Upload
ledien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X
SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Disusun Oleh
KARNAWATI
202009039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
DIFFRENCES LEARNING OUTCOMES MODEL COOPERATIF STUDY MATH USING
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) AND MODEL COOPERATIVE STUDY
GROUP INVESTIGATION (GI) IN CLASS X SMK PGRI 2 SALATIGA ACADEMIC YEAR
2012/2013
Karnawati
Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRACT
This study aims to determine the differences in learning outcomes using a mathematical
model of cooperative Student Team Achievement Division (STAD) and model of cooperative Group
Investigation (GI). This Study is an experimental study, the research subjects were student of class X school
year 2012/2013 of the two classes are in SMK PGRI 2 Salatiga. The control group in this study were
students of XC SMK PGRI 2 Salatiga whose students are 32, which was treated with the model of
cooperatif learning type STAD. Experimental group were students of XD SMK PGRI 2 Salatiga which
totaled 31 students, who were treated with the model of cooperatif learning type GI. Ability to know the end
of both groups were given the posttest. T-tes is used to determine the significance of difference in
mathematics achievement between the control group and the experimental group. The results showed no
differences in significant mathematics learning outcomes among students who are taunght using the STAD
cooperative models with students who are taught using the model cooperative type GI. Students are taught
using model cooperative type STAD gained an average of 58.75, while the students are taunght using the
cooperative model type GI gained an average of 68.54. Learning outcomes in students who were taught
using the model cooperative model type GI is better than the students who are using model cooperatifve
type STAD .
Keywords: math leraning outcomes, cooperative model Student Team Achievement Division (STAD) and
the cooperatif model type Group Investigation (GI).
PENDAHULUAN
Belajar matematika tidak dapat disamakan dengan pelajaran non matematika. Proses
belajar matematika yang baik, siswa yang belajar akan dapat memahami matematika
dengan baik pula dan siswa dengan mudah mempelajari matematika selanjutnya serta
dengan mudah pula mengaplikasikan ke situasi baru, yaitu dapat menyelesaikan masalah
baik dalam matematika itu sendiri maupun ilmu lainnya atau dalam kehidupan sehari-hari
(Herman, 1988).
Proses belajar kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun
sendiri pemahaman dan pengalaman belajar. Nor Azizah Salleh dan Sharan yang dikutip
oleh Nor Azizah Shalleh, siti Rahayah Arifin, DAN Musa Daia menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif mempunyai struktur yang membolehkan interaksi sosial berlaku
dan dapat meningkatkan pencapaian, minat kepada sekolah, teman, dan mata pelajaran.
Pembelajaran kooperatif tipe GI maupun STAD dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
siswa diharapkan untuk aktif, saling menghargai, saling membantu di dalam kelompok
untuk memecahkan masalah bersama-sama. Model kooperatif tipe STAD siswa dibagi
dalam tim belajar yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda –beda tingkat kemampuan,
jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Kelompok GI, siswa dibagi kedalam 4-5 yang
dibentuk berdasarkan kesamaan minat atau perkawanan.
Gagne dan Biggs yang dikutip oleh Tengku Zahara Djaafar pembelajaran adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa
sedemikian rupa sehingga berlangsung dengan mudah. Komponen yang berbeda-beda
menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan strategi, pendekatan,
metode, dan model yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai
materi dengan baik dan mendalam. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif
untuk mencapai tujuan matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa bekerjasama
dengan orang lain sehingga memberikan pengaruh yang singnifikasi terhadap hasil
belajar.
Berdasarkan dari peryataan tersebut, mendorong penulis untuk diadakan penelitian
kembali dengan judul ’’ perbedaan hasil belajar menggunakan model student Team
Achievement Division (STAD) dan model Group Investigation (GI) pada siswa kelas X
SMK PGRI 2 Salatitiga.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah, apakah terdapat
perbedaan hasil belajar menggunakan model Student Team Achiviment Division (STAD)
dan model Group Investigation (GI) pada siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga?
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar menggunakan model STAD dan GI pada siswa kelas X SMK
PGRI 2 Salatiga. Manfaat penelitian sebagai berikut: (1) manfaat teoritis yaitu hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
Pedidikan Matematika, khususnya sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dalam
pengembangan model pembelajaran matematika dan juga sebagai acuan penelitian
selanjutnya, (2) manfaat praktis yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: (a) bagi guru, dapat dijadikan acuan
untuk memperbaiki cara pembelajaran dikelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar
matematika, (b) bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar
matematika, selain itu siswa dapat mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan
berperan aktif, (c) bagi sekolah, dapat dijadikan kajian untuk meningkatkan lagi sarana
dan prasarana sekolah sekolah, khususnya penyediaan media pengajaran, selain itu juga
dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dengan pembelajaran menggunakan
model Student Team Achievement Division (STAD) dan model Group Investigation (GI)
sesuai materi yang diajarkan.
LANDASAN TEORI
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar yang
meliputi keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan, serta sikap dan cita-
cita (Sudjana, 2004:22). Bila dilihat dengan tiga macam hasil belajar merupakan
gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang
eksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban yang benar pada
soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar (Sutrisno, 2008:25). Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah terjadinya proses belajar mengajar di kelas.
Cooperative Learning berasal kata Cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok
atau satu tim (Isjoni, 2007:15). Cooperative Learning merupakan model pembelajaran
yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran
oleh teman sebaya (peer teaching). Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran
secara berkelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana. Pembelajaran kooperatif dimana membiasakan siswa
belajar menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan
materi pelajaran, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan melakukan diskusi.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran STAD (Slavin,
1995:17) diantaranya membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen,
guru menyajikan pelajaran, guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota kelompok, guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa,
memberikan evaluasi, kesimpulan.
Pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks. Eggen dan Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group
Investigation adalah suatu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap topik. Pembelajaran kooperatif dimana
membiasakan siswa belajar dengan menggunakan kelompok kecil secara heterogen,
kemudian tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok
bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok.
Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada
seluruh kelas, untuk berbagi dan bertukar informasi.
Perbedaan model STAD dan model GI menurut Arends (2001) adalah sesuai dengan
Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Perbedaan Model Kooperatif Tipe STAD dan Tipe GI
Pendekatan Unsur Model Tipe STAD Model Tipe GI
Tujuan Kognitif Pengetahuan akademis
faktual
Pengetahuan
konseptual Akademis
dan Ketrampilan
menyelidiki
Tujuan Sosial Kerja kelompok dan
kerja sama
Kerjasama dalam
kelompok kompleks
Struktur Tim kelompok belajar
heterogen 4-5 orang
Beranggota 5-6 orang
mungkin homogen
(berdasarkan kesamaan
minat)
Pemilihan Topik Biasanya guru Guru dan siswa
Tugas Utama Siswa menggunakan
worksheet dan saling
membantu dalam
menguasai materi
pelajaran
Siswa menyelesaikan
penyelidikan yang
kompleks
Asesmen Tes mingguan Menyelesaikan proyek
dan membuat laporan,
dapat menggunakan
tes essay
Rekognisi Newsletter dan
publikasi lain
Presentasi lisan dan
tertulis
Berdasarkan kerangka berfikir maka dirumuskan suatu hipotesis. Sudjana (dalam
Buchori, 2009) mengemukakan hipotesis adalah asumsi atau dugaaan mengenai sesuatu
hal dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekkan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas kelas X
SMK PGRI 2 Salatiga dalam pembelajran dengan menggunakan model kooperati tipe
STAD dan model kooperati tipe GI pada mata pelajaran matematika. Dugaan sementara
yaitu dimungkinkan model kooperati tipe GI lebih baik karena terjadi kemampuan siswa
dalam menyerap materi memberi pengalaman yang nyata.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan membagi
kelompok penelitian menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah
kelompok eksperimen yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan kelompok kedua adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe GI.
Desain penelitian pretest-posttest (Arikunto, 2003:276). Model ini sebelum memulai
perlakuan kedua kelompok diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal .
Kelompok eksperimen diberi model GI , dan kelompok kontrol diberi model
STAD . Selesai perlakuan, kedua kelompok diberi tes akhir ( dapat
diskemakan sebagai berikut:
Tabel 2
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Kontrol
Eksperimen
Keterangan:
: Tes awal (pada kelompok eksperimen dan kontrol)
: Menggunakan model Group Investigation (GI)
: Menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD)
: Tes akhir (pada kelompok eksperimen dan kontrol) Terdapat 2 variabel yaitu (1) Variabel Bebas (Independent Variabel) adalah variabel
yang mempengaruhi atau disebut variabel penyebab. Penelitian ini variabel bebas adalah
menggunakan model STAD dan GI yang dilambangkan dengan huruf (X), dan (2)
Variabel Terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut
variabel tergantung. Variabel terikat dilambangkan dengan huruf (Y) yaitu hasil belajar.
Penelitian dilakukan di SMK PGRI 2 Salatiga sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 31 siswa dan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 32 siswa. Kegiatan
ini dilaksanakan pada 26 maret sampai 11 April. Peneliti menggunakan instrumen berupa
lembar observasi dan tes. Butir soal berisi 30 pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda.
Peneliti menggunakan uji prasyarat berupa uji validitas instrumen tes, uji
realibilitas instrumen tes, daya pembeda, taraf kesukaran, uji normalitas, dan uji
homogenitas. Menganalisis data dalam penelitian digunakan teknik analisis data yang
terdiri dari teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif adalah
analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengukuran variabel yang diukur
yaitu hasil belajar matematika dengan menggunakan model STAD dan hasil belajar
menggunakan model GI. Pendeskripsian hasil pengukuran meliputi mean, median,
standar deviasi, nilai maksimum, dan minimum. Analisis inferensial dalam penelitian ada
dua sampel yang akan diujikan perbedaan rata-ratanya, karena itu analisis inferensial
yang digunakan adalah uji beda untuk sampel bebas (independent sample t test).
Analisis hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian,
apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis penelitian
menggunakan SPSS 17.0 for windows yaitu uji t. Pengujian hipotesis menggunakan Uji t
dua pihak dengan taraf signifikansi 5%. Cara menguji hipotesis yaitu dengan melihat nilai
signifikansi dalam tabel Independent-Sample T-Test. Jika nilai signifikansinya adalah
0,05 maka tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok. Jika nilai
signifikansinya 0,05 maka diantara kedua kelompok terdapat perbedaan hasil belajar
setelah diberikan perlakuan. Hipotesis yang dapat ditulis sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan
model kooperatif tipe GI terhadap hasil belajar
H1 : Ada perbedaan yang signifikan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan
model kooperatif tipe GI terhadap hasil belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga yang di Jalan Nakula Sadewa
1, Kembangarum, Dusun Dukuh Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Penelitian ini yang
menjadi subjek adalah siswa kelas X-C dan kelas X-D SMK PGRI 2 Salatiga tahun
pelajaran 2012/2013. Siswa kelas XC sebagai kelas kontrol terdiri dari 32 siswa dan siswa
kelas XD sebagai kelas eksperimen terdiri dari 31 siswa. Peneliti sebelum melakukan uji
beda rataan terlebih dahulu melakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas data yang
digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mengikuti kurva normal atau
tidak. Uji analisis deskriptif berdasarkan pada hasil pretest pada kelas X-D sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-C SMK PGRI 2 Salatiga sebagai kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 3. Berikut hasil uji normalitas pretest kelompok STAD dan GI. Tabel hasil uji
normalitas kelompok STAD dan GI terlihat dalam Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Deskriptif Pretest
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
nilai pretest
kelas eksperimen
nilai pretest
kelas kontrol
31
32
40
30
65
70
52.90
48.59
7.277
9.938
Rata-rata dari kelas eksperimen sebesar 52,90 , sedangkan nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 48,59. Nilai standar deviasi kelas eksperimen adalah 7,277 sedangkan
nilai standar deviasi kelas kontrol adalah 9,938. Analisi deskriptif berdasarkan pada
posttest pada kelas XD sebagai kelas eksperimen dan kelas XC sebagai kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Hasil Uji Deskriptif Posttest
Descriptive Statistics
N
Minimu
m Maximum Mean
Std.
Deviation
nilai pretest
kelas
eksperimen
nilai pretest
kelas kontrol
31
32
55
40
90
90
68.54
58.75
7.822
9.587
Rata-rata dari kelas eksperimen sebesar 68,54 , sedangkan nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 58,75. Nilai standar deviasi kelas eksperimen adalah 7,822 sedangkan
nilai standar deviasi kelas kontrol adalah 9,587. Setelah diketahui data kelompok STAD
dan GI terdistribusi normal, maka peneliti sudah dapat melakukan uji beda rataan. Hasil
uji beda rataan dapat dilihat dalam Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Uji Beda Rata-Rata
Test Statisticsa
nilai postest
Mann-Whitney U 243.000
Wilcoxon W 771.000
Z -3.557
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
Test Statisticsa
nilai postest
Mann-Whitney U 243.000
Wilcoxon W 771.000
Z -3.557
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
a. Grouping Variable: kode
postest
Berdasarkan data di atas Sig. 000 0,05, maka dari hipotesis yang ada H0 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan menggunakan model kooperatif tipe GI dan kelas kontrol dengan
menggunakan model STAD.
Pelajaran matematika, adalah salah satu pelajaran yang perlu mendapat perhatian
lebih dari seorang guru dan siswa. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran
yang di UN kan.Pembelajaran yang cocok dengan karakter matematika salah satunya
dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif siswa dilatih
untuk bekerjasama dalam kelompok dan memaparkan hasil pekerjaan mereka sehingga
dapat terlihat perbedaan hasil belajar dan minat belajar siswa.
Posttest siswa kelas XC SMK PGRI 2 Salatiga yang menggunakan model STAD
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa 58,75 yang berada dalam kategori
hampir cukup dengan standar deviasi 11,981, sedangkan posttest siswa kelas XD yang
menggunakan model GI menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa 68,55 yang
berada dalam kategori lebih dari cukup dengan standar deviasi 7,659.
Hasil penelitian menunjukkan tentang perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI adalah, terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan GI.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar matematika yang signifikan pada kelas XC yang diajar dengan menggunakan
model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan siswa kelas
XD yang diajar menggunakan model Group Investigation (GI) di SMK PGRI 2 Salatiga.
Hasil belajar yang diajar hasil belajar pada siswa yang diajar menggunakan model
kooperatif tipe GI lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan model
kooperatif tipe STAD.
Pretest siswa kelas XC SMK PGRI 2 Salatiga yang menggunakan model STAD
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa 46,88 sedangkan siswa Kelas XD yang
menggunakan model kooperatif tipe GI menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
47,10. Posttest siswa kelas XC SMK PGRI 2 Salatiga yang menggunakan model
kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa 46,88 sedangkan
siswa Kelas XD yang menggunakan model kooperatif tipe GI menunjukkan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa 47,10. Jadi model kooperatif tipe tipe GI lebih baik dari pada
model kooperatif tipe (STAD). Berdasarkan nilai rata-ratanya kooperatif tipe tipe GI
hasil belajar matematikanya lebih tinggi sedangkan kooperatif tipe tipe STAD lebih
rendah.
2. Saran
Setelah penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa
lebih baik dengan menggunakan model Group Investigation (GI), maka penelitian
memberi beberapa masukan yaitu: a) Siswa agar menggunakan model GI dalam
pembelajaran matematika, sehingga mencapai hasil belajar matematika yang baik, b) guru
diharapkan agar dalam proses pembelajarannya tidak hanya menggunakan model Student
Team Achievement Division (STAD) tetapi juga dapat menggunakan model Group
Investigation (GI) di kelas, karena dengan ini dapatmeningkatkan hasil belajar
matematika siswa, dan c) kepala sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi
para guru untuk dapat mengikuti seminar atau pelatihan tentang model GI dan dapat
menerapkannya di dalam kelas.
.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Krismanto. 2001. Belajar Secara Kooperatif Sebagai Salah Satu Pembelajaran Aktif.
Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Asih, D. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Dengan
Pendekatan JAS Pada Materi Ligkungan . Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Anggurina. 2012. Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Mata Pelajaran
Kewirausahaan Kelas X1-6 di SMK Kristen Salatiga. Skripsi. Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Dimyati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, Iswani, Susanti. 2012. Penerapan Model Group Investigation Terhadap Hasil
Belajar Materi Bahan Kimia di Smp. Jurnal. Universitas Negeri Semarang.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Hanafiah, Nanang. 2000. Konsep Strategi pembelajaran. Bandung: PT Tefika Aditama.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang –
Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nugraha. 2011. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Pokok Bahasan Bangun Ruang Bagi siswa kelas IV SDN 1 Bowongso Kalikajar,
Wonosobo Semester 11 tahun 2010/2011. Skripsi. Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Puspita, D. I. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang Diajarkan
Melalui Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
dan tipe Group Investigation. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Rahadi, Aristo. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Safa, Aziz. 2008. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Jakarta: Nusa
Media.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning, Theory, Research and Practice, Second
Edition: Boston Allyn dan Bacon.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Bumi.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JIICA UPI.
Taniredja, Tukiran. 2002. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, A. A. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Winataputra, Udin. S. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.