45
PERATURAN DESA CIBATOK SATU KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN TAHUN 2010

Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

PERATURAN DESA CIBATOK SATUKECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

NOMOR 3 TAHUN 2010

T E N T A N G

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN

TAHUN 2010

LEMBARAN DESA CIBATOK SATUKECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

NOMOR 3 TAHUN 2010

PERATURAN DESA CIBATOK SATUKECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

NOMOR 3 TAHUN 2010

Page 2: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

TENTANG

PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN

TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA CIBATOK SATU

Menimbang : a. bahwa Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa yang terpilih sebagai salah satu penerima Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat untuk menerima bantuan keuangan guna pelaksanaan program tersebut diatas.

b. bahwa untuk tertib administrasi dan efektivitas pelaksanaan program tersebut sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang Pengelolaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

7 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4592);

Page 3: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

8 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM);

14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat;

15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Perdesaan;

16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan;

17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010;

18 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

19 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 49);

20 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

21 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 1 Seri A);

22 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 60);

23 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2010 tentang Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 4 Seri A);

24 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penjabaran Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010 (Berita Daerah Tahun 2010 Nomor 6 Seri A).

Page 4: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

25 Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 147/Kep.290-BPMPD/2010 tentang Lokasi Program Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat Tahun 2010;

26 Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 978/Kep.1131-BPMPD/2010 tentang Bantuan Keuangan dalam rangka Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di Jawa Barat.

27 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2006 tentang Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2006 Nomor 254 );

28 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 22 Tahun 2008 tentang Bagian Desa Dari Hasil Penerimaan Pendapatan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 22 );

29 Peraturan Bupati Bogor Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2007 Nomor 25 );

30 Peraturan Bupati Bogor Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penyaluran, penggunaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bagian Desa dari Hasil Pendapatan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8 );

31 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Cibatok Satu;

32 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 1 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2010;

33 Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Memperhatikan : Hasil Musyawarah / Rapat Pemerintah Desa, BPD Cibatok Satu, LPMD Cibatok Satu Seluruh lembaga kemasyarakatan dan perwakilan masyarakat tentang pengelolaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, yang diselenggarakan pada tanggal 9 Agustus 2010 di Aula Kantor Desa Cibatok Satu.

DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIBATOK SATUDAN

KEPALA DESA CIBATOK SATU

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEATURAN DESA CIBATOK SATU TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN

KEUANGAN PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA

PERADABAN.

BAB. I KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Provinsi adalah Provinsi Jawa Barat.

2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.

3. Pemerintah Kabupaten adalah Kabupaten Bogor.

4. Bupati adalah Bupati Bogor.

5. Inspektorat Wilayah Provinsi adalah Inspektorat Wilayah Provinsi Jawa Barat.

Page 5: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

6. Inspektorat Wilayah Kabupaten adalah Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor.

7. BPMPD Provinsi adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat.

8. Kepala BPMPD Provinsi adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat.

9. BPMPD Kabupaten adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bogor.

10. Kepala BPMPD Kabupaten adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bogor.

11. Kecamatan adalah Kecamatan Cibungbulang.

12. Camat adalah Camat Cibungbulang.

13. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat serta yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Desa adalah Desa Cibatok Satu.

15. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat serta yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

16. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa Cibatok Satu dan Badan Permusyawaratan Desa Cibatok Satu.

17. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

18. Kepala Desa adalah Kepala Desa Cibatok Satu.

19. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

20. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa Cibatok Satu.

21. Sekretaris Desa adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu

22. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Cibatok Satu.

23. Bendahara Desa adalah seseorang yang diberi tugas untuk dan atas nama desa, menerima, menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang milik desa.

24. Bendahara Desa adalah Bendahara Desa Cibatok Satu.

25. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

26. Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban adalah program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka mendorong Desa yang berpotensi agar maju dan mandiri dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.

27. Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban adalah Desa yang maju kehidupan lahir bathin, meliputi pendidikan, Kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat dan pengembangan

Page 6: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

potensi unggulan serta sosial budaya, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai seperti sarana olahraga, kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, hiburan dan perbelanjaan yang berada di berbagai tipologi Desa.

28. Pelindung Program adalah Kepala BPMPD Kabupaten Bogor.

29. Pemeriksa adalah Inspektorat Wilayah Provinsi Jawa Barat dan Inspektorat Wilayah

Kabupaten Bogor.

30. Pembina Program adalah Camat Cibungbulang

31. Pengawas Program adalah Badan Permusayawaratan Desa Cibatok Satu.

32. Penanggung jawab Program adalah Kepala Desa Cibatok Satu

33. Penanggung jawab kegiatan adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu

34. Bendahara kegiatan adalah Bendahara Desa Cibatok Satu.

35. Pelaksana Kegiatan adalah Organisasi pengelola kegiatan Pembangunan dibentuk berdasarkan musyawarah antara RT, RW, LPM, Tokoh Masyarakat, Karang Taruna dan Organisasi Masyarakat lainnya serta dikukuhkan dengan keputusan Kepala Desa atas persetujuan BPD yang didukung dengan Berita Acara Hasil Musyawarah.

36. Tim Perencana Desa adalah Tim yang dibentuk oleh Pemerintah Desa Cibatok Satu yang berasal dari masyarakat Desa Cibatok Satu, berdasarkan hasil musyawarah desa dengan mempertimbangkan kemampuan personal dalam bidang perencanaan teknis dan atau pengetahuan rancang bangunan secara teknis, maupun perencanaan bidang lainya, untuk kemudian di kukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa dengan persetujuan BPD.

37. BUMDes adalah Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu.

38. Pemilik BUMDes adalah Pemerintah Desa Cibatok Satu.

39. Pembangunan infrastruktur di Desa Cibatok Satu adalah : pembangunan dibidang infrastruktur sarana dan prasarana perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial, yang seluruh rencana pembangunannya diambil dari skala prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa tahun 2009 – 2013 dan juga tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, seluruh rencana tersebut merupakan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (MUSRENBANG) di Desa Cibatok Satu.

40. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/ atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50% dari tenaga yang berasal dari wilayah desa setempat.

BAB. II

STRATEGI

PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN

PASAL 2

Strategi yang digunakan dalam Program/Kegiatan Desa Mermbangun Menuju Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu, adalah :

a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat, partisipasi masyarakat serta transparansi.

Page 7: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan organisasi yang berakar pada masyarakat.

c. Membangun sinergi berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Desa dalam konteks kewilayahan.

d. Mendorong tumbuhnya kesalehan sosial dengan wujud kesetiakawanan sosial dalam konteks pembangunan desa.

e. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga masyarakat (BPD,LPM, OMS dan lembaga kemasyarakatan lainnya) terutama dalam menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap pelaksanaan program-program pembangunan desa.

BAB. III

PENDEKATAN

PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN

PASAL 3

Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Program/Kegiatan Desa Mermbangun Menuju Desa Peradaban di Desa Cibatok Satu, adalah sebagai berikut :

a. Pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (Community Based Development).

b. Bottom Up Planning atau Perencanaan dari bawah artinya perencanaan untuk menentukan prioritas kegiatan dilakukan melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan desa;

c. Pemberian kredit permodalan lebih diformulasikan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang memiliki usaha dalam sektor informal, mikro dan usaha kecil melalui pemberdayaan BUMDes.

d. Pembukaan unit-unit usaha BUMDes sebagai upaya perluasan jenis-jenis usaha BUMDes agar dapat memberikan peluang seluas-luasnya kepada masyarakat, serta mempermudah akses sumber-sumber kegiatan ekonomi tersebut, karena tersedia di desa.

e. Pembangunan infrastruktur dasar pedesaan diformulasikan pada pembangunan infrastruktur yang dapat mengungkit secara signifikan tingkat ekonomi masyarakat serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan, pendidikan serta sumberdaya ekonomi.melalui pemberdayaan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS).

BAB. IV

TAHAPAN PELAKSANAAN PADA KOMPONEN PROGRAM

KEGIATAN PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA

PASAL 4

1. Tahap Persiapan untuk kegiatan peningkatan bidang perekonomian antara lain :

a. Petunjuk Pelaksanaan / Teknis yang terbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat adalah acuan

yang dipergunakan dalam pelaksanaan peningkatan perekonomian Desa yang bersumber dari

bantuan keuangan dalam rangka Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat

Tahun 2010.

b. Sosialisasi Program Peningkatan Perekonomian Desa oleh Kepala Desa yang dibantu oleh

Tenaga Pendamping, BPD dan LPMD;

2. Penyusunan rencana Pelaksanaan Kegiatan Usaha (Business plan) yang berisikan antara lain :

Page 8: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

b. Inventarisir permasalahan dan sumber daya perekonomian yang dapat dikembangkan melalui

musyawarah desa.

c. Proyeksi pengelolaan usaha BUMDes

d. Rencana tata kelola BUMDes

e. Proyeksi Cash flow / analisa usaha.

3. Pembentukan BUMDes ditetapkan berdasarkan hasil Keputusan Pemerintah Desa yang dituangkan dalam

Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang BUMDes.

4. Menetukan kriteria sasaran penguatan ekonomi untuk bantuan permodalan untuk masyarakat dengan

ketentuan sebagai berikut :

b. Pelaku usaha perdagangan berskala usaha kecil dan usaha mikro baik yang sudah berjalan

maupun yang baru akan membuka usaha . seperti pedagang gorengan, warung dan lain-lain.

c. Pelaku usaha Home Industri seperti makanan olahan, aneka kerajinan Industri rumah tangga

dan sejenisnya.

d. Pelaku usaha dibidang (Sarana Produksi) pertanian seperti : pengadaan pupuk, obat-obatan,

bibit, dan sejenisnya.

e. Pelaku usaha dibidang jasa seperti : petani penggarap, pemilik lahan/penggarap, sewa alat-alat

mesin pertanian, usaha jahit menjahit, perbengkelan/ cuci motor, pangkas rambut/ salon

kecantikan dan sejenisnya.

5. Penyusunan bentuk unit-unit usaha yang di kelola oleh BUMDesa baik yang dikelola internal manajemen

BUMDes, maupun dalam bentuk kerjasama lintas sektoral dengan pihak ketiga seperti : lembaga ekonomi,

Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan atau pihak lainnya, guna optimalisasi kegiatan peningkatan

perekonomian pada program ini.

PASAL 5

1. Untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian, seperti yang tertera pada pasal 4 ayat 4

tentang kriteria sasaran pengauatan permodalan, maka komponen kegiatan ini dilaksanakan pada BUMDes,

untuk itu maka pola usaha perkreditan atau bantuan permodalan untuk masyarakat dan dapat dilaksanakan

secara konvensional atau syariah, yang dimaksud dengan :

a. Ketentuan Kredit konvensional yaitu sebagai berikut :

a.1. Pagu kredit untuk perorangan dan untuk kelompok maksimal ditetapkan oleh Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) berdasarkan hasil analisis kemampuan usaha oleh Analis

kredit bersama dengan tenaga pendamping dan disetujui oleh manager

d. Tingkat suku bunga kredit ditentukan berdasarkan peraturan BUMDes yang besarnya

tidak melebihi jasa bank yang terendah.

a.2. Denda keterlambatan/ tunggakan angsuran agar ditetapkan berdasarkan Peraturan

BUMDes.

a.3. Tidak dikenakan biaya provisi dan administrasi;

a.4. Biaya materai menjadi beban debitur;

b. Syarat-syarat permohonan kredit berupa :

b.1. Surat Keterangan dari Desa setempat bahwa pemohon benar – benar mempunyai

kegiatan usaha dan baru akan membuka usaha;

Page 9: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

b.2. Fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku.

b.3. Jaminan/ Agunan : yaitu surat keterangan yang dibuat oleh pemohon yang

menyatakan jenis barang yang dijaminkan bermaterai cukup.

b.4. Khusus untuk pemohon yang baru akan membuka usaha baru ditambah dengan

proposal permohonan pinjaman tentang rencana penggunaan uang dan jenis usaha

yang akan dibukanya.

c. Angsuran dibayar setiap bulan sedangkan angsuran pertama dibayar 1 (satu) bulan setelah akad

kredit;

d. Pendapatan bunga dan denda menjadi pendapatan BUMDes yang penggunaannya mengacu

pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes.

e. Pengelolaan kredit secara syariah bisa menggunakan teknik kredit AL BAI BITSAMAN AJIL

(kredit barang berjangka) dan MUSYARAKAH (kredit penyertaan modal/modal ventura).

2. BUMDes dalam operasionalnya juga diberikan kesempatan untuk membuka unit-unit usaha, seperti yang

tertera dalam pasal 4 ayat 5, maka dalam rangka membuka unit-unit usaha tersebut di haruskan yang

berbasis pada pengembangan sumber potensi alam dan manusia di wilayah Desa Cibatok Satu untuk

dikembangkan menjadi sumber perekonomian masyarakat dengan membuka peluang kerjasama dengan

pihak ketiga, lembaga ekonomi, lembaga swadaya masyarakat, akademisi dan atau pihak lainya guna

optimalisasi kegiatan peningkatan perekonomian , yang dimaksud dengan :

a. Unit usaha pengembangan sumber potensi pertanian adalah sebuah dan atau beberapa unit

usaha yang dalam usahanya bergerak dibidang pertanian seperti terminal agribisnis, lumbung

desa, Agro wisata, kios saprotan, industri pengolahan hasil panen, penggilingan padi, budi daya

tanaman seperti : padi, palawija dan lain-lain.

b. Unit usaha pengembangan sumber potensi peternakan dan perikanan adalah sebuah dan atau

beberapa unit usaha yang dalam usahanya bergerak dibidang peternakan dan perikanan seperti :

penggemukan domba/ kambing, usaha peternakan unggas, budi daya ikan air tawar, terminal

agribisnis, pasar ternak, pasar ikan, Agro wisata, industri pengolahan hasil panen peternakan,

perikanan dan lain-lain.

c. Unit usaha lainya dapat pula dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan peluang usaha yang

tersedia di Desa Cibatok Satu maupun wilayah luar Desa Cibatok Satu, untuk kemudian lebih

lanjut penanganannya diberikan kepada Direktur dan menager BUMDes.

3 Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah upaya yang dilakukan pemerintahan Desa Cibatok Satu dan

Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu kepada masyarakat, dalam bentuk penumbuhan iklim usaha,

pembinaan dan pengembangan usaha, sehingga Usaha Kecil dan mikro mampu menumbuhkan dan

memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

4 Pembiayaan kerjasama pada unit usaha BUMDes adalah penyediaan dana oleh pemerintah Desa Cibatok

Satu melalui Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu, dunia usaha/Pihak Ketiga dan masyarakat dalam rangka

memperkuat permodalan usaha kecil dan usaha mikro.

Page 10: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

5 Pembinaan dan Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Cibatok Satu dan

Badan Usaha Milik Desa Cibatok Satu, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan

bantuan pernguatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil dan mikro, agar

mampu menjadi usaha yang tangguh dan mandiri;

6 Seluruh bentuk komponen pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian melalui BUMDes di atur lebih

rinci dalam Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa Cibatok Satu tentang Badan Usaha Milik Desa.

BAB. V

TAHAPAN PELAKSANAAN PADA KOMPONEN PROGRAM

KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

PASAL 6

1. Tahap pelaksanaan untuk kegiatan bidang pembangunan infrastruktur dimulai dengan persiapan

antara lain :

a. Petunjuk Pelaksanaan / Teknis yang terbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat adalah acuan

yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur Desa yang bersumber dari

bantuan keuangan dalam rangka Desa Membangun Menuju Desa Peradaban di Jawa Barat

Tahun 2010.

b. Sosialisasi Program pembangunan fisik infrastruktur oleh Kepala Desa yang dibantu oleh Tenaga

Pendamping, Tim Perencana Desa, BPD dan LPMD;

c. Pemerintah Desa bersama BPD, LPMD membentuk Tim Perencana Desa yang berasal dari

warga masyarakat yang dipilih dan dibentuk menjadi sebuah Tim Perencana teknis, berdasarkan

hasil musyawarah desa dengan mempertimbangkan kemampuan pengetahuan rancang

bangunan secara teknis untuk upaya memenuhi kriteria perencanaan yang ditetapkan dalam

petunjuk teknis yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat dalam tahapan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur desa.

d. Identifikasi Lokasi berdasarkan data RPJM Desa dan RKP, yang dilakukan oleh Kepala Desa

bersama-sama Tim Perencana Desa, BPD, LPMD dan tokoh masyarakat mengenaii

permasalahan infrastruktur beserta pemecahannya, adapun nantinya yang berkaitan dengan

sarana dan prasarana yang akan dibangun disusun dalam suatu daftar yang dibuat berdasarkan

urutan prioritas sesuai hasil musyawarah, jumlah objek dan besaran biayanya dipertimbangkan

pada ketersediaan Pagu Anggaran yang ditetapkan berdasarkan hasil kajian teknis tim

pendamping program dan pelaksana teknis. Daftar skala prioritas tersebut kemudian dibukukan

bersamaan dengan informasi yang memuat gambaran umum tentang lokasi kegiatan serta peta

lokasi yang menunjukan titik lokasi kegiatan.

e. Survey dan Pengukuran dilokasi, dilakukan oleh Kepala Desa bersama-sama Tim Perencana

Desa, BPD, LPMD dan tokoh masyarakat, guna mengetahui lebih rinci kondisi dan kebutuhan

atas dibangunnya objek-objek fisik tersebut, serta pagu anggaran yang perlu disediakan sesuai

Page 11: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian hasil pengukuran tersebut diolah menjadi data pra

perencanaan teknis.

f. Data pra perencanaan teknis yang telah dibuat kemudian diolah oleh Tim Perencana Desa

(TPD) menjadi perencanaan teknis atau DED, dalam pembuatannya TPD dapat meminta

pendamping serta saran teknis kepada TIM bantuan Teknis (Bantek) dari Dinas Tata

Bangunan /Kebina Margaan/Pengairan yang telah ditunjuk Pemerintah Kabupaten Bogor.

Detail Enginering Design (DED) berisikan antara lain :

d.1. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Harga satuan upah dan bahan

material didalamnya, berpedoman kepada Standar Harga Barang/Jasa, yang telah

ditetapkan Pemerintah Kabupaten berdasarkan Keputusan Bupati Bogor, jika

terdapat harga melebihi standar harga barang/jasa maka harus mengajukan untuk

perubahan harga tersebut kapada Kepala Desa untuk dibuatkan berita acara

perubahan standar harga yang digunakan, atas dasar musyawarah desa.

d.2. Gambar rencana teknis, dibuat berdasarkan data ukur dan pertimbangan teknis

yang diaplikasikan kedalam bentuk gambar berskala, gambar tersebut dibuat

sebagai dasar acuan pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan, disamping sebagai

dasar perhitungan RAB.

d.3. Daftar Rencana Kerja atau Time Schedule dan Network Planning berisi tentang

perkiraan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk setiap pekerjaan serta

perkiraan pencapaian progress kerja untuk setiap minggunya.

d.4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) dan didasarkan kepada RAB untuk

mengikat pelaksanaan

g. Cara Perhitungan RAB Perhitungan rencana anggaran biaya harga satuannya didasarkan pada

HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dengan tidak melebihi harga satuan harga Pemerintah

Kabupaten Bogor berdasarkan Keputusan Bupati Bogor.

h. Harga Bahan Material adalah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Besarnya harga bahan/ material dihitung

dengan satuan per unit, buah atau m³ disesuaikan dengan jenis bahan tersebut.

i. Volume Pekerjaan Volume Pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume atau

kubikasi suatu pekerjaan. Perhitungan volume adalah perhitungan untuk menghitung isi, luas dan

keliling suatu benda sehingga perlu diketahui rumus dan satuan benda yang akan dipergunakan

seperti Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Isi. Untuk menghitungnya harus menguasaii

tata cara membaca gambar bestek berikut gambar detail/ penjelasan.

2. Rencana kegiatan yang telah diajukan dalam bentuk proposal oleh Tim Perencana Desa harus mendapat

persetujuan Kepala Desa sebagai penanggungjawab program, apabila rencana kegiatan tersebut tidak/

kurang tepat pada sasaran maka dapat diusulkan kembali untuk dirubah dengan syarat :

Page 12: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

a. Alasan perubahan kegiatan tersebut harus dituangkan dalam bentuk kesepakatan dan hasil

musyawarah, untuk mengetahui secara lengkap seluruh alasan perubahan rencana.

b. Seluruh hasil musyawarah perubahan rencana dituangkan dalam Berita Acara perubahan yang

ditanda tangani oleh perwakilan peserta musyawarah.

c. Proposal perubahan diusulkan kembali kepada Penanggungjawab Program oleh Tim Perencana

Desa untuk mendapat persetujuan.

3. Penetapan Pola Pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/ jasa dikerjakan dengan cara swakelola, oleh

(OKMS) dan pelaksana teknis masing-masing lokasi kegiatan, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Desa.

BAB. VI

ORGANISASI PENGELOLA

KEGIATAN PENINGKATAN PEREKONOMIAN DESA

PASAL 7

1. Seluruh pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian desa dilaksanakan oleh organisasi Badan Usaha Milik Desa yang diatur secara rinci oleh Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa Cibatok Satu tentang BUMDes.

2. Untuk organisasi Pengelola Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD) dan unit-unit usaha lainya adalah organisasi yang berada diluar Struktur Pemerintah Desa Cibatok Satu, Susunan Organisasi Unit Usaha Perkreditan Desa (U2PD) disesuaikan dengan kebutuhan dengan sekurang-kurangnya terdiri dari : Manager, Analis kredit, Administrasi, Kasir dan suverpisi.

3. Adapun bentuk Bagan struktur Organisasi seperti yang tertera dalam lampiran satu, Peraturan Desa ini.

4. Tugas Pokok dan Fungsi ( TUPOKSI ) seperti yang tercantum dalam bagan struktur adalah sebagai berikut :

4.1. Pembina adalah Camat Cibungbulang memiliki tugas pokok :

a. Melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan Unit Usaha

Perkreditan Desa (U2PD)

b. Memberikan saran, dan pendapat kepada manajemen untuk kemajuan baik diminta maupun

tidak diminta.

4.2. Pemilik adalah Masyarakat Desa Cibatok Satu dalam hal ini Kepala Desa Cibatok Satu untuk dan

atas nama masyarakat Desa Cibatok Satu bertindak atas nama jabatannya, bertindak sebagai

Komisaris BUMDes, mempunyai tugas pokok :

a. Dalam hal penerimaan dan penyaluran dana bantuan keuangan Program Desa Mandiri dalam

Perwujudan Desa Peradaban bertindak pula sebagai Penanggungjawab Program.

b. Dalam hal penyaluran keuangan untuk untuk peningkatan perekonomian melalui BUMDes,

mempunyai tugas pokok :

b.1. Melakukan pengendalian terhadap percepatan proses pengajuan pencairan dana

program.

b.2. Melimpahkan kewenangan kepada Sekretaris Desa selaku Penanggungjawab

kegiatan dalam hal melakukan perjanjian penyerahan pemberian bantuan keuangan /

Hibah dengan direktur BUMDes.

Page 13: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

b.3. Memerintahkan kepada penanggungjawab kegiatan dalam hal proses penyaluran

bantuan keuangan hibah melalui transfer/pemindahbukuan dari rekening Kas Desa

kepada rekening BUMDes.

c. Melakukan pengawasan terhadap kelancaran pelaksanaan dalam pengelolaan Unit Usaha

Perkreditan Desa (U2PD).

d. Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh kinerja Unit Usaha Perkreditan Desa

(U2PD).

4.3. Penannggungjawab Kegiatan adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu pada kegiatan peningkatan

perekonomian mempunyai tugas pokok :

a. Membantu penanggungjawab program dalam hal pengendalian terhadap percepatan proses

pengajuan pencairan.

b. Melakukan perjanjian penyerahan pemberian bantuan keuangan / Hibah dengan direktur

BUMDes.

c. Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan administrasi permohonan pencairan dari BUMDes.

d. Memerintahkan bendahara untuk mentransfer/ pemindahbukuan dari rekening kas desa kepada

rekening BUMDes.

e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Penanggungjawab Program.

4.4. Bendahara kegiatan adalah Bendahara Desa dalam kegiatan ini mempunyai tugas pokok :

a. Melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam hal

penerimaan dan penyaluran bantuan keuangan pada Program Desa Mandiri dalam Perwujudan

Desa Peradaban.

b. Mentransfer/ memindahbukukan dari rekening kas desa kepada rekening BUMDes atas

perintah Penanggungjawab Kegiatan.

c. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan dan bertanggungjawab dalam

pelaksanaan tugasnya kepada Penanggungjawab Program.

4.5. Pengawas adalah Badan Permusyawaratan Desa Cibatok Satu mempunyai tugas Pokok :

a. Melakukan Pengawasan terhadap jalannya Badan Usaha Milik Desa secara menyeluruh

b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh BUMDes

secara meyeluruh.

4.6. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah personal yang diangkat oleh Kepala Desa

Cibatok Satu atas persetujuan BPD Cibatok Satu, setelah melalui hasil musyawarah Desa. Direktur

BUMDes mempunyai tugas pokok :

a. dalam hal penerimaan dan penyaluran dana bantuan keuangan Program Desa Mandiri dalam

Perwujudan Desa Peradaban, bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha Milik Desa dapat

menerima, mengelola dan merealisasikan dalam bentuk kegiatan peningkatan perekonomian

bersama Manager BUMDes.

b. Dalam hal pengelolaan, direktur dapat merencanakan, mengorganisir, merumuskan, memantau

dan mengendalikan BUMDes.

c. Dalam hal pengelolaan BUMDes secara keseluruhan direktur Mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugasnya kepada Penanggungjawab Program dan atau Kepala Desa Cibatok Satu

sebagai Komisaris BUMDes.

4.7. Manajer adalah personal yang diangkat oleh Kepala Desa Cibatok Satu atas persetujuan BPD

Cibatok Satu, setelah melalui hasil musyawarah Desa. Direktur BUMDes mempunyai tugas pokok :

Page 14: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

a. Tugas pokok Manager adalah Merencanakan, mengorganisir, merumuskan, memantau,

mengendalikan seluruh kegiatan-kegiatan Business enterprice BUMDes.

b. Fungsi Manager Bertanggung jawab atas terlaksananya Kegiatan Business enterprice

BUMDes yang meliputi :

b.1. Mengorganisir,mengkoordinir,dan mendelegasikan kegiatan yang berhubungan

dengan operasional Business enterprice BUMDes.

b.2. Menjamin terlaksananya pengelolaan operasional dan bisnis

b.3. Business enterprice BUMDes dilaksanakan secara efisien, efektif, akurat dan tepat

waktu.

b.4. Menyusun,merumuskan dan mengevaluasi rencana kegiatan Business enterprice

BUMDes.

b.5. Merumuskan,memantau,dan mengendalikan rencana kegiatan Business enterprice

BUMDes.

b.6. Merencanakan serta mengelola pemasaran dan produk jasa kegiatan Business

enterprice BUMDes yang terpercaya dan menguntungkan.

b.7. Memantau dan mengendalikan penerapan risiko dalam pengelolaan operasional

kegiatan Business enterprice BUMDes.

b.8. Merencanakan serta mengembangkan layanan unggul kepada nasabah

b.9. Menjalin dan membina hubungan baik dengan Pembina / pemegang saham dan

lembaga terkait

b.10. Merencanakan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, Merencanakan

serta menata usahakan administrasi secara tepat, cepat, dan akurat mengelola dan

memelihara asset BUMDes.

b.11. Mengelola prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku

b.12. Memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi

desa.

b.13. Mempertanggung jawabkan hasil kinerja pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta

kegiatannya

b.14. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pemilik

4.8. Kewenangan Manager :

a. Mewakili pemilik dalam hubungan eksternal atau unit kerja lainnya dalam upaya pencapaian

usaha Business enterprice BUMDes secara optimal

b. Menyetujui pemberian kredit

c. Menandatangani surat penagihan dan surat peringatan kepada nasabah

d. Menandatangani surta teguran / peringatan yang berkaitan dengan pembinaan pegawai

e. Menyetujui pemberian cuti / izin pegawai

f. Melakukan kunjungan kepada debitur / calon debitur dalam rangka proses pemberian kredit

serta pembinaan kepada debitur

g. Menangani masalah dalam rangka penyelamatan dan penyelesaian kredit macet

h. Melakukan penegakan disiplin kerja pegawai dalam lingkungan unit kerjanya

i. Mendelegasikan wewenang yang bersifat teknis operasiaonal dan administrasi kepada

bawahannya

4.9. Tenaga pendamping Lapangan (Lokal) memiliki tugas pokok :

Page 15: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

a. Melakukan tugas koordinasi dengan manajer, memberi masukan dan saran-saran dalam

rangka peningkatan dan pengembangan Business enterprice BUMDes.

b. Membantu manajer, untuk menyusun program kerja, membuat cashflow, menyusun proyeksi

usaha dan perencanaan lain dalam rangka peningkatan dan pengembangan Business

Enterprice BUMDes.

c. Mendampingi manjemen Business Enterprice BUMDes, dalam menganalisa menentukan

calon debitur/nasabah.

d. Menyusun laporan progress Kegiatan secara berkala dan insidental untuk untuk disampaikan

kepada Ketua Tim Pendamping Lapangan.

4.10. Tenaga Analis memiliki tugas pokok :

a. Melakukan On The Spot ( OTS ) ke lapangan

b. Melakukan analisa usaha terhadap calon nasabah

c. Membuat pelaporan kredit / bulan yang antara lain :

d. Rekap calon nasabah yang masuk

e. Rekap calon nasabah yang telah di realisasi

f. Melakukan pembinaan terhadap nasabah

g. Melakukan monitoring terhadap nasabah-nasabah

4.11. Tenaga Administrasi memiliki tugas pokok :

a. Membuat, menerima dan mengarsipkan surat-surat dan fax

b. Melakukan perhitungan penyusutan inventaris

c. Meregister biaya-biaya kantor

d. Menata kerjakan arsip bukti kas

e. Membuat laporan-laporan akhir bulan dan akhir tahun

f. Menerima berkas permohonan kredit dari calon nasabah

g. Memeriksa kelengkapan syarat-syarat permohonan kredit dari calon nasabah

h. Meregister berkas pemohonan di register permohonan kredit

i. Menyerahkan berkas permohonan kredit yang sudah lengkap bagian analisis kredit

j. Menerima hasil putusan kredit dari manager, untuk kredit yang disetujui dibuat perjanjian kredit,

berikut kwitansi. Sedangkan untuk kredit yang ditolak dibuat surat penolakan

k. Menyerahkan perjanjian kredit berikut kwitansi-kwitansi dan kartu Prima Nota kepada manager

untuk ditanda tangani

l. Menyrerahkan perjanjian kredit berikut kwitansi-kwitansi dan kartu Prima Nota kepada nasabah

untuk ditanda tangani

m. Menyerahkan bukti kwitansi kepada bagian kas untuk dilakukan pembayaran

n. Menerima tembusan bukti kwitansi dan mencatat transaksi realisasi kredit pada Kartu Prima

Nota

o. Melakukan penata usahaan berkas-berkas kredit

p. Membuat nomatif dan pelaporan kredit

4.12. Kasir memiliki tugas pokok :

a. Melakukan transaksi penarikan dan penyetoran uang dari nasabah

b. Melakukan validasi terhadap bukti-bukti transaksi penarikan dan penyetoran uang dari debitur

c. Membayar dan menerima uang atas transaksi penarikan dan penyetoran uang dari debitur

Page 16: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

d. Melakukan pencatatan di buku rekening nasabah, buku kas, dan kartu prima nota

e. Menyimpan bukti-bukti transaksi secara teratur untuk selanjutnya dilakukan pencocokan

dengan uang dan catatan jurnal transaksi

f. Menyrahkan bukti-bukti transaksi penarikan dan penyetoran uang kepada pihak-pihak terkait

g. Membuat laporan kas untuk difiat oleh manager

h. Melakukan penyimpanan uang di brankas

i. Melakukan penyimpanan kunci brankas

4.13. Supervisi memiliki tugas pokok :

a. Melakukan koordinasi dengan unit lain

b. Melakukan kajian resiko kredit atas fasilitas kredit yang dianjurkan debitur

c. Melakukan monitoring debitur secara berkala

d. Memantau dan mengevaluasi fortofolio kredit

e. Melakukan pembinaan kepada debitur kredit bermasalah

f. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap perda, perwal, dan peraturan

lainnya yang berlaku

g. Melaksanakan tugas yang lainnya yang diberikan oleh pemimpin

4.14. dalam hal pelaksanaan program desa mandiri dalam perwujudan desa peradaban, yang terkait

dengan unit-unit usaha yang dapat dikembangkan

a. Unit usaha pengembangan sumber potensi pertanian yang bekerja sama dengan Departemen

Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) Tunas Tani Mandiri (NASTARI), secara rinci dijelaskan dalam surat

perjanjian kerjasama.

b. Unit usaha pengembangan peternakan penggemukan domba ekor gemuk dan pembibitan

kambing boer, bekerja sama dengan RABITHAH FARM (alumnus Fakultas Peternakan IPB),

secara rinci dijelaskan dalam surat perjanjian kerjasama.

c. Unit usaha lainya dapat pula dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan peluang usaha yang

tersedia baik yang tersedia di Desa Cibatok Satu maupun wilayah luar Desa Cibatok Satu,

untuk kemudian lebih lanjut penanganannya diberikan kepada Direktur dan menager BUMDes.

BAB. VIIORGANISASI PENGELOLA

KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

PASAL 8

1. Seluruh pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa dilaksanakan oleh organisasi yang

pembentukannya melalui musyawarah desa yang kemudian dituangkan dalam berita acara pembentukan

pengelola pembangunan infrastruktur desa untuk kemudian dikukuh dengan Surat Keputusan Kepala Desa

Cibatok Satu.

2. Pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa pada program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa

Peradaban ini mengikuti petunjuk teknis yang diterbitkan BPMPD Provinsi Jawa Barat.

3. Adapun bentuk Bagan struktur Organisasi seperti yang tertera dalam lampiran dua Peraturan Desa ini;

Page 17: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

4. Tugas Pokok dan Fungsi ( TUPOKSI ) seperti yang tercantum dalam bagan struktur adalah sebagai berikut :

4.1. Pembina adalah Camat Cibungbulang, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa.

b. Memberikan saran dan pendapat kepada penanggungjawab program dan ketua OKMS untuk

kemajuan baik diminta maupun tidak diminta.

4.2. Penanggungjawab Program adalah Kepala Desa Cibatok Satu, dalam melaksanakan tugasnya

bertanggungjawab kepada forum musyawarah desa, Penanggungjawab Program mempunyai tugas

dan fungsi sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan perencanaan program melalui musyawarah desa.

b. Memfasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan program.

c. Mengesahkan rencana kegiatan baik kegiatan infrastruktur yang dibuat oleh Tim Perencana

Desa

d. Meminta penjelasan kepada penanggungjawab kegiatan maupun pelaksana kegiatan tehadap

permasalahan pelaksanaan kegiatan.

e. Menindak lanjuti permohonan pencairan dana bantuan keuangan atas dasar usulan dari

f. pelaksana kegiatan ( OKMS ) melalui Penanggungjawab kegiatan untuk mendapat persetujuan

pembina program tingkat kecamatan dan kabupaten.

g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur dan ekonomi

h. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina tingkat kecamatan maupun

kabupaten.

i. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban dari penanggungjawab kegiatan

4.3. Penanggungjawab kegiatan adalah Sekretaris Desa Cibatok Satu, mempunyai tugas dan fungsi

sebagai berikut :

a. Memfasilitasi teknis perencanaan berdasarkan musyawarah desa

b. Meminta penjelasan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada pelaksana kegiatan

(OKMS).

c. Memberikan perintah kepada pelaksana kegiatan ( OKMS ) untuk melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan atas izin dari Penanggungjawab Program.

d. Meneliti dan memberikan persetujuan atas rencana anggaran biaya ( RAB ) dan gambar

kegiatan pembangunan infrastruktur yang di susun oleh OKMS.

e. Memberikan persetujuan atas permohonan pencairan dana bantuan keuanganyang diusulkan

pelaksana kegiatan ( OKMS ).

f. Meneliti berkas permohonan pencairan dana bantuan keuangan dari pelaksana kegiatan

(OKMS ).

g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur.

h. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada penanggungjawab Program.

i. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban dari pelaksana kegiatan ( OKMS ).

4.4. Bendahara adalah Bendahara Desa Cibatok Satu, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Menerima dana bantuan langsung program desa peradaban dari provinsi Jawa Barat.

Page 18: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

b. Memindah bukukan/ transfer dana bantuan langsung Program Desa Mandiri dalam Perwujudan

Desa Peradaban ke rekening pelaksana kegiatan ( OKMS ) atas perintah Penanggungjawab

Program.

c. Membantu penanggungjawab kegiatan dalam meneliti kelengkapan berkas permohonan

pencairan dana bantuan yang yang diusulkan oleh pelaksana kegiatan ( OKMS ).

d. Membantu penanggungjawab Kegiatan dalam meneliti kelengkapan surat pertanggungjawaban

keuangan (SPJ) yang diajukan pelaksana kegiatan.

4.5. Pelaksana Kegiatan ( OKMS ) adalah unsur Lembaga pemberdayaan masyarakat ( LPM ) dan atau

warga masyarakat, yang ditunjuk berdasarkan musyawarah desa, Pelaksana kegiatan terdiri dari :

a. Ketua

b. Juru Bayar

c. Pelaksana Teknis

4.6. Ketua Pelaksana kegiatan ( OKMS ) mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana anggaran biaya dan gambar kegiatan yang telah di sahkan oleh Kepala

Desa berdasarkan musyawarah desa.

b. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan menyusun rencana kebutuhan pekerja yang akan

melaksanakan kegiatan.

c. Mengajukan permohonan pencairan dana bantuan keuangan kepada penanggungjawab

program melalui Penanggungjawab Kegiatan.

d. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada penanggungjawab program melalui

Penanggungjawab kegiatan.

4.7. Juru Bayar adalah personal yang ditunjuk berdasarkan musyawarah desa untuk melaksanakan tugas

dan tanggungjawab sebagai berikut :

a. Melakukan pembayaran upah kerja kepada pekerja secara langsung sesuai dengan daftar

pekerja atau kelompok yang telah ditetapkan oleh penanggungjawab kegiatan.

b. Melakukan pembayaran atas belanja bahan atau alat bangunan sesuai rencana yang telah

ditetapkan.

c. Mencatat setiap penerimaan maupun pengeluaran keuangan dalam buku kas umum.

d. Menyusun laporan keuangan yang ditanda tangani oleh ketua pelaksana kegiatan selanjutnya

diserahakan kepada Penanggungjawab program melalui penanggungjawab kegiatan untuk

mendapat pengesahan.

4.8. Pelaksana Teknis adalah unsur masyarakat dan atau pengurus lembaga kemasyarakatan yang di

tunjuk berdasarkan musyawarah desa untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab

sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan teknis pekerjaan dilokasi yang telah direncanakan atas perintah ketua

(OKMS) pelaksana kegiatan.

b. Melapokan perkembangan pekerjaan yang dilaksanakan kepada ketua (OKMS) pelaksana

kegitan.

Page 19: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

4.9. Pengawas adalah unsur BPD Cibatok Satu dan atau yang dutunjuk berdasarkan musyawarah

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan teknis

b. Mencatat dan memberikan laporan hasil pengawasan kepada Penanggungjawab program

melalui penanggungjawab kegiatan.

4.10. Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal) adalah warga Desa Cibatok Satu yang ditunjuk oleh

Penanggungjawab Program karena alasan mempunyai kemampuan dan pengetahuan teknis, dan

memiliki tugas pokok :

a. Melakukan tugas koordinasi dengan ketua OKMS, Pelaksana teknis Pekerjaan dan perencana

Teknis Desa/ Pengawas Teknis guna memberi masukan dan saran-saran dalam rangka

pelaksanaan pekerjaan infrastruktur.

b. Membantu ketua OKMS, PelaksanaTeknis Pekerjaan dan Perencana Teknis/Pengawas Teknis

dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan Infrastruktur.

c. Menyusun laporan progres pekerjaan secara berkala dan insidental untuk disampaikan kepada

Ketua Tim Pendamping Lapangan.

4.11. Tim Perencana Desa mempunyai tugas pokok dan fungsi :

a. Melakukan Survey dan Pengukuran dilakukan bersama Kepala Desa, BPD dan LPMD, guna

mengetahui lebih rinci kondisi dan kebutuhan atas dibangunnya objek-objek fisik tersebut, serta

pagu anggaran yang perlu disediakan sesuai kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian hasil

pengukuran tersebut diolah menjadi data pra perencanaan teknis.

b. Daftar pra perencanaan teknis yang telah dibuat kemudian diolah oleh Tim Perencana Desa

(TPD) menjadi perencanaan teknis atau Detail Engineer Design ( DED ), dalam pembuatannya

TPD dapat meminta pendamping serta saran teknis kepada TIM bantuan Teknis (Bantek) dari

Dinas Tata Bangunan /Kebina Margaan/Pengairan yang telah ditunjuk Pemerintah Kabupaten

Bogor.

c. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) didasarkan kepada RAB untuk

mengikat pelaksanaan.

d. Melakukan Perhitungan RAB Perhitungan rencana anggaran biaya harga satuannya

didasarkan pada harga satuan Pemerintah Kabupaten Bogor berdasarkan Surat Keputusan

Bupati Bogor Nomor : 601/573/Kpts/Huk/2009 tentang Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa

Konsultasi.

e. Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan harga pasar yang berada diwilayah

Kabupaten Bogor.

BAB VIII

PENGELOLAAN DANA PROGRAM

Page 20: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

PASAL 9

1. Dalam hal pengelolaan dana bantuan keuangan program, Pemerintah Desa dapat membentuk Tim Verifikasi

Pecairan Dana untuk membantu Kepala Desa dalam memverifikasi dan memberikan persetujuan untuk

pencairan dana untuk teknis pelaksanaan yang terdiri dari unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh Masyarakat yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa.

2. Biaya honorarium dan operasional program dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan teknis pengeluaran Tahap

I dan Tahap II dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sesuai Berita Acara Persetujuan Pencairan dari TIM

Verifikasi Pencairan Dana;

3. Dalam hal penggunaan dana Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, memenuhi

ketentuan Keputusan Gubernur Jawa Barat, bahwa dana bantuan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah) terbagi dalam :

a. Untuk Biaya Honorarium dan Operasional Program sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima

juta rupiah);

b. Untuk biaya pelaksanaan program sebesar Rp. 925.000.000,- (sembilan ratus dua puluh lima

juta rupiah).

BAB IX

PERHITUNGAN DAN PENGGUNAAN DANA BIAYA HONORARIUM DAN OPERASIONAL PROGRAM

PASAL 10

1. Biaya honorarium sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atau sama dengan 40 % (empat puluh

per-seratus) dari total Biaya Honorarium dan Operasional Program, untuk Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Bendahara Desa, Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan Desa,

Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal), Tim Perencana Desa (TPD) dan tokoh masyarakat yang terlibat aktif

dalam pelaksanaan program.

2. Biaya honorarium seperti yang disebutkan dalam ayat 1, adalah biaya yang dibagikan perbulan selama satu

tahun pada pelaksanaan Program Desa Mandiri Dalam Perwujudan Desa Peradaban.

3. Sesuai ayat 1, diatas maka rician dana biaya honorarium tersebut adalah sebagai berikut :

NONAMA PENERIMA HONOR JUMLAH HONOR

PENERIMA HONORARIUM PERBULAN PERTAHUN 1 Kepala Desa Rp 500,000 Rp 6,000,000 2 Sekretaris Desa Rp 150,000 Rp 1,800,000 3 Kaur Pembangunan Rp 100,000 Rp 1,200,000 4 Kaur Perekonomian Rp 100,000 Rp 1,200,000 5 Kaur Keuangan Rp 100,000 Rp 1,200,0006 Kaur Kesra Rp 100,000 Rp 1,200,000 7 Kaur Pemerintahan Rp 100,000 Rp 1,200,000 8 Kaur Umum Rp 100,000 Rp 1,200,000 9 Bendahara Desa Rp 150,000 Rp 1,800,000 10 Kepala Dusun 1 Rp 50,000 Rp 600,000 11 Kepala Dusun 2 Rp 50,000 Rp 600,000 12 Kepala Dusun 3 Rp 50,000 Rp 600,000

Page 21: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

13 Kepala Dusun 4 Rp 50,000 Rp 600,000 14 Badan Permusyawaratan Desa Rp 400,000 Rp 4,800,000 15 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Rp 100,000 Rp 1,200,000 16 Tenaga Pendamping Lapangan (Lokal) Rp 100,000 Rp 1,200,000 17 Tim Perencana Desa Rp 100,000 Rp 1,200,000 18 Ketua OKMS Rp 100,000 Rp 1,200,000 19 Pelaksana Teknis Rp 100,000 Rp 1,200,000

T O T A L Rp 30,000,000

4. Dalam hal penyaluran dana honorarium secara rinci diatur oleh Keputusan Kepala Desa.

PASAL 11

1. Biaya operasional pada pelaksanaan program adalah sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah)

atau sama dengan 60 % (enam puluh per-seratus) dari total Biaya Honorarium dan Operasional Program,

digunakan untuk Biaya perencanaan pelaksanaan pembagunan infrastruktur, biaya pembuatan proposal,

perjalanan dinas untuk kepentingan pelaksanaan program, belanja Alat Tulis Kantor (ATK), rapat-rapat,

pelaporan dan biaya makanan dan miuman.

2. Biaya operasional seperti yang disebutkan dalam ayat 1, adalah biaya yang direalisasikan selama kurun

waktu satu tahun pada pelaksanaan Program Desa Mandiri Dalam Perwujudan Desa Peradaban.

3. Sesuai ayat 1, diatas maka rician dana biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut :

NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH BIAYA

1 Biaya Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Rp 10,000,000 2 Pembuatan proposal Rp 5,000,000 3 Biaya Perjalanan Dinas Rp 5,000,000 4 Belanja ATK Rp 5,000,000 5 Biaya rapat-rapat Rp 5,000,000 6 Biaya pembuatan laporan Rp 10,000,000 7 Biaya belanja makanan dan minuman Rp 5,000,000

T O T A L Rp 45,000,000

4. Dalam hal penyaluran dana honorarium secara rinci diatur oleh Keputusan Kepala Desa.BAB X

MEKANISME PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM

PASAL 12

1. Dalam hal dana bantuan keuangan program telah masuk ke Rekening Kas Desa Cibatok Satu, maka Kepala

Desa dapat memerintahkan kepada Sekretaris Desa untuk memperoses lebih lanjut dengan Tim Verifikasi

Pencairan Dana dengan membuat Berita Acara Persetujuan Pencairan;

2. Tahapan pencairan untuk kegiatan Peningkatan Perekonomian dan Pembangunan Ifrastruktur Desa

dilaksanakan dalam tiga tahapan dengan ketentuan :

a. Tahap I sebesar 40 % dicairkan setelah pelaksana kegiatan mengajukan persyaratan pencairan

kepada Kepala Desa;

b. Tahap II sebesar 40 % dicairkan setelah realisasi dana Tahap I telah mencapai 80 % sesui

dengan ketentuan dan mengajukan persyaratan pencairan kepada Kepala Desa;

Page 22: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

c. Tahap III sebesar 20 % dicairkan setelah pelaksanaan kegiatan mencapai 80 % dengan

ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari

pelaksana kegiatan.

PASAL 13

Adapun Tahapan pencairan dana bantuan keuangan program yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan

peningkatan perekonomian, dengan ketentuan sabagai berikut :

a. Surat permohonan pencairan tahap awal untuk kegiatan peningkatan perekonomian desa,

sebesar 40% (empat puluh per-seratus) dari total pembiayaan yang diajukan Direktur BUMDes

kepada Kepala Desa;

b. Pemohonan pecairan untuk kegiatan peningkatan perekonomian harus dibuat oleh BUMDes

dengan persyaratan sebagai berikut :

b.1. Proposal permohonan;

b.2. Proyeksi cash flow yang di ajukan oleh Manajer BUMDes;

b.3. Rencana penggunaan dan pemanfaatan dana;

b.4. Photo Copy buku rekening Bank Jabar Banten atas nama BUMDes;

b.5. Surat perjanjian penyerahan batuan antara Kepala Desa dengan Direktur BUMDes.

c. Dalam hal dokumen pencairan telah lengkap maka Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan

diketahui Tim Pendamping Lokal (counter sign), memindah bukukan dari Kas Desa ke rekening

BUMDes, sebesar sebagaimana yang disebutkan dalam point a, sesuai ketentuan perbankan

yang berlaku;

d. Dalam hal dana tersebut telah masuk ke rekening BUMDes, Kepala Desa memerintahkan

Sekretaris Desa untuk menyampaikan tembusan bukti pencairan kepada Kepala BPMPD

Provinsi Jawa Barat, Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang;

e. Dalam hal dana telah dicairkan oleh Direktur BUMDes sesuai kebutuhan secara bertahap

kepada Manajer maka selanjutnya Direktur dan Manajer BUMDes menyampaikan photo copy

bukti pencairan kepada Kepala Desa untuk disampaikan tembusannya Kepada Kepala BPMPD

Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang;

f. Dalam hal pemanfaatan dana tahap awal telah mencapai 80 % serta berjalan dengan baik dan

lancar sesuai peruntukannya, maka pencairan berikutnya sebesar 40 % (empat puluh per-

seratus) dapat diajukan dengan mekanisme seperti pencairan tahap awal, dengan ketentuan

permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari Manajer

dan Berita Acara hasil pemeriksaan/ audit dari Direktur BUMDes yang diketahui oleh BPD;

g. Pencairan sisa dana sebesar 20 % (dua puluh per-seratus) dapat dicairkan setelah

pelaksanaan kegiatan dan atau pemanfaatan dana telah mencapai 80 % (delapan puluh per-

seratus), dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban

penggunaan dari Manajer dan Berita Acara hasil pemeriksaan/ audit dari Direktur BUMDes

yang diketahui oleh BPD;

Page 23: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

h. Untuk pelaksanaan kegiatan, dibuat surat perjanjian pelaksanaan kegiatan antara Direktur

BUMDes dengan Manajer.

PASAL 14

Adapun Tahapan pencairan dana bantuan keuangan program yang harus dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan

pembangunan infrastruktur desa, dengan ketentuan sabagai berikut :

a. Surat permohonan pencairan tahap awal untuk kegiatan pembangunan infrastruktur desa,

sebesar 40 % (empat puluh per-seratus) dari total pembiayaan yang diajukan Ketua Organisasi

Keswadayaan Masyarakat Setempat (OKMS) kepada Kepala Desa;

b. Pemohonan pecairan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur desa, harus dibuat oleh OKMS

dengan persyaratan sebagai berikut :

b.1. Kelengkapan administrasi proyek, terdiri atas photo copy Daftar Recana Anggaran

Biaya dari masing-masing paket pekerjaan, Daftar Harga Perkiraan Setempat (HPS)

dan Gambar-gambar Teknis rencana pekerjaan;

b.2. Photo Copy Surat Perintah Kontrak Kerja, Surat Perintah Mulai Kerja, buku rekening

Bank Jabar Banten atas nama OKMS;

b.3. Surat perjanjian penyerahan batuan antara Kepala Desa dengan Ketua OKMS.

c. Dalam hal dokumen pencairan telah lengkap maka Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan

diketahui Tim Pendamping Lokal (counter sign), memindah bukukan dari Kas Desa ke rekening

OKMS, sebesar sebagaimana yang disebutkan dalam point a, sesuai ketentuan perbankan

yang berlaku;

d. Dalam hal dana tersebut telah masuk ke rekening OKMS, Kepala Desa memerintahkan

Sekretaris Desa untuk menyampaikan tembusan bukti pencairan kepada Kepala BPMPD

Provinsi Jawa Barat, Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat Cibungbulang;

e. Dalam hal dana telah dicairkan oleh OKMS sesuai kebutuhan secara bertahap kepada Manajer

maka selanjutnya OKMS menyampaikan photo copy bukti pencairan kepada Kepala Desa

untuk disampaikan tembusannya Kepada Kepala BPMPD Kabupaten Bogor dan Camat

Cibungbulang;

f. Dalam hal pemanfaatan dana tahap awal telah mencapai 80 % serta berjalan dengan baik dan

lancar sesuai peruntukannya, maka pencairan berikutnya sebesar 40 % (empat puluh per-

seratus) dapat diajukan dengan mekanisme seperti pencairan tahap awal, dengan ketentuan

permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dari OKMS

dan Berita Acara hasil pemeriksaan dari Tim Pendamping Lokal OKMS yang diketahui oleh

BPD;

g. Pencairan sisa dana sebesar 20 % (dua puluh per-seratus) dapat dicairkan setelah

pelaksanaan kegiatan dan atau pemanfaatan dana telah mencapai 80 % (delapan puluh per-

seratus), dengan ketentuan permohonan pencairan dilampiri dengan bukti pertanggungjawaban

Page 24: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

penggunaan dari OKMS dan Berita Acara hasil pemeriksaan dari Tim Pendamping Lokal dan

OKMS yang diketahui oleh BPD;

BAB XI EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

PASAL 15

1. Untuk menjaga hasil-hasil pelaksanaan program agar berhasil optimal serta dapat terus berkesinambungan

dan terlestarikan dengan baik, maka seluruh pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian dan kegiatan

pembangunan infrastruktur desa, harus terus dievaluasi;

2. Metode evaluasi dilaksanakan melalui : musyawarah desa, rapat koordinasi, peninjauan lokasi pelaksanaan

kegiatan dan pemeriksaan atau audit;

3. Pihak-pihak yang dapat melaksanakan evaluasi adalah Kepala Desa (penanggungjawab program), Badan

Permusyawaratan Desa (pengawas), sekretaris Desa (penanggungjawab kegiatan), Tim Perencana Desa,

Tim Pendamping Lokal, Direktur BUMDes dan Ketua OKMS;

4. Hasil evaluasi dapat merubah dan atau menetapkan kembali seluruh pelaksanaan kegiatan program sesuai

hasil musyawarah desa dan atau rapat koordinasi dengan mengacu pada ketentuan petunjuk teknis

pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Desa ini.

PASAL 16

Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan perekonomian desa dilaksanakan secara berjenjang, sebagai

berikut:

a. Laporan bulanan adalah :

Manager dan atau pengelola unit usaha membuat laporan kegiatan kepada BUMDES dengan

tembusan Sekretaris Desa sebagai penanggungjawab kegiatan untuk kemudian disampaikan

kepada Kepala Desa dengan mempergunakan standar administrasi yag sudah dibakukan

dalam Akuntansi standar dan menggunakan format pelaporan seperti yang tertera dalam buku

petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat, untuk

kemudian Kepala Desa sebagai Pemilik BUMDes melaporkan kepada Camat;

b. Laporan Triwulan adalah :

Camat melaporkan seluruh pelaksanaan sesuai laporan yang sampaikan oleh Kepala Desa

kepada Kepala BPMPD Kabupaten setiap tiga bulan sekali/ pertriwulan;

c. laporan tahunan adalah :

Manager / Pengelola usaha membuat laporan kegiatan pada akhir tahun kepada Direktur

BUMDes dengan tembusan kepada Kepala Desa, Camat dan BPMPD Kabupaten dengan

mempergunakan standar adminisrtasi yang sudah dibakukan dalam Akuntansi standar dan

menggunakan format pelaporan seperti yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan

yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat.

Page 25: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

PASAL 17

Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa dilaksanakan secara berjenjang, sebagai

berikut:

a. Laporan mingguan adalah :

Pelaksana kegiatan melaporkan rekpitulasi perkembagan pelaksanaan kegiatan Kepada Ketua

OKMS dalam kurun waktu persatu minggu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan

format pelaporan seperti yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan

oleh BPMPD Provinsi Jawa Barat, serta menyampaikan tembusan kepada Sekretaris Desa

sebagai penanggungjawab kegiatan, untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Desa

sebagai penanggungjawab program.

b. Laporan bulanan adalah :

Kepala Desa melaporkan tingkat perkembangan pelaksanaan kegiatan / pekerjaan Kepada

Camat sebagai pembina program dalam setiap bulan, untuk kemudian Camat melaporkan

perkembangan pelaksanaan Kegiatan / pekerjaan Kepada BPMPD Kabupaten Bogor;

c. Laporan pelaksanaan pekerjaan selesai 100 % (sertus per-seratus) adalah :

Ketua OKMS bersama pelaksana kegiatan membuat laporan akhir yang berisikan gambar

teknis akhir (As Built Drawing) dilengkapi dengan laporan penggunaan biaya beserta dengan

perubahan jika terdapat perubahan palaksanaan pekerjaan untuk kemudian diserah terimakan

dari Ketua OKMS kepada Kepala Desa sebagai penanggungjawab program, seluruh

administrasi pelaporan dan serah terima pekerjaan menggunakan format pelaporan seperti

yang tertera dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan yang diterbitkan oleh BPMPD Provinsi

Jawa Barat.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

PASAL 18

Dalam hal pelaksanaan Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban, mengenai segala ketentuan

teknis pelaksanaan yang belum diatur oleh Peraturan Desa ini, maka kemudian dapat diatur dengan Keputusan

Kepala Desa berdasarkan dengan persetujuan bersama BPD.

PASAL 19

Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, maka segala hal yang terkait dengan seluruh aspek pelaksanaan dan

optimalisasi Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban di wilayah Desa Cibatok Satu, diatur

melalui Peraturan Desa ini.

PASAL 20

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan desa ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Desa.

Page 26: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

Ditetapkan di Cibatok SatuPada tanggal 08 September 2010KEPALA DESA CIBATOK SATU

Diundangkan di CibinongPada tanggal..........................SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN BOGOR

ACEP SUKENDAR

Hj. NURHAYANTI, SH, MM, M.SiBERITA DAERAH KABUPATEN BOGORTahun 2010, Nomor

Lampiran I Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor : 3 Tahun 2010Tanggal : 08 September 2010Tentang : Pengelolaan Bantuan Keuangan

Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban Tahun 2010.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PENINGKATAN EKONOMI

PEMERIKSA

INSPEKTORAT WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT &

KABUPATEN BOGORPEMBINA

CAMAT CIBUNGBULANG

PENGAWAS

BPD CIBATOK SATU

PELINDUNG

KEPALA BPMPD KABUPATEN BOGOR

DIREKTURBUMDes

MANAGER BUMDes

UNIT USAHA SIMPAN PINJAM

TIM PENDAMPINGLOKAL

PENANGGUNGJAWAB PROGRAM

KEPALA DESA CIBATOK SATU

PEMILIK BUMDes

KEPALA DESA CIBATOK SATU

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

SEKRETARIS DESA

CIBATOK SATU

BENDAHARA DESA CIBATOK SATU

UNIT USAHA PETERNAKAN

UNIT USAHA PERTANIAN

ANALIS KREDIT ADMINISTRASI KASIR SUPERVISI

Page 27: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

: Garis Instruksi: Garis Koordinasi

Lampiran II Peraturan Desa Cibatok Satu Nomor : 3 Tahun 2010Tanggal : 08 September 2010 Tentang : Pengelolaan Bantuan Keuangan

Program Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa Peradaban Tahun 2010.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASIPELAKSANA KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

PEMERIKSA

INSPEKTORAT WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT &

KABUPATEN BOGORPEMBINA

CAMAT CIBUNGBULANG

PENGAWAS

BPD CIBATOK SATU

PELINDUNG

KEPALA BPMPD KABUPATEN BOGOR

PENANGGUNGJAWAB PROGRAM

KEPALA DESA CIBATOK SATU

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

SEKRETARIS DESA

CIBATOK SATU

BENDAHARA DESA CIBATOK SATU

KETUA OKMS

MASYARAKATCIBATOK SATU

TIM PENDAMPINGLOKAL

PERENCANATEKNIS

PELAKSANA TEKNIS

KETUA RW ATAU RTDI LOKASI PENERIMA PROGRAM

JURU BAYARPERANGKAT DESAKAUR KEUANGAN

Page 28: Peraturan Desa Nomor. 03 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan Program Peradaban

: Garis Instruksi

: Garis Koordinasi