24
Industri Makanan Ternak | 6 II. PERENCANAAN USAHA DIBIDANG INDUSTRI MAKANAN TERNAK 2.I. Perencanaan Pendirian Pabrik 2.1.1. KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK (plant feasibility) Penyusunan suatu perencanaan pendirian pabrik makanan ternak melalui tiga tahapan penting yang dibutuhkan. Tahap pertama yaitu eksplorasi informasi yang bertujuan untuk menjajagi segala macam informasi yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik ini. Tahap kedua penyusunan strategi yang bisa mengantarkan usaha ini menuju keberhasilan yang gemilang. Setiap strategi yang diambil pada tahap kedua ini akan mempunyai dua dampak yang tidak terpisahkan, yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Berdasarkan jenis-jenis manfaat dan biaya yang diperkirakan akan muncul maka tahap ketiga yaitu perkiraan hasil. Informasi dasar yang diperlukan dalam merencanakan suatu pabrik makanan ternak adalah sebagai berikut: 1. Menentukan daerah pemasaran a. Daerah tersebut surplus atau defisit (kekurangan) bahan baku pakan ternak. Misalnya sumber pakan seperti jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kelapa dll. b. Jenis tanaman penghasil biji-bijian yang ditanam didaerah tersebut. Informasi yang dibutuhkan misalnya data luas areal tanam, jumlah produksi dan produktivitas dari berbagai jenis bahan pakan. c. Trend masa datang pada biji-bijian sumber pakan yang potensial. d. Ketersediaan bahan-bahan pakan lain seperti sumber mineral dan vitamin.

Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

peternakan, unggas

Citation preview

Page 1: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 6

  II. PERENCANAAN USAHA DIBIDANG INDUSTRI MAKANAN TERNAK 

2.I.  Perencanaan Pendirian Pabrik 

2.1.1. KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK (plant feasibility)

Penyusunan suatu perencanaan pendirian pabrik makanan

ternak melalui tiga tahapan penting yang dibutuhkan. Tahap pertama

yaitu eksplorasi informasi yang bertujuan untuk menjajagi segala

macam informasi yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik ini. Tahap

kedua penyusunan strategi yang bisa mengantarkan usaha ini menuju

keberhasilan yang gemilang. Setiap strategi yang diambil pada tahap

kedua ini akan mempunyai dua dampak yang tidak terpisahkan,

yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Berdasarkan jenis-jenis manfaat

dan biaya yang diperkirakan akan muncul maka tahap ketiga yaitu

perkiraan hasil.

Informasi dasar yang diperlukan dalam merencanakan suatu

pabrik makanan ternak adalah sebagai berikut:

1. Menentukan daerah pemasaran

a. Daerah tersebut surplus atau defisit (kekurangan) bahan baku

pakan ternak. Misalnya sumber pakan seperti jagung, dedak,

tepung ikan, bungkil kelapa dll.

b. Jenis tanaman penghasil biji-bijian yang ditanam didaerah

tersebut. Informasi yang dibutuhkan misalnya data luas areal

tanam, jumlah produksi dan produktivitas dari berbagai jenis

bahan pakan.

c. Trend masa datang pada biji-bijian sumber pakan yang

potensial.

d. Ketersediaan bahan-bahan pakan lain seperti sumber mineral

dan vitamin.

Page 2: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 7

2. Menetapkan potensi penjualan pakan

a. Hitung jumlah ternak unggas dan ternak lainnya di daerah

pemasaran. Data yang diperlukan ini tersedia pada Kantor

Statistik dan sebaiknya dilihat data selama 5 tahun

belakangan.

b. Hitunglah daerah yang potensial untuk perkembangan berbagai

jenis ternak dan besarnya konsumsi ransum selama satu

tahun. Besarnya konsumsi pertahun dapat dihitung

berdasarkan pengalaman didaerah tersebut, survai pada

peternakan, konsultasi dengan lembaga penelitian dan institusi

pendidikan seperti fakultas peternakan.

c. Lakukan review terhadap statistik penjualan pakan. Perlu

diperhatikan tingkat akurasi data. Hal ini ditentukan dari

metode pengumpulan dan pengolahan data dengan memban-

dingkan darta sejenis dari lokasi yang berbeda atau dengan

membandingkan data untuk beberapa tahun.

3. Menentukan kebutuhan peternak. Kebutuhan peternak terhadap

pakan ternak dapat dikelompokkan atas beberapa kelompok.

a. Berdasarkan formulasi pakan misalnya ransum komplet, pakan

suplemen, basal mix, premix.

b. Jenis Pakan misal tepung (meal), crumble, pellet, blok dan cair

c. Bahan-bahan pakan

d. Jumlah pemasok, lokasi para pemasok, jenis kualitas dan

kapasitas para pemasok.

e. Pelayanan

4. Lakukan analisis terhadap persaingan pada daerah pemasaran.

Informasi yang perlu diketahui tentang perusahaan pesaing

adalah:

a. Jumlah perusahaan pesaing yang beroperasi di daerah

pemasaran

b. Jenis dan harga pakan yang dijual

c. Kebijakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan kompetitor

Page 3: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 8

d. Pelayanan yang dilakukan kepada pelanggan misalnya pesanan

diantar ke alamat peternak, technical service (TS).

e. Fasilitas yang digunakan dalam pemasaran pakan ternak misal

gudang tempat penyimpanan pakan.

f. Lokasi pesaing

g. Personil atau tenaga kerja

h. Kontrak khusus misalnya Program Kemitraan Inti-Plasma dan

Program lainnya.

i. Kekuatan dan kelemahan pesaing

5. Pengembangan Rencana Jangka Panjang

Mengembangkan rencana jangka panjang meliputi:

a. Menentukan persentase pembagian pasar pakan yang dan

hitung proyeksi tersebut 5 tahun mendatang.

b. Ramalkan penjualan untuk tahun sekarang dan sembilan

tahun mendatang baik dalam jumlah total penjualan pakan,

berdasarkan jenis pakan, bentuk pakan dan lainnya.

6. Tentukan program pemasaran

Berdasarkan kajian terhadp hal diatas maka dapat ditentukan

strategi pemasaran yang meliputi:

a. Cara pendistribusian yang akan digunakan: franchise, dealer,

penjualan langsung.

b. Iklan dan promosi

c. Kebijakan kredit yang akan dijalankan

2.1.2. MENGHITUNG KEBUTUHAN PAKAN TERNAK

Untuk mengetahui berapa banyak pakan ternak yang

dibutuhkan tentunya harus diketahui populasi ternak dari berbagai

jenis, baik ternak unggas, ruminansia dan ternak babi.

Perkembangan populasi ternak secara statistik mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Ditjennak

(1993), di Indonesia dalam kurun waktu 1969-1991 perkembangan

populasi sapi perah meningkatkan ra-ta-rata 13,1% per tahun, sapi

Page 4: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 9

potong 2,6%, kerbau 2,0%, kambing 2,2%, domba 2,3%, babi 2,5%,

kuda 3,5%, ayam buras 5,5%, ayam petelur 4,6%, itik 2,0% dan

ayam pedaging 27,8% (1980-1991). Populasi ternak dan

peningkatannya populasi untuk setiap propinsi dan kabupaten

tentu akan bervariasi setiap tahunnya.

Untuk mengetahui berapa banyaknya pakan yang dikonsumsi

oleh berbagai jenis ternak dalam kurun waktu tertentu, misalnya

setiap bulan atau tahun, maka jumlah populasi ternak dapat

dikalikan dengan besarnya konsumsi setiap jenis ternak (Tabel 2).

Berdasarkan data ini, maka bisa dibuat suatu perkiraan atau

proyeksi untuk beberapa tahun mendatang.

Dalam merencanakan pendirian pabrik makanan ternak baik

besarnya populasi ternak serta kebutuhan pakannya merupakan

faktor yang harus diketahui terlebih dahulu. Faktor penting lainnya

harus diperhatikan adalah perkembangan penduduk, kenaikan

pendapatan per kapita serta besarnya konsumsi daging, telur dan

susu. Dalam penggunaan data yang tersedia perlu diperhatikan

keakuratan data yang digunakan.

Untuk menghitung kenaikan populasi ternak selama beberapa

tahun dapat dengan menggunakan rumus :

r = (Pt/Po)1/n - 1

dimana: r = pertumbuhan per tahun Pt = Populasi ternak pada tahun t Po = Populasi ternak pada tahun o n = jumlah jarak tahun

Sedangkan perkiraan populasi ternak dapat dihitung dengan

rumus berikut:

Pt = Po (1+r)n

dimana: Pt = Populasi ternak pada tahun ke t Po = Populasi ternak pada tahun ke o r = Angka pertumbuhan populasi ternak dalam setahun n = Jumlah jarak tahun

Page 5: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 10

Tabel 2. Panduan Untuk Perkiraan Konsumsi Pakan pada Berbagai Jenis Ternak per tahun

Class Feeds per animal (pounds) Feeds Units Complete Feed Tons

Per Feed Unit Poultry

Chicks Raised (22 week)

22

1.000

11,0 Layers 84 1.000 42,0 Broiler 8 1.000 4,0 Turkeys Raised

Light 22 1,000 11,0 Heavy 65 1.000 32,5

Turkeys breeders 90 1,000 45,0 Dairy1)

Milk Cows 5.380 100 263,0 Replacement Heifers 1.600 100 80,0 Calves up to 6 months 750 100 37,5

Milk Replacer 30 100 1,5 Calf Starter 140 100 7,0 Calf Grower 580 100 29,0

Hogs (castrated male) Pid saved-Pre starter 5 100 0,25

Starter (up to 50 lbs) 55 100 2,75 Grower (50-100 lbs) 175 100 8,75 Finisher (100-225 lbs) 545 100 27,25

Sows(2 litters) 2.200 100 110 Beef cattle 1)

Cows 180 100 9,0 Heifers 120 100 6,0 Feeding

Background 400 100 2,0 Full feed 2,500 100 125,0

Sheep 1) Ewes 30 100 1,5 Replacements Feeding 350 100 17,5

Horse Light Activity 2.300 100 115,0 Medium Activity 3,200 100 160,0 Heavy Activity 4,200 100 210,0

Rabbits Does 175 100 8,75 Fryers-4 lbs 9 100 0,45

Fish Catfish 2,0 1.000 1,0 Trout 2,0 1.000 1,0

1). Excluding Roughage Sumber: Robert W. Schoeff dalam Feed Manufacturing Technology (1985)

2.2.   Perencanaan Lokasi Pabrik (Plant Location) 

Lokasi pabrik dipilih berdasarkan dua alternatif yaitu mende-

kati pasar atau mendekati sumber bahan baku yang tujuannya

adalah meminimalkan biaya transportasi (ongkos angkut). Beberapa

pabrik pakan ternak didirikan dipusat kota seperti Jakarta,

Surabaya, Medan dan kota lainnya, sedangkan pabrik lainnya

didirikan dekat dengan bahan baku seperti kota Bandar Lampung.

Page 6: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 11

Pendirian pabrik pakan ternak tanpa memperhatikan

pertimbangan ekonomis, akan menyebabkan perusahaan mengalami

kesulitan dalam mempertahankan eksistensinya. Hal ini disebabkan

perusahaan tidak beroperasi secara lancar, efisien dan efektif,

sehingga biaya produksi yang dikeluarkan akan menjadi tinggi.

Misalnya mendirikan pabrik pakan ternak jauh dari pasar dan juga

jauh dari sumber bahan baku tentunya hal ini akan menyebabkan

biaya produksi akan semakin besar.

Penentuan lokasi pabrik yang tepat dan baik akan

menentukan: (1) kemampuan melayani konsumen akan memuaskan,

(2) mendapatkan bahan-bahan baku yang cukup dan kontinue

dengan harga yang memuaskan, (3) mendapatkan tenaga kerja yang

memuaskan dan (4) memungkinkan diadakannya perluasan

dikemudian hari.

Kesalahan pemilihan lokasi dapat mengakibatkan: (1)

tingginya biaya trnasportasi, (2) kekurangan tenaga kerja, (3)

kehilangan kesempatan bersaing, (4) tidak cukup bahan baku

tersedia atau hal-hal yang serupa yang mengganggu kelancaran

perusahaan, yang akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya

pendapatan perusahaan.

Perencanaan yang sudah dibuat suatu saat bisa berubah,hal

ini disebabkan:

1. berpindahnya pusat kegiatan bisnis

2. berubahnya adat kegiatan masyarakat

3. berpindahnya konsentrasi pemukiman

4. adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik

5. meningkatnya kapasitas produksi perusahaan

2.2.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK

Untuk mendapatkan lokasi suatu pabrik yang tepat, perlu

memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan

Page 7: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 12

perusahaan. Menurut Assauri (1993) dan Herjanto(1999), faktor-

faktor itu terbagi dua yaitu faktor utama dan faktor sekunder:

A. Faktor Utama: Faktor utama yang berpengaruh adalah: (1) letak

dari pasar, (2) sumber-sumber bahan baku, (3) ketersediaan tenaga

kerja, (4) ketersediaan tenaga listrik dan (5) fasilitas pengangkutan

Letak dari Pasar. Alasan utama perusahaan mendirikan pabrik

dekat dengan daerah pemasaran hasil produksinya agar supaya

dapat dengan cepat melayani konsumen atau barang hasilnya dapat

cepat sampai dipasar. Bila pabrik dengan pasar maka hasil

produksinya akan lebih cepat sampai pada konsumen (peternak).

Disamping itu biaya pengangkutan akan menjadi lebih murah,

sehingga harga dapat ditekan. Bila harga jual lebih rendah maka

diharapkan penjualan produk akan lebih banyak.

Pada pabrik makanan ternak faktor ini menjadi penting

karena masih banyak bahan baku yang diimpor, sehingga pemilik

pabrik perlu memikirkan dekat dengan pelabuhan dan juga tidak

terlalu jauh dari pasar.

Letak Sumber Bahan Baku. Perusahaan sangat berkepentingan untuk

selalu dapat memperoleh jumlah bahan baku yang dibutuhkan

dengan mudah, layak harganya, kontinue dan biaya pengangkutan

yang rendah serta tidak rusak sehingga bila diproses menjadi pakan

ternak biaya produksinya dapat ditekan dan berkualitas baik.

Ada dua pertimbangan yang mendasari perusahaan untuk

memilih lokasi di tempat bahan baku dan sekitarnya:

a. Tingkat kebutuhan (necessity). Bagi pabrik makanan ternak

beroperasi langsung di tempat bahan baku berada akan lebih

mudah dari pada mengangkut bahan baku ke lokasi lain untuk

diolah.

b. Tingkat ketahanan rusak (perishability). Banyak bahan baku untuk

pabrik pakan ternak yang tidak tahan lama atau rusak dalam

jangka waktu tertentu. Dalam hal ini perusahaan berusaha

Page 8: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 13

mendekati lokasi bahan baku dengan tujuan mencegah

kerusakan bahan baku selama pengangkutan menuju lokasi

pengolahan.

Ketersediaan Tenaga Kerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan lokasi pabrik yang meliputi: tingkat kecakapan yang

dibutuhkan, kuantitas yang mencukupi, dan tinggi rendahnya upah.

Tenaga kerja dapat digolongkan dalam dua kelompok,yaitu

tenaga kerja dengan kemampuan kecakapan yang tinggi (skilled worker)

dan tenaga kerja yang berkemampuan rendah (low skilled worker). Fokus

perusahaan biasanya ditujukan terhadap tenaga kerja yang

berkemampuan rendah .

Ketersediaan Tenaga Listrik. Pabrik pakan ternak memerlukan tenaga

listrik yang besar untuk menjalankan mesin-mesin, tenaga pemanas,

pendingin ataupun untuk penerangan. Pada pabrik makanan ternak,

semua mesin dan peralatan digunakan pada saat yang bersamaan.

Apabila tidak tersedia sumber tenaga listrik yang mencukupi,

tentunya pabrik harus membangun sendiri pembangkit listrik.

Tentunya hal ini akan memerlukan investasi besar yang dapat

menambah biaya modal.

Dalam hal ketersediaan tenaga listrik yang perlu mendapat

perhatian adalah dayanya dan mutu/kestabilan arus listrik, sumber

tenaga listrik, berapa KVA kebutuhan tenaga listrik, berapa

voltase,pemakaian bahan bakar dll.

Fasilitas Pengangkutan. Pengangkutan (transportasi) merupakan

suatu faktor yang perlu diperhatikan, karena kegiatan pengangkutan

meliputi mengangkut bahan baku dan pakan yang sudah jadi dapat

memakan waktu dan biaya yang sangat besar. Fasilitas

pengangkutan yang biasa digunakan adalah kereta api, angkutan

jalan raya, angkutan air dan angkutan udara. Pada pabrik makanan

ternak yang lazim digunakan sebagai sarana pengangkutan adalah

Page 9: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 14

kereta api, angkutan jalan raya (truk kontainer, truk ringan, van dan

mobil bak terbuka dan angkutan air.

B. Faktor Sekunder, yaitu: Ketersediaan Air. Pada umumnya setiap pabrik membutuhkan air,

akan tetapi jumlahnya bervariasi untuk setiap pabrik. Pada pabrik

pakan ternak air dibutuhkan untuk pemanasan (boilers), sanitasi,

pencegah kebakaran dan toilet.

Fasilitas Perumahan, pendidikan, perbelanjaan dan telekomunikasi. Bila fasilitas

perumahan yang dibutuhkan oleh karyawan tidak tersedia disekitar

pabrik, tentunya pihak perusahaan harus menyediakan perumahan.

Penyediaan fasilitas perumahan akan menambah biaya modal.

Fasilitas pembelanjaan adalah terdapatnya lembaga-lembaga

keuangan seperti bank, koperasi simpan pinjam dll. Ketersediaan

lembaga-lembaga keuangan atau perbankan sangat mebantu sekali

bagi hidup dan kehidupan perusahaan misal memberikan kredit dan

service lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan dunia

perdagangan. Fasilitas pendidikan menjadi penting diperhatikan

karena karyawan yang bertempat tinggal disekitar pabrik

membutuhkan pendidikan untuk anak-anaknya. Telekomunikasi

merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi

perusahaan seperti telepon, fax, internet dll.

Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan Pencegahan Kebakaran .Setiap pabrik

haruslah mempunyai pelayanan kesehatan untuk pekerjanya baik

dalam bentuk pelayanan langsung maupun asuransi kesehatan,

jaminan keamanan dalam bekerja seperti peralatan dan pakaian

kerja.. Pencegah kebakaran seperti racun anti api dan kran-kran air

yang mampu meompakan air bila terjadi kebakaran haruslah

dipunyai oleh pabrik. Ketiga factor ini haruslah sesuai dengan

standard nasional.

Peraturan Pemerintah Setempat. Setiap daerah mempunyai peraturan

daerah (PERDA) yang mungkin berbeda antar daerah. Perlu

Page 10: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 15

diperhatikan apakah peraturan yang berlaku menguntungkan

perusahaan atau sebaliknya menyebabkan pembengkakan biaya

produksi. Misalnya adanya aturan yang memungut restribusi

beberapa kali sehingga biaya produksi menjadi tinggi.

Tinggi rendahnya tingkat pajak perlu diperhatikan oleh pihak

perusahaan, terutama pajak yang ditentukan oleh pemerintah

setempat dan akan berbeda antar daerah. Beberapa Pemerintah

Daerah akan memberikan keringanan pajak untuk perusahaan yang

baru berdiri sehingga lokasi tersebut menjadi incaran banyak

perusahaan. Tetapi bisa saja Pemerintah Daerah akan memberikan

pajak yang relatif tinggi dibanding daerah lain.

Sikap Masyarakat. Sikap masyarakat dimana pabrik itu berada

turut menentukan berhasil atau tidaknya pabrik tersebut

dikemudian hari. Sikap masyarakat ini dapat berujud menghendaki, acuh

tak acuh atau menolak kehadiran pabrik tersebut. Dengan adanya sikap

yang baik dari mayarakat, maka masyarakat dapat tumbuh dan

mendapat keuntungan tertentu dari pemilihan lokasi tersebut

misalnya masyarakat tersebut bisa menjadi sumber tenaga kerja.

Sebaliknya, bila sikap masyarakat kurang baik akan menimbulkan

tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kepentingan

perusahaan.

Peraturan Lingkungan Hidup. Sebelum mendirikan pabrik haruslah

diketahui dengan jelas aturan-aturan tentang lingkungan hidup

terutama sekali perlu dilakukan analisis terhadap dampak yang

ditimbulkan oleh pabrik.

Pabrik pakan ternak akan memberikan dampak berupa

polusi udara, bau, suara ribut, air limbah, air tanah dan limbah

padat/beracun.

Biaya Tanah dan Bangunan. Bila biaya tanah dan bangunannya murah

biasanya dapat menarik bagi pendirian pabrik-pabrik baru atau

ekspansi karena biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.

Page 11: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 16

Sebaliknya bila tanah didaerah tersbut mahal maka perusahaan

akan mengalami kesulitan untuk memperoleh tanah yang cukup

luas. Disamping itu perlu diperhatikan beban pajak atas tanah dan

bangunan tersebut. Luas tanah yang dibutuhkan untuk

merealisasikan kebutuhan luas bangunan adalah minimal 6 kali

luas bangunan.

Luas Tempat Parkir. Tempat parkir sangat diperlukan terutama

untuk truk yang membawa bahan baku dan produk. Termasuk

tempat parkir disini adalah dermaga.

Saluran Pembuangan. Semua pabrik pakan umumnya menghasilkan

limbah padat. Pada pabrik yang menghasilkan produk sebesar

100.000 ton per tahun akan menghasilkan limbah padat (solid waste)

sebanyak 25 ton. Untuk menangani limbah ini maka perlu dibuat

saluran pembuangan yang memenuhi persyaratan.

Kemungkinan Perluasan. Dalam pemilihan lokasi perlu diperhatikan

kemungkinan perluasan dimasa yang akan datang, apakah mungkin

dilaksanakan atau tidak. Bila perusahaan mengembangkan pabrik

dengan lokasi yang jaraknya jauh dari pabrik semula tentunya akan

menimbulkan kesulitan seperti biaya transpor, pengawasan dan

persoalan yang seharusnya dapat satu tetapi menjadi dua seperti

listrik, mesin-mesin dan peralatan pabrik lainnya.

Karakteristik Tanah. Pabrik pakan ternak membutuhkan mesin-

mesin yang berat sehingga jenis tanah tempat pabrik akan didirikan

hendaknya menjadi perhatian. Faktor-faktor yang menyangkut tanah

ini adalah: luas dan keadaan tanah, to[pografi, pengairan, tempat

pembuangan air bekas dan kemungkinan adanya banjir.

2.2.2. METODE PENILAIAN LOKASI

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan

penilaian terhadap lokasi pendirian pabrik makanan ternak, yaitu:

Faktor Rating, Analisis Nilai Ideal, dan Analisis Nilai Ideal.

Page 12: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 17

Faktor Rating yaitu adalah suatu pendekatan umum yang

berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai

alternatif lokasi. Prosedur yang digunakan dengan menggunakan

faktor rating ini adalah:

1. Tentukan faktor-faktor yang relevan seperti: lokasi pasar, bahan

baku, tenaga kerja, tenaga listrik dan faktor lainnya.

2. Berikan bobot krpada setiap faktor yang menunjukkan tingkat

kepentingannya terhadap faktor-faktor lain. Jumlah bobot untuk

semua faktor 100%.

3. Tentukan skala penilaian terhadap semua faktor misalnya 1

sampai dengan 100.

4. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi. Lokasi terbaik diberi

nilai maksimal, sedangkan alternatif lain mendapat nilai yang

proposional dibanting alternatif terbaik.

5. Kalikan bobot dengan nilai terbaik untuk setiap faktor dan

jumlahkan untuk setiap alternatif lokasi.

6. Pilih lokasi dengan nilai yang terbesar.

Tabel 3. Penilaian Lokasi Pabrik Berdasarkan Faktor Rating

Faktor yang dinilai Bobot (%) Lokasi I Lokasi II

Nilai B x N Nilai BxN Pasar 15 100 25 80 20 Bahan baku pakan 20 90 18 100 20 Tenaga kerja 20 100 20 90 18 Tenaga listrik 15 100 15 80 12 Air 20 60 6 100 10 Prasarana Umum 5 80 4 100 5 Perluasan 5 100 5 100 5 Jumlah 100 93 90

Berdasarkan hasil penilaian diatas maka lokasi yang dipilih adalah lokasi I .

Analisis Ekonomi. Metode ini menggunakan dua pendekatan

yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatatif yang dilakukan secara

bersamaan sehingga lebih mendapatkan penilaian yang lebih

lengkap. Pendekatan kuantitatif adalah membandingkan total biaya

operasional dari masing-masing lokasi sedangkan pendekatan

kualitatif adalah membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat

Page 13: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 18

diukur dengan uang (rupiah), misalnya ketersediaan tenaga kerja,

jenis tenaga kerja, aktivitas serikat buruh, sikap masyarakat,

fasilitas pendidikan dan lain-lain.

Sebagai contoh kedua pendekatan tersebut digambarkan ke

dalam 2 buah tabel yaitu; tabel biaya dan tabel non biaya.

Tabel Biaya

Faktor Biaya*) Lokasi

I II III IV Biaya tenaga kerja 380 397 422 452 Biaya transportasi 98 90 80 72 Biaya umum dan Adm 37 27 33 32 Biaya bahan bakar dan utility 17 12 11 18 Jumlah biaya 532 526 554 574

*) dalam juta rupiah Tabel Biaya Faktor Non Biaya Lokasi

I II III IV Sikap masyarakat BS BS B BS Keaktifan serikat buruh B B BS K Fasilitas transportasi BS B B BS Fasilitas perumahan BNS B BS B Fasilitas kesehatan B BS C BS Fasilitas pendidikan BS BS B B Keamanan lingkungan KS BS BS C Sarana sosial C BS B C Peraturan daerah BS BS BS B Sumber air bersih K B BS BS

Keterangan: BS = Baik sekali , B = baik, C = cukup, K= kurang dan KS = kurang sekali

Untuk memudahkan melakukan analisis maka nilai-nilai

untuk faktor non biaya dikonversikan menjadi angka. Misalnya nilai

konversi yang digunakan adalah: BS= 5, B = 4, C = 3, K = 2 dan KS =

1. Bila nilai-nilai konversi ini sudah dimasukkan kedalam tabel non

biaya maka jumlah untuk masing-masing lokasi adalah: Lokasi I =

39, Lokasi II = 46, Lokasi III = 44 dan Lokasi IV = 42.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai pada

tabel biaya dan tabel non biaya yaitu pada tabel biaya dilihat biaya

operasional terendah dan pada tabel non biaya diambil nilai

tertinggi. Berdasarkan contoh diatas maka lokasi yang dipilih adalah

Lokasi II karena mempunyai faktor biaya terendah (Rp. 526 juta)

dan faktor non biaya tertinggi (nilai 46)

Page 14: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 19

2.3.  Perencanaan Bangunan Pabrik 

Maksud bangunan (building) pabrik didirikan adalah: untuk

melindungi bahan-bahan, peralatan dan karyawan dari kerusakan

akibat panas, hujan dan kehilangan.

Supaya maksud dan tujuan pembuatan bangunan pabrik

dapat tercapai maka perlu dilakukan perencanaan yang baik.

Assauri (1993) menyatakan bila bangunan pabrik tersebut baik

maka akan memberikan banyak keuntungan dengan jalan

mengurangi/menurunkan biaya pengolahan (manufacturing coct) dengan

jalan:

1. mengurangi work in process inventory

2. menekan biaya pemindahan bahan-bahan

3. menekan biaya penyimpanan

4. mengurangi waktu pengerjaan

5. menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan

pegawai

6. mengurangi biaya pemeliharaan (maintanance) pabrik.

7. mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas

pekerjaan.

8. memperbesar fleksibilitas dan kegunaan daripada pabrik.

9. mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh.

10. memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para

pekerja serta mengurangi turn over buruh.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan

bangunan pabrik:

1. Bahan-bahan yang diolah

2. Proses pengolahan/produksi

3. Mesin dan peralatan (berat atau ringan dan jenis-jenis serta

urutan mesin-mesinnya)

4. Material handling

5. Fleksibiltas

Page 15: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 20

6. Keamanan dari bahaya kebakaran, kerusakan/ambruk dsbnya.

7. Kekuatan lantai dan bangunan dan bentuk/type bangunan dan

konstruksinya.

Menurut Ariyoto (1995) bangunan yang diperlukan untuk

sebuah industri biasanya meliputi:

2.3.1. BANGUNAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK INDUSTRI:

Bangunan pabrik. Luas bangunan pabrik ditentukan

berdasarkan keperluan untuk: menempatkan mesin-mesin produksi,

mesin pembantu, alat dan peralatan, bahan baku yang diletakkan

dibawah pabrik, barang dalam proses, barang jadi yang diletakkan

dibawah atap pabrik yang menunggu diangkut kegudang dan lorong

atau jalanan untuk lalu lintas bahan, alat dan orang. Disamping

untuk keperluan diatas perlu dipertimbangkan kelonggarannya.

Kolonggaran utnuk orang 100%, untuk bahan2 dan alat2 masing-

masing 75% sehingga jumlah yang diberikan dalam perhitungan

luas lantai pabrik adalah 250%.

Bangunan kantor. Pada suatu perusahaan adakalanya pabrik

dengan kantor tepisah dan ada juga yang menyatu, semua

tergantung kepada situasi dan kondisinya. Kebutuhan luas kantor

dapat dihitung berdasarkan jumlah orang yang menempatinya.

Kebutuhan luas untuk kantor termasuk lorong dan kamar mandi

adalah 8-12 m2 per orang.

Bangunan Gudang. Luas gudang minimal didasarkan

kapasitas simpan minimalnya.

Bangunan bengkel. Kebutuhan luas bangunan bengkel

minimal enam kali total luas seluruh kebutuhan luas untuk

peralatan bengkel.

Laboratorium pengujian mutu. Pada pabrik makanan ternak

pengujian mutu dilakukan pada bahan-bahan baku yang baru

masuk, bahan-bahan dalam proses dan produk.Ukuran luas

bangunan ataupun ruangannya tergantung pada kebutuhan.

Page 16: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 21

Bangunan prasarana. Bangunan prasarana antara lain

adalah:

Rumah pompa air Tangki air Bangunan pagar dan rumah jaga Jalan dalam pabrik Selokan pembuangan air hujan dan air limbah Bangunan parkir (bisa berupa dermaga, helipad dan tempat

parkir) Taman dan halaman Bangunan rumah dinas Bangunan kamar mandi dan WC para pekerja Bangunan power house

Kebutuhan luas total untuk bangunan adalah jumlah seluruh

kebutuhan luas bangunan industri ditambah luas bangunan

prasarana. Kebutuhan luas tanah yang diperlukan untuk

merealisasikan kebutuhan luas bangunan adalah minimal 6 (enam)

kali dari luas bangunan yang diperlukan.

2.3.2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PEMBUATAN DISAIN BANGUNAN:

1. Fleksibilitas: yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah apabila dapat

dilakukan perubahan dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

Fleksibilitas ini menyebabkan bangunan menjadi agak lambat

tua/ketinggalan jaman dan dapat mengikuti perubahan teknologi.

2. Kemungkinan perluasan/ekspansi: Bila dikemudian hari perusahaan

mengalami kemajuan, maka perusahaan akan merencanakan

penambahan/perluasan kapasitas dan hasil. Oleh sebab itu

manajer dari awal sudah menyiapkan rencana untuk kebutuhan-

kebutuhan jangka panjang.

3. Fasilitas bagi karyawan/pegawai: berguna supaya pekerja mempunyai

kesenangan kerja, moril yang tinggi dan produktivitas yang besar.

Fasilitas lain yang dibutuhkan adalah fasilitas bagi kendaraaan,

tempat pekerja istirahat, kamar kecil, cafetaria dan sbeagainya.

4. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja: hal ini

mengharuskan bangunan yang didirikan perlu dilengkapi dengan

Page 17: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 22

alat-alat pencegah kebakaran, tanda bahaya kebakaran otomatis,

pintu-pintu darurat, pipa-pipa air yang menyambung keluar

gedung dan lampulampu tanda bahaya.

5. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan: hendaknya dihindari seperti asap,

debu, udara, penerangan dan lain-lain.

6. Kekuatan dan kapasitas lantai: untuk menampung mesin-mesin dan

peralatan lainnya maka lantai bangunan haruslah dibangun

dengan kekuatan dan kapasitas yang cukup besar.

7. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan apakah bangunan akan menggunakan

alat pemanas, material handling, AC dan air yang akan

ditempatkan dibagian atas.

2.3.3. KARAKTERISTIK BANGUNAN PABRIK:

Dalam menyiapkan bangunan pabrik maka perlu diperhatikan

karekteristik bangunan yang terdiri dari 19 macam (Apple, 1977),

yaitu:

1. Ukuran 10. Elevator, ramps 2. Dimensi 11. Pintu: jumlah, ukuran, lokasi 3. Tinggi bangunan 12. Dock: Jumlah, ukuran,lokasi, tinggi 4. Desain struktur 13. Lampu 5. Tipe konstruksi 14. Column spacing 6. Level lantai 15. Fasilitas tarnsportasi 7. Kapasitas lantai 16. Unloading facilities 8. Batasan kapasitas 17. Lokasi bangunan 9. Kondisi lantai 18. Jumlah lantai

Page 18: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 23

2.3.4. GUDANG (STORAGE)

Secara umum gudang yang baik mengikuti metode berikut:

1. Penggunaan bangunan secara maksimum

2. Penggunaan yang efektif terhadap waktu, tenaga kerja dan

perlatan.

3. Akses yang tersedia kesemua bagian

4. Pergerakan materia yang cepat dan mudah

5. Identifikasi semua item secara mudah

6. Perlindungan yang maksimum terhadap material

7. Neat and orderly apperance

Dalam menyiapkan bangunan gudang maka perlu

diperhatikan karekteristik bangunan yang terdiri dari 22 macam

(Apple, 1977), yaitu:

1. Jumlah ruang yang tersedia/dibutuhkan

12. Elevator, ramps

2. Dimensi, shape 13. Pintu: jumlah, ukuran, lokasi 3. Tinggi bangunan 14. Dock: Jumlah, ukuran,lokasi, tinggi 4. Desain struktur 15. Lampu 5. Tipe konstruksi 16. Column spacing 6. Level lantai 17. Kebutuhan Aisie –jumlah, tipe,

lokasi, lebar 7. Kapasitas lantai 18. Loading and Unloading facilities 8. Metode handling 19. Kebutuhan keamanan 9. Kondisi lantai 20. Lokasi jalan

10. Kondisi lantai 21. Tingkat lantai 11. Lingkungan 22. Lokasi bangunan

2.4.  Perencanaan Tata Letak (Plant Lay Out) 

Setiap susunan dari mesin-mesin dan peralatan

produksi dalam suatu pabrik disebut lay out (tata letak).

Perencanaan tata letak adalah pengaturan tempat sumber

daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Tata

letak yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang

teraturdan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh yang

ada didalam pabrik.Fasilitas pabrik adalah mesin-mesin,

service area, termasuk tempat penerimaan dan pengiriman

Page 19: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 24

barang, tempat maintenance, gudang dan sebagainya.

Herjanto (1999) menyatakan tujuan penyusunan tata letak

untuk mencapai suatu sisitem produksi yang efisien dan

efektif melalui:

1. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal

2. Penggunaan

2.4.1. TUJUAN TATA LETAK (LAY OUT)

Secara umum, tujuan penyusunan tata letak adalah untuk

mencapai suatu system produksi yang efesien dan ekonomis,

melalui:

a. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal

b. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum

c. aliran bahan dan produk jadi lancar

d. kebutuhan persediaan yang rendah

e. pemakaian ruang yang efisien.

f. Ruang gerak yang cukup untuk operasional ataupun

pemeliharaan

g. Biayan produksi dan dan investasi modal yang rendah

h. Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan

i. Keselaman kerja yang tinggi

j. Suasana kerja yang baik

Efektifitas dari pengaturan tata letak (Lay out) suatu kegiatan

produksi dipengaruhi oleh enem factor:

1. Material handling: Perencanaan tata letak harus memperhatikan

gerakan dari material atau manusia yang bekerja.

2. Utilisasi ruang: Perkembangan teknologi memungkinkan

penataan mesin-mesin dalam arah horizontal dan berada dalam

satu lantai, melainkan arah vertical.

3. Mempermudah pemeliharaan: Pemeliharaan/perawatan mesin

selain berpengaruh terhadap mutu produk, juga terhadap usia

Page 20: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 25

mesin. Tata letak mesin harus harus menyediakan ruang gerak

yang cukup bagi pemeliharaan mesin.

4. Kelonggaran gerak: Perencanaan harus memperhatikan

kelonggaran gerak bagi operator/karyawan sehingga

menimbulkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja dan dapat

mengurani kecelakaan kerja.

5. Orientasi produk: Perencanaan tata letak dipengaruhi oleh jenis

produk yang dihasilkan.

2.4.2. KERUGIAN LAY OUT YANG BURUK

Lay out yang buruk dapat menghalangi operasi, karena:

1. Bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana urutan

proses berliku-liku karena susunan mesindan ruangan yang ada.

2. Handling cost tinggi, karena makin banyak

perpindahan/pengangkutan bahan.

3. Gudang dan tempat proses produksi selalu penuh dengan bahan-

bahan atau hasil produksi yang sedang dikerjakan.

4. Ruang produksi, mesin-mesin dan fasilitas lainnya disusun

secara tidak teratur (berserakan) sehingga mengganggu

kelancaran produksi.

5. Service area letaknya sempit dan letaknya tidak memuaskan

(misalnya service area untuk mesin-mesin letaknya jauh dari mesin-

mesinnya, sehingga kesukaran pengangkutan.

6. Bahan dalam proses sering rusak atau hilang.

7. Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tepat

pada waktu yang ditentukan.

8. Tempat penerimaan barang tidak dapat segera dikosongkan,

sehingga memperlambat pembongkaran barang-barang yang tiba

dipabrik.

Gambar dibawah ini contoh lay out bangunan dan peralatan

pengolahan pakan ternak dengan kapasitas 1,500 kg/hr. Ukuran

pabarik 10 meter x 10 meter. Kebutuhan listrik untuk alat dan

Page 21: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 26

penerangan 25.000 wat atau sekitar 34 Hp. Tenaga lsitrik dari PLN

atau genset.

PINTU

4 m 1 2

11 3

10 12 4

9

8 7 6 5

Sumber: Alamsyah (2005)

Keterangan: Ruangan tidak perlu disekat kecuali untuk kantor.

1 Ruang kantor 7 Mixer 2 Tempat bahan baku 8 Pelletizer (mesin pellet) 3 Hammer mill 9. Alat penganginan (cooling) 4 Disk mill 10. Tempat pengemasan 5 Ruang servis alat 11. Tempat produk 6. Shifter (ayakan) 12. Timbangan

Tentunya bentuk dan ukuran pabrik pakan akan berbeda

seperti Tabel berikut:

Page 22: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 27

No Karakteristik Skala

Kecil Menengah Besar 1. Kapasitas Produksi 5-10 ton >10 ton 10.000

ton/bulan 2. Tenaga kerja 5-10 orang 10-20 orang Ratusan

orang 3. Sumber listruik Genset

PLN 30-50 Kw Genset PLN 50-100 KW

PLN

4. Bangunan pabrik 100-200 m2 400 m2 >1000 m2 5. Produsen mesin dan

peralatan Sebagian local Sebagian local

dan sebagian impor.

Seluruhnya impor

Sumber: Diolah dari Alamsyah (2005)

2.5.  Material Handling 

Pengertian Material handling adalah merupakan kegiatan

mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan atau

barang-barang dalam proses dalam pabrik, atau dengan kata lain

kegiatan yang dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima

pabrik sampai saat produk akan dikeluarkan dari pabrik.

Kegiatan Material handling dalam pabrik secara detail adalah

sebagai brikut:

1. Penerimaan bahan-bahan baku dari supplier ke gudang yang

berarti penerimaan.

2. Pemindahan bahan-b ahan dari gudang ke pabrik, yang berarti

fabrikasi

3. Pemindahan barang-barang dalam pabrik., yang berarti pekerjaan

dalam proses.

4. Pemindahan barang jadi (produk) dari pabrik ketempat

penyimpanan yang berarti penggudangan.

5. Pemindahan produk dari bagian pengiriman ke konsumen yang

berarti transaksi.

Biaya yang digunakan dalam kegiatan material handling

dalam pabrik lebih kurang 25%-50% dari seluruh perongkosan

buruh. Sedangkan waktu yang digunakan untuk pemindahan

barang/bahan guna kegiatan produksi adalah sekitar 60-80%,

sedangkan kegiatan pengolahan memakan waktu antara 20-40%.

Page 23: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 28

Biaya material handling dapat dikurangi atau dengan

dikurangi dengan menerapkan prionsip-prinsip material handling

dengan cara:

1. Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila

mungkin dari semua pekerjaan dalam pabrik.

2. Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarikan atau

dikurangi harus dimekanisasikan , seperti menggunakan ban

berjalan (conveyor). Dengan cara ini bahan-bahan pakan yang

akan diolah atau ransum yang sudah jadi tidak lagi diangkut

oleh manusia tapi cukup diletakkan dalam ban berjalan.

3. Alat-alat handling dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi

atau efisiensi dan berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.

4. Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien

dalam pabrik

5. Dalam menerapkan plant lay out baru atau memperbaiki lay out

yang ada, semua pekerjaan material handling harus

direncanakan dengan baik.Sebelum memutuskan penggunakan

suatu perlatan handling yang mekanis perlu dibuatkan suatu

analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan apa

yang paling sesuai dan paling ekonomis utnuk pekerjaan

tersebut.

6. Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau

membuat perubahan atas peralatan-peralatan yang ada haruslah

dibicarakan, dan diterima oleh semua pihak yang

berkepentingan.

Material handling yang baik dan efisien dapat dapat memberikan

keuntungan sebagai berikut:

1. Biaya handling menjadi lebih murah atau mudah, karena bahan-

bahan pakan dan ransum bergerak lebih cepat dn tenaga kerja

yang digunakan lebih hemat.

2. Hasil yang dapat ditampung oleh pabrik lebih banyak, karena

penggunaan ruang lebih efektif.

Page 24: Perencanaan Usaha Dibidang Industri Makanan Ternak

Industri Makanan Ternak | 29

3. Berkurangnya waktu yang tidak produktif, karena waktu

menganggurnya mesin dan tenaga manusia dapat dikurangi.

4. Mempertinggi keselamatan pekerja, dan mencegah kerusakan

barang-barang yang dihasilkan.

5. Menaikkan semangat para pekerja, karena dpapat dikuranginya

kelelahan para pekerja sebab dipergunkannya alat-alat handling

ban berjalan dan kereta dorong.