Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBANDINGAN METODE ANALISIS PENGUKURAN
KUALITAS AIR (SUHU, pH, OKSIGEN TERLARUT, NITRIT,
AMONIAK) pada SISTEM RESIRKULASI IKAN RAINBOW
Laporan Praktik Kerja Lapangan
di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Oleh :
NANA NURDIANA
( 2304310639)
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA TERAPAN
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2008
i
LEMBARAN PERSETUJUAN
PERBANDINGAN METODE ANALISIS PENGUKURAN
KUALITAS AIR (SUHU, pH, OKSIGEN TERLARUT, NITRIT,
AMONIAK) pada SISTEM RESIRKULASI IKAN RAINBOW
Diajukan sebagai Tugas Akhir untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Kimia Terapan
Disusun Oleh :
NANA NURDIANA
2304310639
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ahmad Musa, S.Si Dr.Endang Saepudin
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena hanya
dengan karunia NYA-lah penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dan laporan akhir PKL berjudul Perbandingan Metode
Analisis Pengukuran Kualitas Air (Suhu, pH, Oksigen Terlarut, Nitrit,
Amoniak) pada Sistem Resirkulasi Ikan Rainbow, sehingga dapat
terselesaikan. Laporan PKL ini merupakan tugas akhir yang harus disusun
penulis sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa program
Diploma III Kimia Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Indonesia (FMIPA-UI).
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu selama proses
pelaksanaan praktik lapangan sampai terselesainya penyusunan laporan
ini. Penulis banyak memperoleh bimbingan, dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ayah, Ibu dan adik-adikku tersayang Muthiah, Gina dan Bila selaku
keluargaku tercinta terima kasih atas dukungan baik moril maupun
materil beserta doa-doanya kepada penulis yang tidak pernah
lelah, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh kegiatan
perkuliahan di kampus FMIPA-UI.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
iii
2. Drs. I. Wayan Subamia, M.Si, selaku Kepala Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar atas diberikannya kesempatan sehingga
penulis dapat melaksanakan kerja praktik di Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar Depok.
3. Drs. Riswiyanto, M.Si, selaku ketua Program Studi D-III Kimia
Terapan Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia.
4. Ahmad Musa, S.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingannya selama penulis melaksanakan kegiatan PKL di
LRBIHAT Depok.
5. Dr. Endang Saepudin, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam praktik kerja lapangan
dan penyusunan laporan sehingga lebih terarah, sesuai dengan
disiplin ilmu kimia yang penulis dapatkan.
6. Ibu Ir.Helmiyati,M.Si, selaku Pembimbing Akademik, atas
bimbingan, dorongan dan nasehatnya.
7. Seluruf staf pengajar dan TU D-III Kimia Terapan FMIPA UI,
khususnya Mas Hadi terima kasih karena senantiasa memberikan
bantuan dan pengetahuan selama di Kimia Terapan ini.
8. Seluruf staf laboraturium di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar yang senantiasa membantu serta memberikan arahan saat
penulis sedang menganalisa.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
iv
9. Rekan-rekan Kimia Terapan 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 dan
alumni, semoga menjadi orang yang berguna bagi nusa dan
bangsa.
10. Vika (Biologi 2004) yang selama dalam penyusunan laporan PKL
senantiasa meminjamkan laptopnya dan memberikan masukan-
masukan dalam penulisan laporan.
11. Teman-teman seperjuanganku di Kimia Terapan 2004 Dody, Ima,
Revandzoe, Ida, Destia, Nila, Ipeh, Anisa dan teman-teman lain
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas
setiap dukungan, bantuan, curhatan, dan saran serta kritiknya
karena hal tersebut sangat membantu penulis.
12. Teman-teman seperjuanganku di kampus tercinta FMIPA Herna,
Ana, Kiki, Kak Areita, Habibah, Habibie, Mbak Neni dan teman-
teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan semangat dan bantuannya selama penulis berkuliah di
FMIPA UI.
13. Tika, Lista (mahasiswi Poltek Lampung), Merry, Eva (mahasiswi
Institut Perikanan Sidoarjo) dan Andre (mahasiswa IPB) sebagai
teman penulis selama PKL di LRBIHAT Depok yang senantiasa
membantu penulis selama di tempat kegiatan PKL. Terima kasih
banyak atas setiap dukungan dan bantuan terhadap penulis.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
v
Tak ada gading yang tak retak, dan menyadari akan keterbatasan
kemampuan, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk dijadikan bekal langkah di masa yang akan datang.
Semoga laporan PKL ini bermanfaat.
Depok, Juli 2008
Penulis
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
vi
ABSTRAK
PROGRAM DIPLOMA III KIMIA TERAPAN
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Nana Nurdiana (2304310639)
Perbandingan Metode Analisis Pengukuran Kualitas Air (Suhu, pH,
Oksigen Terlarut, Nitrit, Amoniak) pada Sistem Resirkulasi Ikan
Rainbow ( xi + 48 halaman ; tabel, gambar, lampiran)
Kualitas air menunjukkan mutu atau kondisi air dari suatu perairan.
Air yang terjaga kualitasnya dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Kualitas air ditentukan oleh kandungan
bahan pencemar yang terkandung dalam air, sistem resirkulasi dilakukan
untuk menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah stress pada ikan yang dapat
menyebabkan ikan sakit bahkan mati, sebagai akibat perubahan
mendadak dan drastis antara parameter air di lingkungan alam dengan
lingkungan kolam buatan.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
vii
Pemeriksaan kualitas air Praktik Kerja Lapangan di Loka Riset
Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) Depok dilakukan dengan dua
metode dan laboratorium yang berbeda.
Parameter Laboratorium Kimia Laboratorium IRD
Suhu
Termometer raksa
Konduktivity, salinity
dan temperatur meter
YSI 30/25
pHLarutan indikator
universal
Microcomputer
ionmeter merk
CONSORT
Oksigen Terlarut Titrasi Winkler DO meter YSI 55/25
Nitrit (NO2)
Spektrofotometri dengan
larutan stok pereaksi A
dan pereaksi B
Spektrofotometri
dengan reagen KIT
Amoniak (NH3) Metode NesslerMetode Biru
Indophenol
Analisis dari perbandingan dua metode didapatkan hasil, sebagai
berikut :
Hasil uji t untuk pengukuran suhu dengan kesimpulan kedua varian
sama, maka diperoleh t hitung < t tabel (0,984 < 1,943) untuk
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
viii
p = 0,05 , sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut
tidak berbeda.
Hasil uji t untuk penentuan pH dengan kesimpulan kedua varian
berbeda, maka diperoleh -t hitung < -t tabel (-6,318 < -2,353) untuk
p = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut
berbeda.
Hasil uji t untuk penentuan oksigen terlarut dengan kesimpulan
kedua varian berbeda, dengan –t hitung < -t tabel (-0,921 > -2,353)
untuk p = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran
tersebut tidak berbeda.
Hasil uji t untuk penentuan amoniak dengan kesimpulan kedua
varian berbeda, dengan –t hitung < -t tabel (-2,191 > -2,353) untuk
p = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut
tidak berbeda.
Hasil uji t untuk penentuan nitrit dengan kesimpulan kedua varian
berbeda, dengan –t hitung < -t tabel (1,077 < 2,353) untuk p = 0,05,
sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut tidak
berbeda.
Secara umum parameter-parameter kualitas air yang didapat masih
berada pada kisaran ikan rainbow untuk hidup dan tumbuh. Tetapi pada
beberapa pengukuran terdapat nilai yang kurang mendukung
pertumbuhan ikan rainbow secara optimal.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
ix
DAFTAR ISI
Hal
LEMBARAN PERSETUJUAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
ABSTRAK ..................................................................................................vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang PKL..................................................................... 1
1.2. Tujuan PKL.................................................................................. 2
1.3. Tempat dan Waktu PKL............................................................... 3
BAB II INSTITUSI TEMPAT PKL............................................................. 4
2.1. Nama dan Lokasi......................................................................... 4
2.2. Sejarah Singkat ........................................................................... 4
2.3. Visi dan Misi ................................................................................ 6
2.4. Struktur Organisasi ...................................................................... 6
2.5. Tenaga Kerja ............................................................................... 8
2.6. Sarana dan Prasarana................................................................. 9
2.7. Kegiatan Instalansi Tempat PKL ............................................... 11
BAB III PELAKSANAAN PKL ................................................................. 13
3.1. Jadwal Kegiatan PKL................................................................. 13
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
x
3.2. Tinjauan Pustaka....................................................................... 14
3.2.1. Ikan Rainbow...................................................................... 14
3.2.2. Sistem Resirkulasi .............................................................. 17
3.2.3. Air ....................................................................................... 19
3.2.4. Kualitas Air ......................................................................... 21
3.2.5. Metode Analisis .................................................................. 26
3.3. Prosedur Kerja........................................................................... 31
3.3.1. Alat dan Bahan................................................................... 31
3.3.2. Sampling ............................................................................ 32
3.3.3. Cara kerja........................................................................... 32
3.3.4. Analisis Statistik.................................................................. 35
3.4. Hasil dan Pembahasan.............................................................. 36
3.4.1. Deskripsi Hasil.................................................................... 36
3.4.2. Pembahasan ...................................................................... 41
3.5. Kesimpulan................................................................................ 48
PENUTUP................................................................................................ 49
4.1. Hasil PKL................................................................................... 49
4.2. Manfaat PKL.............................................................................. 50
4.3. Saran......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 51
LAMPIRAN............................................................................................... 52
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Tenaga Kerja Pelaksana di Loka Riset Budidaya Ikan
Hias Air Tawar, Depok................................................................8
Tabel 2. Sarana dan Prasarana di Loka Riset Budidaya Ikan
Hias Air Tawar, Depok..............................................................10
Tabel 3. Kisaran Normal Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Hias
Air Tawar……….…………………………………………….…...22
Tabel 4. Metode Analisis yang Digunakan pada Kegiatan PKL…….….32
Tabel 5. Hasil Pegamatan Suhu pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow………………………..……………………………...…....41
Tabel 6. Hasil Pegamatan pH pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow……………………….………………………………..…..42
Tabel 7. Hasil Pegamatan Oksigen Terlarut (DO) pada Kolam
Resirkulasi Ikan Rainbow………………….…..………………….43
Tabel 8. Hasil Pegamatan Nitrit pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow…...………………..………………………………………44
Tabel 9. Hasil Pegamatan Amoniak pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow……………………..…………………………………...…45
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Ikan Pelangi (Rainbow ) ……...…………................................14
Gambar 2. Siklus Hidrologi………………………………………….……….20
Gambar 3. Skema Elektrode pH meter....................................................28
Gambar 4. Reaksi Indophenol Biru..........................................................30
Gambar 5. Grafik Perubahan Suhu...........................................................40
Gambar 6. Grafik Perubahan pH...............................................................42
Gambar 7. Grafik Perubahan Oksigen Terlarut.........................................43
Gambar 8. Grafik Perubahan Nitrit............................................................45
Gambar 9. Grafik Perubahan Amoniak.....................................................46
Gambar 10. (a) Peralatan untuk penetapan nitrit dan amoniak,
(b) Larutan Nessler dan Larutan Stok Pereaksi A dan B……57
Gambar 11. (a) SMART Spektrofotometer (b) Larutan indikator
universal untuk penetapan pH…………………….……………57
Gambar 12. (a) Konduktivity, salinity dan temperatur meter YSI 30/25
(b) DO meter YSI 55/25..........................................................58
Gambar 13. (a) Larutan phenol nitroprussiate dan alkalin hypoclorite,
(b)Reagen KIT untuk penetapan Nitrit....................................58
Gambar 14. (a) Spektrofotometer UV Genesys 10
(b) Spektrofotometer Portable Hach……................................59
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang PKL
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat memiliki kewajiban
untuk mengembangkan potensi dirinya sebagai bekal untuk menghadapi
lingkungan kerja. Era globalisasi merupakan salah satu tantangan yang
mau tidak mau harus dihadapi agar negara kita tidak ketinggalan dengan
negara-negara lainnya.
Program Diploma 3 Kimia Terapan Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
merupakan salah satu program studi yang mempelajari ilmu kimia
sekaligus aplikasinya dalam bidang penelitian dan perindustrian. Dengan
sistem pendidikan yang terdiri atas perkuliahan, praktikum, dan tugas
akhir serta dilengkapi dengan kegiatan ekstra kurikuler terprogram seperti
seminar dan kunjungan ke berbagai industri. Tugas akhir yang harus
dilakukan mahasiswa Kimia Terapan Universitas Indonesia sebagai salah
satu syarat dan penilaian untuk memenuhi beban studi sebanyak 4 sks
adalah berupa praktek kerja lapangan.
Dalam PKL, mahasiswa memiliki kesempatan untuk melihat aplikasi
dari teori yang selama ini dipelajari maupun varian dari teori yang telah
ada. Diharapkan mahasiswa mempunyai gambaran yang nyata tentang
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
2
penerapannya di bidang industri setelah melihat langsung penerapan-
penerapan ilmu yang diperoleh selama menuntut ilmu kimia pada dunia
industri. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak industri tentang
persiapan lembaga pendidikan dalam upaya menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
1.2. Tujuan PKL
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktek kerja lapangan, antara
lain:
1. Memperoleh kualitas air yang diinginkan sesuai dengan
penggunaannya untuk budidaya ikan Rainbow.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
penggunaan teknik pengukuran atau analisis kualitas air pada
laboratorium.
3. Mampu menerapkan serta membandingkan ilmu yang diperoleh
dalam perkuliahan dengan praktek di lapangan.
4. Mempelajari dan menambah wawasan mahasiswa mengenai
teknologi, sistem, dan manajemen produksi yang saat ini tengah
berkembang.
5. Memenuhi kewajiban mata kuliah Praktek Kerja Lapangan dari
Departemen Kimia Terapan Universitas Indonesia dengan bobot
4 sks sebagai salah satu persyaratan kelulusan.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
3
1.3. Tempat dan Waktu PKL
Waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan
di:
Tempat : Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Departemen
Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia
Alamat : Jl. Perikanan No. 13 Kelurahan Pancoran Mas
Kecamatan Pancoran Mas, Depok Jawa Barat
Waktu : 17 Maret s.d. 30 April 2008
Waktu dan pelaksanaan kerja praktek disesuaikan dengan
kebijakan dalam instansi yang bersangkutan.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
4
BAB II
INSTITUSI TEMPAT PKL
2.1. Nama dan Lokasi
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Loka Riset
Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok yang berlokasi di Jl. Perikanan
Rt.01 Rw. 02 No. 13 Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran
Mas, Depok , Jawa barat. Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
terletak sekitar 500 m dari jalan raya dan 500 m dari stasiun Depok Lama,
berada dalam lingkungan pemukiman penduduk dan sekitar 2 km dari
sungai Cisadane. Luas Keseluruhan area loka riset budidaya ikan hias air
tawar 126.413 m2 atau samadengan 12,6413 ha dan area yang digunakan
untuk kawasan bangunan sekitar 40% dari total keseluruhan area.
2.2. Sejarah Singkat
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok kini merupakan
salah satu satuan kerja dari Pusat Riset Perikanan Budidaya, Badan riset
Kelautan dan Perikanan, Departemen kelautan dan Perikanan. Setelah
mengalami beberapa pergantian nama dan fungsi dibawah wewenang
Departemen Pertanian.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
5
1. Tahun 1957, Stasiun Penyelidikan Perikanan Darat berfungsi
sebagai pusat percobaan dari Balai Penelitian Perikanan Darat di
bawah Direktur Jendral Perikanan Departemen Perikanan.
2. Tahun 1975, Pusat Percobaan Perikanan Darat berfungsi sebagai
pusat percobaan dari Balai Penelitian Perikanan Darat di bawah
Perwakilan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian.
3. Tahun 1980, berfungsi sebagai Sub Balai Penelitian Perikanan Darat
yang merupakan bagian dari Balai Perikanan Darat, Perwakilan
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
4. Tahun 1985, berfungsi sebagai Sub Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar yang merupakan bagian dari Balai Perikanan Darat,
Perwakilan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pertanian.
5. Tahun 1995, berfungsi sebagai Instalasi Penelitian Perikanan Air
Tawar di bawah Balai Riset Perikanan Air Tawar Sukamandi.
6. Tahun 2002, berfungsi sebagai Instalasi Riset Budidaya Ikan Hias
Air Tawar di bawah Balai Riset Perikanan Air Tawar Bogor, yang
khusus menangani komoditi ikan hias air tawar.
7. Tahun 2005, sesuai dengan SK. MENPAN No.11/MEN/2005 Tgl. 29
Agustus 2005 menjadi Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
6
2.3. Visi dan Misi
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar memiliki visi menjadi
lembaga riset ikan hias air tawar unggulan dengan memperhatikan aspek
teknis, estestis, berkelanjutan, serta menjadi acuan bagi masyarakat
perikanan.
Sedangkan misi dari Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar,
antara lain:
Melaksanakan riset ikan hias air tawar yang secara teknis mudah
diterapkan oleh masyarakat.
Menghasilkan produk ikan hias air tawar yang mempunyai nilai
estetika tinggi.
Menjadikan LRBIHAT sebagai museum ikan hias air tawar untuk
stakeholder dan pendidikan.
2.4. Struktur Organisasi
Tugas pembinaan Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar tidak
lepas dari tenaga kerja yang melakukan tugasnya sehari-hari.
Pelaksanaan tugas tersebut dipermudah dengan disusunnya struktur
organisasi Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Beberapa komponen
dari struktur organisasi tersebut, antara lain:
1. Koordinator Tata Usaha, mempunyai tugas memberikan pelayanan
teknis dan administrasi atau urusan tata usaha dalam lingkungan
loka. Terbagi menjadi tiga sub bidang, yaitu:
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
7
Urusan kepegawaian
Urusan keuangan
Urusan umum
2. Koordinator Teknis dan Informasi, mempunyai tugas melakukan
pelayanan teknis kegiatan penerapan teknik budidaya.
3. Koordinator Program dan Kerjasama, mempunyai tugas membuat
perencanaan dalam bidang penelitian.
Sub balai penelitian perikanan air tawar Depok.
Sub balai penelitian perikanan air tawar Jatiluhur.
Sub balai penelitian perikanan air tawar Palembang.
4. Kelompok Jabatan Fungsional yang keseluruhannya diaplikasikan
oleh kepala loka dimana kedudukan kepala sederajat dengan
peneliti-peneliti yang ada.
Biologi perikanan
Pembenihan
Teknik budidaya air tawar
Perikanan perairan umum
Nutrisi dan teknologi pakan
Hama penyakit dan lingkungan
Dampak penggunaan insektisida terhadap perikanan.
Sosial ekonomi
Struktur organisasi Instalasi Loka Riset budidaya Ikan Hias Air
Tawar Depok dapat dilihat pada lampiran 1.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
8
2.5. Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kemampuan tenaga kerja dalam menyerap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik dan cepat.
Tabel 1. Tenaga Kerja Pelaksana di Loka Riset Budidaya Ikan Hias
Air Tawar, Depok.
No.Tingkat Tenaga
Kerja
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Orang
Persentase
( %)
1. Tenaga ahli Perguruan Tinggi 12 26.67
2. Tenaga terampil SLTA 17 37.78
3. Tenaga pembantu SD – SLTP 16 35.55
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa lebih dari 50% tenaga kerja yang
dimiliki oleh LRBIHAT Depok memiliki latar belakang pendidikan SLTA ke
atas dengan kualitas kerja terampil dan ahli dengan rasio perbandingan
antar tenaga ahli dengan jumlah komoditi yang terdapat di loka sudah
memadai. Kegiatan yang dilakukan setiap peneliti tidak ada yang meneliti
lebih dari dua komoditi perikanan yang ada.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
9
2.6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di LRBIHAT Depok sepenuhnya
dimiliki oleh LRBIHAT Depok. Fasilitas berupa bangunan dan laboratorium
serta ruangan lainnya sebagian besar ditujukan untuk kepentingan
penelitian.
Sumber Energi
Suplai listrik diperoleh dari PT. Perseroan Listrik Negara, ruangan
suplai listrik ditempatkan disamping mushala LRBIHAT yang letaknya
±500 m dari bangunan hanggar dan ±50 m dari gudang administrasi.
Usaha pengantisipasian apabila terjadi gangguan yang dapat
menyebabkan pemutusan aliran listrik, disediakan 2 unit generator set
merek Yamashita untuk menggantikan suplai listrik dari PLN. Selain itu
terdapat accumulator yang difungsikan bila terjadi pemutusan arus listrik
dari PLN.
Air dan Sistem Suplai
Keperluan produksi dan pemeliharaan segala jenis biota yang
dibudidayakan di LRBIHAT Depok mengharuskan eksistensi sumber air
harus selalu tersedia serta sifatnya permanen sepanjang tahun. LRBIHAT
Depok menggunakan sungai Cisadane sebagai sumber air. Usaha
pengantisipasian apabila terjadi kekeringan atau kekurangan air pada
musim kemarau, sumber air dapat diperoleh dari sumur bor yang terletak
±150 m dibelakang hanggar 1.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
10
Tabel 2. Sarana dan Prasarana di Loka Riset Budidaya Ikan Hias
Air Tawar, Depok.
SaranaJumlah
unitPrasarana
Jumlah
unit
Gedung administrasi 1 Saluran air 1
Gedung peneliti 1 Jalan 2
Laboratorium basah 3 Pagar keliling 1
Laboratorium kimia 1 Waduk pengendapan 4
Laboratorium biologi 1 Pagar sungai 1
Laboratorium pakan alami 1 Kendaraan roda 4 2
Hatchery 2 Kendaraan roda 2 1
Hanggar/ Pemeliharaan 2
Kolam 200 m2 24
Gudang nutrisi 1
Gudang peralatan 1
Gudang barang 1
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
11
Sistem Aerasi
Sistem aerasi di LRBIHAT digunakan untuk memenuhi suplai
oksigen, aerasi dilakukan dengan vortex bowler yang berada di samping
hangar. Tetapi aerasi dari bowler tidak sepenuhnya menyuplai dan
memenuhi dalam media budidaya, karena kebutuhan oksigen dapat
terpenuhi oleh sistem resirkulasi.
2.7. Kegiatan Instalansi Tempat PKL
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok merupakan
instansi pemerintah yang didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan
berbagai riset atau penelitian di bidang pemuliabiakan, nutrisi, rekayasa
akuatik dan manajemen kesehatan serta pengembangan riset teknologi
produksi benih dan pengelolaan induk ikan hias air tawar. Fasilitas riset
atau penelitian ini selain diperuntukkan penggunaannya oleh staff loka
tetapi juga disediakan pembimbingan dan fasilitas riset untuk mahasiswa
D3, S1, S2 dan S3 dari penrguruan tinggi seluruh Indonesia.
Loka riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar melakukan bebagai riset
dari berbagai jenis ikan hias, kriteria riset ikan hias antara lain:
Langka atau sulit didapat dan eksotis.
Nilai ekonomis tinggi dan variasi warna.
Isu nasional dan Internasional, degradasi lingkungan dan
musnahnya beberapa spesies.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
12
Beberapa komoditas ikan hias yang diteliti, antara lain:
1. Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker)
2. Balashark (Balanthiocheilus melanopterus Bleeker)
3. Arwana (Scleropages)
4. Tiger fish (Pseudoplatstoma fasciatum)
5. Gurame coklat (Sphaerichthys osphronemoides)
6. Sumpit (Toxotes spp.)
7. Ikan hias nusantara lainnya
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
13
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1. Jadwal Kegiatan PKL
Pelaksanaan praktek kerja lapangan dilaksanakan pada tanggal 17
Maret sampai 30 April 2008 di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Departemen Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia, Depok.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan dilakukan melalui tahapan-tahapan
berikut:
1. Persiapan
Menentukan lokasi pengamatan.
Menentukan parameter air dan metode analisis yang akan
digunakan.
2. Pelaksanaan
Pengambilan sampel air.
Pengukuran sampel air.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
14
3.2. Tinjauan Pustaka
3.2.1. Ikan Rainbow
Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati
masyarakat karena jenis ikan ini juga merupakan komoditi eksport.
Jenis-Jenis Ikan Rainbow
Rainbow diketahui banyak jenisnya, antara lain: Rainbow Merah,
Rainbow Bosemani, Rainbow Threadfin, Rainbow Neon, Rainbow Frukata,
Rainbow Celebes dan Rainbow Gertrude. Rainbow Merah berasal dari
danau Sentani dan beberapa pulau lainnya di wilayah Papua dan negara
tetangga Papua Nugini.
Gambar 1. Ikan Pelangi (Rainbow)
Rainbow Merah, yang ditemukan pertama kali oleh Weber pada
1908 memiliki karakteristik pendamai dan sangat cocok untuk
aquascaping. Jenis kelaminnya dibedakan dengan melihat warna
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
15
sisik atau tubuhnya. Rainbow Merah jantan warna merahnya terlihat
lebih terang, sedangkan betina cenderung berwarna kuning pucat
dan sirip yang transparan.
Rainbow Boesemani, ditemukan di Danau Ayamaru dan di Papua.
Jenis rainbow yang tersebut banyak digemari, terutama di Eropa,
karena warnanya yang cantik dan sedap dipandang. Ciri khasnya
adalah sebagian badan berwarna biru dan sebagian berwarna
kuning kemerahan. Rainbow Boesemani jantan warna sirip atas dan
bawahnya lebih panjang dan lebih menonjol warnanya (merah)
dibanding yang betina.
Rainbow Threadfin, di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
Iriatherina. Warnanya indah, postur tubuh pipih dan sirip atas-bawah
berfilamen panjang. Kemudian mulutnya berbentuk tabung dan kecil,
karenanya pakan yang diberikan berukuran kecil, seperti flakes yang
telah diremas halus atau cacing kering yang disobek kecil.
Iriatherina jantan bersirip filamen lebih panjang dan mempunyai
ukuran tubuh yang lebih besar.
Rainbow Neon, tidak jauh berbeda dengan Rainbow Boesemani.
Rainbow neon jantan memiliki warna sirip atas dan bawah lebih
panjang dan lebih berwarna (merah) ketimbang betinanya. Jenis ini
memiliki ukuran paling kecil dibandingkan dengan jenis ikan
Rainbow lainnya. Karena hal tersebut ikan ini dijuluki Dwarf Rainbow
alias rainbow kerdil.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
16
Rainbow Frukata, satu keluarga dengan Rainbow Celebes
(Telmatherina Rainbowfish). cenderung berenang mendekati
permukaan, dan gerakannya agak pelan. Frukata jantan mempunyai
sirip atas dan bawah lebih panjang dan melebar dengan warna yang
lebih jelas dibandingkan betina.
Rainbow Gertrudae, termasuk family Psudomugil yang juga
dikategorikan sebagai Rainbow fish. Mempunyai susunan dan
bentuk sirip yang cantik, warna tubuh kuning menyala dengan
dihiasi oleh bintik-bintik hitam dan warna matanya biru, biasa disebut
Spotted Blue-Eye Rainbow. Jenis Gertrudae mirip dengan Rainbow
Celebes, bedanya hanya pada warna lingkaran mata, warna sirip,
serta gerakannya.
Kualitas Air Ikan Rainbow
Kualitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu
pada temperatur air 24 - 28 °C. pH air sebaiknya diatas 7 atau sedikit
basa. Ikan Rainbow dapat hidup dan berkembangbiak dalam aquarium
maupun bak semen. Ikan tersebut sudah dapat memijah setelah berumur
± 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Air harus memenuhi persyaratan supaya
ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, dan perlu
dilakukan penggantian air ± 1 kali seminggu.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
17
Pakan Ikan Rainbow
Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan Rainbow
yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk.
3.2.2. Sistem Resirkulasi
Sistem resirkulasi merupakan budidaya dalam air yang mengalir
dan digunakan lebih dari satu kali. Menurut Zonneveld dkk., (1991) sistem
resirkulasi merupakan aplikasi lanjutan dari sistem budidaya yang
mengalir. Sistem pemeliharaan ikan, air yang sudah dipakai tidak dibuang
melainkan diolah kembali sehingga dapat dimanfaatkan kembali lagi.
Keuntungan dari sistem resirkulasi adalah tidak membutuhkan
lahan yang luas, sehingga dapat dibuat di daerah-daerah pemukiman
penduduk, efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan,
karena kondisi air yang digunakan terkontrol dengan baik. Kelemahan dari
sistem ini adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat
sistem, karena memerlukan kondisi yang teratur agar berjalan dengan
baik (Saptoprabowo, 2000).
Sistem resirkulasi terdiri dari tiga jenis filter menurut fungsinya,
yaitu:
1) Filter mekanis atau fisik
Filter bekerja secara mekanik sehingga fungsinya hanya
menyaring kotoran , sisa pakan dan debu yang berada di dalam
air budidaya. Pada jangka waktu lama, filter mekanis tertentu akan
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
18
dapat berfungsi sebagai filter biologi. Material filer yang biasa
digunakan adalah spons, ijuk, atau serat kapas.
2) Filter biologi
Filter biologi berfungsi sebagai pengurai senyawa nitrogenous
yang beracun menjadi senyawa tidak beracun melalui proses
nitrifikasi. Proses dilakukan oleh bakteri perombak, material filter
dapat berupa kerikil kecil, pasir kasar, serat gelas dan karang.
Secara fisik, semua filter biologi berisi bahan yang dapat
memperluas permukaan atau membuat area yang besar seperti
pori-pori sehingga koloni bakteri perombak dapat tumbuh dan
berkembang. Akibatnya, jumlah bakteri akan menjadi lebh banyak
dan substansi organik sisa metabolisme ikan akan lebih banyak
terurai dan kualitas air pun akan lebih cepat diperbaiki.
3) Filter kimia
Media filter kimia berupa absorban atau bahan kimia penyerap
maupun pengikat sisa metabolit beracun yang ada dalam air.
Filter kimia digunakan pada kondisi tertentu dengan reaksi cepat
atau memineralisasi substansi organik dengan cepat. Ada
beberapa bahan yang berfungsi sebagai filter kimia diantaranya
ialah arang aktif, ozon, dan sinar ultra violet, resi dan zeolit.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
19
3.2.3. Air
Air merupakan material yang paling berlimpah di muka bumi.
Hampir tiga perempat bagian dari bumi adalah air. Kehidupan makhluk
yang berada di bumi tidak terlepas dari air, 50 sampai 97% dari seluruh
berat tanaman dan hewan terdiri dari air, dan sekitar 70% dari berat tubuh
manusia adalah air. Air seperti halnya energi, memiliki pengaruh untuk
menunjang kelangsungan kehidupan makhluk. Air sangat vital bagi
kehidupan kita karena air merupakan kebutuhan yang sangat mutlak
dikarenakan hampir setiap kegiatan manusia memerlukan air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian
Pencemaran Air mendefenisiskan bahwa air adalah semua air yang
terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air
fosil.
Jumlah air di permukaan bumi secara keseluruhan relatif tetap yang
berubah adalah wujud dan tempatnya. Air akan selalu bersikulasi tidak
pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
20
Gambar 2. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi dapat dilihat pula dengan adanya berbagai air yang
dapat diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas, sumber-
sumber tersebut adalah:
1. Air Angkasa
Air angkasa ialah air yang jatuh ke permukaan bumi berupa hujan
dan salju. Biasanya air angkasa merupakan air yang steril dan bebas
dari zat-zat beracun. Selama perjalanan air dari angkasa tersebut bila
sampai ke bumi, air tersebut akan mengalami kontak dengan udara.
Sehingga pencemaran kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh
derajat pencemaran dari udara dimana air hujan terebut tercemar.
2. Air Permukaan
Air permukaan ialah air yang berada dari permukaan tanah, yang
keberadaannya bersifat sementara, mengalir maupun stabil. Umumnya
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
21
sumber air tawar di permukaan berasal dari danau, sungai, waduk,
parit dan lain-lain, kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh
manusia karena itu perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan atau terperangkap di dalam
lapisan batu yang mengalami pengisian atau pertambahan secara
terus-menerus oleh alam. Air tanah merupakan salah satu limpahan
dari air hujan yang masuk ke dalam tanah. Selain air hujan, air sungai,
danau, mata air pegunungan dan air permukaan lainnya juga meresap
kedalam tanah, walaupun jumlahnya relatif kecil dibandingkan air
hujan.
3.2.4. Kualitas Air
Kualitas air menunjukkan mutu atau kondisi air dari suatu perairan,
air yang terjaga kualitasnya dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara umum kualitas air
berhubungan dengan bahan terlarut didalamnya, tingkat kandungan
bahan terlarut tersebut menentukan kelayakan air tersebut. Setiap
makhluk hidup memerlukan bahan terlarut yang berbeda, sehingga
kualitas air pun bersifat relatif bagi makhluk hidup satu dan untuk makhluk
hidup lainnya.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
22
Kualitas air merupakan faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan budidaya karena air merupakan media hidup organisme
perairan yang sangat mendukung dalam pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan. Kualitas air dikatakan baik jika dapat mendukung kehidupan
ikan dan jasad makanannya pada setiap pemeliharaan. Sehingga dapat
mencegah stress pada ikan yang dapat menyebabkan ikan sakit bahkan
mati, sebagai akibat perubahan mendadak dan drastis antara parameter
air di lingkungan alam dengan lingkungan kolam buatan.
Menurut Ballesteros dan Mendoza (1972) dalam Hubeis (1994),
parameter air yang penting dan menentukan keberhasilan budidaya
adalah suhu, oksigen, pH, karbondioksida, ammonia dan nitrit.
Tabel 3. Kisaran Normal Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Hias
Air Tawar
Amonia <0.012 ppm
Nitrit <0.1 ppm
Karbon dioksida 0 - 10 ppm
Oksigen 3 ppm
pH < 6.5 - 9.0 ppm
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
23
Berikut adalah beberapa parameter kualitas air :
a. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor fisik yang memberikan pengaruh
terhadap kehidupan aquatik. Suhu yang sangat rendah dapat
menyebabkan proses biologi berjalan sangat tinggi sehingga dapat
memusnahkan kehidupan aquatik. Suhu air yang baik untuk kehidupan
ikan di daerah tropis berkisar antara 25 sampai 32o C, namun suhu
permukaan dapat mencapai 35o C atau lebih sehingga berada di luar
batas kehidupan ikan. Suhu berpengaruh terhadap distribusi
organisme, kelarutan gas-gas dan mineral, kecepatan berbagai reaksi
kimiawi serta menentukan kesesuaian air untuk penggunaan tertentu.
b. pH
Besarnya pH suatu perairan merupakan besarnya konsentrasi ion
H yang terdapat di dalam perairan tersebut. pH yang ideal untuk
mendukung kehidupan ikan dan jasa hidup yang merupakan pakan
ikan berkisar antara pH 6,5 – 8,5. Selain itu, nilai pH sangat penting
dalam menentukan pemanfaatan air karena pH air sangat
mempengaruhi reaksi enzim dalam proses metabolisme organisme
termasuk manusia. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya
hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH
maka akan diketahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk
menunjang kehidupan mereka.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
24
c. Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen dalam perairan sering digunakan untuk
menentukan jenis dan keberadaan kehidupan aquatik. Oksigen
dibutuhkan dalam proses respirasi berbagai organisme yang hidup di
perairan, untuk proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme serta untuk berbagai proses lainnya yang berlangsung
di perairan (Metcalf dan Eddy, 1974 dalam Suparta, 1993).
Kekurangan oksigen bersifat fatal bagi ikan, ikan memerlukan
oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan) untuk
menghasilkan aktivitas seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi
atau sebaliknya. Oksigen berlebih akan berdampak fatal bagi
kehidupan bakteri anaerob. Oleh karena itu, pengukuran terhadap
konsentrasi oksigen terlarut penting untuk menentukan sifat biologis
suatu badan air. Kadar oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti : kedalaman air, suhu, jumlah plankton, radiasi
matahari, ketinggian lokasi, difusi dari atmosfer (udara) dan
sebagainya.
d. Amoniak
Amonia merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme
ikan oleh perombakan protein, baik dari ikan sendiri yang berupa
kotoran (feses dan urin) maupun dari sisa pakan. Sisa pakan biasanya
akan membusuk sehingga kadar amonia meningkat. Secara kimia,
amonia berada dalam dua bentuk, yaitu Unionized Ammonia atau UIA
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
25
(NH3) dan Ionized Ammonia atau IA (NH4+). Keberadaan UIA membuat
ikan keracunan apabila kadarnya dalam air tinggi, sedangkan daya
racun IA kurang kuat. Nilai amonia dalam badan air sangat tergantung
pada pH dan suhu. Makin tinggi pH dan suhu maka makin tinggi
konsentrasi NH3 sehingga makin kuat daya racunnya.
Amoniak yang terukur di perairan berupa ammonia total.
Amoniak bebas tidak dapat terionisasi yang berbahaya bagi ikan
sedangkan ammonium dapat terionisasi dan tidak berbahaya bagi
ikan. Daya racun amoniak meningkat dengan seiringnya meningkatnya
pH . Amoniak berpengaruh terhadap kehidupan ikan karena dapat
menghambat daya serap hemoglobin terhadap oksigen terlarut yang
dapat memungkinkan ikan mati lemas .
e. Nitrit
Nitrit (N-NO2) terjadi dari proses oksidasi amoniak dan juga
merupakan gas beracun untuk ikan. Nitrit sebagai hasil perombakan
protein yang merupakan ikatan dari amoniak. Kandungan nitrit yang
masih menunjang kelangsungan hidup ikan dan organisme perairan
lainnya adalah kurang dari 0,1 ppm.
Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi).
Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologi
perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut
sangat rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
26
domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera
dioksidasi menjadi nitrat.
3.2.5. Metode Analisis
Ada beberapa metode penetapan untuk mengukur parameter-
parameter kualitas air.antara lain secara titrasi, elektrokimia, kolorimetri
atau spektrofotometri, pembacaan alat dan lain-lain. Berikut metode
analisis yang digunakan untuk mengukur parameter kualitas air kolam
resirkulasi ikan rainbow:
1) Suhu
Termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang
meteorologi, tetapi penggunaan pada bidang-bidang lain semakin
berkurang, karena air raksa secara permanen sangat beracun pada
sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk
penggunaannya untuk tujuan medis. Prinsip kerja termometer tersebut
bekerja berdasarkan pemuaian zat cair, untuk meningkatkan
ketelitiannya biasanya terdapat bohlam air raksa pada ujung
termometer yang berisi sebagian besar air raksa sehingga pemuaian
dan penyempitan volume air raksa dapat dilanjutkan ke bagian tabung
yang lebih sempit.
Untuk memudahkan kerja analisis kualitas air, kini pada
instrument kualitas air disertakan pengukuran temperatur. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui perbandingan suhu dengan nilai parameter
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
27
yang diukur. Untuk pengukuran suhu pada resirkulasi ikan rainbow
diambil nilai suhu pada konduktiviti meter YSI tipe 30/25.
2) pH
Pengukuran pH bisa dilakukan degan larutan indikator pH
universal, dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi.
Pengukuran dengan indikator hanya dapat mendeteksi hingga satu
desimal, sehingga digunakan hanya untuk pengamatan yang tidak
memerlukan akursi tinggi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada
tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pengamatan
warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna atau sampel
keruh.
Pengukuran pH yang lebih akurat dilakukan dengan pH-meter.
Pada prinsipnya pengukuran pH didasarkan pada potensial
elektrokimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam
elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi
dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda
gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen.
Suatu elektroda pembanding dibutuhkan untuk melengkapi sirkuit
elektrik. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi
hanya mengukur tegangan.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
28
Gambar 3. Skema elektrode pH meter.
3) Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut dianalisis dengan dua macam cara, yaitu:
1. Metode titrasi dengan cara winkler
Metode ini umum digunakan untuk menentukan kondisi oksigen
terlarut. Prinsipnya menggunakan titrasi iodometri.
Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut:
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
29
2. Metode elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metode elektrokimia
adalah cara langsung dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan
anoda yang direndam dalam larutan elektrolit. Reaksi kimia
yang akan terjadi adalah :
Katoda : O2 + 2 H2O 4 OH-
Anoda : Pb + 2 OH- PbO + H20 + 2e-
4) Nitrit
Penetapan nitrit yang dilaksanakan dua laboratorium adalah
menggunakan metode kolorimetri atau spektrofotometri dengan
bantuan asam sulfanilat dan naptylamin, namun bentuk pereaksi pada
laboratorium kimia digunakan larutan stok pereaksi A dan pereaksi B,
sedangkan pada laboratorium IRD digunakan reagen kit. Penetapan
nitrit didasarkan pada suatu bentuk diazotasi dimana dalam suasana
asam (pH 2 - 2,5) asam sulfanilat dengan N-(1-naptyl) etilen-diamin di
hidroklorida (NED-diklorida), membentuk senyawa diazo yang
berwarna ungu ke merah-merahan, warna yang terjadi mengabsorbsi
pada panjang gelombang 530 nm (untuk larutan stok) dan 507 nm
(untuk reagent kit).
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
30
5) Amoniak
Penetapan kadar ammonium yang umum digunakan adalah
metode kolorimetri atau spektrofotometri dengan pereaksi nessler yang
diukur pada panjang gelombang 430 nm. Pereaksi nessler yang
mengandung ion HgI42- dengan ion NH4+ akan membentuk senyawa
yang berwarna yang bervariasi antara merah jingga hingga coklat.
Reaksi kimia yang akan terjadi adalah:
HgI42- + NH3 NH3HgI2 + I2
Selain dengan bantuan pereaksi nessler, penetapan ammonium
dalam air dengan metode kolorometri atau spektrofotometri dapat
menggunakan pereaksi lain berupa larutan alkalin hipoklorit dan
senyawa fenol yang akan menghasilkan senyawa indopenol bewarna
biru yang dapat mengabsorbsi cahaya maksimum pada panjang
gelombang 630 nm.
Gambar 4. Reaksi Indophenol Biru
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
31
Dalam suasana asam basa amonium bereaksi dengan natrium
hipoklorit membentuk senyawa monokloramin, senyawa monokloramin
yang terbentuk ekivalen dengan banyaknya amonium yang terdapat
dalam air contoh. Dengan adanya senyawa fenol dan hipoklorit
berlebih menghasilkan senyawa indofenol yang berwarna biru yang
dapat mengabsorbsi cahaya maksimum pada panjang gelombang 630
nm. Dengan mengukur absorbansi dari larutan contoh serta
membandingkan dengan absorbansi larutan standar, maka kadarnya
dapat dihitung (Strickland & Parsons 1984).
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan ialah larutan indikator, kalium iodida (KI),
MnSO4, asam sulfat p.a. (H2SO4), natrium thiosulfat (Na2S2O3),amilum
2%, larutan Nessler, pereaksi zat warna azo A( asam sulfanilat) dan B (α-
naptylamin hidroclorid), reagen nitrit, alkalin hipoklrit, phenol nitroprussiat,
aquades.
Peralatan yang digunakan ialah microcomputer ionmeter merk
CONSORT, spektrofotometer (Smart spektrofotometer, Hach portable
spektrofotometer, Genesys uv10 spektrofotometer uv), kuvet, termometer,
peralatan gelas seperti erlenmeyer, pipet volum, botol winkler, pipet tetes
dan tabung reaksi, mikropipet, botol specimen, DO meter YSI 55/25,
konduktometer YSI 30/25,
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
32
3.3.2. Sampling
Sampling air dilakukan setiap satu minggu sekali, Pengambilan
sampel air dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 09.00 WIB dengan jumlah
pengambilan 500 ml sampel air di bak air sistem resirkulasi ikan rainbow
yang berada di ruang kodok.
3.3.3. Cara kerja
Metode analisa yang digunakan merupakan metode yang umum
digunakan untuk pengujian kualitas air budidaya ikan yang ada di loka
riset budidaya ikan hias air tawar, Depok . Pengukuran beberapa
parameter seperti suhu, pH, oksigen terlarut (DO), amoniak dan nitrit
dilakukan dengan dua jenis metode pengukuran yang berbeda antara
laboratorium kimia dengan laboratorium IRD.
Tabel 4. Metode Analisis yang Digunakan pada Kegiatan PKL
Parameter Laboratorium Kimia Laboratorium IRD
Suhu
Termometer raksa
Konduktivity, salinity dan
temperatur meter YSI
30/25
pH Larutan indikator
universal
microcomputer ionmeter
merk CONSORT
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
33
Oksigen Terlarut Titrasi Winkler DO meter YSI 55/25
Nitrit (NO2)
Spektrofotometri dengan
larutan stok pereaksi A
dan pereaksi B
Spektrofotometri dengan
reagen KIT
Amoniak (NH3) Metode Nessler Metode Biru Indophenol
pH
Pengukuran menggunakan larutan indikator dilakukan dengan
menambahkan 5 tetes larutan indikator pada 5 ml sampel, warna
yang terlihat dibandingkan dengan warna standar pada label.
Oksigen terlarut (DO)
Sampel air untuk penetapan oksigen terlarut dengan metode titrasi
winkler diambil menggunakan botol winkler (tidak boleh ada
gelembung udara). Kemudian dianalisa dengan cara:
1. Ditambahkan 10 tetes larutan KI dan 10 tetes larutan MnSO4 dan
dibiarkan kurang lebih selama 1 jam hingga terbentuk endapan.
2. Ditambahkan 0,5 ml H2SO4 pekat dan dikocok hingga tidak terdapat
endapan.
3. Dimasukkan 25 ml larutan ke dalam erlenmeyer, dititrasi dengan
natrium Thiosulphat, setelah mendekati titik akhir (berwarna kuning
muda) tambahkan 1 tetes indikator kanji hingga berubah warna
menjadi biru, titrasi dilanjutkan hingga titik akhir (warna biru hilang)
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
34
1000 x ml Natrium thiosulphat x N Natrium thiosulphat x Bst O2 (8)
ml contoh
Nitrit
Penetapan nitrit menggunakan metode kolorimetri/
spekktrofotometri dengan pereaksi larutan stok pereaksi A dan
pereaksi B memakai spektrofotometer SMART. Analisa dilakukan
dengan cara:
1. Memipet 10 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 0,25 ml larutan pereaksi A dan 0,25 ml larutan
pereaksi B, ditunggu sampai 10 menit.
3. Larutan diukur pada panjang gelombang 530 nm dengan hasil
pembacaan absorbansi.
Amoniak
Penetapan amoniak menggunakan metode kolorimetri/
spekktrofotometri dengan pereaksi berupa larutan Nessler memakai
spektrofotometer SMART. Analisa dilakukan dengan cara :
1. Memipet 10 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 0,25 ml larutan nessler, ditunggu sampai 15 menit.
3. Larutan diukur pada panjang gelombang 430 nm dengan hasil
pembacaan absorbansi.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
35
Penetapan amoniak menggunakan metode kolorimetri/
spekktrofotometri dengan pereaksi berupa phenol nitroprussiate
dan alkalin hypoclorite memakai spektrofotometer UV Genesys10.
Analisa dilakukan dengan cara :
1. Ke dalam botol specimen, dipipet masing-masing 10 ml sampel.
2. Ditambahkan 0,3 ml phenol nitroprussiate dan 0,3 ml alkalin
hypoclorite, dikocok.
3. Botol specimen ditutup dan disimpan di ruang gelap minimal 12
jam.
4. Sampel diukur dengan spektrofotometer UV pada panjang
gelombang 630 nm.
5. Pengujian dilakukan secara duplo dan larutan blanko
menggunakan aquades.
3.3.4. Analisis Statistik
Data dianalisis dengan uji t-sudent tidak berpasangan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata diantara
keduanya. Dan dilakukan uji F untuk menguji apakah varian dari dua
metode setiap parameter berbeda atau tidak. Perhitungan analisis
statistik menggunakan program SPSS.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
36
3.4. Hasil dan Pembahasan
3.4.1. Deskripsi Hasil
Data dan hasil pengukuran parameter air pada sistem resirkulasi
ikan rainbow dilampirkan pada tabel 5, 6, 7, 8 dan 9 :
Tabel 5: Hasil Pegamatan Suhu pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow.
Sampel
Tanggal TermometerRaksa YSI 30/25
1 19/3/2008 27.0 26.8
2 26/3/2008 27.0 26.8
3 2/4/2008 27.5 27.1
4 9/4/2008 28.0 27.6
Rata-rata 27.375 27.075
No.Suhu
Hasil pengamatan parameter suhu pada kolam resirkulasi ikan
Rainbow, terlihat bahwa nilai yang dimiliki antara pengukuran dengan
termometer raksa dengan termometer tipe YSI 30/25 tidak terlalu jauh
berbeda. Hal tersebut didukung oleh hasil uji t dengan kesimpulan kedua
varian sama , maka diperoleh thitung < ttabel (0,984 <1,943) untuk p = 0,05,
sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut tidak berbeda.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
37
Tabel 6: Hasil Pegamatan pH pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow.
Sampel
Tanggal Larutan Indikator pH meter
1 19/3/2008 7.0 7.700
2 26/3/2008 7.0 8.250
3 2/4/2008 7.0 8.290
4 9/4/2008 7.0 7.750
Rata-rata 7.0 7.998
No.pH
Hasil pengamatan parameter pH pada kolam resirkulasi ikan
Rainbow terlihat bahwa nilai yang dimiliki berbeda cukup nyata, terutama
untuk pengukuran minggu kedua dan minggu ketiga dimana selisih antara
kedua metode lebih dari 1.0 dan hal tersebut terlihat pula pada rata-rata
dari ke dua metode. Hal tersebut didukung oleh hasil uji t dengan
kesimpulan kedua varian berbeda, maka diperoleh -thitung < -ttabel (-6,318 <
-2,353) untuk p = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran
tersebut berbeda.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
38
Tabel 7: Hasil Pegamatan Oksigen Terlarut (DO) pada Kolam
Resirkulasi Ikan Rainbow.
Sampel
Tanggal Titrasi Winkler DO meter
1 19/3/2008 6.001 7.680
2 26/3/2008 3.177 7.950
3 4/2/2008 8.472 7.700
4 4/9/2008 8.472 7.450
Rata-rata 6.531 7.695
No.DO
Hasil pengukuran oksigen terlarut yang dilakukan dengan metode
titrasi winkler memiliki nilai yang jauh lebih rendah dibandingkan
pengukuran dengan DO-meter pada minggu pertama dan kedua, namun
pada minggu ketiga dan minggu keempat hasil yang diperoleh oleh titrasi
winkler jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengukuran oleh DO meter
dan hasil pengukuran minggu sebelumnya. Sehingga nilai rata-rata dari
dua metode tidak berbeda jauh dibadingkan dengan pengamatan setiap
kali pengukuran. Hal tersebut didukung oleh hasil uji t dengan kesimpulan
kedua varian berbeda, dengan -thitung < -ttabel (-0,921 > -2,353) untuk p =
0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut tidak
berbeda.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
39
Tabel 8: Hasil Pegamatan Nitrit pada Kolam Resirkulasi Ikan
Rainbow.
Sampel
Tanggal Spektrofotometer denganLarutan stok
Spektrofotometerdengan reagent kit
1 19/3/2008 0.863 0.010
2 26/3/2008 0.024 0.013
3 2/4/2008 0.021 0.010
4 9/4/2008 0.070 0.054
Rata-rata 0.244 0.022
No.
Nitrit
Hasil penetapan nitrit dengan bantuan asam sulfanilat pada minggu
pertama pengukuran menghasilkan nilai yang cukup besar, yaitu: 0.863
mg.L-1. Dan untuk pengukuran selanjutnya data yang dihasilkan antara
spektofotometer dengan larutan stok dan bantuan reagen kit tidak memiliki
nilai yang jauh berbeda atau masih berada pada nilai toleran dan fluktuasi
antar kedua analisis berbanding lurus. Hal tersebut didukung oleh hasil uji
t dengan kesimpulan kedua varian berbeda, dengan -thitung < -ttabel (1,077 <
2,353) untuk p = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ke dua pengukuran
tersebut tidak berbeda.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
40
Tabel 9: Hasil Pegamatan Amoniak pada Kolam Resirkulasi
Ikan Rainbow.
Sampel AmoniakNo.
Tanggal Nessler Biru indopenol
1 19/3/2008 0,004 Tidak Teramati
2 26/3/2008 0,003 Tidak Teramati
3 04/02/2008 0,000 Tidak Teramati
4 04/09/2008 0,001 Tidak Teramati
Rata-rata 0,002 0,000
NB : Tidak teramati dianggap nol
Hasil penetapan amoniak pada resirkulasi ikan rainbow antara
metode nessler dengan metode biru indophenol tidak jauh berbeda karena
kisaran hasil yang diperoleh lebih rendah dari 0.01 mg.L-1. Tetapi pada
penetapan dengan metode nessler data mengalami fluktuasi, sedangkan
penetapan dengan metode biru indophenol data yang diperoleh konstan.
Hal tersebut didukung oleh hasil uji t dengan kesimpulan kedua varian
berbeda, dengan -thitung < -ttabel (-2,191 > -2,353) untuk p = 0,05, sehingga
dapat disimpulkan ke dua pengukuran tersebut tidak berbeda.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
41
3.4.2. Pembahasan
Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme. Secara umum suhu berpengaruh
langsung terhadap reaksi enzimatik pada organisme. Pengukuran suhu
pada kegiatan praktek dilakukan menggunakan dua alat yang berbeda,
yaitu :termometer raksa dan temperatur meter YSI tipe 30/25.
Termometer raksa masih digunakan untuk pengukuran suhu pada
kualitas air budidaya, namun penggunaannya kurang efektif karena suhu
yang terukur hanya dapat digunakan untuk pengukuran suhu pada
permukaan kolam. Sehingga untuk kolam yang lebih dalam, pengukuran
dilakukan menggunakan alat digital. Sebelum pemakaian dilakukan
kalibrasi alat agar hasil data yang diperoleh akurat. Hasil data
perbandingan suhu antara termometer raksa dan temperatur meter YSI
tipe 30/25 berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 5. Grafik Perubahan Suhu
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
42
Hasil pengukuran suhu oleh termometer raksa berada pada kisaran
antara 27 – 28 0C, sedangkan hasil pengukuran dari YSI 30/25 berada
pada kisaran antara 26.8 - 27.6 0C. Selisih antara kedua alat tidak jauh
berbeda dan masih berada kisaran suhu yang masih mendukung
pertumbuhan ikan rainbow. Fluktuasi kedua metode stabil dan berbanding
lurus, pada minggu pertama dan kedua nilai konstan, pada minggu
selanjutnya nilai mengalami kenaikan.
pH
Besarnya pH suatu perairan merupakan besarnya konsentrasi ion
Hidrogen yang terdapat di dalam perairan tersebut. Fluktuasi pH dalam
kolam resirkulasi terjadi karena adanya asam dan basa dalam air. pH
pada kolam resirkulasi berada pada nilai 7-9 dikarenakan adanya
karbonat, hidroksida dan bikarbonat dalam air. Pengukuran pH pada
kegiatan praktek dilakukan menggunakan dua metode yang berbeda,
yaitu : penambahan larutan indikator universal dan pengukuran dengan
pH meter.
Pengukuran pH dengan larutan indikator universal memiliki
keterbatasan pada tingkat pengukuran dan memerlukan ketelitian yang
tinggi dalam mengamati warna yang dihasilkan, terlebih bila larutan
sampel berwarna atau keruh. pH meter lebih akurat tetapi, sebelum
pemakaian dilakukan kalibrasi alat dan elektroda agar kerja alat dan
elektoda tetap stabil dan hasil data yang diperoleh akurat. Hasil data
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
43
perbandingan pH antara larutan indikator universal dan pH meter
berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 6. Grafik Perubahan pH
Hasil pengukuran pH dengan larutan indikator universal berada
pada nilai yang konstan pada tiap kali pengukuran, yaitu pada nilai 7
(netral) dan kondisi ini merupakan kondisi yang optimal untuk menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Rainbow. Sedangkan hasil
pengukuran dengan pH meter menunjukkan adanya fluktuasi, pada
minggu kedua mengalami kenaikan yang cukup nyata yaitu berada pada
kisaran 8,25, nilai ini perlu diwaspadai untuk mencegah terganggunya
metabolisme dalam konsumsi pakan dan minggu keempat mengalami
penurunan kembali ke nilai kisaran 7-8.
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut dalam air mempengaruhi jenis dan keberadaan
kehidupan aquatik. Konsentrasi oksigen terlarut pada kolam resirkulasi
setiap waktu berada pada konsentrasi yang optimal baik untuk kehidupan
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
44
ikan maupun pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi karena dengan
efektifitas sistem resirkulasi yang baik akan membantu kelancaran difusi
oksigen dari udara ke dalam air. Pengukuran oksigen terlarut pada
kegiatan praktek dilakukan menggunakan dua metode yang berbeda,
yaitu : metode titrasi winkler dan metode elektrokimia dengan DO meter.
Penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi metode winkler lebih
analitis dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal ini dikarenakan
pada pembacaan DO meter di lapangan memerlukan kecermatan yang
lebih karena nilai oksigen terlarut yang muncul di layar DO meter tidak
stabil sehingga nilai yang diambil adalah nilai yang sering kali muncul.
Sedangkan untuk nilai yang diperoleh titrasi winkler merupakan titik akhir
dari titrasinya. Dengan mengikuti prosedur analisis yang baik dan
standarisasi larutan tiosulfat, akan diperoleh nilai yang lebih akurat. Hasil
data perbandingan pH antara larutan indikator universal dan pH meter
berdasarkan waktu dapat dilihat pada gambar 5.
Oksigen Terlarut (mg.L-1)
3,177
8,4727,450
6,001
8,4727,680 7,9507,700
0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4
Minggu ke-
Titrasi WinklerDO meter
Gambar 7. Grafik Perubahan Oksigen Terlarut
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
45
Hasil penetapan oksigen terlarut (DO) dengan metode titrasi winkler
mengalami fluktuasi yang tidak stabil bahkan mencapai angka terendah,
yaitu 3.177 mg.L-1, nilai ini perlu diwaspadai karena oksigen terlarut yang
rendah (< 5 mg.L-1) akan mengakibatkan nafsu makan ikan berkurang.
Dan angka pada dua minggu terakhir mencapai nilai tertinggi dan konstan,
yaitu 8.472 mg.L-1. Terjaganya nilai oksigen terlarut dalam kondisi yang
layak bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan Rainbow, dikarenakan sistem
resirkulasi menekan terjadinya peningkatan perkembangan bakteri
patogen dan parasit didalam media pemeliharaan.
Nitrit
Keberadaan nitrit terjadi dari hasil perombakan protein yang
merupakan ikatan dari amoniak. Pada air kotor karena terlalu banyak ikan
biasanya mempunyai kadar nitrit yang tinggi. Kandungan nitrit dapat
dikurangi ataupun dihilangkan denga cara penggantian air, pemberian
aerasi, maupun reaksi kimia dengan oksigen. Pengukuran nitrit pada
kegiatan praktek dilakukan menggunakan metode yang sama, tetapi
dengan bentuk pereaksi yang berbeda yaitu : pereaksi berupa larutan stok
dan pereaksi berupa reagen KIT.
Penentuan nitrit dengan peralatan spektrofotometer mendasarkan
pengukurannya pada kurva kalibrasi dan hal ini sangat sensitif terhadap
perubahan yang terjadi pada saat senyawa diinteraksikan dengan cahaya.
Penentuan nitrit antara larutan stok dengan reagen kit sebenarnya tidak
jauh berbeda, namun untuk larutan stok perlu diperhatikan kembali
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
46
kuantitas dan kualitas larutan stok apakah masih bermanfaat dan
memenuhi persyaratan sebagai pereaksi. Hasil data perbandingan nitrit
antara pereaksi larutan stok dan pereaksi reagen KIT berdasarkan waktu
dapat dilihat pada gambar 5.
Nitrit (mg.L-1)
0,863
0,024 0,021 0,0700,010
0,013 0,010 0,0540,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1 2 3 4
Minggu ke-
Larutan StokReagen KIT
Gambar 8. Grafik Perubahan Nitrit
Hasil penetapan nitrit dengan larutan stok, pada minggu pertama
mencapai nilai yang tertinggi, yaitu 0.863 mg.L-1 , diatas 0.1 mg.L-1. Hal
ini membahayakan kesehatan ikan karena dapat bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah. Diduga nilai tersebut diperoleh karena
terkontaminasinya reagen pada saat analisis berlangsung. Pada
pengukuran selanjutnya nilai yang dihasilkan tidak berbeda nyata dan
fluktuasi keduanya berbading lurus. Terjaganya kadar nitrit dalam sistem
resirkulasi, karena nitrit bereaksi dengan oksigen dan dibantu oleh bakteri
Nitrosomonas sp membentuk nitrat (NO3) yang tidak beracun.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
47
Amoniak
Amoniak merupakan nitrogen utama yang berasal dari sisa
metabolisme ikan dan ekskresi ikan. Kadar amoniak meningkat dalam
kolam budidaya ikan hias terjadi karena sisa pakan yang membusuk dan
buangan dari metabolisme ikan. Pengukuran amoniak pada kegiatan
praktek dilakukan menggunakan dua metode yang berbeda, yaitu :
metode nessler dan metode biru indophenol.
Penentuan amoniak dengan metode biru indophenol lebih aman
dibandingkan dengan metode nessler. Hal ini dikarenakan pada metode
nessler digunakan pereaksi nessler yang mengandung merkuri, merkuri
termasuk zat beracun sehingga metode ini dianggap kurang ramah
lingkungan.
Amoniak (mg.L-1
)
0,004
0,003
0,000
0,001
0,000 0,000 0,000 0,0000,000
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
1 2 3 4Minggu ke-
Nessler
Biru indopenol
Gambar 9. Grafik Perubahan Amoniak
Hasil penetapan amoniak dengan metode nessler mengalami
fluktuasi, dari minggu pertama sampai minggu ketiga mengalami
penurunan dan pada minggu keempat mengalami peningkatan walaupun
dalam jumlah yang kecil. Sedangkan penetapan amoniak dengan metode
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
48
biru indophenol berada pada nilai yang konstan, yaitu pada nilai nol. Dari
dua metode penetapan, nilai yang diperoleh dibawah ambang batas. Hal
ini berarti air berada dalam kondisi yang optimal untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan rainbow, terjaganya kadar amoniak yang pada
kisaran dikarenakan sistem resirkulasi yang dapat mereduksi amoniak.
3.5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek, penulis menyimpulkan bahwa dari
analisis yang dilakukan pada pengukuran kualitas air denga dua metode,
didapatkan hasil :
1. Pengukuran suhu sebaiknya menggunakan alat digital, sehingga
dapat dibandingkan dengan parameter lain.
2. Pengukuran pH sebaiknya menggunakan pH-meter, karena hasil
yang didapat lebih stabil dibandingkan pengukuran dengan larutan
indikator.
3. Pengukuran oksigen terlarut sebaiknya menggunakan metode titrasi
winkler, karena hasil yang didapat lebih analitis dibandingkan DO
meter.
4. Pengukuran nitrit sebaiknya menggunakan pereaksi bentuk reagen,
karena kuantitas dan kualitas lebih terjaga dibandingkan larutan stok.
5. Pengukuran amoniak sebaiknya menggunakan metode biru
indophenol, karena pereaksinya lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan pereaksi nessler.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1. Hasil PKL
Hasil yang didapat setelah PKL antara lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui lingkungan kerja dan cara
bersosialisasi di dunia kerja.
2. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi dari teori yang selama ini
dipelajari maupun varian dari teori yang telah ada.
3. Mahasiswa mempunyai gambaran yang nyata tentang
penerapannya di bidang industri selain industri kimia.
4. Mahasiswa memperoleh data hasil pekerjaan yang telah dilakukan
selama bekerja dan telah diolah sesuai dengan standar di
perusahaan untuk pembuatan laporan.
5. Mahasiswa memahami cara menghadapi masalah yang terjadi baik
pada kerja analisis maupun dalam bersosialisasi pada dunia kerja.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
50
4.2. Manfaat PKL
Ada beberapa manfaat yang didapat selama PKl antara lain :
1. Menambah kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap suatu
pekerjaan yang diberikan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang kelak akan
bermanfaat dimasa depan.
3. Menambah ilmu pengetahuan berupa teori dan pengalaman yang
berbeda pada masa kuliah.
4.3. Saran
Adapun saran yang akan penulis sampaikan dalam kesempatan
kali ini, antara lain:
Adanya kondisi peralatan laboratorium dan penyimpanan reagen
yang jauh lebih baik, untuk menunjang keakuratan data hasil
pengamatan yang akan diperoleh.
Oleh karena adanya keterbatasan kemampuan praktikan, maka
penulis mengharapkan untuk selalu ada pengawasan terhadap
kinerja praktikan, agar kesalahan relatif selama pengamatan dapat
ditekani sekecil mungkin.
Dapat meningkatkan kerjasama dengan Loka Riset Budidaya Ikan
Hias Air Tawar Depok agar mempermudah mahasiswa dalam
melaksanakan PKL.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
51
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta : Universitas Negeri
Jakarta.
Effendi, Heni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolaan dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
J.D.H. Strickland and Parsons T.R. 1984. A practical Hand Book of Sea
Water Analysis. Fisheries Research Board of Canada.
Lesmana, Darti S. 2002. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta :
Swadaya.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom
Suparta, M.H. 1993. Pengamatan Kualitas Air di Desa Cibeusi Kecamatan
Cikeruh Kabupaten Sumedang. Bandung : Universitas
Padjajaran.
www.O-fish.com
www.wikipedia.com
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
52
LAMPIRAN
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
53
Lampiran 1:
Struktur Organisasi pada Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar, Depok.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
54
Lampiran 2 :
Print Out Uji t untuk Pengukuran Suhu
Group Statistics
4 27,375 ,4787 ,2394
4 27,075 ,3775 ,1887
AlatTermometer RaksaTemperatur meterYSI 30/25
SuhuN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
,480 ,514 ,984 6 ,363 ,3000 ,3048 -,4459 1,0459
,984 5,691 ,365 ,3000 ,3048 -,4558 1,0558
EqualvariancesassumedEqualvariances notassumed
SuhuF Sig.
Levene's Testfor Equality of
Variances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95%Confidence
Interval of theDifference
t-test for Equality of Means
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
55
Lampiran 3 :
Print Out Uji t untuk Pengukuran pH
Group Statistics
4 7,0000 ,00000 ,00000
4 7,9975 ,31574 ,15787
MetodeLarutan IndikatorUniversalpH meter
pHN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
434,67 ,000 -6,318 6 ,001 -,99750 ,15787 -1,384 -,6112
-6,318 3,000 ,008 -,99750 ,15787 -1,500 -,4951
EqualvariancesassumedEqualvariances notassumed
pHF Sig.
Levene's Testfor Equality of
Variances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95%Confidence
Interval of theDifference
t-test for Equality of Means
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
56
Lampiran 4 :
Print Out Uji t untuk Pengukuran Oksigen Terlarut (DO)
Group Statistics
4 6,53050 2,520924 1,2604624 7,69500 ,204369 ,102184
MetodeTitrasi WinklerDO meter
DON Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
9,735 ,021 -,921 6 ,393 -1,164500 1,264597 -4,259 1,9299
-,921 3,039 ,424 -1,164500 1,264597 -5,160 2,8306
EqualvariancesassumedEqualvariances notassumed
DOF Sig.
Levene's Test forEquality ofVariances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95%Confidence
Interval of theDifference
t-test for Equality of Means
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
57
Lampiran 5 :
Print Out Uji t untuk Penetapan Nitrit
Group Statistics
4 ,24450 ,412943 ,2064714 ,02175 ,021546 ,010773
MetodeLarutan StokReagen KIT
NitritN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
7,970 ,030 1,077 6 ,323 ,222750 ,206752 -,2832 ,728654
1,077 3,016 ,360 ,222750 ,206752 -,4332 ,878717
EqualvariancesassumedEqualvariancesnotassumed
NitritF Sig.
Levene's Testfor Equality of
Variances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
58
Lampiran 6 :
Print Out Uji t untuk Penetapan Amoniak
Group Statistics
4 ,00000 ,000000 ,0000004 ,00200 ,001826 ,000913
MetodeNesslerBiru Indophenol
AmoniakN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
Independent Samples Test
27,000 ,002 -2,191 6 ,071 -,002000 ,000913 -,0042 ,00023
-2,191 3,000 ,116 -,002000 ,000913 -,0049 ,00091
EqualvariancesassumedEqualvariancesnotassumed
AmoniakF Sig.
Levene's Test forEquality ofVariances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
59
Lampiran 7 :
Alat dan Bahan Penetapan Kualitas Air
pada Laboratorium Kimia
(a) (b)
Gambar 8. (a) Peralatan untuk penetapan nitrit dan amoniak, (b) Larutan
Nessler dan Larutan Stok Pereaksi A dan B.
(a) (b)
Gambar 9. (a) SMART Spektrofotometer (b) Larutan indikator universal
untuk penetapan pH
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
60
Lampiran 8 :
Alat dan Bahan Penetapan Kualitas Air
pada Laboratorium IRD
(a) (b)
Gambar 10. (a) Konduktivity, salinity dan temperatur meter YSI 30/25, (b)
DO meter YSI 55/25
(a) (b)
Gambar 11. (a) Larutan phenol nitroprussiate dan alkalin hypoclorite,
(b)Reagen KIT untuk penetapan Nitrit.
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.
61
Lampiran 9 :
Spektrofotometer untuk Penetapan Nitrit dan Amoniak
pada Laboratorium IRD.
(a) (b)
Gambar 12. (a) Spektrofotometer Genesys10uv (b)Spektrofotometer
Portable Hach DR-2000
Perbandingan metode..., Nana Nurdiana, FMIPA UI, 2008.