Upload
oghie-c-borpas
View
84
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
peternakan, unggas
Citation preview
Industri Makanan Ternak | 6
II. PERENCANAAN USAHA DIBIDANG INDUSTRI MAKANAN TERNAK
2.I. Perencanaan Pendirian Pabrik
2.1.1. KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK (plant feasibility)
Penyusunan suatu perencanaan pendirian pabrik makanan
ternak melalui tiga tahapan penting yang dibutuhkan. Tahap pertama
yaitu eksplorasi informasi yang bertujuan untuk menjajagi segala
macam informasi yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik ini. Tahap
kedua penyusunan strategi yang bisa mengantarkan usaha ini menuju
keberhasilan yang gemilang. Setiap strategi yang diambil pada tahap
kedua ini akan mempunyai dua dampak yang tidak terpisahkan,
yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Berdasarkan jenis-jenis manfaat
dan biaya yang diperkirakan akan muncul maka tahap ketiga yaitu
perkiraan hasil.
Informasi dasar yang diperlukan dalam merencanakan suatu
pabrik makanan ternak adalah sebagai berikut:
1. Menentukan daerah pemasaran
a. Daerah tersebut surplus atau defisit (kekurangan) bahan baku
pakan ternak. Misalnya sumber pakan seperti jagung, dedak,
tepung ikan, bungkil kelapa dll.
b. Jenis tanaman penghasil biji-bijian yang ditanam didaerah
tersebut. Informasi yang dibutuhkan misalnya data luas areal
tanam, jumlah produksi dan produktivitas dari berbagai jenis
bahan pakan.
c. Trend masa datang pada biji-bijian sumber pakan yang
potensial.
d. Ketersediaan bahan-bahan pakan lain seperti sumber mineral
dan vitamin.
Industri Makanan Ternak | 7
2. Menetapkan potensi penjualan pakan
a. Hitung jumlah ternak unggas dan ternak lainnya di daerah
pemasaran. Data yang diperlukan ini tersedia pada Kantor
Statistik dan sebaiknya dilihat data selama 5 tahun
belakangan.
b. Hitunglah daerah yang potensial untuk perkembangan berbagai
jenis ternak dan besarnya konsumsi ransum selama satu
tahun. Besarnya konsumsi pertahun dapat dihitung
berdasarkan pengalaman didaerah tersebut, survai pada
peternakan, konsultasi dengan lembaga penelitian dan institusi
pendidikan seperti fakultas peternakan.
c. Lakukan review terhadap statistik penjualan pakan. Perlu
diperhatikan tingkat akurasi data. Hal ini ditentukan dari
metode pengumpulan dan pengolahan data dengan memban-
dingkan darta sejenis dari lokasi yang berbeda atau dengan
membandingkan data untuk beberapa tahun.
3. Menentukan kebutuhan peternak. Kebutuhan peternak terhadap
pakan ternak dapat dikelompokkan atas beberapa kelompok.
a. Berdasarkan formulasi pakan misalnya ransum komplet, pakan
suplemen, basal mix, premix.
b. Jenis Pakan misal tepung (meal), crumble, pellet, blok dan cair
c. Bahan-bahan pakan
d. Jumlah pemasok, lokasi para pemasok, jenis kualitas dan
kapasitas para pemasok.
e. Pelayanan
4. Lakukan analisis terhadap persaingan pada daerah pemasaran.
Informasi yang perlu diketahui tentang perusahaan pesaing
adalah:
a. Jumlah perusahaan pesaing yang beroperasi di daerah
pemasaran
b. Jenis dan harga pakan yang dijual
c. Kebijakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan kompetitor
Industri Makanan Ternak | 8
d. Pelayanan yang dilakukan kepada pelanggan misalnya pesanan
diantar ke alamat peternak, technical service (TS).
e. Fasilitas yang digunakan dalam pemasaran pakan ternak misal
gudang tempat penyimpanan pakan.
f. Lokasi pesaing
g. Personil atau tenaga kerja
h. Kontrak khusus misalnya Program Kemitraan Inti-Plasma dan
Program lainnya.
i. Kekuatan dan kelemahan pesaing
5. Pengembangan Rencana Jangka Panjang
Mengembangkan rencana jangka panjang meliputi:
a. Menentukan persentase pembagian pasar pakan yang dan
hitung proyeksi tersebut 5 tahun mendatang.
b. Ramalkan penjualan untuk tahun sekarang dan sembilan
tahun mendatang baik dalam jumlah total penjualan pakan,
berdasarkan jenis pakan, bentuk pakan dan lainnya.
6. Tentukan program pemasaran
Berdasarkan kajian terhadp hal diatas maka dapat ditentukan
strategi pemasaran yang meliputi:
a. Cara pendistribusian yang akan digunakan: franchise, dealer,
penjualan langsung.
b. Iklan dan promosi
c. Kebijakan kredit yang akan dijalankan
2.1.2. MENGHITUNG KEBUTUHAN PAKAN TERNAK
Untuk mengetahui berapa banyak pakan ternak yang
dibutuhkan tentunya harus diketahui populasi ternak dari berbagai
jenis, baik ternak unggas, ruminansia dan ternak babi.
Perkembangan populasi ternak secara statistik mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Ditjennak
(1993), di Indonesia dalam kurun waktu 1969-1991 perkembangan
populasi sapi perah meningkatkan ra-ta-rata 13,1% per tahun, sapi
Industri Makanan Ternak | 9
potong 2,6%, kerbau 2,0%, kambing 2,2%, domba 2,3%, babi 2,5%,
kuda 3,5%, ayam buras 5,5%, ayam petelur 4,6%, itik 2,0% dan
ayam pedaging 27,8% (1980-1991). Populasi ternak dan
peningkatannya populasi untuk setiap propinsi dan kabupaten
tentu akan bervariasi setiap tahunnya.
Untuk mengetahui berapa banyaknya pakan yang dikonsumsi
oleh berbagai jenis ternak dalam kurun waktu tertentu, misalnya
setiap bulan atau tahun, maka jumlah populasi ternak dapat
dikalikan dengan besarnya konsumsi setiap jenis ternak (Tabel 2).
Berdasarkan data ini, maka bisa dibuat suatu perkiraan atau
proyeksi untuk beberapa tahun mendatang.
Dalam merencanakan pendirian pabrik makanan ternak baik
besarnya populasi ternak serta kebutuhan pakannya merupakan
faktor yang harus diketahui terlebih dahulu. Faktor penting lainnya
harus diperhatikan adalah perkembangan penduduk, kenaikan
pendapatan per kapita serta besarnya konsumsi daging, telur dan
susu. Dalam penggunaan data yang tersedia perlu diperhatikan
keakuratan data yang digunakan.
Untuk menghitung kenaikan populasi ternak selama beberapa
tahun dapat dengan menggunakan rumus :
r = (Pt/Po)1/n - 1
dimana: r = pertumbuhan per tahun Pt = Populasi ternak pada tahun t Po = Populasi ternak pada tahun o n = jumlah jarak tahun
Sedangkan perkiraan populasi ternak dapat dihitung dengan
rumus berikut:
Pt = Po (1+r)n
dimana: Pt = Populasi ternak pada tahun ke t Po = Populasi ternak pada tahun ke o r = Angka pertumbuhan populasi ternak dalam setahun n = Jumlah jarak tahun
Industri Makanan Ternak | 10
Tabel 2. Panduan Untuk Perkiraan Konsumsi Pakan pada Berbagai Jenis Ternak per tahun
Class Feeds per animal (pounds) Feeds Units Complete Feed Tons
Per Feed Unit Poultry
Chicks Raised (22 week)
22
1.000
11,0 Layers 84 1.000 42,0 Broiler 8 1.000 4,0 Turkeys Raised
Light 22 1,000 11,0 Heavy 65 1.000 32,5
Turkeys breeders 90 1,000 45,0 Dairy1)
Milk Cows 5.380 100 263,0 Replacement Heifers 1.600 100 80,0 Calves up to 6 months 750 100 37,5
Milk Replacer 30 100 1,5 Calf Starter 140 100 7,0 Calf Grower 580 100 29,0
Hogs (castrated male) Pid saved-Pre starter 5 100 0,25
Starter (up to 50 lbs) 55 100 2,75 Grower (50-100 lbs) 175 100 8,75 Finisher (100-225 lbs) 545 100 27,25
Sows(2 litters) 2.200 100 110 Beef cattle 1)
Cows 180 100 9,0 Heifers 120 100 6,0 Feeding
Background 400 100 2,0 Full feed 2,500 100 125,0
Sheep 1) Ewes 30 100 1,5 Replacements Feeding 350 100 17,5
Horse Light Activity 2.300 100 115,0 Medium Activity 3,200 100 160,0 Heavy Activity 4,200 100 210,0
Rabbits Does 175 100 8,75 Fryers-4 lbs 9 100 0,45
Fish Catfish 2,0 1.000 1,0 Trout 2,0 1.000 1,0
1). Excluding Roughage Sumber: Robert W. Schoeff dalam Feed Manufacturing Technology (1985)
2.2. Perencanaan Lokasi Pabrik (Plant Location)
Lokasi pabrik dipilih berdasarkan dua alternatif yaitu mende-
kati pasar atau mendekati sumber bahan baku yang tujuannya
adalah meminimalkan biaya transportasi (ongkos angkut). Beberapa
pabrik pakan ternak didirikan dipusat kota seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota lainnya, sedangkan pabrik lainnya
didirikan dekat dengan bahan baku seperti kota Bandar Lampung.
Industri Makanan Ternak | 11
Pendirian pabrik pakan ternak tanpa memperhatikan
pertimbangan ekonomis, akan menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan dalam mempertahankan eksistensinya. Hal ini disebabkan
perusahaan tidak beroperasi secara lancar, efisien dan efektif,
sehingga biaya produksi yang dikeluarkan akan menjadi tinggi.
Misalnya mendirikan pabrik pakan ternak jauh dari pasar dan juga
jauh dari sumber bahan baku tentunya hal ini akan menyebabkan
biaya produksi akan semakin besar.
Penentuan lokasi pabrik yang tepat dan baik akan
menentukan: (1) kemampuan melayani konsumen akan memuaskan,
(2) mendapatkan bahan-bahan baku yang cukup dan kontinue
dengan harga yang memuaskan, (3) mendapatkan tenaga kerja yang
memuaskan dan (4) memungkinkan diadakannya perluasan
dikemudian hari.
Kesalahan pemilihan lokasi dapat mengakibatkan: (1)
tingginya biaya trnasportasi, (2) kekurangan tenaga kerja, (3)
kehilangan kesempatan bersaing, (4) tidak cukup bahan baku
tersedia atau hal-hal yang serupa yang mengganggu kelancaran
perusahaan, yang akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya
pendapatan perusahaan.
Perencanaan yang sudah dibuat suatu saat bisa berubah,hal
ini disebabkan:
1. berpindahnya pusat kegiatan bisnis
2. berubahnya adat kegiatan masyarakat
3. berpindahnya konsentrasi pemukiman
4. adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik
5. meningkatnya kapasitas produksi perusahaan
2.2.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK
Untuk mendapatkan lokasi suatu pabrik yang tepat, perlu
memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan
Industri Makanan Ternak | 12
perusahaan. Menurut Assauri (1993) dan Herjanto(1999), faktor-
faktor itu terbagi dua yaitu faktor utama dan faktor sekunder:
A. Faktor Utama: Faktor utama yang berpengaruh adalah: (1) letak
dari pasar, (2) sumber-sumber bahan baku, (3) ketersediaan tenaga
kerja, (4) ketersediaan tenaga listrik dan (5) fasilitas pengangkutan
Letak dari Pasar. Alasan utama perusahaan mendirikan pabrik
dekat dengan daerah pemasaran hasil produksinya agar supaya
dapat dengan cepat melayani konsumen atau barang hasilnya dapat
cepat sampai dipasar. Bila pabrik dengan pasar maka hasil
produksinya akan lebih cepat sampai pada konsumen (peternak).
Disamping itu biaya pengangkutan akan menjadi lebih murah,
sehingga harga dapat ditekan. Bila harga jual lebih rendah maka
diharapkan penjualan produk akan lebih banyak.
Pada pabrik makanan ternak faktor ini menjadi penting
karena masih banyak bahan baku yang diimpor, sehingga pemilik
pabrik perlu memikirkan dekat dengan pelabuhan dan juga tidak
terlalu jauh dari pasar.
Letak Sumber Bahan Baku. Perusahaan sangat berkepentingan untuk
selalu dapat memperoleh jumlah bahan baku yang dibutuhkan
dengan mudah, layak harganya, kontinue dan biaya pengangkutan
yang rendah serta tidak rusak sehingga bila diproses menjadi pakan
ternak biaya produksinya dapat ditekan dan berkualitas baik.
Ada dua pertimbangan yang mendasari perusahaan untuk
memilih lokasi di tempat bahan baku dan sekitarnya:
a. Tingkat kebutuhan (necessity). Bagi pabrik makanan ternak
beroperasi langsung di tempat bahan baku berada akan lebih
mudah dari pada mengangkut bahan baku ke lokasi lain untuk
diolah.
b. Tingkat ketahanan rusak (perishability). Banyak bahan baku untuk
pabrik pakan ternak yang tidak tahan lama atau rusak dalam
jangka waktu tertentu. Dalam hal ini perusahaan berusaha
Industri Makanan Ternak | 13
mendekati lokasi bahan baku dengan tujuan mencegah
kerusakan bahan baku selama pengangkutan menuju lokasi
pengolahan.
Ketersediaan Tenaga Kerja. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan lokasi pabrik yang meliputi: tingkat kecakapan yang
dibutuhkan, kuantitas yang mencukupi, dan tinggi rendahnya upah.
Tenaga kerja dapat digolongkan dalam dua kelompok,yaitu
tenaga kerja dengan kemampuan kecakapan yang tinggi (skilled worker)
dan tenaga kerja yang berkemampuan rendah (low skilled worker). Fokus
perusahaan biasanya ditujukan terhadap tenaga kerja yang
berkemampuan rendah .
Ketersediaan Tenaga Listrik. Pabrik pakan ternak memerlukan tenaga
listrik yang besar untuk menjalankan mesin-mesin, tenaga pemanas,
pendingin ataupun untuk penerangan. Pada pabrik makanan ternak,
semua mesin dan peralatan digunakan pada saat yang bersamaan.
Apabila tidak tersedia sumber tenaga listrik yang mencukupi,
tentunya pabrik harus membangun sendiri pembangkit listrik.
Tentunya hal ini akan memerlukan investasi besar yang dapat
menambah biaya modal.
Dalam hal ketersediaan tenaga listrik yang perlu mendapat
perhatian adalah dayanya dan mutu/kestabilan arus listrik, sumber
tenaga listrik, berapa KVA kebutuhan tenaga listrik, berapa
voltase,pemakaian bahan bakar dll.
Fasilitas Pengangkutan. Pengangkutan (transportasi) merupakan
suatu faktor yang perlu diperhatikan, karena kegiatan pengangkutan
meliputi mengangkut bahan baku dan pakan yang sudah jadi dapat
memakan waktu dan biaya yang sangat besar. Fasilitas
pengangkutan yang biasa digunakan adalah kereta api, angkutan
jalan raya, angkutan air dan angkutan udara. Pada pabrik makanan
ternak yang lazim digunakan sebagai sarana pengangkutan adalah
Industri Makanan Ternak | 14
kereta api, angkutan jalan raya (truk kontainer, truk ringan, van dan
mobil bak terbuka dan angkutan air.
B. Faktor Sekunder, yaitu: Ketersediaan Air. Pada umumnya setiap pabrik membutuhkan air,
akan tetapi jumlahnya bervariasi untuk setiap pabrik. Pada pabrik
pakan ternak air dibutuhkan untuk pemanasan (boilers), sanitasi,
pencegah kebakaran dan toilet.
Fasilitas Perumahan, pendidikan, perbelanjaan dan telekomunikasi. Bila fasilitas
perumahan yang dibutuhkan oleh karyawan tidak tersedia disekitar
pabrik, tentunya pihak perusahaan harus menyediakan perumahan.
Penyediaan fasilitas perumahan akan menambah biaya modal.
Fasilitas pembelanjaan adalah terdapatnya lembaga-lembaga
keuangan seperti bank, koperasi simpan pinjam dll. Ketersediaan
lembaga-lembaga keuangan atau perbankan sangat mebantu sekali
bagi hidup dan kehidupan perusahaan misal memberikan kredit dan
service lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan dunia
perdagangan. Fasilitas pendidikan menjadi penting diperhatikan
karena karyawan yang bertempat tinggal disekitar pabrik
membutuhkan pendidikan untuk anak-anaknya. Telekomunikasi
merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
perusahaan seperti telepon, fax, internet dll.
Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan Pencegahan Kebakaran .Setiap pabrik
haruslah mempunyai pelayanan kesehatan untuk pekerjanya baik
dalam bentuk pelayanan langsung maupun asuransi kesehatan,
jaminan keamanan dalam bekerja seperti peralatan dan pakaian
kerja.. Pencegah kebakaran seperti racun anti api dan kran-kran air
yang mampu meompakan air bila terjadi kebakaran haruslah
dipunyai oleh pabrik. Ketiga factor ini haruslah sesuai dengan
standard nasional.
Peraturan Pemerintah Setempat. Setiap daerah mempunyai peraturan
daerah (PERDA) yang mungkin berbeda antar daerah. Perlu
Industri Makanan Ternak | 15
diperhatikan apakah peraturan yang berlaku menguntungkan
perusahaan atau sebaliknya menyebabkan pembengkakan biaya
produksi. Misalnya adanya aturan yang memungut restribusi
beberapa kali sehingga biaya produksi menjadi tinggi.
Tinggi rendahnya tingkat pajak perlu diperhatikan oleh pihak
perusahaan, terutama pajak yang ditentukan oleh pemerintah
setempat dan akan berbeda antar daerah. Beberapa Pemerintah
Daerah akan memberikan keringanan pajak untuk perusahaan yang
baru berdiri sehingga lokasi tersebut menjadi incaran banyak
perusahaan. Tetapi bisa saja Pemerintah Daerah akan memberikan
pajak yang relatif tinggi dibanding daerah lain.
Sikap Masyarakat. Sikap masyarakat dimana pabrik itu berada
turut menentukan berhasil atau tidaknya pabrik tersebut
dikemudian hari. Sikap masyarakat ini dapat berujud menghendaki, acuh
tak acuh atau menolak kehadiran pabrik tersebut. Dengan adanya sikap
yang baik dari mayarakat, maka masyarakat dapat tumbuh dan
mendapat keuntungan tertentu dari pemilihan lokasi tersebut
misalnya masyarakat tersebut bisa menjadi sumber tenaga kerja.
Sebaliknya, bila sikap masyarakat kurang baik akan menimbulkan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kepentingan
perusahaan.
Peraturan Lingkungan Hidup. Sebelum mendirikan pabrik haruslah
diketahui dengan jelas aturan-aturan tentang lingkungan hidup
terutama sekali perlu dilakukan analisis terhadap dampak yang
ditimbulkan oleh pabrik.
Pabrik pakan ternak akan memberikan dampak berupa
polusi udara, bau, suara ribut, air limbah, air tanah dan limbah
padat/beracun.
Biaya Tanah dan Bangunan. Bila biaya tanah dan bangunannya murah
biasanya dapat menarik bagi pendirian pabrik-pabrik baru atau
ekspansi karena biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.
Industri Makanan Ternak | 16
Sebaliknya bila tanah didaerah tersbut mahal maka perusahaan
akan mengalami kesulitan untuk memperoleh tanah yang cukup
luas. Disamping itu perlu diperhatikan beban pajak atas tanah dan
bangunan tersebut. Luas tanah yang dibutuhkan untuk
merealisasikan kebutuhan luas bangunan adalah minimal 6 kali
luas bangunan.
Luas Tempat Parkir. Tempat parkir sangat diperlukan terutama
untuk truk yang membawa bahan baku dan produk. Termasuk
tempat parkir disini adalah dermaga.
Saluran Pembuangan. Semua pabrik pakan umumnya menghasilkan
limbah padat. Pada pabrik yang menghasilkan produk sebesar
100.000 ton per tahun akan menghasilkan limbah padat (solid waste)
sebanyak 25 ton. Untuk menangani limbah ini maka perlu dibuat
saluran pembuangan yang memenuhi persyaratan.
Kemungkinan Perluasan. Dalam pemilihan lokasi perlu diperhatikan
kemungkinan perluasan dimasa yang akan datang, apakah mungkin
dilaksanakan atau tidak. Bila perusahaan mengembangkan pabrik
dengan lokasi yang jaraknya jauh dari pabrik semula tentunya akan
menimbulkan kesulitan seperti biaya transpor, pengawasan dan
persoalan yang seharusnya dapat satu tetapi menjadi dua seperti
listrik, mesin-mesin dan peralatan pabrik lainnya.
Karakteristik Tanah. Pabrik pakan ternak membutuhkan mesin-
mesin yang berat sehingga jenis tanah tempat pabrik akan didirikan
hendaknya menjadi perhatian. Faktor-faktor yang menyangkut tanah
ini adalah: luas dan keadaan tanah, to[pografi, pengairan, tempat
pembuangan air bekas dan kemungkinan adanya banjir.
2.2.2. METODE PENILAIAN LOKASI
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap lokasi pendirian pabrik makanan ternak, yaitu:
Faktor Rating, Analisis Nilai Ideal, dan Analisis Nilai Ideal.
Industri Makanan Ternak | 17
Faktor Rating yaitu adalah suatu pendekatan umum yang
berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai
alternatif lokasi. Prosedur yang digunakan dengan menggunakan
faktor rating ini adalah:
1. Tentukan faktor-faktor yang relevan seperti: lokasi pasar, bahan
baku, tenaga kerja, tenaga listrik dan faktor lainnya.
2. Berikan bobot krpada setiap faktor yang menunjukkan tingkat
kepentingannya terhadap faktor-faktor lain. Jumlah bobot untuk
semua faktor 100%.
3. Tentukan skala penilaian terhadap semua faktor misalnya 1
sampai dengan 100.
4. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi. Lokasi terbaik diberi
nilai maksimal, sedangkan alternatif lain mendapat nilai yang
proposional dibanting alternatif terbaik.
5. Kalikan bobot dengan nilai terbaik untuk setiap faktor dan
jumlahkan untuk setiap alternatif lokasi.
6. Pilih lokasi dengan nilai yang terbesar.
Tabel 3. Penilaian Lokasi Pabrik Berdasarkan Faktor Rating
Faktor yang dinilai Bobot (%) Lokasi I Lokasi II
Nilai B x N Nilai BxN Pasar 15 100 25 80 20 Bahan baku pakan 20 90 18 100 20 Tenaga kerja 20 100 20 90 18 Tenaga listrik 15 100 15 80 12 Air 20 60 6 100 10 Prasarana Umum 5 80 4 100 5 Perluasan 5 100 5 100 5 Jumlah 100 93 90
Berdasarkan hasil penilaian diatas maka lokasi yang dipilih adalah lokasi I .
Analisis Ekonomi. Metode ini menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatatif yang dilakukan secara
bersamaan sehingga lebih mendapatkan penilaian yang lebih
lengkap. Pendekatan kuantitatif adalah membandingkan total biaya
operasional dari masing-masing lokasi sedangkan pendekatan
kualitatif adalah membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat
Industri Makanan Ternak | 18
diukur dengan uang (rupiah), misalnya ketersediaan tenaga kerja,
jenis tenaga kerja, aktivitas serikat buruh, sikap masyarakat,
fasilitas pendidikan dan lain-lain.
Sebagai contoh kedua pendekatan tersebut digambarkan ke
dalam 2 buah tabel yaitu; tabel biaya dan tabel non biaya.
Tabel Biaya
Faktor Biaya*) Lokasi
I II III IV Biaya tenaga kerja 380 397 422 452 Biaya transportasi 98 90 80 72 Biaya umum dan Adm 37 27 33 32 Biaya bahan bakar dan utility 17 12 11 18 Jumlah biaya 532 526 554 574
*) dalam juta rupiah Tabel Biaya Faktor Non Biaya Lokasi
I II III IV Sikap masyarakat BS BS B BS Keaktifan serikat buruh B B BS K Fasilitas transportasi BS B B BS Fasilitas perumahan BNS B BS B Fasilitas kesehatan B BS C BS Fasilitas pendidikan BS BS B B Keamanan lingkungan KS BS BS C Sarana sosial C BS B C Peraturan daerah BS BS BS B Sumber air bersih K B BS BS
Keterangan: BS = Baik sekali , B = baik, C = cukup, K= kurang dan KS = kurang sekali
Untuk memudahkan melakukan analisis maka nilai-nilai
untuk faktor non biaya dikonversikan menjadi angka. Misalnya nilai
konversi yang digunakan adalah: BS= 5, B = 4, C = 3, K = 2 dan KS =
1. Bila nilai-nilai konversi ini sudah dimasukkan kedalam tabel non
biaya maka jumlah untuk masing-masing lokasi adalah: Lokasi I =
39, Lokasi II = 46, Lokasi III = 44 dan Lokasi IV = 42.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai pada
tabel biaya dan tabel non biaya yaitu pada tabel biaya dilihat biaya
operasional terendah dan pada tabel non biaya diambil nilai
tertinggi. Berdasarkan contoh diatas maka lokasi yang dipilih adalah
Lokasi II karena mempunyai faktor biaya terendah (Rp. 526 juta)
dan faktor non biaya tertinggi (nilai 46)
Industri Makanan Ternak | 19
2.3. Perencanaan Bangunan Pabrik
Maksud bangunan (building) pabrik didirikan adalah: untuk
melindungi bahan-bahan, peralatan dan karyawan dari kerusakan
akibat panas, hujan dan kehilangan.
Supaya maksud dan tujuan pembuatan bangunan pabrik
dapat tercapai maka perlu dilakukan perencanaan yang baik.
Assauri (1993) menyatakan bila bangunan pabrik tersebut baik
maka akan memberikan banyak keuntungan dengan jalan
mengurangi/menurunkan biaya pengolahan (manufacturing coct) dengan
jalan:
1. mengurangi work in process inventory
2. menekan biaya pemindahan bahan-bahan
3. menekan biaya penyimpanan
4. mengurangi waktu pengerjaan
5. menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan
pegawai
6. mengurangi biaya pemeliharaan (maintanance) pabrik.
7. mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas
pekerjaan.
8. memperbesar fleksibilitas dan kegunaan daripada pabrik.
9. mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh.
10. memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para
pekerja serta mengurangi turn over buruh.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
bangunan pabrik:
1. Bahan-bahan yang diolah
2. Proses pengolahan/produksi
3. Mesin dan peralatan (berat atau ringan dan jenis-jenis serta
urutan mesin-mesinnya)
4. Material handling
5. Fleksibiltas
Industri Makanan Ternak | 20
6. Keamanan dari bahaya kebakaran, kerusakan/ambruk dsbnya.
7. Kekuatan lantai dan bangunan dan bentuk/type bangunan dan
konstruksinya.
Menurut Ariyoto (1995) bangunan yang diperlukan untuk
sebuah industri biasanya meliputi:
2.3.1. BANGUNAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK INDUSTRI:
Bangunan pabrik. Luas bangunan pabrik ditentukan
berdasarkan keperluan untuk: menempatkan mesin-mesin produksi,
mesin pembantu, alat dan peralatan, bahan baku yang diletakkan
dibawah pabrik, barang dalam proses, barang jadi yang diletakkan
dibawah atap pabrik yang menunggu diangkut kegudang dan lorong
atau jalanan untuk lalu lintas bahan, alat dan orang. Disamping
untuk keperluan diatas perlu dipertimbangkan kelonggarannya.
Kolonggaran utnuk orang 100%, untuk bahan2 dan alat2 masing-
masing 75% sehingga jumlah yang diberikan dalam perhitungan
luas lantai pabrik adalah 250%.
Bangunan kantor. Pada suatu perusahaan adakalanya pabrik
dengan kantor tepisah dan ada juga yang menyatu, semua
tergantung kepada situasi dan kondisinya. Kebutuhan luas kantor
dapat dihitung berdasarkan jumlah orang yang menempatinya.
Kebutuhan luas untuk kantor termasuk lorong dan kamar mandi
adalah 8-12 m2 per orang.
Bangunan Gudang. Luas gudang minimal didasarkan
kapasitas simpan minimalnya.
Bangunan bengkel. Kebutuhan luas bangunan bengkel
minimal enam kali total luas seluruh kebutuhan luas untuk
peralatan bengkel.
Laboratorium pengujian mutu. Pada pabrik makanan ternak
pengujian mutu dilakukan pada bahan-bahan baku yang baru
masuk, bahan-bahan dalam proses dan produk.Ukuran luas
bangunan ataupun ruangannya tergantung pada kebutuhan.
Industri Makanan Ternak | 21
Bangunan prasarana. Bangunan prasarana antara lain
adalah:
Rumah pompa air Tangki air Bangunan pagar dan rumah jaga Jalan dalam pabrik Selokan pembuangan air hujan dan air limbah Bangunan parkir (bisa berupa dermaga, helipad dan tempat
parkir) Taman dan halaman Bangunan rumah dinas Bangunan kamar mandi dan WC para pekerja Bangunan power house
Kebutuhan luas total untuk bangunan adalah jumlah seluruh
kebutuhan luas bangunan industri ditambah luas bangunan
prasarana. Kebutuhan luas tanah yang diperlukan untuk
merealisasikan kebutuhan luas bangunan adalah minimal 6 (enam)
kali dari luas bangunan yang diperlukan.
2.3.2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PEMBUATAN DISAIN BANGUNAN:
1. Fleksibilitas: yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah apabila dapat
dilakukan perubahan dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Fleksibilitas ini menyebabkan bangunan menjadi agak lambat
tua/ketinggalan jaman dan dapat mengikuti perubahan teknologi.
2. Kemungkinan perluasan/ekspansi: Bila dikemudian hari perusahaan
mengalami kemajuan, maka perusahaan akan merencanakan
penambahan/perluasan kapasitas dan hasil. Oleh sebab itu
manajer dari awal sudah menyiapkan rencana untuk kebutuhan-
kebutuhan jangka panjang.
3. Fasilitas bagi karyawan/pegawai: berguna supaya pekerja mempunyai
kesenangan kerja, moril yang tinggi dan produktivitas yang besar.
Fasilitas lain yang dibutuhkan adalah fasilitas bagi kendaraaan,
tempat pekerja istirahat, kamar kecil, cafetaria dan sbeagainya.
4. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja: hal ini
mengharuskan bangunan yang didirikan perlu dilengkapi dengan
Industri Makanan Ternak | 22
alat-alat pencegah kebakaran, tanda bahaya kebakaran otomatis,
pintu-pintu darurat, pipa-pipa air yang menyambung keluar
gedung dan lampulampu tanda bahaya.
5. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan: hendaknya dihindari seperti asap,
debu, udara, penerangan dan lain-lain.
6. Kekuatan dan kapasitas lantai: untuk menampung mesin-mesin dan
peralatan lainnya maka lantai bangunan haruslah dibangun
dengan kekuatan dan kapasitas yang cukup besar.
7. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan apakah bangunan akan menggunakan
alat pemanas, material handling, AC dan air yang akan
ditempatkan dibagian atas.
2.3.3. KARAKTERISTIK BANGUNAN PABRIK:
Dalam menyiapkan bangunan pabrik maka perlu diperhatikan
karekteristik bangunan yang terdiri dari 19 macam (Apple, 1977),
yaitu:
1. Ukuran 10. Elevator, ramps 2. Dimensi 11. Pintu: jumlah, ukuran, lokasi 3. Tinggi bangunan 12. Dock: Jumlah, ukuran,lokasi, tinggi 4. Desain struktur 13. Lampu 5. Tipe konstruksi 14. Column spacing 6. Level lantai 15. Fasilitas tarnsportasi 7. Kapasitas lantai 16. Unloading facilities 8. Batasan kapasitas 17. Lokasi bangunan 9. Kondisi lantai 18. Jumlah lantai
Industri Makanan Ternak | 23
2.3.4. GUDANG (STORAGE)
Secara umum gudang yang baik mengikuti metode berikut:
1. Penggunaan bangunan secara maksimum
2. Penggunaan yang efektif terhadap waktu, tenaga kerja dan
perlatan.
3. Akses yang tersedia kesemua bagian
4. Pergerakan materia yang cepat dan mudah
5. Identifikasi semua item secara mudah
6. Perlindungan yang maksimum terhadap material
7. Neat and orderly apperance
Dalam menyiapkan bangunan gudang maka perlu
diperhatikan karekteristik bangunan yang terdiri dari 22 macam
(Apple, 1977), yaitu:
1. Jumlah ruang yang tersedia/dibutuhkan
12. Elevator, ramps
2. Dimensi, shape 13. Pintu: jumlah, ukuran, lokasi 3. Tinggi bangunan 14. Dock: Jumlah, ukuran,lokasi, tinggi 4. Desain struktur 15. Lampu 5. Tipe konstruksi 16. Column spacing 6. Level lantai 17. Kebutuhan Aisie –jumlah, tipe,
lokasi, lebar 7. Kapasitas lantai 18. Loading and Unloading facilities 8. Metode handling 19. Kebutuhan keamanan 9. Kondisi lantai 20. Lokasi jalan
10. Kondisi lantai 21. Tingkat lantai 11. Lingkungan 22. Lokasi bangunan
2.4. Perencanaan Tata Letak (Plant Lay Out)
Setiap susunan dari mesin-mesin dan peralatan
produksi dalam suatu pabrik disebut lay out (tata letak).
Perencanaan tata letak adalah pengaturan tempat sumber
daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Tata
letak yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang
teraturdan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh yang
ada didalam pabrik.Fasilitas pabrik adalah mesin-mesin,
service area, termasuk tempat penerimaan dan pengiriman
Industri Makanan Ternak | 24
barang, tempat maintenance, gudang dan sebagainya.
Herjanto (1999) menyatakan tujuan penyusunan tata letak
untuk mencapai suatu sisitem produksi yang efisien dan
efektif melalui:
1. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal
2. Penggunaan
2.4.1. TUJUAN TATA LETAK (LAY OUT)
Secara umum, tujuan penyusunan tata letak adalah untuk
mencapai suatu system produksi yang efesien dan ekonomis,
melalui:
a. Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal
b. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
c. aliran bahan dan produk jadi lancar
d. kebutuhan persediaan yang rendah
e. pemakaian ruang yang efisien.
f. Ruang gerak yang cukup untuk operasional ataupun
pemeliharaan
g. Biayan produksi dan dan investasi modal yang rendah
h. Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
i. Keselaman kerja yang tinggi
j. Suasana kerja yang baik
Efektifitas dari pengaturan tata letak (Lay out) suatu kegiatan
produksi dipengaruhi oleh enem factor:
1. Material handling: Perencanaan tata letak harus memperhatikan
gerakan dari material atau manusia yang bekerja.
2. Utilisasi ruang: Perkembangan teknologi memungkinkan
penataan mesin-mesin dalam arah horizontal dan berada dalam
satu lantai, melainkan arah vertical.
3. Mempermudah pemeliharaan: Pemeliharaan/perawatan mesin
selain berpengaruh terhadap mutu produk, juga terhadap usia
Industri Makanan Ternak | 25
mesin. Tata letak mesin harus harus menyediakan ruang gerak
yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
4. Kelonggaran gerak: Perencanaan harus memperhatikan
kelonggaran gerak bagi operator/karyawan sehingga
menimbulkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja dan dapat
mengurani kecelakaan kerja.
5. Orientasi produk: Perencanaan tata letak dipengaruhi oleh jenis
produk yang dihasilkan.
2.4.2. KERUGIAN LAY OUT YANG BURUK
Lay out yang buruk dapat menghalangi operasi, karena:
1. Bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana urutan
proses berliku-liku karena susunan mesindan ruangan yang ada.
2. Handling cost tinggi, karena makin banyak
perpindahan/pengangkutan bahan.
3. Gudang dan tempat proses produksi selalu penuh dengan bahan-
bahan atau hasil produksi yang sedang dikerjakan.
4. Ruang produksi, mesin-mesin dan fasilitas lainnya disusun
secara tidak teratur (berserakan) sehingga mengganggu
kelancaran produksi.
5. Service area letaknya sempit dan letaknya tidak memuaskan
(misalnya service area untuk mesin-mesin letaknya jauh dari mesin-
mesinnya, sehingga kesukaran pengangkutan.
6. Bahan dalam proses sering rusak atau hilang.
7. Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tepat
pada waktu yang ditentukan.
8. Tempat penerimaan barang tidak dapat segera dikosongkan,
sehingga memperlambat pembongkaran barang-barang yang tiba
dipabrik.
Gambar dibawah ini contoh lay out bangunan dan peralatan
pengolahan pakan ternak dengan kapasitas 1,500 kg/hr. Ukuran
pabarik 10 meter x 10 meter. Kebutuhan listrik untuk alat dan
Industri Makanan Ternak | 26
penerangan 25.000 wat atau sekitar 34 Hp. Tenaga lsitrik dari PLN
atau genset.
PINTU
4 m 1 2
11 3
10 12 4
9
8 7 6 5
Sumber: Alamsyah (2005)
Keterangan: Ruangan tidak perlu disekat kecuali untuk kantor.
1 Ruang kantor 7 Mixer 2 Tempat bahan baku 8 Pelletizer (mesin pellet) 3 Hammer mill 9. Alat penganginan (cooling) 4 Disk mill 10. Tempat pengemasan 5 Ruang servis alat 11. Tempat produk 6. Shifter (ayakan) 12. Timbangan
Tentunya bentuk dan ukuran pabrik pakan akan berbeda
seperti Tabel berikut:
Industri Makanan Ternak | 27
No Karakteristik Skala
Kecil Menengah Besar 1. Kapasitas Produksi 5-10 ton >10 ton 10.000
ton/bulan 2. Tenaga kerja 5-10 orang 10-20 orang Ratusan
orang 3. Sumber listruik Genset
PLN 30-50 Kw Genset PLN 50-100 KW
PLN
4. Bangunan pabrik 100-200 m2 400 m2 >1000 m2 5. Produsen mesin dan
peralatan Sebagian local Sebagian local
dan sebagian impor.
Seluruhnya impor
Sumber: Diolah dari Alamsyah (2005)
2.5. Material Handling
Pengertian Material handling adalah merupakan kegiatan
mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan atau
barang-barang dalam proses dalam pabrik, atau dengan kata lain
kegiatan yang dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima
pabrik sampai saat produk akan dikeluarkan dari pabrik.
Kegiatan Material handling dalam pabrik secara detail adalah
sebagai brikut:
1. Penerimaan bahan-bahan baku dari supplier ke gudang yang
berarti penerimaan.
2. Pemindahan bahan-b ahan dari gudang ke pabrik, yang berarti
fabrikasi
3. Pemindahan barang-barang dalam pabrik., yang berarti pekerjaan
dalam proses.
4. Pemindahan barang jadi (produk) dari pabrik ketempat
penyimpanan yang berarti penggudangan.
5. Pemindahan produk dari bagian pengiriman ke konsumen yang
berarti transaksi.
Biaya yang digunakan dalam kegiatan material handling
dalam pabrik lebih kurang 25%-50% dari seluruh perongkosan
buruh. Sedangkan waktu yang digunakan untuk pemindahan
barang/bahan guna kegiatan produksi adalah sekitar 60-80%,
sedangkan kegiatan pengolahan memakan waktu antara 20-40%.
Industri Makanan Ternak | 28
Biaya material handling dapat dikurangi atau dengan
dikurangi dengan menerapkan prionsip-prinsip material handling
dengan cara:
1. Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila
mungkin dari semua pekerjaan dalam pabrik.
2. Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarikan atau
dikurangi harus dimekanisasikan , seperti menggunakan ban
berjalan (conveyor). Dengan cara ini bahan-bahan pakan yang
akan diolah atau ransum yang sudah jadi tidak lagi diangkut
oleh manusia tapi cukup diletakkan dalam ban berjalan.
3. Alat-alat handling dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi
atau efisiensi dan berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
4. Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien
dalam pabrik
5. Dalam menerapkan plant lay out baru atau memperbaiki lay out
yang ada, semua pekerjaan material handling harus
direncanakan dengan baik.Sebelum memutuskan penggunakan
suatu perlatan handling yang mekanis perlu dibuatkan suatu
analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan apa
yang paling sesuai dan paling ekonomis utnuk pekerjaan
tersebut.
6. Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau
membuat perubahan atas peralatan-peralatan yang ada haruslah
dibicarakan, dan diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan.
Material handling yang baik dan efisien dapat dapat memberikan
keuntungan sebagai berikut:
1. Biaya handling menjadi lebih murah atau mudah, karena bahan-
bahan pakan dan ransum bergerak lebih cepat dn tenaga kerja
yang digunakan lebih hemat.
2. Hasil yang dapat ditampung oleh pabrik lebih banyak, karena
penggunaan ruang lebih efektif.
Industri Makanan Ternak | 29
3. Berkurangnya waktu yang tidak produktif, karena waktu
menganggurnya mesin dan tenaga manusia dapat dikurangi.
4. Mempertinggi keselamatan pekerja, dan mencegah kerusakan
barang-barang yang dihasilkan.
5. Menaikkan semangat para pekerja, karena dpapat dikuranginya
kelelahan para pekerja sebab dipergunkannya alat-alat handling
ban berjalan dan kereta dorong.