali proses kerja hanya

dapat mengemas barang dalam jumlah yang sedikit

karena memiliki corong yang kecil.

3

Manual

Bagger Pre

Packing

Proses pengemasan akan mempunyai kapasitas yang

sama dengan ukuran karung dikarenakan adanya

stopper serta dalam satu kali proses kerja dapat

mengemas barang dalam jumlah yang banyak

dikarenakan memiliki corong yang besar.

3.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat

Data yang diambil adalah data tentang kelebihan dan kekurangan

dari masing – masing mesin. Hasil analisis yang telah dilakukan

dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

8

Tabel 4 Kelebihan dan Kekurangan Alat

No Jenis Alat Kelebihan Kekurangan

1

Manual

Bagger Seri

E55

a. Kapasitas

pengemasan stabil

b. Karung dapat

bergerak otomatis

dengan adanya

conveyor

a. Harga alat mahal

b. Membutuhkan

tempat yang luas

2

Manual

Bagger

Maize

Mailling

a. Kapasitas

pengemasan tetap

b. Karung dapat

bergerak otomatis

dengan adanya

conveyor serta

terdapat pengunci

karung

a. Harga alat mahal

b. Kapasitas corong

kecil

c. Membutuhkan

tempat yang luas

3

Manual

Bagger Pre

Packing

a. Kapasitas

pengemasan sama

b. Kapasitas corong

besar

a. Harga alat mahal

b. Pemindahan dan

pemasangan karung

secara manual

c. Membutuhkan

tempat yang luas

3.3.4 Perancangan Produk

Pada proses perancangan desain dilakukan benchmarking yang

diperoleh dari mesin – mesin yang disebutkan sebelumnya yaitu alat

manual bagger seri E55, alat manual bagger maize mailing, alat manual

bagger pre packing. Berdasarkan proses benchmarking diperoleh hasil

yang ditunjukkan oleh tabel 5 berikut ini.

9

Tabel 5 Keterangan Pengambilan Konsep

No Konsep

1 Konsep Kerangka Alat (Manual Bagger Seri E55 dan

Manual Bagger Pre Packing)

2 Konsep Corong (Manual bagger Maize Mailling dan Manual

Bagger Pre Packing)

3 Konsep Alas Karung (Ide)

Rancangan desain baru berdasarkan konsep yang sudah didapat dari

beberapa alat manual bagger yang sudah dilakukan proses

benchmarking di interpretasikan pada gambar berikut ini. (Ukuran

dalam satuan cm)

Gambar 5 Konsep Desain Alat Pengemas Hasil Bumi

10

Berikut ini merupakan detail spesifikasi komponen penyusun alat

pengemas hasil bumi.

Tabel 6 Spesifikasi Komponen Alat Pengemas Hasil Bumi

No Nama Komponen Bahan Baku

1 Penyangga Vertikal

Dibuat menggunakan bahan baku besi

hollow dengan ukuran 4 cm dan tebal 2

mm.

2 Penyangga

Horizontal

Dibuat menggunakan bahan baku besi

hollow dengan ukuran 2 cm dan tebal 2

mm.

3 Corong Dibuat menggunakan bahan baku strip plat

dengan tebal 3 mm.

4 Alas Tempat

Karung

Dibuat menggunakan bahan baku strip plat

dengan tebal 3 mm.

Tabel 7 Spesifikasi Alat Bantu

No Nama Spesifikasi

1 Alat Bantu Pemindah Hasil

Bumi

Berat: 24,9 kg

2 Bagian Alas Panjang x Lebar x Tinggi: 62 cm x

52 cm x 18 cm

3 Penyangga Vertikal Panjang: 101 cm

4 Penyangga Horisontal Panjang: 46 cm

5 Corong Panjang x Lebar: 46 x 46 cm dan 15

x 15 cm

11

3.3.5 Pembuatan produk

Pembuatan produk yang dibuat pada penelitian ini dibuat secara nyata

sesuai dengan desain produk yang telah dibuat berdasarkan hasil

benchmarking dari beberapa produk yang sudah ada. Berikut ini

merupakan hasil pembuatan alat bantu pemindah hasil bumi ke karung

secara nyata, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6 Produk Jadi Alat Bantu Pemindah Hasil Bumi Ke Karung.

4. PENUTUP

Dari tahapan penelitian dan analisis yang sudah dilakukan didapatkan

kesimpulan seperti dibawah ini:

a. Setelah melakukan penelitian mengenai proses pemindahan hasil bumi

kekarung yaitu dengan metode ergonomi maka terciptalah sebuah alat

yaitu alat bantu pemindah hasil bumi ke karung.

b. Hasil dari analisis output menunjukkan bahwa proses pemindahan hasil

bumi ke karung menjadi lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan

sebelum memakai alat bantu, yaitu untuk padi sebelum pemakaian alat

bantu memerlukan waktu selama 17 detik dan setelah menggunakan alat

bantu memerlukan waktu selama 11 detik, kemudian untuk jagung

sebelum menggunakan alat bantu memerlukan waktu selama 21 detik

12

dan setelah menggunakan alat bantu memerlukan waktu selama 11

detik.

c. Desain alat bantu yang dibuat nyaman dalam pemakaian dikarenakan

menyesuaikan dengan tinggi bahu dari pekerja dan panjang genggaman

tangan sampai bahu dari pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Elly Sabrina Br Bangun. (2009). Usulan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada

Stasiun Pengupasan Di UD. Putri Juna, 5(2), 17–22. Retrieved from

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/11897.

Eppinger.Ulrich. (2001). Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta:

Erlangga.

Harsokoesoemo, D. (2004). Pengantar Perancangan Teknik. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Hartono, M., Sc, M., & Ph, D. (2006). Panduan Survei Data Anthropometri.