20
Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The Godfather dilihat dari Hubungan Tokoh Kay Adams dengan Keluarga Corleone Sekar Ayu Melati Program Studi Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Skripsi ini melihat bagaimana proses adaptasi yang dilalui novel The Godfather (1969) ke dalam film The Godfather (1972, 1974) menyebabkan perubahan ideologi yang didasarkan pada analisis hubungan Kay Adams dengan keluarga Corleone. Latar belakang novel sebagai fiksi Italia-Amerika dan pengaruh industri Hollywood pada tahun 1960-1970an terhadap perbedaan-perbedaan yang muncul dalam kedua wahana akan dianalisis. Adapun ideologi yang diamati pada tiap wahana berkenaan dengan isu gender dan interaksi lintas-budaya. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori adaptasi/alih-wahana, konsep stereotipe, konsep gender dan konsep interaksi lintas-budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan ideologi yang disampaikan oleh masing-masing wahana berkenaan dengan permasalahan interaksi lintas-budaya dan isu gender yang muncul dalam The Godfather. Analisis hubungan karakter penting dilakukan karena Kay Adams dan keluarga Corleone merepresentasikan kelompok budaya white Anglo-Saxon Protestant atau WASP dan mafia Italia/Sisilia. Dengan ditemukannya perbedaan- perbedaan tersebut, dapat terlihat bahwa novel The Godfather (1969) menunjukkan perspektif budaya imigran Italia/Sisilia yang terbuka pada interaksi lintas-budaya, sedangkan film The Godfather (1972, 1974) lebih dipengaruhi budaya WASP yang melihat budaya imigran Italia/Sisilia secara stereotipikal sebagai budaya “Yang Lain”. KATA KUNCI: adaptasi, interaksi lintas-budaya, gender, The Godfather, novel, film, Hollywood Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The Godfather dilihat dari Hubungan Tokoh Kay Adams dengan

Keluarga Corleone

Sekar Ayu Melati

Program Studi Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

E-mail: [email protected]  

Abstrak

Skripsi ini melihat bagaimana proses adaptasi yang dilalui novel The Godfather (1969) ke dalam film The Godfather (1972, 1974) menyebabkan perubahan ideologi yang didasarkan pada analisis hubungan Kay Adams dengan keluarga Corleone. Latar belakang novel sebagai fiksi Italia-Amerika dan pengaruh industri Hollywood pada tahun 1960-1970an terhadap perbedaan-perbedaan yang muncul dalam kedua wahana akan dianalisis. Adapun ideologi yang diamati pada tiap wahana berkenaan dengan isu gender dan interaksi lintas-budaya. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori adaptasi/alih-wahana, konsep stereotipe, konsep gender dan konsep interaksi lintas-budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan ideologi yang disampaikan oleh masing-masing wahana berkenaan dengan permasalahan interaksi lintas-budaya dan isu gender yang muncul dalam The Godfather. Analisis hubungan karakter penting dilakukan karena Kay Adams dan keluarga Corleone merepresentasikan kelompok budaya white Anglo-Saxon Protestant atau WASP dan mafia Italia/Sisilia. Dengan ditemukannya perbedaan-perbedaan tersebut, dapat terlihat bahwa novel The Godfather (1969) menunjukkan perspektif budaya imigran Italia/Sisilia yang terbuka pada interaksi lintas-budaya, sedangkan film The Godfather (1972, 1974) lebih dipengaruhi budaya WASP yang melihat budaya imigran Italia/Sisilia secara stereotipikal sebagai budaya “Yang Lain”.

KATA KUNCI: adaptasi, interaksi lintas-budaya, gender, The Godfather, novel, film, Hollywood

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 2: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Ideology Difference in The Godfather Novel (1969) and Movies (1972, 1974) based on the Analysis of the Relationship between Kay Adams

and the Corleone Family

Abstract

This undergraduate thesis examines how the process of adaptation undergone by The Godfather novel (1969) into The Godfather movies (1972, 1974) caused a shift in its ideology based on the analysis of the relationship between Kay Adams and the Corleone family. The novel’s background as Italian-American fiction and the influence of Hollywood industry in the 1960s and 1970s to the differences in both media will be analyzed. The observed ideology is regarding cross-cultural interaction and gender construction issues. The approaches which are used in this thesis are the theory of adaptation, the concept of stereotype, the concept of gender and the concept of cross-cultural interaction. This research aims at determining each media’s ideology regarding the cross-cultural interaction and gender issue occurred in The Godfather. Analyzing the relationship between characters is necessary because of the cultures represented by Kay Adams and the Corleone family, which are white Anglo-Saxon Protestant or WASP and Italian/Sicilian mafia. The difference of the development of their relationship indicates that The Godfather (1969) novel uses the perspective of Italian/Sicilian immigrant culture which welcomes cross-cultural interaction, whereas The Godfather (1972, 1974) movies are more influenced by WASP culture’s perspective which stereotypically perceives the Italian/Sicilian immigrant culture as “the Other”.

KEYWORDS: adaptation, cross-cultural interaction, gender, The Godfather, novel, film, Hollywood

 

Pendahuluan

The Godfather (1972), disutradarai oleh Francis Ford Coppola, merupakan sebuah

film yang sangat fenomenal dan karenanya menjadi legendaris. Karena fenomena

yang ditimbulkannya, The Godfather mengundang banyak perhatian akademisi

seperti Coccimiglio (2013), Ennis (2012), Kenna (2008) dan Kitahara (2006). Banyak

penelitian yang dilakukan untuk menganalisis berbagai aspek tematis maupun

formalis The Godfather. Penelitian-penelitian ini kebanyakan membahas mengenai

beberapa isu yang sangat kasat mata: maskulinitas/patriarki, etnisitas, konstruksi

budaya, mafia, kriminalitas, dan kekerasan. Akan tetapi, penelitian-penelitian ini

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 3: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

memperlakukan film The Godfather sebagai sebuah karya yang berdiri sendiri dan

tidak berhubungan dengan karya sumbernya. Memang, The Godfather (1972, 1974)

dapat dianggap sebagai karya adaptasi yang ‘setia’ terhadap karya sumbernya

(Adaptation as Pastiche, n.d.). Meski demikian, novel dan film The Godfather

merupakan karya yang berbeda dengan orisinalitas masing-masing. Hal ini

disebabkan alih-wahana bukanlah sekadar tindakan mewujudkan sebuah karya dalam

suatu media ke media lain, melainkan sebuah seni menciptakan sebuah karya baru

yang didasarkan pada karya sumber (Hutcheon, 2006).

The Godfather memiliki perbedaan-perbedaannya sendiri dalam novel dan film.

Perbedaan-perbedaan yang tidak besar ini berkenaan dengan permasalahan gender

dan interaksi budaya yang terlihat dalam kedua karya. Masing-masing tokoh

merepresentasikan budaya yang menjadi latar belakang mereka. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk menganalisis perbedaan-perbedaan dalam novel dan film untuk

mengetahui ideologi kedua karya terhadap isu gender dan interaksi budaya yang

terjadi dalam cerita. Dalam penelitian ini, hanya novel The Godfather (1969), film

The Godfather (1972), dan film The Godfather Part II (1974) yang akan dianalisis.

Sekuel yang terakhir, The Godfather Part III (1990) tidak turut dianalisis karena

bukan merupakan adaptasi dari novel.

Penelitian ini akan dilakukan juga dengan mempertimbangkan latar belakang novel

sebagai fiksi Italia-Amerika dan film sebagai produk Hollywood pada tahun 1960-

1970an. Era fiksi Italia-Amerika pertama dimulai dari penulis-penulis generasi ketiga

imigran. Pada masa itu, menurut Gardaphe (1987), imigran Italia sudah mulai

berasimilasi ke dalam masyarakat Amerika dan memiliki pandangan yang lebih

objektif terhadap sejarah imigrasi mereka. Mario Puzo merupakan salah satu penulis

fiksi Italia-Amerika generasi ketiga, tetapi karyanya yang dianggap benar-benar

merepresentasikan karakteristik penulis Italia-Amerika generasi ketiga adalah The

Fortunate Pilgrim (1964). Novel ini disebutkan dalam artikel Josephine Gattuso

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 4: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Hendin yang berjudul Social Constructions and Aesthetic Achievements: Italian

American Writing as Ethnic Art (2003) karena mengangkat isu tentang permasalahan

perubahan self image yang dihadapi perempuan Italia. Dalam The Godfather (1969),

kisah mengenai imigrasi Italia tidak terlalu diangkat. Hanya latar belakang sang tokoh

utama, Don Corleone, yang menunjukkan adanya relasi langsung keluarga Corleone

dengan imigrasi. Akan tetapi, kemunculan novel ini setelah novel-novel Puzo yang

dianggap mampu merepresentasikan pengalaman Italia-Amerika menjadikan The

Godfather cukup dianggap sebagai salah satu karya fiksi Italia-Amerika.

Adapun pada masa pembuatan film The Godfather, terjadi perubahan signifikan pada

Hollywood. Menurut Ray (1985), mitos tradisional atau paradigma klasik Hollywood

yang selama ini menjadi ciri khasnya—reconciliatory myth dan reluctant hero

story—dipandang secara ironis oleh sebagian masyarakat sementara tetap dipercaya

oleh masyarakat yang lain. Hal ini berpengaruh pada film-film yang diproduksi oleh

Hollywood. Polarisasi dalam masyarakat menyebabkan munculnya corrected genre

films yang mempertahankan sekaligus mengkritisi paradigma klasik Hollywood. The

Godfather (1972, 1974) merupakan salah satu corrected genre film yang berhasil

sukses.

Pembahasan

Penokohan Kay Adams dalam novel dan film

Kay Adams adalah seorang perempuan Amerika yang pada awal The Godfather

muncul sebagai kekasih Michael Corleone tetapi kemudian hubungan berkembang ke

arah yang lebih serius hingga akhirnya menjadi istri kedua Michael. Baik dalam novel

maupun film, tokoh Kay pertama kali muncul di acara pernikahan Connie, adik

Michael. Dalam novel, penjelasan pertama tentang latar belakang tokoh Kay adalah

mengenai karakteristiknya:

“She was too thin, she was too fair, her face was too sharply intelligent for a woman, her manner too free for a maiden. Her name,

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 5: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

too, was outlandish to their ears; she called herself Kay Adams. If she had told them that her family had settled in America two hundred years ago and her name was a common one, they would have shrugged.”

Penjelasan di atas menekankan ‘kekurangan’ atau ‘kesalahan’ karakteristik Kay yang

dianggap Puzo menunjukkan karakteristik perempuan Amerika yang ditunjukkan

dengan penggunaan kata ‘too’. Hal ini menjadikan kemunculan alienasi dan

prasangka dari keluarga Corleone terhadap Kay. Dalam film, Kay diperankan oleh

Diane Keaton. Fisiknya lebih tinggi dari sebagian besar perempuan-perempuan Italia

di pesta Connie, berambut pirang dan juga sangat kurus.

Stereotipe semakin dipertegas dengan penyebutan dalam novel bahwa Kay Adams

berasal dari keluarga yankee yang bertempat tinggal di New England. Istilah yankee

umumnya dipergunakan untuk mendeskripsikan tipikal orang Amerika keturunan

Inggris. Kay pun menganut agama Protestan. Karakteristik ini sesuai dengan

karakteristik kelompok White Anglo-Saxon Protestant, sebuah kelompok mayoritas di

Amerika Serikat pada masa itu.

Namun, latar belakang keluarga Kay ini hanya disebutkan di dalam novel. Dalam

film, latar keluarga Kay nyaris tidak pernah disebutkan. Satu-satunya hubungan yang

disorot adalah hubungannya dengan Michael. Hubungan Kay dengan orang tuanya

tidak diperlihatkan sama sekali, sehingga Kay muncul bukan sebagai bagian dari

suatu keluarga melainkan sebagai individu. Hal ini menonjolkan perbedaan stereotipe

karakteristik kelompok Italia/Sisilia yang komunal dan Amerika yang cenderung

dianggap individualis. Perbedaan ini, tentu saja, memberikan kesan yang berbeda

mengenai karakteristik Kay. Adanya relasi dengan keluarganya sendiri dalam novel

menjadikan Kay perempuan yang lebih domestik. Maksud dari ‘domestik’ di sini

adalah relasi dengan keluarga menjadikan Kay perempuan yang lebih rumahan,

dengan orang tua yang dia perlu dia patuhi dan dengarkan pendapatnya.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 6: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Baik dalam novel maupun film, Kay Adams adalah tokoh yang naïf dan polos.

Namun, cara Michael menyikapi kenaifan Kay berbeda dalam novel dan film. Baik

dalam novel maupun film, Michael bermaksud untuk memberitahu Kay mengenai

kenyataan keluarganya. Dalam novel, Michael membicarakan faktanya secara tidak

langsung dan dibumbui dengan candaan, tidak dengan terus terang. Penyampaian

Michael yang halus dan berputar-putar menghambat terbukanya mata Kay akan

kenyataan keluarga Corleone1. Michael menggunakan pendekatan yang berbeda

dalam film. Dalam menyikapi kenaifan Kay, Michael memberi tanggapan yang lebih

serius dan terus terang pada saat bicara mengenai Johnny Fontane dan Luca Brasi.

Oleh karena itu, berbeda dari tokoh Kay dalam novel yang tetap naïf, tokoh Kay

dalam film lebih terpapar pada kenyataan.

Dari contoh-contoh di atas, semakin jelaslah bahwa perbedaan sikap Michael

memperlakukan Kay dalam novel dan film berbeda, dan bahwa perbedaan perlakuan

ini mempengaruhi kenaifan Kay. Dalam novel, meski Michael juga menyampaikan

kebenaran keluarganya pada Kay, kebenaran itu dibumbui dengan candaan yang

ternyata membuat esensi pernyataan Michael tidak tersampaikan pada Kay. Hasilnya,

kenaifan Kay terpelihara. Sedangkan dengan memaparkan kebenarannya pada Kay

secara terus terang dan tanpa basa-basi, Michael membuat Kay dalam film lebih

banyak belajar mengenai kenyataan di balik bisnis keluarga Corleone dan orang-

orang seperti apa yang bekerja untuk mereka. Kemudian, dari pembahasan di atas,

dapat juga terlihat adanya stereotipe mengenai budaya WASP dan budaya mafia

Italia/Sisilia. Stereotipe ini dapat terlihat dari pilihan kata Puzo dalam novel, dan

visualisasi Coppola dalam film. Dalam kedua karya, stereotipe budaya ini

                                                                                                                         1  Ada  kesalahpahaman  dalam  hubungan  Kay  dan  Michael  yang  disebabkan  oleh  perbedaan  budaya  high-­‐context  dan  low-­‐context.  Yang  dimaksud  dengan  budaya  high-­‐context  yaitu  budaya  yang  berkomunikasi  dengan  implisit  dan   tidak   langsung,   sedangkan   yang   dimaksud   dengan   budaya   low-­‐context   yaitu   budaya   yang   berkomunikasi  dengan  eksplisit  dan  langsung  (Yama  &  Zakaria,  2012).  Penggunaan  anekdot  oleh  Michael  menunjukkan  bahwa  budaya  Italia  adalah  budaya  high-­‐context,  sedangkan  ketidakpahaman  Kay  menunjukkan  bahwa  budaya  Amerika  adalah  budaya  low-­‐context.    

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 7: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

dikonstruksi. Terakhir, pembahasan di atas juga menunjukkan adanya konstruksi

gender mengenai sikap dan karakteristik perempuan yang semestinya dilihat dari

budaya Italia/Sisilia yang direpresentasikan sebagai keluarga Corleone.

Hubungan keluarga dalam novel dan film

Michael Corleone adalah keturunan imigran Sisilia yang menetap di kota New York.

Keluarganya merupakan bagian dari The Five Families of New York—lima keluarga

mafia kota New York. Dalam novel, diceritakan bahwa pertemuannya dengan Kay

terjadi saat dia sedang menimba ilmu di kampus Dartmouth. Akan tetapi, Michael

memiliki kecenderungan untuk lebih memilih berbakti pada Amerika Serikat.

Mengacu pada tahap asimilasi Gordon (Healey, 2012), kecenderungan Michael ini

dapat dikatakan sebagai tahap asimilasi kedua dalam level sekunder: yaitu masuk ke

dalam organisasi atau institusi kelompok dominan. Sama halnya dengan di novel,

dalam film pun Michael terlihat memiliki kecenderungan memilih Amerika

dibanding Sisilia. Akan tetapi, kecenderungan ini hanya terlihat dari penggunaan

seragam Amerika pada pesta pernikahan Connie dan dari pilihan perempuannya.

Kecenderungan Michael untuk lebih memilih Amerika ini mempengaruhi posisinya

dalam keluarga Corleone pada umumnya dan di mata sang Don pada khususnya.

Dalam novel, diilustrasikan bahwa Michael adalah orang luar dalam keluarga

Corleone, dan keberadaan Kay ‘the American girl’ menyimbolkan kecenderungannya

terhadap Amerika-lah yang menempatkan posisinya seperti itu. Akan tetapi, yang

terjadi dalam film adalah sebaliknya. Meski tempat duduk yang dipilih Michael

memang sedikit jauh dari pusat keramaian pesta, keluarga Corleone tidak

memperlakukan Michael seperti orang luar dan justru bersikap hangat terhadap Kay.

Meski dalam novel perlakuan Don Corleone terhadap Michael diartikan sebagai

penolakan asimilasi, perlakuan Don Corleone dalam film yang sangat bertolak

belakang ini tidak serta-merta berarti sang Don terbuka terhadap asimilasi. Sikap Don

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 8: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

dalam film justru menegaskan karakteristik komunal kelompok budaya Italia/Sisilia

yang sangat menghargai relasi keluarga. Pemaknaan seperti ini didapat dari

pengamatan bahwa di sepanjang film, sang Don tidak menunjukkan tanda-tanda

terbuka terhadap asimilasi dengan budaya WASP/Amerika. Oleh karena itu, adegan

di atas disimpulkan sebagai penghargaan sang Don pada hubungannya dengan

anaknya.

Dalam novel, kecenderungan Michael tidak mengalami perubahan hingga akhir

cerita. Michael memiliki rencana mengenai anak-anak yang akan mereka punya, dan

rencana itu tidak melibatkan kegiatan mafia keluarga Corleone. Perencanaan ini

bertahan sampai akhir, sampai mereka telah membesarkan dua anak laki-laki, sang

Don meninggal dan Michael telah menjadi Don Corleone yang baru. Kecenderungan

Michael yang terus-menerus ini juga menunjukkan keterbukaan terhadap asimilasi

yang terus-menerus. Michael benar-benar terbuka terhadap akulturasi dan integrasi

dengan budaya WASP/Amerika yang diperolehnya dari hubungannya dengan Kay.

Akan tetapi, dalam film, kecenderungan Michael mengalami perubahan. Sikap

Michael justru berkembang ke arah penolakan asimilasi. Sikap Michael ini

menunjukkan gejala asimilasi berbalik arah—reverse direction—yang merupakan

kritik terhadap tahap asimilasi Gordon karena Michael, yaitu: “become less

assimilated over time, revive their traditional culture, relearn the old language, or

revitalize ethnic organizations or associations” (Greeley dalam Healey, 2012). Tidak

pernah ada penjelasan mengenai keinginan Michael untuk membesarkan anak-

anaknya dengan cara Amerika maupun dengan cara Sisilia, tetapi perubahan

kecenderungan ini dapat dilihat dari pakaian yang dikenakan Michael saat dia

menemui Kay setelah kepulangannya dari Sisilia. Saat pertama kali Michael

ditunjukkan bersama Kay di pesta pernikahan Connie, Michael mengenakan seragam

Angkatan Laut Amerika-nya sementara saat mereka bertemu lagi, Michael

mengenakan topi dan coat panjang yang menjadi ciri khas mafia.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 9: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Menimbang tindakan Michael dan mengacu pada tahap asimilasi Gordon (Healey,

2012), pernikahan Michael dan Kay adalah tahapan intermarriage di mana anggota

kelompok minoritas menikah dengan anggota kelompok mayoritas. Seharusnya

tahapan ini menjadi tahapan yang menguntungkan bagi Michael, karena hubungan

tersebut dapat memberi manfaat bagi Michael dalam bidang pekerjaan atau hal

lainnya mengingat di Amerika Serikat, kelompok WASP adalah kelompok yang

dominan dan diutamakan dibandingkan kelompok imigran Sisilia—“Given the stress

on Anglo-conformity, a member of an immigrant or minority group would not be able

to compete for jobs or other opportunities in the secondary sector of the social

structure until he or she had learned the dominant group’s culture” (Gordon dalam

Healey, 2012: 52). Tahapan ini seharusnya menjadi batu loncatan untuk Michael yang

ingin menjadikan bisnis keluarga Corleone legal secara hukum. Dalam novel, tahapan

ini benar-benar memiliki potensi untuk menjadi batu loncatan karena Michael tidak

pernah kehilangan kecenderungannya untuk memberi hidup dan pendidikan Amerika

bagi anak-anaknya. Akan tetapi, dalam film, Michael benar-benar kehilangan

kecenderungannya untuk mempelajari budaya WASP/Amerika. Perceraiannya

dengan Kay dapat diartikan bahwa Michael tidak lagi memiliki kesempatan untuk

bersaing dengan orang-orang Anglo-Saxon yang dominan. Dilihat dari sisi Kay,

perceraian ini menunjukkan bahwa Kay sebagai representasi dari budaya

WASP/Amerika tidak dengan mudah melebur ke dalam budaya imigran. Sebaliknya,

dalam novel, Kay sebagai representasi dari budaya WASP/Amerika dapat dengan

mudah melebur dengan budaya imigran Sisilia.

Michael selalu memiliki kecenderungan untuk lebih mengadopsi salah satu budaya,

Amerika atau Italia, dan terjadi perubahan kecenderungan yang berbeda dalam novel

dan film. Selain itu, pembahasan di atas juga membahas mengenai posisi Michael

dalam keluarga Corleone di awal dan akhir cerita, baik dalam novel maupun film,

serta pengaruhnya terhadap Kay. Dalam novel, Michael cenderung lebih menyukai

budaya Amerika. Dia meninggalkan keluarga Corleone juga karena menyukai

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 10: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Amerika, dan pada saat itu bertemu dengan Kay. Kecenderungannya ini

menempatkan posisinya seperti orang luar di keluarga Corleone pada awal cerita,

namun perlahan berubah menjadi orang dalam setelah Michael menjadi penerus sang

Don. Akan tetapi, kecenderungan Michael untuk menyukai dan mengadopsi budaya

Amerika tidak berubah sampai akhir. Bahkan setelah menjadi penerus sang Don,

Michael tetap menginginkan anak-anaknya dibesarkan dengan cara Amerika. Karena

sikapnya ini, Kay merasa lebih diterima dalam keluarga Corleone dan hal ini

mempengaruhi keterbukaannya atas budaya Sisilia. Sama seperti dalam novel,

Michael memiliki kecenderungan terhadap budaya Amerika pada awal cerita. Hal

yang berbeda adalah sedari awal Michael tetap diposisikan sebagai orang dalam oleh

keluarganya. Ayahnya tetap menganakemaskan Michael. Yang berubah justru

kecenderungan Michael. Setelah Michael menjadi penerus keluarga Corleone, terlihat

sekali bahwa Michael hanya mengadopsi budaya Sisilia. Sejak itu, yang ada hanyalah

penarikan Kay secara sepihak ke dalam budaya mafia Sisila. Karena inilah, pada

akhirnya terjadi penolakan dalam diri Kay yang berujung pada kepergiannya

meninggalkan Michael.

Pengaruh relasi gender terhadap penerimaan internalisasi budaya

Subbagian sebelumnya telah menjelaskan bagaimana perbedaan sikap Michael dalam

novel dan film mempengaruhi penerimaan Kay atas internalisasi budaya mafia Sisilia.

Dalam novel, memang perbedaan sikap Michael berperan cukup besar dalam

memastikan Kay terlindungi dari kerasnya kenyataan budaya mafia Sisilia. Namun,

sebenarnya internalisasi budaya mafia Sisilia hingga Kay akhirnya dapat menerima

dan mengadopsinya dipastikan dan dijembatani oleh interaksi dengan Mama

Corleone, sang ibu mertua.

Dalam film, Mama Corleone lebih dikenal sebagai Carmela Corleone. Tidak banyak

cerita mengenainya dan perannya terbatas pada peran pendamping. Bahkan dalam

film The Godfather 2 (1974) yang menceritakan masa lalu sang Don—Vito

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 11: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Corleone—peran tokoh Mama Corleone hanya selalu ada namun tidak pernah

diceritakan. Sebaliknya, dalam novel, Puzo memberi cukup banyak keterangan

menyertai Mama Corleone. Pernyataan yang menandai saat pertamanya masuk ke

dalam dunia Vito Corleone adalah “At the age of eighteen, Vito married an Italian

girl freshly arrived from Sicily, a girl of only sixteen but a skilled cook, a good

housewife”. Kalimat ini menunjukkan konstruksi gender masyarakat Sisilia yang

tercermin pada pilihan kata Puzo mengenai karakteristik istri yang baik. Pernyataan

ini menjelaskan bahwa Mama Corleone hanya mengusung nilai-nilai budaya Sisilia,

dan pernikahannya dengan Vito Corleone, yang juga orang Sisilia, memastikan nilai-

nilai ini tetap murni dari budaya Amerika. Oleh karena itu, dalam novel, Mama

Corleone berperan sebagai simbol nilai-nilai budaya tradisional keluarga Sisilia.

Keterangan-keterangan lainnya mendukung simbolisasi ini.

Dalam novel, Mama Corleone diperlihatkan memiliki relasi yang cukup kuat dan

hubungan komunikasi yang cukup intens dengan Kay Adams. Hubungan mereka

dimulai saat kepergian Michael ke Sisilia. Saat itu, Kay yang mendatangi rumah

keluarga Corleone di Long Beach untuk mencari tahu tentang Michael justru bertemu

dengan Mama Corleone. Komunikasi dengan Mama Corleone seperti ini tidak ada

dalam film. Kay dan Mama Corleone bahkan hampir tidak pernah berada dalam satu

frame. Kalaupun mereka berada dalam satu frame, tidak terlihat adanya interaksi

langsung antara satu dan lain. Posisi mereka pun biasanya berjauhan.

Hubungan Kay dan Mama Corleone berperan lebih dari sekadar memperbaiki

hubungan Kay dengan Michael. Telah disebutkan di atas bahwa Mama Corleone

adalah simbol dari nilai-nilai tradisional keluarga Sisilia sedangkan Kay dapat

diasumsikan adalah simbol dari nilai-nilai individualisme dan liberalisme perempuan

Amerika pada era pasca-Perang Dunia 2. Mama Corleone adalah seorang perempuan

yang langsung berasal dari Sisilia dan menjadi istri dari seorang kepala mafia Sisilia

sedangkan Kay adalah seorang perempuan Amerika yang akan masuk ke dalam

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 12: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

keluarga tersebut. Hubungan mertua dan menantu yang ada di antara mereka

menyebabkan Kay mengamati dan mencontoh sikap-sikap Mama Corleone. Dari

sikap Mama Corleone, Kay mengerti bahwa istri-istri Italia diharapkan untuk hanya

mengurus rumah tangga dan anak-anaknya. Dari sikap Mama Corleone pula, Kay

mengerti bahwa pekerjaan dan bisnis suami tidak untuk dipertanyakan. Sikap-sikap

seperti inilah yang harus diadopsi oleh Kay jika ingin beradaptasi dalam keluarga

Michael.

Hubungan Mama Corleone dengan Kay hampir dapat dianggap sebagai sesuatu yang

insignifikan terhadap sepak terjang Michael dalam dunia mafia. Akan tetapi,

pengaruhnya terhadap hubungan pernikahan Michael dan Kay sangatlah besar. Hal

ini dapat dilihat dari perbedaan nasib pernikahan Michael dan Kay dalam novel dan

film, di mana dalam novel Kay berakhir dengan mengadopsi nilai-nilai budaya mafia

Sisilia—yang dirangkum dan disimbolkan dengan kepindahannya ke agama

Katolik—dan dalam film Kay berakhir dengan meninggalkan Michael serta anak-

anaknya karena ketidaknyamanan yang dia rasakan semasa hidup sebagai istri

Michael. Setelah ditelusuri, perbedaan nasib ini diawali dengan perbedaan ada dan

tiada relasi dengan Mama Corleone. Dalam novel, hubungan Mama Corleone dan

Kay cukup intens dan mencakup aspek-aspek pribadi seperti agama dan kenyataan

yang dilakukan Michael. Keterbukaan dan kejujuran Mama Corleone dalam

membahas ini menyebabkan Kay dapat berpikiran lebih terbuka mengenai budaya

keluarga barunya tersebut. Hasilnya, Kay lebih diterima dalam keluarga Corleone dan

internalisasi budaya mafia Sisilia dapat terjadi dalam diri Kay. Sebaliknya, dalam

film, tidak terlihat adanya hubungan di antara Mama Corleone dan Kay. Hal ini

menyebabkan tidak ada jembatan transisi antara budaya Amerika yang dibawa Kay

dengan budaya mafia Sisilia yang dimiliki keluarga Michael. Akibatnya, terjadi

penolakan internalisasi budaya dalam diri Kay saat menghadapi budaya keluarga

suaminya. Akan tetapi, ketiadaan hubungan di antara Mama Corleone dan Kay

sebagai jembatan ini dapat juga dilihat sebagai aspek yang menentukan posisi karya

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 13: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

mengenai interaksi budaya yang terjadi. Dengan ketiadaan hubungan ini, budaya

WASP/Amerika menjadi tidak lebur ke dalam budaya imigran mafia Sisilia. Dilihat

dari satu sisi, hal ini berarti budaya WASP/Amerika tidak ‘kalah’ terhadap budaya

imigran. Kepergian Kay mempertahankan identitasnya sebagai representasi budaya

WASP/Amerika. Sebaliknya, dalam novel, peleburan Kay dalam keluarga Corleone

menjadikan budaya WASP/Amerika ‘kalah’ terhadap budaya imigran.

Posisi Kay dalam keluarga Corleone berdasarkan perlakuan anggota keluarga

Posisi Kay dalam novel dan film tidak hanya ditentukan oleh hubungannya dengan

sang mertua. Hubungan Kay dengan anggota keluarga yang lain juga memiliki

pengaruh dalam menentukan posisinya dalam keluarga Corleone. Beberapa anggota

keluarga ini adalah Tom Hagen dan Connie Corleone.

Baik dalam novel maupun film, Tom Hagen adalah seorang consiglieri, yaitu tangan

kanan Don yang sedang memimpin sebuah keluarga mafia. Dalam novel, pekerjaan

sebagai tangan kanan Don Vito Corleone ini pada awalnya dipegang oleh Genco

Abbandando. Setelah kematian Genco, barulah Hagen menjabat sebagai consiglieri.

Hal ini tidak seperti dalam film, di mana sejak awal cerita Tom Hagen sudah

menjabat.

Dalam novel, interaksi langsung di antara Hagen dan Kay terjadi untuk pertama

kalinya saat kepergian Michael ke Sisilia, di hari yang sama dengan interaksi pertama

Kay dengan Mama Corleone. Interaksi itu terjadi di ruang tamu keluarga Corleone

dan berisi penolakan Tom Hagen untuk membuka rahasia persembunyian Michael

pada Kay. Percakapan yang terjadi kurang-lebih sama dengan penolakan Hagen

dalam film, tetapi dalam novel, penolakan ini diikuti dengan pertemuan Kay dan

Mama Corleone. Penolakan Tom Hagen dalam novel dan film dapat diinterpretasikan

sebagai penolakan terhadap masuknya Kay Adams ke dalam keluarga mafia Sisilia.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 14: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Dengan penolakan ini, ada dinding yang membatasi Kay Adams si orang luar dengan

Tom Hagen sebagai representasi orang dalam keluarga Corleone.

Akan tetapi, penolakan Tom Hagen ini pada akhirnya berubah menjadi tangan yang

terbuka untuk Kay. Saat Kay meninggalkan Michael yang disebabkan oleh

kebohongan Michael mengenai perintah pembunuhan yang dia keluarkan segera

setelah sang ayah meninggal, Hagen-lah orang yang mendatangi Kay ke rumah orang

tuanya untuk memberi penjelasan dan pembenaran atas tindakan Michael. Hagen

memberi alasan di balik tindakan Michael dan kemungkinan terburuk yang dapat

terjadi seandainya Michael tidak mengeluarkan perintah pembunuhan. Penjelasan dan

pembenaran yang diberikan Tom Hagen seperti menambah batu bata pada jembatan

yang dibangun hubungan Kay dengan Mama Corleone. Kedatangan Hagen adalah

menunjukkan bahwa dia menerima Kay dalam keluarga Corleone, dan tindakan ini

membantu mempercepat proses internalisasi budaya yang terjadi pada Kay. Hasilnya

segera efektif, yaitu kepindahan Kay ke agama Katolik.

Pendekatan semacam ini tidak Kay dapatkan di dalam film. Satu-satunya petunjuk

bahwa Michael memang benar mengeluarkan perintah pembunuhan adalah saat Kay

melihat Connie murka pada Michael dan kemudian orang-orang penting dalam

keluarga Corleone mulai menyalami Michael dengan gestur yang juga digunakan saat

menyalami Don Vito Corleone semasa hidupnya. Bahkan saat itupun Kay tidak

mendapatkan penjelasan dan pembenaran atas tindakan Michael. Sebaliknya, Michael

kembali berbohong padanya dengan cara yang tidak menyenangkan. Ketiadaan

penjelasan menempatkan Kay dalam posisi orang luar dari keluarga Corleone. Kay

dilindungi dari fakta mengenai tindak kekerasan suaminya, tetapi Kay juga tidak

sepenuhnya diterima dalam keluarga mafia Sisilia Michael.

Adapun hubungan Kay dengan Connie Corleone adalah hubungan antar-ipar. Seperti

hubungan Kay dan Mama Corleone, hubungan Kay dengan Connie merupakan

sesuatu yang hanya terlihat jelas di dalam novel. Namun, bahkan dalam novel pun,

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 15: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

hubungan di antara mereka bukanlah hubungan yang sering dan kuat. Interaksi Kay

dengan Connie banyak terjadi setelah pernikahan Kay dengan Michael. Salah satu

interaksi tersebut memperlihatkan bagaimana budaya mafia Sisilia telah

terinternalisasi dalam diri Kay.

Salah satu perbedaan sikap Connie dalam novel dan film yang sangat signifikan

berkenaan dengan dibunuhnya Carlo sang suami oleh Michael. Dalam novel, Connie

awalnya murka. Namun, pernyataan yang keluar karena kemurkaan Connie dengan

cepat dihapuskan oleh Connie sendiri. Dengan tindakan Connie yang turut menutupi

kebohongan Michael ini, Kay menjadi terlindungi dari tindakan yang memang

sebenarnya Michael lakukan. Tentu saja, Kay sudah mengetahui hal yang sebenarnya.

Namun, tindakan Connie menjadikan situasi lebih bersahabat bagi Kay sehingga

mudah baginya untuk menginternalisasi budaya mafia keluarga Corleone dalam

dirinya.

Seperti halnya dalam novel, kemurkaan Connie juga tampak dalam film. Dia juga

menuding Michael yang bertanggung jawab terhadap kematian Carlo di hadapan Kay.

Akan tetapi, tindakan ini tidak diikuti dengan kembali akurnya Connie dan Michael.

Connie pun tidak turut menutupi kebohongan Michael dengan mengakui bahwa

semua itu hanyalah histeria pada Kay. Sebaliknya, hubungan Connie dengan Michael

tidak pernah benar-benar membaik.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi dengan orang-orang

dalam keluarga selain Mama Corleone juga mempengaruhi penentuan posisi Kay

dalam keluarga Corleone. Tom Hagen dan Connie adalah orang-orang dalam yang

berinteraksi langsung dengan Kay. Selain mereka, tidak ada anggota keluarga

Corleone, apalagi sang Don sendiri, yang membangun relasi dengan Kay. Perbedaan

sikap yang ditunjukkan Tom Hagen dan Connie dalam novel dan film menempatkan

Kay dalam posisi yang berbeda pula. Hal menarik yang perlu diperhatikan adalah

bahwa relasi Kay dengan anggota keluarga Corleone yang berpengaruh baginya

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 16: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

selalu dengan sesama perempuan. Kalaupun dengan laki-laki, itu adalah dengan

Hagen yang merupakan keturunan Jerman-Irlandia. Dari fakta ini, ada suatu asumsi

bahwa laki-laki keluarga Corleone adalah representasi budaya mafia Sisilia yang

patriarkal, sedangkan Kay adalah representasi budaya Amerika yang lebih egaliter.

Proses internalisasi budaya mafia tersebut dalam diri seorang perempuan Amerika

membutuhkan jembatan yang hanya dapat dibentuk oleh perempuan Sisilia dan laki-

laki non-Sisilia.

Kesimpulan

Novel (1969) dan film (1972, 1974) The Godfather mengangkat cerita yang sama,

yaitu mengenai keluarga mafia di kota New York. Novelnya ditulis oleh Mario Puzo,

yang juga turut membantu penulisan screenplay filmnya. Adapun adaptasinya, film

The Godfather (1972, 1974), disutradarai Francis Ford Coppola. Secara umum, alur

cerita dan dialog yang ditampilkan dalam novel dan film memiliki banyak

kesamaaan. Akan tetapi, kedua wahana juga memiliki perbedaan. Perbedaan ini

kurang lebih disebabkan oleh latar belakang pembuatan masing-masing.

Perbedaan-perbedaan dalam The Godfather khususnya terlihat pada tokoh Kay

Adams dan hubungannya dengan keluarga Corleone, baik dengan Michael, Mama

Corleone, maupun dengan Tom Hagen dan Connie Corleone. Perbedaan paling utama

dan paling signifikan dalam The Godfather adalah perbedaan dalam perkembangan

hubungan pernikahan Kay Adams dan Michael Corleone. Dalam novel, Kay Adams

pindah ke agama Katolik setelah pernikahan; sedangkan dalam film, Kay Adams

meninggalkan Michael setelah sepuluh tahun menikah. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan perbedaan tersebut adalah perbedaan penokohan Kay dan Michael serta

perbedaan hubungan Kay dengan keluarga Corleone dalam novel maupun film. Hasil

analisis perbedaan-perbedaan inilah yang menunjukkan adanya perbedaan ideologi

antara novel (1969) dan film (1972, 1974) The Godfather mengenai permasalahan

gender dan interaksi budaya.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 17: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Dengan menganalisis perbedaan penokohan Kay Adams dan hubungannya dengan

Michael, dapat terlihat posisi masing-masing wahana terhadap permasalahan interaksi

budaya dalam novel. Kay Adams adalah seorang perempuan berlatar belakang white

Anglo-Saxon Protestant, kulit putih keturunan Inggris yang identik dengan agama

Kristen Protestan. Kay adalah istri dari Michael Corleone, anak laki-laki dari keluarga

Corleone—sebuah keluarga mafia Sisilia. Perbedaan latar belakang ini menjadikan

adanya interaksi budaya dalam novel dan film The Godfather. Permasalahan terlihat

jelas dalam novel dengan penggambaran yang lebih mendetail mengenai bagaimana

orang-orang Italia tersebut memandang Kay. Dalam novel, stereotipe keluarga

Corleone terhadap Kay Adams sangat terlihat. Stereotipe seperti ini tidak begitu

terlihat dalam film. Satu-satunya yang menunjukkan bahwa Kay adalah bagian dari

kelompok yang berbeda adalah rambut pirang dan mata biru, diperankan oleh Diane

Keaton. Baik dalam novel maupun film, Kay Adams digambarkan sebagai seseorang

yang naïf dan memandang keluarga Corleone sebagai keluarga yang eksotis. Akan

tetapi, masing-masing wahana memberikan reaksi yang berbeda pada sikap Kay ini.

Sikap Michael dalam novel seolah ‘memuluskan’ jalan Kay untuk semakin

menginternalisasi budaya keluarga Corleone, sedangkan sikap Michael dalam film

seolah mencegah Kay untuk semakin masuk ke keluarga Corleone.

Hubungan Michael dengan Kay merupakan sesuatu yang dapat dielaborasi dengan

lebih mendalam. Kecenderungan Michael dalam novel menunjukkan bahwa Michael

terbuka pada asimilasi dengan budaya Amerika, sedangkan dalam film Michael

tertutup terhadap kemungkinan itu. Michael dalam film justru lebih menunjukkan

sikap berjarak antara Michael dengan Kay dan budaya Amerika. Perubahan ini

mungkin adalah salah satu perbedaan yang dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang

novel dan film The Godfather. Sebagai fiksi Italia-Amerika, The Godfather (1969)

merepresentasikan keinginan imigran Italia untuk terbuka dan berbaur dengan

masyarakat Amerika; sedangkan sebagai film produksi Hollywod, cerita The

Godfather (1972, 1974) lebih dipengaruhi Hollywood pada era 1960-1970an.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 18: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Perbedaan yang terakhir yaitu perbedaan hubungan Kay dengan anggota keluarga

Corleone. Dalam novel, hubungan Kay dengan anggota keluarga Corleone relatif

lebih bersahabat dibanding hubungan mereka dalam film. Dalam novel, misalnya, ada

interaksi dengan Mama Corleone. Hubungan Kay dengan Mama Corleone merupakan

salah satu hubungan yang berperan besar terhadap keberlangsungan pernikahan

Michael dengan Kay. Hal ini berkaitan dengan permasalahan gender dalam cerita The

Godfather. Adanya interaksi dengan Mama Corleone membantu mengurangi

sebagian besar permasalahan gender yang menghalangi Kay masuk ke budaya Italia.

Hal ini disebabkan Mama Corleone berperan sebagai jembatan yang

mensosialisasikan nilai-nilai dalam budaya Italia dan peran-peran istri dalam budaya

Italia kepada Kay. Interaksi ini tidak ada dalam film. Dalam film, Kay benar-benar

ditunjukkan hampir terisolasi dari hubungan dengan orang lain kecuali dengan

Michael dan kecuali pada saat-saat tertentu.

Adapun perbedaan hubungan Kay dengan anggota keluarga Corleone yang lain dalam

novel dan film dapat dilihat dari perbedaan hubungan Kay dengan Tom Hagen dan

Connie Corleone. Dalam novel, Tom Hagen digambarkan bersikap baik dan ramah

pada Kay. Dia juga sangat terbuka pada Kay. Akan tetapi, sikap ini hanya

ditunjukkan dalam novel. Dalam film, Tom Hagen bersikap dingin dan tertutup pada

Kay. Sikapnya seperti menolak Kay masuk ke dalam keluarga Corleone. Selain itu,

hubungan antara Connie—adik Michael—dan Kay, seperti hubungan Kay dengan

Mama Corleone, hanya jelas tampak di novel. Namun, tidak seperti hubungan dengan

Mama Corleone, Connie dan Kay memang tidak terlalu dekat. Yang membuat

hubungan ini berbeda adalah reaksi yang ditunjukkan Connie setelah Michael

mengatur pembunuhan Carlo, suami Connie. Hubungan-hubungan ini menentukan

posisi Kay terhadap keluarga Corleone. Kay dalam novel dianggap dan diperlakukan

sebagai orang dalam. Ketiadaan perlakuan dan interaksi seperti itu dalam film

menempatkan Kay pada posisi orang luar yang selalu teralienasi. Hal ini tentu

mempengaruhi tindakan yang diambil Kay setelah menikah.

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 19: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Sebagai fiksi Italia-Amerika yang berperan sebagai suara diaspora, dalam hal ini

suara si penulis Mario Puzo, novel The Godfather (1969) dapat dianggap

menyuarakan keinginan imigran untuk berbaur dengan Amerika dan ekspektasi

terhadap orang Amerika untuk membuka diri serta mengenal budaya imigran Italia

dengan lebih mendalam. Di sisi lain, film The Godfather (1972, 1974) merupakan

sebuah karya yang telah mendapat pengaruh dari Hollywood, industri perfilman

terbesar Amerika Serikat. Oleh karena itu, film ini tidak dapat dilihat sebagai fiksi

Italia-Amerika, melainkan sebuah produksi Amerika. Dari perbedaan posisi Kay yang

telah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa ideologi yang disampaikan novel dan

film The Godfather berbeda. Novel The Godfather (1969) melihat interaksi budaya

yang terjadi bersifat inklusif. Sebaliknya, film The Godfather (1972, 1974) melihat

interaksi budaya yang terjadi bersifat eksklusif.

Pendek kata, penelitian ini menunjukkan bahwa alih-wahana menyebabkan adanya

perbedaan ideologi dalam novel (1969) dan film (1972, 1974) The Godfather.

Penelitian ini penting dilakukan untuk menemukan ideologi yang disampaikan oleh

kedua wahana mengenai permasalahan interaksi budaya dan isu gender yang terdapat

dalam cerita. Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat diketahui bahwa novel dan

film The Godfather menyampaikan hal yang berkebalikan: novelnya memiliki

ideologi bahwa interaksi budaya mafia Sisilia dan WASP bersifat inklusif, sedangkan

filmnya memiliki ideologi bahwa interaksi budaya mafia Sisilia dan WASP bersifat

eksklusif.

Daftar Referensi

Adaptation as Pastiche: Films of Francis Ford Coppola (n.d.). Diakses pada 17 Mei 2014. Diakses dari http://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/4379/8/08_chapter%204.pdf

Coccimiglio, Carmela (2013). Absent presence: women in American gangster narrative. (Doctoral thesis, University of Ottawa, 2013). Diakses dari http://www.ruor.uottawa.ca/en/bitstream/handle/10393/26217/Coccimiglio_C armela_2013_thesis.pdf?sequence=1

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014

Page 20: Perbedaan Ideologi Novel (1969) dan Film (1972, 1974) The

Ennis, Larissa (2012). Melodramas of ethnicity and masculinity: generic transformations of late twentieth century American film gangsters. (Doctoral dissertation, University of Oregon, 2012). Diakses dari https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/1794/12333/Ennis_o regon_0171A_10300.pdf?sequence=1

Gardaphe, Fred L. (1987). Italian-American fiction: A third generation renaissance. MELUS, Vol. 14, No ¾, Italian-American literature (Autumn – Winter, 1987), hlm. 69-85. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/467403 .

Healey, Joseph F. (2012). Diversity and society: Race, ethnicity, and gender. United States of America: Pine Forge Press, an Imprint of SAGE

Publications, Inc. Hendin, Josephine G. (2003). Social constructions and aesthetic achievements: Italian

American writing as ethnic art. MELUS, Vol. 38, No. 3, Italian American literature (Autumn, 2003), hlm. 13 – 39. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/3595258.

Hutcheon, Linda (2006). A theory of adaptation. New York: Routledge. Kenna, L. C. (2008). Dangerous men, dangerous media: constructing ethnicity, race,

and media’s impact through the gangster image, 1959—2007 (Doctoral dissertation, The Pennsylvania State University, 2008). Diakses dari http://gradworks.umi.com/3289118.pdf

Kitahara, Taeko (June, 2006). The legacy of F. Marion Crawford: Corleone and The Godfather. Paper presented at the 40th Annual Meeting of the Japanese Association for American Studies, Nagoya.

Ray, Robert B. (1985). A Certain Tendency of the Hollywood Cinema, 1930—1980. New Jersey: Princeton University Press.

Yama, H. & Zakaria, N. (2012). Inference and culture: the distinction between low context culture and high context culture as a possible explanation for cultural differences in cognition. CogSci 2012: 34th Annual Meeting of the Cognitive Science Society, Cognitive Science Society, United States, hlm. 2552-2557. Amerika Serikat.

   

Perbedaan ideologi novel ..., Sekar Ayu Melati, FIB UI, 2014