12
PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS DAN NON OBESITAS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Oleh: FITRI J500120113 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA

OBESITAS DAN NON OBESITAS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Oleh:

FITRI

J500120113

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

i

Page 3: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

ii

Page 4: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

iii

Page 5: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

1

PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS DAN

NON OBESITAS

ABSTRAK

Kelebihan berat badan merupakan faktor utama untuk sejumlah penyakit kronis.

Obesitas pada usia dewasa muda berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian

penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperkolesterolemia, dan gangguan

metabolik. Prevalensi obesitas di indonesia tahun 2013 sebesar 19,7% pada laki-

laki dan 32,9% pada perempuan. Obesitas yang menetap dan asupan makanan

yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan sistem metabolik berupa

hiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam

lemak yang akan meningkatkan kadar trigliserida dan ester kolesterol. Untuk

mengetahui adanya perbedaan kolesterol total pada dewasa obesitas dan non

obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik

dengan pendekatancross sectional yang dilakukan di Puskesmas Sibela di

Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Besar sampel yag digunakan sebanyak 122

sampel, terdiri dari obesitas 61 sampel dan non obesitas 61 sampel dengan teknik

consecutive sampling. Data diperoleh dari data primer. Penelitian ini dilakukan di

Puskesmas Sibela Kecamatan Jebres Kota Surakarta pada bulan Maret 2019.

Responden yang datang ke Puskesmas dengan rentang usia 25-65 tahun. Hasil

analisis menggunakan uji t tidak berpasangan diperoleh perbedaan rata-rata

kolesterol total pada obesitas dan non obesitas sebesar 56.115, dengan nilai

p=0.000 (p<0,05). Terdapat perbedaan rata-rata nilai kolesterol total pada dewasa

obesitas dan non obesitas sebesar 56.115.

Kata Kunci : Obesitas, Hiperkolestrolemi, Kolesterol Total

ABSTRACT

Being overweight is a major factor for a number of chronic diseases. Obesity in

young adults is associated with an increased risk of coronary heart disease,

hypertension, hypercholesterolemia, and metabolic disorders. The prevalence of

obesity in Indonesia in 2013 was 19.7% in men and 32.9% in women. Permanent

obesity and excessive food intake can cause a disruption of the metabolic system

in the form of hypercholesterolemia. Obesity can cause interference with the

regulation of fatty acids which will increase the levels of triglycerides and ester

cholesterol. To determine differences in total cholesterol in obese and non-obese

adults. This study was an observational analytic study with a cross sectional

approach conducted at Sibela Health Center in Jebres District, Surakarta City. The

sample size used was 122 samples, consisting of obesity 61 samples and non

obesity 61 samples with consecutive sampling technique. Data obtained from

primary data. This study was conducted at the Sibela Community Health Center,

Jebres District, Surakarta City in March 2019. Respondents who came to the

Puskesmas with an age range of 25-65 years. The results of the analysis using

unpaired t test obtained differences in the average total cholesterol in obesity and

Page 6: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

2

non-obese at 56,115, with a value of p = 0.000 (p <0.05). There are differences in

the average value of total cholesterol in obese and non obese adults of 56,115.

Keywords: Obesity, Hypercholesterolemia, Total cholesterol

1. PENDAHULUAN

Wanita berusia 18 tahun keatas mengalami kelebihan berat badan sebesar 39%

dan 38% untuk laki-laki (WHO, 2014). Sementara itu prevalensi penduduk laki-

laki dewasa obesitas di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi

7,8% (2010). Prevalensi obesitas perempuan dewasa 32,9%, naik 17,5% dari

15,5% (2010). Ini menunjukkan semakin bayaknya penduduk Indonesia yang

mengalami obesitas dan berisiko mengalami berbagai penyakit yang disebabkan

oleh tingginya kadar lemak pada penderita obesitas (Riskesdas, 2013).

Penduduk Indonesia yang mengalami abnormalitas kolesterol sebanyak

35,9%. Penilaian berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal didapatkan bahwa

proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di atas normal pada perempuan lebih

tinggi dibandingkan pada laki-laki dan di daerah perkotaan lebih tinggi

dibandingkan daerah perdesaan. Sebanyak 39,6% perempuan mengalami

abnormalitas kolesterol, sedangkan pada laki-laki 30,0%. Angka kejadian

abnormalitas kolesterol di daerah perkotaan sebesar 39,5%, sedangkan di

pedesaan kejadiannya lebih rendah yaitu 32,1% (Riskesdas, 2013).

Berbagai faktor yang dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah,

salah satunya disebabkan oleh kelainan lipoprotein. Faktor herediter memiliki

peranan yang paling besar dalam penentuan kadar kolesterol serum seseorang

seperti adanya kelainan mutasi gen pada reseptor Low Density Lipoprotein (LDL)

menyebabkan pembentukan LDL tinggi. Biasanya ditandai dengan prodiksi

kolesterol >400 mg/dl dan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) <35

mg/dL. faktor asupan makanan dan lingkungan, seperti aktivitas fisik dan

merokok juga ikut mempengaruhi kadar kolesterol (Murray, et al., 2012).

Kecamatan Jebres merupakan salah satu kecamatan di Kota Surakarta,

jumlah penduduk hingga 2015 mencapai 149.294 penduduk. Terdapat 6 rumah

sakit yang berlokasi di Kecamatan Jebres. Selain itu hingga tahun 2015

Page 7: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

3

Kecamatan Jebres memiliki 4 balai kesehatan, 4 puskesmas, 6 puskesmas

pembantu dan 28 apotek (BPS Kota Surakarta, 2016). Total angka kejadian

obesitas di Puskesmas Kecamatan Jebres sebanyak 780 orang dimana perempuan

lebih besar dibanding laki-laki (Depkes Kota Surakarta, 2014).

2. METODE

Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian

cross sectional.Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Jebres. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret - April 2019.

Populasi pada penelitian ini yaitu warga yang tinggal di Kecamatan Jebres

yang datang ke puskesmas dan bersedia menjadi sampel penelitianusia 25 – 65

tahun.Sampel dalam penelitian ini adalah warga yang berada di puskesmas Sibela

Kecamatan Jebres Kota Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non

probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian

sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Notoadmojo,

2010).

Page 8: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Uji Deskriptif dan Uji Hipotesis

Tabel 1 Karakteristik Responden dan Analisis Uji t Tidak Berpasangan

Obesitas Non Obesitas p

value

f (%) Mean (SD) f (%) Mean (SD)

sex :

Laki-laki

perempuan

Umur :

25 – 35

36 – 45

46 – 55

56 – 65

Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

IMT

Kolesterol :

Normal

Tinggi

11 (18.0%)

50 (82.0%)

8 (13.1%)

7 (11.5%)

18 (29.5%)

28 (45.9%)

9 (14.8%)

52 (85.2%)

51.51 (±10.52)

69.21 (±7.79)

157.97 (±7.19)

27.66 (±2.53)

249.69 (±42.03)

17 (27.9%)

44 (72.1%)

14 (23.0%)

5 (8.2%)

17 (27.9%)

25 (41.0%)

41 (67.2%)

20 (32.8%)

49.21 (±12.10)

55.31 (±7.80)

158.11 (±6.59)

25.46 (±27.25)

193.57 (±34.53)

0,000

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa kolesterol normal pada

kelompok non obesitas sebanyak 41 responden, dan 20 responden untuk

kolesterol tinggi dengan rata-rata nilai koleterol 193.57 ± 34.53. kolesterol normal

pada kelompok obesitas sebanyak 9 resonden, dan 52 responden dengan

kolesterol tinggi dengan rata-rata nilai kolesterol 249.69 ± 42.03. Perbedaan rata-

rata kolesterol pada obesitas dan non obesitas sebesar 56.115 dengan nilai

p=0.000.

3.2 Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan 122 responden terdiri dari kelompok obesitas 61

responden dan 61 responden untuk non obesitas. Kelompok obesitas memiliki

rata-rata nilai kolesterol sebesar 249.69 ± 42.03 dan kelompok non obesitas rata-

rata nilai kolesterol 193.57 ± 34.53. Terdapat perbedaan antara rata-rata nilai

Page 9: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

5

kolesterol pada kelompok obesitas dan non obesitas sebesar 56.115. Hasil analisis

menggunakan uji t tidak berpasangan dimana nilai p=0.000 (p <0.05) menunjukan

adanya perbedaan kolesterol total pada dewasa obesitas dan non obesitas.

Penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Musdalifa et al

tahun 2017 dengan metode spektrofotometri, didapatkan untuk hasil kolesterol

total terdapat 20 (39,2%) orang yang memiliki kadar kolesteroltotal normal, 20

(39,2 %) orang memiliki kadar kolesterol total medium, dan 11 (21,6 %) orang

memiliki kadar kolesterol total tinggi, diperoleh nilai p = 0.001 (p < 0.05) yang

artinya terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol

pada staf dan guru SMAN 1 Kendari.

Rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok obesitas dan overweight

lebih tinggidibandingkan kelompok normal. Kadarkolesterol total pada kelompok

obesitas lebihtinggi secara signifikan dibandingkan kadar kolesterol total pada

kelompok normal (Sitepu, 2017).Kelebihan berat badan tingkat ringan dan sedang

dengan nilai IMT diatas 25,1 mempunyai kecenderungan kadar kolesterol 30%

lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mempunyai berat badan

normal. Kolesterol yang berlebih akan mengendap di pembuluh darah akan

menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan ini menyebabkan kerja otot jantung

meningkat. Dampak kelebihan kolesterol yang lain yaitu hipertensi, karena

besarnya tekanan pada pembuluh darah akibat sumbatan pada pembuluh darah

perifer (Soleha, 2012).

Hiperkolesterolemia pada obesitas disebabkan oleh tingginya kadar asam

lemak bebas pada orang yang memiliki jaringan adiposa yang lebih tebal sehingga

meningkatkan kadar produksi trigliserida akibat aliran asam lemak bebas yang

meningkat pada hati, dimana trigliserida akan memicu pembentukan VLDL yang

berlebihan dimana dapat menyebabkan tingginya jumlah LDL di aliran darah,

hingga dapat meningkatkan kadar kolesterol secara keseluruhan (Adam, 2012).

Kolesterol yang berlebih atau yang biasa disebut hiperkolesterolemia

umumnya diderita oleh orang gemuk tetapi tidak menutup kemungkinan juga

gangguan metabolisme ini dapat menyerang orang kurus bahkan di usia muda

(Rini et al., 2014). Perubahan aktivitas fisik dan berkurangnya frekuensi olahraga

Page 10: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

6

memungkinkan kolesterol yang ada tidak dapat mengalami proses metabolisme

dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini kolesterol yang ada makin

menumpuk dalam pembuluh darah. Untuk dapat mempertahankan kadar

kolesterol normal pada wanita sedikitnya dibutuhkan 1500-1700 kalori lemak

yang dibakar sehari, sementara pada pria dibutuhkan sampai 2000-2500 kalori

lemak yang dibakar sehari (Musdalifaet al., 2017).

Kolesterol yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan

yang banyak mengandung kolesterol seperti mengkonsumsi daging, jeroan, dan

telur yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah karena di dalam

makanan seperti daging, jeroan, dan telur terdapat kandungan kolesterol yang

cukup tinggi (Musdalifa et al., 2017). pola makan yang tidak sehat dan lebih

bersifat praktis seperti makanan siap saji maupun junk food yang biasanya banyak

mengandung lemak tinggi dan rendah serat juga, berperan dalam terjadinya

hiperkolesterolemia. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah Asetil

KoA dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol (Andriani et al., 2012).

Usia dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia yang

semakin tua kadar kolesterol totalnya relatif lebih tinggi daripada kadar kolesterol

total pada usia muda, hal ini karena makin tua usia seseorang maka aktivitas

reseptor LDL juga makin berkurang. Sel reseptor ini berfungsi sebagai hemostasis

pengatur peredaran kolesterol dalam darah dan banyak terdapat dalam hati,

kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor ini terganggu maka

kolesterol akan meningkat dalam sirkulasi darah. Jumlah lemak yang ada pada

usia tua cenderang lebih banyak daripada usia muda. Jumlah lemak pada pria

dewasa muda umumnya berkisar antara 15-20% dari berat badan total dan 20-

25% pada wanita. Pada wanita yang memasuki masa menopouse, kadar kolesterol

dalam darah cenderung meningkat hal ini dikarenakan hormon estrogen sudah

tidak terbentuk (Listiana et al.,2010). Penurunan kadar estrogen di usia

menopause dapat menyebabkan meningkatnya faktor risiko arteroskleroris akibat

meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserid dan kolesterol LDL, dan

menurunnya kadar kolesterol HDL darah yang bersifat kardioprotektif. Healthy

Page 11: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

7

Women Studymenyatakan bahwa pada hampir setiap perempuan mengalami

peningkatan kolesterol pada waktu menopause (Rumampuk et al., 2017).

4. PENUTUP

Dari hasil yang didapatkan, dapat di simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

bermakna rata-rata nilai kolesterol total pada dewasa obesitas dan non obesitas

sebesar 56.115 dengan nilai p value = 0.000.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. M. F., 2014. Dislipidemia. Dalam : Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi.

I., Setiati, S., Simadibrata, M. K., Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid III. Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing. pp.1985 – 6

Andriani, E., Damanik, R., Ekayanti, I., 2012. Hubungan Pemberian Kapsul

Serbuk Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Terhadap Total

Kolesterol. J Teknologi Industri Boga dan Busana. 3 (1):

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2016. Kecamatan Jebres Dalam Angka

2016. [Online] Available at

:https://surakartakota.bps.go.id/publication/2017/06/12/f846367048d3f0d5c

835223d/kecamatan-jebres-dalam-angka-2016.html. [Diakses 28 Oktober

2017]

Departemen Kesehatan Kota Surakarta. 2014. Profil Kesehatan Kota Surakarta

Tahun 2014. [Online] Available

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT

A_2014/3372_Jateng_Kota_Surakarta_2014.pdf. [Diakses 23 Juni 2018]

Listiana, L., Purbosari, T. Y., 2010. Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25 – 60

Tahun. Health science. 5 (1): pp. 36-40

Musdalifah, N. R., satrio, w., 2017. Hubungan Index Massa Tubuh dengan

Kolesterol Total pada Staff dan Guru SMA Negeri 1 Kendari. MEDULA. 4

(2) : pp.361 – 7

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi I revisi. Jakarta :

PT. Rineka Cipta. Pp. 115 - 30

Rini, T. P., Karim, D., Novayelinda, R., 2014. Gambaran Kadar Kolesterol Pasien

Yang Mendapatkan Terapi Bekam. JOM PSIK. 1 (2): pp.1-8

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, pp.224, 239 – 46

Page 12: PERBEDAAN KOLESTEROL TOTAL PADA DEWASA OBESITAS …eprints.ums.ac.id/72333/1/NASKAH PUBLIKASI FIX.pdfhiperkolesterolemia. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada regulasi asam lemak

8

Rumampuk, H., Doda, D. V. D., Polii, H., 2017. Perbandingan Kadar Kolesterol

Pada Guru Obes dan Non-Obes di SMP Negeri I dan II Kauditan Minahasa

Utara. eBm. 5 (2): Pp.1-6

Sitepu, J. N., 2107. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Profil Lipid Serum

Sebagai Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler Pada Mahasiswa

Universitas HKBP Nommensen. Nommensen J of Med. 3 (1): pp.7-13

Soleha, M., 2012. Kadar Kolesterol Tinggi dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Kadar Kolesterol Darah. J Biotek Medisiana Indonesia. 1 (2):

pp.85-92

World Health Organization, 2014. Overweight and obesity. [Online] Available at

:http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/overweight/en/. [Di akses pada

03 Maret 2017]