14
Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA DENGAN REMAJA PETENGAHAN YANG TINGGAL DI ASRAMA SEKOLAH The Difference Of Self Concept Between Middle Adolescents Who Living With Parents And Who Living In Boarding School Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru Email: [email protected] Abstrak Lingkungan, orang tua dan teman sebaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri khususnya pada remaja pertengahan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan konsep diri remaja pertengahan yang tinggal bersama orang tua dengan remaja pertengahan yang tinggal di asrama sekolah. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalalah studi perbandingan dengan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 138 responden yang terdiri dari 69 responden yang tinggal bersama orang tua dan 69 responden yang tinggal di asrama sekolah menggunakan teknik propotion stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil: Responden yang tinggal bersama orang tua mayoritas memiliki konsep diri negatif yaitu 38 orang (55,1%) dibandingkan responden yang tinggal di asrama sekolah yaitu berjumlah 25 orang (36,2%). Sedangkan responden yang tinggal di asrama ditemukan lebih banyak yang memiliki konsep diri positif yaitu berjumlah 44 orang (63,8%) dibandingkan dengan responden yang tinggal bersama orang tua yaitu berjumlah 31 orang (44,9%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan antara konsep diri remaja pertengahan yang tinggal bersama orang tua dengan remaja pertengahan yang tinggal di asrama sekolah dengan p value (0,04) < alpha (0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara konsep diri remaja pertengahan berdasarkan tempat tinggal. Perbedaan ini juga dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan orang tua responden. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui konsep diri yang dimiliki responden. Kata kunci: Asrama sekolah; bersama orang tua; konsep diri; remaja pertengahan Abstract The enviroment, parents and peers are the factors that can influence self-concepts in a person especially in the middle adolescent. The study aims to find out the difference between the self-concept of a middle adolescent living with parents and a middle adolescents living in a boarding school. Method: The research design used was comparison study with a sectional cross, the research sample consisted of 138 respondents made up 69 who lived with parents and 69 the respondents living in boarding school using the propotion stratified random sampling technique. The measuring instrument used is Tennessee Self Concept Scale (TSCS) has been tested for validity and reability. The analysis used was a bivariate analysis using chi square test. Result: The majority of respondents who live with their parents have a negative self-concept, namely 38 people (55,1%) compared to respondents who live in school dormitories, namely 25 people (36,2%). Meanwhile, respondents who live in dormitories are found to have a positive self-concept, amely 44 people (63,8%) compared to respondents who live with parents, namely 31 people (44,9%). Statistical test results suggest that there is a difference between the self-concept of the middle adolescent living with parents and the middle adolescent who living in boarding school (p value 0,04 < 0,05). Conclusion: There are differences between self-concept of adolescent based on where they live. This difference can alse be caused by several factors such as age, sex, place of residence and parents. Researcher suggest for futher research using qualitative methods to find out the self-concept ot the respondent. Keywords: Boarding school, parents, self concept, middle adolescent Korespondensi: Ajeng Chaerani Insan, Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru [email protected]

PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9 : 1

ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X

PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA DENGAN REMAJA PETENGAHAN YANG TINGGAL DI ASRAMA SEKOLAH The Difference Of Self Concept Between Middle Adolescents Who Living With Parents And Who Living In Boarding School Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari

Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru Email: [email protected] Abstrak Lingkungan, orang tua dan teman sebaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri khususnya pada remaja pertengahan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan konsep diri remaja pertengahan yang tinggal bersama orang tua dengan remaja pertengahan yang tinggal di asrama sekolah. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalalah studi perbandingan dengan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 138 responden yang terdiri dari 69 responden yang tinggal bersama orang tua dan 69 responden yang tinggal di asrama sekolah menggunakan teknik propotion stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil: Responden yang tinggal bersama orang tua mayoritas memiliki konsep diri negatif yaitu 38 orang (55,1%) dibandingkan responden yang tinggal di asrama sekolah yaitu berjumlah 25 orang (36,2%). Sedangkan responden yang tinggal di asrama ditemukan lebih banyak yang memiliki konsep diri positif yaitu berjumlah 44 orang (63,8%) dibandingkan dengan responden yang tinggal bersama orang tua yaitu berjumlah 31 orang (44,9%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan antara konsep diri remaja pertengahan yang tinggal bersama orang tua dengan remaja pertengahan yang tinggal di asrama sekolah dengan p value (0,04) < alpha (0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara konsep diri remaja pertengahan berdasarkan tempat tinggal. Perbedaan ini juga dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan orang tua responden. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui konsep diri yang dimiliki responden. Kata kunci: Asrama sekolah; bersama orang tua; konsep diri; remaja pertengahan

Abstract The enviroment, parents and peers are the factors that can influence self-concepts in a person especially in the middle adolescent. The study aims to find out the difference between the self-concept of a middle adolescent living with parents and a middle adolescents living in a boarding school. Method: The research design used was comparison study with a sectional cross, the research sample consisted of 138 respondents made up 69 who lived with parents and 69 the respondents living in boarding school using the propotion stratified random sampling technique. The measuring instrument used is Tennessee Self Concept Scale (TSCS) has been tested for validity and reability. The analysis used was a bivariate analysis using chi square test. Result: The majority of respondents who live with their parents have a negative self-concept, namely 38 people (55,1%) compared to respondents who live in school dormitories, namely 25 people (36,2%). Meanwhile, respondents who live in dormitories are found to have a positive self-concept, amely 44 people (63,8%) compared to respondents who live with parents, namely 31 people (44,9%). Statistical test results suggest that there is a difference between the self-concept of the middle adolescent living with parents and the middle adolescent who living in boarding school (p value 0,04 < 0,05). Conclusion: There are differences between self-concept of adolescent based on where they live. This difference can alse be caused by several factors such as age, sex, place of residence and parents. Researcher suggest for futher research using qualitative methods to find out the self-concept ot the respondent. Keywords: Boarding school, parents, self concept, middle adolescent

Korespondensi: Ajeng Chaerani Insan, Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru [email protected]

Page 2: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

17

LATAR BELAKANG

Konsep diri merupakan citra mental

individu seperti persepsi diri, yaitu

penampilan, nilai, dan keyakinan yang

mempengaruhi seseorang1. Konsep diri

diharapkan stabil pada masa remaja. Hal ini

dikarenakan menurut Erikson, pencapaian

identitas atau konsep diri merupakan tugas

utama perkembangan psikososial yang harus

dicapai pada fase remaja2. WHO menyatakan

“jumlah remaja diperkirakan sekitar 1,2 milyar

atau 18% dari jumlah penduduk di dunia”3.

Remaja terbagi menjadi tiga fase yaitu masa

remaja awal (11 sampai 14 tahun), masa

remaja pertengahan (15 sampai 17 tahun),

masa remaja akhir (18 sampai 20 tahun)

Remaja pertengahan menurut Piaget dalam

perkembangan kognitif rentan terhadap

perilaku beresiko yang akan mempengaruhi

konsep diri remaja4. Tahun 2010 Persentase

remaja yang berumur 15 sampai 19 tahun di

Indonesia menduduki peringkat ke lima dari

jumlah penduduk jika dikelompokkan menurut

umur yaitu 8,79% dari jumlah penduduk.

Remaja yang berumur 15 sampai 19 tahun di

Provinsi Riau memiliki persentase sebesar

8,93% dari jumlah penduduk, sedangkan

persentase di Kota Pekanbaru yaitu 9,63%

dengan remaja perempuan 4,93% dan remaja

laki-laki 4,71%5. Berdasarkan syarat dan

ketentuan PPBD (Penerimaan Peserta Didik

Baru) usia 15-19 merupakan rentang usia yang

memungkinkan seseorang memasuki tahap

pendidikan di jenjang SMA (Sekolah Menengah

Atas) atau MAN (Madrasah Aliyah Negeri).

Konsep diri tidak terbentuk langsung akan

tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor utama yang dapat mempengaruhi

konsep diri pada remaja menurut Pudjijogjanti

yaitu interaksi seseorang dengan lingkungan

sekitar6. Selain itu, menurut Hurlock dalam

Subaryana, 2015 menyatakan bahwa faktor

yang dapat mempengaruhi konsep diri remaja

diantaranya yaitu hubungan remaja dengan

orang tua atau keluarga serta dengan teman

sebaya7. Bagi remaja yang tinggal bersama

orang tua, lingkungan rumah merupakan

tempat tersering berinteraksi dengan remaja.

Remaja yang tinggal dirumah, lebih sering

berinteraksi dengan orang tua atau keluarga

yang merupakan salah satu factor

berpengaruh pada konsep diri remaja.

Bagi remaja yang tinggal selain di rumah,

tempat lain yang dapat membuat remaja

sering berinteraksi dengan teman sebaya yaitu

jika remaja tinggal di asrama. Hal ini karena

remaja yang tinggal di asrama akan melewati

hari dengan teman yang ada di sekitarnya dari

bangun tidur hingga tidur kembali. Sehingga

tingginya interaksi remaja dengan teman

sebaya dapat mempengaruhi konsep diri pada

remaja yang tinggal di asrama.

Salah satu sekolah yang menerapkan

sistem asrama dan tidak asrama bagi peserta

Page 3: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

18

didiknya adalah MAN 2 Kota Pekanbaru.

Peserta didik tetap dapat berinteraksi dengan

siswa lainnya yang beda tempat tinggal

dikarenakan sekolah juga menggabungkan

peserta didik yang asrama maupun yang tidak

asrama dalam satu kelas.

Wawancara yang dilakukan saat studi

pendahuluan terhadap 20 siswa, yang terdiri

dari 10 siswa yang asrama didapatkan 7 dari 10

remaja yang tinggal di asrama memiliki konsep

diri positif yang ditandai dengan mereka

memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mudah

beradaptasi, mampu mengenali diri sendiri

serta mampu melihat diri secara realistis.

Sisanya memiliki konsep diri negative.

Sedangkan sepuluh siswa lainnya merupakan

siswa yang tinggal bersama orang tua

didapatkan 6 dari 10 remaja memiliki konsep.

Sisanya memiliki konsep diri negative.

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui

perbedaan konsep diri remaja pertengahan

yang tinggal bersama orang tua dengan remaja

pertengahan yang tinggal di asrama sekolah.

Manfaat penelitian ini yaitu diharapkan hasil

penelitian dapat digunakan sebagai sumber

informasi dalam pengembangan ilmu

keperawatan terutama dalam keperawatan

jiwa dalam membantu remaja meningkatkan

konsep dirinya.

Metode Penelitian

Bahan dan metode Penelitian ini

dilakukan di MAN 2 Kota Pekanbaru yang

dimulai bulan Februari hingga bulan Juli 2020

yang dilakukan secara online. Desain studi

pada penelitian ini yaitu menggunakan studi

perbandingan (Comparative Study) dengan

pendekatan Cross sectional. Dimana penelitian

ini membandingkan konsep diri remaja

pertengahan yang tinggal bersama orang tua

dengan remaja pertengahan yang tinggal di

asrama sekolah di MAN 2 Kota Pekanbaru.

Populasi pada penelitia ini yaitu siswa reguler

kelas X dan XI yang berjumlah 452 orang yang

terdiri dari 368 siswa yang tinggal bersama

orang tua dan 84 siswa yang tinggal di asrama.

Sampel diambil menggunakan teknik

propotion stratified random sampling, dimana

terdapat sampel per kelasnya. Langkah awal

penentuan sampel, peneliti mengelompokkan

antara populasi yang tinggal bersama orang

tua dengan yang tinggal di asrama. Setelah itu

peneliti menggunakan rumus Taro Yamane

(dalam Imron, 2014) untuk mendapatkan

jumlah sampel yang dibutuhkan. Populasi yang

peneliti gunakan dalam rumus yaitu populasi

siswa yang tinggal diasrama, karena siswa yang

tinggal di asrama lebih sedikit dari yang tinggal

bersama orang tua. Hasil perhitungan

didapatkan sampel yang dibutuhkan bejumlah

69 orang. Arikunto (2010) menyarankan

bahwa untuk studi perbadingan dibutuhkan

jumlah yang sama disetiap variabel yang akan

Page 4: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

19

digunakan sebagai pembanding. Sehingga

sampel untuk penelitian ini terdiri dari 69

responden yang tinggal bersama orang tua dan

69 responden yang tinggal di asrama. Total

sampel yang digunakan yaitu 138 responden.

Setelah itu sampel perkelas diambil

menggunakan teknik propotion stratified

random sampling. Kriteria inklusi pada

penelitian ini yaitu remaja yang tinggal

bersama orang tua atau remaja yang tinggal di

asrama MAN 2 Kota Pekanbaru sejak awak

masuk sekolah (kurang lebih 8 bulan).

Alat pengumpulan data untuk penelitian

menggunakan kuesioner modifikasi dari

Tennessee Self Concept Scale (TSCS).

Pertanyaan pada kuesioner berjumlah 29

pertanyaan yang terdiri dari 23 pertanyaan

favorable dan 4 pertanyaan unfavorable. Skala

yang digunakan dalam mejawab pertanyaan

yaitu skala likert dengan rentang 1 sampai 4.

Dimana untuk pertanyaan positif jawaban 1

berarti sama sekali salah, jawaban 2 berarti

sebagian besar slaah, jawaban 3 berarti

sebagian besar benar, jawaban 4 berarti benar

sepenuhnya dan sebaliknya untuk pertanyaan

negatif.

Sebelum kuesioner disebarkan untuk

penelitian, kuesioner terlebih dahulu diuji

validitas dan reliabilitasnya di MAN 1 Kota

Pekanbaru dikarenakan memiliki kriteria yang

sama dengan lokasi penelitian. Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan pada 20 orang siswa yang

terdiri dari 10 siswa yang tinggal bersama

orang tua dan 10 siswa yang tinggal di asrama

sekolah. Hasil dari uji validitas didapatkan 16

dari 45 item pertanyaan pada kuesioner TSCS

tidak valid, dikarenakan pertanyaan memeiliki

nilai r hitung < r tabel. Kemudian, pertanyaan

dikeluarkan dari item pertanyaan kuesioner.

Selanjutnya uji reliabilitas dilakukan pada

kuesioner yang sudah valid diperoleh nilai

alpha cronbach > r tabel (0,950 > 0,444).

Sehingga pertanyaan untuk kuesioner TSCS

berjumlah 29 pertanyaan yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya 29

item pertanyaan ini dimasukkan kedalam

google form yang merupakan alternatif

kuesioner dikarenakan penelitian dilakukan

secara online.

Penelitian ini menggunakan software di

komputer untuk melakukan analisis data.

Analisis unuvariat menampilkan distribusi

frekuensi serta persentase dari karakteristik

responden meliputi jenis kelamin, umur,

tempat tinggal serta gambaran konsep diri

responden. Responden yang tinggal bersama

orang tua juga memiliki karakteristik orang tua

responden meliputi umur, pekerjaan dan

lokasi orang tua bekerja.

Analisis bivariat pada penelitian ini

menggunakan analisis dari uji Chi-square. Uji

ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan

konsep diri remaja pertengahan yang tinggal

bersama orang ua dengan remaja pertengahan

Page 5: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

20

yang tinggal di asrama sekolah. Hasil penelitian

dikatakan bermakna bila didapatkan p value <

alpha (0,05) (Dahlan, 2016).

Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dari karakteristik

responden pada penelitian ini dijelaskan pada

tabel berikut ini:

Tabel 1

Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Bersama

Orang tua

Asrama

Sekolah

Total

N % n % N %

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

26

43

37,7

62,3

22

47

31,9

68,1

48

90

34,8

65,2

Total 69 100 69 100 138 100

Umur

15 tahun

16 tahun

17 tahun

16

29

24

23,2

42

34,8

17

32

20

24,6

46,4

29

33

61

44

24

44,2

31,8

Total 69 100 69 100 138 100

Tempat

tinggal

69 100 69 100 138 100

Total 69 100 69 100 138 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

dari 138 responden, jenis kelamin responden

terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 90

responden (65,2%). Remaja perempuan yang

tinggal bersama orang tua sebanyak 43

responden (62,3%) dan remaja perempuan

yang tinggal di asrama sekolah sebanyak 47

responden (68,1%).

Berdasarkan karakteristik umur

responden terbanyak yaitu responden yang

berumur 16 tahun, responden yang tinggal

bersama orang tua sebanyak 29 responden

(42%) sedangkan responden yang tinggal di

asrama sekolah sebanyak 32 responden

(46,4%).

Berdasarkan karakteristik tempat tinggal

responden, baik responden yang tinggal

bersama orang tua maupun yang tinggal di

asrama sekolah yaitu masing-masing sebanyak

69 responden (100%).

Tabel 2

Distribusi Orang Tua untuk Responden yang

Tinggal Bersama Orang Tua

Karakteristik Ayah Ibu Total

N % n % N %

Umur

<40

40-65

>65

14

54

1

20,3

78,3

1,4

25

44

-

36,2

63,8

-

39

98

1

28,

3

71

0,7

Total 69 100% 69 100 138 100

Bekerja

Ya

Tidak

65

4

94,2

5,8

48

21

69,6

30,4

113

25

81,

9

18,

1

Total 69 100 69 100 138 100

Lokasi bekerja

Tidak bekerja

Dalam kota

Luar kota

4

43

22

5,8

62,3

31,9

21

46

2

30,4

66,7

2,9

25

89

24

18,

1

64,

5

Page 6: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

21

17,

4

Total 69 100% 69 100 138 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa

dari 138 orang tua siswa yang tinggal bersama

orang tua, karakteristik orang tua menurut

umur terbanyak berada berusia 41 sampai 65

tahun sebanyak 98 orang (71%). Berdasarkan

karakteristik orang tua yang bekerja, diperoleh

bahwa sebanyak 113 orang (81,9%) orang tua

bekerja dengan rincian ayah sebanyak 65

orang (94,2%) dan ibu yang bekerja sebanyak

48 orang (69,6%). Sedangkan berdasarkan

lokasi bekerja, diperoleh orang tua terbanyak

bekerja di dalam kota sebanyak 89 orang

(64,5%) dengan rincian ayah yang bekerja di

dalam kota sebanyak 43 orang (62,3%) dan ibu

yang bekerja di dalam kota sebanyak 46 orang

(66,7%).

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Konsep Diri

Karakteristik Konsep Diri Total

Positif Negatif

n % n % N %

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

26

49

54,2

54,4

22

41

45,

8

45,

6

48

90

100

100

Umur

15 tahun

16 tahun

17 tahun

14

40

21

42,4

65,6

47,7

19

21

23

57,

6

34,

4

33

61

44

100

100

100

52,

3

Tempat tinggal

Bersama orang tua

Asrama sekolah

31

44

44,9

63,8

38

25

55,

1

36,

2

69

69

100

100

Berdasarkan jenis kelamin, dari 48

responden laki-laki mayoritas memiliki konsep

diri positif sebanyak 26 orang (54,2%). Sisanya

sebanyak 22 orang (45,8%) responden laki-laki

memiliki konsep diri negatif. Sedangkan dari 90

responden perempuan mayoritas juga

memiliki konsep diri positif yaitu sebanyak 49

orang (54,4%), sisanya berjumlah 41 orang

(54,6%) memiliki konsep diri negatif.

Berdasarkan umur responden yang

berusia 15 tahun dari 33 orang responden,

mayoritas memiliki konsep diri negatif yaitu

sebanyak 19 orang (57,6%). Sisanya 14 (42,4%)

orang memiliki konsep diri positif. Responden

yang berusia 16 tahun dari 61 responden

mayoritas memiliki konsep diri positif yaitu

berjumlah 40 orang (65,6%). Sisanya sebanyak

21 orang (34,4%) memiliki konsep diri negatif.

Bagi responden yang berusia 17 tahun, dari 44

orang responden mayoritas memiliki konsep

diri negative yaitu sebanyak 23 orang (52,3%).

Sisanya 21 orang responden (47,7%) memiliki

konsep diri positif.

Berdasarkan tempat tinggal, dari 69

responden yang tinggal bersama orang tua

memiliki konsep diri negatif lebih banyak yaitu

Page 7: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

22

38 responden (55,1%) dibandingkan

responden yang tinggal di asrama. Sedangkan

responden yang tinggal di asrama sekolah

memiliki konsep diri positif lebih banyak yaitu

44 responden (63,8%).

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat

perbedaan variabel yang diukur yaitu konsep

diri berdasarkan perbedaan tempat tinggal

yaitu remaja pertengahan yang tinggal

bersama orang tua dengan yang tinggal di

asrama sekolah, dimana akan terdapat

perbedaan antara dua populasi apabila p value

< α (0,05). Pada penelitian ini dilakukan uji

statistik dengan uji chi-square. Berdasarkan

pengolahan data dengan bantuan

penghitungan statistik melalui computer

diperoleh hasil penghitungan yang dapat

dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 4

Perbedaan Konsep Diri Remaja Pertengahan

yang Tinggal Bersama Orang Tua dengan

Remaja Pertengahan yang Tinggal di Asrama

Sekolah

Tempat

Tinggal

Konsep Diri Total P

Valu

e

Positif Negatif

n % N % N %

Bersama

Orang tua

3

1

44,9 3

8

55,1 69 10

0

0,04

Asrama

Sekolah

4

4

63,8 2

5

36,2 69 10

0

Total 7

5

54,3 6

3

45,7 138 10

0

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa

dari 138 responden yang tinggal bersama

orang tua dan yang tinggal di asrama,

ditemukan paling banyak responden memiliki

konsep diri positif yaitu sebanyak 75 orang

(54,3%). Responden yang tinggal bersama

orang tua mayoritas memiliki konsep diri

negatif lebih banyak yaitu berjumlah 38 orang

(55,1%) dibanding responden yang tinggal di

asrama sekolah yaitu sebanyak 25 orang

(36,2%). Sedangkan responden yang tinggal di

asrama ditemukan lebih banyak yang memiliki

konsep diri positif yaitu berjumlah 44 orang

(63,8%) dibanding dengan responden yang

tinggal bersama orang tua yaitu berjumlah 31

orang (44,9%).

Hasil analisa perbedaan konsep diri

remaja pertengahan yang tinggal bersama

orang tua dengan remaja yang tinggal di

asrama sekolah, dengan menggunakan uji Chi-

Square menunjukkan p value sebesar 0,04

dimana p value < 0,05. Hal ini berarti Ho di

tolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan konsep diri remaja pertengahan

yang tinggal bersama orang tua dengan yang

tinggal di asrama.

Pembahasan

1. Analisis Univariat

1.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang

didapatkan hasil mayoritas responden berjenis

Page 8: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

23

kelamin perempuan yaitu berjumlah 90

responden (65,2%) dibanding responden laki-

laki berjumlah 48 responden (34,8%). Hal ini

sesuai dengan data yang didapatkan dari MAN

2 Kota Pekanbaru bahwa siswa kelas X dan XI

regular yang berjumlah 463 mayoritas berjenis

kelamin perempuan sebanyak 247 siswa

dibanding siswa laki-laki sebanyak 216 siswa.

Remaja akan mengalami beberapa

perubahan seperti perubahan fisik dan

psikososial. Remaja perempuan memulai lebih

dini perubahan fisik yaitu pada usia 10 hingga

14 tahun dibandingkan dengan remaja laki-laki

(Potter & Perry, 2010). Sedangkan

perkembangan psikososial pada remaja yaitu

pembentukkan identitsa diri atau konsep diri.

Potter dan Perry (2010) yang menyatakan

berdasarkan jenis kelamin remaja perempuan

cenderung memiliki konsep diri yang lebih

positif, dikarenakan remaja perempuan

memiliki keinginan dan instuisi lebih tinggi

dibandingkan remaja laki-laki.

1.2. Umur

Hasil penelitian yang telah dilakukan

didapatkan bahwa sebagian besar responden

berada pada rentang usia 16 tahun sebanyak

61 responden (44,2%). Menurut Rosdahl &

Kowalski (2012) usia ini menunjukkan bahwa

responden berada pada rentang usia remaja

pertengahan yaitu 15 sampai 17 tahun.

Terkait konsep diri remaja pertengahan

Saragi (2017) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa, remaja pertengahan cenderung

memiliki konsep diri yang positif. Hal ini sejalan

dengan penelitian oleh Nurliana (2015) yang

menyatakan bahwa siswa SMA yang berada

pada rentang remaja pertengahan berkisar

antara usia 15 sampai 17 tahun rata-rata

memiliki konsep diri yang positif. Walaupun

masih ada remaja pertengahan yang memiliki

konsep diri sedang bahkan negatif.

1.3. Tempat Tinggal

Hasil penelitian didapatkan responden

memiliki distribusi tempat tinggal yang sama

yaitu 69 responden tinggal bersama orang tua

dan 69 lainnya tinggal di asrama sekolah. Hal

ini dikarenakan pada penelitian ini

menggunakan desain studi perbandingan

sehingga jumlah antara kelompok variabel

yang akan dibandingkan harus sama (Arikunto,

2013).

Manusia dan lingkungan merupakan dua

faktor yang terus berhubungan dan saling

mempengaruhi. Pudjijogjanti (dalam Kusuma,

2013) menyatakan, interaksi seseorang

dengan lingkungan sekitar merupakan faktor

utama yang dapat mempengaruhi dalam

pembentukkan konsep diri seseorang. Hal ini

sejalan dengan penelitian oleh Nuqul (2013),

menyatakan bahwa lingkungan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang serta

membentuk kepribadian diri seseorang.

1.4. Orang Tua untuk Responden yang Tinggal

Bersama Orang Tua

Page 9: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

24

Hasil penelitian yang telah dilakukan

pada 69 remaja yang tinggal bersama orang

tua didapatkan hasil bahwa sebagian besar

orang tua responden berada pada rentang usia

41 sampai 65 tahun yaitu ayah sebanyak 54

orang (78,3%) dan ibu sebanyak 44 orang

(63,8%). Rentang usia 41-65 tahun menurut

Kozier et al, (2011), merupakan rentang usia

pada dewasa pertengahan atau madya.

Havighrust (dalam Kozier, 2011) menyebutkan

bahwa salah satu tugas perkembangan pada

dewasa pertengahan yaitu membantu remaja

untuk bertanggung jawab dalam hidupnya dan

membantu dalam pembentukkan diri untuk

menjadi remaja yang lebih baik.

Hasil penelitian didapatkan sebagian

besar orang tua responden masih bekerja yaitu

sebanyak 113 orang (81,9%). Menurut Hurlock

(dalam Muzakkiyah & Suharnan, 2016), salah

satu tugas perkembangan pada masa dewasa

pertengahan yaitu penyesuaian pada

pekerjaan yang mulai mencapai titik puncak

hingga menurun ataupun pendapatan sudah

tidak lagi diperoleh seperti saat masa muda.

Walau begitu, orang tua yang bekerja masih

harus menaruh perhatian pada remaja dalam

perkembangannya.

Hasil penelitian didapatkan sebagian

besar lokasi bekerja orang tua responden yaitu

di dalam kota sebanyak 89 orang (64,5%)

dengan ayah berjumlah 43 orang (62,3%) dan

ibu berjumlah 46 orang (66,7%).

Harmaini (2013) dalam penelitiannya

yang berjudul keberadaan orang tua bersama

anak mengatakan bahwa keberadaan orang

tua sangat besar dan penting pengaruhnya di

dalam perkembangan anak. Bagi orang tua

yang bekerja, kesibukan orang tua bekerja di

luar rumah dapat berdampak pada rendahnya

interaksi orang tua dan anak yang dapat

mempengaruhi konsep diri yang akan dimiliki

anak.

1.5. Konsep Diri Remaja Pertengahan

Berdasarkan jenis kelamin, responden

laki-laki mayoritas memiliki konsep diri positif

dan responden perempuan mayoritas juga

memiliki konsep diri positif. Berdasarkan umur

responden yang berusia 15 tahun mayoritas

memiliki konsep diri negatif, responden yang

berusia 16 tahun juga mayoritas memiliki

konsep diri positif sedangkan responden yang

berusia 17 tahun mayoritas memiliki konsep

diri negatif.

Berdasarkan tempat tinggal, dari 69

responden yang tinggal bersama orang tua

memiliki konsep diri negatif lebih banyak

dibandingkan responden yang tinggal di

asrama.

Hurlock mengatakan lingkungan,

hubungan dengan orang tua serta hubungan

dengan teman sebaya merupakan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri

seseorang (Subaryana, 2015). Remaja yang

tinggal bersama orang tua lebih

Page 10: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

25

memungkinkan berinteraksi dengan orang tua

dalam kesehariannya. Hal ini sejalan degan

penelitian oleh Durado, Tololiu dan

Pangemanan (2013) menyatakan bahwa orang

tua memiliki peran yang sangat penting dalam

membentuk konsep diri remaja. Dukungan

yang diberikan akan sangat mempengaruhi

konsep diri remaja. Hasil penelitian

mengatakan dukungan yang baik dan penuh

dari orang tua akan berdampak anak memiliki

konsep diri yang positif. Sebaliknya, apabila

anak tidak mendapat dukungan dan

kepercayaan dari orang tua maka konsep diri

anak akan mengarah ke arah negatif.

Penelitian oleh Liman (2017)

mengatakan bahwa remaja yang tinggal di

asrama cenderung lebih sering berinteraksi

dengan teman sebaya yang dapat

mempengaruhi diri mereka kearah yang lebih

baik. Ia juga membahas bahwa remaja yang

sering berinteraksi dan bergaul di asrama

dengan teman sebayanya memiliki konsep diri

yang sangat tinggi dibandingkan remaja yang

tidak suka bergaul dengan teman lainnya.

Sehingga dapat dikatakan teman sebaya dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya konsep diri

pada seseorang.

1. Analisis Bivariat

Hasil analisa perbedaan konsep diri

remaja pertengahan yang tinggal bersama

orang tua dengan remaja yang tinggal di

asrama sekolah, dengan menggunakan uji Chi-

Square menunjukkan p value sebesar 0,04

dimana p value < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak

dan dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan konsep diri remaja pertengahan

yang tinggal bersama orang tua dengan remaja

pertengahan yang tinggal di asrama.

Hasil penelitian menunjukkan remaja

yang tinggal bersama orang tua lebih banyak

memiliki konsep diri negatif dibandingkan

konsep diri positif. Pada awal penelitian

peneliti menyatakan bahwa salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi konsep diri pada

remaja yang tinggal bersama orang tua adalah

hubungan remaja dengan orang tua. Dimana,

menurut penelitian oleh Durado, Tololiu dan

Pangemanan (2013) tentang hubungan konsep

diri dengan dukungan orang tua menyatakan

remaja memiliki konsep diri positif lebih

banyak jika disertai dukungan yang baik oleh

orang tua di rumah. Sehingga peneliti

berasumsi bahwa remaja yang tinggal bersama

orang tua dapat memiliki konsep diri yang

positif jika disertai dukungan oleh orang tua di

rumah.

Pada penelitian ini peneliti juga

mengumpulkan data terkait karakteristik

orang tua bagi responden yang tinggal

bersama orang tua terkait umur, pekerjaan

dan lokasi bekerja orang tua. Hasil penelitian

menunjukkan mayoritas orang tua responden

masuk pada fase usia dewasa pertengahan.

Dimana pada fase ini orang tua cenderung

Page 11: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

26

sedang berada pada titik puncak hingga

menurun pada karir pekerjaannya. Sehingga

biasanya terdapat kecenderungan orang pada

rentang dewasa pertengahan ini lebih fokus

pada karir pekerjaannya. Selain itu pada

penelitian ini orang tua untuk responden yang

tinggal bersama orang tua mayoritas bekerja.

Menurut penelitian oleh Ulfah (2015)

menyatakan pola asuh orang tua yang bekerja

sangat berpengaruh dalam membantu remaja

mengembangkan konsep diri mereka.

Sehingga berdasarkan hal ini peneliti

berasumsi salah satu penyebab banyaknya

konsep diri negatif pada remaja yang tinggal

bersama orang tua dapat dipengaruhi karena

mayoritas orang tua bekerja sehingga hal ini

dapat mengurangi perhatian orang tua

terhadap perkembangan remaja yang dapat

mempengaruhi konsep diri remaja yang tinggal

bersama orang tua..

Selain itu, menurut Hurlock (dalam

Subaryana, 2015) menyatakan bahwa terdapat

beberapa faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsep diri pada remaja

seperti usia, penampilan diri, kepatutan seks,

nama, kreativitas dan cita-cita.

Hasil penelitian untuk remaja yang

tinggal di asrama sekolah menunjukkan bahwa

remaja yang tinggal di asrama lebih banyak

memiliki konsep diri positif dibandingkan

konsep diri negatif. Hal ini sejalan dengan

penelitian oleh Liman (2017), yang

menyatakan konsep diri remaja yang tinggal di

asrama memiliki konsep diri yang tinggi. Hal ini

dapat disebabkan karena perlakuan yang

diterima responden dari interaksi dengan

orang lain serta lingkungannya seperti teman

sebaya. Apabila responden diperlakukan

dengan baik, maka konsep dirinya akan positif

atau tinggi. Sebaliknya, apabila mahasiswa

sering memperoleh pengalaman yang negatif,

maka responden memiliki konsep diri yang

rendah atau negatif.

Berbeda dengan penelitian oleh Nurhadi

(2013) yang menyatakan konsep diri siswa

asrama rata-rata memiliki konsep diri negatif

bahkan sangat negatif. Hal ini dikarenakan

remaja yang memiliki konsep diri negatif

menganggap diri mereka kurang menarik dan

merasa tidak dapat penerimaan dari

lingkungan yang membuat mereka kurang

percaya diri sehingga mempengaruhi konsep

diri yang mereka miliki. Selain itu, responden

yang berpartisipasi masih tergolong berada

pada masa remaja yang merupakan masa

pencarian jati diri sehingga konsep diri remaja

masih akan mengalami perubahan.

Selain itu, dikarenakan wabah Covid-19

siswa yang seharusnya menetap di asrama

sekolah harus di pulangkan ke daerah masing-

masing. Sehingga pada saat penelitian

dilakukan siswa asrama sedang tidak berada di

asrama sekolah. Hal ini menyebabkan asumsi

awal peneliti yang menyatakan faktor utama

Page 12: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

27

yang dapat mempengaruhi konsep diri remaja

yang tinggal di asrama adalah teman sebaya

menjadi kurang efektif. Karena jika remaja

tinggal di rumah maka intensitas berjumpa dan

berinteraksi dengan teman sebaya akan

menjadi berkurang dari saat remaja tinggal di

asrama.

Kesimpulan

Hasil penelitian didapatkan bahwa

sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan, berusia 16 tahun, bertempat

tinggal bersama orang tua dan di asrama

sekolah. Orang tua responden untuk

responden yang tinggal bersama orang tua

sebagian besar berusia 41-65 tahun, bekerja

dan lokasi bekerja di dalam kota.

Terkait konsep diri remaja pertengahan

hasil penelitian didapatkan mayoritas

responden dengan konsep diri positif

berdasarkan jenis kelamin yaitu responden

perempuan. Berdasarkan usia yaitu responden

berusia 16 tahun dan berdasarkan tempat

tinggal yaitu bertempat tinggal di asrama

sekolah.

Sedangkan konsep diri negatif

berdasarkan jenis kelamin juga mayoritas

dimilki oleh responden perempuan.

Berdasarkan usia dimiliki oleh responden

berusia 17 tahun dan berdasarkan tempat

tinggal dimilki oleh responden yang tinggal

bersama orang tua.

Terdapat perbedaan konsep diri remaja

pertengahan yang tinggal bersama orang tua

dengan remaja pertengahan yang tinggal di

asrama sekolah dengan p value 0,04 < alpha

(0,05).

Saran

Peneliti menyarankan untuk

menggunakan kuesioner yang lebih spesifik

dan menggunakan metode lain untuk

penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil

yang lebih akurat mengenai konsep diri

remaja.

Daftar Pustaka

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Synder, S. J.

(2011). Fundamental keperawatan

konsep, proses & praktik. (7th ed Vol 1).

(Karyuni, P. E., Yulianti, Y., Lusyanan, A.,

& Eka, W, Penerjemah). Jakarta: EGC

Potter & Perry.(2010). Fundamental

keperawatan. (7th ed). Jakarta: Salemba

Medika.

Kemenkes RI. (2016). Situasi kesehatan

reproduksi remaja. Pusat Data dan

Informasi: Infodatin.

Rosdahl, C. B. & Kowalski, M. T. (2012). Buku

ajar keperawatan dasar. (10th edVol 1).

Jakarta: EGC.

Page 13: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

28

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2019).

Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta

Pusat : Badan Pusat Statistik.

Kusuma, A. (2013). Konsep diri orang

bertatto yang menerima label negatif

dan diskriminasi dari lingkungan

sosial. Thesis. Uin Sunan Ampel

Surabaya.

Subaryana. (2015). Konsep diri dan prestasi

belajar. Jurnal Dinamika Pendidikan

Dasar, 7(2), 21-30.

Arikunto,S. (2013). Prosedur penelitian: suatu

pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Durado, A. A., Tololiu, T. A. & Pangemanan,

D.H. (2013). Hubungan dukungan orang

tua dengan konsep diri pada remaja di

SMA Negeri 1 Manado. Ejournal

Keperawatan (e-Kp), 1(1), 1-8.

Harmaini (2013). Keberadaan orang tua

bersama anak. Jurnal Psikologi, 9(2).

Imron, M. (2014). Metodologi penelitian

bidang kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Synder, S. J.

(2011). Fundamental keperawatan

konsep, proses & praktik. (7th ed Vol 2).

(Karyuni, P. E., Yulianti, Y., Lusyanan, A.,

& Eka, W, Penerjemah). Jakarta: EGC

Liman, A. P. K. (2017). Konsep diri

mahasiswa Papua di Yogyakarta.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Santa

Dharma.

Muzakkiyah, N. & Suharnan. (2016).

Religiulitas, penyesuaian diri dan

subjective well being. Jurnal psikologi

Indonesia, 5(1), 28-38.

Nurliana, Y. (2015). Konsep diri remaja (siswa

kelas X SMA). Psychology Forum UMM,

440-445, ISBN: 978-979-796-324-8.

Nurhadi, R. A. (2013).Hubungan antara konsep

diri dan penyesuaian diri pada remaja di

Islamic Boarding School Smpit Daarul

Hikmah Bontang. Artikel Penelitian

Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas

Negeri Malang. 1-17.

Nuqul, F. L. (2013). Pengaruh lingkungan

terhadap perilaku manusia: Studi

terhadap perilaku penonton bioskop.

Jurnal psikologi

Ulfah, M. (2015). Pengaruh pola asuh orang

tua bekerja terhadap kepribadian

remaja. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah

Page 14: PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA PERTENGAHAN YANG …

Ajeng Chaerani Insan, Ririn Muthia Zukhra, Widia Lestari / Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:1

29

Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Vogel, E. A., Rose. J.P., Okdie, B.M., Eckles.

K., Franz, B. (2015). Who compares and

despairs the effect of social comparison

orientation on social media use and its

outcomes. Pers Individ Dif.

We Are Social. (2018). Global digital report.

We Are Social. (2019). Global digital report.