27
1

PERENCANAAN PEMBELAJARANrepository.stkipkusumanegara.ac.id/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 22. · Persiapan yang baik akan mewujudkan proses belajar yang baik juga. Rencana atau

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

  • PERENCANAAN PEMBELAJARAN

    MATEMATIKA

    Yatha Yuni, M.Pd

    STKIP Kusuma Negara

    1

  • PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Penulis: Yatha Yuni, M.Pd ISBN: 978-602-50134-0-9 Editor: Les Tia Hanifa Desain sampul dan tata letak: Lesdiah Hafifah Penerbit: STKIP Kusuma Negara Jl. Raya Bogor Km 24, Cijantung Jakarta Timur Cetakan Pertama, Juli 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak bahan ajar ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penulis

    2

  • KATA PENGANTAR

    Al-hamdulillah, segala puji dihaturkan hanya keharibaan Allah SWT atas karunia

    dan bimbingan-Nya jualah maka bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan

    ajar ini sebagai kontribusi penulis membantu dosen dan mahasiswa Program Studi

    Pendidikan Matematika di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    (STKIP) Kusuma Negara Jakarta. Disajikan berdasarkan kebutuhan akan sumber bahan

    perkuliahan baik bagi dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran

    Matematika (PPM) maupun mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut.

    Isi bahan ajar ini meliputi teori dan praktik yang mendukung pada perencanaan

    dan persiapan mengajar seorang guru matematika, sampai langkah-langkah membuat

    silabus, RPP dan aktifitas lain pendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar

    matematika di kelas. Semoga bahan ajar ini dapat membantu memudahkan mahasiswa

    menempuh dan memahami mata kuliah PPM.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Mudah-mudahan bahan

    ajar ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa pada umumnya yang mengambil

    mata kuliah PPM. Hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan itu menjadi amal

    soleh di hari akhir kelak, amiin.

    Pribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh sebab itu apabila ada

    hal-hal yang masih harus diperbaiki dari bahan ajar ini, baik dari isi maupun teknik

    penyajian, penulis mengharapkan masukan dari semua pihak agar bahan ajar ini lebih

    baik di masa mendatang.

    Jakarta, Juli 2017

    Yatha Yuni, M.Pd

    3

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ........................................................................... i

    DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

    1. Pengertian Belajar ................................................... 2

    2. Pengertian Matematika ............................................ 5

    3. Proses Belajar Matematika ....................................... 6

    4. Pengertian Mengajar ............................................... 8

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PBM Matematika . 10

    6. Contoh RPP ............................................................ 14

    BAB II BERPIKIR MATEMATIKA ............................................... 53

    A. Cara Berpikir Matematika .............................................. 56

    B. Metode Aksiomatik ....................................................... 60

    C. Syarat Aksioma ............................................................ 62

    1. Ketaatan Azas Sistem Aksioma ................................. 63

    2. Kebebasan Aksioma ................................................. 63

    3. Kelengkapan Sistem Aksioma ................................... 64

    D. Tiga Aliran dalam Matematika ....................................... 66

    1. Logikisma ............................................................... 66

    2. Intusionisma ........................................................... 67

    3. Formalisma ............................................................. 68

    BAB III PEMADUAN TEORI BELAJAR DALAM MENGAJAR

    MATEMATIKA ................................................................. 70

    A. Model Pengembangan Kurikulum Matematika ................ 70

    4

  • 1. Mengapa Matematika Diajarkan? .............................. 71

    2. Matematika yang Mana yang Diajarkan? ................... 71

    3. Bagaimana Cara Mengajarkan Matematika? .............. 72

    4. Kepada Siapa Matematika Diajarkan? ....................... 72

    5. Keterkaitan antara Keempat Komponen .................... 73

    B. Pengaruh Teori Belajar terhadap KBM Matematika ......... 74

    1. Pemilihan Materi Matematika untuk KBM ................... 76

    2. Pemaduan Teori Belajar ........................................... 80

    C. Transfer Belajar Matematika ........................................ 82

    1. Teori Disiplin Formal ................................................ 83

    2. Teori Unsur-unsur Identik ........................................ 84

    3. Teori Pengorganisasian Kembali Pengalaman ............ 85

    D. Motivasi ....................................................................... 87

    1. Macam-macam Motivasi ........................................... 89

    2. Hubungan Keberhasilan Belajar dan Motivasi ............ 91

    3. Teknik Memotivasi ................................................... 91

    4. Kriteria untuk Memilih Teknik Memotivasi ................. 93

    E. Penguatan dan Retensi ................................................. 94

    1. Penguatan .............................................................. 95

    2. Retensi ................................................................... 97

    BAB IV METODE MENGAJAR BELAJAR MATEMATIKA .............. 99

    A. Aktifitas Intelektual Peserta Didik .................................. 102

    B. Metode Mengajar Matematika ....................................... 104

    1. Metode Analitik ....................................................... 105

    2. Metode Sintetik ....................................................... 106

    C. Metode Psikologik ......................................................... 107

    D. Teknik Bertanya ........................................................... 111

    5

  • BAB V RANGKUMAN .................................................................. 114

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 120

    SOAL LATIHAN 1 ........................................................................... 122

    SOAL LATIHAN 2 ........................................................................... 125

    KUNCI JAWABAN .......................................................................... 128

    6

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Mata Kuliah Prasyarat:

    Teori Belajar, Strategi Belajar Mengajar, Matematika Dasar

    Pendidikan adalah suatu kebutuhan primer manusia, baik secara langsung

    maupun tidak langsung. Di era-global ini masyarakat Indonesia semakin menyadari

    pentingnya pendidikan. Sehingga semakin banyak yang melanjutkan studi kejenjang

    yang lebih tinggi.

    Sejak kesejahteraan guru semakin diperhatikan oleh pemerintah, dan

    penghasilan guru semakin meningkat yang diwujudkan dengan adanya tunjangan-

    tunjangan khusus, diantaranya tunjangan sertifikasi guru dan dosen. Berdasarkan hal

    tersebut, perguruan tinggi kependidikan semakin diminati masyarakat. Banyak lulusan

    SMA dan yang sederajat melanjutkan studi ke sekolah tinggi keguruan atau yang

    sejenis karena ingin berprofesi sebagai guru.

    Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut

    merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga tumbuh sebagai

    pribadi yang utuh. Manusia tumbuh melalui belajar. Oleh sebab itu belajar wajib bagi

    setiap individu, sehingga pemerintah mewajibkan bagi setiap anak Indonesia belajar

    minimal 9 tahun (sampai jenjang sekolah menengah pertama.

    Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah formal adalah matematika.

    Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan

    dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan belajar dan mengajar matematika

    7

  • seyogyanya juga tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain. Peserta didik yang

    belajar matematika berbeda-beda kemampuan awalnya, tidak semua bisa dengan

    mudah memahami materi matematika. Berdasarlan hal tersebut maka kegiatan belajar

    dan mengajar haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Persiapan yang baik akan

    mewujudkan proses belajar yang baik juga. Rencana atau persiapan mengajar bagi

    seorang guru diaplikasikan dalam bentuk perangkat pembelajaran. Salah satu

    perangkat pembelajaran yang secara langsung dijadikan acuan atau pedoman

    mengajar seorang guru adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pengambilan keputusan hasil berpikir

    secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan

    perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian

    tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada

    (Sanjaya, 2009). Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang hal-hal yang harus

    dipersiapkan dan direncanakan seorang guru matematika dalam menyiapkan perangkat

    pembelajaran, maka perlu diketahui terlebih beberapa hal berikut ini.

    1. PENGERTIAN BELAJAR

    Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan,

    kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang

    disebabkan belajar. Banyak ahli yang mendefinisikan tentang pengertian belajar (sudah

    dipelajari pada mata kuliah teori belajar), diantaranya:

    a. Menurtut Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat

    diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

    pengalaman dan latihan.

    b. Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat

    dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

    dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-

    perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif

    konstan dan berbekas.

    8

  • c. Menurut Garry and Kingsley yang dikutip oleh Sudjana (1989:5), menyatakan

    belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui

    latihan-latihan dan pengalaman.

    Berdasarkan pendapat ahli yang dipaparkan sebelumnya, maka seseorang dikatakan

    belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi ”suatu proses kegiatan yang

    mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.” Perubahan tingkah laku tersebut dapat

    diamati dan berlangsung dalam waktu relatif lama. Perubahan tingkah laku tersebut

    harus disertai usaha dari individu yang bersangkutan, sehingga dari tidak mampu

    mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya. Tanpa usaha, walapun terjadi

    perubahan tingkah laku, proses tersebut tidak dapat disebut belajar. Kegiatan dan

    usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar sedangkan

    perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar

    akan menyangkut proses belajar dan hasil belajar.

    Proses terjadinya belajar sangat sulit untuk diamati. Karena itu, orang

    cenderung memverifikasi tingkah laku manusia melalui pengamatan atau obsevasi

    untuk disusun menjadi pola tingkah laku yang disusun menjadi suatu model. Model inil

    menjadi prinsip-prinsip belajar yang bermanfaat sebagai bekal untuk memahami,

    mendorong dan memberi arah kegiatan belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut

    diaplikasikan ke dalam disiplin ilmu tertentu. Sesuai pendapat Dimyati (2005:30), yang

    menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah:

    a. Perhatian dan motivasi.

    Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Apabila

    bahan pelajaran tersebut dirasa penting, akan membangkitkan motivasi untuk

    mempelajarinya. Motivasi berkaiatan erat dengan minat. Peserta didik yang

    mempunyai minat, cenderung perhatian dan timbul motivasinya untuk

    mempelajari bidang tertentu.

    b. Keaktifan.

    Keaktifan peserta didik akan mendorong untuk berbuat sesuatu, mempunyai

    kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta

    didik mempunyai kemauan atau istilah lainnya minat. Kemauan yang kuat

    9

  • akan membangkitkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik, serta muncul

    daya cipta untuk melahirkan suatu karya.

    c. Keterlibatan langsung.

    Dalam belajar melalui pengalaman, peserta didik tidak hanya mengamati

    tetapi menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab

    terhadap hasilnya.

    d. Pengulangan.

    Prinsip belajar menekankan prinsip pengulangan yang mengadopsi dari teori

    psikologi daya. Menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada

    pada manusia yang terdiri atas daya: mengamati, menanggapi, mengingat,

    mengkhayal, merasakan dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan

    secara terus-menerus maka daya-daya tersebut menjadi terlatih dan semakin

    baik.

    e. Tantangan

    Dalam belajar, peserta didik akan menghadapi hambatan untuk mencapai

    tujuan belajar. Hambatan tersebut merupakan tantangan. Tantangan yang

    dihadapi bukan untuk dihindari, namun harus dihadapi dan dicari solusinya.

    Agar timbul motivasi pada anak untuk mengatasi hambatan tersebut, soal-

    soal latihan yang diberikan haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi

    membuat peserta didik menjadi lebih mandiri dalam belajar dan kelak

    menjadi individu yang kuat dan siap dalam menghadapi permasalahan hidup

    dimasyarakat kelak.

    f. Umpan Balik dan penguatan.

    Peserta didik akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan

    mendapatkan hasil yang baik. Umpan balik yang diterima peserta didik

    mempengaruhi minat belajar selanjutnya. Namun sebaliknya, jika hasil umpan

    balik yang kurang baik akan berpengaruh buruk untuk usaha belajar

    selanjutnya. Oleh sebab itu, selain tugas mengajar, guru juga harus mampu

    mendidik dan menjadi motivator bagi peserta didiknya. Jika hasil umpan balik

    yang diterima peserta didik kurang memuaskan, guru harus memotivasi,

    misalnya dengan pernyataan bahwa kegagalan kali ini merupakan cambuk

    10

  • untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Umpan balik harus dilakukan

    guru pada setiap akhir satu materi atau topic pelajaran. Umpan balik yang

    diterima mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

    Berdasarkan hal tersebut teknik umpan balik yang benar harus dipahami dan

    dilakukan guru.

    g. Perbedaan individu

    Peserta didik merupakan individu yang unik. Tipe peserta didik mempunyai

    perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan individu ini berpengaruh pada

    cara dan hasil belajar peserta didik.

    Saat Kegiatan Belajar mengajar (KBM) berlangsung, peserta didik mengalami

    sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu. Mendukung pernyataan tersebut,

    menurut Cronbach (Suryabrata, 1998:231) menyatakan bahwa: “Belajar yang

    sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, pada saat mengalami itu pelajar

    mempergunakan pancainderanya”. Pancaindera yang digunakan tidak terbatas

    hanya indera penglihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.

    Secara umum berdasarkan pendapat Dimyati (2005), pada saat proses belajar

    terdapat tiga masalah pokok yang harus menjadi perhatian guru, yaitu:

    a. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya belajar

    b. Bagaimana belajar itu berlangsung

    c. Dan prinsip mana yang dilaksanakan

    Dua masalah pokok yang pertama (a dan b) berkenaan dengan proses belajar yang

    sangat berpengaruh kepada masalah pokok ketiga. Dengan demikian segala sesuatu

    peristiwa yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung, akan

    menentukan hasil belajar seseorang. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru yang

    terlibat langsung, yang dimulai saat merencanakan, melaksanakan, sampai menutup

    kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka ketiga faktor yang disebutkan

    Dimyati harus dipahami dan direncanakan guru sebelum mengajar.

    2. PENGERTIAN MATEMATIKA

    Sampai saat itu belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan, apa

    yang disebut matematika itu. Sasaran penelaahan matematika tidaklah konkrit, tetapi

    11

  • abstrak. Dengan mengetahui sasaran penelaahan matematika, kita dapat mengetahui

    hakekat matematika yang sekaligus dapat kita ketahui juga cara berpikir matematika itu.

    Kalau kita telaah, matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta

    operasi-operasinya, melainkan juga unsur manusianya sebagai sasaran pembelajaran

    matematika. Kalau pengertian bilangan dan ruang ini dicakup menjadi satu istilah yang

    disebut kuantitas, maka nampaknya matematika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

    mempelajari tentang kedudukan dari pada kuantitas. Terlebih lagi sejak permulaan abad

    19, matematika semakin berkembang dan sasaran utamanya difokuskan pada

    hubungan, pola, bentuk dan struktur.

    Misalnya saja sebuah garis tidak memberikan pengertian apa-apa. Garis tersebut

    barulah berarti bila ada garis lain yang diletakkan didekatnya dengan berbagai posisi

    untuk dilihat berbagai kemungkinan hubungan yang ada. Untuk memahami pernyataan

    tersebut, perhatikan contoh soal berikut ini:

    l

    m

    Gambar 1.1 Garis l dan m

    Garis l yang ketika berdiri sendiri tidak bermakna apa-apa pada pandangan matematika,

    namun ketika sudah ada garis m digambarkan di dekatnya seperti terlihat pada Gambar

    1.1 maka banyak makna secara matematika yang didapat. Misalnya dimaknai tentang

    perbandingan panjang kedua garis, mana yang lebih panjang atau lebih pendek. Jika

    kedua garis dibuat berpotongan maka akan membentuk berapa sudut, dan hubungan

    antara kedua garis semakin berkembang. Materi yang diajarkan dalam matematika

    memang bertalian erat dengan kehidupan sehari-hari misalnya saja tentang kesamaan,

    lebih besar dan lebih kecil. Hubungan-hubungan itu kemudian diolah secara logika

    deduktif. Karena itu dapat dikatakan bahwa matematika itu sama saja dengan berpikir

    deduktif yang berkenaan dengan pola-pola, hubungan-hubungan yang bebas pada hal-

    hal yang ditelaah.

    Yang dimaksud pola adalah suatu sistem mengenai hubungan-hubungan di antara

    perwujudan alamiah. Perwujudan alamiah yang nampak rumit, seringkali dengan

    12

  • abstraksi dalam pikiran, biasanya diketemukan pola. Dengan demikian tugas

    matematikalah untuk menemukan hubungan-hubungan di dalam alam ini dan

    menganalisis pola-polanya sehingga pola-pola itu dapat dikenal bila muncul. Dari

    tinjauan ini, matematika dapat dikatakan sebagai penggolongan dan penelahan tentang

    semua pola. Ini berarti penggolongan dan penelahan itu mencakup hampir setiap

    macam keteraturan yang dapat dikenal oleh pikiran manusia. Analisis hubungan-

    hubungan teori dalam matematika merupakan pembuktian dalam matematika.

    Hubungan-hubungan tersebut di dalam matematika berbentuk rumus (teorema, dalil)

    matematika. Karena itu bentuk rumus matematika lebih penting dari simbol-simbol yang

    dipergunakan. Penelahan dalam bentuk matematika membawa matematika itu ke

    struktur-struktur. Penelaahan terhadap struktur inilah yang merupakan ciri matematika

    yang bekembang sampai saat ini.

    Dari uraian di atas, sasaran matematika lebih dititikberatkan ke struktur, sebab sasaran

    terhadap bilangan dan ruang tidak banyak artinya lagi dalam matematika. Kenyataan

    yang lebih utama ialah hubungan-hubungan antara sasaran-sasaran itu dan aturan-

    aturan yang menetapkan langkah-langkah operasinya. Ini mengandung arti bahwa

    matematika sebagai ilmu mengenai struktur yang mencakup tentang hubungan pola

    maupun bentuk seperti yang telah dikemukakan di atas. Struktur yang ditelaah adalah

    struktur dari sistem-sistem matematika. Dengan kata lain, matematika berkenaan

    dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang

    diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.

    Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik dengan

    menggunakan pembuktian deduktif.

    Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, simbol-simbol

    sangat diperlukan. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-

    aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan

    mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru

    terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga

    konsepkonsep matematika itu tersusun secara hierarkis. Simbolisasi barulah berarti bila

    suatu simbol itu dilandasi oleh suatu ide. Jadi kita harus memahami ide yang

    terkandung dalam simbol tersebut. Dengan perkataan lain, ide harus dipahami terlebih

    13

  • dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan. Contoh simbol-simbol dalam matematika

    seperti: = garis saling tegak lurus; = simbol sudut; ≠ simbol tidak sama; dan lain

    sebagainya.

    Secara singkat dapat dikatakan bahwa matematika bekenaan dengan ide-ide/konsep-

    konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya secara deduktif. Hal

    yang demikian ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana terjadinya proses

    pembelajaran matematika.

    14

  • BAB V

    RANGKUMAN

    1. Dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru matematika atau calon guru

    matematika ada 5 (lima) hal utama yaitu:

    a. Menguasai materi matematika yang akan diajarkan.

    b. Menguasai kelas.

    c. Mengetahui latar belakang peserta didik (sosial, ekonomi dan kognitif peserta

    didik).

    d. Terampil memadukan metode mengajar dengan materi matematika yang akan

    diajarkan.

    e. Mampu mengevaluasi.

    2. Berpikir matematika mempunyai 4 ciri-ciri atau 4 pola yaitu:

    a. Logik

    b. Efisien dan efektif

    c. Teratur

    d. Kreatif

    3. Aliran dalam matematika di akhir abad 20 ini ada 3 yaitu:

    a. Logikisma : Dipelopori oleh Bertrand Russel dari Inggris (1872-1971)

    b. Intusionisma : Dipelopori oleh L.E.J Brouwer dari Belanda (1881-1960)

    c. Formalisma : Dipelopori oleh David Hilbert dari Jerman (1862-1943)

    4. Beberapa contoh pemaduan teori belajar dalam mengajarkan matematika di

    sekolah. Sebelum kita memadukan beberapa teori belajar dalam KBM matematika,

    harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

    a. Mengapa matematika diajarkan?

    15

  • b. Materi apa yang akan diajarkan?

    c. Bagaimana cara mengajarkannya (metode yang tepat)?

    d. Kepada siapa matematika diajarkan (peserta didik)?

    e. Sarana dan prasarana apa yang ada?

    Baru kemudian kita padukan beberapa teori belajar yang tepat.

    Contoh:

    ▪ Jika kita ingin mengajarkan tentang materi lingkaran sebaiknya ajak peserta

    didik bereksperimen membuktikan nilai phi () terlebih dahulu, arahkan dari

    rumus keliling lingkaran yang telah mereka ketahui, dengan tujuan agar peserta

    didik lebih termotivasi untuk belajar kelanjutannya. Apalagi jika suasana belajar

    sehabis olahraga atau pada waktu peserta didik sedang jenuh atau mengantunk.

    ▪ Peserta didik diajak bereksperimen langsung dan mereka diajak belajar di luar

    kelas. Tetapi sebelumnya diberikan arahan dahulu apa saja yang harus dilakukan

    peserta didik.

    ▪ Dapat dilakukan perindividu atau perkelompok.

    ▪ Guru sebagai pengamat sekaligus moderator.

    ▪ Dalam kegiatan seperti ini dapat memadukan metode diskusi dengan metode

    heuristic (metode penemuan). Atau metode kerja kelompok dengan metode

    eksperimen.

    ▪ Kemudian berikan stimulus agar ada respon dari peserta didik.

    ▪ Yang digunakan teori dari Ausubel yaitu pengetahuan baru yang dipelajari

    bergantung dari pengetahuan yang telah dimiliki seseorang digabungkan dengan

    teori S-R (Thorndike).

    Contoh lain yang dapat digunakan dengan cara ini adalah ketika mengajarkan

    materi statistik fokus pada pembuatan distribusi frekuensi dan menghitung mean,

    median, modus serta standar deviasi.

    Atau anda punya contoh lain? Selamat berkreasi!

    16

  • 5. Penguatan dan retensi sangat membantu tercapainya transfer belajar matematika

    ke masalah-masalah lain. Oleh sebab itu, guru atau pengajar harus menanamkan

    konsep dan teorema dalam matematika harus dikuatkan dengan retensi, agar

    peserta didik tidak mudah lupa terhadap konsep dan teorema yang dipelajarinya.

    6. Beberapa contoh teknik memotivasi:

    a. Berikan rasa puas kepada peserta didik, sehingga dia berusaha untuk mencapai

    peningkatan keberhasilannya.

    b. Kembangkan pengertian peserta didik terhadap konsep, teorema, langkah-

    langkah pembuktian dan sebagainya secara wajar.

    c. Buatlah suasana kelas yang menyenangkan bagi peserta didik karena dapat

    menimbulkan minat belajar yang lebih tinggi. Suasana belajar yang

    menyenangkan berkaitan dengan metode mengajar guru.

    d. Buatlah peserta didik merasa ikut andil atau ambil bagian dalam kegiatan KBM.

    e. Usahakan pengaturan kelas bervariasi sehingga mengurangi rasa bosan peserta

    didik dalam belajar. Misalnya bertukar tempat duduk (tempat duduk yang

    bergiliran setiap minggunya).

    f. Berikan respon positif ataupun negatif terhadap hasil yang dicapai peserta didik.

    Tujuannya agar peserta didik tahu sudah sejauhmana daya serap dirinya

    terhadap materi yang diajarkan.

    g. Berikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk saling berkompetisi

    dengan cara yang sehat. Karena dengan adanya persaingan/kompetisi dapat

    membangkitkan motivasi peserta didik.

    7. Aktifitas intelektual peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi:

    a. Menguji

    b. Mengungkapkan

    c. Mentransformasikan

    d. Membuktikan

    e. Mengaplikasikan

    17

  • f. Menyelesaikan masalah

    g. Mengkomunikasikan

    8. Metode mengajar matematika pada dasarnya banyak sekali ragamnya. Akan tetapi

    ditinjau dari cara berpikir mendapatkan penyelesaian matematika dengan metode

    deduktif ada 2 macam, yaitu:

    a. Metode analitik; metode ini dimulai dari yang tidak diketahui ke yang diketahui

    sehingga memperoleh hasil atau jawaban dari yang ditanyakan.

    b. Metode sintetik; metode ini dimulai dari yang diketahui ke yang tidak diketahui

    sehingga memperoleh hasil atau jawaban dari yang ditanyakan.

    9. Sedangkan jika ditinjau dari metode psikologik (termasuk metode induktif) terbagi

    menjadi:

    a. Metode ekspositori (pengembangan dari teori Ausubel), biasanya lebih dikenal

    dengan metode tradisional (ceramah, tanya jawab dan latihan atau penugasan).

    Metode ini lebih condong guru yang aktif.

    b. Metode heuristik (metode penemuan), yang dipromosikan oleh Prof. Armstrong

    pada abad 19. Didefinisikan oleh Dumvilla sebagai berikut: ”Heurism is nothing

    other than Herberts Spencer’s inductive method of teaching”. Artinya metode

    heuristk sama maknanya dengan metode mengajar induktif. Adapun ciri-cirinya:

    ▪ Aktivitas peserta didik menjadi fokus utama dalam belajar.

    ▪ Berpikir logis.

    ▪ Proses dimulai dari yang sudah dipelajari sebelumnya.

    ▪ Pengalaman belajar mempunyai tujuan.

    ▪ Terjadi perkembangan mental selama peserta didik berpikir dan belajar.

    c. Metode laboratorium (sejalan dengan metode induktif) cocok untuk peserta didik

    yang masih dalam periode pra operasi konkrit dan operasi konkrit. Ciri-cirinya:

    ▪ Belajar sambil bekerja.

    ▪ Belajar sambil mengobservasi.

    ▪ Memulai dari yang konkrit ke abstrak.

    18

  • 10. Semua yang berhubungan dengan KBM terkait langsung dengan karakteristik guru

    yang merupakan soft profession. Berbeda dengan dokter atau insinyur yang

    merupakan hard profesion. Ciri-ciri soft profesion:

    a. Tidak memiliki prosedur dan standar baku.

    b. Standar pendidikan relatif longgar.

    c. Setelah lulus pendidikan masih belum siap pakai, masih memerlukan

    pemantapan lagi, dan masih memerlukan ”jam terbang”.

    d. Apabila tidak mengikuti atau menambah pengetahuan baik dari pendidikan

    formal maupun seminar-seminar, workshop ataupun pelatihan-pelatihan maka

    akan tertinggal, dan tidak akan mampu menjadi seorang yang profesional.

    e. Seorang guru harus learning person, yang selalu belajar selama nyawa masih

    dikandung badan.

    Hal ini akan menjadi beban berat bagi seorang guru, karena seorang guru memiliki

    karakteristik khusus yaitu:

    a. Waktu kerja guru dihabiskan dari satu ruang kelas ke ruang kelas lain.

    b. Kontak akademik diantara sejawat rendah sekali, bahkan hampir tidak pernah.

    c. Kerja guru bersifat non-collaborative.

    d. Kerja guru memerlukan dedikasi yang tinggi tetapi memperoleh penghargaan

    yang rendah.

    11. Dalam hal apapun seorang guru harus mempunyai teknik yang tepat dalam

    melakukan kegiatan transfer ilmu kepada peserta didiknya. Salah satunya dalam

    teknik bertanya. Teknik bertanya yang baik dan benar adalah:

    a. Lontarkan terlebih dahulu pertanyaannya.

    b. Berikan contoh berpikir atau menghitung kepada peserta didik.

    c. Baru tunjuk peserta didik yang akan menjawab, alangkah lebih baik menawarkan

    kepada peserta didik yang sudah siap menjawab.

    Bahaslah soal tersebut, karena tidak semua peserta didik kemampuan kognitifnya sama

    dalam menyerap pelajaran.

    19

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dimyati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

    [

    Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Djamarah, S. Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

    Erman Dahar Ratna, dan Winataputra S. Udin. 1992. Strategi Belajar dan Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

    Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Hudojo, Herman. 1988. Metode Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK IKIP. Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung:

    Remaja Rosdakarya. Mursita, Danang. 2004. Matematika Dasar Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Rekayasa

    Sains. Noormandiri B.K dan Sucipto E. 2000. Matematika SMU. Jakarta: Erlangga. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

    Jakarta: Kencana. Silver, H. F., John. RB., Terry W., and Edward J. Thomas. 2013. Pengajaran Matematika

    Kurikulum Inti Bersama (diterjemahkan oleh Adi Nugroho). Jakarta: PT. Indeks. Sudjana, Nana. 1975. Apa dan Bagaimana Mengajar. Bandung: Ideal. ___________. 1989. Teori Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana dan Suwariyah Wari. 1991. Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar

    Baru. Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar.

    Bandung:Sinar Baru. Suherman dan Winataputra S, Udin. 1992. Strategi Belajar dan Mengajar Matematika.

    Jakarta: Depdikbud. Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    20

    http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html

  • Sumarmo, U. 2014. Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya. Bandung:

    FPMIPA UPI Pers. Tabrani Rusyan, Ahmad, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

    Bandung: Rosdakarya. Team Matematika DKI Jakarta. 1986. Bahan Acuan KBM Matematika Sekolah Menengah

    Pertama. Jakarta: Pt. Rakaditu. Wijaya Cece dan Tabrani Rusyan Ahmad. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses

    Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. _________. 1983, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT.

    Gramedia. Zamroni (Direktur Pend. Menengah Umum dan Guru Besar UNY). 13 Maret 2004.

    Kompetensi Guru yang Diperlukan di Era Globalisasi. Orasi Ilmiah yang disampaikan pada acara Wisuda Sarjana Mahasiswa STKIP Kusuma Negara Jakarta di Sasono Langen Budoyo TMII.

    21

    http://www.sarjanaku.com/2010/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

  • A. Soal Pilihan Ganda

    1. Belajar menurut para pakar psikologi adalah ….

    A. Suatu proses belajar B. Suatu perubahan tingkah laku C. Suatu proses evaluasi D. Suatu roses mencapai tujuan belajar E. Suatu perubahan tingkah laku yang

    relative permanent

    2. Teori Belajar yang menekankan perlunya stimulus untuk memperoleh respon dari

    peserta didik dipelopori oleh ….

    A. Gagne B. Thorndike C. Skinner D. WW. Sawyer E. Field

    3. Ada paling sedikit 5 hal pokok yang harus dimiliki seorang guru matematika

    yang profesional, kecuali ….

    A. Menguasai materi matematika yang akan diajarkan

    B. Menguasai Kelas C. Terampil memadukan beberapa

    metode dalam mengajar matematika

    D. Mengetahui tujuan peserta didik belajar

    E. Mengetahui latar belakang peserta didik

    4. Ciri-ciri berpikir matematika, kecuali …. A. Cerdas B. Logik C. Teratur D. Efisien

    E. Kreatif

    5. Aliran dalam matematika yang dipelopori oleh David Hilbert (1872-

    1971) adalah ….

    A. Logikisma B. Inspiration

    C. Formulation

    D. Intusionisma

    E. Formalisma

    6. Pemilihan/menentukan metode mengajar dalam mempersiapkan RPP harus

    memperhatikan .…

    A. Peserta didik, guru, dan prasarana B. Guru, peserta didik, prasarana,

    evaluasi

    C. Input, output, proses, evaluasi D. Materi yang akan diajarkan E. Peserta didik yang menerima

    pelajaran

    7. Menurut permendiknas yang terkait dengan “standar proses”, dijelaskan

    bahwa .…

    A. Satu Silabus untuk satu KD B. Satu KD harus satu indikator C. Satu RPP untuk satu KD D. Satu RPP untuk satu indikator E. Satu KD untuk satu pertemuan

    8. Untuk soal nomor 7, permendiknas yang

    dimaksud adalah nomor ….

    A. 41 tahun 2007 B. 23 tahun 2007 C. 20 tahun 2007 D. 23 tahun 2003

    SOAL LATIHAN I

    I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat !

    22

  • E. 20 tahun 2003

    9. Seorang matematikawan yang mengemukakan bahwa struktur

    matematika adalah topological (cikal

    bakal geometri Euclid) bernama .…

    A. Cantor B. WW. Sawyer C. Kurt Godel D. L.E.J. Brouwer E. Bourbaki

    10. Mempelajari matematika pasti terkait dengan bilangan. Teori bilangan

    dikembangkan oleh matematikawan

    berbangsa Perancis yang bernama .…

    A. Bourbaki B. Cantor C. WW. Sawyer D. Pierre De Fermat E. Louis Pasteur

    11. Jika mengajarkan kepada peserta didik tentang pembuktian, misalnya

    pembuktian bahwa sebuah segitiga

    adalah segitiga sama kaki, maka yang

    paling tepat adalah dengan metode ….

    A. Analitik B. Sintetik C. Induktif D. Deduktif E. Generalisasi

    12. Simbol (pi) dan e (ekspektasi) pertama

    kali digunakan oleh .…

    A. Karl Gauss B. Euclid C. Leonhard Euler D. Leonard Euler E. LEJ. Brouwer

    13. Dalam teori belajar Gagne ada objek langsung dan tak langsung pernyataan

    dibawah ini yang termasuk objek tak

    langsung adalah ….

    A. Notasi matematika

    B. Menyelesaikan masalah C. Teorema-teorema D. Operasi hitungan matematika E. Konsep-konsep dasar matematika

    14. Syarat dari aksioma adalah ….

    A. Taat azas (consistent) dan saling terkait

    B. Taat azas dan saling bebas C. Taat azas dan saling berhubungan D. Tidak taat azas dan saling bebas E. Tidak taat azas dan saling terkait

    15. Motivasi sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

    “Ingin menjadi guru seperti Ibuku”

    termasuk ….

    A. Motivasi intrinsik B. Motivasi ekstrinsik C. Motivasi eksklusif D. Motivasi lemah E. Motivasi kuat

    16. Kemampuan Generalisasi dalam

    matematika merupakan bagian dari

    berpikir ….

    A. Induktif B. Deduktif C. Sintetik D. Analitik E. Kritis

    17. Tujuan mempelajari matematika menurut kurikulum KTSP lebih difokuskan pada

    meningkatkan lima hal utama. Untuk

    urutan yang kelima adalah .…

    A. Meningkatkan pemahaman konsep B. Meningkatkan kemampuan berpikir

    kritis

    C. Meningkatkan panalaran matematika D. Meningkatkan sikap terhadap

    matematika

    E. Meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan soal-soal matematika

    23

  • 18. Salah satu strategi dalam pemb. matematika adalah MURDER. Singkatan

    “M” adalah mood yang artinya ….

    A. Persiapan peserta didik B. Mengkondisikan peserta didik C. Mengambil alih perhatian peserta

    didik

    D. Menkonsentrasikan peserta didik E. Menyiapkan peserta didik

    19. Dalam pembelajaran matematika guru

    harus sering memberi motivasi. Motivasi

    yang cocok ketika peserta didik sehabis

    olahraga adalah .…

    A. Menasehati B. Bercerita yang open ended C. Memberi kesempatan kelas tenang D. Menyuruh peserta didik merapikan

    pakaian di luar kelas

    E. Mulai menerangkan pelajaran

    20. Ada 3 hal pokok dalam teknik memotivasi, kecuali ….

    A. Teknik itu harus efektif B. Teknik itu harus menghasilkan

    motivasi yang diharapkan

    C. Teknik itu harus efisien D. Teknik itu harus dapat dilaksanakan E. Tidak ada jawaban yang benar

    21. Penguatan yang diberikan guru haruslah menyerap/mengendap dalam diri peserta

    didik. Penguatan seperti ini disebut ….

    A. Retensi B. Rotasi C. Revolusi D. Evaluasi E. Re-Evaluasi

    22. Dalam teknik bertanya ada yang disebut sebagai waktu menunggu. Yang

    dimaksud dengan waktu menunggu

    adalah ….

    A. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya

    B. Memberikan waktu kepada peserta didik agar menghitung jawabannya

    C. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk berfikir

    D. Memberikan waktu kepada guru untuk menghitung dan menjawabnya

    E. Memberikan waktu kepada guru untuk menilai

    23. Yang dimaksud penguatan positif menurut Skinner adalah, kecuali ….

    A. Teguran B. Hadiah C. Pujian D. Sanjungan E. Arahan

    24. Menurut Ausubel ada satu metode yang sangan efektif dalam pengajaran

    matematika untuk materi ajar yang baru

    dipelajari peserta didik, yaitu metode

    tradisional

    Soal B (Uraian) : Jawablah pertanyaan-pertanyaan

    dibawah ini dengan singkat, jelas dan

    tepat.

    24. Menurut Ausubel ada satu metode yang sangan efektif dalam pengajaran matematika

    untuk materi ajar yang baru dipelajari peserta

    didik, yaitu metode tradisional atau disebut

    juga metode ….

    A. Latihan (Drill) B. Ceramah C. Ekspositori D. Demonstrasi E. Konvensional

    25. Teori belajar klasik menurut Pavlov yang pada eksperimennya menggunakan hewan

    adalah ….

    A. Peserta didik dapat belajar dengan baik apabila peserta didik tersebut sering

    latihan

    B. Peserta didik dapat belajar dengan baik melalui pembiasaan belajar

    C. Peserta didik dapat belajar dengan baik melalui meniru

    D. Peserta didik dapat belajar dengan baik bila peserta didik mendapat PR

    E. Peserta didik dapat belajar dengan baik jika peserta didik mau berusaha

    24

  • 1. a. Jelaskan perbedaan yang sangat nyata

    antara RPP pada kurikulum KTSP dan

    RPP KTSP yang berkarakter.

    b. Tuliskan semua bagian-bagian pokok

    dari RPP yang berkarakter.

    2. Jelaskan jika anda sebagai guru

    matematika menerangkan dengan

    pemahaman konsep (bukan cara cepat)

    dari soal berikut ini: 1

    2:1

    4 = ....

    3. Dengan perpaduan metode Demonstrasi,

    Konstruktivisme dan eksperimen jelaskan

    dengan menggambarkan pula langkah-

    langkahnya saat anda sebagai guru

    matematika menjelaskan tentang Luas

    lingkaran = luas jajargenjang di kelas

    VIII.

    25

  • 26