Upload
phamkhuong
View
247
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PERIBAHASA ARAB DALAM BUKU BAHASA GAUL IKHWAN
AKHWAT (Pendekatan Penilaian Penerjemahan )
Oleh Siti Hamidah
NIM: 106024000949
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010
PERIBAHASA ARAB DALAM BUKU BAHASA GAUL IKHWAN
AKHWAT (Analisis Pendekatan Penilaian Penerjemahan )
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Oleh
Siti Hamidah NIM: 106024000949
Pembimbing
Karlina Helmanita, M.Ag NIP: 19700121 1998032 002
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Peribahasa Arab Dalam Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
(Pendekatan Penilaian Penerjemahan)” telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
Rabu, 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah.
Jakarta, 22 September 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Ikhwan Azizi, MA. Dr. Ahmad Saekhuddin, M.Ag.
NIP: 19570816 1994031 001 NIP: 19700505 2000031 003
Anggota, Anggota,
Dr. H. A. Ismakun Ilyas, MA. Karlina Helmanita, M.Ag.
NIP: 150 274 620 NIP: 19700121 1998032 002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 17 September 2010
Siti Hamidah
NIM: 106024000949
PRAKATA
Puji Syukur senantiasa Penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang senantiasa
melimpahkan begitu banyak nikmat serta pertolongan kepada Peneliti, sehingga
karya ini bisa selesai dan hadir ke hadapan para pembaca. Salawat serta Salam
semoga selalu tercurahkan kepada teladan alam semesta, Kanjeng Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat. Semoga kita mendapatkan
“curahan syafa’atnya” di hari akhir nanti.
Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada civitas
academica UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, terutama kepada Prof. Dr.
Komaruddin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Dr. Wahid
Hasyim, MA., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Drs. Ikhwan Azizi, MA.,
Ketua Jurusan Tarjamah serta Sekertaris Jurusan Tarjamah, Dr. Ahmad
Saekhuddin, M.Ag.
Terima Kasih yang tak terhingga pula kepada Ibu Karlina Helmanita,
M,Ag yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi,
memberikan referensi serta memotivasi Penulis dalam proses penyusunan skripsi
ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas segala kebaikan Ibu.
Kepada Jajaran Dosen Tarjamah: Dr. Ismakhun Ilyas, MA, Bpk. Syarif
Hidayatullah, M.Hum, Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, Bpk. Irfan Abu Bakar,
MA, Bpk. Drs. A. Syatibi, M.Ag, dan lainnya. Terima kasih yang tak terhingga.
Semoga ilmu yang Penulis dapatkan menjadi manfaat di kemudian hari.
Penghormatan serta salam cinta Peneliti haturkan kepada Kedua Orang
Tua Penulis, Ayahanda KH. Muzaeni dan Ibunda Hj. Rohmah. Kepada kakak
dan adik Peneliti yang telah memberikan bantuan dan motivasi, sehingga Peneliti
bisa menyelesaikan studi ini. Selain itu, terima kasih atas senyum, pelukan dan
keceriaan kepada ketiga keponakan Iip Syarifah, Dalah, dan Siroj
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kawan seperjuangan di
Tarjamah Angkatan 2006, kepada Leni, Rina, Ade Erna, Suti, Kokom, Fuad,
Sulthon, dan lain-lani yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
mengingatkan kekurangan dan kekhilafan Penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
Selain itu tak lupa juga kepada kakanda Hasbulloh, S.S. yang senantiasa selalu
memberikan dukungan kepada peneliti. serta teman-teman BEM-J Tarjamah dan
juga kepada seluruh Kakak kelas dan adik kelas sehingga Penulis bangga menjadi
salah satu mahasiswa Tarjamah. Peneliti menghaturkan beribu terima kasih
kepada seluruh teman-teman atas pinjaman referensinya yang begitu berharga.
yang telah mencerahkan dan memberikan paradigma baru kepada Peneliti.
Semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi
semuanya. Saran serta kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk
interpretasi yang lebih baik lagi.
Ciputat, 17 September 2010
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
PERNYATAAN………………………………………………………... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………… iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………………. iv
PRAKATA……………………………………………………………… v
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN……………………….. ix
ABSTRAK………………………………………………………………. xii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………….. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………… 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………… 4
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………….. 4
E. Metodologi Penelitian…………………………………………….. 5
F. Sistematika Penulisan……………………………………………... 5
Bab II KERANGKA TEORI
A. Teori Peribahasa……………………………………………………… 7
1. Pengertian peribahasa…………………………………………….. 7
2. Macam-macam peribahasa…………………………………………. 9
B. Teori Penerjemahan……………………………………………………. 15
1. Pengertian penerjemahan……………………………………………. 15
2. Metode Penerjemahan………………………………………………. 18
C. Teori Penilaian Penerjemahan………………………………………… 20
1. Aspek penilaian hasil penerjemahan……………………………….. 20
2. Prinsip- prinsip penerjemahan yang baik…………………………… 21
3. Teknik menilai penerjemahan…………………………………….. 22
3.1. Perbandingan Dengan Teks Sumber…………………………. 22
3.2. Terjemahan Balik………………………………………………. 23
3.3. Tes Pemahaman………………………………………………… 24
3.4. Tes Kewajaran…………………………………………………. 25
3.5. Tes Keterbacaan……………………………………………….. 26
3.6. Pemeriksaan Konsistensi……………………………………… 27
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BUKU BAHASA GAUL
IKHWAN AKHWAT
A. Biografi Singkat Penulis …………………………………………. 29
B. Sinopsis Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat.................................. 31
C. Peribahasa dalam Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat .................... 32
BAB IV Analisis Penerjemahan Peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat Karya Syarif Hade Masyah
A. Analisis Jenis Peribahasa………………………………………… 39
B. Analisis Metode Penerjemahan…………………………………… 61
C. Analisis Penilaian Terjemahan…………………………………….. 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 122
B. Rekomendasi……………………………………………………… 123
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam Buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Padanan Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin T ط ا
Z ظ B ب
‘ ع T ت Gh غ Ts ث F ف J ج Q ق H ح K ك Kh خ L ل D د M م Dz ذ N ن R ر w و Z ز h ة S س ` ء Sy ش y ي S ص D ض
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
A. Vokal tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ---- a Fathah
---- i Kasrah
----- u Dammah
B. Vokal rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ي--- ai a dan i و--- au a dan u
C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu :
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ----ا/ي â a dengan topi di atas
ي---- î i dengan topi di atas و--- û u dengan topi di atas
3. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال , dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan ar- rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.
4. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda--- dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah melainkan al- darûrah, demikian seterusnya.
5. Ta Marbûtah
Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na’t) atau kata sifat (contoh no.2). namun jika huruf Ta Marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (contoh no.3)
No. Kata Arab Alih Aksara tarîqah طريقة 1 al-jâmi’ah al-islâmiyah الجامعة اإلسالمية 2 wihdat al-wujûd وحدة الوجود 3
6. Huruf kapital
Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama tempat, dan sebagainya), seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf “al” a tidak boleh kapital.
ABSTRAK Siti Hamidah “ Peribahasa Arab dalam Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat (Pendekatan Penilaian Penerjemahan)”. Di bawah bimbingan Karlina Helmanita, M.Ag.
Peribahasa Arab disebut juga dengan matsal yaitu ungkapan pendek yang beredar di masyarakat yang berisi tentang pikiran yang bijak, tentang aspek kehidupan manusia yang berubah-ubah. Peribahasa juga merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap susunanya, biasanya mengiaskan maksud tertentu dan juga termasuk bidal, ungkapan, dan perumpamaan. Peribahasa juga merupakan gambaran dari nilai-nilai kebudayaan, yang bisa kita temui kemiripan makna. Meskipun dengan ungkapan yang berbeda, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor kebudayaan.
Penerjemahan merupakan kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya. Idealnya terjemahan tidak akan dirasakan sebagai terjemahan. Namun, untuk mereproduksi amanat itu, mau tidak mau, diperlukan penyesuaian gramatis dan leksikal. Pemilihan metode terjemahan yang tepat juga berperan penting dalam kegiatan penerjemahan. Setelah proses penerjemahan selesai, penilaian terhadap terjemahan diperlukan untuk mengukur sejauh mana kualitas dari terjemahan tersebut.
Perlu diperhatikan dalam penilaian penerjemahan, yaitu ketepatan, kejelasan, dan kewajaran. Suatu terjemahan dikatakan memiliki ketepatan bila tidak menyimpang dari isi dan informasi yang terdapat di dalam teks asli bahasa sumber. Suatu terjemahan memiliki kejelasan yang baik maksudnya adalah bahwa terjemahan tersebut dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah oleh pembaca. Dan suatu terjemahan memiliki kewajaran artinya terjemahan tersebut menggunakan kalimat-kalimat yang tunduk terhadap aturan kaidah bahasa sasaran dan tidak asing bagi pembaca
Materi yang dianalisis dalam kajian ini adalah peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif Hade Masyah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penilaian penerjemahan Mildred L. Larson. Peneliti juga menganalisis jenis peribahasa, dengan materi jenis-jenis peribahasa yang terdapat dalam bab Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal yang di karang oleh Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I. selain itu, peneliti juga menganalisis peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat dengan metode penerjemahan Peter Newmark.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil terjemahan peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat sudah bagus. Di temukan jenis peribahasa yang kebanyakan menyampaikan nasihat dan pengajaran terhadap orang lain, sedangkan metode penerjemahan yang kebanyakan digunakan adalah metode penerjemahan semantis karena metode tersebut bersifat fleksibel dan memberi keluasan kepada penerjemah untuk berkreatifitas. Pada penilaian penerjemahan ada 51 peribahasa dengan terjemahan mudah, 17 peribahasa dengan terjemahan sedang, dan 2 dengan terjemahan sulit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap peribahasa Arab yang terdapat
dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat, peneliti menemukan jenis peribahasa
yang paling dominan yaitu jenis peribahasa العبرة terdapat 46 yaitu peribahasa
yang berupa kalimat lengkap berisi nasihat atau pengajaran., 12 peribahasa yang
termasuk jenis peribahasa ةجالح yaitu semboyan yang terjadi dari peribahasa
atau peribahasa yang dijadikan semboyan, 4 peribahasa yang termasuk jenis
peribahasa ثيدالح , yaitu peribahasa yang berisi perbandingan: terjadi dari
maksud ( yang tidak diungkapkan ) atau perbandingan ( yang diungkapkan) dan
kadang-kadang memakai kata: seperti, ibarat, bagaikan, macam, dan sebagainya,
12 peribahasa yang termasuk jenis peribahasa ةفالص , yaitu peribahasa yang
terjadi dari kalimat tidak lengkap, berisi hal-hal umum dan tidak berisi nasihat.
Sedangkan metode penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan
peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
kebanyakannya menggunakan metode semantis, ada 47 peribahasa, peribahasa
yang menggunakan metode penerjemahan idiomatis 10, peribahasa yang
menggunakan metode penerjemahan bebas 12, dan peribahasa yang menggunakan
metode penerjemahan komunikatif 2.
Tidak mudah bagi seorang penerjemah menggunakan satu gaya
terjemahan secara konsisten, sekalipun bisa maka hasil terjemahan tidak akan
124
125
baik. Terkadang ada teks Bsu yang sudah bisa dipahami/ tersampaikan maksud
yang dikandung hanya dengan menggunakan gaya terjemahan semantis, terkadang
teks Bsu baru bisa dipahami dengan menggunakan gaya terjemahan bebas, dan
begitu seterusnya.
Sedangkan penilaian penerjemahan, peneliti mengelompokkannya
berdasarkan hasil terjemahan. yaitu Peribahasa Dengan Tingkat Penerjemahan
Mudah ada 51 peribahasa, kemudahan itu dilihat dari ketepatan, kejelasan, dan
kewajaran dalam penerjemahannya. Peribahasa Dengan Tingkat Penerjemahan
Sedang ada 17 peribahasa, hal itu dilihat dari adanya salah satu unsur dari
ketepatan, kejelaan, dan kewajaran ada yang tidak terpenuhi. Peribahasa Dengan
Tingkat Penerjemahan Sulit ada 2 peribahasa, kesulitan itu dilihat dari tidak
adanya ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.
Rekomendasi
Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka Peneliti
berharap penelitian tentang peribahasa Arab yang terdapat dalam buku Bahasa
Gaul Ikhwan Akhwat bisa dilanjutkan kembali oleh peneliti berikutnya. Pada
penelitian ini, peneliti hanya menganalisis jenis peribahasa, metode dan aspek
penilaian penerjemahan. Pada aspek penilaian penerjemahan peneliti tidak secara
tuntas melakukan analisis karena penilaian penerjemahan tidak sampai pada tes
hasil penerjemahan yang mencakup tes pemahaman, tes keterbacaan, tes
kewajaran, terjemahan balik, dan pemeriksaan konsistensi. Oleh karena itu,
penelitian ini perlu diteliti lebih lanjut.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer,
digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh
suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk
kata, maupun tata kalimat.1
Di samping tata bahasa, dalam bahasa Indonesia juga dikenal peribahasa.
Dalam peribahasa terkandung suatu makna yang sangat mendalam dalam
kehidupan kita. Itulah sebabnya, banyak orang yang mengungkapkan peribahasa
untuk menyampaikan maksud yang ingin diungkapkannya.2
Peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku
bentuk makna dan fungsinya dalam masyarakat, bersifat turun-temurun,
digunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan,
pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup; mencakup bidal, pepatah,
perumpamaan, ibarat, pemeo.3
Peribahasa juga merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap
susunanya, biasanya mengiaskan maksud tertentu dan juga termasuk bidal,
ungkapan, dan perumpamaan. Peribahasa juga merupakan gambaran dari nilai-
nilai kebudayaan, yang bisa kita temui kemiripan makna. Meskipun dengan
ungkapan yang berbeda, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor kebudayaan.
1 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.
1. 2 Nur Arifin Chaniago dan Bagas Pratama, 3700 Peribahasa Indonesia (Bandung:
Pustaka Setia, 1998), h. 5. 3 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), h. 169.
1
Hal ini merupakan bukti dari teori realivitas bahasa, bahwa makna sebuah kata
terikat oleh lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu.
Di Indonesia ada banyak buku yang memuat tentang peribahasa,
diantaranya buku “Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat” karya Syarif Hade Masyah.
Penulis menganalisis peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karena
buku ini adalah buku tentang bahasa Arab gaul yang biasa digunakan oleh ikhwan
dan akhwat, bukan buku yang memuat secara keseluruhan peribahasa. Selain itu,
pengarang buku ini adalah dosen Peneliti di Jurusan Tarjamah, sehingga Peneliti
ingin menganalisis hasil terjemahannya.
Berikut ini adalah contoh peribahasa Arab yang terdapat dalam buku
Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
من قصرت حجته طال لسانه “ Air beriak tanda tak dalam”.4
Secara harfiah terjemahan di atas berarti “ Orang yang pendek argumennya, maka
panjang lisanya”. Akan tetapi, dalam kasus ini, penerjemah menggunakan metode
penerjemahan idiomatik karena menghadirkan kesan keakraban dan ungkapan
idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya.5 Selain “air beriak tanda tak
dalam”, peribahasa di atas juga bisa diterjemahkan dengan “ Tong kosong nyaring
bunyinya” atau orang yang bodoh, namun banyak omong.
دج ود جنم
“Siapa yang berusaha pasti akan berhasil”6
4 Syarif Hade Masyah, Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat (Depok: Qultum Media, 2006), h.
83. 5 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia
( Pamulang: Dikara, 2009), h. 34. 6 Syarif Hade Masyah, Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat, h. 74.
2
Jika pada peribahasa pertama penerjemah menggunakan metode penerjemahan
idiomatik, maka pada peribahasa yang kedua ini penerjemah menggunakan
metode penerjemahan harfiah, karena penerjemah mencarikan padanan konstruksi
gramatikal Tsu yang terdekat dalam Tsa.7 Peribahasa di atas bisa juga
diterjemahkan dengan “Rajin pangkal pandai” jika melihat dari kandungan
maknanya. Dari dua contoh peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat terdapat dua variasi metode yang digunakan oleh penerjemah,
yang pertama idiomatik dan yang kedua harfiah. Karena hal inilah Peneliti ingin
menelusuri kenapa penerjemah menggunakan dua metode yang berbeda, dan ingin
menilai hasil terjemahan peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat ini.
Berangkat dari permasalahan tersebut Peneliti akan mencoba meneliti
penerjemahan peribahasa yang terdapat pada buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
karangan Syarif Hade Masyah. Penelitian tersebut Peneliti beri judul
“PERIBAHASA ARAB DALAM BUKU BAHASA GAUL IKHWAN AKHWAT:
Analisis Pendekatan Penilaian Terjemahan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis akan meneliti
penerjemahan peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
karangan Syarif Hade Masyah. Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Jenis peribahasa apa saja yang menjadi karakteristik dalam buku Bahasa
Gaul Ikhwan Akhwat?
2. Metode apa yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan
peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat?
7 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia, h. 31.
3
3. Bagaimana hasil terjemahan peribahasa tersebut jika dinilai dengan teori
penilaian penerjemahan Mildred L Larson?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis peribahasa yang menjadi karekteristik dalam buku Bahasa
Gaul Ikhwan Akhwat
2. Mengetahui metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam
buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat dengan teori Newmark.
3. Mengetahui hasil terjemahan peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat dengan teori penilaian penerjemahan Mildred L Larson.
Manfaat dari penelitian ini yaitu: Pertama, menambah wawasan
penerjemahan dalam menerjemahkan peribahasa Arab, kedua, memberi
pengetahuan tentang cara menerjemahkan peribahasa, dan ketiga, menjadi rujukan
Mahasiswa Tarjamah dalam membuat skripsi yang bertemakan peribahasa.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang permasalahan peribahasa bukanlah yang baru. Hasil dari
pantauan Peneliti, penelitian tentang peribahasa baru dibahas oleh dua orang
yaitu: oleh Qhuraratunnada, dengan judul “ Peribahasa Arab Dalam Bahasa
Indonesia (Suatu Tinjauan Semantik) tahun 2002 dan Badriah, dengan judul“
Penerjemahan Peribahasa Arab ke Peribahasa Indonesia (Analisis Terhadap Lima
Belas Peribahasa Arab) tahun 2008.
Umumnya, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Tarjamah
di atas menggunakan pendekatan semantik. Namun Peneliti belum menemukan
mahasiswa jurusan Tarjamah yang membahas tentang penilaian penerjemahan
4
peribahasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas penerjemahan
peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat dengan pendekatan penilaian
penerjemahan.
E. Metodologi Penelitian
Pada penulisan skripsi ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah
metode penelitian kualitatif tentang peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat dengan pendekatan penilaian penerjemahan berdasarkan analisis
deskriptif. Langkah penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
tentang peribahasa Arab dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat, setelah data
dikumpulkan, peneliti melakukan klasifikasi selanjutnya diinterpretasi atau
dianalisis berdasarkan metode penerjemahan Newmark dan metode penilaian
penerjemahan menurut Mildred L Larson. Teknik penulisan penelitian ini, Peneliti
mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) yang disusun oleh Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab, terdiri dari:
Bab I Pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, pembahasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka Teori: Bab ini berisikan teori yang meliputi teori
Peribahasa yang meliputi pengertian, karakteristik peribahasa Arab, dan macam-
macam peribahasa. Penerjemahan dari segi pengertian, metode, dan teori
5
penilaian penerjemahan. Selain itu terdapat juga teori Peribahasa yang mengulas
pengertian dan karakteristik peribahasa Arab dan Indonesia.
Bab III berisi gambaran umum tentang buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
yang meliputi biografi penulis dan karya-karyanya serta synopsis buku
Bab IV analisis metode penerjemahan dan hasil terjemahan peribahasa
Arab dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif Hade Masyah
Bab V penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan
rekomendasi.
6
7
BAB II
A. Teori Peribahasa
1. Pengertian Peribahasa
Peribahasa Arab disebut juga dengan matsal yaitu ungkapan pendek yang
beredar di masyarakat yang berisi tentang pikiran yang bijak, tentang aspek
kehidupan manusia yang berubah-ubah.1
Dengan demikian peribahasa bahasa Arab merupakan hasil dari refleksi
perjalanan hidup bangsa Arab, prinsip hidup, habitat, hubungan sosial, nilai-nilai
moral, adat istiadat dan tradisi mereka. Peribahasa juga merupakan hasil dari
refleksi kemampuan bangsa Arab dalam mengekspresikan pikiran, perasaan dan
kemahiran berbahasa.
Sejarah panjang dan pengalaman yang kaya membuat peribahasa bahasa
Arab dapat mengekspresikan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat, dan
dapat menunjukan kualitas sikap manusia dengan memuji sikap yang baik dan
mencela sikap yang buruk.2
هبش يةثاد حو أةصى قل إريش تةزجو مةنيص رلم جي هالثماألو
هلج ألتليى قذ الالح بهي فتيكى حذ الالا حهب
1 Abdul Aziz bin Muhammad Faisal, al- Adâb al- Arâbiy wa Târikh (Saudi Arabia:
Jami’at al-Imam Muhammad bin Su’ud al-Islâmiyyat, 1985), h. 168. 2 M.H. Bakhala, Arabic Culture Through Its Language and Literature ( London: Kegan
Paul Internasional, 1984), h. 252.
7
Amtsal adalah kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa
tertentu, digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu dengan
keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.3
Kata amtsal adalah bentuk jamak dari masalun dan mislun, yang
mengandung arti bidal atau bandingan. Terdapat banyak arti kata masalun dan
mislun yang dapat kita jumpai, misalnya persamaan, padanan, sederajat,
sepangkat, sejalan (dengan), menurut kias, sama (dengan). Atau dalam terjemahan
bahasa asing lainnya kita jumpai seperti similar, equal dan analogous. Dalam
sastra Indonesia amtsal ini sama dengan peribahasa atau pepatah
Peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku
bentuk makna dan fungsinya dalam masyarakat, besifat turun-temurun,
dipergunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud
karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup.4
Ada beberapa pendapat para tokoh mengenai peribahasa, diantaranya:
Aristoteles, dari abad ke-13 sebelum masehi sudah merumuskan penilaian
peribahasa. Menurutnya peribahasa adalah peninggalan dari filsafat kuno,
tersimpan dari antara banyak reruntuhan, karena singkatnya yang enak dipakai.
Cervantes, sastrawan besar dari Spanyol abad ke-16 mengemukakan peribahasa
adalah rumusan singkat dari pengalaman yang panjang. Rusell, seorang
negarawan dari pembaru dari Inggris abad ke-19 membatasi peribahasa sebagai
kecerdikan satu orang kebijaksanaan semua orang. (one’s wit and all men’s
3 Achmad Bahrudin Sholihin, “ Al-Amtsal,” artikel diakses pada 2 April 2010 dari http://www.al-muqsithonline.org/2010.1309/p01s03-wome.html
4 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), 61.
8
wisdow). Abbe De Saint Pierre, seorang ahli Negara dari Perancis abad ke-17
menilai peribahasa sebagai “gema pengalaman hidup” (les proverbes sont les
echo’s de I experience).
Menarik lagi ialah bahwa tidak sedikit peribahasa dari satu kebudayaan
ditemukan lagi dalam kebudayaan lain seperti peribahasa Belanda, “de appel valt
niet ver van de boom”, dikatakan dengan lambang lain dalam bahasa Jawa,
“kacang mangsa ninggala lanjaran”, yang berarti “anak tak akan berlainan
dengan orang tuanya”.5
2. Macam-macam Peribahasa
Dalam bahasa Indonesia terdapat lima jenis peribahasa yaitu: bidal,
pepatah, ibarat, perumpamaan, dan pemeo.
a. Bidal, yaitu peribahasa yang berupa kalimat tidak lengkap dan berisi
nasihat atau pengajaran. Contohnya: Telur hari ini lebih baik daripada
ayam betina besok hari.
b. Pepatah, yaitu peribahasa yang terjadi dari kalimat tidak lengkap, berisi
hal-hal umum dan tidak berisi nasihat. Contohnya: Anak perempuan sama
seperti ibunya.
c. Perumpamaan, yaitu peribahasa yang berisi perbandingan; terjadi dari
maksud (yang tidak diungkapkan) dan perbandingan (yang diungkapkan).
Perumpamaan kadang-kadang memakai kata: seperti, ibarat, bagaikan,
macam dan sebagainya, tapi kadang-kadang tidak. Contohnya:
Pembalasannya sebagaimana pembalasan Dia.
5 F.S Darmasoetjipta, Kamus Peribahasa Jawa Dengan Penjelasan Kata-Kata dan
Pengertiannya (Jakarta: kanisius, 1985), h. 4.
9
d. Ibarat, yaitu perbandingan antara orang atau benda dengan hal-hal lain
dengan mempergunakan kata: seperti, bagaikan. Contohnya: Hatinya keras
dan kokoh seperti batu.
e. Pemeo, yaitu semboyan yang terjadi dari peribahasa: peribahasa yang
dijadikan semboyan. Contohnya: Kebersihan sebagian dari iman.6
Dalam bahasa Arab, terdapat empat jenis peribahasa, yaitu : ةجالح (
argument), ثيدالح ( perkataan), ةربالع (nasihat), ةفالص ( karakter).7
a. ةربالع , yaitu peribahasa yang berupa kalimat tidak lengkap dan berisi
nasihat atau pengajaran. Contohnya:
دلغا ةاجج دن مري خمولي اةضيب
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari
ثيدالح , yaitu peribahasa yang berisi perbandingan: terjadi dari maksud
(yang tidak diungkapkan) dan perbandingan (yang diungkapkan) dan
kadang-kadang memakai kata: seperti, ibarat, bagaikan, macam, dan
sebagainya Contohnya:
b.
ارمن ساءز جهاؤزج
Pembalasanya seperti pembalasan sinimar (Dia).
6 James Danadjaya, Folklore Indonesia (Jakarta: PT. Graffiti Press, 1984), h. 32. 7 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal (Beirut: al-
Matba’ah al-Zatukiyah, 1956), h. 749.
10
c. ةجالح , yaitu semboyan yang terjadi dari peribahasa: peribahasa yang
dijadikan semboyan contohnya:
ةاع الساميى قل إقلح اةلو ج وةعا سلاط لب اةلوج
Perputaran kebatilan hanya sesaat, perputaran kebenaran hingga akhir
zaman
d. ةفالص , yaitu peribahasa yang terjadi dari kalimat tidak lengkap, berisi
hal-hal umum dan tidak berisi nasihat. Contohnya:
هيب أهب شدلولأ
Seorang anak menyerupai ayahnya
Berdasarkan pembentukanya, peribahasa dapat di bagi menjadi dua jenis:
a. Peribahasa ةقيقح , kebenaran, keabsahan, kenyataan, yaitu peribahasa
yang berasal dari peristiwa yang pernah terjadi. Peristiwa ini terjadi
berdasarkan latar belakang sejarah.
Contoh peribahasa: لذلع افي السقبس
Nasi telah menjadi bubur
Matsal ini muncul dari cerita seorang Arab yang kehilangan untanya, ia
menyuruh anaknya untuk mencari unta di padang pasir. Lalu anak itu pergi
dengan membawa sebuah pedang. Setelah sekian lama menunggu, ternyata anak
itu tidak muncul-muncul lagi. Ayahnya sangat khawatir menunggunya. Pada suatu
11
b. Peribahasa ةيليثم التةيضرف penyerupaan dan membandingkan, yaitu
bentuk perbandingan sifat yang , hipotesa, asumsi, dan هب الشهجو
dugaan, yaitu pribahasa yang tidak mempunyai latar belakang sejarah.
Peribahasa ini di ciptakan berdasarkan tingkah laku hewan atau juga gejala
alam lainya, berfungsi sebagai pemberi nasihat kepada orang lain,
berfungsi sebagai pemberi nasihat bagi orang yang pandai dan memberi
pelajaran bagi orang yang bodoh.
8 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal, h. 749.
12
Menurut al-Hasyimi,9 jika dilihat dari gaya bahasa yang terdiri dari jenis-
jenis pribahasa di atas bisa di masukan ke dalam:
a. Gaya bahasa يلي التمثهيبشالت penyerupaan dengan membandingkan,
yaitu bentuk perbandingan yang هب الشهجو sifat yang diumpamakannya
terdiri dari beberapa komponen.
b. Gaya bahasa ة يليثم التةارعتإسال , kiasan yang bersifat mewakili, yaitu
komposisi kata yang digunakan tidak dengan makna sebenarnya untuk
hubungan perbandingan. Ada ةنيرق (tanda), yang mencegah penggunaan
makna aslinya.
Yang di maksud يلي التمثهيبشالت ialah tasbyih yang bilamana wajah
syibihnya berupa gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal. Sebagai
contohnya Al-Mutanabbi pernah berkata tentang Saipud-Daulah:
بقاالعا هياحن جضتفا نم آ-هيبنا جكلو حشيلجازهي
“pasukan di sekelilingmu bergerak seirama di kanan kirimu, sebagaimana burung
rajawali yang menggerakan kedua sayapnya”.
Penjelasan contoh di atas menggambarkan dua sayap pasukan, dan Saipul-
Daulah berada diantara dua sayap tentaranya yang bergerak berjalan seirama,
digambarkan oleh al-Mutanabbi sebagai burung rajawali yang menggerakkan
kedua sayapnya. Wajah syibihnya mufrad. Melainkan diambil dari beberapa hal,
9 Ahmad al-Hasyimi, Jawâhir al-Balâghah fi al-Ma’âni wa al-Bayân wa al-Badi’ (Beirut:
Maktabah Dar al-‘Arabiyyah, 1960), h. 289.
13
yakni adanya dua burung yang berada di kanan kiri sesuatu yang bergerak dan
bergelombang.
Kemudian yang dimaksud dengan ةيليثم التةارعتإسال ialah suatu
susunan kalimat yang digunakan bukan pada makna aslinya karena ada hubungan
keserupaan antara makna asli dan makna majaz disertai adanya ةنيرق yang
menghalangi pemahaman terhadap kalimat tersebut dengan makna asli.
Contohnya seperti peribahasa Arab:
نائنلك ائلم تاحم الرلبق
“ sebelum memanah, wadah anak panah harus penuh”.
Kalimat ini disampaikan kepada orang yang akan membagun rumah,
namun belum cukup biayanya. Diserupakan dengan orang yang hendak maju
perang namun wadah anak panahnya kosong. Titik keserupaanya adalah sama-
sama tergesa-gesa dalam suatu hal sebelum persediaannya seimbang. Kemudian
susunan kalimat yang menunjukan musyabbah bih di sampaikan kepada
musyabbah sebagai ةيليثم التةارعتإسال sedangkan ةنيرق haliyah.10
3. Perbedaan Peribahasa dan Ungkapan
Seperti yang dijelaskan di atas mengenai definisi peribahasa, maka
peribahasa dapat dibandingkan dengan ungkapan. Antara peribahasa dan
ungkapan mengandung kias, sedangkan perbedaannya pada bentuk peribahasa
dinyatakan dengan kalimat lengkap sedangkan ungkapan hanya terdiri dari
10 Ahmad al-Hasyimi, Jawâhir al-Balâghah fi al-Ma’âni wa al-Bayân wa al-Badi’, h.
289-290.
14
beberapa kata yang merupakan frase. Contoh ungkapan bahasa Arab yang
menggunakan leksem buah.
يبل قةرم ثيه
Dia adalah buah hatiku
Pada contoh diatas kata يبل قةرم ثيه “Dia adalah buah hatiku”
merupakan ungkapan yang terdiri dari dua kata. Kita tahu makna kata buah,
demikian kata hati, akan tetapi ungkapan kata buah hati tidak dapat di
terjemahkan sebagaimana makna sebenarnya yaitu hati itu berbuah, gabungan
dari kata-kata itu mengandung kata kias yaitu anak.
Dalam bahasa Arab definisi ibarat hampir sama dengan definisi yang
diberikan oleh al-Hasyimi yaitu: ةيليثم التةارعتإسال ( kiasan yang bersifat
mewakili), karena sama-sama merupakan kiasan yang membandingkan antara
subjek perumpamaan dengan objek perumpamaan. Tetapi ada perbedaan antara
ciri-ciri ibarat dengan ةيليثم التةارعتإسال yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Tidak dapat digunakan kecuali didalam struktur-struktur khusus.
2. Merupakan salah satu jenis majaz, karena itu lebih jelas dalam
menggambarkan peristiwa dari pada هيبشت .
3. Membutuhkan ةنيرق (tanda) yang mencegah penggunaan makna sebenarnya.
اةداال ( pemarkah). 4. Tidak menggunakan
15
5. Pada bentuk ini terdapat ه بهبثملا ( objek perumpamaan)11
B. Teori Penerjemahan
1. Pengertian Penerjemahan
Ada beberapa definisi penerjemahan yang telah dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya al-Zarqani, beliau mengemukakan bahwa secara etimologis
istilah terjemahan adalah menjelaskan dan menerangkan tuturan, baik penjelasan
itu sama dengan tuturan yang dijelaskannya maupun berbeda. Adapun secara
terminologis, menerjemahkan didefinisikan dengan:
عيمج باءف الوعى مرخ أةغ لن مرخ أمال آىنع منع ريبعالت
هداصق م وهيانعم
mengungkapkan makna tuturan suatu bahasa didalam bahasa lain dengan
memenuhi seluruh makna dan maksud tuturan itu".12
Definisi kedua berasal dari Eugene A. Nida dan Charles R. Taber
Translating consists in reproducing in the receptor language the closest
natural equivalent of the source language message, first in the terms of
meaning and secondly in term of style.13
11 Ali al-Jarim dan Mustafa Usman, Balâghah Wadhihah (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2004), h. 145-146. 12 Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Humaniora, 2005), h. 8-9. 13 Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, The Theory And Practice of Translation
(Leiden: E.J. Brill, 1974), h. 12.
16
Secara bebas kutipan di atas bisa diartikan sebagai berikut.
penerjemahan merupakan kegiatan menghasilkan kembali padanan yang
sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran, pertama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya.
Di sini Nida dan Taber tidak mempermasalahkan bahasa-bahasa yang
terlibat dalam penerjemahan, tetapi lebih tertarik dengan cara kerja penerjemahan,
yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin sehingga pesan dalam Bsu
bisa disampaikan dalam Bsa.14 Padanan ini selanjutnya diistilahkan dengan
ekuivalensi dinamis, yaitu kualitas terjemahan yang mengandung amanat nas
sumber yang telah dialihkan sedemikian rupa ke dalam bahasa sasaran, sehingga
tanggapan dari reseptor (pembaca) sama dengan tanggapan reseptor terhadap
amanat nas sumber.15
Definisi ketiga diberikan oleh Brislin
Translation is the general term referring to the transfer of thoughts and
ideas from one language (source) to another (target), whether the
languages are written or oral form; whether the languages have
established orthographies do not have such standardization or whether
one or both languages is based on signs, as with sign languages of the
deaf.16
14 Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Harianto, Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: kanisius, 2003), h. 12. 15 Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia, h.11.
16 Penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada proses pengalihan buah pikiran dan gagasan dari suatu bahasa (sumber) kedalam bahasa lain (sasaran), baik dalam bentuk tulisan maupun lisan; baik kedua bahasa tersebut sudah memiliki system penulisan yang baku atau belum, baik salah satu atau keduanya didasarkan pada isyarat sebagaimana bahasa isyarat atau tuna rungu.
17
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa Brislin memberi batasan yang
luas pada istilah penerjemahan. Bagi dia, penerjemahan adalah pengalihan buah
pikiran atau gagasan dari suatu bahasa kedalam bahasa lain. Kedua bahasa ini bisa
serumpun, seperti bahasa Sunda dan Jawa, bisa dari lain rumpun, seperti bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia, atau bahkan bahasa yang sama tetapi dipakai dalam
kurun waktu yang berbeda, misalnya bahasa Jawa zaman Majapahit dan bahasa
Jawa zaman sekarang.17
Secara garis besar, pada tahap awal perbincangan sekitar definisi
penerjemahan berfokus pada makna ekuivalen atau padanan. Sementara itu,
mulai awal 1980an, fokus pembicaraan mulai bergeser pada proses
penerjemahan.18
1. Metode Penerjemahan
Metode penerjemahan yang digunakan disini adalah metode Newmark, dia
memandang bahwa metode penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya
terhadap bahasa sumber dan bahasa sasaran. Ada delapan metode penerjemahan,
empat berorientasi pada Bsu dan empat lagi berorientasi pada Bsa, yaitu:
1. Penerjemahan Kata Demi Kata
Melalui metode ini penerjemahan dilakukan antarbaris, terjemahan untuk
tiap kata berada di bawah setiap bahasa sumber. Urutan bahasa sumber dijaga
dan dipertahankan. Kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang paling
umum tanpa mempertimbangkan konteks pemakaiannya. Kata yang berkonteks
budaya diterjemahkan secara harfiah pula. Metode ini digunakan untuk
17 Suryawinata dan Harianto, Translation, h. 13. 18 Suryawinata dan Harianto, Translation, h. 17.
18
memahami cara operasi bahasa sumber dan untuk memecahkan kesulitan nas,
sebagai tahap awal kegiatan penerjemahan. Dalam tradisi pesantren,
penerjemahan demikian dikenal dengan istilah penerjemahan “jenggotan”.
2. Penerjemahan Harfiah
Penerjemahan dilakukan dengan mengkonversi kontruksi gramatika
bahasa sumber ke dalam kontruksi bahasa penerima yang paling dekat. Namun,
kata-kata tetap diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteks
pemakaiannya. Metode ini pun digunakan sebagai tahap awal dari kegiatan
penerjemahan untuk memecahkan kerumitan struktur nas.
3. Penerjemahan Setia
Metode ini berupaya untuk mereproduksi makna kontekstual bahasa
sumber ke dalam struktur bahasa penerima secara tepat. Karena itu, kosa kata
kebudayaan ditransfer dan urutan gramatikalnya dipertahankan didalam
terjemahan. Metode ini berupaya untuk setia sepenuhnya pada tujuan penulis.
4. Penerjemahan Semantis
Penerjemahan secara semantik berbeda dengan penerjemahan setia. Dalam
metode semantis, nilai estika nas bahasa sumber dipertimbangkan, makna
diselaraskan guna meraih asonansi, dan dilakukan pula permainan kata serta
pengulangan. Metode ini bersifat fleksibel dan memberi keluasan kepada
penerjemah untuk berkreatifitas dan untuk menggunakan intuisinya.
5. Penerjemahan Dengan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan
19
naskah drama dan puisi dengan tatap mempertahankan tema, karakter, dan alur
cerita. Penerjemah pun mengubah kultur bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
6. Penerjemahan Bebas
Penerjemah mereproduksi masalah yang dikemukakan dalam bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu. Isi bahasa sumber ditampilkan dalam
bentuk bahasa penerima yang benar-benar berbeda. Metode ini bersifat
parafrastik, yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber
dengan ungkapan penerjemah sendiri didalam bahasa penerima sehingga
terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya.
7. Penerjemahan Idiomatis
Penerjemahan dilakukan dengan mereproduksi pesan bahasa sumber,
tetapi cenderung mengubah nuansa makna karena penerjemah menyajikan
kolokasi dan idiom-idiom yang tidak terdapat dalam nas sumber.
8. Penerjemahan Komunikatif
Penerjemahan komunikatif dilakukan dengan mengungkapkan makna
kontekstual nas sumber ke dalam nas penerima dengan suatu cara sehingga isi
dan maknanya mudah diterima dan dipahami oleh pembaca.
Setiap metode memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh seorang penerjemah dan selaras dengan tujuan penerjemahan.
Namun, secara umum dapat ditegaskan bahwa metode yang baik ialah yang tidak
terlampau harfiah dan tidak terlampau bebas . jika terlampau harfiah, pembaca
akan mengalami kesulitan di dalam memahami nas terjemahan. Sebaliknya, jika
20
terlampau bebas, nuansa nas sumber menjadi hilang. Nuansa ini sangat penting
untuk memperkaya tema atau pokok kajian yang dikemukakan oleh pengarang.19
C. Teori Penilaian Penerjemahan
1. Aspek penilaian hasil penerjemahan
Setiap penerjemah mengharapkan terjemahannya mempunyai mutu yang
baik. Kemampuan seseorang dalam menerjemah diukur dari kemampuannya
menghasilkan terjemahan yang baik. Menurut Larson terdapat tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian penerjemahan, yaitu ketepatan, kejelasan, dan
kewajaran. Suatu terjemahan dikatakan memiliki ketepatan bila tidak
menyimpang dari isi dan informasi yang terdapat di dalam teks asli bahasa
sumber. Suatu terjemahan memiliki kejelasan yang baik maksudnya adalah bahwa
terjemahan tersebut dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Dan suatu terjemahan memiliki kewajaran artinya terjemahan tersebut
menggunakan kalimat-kalimat yang tunduk terhadap aturan kaidah bahasa
sasaran20
2. Prinsip-prinsip penerjemahan yang baik
Wilss menyajikan sekumpulan prinsip yang berkontradiksi dalam
terjemahan sastra yang menggambarkan betapa rumitnya konsep padanan
penerjemahan untuk memperoleh hasil penerjemahan yang baik. Kesepuluh
prinsip itu adalah sebagai berikut:21
a. Terjemahan harus merumuskan kata-kata dari naskah aslinya
19 Peter Newmark, Approaches To Translation (Polytechnic Of Central London: Pergamon Prees 1979), h. 7-8.
20 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna Pedoman untuk Pemadanan antar Bahasa. PenerjemahKencanawatiTaniran (Jakarta: Arcan, 1989), h. 531-532.
21 Wolfram Wilss, The Science of Translation (Germany: Gunter Narr Verlag Tubingen, 1982), h. 134.
21
b. Terjemahan harus menyajikan ilukosi (makna)
c. Terjemahan harus terbaca seperti naskah aslinya
d. Terjemahan harus terbaca seperti karya penerjemahan
e. Terjemahan harus mempertahankan gaya teks aslinya
f. Terjemahan harus mencerminkan gaya penerjemah
g. Terjemahan harus mempertahankan dimensi gaya dan histori teks asli
h. Terjemahan harus terbaca sebagai karya kontemporer
i. Dalam penerjemahan, penerjemah sama sekali tidak boleh menambah
atau menghilangkan sesuatu
j. Dalam penerjemahan, penerjemah boleh (jika perlu) menambah atau
menghilangkan sesuatu.
Wilss, menyatakan bahwa relativitas (norma penerjemahan) menunjukkan
bahwa sejauh ini tidak ada teoretikus dan praktisi penerjemahan yang mampu
menemukan jawaban yang lebih umum, objektif, dan terbukti benar bagi masalah
yang agak kompleks dalam penerjemahan antar teks. Sepintas lalu, ini berarti
bahwa mungkin tidak ada teori penerjemahan yang dapat diterapkan secara
semesta, tetapi akan sangat baik jika ada teori penerjemahan yang spesifik
terhadap jenis teks dan akibatnya ada konsep padanan penerjemahan yang spesifik
terhadap jenis teks.22
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang prinsip-
prinsip terjemahan yang baik, yaitu: terjemahan yang baik adalah terjemahan yang
tidak menyimpang dari isi yang terdapat dalam teks bahasa sumber, dapat
dimengerti dan mudah dipahami oleh pembaca, menggunakan kalimat-kalimat
22 Wolfram Wilss, The Science of Translation (Germany: Gunter Narr Verlag Tubingen,
1982), h. 134-135.
22
yang mengikuti aturan kaidah bahasa sasaran dan tidak asing bagi pembaca, lebih
mengungkapkan isi baik adalah terjemahan yang tidak tampak sebagai
terjemahan tetapi sebagai karya asli.23
3. Teknik Menilai Penerjemah
a. Perbandingan dengan Teks Sumber
Perbandingan yang cermat dengan teks sumber harus dilakukan beberapa
kali selama proses terjemahan itu berlangsung. Jenis pemeriksaan ini penting pada
saat membuat konsep kedua. Jika terjemahan itu sudah selesai, penerjemah harus
melihatnya kembali, dan sekali lagi membuat perbandingan yang lebih cermat,
Karena bisa saja dia membuat kesalahan. Salah satu tujuan perbandingan ini ialah
untuk memeriksa padanan informasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
memastikan bahwa semua informasi sudah dimasukan tidak ada yang dihilangkan,
tidak ada yang ditambahkan, dan tidak ada yang berbeda. Perbandingan ini
merupakan pemeriksaan oleh diri sendiri, artinya pemeriksaan itu dilakukan
sendiri oleh penerjemah. Tentu saja pemeriksaan ini dapat juga dilakukan oleh
orang lain yang tahu persis kedua bahasa itu dan tahu prinsip penerjemahan.
Sesudah yakin semua informasi telah dimasukan, penerjemah membuat
perbandingan teks sumber dan teks bahasa sasaran untuk mencari masalah yang
ada atau yang mungkin ada. Penerjemah mencatat segalanya yang ingin ia
pikirkan kembali atau ujikan kepada orang lain, tetapi ia harus sesubjektif
mungkin, dan melihat karyanya secara keritis. Pada saat yang sama, ia harus
23 Wolfram Wilss, The Science of Translation, h. 134-135.
23
berhati-hati agar tidak mengubah sesuatu tanpa mempertimbangkannya dengan
seksama.24
b. Terjemahan Balik
Terjemahan balik adalah meminta orang lain yang menguasai bahasa
sumber dan bahasa sasaran untuk membuat terjemahan balik dari hasil terjemahan
ke dalam bahasa sumber. Orang ini menulis dalam bahasa sumber makna yang
didapatnya dari hasil terjemahan itu, tanpa membaca terlebih dahulu teks yang
digunakan penerjemah.
Terjemahan balik tidak dimaksudkan sebagai teks idiomatis yang
sempurna dalam bahasa sumber, tetapi merupakan pengalihan harfiah yang
digunakan untuk tujuan pemeriksaan. Tiap unsur leksikal harus diterjemahkan
secara harfiah, tetapi kalimat yang digunakan dapat berupa bentuk umum
gramatikal bahasa sumber. 25
c. Tes Pemahaman
Pengujian pemahaman yang baik merupakan kunci menuju terjemahan
yang baik. Tujuan tes ini ialah untuk melihat apakah terjemahan itu dimengerti
secara tepat oleh penutur bahasa yang sebelumnya tidak pernah melihat
terjemahan itu. Teks itu dirancang untuk mengetahui apa yang disampaikan
terjemahan itu kepada khalayaknya. Caranya yaitu meminta orang
mengemukakan isi terjemahan itu, dan menjawab pertanyaan tentang isinya. Hasil
tes semacam ini akan membantu penerjemah memperbaiki terjemahanya.,
sehingga terjemahan itu dapat menyampaikan amanat dengan jelas dan wajar.
24 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna Pedoman Untuk Pemadanan
Antarbahasa. Penerjemah Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), h. 536-537. 25 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna, h. 537.
24
Pengujian pemahaman diberikan kepada orang-orang yang lancar
berbicara bahasa sasaran. Orang-orang ini harus orang biasa dari segala lapisan
masyarakat. Jika dimaksudkan untuk semua orang, orang-orang ini mencakup
orang muda, orang setengah umur, dan orang tua, orang yang terpelajar dan orang
yang kurang terpelajar. Akan tetapi, jika terjemahan itu dimaksudkan untuk
kelompok tertentu, maka sekelompok orang dari kelompok itu harus dimasukkan
sebagai responden.
Penguji tidak boleh memotong atau menyela responden sewaktu ia
mengungkapkan kembali isi terjemahan itu, melainkan harus mencatat segala
yang dikatakanya, atau merekamnya untuk dirujuk kembali nanti. Ia tidak boleh
menganggu jalan pikiran responden, dan yang pasti, ia tidak boleh
mengoreksinya. Jika responden bingung dengan terjemahan itu, tidak apa-apa,
karena penguji harus tahu bahwa respondenya mempunyai masalah ini. Jika
responden mengungkapkan kembali apa yang telah dibacanya, diharapkan ia
dapat mengingat maksud yang merupakan kejadian utama sebuah tuturan,
langkah-langkah utama prosedur, atau maksud utama sebuah pembeberan. Hal ini
penting untuk pemeriksaan tema dan ciri-ciri wacana lain.
Langkah kedua dari pengujian pemahaman yaitu memberikan pertanyaan
tentang teks yang diterjemahkan. Pertanyaan itu harus dipersiapkan sebelumnya,
dan tidak dibuat di depan responden. Alasanya, agar penguji mempunyai waktu
untuk memikirkan pengertian yang ia harapkan dari respondennya, dan juga
memastikan dengan persis hal yang ingin diperiksanya. Dengan demikian, ia
dapat merumuskan pertanyaan dengan seksama, dan mendapat informasi yang
dicarinya. Ini juga membantunya menggunakan waktu dengan bijaksana sewaktu
25
bekerja dengan responden, karena orang cenderung mau membantu, jika
pengujinya siap dan tahu apa yang ingin ditanyakanya.26
d. Tes Kewajaran
Tujuan tes kewajaran ialah untuk melihat apakah bentuk terjemahan itu
wajar dan gaya bahasanya sesuai. Kemudian ini dilakukan oleh para pemeriksa,
yang diharapkan sejumlah keterampilan menulis bahasa sasaran. Beberapa
pemeriksa ini mungkin menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran, dan
bersedia memeriksa ketepatan serta kewajaran terjemahan itu. Akan tetapi,
kebanyakan pemeriksa hanya membaca terjemahan itu dan mencari cara
memperbaiki kewajaran dan gaya bahasanya. Pemeriksa perlu diberi petunjuk
yang cermat sebelum memulai pemeriksaan semacam itu. Jika tidak mereka tidak
akan banyak memberikan saran yang berguna, sehingga kerja mereka tidak akan
memperbaiki terjemahan itu.
Pemeriksa harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perinsip
penerjemahan untuk mengerti apa yang disebut penerjemahan idiomatis. Ia bisa
mendapatkan latihan dengan meminta konsultan atau penerjemah mengerjakan
sejumlah teks bersama-sama denganya. Sebagai latihan, penerjemah menyiapkan
“teks yang tidak sempurna”, misalnya, teks dengan bentuk yang tidak wajar, rujuk
balik yang tidak jelas, pertentangan kolokasi. pada waktu memeriksa teks ini
dengan penerjemah, pemeriksa akan melihat apa saja yang harus dicarinya pada
waktu ia memeriksa penerjemahan.27
e. Tes Keterbacaan
26 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna, h. 540-542. 27 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna, h. 545-546.
26
Penerjemah dan penguji dapat memberikan tes keterbacaan. Tes ini
dilakukan dengan meminta seseorang membaca sebagian terjemahan itu dengan
mengeluarkan suara. Bacaan itu harus merupakan bagian yang utuh, atau
merupakan satu satuan. Sewaktu orang itu membaca, penguji harus
memperhatikan dan mencatat bagian yang membuat pembaca ragu-ragu, atau
berhenti dan membaca ulang, Karena gejala ini menandakan suatu masalah dalam
keterbacaan. Kadang-kadang pembaca kelihatan bingung, dan tidak mengerti
mengapa tes itu menyatakan demikian. Kadang-kadang juga pembaca mengatakan
sesuatu yang berbeda dari yang tertulis dalam terjemahan.
Tes keterbacaan bukan dilakukan dalam pembahasan formal saja. Setiap
saat seseorang membaca terjemahan itu, penerjemah, penguji, dan pemeriksa yang
mendengarkannya harus memperhatikan kesulitan membaca ini. Kesulitan ini
harus dicatat bersama dengan informasi lain seperti jawaban untuk pertanyaan
pemahaman, perubahan kewajaran yang disarankan, dan lain-lain.
Orang yang memeriksa keterbacaan harus mengetahui kemungkinan
masalah beban informasi. Apakah ada terlalu banyak informasi yang muncul
terlalu cepat dalam terjemahan itu? Atau, apakah beban informasi itu terlalu
lambat sehingga membosankan, dan tidak begitu dapat dibaca? Sebuah teks dapat
dibaca karena ditulis dengan baik, artinya, tulisan itu mempunyai gaya bahasa
yang menyenangkan, irama yang bagus dan bergerak dengan langkah yang dapat
diterima. Harus diingat bahwa apa yang dapat dibaca oleh khalayak yang satu
mungkin tidak dapat dibaca oleh khalayak lainnya. Pembaca yang sangat
terpelajar dapat dengan mudah membaca struktur kalimat yang agak rumit,
sedangkan pembaca yang kurang terpelajar akan mempunyai kesulitan dengan
27
struktur yang rumit semacam ini. Itulah sebabnya mengapa tes keterbacaan harus
dilakukan kepada orang yang akan menggunakan terjemahan itu. Gaya bahasa
terjemahan untuk tiap kelompok pembaca juga berbeda-beda. Jika ditulis untuk
anak-anak, perlu digunakan kalimat-kalimat pendek, sederhana, dan bersifat
percakapan. Untuk orang dewasa, harus digunakan kalimat yang lebih panjang
dan lebih langsung yang akan membangkitkan perasaan dan emosi dalam teks
bahasa sumber.28
f. Pemeriksaan Konsistensi
Jika dokumen yang diterjemahkan adalah dokumen yang panjang, atau
dilakukan dalam waktu yang lama, penerjemah mungkin tidak konsisten dalam
menggunakan padanan leksikal untuk beberapa kata kunci. Pada akhir proyek
penerjemah, terutama terjemahan untuk dokumen teknik, politik, dan keagamaan,
pemeriksaan untuk kata-kata kunci itu harus dilakukan. Misalnya, dalam
menerjemahkan Al-kitab, ada sejumlah kata-kata kunci seperti Nabi, penulis Al-
kitab, Rasul, Malaikat, dan Sahabat. Jika maknanya sama, dan tidak ada sesuatu
dalam konteks itu yang menunjukan harus digunakannya istilah yang berbeda,
maka penerjemah harus menggunakan istilah yang sama untuk setiap
kemunculannya. Jika harus digunakan istilah yang berbeda dalam konteks
tertentu, ia harus menyelidiki istilah itu untuk memastikan bahwa ada alasan
khusus untuk itu. Mungkin juga ada frase-frase kunci, yaitu frase yang digunakan
berkali-kali dan mempunyai makna yang sama dalam tiap kemunculannya.
Konsistensi dalam hal penyuntingan perlu diperhatikan dengan seksama,
misalnya, konsistensi dalam pengejaan nama-nama orang dan tempat. Untuk itu,
28 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna, h. 548-549.
28
29
seluruh teks itu harus dikoreksi dengan cermat. Setiap kata asing yang dipinjam
dan tampil beberapa kali harus diperiksa konsistensi pengejaannya. Penggunaan
tanda baca dan huruf besar juga harus diteliti.29
29 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan Makna, h. 549-550.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG
BUKU BAHASA GAUL IKHWAN AKHWAT
A. Biografi Singkat Penulis
Moch. Syarif Hade Masyah lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 29
Desember 1979, dari pasangan K.H. Madiyani Iskandar dan Suaibah Fakhriyah.
Pendidikan tingginya ia tempuh di jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas
Adab, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1997-2001); Program Pascasarjana
Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
(2002-2004); dan sedang menempuh program doktornya pada program
Pascasarjana Ilmu Sastra (Konsentrasi Fiologi), Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia. Pendidikan informalnya ditempuh di Pondok
Pesantren An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah (1991-2001).
Saat ini, ia mengabdikan ilmunya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus beliau dosen peneliti di jurusan Tarjamah sampai sekarang, Universitas
Al-Azhar Indonesia, Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ), Darus-sunah High
Insitute For Hadith Sciences Jakarta, Transinstite, dan Syadadema Institute. Ia
juga aktif di dunia tulis menulis sejak mahasiswa. Ia mengelola terbitan berkala,
seperti Buletin Nabawi, buletin Faza, Buletin Aksara, Jurnal Al-Lisan, jurnal
online kampusIslam. Com,dan majalah online cahaya-islam. Com, sampai saat ini,
ia telh mengelola tiga penerbit, Transpustaka (2004-2005), Pustaka Darussunah
(2005-2006), dan Dikara (2007-sekarang). Ia juga menulis artikel untuk beberapa
Koran dan majalah lokal dan national, seperti Harian Pelita, Republika, Harian
30
Duta Masyarakat, Majalah La Tansa, Majalah Firdaus, Jurnal Al-Turats, dan
Jurnal Studi Al-Qur’an.
Ia pun aktif berorganisasi. Ia adalah direktur Pusat Pengembangan
Syadema Center (d/h Transicle) Jakarta (2004-seakarang), sekertaris Komite
Akademik Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2004-sekarang), anggota mayarakat Linguistik Indonesia
(2005-sekarang), anggota divisi bahasa Arab pada Lembaga penerjemahan
Fakultas Sastra Universitas Al-Azhar Indonesia (2007-2009), wakil direktur pada
pusat Bahasa dan Penerjemahan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarf
Hidayatullah Jakarta (2008-sekarang), anggota pusat kajian Naskah Islam
Nusantara Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarf Hidayatullah Jakarta (2008-
sekarang).
Ia pun aktif mengisi dan mengikuti berbagai forum diskusi, seminar, bedah
buku, workshop, lokakarya, symposium, baik yang bersekala lokal, nasional,
maupun Internasional. Berikut karya-karya terjemahan Syarif Hade Masyah,
yaitu: Dasar-dasar Ilmu hadist, menerjemahkan dari edisi Arabnya: al-Taqrib wa
al-Taisir Li Ma’rifat Sunan al-Basyir wa al-Nadzir, karya Imam al-Nawawi
(Pustaka Firdaus, Mei, 2001), Misteri Do’a Nabi Yunus, menerjemahkan dari edisi
Arabnya: Mufarrij al-Kurub, karya Ibnu Taimiyyah (Penerbit Mustaqiim, Januari,
2002), Menemukan Jalan Lurus menerjemahkan dari edisi Arabnya: al-Sirat Al-
Mustaqim Fi al-Tauhid, karya Syaikh Abdullah bin Muhammad al-Harari
(Penerbit Mustaqiim, Februari, 2002), Hikmah Dibalik Hukum Islam,
menerjemahkan dari edisi Arabnya: Hikmah al-Tasyrii’wa Syaikh Ali Ahmad Al-
Jurjawi (Penerbit Mustaqiim, Februari, 2002), Solusi Pendidikan Anak Masa Kini,
31
menerjemahkan dari edisi Arabnya: Nida’ ila Al-Murabbin wa Al-Murabbiyat,
karya Muhammad bin Jamil Zainu (Penerbit Mustaqiim, Mei, 2002), Al-Quran
Menjawab Tantangan Zaman, menerjemahkan dari edisi Arabnya: Bunyah al-
Tasyri’iyyah wa al-Hadlariyyah Fi Al-Quran al-Karim, Karya Dr. Wahbah al-
Zuhaili (Penerbit Mustaqiim, Juli, 2002.) dan lain-lainya.1
B. Sinopsis Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif Hade Masyah diterbitkan
oleh penerbit Qultum Media pertama kali pada bulan Maret, 2006. buku ini
setebal 94 halaman. Penulis mulai menyusun buku ini pada tahun 2001 dan baru
rampung dikerjakan pada tahun 2006, karena menurut penulis “ membuat buku
semacam ini tidak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan ini benar-benar
pekerjaan yang berat (seperti banyak dikatakan orang). Menghimpun kosakata,
juga dialog, dan komik seperti di kamus ini tidak bisa hanya mengandalkan buku,
kamus, dan majalah yang biasa digunakan. Menurut penulis berinteraksi secara
rutin dengan para Ikhwan untuk memperhatikan sekaligus merekam segala sesuatu
yang biasa mereka lakukan dan katakan”.2
Isi buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat terdiri atas hiwar (Dialog Gaul
Ikhwan-Akhwat), al’ibârâtu al-‘arâbiyyah wa tarjamatuhâ (ungkapan dalam
bahasa Arab dan terjemahannya), al-’ibârâtu al-yaumiyyah (ungkapan
keseharian), ’ibârâtu al-nida’ (ungkapan sapaan), ’ibârâtu al-ta’âruf (ungkapan
perkenalan), ’ibârâtu al-taassuf (ungkapan maaf dan penyesalan), ’ibârâtu al-
ittifaq wa ghayri al-ittifaq (ungkapan persetujuan dan ketidaksetujuan), ’ibârâtu
1 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia (Dikara: Pamulang Barat Pamulang Tanggerang, 2009), h. 183. 2 Syarif Hade Masyah, Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat (Qultummedia: Depok, 2006), h. x.
32
al-salâm (ungkapan salam), al-’ibârâtu al-syâi’ah (ungkapan yang sering
digunakan), ’ibârâtu tahâni (ungkapan selamat), ’ibârâtu al-syukr (ungkapan
terima kasih), al-’ibârâtu al-’ammah (ungkapan umum), al-amtsal al-ma’lufah al-
‘arâbiyyah wa tarjamatuhâ (kata mutiara dalam bahasa Arab dan terjemahannya),
amtsal ma’lufah (kata mutiara), dan tentang penulis.
C. Peribahasa yang terkandung dalam Buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
semuanya berjumlah tujuh puluh lima peribahasa. Dari ketujuh puluh lima
peribahasa tersebut peneliti akan mengklasifikasikan berdasarkan jenis-
jenisnya, yaitu: ةجالح (argumen), ثيدالح (perkataan), ةربالع (nasihat),
ةفالص (karakter).
ةربالع (nasihat), dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat Karya Syarif
Hade Masyah, peneliti menemukan 46 jenis pribahasa yang termasuk jenis ini,
lihat tabel berikut ini:
1.
Tabel 1.
Arti Peribahasa NoSiapa yang berusaha pasti akan berhasil1من جد وجد.
Manusia hanya bisa berusaha pada akhirnya Allah jua yang menentukan
اإلنسان يفكر ويسعى واهللا يدبر
2.
Jangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya berakhir التقل فول قبل أن يصبح في
لالمكيو 3.
Kondisi darurat membolehkan yang dilarang 4الضرورة تبيح المحظورات.
Orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain 5العاقل من اتعظ بغيره.
33
قالصديق وقت الضي Di waktu susalah teman sejati teruji 6.
Teman sejati saat susah teruji 7ةديق يعرف عند الشدالص.
Ingat waktu susah di kala senang إدخر قرشك األبيض لليوماألسود
8.
Setiap yang dilarang pasti disukai 9آل ممنوع مرغوب.
Orang yang tenggelam pasti tidak takut basah lagi 10الغريق اليخشى من البلل.
Kebaikan harus di balas dengan kebaikan, kejahatan pun harus di balas kejahatan
.11العين بالعين والسن بالسن
Semakin tua, semakin berpengalaman12يال ير آثيرا طو يعشمن.
آما تراني ( المعاملة بالمثل، )يا جميل أراك
Bergaul itu harus bisa mengimbangi 13.
Orang yang tenggelam hanya bisa berpegang dengan udara 14الغريق يتمسك بحبال الهواء.
Tergesa-gesa/terburu-buru itu pekerjaan syaitan 15العجلة من الشيطان.
Jika bicara itu perak, maka diam itu emas
إذاآان الكالم من فضة فاالسكوت من ذهب
16.
Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali 17عميالكحل أحلى من ال.
Tidak semua yang berkilauan itu emas 18اليس آل ما يلمع ذهب.
Tidak ada suatu kesuksesan tanpa kerja keras 19واهللا ال نجاح إال بالمجاهدة.
Orang yang yang berbuat baik disuka 20إن فاعل الخير لمحبوب.
Apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan berhasil 21إن أتقنت لتنجحن العمل.
Katakan yang benar meski itu pahit .22قل الحق ولو آان مرا
Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan
.23ا إن مع العسر يسر
34
من قصرت حجته طال لسانه Air beriak tanda tak dalam 24.
Tidak ada gading yang tak retak
لكل صارم نبوة ولكل جواد آبوة ولكل عالم هفوة
25.
Sekali lancung keujian, seumur hidup orang tidak percaya اليلدغ المؤمن من جحر واحد
مرتين26.
Katakan yang benar dan jangan takut kecuali pada Allah قل الصدق وال تخش أحدا إال
اهللا27.
Hormati yang tua dan sayangi yang muda إحترم آل آبير وارحم آل
يرصغ28.
Jika ingin sukses, jangan pernah berbohong من إذا أردت النجاح فاحذر
الكذب29.
Jujurlah dalam bersikap dan bertindak 30وآن صادقا في قولك وعملك.
Hormati dirimu,baru orang akan menghormatimu 31سك يحترمك الناسم نفإحتر.
Jaga lisanmu dari ucapan tidak sopan, pasti kamu selamat 32إحفظ لسانك من البذاءة تسلم.
Pikir dulu sebelum berkata33فكر قبل أن تتكلم.
Buru-buru hanya berbuah penyesalan,hati-hati akan membawa keselamatan
ي في اعجلة الندامة وفي التأنالسالمة
34.
Sebelum lapar, jangan makan dulu 35ال تأآل إال إذا آنت جائعا.
Saat makan, jangan terlalu kenyang
طنك إذا أآلت فال تملئ بامباالطع
36.
Tidur cepat, bangunya juga cepat 37نم مبكرا وانهض مبكرا.
Jangan pelit dan jangan boros 38التجعل يدك مغلولة إلى عنقك.
35
سئلونسئل عما يفعل وهم يالي Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakuan-Nya, justru mereka manusia
39.
Saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran 40تواصوابالحق والصبر.
Serulah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik إلي اهللا بالحكمة أدع
لموعظة الحسنةوا41.
Serullah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan keteladanan أدع إلي اهللا بلسان المقال
ولسان الحال42.
Serulah kepada Allah dengan menggunakan bahasa kaumu 43أدع إلي اهللا بلسان قومك.
Serulah kepada Allah sesuai dengan pemahaman objek dakwah أدع إلي اهللا بقدرعقل
المدعوين44.
Bila kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan mengokohkan
ا اهللا ينصر آم إن تنصروويشبت أقدامكم
45.
Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada
.46اتق اهللا حيثما آنت
Pada contoh no 1 sampai no 46 menurut peneliti termasuk jenis pribahasa
ةربالع , karena isi kandungan pribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat karya Syarif Hade Masyah tersebut sudah berisi nasihat atau
pengajaran dan mempunyai kalimat yang sudah lengkap (penjelasan lebih
lengkapnya bisa di lihat pada bab 4).
2. Argumen ةجالح yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan akhwat
Karya Syarif Hade Masyah, peneliti disini menemukan 12 pribahasa yang
termasuk jenis ةجالح lihat tabel berikut ini:
36
Tabel 2 No Peribahasa Arti في اإلتحاد قوة .1 Persatuan puncak
kekuatan الوقاية خير من العالج .2 Mencegah lebih baik dari
pada mengobati
الفشل طريق النجاح .3 Kegagalan awal dari kesuksesan
ر اهللا عليك نجاحاحيشما تستقم يقد .4 Bila serius dan tekun, pasti sukses
اإلعتماد على النفس أساس النجاح .5 Percaya diri kunci sukses
الكسل قرين الذل والفقر .6 Malas pangkal miskin dan hina
العقل السليم في الجسم السليم .7 Akal yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat
قبل الرماح تملئ الكنائن .8 Sedia payung sebelum hujan
هللا هي العليا اآلمة .9 Hanya firman Allahl yang tertinggi
شبان اليوم رجال الغد .10 Pemuda hari ini, tokoh masa datang
,Berakit-rakit ke hulu إال بعد التعبوما اللذة .11berenang-renang ke tepian
مانالنظافة من اإلي .12
kebersihan sebagian dari iman
Pada contoh no 1 sampai 12 menurut peneliti termasuk jenis peribahasa
karena, isi kandungan yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan ةجالح
Akhwat tersebut menunjukan sebuah semboyan yang sering kita dengar (analisis
detailnya lihat di bab 4).
37
3. Argumen ثيدالح yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan akhwat
Karya Syarif Hade Masyah, peneliti disini menemukan 4 pribahasa yang
termasuk jenis pribahasa ثيدالح lihat tabel berikut ini:
Tabel 3.
No. Peribahasa Arti الزيادة أخت النقصان .1 Kelebihan itu beda tipis dengan
kekurangan
ألعور في بالد العميانا .2ملك
Di antara yang buta, manusia yang bermata satu pasti menjadi raja
من ساءت سيرته آثر .3معادوه
Yang banyak perangainya pasti banyak musuhnya
Dipercayai dulu, baru orang selalau فيكآن أمينا يثق الناس .4percaya padamu
Pada contoh 1 sampai 4 menurut peneliti termasuk jenis peribahasa ثيدالح
karena, isi kandungan peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan
Akhwat membandingkan ungkapan kalimat peribahasa yang diungkapkan dan
peribahasa yang tidak diungkapkan atau disembunyikan (analisis detailnya lihat
bab 4).
4. Argumen ةفالص yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan akhwat
Karya Syarif Hade Masyah, peneliti disini menemukan 12 jenis pribahasa
yang termasuk ةفالص lihat tabel berikut ini:
38
39
Tabel 4.
No. Peribahasa Arti البنت لأمها .1 Anak perempuan sama seperti
ibunya (like mother like daughter)
الولد سرأبيه .2 Anak laki-laki sama seperti ayahnya (like father like son)
الحاجة أم اإلختراع .3 Kebutuhan itu puncak dari semua keinginan
الغائب عذره معه .4 Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan ketidaksetujuan
ه يجيء يجلب رزقل يومآ .5معه
Hari datang dan pergi membawa rezekinya sendiri
من غاب عن العين ساله القلب .6 Jauh di mata, dekat di hati
ه وضاقت تمن اتسعت معرف .7
مقدرته وبعدت همتهMaksud hati memeluk gunungu, apa daya tangan tak sampai
طائرآم معكم .8 Dewi fortuna tidak bersamamu
سبق السيف العجل .9 Nasi telah menjadi bubur
و هب حسنت أخالقه آثر محمن .10 Yang berakhlak baik yang banyak teman
أوالدهالرسة أولي األم مد .11 Ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya
نحن رجال وهم رجال .12 Kita sama-sama manusia
Pada contoh no 1 sampai no 12 menurut peneliti termasuk jenis peribahasa
ةفالص karena, isi kandungan yang terdapat dalam peribahasa buku Bahasa Gaul
Ikhwan Akhwat menunjukan kalimat yang tidak lengkap dan tidak berisi nasihat
(analisis detailnya lihat bab 4).
BAB IV
ANALISIS PERIBAHASA DALAM BUKU BAHASA GAUL IKHWAN AKHWAT KARYA SYARIF HADE MASYAH
A. Analisis Jenis Peribahasa
Peneliti akan mengelompokkan peribahasa Arab yang terdapat dalam
buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat berdasarkan jenisnya. Peneliti menemukan 45
peribahasa yang termasuk jenis ةربالع (nasihat), 12 peribahasa yang termasuk
jenis ثيدالح 4 peribahasa yang termasuk jenis ,(argumen ) ةجالح (perkataan),
dan 13 peribahasa yang termasuk jenis ةفالص ( karakter). Jadi, jumlah
keseluruhan peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
adalah 75 peribahasa.
adalah peribahasa yang berupa kalimat lengkap berisi nasihat ,العبرة .1
atau pengajaran.1 Peneliti menemukan 46 peribahasa yang termasuk jenis
peribahasa ةربالع . Lihat tabel berikut ini:
Tabel 1.
Arti Peribahasa No
.1من جد وجد Siapa yang berusaha pasti akan berhasil
اإلنسان يفكر ويسعى واهللا يدبر
2. Manusia hanya bisa berusaha pada akhirnya Allah jua yang menentukan
ح في تقل فول قبل أن يصبالالمكيول
3. Jangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya berakhir
1 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal (Beirut: al-
Matba’ah al-Zatukiyah, 1956), h. 749.
40
.4الضرورة تبيح المحظورات Kondisi darurat membolehkan yang dilarang
.5العاقل من اتعظ بغيره Orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain
الصديق وقت الضيق Di waktu susalah teman sejati teruji 6.
Teman sejati saat susah teruji 7ةديق يعرف عند الشدالص.
Ingat waktu susah di kala senang إدخر قرشك األبيض لليوماألسود
8.
Setiap yang dilarang pasti disukai 9آل ممنوع مرغوب.
.10الغريق اليخشى من البلل Orang yang tenggelam pasti tidak takut basah lagi
.11العين بالعين والسن بالسن Kebaikan harus di balas dengan kebaikan, kejahatan pun harus di balas kejahatan
Semakin tua, semakin طويال ير آثيرامن يعشberpengalaman
12.
Bergaul itu harus bisa mengimbangi ،آما تراني ( المعاملة بالمثل)يا جميل أراك
13.
Orang yang tenggelam hanya bisa berpegang dengan udara 14 يتمسك بحبال الهواءالغريق.
Tergesa-gesa/terburu-buru itu pekerjaan syaitan 15العجلة من الشيطان.
Jika bicara itu perak, maka diam itu emas
اآان الكالم من فضة إذفاالسكوت من ذهب
16.
Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali 17الكحل أحلى من العمي.
Tidak semua yang berkilauan itu emas 18ليس آل ما يلمع ذهبا.
Tidak ada suatu kesuksesan tanpa kerja keras 19واهللا ال نجاح إال بالمجاهدة.
Orang yang yang berbuat baik disuka 20إن فاعل الخير لمحبوب.
Apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan berhasil 21إن أتقنت لتنجحن العمل.
Katakan yang benar meski itu pahit .22اقل الحق ولو آان مر
Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan 23 إن مع العسر يسرا.
Air beriak tanda tak dalam 24من قصرت حجته طال لسانه.
41
ولكل جواد لكل صارم نبوةآبوة ولكل عالم هفوة
Tidak ada gading yang tak retak
25.
Sekali lancung keujian, seumur hidup orang tidak percaya اليلدغ المؤمن من جحر واحد
مرتين26.
Katakan yang benar dan jangan takut kecuali pada Allah قل الصدق وال تخش أحدا إال
اهللا27.
Hormati yang tua dan sayangi yang muda إحترم آل آبير وارحم آل
صغير28.
Jika ingin sukses, jangan pernah berbohong من إذا أردت النجاح فاحذر
الكذب29.
Jujurlah dalam bersikap dan bertindak 30وآن صادقا في قولك وعملك.
Hormati dirimu,baru orang akan menghormatimu 31م نفسك يحترمك الناسإحتر.
Jaga lisanmu dari ucapan tidak sopan, pasti kamu selamat 32إحفظ لسانك من البذاءة تسلم.
Pikir dulu sebelum berkata33فكر قبل أن تتكلم.
Buru-buru hanya berbuah penyesalan,hati-hati akan membawa keselamatan
ي ة الندامة وفي التأنفي اعجلالسالمة
34.
Sebelum lapar, jangan makan dulu 35ال تأآل إال إذا آنت جائعا.
Saat makan, jangan terlalu kenyang
أآلت فال تملئ بطنك إذا باالطعام
36.
Tidur cepat, bangunya juga cepat 37نم مبكرا وانهض مبكرا.
Jangan pelit dan jangan boros عنقك إلى التجعل يدك مغلولة البسطوال تبسطها آل
38.
Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakuan-Nya, justru mereka manusia
.39سئلونسئل عما يفعل وهم يالي
Saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran 40تواصوابالحق والصبر.
Serulah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik إلي اهللا بالحكمة أدع
والموعظة الحسنة41.
42
Serulah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan keteladanan أدع إلي اهللا بلسان المقال
ولسان الحال42.
Serulah kepada Allah dengan menggunakan bahasa kaumu 43لي اهللا بلسان قومكأدع إ.
Serulah kepada Allah sesuai dengan pemahaman objek dakwah أدع إلي اهللا بقدرعقل
المدعوين44.
Bila kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan mengokohkan
م ااهللا ينصر آإن تنصروويشبت أقدامكم
45.
Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada
.46اتق اهللا حيثما آنت
Pada contoh no. 1 siapa yang berusaha pasti akan berhasil. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu siapa orang yang
bekerja keras pasti akan berhasil dan memiliki kalimat yang sudah sempurna
karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 2 manusia hanya bisa berusaha pada akhirnya Allah jua yang
menentukan. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain
yaitu agar kita meyakini akan adanya Qadha dan Qadhar Allah dan memiliki
kalimat yang sudah sempurna karena antara teks Bsu tehadap teks Bsa bisa
diterima dengan baik.
Contoh no. 3 jangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya
berakhir. Isi kandungannya termasuk ةربالع karena sudah menyampaikan
nasihat dan pengajaran terhadap orang lain yaitu agar kita tetap berusaha dan
43
Contoh no. 4 kalimat kondisi darurat membolehkan yang di larang. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena sudah menyampaikan
nasihat dan pengajaran terhadap orang lain yaitu dalam kondisi darurat kita boleh
melanggar syariat Islam dan belum memiliki kalimat yang sempurna, karena
antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum diterima dengan baik. Contoh nomor 5
kalimat orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain isi
kandungan peribahasa di atas sudah menyampaikan nasihat dan pengajaran
terhadap orang lain yaitu agar kita rajin belajar seperti peribahasa Indonesia rajin
pangkal pandai dan belum memiliki kalimat yang sempurna karena antara teks
Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
Contoh nomor 6 di waktu susahlah teman sejati teruji isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena sudah menyampaikan nasihat dan
pengajaran terhadap orang lain yaitu yang disebut sahabat sejati adalah ketika dia
rela berkorban untuk kita dan belum memiliki kalimat yang sempurna karena
antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 7 kalimat Teman sejati saat susah teruji isi kandungan
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena sudah menyampaikan nasihat
atau pengajaran terhadap orang lain yaitu yang disebut sahabat sejati adalah ketika
dia rela berkorban untuk kita dan belum memiliki kalimat yang sempurna karena
antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
44
Contoh no. 8 Ingat waktu susah di kala senang. Isi kandungan peribahasa
di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sama dengan peribahasa
Indonesia yaitu berakit rakit ke hulu, berenang-renang ketepian dan isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat terhadap orang lain yaitu lebih baik
susah payah dahulu, kemudian merasakan kesenangan dan belum memiliki
kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu terhadap Bsa belum bisa diterima
dengan baik.
Contoh no. 9 Setiap yang dilarang pasti disukai isi kandungan peribahasa
di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat
atau pengajaran terhadap orang lain yaitu kebanyakan yang dilarang pasti diikuti
dan belum memiliki kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu terhadap Bsa
belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 10 Orang yang tenggelam pasti tidak takut basah lagi. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain.
Contoh no. 11 Kebaikan harus di balas dengan kebaikan, kejahatan pun
harus di balas kejahatan kalimat isi kandungan peribahasa di atas sudah termasuk
ةربالع karena isi kandungannya peribahasa di atas sudah menyampaikan nasihat
terhadap orang lain yaitu setiap perbuatan yang baik pasti akan mendapatkan
ganjaran yang baik dan setiap yang melakukan perbuatan buruk pasti akan
mendapatkan ganjaran yang jelek pula. Dan belum memiliki kalimat yang
45
Contoh no. 12 Semakin tua, semakin berpengalaman isi kandungan
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat terhadap orang lain yaitu jangan pernah menyerah untuk
menghadapi cobaan hidup dan kalimat ini sama dengan peribahasa Indonesia
yaitu tua-tua kelapa Dan belum memiliki kalimat yang sempurna karena antara
pesan dari teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 13 bergaul itu harus bisa mengimbangi isi kandungan kalimat
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat terhadap orang lain yaitu kalau bergaul itu harus bisa
melihat mana yang buruk dan mana yang baik dan belum memiliki kalimat yang
sempurna karena antara teks Bsu belum diterima oleh teks Bsa.
Contoh no. 14 orang yang tenggelam hanya bisa berpegang dengan udara
kalimat peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu orang yang
sudah melakukan kesalahan sampai patal hidupnya tidak akan ada gunanya lagi
atau sia-sia. Dan memiliki kalimat yang sudah sempurna karena antara teks Bsu
terhadap teks Bsa bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 15 tergesa-gesa/terburu-buru pekerjaan syaitan. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena sudah menyampaikan
nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu Allah tidak menyukai
46
Contoh no. 16 jika bicara itu perak,maka diam itu emas. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu lebih baik diam
membawa kebaikan, dari pada bicara membawa keburukan buat orang lain seperti
menggosip dan memiliki kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu bisa
diterima oleh teks Bsa.
Contoh no. 17 sedikit lebih baik dari pada tidak sama sekali. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu bersodaqoh
sedikt itu lebih baik dari pada tidak sama sekali dan kalimat ini belum sempurna
karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 18 tidak semua yang berkilauan itu emas. Isi kandungan
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu mengingatkan
kita bahwa yang ada didunia ini tidak semuanya sempurna dan belum memiliki
kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa
diterima dengan baik.
Contoh no. 19 tidak ada sesuatu tanpa ada kerja keras. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
47
Contoh no. 20 orang yang berbuat baik pasti disuka. Isi kandungan
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu setiap perbuatan
yang baik pasti disenangi oleh orang lain dan belum memiliki kalimat sempurna
karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 21 apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan
berhasil. Isi kandungan peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain
yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh suatu saat pasti berhasil dan belum
memiliki kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum
bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 22 katakan yang benar meski itu pahit. Isi kandungan
peribahasa di atas sudah termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain yaitu lebih baik jujur
dari pada berbohong tetapi kalimat ini belum sempurna karena antara kalimat
teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan baik. Contoh no. 23
setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan. Isi kandungan peribahasa di atas
termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau
48
Contoh no. 24 kalimat air beriak tanda tak dalam. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain peribahasa ini sama
dengan pribahasa Indonesia yaitu orang yang banyak bicara dan sombong
biasanya tak berilmu atau tong kosong nyaring bunyinya tetapi belum memiliki
kalimat yang sempurna karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa
diterima dengan baik.
Contoh no. 25 tidak ada gading yang tak retak isi kandungan peribahasa
di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat
atau pengajaran terhadap orang lain peribahasa ini sama dengan peribahasa
Indonesia yaitu tidak ada sesuatu yang sempurna tetapi belum memiliki kalimat
sempurna karena antara teks Bsu terhadap teks Bsa belum bisa diterima dengan
baik.
Contoh no. 26 kalimat sekali lancung keujian, seumur hidup orang tidak
akan percaya. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain,
yaitu jangan sekali-kali membuat orang lain kecewa Karena bisa tidak dipercaya
lagi tetapi belum memiliki kalimat sempurna karena antara teks Bsu terhadap teks
Bsa belum bisa diterima dengan baik.
49
Contoh no. 27 katakan yang benar dan jangan takut kecuali pada Allah.
Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya
sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu jangan
pernah takut sama seseoarang lebih baik takut sama Allah dan kalimat ini sudah
sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima dengan
baik.
Contoh no. 28 hormati yang tua dan sayangi yang tua. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu harus saling
menghormati satu sama lainnya dan kalimat ini sudah sempurna karena antara
teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima dengan baik. Contoh no. 29 jika
ingin sukses, jangan pernah berbohong Isi kandungan peribahasa di atas termasuk
ةربالع karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran
terhadap orang lain, yaitu kejujuran akan menghasilkan kesuksesan dan kalimat
ini sudah sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima
dengan baik.
Contoh no. 30 jujurlah dalam bersikap dan bertindak. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu setiap perbuatan
dan tindakan harus dibarengi dengan kejujuran dan kalimat ini sudah sempurna
karena antara teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 31 hormati dirimu, baru orang akan menghormatimu. Isi kandungan
50
Contoh no. 32 jaga lisanmu dari ucapan yang tidak sopan, pasti kamu
selamat. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain,
yaitu menjaga perkataan itu lebih baik, agar kamu tidak mendapatkan masalah dan
kalimat ini sudah sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran bisa
diterima dengan baik. Contoh no. 33 pikir dulu sebelum berkata. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu berkata sambil
dipikir dahulu itu lebih baik dan kalimat ini sudah sempurna karena antara teks
sumber terhadap teks sasaran bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 34 buru-buru akan berbuah penyesalan, hati-hati akan
membawa keselamatan. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena
isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang
lain, yaitu buru-buru belum tentu selamat, sedangkan pelan-pelan akan membawa
keselamatan dan kalimat ini belum sempurna karena antara teks sumber terhadap
teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
51
Contoh no. 35 sebelum lapar, jangan makan dulu. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu sebelum lapar,
lebih baik jangan makan dulu dan kalimat ini belum sempurna karena antara teks
sumber terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 36 saat makan jangan terlalu kenyang. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu Allah tidak
menyukai hambanya yang berlebih-lebihan salah satunya dalam urusan makan
dan kalimat ini sudah sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran
bisa diterima dengan baik. Contoh no. 37 tidur cepat, bagunya juga cepat. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu tidur lebih awal
lebih baik supaya tidak kesiangan dan kalimat ini belum sempurna karena antara
teks sumber terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 38 jangan pelit dan jangan boros. Isi kandungan peribahasa di
atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau
pengajaran terhadap orang lain, yaitu Allah tidak menyukai sama orang yang
boros dan yang pelit dan kalimat ini belum sempurna karena antara teks sumber
terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
52
Contoh no. 39 Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakukanya,
justru mereka manusi. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena
isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang
lain, yaitu di akhirat kelak Allah akan menanyai setiap amal perbuatan manusia
semasa di dunia dan kalimat ini belum sempurna karena antara teks sumber
terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 40 saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu saling
mengingatkan antara satu sama yang lainnya dalam kebenaran dan kesabaran itu
lebih baik dan kalimat ini sudah sempurna karena antara teks sumber terhadap
teks sasaran bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 41 serulah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang
baik. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya
sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu berdoalah
kepada Allah dengan penuh keyakinan dibarengi doa yang baik dan kalimat ini
sudah sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima
dengan baik.
Contoh no. 42 serulah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan
keteladanan. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain,
53
Contoh no. 43 serulah kepada Allah dengan menggunakan bahasa kaumu.
Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu berdoalah
kepada Allah dengan bahasa kita sehari-hari dan kalimat ini belum sempurna
karena antara teks sumber terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 44 serulah kepada Allah sesuai dengan pemahaman objek
dakwah. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi
kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain,
yaitu berdoalah kepada Allah menurut pemahaman majhab masing-masing dan
kalimat ini belum sempurna karena antara teks sumber terhadap teks sasaran
belum bisa diterima dengan baik.
Contoh no. 45 bila kalian menolong agama Allah, maka Allah akan
menolong dan mengokohkan. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع
karena isi kandungannya sudah menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap
orang lain, yaitu Allah akan mengangakat derajat seseoarang, jika orang itu
berpegang teguh pada agama Allah dan kalimat ini belum sempurna karena antara
teks sumber terhadap teks sasaran belum bisa diterima dengan baik.
54
Contoh no. 46 bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةربالع karena isi kandungannya sudah
menyampaikan nasihat atau pengajaran terhadap orang lain, yaitu ingat Allah di
manapun kita berada itu lebih baik dan kalimat ini sudah sempurna karena antara
teks sumber terhadap teks sasaran bisa diterima dengan baik.
ةجالح .2 , yaitu semboyan yang terjadi dari peribahasa atau peribahasa
yang dijadikan semboyan.2 Peneliti menemukan 12 peribahasa yang termasuk
jenis peribahasa ةجالح lihat tabel berikut ini:
Tabel 2
No Peribahasa Arti في اإلتحاد قوة .1 Persatuan puncak
kekuatan Mencegah lebih baik dari من العالجالوقاية خير .2
pada mengobati الفشل طريق النجاح .3 Kegagalan awal dari
kesuksesan ر اهللا عليك نجاحاحيشما تستقم يقد .4 Bila serius dan tekun,
pasti sukses اإلعتماد على النفس أساس النجاح .5 Percaya diri kunci sukses
الكسل قرين الذل والفقر .6 Malas pangkal miskin
dan hina العقل السليم في الجسم السليم .7 Akal yang cerdas terdapat
pada jiwa yang sehat قبل الرماح تملئ الكنائن .8 Sedia payung sebelum
hujan Hanya firman Allah yang هي العليا اهللاآلمة .9
tertinggi شبان اليوم رجال الغد .10 Pemuda hari ini, tokoh
masa datang
2 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal, h. 749.
55
,Berakit-rakit ke hulu .11 إال بعد التعبوما اللذةberenang-renang ke tepian
النظافة من اإليمان .12 Kebersihan sebagian dari iman
Pada contoh no. 1 Persatuan puncak kekuatan. Isi kandungan peribahasa
di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung semboyan,
semboyan tersebut sama dengan peribahasa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Contoh no. 2 Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung
semboyan yang sering kita dengar di dunia kesehatan. Contoh no. 3 Kegagalan
awal dari kesuksesan. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةجالح karena
isi kandungannya sudah mengandung semboyan yang sering kita dengar di dunia
bekerja.
Contoh no. 4 Bila serius dan tekun, pasti sukses. Isi kandungan peribahasa
di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung semboyan.
Contoh no. 5 Percaya diri kunci sukses. Isi kandungan peribahasa di atas
termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung semboyan.
Contoh no. 6 Malas pangkal miskin dan hina. Isi kandungan peribahasa di atas
termasuk الحجة karena isi kandungannya sudah mengandung semboyanan
peribahasa tersebut sama dengan peribahasa Indonesia yaitu malas pangkal bodoh.
Contoh no. 7 Akal yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat. Isi kandungan
56
Contoh no. 8 Sedia payung sebelum hujan. Isi kandungan peribahasa di
atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung semboyan
dan peribahasa tersebut sama dengan peribahasa Indonesia yaitu bersiap-siap
sebelum terjadi sesuatu. Contoh no. 9 Hanya firman Allah yang tertinggi. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah
mengandung semboyan dalam hukum Islam.
Contoh no. 10 Pemuda hari ini, tokoh masa datang. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung
semboyan untuk masa yang akan datang. Contoh no. 11 Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ke tepian. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةجالح
karena isi kandungannya sudah mengandung semboyan dan peribahasa tersebut
sama dengan peribahasa Indonesia yaitu bersakit sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian. Contoh no. 12 Kebersihan sebagian dari iman. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةجالح karena isi kandungannya sudah mengandung
semboyan,
ثيدالح .3 , yaitu peribahasa yang berisi perbandingan: terjadi dari maksud
( yang tidak diungkapkan ) atau perbandingan ( yang diungkapkan) dan kadang-
57
Tabel 3.
No. Peribahasa Arti الزيادة أخت النقصان .1 Kelebihan itu beda tipis dengan
kekurangan
د العميان بالاألعور في .2كمل
Di antara yang buta, manusia yang bermata satu pasti menjadi raja
من ساءت سيرته آثر .3معادوه
Yang banyak perangainya pasti banyak musuhnya
Dipercayai dulu, baru orang selalu فيكآن أمينا يثق الناس .4percaya padamu
Pada contoh no. 1 Kelebihan itu beda tipis dengan kekurangan. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ثيدالح karena isi kandungannya sudah
berisi perbandingan antara kelebihan dan kekurangan itu seimbang. Contoh no. 2
Di antara yang buta, manusia yang bermata satu pasti menjadi raja. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ثيدالح karena isi kandungannya sudah
berisi perbandingan antara yang miskin dan yang kaya bisa menjadi pemimpin.
Contoh no. 3 Yang banyak perangainya pasti banyak musuhnya. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ثيدالح karena isi kandungannya sudah berisi
3 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal, h. 749.
58
ةفالص .4 , yaitu peribahasa yang terjadi dari kalimat tidak lengkap, berisi
hal-hal umum dan tidak berisi nasihat.4 Peneliti menemukan 12 peribahasa yang
termasuk jenis peribahasa ةفالص lihat tabel berikut ini:
Tabel 4.
No. Peribahasa Arti البنت لأمها .1 Anak perempuan sama seperti
ibunya (like mother like daughter)
الولد سرأبيه .2 Anak laki-laki sama seperti ayahnya (like father like son)
الحاجة أم اإلختراع .3 Kebutuhan itu puncak dari semua keinginan
الغائب عذره معه .4 Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan ketidaksetujuan
ه م يجيء يجلب رزقآل يو .5معه
Hari datang dan pergi membawa rezekinya sendiri
من غاب عن العين ساله القلب .6 Jauh di mata, dekat di hati
ه وضاقت تمن اتسعت معرف .7مقدرته وبعدت همته
Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
طائرآم معكم .8 Dewi fortuna tidak bersamamu
سبق السيف العجل .9 Nasi telah menjadi bubur
و هبمن حسنت أخالقه آثر مح .10 Yang berakhlak baik yang
4 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal, h. 749.
59
banyak teman Ibu menjadi sekolah pertama أولي ألوالدهاسةاألم مدر .11
bagi anak-anaknya Kita sama-sama manusia وهم رجالنحن رجال .12
Pada contoh no. 1 Anak perempuan sama seperti ibunya (like mother like
daughter). Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat
dari kalimatnya tidak sempurna dan masih bersifat umum sehingga masih
menimbulkan pertanyaan. Contoh no. 2 Anak laki-laki sama seperti ayahnya (like
father like son). Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika
dilihat dari kalimatnya tidak sempurna dan masih bersifat umum sehingga masih
menimbulkan pertanyaan.
Contoh no. 3 Kebutuhan itu puncak dari semua keinginan. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari kalimatnya tidak
sempurna dan tidak memberi nasihat yaitu kebutuhan itu bukan puncak dari segala
keinginan. Contoh no. 4 Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan ketidaksetujuan.
Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari
kalimatnya tidak sempurna dan tidak memberi nasihat.
Contoh no. 5 Hari datang dan pergi membawa rezekinya sendiri. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari
kalimatnya tidak sempurna dan masih bersifat umum sehingga masih
menimbulkan pertanyaan. Contoh no. 6 Jauh di mata, dekat di hati. Isi kandungan
60
Contoh no. 7 Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.
Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari
kalimatnya tidak sempurna dan tidak memberi nasihat.
Contoh no. 8 Dewi fortuna tidak bersamamu. Isi kandungan peribahasa di
atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari kalimatnya tidak sempurna dan
tidak memberi nasihat yaitu anda kurang beruntung. Contoh no. 9 Nasi telah
menjadi bubur. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika
dilihat dari kalimatnya tidak sempurna dan tidak memberi nasihat yaitu segala
sesuatu yang terlanjur terjadi, tidak bisa diperbaiki lagi. Contoh no. 10 Yang
berakhlak baik yang banyak teman. Isi kandungan peribahasa di atas termasuk
ةفالص karena jika dilihat dari kalimatnya tidak sempurna dan masih bersifat
umum sehingga masih menimbulkan pertanyaan.
Contoh no. 11 Ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Isi
kandungan peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari
kalimatnya tidak sempurna dan masih bersifat umum sehingga masih
menimbulkan pertanyaan. Contoh no. 12 Kita sama-sama manusia. Isi kandungan
peribahasa di atas termasuk ةفالص karena jika dilihat dari kalimatnya tidak
sempurna dan masih bersifat umum sehingga masih menimbulkan pertanyaan.
61
B. Analisis Metode Penerjemahan
Setelah peneliti sebelumnya mengelompokan peribahasa Arab yang
terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat ke dalam jenis-jenis dan
penilaian penerjemahan, sekarang peneliti akan mengelompokkan peribahasa
tersebut berdasarkan metode penerjemahannya. Metode penerjemahan yang
peneliti pakai adalah metode penerjemahan Peter Newmark. Dari delapan metode
penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark, pada peribahasa dalam buku
Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat peneliti menemukan empat metode yang digunakan
oleh penulis, yaitu: Penerjemahan bebas, penerjemahan semantis, penerjemahan
idiomatis dan penerjemahan komunikatif. Peribahasa Arab dalam buku Bahasa
Gaul Ikhwan Akhwat jumlah keseluruhannya 75 peribahasa. Berikut hasil analisis
metode penerjemahan yang telah peneliti lakukan:
1. Metode Penerjemahan Semantis
Dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif Hade Masyah,
peneliti menemukan 47 peribahasa yang menurut peneliti menggunakan metode
penerjemahan semantis, lihat tabel berikut:
Tabel 9.
No Peribahasa Terjemahan البنت لأمها .1 Anak perempuan sama seperti
ibunya (like daughter like mother)
من جد وجد .2 Siapa yang berusaha pasti akan
berhasil Anak laki-laki sama seperti .3الولد سرأبيه
ayahnya (like father like son) اإلنسان يفكر ويسعى واهللا يدبر .4 Manusia hanya bisa berusaha
pada akhirnya Allah jua yang menentukan
العاقل من اتعظ بغيره .5 Orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain
62
النقصانالزيادة أخت .6 Kelebihan itu beda tipis dengan kekurangan
الصديق يعرف عند الشدة .7 Teman sejati saat susah teruji
آل يوم يجيء يجلب رزقه معه .8 Hari datang dan pergi membawa rezekinya sendiri
وبآل ممنوع مرغ .9 Setiap yang dilarang pasti disukai
الغريق اليخشى من البلل .10 Orang yang tenggelam pasti tidak takut basah lagi
الوقاية خير من العالج .11 Mencegah lebih baik dari pada mengobati
من يعش طويال ير آثيرا .12 Semakin tua, semakin berpengalaman
الغريق يتمسك بحبال الهواء .13 Orang yang tenggelam hanya bisa berpegang dengan udara
العجلة من الشيطان .14 Tergesa-gesa/terburu-buru itu pekerjaan syaitan
ة إذاآان الكالم من فض .15فاالسكوت من ذهب
Jika bicara itu perak, maka diam itu emas
الكحل أحلى من العمى .16 Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali
ليس آل ما يلمع ذهبا .17 Tidak semua yang berkilauan itu emas
لنجاحالفشل طريق ا .18 Kegagalan awal dari kesuksesan
واهللا ال نجاح إال بالمجاهدة .19 Tidak ada suatu kesuksesan tanpa kerja keras
إن فاعل الخير لمحبوب .20 Orang yang yang berbuat baik disuka
الحاجة أم اإلختراع .21 Kebutuhan itu puncak dari semua keinginan
قل الحق ولو آان مرا .22 Katakan yang benar meski itu pahit
إن مع العسر يسرا .23 Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan
الضرورة تبيح المحظورات .24 Kondisi darurat membolehkan yang dilarang
من حسنت أخالقه آثر محبو ه .25 Yang berakhlak baik yang banyak teman
من ساءت سيرته آثر معادوه .26 Yang buruk perangainya pasti banyak musuhnya
إحترم آل آبير وارحم آل .27صغير
Hormati yang tua dan sayangi yang muda
63
إذا أردت النجاح فاحذر من .28الكذب
Jika ingin sukses, jangan pernah berbohong
وآن صادقا في قولك وعملك .29 Jujurlah dalam bersikap dan bertindak
يكآن أمينا يثق الناس ف .30 Dipercayai dulu, baru orang selalau percaya padamu
الكسل قرين الذل والفقر .31 Malas pangkal miskin dan hina
إحترم نفسك يحترمك الناس .32 Hormati dirimu,baru orang akan menghormatimu
ذاءة تسلمإحفظ لسانك من الب .33 Jaga lisanmu dari ucapan tidak sopan, pasti kamu selamat
فكر قبل أن تتكلم .34 Pikir dulu sebelum berkata
في العجلة الندامة وفي التأني .35السالمة
Buru-buru hanya berbuah penyesalan,hati-hati akan membawa keselamatan
ال تأآل إال إذا آنت جائعا .36 Sebelum lapar, jangan makan dulu
إذا أآلت فال تملئ بطنك .37باالطعام
Saat makan, jangan terlalu kenyang
نم مبكرا وانهض مبكرا .38 Tidur cepat, bangunya juga cepat
العقل السليم في الجسم السليم .39 Akal yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat
تواصوابالحق والصبر .40 Saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran
آلمة اهللا هي العليا .41 Hanya firman Allah yang tertinggi
أدع إلي اهللا بالحكمة والموعظة .42الحسنة
Serulah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik
أدع إلي اهللا بلسان قومك .43 Serulah kepada Allah dengan menggunakan bahasa kaumu
Ibu menjadi sekolah pertama bagi أولى لأوالدهااألم مدرسة .44anak-anaknya
شبان اليوم رجال الغد .45 Pemuda hari ini, tokoh masa datang
إن تنصروااهللا ينصر آم .46ويشبت أقدامكم
Bila kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan mengokohkan pijakan kalian
قل الصدق وال تخش أحدا إال .47 Katakan yang benar dan jangan takut kecuali pada Allah
64
Contoh no.1 Terjemahan peribahasa di atas terlihat menggunakan metode
penerjemahan semantis, karena saat menerjemahkan اهمأل , penerjemah
menggunakan permainan kata sehingga menghasilkan kreatifitas dalam
menerjemahkan kata sama seperti ibunya tidak menggunakan kata untuk ibunya,
atau milik ibunya hal ini menurut peneliti sudah tepat karena huruf Lam sebelum
kata Umi adalah lam kai yang menggambarkan penyerupaan.
Contoh no.2, terjemahan ini tampak menggunakan metode penerjemahan
semantis. Kata دجو diterjemahkan dengan berhasil, di sini bisa kita lihat
permainan kata yang dilakukan penerjemah guna meraih nilai estetika. Jika
diterjemahkan dengan menemukan maka hasilnya terjemahannya kurang dipahami
oleh pembaca.
Contoh no.3 kata رس diterjemahkan dengan sama, secara leksikal kata
رس bermakna rahasia.5 Hasil terjemahan ini sudah tepat karena jika
diterjemahkan dengan anak laki-laki rahasia ayahnya, maknanya menjadi tidak
nyambung dan membingungkan pembaca. Di sini bisa kita lihat bahwa
penerjemah melakukan permainan kata guna meraih asonansi dan mudah
dipahami arti dari terjemahan peribahasa tersebut. menurut penulis peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
5 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Pustaka Progressif:
Yogyakarta, 2002), h. 625.
65
Contoh no.4 Menurut peneliti peribahasa di atas menggunakan metode
penerjemahan semantis, karena pada saat menerjemahkan kata ركفي dan ىعسي
penerjemah hanya menerjemhakannya dengan kata berusaha, ia tidak terjebak
dengan menerjemahkannya menjadi berusaha dan berpikir. Peribahasa di atas
bisa juga diterjemahkan dengan: “setiap manusia sudah ditentukan qadha dan
qadaharnya masing-masing”.
Contoh no.5 menurut peneliti menggunakan metode penerjemahan
semantis. Secara harfiah peribahasa ini bisa diterjemahkan dengan orang yang
berakal mengambil nasihat dari orang lain, akan tetapi di sini diterjemahkan
dengan orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain. Dari sini
bisa kita lihat ada permainan kata-kata guna menghasilkan terjemahan yang baik
dan enak dibaca.
Contoh no.6 kata تخأ diterjemahkan dengan beda tipis, secara leksikal
kata تخأ bermakna saudara perempuan.6 Di sini penerjemah melakukan
permainan kata-kata yang menimbulkan hasil terjemahan yang baik dan enak
dibaca. Jika diterjemahkan kelebihan saudara perempuan kekurangan maka
artinya menjadi rancu dan tidak bisa dipahami. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no.7 secara harfiah peribahasa tersebut bisa diterjemahkan dengan
Teman diketahui ketika sulit. Dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
diterjemahkan dengan Teman sejati saat susah teruji. Di sini bisa kita lihat adanya
6 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 12.
66
usaha untuk mempertimbangkan nilai estetika nas Bsu sehingga menghasilkan
terjemahan yang lebih enak dibaca. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan
dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 8 kata ءيجي diterjemahkan dengan datang dan pergi,
padahal secara leksikal kata tersebut bermakna datang.7 Di sini bisa kita lihat
adanya upaya dari penerjemah untuk menyelaraskan makna dan permainan kata
guna mendapatkan hasil terjemahan yang lebih enak dibaca. Menurut peneliti
peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 9 terdapat penambahan kata yaitu yang dan pasti. Hal ini
dilakukan guna mendapat hasil terjemahan yang lebih enak dibaca. Bisa kita
bandingkan jika peribahasa tersebut diterjemahkan dengan setiap dilarang
disukai, tanpa penambahan dua kata tadi maka makna yang terkandung dalam
peribahasa tidak akan tersampaikan dengan baik. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 10 terdapat penambahan kata pasti dan lagi. Kata pasti dan
lagi menjadi penguat/ penegasan dari peribahasa tersebut sehingga maknanya
menjadi lebih jelas. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode
penerjemahan semantis.
Contoh no. 11 huruf نم diterjemahkan dengan daripada, hal ini sesuai
dengan konteks kalimat yang membandingkan antara mencegah dan mengobati.
Jika hanya diterjemahkan dengan kata dari maka hasilnya kurang enak dibaca
walaupun maksud peribahasa tersebut bisa dipahami. Menurut peneliti ini adalah
7 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 227.
67
Contoh no. 12 secara harfiah peribahasa ini bisa diterjemahkan dengan
orang yang hidup panjang banyak melihat. Penerjemah menerjemahkannya
dengan semakin tua, semakin berpengalaman. Terjemahan ini menurut peneliti
sangat tepat karena bisa menampilkan nilai estetika dari teks Bsu. Menurut
peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 13 terdapat penambahan dan pengurangan kata, yaitu kata
hanya dan bisa dan kata لباح tidak diterjemahkan. Hal ini dilakukan guna
mendapatkan makna yang selaras dengan teks Bsu. Menurut peneliti peribahasa
ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 14 terdapat dua variasi hasil terjemahan yaitu tergesa-gesa atau
terburu-buru dalam menerjemahkan kata ةلجالع . Hal tersebut dilakukan guna
mendapatkan keselarasan makna. Menurut peneliti peribahasa ini diterjamahkan
dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 15 kata نآا dan نم tidak diterjemahkan guna menampilkan
nilai estetika dari teks Bsu. Terjemahan ini sangat baik sekali karena tidak
berbelit-belit dan maksud yang terkandung dalam teks Bsu bisa tersampaikan
dengan baik. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode
penerjemahan semantis.
68
Contoh no. 16 kata نم diterjemahkan dengan daripada hal ini sangat
tepat sekali karena jika hanya diterjemahkan dengan kata dari tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang biasa digunakan. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 17 membaca hasil terjemahan peribahasa ini terlihat sekali
nilai estetika teks sumber ditampilkan. Meski peribahasa ini diterjemahkan tidak
jauh dari makna leksikalnya tetapi sudah sesuai dengan bahasa Indonesia yang
baik. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahn
semantis.
Contoh no. 18 kata قيرط diterjemahkan dengan awal dari padahal
secara leksikal kata tersebut berarti jalan.8 Penerjemahan tersebut guna
mendapatkan terjemahan yang bisa dipahami maknanya secara langsung. Menurut
peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode semantis.
Contoh no. 19 kata اهللاو tidak diterjemahkan. Di kalangan masyarakat
Arab sering menggunakan kata sumpah ( اهللاو ) dan dikalangan masyarakat
indonesia hal seperti itu tidak lazim, maka tidak diterjemahkan. Hal di atas
dilakukan guna mendapatkan hasil terjemahan yang baik. Makna diselaraskan
guna meraih asonansi. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahakan dengan
metode penerjemahan semantis.
8 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 849.
69
Contoh no. 20 huruf taukid ( نإ dan ل) tidak diterjemahkan. Menurut
peneliti sebaiknya ditambahkan kata pasti sebagai terjemahan dari dua kata
tersebut sehingga makna yang terkandung dalam peribahasa bisa tersemapaikan
secara keseluruhan. Meskipun begitu menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode semantis, karena sudah ada pengalihan struktur
gramatikal dan hasilnyapun sudah enak dibaca.
Contoh no. 21 kata مأ diterjemahkan dengan puncak dan kata اعرتخاإل
diterjemahkan dengan keinginan, secara leksikal kedua kata tersebut berarti ibu9
dan menciptakan, membuat yang tidak pernah ada sebelumnya.10 Terdapat
penambahan kata itu dan dari semua pada penerjemahan peribahasa ini. Hal itu
karena penerjemah ingin menyelaraskan makna. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 22 penerjemahan peribahasa ini dengan mempertahankan nilai
estetika teks Bsu. Ini didasarkan pada hasil penerjemahannya yang tidak begitu
jauh dari teks sumber. Peribahasa ini juga bisa diterjemahkan dengan jangan takut
mengatakan kebenaran. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan
metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 23 sudah ada pengalihan struktur gramatikal antara teks Bsu
dan Bsa. Nilai estetika Bsu ditunjukan dengan penambahan frase akan ada
sehingga makna dari peribahasa bisa dipahami dengan mudah. Tanpa frase
tersebut maka hasil terjemahannya tidak bisa menyampaikan makna dengan baik.
9 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 39. 10 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 333.
70
Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan
semantis.
Contoh no. 24 terdapat penambahan kata kondisi pada terjemahan
peribahaasa ini. Hal ini guna menghasilkan terjemahan yang baik dan makna yang
terkandung dalam teks Bsu bisa tersampaikan dengan baik. Tanpa kata kondisi
maka terjemahan peribahasa ini menjadi tidak baik. Menurut peneliti peribahasa
ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 25 penejemahan ini terlihat menggunakan metode
penerjemahan semantis, karena terdapat permainan kata dan pengulangan. Kata
diterjemahkan dengan teman dan kata yang diulang dua kali. Hal ini هوبحم
adalah ciri-ciri dari metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 26 tidak berbeda jauh dengan no. 25, peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis. Karena terdapat
pengulangan kata yang sebanyak dua kali, pada hal tidak ada kata yang bermakna
yang. Ini bertujuan agar makna yang terkandung dalam peribahasa bisa
tersampaikan dengan baik.
Contoh no. 27 terlihat menggunakan metode semantis, karena frase لآ
ريبآ diterjemahkan dengan yang tua. Penerjemah tidak terjembak dengan
menerjemahkannya dengan setiap besar/setiap tua. Begitu juga saat
menerjemahkan frase ريغ صلآ dengan yang muda, lagi-lagi penerjemah tidak
terjebak dengan menerjemahkannya dengan setiap kecil/ setiap muda.
71
Contoh no. 28 terdapat penambahan kata pada hasil terjemahan yaitu kata
pernah. Terlihat nilai estetika teks sumber dipertahankan. Menurut peneliti
peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 29 sudah ada pengalihan gramatikal sehingga arti peribahasa
ini bisa dipahami oleh pembaca. Kata كلوق diterjemahkan dengan berucap, ini
merupakan permainan kata yang dilakukan penerjemah. Selain berucap bisa juga
diartikan berkata. Selain diterjemahkan dengan jujurlah dalam berucap dan
bertindak peribahasa ini juga bisa diterjemahkan dengan jangan munafik. Menurut
peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 30 terlihat menggunakan metode penerjemahan semantis. Saat
menerjemahkan frase انيم أنآ penerjemah tidak terjebak. Jika diterjemahkan
dengan jadilah orang yang terpercaya maka arti dari peribahasa ini menjadi
kurang enak untuk dibaca. Selain diterjemahkan dengan dipercayai dulu, baru
orang selalu percaya padamu peribahasa ini bisa juga diterjemahkan dengan
mulai dari diri sendiri.
Contoh no. 31 kata نيرق diterjemahkan dengan pangkal. Di sini
penerjemah melakukan pemilihan kata (diksi) yang tepat dengan konteks
peribahasa. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode
penerjemahan semantis.
Contoh no. 32 terlihat menggunakan metode penerjemahan semantis.
Karena nilai estetika teks bahasa sumber dipertahankan oleh penerjemah. Hal ini
terlihat saat kita membaca arti peribahasa ini. Selain diterjemahkan dengan
72
hormati dirimu, baru orang akan menghormatimu peribahasa ini juga bisa
diterjemahkan dengan mulai dari diri sendiri.
Contoh no. 33 kata ةاءذالب diterjemahkan ucapan tidak sopan. Secara
leksikal kata tersebut bermakna kotor, keji. kata ملست diterjemahkan dengan
pasti kamu selamat, ini bertujuan agar makna peribahasa bisa tersampaikan
dengan baik. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode
semantis.
Contoh no. 34 terlihat menggunakan metode penerjemahan semantis, hal
itu terlihat pada penerjemahan kata ركف dengan pikir dulu, jika kata itu
diterjemahkan dengan berpikirlah maka akan menimbulkan kesulitan dalam
memahami hasil terjemahan. Meskipun terlihat mirip antara pikir dulu dan
berpikirlah tetapi memiliki perbedaan. Pikir dulu berarti dalam berbicara harus
hati-hati jangan sampai salah bicara, berpikirlah berarti sebelum berbicara harus
berpikir dulu.
Contoh no. 35 ةامد النةلجعل ايف diterjemahkan dengan buru-buru
hanya berbuah penyesalan. Terdapat penambahan kata hanya berbuah, dan يف
ةلجعلا diterjemahkan dengan buru-buru tidak dengan pada buru-buru. Hal ini
untuk mempertahankan nilai estetika Tsu. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode penerjemahan semantis.
73
Contoh no. 36 terlihat sudah terjadi pengalihan gramatikal Tsu ke Tsa.
Secara harfiah peribahasa ini bisa diterjemahkan dengan jangan makan kecuali
engkau sudah lapar, penerjemah menerjemahkannya dengan sebelum lapar
jangan makan dulu. Berdasarkan argumen di atas menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode semantis. Selain diterjemahkan dengan sebelum
lapar, jangan makan dulu peribahasa ini menurut peneliti bisa diterjemahkan
dengan sedia payung sebelum hujan.
Contoh no. 37 امعاالط بكنط بئلم تالف diterjemahkan dengan jangan
terlalu kenyang. Secara harfiah klausa di atas bisa diterjemahkan dengan jangan
isi perutmu dengan makanan. Jangan isi perutmu dengan makanan bermakna
jangan terlalu kenyang. Dalam penerjemahan peribahasa ini terlihat penerjemah
mempertahankan nilai estetika Tsu. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan
dengan metode penerjemahan semantis.
Contoh no. 38 اركب مضهانوا ركب ممن di terjemahkan dengan
tidur cepat, bangunnya juga cepat. secara harfiah klausa di atas bisa
diterjemahkan dengan tidur lebih awal, agar bangunya lebih awal. Dalam
penerjemahan peribahasa ini terlihat penerjemah mempertahankan nilai estetika
Tsu. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemakan dengan metode penerjemahan
semantis.
Contoh no. 39 Akal yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat terlihat
menggunakan metode penerjemahan semantis. Karena nilai estetika teks bahasa
sumber dipertahankan oleh penerjemah. Hal ini terlihat saat kita membaca maksud
arti peribahasa ini yaitu kecerdasan terdapat pada akal dan jiwa yang sehat.
74
Contoh no. 40 terjemahan قحالب huruf ba diatas diterjemahkan “ akan
kebenran” akan tetapi bukan diterjemahkan “ dengan kebenaran”. Ini bertujuan
agar makna peribahasa bisa tersampaikan dengan baik. Menurut peneliti
peribahasa ini diterjemahkan dengan metode semantis.
Contoh no. 41 kata يه tidak di terjemahkan, karena jika di terjemahkan
maka terjemahanya akan menjadi Hanya firman Allah yaitu yang tertinggi. Ini
bertujuan agar makna peribahasa bisa tersampaikan dengan baik. Menurut peneliti
peribahasa ini diterjemahkan dengan metode semantis.
Contoh no. 42 kata عدأ di terjemahkan menjadi serulah, jika kata عدأ di
terjemahkan menjadi berdoa. Maka terjemahanya akan menjadi Serulah kepada
Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik. Ini bertujuan agar makna peribahasa
bisa tersampaikan dengan baik. Menurut peneliti peribahasa ini diterjemahkan
dengan metode semantis.
Contoh no. 43 kata عدأ di terjemahkan menjadi serulah, jika kata عدأ di
terjemahkan menjadi berdoa. dan kata كموق diterjemahkan bahasa
kaummu,jika kata كموق diterjemahkan bahasa sehari-hari, maka hasil
terjemahannya menjadi berdoalah kepada Allah dengan bahasa sehari-sehari. Ini
bertujuan agar makna peribahasa bisa tersampaikan dengan baik.
Contoh no. 44 Terjemahan peribahasa di atas terlihat menggunakan
metode penerjemahan semantis, karena saat menerjemahkan kata ةسردم ,
75
Contoh no. 45 د الغالج رمولي اانبش jika di terjemahkan secara
harfiah maka terjemahannya akan menjadi tokoh masa datang adalah pemuda
hari ini. Jadi menurut peneliti terjemahan peribahasa diatas menggunakan metode
penerjemahan semantis karena penerjemah menggunakan permainan kata
sehingga menghasilkan kreatifitas dalam menerjemahkan sehingga menghasilkan
terjemahan pemuda hari ini, tokoh masa datang.
Contoh no. 46 kata مآ di terjemahkan kembali pada kalimat maka Allah.
Ini bertujuan agar makna peribahasa bisa tersampaikan dengan baik. Menurut
peneliti peribahasa ini diterjemahkan dengan metode semantis.
Contoh no. 47 kata ادحأ tidak diterjemahkan karena Ini bertujuan agar
makna peribahasa bisa tersampaikan dengan baik. Menurut peneliti peribahasa ini
diterjemahkan dengan metode semantis, jika di terjemahkan maka hasil
terjemahannya akan menjadi Katakan yang benar dan salah satu jangan takut
kecuali pada Allah maka terjemahannya tidak dipahami oleh bahasa penerima.
2. Metode Penerjemahan Idomatis
Dalam buku peribahasa Arab Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif
Hade Masyah, peneliti menemukan 10 peribahasa yang menurut peneliti
menggunakan metode idiomatis, lihat tabel berikut:
76
Tabel 10. No Peribahasa Arti إدخر قرشك األبيض لليوم .1
األسودIngat waktu susah di kala senang
من غاب عن العين ساله القلب .2 Jauh di mata, dekat di hati
من قصرت حجته طال لسانه .3 Air beriak tanda tak dalam
من اتسعت معرفته وضاقت .4مقدرته وبعدت همته
Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
لكل صارم نبوة ولكل جواد .5
آبوة ولكل عالم هفوةTidak ada gading yang tak retak
اليلدغ المؤمن من جحر واحد .6
مرتينSekali lancung keujian, seumur hidup orang tidak percaya
سبق السيف العجل .7 Nasi telah menjadi bubur
اإلعتماد على النفس أساس .8النجاح
Percaya diri kunci sukses
قبل الرماح تملئ الكنائن .9 Sedia payung sebelum hujan
طائرآم معكم .10 Dewi fortuna tidak bersamamu
Contoh no. 1 terjemahan peribahasa di atas menurut peneliti menggunakan
metode idiomatis, karena Ingat waktu susah di kala senang adalah ungkapan
yang sering didengar dikalang pembaca. Di sini tidak terdapat pada nas sumber
yaitu kata دوسأل امويل لضيبأل اكشر قرخدإ karena penerjemah
menggunakan ungkapan idiomatis saat menerjemahkan peribahasa tersebut.
Contoh no. 2 penerjemahan di atas jika di terjemahkan secara harfiah
menjadi: نم orang, ابغ jauh, نع dari, نيلعا mata, هالس pengobat, بلق
77
Contoh no. 3 jika kita terjemahkan secara harfiah kata نم diterjemahkan
“ orang” kata ترصق di terjemahkan “berbicara” kata الط di terjemahakan”
panjang” sedangkan kata هانسل di terjemahkan” lisannya” terjemahan Bsu
tesebut terhadap Bsa kurang di pahami. Jadi menurut peneliti terjemahan
peribahasa di atas diterjemahkan dengan menggunakan metode idiomatis karena
pengalihan idiom Tsu ke dalam idiom Tsa dan ungkapan idiomatis yang tidak
tidak pada versi aslinya. Terjemahan ini biasa di gunakan dalam kesan ke akraban.
Dan jika di lihat dari terjemahan peribahasa tersebut “Air beriak tanda tak dalam”
memiliki makna yang sama dengan peribahasa Indonesia “tong kosong nyaring
bunyinya” yang sama artinya yaitu “ orang yang banyak bicara dan sombong
biasanya tak berilmu”.
Contoh no. 4 menurut peneliti menggunakan metode penerjemahan
idiomatis karena, menggunakan ungkapan idiomatik yang terdapat dalam versi
Bsa. Ungkapan tersebut dalam bahasa Indonesia bermakna menginginkan
78
kemuliaan, tetapi memperoleh kehinaan.11 Penerjemahan dengan ungkapan
idiomatik merupakan ciri dari metode penerjemahan idiomatis.
Contoh no. 5 menurut peneliti peribahasa di atas di terjemahkan dengan
menggunakan metode penerjemahan idiomatis karena, terlihat jelas hasil
terjemahan dengan menggunakan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada
versi aslinya. Terjemahan Peribahasa di atas memperhatikan pengalihan idiom
Tsu ke dalam idiom Tsa yang kebetulan mempunyai makna yang sejenis. Tanpa
memperhatikan aspek idiomatik pada Tsu, maka terjemahan Tsu di atas adalah
sebagai berikut: “Tidak ada sesuatu yang sempurna”.
Contoh no. 6 Menurut peneliti peribahasa di atas menggunakan metode
penerjemahan idiomatis karena, penerjemah memproduksi pesan dalam teks Bsu.
Metode ini sering menggunakan kesan keakaraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya dan terjemahan di atas memperhatikan
pengalihan idiom Tsu ke dalam idiom Tsa yang kebetulan mempunyai makna
yang sejenis. Tanpa memperhatikan aspek idiomatik pada Tsu, maka terjemahan
di atas adalah sebagai berikut: “sekali saja kita mengingkari janji, selama-lamanya
orang tidak akan percaya lagi”.
Contoh no. 7 menurut peneliti menggunakan metode penerjemahan
idiomats karena, menggunakan ungkapan idiomatik yang terdapat dalam versi
Bsa. Ungkapan tersebut dalam bahasa Indonesia bermakna “segala sesuatu yang
sudah terlanjur terjadi, tidak dapat diperbaiki lagi”.
Contoh no. 8 terjemahan peribahasa di atas menurut peneliti menggunakan
metode idiomatis, karena Percaya diri kunci sukses adalah ungkapan yang sering
11 Nur Arifin Chaniago dan Bagas Pratama, 3700 Peribahasa Indonesia (Bandung:
Pustaka Setia, 1998), h. 127.
79
didengar dikalangan pembaca. Di sini tidak terdapat pada nas sumber yaitu kata
احج الناسس أسف النلى عادمتعاإل karena penerjemah menggunakan
ungkapan idiomatis saat menerjemahkan peribahasa tersebut.
Contoh no. 9 Peribahasa di atas jika di terjemahkan secara harfiah
menjadi: لبق sebelum, اءمالر memanah, ئلمت penuhi, نائنالك anak panah.
Jika penerjemahan di atas di terjemahkan secara harfiah maka terjemahan Tsu
nya sukar di pahami oleh Tsa. Jadi, menurut peneliti penerjemahan di atas di
terjemahkan dengan menggunakan metode terjemahan idiomatis sehingga
terjemahan di atas bisa menjadi: sebelum memanah isi dulu kantong busurnya
atau sedia payung sebelum hujan. Selain itu terjemahan idiomatis bisa
memproduksi pesan dalam teks bahasa sumber yang terletak pada peribahasa
Arabnya sehingga padananya lebih mudah di pahami ke dalam peribahasa
Indonesia dengan baik.
Contoh no. 10 peribahasa ini terlihat menggunakan metode penerjemahan
idiomatis, hal ini didasarkan pada hasil terjemahan yang menggunakan ungkapan
idiomatis yang terdapat dalam bahasa sasaran. Jika tidak mengetahui aspek
budaya Bsu maka penerjemah akan sangat kesulitan sekali dalam menerjemahkan
peribahasa ini.
3. Metode Penerjemahan Bebas
Dalam buku peribahasa Arab Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif
Hade Masyah, peneliti menemukan 12 peribahasa yang menurut peneliti
menggunakan metode bebas, lihat tabel berikut:
80
Tabel 11.
NO Peribahasa Arti في اإلتحاد قوة 1 Persatuan puncak kekuatan
. التقل فول قبل أن يصبح في 2
المكيولJangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya berakhir
الصديق وقت الضيق 3 Di waktu susah teman sejati teruji
ره معهالغائب عذ 4 Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan ketidaksetujuan
األعور في بالد العميان ملك 5 Di antara yang buta, manusia yang
bermata satu pasti menjadi raja العين بالعين والسن بالسن 6 Kebaikan harus di balas dengan
kebaikan, kejahatan pun harus di balas kejahatan
آما تراني ( المعاملة بالمثل، 7)يا جميل أراك
Bergaul itu harus bisa mengimbangi
التجعل يدك مغلولة إلى عنقك 8وال تبسطها آل البسط
Jangan pelit dan jangan boros
اليسئل عما يفعل وهم يسئلون 9 Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakuan-Nya, justru mereka manusia yang akan ditanyai
نحن رجال وهم رجال 10 Kita sama-sama manusia
العملإن أتقنت لتنجحن 11 Apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan berhasil
حيشما تستقم يقدر اهللا عليك 12نجاحا
Bila serius dan tekun, pasti sukses
Contoh no. 1 terlihat menggunakan penerjemahan bebas karena Huruf يف
tidak diterjemahkan, ادحتاإل diterjemahkan dengan persatuan sesuai dengan
81
Contoh no. 2 dilihat menggunakan metode penerjemahan bebas karena
antara terjemahan Bsu menggunakan metode parafrastik yaitu mengungkapkan
amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah
sendiri di dalam bahasa penerima.
Contoh no. 3 jika di terjemahakan Secara harfiah peribahasa ini bisa
diterjemahkan dengan teman di waktu susah. Terjemahan harfiah itu
menimbulkan makna yang ambigu, bisa bermaksud teman di waktu susah atau
teman hanya pada waktu susah. Dan penerjemah menambahkan terjemahan
teman sejati teruji Menurut peneliti peribahasa di atas diterjemahkan dengan
metode penerjemahan bebas, karena terjemahan teman sejati teruji penerjemah
menggunakan metode parafrastik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung
dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri didalam bahasa
12 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia ( Pustaka Progressif:
Yogyakarta, 2002), h. 1542. 13 Ibid., h. 1176.
82
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada nas aslinya. Jika
diterjemahkan dengan teman di waktu susah maka pesan yang terkandung dalam
nas Bsu tidak di terima oleh nas Bsa.
Contoh no. 4 terjemahan Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan
ketidaksetujuan merupakan metode parafrastik yaitu mengungkapkan amanat
yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri
didalam bahasa penerima. Jadi, dilihat peribahasa ini menggunakan metode bebas
karena terjemahan Bsu terhadap Bsanya mengungkapkannya dengan cara bebas
dari versi aslinya.
Contoh no. 5 terjemahan Di antara yang buta, manusia yang bermata satu
pasti menjadi raja merupakan metode parafrastik yaitu mengungkapkan amanat
yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di
dalam bahasa penerima. Jadi, dilihat peribahasa ini menggunakan metode bebas
karena terjemahan Bsu terhadap Bsanya mengungkapkannya dengan cara bebas
dari versi aslinya.
Contoh no. 6 jika di terjemahkan Secara harfiah peribahasa ini bisa
diterjemahkan menjadi mata dengan mata dan gigi dengan gigi, sehingga nas Bsu
nya tidak tersampaikan terhadap nas Bsa.jadi, menurut peneliti penerjemahan di
atas menggunakan metode penerjemahan bebas karena, terjemahan mata dengan
mata dan gigi dengan gigi jika di terjemahkan dengan menggunakan metode
bebas maka hasil terjemahannya kebaikan harus di bales dengan kebaikan,
kejahatan pun harus di bales dengan kejahatan karena penerjemah menggunakan
metode parafrastik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa
83
sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri didalam bahasa penerima sehingga
terjemahan menjadi lebih panjang dari pada nas aslinya.
Contoh no. 7 terjemahan Bergaul itu harus bisa mengimbangi menurut
peneliti menggunakan metode penerjemahan bebas karena dilihat dari terjemahan
Tsanya lebih pendek dari Tsunya, dan penerjemah menggunakan metode
parafrastik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber
dengan ungkapan penerjemah sendiri sehingga menghasilkan terjemahannya bisa
diterima oleh bahasa penerima.
Contoh no. 8 terjemahan Jangan pelit dan jangan boros menggunakan
metode penerjemahan bebas karena dilihat dari terjemahan Tsanya lebih pendek
dari Tsunya, dan penerjemah menggunakan metode parafrastik yaitu
mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan
penerjemah sendiri sehingga menghasilkan terjemahannya bisa diterima oleh
bahasa penerima.
Contoh no. 9 نولئس يمه ولعفا يم علئسيال menurut peneliti
menggunakan metode penerjemahan bebas, karena dilihat terjemahanya lebih
panjang dari Tsu yaitu Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakuan-Nya,
justru mereka manusia yang akan ditanyai. dan penerjemah menggunakan metode
parafrastik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber
dengan ungkapan penerjemah sendiri sehingga menghasilkan terjemahannya bisa
diterima oleh bahasa penerima.
Contoh no. 10 kata الجر diterjemahkan manusia bukan laki-laki. Jadi
jelas terjemahan peribahasa diatas menggunakan metode penerjemahan bebas,
84
Contoh no. 11 لملع انحجنت لتنقت أنإ menggunakan metode
penerjemahan bebas karena dilihat dari terjemahan Tsanya lebih pendek dari
Tsunya yaitu Apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan berhasil
dan penerjemah menggunakan metode parafrastik yaitu mengungkapkan amanat
yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri
sehingga menghasilkan terjemahannya bisa diterima oleh bahasa penerima.
Contoh no. 12 terjemahan Bila serius dan tekun, pasti sukses menggunakan
metode penerjemahan bebas karena dilihat dari terjemahan Tsanya lebih pendek
dari Tsunya, dan penerjemah menggunakan metode parafrastik yaitu
mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan
penerjemah sendiri sehingga menghasilkan terjemahannya bisa diterima oleh
bahasa penerima
4. Metode Penerjemahan Komunikatif
Dalam buku peribahasa Arab Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karya Syarif
Hade Masyah, peneliti menemukan 2 peribahasa yang menurut peneliti
menggunakan metode penerjemahan komunikatif. Lihat tabel berikut:
Tabel 12.
NO Peribahasa Arti أدع إلي اهللا بلسان المقال 1
ولسان الحالSerulah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan keteladanan
أدع إلي اهللا بقدرعقل 2 Serulah kepada Allah sesuai dengan
pemahaman objek dakwah
85
Contoh no. 1 dalam peribahasa ini terdapat frase القلم اانسل yang
diterjemahkan dengan ungkapan verbal, dan اللح اانسل yang diterjemahkan
dengan keteladanan. Menurut peneliti peribahasa ini menggunakan metode
penerjemahan komunikatif, hal ini didasarkan pada hasil terjemahan kedua frase
di atas. Ungkapan verbal dan keteladanan merupakan hasil terjemahan yang
mudah dipahami oleh pembaca teks sasaran.
Contoh no. 2 kata نيوعدالم di terjemahkan objek dakwah, secara
harfiah kata tersebut bisa diterjemahkan dengan orang yang diajak. pemilihan
kata dalam menerjemahkan kata tersebut sangat baik sehingga membuat pembaca
enak membaca dan memahami peribahasa di atas. Menurut peneliti peribahasa di
atas diterjemahkan dengan metode penerjemahan komunikatif.
C. Analisis Penilaian Penerjemahan
Terjemahan pada hakikatnya tertuang dalam bahasa tulis sehingga kriteria/
aspek penilaian yang berlaku dalam bahasa tulis berlaku pula dalam penilaian
penerjemahan. Penilaian terjemahan merupakan bagian penting dalam konsep
teori terjemahan. Karena itu kriteria penilaian terjemahan membawa pada konsep
terjemahan yang berbeda-beda pula. Namun diharapkan penilaian yang diberikan
dapat menilai terjemahan dengan baik karena untuk menentukan kualitas
terjemahan, penilaian sangat diperlukan.14
14 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 145.
86
Kemampuan seseorang menerjemah diukur dari kemampuannya
menghasilkan terjemahan yang baik. Menurut Larson,15 terdapat tiga hal yang
perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.
Dengan tiga hal tersebut peneliti akan menganalisis peribahasa dalam buku
Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat.
Untuk melihat ketiga hal yang harus diperhatikan dalam penilaian yaitu
ketepatan, kejelasan, dan kewajaran, lebih mudahnya peneliti akan
mengelompokkan dan menganalisis peribahasa tersebut ke dalam peribahasa
dengan tingkat penerjemahan mudah, peribahasa dengan tingkat penerjemahan
sedang, dan peribahasa dengan tingkat penerjemahan sulit yaitu:
1. Peribahasa dengan Tingkat Penerjemahan Mudah
Peribahasa dengan tingkat penerjemahan mudah di sini, dilihat dari
kemudahannya untuk diterjemahkan, hasil terjemahannya pun tepat, jelas, dan
wajar. Ada 51 peribahasa dengan tingkat penerjemahan mudah, lihat tabel berikut.
Tabel 13
No Peribahasa Arti من جد وجد .1 Siapa yang berusaha pasti akan
berhasil Persatuan puncak kekuatan .2في اإلتحاد قوة
. التقل فول قبل أن يصبح في .3
المكيولJangan pernah berhenti berusaha sebelum semuanya berakhir
الضرورة تبيح المحظورات .4 Kondisi darurat membolehkan yang dilarang
الحاجة أم اإلختراع .5 Kebutuhan itu puncak dari semua keinginan
15 Mildred L. Larson, Penerjemahan Berdasarkan makna pedoman untuk pemadanan
antar bahasa. Penerjemah Kencanawati Taniran (Jakarta: Arcan, 1989), h. 532.
87
Di waktu susah teman sejati teruji .6الصديق وقت الضيق
إدخر قرشك األبيض لليوم .7األسود
Ingat waktu susah di kala senang
ب عذره معهالغائ .8 Tidak hadir sudah cukup menjadi alasan ketidaksetujuan
األعور في بالد العميان ملك .9 Di antara yang buta, manusia yang bermata satu pasti menjadi raja
آل ممنوع مرغوب .10 Setiap yang dilarang pasti disukai
الغريق اليخشى من البلل .11 Orang yang tenggelam pasti tidak takut basah lagi
من غاب عن العين ساله .12القلب
Jauh di mata, dekat di hati
الوقاية خير من العالج .13 Mencegah lebih baik dari pada mengobati
العين بالعين والسن بالسن .14 Kebaikan harus di balas dengan kebaikan, kejahatan pun harus di balas kejahatan
آما تراني ( المعاملة بالمثل، .15)يا جميل أراك
Bergaul itu harus bisa mengimbangi
م من فضة إذاآان الكال .16فاالسكوت من ذهب
Jika bicara itu perak, maka diam itu emas
الكحل أحلى من العمى .17 Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali
الفشل طريق النجاح .18 Kegagalan awal dari kesuksesan
Tidak ada suatu kesuksesan tanpa إال بالمجاهدةواهللا ال نجاح .19kerja keras
إن فاعل الخير لمحبوب .20 Orang yang yang berbuat baik disuka
إن أتقنت لتنجحن العمل .21 Apabila kamu bekerja dengan baik, maka kamu pasti akan berhasil
من قصرت حجته طال .22لسانه
Air beriak tanda tak dalam
حيثما تستقم يقدر اهللا عليك .23نجاحا
Bila serius dan tekun, pasti sukses
من اتسعت معرفته وضاقت .24 Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
88
طائرآم معكم .25 Dewi fortuna tidak bersamamu
لكل صارم نبوة ولكل جواد .26آبوة ولكل عالم هفوة
Tidak ada gading yang tak retak
ن جحر اليلدغ المؤمن م .27واحد مرتين
Sekali lancung keujian, seumur hidup orang tidak percaya
سبق السيف العجل .28 Nasi telah menjadi bubur
قل الصدق وال تخش أحدا .29إال اهللا
Katakan yang benar dan jangan takut kecuali pada Allah
إحترم آل آبير وارحم آل .30صغير
Hormati yang tua dan sayangi yang muda
اإلعتماد على النفس أساس .31النجاح
Percaya diri kunci sukses
وآن صادقا في قولك .32وعملك
Jujurlah dalam bersikap dan bertindak
الكسل قرين الذل والفقر .33 Malas pangkal miskin dan hina
إحفظ لسانك من البذاءة تسلم .34 Jaga lisanmu dari ucapan tidak sopan, pasti kamu selamat
فكر قبل أن تتكلم .35 Pikir dulu sebelum berkata
في العجلة الندامة وفي التأني .36السالمة
Buru-buru hanya berbuah penyesalan,hati-hati akan membawa keselamatan
إذا أآلت فال تملئ بطنك .37باالطعام
Saat makan, jangan terlalu kenyang
Tidur cepat, bangunya juga cepat مبكرانم مبكرا وانهض .38
العقل السليم في الجسم السليم .39 Akal yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat
قبل الرماح تملئ الكنائن .40 Sedia payung sebelum hujan
لى التجعل يدك مغلولة إ .41عنقك وال تبسطها آل البسط
Jangan pelit dan jangan boros
89
اليسئل عما يفعل وهم .42يسئلون
Dia Allah tidak ditanyai tentang apa yang dilakuan-Nya, justru mereka manusia yang akan ditanyai
الصبرتواصوابالحق و .43 Saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran
آلمة اهللا هي العليا .44 Hanya firman Allah yang tertinggi
أدع إلي اهللا بلسان المقال .45ولسان الحال
Serulah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan keteladanan
دع إلي اهللا بقدرعقل أ .46المدعوين
Serulah kepada Allah sesuai dengan pemahaman objek dakwah
األم مدرسة أولى لأوالدها .47 Ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya
شبان اليوم رجال الغد .48 Pemuda hari ini, tokoh masa datang
نحن رجال وهم رجال .49 Kita sama-sama manusia
من يعش طويال ير آثيرا .50 Semakin tua, semakin berpengalaman
إن مع العسر يسرا .51 Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan
Pada contoh no. 1 secara harfiah peribahasa ini bisa diterjemahkan dengan
siapa yang bersungguh-sungguh mendapatkan. Diterjemahkan dengan siapa yang
berusaha pasti akan berhasil. Terlihat ada perbedaan diksi yang digunakan antara
kedua terjemahan tersebut. Perbedaan ini bertujuan untuk mendapatkan
terjemahan yang baik. Terjemahan peribahasa ini tepat, karena pesan yang
terkandung didalamnya tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini juga jelas,
karena pesan yang dikomunikasikan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca
Tsa. Terjemahan ini juga wajar karena menggunakan kalimat yang lazim dan
tidak terasa asing.
Pada contoh no. 2 diterjemahkan dengan persatuan puncak kekuatan.
Secara harfiah bisa diterjemahkan dalam persatuan ada kekuatan. Ada
penambahan (ziyâdah) kata puncak pada terjemahan pertama, penambahan kata
90
tersebut betujuan agar pesan yang terdapat pada Tsu tersampaikan dengan benar.
Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu
tersampaikan dengan benar dalam Tsa. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat
dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. terjemahan ini wajar karena
menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 3 diterjemahkan jangan pernah berhenti berusaha
sebelum semuanya berakhir. Secara harfiah diterjemahkan jangan katakan lemah
sebelum menjadi ditakar. Bila peribahasa ini diterjemahkan semata-mata
memperhatikan makna yang tersurat maka hasilnya seperti peribahasa yang
kedua, pesan yang terkandung di dalamnya menjadi tidak bisa dipahami. Padahal,
pesan yang hendak disampaikan dari peribahasa itu setara dengan terjemahan
pertama. Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa. Terjemahan ini juga jelas,
karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu
sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. terjemahan ini wajar
karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 4 diterjemahkan dengan kondisi darurat membolehkan
yang dilarang. Secara harfiah bisa diterjemahkan dengan kedaruratan
membolehkan yang dilarang. Kata الضرورة pada terjemahan pertama
diterjemahkan kondisi darurat dan pada terjemahan kedua diterjemahkan
kedaruratan. Makna dari kondisi darurat dan kedaruratan sama, hanya pada
91
Pada contoh no. 5 diterjemahkan kebutuhan itu puncak dari semua
keinginan. Secara harfiah bisa diterjemahkan hajat ibu kebutuhan. kata أم
diterjemahkan dengan puncak padahal secara leksikal berarti ibu. Menurut peneliti
kata puncak dan ibu memiliki kemiripan makna. Terjemahan ini sudah tepat
karena pesannya tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini juga sudah jelas
karena mudah dipahami. Selain itu, terjemahan ini juga sudah wajar karena
menggunakan bentuk kalimat yang sudah lazim.
Pada contoh no. 6 diterjemahkan di waktu susah teman sejati teruji. Secara
harfiah diterjemahkan seorang teman itu ada pada waktu sempit. Kata الصديق
diterjemahkan teman sejati, dan terdapat penambahan kata teruji pada akhir
kalimat. Hal ini dilakukan guna mendapatkan terjemahan yang baik. Terjemahan
ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan
benar dalam Tsa. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah
dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar, karena menggunakkan pola
kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 7 diterjemahkan dengan ingat waktu susah dikala senang.
Secara harfiah bisa diterjemahkan dengan kecilkan uangmu yang putih untuk hari
92
hitam. Bila peribahasa ini diterjemahkan semata-mata memperhatikan makna
yang tersurat maka hasilnya seperti peribahasa yang kedua, pesan yang
terkandung di dalamnya menjadi tidak bisa dipahami. Padahal, pesan yang hendak
disampaikan dari peribahasa itu seperti pada terjemahan pertama. Terjemahan ini
peribahasa tepat, karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan
dengan benar dalam Tsa. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah
dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola
kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 8 diterjemahkan tidak hadir sudah cukup menjadi alasan
ketidaksetujuan. Secara harfiah bisa diterjemahkan tidak hadir alasannya
bersamanya. Frase عذره معه diterjemahkan cukup menjadi alasan
ketidaksetujuan. Bila peribahasa ini diterjemahkan semata-mata memperhatikan
makna yang tersurat maka hasilnya seperti peribahasa yang kedua, pesan yang
terkandung di dalamnya menjadi tidak bisa dipahami. Padahal, pesan yang hendak
disampaikan dari peribahasa itu seperti pada terjemahan pertama. Penerjemahan
frase tersebut membutuhkan pengetahuan tentang Bsu yang dalam. Terjemahan
ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan
benar dalam Tsa. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah
dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola
kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan
Pada contoh no. 9 diterjemahkan di antara yang buta, manusia yang
bermata satu pasti menjadi raja. Secara harfiah diterjemahkan dengan orang yang
93
bermata satu di negri buta menjadi raja. Terdapat taqdim dan ta’khir pada
terjemahan pertama. Yaitu mendahulukan peredikat atau objek, semantara
subjeknya berada di belakang. Terjemahan ini tepat karena pesan yang
dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa. Terjemahan
ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan
ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak
terasa seperti terjemahan
Pada contoh no. 10 diterjemahkan dengan setiap yang dilarang pasti
disuka. Secara harfiah diterjemahkan dengan setiap yang dilarang disuka. Hanya
ada sedikit perbedaan dari kedua terjemahan tersebut, yaitu kata pasti.
Penambahan kata itu oleh penerjemah bertujuan untuk memperjelas pesan dalam
peribahasa. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terkandung di dalamnya
tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini juga jelas karena bisa dengan mudah
dipahami. Selain itu, terjemahan ini juga wajar karena menggunakan bentuk
kalimat yang lazim.
Pada contoh no. 11 diterjemahkan dengan orang yang tenggelam pasti
tidak takut basah lagi. Secara harfiah diterjemahkan dengan orang yang
tenggelam tidak takut basah. Terdapat sedikit perbedaan dari kedua terjemahan
tersebut yaitu pada penambahan kata pasti dan lagi. Penambahan kata ini untuk
memperjelas pesan yang terkandung dalam Tsu dan juga agar kalimatnya menjadi
lazim. Terjemahan ini tepat, karena pesan yang terkandung tersampaikan dengan
benar. Terjemahan ini juga jelas, karena bisa dengan mudah dipahami. Selain itu,
94
terjemahan ini wajar. Karena menggunakan bentuk kalimat yang lazim dan tidak
terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 12 diterjemahkan dengan jauh di mata, dekat di hati.
Secara harfiah diterjemahkan tidak hadir dari mata, hadir hati. Bila peribahasa ini
diterjemahkan semata-mata memperhatikan makna yang tersurat maka hasilnya
seperti peribahasa yang kedua, pesan yang terkandung di dalamnya menjadi tidak
bisa dipahami. Padahal, pesan yang hendak disampaikan dari peribahasa itu
seperti pada terjemahan pertama. Terjemahan ini tepat karena pesan yang
dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa jauh di mata
dekat di hati. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami,
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang
lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 13 diterjemahkan mencegah lebih baik daripada
mengobati. Secara harfiah diterjemahkan dengan menjaga lebih baik dari
melindungi. Yang membedakan antara terjemahan pertama dan kedua adalah
pemilihan diksi. Pada terjemahan pertama terasa lebih enak dibaca karena
menggunakan diksi yang tepat, tidak terkungkung dengan makna leksikal.
Terjemahan peribahasa ini tepat, karena pesan yang terkandung tersampaikan
dengan benar yang itu mencegah lebih baik daripada mengobati. Terjemahan ini
juga jelas karena pesan yang dikomunikasikan dapat dipahami dengan mudah,
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa. Terjemahan ini juga sudah wajar, karena menggunakan kalimat
95
yang lazim. Kelaziman tersebut dapat dengan mudah diperoleh karena bentuk Tsu
tidak berbeda dengan bentuk Tsa.
Pada contoh no. 14 diterjemahkan kebaikan harus dibalas kebaikan dan
kejahatan pun harus dibalas kejahatan. Secara harfiah diterjemahkan mata
dengan mata, gigi dengan gigi. Tanpa memperhatikan aspek keperibahasaan maka
hasil terjemahan seperti pada terjemahan kedua, padahal pesan yang ingin
dinyatakan oleh peribahasa ini seperti pada terjemahan kedua. Perbedaan kedua
terjemahan itu karena penerjemah tidak ingin dikungkung oleh struktur gramatikal
Tsu, ia mencoba memunculkan perspektifnya sendiri dengan memperhatikan
faktor idiomatikal dari Tsu tanpa menghilangkan pesan yang terkandung di
dalamnya. Terjemahan ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu
tersampaikan dengan benar dalam Tsa sesuatu harus diganti dengan sesuatu yang
sama, untuk mempermudah pemahaman pembaca, penerjemah
mengungkapkannya dengan kebaikan harus dibalas dengan kebaiakan kejahatan
pun harus dibalas dengan kejahatan. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat
dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena
menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan
Pada contoh no. 15 diterjemahkan bergaul itu harus bisa mengimbangi.
Secara harfiah peribahasa itu berarti bergaul seperti (kita saling melihat). Jika
diterjemahkan semata-mata memperhatikan makna yang tersurat seperti pada
terjemahan pertama maka peribahasa itu tidak akan bisa dipahami, oleh sebab itu
diperlukan pemilihan diksi secara sintaktikal (tata bahasa) yang tepat seperti pada
96
terjemahan pertama. Terjemahan ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa yaitu bergaul harus bisa
mengimbangi. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami,
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang
lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan
Pada contoh no. 16 diterjemahkan jika bicara itu perak, maka diam itu
emas. Secara harfiah peribahasa itu berarti jika bicara dari perak maka diam dari
emas. Pada terjemahan pertama kata من di beri arti itu, dan pada terjemahan
kedua diberi arti dari. Pemilihan diksi ini tepat, karena pada terjemahan kedua
(kata من diterjemahkan dari) pesan yang tidak disampaikan salah, sedangkan
pada terjemahan pertama (kata من diterjemahkan itu) pesan yang disampaikan
benar yaitu bicara itu perak dan diam itu emas. Terjemahan ini tepat, karena
pesan yang dikomunikasikan tersampaikan dengan benar yaitu jika bicara itu
perak, maka diam itu emas. Terjemahan ini juga jelas, karena mudah dipahami.
Pesan yang di dapat pembaca Tsa sama dengan pesan yang di dapat oleh pembaca
Tsu. Terjemahan ini juga wajar, karena pesan yang dikomunikasikan dalam
bentuk yang lazim.
Pada contoh no. 17 diterjemahkan sedikit lebih baik daripada tidak sama
sekali. Secara harfiah peribahasa itu berarti mata yang sakit lebih baik daripada
buta. Bila peribahasa ini diartikan semata-mata memperhatikan makna yang
tersurat maka terjeamhannya seperti pada terjemahan kedua, padahal pesan yang
97
terkandung dalam peribahasa itu pada terjemahan pertama. Perbedaan antara
kedua terjemahan itu dikarenakan pemahaman tentang aspek keperibahasaan yang
dipahami oleh penerjemah. Karena penerjemahan adalah pemindahan pesan Bsu
ke Bsa bukan pemindahan struktur Bsu ke Bsa. Terjemahan tepat, karena pesan
yang terkandung tersampaikan dengan baik yaitu sedikit lebih baik daripada
mengobati. Terjemahan ini juga jelas, karena sudah dapat dipahami dengan
mudah oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini juga wajar, karena pesan yang
disamapaikan dalam bentuk yang lazim.
Pada contoh no. 18 diterjemahkan dengan kegagalan awal dari
kesuksesan. Secara harfiah peribahasa tersebut diterjemahkan dengan kegagalan
merupakan jalan keberhasilan. Dari kedua terjemahan itu terdapat perbedaan
pada penerjemahan kata طريق, pada terjemahan pertama dengan awal dari dan
terjemahan kedua merupakan jalan, perbedaan itu karena pemilihan diksi secara
literal yang dilakukan oleh penerjemah. Jika diartikan seperti terjemahan kedua,
pesan yang terkandung dalam peribahasa tidak tersampaikan dengan baik, karena
jalan keberhasilan tidak harus dengan kegagalan. Maka dipilih diksi awal dari
agar pesan tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini tepat, karena pesan yang
dikomunikasikan tersampaikan dengan baik yaitu kegagalan awal dari
kesuksesan. Terjemahan ini juga jelas, karena mudah dipahami. Selain itu,
terjemahan ini juga wajar karena menggunakan kalimat yang lazim dalam Bsa.
Pada contoh no. 19 diterjemahkan tidak ada suatu kesuksesan tanpa kerja
keras. Secara harfiah diterjemahkan dengan demi Allah tidak ada kesuksesan
tanpa kerja keras. واهللا tidak diterjemahkan, huruf و adalah huruf qosam (huruf
98
Pada contoh no. 20 diterjemahkan orang yang berbuat baik pasti disuka.
Secara harfiah peribahasa tersebut diterjemahkan sesungguhnya orang yang
berbuat baik pasti disuka. Terjemahan pertama tidak ada kata sesungguhnya
sedangkan pada terjemahan kedua ada kata sesungguhnya. Pada teks sumber
terdapat dua kata penegasan (taukid) yaitu إن dan ل. Jika kedua kata penegasan
itu diterjemahkan maka tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia, seperti pada
terjemahan kedua. Maka dua kata penegasan itu hanya diterjemahkan dengan satu
kata yaitu pasti. Terjemahan ini tepat, karena pesan yang terkandung
tersampaikna dengan benar orang yang berbuat baik pasti disuka. Terjemahan ini
juga jelas karena mudah dipahami. Terjemahan ini juga wajar, karena
menggunakan bentuk yang lazim dalam bahasa sasaran.
Pada contoh no. 21 diterjemahkan apabila kamu bekerja dengan baik,
maka kamu pasti akan berhasil. Secara harfiah peribahasa tersebut diterjemahkan
dengan jika kamu berdiri tegak, maka kamu pasti berhasil bekerja. Makna
berdiri tegak pada terjemahan kedua adalah bekerja dengan baik, merujuk
(melihat konteks) kepada klausa berikutnya maka kamu berhasil bekerja.
99
Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa
tersebut tersampaikan dengan baik yaitu jika bekerja dengan baik maka akan
berhasil. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu.
Terjemahan ini juga wajar karena tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 22 diterjemahkan dengan air beriak tanda tak dalam.
Secara harfiah diterjemahkan orang yang sedikit alasannya panjang lidahnya.
Dalam menerjemahkan peribahasa ini aspek pemilihan diksi secara sintaktikal
(tata bahasa) perlu diperhatikan. Bila peribahasa diartikan semata-mata
memperhatikan makna yang tersurat, maka seperti terjemahan kedua, pesan yang
terkandung dalam Tsu tidak tersampaikan dengan benar. Padahal, pesan yang
terkandung dalam peribahasa itu setara dengan terjemahan pertama. Terjemahan
ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan
benar dalam Tsa yaitu air beriak tanda tak dalam (orang yang banyak bicara dan
sombong biasanya tidak berilmu).16 Terjemahan peribahasa ini juga jelas, karena
dapat dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama
dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena
menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 23 diterjemahkan dengan bila serius dan tekun, pasti
sukses. Secara harfiah diterjemahkan dengan selama kamu berdiri tegak, Allah
memampukanmu keberhasilan. Ungkapan stereotif يقدر اهللا عليك نجاحا
diterjemahkan pasti sukses, menurut peneliti sangat tepat, karena jika
16 Nur Arifin Chaniago dan Bagas Pratama, 3700 Peribahasa Indonesia, h. 12.
100
Pada contoh no. 24 diterjemahkan dengan maksud hati memeluk gunung,
apa daya tangan tak sampai. Secara harfiah diterjemahkan orang yang luas
pengetahuannya, tetapi sedikit kemampuannya, dan jauh cita-citanya. Bila
peribahasa ini diterjemahkan hanya melihat makna leksikal, maka hasilnya seperti
terjemahan kedua. Pesan yang terkandung didalamnya tidak tersampaikan dengan
benar. Maka Pemilihan diksi secara sintaktikal diperlukan dalam penerjemahan
peribahasa ini. Seperti pada terjemahan pertama. Terjemahan ini tepat karena
pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa.
Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam
Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 25 diterjemahkan dewi fortuna tidak bersamamu. Secara
harfiah diterjemahkan burung kalian bersama kalian. Bila peribahasa ini
diterjemahkan hanya melihat makna leksikal, maka hasilnya seperti terjemahan
kedua. Pesan yang terkandung didalamnya tidak tersampaikan dengan benar.
Maka Pemilihan diksi secara sintaktikal diperlukan dalam penerjemahan
peribahasa ini, selain itu faktor budaya Tsu juga harus diperhatikan. Terjemahan
ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan
101
benar dalam Tsa yaitu dewi fortuna tidak bersama kalian. Terjemahan ini juga
jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar
karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 26 diterjemahkan dengan tidak ada gading yang tak
retak. secara harfiah diterjemahkan pada setiap yang tajam ada ketumpulan, pada
setiap yang berlari cepat ada terpeleset, dan pada setiap orang berilmu berbuat
salah. Bila peribahasa ini diterjemahkan hanya melihat makna yang tersurat, maka
hasilnya seperti terjemahan kedua. Pesan yang terkandung didalamnya tidak
tersampaikan dengan benar. Maka Pemilihan diksi secara sintaktikal (tata bahasa)
diperlukan dalam penerjemahan peribahasa ini. Terjemahan ini tepat karena pesan
yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa yaitu tak
ada gading yang tak retak, tidak berbelit-belit seperti terjemahan kedua.
Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam
Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 27 diterjemahkan dengan sekali lancung keujian seumur
hidup orang tidak percaya. Secara harfiah diterjemahkan dengan tidak masuk
orang yang percaya kesatu lobang dua kali. Secara tersirat terjemahan kedua, bisa
kita pahami maksudnya adalah orang tidak akan kecebur kelobang yang sama dua
kali. Bila peribahasa ini diterjemahkan hanya melihat makna yang tersurat, maka
hasilnya seperti terjemahan kedua. Pesan yang terkandung didalamnya tidak
102
tersampaikan dengan benar. Maka Pemilihan diksi secara sintaktikal diperlukan
dalam penerjemahan peribahasa ini. Hasilnya seperti terjemahan pertama yang
sudah ada pengalihan secara idiomatis. Terjemahan peribahasa ini tepat karena
pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa.
Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam
Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 28 diterjemahkan dengan nasi telah menjadi bubur.
Secara harfiah diterjemahkan lebih dahulu pedang dari mengkritik. Berdasarkan
sejarah asal mula munculnya, peribahasa ini untuk sesuatu yang sudah terlanjur
terjadi, dan tidak dapat di perbaiki lagi.17 Bila diartikan semata-mata
memperhatikan makna yang tersurat, maka penerjemahannya seperti pada
terjemahan kedua. Pesan yang dikomunikasikan tidak tersampaikan dengan benar.
Maka selain memperhatikan aspek sejarah asal mula munculnya peribahasa itu,
pemilihan diksi juga perlu diperhatikan sehingga menghasilkan terjemahan
pertama. Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa yaitu nasi telah menjadi bubur.
Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam
Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
17 Al-Ab Luwais Ma’luf al-Yasu’I, Farâ’id al-Adâb fi al-Matsal wa al-Aqwal (Beirut: al-
Matba’ah al-Zatukiyah, 1956), h. 749.
103
Pada contoh no. 29 diterjemahkan katakan yang benar dan jangan takut
kecuali pada Allah. Secara harfiah diterjemahkan katakan yang benar dan jangan
takut kepada seorang pun kecuali pada Allah. Pada terjemahan pertama
digunakan strategi penerjemahan membuang (حذف). Kata أحدا yang dibuang
(tidak diterjemahkan), apabila kata itu dimunculkan dan tidak dibuang maka
menimbulkan redudansi (pemborosan kata), karena dengan terjemahan pertama
saja sudah bisa dipahami maksud dari peribahasa ini. Terjemahan ini tepat karena
pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan dengan benar.
Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu. Terjemahan ini
juga wajar, kewajaran itu karena bentuk Tsu tidak berbeda dengan Tsa.
Pada contoh no. 30 diterjemahkan hormati yang tua dan sayangi yang
muda. Secara harfiah diterjemahkan hormati setiap yang besar dan sayangi setiap
yang kecil. Pada terjemahan pertama digunakan strategi penerjemahan membuang
yang dibuang (tidak diterjemahkan), apabila kata itu آل Kata .(حذف)
dimunculkan maka akan menimbulkan redudansi. Selain itu pemilihan diksi
secara literal dalam menerjemahkan آبير dan صغير dengan tua dan muda
pada terjemahan pertama, dan besar dan kecil pada terjemahan kedua. Terjemahan
ini tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan
dengan baik yaitu menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
Terjemahan ini juga jelas, karena mudah dipahami karena pesan yang ditangkap
104
Pada contoh no. 31 diterjemahkan percaya diri kunci sukses. Secara
harfiah diterjemahkan percaya pada diri dasar kesuksesan. Kata أساس pada
terjemahan pertama dengan kunci dan terjemahan kedua dasar. Secara leksikal
kata itu berarti dasar. Akan tetapi di sini penerjemah menggunakan diksi kunci
agar hasil terjemahan mudah dipahami. Terjemahan peribahasa ini tepat karena
pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa
yaitu percaya diri kunci sukses. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan
mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan
yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan
pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 32 diterjemahkan jujurlah dalam berucap dan bertindak.
Secara harfiah diterjemahkan jadilah orang yang benar dalam berkata dan
bertindak. Kata صادقا adalah bentuk isim fail dari قدص yang berarti orang
yang benar.18 Pada terjemahan petama kata itu diterjemahkan jujurlah merujuk
pada konteks kalimat yang terlihat pada kata selanjutnya berucap dan bertindak.
Sedangkan kata صادقا pada terjemahan kedua diterjemahkan sesuai makna
leksikalnya. Pemilihan diksi pada terjemahan pertama tepat, karena
terjemahannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Terjemahan ini tepat
karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan dengan
18 Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, h. 770.
105
Pada contoh no. 33 diterjemahkan malas pangkal miskin dan hina. Secara
harfiah diterjemahkan malas teman hina dan miskin. kata قرين pada terjemahan
pertama diterjemahkan dengan pangkal, padahal secara leksikal berarti teman.
Antara kata pangkal dan teman memiliki perbedaan makna. Teman berarti kawan,
sahabat, orang yang bersama-sama bekerja, lawan bercakap-cakap.19 Sedangkan
pangkal berarti bagian permulaan, atau bagian yang dianggap sebagai dasar.20
Akan tetapi, pada terjemahan pertama kata pangkal digunakan karena maknanya
paling dekat kata قرين dalam konteks kalimat pada peribahasa ini. Pangkal
berarti bagian awal, jadi, malas menjadi awal dari miskin dan hina. Penerjemah
melakukan pemilihan diksi agar menghasilkan terjemahan yang baik. Terjemahan
pertama ini tepat karena pesan yang terkandung tersampaikan dengan benar yaitu
malas pangkal miskin dan hina. Terjemahan ini juga jelas karena mudah
dipahami. Terjemahan ini juga wajar karena menggunkan kalimat yang lazim
dalam Bsa.
Pada contoh no. 34 diterjemahkan jaga lisanmu dari ucapan tidak sopan,
pasti kamu selamat. Secara harfiah diterjemahkan jaga lisanmu dari kekejian,
kamu selamat. Pada terjemahan pertama kata البذاءة diterjemahkan tidak sopan
19 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departeman Pendidikan
Nasional Balai Pustaka, 2005), h. 1164. 20 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 823.
106
Pada contoh no. 35 diterjemahkan pikir dulu sebelum berkata. Secara
harfiah diterjemahkan berpikirlah sebelum berkata. Kata كرف pada kalimat
pertama diterjemahkan pikir dulu dan pada terjemahan kedua berpikirlah.
Pemilihan diksi secara literal pada terjemahan pertama (pikir dulu) tepat karena
dapat menyampaikan makna yang terkandung dalam peribahasa ini dengan benar.
Sedangakan pada terjemahan kedua tidak tepat, karena maknanya menjadi
menyimpang. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terkandung dalam
peribahasa tersebut tersampaikan dengan benar yaitu piki dulu sebelum berkata.
Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu. Terjemahan ini
juga wajar karena tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 36 diterjemahkan buru-buru hanya berbuah penyesalan,
hati-hati akan membawa keselamatan. Secara harfiah diterjemahkan pada buru-
buru ada penyesalan, dan pada hati-hati ada keselamatan. Bila peribahasa ini
diterjemahkan sesuai dengan makna dan bentuk kalimatnya seperti pada
terjemahan kedua. Artinya tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia dan sulit
107
dipahami. padahal, yang hendak disampaikan oleh peribahasa ini seperti pada
terjemahan pertama. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terkandung dalam
peribahasa tersebut tersampaikan dengan benar yaitu buru-buru hanya berbuah
penyesalan, hati-hati akan membawa keselamatan. Terjemahan ini juga jelas
karena mudah dipahami, dan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa sama
dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu. Terjemahan ini juga wajar karena tidak
terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 37 diterjemahkan saat makan jangan terlalu kenyang.
Secara harfiah diterjemahkan jika kamu makan, jangan isi perutmu dengan
makanan. Bila peribahasa ini diartikan semata-mata memperhatikan makna yang
tersurat maka hasilnya seperti terjemahan kedua. Padahal, pesan yang hendak
disampaikan seperti pada terjemahan pertama. Maka pemilihan diksi secara
sintaktikal diperlukan dalam penerjemahan ini. Terjemahan ini tepat karena pesan
yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan dengan benar yaitu saat
makan jangan terlalu kenyang. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami,
dan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh
pembaca Tsu. Terjemahan ini juga wajar karena tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 38 diterjemahkan tidur cepat, bangunnya juga cepat.
secara harfiah diterjemahkan tidurlah pagi-pagi dan bangunlah pagi-pagi. kata
.diterjemahkan dengan cepat. padahal secara leksikal berarti pagi-pagi مبكرا
Secara semantik kata cepat dan pagi-pagi memiliki kesamaan makna yaitu, lebih
dahulu. Bila peribahasa ini diartikan semata-mata memperhatikan makna yang
tersurat maka hasilnya seperti terjemahan kedua. Padahal, pesan yang hendak
disampaikan seperti pada terjemahan pertama. Maka pemilihan diksi secara
108
Pada contoh no. 39 diterjemahkan akal yang cerdas terdapat pada jiwa
yang sehat. Secara harfiah diterjemahkan akal yang sehat pada jiwa yang sehat.
Pada terjemahan pertama kata السليم yang pertama berarti cerdas dan kata
yang kedua berarti sehat. Perbedaan itu karena konteks yang terdapat السليم
dalam peribahasa ini. Jika diterjemahkan sehat dua-duannya maka makna menjadi
menyimpang seperti pada terjemahan kedua. Terjemahan ini tepat karena pesan
yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan dengan benar yaitu akal
yang cerdas terdapat pada jiwa yang sehat. Terjemahan ini juga jelas karena
mudah dipahami, dan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang
ditangkap oleh pembaca Tsu. Terjemahan ini juga wajar karena tidak terasa
seperti terjemahan.
Pada contoh no. 40 diterjemahkan dengan sedia payung sebelum hujan.
Secara harfiah diterjemahkan sebelum memanah mengisi busur. Bila peribahasa
ini diartikan semata-mata memperhatikan makna yang tersurat maka hasilnya
seperti terjemahan kedua. Padahal, pesan yang hendak disampaikan seperti pada
terjemahan pertama. Maka pemilihan diksi secara sintaktikal diperlukan dalam
penerjemahan ini. Terjemahan ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa yaitu sedia payung sebelum
109
hujan. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan
yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena menggunakkan pola kalimat yang
lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 41 diterjemahkan jangan pelit dan jangan boros. Secara
harfiah diterjemahkan janganlah kamu jadikan tangan kamu terbelenggu pada
lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurnya. Perbedaan kedua terjemahan
itu karena penerjemah tidak ingin dikungkung oleh struktur gramatikal Tsu, ia
mencoba memunculkan perspektifnya sendiri tanpa menghilangkan pesan yang
terkandung di dalamnya. Tangan terbelenggu pada leher adalah simbol kikir yang
bersumber pada isyarat tangan yang dikenal di kalangan bangsa Arab. Simbol
seperti ini tidak dikenal dalam budaya bangsa Indonesia Terjemahan ini tepat
karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam
Tsa yaitu jangan pelit dan jangan boros. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat
dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena
menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 42 diterjemahkan dia (Allah) tidak ditanyai tentang apa
yang dilakukan-Nya, justru mereka (manusia) yang akan ditanyai. Secara harfiah
diterjemahkan tidak ditanya tentang yang dikerjakan, sedangkan mereka yang
ditanya. Terdapat strategi penerjemahan penambahan (ziyadah) pada terjemahan
pertama, strategi itu bertujuan agar makna yang terdapat pada peribahasa itu
mudah dipahami. tanpa strategi penerjemahan penambahan, seperti pada
110
terjemahan kedua, makna peribahasa itu jadi menyimpang dan sulit dipahami.
Terjemahan ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan dalam Tsu tersampaikan
dengan benar dalam Tsa yaitu dia (Allah) tidak ditanyai tentang apa yang
dilakukan-Nya, justru mereka (manusia) yang akan ditanyai. Terjemahan ini juga
jelas, karena dapat dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca
Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar
karena menggunakkan pola kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 43 diterjemahkan saling berpesan akan kebenaran dan
kesabaran. kata اتواصو secara morfologi, bentuknya adalah Bina Musyarakah.
Maka cara menerjemahkannya dengan menambahkan kata saling. Terjemahan
peribahasa ini tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut
tersampaikan dengan baik. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh
pembaca Tsu. Terjemahan ini juga wajar karena tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 44 diterjemahkan dengan hanya firman Allah yang
tertinggi, secara harfiah diterjemahkan dengan kalimat Allah adalah tertinggi.
Kata آلمة diterjemahkan dengan firman tidak dengan kalimat, hal ini
menunjukkan penerjemah memperhatikan konteks kalimat. Terdapat penambahan
kata hanya dan yang guna mendapatkan bentuk kalimat yang lazim. Terjemahan
peribahasa ini tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut
tersampaikan dengan baik. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh
111
Pada contoh no. 45 diterjemahkan serulah kepada Allah dengan ungkapan
verbal dan keteladanan. Secara harfiah diterjemahkan serulah kepada Allah
dengan ucapan perkataan dan kelakuan. Frase لسان المقال diterjemahkan
dengan ungkapan verbal, tidak dengan ucapan perkataan. Selain itu, frase لسان
diterjemahkan keteladanan bukan kelakuan. Pada terjemahan pertama الحال
pemilihan diksinya tepat, karena jika diterjemahkan seperti pada terjemahan
kedua, pesan yang dikomunikasikan menyimpang. Terjemahan peribahasa ini
tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut tersampaikan
dengan benar yaitu serulah kepada Allah dengan ungkapan verbal dan
keteladanan. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan pesan yang
ditangkap oleh pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu.
Terjemahan ini juga wajar karena menggunakan bentuk kalimat yang lazim dalam
Bsa.
Pada contoh no. 46 diterjemahkan serulah kepada Allah sesuai dengan
pemahaman objek dakwah. Secara harfiah diterjemahkan serulah kepada Allah
dengan kadar akal orang yang diajak. Bila peribahasa ini diartikan semata-mata
memperhatikan makna yang tersurat, maka terjemahan dari peribahasa itu seperti
terjemahan kedua. Padahal, yang hendak disampaikan seperti pada terjemahan
pertama. Hal ini karena pemilihan diksi secara sintaktikal (tata bahasa) yang
dilakukan penerjemah. Terjemahan ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
112
dalam Tsu tersampaikan dengan benar dalam Tsa yaitu serulah kepada Allah
sesuai dengan pemahaman objek dakwah. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat
dengan mudah dipahami, pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsu sama dengan
pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Terjemahan ini wajar karena
menggunakkan bentuk kalimat yang lazim dalam Bsa dan tidak terasa seperti
terjemahan.
Pada contoh no. 47 diterjemahkan ibu menjadi sekolah pertama bagi
anak-anaknya. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terdapat dalam Tsu
tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini juga jelas karena pesan yang
dikomunikasikan dapat dengan mudah dipahami, meskipun kata مدرسة
diterjemahkan apa adanya yaitu sekolah. Sekolah adalah tempat untuk belajar, ibu
menjadi tempat belajar pertama bagi anak-anaknya. Terjemahan ini juga wajar,
kewajaran itu karena bentuk Tsu tidak berbeda dengan Tsa.
Pada contoh no. 48 diterjemahkan pemuda hari ini tokoh masa mendatang.
Terjemahan ini tepat karena pesan yang terkandung dalam peribahasa tersebut
tersampaikan dengan benar yaitu pemuda hari ini tokoh masa mendatang.
Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami, dan pesan yang ditangkap oleh
pembaca Tsa sama dengan yang ditangkap oleh pembaca Tsu. Terjemahan ini
juga sudah wajar, kewajaran itu karena bentuk Tsu tidak berbeda dengan Tsa.
Pada contoh no. 49 diterjemahkan kita sama-sama manusia. Secara
harfiah diterjemahkan kita laki-laki dan mereka laki-laki. Kata رجال berarti
laki-laki dewasa. Dalam bahasa Arab jika disebut laki-laki menyimpan maksud
menyebut perempuan juga, laki-laki dan perempuan adalah dua jenis manusia.
113
Pada contoh no. 50 diterjemahkan dengan semakin tua, semakin
berpengalaman. Secara harfiah diterjemahkan dengan orang yang hidup panjang
banyak melihat. Antara kedua terjemahan ini berbeda jauh sekali. Klausa من
yang secara harfiah diterjemahkan orang yang hidup panjang يعش طويال
hanya ditejemahkan dengan semakin tua, dan ير آثيرا yang secara harfiah
diterjemahkan dengan banyak melihat, pada terjemahan itu diterjemahkan dengan
semakin berpengalaman. Terjemahan peribahasa ini tepat, karena pesan yang
terkandung tersampaikan dengan benar yaitu semakin tua, semakin
berpengalaman. Terjemahan ini juga jelas, karena pesan yang disampaikan dapat
dengan mudah dipahami. Selain itu, terjemahan itu juga wajar karena
menggunakan kalimat yang lazim dalam Tsa sehingga tidak terasa sebagai
terjemahan.
Pada contoh no. 51 diterjemahkan setiap kesulitan pasti akan ada
kemudahan. Secara harfiah diterjemahkan sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Perbedaaan dari kedua terjemahan ini adalah pada penerjemahan
114
huruf taukid إن. Terjemahan pertama huruf إن diterjemahkan pasti dan pada
terjemahan kedua dengan sesungguhnya. Dari kedua terjemahan ini terjemahan
pertama yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Terjemahan peribahasa ini
tepat karena pesan yang dikomunikasikan benar yaitu bersama kesulitan ada
kemudahan. Terjemahan ini juga jelas karena pesan yang dikomunikasikan
mudah dipahami. Selain itu terjemahan ini juga wajar karena tidak terasa seperti
terjemahan.
2. Peribahasa dengan Tingkat Penerjemahan Sedang
yang dimaksud peribahasa dengan tingkat penerjemahan sedang, di dalam
penerjemahannya ada salah satu unsur dari ketepatan, kejelasan, dan kewajaran
yang tidak terpenuhi. Ada 17 peribahasa dengan terjemahan sedang.
Tabel 14
No Peribahasa Arti اإلنسان يفكر ويسعى واهللا .1
يدبرManusia hanya bisa berusaha pada akhirnya Allah jua yang menentukan
العاقل من اتعظ بغيره .2 Orang pandai adalah orang yang selalu belajar dari orang lain
الزيادة أخت النقصان .3 Kelebihan itu beda tipis dengan kekurangan
آل يوم يجيء يجلب رزقه .4معه
Hari datang dan pergi membawa rezekinya sendiri
ليس آل ما يلمع ذهبا .5 Tidak semua yang berkilauan itu emas
قل الحق ولو آان مرا .6 Katakan yang benar meski itu pahit
من حسنت أخالقه آثر محبو ه .7 Yang berakhlak baik yang banyak teman
من ساءت سيرته آثر معادوه .8 Yang buruk perangainya pasti banyak musuhnya
115
إذا أردت النجاح فاحذر من .9الكذب
Jika ingin sukses, jangan pernah berbohong
آن أمينا يثق الناس فيك .10 Dipercayai dulu, baru orang selalau percaya padamu
إحترم نفسك يحترمك الناس .11 Hormati dirimu,baru orang akan menghormatimu
ال تأآل إال إذا آنت جائعا .12 Sebelum lapar, jangan makan dulu
أدع إلي اهللا بالحكمة .13ظة الحسنةوالموع
Serulah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik
أدع إلي اهللا بلسان قومك .14 Serulah kepada Allah dengan menggunakan bahasa kaumu
إن تنصروااهللا ينصر آم .15ويشبت أقدامكم
Bila kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan mengokohkan pijakan kalian
الغريق يتمسك بحبال الهواء 16 Orang yang tenggelam hanya bisa berpegang dengan udara
العجلة من الشيطان 17 Tergesa-gesa/terburu-buru itu pekerjaan syaitan
Pada contoh no.1 diterjemahkan manusia hanya bisa berusaha, pada
akhirnya Allah jua yang menentukan. Secara harfiah peribahasa ini diterjemahkan
dengan manusia berpikir dan berusaha Allah yang mengatur. Terjemahan
peribahasa ini tepat karena pesan yang terkandung di dalamnya tersampaikan
dengan benar. Terjemahan ini juga jelas karena pesan yang dikomunikasikan
dapat dipahami dengan mudah. Selain itu. Terjemahan ini wajar karena
menggunakan bentuk kalimat yang lazim dalam bahasa Indonesia.
Pada contoh no. 2 secara harfiah peribahasa ini diterjemahkan dengan
orang yang berakal adalah orang yang mengambil nasehat dari lainnya.
Terjemahan peribahasa ini sudah tepat karena pesan yang terkandung di dalamnya
tersampaikan dengan baik. Terjemahan ini juga jelas, karena dapat dipahami
dengan mudah pesan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, terjemahan ini juga
116
wajar, karena menggunakan bentuk kalimat yang lazim sehingga tidak terasa
sebagai hasil terjemahan.
Pada contoh no. 3 diterjemahkan kelebihan itu beda tipis dengan
kekurangan. secara harfiah peribahasa ini diterjemahkan dengan kelebihan itu
saudara kekurangan. kata تخأ diterjemahkan beda tipis. secara harfiah kata
تخأ berarti saudara, saudara biasanya mirip atau tidak terlalu berbeda (beda
tipis) dengan saudaranya. Terjemahan peribahasa ini tepat, karena pesan yang
terkandung tersampaikan dengan benar. Meskipun terjemahan ini tepat, tetapi
tidak jelas, karena, Kelebihan dan kekurangan sangat jauh berbeda, tetapi pada
terjemahan peribahasa ini kelebihan beda tipis dengan kekurangan. Walaupun
tidak jelas, terjemahan ini sudah wajar, karena tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 4 diterjemahkan dengan hari datang dan pergi membawa
rizkinya sendiri. Secara harfiah diterjemahkan dengan setiap hari datang
membawa rizkinya bersamanya. Terdapat penambahan kata pergi pada
terjemahan pertama, penambahan itu bertujuan agar bentuk kalimatnya lazim
dalam bahasa Indonesia. Terjemahan peribahasa ini tepat, karena bisa
menyampaikan pesan dengan benar yaitu hari datang dan pergi membawa
rizkinya sendiri. Terjemahan ini juga jelas karena dapat dengan mudah memahami
pesan yang terkandung di dalamnya tanpa ada kesulitan. Terjemahan ini juga
wajar karena tidak terasa seperti terjemahan, dengan kata lain menggunakkan
bentuk kalimat yang lazim.
Pada contoh no. 5 diterjemahkan tidak semua yang berkilau itu emas.
terjemahan ini tepat, karena pesan yang dikomunikasikan tersampaikan dengan
117
benar. Terjemahan ini juga jelas, karena pesan yang disampaikan bisa dipahami
yaitu tidak semua yang berkilau itu emas. Meskipun begitu, terjemahan ini kurang
wajar, karena masih terasa seperti terjemahan. Menurut peneliti peribahasa ini
lebih baik diterjemahkan dengan jangan tertipu dengan penampilan.
Pada contoh no. 6 diterjemahkan katakan yang benar meski itu pahit.
Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesannya tersampaikan dengan benar
yaitu mengatakan kebenaran walaupun pahit atau banyak resikonya. Terjemahan
peribahasa ini juga jelas karena dapat dipahami dengan mudah. Meskipun begitu,
terjemahan ini kurang wajar karena masih terasa seperti terjemahan. Menurut
peneliti lebih baik diterjemahkan dengan jangan takut mengatakan kebenaran.
Pada contoh no. 7 diterjemahkan yang berakhlak baik yang banyak teman.
Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang dikomunikasikan
tersampaikan dengan benar yaitu yang berakhlak baik yang banyak teman.
Terjemahan ini juga sudah jelas karena mudah dipahami. orang yang memiliki
akhlak baik banyak yang menyukai sehingga banyak teman. Meskipun begitu,
terjemahan ini tidak wajar karena menggunakan kalimat yang tidak lazim, Masih
sangat terasa seperti terjemahan. Menurut peneliti peribahasa ini bisa
diterjemahkan dengan ada gula ada semut.
Pada contoh no. 8 diterjemahkan yang buruk perangainya pasti banyak
musuhnya. Terjemahan peribahasa ini tepat, karena pesan yang dikomunikasikan
tersampaikan dengan benar yaitu orang yang buruk perangainya pasti banyak
musuhnya. Terjemahan ini juga jelas karena mudah dipahami. orang yang buruk
perangai tidak disukai orang dan pasti memiliki musuh yang banyak. Meskipun
begitu, terjemahan ini tidak wajar karena menggunakan kalimat yang tidak lazim,
118
Masih sangat terasa seperti terjemahan. Menurut peneliti peribahasa ini bisa
diterjemahkan dengan ada gula ada semut.
Pada contoh no. 9 diterjemahkan jika ingin sukses jangan pernah
berbohong. Terjemahan peribahasa ini tepat karena pesan yang terkandung di
dalamnya tersampaikan dengan benar yaitu jika ingin sukses jangan pernah
berbohong. Meskipun sudah tepat, tetapi sulit dipahami, karena banyak orang
yang suka berbohong tapi sukses. maka terjemahan ini tidak jelas. Terjemahan ini
sudah wajar karena menggunakan bentuk kalimat yang lazim.
Pada contoh no. 10 diterjemahkan dipercayai dulu, baru orang selalu
percaya padamu. Terjemahan ini tepat, karena pesan yang terkandung
tersampaikan dengan benar yaitu dipercayai dulu, baru orang selalu percaya
padamu. Meskipun sudah tepat, terjemahan ini tidak jelas karena sulit untuk
dipahami. kesulitan itu dalam memahami frase dipercayai dulu. Terjemahan ini
juga tidak wajar karena menggunakan kalimat yang tidak lazim dan masih sangat
terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 11 diterjemahkan hormati dirimu, baru orang akan
menghormatimu. Terjemahan ini sudah tepat, karena pesan yang terkandung
tersampaikan dengan benar. Meskipun sudah tepat, terjemahan ini tidak jelas
karena sulit untuk dipahami. karena, banyak orang yang tidak menghormati
dirinya (seperti koruptor) tetapi dihormati oleh orang banyak. Terjemahan ini
tidak wajar karena menggunakan kalimat yang tidak lazim dan masih sangat
terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 12 diterjemahkan sebelum lapar, jangan makan dulu.
Terjemahan ini tepat karena pesannya tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini
119
tidak jelas karena sulit dipahami maksud dari peribahasa ini, yang sesuai dengan
makna tersiratnya atau makna tersuratnya. terjemahan ini sudah wajar karena
menggunakan kalimat yang lazim dan tidak terasa seperti terjemahan.
Pada contoh no. 13 diterjemahkan serulah kepada Allah dengan hikmah
dan nashihat yang baik. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terdapat pada
Tsu sudah tersampaikan dengan benar yaitu menyeru kepada Allah. Akan tetapi,
terjemahan ini belum jelas karena kata الحكمة diterjemahkan apa adanya,
sehingga membuat sulit untuk dipahami, dan membutuhkan pengetahuan yang
lebih untuk dapat memahami terjemahan ini. Meskipun begitu terjemahan ini
sudah wajar, kewajaran itu karena bentuk Tsu tidak berbeda dengan Tsa.
Pada contoh no. 14 diterjemahkan serulah kepada Allah dengan
menggunakan bahasa kaumu. Terjemahan ini tepat karena pesan yang terdapat
dalam Tsu tersampaikan dengan benar yaitu menyeru kepada Allah dengan bahasa
kaumu. Akan tetapi, terjemahan ini belum jelas karena masih sulit untuk
dipahami. jika pesan dalam peribahasa itu ditelan mentah-mentah tidak sesuai
dengan metode dakwah. Karena dalam menyeru kepada Allah bisa menggunakkan
bahasa Indonesia maupun Arab. meskipun begitu terjemahan ini sudah wajar,
kewajaran itu karena bentuk Tsu tidak berbeda dengan Tsa.
Pada contoh no. 15 diterjemahkan bila kalian menolong agama Allah,
maka Allah akan menolong dan mengokohkan pijakan kalian. Terjemahan ini
belum tepat karena pesan yang dikomunikasikan tidak tersampaikan dengan tepat.
Terjemahan ini juga tidak jelas, frase بت أقدامكميث diterjemahkan apa adanya
yaitu mengokohkan pijakan kalian, sehingga membuat terjemahan ini sulit untuk
120
Pada contoh no. 16 diterjemahkan dengan orang yang tenggelam hanya
bisa berpegangan dengan udara. Secara harfiah diterjemahkan dengan orang
yang tenggelam berpegangan pada tali udara. Terjemahan ini tidak tepat, karena
pesan yang disampaikan tidak tersampaikan dengan benar. Terjemahan ini juga
tidak jelas, karena pesan yang dikomunikasikan sulit untuk dipahami, kesulitan
pemahaman itu terlihat dari berpegang pada udara. Meskipun begitu, terjemahan
ini wajar, karena sudah menggunakan bentuk yang lazim dalam Tsa.
Pada contoh no. 17 diterjemahkan tergesa-gesa/ terburu-buru itu
pekerjaan setan. Terjemahan ini tidak tepat, karena pesan yang disampaikan tidak
benar, hal itu dilihat dari ungkapan streotip من الشيطان yang diterjemahkan
secara leksikal. Terjemahan ini juga tidak jelas, karena pesan yang
dikomunikasikan sulit untuk dipahami, karena pekerjaan setan tidak hanya
terburu-buru. Meskipun begitu, terjemahan ini sudah wajar, karena menggunakan
kalimat yang lazim dalam Bsa.
3. Peribahasa dengan Terjemahan Sulit
Yang dimaksud dengan peribahasa dengan terjemahan sulit adalah pada kesemua
unsur penilaian, baik ketepatan, kejelasan, dan kewajaran tidak terpenuhi. Ada 2
peribahasa dengan terjemahan sulit.
Tabel 15
No. Peribahasa Arti البنت لأمها .1 Anak perempuan sama seperti
ibunya
121
Anak laki-laki sama seperti ayahnya .2الولد سرأبيه
Pada contoh no. 1 diterjemahkan anak perempuan sama seperti ibunya.
Secara harfiah diterjemahkan anak perempuan milik ibunya. Terjemahan anak
perempuan sama seperti ibunya tidak tepat, karena huruf ل diartikan dengan
sama seperti, secara sintaksis huruf lam terbagi atas ل للملك yang berarti milik,
kepunyaan, bagi. ل للتبليغ yang berarti ke, dan kepada. ل للتعليل ولألمر
yang berarti karena, supaya, dan untuk.21 Menerjemahkan huruf lam menjadi
frase sama seperti mengakibatkan pesan yang terkandung dalam Tsu tidak
tersampaikan dengan benar dalam Tsa, karena secara literal dan tersirat tidak
dapat menunjukan makna yang terkandung dalam peribahasa anak perempuan
sama seperti ibunya. Terjemahan ini pun tidak jelas, karena pesan yang
terkandung dalam Tsu kurang terpahami, karena menyamakan ibu dengan anak,
penyamaan itu tidak jelas pada hal apa. Padahal, yang dimaksud dalam
peribahasa ini adalah seorang anak akan meniru perilaku orang tuanya. Selain itu,
terjemahan ini pun tidak wajar, karena tidak menggunakan kalimat yang tunduk
terhadap aturan kaidah bahasa sasaran.
Pada contoh no. 2 diterjemahkan anak laki-laki sama seperti ayahnya.
Secara harfiah diterjemahkan dengan anak laki-laki bagian yang paling baik dari
ayahnya. Kata سر secara leksikal berarti bagian yang paling baik,22 dalam
21 A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap (Surabaya: Pustaka
Progresif, 2002), h. 1245. 22 A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, h. 626.
122
123