21
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL Tanggal: 6 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) _________________________________________________________________ Presiden Republik Indonesia Menimbang a. bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka beristri lebih dari seorang dan perceraian sejauh mungkin harus dihindarkan; b. bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan kepada peraturan perundang- undangan yang berlaku, termasuk menyelenggarakan kehidupan berkeluarga; c.untuk dapat melaksanakan kewajiban yang demikian itu, maka kehidupan Pegawai Negeri Sipil harus ditunjang oleh kehidupan yang serasi, sejahtera, dan bahagia, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya tidak akan banyak terganggu oleh masalah-masalah dalam keluarganya; d. bahwa dalam rangka usaha untuk lebih meningkatkan dan menegakkan disiplin Pegawai Negeri Sipil serta memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan dipandang perlu mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil; Mengingat 1.Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2.Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019); 3.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 4.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050); 5.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3058); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Tanggal: 6 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA)_________________________________________________________________

Presiden Republik Indonesia

Menimbang a.bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorangwanita sebagai suami istri dengan tujuan membentukkeluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, makaberistri lebih dari seorang dan perceraian sejauh mungkin harus dihindarkan;

b.bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdimasyarakat yang harus menjadi teladan yang baik bagimasyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk menyelenggarakan kehidupan berkeluarga;

c.untuk dapat melaksanakan kewajiban yang demikian itu, maka kehidupan PegawaiNegeri Sipil harus ditunjang oleh kehidupan yang serasi,sejahtera, dan bahagia, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakantugasnya tidak akan banyak terganggu oleh masalah-masalah dalam keluarganya;

d.bahwa dalam rangka usaha untuk lebih meningkatkan dan menegakkan disiplinPegawai Negeri Sipil serta memberikan kepastian hukum danrasa keadilan dipandang perlu mengubah beberapa ketentuan dalam PeraturanPemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagiPegawai Negeri Sipil;

Mengingat 1.Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;2.Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019);3.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor3041);

4.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undangNomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050);

5.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang PengangkatanPemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil(Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor3058);

6.Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PegawaiNegeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);

Page 2: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

7.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan danPerceraian bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 13,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3250);

MEMUTUSKAN:Menetapkan:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIATENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983

TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pasal I

Mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang IzinPerkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil yaitu :

1. Mengubah ketentuan Pasal 3 sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:"Pasal 3

(1) Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin atau suratketerangan lebih dahulu dari Pejabat;

(2)

Bagi Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai penggugat atau bagi PegawaiNegeri Sipil yang berkedudukan sebagai tergugat untuk memperoleh izin atau suratketerangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengajukan permintaan secaratertulis; (3)Dalam surat permintaan izin atau pemberitahuan adanya gugatan perceraianuntuk mendapatkan surat keterangan harus dicantumkan alasan yang lengkap yangmendasarinya".

2. Mengubah ketentuan Pasal 4 sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:"Pasal 4

(1) Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izinlebih dahulu dari Pejabat.

(2) Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat.(3) Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis.

(4) Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), harus dicantumkanalasan yang lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristri lebih dari seorang".

3. Mengubah ketentuan ayat (2) Pasal 5 sehingga berbunyi sebagai berikut: "(2) Setiap atasanyang menerima permintaan izin dari PegawaiNegeri Sipil dalam lingkungannya, baik untuk melakukan perceraian dan atau untuk beristrilebih dari seorang, wajib memberikan pertimbangan dan meneruskannya kepada Pejabatmelalui saluran hierarki dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan terhitung mulaitanggal ia menerima permintaan izin dimaksud".

4. Mengubah ketentuan Pasal 8 sebagai berikut:

a.

Diantara ayat (3) dan ayat (4) lama disisipkan satu ayat yang dijadikan ayat (4) baru, yangberbunyi sebagai berikut : "(4) Pembagian gaji kepada bekas istri tidak diberikan apabilaalasan perceraian disebabkan karena istri berzinah, dan atau istri melakukan kekejamanatau penganiayaan berat baik lahir maupun batin terhadap suami, dan atau istri menjadipemabuk, pemadat, dan penjudi yang sukar disembuhkan, dan atau istri telahmeninggalkan suami selama dua tahun berturut-turut tanpa izin suami dan tanpa alasanyang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya ".

b. Ketentuan ayat (4) lama selanjutnya dijadikan ketentuan ayat (5) baru.

c.Mengubah ketentuan ayat (5) lama dan selanjutnya dijadikan ayat (6) baru sehinggaberbunyi sebagai berikut : "(6) Ketentuansebagaimana dimaksud dalam ayat (5) tidak berlaku, apabila istri meminta cerai karena

Page 3: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

dimadu, dan atau suami berzinah, dan atau suami melakukan kekejaman ataupenganiayaan berat baik lahir maupun batin terhadap istri, dan atau suami menjadipemabuk, pemadat, dan penjudi yang sukar disembuhkan, dan atau suami telahmeninggalkan istri selama dua tahun berturut-turut tanpa izin istri dan tanpa alasan yangsah atau karena hal lain di luar kemampuannya".

d. Ketentuan ayat (6) lama selanjutnya dijadikan ketentuan ayat (7) baru.5. Mengubah ketentuan ayat (1) Pasal 9 sehingga berbunyi sebagai berikut:

"(1) Pejabat yang menerima perniintaan izin untuk beristri lebih dari seorang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajibmemperhatikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan dalam surat pemintaanizin dan pertimbangan dari atasan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan."

6. Ketentuan Pasal II dihapuskan seluruhnya.

7.

Ketentuan Pasal 12 lama dijadikan ketentuan Pasal 11 baru, dengan mengubah ketentuanayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut :"(3) Pimpinan Bank Milik Negara dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara, wajib meminta izinlebih dahulu dari Piesiden."

8. Mengubah ketentuan Pasal 13 lama dan selanjutnya dijadikan ketentuan Pasal 12 baru,sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 12Pemberian atau penolakan pemberian izin untuk melakukan perceraian atau sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 dan untuk beristri lebih dari seorang sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1), dilakukan oleh Pejabat secara tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan terhitung mulai ia menerima permintaan izin tersebut."

9. Ketentuan Pasal 14 lama selanjutnya dijadikan ketentuan Pasal 13 baru.

10 Mengubah ketentuan Pasal 15 lama dan selanjutnya dijadikan ketentuan Pasal 14 baru,sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 14"Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan istrinya ataudengan pria yang bukan suaminya sebagai suami istritanpa ikatan perkawinan yang sah"

11.Mengubah ketentuan Pasal 16 lama dan selanjutnya dijadikan ketentuan Pasal 15 baru,sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 15

(1)

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar salah satu atau lebih kewajiban/ ketentuan Pasal 2ayat (1), ayat (2), Pasal 3 ayat (1), Pasal 4 ayat (1), Pasal 14, tidak melaporkanperceraiannya dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu bulan terhitung mulaiterjadinya perceraian, dan tidak melaporkan perkawinannya yang kedua/ketiga/keempatdalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun terhitung sejak perkawinan tersebutdilangsungkan, dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

(2)Pegawai Negeri Sipil wanita yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (2) dijatuhi hukumandisiplin pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil;

(3)Atasan yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (2), dan Pejabat yang melanggar ketentuanPasal 12, dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil."

12.Mengubah ketentuan Pasal 17 lama dan selanjutnya dijadikan ketentuan Pasal 16 baru,sehingga berbunyi sebagai berikut:

"Pasal 16Pegawai Negeri Sipil yang menolak melaksanakan ketentuan pembagian gaji sesuai denganketentuan Pasal 8, dijatuhi salah satu hukumandisiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang PeratuanDisiplin Pegawai Negeri Sipil."

13.Sesudah Pasal 16 baru ditambah satu ketentuan baru, yang dijadikan Pasal 17 baru yangberbunyi sebagai berikut:

"Pasal 17

Page 4: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

(1)

Tata cara penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan ketentuan Pasal 15 dan atau Pasal 16Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan sesuaidengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PegawaiNegeri Sipil;

(2)

Hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentangPeraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil terhadap pelanggaran Peraturan PemerintahNomor 10 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah ini, berlaku bagi mereka yangdipersamakan sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut ketentuan Pasal 1 huruf a angka 2Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983."

Pasal IIPeraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orangmengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 September 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAttd.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 September 1990MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ttd.MOERDIONO

Page 5: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN1990 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983

TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

UMUMPegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakatdiharapkan dapat menjadi teladan yang baik bagimasyarakat dalam tingkah laku, tindakan, dan ketaatan kepada peraturan perundangundanganyang berlaku. Perkawinan merupakan ikatan lahirbatin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentukkeluarga yang bahagia dan kekal berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa. Pegawai Negeri Sipil harus mentaati kewajiban tertentu dalam halhendak melangsungkan perkawinan, beristri lebihdari satu, dan atau bermaksud melakukan perceraian. Sebagai unsur aparatur negara, abdinegara, dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipildalam melaksanakan tugasnya diharapkan tidak terganggu oleh urusan kehidupan rumahtangga/keluarganya. Dalam pelaksanaannya, beberapaketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tidak jelas. Pegawai Negeri Sipil tertentuyang seharusnya terkena ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 dapatmenghindar, baik secara sengaja maupun tidak, terhadap ketentuan tersebut. Disamping ituadakalanya pula Pejabat tidak dapat mengambil tindakan yang tegas karena ketidakjelasanrumusan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 itu sendiri, sehingga dapatmemberi peluang untuk melakukan penafsiran sendiri-sendiri. Oleh karena itu dipandang perlumelakukan penyempurnaan dengan menambah dan atau mengubah beberapa ketentuanPeraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tersebut. Beberapa perubahan yang dimaksudadalah mengenai kejelasan tentang keharusan mengajukan permintaan izin dalam hal akan adaperceraian, larangan bagi Pegawai Negeri Sipil wanita untuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat,pembagian gaji sebagai akibat terjadinya perceraian yang diharapkan dapat lebih menjaminkeadilan bagi kedua belah pihak. Perubahan lainnya yang bersifat mendasar dan lebih memberikejelasan terhadap ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 ialah mengenaipengertian hidup bersama.yang tidak diatur sebelumnya. Dalam Peraturan Pemerintah ini disamping diberikan batasan yang lebih jelas, juga ditegaskan bahwa Pegawai Negeri Sipildilarang melakukan hidup bersama. Pegawai Negeri Sipil yang melakukan hidup bersamadijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun1980. Mengingat faktor penyebab pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun1983 berbeda-beda maka sanksi terhadap pelanggaran yang semula berupa pemberhentiandengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil, dalam PeraturanPemerintah ini diubah menjadi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan PeraturanPemerintah, Nomor 30 Tahun 1980, hal mana dimaksudkan untuk lebih memberikan rasakeadilan. Mereka yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 dipersamakandengan Pegawai Negeri Sipil, apabila melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah ini, dikenakan pula hukuman disiplin berat berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

PASAL DEMI PASAL

1.

Pasal 3Ayat (1) Ketentuan ini berlaku bagi setiap Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukanperceraian, yaitu bagi Pegawai Negeri Sipilyang mengajukan gugatan perceraian (penggugat) wajib memperoleh izin lebih dahulu dariPejabat, sedangkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menerima gugatan perceraian (tergugat)wajib memperoleh surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat sebelum melakukanperceraian.Ayat (2) Permintaan izin perceraian diajukan oleh penggugat kepada Pejabat secara tertulismelalui saluran hierarki sedangkan tergugat wajib memberitahukan adanya gugatanperceraian dari suami/istri secara tertulis melalui saluran hierarki dalam jangka waktu

Page 6: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

selambat-lambatnya enam hari kerja setelah menerima gugatan perceraian.Ayat (3) Cukup jelas

2. Pasal 4Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa selama berkedudukan sebagai istrikedua/ketiga/keempat dilarang menjadi Pegawai Negeri Sipil

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

3.

Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Setiap atasan yang menerima permintaan izin untukmelakukan perceraian atau untuk beristri lebihdari seorang wajib memberikan pertimbangan secara tertulis kepada Pejabat. Pertimbanganitu harus memuat hal-hal yang dapat digunakanoleh Pejabat dalam mengambil keputusan, apakah permintaan izin itu mempunyai dasaryang kuat atau tidak. Sebagai bahan dalam membuatpertimbangan, atasan yang bersangkutan dapat meminta keterangan dari suami/istri yangbersangkutan atau dari pihak lain yang dipandangdapat memberikan keterangan yang meyakinkan.

4.

Pasal 8Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelasAyat (5) Cukup jelasAyat (6) Cukup jelasAyat (7) Cukup jelas

5.

Pasal 9Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas

6.

Pasal 11Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas

7. Pasal 12Cukup jelas

Page 7: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

8.

Pasal 14Yang dimaksud dengan hidup bersama adalah melakukan hubungan sebagai suami istri diluar ikatan perkawinan yang sah yangseolah-olah merupakan suatu rumah tangga.

9.

Pasal 15Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas

10. Pasal 16Cukup jelas

11.Pasal 17Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas

Pasal IICukup jelas

Page 8: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 10 TAHUN 1983

TENTANGIZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 danPeraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 telah diaturketentuan tentang perkawinan yang berlaku bagi segenap warganegara dan penduduk Indonesia;

b. bahwa Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan contoh yang baikkepada bawahannya dan menjadi teladan sebagai warga negarayang baik dalam masyarakat, termasuk dalam menyelenggarakankehidupan berkeluarga;

c. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan disiplin PegawaiNegeri Sipil dalam melakukan perkawinan dan perceraian,dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Pemerintahmengenai izin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai NegeriSipil;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai

dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Tahun 1969Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan LembaranNegara Nomor 3019);

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokokKepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang PemerintahanDesa (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 56, TambahanLembaran Negara Nomor 3153);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang PelaksanaanUndang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan(Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan LembaranNegara Nomor 3050);

7. Peraturan Pemerintah …

Page 9: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang WewenangPengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Pegawai NegeriSipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, TambahanLembaran Negara Nomor 3058);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1976 tentangKeanggotaan Pegawai Negeri Sipil Dalam Partai Politik danGolongan Karya;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang PeraturanDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PERKAWINANDAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

a. Pegawai Negeri Sipil adalah1. Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor

8 Tahun 1974;2. Yang dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil yaitu

(a) Pegawai Bulanan di samping pensiun;(b) Pegawai Bank milik Negara;(c) Pegawai Badan Usaha milik Negara;(d) Pegawai Bank milik Daerah;(e) Pegawai Badan Usaha milik Daerah;(f) Kepala Desa, Perangkat Desa, dan petugas yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di Desa;

b. Pejabat adalah1. Menteri;2. Jaksa Agung;3. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen;4. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara5. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I;6. Pimpinan Bank milik Negara;7. Pimpinan Badan Usaha milik Negara;8. Pimpinan Bank milik Daerah;9. Pimpinan Badan Usaha milik Daerah;

Pasal 2 …

Page 10: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

Pasal 2

(1) Pegawai Negeri Sipil yang melangsungkan perkawinan pertama, wajibmemberitahukannya secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalamwaktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pegawai-Negeri Sipil yang telah menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.

Pasal 3

(1) Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izinlebih dahulu dari Pejabat.

(2) Permintaan untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)diajukansecara tertulis.

(3) Dalam surat permintaan izin perceraian harus dicantumkan alasan yang lengkapyang mendasari permintaan izin perceraian itu.

Pasal 4

(1) Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib memperolehizin lebih dahulu dari Pejabat.

(2) Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan untuk menjadi isteri kedua/ketiga/keempat dari Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan menjadi isteri kedua/ketiga/keempat daribukan Pegawai Negeri Sipil, wajib memperoleh izin lebih dahulu dari Pejabat.

(4) Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diajukan secaratertulis.

(5) Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), harusdicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristerilebih dari seorang atau untuk menjadi isteri kedua/ ketiga/keempat.

Pasal 5

(1) Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 diajukan kepadaPejabat melalui saluran tertulis.

(2) Setiap …

Page 11: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

(2) Setiap atasan yang menerima permintaan izin dari Pegawai Negeri Sipil dalamlingkungannya, baik untuk melakukan perceraian atau untuk beristeri lebih dariseorang, maupun untuk menjadi isteri kedua/ketiga/ keempat, wajib memberikanpertimbangan dan meneruskannya kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalamjangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal iamenerima permintaan izin dimaksud.

Pasal 6

(1) Pejabat yang menerima permintaan izin untuk melakukan perceraian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 wajib memperhatikan dengan seksama alasan-alasan yangdikemukakan dalam surat permintaan izin dan pertimbangan dari atasan PegawaiNegeri Sipil yang bersangkutan.

(2) Apabila alasan-alasan dan syarat-syarat yang dikemukakan dalam permintaan izintersebut kurang meyakinkan, maka Pejabat harus meminta keterangan tambahandari isteri/suami dari Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan izin ituatau dari pihak lain yang dipandang dapat memberikan keterangan yangmeyakinkan.

(3) Sebelum mengambil keputusan, Pejabat berusaha lebih dahulu merukunkankembali suami isteri yang bersangkutan dengan cara memanggil mereka secaralangsung untuk diberi nasehat.

Pasal 7

(1) Izin untuk bercerai dapat diberikan oleh Pejabat apabila didasarkan pada alasan-alasan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.

(2) Izin untuk bercerai karena alasan isteri mendapat cacat badan atau penyakit denganakibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, tidak diberikan olehPejabat.

(3) Izin untuk bercerai tidak diberikan oleh Pejabat apabilaa. bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan;b. tidak ada alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),c. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan/ataud. alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat.

Pasal 8 …

Page 12: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Pasal 8

(1) Apabila perceraian terjadi atas kehendak Pegawai Negeri Sipil pria maka ia wajibmenyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya.

(2) Pembagian gaji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialah sepertiga untukPegawai Negeri Sipil pria yang bersangkutan, sepertiga untuk bekas isterinya, dansepertiga untuk anak atau anak-anaknya.

(3) Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak maka bagian gaji yang wajibdiserahkan oleh Pegawai Negeri Sipil pria kepada bekas isterinya ialah setengahdari gajinya.

(4) Apabila perceraian terjadi atas kehendak isteri, maka ia tidak berhak atas bagianpenghasilan dari bekas suaminya.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak berlaku, apabila isterimeminta cerai karena dimadu.

(6) Apabila bekas isteri Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan kawin lagi, makahaknya atas bagian gaji dari bekas suaminya menjadi hapus terhitung mulai iakawin lagi.

Pasal 9

(1) Pejabat yang menerima permintaan izin untuk beristeri lebih dari seorang atauuntuk menjadi isteri kedua/ketiga/keempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4wajib memperhatikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan dalamsurat permintaan izin dan pertimbangan dari atasan Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan.

(2) Apabila alasan-alasan dan syarat-syarat yang dikemukakan dalam permintaan izintersebut kurang meyakinkan, maka Pejabat harus meminta keterangan tambahandari isteri Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan izin atau dari pihaklain yang dipandang dapat memberikan keterangan yang meyakinkan.

(3) Sebelum mengambil keputusan, Pejabat memanggil Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan sendiri atau bersama-sama dengan isterinya untuk diberi nasehat.

Pasal 10

(1) Izin untuk beristeri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh Pejabat apabilamemenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan ketiga syaratkumulatif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini.

(2) Syarat …

Page 13: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 6 -

(2) Syarat alternatif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialaha. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;

atauc. isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

(3) Syarat kumulatif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialaha. ada persetujuan tertulis dari isteri;b. Pegawai Negeri Sipil pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang

cukup untuk membiayai lebih dari seorang isteri dan anak anaknya yangdibuktikan dengan surat keterangan pajak penghasilan; dan

c. ada jaminan tertulis dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bahwa iaakan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.

(4) Izin untuk beristeri lebih dari seorang tidak diberikan oleh Pejabat apabila :a. bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan;b. tidak memenuhi syarat alternatif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan

ketiga syarat kumulatif dalam ayat (3);c. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;d. alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat; dan/ataue. ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan.

Pasal 11

(1) Izin bagi Pegawai Negeri Sipil wanita untuk menjadi isteri kedua/ketiga/ keempat,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), hanya dapat diberikan oleh Pejabatapabila :a. ada persetujuan tertulis dari isteri bakal suami;b. bakal suami mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai lebih

dari seorang isteri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan suratketerangan pajak penghasilan; dan

c. ada jaminan tertulis dari bakal suami bahwa ia akan berlaku adil terhadapisteri-isteri dan anak-anaknya.

(2) Izin bagi Pegawai Negeri Sipil wanita untuk menjadi isteri kedua/ketiga/ keempat ,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), tidak diberikan oleh Pejabat apabila:a. bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut oleh Pegawai

Negeri Sipil wanita yang bersangkutan atau bakal suaminya;b. tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);c. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan/ataud. ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan.

Pasal 12 …

Page 14: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7 -

Pasal 12

Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian atau akan beristeri lebih dariseorang yang berkedudukan sebagai :(1) Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan LembagaTertinggi/Tinggi Negara, Gubernur Bank Indonesia, Kepala Perwakilan RepublikIndonesia di Luar Negeri, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, wajib memintaizin lebih dahulu dari Presiden.

(2) Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II termasuk Walikota di DaerahKhusus Ibukota Jakarta dan Walikota Administratif, wajib meminta izin lebihdahulu dari Menteri Dalam Negeri.

(3) Pimpinan Bank milik Negara kecuali Gubernur Bank Indonesia dan pimpinanBadan Usaha milik Negara, wajib meminta izin lebih dahulu dari Menteri yangsecara teknis membawahi Bank milik Negara atau Badan Usaha milik Negara yangbersangkutan.

(4) Pimpinan Bank milik Daerah dan pimpinan Badan Usaha milik Daerah, wajibmeminta izin lebih dahulu dari Kepala Daerah yang bersangkutan.

Pasal 13

Pemberian atau penolakan pemberian izin untuk melakukan perceraian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3, untuk beristeri lebih dari seorang sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1), atau untuk menjadi isteri kedua/ ketiga/keempat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (3), dilakukan oleh Pejabat secara tertulis dalam jangka waktuselambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima permintaan izintersebut.

Pasal 14

Pejabat dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada Pejabat lain dalamlingkungannya, serendah-rendahnya Pejabat eselon IV atau yang dipersamakan denganitu, untuk memberikan atau menolak pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3dan Pasal 4, sepanjang mengenai permintaan izin yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipilgolongan II ke bawah atau yang dipersamakan dengan itu.

Pasal 15

(1) Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanita atau pria sebagaisuami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah.

(2) Setiap …

Page 15: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

(2) Setiap atasan wajib menegur apabila ia mengetahui ada Pegawai Negeri Sipilbawahan dalam lingkungannya yang melakukan hidup bersama sebagaimanadimaksud dalam ayat (1).

Pasal 16

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (1), ayat(2), dan ayat (3), dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidakatas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 17

Pegawai Negeri Sipil yang melakukan hidup bersama dengan wanita atau pria sebagaisuami isteri, dan setelah ditegur atasannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 masihterus melakukannya, dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormattidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 18

Ketentuan Peraturan Pemerintah ini tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran NegaraTahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019), Peraturan PemerintahNomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3050), dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Pasal 19

Setiap Pejabat atau Pejabat lain yang ditunjuk olehnya membuat dan memelihara catatanperkawinan dan perceraian Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-masing.

Pasal 20

(1) Pejabat atau Pejabat lain yang ditunjuk olehnya menyampaikan salinan sah suratpemberitahuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan tembusansurat pemberian izin atau penolakan pemberiannya sebagaimana dimaksud dalamPasal 13, kepada :a. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, sepanjang menyangkut

Pegawai Negeri Sipil dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka I dan angka 2huruf (a);

b. Pimpinan …

Page 16: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -

b. Pimpinan masing-masing Bank milik Negara, Badan Usaha milik Negara,Bank milik Daerah, dan Badan Usaha milik Daerah, sepanjang menyangkutPegawai Negeri Sipil dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 2 huruf (b), (c),(d), dan (e);

c. Bupati Kepala Daerah Tingkat II, sepanjang menyangkut Pegawai NegeriSipil dimaksud dalam Pasal 1 huruf a angka 2 huruf (f).

(2) Berdasarkan salinan dan tembusan surat-surat dimaksud dalam ayat (1) KepalaBadan Administrasi Kepegawaian Negara, Pimpinan masing-masing Bank milikNegara, Badan Usaha milik Negara, Bank milik Daerah, Badan Usaha milikDaerah, serta Bupati Kepala Daerah Tingkat II, membuat dan memelihara :a. catatan perkawinan dan perceraian;b. kartu isteri/suami.

Pasal 21

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjutdengan Keputusan Presiden.

Pasal 22

Ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh KepalaBadan Administrasi Kepegawaian Negara.

Pasal 23

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanPemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 21 April 1983PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,TTDSOEHARTO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 21 April 1983MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,TTDSUDHARMONO, S.H.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1983 NOMOR 13

Page 17: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASANATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 10 TAHUN 1983

TENTANGIZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

UMUM

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagaisuami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menurut azas monogami, yaituseorang pria hanya mempunyai seorang isteri dan seorang wanita hanya mempunyaiseorang suami. Namun demikian hanya apabila dipenuhi berbagai persyaratan tertentu dandiputuskan oleh Pengadilan, seorang pria dimungkinkan beristeri lebih dari seorangapabila ajaran agama yang dianutnya mengizinkan dan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku serta dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Karena tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, makaperceraian sejauh mungkin dihindarkan dan hanya dapat dilakukan dalam hal-hal yangsangat terpaksa. Perceraian hanya dapat dilakukan apabila ada alasan-alasan tertentusebagaimana dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan.

Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami, baik dalamkehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikiansegala sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suamiisteri.

Pegawai Negeri Sipil adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakatyang harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan, danketaatan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk dapat melaksanakankewajiban yang demikian itu, maka kehidupan Pegawai Negeri Sipil harus ditunjang olehkehidupan berkeluarga yang serasi, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dalammelaksanakan tugasnya tidak akan banyak terganggu oleh masalah-masalah dalamkeluarganya.

Sehubungan dengan contoh dan keteladanan yang harus diberikan oleh Pegawai NegeriSipil kepada bawahan dan masyarakat, maka kepada Pegawai Negeri Sipil dibebankanketentuan disiplin yang tinggi.Untuk melakukan perkawinan dan perceraian PegawaiNegeri Sipil harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pejabat yang bersangkutan.Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristeri lebih dari seorang dan Pegawai Negeri Sipilwanita yang akan menjadi isteri kedua/ketiga/keempat dari seorang yang bukan PegawaiNegeri Sipil diharuskan memperoleh izin terlebih dahulu dari Pejabat. Demikian jugaPegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian harus memperoleh izin terlebihdahulu dari Pejabat. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan untukmenjadi isteri kedua/ketiga/keempat dari Pegawai Negeri Sipil.

Ketentuan …

Page 18: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Ketentuan berupa Keharusan memperoleh izin terlebih dahulu dari Pejabat bagiperkawinan dan perceraian Pegawai Negeri Sipil tersebut tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi lembaga perkawinan dan perceraian itu sendiri.

Keharusan adanya izin terlebih dahulu tersebut mengingat yang bersangkutan mempunyaikedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Dalam Peraturan Pemerintah ini pengertian Pegawai Negeri Sipil meliputi selain PegawaiNegeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-pokok Kepegawaian termasuk juga Pegawai Bulanan disamping pensiun, PegawaiBank milik Negara, Pegawai Badan Usaha milik Negara, Pegawai Bank milik Daerah,Pegawai Badan Usaha milik Daerah, dan Kepala Desa, Perangkat Desa, serta petugasyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Desa.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Setiap atasan yang menerima permintaan izin untuk melakukan perceraianatau untuk beristeri lebih dari seorang atau untuk menjadi isterikedua/ketiga/keempat, wajib memberikan pertimbangan secara tertuliskepada Pejabat. Pertimbangan itu harus memuat hal- hal yang dapatdigunakan oleh Pejabat dalam mengambil keputusan, apakah permintaanizin itu mempunyai dasar yang kuat atau tidak. Sebagai bahan dalammembuat pertimbangan, atasan yang bersangkutan dapat memintaketerangan dari suami/isteri yang bersangkutan atau dari pihak lain yangdipandangnya dapat memberikan keterangan yang meyakinkan.

Pasal 6Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2) …

Page 19: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Pada dasarnya, dalam rangka usaha merukunkan kembali isteri yangbersangkutan, Pejabat harus memanggil mereka secara langsung danmemberikan nesehat secara pribadi. Tetapi apabila tempat kedudukanPejabat dan tempat suami/isteri yang bersangkutan berjauhan, maka Pejabatdapat memerintahkan Pejabat lain dalam lingkungannya untuk berusahamerukunkan kembali suami/isteri tersebut.

Pasal 7.Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang PelaksanaanUndang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ditetapkanbahwa salah satu alasan dapat terjadinya perceraian ialah salah satu pihakmendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankankewajibannya sebagai suami/isteri. Namun demikian, seorang PegawaiNegeri Sipil yang melakukan perceraian karena alasan isteri tertimpamusibah tersebut tidaklah memberikan keteladanan yang baik, meskipunketentuan peraturan perundang-undangan memungkinkannya. Oleh karenaitu izin untuk bercerai dengan alasan tersebut tidak diberikan. Alasantersebut hanyalah dapat merupakan salah satu syarat alternatif yang harusdisertai syarat-syarat kumulatif lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil untukminta izin beristeri lebih dari seorang. (Lihat Pasal 10 ayat (2))

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) …

Page 20: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

Ayat (2)huruf a

Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan kewajiban sebagaiisteri, adalah apabila isteri yang bersangkutan menderita penyakitjasmaniah atau rohaniah sedemikian rupa, sehingga ia tidak dapatmemenuhi kewajibannya sebagai isteri baik secara biologis maupunlainnya yang menurut keterangan dokter sukar disembuhkan lagi.

huruf bYang dimaksud dengan cacad badan atau penyakit yang tidak dapatdisembuhkan, adalah apabila isteri yang bersangkutan menderitapenyakit badan yang menyeluruh yang menurut keterangan doktersukar disembuhkan.

huruf cYang dimaksud dengan tidak dapat melahirkan keturunan, adalahapabila isteri yang bersangkutan menurut keterangan dokter tidakmungkin melahirkan keturunan atau sesudah pernikahan sekurang-kurangnya 1O (sepuluh) tahun tidak menghasilkan keturunan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12.Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18 …

Page 21: PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG …

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 1983 NOMOR 3250