Kontribusi Mahasiswa Kritis Tanggulangi

Krisis Manajemen Pangan dan Pertanian di Indonesia

Berbicara mengenai kondisi indonesia saat ini,kata yang tepat hanya

kritis.berbagai bidang kehidupan mengalami degradasi kepemimpinan, kehilangan jati

dirinya dan menjadi hambar.

Apa yang tidak menjadi masalah di negeri ini.

Pemerintahan kehilangan wibawanya.Para cendikiawan dan politisi yang katanya punya segudang prestasi dengan embel-embel gelar dari berbagai perguruan tinggi tersohor di negeri ini atau bahkan didunia. Namun ternyata status tersebut tak serta merta menjadi jaminan mereka dapat berkontribusi maksimal bagi negeri ini. kedudukan sebagai wakil rakyat tak diimbangi dengan sikap yang merakyat.

kaum politisi tak kunjung dewasa, para wakil rakyat malah memamfaatkan jabatannya sekadar memuaskan keinginan pribadi semata,berdalih dibalik rapat yang katanya untuk kepentingan rakyat,malah berlaku bak anak kecil yang bertengkar berebut permen. Menjadikan rapat formal kenegaraan hanya sekedar unjuk kekuasaan. Rapat-rapat seolah hanya sebagai rutinitas belaka tanpa pernah mencapai kata sepakat, sekedar membawa dampak baik bagi rakyat saja pun tidak. Mengumbar janji-janji spektakuler realisasi.

Demikian kompleksnya masalah kenegaraan ini bagaimana tidak rakyat menjadi acuh tak acuh dan terkesan tidak lagi perduli. Antara pemerintah dan rakyatnya tidak terjalin kekompakan. Rakyat tidak lagi percaya pada pemerintah sementara pemerintah tidak bersifat merakyat dan mengayomi sungguh-sungguh rakyatnya.

Indonesia yang katanya negeri agraris, lumbung pangan dunia,negeri yang kaya akan sumber daya alam,negeri sejuta pulau,atau apalah. Tapi bak pepatah mengatakan “anak ayam mati di lumbung padi” negeri agraris ini malah terancam tekena krisis pangan, gizi buruk, bahkan kelaparan. Ditengah iming-iming nama negeri yang kaya ini jualah jutaan jiwa hidup dalam garis kemiskinan. Sumber daya alam dan sumber daya manusianya berada dibawah kendali pendatang-pendatang asing.logika mungkin sulit menerima bagaimana seorang pendatang dapat menguasai rumah tuannya

sendiri.namun jelas saja logika tak selamanya dapat disandingkan dengan fakta yang ada.

Namun dengan kondisi yang serba sulit seperti sekarang ini, tidaklah adil jika kita memfonis kesalahan itu mutlak ada pada pemerintah. Mari kita juga mengkaji kontribusi yang sudah diberikan rakyatnya.mari kita lihat bersama karater rakyat indonesia saat ini. Seolah sedang trend, barang- barang import menjadi primadona di negeri ini. Punya kebanggaan tersendiri bagi rakyat sekarang apabila mengenakan produk luar negeri dengan brand ternama. Sering kali brand menjadi barometer kelas sosial seseorang.Baik dari segi makanan,pakaian,life style, teknologi. Kesemuanya itu cenderung kebarat- baratan.

Hal sepele memang, bagaimana seorang pribumi lebih suka pizza, kentucky,burger,atau roti yang notabene berbahan baku impor. Namun hal yang sepele tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan negeri ini.Bahan baku roti, mie, biskuit, dll adalah gandum. Taukah anda bahwa gandum seratus persen dimpor dari amerika,australia dan negara-negara eropa. Jatmiko,Tejo Wahyu (27 juli 2012).

Bandingkan dengan beragamnya aneka makanan berbahan dasar gandum yang beredar di negeri ini. Sudah berapa banyak kita mengiimpor gandum dari luar negeri? Padahal di tanah sendiri masih banyak hasil pertanian yang memenuhi standar untuk dijadikan pangan.Lain halnya apabila roti dan makanan western lainnya sudah mendarah daging di dalam jiwa rakyat negeri ini, dan sulit untuk menggantikannya.

Tak hanya roti, ternyata makanan khas tak terlepas dari masalah ketersediaan bahan baku.Tentu sudah tak asing lagi bagi kita aneka olahan kedelai bukan? Yah kedelai adalah bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,tauco,dll. Akan tetapi fakta yang ada menerangkan, bahwa bahan baku tersebut sebagian besar adalah import dari negara lain, seperti amerika dan turki.Dan ketika di Amerika sendiri sedang terjadi penurunan hasil pertanian termasuk kedelai, maka Indonesia juga pasti akan terkena imbasnya. Akibat tidak dapat mengimpor kedelai lagi kebutuhan akan bahan baku produk kedelai jadi terhambat.

Sungguh benar-benar terlambat saat pemerintah baru melirik kembali pertanian kedelai dalam negeri, para petani merajuk tak lagi mau bertanam kedelai setelah selama ini mereka tidak digubris saat pasokan kedelai masih tercukupi dari luar

negeri. kita memang harus menerima konsekuensinya,keberadaan tempe menjadi langka dan kalaupun ada maka harganya naik drastis. Bahkan konsekuensi terhebat yaitu dihentikannya peredaran tempe sementara di sebagiaan kawasan Jakarta yang merupakan makanan paling merakyat dan menjangkau tingkat ekonomi masyarakat.

Fakta lain yang membayang-bayangi kegagalan negeri ini. belakangan berita dalam negeri diwarnai dengan jerit tangis rakyat kecil. Pemerintah dan petinggi negeri ini seolah sangat terganggu dengan keberadaan rakyat miskin. Lapak mereka, tempat mereka sekadar mencari koin-koin rupiah untuk menyambung hidup, daerah tempat tingggal mereka, rumah tempat berteduh dari panasnya matahari dan dinginnya angin malam. Semuanya itu dipandang kumuh dan sangat mengganggu kenyamanan kalangan elit. Dengan dalih mengganggu keindahan kota, tannpa adanya solusi yang diberikan pemerintah sesuka hati menggusur pasar tempat sebagian rakyat menggantungkan hidup. Rumah ribuan jiwa manusia miskin hancur rata dengan tanah untuk digantikan menjadi bangunan megah, hotel, super mall yang dibangun hanya untuk kalangan elit belaka.rakyat kecil selalu menjadi incaran penguasa negeri ini. Segala sektor kehidupan mereka seperti tanah liat yang bebas dibentuk menjadi apapun sesuka pemiliknya.

Contoh nyatanya ialah kejadiaan yang baru baru ini terjadi di NTB. Entah bagaiman ceritanya, laut yang merupakan pemberian Sang Khalik, Laut tempat para nelayan NTB menggantungkan hidup tiba tiba dipasang patok dan cor-cor baja, pertanda bahwa laut tersebut ada yang memilikinya.laut atas nama kaum-kaum berduit itu. Yang tersisa hanya kebingungan nelayan NTB. Mereka mau berbuat apa? Mau berteriak berbuih buih, menjerit-jerit juga hanya akan dianggap kotoran nyempil yang menggelikan telinga, dengan sedikit sentikan ujung jari maka kotoran itu akan lenyap berbaur dengan kotoran lainnya. Bila memilih berdiam diri saja ratusan perut akan kelaparan,ratusan jiwa produktif akan kehilangan pekerjaan dean menjadi penganguran.Liputan6 SCTV,(14/9/12)

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri ini tak terlepas dari pemerintah yang tidak prorakyat. Segala jenis peraturan yang dibuat cenderung hanya menguntungkan sebagiaan pihak, perundang-undangan yang ada hanya sebagai formalitas belaka. Pemerintah yang dibentuk untuk kepentingan rakyat malah menambah beban rakyat. Pejabat negara mengeruk habis uang rakyat, korupsi merajalela, kasus suap terjadi disana-sini,Untuk memuluskan rencana-rencana

kotornya. Kelakuan itulah yang membuat rakyat geram terhadap pemerintahnya sendiri.

Mahasiswa menjadi apatis,lebih mengutamakan kepentingan pribadi,jiwa patriotisme mahasiswa luntur seiring perkembangan zaman.keberadaan mahasiswa-mahasiswa kritis yang siap berkorban demi negaranya jarang sekali ditemui. Tidak ada lagi mahasiswa yang mau berkorban memperjuangkan keadilan. Padahal berdiri kokohnya negara ini seperti saat ini adalah hasil karya para mahasiswa. Mahasiswa lah yang menumbangkan pemerintahan otoriter,membela hak kaum terpinggirkan,danmengkritisi ketimpangan pemerintahan.

Ketidak kompakan antara pemerintah dan rakyatnya juga sangat kental di negeri ini. Antara program pemerintah dan respon rakyat sangat tidak berkesinambungan.Segala bentuk program yang sudah dicanangkan pemerintah ditanggapi rakyat dengan maksud lain. Seperti slogan refleks yang sangat ngetrend saat ini, bahwa peraturan dibuat untruk dilanggar. Kurangnya tindakan nyata antara rakyat dan pemerintahnya menjadikan hukum yang ada dinegeri ini sangat lemah.pemerintahnya tidak punya wibawa menerapkan hukum yang tegas,sementara rakyatnya tidak punya kesadaran mematuhi hukum yang ada tersebut.jadilah hukum hanya hiasan pelengkap semata yang dapat diperjual belikan dengan mudahnya.

Belum lagi degaradasi moral yang dialami manusia saat ini. Antar sesama manusia saling menyerang, berbondong bondong saling menguasai satu sama lain, hanya menuntut hak nya saja, dan cenderung ingin cara cara instan tanpa peduli konsekuensinya.

Ada fakta menarik yang bisa kita pelajari dari Korea Selatan mengenai kekompakan antara rakyat dan pemerintahannya. Yaitu saat krisis moneter 1998. Sama halnya dengan indonesia, korea selatan juga luntang-lantung memulihkan ekonominya. Namun Korea Selatan mengambil langkah yang patut diacungi jempol. Tak tanggung-tanggung pihak pemerintah membekukan upah rakyat korea selatan selama satu tahun penuh. Dan beruntungnya rakyatnya pun mendukung program tersebut dan percaya sepenuhnya pada pemerintahnya. Sementara bagaimana dengan langkah yang ditempuh negeri ini? Indonesia malah menjual perusahaan besar pribumi ke tangan asing. sebut saja Indosat yang kini sudah berganti kepemilikannya. Dan sekarang kita bisa lihat sendiri bagaimana pekembangan ekonomi korea selatan saat ini yang termasuk pertumbuhan ekonomi paling pesat di dunia.

Demikian kompleksnya permasalahan di negeri ini. Mari kita moneleh kebelakang. Bahkan saat indonesia belum berdiri, saat negeri ini masih berupa kerajaan yang belum bersifat nasionalis. Walau hanya menjunjung kebudayaan lokal semata tanpa ada lembaga pemerintahan dan perundangan undangan ini-itu, ternyata kerajaan lokal lebih mampu mensejahterakan rakyatnya. Sebut saja kerajaan Majapahit dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan mahapatih Gadjah Mada yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, dari hal tersebut kita dapat melihat bagaimana kerajaan yang belum dijamah teknologi dan susunan pemerintahan tidak sekompleks saat ini ternyata lebih mampu meng-handle rakyatnya.asal saja pemerintahannya memang berpihak pada rakyat dan tidak serakah hanya memperkaya diri sendiri.

Masih segar diingatan kita apa yang terjadi pada tahun 1984-an. Indonesia punya prestasi yang sepertinya sangat sulit terulang kembali dimasa sekarang ini. Yaitu keberhasilan indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984 dan mendapat penghargaan dari FAO yang diserahkan oleh Fddovard Saoumna kepada Presiden Soeharto saat itu. Padahal konsep yng diterapkan sangat sederhana sekali yaitu “ sadar potensi diri”. melalui program INMAS(intensifikasi massal) dan BIMAS(bimbingan massal) indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri akan beras tanpa harus menginpor dari negara lain dan bahkan mampu membantu negara yang saat itu terkena gagal panen.

Pemerintah menyadari jika indonesia punya potensi dibidang pertanianterbukti dengan kekayaan alam indonesia yang melimpah. kemudian sektor pertanian pun mendapat perhatiaan khusus. Hingga di tahun tahun perkembangan agro indonesia dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, meningkatnya pendapatan perkapapita rakyat, pendidikan, kesehatan,kesejahteraan rakyat ,dan pembangunan.

Lalu sebenarnya apa yang membuat hal tersebut tak dapat berlangsung lama? Keserakahan dan sifat materialistis manusia telah menghancurkan segalanya. Tidak pernah puas akan apa yang dimilikinya membuat pejabat saat itu berbondong bondong menguras uang rakyat, korupsi adalah jalan yang dinilai paling instant untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia.

Tak lama setelah perkembangan sektor agro di indonesia yang kemudian disusul dengan revolusi industri yang identik dengan teknologi.Perkembangan teknologi sangat memanjakan penggunanya. Seolah kacang lupa kulitnya.semua sektor kehidupan serentak beralih ke industri. Memang kenikmatan industri sangat terasa diawalnya.

Segalanya menjadi cepat dan mudah. Industri yang kepemilikannya kebanyakan ditangan orang asing yang hanya menguras kekayaan alam negeri ini tanpa memikirkan limbah dan polusi hasil industrinya. Seiring dengan perkembangan teknologi jugalah tenaga manusia tergusur oleh tenaga mesin yang dinilai lebih efisien. Terpaksa ribuan bahkan jutaan tenaga produktif harus kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran, sementara saat ingin beralih ke pertanian. Pertanian juga seolah enggan menerima kembali. Sumber daya alam sudah habis terkuras dan hanya menyisakan remah remah limbah dan polusi semata. Sedang industri dalam negeri yang merupakan industri menengah kebawah terpaksa gulung tikar tergusur oleh kekuatan modal asing.

kemelut industri diatas sampai saat ini belum menemukan titik terangnya. Sebut saja nike, adidas,kappa,yonex,unilever,ot,chevron, dan masih banyak lagi industri kenamaan asing yang menguasai negeri ini. Apakah benar industri tersebut berkontribusi besar bagi negeri ini? Penarik investor terbesar ialah upah buruh yang sangat rendah. Brand ternama dunia yang dibandrol dengan harga fantastik ternyata dikerjakan oleh tangan tangan telanjang tanpa pengaman kerja buruh indonesia. Hanya dengan upah 3700/jam maka pengusaha telah memiliki pekerja yang siap bekerja 24 jam sehari baginya.

Selesai berbicara merngenai kemelut negeri ini, sekarang mari kita bahas mengenai solusinya. Sebenarnya sudah banyak solusi solusi brilian yang ditawarkan. Hanya saja memang tidak ada kekompakan antara pihak dan pelaksana program tersebut. Program yang ada belum dijalankan dengan sebenar benarnya. Terkesan panas panas tahi ayam,sekedar suam suam kuku belaka.

Sebut saja program transmigrasi dan kb, sesungguhnya hal itulah kunci kesejahteraan negeri ini. Kekurangan pangan diakibatkan ketidak seimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan kesediaan pangan. Jumlah penduduk yang saat ini mencapai 243 juta jiwa dengan kebutuhan beras perkapita/pertahun 139 kg maka butuh 33,78 juta ton pertahun. Diperkirakan pada tahun 2030 butuh beras 59 juta ton untuk jumlah 425 juta jiwa. Jika sudah demikian diperkirakan indonesia benar benar mengalami krisis berkala dan kronis pada tahun 2025. Suyadi,Adrianus (2008)

Jika ingin memperbaharui pertanian maka kuncinya ialah hargai para petani. Petani indonesia kondisinya sangat memprihatinkan dengan tingkat kesejahteraan dibawah rata-rata. Padahal ketahanan pangan indonesia ada di pundak mereka. Petani dengan pendidikan rendah otomatis tidak punya manajemen pengolahan hasil

pertanian yang baik,tidak mampu menerapkan peran teknologi di bidang pertanian dengan baik. Sehingga hasil yang diperoleh juga tidak maksimal.di negeri ini sendiri pendidikan bagi para petani bukan dianggap sesuatu yang penting. Bahkan ironisnya petani merupakan profesi bagi orang orang yang dianggap gagal. Guru,PNS,Karyawan hanya akan menjadi petani apabila sudah pensiun,para usia produtif dan putus sekolah yang tidak diterima diamanapun maka pilihan terakhir ialahmenjadi petani.

Hendaklah memang petani inidonesia dibekali pengetahuan yang layak. Yaitu dengan memberikan pendidikan formal dan non formal seperti pengadaan smk agribisnis Insaniyem di Tegal. Dan pengadaan disiplin ilmu pertanian diberbagai universitas. Termasuk pertanian yang berbasis teknologi.

Hal yang tak kalah pentingnya ialah kendalikan konsumsi dengan program ganti ragam panganku. Dan semoga saja program ini pertanggung jawabkan dengan baik dan ragam makan pengganti benar benar efisien dan tepat guna. Jangan sampai terulang kesalahan seperti masa masa konversi minyak tanah ke gas.kebutuhan petani akan infrastruktur tani, pupuk,akses tani, akses pajak, transportasi, investasi tanah, ketahanan pangan yang transparan juga harus ditingkatkan.

Jika diminta memberikan solusi untuk struktur pemerintahan, sangat sulit memberikan jawaban yang pasti. Karena sesungguhnya sudah sangat banyak peraturan dan perundanga-undangan brilian yang dibuat oleh pemikir-pemikir hebat dan kaum cendikiawan Indonesia. Ditinjau dari segi teori pemekiran-pemikiran tersebut sangat lah luar biasa. Dari mulai penadaan lembaga dan departement khusus yang dibidangnya masing-masing, seperti KPK,PANWASLU,PM (Peradilan Militer),BPK,bahkan saat ini mulai berkembang sangsi tabur-tuai. Artinya seseorang akan dikenai hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Korupsi dihukum denagan cara dijadikan miskin, pencuri dihukum dengan menghilangkan anggota tubuh yang mencuri, bahakan pembunuh dihukum dengan cara dibunuh kembali,dan masih banyak lagi. Hanya saja realisasinya yang belum maksimal.atas dasar pemikiran tersebutlah solusi yang dapat saya tawarkan hanyalah menuntut kesadaran dan tanggung jawab para pejabat pemerintahan negeri ini,hanya kesadaran saja lah yang mampu memperbaikinya, dengan ketulusan mengemban tugasnya sebaik-baiknya dan menjadi wakil rakyat yang benar-benar merakyat. Dan bukan tidak mungkin indonesia tercinta ini akan sejajar kedudukannya dengan negara maju manapun.Hendaklah ada kekompakan dan kerjasama yang signifikan antara rakyat dan pemerintahnya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Dan buat mahasiswa-mahasiswi sekarang haruslah kita sama-sama mengemban tanggung jawab memajukan negeri ini. Di masa-masa perjuangan pemuda adalah penggagas nomor satu negera ini, maka dari itu bagi kita para pemuda-pemudi mari kita teruskan semangat juang tersebut. Tidaka hanya berpikir kritis saja kritis dan harus ada implementasi yang konkret dan tetap realistis. Caranya mungkin dengan melakukan hal-hal sederhana asal saja bersungguh-sungguh seperti,mengimplementasikan ilmu dan teori yang kita dapat selama masa studi sesuai dengan bidang studi masing-masing dalam kehidupan masyarakat dan member kontribusi bagi pertumbuhan masyarakat itu sendiri,mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam berperilaku karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah calon pemimpin dimasa yang akan datang agar kelak saat menjadi pemimpin benar-benar punya jiwa kepemimpinan yang mampu mengayomi rakyatnya.dan tentu saja mahasiswa juga harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintahnya.

NAMA :PUTRI WAHYUNI SIBURIAN

PT :UNIVERSITAS GADJAH MADA JOGJAKARTA

PS :TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

ANGKATAN :2012

ALAMAT :KLEBENGAN CT8,JL ALPUKAT NO 2-JOGJAKARTA

NO HP :085215202539

EMAIL/FB :putrieisobar@yahoo.com/poettry siburian