Upload
tranlien
View
228
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)
DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH
HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO
SUKOHARJO
SKRIPSI
Oleh :
CAECILIA ALFANIA CHRISTIANI
H.3308056
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon)
DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO
SUKOHARJO
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Diploma III Agribisnis Hortikultura dan
Arsitektur Pertamanan
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
CAECILIA ALFANIA CHRISTIANI
H.3308056
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini tanaman buah dapat diperoleh dengan mudah di pasar
tradisional maupun di pasar swalayan. Komoditas hortikultura ini banyak
dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Semakin tinggi tingkat kesadaran manusia akan pentingnya
kandungan gizi yang terdapat pada produk hortikultura seperti vitamin,
mineral, serta protein yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan
manusia.
Salah satu tanaman yang termasuk dalam produk hortikultura adalah
melinjo (Gnetum gnemon). Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki
dua rumah, ada individu jantan dan individu betina. Tanaman melinjo banyak
dijumpai di setiap halaman rumah. Daun muda melinjo yang biasa disebut so
(bahasa jawa) digunakan sebagai bahan sayur misalnya sayur asem. Biji
melinjo dapat digunakan sebagai bahan baku emping, dan batang kayunya
dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan / papan
Banyaknya manfaat yang diperoleh dari tanaman melinjo maka tidak
sedikit orang yang menanam tanaman ini dipekarangan rumah mereka. Selain
itu, cara memperbanyak tanaman ini pun juga sangat mudah. Dalam
memperoleh bibit tanaman melinjo dapat dilakukan dengan dua macam cara
yaitu :
- Secara generatif (penyemaian biji)
- Secara vegetatif (cangkok, okulasi, sambung)
Kedua macam cara tersebut dapat digunakan untuk memperoleh bibit dengan
kualitas baik. Salah satu cara memperbanyak tanaman melinjo khususnya di
Tejomantri adalah dengan teknik cangkok.
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan
jalan menguliti cabang yang ada, lalu dibungkus dengan tanah agar akarnya
tumbuh. Jika sudah muncul akar yang kokoh, maka cabang tersebut sudah
bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Teknik ini lebih dominan dilakukan karena selain sifat yang diturunkan
sama dengan induknya, waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh bibitnya
pun relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan
sambung dan okulasi.
Keberhasilan memperoleh bibit cangkokan sangat tergantung pada
media cangkok. Media cangkok yang murah dan mudah adalah tanah
(Kalie, 1994). Dalam perbanyakan tanaman melinjo dengan teknik cangkok
ini, tanah yang digunakan sebagai media cangkokan adalah jenis tanah
regosol. Tanah ini merupakan tanah yang cukup subur, karena berasal dari
endapan abu vulkanik gunung berapi yang dikeluarkan dari dalam perut bumi
berupa material. Material–material ini kaya akan zat hara yang penting untuk
kesuburan tanah. Sehingga jika tanah ini digunakan sebagai media, maka
kemungkinan besar akan menghasilkan tanaman baru yang baik.
Tugas akhir ini dilaksanakan di KBH Tejomantri Sukoharjo. Pemilihan
tempat magang di Tejomantri dilatarbelakangi oleh Tejomantri sebagai
pemasok bibit tanaman buah salah satunya adalah bibit tanaman melinjo
dengan kualitas yang bagus. Pemasaran bibit hingga saat ini mencangkup
masyarakat di Sukoharjo sendiri dan ada juga yang dari luar wilayah
Sukoharjo.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi
mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang
agribisnis.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agribisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi
pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang
pertanian khususnya pada tanaman melinjo yang dilakukan di KBH
Tejomantri Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo.
b. Melihat dan memahami secara langsung upaya dan pengembangan
agribisnis, khususnya agribisnis tanaman melinjo.
c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan aplikasinya di
tempat magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi dan Klasifikasi Melinjo
Melinjo merupakan tumbuhan yang termasuk kedalam suku / famili
Gnetaceae dan merupakan berbiji terbuka (Gymnospermae). Tanaman
melinjo dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisi : Gymnospermae (berbiji terbuka)
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon L.
(Anonim, 2011a).
B. Sejarah Melinjo
Berdasarkan sejarahnya, melinjo (Gnetum gnemon) berasal dari
Semenanjung Malaysia. Distribusinya sekarang ini membentang dari daerah
Assam sampai Kepulauan Fiji. Namun ada orang yang kurang setuju dengan
pendapat tersebut; mereka beranggapan bahwa melinjo berasal dari Indonesia.
Tanaman ini oleh pendatang dibawa dari Amboina ke Penang pada tahun
1809, kemudian dibawa masuk lagi ke Indonesia. Di Indonesia, melinjo
merupakan tanaman yang tumbuh tersebar dimana-mana, banyak ditemukan
di tanah-tanah pekarangan rumah penduduk pedesaan dan halaman-halaman
rumah penduduk di kota. Ada yang sengaja ditanam, banyak yang tumbuh
tanpa perawatan sebagai tanaman sela diantara tanaman-tanaman jenis
lainnya. Nama tanaman ini diberbagai daerah di Indonesia ternyata
bermacam-macam, yakni belinjo, melinjo, bagor, so, trangkil, dan tangkil
sako, menunjukkan penyebarannya yang cukup luas. Meskipun tanaman
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
melinjo sudah lama dikenal orang dan dimanfaatkan, tetapi baru akhir-akhir
ini dibudidayakan secara khusus dan monokultur di perkebunan-perkebunan
seperti yang terdapat di Piddie (Aceh), Raja Batu Kadaton (Lampung), dan di
Limpung Jawa Tengah (Sudarti, 1990).
Ada yang mengatakan juga bahwa melinjo merupakan tanaman asli
Indonesia. Dan daerah penghasil terbesar di Indonesia, adalah daerah Aceh
dan kepulauan Sumatera lainnya. Sedangkan di Jawa Barat, penghasil buah
melinjo terbanyak hanya Kabupaten Kuningan dan Banten. Sebab masyarakat
petani disana, cenderung lebih senang menanam tanaman melinjo pada lahan
tidur maupun di pekarangan rumahnya. Maka tak heran, bila dari daerah ini
puluhan ton buah melinjo dikirim ke berbagai tempat baik ke Bandung,
Jakarta, Bogor dan kota besar lainnya. Bahkan kini melinjo telah diekspor ke
berbagai negara Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Serikat. Negara paling
banyak meminta buah melinjo, baik dalam kondisi segar maupun olahan
adalah Belanda, Amerika Serikat, Arab Saudi, Kuwait, dan Singapura
(Mitra Bisnis, 2000).
C. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Melinjo dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah meskipun kurang
subur. Selain itu pada daerah dengan curah hujan 2500-3000 mm per
tahun cukup baik untuk pertumbuhan melinjo, meskipun sebenarnya
melinjo menyukai musim kemarau yang jelas.
b. Ketinggian tempat
Melinjo dapat tumbuh sampai ketinggian 1200 m diatas permukaan laut
namun produksi maksimal dicapai pada ketinggian tidak lebih dari 400 m
diatas permukaan laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Tanah
Melinjo tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang khusus berkaitan
dengan tanah sehingga banyak direkomendasikan untuk program
penghijauan.
(Purnomosidhi, et al., 2007).
Tanaman melinjo tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus,
sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir, dan
berkapur. Walaupun demikian tanaman melinjo tidak tahan terhadap tanah
yang selalu tergenang air atau yang berkadar asam tinggi (PH tanah terlalu
asam).
Di Indonesia, tanaman melinjo didapatkan dari daerah pantai yang
berhawa panas, sampai ke daerah pegunungan pada ketinggian 1200 m di atas
permukaan laut. Di dataran rendah dan daerah pegunungan, tanaman ini dapat
hidup baik dan menghasilkan dengan kelembaban tinggi, yaitu yang
mempunyai musim penghujan selama 9 bulan (basah) dan musim kering
selama 3 bulan. Perbedaannya, daun tanaman melinjo yang tumbuh di daerah
pegunungan lebih tebal dan kurang lemas, sehingga daun muda yang disebut
daun so itu bila dimasak sebagai sayur terasa kurang enak (Anonim, 2011b).
D. Jenis Tanaman
Menurut Brink (1965) di Jawa hanya terdapat satu jenis melinjo, yaitu
Gnetum gnemon L. Vardo mesticum. Namun berdasarkan pengamatan di
lapangan, melihat adanya variasi bentuk tajuk pohon dan variasi bentuk dan
ukuran buah atau bijinya, di Jawa terdapat beberapa varietas melinjo.
Jenis tanaman melinjo yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Melinjo bercangkang keras, yang umum disebut sebagai melinjo;
2. Melinjo bercangkang lunak, yang disebut dengan tangkil. Melinjo tangkil
ini meskipun telah tua dan kulit buahnya berwarna merah, tetapi separuh
cangkangnya tetap lunak sebagaimana cangkang melinjo muda. Melinjo
ini banyak dijumpai di hutan-hutan di kepulauan Maluku;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Melinjo yang batangnya menjalar. Melinjo jenis ini dapat ditemui di
hutan-hutan pantai pulau Jawa bagian selatan, misalnya di Pulau
Nusakambangan.
Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dari jenis melinjo
bercangkang keras, perawatan tanaman harus disesuaikan dengan tempat
tumbuh, bibit bermutu serta faktor lingkungan yang ada di tempat tersebut.
Melinjo bercangkang keras terbagi dalam tiga varietas berdasarkan bentuknya
yaitu varietas gentong, varietas dandang dan varietas kerikil
(Mulyanto, 1995).
E. Perbanyakan Melinjo Secara Vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif pada tanaman melinjo antara lain dengan
cara cangkok, sambung penyusuan dan tempel/okulasi. Keuntungan cara
perbanyakan vegetatif pada tanaman melinjo ini adalah cepatnya tanaman
berbuah (pada cangkok), sedangkan pada tanaman hasil okulasi maupun
sambung penyusuan baru dapat berbuah setelah tanaman berumur antara
1,5 – 2 tahun.
Beberapa kelemahan / kerugian yang mungkin timbul dari tanaman
hasil perbanyakan vegetatif khususnya dari cangkok, antara lain :
- Perakaran tanaman kurang lengkap, sehingga mudah roboh bila tertiup
angin besar / kuat;
- Tanaman kurang tahan menghadapi keadaan kurang air, khususnya di
musim kemarau panjang;
- Tanaman hasil cangkok seringkali menghasilan bunga betina yang gagal
menjadi buah.
Kerugian-kerugian seperti tersebut di atas belum pernah ditemui pada
tanaman yang dikembangkan secara sambung penyusuan dan secara
okulasi (Mulyanto, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
F. Teknik Perbanyakan Tanaman Melinjo secara Cangkok
Dalam dunia pertanian mencangkok (air layerage) merupakan salah
satu istilah yang digunakan untuk memperbanyakan tanaman secara vegetatif.
Pembiakan vegetatif secara cangkok ini merupakan suatu cara
perkembangbiakan tanaman yang tertua di dunia akan tetapi hasilnya sering
mengecewakan pencangkoknya karena kegagalan dalam melakukan
pencangkokan. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas
keratan / luka yang kering atau mati (Wudianto, 1998).
Menurut Wudianto (1998) perkembangbiakan secara vegetatif ini
biasanya dipilih karena pertimbangan tertentu misalnya untuk menginginkan
tanaman baru yang mempunyai sifat sama seperti induknya, sifat tersebut
dapat berupa ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, keindahan
bunga. Walaupun banyak keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan
mencangkok ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Kelebihan dan
kelemahan dalam mencangkok ini adalah sebagai berikut :
Keunggulan Kelemahan
- Sifat tanaman baru persis seperti
induknya.
- Tanaman dari bibit cangkok bisa
menghasilkan buah dalam waktu
yang relatif singkat ( ± 4 tahun).
- Waktu yang dibutuhkan untuk
perbanyakan relatif singkat, 1-3
bulan.
- Cepat menghasilkan keturunan baru.
- Tidak dapat dilakukan secara besar-
besaran.
- Bibit cangkok sulit bertahan hidup
di daerah yang air tanahnya rendah
karena perakarannya pendek.
- Tanaman mudah roboh bila angin
kencang karena tidak berakar
tunggang.
- Tajuk pohon induknya menjadi
rusak karena banyak cabang yang
dipotong.
- Pada musim kemarau panjang,
tanaman tidak tahan kering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Tahap – tahapan dalam penyiapan bibit cangkok adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan alat dan bahan
a. Pisau yang tajam dan bersih untuk mengupas kulit cabang.
b. Plastik putih/sabut kelapa untuk pembungkus kulit pohon.
c. Tali rafia/tali bambu untuk pengikat.
d. Tanah yang subur atau mos sabut kelapa yang sudah dihancurkan
untuk media tumbuh akar.
2. Langkah – langkah perbanyakan dengan cara cangkok adalah sebagai
berikut:
a. Memilih pohon induk sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
b. Memilih cabang pada pohon induk yang memenuhi persyaratan pada
bagian a.
c. Mengupas kulit cabang pada salah satu buku selebar kira-kira 4 cm.
d. Membersihkan kambium yang terdapat pada cabang yang telah
dikupas, kemudian mengeringkannya selama 1 hari, sedangkan jika
tanaman tersebut bergetah maka dikeringkan selama 3-4 hari.
e. Kemudian membuat media berupa campuran pupuk kandang dan
tanah dengan perbandingan 1 : 2.
f. Setelah itu, menempelkan media tersebut pada cabang yang telah
dikupas dan membungkusnya dengan sabut kelapa atau plastik.
g. Mengikat kedua ujung bungkusan dengan tali.
h. Menyiram cangkokan secara teratur.
i. Menunggu sampai akar berkembang.
j. Kemudian memotong cangkokan dibawah bungkusan bila akar sudah
banyak.
k. Memindahkan cangkokan ke polibag atau dapat menanam secara
langsung, apabila cangkokan ditanaman di polibag terlebih dahulu,
maka waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan bibit hasil
cangkokan
l. Pindahkanlah cangkokan ke polibag atau tanamlah secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(Purnomosidhi, et al., 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
I. TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja magang dilaksanakan di Balai Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Tejomantri, Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo. Adapun pelaksanakan praktek kerja magang adalah
pada tanggal 7 Februari – 7 Maret 2011.
B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai
berikut :
1. Penentuan lokasi kegiatan magang
Pemilihan lokasi magang disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu bidang kajian perbanyakan tanaman melinjo dengan
teknik cangkok. Lokasi yang dipilih adalah Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri dengan salah satu kegiatannya adalah cangkok tanaman
melinjo.
2. Pelaksanaan magang
Mahasiswa melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
paktik magang. Kegiatan tersebut yaitu cangkok tanaman melinjo dan
kegiatan lain untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
tugas akhir adalah sebagai berikut :
a. Obsevasi
Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kepada
obyek yang diteliti, baik teknik budidaya maupun keadaan instansi
tempat magang.
b. Wawancara
Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab
secara langsung dengan responden. Dalam hal ini, penulis
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
memawancarai pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau
karyawan, maupun masyarakat di sekitar instansi tempat magang.
c. Pelaksanaan kegiatan magang
Serangkaian kegiatan mahasiswa selama magang dilakukan
secara langsung dalam praktek di lapangan. Dengan demikian
penulis mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan di
instansi tersebut.
d. Studi pustaka
Penulis mencari referensi untuk melengkapi data-data agar
memperoleh hubungan antara teori dan aplikasinya di lapangan
tempat penulis magang. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal,
internet dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi
1. Sejarah Singkat Berdirinya KBH Tejomantri
Kebun Benih Hortikultura Tejomantri pada awalnya berasal dari
tanah kas Desa Wonorejo. Tanah tersebut tidak dipelihara dengan baik
maka tanah tersebut kritis dan tandus sehingga tanaman yang ada di
atasnya kurang baik hasilnya dan tidak menguntungkan.
Tanah kemudian dipinjam oleh Dinas Pertanian Rakyat Wilayah
Surakarta pada 1953 sampai dengan tahun 1958 untuk diupayakan
rehabilitasi (tanpa ada sewa menyewa). Tahun 1958, tanah beserta isinya
dikembalikan ke Desa Wonorejo, namun karena Desa Wonorejo tidak
mampu memelihara dan mengelola kebun tersebut dengan baik, akhirnya
tanah tersebut dijual kepada Kebun Dinas Pertanian Rakyat Wilayah
Surakarta. Tanaman yang dipelihara diantaranya cengkih, randu, kelapa,
jeruk dan lain-lain. Mulai tahun 1971, status tanah berubah menjadi
Kebun Benih Hortikultura. Nama Tejomantri merupakan nama Pimpinan
Kebun / Mantri Tani yaitu Bapak Sunarto yang sama dengan tokoh
pewayangan Togog alias Tejomantri.
- Tokoh wayang Togog alias Tejomantri merupakan pamong bangsa
Kurawa yang berkarakter fisik serba jelek seperti kondisi kebun
benih saat itu. Berkat ketekunan dan keuletan bapak Sunarto,
sebagai pamong yang dibantu oleh staf kebun, sedikit demi sedikit
kondisi kebun benih dibenahi dan dibangun sehingga menjadi baik.
- “Nama Tejomantri saya ilhami oleh munculnya Tejo atau pelangi
di angkasa, selain warnanya yang indah berwarna-warni juga bisa
terlihat dari segala penjuru, seperti obsesi beliau pada waktu itu
dengan menyediakan banyak tanaman yang bermutu tinggi, yang
dapat menarik para pembeli dari segala penjuru dengan harapan
nama Tejomantri dapat Kondang Kaloka sampai di seluruh dunia”,
demikian kata beliau mengakhiri ceritanya.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pengolahan Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di Desa
Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kewedanan Bekonang, Kabupaten
Sukoharjo dari tahun 1958 sampai tahun 1985 dilakukan oleh Dinas
Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta. Namun sejak tahun 1986 Kebun
Benih Hortikultura Tejomantri diserahkan ke Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten Sukoharjo. Kemudian sejak April 1986 pengelola
kebun Benih Hortikultura Tejomantri dipindahkan kepada UPTD
Wilayah Surakarta di bawah Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Tengah yang berkembang menjadi Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Wilayah Surakarta di Tegalgondo.
1. Keadaan KBH Tejomantri
a. Kondisi Geografis
Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di Desa Wonorejo,
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo berada pada jarak 2
km dari jalan raya Bekonang. Daerah Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri termasuk daerah dataran dengan batas-batas sebagai
berikut :
1) Sebelah timur : Dukuh Kersan, Desa Jatisobo.
2) Sebelah selatan : Tanaman persawahan Desa Wonorejo.
3) Sebelah barat : Tanaman persawahan Desa Wonorejo.
4) Sebelah utara : Dukuh Winong, Desa Kragilan,
Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
b. Kondisi Topografi
Kebun Benih Hortikultura Tejomantri mempunyai keadaan
tanah yang mendatar sedikit bergelombang dan berwarna coklat
dengan struktur tanah yang subur dan gembur. Daerah Kebun
Benih Hortikultura Tejomantri terletak di dataran rendah dengan
sifat tanah sebagai berikut :
1) Jenis tanah : Regosol
2) Struktur tanah : Lembung berpasir
3) Tekstur tanah : Coklat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Reaksi tanah : Agak asam
5) Ph : 6–7
6) Aerasi : Sedang
7) Kesuburan : Sedang
c. Keadaan Tanah
Tanah di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri merupakan
jenis tanah regosol dengan pH 6.5 – 7.5 dan mempunyai struktur
tanah lepas-lepas. Tanah regosol bertekstur pasir, seperti tanah di
Kebun Benih Hortikultura Tejomantri, memiliki perkapabilitas
lebih cepat dan porositas lebih besar dibandingkan dengan jenis
tanah yang lainnya. Tanah regosol di Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri berwarna kelabu coklat atau coklat kuning sampai
keputihan. Tanah berstruktur lapis atau butir tunggal dengan
tekstur pasir sampai lempung berdebu, kepadatan lepas atau teguh
dan keras.
d. Kondisi Iklim
Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari Dinas
Perairan Kecamatan Polokarto selama 10 tahun terakhir maka tipe
iklim Kebun Benih Hortikultura Tejomantri termasuk tipe iklim C
atau agak basah.
e. Luas Areal
Luas Kebun Benih Hortikultura Tejomantri seluruhnya
adalah 14,756 m2.
(Gambar Denah Pada Lampiran 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Struktur Organisasi
Mulai tahun 1996 Kebun Benih Hortikultura Tejomantri
sepenuhnya dikelola oleh Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Wilayah Surakarta dan Tegalgondo. Struktur organisasi
kepegawaian dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini :
Gambar 1. Skema Struktur Organisasi KBH Tejomantri
B. Uraian Kegiatan Magang Perusahaan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam perbanyakan melinjo dengan
teknik cangkok yang dilakukan di Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tejomantri ini adalah sebagai berikut :
1. Pisau okulasi untuk mengelupas kulit batang dan mengerok cambium.
2. Plastik putih bening untuk menutup keratan yang telah diberi media
berupa tanah gembur dan pupuk.
3. Rafia untuk mengikat media yang telah ditutup menggunakan plastik.
4. Media cangkok yang terbuat dari tanah gembur dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1 serta diberi air sedikit untuk memberi
kelembaban pada media tersebut.
PIMPINAN KBH
TEJOMANTRI
BAGIAN
ADMINISTRASI
SEKSI PEG.
TEKNOLOGI
SEKSI
PEMASARAN
SEKSI
PRODUKSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Adapun varietas yang dibudidayakan di Balai Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Tejomantri ini adalah menggunakan jenis melinjo
bercangkang keras dengan varietas gentong. Beberapa kegiatan yang
dilakukan di Tejomantri yang berkaitan dengan pelaksanaan cangkok
tanaman melinjo adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan tanam yang akan digunakan dalam
mencangkok seperti :
a. Pisau okulasi
b. Plastik bening
c. Rafia
d. Media tanam berupa tanah gembur dan pupuk dengan perbandingan
1:1 serta ditambahkan air secukupnya.
2. Pelaksanaan cangkok
a. Mengelupas kulit cabang setinggi ± 15 cm lalu mengerok
kambiumnya hingga cabang tersebut bersih dari kambium. Proses
pembersihan kambium dapat dilihat pada gambar 3 di lampiran. Dan
dapat dilihat pula batang yang masih berkambium
(lampiran gambar 1) dengan yang sudah bersih dari kambium
(lampiran gambar 2).
b. Menyelimuti cabang bersih tersebut menggunakan media, dapat
dilihat pada lampiran gambar 4. Media tersebut terdiri dari tanah
gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 dan diberi
sedikit air.
c. Kemudian membungkus media yang menyelimuti cabang tersebut
dengan plastik bening dan mengikatnya menggunakan rafia dengan
kencang pada bagian atas, tengah dan bawah
(lampiran gambar 5 dan ambar 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3. Pemeliharaan
a. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membuang benalu-benalu
menempel pada cabang tanaman melinjo tersebut, mengurangi daun
serta ranting-ranting yang tumbuh pada cabang atas.
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan dalam cangkok kali ini menggunakan
pupuk kandang saja dan diberikan pada saat penyelimutan cabang.
c. Pengairan
Pengairan yang dilakukan hanya bergantung pada air hujan
karena pada praktek dilapang kebetulan pada musim penghujan dan
tanaman ini tidak terlalu banyak membutuhkan air. Disebelah
tanaman-tanaman melinjo ini telah dibuat saluran drainase untuk
menghindarkan tanah dari penggenangan air.
C. Pembahasan
Perbanyakan tanaman melinjo (Gnetum gnemon) ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, generatif maupun vegetatif. Biasanya lebih
banyak yang menggunakan perbanyakan vegetatif karena waktu yang
dibutuhkan lebih singkat. Oleh sebab itu Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri ini lebih mengutamakan perbanyakan secara vegetatif yaitu
dengan teknik cangkok. Dengan teknik ini, bibit yang dihasilkan akan lebih
sama dengan induknya. Selain itu juga waktu yang dibutuhkan pun relatif
lebih singkat dibandingkan dengan teknik lainnya.
Adapun jenis melinjo yang diperbanyak di Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri adalah jenis melinjo bercangkang keras dengan varietas gentong
karena memiliki kelebihan yaitu buah yang dihasilkan berukuran besar-besar
dengan bentuk agak bulat tetapi buahnya pada setiap pohon tidak begitu lebat.
Varietas ini lebih banyak dicari masyarakat dan paling banyak dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dari hasil kerja praktek lapang di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri
yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dibahas terhadap hasil
kegiatan praktek lapang tersebut antara lain:
1. Pelaksanaan Cangkok Melinjo
Perbanyakan melinjo secara vegetatif yang dilakukan di
Tejomantri adalah dengan cara cangkok karena tanaman tersebut akan
dapat cepat berbuah dan cepat menghasilkan keturunan. Cabang
melinjo yang akan dicangkok berumur ± 1 tahun dan berdiameter 3 cm
dengan keadaan cabang yang berdiri tegak lurus.
Mencangkok cabang melinjo merupakan cara yang mudah untuk
dilakukan yaitu dengan menyayat kulit cabang terpilih sepanjang
± 15 cm dan membersihkannya dari kambium yang menempel pada
cabang dengan cara mengerok atau menggosok-gosok dengan pisau
yang digunakan untuk mengelupas tadi. Ini dilakukan agar tidak
tumbuh kulit baru pada cabang tersebut. Kemudian menutup bekas
sayatan tersebut dengan media berupa campuran antara tanah gembur
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 dan diberi air secukupnya
yang berguna untuk menjaga kelembaban media cangkok tersebut.
Media menutupi sebagian banyak bekas sayatan, yang dimulai dari kulit
bagian atas bekas sayatan tersebut ± 3 cm dan berakhir pada ± 3 cm
sebelum batas bekas sayatan paling bawah. Kemudian media tersebut
dibungkus menggunakan plastik dan diikat dengan kencang bagian atas,
tengah, dan bawah. Dalam pelaksanaan cangkok tanaman melinjo di
Tejomantri ini, plastik pembungkus media tidak dilubangi agar
kelembaban media tetap terjaga. Selain itu juga untuk mengantisipasi
masuknya hama dan penyakit tanaman yang dapat mengganggu
aktifitas pertumbuhan tanaman melinjo setelah dicangkok.
Salah satu faktor keberhasilan dalam mencangkok adalah
kelembaban media cangkok tersebut. Kelembaban media cangkok biasa
dihubungkan dengan banyak sedikitnya pemberian air. Sedangkan
tanaman melinjo ini tidak tahan dengan pemberian air terlalu banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang nantinya akan mengakibatkan penggenangan pada daerah sekitar
akar. Maka untuk menanggulanginya, disiapkan kolam drainase untuk
menampung air tersebut.
Pelaksanaan cangkok melinjo ini tidak dilakukan setiap hari
karena mengingat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan. Sehingga
jumlah cangkokan yang dihasilkan setiap 1 harinya adalah
± 5 – 8 cangkokan, dan dalam waktu 1 bulan dapat menghasilkan
sekitar ± 16 – 18 cangkokan. Setiap satu batang indukan, terdapat
4 – 6 cabang yang dicangkok
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan dalam sebuah budidaya merupakan suatu cara
bagaimana merawat tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Dalam proses budidaya tanaman, tahap
pemeliharaan ini sangat diperlukan sekali. Sehingga para pembudidaya
mengutamakan tahapan ini untuk mendapatkan hasil tanaman yang baru
dengan baik. Pemeliharaan tanaman melinjo yang diperbanyak dengan
teknik cangkok di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri ini meliputi
penyiangan, pemupukan, dan penyiraman.
a. Penyiangan
Penyiangan atau pembersihan terhadap tanaman pesaing
(gulma) perlu dilakukan, mengingat gulma tersebut dapat
menghalangi pertumbuhan tanaman pokok dan merebut zat-zat
makanan yang diperlukan tanaman pokok. Selain itu, gulma
tersebut justru dapat menjadi tempat hidup atau sumber makanan
bagi hama dan penyakit yang nantinya dapat menyerang tanaman
pokok (Sutarminingsih, 2010).
Dalam pembudidayaan tanaman melinjo dengan teknik
cangkok di Tejomantri ini, penyiangan dilakukan dengan
mengurangi ranting-ranting yang tidak diinginkan pada cabang
tanaman yang dicangkok karena dengan adanya ranting-ranting
yang tidak diinginkan tersebut dapat menghambat peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
produksi cangkokan. Dan dengan dihilangkannya ranting-ranting
dari cabang yang dicangkok tersebut maka energi yang selama ini
terserap untuk pertumbuhan ranting pengganggu tersebut dapat
disalurkan untuk pertumbuhan akar cangkokan. Selain itu, ada
beberapa perlakuan penyiangan yang dilakukan lagi pada cabang
cangkokan tersebut yaitu menghilangkan / membuang benalu dan
daun – daun yang masih tumbuh pada cabang bagian atas.
b. Pemupukan
Pemupukan menjadi salah satu bagian penting yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman. Dengan pemupukan
yang tepat, tanaman akan tumbuh dengan baik
(Musaddad, 2007). Pemupukan pada tanaman yang telah
menghasilkan mempunyai dua tujuan, yaitu untuk meningkatkan
hasil dan mempertahankan serta memperbaiki kesehatan dan
kesuburan pertumbuhan tanaman pokok (Setyamidjaja, 1993).
Pada perbanyakan melinjo dengan teknik cangkok di
Tejomantri ini, pemupukan lebih dititik beratkan pada
pemeliharaan cabang cangkokan yang telah dikerok yang nantinya
digunakan sebagai tempat tumbuhnya tanaman baru. Pupuk yang
diberikan adalah pupuk kandang saja. Pada pemeliharaan tanaman
kali ini tidak ada pengaplikasian dengan pupuk lain. Pupuk
diberikan pada saat persiapan untuk pencangkokan.
c. Penyiraman
Setiap hari tanaman membutuhkan air untuk mengganti
cairan yang hilang karena penguapan. Tanaman yang baru
dicangkok sangat rentan terhadap kekurangan air sehingga tidak
banyak tanaman buah yang diperbanyak menggunakan cara
cangkok. Karena dengan cara cangkok, tanaman buah tidak dapat
bertahan lama atau bias dikatakan gagal. Hal ini disebabkan karena
tidak terjaganya kelembaban pada cangkokan. Maka sebaiknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
penyiraman dilakukan setiap hari, terutama pada tanaman muda
dan tanaman yang ditanam pada musim kemarau (Wiryanta, 2009).
Cangkokan tanaman melinjo memang membutuhkan
kelembaban yang tinggi agar hasil yang diberikan memuaskan.
Akan tetapi dalam praktek kerja lapangan ini, penyiraman tidak
diberikan secara kontinyu karena perlakuan cangkok tanaman
melinjo kebetulan pada musim penghujan. Selain itu jika porsi air
yang diberikan terlalu banyak maka dapat mengganggu pernafasan
akar. Sehingga untuk menanggulangi resiko kegagalan tersebut,
dibuatlah saluran drainase didekat tanaman melinjo tersebut agar
tidak terjadi penggenangan, khususnya pada daerah sekitar akar.
Dan tanaman melinjo yang dikembangkan dengan teknik cangkok
dapat tumbuh dengan baik.
D. Analisis Usaha Tani
Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak dan tidaknya usaha
tersebut dilakukan oleh perusahaan. Berikut adalah analisis usaha tani untuk
perbanyakan tanaman melinjo dengan teknik cangkok di Kebun Benih
Hortikultura Tejomantri, Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo.
Tabel 1. Biaya Tetap Produksi Cangkok Tanaman Melinjo
No Keterangan Kebutuhan Umur (bulan)
Harga (Rp)
Total Kebutuhan
(Rp)
Total Biaya (3 bulan)
(Rp) 1. Sewa Lahan 0 0 0 0 0 2. Penyusutan Peralatan
Pisau Okulasi 3 48 60.000 180.000 11.250 Gunting 2 48 8.000 16.000 1.000 Gergaji 2 36 80.000 140.000 11.700 Ember 2 24 15.000 30.000 3.750
Jumlah Biaya Tetap 27.200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Keterangan :
· Rumus untuk menghitung total biaya.
Total biaya = ĠaȖoϜn7.pȖpÎo ȱsp)7na as平魄 x 3 bulan
· Umur ekonomis adalah perkiraan umur barang mengalami kerusakan.
· Umur ekonomis dalam satuan bulan
Tabel 2. Biaya Variabel Produksi Cangkok Tanaman Melinjo
No Keterangan Kebutuhan Satuan Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1. Biaya operasional a. Biaya perawatan - Pupuk kandang 1 m3 250.000 250.000 b. Plastik okulasi ½ rol 50.000 25.000 c. Rafia 2 rol 27.000 54.000
2. Biaya tenaga - Pencangkokan 1 HOK 30.000 30.000 - Penyiangan 3 HOK 30.000 90.000 - Transplantasi 1 HOK 30.000 30.000
Jumlah Biaya Variabel 479.000
Biaya Tetap = Rp 27.200,-
Biaya Variabel = Rp 479.000,-
Harga bibit melinjo siap jual = Rp 8.000,-
Jumlah Produksi bibit melinjo dengan tingkat kegagalan 10 %
200 tanaman – (10% x 200) = 180 tanaman
a) Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 27.200 + Rp 479.000
= Rp 506.200,-
b) Penerimaan = Harga x Jumlah Produksi
= Rp 8.000 x 180
= Rp 1.440.000,-
c) Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total
= Rp 1.440.000 – Rp 506.200
= Rp 933.800,-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Biaya variabel per unit = 批平o仆o瓢o)平o.7Ϝ@)a聘pn魄平Ġo oso
= Ě颇*OK.难难难,难难Ö馁难
= Rp 2.661,00
d) BEP (unit) = 批平o仆oĠ7Ȗo颇脾o)苹o凭poϜ颇7)p 平Ȗ能批平o仆o瓢o)平o.7Ϝ颇7)p 平Ȗ
= 捏怒挠O.挠难难,难难捏怒馁.难难难,难难能捏怒挠.淖淖Ö,难难
= 5 unit
Artinya Tejomantri tidak mendapat untung atau rugi jika
mampu menjual bibit cangkok melinjo sebanyak 5 tanaman selama
satu masa produksi.
e) BEP (rupiah) = 批平o仆oĠ7Ȗo颇Ö能闰腮锐色锐扫锐5腮锐闰弱t散弱5骚叁腮搔萨锐5洒锐鳃骚锐t散弱5骚叁腮搔
= 捏怒挠O.挠难难,难难Ö能茄情潜.堑堑前,钳钳茄情欠.钳钳钳,钳钳
= Rp 38.857,00
Artinya Tejomantri tidak mendapat untung atau rugi jika
penjualan bibit cangkok melinjo selama satu masa produksi
Rp 38.857,00.
f) R/C Ratio = 皮psϜoÎ@7 7)平soo ĠaȖoϜ批平o仆o
= Ě颇Ö.**难.难难难,难难Ě颇闹难淖.挠难难,难难
= 2,84 (R/C Ratio > 1 = untung)
Artinya dari setiap modal R 1,00 yang dikeluarkan akan
diperoleh hasil Rp 2,84,00. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka
semakin tinggi pula penerimaan yang siperoleh. Suatu usaha dapat
dikatakan layak apabila nilai revenue cost (R/C Ratio) lebih dari 1.
g) B/C Ratio = 匹7p Ȗp 苹o ĠaȖoϜ批平o仆o
= Ě颇K脑脑.馁难难,难难Ě颇闹难淖.挠难难,难难
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
= 1,84 (B/C Ratio >1 = untung)
Artinya dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan
diperoleh hasil Rp 1,84,00. Jadi semakin tinggi B/C Ratio maka
semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Suatu usaha dapat
dikatakan layak apabila nilai benefit cost (B/C Ratio) lebih dari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dalam praktek kerja lapangan untuk
perbanyakan tanaman melinjo dengan teknik cangkok adalah :
1. Perbanyakan tanaman melinjo gentong di Tejomantri dengan teknik
cangkok akan dapat tumbuh akar 2 – 3 bulan setelah pencangkokan.
2. Cangkok dilakukan pada cabang yang memiliki diameter ± 3 cm. sebelum
cabang dicangkok, kulit cabang yang telah dikelupas dikerok terlebih
dahulu sampai kambiumnya benar-benar hilang. Kemudian ditempeli
media tanam berupa tanah gembur dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1.
3. Keberhasilannya hanya 90% dari 200 cangkokan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat
disampaikan yaitu kebersihan dalam pelaksanaan cangkok melinjo hendaknya
diperhatikan agar tingkat keberhasilan dalam perbanyakan ini besar.
26