Upload
trinhphuc
View
221
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN
DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Mutiara Ekasari
NIM. 7450406518
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Amin Pujiati, SE, M.Si Prof. Dr. Rusdarti, M.Si
NIP. 196908212006042001 NIP. 195904211984032001
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj.Sucihatiningsih DWP, M.Si
NIP. 196812091997022001
ii
3
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Lesta Karolina Br. S,SE, M.Si
NIP. 198007172008012016
Anggota I Anggota II
Amin Pujiati, SE, M.Si Prof. Dr. Rusdarti, M.Si
NIP. 196908212006042001 NIP. 195904211984032001
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj.Sucihatiningsih DWP, M.Si
NIP. 196812091997022001
iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti
skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2011
Mutiara Ekasari
NIM 7450406518
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Dibalik Semua Cobaan Pasti Ada Hikmahnya
Keberhasilan Butuh Kerja Keras
PERSEMBAHAN
Untuk Ayahandaku Suyamin dan
Ibundaku Muti’ah yang senantiasa selalu
mendoakan dalam setiap langkahku
Adikku Eggi Marenda dan Nur Fallah
yang selalu ku sayang
EP Pararel A ’06
Almamaterku
v
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya skripsi ini dengan judul
“Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Dalam Upaya Peningkatan
Perekonomian Kabupaten Temanggung” ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi syarat akhir untuk menempuh gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak sekali bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu disampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang
3. Dr. Hj.Sucihatiningsih DWP, M.Si. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Semarang
4. Amin Pujiati SE, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan
mengarahkan penulis dalam penelitian serta penyusunan skripsi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, Dosen Pembimbing II yang selalu mencurahkan
waktu, kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan.
6. Lesta Karolina Br. S, SE, M.Si, Dosen penguji skripsi yang telah mengoreksi
skripsi ini hingga mendekati kebenaran.
7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan
ilmunya selama ini.
vi
7
8. Teman- teman IESP angkatan 2006 dan sahabat- sahabatku yang selalu
memberiku semangat (Lia, Nofi, Mega, Dyaz,Aji, Emen, Adit).
9. M’Phe yang telah menyediakan kamarnya serta menemaniku begadang, Agus
“Kenthus” dan Ahsan thanks petanya.
10. Kholis Tohir Afandi sebagai menyemangat saat aku putus asa, I Love U.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan dorongannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, waktu dan tenaga yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca guna perbaikan skripsi ini kedepan
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna dan dapat bermanfaat khususnya
bagi diri saya sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2011
Penulis,
Mutiara Ekasari
NIM 7450406518
vii
8
SARI
Mutiara Ekasari.2011.”Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Dalam Upaya
Peningkatan Perekonomian Kabupaten Temanggung”. Skripsi. Jurusan Ekonomi
Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Amin
Pujiati, SE, M.Si, Pembimbing II Prof. Dr. Rusdarti, M.Si.
Kata Kunci : Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian
Pada hakekatnya, perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi pada sebuah keseimbangn awal. Salah satu peran
perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju
tujuan yang ingin dicapai disamping sebagai tolak ukur keberhasilan proses
pembangunan yang dilakukan. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1)
Apa sajakah komoditas tanaman unggulan yang ada di masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Temanggung, (2) Bagaimana perencanaan pengembangan sektor
pertanian dalam upaya peningkatan perekonomian Kabupaten Temanggung.
Subjek dalam penelitian ini adalah komoditas tanaman pertanian di
Kecamatan Temanggung. Metode pengumpuln data meliputi dokumentasi. Metode
analisis data adalah (1) Location Quotient (LQ), (2) Shift Share, (3) Tipologi Klassen,
(4) Skalogram, (5) Overlay.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa komoditas padi terdapat di
Kecamatan Kedu, Temanggung, Kledung, Tlogomulyo dan Tembarak. Komoditas
Jagung terdapat di Kecamatan Bejen, Tretep, Ngadirejo, Kledung, Tlogomulyo,
Tembarak dan Kranggan. Komoditas Ketela Pohon terdapat di Kecamatan Kaloran,
Temanggung, Selopampang dan Pringsurat. Komoditas Ketela Rambat terdapat di
KecamatanTemanggung. Komoditas Kacang Tanahterdapat di Kecamatan
Gemawang, Bulu dan Tembarak. Komoditas Kacang Kedelai terdapat di Kecamatan
Kedu. komoditasSayuran terdapat di Kecamatan Bulu, Parakan, Kedu, Ngadirejo dan
Gemawang. Komoditas Buah-buahan terdapat di Kecamatan Pringsurat, Kaloran,
Temanggung, Kedu, Parakan, Bansari dan Tretep.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneulis menyarankan strategi
perencanaan dan kebijakan pembangunan daerah hendaknya mengacu pada potensi
dan sektor unggulan dan potensial di masing-masing Kecamatan. Melalui kebijakan
sentra kawasan industri pengembangan tiap komoditas pertanian tersebut dapat
diarahkan untuk berada suatu usaha yang diharapkan mampu meningkatkan
perekonomian.
viii
9
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan .............................................................................................. 8
2.2 Pertanian ................................................................................................... 9
2.3.1 Pengertian Pertanian ..................................................................... 9
2.3.2 Pembangunan Sektor Pertanian .................................................... 10
2.3.3 Peranan Sektor Pertanian Dalam Ekonomi ................................... 11
2.3 Pembangunan Ekonomi ............................................................................ 13
2.4 Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................. 15
2.5 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Daerah................................ ........ 16
2.5.1 Teori Basis Ekonomi............................................................ ........ 17
2.5.2 Teori Pertumbuhan Akumulatif............................................ ........ 19
25.3 Teori Lokasi......................................................................... .......... 20
2.6 Penelitian Sebelumnya................................................................... .......... 21
2.7 Kerangka Berfikir........................................................................... .......... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian..................................................................... 26
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................... 26
3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 27
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................... 27
3.4.1 Location Quotient (LQ).................................................................. 27
3.4.2 Analisis Shift Share ........................................................................ 29
3.4.3 Tipologi Klassen ........................................................................... 31
3.4.4 Skalogram............................................................................ ........... 32
ix
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 32
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Temanggung................................... 33
4.1.1.1 Keadaan Geografis ............................................................... 33
4.1.2 Komoditas Tanaman Unggulan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Temanggung ................................................................ 35
4.1.2.1 Analisis Location Quotient (LQ).......................................... 35
4.1.2.2 Analisis Shift Share .............................................................. 37
4.1.2.3 Tipologi Klassen .................................................................. 63
4.1.3 Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian dalam Upaya
Peningkatan Perekonomian Kabupaten Temanggung ................... 79
4.1.3.1 Overlay ................................................................................. 67
4.1.3.2 Pemetaan Perencanaan Pengembangan................................ 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................... 79
5.2 Saran ......................................................................................................... 80
Daftar Pustaka ................................................................................................... 82
Lampiran ........................................................................................................... 84
x
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir .......................................................................... 24
Gambar 4.1: Peta Perencanaan Pengembangan Komoditas Pertanian
Kabupaten Temanggung .......................................................... ... 77
xi
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : PDRB Kabupaten Temanggung tahun 2005-2009 ...................................... 4
Tabel 3.1 : Matrik Tipologi Klassen .............................................................................. 30
Tabel 4.1 : Hasil LQ tahun 2009 .................................................................................... 35
Tabel 4.2 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Parakan ......................................... 37
Tabel 4.3 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Kledung ........................................ 37
Tabel 4.4 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Bansari .......................................... 38
Tabel 4.5 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Bulu .............................................. 39
Tabel 4.6 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Temanggung ................................. 39
Tabel 4.7 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Tlogomulyo .................................. 40
Tabel 4.8 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Tembarak ...................................... 41
Tabel 4.9 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Selopampang ................................ 41
Tabel 4.10: Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Kranggan ...................................... 42
Tabel 4.11: Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Pringsurat ...................................... 43
Tabel 4.12 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Kaloran ........................................ 43
Tabel 4.13 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Kandangan ................................... 44
Tabel 4.14 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Kedu ............................................ 45
Tabel 4.15 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Ngadirejo ..................................... 45
Tabel 4.16 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Jumo ............................................ 46
Tabel 4.17 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Gemawang ................................... 47
Tabel 4.18 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Candiroto ..................................... 47
Tabel 4.19 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Bejen ............................................ 48
Tabel 4.20 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Tretep ........................................... 49
Tabel 4.21 : Analisis Shift Share Klasik Kecamatan Wonoboyo ................................... 49
Tabel 4.22 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Parakan ................................. 50
Tabel 4.23 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kledung ................................ 51
Tabel 4.24 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bansari ................................. 52
Tabel 4.25 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bulu ...................................... 52
Tabel 4.26 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Temanggung ........................ 53
Tabel 4.27 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tlogomulyo .......................... 54
Tabel 4.28 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tembarak ............................. 55
Tabel 4.29 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Selopampang ........................ 56
Tabel 4.30 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kranggan .............................. 57
Tabel 4.31 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Pringsurat ............................. 57
Tabel 4.32 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kaloran ................................. 58
Tabel 4.33 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kandangan ........................... 59
Tabel 4.34 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kedu ..................................... 60
Tabel 4.35 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Ngadirejo.............................. 61
Tabel 4.36 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Jumo ..................................... 61
Tabel 4.37 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Gemawang ........................... 62
Tabel 4.38 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Candiroto.............................. 63
Tabel 4.39 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bejen .................................... 64
Tabel 4.40 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tretep ................................... 64
Tabel 4.41 : Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Wonoboyo ............................ 65
Tabel 4.42 : Overlay Perencanaan Komoditas Padi ........................................................ 68
xii
13
Tabel 4.43 : Overlay Perencanaan Komoditas Jagung.................................................... 69
Tabel 4.44 : Overlay Perencanaan Komoditas Ketela Pohon ......................................... 70
Tabel 4.45 : Overlay Perencanaan Komoditas Ketela Rambat ....................................... 71
Tabel 4.46 : Overlay Perencanaan Komoditas Kacang Tanah ........................................ 72
Tabel 4.47 : Overlay Perencanaan Komoditas Kacang Kedelai ..................................... 73
Tabel 4.48 : Overlay Perencanaan Komoditas Sayuran .................................................. 74
Tabel 4.49 : Overlay Perencanaan Komoditas Buah-buahan.......................................... 75
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Perhitungan Loqation Quantient Menurut Kecamatan. .................... 82
2. Tipologi Klasen Tiap Kecamatan............................................................... 84
3. Overlay Perencanaan Komuditas ............................................................... 91
4. Analisis Shift – Share Klasik Kecamatan .................................................. 109.
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilaksanakan di Negara Indonesia meliputi pembangunan
di segala aspek kehidupan yang pada prinsipnya bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk
tumbuh dan berkembang menuju masyarakat yang adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada umumnya. Pembangunan tersebut perlu memperhatikan
pembangunan daerah, mengingat pembangunan daerah merupakan intregasi dari
pembangunan nasional, yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan di daerah yang bersangkutan.
Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang memperhatikan pola
kehidupan yang sedang berlangsung di masyarakat. Untuk melaksanakan
pembangunan daerah perlu diperhatikan kondisi dan karakter kehidupan masyarakat
yang nyata-nyata berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Kebutuhan penyelenggaraan pembangunan daerah sesuai dengan kondisi, potensi,
serta karakteristik wilayah yang memerlukan keikutsertaan masyarakat dan
keterlibatan serta mendorong kemampuan dan tanggung jawab perangkat pemerintah
daerah. Daerah mempunyai kekuasaan untuk mengambil prakarsa dan keputusan
dalam merencanakan pemanfaatan sumber daya baik yang berasal dari daerahnya
sendiri maupun bantuan dari daerah lainnya.
1
2
Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan
yang penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari
banyaknya penduduk atau bekerja pada sektor pertanian atau produk nasional yang
berasal dari pertanian. Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor, yaitu
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.Wilayah
pedesaan yang bercirikan pertanian sebagai basis ekonomi sedangkan wilayah
perkotaan yang tidak lepas dari aktivitas ekonomi baik yang sifatnya industri,
perdagangan maupun jasa mengalami pertentangan luar biasa di dalam pertumbuhan
pembangunan. Dengan kemajuan yang dicapai sektor pertanian tanaman pangan,
maka pembangunan sektor industri yang di dukung sektor pertanian juga semakin
maju (Arsyad, 1999 : 10).
Sektor pertanian harus diposisikan sebagai sektor andalan perekonomian.
Berdasarkan kondisi yang dihadapi saat ini sektor pertanian harus menjadi sektor
unggulan dalam menyusun strategi pembangunan. Pengembangan sektor pertanian
harus diarahkan kepada sistem agribisnis dan agroindustri, karena akan dapat
meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, prospek pengembangan agribisnis dan
agroindustri kedepan sangat baik, hal ini didukung dengan keadaan geografis dan
letaknya sangat srategis, hal ini dapat ditnjukkan dari banyaknya penduduk atau
tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang
berasal dari pertanian (Mubyarto,1989 :12).
Di Jawa Tengah, pada triwulan I 2007 ini sektor pertanian mengalami
pertumbuhan tahunan yang tinggi yaitu 12,85 persen (yoy) dengan share of growth
sebesar 2,80 persen. Pertumbuhan sektor pertanian dalam triwulan ini lebih
3
disebabkan oleh peningkatan produksi beberapa komoditas tanaman bahan pangan
seperti tanaman jagung dan buah-buahan. Produksi beras pada triwulan ini cenderung
lebih rendah dibanding triwulan I 2006, yang disebabkan oleh terjadinya musim
hujan setelah kemarau panjang yang disertai kekeringan sehingga tidak hanya
menyebabkan kekurangan air di sebagian wilayah Jawa Tengah tetapi juga membuat
masa tanam mundur. Sementara itu apabila dilihat dari sumbangan inflasi menurut
komoditasnya, beras merupakan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi
tahunan terbesar triwulann ini yaitu 1,57. Hal ini menunjukkan laju inflasi tahunan
Jawa Tengah sangat dipengaruhi oleh komoditas bahan makanan khususnya beras
dan komoditas kelompok makanan. Sementara itu,dukungan pemerintah daerah Jawa
Tengah dalam usaha menguatkan kembali sektor pertanian dilakukan melalui
dileluarkannya Pergub No. 19 tahun 2006 mengenai Akselerasi Renstra 2003-2008.
Pertumbuhan PDRB tidak lepas dari peran setiap sektor-sektor ekonomi. Besar
kecilnya kontribusi pendapatan setiap sektor ekonomi merupakan hasil perencanaan
serta pertumbuhan yang dilaksanakan di daerah. Semakin besar sumbangan yang
diberikan oleh masing-masing sektor terhadap PDRB suatu daerah maka akan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik.
4
Grafik 1.1
Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Temanggung
Tahun 2005-2009
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung 2009 (diolah)
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa sektor pertanian Kabupaten Temanggung dari
tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, walaupun tahun 2008 mengalami penurunan,
tetapi sektor pertanian masih tinggi dengan pertumbuhan lebih dari 60% setiap
tahunnya. Tetapi, nilai PDRB Kabupaten Temanggung masih rendah di bandingkan
dengan Kabupaten yang berdekatan.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting, karena
sebagian besar anggota masyarakat di Kabupaten Temanggung menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Perencanaan pembangunan daerah dianggap sebagai
perencanaan untuk memperbaiki sumber daya publik yang tersedia di daerah tersebut.
Perencanaan itu dapat dilakukan dengan pengembangan sektor pertanian hal tersebut
dilakukan berdasarkan bahwa sektor pertanian sangat berkontribusi besar terhadap
nilai PDRB di Kabupaten Temanggung.
620000
630000
640000
650000
660000
670000
680000
690000
700000
710000
720000
730000
2005 2006 2007 2008 2009 Tahun
Sektor Pertanian
Sektor Pertanian
Sektor Pertanian
Sektor Pertanian
Sektor Pertanian
5
Pembangunan bukan saja sebagai pembangunan potensial komoditas saja,
tetapi dalam implementasinya pembangunan pertanian harus terkait dengan
pembangunan wilayah guna meningkatkan pendapatan wilayah Kabupaten
Temanggung. Pendekatan ini didasarkan atas kenyataan bahwa khususnya
kepemilikan lahan petani perlu mengoptimalkan sumber daya lahan dengan
pelaksanaan diversifikasi usaha dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam
dan lahan.
Pembangunan pertanian Kabupaten Temanggung mempunyai peranan yang
kuat dalam rangka memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan pengelolaan sumber daya pertanian secara terencana dan
ramah lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Dalam Upaya Peningkatan
Pertanian Kabupaten Temanggung”
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1. Komoditas tanaman unggulan apa saja yang ada di masing-masing
Kecamatan di Kabupaten Temanggung?
2. Bagaimanakah perencanaan pengembangan sektor pertanian dalam
upaya peningkatan perekonomian Kabupaten Temanggung?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis komoditas tanaman unggulan yang terdapat di masing-
masing Kecamatan di Kabupaten Temanggung.
2. Menyusun perencanaan pengembangan sektor pertanian dalam upaya
peningkatan perekonomian Kabupaten Temanggung.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha
mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan,
khususnya mengenai perencanaan pengembangan sektor pertanian
dalam upaya peningkatan perekonomian di Kabupaten Temanggung.
2. Manfaat Praktis
Kegunaan praktis yaitu memberikan sumbangan berupa
informasi mengenai pentingnya perencanaan pengembangan sektor
pertanian dalam meningkatkan sosisal ekonomi masyarakat dan Sebagai
masukan terhadap pemerintah daerah setempat untuk mengambil
kebijakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Daerah
Dalam penelitian ini pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari
potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal,
prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri,
teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan
dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan
lingkungan pembangunan secara luas. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah
pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan
seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut (Robinson
Tarigan 2005 : 46).
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku.
Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun waktu berikutnya,
harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan.
Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang
beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti
secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu
wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah
tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan
yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah.
7
8
Adapun beberapa teori dalam pembangunan daerah yang berhubungan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1.1 Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi ini dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973)
yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa
dari luar daerah (Arsyad 1999:116). Dalam penjelasan selanjutnya dijelaskan
bahwa pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal,
termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan
kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Asumsi ini
memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan
apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama
dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno 2000:146).
Ada serangkaian teori ekonomi sebagai teori yang berusaha menjalankan
perubahan-perubahan regional yang menekankan hubungan antara sektor-sektor
yang terdapat dalam perekonomian daerah. Teori yang paling sederhana dan
populer adalah teori basis ekonomi (economic base theory). Menurut Glasson
(1990:63-64), konsep dasar basis ekonomi membagi perekonomian menjadi dua
sektor yaitu:
1) Sektor-sektor Basis adalah sektor-sektor yang mengekspor barang-barang dan
jasa ke tempat di luar batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan atas
masukan barang dan jasa mereka kepada masyarakat yang datang dari luar
perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
9
2) Sektor-sektor Bukan Basis adalah sektor-sektor yang menjadikan barang-
barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam batas
perekonomian masyarakat bersangkutan.
Sektor-sektor tidak mengekspor barang-barang. Ruang lingkup mereka
dan daerah pasar terutama adalah bersifat lokal. Secara implisit pembagian
perekonomian regional yang dibagi menjadi dua sektor tersebut terdapat
hubungan sebab-akibat dimana keduanya kemudian menjadi pijakan dalam
membentuk teori basis ekonomi. Bertambahnya kegiatan basis di suatu daerah
akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan sehingga
menambah permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, akibatnya akan
menambah volume kegiatan bukan basis. Sebaliknya semakin berkurangnya
kegiatan basis akan menurunkan permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan
basis yang berarti berkurangnya pendapatan yang masuk ke daerah yang
bersangkutan. Dengan demikian kegiatan basis mempunyai peran sebagai
penggerak utama. seimbang (unbalanced development). Tentu ini menjadi
masalah karena pasti akan terjadi kesenjangan antar wilayah.
Kecemburuan terjadi antar wilayah atau antar sektor dalam wilayah
bersangkutan karena strategi kutub pertumbuhan akan menciptakan wilayah atau
sektor yang berhasil maju dan wilayah atau sektor yang masih terbelakang
(winners and loosers). Pada umumnya wilayah perkotaan dengan sektor industri
selalu lebih maju daripada wilayah pedesaan yang mengandalkan sektor
pertanian. Kenjangan antar wilayah atau antar sektor mengantar kaum neoklasik
10
melihat strategi kutub pertumbuhan hanya melancarkan proses ekploitasi suatu
wilayah terhadap yang lain atau suatu sektor terhadap sektor yang lain.
2.1.2 Teori Pertumbuhan Akumulatif (AccumulativeCausation Theory)
Teori pertumbuhan akumulatif lebih berorientasi pasar dengan membuat
kebijakan dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif terhadap wilayah
lain. Untuk itu setiap kebijakan harus mampu menarik modal, ketrampilan, dan
kepakaran ke wilayah tersebut. Teori ini memberi kesempatan setiap wilayah
bersaing dengan wilayah lain tanpa tenggang rasa. Misalnya, kebijakan wilayah
tertentu menyebabkan wilayah lain terbelakang bukan masalah. Proses semacam
ini adalah alamiah dan tidak perlu dirisaukan.
Model pertumbuhan akumulatif memungkinkan suatu wilayah bertumbuh
cepat jika menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat. Namun sebaliknya
kebijakan yang keliru berakibat pada merosotnya pertumbuhan ekonomi wilayah.
Model ini memberi perhatian pada: stok enterpreneur, proses pembelajaran,
pendidikan, peningkatan kapasitas kelembagaan, adopsi teknologi, dan
perpindahan usaha.
2.1.3 Teori Lokasi
Teori lokasi muncul sebagai jawaban terhadap kelemahan teori ekonomi
konvensional yang mengabaikan lokasi dalam analisisnya. Penyebaran kegiatan
ekonomi yang tidak merata berakibat pada perbedaan kemakmuran antar daerah.
Hipotesis yang dikembangkan para ahli teori lokasi adalah para pelaku usaha
mencari lokasi yang menawarkan biaya minimal dan mencari lokasi yang
menawarkan kesempatan mendapatkan keuntungan maksimal (Dawkins, 2003).
11
Biaya yang dimaksud meliputi biaya transpor, biaya tenaga kerja, dan biaya
produksi lain. Secara singkat mereka yang bergerak dalam dunia usaha cenderung
menempatkan usaha mereka dekat pasar jika biaya transportasi membawa produk
akhir ke pasar lebih besar dari biaya transportasi bahan baku ke tempat produksi.
Sebaliknya, mereka akan menempatkan usaha dekat sumber bahan baku jika
biaya transpor dan biaya bahan baku perunit lebih tinggi daripada biaya transpor
produk akhir ke pasar.
Dalam merancang strategi pembangunan wilayah teori lokasi sangat
penting dalam memahami keunggulan dan kekurangan sebuah lokasi bagi
pengembangan industri tertentu. Teori lokasi memungkinkan para penentu
kebijakan mendapatkan alasan mengapa terjadi konsentrasi industri tertentu di
wilayah tertentu atau mengapa industri tertentu menyebar di beberapa wilayah.
Dengan memahami berbagai faktor penyebab konsentrasi atau faktor penyebab
penyebaran industri pemerintah daerah dapat merancang strategi pembangunan
dengan lebih baik.
2.2 Pembangunan Ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil
penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno 1996:13).
Berdasarkan atas definisi ini dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti
adanya suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat
menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Adanya proses
12
pembangunan itu di diharapkan adanya kenaikan pendapatan riil masyarakat
berlangsung untuk jangka panjang.
Pembangunan ekonomi dipandang sebagai proses multidimensional yang
mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi maupun
non ekonomi. Oleh sebab itu, sasaran pembangunan yang minimal dan pasti ada
menurut Todaro (1983:1280) dalam Suryana (2000:6) adalah:
1) Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan
pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan
lingkungan.
2) Mengangkat taraf hidup temasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan
penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih
besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan materi, akan tetapi untuk meningkatkan kesadaran
akan harga diri baik individu maupun nasional.
3) Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan
nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan
ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi
dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.
Ada empat model pembangunan (Suryana, 2000:63) yaitu model
pembangunan ekonomi yang beorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja, penghapusan kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, semua
itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang-barang dan jasa,
13
penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya
tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas
maksimal.
2.3 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003:57), pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara (daerah) untuk
menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya,
kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Sukirno,1994:425):
a. Tanah dan kekayaan alam lain
Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian
suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan
ekonomi.
b. Jumlah, mutu penduduk dan tenaga kerja
Penduduk yang bertambah akan mendorong maupun menghambat pertumbuhan
ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-
faktor produksi yang tersedia.
c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan
ekonomi, barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi
14
yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting dalam
mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.
d. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sikap masyarakat akan menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat
dicapai.
e. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan
Adam Smith telah menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar,
dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi.
2.4 Perencanaan
Pada hakekatnya, perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya, perubahan yang
terjadi pada sebuah keseimbangn awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem
sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan
semula. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai disamping sebagai
tolak ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan (Tri Widodo, 2006: 2).
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh sebuah
instansi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di
sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Artinya, dalam sebuah perencanaan,
lembaga perencana wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi,
keamanan, kondisi fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang ada di
wilayah tersebut (Tri Widodo, 2006: 3).
15
Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan dan mencakup
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Berdasarkan
definisi di atas berarti ada empat dasar perencanaan yaitu:
a. Merencanakan berarti memilh
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
c. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
d. Perencanaan untuk masa depan ( Arsyad, 1999: 112).
2.5 Pertanian
2.5.1 Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas, yaitu suatu bidang usaha yang mencakup bidang
tanaman, bidang peternakan, dan bidang perikanan. Kelebihan dari definisi
tersebut yaitu : pertanian di sini tidak hanya membahas arti pertanian yang
sebenarnya, yaitu yang berhubungan dengan tanaman saja, tetapi juga membahas
bahwa pertanian juga mencakup tentang hewan-hewan yang juga dibudidayakan.
Pertanian dalam arti sempit, yaitu suatu usaha hanya di bidang tanaman.
Pertanian di sini hanya mengutamakan budidaya tanaman, tidak dikemukakan
faktor-faktor apa saja yang mendukung, terkait atau merupakan pengembangan
dari kegiatan budidaya tersebut (Luthfi Fatah, 2006 : 29).
Pengertian pertanian menurut Mosher (1978) adalah sejenis proses
produksi yang khas/ spesifik yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman
dan perkembangbiakan ternak dan ikan.
16
Menurut Arintadisastra (2001), pertanian adalah satu sistem, yang
mentrasfer energi matahari ke dalam bentuk energi yang bermanfaat bagi
manusia, baik dalam bentuk serat-seratan maupun dalam bentuk pangan (beras,
daging, telur, ikan) atau bahkan pangan lainnya. Pertanian memiliki karakteristik
yang spesifik, yaitu : (1) Sumber daya yang dikuasai petani sangat terbatas, (2)
Terdapat usahatani skala kecil dan usahatani besar yang komersial yang satu
sama lain tidak memiliki kemitraan yang saling menguntungkan, (3) Petani kecil
dengan skala kecil terkonsentrasi pada kegiatan budidaya untuk menghasilkan
komoditas bahan mentah, sedangkan proses agroindustri dan proses hilir hanya
ditangani oleh lembaga ekonomi dengan struktur yang berakar pada pertanian,
dan (4) Investasi di sektor budidaya pertanian, merupakan risiko ketidakpastian
yang tinggi.
2.5.2 Pembangunan Sektor Pertanian
Secara ringkas pembangunan adalah perubahan dan pertumbuhan,
khususnya perubahan sosial / struktur sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Dengan
demikian pembangunan adalah usaha sadar guna mengadakan perubahan sosial /
struktur sosial dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan secara berkelanjutan
untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Adapun sasaran pembangunan
dalam upaya meraih kehidupan/ kesejahteraan yang lebih baik adalah : (a)
meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan
pokok, (b) meningkatkan kualitas/ taraf hidup, tidak hanya yang bersifat
material, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri sebgaai individu maupun
bangsa, dan (c) memperluas pilihan-pilihan ekonomi dan sosial dengan
17
membebaskan diri dari perbudakan, ketergantungan, kebodohan dan
kesengsaran.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting
karena sebagian besar anggota masyarakat di Indonesia menggantungkan
hidupnya pada sektor tersebut. Pembangunan pertanian merupakan suatu proses
yang ditunjukkan untuk selalu meningkatkan produksi pertanian yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan menambah
modal, sill, dan campur tangan manusia. Tujuan pembangunan pertanian antara
lain adalah meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, membuka lapangan
kerja dan meningkatkan ketahanan pangan. Misi pembangunan pertanian antara
lain, melaksanakan pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis ,
memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dan meningkatkan aktivitas
pedesaan. Peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan ekonomi antara
lain, menyediakan bahan pangan dan bahan baku industri, menyediakan tenaga
potensial sektor nonpertanian, menghasilkan tambahan modal dan sebagai syarat
pokok pembangunan pertanian.
2.5.3 Peranan Sekor Pertanian Dalam Ekonomi
Para pemikir ekonomi pembangunan telah lama menyadari bahwa sektor
pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian, terutama dalam
tahap-tahap awal pembangunan (Lewis, 1954; Johnson dan Mellor, 1961;
Kunznets, 1964). Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus yang
besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi. Sektor
non-pertanian, umumnya terlalu kecil untuk melakukan peranan itu.
18
Pada masa awal transformasi ekonomi, pertanian berperan penting melalui
beberapa cara. Pertama, sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk di pedesaan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor non-pertanian. Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi
bagi produk-produk untuk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor
non-pertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani ataupun untuk
investasi (Tomich et al, 1995). Kedua, pertumbuhan sektor pertanian akan
mendorong pembangunan agroindustri. Agroindustri yang ikut berkembang
adalah industri yang mengolah bahan baku primer yang dihasilkan pertanian,
seperti industri pangan, tekstil, minuman, obat-obatan, dan juga sekarang industri
bahan nabati. Di bagian hulu, agroindustri yang ikut tumbuh adalah industri yang
menjadikan input penting bagi pertanian, seperti industri pupuk, obat dan
pestisida, maupun industri mesin pertanian. Berkembangnya agroindustri, juga
mengakibatkan semakin tumbuhnya infrastruktur, pedesaan dan perkotaan, serta
semakin meningkatnya kemampuan manajerial sumber daya manusia.
Pengalaman Korea dan Taiwan menunjukkan bahwa sektor pertanian dan
agroindustri yang tumbuh kuat dapat menjadi saran penting bagi
perkembanganya aktivitas-aktivitas si sektor non-pertanian, seperti industri
kimia, mesin, ataupun logam (Otsuka dan Reardon, 1998).
Ketiga, kemajuan teknologi di sektor pertanian yang diwujudkan dalam
peningkatan produktivitas kerja, menjadikan sektor ini dapat menjadi sumber
tenaga kerja yang relatif murah bagi sektor non-pertanian (Timmer, 1998).
19
Keempat, pertumbuhan sektor pertanian yang diikuti oleh naiknya pendapatan
penduduk pedesaan akan meningkatkan tabungan. Tabungan tersebut merupakan
sumber modal untuk membiayai pembangunan sektor non-pertanian (Mellor,
1973). Kelima, sektor pertanian yang tumbuh cepat dapat menjadi sumber
penerimaan devisa. Kontribusi devisa pertanian ini diperoleh melalui
peningkatan ekspor dan peningkatan produk pertanian substitusi impor. Devisa
dari pertanian ini menjadi sarana strategis bagi industrialisasi di suatu Negara.
2.6 Peneliti Sebelumnya
1) Fafurida (2009) menganalisis tentang “ Perencanaan Pengembangan Sektor
Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Di Kabupaten Kulonprogo”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan dalam
pengembangan sektor pertanian khususnya tanaman pangan untuk peningkatan
perekonomian daerah. Alat analisis yang digunakan adalah shift share, LQ dan
analisis indeks pusat. Pengembangan komoditas tanaman pangan yang luar biasa,
nilai indeks pusat, dan PDRB per kapita, dapat ditentukan arah pengembangan
masing-masing komoditas tanaman pangan, yaitu dengan menentukan wilayah
sentra produksi dan sentra produksi pengolahan industri.
Pusat produksi padi di Kecamatan Temon, Panjatan, Galur, Lendah,
Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan Samigaluh, dan penggilingan padi
dikembangkan di Wates dan Pengasih. Untuk komoditi jagung, pengembangan
industri pengolahan dilakukan di Sentolo dan Pengasih unit Kabupaten dan sentra
produksinya di Kecamatan Temon, Lendah, Kalibawang Kokap, dan Samigaluh.
Untuk komoditi tanaman ubi kayu, sentra produksi di Kecamatan Temon, Kokap,
20
Kalibawang Girimulyo dan Samigaluh, dan industri pengolahannya didirikan
pada Sentolo dan Pengasih. sentra produksi ubi jalar adalah Inpanjatan, Pengasih,
dan Girimulyo dan industri pengolahannya di Wates. Untuk komoditi kacang
tanah, pengolahan industri didirikan di Kecamatan Wates dan Pengasih, dan
sentra produksinya di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo dan
Samigaluh.
Sentra produksi komoditas tanaman kedelai terletak di Kecamatan
Temon, Galur, Lendah, Nanggulan dan Kalibawang dan industri pengolahan
adalah di kecamatan Sentolo dan Pengasih. Temon, Sentolo dan Pengasih
merupakan sentra produksi untuk tanaman kacang hijau dengan industri
pengolahan di Kecamatan Wates.
2) Fachrurrazy (2009) menganalisis tentang “ Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor
Pembentuk PDRB”.
Berdasarkan hasil analisis Klassen Typology menunjukkan bahwa sektor
yang maju dan tumbuh dengan pesat, yaitusektor pertanian dan sektor
pengangkutan dan komunikasi. Hasil perhitunganindeks Location Quotientsektor
yang merupakan sektor basis (LQ>1) yaitu sektor pertanian, sektor
pertambangandan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor
pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa
sektor yng merupakan sektor kompetitifyaitu sektor pertnian, sektor bangunan
dan konstruksi, dan sektor bank dan lembaga keuangan lainnya.
21
Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga alat analisis menunjukkan
bahwa sektor yang merupakan sektor unggulandengan criteria tergolong ke dalam
sektor yangmaju dan tumbuh dengan pesat,sektor basis dan kompetitif, yaitu
sektor pertanian. Sub sektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan
sebagai sub sektor unggulan, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor
tanaman perkebunan, sub sektorpeternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor
perikanan.
3) Muhammad Abdul Mukhyl (2007) menganalisis tentang “Analisis Peranan
Subsektor Pertanian Dan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Kawasan
Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan IRIO”.
Berdasarkan hasil analisis yaitu tingkat kontribusi margin Propinsi Jawa
Barat dan Nasional unggul dalam sektor industri pengolahan,sektor bangunan dan
sektor jasa-jasa, sedang sektor pertanian dalam subsektor tanaman
perkebunan;subsektor perternakandan hasil-hasilnya; subsektor kehutanan; dan
subsektor perikanan.Denganpendekatan LQ mempunyai keunggulan disektor
industri pengolahan;sektor listrik, gas,dan air bersih; serta sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sedang di sektor pertanian hanya subsektor tanaman bahan
makanan.
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya dan mengkaji dari permasalahan
yang akan diteliti maka dalam mencapai maka peneliti tertarik untuk meneliti
Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Temanggung dengan
menggunakan metode analisis, diantaranya analisis shift-share, location quotient,
tipologi klassen, skalogram dan overlay.
22
2.7 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir Perencanaan Pengembangan
Sektor Pertanian di Kabupaten Temanggung
Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu tolak ukur bagi kemajuan suatu
bangsa. Masalah pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan
PerencanaanPengembangan
Sektor Pertanian Kabupaten
Temanggung
Menganalisis Kategori
Tanaman Unggulan
Location Quotient Shift Share
Klasen Tipologi
Overlay
Area Pengembangan Komoditas Pertanian
Dalam Upaya Peningkatan Perekonomian
Kabupaten Temanggung
23
ekonomi. Adanya perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antardaerah satu dengan
daerah lainnya merupakan fenomena yang umum dijumpai, terutama di negara
berkembang.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu terdapat pada apa saja komoditas
unggulan di tiap Kecamatan serta cara perencanaan pengembangannya. Mengingat
bahwa masyarakat Kabupaten Temanggung bermata penceharian sebagai petani, oleh
karena itu sektor pertanian penyumbang utama dalam PDRB. Untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi tidak hanya cukup dengan mengetahui sektor unggulan saja,
tetapi juga harus melihat bagaimana infrastruktur yang ada di tiap Kecamatan.
Setelah mengetahui kelengkapan yang ada, dapat di ketahui komoditas apa saja yang
ada di tiap Kecamatan sehingga perencanaan pengembangannya dapat dilakukan.
24
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian.
Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti
dari problematika penelitian dan keseluruhan subyek penelitian. Objek penelitian
dalam penelitian ini adalah Kabupaten Temanggung. Subjek yang akan diteliti adalah
produksi komoditas pertanian di tiap Kecamatan, Kabupaten Temanggung.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel dalam penelitian ini meliputi :
1. Pendapatan Sektoral
Pendapatan Sektoral adalah pendapatan yang diperoleh dari masing-
masing sektor produksi. Dalam penelitian ini pendapatan yang digunakan yaitu
dari sektor pertanian khususnya komoditas pertanian.
2. Sektor-sektor ekonomi
Sektor-sektor ekonomi yaitu sektor pembentuk angka PDRB yang
berperan dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini
sektor ekonomi yang digunakan yaitu komoditas pertanian Kabupaten
Temanggung.
24
25
3.3 Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh
kenyataan yang mengungkapkan data-data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan metode dokumentasi, yaitu suatu cara memperoleh data atau informasi
tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat
kembali laporan tertulis yang lalu baik berupa angka maupun keterangan. Untuk
kepentingan penelitian ini digunakan data sekunder melalui metode dokumentasi
berupa data komoditas pertanian Kabupaten dan Kecamatan Temanggung tahun
2007 dan 2009 (data terbaru).
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif melalui
pendekatan basis ekonomi. Metode yang digunakan dalam
menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.4.1 Location Quotient (LQ)
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi internal yang
dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis
(basic sektor) dan sektor mana yang bukan sektor basis (non basic sektor). Pada
dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan satu
sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada
daerah yang lebih luas.
26
Perbandingan relatif ini dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut:
Keterangan :
LQ : Nilai Location Quotient
Si : PDRB Sektor i di Kecamatan Temanggung
S : PDRB total di Kecamatan Temanggung
Ni : PDRB Sektor i di Kabupaten Temanggung
N : PDRB total di Kabupaten Temanggung
Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti merupakan
sektor basis dan berpotensi untuk ekspor, sedangkan LQ < 1, berarti bukan sektor
basis (sektor lokal/impor).
Teknik ini memiliki asumsi bahwa semua penduduk di suatu daerah
mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan nasional
(regional). Bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor industri di daerah
adalah sama dengan produktivitas pekerja dalam industri nasional. Setiap industri
menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor, dan bahwa perekonomian
bangsa yang bersangkutan adalah suatu perekonomian tertutup.
Digunakan analisis LQ karena analisis ini memiliki kelebihan-kelebihan.
Kelebihan analisis LQ antara lain merupakan alat analisis sederhana yang dapat
menunjukkan struktur perekonomian suatu daerah dan industri substitusi impor
potensial atau produk-produk yang bisa dikembangkan untuk ekspor dan
menunjukkan industri-industri potensial (sektoral) untuk dianalisis lebih lanjut.
Sedangkan kelemahannya antara lain merupakan indikator kasar yang deskriptif,
merupakan kesimpulan sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi
N
NiS
Si
LQ
27
setiap daerah. Ini mengingat bahwa hasil produksi dan produktivitas tenaga kerja
di setiap daerah adalah berbeda, juga adanya perbedaan sumber daya yang bisa
dikembangkan di setiap daerah.
3.4.2 Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui
pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk
mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan
pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional.
Analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang berhubungan satu
dengan yang lainnya, yaitu :
1) Pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional (national growth
effeck), yang menunjukan pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap
perekonomian daerah
2) Pergeseran proporsional (proportional shift), yang menunjukan perubahan
relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di
referensi propinsi atau nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk
mengetahui perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang
tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan referensi.
3) Pergeseran diferensial (differential shift) atau pengaruh keunggulan
kompetitif yang memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh
daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan
referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka
28
industri tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada industri yang sama pada
perekonomian yang dijadikan referensi. Formulasi yang digunakan untuk
analisis Shift Share ini adalah sebagai berikut:
a. Dampak riil pertumbuhan ekonomi :
Dij : Nij + Mij + Cij atau Dij : Eij * - Eij
b. Pengaruh pertumbuhan ekonomi :
Nij : Nij x rn
c. Pergeseran proporsional :
Mij : Eij (rin – rn)
d. Pengaruh keunggulan kompetitif :
Cij : Eij (rij –rin)
Keterangan :
Eij : kesempatan kerja komoditas pertaniaan di Kecamatan Temanggung
Ein: kesempatan kerja komoditas pertaniaan di Kabupaten Temanggung
rij: laju pertumbuhan komoditas pertaniaan di Kecamatan
Temanggung
rin: laju pertumbuhan komoditas pertaniaan di Kecamatan
Temanggung
rn : laju pertumbuhan ekonomi komoditas pertaniaan di Kecamatan
Temanggung
29
3.4.3 Tipologi Klassen
Teknik tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Menurut tipologi Klassen,
masing-masing sektor ekonomi di daerah dapat diklasifikasikan sebagai sektor
yang prima, berkembang, potensial dan terbelakang. Analisis ini mendasarkan
penglompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor
tertentu terhadap total PDRB suatu daerah.
Penentuan kategori suatu sektor didasarkan pada laju pertumbuhan
kontribusi sektoralnya dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB,
dengan tabel matrik tipologi klassen.
Tabel 3.1. Matrik Tipologi Klassen
Rerata Kontribusi Sektoral
Terhadap PDRB
Rerata laju
Pertumbuhan Sektoral
Y Sektor YPDRB
Ysektor < YPDRB
r Sektor r PDRB Sektor Prima Sektor Berkembang
r sektor < r PDRB Sektor Potensial Sektor Terbelakang
Keterangan :
YSektor = nilai sektor ke i
YPDRB = rata-rata PDRB
r Sektor = laju pertumbuhan sektor ke i
r PDRB = laju pertumbuhan PDRB
30
3.4.4 Skalogram
Analisis skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan
hierarki wilayah terhadap jenis dan jumlah sarana dan prasarana yang tersedia.
Jenis data yang digunakan dalam analisis ini, meliputi data jumlah sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana komunikasi, dan jenis
data penunjang lainnya (seperti: data jarak dari masing-masing wilayah terhadap
pusat pelayanan, jenis penggunaan lahan, infrastruktur kesehatan, infrastruktur
umum, dan sebagainya). Masing-masing peubah tersebut dilakukan pembobotan
dan standarisasi.
Metode skalogram dapat digunakan untuk menentukan peringkat
pemukiman atau wilayah dan kelembagaan atau fasilitas pelayanan. Asumsi yang
digunakan adalah bahwa wilayah yang memiliki ranking tertinggi adalah lokasi
yang dapat menjadi pusat pelayanan. Berdasarkan analisis ini dapat ditentukan
prioritas pengadaan sarana dan prasarana di setiap unit wilayah yang dianalisis.
Indikator yang digunakan dalam analisis skalogram adalah jumlah penduduk,
jumlah jenis, jumlah unit serta kualitas fasilitas pelayanan yang dimiliki masing-
masing desa di setiap Kecamatan.
31
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Temanggung
4.1.1.1 Keadaan Geografis
1. Letak Geografi
Secara Astronomi Kabupaten Temanggung terletak diantara
– Garis Bujur Timur dan – Garis
Lintang Selatan. Jarak yang terjauh dari Barat ke Timur adalah 43,437 km
sedangkan Jarak terjauh dari Utara ke Selatan adalah 34,375 km. Jarak dari
kota Temanggung ke ibukota Kecamatan:
Parakan : 12 Km, Kledung : 22 Km, Bansari : 18 Km, Bulu : 6 Km,
Temanggung : 0 Km, Tlogomulyo : 5 Km, Tembarak : 8 Km, Selopampang :
14 Km, Kranggan : 4 Km, Pringsurat: 16 Km, Kaloran : 15 Km, Kandangan :
8 Km, Kedu: 6 Km, Ngadirjo: 19 Km, Jumo: 24 Km, Gemawang: 20 Km,
Candiroto: 28 Km, Bejen: 34 Km, Tretep: 40 Km, Wonoboyo: 33 Km.
Batas- batas wilayah Administrasi Kabupaten Temanggung adalah:
Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang
Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo
Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang
31
32
2. Keadaan Alam
Bentuk Kabupaten Temanggung secara makro merupakan cekungan atau
depresi, artinya rendah di bagian tengah, sedangkan sekelilingnya berbentuk
pegunungan, bukit atau gunung. Oleh karena itu geologi Kabupaten
Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklasik gunung
api Sindoro–Sumbing dan sekitarnya. Wilayah Kabupaten Temanggung
sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian antara 500-1450m di
atas permukaan air laut. Dengan keadaan tanah sekitar 50 persen dataran
tinggidan 50 persen dataran rendah.
Kabupaten Temanggung memiliki dua musim yaitu; musim kemarau
antara bulan April sampai dengan September dan musim penghujan antara
bulan Oktober sampai dengan Maret dengan curah hujan tahunan pada
umumnya tinggi. Daerah Kabupaten Temanggung pada umumnya berhawa
dingin dengan udara pegunungan berkisar antara 20 C – 30 C. Daerah
berhawa sejuk terutama di daerah Kecamatan Tretep, Kecamatan Bulu (lereng
Gunung Sumbing), Kecamatan Tembarak, Kecamatan Ngadirejo serta
Kecamatan Candiroto.
4.1.2 Komoditas Tanaman Unggulan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Temanggung
Dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor
pertanian tanaman unggulan Kabupaten Temanggung sehingga sektor pertanian
yang unggulan dapat dikembangkan untuk meningkatkan PDRB. Kemudian
sektor unggulan tersebut dianalisis sehingga dapat dirumuskan strategi yang akan
33
digunakan dalam upaya pengembangan sektor potensial tersebut. Untuk
mengetahui potensi sektor pertanian maka digunakan alat analisis LQ yaitu untuk
mengetahui sektor ekonomi tersebut termasuk dalam kategori sektor basis atau
non basis, untuk mendukungnya digunakan metode Shift Share yaitu untuk
mengetahui komponen Diferential Shift, dan menggunakan teknik Tipologi
Klassen dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur
pertumbuhan sektoral daerah.
4.1.2.1 Analisis Location Quotien (LQ)
Analisis Location Quotien (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-
sektor ekonomi yang termasuk kedalam sektor basis (basic ekonomi) atau
berpotensi ekspor dan yang bukan merupakan sektor basis (non basic sector).
Apabila hasil perhitungannya menunjukkan angka lebih dari satu (LQ > 1) berarti
sektor tersebut merupakan sektor basis. Sebaliknya apabila hasilnya menunjukkan
angka kurang dari satu (LQ < 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor non
basis. Hasil perhitungan Location Quotien (LQ) tiap Kecamatan di Kabupaten
Temanggung tahun 2009 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
34
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Loqation Qoutient Menurut Kecamatan
di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
Sektor
Kecamatan Padi Jagung
Ketela
Pohon
Ketela
Rambat
Kacang
Tanah
Kacang
Kedelai Sayuran
Buah-
buahan
1. Parakan 1.14 0,19 0,28 0 0 0 1,32 1,08
2. Kledung 0,20 1,55 0,00 0 0 0 1,70 0,46
3. Bansari 0,55 0,75 0,10 0 0 1,93 1,22 1,28
4. Bulu 2,17 0,80 1,39 0 3,32 0 3,10 0,84
5. Temanggung 1,92 0,62 1,09 1,63 0,04 0 0,50 3,67
6. Tlogomulyo 0,24 0,15 1,56 0 0 0 0,75 0,50
7. Tembarak 1,03 1,55 0,87 0 5,57 0 0,13 0,38
8. Selopampang 0,81 0,68 2,28 0 0 0 0,14 0,41
9. Kranggan 0,94 2,71 1,42 0 0,06 0 0,14 0,37
10. Pringsurat 0,43 1,02 3,91 0 0 0 0,08 3,95
11. Kaloran 0,89 2,15 3,28 0 0 0 0,19 1,43
12. Kandangan 0,80 0,64 0,46 0 0 0 0,04 0,21
13. Kedu 1,90 0,53 0,40 6,84 0,08 7,07 6,12 1,17
14. Ngadirejo 1,43 1,15 0,00 0,39 0 0 1,03 0,19
15. Jumo 1,04 0,69 0,89 0 0.03 0 0,26 0,59
16. Gemawang 0,73 0,95 0,00 1,77 1,02 0 1,06 0,46
17. Candiroto 1,02 0,29 0,06 0 0 0 0,19 0,26
18. Bejen 0,76 1,59 0,00 0 0 0 0,02 0,73
19. Tretep 0,06 1,75 0,00 0 0 0 0,15 1,06
20. Wonoboyo 0,93 0,60 0,70 0 0 0 1,88 0,74 Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Pada tabel 4.1 dapat dilihat hasil dari nilai Location Quotient tiap
Kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2009, dapat diketahui
komoditaspertanian mana saja yang termasuk kedalam sektor basis (basic
ekonomi) atau berpotensi ekspor di tiap Kecamatan, sehingga sektor basis tiap
Kecamatan sebagai berikut: Kecamatan Parakan, Bulu, Temanggung, Tembarak,
Kedu, Ngadirjo, Jumo, Candiroto memiliki satu komoditas unggulan yang sama
yaitu komoditas padi. Komoditas unggulan Jagung ada di Kecamatan Kledung,
Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Ngadirejo, Bejen dan Tretep.
35
Kecamatan yang memiliki 3 komoditas pertanian unggulan yaitu, Kecamatan
Parakan, Bansari, Tembarak, Pringsurat, Kaloran, Ngadirejo, Gemawang, dua
Kecamatan yang memiliki 4 komoditas unggulan yaitu, Kecamatan Bulu dan
Kecamatan Temanggung. Dan yang memiliki komoditas unggulan terbanyak
yaitu Kecamatan Kedu.
Meskipun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk
dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi tiap Kecamatan di
Kabupaten Temanggung, akan tetapi kita tidak boleh melupakan sektor non basis.
Karena dengan adanya sektor basis tersebut maka sektor non basis dapat dibantu
untuk dikembangkan menjadi sektor basis baru.
4.1.2.2 Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui proses pertumbuhan
ekonomi suatu daerah dalam kaitannya dengan perekonomian daerah acuan yaitu
wilayah yang lebih luas, dalam hal ini adalah wilayah Kecamatan di Kabupaten
Temanggung dikaitkan dengan tingkat Kabupaten Temanggung. Hasil
perhitungan Shift Share dari 20 Kecamatan di Kabupaten Temanggung pada
tahun 2009 adalah sebagai berikut.
36
Tabel 4.2
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Parakan Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 576637.8999 -714843.827 -399194.073 -537400
2 Jagung
121846.4016 -149184.278 -189462.124 -216800
3 Ketela Pohon 50241.09815 410695.8606 -224336.959 236600
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 624492.1546 -254625.369 771133.2145 1141000
8 Buah-buahan 193490.8336 -134196.165 627105.3312 686400
Total 1566708.388 -842153.778 -256808.388 467746.2221
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa komoditas sektor pertanian
sayuran dan buah-buahan adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka
Cij positif) dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten
Temanggung. Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan
Parakan, yaitu komoditas padi, jagung dan ketela pohon.
Tabel 4.3
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kledung Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 47071.68308 -58353.6082 52281.92507 41000
2 Jagung 252535.8625 -309195.674 179859.8119 123200
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 2555487.633 -1041953.81 -4504033.82 -2990500
8 Buah-buahan 127872.2031 -88686.1611 134513.958 173700
Total 2982967.381 -1498189.26 -5635467.38 -4150689.26
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil komoditas sektor pertanian padi, jagung, buah-buahan adalah
sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan
37
sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditasyang nilai Cij negatif di Kecamatan Kledung, yaitu komoditas
sayuran.
Tabel 4.4
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bansari Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 198773.1921 -246414.239 -6958.95314 -54600
2 Jagung 149471.1799 -183007.046 21035.86634 -12500
3 Ketela Pohon 6456.215884 52776.33722 57067.44689 116300
4 Ketela Rambat 391.2858112 14815.83038 -16207.1162 -1000
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 508.6715545 -1505.33822 -3.33333333 -1000
7 Sayuran 1260605.498 -513989.067 -1435016.43 -688400
8 Buah-buahan 125954.9026 -87356.4115 1035501.509 1074100
Total 1742160.946 -964679.935 -1309260.95 -531779.935
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) di Kecamatan
Bansari yaitu komoditas sektor pertanian jagung, ketela pohon, buah-
buahan dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung.
Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Bansari, yaitu
komoditas padi, ketela rambat, kacang kedelai, sayuran.
38
Tabel 4.5
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bulu Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 1018595.224 -1262727.45 -577667.769 -821800
2 Jagung 198851.4492 -243466.442 -69385.0071 -114000
3 Ketela Pohon 221389.512 1809748.582 -768138.094 0
4 Ketela Rambat 18116.53306 685972.9464 -750389.479 -46300
5 Kacang Tanah 3169.41507 -3305.61685 212636.2018 212500
6
Kacang
Kedelai 78.25716223 -231.590496 -46.6666667 -200
7 Sayuran 2009800.44 -819459.74 124359.3 1314700
8 Buah-buahan 1349349.12 -935845.247 -2946603.87 -2533100
Total 4819349.95 -769314.563 -5544549.95 -1494514.56
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil analisis shift share diketahui bahwa pada tahun 2009
komoditas sektor pertanian kacang tanah dan sayuran adalah sektor
pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor
yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang
nilai Cij negatif di Kecamatan Bulu, yaitu komoditas padi, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang kedelai, buah-buahan.
Tabel 4.6
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Temanggung Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 677863.5393 -840330.763 7867.223581 -154600
2 Jagung 64014.35871 -78376.8397 158062.481 143700
3 Ketela Pohon 79313.63392 648349.3064 499037.0597 0
4 Ketela Rambat 24142.33455 914136.7342 339820.9313 1278100
5 Kacang Tanah 15299.27522 -15956.7431 -35542.5321 -36200
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 457217.4703 -186422.145 -389295.325 -118500
8 Buah-buahan 1115673.233 -773778.614 810105.381 1152000
Total 2433523.845 -332379.065 1057676.155 3158820.935
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
39
Hasil analisis shift share diketahui bahwa komoditas sektor
pertanian padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, buah-buahan adalah
sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan
sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Temanggung, yaitu
komoditas kacang tanah dan sayuran.
Tabel 4.7
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tlogomulyo Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 133545.8474 -165553.503 -115792.344 -147800
2 Jagung 397702.8985 -486932.884 -855070.014 -944300
3 Ketela Pohon 185586.8602 1517079.803 -124766.663 0
4 Ketela Rambat 4421.529666 167418.8832 -183140.413 -11300
5 Kacang Tanah 3247.672233 -3387.23702 -8160.43521 -8300
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 769307.0333 -313671.014 -855836.019 -400200
8 Buah-buahan 137615.2198 -95443.4604 146828.2406 189000
Total 1631427.061 619510.587 -1376427.06 874510.587
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil di atas menunjukkan bahwa komoditas sektor pertanian buah-
buahan adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif)
dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung.
Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Tlogomulyo,
yaitu komoditas padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah,
dan sayuran.
40
Tabel 4.8
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tembarak Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 278321.5975 -345028.441 198206.8438 131500
2 Jagung 278165.0832 -340575.155 120110.0717 57700
3 Ketela Pohon 39754.63841 324974.2947 680671.0669 0
4 Ketela Rambat 2465.10061 93339.73137 -102104.832 -6300
5 Kacang Tanah 1369.500339 -1428.35296 378458.8526 378400
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 122981.1304 -50143.3293 -113037.801 -40200
8 Buah-buahan 169935.4278 -117859.24 -74776.1874 -22700
Total 892992.4782 -436720.493 650807.5218 1107079.507
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian padi, jagung, ketela pohon, kacang
tanah adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif)
dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung.
Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Tembarak, yaitu
komoditas ketela rambat, sayuran, buah-buahan.
Tabel 4.9
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Selopampang Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 272687.0818 -338043.471 29956.38889 -35400
2 Jagung 138280.4057 -169305.472 12825.06587 -18200
3 Ketela Pohon 174513.4718 1426560.388 947026.1403 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 1056.47169 -1101.87228 -2654.59941 -2700
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 64836.05891 -26435.7291 91899.6702 130300
8 Buah-buahan 257074.7779 -178295.006 -283979.772 -205200
Total 908448.2678 713378.8387 1508451.732 3130278.839
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil keunggulan kompetitif pada Kecamatan Selopampang yaitu
komoditas sektor pertanian padi, jagung, ketela pohon, sayuran. Sedangkan
41
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Selopampang, yaitu
komoditas kacang tanah dan buah-buahan.
Tabel 4.10
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kranggan Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 292799.1725 -362975.935 94276.76253 24100
2 Jagung 488911.6211 -598605.508 200293.8874 90600
3 Ketela Pohon 245531.8465 2007100.097 -1017731.94 0
4 Ketela Rambat 20112.09069 761533.6813 -833045.772 -51400
5 Kacang Tanah 118168.315 -123246.455 -292721.86 -297800
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 119576.9439 -48755.3338 -93621.6101 -22800
8 Buah-buahan 145440.936 -100871.01 -8969.92596 35600
Total 1430540.926 1534179.536 -417340.926 2547379.536
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian padi dan jagung adalah sektor pertanian
yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor yang sama
di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang nilai Cij
negatif di Kecamatan Kranggan, yaitu komoditas ketela pohon, ketela
rambat, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan.
Tabel 4.11
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Pringsurat Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 256018.3062 -317379.599 -167838.707 -229200
2 Jagung 425914.6055 -521474.266 -150840.339 -246400
3 Ketela Pohon 331419.0821 2709185.311 3298195.607 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 352.1572301 -367.290761 -784.866469 -800
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 18859.9761 -7689.81378 71129.83768 82300
8 Buah-buahan 1453000.731 -1007733.14 550432.4104 995700
Total 2485564.858 854541.1986 4454835.142 7794941.199
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
42
Komoditas sektor pertanian ketela pohon, sayuran dan buah-buahan
adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan
dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Pringsurat, yaitu komoditas
padi, jagung, kacang tanah.
Tabel 4.12
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kaloran Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 351922.4586 -436269.619 62347.16052 -22000
2 Jagung 898313.9653 -1099862.77 -312151.199 -513700
3 Ketela Pohon 296672.902 2425152.659 2544774.438 0
4 Ketela Rambat 5164.972707 195568.961 -213933.934 -13200
5 Kacang Tanah 63075.27276 -65785.8563 -158189.416 -160900
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 352744.1588 -143825.044 -813419.115 -604500
8 Buah-buahan 488129.0494 -338543.409 310214.3593 459800
Total 2456022.78 536434.9261 1956077.22 4948534.926
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa komoditas sektor pertanian
padi, ketela pohon, buah-buahan adalah sektor pertanian yang kompetitif
(angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat
Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di
Kecamatan Kaloran, yaitu komoditas jagung, ketela rambat, kacang tanah
dan sayuran.
43
Tabel 4.13
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kandangan Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 354348.4306 -439277.037 -820671.394 -905600
2 Jagung 422823.4475 -517689.566 -455133.882 -550000
3 Ketela Pohon 202764.3073 1657496.845 -1538861.15 0
4 Ketela Rambat 8803.930751 333356.1835 0 0
5 Kacang Tanah 7551.816156 -7876.34632 -18975.4698 -19300
6
Kacang
Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 8217.002035 -3350.3338 39133.33177 44000
8 Buah-buahan 221389.512 -153545.379 -383544.133 -315700
Total 1225898.446 869114.3666 -2673598.45 -578585.633
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian sayuran adalah sektor pertanian yang
kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor yang sama di
tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang nilai Cij
negatif di Kecamatan Kledung, yaitu komoditas padi, jagung, ketela pohon,
kacang tanah dan buah-buahan.
Tabel 4.14
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kedu Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 938890.3039 -1163919.23 2417128.921 2192100
2 Jagung 290412.329 -355570.235 -242342.094 -307500
3 Ketela Pohon 222172.0836 1816145.714 -1866017.8 0
4 Ketela Rambat 22381.5484 847465.4975 0 0
5 Kacang Tanah 27663.90685 -28852.7298 -64111.1771 -65300
6 Kacang Kedelai 1604.271826 -4747.60516 143.3333333 -3000
7 Sayuran 1629431.503 -664371.193 4385839.69 5350900
8 Buah-buahan 338775.2553 -234958.624 428883.3686 532700
Total 3471331.202 211191.5991 4343668.798 8026191.599
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
44
Komoditas sektor pertanian padi, kacang kedelai, sayuran,buah-
buahan adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif)
dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung.
Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Kedu, yaitu
komoditas jagung, ketela pohon dan kacang tanah.
Tabel 4.15
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Ngadirejo Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 518336.3141 -642568.784 -939167.53 -1063400
2 Jagung 260009.4215 -318346.027 344636.6052 286300
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 111125.1704 -45309.2762 1250384.106 1316200
8 Buah-buahan 3482.443719 -2415.25959 216832.8159 217900
Total 892953.3497 -1008639.35 -135953.35 -251639.347
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Hasil sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) pada
Kecamatan Ngadirejo yaitu komoditas jagung, sayuran dan buah-buahan.
Sedangkan komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Ngadirejo, yaitu
komoditas padi.
45
Tabel 4.16
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Jumo Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 387607.7245 -480507.766 -897699.959 -990600
2 Jagung 162227.0973 -198624.925 192697.8277 156300
3 Ketela Pohon 21285.94813 174001.9845 1379012.067 0
4 Ketela Rambat 4734.558315 179271.5475 0 0
5 Kacang Tanah 26568.30658 -27710.0474 -64958.2591 -66100
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 138984.7201 -56668.5032 -27016.2169 55300
8 Buah-buahan 356735.274 -247414.85 -318120.424 -208800
Total 1098143.629 -657652.56 -589843.629 -149352.56
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian jagung dan ketela pohon adalah sektor
pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor
yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang
nilai Cij negatif di Kecamatan Jumo, yaitu komoditas padi, kacang tanah,
sayuran dan buah-buahan.
Tabel 4.17
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Gemawang Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 286538.5995 -355214.857 522776.2571 454100
2 Jagung 371056.3347 -454307.806 -81148.5287 -164400
3 Ketela Pohon 338696.9981 2768678.636 -3972975.63 0
4 Ketela Rambat 66205.55925 2506838.5 0 0
5 Kacang Tanah 8177.873453 -8529.30768 58151.43422 57800
6 Kacang Kedelai 156.5143245 -463.180991 -93.3333333 -400
7 Sayuran 158940.2965 -64805.0281 1153964.732 1248100
8 Buah-buahan 256292.2063 -177752.251 -184539.956 -106000
Total 1486064.382 4214444.706 -1031664.38 4668844.706
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian padi, kacang tanah dan sayuran adalah
sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan
46
sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Gemawang, yaitu komoditas
jagung, ketela pohon, kacang kedelai dan buah-buahan.
Tabel 4.18
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Candiroto Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 327623.6097 -406146.934 -758776.676 -837300
2 Jagung 107642.7267 -131793.818 -11848.9088 -36000
3 Ketela Pohon 1291.243177 10555.26744 101053.4894 0
4 Ketela Rambat 1604.271826 60744.90454 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 12286.37447 -5009.54674 249823.1723 257100
8 Buah-buahan 37876.46652 -26269.3403 198492.8737 210100
Total 488324.6923 -497919.466 -785624.692 -795219.466
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian ketela pohon, sayuran dan buah-buahan
adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan
dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Candiroto, yaitu komoditas
padi dan jagung.
Tabel 4.19
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bejen Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 263883.1511 -327129.454 -611153.697 -674400
2 Jagung 372191.0636 -455697.127 445006.063 361500
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 0 0 0 0
8 Buah-buahan 275073.9253 -190778.37 82004.44458 166300
Total 911148.1399 -973604.951 -1027748.14 -1090204.95
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
47
Komoditas sektor pertanian jagung dan buah-buahan adalah sektor
pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor
yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang
nilai Cij negatif di Kecamatan Bejen, yaitu komoditas padi.
Tabel 4.20
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tretep Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 6769.244533 -8391.66601 -15677.5785 -17300
2 Jagung 299059.7455 -366157.815 574998.0697 507900
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 1017.343109 -1061.0622 -2556.28091 -2600
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 75322.51865 -30711.3932 45188.87455 89800
8 Buah-buahan 209024.8803 -144969.851 32944.97055 97000
Total 591193.7321 -551291.788 83606.26791 123508.2125
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian jagung, sayuran dan buah-buahan
adalah sektor pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan
dengan sektor yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan
komoditas yang nilai Cij negatif di Kecamatan Tretep, yaitu komoditas padi
dan kacang tanah.
48
Tabel 4.21
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Wonoboyo Tahun 2009 (Dalam Ton)
No. Komoditas (Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
1 Padi 282625.7414 -350364.183 -654561.559 -722300
2 Jagung 136715.2624 -167389.167 117673.905 87000
3 Ketela Pohon 23555.40583 192553.6667 5990.927455 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 1184226.507 -482846.917 -80679.5905 620700
8 Buah-buahan 284308.2704 -197182.878 -368925.392 -281800
Total 1911431.188 -1005229.48 -1985731.19 -1079529.48
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
Komoditas sektor pertanian jagung dan kacang tanah adalah sektor
pertanian yang kompetitif (angka Cij positif) dibandingkan dengan sektor
yang sama di tingkat Kabupaten Temanggung. Sedangkan komoditas yang
nilai Cij negatif di Kecamatan Wonoboyo, yaitu komoditas padi, sayuran
dan buah-buahan.
4.1.2.3 Tipologi Klassen
Teknik Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Dengan teknik ini
masing-masing sektor ekonomi di daerah dapat diklasifikasikan sebagai
sektor yang unggul, berkembang, potensial dan terbelakang yang didasari
pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu
daerah.
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient dan analisis Shift
Share per Kecamatan dapat diklasifikasikan sektor ekonomi pada 20
49
Kecamatan di Kabupaten Temanggung melalui Matrik Tipologi Klassen
sebagai berikut :
Tabel 4.22
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Parakan
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap PDRB
Pertumbuhan
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+
SS- Padi
Sayuran
Buah-buahan
Jagung
Ketela Pohon
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Parakan menunjukan
bahwa tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi
sektor prima dan sektor terbelakang. Sementara itu komoditas padi,
sayuran dan buah-buahan merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi potensial. Sedangkan jagung dan ketela pohon dikategorikan
sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang
sama di level Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.23
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kledung
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Padi
Buah-buahan
SS- Sayuran Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
50
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kledung menunjukan
bahwa komoditas jagung merupakan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Kledung. Kemudian komoditas sayuran masuk
kedalam sektor ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor potensial.
Sementara itu komoditas padi dan buah-buahan, merupakan termasuk ke
dalam kelompok sektor ekonomi berkembang. Kemudian tidak ditemukan
pada kategori sektor terbelakang dibandingkan dengan sektor yang sama di
level Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.24
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bansari
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
SS- Padi Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bansari menunjukan
bahwa tidak ditemukan sektor unggulan dan sektor potensial. Sementara itu
komoditas jagung merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi
berkembang. Komoditas padi dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang
tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Temanggung.
51
Tabel 4.25
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bulu
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Sayuran Buah-buahan
SS- Padi
Ketela Pohon
Jagung
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bulu menunjukan
bahwa komoditas sayuran merupakan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Bulu. Kemudian komoditas padi dan ketela
pohon termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu
komoditas buah-buahan, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas jagung dikategorikan sebagai sektor
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.26
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Temanggung
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Buah-buahan
Jagung
Kacang Tanah
SS- Sayuran Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
52
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Temanggung
menunjukan bahwa komoditas padi, ketela pohon, ketela rambat dan buah-
buahan merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok sektor
unggulan Kecamatan Temanggung. Kemudian tidak ditemukan sektor
ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu
komoditas jagung dan kacang tanah, merupakan termasuk ke dalam
kelompok sektor ekonomi berkembang. Komoditas buah-buahan
dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan
sektor yang sama di level Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.27
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tlogomulyo
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap PDRB
Pertumbuhan Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Buah-buahan
SS- Ketela Pohon Padi
Jagung
Sayuran Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tlogomulyo
menunjukan bahwa tidak ditemukan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif atau termasuk dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Tlogomulyo. Kemudian sektor ekonomi yang
termasuk dalam klasifikasi sektor potensial adalah komoditas ketela pohon.
Sementara itu komoditas buah-buahan, merupakan termasuk ke dalam
53
kelompok sektor ekonomi berkembang. Komoditas padi, jagung dan
sayuran dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang tertinggal
dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.28
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tembarak
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap PDRB
Pertumbuhan Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Jagung
Kacang Tanah
Ketela Pohon
SS- Sayuran
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tembarak menunjukan
bahwa komoditas padi, jagungdan kacang tanah merupakan sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga
termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Tembarak.
Kemudian tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk dalam
klasifikasi sektor potensial. Sementara itu komoditas ketela pohon,
merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi berkembang.
Komoditas sayuran dan buah-buahan dikategorikan sebagai sektor ekonomi
yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Temanggung.
54
Tabel 4.29
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Selopampang
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap PDRB
Pertumbuhan
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon Padi
Jagung
Sayuran
SS- Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Selopampang
menunjukan bahwa komoditas ketela pohon merupakan sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga
termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Selopampang.
Kemudian tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk dalam
klasifikasi sektor potensial. Sementara itu komoditas padi, jagung dan
sayuran, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi
berkembang. Sektor pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa dikategorikan sebagai sektor ekonomi
yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Cilacap.
55
Tabel 4.30
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kranggan
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Padi
SS- Ketela Pohon Kacang Tanah
Sayuran
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kranggan menunjukan
bahwa komoditas jagung merupakan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Kranggan. Kemudian komoditas ketela pohon
termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Komoditas padi, merupakan
termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi berkembang. Komoditas
kacang tanah, sayuran dan buah-buahan dikategorikan sebagai sektor
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.31
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Pringsurat
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Buah-buahan
Sayuran
SS- Jagung Padi Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
56
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Pringsurat menunjukan
bahwa komoditas ketela pohon dan buah-buahan merupakan sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga
termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Pringsurat.
Kemudian komoditas jagung termasuk dalam klasifikasi sektor potensial.
Komoditas sayuran merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas padi dikategorikan sebagai sektor
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.32
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kaloran
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Buah-buahan
Padi
SS- Jagung Sayuran Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kaloran menunjukan
bahwa komoditas ketela pohon dan buah-buahan merupakan sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga
termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Kaloran. Kemudian
komoditas jagung termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara
itu komoditas padi, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas sayuran dikategorikan sebagai sektor
57
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.33
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kandangan
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Sayuran
SS- Padi
Jagung
Ketela Pohon
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kandangan
menunjukan bahwa tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk dalam
klasifikasi sektor unggulan dan sektor potensial. Sementara itu komoditas
sayuran, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi
berkembang. Komoditas padi, jagung,ketela pohondan buah-buahan
dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan
sektor yang sama di level Kabupaten Temanggung.
58
Tabel 4.34
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kedu
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Kacang Kedelai
Sayuran
Buah-buahan
SS- Jagung
Ketela Pohon
Kacang Tanah Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kedu menunjukan
bahwa komoditas padi, kacang kedelai, sayuran dan buah-buahan
merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok sektor unggulan
Kecamatan Kedu. Kemudian tidak ditemukan sektor ekonomi yang
termasuk dalam klasifikasi sektor potensial dan sektor berkembang.
Komoditas jagung, ketela pohon, ketela dan kacang tanah dikategorikan
sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang
sama di level Kabupaten Temanggung.
59
Tabel 4.35
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Ngadirejo
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Sayuran
Buah-buahan
SS- Padi Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Ngadirejo menunjukan
bahwa komoditas jagung dan sayuran merupakan sektor yang memiliki
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga termasuk
dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Ngadirejo. Kemudian
komoditas padi termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu
komoditas buah-buahan, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Kemudian tidak ditemukan kategorikan sektor
ekonomi yang tertinggal dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Temanggung.
Tabel 4.36
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Jumo
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Ketela Pohon
SS- Padi Kacang Tanah
Sayuran
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
60
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Jumo menunjukan
bahwa tidak ditemukan kelompok sektor unggulan di Kecamatan Jumo.
Kemudian komoditas padi termasuk dalam klasifikasi sektor potensial.
Sementara itu komoditas jagung dan ketela pohon, merupakan termasuk ke
dalam kelompok sektor ekonomi berkembang. Komoditas kacang tanah,
sayurandan buah-buahan dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang
tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Temanggung.
Tabel 4.37
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Gemawang
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Kacang Tanah
Sayuran
Padi
SS- Jagung
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Gemawang
menunjukan bahwa komoditas kacang tanah dan sayuran merupakan sektor
yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
sehingga termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan
Gemawang. Kemudian tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk
dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu komoditas padi,
merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor ekonomi berkembang.
Komoditas jagung dan buah-buahan dikategorikan sebagai sektor ekonomi
61
yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level Kabupaten
Temanggung.
Tabel 4.38
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Candiroto
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Sayuran
Buah-buahan
SS- Padi Jagung Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Candiroto menunjukan
bahwa tidak ditemukan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif atau yang termasuk dalam kelompok sektor
unggulan Kecamatan Candiroto. Kemudian komoditas padi termasuk
dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu komoditas ketela pohon,
sayuran dan buah-buahan, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas jagung dikategorikan sebagai sektor
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
62
Tabel 4.39
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bejen
Kontribusi Sektoral Laju
Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Buah-buahan
SS- Padi Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bejen menunjukan
bahwa komoditas jagung merupakan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga termasuk dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Bejen. Kemudian tidak ditemukan sektor
ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu
komoditas buah-buahan, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas padi dikategorikan sebagai sektor
ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang sama di level
Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.40
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tretep
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Buah-buahan
Sayur- sayuran
SS- Padi Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tretep menunjukan
bahwa komoditas jagung dan buah-buahan merupakan sektor yang
63
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga
termasuk dalam kelompok sektor unggulan Kecamatan Tretep. Kemudian
tidak ditemukan sektor ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor
potensial. Sementara itu komoditas sayuran, merupakan termasuk ke dalam
kelompok sektor ekonomi berkembang. Komoditas padi dikategorikan
sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang
sama di level Kabupaten Temanggung.
Tabel 4.41
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Wonoboyo
Kontribusi Sektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Ketela Pohon
SS- Sayuran Padi
Buah-buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Wonoboyo
menunjukan bahwa tidak ditemukan sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga tidak ada dalam kelompok
sektor unggulan Kecamatan Wonoboyo. Kemudian komoditas sayuran
termasuk dalam klasifikasi sektor potensial. Sementara itu komoditas
jagung dan ketela pohon, merupakan termasuk ke dalam kelompok sektor
ekonomi berkembang. Komoditas padi dan buah-buahan dikategorikan
sebagai sektor ekonomi yang tertinggal dibandingkan dengan sektor yang
sama di level Kabupaten Temanggung.
64
4.1.3 Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian dalam Upaya
Peningkatan Perekonomian Kabupaten Temanggung
Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis Location
Quotient, Shift Share, dan Tipologi Klassen maka dapat diketahui masing-masing
potensi sektor pertanian Kabupaten Temanggung. Setelah diketahui potensi tiap
komoditas, selanjutnya diharapkan adanya pengelolaan yang lebih terfokus pada
komoditas yang lebih mampu mendorong perkembangan ekonomi Kabupaten
Temanggung. Dengan menitik beratkan pada komoditas-komoditas yang
mempunyai pengaruh yang besar pada perekonomian sehingga diharapkan
hasilnya dapat optimal.
Perencanaan pengembangan di Kabupaten Temanggung diharapkan
mampu berarah kepada pemecahan yang ada. Perencanaan pengembangan di
Kabupaten Temanggung dapat dilakukan dengan menggunakan Overlay dan
pemetaan perencanaan pengembangan dengan berbagai tahap diantaranya adalah,
penentuan sektor unggulan di setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung,
dengan menggunakkan hasil dari perhitungan analisis Location Quotient,
perhitungan analisis Shift Share dan Teknik Tipologi Klassen, jumlah penduduk
kemudian dan menggunakan jumlah PDRB perkapita tiap Kecamatan di
Kabupaten Temanggung.
65
4.1.3.1 Overlay
Overlay digunakan untuk memberikan arah pengembangan sektor-
sektor perekonomian tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung yang
didasarkan hasil analisis Loqation Quotient dan Shift Share yang membentuk
cluster. Setiap cluster dari sektor-sektor perekonomian yang akan didirikan
industri pengolahan, sedangkan wilayah yang lainnya sebagai daerah
pendukung (hinterland) akan berfungsi sebagai penyedia input industri
pengolahan tersebut. Industri pengolahan perlu dibangun pada masing-masing
cluster sektor-sektor unggulan untuk menarik investor masuk di daerah
sehingga mampu dikembangkan suatu usaha yang di harapkan mampu
membuka lapangan kerja baru di daerah tersebut.
Tabel 4.43 menunjukkan hasil Overlay komoditas padi menurut
Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan komoditas padi
direkomendasikan di Kecamatan Kledung, Temanggung, Tembarak, dan
Kedu.
66
Tabel 4.42
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS PADI
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - >1 -
2. Kledung 22107 109.406 + <1 Area pengembangan
komoditas padi
3. Bansari 20564 66.795 - <1 -
4. Bulu 39493 133.370 - >1 -
5. Temanggung 69461 306.829 + >1 Area pengembangan
komoditas padi
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 + >1 Area pengembangan
komoditas padi
8. Selopampang 16240 51.716 + <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 + <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 + <1 -
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 + >1 Area pengembangan
komoditas padi
14. Ngadirejo 47568 124.929 - >1 -
15. Jumo 25021 81.559 - >1 -
16. Gemawang 26486 77.702 + <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 - >1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 - <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 - <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
67
Tabel 4.43
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS JAGUNG
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
3. Bansari 20564 66.795 + <1 -
4. Bulu 39493 133.370 - <1 -
5. Temanggung 69461 306.829 + <1 -
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
8. Selopampang 16240 51.716 + <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
10. Pringsurat 40660 207.425 - >1 -
11. Kaloran 38495 122.305 - >1 -
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 - <1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
15. Jumo 25021 81.559 + <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
19. Tretep 17823 43.220 + >1 Area pengembangan
komoditas jagung
20. Wonoboyo 19767 58.166 + <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.43 menunjukkan hasil Overlay komoditas jagung menurut
Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan komoditas padi
direkomendasikan di Kecamatan Kledung, Tembarak, Kranggan, Ngadirejo,
Bejen, dan Tretep.
68
Tabel 4.44
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS KETELA POHON
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 + <1 -
4. Bulu 39493 133.370 - >1 -
5. Temanggung 69461 306.829 + >1 Area pengembangan
komoditas ket. pohon
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - >1 -
7. Tembarak 25348 85.554 + <1 -
8. Selopampang 16240 51.716 + >1 Area pengembangan
komoditas ket. pohon
9. Kranggan 38142 160.554 - >1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 + >1 Area pengembangan
komoditas ket. pohon
11. Kaloran 38495 122.305 + >1 Area pengembangan komoditas ket. pohon
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 - <1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 + <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 - <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 + <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.44 menunjukkan hasil Overlay komoditas ketela pohon
menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan
komoditas padi direkomendasikan di Kecamatan Temanggung, Selopampang,
Pringsurat dan Kaloran.
69
Tabel 4.45
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS KETELA RAMBAT
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 - <1 -
4. Bulu 39493 133.370 - <1 -
5. Temanggung 69461 306.829 + >1
Area pengembangan
komoditas ketela
rambat
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 - <1 -
8. Selopampang 16240 51.716 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 - <1 -
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 - >1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 - <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 - >1 -
17.Candiroto 28528 70.110 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 - <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 - <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.45 menunjukkan hasil Overlay komoditas ketela rambat
menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan
komoditas padi direkomendasikan di Kecamatan Temanggung.
70
Tabel 4.46
OVERLAY PERENCANAAN KACANG TANAH
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 - <1 -
4. Bulu 39493 133.370 + >1
Area pengembangan
komoditas kacang
tanah
5. Temanggung 69461 306.829 - <1 -
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 + >1
Area pengembangan
komoditas kacang
tanah
8. Selopampang 16240 51.716 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 - <1 -
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 - <1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 - <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 + >1
Area pengembangan
komoditas kacang
tanah
17.Candiroto 28528 70.110 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 - <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 - <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.46 menunjukkan hasil Overlay komoditas kacang tanah
menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan
komoditas padi direkomendasikan di Kecamatan Bulu, Tembarak dan
Gemawang.
71
Tabel 4.47
OVERLAY PERENCANAAN KACANG KEDELAI
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 - >1 -
4. Bulu 39493 133.370 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 - <1
-
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 - <1
-
9. Kranggan 38142 160.554 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 - <1 -
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 + >1
Area
pengembangan
komoditas
kacang kedelai
14. Ngadirejo 47568 124.929 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 - <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 - <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 - <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.47 menunjukkan hasil Overlay komoditas kacang kedelai
menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan
komoditas kacang kedelai direkomendasikan di Kecamatan Kedu.
72
Tabel 4.48
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS SAYURAN
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 + >1 Area pengembangan
komoditas sayuran
2. Kledung 22107 109.406 - >1 -
3. Bansari 20564 66.795 - >1 -
4. Bulu 39493 133.370 + >1 Area pengembangan
komoditas sayuran
5.
Temanggung 69461
306.829 - <1 -
6. Tlogomulyo 18587 61.623 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 + <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 + <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 - <1 -
12. Kandangan 42016 133.630 + <1 -
13. Kedu 46599 160.595 + >1 Area pengembangan
komoditas sayuran
14. Ngadirejo 47568 124.929 + >1 Area pengembangan
komoditas sayuran
15. Jumo 25021 81.559 - <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 + >1 Area pengembangan
komoditas sayuran
17.Candiroto 28528 70.110 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 + <1 -
20. Wonoboyo 19767 58.166 - >1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.48 menunjukkan hasil Overlay komoditas sayuran menurut
Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan komoditas padi
direkomendasikan di Kecamatan Temanggung, Selopampang, Pringsurat dan
Kaloran.
73
Tabel 4.49
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS BUAH-BUAHAN
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per kapita
(Ribuan)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
2. Kledung 22107 109.406 + <1 -
3. Bansari 20564 66.795 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
4. Bulu 39493 133.370 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
6. Tlogomulyo 18587 61.623 + <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
11. Kaloran 38495 122.305 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
12. Kandangan 42016 133.630 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
14. Ngadirejo 47568 124.929 + <1 -
15. Jumo 25021 81.559 - <1 -
16. Gemawang 26486 77.702 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 + <1 -
19. Tretep 17823 43.220 + >1 Area pengembangan
komoditas buah-buahan
20. Wonoboyo 19767 58.166 - <1 - Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 (diolah)
Tabel 4.49 menunjukkan hasil Overlay komoditas buah-buahan
menurut Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Area pengembangan
komoditas padi direkomendasikan di Kecamatan Temanggung.
74
4.1.3.2 Pemetaan Perencanaan Pengembangan
Dari hasil Overlay komoditas pertanian menurut Kecamatan di
Kabupaten Temanggung tahun 2009 dapat digambarkan dengan Peta
Kabupaten Temanggung per Kecamatan sehingga lebih memudahkan untuk
melihat Kecamatan mana yang mempunyai sektor unggulan dengan memberi
warna pada tiap Kecamatan untuk diarahkan sebagai sentra kawasan industri
pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Temanggung.
Dari Gambar 4.1 menunjukan daerah sebagai sentra kawasan industri
pengembangan komoditas padi terdapat di Kecamatan Kledung, Temanggung,
Tembarak dan Kedu. Sentra kawasan industri pengembangan komoditas
jagung terdapat di Kecamatan Kledung, Tembarak, Kranggan, Ngadirejo,
Bejen dan Tretep. Kecamatan Temanggung, Selopampang, Pringsurat dan
Kaloran sebagai sentra kawasan industri pengembangan komoditas ketela
pohon. Kecamatan Temanggung sebagai sentra kawasan industri
pengembangan komoditas ketela pohon.
75
Gambar 4.1
Peta Perencanaan Pengembangan Komoditas Pertanian
Kabupaten Temanggung
Tahun 2009
76
Sentra kawasan industri pengembangan komoditas kacang tanah
terdapat di Kecamatan Bulu, Tembarak dan Gemawang. Komoditas kacang
tanah sentra pengembangannya terdapat di Kecamatan Kedu. Komoditas
sayuran sentra pengembangannya terdapat di Kecamatan Parakan, Bulu,
Kedu, Ngadirejo dan Gemawang. Kecamatn Parakan, Bansari, Temanggung,
Pringsurat, Kedu dan Ngadirejo sebagai sentra pengembangan komoditas
buah-buahan.
Setelah diketahui hasil dari analisis Overlay dan pemetaan
perencanaan komoditas pertanian tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung
sebagai sentra kawasan pengembangan industri sektor pertanian di Kecamatan
yang memiliki sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif atau sebagai sektor unggulan sebagai sentra pembangunan industri
pengolahan sektor pertanian, selain itu daya beli masyarakat yang baik juga
diperlukan untuk acuan pembangunan industri pengolahan yang dilihat dari
pendapatan per kapita Kecamatan yang menggambarkan daya beli masyarakat
yang tinggi.
77
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Dari hasil analisis Loqation Quotient dan Shift Share dapat disimpulkan
komoditas tanaman unggulan di tiap Kecamatan di Kabupaten
Temanggung adalah sebagai berikut. Komoditas padi berada di
Kecamatan Temanggung, Tembarak dan Kedu; komoditas jagung berada
di Kecamatan Kledung, Tembarak, Kranggan, Ngadirejo, Bejen dan
Tretep; komoditas ketela pohon berada di Kecamatan Temanggung,
Selopampang, Pringsurat dan Kaloran; Komoditas ketela rambat di
Kecamatan Temanggung; Komoditas kacang tanah berada di Kecamatan
Gemawang; Komoditas kacang kedelai berada di Kecamatan Kedu;
Komoditas sayuran berada di Kecamatan Bulu, Kedu, Ngadirejo,
Gemawang; Komoditas buah-buahan berada di Kecamatan Temanggung,
Pringsurat, Kaloran, Kedu dan Tretep.
2. Daerah sebagai sentra kawasan industri pengembangan komoditas padi
terdapat di Kecamatan Kledung, Temanggung, Tembarak dan Kedu.
Sentra kawasan industri pengembangan komoditas jagung terdapat di
Kecamatan Kledung, Tembarak, Kranggan, Ngadirejo, Bejen dan Tretep.
Kecamatan Temanggung, Selopampang, Pringsurat dan Kaloran sebagai
77
78
sentra kawasan industri pengembangan komoditas ketela pohon.
Kecamatan Temanggung sebagai sentra kawasan industri pengembangan
komoditas ketela pohon. Sentra kawasan industri pengembangan
komoditas kacang tanah terdapat di Kecamatan Bulu, Tembarak dan
Gemawang. Komoditas kacang tanah sentra pengembangannya terdapat di
Kecamatan Kedu. Komoditas sayuran sentra pengembangannya terdapat
di Kecamatan Parakan, Bulu, Kedu, Ngadirejo dan Gemawang. Kecamatn
Parakan, Bansari, Temanggung, Pringsurat, Kedu dan Ngadirejo sebagai
sentra pengembangan komoditas buah-buahan.
5.2 Saran
Berdasakan kesimpulan di atas maka dapat dikemukaan sarankan
dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi perencanaan dan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten
Temanggung dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat hendaknya mengacu pada potensi dan
sektor unggulan dan potensial di masing-masing Kecamatan.
2. Pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonomi di
sektor-sektor perekonomian di tiap Kecamatan agar tetap berdasarkan pada
potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, dengan arah kebijakan yang
tepat, yaitu dengan sentra kawasan industri pengembangan tiap komoditas
pertanian sehingga melalui kebijakan tersebut dapat diarahkan untuk berada
suatu usaha yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
Kabupaten Temanggung yang cukup tinggi.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------.2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
BPS. 2008a. Jawa Tengah dalam Angka.
-----. 2008b PDRB Kabupaten Temanggung
-----. 2010. Temanggung dalam Angka.
Dawkins, C. J. (2003), Regional Development Theory: Conceptual
Foundations, Classic Works, and Recent Development. Journal of Planning Literature 18: 131+171.
Fafurida. 2009. Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor
Tanamam Pangan di Kabupaten KulonProgo. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Fatah Luthfi, Ms. 2006. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
Banjarbaru Kalsel : Jurusan Sosek Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat. Pustaka Banua
Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul
Sitohang. Jakarta: LPFEUI.
Jhingan, M.L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.
Perroux, Francois.1970. Economic Sapace: Theory and Applications.
Quarterly Journal of Economics.
Prishardoyo, Bambang. 2008. Analisis Sektor Strategis Sebagai Penunjang
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pati Tahun 2000-2005. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang
79
80
Richardson, Harry. 1973. Dasar-Dasar Ekonomi Regional. Jakarta; lembaga
penerbit FEUI
Salam, Abdullah. 2011. Perencanaan Pengembangan Sektor-sektor
Perekonomian Di Kabupaten Cilacap (Pendekatan Shift
Share,Location Quotient dan Tipologi Klasessen). Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT raja
Grafindo Persada..
Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan).
Baandung: Salemba Empat.
Suyatno, 2000. Analisa Econimic Base terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah.
Tarigan, Robinson Drs. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Todaro, Michael P. 1999. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta :
Erlangga.
Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era
Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
.
81
82
Hasil Perhitungan Loqation Qoutient Menurut Kecamatan
di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
Sektor
Kecamatan
Padi Jagung Ketela
Pohon
Ketela
Rambat
Kacang
Tanah
Kacang
Kedelai
Sayuran Buah-
buahan
1. Parakan 1.14 0,19 0,28 0 0 0 1,32 1,08
2. Kledung 0,20 1,55 0,00 0 0 0 1,70 0,46
3. Bansari 0,55 0,75 0,10 0 0 1,93 1,22 1,28
4. Bulu 2,17 0,80 1,39 0 3,32 0 3,10 0,84
5. Temanggung 1,92 0,62 1,09 1,63 0,04 0 0,50 3,67
6. Tlogomulyo 0,24 0,15 1,56 0 0 0 0,75 0,50
7. Tembarak 1,03 1,55 0,87 0 5,57 0 0,13 0,38
8. Selopampang 0,81 0,68 2,28 0 0 0 0,14 0,41
9. Kranggan 0,94 2,71 1,42 0 0,06 0 0,14 0,37
10. Pringsurat 0,43 1,02 3,91 0 0 0 0,08 3,95
11. Kaloran 0,89 2,15 3,28 0 0 0 0,19 1,43
12. Kandangan 0,80 0,64 0,46 0 0 0 0,04 0,21
13. Kedu 1,90 0,53 0,40 6,84 0,08 7,07 6,12 1,17
14. Ngadirejo 1,43 1,15 0,00 0,39 0 0 1,03 0,19
15. Jumo 1,04 0,69 0,89 0 0.03 0 0,26 0,59
16. Gemawang 0,73 0,95 0,00 1,77 1,02 0 1,06 0,46
17. Candiroto 1,02 0,29 0,06 0 0 0 0,19 0,26
83
Sumber : BPS, Pertanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
18. Bejen 0,76 1,59 0,00 0 0 0 0,02 0,73
19. Tretep 0,06 1,75 0,00 0 0 0 0,15 1,06
20. Wonoboyo 0,93 0,60 0,70 0 0 0 1,88 0,74
84
Hasil Analisis Tipologi Klassen Tiap Kecamatan
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Parakan
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+
SS- Padi
Sayuran
Buah- buahan
Jagung
Ketela Pohon
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kledung
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Padi
Buah- buahan
SS- Sayuran
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bansari
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
SS- Padi
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
85
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bulu
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Sayuran Buah- buahan
SS- Padi
Ketela Pohon
Jagung
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Temanggung
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Ketela Pohon
Ketela Rambat
Buah- buahan
Jagung
Kacang Tanah
SS- Sayuran
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tlogomulyo
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Buah- buahan
SS- Ketela Pohon Padi
Jagung
Sayuran Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
86
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tembarak
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Jagung
Kacang Tanah
Ketela Pohon
SS- Sayuran
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Selopampang
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon Padi
Jagung
Sayuran
SS- Buah- buahan
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kranggan
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Padi
SS- Ketela Pohon Kacang Tanah
Sayuran
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
87
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Pringsurat
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Buah- buahan
Sayuran
SS- Jagung Padi
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kaloran
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Buah- buahan
Padi
SS- Jagung Sayuran
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kandangan
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Sayuran
SS- Padi
Jagung
Ketela Pohon
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
88
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Kedu
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Padi
Kacang Kedelai
Sayuran
Buah- buahan
SS- Jagung
Ketela Pohon
Kacang Tanah Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Ngadirejo
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Sayur- sayuran
Buah- buahan
SS- Padi
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Jumo
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Ketela Pohon
SS- Padi Kacang Tanah
Sayuran
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
89
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Gemawang
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Kacang Tanah
Sayuran
Padi
SS- Jagung
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Candiroto
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Ketela Pohon
Sayuran
Buah- buahan
SS- Padi Jagung
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Bejen
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung Buah- buahan
SS- Padi
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
90
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Tretep
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Buah- buahan
Sayuran
SS- Padi
Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
Hasil Analisis Tipologi Klassen Kecamatan Wonoboyo
KontribusiSektoral
Laju Terhadap
Pertumbuhan
PDRB
Sektoral
LQ >1 LQ <1
SS+ Jagung
Ketela Pohon
SS- Sayuran Padi
Buah- buahan Sumber : BPS, Pertanian di Kabupaten TemanggungTahun 2009 (diolah)
91
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS PADI
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - >1 -
2. Kledung 22107
109.406 6 + <1 Area
pengembangan
komoditas padi
3. Bansari 20564 66.795 12 - <1 -
4. Bulu 39493 133.370 9 - >1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 + >1 Area
pengembangan
komoditas padi
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348
85.554 10 + >1 Area
pengembangan
komoditas padi
8.
Selopampang 16240
51.716 20 + <1 -
92
9. Kranggan 38142 160.554 8 + <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 5 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 + <1 -
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599
160.595 3 + >1 Area
pengembangan
komoditas padi
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 - >1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 - >1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 + <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 - >1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 - <1 -
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 - <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
93
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS JAGUNG
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - <1 -
2. Kledung 22107
109.406 6 + >1 Area
pengembangan
komoditas
jagung
3. Bansari 20564 66.795 12 + <1 -
4. Bulu 39493 133.370 9 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 + <1 -
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348
85.554 10 + >1 Area
pengembangan
komoditas
jagung
8.
Selopampang 16240
51.716 20 + <1 -
94
9. Kranggan 38142
160.554 8 + >1 Area
pengembangan
komoditas
jagung
10. Pringsurat 40660 207.425 5 - >1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 - >1 -
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 3 - <1 -
14. Ngadirejo 47568
124.929 14 + >1 Area
pengembangan
komoditas
jagung
15. Jumo 25021 81.559 13 + <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 - <1 -
18. Bejen 17987
58.771 16 + >1 Area
pengembangan
komoditas
jagung
19. Tretep 17823
43.220 17 + >1 Area
pengembangan
95
komoditas
jagung
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 + <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
96
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS KETELA POHON
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 6 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 12 + <1 -
4. Bulu 39493 133.370 9 - >1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 + >1 Area
pengembangan
komoditas
ketela pohon
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - >1 -
7. Tembarak 25348 85.554 10 + <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 20 + >1 Area
pengembangan
komoditas
ketela pohon
9. Kranggan 38142 160.554 8 - >1 -
97
10. Pringsurat 40660
207.425 5 + >1 Area
pengembangan
komoditas
ketela pohon
11. Kaloran 38495
122.305 2 + >1 Area
pengembangan
komoditas
ketela pohon
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 3 - <1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 + <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 - <1 -
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 + <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
98
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS KETELA RAMBAT
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 6 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 12 - <1 -
4. Bulu 39493 133.370 9 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 + >1 Area
pengembangan
komoditas
ketela rambat
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 10 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 20 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 8 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 5 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 - <1 -
99
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 3 - >1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 - <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 - >1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 - <1 -
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 - <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
100
OVERLAY PERENCANAAN KACANG TANAH
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 6 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 12 - <1 -
4. Bulu 39493
133.370 9 + >1 Area
pengembangan
komoditas
kacang tanah
5.
Temanggung 69461
306.829 1 - <1 -
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348
85.554 10 + >1 Area
pengembangan
komoditas
kacang tanah
8.
Selopampang 16240
51.716 20 - <1 -
101
9. Kranggan 38142 160.554 8 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 5 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 - <1 -
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 3 - <1 -
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 - <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 + >1 Area
pengembangan
komoditas
kacang tanah
17.Candiroto 28528 70.110 15 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 - <1 -
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 - <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
102
OVERLAY PERENCANAAN KACANG KEDELAI
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882 195.573 7 - <1 -
2. Kledung 22107 109.406 6 - <1 -
3. Bansari 20564 66.795 12 - >1 -
4. Bulu 39493 133.370 9 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 - <1 -
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 10 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 20 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 8 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 5 - <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 - <1 -
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599 160.595 3 + >1 Area
103
pengembangan
komoditas
kacang kedelai
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 - <1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 - <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 - <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 - <1 -
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 - <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
104
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS SAYURAN
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882
195.573 7 + >1 Area
pengembangan
komoditas
sayuran
2. Kledung 22107 109.406 6 - >1 -
3. Bansari 20564 66.795 12 - >1 -
4. Bulu 39493
133.370 9 + >1 Area
pengembangan
komoditas
sayuran
5.
Temanggung 69461
306.829 1 - <1 -
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 - <1 -
7. Tembarak 25348 85.554 10 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 20 + <1 -
105
9. Kranggan 38142 160.554 8 - <1 -
10. Pringsurat 40660 207.425 5 + <1 -
11. Kaloran 38495 122.305 2 - <1 -
12.
Kandangan 42016
133.630 4 + <1 -
13. Kedu 46599
160.595 3 + >1 Area
pengembangan
komoditas
sayuran
14. Ngadirejo 47568
124.929 14 + >1 Area
pengembangan
komoditas
sayuran
15. Jumo 25021 81.559 13 - <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 + >1 Area
pengembangan
komoditas
sayuran
17.Candiroto 28528 70.110 15 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 - <1 -
19. Tretep 17823 43.220 17 + <1 -
20. Wonoboyo
19767 58.166 18 - >1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
106
OVERLAY PERENCANAAN KOMODITAS BUAH-BUAHAN
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2009
Kecamatan Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
PDRB
per
kapita
(Ribuan)
Hasil
Skalogram
(Peringkat)
HSS HLQ Rekomendasi
1. Parakan 44882
195.573 7 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
2. Kledung 22107 109.406 6 + <1 -
3. Bansari 20564
66.795 12 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
4. Bulu 39493 133.370 9 - <1 -
5.
Temanggung 69461
306.829 1 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
6.
Tlogomulyo 18587
61.623 19 + <1 -
107
7. Tembarak 25348 85.554 10 - <1 -
8.
Selopampang 16240
51.716 20 - <1 -
9. Kranggan 38142 160.554 8 - <1 -
10. Pringsurat 40660
207.425 5 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
11. Kaloran 38495
122.305 2 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
12.
Kandangan 42016
133.630 4 - <1 -
13. Kedu 46599
160.595 3 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
14. Ngadirejo 47568 124.929 14 + <1 -
15. Jumo 25021 81.559 13 - <1 -
16.
Gemawang 26486
77.702 11 - <1 -
17.Candiroto 28528 70.110 15 + <1 -
18. Bejen 17987 58.771 16 + <1 -
108
19. Tretep 17823
43.220 17 + >1 Area
pengembangan
komoditas
buah- buahan
20.
Wonoboyo 19767
58.166 18 - <1 -
Sumber : BPS, PDRB Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2009
(diolah)
109
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Parakan Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 576637.8999 -714843.827 -399194.073 -537400
2 Jagung 121846.4016 -149184.278 -189462.124 -216800
3 Ketela Pohon 50241.09815 410695.8606 -224336.959 236600
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 624492.1546 -254625.369 771133.2145 1141000
8 Buah-buahan 193490.8336 -134196.165 627105.3312 686400
Total 1566708.388 -842153.778 -256808.388 467746.2221
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
110
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kledung Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 47071.68308
-
58353.6082 52281.92507 41000
2 Jagung 252535.8625
-
309195.674 179859.8119 123200
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 2555487.633
-
1041953.81 -4504033.82 -2990500
8 Buah-buahan 127872.2031
-
88686.1611 134513.958 173700
Total 2982967.381
-
1498189.26 -5635467.38
-
4150689.26
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
111
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bansari Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 198773.1921 -246414.239 -6958.95314 -54600
2 Jagung 149471.1799 -183007.046 21035.86634 -12500
3 Ketela Pohon 6456.215884 52776.33722 57067.44689 116300
4 Ketela Rambat 391.2858112 14815.83038 -16207.1162 -1000
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 508.6715545 -1505.33822 -3.33333333 -1000
7 Sayuran 1260605.498 -513989.067 -1435016.43 -688400
8 Buah-buahan 125954.9026 -87356.4115 1035501.509 1074100
Total 1742160.946 -964679.935 -1309260.95
-
531779.935
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
112
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bulu Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 1018595.224 -1262727.45 -577667.769 -821800
2 Jagung 198851.4492 -243466.442 -69385.0071 -114000
3 Ketela Pohon 221389.512 1809748.582 -768138.094 0
4 Ketela Rambat 18116.53306 685972.9464 -750389.479 -46300
5 Kacang Tanah 3169.41507 -3305.61685 212636.2018 212500
6 Kacang Kedelai 78.25716223 -231.590496 -46.6666667 -200
7 Sayuran 2009800.44 -819459.74 124359.3 1314700
8 Buah-buahan 1349349.12 -935845.247 -2946603.87 -2533100
Total 4819349.95 -769314.563 -5544549.95
-
1494514.56
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
113
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Temanggung Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 677863.5393 -840330.763 7867.223581 -154600
2 Jagung 64014.35871 -78376.8397 158062.481 143700
3 Ketela Pohon 79313.63392 648349.3064 499037.0597 0
4 Ketela Rambat 24142.33455 914136.7342 339820.9313 1278100
5 Kacang Tanah 15299.27522 -15956.7431 -35542.5321 -36200
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 457217.4703 -186422.145 -389295.325 -118500
8 Buah-buahan 1115673.233 -773778.614 810105.381 1152000
Total 2433523.845 -332379.065 1057676.155 3158820.935
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
114
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tlogomulyo Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 133545.8474 -165553.503 -115792.344 -147800
2 Jagung 397702.8985 -486932.884 -855070.014 -944300
3 Ketela Pohon 185586.8602 1517079.803 -124766.663 0
4 Ketela Rambat 4421.529666 167418.8832 -183140.413 -11300
5 Kacang Tanah 3247.672233 -3387.23702 -8160.43521 -8300
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 769307.0333 -313671.014 -855836.019 -400200
8 Buah-buahan 137615.2198 -95443.4604 146828.2406 189000
Total 1631427.061 619510.587 -1376427.06 874510.587
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
115
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tembarak Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 278321.5975 -345028.441 198206.8438 131500
2 Jagung 278165.0832 -340575.155 120110.0717 57700
3 Ketela Pohon 39754.63841 324974.2947 680671.0669 0
4 Ketela Rambat 2465.10061 93339.73137 -102104.832 -6300
5 Kacang Tanah 1369.500339 -1428.35296 378458.8526 378400
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 122981.1304 -50143.3293 -113037.801 -40200
8 Buah-buahan 169935.4278 -117859.24 -74776.1874 -22700
Total 892992.4782 -436720.493 650807.5218 1107079.507
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
116
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Selopampang Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 272687.0818 -338043.471 29956.38889 -35400
2 Jagung 138280.4057 -169305.472 12825.06587 -18200
3 Ketela Pohon 174513.4718 1426560.388 947026.1403 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 1056.47169 -1101.87228 -2654.59941 -2700
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 64836.05891 -26435.7291 91899.6702 130300
8 Buah-buahan 257074.7779 -178295.006 -283979.772 -205200
Total 908448.2678 713378.8387 1508451.732 3130278.839
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
117
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kranggan Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 292799.1725 -362975.935 94276.76253 24100
2 Jagung 488911.6211 -598605.508 200293.8874 90600
3 Ketela Pohon 245531.8465 2007100.097 -1017731.94 0
4 Ketela Rambat 20112.09069 761533.6813 -833045.772 -51400
5 Kacang Tanah 118168.315 -123246.455 -292721.86 -297800
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 119576.9439 -48755.3338 -93621.6101 -22800
8 Buah-buahan 145440.936 -100871.01 -8969.92596 35600
Total
1430540.926 1534179.536 -417340.926 2547379.536
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
118
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Pringsurat Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 256018.3062 -317379.599 -167838.707 -229200
2 Jagung 425914.6055 -521474.266 -150840.339 -246400
3 Ketela Pohon 331419.0821 2709185.311 3298195.607 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 352.1572301 -367.290761 -784.866469 -800
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 18859.9761 -7689.81378 71129.83768 82300
8 Buah-buahan 1453000.731 -1007733.14 550432.4104 995700
Total 2485564.858 854541.1986 4454835.142 7794941.199
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
119
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kaloran Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 351922.4586 -436269.619 62347.16052 -22000
2 Jagung 898313.9653 -1099862.77 -312151.199 -513700
3 Ketela Pohon 296672.902 2425152.659 2544774.438 0
4 Ketela Rambat 5164.972707 195568.961 -213933.934 -13200
5 Kacang Tanah 63075.27276 -65785.8563 -158189.416 -160900
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 352744.1588 -143825.044 -813419.115 -604500
8 Buah-buahan 488129.0494 -338543.409 310214.3593 459800
Total 2456022.78 536434.9261 1956077.22 4948534.926
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
120
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kandangan Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 354348.4306 -439277.037 -820671.394 -905600
2 Jagung 422823.4475 -517689.566 -455133.882 -550000
3 Ketela Pohon 202764.3073 1657496.845 -1538861.15 0
4 Ketela Rambat 8803.930751 333356.1835 0 0
5 Kacang Tanah 7551.816156 -7876.34632 -18975.4698 -19300
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 8217.002035 -3350.3338 39133.33177 44000
8 Buah-buahan 221389.512 -153545.379 -383544.133 -315700
Total 1225898.446 869114.3666 -2673598.45
-
578585.633
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
121
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Kedu Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 938890.3039 -1163919.23 2417128.921 2192100
2 Jagung 290412.329 -355570.235 -242342.094 -307500
3 Ketela Pohon 222172.0836 1816145.714 -1866017.8 0
4 Ketela Rambat 22381.5484 847465.4975 0 0
5 Kacang Tanah 27663.90685 -28852.7298 -64111.1771 -65300
6 Kacang Kedelai 1604.271826 -4747.60516 143.3333333 -3000
7 Sayuran 1629431.503 -664371.193 4385839.69 5350900
8 Buah-buahan 338775.2553 -234958.624 428883.3686 532700
Total 3471331.202 211191.5991 4343668.798 8026191.599
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
122
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Ngadirejo Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 518336.3141
-
642568.784 -939167.53 -1063400
2 Jagung 260009.4215
-
318346.027 344636.6052 286300
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 111125.1704
-
45309.2762 1250384.106 1316200
8 Buah-buahan 3482.443719
-
2415.25959 216832.8159 217900
Total 892953.3497
-
1008639.35 -135953.35
-
251639.347
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
123
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Jumo Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 387607.7245 -480507.766 -897699.959 -990600
2 Jagung 162227.0973 -198624.925 192697.8277 156300
3 Ketela Pohon 21285.94813 174001.9845 1379012.067 0
4 Ketela Rambat 4734.558315 179271.5475 0 0
5 Kacang Tanah 26568.30658 -27710.0474 -64958.2591 -66100
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 138984.7201 -56668.5032 -27016.2169 55300
8 Buah-buahan 356735.274 -247414.85 -318120.424 -208800
Total 1098143.629 -657652.56 -589843.629 -149352.56
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
124
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Gemawang Tahun 2009
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 286538.5995 -355214.857 522776.2571 454100
2 Jagung 371056.3347 -454307.806 -81148.5287 -164400
3 Ketela Pohon 338696.9981 2768678.636 -3972975.63 0
4 Ketela Rambat 66205.55925 2506838.5 0 0
5 Kacang Tanah 8177.873453 -8529.30768 58151.43422 57800
6 Kacang Kedelai 156.5143245 -463.180991 -93.3333333 -400
7 Sayuran 158940.2965 -64805.0281 1153964.732 1248100
8 Buah-buahan 256292.2063 -177752.251 -184539.956 -106000
Total 1486064.382 4214444.706 -1031664.38 4668844.706
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
125
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Candiroto Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 327623.6097 -406146.934 -758776.676 -837300
2 Jagung 107642.7267 -131793.818 -11848.9088 -36000
3 Ketela Pohon 1291.243177 10555.26744 101053.4894 0
4 Ketela Rambat 1604.271826 60744.90454 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 12286.37447 -5009.54674 249823.1723 257100
8 Buah-buahan 37876.46652 -26269.3403 198492.8737 210100
Total 488324.6923 -497919.466 -785624.692
-
795219.466
dan Kabupaten Temanggung (diolah)
126
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Bejen Tahun 2009
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 263883.1511
-
327129.454 -611153.697 -674400
2 Jagung 372191.0636
-
455697.127 445006.063 361500
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 0 0 0 0
8 Buah-buahan 275073.9253 -190778.37 82004.44458 166300
Total 911148.1399
-
973604.951 -1027748.14
-
1090204.95
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
127
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Tretep Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 6769.244533
-
8391.66601 -15677.5785 -17300
2 Jagung 299059.7455
-
366157.815 574998.0697 507900
3 Ketela Pohon 0 0 0 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 1017.343109 -1061.0622 -2556.28091 -2600
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 75322.51865
-
30711.3932 45188.87455 89800
8 Buah-buahan 209024.8803
-
144969.851 32944.97055 97000
Total 591193.7321
-
551291.788 83606.26791 123508.2125
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)
128
Analisis Shift-Share Klasik Kecamatan Wonoboyo Tahun 2009
(Ton)
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
Sektor/Industri (000 orang)
1 Padi 282625.7414 -350364.183 -654561.559 -722300
2 Jagung 136715.2624 -167389.167 117673.905 87000
3 Ketela Pohon 23555.40583 192553.6667 5990.927455 0
4 Ketela Rambat 0 0 0 0
5 Kacang Tanah 0 0 0 0
6 Kacang Kedelai 0 0 0 0
7 Sayuran 1184226.507 -482846.917 -80679.5905 620700
8 Buah-buahan 284308.2704 -197182.878 -368925.392 -281800
Total 1911431.188 -1005229.48 -1985731.19
-
1079529.48
Sumber : BPS, Peratanian Kecamatan dan Kabupaten Temanggung (diolah)