90
PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: KHOERUN NIM: 1110044200021 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

“PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN”

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor:

2478/Pdt.G/2012/PAJT)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

KHOERUN

NIM: 1110044200021

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 3: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 4: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 5: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

iv

ABSTRAK

KHOERUN. NIM: 1110044200021. Perceraian Karena Skandal

Perselingkuhan (Analisis Putusan Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT). Konsentrasi

Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439H/2017M.x+60 halaman dan

lampiran-lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetagui proses penyelesaian perkara

perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur dan untuk mengetahui pertimbangan

hakim dalam memutus perkara perceraian yang disebabkan karena perselingkuhan

pada putusan Nomor. 2478/Pdt.G/2012/PAJT.

Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif , sumber data

terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer berupa putusan nomor

2478/Pdt.G/2012/PAJT dan data skundernya berupa Undang-undang, Kompilasi

Hukum Islam, Buku-buku, Dokumen-dokumen yang terkait dengan tema. Tehnik

pengumpulan data dilakukan dengan study dokumentasi, wawancara dan study

pustaka dan tehnik analisis data dilakukan dengan analisis Konten.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penyelesaian perkara perceraian sama

dengan penyelesaian perkara pada umumnya di Pengadilan Agama yaitu dengan

mendaftarkan perkara tersebut dan mengikuti persidangan sesuai dengan hari yang

ditetapkan dengan putusan sebagai hasil akhir. Dalam penelitian ini juga menunjukan

bahwa hakim Pengadilan Agama menjadikan perselingkuhan sebagai faktor penyebab

terjadinya keretakan memicu pertengkaran, ketidakharmonisan dan perselisihan

terus-menerus dalam rumah tangga. Oleh karena itu berdasarkan fakta di atas hakim

Pengadilan Agama Jakarta timur menisbatkan perselingkuhan sebagai alasan

perceraian kedalam Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam

Kata Kunci :Perceraian, Perselingkuhan, dan Pertimbangan Hakim PA

Jakarta Timur Nomor 2478/Pdt.G/2012/PAJT.

Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A.

DaftarPustaka : 1994-2016

Page 6: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

v

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis panjatkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya

serta orang-orang yang masih istiqomah pada ajarannya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh

setiap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menyelesaikan

pendidikannya.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk dan bimbingan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga

penyelesaian skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk itu penulis

ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Orang tuaku tercinta Bapak Sarma (Alm) dan Ibu Wastiyem terkasih yang telah

mencurahkan kasih sayang kepada penulis, tak henti-hentinya memberikan

nasehat, dukungan baik moril dan materil yang tak terhingga, motivasi serta doa

yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk penulis, memberikan semangat kepada

penulis hingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 ini.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

4. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag, Ketua dan Sekertaris Bapak Indra

Rahmatullah S.H.I, M.H. Program Studi Hukum Keluarga Ahwal Syakhshiyyah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, periode 2016-2020.

5. Bapak Drs. H. Supriyadi Ahmad, M.A., dosen pembimbing yang senantiasa

ikhlas meluangkan waktunya untuk memberi arahan, koreksi, dan kesabarannya

Page 7: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

vi

untuk memberikan bimbingan yang sangat berarti demi kelancaran dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, serta Karyawan-

karyawan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah

memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakak-kakak ku tercinta Khosidah, Cas Mirah, Casmita, Nur Aidah, Syarifa,

Nurjaya, dan Kholifah yang telah mencurahkan kasih sayang kepada penulis, tak

henti-hentinya memberikan nasehat, dukungan baik moril dan materil yang tak

terhingga, motivasi serta doa yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk penulis, dan

ponakan-ponakan ku Okana Dewi, Faisal Aryanto, Nur Faridah serta seluruh

keluarga yang selalu mendoakan dan memberi semangat penulis dalam menimba

ilmu untuk menyelesaikan studi S1

8. Teman-teman seperjuangan di Administrasi Keperdataan Islam angkatan 2010

9. Teman-teman IKBAL Munjul Cirebon (Ikatan Keluarga Besar Alumni), Sanggar

Belalang dan KKN Get wolles.

Hanya kepada Allah SWT penulis berharap dan berdo’a agar beliau-beliau

mendapat balasan dari Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.Amiin…

Sebagai kata akhir, penulis panjatkan doa semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin ya Rabbal Alamiin.

Jakarta, 19 Oktober 2017

KHOERUN

Page 8: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Review Studi Terdahulu .............................................................. 7

E. Metodologi Penelitan ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10

BAB II TEORI PERCERAIAN DAN PERSELINGKUHAN

A. Perceraian .................................................................................... 11

1. Macam-macam Perceraian ............................................... 14

2. Alasan-alasan Perceraian ................................................. 18

B. Perselingkuhan ............................................................................. 27

1. Penyebab perselingkuhan ................................................. 28

2. Dampak dari perselingkuhan............................................ 30

3. Perselingkuhan Dalam Islam............................................ 32

Page 9: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

viii

BAB III PROFIL PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Lahirnya .......................................................................... 35

B. Dasar Hukum ............................................................................... 37

C. Dasar Pelaksanaan Tugas ............................................................. 37

D. Visi dan Misi ................................................................................ 40

E. Wilayah Yuridiksi ........................................................................ 40

F. Prosedur pengajuan perkara perceraian di Pengadilan Tinggi

Agama ......................................................................................... 42

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERCERAIAN KARENA SKANDAL

PERSELINGKUHAN DALAM PUTUSAN NOMOR

2478/Pdt.G/2012/PAJT

A. Gambaran Umum Putusan Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT ....... 45

B. Duduk Perkara Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT ......................... 45

C. Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim...................................... 47

D. Amar Putusan ............................................................................... 49

E. Analisis Penulis ............................................................................ 49

F. Analisis Penulis terhadap penyebab munculnya perselingkuhan 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 55

B. Saran-saran ................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. FORMAT WAWANCARA

2. HASIL WAWANCARA

3. SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA

Page 10: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

ix

4. SURAT KETERANGAN HASIL WAWANCARA DARI PA JT

5. STRUKTUR ORGANISASI PA JT 2015

6. DENAH LOKASI MENUJU KANTOR PA JT

7. PETA WILAYAH HUKUM PA JT

8. SALINAN PUTUSAN PA JT NOMOR:2478/Pdt.G/2012

Page 11: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan salah satu hubungan hukum yang biasa

dilakukan oleh manusia sejak zaman Nabi Adam a.s sehingga apabila dilihat

dari sisi historis, hukum yang paling awal (pertama) dikenal manusia adalah

hukum keluarga, khususnya hukum perkawinan yang ditandai dengan

perkawinan Nabi Adam a.s dengan Istrinya Siti Hawa. Manusia meyakini

benar bahwa Nabi Adam a.s adalah manusia pertama dan istri serta anak-

anaknya yang hidup sezaman dengan Nabi Adam a.s dipandang sebagai

generasi manusia pertama, maka hukum telah ada sejak generasi Nabi Adam

a.s dan keluarganya.1

Dalam Pasal 1 Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

memberikan definisi Perkawinan adalah : “Ikatan lahir bathin antara seorang

pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Pasal

1).Hal ini menunjukan bahwa kebahagiaan memang merupakan suatu tujuan

utama dari perkawinan, namun tidak semua manusia yang kawin dapat

mewujudkan kebahagiaan itu. Karena kebahagiaan dalamperkawinan itu

membutuhkan komitmen, kesadaran, dan pengertian dari kedua pasangan.

Sedangkan Perkawinan menurut hukum Islam yaitu ikatan yang sangat

kuat atau mitsaqan ghalizan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya adalah ibadah.2 Karena perkawinan dapat mengurangi

kemaksiatan, baik dalam bentuk penglihatan maupun dalam bentuk

perzinahan. Orang yang berkeinginan untuk melakukan perkawinan, tetapi

belum mempunyai persiapan bekal (fisik dan nonfisik) dianjurkan oleh Nabi

1 M. Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. Ke 1, h. 3-4

2 Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991, KHI di Indonesia, (Jakarta: Humaniora

Utama Press, 2001), h. 14

Page 12: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

2

Muhammad SAW, untuk berpuasa, orang berpuasa memiliki kekuatan atau

penghalang dari berbuat tercela yang sangat keji, yaitu perzinahan.3

Islam telah mewajibkan segenap pasangan suami istri supaya

menunaikan kewajiban masing-masing, di antara kewajibannya adalah bahwa

masing-masing pihak dari keduanya harus mengerahkan segenap usaha dan

upayanya untuk menciptakan dan mewujudkan rasa cinta, kasih sayang, saling

membantu, saling toleran dan ikhlas dalam menghadapi pasangannya. Karena

kebahagiaan masing-masing dari keduanya tergadai oleh kebahagiaan

pasangannya. Hal ini sesuai dalam pasal 77 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam

(KHI) yang berbunyi: Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk

menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah yang

menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Perkawinan bagi umat Islam

bukanlah sekedar suatu ikatan lahiriyah antara seorang wanita dan pria untuk

memenuhi kebutuhan biologisnya saja, akan tetapi perkawinan juga

merupakan sunnah Rasul dan suatu perbuatan suci yang bertujuan

mendapatkan kebahagiaan hidup untuk mencapai ketenangan (sakinah) dalam

kehidupan rumah tangga. Oleh karenanya perkawinan harus dilaksanakan

sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.4

Dalam perkawinan tidak selamanya berjalan baik, terkadang

pasangan suami isteri dihadapkan pada permasalahan rumah tangga yang

berujung pada perceraian.Mahkamah Agung RI dalam putusannya Nomor 38

K/AG/1980 tanggal 5 Oktober 1981 juga sudah mengikuti ketentuan bahwa

perceraian dapat dilaksanakan apabila perkawinan sudah pecah dan sukar

untuk dirukunkan kembali, tanpa melihat siapa yang bersalah dari perselisihan

itu.5 Islam merupakan agama yang inklusif dan toleran memberi jalan keluar,

ketika suami istri yang tidak dapat lagi meneruskan perkawinan, dalam arti

adanya ketidak cocokan pandangan hidup dan percekcokan rumah tangga

3Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.7

4 Hamdan Rasyid, Fikih Indonesia Himpunan Fatwa-fatwa Aktual al-Mawardi, (Jakarta:

Prima, 2003), cet. 1, h. 171.

5Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia,(Jakarta: kencana,

2008)

Page 13: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

3

yang tidak bisa didamaikan lagi, maka Islam memberikan jalan keluar yang

dalam istilah fiqh disebut Thalaq (perceraian).

Agama Islam membolehkan suami istri bercerai, tentunya dengan

alasan-alasan tertentu, kendati perceraian itu (sangat) dibenci Allah

SWT.6Pada dasarnya perkawinan dilakukan untuk selamanya sampai matinya

seorang dari suami istri tersebut, inilah yang dikehendaki agama Islam.

Namun, dalam keadaan tertentu ada hal-hal yang menghendaki putusnya

perkawinan itu dalam arti bilamana hubungan perkawinan tetap dilanjutkan

maka kemudharatan akan terjadi, dalam hal ini Islam membenarkan putusnya

perkawinan sebagai langkah terakhir dari usaha melanjutkan rumah tangga.

Putusnya perkawinan dengan begitu adalah suatu jalan keluar yang baik.7

Melihat status perceraian, seperti di singgung di atas, sebetulnya

kedudukannya lebih pada situasi darurat (emergency). Selebihnya, ia

mengandung pengertian bahwa, perceraian dilakukan jika sudah menghadapi

jalan buntu dan sama sekali tidak ada jalan keluar yang lain.8

Dalam Pasal 38 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan disebutkan bahwa putusnya perkawinan dapat terjadi karena salah

satu pihak meninggal dunia, karena perceraian, dank arena adanya putusan

Pengadilan. Kemudian dalam Pasal 39 ayat (2) ditentukan bahwa “Untuk

melaksanakan perceraian harus cukup alasan yaitu antara suami isteri tidak

akan hidup sebagai suami isteri”. Ketentuan ini dipertegas dalam penjelasan

Pasal 39 ayat (2) tersebut dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun

1975 disebutkan bahwa alasan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan

perceraian adalah:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau pemabuk, pemadat dan lain

sebagainya yang sukar disembuhkan.

6 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), cet. Ke-2, h.102

7 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,(Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1994), h.339 8 Sarlito Wirawan Sarwono, Apa dan Bagaimana Mengatasi Problema Keluarga,

((Jakarta: Pustaka Antara, 1996), h. 150

Page 14: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

4

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dan tanpa

alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemauannya

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak lain

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

menyebabkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

suami isteri

6. Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga.9

Alasan perceraian ini adalah sama seperti yang tersebut dalam Pasal

116 Kompilasi Hukum Islam dengan penambahan dua ayat yaitu: (a) suami

melanggar taklik talak dan (b) peralihan agama atau murtad yang

menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

Jadi, seharusnya faktor “perselingkuhan” bukan menjadi suatu alasan

perceraian, karena dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia tidak

terdapat alasan perceraian karena “perselingkuhan”.

Perceraian karena hal ini harus diwaspadai, karena dapat mengganggu

keutuhan dan kelanjutan masa depan kehidupan keluarga. Dengan adanya hal

tersebut jangan sampai menjurus kepada suatu perceraian yang merusak

keutuhan rumah tangga suatu perkawinan. Karena hal tersebut bukan

merupakan yang dapat dijadikan alasan dalam suatu perkawinan atau urusan

keluarga.

Dalam kasus cerai talak yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta

Timur antara Ahmad ( nama samaran) umur 38 tahun dengan Yuni ( nama

samara) 31 tahun, pada awalnya di luar sepengetahuan sang suami sang isteri

berselingkuh dengan pria lain yang memang sengaja ditutup-tutupi. Namun

seiring berjalannya waktu semua itu diketahui oleh sang suami yang merasa

9Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Perkawinan, h. 261

Page 15: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

5

curiga dengan tingkah laku isteri yang kerap kali kurang bersyukur atas nafkah

yang sudah diberikan dari hasil kerja suami dan kurang menghormati suami

sebagai kepala keluarga. Sehingga pada akhirnya diketahui bahwa sang isteri

ini ternyata telah berselingkuh bahkan sudah menikah lagi dengan pria lain.

Sang suami sebagai Pemohon merasa sudah tidak nyaman dan tidak

bisa lagi membina rumah tangga dengan Termohon. Pemohon yang menikah

dengan Termohon pada tangga 10 Maret 2001 dan dikarunia dua orang anak,

selama menikah kehidupan rumah tangga antara pemohon dan termohon

dalam keadaan rukun. Namun melihat perilaku istri sebagai ibu dari anak-

anaknya telah menyimpang dalam rumah tangga tentunya akan menimbulkan

rasa tidak nyaman dari pasangan, tentunya dapat mengganggu keharmonisan

bahtera rumah tangga.

Di lihat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menelaah

tentang perbedaan alasan yang diajukan pemohon dengan hasil putusan hakim

yang berbeda dengan alasan yang diajukan pemohon. khususnya mengenai

putusnya perkawinan karena Cerai Talak ke dalam bentuk skripsi yang

berjudul “PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN ”

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor:

2478/Pdt.G/2012/PAJT).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dan untuk

mempermudah pembahasan, maka tulisan ini dibatasi pada perkara

Perceraiankarena Skandal Perselingkuhan Analisis Putusan Pengadilan Agama

Jakarta Timur Perkara Nomor 2478/Pdt.G/2012/PAJT.

Masalah dalam Skripsi ini dibatasi sebagai berikut:

1. Cerai talak dimaksudkan sebagai Permohonan seorang suami terhadap

istrinya untuk bercerai melalui pengadilan

2. Skandal Perselingkuhan sebuah kasus penyelewengan atau ketidak setiaan

pasangan suami isteri dengan melibatkan pihak ketiga sebagai teman

perselingkuhannya.

Page 16: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

6

3. Lokasi penelitian di Pengadilan Agama Jakarta Timur di Jl. Raya PKP No.

24 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas Kodya Jakarta Timur, Telp (021)

87717549 Kode pos 13750 Indonesia

4. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur No.2478/Pdt.G/2012/PJT) dan

wawancara dengan Hakim yang menyidangkan perkara tersebut

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Proses penyelesaian perkara perceraian di Pengadilan

Agama Jakarta Timur?

2. Bagaimana Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Timur dalam memutus perkara perceraian yang disebabkan

karena Skandal Perselingkuhan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar penulis mendapatkan jawaban yang

konkrit dan pasti dari permasalahan yang selama ini mengganjal dalam

hati penulis, disamping itu penulis juga ingin menambah pengetahuan dan

mendapatkan ilmu baru dari permasalahanSkandal Perselingkuhan dalam

perkawinan. Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas maka

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui proses penyelesaikan perkara perceraian di

Pengadilan Agama Jakarta Timur

2) Untuk mengetahui pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Timur dalam memutus perkara perceraian karena

perselingkuhan.

b. Manfaat Penelitian

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

mahasiswa khususnya di bidang Hukum Keluarga Islam

2) Hasil penelitian ini berguna bagi akademisi serta masyarakat secara

umum dalam persoalan Hukum Islam di Indonesia terutama seputar

perceraian.

Page 17: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

7

3) Selain bermanfaat bagi beberapa pihak, hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum maupun perpustakaan umum.

D. Review Studi Terdahulu

Dari sekian banyak literature skripsi yang ad di Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis

menemukan data yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini antara

lain:

1. Judul Skripsi: Facebook Sebagai Pemicu Perselingkuhan Yang

Berdampak Pada Perceraian (Analisis Putusan PA Tegal Nomor:

0061/Pdt.G/2011/PA.TG). Yuli Astuti, FSH UIN JKT, 2012.

Penyebab terjadinya perceraian dalam skripsi ini dikarenakan

perilaku isteri yang menyimpang karena berselingkuh dengan pria lain melalui

jejaring sosialfacebook, lalu mulai melakukan hubungan baik melalui telepon,

sms maupun chatting room via facebook, dan selalu tidak menerima bila

ditegur. Berawal dari masalah inilah si suami mengajukan permohonan cerai

terhadap isterinya.

2. Penyelesaian Perceraian Suami Selingkuh Analisis Putusan Perkara

Nomor 2293/Pdt.G/2009/PAJS) Wahyu Nurhuda, FSH UIN JKT

2012.

Sebab terjadinya perceraian dalam skripsi ini dikarenakan suami

selingkuh, alasan suami selingkuh dan mengajukan talak kepada isteri

dikarenakan tidak ada lagi rasa percaya isteri kepada suami, disamping itu si

isteri mempunyai sifat yang keras dan sangat egois. Pada mulanya, suami

mengajukan perceraian kepada isteri untuk pertama kalinya, tetapi hakim

Pengadilan Agama tidak menerima permohonan perceraian karena tidak

cukup alasan untuk mengajukan perceraian disamping itu si isteri pun tidak

mau untuk diceraikan. Lalu pada permohonan perceraian untuk yang kedua

kalinya, hakim Pengadilan Agama baru memutuskan Perceraian dan

dijatuhkannya talak kepada isteri, karena alasan-alasan suami sudah dapat

Page 18: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

8

dijadikan alasan perceraian dan isteri pun menerima karena si isteri sudah

tidak sanggup lagi menerima perlakuan dan tindakan suami.

Dari tinjauan riview atau kajian terdahulu yang sudah dibahas di atas

perbedaan dengan skripsi saya yaitu: lebih terkonstarsi secara mendalam

mengenai permasalahan yang terjadi antara pasangan suami isteri yang dilatar

belakangi karena isteri berselingkuh dan pertimbangan Majelis Hakim dalam

memutus perkara tersebut.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Kajian penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif

dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian dengan

menggunakan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

atau pelaku yang diamati. Sedangkan yang dimaksud penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif analitis adalah metode yang

menggambarkan dan memberikan analisa terhadap kenyataan di lapangan.

2. Kriteria dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Didapatkan dari Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor

2478/Pdt.G/2012/PAJT.

b. Data Sekunder

Data Sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara

mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang diajukan. Terdiri dari Al-

Quran, Al-Hadist, Undang-undang, Kompilasi Hukum Islam dan

peraturan-peraturan lainnya, buku-buku ilmiah serta buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 19: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

9

Untuk memperoleh data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data yaitu:

a. Studi dokumentasi

Untuk mengetahui data tentang alasan-alasan perceraian, duduk

perkara dan putusan hakim

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan dalam proses memperoleh

keterangan yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara informan atau

si penanya dengan si penjawab.

Dalam penelitian ini, wawancara di arahkan kepada sumber data

yaitu informan (interview) yang diasumsikan memiliki keterikatan

langsung dengan perjalanan objek penelitian yakni Hakim yang

menyidangkan perkara tersebut karena Hakim tersebut yang mengetahui

fakta yang terjadi dipersidangan

c. Studi pustaka

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan buku-

buku, kitab-kitab fiqih, dan perundang-undangan yang berhubungan

dengan skripsi ini

d. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan mengumpulkan

data serta menata secara sistematis berdasarkan pada konsep teori tentang

perceraian karena skandal perselingkuhan dengan data-data yang diperoleh

penulis dari studi dokumentasi dan studi pustaka sebagai upaya

meningkatkan pemahaman penulis berkaitan dengan pembahasan.

Teknik analisis data dalam penulisan ini, yaitu dengan cara analisis

Putusan Hakim dalam perkara yang terjadi di pengadilan Agama Jakarta

Timur dan teknik analisis data melalui buku-buku hukum, Undang-

undang, dan wawancara dengan Hakim

e. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi

ini berpedoman pada Buku “Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan

Page 20: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

10

oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. 10

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima Bab, tiap-tiap Bab terdiri dari beberapa sub

Bab bahasan agar lebih terarah dan sistematis, maka penulis

mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa Bab sebagai berikut:

Bab Pertama, berisi Latar Belakang Masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab Kedua, berisi kajian Teoritis tentang Perceraian, membahas tentang

pengertian perceraian, macam-macam perceraian dan menguraikan Teori

Umum Perselingkuhan

Bab ketiga, berisi Profil Pengadilan Agama Jakarta Timur dan Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Timur

Bab Keempat, berisi Analisis Perkara dan Pertimbangan Majelis Hakim

Dalam Putusan Perkara Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT.

Bab lima, berisi penutup, yang berisikan tentang, kesimpulan dan Saran-

saran yang dikemukakan oleh penulis. Juga melampirkan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang dianggap penting.

10

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 32

Page 21: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

11

BAB II

TEORI PERCERAIAN DAN PERSELINGKUHAN

A. Perceraian

Secara etimologi, kata talak berasal dari kata “ طالقا -يطلق –طلق “ yang

berarti melepaskan tali, meniggalkan atau bercerai (perempuan) dari

suaminya.1Talak dalam Islam merupakan jalan keluar terakhir yang akan

ditempuh suami istri dalam mengakhiri kemelut Rumah tangga.

Adapun definisi talak secara terminologi, penulis mengemukakan

beberapa pendapat, ada tiga definisi talak yang dikemukakan oleh ulama

fikih.2

1) Mazhab Hanafi dan Mazhab Hambali

Talak adalah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung atau

untuk masa yang akan datang dengan lafal khusus. Ungkapan “secara

langsung” dalam definisi tersebut adalah talak yang hukumnya langsung

berlaku ketika lafal talak selesai diucapkan, tanpa terkait dengan syarat

atau masa yang akan datang.

2) Mazhab Syafi’i

Talak adalah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang

semakna dengan itu.Definisi ini mengandung pengertian bahwa hukum

talak itu berlaku secara langsung, baik dalam talak raj’i maupun dalam

talak ba’in.

3) Mazhab Maliki

Talak adalah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya

kehalalan hubungan suami isteri.3

Perbedaan ketiga definisi di atas terlihat dalam kasus seorang suami

yang menjatuhkan talakraj’i pada istrinya.Menurut ulama Mazhab Hanafi dan

1 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia (Jakarta, PT. Hidakarya Agung, 1990),

h. 239

2 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam (Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve, 1999),

h. 1776 3 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam.. h. 1777

Page 22: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

12

Hambali, perceraian melalui talakraj’i ini belum termasuk menghapuskan

seluruh akibat talak, kecuali apabila iddah wanita itu habis.Mereka

berpendapat bahwa apabila dalam masa iddah suami menggauli istrinya,

maka perbuatan itu boleh saja dan dianggap sebagai pertanda rujuknya

suami.Ulama Mazhab Maliki mengatakan, perbuatan itu jika disertai niat

berarti rujuk.Akan tetapi, ulama Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa suami

tidak boleh menggauli istrinya yang sedang dalam masa iddah dan perbuatan

itu bukanlah pertanda rujuk.Karena, menurut mereka, rujuk itu harus

dilakukan dengan perkataan atau pernyataan dari suami secara jelas, bukan

dengan perbuatan.

Talak (pelepasan perkawinan oleh suami), dapat terjadi dengan sebuah

ungkapan yang ditujukan kepada pihak istri, ia mestilah dijatuhkan kepada

istri yang sedang dalam keadaan suci, dan suami belum menggaulinya selama

periode suci tersebut, lebih jauh hendaknya pihak istri sedang dalam keadaan

hamil. Sebuah thalaq diiringi sebuah periode masa tunggu selama tiga kali

masa suci yang dinamakan iddah.Selama masa tersebut pihak suami tetap

berkewajiban menyediakan nafkah yang setidaknya berupa tempat tinggal

dan kebutuhan makanan. Sejumlah uang tebusan yang dinamakan muth’ah

secara moral ditambahkan sebagai kewajiban suami selain kebutuhan nafkah

istri yang tercerai tersebut, tetapi ia bukan sebuah persyaratan hukum yang

harus dipenuhi. Thalaq dapat secara serta merta dirujuk kembali oleh pihak

suami selama masih dalam periode iddah. Setelah berlangsung rujuk maka

mereka kembali pad ikatan perkawinan seperti sedia kala.4

Sedangkan di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) istilah talak

diartikan sebagai ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang

menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan dengan cara sebagaimana

yang dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131. Pasal 129 KHI menyatakan

Soerang suami yang akan mengajukan talak kepada isterinya mengajukan

permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama

4 Cyril Glasse; penerjemah, Ghufron A. Mas’adi, Ensiklopedi Islam (ringkas), (Jakarta,

PT Raja Grafindo Persada, 1999) Ed. 1, cet ke- 2, h. 412

Page 23: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

13

tempattinggal isteri disertai dengan alasan serta meminta agar diadakan siding

untuk keperluan itu. Pasal 130 KHI menyatakan: “Pengadilan Agama dapat

mengabulkan atau menolak permohonan tersebut, dan terhadap keputusan

tersebut dapat dimitai upaya hokum banding atau kasasi.”

Sedangkan Pasal 131 KHI berbunyi:5(1) Pengadilan Agama yang

bersangkutan mempelajari permohonan dimaksud pasal 129 dan dalam

waktu selambat-lambatnya tiga puluh hari memanggil pemohon dan isterinya

untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

maksud menjatuhkan talak. (2) Setelah Pengadilan Agama menasehati kedua

belah pihak dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak serta yang

bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga.

Pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami untuk

mengikrarka talak. (3) Setelah keputusan mempunyai hukum tetap, suami

mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama, dihadiri oleh

isteri atau kuasanya. (4) Bila suami tidak mengikrarkan talak dalam tempo 6

(enam) bulan terhitung sejak keputusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar

talak baginya mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka hak ikrar suami

untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan tetap utuh. (5)

Setelah sidang penyaksian ikrar talak Pengadilan Agama membuat

penetapan tentang terjadinya talak rangkap empat yang merupakan bukti

perceraian bagi bekas suami dan isteri. Helai pertama beserta surat ikrar

talak dikirimkan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang mewilayahi tempat

tinggal suami untuk diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masing-

masing diberikan kepada suami isteri dan helai ke empat disimpan oleh

Pengadilan Agama.

Dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan bahwa

dasar hukum perceraian adalah Pasal 39 ayat 1 yang berbunnyi “Perceraian

hanya dapat di lakukan didepan sidang Pengadilan setelah yang

5 H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam (KHI), (Jakarta: Akademika Pressindo,

1995) Ed. 1, h. 143

Page 24: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

14

bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah

pihak’’.6

1. Macam-macam Perceraian

Putusnya perkawinan, menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974

tentang Perkawinan ada tiga macam, seperti yang tercantum dalam Pasal 38

Undang-undang Perkawinan, perkawinan dapat putus karena:(1)Kematian, (2)

Perceraian, dan (3) Atas keputusan Pengadilan.

Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

menggolongkan secara umum mengenai putusnya hubungan perkawinan ini

kepada tiga golongan, yaitu:7

a) Kematian

Putusnya perkawinan karena kematian adalah berakhirnya

perkawinan yang disebabkan oleh salah satu pihak dari pasangan

suami isteri meninggal dunia.

Putusnya perkawinan yang disebabkan oleh kematian tidak

menimbulkan banyak persoalan, apalagi kematian tersebut terjadi di

hadapan dan di tempat kediaman bersama, sehingga tidak ada masalah

yang perlu diperbincangkan lagi.Dengan meninggalnya salah seorang

dari pasangan suami isteri maka dengan sendirinya putuslah ikatan

perkawinan.Pihak yang masih hidup boleh menikah lagi bilamana

persyaratan yang telah ditentukan oleh ketentuan yang berlaku

dipenuhi sebagaimana mestinya.8

b) Perceraian

Perceraian adalah penghapusan hubungan perkawinan dengan

putusan Hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.

Menurut Pasal 114 Kompilasi Hukum Islam (KHI), menyatakan

6 Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, M.A., S.H., Himpunan Undang-undang

Perdata Islam dan Peraturan Pelaksanaan Lainnya Di Negara Hukum Indonesia, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 337. 7 Suyuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta:UI Press, 1986), cet ke-5, h.

119 8 Lili Rasyidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Indonesia dan Malaysia (Bandung:

Rosda Karya, 1991), h. 194

Page 25: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

15

bahwa “Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian

dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian”.

Undang-undang membedakan antara perceraian atas kehendak

suami dan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena karakteristik

hukum Islam dalam perceraian memang menghendaki demikian,

sehingga proses perceraian atas kehendak suami berbeda dengan

perceraian atas kehendak isteri.9Perceraian atas kehendak suami

disebut cerai talak; sedangkan cerai atas tuntutan isteri disebut

ceraigugat.

Cerai talak adalah cerai yang dijatuhkan oleh suami terhadap

isterinya, sehingga perkawinan mereka menjadi putus.10

Istilah cerai talak

terdapat pula dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1975 Pasal

14 yang merupakan penegasan dari Pasal 39 Undang-undang Perkawinan

No. 1 Tahun 1974 1974 Pasal 66 ayat (1). Seorang suami yang beragama

Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada

Pengadilan untuk mengadakan sidang guna penyaksian ikrar

talak.11

Pemeriksaan permohonan tersebut dilaksanakan oleh Majelis

Hakim selambat-lambatnaya 30 hari setelah berkas atas surat permohonan

di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama.12

Cerai talak ini hanya khusus bagi yang beragama Islam, seperti

dirumuskan oleh Pasal 14 Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1975

bahwa “Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut

agama Islam, yang akan mencerai isterinya, mengajukan surat kepada

Pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia

9 H. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Pustaka

Pelajar, 2000), cet ke-3, h. 206. 10

Departemen Agama RI, Tanya Jawab Kompilasi Hukum Islam (KHI), (Jakarta: Dirjen

Bimbaga Islam, 1997), h. 65 11

Abdul Manan dan M. Fauzan, Pokok-pokok Hukum Perdata ; Wewenang Peradilan

Agama,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), cet 5, h. 28 12

Mardani, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

2011), h.77

Page 26: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

16

bermaksud mencerai isterinya disertai dengan alasan-alasan serta meminta

kepada Pengadilan diadakan sidang untuk keperluan itu’’.13

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan

dalam Pasal 117, bahwa talak adalah ikrar suami di hadapan sidang

Pengadilan Agama yang menjadi salah satupenyebab putusnya

perkawinan, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 129, 130 dan 131.14

Dari ketentuan di atas, dalam hubungan dan pelaksanaannya, jelas

bahwa pengajuan pemberitahuan keinginan cerai itu harus dilakukan

dengan cara lisan atau tertulis (surat) ke Pengadilan Agama dengan

maksud agar persoalan yang diadukan lebih jelas. Perlu juga ditegaskan

disini, bahwa keinginan tersebut berasal dari pihak suami, dan yang

diajukan tersebut bukan “Surat Permohonan” melainkan “Surat

Pemberitahuan” yang memberitahukan bahwa ia akan menceraikan

isterinya dan untuk itu ia meminta kepada Pengadilan agar mengadakan

sidang untuk menyelesaikan perceraian itu, agar perceraian itu mempunyai

kekuatan hukum.15

Cerai gugat yaitu seorang istri menggugat suaminya untuk bercerai

melalui pengadilan, yang kemudian pihak pengadilan mengabulkan

gugatan dimaksud sehingga putus hubungan penggugat (istri) dengan

tergugat (suami) perkawinan.

Cerai gugat adalah ikatan perkawinan yang putus sebagai akibat

permohonan yang diajukan oleh istri ke Pengadilan Agama, yang

kemudian termohon (suami) menyetujuinya, sehingga Pengadilan Agama

mengabulkan permohan dimaksud. Oleh karena itu, khulu’ termasuk cerai

gugat. Khulu’ adalah perceraian yang terjadi atas permintaan istri dengan

memberikan tebusan atau uang iwad kepada dan atas persetujuan

suaminya.

13

Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, M.A, S.H., Himpunan Undang-undang

Perdata Islam, h. 357. 14

H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam (KHI),(Jakarta: Akademika Pressindo,1995),

h. 141 15

K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1978), cet

ke-1, h. 37

Page 27: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

17

Kompilasi Hukum Islam membedakan cerai gugat dengan khulu’.

Namun demikian, ia mempunyai kesamaan dan perbedaan diantara

keduanya. Persamaannya adalah keinginan untuk bercerai datangnya dari

pihak istri. Adapun perbedaannya, yaitu cerai gugat tidak selamanya

membayar uang iwad (uang tebusan), sedangkan khulu’ uang iwad (uang

tebusan) menjadi dasar akan terjadinya khulu atau perceraian.16

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Pasal 73 ayat 1 gugatan

perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila

penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa

izin tergugat. Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 132 ayat (1) gugatan

perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya pada Pengadilan Agama yang

daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali istri

meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa seizin suami.17

Talak dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu: (1) talak raj’i,

yaitu talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk selama isteri

dalam masa iddah; (2)talak bain sugra, yaitu talakyang tidak boleh

dirujuk,akan tetapi boleh melakukan akad nikah baru dengan bekas

suaminya meskipun dalam masa iddah; (3) talak bain kubra yaitu talak

yang terjadi untuk ketiga kalinya, talak ini tidak dapat dirujuk dan tidak

dapat dinikahi kembali kecuali pernikahan itu dilakukan setelah bekas

isteri menikah dengan orang lain kemudian terjadi perceraian ba’da al-

dukhul dan habis masa iddahnya; (4) talak sunni adalah talak yang

dibolehkan yaitu talak yang dijatuhkan terhadap isteri yag sedang suci dan

tidak dicampuri dalam waktu suci tersebut; (5) talak bid’i yaitu talak

yang dilarang, yaitu talak yang dijatuhkan pada waktu isteri dalam

keadaan haid, atau isteri dalam keadaan suci tetapi sudah dicampuri pada

waktu dalam keadaan suci tersebut.

16

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika, 2006), h. 85 17

Abdul Manan dan M. Fauzan, Pokok-pokok Hukum Perdata ; Wewenang Peradilan

Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet ke-5, h. 51

Page 28: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

18

Mengenai pembagian talak tersebut di atas diatur dalam

Kompilasi Hukum Islam (KHI) dari Pasal 118 sampai dengan 122.

Sedangkan gugatan perceraian adalah: perceraian yang disebabkan

adanya gugatan terlebih dahulu oleh salah satu pihak, yaitu gugatan yang

dikeluarkan oleh pihak isteri ke Pengadilan. Sedangkan mengenai

putusnya hubungan perkawinan berdasarkan gugatan cerai yang dilakukan

oleh pihak isteri kepada Pengadilan dengan alasan-alasan yang dapat

dipergunakan untuk mengajukan tuntutan perceraian.

c) Atas Keputusan Pengadilan

Putusnya perkawinan karena putusan Pengadilan adalah

berakhirnya perkawinan yang didasarkan atas putusan Pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.18

Sebenarnya secara

teoritis hampir tidak ada perbedaan antara perceraian dengan putusan

Pengadilan. Sebab perceraian itu sendiripun harus berdasarkan

putusan Pengadilan Letak perbedaannya adalah:

- Alasan yang dipergunakan untuk mencapai putusan Pengadilan

tersebut

- Perceraian merupakan proses yang memperlihatkan adanya

perselisihan antara suami isteri

Alasan-alasan yang dipergunakan dalam putusnya perkawinan

berdasarkan putusan Pengadilan tidak terinci dan tertentu seperti

alasan-alasan perceraian yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam

(KHI) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1975.

2. Alasan-alasan Perceraian

Yang dimaksud dengan alasan perceraian disini adalah suatu kondisi

dimana suami atau istri mempergunakannya sebagai alasan untuk mengakhiri

atau memutuskan tali perkawinan mereka.Di Indonesia masalah perceraian

telah diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkwinan.

Sebagai warga Negara Indonesia sudah kita harus mentaati dan menjalankan

18

Salim HS.Pengantar Hukum Perdata tertulis, (Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum,

2007), h. 77

Page 29: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

19

peraturan yang ada. Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

pasal 39 ayat 1 menerangkan bahwa “perceraian hanya dapat dilakukan

didepan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha

dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”.

Dalam hal terjadinya perceraian haruslah memenuhi beberapa alasan-

alasan perceraian, sehingga perceraian tersebut dapat terlaksana, hal ini sesuai

dengan pasal 39 ayat 2 Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

yang berbunyi: “untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa

antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri”.19

Didalam muatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1975

tentang pelaksanaan Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 tentang

perkawinan adalah untuk mengatur dan membatasi penggunaan dan

kebolehan talak dengan berbagai syarat yang disesuaikan dengan Hukum

Islam, dan tatacara penggunaan talak mesti melalui campurtangan Pengadilan

Agama yang diberi kewenangan untuk menilai dan mempertimbangkan

apakah dasar alasan suami untuk mentalak isteri menurut Hukum Islam.

Karena itulah, menurut al-Sayyid Sabiq, penentuan syarat-syarat layak

tidaknya suatu perceraian dikabulkan Pengadilan didasarkan pada prinsip

meringankan urusan manusia dan menjauhkann segala kesempitan serta

berpijak pada jiwa Syariat Islam yang penuh dengan kemudahan.20

Dalam kitab-kitab Fiqih klasik cukup banyak yang bisa dijadikan

alasan perceraian, baik dari pihak isteri maupun dari pihak suami. Namun,

dalam pembahasan kali ini, penulis hanya mendeskripsikan alasan-alasan

perceraian yang recover dalam Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

jo. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Pasal 19 jo. KHI Pasal 116.

Dalam KHI Pasal 116 disebutkan bahwa alasan-alasan perceraian

dibagi menjdai delapan, yaitu:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

19

Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 P asal 39 ayat 2 20

Sayyid Sabiq, fiqh Sunnah, (Bairut: Dar al-Tsaqofiyah al-Islamiya), h. 206

Page 30: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

20

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di

luar kemampuannya

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.

f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

g. Suami melanggar taklik-talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

rukunan dalam rumah tangga.

a) Secara umum, “Zina” bagi orang yang terikat perkawinan ialah

hubungan kelamin (sexual intercourse) yang dilakukan oleh suami

atau isteri dengan seseorang pihak ketiga yang berlainan seks.21

Kebiasaan itu selain melanggar larangan agama juga merugikan diri

sendiri, keluarga dan masyarakat. Hingga, bila suami atau isteri ada

yang punya kebiasaan tersebut, lantas salah satu pihak menggugat,

maka Pengadilan bisa mengabulkan.

Pembuktian telah terjadinya perbuatan zina dapat dilakukan

dengan:

1) Pengakuan dari si pelaku perbuatan zina

2) Kesaksian penglihatan mata empat orang saksi yang

menyaksikan terjadinya perbuatan zina disertai dengan

sumpah

21

M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional ( Medan: CV. Zahir Trading Co.

1975), cet ke-1, h. 136

Page 31: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

21

3) Bukti terjadinya kehamilan pada pelaku si wanita di luar

pernikahan yang sah atau di luar hubungan suami isteri

yang sah dan bukan pula wat’i syubhat

4) Pembuktian melalui ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran forensic terutama apabila ditemukannya sperma

dan DNA di dalam rahim si wanita yang bukan milik si

suami bagi wanita yang sudah menikah atau sperma dan

DNA pria di dalam rahim si wanita yang belum menikah

5) Pembuktian melalui VCD dapat dilakukan apabila dapat

dibuktikan melalui teknologi yang lebih canggih tentang

kebenaran tidak ada pemalsuan gambar yang diperoleh

melalui VCD tersebut.

Jadi, alasan zina, adalah alasan yang dapat dipergunakan dalam

Hukum Islam untuk meminta cerai. Isteri yang berbuat zina memberi hak

kepada suami untuk menceraikannya, dan sebaliknya.

b) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan alasan yang sah setelah perkawinan

berlangsung.

Jadi, bila suami meninggalkan isteri atau isteri meninggalkan

suami selama 2 Tahun berturut-turut tanpa izin dan tanpa alasan yang sah,

maka bisa dijadikan alasan perceraian. “Meninggalkan pihak lain”

setidaknya harus memenuhi kriteria di bawah ini, yaitu: pertama, tindakan

meninggalkan pihak lain sebagai kesadaran kehendak bebas (will fully

desert and absens); kedua, bukan karena ada suatu sebab memaksa yang

tak dapat dielakan, seperti suami atas perintah jabatan dipindahkan

ketempat lain; ketiga, tindakan disersi tersebut tanpa ada izin dan

persetujuan pihak lain; keempat, pebuatan tersebut harus berturut-turut

untuk waktu minimal 2 Tahun.22

Selanjutnya, dalam mengomentari masalah ini, M. Yahya Harahap

mengungkapkan “Bagaimana pun dalam mempertimbankan permintaan

22

M Yahya Harahap, Hukum... h. 140

Page 32: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

22

cerai dengan alasan meninggalkan tempat kediaman bersama sesuatu hal

yang mesti dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan harus ditentukan

faktor-faktor”.

1. Apa sebab terjadinya peristiwa itu.

2. Dan dipihak siapa letaknya kesalahan yang menjadi sebab isteri atau suami

pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tersebut.

3. Dan gugatan dengan sendirinya gugur apabila sebelum ada putusan yang

meninggalkan tempat kediaman bersama tersebut.

c) Salah satu pihak mendapat hukman penjara 5 Tahun atau hukumannya

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung

Dari rumusan tersebut, dipahami bahwa baik suami maupun isteri

dapat menuntut perceraian jika salah satu pihak mendapat hukuman badan

(life Imprisonment), namun hal itu baru merupakan alasan, bila hukuman

badan tersebut dijatuhkan setelah terjadi perkawinan.

Permasalahan alasan ini sangat sederhana, dan penerapannya tidak

memerlukan penafsiran. Artinya, dalam Pasal Peraturan Pemerintah No. 9

Tahun 1975 jo. Pasal 74 Undang-undang No. 7 Tahun 1989 telah

menentukan bahwa salinan putusan pidana yang bersangkutan (suami

isteri) langsung dianggap mempunyai kekuatan pembuktian yang

menentukan (beslisende bewijskracht) atau mempunyai kekuatan

pembuktian yang memaksa (dwirgend bewijskracht).23

Karena dalam Pasal

yang dimaksud terdapat kalimat yang berbunyi: “Untuk mendapatkan

Putusan perceraian sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan

salinan putusan pengadilan yang memutuskan perkara disertai keteranan

yang menyatakan bahwa putusan itu, telah mempunyai kekuatan hukum

tetap”.

Dari penegasan di atas, telah jelas bahwa salinan putusan pidana

dalam perkara perceraian yang didasarkan atas alasan mendapat hukuman

penjara 5 tahun.

23

M .Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta:

Pustaka Kartini, 1997), cet ke-3, h. 259

Page 33: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

23

d) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

Kekejaman dan penganiayaan berat masih bersifat Universal dan

belum ada standar baku. Maka, ia masih membutuhkan peluang interpensi

dan penafsiran-penafsiran.24

Secara umum, kekejaman terhadap mental

seperti penghinaan, penistaan, caci maki, selalu marah akibat cemburu

yang berlebihan dan tak beralasan, atau suami berlaku diktator, sering

berlaku kasar serta berkata kotor. Sebab, kekejaman itu semua pada

dasarnya sama dengan penderitaan batin yang dapat meghancurkan

ketenangan jiwa dan pikiran yang berdampak membahayakan jasmani

maupun rohani.

e) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami isteri.

Maksud cacat badan atau penyakit di sini ialah cacat jasmani

atau rohani yang tidak dapat dihilangkan atau sekalipun dapat sembuh atau

hilang tapi dalam waktu cukup lama. Sehingga, kondisi tersebut dapat

menghalangi salah satu pihak menjalankan kewajiban masing-masing

sebagai suami isteri. Namun, para ulama fiqh beda pendapat dalam

mengkategorikan penyakit apa saja yang dapat dijadikan alasan tersebut.25

Secara umum dapat disebutkan bahwa lemah syahwat (Impotensi),

gila, penyakit sopak, bisa dijadikan alasan perceraian. Demikian menurut

pendapat sahabat Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khatab, seperti dikutip

oleh Kamal Muchtar.

Selanjutnya, dalam memeriksa perkara permohonan perceraian

alasan-alasan cacat badan atau penyakit, sedang pengadilan memerlukan

alat bukti, apakah benar salah satu pihak suami isteri mendapat cacat

24

M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, h. 142-144 25

Kamal Muhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan,(Jakarta: Bulan Bintang,

1974), cet ke-1, h. 195.

Page 34: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

24

badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban

masing-masing, bisa dibuktikan lewat pemeriksaan diri ke Rumah Sakit.26

Namun, bukan fakta-fakta cacat atau penyakit yang harus

dibuktikan. Hal ini ditekankan agar hakim tidak gampang mengabulkan

perceraian atas alasan cacat atau sakit. Akan tetapi, tidak dianjurkan agar

bersikap kaku. Barangkali, secara kasuistik dapat dipegang pendapat yang

dikemukakan Dr Musthafa al-Siba’iy yang dirangkumnya dari pendapat

Ibnu Syikah al-Zuhri, Syuraih dan Abu Tsaur yang antara lain dapat

disadur. “kalau penyakit itu sudah parah sehingga telah menghancurkan

sendi-sendi kesejahteraan dan kehidupan rumah tangga, maka dapat

dibenarkan terjadinya perceraian.27

f) Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan rukun lagi dalam rumah

tangga.

Alasan ini menurut bahasa Al-Quran disebut Syiqaq. Menurut

definisi, Syiqaq adalah perceraian yang terjadi karena percekcokan terus

menerus antara suami dengan isteri, sehingga memerlukan campur tangan

2 orang Hakam (Juru damai) dari pihak suami maupun dari pihak isteri.28

Dalam penjelasan Pasal 76 ayat 1 Undang-undang No. 7 Tahun 1989,

dikatakan: “Syiqaq adalah perselisihan yang tajam dan terus menerus

antara suami isteri”.29

Untuk mendapatkan keputusan perceraian karena

alasan Syiqaq harus ada saksi-saksi dari kerabat dekat suami maupun

isteri, yang nantinya akan diangkat pengadilan sebagai Hakam. Dalam

penjelasan Pasal 76 ayat 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, dikatakan

bahwa Hakam adalah orang yang ditetapkan Pengadilan dan pihak

26

Undang-undang Peradilan Agama (UU No. 7 Tahun 1989). (Jakarta: Sinar Grafika,

1996), cet ke-1, h. 31 27

Musthafa As Sibay, Wanita Diantara Hukum dan Undang-undang(Jakarta: Bulan

Bintang), h. 204 28

A. Zuhdi Muhdor, Memahami Hukum Perkawinan ( Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk),

(Bandung: Al-Bayan, 1995), cet ke-2, h. 97.

29

UUPA (UU No. 7 Tahun 1989), h. 31

Page 35: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

25

keluarga suami atau pihak keluarga istri atau pihak lain untuk mencapai

upaya penyelesaian perelisihan terhadap syiqaq”.

Selain itu peran hakim amat dibutuhkan untuk bisa mendamaikan

perselisihan suami istri, sehingga sedini mungkin perceraian bisa

dihindarkan. Mengenai masalah syiqaq, al-Qur’an telah menjelaskan

dalam surat an-Nisa, ayat (4):

Artinya: "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu

nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka

menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang

hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang

sedap lagi baik akibatnya”.

Pada umumnya, perselisihan dan percekcokan yang sering terjadi

dalam kehidupan suami istri disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

1. Perselisihan yang menyangkut keuangan

2. Faktor hubungan seksual

3. Faktor berlainan agama atau ketidak patuhan dalam menjalankan

ajaran agama maupun ibadah

4. Faktor cara mendidik anak-anak30

g) Suami melanggar ta’lik talak berarti penggantungan talak. Sedang

menurut definisi hukum Indonesia semacam ikrar yang dengan ikrar

itu suami menggantungkan terjadinya talak atas istrinya bila ternyata

dikemudian hari melanggar salah satu atau semua yang diikrarkannya

itu.

30

M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, h. 145-146

Page 36: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

26

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 1 point (e),

menjelaskan bahwa “Ta’lik talak ialah perjanjian yang diucapkan

mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah

berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang

mungkin terjadi dimasa yang akan datang”.31

Ta’lik talak dalam KHI termasuk kategori “perjanjian perkawinan”

namun, perjanjian ini juga sifatnya tidak wajib dalam setiap perkawinan.

meski begitu, bila sekali ta’lik talak sudah diperjanjikan, maka tidak dapat

disebut kembali.

Menurut Pasal 46 ayat 2 KHI, bila keadaan yang diisyaratkan

dalam ta’lik talak benar-benar terjadi, kemudian dengan tidak sendirinya

talak jatuh. Namun agar talak benar-benar jatuuh, istri harus mengajukan

perkaranya ke Pengaadilan Agama.

Pengucapan ikrar dan shigat ta’lik talak biasanya dilakukan ketika

akad nikah berlangsung. Setelah akad nikah biasanya pihak istri meminta

pegawai pencatat nikah menganjurkan agar suami mengucapkan shigat

ta’lik talak.32

Shigat ta’lik talak berisi, bila sewaktu-waktu suami:

1. Meninggalkan istri selama 2 tahun berturut-turut

2. Tidak memberi nafkah wajib kepada istrinya 3 bulan lamanya

3. Menyakiti badan atau jasmani istrinya

4. Membiarkan atau tidak memperdulikan istrinya 6 bulan lamanya

kemudian istrinya tidak ridho dan mengajukan haknya kepada

Pengadilan Agama, dan pengaduannya dibenarkan serta diterima

oleh Pengadilan, dan istrinya membayar uang sebesar Rp. 1000,00

(seribu rupiah) sebagai iwad (pengganti), maka jatuhlah talak satu

suami kepada istrinya.

h) Peralihan Agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

31

H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam (KHI), (Jakarta: Akademika Pressindo,

1995), h. 17 32

H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Pasal 46 ayat 2

Page 37: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

27

Dalam ajaran islam murtad bisa berdampak hukum, yakni

perubahan kedudukan suami istri dalam perkawinan.33

Dalam bahasa lain,

peralihan Agama atau murtad dikategorikan perkara “Fasakh” yang berarti

batal atau rusak.

Maksudnya, fasakh ialah perceraian yang disebabkan oleh

timbulnya hal-hal yang dianggap berat oleh suami atau isteri atau

keduanya, sehingga mereka tidak sanggup untuk melaksanakan kehidupan

suami isteri dalam mencapai tujuannya.

Tentang murtad yang menyebabkan fasakh, Mahdiah, SH.,

menyatakan “Sering kita jumpai didalam masyarakat dimana seorang laki-

laki beragama Islam menikah dengan seorang peremuan Kristen yng

kemudian masuk Islam sebelum akad nikah atau sebaliknya. Rumah

tangga semula berjalan dengan baik tapi mungkin kurang menghayati

ajaran Islam atau karena pembinaannya yang kurang mantap, maka

kemudian keluar dari Islam atau disebut murtad. Dengan demikian

keluarnya dari agama Islam perkawinan tersebut fasakh”.34

B. Perselingkuhan

Kata perselingkuhan berasal dari kata “selingkuh”, mendapat awalan

“per” dan akhiran “an”, yang secara bahasa berarti “tidak berterus terang, tidak

jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, curang dan

cemburu”.35

Menurut Wikipedia, perselingkuhan adalah hubungan antara individu

baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum

menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya. Walaupun demikian,

pengertian 'berselingkuh' dapat berbeda tergantung negara, agama, dan budaya.

33

Kamal Muhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), cet ke-1, h. 207 34

Mahdiah, Permasalahan Hukum Perkawinan dan Kewarisaan, (Jakarta: Pustaka

Panjiimas,1994) cet ke-1, h. 31 35

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pembangunan

Bahasa yang meliputi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta, Bali Pustaka, 1989), h.

802

Page 38: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

28

Pada zaman sekarang, istilah perselingkuhan digunakan juga untuk

menyatakan hubungan yang tidak setia dalam pacaran.36

Sedangkan di dalam masyarakat kita dewasa ini, perselingkuhan

diartikan dengan kecurangan dalam hubungan cinta antara seseorang dengan

pasangannya, dan biasanya perselingkuhan itu diikuti dengan perbuatan-

perbuatan mendekati zina bahkan perzinaan itu sendiri, dengan

selingkuhannya. Adapula masyarakat mengartikan Selingkuh berarti ketidak

jujuran suami atau isteri dalam hubungan bersuami isteri atau ikatan

perkawinan, yang di masyarakat biasanya disebut dengan adanya PIL (pria

idaman lain) atau WIL (wanita idaman lain).

Fenomena perselingkuhan di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini

sungguh memprihatinkan. Meskipun perselingkuhan merupakan masalah yang

sangat privat namun media massa terutama elektronik setiap hari

membongkarnya terus-menerus. Perselingkuhan tidak hanya terjadi di kota-

kota besar, tapi juga di desa-desa dan kampung-kampung. Perselingkuhan

bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang berada, tapi juga dilakukan oleh

orang-orang yang tidak mampu dari segi finansial.37

1. Penyebab perselingkuhan

Penyebab perselingkuhan amat beragam dan biasanya tidak hanya

disebabkan oleh satu hal saja. Ketidakpuasan dalam perkawinan merupakan

penyebab utama yang dikeluhkan oleh pasangan, tetapi adapula Faktor-faktor

penyebab terjadinya tindakan selingkuh yang dirangkum oleh Harley

(Suciptawati dan Susilawati, 2005) sebagai tidak bertemunya kebutuhan suami

dan istri dalam rumah tangga. Harley (Suciptawati dan Susilawati, 2005)

menguraikan daftar lima kebutuhan utama pria dan wanita sebagai berikut:

kebutuhan istri meliputi kebutuhan akan kasih sayang (affection), percakapan

(conversation), ketulusan dan keterbukaan (honesty andopenness), komitmen

finansial (financial commitment) dan komitmen keluarga (family

36

Diakses pada 5 maret 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/Perselingkuhan, pukul 20. 11

WIB 37

Diakses pada 5 maret 2015 http://www Masalah Anak dan

Keluarga.com/atc/oim/54767db77.htm, Pukul 19. 22 WIB

Page 39: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

29

commitment). Sedangkan kebutuhan suami meliputi kebutuhan seksual (sexual

fulfillment), kebersamaan dalam rekreasi (recreational companionship),

memiliki pasangan yang menarik (an attractive spouse), dukungan dalam

rumah tangga (domestic support) dan kekaguman (admiration). Menurut hasil

penelitian survey yang dilakukan Suciptawati dan Susilawati (2005), faktor

dominan penyebab munculnya perselingkuhan adalah karena tidak bisa

menguasai diri dan ingin mencari selingan, kurangnya komunikasi, serta

kurangnya perhatian pasangan terutama untuk kebutuhan batin. Sebagian besar

responden menjawab setuju bahwa seseorang melakukan perselingkuhan

karena kurangnya ketenteraman dalam rumah tangga pelaku selingkuh.38

Staheli (dalam Satiadarma, 2001) mengemukakan berbagai alasan

yang dikemukakan sejumlah wanita yang berselingkuh tentang alasan

perselingkuhan mereka, seperti meningkatnya rasa percaya diri ketika merasa

diperhatikan pria, adanya keinginan akan pengalaman seksual yang lebih luas

yang tidak dibatasi oleh hanya satu pasangan saja, suatu keinginan mencari

kedekatan emosional yang mereka harapkan dapat mereka peroleh dari orang

lain, mengusir rasa kesepian yang mereka alami, keinginan mendapatkan kasih

sayang, serta kegairahan yang ditimbulkan dari suatu hubungan perselingkuhan

yang membuat mereka merasa diri menjadi lebih muda, dimana hal ini juga

merupakan upaya menyangkal proses penuaan yang mereka alami.

Berdasarkan berbagai sumber yang dirangkum oleh Ginanjar (2009), ada

sejumlah alasan terjadinya perselingkuhan:

a. Kecemasan menghadapi masa transisi; seperti misalnya

memiliki anak pertama, anak memasuki usia remaja, anak

yang telah dewasa meninggalkan rumah, dan memasuki

masa pensiun.

b. Pasangan muda menimbulkan gairah baru sehingga menjadi

semacam pelarian dari perkawinan yang tidak

membahagiakan.

38

Devi Khairatul Jannah. "Faktor Penyebab Dan Dampak Perselingkuhan Dalam

Pernikahan Jarak Jauh." EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi 2.1 (2013).

Page 40: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

30

c. Tidak tercapainya harapan-harapan dalam perkawinan dan

ternyata diperoleh dari pasangan selingkuh.

d. Perasaan kesepian.

e. Suami dan/atau istri memiliki ide tentang perkawinan dan

cinta yang tidak realistis. Ketika perkawinan mulai

bermasalah, pasangan menganggap bahwa cinta mereka

sudah padam.

f. Kebutuhan yang besar akan perhatian.

g. Terbukanya kesempatan untuk melakukan perselingkuhan,

yaitu kemudahan bertemu dengan lawan jenis di tempat

kerja, tersedianya hotel dan apartemen untuk mengadakan

pertemuan rahasia, dan berbagai sarana komunikasi yang

mendukung perselingkuhan.

h. Kebutuhan seks yang tidak terpenuhi dalam perkawinan.

i. Ketidakhadiran pasangan, baik secara fisik maupun

emosional, misalnya pada pasangan bekerja di kota yang

berbeda, pasangan yang terlalu sibuk berkarir, dan

pasangan yang sering bepergian dalam jangka waktu yang

lama.

j. Perselingkuhan yang sudah sering terjadi dalam keluarga

besar, sehingga menyebabkan memudarnya nilai-nilai

kesetiaan.39

2. Dampak dari perselingkuhan

I. Dampak buruk terhadap pasangan

Perasaan Marah

Rasa tidak percaya bahwa pasangannya berselingkuh

menimbulkan rasa kecewa yang besar. rasa kecewa yang besar

selanjutnya mengalami eskalasi sedemikian rupa sehingga individu

yang bersangkutan tidak mampu lagi untuk mengatasinya. Ia merasa

39

Devi Khairatul Jannah. "Faktor Penyebab Dan Dampak Perselingkuhan Dalam

Pernikahan Jarak Jauh." EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi 2.1 (2013).

Page 41: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

31

frustasi dan rasa frustasi atas ketidakberdayaaanya ini menimbulkan

amarah di dalam dirinya. Kemarahan individu tersebut diarahkan pada

berbagai pihak.

1. Marah kepada pasangan yang telah ingkar janji

2. Marah kepada pihak ketiga sebagai pelaksana terjadinya

perselingkuhan

3. Marah kepada lingkungan sosial yang dianggapnya memberikan

dukungan terlaksananya perselingkuhan

4. Bahkan tidak jarang pula marah kepada semesta alam, kepada

Yang Maha Kuasa, karena ia menganggap telah ditimpakan

beban yang demikian berat untuk ditanggungnya

5. Marah kepada diri sendiri, karena kemudian ia menilai dirinya

sebagai individu yang telah gagal membina kelangsungan

perkawinan

II. Dampak buruk terhadap anak

Banyak anak-anak yang ketenangan hidupnya terganggu akibat

salah satu orangtuanya terlibat hubungan dengan orang ketiga. Maka dari

itu, orang tua harus bersikap bijak dalam menghadapi masalah

perselingkuhan pasangannya.

Perasaan Malu

Perasaan malu muncul terutama jika perselingkuhan orangtua

menjadi bahan pembicaraan teman dan keluarga besar. Selain itu,

ketegangan serta perubahan rutinitas keluarga yang disebabkan

perselingkuhan bisa membuat anak merasa tidak sejahtera di rumah.

Perasaan ini juga dapat terbawa ke lingkungan sekitar, misalnya di

sekolah atau di kelompok teman sepermainannya. 40

40

Monty P. Satiadarma, Menyikapi Perselingkuhan (Jakarta, Pustaka Populer Obor.

2001), cet ke-1, h. 36

Page 42: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

32

3. Perselingkuhan Dalam Islam

Dalam al-Qur’an surat al-Isra ayat 32 Allah berfirman;

Artinya: “ Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (Q.S. Al-

Isra’ (17) : 32)

Dari segi ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa, mendekati zina

saja kita dilarang apalagi sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh

agama. Ayat ini juga melarang seorang laki-laki dan perempuan

mendekati perzinaan. Sedangkan perbuatan perselingkuhan merupakan

salah satu jalan untuk melakukan perzinaan.

Dalam Islam tidak ada istilah perselingkuhan mungkin istilah ini

bisa diqiyaskan dengan qadzaf yang berarti menuduh berbuat zina. Dengan

demikian qadzaf termasuk dosa besar. Syariat telah mewajibkan hukuman

delapan puluh kali dera bagi orang yang menuduh berzina (qadzif)

Syarat-syarat qadzaf

1. Islam, berakal, baligh

2. Orang yang menuduh berzina (qadzif) itu dikenal ditengah-

tengah masyarakat sebagai orang yang suci, taat beribadah dan

shahih

3. Adanya tuntutan dari maqdzuf (tertuduh bebuat zina)

dijatuhkan hukuman had bagi qadzif

4. Si qadzif tidak mendatangkan empat orang saksi, sebgaimana

yang difirmankan Allah SWT “mereka tidak mendatangkan

empat orang saksi”

Yang menjadi dasar penetapan had qadzaf

1. Pengakuan dari qadzif sendiri

2. Kesaksian dua orang laki-laki yang adil

Page 43: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

33

Allah SWT telah mengharamkan qadzaf ditengah-tengah kaum

muslimin, dalam al-Qur’an surat an-Nuur ayat 4-5;

Artinya: “dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik

(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka

deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah

kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah

orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan

memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang” ( Q.S, an-Nuur 4-5)

Gugurnya had qadzaf

Had qadzaf dinyatakan gugur jika si qadzif (penuduh) dapat

mendatangkan empat orang saksi, karena dengan adanya empat orang saksi itu

berarti alternative negative yang mengharuskan hukuman had menjadi lenyap.

Dengan demikian, saksi-saksi tersebut akan memperkuat tuduhan perzinaan itu.

Dan had zina harus diberikan kepada tertuduh berbuat zina, karena dia benar-

benar telah berzina.

Tuduhan istri berbuat zina terhadap suaminya

Jika seorang istri menuduh suaminya berbuat zina, maka dia harus

dijatuhi hukuman had, jika syarat-syarat untuk menjatuhkannya tidak

terpenuhi. Tetapi jika suami yang menuduh istrinya berzina dan dia tidak

mendatangkan bukti-bukti konkrit, maka dia tidak dapat dijatuhi hukuman had,

hanya saja dia harus bersumpah. Jika suami tidak dapat mendatangkan bukti-

Page 44: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

34

bukti dan juga tidak mau bersumpah, maka dia pun harus dijatuhi hukaman

had qadzaf.41

41

Diakses pada 12 februari 2015. Memandang perselingkuhan,

http;//www.eramuslim.com. Pukul 10.00 WIB

Page 45: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

35

BAB III

GAMBARAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Lahirnya

Sejarah kelahiran Pengadilan Agama Jakarta Timur erat berkait mata

rantainya dengan sejarah pembentukan Pengadilan Agama pada umumnya

diseluruh kepulauan Indonesia, terutama di wilayah Daerah Khusus Ibukota

Jakarta.

Secara khusus sejarah lahirnya Pengadilan Agama Kelas IA Jakarta

Timur adalah dibidani oleh Menteri Agama RI sebagaimana tersebut dalam

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 67 Tahun 1963 jo. Nomor 4 Tahun

1967. adapun secara kronologis saat-saat lahirnya Pengadilan Agama Jakarta

Timur sebagai berikut :

a. Pada saat itu Pengadilan Agama di tanah tumpah darah si Pitung ini hanya

memiliki satu Pengadilan Agama yaitu “Pengadilan Agama Istimewa

Jakarta Raya” yang dibantu 2 (dua) Kantor Cabang Pengadilan Agama

Jakarta Tengah. Kemudian warga Ibukota ini kian bertambah sehingga

terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67 tahun 1963 yang berbunyi

antara lain “Membubarkan Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama

(bentuk lama) dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.

b. Pada tahun 1966 Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui

keputusan beliau Nomor Ib.3/I/I/1966 tanggal 12 Agustus 1966

membentuk Ibukota negara ini menjadi 5 (lima) wilayah dengan sebutan

Kota Administratif.1

Dengan pembentukan kota Administratif tersebut, secara yuridis formil

keberadaan Pengadilan Agama Istimewa berikut 2 (dua) kantor cabangnya

dipadang sudah tidak aspiratif lagi untuk melayani kepentingan masyrakat

pencari keadilan yang berdomisili di 5 (lima) wilayah.

1Diakses pada 3 februari 2015 http://pa-jakartatimur.go.id/v2/profil-pengadilan/sejarah-

pa-jaktim.html, pukul, 17.10 WIB

Page 46: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

36

Secara cerdik, Kepala Inspektorat Peradilan Agama menyambut baik

kebijakan Gubernur dimaksud seraya megnajukan nota usul kepada Direktorat

Peradilan Agama melalui surat beliau Nomor B/I/100 tanggal 24 Agustus 1966

tentang usul pembentukan kantor cabang Pengadilan Agama dalam Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Raya sesuai dengan pembagian 5 (lima) wilayah

administrasi yang baru terbentuk. Dengan memetik rekomendasi brilian tersebut,

secara sigap Direktur Peradilan Agama meneruskan nota usul dimaksud kepada

Menteri Agama RI melalui surat beliau Nomor B/I/1049 tanggal 19 September

1966 tentang persetujuan atas usul Kepala Inspektorat Pengadilan Agama. Kedua

surat pejabat teras Pengadilan Agama tersebut menjadi bahan pertimbangan

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 4 Tahun 1967 tentang Perubahan Kantor-

kantor Cabang Pengadilan Agama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya,

tanggal 17 Januari 1967 yang berbunyi antara lain sebagai berikut :

1. Membubarkan Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama (bentuk lama)

dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, yaitu :

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara dan

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

2. Membentuk Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama yang baru

sederajat/setara dengan Kantor Pengadilan Agama Tingkat II, yaitu:

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan

d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur

3. Pengadilan Agama Istimewa Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya yang

daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Raya, adalah Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta Raya,

ditetapkan berkedudukan di Kota Jakarta Pusat dan secara khusus

bertugas pula sebagai Pengadilan Agama sehari-hari bagi wilayah

kekuasaan Jakarta Pusat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, akhirnya melalui

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

Page 47: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

37

Ib.3/I/I/1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka pada tanggal 18 Februari 1967

diresmikanlah sebutan maupun operasional Pengadilan Agama di 5 (lima)

wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama Pengadilan Agama Jakarta

menjadi sebagai berikut :

1. Pengadilan Agama Jakarta Pusat

2. Pengadilan Agama Jakarta Utara

3. Pengadilan Agama Jakarta Barat

4. Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan

5. Pengadilan Agama Jakarta Timur

B. Dasar Hukum

Pengadilan Agama Jakarta Timur, dibentuk dan berdiri berdasarkan

Keputusan Menteri Agama RI No. 4 tahun 1967 tertanggal 17 Januari

1967.Pendirian Pengadilan Agama Di Wilayah Hukum Daerah Khusus

Ibukota (DKI) Jakarta.2

C. Dasar Pelaksanaan Tugas

Dasar pelaksanaan tugas bersifat teknis Fugsional teknis Yustisial

adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24, 25 dan 29 ayat (2)

b. Ketetapan MPR RI No.II/MPR/1988 tentang GBHN

c. Ketetapan MPR RI No.II/MPR/1983 tentang GBHN

d. Undang-undang No.14 tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kekuasaan Hakim.

e. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

f. Undang-undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

Republik Indonesia.

g. Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

h. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksnaan Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

2 Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2014

Page 48: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

38

i. Peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan tanah

milik.

j. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan

perceraian bagi pegawai Negeri sipil jo Peraturan Pemerintah Nomor 45

tahun 1990

k. Peraturan menteri Agama RI Nomor 2 tahun 1987 tentang Wali Hakim.

l. Keputusuan Mahkamah Agung RI Nomor KMA/013/SK/III/88 tentang

Pola Pembinaan Pengendalian Administrasi Perkara Peradilan Agama jo

KMA/001/SK/I/1991 jo KMA/004/SK/II/1992.

m. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 tahun 1990 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 tahun 1989.

Dasar pelaksanaan tugas yang bersifat tekhnis administrasi adalah

sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 jo, Undang-undang Nomor 43 tahun

1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

2. Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Organisasi Departemen.

3. Keputusan Presiden RI Nomor 15 tahun 1984 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen jo

to Kepres Nomor 164 tahun 2000.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1975 jo 96 tahun 2000 tentang

formasi PNS.

6. Peraturan Pemeirntah Nomor 5 tahun 1976 jo 97 tahun 2000 tentang

Formasi PNS.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1976 jo, Nomor 98 tahun 2000

tentang Pengadaan PNS.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat

PNS.

Page 49: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

39

9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS

Dalam Jabatan Struktural.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan PNS.

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 18 tahun 1975 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama yang telah disempurnakan

jo KMA RI Nomor 75 tahun 1984 jo Nomor 01 tahun 2001.

12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 61 tahun 1980 tentang

Keseragaman Sistem Pembukuan Dilingkungan Departemen Agama.

13. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 7 tahun 1983 tentang Tata Cara

Persuratan Dilingkungan Departemen Agama jo Peraturan Menteri

Agama RI Nomor 3 tahun 1990 tentang Penyempurnaan Lampiran

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 7 tahun 1983 sepanjang yang

menyangkut badan Peradilan Agama.

14. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 51 tahun 1984 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pembukuan Inventarisasi Departemen Agama.

15. Keputusan Menteri Agama RI nomor 81 tahun 1984 tentang Penerapan

Sistem Kearsipan Kartu Kendali (Arsip Dinamis) di Lingkungan

Departemen Agama.

16. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 162 tahun 1988 tentang Biaya

Perkara pada Badan Peradilan Agama.

17. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 120 tahun 1988 tentang Pemberian

Kuasa Pendelegasian Wewenang Pengangkatan Pemberhentian Pegawai

Negeri Sipil dilingkungan Departemen Agama.

18. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1 tahun 1979 tentang Tata Cara

pengambilan Sumpah Jabatan/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan

Departemen Agama.

Petunjuk-petunjuk dan surat-surat edaran dari :

a. Mahkamah Agung Republik Indonesia;

b. Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama RI;

Page 50: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

40

c. Ditjen Anggaran Departemen Keuangan RI;

d. Badan Administrasi Kepegawaian Negera RI;

e. Ditbinbapera Islam Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama RI;

f. Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

D. Visi dan Misi

a. Visi

Mewujudkan supramasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang

mandiri, efektif, efisien, serta mendapatkan kepercayaan publik,

professional dan memberikan pelayanan hukum yang berkualitas, etis,

terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab

panggilan pelayanan publik.

b. Misi

Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan Undang-undang dan

peraturan serta memenuhi rasa keadilan masyarakat;

Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen, bebas dari

campur tangan pihak lain;

Memperbaiki akses pelayanan di bidang peradilan kepada masyarakat;

Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan;

Mewujudkan peradilan yang efektif, efisien dan bermartabat serta

dihormati.

Melakukan kekuasaan kehakiman yang mandiri, tidak memihak dan

transparan.3

E. Wilayah Yurisdiksi

Wilayah yurisdiksi yang dimaksud pada pembahasan ini bermuara

pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan dan meyelesaikan suatu

perkara bagi penngadilan.

Dalam istilah “kewenangan” mengadili ini sebagaimana

bersinonim dengan kata “kekuasaan”. Adapun yang dimaksud dengan

kewenangnan dan kekuasaan dan atau pada HIR dikenal pula dengan

3Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2014

Page 51: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

41

istilah kompetensi. Adapun pembahasan kompetensi ini terbagi kepada 2

(dua) aspek yaitu:

1. Kompetensi Absolut, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk

memeriksa, memutus dan menyelesaikan suatu perkara bagi

Pengadilan yang menyangkut pokok perkara itu sendiri. Pada Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama disebut pada

Bab III yang berjudul “KEKUASAAN PENGADILAN” pasal 49 ayat

(1) yang berbunyi “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkata ditingkat

pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang :

A. Perkawinan;

B. Kewarisan, Wasiat dan Hibah yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam;

C. Wakaf dan Shodaqoh

2. Kompetensi Relatif, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara bagi

pengadilan yang berhubungan dengan wilayah atau domisili pihak atau

para pihak pencari keadilan. Hal demikian tersebut pada ketentuan

sebagai berikut :

a. HIR pasal 118 ayat (1 s/d 4) jo pasal 142 (2) dan

b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 pasal 66 ayat 1 s/d 5.

Tentang kompentensi relatif ini bagi Pengadilan Agama yang

berkedudukan di 5 (lima) wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

telah ditetapkan pada saat kelahirannya yaitu dalam Keputusan

Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1967 yang berbunyi antara lain :

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara yang daerah

hukumnya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Utara.

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat yang daerah

hukumnya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Barat.

d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Sealtan yang daerah

hukumnya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Selatan.

Page 52: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

42

e. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur yang daerah

hukumnya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Timur.

f. Khusus untuk Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya

ditetapkan sebagai Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta Raya

yang daerah hukumnya meliputi seluruh wilayah kekuasaan Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, adalah juga sebagai Pengadilan Agama

yang daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan Kota Jakarta

Pusat.

F. Prosedur Pengajuan Perkara Perceraian di Pengadilan Tinggi Agama

Jakarta

Prosedur atau alur pengajuan perkara di Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

sebagai berikut :

1. Pihak berpekara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa

surat gugatan atau permohonan.

2. Pihak berpekara menghadap petugas Meja I dan menyerahkan

surat gugatan atau permohonan, minimal 5 (lima) rangkap.

Untuk surat gugatan ditambah sejumlah tergugat. Dokumen

yang perlu diserahkan kepada Meja I adalah :

a. Surat kuasa khusus (dalam hal penggugat atau pemohon

menguasakan kepada pihak lain)

b. Fotokopi kartu tanda advokat bagi yang menggunakan

jasa advokat.

c. Surat kuasa insidentil harus ada keterangan tentang

hubungan keluarga dari kepala desa/lurah dan/atau surat

izin khusus dari atasan bagi PNS/POLRI/TNI.

3. Petugas Meja I (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap

perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar

biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkiraan

harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut,

didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90 Undang-

Page 53: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

43

undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang

perubahan etos undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang

peradilan agama dan terakhir undang-undang nomor 50 tahun

2009.

Catatan yang perlu diketahui oleh pihak berperkara:

a. Bagi yng tidak mampu dapat di izinkan berperkara secara

prodeo (Cuma-cuma) ketidakmampuan tersebut dibuktikan

dengan melampirkan surat dari lurah atau kepada desa setempat

yang di legalisasi oleh camat.

b. Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara di taksir

RP.0.00 dan di tulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) didasarkan Pasal 237-245 HIR.

c. Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau

berperkara secara prodeo ini di tulis dalam surat gugatan atau

permohonan bersama-sama (menjadi satu) dengan gugatan

perkara dalam posita surat gugatan atau permohonan untuk

berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya.

4. Petugas Meja I menyerahkan kembali surat gugatan atau

permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).

5. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (kasir) surat

gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM).

6. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar

biaya perkara ke bank.

7. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip

penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank

tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),

seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian

Page 54: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

44

pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah di isi dan

menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut.

8. Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi

dari petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukan slip bank

tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM)

kepada pemegang kas.

9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan

kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian

memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli

dan tindakan pertama Surat Untuk Membayar (SKUM) serta surat

gugatan atau permohonan yang bersangkutan.

10. Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas meja II surat

gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat di tambah 2

(dua) rangkap serta tindakan pertama Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM).

11. Petugas meja II mendaftar atau mencatat surat gugatan atau

permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor

register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang di ambil

dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.

12. Petugas meja II menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat

gugatan atau permohonan yang telah di beri nomor register kepada

pihak berperkara.4

Pihak atau pihak-pihak berperkara akan di panggil oleh juru sita

atau juru sita pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah

ditetapkan Susunan Majelis Hukum (PMH) dan dari sidang

Pemeriksa Perkaranya (PHS). Selanjutnya dalam proses

persidangan hanya memutus perkara tersebut.

4 Dikutip dari www.pta-Jakarta.go.id (tanggal 07 juli 2015 pukul 08.00 WIB).

Page 55: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

45

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PERCERAIAN KARENA SKANDAL

PERSELINGKUHAN DALAM PUTUSAN NOMOR 2478/Pdt.G/2012/PAJT

A. Gambaran Umum Putusan Nomor 2478/Pdt.G/2012/PAJT

1. Posisi Kasus

Berdasarkan surat Permohonan tertanggal 15 Oktober 2012 yang telah

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Timur pada tanggal 15

Oktober 2012 dengan register Nomor: 2478/Pdt.G/2012/PAJT, dari

Pemohon yang identitasnya sebagai berikut:

a. Sukarno bin sarap umur 30 tahun, agama islam, pendidikan terakhir

SLTA/sederajat, perkerjaan wiraswasta, tempat tinggal dijalan

angsana II RT 10 RW 6 No 290 kelurahan mekar jaya kecamatan

sukma jaya kota depok. Untuk selanjutnya disebut Pemohon.

Melawan Termohon yang identitasnya sebagai berikut:

b. Yeni binti akun umur 31 tahun agama islam, pendidikan terakhir

SLTA/sederajat, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal

dijalan kampuang asam RT 02 RW 01 No 12 kelurahan cijantung

Kecamatan Pasar Rebo Kota Jakarta Timur.

B. Duduk Perkara Nomor. 2478/Pdt.G/2012/PAJT

Tentang duduk perkaranya atau motif Pemohon mengajukan

Permohonan Cerai talak ke Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah sebagai

sebagai berikut:1

1. Pada hari sabtu tanggal 10 Maret 2001, telah melangsungkan pernikahan

antara pemohon dan termohon di hadapan pejabat PPN KUA Kecamatan

Pasar Rebo Kota Jakarta Timur dengan Akta Nikah Nomor :

146/40/III/2001, yang dikeluarkan pada tanggal 12 maret 2001;

2. Selama perkawinan Pemohon dan Termohon telah bercampur (ba’da

dukhul) dan telah dikaruniai 2(dua) orang anak yang bernama :

a) Azania Wedana, lahir tanggal 21 Oktober 2001

1 Salinan Putusan Nomor : 2478/Pdt. G/2012/PAJT. h. 1-2

Page 56: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

46

b) Raihan Fikra Ramadhan, lahir tanggal 05 November 2005.

3. Kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan dengan rukun

dan harmonis, meskipun ada perselisihan tetapi hal itu dapat diselesaikan

dengan baik, namun sejak tahun 2009 rumah tangga Pemohon dan

Termohon mulai goyah, ini disebabkan karenaterjadi perselisihan dan

pertengkaran secara terus-menerus yang sulit diatasi.

4. Perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon semakin

tajam dan memuncak terjadi pada bulan September tahun 2011;

5. Sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut karena;

a) Termohon kurang menghargai dan menghormati Pemohon sebagai

imam, suami dan kepala keluarga

b) Termohon diketahui telah menikah lagi dengan pria lain

c) Termohon tidak taat, tidak mendengar nasehat dari Pemohon, sehingga

Pemohon merasa sudah tidak bisa lagi membina rumah tangga dengan

Termohon

d) Termohon kurang bersyukur atas nafkah yang sudah diberikan

Pemohon dari hasil pekerjaan Pemohon, sehingga Pemohon sudah

merasa tidak nyaman untuk hidup berumah tangga denga Termohon

e) Termohon jika terjadi perselisihan sering meminta cerai kepada

Pemohon.

6. Akibat dari perselisihan tersebut, akhirnya pada bulan September tahun

2011, antara Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah dan pisah

ranjang;

7. Pemohon telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan/cara

bermusyawarah atau berbicara dengan Termohon secara baik-baik tetapi

tidak berhasil;

8. Hal-hal yang telah diuraikan diatas dirasa cukup oleh Pemohon untuk

mengajukan permohonan izin cerai talak ini;

9. Berdasar pada alasan-alasan tersebut, Pemohon berkesimpulan bahwa

rumah tangga antara Pemohon dan Termhon tidak dapat dipertahankan

Page 57: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

47

lagi, oleh karenanya Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan

Agama Jakarta Timur segera memeriksa dan mengadili perkara ini.

C. Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim

Bedasar pada surat permohan Pemohon, ditambah dengan keterangannya dan

para saksi di depan sidang, ditemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut:2

1. Bahwa pernikahan yang terjadi antara Pemohon dan Termohon berdasar

syariat Islam dan sudah dicatatkan di KUA;

2. Bahwa selama pernikahan berlangsung, Pemohon dan Termohon telah

bergaul sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai dua orang

anak;

3. Bahwa semula keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan

harmoni sehingga pada tahun 2009 kehidupan rumah tangga Pemohon dan

Termohon mulai goyah dan berubah menjadi tidak harmonis, hal itu

disebabkan karena Temohon kurang menghargai dan menghormati

Pemohon sebagai imam, suami dan kepala keluarga, Termohon diketahui

telah menikah lagi dengan pria lain, Termohon tidak taat, tidak mendengar

nasehat dari Pemohon.

4. Bahwa akibat dari pertengkaran dan perselisihan yang terjadi antara

Pemohon dan Termohon, keduanya pisah rumah selama 2 tahun hingga

sekarang;

5. Bahwa atas pertengkaran yang terjadi, Pemohon telah berupaya untuk

menyelesaikannya dengan jalan musyawarah, namun hal itu tidak berhasil;

6. Berdasar atas hal-hal yang telah dipaparkan di atas, Pemohon merasa telah

memiliki cukup alasan untuk mengajukan perceraian.

Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan

Termohon telah datang menghadap sendiri dipersidangan. Berdasar pada

Pasal 130 ayat (1) HIR Majelis Hakim telah berupaya untuk mendamaikan

kedua belah pihak agar rukun kembali dan sesuai dengan Peraturan

Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2009 tentang prosedur mediasi, Ketua

Majelis memerintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk melakukan

2SalinanPutusanNomor: 2478/Pdt. G/2012/PAJT. h. 1-2

Page 58: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

48

mediasi dengan menunjuk seseorang mediator namun upaya tersebut tidak

berhasil. Kemudian pemeriksaan perkara dimulai dengan membacakan surat

permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan Pemohon.3

Bahwa karena dalil yang diajukan oleh Pemohon didasarkan pada

alasan perselisihan dan pertengkaran, hal tersebut dibenarkan oleh para saksi

yang didatangkan dihadapan sidang, yang mana saksi pertama tersebut (saksi

1 dan saksi 2) mempunyai hubungan keluarga dengan Pemohon, maka secara

formal dapat diterima. Sedangkan sepengetahuan/penglihatan saksi-saksi atas

perselisihan dan pertengkaran Pemohon dan Termohon di dasarkan saksi-

saksi telah mendengar dan melihat langsung sifat Termohon yang telah

berselingkuh dengan pria lain, suka marah-marah dengan berkata kasar dan

juga suka berbohong. Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan para

saksi tersebut, maka terpenuhilah ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan

Pemerinntah No. 9 Tahun 1975;

Pertengkaran dan perselisihan yang terjadi antara Pemohon dan

Termohon menyebabkan keduanya pisah rumah dan sudah tidak

melaksanakan kewajiban masing-masing sebagai suami isteri sehingga dapat

disimpulkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak

harmonis lagi.4

Hal-hal yang telah dipaparkan di atas menjadi bukti bahwa

perkawinan Pemohon dan Termohon telah pecah, dan untuk mempertahankan

perkawinan yang telah pecah tersebut merupakan perbuatan yang sia-sia

karena akan menimbulkan kemudharatan bagi keduanya, sehingga perceraian

merupakan jalan keluar yang terbaik.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis

Hakim berpendapat bahwa permohonan Pemohon untuk mengajukan cerai

talak telah sesuai dengan maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah

No. 9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sehingga

3SalinanPutusanNomor : 2478/Pdt. G/2012/PAJT. h. 3

4SalinanPutusanNomor : 2478/Pdt. G/2012/PAJT. h. 5

Page 59: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

49

permohonan Pemohonn dapat dikabulkan dengan memberi izin kepada

Pemohon untuk menjatuhkan talak raj’i terhadap Termohon di depan sidang

Pengdilan Agama Jakarta Timur;

Karena perkara ini merupakan perkara cerai talak, maka sesuai dengan

Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam, Pemohon berkewajiban untuk

memberikan nafkah iddah kepada Termohon selama Termohon berada dalam

masa iddah;

Perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka menurut ketentuan

pasal 89 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 sebagaimana diubah

menjadi Undang-undang No. 3 tahun 2006 dan Undang-undang No. 50

tahun 2009 tentang Pengadilan Agama, biaya perkara dibebankan kepada

Pemohon.

D. Amar Putusan

Adapun amar Hakim dalam perkara Nomor. 2478/Pdt.G/2012/PAJT).

1. Mengabulkan permohonan pemohon.

2. Memberi izin kepada Pemohon (Sukarno bin Sanap) untuk

menjatuhkan talak satu raj’ie terhadap Termohon (Yeni binti Akun)

dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Timur setelah putusan

ini mempunyai kekuatan hukum tetap.

3. Memerintahkan panitera kepengadilang agama jakarta timur untuk

mengirimkan salinan putusan perkara ini kepada pegawai pencatat

nikah kepada KUA (Kantor Urusan Agama) untuk mencatat

perceraian tersebut.

4. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp.866.000,- (delapan ratus enam puluh enam ribu rupiah).

E. Analisis Penulis

berdasarkan duduk perkara dan pertimbangan hakim yang telah di

kemukakan di atas dapatlah diketahui bahwa Termohon selingkuh dengan

pria lain dan akhirnya antara Pemohon dan Termohon terjadi pertengkaran

yang berakhir pada perceraian. Jika mencermati duduk perkara diatas

sebenarnya motif utama adanya perceraian adalah karena Termohon

Page 60: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

50

selingkuh dengan pria lain. Majelis hakim melihat seperti dalam

pertimbangannya bahwa dasar hukum putusnya perceraian ini karena

terjadinya pertengkaran yang sudah tidak bisa dirukunkan kembali, seperti

dalam Pasal 19 huruf (f) PP No. 9 Tahun 1975, jo. Pasal 116 huruf (f) KHI

tanpa melihat awal terjadinya pertengkaran, yaitu karena Termohon selingkuh

dengan pria lain.

Memang dalam PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 dan KHI Pasal 116 tidak

menyebutkan adanya alasan perceraian dikarenakan adanya perselingkuhan.

Oleh karena itu, jika terjadi perselingkuhan maka alasannya pasti telah terjadi

perselisihan dan pertengkaran antara suami dan istri secara terus menerus dan

tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Dalam PP No.

9 Tahun 1975 Pasal 19 menyebutkan alasan-alasan perceraian sebagai

berikut:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau

karena hal laindiluar kemampuannya;

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penajara 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih beratsetelah perkawinanberlangsung;

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak lain;

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajibansebagai suami/istri;

6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.5

Dalam KHI juga menyebutkan alasan-alasan perceraian sebagai berikut:

5 Aminur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi

Kritis Perkembangan Hukum Islam dari fikih, UU No. Tahun 1974 sampai KHI) (Jakarta:Kencana, 2004), h. 218-219.

Page 61: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

51

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menajdi pemabuk, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau

karena hal laindiluar kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penajara 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih beratsetelah perkawinanberlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

beratyang membahayakan pihak lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami/istri;

f. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga;

g. Suami melanggar taklik-talak;

h. Peralihan Agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidak rukunan dalam rumah tangga.6

Dalam cerai talak yang menjadi Pemohon adalah dari pihak suami. Jika

seorang suami mencerai talak istrinya, maka idealnya yang menjadi penyebab

keretakan rumah tangga berasal dari pihak istri, sehingga suami merasa hak-

hak dan kewajibannya sebagai seorang suami terhadap istri telah dilanggar.

Dengan berbagai alasan perceraian yang diperbolehkan seperti yang telah

diatur dalam Undang-undang perkawinan dan KHI, seorang suami boleh

mengajukan cerai talak terhadap istrinya. sebagaimana yang telah dijelaskan

dalam posita, dalam perkara ini ternyata Termohon telah berselingkuh dengan

pria lain. Alasan ini menjadi salah satu faktor terjadinya perselisihan antara

Pemohon dan Termohon. Sedangkan dalam Undang-undang, tidak ada satupun

pasal yang menyebutkan tentang alasan cerai talak karena istri selingkuh.

6 Aminur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi

Kritis Perkembangan Hukum Islam dari fikih, UU No. Tahun 1974 sampai KHI) (Jakarta:Kencana, 2004), h.221-222.

Page 62: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

52

Perkara yang dasar-dasarnya tidak terdapat dalam perundang-undangan atau

kitab-kitab fikih tidak boleh menjadi suatu alasan bagi hakim untuk tidak mau

memutuskan perkara yang telah diajukan di pengadilan, hakim harus tetap

mencari hukumnya baik dengan menganalogikan dengan Undang-undang yang

ada atau dengan metode penemuan hukum sepanjang dipandang adil dan

mengandung kemaslahatan bagi kedua belah pihak.

Untuk memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya kepada para

pencari keadilan seperti ditekankan Jeremy Bentham, hakim dalam memutus

perkaranya harus benar-benar memegang teguh pada prinsip keadilan sesuai

dengan dasar dan pertimbangan hukum yang ada.7 Karena itu, jika dasar

pertimbangan yang bersifat materiil belum bersedia, maka langkah yang

ditempuh oleh hakim di Peradilan Agama adalah menggali dan menemukan

hukum (rechstvinding law), dalam khazanah Islam dengan istilah ijtihad.

Tidak mustahil jika perkara cerai talak ini bisa diputuskan oleh majelis

hakim dilatarbelakangi oleh dasar-dasar hukum yang ada serta pertimbangan-

pertimbangan majelis hakim dalam menganalisa perkara cerai talak karena istri

selingkuh.

F. Analisis Penulis terhadap penyebab munculnya perselingkuhan

Berdasarkan pembahasan pada bab 2 di atas alasan yang dikemukakan

sejumlah wanita yang berselingkuh tentang alasan perselingkuhan mereka

adalah seperti meningkatnya rasa percaya diri ketika merasa diperhatikan pria,

adanya keinginan akan pengalaman seksual yang lebih luas yang tidak dibatasi

oleh hanya satu pasangan saja, suatu keinginan mencari kedekatan emosional

yang mereka harapkan dapat mereka peroleh dari orang lain, mengusir rasa

kesepian yang mereka alami, keinginan mendapatkan kasih sayang, serta

kegairahan yang ditimbulkan dari suatu hubungan perselingkuhan yang

membuat mereka merasa diri menjadi lebih muda dan ada faktor dominan

penyebab munculnya perselingkuhan adalah karena tidak bisa menguasai diri

7 DR. Jaenal Abidin M.A. Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia,

(Jakarta:Kencana,2008), h.286

Page 63: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

53

dan ingin mencari selingan, kurangnya komunikasi, kurangnya perhatian

pasangan terutama untuk kebutuhan batin, serta terbukanya kesempatan untuk

melakukan perselingkuhan, yaitu kemudahan bertemu dengan lawan jenis di

tempat kerja, tersedianya hotel dan apartemen untuk mengadakan pertemuan

rahasia, dan kemajuan teknologi sebagai sarana komunikasi yang mendukung

perselingkuhan.

Sedangkan menurut Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur Dra. Hj.

Nuroniah, S.H., M.H. Mengatakan dalam hukum Indonesia juga memaparkan

bahwa perselingkuhan itu tidak diatur secara pasti dalam peraturan perundang-

undangan, karena perselingkuhan dimasukkan ke dalam alasan pemicu

retaknya rumah tangga. Jadi di Pengadilan Agama, perkara selingkuh

umumnya diangkat sebagai perkara pertengkaran yang terus-menerus, apabila

ada masalah mengenai perselingkuhan maka hakim menyinggung kepada

perkara pertengkaran dan percekcokan. Dikarenakan dalam Undang-undang

tidak diatur masalah itu, akan sulit bagi hakim untuk memutus perkara

perselingkuhan sebagai alasan perceraian.

Sehingga belum ada aturan yang dapat dijadikan pijakan atau

pertimbangan hukum yang jelas dan konkrit bagi hakim dalam menangani

perkara tersebut. Karena apabila perkawinan tersebut tetap dipertahankan,

sudah dapat dipastikan kemudharatan yang lebih besar akan melanda rumah

tangga tersebut. Maka tidak ada jalan lain selain harus bercerai dan diceraikan,

dengan alasan kemudharatan yang lebih kecil harus didahulukan, sebelum

datang kemudharatan yang lebih besar, serta menolak kerusakan didahulukan

daripada menarik kemaslahatan.

Ditinjau dari segi yuridis, pertimbangan hakim sudah sesuai dengan

peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dan tidak bertentangan dengan

tujuan hukum yang ditentukan, akan tetapi pertimbangan hakim yang dijadikan

alasan pertimbangan hukum kurang menunjukkan adanya pertimbangan yang

merujuk kepada hal yang sangat urgen tentang perselingkuhan sebagai alasan

perceraian, sebagaimana Undang-undang Nomor 1 Tahun 19974 jo. PP Nomor

Page 64: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

54

9 Tahun 1975 dan KHI Pasal 116 bahwa perceraian dapat diajukan jika suami

istri berselisih dan bertengkar terus-menerus.8

Oleh karena itu, menurut penulis sudah saatnya ada peraturan yang

mengakomodir penanganan perceraian dengan alasan karena adanya

perselingkuhan dari salah satu pihak sehingga menjadi adanya perceraian.

Karena itu, jika dasar pertimbangannya yang bersifat materiil belum tersedia,

maka langkah yang ditempuh oleh hakim di Peradilan Agama adalah menggali

dan menemukan hukum (rechtsvindinglaw), dalam khazanah Islam dikenal

istilah ijtihad.9

8 Wawancara dengan Dra. Hj. Nuroniah, S.H, M.H. Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur di Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 10 April 2015. 9 Muhammad Bin Abdul Karim bin Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, al-milal wa al-nihal,

juz I, ( Cairo: Mustafa al –Babi al-Halabi,1976), h. 205

Page 65: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan uraian yang penulis kemukakan pada bab

sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses Administrasi perkara dan tahap penyelesaian perkara perceraian di

Pengadilan Agama yakni sebagai berikut:

Proses Administrasi perkara

a. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan

membawa surat Permohonan atau Gugatan. Permohonan atau

Gugatan dapat diajukan dalam bentuk surat tertulis, secara

lisan, atau dengan kuasa yang ditujukan kepada Ketua

Pengadilan Agama dengan membawa surat bukti identitas diri

yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP)

b. Pemohon wajib membayar uang muka biaya ongkos perkara

Rp. 30.000,-

c. Panitera pendaftaran perkara menyampaikan Permohonan

kepada bagian perkara, sehingga Permohonan secara resmi

dapat diterima dan didaftarkan dalam Buku Register Perkara

d. Setelah didaftar, permohonan diteruskan kepada Ketua

Pengadilan Agama dan diberi catatan mengenai nomor, tanggal

perkara, dan ditentukan hari sidangnya

e. Ketua Pengadilan Agama menentukan Majelis Hakim yang

akan mengadili dan menentukan hari siding

f. Hakim Ketua atau Anggota Majelis Hakim yang akan

memberikan perkara memeriksa kelengkapan surat

Permohonan

g. Panitera memanggil pemohon dan termohon dengan membawa

surat panggilan siding secara patut dan

h. Semua proses pemeriksaan perkara dicatat dalam BAP

Page 66: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

56

2. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak

dimasukannya perselingkuhan kedalam Undang-undang sebagai alasan

perceraian itu dikarenakan perselingkuhan merupakan faktor penyebab

terjadinya perselisihan dan pertengkaran, bahkan sampai perceraian.

Dalam hal ini, Undang-undang RI dan Kompilasi Hukum Islam tidak

menyebutkan perselingkuhan sebagai alasan perceraian, sehingga belum

ada aturan yang dapat dijadikan pijakan atau pertimbangan hukum yang

jelas dan konkrit bagi hakim dalam menangani perkara tersebut. Karena

apabila perkawinan tersebut tetap dipertahankan, sudah dapat dipastikan

kemudharatan yang lebih besar akan melanda rumah tangga tersebut.

Maka tidak ada jalan lain selain harus bercerai dan diceraikan, dengan

alasan kemudharatan yang lebih kecil harus didahulukan, sebelum datang

kemudharatan yang lebih besar, serta menolak kerusakan didahulukan

daripada menarik kemaslahatan.

Ditinjau dari segi yuridis, pertimbangan hakim sudah sesuai dengan

peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dan tidak bertentangan

dengan tujuan hukum yang ditentukan, akan tetapi pertimbangan hakim

yang dijadikan alasan pertimbangan hukum kurang menunjukkan adanya

pertimbangan yang merujuk kepada hal yang sangat urgen tentang

perselingkuhan sebagai alasan perceraian, sebagaimana Undang-undang

Nomor 1 Tahun 19974 jo. PP Nomor 9 Tahun 1975 dan KHI Pasal 116

bahwa perceraian dapat diajukan jika suami istri berselisih dan bertengkar

terus-menerus

B. Saran

1. Bagi pasangan suami istri agar lebih bijak lagi dalam mengambil

keputusan Khususnya dalam perkara Perceraian dan dalam berbagai hal

lainnya, dan lebih memahami lagi tentang hak dan kewajibanya masing-

masing dalam menjalani rumah tangga. Sehingga mampu untuk mencapai

tujuan dari pernikahan tersebut yaitu menjadikan keluarga yang sakinah,

mawaddah dan rahmah.

Page 67: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

57

2. Bagi Majelis Hakim Pengadilan Agama, agar dalam memutus

Permohonan Cerai talak harus dan selalu memperhatikan alasan-alasan

yang diajukan serta selalu mengupayakan upaya perdamaian mengingat

putusnya perkawinan akan berdampak sangat luas, yang menyangkut

kebahagiaan manusia serta masa depan anak-anak yang lahir dari hasil

pernikahan tersebut. Dan lebih bijaksana dalam menangani suatu perkara

sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

3. Kepada pemerintah diharapkan mampu melihat alasan-alasan yang terjadi

pada masyarakat yang mampu mengakibatkan terjadinya perceraian.

Sehingga pemerintah dapat mengeluarkan regulasi yang lebih baik dan

lebih bijaksana demi masyarakat.

Page 68: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, H. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI). Jakarta:

Akademika Pressindo, 1992.

Abidin, Jaenal. Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia.

Jakarta: Kencana, 2008.

Ali, Mohammad Daud. Hukum Islam dan Peradilan Agama. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002. Cet. Ke-2

Arto, H. A. Mukti. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Jakarta:

Pustaka Pelajar, 2000. Cet Ke-3

As Sibay, Musthafa. Wanita Diantara Hukum dan Undang-undang. Jakarta:

Bulan Bintang.

Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Departemen Agama RI. Tanya Jawab Kompilasi Hukum Islam (KHI). Jakarta:

Dirjen Bimbaga Islam, 1997.

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve,

1999.

Glasse, Cyril; penerjemah, Ghufron A. Mas’adi. Ensiklopedi Islam (ringkas).

Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1999. Ed. 1. Cet. Ke- 2

Harahap, M. Yahya. Hukum Perkawinan Nasional. Medan: CV. Zahir Trading

Co. 1975. Cet. Ke-1

Harahap, M .Yahya. Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama.

Jakarta: Pustaka Kartinii, 1997. Cet. Ke-3

Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.

Jakarta: Humaniora Utama Press, 2001.

Jannah, Devi Khairatul "Faktor Penyebab Dan Dampak Perselingkuhan Dalam

Pernikahan Jarak Jauh." EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi 2.1,

2013.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan

Pembangunan Bahasa yang meliputi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Jakarta, Bali Pustaka, 1989.

58

Page 69: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

59

Manan, Abdul. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta:

Kencana, 2008.

Manan Abdul dan M. Fauzan. Pokok-pokok Hukum Perdata ; Wewenang

Peradilan Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002. Cet. Ke-5

Mardani. Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011.

Mahdiah. Permasalahan Hukum Perkawinan dan Kewarisaan. Jakarta: Pustaka

Panjiimas, 1994.

Karim Abdul, Bin Muhammad bin Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, al-milal wa

al-nihal, Juz I. Cairo: Mustafa al –Babi al-Halabi, 1976.

Muhtar, Kamal. Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan. Jakarta: Bulan

Bintang, 1974. Cet. Ke-1

Muhdor, A. Zuhdi Memahami Hukum Perkawinan ( Nikah, Talak, Cerai dan

Rujuk). Bandung: Al-Bayan, 1995.

Nurudin, Aminur dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia

(Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari fikih, UU No. Tahun 1974

sampai KHI). Jakarta: Kencana, 2004.

Rasyid, Hamdan. Fikih Indonesia Himpunan Fatwa-fatwa Aktual al-Mawardi.

Jakarta: Prima, 2003. Cet. Ke-1

Rasyidi, Lili. Hukum Perkawinan dan Perceraian di Indonesia dan Malaysia.

Bandung: Rosda Karya, 1991.

Setiadarma, Monty P. Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta, Pustaka Populer Obor.

2001. Cet ke-1

Sabiq, Sayyid. Fiqh sunnah. Beirut: Daa al-Tsaqofiyah al-Islamiyah,

Saleh, K. Wantjik. Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia,

1978. Cet. Ke-1

Shihab, M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah; pesan, kesan dan keserasian al-

Qur’an. Jakarta lentera hati, 2002. Cet ke-1

Suma, M. Amin. Himpunan Undang-undang Perdata Islam dan Peraturan

Pelaksanaan Lainnya Di Negara Hukum Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Page 70: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

60

Suma, M. Amin. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004. Cet. Ke-1

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1994.

Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: UI Press, 1986. Cet.

ke-5

Undang-undang Peradilan Agama (UU No. 7 Tahun 1989). Jakarta: Sinar Grafika,

1996. Cet. Ke-1

Undang-undang Peradilan Agama (UU No. 7 Tahun 1989). Jakarta: Sinar

Grafika, 1996.

Yunus, Muhammad. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Jakarta, PT. Hidakarya

Agung, 1990.

Salinan Putusan Nomor : 2478/Pdt. G/2012/PAJT.

Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Nuroniah, SH., MH. Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Timur, di Pengadilan Agama Jakarta Timur, 10 April 2015

http;//www.eramuslim.com. Memandang perselingkuhan,

http://www Masalah Anak dan Keluarga.com/atc/oim/54767db77.htm

http://www.fatwatarjih.com

http//images.dank5.multiply.multiplycontent.com

http://pa-jakartatimur.go.id/v2/profil-pengadilan/sejarah-pa-jaktim.html

http://pa-jakartatimur.go.id/v2/profil-pengadilan/struktur-organisasi-pa-

jaktim.html

Page 71: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

FORMAT WAWANCARA

1. Apa alasan mengajukan perceraian di Pengadilan Agama?

2. Bagaimana proses Administrasi perkara perceraian di Pengdilan Agama?

3. Bagaimana tahap penyelesaian perkara perceraian di Pengadilan Agama?

4. kenapa perselingkuhan tidak masuk dalam alasan peceraian?

5. Jika perselingkuhan masuk kedalam alasan perceraian bagaimana cara pembuktiannya?

6. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian yang disebabkan

perselingkuhan?

Page 72: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

HASIL WAWANCARA

NAMA : Dra. Hj. Nuroniah, SH.,MH.

Jabatan : Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

Hari / tanggal : Jumat, 10 April 2015

Tempat : Ruang Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur

1. Apa alasan mengajukan perceraian di Pengadilan Agama?

Jawab: Alasan untuk mengajukan perceraian kepengadilan Agama sudah di atur dalam

Undang-undang baik itu No 1 tahun 1974 maupun Undang-undang penetapan

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 19 PP. No 9 tahun 1975

2. Bagaimana Proses Administrasi perkara perceraian di Pengdilan Agama?

Jawab: Proses Administrasi perkara yakni sebagai berikut;

a. Pemohon atau kuasanya datang ke bagian pendaftaran perkara di Pengadilan

Agama. Untuk menyatakan bahwa ia ingin mengajukan Permohonan.

Permohonan dapat diajukan dalam bentuk surat tertulis, secara lisan, atau

dengan kuasa yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama dengan

membawa surat bukti identitas diri yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP)

b. Pemohon wajib membayar uang muka biaya ongkos perkara

c. Panitera pendaftaran perkara menyampaikan Permohonan kepada bagian

perkara, sehingga Permohonan secara resmi dapat diterima dan didaftarkan

dalam Buku Register Perkara

Page 73: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

d. Setelah didaftar, permohonan diteruskan kepada Ketua Pengadilan Agama

dan diberi catatan mengenai nomor, tanggal perkara, dan ditentukan hari

sidangnya

e. Ketua Pengadilan Agama menentukan Majelis Hakim yang akan mengadili

dan menentukan hari siding

f. Hakim Ketua atau Anggota Majelis Hakim yang akan memberikan perkara

memeriksa kelengkapan surat Permohonan

g. Panitera memanggil pemohon dan termohon dengan membawa surat

panggilan siding secara patut dan

h. Semua proses pemeriksaan perkara dicatat dalam BAP

3 Bagaimana tahapan penyelesaian perkara perceraian di Pengdilan Agama?

Jawab: Tahap penyelesaian perkara yakni sebagai berikut;

a. Tahap I

Pengajuan permohonan yang disusul dengan pengajuan jawaban, masing-masing

dari Pemohon dan Termohon

b. Tahap II

Pengajuan replik yang disusul dengan pengajuan duplik, masing-masing dari

Pemohon dan Termohon

c. Tahap III

Penarikan kesimpulan sebagai hasil pemeriksaan persidangan sejauh itu

d. Tahap VI

Pengajuan bukti-bukti atau pembuktian dari kedua belah pihak.

e. Tahap V

Page 74: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

Penarikan kesimpulan akhir yang menuju kepenjatuhan putusan hakim

4 kenapa perselingkuhan tidak masuk dalam alasan peceraian ?

Jawab: itu dikarenakan perselingkuhan merupakan factor penyebab terjadinya

perselisihan dan pertengkaran, bahkan sampai perceraian. Dalam hal ini,

Undang-undang RI dan Hukum Islam tidak menyebutkan perselingkuhan

sebagai alasan perceraian,sehingga belum ada aturan yang dapat dijadikan

pijakan atau pertimbangan hukum yang jelas dan konkrit bagi hakim dalam

menangani perkara tersebut.

5 Jika perselingkuhan masuk kedalam alasan perceraian bagaimana cara pembuktiannya?

Jawab: Cara membuktikan perselingkuhan kedalam alasan perceraian itu harus dengan

4 orang saksi yang sehat, berakal, islam dan juga adil. Dasarnya ada didalam Al-

Qur’an dan persaksikanlah dengan 2 (dua) orang saksi yang adil

6 Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian yang disebabkan

perselingkuhan ?

Jawab: pertimbangan hakim dalam menghadapi perselingkuhan, karena sebagai praktisi

hukum itu akan kesulitan membedakan antara selingkuh dan berzina maka yang

diangkat adalah masalah perselisihan dan pertengkaran terus-menerus. Belum

tentu selingkuh itu berzina, bisa saja cuma makan bareng, jalan bareng.

Makannya hakim dalam memilah-milah kata selingkuh dia akan larikan

kemasalah percekcokan.

Page 75: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

Foto peneliti dengan Hakim Dra. Hj. Nuroniah, SH.,MH. Pengadilan Agama

Jakarta Timur pada tanggal 10 April 2015

Foto peneliti dengan Hakim Dra. Hj. Nuroniah, SH.,MH. Pengadilan Agama

Jakarta Timur pada tanggal 10 April 2015

Page 76: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 77: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 78: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

KETUA

Dra. H. ZULKARNAIN, S.H.,M.H.

WAKIL KETUA

Drs. H. CHAZIM MAKSALINA, MH

PANITERA /SEKRETARIS

H. AHMAD MAJID, SH., MH

WAKIL PANITERA WAKIL SEKRETARIS

H. HAFANI BAIHAQI LC, SH ANDI SUBHI, S.Sos

PANMUD HUKUM PANMUD GUGATAN PANMUD PERMOHONAN KASUB BAG UMUM KASUB BAG KEUANGAN KASUB BAG KEPEGAWAIAN

Drs. MOH TAUFIK, M.H. ASIS HIDAYANTI, SH Dra. IDA FITRIYANI MUHAMMAD ZUHRI DEWI UTARI, SE SUKARTA, S.Pd

1. Dani Nurwahyudi, SH 2. Andi Sundari, SH

1. KEMAS M IRFAN, H

1. SITI MAHBUBAH, S.Ag 2. SRI KOMALASARI 3. MONIKA SEPTI INDRIYANI, A.Md 4. MURTAKIYAH, SH

1. R. YADI SW 2. HANDIKA

IMOM,S.Kom

3. ANDI FAJARYANI, SH

WINAHYA V, A.Md

PANITERA PENGGANTI JURUSITA JURUSITA PENGGANTI

1. Ulhelmi, BA 2. Dra. Siti Nurhayati 3. Drs. H. Ujang S

4. Hj. Spa Ichtiyatun,MH 5. Mastanah,SH 6. Yulisma, SH 7. Andar A,SH.MH

8. Fathony, SH 9. Eva Zulhaefah,SH 10. Rita Syuriyah, SH 11. Windarti , SH 12. Sri Muyati, S.Ag 13. Rahmah S, SH.MH

14. Nurlaelah, SH 15. Siti Faradilla APS, S.AG 16. Syarif Maulana,SH 17. Dwiarti Yuliani, SH 18. Rohimah, SH 19. Hj. Alfiah Yuliastuti, SH

1. Moh Sidik 2. Ade Husniati 3. Prio Rinato 4. Agus Alwi

1. Veny Rahmawaty

2. Sirajuddin Haris 3. M Dirwansyah R 4. Yuspa 5. Iman Suwardi

6. Marhamah 7. Hisni Mubarok, SHI 8. Achmad Mubarok, SHI 9. Sanjaya Langgeng S 10. Muh Arsy 11. DESY PUSPASARI,

A.Md

HAKIM

1. Dra. Hj. Ai Zainab, SH

2. Dra. Nur’aini Saladdin, SH.MH

3. Drs. H. Ismet Ilyas, SH.

4. Drs. Ahmad Zawawi

5. Drs. H. Dalih Efendy, SH., M.Esy

6. Drs. Wawan Iskandar

7. Drs. Jajat Sudrajat, SH., MH

8. Drs. Syiar Rifai

HAKIM

9. Hj. Nuroniah, SH.MH

10. Drs. Sultoni, MH

11. Hj. Yustimar B, SH

12. Dra. Orba Susilawati,MHI

13. Drs. Amril Mawardi, SH

14. Hj. Shafwah, SH, MH

15. Drs. M. Danil, MA

16. Drs. H. Chalid L, MH

STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR 2015

KEADAAN 01 FEB 2015

Page 79: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

Denah Lokasi Menuju Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur

Page 80: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama

Peta Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jakarta Timur

Page 81: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 82: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 83: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 84: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 85: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 86: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 87: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 88: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 89: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama
Page 90: PERCERAIAN KARENA SKANDAL PERSELINGKUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41796/1/KHOERUN-FSH.pdf · SURAT PERMOHONAN DATA WAWANCARA. ix ... jalan buntu dan sama