5
Nama : Henggar Wahyu Siswanti Kelas : Kimia 4 B NIM : 1112096000038 PERCOBAAN IV KRISTAL TUNGGAL KAl(SO 4 ) 2 I. Tujuan Mengetahui pembuatan kristal tunggal KAl(SO 4 ) 2 II. Dasar Teori Kristal tunggal disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap strukturnya. Dalam proses pembentukan struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp (hexagonal close-packed) dimana kristal terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan seterusnya serta urutan pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) dimana urutan atom pembentuknya adalah ABCABC dan seterusnya (Hammond, 2009). Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Dalam penumbuhan kristal hal yang paling penting adalah nukleasi dan kinatika pertumbuhannya. Nukleasi adalah langkah di mana molekul-molekul zat terlarut terdispersi dalam pelarut awal untuk mengumpulkan ke dalam kelompok, pada skala nanometer (meninggikan konsentrasi zat terlarut dalam suatu daerah kecil), nukleasi sangat penting karena untuk memaksimumkan agar bisa terbentuk Kristal tunggal yang sempurna dari pada membuat polikristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979).

Percobaan IV - Kristal Tunggal Kal(So4)2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tulisan

Citation preview

  • Nama : Henggar Wahyu Siswanti

    Kelas : Kimia 4 B

    NIM : 1112096000038

    PERCOBAAN IV

    KRISTAL TUNGGAL KAl(SO4)2

    I. Tujuan

    Mengetahui pembuatan kristal tunggal KAl(SO4)2

    II. Dasar Teori

    Kristal tunggal disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang

    mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang

    membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap strukturnya. Dalam proses pembentukan

    struktur kristal tersebut, dalam ilmu kristalografi dijelaskan dengan dua jalan yaitu hcp

    (hexagonal close-packed) dimana kristal terbentuk dengan urutan atom ABABAB dan

    seterusnya serta urutan pembentukan kristal lainnya adalah ccp (cubic close-packed) dimana

    urutan atom pembentuknya adalah ABCABC dan seterusnya (Hammond, 2009).

    Kristal dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang

    memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Dalam

    penumbuhan kristal hal yang paling penting adalah nukleasi dan kinatika pertumbuhannya.

    Nukleasi adalah langkah di mana molekul-molekul zat terlarut terdispersi dalam pelarut

    awal untuk mengumpulkan ke dalam kelompok, pada skala nanometer (meninggikan

    konsentrasi zat terlarut dalam suatu daerah kecil), nukleasi sangat penting karena untuk

    memaksimumkan agar bisa terbentuk Kristal tunggal yang sempurna dari pada membuat

    polikristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor

    penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti

    dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju

    pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran

    yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal

    dengan ukuran yang tinggi (Vogel, 1979).

  • KAl(SO4)2.12 H2O atau tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa

    kristal dan bersifat isomorf, yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air

    maupun limbah juga sebagai pewarna tekstil. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas

    kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan

    limbah, dan bahan pemadam api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium

    hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan

    larutan garam kalium aluminat. Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan

    mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut

    membentuk aluminat.

    2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

    Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan

    berwarna putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3.

    2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

    Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat

    berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al

    3+, dan SO4

    2-, jika didiamkan akan

    terbentuk kristal dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi

    dapat dituliskan sebagai berikut

    H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

    24 H2O + 2 KAl(SO4)2 (aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s)

    III. Alat dan Bahan

    a. Alat

    1. Erlenmeyer 250 ml 2 buah

    2. Gelas arloji 1 buah

    3. Batang pengaduk 1 buah

    4. Penanggas 1 buah

    5. Gelas beaker 1 buah

    6. Kertas saring

    7. Benang

    8. Lumpang dan alu

    9. Termometer

  • b. Bahan

    1. Kalium alumunium sulfat

    2. Aquadest

    IV. Cara Kerja

    1. Dipanaskan 50 ml air pada suhu 50OC dalam erlenmeyer

    2. Dihaluskan kristal kalium alumunium sulfat

    3. Diambil 8 gram kristal yang sudah dihaluskan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer

    yang sudah dipanaskan

    4. Diaduk rata dan didinginkan pada suhu kamar

    5. Diaduk lagi selama 15 menit dan dibiarkan satu malam

    6. Dilakukan dekantasi dan dipisahkan kristalnya kemudian dikeringkan

    7. Dipilih salah satu kristal yang paling panjang (3mm) lalu diikat dengan benang

    8. Dipanaskan lagi larutan jenuh kalium alumunium sulfat pada suhu 50OC dan bila

    perlu ditambahkan 5-10 gram kalium alumunium sulfat

    9. Disaring segera larutan jenuh dan dimasukkan kedalam gelas piala yang bersih

    10. Didinginkan pada suhu kurang lebih 5oC sebelum suhu kamar, dimasukan kristal

    tunggal yang telah diikat dengan benang

    11. Ditutup rapat gelas piala agar suhu stabil

    12. Diamati kristal yang terbentuk dan kristal yang digantung, jika larut ulangi dari awal

    13. Jika kristal telah tumbuh sampai besar, dipisahkan dari larutan jenuhnya dan

    dikeringkan diatas kertas saring.

    14. Dicatat waktu yang diperlukan untuk pembuatan kristal

  • V. Data Pengamatan

    Tabel 1. Pengamatan pembentukan kristal tunggal KAl(SO4)2

    Perlakuan Pengamatan Keterangan

    KAl(SO4)2 + air panas (50oC)

    + dibiarkan semalam

    Terbentuk sedikit kristal

    Pemancingan kristal

    menggunakan benang.

    Terbentuk kristal yang agak

    besar

    (pengamatan selama 30

    menit)

    VI. Pembahasan

    Pada percobaan ini dilakukan pembuatan kristal tunggal KAl(SO4)2. Pada

    prinsipnya, kristal tunggal KAl(SO4)2 dibuat dengan cara menjenuhkan larutan

    KAl(SO4)2.12 H2O kemudian didinginkan, sehingga akan terbentuk suatu kristal yang

    berbentuk oktahedron.

    Percobaan pertama dilakukan nukleasi primer, yaitu pembentukan inti kristal

    dengan meninggikan konsentrasi zat terlarut dalam suatu daerah kecil. Hal ini dilakukan

    dengan cara penjenuhan larutan KAl(SO4)2.12 H2O dengan menghaluskan padatan

    KAl(SO4)2.12 H2O kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 50 mL

    air panas yang telah dipanaskan sampai 50C. Penghalusan padatan KAl(SO4)2.12 H2O

    dimaksudkan agar kristal dapat mudah larut dan pemanasan bertujuan untuk

    mempercepat proses pelarutan sehingga air dengan padatan KAl(SO4)2.12 H2O menjadi

    homogen. Nukleasi ini bertujuan untuk memaksimumkan pembentukan kristal tunggal,

  • sehingga kristal yang terbentuk menjadi sempurna. Selanjutnya, larutan KAl(SO4)2.12

    H2O tersebut didinginkan pada suhu kamar, lalu diaduk selama 15 menit dan didiamkan

    selama 24 jam. Pada proses ini, endapan KAl(SO4)2 akan terbentuk.

    Setelah itu, filtrat dan endapan yang terbentuk dipisahkan. Filtratnya digunakan

    untuk membuat larutan jenuh kembali dengan cara menambahkan 10 gr KAl(SO4)2.12

    H2O kemudian dipanaskan kembali pada suhu 50C kemudian didinginkan. Endapan

    KAl(SO4)2 yang berbentuk kristal dipilih yang paling panjang kemudian diikat dengan

    menggunakan benang, sebagai pancingan untuk membentuk kristal tunggal. Selanjutnya,

    kristal KAl(SO4)2 yang akan digunakan sebagai pancingan dimasukkan ke dalam larutan

    jenuh tersebut dan didiamkan sampai terbentuk kristal tunggal dari KAl(SO4)2. Pada

    percobaan, kristal tunggal dapat terbentuk jika larutan yang digunakan lewat jenuh.

    Kristal tunggal akan terbentuk setelah kristal KAl(SO4)2 didiamkan dalam larutan

    jenuhnya selama 30 menit.

    VII. Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa, kristal tunggal dapat terbentuk jika

    larutan yang digunakan lewat jenuh, dan dihasilkan kristal yang berwarna putih.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kurniawan, Gigih W. 2013. Seri Kuliah Kristalografi: Kristal Tunggal (Single Crystal).

    http://gigihkurniawan.blogspot.com/2013/12/Kristal-Tunggal.html diakses pada 9

    April 2014

    Vogel, 1979, "Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro", Edisi V,

    Jakarta : PT Kalman Media Pusaka