Upload
lykhuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS ANAK
BUNGSU DAN SULUNG REMAJA AKHIR DALAM
KELUARGA
SKRIPSI
DISUSUN SEBAGAI SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PSIKOLOGI
Disusun Oleh:
AJENG CHRISTYA I.
009114133
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, ………………………………
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
ABSTRAK
Perbedaan Tingkat Asertivitas Anak Sulung Dan Bungsu Remaja Akhir Dalam Keluarga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat asertivitas
antara anak sulung dan bungsu remaja akhir dalam keluarga. Asertivitas merupakan perilaku yang mengembangkan kesetaraan dalam hubungan manusia, memungkinkan kita bertindak berdasarkan minat terbaik diri kita, terlepas dari rasa cemas, mampu mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman, dan mengutarakan hak pribadi tanpa menyangkal hak orang lain. Asertivitas dipengaruhi oleh faktor pola asuh, kebudayaan, usia, jenis kelamin dan strategi coping.
Subjek penelitian ini ada 80 orang remaja berusia 16-18 tahun dan memiliki urutan kelahiran sulung dan bungsu. Subjek yang telah terpilih merupakan subjek yang tinggal bersama keluarga. Subjek dipilih dengan metode purposive sampling di SMK Sanjaya Pakem. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu membandingkan tingkat asertivitas dilihat dari urutan kelahiran. Pengambilan data dilakukan dengan skala asertivitas. Reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas 0,813.
Data penelitian dianalisis menggunakan teknik Independent Sample t-Test. Hasil uji hipotesis adalah 1,244 dengan probabilitas 0,217 (p>0,05). Ini berarti tidak ada perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan bungsu remaja akhir dalam keluarga. Dari hasil kategorisasi, kebanyakan subjek baik sulung maupun bungsu sama-sama memiliki asertivitas sedang dan rendah. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa urutan kelahiran tidak mempengaruhi asertivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRACT
Differences Of Asertivity Step Between Eldest And Youngest Last Adolescense On Family
The objective of this research is determine the defferences in asertivity step between eldest and youngest last adolescense deep on family. Asertivity is defined behavior to extend equality of human relationship to make possible for as to do best on the interest ourself, free from anxious, able to feeling expression as honest and comfortable and to explain personal autority without resist other autority. Asertivity is influenced by parents educated factor, culture, ae, sex and coping strategy.
The subjects of this research were 80 people who stay at the family. The ages of subject is about 16 to 18 years old. They were choosen by purposive sampling in SMK Sanjaya Pakem. This is comparative research, which has an aim to determine defferences of asertivity among of birth order. The method of data gathering used asertivity scaled. Reliability of research scale produced a coeficient reliability score 0,813.
The result of hypothesis test is 1,244 with 0,217 for the probability (p>0,05). It means there are no differences of asertivity between eldest and youngest on family. From the category result, both eldest and youngest subject have medium and low asertivity. The discussion result has concluded that birth order does not influence the asertivity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan anak sulung dan bungsu………………………17
Tabel 2 Blue Print Skala Asertivitas sebelum uji coba………...…25
Tabel 3 Blue Print Skala Asertivitas setelah uji coba…………….27
Tabel 4 Blue Print Skala Asertivitas untuk penelitian………...….28
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas ……………………………………32
Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas………...…………………………33
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis………...……………………………..33
Tabel 8 Norma Kategori Skor…..………………………………...35
Tabel 9 Kategorisasi Asertivitas Anak Sulung Remaja Akhir dalam
Keluarga …………………………………………………36
Tabel 10 Kategorisasi Asertivitas Anak Bungsu Remaja Akhir dalam
Keluarga …………………………………………………36
Tabel 11 Kategorisasi Asertivitas Anak Sulung dan Bungsu Remaja
Akhir dalam Keluarga …………………………………...37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A:
Skala Asertivitas Try Out ……………………………………………. 67
Out Put Data Try Out ………………………………………………… 71
Hasil Olah Data Try Out …………………………………………….. 86
Lampiran B:
Skala Asertivitas Penelitian …………………………………………. 90
Out Put Data Penelitian ……………………………………………… 93
Hasil Olah Data Penelitian …………………………………………… 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian untuk
skripsi ini.
2. Bapak Dr. T. Priyo W. M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan, menyediakan waktu dan membantu kelancaran
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membantu banyak membantu selama proses perkuliahan.
4. Bapak Agung Santoso, S.Psi, ibu Henrietta PDADS, S.Psi yang telah bersedia
untuk meluangkan waktu dan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya.
5. Seluruh dosen fakultas psikologi, mbak Nanik, mas Gandung, Pak Gi’, mas
Doni yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
6. Bapak Supriyadi, selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah me
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
mberikan ijin penelitian.
7. Ibu Nanik, bapak Mujono, dan keluarga besar SMK Sanjaya Pakem yang telah
membantu kelancaran penelitian untuk skripsi ini.
8. Papa, Mama, terima kasih atas pengertian dan doa yang tiadak pernah putus
dari kalian. Aku akan berusaha mewujudkan impian kalian dan berusaha tidak
membuat kalian bersedih lagi. Mas Andi, thank’s atas supportnya, kamu
kakakku yang paling baik.
9. Suamiku, & Tegar kecilku, terimakasih atas dukungannya, kalian adalah
kekuatan dan cintaku.
10. Bapak, ibuk Surirejo, mas He’, terimakasih untuk semua yang sudah kalian
berikan buat Ajeng.
11. My best friend Emi, temanku dalam suka dan duka, makasih atas semua
bantuannya ya,… lagi sibuk nyiapin pernikahan ya?.
12. Om-om, tante, dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
mendoakan Ajeng sehingga semua bisa terselesaikan.
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuan dan doanya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
TUHAN TERIMA KASIH
KAU SUNGGUH BAIK
“ Ia Membuat Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya”
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kukasihi:
My Jesus Christ’
(kasih abadiku yang senantiasa mengerti dan mengasihiku bahkan ketika kujatuh)
Papa
Mama
Suamiku tersayang
My little Bon-bon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….. v
ABSTRAK ……………………………………………………………..... vi
ABSTRACT …………………………………………………………..… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….…. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..… x
DAFTAR TABEL …………………………………………………….… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiv
BAB I (PENDAHULUAN) ……………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 4
BAB II (LANDASAN TEORI) ………………………………………. … 6
A. Asertivitas ……………………………………………………… 6
1. Pengertian Asertivitas …………………………………... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Ciri-ciri Asertivitas ……………………………………... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas ………… 9
4. Tujuan dan Manfaat Asertivitas …………………….. 10
B. Anak Sulung Dan Bungsu Dalam Keluarga ………………… 12
1. Pengertian Keluarga …………………………………. 12
2. Pengertian Sulung Dan Bungsu ……………………... 13
C. Dinamika Asertivitas Anak Sulung Dan Bungsu Dalam Keluarga 17
D. Hipotesis …………………………………………………… 18
BAB III (METODE PENELITIAN) …………………………… 19
A. Jenis Penelitian ……………………………………………… 19
B. Identifikasi Variabel Penelitian …………………………….. 20
C. Definisi Operasional ………………………………………... 21
D. Subjek Penelitian …………………………………………... 22
E. Pengumpulan Data …………………………………………. 24
F. Pertanggungjawaban Mutu ………………………………… 24
1. Validitas Alat Ukur ………………………………… 24
2. Seleksi Item ………………………………………… 24
3. Reliabilitas …………………………………………. 28
G. Metode Analisis Data ………………………………………. 29
1. Uji Asumsi ………………………………………….. 29
2. Uji Hipotesis ………………………………………... 30
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN) ……………………………… 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………… 31
B. Hasil Penelitian ……………………………………………… 31
1. Uji Asumsi …………………………………………… 31
2. Uji Hipotesis Penelitian ……………………………… 33
3. Kategorisasi …………………………………………. 35
C. Pembahasan ………………………………………………….. 37
BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN) ………………………………. 43
A. Kesimpulan …………………………………………………. 43
B. Saran …………………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 45
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan anak sulung dan bungsu………………………17
Tabel 2 Blue Print Skala Asertivitas sebelum uji coba………...…25
Tabel 3 Blue Print Skala Asertivitas setelah uji coba…………….27
Tabel 4 Blue Print Skala Asertivitas untuk penelitian………...….28
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas ……………………………………32
Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas………...…………………………33
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis………...……………………………..33
Tabel 8 Norma Kategori Skor…..………………………………...35
Tabel 9 Kategorisasi Asertivitas Anak Sulung Remaja Akhir dalam
Keluarga …………………………………………………36
Tabel 10 Kategorisasi Asertivitas Anak Bungsu Remaja Akhir dalam
Keluarga …………………………………………………36
Tabel 11 Kategorisasi Asertivitas Anak Sulung dan Bungsu Remaja
Akhir dalam Keluarga …………………………………...37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A:
Skala Asertivitas Try Out ……………………………………………. 67
Out Put Data Try Out ………………………………………………… 71
Hasil Olah Data Try Out …………………………………………….. 86
Lampiran B:
Skala Asertivitas Penelitian …………………………………………. 90
Out Put Data Penelitian ……………………………………………… 93
Hasil Olah Data Penelitian …………………………………………… 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Setiap anak punya posisi unik dalam keluarga”, ini diungkapkan oleh
Irene Schumo Seipt (www.pikiranrakyat.com) . setiap anak menduduki posisi
khusus, ada anak sulung, anak tengah, anak bungsu ataupun anak tunggal,
yang secara psikologis terdapat perbedaan personalitas antara mereka. Anak
pertama adalah anak yang beruntung karena ia adalah anak yang memang
diharapkan. Asosiasi kita terhadap anak sulung adalah anak yang cepat
dewasa dan berwibawa, berbeda dengan anak bungsu yang manja dan tidak
tegas. Menurut Alva Handayani (www.pikiranrakyat.com). setiap anak
memiliki posisi sendiri-sendiri dalam keluarga, dan setiap kedudukan
menyebabkan tanggung jawab dan konsekuensi yang berbeda. Perbedaan-
perbedaan ini disebabkan oleh kebudayaan maupun sikap orang tua yang
berbeda.
Terhadap anak sulung, orangtua yang belum berpengalaman cenderung
terlalu cemas dan terlalu melindungi anak sulung. Biasanya anak sulung
dibebani berbagai tanggung jawab karena dia harus menjadi contoh bagi adik-
adiknya. Anak sulung memiliki sifat: bertanggung jawab terhadap adik-
adiknya disertai perasaan berkuasa, adanya pandangan kedepan, pengertian
tentang kehidupan dan proses-prosesnya, senang mengajar orang lain, berpikir
mendalam, berkesungguhan, lebih matang dan tidak terlalu suka bersikap hu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mor, selalu merasa diri tidak aman, cemas akan dikesampingkan serta,
mencari kedudukan pemimpin dan bila menikah mencari partner yang dapat
dikuasainya. Sifat anak sulung berbeda dengan anak bungsu yang cenderung
lebih dimanja dan dianggap bayi terus. Pemanjaan yang diterima si bungsu
berasal dari orang tua juga dari kakak-kakaknya dan coraknya beragam
sehingga mengakibatkan ketidaktegasan. Anak bungsu sering menunjukkan
sifat khas: kegelisahan, merasa diri kurang dari anak-anak lain tetapi ingin
dipuji, kurang mendapat kesempatan untuk belajar bertanggung jawab,
optimistis karena merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua
akan dibereskan, dibantu oleh orang lain (kakak-kakaknya), serta akan
memilih pasangan yang ada persamaan dengan sikap orangtuanya.
Perlakuan yang diberikan oleh orang tua secara berbeda terhadap anak
menyebabkan perbedaan sifat pada diri anak mereka dan perbedaan tersebut
terlihat pada perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang satu
mungkin lebih terbuka dan lebih mudah bergaul dibandingkan dengan
saudaranya yang lebih pendiam dan serius, atau sebaliknya. Hal ini menarik
minat penulis untuk melihat perbedaan tingkat asertivitas pada anak sulung
dan bungsu dalam keluarga karena ternyata dalam kehidupan sehari-hari
banyak orang tua yang memberi perlakuan berbeda terhadap anak mereka
berdasar urutan kelahiran dan perlakuan yang berbeda tersebut memberi
tanggung jawab dan konsekuensi yang berbeda pada masing-masing anak.
Penulis berasumsi, urutan kelahiran dalam keluarga menyebabkan perlakuan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berbeda terhadap anak mereka. Hal ini membuat anak tumbuh dengan
sifat yang berbeda-beda walaupun tinggal dalam rumah yang sama dan diasuh
oleh orang tua yang sama pula, termasuk dalam bersikap asertif.
Dalam bersikap asertif seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya
dan jujur pula dalam mengkomunikasikan pendapat dan kebutuhan secara
proposional, mengekspresikan perasaan, tanpa ada maksud utnuk
memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lain. Tujuan perilaku
asertif adalah: (a) membuat proses komunikasi berjalan dengan efektif, dan
(b) membangun hubungan yang setara, saling menghormati
(www.cyberwoman.cbn.net.id).
Sikap asertif penting dalam komunikasi antar anggota keluarga.
Terkadang bersikap asertif sulit dilakukan karena berbagai hal. Anak yang
menginjak remaja dengan emosi yang meledak-ledak dan merasa dirinya
mampu menyelesaikan segalanya, cenderung lebih dekat dan terbuka dengan
teman-teman sebayanya. Sebaliknya orangtua merasa mereka lebih
berpengalaman, lebih tahu dibanding anak, lebih senang memberikan aturan-
aturan dan perintah-perintah untuk dipatuhi oleh anak mereka daripada
berdiskusi membicarakan suatu keputusan dan jalan keluar. Ketika orangtua
dan anak yang beranjak remaja masing-masing bertahan dengan dirinya, maka
sikap asertif yang seharusnya ada dalam keluarga untuk membuat proses
komunikasi berjalan efektif akan sulit terlaksana. Jika hal ini terus berulang,
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak akan semakin menutup diri terhadap orang tua dan orangtua menganggap
anaknya nakal.
Keterbatasan penelitian ini adalah terdapat banyak hal yang
mempengaruhi sikap asertif pada remaja, seperti kebudayaan, pola asuh, jenis
kelamin, dan tingkat pendidikan. Penulis melakukan kontrol terhadap urutan
kelahiran dan usia subjek, yaitu usia remaja akhir (16 s/d 18 tahun),
sehingga penelitian ini memiliki batasan jelas, hanya untuk remaja dengan
urutan kelahiran sulung dan bungsu, bukan anak tunggal ataupun tengah.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan anak bungsu
usia remaja akhir dalam keluarga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
asertivitas antara anak sulung dan anak bungsu usia remaja dalam keluarga.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini meramgsang penelitian baru yang hendak
mengkaji topik yang berkaitan dengan perilaku asertif guna
mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih efektif di berbagai
bidang kehidupan, khususnya keluarga.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini menjadi bahan informasi sebagai acuan
bagi remaja untuk semakin memahami tingkah laku dan pentingnya
perilaku asertif dalam keluarga.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asertivitas
1. Pengertian Asertivitas
Asertivitas didefinisikan sebagai perilaku yang mengembangkan
kesetaraan dalam hubungan manusia, memungkinkan kita bertindak
berdasarkan minat terbaik diri kita, terlepas dari rasa cemas, mampu
mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman, dan mengutarakan
hak pribadi tanpa menyangkal hak orang lain (Alberti dan Emmons, 1987).
Bersikap asertif membutuhkan keterbukaan terhadap diri sendiri secara
jujur. Menurut Lange & Jakubowski (1976), asertivitas adalah kemampuan
menyataan hak pribadi secara tegas, meliputi pengekspresian pikiran,
perasaan, dan keyakinan secara langsung, jujur dengan cara yang tepat
tanpa melanggar hak orang lain.
Pendapat ini didukung oleh Adams (1995), asertifitas merupakan
kemampuan seseorang untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan dirinya,
bekerja dengan cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan dirinya dengan
tetap menunjukkan hormat kepada orang lain, menjelaskan suatu hal pada
orang lain, bersikap langsung, jujur dan terbuka, mengekspresikan
perasaan, kebutuhan dan ide serta mempertahankan hak-haknya tanpa
melanggar hak dan kebutuhan orang lain, bersikap otentik, apa adanya
serta mengambil inisiatif.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wolpe (1982) mengemukakan bahwa asertivitas adalah
pengekspresian perasaan secara tepat terhadap orang lain. Pendapat yang
lain diungkapkan oleh Santoso (1999), asertivitas berasal dari kata assert
menegaskan, mengandung satu atau lebih hal seperti hak asasi manusia,
kejujuran dan ekspresi emosi yang tepat. Townend (Prabowo, 1997)
mengemukakan bahwa asertivitas akan muncul pada saat orang melakukan
hubungan interpersonal dengan orang lain. Pada hubungan tersebut pihak
yang satu merasa nyaman dan pihak yang lain juga merasakan hal yang
sama.
Menurut Cawood (1997), asertivitas adalah kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, kebutuhan dan hak pribadinya tanpa
kecemasan, mampu bersikap jujur dan langsung, serta memperhitungkan
hak-hak sendiri tanpa meniadakan hak orang lain. Lloyd (1991),
mengemukakan bahwa orang yang bersikap asertif adalah orang yang
bersikap aktif, langsung dan jujur. Perilakunya mengkomunikasikan kesan
respek pada diri sendiri dan orang lain. Orang yang asertif memandang
keinginan, kebutuhan dan haknya sama dengan keinginan dan kebutuhan
orang lain. Pendapat serupoa dikemukakan oleh Rimm dan Masters
(1974), mengatakan bahwa asertivitas merupakan perilaku interpersonal
yang mengandung kejujuran dan mengekspresikan perasaan secara
langsung baik yang negatif (seperti kemarahan dan kebencian) maupun
yang positif (seperti afeksi dan pujian).
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
asertivitas adalah kemampuan mengkomunikasikan pikiran, pendapat,
kebutuhan perasaan positif maupun negatif secara jujur, terbuka, wajar dan
proposional, bertindak sesuai minat dan mempertahankan hak-hak pribadi
tanpa merasa cemas dengan menggunakan cara-cara yang tidak melanggar
hak orang lain dalam hubungan interpersonal.
Karya tulis ini ingin mengungkap mengenai asertivitas, maka lebih
jauh tentang asertivitas akan dibahas selanjutnya.
2. Ciri-ciri Asertivitas
Menurut Lazarus (Santosa, 1999), seorang remaja dikatakan
asertif bila mempunyai kemampuan untuk: (a) berkata “tidak”, (b)
meminta pertolongan, (c) mengekspresikan perasaan positif maupun
negatif secara wajar, (d) berkomunikasi tentang hal-hal yang bersifat
umum.
Kanfer dan Goldstain (Santosa, 1999), seseorang dikatakan
asertif bila: (a) dapat menguasai diri sesuai dengan situasi yang ada,
(b) dapat memberikan respon dengan wajar pada hal-hal yang sangat
disukainya, (c) dapat menyatakan kasih sayang dan cintanya kepada
seseorang secara terus terang dan wajar.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tujuan dan Manfaat Asertivitas
Tujuan dari bersikap asertif adalah : (a) membuat proses
komunikasi berjalan efektif, dan (b) membangun hubungan yang
setara, saling menghormati (www.cyberwoman.cbn.net.id). Manfaat
dari bersikap asertif yaitu: (a) membantu dalam pengenalan diri, (b)
lebih jujur dalam membina hubungan, (c) dapat belajar untuk lebih
menghargai diri sendiri dan orang lain, (d) mengembangkan
kemampuan utnuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif serta
lebih percaya diri, (e) mengembangkan kontrol diri dan
mengembangkan kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah
(www. Kompas.com).
Manfaat lain jika seseorang bersikap asertif adalah: (a)
keinginan, kebutuhan, dan perasaan kita dapat dimengerti oleh orang
lain, sehingga tidak ada pihak yang sakit hati karena semuanya merasa
didengar dan dihargai. (b) sikap asertif membuat posisi menjadi
terbuka, membuat orang lain akan merasa nyaman berdekatan atau
berhubungan dengan kita, (c) sikap asertif membuat sebuat keputusan
dapat diambil dalam waktu cepat karena prasangka dan perdebatan
yang bertele-tele tidak akan terjadi.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas
Santosa (1999) berpendapat bahwa ada sebab-sebab atau faktor-
faktor tertentu yang mempengaruhi terbentuknya perilaku asertif pada
individu/ remaja, yaitu:
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pola Asuh
Terdapat tiga jenis pola asuh orang tua, pertama: otoriter,
disini orang tua mendidik anak secara keras, penuh dengan disiplin
yang tidak dapat diterima anak tetapi dipaksakan, penuh dengan
larangan yang membatasi ruang kehidupan anak. Anak yang diasuh
dengan pola otoriter akan tumbuh menjadi anak yang merasa dirinya
rendah (inferior). Kedua: pola asuh demokratis, pada pola ini orang tua
mengasuh anak mereka dengan penuh kasih sayang tetapi tidak
memanjakan, sehingga anak tumbuh menjadi individu yang penuh
percaya diri, mempunyai pengertian yang benar tentang hak mereka,
dapat mengkomunkasikan segala keinginan dengan wajar, dan tidak
memaksakan kehendak dengan cara menindas hak orang lain. Ketiga:
pola asuh permisif, orang tua mendidik anak tanpa adanya batasan/
aturan yang bersifat mengikat, bahkan terkesan bebas. Anak-anak
dengan pola asuh permisif akan tumbuh menjadi remaja yang mudah
kecewa dan mudah marah karena ia terbiasa mendapatkan segala
sesuatu dengan cepat dan mudah. Kurangnya pengawasan dari orang
tua akan membuat perilaku anak menjadi sulit untuk dikendalikan.
b. Kebudayaan
Faktor kedua yang mempengaruhi perilaku asertif adalah faktor
kebudayaan. Rakos (Santosa, 1999) memandang bahwa kebudayaan
mempunyai peran yang besar dalam mendidik perilaku asertif.
Biasanya ini berhubungan dengan norma-norma.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Usia
Buhrnmester (Santosa, 1999) berpendapat bahwa usia
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan munculnya
perilaku asertif. Pada anak kecil perilaku asertif belum terbentuk, pada
masa remaja dan dewasa perilaku asertif berkembang, sedangkan pada
usia tua tidak begitu jelas perkembangan atau penurunannya.
d. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pria dan wanita berpengaruh terhadap perilaku
asertif seseorang. Umumnya kaum pria cenderung lebih asertif
daripada wanita karena tuntutan masyarakat.
e. Strategi Coping
Strategi coping adalah bentuk penyesuaian diri yang
melibatkan unsur-unsur kognisi dan afeksi dari seseorang guna
mengatasi permasalahan yang datang pada dirinya. Strategi coping
yang digunakan oleh remaja juga mempengaruhi tingginya tingkat
keasertifan mereka (Massong et al dalam Santosa, 1999).
Dari uraian sebelumnya, penulis mengambil beberapa aspek
yang harus dimiliki oleh seorang seorang anak baik sulung ataupun
bungsu sehingga dia dapat dikatakan asertif, yaitu: (a) mampu
mengkomunikasikan perasaan, pendapat, ide dan keyakinan secara
jujur dan jelas, (b) mampu bertindak sesuai minat, (c) mampu
mempergunakan dan mempertahankan hak pribadi dengan tetap
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghormati dan tidak meniadakan hak orang lain, (d) mampu
mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal.
B. Anak Sulung dan Bungsu dalam Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Kamus Kontemporer, keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Linda & Richard (1995)
mengatakan bahwa keluarga merupakan sebuah lembaga yang paling
mendasar dalam masyarakat. Keluarga mempunyai fungsi tidak hanya
terbatas selaku penerus keturunan saja, tetapi juga sebagai sumber pendidi
kan utama, dan merupakan lingkungan pertama yang mula-mula
memberikan pengaruh mendalam pada anak-anak. ( Gunarsa, 1990).
2. Pengertian Sulung dan Bungsu
Adapun yang perlu dibahas dalam subbab ini adalah hal yang perlu
diketahui tentang anak sulung dan bungsu dalam keluarga. Adler (1993)
menyinggung perihal pengaruh urutan kelahiran pada pembentukan sifat
dasar seseorang yang akan menentukan nasibnya kelak. Adler membagi 3
kelompok posisi urutan kelahiran, yaitu sulung, tengah, bungsu.
Kepribadian masing-masing anak dalam suatu keluarga akan berlainan
berkaitan dengan pengalaman-pengalaman khusus yang dimiliki setiap
anak sebagai anggota suatu kelompok sosial. Gunarsa (1985) berpendapat
bahwa kedudukan akan (kelahiran) dalam ikatan keluarga berpengaruh
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Gunarsa membagi urutan
kelahiran dalam 4 kelompok, yaitu anak tunggal, anak sulung, anak tengah
dan anak bungsu.
Dari pembagian kelompok urutan kelahiran yang ada, penulis
hanya akan membahas urutan kelahiran sulung dan bungsu.
a. Anak Sulung
Anak sulung adalah anak tunggal yang beralih posisi setelah
munculnya anak kedua.
b. Anak bungsu
Anak kedua, anak ketiga, dan seterusnya yang tidak
mempunyai adik lagi dikatakan sebagai anak bungsu.
Masing-masing anak, baik sulung maupun bungsu mempunyai
karakter yang berbeda. Menurut Vitamind (2003), anak sulung bersikap
superior dan cenderung menuntut haknya. Anak sulung merupakan tipe
pekerja keras, penurut dan mengayomi. Pada umumnya mereka adalah
orang yang cerewet, sangat mendetail, tepat waktu, berdisiplin tinggi, dan
cakap dalam bidang yang ditekuninya. Mereka selalu menginginkan segala
sesuatu dapat dilakukan dengan benar pada waktu pertama kali
dilaksanakan. Segi negatif dari anak sulung yaitu, mereka sering bersikap
murung dan kadang-kadang kurang berperasaan. Mereka dapat bertindak
dengan menggunakan intimidasi, mendorong orang lain bekerja keras,
dapat bersikap seolah-olah mereka mengerti segala-galanya. Mereka
kurang mau mendelegasikan tugas dan tanggungjawab, karena mereka
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak bisa percaya orang lain mampu melaksanakannya dengan baik
seperti apa yang ia sendiri mampu kerjakan.
Berbeda dengan anak sulung, anak bungsu umumnya periang.
Mereka pandai bergaul, pendengar yang baik, senang menjadi teman
bicara, dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal. Pada dasarnya
anak bungsu tergolong tipe ekstovert yang menjadi lebih bersemangat
dengan kehadiran banyak orang disekitarnya. Mereka tidak takut berbuat
salah dan berani mengambil resiko. Sisi lain dari seorang anak bungsu
adalah cepat menjadi bosan. Mereka sangat takut tidak diterima dalam
suatu lingkungan dan memiliki rentang perhatian yang singkat. Anak bung
su cenderung menginginkan semua perhatian tertuju pada dirinya.
Kadang-kadang, hubungan menjadi terputus karena mereka terlalu
mengharapkan suasana hubungan yang penuh kesenangan, yang dalam
kenyataan hidup tidak dapat berlangsung terus-menerus.
Gunarsa (1985) berpendapat bahwa anak sulung akan terlihat lebih
matang, lebih diam dan tekun dalam pekerjaannya dan terkadang
memperlihatkan sifat kekanak-kanakan. Anak sulung merupakan orang
yang bertanggungjawab terhadap adik-adik, disertai perasaan berkuasa,
mereka senang mengajar orang lain karena terbiasa dengan adik-adik.
Anak sulung mempunyai pandangan kedepan, memiliki pengertian
tentang kehidupan dan proses-prosesnya, berpikir mendalam, kurang dapat
bersikap humor. Mereka cenderung mencari kedudukan sebagai pemimpin
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan bila menikah mencari partner yang dapat dikuasai. Mereka juga
cenderung merasa tidak aman dan cemas akan dikesampingkan lagi.
Berlainan dengan anak sulung yang matang, anak bungsu
cenderung manja dan hal ini mengakibatkan ketidaktegasan pada diri si
bungsu. Anak bungsu seringkali merasa diri kurang dari anak-anak yang
lain, ia ingin dipuji. Posisinya sebagai anak paling akhir yang memiliki
kakak membuat dia kurang mendapat kesempatan untuk belajar
bertanggungjawab. Anak bungsu adalah orang yang optimis, merasa
semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua akan dibereskan
dibantu oleh orang lain. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Alva
Handayani, ia berpendapat bahwa anak sulung adalah pribadi yang merasa
dirinya pemimpin, penuh tanggung jawab dan lebih superior, berbeda
dengan anak bungsu yang manja, kekanak-kanakan, mudah putus asa dan
cepat emosi.
Pendapat yang lain mengatakan anak sulung terlahir sebagai
pemimpin secara alami, mereka cenderung menjadi perfeksionis, dapat di
percaya dan penuh perhatian. Mereka tidak terlalu menampakkan reaksi
ketika terkejut dan bisa mendadak menjadi agresif. Anak pertama biasanya
mempunyai keinginan kuat untuk dimengerti. Karakter anak bungsu
berbeda dengan kakak-kakaknya. Mereka cenderung menjadi anak yang
ramah dan sangat menyenangkan. Mereka tidak terlalu peduli dengan
masalah finansial karena bagi mereka dengan mendapat kesenangan sudah
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cukup. Anak bungsu biasanya sangat menawan tapi bisa menjadi
manipulatif dan manja (www.tabloidnova.com).
Dari beberapa pendapat tentang sifat-sifat dan karakter anak sulung
dan anak bungsu yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mencoba
mengelompokkan karakter masing-masing dalam tabel berikut:
Tabel 1 Perbedaan Anak Sulung dan Bungsu
Anak sulung Anak bungsu
- Pribadi yang berkompromi dan melayani, cenderung menyembunyikan perasaan sendiri dan selalu berusaha menyenangkan orang lain.
- Ekspresi emosi datar, tidak banyak ekkspresi
- Berjiwa pemimpin, merasa superior, bertanggungjawab dan cakap dalam bidang yang ditekuninya, perfeksionis, sangat mendetail dan ingin melakukan semua dengan benar.
- Lebih matang, berpikir mendalam.
- Ekstrovert, ramah, periang, menyenangkan, mudah bergaul dan akrab dengan orang lain
- Ekspresi emosi berupa amarah dan
empati - Optimis, tidak takut berbuat salah,
berani ambil resiko, merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua akan dibereskan dan orang lain akan membantu.
- Manja, selalu ingin diperhatikan.
C. Dinamika Asertivitas Anak Sulung dan Anak Bungsu dalam Keluarga
Urutan kelahiran anak yang berbeda dalam keluarga akan
menimbulkan perlakuan yang berbeda dari orang tua terhadap anaknya. Hal
ini akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku anak (Adler, 1946). Label
dan tuntutan dari keluarga dan lingkungan terhadap seorang anak karena
urutan kelahirannya akan memberi dampak terhadap pembentukan sifat dan
karakter anak, termasuk dalam bersikap asertif.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anak pertama atau anak sulung dituntut menjadi contoh dan
pengayom bagi adik-adiknya, mereka mendapat banyak tekanan-tekanan dari
orang tua untuk menjadi anak seperti yang diharapkan oleh keluarga.
Tekanan-tekanan yang diperoleh dari orang tua terhadap anak sulung
membuat mereka lebih mudah untuk berkompromi dan mau melayani. Mere
ka cenderung menyembunyikan perasaan sendiri dan selalu berusaha untuk
menyenangkan orang lain. Hal ini membuat anak sulung menjadi tidak tegas
dalam bertindak dan dalam mengambil keputusan.
Anak bungsu yang sering dijuluki sebagai si anak bontot cenderung
lebih dimanja. Mereka adalah sosok yang optimis, tidak takut berbuat salah,
berani ambil resiko, merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik,
semua akan dibereskan dan orang lain akan membantu. Sifat yang menonjol
dari anak bungsu, mereka mudah menarik perhatian dan cenderung ramah,
merupakan pribadi yang ekstrovert, menyenangkan dan mudah bergaul tetapi
cenderung tidak dapat mengambil inisiatif dalam pertemanan. Terkadang me
reka cepat marah walaupun memiliki empati yang besar.
Dari karakter anak sulung dan anak bungsu diatas, ciri-ciri sikap asertif
lebih banyak ditunjukkan oleh anak bungsu. Anak bungsu yang ekstrovert,
ramah, mudah bergaul, memiliki empati serta dapat mengungkapkan ekspresi
marah lebih asertif daripada anak sulung yang memiliki sifat kompromi, tidak
banyak ekspresi, pendiam dan cenderung memendam perasaan serta selalu
ingin menyenangkan orang lain.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hipotesis
“Ada perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan anak bungsu
usia remaja akhir dalam keluarga”
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian komparatif. Jenis
penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang berbentuk perbandingan
dari dua sampel atau lebih. Penelitian ini disebut penelitian komparatif karena
penelitian ini dilakukan untuk melihat perbeaan tingkat asertivitas antara 2
kelompok subjek berdasarkan urutan kelahiran mereaka dalam keluarga yaitu
anak sulung dan anak bungsu.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut sugiyono (1999), variabel merupakan gejala yang menjadi
fokus peneliti untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang
atau objek yang mempunyai variasi antara yang satu dengan yang lainnya
dalam kelompok tersebut.
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas
Merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah urutan
kelahiran anak dalam keluarga yaitu anak sulung dan anak bungsu.
2. Variabel tergantung
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena ada
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nya variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
asertivitas.
C. Definisi Operasional
Batasan operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Anak Sulung dan Anak Bungsu
Merupakan posisi hirarkis anak berdasarkan urutan kelahirannya
dalam keluarga, diketahui dari data identitas diri yang diisi subjek dalam
angket penelitian.
a. Anak sulung
Adalah anak tunggal yang beralih posisi setelah lahirnya anak kedua.
b. Anak bungsu
Adalah anak kedua, ketiga, dan seterusnya yang tidak mempunyai adik
lagi.
2. Asertivitas
Asertivitas adalah kemampuan mengkomunikasikan pikiran, pendapat,
kebutuhan, dan perasaan baik perasaan baik perasaan positif maupun
negatif secara jujur, terbuka, wajar dan proposional, bertindak sesuai minat
dan mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas dengan
menggunakan cara-cara yang tidak melanggar hak orang lain dalam hubu
ngan interpersonal. Asertivitas dalam penelitian ini akan diukur dengan
skala asertivitas yang dipandang dari lima aspek, yaitu mengembangkan
kesetaraan dalam hubungan interpersonal, bertindak sesesuai minat,
mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas, mengekspresikan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan secara jujur dan terbuka, serta menggunakan hak-hak pribadi
tanpa mengingkari hak orang lain.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling yaitu
suatu teknik penentuan sampel yang dilakukan terhadap kelompok yang telah
ditentukan dengan memperhatikan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang telah diketahui sebelumnya (Hadi, 1996).
Populasi subjek penelitian ini adalah anak sulung dan anak bungsu
yang mempunyai kriteria sesuai dengan batasan penelitian. Adapun batasan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Usia antara 16-18 tahun
Hal ini dilakukan atas dasar usia remaja akhir adalah 16-18 tahun
(Hurlock, 1996).
2. Jumlah anak kandung minimal 2 orang
Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan untuk memenuhi kriteria
urutan kelahiran sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu adanya anak
sulung dan anak bungsu.
3. Tinggal dalam suatu keluarga
Batasan ini perlu karena penelitian ini hendak melihat asertivitas anak
dalam keluarga, baik dalam suatu lingkungan keluarga inti (bapak, ibu,
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak) maupun dengan keluarga bukan inti (kakek, nenek, sepupu,
paman, bibi) yag tinggal dalam satu rumah. Jadi anak sulung atau
bungsu yang tinggal ditempat kost tidak dapat masuk dalam kriteria
sampel penelitian ini.
E. Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner berskala (Scaled Questionare) yaitu kuesioner
kemampuan perilaku asertif yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti
sendiri dalam bentuk skala bertingkat yang memuat pernyataan-pernyataan
sejauh mana anak sulung dan anak bungsu usia remaja akhir menunjukkan
perilaku asertifnya dalam keluarga. Dasar pembuatan skala adalah unsur-
unsur asertivitas yang dikemukakan oleh Alberti dan Emmons (1987),
yaitu:
a) Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal
b) Bertindak sesuai minat
c) Mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas
d) Mengekspresikan perasaan secara jujur dan terbuka
e) Menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain
Item yang disebut favorable adalah item yang mengarah pada
tingkat asertivitas yang tinggi, sedangkan item unfavorable adalah item
yang mengarah pada tingkat asertivitas rendah. Pemberian skor pada setiap
item tergantung pada rumusan pernyataan. Untuk rumusan favorabel skor
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk jawaban SL= 5; SR= 4; KK= 3; JR= 2; TP= 1. Sebaliknya untuk
pernyataan unfavorabel skor jawaban SL= 1; SR= 2; KK= 3; JR= 4; TP=
5. Total skor diperoleh dengan cara menjumlahkan skornya pada setiap
item atau pernyataan.
Kuesioner asertivitas ini disusun berdasarkan prinsip method of
summated rating atau metode rating yang dijumlahkan dengan
menggunakan Skala Likert (Gregory, 1998). Subjek diminta memilih satu
dari lima respon pernyataan yang dimaksud untuk mengukur kemampuan
asertif. Mengingat bahwa kemampuan asertif individu berkembang seiring
dengan perkembangan pribadinya yang terjadi sepanjang waktu, baik
terjadi di waktu lalu atau masih berlangsung sampai sekarang, maka
peneliti menyajikan item-item yag memungkinkan subjek menentukan
jawaban terhadap respon dalam kontinum Selalu (S); Sering (SR);
Kadang-kadang (KK); Jarang (JR); Tidak pernah (TP).
F. Pertanggungjawaban Mutu
1. Validitas Alat Ukur
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
melakukan fungsi ukurnya. Validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan
fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan
tujuan serta memiliki kecermatan dalam pengukuran (Azwar, 1997). Validitas
ini akan menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah
validitas yang diukur lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau rational judgement dalam proses telaah soal, yaitu dengan mengadakan
evaluasi, guna memeriksa kualitas item sebagai dasar untuk seleksi yang
berarti dengan menggunakan spesifikasi pernyataan yang telah ada,
menetapkan apakah pernyataan yang telah ada memang mengukur apa yang
akan diukur atau kesejalanan fungsi masing-masing item dengan fungsi skala
secara keseluruhan dan melihat distribusi item pada masing-masing aspek
yang hendak diukur (Azwar, 1999).
2. Seleksi Item
Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kesahihan
alat tes adalah membuat spesifikasi jumlah item berdasarkan definisi
operasional dari asertivitas, kemudian membuat blue print. Skala asertivitas
yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing sebagai
orang yang dianggap ahli untuk kemudian diuji cobakan.
Berikut ini adalah Blue-Print yang memuat komponen disertai nomor-
nomor item rancangan Skala Asertif untuk pelaksanaan uji coba:
Tabel 2 Blue Print Skala Asertivitas (sebelum uji coba)
Favorabel Unfavorabel Prosentase Aspek Asertivitas Distribusi Jumlah Distribusi Jumlah
Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal
4, 8, 10, 21, 31, 57
6 9, 20, 42, 43, 52, 60
6 12 (20%)
Bertindak sesuai minat
6, 7 19, 32, 33, 44
6 5, 11, 18, 22, 40, 41
6 12 (20%)
Mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas
1, 12, 29, 34, 39, 51
6 13, 17, 23, 30, 45, 50
6 12 (20 %)
Mengekspresik 2, 14, 16, 6 24, 25, 28, 6 12
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
an perasaan secara jujur dan terbuka
35, 38, 54 46, 49, 53 (20 %)
Menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain
3, 15, 27, 47, 55, 56
6 26, 36, 37, 48, 58, 94
6 12 (20 %)
30 30 60 (100 %)
Skala yang telah dibuat akan disebar kepada subjek yang sesuaidengan
kriteria yang telah ditentukan. Data dari perolehan hasil uji coba digunakan
untik menguji kualitas item. Pengujian item menggunakan koefisen korelasi
item total, yang akan menghasilkan indeks daya beda item, yaitu kemampuan
dari item dalam membedakan antara subjek yang memiliki atribut dan tidak
memiliki atribut yang ingin diukur. Daya beda item dihitung dengan mengko
mengkorelasikan antara skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor
total tes. Semakin tinggi korelasinya maka semakin tinggi data beda itemnya
(Azwar, 1999). Item yang memiliki daya beda tidak bagus dan tidak dapat
digunakan adalah item yang memiliki koefisien korelasi rendah atau
mendekati nol dan item yang berkorelasi negatif. Penentuan koefisien daya
beda pada penelitian ini memakai koefisien korelasi Product Moment
Pearson. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total
menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien
minimal 0,30 dianggap mempunyai daya beda yang diharapkan, sedangkan
item yang mempunyai rix kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai
item yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 1999). Proses
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhitungan daya beda item dilakukan dengan bantuan program SPSS for
Windows 11.0 Release .
Pelaksanaan try out dilakukan satu kali untuk menghindari perubahan
pada diri individu karena kefamiliaran serta proses pembelajaran terhadap alat
tes. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 13 februari 2007 sampai dengan
tanggal 16 februari 2007. Skala diberikan pada 120 orang yang berusia 16 s/d
18 tahun, berstatus anak sulung atau bungsu dan tinggal bersama keluarga.
Peneliti menyebar skala di sejumlah sekolah di kabupaten Sleman antara lain
SMU N I Pakem, SMU N Ngaglik I, SMU N Ngaglik 2, dan SMU N I
Cangkringan.
Hasil uji coba menghasilkan daya beda item antara -0,302 sampai dengan
0,593. Dari 60 item yang diuji cobakan terdapat 40 item yang lolos seleksi
dan 20 item yang gugur. Item yang gugur yaitu,: ityem nomor 1, 4, 5, 6, 13,
16, 17, 19, 23, 24, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 39, 40, 45, dan 55. Sebaran item
setelah proses seleksi dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Blue Print Skala Asertivitas (setelah uji coba)
Favorabel Unfavorabel Prosentase Aspek Asertivitas Distribusi Jumlah Distribusi Jumlah
Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal
8, 10, 21, 31, 57
5 9, 20, 42, 43, 52, 60
6 11 (27,5%)
Bertindak sesuai minat
7, 44 2 11, 18, 22, 41
4 6 (15%)
Mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas
12, 51 2 50 1 3 (7,5%)
Mengekspresikan perasaan secara jujur dan
2, 14, 35, 38, 54
5 25, 28, 46, 49, 53
5 10 (25%)
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbuka Menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain
3, 15, 47, 56
4 26, 36, 37, 48, 58, 59
6 10 (25%)
18 22 40 (100 %)
Dengan memperhatikan komposisi tiap aspek dan komponen yang ada,
penulis melakukan pemangkasan item dengan cara membuang item yang
memiliki korelasi item terkecil dan sedikit sedikit penambahan item yang kurang
bagus pada beberapa komponen, yang memiliki korelasi item total mendekati rix
= 0,20,
sehingga diperoleh 40 item yang akan digunakan sebagai skala penelitian.
Berikut ini komposisi item yang akan digunakan untuk penelitian yang
sebenarnya:
Tabel 4 Blue Print Skala Asertivitas (Penelitian)
Favorabel Unfavorabel Prosentase Aspek Asertivitas Distribusi Jumlah Distribusi Jumlah Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal
6,13, 18, 37 4 5, 24, 25, 40
4 8 (20%)
Bertindak sesuai minat
4, 3, 21, 26 4 7, 11, 14, 23
4 8 (20%)
Mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas
8, 12, 22, 32
4 20, 27, 31, 33
4 8 (20%)
Mengekspresikan perasaan secara jujur dan terbuka
1, 9, 19, 35 4 15, 17, 30, 34
4 8 (20%)
Menggunakan hak-hak pribadi tanpa
2, 10, 28, 36
4 16, 29, 38, 39
4 8 (20%)
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengingkari hak orang lain
20 20 40 (100 %)
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada keandalan suatu instrumen penelitian.
Untuk itu instrumen penelitian harus memiliki kemantapan, keajegan, atau
stabilitas hasil pengamatan dengan pengukuran (Hadi, 1995). Reliabilitas
dalam penelitian ini akan diketahui apabila hasil pengukuran terhadap
kelompok subjek yang memiliki kepentingan yang sama, diperoleh hasil yang
relatif sama. Tingginya tingkat reliabilitas juga harus memperlihatkan nilai
koefisien reliabilitas yang menekati 1 (satu). Pengukuran reliabilitas ini
menggunakan perhitungan reliabilitas koefisien alpha cronbach yaitu dengan
cara membelah item menjadi bagian-bagian sebanyak jumlah item sehingga
tiap belahan berisi satu item saja. Dari hasil uji coba skala menghasilkan skor
alpha 0.813.
G. Metode Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan rumus Uji T ( Independent
Sample T-test). Uji T adalah suatu cara untuk membandingkan 2 kelompok
subjek dengan mencari perbedaan mean antara sifat, tingkah laku atau keadaan
2 kelompok. Penggunaan t-test dengan alasan untuk menguji apakah rata-rata
(mean) kemampuan asertif anak sulung berbeda secar signifikan dengan
kemampuan asertif anak bungsu. Penghitungan uji rata-rata atau mean skor
dilakukan dengan bantuan program SPSS For MS Windows 11.0 Realease.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Uji Asumsi
Untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang
dari tujuan penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi.
uJi asumsi tersebut merupakan syarat untuk melakukan uji analisis
komparatif. Uji asumsi tersebut terdiri dari dua hal, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah
setiap variabel yang akan dianalisis tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak (Sudarmanta, 2002).
Jika p<0,05 maka sebaran skor dinyatakan tidak
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
One-sample Kolmogorov-Smirnov dalam program
SPSS for MS Windows 11.0 Release.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
setiap variabel yang diperoleh dari populasi bervariasi
homogen atau tidak (Sudarmanta, 2002). Jika nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka
sampel penelitian mempunyai varians yang sama.
Sebaliknya jika p<0,05 maka sampel penelitian tersebut
mempunyai varians yang tidak sama. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan Leven’s Test of
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Equality of Error Variances dalam program SPSS for
MS Windows 11.0 Release 11.0.
2. Uji Hipotesis
Agar dapat menguji hipotesis yang sebelumnya telah dibuat maka
digunakan uji-t. penelitian dilakukan dengan menghitung angka
perbedaan mean dari kedua sampel dan standar perbedaan mean
dengan bantuan program SPSS for MS Windows 11.0 Release.
BAB IV
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27
Maret 2007. Skala asertivitas dibagikan kepada 105 siswa kelas dua SMK
Sanjaya Pakem. Dari 105 skala yang dibagikan, diperoleh 83 subjek yang
memenuhi syarat untuk dianalisa, 14 subjek anak tengah, 2 subjek anak
tunggal, 3 subjek anak kost, 2 subjek tinggal di asrama dan 1 subjek tidak
mengisi skala dengan lengkap.
Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan tingkat asertivitas antara
remaja sulung dan bungsu, sehingga junlah subjek sulung dan bungsu harus
seimbang. Dari 83 skala yang memenuhi syarat untuk dianalisia, terdapat 40
subjek anak sulung dan 43 subjek anak bungsu. Untuk menyeimbangkan
jumlah subjek, peneliti mengambil 40 subjek anak sulung dan 40 subjek anak
bungsu, sehingga keseluruhan yang diteliti tersisa 80 orang subjek.
B. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi
tersebut dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji analisis komparatif
dan memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari yang
seharusnya.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
atau distribusi skor mengikuti distribusi normal atau tidak. Jika p>0,05
maka sebaran dinyatakan normal, sebaliknya jika p<0,05 maka sebaran
skor tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
One-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for
MS Windows 12.0 Release. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas
Sulung Bungsu Kolmogorov-Smirnov 0.507 0.754 Assymp. Sig (Two tailed) 0.959 0.621
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa probabilitas (p) untuk
asertifitas anak sulung sebesar 0.959 dan probabilitas anak bungsu
untuk asertifitas sebesar 0.621. hal tersebut berarti bahwa p>0,05,
maka distribusi skor asertifitas untuk kedua kelompok subjek
penelitian memiliki distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah varians dari
sampel yang akan diukur sama atau tidak. Jika nilai probabilitas lebih
besar dari 0,05 (p>0,05) maka sampel penelitian mempunyai varians
yang sama. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya kurang (p<0,05)
maka sampel penelitian mempunyai varians yang berbeda.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Leven’s
Test of Equality of Error Variances dalam Program SPSS for
Windows 12.0 Release. Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas:
Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas
F df1 df2 Significances 0.450 1 78 0.505
Hasil penelitian menunjukkan F hitung sebesar 0.450 dengan
probabilitas 0.505 maka p> 0.05 sehingga sampel dalam penelitian ini
mempunyai varians yang sama.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah “ Ada perbedaan asertifitas antara
anak sulung dan anak bungsu usia remaja akhir dalam keluarga”. Uji
hipotesis pada penelitian ini menggunakan Independent sample T- Test
dengan bantuan program SPSS for Windows 12.0 Release. Hasil uji
hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis
95% Confidence Interval
t df Sig.(2-tailed) Mean Defference
Lower Upper 1.244 78 0.217 4.62500 -2.77652 12.02652
Keterangan:
t : hasil penghitungan uji- t
df : derajat kebebasan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MD: perbedaan mean/ rata-rata hitung
Hipotesis untuk penelitian ini adalah:
Ho: kedua mean adalah identik (tidak ada perbedaan tingkat
asertivitas)
Hi: kedua mean adalah tidak identik (ada perbedaan tingkat
asertivitas)
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p>0,05 maka Ho diterima
Jika p<0,05 maka Ho ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji-t dapat diketahui bahwa harga t
yang diperoleh 1,244 dengan probabilitas 0,217 (p>0,05) sehingga Ho
diterima. Ini berarti hipotesis yang berbunyi ada perbedaan asertifitas
antara anak sulung dan anak bungsu remaja akhir dalam keluarga ditolak.
3. Kategorisasi
Kesimpulan dan hasil perbandingan antara mean empirik dan mean
teoritik juga didukung oleh hasil kategorisasi. Tujuan kategorisasi ini
adalah menempatkan subjek kedalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan atribut yang
diukur.ckategorisasi ini dihitung berdasarkan standar deviasi dan mean
teoritik. Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari lima kategori,
yaitu: Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi (Azwar,
2000). Kategorisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8 Norma Kategorisasi Skor
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor Kategorisasi µ + 1,5 σ ≤ X Sangat Tinggi
µ + 0,5 σ < X ≤µ + 1,5 σ Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤µ + 0,5 σ Sedang µ - 1,5 σ < X ≤µ - 0,5 σ Rendah
X ≤µ - 1,5 σ Sangat Rendah
Skala asertivitas terdiri dari 40 item yang diberi skor mulai dari 1,
2, 3, 4, dan 5 sehingga rentang minimum menjadi 1 x 40 = 40 dan rentang
maksimum adalah 5 x 40 = 200. Standar deviasi (σ ) diperoleh dari
rentang maksimum dikurangi rentang minimum, kemudian dibagi 6 dan
hasilnya adalah 26, 67, sedangkan mean diperoleh dari jumlah rentang
maksimum dan rentang minimum kemudian dibagi 2 adalah (200 + 40) / 2
= 116. Hasil perhitungan menurut norma kategorisasi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9 Kategorisasi Asertivitas Anak Sulung Remaja Akhir dalam Keluarga
Skor Kategorisasi Frekuensi Prosentase 156,31< X Sangat Tinggi 2 5 %
129,33 < X ≤ 156,31 Tinggi 7 17,5 % 102,67< X ≤ 56,31 Sedang 18 45 % 75,69< X ≤56,31 Rendah 11 27,5 %
X ≤56,31 Sangat Rendah 2 5 %
Tabel tersebut menunjukkan bahwa subjek anak sulung remaja
akhir yang memiliki asertivitas kategori “Sangat Rendah” dalam keluarga
ada 2 orang (5%), kategori “Rendah” ada 11 orang (27,5%), kategori
“Sedang” ada 18 orang (45%), kategori “Tinggi” ada 7 orang (17,5%), dan
terdapat 2 orang (5%) untuk kategori “Sangat Tinggi”.
Tabel 10
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategorisasi Asertivitas Anak Bungsu Remaja Akhir dalam Keluarga Skor Kategorisasi Frekuensi Prosentase
156,31< X Sangat Tinggi 0 0 % 129,33 < X ≤ 156,31 Tinggi 5 12,5 % 102,67< X ≤ 56,31 Sedang 19 47,5 % 75,69< X ≤56,31 Rendah 10 25 %
X ≤56,31 Sangat Rendah 6 15 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subjek anak bungsu remaja
akhir yang meiliki asertivitas kategori “Sangat Rendah” ada 6 orang
(15%), kategori “Rendah” ada 10 orang (25%), kategori “Sedang” ada 19
orang (47,5%), kategori “Tinggi” terdapat 5 orang (12,5%) dan tidak ada
subjek yang masuk dalam kategori “Sangat Tinggi”.
Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Asertivitas Anak Sulung dan Anak Bungsu
Remaja Akhir Dalam Keluarga Kategorisasi Sulung Bungsu Jumlah Prosentase Sangat Tinggi 2 0 2 2,5 %
Tinggi 7 5 12 15 % Sedang 18 19 37 46,25 % Rendah 11 10 21 26,25 %
Sangat Rendah 2 6 8 10 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan subjek sulung
dan bungsu remaja akhir yang memiliki tingkat asertivitas kategori “
Sangat Rendah” ada 8 orang (10%), kategori “Rendah” ada 21 orang
(26,25%), kategori “Sedang” ada 37 orang (46,25%), untuk kategori
“Tinggi terdapat 12 orang (15%), dan untuk kategori “Sangat Tinggi” ada
2 orang (2,5%).
C. Pembahasan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil analisa berbeda dengan hipotesa penelitian yang mengatakan
tentang adanya perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan anak
bungsu usia remaja akhir dalam keluarga. urutan kelahiran tidak memberi
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat asertivitas antara anak sulung dan
bungsu.
Seperti pendapat Richard C. Woolson (2004), seorang anak tidak pasti
memiliki sifat yang terkait dengan kedudukannya dalam keluarga. Sebagian
sifat anak tergantung pada cara orang lain memperlakukannya dan
pada pengalaman pribadinya di dalam keluarga. setiap anak
merupakan pribadi yang unik dan berbeda. Walaupun anak tinggal dalam
suatu keluarga yang sama, dibesarkan oleh orang yang sama dan dengan cara
yang sama belum tentu anak akan tumbuh dengan karakter yang sama.
Masing-masing anak akan tumbuh dengan kekhasannya masing-masing,
sesuai dengan kepribadian, si anak, usia, tahap perkembangannya serta hasil
interaksi dan adaptasi si anak dengan lingkungannya.
Pendapat lain diungkapkanoleh Gunarsa (1990) bahwa keluarga
mempunyai fungsi tidak hanya sebagai penerus, tetapi juga sebagai sumber
pendidikan utama, dan merupakan lingkungan pertama yang mula-mula
memeberikan pengaruh mendalam pada anak-anak. Keluarga merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan
kepribadian anak, termasuk dalam bersikap asertif. Dalam keluarga seorang
anak tumbuh dan mendapat pendidikan, mereka melihat model bagaimana
orang tua dan anggota keluarga yang lain bersikap dan bertindak sebagai
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seorang individu. Sebelum masuk sekolah, bertemu dengan teman sebaya,
sampai akhirnya terjun dalam masyarakat, anak mengenal adanya aturan-
aturan, norma-norma, batasan-batasan dan maupun pengalaman yang
menyenangkan dalam lingkup suatu keluarga. jadi anak tumbuh dengan sifat
dan karakter tertentu bukan semata karena urutan kelahiran melainkan lebih
karena faktor keluarga dan lingkungan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Adler (1946) yang
berpendapat bahwa urutan kelahiran anak yang berbeda dalam keluarga akan
menimbulkan perlakuan yang berbeda dari orang tua terhadap anaknya dan hal
ini akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku anak. Label dan tuntutan dari
keluarga dan lingkungan terhadap seorang anak karena urutan kelahirannya
akan membentuk dampak terhadap pembentukan sifat dan karakter anak,
termasuk dalam bersikap asertif.
Berdasarkan kategori dari tabel 8, tingkat asertivitas anak sulung usia
remaja akhir dalam keluarga menunjukkan terdapat 2 orang subjek yang
memiliki tingkat harga diri sangat rendah, ini berarti mereka tidak dapat
mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal, tidak dapat
bertindak berdasarkan minat yang mereka miliki, tidak dapat mempertahankan
hak-hak pribadi tanpa meresa cemas, tidak mampu mengekspresikan perasaan
secara jujur dan terbuka dan tidak dapat menggunakan hak-hak pribadi tanpa
mengingkari hak orang lain. Subjek yang masuk dalam kategori tingkat
asertivitas rendah ada 11 orang, ini berarti mereka kurang dapat
mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal, kurang dapat
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertindak sesuai minat dan kurang dapat mempertahankan hak-hak pribadi
tanpa merasa cemas. Mereka adalah orang yang kurang dapat
mengekspresikan perasaan secara jujur dan terbuka serta tidak dapat
menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain.
Subjek yang memiliki tingkat asertivitas sedang ada 18 orang. Ini
berarti mereka cukup dapat mengembangkan kesetaraan dalam hubungan
interpersonal,seperti berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain.
Subjek dengan kategori sedang cukup mampu untuk bertindak sesuai minat
dan mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas akan membuat
orang lain merasa kecewa, mereka juga cukup mampu untuk mengekspresikan
perasaan secara jujur dan terbuka dan cukup mampu pula untuk menggunakan
hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain. Berdasarkan hasil
kategorisasi, terdapat 7 orang subjek yang memiliki asertivitas tinggi. Subjek
dengan asertivitas tinggi dapat mengembangkan kesetaraan dalam hubungan
interpersonal dengan baik dan dapat bertindak sesuai minat mereka. Subjek
dapat mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas dan dapat
mengekspresikan dengan baik perasaan mereka secara jujur dan terbuka, serta
dapat dengan baik menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak
orang lain.
Subjek yang memiliki tingkat asertivitas sangat tinggi ada 2 orang, ini
berarti mereka dapat dengan sangat baik mengembangkan kesetaraan dalam
hubungan interpersonal, bertindak sesuai minat, mempertahankan hak-hak
pribadi tanpa merasa cemas, mengekspresikan perasaan secara jujur dan
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbuka, serta mengembangkan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang
lain. Tingkat asertivitas anak bungsu berdasarkan kategorisasi pada tabel 8,
ada 6 orang yang masuk dalam kategori sangat rendah. Ini berarti mereka
tidak dapat mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal seperti
menjalin relasi yang sehat dengan anggota keluarga yang lain. Subjek tidak
dapat bertindak sesuai minat, tidak dapat mempertahankan hak-hak pribadi
tanpa merasa cemas, mengalami hambatan dalam pengekspresian perasaan
sehingga tidak dapat mengekspresikan perasaan secara jujur dan terbuka, dan
tidak dapat menggunakan hak-hak mereka tanpa mengingkari hak orang lain.
Subjek yang masuk dalam kategori tingkat asertivitas rendah ada 10
orang, ini berarti mereka kurang dapat mengembangkan kesetaraan dalam
hubungan interpersonal, kurang dapat bertindak sesuai minat dan kurang dapat
mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas. Mereka adalah orang
yang kurang dapat mengekspresikan perasaan secara jujur dan terbuka serta
tidak dapat menggunakan hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain.
Subjek yang memiliki tingkat asertivitas sedang ada 19 orang. Ini
berarti mereka cukup dapat mengembangkan kesetaraan dalam hubungan
interpersonal,seperti berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain.
Subjek dengan kategori sedang cukup mampu untuk bertindak sesuai minat
dan mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas akan membuat
orang lain merasa kecewa, mereka juga cukup mampu untuk mengekspresikan
perasaan secara jujur dan terbuka dan cukup mampu pula untuk menggunakan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hak-hak pribadi tanpa mengingkari hak orang lain. Berdasarkan hasil
kategorisasi, terdapat 5 orang subjek yang memiliki asertivitas tinggi.
Subjek dengan asertivitas tinggi dapat mengembangkan kesetaraan
dalam hubungan interpersonal dengan baik dan dapat bertindak sesuai minat
mereka. Subjek dapat mempertahankan hak-hak pribadi tanpa merasa cemas
dan dapt mengekspresikan dengan baik perasaan mereka secara jujur dan
terbuka, serta dapat dengan baik menggunakan hak-hak pribadi tanpa
mengingkari hak orang lain.
Hasil analisa berbeda dengan hipotesa penelitian yang mengatakan ten
tang adanya perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan anak bungsu
usia remaja akhir dalam keluarga. Urutan kelahiran tidak memberi pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat tingkat asertivitas anak remaja akhir.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data penelitian yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis data skala tingkat asertivitas anak sulung dan bungsu dalam
keluarga menghasilkan t 1,244 dengan probabilitas 0,217 > 0,05 atau
dengan kata lain Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan tingkat asertivitas yang signifikan antara anak sulung dan
bungsu remaja akhir dalam keluarga.
2. Rata-rata subjek, baik sulung dan bungsu yang memiliki tingkat asertivitas
sedang (sulung 45%, bungsu 47,5%), termasuk dalam kategori rendah
(sulung 27,5%, bungsu 25%), kategori sangat rendah (sulung 5%, bungsu
15%). Sedangkan subjek yang memiliki kategori tinggi (sulung 17,5%,
bungsu 12%) dan sisanya termasuk dalam kategori tinggi (sulung 5%,
bungsu 0%). Dari data diatas, walaupun angka antara subjek sulung dan
bungsu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, tampak bahwa
kebanyakan subjek termasuk dalam kategori sedang (46,25%) dan rendah
(26,25%), subjek yang memiliki asertivitas tinggi dan sangat tinggi hanya
18,5%.
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat asertivitas
antara anak sulung dan bungsu. Ada faktor lain yang lebih dapat
berpengaruh, yaitu: pola asuh orang tua, kebudayaan, usia, jenis kelamin,
dan strategi coping. Kebanyakan subjek baik sulung dan bungsu memiliki
tingkat asertivitas sedang dan rendah, hanya sedikit yang memiliki
asertivitas tinggi, untuk itu subjek hendaknya melatih diri untuk menjadi
lebih asertif sehingga komunikasi dalam keluarga dapat berjalan lebih
baik.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Faktor urutan kelahiran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat asertivitas anak sulung dan bungsu dalam keluarga, untuk
penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperhitungkan faktor-fakrot
yang lain seperti pola asuh orang tua, usia, kebudayaan, jenis kelamin dan
strategi coping yang dilakukan oleh subjek remaja. Selain itu, dari
penelitian ini tampak bahwa masih banyak subjek yang memiliki tingkat
asertivitas tergolong rendah, hal ini mungkin dapat digunakan sebagai
bahan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, R.E & Emmons, M.L.: Your Perfect Right, California: Impack Publisher,
1987
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Andang. E.: Asertivitas dalam Perkawinan pada Wanita dengan Tingkat
Pendidikan Sarjana S1 Setara Suami Di Yogyakarta, Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma (tidak diterbitkan)
Azwar, S.: Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
Azwar, S.: Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001.
Azwar, S.: Dasar-dasar Psikometri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Aswar, S.: Sikap Manusia, Teori, dan Pengukuran, Edisi ke 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003
Barnette, V.: Assertive Communication. www.uiowa.edu/mvcs/asertiveness.html.,
2000
Calvin, S. Hall & Lindzey, G.: Teori-teori Psikodinamik, Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1993.
Gunarsa, S.: Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1981.
Gunarsa, S.: Psikologi Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981.
Gunarsa, S.: Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985
Gunarsa,S. Ny: Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.
Handayani, A.: Hubungan Urutan Lahir dan Tabiat, www.pikiranrakyat.com,
2005
Hurlock, E.: Perkembangan Anak. Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga
Schumo Seipt,I.: Hubungan Urutan Lahir dan Tabiat, www.pikiranrakyat.com,
2005.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Supratiknya,A.: Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995.
Kristianingrum. N.: Perbedaan Tingkat Stres Antara Siswa Program Akselerasi
dan Siswa Program Reguler, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
(tidak diterbitkan)
Lange, A.J & Jakubowski, P.: Responsible Assertive Behavior, Champaign, IL,
Research Press, 1976.
Linda & Richard Fyre: Mewujudkan Keluarga Harmonis, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1995
Lovely Christi Zega: Asertif, www.kompas.com, 2006
Prabowo, S.: Membangun Perilaku Assertive Pada Komunikasi Antara Perawat
dan Pasien, Psikodimensia, Volume 1 No.1, 2000
Richard, C. Woolfson: Persaingan Saudara Kandung, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2003.
Rini, J.: Asertivitas, www.e-psikologi.com, 2001
Santosa, J. Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Asertivitas Remaja, Anima,
Indonesian Psychologocal Journal volume 15 no.1, 1999.
Sutrisno Hadi.: Statistik Jilid 2, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2000
Suryabrata,S.: Pengembangan Alat Ukur Psikologis, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999.
Vitamind: Misteri Perilaku Anank Sulung, Tengah, Bungsu dan Tunggal, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Widyanni, N. Paling enak bersikap Asertif, www.Cyberwoman.cbn.net.id, 2004
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN b - SKALA ASERTIVITAS UNTUK PENELITIAN
- OUT PUT DATA PENELITIAN - HASIL OLAH DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Saya menceritakan kesulitan-kesulitan yang saya alami pada kedua orang tua
saya. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
2. Apabila saya butuh bantuan, saya tidak segan untuk minta tolong pada kakak atau adik tanpa memaksa mereka (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
3. Saya mendapat kesempatan untuk menyalurkan semua hobi saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
4. Saya sadar bahwa semua anggota keluarga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihormati. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
5. Saya merasa orang tua saya lebih mendahulukan kepentingan kakak atau adik daripada kepentingan saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
6. Saya menyelesaikan pekerjaan di rumah bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
7. Saya ragu-ragu mengambil inisiatif karena kuatir disangka mendominasi (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
8. Saya berani bertindak demi kebenaran (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
9. Apabila saya marah, jengkel, dan kecewa, saya dapat mengungkapkannya tanpa menyalahkan orang lain. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
10. Menurut saya, anggota keluarga yang lain pasti juga mempunyai urusan penting dalam hidup mereka, sama seperti saya. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
11. Apa yang saya lakukan merupakan inisiatif dari orang tua saya. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
12. Saya merasa orang tua saya terlalu ingin tahu urusan saya, tetapi saya diam saja. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
13. Saya tidak malu untuk meminta maaf bila melakukan suatu kesalahan (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
14. Saya mengikuti beberapa kegiatan pilihan orang tua, walaupun saya tidak terlalu menyukai kegiatan tersebut. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
15. Saya cenderung mengabaikan perasaan-perasaan saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
16. Saya tetap melakukan sesuatu yang sudah saya rencanakan dan saya anggap benar walaupun orangtua saya menentangnya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
17. Saya hanya berdiam diri ketika bapak atau ibu memarahi saya untuk kesalahan yang sebenarnya tidak pernah saya lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(SL) (SR) (KK) (JR) (TP) 77
18. Apabila bapak, ibu atau saudara saya meminta saya untuk membantu mereka, saya akan berusaha menolong supaya pekerjaan tersebut cepat selesai (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
19. Saya mengungkapkan dukungan terhadap pendapat anggota keluarga yang sesuai dengan diri saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
20. Saya sulit menerima perbedaan pendapat dengan kakak atau adik saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
21. Saya menuntut agar pendapat atau kebutuhan saya didahulukan (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
22. Saya merasa nyaman berbicara ditengah-tengah keluarga saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
23. Saya terlalu sibuk mengikuti keinginan orang tua, sehingga tidak sempat melakukan hal yang saya senangi (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
24. Memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati saya adalah suatu hal yang sulit (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
25. Apabila dirumah saya sedang berlangsung suatu acara, saya merasa orang tua tidak membutuhkan bantuan saya. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
26. Hobi saya berbeda dengan keluarga, tetapi saya tidak malu dengan hobi tersebut (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
27. Saya ragu-ragu menyampaikan ide dalam keluarga (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
28. Saya menghargai pendapat anggota keluarga yang lain walaupun berbeda dengan pendapat saya. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
29. Saya menuntut saudara-saudara saya agar selalu mengalah demi kepentingan saya (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
30. Saya takut mengungkapkan pendapat karena kuatir orang lain akan marah (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
31. Saya berusaha menyamakan pendapat dengan orang tua supaya tidak dianggap kurang ajar (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
32. Ketika dimarahi karena kesalahan orang lain, saya berusaha menjelaskan permasalahan yang sebenarnya pada orang tua. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
33. Saya tidak punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan membereskan rumah bersama-sama keluarga (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
34. Saya merasa kesulitan apabila harus memberi pujian pada orang lain. (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
35. Saya bisa menyampaikan kritik pada saudara-saudara saya dengan mudah (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
36. Apabila terjadi salah paham dengan orang tua atau saudara, saya berusaha mencari penyelesaian yang menguntungkan semua (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
37. Walaupun keputusan orang tua untuk anak-anaknya kurang menguntungkan bagi saya, saya tetap menghormati keputusan tersebut (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
38. Saya merasa bahwa urusan saya paling penting dibanding anggota keluarga yang lain (SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
39. Saya memaksa supaya permintaan saya didahulukan walaupun kakak atau adik sedang membutuhkan sesuatu yang lebih penting.
( SL) (SR) (KK) (JR) (TP) 40. Kakak atau adik tidak boleh lebih baik dari diri saya
(SL) (SR) (KK) (JR) (TP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_101 2 3 5 5 4 4 4 5 1 52 3 5 4 5 3 3 4 4 2 23 3 4 3 4 4 2 3 5 2 34 4 3 2 5 5 2 4 5 4 55 2 1 1 3 2 2 5 2 1 36 4 3 2 5 5 3 3 3 3 57 3 2 5 5 3 3 4 4 3 58 3 4 4 4 2 3 3 4 3 49 2 3 2 3 3 1 3 3 3 2
10 1 1 3 5 3 3 4 5 1 211 2 5 5 5 5 3 3 5 5 512 3 3 5 5 5 4 5 5 2 513 1 4 4 4 4 4 4 4 2 514 1 2 3 5 2 4 2 5 5 415 2 4 2 5 3 1 4 4 3 516 5 5 4 4 4 5 2 4 2 417 3 2 3 2 3 5 3 4 3 318 2 3 4 5 3 5 3 4 4 519 1 4 4 5 5 2 4 5 5 520 3 3 5 5 3 4 4 5 3 421 2 4 3 4 5 4 3 3 3 522 5 5 3 5 5 3 4 5 5 523 5 3 3 5 3 3 3 4 2 424 3 5 2 5 2 3 3 4 2 525 5 5 3 5 5 5 4 4 4 526 3 1 2 5 5 2 5 5 5 527 3 4 1 5 3 1 3 4 4 528 4 4 2 5 3 2 3 2 3 529 2 3 3 5 5 5 3 5 2 530 4 4 5 5 3 3 3 2 3 531 5 5 3 5 5 5 5 5 5 532 3 4 5 5 3 5 3 4 3 533 3 2 4 5 3 3 2 4 4 434 4 2 4 5 3 3 3 4 2 335 3 3 4 5 5 3 5 4 1 336 5 4 4 5 4 4 4 5 3 437 4 4 2 5 2 4 5 3 5 538 2 5 3 5 1 3 2 4 5 539 2 3 3 5 4 2 1 4 4 440 4 1 5 5 3 5 1 5 3 341 5 2 3 5 5 1 3 4 3 342 4 5 2 5 5 4 3 3 3 443 3 3 5 5 3 3 3 5 5 544 5 3 3 5 4 3 4 4 4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
45 3 3 2 5 4 3 4 3 2 546 2 5 5 5 4 5 5 5 2 547 3 4 3 3 2 2 4 2 2 248 3 3 3 5 2 3 2 3 5 549 4 4 3 5 5 5 5 5 4 550 3 2 4 3 2 2 4 2 2 351 5 3 4 5 5 5 3 5 3 552 3 4 3 3 5 3 4 4 3 353 3 3 4 5 1 4 4 4 3 354 3 4 2 5 5 1 5 5 2 155 3 2 2 2 4 1 3 1 1 156 4 5 2 5 1 1 3 4 4 557 3 3 2 5 1 5 3 5 5 558 3 3 4 5 3 5 1 5 3 259 3 3 3 5 5 3 4 5 3 560 2 3 2 5 3 4 3 4 3 461 3 3 2 5 5 5 4 4 4 562 3 3 5 5 5 5 3 5 3 563 3 2 3 5 5 3 2 5 4 564 4 4 4 5 4 5 4 4 3 465 2 4 5 5 3 4 4 5 3 566 3 3 1 5 3 5 3 5 3 567 2 5 2 5 5 5 3 2 2 568 3 5 2 5 5 2 3 3 3 569 2 2 2 3 4 1 5 2 3 470 2 3 3 4 1 1 1 3 1 171 4 5 5 5 3 1 3 3 5 372 2 3 2 4 5 3 3 3 3 573 3 5 2 4 3 5 5 3 2 574 3 2 4 3 2 2 4 2 2 375 5 3 4 5 5 5 3 5 3 576 3 4 3 3 5 3 4 4 3 377 3 3 4 5 1 4 4 4 3 378 3 4 2 5 5 1 5 5 2 179 3 2 2 2 4 1 3 1 1 180 4 5 2 5 1 1 3 4 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20
5 5 3 5 2 2 2 4 2 35 3 3 4 4 3 4 4 3 22 4 3 4 3 2 5 3 5 23 3 5 4 5 2 3 5 5 44 2 1 5 4 2 5 2 3 24 3 3 5 3 4 5 4 3 54 3 5 3 1 3 2 4 3 33 2 4 2 3 2 2 4 4 23 4 3 3 3 4 2 5 3 45 5 5 3 5 3 4 3 2 52 4 5 5 5 3 5 5 3 33 4 5 5 5 4 5 5 5 44 4 2 5 4 2 4 4 2 23 4 5 1 2 3 1 5 5 34 3 4 3 4 4 4 4 3 41 1 5 2 4 2 1 5 2 21 3 1 5 2 3 5 5 3 23 3 4 5 4 5 4 5 4 53 5 4 5 3 4 5 5 5 34 3 4 5 3 3 4 4 3 34 3 3 5 2 3 2 4 4 45 5 5 5 5 1 5 5 5 34 5 5 4 2 3 1 5 4 13 4 3 3 2 2 5 4 4 22 3 4 4 3 4 3 5 3 23 1 5 2 4 1 1 5 5 32 2 4 3 1 3 2 5 4 43 2 3 4 2 2 3 4 3 44 2 3 4 2 2 3 5 3 43 3 3 5 5 3 4 3 3 33 5 5 5 5 3 5 5 5 34 5 5 5 5 3 5 5 5 33 2 3 3 2 2 3 5 4 34 5 2 4 2 2 2 3 5 12 4 4 4 1 2 5 4 3 31 5 5 5 5 4 5 5 3 42 2 3 3 4 5 4 5 3 54 3 3 5 4 5 4 4 5 25 4 2 4 2 3 3 2 4 14 1 5 2 5 1 2 1 4 43 3 5 3 3 4 3 5 3 35 3 3 4 3 4 2 4 4 33 5 5 3 3 3 3 3 2 32 3 5 4 3 4 2 5 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 5 5 1 1 3 4 2 3 2 4 2 2 3 2 4 4 3 3 3 5 3 2 2 1 4 3 2 4 5 5 5 3 3 2 5 3 2 1 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 5 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 3 2 4 5 3 3 4 2 5 3 2 1 4 2 5 3 3 4 5 2 3 1 5 2 4 3 3 3 4 2 5 5 1 5 5 5 2 2 4 2 1 5 3 1 3 5 3 5 5 3 3 1 3 5 4 3 5 1 4 2 4 5 4 3 3 4 2 3 5 1 4 4 3 3 3 2 3 4 5 3 2 3 5 5 3 4 5 1 5 4 3 4 5 2 3 5 3 5 3 5 5 3 4 2 4 3 2 2 5 2 2 3 4 2 3 5 2 3 5 5 3 4 1 3 3 4 2 4 5 5 2 4 1 5 5 3 1 1 4 5 5 3 3 5 3 3 3 3 5 2 1 4 1 5 3 2 2 2 5 3 1 5 5 3 5 4 2 5 3 3 5 5 1 4 5 5 1 3 5 2 3 4 5 5 1 3 2 4 4 3 3 3 5 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 3 4 5 3 3 5 4 4 1 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 5 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 3 2 4 5 3 3 4 2 5 3 2 1 4 2 5 3 3 4 5 2 3 1 5 2 4 3 3 3 4 2 5 5 1 5 5 5 2 2 4 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83 item_21 item_22 item_23 item_24 item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
3 5 5 4 5 4 5 2 5 42 3 4 2 4 5 4 4 3 42 5 4 3 3 4 4 4 4 35 4 4 3 4 5 3 5 5 32 1 4 1 3 2 2 2 2 35 5 4 3 3 4 3 4 5 42 2 3 3 4 5 3 5 3 22 3 3 3 3 4 2 4 3 23 3 5 2 2 1 5 2 4 35 5 3 4 3 5 5 3 5 33 5 5 2 3 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 34 4 5 2 5 5 2 5 5 45 3 3 3 5 5 4 2 5 33 1 4 4 5 5 4 5 5 41 4 4 2 4 5 5 2 5 51 2 3 3 4 4 4 1 2 45 4 4 5 5 4 3 4 4 25 5 5 3 3 1 5 5 5 35 5 4 5 5 4 2 4 5 54 4 5 4 4 4 4 5 1 32 5 3 5 5 5 5 3 5 54 5 4 2 4 5 3 5 4 31 3 4 3 4 3 3 3 2 43 5 4 3 4 3 4 3 5 32 4 5 5 3 5 4 5 1 43 3 4 3 3 2 2 4 4 25 3 1 3 4 4 1 5 4 24 3 4 5 3 4 3 5 5 24 5 5 5 5 5 5 5 3 35 1 5 5 5 5 5 5 5 33 5 4 3 4 5 3 5 3 33 5 4 3 3 5 5 5 5 35 4 5 3 5 2 4 3 1 25 3 5 5 5 5 3 3 2 44 3 3 5 3 4 3 4 3 34 4 3 4 3 2 4 4 4 33 4 1 3 4 3 5 4 5 52 5 2 1 4 3 2 5 5 43 5 1 5 3 4 1 4 2 55 5 4 3 5 3 4 2 4 33 2 4 1 4 4 3 4 3 33 5 3 3 3 3 3 3 5 33 5 4 2 4 3 4 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4 5 5 3 3 4 3 4 3 3 1 5 5 1 5 1 3 3 2 3 3 2 2 5 4 2 3 5 3 3 2 5 2 3 3 5 3 5 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 2 2 4 2 2 5 3 2 5 5 4 3 4 5 2 5 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 3 3 5 4 4 2 3 4 4 2 3 2 5 4 2 3 3 4 5 3 2 4 4 3 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 3 5 4 1 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 4 3 5 5 3 2 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 2 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 2 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 4 5 3 4 5 5 3 4 5 4 3 5 3 1 3 4 2 3 2 3 4 3 1 3 3 3 2 2 5 4 2 3 4 2 5 5 3 3 3 4 3 1 3 1 5 3 1 5 5 2 4 5 2 5 3 5 4 5 3 3 2 5 5 5 1 1 1 5 5 3 1 5 2 3 5 4 3 1 5 1 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 2 4 5 3 3 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 2 2 4 2 2 5 3 2 5 5 4 3 4 5 2 5 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 3 3 5 4 4 2 3 4 4 2 3 2 5 4 2 3 3 4 5 3 2 4 4 3
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36 item_37 item_38 item_39 item_40
5 5 4 5 4 4 4 5 5 55 5 4 4 4 3 4 4 4 51 5 3 4 4 3 5 4 3 52 5 5 4 5 5 5 4 5 54 5 2 3 4 2 3 1 4 15 4 3 4 3 2 3 5 5 53 5 3 3 1 5 5 1 3 33 4 2 4 3 3 4 2 3 35 3 2 4 3 3 4 5 3 34 5 4 3 4 5 3 5 5 54 5 5 2 5 5 5 3 4 35 5 5 5 3 5 3 5 5 54 4 4 4 5 5 4 5 5 51 5 3 2 3 3 5 1 5 54 5 5 4 4 5 5 4 5 54 5 4 5 2 4 5 5 5 53 5 1 3 3 4 2 2 2 32 4 5 5 3 4 4 4 4 54 5 5 5 1 5 3 5 5 55 4 5 5 4 4 3 4 5 54 2 3 4 4 5 5 5 5 55 3 5 5 5 5 5 3 3 53 5 5 3 5 3 5 4 5 53 5 3 3 4 3 3 2 2 32 5 5 5 3 3 3 4 5 52 4 3 3 3 2 5 4 5 52 3 4 4 2 3 5 5 5 51 4 3 2 3 2 4 3 4 31 5 5 3 4 5 5 5 5 33 4 3 3 3 5 5 3 3 35 5 5 5 3 5 5 5 5 55 4 5 5 4 4 4 3 3 35 5 5 3 3 4 5 5 5 53 4 1 5 5 1 5 4 5 44 3 3 5 5 1 4 4 4 44 4 4 4 3 2 4 5 4 25 4 4 3 4 4 4 5 3 23 5 4 1 4 4 3 3 1 32 2 5 3 4 5 5 2 5 53 3 3 2 2 3 4 3 4 33 3 4 4 3 5 5 4 4 54 5 4 4 3 4 4 4 5 54 2 3 3 3 3 5 5 5 54 3 5 4 4 3 3 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2 4 3 3 2 4 3 4 4 5 5 5 4 3 3 3 5 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 1 3 4 3 3 5 2 2 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 5 3 5 5 5 3 5 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 3 2 2 3 5 3 4 3 2 5 5 2 3 3 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 3 2 4 5 5 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 5 3 5 3 3 4 3 5 4 1 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 4 5 5 4 3 1 3 4 3 5 4 2 1 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 3 4 1 3 3 5 5 5 1 5 1 3 1 5 5 2 1 4 1 2 4 5 2 3 5 5 5 5 3 4 5 4 1 3 4 5 5 5 3 3 4 3 3 2 4 4 4 5 2 2 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 5 3 5 5 5 3 5 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 3 2 2 3 5 3 4 3 2 5 5 2 3 3 4 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87 jumlah no.lhr age jml.sdr
159 Sl 17 3147 Sl 17 1139 Sl 16 1164 Sl 17 1103 Sl 16 1154 Sl 17 1132 Sl 17 1122 Sl 16 2124 Sl 18 3152 Sl 17 2167 Sl 16 1181 Sl 17 4155 Sl 16 2136 Sl 16 2156 Sl 16 3145 Sl 17 2117 Sl 17 4160 Sl 17 1165 Sl 17 2163 Sl 16 2150 Sl 16 4176 Sl 17 1151 Sl 16 1127 Sl 17 1155 Sl 16 1142 Sl 16 2131 Sl 16 1124 Sl 16 1149 Sl 18 2152 Sl 16 1184 Sl 17 1163 Sl 16 2150 Sl 17 1134 Sl 18 4145 Sl 17 2155 Sl 17 1148 Sl 16 1142 Sl 17 2133 Sl 18 1127 Sl 17 3147 BS 17 2146 BS 17 5145 BS 16 1148 BS 16 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
138 BS 16 2137 BS 17 2118 BS 16 1142 BS 16 7157 BS 16 1109 BS 16 3157 BS 16 3135 BS 16 2162 BS 18 2151 BS 18 1117 BS 18 2136 BS 18 2162 BS 18 1152 BS 17 2152 BS 16 2138 BS 16 2162 BS 16 1171 BS 17 1146 BS 16 1158 BS 17 1129 BS 18 4143 BS 16 3130 BS 18 2138 BS 18 2146 BS 17 4111 BS 17 2142 BS 17 3153 BS 17 1149 BS 16 2109 BS 16 3157 BS 16 3135 BS 16 2162 BS 18 2151 BS 17 1117 BS 17 2136 BS 18 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI