162
PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang Tahun 2016-2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Halimatul Sabrina NIM : 21113046 FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

i

PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI

(Studi Kasus di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

Tahun 2016-2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Halimatul Sabrina

NIM : 21113046

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

ii

Page 3: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

i

PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI

(Studi Kasus di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

Tahun 2016-2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Halimatul Sabrina

NIM : 21113046

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

ii

Page 5: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

iii

Page 6: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

iv

Page 7: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

v

MOTTO

”Bahagia di Dunia dan Bahagia di Akherat”

Page 8: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini:

Untuk kedua orang tuaku Bapak Mustofa dan Ibu Tasriyah yang selalu

melimpahkan doa dan kasih sayang untuk anak-anaknya,

Untuk Kakaku Arini Purwanti S. Pdi., dan Adiku Tri Antini yang selalu

memberikan support dan kekompakan dalam keluarga,

Untuk keponakan-keponakanku yang lucu Ika Khoerunnisa, Muhammad

hanan Al Ghofur dan dedek bayi yang baru lahir yang akan menjadi kebanggaan

dalam keluarga besar,

Rahan Andres Ozawerdana seseorang yang sangat spesial dalam hidup saya dan

selalu mendukung saya,

Lia wardah Nadhifah best friend yang berjuang bersama selama skripsi,

Futmasepta fanya U, Iva Farida R, Novita Purnita S dan seluruh

Mahasiswa AS/HKI angkatan 2013 semoga silaturahim akan selalu ada

dan Semoga kesuksesan menjadi milik kita semua,

Ibu dosen pembimbing Skripsi dan seluruh Dosen IAIN Salatiga terimakasih

ilmu dan jasanya,

Dan tak lupa teman-teman lain yang selalu menanyakan “sampai bab berapa?”

terimakasih motivasinya untuku.

Page 9: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi robbil‟alamin, segala puji syukur yang pantas terucap atas

segala ni‟mat dan karunia-Nya yang tak terhitung dan tak terhingga, sehingga

karya skripsi yang berjudul Perceraian Pasangan Pernikahan Dini Studi Kasus di

Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang Tahun 2016-2017) ini bisa terselesaikan.

Syalawat dan salam semoga selalu terhaturkan kepada junjungan umat, Nabi

Muhammad S.A.W, keluarga, para sahabat, serta orang-orang yang mengikutinya

hingga akhir zaman.

Skripsi ini berawal dari keprihatinan peneliti terhadap insan akademik

mengenai fenomena pernikahan dini yang ada di Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang yang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang

signifikan. Peneliti dengan sepenuh hati menyadari bahwa skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan, walaupun dalam menyelesaikannya peneliti sudah

bersusah payah dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada. Untuk itu

peneliti berharap akan adanya masukan, baik berupa kritik atau saran yang

sifatnya membangun untuk dilakukan perbaikan.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada peneliti

dalam penulisan skripsi ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan rasa hormat

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah.

3. Bapak Sukron Ma‟mun, M.Si. selaku Jurusan Hukum Keluarga Islam.

4. Ibu Heni Satar Nurhaida M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan kepada peneliti dengan penuh

kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 10: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

viii

5. Para dosen Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang telah membekali peneliti

dengan berbagai ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan di IAIN

Salatiga.

6. Seluruh staf tata usaha dan karyawan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang

membantu melancarkan penelitian.

7. Mba Milla Khususnya dan seluruh staf kepegawaian di Pengadilan Agama

Salatiga yang telah memberikan informasi dan telah membantu dalam mecari

data-data valid dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Salim M.H, Bapak Imam Talmisani S. Ag., dan Bapak

Muhammad Sukri S. Ag., selaku mediator yang telah memberikan wawasan

keilmuan tentang hukum, terutama dalam perkara pernikahan, perceraian dan

dispensasi yang berkaitan dengan skripsi.

9. Seluruh informan yang turut berperan dalam kelancaran dan bersedia

memberikan informasi kepada peneliti.

Demikian ucapan hormat peneliti, semoga jasa dan budi baik mereka

menjadi amal dan diterima oleh allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT peneliti memohon ampunan dan

petunjuk dari segala kesalahan. Selebihnya harapan dan do‟a agar karya ini

bermanfaat adanya, terutama kepada peneliti dan pembaca. Amin.

Salatiga, 05 Maret 2018

Halimatul Sabrina

Page 11: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

ix

ABSTRAK

Sabrina, Halimatul. 2018. Perceraian Pasangan Pernikahan Dini (Studi Kasus di

Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang Tahun 2016-2017). Fakultas

Syari‟ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida M. Si.,

Kata Kunci: Perceraian, Pernikahan Dini.

Pernikahan dini adalah sebuah fenomena yang tidak asing lagi bagi

masyarakat diwilayah Indonesia karena sebenarnya sudah terjadi sejak lama,

bahkan setelah diberlakukanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) fenomena tersebut masih juga

terjadi dan berlangsung hingga saat ini. Dari waktu kewaktu fenomena pernikahan

dini selalu menarik untuk dibahas dan diteliti. Dari hasil yang ada, peneliti tertarik

untuk meneliti perceraian pasangan pernikahan dini yang ada di Kota Salatiga dan

Kabupaten Semarang. Dipilihnya Pengadilan Agama Salatiga untuk mencari data

karena Tempat dimana pernah dilaksanakan PLL oleh peneliti dan peneliti pernah

terjun langsung dalam menyaksikan dispensasi dan perceraian yang dilakukan

oleh masyarakat kota salatiga dan beberapa kecamatan yang ada di kabupaten

semarang.

Dalam penelitian, peneliti mencari jawaban dari pokok permasalahan yang

telah dirumuskan yaitu: pertama, mengapa pasangan pernikahan dini lebih

cenderung melakukan perceraian, dan kedua, bagaimana tinjauan Fiqh Islam

terhadap praktek pernikahan dini di kota salatiga dan kabupaten semarang.

Jenis penelitian ini adalah lapangan dengan pendekatan sosiologis hukum.

Sumber data berasal dari data primer dan sekunder. Untuk mengumpulkan data

yang diteliti menggunakan wawancara dan dokumentasi. Dan dalam penelitian ini,

menggunakan analisa kualitatif.

Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan kesimpulan, pertama,

kecenderungan perceraian pada pasangan pernikahan dini melakukan percerain

dikarenakan dua faktor yaitu faktor internal yang meliputi ekonomi, pedidikan

rendah, kekerasan dan faktor eksternal yang meliputi keluarga, sosial budaya,

masyarakat. Kedua, dari praktek-praktek pernikahan dini yang ada sebenarnya

tidak dihukumi secara mutlak, apakah wajib, sunnah, mubah, makruh ataupun

haram. Hukum dari pernikahan dini bergantung kepada tujuan dari pernikahan

tersebut. Namun, perkawinan anak usia dini harus dihindari karena lebih

mendekati kemadharatan yaitu rentan terhadap perceraian dan sebagaimana hadits

bahwa perceraian sangat dibenci oleh Allah SWT. Melihat pernikahan dini yang

sangat rentan terhadap perceraian maka sudah selayaknya praktek-praktek

pernikahan dini lebih di persempit aturannya atau bahkan dilarang. Para Hakim,

Kepala KUA, dan Pemerintah dapat segera mengurangi pernikahan dini guna

masa depan anak yang lebih baik.

Page 12: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... iv

MOTTO.......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 3

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 4

F. Penegasan Istilah ........................................................................ 9

G. Metode Penelitian ...................................................................... 10

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan .......................................... 10

2. Lokasi Penelitian ................................................................ 10

3. Sumber Data ........................................................................ 10

4. Metode Pengumpulan Data ................................................. 11

5. Analisis Data ........................................................................ 13

H. Sistematika Penulisan ................................................................. 13

BAB II : TINJAUAN UMUM ...................................................................... 15

A. Pernikahan .................................................................................. 15

Page 13: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

xi

1. Pengertian Pernikahan ......................................................... 15

2. Hukum Pernikahan dalam Islam .......................................... 17

3. Rukun dan Syarat Pernikahan .............................................. 18

4. Tujuan dan Hikmah Pernikahan .......................................... 23

5. Hak dan Kewajiban dalam Pernikahan ................................ 25

B. Pernikahan Dini .......................................................................... 42

1. Pengertian Pernikahan Dini ................................................. 42

2. Hukum Pernikahan Dini ...................................................... 48

3. Sebab Pernikahan Dini ........................................................ 51

4. Dampak Pernikahan Dini ..................................................... 52

C. Perceraian ................................................................................... 55

1. Pengertian Perceraian .......................................................... 55

2. Dasar Hukum Perceraian .................................................... 58

3. Rukun dan Syarat Perceraian ............................................... 60

4. Macam dan Bentuk Perceraian ........................................... 61

5. Alasan Perceraian ................................................................ 64

BAB III : HASIL PENELITIAN .................................................................. 66

A. Gambaran Umum Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang ...... 66

1. Kota Salatiga ....................................................................... 66

2. Kabupaten Semarang ........................................................... 67

B. Profil Pelaku Perceraian Pasangan Nikah Dini di Wilayah

Hukum Pengadilan Agama Salatiga ........................................... 68

1. APL bin MR ........................................................................ 69

2. FNA binti SN ....................................................................... 72

3. SH binti SYM ...................................................................... 76

4. DAL binti AA ...................................................................... 79

C. Pernikahan Dini menurut HAKIM dan Kepala KUA ................ 83

BAB IV: ANALISIS

A. Perceraian Pasangan Pernikah Dini .................................................. 98

B. Tinjauan Fiqh Islam Mengenai Pernikahan Dini terhadap praktek

pernikahan dini di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang ............. 106

Page 14: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB V : PENUTUP .................................................................................... 113

A. Kesimpulan................................................................................. 113

B. Saran .......................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 118

LAMPIRAN ................................................................................................... 122

Page 15: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Dispensasi Nikah Di Pengadilan Agama Salatiga ........ 85

Tabel 3.2 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Tingkir ................................... 89

Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ............................ 94

Page 16: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

Lampiran II Daftar Nilai SKK

Lampiran III Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran IV Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran V Lembar Kosultasi Skripsi

Lampiran VI Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran VII Akta Cerai Narasumber

Lampiran VIII Kartu Keluarga Narasumber

Lampiran IX Foto Wawancara

Page 17: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan atau perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. Perkawinan bukan hanya erat kaitanya dengan lahir atau jasmani

tetapi juga memiliki kaitan yang erat dengan agama dan kerohanian

(Soedarsono: 2005: 9).

Setiap agama juga mengakui bahwa pernikahan sebagai suatu

perbuatan yang suci, oleh karena itu setiap agama mengatur dan menjunjung

tinggi hukum perkawinan. Hidup berpasang-pasangan merupakan pembawaan

naluriah manusia dan makhluk hidup lainnya, bahkan segala sesuatu di dunia

ini diciptakan oleh allah berpasang-pasangan. Sebagaimana firmanNya dalam

Qs. Adzariyaat ayat 49:

Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan

supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”

Indonesia juga mengatur hukum perkawinan dalam No.1 tahun 1974

yang diantaranya meliputi syarat perkawinan. Dijelaskan pada pasal 7 ayat 1

bahwa “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19

Page 18: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun”. Meskipun ketika ada

hal lain pengadilan akan memberikan dispensasi nikah bagi mereka yang

belum cukup umur sebagaimana dijelaskan dalam pasal 7 ayat 2.

Hal tersebut berbeda dengan hukum Islam. Dimana hukum Islam tidak

menjelaskan batas usia kesiapan untuk nikah, dalam islam hanya menjelaskan

bahwa pernikahan boleh dilakukan oleh seseorang ketika seorang laki-laki

dan seorang perempuan tersebut telah baligh dan telah siap lahir maupun

bathin untuk menikah agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang

dari sisi fisik, psikis dan mental.

Walaupun hukum islam memberikan batas usia pernikahan dengan

baligh dan berakal, akan tetapi hal tersebut tidak menentukan kematangan

atau kedewasaan seseorang. Tetapi, bagaimana pun suatu pernikahan yang

sukses tidak dapat diharapkan dari mereka yang mentah baik fisik maupun

mental emosional, pernikahan perlu adanya kedewasaan dan tanggung jawab

dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu, pernikahan yang dilakukan pada

pasangan dibawah umur rentan pada penceraian serta hubungan kekeluargaan

yang kurang sehat.

Faktanya saat ini banyak terjadi pernikahan dini dan berakhir pada

perceraian. Hal ini terbukti, dari beberapa kasus perceraian yang diajukan

oleh pasangan pernikah dini yang perkaranya di Putus di Pengadilan Agama

Salatiga.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk

mengadakan penelitian dengan judul PERCERAIAN PASANGAN

Page 19: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

3

PERNIKAH DINI (Studi Kasus di Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang Tahun 2016-2017).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Mengapa pasangan pernikahan dini lebih cenderung melakukan

perceraian?

2. Bagaimana tinjauan Fiqh Islam terhadap praktek pernikahan dini di Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian disini adalah:

1. Untuk mengetahui mengapa pasangan pernikahan dini lebih cenderung

melakukan perceraian.

2. Untuk mengetahui tinjauan Fiqh Islam terhadap praktek pernikahan dini

di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

D. Keguanaan Penelitian

Adapun Kegunaan dari penelitian yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu

memperdalam dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya

Page 20: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

4

sebagai tambahan wacana dibidang ilmu hukum perdata dan sebagai

literatur dalam hukum perkawinan islam.

2. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini, adapun manfaat praktis yang di harapkan

adalah:

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola berfikir serta

pemenuhan pra-syarat dalam menyelesaikan pembelajaran ilmu

hukum islam dalam bidang hukum keluarga islam.

b. Berguna sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah dan

menghindarkan masalah yang timbul, agar tidak menjadi lebih parah

dalam kehidupan masyarakat.

c. Memberikan masukan bagi para pihak yang berkompeten terhadap

masalah-masalah Perceraian. Serta dapat dijadikan kontribusi

pemikiran bagi pengembangan dan penegakan hukum di Indonesia

yang memiliki nilai keadilan dan kepastian.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah diadakan penelusuran, ternyata banyak penelitian dan karya

ilmiah yang membahas mengenai masalah Perceraian yang ada disekitar

masyarakat diantaranya:

1. Skripsi berjudul “Faktor Faktor Penyebab Perceraian (Studi Terhadap

Perceraian Di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang).”

yang ditulis oleh Nurul Fadhlilah Tahun 2013.

Page 21: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

5

Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh. Namun,

suatu perkawinan yang seharusnya merupakan tempat kebahagiaan dan

kedamaian pasangan hidup pada kenyataannya tidak dapat menjamin

kelanggengan rumah tangga. Karena dalam keadaan tertentu terdapat

factor-faktor yang menghendaki putusnya perkawinan. Jika suami istri

dalam rumah tangga tersebut tidak mampu untuk menyikapi atau

mengendalikan diri masing-masing tidak menutup kemungkinan akan

terjadi percecokan dan keretakan dalam rumah tangga yang apabila tidak

mungkin didamaikan, maka jalan terakhir adalah perceraian. Adapun

tujuan yang hendak dicapai setelah penelitian ini selesai adalah

mengetahui faktor-faktor penyebab perceraian dan dari faktor-faktor

tersebut faktor dominan apa yang menyebaban perceraian di Desa Batur

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan studi

kasus dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian

dimana peneliti menjelaskan kenyataan yang didapatkan dari kasus-kasus

di lapangan sekaligus berusaha untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak

nampak dari luar agar khalayak dapat mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi. Hasil penelitian yang dieroleh adalah pertama, faktor-faktor

penyebab perceraian di Desa Batur yaitu faktor ekonomi, perselisihan,

meninggalkan, gangguan pihak lain atau perselingkuhan, dan perjodohan.

Kedua, dari faktor-faktor tersebut yang menjadi faktor dominan penyebab

perceraian di Desa Batur adalah ekonomi dan perselisihan. Kedaan

ekonomi yang tergolong dalam menengah kebawah dapat disebabkan

Page 22: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

6

karenya rendahnya tingkat pendidikan yang menjadikan mereka hanya

berprofesi sebagai petani dan buruh. Responden yang bercerai rata-rata

hanya berpendidikan tingkat SD. Sehingga sekilas dapat dikatakan bahwa

tingkat pendidikan terkait dengan tingkat perceraian. Ekonomi yang

kurang menyebabkan perselisihan yang terus menerus terjadi dan tidak

lagi dapat terhindarkan. Dengan latar belakang ekonomi menengah ke

bawah maka keluarga tersebut mengalami goncangan atau kesulitan

ekonomi.

2. Skripsi berjudul “Perceraian Karena Salah Satu Pihak Murtad (Studi

Putusan di Pengadilan Agama Salatiga).” yang ditulis oleh Nastangin

Tahun 2012.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui alasan

perceraian di Pengdilan Agama Salatiga. Pertanyaan utama yang akan

dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apa pertimbangan dan dasar

huku hakim dalam memutus perkara perceraian karena salah satu pihak

murtad? (2) apa akibat hukum perceraian karena salah satu pihak

murtad?. Penulis dalam penelitian ini mendasarkan pada penelitian

hukum yang dilakukan dengan memakai pendekatan normatif. Penelitian

pendeatan normatif adalah suatu penelitian yang didasarkan pada suatu

ketentuan huku dan fenomena atau kejadian yang terjadi di lapangan.

Dalam penelitian ini yang akan di cari perihal tentang perkara perceraian

karena salah satu pihak murtad. Jenis penelitian ini secara spesifik lebih

bersifat yurisprudensi, metode ini di maksudkan untuk memperoleh

Page 23: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

7

gambaran yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin

tentang objek yang diteliti dalam hal ini untuk menggambarkan proses

penyelesaian perceraian karena salah satu pihak murtad. Dari penelitian

ini dihasilkan bahwa pertimbangan hakim dalam memutus perkara

perceraian karena salah satu pihak murtad yaitu kelurga penggugat dan

tergugat tidak harmonis karena tergugat keluar dari agama Islam dan

sebelumnya mediasi telah dilakukan akan tetapi hasilnya gagal kemudian

dasar hukum hakim dalam memutus perkara cerai gugat karena salah satu

pihak murtad ialah Pasal 116 KHI pada huruf h dan mengambil pendapat

ahli yang dijadikan pendapat sendiri yang termuat dalam kitab At-Thalaq

hal 39 bahwa akibat hukum perceraian secara umum, yakni

menjadikannya putus tali perkawinan, masih berlaku masa iddah dipenuhi

setelah terjadinya perceraian diantaranya: masih menanggung hadhanah,

memberi nafkah kepada anak sampai usia dewasa (usia 21 tahun).

3. Skripsi berjudul “Pertengkaran Sebagai Alasan Perceraian (Studi Putusan

di Pengadilan Agama Salatiga Tahun 2010-2012).” yang ditulis oleh

Husnul Robiah Tahun 2001.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui alasan

perceraian di Pengadilan Agama Salatiga. Pernyataan utama yang ingin

dijawab melalui penelitian ini adalah (1) factor apa yang mendorong

terjadinya pertengkaran? (2) bagaimana hasil putusan hakim terhadap

perkara pertengkaran sebagai alasan perceraian? (3) apakah dasar

pertimbangan hakim dalam memutus perkara pertengkaran sebagai alasan

Page 24: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

8

perceraian?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti

melakukan penelitian dengan terjun langsung di lapangan yakni di

Pengadilan Agama Salatiga. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa

menurut hukum Islam perceraian merupakan perbuatan yang halal, akan

tetapi merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Menurut para

fuqoha perceraian itu ada kalanya wajib, sunah, dan haram yang

didasarkan dengan alasan-alasan yang tepat, sehingga perceraian tidak

dipandang sebagai sesuatu hal yang mudah. Faktor penyebab terjadinya

perceraian secara umum antara lain disebabkan karena terus berselisih

atau pertengkaran dengan alasan antara lain karena cacat biologis,

poligami tidak sehat, cemburu, kawin paksa, ekonomi, kawin dibawah

umur, politis, tidak ada keharmonisan, gangguan pihak ke-3. Dan dari

beberapa faktor tersebut, diantara faktor yang menyebabkan pertengkaran

atau perselisihan dari hasil penelitian yakni karena ekonomi dan kawin

paksa. Untuk hasil putusan dari perkara pertengkaran sebagaialasan

perceraian semuanya dikabulkan oleh Majlis Hakim setelah mendengar

keterangan-keterangan dari saksi maupun keterangan lainnya yang berupa

alasan-alasan yang digunakan dalam permohonan atau gugatan

perceraian, bukti surat dan alat bukti lain yang digunakan sebagai dasar

Majlis Hakim memberikan putusan. Dasar petimbangan hakim dalam

memutus perkara perteng karan dari hasil penelitian sudah cukup jelas,

yakni mulai dari tahap persidangan, pemanggilan serta perdamaian.

Hakim melihat alasan-alasan atau dalil-dalil yang diajukan permohonan,

Page 25: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

9

alat bukti, keterangan dari beberapa saksi serta fakta hukum yang

ditemukan di dalam persidangan, bahwa dalam perkara cerai thalak dasar

pertimbangannya yakin: istri telah pergi dari rumah tanpa ijin dan tidak

diketahui keberadaanya hingga sekarang, maka suami mempunyai

kekuasaan untuk menceraikannya. Dan untuk perkara cerai gugat, bahwa

ada pelanggaran taklik thalak oleh suami isteri. Hal tersebut yang

menjadikan dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan pekara

tersebut.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas yang telah dilakukan, belum

ada penelitian yang membahas secara terperinci dan mendetail tentang

Perceraian Pasangan Pernikah Dini yang ada di Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang

F. Penegasan Istilah

Untuk memahami judul sebuah skripsi perlu adanya pendefinisi judul

secara terperinci, dengan maksud dapat diketahui secara jelas. Maka penulis

perlu memberikan penegasan dan batasan terhadap istilah-istilah dalam judul

ini yaitu sebagai berikut:

1. Perceraian adalah berpisah (poerwadarminto, 2006: 231). Thalaq adalah

putusanya ikatan perkawinan (Rasjid, 1954: 379).

2. Pernikahan Dini atau perkawinan dibawah umur adalah perkawinan yang

dilaksanakan oleh seorang anak yang belum mencapai usia nikah yang

telah ditetapkan dalam Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974

Page 26: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

10

yaitu 19 (sembilan belas) tahun untuk pria dan 16 (enam belas) tahun

untuk wanita.

G. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan

cara yang teratur dan berfikir secara kritis untuk mecapai suatu tujuan yang

dimaksud. Metode ini di perlukan guna mencapai tujuan yang sesuai dan

memperoleh hasil yang optimal.

1. Jenis penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah lapangan dengan pendekatan sosiologis

hukum yaitu pendekatan yang melihat suatu kenyataan hukum di dalam

masyarakat. Pendekatan sosiologis hukum merupakan pendekatan yang

digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial di

dalam masyarakat. Pendekatan berfungsi sebagai penunjang untuk

mengidentifikasi dan mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi

keperluan penelitian hukum (Ali, 2009:175).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

dimana banyak data kasus Perceraian Pasangan Pernikahan Dini.

3. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder (Suratman, 2014: 106).

Page 27: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

11

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

penelitian di lapangan. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari

hasil wawancara pada pasangan yang melakukan perceraian pasangan

nikah dini yang ada di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

penulis dari penelitian kepustakaan. Adapun data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, arsip data di Pengadilan

Agama Kota Salatiga, UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan

arsip-arsip lain yang berhubungan dengan pokok masalah.

4. Metode Pengumpulan Data

Ada tiga jenis metode pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan oleh seorang peneliti (Sugiyono, 2010:204).

Observasi atau pengamatan adalah perhatian yang terfokus terhadap

kejadian, gejala, atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya,

mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-

kaidah yang mengaturnya. Observasi dibedakan menjadi dua yaitu

Observasi Partisipan dan Observasi Non-Partisipan. Observasi

Partisipan adalah observasi yang dilakukan di mana sambil

Page 28: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

12

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan

oleh sumber data, dan ikut merasakan kejadiannya. Sedangkan

Observasi Non-Partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana

peneliti tidak terlibat secara langsung dengan sumber data, akan tetapi

hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono. 2010:204).

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah pengumpulan informasi secara lisan

dengan tujuan menghimpun data berupa tanggapan, pendapat,

keyakinan, perasaan, motivasi, dan keinginan seseorang yang

dilakukan terhadap objek orang, sumber atau instansi yang

bersangkutan (Nawawi, 1994:50).

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan melakukan pencatatan atau mengcopy

terhadap data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan buku-

buku referensi lain (Nawawi, 1994:73). Dokumentasi artinya barang-

batang tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2010:201).

Dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan Wawancara

yaitu untuk mengetahui perceraian pada pasangan pernikah dini dan juga

menggunakan metode Dokumentasi guna mengumpulkan data yang akan

digunakan sebagai modal dalam melakukan penelitian.

Page 29: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

13

5. Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara yang dipakai untuk menganalisa

(data analysis) dan mengolah data yang sudah terkumpul, sehingga dapat

diambil suatu kesimpulan yang konkret tentang permasalahan yang

diteliti dan dibahas (Arokunto. 2010:278). Dalam penelitian ini,

digunakan analisa kualitatif yaitu analisis untuk meneliti kasus setelah

terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian (Moleong, 2010:288).

Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut akan dianalisis seperlunya

agar diperoleh data yang matang dan akurat.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kejelasan kepada para pambaca dalam menyusun

Skripsi ini. Maka, penulis menyusun sistematika penulisan penelitian yang

terdiri atas 5 bab yaitu:

BABI Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Pustaka yang mengulas beberapa teori yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan, yaitu pernikahan yang

membahas tentang pengertian pernikahan, hukum pernikahan

dalam islam, rukun dan syarat pernikahan, tujuan dan hikmah

pernikahan, hak dan kewajiban dalam pernikahan, membahas

Page 30: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

14

tentang pengertian pernikahan dini, hukum pernikahan dini,

sebab pernikahan dini, dampak pernikahan dini. Selanjutnya

adalah perceraian yang menguraikan tentang pengertian

perceraian, dasar hukum perceraian, rukun dan syarat

perceraian, macam dan bentuk perceraian, alasan perceraian.

BAB III Hasil Penelitian yang membahas tentang gambaran umum Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang, hasil wawancara terdahap

pelaku perceraian pasangan nikah dini dan hasil wawancara

terhadap Hakim dan Kelapa KUA mengenai perceraian dan

penikahan dini.

BAB IV Analisi Data yang membahas tentang perceraian pasangan nikah

dini yg meliputi kecenderungan terjadinya perceraian pada

pasangan nikah dini, tinjauan Fiqh Islam terhadap praktek

pernikahan dini di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

BAB V Bab ini merupakan bab penutup. Dalam bab ini penulis akan

mengemukakan semua kesimpulan dari seluruh hasil penelitian

dan saran.

Page 31: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

15

BAB II

TINJAUAN UMUM

PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI

A. Pernikahan

1. Pengertian Pernikahan

Pernikahan dalam Al-Qur‟an dan Hadis disebut dengan dua kata,

yaitu nikah نكاح() dan zawaj (زواج) . Kedua kata ini yang terpakai dalam

kehidupan sehari-hari oleh orang Arab. Kata na-ka-ha banyak terdapat

dalam Al-Qur‟an dengan arti kawin (summa, 2005:42).

seperti dalam surat an-Nisa‟ ayat 3:

Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap

anak yatim, maka kawinilah perempuan-perempuan lain yang kamu

senangi, dua, tiga atau empat orang, dan jika kamu takut tidak akan

berlaku adil, cukup satu orang.

Demikian pula banyak terdapat kata za-wa-ja dalam Al-Qur‟an

dalam arti kawin, seperti pada surat al-Ahzab ayat 37:

Page 32: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

16

Artinya: dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang

yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga)

telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan

bertakwalah kepada Allah", sedang kamu Menyembunyikan di dalam

hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada

manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya

(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan diasupaya tidak ada

keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-

anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan

keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti

terjadi.

Tetapi dalam Al-Qur‟an terdapat pula kata nikah dengan arti Akad,

seperti tersebut dalam firman Allah surat an-Nisa‟ ayat 22:

Artinya: dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah

dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.

Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan

seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).

Dari beberapa pengertian pernikahan dalam Al-Qur‟an tersebut

menimbulkan beberapa perbedaan pendapat di kalangan Ulama‟. Ulama‟

Syafi‟iyah, menyebutkan bahwa pernikahan adalah suatu akad dengan

menggunakan lafal nikah atau zauj yang menyimpan arti memiliki wati.

Artinya dengan pernikahan seseorang dapat memiliki atau mendapatkan

kesenangan dari pasangannya (Abidin, 1999:10).

Page 33: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

17

Pernikahan adalah akad yang berfaedah kepada kepemilikan untuk

bersenang-senang dengan sengaja. Jadi, Imam Hanafi menganggap bahwa

pernikahan itu mengandung makna hakiki untuk melakukan hubungan

suami isteri. Sedangkan menurut Imam Maliki, nikah adalah akad yang

semata-mata untuk kenikmatan dan kesenangan seksual belaka. Berbeda

dengan itu, menurut Imam Hambali pernikahan adalah akad yang

dimaksudkan untuk mendapatkan kesenangan seksual dengan

menggunkan lafad inkah atau tazwij (Maskur, 2014:46).

Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

menyebutkan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Dari beberapa pengertian pernikahan diatas dapat disimpulkan

bahwa pernikahan merupakan sunnatullah yang berupa kebutuhan naluri

manusia sebagai sarana untuk membentuk suatu tatanan masyarakat dari

populasi terkecil yaitu keluarga, untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah, mawaddah dan warohmah dengan cara yang telah diperintahkan

oleh Allah SWT dan juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

2. Hukum Pernikahan dalam Islam

Hukum Perkawinan dibagi menjadi lima hukum taklifi yaitu

sebagai berikut (Depag, 1984:59-62):

Page 34: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

18

a. Wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, sedangkan nafsunya

telah mendesak untuk melakukan persetubuhan yang dikhawatirkan

akan terjerumus dalam praktek perzinahan.

b. Haram bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah

lahir dan batin kepada calon isterinya, sedangkan nafsunya belum

mendesak.

c. Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai

kemampuan untuk nikah, tetapi ia masih dapat menahan diri dari

berbuat haram.

d. Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu

memberi belanja calon isterinya.

e. Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan

segera nikah atau karena alasan-alasan yang mengharamkan untuk

nikah.

3. Rukun dan Syarat Pernikahan

Pernikahan dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan ketentuan

hukum dan memenuhi beberapa unsur yang menurut istilah hukumnya

disebut rukun nikah.

Adapun rukun nikah dalam islam terdiri dari (Depag, 1984:49-55):

a. Dua orang yang saling melakukan akad perkawinan, yakni mempelai

laki-laki dan mempelai perempuan.

b. Adanya wali.

Page 35: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

19

c. Adanya dua orang saksi.

d. Dilakukan dengan tertentu.

Undang-undang Perkawinan hanya menjelaskan syarat-syarat

perkawinan tanpa menjelaskan rukunnya, syarat-syarat tersebut bisa

dibilang syarat formal untuk melakukan perkawinan atau pernikahan di

Indonesia. Sedangkan rukun dan syarat perkawinan dijelaskan lebih rinci

di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 14 yang menyebutkan

Untuk melaksanakan perkawinan harus ada:

a. Calon suami;

b. Calon isteri;

c. Wali nikah;

d. Dua orang saksi dan;

e. Ijab dan Kabul.

Kemudian Kompilasi Hukum Islam dalam bab yang sama pada

bagian-bagian selanjutnya menjelaskan syarat-syarat dari rukun yang

sudah dijelaskan pada pasal 14 tersebut.

Adapun syarat yang harus dipenuhi dari masing-masing rukun

adalah sebagai berikut (Maskur, 2014:52):

a. Syarat-syarat calon suami:

1) Beragama Islam.

2) Jelas laki-lakinya.

3) Jelas atau orangnya diketahui.

Page 36: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

20

4) Calon laki-laki kenal dan tahu betul bahwa calon isterinya halal

dinikahi baginya.

5) Tidak dipaksa tetapi harus ikhtiar (kemauan sendiri).

6) Tidak sedang berikhrom haji atau umroh.

7) Bukan mahromnya.

8) Tidak mempunyai istri yang haram di madu.

9) Tidak dalam keadaan beristri empat.

b. Syarat-syarat calon istri:

1) Beragama Islam.

2) Jelas perempuannya.

3) Wanita itu tentu orangnya.

4) Sepertujuan dirinya/tidak dipaksa.

5) Tidak bersuami atau dalam iddah orang lain.

6) Bukan mahromnya.

7) Belum perah di li‟an.

8) Tidak sedang berikhrom haji atau umroh.

c. Syarat-syarat wali:

1) Laki-laki.

2) Beragama Islam.

3) Baligh.

4) Berakal sehat.

5) Adil.

d. Syarat-syarat saksi:

Page 37: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

21

1) Beragama Islam.

2) Baligh.

3) Berakal sehat.

4) Merdeka/bukan budak.

5) Kedua orang saksi itu bisa mendengar/tidak tuna rungu.

e. Syarat-syarat sighot (ijab dan qobul):

Sighot dan ijab mempunyai syarat-syarat masing-masing.

Syarat-syarat ijab adalah sebagai berikut:

1) Dengan perikatan shorih dapat dipahami oleh mempelai laki-laki,

wali dan dua orang saksi.

2) Harus dengan shighot yang mutlak (tidak muqoyyad atau terikat)

tidak ditakwilkan atau dikaitkan dengan suatu syarat atau dengan

batas waktu.

3) Shighot yang digunakan dalam akad itu mengandung pengertian

relanya orang yang mencakup sejak berlangsungnya akad. Sighot

yang dipakai adalah fiil madhi.

Sedangkan syarat-syarat qobul adalah sebagai berikut

(Maskur, 2014:52):

1) Dengan kata-kata yang mengandung arti menerima, setuju atau

dengan perkawinan tersebut.

2) Harus dengan sighot yang mutlak.

Page 38: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

22

3) Shighot yang digunakan dalam akad (qobul) itu mengandung arti

rela diri orang yang mengucapkan sejak berlangsungnya akad

perkawinan. Sighot yang dipakai adalah fiil madhi.

Rukun dan syarat pernikahan tidak hanya sebatas mengenai

ketentuan hukum islam, akan tetapi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam ketentuaanya. Sebagaimana diatas, maka hendaknya

memerhatikan beberapa faktor biologis maupun faktor psikologis.

Menurut UNICEF (dalam hanafi, 2011: 80) tidak seorang gadispun

boleh hamil sebelum usia 18 tahun, karena secara fisik dan mental ia

belum siap untuk melahirkan anak. Ibu muda beresiko melahirkan bayi

prematur dengan berat badan dibawah rata-rata. Dalam hal ini, sangatlah

berbahaya bagi bayi yang dilahirkan tersebut, karena meningkatkan resiko

kerusakan otak dan organ-organ tubuh lainnya. Bayi yang lahir dengan

berat kurang dari normal mempunyai resiko kematian 20 kali lebih besar

pada tahun pertamanya dibanding bayi normal. Selain itu, ibu kecil antara

10-14 tahun beresiko meninggal dalam proses persalinan 5 kali lebih

besar dari wanita dewasa.

Ketentuan faktor psikologis menurut yusuf hanafi (2011:90) yaitu

gadis kecil yang melahirkan bayi merupakan suatu hal yang telah lama

dihindari oleh dunia kedokteran. Situasi ini sangat traumatik bagi sang ibu

muda, karena mencabut masa kanak-kanaknya. Sebelum ia belajar

mengenai hidup dan bereaksi secara tepat terhadap dirinya sendiri, ia

Page 39: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

23

harus mengasuh dan membesarkan bayi. Artinya, anak disegerakan untuk

menjadi dewasa secara tidak wajar dan instan.

4. Tujuan dan Hikmah Pernikahan

Tujuan pernikahan menurut agama islam ialah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis

sejahtera dan bahagia. Aturan pernikahan juga menurut agama islam

merupakan tuntutan agama yang perlu mendapat perhatian, sehingga

tujuan melangsungkan pernikahan hendaknya ditunjuk untuk memenuhi

petunjuk agama (Depag, 1984: 62).

Menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

pasal 1 menjelaskan bahwa tujuan perkawinan ialah” Membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.” Tujuan yang telah dijelaskan dalam Undang-undang

perkawinan ini tidaklah bertentangan dengan hukum Islam, Allah swt

telah menjelaskannya dalam Qur‟an Surat Ar-Rum ayat 21 yang

berbunyi:

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah Dia

menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar

kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan

di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

berpikir.”

Page 40: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

24

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebuah pernikahan antara laki-laki

dan perempuan akan menjadikan ketentraman diantara mereka dan kasih

sayang yang akan selalu tumbuh diantara mereka. Ketentraman dan kasih

sayang sangat perlu untuk membina sebuah keluarga yang didambakan

seluruh keluarga atau yang sering disebut keluarga sakinah, mawaddah,

dan warohmah.

Tujuan pernikahan lebih rinci dijelaskan dalam lima hal ialah

sebagai berikut (Depag, 1984: 64):

a. Mendapat dan melangsungkan keturunannya.

b. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwatnya dan

menumpahkan kasih sayangnya.

c. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan

kerusakan.

d. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima

hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh

harta kekayaan yang halal.

e. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang

tentram atas dasar cinta dan kasih sayang.

Berbagai pandangan mengenai tujuan pernikahan yang ada, baik

menurut Undang-undang maupun menurut hukum islam, dapat

memberikan pemahaman bahwa pernikahan mengandung tanggung jawab

hukum bagi suami istri berupa hak dan kewajiban, dan tujuan suci dari

Page 41: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

25

perkawinan menurut islam adalah terwujudnya keselamatan serta

kebahagiaan di dunia dan akherat (Koro, 2012: 50).

5. Hak dan Kewajiban dalam Pernikahan

Jika akad nikah antara suami istri telah sah, maka akan

menimbulkan akibat hokum dan hak kewajiban juga akan menimbulkan

hak dan kewajiban dalam kapasitasnya sebagai suami istri. Adapun hak

dan kewajiban suami istri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Hak dan kewajiban Suami-Istri berdasarkan Fiqh Islam

1) Hak Suami-Istri

Hak suami istri dikualifikasikan menjadi 3 macam yaitu

hak suami atas istri, hak istri atas suami, dan hak bersama suami

istri.

a) Hak suami atas istri

Menurut fiqh Islam, ada 2 macam hak suami atas istri

yaitu sebagai berikut:

(1) Suami ditaati oleh istri

Istri wajib mentaati suami selama dalam hal-hal

yan baik yang tidak maksiat. Istri menjaga dirinya sendiri

dan juga harta suaminya, menjauhi diri dari sesuatu yang

dapat menyusahkan suaminya. Tidak cemberut

dihadapan suami dan tidak menunjukan keadaan tidak

disenangi oleh suaminya (sabiq, 1997: 134). Istri

Page 42: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

26

hendaknya taat kepada suaminya dalam melaksanakan

urusan rumah tangganya selama suami menjalankan

ketentuan-ketentuan berumah tangga. Sebagaimana

firman Allah swt dalam Qs. AN-Nisa ayat 3.

Artinya: dan jika kamu takut tidak akan dapat

Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang

yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka

kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :

dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak

akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang

demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat

aniaya.

Yang dimaksud taat dalam ayat ini ialah patuh

kepada Allah SWT dan kepada suaminya. Perkataan

“taat” biasanya hanya digunkan oleh Alah SWT. Tetapi

dalam ayat ini digunkan untuk suami juga, hal ini

menggambarkan bagaimana sikap istri yang baik

terhadap suaminya. Allah menerangkan istri harus

berlaku demikian karena suami itu telah memelihara

istrinya dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan

suami istri (depag, 2001: 163).

Page 43: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

27

yang dimaksud menjaga dirinya di belakang

suaminya adalah menjaga dirinya diwaktu suaminya

tidak ada, tanpa berbuat khianat kepadanya baik

mengenai diri atau harta bendanya (sabiq, 1997: 134).

Seorang istri harus mentaati serta berbakti dan mengikuti

segala yang diminta dan dikehendaki suaminya asalakan

tidak merupakan suatu hal yang berupa kemaksiyatan.

(2) Istri tidak memasukan lelaki lain maupun orang yang

dibenci oleh suaminya kedalam rumahnya kecuali

dengan izin suaminya

Istri wajib memelihara dari di balik

pembelakangan suaminya, terutama apabila suami

bepergian, jangan sekali-kali istri melakukan perbutan

yang dapat menimbulkan kecurigaan suami, sehingga

suami tidak merasa tenteram pikirannya dalam bepergian.

Melakukan perbuatan terlarang tidak hanya akan

menghancurkan rumah tangga tetapi juga akan mendapat

siksa yang sangat berat dari Allah SWT.

b) Hak istri atas suami

(1) Mahar

Mahar merupakan pemberian yang dilakukan

seorang calon suami kepada calon istrinya dalam bentuk

Page 44: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

28

apapun bak berupa uang maupun barang (Rasjid,

2007:365). Sebagaimana dalam surat an-nisa ayat 4.

Artinya: berikanlah maskawin (mahar) kepada

wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan

penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan

kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan

senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu

(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

Kualitas mahar tidak ditentukan oleh syari‟at

islam akan tetapi hanya menurut kemampuan suami yang

disertai kerelaan dari sang istri. Hal ini disebabkan

adanya perbedaan status social ekonomi masyarakat,

lapang dan sempitnya rezeki, itulah sebabnya islam

menyerahkan masalah kualitas mahar itu sesuai denga

status sosial ekonomi masyarakat berdasarkan

kemampuan masing-masing orang atau keadaan dan

stadisi keluarganya (Rasjid, 2007: 365).

(2) Nafkah

Para ulama sepakat bahwa diantara hak istri

terhadap suami adalah nafkah (Tahido, 1999:80). Hal ini

berdasarkan firman allah dalam surat Al-Baqarah ayat

233.

Page 45: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

29

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan

anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi

yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan

kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada

Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani

melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah

seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya

dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin

menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan

keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa

atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu

disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah

dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang

kamu kerjakan.

Nafkah adalah memenuhi kebutuhan makan

tempat tinggal, jika rumah tangga tersebut memiliki

pembantu termasuk nafkah dan juga pengobatan istri

masuk dalam nafkah. Hal ini dikarenakan seorang

Page 46: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

30

perempuan yang menjadi istri bagi seorang suami

mempergunakan segala waktunya untuk kepentingan

suaminya dan kepentingan rumah tangga (Sabiq, 1997:

126).

Nafkah didalam rumah tangga merupakan hal

yang sangat penting dalam membentuk keluarga yang

sejahtera, sehingga kebutuhan pokok manusia terpenuhi.

Adapun kuantitas nafkah yang diberikan suami kepada

istrinya adalah sesuai kemampuan suami. Allah

berfirman dalam Qs. At-Thalaq: 6.

Artinya: tempatkanlah mereka (para isteri) di

mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan

mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika

mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang

hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka

menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka

berikanlah kepada mereka upahnya, dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)

dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka

Page 47: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

31

perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)

untuknya.

Nafkah diberikan suami kepada istri dalam sebuah

ikatan pernikahan yang sah, yang masih berlangsung dan

istri tidak nusyuz (durhaka) atau karena hal-hal lain yang

menghalangi istri menerima belanja (nafkah).

(3) Memperlakukan dan menjaga istri dengan baik

Suami wajib menghormati, menghargai, bergaul

dan memperlakukan istrinya dengan baik dan juga

bersabar dalam menghadapinya (Sabiq, 1997: 65).

Bergaul dengan baik menurut Abdul Aziz

(1990:65) berarti menjadikan suasana pergaulan selalu

indah dan selalu diwarnai dengan kegembiraan yang

timbul dari hati kehati sehingga rumah tangga tetap

terjaga dan terkendali. Sebagaimana dalam surat An-

Nissa, ayat 9.

Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-

orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka

anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

Page 48: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

32

Bergaul dengan cara yang baik berarti

memperlakukan dan menghormati dengan cara yang

wajar, memperhatikan kebutuhan istrinya, menahan diri

dari sikap yang tidak menyenangkan istri dan tidak boleh

berlaku kasar terhadap istrinya (Tahido, 1999:82).

Seorang suami tidak boleh memarahi istri,

meskipun sang istri memiliki kekurangan-kekurangan,

suami juga tidak boleh mengungkit-ngungkit apa yang

menjadi kelemahan istrinya karena dibalik kekurangan-

kekurangan yang ada pada istrinya terdapat kelebihan-

kelebihan yang dipunyai oleh istrinya. Di samping itu

totalitas waktu istri tercurahkan oleh ketaatan kepada

suami.

c) Hak Bersama suami-istri

(1) Halalnya pergaulan

Suami istri sama-sama mempunyai hak untuk

menggauli sebagai pasangan suami-istri dan memperoleh

kesempatan saling menikmati atas dasar memerlukan.

Hal ini tidak dapat dilakukan secara sepihak saja. Allah

SWT telah berfirman Qs. Al-baqarah 178.

Page 49: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

33

Artinya: Hai orang-orang yang beriman,

diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan

orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan

orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita

dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat

suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang

mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat)

kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik

(pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan

dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa

yang sangat pedih.

(2) Hak saling memperoleh harta waris

Sebagai salah satu dampak dari pernikahan yang

sah bila salah seorang meninggal dunia, suami sebagai

pemimpin yang bertanggung jawab dan mencukupi

nafkah serta keperluan hidup istrinya maka bila istrinya

mati dengan meninggalkan harta pusaka, sang suami

berhak mendapatkan harta warisan. Demikian pula istri

sebagai kawan hidup sama-sama merasakan suka duka

hidup berumah tangga dan berkorban membantu

Page 50: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

34

suaminya, maka adillah kiranya bila istri diberi bagian

yang pasti dari harta peninggalan suami (Sabiq, 1997:

148). Sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-

Nisa‟ ayat 12.

...........

Artinya: dan bagimu (suami-suami) seperdua

dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika

mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu

mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat

dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi

wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya......

(3) Hak timbal balik

Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu

kriteria ideal untuk mencapai keluarga yang sakinah,

mwadah dan warahmah adalah suami sebagai pemimpin

bagi keluarganya memimpn istrinya untuk mendidik dan

memperlakukan istrinya secara proposional sebagai

perintah syari‟at bahwa Allah SWT telah menyebut laki-

laki merupakan sosok pemimpin bagi perempuan (Sabiq,

1997: 168). Sebagaimana firman Allah SWT Qs. An-

Nisa‟ ayat 34.

Page 51: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

35

Artinya: kaum laki-laki itu adalah pemimpin

bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka

(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta

mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang

taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika

suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah

memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu

khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka

dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan

pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu,

Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi

lagi Maha besar.

Sebagai pemimpin bagi istri dan keluarganya

maka suami wajib memberikan bimbingan daan

Pendidikan kepada istrinya dan keluarganya agar tidak

terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan kehinaan.

Hal ini telah jelas diterangkan oleh allah dalam surat At-

Tahrim ayat 6.

Page 52: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

36

Artinya: Hai orang-orang yang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan

tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.

Sedangkan istri sebagai seorang yang dipimpin

oleh suaminya hendaklah taat dan patuh terhadap

perintah suaminya (selama perintah suaminya tidak

dalam hal kemaksiyatan), istri hendaknya mengerjakan

perintah suami dengan sabar dan tenang.

2) Kewajiban Suami-Istri

a) Kewajiban Suami

Adapun kewajiban suami dalam berumah tangga

adalah sebagai berikut:

(1) Melindungi dan menjaga istri dengan baik.

(2) Memberi nafkah lahir dan bathin.

(3) Memelihara, memimpin, dan membimbing keluarga.

Page 53: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

37

(4) Membantu tugas-tugas istri terutama dalam hal

memelihara dan mendidik anak dengan penuh rasa

tanggung jawab.

(5) Menjaga dan bertanggung jawab atas keselamatan dan

kesejahteraan keluarga.

(6) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri

sesuai dengan ajaran agama.

(7) Tidak berbuat sewenang-wenang.

b) Kewajiban istri

Tidak hanya suami, istri juga memiliki kewajiban

dalam berumah tangga, adapun kewajiban istri adalah sebagai

berikut:

(1) Hormat dan patuh kepada suami dalam batas yang

ditentuka oleh norma agama dan Susila.

(2) Mengatur dan mengurus rumah tangga serta keselamatan

dan mewujudkan kesejahteraan keluarga.

(3) Memelihara dan mendidik anak sebagai titipan allah.

(4) Menerima dan menghormati pemberian suami atas

nafkah yang diberikan dengan baik, hemat dan bijaksana.

(5) Memelihara serta menjaga kehormatan dan melindungi

harta benda keluarga.

Page 54: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

38

c) Kewajiban Bersama suami-istri

Kewajiban bersama antara suami dan istri harus ada di

dalam rumah tangga, agar rumah tangga dapat berjalan

dengan baik tanpa adanya hal-hal yang memberdakan

kebersamaan dan dalam membangun sebuah rumah tangga.

Karena dalam berumah tangga tidak hanya satu pihak saja

yang memiliki kewajiban, tetapi semua memiliki tanggung

jawab. Adapun kewajibannya adalah sebagai berikut:

(1) Saling mecintai menghormati, mengasihi, setia, dan

memberi bantuan lahir bathin antar suami.

(2) Mengasuh dan memelihara anak.

(3) Memelihara kehormatan Bersama.

(4) Saling menghormati orang tua dan keluarga kedua belah

pihak.

(5) Matang dalam berbuat dan berpikir serta tidak bersikap

emosional dalam persoalan yang dihadapi.

(6) Memelihara kepercayaan dan tidak saling membuka

rahasia pribadi.

(7) Sabar dan rela atas kekurangan dan kelemahan masing-

masing.

Page 55: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

39

b. Hak dan Kewajiban Suami-Istri berdasarkan Undang-Undang

Hak dan Kewajiban Suami Istri di atur dalam Undang Undang

Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

Dalam Pasal 30 menyatakan bahwa suami istri memikul

kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang

menjadi dasar dari susunan masyarakat. Dalam Pasal 31

menyatakan bahwa:

1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

pergaulan hidup Bersama dalam masyarakat.

2) Masing-masing pihak berhak unatuk melakukan perbuatan

hokum.

3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Dalam Pasal 33 menyatakan bahwa suami-istri wajib saling

cinta mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan

lahir bathin yang satu kepada yang lain. Dalam pasal 34

menyatakan:

1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala

sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya.

2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing

dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

Mengenai rumah tangga sebagai tempat kediaman suami

istri dijelaskan dalam pasal 32 sebagai berikut:

1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

2) Rumah tangga kediaman yang di maksud ayat (1) pasal ini di

tentukan oleh suami istri Bersama.

c. Hak dan Kewajiban Suami-Istri Berdasarkan KHI

Kompilasi Hukum Islam juga mengatur secara jelas mengenai

hak dan kewajiban suami istri. Hal tersebut sebagaimana terdapat

dalam pasal 77 sampai 81.

1) KHI pasal 77 menyatakan:

a) Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk

menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan

Page 56: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

40

rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan

masyarakat;

b) Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat

menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin

yang satui kepada yang lain;

c) Suami isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan

memelihara anak-anak mereka, baik mengenai

pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan

pendidikan agamanya;

d) suami isteri wajib memelihara kehormatannya;

e) jika suami atau isteri melalaikan kewjibannya masing-

masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan

Agama.

2) Dalam padal 78 menyatakan:

a) Suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang

tetap.

b) Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1),

ditentukan oleh suami isteri bersama.

3) Kedudukan suami istri dalam Pasal 79 yaitu:

a) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah

tangga.

b) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak

dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

c) masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan

hukum.

4) Kewajiban Suami Istri

a) Kewajiban suami diatur dalam Pasal 80:

(1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah

tangganya, akan tetap mengenai hal-hal urusan rumah

tangga yang penting-penting diputuskan oleh sumai isteri

bersama.

(2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala

sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya.

(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada

isterinya dan memberi kesempatan belajar pengetahuan

yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan

bangsa.

Page 57: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

41

(4) sesuai dengan penghasislannya suami menanggung: (a)

nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri; (b) biaya

rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan

bagi isteri dan anak; dan (c) biaya pendididkan bagi anak.

(5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada

ayat (4) huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada

tamkin sempurna dari isterinya.

(6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban

terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf

a dan b.

(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur

apabila isteri nusyuz.

b) Kewajiban Istri diatur dalam Pasal 83:

(1) Kewajiban utama bagi seoarang isteri ialah berbakti lahir

dan batin kepada suami di dalam yang dibenarkan oleh

hukum islam.

(2) Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

5) Mengenai tempat kediaman diatur dalam Pasal 81:

a) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri

dan anak-anaknya atau bekas istri yang masih dalam

iddah.

b) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk

istri selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah

talak atau iddah wafat.

c) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan

anak-anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka

merasa aman dan tenteram. Tempat kediaman juga

berfungsi sebagai tempat menyimpan harta kekayaan,

sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah

tangga.

d) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan

kemampuannya serta disesuaikan dengan keadaan

lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat

perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang

lainnya.

Page 58: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

42

B. Pernikahan Dini

1. Pengertian Pernikahan Dini

Mengenai pengertian Pernikahan dini atau perkawinan dibawah

umur, hal yang harus diperhatikan adalah batas usia perkawinan. Terjadi

perbedaan pendapat antara para ahli mengenai hal tersebut karena tidak

ditemukannya hukum yang secara pasti membatasi perkawinan dengan

usia, melainkan dengan sifat kedewasaan seseorang. Penentuan

kedewasaan terjadi secara variatif karena terdapat perbedaan sudut

pandang hukum terhadap problema masyarakat dalam semua tingkatan

sosial.

Secara tersurat, dalam Al-Qur‟an tidak ditemukan ayat yang

berkaitan dengan batas usia perkawinan, namun Al-Qur‟an memiliki

beberapa ayat yang berhubungan dengan usia baligh seperti pada Surat

An-Nur ayat 32.

(:23النور)

Artinya: “dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara

kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba

sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.

jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-

Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha

mengetahui.”(QS. An-Nur ayat 32)

Dalam tafsir Al-Maraghi (1993:186), kata washshalihin ( والصلحيي)

dimaknai sebagai laki-laki atau perempuan yang mampu untuk menikah

Page 59: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

43

dan melakukan hak-hak suami istri, seperti berbadan sehat, memiliki

harta, dan lain-lain. Sedangkan menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al-

Misbah (2012 c:536) menafsirkan washshalihin sebagai seseorang yang

mampu secara mental dan spiritual untuk membina rumah tangga.

Menurutnya, kata tersebut bukan dalam arti yang taat beragama, karena

fungsi perkawinan memerlukan persiapan, tidak hanya materi, tetapi juga

kesiapan mental maupun spiritual, baik bagi calon suami maupun calon

istri. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa indikator kesehatan mental

seseorang itu sangat berkaitan dengan usia seseorang. Hal tersebut

dikuatkan dengan pandangan Dedi Supriyadi (2011:60), bahwa secara

umum orang yang sehat mental dan dewasa adalah orang yang usianya

lebih dari anak-anak, atau dapat dikatakan matang secara kejiwaan dan

pemikiran.

Kata shalihin sebagaimana tersebut di atas merupakan cikal bakal

dalam proses penetapan usia baligh pada sebuah pernikahan. Kata

tersebut memberikan petunjuk bahwa pernikahan dalam Islam memiliki

syarat, meskipun masih bersifat umum. Adapun syarat yang ditonjolkan

dalam hal ini adalah kedewasaan dan kematangan yang identik dengan

usia seseorang. Dalam hadits dijelaskan:

نائم عن عائشة عن النب صلى اهلل عليو وسلم قال: رفع القلم عن ثلث عن ال

جنػون حت يػعقل او يفيق )رواه حت يستػيقظ وعن الصغي حت يكبػر وعن امل

امحد و االربعة اال الرتمذى(

Page 60: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

44

Artinya: “dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW, bersabda: Terangkat

qalam (pertanggungjawabanmu) dari tiga hal, orang yang tidur hingga

ia bangun, anak kecil hingga ia mimpi, dan orang gila hingga ia

siuman (sembuh) dan sadar. (H.R. Ahmad dan empat imam, kecuali

Tirmidzi).

Makna esensial hadits di atas secara tersurat tidak mengisyaratkan

usia baligh, namun menjelaskan tanda-tanda baligh. Dalam hal ini,

biasanya baligh untuk laki-laki disebut mimpi basah pada usia 15 tahun

dan untuk perempuan biasanya disebut menstruasi pada usia 9 tahun. Jika

ditentukan dengan tahun maka pernikahan dini merupakan pernikahan

antara laki-laki dan perempuan yang belum berusia 16 tahun, menurut

mayoritas ulama fiqh dan 17 atau 18 tahun menurut pendapat Abu

Hanifah (Arifin, 2014: 38).

Menurut Yusuf hanafi (2011: 12) tolak ukur kebolehan anak untuk

digauli adalah kesiapannya untuk melakukan aktifitas seksual (wath‟iy)

berikut segala konsekuensinya seperti hamil, melahirkan, dan menyusui

yang ditandai dengan tibanya masa pubertas atau dalam ungkapan yang

lebih santun meminjam istilah al-Qarari:

فػهو بػلوغ البنت الصغيػرة الكمال السدي Artinya: hingga si gadis kecil mencapai kesempurnaan dan

kematangan fisik.

Tetapi dalam hal ini mereka berpandangan bahwa baligh bagi

seseorang itu belum tentu menunjukkan kedewasaannya, dengan alasan

sebagai berikut (Supriyadi, 2011:62-63):

Page 61: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

45

a. Ketentuan baligh maupun dewasa bukan persoalan yang dijadikan

pertimbangan boleh tidaknya seseorang melaksanakan perkawinan,

sebagaimana Imam Maliki, Imam Syafi‟I, dan Imam Hambali yang

berpendapat bahwa ayah boleh menikahkan anak perempuan kecilnya

yang masih perawan (belum baligh), demikian juga kakeknya apabila

ayah tersebut tidak ada.

b. Adanya fakta sejarah yang menyatakan bahwa batasan usia

perkawinan sebagaimana dicontohkan Nabi SAW dengan Aisyah

yang berusia 9 tahun. Selain itu, Rasul SAW membolehkan Ibnu

Umar mengikuti perang Khandaq ketika ia sudah berusia 15 tahun.

Menurut Yusuf Hanafi (2012:74), pada prinsipnya agama Islam

membenarkan perkawinan yang dilakukan oleh orang dewasa. Anak-anak

di bawah umur tidak dapat melakukan suatu ikatan. Kementrian Agama

juga sudah melarang perawinan anak usia dini. Hal tersebut tertuang

dalam Surat Edaran tanggal 21 Oktober 2009 No. A/VII/142 yang

memberikan intruksi supaya pegawai Kemenag tidak memberikan

bantuan untuk perkawinan anak-anak.

Batasan usia kedewasaan seorang anak di Indonesia dapat

ditemukan pada beberapa Undang undang. Adapun Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 mengatur ketentuan usia kedewasaan seseorang

untuk dapat melangsungkan perkawinan sebagaimana berikut:

a. Izin orang tua bagi orang yang akan melangsungkan perkawinan

apabila belum mencapai umur 21 tahun (pasal 6 ayat 2).

Page 62: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

46

b. Umur minimal untuk diizinkan melangsungkan perkawinan, yaitu

pria 19 tahun dan wanita 16 tahun (pasal 7 ayat 1).

c. Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah kawin,

berada di dalam kekuasaan orang tua (pasal 47 ayat 1).

d. Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah

kawin, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tuanya,

berada di bawah kekuasaan wali (pasal 50 ayat 1).

Isi pasal 50 ayat (1) Undang undang Perkawinan tersebut secara

jelas menunjukkan ketentuan usia perkawinan yang belum mencerminkan

kedewasaan seseorang. Menanggapi berbagai ketentuan batas usia

kedewasaan yang ditentukan pada Undang undang Perkawinan nomor 1

tahun 1974, penulis sependapat dengan Ahmad Rofiq (dalam Supriyadi,

2011:94) yang menyatakan bahwa batasan usia perkawinan dalam

Undang undang Perkawinan tidak konsisten.

Undang-undang lain juga mengatur batas usia kedewasaan anak

secara berbeda. Perbedaan batasan yang diberikan berkaitan erat dengan

pokok persoalan yang diatur. Pembatasan usia anak-anak merupakan cara

negara melindungi warganya yang belum mampu mengemukakan

pendapat dengan benar dan belum menyadari konsekuensi dari

perbuatannya (Musfiroh, 2016:66-67). Secara yuridis, pengaturan yang

berbeda dalam berbagai undang-undang tentang batas usia seseorang

disebut sebagai anak-anak juga menambah polemik pernikahan dini

di Indonesia. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Page 63: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

47

menyatakan bahwa batas usia perkawinan adalah 16 tahun untuk

perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa

belum ada sinkronisasi tentang batas usia.

Adapun pengertian dari perkawinan anak usia dini atau sering

disebut sebagai perkawinan anak di bawah umur dapat kita ambil dari

berbagai sumber. Undang undang nomor 1 tahun 1974 menjelaskan

bahwa perkawinan boleh dilakukan ketika anak laki-laki sudah berusia 18

tahun dan perempuan 16 tahun. Ketentuan tersebut dapat dijadikan

pengertian perkawinan anak usia dini yaitu perkawinan yang dilakukan

oleh seseorang yang belum mencapai batas umur tersebut. Menurut

Husein Muhammad (2007:90) perkawinan anak usia dini adalah

perkawinan usia muda (belia) atau perkawinan yang dilakukan oleh laki-

laki atau perempuan yang belum baligh.

Berdasarkan pengertian Pernikahan Dini menurut Undang-undang

Perkawinan dan Hukum Islam, pernikahan Dini terbagi menjadi dua

kategori (Jannah, 2012:86):

a. pernikahan dini asli yaitu pernikahan di bawah umur yang benar

murni dilaksanakan oleh kedua belah pihak untuk menghindarkan diri

dari dosa tanpa adanya maksud semata-mata hanya untuk menutupi

perbuatan zina yang telah dilakukan oleh kedua mempelai.

b. pernikahan dini palsu yaitu pernikahan di bawah umur yang pada

hakekatnya dilakukan sebagai kamuflase dari moralitas yang kurang

etis dari kedua mempelai. Pernikahan ini dilakukan hanya untuk

Page 64: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

48

menutupi perzinaan yang pernah dilakukan oleh kedua mempelai dan

berakibat adanya kehamilan. Ketika terjadi fenomena pernikahan

seperti ini, tampaknya antara anak dan kedua orang tua bersama-sama

melakukan semacam “manipulasi” dengan cara melangsungkan

pernikahan yang mulia dengan maksud untuk menutupi aib yang telah

dilakukan oleh anaknya.

2. Hukum Penikahan Dini

Pernikahan dini memiliki beberapa hukum dan ketentuan yang

berbeda, dalam hal ini beberapa ketentuan dijelaskan dalam undang

undang dan hukum islam.

a. Menurut Undang undang Perkawinan dan KHI

Menurut Undang-undang perkawinan Nomor 1 tahun 1974

Pasal 6 ayat (2) menyebutkan, “untuk melangsungkan perkawinan

seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapatkan izin

kedua orang tuanya”. Sedangkan pasal 7 ayat (1) dan (2) UU

Perkawinan menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika

pihak pria sudah berumur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai

umur 16 tahun, jika terjadi penyimpangan dalam hal ini dapat

meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang

ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita. Hal

yang sama disebutkan dalam Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam (KHI)

yang menyatakan bahwa “untuk kemaslahatan keluarga dan rumah

Page 65: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

49

tangga perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah

mencapai umur yang ditetapkan dalam pasal 7 Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974”. Maka dapat disimpulkan bahwa KHI dan

Undang undang memperbolehkan dengan catatan mendapatkan

Dispensasi Nikah bagi laki-laki yang belum mencapai 19 tahun dan

perempuan yang belum mencapai 16 tahun serta mendapatkan ijin

orang tua bagi kedua belak pihak yang belum mencapai umur 21

tahun.

b. Menurut Hukum Islam

Hukum islam sendiri memiliki beberapa prinsip yaitu

perlindungan pada agama, harta, jiwa, keturunan dan akal. Pernikahan

Dini menurut islam sendiri tidak melarang adanya sebuah pernikahan

asalkan sudah baligh dan sudah sanggup memberikan nafkah jasmani

serta rohani. Istilah pernikahan dini sendiri merupakan istilah

kontemporer yang dikaitkan dengan awal waktu tertentu. Untuk

msyarakat yang hidup pada era awal abad ke-20an dan sebelumnya,

pernikahan wanita di usia 13 atau 14 tahun dan juga pria pada usia 17

atau 19 tahun menjadi hal yang biasa untuk dilakukan. Namun pada

masyarakat sekarang ini, pernikahan dini menjadi hal yang aneh dan

wanita berusia dibawah ketentuan Undang undang yaitu 16 tahun

bagi wanita dan 19 tahun bagi laki-laki.

Menurut pendapat Imam Muhammad Syirazi dan juga

Asadullah Dastani Benisi, budaya pernikahan dini dibenarkan dalam

Page 66: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

50

islam dan ini sudah menjadi norma muslim sejak mulai awal islam.

Pernikahan dini menjadi kebutuhan vital khususnya akan memberikan

kemudahan dan tidak dibutuhkan studi terlalu mendalam untuk

melakukanya.

Ibnu syubromah (dalam Supriyadi, 2011: 58) mengaggap

bahwa nilai esensial pernikahan adalah memenuhi kebutuhan biologi

dan melanggengkan keturunan, dan kedua hal ini tidak terdapat pada

anak yang belum baligh. Ia lebih menekankan pada tujuan pokok

pernikahan. Oleh karena itu, untuk menyikapi pernikahan yang

dilakukan Nabi SAW dengan Aisyah yang saat itu masih berumur 16

tahun dan ia menganggap jika hal ini adalah ketentuan khusus untuk

Nabi SAW yang tidak dapat ditiru oleh umat islam. Akan tetapi,

menurut pakar mayoritas hukum islam memperbolehkan pernikahan

dini dan menjadi hal yang lumrah dikalangan para sahabat. Bahkan

sebagian ulama melumrahkan hal tersebut yang merupakan hasil

berfikir dari surat At-thalaq ayat 4.

Artinya dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi

(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-

ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah

tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak

haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka

Page 67: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

51

itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -

siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan

baginya kemudahan dalam urusannya.

3. Sebab Pernikahan Dini

Sebab atau latar belakang yang mendasari pernikahan dini seperti

ekonomi, pendidikan,budaya (adat), maupun akibat dari pergaulan bebas.

Bahkan ada yang berpendapat bahwa faktor lemahnya ekonomi dan faktor

budaya merupakan faktor yang dominan. Jika anak yang putus sekolah

dikalangan keluarga ekonomi lemah, umumnya disebabkan oleh faktor

biaya (ekonomi) dan jiwa anak yang putus sekolah, dorongan “cepat

kawin” semakin kuat (Koro, 2012: 111).

Dilain pihak, pergaulan bebas juga mendorong para orang tua

untuk mengawinkan anaknya di usia muda. Pengaruh kemajuan teknologi

khususnya dibidang media elektronika menyebabkan semakin sulitnya

para orang tua untuk menunda perkawinan anaknya, salah satu faktor

yang melatar belakangi pernikahan dini yang sangat sulit untuk dihindari

adalah akibat pergaulan bebas yang mengakibatkan hamil diluar nikah

(Koro, 2012: 113).

Sebab-sebab utama terjadinya pernikahan dini adalah:

a. Adanya keinginan orang tua untuk segera mendapatkan tambahan

anggota keluarga.

b. Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk perkawinan terlalu

muda, baik bagi mempelai itu sendiri maupun keturunannya.

Page 68: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

52

c. Adanya sifat kolot orang Jawa yang tidak mau menyimpang dari

ketentuan adat kebanyakan orang desa, yang mengatakan bahwa

mereka mengawinkan anaknya begitu muda hanya karena mengikuti

adat kebiasaan saja (Jannah, 2012:89).

Dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaanya, pernikahan dini

terdapat beberapa perbedaan yang melatar belakangi pada setiap pasangan

yang melangsungkannya. Hal tersebut juga akan mempengaruhi

perjalanan rumah tangga bagi pasangan yang melakukan pernikahan dini.

4. Dampak Pernikahan Dini

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya Pernikahan Dini.

Namun, faktor yang melatarbelakangi pernikahan dini juga diiringi

dengan akibat yang akan ditimbulkan oleh pernikahan dini tersebut.

Hukum dari suatu pernikahan bahkan dapat menjaring sampai

kepada sanak kedua keluarga belah pihak yang lebih jauh. Sebab

pernikahan itu tidak hanya menyangkut pria dan wania sebagai calon

suami isteri, tetapi juga orang tua kedua belah pihak. Sehingga akibat

hukum pernikahan dini dikaitkan dengan hak dan kewajiban antara orang

tua dengan anak dalam memelihara, mendidik dan membiayai adalah

suatu kewajiban hukum yang menjadi tanggung jawab bagi kedua orang

tua. Kemampuan fisik dan kematangan berpikir (kematangan jiwa)

merupakan potensi manusia yang sebaiknya tumbuh secara seimbang,

karena keduanya saling memengaruhi (Koro, 2012:136).

Page 69: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

53

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kematangan usia

berhubungan dengan kemampuan secara fisik dan jiwa dalam

menjalankan hak dan kewajiban sebagai suami dan isteri. Ketika usia

yang belum matang tersebut dihadapkan pada tugas-tugas atau kewajiban

dalam rumah tangga tentunya akan berimbas kepada pola kehidupan

berkeluarga yang cenderung tidak stabil dan berdampak buruk kepada

anak yang dihasilkan dalam pernikahan tersebut.

Berbagai dampak pernikahan dini dapat dikemukakan sebagai

berikut (Khilmiah, 2014:11):

a. Dampak Biologis

Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam

proses menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan

hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil

kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma,

perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ

reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan

apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam

hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual

dan pemaksaan (penggagahan) terhadap seorang anak.

b. Dampak Psikologis

Secara psikis anak juga belum siap dan belum mengerti

tentang hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis

berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan

Page 70: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

54

murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada pernikahan yang

dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan

pernikahan akan menghilangkan hak anak untuk memperoleh

pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu

luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

c. Dampak Sosial

Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya

dalam masyarakat patriakhi yang bias gender, yang menempatkan

perempuan pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap

seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran

agama apapun termasuk agama Islam yang sangat menghormati

perempuan. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki

yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap

perempuan.

d. Dampak perilaku seksual menyimpang

Adanya prilaku seksual yang menyimpang yaitu prilaku yang

gemar berhubungan seks dengan anak-anak yang dikenal dengan

istilah pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan tindakan ilegal

(menggunakan seks anak), namun dikemas dengan perkawinan

seakan-akan menjadi legal karena secara tidak langsung dalam

prakteknya ada dispensasi nikah.

e. Dampak terhadap kesehatan reproduksi

Page 71: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

55

Pernikahan dini melanggar hak anak, terutama anak

perempuan. Anak perempuan, sebagai pihak yang paling rentan

menjadi korban dalam kasus pernikahan dini, juga mengalami

sejumlah dampak buruk. Perniahan dini berdampak pada kesehatan

reproduksi anak perempuan. Dari segi fisik, remaja itu belum kuat,

tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga bisa membahayakan

proses persalinan. Perkawinan dalam usia muda merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan keganasan mulut rahim. Akibat dari

perkawinan dibawah umur sangatlah banyak, hal tersebut terjadi

apabila perkawinan tersebut dilakukan tanpa adanya persiapan yang

matang. Pendidikan pra-nikah sangat diperlukan untuk meminimalisir

akibat-akibat dari perkawinan dibawah umur tersebut. Walaupun

tidak secara keseluruhan akibat dari perkawinan dibawah umur dapat

dihandarkan, akan tetapi dapat dicegah dan tidak terlalu berakibat

fatal.

C. Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Perceraian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari

kata “cerai” yang berarti perpisahan, perihal bercerai (antara suami dan

istri), perpecahan, perbuatan menceraikan.

Undang undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 mengatur tentang

putusnya perkawinan, sebagai berikut:

Page 72: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

56

a. Dalam pasal 38, Undang-Undang Perkawinan menyatakan

Perkawinan dapat putus karena:

1) Kematian;

2) perceraian; dan

3) atas keputusan pengadilan;

b. Dalam pasal 39, menyatakan:

1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan

setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak

berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa

antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami

isteri.

3) Tata cara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam

peraturan perundangan tersebut.

c. Dalam pasal 40, menyatakan:

1) Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan.

2) Tata cara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) pasal ini

diatur dalam peraturan perundangan tersendiri.

Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga mengatur putusnya hubungan

perkawinan, sebagai berikuat:

a. Pasal 113, KHI menyatakan Perkawinan dapat putus karena :

1) Kematian,

2) Perceraian, dan

3) Atas putusan Pengadilan.

b. Pasal 114, menyatakan bahwa Putusnya perkawinan yang disebabkan

karena perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan

perceraian.

Page 73: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

57

c. Pasal 115, menyatakan bahwa Perceraian hanya dapat dilakukan di

depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Sedangkan Perceraian dalam istilah ahli fiqh disebut talak yang

berarti melepas atau mengurangi tali pengikat. Furqah berarti bercerai

lawan dari usyrah yang berarti berkumpul. Kemudian kedua perkataan ini

dijadikan istilah oleh ahli fiqh yang berarti perceraian antara suami istri

(Depag, 1984: 226).

Talak menurut arti yang umum ialah segala macam bentuk

perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami, yang ditetapkan oleh hakim,

maupun perceraian yang jatuh dengan sendirinya atau perceraian karena

meninggalnya seorang suami, atau talak dalam arti yang khusus ialah

perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami (Soemiyato: 103).

Dari definisi talak diatas, maka jelas bahwa talak merupakan

sebuah institusi yang digunakan untuk melepaskan sebuah ikatan

pernikahan. Dengan demikian ikatan pernikahan sebenarnya dapat putus

dan tatacaranya telah diatur baik dalam fiqh maupun di dalam Undang-

Undang Perkawinan.

Karena itu, perceraian merupakan suatu hal yang sedapat mungkin

untuk dihindari, kecuali dalam keadaan terpaksa. Oleh karena perceraian

bukan hanya menyangkut kepentingan suami istri yang bersangkutan,

melainkan juga menyangkut kepentingan seluruh kepentingan anggota

keluarga, maka perceraian merupakan jalan terakhir yang harus ditempuh.

Page 74: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

58

Islam menetapkan hak talak itu ada di tangan suami sampai tiga kali.

Namun demikian, hak talak itu tidak dapat dipergunakan begitu saja

dengan semena-mena.

Dari uraian diatas dapatlah diketahui bahwa perceraian itu

hendaknya hanya dilakukan sebagai alternatif terakhir setelah ikhtiar dan

segala daya upaya yang telah dilakukan guna perbaikan kehidupan

perkawinan dan ternyata tidak ada jalan lain kecuali dengan jalan

perceraian antara suami istri. Atau dengan perkataan lain bahwa

perceraian itu adalah sebagai jalan keluar dan pintu darurat bagi suami

istri demi kebahagiaan yang dapat diharapkan sesudah terjadinya

perceraian itu.

2. Dasar Hukum Perceraian

Ada beberapa dalil yang dapat digunakan sebagai dasar hukum

perceraian (talaq) diantaranya,

a. Surat Al-Baqarah ayat 227.

Artinya: “dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak,

Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

b. Surat Al-Baqarah ayat 229.

Page 75: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

59

Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu

boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan

dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali

sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali

kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-

hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri)

tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada

dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri

untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka

janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar

hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.”

c. Surat Al-Thalaq ayat 1.

Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-

isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu

mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah

waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu.

janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan

janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan

Page 76: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

60

perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka

Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu

sesuatu hal yang baru.”

d. Rukun dan Syarat Perceraian

Rukun dan syarat perceraian (talaq) ialah unsur pokok yang harus

ada dalam talaq dan terwujudnya talaq tergantung ada dan lengkapnya

unsur-unsur yang tersebut. Adapun rukun talaq adalah sebagai berikut

(Depag, 1984:234):

1) Suami

Suami adalah yang memiliki hak talaq dan yang berhak

menjatuhkannya, selain suami tidak berhak menjatuhkannya. Oleh

karena talaq bersifat menghilangkan ikatan pernikahan maka talaq

tidak mungkin terwujud kecuali setelah nyata adanya akad

perkawinan yang syah.

Adapun syarat sahnya suami dalam menjatuhkan talaq yaitu:

a) Berakal.

b) Baligh.

c) Atas kemauan sendiri.

2) Istri

Masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan talaq

terhadap istrinya sendiri, tidak dipandang jatuh talaq yang dijatuhkan

terhadap istri orang lain.

Page 77: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

61

Untuk sahnya talaq, pada istri yang di talaq disyaratkan adalah

sebagai berikut:

a) Istri itu masih tetap berada dalam perlindungan kekuasaan suami.

b) Kedudukan istri yang di talaq harus berdasarkan atas akad

perkawinan yang sah.

3) Sighat talaq

Sighat talaq adalah kata-kata yang diucapkan oleh suami

terhadap istirnya yang menunjukkan talaq, baik yang sharih (jelas)

maupun yang kinayah (sindiran), baik yang berupa ucapan lisan,

tulisan isyarat bagi suami tuna wicara, ataupun dengan suruhan orang

lain.

4) Qashdu (kesengajaan)

Qashdu rtinya bahwa dengan ucapan talaq itu memang

dimaksudkan oleh yang mengucapkannya untuk talaq, bukan untuk

maksud lain.

e. Macam dan Bentuk Perceraian

1) Macam-macam Perceraian

Perceraian ditinjau dari segi keadaan istri pada waktu talak itu

diucapkan oleh suami, ada tiga macam yaitu (Depag, 1984:227-228):

a) Talak Sunni yaitu talak dimana suami pada saat menjatuhkan

talak kepada istrinya, istri tidak dalam keadaan haid dan dalam

masa itu belum pernah dicampuri oleh istrinya.

Page 78: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

62

b) Talak Bid'i ialah talak dimana suami menjatuhkan talak kepada

istrinya yang dalam keadaan istri sedang dalam keadaan haid atau

dalam masa suci namun dalam waktu itu telah dicampuri oleh

suaminya.

c) Talaq La sunni wala bid‟i yaitu talaq yang tidak termasuk

kategori talaq sunni dan tidak pula termasuk talaq bid‟i, yaitu:

(1) Talaq yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah

dikumpuli.

(2) Talaq yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah

berhaidh, atau istri yang lepas haidh.

(3) Talaq yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang hamil.

Perceraian ditinjau dari segi jelas tidaknya lafad talak dibagi

menjadi dua macam, yaitu (Depag, 1984:28-29):

a) Talak Sharih, ialah talak yang di ucapkan dengan lafadh yang

jelas maknanya tentang perceraian.

b) Talak Kinayah, ialah talak yang diucapkan dengan lafadh tidak

jelas atau dengan melalui sindiran.

Menurut Sayyid Sabiq bahwa talak itu terjadi dengan segala

sesuatu yang menunjukkan atas putusnya hubungan suami istri baik

lafadh maupun tulisan yang ditujukan pada istri, dengan isyarat bagi

orang bisu atau dengan mengutus utusan.

Sedangkan perceraian yang ditinjau dari segi akibat

menjatuhkannya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

Page 79: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

63

a) Talak Raj'i

Yaitu talak yang suami memiliki hak untuk kembali

kepada istrinya tanpa melalui akad nikah baru, selama istrinya

masih dalam masa iddah.

b) Talak Ba‟in

Yaitu Talak yang tidak dapat dirujuk kembali, kecuali

dengan pernikahan baru walaupun dalam masa iddah, seperti

Talak yang belum di senggamai. Selanjutnya Talak ba‟in juga

dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) Talak ba‟in sughra

Talak yang telah dijatuhkan oleh suami kepada

istrinya yang tidak dapat dirujuk kembali kecuali dengan

pernikahan baru.

b) Talak ba‟in kubra

Talak yang berakibat hilangnya hak bekas suami

untuk merujuk atau dengan akad nikah baru baik dalam masa

iddah maupun sesudah masa iddah habis. Namun seorang

suami yang mentalak bain istrinya boleh mengawini istrinya

kembali jika memenuhi syarat-syarat yaitu:

(1) Istri telah kawin dengan laki-laki lain.

(2) Istri telah dicampuri oleh suaminya yang baru.

(3) Istri telah dicerai oleh suaminya yang baru.

(4) Telah habis masa iddahnya.

Page 80: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

64

2) Bentuk-bentuk perceraian

Ditinjau dari segi tata cara beracara di pengadilan agama,

maka bentuk perceraian dibedakan dua macam, yaitu (syarifudin,

2014:197):

a) Cerai Talak ialah putusnya perkawinan dengan alasan tertentu

dan dinyatakan kehendaknya itu dengan ucapan tertentu yang

dikehendaki suami.

b) Cerai Gugat ialah putusnya perkawinan dengan gugatan

perceraian yang dilakukan oleh istri.

f. Alasan Perceraian

Dalam Undang-undang perkawinan No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dalam pasal 39 ayat 2 dijelaskan bahwa untuk melakukan

perceraian harus ada cukup alasan, bahwa suami istri tidak akan hidup

rukun lagi sebagai suami istri. Adapun hal-hal yang dapat dipakai sebagai

gugatan perceraian.

Terhadap ketentuan yang termuat didalam pasal tersebut diatas,

khususnya ayat 2 Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan

dalam pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-

undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 disebutkan bahwa perceraian dapat

terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

Page 81: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

65

2) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal

lain diluar kemampuannya.

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan yang berat

yang membahayakan pihak yang lain.

5) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri.

6) Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

Kompilasi Hukum Islam Nomor 1 Tahun 1991 menambah 2 point

alasan disamping 6 alasan sebagaimana telah disebutkan diatas. 2 point

alasan tersebut dalam Pasal 116 adalah:

1) Suami melanggar taklik Talak

2) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak

rukunan dalam rumah tangga.

Page 82: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

PERCERAIAN PADA PASANGAN PERNIKAHAN DINI

A. Gambaran Umum Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

1. Kota Salatiga

Kota Salatiga terletak antara 1100.27'.56,81" - 1100.32'.4,64" BT

dan 0070.17'. - 0070.17'.23" LS. merupakan kota kecil yag berada di

propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas wilayah ± 56,78 km²,

berpenduduk ±176.795 jiwa. Terletak pada jalur regional Jawa Tengah

yang menghubungkan kota Semarang dan Surakarta, mempunyai

ketinggan 450-800 meter dari permukaan laut dan berhawa sejuk serta

dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung (Merbabu, Telomoyo,

Gajah Mungkur).

Kota salatiga dapat dibagi dalam 3 bagian daerah menurut struktur

daerah, yaitu:

a. Daerah Bergelombang 65%: Kelurahan Dukuh, Ledok,

Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan

Kauman Kidul.

b. Daerah Miring 25%: Kelurahan Tegalrejo, Mengunsari, Sidorejo Lor,

Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir

Tengah, dan Cebongan.

Page 83: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

67

c. Daerah Datar 10%: Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan

blotongan.

Pada awalnya Kota Salatiga hanya terdiri dari satu kecamatan saja,

yaitu Kecamatan Salatiga. Seiring dengan adanya pemekaran wilayah,

Kota Salatiga mendapatkan beberapa tambahan daerah yang berasal dari

Kabupaten Semarang. Hingga sekarang, secara administratif kota Salatiga

terdiri dari 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Kecamatan dan kelurahan

yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan sidomukti yaitu dari

kelurahan kecandran.

2. Kabupaten Semarang

Kabupaten Semarang terletak pada posisi 1100 14' 54,74" - 110

0

39' 3" Bujur Timur dan 70 3‟ 57” - 7

0 30‟0” Lintang Selatan. Luas

keseluruhan wilayah Kabupaten Semarang adalah 95.020,674 Ha atau

sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif

Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan

208 desa. Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang berkisar pada 500 -

2000m diatas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah terletak

di desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan tertinggi di desa Batur

Kecamatan Getasan. Rata-rata curah hujan 1.979 mm dengan banyaknya

hari hujan adalah 104. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh letak

geografis Kabupaten Semarang yang dikelilingi oleh pegunungan dan

Page 84: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

68

sungai. Keadaan Topografi wilayah Kabupaten Semarang dapat

diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu ;

a. wilayah datar dengan tingkat kemiringan kisaran 0 - 2% seluas 6.169

Ha.

b. wilayah bergelombang dengan tingkat kemiringan kisaran 2 - 15%

seluas 57.659 Ha.

c. wilayah curam dengan tingkat kemiringan kisaran 15 - 40% seluas

21.725 Ha.

d. wilayah sangat curam dengan tingkat kemiringan >40% seluas

9.467,674 Ha.

Wilayah Kabupaten Semarang yang dijadikan objek penelitian

yaitu dari:

a. Kecamatan pabelan: desa kamuan lor.

b. Kecamatan tuntang: desa delik dan kalibeji.

B. Profil Pelaku Perceraian Pasangan Nikah Dini di Wilayah Hukum

Pengadilan Agama Salatiga

Dari sejumlah perceraian yang terjadi pada pasangan pernikahan dini

di wilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga, maka peneliti telah memilih

dan mengambil beberapa kasus yang relevan. Berikut ini adalah profil serta

dinamika pasangan pernikahan dini yang akhirnya bercerai pada tahun 2016-

2017.

Page 85: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

69

1. APL bin MR.

APL adalah Seorang laki-laki yang saat ini berusia 23 tahun, lahir

pada tanggal 21 Mei 1994. Saat ini APL tinggal di Dusun Banyuurip

Rt.03/01 Desa Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. APL

merupakan anak laki-laki pertama dari pasangan MR dan KT di Usia 16

tahun APL tidak melanjutkan sekolah, APL sehari-hari hanya bermain

tanpa memperdulikan masa depan. Saat itu, APL mengenal seorang

wanita bernama SA. Setiap hari APL dan SA selalu bertemu, SA yang

masih duduk di bangku sekolah SMP, ketika selesai sekolah selalu di

jemput oleh APL dan diajak kerumahnya. Hal tersebut membuat pihak

keluarga SA mengetahui. Karna di khawatirkan akan terjadi sesuatu yang

tidak di inginkan, maka APL diminta untuk segera menikah dengan SA.

Tanpa berpikir panjang APL setuju dan memutuskan untuk menikah

dengan SA. APL yang masih berumur 18 tahun menurut Undang-Undang

perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, umur tersebut belum sesuai dengan

peraturan yaitu batasnya adalah 19 tahun untuk laki-laki. Maka hal

tersebut mewajibkan APL untuk meminta Dispensasi nikah dari

Pengadilan Agama Salatiga. Ayah dari APL datang ke Pengadilan Agama

Salatiga untuk meminta Dispensasi nikah pada tanggal 19 juni 2012.

Dalam proses dispensasi di Pengadilan, proses yang cukup cepat dengan

membawa beberapa saksi. Meskipun cepat, sebenarnya dari pihak

pengadilan masih memberi kesempatan untuk menunda pernikahan 1

tahun, tetapi dari kedua belah pihak tidak bisa menunggu lagi dengan

Page 86: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

70

alasan takut mendekati hal yang tidak di inginkan yaitu melanggar aturan

ketentuan Islam karena dari pihak APL sudah meminang SH sejak

tanggal 9 juni 2012. Akhirnya Surat Dispensasi Nikah dengan Nomor

Putusan 0045/Pdt.P/2012/PA.Sal dikabulkan oleh Pengadilan Agama

Salatiga kepada APL.

Tanggal 13 September 2012 APL dan SA melangsungkan

Penikahan yang dicatat oleh Pengawai Pencatat Nikah KUA kecamatan

sidorejo kota salatiga dengan kutipan akta nikah 0206/11/IX/2012.

Setelah menikah, APL dan SA tinggal dirumah APL. Namun masih

sering berkunjung kerumah SA beberapa kali. Selama pernikahan, APL

dan SA hidup rukun dan harmonis sebagaimana layaknya suami istri. 6

bulan setelah pernikahan, APL yang hanya bekerja serabutan dan istri

yang tidak bekerja dalam kehidupanya baik baik saja. Jika terjadi percek-

cokan kecil, mereka dalam menangani masalah dapat menyelesaikannya

dengan baik. APL di ajak oleh pamanya untuk bekerja di sebuah bengkel

yang berada di surabaya, saat itu pernikahan mereka baru 1 tahun. SA

terpaksa tidak di ajak ke Surabaya karna biaya hidup mahal. Sekitar

setengah tahun bekerja disurabaya, APL dan SA sering bertengkar lewat

HP, dengan alasan SA yang sering pergi tanpa pamit kepadan APL lewat

Telepon maupun pamit kepada orang tua APL, padahal SA tinggal

dirumah APL. APL yang hanya berpenghasilan sedikit dan jarang

memberikan nafkah secara layak, membuat SA sering pulang kerumah

orang tuanya untuk meminta uang. Meskipun bekerja di surabaya APL

Page 87: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

71

juga sering pulang 2 minggu sekali untuk bertemu SA istrinya. Namun,

saat APL dengan SA dirumah, mereka selalu bertengkar tanpa adanya

penyelesaian yang baik, APL yang sering ringan tanganpun membuat SA

tidak betah dirumah APL. Puncaknya bulan februari 2014, saat itu APL

masih berada disurabaya hari jum‟at SA dijemput neneknya dan dipaksa

pulang kerumah orang tuannya. Orang tua APL kaget dengan keputusan

tersebut karna tidak mengetahui alasan yang jelas. 1 bulan kemudian APL

pulang untuk menemui SA, APL dan orang tuanya berkungjung kerumah

SA untuk menjemputnya. Namun, dari pihak SA tidak mau menjelaskan

alasan SA pulang dan akhirnya SA tidak mau kembali kerumah APL.

Mulai saat itu APL dan SA telah berpisah dan hidup di rumah masing-

masing. Puncaknya tanggal 5 januari 2016 SA yang saat itu masih berusia

20 tahun dan belum memiliki anak menggugat cerai APL yang masih

berusia 21 tahun di Pengadilan Agama Salatiga sesuai dengan Nomor

50/Pdt.G/2016/PA.Sal dalam usia pernikahan baru menginjak 4 tahun

lamanya.

Proses perceraian dilakukan sekitar 2 bulan, dalam isi gugatanya

dijelaskan bahwa SA dilakukan secara tidak layak sebagai seorang istri

karena tidak dinafkahi oleh APL, APL berselingkuh terhadap SA dan

APL juga melakukan Kekerasan Dalam Rumah tangga. Namun saat

proses perceraian, APL tidak menghadiri sidang ketika di panggil dengan

alasan bahwa mungkin perceraian merupakan jalan yang terbaik untuk

kedua pasangan tersebut. Sesuai dengan Putusan dengan Nomor

Page 88: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

72

50/Pdt.G/2016/PA.Sal Pengadilan Agama Salatiga mengabulkan gugatan

dan menjatuhkan talak satu khul‟i tergugat APL bin MR terhadap

Penggugat SA binti DM dengan iwadl Rp.10.000 dengan akta cerai

nomor 0283/AC/2016/PA.Sal yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama

Salatiga pada tanggal 11 Maret 2016.

APL dan SA saat ini hidup dengan pasangan masing-masing. APL

yang tak lama bercerai akhirnya menikah lagi dan sudah memiliki

seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dan SA juga sudah menikah lagi

dan memiliki seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun. Meskipun hidup

masing-masing tetapi keluarga mereka masih berkomunikasi dengan baik

dan tidak adanya dendam keduanya.

2. FNA binti SN.

FNA adalah seorang wanita yang lahir Pada Tanggal 8 Agustus

2000 yang sekarang berusia 17 tahun. FNA merupakan anak kedua dari

pasangan Alm. SN dan Alm. EB. FNA saat ini tinggal di Dusun Winong

RT 02 Rw 01 Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

yang kini menjadi rumahnya sendiri karena bapak ibu telah meninggal.

FNA saat masih sekolah kelas 2 SMP mengenal seorang laki-laki

bernama LH lewat temannya, FNA dan LH sering bertemu ketika FNA

pulang sekolah dan tak lama mengenal akhirnya mereka berdua

berpacaran. FNA ketika pulang sekolah juga selalu di jemput oleh LH, hal

ini membuat LH tidak pernah pulang kerumah karena selalu dirumah

Page 89: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

73

FNA. Akhirnya berjalanya waktu, orang tua LH mengetahui hal tersebut

dan berencana untuk menikahkan mereka, meskipun FNA belum lulus

dari SMP. Keluarga LH berkungjung kerumah FNA untuk melamarnya,

FNA dan orang tuanya juga tidak keberatan dengan lamaran tersebut

karena menurutnya niat baik tidak boleh ditolak dan mereka akhirnya

memutuskan untuk menikah. FNA yang sebenarnya saat itu berusia 15

Tahun dan harus berhenti dari sekolahnya, sedangkan LH saat itu berusia

19 tahun. Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan usia tersebut belum sesuai dengan yang di tentukan yaitu

untuk perempuan adalah 16 tahun dan laki-laki 18 tahun. Maka, dalam hal

ini FNA dan LH beserta walinya harus mengajukan permohonan

dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Salatiga pada tanggal 25 agustus

2015 untuk mendapatkan Dispensasi Nikah dengan isi dari gugatanya

adalah bahwa pihak keluarga LH sudah meminang FNA sejak tanggal 25

Agustus 2015 dan hubungan keduanya sudah sedemikian eratnya

sehingga sangat khawatir akan terjadi perbuatan yang dilarang oleh

ketentuan Hukum islam apabila tidak segera dinikahkan. Setelah

Dispensasi nikah dari Pengadilan Agama disetujui dengan surat putusan

nomor 0048/Pdt.P/PA.Sal. Tanggal 22 oktober 2015 FNA dan LH

melangsungkan pernikahan di rumah FNA yang kemudian di catat oleh

Pegawai Pencatat Nikah dengan kutipan akta nikah nomor

0192/18/X/2015 di KUA Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

Page 90: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

74

Pernikahan antara FNA dan LH berjalan dengan lancar dan rukun

sebagaimana layaknya suami istri. FNA berpendidikan SD dan LH

berpendidikan SMP, tetapi tidak membuat mereka tidak memiliki

pekerjaan. FNA bekerja sebagai karyawan di sebuah Toko Laris yang

berada di ambarawa dan LH bekerja serabutan. Dalam berumah tangga,

LH hidup bersama dengan FN dirumah FN. Ketika terjadi masalah

mereka dapat mengatasinya dengan baik.

Memasuki bulan ke 11 kehidupan rumah tangga FNA dan LH

mulai terjadi masalah yang cukup pelik. LH hanya bekerja serabutan dan

FNA terpaksa keluar dari pekerjaanya karena setiap kali FNA lembur dan

pulang malam diantar lelaki rekan kerjanya membuat LH cemburu dan

melarang FNA bekerja lagi. Penghasilan LH tidak cukup untuk kebutuhan

rumah tangga mereka dan ditambah ibu FN menderita penyakit yang

membutuhkan biaya cukup besar untuk berobat membuat FNA harus

merawat ibunya dirumah dan waktu untuk LH menjadi kurang. Mulai

sejak bulan juni 2016 FNA yang merupakan tanggung jawab dari LH

tidak pernah mendapatkan nafkah yang layak meskipun LH masih

memiliki pekerjaan, hal ini membuat FNA merasa kecewa dan merasai di

abaikan LH. Kurang lebih satu tahun usia pernikahan mereka, tepatnya

tanggal 6 desember 2016 ibu dari FNA meninggal dunia membuat FNA

merasa sedih dan sangat kehilangan sosok ibu. Saat itu juga rumah tangga

FNA dan LH dalam keadaan tidak baik, LH yang hampir 3 bulan pergi

meninggalkan FNA tanpa maksud dan alasan yang jelas. FNA berusaha

Page 91: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

75

mencari informasi dari orang tua LH tetapi orang tua LH tidak meberikan

jawaban mengenai anaknya dan membuat FNA merasa semakin kecewa.

Tanggal 14 Desember 2016 akhirnya FNA memutuskan untuk

mengajukan surat gugatan perceraian berdasarkan nomor

1378/Pdt.G/PA.Sal Kepada LH di Pengadilan Agama Salatiga. Dalam

gugatanya FNA sudah tidak mendapatkan nafkah dari LH dan sudah

meninggalkannya 3 bulan berturut-turut tanpa adanya alasan yang jelas.

Proses perceraian berjalan selama 2 bulan, karena selama panggilan

tanggal 19 Desember 2016 dan 4 januari 2017 LH tidak pernah hadir

dalam panggilan sidang dan membuat proses cepat. Maka sidang tersebut

dinyatakan Verstek oleh Pengadilan Agama Salatiga. Sesuai dengan

nomor putusan 1378/Pdt.G/PA.Sal Pengadilan Agama Salatiga

mengabulkan gugatan FN terhadap LH dengan putusan Verstek dan

menjatuhkan talak ba‟in sughro tergugat LH bin Ms terhadap penggugat

FNA binti Alm. SN dengan akta cerai nomor 0149/AC/2017/PA.Sal yang

dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Salatiga pada tanggal 14 februari

2017.

FNA saat ini sudah menikah lagi dengan seorang laki-laki berinisal

BS. FNA menikah tanggal 28 September 2017 yang dicatat oleh KUA

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, sebelumnya FNA sudah menikah

siri dengan BS saat FNA dalam masa iddah dari LH yaitu pada bulan

Februari 2016 karena FNA sudah terlanjur dalam keadaan hamil. FNA

Page 92: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

76

dan BS saat sudah dikaruniani seorang anak perempuan yang kini berusia

sekitar 2 bulan berinisial ABV yang lahir pada tanggal 1 November 2016.

FNA sampai sekarang sudah tidak pernah berkomunikasi lagi

dengan LH beserta keluarganya. Kedua orang tua FN yang sudah

meninggal membuat FN hanya fokus terhadap anak kandung dan

suaminya saja.

3. SH binti SYM.

SH merupakan seorang wanita yang kini berusia 21 tahun lahir

pada tanggal 17 Agustus 1996 tinggal di dusun Kebrok RT 1/RW 5 Desa

Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

SH yang masih dibawah umur dan hanya lulus SD tidak

melanjutkan pedidikan, mengenal seorang lelaki benama AF. AF dan SH

sebenarnya terpaut umur yang cukup jauh sekitar 4 tahun, tetapi tidak

menghalangi mereka untuk berkenalan. Karena sama-sama sudah tidak

berpendidikan mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang

serius. Karena keduanya melampaui batas, akhirnya SH hamil diluar

nikah. Saat itu usia AF adalah 20 tahun, sebagaimana peraturan Undang

Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan telah

memenuhi syarat. Namun, berbeda dengan SH yang masih berusia

dibawah umur yaitu masih berumur 15 tahun. Dalam hal ini SH yang

masih dibawah umur dan belum memiliki KTP harus melakukan

Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Salatiga. Namun, Keluarga SH

Page 93: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

77

tidak melakukan hal tersebut lantaran SH yang telah hamil dulu dan

terpaksa memanipulasi data yaitu menambah 2 tahun usia SH dengan

melihat Kartu Keluarga dan Dispensasi dari Camat Tuntang tanggal lahir

SH terpaut 2 tahun lamanya.

Akhirnya pada tanggal 25 Juli 2011 SH dan AF melangsungkan

pernikahan yang kemudian dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah KUA

kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan kutipan akta nikah

Nomor 0367/57/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011.

Kehidupan pernikahan mereka cukup baik dalam 1 tahun

pernikahan, SH dan AF telah dikaruniai seorang anak perempuan

bernama RAA yang lahir pada tanggal 29 Maret 2012. Mereka berdua

tinggal dirumah orang tua SH karena belum memiliki rumah sendiri. AF

bekerja serabutan dan SH tidak bekerja dan harus mengurus anaknya.

Tetapi kebutuhan rumah tangga mereka tercukupi dari hasil yang

diperoleh AF. Mereka berdua hidup rukun dan bahagia sebagaimana

layaknya suami istri.

Sejalan dengan bertambahnya usia anak kebutuhan rumah tangga

yang semakin meningkat, hasil yang diperoleh dari pekerjaan AF tidak

dapat menutup kebutuhan sehari-hari. Hal ini yang menjadikan rumah

tangga AF dan SH mulai goyah dan SH merasa nafkah yang diberikan AF

kurang. Semakin hari mereka berdua sering meributkan uang untuk

kebutuhan rumah tangga juga untuk membeli kebutuhan anak. Hal

tersebut membuat AF kerap kali bertindak kasar kepada SH dan berani

Page 94: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

78

bermain tangga di depan anaknya meskipun anak mereka masih kecil.

Tak lama kemudian sekitar kurang lebih 1 tahun 9 bulan, AF kabur dari

rumah SH. AF kabur sekitar bulan Maret 2013 lantaran AF keluar dari

kerjaan dan dia tidak bisa memberikan nafkah kepada SH. SH akhirnya

memutuskan untuk mencari pekerjaan dan menitipkan anaknya kepada

orang tuanya dirumah setiap SH kerja. Seiring berjalanya waktu, AF

sudah tidak memberikan nafkah wajib kepada SH dan anaknya karena

telah pergi dari rumah SH. SH sebenarnya kadang mengetahui kabar AF,

tetapi kabar tersebut dari teman-teman AF. Mereka mengetahui bahwa

AF telah kembali kerumah orang tuanya tetapi AF juga sering mabuk-

mabukan dan tidak memiliki pekerjaan. Hal tersebut membuat SH tidak

berinisiatif mengunjunginya dan membiarkan AF melakukan apa yang dia

inginkan.

Tanggal 13 Maret 2017 SH memutuskan untuk menceraikan AF di

Pengadilan Agama Salatiga. Dengan nomor perkara Nomor

300/Pdt.G/2017/PA.Sal. SH menggugat cerai AF lantaran AF sudah tidak

memberikan nafkah lagi kepada SH dan anaknya. Saat mediasi tanggal 4

Februari 2016 dan sidang pada tanggal 7 April 2017 dan 9 Mei 2017 AF

tidak mengahadiri selama 3 kali panggilan, membuat gugatan Verstek

kepada AF dan mengabulkan gugatan SH di depan Hakim Pengadilan

Agama Salatiga dan menjatuhkan talak bain sugro tergugat AF bin NG

terhadap Penggugat SH binti SY dengan akta cerai nomor

Page 95: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

79

0574/AC/2017/PA.Sal yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Salatiga

pada tanggal 22 juni 2017.

SH saat ini statusnya berubah menjadi janda anak satu tidak

membuatnya merasa malu dan minder, SH juga saat ini telah bekerja di

sebuah toko dan merasa cukup bahagia hidup dengan orang tuanya. SH

saat ini berjuang sendiri tanpa anaknya, karena Hak Asuh anak berada di

tangan AF. Sesekali SH menghubungi AF untuk menanyakan kabar

anaknya tetapi dia tidak akan menuntut nafkah kepada AF karena SH

sudah tidak ingin kembali kepada AF. Sebenarnya SH sering kali

mengajak rujuk SH, tetapi tidak bersedia lantaran SH sudah merasa

kecewa. SH merasa cukup senang dan bersyukur hidup sendiri karena AF

tidak memutuskan tali antara SH dan anaknya bagaimanapun SH

merupakan ibu kandung RAA.

4. DAL binti AA

DAL binti Alm. AA lahir pada tanggal 6 Agustus 1999, saat ini

DAL berusia 18 tahun. Saat DAL berusia 3 bulan, ibunya meninggal

karena mengalami sakit. 3 tahun setelah ibunya meninggal ayahnya

menikah lagi dengan seorang wanita palembang dan tinggal dipalembang.

DAL terpaksa di titipkan dengan neneknya dan sampe sekarang hidup

bersama neneknya di Dusun Kauman Lor Rt 02 Rw 01 Desa Kamuan Lor

Kecamatan Pabelan Kabupaten semarang. Meskipun sang ayah sering

memberikan kabar, sang ayah tidak pernah pulang ke kampung halaman

Page 96: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

80

karena telah memiliki seorang anak dan istri baru. DAL saat masih

sekolah SMP mengenal seorang lelaki bernama SA, hampir setiap hari

saat DAL pulang sekolah selalu di jemput oleh SA. Akhirnya merekapun

memutuskan untuk berpacaran. Sang nenek yang melihat DAL sering

membolos sekolah dan hampir setiap hari pergi tanpa jelas dengan SA

akhirnya menawarkar SA untuk menikahi DAL. Hal tersebut dilakukan

karena nenek dari DAL merasa malu dengan tetangga karena mereka

hidup diwilayah pedesaan dan juga menghindari hal yang tidak

diinginkan. SA menerima keputusan dari neneknya DAL dan berencara

menikah dengan DAL. Saat itu, SA berusia 21 tahun dan DAL masih

berusia 15 tahun. Hal tersebut membuat DAL dengan walinya harus

melakukan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Salatiga. Ayahnya

yang jauh, membuat ayahnya tidak bisa mengurus dispensasni di

Pengadilan Agama pulang. Akhirnya pada tanggal 16 desember 2013

nenek dari DAL bermana KTYH mengajukan dispensasi dengan isi dari

permohonan adalah bahwa cucunya bernama DAL binti AA telah

melakukan hubungan layaknya suami istri dengan SA. Sesuai dengan

Nomor Putusan 0083/Pdt.P/2014/PA.Sal maka Pengadilan Agama

Salatiga mengabulkan Dispensasi untuk DAL binti AA.

Tanggal 7 februari 2014 DAL melangsungkah pernikahanya

dengan SA yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah KUA kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang dengan kutipan akta nikah nomor

0038/09/II/2014.

Page 97: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

81

DAL dan SA setelah menikah kehidupan mereka baik dan rukun

sebagaimana suami istri. SA yang kerja di Konter HP dapat memberikan

nafkah kepada DAL. DAL karena tidak diijinkan bekerja hanya dirumah

bersama orang tua SA. Tak lama setelah menikah, ayah DAL yang jauh di

perantauan meninggal dunia karena sakit membuat DAL sedih dan

merasa kehilangan. DAL dan SA Meskipun mereka belum dikaruniai

seorang anak, mereka selalu rukun dalam berumah tangga. Ketika terjadi

masalah kecil sesekali orang tua dari SA selalu berusaha melerai SA dan

DAL karena usia mereka masih terlalu muda untuk berumah tangga.

Semakin hari kebutuhan semakin banyak, 1 tahun setelah menikah

SA keluar dari pekerjaanya. DAL yang merasa tidak mendapatkan nafkah

yang layak berusaha bekerja. Sebenarnya DAL diberi nafkah tetapi selalu

diminta kembali, misalnya saja DAL diberi uang oleh SA Rp. 50.000;

untuk satu bulan, tetapi hari berikutnya uang tersebut diminta lagi untuk

membeli SA rokok, jika DAL tidak memberikan uang tersebut, terkadang

SA belaku kasar dan berani memukul DAL di depan orang tua SA sendiri.

SA juga merasa tidak terima karena DAL yang sering pulang malam dan

pulang kerumah neneknya tanpa pamit dengan SA. DAL juga sering

meminta uang neneknya dan di ketahui oleh SA. Rumah tangga semakin

hari tidak harmonis. SA yang kini menjadi pengguran dan semakin kasar

kepada DAL. Membuat DAL memutuskan untuk pergi dari rumah SA

dan kembali kerumah neneknya.

Page 98: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

82

Puncaknya SA dan DAL yang sudah pisah ranjang hampir 2 tahun

sejak bulan maret 2016 membuat DAL bekerja di sebuah pabrik karena

DAL sudah tidak diberikan nafkah lagi oleh SA. Dengan pekerjaan yang

esekali lembur dan sering pulang malam, DAL yang tidak sengaja pulang

bersama rekan kerjanya laki-laki di pergoki oleh suaminya dirumah

neneknya. Awalnya SA datang untuk menjemput DAL kembali

kerumahnya, namun setelah melihat hal tersebut SA merasa kecewa dan

memukul DAL didepan nenek DAL dan teman kerjanya. SA dengan rasa

marah dan kecewa meninggalkan DAL, padahal DAL belum menjelaskan

sebenarnya.

Tepantya Tanggal 25 Oktober 2017 SA mengajukan Permohonan

cerai talak kepada DAL di Pengadilan Agama Salatiga dengan Nomor

1114/Pdt.G/2017/PA.Sal. Dalam hal ini, sesuai isi gugatan SA bahwa

DAL telah berselingkuh dengan seseorang yang tidak diketahui namanya

beralamat di kecandran. DAL merasa kecewa karena dituduh

berselingkuh dan SA sudah melakukan tindak Kekerasan Dalam Rumah

Tangga juga tidak memberi nafkah lagi, tidak membuat DAL melakukan

perlawanan ataupun menolak permohonan cerai talak dari SA. Selama

proses perceraian berlangsung tangaal 30 Oktober 2017 dan 20 November

2017 DAL tidak hadir dalam persidangan. Sesuai dengan surat gugatan

1114/Pdt.G/2017/PA.Sal. Pengadilan Agama Salatiga mengabulkan

Permohonan SA untuk melakukan cerai talak terhadap DAL dengan

Verstek dan memberikan ijin kepada pemohon SA bin JD untuk

Page 99: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

83

menjatuhkan talak satu roj‟i kepada termohon DAL binti AA di depan

Pengadilan Agama Salatiga dengan akta cerai nomor

0044/AC/2018/PA.Sal yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Salatiga

pada tanggal 9 januari 2018.

DAL dan SA saat ini sudah resmi bercerai, DAL sekarang bekerja

disebuah toko untuk kehidupannya sendiri. Meskipun DAL dan SA saat

menikah belum memiliki anak, DAL masih sering berkomunikasi dengan

SA lewat sosial media. Terkadang SA sampai saat ini juga masih sering

mengajak rujuk kepada DAL, namun DAL menolak karena trauma

terhadap Kekerasan Rumah Tangga yang pernah dilakukan oleh SA

terhadapnya.

C. Pernikahan Dini menurut Hakim dan Kepala KUA

Menurut Bapak Drs. H. Salim, M.H., yang saat ini menjabat sebagai

Hakim Pengadilan Agama Salatiga sejak 1 Februari 2016 lalu, hal yang

mengenai Pernikahan sudah diatur dalam Undang undang perkawinan nomor

1 tahun 1974 jadi selama sudah memenuhi Usia yang telah di tentukan maka

KUA boleh menikahkan dan tidak ada larangan mengenai hal tersebut. Hal

yang berkaitan mengenai usia yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang

undang yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan maka

diwajibkan untuk meminta dispensasi nikah di Pengadilan Agama.

Mengenai putusan dispensasi juga sudah diatur dalam Pasal 7 ayat 2

tentang batas usia perkawinan. Hakim dalam memutus perkara dispensasi

Page 100: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

84

nikah juga menggunakan pertimbangan khusus karena dalam Undang undang

sendiri tidak menentukan bagaimana dispensasi bisa dikabulkan atau tidak.

Adapun beberapa pertimbangan hakim yaitu:

1. Kemaslahatan adalah kebaikan yang meliputi faktor psikis dan fisik.

Faktor psikis adalah apakah anak yang belum mencukupi umur sudah siap

secara mental untuk melangsungkan pernikahan dengan menanggung

akibat-akibat hukum dari pernikahan. Sedangkan faktor fisik adalah

kemampuan yang dimiliki oleh kedua calon mempelai untuk mencukupi

kehidupan rumah tangga dari segi penghasilan maupun kesiapan fisik

untuk mengandung serta melahirkan di usia dini bagi calon mempelai

wanita.

2. Kepastian yaitu apabila calon mempelai yang akan melangsungkan

pernikahan belum mempunyai penghasilan yang cukup untuk membina

sebuah rumah tangga maka orang tua calon mempelai dapat memastikan

bahwa mereka sanggup untuk menanggung semua biaya-biaya rumah

tangga hingga calon mempelai memiliki penghasilan sendiri.

3. Kemanfaatan adalah apabila calon mempelai sudah menjalin hubungan

yang erat dan untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan

maka hakim mempertimbangkan untuk mengabulkan permohonan

dispensasi nikah.

Dalam KHI pasal 53 juga telah dijelaskan ayat 1 bahwa “seorang

wanita hamil di luar nikah, dapat di kawinkan dengan pria yang

menghamilinya” dalam hal ini juga akan digunakan sebagai petimbangan

Page 101: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

85

hakim ketika terjadi dispensasi meskipun dilakukan dalam pasangan dibawah

umur. Pengadilan agama salatiga sendiri banyak permohonan dispensasi yang

diajukan yaitu:

No Tahun Jumlah Putusan Dispensasi

Nikah

1 2017 70

2 2016 51

Sumber Pengadilan Agama Salatiga

Dari data yang ada di Pengadilan Agama yang diajukan berkaitan

dengan permohonananya tidak hanya mengenai masalah hamil diluar nikah

tetapi ada juga dengan dalih bahwa tidak ingin melanggar aturan dalam

ketentuan agama sekalipun biasanya yang melakukan dispensasi sudah dalam

keadaan hamil diluar nikah.

Pernikahan sebaiknya membutuhakan kesiapan fisik mental dan

material, faktanya pasangan yang menikah dini meskipun material sudah bisa

mencukupi namun mental untuk menjadi orang tua sangat kurang untuk

berumah tangga. Maka, biasanya pernikahan dini yang dilakukan sangat

rentan terjadinya perceraian. Misalnya saja ada pasangan yang baru menikah

1 tahun sudah melakukan percerain. Banyak pertimbangan yang harus

diberikan karena bukan sekedar memutus perkara, hakim sendiri juga melihat

filosifi pembuatan undang undang perkawinan dan peradilan yang pada

hakekatnya mempersulit perceraian, tetapi tidak berarti tidak boleh bercerai.

Dengan adanya alasan-alasan perceraian yang sudah ditentukan dalam undang

undang PP 975 Pasal 16 hurufnya a sampai f masyarakat malah biasanya

menjadi berkembang dengan alasan yang lain dan kemudian di akomodir oleh

Page 102: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

86

KHI mulai pasal 116 itu dari huruf pasal 16 PP 975 di KHI ada tambahan

hufur g yaitu dengan perlanggaran taqlik talaq dan dalam buku nikah juga ada

sighot taqlik talaq dan huruf g yang menjelaskan bahwa beralihnya agama

bagi salah satu pihak yang menimbulkan ketidakharmonisan bagi keluarga.

Dalam hal ini hakim dalam memutus perkara sudah mempertimbangkan

beberapa hal dan lebih lanjut perkembangan yaitu untuk saat ini sudah ada

yurispudensi dalam rumah tangga akan dilihat masih dapat dipertahankan lagi

atau tidak, istilah bahasanya untuk saat ini adalah “married break down”

apakah pernikahan bagi pasangan baik yang dini atau tidak sudah pecah atau

belum, misalnya suami istri yang sudah berselisih dan berpisah tanpa adanya

komunikasi karena rumah tangga hal yang terpenting adalah komunikasi. Itu

juga menjadi pertimbangan majlis, tapi dalam hal ini bisa juga pasangan

tersebut dapat bersatu kembali. Jadi, disamping adanya alasan-alasan yang

ada hakim juga dalam memutus perkara percerain mempertimbangkan hal

lain.

Pernikahan dini dalam pandangan hakim sendiri tidak melarang atau

membolehkan, selama mengikuti aturan undang undang dan tidak melarang

aturan dari syariat islam boleh dilaksanakan, namun bukan berarti aturan

tersebut sepenuhnya boleh dilaksanakan. Dalam undang undang juga telah

dijelaskan bahwa Pernikahan dini harus memperhatikan beberapa hal dan

beberapa aspek. Misalnya saja dalam bukunya Andi Samsul Alam bahwa

pernikahan yang ideal adalah dalam usia 25 tahun karena harus

mempertimbangan beberapa aspek seperti kesehatan reproduksi, kematangan

Page 103: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

87

jiwa dan kematangan perekonomian. Dalam islam sudah dijelaskan bahwa

“Dar‟ul mafasid muqaddamun „ala jalbil mashalih” bahwa mencegah

kemudharatan lebih prioritas dibanding menarik kemanfaatan. Meskipun

islam tidak menjelaskan secara rinci, namun segala hal dan dampak harus

diperhatikan dalam pasangan yang melakukan pernikahan dini.

Menurut beliau, mengenai batas usia pernikahan harus diminimalisir

dengan melihat beberapa aspek dan dampak yang akan terjadi setelah

pernikahan. Meskipun hakim tidak memiliki kewenangan, namun hakim

masih memiliki peluang untuk memberikan masukan ketika ada perkara yang

maju dalam permohonan dispensasi yang masuk di Pengadilan Agama.

Perlunya sosialisasi bagi masyarakarat remaja dan khususnya orang tua

sebagai tanggung jawab kepada anaknya. Dalam hal ini bagi pasangan yang

telah melakukan pernikahan dini untuk menghindari perceraian dan bagi

pasangan yang telah melakukan perceraian sebaiknya jangan sampai salah

untuk kedua kali dan dalam memilih pasangan untuk mempertimbangkan

beberapa hal.

Menurut Bapak Imam Talmisani S.Ag yang saat ini menjabat sebagai

Kepala KUA Kecamatan Tingkir sejak 2014. Pernikahan dini itu dalam

kacamata Pegawai Pencatat Nikah ada 2 macam yaitu yaitu:

1. Pernikahan dini yang usianya kurang dari 21 tahun. Dalam undang

undang menjelaskan bahwa laki-laki atau perempuan yang umurnya

dibawah 21 tahun boleh menikah selama ada ijin dari orang tua dan tidak

memerlukan dispensasi dari Pengadilan Agama. Pertimbangan yang akan

Page 104: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

88

diberikan kepada orang tua yang memberikan ijin kepada anak jika akan

menikah di bawah 21tahun adalah dengan segala resiko orang tua

bertanggung jawab dalam segala hal dirumah tangga anak tersebut dan

ada proses kontroling dari pemerintah yang diberikan kepada orang tua

untuk anaknya.

2. Pernikahan dini yang dilakukan oleh laki-laki kurang dari 19 dan

perempuan 16 tahun harus mendapatkan ijin dari orang tua dan juga

dispensasi dari pengadilan Agama.

Jumlah pernikahan di KUA Argomulyo tahun 2016 adalah 266 dan

tahun 2017 adalah 305, dari data tersebut jumlah pernikahan dini yang terjadi

adalah sebagai berikut:

No Tahun Laki-Laki Perempuan

<19 <21 <16 <21

1 2016 4 13 x 33

2 2017 1 18 1 54

Sumber KUA Tingkir

Menurut beliau, faktor penyebab pernikahan dini yang paling utama

yaitu. Pertama, hamil diluar nikahiasanya terjadi karena tidak adanya kotrol

sosial dari masyarakat yang memicu anak melakukan pergaulan bebas karena

aat ini banyak sekali masyarkat yang primisif atau masyarakat yang

melakukan pembiaran terhadap pasangan yang melakukan sesuatu yang di

tidak inginkan. Hal itu yang akan menimbulkan dampak yang seharusnya

tidak dilakukan bagi para anak-anak dibawah umur. Kedua, kehawatiran

orang tua karena anak memiliki hubungan yang sedemikian dengan

pasangannya. Jika alasanya karena orang tua yang merasa malu anaknya

Page 105: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

89

selalu bersama dengan pasangannya maka perlu adanya peran pemerintah

untuk pendekatan langsung kepada orang tuanya agar orang tua mengerti

peran penting dalam mendidik anak. Pernikahan bukan hanya sekedar

pencatatan nikah saja, pernikahan adalah kedepannya setelah Ijab Qabul dan

orang tua juga masih memiliki tanggung jawab terhadap anaknya meskipun

sudah menikah.

Dalam kasus pemalsuan usia dalam pernikahan dini yang ada di KUA

Kecamatan Tingkir, dari Pegawai Pencatat Nikah biasanya diketahui.

Misalnya, usia pernikahan dini pasangan yang hamil diluar nikah dan tidak

melakukan dispensasi di Pengadilan Agama dari KUA tidak hanya meminta

ktp, surat dari kelurahan ataupun surat lain dan akan di cocokan semua data,

jika ada pemalsuan maka akan tidak akan dilaksanakan pernikahan. KUA

Tingkir sendiri belum pernah ada keteledoran dalam Pencatatan Nikah.

KUA di setiap kecamatan sebenarnya tidak memiliki kewajiban atau

tidak ada ranah untuk melakukan sosialisasi mengenai pernikahan dini, KUA

sendiri hanya bertugas dalam administrasi pernikahan saja. Jika pasangan

yang sudah sampai ke KUA maka tugas KUA menikahkan. Tugas KUA yang

berkaitan dengan pencegahan ada namanya Kursus Pranikah dari Humas

Islam. Humas Islam dari KUA biasanya dalam 1 tahun dilaksanakan 2 kali

dengan mengundang orang-orang yang sudah menikah atau orang- yang

sudah mendaftar nikah tetapi belum menikah dalam rangka membekali untuk

berumah tangga kelak dan juga termasuk salah satunya mengenai kesehatan

reproduksi bagi pasangan meskipun efeknya belum mengenang. Pencegahan

Page 106: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

90

yang berkaitan dengan umur yang masih dini, tidak bisa dilakukan karena

yang memiliki kontrol pencegahan tersebut berasal dari keluarahan, tokoh

agama, dan masyarakat itu sendiri.

Menurut beliau, pernikahan usia dini yang menyebabkan perceraian

biasanya terjadi karena tidak adanya kematangan emosional dan belum

matang tingkat kedewasaanya. Dalam berumah tangga, pasti banyak

persoalan dan persoalan biasanya terselesaikan jika kematangan dalam

pasangan untuk berfikir ada. Jika umur belum cukup maka mental dalam

kedewasaan belum ada dan akan lebih rawan untuk melakukan perceraian dari

pada pasangan yang lebih matang, meskipun dalam hal ini umur yang lebih

muda tidak lebih matang. KUA sendiri biasanya mendapati orang-orang yang

melakukan perceraian untuk meminta solusi dan datang ke KUA. KUA hanya

memberi penasehatan BP4, meskipun sebenarnya tidak ada program akuratif

untuk program perceraian karena dalam prakteknya KUA hanya ada progam

preventif dalam pembimbingan mualaf.

Negara memiliki fungsi untuk membangun kepastian hukum, konteks

dewasa secara hukum islam atau Undang undang hukum positif berbeda.

Dewasa sesuai usia kependudukan adalah usia 17 tahun, usia dewasa akan

menikah adalah 19 dan 16 sesuai Undang Undang Perkawinan nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan dan usia dewasa 21 tahun yang akan menikah harus

mendapat ijin dari orang tua, sesuai yang telah dijelaskan di atas. Dalam

islam, usia nikah adalah baligh di tandai untuk wanita adalah menstruasi dan

laki-laki adalah mimpi basah. Dalam hal biologis dalam konteks dewasa,

Page 107: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

91

orang menikah lebih kepada faktor keturunan, jika seseorang menikah dan

sudah layak maka siap untuk memiliki keturunan.

Masa Nabi dimana jika diterapkan pada saat ini adalah bagaimana

rumah tangga orang tua baik laki-laki atau perempuan mengharapkan

keturunan yang berkualitas, yaitu tidak hanya dari kematangan bilologis,

sosial, intelektual dan kesehatan ekonomi. Jaman nabi berbeda karena negara

berbeda, komunitas masyarakat berbeda dan ditarik konteks kekinian tidak

seusia. Untuk ini usia 12 tahun dalam entelektual, ekomoni belum matang dan

secara biologis meskipun dapat hamil karena telah menstruasi akan tetapi

tetap belom sepenuhnya baik karena kehamilan pada usia dibawah 21 tahun

rentan terhadap kesehatan reproduksi.

Praktek pernikahan dini yang dilakukan sekarang menurut hukum

islam sebenarnya tidak menjelaskan setuju atau tidak. Hukum yang secara

umum tidak bisa di samakan mengenai hukum islam dan hukum positif,

karena sebenarnya hukum islam dan hukum positif saling melengkapi selama

hukum positif tidak bertentangan dengan hukum islam. Misal indonesia ada

hukum fiqh munakahat, ditarik keatas menjadi KHI dan tidak hanya

perkawinan, tetapi mengenai waris. Hal ini juga bisa menjadi hukum negara

dan tidak bertentanga dengan undang undang yang telah ada. Kemudian jika

ada seseorang yang akan menikah hanya mengandalkan hukum islam maka

tidak perlu datang ke KUA untuk mencatat pernikahan cukup sesuai syarat

dalam islam saja. Artinya, jika menjadi warga negara indonesia yang baik

harus taat negara hukum dan mengikuti aturan hukum positif. Maka dalam hal

Page 108: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

92

ini hukum positif dan hukum islam tidak boleh di dudukan secara berhadapan

tetapi saling melengkapi. Dari pandangan hukum islam tidak melarang atau

membolehkan tetapi harus sesuai ketentuan yang ada sesuai syarat yang sudah

di tetapkan.

Pernikahan dini menurutnya, dalam konteks kekinian bisa setuju dan

ada tidak. Setujunya jika lebih mudah untuk menikah, dalam usia masih

muda, mampu bekerja dan mampu membagi waktu untuk keluarga kecil dari

sejak masih muda misalnya saja usai 16 tahun bagi wanita untuk menikah

maka tenaga dan pikiran untuk membagi jadi lebih mudah. Berbeda Jika umur

yang terlanjur tua waktu untuk membagi pikiran dan tenaga lebih sedikit,

misalnya ada usia 21 menikah dan punya anak, membagi waktu dan tenaga

berbeda karena usia sudah dalam kematangan dan akan lebih fokus mengejar

karir. Tidak setujunya, ketika sudah berkeluarga dan setiap rumah tangga

pasti akan ada konflik, akan rawan bagi pasangan yang melakukan pernikahan

dini, kecuali 2 keluarga tersebut yang menikah mereka bersedia membantu

untuk menyelesaikanya tetapi jika ada pembiaran maka akan lebih mendekati

pada perceraian bagi pasangan tersebut.

Masukan dari Bapak Imam Talmisani S.Ag mengenai pernikahan dini,

konteks kedepan adalah lebih untuk mencegah, memberikan pemahaman dan

kesadaran bahwa pernikahan bukan hanya mengenai pencatatan nikah, bukan

hanya melangsungkan keturunan tetapi bagaimana membangun rumah tangga

yang betul-betul berkualitas dan memberikan kesadaran bahwa usia nikah

kematangannya sesuai dengan aturan yang ada, karna aturan dibuat dengan

Page 109: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

93

sebaik-baiknya. Peran pemerintah juga sangat penting, guna peyuluhan untuk

membentuk keluarga yang sejahtera, bahagia dan kekal. Dalam rangka

menuju kesana lembaga BKKBN yang bertugas untuk penyuluhan kepada

masyarakat harus lebih aktif dan mengenai usia nikah yang baik adalah sesuai

dengan undang undang karena KUA tidak terkait dengan peran di lokal

pemerintah hanya lembaga vertikal yang langsung ke pusat mengenai

pernikahan.

Hal serupa juga di utarakan oleh Bapak Muhammad Sukri, S.Ag

selaku kepala KUA Argomulyo mengenai pernikahan dini. Beliau menjabat

dari tahun 2014, pernikahan dini menurutnya tidak ada hak untuk melarang

dan membiarkan karena pernikahan adalah hak asasi. Dalam hal ini mengenai

pernikahan hanya memberikan beberapa solusi untuk pencegahan yang

meliputi:

1. Pembinaan untuk masyarakat yang mengenai dampak dan bahaya anak

menikah pada usia dini dan membinanaan bagi pasangan yang telah

menikah dini untuk mengurangi perceraian.

2. Menyebar pamflet. Biasanya dilakukan agar masyarakat yang tidak

mengikuti pembinaan dapat membaca mengenai resiko nikah dini dan

perceraian bagi pasangan-pasangan khususnya yang menikah dini.

3. Bekerja sama dengan Guru-guru, Masjil taklim, Kiyai. Sebagai tokoh

masyarakat dan merupakan peran sangat penting, KUA memberikan

pendektan secara langsung terhadap orang-orang tersebut yang akan terjun

Page 110: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

94

langsung dimasyarakat guna mensosialisasikan mengenai bahaya

pernikahan dini.

Jumlah pernikahan di KUA Argomulyo tahun 2016 adalah 263 dan

tahun 2017 adalah 234, dari data tersebut jumlah pernikahan dini yang terjadi

adalah sebagai berikut:

No Tahun Laki-Laki Perempuan

<19 <21 <16 <21

1 2016 3 14 1 46

2 2017 2 17 1 43

Sumber KUA Argomulyo

Selama menjabat di KUA Argomulyo, beliau pernah menangai kasus

pernikahan dini salah satunya yaitu dari murid pesantren, dari orang tua

mengetahui bahwa anaknya pacaran, karena malu akhirnya dinikahkan dan

dalam hal ini menikah dikarenakan kehendak orang tua menjaga kehawatiran

dan bukan paksaan tetapi sebelum dispensasi dilakukan dari KUA

menyarankan ke orang tuanya untuk menunda pernikahan hingga usia yang

siap tetapi karena orang tua tidak bisa menunggu maka KUA tidak memiliki

kewajiban untuk melarang dan kasus yang selanjutnya yaitu menikah karena

hamil diluar nikah, dari KUA sendiri untuk mengenai hamil diluar nikah

untuk segera menyiapkan N8 dan N9 agar segera mendapatkan dispen

dipengadilan untuk menjaga aib.

Menurut beliau, bukan masalah setuju atau tidak mengenai nikah dini.

Seseorang yang sudah memiliki hasrat dan niat nikah dini kita tidak boleh

menghalang-halangi karena menurut Undang undang juga diperbolehken

tetapi dengan dispensasi dari pengadilan Agama. Ketika seseorang yang akan

Page 111: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

95

menikah sudah meliki keinginan dan sudah mampu dia sampai berbuat dosa

maka yang menghambatpun berdosa. Dari KUA, hanya bertugas melayani

bukan menghambat ataupun menyuruh. KUA bertugas dalam penasehatan

atau pembinaan. Jika seseorang yang masih dini akan menikah dan

persyaratan sudah melengkapi maka KUA hanya bertugas intuk

menyelesaikan administrasi dan segera menikahkan pasangan tersebut.

KUA argomulyo selama beliuan menjabat di tahun 2016 dan 2017

belum mendapati kecerobohan dalam pemalsuan data pernikahan.

Menurutnya “Lebih baik kalah waktu dari pada kalah mencuri waktu”.

Misalnya saja ada anak dibawah umur telah hamil dahulu dan dari pihak

perempuan tidak mau meminta dispen dengan alasan tidak mau mengurus,

KUA tidak bisa menerima alasan tersebut.

Mengenai pernikahan yang menyebabkan perceraian bagi pasangan

dini jelas sangat rentan karena dari segi fisik dan ekonomi belum siap dalam

membangun rumah tangga untuk kedepannya. Pernikahan dini dalam hal ini

untuk menghindari perceraian adalah bukan setelah menikah tetapi proses

awal sebelum melaksanakan nikah yaitu: pertama, mengenai niat dari ijab-

qabul harus dibenarkan terlebih dahulu. Ketika sudah terlanjur menikah dan

keliru dalam niat dan ucapan secara tidak langsung akan mempengaruhi

rumah tangga. Misalnya saja ucapan “saya terima nikanya....” dan dalam hal

ini pernikahan saja yang diterima maka perjalan hidup suami istri akan selalu

bermasalah apalagi di dalam ranjang. Jika akad nikah benar maka kehidupan

rumah tanggapun akan berjalan baik. Kedua, disadarkan bukan hanya sekedar

Page 112: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

96

nafsu, diawali dengan niat untuk ibadah dilaksanakan dengan ikhlas,

selanjutnya diakhiri dengan bersyuku maka dalam berumah tangga sakinah

mawadah warohmah akan tercipta.

Hukum islam tidak ada yang namanya pernikahan dini, di islam hanya

menetukan usia baligh dan tidak menjelaskan mengenai pernikahan dini.

Tetapi menurut beliau, tidak ada yang dinamakan pernikahan setelah baligh.

Karena pada masa Rasulullah, Rasulullah menikahi aisyah pada usia 9 tahun

dimana aisyah belum baligh dan rasulullah kumpul dengan aisyah sejak sudah

baligh. Dalam hal ini bisa dijelaskan batas usia nikah menurut islam tidak

harus baligh. Menurut bapak Sukrin yang pendapatnya sedikit berbeda dengan

bapak Imam, jaman Rasulullah bisa di ikuti pada jaman sekarang. Contohnya

Rasulullah memiliki 9 istri, tetapi rasulullah menikah bukan berdasarkan

nafsu, beliau menikah berdasakan hati. Rasulullah hanya melihat anak yatim,

jika Rasulullah membantu orang tua aisyah tanpa dinikahi akan menimbulkan

fitnah. Tetapi untuk era saat ini menikah bukan karena untuk membantu orang

tua tetapi karena melihat anaknya dengan nafsu. Nikah jaman rasulullah bisa

di contohkan untuk saat ini dengan syarat bisa di terapkan tetapi sesui dengan

ketetapan rasulullah dan niat untuk membantu bukan berdasarkan nafsu.

Peran Pemerintah sebenarnya ada, tetapi hal tersebut belum terasa

kehadiranya. Setiap penyuluhan yang dilakukan KUA, selalu mendapati

ketika ada pasangan yang akan menikah mereka selalu menyerahkan

sepenuhnya kepada KUA. Dalam pernikahan dini di sini ada upaya akuratif

atau mengobati dalam pernikahan dini, misalnya ada paguyuban ada

Page 113: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

97

penyuluhan majelis taklim pra nikah dan ba‟da nikah. Tetapi tidak bisa

seekfektif sebelum nikah. Masukan dari Bapak Muhammad Sukri, S.Ag

sebaiknya pemerintah dalam menangai masalah pernikahan Dini untuk lebih

ditindak lanjuti, karena dijaman yang serba modern segala hal akan terjadi,

dan bagi masyarakat juga agar lebih peka terhadap lingkungan yang ada

disekitar kita agar terhindar dari perbuatan yang bertentangan dengan agama

maupun negara.

Page 114: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

98

BAB IV

ANALISIS PERCERAIAN PADA PASANGAN PERNIKAHAN DINI

A. Perceraian Pasangan Pernikahan Dini

Seperti yang telah dikemukakan bab sebelumnya bahwa perceraian

yang terjadi dibeberapa wilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga begitu

kompleks dan beragam. komplesitas ini terlihat dari maraknya kasus

perceraian yang diakibatkan oleh pernikahan di usia dini dan sangat sulit

untuk mencegah terjadinya fenomena perceraian tersebut, sebab perilaku ini

telah menyatu pada masyarat tersebut.

Berdasarkan penelusuran dilapangan, dari beberapa kecamatan yang di

teliti, sebagian besar remaja yang tinggal di daerah tersebut menikah pada

usia muda. Bahkan kebanyakan pernikahan usia muda telah menjadi

kebiasaan mereka. Ini sebagaimana beberapa dari data yang ada di Pengadilan

Agama Salatiga banyak masyarakat tersebut mendaftarkan Dispensasi Nikah

di Pengadilan tersebut dalam peridoe tahun 2016 sampai 2017 yatu 121 kasus

yang melakukan dispensasi nikah dan hampir sepenuhnya dikabulkan. Tidak

hanya itu, perceraian pada masyaratkat yang melakukan pernikahan dini

tersebut dikarenakan banyaknya remaja usia muda yang didorong oleh orang

tuanya untuk menikah. Dalam pandangan para orang tua di wilayah tersebut

bahwa jika anak-anak mereka sudah menikah maka kewajiban dan

tanggungjawab sebagai orang tua mengurang terutama dalam hal pemenuhan

kebutuhan hidup sehari-hari. Begitu juga soal perceraian, bahwa kasus

Page 115: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

99

perceraian didaerah tersebut bisa dikatakan berbanding lurus dengan

pernikahan. Masalah ini kerap terjadi tidak lama setelah pernikahan sebelum

mereka memperoleh anak ataupun baru mendapatkan anak banyak pasangan

yang menikah dini melakukan perceraian

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, pada dasarnya

kecenderungan yang memicu sebagian besar masyarakat diwilayah hukum

Pengadilan Agama Salatiga terhadap pasangan nikah dini yang melakukan

perceraian dibagi mejadi dua faktor yaitu faktor internal adalah faktor yang

berasal dari dalam diri pasangan masing-masing dan faktor eksternal yang

berasal dari luar pasangan tersebut. Berikut ini akan dipaparkan mengenai

faktor internal dan faktor eksternal yang ada.

1. Faktor Internal

Adapun faktor internal yang membuat pasangan penikahan dini

cenderung melakukan perceraian adalah:

a. Ekonomi

Ekonomi adalah alasan yang paling banyak dari jawaban

narasumber, pasalnya dari keempat narasumber yang diteliti

semuanya menjawab bahwa mereka tidak diberikan nafkah yang

layak dan tidak tercukupi karena suami tidak memiliki pekerjaan

yang tetap dan bahkan ada yang menjadi pengangguran. Hal ini jelas

bertentangan dengan kewajiban suami mecari nafkah untuk istrinya.

Nafkah (nafaqah) merupakan suatu kewajiban suami terhadap

istrinya dalam bentuk materi. Hukum membayar nafkah untuk istri,

Page 116: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

100

baik dalam bentuk perbelanjaan, pakaian adalah wajib. Kewajiban itu

bukan karena istri membutuhkanya bagi kehidupan rumah tangga,

tetapi kewajiban yang timbul dengan sendirinya tanpa melihat kepada

keadaan istri. (Yarifuddin, 166: 2014)

Dasar kewajiban suami memberi nafkah juga terdapat dalam

Al-Qur‟an surat At-Thalaq ayat 7

Artinya: hendaklah orang yang mampu memberi nafkah

menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya

hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah

kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak

akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Dalam hal ini sudah jelas bahwa suami yang harus

memberikan nafkah kepada anak dan istrinya. Apabila seorang suami

tidak bekerja maka kewajiban suami untuk mencari nafkah tersebut

terlimpahkan kepada istirnya atau seorang istri harus mengganti peran

menjadi pencari nafkah dalam keluarganya. Hal tersebut akan

menimbulkan perselisihan dan menunjukkan bahwa tujuan hidup

berumah tangga sudah tidak sejalan lagi. Maka, mereka menganggap

bahwa rumah tangga tidak bisa disatukan lagi dan jalan satu-satunya

yaitu bercerai.

Page 117: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

101

b. Pendidikan Rendah

Dilihat dari pendidikan, pasangan nikah dini rata-rata

berpendidikan menengah ke bawah. Hal ini membuat masyarakat

setempat kurang memahami arti penting dan sakralnya sebuah

perkawinan. Begitu pula halnya dengan pemahaman mereka tentang

perceraian juga rendah, mereka jarang memikirkan dampak yang

ditimbulkan perceraian. Rendahnya tingkat pendidikan tidak jarang

memicu sebagian besar masyarakat bercerai. Berdasarkan hasil

penelusuran dilapangan menentukan bahwa pernikahan yang

dilakukan pada pasangan dini mereka hanya lulusan SD saja, ada

yang melanjutkan sekolah SMP namun belum lulus akhirnya mereka

memutuskan untuk menikah.

c. Kekerasan

Dalam kehidupan berumah tangga, tidak akan selalu berjalan

mulus, akan terdapat masalah-masalah, tinggal bagaimana pasangan

tersebut menyikapi sehala permasalahan yang ada, apalagi pasangan

muda yang akan rentan terhadap sifat yang masih kekanak-kanakan

dan mudah terpengaruh dengan perkembangan yang ada. Seperti yang

dialami beberapa responden bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga

bisa terjadi karena hal-hal kecil misalnya kesalahpahaman dan

kurangnya komunikasi membuat KDRT. Sebenarnya hal tersebut

dapat dihindarkan dengan adanya komunikasi yang baik dan

Page 118: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

102

penjelasan terlebih dahulu sebelum melakukan KDRT. Ketika dalam

rumah tangga sering diwarnai pertengkaran dan sudah merasa tidak

cocok lagi, maka hal tersebut sering dijadikan alasan untuk

melakukan perceraian karena ereka menganggap bahwa itu

merupakan solusi yang paling tepat.

Dari hasil wawancara dengan responden, perselisihan yang

terjadi dikarenakan kurangnya komunikasi atara suami dan istri dan

tidak mengerti maksud dan tujuan satu dengan yang lainnya membuat

salah satu pihak menjadi ringan tangan dan mudah melakukan

kekerasan karena sifat yang mudah emosi dengan umur yang masih

sangat muda.

Pada dasarnya agama islam pun memberikan ijin pihak ketiga

dalam menyelesaikan masalah rumah tangga yang mengalami

masalah dengan mendatangkan hakim atau orang yang mampu

menjadi penengah dari keluarga yang sedang berselisih.

Sebagaimana firman allah dalam Al-Qur‟an surat An-Nissa‟

ayat 35.

Artinya: dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan

antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga

laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua

orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya

Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Page 119: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

103

Meskipun pada dasarnya surat tersebut menjelaskan bahwa

hakim dapat menjadi pihak ketiga, bukan berati pasangan yang

menikah dini ketika terjadi perselisihan langsung berunjung pada

percerain di depan hakim, tetapi peran orang tua atau keluarga besar

juga termasuk orang ketiga yang mungkin dapat membantu

menyelesaikan perselisihan yang ada.

d. Kecemburuan dari pihak ketiga

Faktor penyebab yang selanjutnya adalah kecemburuan,

karena kurangnya akhlaq yang baik. kecemburuan tersebut juga dapat

menyebabkan pasangan tersebut bercerai. Dalam kehidupan berumah

tangga terlebih bagi pasangan yang melakukan pernikahan dini

mereka belum mengetahui sepenuhnya arti pernikahan, kebanyak

mereka menggapkan bahwa pernikahan hanyalah sebuah ikatan

rumah tangga saja, tidak mengetahui hal apa yang terjadi pada

kedepanya. Dari penelitian yang ada, pasangan yang menggugat di

pengadilan kebanyakan karena salah satu pihak berselingkuh.

2. Faktor eksternal

Adapun faktor internal yang mebuat pasangan penikahan dini

cenderung melakukan perceraian adalah:

Page 120: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

104

a. Sosial Budaya

Kebiasaan kebiasaan yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat

pada umumnya sebagian besar pasangan suami istri melakukan

perceraian. Menurut pendapat bapak salim selaku hakim juga

menjelaskan bahwa pasangan yang menikah dini bercerai karena

kebiasan masyarakat di desa bahwa ketika terjadi perselisihan yang

tidak ada jalan keluarnya mereka lebih membawa masalah tersebut di

hadapan hakim untuk disidangkan dan pada akhirnya putusan

perceraian yang akan muncul. Kebiasan tersebut membuat pasangan

yang menikah usia dini menyepelekan rumah tangga dan ketika terjadi

masalah mereka lebih memilih pengadilan yang akan

menyelesaikannya dan setelah selesaipun kebanyakan dari mereka

menikah lagi tanpa mempertimbangkan masalalunya.

b. Keluarga

Keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang berkewajiban

untuk menafkahi dan mendidik anak hingga dewasai terkadang orang

tua justru melalaikan tanggung jawabnya. Karena pendidikan dan

perhatian yang inten terhadap anak berasalah dari orang tua.

Meskipun salah satu orang tua sudah tidak ada atau sudah berpisah

bukan berarti anak diabaikan dan tidak di urus. Mereka masih menjadi

tanggung jawab orang tua, jika dalam hal ini kedua orang tua telah

tiada maka wali yang memiliki tanggung jawab, meskipun wali tidak

sepenuhnya memiliki tanggung jawab bukan berarti wali membiarkan

Page 121: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

105

anak tersebut bebas dalam bertidak, wali tetap memiki kewajiban

hingga anak tersebut dewasa dan menikah.dalam wawancara,

narasumber yang diwawancarai kebanyak sudah tidak memiliki orang

tua dan kebanyakan walinya kurang memiliki rasa tanggung jawab

terhadap anak tersebut dan pada akhirnya wali tersebut menikahkan

anak yang masih dini agar mereka merasa lepas dari kewajibanya.

c. Media masa

Dijaman serba modern seperti ini, media masa telah

berpengaruh kuat terhadap kehidupan manusia, salah satunya adalah

kehidupan rumah tangga seseorang, gencarnya media masa terutama

elektronik dalam mengekspose perceraian bagi kalangan para arti

dalam hal ini sebagai public figure menyebabkan pasangan suami istri

pada saat ini banyak apalagi bagi pasangan muda yang menikah,

karena dengan usia yang sangat dini sangat mudah terpengaruh

dengan hal yang ada di depannya, tidak bisa dipungkiri di Pengadilan

Agama Salatiga banyak kasus perceraian bagi padangan muda

padahal dulu mereka juga melakukan dispensasi untuk melakukan

pernikahan tetapi tidak lama juga mereka melakukan percerain di

pengadilan, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam wawancara oleh

Bapak Salim M.H yang merupakan Hakim Pengadilan Agama

Salatiga.

Page 122: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

106

B. Tinjauan Fiqh Islam terhadap praktek pernikahan dini di Kota Salatiga

dan Kabupaten Semarang

Perkawinan sebagai jalan yang dapat ditempuh oleh manusia untuk

meneruskan keturunan sehingga dapat membentuk suatu keluarga sekaligus

sebagai sebuah ibadah yang dapat mendatangkan pahala bagi pelakunya

(Depag, 1983:55-56). Sebagaimana firman Allah SWT.

...

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu

yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah

menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang

biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak… (Q.S. An-Nisa‟:1).

Ulama Syafi‟iyah mengatakan bahwa hukum asal nikah adalah mubah,

disamping ada sunnah, wajib, makruh, dan haram. Hukum perkawinan dapat

berubah dilihat dari kondisi orang yang melaksanakan serta tujuan

melaksanakannya. Menurut Abdul Rahman Ghozali (2012:18-21) hukum

pernikahan dalam Islam adalah sebagai berikut.

Hukum Mubah, jika seseorang memiliki kemampuan untuk

melakukan perkawinan, namun bila tidak melakukannya tidak

dikhawatirkan berbuat zina dan apabila melakukannya juga tidak akan

menelantarkan istri. Perkawinan orang tersebut hanya didasarkan

untuk memenuhi kesenangan bukan dengan tujuan menjaga

kehormatan agamanya dan membina keluarga sejahtera. Hukum

Sunnah, untuk orang yang telah memiliki kemauan dan kemampuan

untuk melangsungkan perkawinan, tetapi kalau tidak kawin tidak

dikhawatirkan akan berbuat zina. Hukum Wajib, bagi orang yang

telah memiliki kemauan dan kemampuan untuk menikah dan

dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan zina seandainya tidak

kawin. Hukum makruh, untuk orang yang mempunyai kemampuan

untuk melakukan perkawinan dan memiliki kemampuan untuk

Page 123: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

107

menahan diri sehingga tidak memungkinkan dirinya tergelincir

berbuat zina apabila tidak kawin. Hanya saja orang ini tidak

mempunyai kenginan yang kuat untuk dapat memenuhi kewajiban

suami istri dengan baik. Hukum haram, bagi orang yang tidak

mempunyai keinginan dan kemampuan untuk serta tanggung jawab

untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga

sehingga jika melangsungkan perkawinan akan terlatar dirinya dan

istrinya.

Hukum Islam mengatur perkawinan dengan rukun dan syarat tertentu.

Berhubungan dengan syarat perkawinan adalah perempuan maupun laki-laki

yang tertentu (Ghozali, 2012:50). Dalam menjelaskan ketentuan tersebut, Al-

qur‟an secara konkrit tidak menentukannya dengan batasan usia bagi

seseorang untuk melangsungkan perkawinan. Batasan hanya diberikan

berdasarkan kualitas yang harus dinikahi oleh mereka sebagaimana dalam

surat An-Nisa‟ ayat 6:

...

Artinya: “dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk

kawin...”

Menurut Quraish Shihab (2012 b:420) tafsir dari potongan ayat بلغىا

yaitu mencapai umur yang menjadikan seseorang mampu memasuki الكاح

gerbang pernikahan. Hal tersebut terjadi ketika seseorang telah dewasa,

memiliki kemampuan, serta kecerdasan (Shihab, 2012 a:169). Selain ayat Al-

Qur‟an tersebut, terdapat hadits nabi yang juga secara tersirat memberikan

aturan tentang pembatasan usia nikah, yaitu hadits riwayat Imam Bukhari,

Rasulullah saw bersabda:

فانو أغض للبصر وأحصن [يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فػليتػزوج, ومن ل يستطع فػعليو بالصوم فانو لو وجاء. ]فرج لل

Page 124: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

108

Artinya: wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah

memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah (maka

ssungguhnya ia dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan).

Dan barang siapa yang tidak memiliki kemampuan untuk itu, maka

hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa adalah benteng (Hadits

Nomor 2040) (Al Albani, 2013:752).

Menurut Amir Syarifuddin (2014:67) hadits di atas adalah dalil tentang

adanya persyaratan dalam melangsungkan pernikahan, yaitu kemampuan dan

persiapan untuk nikah. Sementara kemampuan dan persiapan untuk menikah

hanya terdapat pada seseorang yang telah dewasa.

Guna kemaslahatan umat ditetapkanlah usia minimal kesiapan untuk

melaksanakan perkawinan. Ditemukan berbagai batas usia kedewasaan

seorang anak baik dalam hukum Islam maupun hukum Indonesia. Namun

batas usia melangsungkan perkawinan sebagaimana Pasal 7 ayat (1) UU

Perkawinan adalah “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah

mencapai usia 19 tahun dan pihak pria sudah mencapai usia 16 tahun”.

Menanggapi pernikahan Rasulullah SAW dengan „Aisyah ra, hal

tersebut tidak dapat diterapkan pada konteks perkawinan anak usia dini pada

saat ini. Perkawinan Rasul SAW dengan „Aisyah merupakan suatu hal yang

khusus karena pernikahan tersebut penuh dengan tujuan agung (Supriyadi,

2011:58). Diantara hikmah pernikahan tersebut yaitu:

1. Rasulullah SAW menyiapkan istrinya sebagai da‟iyah, muballighoh, dan

murabbiyah yang membantu kesuksesan dakwah dan penyampaian

risalah. „Aisyah ra memiliki kecerdasan yang tinggi dan umur beliau yang

masih muda adalah masa yang tepat untuk belajar karena hafalan lebih

Page 125: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

109

kokoh dan kemampuan merekam pelajaran lebih mantap. Di samping

sebagai pendamping hidup Rasulullah SAW, „Aisyah adalah murid

spesial dalam madrasah kenabian. Nabi SAW mengajarkan „Aisyah ra

secara khusus berbagai permasalahan agama terutama berkaitan dengan

urusan privat rumah tangga dan fiqh kewanitaan. Peran „Aisyah ra

kemudian adalah menjadi juru bicara Nabi SAW yang menjelaskan hal

tersebut kepada para sahabat serta para tabi‟in yang belajar kepada beliau.

„Aisyah ra mewariskan sunnah Rasulullah SAW dengan meriwayatkan

hadits sebanyak 2210.

2. Memperkuat hubungan kekerabatan dan kedekatan keluarga antar beliau

dengan sahabat Rasulullah SAW yang paling utama, yaitu Abu Bakar As-

Shiddiq ra.

Selain beberapa hal tersebut di atas, sebagaimana pemikiran

Mayadina Rohmi Musfiroh (2016:72) dalam kasus perkawinan anak usia

dini terdapat benturan antara pemeliharaan atas jiwa (hifz al-nafs),

pemeliharaan atas akal (hifz al-„aql), dan pemeliharaan atas kehormatan

dan nasab/keturunan (hifz al-nasl). Dimana usia anak masih sangat

beresiko untuk melakukan hubungan seksual apalagi kesiapan organ

reproduksinya. Selain itu usia anak lebih tepat dipergunakan untuk masa

pengembangan fungsi akal dan pendidikan daripada untuk reproduksi

dengan menikah dan memiliki keturunan. Sehingga mendahulukan

keselamatan jiwa anak dari resiko yang ditimbulkan akibat pernikahan

dan pengembangan fungsi akal lebih didahulukan daripada hifdz al-nasl.

Page 126: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

110

Sebagai salah satu faktor penyebab hilangnya hak anak, maka anak

harus dilindungi dari pelaksanaan perkawinan pada usia dini. Hal ini

sesuai dengan Qur‟an Surat An-Nisa‟ ayat 9.

Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.

Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman hendaklah takut

kepada-Nya bagi orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang

mereka anak-anak dan ahli waris yang lemah. Janganlah sampai membuat

wasiat yang akan membawa madzarat dan mengganggu kesejahteraan

mereka yang ditinggalkan. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat

diketahui pesan lain dalam QS. An-Nisa‟ ayat 9 yaitu perintah untuk

melindungi anak dan cucu bahkan anak yang belum lahir sekalipun jauh-

jauh hari jangan sampai nanti ia lahir dalam keadaan tidak baik dan dalam

keadaan kurang (Zaki, 2014:9).

Perkawinan anak usia dini juga dianggap tidak sejalan dengan

salah satu maqasid al-nikah (tujuan nikah) yaitu membangun keluarga

sakinah, mawaddah, dan rahmah. Maksudnya, diharapkan pasangan

suami istri yang telah membina rumah tangga melalui akad nikah bersifat

langgeng, terjalin keharmonisan diantara suami istri yang saling

mengasihi dan menyayangi sehingga masing-masing pihak merasa damai

Page 127: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

111

dalam rumah tangganya. Hal itulah yang kemudian menjadi ukuran,

dimana psikologi anak belum memahami semua itu. Oleh karena itu,

untuk memenuhi hak anak diperlukan adanya kepastian bahwa anak tidak

akan menikah ketika dia masih anak-anak (Musfiroh, 2016:72). Pendapat

serupa disampaikan oleh Kepala KUA Kecamatan Argomulyo, bahwa

perkawinan harus dilihat secara integral dan holistik. Bukan hanya aspek

legalitas formal yang bersifat normatif yaitu sah dan tidaknya suatu

perkawinan, namun harus melihat hakikat dan tujuan dari suatu

perkawinan.

Selain itu, Hakim Pengadilan Agama Salatiga menyatakan bahwa

lebih utama seorang wali untuk tidak menikahkan anak gadisnya yang

masih kecil kecuali jika terdapat maslahat yang jelas dan pasti dari

pernikahan tersebut. Pernyataan tersebut sesuai dengan kaidah Fiqh.

م على جلب الوصالح درؤ الوفاسذ هقذ

Artinya: “Mencegah terjadinya kerusakan diutamakan dari pada

usaha mendatangkan kemaslahatan” (Zaenudin, 2010:16).

Adapun maksud dari kaidah di atas yaitu jika berhadapan

kemafsadatan dan kemaslahatan maka dikedepankan mencegah

kemafsadatan, karena penekanan syara‟ terhadap pencegahan lebih

ditekankan dari pada penekanan perintah. Hal tersebut sebagaimana sabda

Rasulullah SAW.

ها استطعتن وإرا هيتكن عي شيء فاجتبى إرا أهرتكن بأهر فأتىا ه

)رو الشيخاى(

Page 128: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

112

Artinya: Apabila aku memerintah kamu sekalian atas sesuatu maka

kerjakanlah sebatas kemampuanmu, dan jika aku melarang kamu sekalian

atas sesuatu maka hindarilah (tanpa bisa ditawar).

Berdasarkan beberapa keterangan di atas dapat diketahui bahwa

pernikahan dini sebenarnya tidak dihukumi secara mutlak, apakah wajib,

sunnah, mubah, makruh ataupun haram. Hukum dari pernikahan dini

bergantung kepada tujuan dari pernikahan tersebut. Namun, jika melihat

pada praktik pernikahan dini yang terjadi di Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang, maka menurut hukum Islam perkawinan anak usia dini harus

dihindari karena sangat rentan terhadap perceraian. Hal tersebut sesuai

dengan hadits:

ابغض الحلل الى هللا تعالى الطلق

Artinya: perkara halal yang dibenci Allah Ta‟ala adalah talak.

Page 129: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh penyusun dalam bab-bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari

pokok masalah yaitu

1. Kecenderungan pasangan yang menikah dini melakukan perceraian dari

pasangan tersebut berasal dari 2 faktor yaitu:

a. Faktor Internal. Faktor internal yang berasal dari pasangan tersebut

seperti ekonomi yang kurang dan tidak ada membuat pasangan

tersebut mudah bercerai dan memilih jalan hidup masing-masing,

ekonomi yang tidak ada juga berasal dari pendidikan yang rendah,

pasangan yang melakukan pernikahan dini kebanyak tidak sekolah dan

tidak memiliki ijasah jadi sangat sulit untuk mencari pekerjaan apalagi

dengan pengahasilan yang tetap. Tidak hanya itu, pendidikan rendah

juga mempengaruhi pola pikir, yang menjadikan mereka dalam

berpikir tidak jauh kedepan dalam melangsungkan pernikahan, tidak

lebih karena pola pikir yang minim mebuat rumah tangga rawan

terjadi kerasan karena tindakan yang mereka lakukan hanya berasal

dari nafsu tanpa adanya pertimbangan lain karena terkadang

kecemburuan pihak ketiga muncul ketika rumah tangga dalam

keadaan goyah.

Page 130: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

114

b. Faktor eksternal yaitu berasal dari keluarga, sosial budaya dan media

masa. Keluarga yang dalam hal ini merupakan peran penting seperti

otang tua terkadang mereka menggang bahwa pernikahan merupakan

jalan bahagia bagi anaknya, membuat anak yang baru mengenal lelaki

dan baru mulai tumbuh dewasa dinikahkan saja tanpa

mempertimbangkan hal lain, orang tua yang memiliki kewajiban

memendidik dan memberikan nafkah menikahkan karena kebanyakan

dari mereka menganggap menikahkan anak adalah upaya untuk

membebaskan kewajiban tersebut. Tidak hanya keluarga, masyarakat

juga mengenai budaya pernikahan dini yang berunjung perceraian

biasanya merupakan sesuatu hal yang biasa untuk saat ini dan

kurangnya sikap peduli terhadap tentangga mengenai pernikahan dini

dan perceraian. Kehidupan yang semakin maju juga sangat

mempengaruhi, anak yang masih kecil sudah menggunakan sosial

media yang seharusnya mereka hanya mementingkan pendidikan

malah di racuni dengan gagjed yang sangat canggih, membuat muda

mudi juga rentan melakukan hal yang sangat konyol yang mebuat

pasangan tersebut melampaui batas dan membuat pasangan tersebut

menikah pada usai dini.

2. Pandangan hukum islam mengenai praktek pernikahan dini

Pernikahan dini sebenarnya tidak dihukumi secara mutlak, apakah wajib,

sunnah, mubah, makruh ataupun haram. Hukum dari pernikahan dini

bergantung kepada tujuan dari pernikahan tersebut. Namun, jika melihat

Page 131: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

115

pada praktik pernikahan dini yang terjadi di Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang, maka menurut hukum Islam perkawinan anak usia dini harus

dihindari karena lebih mendekati kemadharatan yaitu rentan terhadap

perceraian dan sebagaimana hadits bahwa perceraian sangat dibenci oleh

Allah SWT.

B. Saran

Sebagai penutup dari skripsi ini, penyusun ingin memberikan beberapa saran

yang sifatnya membangun terhadap permasalahan-permasalahan yang telah

dibahas.

1. Pasangan yang telah menikah baik yang dini ataupun tidak sebaikya

dalam membangun rumah tangga tidak hanya didasari dengan cinta, tetapi

hal lain harus diperhatikan seperti masalah ekonomi dan agama. Ekonomi

yang merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sehari-hari apalagi

ekonomi merupakan kewajiban dari suami sebaiknya sebagai tulang

punggung harus mengerti akan pentingnya hal tersebut, dengan melihat

pernikahan dini banyak yang tidak mengerti akan pentingnya kebutuhan

sehari-hari dan hal itu harus dimulai sejak saat ini untuk merubah cara

berfikir dan segera melakukan tindakan yang lebih baik, dan tidak lupa

dalam berumah tangga agama merupakan hal yang sangat penting sebagai

pegangan hidup pasangan yang melakukan nikah dini meskipun usia

belum cukup, tetapi ketika agama dijadikan patokan maka percerainpun

tidak akan terjadi, dalam berumah tangga saling ikhlas dan saling

Page 132: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

116

mengerti dengan mempelajari hukum-hukum perkawinan dalam islam

maka kehidupan rumah tangga yang terjadi akan berjalan sesuai syariat

yang ada dan sakinah mawadah warohmah yang akan dihasilkan.

2. Keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang berkewajiban untuk

menfafkahi dan mendidik anak hingga dewasa jangan sampai orang tua

melalaikan tanggung jawabnya. Karena pendidikan dan perhatian yang

inten terhadap anak berasalah dari orang tua. Meskipun salah satu orang

tua sudah tidak ada atau sudah berpisah bukan berarti anak diabaikan dan

tidak di urus. Mereka masih menjadi tanggung jawab orang tua, jika

dalam hal ini kedua orang tua telah tiada maka wali yang memiliki

tanggung jawab, meskipun wali tidak sepenuhnya memiliki tanggung

jawab bukan berarti wali membiarkan anak tersebut bebas dalam bertidak,

wali tetap memiki kewajiban hingga anak tersebut dewasa dan menikah.

Fenomena pernikahan dini yang ada sebagian besar karena orang tua yang

sudah tidak lengkap, sehingga anak tersebut kurang memdapat perhatian

dan menjadikan anak tersebut mudah terpengaruh oleh lingkungan yang

ada disekitarnya.

3. Pemerintahan hakim kua dan tokoh masyarakat yang dalam hal ini juga

berperan sebaiknya lebih memperhatikan masyarakat yang ada disekitar.

Misalnya KUA yang disini berperan sebagai tempat yang menikahkan

alangkah baiknya dalam pasangan yang melakukan pernikahan dini

meskipun tidak memiliki hak harus lebih banyak memberikan penyuluhan

terhadap masyarakat kecil mengenai pernikahan. Dan Hakim sendiri yang

Page 133: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

117

memiliki hak untuk memutus dispensasi dan juga perceraian harus

mempertimbangkan 3 asas yaitu kemanfaatan, keadilan dan kepastian

hukum, jika memmang keadaan sangat tidak mendesak untuk lebih

mempertimbangkan lagi dalam setiap keputusan. Karena dalam hal ini

kita dapat menciptakan generasi yang lebih matang untuk menikah.

Dengan lebih mempersulit ijin, meskipun sudah dijelaskan dalam aturan

yang ada tetapi hakim lebih tegas dalam pelaksanaanya. Pemerintah juga

sebaiknya lebih memperhatikan mengenai batas pernikahan usia dini,

meskipun sudah dijelaskan tetapi pemerintah juga memiliki kewajiban

memberikan kejelasan bahwa usia tersebut tidak sepenuhnya merupakan

batas maksimal karena pernikahan dalam usia yang lebih baik diatasnya

maka kesiapan dalam kegala hal akan lebih matang dan itu juga akan

sangat baik dalam membangun sebuah rumah tangga.

Page 134: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

118

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Dahlan. 1990. Ensiklopedia Hukum Islam Jilid 4. Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve.

Abidin, Slamet dan H. Aminudin. Fiqh Munakahat. 1999. Bandung : CV Pustaka

Setia.

Al Albani, Muhammad Nashiruddin. Tanpa tahun. Ringkasan Shahih Bukhari IV.

Terjemahan oleh Rahmatullah, Fudhail Rahman, dan M. Mansur Huda.

2013. Jakarta: Pustaka Azzam.

Arifin, Syamsul. Studi Komparatif Pemikiran Husein Muhammad Dan Siti

Musdah Mulia Tentang Pernikahan Dini. 2014. PhD Thesis. UIN Sunan

Ampel Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fadhlilah, Nurul. 2013. Factor Factor Penyebab Perceraian (Studi Terhadap

Perceraian Di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang).

Skripsi Jurusan Syariah. Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah. Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Fatah, Rohadi Abdul. 2010. Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fiqh Islam.

Jakarta: PT bumi aksara.

Ghozali, Abdul Rahman. 2012. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Hanafi, Yusuf. 2011. Kotroversi Perkawinan Anak di Bawah Umur (child

Marriage. Bandung: Mandar Maju.

Jannah, Umi Sumbulah Faridatul. 2012. Pernikahan Dini dan Implikasinya

Terhadap Kehidupan Keluarga Pada Masyarakat Madura (Perspektif

Hukum dan Gender). Egalaita.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2012. Al-Qur‟an Qordoba. Jakarta: PT

Qordoba Internasional Indonesia.

Page 135: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

119

Khilmiyah, Akif. "Pandangan Remaja dan Orang Tua Terhadap Pernikahan Dini

Dalam Membangun Keluarga di Kabupaten Bantul." (2014). LP2M

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Indonesia. 2012. Bandung: Citra Umbara.

Koro, Abdi. Perlindungan Anak Dibawah Umur Dalam Perkawinan Usia Muda

dan Perkawinan Siri. 2012. Bandung: PT Alumni.

Musfiroh, Mayadina Rohmi. 2016. Pernikahan Dini dan Upaya Perlindungan

Anak di Indonesia. De Jure: Jurnal Hukum dan Syari‟ah, 8(2):64-73.

(Online) http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/syariah (Diakses

pada 10 Agustus 2017).

Moleong, Leksi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Muhammad, Husein. Perempuan, Islam, dan Negara. 2016. Yogyakarta: Qalam

Nusantara.

Munti, Ratna Batara dan Hindun Anisa. Posisi Perempuan Dalam Hukum Islam

di Indonesia. 2005. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Nastangin. 2012. Percerian karena Salah Satu Pihak Murtad (Studi Putusan di

Pengadilan Agama Salatiga). Skripsi. Skripsi Jurusan Syariah. Program

Studi Ahwal Al-Syakhshiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Nawawi, Hadadi, Mimi Martin. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Proyek pembinaan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN. 1984.

Ilmu Fiqh II. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Departemen Agama.

Rasjid, Sulaiman. 1976. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyah.

. 2007. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Robiah, Husnul. 2011. Pertengkaran Sebagai Alasan Perceraian (Studi Putusan

Di Pengadilan Agama Salatiga Tahun 2010-2011), Skripsi. Jurusan

Syari‟ah. Program Studiahwal Al-Syakhsyiyyah. Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Salatiga.

Page 136: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

120

Sabiq, Sayid.1981. Fiqih Sunnah 6. Terjemahan oleh Moh Thalib. Bandung:Al-

Ma‟arif.

. 1997. Fiqh Sunnah. Jakarta: Pena Publishing.

Shihab, M. Quraish. 2012 a. Tafsir Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari

Surah-Surah Al-Qur‟an. Buku 1. Tangerang: Lentera Hati.

_______________ 2012 b. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al

Qur‟an. Vol 2. Jakarta: Lentera Hati.

Soedarsono. 2005. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemiyato, Hukum Perkawainan Islam dan Undang-undang Perkawinan.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Summa, Muhammad Amin. 2005. Hukum Keluarga di Dunia Islam. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Supriyadi, Dedi. 2011. Fiqh Munakahat Perbandingan (dari tekstualitas sampai

legislasi). Bandung: Pustaka setia.

Suratman dan Philips Dillah. 2014. Metode Penelitian Hukum. Bandung:

ALFABETA.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. 2014. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tahido Yanggo, Huzaimah. 1999. Fikh Perempuan Kontemporer. Yogyakarta:

Ghalia Indonesia.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 2015. Bandung:

Citra Umbara.

Zaenudin, Ahmad. 2010. Konsep Dasar Kehidupan Beragama. Buku pegangan

siswa. Surakarta: SMA Al-Muayyad.

Zaki, Muhammad. 2014. Perlindungan Anak Dalam Perspektif Islam. ASAS:

Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam IAIN Raden Intan, 6(2)1-15. (Online)

http://www.neliti.com (Diakses pada 10 Agustus 2017)

http://digilib.uinsuka.ac.id/5265/1/BAB2012DAFTAR20PUSTAKA.pdf (diakses

pada hari rabu, tanggal 3 januari 2018)

Page 137: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

121

http://adab.radenfatah.ac.id/hubunganpernikahandinidenganperceraian.pdf

(diakses pada hari rabu, tanggal 22 januari 2018)

https://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/komunitas/2412 (diakses pada hari rabu,

tanggal 16 februari 2018)

Wawancara dengan Bapak Drs. H. Salim, S.H.,M.H., Hakim Pengadilan Agama

Salatiga. Kamis, 15 Februari 2018 di PA Salatiga.

Wawancara dengan Bapak Imam Talmisani, S.Ag., Kepala KUA Kecamatan

Tingkir. Selasa, 30 Januari 2018 di KUA Kecamatan Tingkir.

Wawancara dengan Bapak Muhammad Syukri, S.Ag., Kepala KUA Kecamatan

Argomulyo. Senin, 29 Januari 2018 di KUA Kecamatan Argomulyo.

Wawancara dengan APL. Senin, 15 Januari 2018 di Kecamatan Tuntang.

Wawancara dengan FNA. Selasa, 16 Januari 2018 di Kecamatan Sidomukti.

Wawancara dengan SH, Rabu, 17 Januari 2018 di Kecamatan Tuntang.

Wawancara dengan DAL, Kamis, 18 Januari 2018 di Kecamatan Pabelan.

Page 138: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

122

LAMPIRAN

Page 139: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Halimatul Sabrina

Tempat/Tgl Lahir : Banjarnegara, 11 April 1995

Nama Ayah : Mustofa

Nama Ibu : Tasriyah

Alamat Rumah : Desa Beji Rt 01/01 Kec. Banjarmangu

Kab. Banjarnegara

KodePos : 53452

E-Mail : [email protected]

No. Hp : 082225261162

Motto : Bahagia di Dunia dan Akherat

B. Riwayat Pendidikan

SD N Beji tahun lulus 2007

SMP N 2 Banjarmangu tahun lulus 2010

MAN 2 Banjarnegara tahun lulus 2013

Salatiga, 05 Maret 2018

(Halimatul Sabrina)

Page 140: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran II

DAFTAR NILAI SKK

Nama : HALIMATUL SABRINA

NIM : 211-13-046

JURUSAN : HukumKeluarga Islam (HKI)

DosenP.A : Heni Satar Nurhaida, M.Si.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Poin

1 SEKOLAH KADER KOPRI (SKK)

oleh PMII KOTA SALATIGA

(Perempuan Sebagai Ujung Tombak

Perubahan Sosial di Era Global)

21-23

November 2014

Peserta

3

2 MAPABA oleh PMII KOTA

SALATIGA (Menemukan Jati Diri

Menuju Mahasiswa yang Peka dan

Peduli)

4-6 Oktober

2013

Peserta

3

3 LIBRARY USER EDUCATION

oleh UPT PERPUSTAKAAN

STAIN SALATIGA

16 September

2013

Peserta

3

4 TRAINING OF TRAINER (TOT)

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

oleh HMJ SYARIAH STAIN

SALATIGA (Selamatkan Bumi

Pertiwi dari Belenggu Korupsi)

Desember 2013 Peserta

3

5 OPAK oleh STAIN SALATIGA

(Rekontruksi Paradigma Mahasiswa

yang Cerdas, Peka dan Peduli)

26-27 Agustus

2013

Peserta

3

6 OPAK oleh FAKULTAS

SYARIAH STAIN SALATIGA

(Revitalisasi Intelektualitas dan

Spiritualitas Mahasiswa Menuju

Kemajuan Indonesia)

29 Agustus 2013 Peserta

3

7 SEMINAR NASIONAL oleh HMPS

AS FAKULTAS SYARIAH STAIN

SALATIGA (Perlindungan Hukum

Terhadap Usaha Mikro Menghadapi

Pasar Bebas Asean)

Desember 2014 Panitia

6

8 SEMINAR NASIONAL oleh

DEMA FAKULTAS SYARIAH

IAIN SALATIGA ( Peran

27 Juni 2015 Peserta

8

Page 141: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

Mahasiswa Syariah dan Hukum

Dalam Pembangunan Bangsa)

9 WORKSHOP oleh HMJ AS IAIN

SALATIGA (Pelatihan Naib dalam

Mengawali Bahtera Mahligai Rumah

Tangga)

Mei 2015 Peserta

3

10 WORKSHOP PELATIHAN

ADVOKASI oleh DEMA

FAKULTAS SYARIAH IAIN

SALATIGA (Advokasi Wujud Tri

Darma Perguruan Tinggai Ketiga

Sebagai Upaya untuk Mencapai

Kemaslahatan)

3 November

2015

Peserta

3

11 SEMINAR NASIONAL oleh

DEMA FAKULTAS SYARIAH

IAIN SALATIGA (Membentuk

Hakim Progresif dan Profesional

Demi Terciptanya Keadilan)

19 Desember

2015

Peserta

8

12 IAIN SALATIGA

BERSHOLAWAT DAN ORASI

KEBANGSAAN oleh DEMA IAIN

SALATIGA (Menyemai Nilai-Nilai

Islam Indonesia untuk

Memperkokoh Nkri dalam

Mewujudkan Baldatul Toyyibatun

Warobbun Ghofur)

6 November

2015

Peserta

2

13 SEMINAR NASIONAL OLEH

HMJ AS IAIN SALATIGA (Hak

Gender Kaum Difabel dalam

Perspektif Sosiologi dan Hukum

Islam HMJ AS)

24 Desember

2015

Peserta

8

14 WORKSHOP LEGAL DRAFTING

oleh SEMA FAKULTAS

SYARIAH IAIN SALATIGA

(Pembentukan Pemuda Sebagai

Agen Pengawal)

17 November

2015

Peserta

3

15 MAPABA oleh PMII KOTA

SALATIGA (Rekontruksi Mental

Mahasiswa dalam Kerangka

Pergerakan)

17-19 Oktober

2014

Panitia

3

16 KULIAH UMUM FAKULTAS

SYARIAH IAIN SALATIGA

(Gerakan Revivalis Islam Modern

dan Perkembangan Hukum di

Indonesia)

2 Juni 2016 Peserta

2

17 SEMINAR NASIONAL oleh 2 Juni 2016 Peserta 8

Page 142: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

3

DEMA FAKULTAS SYARIAH

IAIN SALATIGA (Analisis Metode

Imsakiyah yang Berkembang Di

Indonesia)

18 SEMINAR NASIONAL oleh HMJ

AS FAKULTAS SYARIAH IAIN

SALATIGA (Rekontruksi Ideal

Sistem Peradilan di Indonesia)

22 September

2016

Peserta

8

19 DIALOG NASIONAL oleh DEMA

IAIN SALATIGA (Peningkatan

Konsep Hablum Minannas Melalui

Ramadhan)

19 Juni 2016 Peserta

6

20 SEMINAR NASIONAL oleh HMJ

SKI IAIN SALATIGA (Sejarah dan

Revitalisasi Identitas Bangsa)

8 November

2016

Peserta

6

21 HAFLAH ATTASYAKKUR LIL

IKHTITAM (Pengajian) oleh

MAHASISWA KKN IAIN

SALATIGA

24 Februari

2017

Panitia

2

22 KULIAH UMUM oleh HES IAIN

SALATIGA (Kontribusi Fatwa-

Fatwa DSN MUI terhadap

Perkembangan Hukum Ekonomi

Syari‟ah di Indonesia)

8 Mei 2017 Peserta

2

23 DIALOG INTERAKTIF oleh

SEMA dan DEMA IAIN

SALATIGA (Peneguhan Kaum

Intelektual dalam Menolak Paham

Radikalisme dan Intoleransi)

31 Oktober 2016 Peserta

2

24 PENYERAPAN ASPIRASI

MASYRAKAT oleh MAJELIS

PERMUSYAWARATAN

RAKYAT (MPR) RI bekerja sama

dengan PENGURUS DAERAH

TUNAS INDONESIA RAYA

JAWA TENGAH (Memperkuat

Peran Pemuda dalam Bingkai

Kebhinnekaan)

5 Agustus 2017 Peserta

6

25 SEMINAR NASIONAL oleh HMJ-

PMI (mengembangkan Layanan

Kemanusiaan Berbasis Kearifan

Lokal Komunitas)

17 Desember

2016

Peserta

6

26 TRAINING OF TRAINER oleh

KOPMA “FATAWA” IAIN

SALATIGA (Memahami

Kepribadian Kepemimpinan yang

10-11 Oktober

2015

Peserta

3

Page 143: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

4

Page 144: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran III

PENUNJUKAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 145: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran IV

PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

Page 146: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

Page 147: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

3

Page 148: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

4

Page 149: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

5

Page 150: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

6

Page 151: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

7

Page 152: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran V

LEMBAR KOSULTASI SKRIPSI

Page 153: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

Page 154: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran VI

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A. PASANGAN MENIKAH

1. Siapa nama lengkap anda dan nama orang tua anda?

2. Alamat dan tempat tanggal lahir sodara/sodari kapan? Beserta pasangan.

3. usia berapa sekarang?

4. Apakah seorang yang bermana……merupakan istri/suami anda?

5. Sejak kapan anda menikah?

6. Sejak umur berapa anda menikah?

7. Apakah sudah memiliki keturunan?

8. Apakah kedua orang tua dari masing-masing pasangan mengetahui dan

menyetujui?

9. Apakah mendapatkan Dispensasi dari Pengadilan Agama?

10. Apakah pernikahan anda sudah dicatat di KUA?

11. Apa yang melatarbelakangi anda melakukan pernikahan dini?

12. Bagaimana kehidupan rumah tangga anda setelah menikah?

13. Ketika terjadi masalah dalam rumah tangga hal pertama apa yang anda

lakukan?

14. Berapa lama anda mempertahankan hubungan pernikahan?

15. Mengapa anda bercerai?

16. Apa saja faktor terjadinya perceraian pada rumah tangga anda?

17. Mengapa anda cenderung melakukan perceraian?

18. Mengapa tidak berusaha mempertahankan tali pernikahan anda?

19. Apakah perceraian anda dilakukan di Pengadilan Agama? Tanggal

berapa?

20. Siapa yang mengajukan gugatan perceraian?

21. Berapa bulan proses perceraian?

22. Apakah dalam dispensasi tidak berhasil dilakukan?

23. Apakah ada niatan untuk rujuk kembali?

24. Apakah masih ada komunikasi?

B. HAKIM

1. Kapan Bapak mulai menjabat sebagai hakim di Kota Salatiga?

2. Bagaimana pendapat Hakim tentang pernikahan dini di wilayah Hukum

Pengadilan Agama Salatiga?

3. Apakah Hakim setuju dengan adanya pernikahan dini? Jelaskan

alasannya!

4. Bagaimana jika jaman pernikahan Rasullulah dimasukan dalam

kehidupan sekarang? Sesuai atau tidak?

5. Bagaimana pertimbangan Hakim dalam memutuskan perkara dispensasi nikah?

Page 155: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

6. Apa faktor penyebab diajukannya dispensasi?

7. Apakah bapak mengetahui bahwa salah satu dampak pernikahan dini

adalah beresiko pada perceraian?

8. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian

pasangan nikah dini? apakah sama dengan perceraian pada umumnya?

9. Bagaimana menurut bapak mengenai perceraian tersebut?

10. perlukah peran pemerintah atau tokoh masyarakat mengenai pernikahan

dini agar terhindar dari perceraian?

11. Bagaimana masukan atau soslusi bapak mengenai pasangan yang telah

melakukan pernikahan dini dan yang telah bercerai diusia dini?

C. KEPALA KUA

1. Kapan Bapak mulai bekerja di KUA?

2. Sejak Kapan Bapak menjadi Kepala KUA di Kota Salatiga?

3. Bagaimana pendapat Kepala KUA tentang pernikahan dini?

4. Apakah Kepala KUA setuju dengan pernikahan dini? Jelaskan!

5. Bagaimana jika jaman pernikahan Rasullulah dimasukan dalam kehidupan

sekarang? Sesuai atau tidak?

6. Apak faktor penyebab perkawinan anak usia dini di KUA?

7. Apakah kepala KUA memiliki peran untuk pencegaha terhadap

pernikahan dini?

8. Ketika dispensasi tidak dilakukan dan ada pemalsuan data apakah dari

KUA mengetahui?

9. Apakah KUA memiliki hak untuk menolak pernikahan yang dilakukan

oleh pasangan usia dini?

10. Bagaimana saran atau sousi mengenai pernikahan dini yang ada untuk

saat ini?

Page 156: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran VIII

KARTU KELUARGA APL

Page 157: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2

SURAT KETERANGAN PINDAH APL

Page 158: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

3

KARTU KELUARGA FNA

Page 159: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

4

KARTU KELUARGA SH

Page 160: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

5

SURAT DISPENSASI DARI KECAMATAN

UNTUK AF DAN SH

Page 161: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

1

Lampiran IX

FOTO BERSAMA HAKIM PENGADILAN AGAMA SALATIGA

FOTO BERSAMA KEPALA KUA TINGKIR

FOTO BERSAMA KEPALA KUA ARGOMULYO

Page 162: PERCERAIAN PASANGAN PERNIKAHAN DINI - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5005/1/Skripsi.pdf · Tabel 3.1 Jumlah Penikahan Dini Di KUA Argomulyo ..... 94 . xiv DAFTAR LAMPIRAN

2